Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

316
PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGRO Tahun 2010 - 2014 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN 2009 Buku II PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGRO Tahun 2010 - 2014

Transcript of Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

Page 1: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PETA PANDUAN (Road Map)

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN2009

Buku II

PETA PANDUAN

(Road Map)

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGRO

Tahun 2010 - 2014

Page 2: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 3: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014 di bidang perekonomian menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 %, tingkat pengangguran menjadi berkisar 5 - 6%, tingkat kemiskinan diharapkan menjadi 8 -10%, dan diperlukan investasi sekitar Rp. 2.000 triliun tiap tahun. Untuk itu, sektor industri diharapkan menjadi penggerak utama (prime mover) mampu berkontribusi lebih dari 26% terhadap PDB pada tahun 2014, dan mampu tumbuh minimal 1,5% lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.

Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh pada tahun 2025, menghadapi tantangan dan kendala yang ada, serta merevitalisasi industri nasional, maka telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT telah tersusun 35 Road Map (peta panduan) pengembangan klaster industri prioritas untuk periode 5 (lima) tahun ke depan (2010-2014) sebagai penjabaran Perpres 28/2008, yang disajikan dalam 6 (enam) buku, yaitu:

1. Buku I, Kelompok Klaster Industri Basis Industri Manufaktur (8 Klaster indutri), yaitu: 1) Klaster Industri Baja, 2) Klaster Industri Semen, 3) Klaster Industri Petrokimia, 4) Klaster Industri Keramik, 5) Klaster Industri Mesin Listrik & Peralatan Listrik, 6) Klaster Industri Mesin Peralatan Umum, 7) Klaster Industri Tekstil dan Produk Tekstil, 8) Klaster Industri Alas Kaki.

Page 4: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�vPETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

2. Buku II, Kelompok Klaster Industri Berbasis Agro (12 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Pengolahan Kelapa Sawit, 2) Klaster Industri Karet dan Barang Karet, 3) Klaster Industri Kakao, 4) Klaster Industri Pengolahan Kelapa, 5) Klaster Industri Pengolahan Kopi, 6) Klaster Industri Gula, 7) Klaster Industri Hasil Tembakau, 8) Klaster Industri Pengolahan Buah, 9) Klaster Industri Furniture, 10) Klaster Industri Pengolahan Ikan, 11) Klaster Industri Kertas, 12) Klaster Industri Pengolahan Susu.

3. Buku III, Kelompok Klaster Industri Alat Angkut (4 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Kendaraan Bermotor, 2) Klaster Industri Perkapalan, 3) Klaster Industri Kedirgantaraan, 4) Klaster Industri Perkeretaapian.

4. Buku IV, Kelompok Klaster Industri Elektronika dan Telematika (3 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Elektronika, 2) Klaster Industri Telekomunikasi, 3) Klaster Industri Komputer dan Peralatannya.

5. Buku V, Kelompok Klaster Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu (3 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Perangkat Lunak dan Konten Multimedia, 2) Klaster Industri Fashion, 3) Klaster Industri Kerajinan dan Barang seni.

6. Buku VI, Kelompok Klaster Industri Kecil dan Menengah Tertentu (5 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Batu Mulia dan Perhiasan, 2) Klaster Industri Garam, 3) Klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias, 4) Klaster Industri Minyak Atsiri, 5) Klaster Industri Makanan Ringan.

Diharapkan dengan telah terbitnya 35 Road Map tersebut pengembangan industri ke depan dapat dilaksanakan secara lebih fokus dan dapat menjadi:

Page 5: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

vKATA PENGANTAR

1. Pedoman operasional Pelaku klaster industri, dan aparatur Pemerintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

3. Informasi dalam menggalang partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Kepada semua pihak yang berkepentingan dan ikut bertanggung-jawab terhadap kemajuan industri diharapkan dapat mendukung pelaksanaan peta panduan (Road Map) ini secara konsekuen dan konsisten, sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing.

Semoga Allah SWT meridhoi dan mengabulkan cita-cita luhur kita bersama menuju Indonesia yang lebih baik.

Jakarta, November 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

MOHAMAD S. HIDAYAT

Page 6: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

v�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 7: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

v��DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................ vii

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT .... 1

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 9 PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT .... 9

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET ...... 27

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET ...... 35

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KAKAO ................................... 57

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KAKAO ................................... 65

Page 8: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

v���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA .............. 81

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA .............. 89

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI .................. 101

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI .................. 109

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GULA ...................................... 125

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI GULA ...................................... 133

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI HASIL TEMBAKAU .................... 147

Page 9: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�xDAFTAR ISI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT .... 155

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH ................. 177

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH ................. 185

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI FURNITURE ............................. 203

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI FURNITURE ............................. 211

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN .................. 229

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN .................. 237

Page 10: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

xPETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KERTAS .................................. 255

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI KERTAS .................................. 263

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU ................. 281

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU ................. 289

Page 11: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 12: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri pengolahan kelapa sawit;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri pengolahan kelapa sawit;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangu-nan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indo-nesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Page 13: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

Nomor 108, Tambahan Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pe-merintahan Antara Pemerintah, Pe-merintahan Daerah Provinsi dan Pe-merintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ta-hun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 14: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Pre-siden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Na-sional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian;

Page 15: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PE-NGOLAHAN KELAPA SAWIT.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri pengolahan kelapa sawit Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri pengolahan kelapa sawit untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri pengolahan kelapa sawit adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Sawit (KBLI 15144);

b. Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari Hasil Pertanian (KBLI 24115).

3. Pemangku Kepentingan adalah Pe-merintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.

Page 16: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

4. Menteri adalah Menteri yang melak-sanakan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster In-dustri pengolahan kelapa sawit, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri pengolahan kelapa sawit ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang du-kungan sosial-politis maupun kon-trol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini,

Page 17: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri pengolahan kelapa sawit dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Page 18: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;

2. Wakil Presiden RI;

3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 19: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 20: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 21: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Pengolahan Kelapa SawitKomoditi kelapa sawit merupakan salah satu andalan komoditi pertanian Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional. Salah satu hasil olahan kelapa sawit adalah minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).

Pemanfaatan CPO sebagai bahan baku industri dapat memberikan efek berganda meliputi: a) Pertumbuhan sub sektor ekonomi lainnya, b) Pengembangan wilayah industri, c) Proses alih teknologi, d) perluasan lapangan kerja, e) Perolehan devisa, f) Peningkatan penerimaan pajak.

Hingga saat ini terdapat sekitar 23 jenis produk turunan CPO yang telah diproduksi di Indonesia. Mengingat potensi minyak sawit Indonesia saat ini dan ditambah dengan perkiraan produksi CPO tahun 2010 yang akan mencapai 20 juta ton maka sudah selayaknya diversifikasi produk turunan CPO ditingkatkan. Dengan pengolahan CPO ini menjadi berbagai produk turunan, maka akan memberikan nilai tambah lebih besar lagi bagi negara karena harga relatif mahal dan stabil. Penggunaan CPO untuk industri hilirnya di Indonesia saat ini masih relatif rendah yaitu baru sekitar 35% dari total produksi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagaimana dituangkan dalam Kebijakan Pembangunan

Page 22: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Industri Nasional menetapkan bahwa industri berbasis CPO sebagai prioritas yang pengembangannya dapat dilakukan dengan pendekatan klaster. Pengembangan turunan minyak sawit dimasa yang akan datang mempunyai prospek yang sangat baik. Dalam rangka pengembangannya, perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan mulai dari budidaya tanaman, proses produksi dan pemasaran. Upaya ini perlu didukung pula oleh lembaga terkait seperti Litbang, SDM, penyedia mesin dan peralatan serta Perbankan/Permodalan. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan upaya peningkatan produksi CPO serta ekspor produk turunan CPO baik dalam jenis, volume dan nilai ekspor melalui pengembangan industri hilir CPO dan mengisi kekosongan kapasitas produksi industri hilir yang telah ada (existing industry) maka perlu disusun roadmap pengembangan klaster industri CPO.

B. Pengelompokan Industri Pengolahan Kelapa Sawit

1. Kelompok Industri Hulu

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional, dengan kontribusinya yang cukup besar dalam menghasilkan devisa dan penyerapan tenaga kerja. Perkembangan industri pengolahan CPO dan turunannya di Indonesia adalah selaras dengan pertumbuhan areal perkebunan dan produksi kelapa sawit sebagai sumber bahan baku. Perkebunan kelapa sawit menghasilkan buah kelapa sawit / tandan buah segar (hulu) kemudian diolah menjadi minyak sawit mentah (hilir perkebunan sawit dan hulu

Page 23: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

bagi industri yang berbasiskan CPO). Disamping menghasilkan produk CPO, pengolahan tandan buah segar (TBS) juga menghasilkan produk PKO (Palm Kernel Oil). Produksi PKO meningkat seiring dengan meningkatnya produk CPO, yakni sekitar 20% dari CPO yang dihasilkan.

2. Kelompok Industri Antara

Dari minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat diproduksi berbagai jenis produk antara sawit yang digunakan sebagai bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk kategori pangan ataupun non pangan. Diantara kelompok industri antara sawit termasuk didalamnya industri olein, stearin, oleokimia dasar (fatty acid, fatty alcohol, fatty amines, methyl esther, glycerol)

3. Kelompok Industri Hilir

Dari produk antara sawit dapat diproduksi berbagai jenis produk yang sebagian besar adalah produk yang memiliki pangsa pasar potensial, baik untuk pangsa pasar dalam negeri maupun pangsa pasar ekspor. Pengembangan industri hilir sawit perlu dilakukan mengingat nilai tambah produk hilir sawit yang tinggi. Jenis industri hilir kelapa sawit spektrumnya sangat luas, hingga lebih dari 100 produk hilir yang telah dapat dihasilkan pada skala industri. Namun baru sekitar 23 jenis produk hilir (pangan dan non pangan) yang sudah diproduksi secara komersial di Indonesia.

