BUKU III STANDAR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU...

65
BUKU III STANDAR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Unit Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah 2018

Transcript of BUKU III STANDAR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU...

BUKU III STANDAR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Unit Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah 2018

KATA PENGANTAR Undang-undang No.20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 2012 tentang Standar Nasional Pendidikan mewajibkan seluruh institusi perguruan di Indonesia untuk menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Hal tersebut terjadi karena pemerintah dan masyarakat memandang bahwa penjaminan mutu pendidikan merupakan program dasar yang sangat penting dalam upaya menghasilkan lulusan lembaga dan institusi pendidikan yang bermutu. Atas dasar peraturan perundangan tersebut serta atas dasar logika kebenaran sistem penjaminan mutu pendidikan, maka STIE Latifah Mubarokiyah telah berkomitmen untuk menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Komitmen tersebut ditunjukkan oleh STIE Latifah Mubarokiyah dengan merumuskan dokumen SPMI yang terdiri atas Kebijakan SPMI, Manual SPMI, Standar SPMI, Manual Prosedur SPMI, dan Borang/Formulir SPMI. Dokumen SPMI tersebut dijadikan pedoman oleh seluruh pelaksana pendidikan di STIE Latifah Mubarokiyah dalam melaksanakan proses pembelajaran di STIE Latifah Mubarokiyah mulai dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi dan penilaian pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan pembelajaran. Diharapkan dengan dijalankannya SPMI di STIE Latifah Mubarokiyah maka dapat menghasilkan lulusan yang bermutu serta dapat meningkatkan daya saing STIE Latifah Mubarokiyah baik dalam skala lokal, nasional, regional maupun internasional. Tasikmalaya, April 2018 Tim Penyusun,

ii DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................................1 1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1 1.2. Ruang Lingkup Standar SPMI.....................................................................................2 1.3. Tujuan Penetapan Standar SPMI .................................................................................2 1.4. Jenis Standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah............................................................2 BAB II. STANDAR PENDIDIKAN ........................................................................................5 2.1. Rasionale .....................................................................................................................5 2.2. Ruang Lingkup Standar Pendidikan.............................................................................5 2.3. Pihak Yang Bertanggungjawab....................................................................................5 2.4. Jenis Standar Pendidikan..............................................................................................6 2.5. Strategi Pencapaian Standar Pendidikan....................................................................40 BAB IV.STANDAR PENELITIAN ........................................................................................41 4.1 Rasionale ..................................................................................................................41 4.2 Ruang Lingkup Standar Penelitian ...........................................................................41 4.3 Pihak Yang Bertanggungjawab ................................................................................41 4.4 Jenis Standar Penelitian ............................................................................................41 4.5 Strategi Pencapaian Standar Penelitian .....................................................................50 BAB V. STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT .......................................51 5.1. Rasionale ....................................................................................................................51 5.2. Ruang Lingkup Standar Pengabdian Kepada Masyarakat .........................................51 5.3. Pihak Yang Bertanggungjawab..................................................................................51 5.4. Jenis Standar Pengabdian Kepada Masyarakat ..........................................................51 5.5. Strategi Pencapaian Standar Pengabdian Kepada Masyarakat ..................................61 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................62

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokumen Kebijakan SPMI STIE Latifah Mubarokiyah telah mewajibkan STIE Latifah Mubarokiyah untuk melaksanakan sistem penjaminan mutu secara internal (SPMI) dalam pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajarannya. Pelaksanaan penjaminan mutu secara internal tersebut merupakan bukti kepatuhan STIE Latifah Mubarokiyah terhadap peraturan perundang-undangan serta bukti kepedulian seluruh pelaksana STIE Latifah Mubarokiyah terhadap kualitas mahasiswa sebagai stakeholder utama STIE Latifah Mubarokiyah. Tujuan utama STIE Latifah Mubarokiyah melaksanakan SPM adalah untuk menjamin mutu input, proses, output, dan outcome pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan di STIE Latifah Mubarokiyah. Namun demikian, dalam rangka mencapai tujuan utama SPMI STIE Latifah Mubarokiyah tersebut maka diperlukan patokan-patokan atau standar mutu. Standar tersebut merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan di STIE Latifah Mubarokiyah yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pendidikan di STIE Latifah Mubarokiyah. Penentuan dan perumusan standar tersebut harus didasarkan atas pertimbangan komponen-komponen sistem penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di STIE Latifah Mubarokiyah yang mencakup input, proses, output, dan outcome. Sehubungan dengan telah dirumuskannya visi, misi, dan tujuan STIE Latifah Mubarokiyah, serta diembannya tri dharma perguruan tinggi, maka standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah paling tidak harus mencakup tiga bidang yaitu bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu Standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah telah dirumuskan dan ditetapkan terdiri atas Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga Standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dan pembelajaran dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Oleh karena itu seluruh Standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah terebut perlu ditetapkan secara legal dan didokumentasikan dengan baik agar dapat dengan mudah dijadikan acuan dan patokan dalam melaksanakan seluruh kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

2 1.2 Ruang Lingkup Standar SPMI Ruang lingkup standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014 yang diubah dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Peraturan menteri tersebut menyatakan bahwa setiap perguruan tinggi wajib memenuhi standar nasional pendidikan tinggi. Sedangkan standar nasional pendidikan tinggi berdasarkan Peraturan Menteri tersebut yakni pada Pasal 1 ayat (l) sampai (4) terdiri atas 3 (tiga) jenis standar yakni Standar Pendidikan, Strandar Penelitian, dan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat. Ketiga jenis standar tersebut merupakan Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang wajib dijalankan oleh setiap Perguruan Tinggi di Indonesia. Mengacu kepada Permenristek-Dikti No. 44 tahun 2015 tersebut, maka STIE Latifah Mubarokiyah menetapkan standar pendidikan tinggi STIE Latifah Mubarokiyah yang terdiri atas Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian kepada Masyarakat sebagai Standar Nasional dan sekaligus menjadi Standar STIE Latifah Mubarokiyah yang wajib dijalankan oleh STIE Latifah Mubarokiyah. Oleh karena itu, ruang lingkup Standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah meliputi 1) Bidang Pendidikan dan Pembelajaran, 2) Bidang Penelitian, dan 3) Bidang Pengabdian kepada Masyarakat. 1.3 Tujuan Penetapan Standar SPMI Tujuan dari penetapan standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah adalah sebagai berikut: a. Menjamin tercapainya tujuan pendidikan STIE Latifah Mubarokiyah baik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan; b. Menjamin agar pembelajaran pada program studi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh STIE Latifah Mubarokiyah mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan c. Mendorong agar STIE Latifah Mubarokiyah dapat mencapai dan melampaui mutu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan. 1.4 Jenis Standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah Pasal 54 Undang Undang RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa standar pendidikan tinggi adalah terdiri atas (l) standar nasional pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh menteri dan (2) standar pendidikan tinggi yang

3 ditetapkan oleh perguruan tinggi. Namun demikian, perkembangan terkini tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi seperti yang diatur oleh Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 44 tahun 2015, Pasal 1 ayat (l) sampai ayat (4) telah memperluas jenis Standar Nasional Pendidikan Tinggi dari satu jenis standar menjadi 3 (tiga) jenis standar yakni Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat menjadi Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang wajib dijalankan oleh setiap Perguruan Tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tersebut maka STIE Latifah Mubarokiyah akan melaksanakan dan mengembangkan 3 (tiga) jenis Standal Nasional Pendidikan tersebut menjadi Standar SPMI STIE Latifah Mubarokiyah dengan rincian sebagai berikut: 1) Standar Pendidikan, terdiri atas: 1. Standar kompetensi lulusan; 2. Standar isi pembelajaran; 3. Standar proses pembelajaran; 4. Standar penilaian pembelajaran; 5. Standar Dosen dan tenaga kependidikan; 6. Standar sarana dan prasarana pembelajaran; 7. Standar pengelolaan pembelajaran; dan 8. Standar pembiayaan pembelajaran. 2) Standar Penelitian, yang terdiri atas: 9. Standar hasil penelitian; 10. Standar isi penelitian; 11. Standar proses penelitian; 12. Standar penilaian penelitian; 13. Standar peneliti; 14. Standar sarana dan prasarana penelitian; 15. Standar pengelolaan penelitian; dan 16. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian 3) Standar Pengabdian kepada Masyarakat, yang terdiri atas: 17. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat; 18. Standar isi pengabdian kepada masyarakat; 19. Standar proses pengabdian kepada masyarakat; 20. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat; 21. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat; 22. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat;

4 23. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan 24. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat

5 BAB II STANDAR PENDIDIKAN 2.1 Rasional STIE Latifah Mubarokiyah menyadari sepenuhnya bahwa pelaksanan pendidikan merupakan salah satu tugas dan fungsi utama dari Perguruan Tinggi. Pendidikan tersebut merupakan core bussiness dari sebuah perguruan tinggi. Oleh karena itu pendidikan harus mendapat perhatian serius. Perhatian serius terhadap bidang pendidikanharus ditunjukkan dengan jaminan mutu yang jelas. Pelaksanaan penjaminan mutu merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban perguruan tinggi kepada seluruh stakeholders. Pertanggungjawaban penyelenggaraan pembelajaran yang baik hanya dapat dilakukan dengan menjamin proses pembelajaran secara berkualitas. Proses pembelajaran perguruan tinggi akan berkualitas hanya jika institusi pelaksananya menjalankan sistem penjaminan mutu. Penjaminan mutu pendidikan tinggi adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan pembelajaran di perguruan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholders memperoleh kepuasan. Standar-standar tersebut merupakan patokan dan acuan serta target capaian dalam menjalankan pendidikan. Oleh karena itu guna menjamin mutu hasil pendidikan di STIE Latifah Mubarokiyah perlu disusun dan ditetapkan standar pendidikan. 2.2 Ruang Lingkup Standar Pendidikan Ruang lingkup standar pendidikan STIE Latifah Mubarokiyah meliputi bidang akademik dan non akademik. Bidang akademik meliputi seluruh aspek pembelajaran yang terdiri atas delapan standar yaitu 1) Standar kompetensi lulusan; 2) Standar isi pembelajaran; 3) Standar proses pembelajaran; 4) Standar penilaian pembelajaran; 5) Standar Dosen dan tenaga kependidikan; 6) Standar sarana dan prasarana pembelajaran; 7) Standar pengelolaan pembelajaran; dan 8) Standar pembiayaan pembelajaran. Sedangkan aspek non akademik meliputi seluruh kegiatan yang menunjang pelaksanaan proses pembelajaran seperti tata pamong, kepemimpinan, mahasiswa dan lulusan,dan sistem informasi. 2.3 Pihak Yang Bertanggungjawab Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam perencanaan, penetapan, pelaksanaan, penilaian, pengendalian, dan pengembangan standar pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Ketua dan Wakil Ketua STIE Latifah Mubarokiyah

6 2. LPPM 3. LPMI 4. Kaprodi 2.4 Jenis Standar Pendidikan 2.4.1 Standar Kompetensi Lulusan 2.4.1.1 Pernyataan Standar Kompetensi Lulusan 1. Setiap Program Studi harus merumuskan kompetensi lulusan berdasarkan Spesifikasi Program Studi sebelum penyusunan kurikulum dan proses pembelajaran program studi dimulai. 2. Program Studi harus merumuskan Kompetensi Lulusan yang berisi kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan program studi yang dinyatakan dalam Capaian Pembelajaran Lulusan. 3. Program Studi dalam merumuskan Kompetensi Lulusan harus mencakup aspek sikap dan tata nilai, penguasaan pengetahuan/keilmuan, keterampilan, dan pengalaman kerja Mahasiswa. a. Ranah sikap dan tata nilai harus merupakan penghayatan mahasiswa tentang nilai, norma, dan aspek kehidupan yang terbentuk dari proses pendidikan, lingkungan kampus, lingkungan kehidupan keluarga, masyarakat, atau pengalaman kerja mahasiswa. Deskripsi capaian pembelajaran dari aspek sikap dan tata nilai, minimal lulusan harus: • bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; • menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika; • berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; • berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila; • bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. • menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; • taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; • menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;

7 • menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; • menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. • memiliki nilai-nilai kejuangan sebagai jati diri lulusan STIE Latifah Mubarokiyah. b. Ranah pengetahuan harus merupakan penguasaan teori oleh mahasiswa dalam bidang ilmu dan keahlian tertentu, atau penguasaan konsep, fakta, informasi, dan metode dalam bidang pekerjaan tertentu. Capaian pembelajaran lulusan dalam ranah pengetahuan harus sesuai dengan hasil rumusan yang disusun oleh forum program studi sejenis atau nama lain yang setara; atau pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum program studi sejenis. c. Ranah keterampilan harus merupakan kemampuan psikomotorik dan kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, atau pengalaman kerja mahasiswa. Deskripsi capaian pembelajaran dari aspek keterampilan, minimal lulusan harus mampu :

• Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya; • Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; • Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;

• Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir; • Mampu mempublikasikan hasil tugas akhir atau karya desain/seni hasil karyanya, yang memenuhi syarat tata tulis ilmiah hingga dapat diakses oleh masyarakat akademik; • Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

8 • Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya; • Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya; • Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dan • Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi. d. Pengalaman kerja mahasiswa harus merupakan pengalaman dalam kegiatan di bidang tertentu dan pada jangka waktu tertentu, seperti berbentuk pelatihan kerja, magang, simulasi pekerjaan, kerja praktek, atau praktek kerja lapangan. 4. Program studi dalam merumuskan kompetensi yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan harus: a. searah dengan pencapaian visi, misi, dan tujuan program studi, dan/atau stie. b. mengacu pada deskripsi capaian pemebelajaran lulusan KKNI dan c. memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI. 5. Program studi harus menggunakan rumusan kompentensi yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan sebagai dasar dalam pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar Dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran, standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat.

