Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

download Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

of 125

Transcript of Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    1/125

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    2/125

    ::;; :; , c.; I 4" """W,C(I ' , , ' I Lr+ tUt-.I O f .-'\ . . . ,

    C.

    I

    LISENSI ATAUWARALABA

    Suatu Panduan Praktis

    GUNAWANWIDJAJA

    -'._- --ILT:o< PERPUST,\ K FA ~ t L T ; ~ HUKUMU" IIVr;J)Si ... -, ." 't .. . I, ..1 ,.,1., '_-n \.

    s S ,L'l :::: iJ /4 tJ \_" )', f,"; '::t tJ/\y 0 G v ., K A ~ T

    \DDivisi Buku Perguruan Tinggi

    PT RajaGrafindo PersadaJAKARTA

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    3/125

    Perpustakaan Nasional: katalog dalam terbitan (KDD

    WUAYA, Gunawan

    Lisensi atauwaralaba: suatupanduan praktislGunawan Widjaja.

    Ed. 1.,Cet,2.-Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2004.

    viii, 280him., 21cm.

    Bibliografi: him. 113

    ISBN 979-421-885-5

    1. Perjanjian lisensi-i-Aspekhukum

    I. Judul Il, Seri

    343.07

    Hakcipta2002, padaPenulis

    Dilarang mengutip sebagian atauseluruh isi

    bukuinidengan earnapapun, termasukdengan earn

    penggunaan mesin fotokopi , tanpaizinsahdaripenerbit

    Cetakan pertama,Februari 2002

    Cetakan kedua, April 2004

    2002.0685 RAJGunawan WidjajaUSENSI ATAUWARALABA: Suatu Panduan Praktis

    Hakpenerbitan padaPTRajaGrafindo Persada, Jakarta

    Disain Cover olehRahmatika

    DicetakdiFajarInterpratama Offset

    PTRajaGrafindo Persada

    JI.Pelepah Hijau IVTN.I. No. 14-15

    Kelapa Gading Permai

    Jakarta 14240

    TellFax : 4520951-4529409

    E-mail : rajaperstsindo.net.id

    Http ://www.rajawaiipers.com

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    4/125

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

    atas selesainya Buku Lisensi atau Waralaba: Suatu Panduan

    Praktis. Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis ucapkankepada PT RajaGrafindo Persada, yang kembali bersedia untuk

    menerbitkan buku ini sebagai pelengkap atau supplemen dari dua

    buku kami terdahulu,yaitu buku SeriHukum Bisnis:Lisensi, dan Seri

    Hukum Bisnis: Waralaba.

    Dalam buku Seri Hukum Bisnis: Lisensi, dan buku SeriHukum

    Bisnis: Waralaba para pembaca disodorkan konsep dan konsepsi

    dasar Iisensi dan waralaba, secara terpisah, sebagai bentuk-bentuk

    pengembangan usaha (secara internasional) yang lebih moderat dan

    menguntungkan dibanding sekadar hanya melakukan kegiatan

    ekspor impor dan imbal beli secara tradisional. Melalui kedua

    bentuk pengembangan usaha tersebut, yaitu Iisensi dan waralaba,

    pengusaha memastikan dirinya memperoleh imbalan usaha yang

    jauh lebih baik dan lebih besar, dengan tanpa melibatkan "investasi"

    yang lebih besar lagi. Sebagai pelengkap dan untuk memperoleh

    pemahaman yang lebih menyeluruh , khususnya dalam bentuk

    implementasi dari konsep dan konsepsi Iisensi dan waralaba yang telah

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    5/125

    VI LisensiatauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    dijelaskan dalam kedua buku tersebut, dihadirkanlah buku ini yang

    memberikan petunjukpraktis pembentukan dan penyusunan perjanjianpemberian lisensi dan perjanjian pemberian waralaba menurut

    ketentuan hukum negara Republik Indonesia. Meskipun tidak spesifik

    Indonesia, contoh perjanjian pemberian lisensidan perjanjian pemberian

    waralaba yang diperoleh dari situs aslinya (Microsoft, W@P, dan Cityof

    Pittsburgh) diharapkan dapat memberikan contoh konkret perjanjian

    pemberian lisensi dan perjanjian pemberian waralaba.

    Memiliki kedua buku Seri Hukum Bisnis, tentang Lisensi dan

    Waralaba tanpa merriiliki buku ini rasanya kurang klop; dan seba-

    liknya, sebagai kelanjutan, pelengkap atau supplemen dari kedua

    buku Seri Hukum Bisnis tersebut, pemahaman akan buku ini akan

    terasa sangat hambar tanpa didahului pengetahuan akan konsep dankonsepsi dasar dari lisensi dan waralaba itu sendiri. Dengan memiliki

    buku ini bersama-sama dengan buku Seri Hukum Bisnis, tentang Lisensi

    dan Waralaba, para pembaca sekalian akan mempunyai pengetahuan

    yang komprehensif dan wawasan yang jernih tentang lisensi dan

    waralaba. Bagi para pengusaha, pemahaman yang menyeluruh

    tersebut akan sangat bermanfaat dalam melakukan pengembanganusaha melalui lisensi dan atau waralaba diIndonesia, secara optimum.

    Akhir kata penulis berharap, agar buku ini dapat memberikan

    manfaat yang optimum bagi kalangan usahawan Indonesia yang ter

    libat secara langsung dalam dunia bisnis lisensi dan atau waralaba,

    para akademisi, dan mereka yang tertarik dengan kegiatan usaha da-

    lam bentuk lisensi dan atau waralaba. Sumbang saran dan kritik pem-

    baca sekalian sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan buku

    ini lebih lanjut.

    Jakarta, medio November 2001

    Gunawan Widjaja

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    6/125

    DAFTARISI

    VII

    KATA PENGANTAR V

    BABI PENDAHUlUAN i

    BABII KONSEPSI USENSI DAN WARALABA 9

    A. Pengertian Iisensi 9

    B. Makna dan Pengertian Franchise (Waralaba) 14

    BAB III PENGATURAN USENSI DALAM HUKUM

    POSITIF DI INDONESIA 21

    A. Pengaturan Lisensi dalam Undang-Undang Rahasia

    Dagang, Desain Industri dan Desain Tata Letak

    Sirkuit Terpadu 23

    B. Pengaturan Iisensi dalam Undang-Undang Merek 30

    C.Pengaturan Iisensi dalam Undang-Undang Paten

    35

    D. Pengaturan Iisensi dalam HakCipta 42

    BABN PENGATURAN WARALABA DALAM HUKUM POSITIF

    DI INDONESIA 43

    A. Pengantar 43

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    7/125

    VIII LisensiatauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    B. Waralaba Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 16

    Tahun 1997 tanggal18 ]uni 1997 tentang Waralaba 48

    C. Waralaba Menurut Keputusan Menteri Perindustrian

    dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor:

    259/MPPlKepl7/1997 tanggal30 ]uli 1997 ten tang

    Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran

    Usaha Waralaba 55

    BABV USENSI ATAUWARALABA - BERBAGAI PERTIMBANGAN 61

    A. Menyusun dan Membuat Perjaniian Ilsensi atau

    Waralaba 61

    B. Pembuatan dan Penyusunan Perjanjian Waralaba 80

    C. Iisensi atau Waralaba 101BAB VI PENUTUP 107

    A. Kesimpulan 107

    B. Saran 111

    DAFfAR PUSTAKA

    IAMPIRAN 1

    Microsoft licensing Product Use Rights

    IAMPIRAN2

    license Agreement W@P

    IAMPIRAN3

    Franchise Agreement between the City ofPittsburgh

    &AT&T Cable Services

    113

    123

    186

    196

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    8/125

    1

    1PENDAHULUAN

    Warren J. Keegen dalam bukunya Global Marketing Manage-

    ment (Keegen, 1989: 294) mengatakan bahwa pengembangan usaha

    seeara internasional dapat dilakukan dengan sekurangnya lima ma-

    cam eara:

    1. dengan eara ekspor,

    2. melalui pemberian lisensi;

    3. dalam bentukfranchising (waralaba);

    4. pembentukan perusahaan patungan (jointventures);5. total ownership atau pemilikan menyeluruh, yang dapat di-

    lakukan melalui direct ownership (kepemilikan langsung)

    ataupun akuisisi.

    Ekspor merupakan salah satu bentuk internasionalisasi produk

    atau jasa yang paling sederhana tanpa melibatkan diri seeara lang-

    sung dan mendalam dengan faktor-faktor ekonomi, sosial, dan politik

    dari negara tujuan ekspor. Seperti dijelaskan dalam buku SeriHukum

    Bisnis: TransaksiBisnisInternasional-EksporlmpordanImbalBeli

    (Widjaja dan Yani, 2000) kegiatan ekspor pada dasarnya merupakan

    kegiatan jual beli yang dilakukan seeara internasional. Agak berbeda

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    9/125

    2 LisensiatauWaralaba: Suatu PengantarPraktis

    dengan kegiatan jual beli pada umumnya, jual beli secara Interna-

    sional ini melibatkan berbagai macam instrumen, sarana, dan lembaga

    lainnya. Semua ini diperlukan agar, baik penjual (eksportir) maupun

    pembeli (importir) mendapatkan hak-hak mereka secara layak seba

    gaimana mestinya.

    Bagi pemilik usahalpengusaha, adakalanya kegiatan ekspor ini

    tidak mendatangkan keuntungan yang optimum. Hal ini dapat terjadibaik karena faktor-faktor teritorial yang berdampak ekonomis

    maupun faktor-faktor yang bersifat politis. ]auhnya jarak yangharus

    ditempuh oleh suatu produk dari negara asal menuju pada negara

    tujuan adakalanya meningkatkan baik faktor biaya maupun faktor

    risiko tidaksampainya produkyang diekspor ke negara tujuan. Faktor

    biaya pengiriman yang cukup mahal dari negara asal menuju negaratujuan ekspor kadangkala mernbuat produk yang diekspor kurang

    dapat bersaing dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh produ

    sen-produsen yang berasal dari, baik negara tujuan itu sendiri rnau

    pun negara sekitarnya. Faktor risiko yang disebutkan belakangan,dari sudut pemasaran, merupakan hal yang boleh dikatakan sangat

    buruk. Meskipun secara finansial, eksportir tidak dirugikan, namun

    dalam distribusi produk ia sudah mengalami kemunduran . Hilangnya

    barang atau produkeksportir dalam pasar (luar negeri) tentunya akan

    segera diisi oleh produk lainnya yang sejenis, dan ini berarti hilang

    nya kesempatan bagi eksportir untuk mengembangkan usahanya

    (Widjaja, 2001: 2).

    Pembentukan perusahaan patungan untuk memproduksi ba

    rang atau jasa yang dihasilkan melahirkan risiko yang cukup besar

    bagi seorang pengusaha, khususnya yang berhubungan dengan

    masalah sosial politik dari negara di mana investasi akan dilakukan.

    Demikian juga halnya investasi langsung (direct invesment) dan

    akuisisi bisnis hanya mungkin dan akan dilakukanjika secara ekonomis,

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    10/125

    Pendahuluan 3

    sosial, dan politis dimungkinkan . Nasionalisasi, mungkin kata inilah,

    yang senantiasa menghantui pengembangan usaha dalam bentuk

    pendirian perusahaan, baik dalam bentuk usaha patungan atau kerjasama maupun perusahaan yang dikuasai seluruhnya. Selain nasionali

    sasi, adakalanya struktur budaya dan aturan hukum yang berlaku

    (cultural andlegal constraint) juga dapat menyulitkan dilakukannya

    investasi Iangsung dan akuisisi bisnis oleh seorang pengusaha (Widjaja,

    2001: 2-3).

