BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji...

86
BUKU KUMPULAN ABSTRAK

Transcript of BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji...

Page 1: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

BUKU KUMPULAN ABSTRAK

Page 2: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

i  

SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Asung Kertha NugrahaNya, Seminar Nasional Biosains 2 Tahun 2015 yang dilaksanakan ataskerjasama antara Jurusan Biologi FMIPA dengan Program Studi Magister S2 Biologi Program Pascasarjana Universitas Udayana dapat terlaksana. Besar harapan kami atas kelancaran pelaksanaan seminar ini dan semua pihak yang terlibat dalam seminar ini selalu berada dalam lindunganNya.

Selamat datang di Universitas Udayana kami sampaikan kepada yang terhormat seluruh pemakalah Utama, para pemakalah dan seluruh pesert,a serta para undangan yang telah berkenan menghadiri Seminar Nasional Biosains2 ini. Semoga semua peserta dapat memperoleh manfaat untuk meningkatkan peran masing-masing demi kepentingan Sains dan Teknologi maupun kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai. Seminar Nasional Biosains2 Tahun 2015 ini mengambil tema “Penguatan Biologi sebagai Ilmu Dasar untuk Menunjang Kemajuan Sains dan Teknologi” yang dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat, 19 dan 20 november 2015 di Gedung Agro Komplek Universitas Udayana, Kampus Denpasar. Tema ini diangkat dalam rangka memperingati 30 tahun berdirinya Jurusan Biologi di Fakultas MIPA Universitas Udayana pada tahun 1985. Seperti halnya manusia pada umur 30-an merupakan usia produktif yang akan mulai menampakkan perannya dalam perkembangan masyarakat. Melalui tema ini diharapkan pemangku biologi sebagai ilmu dasar di Universitas Udayana dapat meningkatkan perannya dalam perkembangan Sains dan Teknologi dengan cara bertukar ilmu dan pengalaman penelitian melalui seminar ini.

Seminar ini diikuti oleh lebih dari 130 peserta, dan di dalam seminar ini akan didiskusikan 92 makalah yang dipresentasikan secara oral dan 40 poster, ditambah empat Pembicara Utama. Topik-topik makalah yang didiskusikan meliputi bidang Genetika dan Bioteknologi, Botani, Zoologi, Mikrobiologi, serta Ekologi dan Lingkungan. Pembicara utama dalam seminar ini adalah yang terhormat Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa (Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Ristek&Dikti), Dr. Sony Heru Sumarsono (dosen dan peneliti STIH ITB), Dr. Rugayah, M.Sc. (peneliti senior pada Herbarium Bogorience, Puslitbang Botani, LIPI) serta Prof. Dr. Dewa Suprapta, M.Sc. (Guru Besar Pertanian, Universitas Udayana). Kami berharap seminar ini disamping sebagai media penyebaran hasil penelitian juga sebagai media berbagi pengalaman penelitian untuk meningkatkan kemampuan penelitian baik dari segi kualitas maupun kuantitas hasil-hasil penelitian dasar, khususnya bidang Biologi untuk menunjang kemajuan sains dan teknologi dimasa mendatang. Dengan terselenggaranya seminar ini, kami menyampaikan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana yang telah mendukung penuh penyelenggaraan seminar ini, para pembicara utama, peserta, donatur, panitia, serta semua pihak yang terlibat. Dalam kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam penyelenggaraan seminar ini. Semoga kita selalu dalam lindungan TuhanYME sehingga kita dapat berjumpa kembali di forum yang sama berikutnya. Sekian dan terimakasih. Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Prof. Dr. Drs. I Ketut Junitha, M.S.

Page 3: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

ii  

DAFTAR ISI

Halaman

1. Kata Pengantar i2. Laporan Ketua Panitia ii3. Daftar Isi iii

KEYNOTE SPEAKER 1 Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc.

Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemenristek Dikti

xii

2 Meneliti Manfaat Buah Pinang Pada Sistem Reproduksi Dan Perkembangan Hewan Dr. Sony Heru Sumarsono*, Annisa Martiana, Eka Pasana Pujowati, Prilia Setiorini, Hafizh Sholahudin

xiii

3 Pentingnya Penelitian Taksonomi Dalam Menunjang Perkembangan Sain Dan Teknologi: Studi Kasus Pada Penelitian Suku Cucurbitaceae Dr. Rugayah, M.Sc.

xiv

4 Meningkatkan Relevansi Penelitian Biologi Untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M.Sc.

xvi

BIDANG BOTANI 1 Keanekaragaman Tumbuhan Asing Invasif Di Hutan Pendidikan

Dan Penelitian Biologi (Hppb) Universitas Andalas Solfiyeni, Syamsuardi, Chairul

1

2 Keanekaragaman Lumut Di Lereng Barat Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar Krisanty Kharismamurti*, Dwi Setyo

1

3 Keanekaragaman Anggrek Di Bukit Tapak,Tabanan-Bali IG. Tirta, Aninda Retno U.W. dan IN. Peneng

2

4 Evaluasi Efikasi Takaran Dan Frekuensi Pemberian Biopestisida Ekstrak Andropogon Nardus Untuk Menekan Serangan Penyakit Utama Buah Kakao Di Sumatera Barat Mairawita

2

5 Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Pada Media Tanah Yang Mengandung Timbal (Pb) Terhadap Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptansPoir.) Ulfah Rahmawati, Listiatie Budi Utami

3

6 K8eanekaragaman Tumbuhan Paku-Pakuan (Pteridophyta) Di Kawasan Lereng Barat Gunung Lawu, Jawa Tengah Zenita Milla Luthfiya, Nor Liza, Rizma Dera Anggraini Putri

3

7 Kajian Penyebab Gagalnya Pembentukan Biji Jahe Melalui Biologi Bunga Melati, Endah Retno Palupi, Satriyas Ilyas, Anas D.Susila

4

8 Analisis Komposisi Flora Pada Beberapa Jenis Tumbuhan Invasif Dominan Di Taman Nasional Bali Barat, Bali Asep Sadili, Sunaryo, dan Deden Girmansyah

4

Page 4: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

iii  

9 Aplikasi Pupuk Organik Untuk Mereduksi Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Budidaya Jambu Biji Merah Organic Fertilizer Application To Reduce Inorganic Fertilizer On Guava Cultivation Ismail Saleh, R. Eviyati, Dodi Budirokhman, Ida Setya Wahyu Atmaja

5

10 Keanekaragaman Jenis Jahe Genus Zingiber (Zingiberaceae) Kawasan Bukit Kapur Sumatera Barat Nurainas, Zuhri Syam dan Riki Chandra

5

11 Pengaruh Penambahan Berbagai Takaran Bijikedelai Terhadap Pertumbuhan Dan Bobotbibit Indukjamur Enok Flammulinavelutipes(Curt.:Fr.)Singer.) Betty Mayawatie Marzuki, Tatang Suharmana Erawan, Joko Kusmoro

6

12 Studi Tanaman Pekarangan Pada Kawasan Pinggir Dan Pusat Kota Padang Zakiah Mustika, Zuhri Syam, Solfiyeni

6

13 RagamKelapa (Cocosnucifera L., FamiliaArecaceae) di Kecamatan Nusa PenidaKabupatenKlungkung Eniek Kriswiyanti, I Ketut Junitha

7

14 Studi Pendahuluan Seleksi Pohon Plus Malapari (Pongamiapinnata (L.) Pierre) Ni Luh Arpiwi

7

15 Karakteristik dan Analisis Hubungan Kekerabatan Malapari (Pongamia Pinnata (L.)Pierre) Sebagai Tanaman Penghasil Minyak di Dua Aksesi Ferliana Febritasari

8

16 Keanakaragaman Dan Kepadatan Serangga Bentik Di Zona Litoral Danau Di Atas Sumatera Barat Izmiarti

8

17 Pengendalian Getah Kuning Manggis Dengan Peningkatan Serapan Kalsium Yulinda Tanari, Darda Efendi, Roedhy Poerwanto, Didy Sopandie

9

18 The effect of different soil nutrient and irrigation levels on Periwinkle (Chatharanthus sp.) at different altitudes Ni Luh Watiniasih, Putu Sudiarta, Nyoman Semadi Antara

9

19 Penggunaan Ba, Kinetin Dan Thidiazuron Dalam Pembentukan Tunas Kulim (Scorodocarpus borneensisBecc.) Martin Joni, Yelnitis

10

20 Peran Penting Kayu Nara (Pterocarpus Indicus) Bagi Masyarakat Ngada Pulau Flores Nusa Tenggara Timur Vivi Yuskianti

10

BIDANG ZOOLOGI 1 Uji Potensi Umbi Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium (L.) Schott.)

Sebagai Bahan Pangan Antiulser Menggunakan Hewan Uji Mencit (Mus Musculus L.) Triyani Yuliastuti, Marti Harini, Noor Soesanti Handajani, Tetri Widiyani

11

2 Jenis-Jenis Burung Di Kawasan Hutan Montana Dan Sub-Alpin Gunung Lawu Fendika Wahyu Pratama, Ahmad Choirunnafi, Teguh Wibowo

11

 

Page 5: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

iv  

3 Toksisitas Air Lindi Tpa Diaerasi Dan Non-Aerasi Terhadap Daphnia Magna Straus, 1982 Sunardi, Maulida Muslimatul Chaeriah, Keukeu Kaniawati Rosada

12

4 Distribusi dan Kemelimpahan Echinodermata di Zona Intertidal Pantai Kukup dn Porok Gunung Kidul Di Yogyakarta Shinta Candra Dewi, Suwarno Hadisusanto

12

5 Pengaruh Pemberian Limbah Padat Penyamakan Kulit Terhadap Struktur Ginjal Mencit (Mus musculus L) Nining Ratningsih,YettyYusri Gani, Widi Utami

13

6 Keanekaragaman Kupu-Kupu (Insekta: Lepidoptera) Di Kawasan Lereng Barat Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah Novaria Putri Yudianti, Deby Fajar Lestari, Atika Dewi Purwaningsih, Evi Trirahayu, Windha Ika Maylani

13

7 The Composition of Zooplankton in Nile Tilapia of Permanent Pool During Three Months Culturing at Bukit Lama Village, Ilir Barat 1 Subregion, Palembang City Effendi Parlindungan Sagala

14

8 Laju Konsumsi Lymantria dispar Asiatica ( Lepidoptera: Noctuidae: Lymantriidae) Terhadap Beberapa Tanaman Mangrove Syafrina Lamin, Mustafa Kamal, Sarno, Tri Marleni

14

9 Keanekaragaman Hewan Benthos Dalam Lokasi Kegiatan Operasi Produksi Migas Di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Utara Endri Junaidi

15

10 Perbandingan Morfologi Amfibi di Beberapa Tipe Habitat Windha Ika Maylani, Eka Cahyaningrum, Diagal Wisnu Pamungkas, Ulfah Hasanah

16

11 Keanekaragaman Spesies Burung Diurnal Di Kawasan Hutan Segorogunung Lereng Barat Gunung Lawu Teguh Wibowo, Inna L. Ani, Ahmad Choirunnafi’, Fendika W. Pratama, Firda Amelia, Jeri Y. Satria, Nieko O. Septiana, Agnes A. Krisanti

16

12 Studi Kelimpahan , Distribusi Populasidan Distribusi Ekologi Ikan Medaka (Oryzias Sp.) Di Sungai Maros, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Irma Andriani, Risnawati, Ruslan Umar

17

13 Pengaruh Ekstrak Daun Gulma Kirinyuh (Chromolaena Odorata ) Dan Tembelekan ( Lantana Camara ) Dalam Berbagai Konsentrasi Terhadap Daya Reproduksi Nematoda Puruakar (Meloidogyne Spp.) Pada Tanaman Tomat Made Sritamin

17

14 Gambaran Histologi Ginjal Tikus (Rattus Norvegivus) Yang Diinjeksi White Vitamin C Dosis Tinggi Dalam Jangka Waktu Lama Ni Wayan Sudatri, Iriani Setyawati, Ni Made Suartini, Dwi Ariani Yulihastuti

18

15 Foraminifera Bentik Sebagai Indikator Kondisi Lingkungan Terumbu Karang Di Pantai Wediombo Shinta Candra Dewi, Andi Mahendra, Nungke Diah, Muh. Ali Fikri, Alfredo Di Stefano, Retno Peni Sancayaningsih

19

Page 6: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

v  

BIDANG MIKROBIOLOGI 1 Isolasi Dan Seleksi Bakteri Asam Laktat Untuk Biosanitizer Buah Dan

Sayur Ekawati Purwijantiningsih

20

2 Kajian Pertumbuhan Artemisia Vulgaris L. Yang Diinokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Pada Tanah Ultisol Dalam Upaya Pernyediaan Artemisinin Sebagai Anti Malaria Zozy Aneloi Noli, Suwirmen, Kharlina Yuliani

20

3 Perspektif Evolusi Mengenai Dinamika Sulfur Di Tomohon Dan Implikasinya Pada Korosi Mikrobial Frity Lisa Taroreh, Ferry F. Karwur, Jubhar C. Mangimbulude

21

4 Uji Biodegradasi 17 Β-Estradiol Oleh Bakteri Hasil Isolasi Dari Kali Surabaya Tri Puji Lestari Sudarwati, Ni’matuzahroh, Ganden. S

21

5 Potensi Ekstrak Air, Ekstrak Etanol Dan Minyak Atsiri Beberapa Kultivar Bawang Merah (Allium Cepa L.) Sebagai Antibakteri Terhadap Isolat Bakteri Asal Karies Gigi Ida Indrawati, Aulia Ponny Anggraini

22

6 Senyawa Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) Dari Tumbuhan Cymbopogon Nardus L. Sebagai Antibakteri Welmince Bota, Martanto Martosupono, Ferdy Samuel Rondonowu

22

7 Biotreatment Kandungan Organik Dan Coliform Dalam Lindi TPA oleh Paramaecium Caudatum Ehrenberg, 1822 Pada Variasi pH Dan Oksigen Terlarut Sunardi, Bani Fauziah, Keukeu Kaniawati Rosada

23

8 Keanekaragaman Makrofungi Di Wilayah Lereng Barat Gunung Lawu Rekyan Galuh Witantri, Dafi Al-Anshory, Muhammad Ridwan, Muhammad Arif Romadlon

23

9 Potensi Endosimbiom Tunikata Laut Rhapolea Crassa Sebagai Antibakteri Salmonella Thypi Dan Staphylococcus Aureus Magdalena Litaay, Risco B.Gobel, Zaraswati Dwyana, Nenis Sardiani

24

10 Aktivitas Antioksidan Dan Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Segar Jambu Kaliang (Syzygium Cumini (L.) Skeels) Terhadap Candida Albicans, Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus Nanda Oktafiana, Nurmiati, Feskaharny Alamsjah, Periadnadi

24

11 Penggunaan Bakteri Pencernaan Luwak (Paradoxurus Hermaphroditus) Sebagai Starter Pada Fermentasi Pulp Kakao (Theobroma Cacao) Dalam Upaya Perbaikan Mutu Biji Kakao Fermentasi Nurmiati, Periadnadi Dan Neny Damayanti

25

12 Aktivitas Antioksidan Dan Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Segar Dandelion (Taraxacum Officinale F.H. Wigg) Terhadap Candida Albicans (R.) Berkhout, Escherichia Coli Castellani And Chalmers (Migula) Dan Staphylococcus Aureus Rosenbach Monica Rafles, Nurmiati, Periadnadi

25

 

Page 7: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

vi  

13 Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Daun Awar-Awar (Ficus Septica Brum.F.) Dan Uji Efektivitasnya Terhadap Jamur Colletotrichum Acutatum Sang Ketut Sudirga

26

14 Cemaran Bakteri Susu Sapi Segar Pada Peternakan Rakyat Di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan Farida Nur Yuliati, Ratmawati Malaka, Kusumandari Indah Prahesti, Rian Hari Suharto

26

15 Potensi Ekstrak Kompos Dalam Menekan Perkembangan Penyakit Mosaik Pada Tanaman Cabai Erise Anggraini, Suwandi, Harman Hamidson

27

16 Efektifitas Antibakteria Ekstrak Daun Cakar Ayam Terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih Mega Utami Kusumawati, Muhammad Rizki Romadhon, Wulan Shofiana, Dewi Novitasari

27

17 Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Streptomyces Sp. Yang Diisolasi Dari Rhizosfer Tanaman Pisang (Musa Paradisiaca L) Retno Kawuri

28

BIDANG EKOLOGI DAN LINGKUNGAN 1 Spesies Burung Perairan Pesisir Yang Terpapar Merkuri Limbah

Penambangan Emas Tradisional Di Kabupaten Pohuwato Gorontalo Ramli Utina, Abubakar Sidik Katili, Mustamin Ibrahim

29

2 Kajian Status Sistem Tiyaitiki Di Perairan Pesisir Teluk Tanah Merah Jayapura Papua Puguh Sujarta

29

3 Studi Lingkaran Tumbuh Pohon Di Kawasan Hutan Taman Nasional Siberut Kepulauan Mentawai Mansyurdin, Tesri Maideliza, Chairul, Ema Susiana

30

4 Transformasi Nitrogen Secara Biologis Di Air Panas Sarongsong Kota Tomohon Frity Lisa Taroreh, Ferry Karwur, Jubhar Mangimbulude

30

5 Pengetahuan Ekologi Lokal Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Di Indonesia (Kajian Terhadap Rencana Pengelolaan Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Utara) M. Danang Anggoro, Lies Rahayu Wijayanti Faida, San Afri Awang

31

6 Autekologi Begonia Di Sebagian Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi N.K.E. Undaharta, Sutomo

31

7 Pemilihan Habitat Dari Larva Idionyx Yolanda (Odonata: Corduliidae) Dengan Karakteristik Morfologinya Diagal Wisnu Pamungkas, Deby Fajar Lestari, Euis Citra Ayu Ruspendi, Mayang Nur Rohmah

32

8 Hubungan Kemelimpahan Komunitas Fitoplankton Dengan Produktivitas Primer Di Kolam Budidaya Air Tawar, Cangkringan, Yogyakarta Khairunnisa Arumsari

32

 

Page 8: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

vii  

9 Mewujudkan Eko Kampus: Model Pengelolaan Sampah Terintegrasi Berbasis Masyarakat Kampus Teguh Husodo, Erri N. Megantara, M. Nurzaman, Nurullia Fitriani, M. Sator

33

10 Karakteristik Vegetasi Di Sekitar Mata Air Di Wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia Wiryanto, Sugiyarto, Fahrur Nuzulul Kurniawati, Rizma Dera Anggraini Putri, Muhammad Ridwan

34

11 Faktor Kondisi Fisik Rumah Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Kabupaten Cirebon Tahun 2013-2015 Sri Komalaningsih, Yuyun Siti Nurjanah

34

12 Microbial Fuell Cell, Solusi Alternatif Eutrofikasi Dan Mikroenergi Di Waduk Cirata Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi, Yudi Nurul Ihsan, Indah Riantini, Rega Permana, Rizky Riscahya Pratama Syamsuri

35

13 The Role Of Livestock Biogas Unit And Honey Bee As Greenhouse Gas Reductor Mochammad Junus, Agung Widodo, Wahyono Suprapto, Windy Zamrudy

35

14 Struktur Dan Komposisi Vegetasi Tegakan Hutan Di Kawasan Rph. Nglerak (Kph. Surakarta) Anisa Septiasari, Irmay Yanti Sari Dewi

36

15 Spesies Burung Perairan Pesisir Yang Terpapar Merkuri Limbah Penambangan Emas Tradisional Di Kabupaten Pohuwato Gorontalo Ramli Utina, Abubakar Sidik Katili, Mustamin Ibrahim

36

16 Struktur Vegetasi Dan Kandungan Karbon Pada Berbagai Kondisi Hutan Di Pulau Siberut Sumatera Barat Chairul, Erizal Muchktar, Mansyurdin, Tesri M, Gusmardi Indra

37

17 Ekologi Dan Potensi Invasif Acacia Decurrens Di Sebagian Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi Yogyakarta Sutomo

37

18 Vegetation Analysis Of Weed In Gambir Plantation (Uncaria Gambir (Hunter) Roxb) In Penurunan Village, Nagari Kayu Gadang, Sutera Sub-District, Pesisir Selatan District Yastori, Chairul, Solfiyeni

38

19 Diversity Of Plants And Reserves Estimation Carbon Above Ground Level In Forest Areas Bukit Barisan West Sumatra Yastori, Chairul, Syamsuardi

38

BIDANG GENETIKA DAN BIOTEKNOLOGI 1 Perakitan Ikan Lele (Clarias Sp.) Transgenik Dengan Teknik

Elektroforasi Sperma Ibnu Dwi Buwono, Iskandar, M. Untung Kurnia Agung, Ujang Subhan

39

2 Tidak Ada Judul Junessa Palao Kurniadi

39

3 Keragaman Genetik Generasi 2 Jagung Lokal Kabupaten Tana Toraja Dan Selayar Sulawesi Selatan Dengan Jagung Karotenoid Syn 3 Asal Cimmyt Berdasarkan Marka Simple Sequence Repeats (Ssr) Juhriah, Mir Alam, A. Masniawati

40

Page 9: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

viii  

4 Root Induction Of Nepenthes Ampullaria Jack. With Several Consentration Of Indole Acetic Acid (Iaa) By In Vitro Technique Suwirmen, Zozy Aneloi Noli, Anzharni Fajrina

40

5 Cetakan Tempurung Kelapa Menghasilkan Dangke Yang Lebih Aman Dan Disukai Dibandingkan Dengan Stainless Steel Wahniyathi Hatta

41

6 Studi Pendahuluan Variasi Genetik Masyarakat Dayak Di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengahberdasarkan Enam Lokus Mikrosatelit Autosom I Ketut Junitha, Lucia Emy Octavia

41

7 Pengaruh Penggorengan Terhadap Kandungan Protein Dan Antioksidan Tempe Laica Alfatika Permatasari, Juplita Rahmani Zukhrufullah, Sopyan Ali, Sugiyarto, Marsusi

42

8 Mutasi Dan Regenerasi Tunas Dari Kalus Sorgum Varietas Kawali, Mandau Dan Super I Endang Gati Lestari, Iswari S. Dewi

42

9 Analisis Keragaman Gen Hormon Pertumbuhan Msp I Sapi Bali Di Kawasan Instalasi Perbibitan Rakyat (Ipr) Kabupaten Bone Sjamsuddin Garantjang, Ambo Ako, Sutomo Syawal, Farida Nur Yuliati 

43

10 Agronomic Characters And Yield Stability Of Doubled-Haploid Upland Rice Lines Developed By Anther Culture Iswari Saraswati Dewi, Heni Safitri, Bambang Sapta Purwoko, Deni Sulaeman, Adin Afiyata, Muhamad Syuku, Desta Wirnas

43

11 Strategi Konservasi Genetik Kayu Kuku (Pericopsis Mooniana): Jenis Langka Asal Sulawesi Vivi Yuskianti

44

12 Studi Pembentukan Warna Jingga Pada Beberapa Varietas Kulit Buah Jeruk Asal Bali Pada Elevasi Lahan Yang Berbeda Inanpi Hidayati S., Taruna Shafa Arzam, Roedhy Poerwanto, Darda Efendi, Andria Agusta, Sri Yuliani

44

13 Analisis Bioinformatika Berbasis Web Enzim Levansucrase Dari Genus Bacillus Rahmat Azhari Kemal, Aliyah Purwanti, Ayesha Nilam Aprilyandi, Vira Putri Yarlina, Nada Putri Djihad

45

14 Genetic Polymorphism Analysis Of Candidate Markers For Reproduction Traits In Bali Cattle I Ketut Puja, I Nyoman Sulabda, Nengah Wandia

45

15 Aplikasi Penanda Molekuler Untuk Mempelajari Keragaman Jenis Jamur Endofitik Pada Tanaman Hutan Istiana Prihatini

46

16 Analisis Senyawa Minyak Sereh Wangi Dan Minyak Terpentin Menggunakan Near Infrared Spektroscopy Dan Kromatografi Gas Spektroskopi Massa Welmince Bota*, Martanto Martosupono1, Dan Ferdy Samuel Rondonowu1

47

 

Page 10: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

ix  

POSTER 1 Toksisitas Asam Metoksi Asetat Terhadap Indeks Mitosis Dan

Aberasi Kromosom Lini Sel M11 Madihah

48

2 Keanekaragaman Burung Di Kebun Raya Eka Karya Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali Putu Ayu Wiwin Vitrayanthi

48

3

Potensi Jamur Entomopatogen Metarhizium anisopliae dalam Pengendalian Hayati Populasi Nyamuk Aedes aegypti (Linnaeus, 1762) Melanie, Hikmat Kasmara, Zelan Dzulhimmatul Aliana, Elly Tiarawati

49

4 Eksplorasi Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Penghasil Minyak Atsiri Di Lombok Timur NTB IG. Tirta

49

5 Perbanyakan Alocasia baginda Kurniawan & P.C. Boyce melalui percepatan tunas lateral menggunakan Zat Pengatur Tumbuh BA dan GA3 Siti Fatimah Hanum dan Dewi Lestari

50

6 Inventarisasi jenis-jenis Araceae di sebagian Hutan Gunung Mesehe Kab. Jembrana Siti Fatimah Hanum dan Ni Putu Sri Asih

50

7 Eksplorasi Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Penghasil Minyak Atsiri Di Sumbawa-Ntb I Putu Agus Hendra Wibawa, I Gede Tirta dan Ida Bagus Ketut Arinasa

51

8 Eksplorasi Flora Di Hutan Lindung Lombok Timur Dan Taman Nasional Gunung Rinjani I Nyoman Peneng

51

9 Inventarisasijenis-jenisTumbuhanInvasif di Taman Nasional Bali Barat Deden Girmansyah, Sunaryo, Asep Sadili

52

10 Inventarisasi Jenis Tumbuhan yang Digunakan oleh Masyarakat Sebagai Obat Tradisional Diabetes di Desa Karangwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Desak Made Malini, Fitri Kamilawati

52

11 Kadar Sari Cabe Jawa (Piper retrofractum) Dengan Beberapa Metode Maserasi Dan Jenis Pelarut Mohamad Nurzaman, Tia Setiawati

53

12 Akumulasi Timbal Pada Sayap Dan Tubuh Kupu-Kupu Eurema blanda Di Taman Kota Bandung Nurullia Fitriani, Iis Wahidah, Melanie

53

13 Analisis Bioinformatika Berbasis Web Enzim Fructansucrase dari Genus Bacillus Rahmat Azhari Kemal, Gabriel Bagus Kennardi

54

14 Usia Menarche Dan Indeks Massa Tubuh Anak Perempuan Usia 7-15 Tahun Di Kota Surakarta Dan Sekitarnya Tetri Widiyani1, Olivia Erness, Noor Soesanti Handajani

54

 

Page 11: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

x  

15 Gambaran Kepadatan Spermatozoa Dalam Lumen Tubulus Seminiferus Testis Kelinci (Lepus sp.) Lokal Yang Diberi Ransum Komersial Disuplementasi Minyak Hati Ikan Kod (Gadus Morhua) Ni Gusti Ayu Manik Ermayanti

55

16 Pengaruh Buangan Limbah Cair Pabrik Tekstil Di Sungai Kawasan Desa Mangun Argakabupaten Sumedang Terhadap Pembelahan Sel Akar Bawang Merah (Alliumcepa) Annisa, Hana Hunafa Hidayat

55

17 Seleksi Tumbuhan Pakan Oleh Kijang (Muntiacus Muntjak) Di Taman Nasional Bali Barat I Ketut Ginantra, I.G.A Sugi Wahyuni

56

18 Jenis-Jenis Diatom Di Danau Beratan Sebagai Data Pendukung Analisa Forensik Korban Tenggelam Pararya Suryadipura, Ni Made Suartini, I Ketut Junitha

56

19 Kecepatan Tumbuh Cendawan Yang Menginfeksi Tanaman Buah Naga (Hylocereus spp.) Secara In-Vitro Meitini W.Proborini

57

20 Kualitas Dan Status Mutu Air Bawah Tanah Di Wilayah Pesisir, Kabupaten Badung. I Ketut Sundra

57

21 Uji Antifertilitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata Linn) Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Ni Nyoman Wirasiti

58

22 Efektivitas MgCl2 Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Transpirasi Monochoria vaginalis( BURM. F ) Presl Ni Putu Adriani Astiti

58

23 Potensi Streptomyces sp. dalam Menghambat Bakteri Klebsiella pneumoniae Resisten Antibiotik Ampisilin Kadek Desy Kartika

59

24 Aktivitas Mendapatkan Makanan Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis Raffles) Di Uluwatu, Bali Ni Made Dewi Wahyuni

59

25 Pengaruh Penambahan Berbagai Takaran Bijikedelai Terhadap Pertumbuhan Dan Bobot Bibit Indukjamur Enoki (Flammulina Velutipes (Curt.:Fr.)Singer.) Betty Mayawatie Marzuki

60

26 Karakter Agronomi Dan Stabilitas Galur Padi Gogo Doubled-Haploid Hasil Kultur Antera Iswari Saraswati Dewi, Heni Safitri, Bambang Sapta Purwoko, Deni Sulaeman, Adin Afiyata, Muhamad Syukur, Desta Wirnas

60

27 Penelusuran Awal Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L) Untuk Menyembuhkan Luka Melalui Indikator Bakteriostatik dan Bakterisida Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In vitro. Yulita S. Lani, Lukas Seran, Aloysius Djalo

61

28 Identifikasi Karakteristik dan Keanekaragaman Jenis Lamun (Seagrass) Di Daerah Intertidal Di Pantai Litianak Desa Oelua Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao Midel D.W Ndolu, Abdul Majid, Marthinus Dethan

61

Page 12: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

xi  

29 Pengaruh Jarak Pemindahan Terhadap Keberhasilan Kembali Pulang (Homing) Kodok Buduk (Bufo melanostictus) Ni Wayan Mery Wintari, I Ketut Artawan, Ida Bagus Jelantik Swasta

62

30 Alokasi Waktu Aktivitas Harian Monyet Ekor Panjang (Macacafascicularis) Dewasa Di Destinasi Wisata Luhur Uluwatu, Bali Ramdhoani, A. A. Gde Raka Dalem, Deny S. Yusup

62

31 Kondisi Terumbu Karang Di Lokasi Wisata Snorkeling Kawasan Gili Matra, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat Ni Made Martini, Hilman Ahyadi, S.Si, M.Si, dan Dr. I Wayan Suana

63

32 Produksi Bibit Kentang (Solanum Tuberosum L.) G1 Dari Stek Batang Putu Wina Andriani Lestari, Made Ria Defiani, Ida Ayu Astarini

63

33 Pengaruh Penggunaan Pupuk Organic Cair Mitra Flora dengan konsentrasi berbeda terhadap produksi pare (Momordicha charantiae L.) Di Daerah Nangahure Kecamatan Alak Kabupaten Sikka Andy Agustina Lande, Sudirman Bandu, Yusnaeni Ganing

64

34 Pengembangan Media Ajar Interaktif Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kemandirian Dan Berfikir Kritis Siswa Pada Materi Monera Kelas X Sma Julian Tambunan, Supramono, Akhmadi

64

35 Pengembangan Modul Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pencernaan Manusia Debora Margareth, Supramono, Suatma

65

36 Efektivitas Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus Communis Forst.) Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Dan Mempertahankan Jumlah Sperma Pada Tikus (Rattus norvegicus L.) I Putu Ari Wijana Dipa, Ni Wayan Sudatri, Ngurah Intan Wiratmini

65

37 Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Air Tawar Di Danau Tuadale Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Dicky F.Hanas, Frans Kia Duan, Abdonia W.Finmeta

66

38 Pengaruh Motivasi, Budaya Sekolah Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Guru SMA Negeri 1 Lahusa Kecamatan Lahusa Kabupaten Nias Selatan Hasrat Damai Hulu, T. Sihol Nababan, Oloan Simanjuntak

66

39 Induksi Poliploidi Bunga Lili (Lilium Longiflorum Thunb.) Dengan Pemberian Oryzalin Gusti Ayu Mirah Dwidaputri, Ida Ayu Astarini, Eniek Kriswiyanti

67

40 Analisis Protein Membran Spermatozoa Kambing Peranakan Etawa, Kambing Boer, Dan Kambing Kacang Sebagai Pendekatan Kekerabatan Gustu Widi Kencana Putra, Umie Lestari, Sofia Ery Rahayu

67

41 Identifikasi Pigmen Anthosianin Dari Limbah Kulit Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) I Wayan Muda Suta Arta

68

 

 

Page 13: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

xii  

42 Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Umbi Ubi Jalar Ungu Terhadap Penurunan Glukosa Darah Pada Tikus Putih (Ratus Norvegicus) Yang Diinduksi Dengan Sterptozotocin I Gede Wiranatha

68

43 Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bunga Potong Anthurium sp Ni Luh Suriani

69

 

PEMAKALAH UTAMA

Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc.

Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemenristek Dikti

Page 14: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

xiii  

PEMAKALAH UTAMA

MENELITI MANFAAT BUAH PINANG PADA SISTEM REPRODUKSI DAN PERKEMBANGAN HEWAN*

Sony Heru Sumarsono, Annisa Martiana, Eka Pasana Pujowati, Prilia Setiorini, Hafizh Sholahudin

KK Fisiologi, Perkembangan Hewan dan Sains Biomedika

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung Gedung Labtek XI, Jl ganesha 10, Bandung 40132

Email: [email protected]

ABSTRAK

Buah pinang (Areca catechu L) sudah dikenal dan dimanfaatkan sejak jaman dulu sebagai bahan obat dari berbagai jenis penyakit infeksi. Buah pinang mengandung berbagai jenis alkaloid yang kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai bahan antifertilitas, suatu cara pengaturan kelahiran anak dengan memanfaatkan bahan alami. Untuk itu perlu diteliti manfaat buah pinang terhadap sistem reproduksi mamalia. Ekstrak etanol buah pinang disiapkan dengan maserasi dan ekstraksi dengan etanol 96%, dikeringkan dan kemudian dilarutkan dalam larutan gum Arab 1%. Mencit betina digavage setiap hari dengan 0, 300, 500, dan 700 mg/kg berat badan ekstrak biji pinang selama 15 hari, diistirahatkan 5 hari dan dikawinkan. Mencit dibunuh dan dibedah pada umur kebuntingan 3, 9 dan 16 hari, embrio dikumpulkan, dihitung dan diamati jika terjadi kelainan. Mencit jantan digavave setiap hari dengan ekstrak etanol biji pinang dengan dosis 0, 300, 500 dan 700 mg/kg berat badan selama 17 dan 35 hari, dibunuh dan diamati perubahan yang terjadi pada testis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak pemberian ekstrak biji pinang pada mencit betina menunjukkan terjadi penurunan kualitas embrio tahap praimplantasi yang dihasilkan yaitu mengalami kelambatan perkembangan pada tahap morula. Pada tahap pasca implantasi tidak ditemukan adanya penurunan kualitas maupun kelainan pada embrio. Pada hewan jantan ekstrak biji pinang dapat menyebabkan tubulus seminiferus tidak tumbuh, testis lebih kecil, hypoplasia spermatogenesis, dan peningkatan apoptosis pada sel-sel spermatogonia. Kata kunci: ekstrak biji pinang, mencit, embrio, spermatogenesis, apoptosis

* Disampaikan dalam Seminar Nasional Biosains 2 tanggal 19 Nopember 2015 di Denpasar

Page 15: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

xiv  

PEMAKALAH UTAMA

PENTINGNYA PENELITIAN TAKSONOMI DALAM MENUNJANG PERKEMBANGAN SAIN DAN TEKNOLOGI:

STUDI KASUS PADA PENELITIAN SUKU CUCURBITACEAE*

Rugayah

Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI Email: [email protected]

Ringkasan

Taksonomi termasuk di dalam salah satu ilmu dasar yang mempelajari tentang pencirian, penggolongan serta penamaan suatu takson. Ilmu tersebut sebenarnya telah melekat dengan sendirinya pada setiap individu tanpa disengaja, karena setiap aktivitas yang kita lakukan selalu mempraktekan apa yang dipelajari di dalam ilmu tersebut. Dengan melakukan pencirian kita bisa menyandra suatu benda, kemudian mengenali, memberikan sebutan atau nama untuk benda tersebut dan menggolong-golongkannya menjadi suatu kelompok tertentu. Nama dapat dikatakan sebagai kunci pembuka khasanah ilmu pengetahuan. Dengan mengenal sebuah nama, kita dapat dengan sendirinya menggambarkan segala suatu yang melekat pada benda yang kita sebutkan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang ada, istilah taksonomi juga berkembang menjadi Sistematika. Apa yang menjadi topik pembelajarannyapun juga berkembang tidak hanya pencirian, pengolongan dan penamaan saja, namun juga dipelajari hubungan kekerabatan antar takson dengan bukti-bukti evolusinya. Untuk mendapat bukti-bukti tersebut, beberapa pendekatan perlu dilakukan guna mengetahui proses evolusi yang terjadi. Pendekatan-pendekatan tersebut selama ini selaras dengan perkembangan ilmu yang ada, sehingga kita dapat mengenal beberapa istilah keilmuan yang terkait dengan bidang taksonomi ini seperti Sitotaxonomy, chemotaxonomy, Numerical taxonomy, Molecular systematic, dll. Hasil penelitian taksonomi maupun sistematika yang berupa pengungkapan kekayaan jenis maupun genetik (berupa varian), dapat dimanfaatkan oleh bidang keilmuan lainnya (seperti Ekologi, Etnobotani, Kehutanan, Konservasi, Farmasi, Bioteknologi, Pertanian). Bahkan saat ini prinsip dasar taksonomi juga dapat diaplikasikan di dalam bidang informatika. Terciptanya beberapa program aplikasi komputer yang dapat dimanfaatkan untuk menganalisis informasi biologi, antara lain seperti program yang dipakai dalam menganalisis hubungan kekerabatan dll, sebagai bukti bahwa taksonomi juga berperan di dalamnya. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara Megadiversity. Berdasarkan informasi kekinian keanekaragaman hayati Indonesia (Widjaja, EA dkk, 2014) mencatat sekitar 30.000-40.000 jenis tumbuhan (15.5 %, jumlah total tumbuhan yang ada di dunia) dan saat ini hanya sekitar 50 % (tumbuhan berbiji) yang telah terungkap. Dengan demikian masih banyak peluang untuk mengungkapkannya. Ironisnya, Indonesia hanya memiliki ahli taksonomi yang sangat sedikit dibandingkan negara maju, sehingga publikasi-publikasi taksonomi masih didominasi oleh peneliti-peneliti asing. Maraknya pemahaman tentang keanekaragaman hanyati (genetik, jenis dan ekosistem) di awal abad ini, berdampak sangat besar terhadap arti pentingnya peranan taksonomi atau sistematika di dalam pengungkapan keanekaragaman itu sendiri. Penggantian mata ajaran taksonomi menjadi keanekaragaman di beberapa perguruan tinggi di Indonesia melalui berbagai pendekatan yang berbeda dan lebih menarik, juga terbukti dapat

Page 16: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

xv  

meningkatkan minat anak didik untuk mengetahui dunia taksonomi ini. Beberapa tahun terakhir, jumlah mahasiswa peminat bidang taksonomi yang tercatat di Sekolah Pasca Sarjana, Program Studi Biologi di IPB semakin banyak, yang awalnya pada tahun 1991 hanya satu orang menjadi sekitar 8-13 orang pada saat ini. Semakin banyaknya taksonom-taksonom baru yang lulus pendidikan, diharapkan dapat mempercepat terungkapnya kekayaan hayati Indonesia. Kegiatan penelitian yang di lakukan dalam bidang sistematika saat ini di awali dari kegiatan inventarisasi dan eksplorasi, mengenalnya melalui proses identifikasi dan pemberian nama, dianalisis hubungan kekerabatannya dan dikonstrukti pengelompokannya, kemudian data-data tersebut dikemas dan dimanage di dalam suatu program database dan dikomunikasikan ke seluruh dunia. Terjalinnya jejaring data-data tersebut diharapkan akan berakhir pada suatu muara pemanfaatan keanekaragaman yang berkesinambungan atau lestari. Permasalahan kekurangan pangan, munculnya macam penyakit yang memerlukan obat-obatan baru di dunia, dll. diharapkan akan teratasi dengan terbukanya informasi dasar ini. Cucurbitaceae, diketahui merupakan salah satu suku yang memiliki nilai ekonomi penting di dalam kehidupan manusia, dimana banyak anggota jenis dari suku tersebut yang telah dimanfaatkan sebagai sumber pangan (buah-buahan, sayuran) maupun obat-obatan (obat sederhana: cacing, batuk, hingga HIV). Keanekaragaman jenis suku ini telah terungkap, saat ini telah diketahui 900 jenis dari 120 marga tersebar di seluruh dunia terutama di daerah tropik, dan sebagian besar marganya tersebar di Amerika, hanya beberapa di daerah temperate. Di kawasan Malesia dilaporkan sebanyak 132 jenis, termasuk di dalam 39 marga. 29 marga diantaranya tumbuh liar dan 10 marga telah dibudidaya (de Wilde & Duyfjes, 2010). Di Indonesia diperkirakan sekitar 85 jenis, termasuk beberapa kerabat liar dari jenis-jenis yang dibudidayakan ( seperti Cucumis melo f.agrestis, Benincasa f. pruriens dll.). Keanekaragaman jenis marga Trichosanthes (25 jenis) merupakan yang paling tinggi. Terungkapnya keanekaragaman ini dipakai sebagai data dasar dalam pengembangan selanjutnya. Berbagai penelitian lanjutan pada suku ini masih terus dilakukan. Hasil analisis molekuler menggabungkan beberapa marga seperti Mukia masuk ke dalam marga Cucumis. Perakitan kultivar baru dalam rangka peningkatan kualitas buah (melon Apel sebagai kultivar baru yang memiliki buah sebesar buah apel), peningkatan produksi biji (Citrulus, Cucurbita, dll), maupun ketahanan terhadap penyakit pada jenis-jenis lainnya; demikian pula penelitian kandungan kimia lain seperti alkaloid pada jenis-jenis Momordica, saponin pada jenis-jenis Cucurbita, Cucumis, Lagenaria dan Momordica. Ditemukannya bahan bioaktif pada jenis-jenis Momordica, Trichosanthes dilaporkan mempunyai kandungan kimia yang dapat dipakai sebagai bahan anti HIV. Kata kunci: taksonomi, sistematika, keanekaragaman, Cucurbitaceae

* Disampaikan dalam Seminar Nasional Biosains 2 tanggal 19 Nopember 2015 di Denpasar

Page 17: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

xvi  

PEMAKALAH UTAMA

MENINGKATKAN RELEVANSI PENELITIAN BIOLOGI UNTUK MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN*

Dewa Ngurah Suprapta

Laboratorium Biopestisida Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penduduk dunia saat ini sudah mencapai sekitar 7,2 miliar jiwa dan hampir 1 miliar jiwa mengalami kelaparan dan kekurangan gizi sementara sekitar 2 miliar ketahanan pangannya kurang kuat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa sumber daya global saat ini seperti sumber daya alam, sumber daya manusia dan iptek belum mampu memenuhi kebutuhan dasar penduduk dunia terutama dalam penyediaan pangan secara berkecukupan dan berkeadilan. Penduduk dunia pada tahun 2050 diperkirakan akan mencapai 9 miliar jiwa, dan untuk memenuhi kebutuhan pangan diperlukan peningkatan produksi tanaman pangan sekitar dua kali lipat dari produksi saat ini. Peningkatan produksi tanaman bisa dilakukan melalui ekstensifikasi yaitu memperluas lahan pertanian, dan melalui intensifikasi yaitu penerapan teknologi secara intensif dan efisien. Perluasan lahan pertanian tampaknya sulit bisa dilakukan karena justru lahan pertanian yang ada saat ini cendrung mengalami penyusutan karena adanya alih fungsi. Pilihan yang paling mungkin adalah intensifikasi pertanian melalui penggunaan varietas unggul, pengembangan teknik pengolahan tanah yang tepat, pengelolaan irigasi yang lebih efisien, penggunaan pupuk yang sesuai, pengelolaan hama dan penyakit secara terpadu. Peneliti biologi bisa memberikan kontribusi yang besar pada beberapa aspek dari intensifikasi pertanian terkait dengan pengembangan varietas unggul yang memiliki sifat dengan produktivitas tinggi, umur pendek,nilai gizi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit serta adaptif terhadap kondisi iklim yang terus berubah. Selain itu, penelitian biologi dasar juga diperlukan untuk menemukan, mengidentifikasi, dan mengembangkan agen hayati atau produknya yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk hayati dan biopestisida dengan kinerja yang lebih baik dari pupuk dan pestisida kimia sintetis. Kegiatan penelitian biologi seharusnya dikelola secara multidisiplin dan transdisiplin melibatkan berbagai ahli terkait, khususnya ahli pertanian, sehingga hasil penelitian biologi memiliki relevansi yang tinggi dan bermuara pada peningkatan kinerja pertanian khususnya dalam memperkuat ketahanan pangan. Kata kunci: relevansi penelitian, ketahanan pangan, multidisiplin, transdisiplin

*Disampaikan pada Seminar Nasional Biosains 2 tanggal 20 Nopember 2015 di Denpasar

Page 18: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

1  

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN ASING INVASIF DI HUTAN PENDIDIKAN DAN PENELITIAN BIOLOGI (HPPB)

UNIVERSITAS ANDALAS

Solfiyeni*, Syamsuardi, Chairul

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, Padang *Email: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan asing invasif di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB) Universitas Andalas yang bertujuan untuk mengetahui komposisi dan struktur tumbuhan asing invasif di kawasan hutan tesebut. Penelitian ini menggunakan metode kuadrat dengan peletakan plot secara sistematik sampling. Jumlah plot pengamatan sebanyak 90 plot dengan ukuran plot 2 x 2 meter. Hasil penelitian menunjukkan di HPPB ditemukan sebanyak 2056 individu dari 36 jenis tumbuhan asing invasif yang tergolong kedalam 15 famili. Famili yang dominan adalah famili Rubiaceae dengan persentase famili 25,97%. Jenis tumbuhan asing invasif yang mendominasi adalah Borreria laevis dan Melastoma malabathricum dengan Nilai Penting (NP) masing-masingnya 26,96% dan 20,30%. Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan asing invasif pada kawasan ini tergolong sedang yaitu 2,98. Kata kunci : tumbuhan asing invasif, komposisi, struktur, HPPB

KEANEKARAGAMAN LUMUT DI LERENG BARAT GUNUNG LAWU, KABUPATEN KARANGANYAR

Krisanty Kharismamurti*, Dwi Setyo Kelompok Studi Biodiversitas, Program Studi Biologi, FMIPA

Universitas Sebelas Maret, Surakarta *Email: [email protected]

ABSTRAK

Gunung Lawu memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah di seluruh bagian hutan. Salah satu keanekaragaman yang tersimpan adalah tumbuhan lumut (Bryophyta). Tumbuhan lumut mempunyai berbagai ciri khas dan dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan. Penelitian terkait tumbuhan lumut bertujuan untuk mendata berbagai jenis lumut, sehingga dapat dijadikan sebagai database keanekaragaman hayati Gunung Lawu. Metode yang digunakan adalah metode jelajah. Metode ini dilakukan dengan menelusuri hutan di rentang luasan area 5meter dari jalansetapak di kanan dan kiri. Sampel lumut yang didapatkan kemudian dipreservasi dan di identifikasi. Lokasi penjelajahan dilakukan di dua tempat di lereng barat Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar, yaitu Hutan Segorogunung dan Hutan Parang Ijo. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 21 spesies berhasil teridentifikasi. Kata kunci: lumut, jelajah, database, Gunung Lawu

Page 19: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

2  

KEANEKARAGAMAN ANGGREK DI BUKIT TAPAK, TABANAN-BALI

I.G. Tirta*, Aninda Retno U.W., I.N. Peneng

UPT. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali * Email: [email protected]

ABSTRAK

Anggrek yang termasuk dalam suku Orchidaceae merupakan salah satu suku terbesar dalam Angiospermae dan memiliki keanekaragaman tinggi terutama di hutan hujan tropis. Secara alami di habitat aslinya, anggrek mudah dijumpai dalam habitus epifit dan terestrial. Namun saat ini alih fungsi lahan dan over eksploitasi menyebabkan menurunnya populasi dan tingkat keragaman jenis anggrek. Bukit Tapak termasuk dalam kawasan hutan Batukau, bukit ini telah memiliki jalur pendakian yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemelimpahan dan keragaman anggrek di Bukit Tapak. Penelitian dilakukan dengan metode eksplorasi acak pada jalur pendakian dari Kebun Raya Bali – puncak bukit bulan Agustus 2013, dan jalur pendakian dari Pancasari – puncak bukitbulan Agustus 2014.Hasil penelitian menunjukkan bahwadiBukit Tapak ditemukan sebanyak 50jenisanggrek yang terdiri dari 40 jenis anggrek epifit dan 10 jenis terestrial. Indeks kesamaan jenis Sorrensen terhitung sebesar 40,63%, hal ini menunjukkan kedua area jalur pendakian memiliki keragaman jenis yang cukup berbeda. Kata kunci: anggrek, orchidaceae, Bukit Tapak, keanekaragaman, Bali

EVALUASI EFIKASI TAKARAN DAN FREKUENSI PEMBERIAN BIOPESTISIDA EKSTRAK ANDROPOGON

NARDUS UNTUK MENEKAN SERANGAN PENYAKIT UTAMA BUAH KAKAO DI SUMATERA BARAT

Mairawita

Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas Email: [email protected]

ABSTRAK

Penyakit utama pada kakao (Theobroma cacao. L.) di Sumatera Barat adalah Phythopthora palmivora (patogenBusukBuahKakao/BBK). Pada penelitian pendahuluan, ekstrak Andropogon nardus mampu menekan penyakit pada utama kakao, yaitu P. palmivora sampai dengan 100%. Penelitian ini bertujuan menguji evektifitas biopestisida ekstrak A. nardus di lapangan, terhadap penyakit utama kakao tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Stratified Random Sampling dan dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman pada kebun binaan seluas + 1 ha. Perlakuan ekstrak A. nardus adalah 4 ml/L dan 8 ml/L untuk tahun pertama. Hasil perlakuan 1 dan 2 pada kakao memperlihatkan kecenderungan pengaruh positif penyemprotan biopestisida terhadap serangan P. palmivora. Perlakuan yang diterapkan pada tahun pertama dimodifikasi dengan adanya kombinasi perlakuan dan frekuensi penyemprotan. Perlakuan yang diterapkan adalah penyemprotan 12 ml/L dan 24 ml/L, masing-masing dilakukan dengan dua frekuensi penyemprotan yaitu setiap seminggu sekali dan 15 hari sekali, selain itu diterapkan kontrol negatif dan kontrol positif. Hasil pengamatan hingga minggu ke-7 menunjukkan adanya penurunan jumlah buah yang terserang P. palmivora. Dari hasil pengamatan di lapangan terjadi penurunan tingkat serangan, namun grafik menunjukkan adanya fluktuasi yang cukup jelas.

Page 20: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

3  

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADA MEDIA TANAH YANG MENGANDUNG TIMBAL (Pb) TERHADAP

PERTUMBUHAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir.)

Ulfah Rahmawati, Listiatie Budi Utami* Program Studi Biologi FMIPA, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

* Email: listiatie [email protected]

ABSTRAK

Kangkung darat (Ipomoea reptansPoir.) merupakan tanaman hiperakumulator terhadap logam timbal (Pb), padahal kangkung darat banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kandungan timbale (Pb) kangkung darat pada berbagai dosis pupuk organik. Selain itu, untuk mengetahui dosis pupuk organik yang paling efektif u tuk meningkatka npertumbuhan dan menurunkan kandungan timbal (Pb) tanaman kangkung darat. Penelitian dilakukan secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian pupuk organic dengan dosis 0 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram, 200 gram, dan 250 gram dalam 2 kg tanah dari TPA Piyungan, setiap perlakuan 4 kali ulangan. Pengamatan dilakukan selama 4 minggu, meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, panjang akar, dan berat basah tanaman. Setelah minggu ke-4, dilakukan pengukuran kadar timbal (Pb) dalam daun. Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung darat, dosis yang paling efektif untuk pertumbuhan tanaman kangkung darat adalah 200 gram dalam 2 kg tanah. Namun, pemberian pupuk organic tidak dapat menurunkan kandungan Pb dalam tanaman kangkung darat. Kata kunci: pupuk organik, pertumbuhan, timbal (Pb), kangkung darat

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU-PAKUAN (Pteridophyta) DI KAWASAN LERENG BARAT GUNUNG LAWU,

JAWA TENGAH

Zenita Milla Luthfiya*, Nor Liza, Rizma Dera Anggraini Putri Kelompok Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi FMIPA, UNS Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan barat lereng Gunung Lawu, tepatnya di hutan Segoro Gunung dan hutan Parang ijo Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta) di kawasan barat Gunung Lawu, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jelajah dan metode kuadran plot sampling dengan ukuran (20x20)m. Tumbuhan paku memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dan mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang bervariasi. Tumbuhan paku memiliki fungsi ekologis yang penting dalam ekosistem hutan serta pemanfaatan bagi manusia sebagai sumber pangan, tanaman hias, dan obat-obatan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, di hutan segoro gunung didapatkan sebanyak 30 spesies tumbuhan paku, sedangkan di hutan parang ijo didapatkan 22 spesies tumbuhan paku. Kata kunci: Gunung Lawu, Tumbuhan Paku, Keanekaragaman

Page 21: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

4  

KAJIAN PENYEBAB GAGALNYA PEMBENTUKAN BIJI JAHE MELALUI BIOLOGI BUNGA

Melati1, Endah Retno Palupi2, Satriyas Ilyas2, Anas D. Susila2

1 Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jl. Tentara Pelajar 3, Bogor. 2 Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor, Jl. Meranti, Kampus IPB, Dermaga, Bogor. Email: [email protected]

ABSTRAK

Banyaknya OPT tular benih, menjadi kendala dalam penggunaan rimpang sebagai benih untuk perbanyakan tanaman jahe. Benih yang sudah terinfeksi sulit untuk disterilkan dan hal ini dapat menurunkan produksi benih jahe. Penggunaan biji sebagai benih pengganti rimpang menjadi alternatif terobosan yang potensial untuk dikembangkan, namun masih menghadapi kendala karena tidak ditemukan biji jahe secara alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biologi bunga jahe putih besar yang berkaitan dengan pembentukan biji. di dua lokasi dengan ketinggian berbeda. Sampel diambil secara acak di kedua lokasi dan dirata-ratakan. Kegagalan pembentukan biji jahe disebabkan oleh banyak faktor. Posisi antera yang berada di bawah kepala putik menyulitkan untuk terjadinya penyerbukan sendiri. Serbuk sari bersifat lengket, sehingga angin tidak bias menjadi vektor penyerbuk. Tidak ditemukannya serangga sebagai vektor penyerbuk pada saat bunga mekar. Serbuk sari tidak mempunyai pori, exinnya tebal. Sekresi yang terjadi pada saat kepala putik siap menerima serbuk sari terlalu sedikit. Penyerbukan silang buatan belum mampu membentuk tabung serbuk sari dan biji tidak terbentuk. Kata kunci: antera, kepalaputik, serbuk sari, penyerbukan buatan, vektor penyerbuk

ANALISIS KOMPOSISI FLORA PADA BEBERAPA JENIS TUMBUHAN INVASIF DOMINAN DI TAMAN NASIONAL BALI

BARAT, BALI

Asep Sadili*, Sunaryo, Deden Girmansyah Bidang Botani, Puslit Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Jl. Raya Jakarta–Bogor Km 46, Cibinong 16911

ABSTRAK

Penelitian analisis komposisi flora pada beberapa jenis tumbuhan invasif dominan di Taman Nasional Bali Barat dilakukan di tiga lokasi yaitu; di sekitar Banyu Wedang dengan jenis dominan akasia (Acacia nilotica); di Resort Menjangan dengan jenis gamal (Gliricidia sepium); di sekitar Prapat Agung dengan jenis kirinyuh (Chromolaena odorata), dan jenis krasian (Lantana camara). Penelitian dikhususkan bagi kelompok belta dan semai atau herba dengan menggunakan petak, dan hasil pada masing-masing lokasi cukup bervariasi. Kata kunci: analisis, tumbuhan invasif dominan, taman nasional Bali Barat, Bali.

Page 22: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

5  

APLIKASI PUPUK ORGANIK UNTUK MEREDUKSI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK PADA BUDIDAYA

Ismail Saleh1*, R. Eviyati2, Dodi Budirokhman1, Ida Setya Wahyu Atmaja1 1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung

Jati Cirebon, Jawa Barat, Indonesia 45132 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati

Cirebon, Jawa Barat,Indonesia 45132, *Email: [email protected]

ABSTRAK

Jambu biji merah merupakan salah satu komoditas unggulan di Desa Pajambon Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Mengingat budidaya yang intensif jambu biji di daerah ini maka teknik budidaya yang tepat menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat mengurangi kesuburan tanah sehingga pemberian pupuk organik menjadi aspek penting untuk mengembalikan kesuburan tanah dan perbaikan fisik, kimia, dan biologi tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pengaturan dosis pupuk anorganik dan pupuk pupuk kandang (organik) terhadap mutu buah jambu biji merah. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei – Agustus 2015 di Desa Pajambon, Kabupaten Kuningan. Curah hujan di lokasi penelitian yaitu 0 mm/hari (musim kemarau). Perlakuan disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial. Faktor pertama adalah dosis pupuk anorganik NPK yang terdiri atas tiga taraf yaitu 0, 150, dan 300 g/pohon. Faktor ke dua yaitu dosis pupuk kandang yang terdiri atas tiga taraf yaitu 10, 20, dan 30 kg/pohon.Hasil percobaan menunjukkan bahwa belum terdapat pengaruh yang signifikan antar perlakuan baik dosis pupuk NPK maupun pupuk kandang terhadap semua tingkat kemanisan, kadar air, kadar vitamin C dan kadar gula total, serta masa simpan buah jambu biji. Tidak adanya hujan selama penelitian menyebabkan proses dekomposisi dari pupuk organik dan penyerapan hara oleh akar tanaman menjadi terganggu. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh dari pengaturan dosis pupuk tersebut di musim penghujan. Kata Kunci: jambu biji, kualitas buah, pupuk organik, vitamin C.

KEANEKARAGAMAN JENIS JAHE GENUS Zingiber (Zingiberaceae) DI KAWASAN BUKIT KAPUR SUMATERA

BARAT

Nurainas*, Zuhri Syam & Riki Chandra

Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Indonesia * Email: [email protected]

ABSTRAK Genus Zingiber merupakan salah satu genus dari famili Zingiberaceae (keluarga jahe-jahean). Zingiber merupakan genus yang paling banyak dalam famili Zingiberaceae yang telah dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat dan bahan bumbu, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial, tanaman industri serta tanaman hias. Kawasan bukit kapur (limestone) mempunyai hutan dengan jenis-jenis flora yang spesifik. Di Sumatera Barat kawasan limestone ini cukup luas, diperkirakan sekitar 30.000 Ha lebih dengan jalur utama dari utara di daerah Payakumbuh sampai ke selatan di daerah Sijunjung. Hasil data specimen herbarium dan studi lapangan terbaru di Sumatera Barat didapatkan 5 species Zingiber yang ditemukan pada kawasan limestone Sumatera Barat yakni Zingiber gracile, Z. kunstleri, Z. montanum, Z. zerumbet dan ZIngiber sp. Kata kunci: Zingiber, Zingiberaceae, Sumatera Barat, keanekaragaman, limestone.

Page 23: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

6  

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI TAKARAN BIJI KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN BOBOT BIBIT INDUK JAMUR ENOKI Flammulinavelutipes (Curt.:Fr.)Singer.)

Betty Mayawatie Marzuki*, Tatang Suharmana Erawan, Joko Kusmoro

Departemen Biologi FMIPA, Universitas Padjadjaran * Email: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan berbagai takaran biji kedelai terhadap pertumbuhan dan bobot bibit induk jamur enoki (flammulina velutipes (Curt.:Fr.) Singer.) mulai bulan Juli sampai bulan Oktober 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase jumlah penambahan kacang kedelai yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan miselium dan bobot bibit induk jamur enoki yang terbaik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari enam taraf perlakuan yaitu penambahan kacang kedelai (P) pada media bibit induk jagung, dilakukan empat kali pengulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari komposisi media bibit induk biji jagung 100% ditambahakan kacang kedelai 0% (p0), 4% (p1), 8% (p2), 12% (p3), 16 (p4), 20 % (p5). Parameter yang diukur adalah: rata-rata pertambahan panjang miselium jamur enoki umur 28 hari, rata-rata persentase petumbuhan miselium jamur enoki umur 28 hari (%), dan bobot bibit induk. Hasil penelitian menunjukkan Penambahan kacang kedelai 4% (p1) merupakan perlakuan terbaik untuk semua parameter yang diukur. Kata kunci : jamur enoki, kacang kedelai, pertumbuhan miselium, bobot bibit induk

STUDI TANAMAN PEKARANGAN PADA KAWASAN PINGGIR

DAN PUSAT KOTA PADANG

Zakiah Mustika*, Zuhri Syam, Solfiyeni

Laboratorium Ekologi Tumbuhan Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang, 25163, Indonesia

* Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian tentang Studi Tanaman Pekarangan pada Kawasan Pinggir dan Pusat Kota Padang telah dilakukan pada bulan Mei-September 2015. Tujuan penelitian adalah mengetahui komposisi dan struktur tanaman pekarangan pada kawasan pinggir dan pusat Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metode survey (pengambilan data langsung) di lapangan. Pemilihan plot dilakukan secara purposive sampling dimana pekarangan sebagai plot dan rumah sebagai centre. Hasil penelitian menunjukkan di wilayah pinggir kota ditemukan 69 famili, 204 jenis dan 5660 individu, sedangkan di wilayah pusat Kota Padang, ditemukan 60 famili, 174 jenis dan 4081 individu. Famili yang sering muncul di wilayah pinggir kota adalah Euphorbiaceae dan Araceae, di wilayah pusat kota adalah Poaceae dan Apocynaceae. Data didapat dari 10% total rumah berukuran 400 m2 di Kota Padang. Analisis data struktur menunjukkan pada wilayah pinggir kota, tanaman yang memiliki indeks nilai penting tertinggi adalah Cordyline fruticosa (5.413%) dan Manihot uttilisima (5.072%), sedangkan di wilayah pusat kota adalah Tabernaemontana sp. (9.296%) dan Euodia ridleyi (9.247%). Indeks keanekaragaman tergolong tinggi yaitu 4,83 di wilayah pinggir dan 4,69 di wilayah kota. Indeks kesamaan kedua wilayah memiliki persentase 76.19%. Kata Kunci: komposisi, kota padang, pekarangan, struktur, tanaman

Page 24: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

7  

RAGAM KELAPA (Cocos Nucifera L., Amiliaarecaceae) DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG

Eniek Kriswiyanti*, I Ketut Junitha

Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Udayana Email: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan eksplorasi tanaman kelapa di daerah pantai wilayah kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung pada bulan September 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada berapa ragam kelapa di Nusa Penida. Penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi karakteristik morfologi dari masing-masing ragam. Berdasar karakter batang, daun, bunga dan buah di Nusa Penida ditemukan 21 ragam kelapa yaitu kelapa:Gadang, Gading, Coklat, Barak, Tuwet, Rangda, Surya, Udang, Mulung, Bulan, Bingin, Buta, Batu, Kacek, Matepat, Be Julit, Bojog tergolong dalam kelapa Dalam (Cocosnucifera L. var. typicaada 17 ragam), kelapa Bluluk dengan karangan bunga tongkol (spicata) termasuk dalam varietas Cocos nucifera L. var. spicata, sedang kelapa genjah gadang, gading dan Bulan, termasuk varietas Genjah (Cocosnucifera L. var. nana). Kata Kunci: eksplorasi, ragam kelapa, varietas spicata

STUDI PENDAHULUAN SELEKSI POHON PLUS MALAPARI (Pongamiapinnata (L.) Pierre)

Ni Luh Arpiwi

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali 80361

* Email: [email protected]

ABSTRAK Malapari adalah tanaman penghasil minyak untuk bahan baku biodiesel. Kandungan minyaknya sangat beragam antar satu pohon dengan pohon lainnya dalam satu populas imaupun antar populasi. Dalam usaha pemuliaan malapari diperlukan pohon plus yaitu pohon yang memiliki beberapa keunggulan fenotif dibandingkan dengan pohon lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pohon plus malapari yang nantinya dijdikan induk perbanyakan vegetatif dalam upaya penyediaan bibit unggul. Survey dilakukan pada tegaka malapari di Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng untuk memilih pohon kandidat. Kriteria yang digunakan untuk seleksi adalah tinggi pohon, diameter batang setinggi dada, tinggi batang bebas cabang, kondisi kesehatan pohon, produksi buah, dimensi buah dan biji dan kandungan minyak. Metode seleksi adalah menggunakan pohon pembandingya itu membandingkan fenotip pohon – pohon yang tumbuh di sekitar pohon kandidat. Nilai rata-rata pohon kandida tuntuk criteria seleksi harus lebih tinggi dari pada nilai rata-rata pohon pembanding. Dari penelitian pendahuluan ini diperoleh beberapa pohon plus yang nantinya dijadikan sumber benih untuk mendukung upaya budidaya malapari.