9 2.4.1.2 Indikator Standar Kompetensi Lulusan 1. Tersedianya Kurikulum Berbasis Kopetensi dan Sesuai dengan KKNI 2. Tersedianya rumusan Kopetensi Lulusan yang sesuai dengan visi, misi Prodi, fakultas, dan stie 3. Mahasiswa dan lulusan memiliki: a. Integritas (moral dan etika) b. Kemampuan profesionalisme c. Kemampuan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi d. Kemampuan bekerjasama yang baik di dalam tim kerja e. Kemampuan pengembangan diri. 2. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan minimal 2,75. 3. Rata-rata masa studi lulusan maksimal 9 semester. 4. Persentase mahasiswa yang lulus tepat waktu lebih dari 50%. 5. Rata-rata skor TOEFL institusional lulusan minimal 425. 6. Rata-rata masa tunggu kerja pertama lulusan kurang dari 6 bulan. 7. Kesesuaian bidang kerja lulusan dengan bidang studi lebih dari 50% 2.4.2 Standar Isi Pembelajaran 2.4.2.1 Pernyataan Standar Isi Pembelajaran 1. Program studi harus menjabarkan capaian pembelajaran lulusan ke dalam kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan meteri pembelajaran dengan mengacu pada diskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI level enam yang menyatakan bahwa lulusan program sarjana paling sedikit harus menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam. 2. Program studi harus menjabarkan dan menuangkan tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran ke dalam bahan kajian serta distrukturkan dalam bantuk mata kuliah. 3. Program Studi harus menyusun dan memiliki kurikulum sebelum pembelajaran dimulai. 4. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus sesuai dengan visi, misi, dan tujuan program studi, dan stie yang dapat membekali lulusan dengan kemampuan untuk mencapai kompetensi yang sesuai dengan level 6 (enam) pada KKNI. 5. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus melibatkan berbagai stakeholders serta asosiasi bidang ilmu.

10 6. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus mengikuti sistem kredit semester yang bersifat komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu, teknologi, dan seni, serta dievaluasi dan direvisi sesuai dengan scienticif vision, market signal (user), dan keinginan stakeholder secara berkala minimal lima tahun sekali. 7. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus mempertimbangkan jabaran dari rumusan kompetensi lulusan, capaian pembelajaran lulusan, tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran, bahan kajian, bahan pembelajaran, dan mata kuliah, 8. Program studi dalam menyusun struktur kurikulum harus terdiri atas rumusan kompetensi lulusan, capaian pembelajaran lulusan, tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran, bahan kajian, bahan pembelajaran, mata kuliah, metode pembelajaran, indikator capaian pembelajaran, serta cara evaluasi hasil pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran. 9. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus mempertimbangkan jumlah mata kuliah wajib umum dan jumlah mata kuliah keahlian berdasarkan keilmuan program studi, guna memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik agar dapat memiliki capaian pembelajaran secara utuh. a. Mata Kuliah Wajib Umum adalah mata kuliah yang ditujukan untuk membentuk sikap dan tata nilai yang wajib ditempuh semua peserta didik untuk mencapai capaian pembelajaran lulusan. Mata kuliah umum terdiri dari atas: 1. Agama 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan (PPKN) 3. Bahasa Indonesia 4. Seni Budaya dan Kearifan Lokal b. Mata Kuliah Wajib Program Studi adalah mata kuliah yang ditujukan untuk menghasilkan kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan dan kemampuan mengelola kewenangan serta tanggung jawabnya. c. Mata Kuliah Pilihan adalah mata kuliah di dalam atau di luar programstudi yang bersangkutan yang ditujukan untuk pengembangan kemampuan sesuai minat mahasiswa. Mahasiswa harus mengambil Mata Kuliah Pilihan > dari 9 SKS. 10. Mahasiswa harus memiliki Dosen Pembimbing Akademik/Dosen Wali selama melaksanakan proses pembelajaran pada program studi. 11. Mahasiswa yang akan melaksanakan tugas akhir harus dibimbing oleh 2 (dua) orang Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 12. Program Studi harus mengembangkan suasana akademik yang kodusif.

11 2.4.2.2 Indikator Standar Isi Pembelajaran 1. Terjabarkannya kompetensi lulusan secara lengkap (kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain) ke dalam : a. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan b. Rumusan tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran c. Daftar bahan kajian d. Struktur mata kuliah 2. Kurikulum mencantumkan matriks/peta kurikulum yang terdiri atas standar kompetensi dan mata kuliah 3. Seluruh mata kuliah (teori dan praktikum) dilengkapi dengan Rencana Pembelajaran Semester mata kuliah yang selalu dimutahirkan. 4. Program studi melakukan peninjauan kurikulum minimal 4 tahun sekali dengan melibatkan/ mempertimbangkan masukan dari pemangku kepentingan internal dan eksternal, serta dimutahirkan dengan perkembangan keilmuan dan teknologi di bidangnya. 5. Program studi memiliki mekanisme pengangkatan Dosen pembimbing akademik dan monitoring proses pembimbingan. 6. Jumlah total mahasiswa bimbingan/perwalian per Dosen pembimbing akademik maksimal 20 orang 7. Rata-rata jumlah pertemuan mahasiswa per Dosen pembimbing akademik minimal 4 kali per semester 8. Program studi memiliki mekanisme pengangkatan Dosen pembimbing tugas akhir dan pengendalian penyelesaian tugas akhir. 9. Bidang keahlian Dosen pembimbing tugas akhir sesuai dengan topik tugas akhir mahasiswa. 10. Jumlah mahasiswa bimbingan tugas akhir per Dosen pembimbing maksimal 10 orang mahasiswa per tahun. 11. Rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan selama penyelesaian tugas akhir minimal 8 kali. 12. Rata-rata penyelesaian tugas akhir mahasiswa maksimal 6 bulan. 13. Program studi memiliki program peningkatan suasana akademik dalam rencana operasional.

12 14. Program studi menyelenggarakan kegiatan yang dapat mendorong ke arah peningkatan suasana akademik (seperti seminar, simposium, lokakarya, atau bedah buku) minimal sekali dalam setahun. 2.4.3 Standar Proses Pembelajaran 2.4.3.1 Pernyataan Standar Proses Pembelajaran a. Standar Karakteristik Proses Pembelajaran 1. Setiap program studi harus menjalankan proses pembelajaran pada setiap semester dalam tahun akademik dengan ketentuan bahwa : a. semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester, b. satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester. 2. Program Studi harus menjalankan proses pembelajaran dengan karakteristik sebagai berikut: a. Interaktif adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan harus diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan Dosen . b. Holistik adalah bahwa proses pembelajaran harus dapat mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional. c. Integratif adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin. d. Saintifik adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan. e. Kontekstual adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya. f. Tematik adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program

13 studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin g. Efektif adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan harus diraih secara berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum. h. Kolaboratif adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. i. Berpusat pada mahasiswa adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan. b. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran 1. Program Studi wajib menyusun dan memiliki perencanaan pembelajaran setiap mata kuliah yang disajikan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sebelum proses pembelajaran pada program studi dimulai. 2. Dosen mata kuliah paling lambat tiga minggu sebelum pembelajaran semester dimulai harus menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang berisi: a. Nama Program Studi b. Nama mata kuliah, nama dan kode mata kuliah, semester, SKS, nama Dosen pengampu; c. Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; d. Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan; e. Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; f. Metode pembelajaran; g. Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; h. Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; i. Kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan j. Daftar referensi yang digunakan.

14 3. Dosen mata kuliah harus meninjau dan menyesuaikan RPS dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi minimal setahun sekali. 4. Program studi harus mengadakan Rapat Koordinasi Semesteran (RKS) dengan mengundang seluruh Dosen Mata Kuliah Program Studi paling lambat satu minggu sebelum perkuliahan dimulai. 5. Dosen mata kuliah harus mempresentasikan RPS pada Rapat Koordinasi Semesteran (RKS). c. Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1. Dosen mata kuliah harus melaksanakan proses pembelajaran sebanyak minimal 14 kali tatap muka dalam satu semester dalam bentuk interaksi antara Dosen , mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu, sesuai dengan RPS,dan bersifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, serta berpusat kepada mahasiswaselama satu semester atau 16 minggu efektif. 2. Mahasiswa harus melaksanakan proses pembelajaran sebanyak minimal 75 % dari seluruh proses pembelajaran yang dilakukan oleh Dosen mata kuliah dalam satu semester. 3. Program Studi harus menyediakan Buku Ajar mata kuliah 4. Program Studi harus menyediakan Modul/Penuntun Praktikum untuk setiap mata kuliah praktikum. 5. Dosen harus menyediakan bahan ajar (hand out) untuk setiap mata kuliah yang diajarkannya. 6. Mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian dalam bentuk skripsi/tugas akhir, atau karya desain/seni/bentuk lain yang setaraharus sesuai dengan standar penelitian SPMI STIE dan mendapat bimbingan dari 2 (dua) orang Dosen pembimbing. 7. Mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat harus sesuai dengan standar pengabdian kepada masyarakat SPMI STIE dan mendapat bimbingan dari seorang Dosen pembimbing lapangan (DPL). 8. Program studi dalam menjalankan proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar yang terukur.

15 9. Dosen mata kuliah yang menjalankan proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah seperti diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran yang dapat secara efektif memfasilitasi pencapaian kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan selama satu semester. 10. Dosen mata kuliah dalam menjalankan proses pembelajarannya dapat menggunakan gabungan bentuk pembelajaran seperti kuliah, responsi dan tutorial, praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan, penelitian, perancangan, pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat. 11. Mahasiswa yang menjalankan proses pembelajaran dalam bentuk pembelajaran penelitian, perancangan, pengembangan, atau pengabdian kepada masyarakat harus dibimbing oleh Dosen Pembimbing dalam rangka pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman otentik mahasiswa, guna mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan daya saing bangsa. d. Standar Beban Belajar Mahasiswa 1. Program studi harus merancang beban belajar mahasiswa yang dinyatakan dalam besaran Satuan Kredit Semester (SKS) dengan ketentuan sebagai berikut: a. Semester adalah satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) kali, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester. b. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi, dan tutorialadalah setara dengan 170 menit kegiatan belajar per minggu per semester mencakup kegiatan untuk tatap muka sebanyak 50 menit/minggu/semester, tugas terstruktur sebanyak 60 menit/minggu/semester, dan belajar mandiri sebanyak 60 menit/minggu/semester. c. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis adalah setara dengan kegiatan tatap muka sebanyak 100 menit/minggu/semseter dan kegiatan mandiri sebanyak 70 (tujuh puluh) menit/minggu/semester. d. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran praktikum, prktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan atau proses

16 pembelajaran lain yang sejenis adalah setara dengan 170 (seratus tujuh puluh) menit/minggu/semester. 2. Mahasiswa harus menyelesaikan beban belajar sebanyak minimal 144 SKS yang terdiri atas Mata Kuliah Wajib Umum paling sedikit 12 (dua belas) SKS, Mata Kuliah Wajib Program Studi dan Mata Kuliah Pilihan paling sedikit 126 (seratus dua puluh enam) SKS, serta Mata Kuliah Tugas Akhir yang terdiri atas Kuliah Kerja Nyata, Kerja Praktik/Praktik Pengenaan Lapangan, Seminar Proposal Penelitian Skripsi, Seminar Hasil Penelitian Skripsi, Ujian Skripsi, dan Pendadaran paling sedikit 6 (enam) SKS dalam masa studi minimal 7 (tujuh) semester dan maksimal 14 (empat belas) semester. 3. Program studi dapat menjalankan semester antara yang pelaksanaannya dilakukan antara semester genap ke semester ganjil tahun akademik berikutnya. 4. Program studi yang menyelenggarakan pembelajaran pada Semester Antara harus sesuai dengan beban belajar mahasiswa agar dapat memenuhi capaian pembelajaran yang telah ditetapkan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan selama delapan minggu b. Beban belajar mahasiswa paling banyak sembilan SKS c. Jumlah tatap muka paling sedikit 16 kali termasuk Ujian Tengah Semester Antara dan Ujian Akhir Semester Antara. 2.4.3.2 Indikator Standar Proses Pembelajaran 1. Seluruh mata kuliah dilengkapi dengan RPS yang mencakup materi kuliah, metode pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran dan cara-cara evaluasinya. 2. Dosen mata kuliah melaksanakan peinjauan dan penyesuaian RPS mata kuliah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara berkala. 3. Program studi menyelenggarakan rapat koordinasi semester pada setiap awal semester. 4. Dosen menyampaikan RPS pada rapat koordinasi semester 5. Dosen melaksanakan kontrak pembelajaran yang berisi RPS pada pertemuan pertama proses pembelajaran. 6. Persentase jumlah mata kuliah yang dilengkapi dengan Buku Ajar minimal 75% 7. Persentase jumlah mata kuliah praktikum yang dilengkapi dengan Modul/Penuntun Praktikum minimal 90%. 8. Seluruh mata kuliah memiliki buku referensi yang mutahir dan bahan ajar (handout). 9. Jumlah mahasiswa per kelas maksimal 40 orang

