Buku II Print Out

22
THANATOLOGI Ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan perubahan yang terjadi setelah kematian. Definisi mati ada banyak, antara lain : Berhentinya kehidupan Berhentinya kehidupan secara irreversible Terhentinya jantung dan pernafasan irreversible Terhentinya fungsi otak secara permanen Terhentinya fungsi batang otak. Untuk Indonesia berlaku PP 18 tahun 1981 : Mati adalah terhentinya pernafasan, jantung dan fungsi otak – keadaan ini harus ditentukan oleh seorang ahli ilmu kedokteran. Untuk kepentingan transplantasi ditentukan oleh 2 (dua) orang dokter yang tidak turut dalam proses transplantasi tersebut. Penting disini adalah keyakinan dan pengalaman dokter dalam menentukan kematian. Definisi hidup : Berfungsinya semua organ2 vital sebagai suatu kesatuan yang utuh, ditandai dengan adanya konsumsi oksigen, untuk definisi kematian adalah kebalikannya. Dengan berkembangnya ilmu kedokteran khususnya dalam hal resusitasi, maka definisi kematian yang menyangkut tiga fungsi vital tubuh masih kurang memadai – Sekarang ini berlaku prinsip “Mati adalah Mati Batang Otak” (Death is Brain Stem Death). Teori ini berdasarkan : a. Fungsi otak sangat luas, tes2 untuk menentukan fungsinya, dalam keadaan koma tidak dapat dilakukan. b. Proses mati otak terjadi secara bertahap. c. Tidak seluruh bagian otak merupakan bagian vital. Sedangkan batang otak : a. Paling tahan terhadap kekuranganan O2. b. Bagian paling vital karena mengatur fungsi- fungsi vital tubuh. Mengenai mati batang otak terdapat beberapa aliran : a. Mahzab Anglo America adalah ; Koma yang irreversible b. Mahzab Perancis adalah ; Koma Irreversible ditambah rusaknya pengendali temperatur dan tekanan darah. c. Mahzab Austro German adalah ; Tidak adanya sirkulasi darah ke otak selama 15 menit. 1. Tanda – tanda mati batang otak : a. Koma b. Tidak ada sikap/gerakan abnormal c. Tidak ada gerakan/sentakan epideptik d. Tidak ada reflek batang otak : 1) Reflek pupil 2) Reflek corneal 3) Reflek batuk 4) Reflek vestibilo occular Doll. Phenomena (seperti rangsangan pada kalori telinga). e. Tidak ada nafas spontan Untuk memastikan hal tersebut diatas dilakukan tes-tes yang dilakukan paling cepat 6 jam setelah koma, yaitu tes berupa : 1) Rangsangan/stimulti untuk melihat respon. 2) Gerakan otot. 3) Rangsangan terhadap reflek : a) Pupil b) Cornea c) Batuk

Transcript of Buku II Print Out

Page 1: Buku II Print Out

THANATOLOGI

Ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan perubahan yang terjadi setelah kematian.

Definisi mati ada banyak, antara lain :Berhentinya kehidupan Berhentinya kehidupan secara irreversibleTerhentinya jantung dan pernafasan irreversibleTerhentinya fungsi otak secara permanenTerhentinya fungsi batang otak.

Untuk Indonesia berlaku PP 18 tahun 1981 :Mati adalah terhentinya pernafasan, jantung dan fungsi otak – keadaan ini harus ditentukan oleh seorang ahli ilmu kedokteran. Untuk kepentingan transplantasi ditentukan oleh 2 (dua) orang dokter yang tidak turut dalam proses transplantasi tersebut. Penting disini adalah keyakinan dan pengalaman dokter dalam menentukan kematian.Definisi hidup :Berfungsinya semua organ2 vital sebagai suatu kesatuan yang utuh, ditandai dengan adanya konsumsi oksigen, untuk definisi kematian adalah kebalikannya.Dengan berkembangnya ilmu kedokteran khususnya dalam hal resusitasi, maka definisi kematian yang menyangkut tiga fungsi vital tubuh masih kurang memadai – Sekarang ini berlaku prinsip “Mati adalah Mati Batang Otak” (Death is Brain Stem Death). Teori ini berdasarkan :

a. Fungsi otak sangat luas, tes2 untuk menentukan fungsinya, dalam keadaan koma tidak dapat dilakukan.

b. Proses mati otak terjadi secara bertahap.c. Tidak seluruh bagian otak merupakan bagian vital.

Sedangkan batang otak :a. Paling tahan terhadap kekuranganan O2.b. Bagian paling vital karena mengatur fungsi-fungsi vital tubuh.

Mengenai mati batang otak terdapat beberapa aliran :a. Mahzab Anglo America adalah ;

Koma yang irreversibleb. Mahzab Perancis adalah ;

Koma Irreversible ditambah rusaknya pengendali temperatur dan tekanan darah.

c. Mahzab Austro German adalah ;Tidak adanya sirkulasi darah ke otak selama 15 menit.

1. Tanda – tanda mati batang otak :a. Komab. Tidak ada sikap/gerakan abnormalc. Tidak ada gerakan/sentakan epideptikd. Tidak ada reflek batang otak :

1) Reflek pupil2) Reflek corneal3) Reflek batuk4) Reflek vestibilo occular Doll. Phenomena (seperti rangsangan

pada kalori telinga).e. Tidak ada nafas spontan

Untuk memastikan hal tersebut diatas dilakukan tes-tes yang dilakukan paling cepat 6 jam setelah koma, yaitu tes berupa :1) Rangsangan/stimulti untuk melihat respon.2) Gerakan otot.3) Rangsangan terhadap reflek : a) Pupil b) Cornea

c) Batuk d) Vestibulo occular

4) Tidak ada nafas spontan setelah respirator dicabut. Dapat dilakukan pemeriksaan ElektroEncephalografie.

2. Perubahan yang terjadi setelah kematian. a. Tanda - Tanda Mati Tidak Pasti :

1) Berhentinya pernafasan.2) Berhentinya gerakan jantung.3) Tonus otot menghilang.4) Tidak adanya gerakan.

b. Tanda - Tanda Mati Lanjut :1) Lebam mayat (Livor Mortis)2) Kaku mayat (Rigor Mortis)3) Suhu tubuh turun (Algor Mortis)4) Pembusukan (Decomposed / Putrified ).

LEBAM MAYAT = LIVOR MORTIS

Warna Livide (merah keunguan) terdapat pada bagian tubuh terbawah sesuai posisi korban saat mati, merupakan proses Hypostatik ( Terkumpulnya darah ) oleh karena adanya daya tarik bumi.

Page 2: Buku II Print Out

Dari Lebam Mayat dapat ditentukan :a. Kepastian mati.b. Posisi waktu mati.c. Saat kematian.d. Penyebab kematian.e. Perkiraan cara kematian

Mulai timbul 15 sampai 30 menit setelah kematian tergantung kondisi korban ( penyakit darah seperti anemia, perdarahan dll ) Lebam mayat akan lengkap pada 6-10 jam setelah kematian artinya lebam mayat lengkap bila ditekan tidak hilang.

