BUKU KERJA PRAKTIKUM III - FIK UI (Infus, Transfusi, Darah Vena, CVP, Medikasi).pdf

download BUKU KERJA PRAKTIKUM III - FIK UI (Infus, Transfusi, Darah Vena, CVP, Medikasi).pdf

of 37

Transcript of BUKU KERJA PRAKTIKUM III - FIK UI (Infus, Transfusi, Darah Vena, CVP, Medikasi).pdf

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    BUKU KERJA PRAKTIKUM III (CAIRAN, NUTRISI, ELIMINASI, ISTIRAHAT DAN TIDUR)

    Nama Mahasiswa : _______________________________

    NPM : _______________________________

    Kelas : ________

    Angkatan : ________

    TIM PENYUSUN:

    DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK 2014

  • ii Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Departemen Keperawatan Medikal Medah

    Tim Penyusun : Dr. Debie Dahlia, SKp., MHSM

    Prof. Elly Nurachamah, M.App.Sc, DN.Sc

    Dewi Irawaty, MA., Ph.D

    Dr. Ratna Sitorus, M.App.Sc

    I Made Kariasa, SKp., MM., M.Kep., Sp.KMB

    Agung Waluyo, S.Kp., M.Sc, Ph.D

    Yulia, S.Kp., MN, Ph.D

    Sri Yona, S.Kp., MN, Ph.D

    Masfuri, SKp., MN

    Lestari Sukmarini, S.Kp., MNS

    Tuti Herawati, S.Kp., MN

    Riri Maria, S.Kp., MANP

    Ns. Muhamad Adam, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB

    Ns. Dikha Ayu Kurnia, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB

    Ns. Arcellia Farosyah Putri, S.Kep., MSc

    Ns. Prima Agustia Nova, S.Kep, MS

    Ns. Anggri Noorana Zahra, S.Kep, MS

    Ns. Chiyar Edison, S.Kep

    Ns. Cut Sarida Pompey, S.Kep

    Ns. Denissa Faradita Aryuni, S.Kep

    Tim Revisi: Ns. Muhamad Adam, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB (Koordinator)

    Ns. Dikha Ayu Kurnia, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB

    Ns. Arcellia Farosyah Putri, S.Kep., MSc

    Ns. Prima Agustia Nova, S.Kep, MS

    Ns. Anggri Noorana Zahra, S.Kep, MS

    Ns. Liya Arista, M.Kep

    Catatan Tim:

    Buku kerja ini khusus ditujukan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

    Indonesia (FIK-UI) yang mengikuti mata ajar Praktikum III: Cairan, Nutrisi, Eliminasi, Istirahat dan

    Tidur. Namun tidak menutup kemungkinan isi dari buku kerja ini dipergunakan oleh mahasiswa

    dari instansi lain/pihak berkepentingan lain dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Dipergunakan untuk kepentingan pemelajaran dan dalam lingkup akademik

    b. Tidak dipergunakan untuk keperntingan komersil atau ekonomi

    c. Mencantumkan sumber referensi

    Penulisan referensi yang direkomendasikan:

    Departemen Keperawatan Medikal Bedah. 2014. Buku Kerja Praktikum III:. Cairan, Nutrisi,

    Eliminasi, Istirahat dan Tidur. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

    Copyright 2014

    Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Kampus UI Depok, Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK)

    Gedung E, Lantai 7.

  • iii Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatakan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya kami

    dapat menyelesaikan penyusunan Buku Kerja Praktikum III: Cairan, Nutrisi, Eliminasi,

    Istirahat dan Tidur. Buku ini khususnya ditujukan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu

    Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) yang mengikuti mata ajar ini. Namun tidak

    menutup kemungkinan buku ini dipergunakan oleh mahasiswa dari institusi lain.

    Tim Penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    dalam penyusunan buku ini. Tim Penulis menyadari bahwa Ilmu Keperawatan

    berkembang dengan pesat dan buku kerja ini selalu membutuhkan penyempurnaan.

    Oleh karena itu, dengan kerendahan hati Kami mengharapkan pembaca/pengguna buku

    ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu keperawatan yang ada dan

    melengkapinya dengan sumber-sumber referensi lainnya.

    Kami berharap buku ini dapat memberi manfaat. Saran dan masukan yang ditujukan

    untuk perbaikan buku ini sangat diharapkan. Kami mohon maaf atas segala kekurangan

    dan kekhilafan yang tidak disengaja ada dalam penyusunan buku ini.

    Tim Penyusun

  • iv Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

    PRAKTIKUM

    1. Pemasangan Infus ........................................................................................ 1

    2. Tranfusi Darah .............................................................................................. 12

    3. Pengambilan Darah Vena .............................................................................. 18

    4. Pengukuran Tekanan Vena Sentral ............................................................... 22

    5. Pemberian Medikasi ...................................................................................... 26

  • 1 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    PEMASANGAN INFUS

    Tujuan Pemelajaran

    Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga,

    mahasiswa dengan tepat mampu melakukan

    pemasangan infus baik untuk keperluan

    pengembalian keseimbangan volume cairan

    maupun untuk rumatan (maintenance).

    Definisi

    Pemasangan infus merupakan suatu

    prosedur pemberian sejumlah cairan ke

    dalam aliran darah pasien melalui kateter

    intravena yang ditusukkan ke dalam vena

    perifer untuk mengganti cairan yang hilang,

    memberikan nutrisi atau sebagai jalur

    pemberian obat.