17 10. Persentase jumlah Dosen mata kuliah yang menerapkan sistem pembelajaran dengan SCL (Student Centered Learning) minimal 50%. 11. Persentase jumlah mata kuliah yang diselenggarakan dengan sistem e-learning (blended system) minimal 50%. 12. Program studi menerapkan mekanisme monitoring kehadiran mahasiswa, kehadiran Dosen, dan kesesuaian materi kuliah yang diajarkan dengan silabus setiap semester. 13. Program studi menerapkan mekanisme penjaminan mutu soal ujian dan kesesuaiannya dengan isi silabus sehingga menghasilkan soal ujian yang bermutu baik dan dapat mengukur kompetensi yang dirumuskan. 14. Jumlah beban belajar seorang mahasiswa paling sedikit 144 sks. 15. Seluruh Dosen melaksanakan kegiatan perkuliahan dan/atau praktikum minimal 14 kali pertemuan dengan jumlah waktu sesuai dengan beban kredit mata kuliah. 16. Seluruh Mahasiswa melaksanakan kegiatan perkuliahan dan/atau praktikum minimal 80% dari seluruh kegiatan perkuliahan dan/atau praktikum yang dilaksanakan oleh Dosen 17. Mahasiswa melaksanakan praktikum dengan menggunakan fasilitas laboratorium yang dimiliki oleh program studi atau yang dapat diakses oleh program studi. 2.4.4 Standar Penilaian Pembelajaran 2.4.4.1 Pernyataan Standar Penilaian Pembelajaran 1. Program studi harus melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa pada saat dan/atau akhir proses pembelajaran. 2. Program studi dapat menugaskan penilaan proses dan hasil belajar mahasiswa kepada: a. Dosen pengampu b. Tim Dosen pengampu; c. Dosen pengampu atau tim Dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau d. Dosen pengampu atau tim Dosen pengampu dengan mengikutsertakan stakeholders yang relevan. 3. Dosen /Tim Dosen Pengampu mata kuliah dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa harus memperhatikan prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian, dan kelulusan mahasiswa dengan ketentuan sebagai berikut: a. Prinsip penilaian harus mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.

18 - Prinsip edukatif merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu: a. memperbaiki perencanaan dan cara belajar; dan b. meraih capaian pembelajaran lulusan. - Prinsip otentik merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. - Prinsip objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada standar yang disepakati antara Dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai. - Prinsip akuntabel merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa. - Prinsip transparan merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua stakeholders.

b. Teknik penilaian terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket. Teknik penilaian observasi dapat digunakan untuk melakukan penilaian sikap. Teknik penilaian partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket atau kombinasi dari berbagai teknik penilaian tersebut dapat digunakan untuk menilai penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus. c. Instrumen penilaian terdiri atas instrumen penilaian proses dan instrumen penilaian hasil pembelajaran Instrumen untuk penilaian proses dapat menggunakan rubrik Instrumen penilaian hasil dapat menggunakan portofolio atau karya desain. d. Hasil akhir penilaianyang dilakukan oleh Dosen /Tim Dosen Pengampu mata kuliah harus merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan. e. Mekanisme Penilaian yang dilakukan oleh Dosen/Tim Dosen Pengampu mata kuliah harus terdiri atas:

19 menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran; melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20; memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa; dan mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan. f. Prosedur penilaian yang dilakukan oleh Dosen /Tim Dosen Pengampu mata kuliah harus mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir. g. Prosedur penilaian pada tahap perencanaan dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang. h. Pelaksanaan penilaian harus dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran. i. Pelaporan penilaian harus berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran: huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik; huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik; huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup; huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang. 4. STIE dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat). 5. Program studi harus mengumumkan hasil penilaian kepada mahasiswa setelah satu tahap pembelajaran selesai sesuai dengan rencana pembelajaran. 6. Program studi harus merumuskan hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester ke dalam indeks prestasi semester (IPS). 7. Program studi harus merumuskan hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi ke dalam indeks prestasi kumulatif (IPK). 8. Program Studi harus mentapkan prestasi Mahasiswa dalam Indeks Prestasi Semester (IPS) yang dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan

20 perkalian antara bobot nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dengan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil dalam satu semester. 9. Program Studi harus menetapkan prestasi mahasiswa dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara bobot nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dengan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil yang telah ditempuh. 10. Program studi harus menyatakan kelulusan bagi mahasiswa apabila mahasiswa telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol nol), tidak memiliki nilai E, dan apabila memiliki nilai D maka maksimal nilai D adalah 3 (tiga) mata kuliah. 11. Program studi harus menentukan predikat kelulusan mahasiswa dengan kriteria sebagai berikut: a. Memuaskan, apabila Mahasiswa mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol nol); b. Sangat Memuaskan, apabila Mahasiswa mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau c. Pujian, apabila Mahasiswa mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma nol). 12. STIE harus memberikan ijazah, gelar, dan surat keterangan pendamping ijazah kepada Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus. 2.4.4.2 Indikator Pencapaian Standar Penilaian Pembelajaran 1. Program studi menyelenggarakan proses penilaian mengikuti prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi. 2. Program Studi/Dosen Mata Kuliah melaksanakan penilaian pembelajaran dengan menggunakan salah satu atau lebih teknik penilaian seperti observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket. 3. Dosen memberikan umpan balik dan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempertanyakan hasil penilaian. 4. Dosen dan Program Studi mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan.

21 5. Dosen melakukan prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir. 6. Dosen menyerahkan/mengupload hasil penilaian pembelajaran paling lambat 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan penilaian 7. Program studi memasukkan hasil penilaian seluruh mata kuliah semester berjalan pada Kartu Hasil Studi (KHS) seluruh mahasiswa paling lambat 3 (tiga) minggu setelah pelaksanaan ujian. 2.4.5 Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan 2.4.5.1 Pernyataan Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan a. Standar Dosen 1. Program Studi harus memiliki Dosen Program Studi yang terdiri atas Dosen tetap paling sedikit 60% (enam puluh persen) dari jumlah seluruh Dosen Program Studi dengan ketentuan paling sedikit 6 (enam) orang dan Dosen tidak tetap paling banyak 40% dari seluruh Dosen Program Studi sebelum pembukaan program studi dimulai. 2. Dosen program studi harus: a) Memiliki kualifikasi minimal S2 yang setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI yang dibuktikan dengan memiliki ijazah, memiliki IPK minimal 3,0 (skala 4) yang dibuktikan dengan memiliki traskrip nilai, dan memliki bidang ilmu yang relevan dengan program studi, serta linier antara ijazah S1 dengan ijazah S2, b) Memiliki kompetensi pendidik yang ditunjukkan dengan sertifikat pendidik dan/atau sertifikat profesi, c) Sehat jasmanai dan rohani yang ditunjukkan dengan surat keterangan sehat jasmani dari dokter serta surat keterangan sehar rohani dari psikiater, d) Memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan yang baik. 3. Semua Dosen tetap dan Dosen tidak tetap harus melaksanakan pembelajaran matakuliah serta melakukan pembimbingan penelitian dan pembimbingan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang kepakarannya. 4. Dosen tetap wajib melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat minimum masing-masing 1 kali dalam setahun serta wajib mempublikasikan hasil penelitiannya dalam seminar Nasional/Internasional atau jurnal nasional/nasional terakreditasi atau jurnal internasional.

22 5. Ketua Program Studi/Ketua STIE harus mendorong dan memotivasi Dosen untuk mencapai gelar pendidikan tertinggi (doktor) sesuai bidang keahliannya. 6. Ketua Program Studi/Ketua STIE harus mendorong dan memotivasi Dosen untuk mencapai jabatan akademik tertinggi (guru besar) sesuai bidang keahliannya. 7. Ketua Program Studi/Ketua STIE harus berusaha mencapai jumlah Dosen di program studi memiliki rasio Dosen mahasiswa 1 : 30 untuk bidang ilmu sosial dan 1 : 20 untuk bidang ilmu eksata. 8. Ketua Program Studi/Ketua STIE harus berusaha memberdayakan Dosen secara efektif. 9. STIE Latifah Mubarokiyah harus melakukan penilaian beban kerja Dosen paling sedikit sekali dalam setahun yang didasarkan pada: a. Kegiatan pokok Dosen , yang mencakup: 1. perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses pembelajaran; 2. pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran; 3. pembimbingan dan pelatihan; 4. penelitian; dan 5. pengabdian kepada masyarakat; b. Kegiatan pelaksanaan tugas tambahan; dan c. Kegiatan penunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi 10. Dosen harus melaksanakan kinerja minimal sebagai Dosen yang setara dengan 12 kredit/minggu (1 kredit = 3 jam/minggu) dan maksimum 16 kredit/minggu dengan ketentuan sebagai berikut: a. tingkat kehadiran >90% b. Beban kerja Dosen pada kegiatan pokok disesuaikan dengan besarnya beban tugas tambahan, bagi Dosen yang mendapatkan tugas tambahan. c. Beban kerja Dosen sebagai pembimbing utama dalam penelitian terstuktur dalam rangka penyusunan skripsi/tugas akhir, atau karya desain/seni/bentuk lain yang setara paling banyak 10 (sepuluh) mahasiswa. d. Beban kerja Dosen sebagai pembimbing kedua dalam penelitian terstuktur dalam rangka penyusunan skripsi/tugas akhir, atau karya desain/seni/bentuk lain yang setara, paling banyak 10 (sepuluh) mahasiswa. 11. Dosen dalam menjalankan tugas keprofesiannya berhak: a. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber belajar dan sarana pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat,

23 b. memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik dan otonomi keilmuan, c. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan peserta didik, d. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi/keilmuwan, e. mendapatkan gaji, honorarium, tunjangan kerja, tunjangan fungsional, tunjangan profesi, dan tunjangan lainnya sesuai dengan peraturan Yayasan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, f. mendapatkan insentif atau penghargaan lain sesuai dengan peraturan yang berlaku apabila melaksanakan kinerja melebihi 16 kredit/semester. 12. Dalam menjalankan tugas keprofesionalan, Dosen mempunyai kewajiban: a) melaksanakan kinerja setara dengan 12-16 kredit/semester. b) melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, c) merencanakan, melaksanakan pembelajaran serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, d) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi dan kompetensi akademik, e) bertindak obyektif dan tidak diskriminatif dalam pembelajaran, f) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, kode etik, nilai-nilai agama, dan etika 13. STIE Latifah Mubarokiyah harus memiliki sistem sanksi dan penghargaan dalam kaitannya dengan pelaksanaan tridarma perguruan tinggi Dosen . 14. Dosen harus mampu merancang dan melaksanakan program pembelajaran yang rasional, sesuai dengan tuntutan kebutuhan lokal, nasional, regional, dan internasional. 15. Dosen harus mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan pembelajaran dan memilih yang paling cocok untuk mencapai keluaran (outcome) pembelajaran yang dikehendaki. 16. Dosen harus mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam media untuk pembelajaran. 17. Dosen harus mampu memonitor dan mengevaluasi program pembelajaran yang dilakukan. 18. STIE harus memberikan insentif/penghargaan kepada Dosen yang bekerja melebihi beban kerja standar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

24 b. Standar Tenaga Kependidikan 1. STIE harus memiliki Tenaga Kependidikan yang terdiri atas Tenaga Administrasi, Laboran, Teknisi, Pustakawan, dan Programer. 2. Tenaga Administrasi harus memiliki kualifikasi akademik paling rendah SMA atau sederajat yang dinyatakan dengan ijazah serta sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsi keadministrasiannya. 3. Tenaga Kependidikan bidang khusus seperti Laboran, Teknisi, Pustakawan, dan Programer harus memiliki kualifikasi akademik paling rendah program diploma tiga (D3) yang dinyatakan dengan ijazah, IPK minimal 2.75 (skala 4), memiliki kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya sebagai Tenaga Akademik Bidang Khusus, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, serta memiliki keterampilan dalam bidang kualifikasi tugas pokok dan fungsinya sebagai Tenaga Akademik Bidang Khusus yang baik. 4. Tenaga Kependidikan harus memenuhi Beban Kerja Tenaga Kependidikan sebanyak 39 jam kerja/minggu (8 jam/hari termasuk 1 jam hak istirahat). 5. STIE Latifah Mubarokiyah harus memberikan insentif/penghargaan kepada Tenaga Kependidikan yang bekerja melebihi beban kerja standar sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2.4.5.2 Indikator Pencapaian Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan a. Indikator Pencapaian Standar Dosen 1. Yayasan memiliki peraturan/pedoman proses seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian Dosen. 2. Yayasan mengembangkan dan melaksanakan proses seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian Dosen sesuai dengan peraturan/pedoman yang berlaku. 3. Yayasan harus mengangkat Dosen Tetap yang ditugaskan secara penuh waktu untuk menjalankan proses pembelajaran program studi paling sedikit 6 (enam) orang per program studi. 4. Rasio dosen tetap terhadap mahasiswa yang bidang kealliannya sesuai dengan bidang program studi adalah 1 : 40 (untuk bidang sosial), dan l : 20 (untuk bidang eksakta). 5. Jumlah Dosen tetap pada setiap Program Studi minimal 90% dari jumlah seluruh Dosen.