Pada kasus asphyxia ( tergantung atau terjerat ) dan proses kematian yang cepat lebam mayat akan luas dan warna-nya lebih gelap oleh karena adanya aktivitas fibrinolysine dan peningkatan CO2.Pada keracunan Cyanida (CN) ---- Warna lebam mayat merah terang bata (hanya 30-45% kasus)Sedangkan pada keracunan Carbon Mono Oksida (CO) ---- Warna lebam mayat merah terang.Pada daerah dingin/setelah mayat dimasukkan kependingin lebam mayatjuga berwarna merah terang.

Menetapnya lebam mayat ( tidak hilang waktu ditekan ) disebabkan :-Sel Darah Merah telah memenuhi dengan sesak pembuluh darah kapiler.-Pembuluh-pembuluh darah terjepit otot yang mengalami kaku mayat.-Lemak dalam plasma yang telah membeku-Adanya sistem benjana berhubungan antar pembuluh darah sehingga bila

darah telah masuk pembuluh kecil, sulit keluar kembali ke pembuluh darah yang lebih lebar.

Pada beberapa kasus (tergantung) pembuluh darah pada lebam dapat pecah sehingga terbentuk bintik-bintik perdarahan oleh karena adanya pembendungan.Perlu dibedakan antara resapan darah ( memar ) dan lebam mayat, oleh karena resapan darah diakibatkan pukulan yang warnanya hamper sama dengan lebam mayat.

TANDA TANDA LEBAM MAYAT RESAPAN DARAH

UKURAN

PERMUKAAN

LOKASI

BILA KULIT DISAYAT &

DISIRAM

Luas

Rata

Bagian terbawah posisi

tubuh

Hilang atau lebih pucat

oleh karena darah

berada di dalam

pembuluh

Terbatas

Agak menonjol

Dapat dimana saja

Tetap oleh karena darah

meresap pada jarungan

otot.

Membedakan Lebam Mayat pada keracunan CO, CN serta pada mayat yang didinginkan :

Keracunan CO : Oleh karena terbentuknya HbCO2 dan Myoglobine CO – warna merah sampai pada otot. Pada saat otot dipotong dan diserap dengan spon atau disiram, warna merah tidak hilang.Keracunan CN : terbentuk ikatan Cytochrom CN – HbO2 banyak beredar dalam pembuluh darah, bila otot dipotong dan di serap dengan spon atau disiram , warna akan berkurang atau menghilang.Pendinginan : Oleh karena HbO2 tidak dapat terurai. Bila mayat didiamkan, warna menjadi biasa lagi.Pada keracunan CN, hanya 30-40 % kasus yang berwarna merah oleh karena keracunan CN lebih banyak bersifat digestif, penyerapannya sedikit demi sedikit. Pada keracunan melalui inhalasi ( dihirup ) keracunan akan cepat dan banyak, sehingga CN dalam darah naik dengan cepat dan terjadi manifest warna merah terang.

KAKU MAYAT = RIGOR MORTIS

Setelah kematian otot akan mengalami relaksasi sehingga menjadi sangat lemah, kemudian otot akan mengalami kekakuan, namun kekakuan ini baru tampak setelah 2 jam pasca kematian dan kaku mayat menjadi lengkap ( terjadi pada seluruh tubuh ) antara 10-12 jam kemudian bertahan selama 12 jam kemudian baru mengalami relaksasii kembali.

Proses terjadi kaku mayat dimulai pada otot-otot kecil daerah muka ( otot kelopak mata ) dilanjutkan ke otot-otot besar dan kaku mayat juga terjadi pada otot-otot polos seperti Cutis anserina ( kaku otot bulu rambut ), keluarnya sperma, partus post mortal, dll.

Page 3: Buku II Print Out

Kaku mayat akan dipercepat dengan adanya atau pada kondisi :Orang kurus.Sebelum mati mengalami panas tinggi/radang.Pada suhu sekitar yang tinggi.Melakukan aktifitas fisik yang berat sebelum kematian.

Teori terjadinya kaku mayat :-Teori pemendekan otot (oleh Sommer). hanya terjadi bila sebelumnya otot

mengalami peregangan.-Teori aktomiosin dan ATP, pada orang mati sintesa aktomiosin dan ATP tdk

ada.-Teori gukogen dan keasaman otot, pada orang mati ATP secara bertahap

habis, diadakan lagi dengan proses anaerob yang memecah glikogen menjadi asam laktat dan energi, Asam Laktat yang terkumpul ini menyebab kekakuan.

-Teori enzim-enzim, pada orang mati terdapat pelepasan enzim2 tertentu yang dapat menguraikan ATP dan aktomyosine sehingga otot menjadi kaku.

PROSES KAKU MAYAT

MATI MULAI KAKU MAYAT KAKU MAYAT KAKU MAYAT

KAKU MAYAT LENGKAP BERTAHAN MENGHILANG RELAKSASI

___|_________________|______________________|_____________________|______________________|____________________|___

0 JAM 2 JAM 10 – 12 JAM SELAMA 12 JAM 24 JAM

KEADAAN YANG MENYERUPAI KAKU MAYAT :

a. Cadaveric Spasme Proses terjadinya seperti pada kaku mayat namun tanpa melewati fase

relaksasi, lebih banyak terjadi ada otot dengan koordinasi baik ( Jari tangan ) dapat terjadi juga pada seluruh tubuh, apabila intensitasnya besar ( Kaku sangat kuat ).

Biasanya ditemukan orang yang mengalami stres hebat sebelum

kematian (pada stres ATP cepat menghilang).b. Heat Stiffening Terjadi pada luka bakar Oleh karena proses koagulasi protein

jaringan.c. Cold Stiffening

Oleh karena adanya pembekuan dari cairan tubuh dan sendi.Bila dihangatkan cairan akan mencair, terjadi kaku mayat seperti biasanya tapi proses lebih cepat.Kaku mayat pada bayi juga terjadi, hanya berlangsung cepat, cepat muncul dan cepat hilang.

PENURUNAN SUHU TUBUH = ALGOR MORTIS

Akibat adanya perbedaan suhu tubuh dengan suhu disekelilingnya, penurunannya menurut kurve signoid, mula2 lambat, cepat lalu melambat kembali.Keadaan yang mempengaruhi kecepatan penurunan suhu tubuh : - Kondisi tubuh gemuk lebih lama terjadi penurunan suhu tubuh. - Pakaian tebal lebih lama terjadi. - Suhu pada saat mati tinggi ( demam ) lebih lama terjadi. - Suhu sekeliling tinggi (padang pasir ) lebih lama terjadi. -Kelembaban tinggi dan aliran udara lambat terjadi lebih lamaRata – rata penurunan suhu tubuh pada daerah tropis adalah Satu Derajat Celcius Perjam.Cara pengukuran yang paling baik, adalah pengukuran suhu rectal (anus) dengan menggunakan temperatur digital khusus. Temperatur dimasukan ke rektal dengan sedalam 3 inchi dan pengukuran dilakukan setiap 3 menit.

