BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan...

26
BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR SISTEM PENCERNAAN NAMA : NIM : KELOMPOK : NAMA ASISTEN : PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Transcript of BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan...

Page 1: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR

SISTEM PENCERNAAN

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

NAMA ASISTEN :

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pencernaan sama pentingnya dengan makanan untuk bertahan hidup

pada hewan. Karakteristik anatomi dari sistem pencernaan ini tergantung pada

makanan. Karakteristik anatomi juga bergantung pada habitat dan kandungan

nutrisi pada organisme. Morfologi saluran pencernaan ikan menjelaskan

bagaimana makanan diperoleh dan dicerna oleh ikan. Secara umum terdapat

saluran pencernaan pada ikan yaitu lubang mulut, esophagus, perut, serta usus

(Nawulawa, et al., 2013).

Pencernaan adalah proses yang terjadi di dalam saluran pencernaan dengan

memecah belah pakan menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. Pemecahan

senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana agar dapat diabsorpsi melalui

dinding saluran pencernaan. Pecahan senyawa ini kemudian masuk ke dalam

darah dan diedarkan keseluruh tubuh (Hartono, et al., 2015).

Pakan yang masuk akan disederhanakan melalui mekanisme fisik dan

kimiawi agar mudah diserap. Menurut Mahyuddin (2008), p roses pencernaan

makanan dipercepat oleh sekresi kelenjar pencernaan yang berasal dari hati,

kantong empedu, lambung, dan usus. Alat-alat pencernaan pada ikan secara

umum dari awal hingga akhir adalah: mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus,

lambung, pylorus, usus dan anus.

Gerak peristaltik pada sistem pencernaan merupakan gaya pendorong

makanan pada saat menelan. Peristaltik adalah gerakan yang terjadi pada otot-

otot pada saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang,

sehingga menimbulkan efek mendorong atau menelan makanan yang masuk ke

dalam saluran pencernaan. Makanan tidak hanya turun menuju lambung, tetapi

didorong oleh kontraksi otot yang sangat kuat yang disebut peristaltik. Gerak

Page 3: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

peristaltik merupakan pencernaan secara mekanis sedangkan secara kimia

dengan bantuan enzim (Toto dan Yulisma, 2017).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ-

organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

cerna ikan dan menghitung waktu pengosongan lambung.

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan (mahasiswa) mengetahui

dan dapat menjelaskan mekanisme pencernaan, mengerti cara penentuan daya

cerna ikan tehadap makanan dan waktu pengosongan lambung dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi sistem pencernaan

dilaksanakan pada tanggal 15 September 2018 di Laboratorium Budidaya Ikan

Divisi Reproduksi Ikan dan Laboratorium Hidrobiologi Divisi Lingkungan dan

Bioteknologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya Malang.

Page 4: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pencernaan

Menurut Burhanuddin (2014), mencerna makanan merupakan proses di

dalam tubuh organisme yang mengubah atau menyederhanakan bahan-bahan

makanan yang dapat diserap oleh dinding usus yang berguna bagi tubuh.

Pencernaan adalah proses pemecahan komponen makanan berupa (karbohidrat,

protein dan lemak) yang dikonsumsi oleh organisme dari bentuk kompleks

menjadi senyawa yang lebih sederhana. Pencernaan makanan dapat terjadi

secara mekanis dengan bantuan gigi atau penggantinya dan secara kimia

(dengan bantuan enzim pencernaan atau).

2.2 Fungsi Saluran Pencernaan

Menurut Burhanuddin (2014), beberapa fungsi saluran pencernaan

diantaranya yaitu:

Mendoron atau mengaduk isi dari gastrointestin,

mensekresi cairan cairan pencernaan,

mencerna makanan,

mengabsorbsi makanan

2.3 Urutan Saluran Pencernaan Ikan

Menurut Burhanuddin (2014), saluran pencernaan ikan masing-masing

mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Mulut sebagai alat untuk mengambil dan menghisap makanan.