Beberapa produk hilir turunan CPO dan PKO yang telah diproduksi diantaranya untuk kategori pangan: minyak goreng, minyak salad, shortening, margarine, Cocoa Butter Substitute (CBS), vanaspati, vegetable

Page 24: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

ghee, food emulsifier, fat powder, dan es krim. Adapun untuk kategori non pangan diantaranya adalah: surfaktan, biodiesel, dan oleokimia turunan lainnya.

Page 25: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 -2014)

1. Terbentuknya klaster industri pengolahan CPO dan turunannya di Sumut dan Riau;

2. Iklim usaha dan investasi yang kondusif.

B. Jangka Panjang (2015-2025)

1. Memperluas pengembangan produk akhir;

2. Terbentuknya centre of excellence industri oleokimia;

3. Penguasaan pasar;

4. Pemantapan industri berwawasan lingkungan;

5. Terintegrasinya industri turunan kelapa sawit di Kaltim, Kalbar, Kalteng dan Papua.

Page 26: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 27: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Pengo-lahan Kelapa Sawit

1. Visi Industri Pengolahan Kelapa Sawit

Pengembangan industri CPO melalui pendekatan klaster.

2. Arah Pengembangan

Pengembangan industri turunan CPO untuk pening-katan nilai tambah.

Adanya klaster industri berbasis CPO diharapkan memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai (value chain) dari industri hulunya, mam-pu meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun visi dan misi yang selaras sehingga mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber daya yang digunakan dalam industri, dan memfokuskan pada penggunaan sumber-sumber daya terbarukan (green product).

B. Indikator Pencapaian

Terintegrasinya industri pengolahan CPO dan turunannya.

Diversifikasi produk turunan CPO, yang ditandai dengan:

• Meningkatnya investasi baru dan perluasan usaha industri berbasis CPO.

• Terpenuhinya pemenuhan kebutuhan dalam negeri akan produk-produk oleokimia dasar dan turunannya.

Page 28: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Meningkatnya kapasitas industri oleokimia dasar dan turunannya.

C. Tahapan ImplementasiBeberapa langkah yang telah dilakuakn berkaitan dengan pengembangan klaster industri CPO:

• Tahap diagnostik yaitu mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan klaster serta menyusun strategi pengembangan prioritas yang diarahkan pada industri oleokimia dan industri surfaktan.

• Sosialisasi dan mobilisasi pembentukan klaster CPO kepada pemerintah setempat dan pelaku usaha di daerah yang telah ditetapkan untuk dikembangkan menjadi lokasi pengembangan klaster industri berbasis CPO diantaranya melalui pembentukan Working Group Industri CPO di daerah tersebut.

• Kerjasama penelitian dan pengembangan antara dunia usaha dengan lembaga penelitian /perguruan tinggi.

• Pembuatan Pilot Plant pengembangan industri turunan CPO.

• Pembentukan Dewan Sawit Nasional yang merupakan gabungan dari seluruh pemangku kepentingan di bidang industri sawit.

Page 29: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

Gam

bar

III.

1.

Tah

ap

an

Pen

cap

aia

n P

rog

ram

Kla

ster

Ind

ust

ri B

erb

asi

s C

PO

Kla

ster

ing

Infr

astr

uktu

r

Inve

stas

i

Iklim

Usa

ha

Pas

ar

SD

M

Tek

nolo

gi

Bah

an B

aku

2006

2007

2008

2009

Sos

ialis

asi d

an P

ersi

apan

�Id

entif

ikas

i per

mas

alah

an

inti/

angg

ota

klas

ter.

�P

enat

aan

Kel

emba

gaan

.�

Ker

jasa

ma

anta

r pe

man

gku

kepe

ntin

gan.

�Id

entif

ikas

i keg

iata

n in

ter

dan

anta

r kl

aste

r.

�K

erja

sam

a in

ter

dan

anta

r kl

aste

r.�

Pen

ingk

atan

fung

si

kele

mba

gaan

.�

Mon

itorin

g da

n ev

alua

si.

�K

erja

sam

a in

ter

dan

anta

r kl

aste

r.�

Pen

ingk

atan

fung

si

kele

mba

gaan

.�

Mon

itorin

g da

n ev

alua

si.

Pen

gem

bang

an fa

silit

as

pela

buha

n, ta

ngki

tim

bun

dan

pem

bang

unan

in

fras

truk

tur.

Pen

gem

bang

an fa

silit

as

pela

buha

n, ta

ngki

tim

bun

dan

pem

bang

unan

in

fras

truk

tur.

Pen

gem

bang

an fa

silit

as

pela

buha

n, ta

ngki

tim

bun

dan

pem

bang

unan

in

fras

truk

tur.

Pen

gem

bang

an fa

silit

as

pela

buha

n, ta

ngki

tim

bun

dan

pem

bang

unan

in

fras

truk

tur.

Pen

yusu

nan

prof

il da

n pe

luan

g in

vest

asi

Pro

mos

i inv

esta

si D

N &

LN

Pen

ingk

atan

inve

stas

i di

bida

ng in

dust

ri be

rbas

is

CP

O

Pen

ingk

atan

inve

stas

i di

bida

ng in

dust

ri be

rbas

is

CP

O

Mem

bang

un k

emitr

aan

deng

an p

etan

i/pro

duse

n ke

lapa

saw

it

Men

gem

bang

kan

akse

s pa

sar

eksp

or, t

radi

sion

al

mau

pun

non

trad

isio

nal.

Men

gem

bang

kan

mer

ek

loka

l di p

asar

inte

rnas

iona

l

Pen

ghila

ngan

per

atur

an

peru

ndan

g-u

ndan

gan

yang

m

engh

amba

t pe

ngem

bang

an

indu

stri

Pel

aksa

naan

har

mon

isas

i ta

rif C

PO

Pen

gena

an p

ajak

Eks

por

CP

O

Dik

lat P

elat

ihan

D

iver

sifik

asi P

rodu

kD

ikla

t Pel

atih

an

Man

ajem

en M

utu

Dik

lat P

elat

ihan

dar

i mul

ai

on fa

rm s

/d o

ff fa

rmD

ikla

t Pel

atih

an E

kspo

r Im

por

Pen

gem

bang

an p

ilot

proj

ect

(sca

le u

p) d

ari s

umbe

r in

dige

nous

tek

nolo

gi,

lisen

si

tekn

olog

i pro

duk

hilir

.

Pen

gem

bang

an in

dige

nous

te

knol

ogi

Pen

gem

bang

an p

ilot

proj

ect

(sca

le u

p) d

ari s

umbe

r in

dige

nous

tek

nolo

gi,

lisen

si

tekn

olog

i pro

duk

hilir

.

Ker

jasa

ma

R &

D

Pro

duk

Hilir

Per

baik

an m

utu

tbs

saw

itP

erba

ikan

mut

u tb

ssa

wit

Per

baik

an m

utu

tbs

saw

itP

erba

ikan

mut

u tb

ssa

wit

TA

HA

PA

N P

EN

CA

PA

IAN

PR

OG

RA

M K

LAS

TE

R IN

DU

ST

RI B

ER

BA

SIS

CP

O

Page 30: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 31: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014)

Menjalin kerjasama di antara industri CPO dan turunannya dengan industri/institusi pendukung/terkait;

• Integrasi industri pengolahan CPO dan turunannya;

• Pengembangan industri turunan CPO ke arah industri surfaktan, industri pelumas dan biodiesel;

• Menjalin kerjasama R&D antara lembaga penelitian, perguruan tinggi dan industri;

• Meningkatkan kualitas produk sesuai SNI;

• Mengembangkan industri mesin peralatan;

• Mengembangkan industri bahan penolong;

• Meningkatkan kualitas SDM melalui penyusunan dan penerapan SKKNI industri kimia berbasis kelapa sawit;

• Mendorong peran lembaga keuangan dalam penyediaan layanan kredit dan permodalan dengan suku bunga rendah;

• Mendorong peran lembaga terkait dalam pemasaran;

• Promosi investasi;

• Pengembangan infrastruktur;

• Peningkatan koordinasi dan sinergi instansi terkait dalam penetapan kebijakan;

• Kebijakan insentif mendukung pengembangan industri;

Page 32: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Penghapusan Perda yang menghambat pengem-bangan industri;

• Terbentuknya Badan Otorita Pengembangan In-vestasi.

B. Rencana Aksi Jangka Panjang (2015-2025)• Diversifikasi produk oleokimia yang bernilai tambah

tinggi;

• Inovasi produk dan teknologi melalui peningkatan R & D;

• Pemberian insentif bagi pelaku R&D pengembangan produk turunan kelapa sawit;

• Penguatan linkage antara industri kecil menengah dengan industri besar dalam rangka alih teknologi;

• Mendorong kegiatan penelitian pasar (market research) guna mencari orientasi dan sasaran pasar yang baru dan bernilai tambah tinggi;

• Peningkatan kegiatan riset teknologi industri dan rekayasa produk kimia turunan kelapa sawit yang terintegrasi;

• Pemenuhan pasar di dalam negeri dan perluasan pasar ekspor;

• Penyediaan fasilitas promosi dan pemasaran;

• Pengembangan teknologi proses yang efisien dan berwawasan lingkungan;

• Penerapan manajemen penanganan Dampak Keselamatan, Keamanan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup (K3L) di lingkungan industri kimia berbasis kelapa sawit.

