Buku Ajar Pm4_01

download Buku Ajar Pm4_01

of 62

Transcript of Buku Ajar Pm4_01

BAB I PELAKSANAAN KONTRAK1. PENDAHULUAN Landasan Hukum Undang-undang yang berlaku di suatu negara merupakan landasan hukum untuk setiap kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh warga negaranya. Namun undangundang yang mengatur kontrak dan transaksi dagang, berbeda dari satu negara dengan negara lainnya. 2. BEBERAPA HAL MENGENAI KONTRAK Tawaran dan Penawaran Secara hukum setiap bentuk kontrak antara dua pihak, hanya sah jika kedua belah pihak sepakat pada saat kontrak dibuat. Dan azas penawaran dan menerima penawaran sangat penting artinya di dalam hukum tentang kontrak. Suatu tender dan penawaran yang diajukan kepada calon klien adalah suatu penawaran untuk membuat kontrak yang siap untuk disetujui, kecuali terjadi pembatalan atau penawaran ditarik kembali. Ada tiga cara yang dapat membatalkan sebuah penawaran dengan sendirinya, yaitu: Jika kontraktor atau klien meninggal dunia. Jika penawaran terikat batas waktu dan batas waktu tersebut terlampaui. Jika tidak ada batas waktu, tetapi persetujuan baru diberikan setelah melampaui batas waktu yang tersedia Menarik kembali penawaran Tindakan yang harus dilakukan kontraktor pada saat mengetahui telah membuat suatu kesalahan di dalam penawaran penawarannya adalah memutuskan untuk menarik kembali penawarannya. Dan hal ini harus diberitahukan kepada klien secepat mungkin. Penarikan kembali penawaran yang telah diterima hanya dapat dilakukan jika disepakati bersama oleh kedua belah pihak.

1

Menerima Penawaran Penawar terendah Bila kontraktor tersebut terpilih sebagai penawar terendah/ tiga terendah, maka akan diundang untuk datang ke kantor ahli (panitia lelang) dan menjelaskan kualifikasi yang ada dan bila memungkinkan menurunkan hasil penawarannya, di samping terdapat penyesuaian lain dalam harga penawarannya, dan bila tetap menjadi penawar terendah yang layak, maka penawarannya dapat diterima oleh klien dengan tanpa syarat dan akan menanda tangani kontrak.

Surat pernyataan kehendak (Letter of Intent = LI) Suatu surat pernyataan berisi niat untuk menerima penawaran (LI) Persetujuan dengan beberapa persyaratan di mata hukum dianggap dengan beberapa persyaratan dapat dikatakan tidak mengikat secara hukum. sebagai penawaran balasan (counter-offer), bukan sebagai persetujuan yang sungguh-sungguh, oleh sebab itu belum dapat ditingkatkan menjadi kontrak, sebelum penawar semula menyetujui kondisi-kondisi baru yang diajukan. Bila pada saat ini, kontraktor langsung mempersiapkan staf serta pemesanan material, maka biaya dan resiko yang akan terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor sendiri, kecuali bila ada kesepakatan tertulis antara klien dan kontraktor.

Kesepakatan (Agreement)

Setelah penawaran diterima, kontraktor akan diundang untuk membuat dan melaksanakan suatu kesepakatan yang mencakup semua unsur dokumen kontrak yang akan ditandatangani oleh semua pihak.

Pelaksanaan Pekerjaan (Commencement) Pada tahap ini kontraktor akan menerima Surat Perintah Kerja (SPK) selain LI, yang memberitahukan bahwa kontraktor diperkenankan untuk masuk ke lapangan. Pada masa ini disebut sebagai masa mobilisasi, karena kontraktor harus mulai bekerja sesuai dengan formulir lelang. Di mana pelaksanaan pekerjaan dimulai dan dihitung setelah masa mobilisasi.

2

Bila kontraktor tidak memulai pekerjaan pada masa ini maka ia akan

menerima teguran dari ahli untuk melaksanakan pekerjaan. Bila setelah 28 hari kontraktor tetap belum melakukan pekerjaan, maka klien akan mengambil kembali lapangan serta melaksanakannya sendiri pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor. Hal ini tidak menyebabkan batalnya kontrak. KEABSAHAN KONTRAK Ada tujuh macam persyaratan utama dari segi hukum yang dapat menetukan keabsahan sebuah kontrak yaitu: 1. Konsideran, keseimbangan Di dalam hukum. Kontrak adalah suatu kesepakatan untuk mempertukarkan sesuatu dengan benda lainnya. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Legalitas Niat dan kesungguhan Status (sudah dewasa, waras dll) Paksaan atau penipuan Kesalahan penting (misal identitas pihak lawan salah) Pernyataan yang palsu Terjadi jika salah satu pihak memberikan keterangan pernyataan yang tidak benardan mengakibatkan pihak lain bersedia mengikatkan diri di dalam kontrak. Ini bisa disebut tidak bersalah (innocent) jika pernyataan tadi memang sungguh-sungguh dipercaya sebagai hal yang benar, dan disebut penipuan (fraudulent) jika terbukti merupakan suatu kebohongan yang disengaja. PEMUTUSAN KONTRAK Untuk melakukan pemutusan kontrak yang telah dibuat dengan syah, hanya ada empat cara yaitu: Penyelesaian pekerjaan Kesepakatan bersama untuk mengakiri kontrak Ketidak mampuan atau frustasi Kontrak hanya dapat dibuat untuk suatu tujuan yang tidak melanggar hukum.

3

Hal ini terjadi karena ada perubahan hukum atau terjadi perubahan situasi yang sangat mendasar yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya pada saat penandatanganan kontrak. Pelanggaran kontrak Jika salah satu pihak yang terlibat di dalam kontrak lali atau menolak memenuhi ketentuan yang ada di dalam kontrak. Ada dua cara yang memungkinkan untuk penyelesaian kontrak: Pekerjaan khusu (spesific performance) Ganti rugi 3. TUNTUTAN (KLAIM GANTI RUGI) Diajukan oleh kontraktor Tuntutan ganti rugi dapat dilakukan oleh kontraktor bila klien dalam hal ini melanggar ketentuan yang telah disepakati seperti: Lapangan pekerjaan yang tidak diserahkan oleh klien, sehingga kontraktor tidak dapat memulai pekerjaan. Dalam hal ini kontraktor dapat memberitahukan secara tertulis pepada ahli untuk dapat menyerahkan lapangan yang diperlukan. Bila tidak, maka kontraktor harus dibayar untuk biaya-biaya yang gagal (tidak hanya biaya yang telah dikeluarkan, tetapi juga biaya lain yang berkaitan) akibat kegagalan dari pihak klien. Peralatan dari klien yang tidak tepat waktu, akan menyebabkan tidak berlakunya masa penyelesaian pekerjaan. Pengusiran karyawan/ pekerja dari lapangan, tanpa alasan yang kuat dari klien, maka kontraktor dapat mengajukan tuntutan untuk mendapatkan ganti rugi atas biaya yang telah dikeluarkannya (termasuk kehilangan keuntungan). Tetapi kondisi di atas belum tentu dapat dimenangkan bila kontraktor langsung meninggalkan lapangan, malah kontraktor yang akan dituntut sebagai pihak yang bersalah. Sub kontraktor Kontraktor utama bertanggung jawab penuh atas kegagalan atau kelalaian sub kontraktor, walaupun sub kontraktor tersebut dipilih oleh klien (nominated sub

4

contractor), kecuali ada sub kontraktor spesialis yang dikontrak langsung oleh klien. Dalam hal ini kontraktor utama dapat mengajukan klaim jika kegiatan dari sub kontraktor tersebut mengganggu pekerjaannya. Ahli atau Konsultan Untuk mengajukan klaim perpanjangan masa kontrak atau tambahan biaya, kontraktor harus dapat membuktikan bahwa keterlambatan terjadi akibat permasalahan pihak lain atau pihak luar. Pada umumnya menyalahkan konsultan. Dalam kasus seperti ini klien harus membayar klaim dari kontraktor dan konsultan harus memiliki alasan yang kuat yang dapat diterima klien. Untuk mencegah terjadinya klaim yang dapat merugikan kontraktor, ada beberapa kiat yang dapat dipahami dan diingat: Terima sebagaimana adanya atau tidak sama sekali Perbandingan antara resiko dan keuntungan Negosiasi setiap terjadi permasalahan.

4. ASURANSI Asuransi adalah pertanggungan antara dua pihak, yaitu pihak I untuk menjamin atau menanggung bahwa pihak ke II akan mendapat penggantian/ kerugian yang mungkin ia derita sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau sudah dapat ditentukan saat akan terjadi. Hukum untuk asuransi pada KUH Perdata pasal 250, 253, 256, 257,258,259, 1851 dan 1774. Seseuai persyaratan umum, kontraktor harus membayar asuransi bersama klien atas semua jenis kehilangan dan kerusakan, kecuali untuk resiko yang dikecualikan. Asuransi yang dilakukan bersama antara klien dan kontraktor biasanya disebut polis. Kontraktor wajib membebaskan klien dari semua kerugian dan tuntutan sehubungan dengan masalah kecelakaan dan kerusakan yang menyangkut manusia, bahan maupun harta yang mungkin timbul sebagai akibat pelaksanaan proyek kecuali:

5

Penggunaan secara tetap atas tanah Hak klien atas tanah Kecelakaan atau kerusakan atas harta yang tidak dapat dihindari

Asuransi yang harus ditanggung oleh kontraktor yaitu: Asuransi pihak ketiga Asuransi pekerja (Astek/ Jamsostek)

Pembayaran premi asuransi kontraktor dapat diambil alih oleh klien atas biaya dari kontraktor dengan cara memotong biaya tersebut dari setiap pembayaran yang menjadi hak kontraktor. Bila tidak ada lagi hak kontraktor, maka jumlah ini menjadi hutang kontraktor.

