Buku juknis dan juklak dak 2014

44

Transcript of Buku juknis dan juklak dak 2014

Page 1: Buku juknis dan juklak dak 2014
Page 2: Buku juknis dan juklak dak 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

NOMOR 100 TAHUN 2013

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014

Page 3: Buku juknis dan juklak dak 2014

SALINAN

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 100 TAHUN 2013

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk memberikan pengaturan lebih lanjut mengenai kriteria teknis sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Umum dan

Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014 perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TahunAnggaran 2013 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 182, );

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5410);

Page 4: Buku juknis dan juklak dak 2014

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaandan Penyelenggaraan Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5157);

9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013;

10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara

serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56

Tahun 2013;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014.

Page 5: Buku juknis dan juklak dak 2014

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

2. Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014 yang selanjutnya disebut DAK Bidang Pendidikan adalah dana yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan bidang pendidikan di daerah sesuai dengan prioritas nasional bidang pendidikan Tahun Anggaran 2014.

3. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

DAK dialokasikan bertujuan untuk:

a. mendukung penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang bermutu dan merata dalam rangka memenuhi

standar pelayanan minimal dan secara bertahap memenuhi Standar Nasional Pendidikan; dan

b. mendukung pelaksanaan pendidikan menengah universal melalui

penyediaan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas dan mencukupi.

Pasal 3

(1) Ruang lingkup DAK Bidang Pendidikan meliputi jenjang:

a. Pendidikan Dasar; dan

b. Pendidikan Menengah.

(2) DAK Bidang Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar yang selanjutnya disebut DAK Bidang Pendidikan Dasar diperuntukkan bagi:

a. SD/SDLB; dan

b. SMP/SMPLB

(3) DAK Bidang Pendidikan Jenjang Pendidikan Menengah yang selanjutnya

disebut DAK Bidang Pendidikan Menengah diperuntukkan bagi: a. SMA; dan

b. SMK.

Page 6: Buku juknis dan juklak dak 2014

BAB III

DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR

Pasal 4

Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk SD/SDLB:

a. diprioritaskan untuk membiayai pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar sehingga kebutuhan

buku seluruh peserta didik kelas I, II, IV dan V semester II pada tahun pelajaran 2014-2015 terpenuhi.

b. sisa DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk SD/SDLB setelah digunakan

untuk membiayai pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sebagaimana dimaksud pada huruf a digunakan untuk membiayai

peningkatan prasarana pendidikan dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.

Pasal 5

(1) Peningkatan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4

huruf b antara lain:

a. rehabilitasi ruang kelas/ruang belajar dengan tingkat kerusakan paling rendah rusak sedang beserta perabotnya.

b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) termasuk sanitasi dan perabotnya; dan/atau

c. pembangunan ruang perpustakaan termasuk sanitasi dan perabotnya.

d. pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya.

(2) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf b antara lain:

a. peralatan pendidikan Matematika;

b. peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA);

c. peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS);

d. peralatan pendidikan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan;

e. peralatan pendidikan Bahasa; dan/atau

f. peralatan pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan.

Pasal 6

Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk SMP/SMPLB: a. diprioritaskan untuk membiayai pengadaan dan distribusi buku teks

pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Pertama

sehingga seluruh peserta didik kelas VII dan VIII semester II tahun pelajaran 2014-2015 terpenuhi kebutuhan bukunya.

b. sisa DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk SMP/SMPLB setelah digunakan untuk membiayai pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran

sebagaimana dimaksud pada huruf a digunakan untuk membiayai peningkatan prasarana pendidikan dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.

Page 7: Buku juknis dan juklak dak 2014

Pasal 7

(1) Peningkatan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 huruf b antara lain:

a. rehabilitasi ruang kelas/ruang belajar dengan tingkat kerusakan paling rendah rusak sedang termasuk perabotnya;

b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) termasuk sanitasi dan

perabotnya;

c. pembangunan ruang perpustakaan termasuk sanitasi dan perabotnya; dan/atau

d. pembangunan ruang kelas/ruang belajar lain (RBL) termasuk sanitasi dan perabotnya.

e. pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya.

(2) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud

Pasal 6 huruf b antara lain:

a. peralatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS);

b. peralatan Matematika;

c. peralatan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA);

d. peralatan Laboratorium Bahasa; dan/atau

e. peralatan pendidikan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Pasal 8

Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk pelaksanaan penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar diatur oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar.

BAB IV DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH

Pasal 9

(1) Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Menengah untuk SMA meliputi antara

lain:

a. penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk seluruh peserta didik kelas

X dan XI semester II tahun pelajaran 2014-2015;

b. pembangunan prasarana pendidikan; dan

c. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.

(2) Pembangunan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

huruf b antara lain:

a. rehabilitasi ruang kelas/ ruang belajar yang rusak beserta perabotnya;

b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya;

c. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;

d. pembangunan laboratorium beserta perabotnya;

e. pembangunan ruang penunjang beserta perabonya; dan/atau

Page 8: Buku juknis dan juklak dak 2014

f. pembangunan arama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya.

(3) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c antara lain:

a. pengadaan peralatan laboratorium;

b. pengadaan buku referensi/materi refenrensi; dan/atau

c. Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.

Pasal 10

(1) Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Menengah untuk SMK meliputi antara lain:

a. penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk seluruh peserta didik kelas X dan XI semester II tahun pelajaran 2014-2015;

b. pembangunan prasarana pendidikan; dan

c. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.

(2) Pembangunan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b antara lain:

a. rehabilitasi ruang kelas/belajar yang rusak beserta perabotnya;

b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya;

c. pembangunan ruang praktik siswa beserta perabotnya;

d. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;

a. pembangunan laboratorium beserta perabotnya;

e. pembangunan ruang penunjang beserta perabonya; dan/atau

f. pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya.

(3) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud

dalam ayat 1 huruf c antara lain:

b. pengadaan peralatan laboratorium;

c. pengadaan peralatan praktik siswa;

d. pengadaan buku referensi/materi refenrensi; dan/atau

e. Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.