    Diagnosis / Masalah Keperawatan

    Diagnosis / masalah keperawatan yang

    mungkin ditegakkan pada pasien yang

    memerlukan pemasangan infus yaitu:

    1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan akibat

    diaforesis, muntah, diare, perdarahan, luka bakar, drainase luka atau

    penghisapan (suction)

    2. Risiko deficit volume cairan

    3. Risiko ketidakseimbangan volume cairan

    Tujuan

    Pemasangan infus bertujuan untuk:

    1. Mengembalikan keseimbangan volume cairan

    2. Memberikan obat

    3. Memberi transfusi.

    Indikasi

    Indikasi dari prosedur ini, yaitu:

    1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).

    2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah

    terbatas.

    3. Pemberian kantong darah dan produk darah.

    4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).

  • 2 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada

    operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk

    persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)

    6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi

    (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah

    kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.

    Kontraindikasi dan Peringatan

    Pemasangan infus melalui jalur pembuluh darah vena dihindari pada beberapa kondisi

    di bawah ini, yaitu:

    1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.

    Daerah infeksi tidak boleh ditusuk karena berisiko perluasan infeksi melalui aliran

    darah

    2. Hindari ekstremitas dengan fistula. Daerah lengan bawah pada pasien gagal

    ginjal akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada

    tindakan hemodialisis (cuci darah). Pilih penempatan infus di ekstremitas lain

    karena fistula akan mempengaruhi aliran pembuluh darah disekitar fistula.

    3. Cairan yang hipertonik dan obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap

    pembuluh vena yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai

    dan kaki).

    4. Hindari ekstremitas yang mmengalami edema, lukabakar, atau cedera. Jika hal

    tersebut terjadi, cari sisi ektremitas lain yang sehat.

    5. Hindari pemasangan infus pada ekstremitas di sisi yang terdapat post-

    mastektomi.

    6. Pemberian obat yang memakan waktu lebih lama dari 6 hari. Lebih baik

    dipasang kateter sentral perifer.

    Komplikasi

    Beberapa komplikasi yang dapat terjadi

    terkait pemasangan infus yaitu:

    1. Hematoma, yakni darah

    mengumpul dalam jaringan tubuh

    akibat pecahnya pembuluh darah

    arteri vena, atau kapiler, terjadi

    akibat penekanan yang kurang

    tepat saat memasukkan jarum,

    atau tusukan berulang pada

    pembuluh darah.

    2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan

    infus ke dalam jaringan sekitar

    (bukan pembuluh darah), terjadi

    akibat ujung jarum infus melewati

    pembuluh darah.

    Gambar: Tromboflebitis Sumber: http://printer-friendly.adam.com/graphics/images/en/18086.jpg

  • 3 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    3. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus

    yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.

    4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat

    masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah

    Jenis-jenis Cairan

    Cairan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelompoknya yaitu:

    No Jenis Deskripsi Kegunaan Contoh

    1 Cairan

    Kristaloid

    2 Cairan

    Koloid

    Cairan dapat juga diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepekatannya yaitu:

    No Jenis Deskripsi Kegunaan Contoh

    1 Cairan

    Isotonik

  • 4 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Jenis Deskripsi Kegunaan Contoh

    2 Cairan

    Hipertonik

    3 Cairan

    Hipotonik

    Beberapa jenis cairan infus yang biasa digunakan untuk tujuan terapi, yaitu:

    No Jenis Komposisi Indikasi / Kegunaan

    1 Ringer

    Laktat

    2 NaCl

    3 Asering

    4 Dekstrose

    5%

    5 Dekstrose

    10%

  • 5 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Jenis Komposisi Indikasi / Kegunaan

    6 KA-EN 1B

    7 KA-EN 3A

    8 KA-EN 3B

    9 KA-EN

    MG3

    10 KA-EN 4A

    11 KA-EN 4B

    12 AMIPAREN

  • 6 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Jenis Komposisi Indikasi / Kegunaan

    13 AMINOVEL

    14 PAN AMIN

    G

    Kecepatan Tetesan Cairan Infus

    Kecepatan tetesan cairan infus dapat disesuaikan dengan kondisi pasien, dengan

    menggunakan rumus sebagai berikut:

    Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

    Kebutuhan cairan berbeda pada pasien dewasa dan anak. Ditunjukkan pada tabel

    berikut ini:

    No Kebutuhan Jumlah

    1 Cairan Dewasa 30 35 cc/kgBB/hari 1,5 cc/kgBB/jam

    Anak 10 kg pertama 100 cc/kgBB/hari

    10 kg kedua 50 cc/kgBB/hari

    Selebihnya 20 cc/kgBB/hari

    4 cc/kgBB/jam

    2 cc/kgBB/jam

    1 cc/kgBB/jam

    2 Natrium mEq/kgBB/hari

    3 Kalium mEq/kgBB/hari

    4 Klorida mEq/kgBB/hari

    5 Magnesium mEq/kgBB/hari

    Rumus:

  • 7 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Latihan Mahasiswa

    Berdasarkan kebutuhan tersebut diatas, hitunglah kebutuhan cairan dan natrium pada

    pasien yang berusia 35 tahun dengan berat badan 50 kg?

    a. Cairan:

    b. Elektrolit:

    Berapa kecepatan tetesan infus (tetes/menit) tersebut jika diberikan dalam 24 jam?