25 6. Seluruh Dosen Program Studi memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan magister. 7. Persentase Dosen yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau NIDK minimal 90 % dari seluruh Dosen program studi. 8. Persentase Dosen Tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi program studi sesuai standar BAN-PT. 9. Perbandingan jumlah Dosen Tetap yang memiliki jabatan Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi program studi minimal 2:4:4:1. 10. Persentase Dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional lebih dari 75% 11. Persentase Dosen tetap yang menjadi anggota himpunan/persatuan masyarakat bidang ilmu (akademik dan profesi) tingkat nasional/internasional sesuai standar BANPT. 12. Setiap Dosen Tetap program studi mengikuti kegiatan seminar lmiah / lokakarya / penataran / workshop/pagelaran/pameran/peragaan (nasional / internasional) baik sebagai pembicara ataupun peserta minimal sekali dalam setahun. 13. Rata-rata tingkat kehadiran Dosen tetap dalam mengajar 14-16 kali 14. Program studi mendatangkan Dosen Tamu / Dosen Pakar dari luar STIE Latifah Mubarokiyah minimal satu orang per semester. 15. Program Studi memiliki program pengembangan Dosen untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan bidang di program studi. 16. LPMI melakukan evaluasi Beban Kerja Dosen (BKD) secara periodik dan teratur 17. Rata-rata beban kerja Dosen per semester (Fulltime Teaching Equiva-lent): 12-16 SKS. b. Indikator Pencapaian Standar Tenaga Kependidikan 1. Program Studi memiliki Tenaga Kependidikan yang sesuai dengan kompeten/kualifikasi bidang administrasi minimal 1 (satu) orang per program studi. 2. Tenaga Kependidikan bidang administrasi memiliki kualifikasi akademik paling rendah SMA atau sederajat. 3. Program Studi memiliki jumlah Tenaga Kependidikan bidang keahlian khusus (laboran, Pustakawan, Teknisi) dengan kualifikasi yang sesuai minimal 1 orang.

26 4. Tenaga Kependidikan bidang keahlian khusus (Laboran, Pustakawan, Teknisi) memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan program diploma 3 (tiga) dengan kualifikasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 5. Seluruh Tenaga Kependidikan bidang keahlian khusus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya. 6. Program Studi memiliki dan melaksanakan perencanaan program pelatihan bagi Tenaga Kependidikan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan (melalui pemberian kesempatan belajar/pelatihan, pemberian fasilitas, dan jenjang karir) dalam bidangnya minimal satu kali dalam setahun. 2.4.6 Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran 2.4.6.1 Pernyataan Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran a. Standar Sarana Pembelajaran 1. Yayasan Badan Penyelenggara wajib menyediakan prasarana pembelajaran dengan kualitas, kuantitas, dan spesifikasi yang sesuai dengan karakteristik program studi, laboratorium, serta standar minimum akreditasi guna memenuhi efektivitas proses pembelajaran untuk mencapai capaian pembelajaran mata kuliah, capaian pembelajaran program studi, dan kompetensi lulusan, serta dalam rangka memenuhi kebutuhan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang paling sedikit meliputi: a) perabot; b) peralatan pendidikan; c) media pendidikan; d) buku, buku elektronik, dan repositori; e) sarana teknologi informasi dan komunikasi; f) instrumentasi eksperimen; g) sarana olahraga; h) sarana berkesenian; i) sarana fasilitas umum; j) bahan habis pakai; dan k) sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan. 2. Yayasan, lembaga, program studi, laboratorium, dan unit lainnya harus menyusun perencanaan penyediaan sarana pendidikan paling lambat dua bulan sebelum tahun akademik baru dimulai.

27 3. Yayasan, lembaga, program studi, dan unit lain harus meakukan inventarisasi seluruh sarana yang tidak habis pakai dalam Buku Inventarisasi Sarana serta melaporkan hasilnya kepada atasan unit kerja yang ada di atasnya. 4. Yayasan, lembaga, program studi, dan unit lain harus memasukkan data sarana baru ke dalam buku daftar inventaris yayasan, agar kondisi sarana pendidikan padasetiap program studi dapat diketahui dengan cepat dan benar. 5. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan perpustakaan STIE yang dapat menampung sejumlah mahasiswa STIE yang sesuai dengan standar BAN PT. 6. Yayasan Badan Penyelenggara/Lembaga harus meningkatkan kapasitas jaringan internet untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan ketercapaian kompetensi lulusan. 7. Yayasan harus menyediakan sarana pembelajaran yang dapat diakses oleh mahasiswa berkebutuhan khusus. b. StandarPrasarana pembelajaran 1. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan prasarana pendidikan dengan kualitas, kuantitas, dan spesifikasi yangsesuai dengan karakteristik program studi, laboratorium, serta standar minimum akreditasi guna memenuhi efektivitas proses pembelajaran untuk mencapai capaian pembelajaran mata kuliah, capaian pembelajaran program studi, dan kompetensi lulusan. 2. Lembaga, Program Studi harus menyusun rencana pemenuhan dan peningkatan prasarana untuk memperbaiki pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang meliputi: a) Lahan; b) Ruang kelas; c) Ruang Pimpinan STIE; d) Ruang Pimpinan Lembaga; e) Ruang Pimpinan Program Studi; f) Ruang Dosen ; g) Ruang Unit Kegiatan Mahasiswa; h) Ruang Tata Usaha Lembaga; i) Ruang Tata Usaha Program Studi; dan j) Perpustakaan; k) Laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi; l) Tempat berolahraga; m) Ruang untuk berkesenian;

28 n) Fasilitas Kesehatan; o) Ruang Kantin; dan p) Fasilitas umum. 3. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan fasilitas umum yang memadai, seperti : a) jalan; b) air; c) listrik; d) jaringan komunikasi suara; dan e) data. 4. Yayasan Badan Penyelenggara harus mengalokasikan penggunaan prasarana lahan bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan yang nyaman dengan luas lahan sebanding dengan kebutuhan luasan untuk prasarana terkait dengan memperhatikan building coverage ratio sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan agar STIE Latifah Mubarokiyah memiliki lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat. 5. Yayasan Badan Penyelenggara harus melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pengawasan pembangunan secara profesional yang terhindar dari kolusi, korupsi, dan nepotisme. 6. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan bangunan dengan standar kualitas minimal kelas A dan sesuai dengan peraturan menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum. 7. Yayasan Badan Penyelenggara harus mengusahakan dan menyediakan bangunan yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan keamanan, serta dilengkapi instalasi listrik, instalasi limbah domestik, maupun limbah khusus yang memadai, 8. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan prasarana pembelajaran yang dapat diakses oleh mahasiswa yang berkebutuhan khusus. 9. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan ruang kuliah bagi setiap program studi dengan ketentuan: a) setiap program studi harus mempunyai ruang kuliah paling sedikit 6 (enam) buah ruang kelas.

29 kapasitas ruang kuliah paling banyak adalah 40 (empat puluh) orang dengan rasio luas ruang kuliah paling sedikit 1,5 (satu setengah) m2/mahasiswa dengan ketentan luas ruang kuliah tidak kurang dari 20 (dua puluh) m2; kapasitas ruang kuliah untuk kuliah mimbar/umum paling sedikit adalah 80 (delapan puluh) orang dengan rasio luas ruang 1 (satu) m2/mahasiswa; b) Setiap Ruang Kuliah di STIE Latifah Mubarokiyah harus dilengkapi dengan peralatan penunjang pembelajaran berupa kursi kuliah sesuai jumlah mahasiswa pengguna ruang, meja kursi Dosen, dan media pembelajaran yang berupa komputer dan LCD. c) Ruang kelas program studi di STIE Latifah Mubarokiyah harus nyaman digunakan untuk meningkatkan proses pembelajarn dan harus dilengkapi dengan AC. 10. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan ruang kerja Pimpinan STIE dengan luas paling sedikit 12 (dua belas) m2 per orang, dilengkapi dengan perabot kerja, perabot penyimpanan, peralatan kantor, peralatan komunikasi, peralatan penunjang sistem informasi yang memadai. 11. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan ruang kerja Dosen tetap pada setiap program studi dengan luas paling sedikit 4 (empat) m2 per Dosen, dilengkapi dengan perabot kerja, perabot penyimpanan berkas arsip, dan akses informasi dan komunikasi yang memadai. 12. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan ruang kerja staf administrasi, laboran, teknisi, dan pustakawan dengan luas paling sedikit 4 (empat) m2 per orang yang dilengkapi dengan peralatan komunikasi, perabot kerja, dan perabot penyimpanan peralatan kantor. 13. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan Perpustakaan Program Studi yang dapat diakses oleh seluruh Mahasiswa Program Studi dengan ketentuan sebagai berikut: a) untuk program studi dengan jumlah mahasiswa sampai dengan 400 (empat ratus) orang, luas ruang perpustakaan paling sedikit 0,5 (setengah) m2 per mahasiswa, dan untuk jumlah mahasiswa lebih besar dari 400 (empat ratus) orang luas ruang perpustakaan >200 (dua ratus) m2;

30 b) dilengkapi dengan perabot kerja, perabot penyimpanan, peralatan multimedia, dan perlengkapan pendukung pengelolaan perpustakaan. 14. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan ruang akademik khusus berupa laboratorium, studio, bengkel kerja, lahan praktik, atau tempat praktik lainnya dengan luas yang memenuhi syarat gerak dan spesifikasi aktivitas praktikum, bengkel dan studio, dan didasarkan pada efektivitas keberlangsungan proses pembelajaran untuk ketercapaian capaian pembelajaran praktik. 15. STIE harus mengusahakan akreditasi prasarana pendidikan laboratorium yang diselenggarakan melalui Badan Akreditasi yang berwenang. 16. Yayasan Badan Penyelenggara harus menyediakan ruang-ruang penunjang yang meliputi tempat beribadah, ruang kesehatan, ruang organisasi kemahasiswaan, jamban, gudang, bengkel pemeliharaan, dan tempat parkir di setiap fakultas dengan jumlah dan luas ruangyang sesuai dengan jumlah penggunanya. 17. STIE harus melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana Pendidikan dan pembelajaran secara berkaladan berkesinambungan sesuai dengan masa pakai. 2.4.6.2 Indikator Pencapaian Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran a. Indikator Pencapaian Standar Sarana Pembelajaran 1. Ruang kuliah dilengkapi dengan sarana belajar yang mencukupi (kursi, meja, papan tulis, spidol, penghapus, LCD, dekstop/laptop, AC/ kipas angin, sound system, dan internet/Wifi), serta dapat digunakan setiap hari (minimal 20 jam/minggu). 2. Coverage wifi di dalam gedung di sekitar kampus adalah 100% 3. Kapasitas internet dengan bandwith minimal 5 Kbps/mahasiswa. 4. Ruang Kerja Dosen dilengkapi dengan sarana yang dapat membantu dosen dalam melaksanakan tridarma PT dan minimal terdiri atas meja kerja (1), kursi kerja dosen (1), kursi tamu (2), rak buku (1), filing cabinet (1), komputer yang terhubung internet (1), printer (shared), line telepon (PABX). 5. Ruang kerja Tenaga Kependidikan dilengkapi dengan sarana yang dapat membantu pekerjaannya dan minimal terdiri dari: meja kerja (1), kursi kerja (1), area untuk tamu (shared), almari arsip (shared), komputer yang terhubung internet (1), printer (shared), line telepon (PABX). 6. Laboratorium/studio untuk praktikum/penelitian tugas akhir dilengkapi dengan sarana praktikum (kursi, meja kerja, papan tulis, spidol, peralatan praktikum dan bahan habis) yang mencukupi, bermutu baik dan dapat dugunakan setiap hari.

