Buku Panduan HBDI 2016
Transcript of Buku Panduan HBDI 2016
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
1/14
1
Panduan Peringatan
Hari Bakti Dokter Indonesia
Ke - 108
Tema:Dokter Untuk Bangsa, Adil dan Sejahtera untuk Semua
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
2/14
2
I. PENDAHULUAN
1. Latar BelakangDalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, kiprah para dokter Indonesia
lebih mengemuka sebagai pencetus rasa kebangsaan, sebagaimana yang
dihembuskan Dr Wahidin Soedirohoesodo dan kemudian diterjemahkan oleh
para pelajar sekolah dokter pribumi STOVIA Soetomo dan kawan-kawan yang
mendirikan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Fakta sejarah tersebut membuktikan bahwa proses pembentukan fondasi
negara Indonesia pada awal abad Ke-20 diawali dengan keberadaan para
emansipator bangsa yang tumbuh sebagai proses di dalam kelompok sosial
masyarakat yang berupaya meningkatkan diri menuju suatu kedudukan
intelektual, sosial, ekonomi, politik, budaya, gender yang lebih layak danmenjadi bagian yang integral dalam tata kehidupan masyarakat.
Salah satu komponen emansipator bangsa tersebut adalah kelompok dokter
pribumi sebagai pelopor semangat nasionalisme dan kesadaran berbangsa. Hal
ini kemudian tertuang dalam sejarah sebagai Kebangkitan Nasional yang
merupakan perjuangan untuk mengubah keadaan belum bangkit menjadi
keadaan bangkit yang dicita-citakan tentang nasib dan kedudukan bangsa
secara keseluruhan di kemudian hari. Peran dan keberadaan para dokter pada
saat itu tidak terlepas dari watak yang dibentuk melalui proses pendidikan
kedokteran disertai sumpah serta etika yang harus dipatuhinya sebagai seorangdokter .
Sebagai refleksi Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei tidak salah jika
diingatkan kembali tentang sejarah tersebut untuk menghindari amnesia
kolektif dari masyarakat agar tahu makna dan dampak sejarahnya bagi bangsa
ini . Sebuah semangat yang kemudian menjadi embrio dan katalisator kesadaran
berbangsa dan pada gilirannya melahirkan semangat berdirinya Boedi Oetomo .
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan oleh mahasiswa kedokteran STOVIA yaitu
Soetomo, Suraji Tirtonegoro, Gunawan Mangunkusumo,Muh Saleh dan kawan-
kawanya . Sutomo dan Suraji sebagai pelaku utama pendirian Boedi Oetomodimotivasi oleh perjuangan Dr Wahidin Soedirohoesodo. Cita-cita Boedi Oetomo
saat itu adalah Kemajuan nusa dan bangsa yang harmonis dengan jalan
memajukan pengajaran, pertanian , peternakan, perdagangan , teknik dan
industri, kebudayaan mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk mencapai
kedudukan bangsa yang terhormat . Cita-cita yang menyatakan dengan tegas
konsep-konsep masa kini tentang Visi, Misi, Strategi dan Nilai nilai Inti dan
tujuan Inti terutama dalam rangka mewujudkan bangsa yang berdaulat,
merdeka, teremansipasi dan sederajat dengan bangsa-bangsa merdeka yang
lain.
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
3/14
3
Menjelang 108 tahun Hari Kebangkitan Nasional yang sejak dicanangkannya
oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia sebagai Hari Bakti Dokter
Indonesia pada tahun 2008 20 Mei 1908 20 Mei 2016). Apakah tujuan
mencapai kehidupan bangsa yang terhormat sebagaimana dicita-citakan untuk
pertama kalinya oleh para dokter tersebut sebagai leading profession sudahtercapai ? Apakah kesehatan sebagai pilar utama ketahanan nasional sudah
menjadi prioritas Negara ? Apakah kesejahteraan rakyat menuju Indonesia sehat
yang berdaulat sudah tercapai ? Sebagai komunitas intelektual kesehatan,
Ikatan Dokter Indonesia mempunyai tanggung jawab sosial (Profesional Social
Responsibility) untuk memajukan sektor kesehatan Indonesia sebagaimana
perannya yang sebagian besar sebagai pelaksana pelayanan kesehatan yang
berinteraksi langsung dengan masyarakat. Beranggotakan total lebih dari
130.000 orang dokter yang menyimpan harapan yang sangat tinggi untuk
terciptanya sistem kesehatan nasional yang lebih baik untuk mendukungtercapainya derajat kesehatan yang optimal dan tinggi menuju pembangunan
kesehatan yang membentuk masyarakat berdaulat untuk hidup sejahtera dan
sehat .