    Sebagai alternatifupaya untukIebih mendekatkan diri pada kon

    sumen dinegara tujuan, serta untuk mengurangi dampakbiaya trans-

    portasi ekspor yang tinggi, serta risiko hiIangnya produkdari pasaran

    sebagai akibat risiko transportasi dan embargo yang mungkin dilaku

    kan secara politis, maka mulailah diupayakan untuk mengembangkan

    suatu bentuk usaha baru yang dikenal dengan nama lisensi (Widjaja,2001: 3). Secara umum dalam Black's Law Dictionary, lisensi ini

    diartikan sebagai "Apersona!priVilege to do some particularactor. if "senes 0 acts... .

    atau

    The permission by competent authority to do an actwhich, without

    such permission would be illegal, a trespass, a tort, or otherwise

    wouldnotallowable.

    Artinya, lisensi adaIah suatu bentuk hak untuk melakukan satu

    atau serangkaian tindakan atau perbuatan yang diberikan oleh me

    reka yang berwenang daIam bentuk izin. Tanpa adanya izin tersebut,

    maka tindakan atau perbuatan tersebut merupakan suatu tindakanyang terlarang, yang tidak sah, yang merupakan perbuatan melawan

    hukum (Widjaja, 2001: 3).

    MelaIui lisensi, pengusaha memberikan izin kepada suatu pihak

    untuk membuat produk yang akan dijual tersebut. Izin untuk mem-

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    11/125

    4 Lisensi atauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    buat produk tersebut bukan diberikan dengan curna-curna. Sebagai

    imbalan dari pembuatan produk dan atau biasanya juga meliputi hakuntuk menjual produk yang dihasilkan tersebut, pengusaha yang

    memberi izin memperoleh pembayaran yang disebut dengan nama

    royalty. Besarnya royalti ini selalu dikaitkan dengan banyaknya atau

    besarnya jumlah produk yang dihasilkan dan atau dijual dalam suatu

    kurun waktu tertentu (Widjaja, 2001: 3).

    Warren]. Keegen (Keegen, 1989: 296) menyatakan bahwa biaya

    pemberian lisensi ini tidakbesar, dan karenanya dapat meningkatkan

    penjualan dan keuntungan perusahaan seeara lebih optimal. Meski

    pun demikian, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah bagi seorang

    pengusaha yang ingin melebarkan dan mengembangkan sayap usaha

    nya melalui pemberian lisensi ini. Pemberian lisensi harus dilakukan

    seeara selektif agar dapat tereipta suatu sinergi yang optimum (Wi-

    djaja, 2001: 4).

    Memang tidak dapat disangkal dengan kemampuan teknologi

    dan pengetahuan (knowbow) yang unik, dan biasanya sedikit lebih

    maju atau inovatif, pengusaha dapat dengan mudah menawarkan

    kelebihan kemampuannya tersebut kepada pihaklain untukmenjalankan usahanya. Namun bukan hal itu yang menjadi sorotan, menurut

    Keegen potensi mitra usaha yang diberikan lisensi merupakan kunci

    utama keberhasilan suatu bentuk lisensi. Pemberian izin penggunaan

    teknologi dan atau pengetahuan saja dalam banyak hal masih dirasa

    kan kurang eukup oleh kalangan usahawan, khususnya bagi mereka

    yang berorientasi internasional. Bagi mereka konsumen di manapunberada harus dapat mengenali keberadaan mereka. Oleh karena itu,

    suatu kesamaan dalam segala wujud dan segi mulai dipikirkan. Me

    reka tidak hanya bieara soal teknologi atau pengetahuan yang sama

    yang dipergunakan untuk membuat produk yang dihasilkan, me

    lainkan juga suatu eitra (image), pesona, eara-eara menghadapi

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    12/125

    Pendahuluan 5

    konsumen hingga pada penampilan yang serupa dan harga yang

    hampir seragam. Pemberian lisensi kemudian berkembang dari

    hanya bentuk lisensi teknologi menjadi lisensi dalam berbagai maeam

    bentuk Hak atas Kekayaan Intelektual lainnya, termasuk-di dalamnya

    lisensi atas merek dagang, hak cipta, desain industri, bahkan juga

    rahasia dagang (Widjaja, 2001: 4).

    Lisensi merupakan suatu bentuk pemberian hak, yang semen

    tara dapat bersifat eksklusif maupun bersifat noneksklusif. Pemberian hak ini kemudian dirasakan tidak eukup, jika Pemberi Lisensi

    bermaksud untukmelakukan "penyeragaman total", yang tidak

    hanya dalam bentuk hak, tetapi juga kewajiban-kewajiban untuk

    mematuhi dan menjalankan segala dan setiap perintah yang dikeluar

    kan , termasuk sistem pelaksanaan operasional kegiatan yang

    diberikan Iisensi tersebut. Untuk itu maka mulai dikembangkanlahFranchise (waralaba) sebagaialtematifpengembangan usaha,khususnya

    yang dilakukan seeara intemasional dan world wide. Sebagaimana

    halnya pemberian Iisensi, waralaba ini pun sesungguhnya meng

    andalkan pada kemampuan mitra usaha dalam mengembangkan dan

    menjalankan kegiatan usaha waralabanya melalui tata eara, proses

    serta suatu code ofconduct dan sistem yang .telah ditentukan oleh

    pengusaha Franchisor. Dalam waralaba ini dapat dikatakan bahwa

    sebagai bagian dari kepatuhan mitra usaha terhadap aturan main

    yang diberikan oleh pengusaha Franchisor, maka mitra usaha

    diberikan hak untuk memanfaatkan Hak atas Kekayaan Intelektual

    dari pengusaha Franchisor, baik dalam bentuk penggunaan merek

    dagang, merek jasa, hak eipta atas logo, desain industri , paten

    berupa teknologi, maupun rahasia dagang. Pengusaha Franchisor

    selanjutnya memperoleh imbalan royalti atas penggunaan Hak

    atas Kekayaan Intelektual mereka oleh Penerima Waralaba (Widjaja,

    2001: 4-5).

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    13/125

    6 Lisensiatau\Varalaba:Suatu PengantarPraktis

    Demikianlah dapat kita lihat bahwa ternyata lisensi dan wara-

    laba dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mengembangkan

    usahanya secara tanpa batas (borderless) kemana pun juga ke seluruh

    bagian dunia. Namun demikian, ada satu hal yang oleh Keegen

    dikatakan perlu mendapat perhatian yang lebih saksama dari

    seorang pengusaha yang akan memberikan lisensi dan atau waralaba,

    yaitu masalah ketentuan hukum yang berlaku di negara di manalisensi atau waralaba akan diberikan atau dikembangkan. Menurut

    Keegen adakalanya Penerima Iisensi atau Franchise dapat beralih

    "wujud" dari mitra usaha menjadi kompetitor. Hal ini merupakan

    suatu ancaman yang tidak pelak sangat merugikan kepentingan

    pengusaha yang akan mengembangkan usahanya dalam bentuklisensi

    atau waralaba (Widjaja, 2001: 5).Pada sisi lain, seorang atau suatu pihak Penerima Iisensi atau

    waralaba yang menjalankan kegiatan usaha sebagai mitra usaha Pern-

    beri Iisensi atau waralaba menurut ketentuan dan tata cara yang

    dlberikan, juga ~ e m _ ~ ~ l u ~ a ~ kepastian bahwa kegiata_n usaha yangsedang dijalankan olehnya tersebut memang sudah benar-benar

    teruji dan memang merupakan suatu produk yang disukai oleh

    m ~ y a r a ~ ~ e ~ ~ _dapat mernberikan suatu manfaat (finansial)baginya. Ini berarti lisensi dan waralaba sesungguhnya hanya

    memiliki satu aspek yang didambakan baik oleh pengusaha Pemberi

    Iisensi atau waralaba maupun mitra usaha Penerima Iisensi dan

    Franchise, yaitu masalah kepastian dan perlindungan hukum (Widjaja,2001: 5).: .. ._ .

    p_e!1gan demikian maka sesungguhnya seorang pengusaha diha-d E R ~ a _ p a d ~ d . I , l ~ ~ p . i J j h a l } investasi tidak.langsung,..yaitu lisensi atauwaralaba. Mana yang akan dipilih dan dipergunakan sebagai metode

    pengembangan usaha sangat bergantungpada iklim hukum yang

    berlaku di suatu negara. Ini berarti seorang pengusaha yang akan

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    14/125

    Pendabuluan 7

    mengembangkan usahanya di Indonesia, melalui lisensi atau wara-

    laba, harus memperhatikan dengan cermat dan saksama, bagaimana

    ketentuan hukum yang ada di negara Republik Indonesia, yangmengatur mengenai lisensi dan waralaba. Pengaturan hukum yang

    berbeda akan membawa kepada konsekuensi ekonomis yang juga

    mungkin akan berbeda. Atas dasar pemikiran tersebut maka rasanya

    perlu bagi para pengusaha tersebut untuk mengetahui secara jelas

    bagaimana sesungguhnya pengaturan mengenai lisensi dan waralaba

    diIndonesia.

    Buku ini, yang terdiri dari enam bab diharapkan dapat menja-

    wab pertanyaan tersebut dan memberikan pedoman praktis bagi

    kalangan usahawan dalam memilih dan menentukan bentukpengem

    bangan usaha di Indonesia yang hendak ditempuh "Iisensi atau

    Waralaba ". Bab perrama merupakan bab pendahuluan memberikangambaran umum mengenai bentuk-bentuk, pengembangan usaha

    (secara intemasional) yang dapat ditempuh oleh setiap pengusaha

    yang bermaksud untuk melakukan pengembangan usahanya, dari

    bentuk yang paling .konvensional hingga penyertaan langsung. Bab

    kedua menjelaskan mengenai konsepsi lisensi dan waralaba, sebagai

    suatu bentuk pengembangan usaha. Bab ketiga menguraikan ke-tentuan yang mengatur mengenai lisensi di Indonesia. Bab keempat

    menjelaskan mengenai pengaturan waralaba di Indonesia. Bab

    kelima yang merupakan tema sentral tulisan ini menjabarkan proses

    pembuatan dan penyusunan suatu perjanjian lisensi dan perjanjian

    waralaba menurut ketentuan hukum negara Republik Indonesia.

    Selanjutnya dalam bab kelima ini juga akan dijelaskan perbedaandalam pembuatan dan penyusunan perjanjian lisensi dan perjanjian

    waralaba yang harus diperhatikan oleh para pengusaha yang ber

    maksud mengembangkan usahanya di Indonesia. Perbedaan

    perbedaan menurut hukum tersebut, dengan segala konsekuensinya

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    15/125

    8 lisensi atauWaralaba:Suatu PengantarPraetis

    diharapkan dapat menjadi dan merupakan pertimbangan pokok

    dalam memilih bentuk ''Lisensi atauWaralaba" agar nantinya tidakterjebak dalam sistem hukum yang berlaku. Bab keenam yang meru-

    pakan bab penutup akan memberikan kesimpulan dan saran yang

    diharapkan dapat bermanfaat bagi praktikdunia usaha.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    16/125

    9

    2

    KONSEPSI LISENSI DAN

    WARALABA

    A. PENGERTIAN LISENSI

    Seperti telah disebutkan dalam Bab I Buku ini, dalam Black's

    law Dictionary lisensi ini diartikan sebagai

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    17/125

    10 lisensiatauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    technology toanotherfirm': dapat kita tariksuam kesimpulan bahwamakna lisensi secara tidak langsung sudah bergeser ke arah "penjual-an'; izin (privilege) untuk mempergunakan paten, hak atas merek

    (khususnya merek dagang) atau teknologi (di luar perlindungan

    paten =rahasia dagang) kepada pihaklain (Widjaja, 2001:7-8). Sampaisejauh ini pun sesungguhnya lisensi masih dikaitkan dengan kewe

    nangan dalam bentukprivilege tersebut yang diberikan oleh negara

    untuk menggunakan dan memanfaatkan paten, rahasia dagangmaupun teknologi tertentu. Dengan rumusan tersebut pun dapat

    kita tarik suatu kesimpulan bahwa lisensi merupakan hakprivilege

    yang bersifat komersial, dalam ani kata memberikan hak dan

    kewenangan untuk memanfaatkan paten maupun merekdagang atau

    teknologi yang dilindungi secara ekonomis.