31 7. Program studi memiliki sistem pengolahan data pembelajaran yang dilengkapi dengan perangkat yang lengkap seperti: a) Komputer dan perangkat lunak yang lengkap dan canggih b) Komputer dihubungkan dengan jaringan lokal dan internet (kapasitas akses internet: 1 kpbs per mahasiswa) c) Sistem teknologi informasi yang selalu ditata dan di-upgrade minimal 1 tahun 1 kali d) Pengelolaan data akademik di program studi didukung oleh sistem informasi yang tertelusurdan dapat diakses melalui jaringan luas/WAN) e) Sistem informasi yang mudah diakses oleh Dosen , mahasiswa dan pegawai lainnya terhadap fasilitas komputer minimal 18 jam per hari f) Adanya kebijakan pemeliharaan dan modernisasi komputer serta didukung dana yang memadai g) Rasio jumlah komputer dengan jumlah mahasiswa di laboratorium komputer minimal 1:10 h) Ketersediaan sarana e-learning yang didukung oleh piranti keras, piranti lunak dan manual yang memadai dan dapat dioperasikan, serta dipelihara secara layak. 8. Memiliki koleksi perpustakaan yang memadai: a) Jumlah koleksi textbook yang sesuai bidang ilmu dengan tahun terbitan tiga tahun terakhir minimal 144 judul per program studi. b) Jumlah koleksi skripsi/tugas akhir dengan tahun terbitan tiga tahun terakhir minimal 200 judul per program studi. c) Jumlah jurnal ilmiah terakreditasi Dikti yang sesuai bidang ilmu dengan tahun terbitan tiga tahun terakhir minimal ≥ 3 judul per program studi dengan nomor lengkap. d) Jumlah jurnal terakreditasi non-Dikti yang sesuai bidang ilmu dengan tahun terbitan tiga tahun terakhir minimal ≥ 3 judul per program studi dengan nomor lengkap. e) Jumlah jurnal ilmiah nasional tidak terakreditasi yang sesuai bidang dengan tahun terbitan tiga tahun terakhir minimal ≥ 3 judul per program studi dengan nomor lengkap.

32 f) Jumlah jurnal imiah internasional yang sesuai bidang ilmu dengan tahun terbitan tiga tahun terakhir minimal ≥ 2 judul per program studi dengan nomor lengkap. g) Jumlah prosiding seminar yang sesuai bidang ilmu dengan tahun terbitan tiga tahun terakhr minimal> 6 judul per program studi. 9. Mahasiswa memiliki akses yang mudah ke perpustakaan lain di luar STIE Latifah Mubarokiyah. 10. Memiliki fasilitas listrik yang mencukupi dan tersedia setiap saat serta dilengkapi dengan instalasi yang baik, memenuhi persyaratan teknis, ramah lingkungan, dan selalu dipelihara secara rutin. 11. Memiliki fasilitas air bersih yang memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat di seluruh bangunan, serta dilengkapi dengan reservoir, perpipaan, dan perlengkapannya yang memenuhi persyaratan teknis maupun keamanan. 12. Memiliki fasilitas gas yang mencukupi dan tersedia setiap saat, serta dilengkapi dengan instalasi gas yang berkualitas baik, memenuhi persyaratan teknis dan keamanan. 13. Memiliki instalasi/peralatan/perlengkapan pengelolaan sampah mulai dari pewadahan (sekaligus pemilahan), pengumpulan, tempat pembuangan sementara, tempat pembuangan akhir (bila diolah dengan kualitas baik) dengan emisi tidak melampaui ambang batas serta memperhatikan jarak lokasi dengan gedung kuliah dan bangunan lainnya. 14. Memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah Laboratorium dan Limbah Domestik yang dapat mengelola limbah B3 dengan aman dan memenuhi persyaratan teknis pengeolahan limbah B3. 15. Tersedianya sarana pembelajaran yang dapat diakses oleh mahasiswa berkebutuhan khusus. b. Indikator Pencapaian Standar Prasarana Pembelajaran 1. Prasarana bangunan memenuhi persyaratan teknis dan keamanan dengan jumlah dan luas yang mencukupi, seperti: a) Luas ruang kerja pimpinan minimal 15 m2 per orang. b) Luas ruang administrasi kantor minimal 2 m2 per orang c) Luas ruang kerja Dosen minimal 4 m2 per orang d) Luas ruang kerja tenaga kependidikan minimal 4 m2 per orang e) Luas ruang kuliah minimal 1,5 m2 per mahasiswa f) Luas ruang ujian sidang sarjana 16 m2 per mahasiswa

33 g) Ruang perpustakaan dengan luas minimal 0,5 m2 per mahasiswa h) Ruang baca perpustakaan minimal 0,3 m2 per mahasiswa i) Laboratorium/studio dengan luas minimal 2 m2 per mahasiswa j) Ruang komputer minimal 2,5 m2 per work station k) Jumlah komputer 1 work station per mahasiswa peserta praktikum 2. Memiliki toilet yang memenuhi persyaratan teknis, jumlahnya mencukupi, tersedia air bersih setiap saat, berfungsi baik, dan dilakukan pembersihan secara rutin minimal 2 kali sehari. 3. Memiliki Kantin dengan luas minimal 45 m2, memenuhi persyaratan teknis dan keamanan, ventilasi baik, fasilitas penjualan dan ruang makan memenuhi persyaratan sanitasi dengan didukung fasilitas air bersih untuk cuci tangan dan pencucian peralatan yang mencukupi, pembuangan air yang tertutup, dan penjaja makanan yang memenuhi persyaratan higiene. 4. Memiliki Ruang Himpunan Mahasiswa dengan luas minimal 25 m2 per ruangan 5. Memiliki Poliklinik yang memenuhi persyaratan untuk poliklinik. 6. Memiliki Auditorium dengan luas sesuai dengan jumlah mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan mahasiswa baru dan wisuda. 7. Memiliki Asrama Mahasiswa dengan luas dan jumlah kamar yang sesuai dengan daya tampung 2 orang per kamar), bermutu baik dan dirawat secara rutin. 8. Memiliki Gedung Olahraga yang memenuhi kriteria gedung (indoor) untuk pemakaian jenis cabang olah raga tertentu, berkualitas baik, dan dapat diakses dengan mudah. 9. Memiliki Tempat Ibadah (mushola/mesjid) dengan luas mencukupi, bermutu baik, dan memenuhi persyaratan teknis dan keamanan. 10. Tersedianya prasarana pembelajaran yang dapat diakses oleh mahasiswa berkebutuhan khusus. 2.4.7 Standar Pengelolaan Pembelajaran 2.4.7.1 Pernyataan Standar Pengelolaan Pembelajaran a. Standar Perencanaan Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran 1. STIE harus menyusun rencana pengelolaan pembelajaran yang dituangkan dalam Kalender Akademik minimal satu bulan sebelum tahun akademik baru dimulai

34 2. Dosen Pembimbing Akademik harus menyusun rencana pembimbingan akademik kepada Mahasiswa minimal satu minggu sebelum pelaksanaan semester dimulai. 3. Program Studi harus menyusun rencana penugasan pembelajaran mata kuliah kepada Dosen yang dinyatakan dalam Jadwal Kuliah sesuai dengan Surat Pernyataan Kesediaan Dosen minimal satu minggu sebelum pembelajaran semester dimulai. 4. STIE harus membuat dan memiliki Rencana Pengembangan Pendidikan Jangka Panjang, Rencana Strategis, Rencana Operasional, Rencana Kerja Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan. Rencana Pengembangan Pendidikan Jangka Panjang berisi kebijakan penyelenggaraan pendidikan STIE Latifah Mubarokiyah yang akan dicapai dalam kurun waktu minimal 20 tahun sebagai penjabaran kebijakan pemerintah. Rencana Strategis (Renstra) berisi tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun, dalam bidang akademik dan nonakademik sebagai penunjang keberlangsungan proses pembelajaran dan penjabaran Rencana Pengembangan Pendidikan Jangka Panjang. a) Rencana strategis bidang akademik meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan Tridarma; b) Rencana strategis bidang nonakademik meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan organisasi; keuangan; kemahasiswaan; ketenagaan; dan sarana prasarana. Rencana Operasional merupakan penjabaran dari Rencana Strategis untuk kurun waktu lima tahun yang berisi rumusan rencana dan target pencapaian yang bersifat kuantitatif dan operasional dari setiap indikator kinerja pencapaian tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Rencana Kerja Tahunan disusun berdasarkan Rencana Operasional sebagai dasar pengelolaan STIE Latifah Mubarokiyah selama satu tahun. Rencana Kerja Tahunan paling sedikit memuat Program dan Kegiatan sebagai berikut: a) Bidang Non Akademik o pengadaan sarana dan prasarana pendidikan; o pengadaan dan persediaan minimal bahan habis pakai; b) Bidang Akademik o Program pendidikan; o program penelitian;

35 o program pengabdian kepada masyarakat; o program penjaminan mutu; o program kerjasama; Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan yang didasarkan pada Rencana Kerja Tahunan sebagai dasar pengelolaan STIE yang memuat ketentuan mengenai pendanaan dan pembiayaan program/kegiatan STIE. Yayasan Badan Penyelenggara harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan, serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan STIE minimal dengan Surat Keputusan Yayasan yang bersifat mengikat kepada Yayasan Badan Penyelenggara, serta segenap pihak yang berkepentingan. STIE harus mensosialisasikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan, serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan pada setiap kesempatan. b. Standar Pelaksanaan Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran 1. Lembaga, Program Studi, UPT dan unit lainnya harus melaksanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan, serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan 2. STIE harus membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pelaksanaan pengelolaan pembelajaran yang mudah dibaca dan diperoleh oleh pihak yang berkepentingan yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional agar pengelolaan pembelajaran dapat dilaksanakan secara akuntabel, transparan, berkualias, serta efektif, dan efisien 3. STIE dalam membuat Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Pembelajaran minimal harus berisi : a) kurikulum setiap program studi dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) setiap mata kuliah; b) kalender akademik per tahun yang menunjukkan seluruhan kategori kegiatan selama satu tahun yang dirinci secara semesteran, bulanan, dan meingguan; c) struktur organisasi perguruan tinggi; d) pembagian tugas Dosen ; e) pembagian tugas tenaga kependidikan;

36 f) peraturan akademik; g) tata tertib Dosen , tenaga kependidikan, dan mahasiswa; h) penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; i) kode etik hubungan antara sesama warga STIE dan hubungan antara warga STIE Latifah Mubarokiyah dengan masyarakat; j) biaya investasi dan biaya operasional STIE Latifah Mubarokiyah. 4. STIE harus merevisi Pedoman Pelaksanaan Pengeloaan Pembelajaran setiap tahun agar sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan STIE. 5. STIE harus mensosialisasikan pedoman pengelolaan pembelajaran dan bersifat mengikat kepada seluruh sivitas akademika dan segenap pihak yang berkepentingan. 6. Program studi harus melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan pedoman pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan pada setiap semester dengan ketentuan sebagai berikut: a) Proses pembelajaran harus diarahkan untuk meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa dan mahasiswa mampu mengomunikasikan pengetahuan pada pihak lain. b) Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa dapat mengembangkan belajar mandiri dan belajar kelompok dengan proporsi yang wajar, dengan metode pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, dengan cara efektif dan efesien dalam menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia. c) Proses pembelajaran harus diperkaya dengan hasil-hasil penelitian dan pengabdian Dosen . 7. Dosen harus melaksanakan program pembelajaran dalam rangka mencapai capaian pembelajan lulusan sesuai dengan standar isi, standar proses, standar pengelolaan, dan standar penilaian hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang dilakukan dengan melibatkan mahasiswa secara aktif (student center learning), dan diarahkan agar mahasiswa mencapai “hifh order thinking” dan kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, meneliti dan memprediksi selama minimal 16 minggu efektif. 8. Program Studi yang melaksanakan pengelolaan pembelajaran yang menyimpang dari Rencana Kerja Tahunan maupun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang sudah ditetapkan, harus mendapat persetujuan dari Ketua STIE.

37 c. Standar Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Pembelajaran 1. STIE Latifah Mubarokiyah melalui LPMI harus melakukan pemantauan, evaluasi, dan/atau audit pelaksanaan pengelolaan pembelajaran secara periodik dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaranpada awal tahun akademik yang sedang berjalan. 2. STIE Latifah Mubarokiyah melalui Satuan Pengawas Internal (SPI) harus melakukan pengawasan pengelolaan pembelajaran bidang nonakademik secara periodik dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan pembelajaran bidang nonakademik. 3. STIE Latifah Mubarokiyah melalui LPMI dalam melakukan pemantaun, evaluasi, dan/atau audit pengelolaan pembelajaran bidang akademik harus menunjuk Tim Monev atau Tim Audit Internal yang independen pada awal tahun akademik yang sedang berjalan. 4. SPI dalam melakukan pemantaun, evaluasi, dan/atau audit pengelolaan pembelajaran bidang non akademik harus menunjuk Tim Monev atau/atau Tim Audit Internal yang independen pada awal tahun akademik yang sedang berjalan. 5. STIE Latifah Mubarokiyah di bawah koordinasi LPMI harus melakukan tindak lanjut hasil pemantauan, evaluasi, dan atau audit pengelolaan pembelajaran dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran secara berkelanjutan d. Standar Pelaporan Pelaksanaan Pengelolaan Pembelajaran 1. Lembaga, Program Studi, UPT, dan unit lainnya harus menyusun dan melaporkan hasil pelaksanaan pengelolaan pembelajaran semester paling lambat satu bulan setelah semester berjlan berakhir. 2. Setiap unit kerja di STIE harus membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja (LAKUK) tahunan paling lambat satu bulan setelah tahun akademik berakhir. 3. STIE Latifah Mubarokiyah harus mengkompilasi LAKUK menjadi Laporan Pertanggungjawaban STIE Latifah Mubarokiyah dan melaporkannya kepada Yayasan Badan Penyelenggara yang ditembuskan kepada seluruh unit kerja STIE dan stakeholders eksternal paling lambat satu bulan setelah tahun akademik berakhir. 4. STIE Latifah Mubarokiyah harus melaporkan data dan informasi hasil pelaksanaan pengelolaan pembelajaran yang terkait dengan pemenuhan dan pelampauan standar nasional pendidikan tinggi (SNPT) kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) melalui sistem Pengkalan Data Perguruan Tinggi (PDDIKTI) pada setiap ahir semester.