Bentuk asuransi engineering/ rekayasa adalah sebagai berikut : Contractor All Risk Insurance (CAR) segala macam biaya yang timbul yaitu asuransi yang akibat pelaksanaan menanggung

pembangunan seperti kerusakan material (material damage), luka jasmani pihak ketiga (third party liability) yang datangnya secara tiba-tiba, termasuk kelalaian pekerja. Secara umum resiko yang ditanggung oleh CAR adalah : Profesional fees (engineer), Removal of Debris (pekerjaan pembersihan), Automatic Reinstatement (musibah), Plan and Document (dokumen), Riot strike and civil commontion (huru-hara), Fire brigade cost(kebakaran), dan Cross liability (pengambil alihan klaim kepada pihak asuransi) Erection All Risk Insurance (EAR), memberikan ganti rugi untuk instalasi proyek( pekerjaan erction mesin selama pelaksanaan dan testing, dan secara umum pertanggungan sama dengan CAR. Macbenery Breakdown Insurance (MBD), memberikan ganti rugi untuk pekerjaan pelaksanaan karena kecelakaan yang sifatnya tidak terduga dan datangnya tiba-tiba. Jaminan Sosial Tenaga Kerja, memberikan jaminan ganti rugi yang diderita pekerja selama pekerjaan konstruksi dan setelahnya. Tujuan jamsostek adalah memberikan jaminan/pelayanan/ penggantian sebagian dari penghasilannya yang berkurang akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Ruang lingkup program Jamsostek :6

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Jaminan Kematian (JKM) Jaminan Hari Tua (JHT) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Iuran untuk program Jamsostek : Jaminan Kecelakaan Kerja, berdasarkan kelompok jenis usaha yaitu 0,24%, 0,54%, 0,89%, 1,27%, dan 1,74% dari upah sebulan (ditanggung pengusaha) Jaminan Hari Tua sebesar 5,70% dari upah sebulan.(3,70% ditanggung Jaminan kematian sebesar 0,30% dari upah sebulan. (ditanggung Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sebesar 6% dari upah sebulan untuk pengusaha dan 2% ditanggung oleh tenaga kerja) pengusaha) tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan 3% dari upah sebulan untuk yang belum berkeluarga. (ditanggung pengusaha)

5. Dua puluh pertanyaan dalam kontrak: Identitas klien (pemberi tugas)? Identitas kontraktor? Identitas wakil klien (konsultan/ ahli)? Alamat lokasi, gambar dan dokumen pelaksanaan? Besarnya harga kontrak? Pengaturan pembayaran angsuran dan pembayaran akhir? Saat mulai dan masa kontrak serta masa berlakunya penawaran? Jaminan dan prosedur ganti rugi? Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dan pengaturan keuangan bila pelaksanaan dihentikan? Perubahan harga-harga? Pengaturan perubahan dan pekerjaan tambah? Besarnya biaya langsung dan biaya yang sudah ditetapkan (provisi)? Pemilihan material oleh klien dan metode pembayarannya? Ijin memasuki lapangan untuk pengawasan?

7

Tanggung jawab menyediakan alat dan perlengkapannya? Penolakan atas bahan dan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan? Pembebanan atas biaya yang harus dibayarkan kepada Pemda seperti PAM, telepon dan listrik? Peraturan K3 dan perburuhan yang harus ditaati? Asuransi dan ganti rugi terhadap tuntutan sub-kontraktor? Kesepakatan atas cara penyelesaian sekiranya terjadi perselisihan? 6. PROGRAM, METODE DAN KEMAJUAN PEKERJAAN Program pelaksanaan Dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh ahli dan ahli diperkenankan untuk membuat revisi program, bila kemajuan kontraktor tidak sesuai program yang telah disetujui dan atas permintaan ahli kontraktor membuat program baru yang memperlihatkan perubahan-perubahan yang diperlukan agar proyek tepat waktu. Ahli hanya menyetujui isi dari program bukan penyajiannya.

Metode Program Metode program merupakan hak penuh kontraktor, kecuali tercantum lain dalam kontrak. Bila ahli memaksakan format sesuai dengan keinginannya, maka kontraktor berhak atas biaya untuk membuat program dan biaya-biaya lain yang terjadi sebagai akibat dari pemilihan metode tersebut. Angka kemajuan pekerjaan Ahli berhak menegur kontraktor bila kemajuan pekerjaan kontraktor dinilai lambat dan kontraktor harus meminta persetujuan ahli atas langkah-langkah yang diambil untuk melakukan percepatan kerja. Kontraktor tidak berhak meminta biaya tambahan atas pekerjaan percepatan ini, karena tidak merupakan perubahan pekerjaan (variasi), kecuali untuk kerja lembur. 7. LANDASAN PELAKSANAAN Dokumen landasan pelaksanaan minimal berisi butir-butir yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:8

Penjelasan mengenai pemegang peran utama pelaksanaan proyek Rencana Pelaksanaan Proyek (RPP) atau juga disebut project

execution plan, yang berisi penjelasan teknis perihal lingkup kerja, sasaransasaran dan prosedur koordinasi proyek, serta peranan masing-masing anggota peserta. Program pengendalian dan rencana implementasinya. Prosedur kerja ke dalam dan ke luar Rapat pemula atau kick-off meeting. Rapat ini bermaksud membahas

tingkat akhir dan meratifikasi butir-butir konsep landasan pelaksanaan. Anggota Tim inti yang menyusun konsep landasan minimal terdiri dari: Manajer proyek Manajer teknik Ahli pengendalian biaya dan jadwal Ahli proses dan mekanikal Ahli di bidang pembelian.

8. RENCANA PELAKSANAAN PROYEK (RPP) RPP adalah dokumen yang memuat penjelasan mengenai lingkup dan rencana penyelenggaraan proyek.

RPP yang baik mempunyai fungsi: Memberikan kepada pimpinan perusahaan garis besar rencana pelaksanaan proyek, dengan demikian pimpinan dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang memerlukan prioritas bimbingan, pengarahan dan dukungan. Memberikan kepada pelaksana, baik di lapangan maupun di kantor pusat proyek, penjelasan mengenai lingkup proyek dan pegangan pokok untuk kegiatan penyelenggara terutama dalam aspek perencanaan dan pengendalian. Sistematika RPP pada umumnya mengikuti pola berikut: Ringkasan subyek yang dibicarakan

9

Informasi umum kontrak Uraian jadwal kegiatan/ pekerjaan utama Strategi pelaksanaan pekerjaan Program pengendalian dan pelaporan Hubungan dengan instansi yang berwenang

Prosedur Kerja Prosedur kerja menjelaskan tentang bagaimana pekerjaan dilakukan dan koordinasinya ke dalam maupun ke luar di antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek. Prosedur kerja untuk masing-masing bidang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan operasional (seperti prosedur pengadaan material, prosedur pemeriksaan dan uji coba dalam pengendalian mutu, prosedur administrasi & keuangan dan prosedur pengajuan persetujuan). Prosedur koordinasi proyek Adalah salah satu prosedur kerja yang disiapkan oleh kontraktor utama dan diperiksa dan disetujui oleh pemilik. Fungsinya memberi petunjuk dasar tentang bagaimana pekerjaan proyek dilaksanakan dalam kaitannya dengan pihak-pihak yang terlibat di proyek. Hal-hal yang dicakup dalam prosedur ini adalah: Organisasi peserta proyek, dan daftar personil intinya Tugas dan tanggung jawab setiap organisasi Prosedur kerjasama antar peserta Prosedur komunikasi yang berupa pelaporan, surat menyurat dan kode arsip. Rapat pemula Agenda rapat pemula pada umumnya terdiri dari butir-butir sebagai berikut:

Membahas RPP, termasuk uraian lingkup kerja dan perencanaan sumberdaya. Membahas prosedur kerja, terutama prosedur koordinasi dan jalur pelaporan. Mengadakan konfirmasi perihal jadwal pelaksanaan proyek dan biaya proyek Mengadakan konfirmasi prosedur pengendalian yang akan dipakai.

10

Perhatian khusus yang spesifik dan turut dibahas dalam rapat pemula adalah: Memberlakukan jadwal sementara Kegiatan design engineering Kegiatan pembelian

BAB II INSTALASI LAPANGAN 1. Pendahuluan Instalasi dari lapangan konstruksi (site lay out) dapat diartikan sebagai perencanaan dan pengorganisasian dari luas lapangan yang diusulkan dalam konstruksi, misal-nya penyediaan alat-alat sementara dan atau alat-alat permanen, pengembangan dan keperluan sumber daya, termasuk penempatan dan timbal baliknya dalam proyek konstruksi.

11

Tujuan tata letak lapangan adalah untuk mengembangkan produktifitas di lapangan sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis. Untuk menerapkan suatu standard untuk pengaturan tata letak lapangan untuk berbagai lokasi dan type proyek adalah suatu hal yang tidak mungkin karena saling ketergantungan antara ketiga faktor di bawah ini (R.A. Burges) : Metode yang diterapkan Tata letak lapangan Program keseluruhan proyek.

Hal yang perlu diketahui perencanaan tata letak lapangan adalah sebelum penempatan dan pembangunan bangunan sementara ditentukan posisinya, ada dua pertanyaan yang berguna untuk diikuti, yaitu; Apa penggunaan akhir dari ruang(lahan) kosong tersebut ? Kapan lokasi yang ada dikosongkan untuk memenuhi kebutuhan program pembangunan Untuk mengatasi kendala pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan suatu evaluasi perencanaan yang terus menerus dan mencari alternatif-alternatif pemecahan yang efektif dan efisien. Hal ini dapat dicapai dari rapat-rapat perencanaan, koordinasi, dan rapat khusus yang selalu terjadwal dan selalu di terapkan dalam pelaksanan dan dapat dilakukan kembali evaluasi terhadapnya. 2. Penyelidikan Lokasi Peninjauan kelokasi proyek sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah suatu tindakan yang tepat untuk mendapatkan informasi- informasi penting yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan fisik, baik kendala-kendala apa yang akan dihadapi nantinya maupun metoda yang harus diterapkan untuk mengatasi kendala yang ada. Beberapa informasi yang diperlukan dalam tahap ini adalah: Sumberdaya yang ada di lokasi proyek, seperti: PLN, PAM, telepon, air tanah, tenaga kerja, supplier material dan peralatan. Masyarakat dilingkungan sekitar proyek. Geografis proyek.