    Pihak yang "rnenjual" atau memberikan lisensi tersebut dise-

    but dengan nama Licensor (atau Pemberi Lisensi), dan pihak yang

    menerima lisensi disebut dengan nama Licensee (atau Penerima

    Lisensi). Dalam Black's LawDictionaryLicensoradalah "Theperson

    who gives orgrants a license': dan Licensee adalah "Person towhoma license hasbeen granted".

    Jika kita coba lihat pengertian lain tentang Lisensi, seperti

    misalnya yang dirumuskan dalam Law Dictionary karya PH Collin,

    dimana Lisensi didefinisikan sebagai:

    Official documentwhich allows someone to do something orto use

    something;

    Permission given bysomeone to do something which wouldother-

    wise be illegal.

    Tampak bahwa ternyata rumusan yang diberikan tidak jauh berbeda

    dari yang diberikan dalam Black's Law Dictionary sebagaimana

    telah kita bahas di atas, Rumusan tersebut pun lebih menekankan

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    18/125

    KonsepsiLisensidanIVaralaba 11

    pada pemberian izin dalam bentuk dokumen (tertulis) untuk me-

    lakukan sesuatu atau untuk memanfaatkan sesuatu, yang tanpa izin

    tersebut merupakan suatu perbuatan yang tidak sah atau tidak diper-

    kenankan oleh hukum.

    Selanjutnya dalam Law Dictionary karya PH Collin tersebut

    dapat kita temukan lagi suatu pengertian yang berhubungan dengan

    Iisensi, yaitu LicensingAgreement, yang diartikan sebagai "Agreement

    where aperson isgranteda license to manufacture something ortouse something, butnotanoutrightsale".

    Dari pengertian yang diberikan tersebut dapat kita lihat bahwa

    ternyata pengertian Iisensi pun mengalami perluasan ke dalam ben-

    tukizin untukmemproduksi atau untukmemanfaatkan sesuatu, yang

    tidak atau bukan merupakan suatu bentukpenjualan lepas.

    ]ika kita lihat pengertian Licensing yang diberikan oleh Betsy-

    Ann Toffler dan]ane Imber dalam Dictionary ofMarketing Terms,

    di mana Licensing diartikan sebagai: .

    Contractual agreement between two business entities in which li-

    censorpermits the licensee to use a brand name, patent, orother

    proprietary right, inexchangeforafee orroyalty.

    Licensing enables the licensor to profitfrom the skills, expansion

    capital, orother capacity ofthe licensee.

    Licensing is often usedby manufacturers to enterforeign marketsinwhich they have noexpertise.

    The licensee benefitsfrom the name recognition andcreativity ofthelicensor.

    kita dapat mengatakan bahwa Iisensi, dalam pengertian yang lebih

    lanjut senantiasa melibatkan suatu bentuk perjanjian (kontrak tertu-

    lis) dari Pemberi Lisensi dan Penerima Usensi. Perjanjian ini sekaligus

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    19/125

    12 Lisensi atauWaralaba: Suatu PengantarPraktis

    berfungsi sebagai dan merupakan bukti pemberian izin dari Pemberi

    Lisensi kepada Penerima Lisensi untuk menggunakan nama dagang,

    paten atau hak milik lainnya (Hak atas Kekayaan Intelektual). Pem

    berian hak untuk memanfaatkan Hak atas Kekayaan Intelektual ini

    dlsertai dengan imbalan dalam bentuk pembayaran royalti oleh

    Penerima Lisensi kepada Pemberi Lisensi.

    Rumusan tersebut melihat dua sisi keuntungan yang diperoleh,baik dari sisi Pemberi Lisensi maupun Penerima Lisensi. Bagi Pemberi

    Lisensi, dikatakan bahwa lisensi memungkinkan Pemberi Lisensi un

    tukmemperoleh manfaat dari keahIian, modal, dan kemampuan

    Penerima Lisensi, sebagai mitra usaha yang mengembangkan usaha

    yang dimiIiki oleh Pemberi Lisensi. Selanjutnya Penerima Lisensi

    dapat memanfaatkan nama besar dari Pemberi Iisensi serta Hak atasKekayaan Intelektual dan kretivitas Pemberi Lisensi, tanpa Penerima

    Lisensi sendiri harus mengembangkannya dari awal. ]adi dari sini

    diharapkan dapat tercipta sinergi keduanya.

    Wilbur Cross dalam Dictionary of Business Terms tidak

    memberikan rurnusan dari Lisensi, namun dikatakan bahwaLicensing

    Agreementadalah:

    A contractpermitting one party to ensure one ormore operations

    ofanotherparty, such as manufacturing, selling, orservicing, in

    consideration formonetary remuneration orother benefit, asspecified.

    Pengertian ini boleh dikatakan sejalan dengan pengertian yangdiberikan oleh Betsy-Ann Toffler dan ]ane Imber dalam Dictionary

    of Marketing Terms, hanya saja pengertian yang diberikan Wilbur

    Cross tidak memasukkan unsur Hak atas Kekayaan Intelektual,

    melainkan dalam bentuk yang lebih umum, yaitu dalam bentuk

    produksi, penjualan maupun pemberian jasa.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    20/125

    Konsepsi lisensi dan Waralaba 13

    Pengertian lisensi, yang telah berkembang (dari sekadar privi-

    lege yang diberikan oleh negara atas pemanfaatan tanah) , telah pula

    diambil alih dalam peraturan perundang-undangan RepublikIndonesia sebagaimana dapat dilihat dalam, Undang-Undang No. 30

    Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-Undang No. 31 Tahun

    2001 tentang Desain Industri, Undang-Undang No. 32 Tahun 2000

    tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Undang-Undang No. 14

    Tahun 2001 tentang Paten, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001

    tentang Merek; yang semuanya mengatur mengenai Hak atasKekayaan Intelektual (Widjaja, 2001: 43-44). Adapun rumusan atau

    pengertian lisensi yang diberikan dalam kelima undang-undang

    tersebut adalah, secara berturut-turut sebagai berikut:

    Lisensi adalab izin yang diberikan oleb pemegang Hak Rabasia

    Dagang kepada pibak lain melalui suatu perjanjian berdasarkari

    pada pemberian bak (bukan pengaliban bak) untuk menikmati

    manfaat ekonomi dari suatuRabasia Dagang yang diberi perlin-

    dungan dalamjangka waktu tertentu dan syarattertentu (Undang-

    UndangNo. 30Tabun 2000).

    Lisensi adalab izin yang diberikan oleb pemegang Hak Desain In-

    dustri kepada pibak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan

    pada pemberian bak (bukan pengaliban bak) untuk menikmati

    manfaat ekonomi dari suatu Desain Industri yang diberi perlin-

    dungan dalamjangka waktu tertentu dan syarat tertentu (Undang-

    UndangNo.31 Tabun 2000).

    Lisensi adalab izin yang diberikan oleb PemegangJ!q!L !!epadapibak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan padapemberianbak(bukan pengaliban bak) untukmenikmati manfaat ekonomi

    dari suatu De'sain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang diberi perlin-

    .dungan dalamjangkawaktu tertentu dan syarat tertentu (Undang-

    UndangNo. 32 Tabun 2000).

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    21/125

    14 Lisensi atauWaralaba: Suatu PengantarPraktis

    Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten kepada

    pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untukmenikmati manfaat ekonomi dari suatu patenyang diberi perlindungan

    dalamjangka waktu dan syarat tertentu (Pasal1 angka 13 Undang-

    UndangNo. 14Tahun 2001).

    Lisensi adalab izin yang diberikan Pemilik Merek terdaftar ke

    pada pibak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan padapem

    berian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan Merektersebut, baik untukseluruh atau sebagian jenis barang danlatau

    jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu tertentu dan syarat

    tertentu (pasal1 angka 13 Undang-UndangNo. 15 Tahun 2001).Demikianlah dapat kita lihat bahwa lisensi adalah suatu bentuk

    pemberian izin pemanfaatan atau penggunaan Hak atas Kekayaan

    Intelektual, yang bukan pengalihan hak, yang dimiliki oleh pemiliklisensi kepada Penerima Lisensi, dengan imbalan berupa royalti.

    Dalam pengertian ini tersirat bahwa seorang Penerima Lisensi adalah

    independen terhadap Pemberi Lisensi, dalam pengertian bahwa

    Penerima Lisensi menjalankan sendiri usahanya, meskipun dalam

    menjalankan kegiatan usahanya tersebut ia mempergunakan atau

    memanfaatkan hak atas kekayaan intelektual milik Pemberi Lisensi,yang untuk hal ini Penerima Lisensi membayar royalti kepada

    Pemberi Lisensi (Widjaja, 2001: 44).

    B. MAKNADANPENGERTIANFRANCHISE(WARALABA)

    PH Collin, dalam Law Dictionary mendefinisikan Franchisesebagai "License to trade using a brand name andpaying'a royalty

    forit': danfranchising sebagai ''Actofselling a license to trade asaFrancbisee". Definisi tersebut menekankan pada pentingnya

    peran nama dagang dalam pemberian waralaba dengan imbalan

    royalti,

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    22/125

    Konsepsi Lisensi dan Waralaba 15

    Sejalan namun agak berbeda, Francbise atau Waralaba dalam

    Black's Law Dictionary diartikan sebagai:

    Aspecial privilege grantedorsold, such astouse a name orto sellproducts orservices.

    In its simple terms, a Franchise isa license from ownerofa trade-markortrade name permitting anothertosell aproductorserviceunderthatname ormark.

    More broadly stated, a Franchise has evolved into an elaborate

    agreement under which the Franchisee undertakes to conduct a

    business orsell aproductorservice inaccordance with methods andproceduresprescribedbythe Franchisor, andthe Franchisor under-takes to assist the Franchisee thorugh advertising, promotion andotheradvisory services.

    Rumusan di atas menunjukkan pada kita semua bahwa wara-

    laba ternyata juga mengandung unsur-unsur sebagaimana yang

    diberikan pada Iisensi, hanya saja dalam pengertian waralaba seperti

    diberikan dalam Black's Law Dictionary, lebih menekankan pada

    pemberian hak untuk menjual produk berupa barang atau jasa

    dengan memanfaatkan merekdagangFrancbisor(PemberiWaralaba) ,dengan kewajiban pada pihak Francbisee (Penerima Waralaba)

    untuk mengikuti metode dan tata cara atau prosedur yang telah

    ditetapkan oleh Pemberi Waralaba. Dalam kaitannya dengan pern-

    berian izin dan kewajiban pemenuhan standar dari Pemberi Waralaba,

    Pemberi Waralaba akan memberikan bantuan pemasaran, promosi

    maupun bantuan teknis lainnya agar Penerima Waralaba dapatmenjalankan usahanya dengan baik.

    Pemberian waralaba ini didasarkan pada suatu Franchise Agree-

    ment, yang menurut Black's LawDictionary adalah:

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    23/125

    16 Iisensi atauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    Generally,anagreementbetweenasupplierofaproductorserviceoran ownerofa desired trademarkorcopyright (Franchisor), andareseller (Franchisee) under which the Franchisee agrees to sell the

    Franchisorproductorservice ortobusiness under the Franchisor's

    name.