PEMBUSUKAN

Degradasi dari lemak, protein, KH oleh bakteri-bakteri terutama oleh bakteri Clostridium Welchii sehingga terbentuk skatol, indol, H2S, CO2, H2O, alkohol, dll.Untuk terjadinya perlu beberapa faktor :

Bakteri .Air.Udara.Suhu optimal.

Terlihat pertama - tama pada daerah kanan bawah (tempat usus paling dekat kulit mulai 24-36 jam pasca kematian )

Page 4: Buku II Print Out

Kecepatan pembusukan menurut Casper , perbandingan antara :Udara : Air : Dalam tanah = 1 : 4 : 8

Pada pembusukan lanjut sering terlihat adanya Bulae ( cairan pada bawah jaringan kulit) harus dibedakan bulae oleh karena luka bakar

  LUKA BAKAR BUSUKAN

-Isi Bulae-Warna-Dasar-Patologi anatomi

Albumin, elektrolitKuningMerah (Hyperhemuis)RX jaringan (+)bulae intraepidermal

SedikitKecoklatanMerah busukRX (-)Interdermis dan epidermis

MUMMIFIKASI

Terjadi karena penguapan air dari tubuh, kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadi mummifikasi adalah :

Suhu relatif tinggi.Kelembaban rendah.Aliran udara baik.Waktu lama (7-10 bulan).

Untuk menentukan saat kematian dapat ditentukan dengan data metereologi.

ADIPOCERE :-Terjadi karena adanya hidrogenisasi dari lemak tubuh (penyabunan).Kondisi yang memungkinkan terjadinya adipocere :

Udara suhu rendah.Kelembaban tinggi.Banyak lemak.Aliran udara rendah.Waktu lama.

-Adipocere dalam forensik sangat penting karena luka2 yang telah terbentuk tetap dalam bentuk semula, demikian pula dengan organ2 dalam.-Banyak terjadi pada anak2 bayi.

PENENTUAN SAAT KEMATIAN

Cukup sulit karena tidak ada tanda2 kematian yang dapat digunakan sebagai patokan saat kematian. Lebam Mayat, Kaku Mayat, waktunya sangat bervariatif, kisaran (range) terlalu panjang, demikian pula urutan2 kejadiannya sering overlapping.Pengukuran suhu mayat sesungguhnya patokan yang baik disandingkan dengan

LM / KM, karena mempunyai ukuran2 yang banyak (setiap 3 menit diukur) dan objektif. Namun ada kesulitan2 yaitu mempertahankan kondisi lingkungan sesuai keadaan waktu hidup.Oleh karena itu untuk memperkirakan saat kematian perlu dikumpulkan data sebanyak2nya (LM, KM, AM, dll), yang kemudian di formulasikan untuk menentukan saat kematian.

Beberapa patokan lain yang sering digunakan untuk melengkapi data dalam memperkirakan saat kematian adalah :

1. Keadaan isi lambung, lambung baru kosong setelah makan 3-4 jam, dalam waktu ½-1jam masih berupa bolus/makanan setengah tercerna . Tapi keadaan ini dipengaruhi oleh jenis makanan, keadaan motilitas lambung dan enzim2 pencernakan, kondisi mental seseorang, dll.

2. Pertumbuhan rambut, jengot/ kumis, dapat membantu bila diketahui saat terakhir bercukur. Pertumbuhan rambut 0,4 mm/hari (diperiksa 24 jam pertama pasca mati ).

3. Kekeringan pada kornea, bila kornea terpapar kekeringan terjadi (+/-) 6 jam pasca mati.

4. Metode entomologik. Banyak variasi/jenis serangga sehingga sulit digunakan, pada umumnya bila larva ada umur kematian sudah (3-4 hari). Untuk Eropa sikitar (8-14 hari).

5. Secara laboratoris – pemeriksaan zat2 tertentu, seperti : Peningkatan kadar K+, laktat, P, urea, glukosa dalam serum. Peningkatan AS, laktat, NPN, kosentrasi asam amino dalam LCS pada 15 jam pertama pasca mati Pemeriksaan kadar K+ dalam vitrous Humour, cukup akurat untuk 24

jam-100 jam pasca mati.6. Pemeriksaan panjang jenggot/kumis sebaiknya dicukur dulu.7. Penentuan waktu kematian dengan pengukuran kadar K+ dalam

vitrous Humour dengan standard error (+/-) 5 jam. Dengan penelitian yang paling baru ternyata banyak faktor pengaruh seperti temperature.

SKELETONISASI (penghancuran jaringan lunak sehingga tampak sisa tulang)

Di udara terbuka tergantung kondisi sekeliling korban, ada tidaknya binatang/serangga memakan serangga sekeletoniasi dapat terjadi 1-3 bulan , setelah 7 bulan bau tulang sudah mulai hilang.Pada kasus terkubur :

Sampai 19 bulan = tulang masih utuh.Sampai 39 bulan = kerusakan berat pada collum vertebralus ( Ruas tl.

Page 5: Buku II Print Out

Belakang )Sampai 46 bulan = rusak distal ulna dan fibula.Sampai 61 bulan = rusak tulang panjang, iga, collum Vertebralis.Sampai 75 bulan = rusak berat iga, collum Vertebralis, tulang panjangSampai 82 bulan = distal dan proximal humerus rusak.

-- 0 --

Page 6: Buku II Print Out

TRAUMATOLOGI

1. Intra vitalitas luka.

Penting diketahui untuk membedakan luka yang terjadi korban masih hidup atau luka setelah korban mati ( Intra vital / post mortal ), sangat erat kaitannya dengan proses penyembuhan luka. Bila luka yang timbul jangka waktunya berbeda lama dengan saat kematian maka membedakan luka intravital dan post mortal mudah. Dimana luka intravital tampak merah, perdarahan (+), bila telah agak lama tampak reaksi radang (membengkak). Sementara luka post mortal tampak pucat, perdarahan (-) / sedikit, tidak ada reaksi radang.Intravitalitas luka juga perlu diketahui untuk menentukan berapa lama luka tersebut terjadi. Intravital luka dapat ditentukan dengan 2 cara :

a. Makroskopis.b. Mikroskopis.

a. Makroskopis1) Pada luka terbuka baru :

a) Tampak merah, terdapat perdarahan.b) Setelah 12-24 jam terbentuk krusta merah. 2-3 hari krusta warna kecoklatan. 4-7 hari terjadi epitilasi Sembuh setelah 10-14 hari (tergantung dari luasnya luka)c) Pada memar, mula2 warna merah

1-2 hari = kebiruan. 2-4 hari = biru kehitaman/coklat. 5-7 hari = warna kehijauan. Lebih dari 7 hari menjadi kuning dan normal.

