Buku Pedoman Banjir

47
BPBD KABUPATEN LAMONGAN Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 2014 1 BAB I GAMBARAN UMUM 1.1. Pendahuluan. Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6º 51’ 54” sampai dengan 7º 23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 112° 4’ 41” sampai 112° 305’12”. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km² atau + 3,78 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Daratan Wilayah Kabupaten terdiri dari daratan rendah dan ‘bonorowo’ dengan tingkat ketinggian 0-25 m seluas 50,17 persen, sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68 persen, selebihnya 4,15 persen berketinggian di atas 100 meter di atas permukaan air laut, dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km. Secara fisiografis wilayah Kabupaten Lamongan bagian utara dan selatan termasuk dalam Zone Rembang (van Bemmelen, 1949) yang disusun oleh endapan paparan yang kaya akan unsur karbonatan, sedangkan wilayah bagian tengah termasuk zone Randublatung yang kenampakan permukaannya merupakan dataran rendah, namun sebetulnya merupakan suatu depresi (cekungan) yang tertutup oleh endapan hasil pelapukan dan erosi dari batuan yang lebih tua pada Zone Kendeng dan Rembang. Sejarah geologi Kabupaten Lamongan diperkirakan dimulai kurang lebih

Transcript of Buku Pedoman Banjir

Page 1: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20141

BAB IGAMBARAN UMUM

1.1. Pendahuluan.Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6º 51’ 54” sampai dengan 7º

23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 112° 4’ 41” sampai 112° 305’12”.

Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km² atau + 3,78 persen

dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Daratan Wilayah Kabupaten terdiri dari daratan

rendah dan ‘bonorowo’ dengan tingkat ketinggian 0-25 m seluas 50,17 persen,

sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68 persen, selebihnya 4,15 persen

berketinggian di atas 100 meter di atas permukaan air laut, dengan panjang garis pantai

sepanjang 47 km.

Secara fisiografis wilayah Kabupaten Lamongan bagian utara dan selatan

termasuk dalam Zone Rembang (van Bemmelen, 1949) yang disusun oleh endapan

paparan yang kaya akan unsur karbonatan, sedangkan wilayah bagian tengah

termasuk zone Randublatung yang kenampakan permukaannya merupakan dataran

rendah, namun sebetulnya merupakan suatu depresi (cekungan) yang tertutup oleh

endapan hasil pelapukan dan erosi dari batuan yang lebih tua pada Zone Kendeng dan

Rembang. Sejarah geologi Kabupaten Lamongan diperkirakan dimulai kurang lebih

Page 2: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20142

37 juta Tahun yang lalu (Kala Oligosen). Saat itu wilayah Kabupaten Lamongan

masih berupa lautan (bagian dari Cekungan Jawa Timur). Selanjutnya terjadi proses

sedimentasi secara berurutan ke atas berupa penghamparan batuan sedimentasi laut

yang kaya unsur karbonatan. Proses ini berlangsung hingga kurang lebih 19 juta Tahun

(hingga Kala Polisen). Pada kurang lebih 1,8 juta Tahun yang lalu terjadi aktifitas tektonik

(Orogenesa Plio-Pleistosen) yang menyebabkan terangkatnya Kabupaten Lamongan

muncul ke permukaan laut.

Dari sisi hidrologi, Secara umum keberadaan air di Kabupaten Lamongan

didominasi oleh air permukaan, dimana pada saat musim penghujan dijumpai dalam

jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir namun sebaliknya pada

saat musim kemarau disebagian besar wilayah Kabupaten Lamongan relatif berkurang.

Ketersediaan air permukaan ini sebagian tertampung di waduk-waduk, rawa, embung dan

sebagian lagi mengalir melalui sungai-sungai. Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 buah

sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata – rata

531,61 m3/bulan (debit maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3) yang

bermata air di Waduk Gajah Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi

sepanjang ± 27 Km dan Kali Lamong sepanjang ± 65 Km yang bermata air di Kabupaten

Lamongan. Wilayah Kabupaten Lamongan mem- punyai morfologi yang relatif datar

bahkan pada beberapa wilayah banyak dijumpai cekungan-cekungan yang saat ini

berupa rawa. Di beberapa daerah masih terdapat area dengan keadaan genangan yang

berlangsung periodik selama setengah bulan sampai dengan tiga bulan pada musim

kemarau.

Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Keadaan iklim di

Kabupaten Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua) musim,

yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan-bulan lain curah hujan

relatif rendah. Rata-rata curah hujan pada Tahun 2010 dari hasil pemantauan 25 stasiun

pengamatan hujan tercatat sebanyak 2.631 mm dan hari hujan tercatat 72

hari.Perubahan iklim global dan semakin parahnya degradasi lingkungan semakin

meningkatkan tren bencana hidrometeorologi. Perubahan iklim memiliki kaitan erat

Page 3: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20143

dengan risiko bencana tersebut dengan mempengaruhi variabel-variabel di dalam risiko

bencana. Kajian kerentanan yang telah dilakukan di beberapa daerah menunjukkan

bahwa perubahan iklim diprediksikan dapat meningkatkan ancaman bencana dan

kerentanan masyarakat serta menurunkan kapasitas masyarakat untuk menghadapi

bencana hidrometerologi, bencana yang sering terjadi yaitu adanya banjir genangan dan

banjir bandang, diantara kedua musim terdapat musim peralihan atau musim pancaroba

dengan munculnya puting beliung.

1.2. Peta prakiraan Curah Hujan 2013 - 2014.

Page 4: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20144

1.3. Peta Perbandingan Parakiraan awal musim hujan 2012 – 2013

1.4. Peta prakiraan Sifat Hujan 2013 – 2014

Page 5: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20145

1.5. Prakiraan Curah Hujan 2013/2014.a. Bulan Oktober 2013

b. Bulan Nopember 2013

Page 6: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20146

c. Bulan Desember 2013

d. Bulan Januari 2014

Page 7: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20147

e. Intensitas Curah Hujan

Prediksi Curah Hujan bulan Oktober 2013 dan Januari 2014 dengan Curah Hujan (151-200/ 201–500) mm, kalau dihubungkan dgn Tingkat Kerawanan Banjir; termasuk ke dlm“Tingkat Kerawanan Sedang sampai Menengah”.

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20147

e. Intensitas Curah Hujan

Prediksi Curah Hujan bulan Oktober 2013 dan Januari 2014 dengan Curah Hujan (151-200/ 201–500) mm, kalau dihubungkan dgn Tingkat Kerawanan Banjir; termasuk ke dlm“Tingkat Kerawanan Sedang sampai Menengah”.

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20147

e. Intensitas Curah Hujan

Prediksi Curah Hujan bulan Oktober 2013 dan Januari 2014 dengan Curah Hujan (151-200/ 201–500) mm, kalau dihubungkan dgn Tingkat Kerawanan Banjir; termasuk ke dlm“Tingkat Kerawanan Sedang sampai Menengah”.