Pasal 11

Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk pelaksanaan penggunaan DAK Bidang Pendidikan Menengah diatur oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 9: Buku juknis dan juklak dak 2014

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 November 2013

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 29 November 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA, TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1409

Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD. Ani Nurdiani Azizah

NIP 19581201 198503 2 001

Page 10: Buku juknis dan juklak dak 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

NOMOR 13 TAHUN 2014

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERMENDIKBUD NOMOR 100 TAHUN

2013 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014

Page 11: Buku juknis dan juklak dak 2014

1

SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 100 TAHUN 2013 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS

BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk mengoptimalkan pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014 perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidiakn dan

Kebudayaan Nomor 100 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara TahunAnggaran 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 182, );

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 4496) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5410);

Page 12: Buku juknis dan juklak dak 2014

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaandan Penyelenggaraan Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5157);

9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013;

10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara

serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56

Tahun 2013;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

NOMOR 100 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014.

Page 13: Buku juknis dan juklak dak 2014

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 100 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014, diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf a diubah sehingga Pasal 9 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 9

(1) Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Menengah untuk SMA meliputi antara

lain:

a. pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013

untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk seluruh peserta didik kelas X dan XI semester II tahun pelajaran 2014-2015;

b. pembangunan prasarana pendidikan; dan

c. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.

(2) Pembangunan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

huruf b antara lain:

a. rehabilitasi ruang kelas/ ruang belajar yang rusak beserta perabotnya;

b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya;

c. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;

d. pembangunan laboratorium beserta perabotnya;

e. pembangunan ruang penunjang beserta perabonya; dan/atau

f. pembangunan arama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya.

(3) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c antara lain:

a. pengadaan peralatan laboratorium;

b. pengadaan buku referensi/materi refenrensi; dan/atau

c. Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.

2. Ketentuan Pasal 10 ayat (1) huruf a diubah sehingga Pasal 10 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 10

(1) Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Menengah untuk SMK meliputi antara lain:

a. pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk seluruh peserta didik kelas X dan XI semester II tahun pelajaran 2014-2015;

b. pembangunan prasarana pendidikan; dan

c. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.

Page 14: Buku juknis dan juklak dak 2014

(2) Pembangunan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b antara lain:

a. rehabilitasi ruang kelas/belajar yang rusak beserta perabotnya;

b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya;

c. pembangunan ruang praktik siswa beserta perabotnya;

d. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;

a. pembangunan laboratorium beserta perabotnya;

e. pembangunan ruang penunjang beserta perabonya; dan/atau

f. pembangunan arama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya.

(3) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c antara lain:

b. pengadaan peralatan laboratorium;

c. pengadaan peralatan praktik siswa;

d. pengadaan buku referensi/materi refenrensi; dan/atau

e. Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.

Pasal II

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia

Ditetapkan diJakarta pada tanggal 17 Februari 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

TTD

MOHAMMAD NUH

Page 15: Buku juknis dan juklak dak 2014

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

NOMOR: 1006/D/KP/2014

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI

KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH

TAHUN ANGGARAN 2014

Page 16: Buku juknis dan juklak dak 2014

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1006/D/KP/2013

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 100 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014, perlu menetapkan

Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 228,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5361);

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

Komplek Kemdikbud, Gedung D Lt.11, Jl. Pintu 1 Senayan, Jakarta Pusat

Telepon, Fax. 021-57955141, 57955141

DRAFT

Page 17: Buku juknis dan juklak dak 2014

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 Nomor 71

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4741);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4864);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)

Page 18: Buku juknis dan juklak dak 2014

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Nomor 91 Tahun 2011;

18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012;

19. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 119);

20. Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat;

21. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II, sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2012;

22.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;

24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);

25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK);

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010;

27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun

2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69

Tahun 2012;

28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80

Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal;

29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.07/2013

tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014;

30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 100

Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014

Page 19: Buku juknis dan juklak dak 2014

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014.

Pasal 1

Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014 yang selanjutnya dalam Peraturan Direktur

Jenderal ini disebut Juklak DAK bidang Dikmen digunakan sebagai pedoman bagi daerah penerima DAK bidang Dikmen.

Pasal 2

Ketentuan lebih lanjut mengenai Peraturan Direktur Jenderal ini diatur dalam Panduan Pelaksanaan DAK SMA dan Panduan Pelaksanaan DAK SMK yang

mengatur tentang spesifikasi teknis bangunan dan barang yang akan diadakan.

Pasal 3

Juklak DAK bidang Dikmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini serta spesifikasi teknis sarana dan prasarana tercantum dalam Panduan Pelaksanaan DAK SMA dan Panduan

Pelaksanaan DAK SMK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 4

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 Desember 2013

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

TTD

ACHMAD JAZIDIE

Page 20: Buku juknis dan juklak dak 2014

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

NOMOR: 702/D/KEP/KP/2014

TENTANG

PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

NOMOR 1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK

PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS

BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014

Page 21: Buku juknis dan juklak dak 2014

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 702/D/KEP/KP/2014

TENTANG

PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

NOMOR 1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS

BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal I Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 100 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014, perlu

menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan

Peraturan Direktur Jenderal Nomor 1006/D/KP/2013 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang

Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun

2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

Komplek Kemdikbud, Gedung D Lt.11, Jl. Pintu 1 Senayan, Jakarta Pusat

Telepon, Fax. 021-57955141, 57955141

Page 22: Buku juknis dan juklak dak 2014

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 182);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 Nomor 71

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4575);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,

Laporan Keterangan Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

Page 23: Buku juknis dan juklak dak 2014

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4741);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4863);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4864);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5157);

17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian

Negara,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Nomor 91 Tahun 2011;

18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah dua kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012;

19. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana

Kerja Pemerintah Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 119);

20. Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka Percepatan

Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat;

21. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang

Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II, sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2012;

22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

diubah terakhir pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor

21 tahun 2011;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;

Page 24: Buku juknis dan juklak dak 2014

25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007

tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);

26. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008

tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK);

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010;

28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 06/PMK.07/2012 tentang

Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke

Daerah;

29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun

2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69

Tahun 2012;

30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80

Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal;

31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.07/2013

tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus

Tahun Anggaran 2014;

32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13

Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 100 Tahun 2013 tentang

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang

Pendidikan Tahun Anggaran 2014

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN

MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH NOMOR

1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014.