Negara pada hakikatnya adalah kontrak sosial rakyat untuk berorganisasi
dengan tujuan akhir mencapai kesejahteraan (welfare state concept) .Banyak
pendekatan yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan atau mentargetkan
keberhasilan pembangunan ( kesejahteraan) satu bangsa . Misalnya , yang
seringkali dipakai dalam beberapa tahun terakhir ini adalah Human
Development Index (HDI)
Pada tahun 2014 UNDP merilis laporan HDI untuk 187 negera dengan nilai rata-
rata HDI sebesar 0,702 (pada skala 0 sampai 1). Sebagian besar negara-negara di
dunia menunjukkan peningkatan HDI, namun peningkatannya tidak merata.
Wilayah yang masih menunjukkan HDI relatif rendah adalah Afrika sub-Sahara
(0,502) dan Asia Selatan (0,588), sedangkan yang tertinggi yaitu Amerika Latin
dan Karibia (0, 740), diikuti oleh Eropa dan Asia Tengah ( (0,738).
Indonesia menempati peringkat ke-108 dari 187 negara pada tahun 2013, atau
tidak mengalami perubahan dari tahun 2012. Pada tahun 2014 menempati
peringkat 110 dari 188 negara . Antara tahun 1980 2014 , nilai HDI index
meningkat 0,474 0,684 meningkat 44,3% atau peningkatan tahunan rata-rata
1,08 persen . Posisi tersebut menempatkan Indonesia pada kelompok
menengah. Skor nilai HDI Indonesia sebesar 0,684, atau masih di bawah rata-
rata dunia sebesar 0,702. Peringkat dan nilai HDI Indonesia masih di bawah rata-
rata dunia dan di bawah empat negara di wilayah ASEAN (Singapura, Brunei,
Malaysia, dan Thailand). Tiongkok yang pada tahun 1990 masih di bawah
Indonesia,mulai menyusul Indonesia pada tahun 2005.
Memasuki 108 tahun kiprah dokter di Indonesia, banyak yang sudah terjadi.
Banyak hal yang seharusnya menjadi concern para dokter maupun lembaga
profesinya. Political will pemerintah pusat maupun daerah dalam menjalankan
kebijakan kesehatan sesuai yang diamanahkan dalam UUD ( hasil amandemen)
pasal 28H ayat (1), yang menjamin hak warganya untuk sehat: Setiap orang
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
4/14
4
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Sedangkan pada Pasal 34 (angka 3) UUD 1945 dikatakan: "Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak", masih belum memenuhi harapan.Kesehatan belum dianggap sebagai modal utama kelangsungan Pembangunan
Nasional. Cara pandang dan kepemimpinan yang masih memahami kesehatan
sebagai pengobatan saja ( paradigma sakit ) dan tanggung jawab sektor
kesehatan saja, bukan tanggung jawab semua sektor, tidak menempatkan
kesehatan sebagai mainstream pembangunan nasional . Kesehatan hanya
sebagai komoditas politik dengan membawa konsekuensi pada SDM bidang
kesehatan sebagai komponen didalamnya , salah satunya adalah dokter
Tuntutan masyarakat terhadap nilai sosial dan pengabdian dokter semakin tinggi
. Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan profesi : Apa saja bentukpengabdian yang telah kita lakukan terhadap masyarakat Indonesia? Bentuk
pengabdian seperti bagaimana lagi yang dibutuhkan Masyarakat ? . Dua
pertanyaan yang sebenarnya membuktikan bahwa kontribusi pengabdiandokter
di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman dahulu bahkan sebelum kemerdekaan
Sejarah Indonesia sudah membuktikan dan mencatat akan peranan sentral para
dokter Indonesia dalam pembentukan fondasi Negara pada era Kebangkitan
Nasional .