2. Rongga mulut berfungsi untuk mempermudah jalannya makanan ke

saluran pencernaan berikutnya, penerima rasa dan penyeleksi

makanan.

Page 5: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

3. Faring, lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut,

masih ditemukan organ pengecap (paringeal). Pada ikan herbivora

berfungsi sebagai penyaring plankton. Pada ikan karnivora dan

omnivora berfungsi sebagai penghalus makanan karena terdapat gigi

faring.

4. Esofagus sebagai alat untuk menelan makanan dan penyerapan garam

melalui difusi (ikan air laut).

5. Lambung, lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung

mukopolisakarida yang agak asam sebagai pelindung dinding lambung

dari kerja asam klorida. Lambung berfungsi sebagai penampung

makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan

herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus

makanan (pencernaan secara fisik).

6. Pilorus sebagai pengatur pengeluaran makanan dari lambung menuju

usus (tidak semua ikan memiliki pyloric caeca).

7. Usus sebagai tempat penyerapan sari-sari makanan.

8. Rectum sebagai penyerapan air dan ion-ion sehingga feses ikan lebih

padat.

9. Kloaka sebagai tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran

urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kloaka, sedangkan ikan

bertulang rawan memiliki organ tersebut.

10. Anus merupakan ujung saluran pencernaan, sebagai tempat pengeluran

feses.

2.4 Organ Pencernaan

Organ pencernaan merupakan yang menghasilkan enzim untuk proses

pencernaan, yang meliputi antara lain sebagai berikut:

Page 6: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

1. Lambung

Menurut Suranto (2011), lambung memiliki beberapa enzim:

HCl : untuk memecah jaringan (makanan), mempertahankan

osmolaritas lambung, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin,

menurunkan pH sesuai dgn aktivitas enzim pepsin dan mencegah

pertumbuhan bakteri

Enzim pepsin: menguraikan ikatan peptida

2. Hati dan Kantung Empedu

Menurut Jaya, et al. (2017), usus berwarna merah kecoklatan, letaknya

di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus. Hati

kanan dan kiri tidak bersatu dan masing-masing mempunyai saluran

empedu yang menuju ke dalam kantong empedu. Hati: sebagai tempat

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta memproduksi cairan

empedu. Kantung empedu: menampung cairan empedu yang

disekresikan oleh organ hati.

3. Pankreas

Menurut Baert, et al. (1999), pankreas memiliki beberapa enzim:

Enzim proteolytic: melanjutkan menguraikan protein yang dimulai

dari lambung oleh pepsin.

Enzim amlolytic: menguraikan ikatan polysakarida

Enzim lipolytic: menguraikan 2 ikatan triasilgliserol menjadi 2 asam

lemak bebas dan 1 monogliserol. Enzim lipolytic dibagi menjadi 3

Enzim tripsin: menguraikan ikatan peptida

Enzim amilase: menguraikan ikatan polisakarida

Enzim lipase: menguraikan ikatan ester

Page 7: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

4. Usus

Munurut Driskell (2008), enzim-enzim didalam usus terdiri atas:

Enzim phosphatase alkaline: melepas fosfat dari komponen organik

seperti protein

Enzim tri peptidase: menguraikan ikatan peptida

Enzim sellulase, amilase: menguraikan dekstrin (polisakarida)

2.5 Prinsip Pencernaan

Menurut Mahyuddin (2008), prinsip penceernaan terdiri atas:

Pencernaan mekanik

Pencernaan bahan makanan secara fisik atau mekanik dimulai dari

bagian rongga mulut, yaitu dengan berperannya gigi dalam proses

pemotongan dan penggerusan makanan.

Pencernaan kimiawi

Proses pencernaan dipercepat oleh sekresi kelenjar pencernaan, seperti

lambung dan usus. Kelenjar pencernaan ini menghasilkan enzim

pencerna yang berguna dalam membantu proses penghancuran

makanan.