Page 25: Buku juknis dan juklak dak 2014

Pasal I

Ketentuan Lampiran dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Nomor

1006/D/KP/2013 tentang petunjuk pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus

Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014, diubah sebagaimana tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur

Jenderal ini.

Pasal II

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 Februari 2014

DIREKTUR JENDERAL

PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

TTD

ACHMAD JAZIDIE

Page 26: Buku juknis dan juklak dak 2014

19

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

NOMOR 702/D/KEP/KP/2014

TENTANG

PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

NOMOR 1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH

TAHUN ANGGARAN 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN

I. KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah ini yang

dimaksud dengan Dana Alokasi Khusus bidang Pendidikan Menengah yang

selanjutnya disebut DAK bidang Dikmen adalah dana yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana tersebut

dialokasikan pada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang

merupakan bagian dari program prioritas nasional, untuk membiayai

kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan menengah yang belum

mencapai standar pendidikan atau percepatan pembangunan bidang

Dikmen di daerah.

Alokasi DAK bidang Pendidikan setiap daerah dan pedoman umum DAK

ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan alokasi dan

pedoman umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

menyusun petunjuk teknis penggunaan DAK bidang Pendidikan Tahun

2014.

Alokasi DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK sebesar

Rp. 3.514.455.000.000 (tiga triliun lima ratus empat belas miliar empat

ratus lima puluh lima juta rupiah). Kabupaten/Kota penerima DAK bidang

Dikmen Tahun 2014 menyediakan dana pendamping dari APBD sesuai

peraturan perundang-undangan.

II. TUJUAN DAN SASARAN

Kebijakan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 bertujuan untuk :

1. Menyiapkan layanan pendidikan melalui peningkatan ketersediaan dan

Page 27: Buku juknis dan juklak dak 2014

20

keterjangkauan akses untuk jenjang pendidikan menengah.

2. Menyiapkan layanan pendidikan yang bermutu, berkesetaraan, serta

relevan untuk jenjang pendidikan menengah.

3. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan menengah menuju

pencapaian standar sarana dan prasarana.

4. Melengkapi sarana dan prasarana jenjang pendidikan menengah guna

meningkatkan daya saing dan pemberdayaan potensi daerah.

Sasaran DAK bidang Dikmen Tahun 2014 adalah seluruh kabupaten/kota

yang memperoleh alokasi DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dalam upaya

meningkatkan pelayanan pendidikan menengah. Sedangkan sasaran secara

khusus diprioritaskan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan

menengah sebagai berikut:

1. Daerah terluar/terdepan, terpencil, dan tertinggal (daerah 3T).

2. Daerah rawan bencana, daerah pesisir, dan pulau-pulau kecil.

3. Daerah yang memiliki indeks properti rendah.

4. Daerah yang memiliki pendapatan asli daerah yang rendah.

5. Daerah yang memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah menengah

rendah.

6. Daerah yang paling banyak ruang belajar sekolahnya rusak berat

dan/atau sedang.

7. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang kelas pada sekolah

menengah.

8. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang perpustakaan pada

sekolah menengah.

9. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang laboratorium pada

sekolah menengah.

10. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang praktik siswa pada SMK.

11. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang penunjang pada sekolah

menengah.

12. Daerah yang paling banyak kekurangan asrama siswa/rumah dinas guru

pada sekolah menengah.

13. Daerah yang paling banyak kekurangan peralatan laboratorium pada

sekolah menengah.

14. Daerah yang paling banyak kekurangan peralatan praktik siswa pada

SMK.

15. Daerah yang paling banyak kekurangan buku referensi/materi referensi

untuk sekolah menengah.

Page 28: Buku juknis dan juklak dak 2014

21

Penetapan sasaran dan alokasi DAK Dikmen mengacu pada PMK Nomor

180/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi DAK tahun 2014.

III. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH

1. DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK dialokasikan

untuk menunjang program Pendidikan Menengah Universal yang bermutu

dan merata.

2. Sasaran program DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dialokasikan bagi SMA

dan SMK untuk sekolah negeri maupun swasta.

3. DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK digunakan untuk

kegiatan meliputi:

a. Pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran kurikulum 2013.

b. Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan:

(1) pengadaan peralatan laboratorium IPA/Sains;

(2) pengadaan peralatan praktik siswa SMK;

(3) pengadaan buku referensi/materi referensi; dan

(4) pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.

c. Pembangunan prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan:

(1) rehabilitasi ruang kelas/ruang belajar yang rusak beserta

perabotnya;

(2) pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya;

(3) pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;

(4) pembangunan laboratorium IPA/Sains beserta perabotnya;

(5) pembangunan ruang praktik siswa SMK beserta perabotnya;

(6) pembangunan ruang penunjang beserta perabotnya; dan

(7) pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru beserta

perabotnya dengan prioritas bagi daerah 3T, Papua, dan Papua

Barat.

4. Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK bidang Dikmen Tahun 2014

untuk SMA/SMK adalah:

a. Tersedianya buku teks pelajaran kurikulum 2013.

b. Tersedianya sarana peningkatan mutu pendidikan, terdiri atas:

(1) peralatan laboratorium IPA/Sains;

(2) peralatan praktik siswa SMK;

(3) buku referensi/materi referensi; dan

(4) peralatan olahraga dan kesenian.

Page 29: Buku juknis dan juklak dak 2014

22

c. Tersedianya prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan:

(1) ruang belajar/ruang kelas dalam kondisi layak sebagai tempat

terselenggaranya proses belajar mengajar;

(2) ruang kelas baru beserta perabotnya;

(3) ruang perpustakaan beserta perabotnya;

(4) laboratorium IPA/Sains beserta perabotnya;

(5) ruang praktik siswa SMK beserta perabotnya;

(6) ruang penunjang beserta perabotnya; dan

(7) asrama siswa dan/atau rumah dinas guru beserta perabotnya

dengan prioritas bagi daerah 3T, Papua, dan Papua Barat.