Luka yang terinfeksi reaksi radangnya tampak secara kasat mata setelah 36 jam yaitu membengkak terdapat pus/ nanah.

b. MikroskopisDapat dengan 3 cara :1) Secara Histologik2) Secara Histokimia

3) Secara Biokimia

1) Secara Histologik :a) 8-12 jam (peneliti lain mulai 4 jam) tampak sebukan sel radang

PMN ++, MN + b) 16-24 jam : PMN +, MN ++. Sebukan tampak pada zona tertentu

(perifier) dari luka, sedangkan pada central tampak jaringan nekrotik.c) 2 - 4 hari : tampak sebukan sel2 fibrobiast dan mulai terjadi epitelisasi.d) 4-8 hari : terjadi neovaskviarisasi dan epidermis baru mulai terbentuk.

2) Secara Histokimia :

Dideteksi adalah enzym yang dilepaskan oleh sel yang rusak (luka), seperti : ATP-ASE, ESTRASE,AMINOPEPTIDASE, ACID PHOSPHATASE, ALKALI. PHOSPHATASE. Dimulai setelah 1 jam post luka, dimana kadar2 zat tersebut diatas meningkat terus sesuai dengan umur luka.

Secara sistematik peningkatan kadar tersebut :1. ATP. ASE - mulai 1 jam pertama2. ESTRASE - mulai 2 jam pertama3. AMINO PEPTIDASE - mulai 2- 4 jam pertama 4. ACID PHOSPHATASE - mulai 4 jam pertama5. ALKALI PHOSPHATASE - mulai 8 jam pertama

3) Secara Biokimia :Dimaksud disini adalah pemeriksaan kadar seretonin dan histamin. Kadar serotonin mulai meningkat 10 menit setelah luka, sedangkan Histamin mulai meningkat 10-20 menit setelah luka.

2. Reaksi penyembuhan luka.a. Phase Peradangan (1-3 hari)

1) Reaksi Vaskular – vaso kontriksi dan vasodilafasi. 2) Reaksi Haemostasis – Perdarahan berkurang / berhenti.Fibrin pada kapiler2 Trombocyt pada pembuluh darah banyak 3) Reaksi Seluler – sebukan sel2 leucocyt, PMN, MN, dan Makrophag

b. Phase Proliferasi (4-7 hari). Tampak ada epitelisasi dan neovaskularisasi.

c. Phase Regenerasi. d. Pembentukan jaringan perut, luka menyembuh.

Page 7: Buku II Print Out

3. Perlukaan.

1. Akibat kekerasan tumpul : Memar Luka lecet, L.tekan, L.geser, L.regang

Luka robek

2. Akibat kekerasan tajam : Luka Tusuk

Luka IrisLuka Bacok

3. Akibat senjata api :

Luka tembak masuk & Luka tembak keluar Senjata api

( akibat Senjata api Riflied / Smoth Bore )

4. Akibat Suhu ekstrem tinggi atau rendah

5. Akibat Bahan Kimia : Basa Kuat / Asam Kuat

MEMAR.

Pecahnya pembuluh kapiler di kulit/bawah kulit, sel2 darah tampak menyebuk ke jaringan sekitarnya, bedakan dengan Lebam Mayat, pada memar bila disayat dan diusap/disiram, darah tidak terkikis. Pada Lebam.Mayat darah terkikis karena darah tidak meresap dalam jaringan hanya ada di pembuluh darah.Tandanya daerah memar membengkak, warna kebiruan; warna dapat berubah tergantung dari lamanya memar terjadi (merah, biru, hijau, kuning) sehingga dapat diketahui umur luka.

Patofisiologi.Dapat mengakibatkan gangguan aliran darah, shock, konfusion dan kadang2 kematian. Merupakan media tubuhnya kuman2, pada daerah jaringan longgar, memar menjadi lebih luas.

Kepentingan forensik.Dapat memperkirakan bentuk benda penyebab oleh karena sering membentuk cetak negatif (Mirror Striking Obyect) dari alat yang digunakan. Lokasi dapat

menentukan arah kekerasan/tanda2 perlawanan.-Memar pada punggung tangan merupakan perlawanan.-Memar pada leher merupakan bekas pencekikan.-Memar pada pantat merupakan penganiayaan

LUKA LECET.Merupakan kerusakan kulit (epidermis) atau mucus membrane.

Patofisiologi :Perdarahan sedikit oleh karena pembuluh darah besar tidak kena, bila seluruh epidermis kena akan merupakan Port de Entre ( tempat masuknya kuman) . Dasar luka tampak adanya serum dan Lymphosit.

Kepentingan Dalam Forensik :* Merupakan indikasi adanya kekerasan.* Dapat memperkirakan benda penyebab, jejas kuku, gantung, bekas gigitan.* Dapat menentukan arah kekerasan – luka Luka geser.

Penting membedakan Luka robek/regang dengan luka tajam di daerah kepala, keduanya hampir sama hanya pada Luka robek tepi luka tidak rata, akar rambut tidak terpotong.

LUKA KEKERASAN TAJAM.

Adalah kelainan tubuh yang disebabkan oleh persentuhan dengan benda tajam atau 1/2 tajam atau alat berujung runcing sehingga kontinuitas jaringan rusak atau terputus. Benda2 tersebut dapat berupa : pisau, golok, bayonet, pecahan kaca, atau benda keras lain berujung runcing.

Pembagian luka tajam :a. Luka tusuk b. Luka irisc. Luka bacok.

a. LUKA TUSUK.b.Adalah luka yang diakibatkan oleh benda berujung runcing dan bermata tajam atau ½ tajam yang masuk ke dalam tubuh dengan tekanan secara tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh.Ciri-ciri luka tusuk :

Page 8: Buku II Print Out

Tergantung pada bentuk dan jenis benda penyebab ciriumum-nya adalah :1) Tepi luka rata.2) Sudut luka dapat runcing/tumpul (tergantung benda penyebab)3) Pada sisi yang tajam akar rambut terpotong rata.4) Dalam luka lebih besar dari lebar luka.Bentuk luka tergantung bentuk benda, tempat dan arah perkenan, bentuk luka yang sejajar garis Langer disebut celah dan yang tegak lurus dengan Langer disebut menganga dan yang serong dengan garis lange disebut asimetris.

Bentuk dan ukuran luka hanya dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk benda penyebab oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi bentuk luka, antara lain :

Arah benda masuk.Elasitas jaringan.Gerakan senjata waktu ditarik keluar.Gerakan tubuh sendiri

Beberapa patokan pada luka tusuk oleh karena pisau :Lembar luka : merupakan lembar maksimal, benda penyebab yang masuk.Dalam luka : merupakan panjang minimal benda yang masuk dalam tubuh.Bila kedua sudut tajam : pisau yang digunakan dapat bermata satu atau dua tergantung arah masuk.Bila satu sudut tajam, lainnya tumpul : dapat dipastikan ok pisau mata satu.

Cara kematian dapat beberapa cara : Pembunuhan

Bunuh diriKecelakaan.