    Dalam pengertian yang demikian dapat kita tarik suatu kesim-

    pulan bahwa seorang Penerima Waralaba juga menjalankan usahanya

    sendiri tetapi dengan mempergunakan merek dagang atau merek

    jasa serta dengan memanfaatkan metode dan tata cara atau prosedur

    yang telah ditetapkan oleh Pemberi Waralaba. Kewajiban untuk

    mempergunakan metode dan tata cara atau prosedur yang telah

    ditetapkan oleh Pemberi Waralaba oleh Penerima Waralaba mem

    bawa akibat lebih lanjut bahwa suatu usaha waralaba adalah usaha

    yang mandiri, yang tidak mungkin digabungkan dengan kegiatan

    usaha lainnya (milik Penerima Waralaba). Ini berarti pemberian

    waralaba menuntut eksklusivitas, dan bahkan dalam banyak hal

    mewajibkan terjadinya noncompetition clause bagi Penerima

    Waralaba, bahkan setelah perjanjian pemberian waralabanya berakhir

    (Widjaja, 2001: 8-9).

    Pengertian mengenai eksklusivitas di atas dapat kita telusuri

    lebih jauh dari pengertian Franchised Dealer dalam Black's Law

    Dictionary, dimana dikatakan bahwa FranchiseDealeradalah:

    Aretailerwho sells theproductorservice ofa manufacturerorsup-

    plier under a Franchise agreement which generally protects the

    territory forthe retailer andprovides advertising andpromotionsupporttohim.

    Pengertian Franchise Dealer tersebut menunjukkan pada kita

    semua bahwa eksklusivitas yang diberikan oleh Penerima Waralaba

    juga ternyata (adakalanya) diimbangi oleh pemberian eksklusivitas

    oleh Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba atas suatu

    wilayah kegiatan tertentll.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    24/125

    Konsepsi Lisensi dan Waralaba 17

    Makna eksklusivitas yang diberikan dalam Black's Law Dictio-

    nary, juga diakui dalam Kamus Istilah Keuangan dan Investasi

    karya John Downes dan Jordan Elliot Goodman, yang memberikan

    arti bagi Franchise (Hak Kelola) sebagai:

    Suatu bakkbusus yang diberikan kepada dealer oleb suatu usaba

    manufaktur atau organisasi jasa ioaralaba, untuk menjual pro-duk ataujasapemilik waralaba di suatu uiilayab tertentu, dengan

    atautanpa eksklusivitas.

    Pengaturan seperti itu kadangkala diresmikan dalam suatu Fran-

    cbise agreement (perjanjian bakkelola), yang merupakan kontrak

    antarapemilikbakkelola danpemegang bakkelola.

    Kontrak menggariskan babwa yang disebutkan pertama dapat

    menawarkan konsultasi, bantuan promosional, pembiayaan, dan'

    manfaat lain dalam pertukaran dengan suatu persentase daripenjualan ataulaba.

    Bisnis dimiliki pemegang bakkelola yang biasanya barus meme-

    nubisuatu persyaratan investasi tunaiawal.

    Daripengertian tersebut dapat kita lihat bahwa pengertian Fran-

    chiseyang diberikan dalam Kamus Istilah Keuangan dan Investasitersebut lebih menekankan pada pemberiari konsultasi, bantuan

    promosional, dan pembiayaan serta manfaat lain yang diberikan oleh

    Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba dengan pertukaran

    dengan suatu persentase dari penjualan atau laba (royalti) dari Pene-

    rima Waralaba kepada Pemberi Waralaba.

    Satu pengertian lain yang mendapat penekanan dari penger-tian waralaba menurutJohn Downes dan Jordan Elliot Goodman da-

    lam Kamus Istilah Keuangan dan Investasi tersebut adalah

    bahwa waralaba biasanya juga memenuhi persyaratan investasi awal

    tunai yang harus disediakan oleh Penerima Waralaba.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    25/125

    18 Lisensi atau Waralaba: Suatu PengantarPrahtis

    Dalam Dictionary of Marketing Terms oleh Betsy-Ann

    Tamer dan lane Imber, Franchise diartikan sebagai:

    License grantedbya company (the Franchisor) toan individual or

    firm (the Franchisee) to operate a retail,food, ordrug outletwherethe Franchisee agrees to use the Franchisor's name;products; servi-ces; promotions; selling, distribution, and display methods; and

    othercompany support.

    Rightto marketa company's goods orservices in a specific territory,

    which right has been granted by the company to an individual,group ofindividuals, marketing group, retailer, orwholesaler.Specific territory oroutletinvolvedin such a right.

    Pengertian tersebut dibedakan dari maknaBrandFranchise yang

    dirumuskan sebagai:

    Arrangement between a brand name manufacturer and a who-

    lesalerorretailer thatgives the wholesalerorretailerthe exclusive -righttosell the brandmanufacturer'sproductin a specific territory.

    This arrangement is usually done by contractual agreementovera

    periodoftime.

    A brandFranchise allows the wholesalerorretailer to sell the pro-duct in a noncompetitive market andtherefore to setprice limita-

    tions asthe traffic will bear.

    ]adi dalam hal ini jelas bahwa waralaba melibatkan suatu kewa

    jiban untuk menggunakan suatu sistern dan metode yang ditetapkanoleh Pemberi Waralaba termasuk di dalamnya hak untuk memper-

    gunakan merek dagang. Pengertian waralaba (yang umum) ini

    dibedakan dari waralaba nama dagang yang memang rnengkhusus-

    kan diri pada perizinan penggunaan nama dagang dalam rangka

    pemberian izin untuk melakukan penjualan produk Pemberi

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    26/125

    Konsepsi Lisensi dan Waralaba 19

    i('aralaba dalam suatu batas wilayah tertentu , dalam suatu pasaryang bersifat non-kompetitif. Makna yang terakhir ini menyatakan

    bahwa pemberian waralaba nama dagang seringkali terikat dengantewajiban untuk memenuhi persyaiatan penentuan harga yang

    telah ditetapkan dan digariskan oleh Pemberi Waralaba. Eksklusivitas

    dan penentuan harga yang relatif seragam ini perlu mendapat

    perhatian khusus pada negara-negara yang sudah memberikan

    pengaturanmengenai anti-trust.

    Pengertian yang lain dari kegiatan atau aktivitas waralaba di-

    berikan oleh Wilbur Cross dalam Dictionary ofBusiness Terms,

    yangmerumuskan Franchise sebagai:

    A business enterprise that is established under the authority andjurisdiction ofaparentcompany,known asaFranchiser, andsubject.

    to the latter's operationalpolicies, procedures, andstipulations. Theconceptofjranchising dates back to mediaeval times when Lords ofthe landgranted the right to one oftheir knights togovern partof

    their domain. Markets andfairs were also conducted underFran-chise, aswere certain other commercial activities. Today the termsof a Franchise contract may include such items as rates andser-vices to be providedby the grantee, payments to the grantor, and

    provisions fortermination ofthe Franchise. Municipalities grantFranchises topublic utility companies giving them monopolies in

    electrical, gas, ortelephone services but reserving the right to re-

    gulate them. Common forms ofbusiness in which Franchises thriveare retail operations, hotels andmotels,fastfood chains, printing,

    photocopying, mailing services, automobile dealersbips, andgre-eting card shops. The Franchiser furnishes the Franchisee with itsname andtrademark, architectural design, andoperating proce-

    dures.Approximately one outofevery three dollars in the retailfieldgoes to aFranchise operation.

    dan yang dimaksud dengan Penerima Waralaba adalah:

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    27/125

    20 Lisensi atauWaralaba: Suatu PengantarPraktis

    The individual(s) or firm that consents to operate a Franchise

    from aparentcompany, undera license with exclusive rights tosellproducts orperform services within a designated geographical

    territory.

    Dari pengertian, definisi maupun rumusan yang telah diberikan

    di atas, dapat kita katakan bahwa pada dasarnya waralaba merupa-

    kan salah satu bentuk pemberian lisensi, hanya saja agak berbeda

    dengan pengertian lisensi pada umumnya, waralaba menekankanpada kewajiban untuk mempergunakan sistern, metode, tata cara,

    prosedur, metode pemasaran dan penjualan maupun hal-hal lain yang

    telah ditentukan oleh Pemberi Waralaba secara eksklusif, serta tidak

    boleh dilanggar maupun diabaikan oleh Penerima Lisensi. Hal ini

    mengakibatkan bahwa waralaba cenderung bersifat eksklusif. Seorang

    atau suatu pihak yang menerima waralaba tidaklah dimungkinkan

    untuk melakukan kegiatan lain yang sejenis atau yang berada dalam

    suatu lingkungan yang mungkin menimbulkan persaingan dengan

    .kegiatan usaha waralaba yang diperoleh olehnya dari Pemberi

    Waralaba. Noncompetition merupakan suatu isu yang sangat penting

    dalam waralaba (Widjaja, 2001: 12).

    Demikianlah dalam Peraturan Pemerintah RI No.16 Tahun 1997

    tanggal18 [uni 1997 tentang Waralaba dikatakan bahwa:

    ''Waralaba adalab perikatan di mana salab satu pibak diberikan

    hak untukmemanfaatkan dan atau menggunakan hakatas ke-

    kayaan intelektual atau penemuan atau ciri kbas usaba yang di-

    miliki pibak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratandanataupenjualan barang danataujasa"(pasal1 angka 1).

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    28/125

    21

    3PENGATURAN LISENSI DALAM

    HUKUM POSITIFDIINDONESIA

    Seperti telah disebutkan terdahulu dalam Bab II pengertian H

    sensi, yang telah berkembang (dari sekadarprivilege yang dlberikan

    oleh negara atas pemanfaatan tanah), telah pula diambil alih dalam

    peraturan perundang-undangan Republik Indonesia sebagaimana

    dapat dilihat dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang

    Rahasia Dagang, Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain

    Industri, Undang-Undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata

    Letak Sirkuit Terpadu, Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang

    Paten, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek; yang

    semuanya mengatur mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual. Adapun

    rumusan atau pengertian lisensi yang diberikan dalam kelima

    undang-undang tersebut adalah, secara berturut-turut sebagai

    berikut:

    Lisensi ada/ab izin yang diberikan o/eb pemegang Hak RabasiaDagang kepada pibak lain me/a/ui suatu perjanjian berdasarkan

    pada pemberian bak (bukan pengaliban bak) untukmenikmati

    manfaat ekonomi dari suatu Rabasia Dagang yang diberi perlin-

    dungan da/amjangka waktu tertentu dan syarattertentu (Undang-

    Undang No. 30Tabun 2000).

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    29/125

    22 Lisensi atauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    lisensi adalah izin yangdiberikan oleh pemegang Hak Desain In-

    dustri kepada pibak lain melalui suatu perjanjian berdasarkanpada pemberian hak (bukan pengaliban hak) untukmenihmati

    manfaat ekonomi dari suatu Desain Industri yang diberi perlin

    dungan dalamjangka waktu tertentu dan syarat tertentu (Undang-

    UndangNo. 31 Tahun 2000).

    Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak eepada

    pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan padapemberianhak(bukan pengaliban hak) untukmenikmati manjaatekonomi

    dari suatu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang diberi perlin

    dungan dalamjangka waktu tertentu dan syarat tertentu (Undang-

    UndangNo.32Tahun 2000).

    Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten kepada

    pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untukmenik

    mati manjaatekonomi darisuatu Paten yangdiberiperlindungan

    dalamjangka waktu dansyarattertentu (Pasal Iangka 13 Undang-Undang No. 14Tahun 2(01).

    Lisensi adalah izinyangdiberikan PemilikMerek terdaftar kepada

    pibak lain melalui suatu perjanjianberdasarkan padapemberian

    hak(bukan pengaliban hak) untukmenggunakan Merek tersebut,

    baikuntukseluruh atau sebagianjenisbarang danlataujasayang

    didaftarkan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu

    (Pasal Iangka 13 Undang-UndangNo. 15 Tahun 2001).