5. Asas umum dalam pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014

meliputi:

a. Efisien, berarti pelaksanaan DAK bidang Dikmen harus diusahakan

dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai

sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Efektif, berarti pelaksanaan DAK bidang Dikmen harus sesuai dengan

kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

c. Transparan, berarti menjamin adanya keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan

informasi mengenai pengelolaan DAK bidang Dikmen.

d. Akuntabel, berarti pelaksanaan kegiatan DAK bidang Dikmen dapat

dipertanggungjawabkan.

e. Kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan DAK bidang Dikmen

harus dilaksanakan secara realistis dan proporsional.

f. Manfaat, berarti pelaksanaan program/kegiatan DAK bidang Dikmen

yang sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan daerah

dalam kerangka pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan

manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.

IV. PERENCANAAN TEKNIS

Mekanisme pengalokasian DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan

SMK dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah merekapitulasi indeks teknis

berdasarkan masukan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengusulkan indeks teknis

Page 30: Buku juknis dan juklak dak 2014

23

program DAK bidang Dikmen tahun 2014 kepada Kementerian

Keuangan.

3. Berdasarkan indeks fiskal, indeks wilayah, dan indeks teknis,

Kementerian Keuangan menentukan alokasi anggaran untuk masing-

masing Kabupaten/Kota dengan persetujuan DPR.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pemetaan kondisi sarana

dan prasarana sekolah.

5. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap sekolah

calon penerima DAK bidang Dikmen berdasarkan hasil pemetaan sarana

dan prasarana sekolah.

6. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan verifikasi terhadap

sekolah calon penerima DAK bidang Dikmen.

7. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan sasaran sekolah

penerima DAK bidang Dikmen 2014 sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan sekolah melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota.

V. KRITERIA SMA DAN SMK PENERIMA DAK BIDANG PENDIDIKAN

MENENGAH TAHUN 2014

A. Kriteria Umum:

1. Diprioritaskan bagi sekolah yang mempunyai jumlah siswa yang

cenderung stabil atau meningkat.

2. Sekolah memiliki kepala sekolah definitif. Untuk kepala sekolah

swasta tidak boleh dirangkap oleh pembina/pengurus/pengawas

yayasan.

3. Khusus untuk sekolah yang dikelola oleh masyarakat harus memiliki

izin operasional dan diprioritaskan bagi sekolah yang sudah

terakreditasi.

4. Bangunan sekolah berada di atas lahan milik sendiri (milik

Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri, milik yayasan untuk

sekolah swasta) yang dibuktikan dengan sertifikat atau bukti

peralihan hak (akte jual beli, akte hibah, akte ikrar wakaf, akte

peralihan hak dan/atau akte pelepasan hak) yang disahkan oleh

pejabat yang berwenang atau Surat pernyataan pelepasan hak atas

tanah adat (Khusus Provinsi Papua/Papua Barat) oleh pihak yang

berwenang/dokumen lain sesuai dengan peraturan dan ketentuan

daerah atas nama Pemda/ Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota/Yayasan.

Page 31: Buku juknis dan juklak dak 2014

24

5. Sekolah telah mengisi Data Pokok Pendidikan Menengah

(Dapodikmen) dalam sistem pendataan online yang dikembangkan

oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.

Pada laman http://pendataan.dikmen.kemdikbud.go.id.

B. Kriteria Khusus:

1. Pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran untuk kelas X dan kelas

XI semester II tahun pelajaran 2014/2015 sesuai dengan kurikulum

2013, sehingga buku kurikulum 2013 terpenuhi kebutuhannya.

2. Rehabilitasi diperuntukkan bagi sekolah yang membutuhkan

rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat kerusakan sedang dan/atau

berat. Dalam hal terdapat ruang penunjang yang rusak sedang

dan/atau rusak berat dan menyatu dengan ruang belajar yang akan

direhabilitasi maka ruang tersebut dapat disertakan dalam program

rehabilitasi ruang belajar. Perhitungan biaya estimasi rehabilitasi

ruang belajar dilakukan oleh Konsultan Pembangunan, Tim Teknis,

dan/atau SMK yang memiliki Program Studi Keahlian Bangunan telah

dan ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota.

3. Pembangunan ruang kelas baru (RKB) diprioritaskan bagi sekolah

yang ruang kelasnya belum mencukupi dan memiliki lahan yang

cukup untuk pembangunan ruang kelas baru.

4. Pembangunan laboratorium IPA/Sains diprioritaskan bagi sekolah

yang belum mempunyai laboratorium IPA/Sains dan memiliki lahan

yang cukup untuk pembangunan laboratorium IPA/Sains.

5. Pembangunan ruang praktik siswa diprioritaskan bagi SMK yang

belum mempunyai ruang praktik siswa sesuai paket keahlian yang

dibuka dan memiliki lahan yang cukup untuk pembangunan ruang

praktik siswa.

6. Pembangunan perpustakaan diprioritaskan bagi sekolah yang belum

mempunyai perpustakaan dan memiliki lahan yang cukup untuk

pembangunan perpustakaan.

7. Pembangunan ruang penunjang diprioritaskan bagi sekolah yang

belum mempunyai ruang penunjang sesuai standar sarana dan

prasarana serta memiliki lahan yang cukup untuk pembangunan

ruang penunjangan.

8. Jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup, maka pembangunan

prasarana dapat dilakukan bertingkat, dengan ketentuan konstruksi

bangunan yang sudah ada telah memenuhi persyaratan untuk

bangunan bertingkat.

Page 32: Buku juknis dan juklak dak 2014

25

9. Pembangunan asrama siswa/rumah dinas guru dapat dilaksanakan

jika kebutuhan rehabilitasi ruang belajar telah selesai dan terpenuhi.

Pembangunan asrama siswa/rumah dinas guru diprioritaskan bagi

daerah 3T, Papua, dan Papua Barat yang sekolahnya membutuhkan,

memiliki lahan yang cukup, dan Pemda sanggup menyediakan dana

operasional asrama siswa/rumah dinas guru.

10. Pengadaan peralatan laboratorium IPA/Sains, peralatan praktik siswa

SMK, peralatan olah raga, dan/atau peralatan kesenian diprioritaskan

bagi sekolah yang belum mempunyai peralatan tersebut.