Tiap cara mempunyai ciri tersendiri pada bunuh diri, misalnya : korban memilih daerah jantung dan perut. Biasanya melepaskan pakaian dulu, luka percobaan (tentative wound) dapat ada/tidak dan kadang-kadang pisau masih tergengam erat ok cadaveric spasm.Pada pembunuhan : luka2 dapat banyak dan tersebar (belakang/depan tubuh) terutama daerah punggung dan dada, bila ada luka tusuk di daerah punggung, dapat dipastikan bukan bunuh diri. Sering ditemukan luka2 perlawanan pada tangan.Pada luka tusuk, bila ditemukan lecet pada tepi luka, kemungkinan ok benda setengah tajam.Arah saluran luka dapat pula membantu memperkirakan cara kematian, saluran luka dari bawah ke atas lebih banyak/sering terjadi akibat pembunuhan,

sementara arah luka dari atas ke bawah dapat terjadi baik ok bunuh diri atau pembunuhan.Pada kecelakaan, tempat luka dapat dimana saja, pada luka lantas misalnya luka2 paling sering pada daerah muka dan dada akibat badan terbentur kaca mobil.

LUKA IRIS :

Adalah luka yang disebabkan oleh benda yang mempunyai sisi tajam dan digeserkan pada permukaan tubuh dengan tekanan yang cukup kuat, ciri2 dari luka iris adalah :

Tepi luka rata.Bagian2 jaringan kulit dan otot terpotong rata.Sudut luka tajam dan jumlahnya dapat banyak tergantung jumlah gesekan.Dalam luka lebih pendek dibandingkan dengan lebar/panjang luka.Bentuk luka tergantung arah irisan terhadap garis lange.

Cara perlukaan dapat ok bunuh diri, dibunuh atau kecelakaan seperti pada luka tusuk demikian pula masing2 ciri-cirinya.Luka iris bunuh diri sering pada daerah leher dan pergelangan tangan, perhatikan kemiringan luka iris dengan kebiasaan korban (kidal/biasa).

LUKA BACOK :

Luka yang disebabkan oleh benda relatif besar, bermata tajam/ 1/2 tajamyang dikenakan ke bagian tubuh dengan cara diajun dan menggunakan tenaga besar. Senjata yang dapat digunakan : golok, kampak, celurit, pedang, dll.

Ciri-ciri luka bacok :Luka bacok mempunyai ciri yang hampir sama dengan luka iris, perbedaannya luka bacok dibuat dengan tekanan dan tenaga besar sehingga luka yang timbul sangat hebat, sekitar luka sering ditemukan memar, jaringan tulang dibawahnya ikut terluka bahkan dapat terpotong.Cara kematian luka bacok ini hampir dipastikan ok pembunuhan, sasaran bacokan biasanya pada kepala, bahu, leher dan anggota gerak atas mengingat waktu membacok cenderung ayunan dari atas ke bawah.

Mekanisme kematian :Mekanisme kematian pada luka ok kekerasan tajam dapat dibedakan :

-Langsung akibat perdarahan, kerusakan organ dalam, emboli (terpotong pembuluh besar), shock (nevrogenik, volumik). -Tidak langsung akibat infeksi.

Page 9: Buku II Print Out

LUKA ROBEK :Luka yang disebabkan kekerasan benda tumpul yang terjadi dengan hebat, biasanya pada laka lantas (terlintas ban). Disini luka tampak tidak beraturan, kulit dan otot dapat terlepas dari ikatannya dengan tulang dan tergulung keluar. Luka jenis ini banyak terjadi pada daerah anggota gerak.

LUKA AKIBAT SENJATA API

SENJATA API ( SENPI )

Pembagian secara garis besar :

1. Senjata api gengam /pendek ( Riflied = beralur )a. Pistol - Alur kearah kananb. Revolver - Alur kearah kiri.

2. Senjata api laras panjanga. Riflied - Otomatis, semi otomatis dan Tidak otomatis.b. Smooth Bore – Full Choke, Half Coke, Full Cylender

REFLIED : adalah laras beralur, gunanya untuk mendapatkan effek gyroskopik, peluru berjalan dengan berputar sehingga stabil. Pada revolver arah alur ke kiri, pada pistol arah alur ke kanan, jumlah alur tergantung dari pabrik pembuat berkisar antara 4-7 alur.

SMOOTH BORE : adalah larak yang tidak beralur, banyak digunakan pada senjata untuk berburu, jumlah anak peluru banyak. Bentuk Choke dimaksud agar anak peluru pada waktu keluar laras tidak terlalu tersebar.Full Choke, perbedaan diameter antara pangkal laras dan muara laras antara 0,02 – 0,04 inch, sedangkan pada Full Choke perbedaan tersebut kurang/ = 0,02 inch.

PELURU DAN MESIU :Dibedakan anak peluru tunggal (pada Rified) dan anak peluru banyak (Smooth Bore).Bagian-bagian peluru : Proyektil

Selongsong peluru

MesiuKaliber Peluru/Laras :

Adalah ukuran peluru, ditentukan oleh jarak antara pematiang pada laras. Ukurannya dapat dalam bentuk inch. (0,38 inch) atau mm. Pada Smooth Bore, kaliber senjata dapat dibuat dari 1 pound timah, standard 12 buah. Ukuran adalah : gauge.

Cara mengetahui kaliber peluru adalah dengan mengukur diameter dari pantatanak peluru atau beratnya bila peluru masih baik. Contoh : peluru kaliber 0,38inch, diameter pantat peluru : 0,38 x 25,4 mm = 9,65 mm. Berat = 12,96 gram.Cara lain adalah dengan mengukur ukuran lubang luka tembak masuk, tidak selalu betul karena banyak faktor yang mempengaruhi, seperti elasitas jaringan, tempat perkenan, derformitas peluru, dll.

Mesiu merupakan bagian yang penting dari sebuah peluru, karena ia menentukan kecepatan jalan anak peluru untuk selanjutnya menentukan jangkauan maupun daya tembusnya.

REVOLVER PISTOL

Peluru tersimpan dalam silinder

Setelah penembakan selongsong tetap

pada silinder.

Peluru mempunyai Rim

Alur ke kiti.

Digunakan oleh Polisi standard (kal :

38)

Dalam magazine

Peluru terlempar ke luar.

 

Peluru mempunyai grove/alur

Alur ke kanan

Standard angkatan perang (kal : 45)

 

Dikenal 3 jenis mesiu :

1. Black powder : terdiri dari ramuan belerang 10%, arang (C) 15% dan sendawa (NO3) 75%. Sangat berasap dan berwarna hitam.

2. Smookless powder : terdiri dari campuran nitro celulose dan nitro glycerine, tidak berasap dan daya dorong besar, banyak digunakan pada senjata untuk perang.