Page 25: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

8  

KARAKTERISTIK DAN ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN MALAPARI (Pongamia Pinnata (L.) Pierre)

SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL MINYAK DI DUA AKSESI

Ferliana Febritasari, Ni Luh Arpiwi, I Gusti A. Sugi Wahyuni Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Udayana

ABSTRAK

Malapari (Pongamiapinnata(L.) Pierre) adalah tanaman penghasil minyak nabati yang sangat berpotensi untu kbahan baku biodiesel. Hal ini menjadi suatu alas an bahwa tanaman malapari perlu dikembangkan dan dibudidayakan. Malapari tumbuh alami di hutan dataran rendah pada tanah berkapur, batukarang di pantai, sepanjang tepi hutan bakau dan sepanjang aliran dan sung I pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanaman malapari dan hubungan kekerabatan antar beberapa aksesi yang tumbuh di aksesi Bali Utara (Pameron,Umaanyar, Kalisada, Pengulon, Sumber kelampok) dan Jawa Timur (TN. Alaspurwo, TN. Baluran) berdasarkan karakter morfologi dan kandungan minyak. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli-November 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan pengamatan sifat morfologi serta analisis kandungan minyak dari biji dengan metode ekstrasi minyak,untuk mengetahui hubungan kekerabatan digunakan program Minitab Vis 14. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan karakteristik morfologi malapari diunjukan pada karakter daun, bunga, dimensi buah dan biji yang bervariasi. Hasil analisis kekerabatan di beberapa aksesi malapari pada tingkat kemiripan diatas 80% dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar: kelompok I malapari dari daerah Uma anyar mempunyai tingkat kemiripan sebesar 59,51%, kelompok II malapari dari daerah Pengulon mempunyai tingkat kemiripan sebesar 80,16% dan kelompok III Alaspurwo dan 32 individu malapari lainnya yang berasal dari berbagai daerah mempunyai tingkat kemiripan sebesar 84,53%. Kata kunci: kekerabatan, pongamia pinnata (Pierre), tingkat kemiripan, seleksi, malapari,

pohon kandidat, pohon plus, pohon pembanding

KEANAKARAGAMAN DAN KEPADATAN SERANGGA BENTIK DI ZONA LITORAL DANAU DI ATAS SUMATERA

BARAT

Izmiarti Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Andalas

* Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian tentang keanekaragaman dan kepadatan serangga bentik di zona litoral

Danau Diatas Sumatera Barat telah dilakukan pada bulan Juni 2014. Penelitian dilakukan dengan metoda survei pada 5 stasiun yang ditetapkan berdasarkan kondisi lingkungan disekitar danau. Sampel dikoleksi dengan alat keruk (Ekman dredge) ukuran 15x15 cm2 untuk substrat berlumpur, dengan surber net ukuran 30 x 30 cm2 untuk substrat berbatu, masing-masing stasiun 4 sampel. Serangga akuatik yang ditemukan sebanyak 19 jenis yang tergolong ordo Coleoptera, Diptera, Ephemeroptera, Lepidoptera, Odonata dan Trichoptera. Keanekaragaman jenis berkisar dari 1,31-1,95. Kepadatan total berkisar dari 288,86-6054,95 ind/m2 yang tertinggi ditemukan di distasiun Villa dengan jenis dominan Orthocladinae sp.1 sedangkan kepadatan yang terendah di stasiun Muara. Kata kunci: keanekaragaman, kepadatan, serangga bentik, Danau Diatas

Page 26: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

9  

PENGENDALIAN GETAH KUNING MANGGIS DENGAN PENINGKATAN SERAPAN KALSIUM

Yulinda Tanari1, Darda Efendi2, Roedhy Poerwanto2, Didy Sopandie2, Ketty Sukety2

1 Mahasiswa Pascasarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) Institut Pertanian Bogor. Email: [email protected] 2 Staf Pengajar Departemen AGH Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK Kalsium berperan secara struktural dalamdinding dan membran sel.Kalsium

menentukan kekakuan (rigidity) dinding sel, sesuai peran ion Ca2+ sebagai penghubung antara rantai pektin pada dinding sel. Kalsium pada tanaman memiliki peran penting terkait dengan kekuatan mekanik jaringan dan terlibat dalam menentukan kualitas buah. Auksin berperan penting dalam meningkatkan pembelahan dan pembesaran sel. Pembelahan dan pembesaran mengakibatkan sel aktif tumbuh dan membesar, akibatnya buah mempunyai sinkstrenght yang tinggi. Defisiensi kalsium berperan besar dalam pencemaran getah kuning. Percobaan ini dilakukan untuk mengatahui interaksi antara kalsium dan akusin (NAA) dalam menurunkan cemaran getah kuning manggis. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktor. Faktor pertama adalah kalsium dengan 2 taraf yaitu 0 dan 3.2 kg/pohon dan faktor kedua adalah konsentrasi NAA yaitu 0, 200, 400 dan 600 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kalsium dan NAA menyebabkan terbentuknya bidang apoplas baru sehingga meningkatkan serapan kalsium ke dalam sel dan pada akhirnya menyebabkan menurunan cemaran getah kuning manggis. Kata kunci: manggis, getah kuning, kalsium, NAA

THE EFFECT OF DIFFERENT SOIL NUTRIENT AND

IRRIGATION LEVELS ON PERIWINKLE (Chatharanthus sp.) AT DIFFERENT ALTITUDES

Ni Luh Watiniasih1, Putu Sudiarta2, Nyoman Semadi Antara2

1Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Udayana 2 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

ABSTRACT

Madagascar periwinkle (Catharanthusroseus) is a shrubby perennial plant and widely spread in tropical area. They produce abundant plant bioactive chemical TerpenoidIndole Alkaloids (TIAs) and two of them, vinblastine and vincristine have been used as cancer chemotherapies. For the production of those chemical, a large amount of leaves are needed because the plant are only able to produce the chemical in small quantity. Therefore this research aims to investigate the effect of nutrient and irrigation level on the plant at different altitude. Early result found that the plant was grown larger at low altitude as the plant height, the number of leaves and flower was produced higher by plant in low altitude, but the leaf area was higher in plant at high altitude. The effects of water and nutrient treatments were varied in both sites. However, in general the high nutrient, but low ground water has a better effect on the plant growth. This early finding suggested that plant was growing better at lower altitude with high soil nutrients.

Page 27: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

10  

PENGGUNAAN BA, KINETIN DAN THIDIAZURON DALAM PEMBENTUKAN TUNAS KULIM (ScorodocarpusborneensisBecc.)

Martin Joni 1*, Yelnititis2

1 Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Udayana 2 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Jl. Palagan Tentara Pelajar KM 15 Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta * Email: [email protected]

ABSTRACT Kulim (ScorodocarpusborneensisBecc.) is one of forestry tree that have multi function. Shoot multiplication of kulim from single node stem explants from mature tree and from seedling was conducted. The objective of this study is to obtain of the best method for shoot multiplication through in vitroculture. Single node stem derived mature tree and seedling were used as explants. The modification of Murashige and Skoog (MS) basal medium with supplemented with 8 g/l agar, 30 gr/l sucrose and vitamin B was used as growth medium. The study was conducted on two stages. Shoot induction conducted on MS medium supplemented with 0.5-1.5 mg/l BA. The observation was conducted on shoot growth percentage, shoot number, shoot height and visual performance of culture. Result showed that the treatment of 0.75 mg/l BA was the best treatment for shoot induction from single node explant from mature tree and seedling. The percentage of shoot from those treatment are 33.3 % and 80 %. The average of shoot from those treatment are 0.2 and 0.8 shoot per explants. The average of shoot obtained is 6.8 cm. The visual performance of shoot is normal.

PERAN PENTING KAYU NARA (Pterocarpus indicus) BAGI

MASYARAKAT NGADA PULAU FLORES NUSA TENGGARA TIMUR

Vivi Yuskianti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15 Purwobinangun Pakem Sleman DI Yogyakarta E-mail: [email protected]

ABSTRAK Kayu merah (Pterocarpus indicus), dikenal sebagai kayu nara di Ngada berperan

penting dalam tradisi masyarakat Ngada. Masyarakat mengenal kayu nara sebagai ‘kayu kualitas’ karena baiknya kualitas kayu yang dihasilkannya. Secara tradisional, kayu nara digunakan masyarakat untuk pembuatan rumah-rumah adat. Saking kuatnya, masyarakat selalu percaya bahwa hanya kayu nara yang dapat digunakan sebagai tiang utama suatu rumah. Bagian rumah lain boleh menggunakan kayu jenis lain tetapi khusus untuk tiang utama mereka harus menggunakan kayu nara. Hal ini didasarkan oleh fakta bahwa kayu jenis ini sangat keras dan daya tahan yang tinggi. Besarnya penggunaan kayu nara ini dalam masyarakat ternyata tidak diringi dengan banyaknya ketersediaan nara di alam. Banyak hutan nara yang sekarang sudah hilang dan berganti menjadi kebun-kebun penduduk. Lamanya masa tebang kayu ini juga mengakibatkan masyarakat kurang tertarik untuk menanam kayu jenis ini. Mereka lebih tertarik untuk menanam kayu dari luar daerah seperti kayu jati dan mahoni. Kondisi ini perlu segera diperbaiki. Perlu ada upaya konservasi/penyelamatan jenis ini dari ancaman kepunahan. Makalah ini akan menggambarkan peran penting kayu nara terutama untuk masyarakat Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dan strategi konservasi yang dapat dilakukan untuk melestarikan jenis ini. Kata kunci: Nara (Pterocarpus indicus), Ngada, konservasi

Page 28: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

11  

UJI POTENSI UMBI KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott.) SEBAGAI BAHAN PANGAN FUNSIONAL ANTIULSER

MENGGUNAKAN HEWAN UJI MENCIT (Mus musculus L.)

Triyani Yuliastuti, Marti Harini, Noor Soesanti Handajani, Tetri Widiyani

Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

ABSTRAK Umbi kimpul biasa dikonsumsi masyarakat sebagai sumber karbohidrat. Kandungan

serat dan mineralnya menyebabkan umbi kimpul berpotensi menjadi sumber pangan fungsional. Kandungan mineral potasium, fosfor, tembaga, besi, magnesium, dan sodium, beberapa diketahui dapat menetralisir asam lambung yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji aktivitas anti ulserogenik umbi kimpul melalui struktur makroskopis mukosa lambung dan pH cairan lambung mencit. Sebanyak 20 mencit jantan umur 2-3 bulan dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I diberi perlakuan tanpa ulser; kelompok II, III dan IV diberi perlakuan ulser dengan aspirin. Kelompok II diberi akuades (kontrol negatif), kelompok III diberi sucralfat (kontrol positif) dan kelompok IV diberi umbi kimpul masing-masing selama 7 hari. Mencit lalu dipuasakan selama 24 jam dan dikorbankan. Cairan lambung diambil dan diukur pH-nya. Struktur mukosa lambung diamati secara makroskopis dan ditentukan tingkat kerusakannya dengan cara skoring. Hasil penelitian menunjukkan pH cairan lambung mencit kelompok umbi kimpul signifikan lebih tinggi daripada kelompok akuades (P<0,05) namun tidak berbeda signifikan terhadap kelompok sucralfat. Kandungan mineral umbi kimpul seperti potasium, magnesium dan kalsium diduga dapat berperan seperti antasida yang dapat menetralkan asam lambung. Jika pH meningkat, akan semakin mempercepat penyembuhan luka ulser lambung. Kelompok mencit yang mengkonsumsi umbi kimpul memiliki tingkat kerusakan lambung lebih rendah dibanding kelompok mencit ulser yang hanya diberi akuades, meskipun tidak berbeda signifikan (P>0,05). Kata kunci: umbi kimpul, mukosa lambung, ulser, pH cairan lambung

JENIS-JENIS BURUNG DI KAWASAN HUTAN MONTANA DAN SUB-ALPIN GUNUNG LAWU

Fendika Wahyu Pratama*, Ahmad Choirunnafi, Teguh Wibowo Kelompok Studi Kepak Sayap, Prodi Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret

* Email: [email protected]

ABSTRAK Wukir Mahendra atau Gunung Lawu merupakan salah satu gunung yang termasuk daerah ekoton, yaitu kawasan peralihan dari iklim kering ke iklim basah. Kondisi itu menjadikan Gunung Lawu kantong biodiversitas yang cukup besar, termasuk burung. Burung memiliki habitat berbeda-beda, salah satunya dipengaruhi oleh ketinggian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman burung berdasarkan perbedaan ketinggian. Penelitian dilakukan di jalur pendakian Cetho, data diambil pada 10-12 Agustus 2015. Pengamatan burung dilakukan pada 6 interval ketinggian: 1400-1700, 1700-2000, 2000-2300, 2300-2600, 2600-2900 dan 2900-3200 mdpl. Pengamatan menggunakan metode IPA (Index Point of Aboundance), dilakukan pukul 06.00-10.00 dan 14.00-18.00 WIB. Analisis data dengan indeks Shanon-Wiener untuk mengetahui indeks keanekaragaman. Data meliputi jenis burung, jumlah dan aktivitasnya. Hasil yang diperoleh tercatat 26 spesies, terdiri dari 13 famili. Terdapat 2 spesies burung yang dilindungi yaitu Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhynchus) dan Elang Hitam (Ictinaetus malayensis). Nilai indeks diversitas sebesar 2,3 yang menggambarkan bahwa tingkat keanekaragaman burung sedang. Kata kunci : Burung, gunung lawu, jalur cetho, keanekaragaman.

Page 29: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

12  

TOKSISITAS AIR LINDI TPA DIAERASI DAN NON-AERASI TERHADAP Daphnia magna Straus, 1982

Sunardi*, Maulida Muslimatul Chaeriah, Keukeu Kaniawati Rosada Departemen Biologi Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran

*Email: [email protected]

ABSTRAK Sampah domestik, khususnya di area perkotaan (urban areas), menjadi tantangan

besar bagi pembangunan khususnya negara-negara berkembang seperti Indonesia. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan salah satu sumber pencemar organik utama serta bersifat toksik bagi organisme perairan. Aerasi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk pengolahan air lindi, namun teknik ini tidak banyak dievaluasi apakah dapat menurunkan beban organik sekaligus mengurangi tingkat racunnya terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi apakah aplikasi aerasi memberikan benefit kepada lingkungan melalui penurunan beban organik dan toksisitas limbahnya. Suatu eksperimen toksisitas, baik akut maupun khronis, dilakukan terhadap Daphnia magna dengan basis aerasi lindi 12, 24 dan 48 jam. Uji kronis dilakukan terhadap reproduksi D. magna dengan mengadopsi Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dari 2 faktor, 4 taraf lama waktu aerasi dan 6 taraf konsentrasi air lindi. Parameter yang diukur adalah jumlah neonate yang dihasilkan D. magna selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan toksisitas akut air lindi menurun secara positif dengan durasi aerasi, namun pemberian aerasi pada lindi tidak berpengaruh terhadap peningkatan reproduksi D. magna. Kata kunci: air lindi, aerasi, toksisitas akut, toksisitas kronis, Daphnia magna

DISTRIBUSI DAN KEMELIMPAHAN ECHINODERMATA DIZONA INTERTIDAL PANTAI KUKUP DAN POROK,

GUNUNG KIDUL, D. I. YOGYAKARTA

Shinta Candra Dewi*, Suwarno Hadisusanto

Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email: [email protected]

ABSTRAK Echinodermata adalah hewan bentik yang dapat ditemukan hampir di semua

ekosistem laut. Faktor utama yang mempengaruhi distribusi dan kemelimpahan Echinodermata di zona intertidal adalah kondisi substrat, ketersediaan makanan dan parameter lingkungan lain yang saling berinteraksi. Aktivitas manusia seperti wisata dan pemanenan juga menjadi faktor yang mempengaruhi kehadiran Echinodermata di zona intertidal. Penelitian ini bertujuan mempelajari distribusi dan kemelimpahan Echinodermata di zona intertidal Pantai Kukup dan Porok, Gunungkidul, Yogyakarta. Penelitian dilakukan April-Juni 2013 dengan metode transek kuadrat. Pencuplikan sampel dengan kuadrat plot 100x100 cm2, di tiap plot dihitung cacah spesies dan cacah individu Echinodermata; estimasi persen penutupan makroalga; diukur temperatur, salinitas, pH air; dan diambil sampel air. Hasil penelitian ditemukan 4 jenis: 3 jenis mewakili kelas Echinoidea (Echinometra sp., Heterocentrotus sp., Colobocentrotus sp.), 1 jenis mewakili kelas Ophiuroidea (Ophiocoma sp.). Echinometra sp. dan Ophiocoma sp. ditemukan dalam jumlah melimpah dan terdistribusi mengelompok. Heterocentrotus sp. dan Colobocentrotus sp. ditemukan dalam jumlah rendah. Cacah spesies dan cacah individu Echinodermata di intertidal Pantai Porok lebih tinggi dibanding Pantai Kukup. Kondisi substrat dan aktivitas manusia menjadi faktor penting yang mempengaruhi distribusi dan kemelimpahan Echinodermata di lokasi kajian. Kata kunci: Echinodermata, distribusi, kemelimpahan, intertidal

Page 30: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

13  

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH PADAT PENYAMAKAN KULIT TERHADAP STRUKTUR GINJAL MENCIT

(Mus musculus L.)

Nining Ratningsih , YettyYusri Gani, Widi Utami Departemen Biologi Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung

Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363, Email: [email protected]

ABSTRAK Limbah padat penyamakan kulit berupa serpihan sisa proses penyamakan diduga

banyak digunakan sebagai bahan dasar kerupuk kulit. Bahan ini berbahaya karena banyak mengandung zat berbahaya antara lain logam kromium. Telah dilakukan penelitian pengaruh pemberian limbah padat penyamakan kulit terhadap struktur ginjal mencit (M. musculus L.) menggunakan metode eksperimental di laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam ulangan. Pemberian perlakuan dilakukan secara oral dengan dosis 0,2 g/kg berat badan selama 90 hari, terdiri dari 4 perlakuan yaitu kontrol (k0m0), satu kali makan setiap hari (k1m1), satu kali makan setiap dua hari (k2m1) dan satu kali makan setiap tiga hari (k3m1). Parameter yang diamati adalah kelainan morfologis dan kerusakan histologis. Hasil penelitian menunjukan pemberian limbah padat penyamakan kulit tidak berpengaruh terhadap struktur morfologis namun berpengaruh terhadap struktur histologis ginjal mencit, ditandai adanya pembengkakan pada glomerulus, kapsula Bowman tidak jelas, ruang Bowman sempit, dan terjadi nekrosis pada sel tubulus kontortus proksimal. Peningkatan frekuensi pemberian limbah padat penyamakan kulit dapat meningkatkan kerusakan histologis hati mencit. Kerusakan paling parah terjadi pada perlakuan satu kali makan setiap hari (k1m1). Limbah padat penyamakan kulit merusak struktur ginjal mencit. Kata kunci: limbah padat, penyamakan kulit, histologis, ginjal, mencit (M. musculus L.).

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (INSEKTA: LEPIDOPTERA) DI KAWASAN LERENG BARAT GUNUNG

LAWU, KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Novaria Putri Yudianti *, Deby Fajar Lestari, Atika Dewi Purwaningsih, Evi Trirahayu, Windha Ika Maylani

Kelompok Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta, * Email: [email protected]

ABSTRAK Lereng Barat Gunung Lawu merupakan kawasan yang termasuk dalam KPH Lawu

Ds dan BKPH Lawu Wilis Barat. Pada lereng gunung ini, banyak ditemukan biodiversitas makhluk hidup, salah satunya serangga yang belum banyak diteliti dalam kawasan tersebut. Kupu-kupu merupakan serangga polinator yang berperan dalam proses penyerbukan bunga pada tanaman. Serangga ini turut andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperbanyak keanekaragaman hayati sehingga perlu untuk dijaga kelestariannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis kupu-kupu di Lereng Barat Gunung Lawu. Kupu-kupu dikoleksi dengan metode jelajah yang secara acak pada 4 kawasan di Lereng Barat Gunung Lawu dengan teknik sweeping. Ditemukan 23 spesies kupu-kupu yang termasuk 4 famili yaitu Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan Lycaenidae. Keanekaragaman jenis kupu-kupu paling banyak ditemukan dari famili Nymphalidae yaitu Ypthima horsfieldi, Hyptolimnas bolina, Melanitis leda, Neptis hylas, Cupha erymanthis, Danaus chrysipppus, Ypthima doleta, Mycalesis janurdana, Heliconius doris, dan Symbrenthia hypatia. Kata kunci: keanekaragaman jenis, kupu-kupu, lepidoptera, gunung lawu

Page 31: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

14  

KOMPOSISI ZOOPLANKTON PADA KOLAM PEMELIHARAAN IKAN NILA BERUMUR TIGA BULAN DALAM KOLAM PERMANEN

DI KEL. BUKIT LAMA, KEC. ILIR BARAT 1 PALEMBANG

Effendi Parlindungan Sagala Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya Kampus Unsri Indralaya,

Sumatera Selatan, Email: [email protected]

ABSTRAK Objek penelitian ini adalah menganalisis komunitas zooplankton yang terdapat pada

kolam pemeliharaan ikan nila berumur tiga bulan dalam kolam permanen di Kel.Bukit Lama, Kec.Ilir Barat 1, Palembang. Hasil identifikasi diketahui komposisi komunitas zooplankton sebanyak 21 spesies, terbagi menjadi 16 spesies kelompok Flagellata: Carteria crucifera, Carteria globosa, Eudorina elegans, Euglena deses, Monas vivipara, Oicomonas socialis, Polytoma uvella, Trachelomonas abrupta, Trachelomonas cervicula, Trachelomonas crebea, Trachelomonas curta, Trachelomonas intermedia, Trachelomonas oblonga, Trachelomonas scabra, Trachelomonas volvocina, Trachelomonas volxii; 2 spesies Rhizopoda: Astramoeba radiosa, Centropyxis aculeata; dan 3 spesies kelompok Ostracoda: Entocythere equicurva, Entocythere humesi, Entocythere talulus. Kelimpahan masing-masing spesies berkisar rata-rata 1-5 individu/ L air pada 5 seri waktu dari pukul 6.00-18.00. Kelimpahan ini tergolong sangat rendah karena spesies zooplankton ini telah dikonsumsi oleh ikan nila pada kolam itu. Di pihak lain, hasil identifikasi zooplankton pada kolam yang berbeda tanpa ikan terdapat beberapa spesies zooplankton dari kelompok Cladocera Chydorus ovalis dan kelompok Copepoda Cyclops strenuus memiliki kelimpahan 320 dan 515 individu/L. Ini membuktikan ikan nila (Oreochromis niloticus) mengkonsumsi zooplankton terutama spesies Chydorus ovalis dan Cyclops strenuus yang ada pada kolam pemeliharaan. Kondisi lingkungan badan air kolam ikan nila pada penelitian ini cukup mendukung kehidupan akuatik dengan kualitas oksigen terlarut (DO) 5,10-8,20 ppm, kandungan CO2 bebas 10-82 ppm, penetrasi cahaya 45 cm, temperatur air 27,5-31oC, kandungan fosfat 1,05 ppm dan nitrat 3,20 ppm. Kata Kunci: zooplankton, ikan nila, kelimpahan, kolam permanen.

LAJU KONSUMSI Lymantria Dispar Asiatica ( LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE: LYMANTRIIDAE) TERHADAP

BEBERAPA TANAMAN MANGROVE

Syafrina Lamin, Mustafa Kamal, Sarno, Tri Marleni Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya. * Email: [email protected]

ABSTRAK Pembibitan tanaman mangrove di lokasi restorasi Taman Nasional Sembilang, Sumsel mengalami kendala serangan hama Lymantria dispar asiatica (Lepidptera: Noctuidae: Lymantriidae) sejak 2013, yang sebelumnya belum pernah terjadi di lokasi ini. Faktor penyebab serangan hama adalah pola tanam, jenis tanaman dan musim. Penelitian bertujuan mengetahui tingkat kerusakan beberapa tanaman mangrove akibat serangan hama berdasarkan laju konsumsi dihubungkan dengan kandungan kimia tanaman yang diuji sesuai tingkat palatabilitas serangga hama. Sampel daun Rhyzopora apiculata, R mucronata dan Avecinnia marina diambil di 3 lokasi: boring kecil, borang besar dan solok buntu. Lokasi ditentukan dengan purposive random sampling menurut pola tanam mangrove di tiap lokasi restorasi. Analisis kandungan tanin, alkaloid dan flavonoid dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan kandungan kimia daun terhadap laju konsumsi serangga. Laju konsumsi tertinggi oleh Larva L. dispar adalah R. apiculata dan A. marina. Laju konsumsi larva sangat ditentukan oleh ketebalan daun. Kata kunci: Lymantria dispar, laju konsumsi, Rhizophora apiculata, R. mucronata,

Avecinnia marina

Page 32: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

15  

KEANEKARAGAMAN HEWAN BENTHOS DALAM LOKASI KEGIATAN OPERASI PRODUKSI MIGAS DI KABUPATEN

LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN

Endri Junaidi Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya

ABSTRAK

Kegiatan utama dalam tahap operasi produksi migas adalah proses pemompaan minyak di sumur produksi dan proses pemisahan minyak, air dan gas di stasiun produksi. Pada pengoperasian sumur produksi, minyak disalurkan ke stasiun pengumpul melalui pemipaan. Adanya kegiatan produksi migas ini akan memberikan dampak pada pencemaran air sungai, jika tidak dilakukan pengelolaan secara optimal, sehingga dapat menganggu ekosistem sungai. Penelitian mengenai keanekaragaman hewan benthos pada lokasi kegiatan migas bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan dan keanekaragaman jenis hewan benthos dalam perairan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari 2014, dengan metode Purposif Random Sampling dengan 10 lokasi sampling. Hasil penelitian didapatkan komposisi jenis hewan benthos berkisar 5 – 7 jenis dengan kepadatan populasi berkisar 14 – 25 individu/400 cm2. Jenis hewan benthos yang dominan ditemukan adalah Tubifex sp, larva Chironomous sp dan cacing Annelida spp, dimana ke-3 jenis ini merupakan spesies indikator ekologis perairan, dapat beradaptasi pada perairan yang mengandung bahan organik tinggi. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman jenis diperoleh indeks keanekaragaman jenis berkisar 1,367 – 1,761, dimana nilai ini berdasarkan kriteria indeks Shannon –Wiener termasuk kategori sedang, yang berarti bahwa komunitas hewan benthos dalam perairan masih tergolong stabil dan perairan termasuk tercemar ringan sampai sedang. Hasil analisis laboratorium kualitas perairan menunjukkan parameter fisik-kimia dapat memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan sesuai Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai. Hasil analisis kandungan minyak dan lemak pada air limbah drainase pada sembilan lokasi sangat rendah yaitu berkisar <0,2 – 0,6 mg/L (BML:15 mg/L) dan kandungan karbon organik total berkisar 35,5 – 41,5 mg/L (BML: 110 mg/L) dengan demikian kualitas air limbah drainase memenuhi baku mutu lingkungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah dan/Atau Kegiatan Minyak dan Gas serta Panasbumi. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh ini menunjukan bahwa kegiatan operasi produksi migas tersebut tidak menimbulkan dampak terhadap komunitas hewan benthos dalam ekosistem perairan.

Kata kunci : limbah cair, produksi migas, keanekaragaman benthos

Page 33: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

16  

PERBANDINGAN MORFOLOGI AMFIBI DI BEBERAPA TIPE HABITAT

Windha Ika Maylani1*, Eka Cahyaningrum2, Diagal Wisnu Pamungkas1, Ulfah Hasanah1

1 Kelompok Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret 2 Kelompok Studi Herpetofauna, Fakultas Biologi, Universitas Gajah Mada.

* Email: [email protected]

ABSTRAK Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 mdpl terletak di Pulau Jawa di perbatasan

Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lereng barat Gunung Lawu terletak di Desa Gumeng, Kabupaten Karanganyar. Keadaanya yang masih cukup terjaga membuat banyak hewan tinggal di daerah tersebut, salah satunya adalah Amfibi. Amfibi memiliki karakter morfologi yang berbeda sesuai dengan habitatnya. Penyesuaian morfologi amfibi tersebut dapat dilihat dari bentuk kepala, bentuk tubuh, panjang tungkai dan ada tidaknya selaput renang. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan morfologi amphibi berdasar habitat. Sampel diambil di beberapa titik yang mewakili habitat hidup amfibi yaitu daerah aliran sungai, persawahan dan vegetasi di sekitar sumber air. Sampel diambil dengan metode transek dan Visual Encounter Survey (VES) digabung dengan Time search. Setiap perwakilan spesies diambil dan diawetkan dengan alcohol 70%. Hasil yang ditemukan pada amfibi arboreal terlihat ujung jari membentuk diskus untuk perlekatan pada vegetasi serta selaput yang sangat berkembang untuk membantu perpindahan. Pada amfibi terrestrial, ujung jari meruncing dengan lapisan keratin dan selaput tungkai depan tidak berkembang. Amfibi akuatik dan semi akuatik tidak terlalu berbeda. Bagian ujung jari akuatik lebih kuat dan membulat dengan tubuh lebih berisi. Amfibi semi akuatik, ujung jari membentuk sekop untuk membantu pergerakan. Berdasar pengamatan, yang paling berperan mengidentifikasi habitat spesies adalah ukuran dan bentuk selaput yang ada pada sela-sela jari amfibi. Kata kunci: Amfibi, Gunung Lawu, Morfologi, Habitat KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DIURNAL DI KAWASAN

HUTAN SEGORO GUNUNG LERENG BARAT GUNUNG LAWU

Teguh Wibowo, Inna L. Ani, Ahmad Choirunnafi, Fendika W. Pratama, Firda Amelia, Jeri Y. Satria, Nieko O. Septiana, Agnes A. Krisanti

Kelompok Studi Kepak Sayap, Prodi Biologi, F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Email: [email protected]

ABSTRAK Hutan Segoro Gunung di sebelah barat gunung Lawu merupakan kawasan hutan

dengan tujuan khusus, untuk penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan. Salah satu potensi biodiversitas yang ada di kawasan ini adalah burung. Kehadiran burung dapat dijadikan sebagai indikator keanekaragaman hayati secara keseluruhan dalam suatu kawasan. Keanekaragaman yang tinggi biasanya terdapat pada lingkungan yang optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keragaman burung di hutan lereng barat Gunung Lawu terutama hutan Segoro Gunung. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2015 menggunakan metode Pointcount dengan mengikuti jalur yang ada dan dilakukan pukul 06.00-10.00 WIB dan 14.00-17.00 WIB.Data yang dihasilkan meliputi indeks diversitas Shannon-Wiener (H’) indeks kesamarataan (J), dan indeks kemelimpahan (Di). Hasilnya menunjukkan bahwa hutan segoro gunung ditemukan 46 jenis burung dari 26 famili. Nilai indeks keanekaan menurut Shannon-Wiener di hutan segoro gunung (H’) adalah 3,287 dan indeks keseragaman (E) adalah 0,858. Indeks kelimpahan tertinggi diduduki oleh Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)17,3 dan Walet Linchi (Callocalialinchi) 9,8. Kata kunci: keanekaragaman, burung, segoro gunung.

Page 34: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

17  

STUDI KELIMPAHAN, DISTRIBUSI POPULASI DAN DISTRIBUSI EKOLOGI IKAN MEDAKA (Oryzias sp.) DI SUNGAI MAROS, KABUPATEN MAROS, SULAWESI

SELATAN

Irma Andriani, Risnawati, Ruslan Umar Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin.

ABSTRAK Ikan medaka bukan ikan konsumsi dan juga bukan ikan hias, namun ikan medaka di

beberapa Negara lebih dikenal sebagai hewan laboratorium atau hewan uji. Upaya awal domestikasi ikan endemik di Sulawesi ini dengan studi distribusi populasi, kelimpahan dan ekologi ikan medaka yang terdapat di Sungai Maros, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian dilalukan dengan metode eksplorasi di sepanjang DAS Maros, yang dibagi menjadi 3 stasiun: hulu, tengah dan muara, tiap stasiun terdiri atas 3 substasiun. Sampling dilakukan acak sistematis menggunakan jaring 1x1m pada setiap substasiun. Parameter yang diamati adalah frekuensi keberadaan ikan, kepadatan, kelimpahan dan kualitas air di setiap stasiun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 famili ikan di sepanjang Sungai yaitu Adrianichthyidae, Hemiramphidae, Atherinidae, Gobiidae dan Cichlidae. Jenis ikan medaka yang ditemukan di DAS Maros adalah Oryzias celebensis dan O.javanicus tersebar dari hulu hingga muara Sungai Maros. Oryzias sp (Adrianichthydae) memiliki kelimpahan terbesar kedua (43,57%) di daerah hulu. Di daerah estuaria didominasi Oryzias sp yaitu 84,54%. Perbedaan kualitas air pada ketiga stasiun tidak berpengaruh terhadap frekuensi kehadiran Oryzias, namun pada kecepatan arus>2 km/jam Oryzias sp tidak ditemukan. Ikan medaka, baik O. javanicus maupun O.celebensis memiliki kemampuan toleransi yang besar terhadap faktor lingkungan dengan kecendrungan ikan medaka hidup di perairan yang tenang. Kata kunci: Ikan medaka, Sungai Maros, kelimpahan, distribusi populasi, distribusi ekologi

PENGARUH EKSTRAK DAUN GULMA KIRINYUH (Chromolaena odorata) DAN TEMBELEKAN (Lantana camara) DALAM BERBAGAI

KONSENTRASI TERHADAP DAYA REPRODUKSI NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) PADA TANAMAN TOMAT

Made Sritamin

Program Studi:Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana

ABSTRAK Tomat merupakan tanaman setahun, buahnya banyak mengandung vitamin yang

dibutuhkan untuk kesehatan, sehingga kebutuhannya terus meningkat. Usaha meningkatkan produksi tomat masih banyak hal hambatan, salah satunya serangan nematoda puru akar Meloidogyne spp. yaitu mikroorganisme yang sangat merusak tanaman dan memiliki sifat kosmopolitan. Nematoda ini menganggu pertumbuhan dan menurunkan produksi tomat. Berbagai penelitian untuk mengendalikan Meloidogyne spp. saat ini masih banyak menggunakan nematisida sintetis yang mahal, juga menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman dan manusia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berbagai kosentrasi ekstrak daun gulma kirinyuh dan daun tembelekan terhadap kemampuan reproduksi nematoda pada tanaman tomat, dan mendapatkan konsentrasi efektif bahan nabati untuk menekan reproduksi nematoda tersebut. Pemberian ekstrak daun Kirinyuh (Chromolaena odorata) terhadap jumlah eggmass (massa telur) berbeda sangat nyata dengan penekanan 43,2%. Pada pemberian ekstrak daun Tembelekan (Lantana camara) terjadi penekanan 56,8%. Konsentrasi yang paling efektif didapatkan pada konsentrasi 200 cc/pot tanaman. Kata Kunci: Chromolaena odorata, Lantana camara, Meloidogyne spp, Piper betle, puru akar

Page 35: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

18  

GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS (Rattus norvegivus) YANG DIINJEKSI WHITE VITAMIN C DOSIS TINGGI DALAM

JANGKA WAKTU LAMA

Ni Wayan Sudatri*, Iriani Setyawati, Ni Made Suartini, Dwi Ariani Yulihastuti

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali *Email: [email protected]

ABSTRAK

Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah salah satu vitamin larut air yang berperan dalam menjaga sistem imunitas tubuh, mempercepat proses penyembuhan dan membuat kulit lebih cerah. Namun penggunaan White Vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu lama berpotensi untuk merusak ginjal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu lama terhadap gambaran ginjal hati. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama penyuntikan vitamin C dosis tinggi yang berbeda yaitu P0 (kontrol), P1 (lama diinjeksi 30 hari), P2 (lama diinjeksi 50 hari), P3 (lama diinjeksi 70 hari) dan P4 (lama diinjeksi 90 hari). Kelainan histologi ginjal yang ditemukan dalam penelitian ini adalah edema glomelurus, penyempitan kapsula bowman, kongesti glomelurus, endapan protein di tubulus, degenerasi di tubulus, inti piknotik di tubulus, infiltrasi sel radang, dan hemoragi. Edema glomelurus dengan uji ANOVA terdapat perbedaan nyata (P=0.01) antara perlakuan dengan kontrol. Penyempitan kapsula bowman dengan uji ANOVA terdapat perbedaan nyata (P=0.018) antara perlakuan dan kontrol. Sedangkan kongesti glomerulus dan endapan proten di tubulus dengan uji ANOVA terdapat perbedaan nyata dengan nilai P=0.058 dan nilai P=0.031. Degenerasi tubulus dengan uji ANOVA terdapat perbedaan nyata (P=0.000) antara perlakuan dan kontrol. Inti piknotik di sel tubulus dengan uji ANOVA terdapat perbedaan nyata (P=0.000) antara perlakuan dan kontrol. Sementara infiltrasi sel radang dengan uji ANOVA terdapat perbedaan nyata dengan nilai P=0.002, dan hemoragi terdapat perbedaan dengan nilai P=0.038. Penyuntikan White Vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu lama meningkatkan persentase kelainan histologis sel-sel ginjal tikus betina.