38 5. Ketua STIE Latifah Mubarokiyah sebagai pimpinan tertinggi STIE harus bertanggungjawab atas pelaksanaan pengelolaan pendidikan mulai dari perencanaan pengelolaan pembelajaran, pelaksanaan pengelolaan pembelajaran, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan pembelajaran, dan pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan pembelajaran. 2.4.7.2 Indikator Pencapaian Standar Pengelolaan Pembelajaran 1. Program studi memiliki kurikulum yang disusun sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Program studi dan Dosen menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mencapai capaian pembelajaran lulusan sesuai dengan standar isi, standar proses, dan standar penilaian. 3. Dosen mata kuliah melaksanakan proses pembelajaran mata kuliah sesuai dengan rencana pembelajaran semester (RPS). 4. Program studi melaksanakan kegiatan yang dapat menciptakan suasana akademik dan budaya mutu yang baik. 5. LPMI melaksanakan pemantauan dan evaluasi proses pembelajaran secara periodik dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran. 6. LPMI menindaklanjuti hasil pemantauan dan evaluasi proses pembelajaran untuk menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran. 7. Lembaga, Program Studi, UPT, dan unit lainnya melaporkan hasil proses pembelajaran secara periodik sebagai sumber data dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan dan pengembangan mutu pembelajaran. 2.4.8 Standar Pembiayaan Pembelajaran 2.4.8.1 Pernyataan Standar Pembiayaan Pembelajaran 1. Ketua STIE Latifah Mubarokiyah, ketua program studi, ketua lembaga atau unit-unit lain yang terkait sebagai pengguna anggaran dalam mengelola keuangan harus berdasarkan karakteristik pengelolaan keuangan yang terbuka, taat aturan, efisien, efektif, dan akuntabel dalam setiap laporan anggaran sekurang-kurangnya selama satu tahun sekali. 2. Ketua STIE Latifah Mubarokiyah diwajibkan membentuk pengawas internal STIE bidang keuangan yang disebut dengan Satuan Pengawas Internal (SPI), dalam mengelola anggaran pembiayaan yang sesuai dengan rencana anggaran dalam waktu satu tahun. 3. Ketua STIE Latifah Mubarokiyah, ketua program studi, ketua lembaga, atau unit-unit terkait dalam proses pengelolaan keuangan berdasarkan pada Rencana Strategi (Renstra), Rencana Operasional (Renop), Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan

39 (RKAT), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Bisnis Anggaran (RBA) untuk dijadikan sebagai acuan dalam anggaran pembiayaan yang dikeluarkan selama 5 tahun. 4. Ketua STIE Latifah Mubarokiyah, ketua program studi dan ketua lembaga atau unit-unit terkait harus mengetahui pemasukan dan pengeluran jumlah dana yang dikelola oleh STIE untuk menjamin pengelolaan dana dan pembiayaan sesuai dengan rencana anggaran secara trasparan dalam kurun waktu 5 tahun. 5. Ketua STIE Latifah Mubarokiyah, ketua program studi dan ketua lembaga atau unit-unit terkait harus mengetahui penentuan alokasi dana anggaran untuk tiap-tiap unit kerja yang mengacu pada program-program Rapat Kerja Tahunan STIE Latifah Mubarokiyah selama satu tahun. 6. STIE diwajibkan memiliki prosedur dalam penyusunan anggaran dengan memperhatikan masukan dari tingkat program studi untuk pengembangan jurusan, dan program studi di lingkungan STIE Latifah Mubarokiyah dalam kegiatan kurikuler, ko kurikuler dan ekstrakurikuler sekurang-kurangnya dalam waktu 5 tahun. 7. STIE harus memiliki prosedur pencairan anggaran yang mampu mendukung kelancaran setiap pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan secara baik, bermutu, dan berkualitas untuk mencapai lembaga yang bermutu dan berkualitas tinggi sekurang- kuranya satu tahun. 8. Yayasan Badan Penyelenggara dan STIE harus menetapkan alokasi biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal dari total anggaran tahunan untuk menjadikan kampus STIE Latifah Mubarokiyah dengan program-program unggulan tercapai sesuai penentuan anggaran dana yang sudah ditentukan berdasarkan kesepatan. 2.4.8.2 Indikator Pencapaian Standar Pembiayaan 1. STIE/Program Studi memiliki perencanaan sasaran mutu, perencanaan kegiatan/kerja dan perencanaan/alokasi dan pengelolaan dana sesuai prosedur/mekanisme yang berlaku dan terdokumentasi secara baik dan tertelusur. 2. STIE/Program Studi memiliki rata-rata dana operasional (pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, termasuk gaji dan upah) lebih dari 10 juta per mahasiswa per tahun. 3. STIE/Program Studi memiliki rata-rata dana penelitian Dosen minimal Rp 5 juta per Dosen tetap per tahun.

40 4. STIE/Program Studi memiliki rata-rata dana yang diperoleh dalam rangka pelayanan/pengabdian kepada masyarakat minimal Rp 3 juta per Dosen tetap per tahun. 5. STIE/Program Studi memiliki rata-rata kegiatan kepakaran Dosen tetap minimal satu kali per tahun per Dosen tetap dengan dana minimal Rp 1 juta per Dosen tetap per tahun. 6. STIE/Program Studi memiliki pendanaan untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat lebih dari 10% dari total pemasukan dana. 7. STIE/Program Studi mengelola dana (mencakup gaji, tunjangan fungsional, biaya PPM, insentif kinerja Dosen , kepakaran, tunjangan sertifikasi Dosen , dan kerjasama) lebih dari Rp 30 juta per Dosen tetap per tahun. 2.5 Strategi Pencapaian Standar Pendidikan Dalam upaya mempercepat pencapaian standar pendidikan, maka perlu disusun beberapa strategi. Adapun strategi dimaksud adalah melalui : 1. Menyusun Renstra, Renop, dan Rencana Kerja Tahunan Bidang Pendidikan 2. Sosialisasi Renstra, Renop, dan Rencana Kerja Tahunan Bidang Pendidikan 3. Penyediaan dana bantuan Studi Lanjut bagi Dosen dari Anggaran STIE Latifah Mubarokiyah 4. Melaksanakan pelatihan SPMI bagi seluruh Dosen 5. Melaksanakan Audit SPMI kepada seluruh unit kerja mulai dari lembaga, Program Studi, Biro, dan unit lainnya. 6. Membekali semua Dosen dengan pedoman kerangka dasar dan struktur kurikulum berbasis KKNI. 7. Membekali semua Dosen dengan sistem kredit semester 8. Memberikan insentif penyusunan buku ajar dan monograf 9. Melaksanakan pelatihan PEKERTI dan Aplied Aproach bagi seluruh Dosen .

41 BAB III STANDAR PENELITIAN 3.1 Rasional Penelitian sebagai salah satu dari 3 (tiga) pilar Tridharma Perguruan Tinggi, adalah hal yang wajib dilakukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Perguruan Tinggi harus mampu melaksanakan dan memanfaatkan hasil penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam suatu proses pembelajaran untuk memperoleh suatu perubahan-perubahan yang akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih maju dan terdepan. Oleh karena itu diperlukan standar penelitian untuk peningkatan kualitas hasil penelitian serta untuk memacu peningkatan penelitian secara berkelanjutan. 3.2 Ruang Lingkup Standar Penelitian Standar penelitian STIE Latifah Mubarokiyah melingkupi hal-hal yang berkaitan dengan hasil, isi, proses, penilaian, pelaksanaan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pendanaan penelitian. Oleh karena itu standar penelitian STIE Latifah Mubarokiyah terdiri atas delapan standar yaitu 1) Standar hasil penelitian; 2) Standar isi penelitian; 3) Standar proses penelitian; 4) Standar penilaian penelitian; 5) Standar pelaksana penelitian; 6) Standar sarana dan prasarana penelitian; 7) Standar pengelolaan penelitian; dan 8) Standar pembiayaan penelitian. 3.3 Pihak Yang Bertanggungjawab Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan, pengendalian, maupun pengawasan dan evaluasi, dan bahkan audit pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Ketua dan Wakil Ketua STIE Latifah Mubarokiyah 2. LPPM 3. LPMI 4. Kaprodi 5. Dosen 3.4 Jenis Standar Penelitian 3.4.1 Standar Hasil Penelitian 3.4.1.1 Pernyataan Standar Hasil Penelitian 1. Dosen wajib melaksanakan kegiatan penelitian minimal sekali dalam setahun 2. Mahasiswa wajib melaksanakan kegiatan penelitian minimal satu kali selama masa pembelajaran di program studi dalam bentuk penelitian untuk Skripsi.

42 3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dosen harus diarahkan untuk mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang dapat menunjang pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. 4. Hasil penelitian Mahasiswa harus diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang dapat menunjang pengembangan UMKM guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa, terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan, serta sesuai dengan ketentuan dan peraturan hasil penelitian di STIE. 5. STIE, LPPM, dan Program Studi harus mendorong Dosen dan/atau Mahasiswa untuk melaksanaan penelitian yang memperoleh HAKI minimal 1 judul per program studi pertahun. 6. Kegiatan penelitian untuk skripsi yang dilakukan oleh Mahasiswa harus dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (SKS). 7. Hasil penelitian Dosen dan/atau Mahasiswa yang tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu, dan/atau tidak membahayakan kepentingan umum atau nasional wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat 3.4.1.2 Indikator Pencapaian Standar Hasil Penelitian 1. Dosen melaksanakan penelitian minimal satu judul/topik setiap tahun. 2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman peneitian minimal satu kali selama proses pembelajaran dalam bentuk skripsi. 3. Dosen melaksanakan penelitian yang diarahkan untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang dapat menunjang pengembangan UMKM guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa, terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan. 4. Hasil penelitian Dosen dan Mahasiswa didesimanasikan dalam seminar ilmiah dan atau

43 dipublikasikan dalam jurnal ilmiah nasional atau internasional. 3.4.2 Standar Isi Penelitian 3.4.2.1 Pernyataan Standar Isi Penelitian 1. STIE Latifah Mubarokiyah /Lembaga/Pusat/Program Studi/Dosen harus memiliki road map penelitian 2. Dosen dan Mahasiswa harus diarahkan untuk melaksanakan materi Penelitian Dasar dan atau Penelitian Terapan. 3. Dosen dan Mahasiswa yang melaksanakan penelitian dasar harus berorientasi pada hasil penelitian yang berupa penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah, model, atau postulat baru. 4. Dosen dan Mahasiswa yang melaksanakan penelitian terapan harus berorientasi pada hasil penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menunjang pengembangan masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri UMKM. 5. Dosen dan Mahasiswa yang melaksanakan penelitian dasar maupun terapan harus mencakup materi kajian khusus untuk kepentingan nasional serta memuat prinsip- prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan masa mendatang 3.4.2.2 Indikator Pencapaian Standar Isi Penelitian 1. Jumlah Program Studi/Dosen yang memiliki road map penelitian minimal 90%. 2. Perbandingan materi penelitian Dosen dan Mahasiswa antara penelitian dasar atau penelitian terapan minimal 50:50. 3. Jumlah penelitian dengan materi penelitian dasar berorientasi pada luaran penelitian yang berupa penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah, model, atau postulat baru minimal 75% dari seluruh peneitian dasar. 4. Jumlah penelitian dengan materi penelitian terapan berorientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menunjang pengembangan masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri UMKM minimal 75% dari seluruh penelitian terapan. 3.4.3 Standar Proses Penelitian 3.4.3.1 Pernyataan Standar Proses Penelitian 1. Dosen dan Mahasiswa dalam melaksanakan penelitian harus memperhatikan road map dan kedalaman serta keluasan materi penelitian.