Page 8: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20148

1.6. Curah Hujan Kumulatif satu Bulan.Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulanlainnya.Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu.Umumnya memiliki satuan mm/jam. Intensitas hujan dibagi menjadi :

No Jenis HujanIntensitas Hujan (mm)

1 jam 24 am

1 Hujan Sangat Ringan < 1 < 5

2 Hujan Ringan 1 – 5 5 – 20

3 Hujan Normal/Sedang 5 – 10 20 – 50

4 Hujan Lebat 10 – 20 50 – 100

5 Hujan Sangat Lebat > 20 > 100

Tingkat Rawan Banjir berdasar Curah Bulanan dan harian terkait banjir

No Tingkat Rawan Curah Hujan Bulanan Curah Hujan Harian

1 Tinggi > 500 mm > 100 mm

2 Menengah/ Sedang 300-500 mm 20-100 mm

3 Rendah < 300 mm < 20 mm

Page 9: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20149

BAB IIPOTENSI BANJIR

2.1. Potensi Banjir

Ditinjau dari karakteristik geografis dan geologis wilayah Kabupaten Lamongan

banyak dilalui sungai-sungai antara lain Kali Mengkuli, Kali Plalangan, Kali Dapur dan Kali

Deket yang mengalir ke Kali Blawi dan bermuara di Bengawan Solo. Dengan kondisi

topografi demikian hampir setiap tahun Kota Lamongan dilanda banjir diwilayah Bagian

Tengah Utara, yang merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir.

Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah,

Turi, Karangbinangun dan Glagah. Bencana banjir terjadi di seluruh wilayah sungai yang

ada di Kabupaten Lamongan Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata

– rata 531,61 m3/bulan (debit maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3)

yang bermata air di Waduk Gajah Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi

sepanjang ± 27 Km dan Kali Lamong sepanjang ± 65 Km yang bermata air di Kabupaten

Lamongan.

Berdasarkan kondisi morfologis, penyebab banjir adalah karena relief bentang

alam Indonesia yang sangat bervariasi dan banyaknya sungai yang mengalir diantaranya.

Daerah rawan banjir tersebut diperburuk dengan penggundulan hutan atau penebangan

hutan secara tidak terkontrol menyebabkan peningkatan aliran air (run off) pemukiman

yang tinggi dan tidak terkendali, sehingga menimbukan banjir bandang dan kerusakan

lingkungan di daerah satuan wilayah sungaiatau perubahan tata-guna lahan yang tidak

memperhatikan daerah resapan air. Perubahan tataguna lahan yang kemudian berakibat

menimbulkan bencana banjir, dapat dibuktikan antara lain banjir terjadinya di daerah

perkotaan sepanjang pantai terutama yang dialiri oleh sungai.

Kawasan Kecamatan Sekaran, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi,

Karangbinangun dan Glagah merupakan daerah yang berpotensi terjadinya banjir

genangan, sedangkan pada bulan Nopember dan Desember 2013 berdasarkan analisa

dari BMKG terdapat beberapa Kecamatan yang diperkirakan berpotensi untuk terjadinya

banjir. Sebagaimana peta perkiraan BMKG sebagai berikut :

Page 10: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201410

a. Peta prakiraan Daerah Potensi Banjir bulan Nopember 2013.

b. Peta prakiraan Daerah Potensi Banjir bulan Desember 2013.

Page 11: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201411

c. Peta prakiraan Daerah Kejadian Puting Beliung Musim Pancaroba 2013.

2.2. Rekapitulasi Banjir di Kabupaten Lamongan

Page 12: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201412

2.3. Kawasan yang perlu mendapatkan perhatian.

a. Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.

DAS Bengawan Solo memiliki kondisi topografi yang relatif datar, sebagian besar

daerahnya berada di dataran rendah terutama sub DAS Bengawan Solo Hilir.

Kemiringan dasar DAS Bengawan Solo juga bervariasi mulai landai sampai curam. DAS

Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, mengalir dari

pegunungan Sewu di selatan Surakarta, ke Laut Jawa di utara Surabaya melalui alur

sepanjang ± 600 km. Anak-anak sungai pada sub DAS Bengawan Solo Hulu dan Kali

Madiun yang mengalirkan air dari lereng Gunung Merapi, Merbabu dan Lawu, banyak

membawa material sedimen dari hasil erosi pada lereng-lereng tersebut, sehingga

mengakibatkan sedimentasi yang tinggi di Sungai Bengawan Solo. Sub DAS Bengawan

Solo Hilir, dengan panjang alur sungai ± 300 km dan luas ± 6.273 km2 membentuk alur

sungai yang lebar dengan kemiringan landai, melalui dataran aluvial dan menjadi

daerah yang sering digenangi banjir. Di dekat muara, wilayahnya berawa dan luas

yang disebut Rawa Jabung dan Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan. Mata air

Bengawan Solo berasal dari wilayah Jawa Tengah ,Tingginya curah hujan di wilayah

Selatan Jawa Tengah dapat menyebabkan banjir Seluruh kawasan pemukiman yang

berdampak banjir pada Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, luas total wilayahnya

sekitar 19.778 km² dengan panjang 600 km² melintasi Kabupaten Ngawi, Bojonegoro,

Tuban, Lamongan, bermuara di Kabupaten Gresik.Padatnya pemukiman dan jumlah

jiwa yang tinggal di kawasan bantaran sungai Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo

menambah kerentanan wilayah ini terhadap ancaman banjir. Intensitas banjir mampu

menggenangi wilayah pemukiman hingga 4 m di wilayah bantaran sungai, akibatnya

saat banjir melanda ribuan jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.Selain

Page 13: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201413

rumah terendam akan banyak harta benda warga yang rusak dan hilang terbawa arus

banjir.Berdasarkan Permen PU No. 11A Tahun 2006, Wilayah Sungai Bengawan Solo

merupakan Wilayah sungai lintas Provinsi yang kewenangannya berada di Pemerintah

Pusat.

b. Bengawan Jero (bonorowo) Lamongan

Di Kabupaten Lamongan terdapat kawasan yang memiliki ketinggian muka tanah lebih

rendah dari daerah sekitarnya termasuk lebih rendah dari ketinggian sungai

bengawan solo. Hal inilah yang menyebabkan kawasan tersebut menjadi langganan

banjir tiap tahun. Kawasan ini disebut Bengawan Jero (Bono Rowo).Bengawan Jero

(Bono Rowo) merupakan daerah hamparan wilayah yang berada pada 6 kecamatan

yaitu kecamatan Turi, Karanggeneng, Kalitengah, Karangbinangun, Glagah dan Deket

yang lokasinya berada di sebelah utara jalan raya Gresik – Babat. Air yang tergenang

di kawasan ini tidak dapat dibuang ke sungai bengawan solo karena ketinggian air

sungai bengawan solo lebih tinggi dari kawasan ini, sehingga air tetap menggenang

dikawasan ini. Pembuangan air yang memungkinkan hanya lewat sluice Wangen,

Boden dan utamanya melalui sluice Tambak Ombo yang berada di Kecamatan Manyar

Kabupaten Gresik, Namun karena kapasitas debit pembuangan (out flow) kurang

seimbang dengan debit pemasukan (in flow) maka secara otomatis di wilayah ini pada

musim hujan terjadi genangan selama ± 3 s/d 5 bulan yang kemudian disebut sebagai

genangan rutin / banjir Bengawan Jero.berikut adalah peta daerah rawan bencana

banjir Bengawan jero Kab. lamongan.