12

Hal lain yang sangat dibutuhkan adalah kelengkapan dari data penyelidikan tanah dari proyek dan pengikatan titik BM (Bench Mark) yang telah ditetapkan oleh pemberi tugas. Kesalahan dalam pengukuran dan penetapan titik bantu awal akan berakibat fatal bagi kelanjutan konstruksi dan pelaksanaan pekerjaan finishing. 3. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan bertujuan untuk mempersiapkan seluruh sarana atau sumberdaya yang diperlukan pada pekerjaan konstruksi dan dipergunakan selama masa pekerjaan fisik dan merupakan pekerjaan awal konstruksi. Kegiatan yang termasuk dalam pekerjaan persiapan antara lain : Persiapan areal kerja : * pekerjaan pembersihan lapangan * pengukuran Pembuatan jalan masuk dan keluar sementara ke lokasi proyek Pembangunan direksi kit, pagar keliling, dan barak kerja Penyediaan batching plan Penyediaan shop drawing dan perlengkapannya Penyediaan penerangan lokasi kerja ( instalasi listrik ) Penyediaan instalasi air bersih dan sanitasi untuk ruang direksi kit dan barak kerja Pembangunan bengkel kerja untuk pekerjaan pembesian, kayu dan las Pembangunan gudang alat dan bahan serta perawatannya. Pembangunan sementara lain yang diperlukan di lokasi proyek.

4. Bangunan Sementara Bangunan sementara merupakan suatu konstruksi yang dibuat dengan konstruksi kayu dan tidak permanen serta dapat digunakan dalam waktu yang tidak terlalu lama (seumur pelaksanaan proyek). Konstruksinya harus kuat dan layak untuk tempat bekerja atau sesuai dengan fungsinya, aman , dan dibuat fleksibel. Contoh : Direksi kit, gudang bahan dan peralatan kecil, dipindahkan ke lantai dasar atau satu, pada bangunan bertingkat tinggi. Bangunan sementara terdiri dari :

13

Pagar pembatas Kantor proyek (direksi kit) Barak pekerja Pos keamanan Tempat penyimpanan Bengkel kerja Saran sanitasi Kantin Bangunan sementara untuk peralatan M/E

a. Pagar Pembatas Pagar pembatas secara umum dipergunakan untuk membatasi lokasi proyek dengan lingkungan diluar lokasi proyek, sebagai pengamanan lokasi proyek dan keindahan. Dilihat dari bentuk dan jenis proyek konstruksi pagar pembatas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Pagar tertutup, digunakan untuk proyek yang meluas seperti proyek gedung bertingkat, batching plan, base-camp proyek pekerjaan sipil. Pagar terbuka, digunakan untuk proyek yang memanjang seperti proyek jalan raya, dan lain sebagainya ayng serupa dengan jalan raya.

Jenis material yang digunakan dan beberapa ketentuan yang ada: Pagar tertutup : Tinggi 180 - 200 cm Setiap jarak 5m dibuat lubang/jendela darurat berukuran 50x50cm untuk mudahkan penanggulangan kebakaran. - Bahan : triplek, asbes, seng, plastik gelombang, batako. - Banyaknya pintu masuk, dibuat seminal mungkin dengan ukuran 1 set pintu masuk yaitu untuk pekerja lebar minimum 80 cm dan untuk kendaraan minimum 400 cm. Bila pintu masuk dibuat lebih dari satu, maka yang perlu ditambah hanya pintu masuk/keluar untuk kendaraan dan bila tidak digunakan harus ditutup/dikunci kembali, dengan tujuan keamanan. Diletakan secara statis (tetap).

14

Pagar terbuka : - Tinggi 100 - 120 cm Diletakkan secara dinamis (dapat dipindah-pindahkan) - Bahan : tiang dolken/kasau dengan selang berlampu kelap-kelip -

b. Kantor Lapangan (Direksi Kit) Berfungsi sebagai: kantor untuk Pemberi Tugas, Kontraktor, Sub kontraktor, dan konsultan dalam melakukan pengelolaan proyek, serta sebagai tempat penyimpanan gambar kerja, dokumen kontrak, dokumen penting proyek, peralat-an kantor, dan peralatan ukur. Umumnya kantor lapangan dilengkapi dengan : ruang gambar, ruang pertemuan, ruang penyimpanan material, tempat ibadah, kamar mandi dan WC, dapur kecil, dan bila diperlukan tempat istirahat (kamar tidur). Untuk mengestimasi kebutuhan luas ruangan yang diperlukan dapat dihitung kebutuhan minimum perorang untuk :

ruang kerja @ 2 m2

ruang gambar Ruang rapat

@ 3 m2 @ 15 m2

Ukuran minimum kebutuhan ruangan lain :

Ruang sample material Ruang ibadah

@ 9 m2 @ 9 m2

15

Ruang tidur

@ 12 m2

Ruang dapur kecil

@ 4 m2 @ 1,5m2

4

kamar mandi/WC

Penempatan kantor lapangan sebaiknya diletakan dalam satu lokasi dan berdekatan dengan pintu masuk & tempat parkir kendaraan staff proyek. Bila lahan kosong yang tersedia tidak memadai, maka bangunan dapat dibuat lebih dari satu lantai atau dipindahkan ke lantai dasar bangunan yang telah selesai. c. Barak Pekerja o Dipergunakan untuk tempat beristirahat pekerja dan tempat menginap/tidur pekerja proyek yang bertempat tinggal jauh dari lokasi proyek. o Tujuannya untuk mencegah keterlambatan datang kelokasi proyek, memberi kan waktu yang cukup untuk beristirahat, yang akan berdampak langsung dalam produktivitas kerja pekerja.o

Kebutuhan ruangan minimum @ 1,5 m2 per orang. dan harus dilengkapi dengan kamar mandi dan WC.

o Penempatannya sebaiknya cukup jauh dari areal proyek dan masih dalam lokasi proyek. o Konstruksinya dapat berupa bangunan satu lantai atau lebih (sesuai

kebutuhan).

d. Pos Keamanan Fungsinya sebagai tempat berlindung dan kantor petugas keamanan dan mem punyai tugas sebagai berikut: Mencatat tamu yang datang, seperti identitas dan keperluannya. Mencatat dan memeriksa kendaraan yang masuk dan keluar proyek Menjaga keamanan lokasi proyek.

16

Kadangkala diperbantukan untuk pengawasan K3.

Ukurannya minimum 4 m2 untuk pos keamanan dan minimum 1 m2 untuk pos jaga (menara keamanan) Penempatannya disamping/dekat pintu masuk/keluar proyek untuk pos keamanan dan disudut-sudut lokasi proyek untuk pos jaga/ menara jaga. e. Tempat penyimpanan

Tempat penyimpanan dibedakan menjadi 2 yaitu:

Gudang, dipergunakan untuk menyimpan material yang tidak tahan terhadap perubahan cuaca, bernilai ekonomis tinggi seperti semen, keramik, peralatan tukang, perlengkapan K3, dan perlengkapan M/E. Ukuran dibuat secara proposional dan bentuknya adalah bangunan tertutup dengan satu pintu dan dapat dikunci.

Tempat penyimpanan/penimbunan material, dipergunakan untuk material yang cukup tahan terhadap cuaca, sehingga bangunan hanya memilik atap tanpa dinding, bahan atap dapat berupa seng, plastik, atau terpal. Material yang disimpan disini seperti : tulangan, kayu, perancah, pipa, PVC, dll. Ukurannya kurang lebih : 3x4 m, 3x6 m, 3x12 m, atau disesuaikan dengan kondisi lapangan dan jenis materialnya.

f. Bengkel kerja. Bengkel kerja, berfungsi sebagai tempat produksi sarana, elemen pendukung konstruksi dan merupakan bangunan terbuka dengan atap dari seng atau plastik atau asbes. Lokasi yang baik adalah dekat dengan lokasi penyimpanan material dan masih dalam radius tower crane, agar mudah dalam pendistribusian kelokasi kerja. g. Sarana sanitasi-

Sarana Sanitasi, seperti kamar mandi/WC, ditempatkan di direksi

kit, barak kerja, dan disekitar pusat lokasi kerja. Pembuatan dapat yang statis

17

ataupun dipilih yang dapat dipindah-pindah lokasi penempatannya. Ukurannya kurang lebih 1 m2. h. Kantin, Merupakan tempat pekerja memenuhi kebutuhan fisik seperti makan dan minum, tempatnya dapat berupa ruang makan saja, atau dapat berupa kedai makan. Ukurannya disesuaikan dengan jumlah waktu tertentu. i. Bangunan sementara untuk M/E Dipergunakan untuk melindungi peralatan seperti genset (diesel listrik), vibrator, compresor, genset las, lampu proyek dan tempat operator dan teknisi M/E dari cuaca. Ukurannya disesuaikan dengan jumlah peralatan yang ada dan personel yang bertugas. Penempatannya sebaiknya dekat dengan sumber listrik dari PLN dan dekat dari semua peralatan yang memper gunakan listrik (tempat yang strategis) serta terjamin keamanannya 5. Pengamanan Lapangan Pengamanan lapangan sangat penting artinya bagi suatu proyek, karena dapat mengurangi tingkat kehilangan yang terjadi di dalam proyek, sehingga keuntungan yang telah diperhitungkan dapat dipertahankan. Kehilangan yang terjadi pada suatu proyek dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: Akibat pencurian, baik oleh pihak luar maupun dari pihak dalam proyek. Akibat pemborosan dalam pemakaian maupun penempatan material. Akibat kebakaran. dari lalu lintas produksi. pekerja yang bisa ditampung dalam

Sedangkan sebab-sebab kehilangan adalah : Nilai material Jenis material

18

Lokasi proyek Keadaan ekonomi masyarakat sekitar proyek

Tindakan pengamanan proyek yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kehilangan adalah : Pemagaran proyek Penempatan materian yang baik dan benar Pemasangan lampu penerangan Pemasangan dan penempatan pos keamanan Pemasangan kunci pintu di tempat penting

Penempatan petugas keamanan Pemasangan alat pengaman elektronik Pemasangan hidrant air dan alat pemadam kebakaran

Denah Pengamanan Lapangan

19

6.. Bagian-bagian fasilitas lapangan:

Instalasi pendukung : tempat penyimpanan , laboratorium untuk menguji mutu, dan garasi atau tempat parkir kendaraan Instalasi tetap : fasilitas peralatan berat untuk transportasi material, seperti Tower Crane, Lift, concreete pump, dan laini-lain Instalasi produksi : fasilitas peralatan produksi, misalkan baching plan untuk beton (concrete mixing plan) dan asphalt (asphalt mixing plan), dan lain-lain. Jalan masuk dan keluar proyek untuk transportasi dan lalu-lintas proyek Utilitas dan sistem pendukung : fasilitas penerangan, air bersih, telepon, tempat penimbunan sisa material ,tergantung kebutuhan. Instalasi sosial : fasilitas kulturil dan sosial, umumnya untuk proyek yang besar dan berjangka waktu lama, sering dibangun fasilitas klinik, sarana olah raga, sekolah dan lain-lain.