2.6 Proses Pencernaan

Menurut Marks, et al. (1996), proses pencenaan terdiri atas 3 yakni meliputi:

Pencernaan Karbohidrat

Saat di dalam mulut, makanan bercampur dengan amilase yang

mengubah pati menjadi dekstrin. Kemudian dari lambung makanan masuk

ke usus. Amilase pada pankreas memecah pati menjadi disakarida.

Enzim laktase dalam usus (mengubah disakarida menjadi galaktosa dan

fruktosa). Galaktosa dan fruktosa pada dinding usus diubah menjadi

glukosa. Terdapat pula enzim sellulase (mengubah sellulosa menjadi

Page 8: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

sellobiose), kemudian oleh enzim sellobiase (sellobiose dihidrolisis

menjadi glukosa). Pada bentuk glukosa karbohidrat dapat diserap oleh

sel dinding usus (entrocyte).

Pencernaan Protein

Pencernaan protein dimulai di lambung adanya enzim pepsin (protein

menjadi peptida) dan enzim-enzim proteolitik (tripsin) yang bekerja di

lumen usus. Di segmen usus peptid dihidrolisis menjadi oligopeptida oleh

enzim tripsin, selanjutnya oligopeptida dihidrolisis oleh enzim peptidase

menjadi asam amino.

Pencernaan Lemak

Pencernaan lemak dimulai dari lambung, triasilgliserol dalam makanan

mengalami emulsifikasi di usus. Lipase pankreas mengubah triasilgliserol

dalam usus menjadi 2 asam lemak dan 1 monoasilgliserol.

2.7 Digestibility

Menurut Geremew, et al. (2015), digestibility merupakan banyaknya nutrisi

pakan yang mampu dicerna di dalam pencernaan. Daya cerna makanan yang

semakin tinggi menunjukan semakin banyak nutrisi yang diserap. Pengetahuan

tentang gizi bagi daya cerna sangat penting karena dapat mengetahui potensi

bahan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan.

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Digestibility

Menurut Silva dan Anderson (1995), faktor yang mempengaruhi digestibility

yaitu:

Internal: kondisi fisiologis ikan, stadia, umur, jenis kelamin dan jenis ikan

(herbivora, karnivora, omnivora).

Eksternal: kondisi lingkungan, komposisi pakan, waktu dan frekuensi

pemberian pakan dan padat tebar.

Page 9: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

2.9 Gastric Evacuation Time (GET)

Menurut Rogge dan Taft (2010), GET adalah waktu yang dibutuhkan perut

atau lambung untuk mengosongkan pencernaan hingga dikeluarkannya feses

pertama kali. Waktu pengosongan lambung pada ikan berhubungan dengan

frekuensi pemberian pakan. Frekuensi pakan dan komposisi pakan merupakan

hal yang berpengaruh pada GET

2.10 Faktor yang Mempengaruhi Gastric Evacuation Time (GET)

Menurut Rogge dan Taft (2010), faktor yang mempengaruhi GET terdiri atas

2 faktor yaitu:

1. Faktor internal: faktor internal yang mempengaruhi adalah umur ikan,

organ pencernaan, digestibility, kondisi fisiologi ikan, ukuran ikan

2. Faktor eksternal: faktor yang mempengaruhi adalah jenis pakan, waktu

pemberian pakan, suhu.

2.11 Hubungan Gastric Evacuation Time (GET) dan Digestibility

Proses pencernaan termasuk sebuah fase dimana sebagian besar

makanan dicerna dan kemudian sisa makanan dikeluarkan secara perlahan

sebagai feses. Hubungan Gastric Evacuation Time dan Digestibility adalah ketika

digestibility tinggi, maka GET akan semakin cepat. Begitupun ketika digestibility

rendah maka GET akan semakin lama.

2.12 Jenis pakan

Pakan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu pakan alami, pakan buatan,

dan pakan tambahan.

Pakan alami: pakan yang berasal dari alam. Contoh: fitoplankton dan

zooplankton (Tiana dan Murhananto, 2004).