Page 14: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201414

BAB IIIMEKANISME PENANGANAN DARURAT

3.1. Peran Bpbd Dalam Penanggulangan Bencana

3.1.1. Fungsi BPBD

Penanggulangan bencana adalah tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah,

dunia usaha maupun masyarakat. Dalam pengertian ini, setiap orang / individu dan ikut

bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana untuk keamanan dan keselamatan

dirinya, keluarganya, maupun lingkungannya. pelaksanaan penanggulangan bencana

meliputi tiga tahapan yaitu pada saat Pra Bencana, Tanggap Darurat dan Pasca Bencana.

Pada tataran implementasinya BPBD mempunyai peran sebagai pelaksana, Komando dan

kordinasi sebagai berikut :

1) Dalam situasi normal atau Pra Bencana , BPBD Kabupaten Lamongan lebih

menjalankan fungsi Koordinasi dan Pelaksana kegiatan, dalam bentuk pencegahan,

mitigasi dan kesiapsiagaan. Beberapa kegiatan pengurangan risiko bencana tertentu

akan memerlukan kerjasama antara berbagai instansi, seperti penyiapan sistem

peringatan dini Banjir, Sosialisasi sistem peringatan dini dan pelatihan

penggunaannya akan melibatkan sektor sektor, perguruan tinggi dan LSM,

sedangkan peran BPBD sebagai koordinator pelaksanaannya.

2) Dalam Situasi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Lamongan menjalankan fungsi

Komando, Koordinasi dan sekaligus Pelaksana kegiatan tanggap darurat. Dalam

situasi ini BPBD Kabupaten Lamongan dapat berperan sebagai komando untuk

mengendalikan dan mengatur serta mengkordinasikan Instansi-instansi sektoral

dalam operasi tanggap darurat.

3) Dalam situasi Pasca Bencana BPBD Kabupaten Lamongan kembali menjalankan

fungsinya dalam hal koordinasi dan pelaksana kegiatan-kegiatan pemulihan,

sementara fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawab Instansi-instansi sektoral

tetap dilaksanakan oleh sektor masing-masing. Pelaksanaan penanggulangan

bencana di pusat maupun daerah akan memerlukan koordinasi dengan semua

sektor dan unsur masyarakat

Page 15: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201415

3.1.2. Kesiapsiagaan.

Siklus bencana dimulai dari upaya Pencegahan (prevention) dan Mitigasi

(mitigation). Jika ada potensi bencana dilakukanlah upaya kesiapsiagaan (preparedness).

Jika bencana benar-benar terjadi dilakukanlah upaya tanggap darurat (response). Dan

setelah bencana berhenti dilakukan upaya-upaya Rehabilitasi (rehabilitation) dan

Rekonstruksi (reconstruction), Ditinjau dari jenis bencana yang terjadi serta dampaknya,

situasi dan kondisi kebencaan di Kabupaten Lamongan saat ini cukup mengkhawatirkan.

Oleh sebab itu, diperlukan upaya yang serius dari Pemerintah Kabupaten Lamongan

untuk melakukan langkah yang konkrit dalam melindungi masyarakatnya apabila terjadi

kondisi kedaruratan, karena fokus dari bencana berada pada wilayah kerja pemerintah

daerah kabupaten Lamongan, kecamatan atau desa/kelurahan tergantung dari skala dan

kriteria bencana yang terjadi.

Dalam perspektif penyelenggaraan pemerintahan daerah, memberikan

perlindungan kepada masyarakat, merupakan amanat dari 2 (dua) aturan perundang-

undangan yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan sebagai penyelenggara pemerintahan dalam

mengantisipasi terjadinya bencana, juga telah mengeluarkan Perda Nomor 14 Tahun

2011 tentang Penanggulangan Bencana.BPBD Kabupaten Lamongan dengan

Badan/Dinas/Instansi Terkait Telah melaksanakan Rapat Kordinasi menghadapi musim

hujan 2013/2014 dengan menyiapkan peran dan tugas masing masing sektor sesuai

dengan tahapan bencana Sebelum Terjadi Banjir (Pra Bencana) Tindakan – tindakan yang

dapat dilakukan antara lain :

1. Inventarisasi daerah rawan banjir.

2. Inventarisasi bangunan, tanggul banjir.

3. Inventarisasi peralatan ( Pompa air, bahan banjiran, radio komunikasi )

4. Pembuatan Buku Pedoman Siaga Banjir

5. Gladi Bersama Bencana Banjir

Page 16: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201416

6. Mensosialisasikan dan penyadaran masyarakat yang tinggal di daerah bantaran dan

sepadan sungai serta daerah yang rawan banjir untuk selalu waspada dan

memperhatikan peringatan dini yang telah dipasang .

7. Mempersiapkan sistem peringatan dini (EWS) serta informasi internet tentang

Tinggi Muka Air melalui web http://bbwssolo.pdsda.net

3.2. Mekanisme tanggap Darurat.

Dalam penanggulangan bencana perlu adanya koordinasi dan penanganan yang

cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu dan akuntabel, agar korban jiwa dan kerugian harta

benda dapat diminimalisir. Penanggulangan bencana, khususnya pada saat tanggap

darurat bencana harus dilakukan secara cepat, tepat dan dikoordinasikan dalam satu

komando. Untuk melaksanakan penanganan tanggap darurat bencana, maka pemerintah

daerah yang diwakili oleh Kepala BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan

kewenangannya dapat menunjuk seorang pejabat sebagai Komandan Penanganan

Tanggap Darurat Bencana sesuai Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2008 pasal 47

ayat (2) yang berbunyi : “Untuk melaksanakan fungsi komando sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Kepala BNPB atau kepala BPBD sesuai dengan kewenangannya dapat

menunjuk seorang pejabat sebagai Komandan penanganan darurat bencana”. Hal ini

dimaksudkan sebagai upaya memudahkan akses untuk memerintahkan sektor dalam hal

permintaan dan pengerahan sumberdaya manusia, peralatan, logistik, imigrasi, cukai dan

karantina, perizinan, pengadaan barang/jasa, pengelolaan dan pertanggung jawaban atas

uang dan atau barang, serta penyelamatan.

Komando Tanggap Darurat Bencana berdasarkan Peraturan Kepala BNPB nomor 10

Tahun 2008 tentang tanggap darurat ( pada saat terjadi bencana yang meluas) akan

diawali dengan pembentukan Komando Tanggap Darurat yang terdiri dari Komando

Tanggap Darurat Bencana meliputi tahapan yang terdiri dari Informasi Kejadian

Awal,Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC), Penetapan Status/Tingkat Bencana,

Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana. Tahapan pembentukan Komando

Tanggap Darurat Bencana tersebut harus dilaksanakan secara keseluruhan menjadi satu

rangkaian sistem komando yang terpadu.

Page 17: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201417

3.2.1. Tahapan Komando Tanggap Darurat

1. Informasi Kejadian Awal

Untuk dapat menjaring dan mendapatkan Informasi awal kejadian bencana

diperoleh melalui berbagai sumber antara lain pelaporan, media massa,

instansi/lembaga terkait, masyarakat, internet, dan informasi lain yang dapat

dipercaya, masyarakat khususnya yang tergabung dalam komunitas Radio 2 m band

maupun 11 meter band dapat berperan dalam penyampaian informasi awal

kejadian bencana sehingga dapat mempercepat proses pergerakan dari pengambil

keputusan untuk dapat menentukan tindakan selanjutnya.Setelah menerima

informasi dari masyarakat BPBD sebagai leading sektor penanggulangan bencana

melakukan klarifikasi kepada instansi/lembaga/masyarakat di lokasi bencana.