Fasilitas komunikasi dan kantor lapangan.

Pengetahuan dasar untuk perencanaan Instalasi lapangan

Sifat konstruksi : volume konstruksi, gambar proyek, BQ, spesifikasi. Lokasi konstruksi : metode konstruksi, harga lokal, kapasitas pembelian di lokasi proyek. Waktu pelaksanaan. Hukum, peraturan-peraturan, keadaan dan standar. Kunjungan kelapangan : jalan masuk dari ke lokasi, penyediaan tenaga kerja, air, kondisi tanah, luas daerah, pipa & kabel di bawah & di atas tanah. Resiko : elemennya, kerusakan, metode konstruksi. Modal yang tersedia : milik sendiri, atau pinjaman

Dasar Organisasional:

20

Organisasi Kontraktor : perusahaan sederhana, kerja sama, kelompok perusahaan (konsorsium). Organisasi Pemberi Tugas : perseorangan, pihak industri (pabrik), pemerintah. Organisasi lapangan : merupakan interaksi dari seluruh komponen dalam tugas dilapangan, baik itu mengenai pembagian pekerjaan, pembedaan fungsi dan kepentingan dan penetapan garis komunikasi.

Situasi politik : type pemerintahan, hukum-hukum yang berlaku, peraturan administratif untuk ijin-ijin konstruksi.

Penentuan syarat undang-undang: Penentuan dari syarat-syarat ini biasanya merupakan suatu kebijaksanaan biasanya disiapkan oleh pemerintah/klien/kontraktor sendiri, seperti:

Ijin bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja : bila pekerja > 10 orang maka perlu dibuatkan tempat penginapan dan diikutkan JAMSOSTEK. Batasan ukuran dalam direksi kit : ruang kantor minimum 4 m2 , ruang staf pengawas kontraktor 7,5 m2, ruang pengawas lapangan 5,5 m2. Pencegahan kebakaran : tinggi bangunan sementara maksimu 6 m. Peraturan kepolisian : diperlukan bila barang yang diangkut melebihi ketentuan dan lewat jalan umum, dan jalan masuk kelokasi. Kesehatan lingkungan : air, udara, bising, dll.

Kondisi lapangan yang perlu diperhatikan:

Meteorologi (cuaca) : angin, air, temperatur, dan musim Kondisi lapangan : ukuran dan lokasi proyek. Kondisi tanah : batu-batuan, tanah alam. Batas lapangan proyek Obstructions : umur pondasi, sambungan kabel, pipa dan kondisinya di atas dan dibawah tanah. Mesin dan tenaga kerja yang digunakan. Pelayanan ke dan di lapangan : pipa-pipa masuk, kabel konstruksi, penyediaan air, telepon, dll.

21

7. PERENCANAAN TATA LETAK LAPANGAN: Urutan dari bentuk perencanaan yang berorientasi terhadap produksi dan prioritas adalah: Penempatan peralatan tetap (static plan), misalkan kerekan, tower crane, perancah dsb., penempatannya harus pada posisi maksimal, sehingga radius/jarak jangkauan crane (tower crane) dapat mencapai luasan yang maksimal. Pengembangan jalan masuk dan jalan keluar proyek. Pembatasan tempat kerja tertentu, seperti bengkel pembengkokan tulangan dsb. Posisi dari penempatan material dan kantor.

Penempatan instalasi lapangan dan alat-alat beserta interaksinya harus saling berkaitan, dan jika memungkinkan bisa dipergunakan untuk instalasi selanjut nya. Beberapa dasar pertimbangan: Lapangan pekerjaan yang meluas (melebar) Dalam tahap ini harus didefinisikan dahulu ruang lingkup lapangan, seperti : untuk perumahan, bangunan industri, jembatan, gedung bertingkat tinggi, dll. Pembatasan yang salah dari posisi peralatan akan berakibat fatal terhadap fungsi yang sebenarnya dari kegiatan peralatan. Lapangan pekerjaan yang memanjang Misalnya proyek jalan raya, irigasi dan pemasangan pipa. Penempatan instalasi dipusatkan pada gudang, kantor proyek dan akomodasi lapangan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan berkaitan dengan ketiga faktor perencanaan tata letak lapangan yaitu: Luas relatif dari bangunan yang diusulkan dan daerah kosong disekitar tempat bekerja Volume bangunan berbanding dengan luas lapangan (site) Kuantitas pekerjaan di bawah permukaan tanah Lokasi proyek (di pusat kota atau dipinggiran kota) Lingkungan proyek22

Apakah permukaan tanah datar atau berlereng, sifat dari tanah, adanya rintangan didalam tanah seperti adanya pondasi lama, dan sebagainya. Kondisi jalan masuk dan jalan keluar Type dari konstruksi, termasuk pertimbangan dari tingkat standarisasi dalam pemilihan material Sifat dari material, seperti beton ready mix dengan beton fabrikasi Material yang tersedia Waktu kontrak dan pertimbangan tingkat produksi Waktu dari bermacam-macam bagian konstruksi untuk setiap musim.

Keuntungan dan kerugian: Tujuan Tata letak lapangan yang baik : Mengurangi jarak pengangkutan material Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan Memungkinkan ruang gerak yang cukup untuk bekerja Mengurangi biaya produksi Mempertinggi keselamatan kerja Memberikan hasil produksi yang baik Memperbaiki moral pekerja Mengurangai kelambatan dalam bekerja Dapat mengadakan pengawasan yang lebih baik Menggunakan peralatan dan fasilitas dengan baik. Pengiriman material bergerak lamban Biaya penangan (handling cost) yang tinggi Lokasi pekerjaan menjadi sempit Keselamatan bekerja menjadi berkurang Material atau peralatan sering rusak atau hilang Sering terjadi kegagalan dan pekerjaan menjadi tidak tepat waktu.

Kerugian dari tata letak lapangan yang tidak baik:

13. GANGGUAN UMUM DAN TOWER CRANE23

Aspek gangguan umum yang harus diperhatikan dalam tata letak lapangan : Suara bising yang berlebihan Debu diudara yang berlebihan Kotornya jalan-jalan umum Halangan-halangan pada jalan umum.

Pertimbangan dalam penggunaan Tower Crane: Penempatan material diletakan dalam jangkauan/radius tower crane dengan urutan material dengan berat jenisnya besar diletakan dekat dengan pusat lingkaran dan material yang ringan diletakan menjauh dari pusat lingkaran tower crane. Penempatan hasil produksi peralatan konstruksi yang akan ditempatkan di atas bangunan harus diletakan atau dirakit di bawah daerah jangkauan/ radius tower crane.

FASILITAS LAPANGAN

Daftar penmeriksaan untuk perencanaan tata letak lapangan: Mempelajari dokumen : gambar, BQ, Spek., kontrak, laporan kunjungan lapangan. Membuat daftar keterangan yang penting dan penjadwalan.

24

Menghitung material kunci/ atau mempunyai kuantitas besar seperti:

penggalian pekerjaan pipa, pekerjaan beton cetakan tulangan pekerjaan batu pekerjaan plesteran Membuat perkiraan nilai konstruksi

[m3] [m1] [m3] [m2] [kg / ton] [m3] [m3] [Rp. ....]

Memperkirakan kebutuhan pekerja dan menghitung waktu konstruksi, seperti:

program konstruksi urutan teknisnya Menyiapkan informasi tentang kontraktor :

Kebutuhan staff dan pekerja kebutuhan alat-alat nilai pekerjaan perhitungan ulang pemeriksaan persiapan pekerjaan pengalaman pribadi Membuat daftar dari semua alat yang diperlukan dalam instalasi Menentukan waktu kebutuhan alat

kapan dipakai persiapan (sket rencana) penempatan Membuat gambar instalasi Menghitung biaya instalasi Membuat laporan teknik tentang pemilihan instalasi

Informasi uraian jalan keluar/ pemecahannya.

25

BAB III ADMINISTRASI LAPANGAN1.

PENGERTIAN Administrasi proyek merupakan suatu sistem instruksi laporan- evaluasi -

koreksi secara terus menerus dari suatu proyek

26

Sistem administrasi ini harus memungkinkan seseorang manajer untuk selalu mengikuti jalannya pekerjaan yang dilakukan oleh satuan bawahan (monitor), dan atau dengan pekerjaan lain. Administrasi proyek digunakan sebagai suatu sistem umpan balik (feed back) data dari eselon bawahan ke eselon atasannya. Untuk dapat memudahkan pengelolaan informasi yang ada di proyek, harus direncanakan sistem dasar seperti siapa yang membutuhkan, siapa yang merancang formnya dan apa yang diperlukan/ dibuthkan untuk diketahui. Sehingga perlu dilakukan pengelompokan data sesuai dengan tingkat kepentingan dan penggunaannya. 2. PENGELOMPOKAN DATA Tentang tenaga kerja :

Pegawai baru Formulir kehadiran pekerja/ waktu kerja Catatan dari batas akhir kontrak kerja pekerja Surat-surat peringatan kepada pekerja Surat-surat pemutusan hubungan kerja Daftar alokasi tenaga kerja Laporan kecelakaan Surat-surat permohonan cuti pegawai

Tentang Instalasi lapangan : Surat permohonan untuk instalasi Surat permohonan untuk transport Lembar waktu peralatan konstruksi utama milik sendiri Lembar waktu peralatan konstruksi yang disewa Catatan pemindahan peralatan Kerusakan dan cacat dari peralatan

Tentang material : Pengendalian material

27

Kemajuan material Penaksiran material di lapangan Pemindahan material Pengembalian material ke supplier

Tentang aspek kontrak : Ketetapan dari instruksi lapangan Catatan kerja extra sub kontraktor Lembar kerja harian

Tentang aspek Produksi Laporan produksi mingguan Catatan harian lapangan Senggang waktu produksi kritis/ berbahaya

3. KOMPONEN SISTEM KONTROL Untuk mendapatkan umpan balik dari eselon yang di bawah dibutuhkan suatu sistem kontrol yang baik. Untuk mendapatkan sistem kontrol yang baik diperlukan beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : a. Mudah dimengerti oleh yang mempergunakan b. Harus ada hubungan dengan organisasi proyek c. Harus memperhitungkan penyimpangan yang akan terjadi d. Harus efektef dan fleksibel e. Harus ekonomis f. Dapat membedakan sifat tindakan korektif g. Dikembangkan dari partisipasi pimpinan eselon organisasi Siklus kegiatan administrasi

PERENCANAANRUTIN & KOREKSI

EVALUASI

INSTRUKSI28

LAPORAN

4. PENGENDALIAN BIAYA

Salah satu tujuan manajemen adalah mencapai sasaran pekerjaan /usaha masih dalam batas anggaran yang direncanakan. Memelihara kemajuan pekerjaan/ progres sesuai dengan jadwal pada hakekatnya bertujuan untuk mengendalikan biaya.