44 2. Dosen dalam melaksanakan setiap proyek penelitian harus melibatkan mahasiswa sekurang-kurangnya 2 orang. 3. Dosen dalam melaksanakan kegiatan penelitian harus memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik, mempertimbangkan standar mutu keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan. 4. Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan penelitian dalam kerangka penelitian untuk menyusun skripsi (Tugas Akhir) wajib mengikuti proyek penelitian Dosen atas biaya dari proyek penelitian Dosen. 5. Mahasiswa yang melaksanakan penelitian dalam rangka melaksanakan tugas akhir skripsi harus memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik, harus mempertimbangkan standar mutu keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan, harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan, serta harus memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi. 3.4.3.2 Indikator Pencapaian Standar Proses Penelitian 1. Jumlah Dosen yang melaksanakan penelitian sesuai dengan road map dan kedalaman serta keluasan materi penelitian minimal 75%. 2. Seluruh penelitian yang dilaksanakan Dosen dan Mahasiswa memenuhi kaidah dan metode ilmiah serta keselamatan kerja peneliti dan masyarakat maupun lingkungan. 3. Jumlah Dosen yang melibatkan mahasiswa dalam proyek penelitiannya minimal 90%. 4. Jumlah Mahasiswa yang dilibatkan dalam proyek penelitian Dosen minimal dua orang setiap proyek penelitian. 5. Jumlah Mahasiswa yang melaksanakan penelitian skripsi dengan mengikuti proyek penelitian Dosen minimal 90 % dari seluruh mahasiswa yang menyusun skripsi. 3.4.4 Standar Penilaian Penelitian 3.4.4.1 Pernyataan Standar Penilaian Penelitian 1. LPPM harus melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan penilaian proses, hasil, dan luaran penelitian yang dilakukan oleh Dosen sebelum waktu penelitian berakhir. 2. Dosen Pembimbing Skripsi/Tugas Akhir harus melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan penilaian proses, hasil, dan luaran penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa bimbingannya sebelum waktu penelitian berakhir. 3. Dosen dan Mahasiswa yang melaksanakan penelitian harus dinilai secara terintegrasi

45 dengan prinsip penilaian paling sedikit: a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi peneliti agar terus meningkatkan mutu penelitiannya; b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria yang bebas dari pengaruh subjektivitas; c. akuntabel, yang merupakan penilaian penelitian yang dilaksanakan dengan kriteria dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh peneliti; dan d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan. 4. Penilaian proses dan hasil penelitian dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa, selain memenuhi prinsip-prinsip penelitian, juga harus memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian. 5. Penilaian penelitian dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa harus dilakukan dengan menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil penelitian. 6. Penilaian penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka penyusunan skripsi harus memenuhi ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Program Studi. 3.4.4.2 Indikator Pencapaian Standar Penilaian Penelitian 1. Tersedianya Pedoman Pengawasan, evaluasi, dan penilaian penelitian Dosen dan Mahasiswa. 2. LPPM melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan penilaian proses dan hasil penelitian yang dilakukan oleh seluruh Dosen 3. Seluruh Dosen Pembimbing Skripsi/Tugas Akhir melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan penilaian proses dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa bimbingannya. 4. Setiap penilaian penelitian Dosen maupun Mahasiswa dilakukan secara terintegrasi dengan menggunakan prinsip penilaian edukatif, objektif, akuntabel, transparan, serta sesuai dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian. 5. Setiap penilaian penelitian Dosen dan Mahasiswa menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil penelitian. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Dosen memiliki jangkauan rencana penelitian jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 7. Pelaksana penelitian yang dilakukan oleh Dosen dan mahasiswa memiliki kesesuaian

46 dengan proposal penelitian 8. Isi penelitian yang dilakukan oleh Dosen dan mahasiswa memeiliki kesesuaian dengan proposal penelitian 9. Waktu penelitian yang dilaksanakan oleh Dosen dan mahasiswa memiliki kesesuaian dengan proposal penelitian. 10. Dana penelitian yang dilaksanakan oleh Dosen memiliki kesesuaian dengan proposal penelitian 11. Penilai penelitian mengisi check list borang penilaian penelitian 12. Penilai penelitian memberikan usulan tindakan koreksi kepada peneliti 3.4.5 Standar Peneliti 3.4.5.1 Pernyataan Standar Peneliti 1. Dosen dan Mahasiswa sebagai pelaksana penelitian wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman penelitian. 2. Kemampuan Dosen sebagai peneliti yang akan melakukan penelitian harus ditentukan berdasarkan: a. kualifikasi akademik; dan b. track record hasil penelitian. 3. Kemampuan Mahasiswa sebagai pelaksana penelitian yang akanmelakukan penelitian untuk Skripsi harus ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik. 4. Kemampuan penelitian Dosen dan Mahasiswa dapat digunakan untuk menentukan kewenangan melaksanakan penelitian. 3.4.5.2 Indikator Pencapaian Standar Peneliti 1. Seluruh topik/tema penelitian yang dilakukan oleh Dosen memiliki kesesuaian dengan bidang ilmu Dosen . 2. LPPM menyediakan skema penelitian sesuai dengan kualifikasi akademik dan track record penelitian Dosen . 3. Dosen pembimbing skripsi/tugas akhir melaksanakan pembimbingan metodologi penelitian bagi mahasiswa bimbingannya untuk meningkatkan kualifikasi akademik mahasiswa bimbingannya. 3.4.6 Standar Sarana dan Prasarana Penelitian 3.4.6.1 Pernyataan Standar Sarana dan Prasarana Penelitian

47 1. STIE Latifah Mubarokiyah, LPPM, dan/atau Program Studi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk melaksanakan proses penelitian paling sedikit yang terkait dengan bidang ilmu program studi. 2. Sarana dan prasarana penelitian sebagai fasilitas STIE Latifah Mubarokiyah harus dapat dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 3. Sarana dan prasarana penelitian harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan. 3.4.6.2 Indikator Pencapaian Standar Sarana dan Prasarana Penelitian 1. Seluruh Program Studi memiliki prasarana dan sarana penelitian. 2. Seluruh sarana dan prasarana penelitian program studi memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan. 3.4.7 Standar Pengelolaan Penelitian 3.4.7.1 Pernyataan Standar Pengelolaan Penelitian STIE Latifah Mubarokiyah wajib memiliki rencana strategis penelitian yang merupakan perpaduan dari rencana strategis penelitian fakultas dan atau program studi. 1. Program Studi wajib menyusun dan mengusulkan rencana program strategis penelitian kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). 2. LPPM wajib menerima dan menuangkan usulan rencana program strategis penelitian dari program studi ke dalam rencana program strategis penelitian STIE Latifah Mubarokiyah. 3. LPPM wajib melaksanakan rencana strategis pengelolaan penelitian tingkat STIE mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan penelitian. 4. STIE Latifah Mubarokiyah melalui LPPM wajib : a. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan mutu internal penelitian; b. memfasilitasi pelaksanaan penelitian; c. memfasilitasi pelaksanaan diseminasi dan publikasi hasil penelitian; d. memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan hak kekayaan intelektual (HKI); e. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan fungsi penelitian dalam menjalankan program penelitian secara berkelanjutan;

48 f. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi penelitian dalam melaksanakan program penelitian; g. menyusun kriteria dan prosedur penilaian penelitian paling sedikit menyangkut aspek peningkatan jumlah publikasi ilmiah, penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan jumlah dan mutu bahan ajar; h. memiliki panduan tentang kriteria peneliti dengan mengacu pada standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian; i. mendayagunakan sarana dan prasarana penelitian pada lembaga lain melalui program kerja sama penelitian; j. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana penelitian; dan k. memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi. l. menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi penelitian dalam menyelenggarakan program penelitian paling sedikit melalui pangkalan data pendidikan tinggi (PDDIKTI) m. menyampaikan laporan kinerja atau fungsi Program Studi dalam bidang penelitian melalui pangkalan data pendidikan tinggi (PDDIKTI). 3.4.7.2 Indikator Pencapaian Standar Pengelolaan Penelitian 1. Adanya kesesuaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Dosen dengan Rencana Induk Pengembangan Penelitian, Rencana Strategis Penelitian, dan road map penelitian. 2. Adanya panduan pelaksanaan penelitian, pengadministrasian, dan pengelolaan kegiatan penelitian. 3. Adanya panduan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian 4. Adantya laporan pertanggungjawaban pelaksanaan penelitian. 5. Adanya sistem penjaminan mutu penelitian. 6. Adanya pelatihan peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian, publikasi, dan kepemilikan hak kekayaan intelektual. 7. Adanya diseminasi hasil-hasil penelitian. 8. Persentase jumlah Dosen yang mengikuti pelatihan, lokakarya, dan seminar hasil penelitian minimal 50%. 3.4.8 Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian 3.4.8.1 Pernyataan Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian 1. STIE Latifah Mubarokiyah melalui LPPM wajib menyediakan dana penelitian internal.

49 2. STIE, LPPM dan Program Studi wajib mengusahakan sumber pendanaan penelitian dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat. 3. Pendanaan penelitian harus meliputi pendanaan bagi Dosen yang akan melakukan penelitian dan pendanaan pengelolaan penelitian pada LPPM. 4. Pendanaan penelitian bagi Dosen harus digunakan untuk membiayai: a. perencanaan penelitian; b. pelaksanaan penelitian; c. pengendalian penelitian; d. pemantauan dan evaluasi hasil penelitian; e. pelaporan hasil penelitian; dan f. diseminasi hasil penelitian. 5. Pendanaan untuk pengelolaan penelitian pada LPPM dan Program Studi harus digunakan untuk membiayai: a. manajemen penelitian yang terdiri atas seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan diseminasi hasilpengabdian kepada masyarakat; b. peningkatan kapasitas pelaksana penelitian 6. Pengelola Penelitian dan Peneliti harus mematuhi mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian. 3.4.8.2 Indikator Pencapaian Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian 1 STIE menyediakan dana penelitian minimal 10% dari total anggaran STIE Latifah Mubarokiyah. 2 Persentase jumlah Dosen yang dapat mengakses dana penelitian dari sumber dana internal STIE Latifah Mubarokiyah maksimal 75%. 3 Jumlah dana penelitian dari anggaran internal STIE Latifah Mubarokiyah minimal Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) per Dosen per tahun. 4 Pengelolaan dana penelitian oleh LPPM dialokasikan untuk mendanai pengelolaan penelitian di LPPM dan mendanai pelaksanaan penelitian oleh peneliti. 5 Pendanaan pengelolaan penelitian di LPPM digunakan untuk membiayai seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, kompilasi pelaporan seluruh penelitian, diseminasi hasil penelitian, peningkatan kapasitas peneliti, dan insentif publikasi ilmiah atau insentif kekayaan intelektual (HAKI).

50 6 Pendanaan pelaksanaan penelitian oleh peneliti dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan penelitian, pengendalian penelitian, pelaporan hasil penelitian, diserninasi dan publikasi hasil penelitian. 7 Persentase jumlah Dosen yang dapat mengakses dana penelitian dari sumber dana eksternal minimal 50 % per tahun. 3.5 Strategi Pencapaian Standar Penelitian Dalam upaya mempercepat pencapaian standar penelitian, maka perlu disusun beberapa strategi. Adapun strategi dimaksud adalah melalui : 1. Menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Road Map Penelitian STIE Latifah Mubarokiyah dan Program Studi. 2. Menyusun Rencana Strategis (Renstra), Rencana Operasional (Renop), dan Rencana Kerja Penelitian Program Studi. 3. Sosialisasi RIP, Road Map, Renstra, Renop, dan Rencana Kerja Penelitian Program Studi. 4. Pelatihan Penyusunan Road Map Penelitian Dosen 5. Penyediaan dana bantuan Penelitian dari Anggaran STIE Latifah Mubarokiyah melalui LPPM 6. Pemberian Bantuan Biaya Seminar Nasional Hasil Penelitian kepada Dosen Pemakalah 7. Pemberian Insentif Publikasi Hasil Penelitian pada Jurnal Nasional/Jurnal Internasional 8. Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian dari berbagai sumber dana penelitian. 9. Penyusunan Pedoman Pengajuan Penelitian Sumber Dana STIE Latifah Mubarokiyah. 10. Penyusunan SOP Penelitian Sumber Dana STIE Latifah Mubarokiyah. 11. Sosialisasi Pedoman dan SOP Pengajuan Penelitian sumber dana STIE Latifah Mubarokiyah 12. Melaksanakan review proposal penelitian 13. Melaksanakan Monev Penelitian 14.Melaksanakan kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi negeri/swasta, institusi/lembaga penelitian negeri/swasta, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, provinsi, ataupun pemerintah pusat.

51 BAB IV STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 4.1 Rasional Pengabdian kepada masyarakat merupakas salah satu dharma dari tri dharma perguruan tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas akademika (Dosen dan Mahasiswa). Pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk menerapakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang telah dihasilkan oleh civitas akademika melalui pendidikan dan penelitian kepada masyarakat sekitar kampus. Melalui pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan oleh civitas akademika perguruan tinggi akan mengalir kepada masyarakat sehingga akan terjadi perubahan pola hidup masyarakat dari konvensional menjadi masyarakat yang melek ilmiah. Dengan demikian tuduhan tentang menara ganding kepada perguruan tinggi tidak akan terjadi, dan bahkan kesenjangan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi antara kampus dengan masyarakat akan semakin tidak kentara. Namun demikian kualitas pengabdian kepada masyarakat suatu perguruan tinggi sangat bergantung pada standar yang akan dicapai. Atas dasar pemikiran tersebut maka diperlukan standar pengabdian kepada masyarakat yang harus dicapai oleh institusi perguruan tinggi mulai dari program studi, maupun individu/kelompok Dosen perlu dirumuskan dengan baik sesuai dengan kemampuan program studi, maupun Dosen . 4.2 Ruang Lingkup Standar Pengabdian Kepada Masyarakat Standar pengabdian kepada masyarakat STIE Latifah Mubarokiyah melingkupi hal-hal yang berkaitan dengan hasil, isi, proses, penilaian, pelaksanaan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pendanaan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu standar pengabdian kepada masyarakat STIE Latifah Mubarokiyah terdiri atas delapan standar yaitu 1) Standar hasil penelitian; 2) Standar isi penelitian; 3) Standar proses penelitian; 4) Standar penilaian penelitian; 5) Standar pelaksana penelitian; 6) Standar sarana dan prasarana penelitian; 7) Standar pengelolaan penelitian; dan 8) Standar pembiayaan penelitian. 4.3 Pihak Yang Bertanggungjawab Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan, pengendalian, maupun pengawasan dan evaluasi, dan bahkan audit pelaksanaan standar pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

52 1. Ketua dan Wakil Ketua STIE Latifah Mubarokiyah. 2. LPPM 3. LPMI 4. Kaprodi 5. Dosen 6. Tenaga Kependidikan 4.4 Jenis Standar Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.1 Standar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.1.1 Pernyataan Standar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Dosen wajib melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat setiap semester untuk menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Mahasiswa wajib melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat minimal satu kali selama masa pembelajaran di program studi dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). 3. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa harus dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (SKS) 4. Hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa harus diarahkan untuk: a. penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademik yang relevan; b. pemanfaatan teknologi tepat guna; c. bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau d. bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar. 4.4.1.2 Indikator Pencapaian Standar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Seluruh Dosen Tetap melaksanakan pengabdian kepada masyarakat minimal sekali per semester. 2. Mahasiswa melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) minimal satu kali selama masa pembelajaran di program studi.