    Ini berarti lisensi adalah suatu bentuk pemberian izin peman-

    faatan atau penggunaan Hak atas Kekayaan Intelektual, yang bukan

    pengalihan hak, yang dimiliki oleh pemilik lisensi kepada Penerima

    Lisensi, dalam jangka waktu dan syarat tertentu, yang pada umumnya

    disertai dengan imbalan berupa royalti. Penerima Lisensi adalah

    independen terhadap Pemberi Lisensi, dalam pengertian bahwa

    Penerima Lisensi menjalankan sendiri usahanya, meskipun dalam

    menjalankan kegiatan usahanya tersebutia

    mempergunakan atau

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    30/125

    Pengaturan LisensiDalam Hukum PositijdiIndonesia 23

    memanfaatkan Hak atas Kekayaan Intelektual milik Pemberi Lisensi,

    yang untuk hal ini Penerima Lisensi membayar royalti kepada

    Pemberi Lisensi (Widjaja, 2001: 44).

    A. PENGATURAN LISENSI DALAM UNDANG-UNDANG

    RAHASIA DAGANG, DESAIN INDUSTRI DAN DESAIN

    TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

    Definisi mengenai lisensi yang diberikan dalam Undang-UndangNo. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-Undang No. 31

    Tahun 2001 tentang Desain Industri, dan Undang-Undang No. 32

    Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dapat kita

    pilah-pilah ke dalam beberapa unsur, yang meliputi:

    1. adanya izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Rahasia Dagang,

    Hak atas Desain Industri, maupun Hak atas Desain Tata LetakSirkuit Terpadu;

    2. izin tersebut diberikan dalam bentukperjanjian:

    3. izin tersebut merupakan pemberian hak untukmenikrnatimanfaat ekonomi (yang bukan bersifat pengalihan hak);

    4. izin tersebut diberikan untuk Rahasia Dagang, Desain Industri

    maupun Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang diberi perlindungan;

    5. izin tersebut dikaitkan dengan waktu tertentu, dan syarat tertentu.

    Pemberian lzin aleh PemegangHak

    Adanya izin merupakan syarat mutlak adanya lisensi. Ketigaundang-undang tersebut mensyaratkan bahwa izin tersebut harus

    diberikan oleh Pemegang Hak yang berhak (dan atau Pemilik Hak

    menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2000). Tidak hanya pengung

    kapan Rahasia Dagang yang dapat dikenakan sanksi pidana, penggu-

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    31/125

    24 Lisensi atauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    naan dan pemakaian Rahasia Dagang secara tidak berhak, perolehan

    Rahasia Dagang secara tidak sah atau bertentangan dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku dapat dikenakan sanksi pidana.

    Demikian juga mereka yang tanpa persetujuannya membuat, me

    makai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan

    barangyangdiberi Hak Desain Industri (Pasal9 ayat (1) Undang-Undang

    No. 31 Tahun 2000), dan tanpa hak memakai, menjual, mengimpor,

    mengekspor dan/atau mengedarkan barang yang di dalamnyaterdapat seluruh atau sebagian Desain yang telah diberi Hak Desain

    Tata Letak Sirkuit Terpadu (Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang No. 32

    Tahun 2000) juga dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal54 ayat (1)

    Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 dan Pasal 42 ayat (1) Undang

    Undang No. 32 Tahun 2000. ]adi jelas bahwa izin dari pihak yang

    berhak dan berwenang untuk memberikan Iisensi merupakan suatu

    hal yang mutlakharus dipenuhi agar terhindar dari sanksi pidana.

    .IzinyangDiberikan HamsDituangkanDalamBentukPerjanjianKetentuan ini membawa konsekuensi bahwa Iisensi harus di

    buat secara tertulis antara pihak Pemberi Lisensi (yaitu PemegangHak yang sah termasuk Pemilik Hak Rahasia Dagang) dengan pihak

    Penerima Lisensi. Ini berarti juga perjanjian pemberian Iisensi ini

    merupakan perjanjian formal, yang harus memenuhi bentuk yang

    tertulis.

    Sebagai suatu perjanjian, ketentuan-ketentuan yang diatur da-

    lam Pasal9 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 2000, Pasal36 ayat

    (1) Undang-Undang No. 31 Tahun 2001 dan Pasal28 ayat (1) Undang

    Undang No. 32 Tahun 2001 merupakan batasan syarat objektif

    bagi sahnya perjanjian Iisensi di negara Republik Indonesia. Adapun

    rumusan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 2000, Pasal

    36 ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun 2001 dan Pasal 28 ayat (1)

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    32/125

    Pengaturan LisensiDalam Hukum Positl]diIndonesia 25

    ....ndang-Undang No. 32 Tahun 2001 adalah sebagai berikut:

    Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapatmenimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia

    atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan usaba

    tidak sebat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

    undanganyang berlaku.

    Dalam hal terdapat suatu perjanjian lisensi yang memuat keten-

    manyang dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekono-mian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan per

    saingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan

    perundang-undangan yang berlaku, maka Direktorat ]enderal yang

    membawahi pencatatan perjanjian lisensi tersebut wajib menolak

    pencatatan perjanjian lisensi yang memuat ketentuan tersebut.

    Pemberian Hak untuk Menikmati Manfaat Ekonomi yang Bukan

    BersifatPengaliban Hak

    Tidak ada suatu pengertian yang jelas maupun pasti dari

    rumusan yang diberikan tersebut, hanya saja dalam Penjelasan Pasal 6

    Undang-Undang No. 30 Tahun 2000, yang lengkapnya berbunyi:

    Berbeda dengan perjanjian yang menjadi dasar pengaliban Ra

    basia Dagang, Lisensi banya memberikan baksecara terbatas

    dan dengan waktu yang terbatas pula. Dengan demikian, Lisensi

    banya diberikan untukpemakaian atau penggunaan Rabasia

    Dagang dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan pertimbangan

    babwa si/at Rabasia Dagang yang tertutup bagipibak lain, pelak-

    sanaan Lisensi dilakukan dengan mengirimkan atau mem-perbantukan secara langsung tenaga abli yang dapat menjaga

    Rabasia Dagang itu.

    Hal itu berbeda, misalnya, dari pemberian bantuan teknis yang

    biasanya dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek, peng-

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    33/125

    26 Lisensi atauWaralaba: Suatu PengantarPraktis

    operasian mesin baru atau kegiatan lain yang khusus dirancang

    dalam rangka bantuan teknik.

    dapat kita tarik suatu kesimpulan sederhana bahwa dalam Lisensi

    dikenal adanya batas waktu, yang secara esensil (menurut Undang-

    Undang No. 30 Tahun 2000 ini) berbeda dari pengalihan Hak

    Rahasia Dagang. Analogi yang serupa dapat juga kita terapkan terhadap

    lisensi Desain Industri dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, mes-

    kipun Penjelasan tersebut tidak dapat kita temui dalam Penjelasan

    Pasal33 Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 dan Penjelasan Pasal25

    Undang-Undang No.32 Tahun 2000.

    Selanjutnya dari rumusan penjelasan tersebut dapat pula kita

    ketahui bahwa Lisensi ini secara prinsip juga berbeda dengan perjan

    jian pemberian bantuan teknis (technical assistant) yang berkaitandengan pelaksanaan proyek, pembelian mesin baru atau hal-hallain

    yang berkaitan dengan masalah teknik. Rumusan ini sebenarnya.. rnempertegas kembali makna dari Rahasia Dagang, sebagai suatu.inforrnasi yang bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh kalanganterbatas, dalam arti bukan sesuatu yang telah diketahui secara luas

    oleh umum.

    Hanya Diberikan untukHakyangDiberi Perlindungan

    Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tidak secara langsung me-

    ngatur mengenai perlindungan Rahasia Dagang. [ika kita lihat dari

    pengertian yang diberikan dalam rumusan Pasal1

    angka1

    Undang-Undang Rahasia Dagang tentang definisi Rahasia Dagang, dan rumus

    an Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Rahasia Dagang, dapat kita lihat

    bahwa Undang-Undang Rahasia Dagang hanya mengatur masalah

    hak-hak yang diberikan kepada Pemegang Hak Rahasia Dagang (baik

    Pemilik Rahasia Dagang maupun Pemegang Rahasia Dagang) untuk

    secara eksklusif mempergunakan sendiri atau memberikan lisensi

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    34/125

    Pengaturan LisensiDalam Hukum PositifdiIndonesia 27

    kepada pihak ketiga unruk menggunakan atau memanfaatkan Rahasia

    Dagang tersebut secara ekonomis. Selanjutnya, jika kita baca keten

    tuan Pasal 13 dan Pasal 14 Undang-Undang Rahasia Dagang, yang

    masing-masing secara lengkapnya berbunyi:

    PasalBPelanggaran Rahasia Dagang juga terjadi apabila seseorang de

    ngan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari

    kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidaktertulis untukmenjaga Rahasia Dagangyangbersangkutan.

    dan

    Pasal14

    Seseorang dianggap melanggarRahasia Dagangpibaklainapabila

    ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan .

    cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku.

    yang dikaitkan dengan ketenruan Pasal 17 Undang-Undang Rahasia

    Dagang, yang berbunyi:

    Pasal1 7

    (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan

    Rahasia Dagang pihak lain atau melakukan perbuatan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14 dipi

    danadengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun danl

    atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta

    rupiab.

    (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) me-rupakan delikaduan.

    dapat kita katakan secara a'contrario bahwa yang dimaksud dengan

    Rahasia Dagang yang dilindungi adalah Rahasia Dagang yang Pe-

    megang Hak Rahasia Dagangnya bukanlah mereka yang melanggar

    ketentuan Undang-Undang Rahasia Dagang ini.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    35/125

    28 Lisensi atauWaralaba: Suatu PengantarPraktis

    Berbeda dengan Rahasia Dagang, perlindungan Hak atas De

    sain Industri dirumuskan secara tegas dalam Undang-Undang No. 31

    Tahun 2000 dalam rumusan Pasal1 angka 5yang menyatakan bahwa:

    "Hak Desain Industri adalah hak eksklusifyang diberikan oleh

    negara Republik Indonesia hepada pendesain atas hasil kreasinya

    untukselama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau membe-

    rikan persetujuannya kepada pibak lain untuk melaksanakan

    haktersebut".

    Serupa dengan .Hak Desain Industri, perlindungan Hak atas

    Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu juga dirumuskan secara tegas

    dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 32 Tahun 2000 yang

    mendefinisikan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu sebagai:

    "hak eksklusif yangdiberikan oleh Negara ,RepublikIndonesiakepada pendesainan atas hasil kreasinya, untuk selama waktu

    tertentu, melaksanakan sendiri, atau memberikanpersetujuannya

    kepada pihak lain untuk melaksanakan hakterseinu".

    Untuk dapat dipenuhinya pemberian hakeksklusif oleh negara

    dalam kedua undang-undang tersebut dipersyaratkan adanya ke

    wajiban pendaftaran, yang akan diikuti dengan proses pemeriksaan

    administratif, pengumuman, dan pemeriksaan substantif untuk me

    nentukan terpenuhi tidaknya syarat pemberian perlindungan yang

    ditetapkan dalam masing-masing undang-undang tersebut. Hanya

    mereka yang telah memperoleh perlindungan yang diberikan oleh

    negara sajalah yang berhak untuk memberikan lisensi Hak DesainIndustri dan atau Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

    Persyaratan Khusus

    Adanya klausul dengan waktu tertentu dan syarat tertentu ini

    tampaknya merupakan esensi pembeda antara perianjian pengalihan

    Hak Rahasia Dagang dengan lisensi, oleh karena pernyataan "waktu

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    36/125

    Pengaturan LisensiDalam Hukum PositifdiIndonesia 29

    tertentu" ini beberapa kali diulang dalam beberapa rumusan untuk

    membedakannya dengan perjanjian pengalihan.