Page 10: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

Pakan buatan: pakan yang sengaja dibuat, misal oleh pabrik tertentu yang

kadar nutrisinya sudah ditentukan contohnya pelet (Tiana dan

Murhananto, 2004).

Pakan tambahan: pakan ini hanya diberikan sebagai alternative atau

tambahan nutrisi Contoh: baby fish, keong mas, bekicot, daun pepaya

(Roy, 2013).

Page 11: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat dan Fungsinya

a. Digestibility

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Sistem pencernaan digestibility adalah :

Toples Kapasitas 5L :

Timbangan digital :

Freezer :

Stopwatch :

Seser :

Kaca arloji :

Aerator :

Sectio set :

Kamera digital :

Akuarium :

Nampan :

Lap :

Desikator :

Gunting :

Kalkulator :

Oven :

Selang sifon :

Saringan :

T aerator :

Page 12: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

Selang aerator :

Batu aerasi :

Loyang :

Beaker glass :

Kabel rol :

Cutter :

b. Gastric Evacuation Time (GET)

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Sistem pencernaan Gastric Evacuation Time (GET) adalah :

Toples Kapasitas 5L :

Seser :

Bak :

Stopwatch :

Timbangan digital :

Kaca arloji :

Lap :

Akuarium :

Aerator :

Sectio set :

Kamera digital :

Nampan :

Kabel rol :

Freezer :

T aerator :

Selang aerator :

Batu aerasi :

Page 13: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

3.1.2 Bahan dan Fungsinya

a. Digestibility

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Sistem pencernaan Digestibility adalah :

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) :

Lumut jarring (Chaetomorfa sp.) :

Mata lele (Azolla pinnata) :

Cacing sutra (Tubifex sp.) :

Cacing darah (Chironomous sp.) :

Trash Bag :

Pelet :

Kertas label :

Tisu :

Kain saring (15 cm x 15 cm) :

Kertas buram :

Air :

b. Gastric Evacuation Time (GET)

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Sistem pencernaan Gastric Evacuation Time (GET) adalah :

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) :

Lumut jaring (Chaetomorfa sp.) :

Mata lele (Azolla pinnata) :

Cacing sutra (Tubifex sp.) :

Cacing darah (Chironomous sp.) :

Trash Bag :

Pelet :

Page 14: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

Kertas label :

Tisu :

Kertas buram :

Air :

Page 15: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

3.2 Skema Kerja

3.2.1 Daya Cerna (Digestibility)

Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

-Dipuasakan selama >24 jam

Toples

-Diisi air ¾ bagian -Diberi aerasi -Ditimbang ikan nila -Dimasukkan ke toples

Pakan

-Ditimbang 5% dari berat tubuh ikan Perlakuan jenis pakan: 1 = lumut jaring (Chaertomorfa sp.)

2 = cacing darah (Chironomous sp.) 3 = pellet 4 = mata lele (Azolla pinnata) 5 = cacing sutra (Tubifex sp.)

-Diberi pada ikan secara terus menerus hingga kenyang (adlibitum) -Ditunggu dengan lama waktu 3 jam

Kain 15 x 15 cm

-Dioven dengan suhu 100oC selama 15 menit -Didesikator selama 15 menit -Kain ditimbang -Kain diletakkan dalam saringan -Diambil sisa pakan dan sisa feses dengan saring berbeda -Dioven sisa pakan dan feses kemudian ditimbang -Dihitung Digestibility dengan rumus:

Digestibility:

BTM = Berat Total Makanan (gram) = Total pakan diberikan–(sisa

pakan kering+sisa pakan di perairan) BTF = Berat total feses (gram)

BTM-BTF x 100% BTM

Hasil

Page 16: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

3.2.2. Waktu Pengosongan Lambung (Gastric Evacuation Time)

Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

-Dipuasakan selama >24 jam

Toples

-Diisi air ¾ bagian -Diberi aerasi -Diambil 4 ekor ikan nila, ditimbang ikan nila -Dimasukkan ke toples

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 1, sebagai ikan kontrol

- Ditimbang berat tubuh - Dibedah - Ditimbang berat lambung

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 2, 3, 4 sebagai ikan uji

- Ditimbang berat tubuh - Diberi pakan 5 % dari berat tubuh ikan

Perlakuan:

➢1 = lumut jaring (Chaetomorfa sp.)