Kata kunci: histologi ginjal, white vitamin c, tikus betina

Page 36: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

19  

FORAMINIFERA BENTIK SEBAGAI INDIKATOR KONDISI LINGKUNGAN TERUMBU KARANG DI PANTAI WEDIOMBO

Shinta Candra Dewi1*, Andi Mahendra1, Nungke Diah1, Muh. Ali Fikri1,

Alfredo Di Stefano2, Retno Peni Sancayaningsih1 1Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

2Fakultas Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta * Email: [email protected]

ABSTRAK

Pantai Wediombo yang terletak di Desa Jepitu, Giri Subo, Gunungkidul dirumuskan sebagai kawasan konservasi laut oleh Pemerintah D. I. Yogyakarta karena keanekaragaman hayatinya yang tinggi. Salah satu ekosistem penting yang dijadikan rujukan penetapan wilayah ini sebagai kawasan konservasi laut adalah ekosistem terumbu karang yang ada di dalamnya. Penelitian ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi terumbu karang di wilayah tersebut. Salah satu metode sederhana untuk mengetahuinya adalah melalui pendekatan foraminifera bentik di sekitar terumbu karang, yaitu dengan menghitung Foraminifera in reef Assessment and Monitoring Index (FORAM Index). Foraminifera bentik dipilih sebagai indikator lingkungan terumbu karang karena mempunyai kesamaan kualitas air dengan berbagai biota pembentuk terumbu karang, dan siklus hidupnya cukup singkat sehingga dapat menggambarkan perubahan lingkungan yang terjadi dalam waktu cepat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 menggunakan metode transek kuadrat. Pencuplikan sampel sedimen menggunakan plot ukuran 30cm x 30cm. Parameter fisikokimia seperti temperatur air, salinitas, pH, kandungan fosfat, nitrat dan kalsium juga diukur pada setiap titik sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8 genus foraminifera bentik: Amphistegina, Calacarina, Baculogypsina, Quinqueloculina, Cymboloporetta, Operculina, Pararotalia, dan Textularia. Sebagian besar dari genus tersebut adalah anggota dari foraminifera heterotropik (Rotaliida dan Miliolida). Nilai FORAM Index sebesar 2.007 menunjukkan bahwa lingkungan perairan pantai Wediombo memiliki lingkungan yang cukup untuk pertumbuhan terumbu karang namun tidak cukup untuk pemulihannya jika terjadi kerusakan. Kata kunci: Pantai Wediombo, foraminifera bentik, FORAM Index, terumbu karang,

konservasi

Page 37: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

20  

ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT UNTUK BIOSANITIZER BUAH DAN SAYUR

Ekawati Purwijantiningsih Prodi Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK Sanitasi buah dan sayuran segar penting untuk menjaga agar buah dan sayuran segar tidak menjadi sumber penyakit yang disebabkan oleh cemaran mikrobiapatogen dancemaran lain pada permukaan buah dan sayuran. Buah dan sayuran segar yang dikonsumsi mentah memerlukan cara penanganan yang berbedau ntuk menghilangkan atau meminimumkan tingkat cemaran sehingga aman bagi kesehatan. Cara pengolahan minimal buah dan sayuran segar dapat dilakukan dengan cara pencucian dengan menggunakan bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat merupakan mikrobia aman untuk aplikasi pada pangan termasuk untuk biosanitizer.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi supernatan (cairan anti mikrobia) isolat BAL terseleksi sebagai biosanitizer buah dan sayur. Tahap penelitian meliputi isolasi BAL dari makanan dan minuman fermentasi, selanjutnya seleksi BALpotensial menggunakan metode sumuran serta aplikasi cairan antimikrobia isolat terseleksi untuk merendam buah anggur dan sayuran selada. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap jumlah total mikrobia, jumlah koloni E. coli serta S. aureus. Isolat AB1 yang berasal dari asinan Bogor menunjukkan efek antibakteri tertinggi terhadap bakteri patogen S. aureus dan E. coli.Penggunaanantimikrobia yang berasaldariisolat AB1 dapat diaplikasikan sebagai sanitizer alami atau biosanitizer. Setelah perendaman dengan cairan antimikrobia yang berasal dari isolat AB1, penurunan jumlah total mikrobia serta koloni bakteri patogen pada anggur dan selada berkisar dari 86,1% sampai 99,57%. Kata kunci: biosanitizer, buahdansayuran, bakteriasamlaktat

KAJIAN PERTUMBUHAN Artemisia vulgaris L. YANG DIINOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA

TANAH ULTISOL DALAM UPAYA PERNYEDIAAN ARTEMISININ SEBAGAI ANTI MALARIA

Zozy Aneloi Noli, Suwirmen, Kharlina Yulianis

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas Padang Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian tentang Kajian pertumbuhan A vulgaris yang diinokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula pada tanah Ultisol dalam upaya pernyediaan Artemisinin sebagai anti malaria telah dilakukan di kebun pembibitan dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan FMIPA Biologi Universitas Andalas Padang dari bulan April sampai Agustus 2015. Sebagai perlakuan adalah dosis FMA yaitu : 0, 5, 10, 15, 20 dan 25 g/tanaman. Parameter yang diamati adalah pertambahan tinggi, pertambahan jumlah daun, berat kering dan persentase derajat infeksi. Hasil penelitian menunjukkan inokulasi FMA memberi pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi, pertambahan jumlah daun dan berat kering A. vulgaris. Kriteria persentase derajat infeksi A. vulgaris berkisar dari kurang sampai sangat tinggi. Kata kunci: Fungi Mikoriza Arbuskula, Artemisia vulgaris, Ultisol

Page 38: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

21  

PERSPEKTIF EVOLUSI MENGENAI DINAMIKA SULFUR DI TOMOHON DAN IMPLIKASINYA PADA KOROSI MIKROBIAL

Frity Lisa Taroreh1, Ferry F. Karwur1,2, Jubhar C. Mangimbulude3*

1 Program Pascasarjana Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana 2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana

3 Program Studi Manajemen Sumberdaya perairan, Fakultas Ilmu Alam dan Rekayasa Teknologi, Universitas Halmahera, Tobelo, Halmahera Utara.

*Email: [email protected]

ABSTRAK Sulfur (S) atau belerang adalah unsur non-metal, multivalen, tidak berasa dan tidak

berbau. Banyaknya valensi sulfur (dari S2+ sampai S6+) memungkinkan unsur ini berpartisipasi dalam berbagai proses geokimia dan biokimia. Di alam, sulfur ada dimana-mana dan jumlahnya sangat berlimpah, bahkan tersebar luas di bumi dan sistem tata surya. Di bumi ‘purba’ keberadaan sulfur sudah ada yaitu dalam bentuk senyawa H2S di atmosfer saat kondisi anoksik. Dalam periode oksik (yang dimulai >2,8 milyar tahun lalu, yakni setelah penemuan fotosintesis), sulfur ditemui dalam bentuk senyawa belerang oksida (SOx). Tulisan ini mengkaji dan membahas perspektif evolusi mulai dari penciptaan sulfur melalui peristiwa “nucleosynthesis” yang menghasilkan 4 isotop sulfur dengan kelimpahan berbeda (32S=95,02%; 33S=0,75%; 34S=4,21%; 36S=0,02%), catatan geologi dari ∆33S, dinamikanya di atmosfer sejak 2,5 milyar-290 juta tahun lalu sebagai gas vulkanik, SO2 dan H2S serta transformasinya dikondisi oksik hari ini sebagai SO2, SO3, H2SO4, garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik. Secara khusus diberi perhatian pada siklus sulfur di alam dalam kaitannya dengan proses vulkanisme. Pada bagian akhir disampaikan dinamika perubahan sulfur dalam konteks geologi di semenanjung utara Sulawesi, khususnya di daerah kota Tomohon. Sebagai penutup disampaikan implikasi korosi mikrobiologi sebagai implikasi dari kehadiran sulfur dalam kehidupan masyarakat modern. Kata kunci: sulfur, siklus sulfur, vulkanisme, korosi mikrobiologis

UJI BIODEGRADASI 17 β-ESTRADIOL OLEH BAKTERI HASIL ISOLASI DARI KALI SURABAYA

Tri Puji Lestari Sudarwati¹*, Ni’matuzahroh², Ganden. S2, ¹Akademi Farmasi Surabaya, * Email: [email protected]

²Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya,

ABSTRAK Eksplorasi terhadap mikroorganisme pendegradasi 17 β-estradiol di Kali Surabaya

dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri pendegradasi 17 β-estradiol hasil isolasi dari sedimen Kali Surabaya, respon pertumbuhan bakteri pendegradasi 17 β-estradiol yang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung 17 β-estradiol dan kemampuan biodegradasi 3 bakteri potensial terhadap 17 β-estradiol dengan variasi waktu inkubasi menggunakan HPLC, waktu inkubasi hari ke 0-3 menunjukkan bahwa J2 dengan nilai TPC dalam 3 hari adalah 5,8 X 108; J4 dengan nilai TPC dalam 3 hari adalah 4,3X108 dan J9 dengan nilai TPC dalam 3 hari adalah 4,9 X108. Kemampuan biodegradasi 3 bakteri potensial terhadap 17 β-estradiol dengan variasi waktu inkubasi yakni J2 mempunyai kemampuan biodegrasi pada waktu inkubasi 3 hari adalah 45,59%; J4 mempunyai kemampuan biodegradasi pada waktu inkubasi 3 hari 31,73%; J9 mempunyai kemampuan biodegrasi pada waktu inkubasi 3 hari 68,74%. Spesies bakteri potensial pendegradasi 17 β-estradiol pada J2, J4 dan J9 yakni Pseudomonas stutzeri, Bacillus cereus/Bacillus anthracoide dan Bacillus mycoides. Kata kunci: Kali Surabaya, Bakteri Pendegradasi 17 β-estradiol

Page 39: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

22  

POTENSI EKSTRAK AIR, EKSTRAK ETANOL DAN MINYAK ATSIRI BEBERAPA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium

cepa L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP ISOLAT BAKTERI ASAL KARIES GIGI

Ida Indrawati, Aulia Ponny Anggraini Prodi Biologi FMIPA, Universitas Padjadjaran, Jatinangor

* Email: [email protected]

ABSTRAK Pengujian potensi ekstrak air, ekstrak etanol dan minyak atsiri bawang merah

kultivar Batu, Maja dan Sumenep terhadap isolat bakteri asal karies gigi telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah Kirby-Bauer dengan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 5x16 untuk masing-masing kultivar bawang merah. Faktor satu (a) adalah bakteri uji terdiri dari 5 taraf (Lactobacillus sp., Staphylococcus sp.1, Staphylococcus sp.2, Staphylococcus sp.3, Streptococcus sp.). Faktor dua (b) adalah antibakteri uji yang terdiri dari 16 taraf (ekstrak air, ekstrak etanol dan minyak atsiri bawang merah kultivar Batu, Maja dan Sumenep serta antibiotika vankomisin 30 µg). Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Konsentrasi setiap ekstrak kultivar bawang merah yang digunakan adalah 80, 40, 20, 10 dan 0%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air bawang merah kultivar Maja konsentrasi 80% dengan pengaruh penghambatan terbaik terhadap Staphylococcus sp.1 dengan menghasilkan rata-rata diameter daerah hambat 37 mm. Interaksi minyak atsiri bawang merah kultivar Batu konsentrasi 80% dengan Lactobacillus sp., Staphylococcus sp.1, Staphylococcus sp.2 dan Streptococcus sp., minyak atsiri kultivar Batu 40% dengan Streptococcus sp., ekstrak air bawang merah kultivar Maja 80 dan 40% dengan bakteri uji dan ekstrak air bawang merah kultivar Sumenep 80% menghasilkan diameter daerah hambat lebih baik dari pada antibiotika vankomisin 30 µg dengan semua bakteri uji. Kata kunci: Lactobacillus, Staphylococcus, Streptococcus, karies gigi, bawang merah, Batu,

Maja, Sumenep.

SENYAWA MINYAK SEREH WANGI (CITRONELLA OIL) DARI

TUMBUHAN Cymbopogon nardus L. SEBAGAI ANTIBAKTERI

Welmince Bota*, Martanto Martosupono, Ferdy Samuel Rondonowu

Program Pascasarjana Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga * Email: [email protected]

ABSTRAK Kontaminasi bakteri sehingga menyebabkan penyakit infeksi pada manusia merupakan masalah yang sangat genting saat ini di kehidupan masyarakat. Pola hidup yang tidak teratur dan juga kondisi lingkungan yang tidak bersih serta makanan yang tidak sehat sangat mendukung untuk seseorang terkontaminasi bakteri yang berujung pada penyakit infeksi yang diakibatkan oleh bakteri patogen yang menyerang tubuh. Faktor resiko yang mengikuti ketika seorang terinfeksi bakteri patogen adalah kematian. Senyawa alam diperlukan untuk mengatasi permasalahan kontaminasi bakteri serta penyakit infeksi yang diakibatkannya. Tanaman yang berkhasiat obat menawarkan zat aktif yang mampu menangani permasalahan berbagai penyakit. Sereh wangi penghasil minyak atsiri Citronella Oil menjadi salah satu komoditas senyawa aktif dapat dijadikan sebagai sumber senyawa aktif dari alam. Sitronellal, geraniol, dan sitronellol menjadi senyawa aktif menjanjikan yang terkandung di dalam minyak sereh wangi. Ketiga senyawa tersebut sangat berguna dalam mengatasi masalah kontaminasi bakteri dan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Kata Kunci: Citronella Oil, Antibakteri

Page 40: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

23  

BIOTREATMENT KANDUNGAN ORGANIK DAN COLIFORM DALAM LINDI TPA OLEH Paramaecium caudatum Ehrenberg,

1822 PADA VARIASI pH DAN OKSIGEN TERLARUT

Sunardi*, Bani Fauziah, Keukeu Kaniawati Rosada Departemen Biologi Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran

* Email: [email protected]

ABSTRAK Air Lindi TPA dihasilkan terutama oleh adanya Air hujan yang jatuh, meresap dan

mencuci sampah yang sedang mengalami dekomposisi dengan potensi dampak bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pengolahan lindi yang ada saat ini di Indonesia masih kurang maksimal sehingga penelitian-penelitian untuk mencari alternaif bagi pengolahan lindi terus dilakukan. Pengolahan biologis (biotreatment) merupakan proses yang sangat mudah dari sudut teknis dan sangat murah dari sudut biaya untuk mengolah air limbah. Biotreatment lindi dapat dilakukan dengan bantuan P. caudatum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat keasaman (pH) dan oksigen terlarut optimal bagi kehidupan P. caudatum dalam memperbaiki kualitas air lindi. Penelitian ini adalah eksperimental dengan desain Rancangan Acak Rangkap (RAL) dengan dua faktor, pH dan kondisi oksigen dengan empat kali pengulangan. Parameter utama yang diukur diantaranya BOD dan Coliform. Hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa P. caudatum dapat bertahan hidup pada konsentrasi 50 mL/L air lindi. Sedangkan hasil uji biotreatment menunjukkan bahwa pada pH 5 dengan kondisi normoksia merupakan kondisi terbaik untuk pertumbuhan P. caudatum dengan kemampuan reduksi 59,53% kandungan organik, tetapi tidak untuk Coliform. Kata Kunci: air lindi, P. caudatum, BOD, Coliform, pH, Oksigen.

KEANEKARAGAMAN MAKRO FUNGI DI WILAYAH LERENG BARAT GUNUNG LAWU

Rekyan Galuh Witantri *, Dafi Al-Anshory, Muhammad Ridwan, Muhammad

Arif Romadlon 1KS Biodiversitas, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret.

* Email: [email protected].

ABSTRAK.

Salah satu wilayah gunung lawu yang berada di dataran tinggi adalah wilayah lereng barat Gunung Lawu. Pada wilayah ini hutan berada pada ketinggian 1200 mdpl, sehingga menyebabkan kondisi hutan yang lembab. Karakteristik tersebut merupakan pendukung bagi kehidupan flora serta fauna didalamnya. Kelembaban yang tinggi memberikan kondisi udara yang ideal untuk organisme saprofit khususnya bagi pertumbuhan Makrofungi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendata keanekaragaman makrofungi yang terdapat pada wilayah hutan lawu bagian barat. Metode yang digunakan adalah metode jelajah yang dipadukan dengan metode plot. Metode yang digunakan adalah metode jelajah disepanjang jalur yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan metode plot menggunakan plot dengan 20 x 20 meter. Data diambil di 3 lokasi yang berbeda yaitu Segoro Gunung, Parang Ijo serta Candi Cetho. Dari data yang diperoleh terdapat 25 spesies yang teridentifikasi, diantaranya adalah Morchella sp., Xylaria sp., Microporus xanthopus, Xylaria longiana, Clitocybe nebularis, Cortnarius arfinaceus Kata Kunci: Biodiversitas, Makrofungi, Wilayah Barat Gunung Lawu.

Page 41: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

24  

POTENSI ENDOSIMBIOM TUNIKATA LAUT Rhapolea crassa SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella thypi dan Staphylococcus

aureus

Magdalena Litaay*, Risco B. Gobel, Zaraswati Dwyana, Nenis Sardiani Jurusan Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar

*Email: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang potensi tunikata laut Rhopalaea crassa asal perairan pulau Samalona Kepulauan Spermonde sebagai sumbe rinokulum bakteri endosimbion penghasil antibakteri. Penelitian ini bertujuan mendapatkan isolat endosimbion R.ccrassa serta mengetahui potensinya sebagai antibakteri Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus. Isolasi dan karakterisasi endosimbion menggunakan metode mikrobiologis baku. Hasil isolasi menunjukkan terdapat dua belas isolat bakteri endosimbion R. crassa. Potensi endosimbion R. crassa ditentukan berdasarkan uji daya hambat terhadap bakteri uji S. thypi dan S. aureus. Hasil uji aktivitas antibakteri memperlihatkan ke-12 isolat bakteri endosimbion tunikata mampu menghasilkan senyawa antibakteri yang bersifat bakteriostatik dalam menghambat pertumbuhan S. aureus dan S. thypi. Kata Kunci: tunikata, bioprospekting, antimikroba, Spermonde

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK SEGAR JAMBU KALIANG

(Syzygium cumini (L.) Skeels) TERHADAP Candida albicans, Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

Nanda Oktafiana, Nurmiati, Feskaharny Alamsjah, Periadnadi

ABSTRAK

Penelitian tentang “Aktivitas Antioksidan dan Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Segar Jambu Kaliang (Syzygium cumini (L.) Skeels) Terhadap Candida albicans, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus” telah dilakukan dari bulan Juli sampai September 2015 di Laboratorium Riset Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dalam pola Nested. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak segar daun Jambu Kaliang memiliki daya hambat terbesar terhadap Candida albicans dengan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk 16,30 mm. Pada Staphylococcus aureus dan Escherchia coli diameter zona hambat terbesar terdapat pada ekstrak daging buah masak dengan diameter zona hambat yang dibentuk masing-masing 23,67 mm dan 26,22 mm. Pada uji aktivitas antioksidan, ekstrak yang memiliki nilai antioksidan tertinggi adalah ekstrak daun Jambu Kaliang dengan nilai IC50 4,45 dan yang terendah ekstrak buah muda dengan nilai IC50 829,26. Sedangkan pada uji antosianin kulit buah masak Jambu Kaliang memiliki nilai antosianin 21 mg/ml. Kata kunci: antioksidan, antimikroba, antosianin, Syzygium cumini (L.) Skeels

Page 42: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

25  

PENGGUNAAN BAKTERI PENCERNAAN LUWAK (Paradoxurus hermaphroditus) sebagai STARTER PADA

FERMENTASI PULP KAKAO (Theobroma cacao) DALAM UPAYA PERBAIKAN MUTU BIJI KAKAO FERMENTASI

Nurmiati, Periadnadi dan Neny Damayanti Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Andalas, Padang

ABSTRAK Bakteri dari pencernaan luwak (Paradoxurus hermaphroditus) diaplikasikan sebagai

starter dalam fermentasi pulp Kakao (Theobroma cacao) dalam berbagai konsentrasi dengan tujuan untuk mengdapatkan karakter biji kakao fermentasi yang lebih baik. Perkembangan mikroflora, kadar gula dan nilai pH diamati selma fermentasi. Biji kakao pada pulp, diamati selama fermentasi dan Selama fermentasi diamati profil perkembangan mikrofloranya dan di akhir fermentasi biji kakao diamati secara visual yang meliputi tekstur dan warna biji kakao. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan starter mikroflora pencernaan luwak sebanyak 10% pada fermentasi kakao memperlihatkan pertumbuhan mikroflora yang lebih baik yang dibuktikan dari profil pertumbuhannya selama fermentasi dengan penurunan total kadar gula terbesar terdapat selama 8 hari fermentasi dan pengurangan berat tertinggi pada hari ketiga. Penurunan pH tertinggi terjadi pada perlakuan 15%. Perlakuan dengan penambahan starter 10% memiliki visual biji yang lebih baik dibanding perlakuan lain yaitu dengan tekstur yang lebih halus dengan warna coklat tua. Kata kunci: Mikroflora; luwak; starter; Pulp kakao; fermentasi.

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK SEGAR DANDELION (Taraxacum

officinale F.H. Wigg) TERHADAP Candida albicans (R.) Berkhout, Escherichia coli Castellani & Chalmers (Migula) DAN

Staphylococcus aureus Rosenbach

Monica Rafles, Nurmiati, Periadnadi

ABSTRAK Penelitian tentang “Aktivitas Antioksi dan dan Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak

Segar Dandelion (Taraxacum officinale F.H. Wigg) terhadap Candida albicans (R.) Berkhout, Escherichia coli Castellani dan Chalmers (Migula) dan Staphylococcus aureus Rosenbach” telah dilakukan dilaboratorium RisetMikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam, Universitas Andalas, bulan Juli sampai Oktober 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dalam pola Nested. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak segar akar dan bunga dandelion memberikan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan dengan ekstrak segar daun dandelion yang memberikan pengaruh yang sama terhadap mikrobauji. Ekstrak segar akar dandelion yang paling baik menghambat pertumbuhan E. coli (12,33 mm), S. aureus (12,27 mm) dan bunga tanaman dandelion paling baik menghambat pertumbuhan C. albicans (9,72 mm). Uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa IC50 bunga, akar dan daun dandelion secara berturut-turut adalah 1,76 bpj , 8,86 bpj dan 30,04 bpj. Aktivitas antioksidan sangat kuat ditunjukkan oleh ekstrak bunga dandelion yang berpotensi dikembangkan sebagai antioksidan. Kata kunci: Dandelion, antimikroba, antioksidan, ekstrak, Taraxacum officinale F.H. Wigg

Page 43: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

26  

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF EKSTRAK DAUN AWAR-AWAR (Ficus Septica BRUM.F.) DAN UJI EFEKTIVITASNYA TERHADAP JAMUR Colletotrichum

Acutatum

Sang Ketut Sudirga Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana.

Email: [email protected]

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak

Daun Awar-Awar (Ficus septica Brum.f.) dan Uji Efektivitasnya Terhadap Jamur Colletotrichum acutatum. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biopestisida Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar dengan metode ekstrasi dan sumur difusi. Penelitian dirancang dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri atas 6 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Data kualitatif dianalisis secara deskriftif dan data kuantitatif dianalisis dengan program SPSS for Windows versi 17.0 yang dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji fitokimia ekstrak aktif daun awar-awar mengandung senyawa terpenoid, alkaloid, flavonoid dan fenol. Berdasarkan analisis dengan GC-MS fraksi aktif antijamur ekstrak daun awar-awar teridentifikasi mengandung 14 senyawa. Perlakuan ekstrak daun awar-awar pada konsentrasi 1% sampai 5% secara nyata (P<0,05) dapat menghambat pertumbuhan koloni, pembentukan spora, perkecambahan spora dan biomassa jamur C. acutatum bila dibandingkan dengan kontrol. Kata kunci : isolasi, identifikasi, fitokimia, antijamur, Ficus septica.

CEMARAN BAKTERI SUSU SAPI SEGAR PADA PETERNAKAN RAKYAT DI KABUPATEN ENREKANG,

SULAWESI SELATAN

Farida Nur Yuliati1, Ratmawati Malaka1, Kusumandari Indah Prahesti1, Rian Hari Suharto2

1Lab. Mikrobiologi Hewan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

2Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari. * Email: [email protected]

ABSTRAK

Susu segar adalah salah satu pangan asal hewani yang mudah rusak dan berpotensi menjadi media pembawa penyakit. Bakteri merupakan pencemar utama pangan asal hewani termasuk susu yang dapat menyebabkan penyakit bagi orang yang mengonsumsinya (food borne disease). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cemaran bakteri pada susu sapi segar dari peternakan rakyat di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Sebanyak 30 sampel susu sapi segar diperiksa jumlah cemaran bakteri Escherichia coli (E. coli) dengan menggunakan media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) serta penghitungan cemaran total bakteri (Total Plate Count/TPC) menggunakan metode agar tuang (pour plate). Rata-rata jumlah total bakteri adalah 1,8 x 108 CFU/ml dan rata-rata jumlah bakteri E. coli adalah 2,2 x 106 CFU/ml. Kedua hasil penghitungan ini melebihi standar yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 3141.1:2011. Kata kunci: Susu sapi segar, bakteri, Total Plate Count, Escherichia coli, Enrekang.

Page 44: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

27  

POTENSI EKSTRAK KOMPOS DALAM MENEKAN PERKEMBANGAN PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN CABAI

Erise Anggraini*, Suwandi, Harman Hamidson Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universotas Sriwijaya

Sumatera Selatan, * Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi Ekstrak Kompos Kulit Udang (EKKU), Ekstrak Kompos Media Tanam Jamur Tiram (EKMTJ), dan Ekstrak Kompos biji Lerak dan biji Nimba (EKLN) dalam menekan perkembangan penyakit virus mosaik pada tanaman cabai. Ekstrak kompos yang digunakan ialaha ekstrak kompos dalam formulasi tunggal yaitu EKKU dan EKMTJ serta formulasi campuran ekstrak kompos dengan ekstrak biji tanaman Lerak dan Nimba. Aplikasi ekstrak kompos dilaksanakan dengan tiga kali waktu penyemprotan dengan konsentrasi EKKU 20%, EKMTJ 50% dan EKLN 1% dengan interval 7 hari sejak tanaman cabai berumur 2 minggu. Sebagai pembanding (control), tanaman diaplikasikan dengan air. Percobaan dilakukan secara mekanis dan inokulasi secara alami yang masing-masing terdiri dari 3 ulangan. Inokulasi secara mekanis dilakukan 2 kali, yaitu pada 24 jam setelah aplikasi pertama ekstrak kompos dan selanjutnya setelah 7 hari kemudian. Seluruh tanaman uji pada inokulasi secara mekanis disungkup dalam kurungan kedap serangga. Pada inokulasi secara alami, tanaman uji dibiarkan tidak disungkup agar vector serangga dapat emnularkan virus. Hasil penelitian menunjukkan penyemprotan EKLN lebih efektif mengendalikan penyakit virus mosaic yaitu dengan nilai penekanan keparahan 64% pada tanaman terinfeksi secara alami dan 54,3% pada tanaman yang diinokulasi secara mekanis. EKMTJ dapat mengurangi penyakit pada tanaman yang diinokulasi secara mekanis dengan nilai penekanan 57,3% tetapi tidak efektif pada tanaman terinfeksi secara alami. EKKU tidak dapat menekan perkembangan penyakit virus mosaic pada tanaman cabai. Kata Kunci: ekstrak kompos, penyakit mosaic, tanaman cabai

EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN CAKAR AYAM TERHADAP BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH

Mega Utami Kusumawati1, Muhammad Rizki Romadhon2*, Wulan Shofiana1, Dewi Novitasari3

1Jurdik Biologi FMIPA 2Jurdik Kimia FMIPA 3Jurdik Luar Biasa FIP UNY Yogyakrta, * Email: [email protected]

ABSTRAK Penyebab paling banyak penyakit yang ada di Indonesia karena bakteri salah satunya

adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK terjadi adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Daun caka rayam diduga memiliki zat antibakteri yang dapat menghambat dan atau membunuh bakteri penyebab ISK.Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh anti bakteri ekstrak daun cakar ayam terhadap aktifitas bakteri penyebab ISK.Penelitian dilakukan dengan variasi konsentrasi ekstrak daun cakar ayamse besar 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100% yang diujikan pada bakteri Escherichia coli FNCC 0135 dan bakteri Staphylococcus aureus FNCC 0047.Variabel bebas ialah konsentrasi ektrak daun cakar ayam, sedangkan variable terika tialah zona hambat pertumbuhan bakteri.Hasil penelitian menunjukan ekstrak daun cakar ayam mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab ISK .Konsentrasi minimum untuk menghamabat bakteri penyebab ISK ialah 20% untuk bakteri S. aureus, dan 40% untukbakteriE. coli. Ekstrak daun cakar ayam merupakan anti bakteri lemah, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri penyebab ISK. Kata kunci: infeksi saluran kemih, ekstrak, antibakteri

Page 45: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

28  

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Streptomyces sp. YANG DIISOLASI DARI RHIZOSFER TANAMAN PISANG

(Musa Paradisiaca L)

Retno Kawuri Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana, Bali

E-mail: [email protected]

ABSTRAK Streptomyces selain hidup pada tanah juga hidup pada sebagian besar rhizozfer

beberapa tanaman seperti tanaman cabai, tomat, bawang, tanaman legume dan tanaman pisang. Keberadaan Streptomyces pada rhizosfer tanaman dapat berfungsi untuk menjaga tanaman tersebut dari serangan patogen baik jamur maupun bakteri Antibiotik yang dihasilkan oleh genus Streptomyces juga dapat memproteksi tanaman dari patogen yang menyerang tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Streptomyces pada rhizosfer tanaman pisang. Sampel diambil dari rhizosfer tanaman pisang yang sehat di Desa Pendem Kabupaten Jembrana Bali. Isolasi Streptomyces menggunakan Platting Method dan ditumbuhkan pada media selektif Yeast Extract Malt Agar (ISP4/International Standart Project 4) pewarnaan Gram, uji katalase dan pewarnaan tahan asam Identifikasi secara makroskopik dan mikroskopik serta uji biokimia menggunakan buku kunci determinasi Guide to the Classification and Identification of the Actinomycetes and Their antibiotics dari Lechevalierdan Waksman (1973). Hasil penelitian didapatkan 9 isolat Streptomyces sp dari rhizosfer tanaman pisang sehat dengan karakter makroskopik dan mikroskopik yang berbeda. Seluruh isolat Streptomyces sp adalah termasuk bakteri Gram positif ,katalase positif dan tidak tahan asam. Hasil penelitian ini nantinya akan dipergunakan untuk mengendalikan penyakit layu bakteri yang banyak menyerang tanaman pisang di perkebunan pisang di Desa Pendem Kabupaten Jembrana Bali. Kata kunci: rhizosfer, identifikasi, Streptomyces, tanaman pisang

Page 46: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

29  

SPESIES BURUNG PERAIRAN PESISIR YANG TERPAPAR MERKURI LIMBAH PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL

DI KABUPATEN POHUWATO GORONTALO

Ramli Utina*, Abubakar Sidik Katili, Mustamin Ibrahim Jurusan Biologi, Universitas Negeri Gorontalo, Kota Gorontalo-96128, Indonesia Pusat Kajian Ekologi Pesisir berbasis Kearifan Lokal UNG, Gorontalo, Indonesia

*Email: [email protected]

ABSTRAK Stabilitas suatu ekosistem dapat dipengaruhi oleh proses yang berlangsung dalam

rantai makanan (food chain). Gangguan dalam rantai makanan menjadi indikasi adanya permasalahan di suatu ekosistem, seperti masuknya unsur kimia logam berat merkuri (Hg) dan sianida di ekosostem perairan dari limbah penambangan emas secara tradisional. Burung perairan adalah salah satu organisme puncak pada struktur tropik dalam ekosistem perairan pesisir sehingga burung dapat mengakumulasi logam merkuri dalam tubuhnya. Tujuan penelitian adalah; mengidentifikasi spesies burung perairan yang terpapar logam merkuri, dan mengetahui konsentrasi kadar merkuri yang terakumulasi pada organ tubuh burung. Survey sampel burung perairan dilakukan di kawasan pesisir dan muara sungai Taluduyunu dan sungai Randangan di Kabupaten Pohuwato, dimana kawasan hulu kedua sungai ini menjadi areal penambangan emas tradisional. Sampel burung perairan diidentifikasi untuk menetapkan nama species. Kadar merkuri pada tubuh burung perairan dianalisis pada organ hati, ginjal dan otot dada, menggunakan metode uji laboratorium SNI 01-2896-1998 butir 6. Hasil penelitian ini menemukan tujuh species burung perairan dengan rerata konsentrasi merkuri terpapar dalam organ tubuh, sebagai berikut: Todirhamphus chloris (2,345 ppm), Himantopus leucocephalus (0,576 ppm), Tringa glareola (0,354 ppm), Numenius phaeopus (0,296 ppm), Nycticorax nycticorax (0,248 ppm), Butorides striatus (0,107 ppm), dan Anas gibberifrons (0,096 ppm). Tiga species burung yang disebut di awal secara berurut mengakumulasi logam merkuri rata-rata tertinggi dalam jaringan organ tubuhnya. Penelitian ini merupakan tahap pertama dari dua tahap penelitian yang direncanakan yaitu model prediktif rantai makanan ekosistem pesisir yang tercemar logam merkuri dari limbah penambangan emas tradisional. Kata kunci: burung perairan, merkuri, limbah penambangan emas

KAJIAN STATUS SISTEM TIYAITIKI DI PERAIRAN PESISIR

TELUK TANAH MERAH JAYAPURA PAPUA

Puguh Sujarta Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih Jayapura

ABSTRAK

Sistem Tiyaitiki merupakan bentuk peran serta masyarakat lokal secara tradisional dalam menjaga kelestarian alam berdasarkan kearifan lokal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengertian sistem Tiyaitiki dan status sistem Tiyaitiki dalam kaidah umum sistem konservasi dalam perundang-undangan yang berlaku. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2013 di masyarakat wilayah pesisir Teluk Tanah Merah Jayapura Papua, metode sampling dengan metode wawancara (kuisener) dan penelusuran pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ini merupakan suatu pengetahuan tradisional, sebagai ilmu, dan merupakan teknologi. Didasarkan dengan kaidah umum sistem ini mempunyai konsep, tujuan, manfaat, sistem zonasi, dan kelembagaan yang sesuai peraturan perundang-undangan. Kata kunci : Tiyaitiki, konservasi, kearifan lokal, Teluk Tanah Merah, Jayapura

Page 47: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

30  

STUDI LINGKARAN TUMBUH POHON DI KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL SIBERUT KEPULAUAN MENTAWAI

Mansyurdin1*, Tesri Maideliza1, Chairul1, Ema Susiana2 1Dosen Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Andalas

2Mahasiswa S2 Prodi Pascasarjana Biologi Fakultas MIPA Universitas Andalas *Email: [email protected]

ABSTRAK Lingkaran tumbuh pohon (growth ring) terbentuk karena adanya aktivitas

pertumbuhan kambium yang dipengaruhi oleh perubahan musim. Tidak semua jenis pohon di daerah tropis menghasilkan lingkaran tumbuh. Hal ini disebabkan karena musim di daerah tropis lebih seragam sepanjang tahun dan tidak memperlihatkan perbedaan yang tajam antara periode curah hujan tinggi dengan pergantian periode curah hujan rendah. Untuk itu telah dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa pohon dikawasan hutan Taman Nasional Siberut, Kepulauan Mentawai. Pengoleksian sampel dilakukan dengan teknik bor pada batang utama dengan ketinggian 130 cm. Untuk melihat ada atau tidak lingkaran tumbuh dilakukan pengecekan secara makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan secara makroskopis dilakukan dengan cara pengamplasan core pohon pada bidang transversal. Spesies pohon yang memiliki lingkaran tumbuh dilanjutkan pengamatan mikroskopis dengan pembuatan sayatan anatomi. Dari 46 spesies pohon yang diperiksa ditemukan 8 spesies yang memiliki lingkaran tumbuh dengan jumlah sel early wood dan late wood yang beragam. Kata kunci: lingkar tumbuh; musim; makroskopis; mikroskopis; anatomi

TRANSFORMASI NITROGEN SECARA BIOLOGIS DI AIR PANAS SARONGSONG KOTA TOMOHON

Frity Lisa Taroreh1, Ferry Karwur 1,2, Jubhar Mangimbulude 3*

1 Program Pascasarjana Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana 2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana

3Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Alam dan Rekayasa Teknologi, Universitas Halmahera, Tobelo,Halmahera Utara.