    Jika kita baca Penjelasan Pasal 7 Undang-Undang No. 30 Tahun

    2000, yang berbunyi:

    Ketentuan ini dimaksudkan untuk menegaskan prinsip babwa

    l i s e n s i b ~ f a t n o n e k s k l u s i f .Artinya, lisensi tetap memberikan kemungkinan kepada pemilie

    Rabasia Dagang untukmemberikan lisensi kepada pibak ketigalainnya. Apabila akandibuatsebaliknya, balinibarus dinyatakan

    secara tegas dalam perjanjian lisensi tersebut

    dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa sebenamya selain syarat

    jangka waktu, Undang-Undang No. 30 Tahun ~ O O O juga memberikansyarat noneksklusif bagi lisensi. Namun ketentuan ini tidaklah ber-.

    sifat memaksa, yang berarti dapat disimpangi atas persetujuan daripara pihak, dalam hal ini yang terpenting adalah Pemilik Rahasia

    Dagang.

    Berdasarkan pada analogi serupa yang kita terapkan untuk

    rumusan Penjelasan Pasal33 Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 dan

    Penjelasan Pasal 25 Undang-Undang No. 32 Tahun 2000, maka hal

    serupa juga dapat kita terapkan pada ketentuan Penjelasan Pasal 34

    Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 dan Penjelasan Pasal 26 Undang

    Undang No. 32 Tahun 2000. Artinya, bahwa pemberian Iisensi

    senantiasa dikaitkan dengan pemberian hak penggunaan Hak atas

    Kekayaan Intelektual berupa Desain Industri maupun Desain Tata

    Letak Sirkuit Terpadu dalam suatu batas jangka waktu tertentu .Dari penjelasan yang kita peroleh dari ketentuan Undang

    Undang No. 30 Tahun 2000, Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 dan

    Undang-Undang No. 32 Tahun 2000, dapat kita ketahui bahwa

    Iisensi, adalah suatu bentuk pemberian izin pemanfaatan atau

    penggunaan Hak atas Kekayaan Intelektual, yang bukan pengalihan

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    37/125

    30 Lisensi atauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    hak, yang dimiliki oleh pemilik lisensi kepada Penerima Lisensi,

    dengan imbalan berupa royalti. Dalam pengertian ini tersirat bahwasearang Penerima Lisensi adalah independen terhadap Pemberi

    Lisensi, dalam pengertian bahwa Penerima Lisensi menjalankan

    sendiri usahanya, meskipun dalam menjalankan kegiatan usahanya

    tersebut ia mempergunakan atau memanfaatkan Hak atas Kekayaan

    Intelektual milik Pemberi Lisensi, yang untukhal ini Penerima Lisensi

    membayar royalti kepada Pemberi Lisensi.

    B. PENGATURAN LISENSI DALAM UNDANG-UNDANG

    MEREK

    Pengaturan lisensi dalam Undang-Undang Merek dapat kita

    temukan dalam Pasal 43 hingga Pasal 49 Bagian KeduaBAB

    Vjo, Pasal1angka 13. Definisi lisensi yang diberikan dalam Pasall angka 13 Un-

    dang-Undang No, 15 Tahun 2001, dapat kita pilah-pilah ke dalam

    beberapa unsur,yang meliputi:

    "1. adanya izin yang diberikan oleh Pemegang Merek;

    2. izin tersebut diberikan dalam bentukperjanjian;

    3. izin tersebut merupakan pemberian hak untuk menggunakan

    Merek tersebut (yang bukan bersifat pengalihan hak);

    4. izin tersebut diberikan baik untuk seluruh atau sebagian jenis

    barang dan/atau jasa yang didaftarkan;

    5. izin tersebut dikaitkan dengan waktu tertentu dan syarat tertentu.

    Pemberian Izin aleh PemegangMerek

    Sama seperti halnya penjelasan di atas mengenai lisensi Ra-

    hasia Dagang, lisensi Desain Industri dan lisensi Desain Tata Letak

    Sirkuit Terpadu , keharusan adanya pemberian izin oleh Pemegang

    Merek merupakan suatu hal yang mutlak, jika Penerima Lisensi

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    38/125

    Pengaturan lisensiDalam Hukum PositifdiIndonesia 31

    Merek tidak mau digugat dengan alasan telah melanggar Hak atas

    Merek (Pasal 76 Undang-Undang Merek). Di samping itu pelang

    garan merek dapat dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan Pasal

    90, Pasal91 dan Pasal94 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001.

    Pemberian izin untuk menggunakan merek ini oleh ketentuan

    Pasal 77 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 juga ternyata mem-

    bawa hak lebih lanjut kepada Penerima Lisensi untuk mengajukan

    gugatan atas pelanggaran merek. Yang dimaksud dengan pelanggaranmerek adalah perbuatan yang seeara tanpa hak menggunakan

    merek yang terdaftar, yang mernpunyai. persamaan pada pokoknya

    atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis. Gugatan

    yang diajukan dapat berupa:

    1. gugatan ganti rugi, dan/atau

    2. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut.

    Ketentuan tersebut menunjukkan pada kita semua bahwa, berbeda

    dari -tiga U0.c;Ig,l)g-Undang....tentang-Hak.atasKekayaan Intelektualyang d i b a h a ~ terdahulu , yaitu tentang Rahasia Dagang, DesainIndustri dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu,Undang-Undang No. ISTahun 2001 seeara tegas mengakui jenis kompensasi dalam bentuk

    IndirectmidNonmonetary Compensation.

    Izin yangDiberikan HamsDituangkan Dalam BentukPerjanjianSama seperti penjelasan yang disampaikan terdahulu, keten

    tuan ini membawa akibat hukum bahwa lisensi harus dibuat seeara

    tertulis antara pihak Pemberi Lisensi (yaitu Pemegang Hakyang sah

    termasuk Pemilik Hak Rahasia Dagang) dengan pihak Penerima Li-

    sensi. Ini berarti juga perjanjian pemberian lisensi ini merupakan

    perjanjian formal , yang harus memenuhi bentuk yang tertulis.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    39/125

    32 Lisensi atauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    Kewajiban agar perjanjian Iisensi ini dibuat secara tertulis juga

    diperkuat dengan kewajiban pendaftaran Iisensi sebagaimana disebutkan dalam Pasal43 ayat (3) jo. Pasal43 ayat (4) jo. Pasal49 Undang

    Undang No. 15 Tahun 2001.

    Perjanjian Iisensi yang didaftarkan ini berlaku di seluruh

    wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali jika diperjanjikan lain.

    Dalam pengertian ini wilayah Negara Republik Indonesia dianggap

    sebagai batasan teritorial yang paling memungkinkan untuk pelaksa

    naan hak dari merek yang terdaftar. Ketentuan ini diperkuat oleh

    ketentuan Pasal 46 yang menyatakan bahwa penggunaan merek

    terdaftar di Indonesia oleh Penerima Lisensi dianggap sama dengan

    penggunaan merek tersebut di Indonesia oleh Pemilik Merek. Ini

    berarti meskipun dimungkinkan terjadinya penyempitan wilayah

    teritorial penggunaan merekataupun diperluasnya pemberian lisensi

    hingga meliputi luar wilayah teritorial Negara Republik Indonesia,

    ketentuan ini tidak mengatur mengenai pemberian Iisensi yang

    semata-mata pelaksanaannya berada di luar wilayah Indonesia, meski

    pun (ingin) dicatatkan diIndonesia.

    Ketentuan yang memuat syarat objektif suatu-perjanjian sepertiyang diatur dalam Pasal9 ayat (1) Undang-Undang No.30 Tahun 2000,

    Pasal36 ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun 2001 dan Pasal28 ayat

    (1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2001, juga dapat kita temukan

    dalam ketentuan Pasal47 ayat (1) Undang-Undang No. 15 Tahun 2001,

    yang menyatakan bahwa:

    Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan baik yang langsung

    maupun tidak langsung dapat menimbulkan akibatyang me-rugikan perekonomian Indonesia atau memuatpembatasan yang

    menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasaidanmengembangkan teknologipada umumnya.

    Ini berarti perjanjian lisensi yang memuat ketentuan yang secara

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    40/125

    Pengaturan LisensiDalam Hukum PositifdiIndonesia 33

    langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan akibat yang

    merugikan perekonomian Indonesia atau memuat pembatasan yang

    menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai danmengembangkan teknologi pada umumnya tidak akan dapat di-

    berlakukan di Indonesia. Sebagai konsekuensinya maka Direktorat

    [enderal yang membawahi permohonan pencatatan perjanjian

    lisensi merek wajib menolak untuk melakukan pencatatan perjanjian

    lisensi yang memuat hal tersebut, dengan memberitahukan alasan-

    nya kepada Pemilik Merek dan/atau Kuasanya.

    Pemberian Hak untuk Menggunakan Merek yang Bukan Bersja:Pengaliban Hak

    Prinsip penggunaan merek dagang ini oleh Undang-Undang

    No. 15 Tahun 2001 telah diperluas hingga tidak hanya meliputipenggunaan secara fisik dalam teritorial wilayah Negara Republik

    Indonesia, tetapi juga meliputi:

    1. hak untuk mengajukan gugatan terhadap pelaku pelanggaran

    merekyang terdaftar (Pasal44) ;

    2. dimungkinkannya pemberian sublisensi penggunaan merek

    (Pasal45).

    Selanjutnya oleh karena lisensi merek ini berhubungan dengan

    suatu merek terdaftar yang diberi perlindungan eksklusifoleh negara,

    Undang-Undang Merek mensyaratkan bahwa jangka waktu pembe

    rian lisensi ini tidak boleh lebih lama dari pemberian perlindungan

    atas merek yang terdaftar tersebut. Mengenai makna "yang bukanbersifat pengalihan hak", meskipun tidak ada penjelasan lebih lanjut

    dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2001, pada prinsipnya keterang

    an mengenai hal yang sama seperti dalam penjelasan kami pada

    uraian Pengaruran Lisensi dalam Undang-Undang Rahasia Dagang,

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    41/125

    34 Lisensi atau Waralaba: Suatu PengantarPraktis

    Desain Industri dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat diber-

    lakukan disini.

    Hanya Diberikan untukMerekyang Terdaftar

    Ada satu ketentuan yang menarik yang kita temukan dalam

    ~ ~ ~ n ~ - Y Q q ~ n g N O ~ ' : ; ; ~ ? ; J : g h . u n 2001 yang mengatur mengenaie n

    merek terdaftar, yaitu yang diatur dalam Pasal 48 yangmenyatakan bahwa:

    -- 1. Penerima Lisensi yang beriktikad baik, tetapi kemudianMerek itu dibatalkan atas dasar adanya persamaan pada

    pokoknya atau keselurubannya dengan merek lain yang

    terdaftar, tetap berbak melaksanakan perjanjian lisensi

    tersebutsampai dengan berakbimyajangka waktu perjanjianlisensi.

    2. Perjanjian lisensi sebagai dimaksud dalam ayat (1) tidak

    lagi wajib meneruskan pembayaran royalti kepada Pemberi

    Lisensi yang dibatalkan, melainkan wajib melaksanakan

    pembayaran royalti kepada pemilik merek yang tidak

    dibatalkan.

    3. Dalam bal Pemberi Lisensi sudab terlebib dabulu menerimaroyalti secara sekaligus dari Penerima Lisensi, Pemberi Lisensi

    tersebut wajib menyerabkan bagian dari royalti yang diteri-

    manya kepada pemilih merek yang tidakdibatalkan, yang

    besamya sebanding dengan sisa jangka waktu perjanjian

    lisensi.