Page 33: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:111

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

9

Indu

stri

Inti

Oleo

kimia,

biodie

sel,M

inyak

gore

ng , Marga

rine

Indu

stri

Pend

ukun

gCP

O; P

KO; K

emas

an; B

ahan

Kim

ia;Bl

each

ing E

arth

;Kar

bon

Aktif;

Mes

in &

Pera

latan

Indu

stri

Terk

ait

Pem

bers

ih;Ti

nta;

Pew

arna

;Cat

; Sur

facta

nt; V

arnis

h; P

lastic

izer;

Plas

tik; P

elum

as; S

horte

ning;

Sab

un;F

arm

asi; K

osm

etik;

Pro

duk

Pera

wata

nTu

buh;

Mak

anan

Sasa

ran

Jang

kaM

enen

gah

2010

–201

4o

Terb

entu

knya

klaste

rind

ustri

peng

olaha

nCP

Oda

n tu

runa

nnya

di Su

mut

dan

Riau

;o

I

klim

usah

ada

ninv

esta

siya

ngko

ndus

if

Sasa

ran

Jang

ka P

anja

ng20

15–2

025

oM

empe

rluas

peng

emba

ngan

prod

ukak

hir;

oTe

rben

tukn

yace

ntre

ofex

celle

nce

indus

triole

okim

iao

Peng

uasa

anpa

sar;

oPe

man

tapa

nind

ustri

berw

awas

anlin

gkun

gan;

oTe

rinte

gras

inya

indus

tritu

runa

nke

lapa

sawi

tdiK

altim

,Kalb

ar,K

alten

gda

n Pa

pua

Stra

tegi

Sekt

or :

Dive

rsifik

asip

rodu

kkea

rah

oleok

imia

dan

turu

nann

ya,m

ening

katn

yajam

inan

paso

kan

CPO

untu

kind

ustri

dalam

nege

ri,ek

span

siek

spor

.Te

knol

ogi:

Adap

tasi

tekn

ologi

deng

anlis

ensi

dari

sum

berM

NCda

nm

endo

rong

kem

ampu

anpe

ngem

bang

anind

igeno

usR&

D.

Poko

k-po

kok

Renc

ana

Aksi

Jang

kaM

enen

gah

(201

0–

2014

)o

Men

jalin

kerja

sam

adi

anta

raind

ustri

CPO

dan

turu

nann

yade

ngan

indus

tri/in

stitu

sipe

nduk

ung/

terk

ait;

oIn

tegr

asiin

dustr

ipen

golah

anCP

O da

n tu

runa

nnya

;o

Peng

emba

ngan

indus

tri tu

runa

nCP

Oke

arah

indus

trisu

rfakta

n,ind

ustri

pelum

asda

nbio

diese

l;o

Men

jalin

kerja

sam

aR&

Dan

tara

lemba

gape

neliti

an,p

ergu

ruan

tingg

idan

indus

tri;

oM

ening

katka

nku

alita

spro

duks

esua

i SNI

;o

Men

gem

bang

kan

indus

trim

esin

pera

latan

;o

Men

gem

bang

kan

indus

triba

han

peno

long;

oM

ening

katka

nku

alita

sSD

Mm

elalui

peny

usun

anda

npe

nera

pan

SKKN

Iind

ustri

kimai

berb

asis

kelap

asa

wit;

oM

endo

rong

pera

nlem

baga

keua

ngan

dalam

peny

ediaa

nlay

anan

kred

itda

npe

rmod

alan

deng

ansu

kubu

nga

rend

ah;

oM

endo

rong

pera

nlem

baga

terk

aitda

lampe

mas

aran

.o

Prom

osiin

vesta

si;o

Peng

emba

ngan

infra

struk

tur;

oPe

ningk

atan

koor

dinas

idan

siner

giins

tans

i terk

aitda

lampe

neta

pan

kebij

akan

;o

Kebij

akan

insen

tifm

endu

kung

peng

emba

ngan

indus

tri;

oPe

ngha

pusa

n Pe

rda

yang

men

gham

batp

enge

mba

ngan

indus

tri;

oTe

rben

tukn

ya B

adan

Oto

rita

Peng

emba

ngan

Inve

stasi.

Poko

k-po

kok

Renc

ana

Aksi

Jang

ka P

anja

ng(2

015

–20

25)

oDi

vers

ifikas

ipro

duko

leokim

iaya

ngbe

rnila

i tam

bah

tingg

i;o

Inov

asip

rodu

kdan

tekn

ologi

mela

luipe

ningk

atan

R &

D;o

Pem

beria

nins

entif

bagi

pelak

uR&

Dpe

ngem

bang

anpr

oduk

turu

nan

kelap

asa

wit;

oPe

ngua

tan

linka

gean

tara

indus

trike

cilm

enen

gah

deng

anind

ustri

besa

rdala

mra

ngka

alih

tekn

ologi;

oM

endo

rong

kegia

tan

pene

litian

pasa

r(m

arke

rres

earc

h)gu

nam

enca

rior

ienta

sida

nsa

sara

npa

sary

ang

baru

dan

bern

iali ta

mba

h tin

ggi;

oPe

ningk

atan

kegia

tan

riset

tekn

ologi

indus

trida

nre

kaya

sapr

oduk

kimia

turu

nan

kelap

asa

wity

ang

terin

tegr

asi;

oPe

men

uhan

pasa

rdid

alam

nege

rida

npe

rluas

anpa

sare

kspo

r;o

Peny

ediaa

n fa

silita

spro

mos

idan

pem

asar

an;

oPe

ngem

bang

ante

knolo

gipr

oses

yang

efisi

enda

nbe

rwaw

asan

lingk

unga

n;o

Pene

rapa

nm

anaje

men

pena

ngan

anDa

map

akKe

selam

atan

,Ke

aman

an,

Kese

hata

nda

nLin

gkun

gan

Hidu

p(K

3L)

dilin

gkun

gan

indus

trikim

iabe

rbas

iske

lapa

sawi

t.

Page 34: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:111

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

10

Unsu

r Pen

unjan

g

Perio

desa

si Pe

ning

kata

nTe

knol

ogi

a.Ini

siasi

(200

4–20

09) :

Pilo

tpro

jectu

ntukM

ini P

lant(

scale

-up)

daris

umbe

rindig

enou

stek

nolog

i,lise

nsiu

ntuk

prod

ukhil

ir;b.

Peng

emba

ngan

Cepa

t(20

10–2

014)

: Mod

ifikas

idanp

enge

mban

gan t

ekno

logim

andir

inme

lalui

R&D;

c.Ma

tang(

2015

–202

5):In

dustr

y & T

echn

ology

Upgr

ading

,pen

gemb

anga

nbiom

assa

danb

iotek

nolog

i.

Pasa

ra.

Menin

gkatk

anpr

omos

iken

egar

a-ne

gara

Asia

dan A

frikad

alam

rang

kake

rjasa

sama

Non-

Blok

dan S

elatan

-Se

latan

;b.

Mema

nfaatk

anpo

tensi

pasa

rdala

mne

geri.

SDM

a.Me

ningk

atkan

kema

mpua

n SDM

dibida

ngole

okim

ia,bio

tekn

ologi

dan

bioma

ssa;

b.Me

ningk

atkan

pera

nan

Litba

ngda

nPe

rgur

uan

Tingg

iuntu

kme

ningk

atka

nmu

tupr

oduk

.

Infra

stru

ktur

a.Pe

ngem

bang

anfas

ilitas

pelab

uhan

dan t

angk

i timb

un(a

.l. Pa

puad

anKa

liman

tanTim

ur);

b.Ins

entif

kredit

bagi

petan

isaw

it;c.

Memb

erika

nins

entif

perp

ajaka

nuntu

kinv

estas

ibar

usela

ma3t

ahun

perta

ma;

d.Me

ngen

akan

Paja

k Eks

porC

PO.

Gam

bar1

. Ker

angk

aPe

ngem

bang

an In

dust

riPe

ngol

ahan

Kel

apa

Saw

itG

am

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Kela

pa S

aw

it

Page 35: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 111/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:111

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

11

Jasa

Ban

kda

nK

onsu

ltan

Pem

asar

an,A

sura

nsi,

Pers

h.Lo

gist

ik,

Lem

baga

Litb

ang/

PT1.

BB

KK

,PPK

S, S

BR

CIP

B2.

IPB,

ITB

,UN

AN

D,U

GM

,US

U

Aso

sias

iA

IMM

I,G

IMN

I, A

PO

LIN

,A

IMM

I, A

PR

OB

I

Pem

erin

tah

Pusa

t:D

eppe

rin, D

epta

n,D

epke

u, D

epda

g,BK

PM

Foru

m D

aya

Sai

ng/

Wor

king

Gro

upFa

silit

asiK

last

er

Pem

erin

tah

Dae

rah

: D

inas

Inda

g,D

inas

Perta

nian

Tand

anB

uah

Seg

ar

Mes

in /

Per

alat

anP

engo

laha

nC

PO

CPO

PKO

Ole

oche

mic

al

Min

yak

Gor

eng

Sabu

n,M

arga

rin

Bio

Die

sel

Eksp

ortir

Dis

tribu

tor

PAS

AR

DA

LAM

NE

GE

RI

PAS

AR

LUA

RN

EG

ER

I

Gam

bar2

. Ker

angk

a K

eter

kaita

nIn

dust

riPe

ngol

ahan

Kel

apa

Saw

itG

am

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Kela

pa S

aw

it

Page 36: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:111

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

12

Tabe

l 1. P

eran

Pem

angk

u K

epen

tinga

nda

lam

Peng

emba

ngan

Indu

stri

Peng

olah

an K

elap

aSa

wit

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

taPe

rgur

uan

Ting

gi

& Li

tban

g Fo

rum

Renc

anaA

ksi 2

004 –

2009

Dep.Perin

Dep.Tan.