*Emai : [email protected]

ABSTRAK Transformasi nitrogen adalah proses perubahan senyawa nitrogen dari satu bentuk

ke bentuk lain yang terjadi di alam.Transformasi tersebut dapat saja terjadi pada lingkungan ekstrim sekali pun seperti di mata air panas, dan melalui proses antara lain amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hidrokimia/karakteristik air secara fisik dan kimia serta untuk mengetahui apakah terjadi transformasi nitrogen melalui proses amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi di air panas Sarongsong. Sampel pada penelitian ini diambil dari air panas Sarongsong Kota Tomohon pada tiga stasiun berbeda dan dikelompokkan pada 2 kelompok: aerob dan anaerob. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium CARC magister biologi UKSW, Salatiga. Kadar ammonium, nitrit dan nitrat di tiga stasiun (S1,S2,S3) pada awal penelitian diukur. Kadar ammonium, nitrit, dan nitrat berturut-turut pada S1 adalah: 4,85mg/L; 0,00mg/L; 0,00mg/L; pada S2: 2,45mg/L; 0,00mg/L; 0,00mg/L; pada S3: 4,37mg/L; 0,00mg/L; 0,00mg/L. Setelah 7 hari perlakuan, kadar ammonium, nitrit dan nitrat pada S1,S2,S3 dikondisi aerob dan anaerob terjadi perubahan konsentrasi yang merupakan indikasi terjadinya proses transformasi nitrogen (proses amonifikasi) di air panas Sarongsong Kota Tomohon. Kata Kunci : transformasi nitrogen, amonifikasi, air panas Sarongsong

Page 48: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

31  

PENGETAHUAN EKOLOGI LOKAL DALAM PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA

(KAJIAN TERHADAP RENCANA PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL KAYAN MENTARANG, KALIMANTAN UTARA)

M. Danang Anggoro1, Lies Rahayu Wijayanti Faida2, San Afri Awang3

S3 Program Studi Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Bagian Konservasi Sumber Daya Hutan, Fak.Kehutanan, Universitas Gadjah Mada

Bagian Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Pengetahuan ekologi lokal merupakan dasar keterikatan masyarakat dengan lingkungan hidupnya serta gambaran mengenai adaptasi yang memunculkan karakter cara hidup dan cara pandang suatu masyarakat. Tidak hanya arti biologi dan sosial, pengetahuan ekologi lokal sangat penting dalam pemahaman keseluruhan sistem hidup masyarakat ketika berinteraksi dengan kawasan konservasi. Dalam kehidupan sehari-hari, kawasan konservasi tidak terpisahkan dengan keberadaan masyarakat sekitarnya. Selama ini kawasan konservasi dikelola sebagai sistem penyangga kehidupan dalam arti luas. Kajian ini menelaah peran pengetahuan ekologi lokal dalam pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia dengan studi kasus di Taman Nasional (TN) Kayan Mentarang, Kalimantan Utara. Penelitian kualitatif, dengan mempelajari dokumen-dokumen rencana pengelolaan TN Kayan Mentarang dan dianalisis deskriptif isi rencana pengelolaan yang berhubungan dengan pengetahuan ekologi lokal. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ekologi lokal dalam hal interaksi masyarakat lokal dengan hutan sebagai sistem ekologi belum dikaji seutuhnya oleh para peneliti konservasi baik peneliti biologi atau sosial yang membangun TNl Kayan Mentarang, apalagi untuk digunakan sebagai landasan pengelolaan kawasan. Sebagian besar kajian masyarakat lokal baru menjangkau inventarisasi jenis flora dan fauna yang dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, karena masih terfokusnya kajian pengelolaan pada komponen bio-fisik, menunjukkan keterancaman pengetahuan ekologi lokal dalam teknis pengelolaan kawasan konservasi. Tantangan para biolog menyelamatkan dan mendokumentasikan pengetahuan ekologi lokal masyarakat tentang hutan dan mengharmonisasikan dalam kerangka pengelolaan kawasan konservasi yang lebih baik di Indonesia. Kata kunci: pengetahuan ekologi lokal, masyarakat lokal, kawasan konservasi, Taman

Nasional Kayan Mentarang

AUTEKOLOGI BEGONIA DI SEBAGIAN KAWASAN TAMAN

NASIONAL GUNUNG MERAPI

N.K.E. Undaharta1 dan Sutomo

UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI *Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 di Taman Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta dengan tujuan untuk mengetahui data ekologi Begonia di habitat alaminya serta tumbuhan bawah yang ada di sekitarnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan membuat plot ukuran 2 x 2 m. Sebanyak 3 jenis Begonia yang dapat dijumpai di sebagian kawasan Taman Nasional Merapi diantaranya Begonia multangula, Begonia hirtela dan Begonia tenuifolia. Begonia hanya dijumpai di Plawangan dan Pranajiwa. Tumbuh secara mengelompok pada ketinggian 1119-1169 m dpl. Tumbuh pada kemiringan lahan 27-40%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam melakukan aklimatisasi dan konservasi Begonia. Kata kunci : Begonia, autekologi, konservasi, Taman Nasional Gunung Merapi Yogyakarta

Page 49: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

32  

PEMILIHAN HABITAT DARI LARVA IDIONYX YOLANDA (ODONATA: CORDULIIDAE) DENGAN KARAKTERISTIK

MORFOLOGINYA

Diagal Wisnu Pamungkas, Deby Fajar Lestari*, Euis Citra Ayu Ruspendi, Mayang Nur Rohmah

Kelompok Studi Biodiversitas, Prodi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta, *Email: [email protected]

ABSTRAK Mempelajari pemilihan mikrohabitat dari larva Idionyx yolanda di sungai-sungai di

lereng barat Gunung Lawu. Perkembangbiakan Idionyx dibatasi untuk hutan cemara dan di aliran sungai yang berada di bukit. Pemilihan preferensi habitat dipelajari dengan mengamati adanya larva I. yolanda di tiga aliran sungai di lereng barat Gunung Lawu, di antaranya adalah sungai Segoro Gunung, sungai Parang Ijo, dan Telaga Madirda yang terletak di sekitar 1000-1200 mdpl. Larva I. yolanda hanya ditemukan pada aliran sungai Segoro Gunung yang terletak di 1.230 mdpl dan di dalam aliran kawasan hutan tersebut. Karakteristik morfologinya sangat berguna untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Larva ini memiliki labium dengan kait bergerak sepanjang 1/3 atau sampai 1/2 lebih panjang dari seta palpal terdekat dan dadanya memiliki kaki yang tidak proporsional yaitu lebih panjang dari tubuhnya yang berfungsi untuk bertahan hidup di aliran sungai. Kata kunci: habitat, Idionyx yolanda, karakteristik morfologi

HUBUNGAN KEMELIMPAHAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS PRIMER DI KOLAM BUDIDAYA AIR TAWAR,

CANGKRINGAN, YOGYAKARTA Khairunnisa Arumsari

Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta *Email: [email protected]

ABSTRAK Ekosistem kolam budidaya merupakan suatu ekosistem yang cenderung tertutup.

Fitoplankton, sebagai organisme autotrof, menjadi sumber produktivitas primer bagi ekosistem kolam budidaya. Penelitian ini, bertujuan untuk mempelajari hubungan kemelimpahan komunitas fitoplankton dengan produktivitas primer di kolam budidaya air tawar yang ada di negara tropis (Indonesia). Penelitian ini dilakukan di 5 stasiun pengamatan yang ada di kolam budidaya ikan air tawar Cangkringan, Yogyakarta yaitu: inlet, kolam induk, kolam pembesaran, kolam juvenile, dan outlet. Perhitungan kemelimpahan plankton dilakukan dengan menyaring sampel air 20 L menggunakan plankton net, selanjutnya diidentifikasi menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10x10. Produktivitas primer dihitung menggunakan metode botol gelap-botol terang serta analisis konsentrasi klorofil menggunakan spektrofotometer pada λ 630nm, λ 647nm, dan λ 750nm. Parameter fisiko kimia yang diukur meliputi alkalinitas, pH, CO2, suhu udara, suhu air, turbiditas, jeluk, penetrasi cahaya, dan intensitas cahaya. Data dianalisa menggunakan regresi korelasi dan regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 30 spesies fitoplankton di 5 stasiun yang diteliti. Kemelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada kolam induk dengan nilai 46.265 individu/L dan faktor yang meregulasinya adalah nutrien, intensitas cahaya, penetrasi cahaya, suhu air, dan pH. Nilai produktivitas primer tertinggi berada di kolam induk dengan nilai 277,4 mgC/m3/h dan faktor yang meregulasinya adalah kemelimpahan fitoplankton, kelompok fungsional fitoplankton, dan konsentrasi klorofil. Ada korelasi positif antara kemelimpahan fitoplankton dengan produktivitas primer, dengan nilai r 0,857. Kata Kunci: produktivitas primer, kemelimpahan fitoplankton, kolam budidaya air tawar.

Page 50: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

33  

MEWUJUDKAN EKO KAMPUS: MODEL PENGELOLAAN SAMPAH TERINTEGRASI BERBASIS MASYARAKAT KAMPUS

Teguh Husodo1 *, Erri N. Megantara1, M. Nurzaman1, Nurullia Fitriani1, M. Satori2

1Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran. 2Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran.

*Email: [email protected].

ABSTRAK Limbah padat (sampah) merupakan sumber permasalahan lingkungan yang serius,

dengan laju rata-rata 2,5% populasi penduduk telah memicu peningkatan kebutuhan lahan dan resiko kerusakan sumberdaya alam serta degradasi ekosistem. Kondisi tersebut memicu menurunnya daya tampung lingkungan akibat tingginya beban zat pencemar dan salah satu zat pencemar tersebut adalah sampah yang berasal dari rumah tangga dan perkantoran. Issue lingkungan bersumber dari sampah ini mencuat karena adanya kendala kemampuan pengelolaan di tingkat wilayah kota dan kabupaten, baik disebabkan oleh minimnya lahan sanitary landfill, konsep dan teknologi reduce-reuse-recylce (3R) yang sulit di praktikan serta pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang menjadi sumber limbah/pencemar. Perguruan Tinggi adalah salah satu sumber sampah domestik yang memberi kontribusi cukup besar, posisi kampus di wilayah perkotaan dan populasi masyarakat kampus yang besar memberikan data linier dengan tingkat konsumsi dan limbah sebagai outputnya. Kondisi tersebut semakin diperburuk oleh belum adanya standar mutu pengelolaan sampah bagi suatu kampus. Berdasarkan hal tersebut, Universitas Padjadjaran berupaya menjadi kampus yang ramah lingkungan (green campus) dengan menerapkan prinsip-prinsip eco-campus (WUIR, 2014), khususnya dalam mengelola limbah kampus. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh Unpad, namun bagaimana prinsip 3R dan pengelolaan limbah secara utuh (komprehensif dan holistik) diterapkan belum pernah diteliti. Untuk itu peneliti mencoba menggali potensi timbulan limbah yang ada didalam kampus, sehingga data/informasi mengenai jenis limbah, volume limbah, sumber limbah, sifat atau karakteristik limbah, termasuk bagaimana limbah tersebut dihasilkan perlu dilakukan sebagai bahan dari pengelolaan serta bagaimana potensi dampak yang ditimbulkan jika timbulan limbah tersebut tidak dikelola dengan baik. Aspek-aspek tersebut merupakan parameter yang akan dikumpulkan dari beberapa variable yang diusulkan. Melalui penelitian ini, maka diharapkan akan terdapat model pengelolaan limbah di tingkat domestik sebuah kampus, sehingga dapat membantu menekan sumber pencemar dalam rangka mitigasi permasalahan pencemaran dan lahan yang dihadapi saat ini. Kata kunci: eko kampus, pengelolaan sampah, reduce-reuse-recycle

Page 51: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

34  

KARAKTERISTIK VEGETASI DI SEKITAR MATA AIR DI WILAYAH KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH, INDONESIA

Wiryanto1, Sugiyarto1*, Fahrur Nuzulul Kurniawati2, Rizma Dera Anggraini

Putri2, Muhammad Ridwan2 1Grup Riset Ekologi, Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret

2Kelompok Studi Biodiversitas, Prodi Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret.

*Email: [email protected]

ABSTRAK Keberadaan dan fungsi mata air perlu dijaga kelestariannya guna menghadapi

terjadinya krisis air. Vegetasi yang berada di sekitar mata air merupakan faktor penting untuk menjaga kelestarian mata air tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter jenis-jenis pohon penyusun vegetasi di sekitar mata air Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan meninjau 151 mata air di 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Data yang dikumpulkan meliputi nama jenis pohon, frequensi ditemukan dan habitus pohon. Hasil penelitian didapatkan 89 jenis pohon penyusun vegetasi di sekitar mata air. Jenis-jenis pohon yang paling tinggi frequensi ditemukan berturut-turut adalah: Bambu, Beringin, Gayam, Kelapa, Mangga, Awar-Awar dan Mahoni. Habitus jenis-jenis pohon bervariasi baik bentuk kanopi, perakaran, maupun bentuk batangnya. Akan tetapi semua jenis pohon termasuk jenis berakar dalam. Kata kunci: Mata air, Vegetasi, Pohon, Klaten, Bambu.

FAKTOR KONDISI FISIK RUMAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI KABUPATEN CIREBON

TAHUN 2013-2015

Sri Komalaningsih, Yuyun Siti Nurjanah

ABSTRAK Penyakit kusta merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman

Mycrobacterium leprae (M. leprae). Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kasus kusta di dunia pada tiga bulan pertama di tahun 2013 sebanyak 189.018 kasus sedangkan di Indonesia terdapat 23.554 kasus baru pada tahun 2012. Kejadian kasus baru di Kabupaten Cirebon pada tahun 2013 ditemukan 237 penderita dengan prevalensi 1 per 10.000 penduduk. Pada tahun 2014 ditemukan 224 penderita dengan prevalensi 0,94 per 10.000 penduduk. Pada tahun 2015 triwulan I ditemukan 72 penderita dengan prevalensi 0,31 per 10.000 penduduk. Penelitian bertujuan mengetahui faktor kondisi fisik rumah dengan kejadian penyakit kusta di Kabupaten Cirebon tahun 2013-2015 berdasarkan ventilasi, dinding, lantai, dan kepadatan hunian. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan case control study. Estimasi jumlah sampel minimal dihitung berdasarkan rumus Lemeshow. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita kusta di wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Cirebon. Sampel kasus adalah penderita kusta dan sampel kontrol adalah tetangga kasus yang bukan penderita kusta. Besar sampel sebanyak 138 responden, terdiri dari 46 kasus dan 92 kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ventilasi (OR=3,024;95% CI:1,34-6,81), lantai (OR=6,11;95% CI:1,79-20.75) dan kepadatan hunian (OR=2,97;95% CI:1,40-6,298) merupakan faktor risiko sedangkan variabel dinding (OR=2,91;95% CI:1,06-7,99) merupakan faktor risiko namun tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa variabel ventilasi, lantai dan kepadatan hunian merupakan faktor risiko kejadian penyakit kusta. Kata Kunci: Kusta, ventilasi, lantai, hunian

Page 52: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

35  

MICROBIAL FUELL CELL, SOLUSI ALTERNATIF EUTROFIKASI DAN MIKROENERGI DI WADUK CIRATA

Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi1), Yudi Nurul Ihsan2), Indah Riantini2), Rega Permana2), Rizky Riscahya Pratama Syamsuri1)

1)Departemen Biologi Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat 2)Departemen Ilmu Kelautan Univeritas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat

[email protected]

ABSTRAK Waduk Cirata merupakan salah satu waduk dari kaskade tiga waduk DAS Citarum

yang terletak diantara Waduk Saguling di bagian hulu dan Waduk Jatiluhur di bagian hilir. Waduk Cirata mengalami perkembangan fungsi dari Pembagkit Listrik Tenaga Air sampai dengan kegiatan perikanan budidaya dan pariwisata. Jumlah Keramba Jaring Apung yang mencapai 53.031 petak telah melampaui jumlah maksimal yang ditetapkan pemerintah Daerah. Kondisi tersebut memicu eutrofikasi dalam bentuk amonia yang terendapkan di sedimen perairan. Untuk mengurangi cemaran amonia pada perairan, dilakukan penelitian katalisis oksidasi materi organik dan anorganik oleh bakteri perairan dengan teknologi Microbial Fuel Cell selama 30 hari perlakuan. Variasi perlakuan diberikan dalam bentuk single chamber dan dual chamber dengan dan tanpa aerasi. Parameter yang diukur adalah penurunan kadar amonia pada sedimen, dan elektrisitas yang dihasilkan sebagai by-product dari aktivitas mikroba. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa teknologi MFC terbukti dapat menurunkan kadar amonia sedimen sampai dengan 96.2%. Elektrisitas yang dihasilkan mencapai 333 mA/m2 pada perlakuan single chamber dengan aerasi. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa hasil yang lebih baik pada parameter yang diukur ditunjukkan oleh perlakuan dengan single chamber dibandingkan dual chamber. Kata kunci: amonia, Cirata, eutrofikasi, Microbial Fuel Cell.

THE ROLE OF LIVESTOCK BIOGAS UNIT AND HONEY BEE

AS GREENHOUSE GAS REDUCTOR

Mochammad Junus, Agung Widodo, Wahyono Suprapto, Windy Zamrudy 1)Lecturers of Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya, 2) Faculty of

Engineering, University of Brawijaya, 3)Chemical Engineering State Polytechnic of Malang Email: [email protected]

ABSTRACT The amount of Indonesian livestock manure production is about 180,624,265 tons/year, which can be accommodated into 1,971,287 m3 volume of digester tank. Sludge produced by BGU reaches 575,615,585 tons/year. The wet solid sludge which can be used as livestock or fish feed and fertilizer. The liquid fertilizer produced reaches an equal volume of the urea with 48% Nitrogen, which is 70,153,149.42 tons/year. If all these liquid fertilizer are utilized in such volume, it can be assumed to be used for a whole forest. A forest that comprises around 600 units of beehive tree (sialang tree-Indonesian) in the area of 150 ha, managed by 37 farmer groups can be optimized to achieve approximately 9,250 kgs/month production volume of honey. The expansion of honey beekeeping could lead to the increase of photosynthesis process during honey production which eventually increases the number of CO2 absorbed by trees contributing to the reduction of GHGs. Conclusion: The combination of BGU and honey beekeeping would lead to around 80-90 % more reduction of GHGs. Future suggestion: 1) It is necessary to establish a road map of BGU development in Indonesia. Key word: manure, fertilizer, feed, food, fuel, sialang.

Page 53: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

36  

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI TEGAKAN HUTAN DI KAWASAN RPH. NGLERAK (KPH. SURAKARTA)

Anisa Septiasari1*, Irma Yanti Sari Dewi

Kelompok Studi Biodiversitas Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret

*Email: [email protected]

ABSTRACT Diversity of flora in the forest of Lawu mountain be the one of the aims for this

research. Moreover, because they still lack the research and exploration of the diversity of flora in there. The reasearch is to identify, analyze, and identify the structure and composition of forest vegetation on the western slopes of Mount Lawu. In the reasearch used a double plot method with the number of plots as much as 6 plots. There are two locations to be made plots that forest there are Segoro Gunung Forest and Parang Ijo Forest. That plot size that be used was 20 x 20 m and divided as much as 3 plots so that the total area of the plot is 2000 m2. Results found in Parang Ijo there are 32 trees, 8 poles and 1 pair, while the Segara Gunung forest found as many as 40 trees. Key words : Mount Lawu, vegetation composition, double plot method

SPESIES BURUNG PERAIRAN PESISIR YANG TERPAPAR MERKURI LIMBAH PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL

DI KABUPATEN POHUWATO GORONTALO

Ramli Utina1,2 *, Abubakar Sidik Katili1,2, Mustamin Ibrahim1,2 1Jurusan Biologi, Universitas Negeri Gorontalo, Kota Gorontalo, Indonesia

2Pusat Kajian Ekologi Pesisir berbasis Kearifan Lokal UNG, Gorontalo, Indonesia * Email: [email protected]

ABSTRAK Limbah proses pencucian bijih emas yang masih mengandung logam berat merkuri

(Hg) kemudian dibuang ke saluran perairan akan masuk ke sistem ekologi perairan sungai hingga pesisir, dan mempengaruhi kehidupan organisme. Burung perairan adalah salah satu organisme puncak pada struktur tropik dalam ekosistem perairan pesisir sehingga burung dapat mengakumulasi logam merkuri dalam tubuhnya. Tujuan penelitian adalah; mengidentifikasi spesies burung perairan yang terpapar logam merkuri, dan mengetahui konsentrasi kadar merkuri yang terakumulasi pada organ tubuh burung. Survey dilakukan di kawasan pesisir dan muara sungai Taluduyunu dan sungai Randangan di Kabupaten Pohuwato. Di kawasan hulu kedua sungai ini menjadi lokasi penambangan emas rakyat yang dikelola secara tradisional dan menggunakan logam merkuri. Sampel burung perairan diidentifikasi untuk menetapkan nama species. Kadar merkuri pada tubuh burung perairan dianalisis pada organ hati, ginjal dan otot dada. Metode uji laboratorium kadar merkuri pada organ burung menggunakan SNI 01-2896-1998 butir 6. Hasil penelitian ini menemukan 7 species burung perairan yang terpapar merkuri, yaitu: Todirhamphus chloris, Himantopus leucocephalus, Tringa glareola, Butorides striatus, Numenius phaeopus, Nycticorax nycticorax, dan Anas gibberifrons. Species burung yang disebut pertama, kedua dan ketiga secara berurut mengakumulasi logam merkuri rata-rata tertinggi dalam organ tubuhnya. Penelitian ini merupakan tahap pertama dari dua tahap penelitian yang direncanakan yaitu model prediktif rantai makanan ekosistem pesisir yang tercemar logam berat merkuri dari limbah penambangan rakyat. Kata kunci: burung perairan, merkuri, limbah penambangan

Page 54: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

37  

STRUKTUR VEGETASI DAN KANDUNGAN KARBON PADA BERBAGAI KONDISI HUTAN DI PULAU SIBERUT

SUMATERA BARAT

Chairul1*, Erizal Muchktar1, Mansyurdin1, Tesri M1, Gusmardi Indra2 1 Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Padang

2 Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat *Email: [email protected]

ABSTRAK Hutan Tropik memiliki sumber cadangan karbon sangat besar yang dapat berubah

akibat perubahan kondisi hutan, akibat aktivitas manusia, termasuk penebangan dan perkebunan hingga mengancam perubahan iklim dunia. Struktur vegetasi dan kandungan karbon dianalisis pada tiga kondisi hutan di Pulau Siberut sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Metode plot berpetak digunakan untuk mendapatkan data biomasa bagian atas tanah dan serasah. Didapatkan 38 spesies dan 122 individu tumbuhan pada hutan primer, 22 spesies dan 49 individu pada hutan bekas tebangan, 45 spesies dan 120 individu pada hutan tanaman campuran. Kandungan karbon bagian atas tumbuhan hidup pada hutan primer 1.359.884,68 kg/h, hutan bekas tebangan 610.429,67 kg/h dan hutan tanaman campuran 360.793,70 kg/h. Kandungan karbon pada serasah hutan primer 774,49 kg/h, hutan bekas tebangan 521,36 kg/h dan hutan tanaman campuran 766,20 kg/h. Kata kunci : Pulau Siberut, kondisi hutan dan kandungan karbon

EKOLOGI DAN POTENSI INVASIF ACACIA DECURRENS DI

SEBAGIAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA

Sutomo Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali – LIPI, Candikuning,

Baturiti, Tabanan, Bali, Email: [email protected]

ABSTRAK Acacia decurrens, berasal dari australia, adalah jenis tumbuhan berkayu yang mulai menjadi perhatian sejak dominasinya di lahan bekas erupsi gunung merapi tahun 2006. Studi ini bertujuan mendeskripsikan secara kuantitatif Ekologi Acacia decurrens, hubungannya dengan beberapa faktor lingkungan serta potensi keinvasifannya jika dikorelasikan dengan diversity index. Analisis vegetasi dilakukan di empat wilayah Taman Nasional Gunung Merapi yaitu Kalikuning, Kaliadem, Plawangan dan Pranajiwa. Ordinasi menggunakan metode Non metric multidimensional scaling (NMDS) serta Canonical Corespondence (CCA) serta korelasi bivariate Spearman dilakukan dalam analisis data. Hasil analisis NMDS (2D stress = 0,14) memperlihatkan daerah terbuka akibat erupsi di Kaliadem kini didominasi oleh jenis A. decurrens. Terdapat korelasi negatif yang signifikan (Spearman’s rho = 0,6) antara kelimpahan jenis A. decurrens dengan tingkat keanekaragaman jenis di dalam lokasi sampling. Dari hasil CCA, A. decurrens, pada tahap semai, nampak hidup berdampingan dengan jenis groundcover lain seperti Alangium javanicum dan Araliaceae. Namun pada fase pohon, jenis ini cenderung membentuk tegakan murni dan hanya sesekali hidup dapat berdampingan dengan jenis Fabaceae lain seperti Albizia lopantha. Acacia decurrens tingkat pohon nampaknya lebih memilih sites dengan tingkat pH lebih rendah sedangkan A. decurrens tingkat semai lebih banyak ditemui pada site-site berpH lebih tinggi. A. decurrens nampaknya berpotensi menjadi gulma di Taman nasional Gunung Merapi dilihat dari distribusinya yang dominan berupa tegakan murni serta kecenderungannya untuk menyebabkan penurunan tingkat keanekaragaman jenis di kawasan Taman Nasional. Kata kunci: Autekologi, IAS, faktor lingkungan, risk assesment

Page 55: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

38  

VEGETATION ANALYSIS OF WEED IN GAMBIR PLANTATION (UNCARIA GAMBIR (HUNTER) ROXB) IN

PENURUNAN VILLAGE, NAGARI KAYU GADANG, SUTERA SUB-DISTRICT, PESISIR SELATAN DISTRICT

Yastori, Chairul, Solfiyeni

Laboratorium Riset Ekologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, *Email: [email protected]

ABSTRACT

The research was about vegetation analysis of weed in palm oil plantation (Uncaria gambir (Hunter) Roxb) in Penurunan village, Nagari Kayu Gadang, Sutera Sub-district, Pesisir Selatan District have been conducted from February to April 2013 by using quadrate method. The plot taken by purposive sampling consist 20 plot with had 1 x 1 m. The research was conducted in Penurunan village, Kayu Gadang, Sutera Sub-district, Pesisir Selatan District and then it was continued in Ecology Laboratory and Herbarium ANDA, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University, Padang. The result of these research showed that weed composition in gambir plantation composed by 15 families, 28 genus, 31 spesies ang 1367 individuals. Axonophus compressus was highest SDR 23,02% (514 individu), but Eleusine indica was lowest SDR 0,40% (2 individuals) in gambir plantation. Index diversity of weed was H’ = 2,54. Keywords: Uncaria gambir (Hunter) Roxb), vegetation analysis

DIVERSITY OF PLANTS AND RESERVES ESTIMATION CARBON ABOVE GROUND LEVEL IN FOREST AREAS BUKIT

BARISAN WEST SUMATRA

Yastori*, Chairul, Syamsuardi

*Laboratory of Plant Ecology, Department of Biology, FMIPA Andalas Universitiy, Padang, * Email: [email protected]

ABSTRACT

Indonesia has a vast forest area. The extent of Indonesia's forests is one of the natural resources are prone to damage due to human interests in meeting their needs. One example of the damage that often occurs when current is forest fires. Forest destruction accounts for 20-25% of global CO2 emissions that contribute to climate change or global warming. Unspoiled forest with a diversity of plant species are long-lived and litter is a place to store a lot of carbon stocks (C) the highest. The aim of this study was to determine the diversity of plants and to determine the amount of carbon stock above ground level in the forests of the Bukit Barisan city of Padang, West Sumatra. For the calculation of tree biomass is calculated on a plot with a size of 20x20 m, 10x10 m pole, stake 5x5 m and for estimation of down plant biomass and litter on the plot with a size of 2x2 m (National Standardization Agency, 2011). Biomass calculation using the formula of Ketterings et al, 2001). In the Forest Area Bukit Barisan, West Sumatra derived carbon content 33.4718 ton/ha. Key words: forest, carbon, biomass.