Informasi yang diperoleh dengan menggunakan rumusan pertanyaan terkait

bencana yang terjadi, terdiri dari Apa : jenis bencana, Bilamana : hari, tanggal,

bulan, tahun, jam, waktu setempat, Dimana : tempat/lokasi/daerah bencana,

Berapa : jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana, Penyebab : penyebab

terjadinya bencana, Bagaimana : upaya yang telah dilakukan yang tersusun dalam

bentuk laporan. Penyerapan informasi awal bencana dilakukan oleh

lembaga/badan/dinas/instansi terkait antara lain sebagai berikut :

1) Pusdalops (pusat pengendalian operasional) BPBD KABUPATEN LAMONGAN.

Kegiatan Pusdalops (pusat pengendalian operasional) BPBD Kabupaten

Lamongan terdapat satuan tugas piket yang melaksanakan pemantauan

kebencanaan di Wilayah Lamongan selama 1 X 24 jam dalam bentuk melalui

telepon dan Fax serta radio komunikasi.

a. Telepon dan fax nomor : (0322) 317730

b. Radio komunikasi mempergunakan frequensi BNPB: HF 11.473.5 Mhz

2) Piket Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan

Piket banjir di Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan Nomor (0322) 322175

3) Piket Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan

a. Piket banjir yang ada Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan Nomor (0322)

451016

Page 18: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201418

b. Posko Lapang yang ada di Babat Barrage.

4) Piket Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan

a. Piket banjir yang ada Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan

b. Posko Lapang yang ada di Flood Way Plangwot Kecamatan Laren

5) Piket Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan

a. Piket banjir yang ada Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan

b. Posko Lapang yang ada di Desa Blawi Kecamatan Karangbinangun

6) Piket Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan

a. Piket banjir yang ada Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan

b. Posko Lapang yang ada di Pintu Air Sluis Kuro Kecamatan Glagah

7) Piket Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan

a. Piket banjir yang ada Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

b. Posko Lapang yang ada di Desa Tiwet Kecamatan Kalitengah

Komunikasi pelaporan banjir selain dengan radio, juga digunakan sarana telepon/fax

dan email pada masing-masing posko.

Page 19: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201419

8) Sistem Informasi Pengendalian Banjir di Wilayah Sungai

Pemberitaan tinggi muka air banjir dilakukan pada setiap masing-masing lokasi

Stasiun Pengamatan dengan ketentuan seperti Ketentuan operasional pelaporan

tingkat siaga banjir sebagai berikut :

Pada tahap awas III (merah) Pengamatan Tinggi Muka Air dilakukan secara terus

menerus dan terutama bangunan pengendali kritis dan mulai menampakan

gejala awal kerusakan berupa rembesan, penggerusan, longsoran tanggul dan

sebagainya. Pada bencana pengamanan dan pengamatan daerah yang sedang

terkena bencana ditingkatkan.Waktu perjalanan banjir ditentukan kecepatan

pengaliran air banjir dari suatu Stasiun pengamatan tinggi muka air yang satu ke

Stasiun pengamatan tinggi muka air yang lainnya.Tindakan tindakan secara

operasional telah ditetapkan bagi pengendali banjir di pintu pintu pengamatan

muka air ( TMA ) sebagai berikut :

1. Tindakan Siaga Hijau ( Siaga I )

a) Pengamatan TMA, cuaca dan keadaan bangunan setiap 2 jam

b) Laporan / Pemberitahuan kepada posko

c) Persiapan bahan banjiran

d) Petugas Piket menginformasikan kepada BPBD Kabupaten Lamongan dan

komunitas masyarakat peduli bencana, untuk bencana yang terjadi di

wilayah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk dapat

memantau situasi diminta memonitor Tinggi Muka Air (TMA) melalui

SiagaTingkat

BahayaWaking (m)

Pengamatan

TMAPemberitaan Keterangan

I (Hijau) Siap 1.25 – 1.50 Setiap 2 jam Setiap 6 jam Waking

II (Kuning) Siaga 0.75 – 1.25 Setiap 1 jam Setiap 3 jam Diukur

III (Merah) Awas 0.50 – 0.75

atau saat

bangunan kritis

Terus

menerus

Setiap 15 mnt

s/d 1 jam

Dari Puncak

Tanggul ke

Muka Air

Banjir

Page 20: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201420

website: http://bbwssolo.pdsda.net dan koordinasi dengan Satgas BBWS

Bengawan Solo Hilir II Alamat Kantor Jl. Raya Babat No. 117, Lamongan

Telepon (0322) 451857.

2. Tindakan Siaga Kuning ( Siaga II )

a) Pengamatan TMA setiap 1 (satu) jam sekali.

b) Posko Lapang Laporan ke Posko Induk BPBD Kabupaten Lamongan, Dinas

PU Kabupaten Lamongan , Selanjutnya menginformasikan ke BPBD Provinsi

Jawa Timur.

c) Tim Penanggulangan menyiapkan bahan banjiran, peralatan di lokasi Siaga

Kuning.

d) Satgas Wilayah melakukan pengamatan langsung ke daerah Siaga Kuning.

e) Posko Posko Lapang berkoordinasi dengan Posko Induk BPBD Kabupaten

Lamongan Selanjutnya menginformasikan ke BPBD Provinsi Jawa Timur

mengenai rencana evakuasi dan pemberitahuan kepada penduduk.

3. Tindakan Siaga Merah ( Siaga III )

a) Satgas wilayah melakukan pengamatan TMA terus-menerus.

b) Laporan ke Posko Induk BPBD Kabupaten Lamongan

c) Posko Induk BPBD Kabupaten Lamongan berkoordinasi dengan Dinas PU

Pengairan Kabupaten Lamongan dan selanjutnya koordinasi dengan BPBD

Provinsi Jawa Timur mengenai tindakan penanggulangan banjir.

d) Tim Penanggulangan BPBD Kabupaten Lamongan dan Dinas PU Pengairan

Kabupaten Lamongan mengirim bahan banjiran, peralatan di tempat Siaga

Merah.

e) Tim Penanggulangan Wilayah berada di lokasi Siaga Merah setempat untuk

mengawasi pelaksanaan penanggulangan.

Secara umum tugas yang dilaksanakan pos pos piket banjir yaitu menerima

laporan dari daerah dan situasi tentang :

1. Kejadian bencana alam banjir.

2. Ketinggian MA banjir pada pos - pos pengamatan pada titik kontrol

3. Adanya kecenderungan kenaikan MA banjir pada tahap siaga II ke siaga III.

Page 21: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201421

4. Peringatan dini di daerah hilir via radio, telepon tentang kondisi MA sungai

pada titik kontrol tertentu.

5. Menginformasikan adanya kejadian tanggul jebol dan adanya overtopping

ke Posko Induk BPBD Kabupaten Lamongan, Kasubdin O&P dan Kepala

Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan. dan meneruskan ke BPBD

Provinsi Jawa Timur.

2. Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC)

Dari informasi kejadian awal yang diperoleh tentang terjadinya kejadian banjir

maupun puting beliung, BPBD kemudian menugaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) tanggap

darurat bencana, untuk melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan

dampak bencana, serta serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka

penanganan darurat bencana. Hasil pelaksanaan tugas TRC tanggap darurat dan

masukan dari berbagai instansi/lembaga terkait merupakan bahan pertimbangan

bagi Kepala BPBD Kabupaten Lamongan untuk mengusulkan kepada Bupati dalam

rangka menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten. SK Tim Reaksi Cepat

Kabupaten Lamongan pada lampiran II.

3. Penetapan Status/Tingkat Bencana

Hasil usulan dan data dari TRC dan berbagai masukan yang dapat dipertanggung

jawabkan dalam forum rapat dengan instansi/lembaga terkait, maka Bupati

menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten. Tindak lanjut dari penetapan

status/tingkat bencana tersebut, maka Kepala BPBD Kabupaten Lamongan sesuai

dengan kewenangannya menunjuk seorang pejabat sebagai komandan penanganan

tanggap darurat bencana sesuai status/tingkat bencana skala Kabupaten.Pada status

keadaan darurat bencana, Komandan penanganan darurat bencana, sesuai dengan

lokasi dan tingkatan bencananya membentuk Pos Komando Lapangan penanggu

langan tanggap darurat bencana di lokasi bencana. Pos Komando Lapangan tanggap

darurat bencana bertugas melakukan penanganan tanggap darurat bencana.Tugas

penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukan oleh Pos Komando Lapangan

disampaikan kepada Pos Komando untuk digunakan sebagai data, informasi, dan

bahan pengambilan keputusan untuk penganan tanggap darurat bencana.

Page 22: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201422

4. Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana.

Kepala BPBD Kabupaten Lamongan sesuai status/tingkat bencana dan tingkat

kewenangannya Mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan Komando Tanggap

Darurat Bencana. Melaksanakan mobilisasi sumberdaya manusia, peralatan dan

logistik serta dana dari instansi/lembaga terkait dan/atau masyarakat. Pada status

keadaan darurat bencana, Komandan penanganan darurat bencana, sesuai dengan

lokasi dan tingkatan bencananya mengaktifkan dan meningkat pusat pengendalian

operasi menjadi pos komando tanggap darurat bencana. Pos komando berfungsi

untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau dan mengevaluasi

penanganan tanggap darurat bencana. Pos komando merupakan institusi yang

berwenang memberikan data dan informasi serta pengambilan keputusan dalam

penanganan tanggap darurat bencana.

Tugas Pokok Anggota Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir

Kabupaten Lamongan Tahun 2013 - 2014

A. Komandan Tanggap Darurat Bencana

a. Komandan Tanggap Darurat Bencana adalah personil dengan pangkat/jabatan

senior peringkat pertama dalam Komando Tanggap Darurat Bencana sesuai

tingkat dan kewenangannya.

b. Komandan bertugas :

1) Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)

menjadi Pos Komando Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Lamongan,

sesuai dengan jenis, lokasi dan tingkatan bencana.

2) Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di

bawah komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana BPBD

kabupaten Lamongan.

3) Membuat rencana strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan

dan mengendalikan operasi tanggap darurat bencana.

4) Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber

daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwenang

memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi

Page 23: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201423

yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap

darurat bencana.

c. Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung kepada

Kepala BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota, sesuai dengan tingkat dan

kewenangannya.

B. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana

Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana adalah personil dengan pangkat /

jabatan senior peringkat kedua dalam Komando Tanggap Darurat Bencana sesuai

tingkat dan kewenangannya.

a. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertugas :

1) Membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap

darurat bencana.

2) Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat, humas, keselamatan dan

keamanan serta perwakilan instansi/lembaga.

3) Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana, apabila Komandan

Tanggap Darurat Bencana berhalangan.

b. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggungjawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana.

C. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris.

a. Sekretaris bertugas dan bertanggungjawab untuk:

1) Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan.

2) Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap

Darurat Bencana.

b. Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat

Bencana.

D. Hubungan Masyarakat

a. Hubungan Masyarakat bertugas dan bertanggungjawab untuk:

1) Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi.

Page 24: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201424

2) Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan

informasi tentang bencana tersebut ke media massa dan masyarakat luas.

b. Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap

Darurat Bencana.

E. Keselamatan dan Keamanan

a. Keselamatan dan Keamanan bertugas dan bertanggungjawab untuk:

1) Menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil Komando Tanggap

Darurat Bencana dalam menjalankan tugasnya.

2) Menjaga keamanan penanganan tanggap darurat bencana serta

mengantisipasi hal-hal di luar dugaan atau suatu keadaan yang berbahaya.

b. Kepala Keselamatan dan Keamanan bertanggungjawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana.

F. Perwakilan Instansi/Lembaga

a. Perwakilan instansi/lembaga bertugas untuk membantu Komandan Tanggap

Darurat Bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumberdaya

yang dibutuhkan dari instansi/lembaga.

b. Perwakilan instansi/lembaga secara operasional bertanggungjawab langsung

kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan

secara administrative bertanggungjawab kepada pimpinan instansi/lembaga

terkait.

G. Bidang Operasi

a. Bidang Operasi bertugas dan bertanggungjawab atas semua pelaksanaan

operasi penyelamatan dan evakuasi korban, hartabenda, pemenuhan

kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta

pemulihan prasarana dan sarana dengan cepat, tepat, efisien dan efektif

berdasarkan satu kesatuan rencana tindakan penanganan tanggap darurat

bencana.

b. Kepala Bidang Perencanaan bertanggungjawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana.

Page 25: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201425

H. Bidang Perencanaan

a. Bidang Perencanaan bertugas dan bertanggungjawab atas pengumpulan,

evaluasi, analisis data dan informasi yang berhubungan dengan penanganan

tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana tindakan

operasi tanggap darurat.

b. Kepala Bidang Perencanaan bertanggungjawab langsung kepada Komandan

Tanggap Darurat Bencana.

I. Bidang Logistik dan Peralatan

a. Bidang Logistik dan Peralatan bertugas dan bertanggungjawab:

1) Penyediaan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap

darurat.

2) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan

transportasi bantuan logistik dan peralatan.

3) Melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air bersih dan

sanitasi umum.

4) Mengkoordinasikan semua bantuan logistik dan peralatan dari

instansi/lembaga/organisasi yang terkait.

b. Kepala Bidang Logistik dan Peralatan bertanggungjawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana.

J. Bidang Administrasi Keuangan

a. Bidang Administrasi Keuangan bertugas dan bertanggungjawab:

1) Melaksanakan semua administrasi keuangan.

2) Menganilisa kebutuhan dana dalam rangka penanganan tanggap darurat

bencana yang terjadi.

3) Mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam rangka komando tanggap

darurat bencana yang terjadi.

b. Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan bertanggungjawab langsung kepada

Komandan Tanggap Darurat Bencana.

Page 26: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201426

5. Pola Penyelenggaraan Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana

Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana diselenggarakan dengan polayang terdiri

atas rencana operasi, permintaan, pengerahan/mobilisasi sumberdaya yang didukung

dengan fasilitas komando yang diselenggarakan sesuai dengan jenis, lokasi dan

tingkatan bencana. Penyelenggaraan Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana

diakhiri oleh pembubaran Komando Tanggap Darurat Bencana.