Dokter selalu berada di tengah-tengah rakyat dalam pembangunan bangsa .
Dokter juga rakyat yang membutuhkan perlindungan Negara dan ingin Negara
juga selalu berada di tengah-tengah dokter . Dokter juga rakyat yang
membutuhkan kesejahteraan dan rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa ini.
Ujung dari permasalahan yang saling terkait, antara kesejahteraan dokter
dengan segala tudingan miring dan hubungannya dengan mutu pelayanan
kesehatan, adalah pada kepentingan masyarakat sendiri. Tanpa pemberian
penghargaan yang layak maka peningkatan mutu dokter akan terkendala.
Masyarakat akan dirugikan bila pelayanan dokter kita kurang baik.
Dokter Indonesia sebagai rakyat Indonesia membutuhkan peranan dan
keberadaan Negara dalam mewujudkan rasa keadilan dalam kehidupan
berbangsa. Rasa keadilan untuk mendapatkan hak-haknya sebagai warga Negara
seperti halnya masyarakat lainnya . Dokter bukan merupakan kelompok
masyarakat eksklusif . Dokter tidak bisa dihadapkan dan dibenturkan dengan
Rakyat, karena Dokter juga Rakyat . Tanggung jawab Negara untuk dapat
mewujudkan rasa keadilan kepada profesi kedokteran sehingga bersama-sama
menempatkan sektor kesehatan sebagai mainstream pembangunan Nasional
Selain itu perlu dilakukan gerakan bersama dokter membangun kesehatan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia , gerakan yang menghimpun dan mengerahkan
segenap potensi dokter bersatu padu bersama rakyat untuk menyehatkan dan
mensejahterakan bangsa. Revitalisasi peran dokter dalam pembentukan
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
5/14
5
karakter dokter pemimpin intelektual dan professional dalam pembangunan
bangsa untuk mewujudkan ketahanan nasional menuju Indonesia sehat yang
berdaulat dan berkeadilan perlu dilakukan secara terus menerus dengan
menjadikan Hari Kebangkitan Nasional yang juga Hari Bakti Dokter Indonesia
sebagai reminding peran dan baktinya kepada bangsanya.
2. Pelayanan Kesehatan Yang Berkeadilan
Kosa kata penting dalam pelayanan kesehatan adalah equity ( pemerataan )
yang berarti pula ketersediaan pelayanan . Pemerataan adalah konsep normatif
yang mengandung makna keterjaminan akan keadilan ( fairness) untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan . Pemerataan dalam kesehatan menekankan
pentingnya fairness ( berkeadilan ) baik dari dimensi proses, kesempatan ,
sumber daya maupun status kesehatan . Pemerataan selain mengandung makna
kuantitatif yang terukur dari satuan jumlah (ketersediaan ) pelayanan tertentuyang tersebar merata seperti jumlah puskesmas atau jumlah tenaga kesehatan ,
juga mengandung pengertian kualitatif yang terukur dari kualitas pelayanan dan
kemampuan mengakses pelayanan kesehatan . Keberhasilan pembangunan
kesehatan di Indonesia yang tergambar dari jumlah dan distribusi sarana
pelayanan kesehatan yang cukup merata di berbagai tempat di Indonesia , juga
harus diukur dari kualitas pelayanan yang diberikan dan kemampuan
masyarakat mengakses pelayanan tersebut .
Pelayanan kesehatan yang berkeadilan saat ini masih belum terwujud ,problematika masih banyak . Beberapa ilustrasi kasus masih banyak
memperlihatkan cerminan ketidakadilan dari sisi proses dan kesempatan ( yaitu
ketidakmampuan mengakses karena ketidakmampuan membayar pelayanan ).