3. Kualkwik powder : sangat sensitive digunakan pada pengalak, dibuat dari azide dan sinoxide.

Page 10: Buku II Print Out

LUKA TEMBAK

Apabila ditemukan kasus luka tembak, maka dokter harus turut menentukan beberapa hal :

-Apakah luka yang ditemukan merupakan luka tembak.-Mana luka tembak masuk (LTM), mana luka tembak keluar (LTK), berapa jumlahnya.-Arah peluru masuk.-Saluran luka.-Sebab kematian.-Cara kematian.-Perkiraan.Posisi korban -Perkiraan Jarak tembakan.-Jenis dan kaliber senjata.

Untuk menentukan apakah suatu luka merupakan luka tembak, maka perlu diketahui apa yang terjadi. Bila sebuah peluru ditembakkan maka dari laras keluar berbagai komponen yaitu :

- Anak peluru.- Gas panas/api.- Asap/jelaga.- Sisa mesiu yang tidak habis terbakar.

Tiap2 komponen ini mempunyai effek dan menimbulkan ciri tersendiri apabila mengenai tubuh.

ANAK PELURU :

Anak peluru yang menembus kulit akan membentuk lubang luka yang dapat berbentuk bulat atau lonjong tergantung dari arah peluru masuk atau dapat tidak teratur tergantung bentuk peluru pada waktu masuk dan jenis jaringan.Lubang luka mempunyai diameter lebih kecil dari anak peluru oleh karena adanya elasitas jaringan, selain lubang luka oleh karena adanya putaran peluru maka terjadi pula geseran sehingga terbentuk luka lecet yang disebut klim lecet.Apabila anak peluru masuk pada daerah yang ketebalan jaringan tipis dan dibawahnya terdapat tulang pipih (daerah pelipis) maka lubang luka tidak bulat tapi bentuknya tidak beraturan (bintang) oleh karena adanya tahanan tulang yang mengakibatkan gas kembali keluar.Selain klim lecet pada LTM. Disekitar lubang terdapat pula klim kesat, yang

terbentuk ok adanya sisa2 lemak/kotoran pada anak peluru yang menempel disekitar/tepi luka, adanya klim kesat ini merupakan tanda yang pasti bahwa tembak tersebut merupakan LTM. GAS PANAS/API :Gas panas/api akan menimbulkan luka bakar pada kulit (warna kemerahan) atau pada daerah berambut, rambut akan mengeriting dan daerah ini disebut klim api. Effek gas panas ini baru terlihat bila jarak tembakan kurang dari 15 cm.

ASAP/JELAGA :Efeknya terlihat pada kulit berupa warna kehitaman yang mudah terhapus. Daerah ini dinamakan klim jelaga. Effek ini dapat terjadi bila jarak tembakan kurang dari 25 cm.SISA MESIU :Butir2 mesiu baik yang telah terbakar atau tidak terbakar pada waktu peluru lepas, juga akan ikut keluar laras. Butir2 ini akan menyebabkan timbulnya gambaran bintik2 disekitar lubang luka yang diakibatkan tertanamnya bintik2 sisa mesiu pada epidermis dan dermis, gambaran ini tidak hilang bila dicuci dan disebut klim tato. Klim tato berbentuk bila penembakan pada jarak kurang dari 60 cm.

LUKA TEMBAK MASUK ( LTM ) :Luka tembak masuk dicirikan dari klim2 yang terbentuk seperti diatas, tapi yang khas adalah klim kesat, tergantung jarak tembak. LTM dibedakan menjadi :

1. LTM tempel/kontak .Moncong laras menempel pada kulit, lubang luka yang terbentuk tergantung daerah mana yang terkena, pada daerah dahi lubang besar dan tidak beraturan ok tek. Gas yang kembali keluar. Bila pada daerah yang lunak, (dada) lubang luka bulat dan sekitarnya terdapat jejas laras, komponen peluru semua ikut masuk dalam jaringan, tepi luka hitam (terbakar).

2. LTM jarak sangat dekat (< 10 cm) .Sekitar lubang luka terdapat klim2 :

Klim lecetKlim apiKlim jelagaKlim tato.

3. LTM dekat (10 – 30 cm) .Sekitar lubang luka terdapat klim2 (Klim Lecet dan Klim Tato).

Page 11: Buku II Print Out

LTM jarak jauh ( > 30 cm).Sekitar lubang luka hanya terdapat klim lecet saja.

Catatan :

Patokan2 jarak seperti diatas tidak selalu dapat diterapkan oleh karena adanya jenis2 peluru yang menggunakan bermacam-macam mesiu dan cara penembakan yang inkonvensional (peredam, penutup laras dengan bantal, dll). Percobaan yang dilakukan penembakan dengan senjata dan jarak yang sama tapi dengan peluru berbeda (dari berbagai pabrik) ternyata memberikan gambaran yang berbeda.

LUKA TEMBAK KELUAR ( LTK ).

Letak disebabkan oleh peluru yang berjalan dari dalam ke arah keluar (LTM dari luar ke dalam). Konsekwensinya dapat ikut jaringan/tulang sehingga lubang luka sangat variable baik bentuk/besarnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk/besar luka tembak keluar adalah :Kecepatan saat peluru keluar dari badan.Permukaan/jaringan tempat peluru keluar.Deformitas dari peluru akibat benturan dengan jaringan sewaktu melalui

rongga badan.Jalan/gerakan peluru, dimana peluru dalam tubuh tidak berjalan stabil tapi melakukan goyangan (tumbling dan yawing).Ada tidaknya fragmentasi anak peluru.Ada tidaknya fragmentasi tulang/jaringan yang ikut keluar.Ada tidaknya tahanan dari luar pada waktu peluru akan menembus (tembok

sesuatu yang keras)Secara umum LTK bentuknya lebih besar dari LTM (kecuali bila peluru jalannya pelan), bentuk kurang teratur dan tidak ditemukan klim2, luka tembak masuk dapat lebih besar dari luka tembak keluar bila LTM tersebut mengenai daerah jaringan tipis dan dibawahnya terdapat tulang keras ( misanya pada dahi).Perbedaan lain antara LTM dan LTK, pada tempat bertulang (tengkorak) lubang luka LTM membentuk corong terbalik artinya diameter lubang pertama / luar lebih kecil dari lubang di dalam dan sebaliknya pada LTK.LTK dapat mengalami memar sekelilingnya bila pada waktu keluar, peluru mendapat tahanan benda yang keras selain klim lecet sehingga sukar di bedakan dengan LTM, untuk itu perlu diperiksa secara histopatologi.

Histopatologi LTM : memberikan perubahan seperti mekanikal dan panas. Dampak epitel mengalami kompresi terutama luka tembak tempel), sel2 memanjang dan kurus. Demikian pula inti sel, nekrosis koagulasi dan pembengkakan serta vakuolisasi sel. Basal dapat terjadi disekitar luka dapat tampak kotoran2 warna hitam (klim kesat) dan pecahan2 logam, tanda yang pathognomonik adalah adanya epidermis yang terlepas dari dasarnya dan mencuat ke luar pada tepi luka, keadaan ini disebabkan pada waktu peluru menembus kulit, ternyata kulit juga mengalami dorongan keluar akibat gas.Pada LTK, gambarnya berbeda, oleh karena peluru telah kehilangan panasnya selama berjalan dalam rongga badan sehingga gambaran yang tampak sangat minim, tampak adanya perdarahan segar pada epidermisa dan dermis, kalau ada sisa2 mesiu (pada luka tembak tempel) hanya ada pada lapisan dermis.