11. Pengadaan buku referensi/materi referensi diprioritaskan untuk

sekolah yang belum mempunyai buku referensi/materi referensi atau

sekolah yang memiliki buku referensi/materi referensi dalam jumlah

yang kurang dari kebutuhan.

VI. PENYALURAN DANA DAN PELAKSANAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN

MENENGAH TAHUN 2014

A. Penyaluran Dana:

1. DAK bidang Dikmen Tahun 2014 disalurkan dengan cara

pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat

c.q Kementerian Keuangan) ke Rekening Kas Umum Daerah

(kabupaten/kota);

2. Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran DAK bidang Dikmen

Tahun 2014 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-perundangan.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 diatur sebagai berikut:

1. Pengadaan Buku Teks Pelajaran kurikulum 2013 menggunakan mekanisme

pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;

2. Pengadaan Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan menggunakan mekanisme

pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;

3. Pembangunan Prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan

menggunakan mekanisme Swakelola oleh kelompok masyarakat di

lingkungan sekolah sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya.

Pembangunan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat

melalui Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan prinsip

Page 33: Buku juknis dan juklak dak 2014

26

manajemen berbasis sekolah. Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan

daerah Papua Barat dapat menggunakan mekanisme pemilihan penyedia

barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya.

VII. ACUAN PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2014

1. Penggunaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK,

untuk pengadaan sarana serta pembangunan prasarana peningkatan

akses dan mutu pendidikan mengacu pada pedoman teknis yang

ditetapkan oleh Direktur Pembinaan SMA dan Direktur Pembinaan SMK.

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 1 merupakan acuan

minimal dalam pelaksanaan DAK bidang Dikmen untuk SMA dan SMK.

3. Penggunaan dana untuk merealisasi program sebagaimana dimaksud

pada butir 1 harus menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan

dan kebocoran keuangan negara, untuk itu perlu mempertimbangkan:

a. kemanfaatan dan keberdayagunaan bagi sekolah;

b. kualitas;

c. kemudahan perawatan;

d. ketersediaan bahan dan alat; dan

e. jangka waktu penggunaan (masa pakai/umur teknis).

4. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan, DAK bidang Dikmen Tahun 2014 digunakan untuk

membiayai kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis DAK bidang Dikmen

Tahun 2014.

VIII. KEGIATAN YANG TIDAK DAPAT DIBIAYAI DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH

DAN PEMENUHANNYA

A. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK bidang Dikmen:

1. administrasi kegiatan;

2. penyiapan kegiatan fisik;

3. penelitian;

4. pelatihan (kecuali pelatihan penggunaan alat yang diadakan dan

disyaratkan); dan

5. perjalanan dinas.

B. Pemenuhan biaya yang tidak dapat dibiayai DAK bidang Dikmen

Kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK bidang Dikmen

sebagaimana dimaksud pada huruf A, dibebankan pada APBD atau

Page 34: Buku juknis dan juklak dak 2014

27

sumber pembiayaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

IX. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Dalam pelaksanaan DAK bidang Dikmen, Direktorat Jenderal Pendidikan

Menengah memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Menyusun kebijakan dan program pendidikan yang dibiayai melalui

DAK bidang Dikmen.

2. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan.

3. Menyusun Pedoman Teknis.

4. Melakukan Sosialisasi.

5. Melakukan Supervisi.

6. Menerima Laporan.

B. Pemerintah Provinsi

Pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi mempunyai

tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK bidang Dikmen bagi

kabupaten/kota sebagai tindak lanjut sosialisasi di tingkat pusat

dengan mengundang narasumber dari institusi yang relevan.

2. Melaksanakan supervisi dan monitoring serta penilaian terhadap

pelaksanaan DAK bidang Dikmen di kabupaten/kota.

3. Menerima laporan dari dinas pendidikan kabupaten/kota.

4. Melaporkan hasil analisis supervisi dan monitoring pelaksanaan

program DAK bidang Dikmen kepada Menteri Pendidkan dan

Kebudayaan c.q. Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.

C. Pemerintah Kabupaten/Kota

1. Menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya

10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya,

sesuai dengan Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005

tentang Dana Perimbangan.

2. Menyediakan anggaran/dana biaya umum untuk kegiatan perencanaan,

sosialisasi, pengawasan, dan biaya operasional lainnya sesuai dengan

kebutuhan.

3. Bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan program DAK

bidang Dikmen di tingkat kabupaten/kota.

Page 35: Buku juknis dan juklak dak 2014

28

4. Melaporkan rangkuman pelaksanaan program DAK bidang Dikmen

Tahun 2014 kepada Kementerian Keuangan, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Dalam Negeri.

D. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

1. Membuat rencana alokasi jumlah SMA dan SMK yang akan menerima

program DAK bidang Dikmen tahun 2014 dengan mempertimbangkan

data kebutuhan yang terbaru.

2. Membentuk Tim Teknis untuk melakukan pemetaan dan pendataan

kondisi sarana dan prasarana peningkatan akses dan mutu

pendidikan di sekolah serta menyiapkan dokumen perencanaan awal.

3. Melakukan sosialisasi kegiatan DAK bidang Dikmen kepada seluruh

sekolah.

4. Menetapkan nama-nama SMA dan SMK penerima DAK bidang Dikmen

Tahun 2014 dalam Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan

salinannya disampaikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan

Menengah, Bupati/Walikota, serta Dinas Pendidikan Provinsi

setempat.

5. Melakukan perjanjian kerja sama dengan panitia pembangunan

sekolah (P2S) dalam pelaksanaan pembangunan prasarana

peningkatan akses dan mutu pendidikan yang dilakukan dengan

swakelola. Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua

Barat yang menggunakan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa

sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya, maka perjanjian

kerjasama dilakukan antara Dinas Pendidikan Kab./Kota dengan

Pihak Penyedia Barang/Jasa;

6. Melaksanakan kegiatan program DAK bidang Dikmen sesuai dengan

mekanisme yang diatur dalam Peraturan Presiden nomor 54 Tahun

2010 dan perubahannya serta bertanggung jawab mutlak atas proses

dan hasil pengadaan barang/jasa.