Sedangkan kasus ketidakrelaan tenaga kesehatan secara individual dalam
melakukan pelayanan kesehatan program JKN dengan pendapatan kurang layak
Dalam perspektif keadilan, kasus-kasus ini menggambarkan adanya
ketidakadilan distributif , baik untuk pengguna jasa pelayanan ( yang sekaligus
mencerminkan belum adanya keadilan kontributif dalam sistem kesehatan kita
pada saat ini ).
Selama ini, ukuran keberhasilan pembangunan kesehatan yang cenderung
menggunakan indikator kuantitaif ( ketersediaan tenaga , sarana pelayanan
kesehatan , dll) tanpa mempertimbangkan keadilan distributif dan keadilan
kontributif harus dikaji ulang .
Dalam komponen pembangunan kesehatan tidak akan terlepas dari peran
sentral para dokter . Pada dokter adalah intelektual yang dalam menjalankan
profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat dibekali nilaiprofesi yang menjadi kompas dalam segala bidakannya. Nilai profesi itu antara
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
6/14
6
lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi
(competence). Dimanapun dokter ditempatkan seyogianya ia menjalankan peran
intelektual profesional. Itulah yang dilakukan dokter Wahidin dan para
sejawatnya lebih dari seabad yang lalu jauh sebelum adanya rekomendasi WHO.
Karena itu peran dokter saat ini harus dikembalikan kepada peran dokter yang
dicontohkan oleh dokter Wahidin. Dokter tidak hanya menjadi agent of
treatment tapi juga harus menularkan nilai profesi dan kecendikiawanannya
sehingga membuatnya menjadikan agent of mental-social change dan agent of
developmentdalam pembangunan bangsa.
Peran dokter ( tasks of medicine ) adalah cure often, relief sometimes and care
always . Proses care always atau continuous care hanya dapat berjalan dengan
baik apabila ditunjang dengan sistem pelayanan kesehatan yang sesuai .
Optimalisasi upaya pelayanan kesehatan yang efektif pada setiap strata praktik
kedokteran akan berdampak besar pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Output dari sistem Praktik kedokteran yang baik adalah dokter dapat melayani
masyarakat ( melakukan pelayanan kedokteran) secara bermutu. Pelayanan
kedokteran yang bermutu harus mencerminkan pula semangat keadilan bagi
dokter . Artinya dokter yang memberikan pelayanan yang bermutu haruslah
tercukupi kesejahteraannya. Dengan demikian apabila profesi dokter sebagai
input dalam sistem kesehatan dapat lebih tertata dan menjadi professional
maka upaya untuk mencapai Indonesia Sehat akan semakin terdukung dengan
baik .
3. Tema Kegiatan
Dokter Untuk Bangsa ,Adil dan Sejahtera Untuk Semua
II. TUJUAN KEGIATAN
Menumbuhkan, mengembangkan dan membina Gerakan Bersama Dokter untuk
Bangsa dalam mewujudkan Indonesia Sehat yang berdaulat serta menempatkanKesehatan sebagai pilar utama Ketahanan Nasional.
III. RUANG LINGKUPa. Sasaran
Para pimpinan nasional/daerah dan penyelenggara negara
Perusahaan BUMN, Swasta, Multinasional
Organisasi sosial/kemasyarakatan
Seluruh masyarakat Indonesia
Seluruh anggota IDI
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
7/14
7
b. Jangkauan
Seluruh IDI Wilayah dan IDI Cabang serta Perhimpunan yang berada
dilingkungan IDI yang tersebar di Indonesia bekerja sama dengan semua
mitra yang terkait.