    (Diketahui faktor tetesan 20 tetes/mL)

    Apakah jenis cairan yang Anda pertimbangkan pada pasien tersebut, jika tersedia pilihan

    cairan RL, NaCl dan Dextrose 5%? Jelaskan?

    Alat dan Bahan

    - Cairan infus

    - Set Infus

    - Kateter IV / wings needle sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan

    - Swab alkohol

    - Torniket

    - Plester

    - Gunting

    - Perlak

    - Sarung tangan bersih

    - Kassa steril atau balutan tahan air transparan

    - Tiang infus

    - Bidai / alas infus (opsional)

    - Bengkok

  • 8 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Cara Kerja

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    1 Memeriksa rencana keperawatan pasien

    terkait jenis cairan, jumlah yang diberikan,

    dan kecepatan aliran

    2 Mengidentifikasi pasien dengan

    memeriksa tanda vital, turgor kulit, alergi

    terhadap plester, kecenderungan

    perdarahan, penyakit/cedera pada

    ekstremitas dan kondisi vena

    3 Mempersiapkan pasien

    a. Menjelaskan prosedur kepada pasien

    bahwa penusukan vena akan

    menimbulkan rasa tidak nyaman dalam

    beberapa detik, akan tetapi bila cairan

    telah mengalir, rasa tidak nyaman akan

    hilang. Menjelaskan kepada pasien

    durasi tindakan diselesaikan

    b. Menjelaskan kepada pasien agar tidak

    banyak bergerak (atau memasang

    bidai pada anak)

    4 Mencuci tangan

    5 Membuka dan menyiapkan set infus

    a. Memeriksa cairan dengan prinsip yang

    sama dengan obat, dan tanggal

    kadaluarsa

    b. Mengeluarkan set infus dari

    bungkusnya dan luruskan.

    Pertahankan ujung selang tetap steril

    c. Menggeser klem rol kurang lebih 2 5

    cm dibawah ruang drip dan tutup klem

    d. Membuka penutup botol cairan dan

    menusukkan set infus ke botol cairan

    e. Menggantung botol cairan pada tiang

    infus. Tiang harus diatur sedemikian

    rupa agar botol cairan berada sekitar

    90 cm diatas kepala pasien.

    f. Mengisi ruang drip dengan cara

    menekan dan melepaskannya sampai

    terisi setengah penuh

  • 9 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    6 Mengisi (priming) selang infus

    a. Membuka klem dan membiarkan

    cairan mengalir di sepanjang selang

    b. Memastikan tidak ada gelembung

    udara dalam selang. Sentil selang jika

    perlu untuk mengeluarkan gelembung

    udara yang menempel pada sisi-sisi

    selang

    7 Memakai sarung tangan sekali pakai

    (bersih)

    8 Meletakan perlak dan pengalas di bawah

    bagian yang akan dilakukan penusukan

    9 Memilih lokasi penusukan vena. Bila tidak

    ada kontraindikasi, pilihlah lengan yang

    tidak dominan, vena relatif lurus, tidak

    bercabang dan cukup jauh dari persendian

    10 Memasang torniket sekitar 15 20 cm di

    atas lokasi penusukan vena

    11 Mendesinfeksi lokasi penusukan dengan

    swab alkohol dengan teknik sirkuler atau

    dari atas kebawah sekali apusan

    2. Menusukkan jarum kateter IV

    a. Meregangkan kulit dibawah lokasi

    penusukan dengan menggunakan

    tangan non dominan

    b. Memegang kateter IV pada sudut 15

    30 derajat dengan lubang jarum

    (bevel) menghadap ke atas.

    c. Menusukkan jarum menembus kulit

    dan masuk dalam vena.

    d. Ketika terlihat ada darah dalam

    kompartemen, kurangi sudut kateter

    sampai hampir sejajar kulit dan dorong

    kateter sepenuhnya ke dalam vena

    sambil menarik jarum (mandrin)

    perlahan-lahan

    12 Melepaskan torniket

    13 Menyambungkan kateter IV dengan ujung

    selang set infus

    14 Memfiksasi kateter dengan menggunakan

    3 strip plester

  • 10 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    a. Memposisikan satu strip dengan

    bagian yang lengket mengarah ke atas

    pada bagian bawah kepala (hub)

    kateter dan menyilangkan kedua sisi

    sehingga bagian yang lengket

    menempel pada kulit

    b. Merekatkan plester kedua dengan

    bagian yang lengket menempel pada

    kepala kateter

    c. Merekatkan plester ketiga dengan

    bagian yang lengket menempel pada

    selang infus

    15 Memasang balutan dengan kasa steril di

    atas tempat penusukan. Memberi label

    pada balutan yang bertuliskan tanggal dan

    waktu penusukan (disesuaikan dengan

    peraturan institusi/ruangan)

    16 Mengatur tetesan infus dengan menyetel

    klem rol sesuai dengan kebutuhan pasien

    17 Membereskan alat-alat dan

    memperhatikan respon pasien

    18 Memposisikan pasien pada posisi nyaman

    19 Melepaskan sarung tangan dan mencuci

    tangan

    20 Mendokumentasikan tindakan yang

    dilakukan

    Nama Observer

    Nilai

    Keterangan Kriteria Penilaian

    - Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)

    - Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)

    - Baik Sekali : 100

    - Baik : 81 99

    - Kurang/TL : 80

    Dokumentasi

    Aspek yang perlu dicatat yaitu:

  • 11 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Tugas Mahasiswa

    1. Jika pasien mendapatkan cairan parenteral hipertonik, apa saja yang harus

    dilakukan oleh perawat!