Dep.Dag

Dep.Keu

Prop

Kab

Asosiasi

Prs.Ind.

PT

KRT/BPPT

BBKK/BalaiKelapa Sawit

Daya Saing

WorkingGroup

FasilitasiKlaster

1.Me

ngen

dalik

anEk

spor

Baha

nBak

uCPO

;O

OO

OO

OO

2.Me

ndor

ong p

ening

katan

paso

kanC

POke

Indu

stri

peng

olaha

n;O

OO

OO

O

3.Me

mper

baiki

mutu

baha

n bak

uCPO

;O

OO

OO

O

4.Me

mban

gund

an m

empe

rbaik

i fsilit

aspe

labuh

anda

ntan

gkiti

mbun

diKa

ltim da

nPap

ua;

OO

OO

OO

5.Me

ndor

ong d

iversi

fikas

ipro

duk h

uluCP

O da

ri17j

enis

menja

di 30

jenis,

term

asuk

biod

iesel;

OO

OO

OO

OO

6.Me

mpro

mosik

aninv

estas

iindu

strio

leokim

ia (h

ilir);

OO

OO

7.Me

ngem

bang

kan p

rodu

kminy

ak go

reng

yang

meng

andu

ngbe

taka

rotin

seba

gais

umbe

rvita

minA

;O

OO

OO

OO

O

8.Me

ningk

atkan

dan m

empr

omos

ikank

egiat

anlitb

ang

peng

olaha

nCPO

;O

OO

OO

9.Me

mper

muda

h aks

eskre

dit un

tuk pe

tanis

awit;.

OO

OO

OO

O

Jatim

Papu

a

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Kela

pa S

aw

it

Page 37: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 38: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Bahwa industri karet dan barang karet merupakan salah satu kelompok industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan industri karet dan barang karet;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan se-bagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Karet dan Barang Karet;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pem-bangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indo-nesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Page 39: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

Nomor 108, Tambahan Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pe-merintahan Antara Pemerintah, Pe-merintahan Daerah Provinsi dan Pe-merintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ta-hun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 40: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Pre-siden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Na-sional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 41: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KA-RET DAN BARANG KARET.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Karet dan Barang Karet Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri karet dan barang karet untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Karet dan Barang Karet adalah industri yang terdiri dari :

a. Industri Ban Luar dan Ban Dalam (KBLI 25111)

b. Industri Vulkanisir ban (KBLI 25112);

c. Industri Barang-barang dari Karet untuk keperluan Rumah Tangga (KBLI 25191);

d. Industri Barang dari Karet untuk Industri (KBLI 25192);

Page 42: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

e. Industri Barang-barang dari Karet yang belum termasuk 25191 dan 25192 (KBLI 25199)

3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Per-guruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Ke-masyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster In-dustri Karet dan Barang Karet, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Karet dan Barang Karet ataupun sektor lain yang terkait;

Page 43: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

c. Pedoman koordinasi perencanaan ke-giatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang dukungan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klas-ter industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong parti-sipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Karet dan Barang Karet dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

Page 44: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambat-nya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia; 6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 45: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

KARET DAN BARANG KARET

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 46: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 47: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Karet dan Barang KaretKaret dan barang-barang karet dapat diklasifikasikan menurut The Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang dapat diperlihatkan pada tabel dibawah ini.

Tabel I.1. Kelompok Karet dan Barang-barang Karet

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 112/M-IND/PER/10/2009

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Karet dan Barang Karet

Karet dan barang-barang karet dapat diklasifikasikan menurut The

Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dan Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang dapat diperlihatkan pada tabel

dibawah ini.

Tabel I.1. Kelompok Karet dan Barang-barang Karet

No No. HS KBLI Uraian Barang1. 40011-13 Karet alam

4002 Karet Sintetis

2. 4003-4009 25192 Barang dari karet untuk industri :- Benang karet- Tabung, pipa, selang

3. 4010 25192 Belt conveyor4. 4010 25192 Belt Transmission5. 4011-13 25111-25112 Ban (Roda 4, Roda 2, Sepeda)6. 4015 25199 Sarung tangan7. 4016-17 25191 Lain-lain

B. Pengelompokan Industri Karet dan Barang Karet

Industri karet dan barang karet dikelompokkan menjadi tiga kelompok industri

yaitu kelompok industri hulu, kelompok industri antara dan kelompok industi

hilir.

1. Kelompok Industri Hulu

Bokar (bahan olahan karet)

Kayu Karet

2. Kelompok Industri Antara (setengah jadi)

Crumb rubber (karet remah)

Sheet/RSS

Latek Pekat

Thin pole crepe

Brown crepe

B. Pengelompokan Industri Karet dan Barang KaretIndustri karet dan barang karet dikelompokkan menjadi tiga kelompok industri yaitu kelompok industri hulu, kelompok industri antara dan kelompok industi hilir.

1. Kelompok Industri Hulu

• Bokar (bahan olahan karet)

• Kayu Karet

Page 48: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

2. Kelompok Industri Antara (setengah jadi)

• Crumb rubber (karet remah)

• Sheet/RSS

• Latek Pekat

• Thin pole crepe

• Brown crepe

3. Kelompok Industri Hilir

Adapun kelompok Industri hilir karet adalah industri yang merupakan produk akhir yang siap digunakan oleh industri pemakai. Yang temasuk produk hilir yaitu:

• Ban dan produk terkait serta ban dalam

• Barang jadi karet untuk keperluan industri

• Barang karet untuk kemiliteran

• Alas kaki dan komponennya

• Barang jadi karet untuk penggunaan umum

• Alat kesehatan dan laboratorium

Page 49: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)1. Peningkatan produksi karet alam dari 3 juta ton

tahun 2009 menjadi 3,5 juta ton per tahun dengan pertumbuhan sekitar 4% rata-rata setahun;

2. Peningkatan kualitas SDM petani karet dan industri barang-barang karet;

3. Peningkatan investasi baru dan perluasan usaha industri barang –barang karet;

4. Pengembangan industri barang-barang karet untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai substitusi impor.

B. Jangka Panjang (2010 – 2025)1. Peningkatan produktifitas karet alam sehingga

mencapai 4 juta ton per tahun;

2. Penerapan secara wajib SNI barang-barang karet, selang kompor gas, selang radiator dan komponen otomotif;

3. Pengembangan dan peningkatan daya saing industri barang-barang karet.

Page 50: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 51: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Karet dan Barang Karet

1. Visi Industri Karet dan Barang Karet

Menjadikan Indonesia sebagai negara produsen utama barang-barang karet tahun 2020.

2. Arah Pengembangan

• Peningkatan produktifitas dan kualitas karet alam untuk menunjang pasokan bahan baku industri barang-barang karet;

• Peningkatan produksi produk barang-barang karet guna memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri melalui diversivikasi produk, peningkatan nilai tambah, peningkatan kandungan lokal (bahan baku/penolong, peralatan pabrik, jasa teknik dan konstruksi, jasa pendukung produksi;

• Meningkatkan litbang teknologi industri, pe-ngembangan dan diversifikasi teknologi tra-disional ke teknologi maju.

B. Indikator PencapaianKinerja industri karet dan barang karet dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kearah perbaikan, hal ini terlihat dari beberapa indikator sebagai berikut:

Page 52: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

1. Kinerja Industri Karet Alam

Tabel III.1.Realisasi dan Proyeksi Produksi Karet Alam Dunia (Ribu Ton)

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 112/M-IND/PER/10/2009

5

1. Kinerja Industri Karet Alam

Tabel III.1. Realisasi dan Proyeksi Produksi Karet Alam Dunia (Ribu Ton)

Sumber: ANRPC 2009*prognosa

Produksi karet alam indonesia dalam pada tahun 2007 sebesar 2,755 juta

ton dan pada tahun 2008 turun menjadi 2,751 juta ton atau mengalami

penurunan -0,14 % dari tahun 2007. Sebagian besar (90 persen), karet

alam Indonesia di ekspor dalam bentuk karet mentah. Konsumsi karet alam

domestik untuk memproduksi barang-barang karet pada tahun 2008 baru

mencapai sekitar 10 persen.

Ekspor karet alam indonesia pada tahun 2007 sebesar 2,407 juta ton dan

pada tahun 2008 turun menjadi 2,209 juta ton atau mengalami penurunan

sebesar –8,2 %

2. Kinerja Industri Barang Kareta. Ban

Sampai saat ini ada 13 (tiga belas) produsen ban yang termasuk dalam

keanggotaan Asosiasi perusahaan ban Indonesia (APBI).

Perusahaan ban Nasional tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan

Ban Nasional untuk kendaraan Roda 4 dan Roda 2 dan bahkan sudah

diekspor keberbagai negara seperti Amerika Serikat – Saudi Arabia

Jepang, Philipina, Inggris dan Uni Emirat Arab.