Efisiensi kerja yang stabil sangat besar pengaruhnya terhadap anggaran yang disediakan dan mutu yang direncanakan. Agar pengendalian biaya dapat dilaksanakan, maka diperlukan administrasi proyek. Administrasi proyek yang bertujuan pengendalian biaya antara lain meliputi :

Proyek audit Laporan periodik dari biaya nyata dengan biaya yang direncanakan Mengikuti perkembangan pelaksanaan dari tindakan koreksi Memperlancar penyaluran anggaran yang diperlukan Membuat program kerja keseluruhan proyek untuk efisiensi dan penghematan

Pertanggung jawaban bagian administrasi untuk tujuan pengendalian biaya adalah laporan keuangan

Sistem pengendalian

Ada dua sistem pengendalian dalam administrasi yang tidak dapat dipisah kan, yaitu :

Pengendalian anggaran (Budgetary control) Pengendalian pelaksanaan program

Pada umumnya pengendalian diartikan sebagai pengawasan saja, tetapi seharusnya meliputi kegiatan yang lebih dari itu yang berkaitan dengan manajemen. Sehingga ada istilah administrasi untuk manajer yang tidak melakukan tugas kepemimpinan langsung atas terselenggaranya usaha untuk mencapai sasaran kegiatan. Untuk menghasilkan sistem pengendalian yang baik, perlu ditetapkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :

standart

29

a. Standar

panjangnya periode laporan evaluasi laporan-laporan

Standar adalah kriteria yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil yang dicapai pada masa lalu atau masa sekarang seperti prosedur, kebijaksanaan unjuk kerja, dan lain-lain. Proses penentuan standar dapat dilihat pada siklus sebagai berikut:

TETAPKAN STANDAR

KOREKSI

PERHATIKAN PELAKSANAAN

BANDINGKAN AKTUAL DGN RENCANA

Adapun parameter standar adalah : biaya, mutu, dan waktu Standar ditetapkan untuk : harga satuan produksi, anggaran, pengembalianmodal investasi, standar fisik, rata-rata kemajuan kerja, dll. b. Panjangnya Periode Pelaporan bagian. Laporan pelaksanaan oleh unit kerja adalah sarana untuk usaha Panjangnya periode laporan sangat tergantung dari : kesempatan yang tingkat kepentingan dari masing-masing

pengendalian pelaksanaan yang sedang dijalankan. tersedia untuk pemeriksaan dan

30

JARANG

MANAJEMEN PUNCAK

RINGKASAN

POSISI STRUKTURAL

MANAJER PENGENDALI

SERING

PELAKSANA

DETAIL

c. Evaluasi Laporan

Tujuannya untuk menentukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, terutama yang merugikan pelaksanaan. Ada dua sarana untuk mengukur penilaian laporan, yaitu anggaran dan program kerja yang harus sesuai dengan siklus administrasi. Laporan kemajuan pekerjaan berisikan tentan kemajuan fisik pelaksanaan dan pemakaian anggaran biaya, dan laporan ini dibuat dari unit yang ter bawah sampai unit yang teratas (laporan harian, mingguan, dan bulanan).

Laporan yang dibuat manajer lapangan (site manager) kepada pimpinan proyek (Project Manager) harus sudah memuat data-data yang diperlukan untuk usaha manajerial yang dikatagorikan kedalam pegendalian program kerja dan anggaran.

Pengendalian program kerja dan anggaran adalah cara mengendalikan proyek agar sesuai dengan perencanaan yang dibantu dengan alat pengendali proyek seperti bar chart, kurva S, CPM, dll.

Dengan menganalisa program kerja maka pihak manajemen dapat mengetahui kondisi proyek yang sebenarnya dan tindakan korektif apa yang dapat dilakukan.

5. Kontrol Mutu dan Inpeksi

Kontrol mutu dilakukan oleh pihak pemberi tugas atau oleh kontraktor sendiri dengan dimaksudkan untuk menjaga kualitas pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan (spesifikasi), menghindari pekerjaan dan pengeluaran uang yang mubazir.31

Inspeksi bertujuan untuk membuktikan kebenaran dari laporan yang telah disampaikan oleh unit yang di bawah (pelaksana/ site manajer) dan untuk mencegah terjadinya kesalahan pelaksanaan yang disebabkan karena tidak dimengertinya instruksi manajer atau sebab-sebab lain.

Inspeksi merupakan wewenang dari pimpinan proyek dan biasanya dalam inspeksi selalu didampingi oleh project engineer dan kepala bagian operasi Inspeksi tidak dapat disamakan dengan kunjungan pimpinan proyek ke satuansatuan bawahannya (staff visit), dimana staff visit adalah kunjung an yang bersifat menjenguk untuk mengetahui dari dekat keadaan unit-unit yang ada di bawahnya.

6. Pengadaan Material

Material merupakan salah satu bagian terbesar dari proyek pembangunan yang dapat mencapai sepertiga dari total biaya proyek, sehingga pada tempatnya bila masalah pengadaan material mendapat perhatian dari penyelenggaraan proyek. Kegiatan yang ada dalam pengadaan material meliputi:

pembelian pemeriksaan ekspedisi pengepakan /pembungkusan pengakutan penerimaan dan penyimpanan material di lokasi

Sehingga lingkup kegiatan pengadaan material adalah sebagai berikut:

Mendapatkan material yang bernilai paling baik dalam arti harga yang rendah, memenuhi persyaratan teknis dan mutu Menyerahkan material dilokasi dalam jadwal dan kondisi yang sesuai dengan ketentuan, kemudian mengurus kelebihan yang mungkin ada.

32

Dalam

hubungannya dengan proyek, macam material dan jasa dapat

dikelompokan menjadi :

Material yang dirancang oleh rekanan atau kontraktor utama dan di buat di pabrik seperti beton precast, dll Material curah seperti semen, pasir, kerikil, dll Jasa yang diberikan oleh sub kontraktor.

Proses pengadaan material meliputi langkah-langkah sbb: Menyiapkan surat permintaan keperluan material (Material

Requirement /RM) yang didalamnya terdapat penjelasan tentang kualitas, kuantitas dan jadwal yang dikehendaki. Mencari rekanan atau pabrik yang mempu menyediakan material yang dimaksud Mengadakan lelang Melakukan pemeriksaan Melakukan pemantauan dan pengawasan agar penyerahan material dan trasportasinya sesuai jadwal Mengurus kelebihan material

33

BAB IV KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA1. Pendahuluan Doktrin K3 mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah :

Meniadakan unsur penyebab kecelakaan Mengadakan pengawasan yang ketat

Manajemen sebagai suatu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan eksak tidak terlepas dari tanggung jawab K3, baik dari segi perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan dan organisasi. Baik kecelakaan kerja, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan harus merupakan bagian dari biaya produksi. Pencegahan K3 tidak saja dinilai dari segi biaya pencegahan., tetapi juga dari segi manusia, yang merupakan aspek manajemen, sehingga manajemen harus menyadari hal-hal sebagai berikut:

34

Adanya biaya pencegahan Kerugian akibat kecelakaan yang menimpa pekerja dan peralatan Sulit menetapkan selisih antara biaya pencegahan dan kerugian akibat kecelakaan. Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan dan proses

Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan. 2. Azas K3 Manajemen K3 pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan orperasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan, yaitu dengan cara :

Mengungkapkan sebab musabab terjadinya kecelakaan (akarnya) Meneliti apakah pengendalian secara cermat telah dilaksanakan ?

KEBIJAKAN MANAJEME N

OPERASIONAL AL

-PRESTASI KERJA - KONDISI KERJA

KECELAKAAN FATAL KECELAKAAN RINGAN

TINDAKAN YANG TIDAK SELAMAT KONDISI YANG TIDAK SELAMAT

Siklus K3

3. Perencanaan K3. Pertimbangan kecelakaan. Biaya kecelakaan mencakup : ekonomis merupakan jiwa perusahaan, sehingga perlu di

pertimbangkan dalam perencanaan K3 tentang biaya pencegahan dan biaya

Kerusakan peralatan dan bahan

35

Gangguan atas kecelakaan produksi Ganti rugi kepada pegawai karena cacat

Biaya pencegahan kecelakaan mencakup : Pengendalian teknis Penyempurnaan ergonomis Pengawasan atas kebiasaan kerja Penyesuaian kecepatan arus produksi dengan kemampuan optimum Peningkatan mekanisme yang tepat guna Penyesuaian volume produksi dengan jam proses yang optimum Pembentukan panitia K3.

Manfaat yang diperoleh dari usaha di atas :

Biaya yang diselamatkan Kemungkinan meningkatnya produkstivitas.

4. Pertimbangan dasar bagi manajer untuk menyiapkan biaya pencegah kecelakaan.

Biaya langsung, antara lain :

Premi asuransi kecelakaan Tunjangan khusus untuk karyawan yang menderita kecelakaan Premi asuransi pengobatan atau jiwa Biaya melatih karyawan baru Biaya perbaikan/penggantian peralatan yang rusak akibat kecelakaan36

Nilai produksi yang hilang akibat terhentinya produksi

Biaya tidak langsung, antara lain :

Biaya upah jam kerja yang hilang bagi karyawan yang tidak terlibat dalam kecelakaan Biaya lembur yang terpaksa diadakan dengan berkurangnya tenaga kerja Biaya pengawas dan administrasi sehubungan dengan kegiatan K3 Biaya upah yang harus dikeluarkan akibat menurunnya produktivi tas pekerja yang cacat.