    2. Apakah yang harus perawat lakukan jika pasien menolak untuk dipasang infus?

    Refleksi

    Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan

    redemonstrasi di bawah ini:

    1. Perasaan

    2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)

    3. Rencana Tindak Lanjut

  • 12 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    TRANSFUSI DARAH

    Tujuan Pemelajaran

    Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga,

    mahasiswa dengan tepat mampu:

    - Menjelaskan kondisi-kondisi yang

    memelukan transfusi darah

    - Memberikan transfusi yang aman

    - Melakukan pemantatauan selama dan

    setelah transfusi

    - Mengantisipasi dan memberikan

    penanganan awal jika terjadi respon

    transfusi.

    Kegiatan Pendahuluan

    Mahasiswa sebaiknya membaca buku-buku

    yang berkaitan dengan konsep dan

    keterampilan pemberian transfuse darah.

    Tujuan

    1. Mengembalikan volume darah akibat

    perdarahan/proses kehilangan darah.

    2. Mempertahankan tingkat hemoglobin

    dalam batas normal pada kasus anemia

    berat.

    3. Mengganti komponen darah tertentu.

    Definisi

    Transfusi darah adalah pemberian whole blood atau komponen darah, misalnya plasma

    atau eritrosit ke dalam sirkulasi vena.

    Golongan Darah

    Darah manusia diklasifikasikan ke dalam empat golongan darah (A, B, AB dan O)

    berdasarkan antigen polisakarida pada permukaan eritrosit. Antigen tipe A dan tipe B,

    sering menyebabkan reaksi antibodi yang disebut aglutinogen. Dengan kata lain

    golongan darah A mengandung tipe aglutinogen A, golongan darah B mengandung jenis

    aglutinogen B, AB mengandung kedua kelompok A & B aglutinogen, dan golongan

    darah O tidak mengandung aglutinogen.

    Rhesus (Rh) dan Faktor Lainnya

    Antigen Rh pada permukaan eritrosit terdapat pada sekitar 85% dari populasi dapat

    menjadi penyebab utama terjadinya reaksi hemolitik. Orang yang memiliki faktor Rh

    disebut sebagai Rh positif dan orang yang tidak memiliki faktor Rh disebut sebagai Rh

  • 13 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    negatif. Berbeda dengan aglutinogen A dan B, faktor Rh tidak dapat menyebabkan

    reaksi hemolitik pada ketidakcocokan paparan pertama, karena antibodi Rh normalnya

    tidak ada dalam plasma orang Rh negatif.

    Produk Darah

    No Jenis Jumlah (mL)

    per Unit Kegunaan / Indikasi

    1 Darah lengkap

    (Whole Blood)

    350 450

    2 Sel darah merah

    (Packed Red Cell)

    220

    3 Plasma 130 - 160

    4 Kriopresipitat 15

    5 Trombosit 30 60

    Alat dan Bahan

    a. Produk darah (whole blood atau sesuai program medis).

    b. Set transfusi darah

    c. NaCl 0,9%

    d. Kateter IV nomor 18 atau kateter yang berlumen lebih besar jika darah akan

    diberikan dalam waktu cepat

    e. Torniket

    f. Swab alkohol

    g. Kasa steril

    h. Plester

    i. Gunting

    j. Sarung tangan (bersih)

    k. Bengkok

    l. Tiang infus

  • 14 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Cara Kerja

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    1 Memeriksa rencana transfusi, kondisi

    pasien, dan riwayat transfusi/reaksi

    transfusi dan alasan transfusi saat ini

    2 Mengikuti protokol instansi untuk

    mendapatkan produk darah dari bank

    darah. Darah diminta jika telah siap

    menggunakannya. Jika transfusi tidak

    dapat segera dilakukan, kembalikan ke

    bank darah. Darah yang berada di luar

    unit pendingin selama lebih dari 30 menit,

    di atas 10C tidak dapat digunakan

    kembali. Jangan menyimpan darah di

    tempat yang tidak seharusnya seperti

    lemari es di ruang perawatan. Darah harus

    disimpan dalam unit pendingin dalam suhu

    yang terkontrol (4C)

    3 Mengidentifikasi pasien dengan double

    checking (oleh 2 perawat) untuk

    memastikan produk darah diberikan pada

    pasien yang tepat.

    a. Mengecek nama awal dan akhir pasien

    dengan meminta pasien menyebutkan-

    nya (jika mampu) dan menyocokkan

    dengan identitas dan tanggal lahir

    pada gelang pasien.

    b. Menyocokkan identitas pasien dengan

    kartu kompatibilitis pada produk darah

    c. Menyocokkan kartu kompatibilitas

    dengan produk darah (catatan pada

    stiker kantung darah)

    4 Mengecek produk darah: a. Tanggal kadaluarsa pada kantung

    darah

    b. Untuk whole blood, periksa golongan

    darah ABO, tipe Rh (pada catatan

    pasien)

    c. Warna yang tidak normal dan adanya

    bekuan

    5 Menjelaskan prosedur kepada pasien,

  • 15 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    perlunya transfusi, produk darah yang

    akan diberikan, perkiraan waktu yang

    dibutuhkan dan hasil yang diharapkan.