Negara 2005 2006 2007 2008 2010 2015 2020

Thailand 2.937 2.968 3.056 3.090 3.001 3.413 3.286

Indonesia 2.271 2.637 2.755 2.751 3.072 3.656 4.428

Malaysia 1.126 1.268 1.137 1.072 888 770 714

India 771 853 807 881 818 789 803

China 428 483 600 531 479 486 492

Vietnam 469 560 602 663 599 713 835

Lain-lain 811 419 768 641 923 784 1.321

Dunia 8.813 9.188 9.725 9.629* 9.424 10.067 10.999

Sumber: ANRPC 2009

*prognosa

Produksi karet alam indonesia dalam pada tahun 2007 sebesar 2,755 juta ton dan pada tahun 2008 turun menjadi 2,751 juta ton atau mengalami penurunan -0,14 % dari tahun 2007. Sebagian besar (90 persen), karet alam Indonesia di ekspor dalam bentuk karet mentah. Konsumsi karet alam domestik untuk memproduksi barang-barang karet pada tahun 2008 baru mencapai sekitar 10 persen.

Ekspor karet alam indonesia pada tahun 2007 sebesar 2,407 juta ton dan pada tahun 2008 turun menjadi 2,209 juta ton atau mengalami penurunan sebesar –8,2 %

2. Kinerja Industri Barang Karet

a. Ban

Sampai saat ini ada 13 (tiga belas) produsen ban yang termasuk dalam keanggotaan Asosiasi perusahaan ban Indonesia (APBI).

Page 53: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

Perusahaan ban Nasional tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan Ban Nasional untuk kendaraan Roda 4 dan Roda 2 dan bahkan sudah diekspor keberbagai negara seperti Amerika Serikat – Saudi Arabia Jepang, Philipina, Inggris dan Uni Emirat Arab.

Meskipun ada beberapa jenis ban, khususnya yang digunakan untuk kendaraan off the road serta ban pesawat terbang masih belum diproduksi dalam negeri.

Tahun 2006 ekspor ban sekitar US$ 665 juta, tahun 2007 mencapai US$ 803 juta, sedangkan tahun 2008 mencapai US$ 935 juta atau naik sebesar 16,4 %. Penjualan domestik pada tahun 2006 sebesar Rp. 5,81 triliyun, tahun 2006 mencapai Rp. 6,75 trilyun dan pada tahun 2007 naik menjadi Rp. 6,93 trilyun dan tahun 2008 menjadi Rp. 7,98 trilyun.

Resesi ekonomi dunia mengakibatkan turunnya permintaan ban dunia, khususnya Japan, Eropa, USA, namun permintaan pasar domestik naik cukup tinggi pada tahun 2008 sehingga produksi masih bisa dipertahankan pada tingkat yang tinggi untuk menghemat biaya tetap.

Utilisasi industri ban roda 4 pada tahun 2007 sebesar 85,2% dan pada tahun 2008 sama dengan pada tahun 2007 sebesar 85,2%

Pada tabel berikut dapat dilihat perkembangan industri Ban roda 4 dari tahun 2004 sampai dengan 2008.

Page 54: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Tabel III.2. Perkembangan Industri Ban Kendaraan Bermotor Roda 4

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 112/M-IND/PER/10/2009

6

Meskipun ada beberapa jenis ban, khususnya yang digunakan untuk

kendaraan off the road serta ban pesawat terbang masih belum

diproduksi dalam negeri.

Tahun 2006 ekspor ban sekitar US$ 665 juta, tahun 2007 mencapai

US$ 803 juta, sedangkan tahun 2008 mencapai US$ 935 juta atau naik

sebesar 16,4 %. Penjualan domestik pada tahun 2006 sebesar Rp. 5,81

triliyun, tahun 2006 mencapai Rp. 6,75 trilyun dan pada tahun 2007 naik

menjadi Rp. 6,93 trilyun dan tahun 2008 menjadi Rp. 7,98 trilyun.

Resesi ekonomi dunia mengakibatkan turunnya permintaan ban dunia,

khususnya Japan, Eropa, USA, namun permintaan pasar domestik naik

cukup tinggi pada tahun 2008 sehingga produksi masih bisa

dipertahankan pada tingkat yang tinggi untuk menghemat biaya tetap.

Utilisasi industri ban roda 4 pada tahun 2007 sebesar 85,2% dan pada

tahun 2008 sama dengan pada tahun 2007 sebesar 85,2%

Pada tabel berikut dapat dilihat perkembangan industri Ban roda 4 dari

tahun 2004 sampai dengan 2008.

Tabel III.2. Perkembangan Industri Ban Kendaraan Bermotor Roda 4

*) Termasuk Roda 2sumber : APBI

Pada tabel berikut dapat dilihat perkembangan industri Ban roda 2 dari

tahun 2004 sampai dengan 2008.

U r a i a n 2004 2005 2006 2007 2008

Kapasitas Terpasang (Juta Unit) 41.8 45.0 49.3 49.3 49.3

Realisasi Produksi (Juta Unit) 35.4 41.3 41.0 42.0 42.0

Utilisasi Kap Terpasang (%) 84.7 91.8 83.2 85.2 85.2Pemasaran D/N (Juta Unit) 11.7 12.8 13.2 14.3 11.1

Volume Ekspor (Juta Unit) 21.1 23.4 26.6 28.7 33,6

Nilai Ekspor (Juta US$) 462.0 570.0 710.0 803.6 931,0

Volume Impor (Juta Unit) 1.76 2.19 2.55 2.80 2.7

Nilai Impor (Juta US$) 29.5 38.1 64.9 66,1 97.3

Tenaga Kerja (org) *) 21,307 23,525 25,700 22,919 24.2

Jumlah Unit Usaha *) 13 13 13 13 13

*) Termasuk Roda 2

sumber : APBI

Pada tabel berikut dapat dilihat perkembangan industri Ban roda 2 dari tahun 2004 sampai dengan 2008.

Tabel III.3. Perkembangan Industri ban Kendaraan Bermotor

Roda 2

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 112/M-IND/PER/10/2009

7

Tabel III.3. Perkembangan Industri ban Kendaraan Bermotor Roda 2

b. Industri Sarung TanganJumlah unit usaha industri sarung tangan yang terdaftar pada Asosiasi

Sarung Tangan Karet Indonesia berjumlah 13 unit usaha yang berlokasi

untuk 10 unit usaha di Sumatera Utara, 2 unit usaha di Jawa Timur dan

1 unit usaha di Jawa Barat. Total kapasitas terpasang pada tahun

2007 sebesar 12 milyar pasang dengan total investasi sebesar US$

100,8 juta. Pada tahun 2007 ini telah diresmikan 1 unit usaha lagi

industri sarung tangan di Kalimantan Selatan, dengan investasi senilai

Rp. 20 Milyar, total kapasitas produksi 20 ton/bulan.

Total produksi total produksi sarung tangan tahun 2007 sebesar

9.549.000 pcs dan tahun 2008 turun menjadi 8.500.000 pcs.

Utilisasi industri sarung tangan karet pada tahun 2007 sebesar 79,6%

dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 70%.

Investasi pada industri sarung tangan karet berdasarkan data dari

BKPM dari tahun 2004 sampai tahun 2007 sebesar US$ 194,9 Milyar

dan pada tahun 2008 naik sebesar US$ 295,7 Milyar.

Nilai ekspor industri sarung tangan karet pada tahun 2007 sebesar US$

153,6 Juta dan pada tahun 2008 naik menjadi US$ 175,9 Juta .Pada

tabel berikut dapat dilihat perkembangan industri sarung tangan karet

dari tahun 2004 sampai dengan 2008.

Uraian 2004 2005 2006 2007 2008

Kapasitas Terpasang (Juta Unit) 7.7 27.7 27.7 27.7 27.7

Realisasi Produksi (Juta Unit) 18.6 22.0 21.6 24.0 25.9

Utilisasi Kap Terpasang (%) 81.9 79.3 77.9 86.5 93.4

Pemasaran D/N (Juta Unit) 18.1 21.3 21.0 23.3 25.2

Volume Ekspor (Juta Unit) 0.5 0.4 0.4 0.5 0.7

Nilai Ekspor (Juta US$) 3.5 2.4 2.9 6.4 10.7

Volume Impor (Juta Unit) 1.4 2.1 2.8 3.0 3.4

Nilai Impor (Juta US$) 3.2 4.5 5.0 8.5 9.0

Tenaga Kerja (org) *) 21,307 23,525 25,700 28,600 24,115

Jumlah Unit Usaha *) 13 13 13 13 13.0

Page 55: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

b. Industri Sarung Tangan

Jumlah unit usaha industri sarung tangan yang terdaftar pada Asosiasi Sarung Tangan Karet Indonesia berjumlah 13 unit usaha yang berlokasi untuk 10 unit usaha di Sumatera Utara, 2 unit usaha di Jawa Timur dan 1 unit usaha di Jawa Barat. Total kapasitas terpasang pada tahun 2007 sebesar 12 milyar pasang dengan total investasi sebesar US$ 100,8 juta. Pada tahun 2007 ini telah diresmikan 1 unit usaha lagi industri sarung tangan di Kalimantan Selatan, dengan investasi senilai Rp. 20 Milyar, total kapasitas produksi 20 ton/bulan.

Total produksi total produksi sarung tangan tahun 2007 sebesar 9.549.000 pcs dan tahun 2008 turun menjadi 8.500.000 pcs.

Utilisasi industri sarung tangan karet pada tahun 2007 sebesar 79,6% dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 70%.

Investasi pada industri sarung tangan karet berdasarkan data dari BKPM dari tahun 2004 sampai tahun 2007 sebesar US$ 194,9 Milyar dan pada tahun 2008 naik sebesar US$ 295,7 Milyar.