Tindakan yang harus dilakukan manajer/petugas K3 bila terjadi kecelakaan dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

RINGAN

P3K Proyek Dapat diatasi

Rumah sakit terdekat

KECELAKAAN

BERAT

Rumah sakit terdekat

Rumah sakit spesialis

DEPNAKER

JAMSOSTEK

DEPNAKER MENINGGA L DUNIA Rumah Sakit terdekat keluarga JAMSOSTEK Kepolisian 37

1. Pengertian 2. Contoh kerja 3. Teladan kerja 4. Dasar Keselamatan kerja 5. Pelaksanaan kerja

6. Tanggung jawab 7. Kesadaran 8. Pengamatan 9. Kebiasaan perilaku

Beberapa tindakan yang mengusahakan keselamatan kerja :

Setiap pegawai bertugas sesuai dengan pedoman & penuntun yang diberikan Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan kepada atasan Setiap peraturan dan ketentuan K3 harus dipatuhi secermat mungkin Semua pekerja harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan akan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya Peralatan dan perlengkapan K3 harus dipakai atau dipergunakan.

Analisa

Klasifikasi kecelakaan kerja menurut type kecelakaan :

Terjatuh, terpukul, tertimpa, terkena arus listrik

Klasifikasi kecelakaan kerja menurut benda :

mesin, alat pengangkat, perlengkapan, material, lingkungan

Klasifikasi kecelakaan kerja menurut luka-luka :

terkilir, geger otak, keracunan

Klasifikasi kecelakaan kerja menurut lokasi pada bagian tubuh:

kepala, leher, badan, tangan, dll.

Dari klasifikasi di atas disimpulkan bahwa kecelakaan kerja jarang terjadi disebabkan oleh satu faktor tertentu melainkan dari berbagai faktor sekaligus

.

38

5. Organisasi Keselamatan Kerja Tulang punggung organisasi ini adalah petugas keselamatan yang memenuhi syarat yaitu petugas yang dinamik dan memenuhi syarat.

Pada perusahaan kecil, seorang petugas tetap harus diberi tugas tambah an disektor ini. Pada perusahaan besar, biasanya ditunjuk staf keselamatan kerja (safety engineer) dan ada panitia keselamatan kerja yang terdiri dari wakil seluruh lapisan pekerja dan administrasi.

Umumnya tugas staf keselamatan kerja tidak menginginkan adanya wewenang fungsional, tetapi sebagai tugas pendidikan dan pemberi motivasi positif dan cenderung untuk mengendorkan unsur paksaan dalam pelaksanaan tugasnya.

Organisasi keselamatan kerja harus secara berkala meninjau kembali program keselamatan kerja, selalu mencari metode baru untuk memper baiki suasana kerja serta proses informasi keselamatan kerja.

Program keselamatan kerja merupakan program yang berkelanjutan dan berulang-ulang sesuai dengan kondisi proyek. Dan untuk mensuk-seskan program ini perlu tindakan positif (hadiah, penghargaan) maupun tindakan negatif (teguran, denda, pemberhentian sementara, dan pemecatan karyawan)

6. Tanggung jawab pekerja dan program kesehatan

Fasilitas yang diberikan untuk pekerja lepas harus memiliki standar kualitas yang sama dengan lainnya. Pekerja lepas harus sadar akan kebijaksanaan K3, tujuan dan manfaatnya. Peraturan K3 harus diketahui oleh seluruh pekerja Pemeriksaan Kesehatan secara teratur Semua kegiatan yang dilakukan harus jelas diketahui oleh semua orang yang bekerja, tanpa mengingat siapa majikannya.

Program kesehatan pekerja dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu:

Kesehatan fisik Kesehatan rohani

39

Kesehatan fisik

Kebijakan mengenai kesehatan dan pengobatan secara tertulis Pelaksanaan pemeriksaan fisik secara teratur terhadap semua karyawan Fasilitas untuk pemeriksaan kesehatan bagi karyawan yang datang dengan kemauan sendiri Staf medis yang berbobot Perhatian yang baik atas sanitasi, pencegahan kecelakaan, dan higiene industri Adanya pelaporan dari kepala bagian kesehatan kepada pengelola yang bertanggung jawab atas masalah kesehatan . Adanya ruang kesehatan yang lengkap (Poliklinik, dll) Adanya usaha untuk menghilangkan/ mengendalikan sumber-sumber

ketegangan akibat kerja yang harus diterapkan , yaitu :

Sumber ketegangan Media penghantar ketegangan Orang yang menderita ketegangan

Contoh : Mesin ketam otomatis yang memiliki suara sangat bising, debu/ serbuk hasil ketam yang berterbangan di udara.

Penempatan ulang lokasi mesin (tata letak mesin Pengisolasian areal kerja Pemberian peralatan K3 seperti : masker, penutup telinga, dan kacamata Pemeriksaan kesehatan secara berkala Adanya rotasi jenis pekerjaan untuk pekerja40

Kesehatan rohani

Akhir-akhir ini kesehatan rohani dalam pekerjaan semakin besar dan sulit sekali untuk menetapkan sampai berapa jauh sebuah perusahaan harus mengurus masalah ini.

7. Pendidikan, latihan dan pengawasan

Bagian utama dari program keselamatan kerja berupa proses pendidikan karyawan untuk mampu bertindak, berfikir dan bekerja dengan aman, yaitu dengan cara :

Induksi dari karyawan baru Penekanan masalah K3 pada saat pendidikan, terutama pada latihan kerja Usaha-usaha khusus yang dilakukan oleh pengawas utama Pembentukan panitia K3 Menyelenggarakan rapat-rapat panitia K3 Memanfaatkan selebaran informasi perusahaan Gambar, poster, dan pameran dengan penekanan pentingnya tindakan aman

41

BAB V KEPEMIMPINAN1. Pengertian Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan/kecerdasan untuk mendorong atau memotivasi sejumlah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.

Dalam kenyataannya, bentuk apapun suatu organisasi, pasti memerlukan seseorang dengan atau tanpa dibantu orang lain untuk menempati posisi sebagai pemimpin/ pimpinan (leader).

Seseorang yang menduduki posisi pemimpin didalam suatu organisasi mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan. Dengan kata lain pemimpin adalah orangnya dan kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya.

Unsur-unsur dalam kepemimpinan :

Adanya seseorang yang berfungsi memimpin yang disebut pemimpin. Adanya orang lain yang dipimpin Adanya kegiatan menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempenga ruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran dan tingkah lakunya. Adanya tujuan yang hendak dicapai, baik yang dirumuskan secara sistematis maupun bersifat seketika.42

Berlangsung berupa proses didalam kelompok/organisasi, baik besar dengan banyak orang maupun kecil dengan sedikit orang yang dipimpin 2. Kepribadian Pemimpin Kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari masalah hubungan antar pribadi. Pemimpin dengan sifat-sifat didalam kepribadiannya harus menyesuaikan diri dengan kepribadian anggota kelompok atau organisasinya. Kepribadian manusia termasuk seorang pemimpin cenderung bersifat stabil atau sulit berubah, namun tidak berarti sama sekali tidak dapat berubah atau berkembang. Kepribadian bukan yang diucapkan seseorang, tetapi aksi dan reaksinya yang tampak berupa sikap dan perilaku. Dan setiap pemimpin dituntut untuk menampil kan kepribadian yang menyatu antara ucapan dengan sikap dan tingkah laku. Penyesuaian pribadi dalam kepemimpinan juga berarti seseorang pimpinan harus mampu membantu dan mempengaruhi agar orang yang dipimpinnya mampu mengurangi atau meniadakan sifat dan berbagai aspek kepribadian yang kurang, termasuk dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kepribadian yang tidak sesuai dengan norma-norma yang dituntut oleh kelompok akan selalu mengalami hambatan dan kesulitan dalam bekerja sama dan mewujudkan kebersamaan. Dimana kerjasama dan kebersamaan akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya motivasi. 3. Motivasi Fungsi Motivasi: Fungsi motivasi dalam kepemimpinan adalah: Motivasi merupakan motor penggerak, sedangkan kepribadian merupakan pengatur arah dan penentu kualitas kegiatan yang dilakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan tertentu. Motivasi merupakan penentu tujuan dari kegiatan yang dilakukan, sedangkan kepribadian menjadi pembatas atau pengatur keseimbangan antara kebutuhan dan tujuan yang berpengaruh pada intesitas dan kualitas kegiatan. Motivasi merupakan penyeleksi jenis kegiatan yang akan dilakukan

43

Berdasarkan uraian diatas maka motivasi merupakan proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi antara kepribadian yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan sebagai manusia. Dari proses itu timbul dorongan(motivasi) berupa kehendak, kemauan, dan keinginan untuk bertindak melalui pengambilan keputusan. Dimana motivasi itu tertuju pada sesuatu yang disebut insentif berupa terpuaskan atau terpenuhinya suatu kebutuhan

4. Aspek-aspek kepribadian pemimpin: Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan Yang Maha Esa Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain Mampu bekerja sama dengan orang lain Ahli dibidangnya dan berpandangan luas didasari kecerdasan yang Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen,

memadai petunjuk serta terbuka pada kritik orang lain serta kreatif dan penuh inisiatif berdisiplin dan bijaksana Aktif memelihara kesehatan jasmani dan rohani.

Kepemimpinan berhubungan langsung dengan berbagai aspek kepribadian yang disebut budi pekerti atau ahlak. Seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif, jika memiliki budi pekerti yang berisi sifat-sifat terpuji.