53 3. Persentase hasil pengabdian kepada masyarakat berupa penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademik yang relevan minimal 25%. 4. Persentase hasil pengabdian kepada masyarakat berupa pemanfaatan teknologi tepat guna minimal 25%. 5. Persentase hasil pengabdian kepada masyarakat berupa bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi minimal 25%. 6. Persentase hasil pengabdian kepada masyarakat berupa bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar minimal 25%. 4.4.2 Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.2.1 Pernyataan Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Dosen dan Mahasiswa harus memperhatikan kedalaman dan keluasan isi/materi pengabdian kepada masyarakat. 2. Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa harus mengacu pada standar hasil pengabdian kepada masyarakat. 3. Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa harus bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 4. Hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan diabdikan kepada masyarakat oleh Dosen dan Mahasiswa harus meliputi: a. hasil penelitian yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat pengguna; b. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka memberdayakan masyarakat; c. teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat; d. model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industri, dan/atau Pemerintah; atau e. hak kekayaan intelektual (HKI) yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri. 4.4.2.2 Indikator Pencapaian Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Persentase pelaksanaan pengabdian masyarakat yang menggunakan materi dari hasil penelitian minimal 25%. 2. Persentase pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pengembangan ilmu

54 pengetahuan dan teknologi untuk pemberdayaan masyarakat minimal 10%. 3. Persentase pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industri, dan/atau Pemerintah minimal 15%. 4. Persentase pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penerapan teknologi tepat guna minimal 25%. 5. Persentase pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penerapan HAKI pada masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri minimal 25%. 4.4.3 Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.3.1 Pernyataan Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Dosen yang akan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus mengikuti proses sebagai berikut: a. Pengajuan proposal b. Evaluasi proposal, c. Persetujuan proposal, d. Pelaksanaan pengabdian masyarakat, dan e. Pelaporan, 2. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa dapat berupa: a. pelayanan kepada masyarakat; b. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang keahliannya; c. peningkatan kapasitas masyarakat; atau d. pemberdayaanmasyarakat. 3. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan lingkungan. 4. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Dosen harus melibatkan mahasiswa sekurang-kurang 2 orang. 5. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan dan peraturan di STIE. 6. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa harus dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (SKS).

55 7. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus diselenggarakan secara terarah, terukur, dan terprogram. 4.4.3.2 Indikator Pencapaian Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Tersedianya proposal pengabdian kepada masyarakat 2. Seluruh proposal pengabdian kepada masyarakat dinilai kelayakannya oleh reviewer 3. Dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh reviewer di lapangan. 4. Tersedianya laporan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. 5. Persentase proses pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat minimal 25%. 6. Persentase proses pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi minimal 25%. 7. Persentase proses pengabdian kepada masyarakat dalam bentukpeningkatan kapasitas masyarakat minimal 25%. 8. Persentase proses pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pemberdayaanmasyarakat minimal 25%. 9. Jumlah mahasiswa yang dilibatkan dalam proyek pengabdian kepada masyarakat Dosen minimal 2 orang/proyek. 4.4.4 Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.4.1 Pernyataan Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa harus dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian paling sedikit: a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi peneliti agar terus meningkatkan mutu penelitiannya; b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria yang bebas dari pengaruh subjektivitas; c. akuntabel, yang merupakan penilaian penelitian yang dilaksanakan dengan kriteria dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh peneliti; d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan. 2. Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa , selain memenuhi prinsip-prinsip pengabdian, juga harus memperhatikan

56 kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian kepada masyarakat. 3. Kriteria minimal penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa harus meliputi: a. tingkat kepuasan masyarakat; b. terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat sesuai dengan sasaran program; c. dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara berkelanjutan; d. terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau; dan e. teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan. 4. Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa harus dilakukan dengan menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat. 5. Penilaian pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh LPPM STIE . 4.4.4.2 Indikator Pencapaian Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Tersedianya instrumen penilaian pelaksaan pengabdian kepada masyarakat baik untuk Dosen maupun Mahasiswa yang edukatif, objektif, transparan, akuntabel dan mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat. 2. Ukuran ketercapaian kinerja proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat pada instrumen penilaian pengabdian kepada masyarakat meliputi : a. Tingkat kepuasan masyarakat minimal 80%. b. Terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat sesuai dengan sasaran program minimal 75%. c. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara berkelanjutan minimal 80%. d. Terciptanya pengayaan sumber belajar minimal 75%.

57 e. Teratasinya masalah sosial masyarakat minimal 50%. f. Terumuskannya rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan minimal 50%. 4.4.5 Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.5.1 Pernyataan Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Dosen dan atau Mahasiswa sebagai pelaksana pengabdian kepada masyarakat wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan. 2. Kemampuan Dosen dan atau Mahasiswa sebagai pelaksana pengabdian kepada masyarakat harus ditentukan berdasarkan: a. Kualifikasi akademik; b. Hasil pengabdian kepada masyarakat. 3. Kemampuan Dosen dan atau Mahasiswa sebagai pelaksana pengabdian kepada masyarakat dapat digunakan untuk menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat harus sesuai dengan peraturan dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal. 4.4.5.2 Indikator Pencapaian Standar PelaksanaPengabdian Kepada Masyarakat 1. Pelaksana pengabdian kepada masyarakat minimal terdiri atas satu orang ketua pelaksana dan satu orang anggota pelaksana. 2. Kualifikasi Ketua Pelaksana pengabdian kepada masyarakat serendah-rendahnya berpendidikan magister, memiliki jabatan fungsional minimal Asisten Ahli, dan memiliki track record penelitian yang mendukung topik pengabdian kepada masyarakat. 3. Ketua Pelaksana pengabdian kepada masyarakat memberikan curahan waktu maksimum 4 (empat) jam/hari. 4. Kualifikasi Anggota Pelaksana pengabdian kepada masyarakat serendah-rendahnya berpendidikan magister. 5. Anggota Pelaksana pengabdian kepada masyarakat memberikan curahan waktu maksimum 3 (tiga) jam/hari.

58 4.4.6 Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.6.1 Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat 1. STIE dan/atau Program Studi harus menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pengabdian kepada masyarakat paling sedikit yang terkait dengan penerapan bidang ilmu dari Program Studi guna dapat memenuhi standar hasil pengabdian kepada masyarakat. 2. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat sebagai fasilitas Program Studi harus dapat dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan penelitian. 3. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan. 4.4.6.2 Indikator Pencapaian Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Tersedianya sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat yang sekaligus dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dan kegiatan penelitian. 2. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat memenuhi standar teknis, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan. 4.4.7 Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.7.1 Pernyataan Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Program Studi harus bekerjasama dengan LPPM untuk melakukan pengelolaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen dan atau Mahasiswa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, sampai pada pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 2. STIE dan/atau Program Studi wajib: a. menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat STIE; b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat; c. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat; d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat; e. melakukan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; f. memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat;

59 g. memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang berprestasi; h. menyusun laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya. 3. STIE, LPPM dan atau Program Studi wajib: a. memiliki rencana strategis pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari rencana strategis; b. menyusun kriteria dan prosedur penilaian pengabdian kepada masyarakat paling sedikit menyangkut aspek hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa; c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan dan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat secara berkelanjutan; d. memiliki panduan tentang kriteria pelaksana pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu pada standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian kepada masyarakat; e. mendayagunakan sarana dan prasarana pada lembaga lain melalui kerja sama pengabdian kepada masyarakat; f. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; dan g. menyampaikan laporan kinerja atau fungsi Program Studi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat melalui pangkalan data pendidikan tinggi (PDDIKTI). 4.4.7.2 Indikator Pencapaian Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat 1. STIE, LPPM dan/atau Program Studi memiliki rencana strategis pengabdian kepada masyarakat. 2. LPPM memiliki : 1. Pedoman penjaminan mutu pengabdian kepada masyarakat. 2. Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat yang berisi kriteria pelaksana pengabdian kepada masyarakat, kriteria penilaian kelayakan proposal pengabdian kepada masyarakat,prosedur pemantauan, evaluasi, dan penilaian pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, serta acuan penyusunan laporan hasil pengabdian kepada masyarakat. 3. Terkoneksinya kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada pangkalan data pendidikan tinggi (PDDIKTI).

60 4.4.8 Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat 4.4.8.1 Pernyataan Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat 1. STIE Latifah Mubarokiyah melalui LPPM wajib menyediakan dana internal untuk pelaksanan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen . 2. STIE Latifah Mubarokiyah melalui LPPM wajib mengusahakan sumber dana untuk pengabdian kepada masyarakat baik dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain, dan atau dari masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri. 3. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat harus meliputi pendanaan bagi Dosen yang akanmelakukan pengabdian dan pendanaan pengelolaan pengabdian kepada masyarakayat pada LPPM. 4. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi Dosen harus digunakan untuk membiayai: a. perencanaan pengabdian kepada masyarakat; b. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat; c. pengendalian pengabdian kepada masyarakat; d. pemantauan dan evaluasi pengabdian kepada masyarakat; e. pelaporan pengabdian kepada masyarakat; dan f. diseminasi dan publikasi hasil pengabdian kepada masyarakat. 5. Pendanaan untuk pengelolaan pengabdian kepada masyarakat pada LPPM harus digunakan untuk membiayai: a. manajemen pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; serta b. peningkatan kapasitas pelaksana 6. Mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat diatur berdasarkan ketentuan di STIE. 4.4.8.2 Indikator Pencapaian Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat 1. STIE Latifah Mubarokiyah menyediakan dana pengabdian kepada masyarakat minimal sebesar 5% dari total anggaran STIE.

61 2. STIE Latifah Mubarokiyah menyediakan dana pengabdian kepada masyarakat minimal Rp 3.000.000 (tiga juta rupiah)/Dosen/tahun. 3. Persentase jumlah Dosen yang dapat mengakses dana pengabdian kepada masyarakat dari sumber dana internal STIE maksimal 75%. 4. Pengelolaan dana pengabdian kepada masyarakat oleh LPPM dialokasikan untuk mendanai pengelolaan proses pengabdian kepada masyarakat di LPPM dan mendanai pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh peneliti. 5. Pendanaan pengelolaan pengabdian kepada masyarakat di LPPM digunakan untuk membiayai seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan seluruh pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kapasitas pelaksana pengabdian kepada masyarakat, dan insentif/bantuan publikasi atau hak kekayaan intelektual (HAKI). 6. Pendanaan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh pelaksanan pengabdian kepada masyarakat dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, pengendalian pengabdian kepada masyarakat, pelaporan hasil pengabdian kepada masyarakat, diserninasi dan publikasi hasil pengabdian kepada masyarakat. 7. Persentase jumlah Dosen yang dapat mengakses dana pengabdian kepada masyarakat dari sumber dana eksternal minimal 25 % per tahun. 4.5 Strategi Pencapaian Standar Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Penyusunan Renstra, Renop, dan Rencana Kerja Tahunan Pengabdian kepada Masyarakat 2. Sosialisasi Renstra, Renop, dan Rencana Kerja Tahunan Pengabdian Kepada Masyarakat 3. Penyusunan Road Map Pengabdian Kepada Masyarakat 4. Sosialisasi Road Map Pengabdian Kepada Masyarakat 5. Pelatihan Penyusunan Road Map Pengabdian kepada Masyarakat bagi Dosen 6. Penyediaan dana bantuan Pengabdian Kepada Masyarakat dari Anggaran STIE Latifah Mubarokiyah melalui LPPM. 7. Pemberian Insentif kepada Program Studi dan/atau Dosen yang membuat Desa Binaan. 8. Pelatihan Penyusunan Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat dari berbagai sumber dana pengabdian.

62 DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang No.l8 Tahun 2003 tentang Penelitian, Pengembangan,dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. 4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen. 7. Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia No. 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengaraan Pendidikan. 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi. 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 201 0 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 Tahun 2009 Tentang Dosen.