    Jika kita simak rumusan tersebut dalam Pasal 48 Undang-Un-

    dang No. 15 Tahun 2001, ketentuan tersebut secara tidak langsung

    mengakui pemberian lisensi paksa atau lisensi wajib, meskipun lisensi

    wajib atau lisensi paksa tersebut digantungkan pada suatu peristiwa

    pembatalan merekyang terdaftar.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    42/125

    Pengaturan LisensiDalam Hukum PositifdiIndonesia 35

    C. PENGATURAN LISENSI DALAM UNDANG-UNDANG

    PATEN

    [ika kita baca rumusan lisensi yang diberikan dalam ketentuan

    Pasal 1 angka 13 Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 , yang serupa

    dengan rumusan yang dimuat dalam Undang-Undang No. 30 Tahun

    2000, Undang-Undang No. 31 Tahun 2000, dan Undang-Undang

    No.32 Tahun 2000 dapat kita katakan bahwa pengertian lisensi yang

    diberikan dalam Undang-Undang Paten ini juga tidak berbeda daripengertianyang diberikan dalam tiga undang-undang tersebut.

    Pengaturan Lisensi dalam Undang-Undang Paten diatur daIam

    Pasal 69 hingga Pasal 73 Bagian Kedua Bab Vtentang Lisensi dan Pasal

    74sampai Pasal87Bagian Ketiga BabVtentang Lisensi Wajib.

    Rumusan yang diberikan dalam Pasal 69 Undang-Undang Paten,

    yang menyatakan bahwa:

    1. Pemegang Paten berhak memberi lisensi kepada orang lainberdasarkan surat perjanjian lisensi untukmelaksanakan

    perbuatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal16.

    2. Kecuali jika diperjanjikan lain, maka lingkup lisensi sebagaimana dimaksud dalam ayat1 meliputi semua perbuatan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasall6, berlangsung selamajangka waktu lisensi diberikan dan:berlaku untukseluruh

    wilayahNegara RepublikIndonesia.

    Ini berarti Lisensi Paten memberikan hak kepada pemegang

    lisensi untuk:

    a. dalam halpaten produk: membuat, menggunakan, menjual,mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakanuntuk dijual atau disewakan atau diserahkan hasil produksz-

    yang diberipaten; - .",b. dalam halpaten proses: menggunakan proses produksi yang

    diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lainnyasebagaimana dimaksuddalam hurufa;

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    43/125

    36 Lisensi atauWara/aba: Suatu PengantarPraktis

    c. dalam bal paten proses: melarang pibak lain yang tanpa

    persetujuannya melakukan impor produk yang sematamata dibasilkan dari penggunaan paten-proses.

    Pemberian lisensi oleh Pemberi Lisensi kepada Penerima Lisensi,

    tidak secara hukum melarang Pemberi Lisensi, sebagai Pemegang

    Paten untuk tetap melaksanakan sendiri paten yang dimiliki olehnya,

    termasuk juga untuk memberikan lisensi lebih lanjut kepada pihak

    ketiga lainnya untuk melaksanakan Hak Paten sebagaimana disebutkan dalam Pasal16 diatas, yaitu untuk:

    a. membuat, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerabkan,

    memakai, menyediakan untukdijual atau disewakan atau

    diserabkan basilproduksiyang diberipaten;

    b. menggunakan proses produksi yang diberi paten untukmem

    buat barang clan tindakan lainnya sebagaimana dimaksud

    dalam burufa;

    c. mengimpor dan melarang pibak lain untuk mengimporproduk yang semata-mata dibasilkan dart penggunaanpaten-proses.

    Pasal 70 Undang-Undang Paten menentukan bahwa Penerima

    Lisensi berhak dalam perjanjian pemberian paten melarang

    Pemegang Paten untuk selanjutnya melaksanakan sendiri atau

    memberi lisensi kepada pihak ketiga lainnya untuk melaksanakan

    Hak Paten tersebut dalam Pasal16 Undang-Undang Paten.

    Pasal 72 ayat (1) Undang-Undang Paten mewajibkan perjanjian

    lisensi untuk dicatatkan pada Kantor Paten dan dimuat dalam DaftarUmum Paten. Atas pencatatan tersebut, maka mereka yang rnenca

    tatkan paten dikenakan biaya pencatatan. Dalam hal perjanjian lisensi

    tidakdicatatkan di Kantor Paten, maka perianiian lisensi tersebut tidak

    mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga. Rumusan Pasal 73

    Undang-Undang Paten menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    44/125

    Pengaturan lisensi Dalam Hukum PositijdiIndonesia 37

    mengenai perjaniian lisensi diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Oleh karena itu, maka segala ketentuan mengenai perjanjian lisensi

    dibuat dan tunduk pada ketentuan umum sebagaimana diatur dalam

    Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan kesepakatan para pihak

    selama tidak bertentangan dengan aturan-aturan hukum lainnya

    yang berlaku, termasuk rumusan Pasal 71 Undang-Undang Paten yang

    melarang dieantumkannya ketentuan dalam perjanjian lisensi

    yang memuat ketentuan yang seeara langsung atau tidak langsungdapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia

    atau membuat pembatasan yang menghambat kemampuan bangsa

    Indonesia dalam menguasai dan mengembangkan teknologi pada

    umumnya dan yang berkaitan dengan penemuan yang diberi

    paten tersebut. Dalam hal yang demikian maka Kantor Paten

    memiliki hakuntuk menolak pencatatan lisensi paten atas perjaniianlisensi yang memuat k e t e n t ~ a n tersebut. Ini berarti perjanjianlisensi yang memuat ketentuan yang demikian tidak akan dilindungi

    oleh hukum yang berlaku.

    LisensiWajib dalam Undang-Undang Paten

    Perkataan Lisensi WajiblLisensi Paksa merupakan teriemahandari "CompulsoryLicense", yang diartikan sebagai:

    "An authorization given bya national authority toaperson, without

    oragainst the consent ofthe title-holder, for the exploitation of a

    subject matterprotected by a patent orother intellectual property

    rights.n (Carlos M.Correa, 1999: 5)

    Ketentuan mengenai Lisensi Wajib dalam Undang-Undang Patendiatur dalam Pasal 74 hingga Pasal 87. Menurut ketentuan Pasal 74,

    Lisensi Wajib diartikan sebagai lisensi untukmelaksanakan suatu paten

    yang diberikan berdasarkan keputusan Direktorat ]enderal Hak atas

    Kekayaan Intelektual. Ini berarti Lisensi Wajib diberikan atas permo

    honan suatu pihak kepada Direktorat ]enderal Hak atas Kekayaan

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    45/125

    38 Lisensi atau\Varalaba:Suatu PengantarPraktis

    Intelektual. Permohonan tersebut dapat diajukan oleh setiap orang

    setelah lewatnya jangka waktu 36 bulan terhitung sejak tanggal

    pemberian paten. Permohonan harus diajukan kepada Direktorat

    jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual untuk melaksanakan paten

    yang bersangkutan, dan wajib diberikan dalam jangka waktu 90 hari

    terhitung sejak permohonan diajukan.

    Permohonan lisensi wajib hanya dapat dilakukan jika patenyang diberikan perlindungan tersebut tidak dilaksanakan atau dilak-

    sanakan tidak sepenuhnya di Indonesia oleh Pemegang Paten atau

    dilaksanakan dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepen

    tingan masyarakat. Ini berarti permohonan lisensi wajib juga dapat

    diajukan meskipun paten telah dilaksanakan di Indonesia oleh Peme-

    gang Paten atau Pemegang Lisensi Paten tersebut, selama hal yangtersebut terdahulu dipenuhi (yaitu paten tidak dilaksanakan atau

    dilaksanakan dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepen

    tingan masyarakat) . Jika Direktorat Ienderal Hak atas Kekayaan

    Intelektual berpendapat bahwa jangka waktu 36 bulan yang disyarat-

    kan belum cukup bagi Pemegang Paten untuk melaksanakannya

    secara komersial di Indonesia atau wilayah yang lebih luas secarageografis, maka Direktorat jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual

    dapat menunda keputusan pemberian lisensi wajib tersebut atau

    menolak permohonan lisensi wajib tersebut untuksementara waktu.

    Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Paten menyatakan lebih lanjut

    bahwa Lisensi Wajib hanya dapat diberikan apabila:

    a. Orang yang mengajukan permintaan tersebut dapat menunjuk

    kan bukti yang meyakinkan bahwa la:

    Mempunyai kemampuan untukmelaksanakan sendiripaten yang bersangkutan secara penuh;

    Mempunyai sendiri fasilitas untuk melaksanakan paten

    yang bersangkutan dengan secepatnya,

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    46/125

    Pengaturan lisensi Dalam Hukum PositifdiIndonesia 39

    Telah berusaha mengambil langkah-Iangkah dalam jangka

    waktu yang cukup untuk mendapatkan lisensi dari Peme

    gang Paten atas dasar persyaratan dan kondisi yang wajar,tetapi tidak memperoleh hasil.

    b. Direktorat [enderal Hak atas Kekayaan Intelektual berpendapat

    bahwa paten tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia dalam

    skala ekonomi yang layak dan dapat memberi kemanfaatan ke

    pada sebagian besar masyarakat.

    Pasal 76 ayat (2) Undang-Undang Paten selanjutnya menentu

    kan bahwa pemeriksaan atas permintaan lisensi wajib dilakukan

    oleh Direktorat [enderal Hak atas Kekayaan Intelektual dengan

    mendengarkan pula pendapat instansi dan pihak-pihak terkait, dan

    pemegang paten yang bersangkutan. Lamanya jangka waktu Lisensi

    Wajib yang diberikan oleh Direktorat [enderal Hak atas KekayaanIntelektual tidak boleh lebih dari jangka waktu pemberian perIin

    dungan Paten itu sendiri. Dalam putusan Direktorat [enderal Hak

    atas Kekayaan Intelektual mengenai pemberianLisensiWajib dicantumkan hal-hal sebagai berikut:

    a. Lisensi Wajib bersifat noneksklusif;b. Alasan pemberian Lisensi Wajib;c. Bukti termasuk keterangan atau penjelasan yang diyakini untuk

    dijadikan dasar pemberian Lisensi Wajib;d. [angka waktu Lisensi Wajib;e. Besamya royaIti yang harus dibayarkan Pemegang Lisensi Wajib

    kepada Pemegang Paten dan cara pembayarannya;

    f. Syarat berakhimya Lisensi Wajib dan hal yang dapat membatalkannya,

    g. Lisensi Wajib semata-mata digunakan untuk mernenuhi kebutuhan pasar didalam negeri;

    h. Lain-lain yang diperlukan untukmenjaga kepentingan para

    pihakyang bersangkutan secara adil (PasaI79).

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    47/125

    40 LisensiatauWaralaba: Suatu PengantarPraktis

    Pasal 80 Undang-Undang Paten mewajibkan pemberian Lisensi

    Wajib untuk dicatat dan diumumkan dalam Daftar Umum Paten.Lisensi Wajib yang telah didaftarkan secepatnya diumumkan oleh

    Kantor Paten dalam Berita Resmi Paten. Lisensi Wajib baru dapat dilak

    sanakan setelah didaftarkan dan dibayamya biaya-biaya pencatatan,

    pengumuman, dan pendaftaran paten tersebut. Pelaksanaan Lisensi

    Wajib dianggap sebagai pelaksanaan paten.

    Pasal 78 Undang-Undang Paten menegaskan kernbali bahwa

    lisensi wajib tidaklah diberikan dengan suka rela. Pelaksanaan Lisensi

    Wajib disertai dengan pembayaran royalti oleh Pemegang Lisensi

    W a ~ b kepada Pemegang Paten. Besamya royalti yang harus dibayarkan dan cara pembayarannya, ditetapkan Pengadilan yang mem

    berikan Lisensi Wajib. Penetapan besarnya royalti dilakukan denganmemperhatikan tata eara yang lazim digunakan dalam perjanjian H-

    sensi paten atau yang lainnya yang sejenis.