Penyelenggaraan Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana dilaksanakan sebagai

berikut:a. Permintaan Sumberdaya

Mekanisme permintaan sumberdaya :

1) Komandan Tanggap Darurat Bencana tingkat kabupaten, mengajukan

permintaan kebutuhan sumberdaya kepada Kepala BPBD Kabupaten

Lamongan maupun kepada Kepala BPBD Propinsi Jawa Timur Maupun Kepada

BNPB, sesuai tingkatan bencana.

2) Kepala BPBD Kabupaten, sesuai dengan lokasi dan tingkatan bencana,

meminta dukungan sumberdaya manusia, logistik dan peralatan untuk

menyelamatkan dan mengevakuasi korban, memenuhi kebutuhan dasar hidup

dan memulihkan fungsi prasarana dan sarana vital yang rusak kepada

pimpinan instansi/lembaga terkait sesuai tingkat kewenangannya.

3) Instansi/lembaga terkait dimaksud antara lain Kodim 0812 Lamongan,polres

Lamongan, RSUD Dr.Soegiri Kabupaten Lamongan, Dinas Kesehatan Kabupaten

Lamongan, Dinsosnakertrans Kabupaten Lamongan,Dinas Perhubungan

Kabupaten Lamongan, Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lamongan, Dinas PU

Pengairan Kabupaten Lamongan, Dinas PU Bina Marga Kabupaten

Lamongan,Kantor Satpol PP Kabupaten Lamongan,PMI Lamongan,Ketua

ORARI Lamongan, KSR Stikes Lamongan, Disaster Management Center (DMC)

RSML Kabupaten Lamongan

4) Instansi/lembaga terkait wajib segera mengirimkan serta memobilisasi

sumberdaya manusia, logistik dan peralatan ke lokasi bencana.

Page 27: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201427

b. Pengerahan/mobilisasi sumberdaya untuk penanganan tanggap darurat bencana

diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Instansi/lembaga/organisasi terkait dalam mengirimkan sumberdaya harus

didampingi oleh personil instansi/lembaga asal dan penyerahannya dilengkapi

dengan administrasi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2) Apabila instansi/lembaga/organisasi terkait pada tingkat tertentu tidak

memiliki kemampuan sumberdaya yang dibutuhkan, maka BPBD sesuai

dengan tingkat kewenangannya berkewajiban membantu/mendampingi

pengiriman/mobilisasi sumber daya sampai ke lokasi bencana.

c. Pola Pengerahan Sumberdaya di Tingkat Kabupaten Pengerahan sumberdaya di

tingkat Kabupaten dilaksanakan dengan pola sebagai berikut:

1) Dalam hal bencana tingkat Kabupaten, Kepala BPBD Kabupaten yang terkena

bencana mengerahkan sumberdaya manusia, peralatan dan logistik sesuai

kebutuhan ke lokasi bencana.

2) Apabila kebutuhan tersebut tidak tersedia/tidak memadai, maka pemerintah

Kabupaten yang bersangkutan dapat meminta bantuan kepada Kabupaten

lain yang terdekat.

3) Apabila Kabupaten yang dimintai bantuan tidak memiliki ketersediaan

sumberdaya/tidak memadai, maka pemerintah Kabupaten yang terkena

bencana dapat meminta bantuan kepada Pemerintah Popinsi.

4) Biaya yang timbul akibat pengerahan bantuan ini ditanggung oleh

pemerintah Kabupaten yang bersangkutan.

5) Pelaksanaan pengerahan sumber daya dari asal sampai dengan lokasi

bencana dilaksanakan dibawah kendali Kepala BPBD Kabupaten yang

bersangkutan.

6) Apabila terdapat keterbatasan sumberdaya manusia, peralatan dan logistik

yang dikerahkan oleh Kepala BPBD Kabupaten, maka BPBD Propinsi dan

BNPB dapat membantu melalui pola pendampingan.

Page 28: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201428

7) Pola pendampingan oleh BPBD Propinsi dan BNPB dapat berupa dukungan

biaya pengepakan, biaya pengiriman, jasa tenaga pengangkutan dan

dukungan peralatan tanggap darurat bencana.

6. Evaluasi Dan Pelaporan

A. Evaluasi

Komandan Tanggap Darurat Bencana melakukan rapat evaluasi setiap hari dan

merencanakan kegiatan hari berikutnya. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai

bahan laporan harian kepada Kepala BPBD dengan tembusan kepada pimpinan

instansi/lembaga terkait.

B. Pelaporan

1. Instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam penanganan darurat bencana

berkewajiban membuat laporan kepada Kepala BPBD sesuai tingkat

kewenanganya dengan tembusan kepada Komandan Tanggap Darurat bencana

sesuai tingkat kewenangannya.

2. Pelaporan meliputi pelaksanaan Komando Tanggap Darurat Bencana,

jumlah/kekuatan sumber daya manusia, jumlah peralatan, jumlah setiap

jenis/macam logistik dan sumber dayalainnya serta dilengkapi dengan sistem

distribusinya secara tertib dan akuntabel.

3. Komandan Tanggap Darurat Bencana sesuai tingkat kewenangannya

mengirimkan laporan harian, laporan khusus dan laporan insidentil tentang

pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana kepada Kepala BPBD dengan

tembusan kepada instansi/lembaga/ organisasi yang terkait.

4. Kepala BPBD melaporkan Bupati.

Page 29: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201429

BAB IV

PROYEKSI KEBUTUHAN DAN SUMBER DAYA.

4.1. Proyeksi Kebutuhan

Dalam memproyeksikan kebutuhan bagi korban bencana pada saat penanganan darurat

apabila terjadi pengungsian, mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 22 Tahun 2008 Tentang pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana Peraturan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman

Tata Cara pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar. Pemberian bantuan yang

diberikan kepada korban bencana yang melalui Pemerintah, Masyarakat dan Dunia

Usaha perlu dilakukan penilaian dengan mempertimbangkan kelompok umur, jenis

kelamin dan kelompok rentan.

Mekanisme yang di lakukan pada kegiatan penilaian kebutuhan adalah sebagai berikut :

a. Mengindentifikasi kebutuhan, jenis dan macamnya bagi penerima bantuan (korban

bencana)

b. Mengindentifikasi penerima bantuan

c. Menentukan prioritas bantuan yang diperlukan

d. Menyusun daftar kebutuhan sesuai dengan skalam priritas yang ditetapkan

e. Mengidentifikasi pihak-pihak yang mungkin dilibatkan dalam penyediaan kebutuhan

yang diperlukan penerima bantuan.

f. Mengidentifikasi sumber-sumber lain di sekitar tempat penampungan.