IV. STRATEGI KEGIATANKegiatan yang dilakukan sebagai agenda strategis untuk merawat dan
memelihara Indonesia dalam bidang kesehatan yang meliputi :
a) Advokasi kepada pengambil kebijakan, pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan stakeholder terkait .
b) Kampanye dan upaya promosi kesehatan, terkait dengan kampanye
paradigma sehat , kesehatan anak dan remaja , ketahanan gizi dan
pangan serta kampanye air bersih serta penanaman nilai2 kesehatan
sejak usia dini .
c) Pelayanan langsung sebagai wujud bakti dokter kepada masyarakat ,
melalui kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis dsb .
d) Mempelopori dan mengajak partisipasi masyarakat, bersinergi dengan
kegiatan kampanye dan promosi kesehatan.
e) Mendorong agar pemerintah dan seluruh warga bangsa lebih mencintai
dan memprioritaskan faskes, dokter dan Sumber daya bangsa sendiri
dalam menghadapi kompetensi keras pada era globalisasi
V. BENTUKBENTUK KEGIATAN
Dalam upaya melaksanakan strategi kegaiatan diatas dilakukan bentuk kegiatan
sebagai berikut :
A. DISKUSI KEBANGSAAN DAN HARI BAKTI DOKTER INDONESIA
Tujuan :
1. Melakukan refleksi sejarah kebangkitan bangsa yang dipelopori oleh
dokter.
2. Memberikan semangat pengabdian bagi seluruh dokter Indonesia.
3. Mendorong negara untuk peduli kepada mutu pelayanan kesehatan di
era jaminan kesehatan nasional.
4. Menggugah pandangan rakyat dan seluruh pihak bahwa dokter tetapmengadikan dirinya demi nusa dan bangsa.
Sasaran:1. Anggota IDI
2. Wartawan Media
3. Undangan
Pelaksananan:1. Setiap bulan
2.
Menjelang hari H3. Setiap ada momentum
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
8/14
8
B. EXPEDISI BAKTI SOSIAL Di SUKU ANAK DALAMJAMBI
Tujuan:
1. Gerakan bersama meneguhkan komitmen dan kepedulian profesi
terhadap masyarakat pedalaman yang ada di Indonesia.
2. Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk meningkatkankualitas hidup masyarakat pedalaman yang ada di Indonesia.
Sasaran :
Komunitas Suku Anak Dalam Di Provinsi Jambi
Pelaksanaan :
1. Kegiatan ini diselenggarakan mulai pada bulan Mei dan akan dirangkaian
sebagai Puncak Acara HBDI 2016 di Provinsi Jambi
2. Dilaksanakan PB IDI, IDI Wilayah Jambi dan IDI Cabang se Provinsi Jambi
C. DOKTER KECIL AWARD 2016Tujuan :
1. Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk mendidik sejak
dini perilaku hidup bersih dan sehat anak Indonesia.
2. Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk mendorong
terbentuknya pendidik sebaya guna membangun generasi muda
pelopor di bidang kesehatan.
Sasaran :
65 anak Indonesia usia sekolah
Pelaksanaan :
1. Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal MeiOktober 2016
2. Dilaksanakan oleh PB IDI dan IDI Wilayah/IDI Cabang
D.PENERBITAN BUKU INDONESIAN CARING PHYSICIAN DOKTER UNTUK
BANGSA, PENGABDI KEMANUSIAAN
Tujuan :
1. Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk senantiasa
menumbuhkan jiwa dan semangat pengabdian untuk kemanusiaan.
2. Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk meningkatkan
penghormatan pada nilai-nilai luhur kesejawatan profesi.
Sasaran :
65 orang dokter pengabdi di daerah terpenciL, perbatasan dan kepulauan
Pelaksanaan :
1. Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 1 Maret24 Oktober 2016
2. Dilaksanakan oleh PB IDI
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
9/14
9
E. LAUCHING HOTLINE SERVICE untuk Anggota IDI
- Klinik JKN (Konsultasi Seputar BPJS/JKN)
- Klinik Advokasi (Konsultasi seputar advokasi regulasi pusat dan daerah)
- Klini BHP2A (konsultasi seputar permasalahan pembinaan dan pembelaan
anggota)Tujuan :
Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk lebih meningkatkan
pelayanan ke masyarakat di Era JKN .
.
Sasaran :
Seluruh anggota Ikatan Dokter Indonesia
Pelaksanaan :
1. Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 20 Mei24 Oktober 2016
2. Dilaksanakan oleh PB IDI
F. GERAKAN NASIONAL #IDIBERGERAK
Tujuan :
Gerakan bersama untuk memacu serta meningkatkan akselerasi para
pengurus IDI Cabang/Wilayah/Perhimpunan untuk lebih berperan aktif
terutama untuk kepentingan anggota IDI.