 

Page 56: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

39  

PERAKITAN IKAN LELE (Clarias sp.) TRANSGENIK DENGAN TEKNIK ELEKTROFORASI SPERMA

Ibnu Dwi Buwono *, Iskandar, M. Untung Kurnia Agung, Ujang Subhan

Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor * Email: [email protected]

ABSTRAK

Aplikasi teknologi transfer gen melalui perantaraan sperma memungkinkan untuk memperbaiki kualitas genetik ikan. Keberhasilan transfer gen hormon pertumbuhan (Growth Hormone = GH) ikan budidaya melalui elektroforasi sperma dapat menghasilkan ikan transgenik. Pada penelitian ini dilakukan transfer konstruksi vektor ekspresi gen GH lele dumbo (pTarget-CMV-CgGH) ke sperma lele dumbo (strain mutiara) menggunakan kejutan elektrik 125 Vcm-1 dengan jumlah pulsa 3 dan 5 serta 50 Vcm-1 dengan jumlah pulsa 3 dan 5. Konsentrasi vektor yang digunakan 60 ng/µL, lama kejutan 30 milidetik dan interval kejutan 0,1 detik. Hasil elektroforasi sperma lele mutiara sebesar 125 Vcm-1 (jumlah pulsa 3 dan 5) serta 50 Vcm-1 (jumlah pulsa 3 dan 5), terdeteksi fragmen berukuran 600 bp (gen GH lele dumbo) pada embrio telur yang dibuahi sperma pasca elektroforasi menunjukkan keberhasilan transfer gen GH lele dumbo (GH eksogen) ke sperma lele mutiara. Ukuran tubuh individu lele mutiara transgenik lebih besar dibandingkan ukuran lele non transgenik pada pemeliharaaan hari ke-40 yang memperlihatkan efek gigantisme pada lele transgenik (over-ekspresi GH eksogen). GH eksogen terdeteksi pada ikan lele mutiara transgenik pada pemeliharaan hari ke-62 dan berdasar program BlastN 96 % identik dengan GH C. gariepinus pada bankgen (no. aksesi AF416488.1), serta tidak terdeteksi pada ikan lele mutiara non transgenik (non elektroforasi). Kata kunci: ikan lele, transgenik, elektroforasi, sperma

TIDAK ADA JUDUL

Junessa Palao Kurniadi

Abstrak Double stranded RNA (dsRNA) dapat berperan sebagai RNA interference antiviral untuk

melawan serangan virus pada udang. IMNV yang bersifat patogen pada udang berpotensi dilawan dengan mekanisme RNAi antiviral. Konstruk plasmid pengekspresi dsRNA antiviral terdahulu dibuat dengan metode PCR berulang yang memakan waktu dan bahan. Penelitian ini bertujuan menggunakan metode gen sintetik – restriksi – ligasi untuk membuat konstruk sekuen pengekspresi dsRNA IMNV dalam plasmid ekspresi pJ603 dengan cepat dan efisien. Penelitian dilakukan dengan membuat gen sintetik sekuen pengekspresi dsRNA dengan desain DNA hairpin loop dan optimasi metode restriksi - ligasi untuk menyisipkan sekuen DNA hairpin-loop pada daerah downstream promoter CMV pada plasmid ekspresi pJ603. Desain DNA hairpin loop dengan urutan antisense-loop-sense dibuat secara in silico. Sekuen DNA hairpin loop sepanjang 194 pb berhasil disintesis pada plasmid kloning pJ364. Setelah proses linierisasi fragmen DNA hairpin loop, optimasi metode ligasi dilakukan berurutan untuk menyisipkan fragmen DNA hairpin loop linier ke vektor ekspresi pJ603. Optimasi ligasi berulang kali belum berhasil mendapatkan konstruk plasmid pengekspresi dsRNA IMNV. DNA hairpin loop yang tersisipkan dalam plasmid ekspresi pJ603 diduga tereliminasi oleh adanya mekanisme alami sel bakteri E.coli. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode gen sintetik – restriksi – ligasi belum dapat membuat konstruk plasmid pengekspresi dsRNA sehingga penelitian lanjutan masih dilakukan. Kata kunci: dsRNA, RNAi antiviral, Infectious Myonecrosis Virus

Page 57: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

40  

KERAGAMAN GENETIK GENERASI 2 JAGUNG LOKAL KABUPATEN TANA TORAJA DAN SELAYAR SULAWESI

SELATAN DENGAN JAGUNG KAROTENOID SYN 3 ASAL CIMMYT BERDASARKAN MARKA SIMPLE SEQUENCE REPEATS (SSR)

Juhriah1*, Mir Alam 2, A. Masniawati1 1Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin

2 Dosen Kopertis Wilayah IX Sulawesi * Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menganalisis keragaman genetik generasi 2 jagung lokal Bebo dari Tana Toraja, Batara Didi dari Selayar dan Karotenoid Syn 3 dari CIMMYT berdasarkan marka Simple Sequence Repeats (SSR). Ada 25 sammpel individu dari 3 sumber benih yaitu Tana Toraja, Selayar dan CIMMYT telah dianalisis dengan menggunakan 5 primer Simple Sequence Repeats (SSR) di laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuudin. Prosedur ekstraksi DNA. Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Electroforesis mengikuti panduan AMBIONET. Analisis data genetik, Kesamaan dan pengelempokan menggunakan program NTSYS. Koefisien kesamaan dengan Simple Matching Coefficient (SMC), dan pengelompokan dengan Unweighted Pair Group Aritmathic Analysis (UPGMA).hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien kesamaan genetik dari 0.33 sampai 1.00. Ada 2 individu jagung lokal Tana Toraja dan 2 Individu dari selayar memiliki nilai kesamaan genetic terendah. Nilai kesamaan tertinggi dicapai oleh 7 individu jagung lokal dari Selayar dan 2 individu jagung Karotenoid Syn 3 asal CIMMYT. Dendrogram menunjukkan bahwa pada jarak kesamaan 0.53 maka jagung lokal asal Selayar dan karotenoid Syn 3 asal CIMMYT tergabung dalam 1 kelompok sedang jagung asal tana toraja pada kelompok lainnya. Kata kunci: keragaman genetik, jagung, Tana Toraja, Selayar, South Sulawesi, CIMMYT,

Simple Sequence Repeats

ROOT INDUCTION OF NEPENTHES AMPULLARIA JACK. WITH SEVERAL CONSENTRATION OF INDOLE ACETIC

ACID (IAA) BY IN VITRO TECHNIQUE

Suwirmen*, Zozy Aneloi Noli, Anzharni Fajrina Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Andalas, Padang

* Email: [email protected]

ABSTRACT

The research about Induction of root of Nepenthes ampullaria Jack. with several consentration of Indole Acetic Acid (IAA) by in vitro technique has done from September to Desember 2014 at Plant Physiology Laboratory, Biology Department, Faculty of Mathematic and Natural Sciences, Padang. The purpose of the research was to know the best consentration of IAA to induction of root of Nepenthes ampullaria Jack. The research used Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 5 replications. The treatments were without IAA, 3 mg/L of IAA, 6 mg/L of IAA, 9 mg/L of IAA, and 12 mg/L of IAA. The result showed that the best consentration was 12 mg/L of IAA to accelerate root induction of Nepenthes ampullaria Jack. Keywords: Root induction, Nepenthes ampullaria Jack, IAA, In Vitro.

Page 58: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

41  

CETAKAN TEMPURUNG KELAPA MENGHASILKAN DANGKE YANG LEBIH AMAN DAN DISUKAI

DIBANDINGKAN DENGAN STAINLESS STEEL

Wahniyathi Hatta Laboratorium Bioteknologi Pengolahan Susu, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar, Email: [email protected]

ABSTRAK

Masyarakat kabupaten Enrekang hingga saat ini menggunakan peralatan tradisional dari bahan alami dalam membuat dangke. Hal tersebut diduga berimplikasi terhadap keamanan dan masa simpan dangke. Penelitian bertujuan mengkaji penggunaan stainless steel (SS) untuk mengganti tempurung kelapa (TK) sebagai cetakan dangke. Jumlah kontaminasi bakteri Eseheriehia eoli dan Salmonella spp.pada dangke dihitung pada penyimpanan hari ketujuh dalam refrigerator dan dianalisis dengan Uji t Student. Untuk parameter karakteristik organoleptik, perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 2x4 dengan tiga ulangan. Faktor I adalah jenis cetakan (SS dan TK), sedangkan faktor II adalah lama penyimpanan dangke (1, 3, 5, dan 7 hari) dalam refrigerator. Jumlah kontaminasi E. coli lebih kecil pada dangke yang dicetak dengan TK dibandingkan dengan yang dicetak dengan SS. Kontaminasi Salmonella spp. tidak ditemukan pada semua perlakuan. Penurunan kualitas organoleptik (penampakan, warna, dan aroma dangke) lebih kecil pada dangke dengan cetakan TK dibandingkan dengan SS Dangke yang dicetak dengan TK lebih disukai daripada SS. Penggunaan cetakan TK menghasilkan dangke yang lebih am an dan masa simpan lebih lama. Kata kunci: dangke, tempurung kelapa, stainless steel, hakteri, organoleptic

STUDI PENDAHULUAN VARIASI GENETIK MASYARAKAT

DAYAK DI KOTA PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH BERDASARKAN ENAM LOKUS MIKROSATELIT AUTOSOM

I Ketut Junitha1*, Lucia Emy Octavia2

1Laboratorium DNA Forensik UPT Forensik, Universitas Udayana 2Alumni Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Udayana

* Email: [email protected]

ABSTRAK Studi pendahuluan variasi genetik DNA mikrosatelit autosom pada masyarakat

Dayak di kota Palangkaraya Kalimantan Tengah dilakukan untuk mengetahui ragam alel dan keragaman genetik serta kekuatan pembeda (Power Discrimination/PD) untuk kepentingan forensik. Penelitian ini menggunakan enam pasang primer untuk mengaplifikasi lokus DNA mikrosatelit autosom D2S1338, VWA, D11S1984, D13S317, D16S539 dan CSF1PO. DNA diekstraksi dari sampel epitel menggunakan metoda fenol chloroform dari 53 orang probandus. Sampel DNA diamplifikasi pada mesin PCR dan aplikon dielektroforesis pada gel poliakrilamide 10% dan visualisasi DNA dengan pewarnaan peraknitrat. Dari penelitian ini diperoleh sebanyak 69 ragam alel dengan rata-rata 11,5 per lokus. Keragaman genetik rata-rata sebesar 0,874 ± 0,005 dan nilai Power of Discrimination (PD) sebesar 0,957. Keenam lokus tersebut baik baik digunakan dalam analisis DNA masyarakat Dayak di Kota Palangkaraya. Kata Kunci: DNA mikrosatelit, alel, autosom, Dayak

Page 59: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

42  

PENGARUH PENGGORENGAN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ANTIOKSIDAN TEMPE LAICA

Alfatika Permatasari1, Juplita Rahmani Zukhrufullah2, Sopyan Ali3, Sugiyarto2,4, Marsusi4

1 Academy of Nursing, 17 Karanganyar. Jl. Kapten Mulyadi No. 17 Cangakan, Karanganyar, 2.Program of Bioscience, School of Graduates, Sebelas Maret University 3 Program of Linguistic, School of Graduates, Sebelas Maret University

4Department of Biology, Faculty of Mathematic and Natural Sciences, Sebelas Maret University * Email: [email protected]

ABSTRAK Tempe dikenal masyarakat sebagai makanan tradisional khas Indonesia bernilai

gizi tinggi. Proses pengolahan bahan makanan akan mempengaruhi kandungan gizi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggorengan terhadap kandungan protein dan antioksidan tempe laica, yaitu tempe kedelai yang disubstitusi dengan buah carica (Carica papaya dan Carica pubescens). Penelitian dilakukan dengan melakukan proses penggorengan dan tanpa digoreng dari 6 macam tempe laica, yaitu tempe kedelai dengan substitusi carica 20%, 40% dan 80% serta tempe kedelai dengan substitusi buah pepaya 20%, 40% dan 80%. Kandungan protein dianalisis dengan metode lowry, sedangkan antioksidan dengan spektrofotometer. Hasil peneltian menunjukkan penggorengan dapat menurunkan kandungan protein dan antioksidan tempe laica. Rata-rata kandungan protein menurun hingga 38% sementara kandungan antioksidan menurun hingga 8% dibanding tempe mentah. Kata kunci: antioksidan, Carica papaya, Carica pubescens, penggorengan, protein, tempe

MUTASI DAN REGENERASI TUNAS DARI KALUS

SORGUM VARIETAS KAWALI, MANDAU DAN SUPER I

Endang Gati Lestari *, Iswari S. Dewi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan

Sumberdaya Genetik Pertanian BB BIOGEN Bogor * Email: [email protected]

ABSTRAK Sorgum (Sorgum bicolor L.) merupakan tanaman serealia yang sudah dikembangkan

oleh petani namun masih dalam areal sempit. Perlu tersedia benih varietas unggul agar petani mau menanam dalam skala luas, namun tentunya perlu tersedia pasar dengan harga menarik. Pengembangan tanaman sorgum sangat menguntungkan karena didukung kondisi agroekologi dan ketersediaan lahan yang cukup luas. Tanaman sorgum toleran terhadap kekeringan dan dapat berproduksi di lahan marginal. Saat ini varietas sorgum yang dilepas baru sedikit sehingga diperlukan varietas sorgum berdaya hasil tinggi antara lain melalui induksi mutasi dikombinasikan dengan kultur in vitro. Penelitian ini untuk melakukan mutasi menggunakan sinar gamma pada kalus sorgum varietas Kawali, Mandau dan Super I untuk mendapatkan galur mutan yang produksinya tinggi. Bahan yang digunakan ialah sorgum varietas Kawali, Mandau dan Super I. Induksi kalus menggunakan media dasar MS+2,4-D (1, 3,5 dan 7 mg/l) + NAA (0; 0,1 dan 0,5 mg/l). Iradiasi kalus menggunakan sinar gamma dengan dosis 5, 10, 15 dan 20 Gy. Dan regenerasi tunas menggunakan media dasar MS + BA 2 mg/l + kinetin 0,1 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media terbaik untuk induksi kalus dari eksplan biji ialah 2,4-D 5 mg/l + NAA 0,5 mg/l. Dosis optimum untuk iradiasi kalus berkisar antara 50-150 Gy. Dan media regenerasi terbaik ialah media MS + BA 2 + kinetin 0,1 mg/l. Dari ketiga varietas yang digunakan, hanya varietas Kawali yang memberikan respon terbaik untuk pembentukan tunas dan akar. Plantlet hasil mutasi telah diaklimatisasi di rumah kaca untuk evaluasi dan seleksi lebih lanjut. Kata kunci: sorgum, mutasi,produksi tinggi dan kultur in vitro

Page 60: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

43  

ANALISIS KERAGAMAN GEN HORMON PERTUMBUHAN MSP I SAPI BALI DI KAWASAN INSTALASI PERBIBITAN

RAKYAT (IPR) KABUPATEN BONE

Sjamsuddin Garantjang, Ambo Ako, Sutomo Syawal, Farida Nur Yuliati Staf Pengajar Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Keragaman Gen hormon pertumbuhan (GH) Msp-I sapi Bali di Kawasan Instalasi Perbibitan Rakyat (IPR) Kabupaten Bone. Penelitian dilaksanakan di IPR Bone dan Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, bulan Mei-Juli 2015. Penelitian menggunakan sapi Bali sebanyak 93 ekor dari di IPR dan 52 ekor sapi Bali di luar IPR (kontrol). Sampel darah sumber DNA berasal dari ternak sapi Bali di IPR dan non IPR, isolasi DNA dan analisis DNA menggunakan PCR-RFLP dan squence DNA. Karakterisasi Growth Hormone Gene Msp-I meliputi ekstraksi DNA menggunakan PCR-RFLP. Analisis produk PCR-RFLP dan deteksi terhadap alel gen dilakukan dengan elekroforesis gel polyacramild (PAGE) dan pewarnaan dengan perak (silver stainning). Selanjutnya dilakukan penentuan posisi pita DNA dan analisis statistik (sifat produksi dan sidik jari DNA). Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan Keragaman atau nilai heterosis gen GH Msp-I pada kawasan IPR di kabupaten Bone lebih tinggi dibanding sapi Bali di luar di luar IPR. Frekuensi alel B dan A sapi Bali IPR masing-masing 0,97 dan 0,03 dan non IPR 0,99 dan 0,01. Ditemukan polimorfisme sapi Bali di IPR Kabupaten Bone dengan genotipe BB sebesar 0.94 dan AB 0.06 dan di luar IPR dengan genotipe BB sebesar 0.98 dan AB 0.02. Kata Kunci: Keragaman, hormon pertumbuhan, genotipe, sapi Bali, IPR

AGRONOMIC CHARACTERS AND YIELD STABILITY OF DOUBLED-HAPLOID UPLAND RICE LINES DEVELOPED BY

ANTHER CULTURE

Iswari Saraswati Dewi1*, Heni Safitri2, Bambang Sapta Purwoko3, Deni Sulaeman3, Adin Afiyata3, Muhamad Syukur3, Desta Wirnas3

1Indonesian Center of Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development, 2Indonesian Center for Rice Research, 3Department of Agronomy

and Horticulture, Bogor Agricultural University, Indonesia *Email: [email protected]

ABSTRACT The present studies were conducted to determine agronomic characters and yield

stability of doubled-haploid (DH) upland rice lines developed by anther culture. The research was conducted at 16 locations during rainy season of year 2010/2011 and 2011/2012. In each location, the design was Randomized Complete Block Design with 4 replications. There were 10 DH lines evaluated, namely III3-4-6-1, I5-10-1-1, WI-44, GI-7, O18-b-1, IW-67, IG-19, IG-38, IW-56, and B13-2e along with two check varieties, namely Batutugi and Way Rarem. The method of Finlay & Wilkinson and Francis & Kannenberg were used to analyze the adaptation and yield stability of the tested DH lines. The results showed that there was variability on agronomic characters among the tested lines. All tested DH lines has lower plant height, shorter days to 50% flowering, and shorter days to harvest which were significantly different from the two check varieties. The DH lines showing the most stable yield were I5-10-1-1, WI-44, and IW-67. Those lines were potential to be released as early maturing upland rice varieties since they had 106-108 days to harvest with range of potential yield between 5.4-6.9 t/ha. Keywords: doubled-haploid lines, early maturing, upland rice, yield stability

Page 61: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

44  

STRATEGI KONSERVASI GENETIK KAYU KUKU (Pericopsis mooniana): JENIS LANGKA ASAL SULAWESI

Vivi Yuskianti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Jl. Palagan Tentara Pelajar KM 15 Purwobinangun Pakem Sleman DI Yogyakarta Email: [email protected]

ABSTRAK Keberadaan kayu kuku (Pericopsis mooniana Thw), yang merupakan jenis kayu

yang bernilai ekonomi tinggi karena mempunyai banyak kegunaan (multi purpose) dan cocok digunakan untuk rehabilitasi lahan-lahan kritis, seperti lahan tambang, menghadapi ancaman yang serius akibat eksploitasi yang berlebihan, rendahnya regenerasi alami dan juga tidak adanya penanaman kembali. Di Peninsular Malaysia, Kalimantan, Sulawesi dan Srilangka, kayu kuku sulit ditemukan (rare) dan kondisinya rawan (vulnerable). Di Sulawesi dilaporkan hanya beberapa batang saja yang tersisa, sementara di Sabah dikatakan dalam kondisi ‘hampir punah”. Kondisi ini menyebabkan The IUCN Red List of Threatened Spesies telah mengkategorikan kayu kuku sebagai jenis Vulnerable (VU A1cd ver 2,3). Makalah ini akan menggambarkan strategi konservasi kayu kuku yang melibatkan berbagai bidang keahlian antara lain konservasi genetik, genetika molekuler dan kultur jaringan agar upaya penyelamatan jenis ini dapat terlaksana secara lebih terintegrasi dan efektif. Kata kunci: kayu kuku, langka, konservasi, strategi

STUDI PEMBENTUKAN WARNA JINGGA PADA BEBERAPA VARIETAS KULIT BUAH JERUK ASAL BALI PADA ELEVASI

LAHAN YANG BERBEDA

Inanpi Hidayati S1, Taruna Shafa Arzam2, Roedhy Poerwanto3*, Darda Efendi3, Andria Agusta4, Sri Yuliani5

1 Mahasiswa Pascasarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB dan Staf Pengajar Universitas Trilogi, 2 Mahasiswa Pascasarjana Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, 3 Staf Pengajar Departemen AGH Fakultas Pertanian IPB, 4 Staf LIPI, 5Staf Balai Besar Pasca Panen

*Corresponding aouthor: roedhy8yahoo.co.id

ABSTRAK Degreening adalah proses perombakan warna hijau pada kulit jeruk diikuti dengan

proses pembentukan warna jingga. Warna jingga terbentuk dari campuran dua pigmen kulit jeruk, yaitu β-cryptoxanthin (kuning) dan ß-citraurin (kuning kemerahan). ß-citraurin sering kali tidak terbentuk pada buah jeruk tropika dataran rendah karena pembentukkannya terjadi apabila buah terpapar suhu rendah saat pertumbuhannya. Etilen terbukti berperan dalam mengurangi kandungan klorofil dalam kulit buah hingga menyebabkan terjadinya perubahan warna pada kulit jeruk dari hijau ke jingga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perlakuan suhu degreening yang efektif pada beberapa varietas jeruk agar menghasilkan kulit buah jeruk berwarna jingga. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu jenis jeruk yang terdiri atas 3 taraf perlakuan (Keprok Kintamani, Siem Kintamani dan Keprok Tejakula) dan faktor kedua adalah suhu yang terdiri atas 3 taraf perlakuan (15, 20 0C dan suhu kamar). Hasil dari penelitian ini menunjukkan jeruk keprok kintamani dapat membentuk warna jingga pada degreening suhu 15 oC. Degreening jeruk Keprok Tejakula dapat membentuk warna jingga pada semua perlakuan suhu (15, 20 oC dan suhu ruang). Degreening jeruk Siem Kintamani dapat membentuk warna jingga pada degreening suhu 20 oC. Kata Kunci: Jeruk Tropis, degradasi klorofil, ß-citraurin, β-cryptoxanthin

Page 62: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

45  

ANALISIS BIOINFORMATIKA BERBASIS WEB ENZIM LEVANSUCRASE DARI GENUS BACILLUS

Rahmat Azhari Kemal *, Aliyah Purwanti, Ayesha Nilam Aprilyandi, Vira Putri Yarlina, Nada Putri Djihad

Program Studi Magister Bioteknologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganeca no 10, Bandung, 40132

* Email: [email protected]

ABSTRAK Levansucrase adalah enzim yang mengkatalisis sintesis polimer fruktan berupa

levan. Dalam studi ini, sekuens asam amino dan nukleotida enzim levansucrase dari genus Bacillus dianalisis kemiripan dan variasinya dengan menggunakan bioinformatika berbasis web. Filogram berdasarkan sekuens asam amino dan nukleotida menunjukkan hasil yang mirip, yaitu terbentuknya lima clade. Hasil filogram juga memunculkan perkiraan adanya peristiwa horizontal gene transfer antar spesies pada genus ini. Analisis juga menunjukkan bahwa seluruh enzim diekspresikan secara ekstraseluler. Sinyal peptida pada enzim ternyata cukup berkolerasi dengan hasil filogram. N-glikosilasi menunjukkan motif lestari NHT(L/M/F). Residu asam amino yang berfungsi untuk aktivitas katalitik ditemukan lestari pada seluruh sekuens. Hasil analisis berat molekul, titik isoelektrik, dan persentase GC menunjukkan adanya kecenderungan pengelompokan antar clade. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam isolasi gen atau protein levansucrase dari anggota genus Bacillus serta dalam rekayasa protein. Kata kunci: Bacillus, levansucrase, bioinformatika

GENETIC POLYMORPHISM ANALYSIS OF CANDIDATE MARKERS FOR REPRODUCTION TRAITS IN BALI CATTLE

I Ketut Puja1*, I Nyoman Sulabda2, Nengah Wandia3

1 Veterinary Genetics and Reproduction Technology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University, 2 Laboratory of Veterinary Physiology, Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University, 3 Laboratory of Veterinary

Anatomy, Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University * Email: [email protected]

ABSTRACT

The genotypes for ILSTS026, BMS1987, BMS2646, INRA072, and BMS1248 loci that involved in reproduction traits were determined by polymerase chain reaction in bali cattle. The genotypes were classified according to allele size. Fragments of different sizes was different allels which named A-E, and so on, respectively according to the order size of allel sequence. The result showed that all markers successfully amplified in bali cattle microsatellite loci. All the investigated microsatellites were found to be polymorphic. A total of 28 different alleles were found, and the number of alleles in each locus was 3 to 10. The DNA fragment length was 106 bp to 300 b. The PIC valued ranged from 0.496 to 0.829. The average observed and expected heterozygosities ranged from 0.474 (locus ILSTS026) to 0.926 (INRA072) and 0.599 (ILSTS026 to 0.741 (INRA072), respectively. These data provide evidence that bali cattle breed have good genetic variability, which prospects for future selecting programs, espesially marker assistant selection. Key words: genetic diversity, bali cattle, microsatellite, polymorphism, heterozygosity

Page 63: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

46  

APLIKASI PENANDA MOLEKULER UNTUK MEMPELAJARI KERAGAMAN JENIS JAMUR ENDOFITIK PADA TANAMAN

HUTAN

Istiana Prihatini Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15 Purwobinangun Pakem Sleman 55584 * Email: [email protected]

ABSTRAK

Jamur endofit merupakan salah satu komponen penting pada tanaman kehutanan.

Studi mengenai jamur endofitik pada tanaman kehutanan meningkat bersamaan dengan perkembangan teknologi molekuler untuk identifikasi serta deteksi mikroorganisme. Penelitian mengenai jamur endofit bervariasi dari keragaman jenis hingga penelitian yang lebih kompleks untuk mengetahui peranan jamur endofit tertentu terhadap pohon inang serta potensinya sebagai antimikrobia lain. Pinus radiata merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang memiliki nilai komersial tinggi di beberapa negara, misalnya Selandia Baru, Australia, Chili dan Spanyol. Ada beberapa jenis pathogen dan penyakit yang dilaporkan menyerang tanaman ini baik di tingkat lokal maupun global. Beberapa jenis jamur Dothisthroma septosporum, D. pini, Diplodea pinea dan Fusarium circinatum disebut sebagai penyebab kerusakan yang serius pada tanaman P. radiata pada skala global, sedangkan serangan penyakit Cyclaneusma, Phytopthora dan Neonectria dilaporkan menyerang pada skala lokal. Penelitian dilakukan untuk mempelajari keragaman jenis jamur endofitik pada Pinus radiata melalui dua metode berbeda, melalui pembuatan kultur jamur (culture dependent) dan metode ekstraksi DNA secara langsung dari jaringan tanaman atau tanpa melalui pembuatan kultur jamur (culture independent methods). Sampel daun dikoleksi dari beberapa lokasi serta umur tanaman yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan beberapa jenis jamur dari kelompok Sordariomycetes hanya terdeteksi melalui pembuatan kultur jamur, sedangkan jenis dari Teratosphaeriaceae hanya terdeteksi melalui metode ekstraksi DNA secara langsung. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data penelitian lebih lanjut untuk mengetahui asosiasi jamur endofit dengan kondisi kesehatan tanaman inang dan studi filogenetik jenis jamur patogenik pada tanaman Pinus radiata.

Kata kunci: jamur, endofit, molekuler, identifikasi, deteksi  

Page 64: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

47  

ANALISIS SENYAWA MINYAK SEREH WANGI dan MINYAK TERPENTIN MENGGUNAKAN NEAR INFRARED

SPEKTROSCOPY DAN KROMATOGRAFI GAS SPEKTROSKOPI MASSA

Welmince Bota*, Martanto Martosupono, Ferdy Samuel Rondonowu

Program Pascasarjana Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga * Email: [email protected]

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia.

Produksi minyak atsiri Indonesia beragam, diantaranya minyak sereh wangi (Citronella Oil) dari hasil penyulingan daun dan batang tumbuhan sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) dan minyak terpentin hasil penyulingan getah jenis pohon yang tergolong genus pinus. Pada studi ini, minyak sereh wangi dan minyak terpentin dianalisa menggunakan Near Infrared Spectroscopy (NIRs) Kromatografi Gas Spektroskopi Massa (KGSM). NIRS merupakan instrumen yang dapat menganalisa berbagai kandungan molekul senyawa yang terdiri dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) pada suatu sampel dalam waktu yang singkat dan akurat. Cara kerja NIRs sangat spesifik berdasar hasil spektra gerakan periodik atau getaran inti atom dalam masing-masing molekul. Analisa komponen senyawa minyak sereh wangi dan minyak terpentin dengan KGSM yaitu Kromatografi gas menggunakan kolom kapiler, tergantung dimensi kolom dan sifat fase. Kromatografi gas memungkinkan spektrometer massa menangkap, ionisasi, mempercepat, membelokkan dan mendeteksi molekul terionisasi secara terpisah. Spektrometer massa memecah masing-masing molekul menjadi terionisasi dan mendeteksi fragmen menggunakan massa untuk mengisi rasio. Hasil penelitian ini diperoleh karakter NIRs minyak sereh wangi dan minyak terpentin yang menunjukan kandungan kimia di dalamnya. Komponen senyawa utama yang diperoleh dari analisa KGSM pada minyak sereh wangi yaitu sitronellal (32,9%), geraniol (30,4%) dan sitronellol (14,3%); pada minyak terpentin yaitu α-pinena (92,23%), trans-ocimene (5,56%) dan β-pinena (1,25%).

Kata Kunci: Citronella Oil, Terpentin, NIRs, KGSM

Page 65: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

48

TOKSISITAS ASAM METOKSI ASETAT TERHADAP INDEKS MITOSIS DAN ABERASI KROMOSOM LINI SEL M11

Madihah Program Studi Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21

Jatinangor 45363 Telp./Fax. 022-7796412, e-mail: [email protected]

ABSTRAK Dimetoksi etil ftalat (DMEP) termasuk dalam senyawa ester asam ftalat yang digunakan sebagai bahan pelentur plastik. DMEP dan metabolitnya (2-ME dan MAA) diketahui bersifat teratogenik dan embriotoksik pada mencit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asam metoksiasetat (MAA) secara in vitro terhadap proliferasi sel dan pemunculan aberasi kromosom pada lini sel M11. Lini sel M11 berasal dari jaringan otot rangka embrio mencit, yang dipelihara sampai subkultur kelima. Penentuan konsentrasi dan lama waktu pendedahan MAA yang dapat menurunkan jumlah sel hidup dilakukan dengan MTT-based cytotoxicity assay. Dari uji tersebut diperoleh 4 perlakuan MAA yang menurunkan jumlah sel hidup secara nyata (p<0,05) terhadap kontrol yaitu P8 (5 mM, 8 jam), P10 (10 mM, 2 jam), P11 (10 mM, 4 jam), dan P12 (10 mM, 8 jam). Pada kelompok perlakuan ini dilakukan penghitungan indeks mitosis dan analisis aberasi kromosom. Hasil pengamatan menunjukkan terjadinya kecenderungan penurunan indeks mitosis dan peningkatan jumlah sel dengan jumlah kromosom abnormal, terutama hipoploid, yang sejalan dengan peningkatan konsentrasi dan lama waktu pendedahan MAA. Namun demikian, jumlah sel yang mengalami aberasi kromosom akibat perlakukan MAA tidak berbeda nyata dengan kontrol. Diduga bahwa pendedahan MAA konsentrasi 5 mM selama 8 jam dan 10 mM selama 2, 4 dan 8 jam hanya cenderung menurunkan aktivitas proliferasi sel, dengan menurunkan indeks mitosis, tetapi tidak menimbulkan genotoksisitas pada lini sel M11. Kata kunci:, embrio mencit, hipoploid, in vitro, indeks mitosis

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KEBUN RAYA EKA

KARYA KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN, PROVINSI BALI

Putu Ayu Wiwin Vitrayanthi*, Sudaryanto, Luh Putu Eswaryanti Kusuma Yuni Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali

*Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian mengenai keanekaragaman burung di Kebun Raya Eka Karya dimulai pada tanggal 19

Oktober 2005 sampai dengan tanggal 11 Desember 2005. Penelitian ini menggunakan metode 10 jenis yang merupakan modifikasi metode 20 jenis dari MacKinnon et al.(1998) untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung dan metode Ad Libitum sampling untuk mengetahui pemanfaatan habitat oleh burung. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kebun Raya Eka Karya terdapat 63 jenis burung dari 27 famili. Diantara famili burung-burung tersebut, terdapat 5 famili myang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1999. Ada dua jenis burung endemik Bali yang ditemukan yaitu burung Isap Madu Indonesia (Lichmera limbata) dan Walik Putih (Ptilinopus cinctus). Selain itu ada jenis burung seperti Punai Gading (Treron vernans)yang merupakan burung khas di Kebun Raya Eka Karya, memanfaatkan buah tumbuhan Ficus sp. untuk makananya. Burung-burung di Kebun Raya Eka Karya lebih banyak memanfaatkan tumbuhan untuk bertengger (perching) dan mencari makan (foraging). Tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh burung-burung untuk bertengger (perching) misalnya pohon Cemara Pandak (Podocarpus javanicus). Dalam memanfaatkan tumbuhan untuk bertengger (perching) terdapat stratifikasi, misalnya burung Srigunting Hitam (Dicrurus macrocerus) memanfaatkan kanopi bagian atas, burung Sikatan Belang (Ficedula westermanni) memanfaatkan kanopi bagian tengah dan Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) memanfaatkan kanopi bagian bawah. Untuk mencari makan (foraging) dilakukan burung-burung secara berkelompok ataupun individu. Burung-burung banyak memanfaatkan buah sebagai sumber makanan. Kata kunci : Keanekaragaman burung, Kebun Raya Eka Karya, aktivitas

Page 66: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

49

POTENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN Metarhizium anisopliae DALAM PENGENDALIAN HAYATI POPULASI NYAMUK

Aedes aegypti (Linnaeus, 1762)

Melanie, Hikmat Kasmara, Zelan Dzulhimmatul Aliana, Elly Tiarawati Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK Nyamuk Aedes aegypti dikenal sebagai vektor utama Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Indonesia DBD merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi dan menjadi wabah setiap tahun. Cara pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya memutuskan rantai penularan dengan mengurangi atau mengendalikan populasi nyamuk Ae. aegypti. Pengendalian hayati untuk meminimalisasi resistensi dan residu insektisida serangga vektor penyakit dikembangkan melalui pemanfaatan jamur entomopatogen, diketahui beberapa jamur entomopatogen yang cukup efektif dalam mengendalikan populasi nyamuk, diantaranya Metarhizium anisopliae. Sejauh ini pengendalian menggunakan Metarhizium anisopliae lebih banyak dilakukan terhadap larva Ae. Aegypti. Melalui penelitian ini potensi infeksi jamur dikembangkan untuk menginfeksi imago Ae. Aegypti dan melihat potensi penularannya diantara imago. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan uji hayati (bioassay test), dengan menggunakan imago Ae. aegypti diinfeksi suspensi spora jamur M. anisopliae yang terdiri dari 7 taraf pengenceran, yaitu kontrol (0 spora/ml); 10-1; 10-2; 10-3; 10-4; 10-5; 10-6. Parameter yang diamati jumlah kematian imago selama 48 jam. Selanjutnya, imago Ae.aegypti jantan dan betina yang diinfeksi spora pada konsentrasi LC50 48 jam. Parameter yang diamati jumlah persentasi mortalitas penularan imago Ae.aegypti jantan dan betina yang terinfeksi. Mengacu pada konsentrasi LC50 48 jam ditentukan konsentrasi sublethal pada 10-7,10-8 yang diinfeksi kepada larva instar 3 untuk dilihat abnormalitas morfologi imago yang lolos hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC50 48 jam yang dapat menyebabkan kematian pada imago sebesar 9,28 × 102 spora/ml. Kemampuan terbesar dalam menularkan spora adalah pada imago Ae. aegypti betina dengan persentasi mortalitas sebesar 63% pada 24 jam dan 86% pada 48 jam. Aplikasi jamur M. anisopliae pada konsentrasi 10-8 menyebabkan kecacatan pada sayap imago Ae. aegypti, yaitu melipat ke arah horizontal Kata Kunci: Aedes aegypti, Metarhizium anisopliae, pengendalian hayati, LC50, mortalitas, penularan

spora, abnormalitas morfologi

EKSPLORASI TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PENGHASIL MINYAK ATSIRI DI LOMBOK TIMUR-NTB.

IG. Tirta

Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI

ABSTRAK Banyaknya kekayaan hayati Indonesia menjadikan semakin berkembang ide-ide

untuk meningkatkan nilai jual produk tanaman terutama tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil). Kajian-kajian jenis tanaman atsiri yang telah umum dipasaran telah banyak dilakukan, namun untuk jenis-jenis tumbuhan yang masih liar masih terbatas. Hal ini perlu dilaksanakan sehingga mendapatkan jenis-jenis tumbuhan baru penghasil minyak atsiri untuk dapat diaplikasikan ke masyarakat. Ekplorasi merupakan salah satu langkah awal dalam kegiatan ini untuk mengkoleksi jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Eksplorasi dilakukan di Lombok Timur-NTB tanggal 16 April s.d. 1 Mei 2014. Perolehan hasil eksplorasi sebanyak 21 nomor koleksi yang diduga mengandung minyak atsiri. Tambahan koleksi baru bagi Kebun Raya ‘Eka karya’ Bali sebanyak 2 jenis. Kata kunci: ekplorasi, tumbuhan,minyak atsiri, Lombok, NTB.