4.1.1. Bantuan Tempat Penampungan/Hunian Sementaraa. Bantuan penampungan/hunian sementara diberikan dalam bentuk tenda-tenda, barak,

atau gedung fasilitas umum/sosial, seperti tempat ibadah, gedung olah raga, balai

desa, dan sebagainya, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat tinggal

sementara.b. Bantuan Pangan

Bantuan pangan diberikan dalam bentuk bahan makanan, atau masakan yang

disediakan oleh dapur umum. Bantuan pangan bagi kelompok rentan diberikan dalam

bentuk khusus. Standar Minimal Bantuan : Bahan makanan berupa beras 400 gram per

Page 30: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201430

orang per hari atau bahan makanan pokok lainnya dan bahan lauk pauk. Makanan

yang disediakan dapur umum berupa makanan siap saji sebanyak 3 kali makan dalam

sehari.c. Bantuan Non Pangan

Bantuan non pangan diberikan kepada korban bencana dalam status pengungsi di

tempat hunian sementara pada pasca tanggap darurat, dalam bentuk Peralatan

Memasak dan Makan. Masing-masing rumah tangga korban bencana dapat

memperoleh bantuan peralatan memasak dan perlengkapan untuk makan.d. Alat-alat dan Perkakas

Korban bencana dapat memperoleh bantuan alat-alat dan perkakas untuk

memperbaiki hunian sementara

e. Bantuan Sandang

Bantuan Sandang terdiri dari :

1. Perlengkapan Pribadi

2. Kebersihan Pribadi

f. Bantuan Air Bersih dan Sanitasi

1. Bantuan Air Bersih

Diberikan dalam bentuk air yang kualitasnya memadai untuk kebersihan pribadi

maupun rumah tangga tanpa menyebabkan risiko yang berarti terhadap kesehatan.

Bantuan air bersih diberikan dalam bentuk sumber air beserta peralatannya.

2. Bantuan Air Minum

Diberikan dalam bentuk air yang dapat diminum langsung atau air yang memenuhi

persyaratan kesehatan untuk dapat diminum.

3. Bantuan Sanitasi

Diberikan dalam bentuk pelayanan kebersihan dan kesehatan lingkungan yang

berkaitan dengan saluran air, pengelolaan limbah cair dan padat, pengendalian

vektor, serta pembuangan tinja.

Page 31: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201431

g. Bantuan Pelayanan Kesehatan

Korban bencana, baik secara individu maupun berkelompok, terutama untuk

kelompok rentan, dapat memperoleh bantuan pelayanan kesehatan. Bantuan

pelayanan kesehatan diberikan dalam bentuk :

1. Pelayanan kesehatan umum meliputi :

a. Pelayanan kesehatan dasar.

b. Pelayanan kesehatan klinis.

2. Pengendalian penyakit menular meliputi :

a. Pencegahan Campak

b. Diagnosis dan Pengelolaan Kasus

c. Deteksi KLB, Penyelidikan & Tanggap

d. HIV/AIDS

3. Pengendalian penyakit tidak menular, meliputi :

a. Cedera dan Penyakit Kronis

b. Kesehatan Reproduksi

c. Aspek Kejiwaan dan Sosial Kesehatan

4.2. Ketersediaan Sumber Daya

Sektor/lembaga/dinas dan Instansi Kabupaten Lamongan telah memiliki ketersediaan

sumber daya untuk menanggulangi bencana banjir dan Puting Beliung di Kabupaten

Lamongan.

1. Kodim 0812 Lamongan

2. Poles Lamongan

3. RSUD Dr.Soegiri Kabupaten Lamongan

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan

5. Dinsosnakertrans Kabupaten Lamongan

6. Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan

7. Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lamongan

8. Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan

9. Dinas PU Bina Marga Kabupaten Lamongan

10. Kantor Satpol PP Kabupaten Lamongan

Page 32: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201432

1. PMI Lamongan

2. ORARI Lamongan

3. KSR Stikes Lamongan,

4. Disaster Management Center (DMC) RSML Kabupaten Lamongan

4.3. Rencana BiayaUntuk membiayai kegiatan penanggulangan bencana banjir tahun 2013-2014, diperlukandana sebesar Rp 1.700.000.000,- (Satu Milyar Tujuh Ratus Juta Rupiah) yang akandiupayakan melalui Dana Siap Pakai BNPB tahun 2013-2014, Dana Siap Pakai PropinsiJatim tahun 2013-2014 dan Belanja Tak Terduga APBD Kabupaten Lammongan.denganperuntukan kesiapsiagaan, dukungan operasional tanggap darurat dan KesekretariatanPosko, dengan peruntukan:A. Administrasi KegiatanB. Sosialisasi Terhadap Ancaman Bencana Dan Upaya PersiapanC. Kajian Kelokasi Rawan Dan Lokasi Bencana (Trc)D. Mobilisasi Relawan Penanggulangan BencanaE. Aktifasi Pusat Pengendali Sistim (Pusdalops)F. Penyiapan Jalur Evakuasi Dan Rambu EvakuasiG. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Media CenterH. Pengadaan Sarana Dan Teknologi Informasi Dan KomunikasiI. Aktifasi Posko Siaga Tanggap DaruratJ. Penyediaan Dan Penyiapan Bahan BanjiranK. Belanja Peralatan EvakuasiL. Belanja Bahan HarianM. Belanja Perjalanan Lainnya (Distribusi Bantuan)N. Monitoring Dan Evaluasi Persiapan Siaga Darurat Bencana

Page 33: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201433

BAB V

PEMANTAUAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

5.1. Dalam Hal Terjadi Bencana

a. Rencana Aksi BPBD Kabupaten Lamongan menghadapi bencana banjir ini dapat

diberlakukan sebagai rencana Operasi Tanggap Darurat yang di sesuaikan dengan hasil

Kaji Cepat ke lokasi bencana.

b. Pola penanganan/pengorganisasian di dasarkan pada Peraturan Kepala BNBP Nomor

10 Tahun 2008 Tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana.

c. Hal-hal yang tidak/belum terakomodasikan Rencana BPBD Kabupaten Lamongan,

secara otomatis dilaksanakan oleh masing masing sektor beserta semua pihak yang

terlibat di dalamnya.

d. Semua pihak dari unsur Pemerintah maupun non Pemerintah diharapkan

berpartisipasi aktif dalam penanggulangan bencana banjir.

5.2. Dalam hal tidak terjadi bencana

a. Jika Musim Hujan telah berakhir dan tidak ada lagi potensi bencana banjir, maka

Rencana Aksi BPBD Kabupaten Lamongan dapat dinyatakan tidak berlaku lagi dan

posisi sumber daya yang telah disiagakan kembali ke asal/posisi semula di masing

masing sektor/instansi.

b. Dilakukan pemutakhiran data/validasi data dan sumber daya melalui pertemuan

berkala dengan sektor sektor terkait untuk menghadapi ancaman banjir Dan Puting

Beliung pada tahun berikutnya.

c. Sebagai tindak lanjut dari dokumen ini diharapkan Kecamatan yang daerahnya

memiliki kerawanan dan potensi banjir serta Puting Beliung tinggi dan menengah

segera membuat Rencana Kontijensi untuk daerahnya masing masing.

Page 34: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201434

BAB VIPENUTUP

Rencana Aksi BPBD Kabupaten Lamongan ini disusun dalam rangka kesiapsiagaanbencana hidrometeorologi berupa banjir genangan, banjir bandang, dan Puting Beliung diwilayah Kabupaten Lamongan di bulan Desember 2013 dan berlaku sampai dengan satu tahunsetelah ditanda tangani.