    Menekankan perlunya pasien untuk

    segera melaporkan gejala yang tidak

    biasa, seperti: menggigil, sakit kepala,

    gatal, kemerahan pada kulit

    6 Memeriksa dan mencatat tanda vital

    7 Mencuci tangan dan memakai sarung

    tangan

    8 Memasang kateter IV jika belum

    terpasang sebelumnya ke dalam vena

    perifer yang besar dan mulai infus cairan

    NaCl 0,9% dengan menggunakan set

    transfusi darah

    9 Menghangatkan darah jika diperlukan

    dengan menggunakan penghangat darah

    khusus atau rendam sebagian di dalam air

    suam-suam kuku

    10 Menghentikan aliran cairan NaCl dengan

    menutup klem rol

    11 Memindahkan ujung infus (taji penusuk)

    dari botol NaCl ke kantung darah

    12 Memulai transfusi darah dengan

    kecepatan lambat, sekitar 25-50 ml/jam

    selama 15 menit pertama. Tetap bersama

    pasien selama 15 menit pertama dan

    periksa tanda vital setiap 15 menit selama

    30 menit pertama atau sesuai dengan

    peraturan institusi

    13 Meningkatkan kecepatan transfusi jika

    tidak terjadi efek samping. Kecepatan

    infus dipertahankan tetap dalam batas

    yang aman. Packed Red Cell (PRC)

    biasanya diberikan selama 1,5 2 jam

    sedangkan whole blood diberikan selama

    1 3 jam.

    14 Memeriksa kondisi pasien setiap 30 menit

    dan jika timbul efek samping, hentikan

    transfusi dan mulai alirkan NaCl.

    15 Setelah darah ditransfusikan, bersihkan

  • 16 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    selang dengan mengalirkan NaCl

    16 Membuang semua bahan dan set produk

    darah pada tempat yang disediakan

    17 Membantu pasien ke posisi nyaman

    18 Melepas sarung tangan dan mencuci

    tangan

    19 Mendokumentasikan tindakan yang

    dilakukan

    Nama Observer

    Nilai

    Keterangan Kriteria Penilaian

    - Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)

    - Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)

    - Baik Sekali : 100

    - Baik : 81 99

    - Kurang/TL : 80

    Dokumentasi

    Aspek yang perlu dicatat yaitu:

    Perhatian Khusus

    1. Obat tidak boleh diberikan pada jalur yang sama dengan jalur transfusi darah. Jika

    akan memberikan obat melalui jalur IV, pasang jalur IV yang baru karena adanya

    kemungkinan inkompatibilitas dan kontaminasi dengan bakteri. Transfusi darah

    harus selesai tidak lebih dari 4 jam

    2. Tutupi kantung darah dengan kain/selimut saat digantungkan di tiang infus

    3. Kantung darah perlu dirotasikan secara berkla untuk menghindari terjadinya

    penggumpalan

    4. Saat menghangatkan darah, kantung darah tidak boleh direndam seluruhnya

    dalam air suam-suam kuku karena dapat menyebabkan hemolisis

    5. Darah dapat dihangatkan dengan cara menyelimuti kantung darah

  • 17 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Tugas Mahasiswa

    1. Jika pasien memiliki rhesus berbeda dengan darah transfusi yang akan diberikan,

    apa yang harus anda lakukan?

    2. Tuliskan langkah-langkah pemberian transfusi trombosit!

    3. Jika anda memberikan transfusi darah, dan anda menemukan pada 1-2 jam

    pertama pemberian pasien menggigil dan demam, apa yang harus anda lakukan?

    Refleksi

    Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan

    redemonstrasi di bawah ini:

    1. Perasaan

    2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)

    3. Rencana Tindak Lanjut

  • 18 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    PENGAMBILAN DARAH VENA

    Tujuan Pemelajaran

    Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga, mahasiswa dengan tepat mampu

    melakukan pengambilan darah vena untuk keperluan pemeriksaan laboratorium.

    Definisi

    Pengambilan darah vena yaitu proses pengambilan darah melalui penusukan vena

    (venipuncture) dengan menggunakan jarum.

    Tujuan

    Prosedur ini bertujuan untuk pengambilan spesimen darah vena untuk pemeriksaan

    diagnostik.

    Indikasi

    Indikasi dari prosedur ini yaitu:

    a. Pemeriksaan yang memerlukan spesimen darah lebih dari 0,5 cc.

    b. Pemeriksaan yang memerlukan serum, plasma, maupun darah lengkap

    (wholeblood).

    c. Indikasi venipuncture dengan metode spuit adalah bila ditemukan pasien yang

    memiliki vena yang sulit (rapuh, halus, dan mudah bergeser).

    Kontraindikasi

    Kontraindikasi dari prosedur ini yaitu:

    a. Lengan pada sisi mastektomi

    b. Daerah dimana darah sedang ditranfusikan

    c. Daerah edema

    d. Hematoma

    e. Daerah bekas luka

    f. Daerah bekas cangkokan vascular

    Lokasi Pengambilan Darah Vena

    Darah vena dapat diambil melalui

    beberapa lokasi vena berikut ini, yaitu:

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    1

    2

    3

    5

    4

  • 19 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Aspek Keamanan yang Harus Diperhatikan

    Bebarapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena yaitu:

    a. Pemasangan turniket (tali pembendung)

    1. Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu ketat dapat menyebabkan

    hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit / PCV dan elemen sel),

    peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolestrol, lipid total).

    2. Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.

    b. Penusukan

    1. Penusukan yang tidak berkali-kali menyebabkan masuknya cairan jaringan

    sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang

    berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.