Syarat dan Sifat Pemimpin: Mempunyai visi yang jelas Mempunyai kemampuan untuk bekerja keras Mempunyai ketekunan dan ketabahan Mempunyai disiplin baja

44

Mempunyai sifat kepelayanan Peduli, ramah dan sopan, penuh perhatian, bersahabat, sedia Bersikap tenang dalam mengambil keputusan

membantu, rendah hati, sabar, bijaksana, dekat dengan lingkungan (Kepemimpinan menurut TQM)

Enam pertanyaan dasar dalam kepemimpinan untuk MMT (TQM)

Mengapa kita ada dalam organisasi ini, dan apakah maksud tugas kita? Akan menjadi macam apakah organisasi kita dimasa depan, dan kita Apa yang kita yakini dan apa yang kita inginkan agar semua orang Kebijakan apa yang harus diterapkan agar mereka tahu apa yang harus Apa yang perlu kita capai dalam jangka panjang dan pendek agar Bagaimana kita bertindak menuju visi kita dan mencapai tujuan-tujan

(Mission)

ingin menjadi apa? (vision)

memiliki? (values)

dilakukan? (policy)

memenuhi misi kita? (goals and objectives)

kita? (methodology) 5. Gaya Kerja dan Type Kepemimpinan

Gaya kerja adalah himpunan tingkah laku berpola yang ditampilkan di saat berinteraksi dengan orang lain dengan dasar nilai dan asumsi yang dianutnya. Nilai dan asumsi ini bisa meliputi : perlu tidaknya ia lakukan hal-hal tertentu, buruk baiknya hal-hal tertentu, maupun benar salahnya pandangan-pandangan tertentu.

Lima gaya kerja yang ada:

Gaya komandan Gaya pelayan Gaya Seniman Gaya birokrat

45

Gaya manajer Tiga pola dasar gaya kepemimpinan, yaitu : Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien agar mampu mewujudkan tujuan secara maksimal. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan hubungan kerja sama Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok/ organisasi. a. Ciri-ciri kepemimpinan otokratis: Pelaksanaan tugas merupakan kegiatan terpenting Pelaksanaan tugas tidak boleh keliru, salah atau menyimpang dari inisatif dan kreatifitas orang yang dipimpin dimatikan kurang memperhatikan hubungan manusiawi kurang mempercayai orang lain lebih disukai kalau orang yang dipimpin takut kepada pimpinan orang-orang yang dipimpin adalah pelaksana seperti mesin sukar memberikan maaf kepada bawahan pendapat dari bawahan adalah salah, tidak perlu dan dianggap orang-orang yang dipimpin tidak bersatu dan terpecah-pecah dalam

instruksi, sehingga harus dikontrol secara ketat

menantang atau membangkang kelompok- kelompok kecil b. Ciri-ciri kepemimpinan Otokrasi yang disempurnakan (benevolen autocrat) berorientasi pada hasil, dengan tidak sekedar memerintah, tetapi juga tugas orang yang dipimpin adalah melaksanakan dengan mentaati meotivasi agar tumbuh kesediaan melaksanakan perintah perintah, namun pemimpin mampu dalam memberikan petunjuk cara mengerjakan perintah secara efektif dan efisien

46

menuntut ketaatan dan kepatuhan dengan membuat dan menetapkan kurang yakin pada diri sendiri, sehingga cenderung memanfaatkan

peraturan- peraturan dan mengawasi pelaksanaannya orang lain untuk menangani keputusan c. Ciri-ciri kepemimpinan Birokrat bekerja harus sesuai dan mengikuti secara ketat semua peraturan, menuntut ketaatan pada perintah pimpinan yang lebih tinggi, dengan mewujudkan kepemimpinan formal kurang aktif dalam melaksanakan tugas-tugas dan bersifat salaing gagasan-gagasan tidak berorientasi pada peningkatan produktivitas, kurang mengembangkan hubungan manusiawi diantara orang-orang kurang menyukai orang luar dan masyarakat, karena dianggap sebagai perosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan membuat atau mencari peraturan yang membenarkan

menunggu tetapi lebih diarahkan pada mengatur tata hubungan kerja yang dipimpinnya pihak yang mengganggu stabilitas organisasi, khususnya terhadap jabatan para pimpinan. d. Ciri-ciri kepemimpinan penyelamat & pelindung berkepribadian ramah dan murah senyum aktif mencegah pertentangan, menghindari perdebatan, didalam melaksnakan tugas-tugas secara santai cenderung mengabaikan para pembantu pimpinan dan orang dalam memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam menghormati, mengutamakan proses pemberian layanan untuk memberi kepuasan

maupun diluar organisasi

organisasi menghargai orang lain dan mengendalikan diri orang lain dan masyarakat

47

kurang berminat memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam

organisasi, karena mengutamakan manfaat organisasi untuk kepentingan masyarakat e. Ciri-ciri kepemimpinan yang memajukan dan mengembangkan organisasi (developer) mahir berorganisasi, kegiatan kepemimpinan cenderung dilaksanakan bekerja secara efisien dan efektif serta bertanggung jawab mampu dan mau mempercayai orang lain dalam bekerja memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam menghormati, menciptakan hubungan manusiawi yang efektif meyakini bahwa orang-orang yang diberi pelimpahan wewenang, secara sistematis dengan mengikuti teori-teori manajemen dan administrasi

menghargai dan memperlakukan orang lain sebagai subyek

mampu melaku kan pengendalian diri dalam menjalankan wewenang yang diterimanya. f. Ciri-ciri kepemimpinan Eksekutif bekerja dengan asumsi bahwa orang lain dapat bekerja sama baiknya cenderung mementingkan kualitas dalam melaksanakan tugas berusaha menumbuhkan partisipasi aktif orang-orang yang dengan dirinya

dipimpinnya memiliki semangat, moral, loyalitas dan dedikasi kerja yang tinggi mampu menumbuhkan kesediaan bekerja keras tanpa menekan dan mampu menumbuhkan rasa aman efisien dan efektif dalam bekerja mempunyai perhatian yang positif dalam menyelesaikan konflikterbuka terhadap kritik dan saran-saran

memaksa orang-orang yang dipimpinnya

konflik yang timbul

48

mampu memisahkan masalah-masalah yang perlu dan tidak didalam

musyawarah dan rapat-rapat g. Ciri-ciri kepemimpinan kompromi (compromiser) bersifat suka mengambil muka, berpura-pura, dan bahkan penjilat banyak mengikut sertakan orang-orang yang dipimpin dalam cenderung selalu menilai untung rugi bagi dirinya, sebelum mulai cenderung tidak berusaha mengerjakan tugas secara baik mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang

mengambil keputusan melaksnakan tugas

dipimpinnya, namun hanya memanfaatkan dan memperalat agar mau bekerja yang memungkinkan dirinya dinilai positif oleh pimpinan yang lebih tinggi memberi motivasi kerja secara selektif atau setengah hati.

h. Ciri-ciri kepemimpinan pembelot (deserter) menghindar dari tugas dan tanggung jawab hanya melibatkan diri pada tugas-tugas ringan suka menyendiri dan kurang menyukai pergaulan cenderung suka mengabaikan orang lain, tetapi senang menyabot mudah menyerah apabila menghadapi kesulitan bekerja hanya untuk mencapai hasil yang minimal, baik mutu maupun

kuantitasnya.

6. TYPE POKOK KEPEMIMPINAN OTORITER Disini pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal dan pemimpin menempatkan dirinya diluar anggota kelompoknya (otokrasi dan otokrasi yang disempurnakan) DEMOKRATIS

49

Menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi (pelindung & penyelamat, developer, dan eksekutif) Kepemimpinan ini mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi yang efektif berdasarkan prinsip saling menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lainnya.

Memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subyek, yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga.

BEBAS (Laissez Faire) Pemimpin berkedudukan sebagai simbol dan hanya mengfungsikan dirinya sebagai penasehat, serta kepemimpinan dijalankan tanpa berbuat sesuatu, semua rencana keputusan dan kegiatan tergantung sepenuhnya pada orang-orang yang dipimpin, bila terjadi kekeliruan atau kesalahan maka pemimpin selalu lepas tangan. 7. TYPE KEPEMIMPINAN PELENGKAP Kharismatik Memiliki kemampuan menggerakan orang lain dengan mendaya gunakan ke istimewaan dalam sifat/aspek kepribadian yang dimiliki pemimpin, sehingga menimbulkan rasa hormat, segan dan kepatuhan pada orang-orang yang dipimpinnya

Simbolik ( contoh raja) Pengayom (headmanship, contoh : lurah) Ahli (expert)

Kegiatan organisasi akan efektif dan efisien, bilamana dipimpin oleh Serahkanlah suatu urusan pada ahlinya, jika tidak demikian

seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut atau profesional. tunggulah kehancurannya (Sabda Nabi Muhammad SAW).

Organisatoris dan Administrator (organisasi formal : pemerintah maupun swasta) Agitator (pemecah belah kesatuan)

50

Kegiatan diwarnai dengan bentuk tekanan-tekanan, adu-domba,

memperuncing perselisihan, menimbulkan dan memperbesar perpecahan dan lain-lain, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. 8. Azas Kepemimpinan dalam Manajemen Proyek Pembagian tugas dan beban pekerjaan Wewenang dan tanggung jawab Disiplin Pimpinan tunggal Kebijaksanaan tunggal Rangkaian kepemimpinan Ketertiban Kesetiaan dan dedikasi Inisiatif Penghargaan dan pujian pada waktu yang tepat Kepentingan pribadi Alih pengetahuan dan informasi

51

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 1. Pengertian Pengendalian adalah proses yang sangat penting, dimana menjamin bahwa aktivitas yang sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan. Beberapa definisi tentang pengendalian :

Earl P. Strong & Robert D. Smith

Sebuah kombinasi yang terdiri atas sasaran yang terencana baik, organisasi yang kuat, pengarahan yang cakap dan motivasi yang tinggi, akan kecil kemungkinannya untuk berhasil, kecuali ada sistem pengendalian yang memadai.

R.J. Mockler

Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang suatu sistem informasi, membandingkan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar semua sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

2. Proses Pengendalian Menentukan sasaran yang diinginkan biaya, jadwal, dan mutu Menentukan standar dan kriteria RAB, waktu dan jadwal, standar mutu, kriteria dan spesifikasi Merancang suatu sistem informasi

52

Sistem pelaporan, pemeriksaan, pengukuran, pengumpulan data dan informasi hasil pelaksanaan. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan Mengadakan tindakan pembetulan

Realokasi sumberdaya, menambah tenaga kerja dan supervisi, mengubah metode

Siklus perencanaan dan pengendalian proyek.