    Lisensi Wajib dapat pula sewaktu-waktu dimintakan oleh Pe

    rnegang Paten atas dasar alasan bahwa pelaksanaan patennya tidak

    mungkin dapat dilakukan tanpa melanggar paten lainnya yang telah

    ada. Permintaan Lisensi Wajib tersebut hanya dapat dipertimbangkanapabila paten yang akan dilaksanakan benar-benar mengandung

    unsur pembaharuan teknologi yang nyata-nyata lebih maju daripada

    paten yang telah ada tersebut. Dalam hal yang demikian, maka:

    a. Pemegang Paten berhak untuk saling memberikan lisensi untuk menggunakan paten pihak lainnya berdasarkan persyaratan

    yangwajar;

    b. Penggunaan paten oleh Pemegang Lisensi tidak dapat dialihkan

    kecuali bila dialihkan bersama-sama dengan paten lainnya.

    Pengaliban Lisensi Wajib

    Lisensi Wajib tidak dapat dialihkan kecuali jika dilakukan bersa-

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    48/125

    Pengaturan lisensiDa/am Hukum PositifdiIndonesia 41

    rnaan dengan pengalihan kegiatan atau bagian kegiatan usaha yang

    menggunakan paten yang bersangkutan atau karena pewarisan. Li-

    ensi Wajib yang beralih karena pewarisan tetap terikat oleh syaratpemberiannya dan ketentuan lainnya terutarna mengenai jangka

    waktu dan harus dilaporkan kepada Kantor Paten untuk dicatat dan

    dimuat dalam Daftar Umum Paten.

    Berakbirnya LisensiWajib

    Lisensi Wajib berakhir dengan selesainya jangka waktu yang

    ditetapkan dalam pemberiannya, dibatalkan atau dalam hal Peme-

    gang Lisensi Wajib menyerahkan kembali Iisensi yang diperolehnya

    kepada Kantor Paten sebelum jangka waktu tersebut berakhir. Kantor

    Paten mencatat Lisensi Wajib yang telah berakhir jangka waktunya

    dalam buku Daftar Umum Paten, mengumumkan dalam Berita Res-mi Paten dan memberitahukannya secara tertulis kepada Pemegang

    Paten serta Pengadilan yang memutuskan pemberiannya. Batal atau

    berakhirnya Lisensi Wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83

    dan Pasal 84 berakibat pulihnya hak Pemegang Paten atas paten

    yang bersangkutan terhitung sejak tanggal pencatatannya dalam Daf-

    tarUmum Paten.

    Pembatalan LisensiWajib

    Atas permintaan Pemegang Paten, Direktorat ]enderal Hak atas

    Kekayaan Intelektual dapat membatalkan Lisensi Wajib yang semula

    diberikannya apabila:

    a. alasan yang dijadikan dasar bagi pemberian Lisensi Wajib tidakada lagi:

    b. Penerima Lisensi Wajib ternyata tidak melaksanakan Lisensi

    Wajib tersebut atau tidak melakukan usaha persiapan yang se-

    pantasnya untuksegera melaksanakannya;

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    49/125

    42 LisensiatauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    c. Penerima Lisensi Wajib tidak lagi menaati syarat dan keten

    tuan lainnya termasuk kewajiban pembayaran royalti yang di-tetapkan dalam pemberian Lisensi Wajib.

    Pernbatalan tersebut dicatat dalam Daftar Umum Paten dan di-

    umumkan dalam Berita Resmi Paten.

    Ketentuan yang serupa dengan ketentuan Pasal 48 Undang

    Undang No. 15 Tahun 2001 juga dapat kita temukan dalam Pasal 97

    Undang-Undang Paten, namun hanya berlaku sebatas paten yang

    dibatalkan sebagai akibat adanya persamaan dengan paten lain untuk

    lisensi yang sama. lad! selain karena alasan kebatalan karena adanyapersamaan dengan paten lain yang terdaftar, maka pembatalan paten

    membawa akibat hukum hapusnya perjanjian lisensi paten.

    D. PENGATURAN LISENSI DALAM HAK CIPTA

    Undang-Undang Hak Cipta yang diatur dalam Undang-Undang

    No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telahdiubah de-

    ngan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas

    Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, dan terakhir

    diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Peru-

    bahan atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

    sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987,

    tidak mengatur mengenai Lisensi Hak Cipta, walau demikian dengan

    mengacu pada ketentuan umum dan analogi pada ketentuan pem-

    berian lisensiyang

    diatur dalam undang-undangyang

    mengaturmengenai perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual sebagaimana

    telah dibahas terdahulu, lisensi Hak Cipta pada dasarnya tetap di-

    perbolehkan, selama dan sepanjang syarat-syarat lahirnya lisensi se-

    bagai suatu perjanjian terpenuhi secara sah.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    50/125

    43

    4 PENGATURANWARALABADALAM HUKUM POSITIF

    DI INDONESIA

    A. PENGANTAR

    Dalam bentuknya sebagai bisnis, waralaba memiliki dua jenis

    kegiatan:

    1. waralaba produkdan merek dagang;

    2. waralaba format bisnis (Fox, 1993 : 217).

    Waralaba produk dan merek dagang adalah bentuk waralaba

    yang paling sederhana. Dalam waralaba produk dan merek dagang,

    Pemberi Waralaba mernberikan hakkepada Penerima Waralaba untuk

    menjual produk yang dikembangkan oleh Pemberi Waralaba yang di-

    sertai dengan pemberian izin untuk menggunakan merek dagang

    milik Pemberi Waralaba (Fox, 1993 :233). Pemberian izin penggunaan

    merek dagang tersebut diberikan dalam rangka penjualan produk

    yang diwaralabakan tersebut. Atas pemberian izin penggunaan merek

    dagang tersebut biasanya Pemberi Waralaba memperoleh suatu ben-

    tukpembayaran royalti di muka, dan selanjutnya Pemberi Waralaba

    memperoleh keuntungan (yang.sering juga disebut dengan royalti

    berjalan) melalui penjualan produk yang diwaralabakan kepada Pene-

    rima Waralaba. Dalam bentuknya yang sangat sederhana ini, waralaba

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    51/125

    44 Lisensi atauWaralaba:Suatu Pengantar Praktis

    produk dan merek dagang seringkali mengambil bentuk keagenan,

    distributor atau lisensi penjualan.

    Agak berbeda dengan waralaba produk dan merek dagang, wa-

    ralaba format bisnis, menurut pengertian yang diberikan oleh MartinMandelsohn dalam Franchising: Petunjuk Praktis bagi Fran

    chisor dan Franchisee, adalah:

    "pemberian sebuab lisensi oleb seseorang (Pemberi Waralaba)kepada pibak lain (penerima Waralaba), lisensi tersebutmemberi

    bak kepada Penerima Waralaba untuk berusaba denganmenggunakan merek daganglnama dagang Pemberi Waralaba,

    dan untuk menggunakan keseluruban paket, yang terdiri dariselurub elemen yang diperlukan untuk membuat seorang yangsebelumnya belum terlatib dalam bisnis, dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terus-menerus atas dasar-dasar

    yang telab ditentukan sebelumnya". (Mandelsohn, 1997: 4)

    Selaniutnya, Martin Mandelsohn menyatakan bahwa waralaba

    format bisnis ini terdiri atas:

    konsep bisnis yang menyeluruh dari Pemberi Waralaba;

    adanya proses permulaan dan pelatihan atas seluruh aspekpengelolaan bisnis, sesuai dengan konsep Pemberi Waralaba;

    proses bantuan dan bimbingan yang terus-menerus dari pihak

    Pemberi Waralaba. (Mandelsohn, 1997 :4)

    Konsep BisnisyangMenyelurnb.Konsep ini berhubungan dengan pengembangan cara untuk

    menjalankan bisnis secara sukses yang seluruh aspeknya berasal dari

    Pemberi Waralaba. Pemberi Waralaba ini akan mengembangkan apa

    yang disebut dengan "cetakbiru" sebagai dasar pengelolaan waralaba

    format bisnis tersebut. Cetak biru yang baik hendaknya dapat:

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    52/125

    Pengaturan Waralaba Dalam Hukum PositifdiIndonesia 45

    1. melenyapkan sejauh mungkin, risiko yang biasanya melekat

    pada bisnis yang baru dibuka;

    2. memungkinkan seseorang yang belum pernah memiliki pengalaman atau mengelola bisnis seeara langsung, mampu untuk

    membuka bisnis dengan usahanya sendiri, tidak hanya dengan

    format yang telah ada sebelumnya, tetapi juga dengan dukungan

    sebuah organisasi dan jaringan milik Pemberi Waralaba;

    3. menunjukkan dengan jelas dan rinci bagaimana bisnis yang

    diwaralabakan tersebut harus dijalankan. (Mandelsohn, 1997 :4-5)

    ProsesAwa/dan Pe/atiban

    Penerima Waralaba akan diberikan pelatihan mengenai metode

    bisnis yang diperlukan untuk mengelola bisnis sesuai dengan cetak

    biru yang telah dibuat oleh Pemberi Waralaba. Pelatihan ini biasanya

    menyangkut pelatihan penggunaan peralatan khusus, metode

    pemasaran, penyiapan produk, dan penerapan proses. (Mandelsohn,

    1997 :5)

    ProsesPemberian Bantuan dan Bimbinganyang Terusbienerus

    Pemberi Waralaba akan seeara terus-menerus memberikan

    berbagai jenis pelayanan, yang berbeda-beda menurut tipe format

    bisnis yang diwaralabakan. Seeara umum dapat dikatakan bahwa

    proses bantuan dan bimbingan yang diberikan seeara terus-menerus

    tersebut meliputi antara lain (Mandelsohn, 1997 : 5):

    Kunjungan berkala dari, dan akses ke stafpendukung lapangan

    Pemberi Waralaba guna membantu memperbaiki atau meneegah

    penyimpangan-penyimpangan terhadap pelaksanaan cetak biru

    yang diperkirakan dapat menyebabkan kesulitan dagang bagi

    Penerima Waralaba.

  • 7/23/2019 Buku Lisensi Atau Waralaba eBook

    53/125

    46 LisensiatauWaralaba:Suatu PengantarPraktis

    Menghubungkan antara Pemberi Waralaba dan seluruh Pene

    rima Waralaba secara bersama-sama untuksaling bertukarpikiran dan pengalaman.

    Inovasi produk atau konsep, termasuk penelitian mengenai

    kemungkinan-kemungkinan pasar serta kesesuaiannya dengan

    bisnis yang ada.

    Pelatihan dan fasilitas-fasilitas pelatihan kembali untukPe-

    -nerirnaWaralaba dan mereka yang menjadi stafnya.

    Riset pasar.

    Iklan dap promosi pada tingkat lokal dan nasional.Pada dasarnya bagi Penerima Waralaba memperoleh waralaba

    sebenarnya sama dengan membeli sebuah bisnis pada umumnya,

    tetapi berbeda dari jual beli bisnis biasa, Pemberi Waralaba tidakkehilangan dan sebaliknya Penerima Waralaba tidak mengambil alih

    bisnis yang diwaralabakan. Selanjutnya Penerima Waralaba juga tidak

    akan dapat menjalankan bisnis yang diperolehnya melalui waralaba

    'sesuai dengan keinginannya sendiri. Dalam bisnis waralaba terdapat

    sejumlah faktor penting yang harus dipertimbangkan, Pemberi Wa-

    ralaba dan Penerima Waralaba akan memasuki sebuah hubungan

    jangka panjang untuk mencapai tingkat kesuksesan bisnis secara

    luas. Ada empat faktor utama di dalam bisnis waralaba yang tidak

    akan dijumpai dalam melakukan kegiatan usaha atau bisnis secara

    independen di luar sistem waralaba. Faktor-faktor tersebut adalah

    (Mandelsohn, 1997: 5):

    1. keberadaan Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba dalam

    suatu hubungan yang terus-menerus;

    2. kewajiban untuk menggunakan nama dan sistem Pemberi

    Waralaba, dan patuh pada pengendaliannya;

    3. risiko terhadap kejadian yang dapat merusak bisnis waralaba

    yang berada di luar kemampuan dan kesiapa