    2. Tusukan jarum yang tidak tepat masuk ke dalam vena menyebabkan darah

    bocor dan mengakibatkan hematoma.

    c. Kulit yang masih basah dengan alkohol saat penusukan vena dapat menyebabkan

    hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, dan rasa terbakar serta

    peningkatan rasa nyeri.

    Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu:

    a. Spuit disposable dengan jarum atau vacutainer sesuai ukuran

    b. Tabung pemeriksaan darah yang sesuai

    c. Swab alkohol dan plester

    d. Turniket

    e. Sarung tangan bersih

    f. Pengalas

    g. Bengkok

    Cara Kerja

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    1 Mencuci tangan dan menyiapkan alat dan

    bahan

    2 Menjelaskan prosedur pada pasien serta

    jenis dan tujuan pengambilan sampel

    3 Mencuci tangan dan memasang sarung

    tangan

    4 Memilih dan mengkaji kondisi vena.

    Memasang pengalas di bawah area vena

    yang dipilih

    5 Memasang torniket pada lengan di atas

    daerah penusukan. Menganjurkan pasien

  • 20 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    untuk membuka & menutup tangannya,

    atau menepuk-nepuk vena tersebut.

    6 Membersihkan area penusukan

    dengan swab alkohol secara sirkuler

    dari dalam keluar sampai diameter 5

    cm dan biarkan mengering

    7 Membuka jarum, memegang dengan

    tangan dominan, menusukkan jarum

    dengan sudut 15-45 dan bevel mengarah

    ke atas. Pertahankan teknik steril

    8 Bila jarum sudah masuk vena, tarik

    plunger sampai darah mengisi spuit sesuai

    kebutuhan. Bila menggunakan vacutainer,

    pegang plastik adapter, tekan tabung

    vacuum dan biarkan darah masuk hingga

    sesuai kebutuhan

    9 Melepaskan torniket begitu darah sudah

    dapat diambil

    10 Menarik jarum dari vena secara perlahan

    dan menggunakan swab alkohol untuk

    menekan tempat penusukan. Bila darah

    telah berhenti keluar, berikan plester.

    11 Menempatkan darah pada tabung yang

    sesuai. Jika dibutuhkan, beri label pada

    tabung

    12 Merapikan alat dan membuang alat/

    bahan yang sudah terkontaminasi

    13 Melepas sarung tangan dan mencuci

    tangan

    14 Mengisi formulir permintaan pemeriksaan

    laboratorium dengan benar dan beri label

    pada tabung yang memuat nama pasien,

    nomor identifikasi, tanggal dan waktu

    pengambilan darah

    15 Mengirimkan segera darah ke

    laboratorium

    16 Mendokumentasikan prosedur yang

    dilakukan

    Nama Observer

    Nilai

  • 21 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Keterangan Kriteria Penilaian

    - Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)

    - Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)

    - Baik Sekali : 100

    - Baik : 81 99

    - Kurang/TL : 80

    Dokumentasi

    Aspek yang perlu dicatat yaitu:

    Refleksi

    Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan

    redemonstrasi di bawah ini:

    1. Perasaan

    2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)

    3. Rencana Tindak Lanjut

  • 22 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

    Tujuan Pemelajaran

    Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga yang terpasang CVP, mahasiswa dengan

    tepat mampu:

    a. Menjelaskan lokasi-lokasi pemasangan vena sentral.

    b. Menjelaskan pentingnya pemantauan (monitoring) tekanan vena sentral.

    c. Mendemostrasikan pengukuran tekanan vena sentral dengan menggunakan

    manometer.

    d. Menginterpretasikan hasil pengukuran tekanan vena sentral.

    Definisi

    Pengukuran tekanan vena sentral (central venous pressure [CVP]) merupakan

    pengukuran tekanan di atrium kanan yang ditentukan oleh fungsi atrium kanan dan

    tekanan darah vena di vena cava.

    Indikasi

    Indikasi dari pengukuran CVP yaitu:

    Lokasi Pemasangan

    Pemasangan CVP dapat dilakukan di 3 (tiga) lokasi, yaitu:

    1.

    2.

    3.

    Sebutkan lokasi pemasangan CVP yang paling sering dilakukan! dan mengapa?

    Komplikasi

    Komplikasi yang dapat terjadi dari pemasangan CVP, yaitu:

  • 23 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Metode Pengukuran

    Metode pengukuran CVP, yaitu :

    1. Menggunakan ______________________________________________________

    2. Menggunakan ______________________________________________________

    Nilai Normal

    Hasil pengukuran CVP dianggap normal jika berada pada rentang nilai ____________

    mmHg atau ______________ cmH2O.

    Alat dan Bahan

    1. Manometer

    2. Water pass / penggaris

    3. NaCl 0.9 %

    4. Tree way

    5. Set Infus

    Gambar: Manometer CVP

    Sumber: http://www.georgephilips.com/pdtl.php/23/4/cvp-manometer

  • 24 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Cara Kerja

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    1 Menjelaskan kepada pasien tentang

    prosedur tindakan

    2 Memastikan CVC (Central Venous

    Catheter) mengalir/bekerja dengan baik

    3 Memposisikan pasien dalam keadaan

    supine atau dalam posisi semi recumbent.