Page 67: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

50

PERBANYAKAN ALOCASIA BAGINDA KURNIAWAN & P.C. BOYCE MELALUI PERCEPATAN TUNAS LATERAL

MENGGUNAKAN ZAT PENGATUR TUMBUH BA DAN GA3

Siti Fatimah Hanum, Dewi Lestari UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali

Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali

ABSTRAK Alocasia baginda Kurniawan & P.C. Boyce memiliki potensi sebagai tanaman hias daun. Perbanyakannya selama ini dari pemisaan anakan (split)sehingga tidak bisa diperoleh jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat. Untuk membantu mendapatkan jumlah bibit yang banyak maka perlu dilakukan upaya percepatan tunas mendapatkan jumlah bibit yang banyak maka perlu dilakukan upaya percepatan tunas lateral. Salah satunya dengan menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) BA dan GA3. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh jumlah bibit Alocasia baginda yang lebih banyak dan cepat dibanding teknik sebelumnya. Kegiatan dilakukan di Rumah kaca Peneliti Kebun Raya “Eka Karya” Bali pada bulan Juni-Desember 2014. Percobaan menggunakan 2 faktorial yaitu jenis ZPT dan konsentrasi ZPT. Jenis ZPT yang digunakan adalah GA3 dan BA. Konsentrasi yang digunakan 0, 500 dan 1000 ppm. Jumlah sampel 15 pot. Parameter yang diamati adalah jumlah tunas dan jumlah daun. Media tanam yang digunakan adalah humus. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Alocasia baginda yang tidak diberi perlakuan (kontrol) memperlihatkan pertumbuhan dan jumlah tunas baru yang lebih baik dibandingkan dengan yang diberi perlakuan ZPT. Sedangkan pemakaian ZPT sendiri terlihat memberikan hasil yangbaik pada BA 500 ppm karena memilikitotal jumlah tunas sebanyak 4 dan jumlah daun sebanyak 6. Pertumbuhan tanaman yang diberi ZPT BA 1000 ppm dan GA3 1000 ppm terlihat lebih lambat jika dibandingkan dengan kontrol. Hal ini mungkin dikarenakan dosis yang terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan tunas. Persentase pertumbuhan sampel sebesar 66.67%

INVENTARISASI JENIS-JENIS ARACEAE DI SEBAGIAN HUTAN GUNUNG MESEHE KAB. JEMBRANA

Siti Fatimah Hanum, Ni Putu Sri Asih UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali

Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali

ABSTRAK Araceae atau talas-talasan merupakan suku yang memiliki banyak kegunaan bagi

kehidupan manusia diantaranya sebagai bahan pangan, obat dan hias. Pada umumnya Araceae menyukai tempat terlindung dan lembab. Salah satu tujuan kegiatan inventarisasi dan eksplorasi Araceae adalah Kabupaten Jembrana. Luas kawasan hutan di Kabupeten Jembrana adalah 41.307,27 Ha atau 7,34% dari luas Pulau Bali atau 31,83% dari luas kawsan hutan Pulau Bali atau 49,07% dari luas daratan Kab. Jembrana. Kawasan hutan Jembrana hampir 80,47% berupa kawasan fungsi lindung. Meski demikian tingkat kerusakan hutan di Jembrana juga cukup tinggi sehingga memungkinkan hilangnya jenis-jenis Araceae. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 7-11 September 2015 di Hutan Gunung Mesehe. Dari kegiatan ini diperoleh informasi 9 jenis araceae yang dijumpai disepanjang perjalanan yaitu Alocasia longiloba Miq., Schismatoglottis calyptrata, Alocasia alba Schott. dan Colocasia esculenta (L.) schott., Arisaema sp, Aglaonema simplex (Blume) Blume, Scindapsus henderaceus Miq. Homalomena sp, Amorphophallus variabilis Bl.

Page 68: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

51

EKSPLORASI TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PENGHASIL MINYAK ATSIRI DI SUMBAWA-NTB

I Putu Agus Hendra Wibawa, I Gede Tirta dan Ida Bagus Ketut Arinasa

UPT. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali Email: [email protected]

ABSTRAK

Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal memiliki kekayaan hayati yang melimpah. Terdapat banyak tanaman yang berpotensi ekonomi yang terdapat di Indonesia, salah satunya adalah tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil). Indonesia menghasilkan 40 dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di pasar dunia. Kajian mengenai tanaman atsiri yang umum di pasarkan telah banyak dilakukan, namun untuk jenis-jenis tumbuhan liar masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis-jenis tumbuhan baru penghasil minyak atsiri untuk dapat diaplikasikan ke masyarakat. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pulau Sumbawa - NTB. Metode penelitian yang digunakan adalah metode jelajah dan inventarisasi secara random sampling. Dari hasil penelitian diperolehan 12 jenis tumbuhan yang diduga mengandung minyak atsiri. Kata kunci : Ekplorasi, tumbuhan, atsiri, Sumbawa, NTB

EKSPLORASI FLORA DI HUTAN LINDUNG LOMBOK TIMUR DAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

I Nyoman Peneng

Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali, LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali

*Email: [email protected]

ABSTRAK Pulau Lombok dikelilingi oleh kawasan hutan seperti Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Konservasi dan Taman Nasional Gunung Rinjani. Upaya untuk mendokumentasikan kekayaan flora Lombok mendesak untuk dilakukan, mengingat tingginya laju kerusakan lingkungan. Data hasil dokumentasi akan bermanfaat untuk kegiatan konservasi dan reintroduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan kekayaan flora Lombok dan mengungkap potensi tumbuhan sebagai penahan erosi, bahan obat dan tanaman hias serta menambah jumlah koleksi tanaman bagi Kebun Raya Lombok. Eksplorasi dilakukan secara acak dan jelajah pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai target pengkoleksian dan perekaman data flora Lombok. Kegiatan eksplorasi meliputi pengkoleksian spesimen tumbuhan serta dilakukan penggalian informasi kegunaan tumbuhan liar. Hasil eksplorasi telah berhasil mengkoleksi tumbuhan non anggrek sebanyak 241 nomor yang terdiri dari 67 suku, 119 marga, 241 jenis dan 720 spesimen. Sedangkan koleksi Anggrek sebanyak 19 marga, 74 jenis, 194 spesimen. Dari 241 jenis tersebut diperkiran sebanyak 126 jenis merupakan koleksi yang belum dikoleksi di Kebun Raya Lombok. Tanaman yang berpotensi hias diantaranya Medinila speciosa, Melastoma malabathricum, Begonia spp., Hoya sp., Nervilia spp., Bulbophyllum spp., Huperzia sp., dan beberapa jenis anggrek yang memiliki bunga indah antara lain Spathoglottis plicata, Arundina graminifolia dan Thrixspermum subulatum. Kata kunci: Eksplorasi flora, komposisi jenis, Taman Nasional Gunung Rinjani, Pulau

Lombok

Page 69: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

52

INVENTARISASIJENIS-JENISTUMBUHANINVASIF DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT

Deden Girmansyah, Sunaryo, AsepSadili Bidang Botani, Puslit Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Jl. Raya Jakarta–Bogor Km 46, Cibinong 16911

ABSTRAK Penelitian jenis-jenis tumbuhan Invasif di Taman Nasional Bali Barat telah

dilakukan di beberapa lokasi penelitian. Inventarisasi jenis-jenis tumbuhan invasifd ilakukan dengan metoda jelajah menelusuri lokasi dan mengambil foto jenis-jenis tumbuhan invasif yang ditemui. Terdapat sekitar 11 jenis tumbuhan yang sudah mulai mengkoloni sebuah habitat bahkanada yang sudah menginvasi habitat tertentu.dua jenis tumbuhan invasif yang sangat dominan dans udah sangat menginvasi hamper di semua kawasan Taman Nasional adalah Lantana camara dan Chromolaenaodorata. Sedangkan jenis-jenis lainnya masih bersifat local tetapi berpotensi menjadi invasive seperti Acacia nilotica (Tumbuh baik di Banyu Wedang) dan Gliricidia sepium banyak dijumpai di Resort menjangan. Dengan makin berkembangnya tumbuhan invasif di kawasan Taman Nasional, maka perlu dilakukan pengendalian yang intensif.Karena selain menginvasi tumbuhan lokal, juga mempersempit habitat curikbali. Kata kunci: Inventarisasi, TumbuhanInvasif, Taman Nasional Bali Barat.

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN LEH MASYARAKAT SEBAGAI OBAT TRADISIONAL DIABETES DI

DESA KARANGWANGI, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

Desak Made Malini*, Fitri Kamilawati Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia, *Email: [email protected]

ABSTRAK Desa Karangwangi merupakan desa yang baru berkembang dengan fasilitas kesehatan yang rendah dan tidak merata. Hal tersebut menyebabkan masyarakat cenderung masih mengandalkan pengobatan secara tradisional meskipun pengobatan modern sudah mulai masuk ke desa ini. Pengobatan menggunakan tumbuhantelah lama dipercaya masyarakat sebagai obat yang berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit, salah satunya diantaranya adalah diabetes. Diabetes atau menurut masyarakat desa disebut penyakit gula, merupakan penyakit yang sulit disembuhkan dan jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan menurunnya produktivitas masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang jenis-jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat diabetes, cara pengolahan dan penggunaannya, serta cara mendapatkan pengetahuan tentang penggunaan tumbuhan obat-obatan tersebut.Metode yang digunakan adalah kombinasi kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara semistruktur terhadap informan kunci, observasi langsung dan kuisioner terhadap responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 spesies tumbuhan dari 8 famili tumbuhan yang digunakan sebagai obat diabetes oleh masyarakat Desa Karangwangi. Tumbuhan tersebut diolah dengan cara direbus, dikopi (diseduh seperti membuat kopi), dan dicincau (diremas dan diambil airnya). Sedangkan cara pemakaiannya sebagian besar dengan cara diminum atau dipoko (ditempelkan) untuk mengobati luka luar akibat diabetes. Pengetahuan tentang penggunaan tumbuhan obat tersebut diwariskan secara turun temurun melalui cerita-cerita lisan baik dari orangtuanya maupun dari lingkungan sekitarnya.Informasitentang penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional oleh masyarakatsangat pentinguntuk didokumentasikandemi keberlanjutan dan kelestariannya. Kata kunci : tumbuhan obat, diabetes, Desa Karangwangi

Page 70: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

53

KADAR SARI CABE JAWA (Piper retrofractum) DENGAN BEBERAPA METODE MASERASI DAN JENIS PELARUT

Mohamad Nurzaman, Tia Setiawati

Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran

ABSTRAK Salah satu tumbuhan obat tradisional yang berkembang di Indonesia adalah cabe jawa (Piper retrofractum) dari famili Piperaceae. Setiap tumbuhan memiliki kadar sari berbeda-beda. Melalui proses ekstraksi, senyawa fitokimia akan tertarik keluar oleh perlarut yang digunakan. Senyawa fitokimia tersebut ada yang tahan terhadap panas, adapula yang rusak akibat panas. Ektraksi yang paling mudah adalah ekstraksi dengan metode maserasi. Buah cabe jawa (Piper retrofractum) diekstraksi dengan menggunakan 3 cara ekstraksi yaitu maserasi dingin, maserasi panas, dan maserasi mekanik, dan masing-masing diberi 3 perlakuan pelarut (etanol 96%, metanol 96%, air-kloroform) dengan 3 kali replikasi. Kemudian dihitung persentase kadar sari buah cabe jawa (Piper retrofractum) dari tiap cara ekstraksi dan tiap perlakuan dan dilakukan analisis ANOVA dan uji lanjut Tuckey dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan software Minitab versi 16.1. Hasilnya diperoleh bahwa metode tidak mempengaruhi perolehan kadar sari cabe jawa, sedangkan pelarut mempengaruhi perolehan kadar sari cabe jawa dengan perolehan dari pelarut air-kloroform yang paling banyak yaitu 14,6%. Interaksi antara metode dengan pelarut juga tidak mempengaruhi perolehan kadar sari buah P.retrofractum. Kata Kunci: Cabe jawa, Piper retrofractum, Maserasi, Etanol, Metanol, Air.

AKUMULASI TIMBAL PADA SAYAP DAN TUBUH KUPU-KUPU Eurema blanda DI TAMAN KOTA BANDUNG

Nurullia Fitriani*, Iis Wahidah, Melanie

Program Studi Biologi Fakultas MIPA, Universitas Padjajaran, Jatinangor * Email: [email protected]

ABSTRAK

Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis pencemar di lingkungan. Timbal dapat terakumulasi dalam tubuh mahluk hidup seperti Kupu-kupu. Salah satu kupu-kupu yang banyak ditemukan di Taman Kota Bandung adalah Eurema blanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi timbal yang terdapat pada sayap dan tubuh Eurema blanda. Penelitian dilakukan dengan metode survey. Eurema blanda dicuplik dari beberapa Taman di Kota Bandung (Taman Balai Kota, Taman Lansia, Taman Cibeunying, Taman Hutan Kota dan Taman Tegal Lega). Pencuplikan sampling Eurema blanda dilakukan pada bulan September 2014 dengan metode koleksi menggunakan sweeping net. Pengukuran akumulasi timbal di sayap dan tubuh kupu-kupu dilakukan dengan metode destruksi basah dan diukur menggunakan alat Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada sayap dan tubuh Eurema blanda terdapat akumulasi timbal. Akumulasi Pb pada sayap dan tubuh tertinggi ditemukan pada Eurema blanda yang berasal dari Taman Lansia yaitu sebesar 1,04 × 10-5 ppm pada sayap dan 8,84 × 10-6 ppm pada tubuh. Kata kunci : akumulasi, timbal, kupu-kupu, taman

Page 71: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

54

ANALISIS BIOINFORMATIKA BERBASIS WEB ENZIM FRUCTANSUCRASE DARI GENUS Lactobacillus

Rahmat Azhari Kemal*, Gabriel Bagus Kennardi Program Studi Magister Bioteknologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut

Teknologi Bandung, * Email: [email protected]

ABSTRAK Bakteri dari genus Lactobacillus memiliki kemampuan untuk mensintesis polisakarida ekstraseluler berupa levan atau inulin. Sintesis polisakarida tersebut dikatalisis oleh enzim fructansucrase, yaitu levansucrase dan inulosucrase. Dalam studi ini, sekuens asam amino dan nukleotida enzim fructansucrase dari genus Lactobacillus dianalisis kemiripan dan variasinya dengan menggunakan bioinformatika berbasis web. Filogram berdasarkan sekuens asam amino dan nukleotida menunjukkan cabang dengan bootstrap yang cukup tinggi untuk memisahkan beberapa grup. Analisis lokasi subseluler menunjukkan bahwa terdapat enzim yang diekspresikan secara ekstraseluler ataupun menempel pada dinding sel. Jenis motif yang menempelkan enzim pada dinding sel dapat memisahkan kelompok enzim. Residu asam amino yang bersifat katalitik ditemukan bersifat lestari pada kedua jenis enzim. Hasil analisis berat molekul dan titik isoelektrik menunjukkan perbedaan antar grup. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam isolasi gen atau protein fructansucrase dari anggota genus Lactobacillus serta dalam rekayasa kelompok protein. Kata kunci: Lactobacillus, levansucrase, inulosucrase, fructansucrase, bioinformatika

USIA MENARCHE DAN INDEKS MASSA TUBUH ANAK PEREMPUAN USIA 7-15 TAHUN DI KOTA SURAKARTA

DAN SEKITARNYA

Tetri Widiyani, Olivia Erness, Noor Soesanti Handajani

Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Science, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Age at menarche reflects numerous health aspects of a population including the timing of sexual maturation, growth and nutritional status, and environmental conditions. Previous study has shown trends of decreasing age at menarche throughout the 19th century, but reported trends in the 20th century have been less consistent. The aim of this study was to provide age at menarche reference data for girls living in Surakarta City and the surrounding area.As many as400 schoolgirls aged 7-15 years included in this study. Demographic and menarcheal data were collected from self-administered questionnaires. Body height and weight were measured and body mass index was (BMI) calculated as weight in kilograms divided by the square of height in meters. The youngest age of menarche was 9 years (n=2) and the oldest was 14 years (n=13).Most of the girls had their first period at age 12 (43.12%). Median age at menarche of schoolgirls in Surakarta City and the surrounding area was 12.05 years, 11 months earlier than national survey performed in 1992-1995. Based on the BMI, the study indicated that more than half (n=217) of girls were underweight and about half (58%) of themhad not yet experienced menarche. More than 60% of normal, overweight, pre-obese and obese girls had experienced menarche.Nevertheless age at menarche was not significantly associated with BMI (R= -0.077, sig=0.255). Age at menarche was more significantly and negatively associatedwith socio-economic status (R= -0.242, sig=0.000 and R=-0.159, sig=0.019). Keywords: age at menarche, body mass index, schoolgirls, Surakarta

Page 72: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

55

GAMBARAN KEPADATAN SPERMATOZOA DALAM LUMEN TUBULUS SEMINIFERUS TESTIS KELINCI (Lepus sp.) LOKAL

YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL DISUPLEMENTASI MINYAK HATI IKAN KOD (Gadus morhua)

Ni Gusti Ayu Manik Ermayanti Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran

Email: [email protected]

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kepadatan spermatozoa dalam lumen tubulus seminiferus testis kelinci lokal yang diberi ransum komersial disuplementasi minyak hati ikan kod. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan ransum, yaitu ransum komersial tanpa minyak hati ikan kod (R-0) sebagai kontrol, ransum komersial + 1,5% minyak hati ikan kod (R-1), ransum komersial + minyak hati ikan kod 3% (R-2), ransum komersial + minyak hati ikan kod 4,5% (R-3). Masing-masing perlakuan terdiri atas delapan ekor kelinci dan perlakuan diberikan mulai kelinci berumur 13 minggu sampai umur 26 minggu. Data bersifat kualitatif dan disajikan dalam bentuk mikrofoto. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar aras minyak hati ikan kod yang diberikan dapat meningkatkan kepadatan spermatozoa dalam lumen tubulus seminiferus testis kelinci. Dapat disimpulkan bahwa minyak hati ikan kod dapat meningkatkan kepadatan spermatozoa dalam lumen tubulus seminiferus testis kelinci. Kata kunci: minyak hati ikan kod, spermatozoa, tubulus seminiferus, reproduksi

PENGARUH BUANGAN LIMBAH CAIR PABRIK TEKSTIL DI SUNGAI KAWASAN DESA MANGUN ARGAKABUPATEN

SUMEDANG TERHADAP PEMBELAHAN SEL AKAR BAWANG MERAH (Alliumcepa)

Annisa, Hana Hunafa Hidayat Laboratorium Genetika dan Biologi Molekuler, Departemen Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadajaran *Email: [email protected]

ABSTRAK Limbah industri cair buangan dari industri tekstil yang masuk ke sumber air dapat mempengaruhi pembelahan sel tanaman. Salah satu tanaman yang umum digunakan sebagai sensor biologis untuk melihat pencemaran adalah bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh limbah cair buangan pabrik tekstil di sungai kawasan Desa Mangun Arga, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang terhadap pembelahan sel dan kromosom sel bawang merah (Alliumcepa)Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasi dengan analisis data secara deskriptif. Hasil pengamatan pada perlakuan limbah dan kontrol dengan menggunakan teknik squashdidapatkan nilai index mitosis sel akar bawang yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kontrol yaitu untuk index mitosis sel akar yang direndam limbah sebesar 7,8 %, sedangkan index mitosis sel akar kontrol dengan menggunakan air bidest yaitu sebesar 9,8 %. Nilai index mitosis kedua perlakuan diambil dari 1000 sel yang diamati. Tipe aberasi kromosom yang diamati diantaranya adalah; stickiness (pelengketan), kromosom tertinggal, c-mitosis, jembatan kromosom, mikronukleat dan sel binukleat. Kata kunci : Allium cepa, sensor biologis, limbah cair, kromosom

Page 73: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

56

SELEKSI TUMBUHAN PAKAN OLEH KIJANG (Muntiacus Muntjak) DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT.

I Ketut Ginantra, I.G.A Sugi Wahyuni Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Udayana, *Email: [email protected]

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai seleksi tumbuhan pakan oleh kijang

(Muntiacus muntjak) di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) pada januari-september 2014. Penelitian dilakukan di 4 unit habitat TNBB yaitu unit Cekik, unit Prapat Agung, Unit Segara Rupek dan Unit Brumbun. Penentuan habitat yang digunakan didasarkan atas tanda-tanda aktivitas makan, jejak dan adanya feses. Komposisi botani/jenis hijauan pakan di habitat ditentukan dengan metode kuadrat. Komposisi tumbuhan yang dimakan oleh kijang ditentukan dengan teknik pemanfaatan (utilization techniques). Komposisi botani di habitat dan di diet kijang dianalisis secara deskriptif. Seleksi tumbuhan pakan dihitung menggunakan ivlev's electivity index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kijang menggunakan tipe savana dan hutan musim untuk aktivitas makan. Komposisi botani pakan didominasi oleh kelompok tumbuhan herba dikotil (forbs), selanjutnya adalah tumbuhan berkayu (woodys) dan rerumputan (graminoids). Kijang dikelompokkan sebagai herbivor tipe browser atau concentrate selectors. Ditemukan 33 jenis tumbuhan diseleksi oleh kijang pada musim hujan dan 25 jenis tumbuhan pada musim kemarau yang didominasi oleh jenis-jenis tumbuhan daun lebar/browses (herba dikotil, semak dan pohon). Terdapat 17 jenis tumbuhan dimakan sepanjang musim. Jenis-jenis tumbuhan dari kelompok herba dikotil menunjukkan indeks seleksi yang tinggi pada dua musim. Beberapa diantaranya adalah Commelina benghalensis, Boerhavia diffusa, Desmodium triflorum dan Synedrella nodiflora. Kata kunci: kijang (Muntiacus muntjak), seleksi makan, tumbuhan pakan

JENIS-JENIS DIATOM DI DANAU BERATAN SEBAGAI DATA PENDUKUNG ANALISA FORENSIK KORBAN TENGGELAM

Pararya Suryadipura, Ni Made Suartini*, I Ketut Junitha Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana,

*Email: [email protected]

ABSTRAK Diagnosis kematian karena tenggelam atau ditenggelamkan dapat dilakukan dengan pengamatan diatom dalam tubuh korban. Diatom dapat masuk ke dalam tubuh korban bersamaan dengan terhirupnya air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis diatom di danau Beratan sehingga diharapkan dapat tersusun database jenis-jenis diatom di seluruh parairan di Bali sehingga dapat digunakan dalam bidang forensik. Sampel diatom diambil dengan mengambil air permukaan danau dan air pada kedalaman 2-2,5 m. Sampel air disaring dengan plankton net yang di bagian ujungnya terdapat botol sampel dengan volume 25 ml untuk menampung air yang disaring. Air yang disaring sebanyak 50 liter di bagian permukaan dan 30 liter pada kedalaman 2-2,5 m. Sampel air pemukaan diambil dengan ember sedangkan pada kedalaman 2-2,5 m dengan pipa paralon yang diujungnya diberi kran. Sampel air yang tertampung dalam botol sampel kemudian ditetesi 10 tetes lugol. Selanjutnya pengamatan diatom dalam sampel air dilakukan di laboratorium menggunakan mikroskup dan optilab. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan mengacu pada pustaka untuk menentukan spesiesnya. Tujuh belas jenis diatom ditemukan dalam penelitian ini yaitu: Achnanthes sp., Cocconeis placentula, Cymbella cistula, Denticula subtilis, Denticula tenuis, Diatoma sp.1, Diatoma sp.2, Fragilaria crotonensis, Fragilaria tenera, Fragilaria sp., Melosira varians, Navicula pupula, Navicula pygmaea, Navicula sp., Nitzschia closterium, Pinnularia sp., Surirella sp. Kata kunci: spesies, diatom, danau Beratan, Bali, forensik,

Page 74: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

57

KECEPATAN TUMBUH CENDAWAN YANG MENGINFEKSI TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus spp.) SECARA IN-VITRO

Meitini W.Proborini Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ABSTRAK

Penelitian untuk menghitung dan membandingkan kecepatan tumbuh cendawan yang menginfeksi tanaman buah naga putih (Hylocereus undatus) dan merah (Hylocereus polyrhizus) di desa Sobangan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung secara invitro telah dilaksanakan di laboratorium Taksonomi Tumbuhan (Mikologi) Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana. Sebanyak delapan species cendawan yang menyebabkan busuk pada tanaman buah naga yaitu Aspergillus flavus, A. niger, Trichophyton sp.,Microsporum sp., Rhizopus stolonifer, Fusarium sp1 , Fusarium sp2, Cladosporium sp. Rhizopus stolonifer ditumbuhkan pada media PDA. Masing-masing cendawan ditumbuhkan pada setiap petri dan dilakukan penngulangan tiga kali (8 jenis cendawan x 3 ulangan= 24 petri). Pengamatan dan penghitungan diameter koloni cendawan dilakukan setiap hari selama tujuh hari di laboratorium. Hasil rerata pengukuran menunjukkan bahwa tiga jenis cendawan yaitu Aspergillus niger, A. flavus, dan Rhizopus stolonifer dalam waktu tujuh hari berturut-turut mencapai diameter 4.4 cm, 4.7cm, 5.1 cm dan dua isolat Fusarium pada waktu yang sama mencapai diameter 3.6 cm. Cendawan Cladosporium sp, Trichophyton sp dan Microsporum sp mempunyai kecepatan tumbuh yang lebih lambat dibandingkan dengan ketiga jenis cendawan tersebut diatas. Cladosporium sp merupakan cendawan yang paling lambat tumbuhnya selama pengamatan didalam laboratorium, yaitu hanya sebesar 2.8 cm Kata Kunci: Buah Naga, Cendawan, kecepatan tumbuh

KUALITAS DAN STATUS MUTU AIR BAWAH TANAH DI WILAYAH PESISIR, KABUPATEN BADUNG.

I Ketut Sundra

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas dan mutu air bawah tanah di wilayah pesisir Kabupaten Badung dilakukan pada musim hujan (Januari 2015) dan kemarau ( Juli2015) , pada 3 lokasi yaitu Air Tanah Kuta, Legian dan Nusa Dua, , dengan metode purposive sampling. Metode analisis kualitas air dilakukan secara insitu dan laboratorium sesuai Kepmen LH LH No. 82 tahun 2001, dan untuk status mutu peairan dianalisis dengan Metode Storet sesuai Kepmen LH NO. 115 Hasil analisis secara in situ dan Laboratorium untuk 3 stasiun penelitian pada musim hujan dan kemarau menunjukan bahwa dari 20 parameter yang diteliti ternyata ada 6 parameter yakni TDS, nitrit, kesadahan, fosfat, BOD dan COD telah melampaui baku mutu air kelas 1 sesuai Kepmen LH No.82 Tahun 2001. Untuk status mutu air dapat ditetapkan bahwa air tanah Nusa Dua, dan Legian termasuk tercemar berat, sedangkan air tanah Kuta, termasuk tercemar sedang. Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum kualitas air tanah pada 3 wilayah pesisir Kabupaten Badung kurang layak dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Kata kunci : Air tanah, limbah, kualitas air, status mutu air

Page 75: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

58

UJI ANTIFERTILITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

Ni Nyoman Wirasiti Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ABSTRAK Penanganan pertumbuhan penduduk Indonesia sampai saat ini terus diupayakan guna

mendapatkan keluarga kecil sejahtera. KB merupakan suatu metode yang digunakan pemerintah sejak tahun 1970 yang peminatnya didominasi pihak wanita, sedangkan keikutsertaan pria masih rendah hanya berkisar 5,6 % . Alat kontrasepsi pria yang digunakan saat ini masih sangat terbatas dan belum terlalu diminati, seperti vasektomi, kondom, koitus interuptus, pantang berkala dan penggunaan hormon. Semua metode ini masih belum efektif, sehingga perlu diupayakan pengembangan obat kontrasepsi ideal, salah satunya mencari bahan alternatif dari bahan – bahan alam. Sirsak (Annona muricata) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai bahan antifertilitas karena mengandung senyawa acetogenins dari golongan alkaloid, saponin, flavonoid, serta tanin. Serbuk daun sirsak diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol hingga didapatkan ekstrak kental etanol. Dua puluh ekor mencit jantan dewasa Strain Balb-C dikelompokkan masing-masing 10 ekor untuk kelompok kontrol (aquadest) dan perlakuan (ekstrak 400 mg/kg bb) sebanyak 0,5 cc per oral/hari selama 35 hari. Pada hari ke 36 dilakukan pembedahan dan diambil sperma dari epididimis kauda untuk diamati jumlah, motilitas dan viabilitas spermatozoa. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji one way Anova untuk data yang berdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji T untuk mengetahui perbedaan antar kelompok. Dari hasil analisis data diketahui terjadi penurunan kualitas sperma yang diberi perlakuan ekstrak daun sirsak sebanyak 400 mg/kg bb, bila dibandingkan dengan kontrol. Perbedaan yang nyata terjadi pada beberapa variable yakni jumlah spermatozoa dan motilitas spermatozoa. Beberapa variabel lain yaitu ; viabilitas sperma hidup dan mati menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Hal ini diketahui dari hasil analisis data dengan uji T . Terjadinya penurunan jumlah spermatozoa diduga disebabkan oleh senyawa alkaloid , maupun flavonoid yang terkandung dalam daun sirsak. Senyawa flavonoid dan alkaloid diduga dapat menurunkan kadar testosteron yang diperlukan dalam proses spermatogenesis maupun pematangan spermatozoa dalam epididimis serta menjaga kelangsungan hidup spermatozoa di dalam epididimis. Ekstrak daun sirsak dapat dikatakan bersifat antifertilitas karena dapat menurunkan jumlah dan motilitas spermatozoa pada mencit jantan. Dengan sifat antifertilitasnya, daun sirsak mungkin dapat direkomendasikan sebagai salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan kontrasepsi alami.

EFEKTIVITAS MGCL2 MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN TRANSPIRASI Monochoria vaginalis (BURM. F) PRESL

Ni Putu Adriani Astiti Jurusan Biologi FMIPA UNUD, Email: [email protected]

Abstrak Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Efektivitas MgCl2

mempengaruhi pertumbuhan dan Transpirasi Monochoria vaginalis ( Burm. F ) Presl. Konsentrasi Perlakuan adalah 16,7 mM, 33,4 mM, 50,2 mM dan control ( 0 mM) sebagai pembanding. Hasil pengamatan selama 7 minggu setelah perlakuan menunjukkan tidak ada perbedaan pertumbuhan untuk ketiga konsentrasi yang diberikan dengan control demikian juga dengan jumlah daun dan panjang akar namun jumlah stomata mengalami perbedaan jumlah untuk masing – masing konsentrasi yang diberikan. Dari hasil perhitungan menunjukkan ratio akar pucuk bervariasi pada pemberian konsentrasi yang berbeda. Diameter sel parenkim batang menunjukkan adany avariasi yang tidak begitu banyak. Pada pengamatan transpirasi, semua konsentrasi yang diberikan menunjukkan Semakin tinggi konsentrasi ,kecepatan transpirasi semakin menurun. pH tanah makin turun dengan makin bertambahnya konsentrasi yang diberikan, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan M. vaginalis karena pH yang dicapai masih berkisar 6 – 7 yang merupakan pH tanah yang cukup baik untuk pertumbuhan M. vaginalis. Keyword : M. vaginalis, MgCl2, pertumbuhan, transpirasi.

Page 76: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

59

POTENSI STREPTOMYCES SP. DALAM MENGHAMBAT BAKTERI Klebsiella pneumoniae RESISTEN ANTIBIOTIK

AMPISILIN

Kadek Desy Kartika1, Retno Kawuri2, Putra Dwija3 1Mahasiswa Program Studi Biologi FMIPA UNUD, 2Lab. Mikrobiologi Jurusan

Biologi FMIPA UNUD, 3Lab. Mikrobiologi FK UNUD

ABSTRAK Bakteri Streptomyces merupakan kelompok Actinomycetes yang dapat diisolasi dari

berbagai tempat salah satunya ialah tanah rizosfer, hal ini disebabkan pada daerah rizosfer mengandung unsur hara yang relatif banyak. Streptomyces mampu menghasilkan zat antimikroba berupa antibiotik seperti Tetrasiklin, Kloramfenikol, Streptomisin dan Klindamisin. Bakteri Klebsiella pneumoniae penyebab penyakit Pneumonia saat ini resisten terhadap antibiotik ampisilin (Data dari RSUP Sanglah, Oktober 2014). Resistensi terhadap antibiotik dapat disebabkan oleh pemberian antibiotik yang tidak rasional dan tidak sesuai anjuran serta munculnya strain baru yang mampu menghasilkan enzim ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamases) sehingga bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik yang memiliki cincin beta laktam. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui potensi Streptomyces yang diisolasi dari tanah rhizosfer dan menguji filtrat antibiotik Streptomyces dalam menghambat K. pneumoniae resisten antibiotik ampisilin. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode dual culture untuk mengetahui potensi Streptomyces menghambat K. pneumoniae resisten antibiotik ampisilin serta menggunakan metode sumur difusi untuk mengetahui efektivitas filtrat Streptomyces dalam menghambat K. pneumoniae. Hasil yang diperoleh terdapat 4 genus Streptomyces yang berpotensi dengan karakteristik morfologi koloni yang berbeda satu sama lain. Empat isolat Streptomyces mampu menghambat dengan diameter hambatan yang berbeda. Diameter zona bening yang paling besar dihasilkan oleh Streptomyces sp.8 yaitu 12,75 mm, Strepomyces sp.2 yaitu 12,56 mm, Streptomyces sp.1 yaitu 10,88 mm, zona bening paling kecil dihasilkan oleh Streptomyces sp.5 yaitu 9,56. Uji filtrat Streptomyces diperoleh hasil bahwa filtrat Streptomyces sp.8 yang paling efektif menghambat K. pneumoniae dengan diameter zona bening sebesar 12,98 mm.Kesimpulannya Streptomyces sp.8 paling efektif menghambat K. pneumoniae resisten antibiotik ampisilin. Kata kunci : Streptomyces sp., Klebsiella pneumonae ,resisten ampisilin, Pneumonia, Rizosfer

AKTIVITAS MENDAPATKAN MAKANAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis Raffles) DI

ULUWATU, BALI

Ni Made Dewi Wahyuni*, A.A. Gde Raka Dalem dan I Ketut Ginantra Magister Ilmu Biologi, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

* Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas mendapatkan makanan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Destinasi Wisata Luhur Uluwatu, Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode instantaneous scan sampling. Data yang diperoleh dari berbagai jenis aktivitas mendapatkan makanan monyet dianalisa secara deskriptif dan kuantitatif. Aktivitas pagi, siang dan sore hari menunjukkan bahwa aktivitas mendapatkan makanan yang mendominasi sama, yaitu aktivitas mendapatkan makanan langsung dari alam (24,89%, 21,14% dan 20,06%). Hal ini terjadi karena monyet banyak yang melakukan aktivitas di atas pohon , sehingga sebagian besar makanan didapatkan dari alam. Persentase aktivitas mendapatkan makanan dengan cara merebut antar sesama monyet pada siang hari lebih besar (19,02%) dibandingkan pada pagi dan sore hari (17,09% dan 13,42%). Hal ini terjadi karena tempat pemberian makanan terbatas sehingga tidak semua monyet mendapatkan jatah makanan dari pengelola. Kata kunci: Monyet ekor panjang, aktivitas mendapatkan makanan, Bali.