ARAH PELURU MASUK DAN SALURAN LUKA.

Arah peluru masuk dan saluran luka penting diketahui untuk memperkirakan cara kematian, arah tembakan dan posisi korban waktu ditembak (penting waktu rekontruksi).Arah peluru masuk ditentukan dengan melihat bentuk dari lubang luka dan klim lecet yang terbentuk bila peluru masuk tegak lurus maka bentuk lubang bulat dan klim lecet berukuran sama pada sekitar luka. Bila peluru masuk serong maka klim lecet akan berbentuk lonjong dengan sisi dimana peluru datang jauh lebih lebar dibandingkan pada sisi2 yang lain. Pada pemeriksaan perlu disebutkan arah serongnya dan perkiraan besar sudut dengan bidang horizontal. (misalnya arah dari kanan atas ke kiri bawah, membentuk < 45 derajat dengan bidang horizontal).Saluran luka ditentukan pada waktu otopsi, dari saluran luka ini dapat ditentukan peluru mana yang menyebabkan kematian (bila ada lebih dari satu tembakan) selain itu pada penentuan sal uran luka kita juga berusaha menemukan anak peluru yang tertinggal.

CARA KEMATIAN :Cara kematian pada luka tembak dapat disebabkan oleh bunuh diri, dibunuh atau kecelakaan. Pada bunuh diri daerah sasaran adalah kepala dan leher, pada kepala paling banyak adalah pelipis, mulut, dahi. Sedangkan pada leher adalah daerah bawah mulut. Penting adalah arah saluran luka, pada bunuh diri arahnya cenderung dari bawah ke atas menginggat kemudahan waktu memegang dan menarik pelatuk. Jarak tembakan, biasanya tempel atau tembakan jarak dekat, sering ditemukan cadaveric spasme. Pada pembunuhan, tempat luka tembak dapat dimana saja dan biasanya tunggal.

Page 12: Buku II Print Out

Ciri khas LTM : klim kesat dan ada jaringan yang hilang, bila luka dirapatkan tidak kembali menyatu.Ciri khas LTK : tidak ada jaringan yang hilang, kecuali bila ada tulang2 yang lepas atau peluru kecepatan tinggi.Bila mayat telah membusuk untuk membedakan LTM/LTK melalui pemeriksaan arah pecahan2 tulang ( lebih baik dengan rontgen foto )

Catatan : Bila ditemukan anak peluru dalam kesimpulan luka tembak, perlu disebutkan

ukuran peluru, berat, arah dan jumlah alur (bila masih mungkin). Tapi tidak boleh menyebutkan jenis senjata (pistol/revolver/senjata panjang) karena yang menentukan adalah ahli balistik).

.Gambaran jejas laras : terjadi selain akibat panas laras, juga akibat dorongan kulit keluar yang tertekan oleh gas. Jejas laras nampak lebih jelas pada permukaan kulit yang dasarnya terdapat tulang keras seperti tulang pelipis.

-- 0 --

Page 13: Buku II Print Out

LUKA BAKAR

Untuk melihat berat ringan suatu luka bakar maka perlu ditentukan derajat dan luas luka bakar.Derajat luka bakar :

A. Epidermal Burn Derajat 1 : erythemaDerajat 2 : vesikel dengan ciri :

Banyak albumin dan chlor.PMNSekitar merah.Bila dipecahkan dasarnya terdapat bintik perdarahan ( Intra epidemal )

B. Dermal Burn : Derajat 3 : kerusakan pada lapisan kutikula kulit warna kehitaman,

ujung2 syaraf terkena timbul rasa sakit (penyembuhan dengan sikatrik).

Derajat 4 : seluruh lapisan kulit terkena, warna kuning kecoklatan, syaraf sudah rusak, rasa sakit berkurang kurang. Dalam beberapa hari timbul jaringan necrotik dan nanah sembuh dengan deformitas sikatrik.

C. Deep Burn :Derajat 5 : Mengenai seluruh lapisan kulit dan otot, terjadi koagulasi protein (albumin otot) terjadi sikap Pugilistik Derajat 6 :Seluruh jaringan kulit, otot dan tulang mengarang – nampak

pada beberapa bagian jaringan pecah2 menyerupai luka tajam (disini tidak ada darah).

LUAS LUKA BAKAR.Digunakan rumus 9 (Evans).

Extremitas atas : 9%Extremitas bawah : 18%Badan bagian depan : 18%Badan bagian belakang : 18%Kepada : 9%

Leher : 1%Genital : 1%

Luas luka bakar lebih penting dibandingkan derajat luka. Epidemal burn yang melebihi 1/3 bagian tubuh bersifat fatal. Kematian bila luas luka bakar lebih 50%, pada anak2 lebih sensitif lagi. Luka bakar pada daerah anggota gerak sering menimbulkan cacat oleh karena jaringan sikatrik.

Faktor lain yang turut berpengaruh berat ringan akibat luka bakar adalah :1. Derajat luka bakar/luas luka bakar.2. Derajat panas benda penyebab.3. Lamanya terpapar4. Umur5. Jenis kelamin.6. Lokasi luka bakar : daerah kepala, badan, perut bagian bawah, genital

lebih berbahaya dari tempat lain.

Sebab Kematian :Cepat : Keracunan CO (30-80%) Shock – neurogenik

Luka2 lain akibat tertindih/tertimpa benda keras Lambat : sepsis oleh karena hypostastik pneumoni

hyponatremia renal failure, dll.

Masa kritis adalah hari pertama sampai hari ke tiga

MEDIKOLEGAL ASPEK LUKA BAKAR :

- Identifikasi Paling sulit terutama bila tubuh korban telah mengarang sama sekali. Pada korban hanya tersisa tulang dan gigi serta beberapa organ dalam. Dari tulang dapat memperkirakan umur, jenis kelamin, tinggi badan, ras. Sementara dari gigi apabila ada data antemortem dapat lebih menjuruskan identifikasi korban. Organ dalam yang dapat dipakai untuk upaya identifikasi adalah ginjal oleh karena relatif terlindungi. Dari sini dapat ditentukan golongan darah dan sex (Barr Body/Y. Body).

- Membedakan luka bakar ante/post mortem :Penting untuk menentukan cara kematian,

Page 14: Buku II Print Out

luka bakar ante mortal terdapat reaksi Intra Vital berupa :Adanya jelaga pada saluran nafas.Kadar CO yang tinggi dalam darah (10-60%), pada anak2 (80%).Ulcerasi pada mucosa lambung.Reaksi jaringan (warna kemerahan) sekitar luka2 yang ada.