    4 Menentukan zero point atau titik nol

    dengan mensejajarkan manometer

    dengan phlebostatic axis. Pastikan

    ketepatan posisi tersebut dengan

    menggunakan water pass atau penggaris

    yang terdapat pada manometer

    5 Memberi tanda pada posisi phlebostatic

    axis tersebut.

    6 Menutup three way ke arah pasien dan

    buka yang ke arah manometer.

    7 Membuka klem cairan infus pasien dan

    mengalirkan perlahan untuk mengisi

    manometer ke level yang lebih tinggi dari

    nilai normal atau sampai batas 20 cm

    H2O.

    8 Menutup aliran dari infus pasien dan

    membuka three way dari manometer ke

    arah pasien. Cairan di dalam manometer

    akan turun dengan bantuan gravitasi

    sampai tekanan yang sesuai dengan

    tekanan pada vena sentral

    9 Memperhatikan penurunan cairan yang

    berada dalam manometer dan menunggu

    sampai cairan berhenti. Nilai itulah yang

    menjadi nilai CVP pasien

    10 Mendokumenatasikan hasil pengukuran

    Nama Observer

    Nilai

    Keterangan Kriteria Penilaian

    - Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)

    - Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)

    - Baik Sekali : 100

    - Baik : 81 99

    - Kurang/TL : 80

  • 25 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Dokumentasi

    Aspek yang perlu dicatat yaitu:

    Refleksi

    Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan

    redemonstrasi di bawah ini:

    1. Perasaan

    2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)

    3. Rencana Tindak Lanjut

  • 26 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    PEMBERIAN MEDIKASI

    Tujuan Pemelajaran

    Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga, mahasiswa dengan tepat mampu:

    a. Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan obat

    b. Memberikan obat dengan prinsip sepuluh benar

    Definisi

    Pemberian medikasi adalah memberikan obat dari wadah vial atau ampul dengan jalur

    tertentu seperti subkutan, intradermal dan intramuskular

    Jalur dan Tujuan Medikasi

    Pemberian medikasi dapat dilakukan dengan berbagai jalur, tergantung tujuan dari

    pemberian medikasi tersebut.

    1. Injeksi intradermal, bertujuan untuk:

    2. Injeksi subkutan, bertujuan untuk:

    3. Injeksi intramuskuler, bertujuan untuk:

    Ukuran Jarum

    Ukuran jarum yang digunakan berbeda-beda, tergantung pada jalur pemberian

    obat yaitu:

    a. Injeksi intradermal menggunakan jarum berukuran: ____________

    b. Injeksi subkutan menggunakan jarum berukuran: ______________

    c. Injeksi intramuskuler menggunakan jarum berukuran: ___________

    Alat dan Bahan

    - Spuit

    - Jarum (ukuran bervariasi sesuai kebutuhan)

    - Obat dalam ampul atau vial yang diresepkan

    - Swab alkohol

    - Sarung tangan bersih

    - Bengkok

  • 27 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Lokasi Injeksi Intramuskuler

    Prinsip dalam Pemberian Medikasi

    Dalam pemberian obat/medikasi, perawat perlu memperhatikan Prinsip 10 Benar,

    yaitu:

    1. 6.

    2. 7.

    3. 8.

    4. 9.

    5. 10.

    A B

    C

    D

    Isilah dengan huruf yang

    sesuai pada sisi injeksi

    di bawah ini!

    ______ Dorsogluteal

    ______ Deltoid

    ______ Vastus lateralis

    ______ Ventrogluteal

  • 28 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Persiapan Obat

    Obat injeksi yang disiapkan oleh perawat dapat berasal dari ampul dan vial, dengan

    langkah-langkah penyiapannya sebagai berikut:

    1. Langkah-langkah menyiapkan obat dari ampul yaitu:

    2. Langkah-langkah menyiapkan obat dari vial yaitu:

  • 29 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Cara Kerja

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    1 Memeriksa rencana terapi dan

    mengidentifikasi pasien

    2 Menjelaskan prosedur kepada pasien,

    tujuan, lokasi penyuntikan dan apa yang

    harus dilakukan oleh pasien

    3 Mencuci tangan

    4 Menyiapkan obat dari vial atau ampul

    5 Mencuci tangan dan memakai sarung

    tangan

    6 Memposisikan pasien sesuai dengan

    lokasi injeksi.

    Lokasi Injeksi Intradermal

    - Bagian dalam lengan bawah

    - Dada atas atau punggung atas di

    bawah skapula

    Lokasi Injeksi Subkutan

    - Bagian luar lengan atas: bantu pasien

    merilekskan tangan di samping badan

    - Paha anterior: bantu pasien duduk atau

    berbaring dengan otot dirilekskan

    - Perut: bantu pasien berada dalam

    posisi setengah berbaring

    Lokasi Injeksi Intramuskuler

    - Vastus lateralis: bantu pasien ke pasien

    berbaring telentang, dengan lutut agak

    fleksi

    - Ventrogluteal: bantu pasien berbaring

    miring, atau telentang dengan lutut dan

    panggung miring dengan tempat yang

    diinjeksi fleksi

    - Deltoid: bantu pasien duduk atau

    berbaring datar, dengan lengan bawah

    fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen

    atau pangkuan.