Page 35: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201435

Tabel. Pengamatan siaga banjir Wilayah Bengawan Solo

POS PENGAMATAN SIAGA I SIAGA II SIAGA III

Karangnongko (Bengawan Solo)

Bojonegoro (Bengawan Solo)

Babat, Lamongan (Bengawan Solo)

Karanggeneng, Lamongan (B. Solo)

Kuro, Lamongan (Bengawan Solo)

+ 29.00

+ 12.00

+ 6.50

+ 3.00

+ 1.00

+ 29.50

+ 13.00

+ 7.00

+ 3.50

+ 1.50

+ 30.00

+ 14.00

+ 7.50

+ 4.00

+ 2.00

Page 36: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201436

FORMAT SMS BERITA

Kpd Yth. Ka. BPBD,

Dilap. DH P.kmbangn TMA Bengawan solo 05/06/11 Pkl. 19.41 wib sbb:

1) Pos Pengamatan

Karangnongko (Bengawan Solo) + 30.00

Bojonegoro (Bengawan Solo) + 14.00

Babat, Lamongan (Bengawan Solo) + 7.50

Karanggeneng, Lamongan (B. Solo) + 4.00

Kuro, Lamongan (Bengawan Solo) + 2.00

- BBWS Bengawan Solo menetapkan Status Siaga (Level III).

*Pengungsi:

- Jumlah pengungsi yg terdapat di 4 kecamatan berkurang menjadi 859 org.

*Upaya:

- kekuatan TNI yg berada di Dieng berjumlah 93 prsonil :

5 prsonil + 1 ambulans

2 prsonil di posko

21 prsonil + 1 mbil truk di balai desa batur

62 prsonil + 1 mbil truk ( pos sumber, pos serang , pos simbar, pengungsian

SMA , SMP , Balai desa , posko, Koramil)

3 prsonil intel

- kebutuhan logistik pengungsi termasuk obat”an masih cukup

Sumber. TRC, BPBD Lamongan.

Demikian ump,Pusdalops BPBD LAmongan.

Page 37: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201437

FORMAT LAPORAN HARIAN PUSDALOPS

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAHJl. Veteran No .45 Telephone : (0322) 317730 Fax. (0322) 317730

E-mail : [email protected] Website : www.lamongan go.idL A M O N G A N

LAPORAN HARIAN PUSDALOPSHari, Tanggal

Dilaporkan kejadian alam dan bencana di Kecamatan ..........Kabupaten Lamongan yang terjadi sejak hari......., tanggal...pukul, sampai dengan hari, tanggal, pukul yang diperoleh Pusdalops BPBD Kabupaten Lamongan berikut :

I. Kejadian Bencana (Berisi mengenai informasi kejadian bencana)

A. Kejadian BencanaJenis Bencana : .............................................................................................................................................Tanggal Kejadian : .............................................................................................................................................Waktu Kejadian : .............................................................................................................................................Lokasi Bencana : .............................................................................................................................................LokasiDesa : .............................................................................................................................................Kecamatan : .............................................................................................................................................Cakupan Dampak Bencana (luas dan tinggi genangan, untuk bencana banjir)(Panjang, Lebar, Radius) : .............................................................................................................................................Penyebab Bencana : .............................................................................................................................................Deskripsi : .............................................................................................................................................Kondisi Cuaca : .............................................................................................................................................

B. Kondisi MutakhirKorban : .............................................................................................................................................Kerusakan : .............................................................................................................................................

C. Upaya yang DilakukanD. Kebutuhan MendesakE. Kendala

II Prakiraan Cuaca Wilayah (berisi prakiraan cuaca daerah setempat) Prakiraan cuaca di wilayah ………….hari, T anggal

dilaporkan sebagai berikut :

Wilayah Pagi Siang Malam

Peringatan Dini: -CATATAN : (INTENSITAS HUJAN)

Hujan ringan :

Hujan sedang :

Hujan lebat :

Hujan sangat lebat :

Sumber Informasi :

Page 38: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201438

III Komunikasi Radio BPBD

Berdasarkan monitoring dari Radio Pusdalops di Frekwensi HF ....... Mhz pada hari, tanggal, pukul, hingga hari,tanggal, pukul sebagai berikut :

COMMUNICATIONS LOG TASK : DATE PREPARED: 20-11-2013TIME PREPARED : 20.00 WIB

FOR OPERATIONAL PERIOD : TASK NAME : Roll call dan komunikasi radio

RADIO OPERATOR NAME (LOGISTICS): Ratnasari & Endah.H STATION I.D.: BPBD LAMONGAN.

LOG

TIME

STATION I.D.

SUBJECTFROM TO

IV Lain – lain

Lamongan,............

Operator

Nama

Supervisor

Nama

Page 39: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201439

FORMAT LAPORAN KHUSUS

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAHJl. Veteran No .45 Telephone : (0322) 317730 Fax. (0322) 317730

E-mail : [email protected] Website : www.lamongan go.idL A M O N G A N

LAPORAN KHUSUS PENANGANAN BENCANA (JENIS BENCANA YANG TERJADI)(LOKASI ADMINISTRASI, KECAMATAN, KABUPATEN, PROVINSI)

Hari, TanggalPukul

LAPORAN SITUASI (Jenis Bencana Yang Terjadi) Tanggal , Pukul: WIB

I. (Nama Desa/Kecamatan)

1. Kejadian

1) Jenis Kejadian :

2) Waktu Kejadian :

3) Lokasi Kejadian :

4) (Keterangan lain-lain) :

5) Peta lokasi kejadian :

2. Kondisi Mutakhir

1) Korban jiwa :

2) Kerusakan :

II. Upaya Penanganan

1) Tantangan :2) Kebutuhan :3) Rencana Ke Depan :

Tempat, tanggalYang Melaporkan

Nama

Page 40: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201440

FORMAT LOG BOOK BENCANA PUSDALOPS BPBD

Kejadian Bencana di Kabupaten LamonganHari (Pukul) :Tanggal :

NoTgl / Waktu dan Jenis

Kejadian Bencana Lokasi Kejadian Dampak Bencana Keterangan Sumber Informasi

1 Berisi mengenai hari,tanggal, waktu, danjenis kejadian bencana

Berisi mengenai lokasikejadian (Provinsi,Kabupaten, Kecamatan,Desa, Dusun)

1. Korban- (berisi mengenai kondisi

korban, jumlah korban yangsakit/luka, hilang, meninggaldunia, menderita danmengungsi akibat bencana)

2. Kerusakan- (berisi mengenai kerusakan

material berupa rumah,sekolah, tempat ibadah, saranakesehatan, kantor, kios, pabrik,fasilitas umum,jembatan, jalan raya, sawah,kebun/hutan, kolam dan irigasi)

Berisi mengenai penyebab kejadianbencana, perkembangan kejadianbencana, kondisi mutakhir, upayapenanganan, pemberian bantuan,kebutuhan mendesak dan kendala

Berisi contact personuntuk memantauperkembangan kejadianbencana

Page 41: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201441

Gambar Skematis Sungai Wilayah Sungai Bengawan Solo

Page 42: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201442

Gambar Waktu Perjalanan Air SWS Bengawan Solo

Page 43: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201443

Gambar 5. Peta Tinggi Muka Air Pos Bengawan Solo

Page 44: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201444

Gambar Struktur Organisasi Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Tingkat Kabupaten

Page 45: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201445

Gambar Struktur Organisasi Pos Komando Lapangan Tanggap Darurat bencana

Page 46: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201446

Gambar Mekanisme Hubungan Kerja Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Tingkat Kabupaten

Page 47: Buku Pedoman Banjir

BPBD KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201447

DENAH RUANG PUSDALOPS