Pada luka bakar sering timbul patah tulang dan pseudo epidural hematon yang terjadi oleh karena panas tinggi sehingga pembuluh pecah terjadi extravasasi.

Tanda2 pseudo epidural hematoni.Gumpalan darahnya lunak, rapuh dan tipis, warna coklat terang sampai kekuningan terdapat gambaran sarang tawon, akibat gelembung2 udara (mendidih).Pseudo epidural ini perlu dibedakan dengan epidural yang terjadi antemortem akibat kekerasan.

Pemeriksaan Mayat :- Darah berwarna merah terang- Pada sal pernafasan ditemukan jelaga selaput lendir warna kemerahan dan dapat ditemukan pula busa halus- Tulang tenggkorak sering telah terbuka atau dapat ditemukan pseudo

epidural hematom.- Paru2 odema, jantung penuh berisi darah- Dapat ditemukan pula oedema laryng.- Bila korban sempat hidup dalam jangka waktu beberapa hari, sering dijumpai :

Radang paru2Degenerasi sel parenkim hati.Tubular nekrosis akut.Ullerasi lambung/duodenum.

Pemeriksaan Toksikologi :Bila kadar CO dalam darah lebih 10% berarti orang tersebut masih hidup pada waktu terbakar, sebaliknya kadar CO (-) /sedikit belum tentu orang tersebut sudah mati waktu terbakar, hal tersebut dapat terjadi pada kematian yang cepat (misalnya ledakan, oedema laring ).Pemeriksaan meliputi :1. Resistensi Alkali Tes

1-2 tetes darah + 5 ml air + 5 tetes NAOH 10% = warna berubah merah kecoklatan.1-2 tetes darah kontrol + 5 ml air + 5 tetes NAOH 10% = Warna coklat tua.

2. Test Mikrodilusi ( Semi kwantitatif )3. Tes Gas Chromatografie ( Kwantitatif )LUKA LISTRIK :Dikenal 2 jenis arus listrik, yaitu AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current), dikatakan AC lebih berbahaya dari DC.

Dikenal istilah Voltage (V), yaitu tegangan listrik, untuk rumah tangga 220 volt, tahanan dengan satuan Ohm (R) kemampuan benda untuk menyalurkan listrik (kayu lambat, logam cepat ) dan Ampere (I) adalah kuat arus.

Dikatakan I dan R lebih berperan dalam mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia dibandingkan V. Hubungan ketiga bagian itu tercakup dalam rumus :

V = I.R I = V / R - Ampere = Volt/Ohm

Jumlah minimal (I) yang mematikan adalah : 65 mA di Rumah Tangga (2 mA s/d 10 mA).Tubuh manusia merupakan penghantar listrik yang buruk pada telapak tangan dan kaki yang kering 1.000.000-2.000.000 OHM. Makin tipis kulit makin turun tahanannya (pipi, paha bag dalam, lipat ketiak) berkisar 500 OHM sampai 1000 OHM. Pada keadaan yang basah maka tahanan turun hanya berkisar 200 OHM sampai 300 OHM saja. (rata2 tahanan kulit sekitar 100.000 OHM ).

Volt tidak menentukan banyak sebagai penyebab kematian. Dilaporkan bahwa orang kontak dengan listrik 2.500 volt ternyata masih dapat hidup setelah dilakukan resusitasi 20 menit, sebaliknya pada keadaan basah listrik 50 volt dapat mematikan.

Akibat arus listrik pada tubuh manusia, ada 2 jenis yaitu :

1. Effek Non SpecifikEfek yang diakibatkan oleh panas, merupakan suatu luka bakar yang

ditemukan pada tempat listrik masuk/keluar. (Electric Mark).Gambarannya :

Luka bakar bentuk bulat, ditengah melengkung warna coklat/hitam (abu2 kuning) dikelilingnya daerah yang pucat – menonjol (edema) warna kemerahan. Electric Mark tidak spesifik untuk listrik, dapat juga terjadi bila kulit bersentuhan dengan benda panas. Elektric Mark tidak selalu ditemukan karena pada tubuh yang basah dimana R kecil, arus masuk lebih besar sehingga kematian cepat terjadi.

Berat ringan luka bakar (Youle efek) ini tergantung (R ) kulit. Makin besar (R )

Page 15: Buku II Print Out

misalnya pada kulit yang tangan kering, makin hebat luka bakarnya, juga tergantung pada lamanya terpapar. Pada kulit yang basah (R ) kecil, sehingga efek luka bakar kecil/tidak ada sama sekali, demikian pula pada paparan yang luas Electric Mark dapat tidak terjadi

2. Efek spesifikEfek yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintas di dalam tubuh. Efek yang ditimbulkan berupa :

a. Fibrilasi ventrukel kemudian cardiac arest volt kurang dari 200 Vb. Vagal Reflek bila arus masuk melalui kepala. Terjadi respiratory failure

akibat otot pernafasan kejang, terjadi pada tegangan lebih 1000 V.Kedua efek diatas dapat timbulkan kematian, tergantung dari :

1) Kondisi listrik.2) Lama kontak

1. Kondisi Listrik

I = V/R (rumus OHM’s), makin kecil R makin besar I, makin cepat kematian dan sebaliknya.

2. Lama Kontak

Lets go current (12 mA), pada kontak dengan listrik demikian, genggaman tangan masih dapat membuka. Pada listrik diatas 12 mA dan pada tegangan menengah (65-1000 V) maka otot flexor tangan malah berkontraksi sehingga kontak makin lama. Pada tegangan lebih 1000 V tubuh justru akan terlempar. 3. Kondisi Phisik

a. Sakit jantung mempercepat kematian. b. Sering kontak / tidak (pegawai PLN lebih tahan. c. Waspada / tidak, dll.

Gambaran histopatologi dari Electric Mark :Epidel memipih.Sel stratum corneum menggelembung dan kosong.Inti sel stratum basalis lonjong.Tersusun secara palisade.Terdapat sel2 yang mengalami karbonisasi dan metalisasi.

Bunuh diri dengan listrik jarang, paling sering oleh karena kecelakaan, sedangkan pembunuhan dengan listrik pernah dilaporkan.Hukuman mati melalui kursi listrik di AS, menggunakan listrik 7,5 A – 1700 volt selama 60 detik dan dilakukan 2 kali.

PEMERIKSAAN POST MORTAL:

Pemeriksaan Luar : muka pucat, mata penyebaran pemb darah, elektric mark tangan/kaki (+)/(-), kadang ada echimosis pada kulit dada.

Pemeriksaan Dalam : paru2 oedematus, organ dalam pembendungan, perdarahan berbintik pada otak dapat (+), tardius spot pada pleura dan jantung.

Tanda-tanda tersebut tidak spesifik, oleh karena itu penyimpulan kematian oleh karena listrik berdasarkan “per-eklusionan” (dibuktikan dengan tidak ada kelainan lain yang menyebabkan kematian).

— o —