7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun pelaporan

kegiatan DAK bidang Dikmen dengan mengacu pada Surat Edaran

Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Bappenas, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor

0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ

Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan

Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK.

Page 36: Buku juknis dan juklak dak 2014

29

8. Menggandakan Petunjuk Teknis, Petunjuk Pelaksanaan, dan Panduan

Pelaksanaan Program DAK bidang Dikmen Tahun 2014 yang telah

ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan

mendistribusikan kepada seluruh sekolah penerima program DAK

bidang Dikmen Tahun 2014.

9. Melaporkan penggunaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 kepada

Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi.

10. Membentuk Panitia Pemeriksa dan Penerima Hasil Pekerjaan sesuai

dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

dan perubahannya.

11. Mencatat hasil DAK bidang Dikmen Tahun 2014 sebagai aset daerah

bagi sekolah negeri dan menyerahkan aset kepada yayasan bagi

sekolah swasta.

12. Melaporkan hasil perencanaan penganggaran serta keterlaksanaan

kegiatan dan penyerapan anggaran pada Sistem Aplikasi DAK (SIDAK)

Pendidikan Menengah.

E. Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota

Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan tugas dan fungsi sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

dan Penyelenggaraan Pendidikan. Terkait program DAK bidang Dikmen

Tahun 2014, Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota memiliki tugas dan

tanggung jawab melakukan pengawasan dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 di tingkat

Kabupaten/Kota.

F. Satuan Pendidikan

1. Menyusun analisis kebutuhan dan kondisi sarana dan prasarana yang

ada di sekolahnya untuk disampaikan ke Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi.

2. Membentuk dan menetapkan P2S yang terdiri atas unsur sekolah dan

unsur kelompok masyarakat di lingkungan sekolah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Susunan P2S terdiri dari

penanggung jawab (kepala sekolah), ketua (unsur kelompok

masyarakat), sekretaris, bendahara, serta tim perencana, pelaksana

dan pengawas.

3. Mencatat hasil pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 sebagai

inventaris sekolah.

4. Memanfaatkan bangunan/barang hasil pelaksanaan DAK untuk

Page 37: Buku juknis dan juklak dak 2014

30

menunjang kegiatan belajar mengajar.

5. Merawat dan memelihara bangunan/barang hasil pelaksanaan DAK.

6. Menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil pembangunan

prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan.

G. Komite Sekolah

Komite Sekolah melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Keputusan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tentang Dewan

Pendidikan dan Komite Sekolah. Terkait program DAK bidang Dikmen

Tahun 2014, Komite Sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab

melakukan pengawasan dalam rangka terciptanya transparansi dan

akuntabilitas pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dalam

lingkup sekolah.

H. Panitia Pembangunan Sekolah (P2S)

Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) terdiri atas unsur sekolah dan

masyarakat, yang mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Melakukan persiapan dan perencanaan teknis pelaksanaan

rehabilitasi ruang belajar rusak termasuk perabotnya dan/atau

pembangunan ruang kelas baru (RKB) termasuk perabotnya

dan/atau pembangunan ruang laboratorium termasuk perabotnya

dan/atau pembangunan ruang praktik siswa SMK termasuk

perabotnya dan/atau ruang perpustakaan termasuk perabotnya

dan/atau pembangunan ruang penunjang termasuk perabotnya.

2. Melaksanakan rehabilitasi ruang belajar rusak termasuk perabotnya

dan/atau pembangunan ruang kelas baru (RKB) termasuk

perabotnya dan/atau pembangunan ruang laboratorium termasuk

perabotnya dan/atau pembangunan ruang praktik siswa SMK

termasuk perabotnya dan/atau ruang perpustakaan termasuk

perabotnya dan/atau pembangunan ruang penunjang termasuk

perabotnya dengan mekanisme swakelola, serta sesuai dengan

standar dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.

3. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan segala kegiatan

berkenaan dengan kegiatan rehabilitasi atau pembangunan baik

administrasi keuangan maupun teknis. Buku-buku yang digunakan

untuk mencatat keluar masuknya dana dan dokumentasi lainnya

harus berada di sekolah.

4. Menyusun laporan teknis dan mempertanggungjawabkan realisasi

penggunaan dana dan pelaksanaan rehabilitasi atau pembangunan

Page 38: Buku juknis dan juklak dak 2014

31

yang menggunakan dana tersebut serta hasil pembangunan kepada

kepala sekolah, dan anggota masyarakat.

X. PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2014

UNTUK SMA DAN SMK

1. DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2014 diprioritaskan untuk

pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran kurikulum 2013 dan

sisanya digunakan untuk:

a. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan; dan/atau

b. pembangunan prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan.

2. Alokasi biaya satuan kegiatan/komponen untuk SMA dan SMK (sudah

termasuk biaya pendamping minimal 10 %) mengacu pada rincian tabel

berikut:

Tabel 1.2 Biaya Satuan Kegiatan SMA

NO KEGIATAN/KOMPONEN SATUAN BIAYA SATUAN

1 Pengadaan buku kurikulum 2013 (9 mata

pelajaran (mapel) per siswa termasuk

buku pegangan guru 9 mapel

@ 2 set/sekolah) 1)

Paket Rp. 150.000,-

2 Pembangunan Ruang Kelas Baru termasuk

perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 13%

Ruang Rp. 175.000.000,-

3 Rehabilitasi Berat termasuk perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 5% Paket Rp. 105.000.000,-

4 Rehabilitasi Sedang termasuk perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 5% Paket Rp. 65.000.000,-

5 Pembangunan Perpustakaan termasuk

perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 15%

Ruang Rp. 240.000.000,-

6 Pembangunan Laboratorium IPA termasuk

perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 10%

Ruang Rp. 290.000.000,-

7 a. Pembangunan ruang penunjang fungsi

kantor 2)

Proporsi Perabot Maksimal 10%

Ruang Rp. 350.000.000,-

b. Pembangunan ruang penunjang ,

Ruang guru) 2)

Proporsi Perabot Maksimal 10%

Ruang Rp. 350.000.000,-

Page 39: Buku juknis dan juklak dak 2014

32

NO KEGIATAN/KOMPONEN SATUAN BIAYA SATUAN

8 Asrama siswa 2)

Proporsi Perabot Maksimal 13% Unit Rp. 410.000.000,-

9 Rumah Dinas Guru 2)

Proporsi Perabot Maksimal 14% Unit Rp. 185.000.000,-

10 Peralatan Laboratorium IPA 3) Paket Rp. 100.000.000,-

11 Peralatan Olah raga dan/atau kesenian 3) Paket Rp. 20.000.000,-

12 Buku Referensi/materi referensi 4) Paket Rp. 10.000.000,-

Keterangan:

1) Alokasi biaya satuan tersebut di atas merupakan harga estimasi besaran biaya yang

dapat disesuaikan dengan unit cost harga eceran tertinggi (HET).