Sasaran :
Seluruh Pengurus IDI Cabang, Wilayah dan Perhimpunan
Pelaksanaan :1. Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 20 Mei 24 Oktober 2016
2. Dilaksanakan serentak oleh seluruh IDI Cabang, Wilayah dan PB IDI
G.WORKSHOP SYSTEM THINKING & LEARNING ORGANIZATION
Tujuan :
Meningkatkan kemampuan dan kualitas keorganisasian para pengambil
kebijakan di jajaran Pengurus Besar IDI dan Wilayah serta Perhimpunan
Sasaran :
Pengurus Besar IDI, IDI Wilayah dan PerhimpunanPelaksanaan :
Bulan Juni 2016
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
10/14
10
H.KAMPANYE ETIKA DAN SUMPAH DOKTER INDONESIA
Tujuan :
Mengingatkan kembali Para Dokter mengenai Etika dan Sumpah Dokter
Indonesia melalui booklet/pamphlet/booklet meja
Sasaran :Semua Anggota IDI
Pelaksanaan :
Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 20 Mei 24 Oktober 2016 oleh
MKEK ditingkat Wilayah dan Pengurus Besar
G. Pencanangan dan Sosialisasi Hari Perlindungan Hukum Kedokteran tanggal
27 Juni
Tujuan :
Mensosialisasikan tanggal 27 Juni sebagai Hari Perlindungan Hukum
Kedokteran kepada anggota IDI dan masyarakat.Sasaran :
Seluruh anggota IDI
Pelaksaan :
Dilaksanakan serentak di PB IDI, IDI Wil dan Cabang
H. KEGIATAN PENGABDIAN PROFESI UNTUK MASYARAKAT
a) Sehat Bersama Dokter Indonesia
b) Gerakan Donor Darah
c.) Bakti Sosial
Diharapkan juga setiap Perhimpunan membuat kegiatan bakti sosial HBDI sesuai
dengan disiplin ilmu masing-masing atau yang sudah mempunyai agenda
kegiatan sosial pada tahun ini, agar dipadukan dengan kegiatan HBDI 2016.
CATATAN
1. Untuk kegiatan F, PB IDI meminta kegiatan tersebut dilakukan oleh IDI
Cabang dan IDI Wilayah sebagai gerakan bersama IDI
2. Selain bentuk-bentuk kegiatan diatas, IDI cabang dan IDI wilayah dapat
menyelenggarakan bentuk kegiatan lainnya dalam rangka HBDI
VI. KEPANITIAAN (Terlampir)
Susunan kepanitian sebagaimana terlampir merupakan rancangan kepanitian
ditingkat Pengurus Besar. Secara khusus kepanitiaan masing masing kegiatan
akan disusun lebih lanjut. Susunan kepanitian ini dapat menjadi rujukan untuk
Perhimpunan dan IDI Wilayah maupun cabang dalam menyusun kepanitian yang
disesuaikan dengan pokok-pokok kegiatan dan atau kegiatan tambahan yang
dilaksanakan oleh Perhimpunan dan IDI Wilayah maupun cabang.
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
11/14
11
VII. PENUTUP
Demikianlah Panduan Pelaksana Kegiatan ini disusun untuk menjadi acuan dan
gambaran lebih lanjut mengenai Hari Bakti Dokter Indonesia ke 108 dengan
Tema Dokter Untuk Bangsa, Adil dan Sejahtera untuk Semua .