Page 77: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

60

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI TAKARAN BIJIKEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN BOBOT

BIBIT INDUKJAMUR ENOKI (Flammulina Velutipes (Curt.:Fr.)Singer.)

Betty Mayawatie Marzuki, Tatang Suharmana Erawan, Joko Kusmoro Departemen Biology FMIPA Universitas Padjadjaran

* Email: [email protected]

ABSTRAK Telah dilakukan Penelitian Mengenai Pengaruh Penambahan Berbagai Takaran Bij iKedelai Terhadap Pertumbuhan Dan Bobot Bibit Induk Jamur Enoki (Flammulina Velutipes (Curt.:Fr.) Singer.) bulan Juli-Oktober 2015. Penelitian ini bertujuan mendapatkan persentase penambahan kacang kedelai yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan miselium dan bobot bibit induk jamur enoki yang terbaik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari enam taraf perlakuan yaitu penambahan kacang kedelai (P) pada media bibit induk jagung, dilakukan empat kali pengulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari komposisi media bibit induk biji jagung 100% ditambahakan kacang kedelai 0% (p0), 4% (p1), 8% (p2), 12% (p3), 16 (p4), 20 % (p5). Parameter yang diukur adalah rata-rata pertambahan panjang miselium jamur enoki (%/hari), Rata- rata waktu pertumbuhan miselium jamur enoki mencapai 100% (hari), dan Rata-rata bobot bibit induk jamur enoki (gr). Hasil penelitian menunjukkan Penambahan kacang kedelai 4% (p1) merupakan perlakuan terbaik untuk parameter rata-rata pertambahan panjang miselium jamur enoki (5,06%/hari) dan waktu pertumbuhan miselium jamur enoki mencapai 100% (20 Hari). Penambahan kacang kedelai 20% (P5)merupakan perlakuan terbaik untuk parameterRata-rata bobot bibit induk jamur enoki (359.04 gr). Kata kunci : Jamur enoki, kacang kedelai , pertumbuhan miselium, bobot bibit induk

KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS GALUR PADI GOGO DOUBLED-HAPLOID HASIL KULTUR ANTERA

Iswari Saraswati Dewi1*, Heni Safitri2, Bambang Sapta Purwoko3, Deni

Sulaeman3, Adin Afiyata3, Muhamad Syukur3, and Desta Wirnas3

1Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian BB BIOGEN Bogor,

Jawa Barat, 2Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI), Subang, Jawa Barat, 3Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB Bogor, Jawa Barat

*Email: [email protected]

ABSTRAK Padi adalah tanaman pangan utama di Indonesia. Penelitian bertujuan melakukan uji multilokasi untuk mendapatkan karakter agronomi dan stabilitas hasil galur-galur doubled-haploid (DH) harapan padi gogo hasil kultur antera. Penelitian dilakukan masing-masing 8 lokasi di dua musim hujan 2010/2011 dan 2011/2012. Di setiap lokasi digunakan disain Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Materi yang digunakan adalah 10 galur DH, yaitu galur III3-4-6-1, I5-10-1-1, WI-44, GI-7, O18-b-1, IW-67, IG-19, IG-38, IW-56, and B13-2e serta dua varietas kontrol, yaitu Batutugi dan Way Rarem. Metode Finlay & Wilkinson dan Francis & Kannenberg digunakan untuk analisa adaptasi dan stabilitas hasil galur yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan terdapat variariabilitas dalam karakter agronomi diantara galur uji. Semua galur yang diuji berbeda nyata dengan kedua varietas pembanding dalam memiliki tinggi tanaman yang pendek, umur berbunga 50% yang cepat, dan umur panen yang genjah. Galur DH yang menunjukkan hasil stabil adalah galur I5-10-1-1, WI-44, and IW-67. Ketiga galur tersebut berpotensi untuk dilepas sebagai varietas padi gogo baru berumur genjah dengan umur panen 106-108 hari dan kisaran potensi hasil 5.4-6.9 t/ha. Kata Kunci: galur doubled-haploid, padi gogo, umur genjah, stabilitas hasil

Page 78: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

61

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN KEANEKARAGAMAN JENIS LAMUN (SEAGRASS) DI DAERAH INTERTIDAL DI PANTAI

LITIANAK DESA OELUA KECAMATAN ROTE BARAT LAUT KABUPATEN ROTE NDAO

Midel D.W Ndolu, Abdul Majid, Marthinus Dethan

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Nusa Lontar NTT

ABSTRAK Di daerah Rote penyebaran padang lamun hampir ada di seluruh wilayah pesisir pantai Rote Barat

Laut seperti perairan Pantai Oelaba, Pantai Litianak, dan Pantai Boinamon. Khusus di perairan Pantai Litianak, padang lamun sangat melimpah pada sepanjang pantai. Ekosistem padang lamun di Pantai sudah banyak terdegradasi akibat adanya aktivitas masyarakat seperti pengambilan pasir, dan budidaya rumput laut di Desa Oelua. Banyaknya pemanfaatan lokasi pantai tersebut mengakibatnya lamun yang tumbuh alami tersebut semakin hari semakin tertekan yang mengarah kepada terjadinya degradasi lingkungan pantai yang lebih serius. Penelitian ini telah dilaksanakan di Pantai Litianak Desa Oelua Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao yang berlangsung dari bulan November 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan keanekaragaman jenis lamun (Seagrass) di Pantai Litianak Desa Oelua Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jelajah.Penjelajahan dilakukan dengan berpatokan pada heterogenitas (keanekaragaman) dan homogenitas (persamaan jenis) lamun. Penentuan sampel dilakukan dengan metode jelajah dengan penentuan plot kontinyu dan pelaksanaan penelitian sebanyak 16 plot. Peletakan plot pengamatan dilakukan secara acak dengan ukuran setiap plot 1 x 1 meter. Hasil penelitian menunjuhkan bahwa jumlah spesies yang di temukan di Pantai Litianak berjumlah 6 spesies yaitu jenis Thalassia Hemprichii, Halodule Pinfolia, Enhalus Acoroides, Cymodocea Rotundata , Syringodium isoetifolium, Halophila Minor. Keanekaragaman dari keenam spesies yaitu Thalassia Hemprichii (5,2243), Halophila Minor (2,3528), Halodule Pinifolia (3,8559), Cymodocea Rotundata (1,4179), Enhalus Acoroides (1,0141), Syringodium Isoetifolium (1,0574) Kata Kunci: Karakteristik, Keanekaragaman Jenis Lamun, Desa Oelua

PENELUSURAN AWAL EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM

SATIVUM L) UNTUK MENYEMBUHKAN LUKA MELALUI INDIKATOR BAKTERIOSTATIK DAN BAKTERISIDA TERHADAP

BAKTERI Staphylococcus Aureus SECARA IN VITRO.

Yulita S. Lani, Lukas Seran, Aloysius Djalo

Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Katholik Widya Mandira Kupang, NTT

ABSTRAK Ditemukan bahwa orang sering menggunakan/memanfaatkan bawang putih (Allium sativum L) untuk menyembuhkan luka secara tradisional. Agar diperoleh kepastian tentang khasiatnya maka perlu dilakukan penelitian.Penelitian ini telah di lakukan selama bulan Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Widya Mandira Kupang secara eksperimentasi, dengan menggunakan pola The Post Only Control Group Design. Dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Data di analisis secara deskriptif dengan menggunakan Standart Plate Count (SPC).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih (Allium sativum L) pada level konsentrasi 10%-60% efektif sebagai bakteriostatik terhadap Staphylococcus aureus dan pada level konsentrasi 70%-80% efektif sebagai bakterisida terhadap Staphylococcus aureus. Dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) pada 10% dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) pada 70%. Kesimpulan yang di ambil dari penelitian ini adalah ekstrak bawang putih (Allium sativum L) dapat menghambat Staphylococcus aureus pada level konsentrasi 10%-60% dan dpat membunuh Staphylococcus aureus pada level konsentrasi 70%-80%. Dan Kadar Hambat Minimum (KHM) pada 10% dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) pada 70%.Kata Kata kunci: ekstrak bawang putih (Allium sativum L), Staphylococcus aureus, Antibakteri, KHM, KBM

Page 79: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

62

PENGARUH JARAK PEMINDAHAN TERHADAP KEBERHASILAN KEMBALI PULANG (HOMING) KODOK

BUDUK (Bufo melanostictus)

Ni Wayan Mery Wintari*, I Ketut Artawan, Ida Bagus Jelantik Swasta Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

*Email: [email protected]

ABSTRAK Amphibi seringkali meninggalkan rumahnya menuju habitat berbeda dengan jarak

cukup jauh untuk bereproduksi atau berburu mangsa. Setelah meninggalkan rumah, mereka memerlukan mekanisme yang menuntun untuk mengetahui jalan pulang (homing). Penelitian ini bertujuan mengetahui keberhasilan kembali pulang (homing) kodok Buduk (Bufo melanostictus) setelah percobaan translokasi, menghitung persentase keberhasilan homing kodok Buduk sampai jarak pemindahan terjauh, dan menghitung kecepatan rata-rata homing kodok Buduk. Metode yang digunakan adalah eksperimen lapangan dengan rancangan pra eksperime none shot case study. Tujuh sampel kodok Buduk diambil masing-masing dari tiga lokasi; Desa Sambangan, Kelurahan Banyuning dan Sukasada, Kabupaten Buleleng, kemudian dipindahkan bertahap dari jarak 30 meter sampai 180 meter dengan interval 30 meter. Jumlah kodok Buduk yang dipindahkan pada masing-masing jarak setelah pemindahan 30 meter bergantung pada jumlah kodok Buduk yang berhasil pulang pada jarak sebelumnya. Penelitian dilaksanakan 1 Februari-3 Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan Kodok Buduk di Desa Sambangan, Kelurahan Banyuning, dan Kelurahan Sukasada memiliki tingkat keberhasilan kembali pulang (homing) rendah, hanya 3 ekor kodok Buduk yang berhasil homing sampai jarak pemindahan 180 meter, persentase keberhasilan homing kodok Buduk sampai jarak pemindahan terjauh (180 meter) adalah sebesar 14,28% dan kecepatan rata-rata homing kodok Buduk yang diperoleh 5,5 m/jam. Kata Kunci: Kodok Buduk, translokasi, pulang

ALOKASI WAKTU AKTIVITAS HARIAN MONYET EKOR PANJANG (Macacafascicularis) DEWASA DI DESTINASI WISATA

LUHUR ULUWATU, BALI

Ramdhoani1*, A. A. Gde Raka Dalem2, Deny S. Yusup3

1Jur. Biologi, FMIPA Universitas Udayana 2Kelompok Studi Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan, Biologi FMIPA

3Kelompok Studi Pesisir dan Kelautan, Biologi FMIPA, Universitas Udayana *Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian tentanga lokasi aktivitas harian monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dewasa telah dilakukan di destinasi Wisata Luhur Uluwatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali dari bulanD esember 2013 sampai dengan Januari 2014. Penelitian ini bertujuanu ntuk mengetahui aktivitas harian monyet ekor panjang dewasa di destinasi wisata tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Focal Animal Sampling. Data yang diperoleh dari berbagai jenis aktivitas harian monyet dianalisa secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwaa lokasi waktu aktivitas harian monyet ekor panjang didominasi oleh aktivita sistirahat (45%), kemudian berturut-turut dikuti oleh aktivitas bergerak (21,67%), makan (17,41%), grooming (12,99%), object manipulation (1,04%), ageresive (0,74), mendekap didada (0,46%), cuddling (0,43%). Aktivitas kawin merupakan aktivitas yang paling jarang terlihat (0,08%). Kata kunci: Monyet ekor panjang,aktivitas harian, Pura Luhur Uluwatu. Bali.

Page 80: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

63

KONDISI TERUMBU KARANG DI LOKASI WISATA SNORKELING KAWASAN GILI MATRA, KECAMATAN PEMENANG,

KABUPATEN LOMBOK UTARA, NUSA TENGGARA BARAT

Ni Made Martini, Hilman Ahyadi, I Wayan Suana Biologi FMIPA, Universitas Mataram, Lombok

ABSTRAK Gili Matra yang meliputi Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan merupakan

tempat wisata yang banyak dikunjungi karena keindahan terumbu karangnya. Salah satu kegiatan pariwisata yang paling diminati adalah snorkeling yang mencapai hingga 100 orang perhari di satu titik lokasi wisata snorkeling. Banyaknya wisatawan yang dating dan perbedaan kondisi lingkungan di Gili Matra dapat mempengaruhi kondisi terumbu karang pada lokasi wisata snorkeling. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi terumbu karang di lokasi wisata snorkeling kawasan GiliM atra.Pengambilan data dilakukan padabulan Juni 2014 di kawasan Gili Matra, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.Metode pengambilan menggunakan teknik Line Intercept Transek (LIT) dengan transek video (video transect) pada kedalaman 3-7 meter. Pengukuran parameter lingkungan dilakukan di semua titik pengambilan data yang meliputi: suhu, kecerahan, salinitas, dan kecepatan arus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kondisi terumbu karang pada titik wisata snorkeling Han’s Reef Gili Air danHalik Reef Gili Trawangan dalam Kondisi rusak.Titik wisata snorkeling Tanjungan, BongkasGili Air, dan Turtle Heaven Gili Meno dalam kondisi sedang.Titik wisata snorkeling Bongkas gili Menodan Bounty Gili Meno dalam kondisib aik.Kondisi perairan di Gili Matra masih sesuai untuk pertumbuhan karang. Kata kunci: kondisi terumbu karang,bentuk pertumbuhan, snorkeling, Gili Matra

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) G1 DARI STEK BATANG

Putu Wina Andriani Lestari *, Made Ria Defiani, Ida Ayu Astarini

Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali * Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mengetahui kombinasi media tanam dan jenis auksin yang terbaik untuk pertumbuhan stek tunas, dari umbi G0 untuk menghasilkan umbi G1. Penelitian dilakukan di rumah plastik Kebun Bibit Hortikultura, Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali. Tunas yang berumur 4 minggu distek dengan ukuran 10 cm. Stek dicelupkan ke dalam 2 jenis auksin (Rootone F dan auksin pasta) dan ditanam pada 2 media perlakuan (pupuk kandang dan arang sekam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik untuk pertumbuhan stek adalah media pupuk kandang dan jenis auksin Rootone F dengan persentase tumbuh 82,29%. Kombinasi media tanam arang sekam dan jenis auksin Rootone F menghasilkan 12 umbi per tanaman lebih banyak dibandingkan dengan kombinasi perlakuan yang lain. Dalam hal ukuran benih kentang, jumlah tertinggi menghasilkan 80% yaitu umbi SS (<20 gram) dan diikuti dengan ukuran S (21-30 gram) sebesar 66%, ukuran M (31-60 gram) sebesar 8% dan ukuran L (> 60 gram) sebesar 2%. Kata kunci: Kentang (Solanum tuberosum L.), stek batang, produksi bibit.

Page 81: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

64

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR MITRA FLORA DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP PRODUKSI PARE (Momordicha charantiae L.) DI DAERAH NANGAHURE KECAMATAN ALAK KABUPATEN SIKKA

Andy Agustina Lande, Sudirman Bandu, Yusnaeni Ganing

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Muhammadiyah Kupang

ABSTRAK Penelitian tentang pengaruh penggunaan pupuk mitra flora dengan konsentrasi berbeda pada tumbuhan pare (Momordicha charantiae L.) telah dilakukn sejak bulan januari sampai dengan April 2012 di lahan perkebunan desa Nangahure Kecamatan Alak Sikka. Bibit pare yang digunakan adalah bibit pare gajih. Pupuk organik Mitra Flora diproduksi oleh PT Delta Alam Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari konsentrasi mana yang memiliki buah dengan bobot terbaik guna memajukan kesejahteraan para petani yang membudidayakan tanaman pare. Penelitian ini menggunakan desain penelitian rancang acak lengkap (RAL), sedang analisis data menggunakan dengan analisis varians dan dilanjutkan dengan analisis anova pada tingkat signifikasi 5%. Perlakuan berupa pemberian pupuk cair mitra flora dengan konsentrasi 1 ml/l; 2 ml/l; 3 ml/l; dan 4 ml/l. Masing- masing konsentrasi diulang tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian pada tingkat signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk organik cair mitra flora sampai konsentrasi 3 ml/l sampai 4 ml/l akan mempengaruhi berat buah pare. Hasil tertinggi diperoleh dengan penggunaan pupuk pada konsentrasi 3 ml/l dibandingkan perlakuan lainnya. Meskipun tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk pada konsentrasi 4 ml/l. Kata kunci: Momordicha charantiae, produksi, pupuk cair Mitra Flora

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR INTERAKTIF BERBASIS

KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI MONERA KELAS X SMA

Julian Tambunan, Supramono, Akhmadi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Palangkaraya, Kalimantan Tengah, * Email: [email protected]

ABSTRAK Berdsarkan hasil observasasi pada SMA Negeri 3 Palangkaraya, peneliti menemukan masih

kurang maksimalnya penggunaaan media ajar, khususnya pada mata pelajaran biologi. Adapun media yang sudah ada belum mampu menciptakan suasana belajar yang menuju ke arah kemandirian dan berfikir kritis, sehingga keterbatasan penggunaan media berbasis computer seperti ini perlu diperbaiki sedikit demi sedikit. Diharapkan siswa tidak hanya tinggi kualitas teoritisnya, tetapi juga tinggi kualitas kemandirian dan berfikir keritisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media ajar interaktif berbasis komputer, yang dimana siswa diharapkan dapat lebih mandiri danb erfikir kritis. Model pengembangan yang digunakan peneliti untuk mengembangkan media ajar interaktif berbasis computer materi monera adalah menggunakan model ADDIE yang terdiri dari lima tahap atau fase yaitu analisis, desain, development, implementation, dan evaluation. Data hasil penelitai pengembangan ini berupa hasil angket validasi dari uji ahli media, uji ahli bahasa, uji ahli materi.Tidak hanya itu, data juga didapat daria ngket kemandirian, data hasil belajar, angket respon siswa, dan angket penilaian dari guru. Berdasarkan hasil penelitian,tingkat kamandirian siswa tergolong baik. Respon siswa terhadap penggunaan media ajar dalam pembelajaran sangat positif. Berdasarkan perhitungan N-Gain, hasil belajar siswa pada kelas implementasi tergolong tinggi, yaitu dengan rata-rata N-Gain 0,77. Hasil belajar siswa pada kelas control yaitu 0,67 yang tergolong sedang. Perhitungan uji T diperoleh nilai F hitung (2,33) > f tabel (2,00). Artinya terdapat perbedaan signifikan pada hasil belajar siswa menggunakan media ajar interaktif berbasis computer dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan media ajar yang belum dikembangkan. Kata kunci :pengembangan, media, kemandirian, berfikirkritis

Page 82: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

65

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENCERNAAN MANUSIA

Debora Margareth*, Supramono, Suatma Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah

*Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan modul pada materi pencernaan manusia. Langkah yang ditempuh untuk menghasilkan produk modul merujuk pada model ADDIE (Analysis, Desain, Development, Implementation, dan Evaluation). Pengembangan modul yang diberi nama modul “Barigas” diujicobakan pada siswa kelas VIII SMP Kristen Palangkaraya. Pengujicobaan menggunakan rancangan penelitian quasi eksperimen dimana terdapat satu kelas control dan satu kelas eksperimen/implementasi. Data yang diperoleh adalah hasil angket validasi modul oleh dosen dan data hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dianalisis dengna menggunakan N-Gain dan statistik parametrik yaitu Uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan menurut penilaian 3 dosen ahli dan 2 orang guru. Melalui perhitungan N-Gain, hasil belajar siswa pada kelas implementasi menunjukkan rata-rata N-Gain 0,71 (tinggi) sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan rata-rata N-Gain 0,65 (sedang). Perhitungan Uji-t diperoleh nilai Fhitung(2,43)>Ftabel(2,02) artinya terdapat perbedaan signifikan pada hasil belajar siswa materi sistem pencernaan manusia. Kata kunci: Pengembangan modul, hasil belajar

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus communis Forst.)

DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN MEMPERTAHANKAN JUMLAH SPERMA PADA TIKUS

(Rattus norvegicus L.)

I Putu Ari Wijana Dipa*, Ni Wayan Sudatri, Ngurah Intan Wiratmini Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali

*Email: [email protected]

ABSTRAK Daun sukun (Artocarpus communis Forst.) mempunyai kandungan antioksidan yang

tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sukun terhadap kadar gula darah dan jumlah sperma pada tikus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 30 ekor tikus berumur 2-3 bulan, berat 150-200 gram. Tikus dibagi menjadi enam kelompok perlakuan antara lain kelompok K1 yaitu kontrol negatif tanpa perlakuan, kelompok K2, P1, P2, P3 dan P4 diberikan aloksan dan berturut- turut mendapat perlakuan NaCl 0,9 %, ekstrak daun sukun dosis 50 mg/kg bb, 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb, dan glibenklamid 1 mg/kg bb. Perlakuan dilakukan setiap hari selama 21 hari. Dilakukan pengukuran gula darah sebelum dan sesudah diberi aloksan, hari ke 7, 14, dan 21 setelah perlakuan serta penghitungan jumlah sperma setelah 21 hari. Data yang didapat dianalisis menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT), menggunakan program SPSS For Windows versi 22. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun sukun (Artocarpus communis Forst.) mampu menurunkan kadar glukosa darah dan konsentrasi paling efektif adalah perlakuan ekstrak daun sukun dosis 100 mg/kg bb yang diberikan selama 21 hari dengan efektifitas sebesar 66,77 %. Pemberian ekstrak daun sukun tidak menghambat proses spermatogenesis sehingga jumlah sperma tidak berbeda nyata dengan kontrol. Kata kunci: jumlah sperma, kadar gula darah, sukun, tikus

Page 83: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

66

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS IKAN AIR TAWAR DI DANAU TUADALE KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG

Dicky F. Hanas, Frans Kia Duan, Abdonia W. Finmeta

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas PGRI NTT

ABSTRAK Ikan air tawar terdiri dari banyak jenis serta memiliki manfaat baik secara ekologi maupun

ekonomis. Pengenalan akan jenis-jenis ikan sangat diperlukan sebagai langkah awal dalam pengelolaan dan pelestarian potensi perikanan darat. Danau merupakan salah satu habitat ikan air tawar yang sering kita jumpai. Danau Tuadale yang terletak di DesaTuadale Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang mengandung berbagai jenis biota air tawar diantaranya ikan yang belum diketahui jenis secara ilmiah. Penelitian identifikasi ikan air tawar di DanauTuadale telah dilakukan pada Agustus 2010 dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan di Danau Tuadale. Data hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan metode jebakan, wawancara dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis menggunakan metode deskripsi kualitatif sesuai cirri morfologi yang diamati dan selanjutnya diidentifikasi dengan mencocokan hasil deskripsi cirri morfologi pada literature buku kunci identifikasi ikan berdasarkan Hardjasasmita (1978). Berdasarkan hasil identifikasi terhadap jenis-jenis ikan yang diperoleh, terdapat 8 jenis ikan di Danau Tuadale yaitu: ikan mujair (Oreochromis mossambicus), ikan nila (Oreochormis niloticus), ikan gabus (Channa striata), ikan betok (Anabas testudineus), ikan kepala timah (Aplocheilu spanchax), ikan lele (Clarias batrachus), ikan bandeng (Chanoschanos), ikan mas (Cyprinus carpio). Sebagian besar jenis-jenis ikan yang ada di DanauTuadale termasuk dalam jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis karena mengandung protein yang tinggi dan telah dibudidayakan di Indonesia. Kata kunci: Danau Tuadale,identifikasi morfologi, ikan air tawar.

PENGARUH MOTIVASI, BUDAYA SEKOLAH DAN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN GURU SMA NEGERI 1 LAHUSA KECAMATAN LAHUSA

KABUPATEN NIAS SELATA

Hasrat Damai Hulu*, T. Sihol Nababan, Oloan Simanjuntak Program Studi Magister Manajemen, Program Pasca Sarjana, Universitas HKBP

Nommensen, * Email: [email protected]

ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah ada pengaruh yang signifikan

antara motivasi terhadap disiplin guru SMA Negeri 1 Lahusa, (2) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara budaya sekolah terhadap disiplin guru SMA Negeri 1 Lahusa, (3) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap disiplin guru SMA Negeri 1 Lahusa.Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui signifikansi pengaruh positif Motivasi terhadap Disiplin guru SMA Negeri 1 Lahusa, (2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh positif Budaya Sekolah terhadap Disiplin guru SMA Negeri 1 Lahusa, (3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh positif Kepemimpinan Kepala sekolah terhadap Disiplin guru SMA Negeri 1 Lahusa. Populasi dalam penelitian ini adalah Guru SMA Negeri 1 Lahusa, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri 1 Lahusa sebanyak 30 orang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap disiplin guru SMA Negeri 1 Lahusa dengan nilai thitung 0.789 pada taraf signifikansi 0.437, (2) ada pengaruh yang signifikan antara budaya sekolah terhadap disiplin guru dengan nilai thitung sebesar 3.058 pada taraf signifikansi 0.005, (3) ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan Kepala sekolah terhadap disiplin guru dengan nilai thitung sebesar 2.867 pada taraf signifikansi 0.008. Kata kunci: Motivasi, Budaya Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Guru.

Page 84: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

67

INDUKSI POLIPLOIDI BUNGA LILI (Lilium longiflorum Thunb.) DENGAN PEMBERIAN ORYZALIN

Gusti Ayu Mirah Dwidaputri *, Ida Ayu Astarini, Eniek Kriswiyanti Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

*Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui variasi morfometrik dan tingkat ploidi kromosom bunga Lilium longiflorum Thunb. dengan pemberian Oryzalin 0,005% dan 0,01%. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Jurusan Agroekoteknologi, dan Laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana dari bulan Desember 2010 – Mei 2011. Metode yang digunakan adalah squash ujung akar dengan pewarnaan Aceto Orcein 2% untuk mendapatkan gambar kromosom yang kontras setelah difiksasi dengan larutan Farmer dan hidrolisis HCl 2N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe kromosom pada ujung akar L. longiflorum kontrol, dan dengan perlakuan Oryzalin 0,01% adalah sama yaitu metasentris dan submetasentris, sedangkan dengan perlakuan Oryzalin 0,005% adalah tipe metasentris, submetasentris, dan subtelosentris. Bentuk kromosom lili pada perlakuan kontrol, dan dengan perlakuan Oryzalin 0,005% sama yaitu batang, V, U, dan J, sedangkan lili perlakuan Oryzalin 0,01% adalah bentuk batang. Panjang kromosom antara 32,5 – 73,8 µm untuk kontrol, 26,3 - 80 µm untuk perlakuan Oryzalin 0,005%, dan 36,3 - 68,8 µm untuk perlakuan Oryzalin 0,01%. Jumlah kromosom kontrol adalah 24 kromosom, dengan perlakuan Oryzalin 0,005% adalah 48 kromosom, dan dengan perlakuan Oryzalin 0,01% adalah 32 kromosom. Kata kunci : kromosom, poliploidi, Oryzalin, Lilium longiflorum

ANALISIS PROTEIN MEMBRAN SPERMATOZOA KAMBING

PERANAKAN ETAWA, KAMBING BOER, DAN KAMBING KACANG SEBAGAI PENDEKATAN KEKERABATAN

Gustu Widi Kencana Putra*, Umie Lestari1, Sofia Ery Rahayu2 1 Program Studi Biologi, Universitas Negeri Malang

2 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang *Email: [email protected]

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh profil protein membran spermatozoa secara

keseluruhan dan profil membran testicular spermatozoa kambing peranakan etawa, kambing boer, dan kambing kacang. Protein membran spermatozoa kambing merupakan protein yang terekspresi dalam jaringan testis kambing, diantaranya enzim Glutathione S-transferases (GSTs) dengan berat molekul 23 kDa dan 26 kDa. Terdapat juga protein membran sperma yang dikode oleh gen SRY dengan berat molekul 39 kDa. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik isolasi protein membran spermatozoa kambing dan teknik elektroforesis SDS PAGE (Sodium Dedocyl Sulphate-Polyacrilamide Gel Electrophoresis). Hubungan kekerabatan antar kambing dilakukan dengan cara dianalisis menggunakan software MVSP (Multivariate Statistical Package) 3.22. Hasil penelitian menunjukan bahwa, profil pita membran spermatozoa kambing peranakan etawa, kambing boer dan kambing kacang, secara keseluruhan menunjukan adanya perbedaan. Kambing PE berkerabat dekat dengan kambing boer dengan indeks similaritas 0,667, sedangkan kambing kacang berkerabat jauh dengan kambing PE dan boer dengan indeks similaritas 0,500. Dari hubungan kekerabatan tersebut maka sistem perkawinan yang tepat pada kambing tersebut adalah perkawinan silang (cross breeding) antara kambing PE dengan kambing kacang dan kambing boer dengan kambing kacang. Kata kunci: Protein membran spermatozoa kambing, hubungan kekerabatan kambing, sistem

perkawinan kambing.

Page 85: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

68

IDENTIFIKASI PIGMEN ANTHOSIANIN DARI LIMBAH KULIT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L)

I Wayan Muda Suta Arta Laboratorium Bidang Pangan dan Bahan Berbahaya, Balai Besar POM Denpasar

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kandungan pigmen

anthosianin yang terdapat pada bagian kulit ubi jalar ungu sebagai pewarna alami dengan cara pemakaian jenis pelarut dan lama ekstraksi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa dan Laboratorium Bidang Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar POM di Denpasar pada bulan Mei-Agustus 2008. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah lama waktu ekstraksi yang terdiri dari tiga level (30, 60 dan 90 menit), faktor kedua adalah jenis pelarut terdiri dari 3 jenis (asam askorbat 1%, asam sitrat 1% dan gabungan asam askorbat 1% dan asam sitrat 1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan penggunaan pelarut asam askorbat 1% dengan lamanya waktu ekstraksi 90 menit sebagai perlakuan terbaik dengan konsentrasi anthosianin 15,833 mg/ 100 gr, asam askorbat 786,133 mg/100 gr dan pH 4,21. Kata kunci: Kulit ubi jalar ungu, Ekstraksi, Anthosianin

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR UMBI UBI JALAR UNGU

TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Ratus norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN STERPTOZOTOCIN

I Gede Wiranatha Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

ABSTRAK Pola hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes

mellitus, yang ditandai dengan meningkatnya gula darah yang tidak terkendali. Penggunaan obat kimia dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan. Penggunaan bahan herbal seperti umbi ubi jalar ungu yang mengandung antosianin cukup tinggi yang bersifat sebagai antioxidan, menjadi harapan baru. Penelitian ini adalah eksperimental laboratorium menggunakan pre dan post test design. Sebanyak 16 ekor tikus jantan umur 3 s/d 4 bulan dibagi dalam 2 kelompok perlakuan. Semua kelompok dilakukan pemeriksaan gula darah awal, dilanjutkan diinduksi dengan Streptpzotocin dosis 65 mg / per Kg BB, dalam pelarut buffer citrate pH 4,5 diberikan secara intraperitoneal untuk menimbulkan diabetes mellitus. Perlakuan 1 (kelompok kontrol ) diberikan aquadest masing-masing 4 cc per ekor dan kelompok 2 (kelompok perlakuan) diberikan ekstrak air umbi ubi jalar ungu masing-masing 4 cc tiap ekor selama 60 hari. Pada hari ke-61 dilakukan pemeriksaan glukosa darah. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna penurunan gula darah antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan secara nyata (p<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak air umbi ubi jalar ungu dapat menurunkan glukosa darah pada tikus diabetes mellitus Kata kunci: Diabetes mellitus, gula darah, ubi jalar ungu

Page 86: BUKU KUMPULAN ABSTRAK - repositori.unud.ac.id filei SAMBUTAN KETUA PANITIA Om Swastiastu, Puji Syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

69

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUNGA POTONG Anthurium sp

Ni Luh Suriani

Jurusan Biologi F.MIPA UNUD * Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas naungan di dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi bunga Anthurium sp. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan.. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan/ rumpun, jumlah bunga/ rumpun dan diameter bunga. Hasil yang didapat bahwa perlakuan berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol. Produktivitas bunga tertinggi (4 tangkai/ bulan/ rumpun) terdapat pada perlakuan naungan dengan menggunakan jarring net. Hal ini menunjukkan bahwa naungan dengan menggunakan jarring net dapat meningkatkan produksi bunga potong Anthurium sp. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa naungandapat meningkatkan produksi bunga Anthurium sp. Kata kunci: bunga anthurium, naungan, jarring net