    7 Memilih lokasi yang tepat untuk

    penyuntikan dengan menggunakan garis

  • 30 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    anatomik. Lokasi penyuntikan bebas dari

    lesi, nyeri tekan, pembengkakan dan

    inflamasi lokal

    8 Membersihkan lokasi tersebut dengan

    swab alkohol dengan gerakan sirkuler

    mulai dari bagian tengah ke luar sampai 5

    cm

    9 Membuka penutup jarum dari spuit

    dengan menarik penutup tegak lurus

    10 Menyuntikkan obat :

    Injeksi Intradermal

    a. Meregangkan lokasi penyuntikan

    dengan menggunakan tangan yang

    tidak dominan

    b. Memposisikan jarum hampir sejajar

    dengan kulit pasien (15) dan

    menusukkan jarum ke dalam kulit

    sehingga ujung jarum dapat dilihat

    lewat kulit. Masukkan jarum hanya

    sekitar 3 mm.

    c. Menyuntikkan obat secara perlahan

    (0,01 - 0,1 ml). Amati timbulnya

    lepuh/blister. Jika tidak timbul, tarik

    jarum sedikit dan suntikkan obatnya.

    d. Menarik jarum dengan cepat dengan

    sudut yang sama saat jarum

    dimasukkan. Jangan memijat area

    penyuntikan.

    e. Menggambar sebuah lingkaran

    mengelilingi lokasi penyuntikan

    dengan menggunakan vena biru/hitam.

    Mencatat tanggal dan waktu

    penyuntikan obat dan nama obat pada

    sehelai plester dan tempelkan di dekat

    lokasi penyuntikan

    f. Memeriksa reaksinya dalam waktu

    yang telah ditentukan.

    Injeksi Subkutan

    a. Menggenggam dan mencubit area

    yang mengelilingi lokasi penyuntikan

  • 31 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    atau meregangkan kulit pada lokasi

    penyuntikan

    b. Memegang spuit dengan tangan yang

    dominan diantara ibu jari dan jari

    telunjuk.

    c. Menyuntikkan obat secara cepat pada

    sudut 45-90, tergantung jumlah

    jaringan, turgor jaringan dan panjang

    jarum. Pada pasien yang kurus lebih

    disukai sudut 45. Jika menggunakan

    spuit insulin dengan jarum 26G dapat

    digunakan sudut 90 pada orang

    normal dan obesitas.

    d. Setelah jarum disuntikkan, lepaskan

    jaringan dan segera pindahkan tangan

    yang tidak dominan untuk

    menstabilkan ujung bawah spuit.

    Geser tangan yang dominan ke bagian

    atas tabung spuit.

    e. Mengaspirasi dengan menarik plunger

    (pendorong) spuit secara perlahan

    untuk menentukan apakah jarum

    berada dalam pembuluh darah atau

    tidak. Menarik jarum jika muncul darah

    dalam spuit, buang dan siapkan injeksi

    yang baru. Jangan mengaspirasi

    heparin / insulin.

    f. Jika tidak tampak darah saat aspirasi,

    obat disuntikkan secara perlahan dan

    stabil

    g. Menarik jarum dengan cepat dengan

    sudut yang sama saat jarum

    dimasukkan. Pijat area penyuntikan

    dengan lembut dengan swab alkohol.

    Jangan pijat lokasi penyuntkan heparin

    / insulin.

    Injeksi Intramuskuler a. Menggenggam dan mecubit area yang

    mengelilingi lokasi penyuntikan atau

    meregangkan kulit pada lokasi

  • 32 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    No Langkah-langkah

    Penilaian

    Tgl. Tgl. Tgl.

    Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

    tersebut sesuai kebutuhan

    b. Memegang spuit diantara ibu jari dan

    jari telunjuk seperti memegang vena

    dan tusukkan jarum pada kulit dengan

    sudut 90 derajat

    c. Mengaspirasi dengan menahan spuit

    dengan tangan yang tidak dominan

    dan menarik plunger (pendorong) spuit

    dengan tangan dominan. Menarik

    jarum jika muncul darah dalam spuit,

    buang dan siapkan injeksi yang baru.

    Jika tidak tampak darah saat aspirasi,

    obat disuntikkan secara perlahan dan

    stabil dengan kecepatan 10 detik/ml

    d. Melakukan teknik jalur Z (Z-track):

    - Menarik kulit ke satu sisi, ke arah

    bawah atau lateral sekitar 2,5 cm

    dengan menggunakan tangan

    yang tidak dominan

    - Menahan jarum pada tempatnya

    selama 10 detik

    e. Menarik jarum secara halus dan

    mantap sambil menempatkan swab

    alkohol tepat pada tempat injeksi

    f. Memberikan tekanan perlahan. Jangan

    melakukan masase kulit

    11 Membantu pasien mengambil posisi

    nyaman

    12 Membuang jarum tanpa tutup dan

    spuitnya ke dalam wadah yang

    seharusnya (disediakan)

    13 Melepaskan sarung tangan dan mencuci

    tangan

    14 Melakukan dokumentasi dengan mencatat

    nama obat, dosis, lokasi dan respons

    pasien

    15 Mengevaluasi efektivitas obat dengan

    mengobservasi respons pasien terhadap

    obat dalam 15 sampai 30 menit

    Nama Observer

    Nilai

  • 33 Departemen Keperawatan Medikal Bedah

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

    Keterangan Kriteria Penilaian

    - Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)

    - Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)

    - Baik Sekali : 100

    - Baik : 81 99

    - Kurang/TL : 80

    Dokumentasi

    Aspek yang perlu dicatat yaitu:

    Refleksi

    Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan

    redemonstrasi di bawah ini:

    1. Perasaan

    2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)

    3. Rencana Tindak Lanjut