- 0 -
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
12/14
12
LAMPIRAN 1
RANCANGAN SUSUNAN KEPANITIAN
HARI BAKTI DOKTER INDONESIA 2016
Susunan Kepanitiaan sebagai berikut :
Panitia Pengarah :
Ketua : Dr Moh Adib Khumaidi Sp.OT
Anggota : Prof Dr Errol HUtagalung Sp.OT
Prof Dr Razak Thaha MSc, Sp.GK
Dr Zaenal Abidin, SH, MH
Dr Daeng M Faqih SH, MHDr Mahesa Paranadipa, SH
Dr Dyah A Waluyo
Panitia Pelaksana
Ketua : Dr Efrila, SH,MH
Wakil Ketua : Dr Rosita Rivai
Sekretaris : Dr Asturi Putri MARS
Anggota : Dr Astronias B Awusi, Sp.PK, M.Kes
Dr Tunggul Birowo, MHDr Enuh Nugraha, MKK
Dr Ardiansyah Bahar
1. Sehat Bersama Dokter Indonesia ( Senam otak, senam Osteoporosis, Senam
Jantung Sehat, Lomba Lari/Gerak Jalan, Golf, Sepeda Santai, dll)
Ketua : Dr M.Kurniawan, Sp.S
Anggota : Dr Yoesrianto Tahir
Dr Putro Muhammad Darsono
2. Bakti Sosial/Kegiatan Pengabdian Profesi untuk Msyarakat dari IDI
Cabang/Wilayah/Perhimpunan (Tes IVA, Operasi Katarak, Bibir Sumbing. Dll)
Ketua : Dr Sukmanto Gamalyono
Dr Iqbal El Mubarak
Dr Prasetyo Widhi Buwono, Sp.PD
Dr Kusmuni Dali
DR Dr Citra Kusumati M,Kes
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
13/14
13
Ekspedisi Bakti Sosial di Suku Anak Dalam Jambi
Ketua : Dr Deri Mulyadi, Sp.OT,SH,MH,Kes
Anggota : Dr Nirwan Satria Sp.An
Dr Safrizal, Sp.OT
Dr Rais Husni Mubarak
3.Dokter Kecil Award
Ketua : Dr Ulul Albab Sp.OG
Anggota : Dr Tirta Prawita Sari, Sp.GK MSc
4. Serial Diskusi Dengan Tokoh Nasional
Ketua : Dr Seno Purnomo
Dr Abdul Halik Malik MKM
Dr Taufan Tuarita
5. Resepsi HUT IDI
Ketua : Dr Rosita Rivai
Anggota : Dr Fika Ekayanti, M.Med Ed
Dr Imelda Datau
Dr Edison Saputra
Dr Hilna Khairunisa Shalihat
6. Penerbitan BUKU Indonesian Caring Physicians
Ketua : DR Dr Andi Alfian Zainuddin MKM
Anggota : Dr Nurhidayat Pua Upa, MARS
Dr Dien Kurtanty, MKM
7. Hari Pelindungan Hukum Kedokteran
Ketua : Dr Djoko Widyanto JS, DHM, MHKes
Anggota : Dr HN Nazar, MH Kes
Dr Lucky Azizah, Sp.PD-KGEHDr Hadi Wijayah
8. GERAKAN NASIONAL #IDIBEKERJA
Ketua : Dr Kemas Abdurrohim, MARS, M.Kes, Sp.Ak
Anggota : Dr Mukti Eka Rahadian, MARS, MPH
Dr Mohammad Ardiansyah M.Kes
Dr Ferry Rahman
-
7/26/2019 Buku Panduan HBDI 2016
14/14
14
9. Workshop System Thinking And Learning Organization
Ketua : Dr Kamaruddin Askar
Anggota : Dr Asturi Putri MARS
Dr Hartati B Bangsa
Dr Abdul Halik Malik MKMDr Taufan Tuarita
10.Lauching Hotline Service Untuk Anggota IDI
Ketua : Dr Amran A Raga
Anggota : Dr Yoesrianto Tahir
Dr Andi Khomeini Takdir, Sp.PD
11.Kampanye Etika Dan Sumpah Dokter Indonesia
Ketua : Dr Mohammad Baharuddin, Sp.OG, MARSAnggota : Dr Putri Dianita Meilia, Sp.F, MCRM
Dr Budi Suhendar, Sp.F, DFM
12.Gerakan DONOR DARAH BERSAMA DOKTER
Ketua : DR Dr Yuyun Soedarmono
Anggota : Dr Elida Marpaung M.Biomed
DR Dr Niken Ritchie , M.Biomed