➢2 = cacing sutra (Tubifex)

➢3 = cacing darah (Chironomous sp.)

➢4 = Pellet

➢5 = Mata lele (Azolla pinnata)

- Ikan 2 diamati sebagai GET 0 - Ikan 3 diamati sebagai GET 1 - Ikan 4 diamati sebagai GET 2

- Dibedah masing-masing sesuai perlakuan - Diambil lambung dan ditimbang

Hasil

Page 17: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil

4.1.1 Diggestibility

Page 18: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

4.1.2 Gastric Evacuation Time (GET)

Page 19: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

4.2 Analisis Grafik

4.2.1 Digestibility

Page 20: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

4.2.2 Gastric Evacuation Time (GET)

Page 21: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

4.3 Hubungan Digestibility dengan Gastric Evacuation Time (GET)

Page 22: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

4.4 Faktor Koreksi 4.5 Manfaat di Bidang Perikanan

Page 23: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Page 24: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

5.2 Saran

Page 25: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

DAFTAR PUSTAKA

Baert, A. L., G. Delormeand and L. Van Hoe. 1999. Radiology of the pancreas. Medicl Radioloy. New York. 308 page

. Burhanuddin, A. I. 2014. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya.

Deepublish. Yogyakarta. 430 hlm De Silva, S. S and T. A Anderson. 1995. Fish Nutrition in Aquaculture. Chapman

and Hall. London. 320 page.

Driskell, J. A. 2008. Nutrition and exercise concerns of middle age. CRC Press. New York. 278 page.

Geremew, A. 2015. Digestibility of soybean cake, niger seed cake and linseed

cake in juvenile nile tilapia, Oreochromis niloticus L. Aquaculture Research and Development. 6(5): 1-5.

Hartono, R., Y. Fenita dan E. Sulistyowati. 2015. Uji in vitro kecernaan bahan

kering, bahan organikdan produksin-nh3 pada kulit buah durian (Durio zibethinus) yang difermentasi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan perbedaan waktu inkubasi. Jurnal Sains Perternakan Indonesia. 10(2): 87-94.

Jaya, R. A. K., Aini dan I. Halid. 2017. Pengaruh paparan pestisida terhadap

kadar sgpt (serum glutamic piruvat transaminase) pada petani di desa sembung kecamatan narmada kabupaten Lombok Barat. Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan. 3(2): 120-125.

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.

Jakarta. 168 hlm. Marks, D. B., A. D. Marks and C. M. Smith. 1996. Basic Medical Biochemistry: A

Clinical Approach. Maryland: Williams & Wilkins. 1024 page. Namulawa, V. T., C. D. Kato, E. Nyaita, J. Rutaisire and P. Britz. 2013. Scanning

electron microscopy of the gastrointestinal tract of nile perch (Lates niloticus, Linneaus, 1758). Int. J. Morrphol. 31(3):1068-1075.

Rogge, C. M. and D. R. Taft. 2010. Preclinical Drug Development. USA: CRC

Press. 376 page. Roy, R. 2013. Budi Daya Sidat. Agro Media Pustaka. Jakarta Selatan. 70 hlm. Suranto, A. 2011. Terapi Enzim. Penebar Plus. Jakarta. 153 hlm. Tiana, O. A. dan Murhananto. 2004. Membedah Rahasia Sukses Memelihara

Ikan Koi. Agro Media Pustaka. Depok. H39 hlm

Page 26: BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ... dari praktikum ini adalah untuk mengenali dan menjelaskan organ- organ sistem pencernaan dan mengetahui sistem pencernaan, mengetahui daya

Toto dan L. Yulisma. 2017. Analisis aplikasi gaya dalam fisika yang berkaitan dengan bidang biologi. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika. 4(3): 63-72.