Nilai ekspor industri sarung tangan karet pada tahun 2007 sebesar US$ 153,6 Juta dan pada tahun 2008 naik menjadi US$ 175,9 Juta .Pada tabel berikut dapat dilihat perkembangan industri sarung tangan karet dari tahun 2004 sampai dengan 2008.

Page 56: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Tabel III.4. Perkembangan Industri Sarung Tangan

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 112/M-IND/PER/10/2009

8

Tabel III.4. Perkembangan Industri Sarung Tangan

C. Tahapan Implementasi

1. Langkah-langkah yang telah dilakukan :

Telah dilakukan tahapan sosialiasi, identifikasi permasalahan dan

persiapan kolaborasi klaster industri pengolahan karet melalui kegiatan

Forum Komunikasi dan Working Group di dua daerah yaitu di Sumatera

Utara dan Jawa Barat.

Pelaksanaan identifikasi permasalahan dalam upaya pengembangan

industribarang-barang karet di daerah denganmelibatkan stakeholder di

daerah melaluipembentukan working group. Dari hasil kelompok kerja

industri pengolahan karet di Sumatera Utara telah dipetakan dan

diinventarisasi di beberapa wilayah potensi perkebunan karet serta

industri pengolahan karet hilir. Sementara itu di Propinsi Sumatera

Selatan dan Jawa Barat telah diberikan bantuan peralatan industry

kompon yang diharapkan akan dapat mendorong tumbuhnya industri

sejenis dan industri hilir barang-barang karet.

2. Hasil yang telah dicapai, diantaranya:

Melakukan koordinasi dalam rangka pengamanan pasokan gas untuk

industri sarung tangan karet;

Uraian 2004 2005 2006 2007 2008

Kapasitas Terpasang (Juta Pcs) 11.000 11.000 12.000 12.000 12.000

Realisasi Produksi (Juta Pcs) 8.256 9.500 9.522 9.549 8.500

Utilisasi Kap Terpasang (%) 75,1 86,4 79,4 79,6 70

Pemasaran D/N (Juta Pcs) 2.416,0 1.963,0 2.169,0 2.513,0 1.280

Volume Ekspor (Juta Pcs) 5.932,0 7.692,0 7.426,0 7.203,0 7.396

Nilai Ekspor (Ribu US$) 95.736,0 138.125,0 152.199,0 153.677,5 175.987

Volume Impor (Juta Pcs) 95,8 156,0 170,0 167,0 176,0

Nilai Impor (Ribu US$) 2.099,6 3.751,3 3.686,2 3.981,1 5.088

Tenaga Kerja (org) 9.307 10.207 5.007 5.007 5007

Jumlah Unit Usaha 13 13 13 13 13

C. Tahapan Implementasi1. Langkah-langkah yang telah dilakukan :

• Telah dilakukan tahapan sosialiasi, identifikasi permasalahan dan persiapan kolaborasi klaster industri pengolahan karet melalui kegiatan Forum Komunikasi dan Working Group di dua daerah yaitu di Sumatera Utara dan Jawa Barat.

• Pelaksanaan identifikasi permasalahan dalam upaya pengembangan industribarang-barang karet di daerah denganmelibatkan stakeholder di daerah melaluipembentukan working group. Dari hasil kelompok kerja industri pengolahan karet di Sumatera Utara telah dipetakan dan diinventarisasi di beberapa wilayah potensi perkebunan karet serta industri pengolahan karet hilir. Sementara itu di Propinsi Sumatera Selatan dan Jawa Barat telah diberikan bantuan

Page 57: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

peralatan industry kompon yang diharapkan akan dapat mendorong tumbuhnya industri sejenis dan industri hilir barang-barang karet.

2. Hasil yang telah dicapai, diantaranya:

• Melakukan koordinasi dalam rangka pengama-nan pasokan gas untuk industri sarung tangan karet;

• Pemetaan potensi bahan baku industri pe-ngolahan karet untuk penyusunan profil inves-tasi pengembangan industri hilir karet;

• Telah dilakukan kajian cara pendeteksian di-ni vulkanisat karet dalam bahan olah karet (Bokar);

• Telah diberlakukan SNI wajib untuk produk selang karet sejak 27 Nopember 2007 sesuai SK Menteri Perindustrian Nomor : 92/M-IND/Per/11/2007, tetapi berhubung kesiapan produsen dalam negeri belum siap maka pemberlakuannya ditunda sampai 1 Juli 2008;

• Telah tersusun konsep standar kompetensi kerja SDM karet dan barang-barang karet oleh BPPI tetapi pada tahun 2008 baru akan dikonvensikan;

• Pemetaan potensi pasar dalam negeri dan industri permesinan dalam mendukung pengembangan industri barang karet.

Page 58: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 59: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014)

• Melanjutkan pembinaan petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas bahan olah karet melalui replanting dan perluasan lahan;

• Pengembangan Industri barang-barang karet melalui promosi investasi dan fasilitas untuk penanaman modal dibidang usaha tertentu atau daerah tertentu (PP No.1 tahun 2007);

• Memperkuat kelembagaan industri barang-barang karet yang dihubungkan dengan industri karet alam;

• Melanjutkan program peningkatan kompetensi SDM industri barang-barang karet;

• Melakukan kajian kebutuhan bahan baku industri barang-barang karet.

B. Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025)• Melanjutkan pembinaan petani untuk meningkatkan

produktifitas dan kualitas bahan olah karet melalui sosialisasi dan pelatihan;

• Mengembangankan industri barang-barang karet sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui diversifikasi produksi;

• Mengembangkan industri permesinan yang men-dukung pengembangan industri barang-barang karet;

• Melaksanakan da melanjutkan program pendidikan standar kompetensi SDM industri barang-barang

Page 60: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

karet melalui diklat kompetensi SDM industri karet dan barang-barang karet;

• Menerapkan secara wajib SNI barang-barang karet;

• Mengembangkan investasi baru agar menjadi salah satu basis industri ban dunia;

• Melaksanakan harmonisasi standar internasional seperti UN-ECE untuk barang-barang karet kom-ponen otomotif.

Page 61: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:112

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

11

Indu

stri

Inti

Indu

stri

Pen

duku

ngIn

dust

riTe

rkai

t

Indu

stri

Bar

ang-

bara

ng K

aret

Kar

et A

lam

;Kar

etS

inte

tis; B

ahan

Kim

ia (

Fille

r),

Kar

bon

Bla

ck, P

erm

esin

an In

dust

riO

tom

otif

Sas

aran

Jang

kaM

enen

gah

(201

0-20

14)

Sas

aran

Jang

ka P

anja

ng (

2010

–20

25)

-P

enin

gkat

anpr

oduk

tivita

ska

reta

lam

sehi

ngga

men

capa

i3,5

ton

deng

anpe

rtum

buha

nse

kita

r4%

rata

-tara

perta

hun

-P

enin

gkat

anku

alita

s S

DM

di In

dust

ri B

aran

g-ba

rang

Kar

et-

Pen

ingk

atan

Inve

stas

ibar

uda

n P

erlu

asan

usah

a In

dust

riba

rang

-bar

ang

Kar

et-

Pen

gem

bang

an In

dust

riba

rang

-bar

ang

kare

tdal

amne

geri

seba

gais

ubst

itusi

Impo

r.

-M

enin

gkat

nya

prod

uksi

kare

t ala

mm

enja

di4

juta

ton/

tahn

-B

erke

mba

ngny

abe

rbag

aije

nis

prod

ukba

rang

-bar

ang

kare

t-

Men

ingk

atny

ape

nggu

naan

kare

tal

amda

lam

nege

rida

ri16

%(2

010)

men

jadi

20%

(202

0).

Stra

tegi

Sek

tor:

-P

enin

gkat

anpr

oduk

tifita

sda

nku

alita

ska

reta

lam

untu

km

enun

jang

paso

kan

baha

nba

kuin

dust

riba

rang

-bar

ang

kare

t-

Pen

ingk

atan

prod

uksi

prod

ukba

rang

-bar

ang

kare

tgun

am

emen

uhik

ebut

uhan

pasa

rdal

amne

geri

mel

alui

dive

rsiv

ikas

ipro

duk

, pen

ingk

atan

nila

itam

bah

,pen

ingk

atan

kand

unga

nlo

kal (

baha

nba

ku/p

enol

ong,

pera

lata

npb

arik

,jas

a te

knik

dan

kons

truks

i,ja

sape

nduk

ung

prod

uksi

.Te

knol

ogi :

-

Men

ingk

atka

nlit

bang

tekn

olog

iind

ustri

,pen

gem

bang

anda

ndi

vers

ifika

si te

knol

ogit

radi

sion

alke

tekn

olog

imaj

u.

Pok

ok-p

okok

Ren

cana

Aks

iJan

gka

Men

enga

h (2

010–

2014

)P

okok

-pok

ok R

enca

naA

ksiJ

angk

a P

anja

ng(2

010–

2025

)

-M

elan

jutk

anpe

mbi

naan

peta

niun

tuk

men

ingk

atka

npr

oduk

tivita

sda

nku

alita

sba

han

olah

kare

tmel

alui

repl

antin

gda

npe

rluas

anla

han.