SASARAN PROYEK Anggaran Jadwal Mutu

STANDAR DAN KRITERIA Tanggal kemajuan Anggaran setiap pekerjaan Spesifikasi alat y

b e n ar

MENGKAJI & MENGANALISIS-Menganalisis dna mengitepretasikan masukan

-Membuat prakiraan biaya & jadwal penyelesaian -menganalisis kualitas

t MONITOR & PELAPORAN Menyusun program implementasi Mengukur hasil kerja Mencatat pemakaian SD Memeriksa kualitas

KOREKSI -Realokasi SD -Menyusun jadwal alternatif -Mengubah metode/ prosedur pelaksanaan

Bagan sistem pengendalian

INPUT Rencana Proyek

PROSES Pelaksanaan Proyek

OUTPUT Prestasi

SENSOR JADWAL

AKTIVATOR Prakarsa dan tindakan

MONITOR Biaya, Mutu dan Waktu 53

3. Pengendalian Proyek yang efektif Agar fungsi pengendalian dapat efektif diperlukan pemilihan metode pengendalian yang tepat didukung oleh sistem informasi yang memadai. Ciri-ciri dari pengendalian proyek yang efektif : Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan Bentuk tindakan yang diadakan (diambil) tepat dan benar Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan Terpusat pada masalah yang sifatnya strategis Kegiatan pengendalian tidak melebihi keperluan Dapat memberikan petunjuk berupa prakiraan hasil pekerjaan yang

penemuan agar tindakan koreksi yang diperlukan segera dapat dilaksanakan

akan datang. Hubungan antara siklus proyek dengan potensi hasil suatu kegiatan pengendalian biaya.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan Potensi hasil optimal akan didapat pada awal kegiatan proyek Potensi hasil akan menurun terus sampai proyek berakhir Biaya pengendalian akan naik sesuai siklus proyek (G. Azud)

54

Metode pengendalian proyek yang lazim dipakai adalah: Mengidentifikasikan adanya varian Kurva S Menggunakan konsep nilai hasil (earned value) Menganalisis kecenderungan dan membuat prakiraan Tanggal kemajuan (milestone) Rekayasa nilai

4. Mengidentifikasi varian Berarti melakukan analisis atas data-data laporan pelaksanaan pekerjaan pada kurun waktu tertentu dan membandingkannya dengan anggaran atau jadwal yang telah ditentukan. Langkah ini dapat menghasilkan hal-hal sbb: varian pada jadwal varian pada biaya

Macam-macam varian yang sering dijumpai

biaya pelaksanaan terhadap anggaran waktu pelaksanaan terhadap jadwal tanggal mulai pelaksanaan terhadap rencana tanggal akhir pelaksanaan terhadap rencana Angka kenyataan pemakaian tenaga kerja terhadap angka anggaran Jumlah penyelesaian pekerjaan terhadap rencana 5. KURVA S Dijumpai pada: Analisis dan pengendalian kemajuan proyek secara keseluruhan Kegiatan rekayasa dan pembelian untuk menganalisis persentase (%) penyelesaian pekerjaan Menganalisis pemakaian tenaga kerja, dan penyelesaian pekerjaan pada kegiatan konstruksi Secara umum kurva S berfaedah untuk dipakai sebagai laporan bulanan dan laporan untuk pimpinan proyek maupun perusahaan, karena dapat dengan jelas

55

mengetegahkan masalah-masalah kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dipahami.

6. Penggunaan konsep nilai hasil (Earned value) Kegunaannya Untuk dapat mengungkapkan apakah kemajuan pelaksanaan pekerjaan proyek senilai dengan bagian anggaran yang telah terpakai, bila diukur dengan rencana semula Untuk memperkirakan keadaan masa depan proyek,seperti Dapatkah proyek diselesaikan dengan dana yang tersisa Berapa besar perkiraan biaya penyelesaian proyek Berapa besar proyeksi keterlambatan pada akhir proyek

Ada 3 indikator dalam konsep ini yaitu : Actual Cost of Work Performed (ACWP)

56

Pembiayaan nyata (biaya realisasi) sesungguhnya terpakai untuk pekerjaan yang telah terlaksana dalam kurun waktu tertentu. ACWP = pekerjaan nyata yang dicapai X volume sumberdaya nyata X biaya per unit nyata. Budgeted Cost of Work Performed (BCWP) Jumlah bagian anggaran yang senilai untuk pekerjaan terlaksana BCWP = pekerjaan yang dicapai X standard volume sumberdaya X standar biaya per unit Budgeted Cost of Work Scheduled (BCWS) Anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah direncanakan BCWS = pekerjaan yang dijadwal X standard volume sumberdaya X standar biaya per unit Analisa varian terpadu Varian biaya terpadu = BCWP - ACWP Varian jadwal terpadu = BCWP - BCWS

Interpretasi hasil analitis :

dari

Pada varian biaya : Angka negatif : biaya yang diperkirakan/diperlukan lebih tinggi anggaran, disebut Cost Over Run Angka positif : biaya pelaksanaan kurang dari anggaran yang direnca nakan, disebut Cost Under Run Angka nol : biaya pelaksanaan sesuai dengan anggaran.

Pada varian Jadwal : Angka negatif : pelaksanaan terlambat Angka positif : pelaksanaan lebih cepat Angka nol : pelaksanaan tepat waktu

57

7. Analisa Prestasi dan Produktivitas

Prestasi pada umumnya dikaitkan dengan dana dan waktu, sedangkan produkti vitas dikaitkan dengan penggunaan tenaga kerja (jam-orang)

Produktivitas =

jumlah jam orang nyata untuk menyelesaikan satu pekerjaan jumlah jam orang seharusnya yg dibutuhkan u- satu pekerjaan

=

Istilah lain bagi biaya dan jadwal.

Indeks Prestasi biaya = BCWP ACWP Indeks Prestasi jadwal = BCWP BCWS

Nilai patokan yang dipakai adalah

jumlah pengeluaran jam-orang sebenarnya persentase penyelesaian X anggaran jam-orang58

Bila nilai index < 1 , maka menunjukan hal yang kurang memuaskan Bila nilai index > 1 , maka menunjukan hal yang baik

Bila penyimpangan nilai indeks sangat besar dari 1, maka perlu pengkajian yang lebih realitis Meramalkan biaya akhir proyek

Biaya yang akan dikeluarkan pada akhir pekerjaan secara menyeluruh dapat diramalkan sebagai berikut :

Hitung CPI (cost Prestation index) = BCWP ACWP Hitung sisa anggaran biaya kegiatan proyek = BAC - BCWP Hitung perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa : ETC = BAC - BCWP CPI

Ramalkan total biaya proyek pada saat penyelesaian proyek EAC = ACWP + ETC

Dimana : BAC = Budged Actual Cost

Bila dipakai asumsi bahwa angka prestasi biaya pada waktu pelaporan tetap berlaku sampai akhir proyek maka : Prakiraan total biaya proyek = ACWP + (BAC)(ACWP) - (BCWP)(ACWP) (BCWP) = ACWP + (BAC)(ACWP) - (ACWP) (BCWP) = (BAC)(ACWP) (BCWP) = Anggaran / Prestasi biaya

Contoh : Dari perhitungan didapat CPI = 0,88 ; BAC=Rp.75.000.000,- dan BCWP=Rp. 29.150.000,-. Tentukan EAC Penyelesaian : Biaya untuk sisa pekerjaan = 75.000.000 - 29.150.000 = 45.850.000 ETC = 45.850.000 / 0.88 = 52.073.000 EAC = ETC + ACWP = 52.073.000 + ACWP

59

8.

Rekayasa Nilai (Value Engineering) Definisi VE menurut E.R. Fisk (1982) Rekayasa nilai adalah evaluasi secara sistimatis atas rancangan suatu proyek untuk mendapatkan nilai yang paling tinggi bagi setiap dolar ($) yang dikeluarkan. Yaitu dengan cara mengkaji aspek biaya seperti penyediaan material, metode konstruksi, biaya pengapalan/transportasi, dan perencanaan/pengaturan dan lain-lain yang berhubungan dengan biaya dan kegunaannya, sehingga akan dicapai perbaikan biaya proyek secara keseluruhan.

Rumus :

Index nilai =

Kegunaan = Utility Biaya Cost

Dari rumus di atas maka nilai dapat dinaikan dengan cara : Menambah atau memperbaiki kegunaan dengan tidak menambah biaya Berusaha mengurangi biaya dengan mempertimbangkan kegunaannya seperti semula kombinasi keduanya Informasi Spekulasi Analisis Pengembangan dan penyajian

Langkah-langkah sistimatis pada VE menurut VE dan Job Plan adalah

Arti penjamin mutu (QA = Quality Assurance) menurut K.A. Tenah dan J.M.Guevara (1985) adalah: QA adalah semua perencanaan dan langkah sistimatis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa instalasi atau sistem dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan QC (Quality Control) adalah bagian dari penjamin mutu

60

yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan Program dan ruang lingkup QA

Perencanaan sistimatis bagi QA dari tahap persiapan sampai akhir proyek Menyusun batasan an kriteria perihal spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan dalam rancangan rekayasa, pembelian material dan konstruksi.

Menyusun organisasi dan personilnya untuk pelaksanaan QA Membuat prosedur pelaksanaan QC Mengidentifikasi bagian kegiatan yang memerlukan pihak ketiga.

Aspek-aspek diatas dalam batas pengecekan penerapan standar yang ditetapkan

Metode pengandalian mutu adalah : Mengadakan pengecekan dan pengkajian Pemeriksaan, termasuk uji kemampuan dan berfungsinya peralatan Pengujian dan pengambilan contoh

Pengendalian mutu kegiatan konstruksi tergantung pada: Niat dari pelaksana proyek Kemampuan dan ketrampilan kerja Adanya pengawas yang mampu dan cukup jumlahnya

Adanya pengecekan dan pemeriksaan yang memenuhi keperluan dalam hal intensitas dan frekwensinya

DAFTAR PUSTAKA

Burgess, R.A, White G; Building Production and Project Management, Contrction Press, 1979

61

Nugraha P, Nathan Ishak, R. Sutjipto; Manajemen Proyek Kontruksi 1, Kartika Yudha, 1987 Nugraha P, Nathan Ishak, R. Sutjipto; Manajemen Proyek Kontruksi 2, Kartika Yudha, 1987 Soekoto Imam, Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi, DPU, 1993 Soeharto Imam, Manajemen Proyek Industri, Erlangga,1990 Turban, Meredith, Fundamentals of Management Science, Irwin, 1994

62