2) Alokasi biaya satuan untuk masing-masing kab/kota dihitung dengan mengalikan

biaya satuan masing-masing kegiatan dengan Indeks Kemahalan Konstruksi

Provinsi dan kabupaten/kota Tahun 2013 sesuai dengan Katalog BPS: 7102025

dibagi angka 100 (seratus). Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah

Papua Barat, alokasi biaya satuan tersebut diatas berfungsi sebagai estimasi yang

merupakan perkiraan besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan harga yang

ditetapkan oleh dinas pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh

bupati/walikota dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Alokasi biaya satuan untuk masing-masing kab/kota dihitung dengan mengalikan

biaya satuan peralatan laboratorium, olah raga, dan kesenian dengan Indeks Biaya

Pendidikan sesuai dengan Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009, bagi daerah

pemekaran mengikuti indeks daerah asal pemekaran. Alokasi biaya satuan

tersebut merupakan biaya maksimal untuk satu sekolah per kelompok peralatan

laboratorium, olah raga, dan kesenian yang diadakan sesuai dengan kebutuhan

sekolah. Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua Barat, alokasi

biaya satuan tersebut diatas berfungsi sebagai estimasi yang merupakan perkiraan

besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan harga yang ditetapkan oleh dinas

pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh bupati/walikota dengan mengacu

pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

4) Alokasi biaya satuan maksimal per paket

Tabel 1.3 Biaya Satuan Kegiatan SMK

NO KEGIATAN/KOMPONEN SATUAN BIAYA SATUAN

1 Pengadaan buku kurikulum 2013

(9 mapel per siswa termasuk buku

pegangan guru 9 mapel @ 2 set/sekolah) 1)

Paket Rp. 150.000,-

2 Pembangunan Ruang Kelas Baru

termasuk perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 13%

Ruang Rp. 159.000.000,-

3 Rehabilitasi Berat termasuk perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 5%

Paket Rp. 92.000.000,-

Page 40: Buku juknis dan juklak dak 2014

33

NO KEGIATAN/KOMPONEN SATUAN BIAYA SATUAN

4 Rehabilitasi Sedang termasuk perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 5% Paket Rp. 60.000.000,-

5 Pembangunan Perpustakaan termasuk

perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 15%

Ruang Rp. 242.000.000,-

6 Pembangunan Laboratorium Sains

termasuk perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 10%

Ruang Rp. 155.000.000,-

7 Pembangunan Ruang Praktik Siswa

termasuk perabot 2)

Proporsi Perabot Maksimal 10%

Ruang Rp. 232.000.000,-

8 a. Pembangunan ruang Administrasi

dan Perkantoran 2)

Proporsi Perabot Maksimal 10%

Ruang Rp. 540.000.000,-

b. Pembangunan ruang guru 2)

Proporsi Perabot Maksimal 10% Ruang Rp. 232.000.000,-

9 Asrama siswa 2)

Proporsi Perabot Maksimal 13% Unit Rp. 410.000.000,-

10 Rumah Dinas Guru 2)

Proporsi Perabot Maksimal 14% Unit Rp. 185.000.000,-

11 Peralatan Laboratorium Sains 3) Paket Rp. 100.000.000,-

12 a. Pengadaan peralatan praktik siswa

Bidang keahlian teknologi dan

rekayasa 4 dan 5)

Paket Rp. 200.000.000,-

b. Pengadaan peralatan praktik siswa

Bidang keahlian non teknologi dan

rekayasa 4 dan 5)

Paket Rp. 100.000.000,-

13 Peralatan Olah raga dan/atau kesenian 3) Paket Rp. 20.000.000,-

14 Buku Referensi/materi referensi 5) Paket Rp. 10.000.000,-

Keterangan

1) Alokasi biaya satuan tersebut di atas merupakan harga estimasi besaran biaya yang

dapat disesuaikan dengan unit cost harga eceran tertinggi (HET).

2) Alokasi biaya satuan untuk masing-masing kab/kota dihitung dengan mengalikan

biaya satuan masing-masing kegiatan dengan Indeks Kemahalan Konstruksi

Provinsi dan kabupaten/kota Tahun 2013 sesuai dengan Katalog BPS: 7102025

dibagi angka 100 (seratus). Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah

Papua Barat, alokasi biaya satuan tersebut diatas berfungsi sebagai estimasi yang

merupakan perkiraan besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan harga yang

ditetapkan oleh dinas pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh

bupati/walikota dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Alokasi biaya satuan untuk masing-masing kab/kota dihitung dengan mengalikan

biaya satuan peralatan laboratorium, olahraga, dan kesenian dengan Indeks Biaya

Page 41: Buku juknis dan juklak dak 2014

34

Pendidikan sesuai dengan Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009, bagi daerah

pemekaran mengikuti indeks daerah asal pemekaran. Alokasi biaya satuan

tersebut merupakan biaya maksimal untuk satu sekolah per kelompok peralatan

laboratorium, olahraga, dan kesenian atau yang diadakan sesuai dengan

kebutuhan sekolah. Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua

Barat, alokasi biaya satuan tersebut diatas berfungsi sebagai estimasi yang

merupakan perkiraan besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan harga yang

ditetapkan oleh dinas pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh

bupati/walikota dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

4) Jumlah paket yang dapat diterima sekolah maksimal 2 (dua) paket disesuaikan

dengan kebutuhan pada masing-masing paket keahlian yang ada pada sekolah.