-P

enge

mba

ngan

Indu

stri

bara

ngka

ret

mel

alui

prom

osi

inve

stas

ida

nfa

silit

asun

tuk

peng

emba

ngan

mod

aldi

bida

ngus

aha

terte

ntu

dan

atau

daer

ahte

rtent

u(P

PN

o.1

tahu

n20

07)

-M

enin

gkat

kan

koor

dina

side

ngan

inst

ansi

terk

aitd

alam

rang

kape

nyed

iaan

baha

nba

kuka

reta

lam

-M

endo

rong

Pen

gem

bang

anin

dust

riba

rang

-bar

ang

kare

t

Uns

ur P

enun

jang

Per

iode

Pen

ingk

atan

Tekn

olog

iS

DM

: a.

Inis

iasi

: -

Res

trukt

uris

asid

anop

timal

isas

ipab

rik-p

abrik

yang

mas

ihm

engg

unak

ante

knol

ogi

lam

ab.

Pen

gem

bang

ance

pat :

-

Men

doro

ngR

& D

dal

am p

enge

mba

ngan

ban

deng

anke

bisi

ngan

rend

ahR

oad

Noi

se e

mis

sion

-M

empr

oduk

sije

nis

ban

radi

alde

ngan

berb

agai

uku

ran

-M

empr

oduk

sisa

rung

tang

anka

retm

edic

algr

ade

-M

enin

gkat

kan

kem

ampu

anS

DM

di B

idan

gin

dust

ripe

ngol

ahan

kare

tdan

bara

ng-b

aran

gka

ret

-P

enyu

suna

nst

anda

rkom

pete

nsik

erja

indu

stri

peng

olah

anka

retd

anba

rang

-ba

rang

kare

t Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:112

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

12

Pas

ar :

-M

emba

ngun

daya

sain

g te

rhad

apin

dust

ri ba

rang

-bar

ang

kare

t-

Men

ingk

atka

nvo

lum

e da

npa

sar e

kspo

r-

Mem

bang

unci

tram

engg

unak

an p

rodu

k da

lam

neg

eri

-M

emba

ngun

dan

mem

prod

uksi

kan

mer

klo

kal d

ipas

arIn

tern

asio

nal

Infra

stru

ktur

: -

Men

ingk

atka

n pe

ran

Litb

ang

dan

perg

urua

n tin

ggi

-M

emba

ngun

sara

napr

asar

ana

jala

nda

rilo

kasi

bah

anba

ku-

Pen

gem

bang

anke

mam

puan

bala

i-bal

aika

ret

Gam

bar

1. K

eran

gka

Pen

gem

bang

an In

dust

ri K

aret

dan

Bar

ang

Kar

etG

am

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Kare

t d

an

Bara

ng

Kare

t

Page 62: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

Pen

gem

ban

gan

In

du

stri

Kare

t d

an

Bara

ng

Kare

t

Page 63: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

Dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Kare

t d

an

Bara

ng

Kare

t

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:112

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

15

Pene

rbita

nPe

rmen

Perta

nian

tent

ang

mut

u bo

kar s

esua

i SNI

dan

UU N

o. 1

8/20

04.

8Pe

nera

pan

SKM

enpe

rinda

g61

6/M

PP/K

ep/X

/99

deng

an

men

doro

ng p

edag

ang

peng

umpu

lmem

ilikiS

IUP

√√

√√

√√

9Pe

mbe

rday

aan

kelem

baga

anan

tara

pet

ani d

an p

edag

ang

peng

umpu

l√

√√

√√

10Pe

nyus

unan

dan

pen

erbit

anSN

Iba

rang

-bar

ang

kare

t(se

lang

radia

tor,

selan

g ko

mpo

r gas

, sa

rung

tang

an)

√√

√√

11Pe

mbe

rlaku

anSN

I waji

b ba

gi ba

n vu

lkanis

ir√

√√

12Pa

rtisip

asi p

ening

kata

nke

rjasa

ma

bidan

g sta

ndar

di

tingk

atAS

EAN

dan

inter

nasio

nal

√√

√√

13Pe

ngha

pusa

nPP

N un

tuk s

emua

jenis

kare

t seb

agai

baha

n ba

ku

(PP

No. 7

tahu

n 20

07 h

anya

diber

lakuk

an u

ntuk

late

ks)

√√

√√

14Pe

men

uhan

pas

okan

gas

unt

uk

indus

tri sa

rung

tang

an

√√

√√

15Pe

ngha

pusa

nBM

ADCa

rbon

Blac

k yan

gsu

dah

diber

lakuk

an3

tahu

n √

√√

16Pe

nyus

unan

dan

pen

erap

ansta

ndar

kom

pete

nsi

√√

17Pe

rbaik

an In

frastr

uktu

r aks

es ke

ke

bun

dan

pelab

uhan

√√

18Pe

ngem

bang

an In

dustr

i bar

ang-

bara

ng ka

ret k

eper

luan

indus

tri(d

ivers

ifikas

i) un

tuk p

rodu

kbe

rnila

i tam

bah

tingg

i (k

ompo

nen

otom

otif,

tekn

ik da

n ele

ktron

ika)

√√

√√

√√

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:112

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

14

Tabe

l 1.

Pera

nPe

man

gku

Kep

entin

gan

Dal

amPe

ngem

bang

an In

dust

riK

aret

dan

Bar

ang

Kar

et

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

taPe

rgur

uan

Ting

gi&

Litb

ang

Foru

mRe

ncan

aAks

i201

0-20

14De

p.Pe

rinDe

p.Ta

n.De

p.Da

gDe

p.Ke

uBK PM

BSN

Dep.

PUDe

p.ES

DMBI

Mene

gUK

MPr

opKa

bAs

o-sia

siPr

s.In

d.PT

BPTK

Baris

tand

Daya

Sain

gW

orkin

gGr

oup

Fasil

itasi

Klas

ter

1Pe

rcep

atan

pen

yedia

an b

ibit

ungg

ul pe

ngha

sil la

teks

dan

ka

yu, p

oten

si pr

oduk

si>

1 to

n/ha

/th d

an ka

yu>1

00m

3/ha

/siklu

s.

√√

√√

2Re

vitali

sasi

perk

ebun

an se

luas

250

ribu

hekta

r per

emaja

an d

an

50rib

u he

ktar p

erlua

san

√√

√√

3Pe

man

faat

an ke

mba

li keb

un

kare

t ter

lanta

r di 1

6 pr

opins

i di

Sum

ater

a,Ka

liman

tan,

Jaba

r&Ba

nten

√√

√√

4Te

rsed

ianya

sara

na p

rodu

ksi

lainn

ya(p

upuk

, pes

tisida

dan

pe

ralat

an) d

alam

jum

lah cu

kup

deng

an tin

gkat

mut

u da

n ha

rga

bers

aing.

√√

√√

√√

5Pe

nera

pan

Good

Agric

ultur

alPr

actic

es(p

erba

ikan

tekn

iksa

dap,

dll),

GHP

,GM

P√

√√

6Pe

ratu

ran

Men

perin

d No

. 19/

M-

IND/

PER/

5/ 2

006

tent

ang

Stan

dard

isasi,

Pem

binaa

n da

n Pe

ngaw

asan

Stan

dar N

asion

al In

done

siaBi

dang

Indu

stri,

tang

gal 1

Mei

2006

√√

√√

7Pe

nera

pan

UU N

o 18

/200

4,SN

IBo

kar N

o. 0

6-20

47-2

002

dan

Pene

rbita

nPe

rmen

Perta

nian

tent

ang

mut

u bo

kar s

esua

i SNI

dan

UU N

o. 1

8/20

04,S

INBo

kar

No. 0

6-20

47-2

002

dan

√√

√√

√√

Page 64: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:112

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

15

Pene

rbita

nPer

menP

ertan

ianten

tangm

utu bo

kar s

esua

i SNI

dan U

U No

. 18/2

004.

8Pe

nera

panS

KMe

nper

indag

616/M

PP/K

ep/X

/99 de

ngan

me

ndor

ong p

edag

ang

peng

umpu

lmem

ilikiS

IUP

√√

√√

√√

9Pe

mber

daya

an ke

lemba

gaan

antar

a peta

ni da

n ped

agan

g pe

ngum

pul

√√

√√

10Pe

nyus

unan

dan p

ener

bitan

SNI

bara

ng-b

aran

g kar

et(se

lang

radia

tor, s

elang

komp

or ga

s, sa

rung

tang

an)

√√

√√

11Pe

mber

lakua

nSNI

waji

b bag

i ba

n vulk

anisi

r√

√√

12Pa

rtisipa

si pe

ningk

atan

kerja

sama

bida

ng st

anda

r di

tingk

atAS

EAN

dan i

ntern

asion

al√

√√

13Pe

ngha

pusa

nPPN

untu

k sem

uajen

is ka

ret s

ebag

ai ba

han b

aku

(PP

No. 7

tahu

n 200

7 han

yadib

erlak

ukan

untuk

latek

s)

√√

√√

14Pe

menu

han p

asok

an ga

s untu

k ind

ustri

saru

ng ta

ngan

√√

15Pe

ngha

pusa

nBM

ADCa

rbon

Blac

k yan

gsu

dah d

iberla

kuka

n3 t

ahun

√√

16Pe

nyus

unan

dan p

ener

apan

stand

ar ko

mpete

nsi

√√

17Pe

rbaik

an In

frastr

uktur

akse

s ke

kebu

n dan

pelab

uhan

√√

18Pe

ngem

bang

an In

dustr

i bar

ang-

bara

ng ka

ret k

eper

luan i

ndus

tri(d

iversi

fikas

i) untu

k pro

duk

bern

ilai ta

mbah

tingg

i (ko

mpon

en ot

omoti

f, tek

nik da

n ele

ktron

ika)

√√

√√

√√

Page 65: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:112

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

16

19Pr

omos

i inve

stasi

dan f

asilit

asun

tukPe

nana

manm

odal

di bid

ang u

saha

terte

ntu da

n atau

da

erah

terte

ntu(P

P No

. 1 T

ahun

2007

√√

√√

√√

20Ba

ntuan

sertif

ikasi

lahan

untuk

me

ndap

atkan

kred

it ban

k √

√√

√√

21Pe

nyed

iaan

Kred

it Usa

haKe

cilda

nMen

enga

h(UK

M) da

lampe

ngem

bang

an us

aha b

ersa

ma(p

engo

lahan

dan p

emas

aran

).