5) Biaya satuan maksimal per paket

XI. SOSIALISASI DAN SUPERVISI

Implementasi DAK bidang Dikmen harus dapat dilaksanakan tepat sasaran

dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengingat DAK bidang Dikmen

memiliki peran penting dalam penyediaan layanan dasar pendidikan

menengah. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi dan supervisi sebagai

sarana Quality Assurance.

Sosialisasi dan supervisi memiliki peran penting untuk peningkatan

efektifitas dan efisiensi pelaksanaan DAK bidang Dikmen. Hal tersebut

memiliki korelasi yang erat, pemahaman program DAK bidang Dikmen

antara lain tugas dan tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan, pelaporan

serta peraturan-peraturan yang terkait dengan DAK bidang Dikmen dengan

implementasi. Dengan adanya sosialisasi yang benar diharapkan dapat

meminimalisir kesalahan dalam implementasi. Pelaksanaan sosialisasi dan

supervisi dapat dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat pusat yaitu

Direktorat Jenderal Pendidikan menengah melalui Direktorat Pembinaan

SMA dan Direktorat Pembinaan SMK sampai dengan tingkat daerah yaitu

dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan tupoksi

masing-masing instansi.

XII. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

A. Pelaporan

Laporan pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dilakukan secara

berjenjang, mulai dari laporan tingkat sekolah, laporan kabupaten/kota,

dan laporan pusat sesuai dengan peraturan perundangan:

Page 42: Buku juknis dan juklak dak 2014

35

1. Tingkat Sekolah

a. Panitia Pembangunan Sekolah membuat laporan mingguan,

bulanan dan laporan akhir.

1) Laporan Mingguan

Laporan mingguan merupakan laporan kemajuan pekerjaan

fisik.

2) Laporan Bulanan

Laporan bulanan meliputi laporan keuangan dan laporan fisik.

3) Laporan Akhir

Laporan akhir meliputi laporan keuangan dan laporan fisik,

disertai dengan uraian masalah yang dihadapi dan solusi yang

ditempuh, serta melampirkan dokumentasi foto hasil

rehabilitasi ruang belajar, pembangunan ruang kelas baru,

pembangunan laboratorium, pembangunan ruang praktik siswa,

pembangunan perpustakaan, pembangunan ruang penunjang

lainnya dan pembangunan asrama siswa/rumah dinas guru

pada kemajuan pekerjaan 0%, 30%, 60% dan 100% dari total

pelaksanaan kegiatan. Dalam laporan akhir, disertakan file foto

kegiatan dalam CD.

b. Panitia Pembangunan Sekolah menyerahan hasil pekerjaan yang

dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Hasil

Pekerjaan kepada Kepala Sekolah.

c. Kepala Sekolah melaporkan hasil pelaksanaan rehabilitasi dan

pembangunan prasarana program DAK kepada Dinas Pendidikan

kabupaten/kota.

2. Tingkat Kabupaten/Kota

a. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota merangkum laporan

program pengadaan sarana oleh panitia/pejabat pengadaan dan

pembangunan prasarana yang dilakukan oleh satuan pendidikan.

b. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota menyampaikan laporan

kemajuan pelaksanaan kegiatan setiap triwulan dan laporan akhir

hasil pelaksanaan program DAK bidang Dikmen kepada

Bupati/Walikota dan Dinas Pendidikan Provinsi.

c. Bupati/Walikota menyampaikan laporan triwulan dan laporan

akhir yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan

DAK bidang Dikmen kepada:

1) Menteri Keuangan;

2) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;

Page 43: Buku juknis dan juklak dak 2014

36

3) Menteri Dalam Negeri.

d. Penyampaian laporan triwulan sebagaimana dimaksud huruf (c)

dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah

triwulan yang bersangkutan berakhir.

e. Rincian pelaporan sebagaimana dimaksud huruf (c) mengacu

padaketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama

MenteriNegara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

BadanPerencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan,

danMenteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE

1722/MK07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008

perihal PetunjukPelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan

EvaluasiPemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

f. Melaporkan hasil perencanaan penganggaran serta keterlaksanaan

kegiatan dan penyerapan anggaran pada Sistem Aplikasi DAK

(SIDAK) Pendidikan Menengah

3. Tingkat Provinsi

a. Menganalisis dan merangkum laporan pelaksanaan program DAK

bidang Dikmen yang dikirimkan Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

b. Melaporkan hasil analisis laporan pelaksanaan program DAK

bidang Dikmen kabupaten/kota dan hasil supervisi serta

monitoring pelaksanaan program DAK bidang Dikmen kepada

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan c.q. Direktur Jenderal

Pendidikan Menengah.

4. Tingkat Pusat

a. Menganalisis dan merangkum laporan pelaksanaan program DAK

bidang Dikmen yang diterima dari Bupati/Walikota dan Dinas

Pendidikan Provinsi.

b. Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK bidang Dikmen

pada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan dan Pembangunan

Nasional dan Menteri Dalam Negeri.

B. Pemantauan, Evaluasi, dan Pengawasan

1. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun

2014 dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta institusi

lain sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran

Page 44: Buku juknis dan juklak dak 2014

37

Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,

Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor

0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ tanggal

21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis

Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

2. Pengawasan.

Pengawasan fungsional/pemeriksaan tentang pelaksanaan kegiatan

dan administrasi keuangan program DAK bidang Dikmen Tahun

2014 dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dan Inspektorat Daerah.

C. Sanksi

1. Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat pelaksana

(kabupaten/kota, sekolah, masyarakat) yang melakukan tindakan

penyalahgunaan, dan/atau penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan

keuangan sebagaimana tertuang dalam petunjuk Pelaksanaan ini

serta peraturan perundang-undangan yang terkait, ditindak sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatan dengan tidak

berpedoman pada petunjuk Pelaksanaan ini serta peraturan

perundangan lain yang terkait, merupakan penyimpangan yang akan

dikenai sanksi hukum.

DIREKTUR JENDERAL

PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

TTD

ACHMAD JAZIDIE