√√

√√

√√

√√

Page 66: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 67: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KAKAO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 68: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri kakao merupakan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri kakao;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan se-bagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Ro­ad Map) Pengembangan Klaster Industri Kakao;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lem-baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Un-dang-Undang Republik Indonesia No-mor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

Page 69: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pe-merintahan Antara Pemerintah, Pe-merintahan Daerah Provinsi dan Pe-merintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 70: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kemen-terian Negara Republik Indonesia se-bagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 71: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KAKAO.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road map) Pengembangan Klaster Industri Kakao Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri kakao untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Kakao adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Bubuk Coklat (KBLI 15431);

b. Industri Makanan dari Coklat dan Kembang Gula (KBLI 15432).

3. Pemangku Kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Ke-masyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melak-sanakan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.

Page 72: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Kakao, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Kakao ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong par-tisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Page 73: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 112/M-IND/PER/10/2009

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Kakao dilaksanakan se-suai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) di-lakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Page 74: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;

2. Wakil Presiden RI;

3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 75: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

KAKAO

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 76: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 77: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Kakao• Indonesia merupakan produsen kakao terbesar

ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Tiga besar negara penghasil kakao sebagai berikut; Pantai Gading (1.421.000 ton), Ghana (747.000 ton), Indonesia (577.000 ton). Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao sekitar 577.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 Kg per ha.

• Daerah penghasil kakao dengan urutan sebagai berikut; Sulawesi Selatan 184.000 (31,9%), Sulawesi Tengah 137.000 ton (23,7%), Sulawesi Tenggara 111.000 ton (19,2%), Sulawesi Barat 76.743 ton ( 13,8 %), Sulawesi Utara 21.000 Ton (3,6 %), Lampung 17.000 ton (2,9%), Kalimantan Timur 15.000 Ton (2,6%) dan daerah lainnya 15.257 ton (2,6%). Menurut usahanya perkebunan kakao Indonesia dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok yaitu; Perkebunan Rakyat 887.735 Ha, Perkebunan Negara 49.976 Ha dan Perkebunan Swasta 54.737 Ha.

• Ekspor biji kakao Indonesia pada tahun 2008 sebesar 334.915 ton (60%) dengan negara tujuan; USA, Malaysia, dan Singapura, sisanya sekitar 242.085 ton diolah di dalam negeri yang menghasilkan cocoa liquor, cocoa butter, cocoa cake, dan cocoa powder digunakan untuk industri dalam negeri dan ekspor.

Page 78: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Dengan perbaikan planting management (budidaya tanaman, pemeliharaan/perawatan, dan panen) yang dikelola secara lebih baik dan benar maka tidak menutup kemungkinan produktivitasnya bisa ditingkatkan menjadi 1.000-1500 Kg/ha.

• Biji kakao Indonesia memiliki keunggulan mel-ting point Cocoa Butter yang tinggi, serta tidak mengandung pestisida dibanding biji kakao dari Ghana maupun Pantai Gading.

• Industri kakao Indonesia kedepan memiliki peranan penting khususnya dalam perolehan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja, karena industri ini memiliki keterkaitan yang luas baik ke hulu maupun ke hilirnya. Disamping memberikan pendapatan bagi petani melalui penjualan biji kakao, namun apabila diolah di dalam negeri menjadi kakao olahan (cocoa liquor, cocoa cake, cocoa butter, dan cocoa powder), akan mempunyai nilai yang lebih tinggi serta menyerap tenaga kerja. Selain itu industri hilir olahan kakao juga telah berkembang di Indonesia seperti industri cokelat, industri makanan berbasis coklat (roti, kue, confectionary/kembang gula cokelat), dan penggunaan coklat untuk industri makanan dan minuman secara luas.

B. Pengelompokan Industri KakaoIndustri Kakao Indonesia mempunyai peranan penting di dalam perolehan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja, karena memiliki keterkaitan yang luas baik ke hulu (petani kakao) maupun ke hilirnya (intermediate industry/grinders). Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2008 jumlah industri pengolahan kakao di Indonesia sebanyak 16 (enam belas) perusahaan dan

Page 79: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

yang masih berjalan 3 (tiga) perusahaan dengan tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang produk pengolahaan sekitar 61% dari total kapasitas terpasang.

Adapun pengelompokkan Industri Kakao dan Coklat Olahan terdiri dari:

Industri Hulu : buah coklat, biji coklat, liquor (MASS)

Industri Antara : Cake dan Fat, cocoa liquor, cocoa cake, cocoa butter, dan cocoa pow-der (kakao olahan)

Industri Hilir : Industri cokelat, industri makanan berbasis coklat (roti,kue, confectio-nary/kembang gula cokelat).

Page 80: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 81: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)1. Optimalisasi kapasitas terpasang industri kakao

olahan di dalam negeri dari 40 persen menjadi 80 persen;

2. Peningkatan Biji Kakao Fermentasi dari 20 persen menjadi 80 persen;

3. Peningkatan pasokan bahan baku biji kakao fermen-tasi untuk industri dalam negeri;

4. Meningkatnya investasi di bidang industri kakao;

5. Pengendalian ekspor biji kakao kering sebagai bahan baku industri kakao di dalam negeri;

6. Peningkatan ekspor produk kakao olahan rata-rata 16 persen per tahun.

B. Jangka Panjang (2010 – 2025)1. Terbangunnya sentra produksi baru di luar Sulawesi

yaitu antara lain di Sumatera Barat dan Lampung;

2. Dicapainya diversifikasi produk kakao olahan;

3. Berkembangnya industri pengolahan kakao secara terpadu di Indonesia;

4. Pengembangan (modifikasi) teknologi pengolahan kakao;

5. Terjaminnya infrastruktur seperti peti kemas, energi listrik dan transportasi.

Page 82: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 83: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri KakaoVisi

Menjadi negara penghasil biji kakao dan pengekspor utama kakao olahan.

Misi

• Meningkatkan nilai tambah biji kakao

• Meningkatkan mutu dan produktivitas biji kakao

• Meningkatkan utilisasi kapasitas terpasang

• Meningkatkan ekspor produk coklat olahan

• Meningkatkan penguasaan teknologi dan mutu SDM

B. Indikator Pencapaian 2009 : tercapainya mutu biji kakao yang lebih baik

dan telah terfermentasi

2014 : tercapainya diversifikasi produk kakao olahan

C. Tahapan Implementasi• Mengadakan workshop pengembangan klaster in-

dustri kakao di daerah mulai tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009.

• Dilakukan bersama stakeholder terkait dalam rangka sosialisasi klaster industri kakao.

• Pembinaan industri kakao terutama dalam hal mutu dan produksi.

Page 84: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Melakukan pemberian bantuan mesin/alat bagi in-dustri pengolahan kakao ke daerah-daerah untuk meningkatkan pengembangan industri olahan kakao.

D. KebijakanSebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, bahwa industri pengolahan kakao merupakan salah satu industri prioritas yang didorong pengembangannya di dalam negeri, dalam upaya meningkatkan kinerja industri pengolahan kakao diperlukan berbagai ke-bijakan pemerintah, antara lain :

• Menciptakan iklim usaha yang kondusif, termasuk harmonisasi tarif, insentif investasi dan mengurangi pungutan-pungutan yang memberatkan.

• Promosi pemasaran dalam dan luar negeri.

• Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan R & D di bidang budidaya, pasca panen dan pengolahan.

• Promosi investasi dan meningkatan kerjasama di forum internasional.

• Peningkatan kemitraan antara industri inti dan industri pendukung dan industri terkait.

• Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kakao Bubuk Secara Wajib melalui Peraturan Menperind No. 45/M-IND/PER/5/2009, ditetapkan tanggal 4 Mei 2009 dan berlaku 6 (enam) bulan sejak ditetapkan (4 November 2009). Sementara ini ketentuan tersebut dinotifikasikan kepada Badan perdagangan Dunia (WTO).

• Pemberlakuan Bea Keluar (BK) Atas Biji Kakao diperlukan dalam rangka pengendalian ekspor

Page 85: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

dan bahan baku bagi industri pengolahan kakao di dalam negeri telah diusulkan oleh Menperind kepada Menteri Keuangan melalui Surat Menperind No. 452/M_IND/10/2005 tanggal 26 Oktober 2005, dan terakhir melalui surat Dirjen IAK kepada Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan No. 1172/IAK/2008 tanggal 26 September 2008, namun sampai saat ini masih dalam proses di Departemen Keuangan.

Page 86: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 87: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014)

• Meningkatkan jaminan pasokan bahan baku;

• Diversifikasi produk kakao dan coklat olahan;

• Optimalisasi kapasitas industri kakao dalam negeri;

• Meningkatkan mutu biji kakao fermentasi;

• Meningkatkan kerjasama internasional (pasar, tekno-logi, promosi dan investasi);

• Mengembangkan teknologi pengolahan kakao;

• Meningkatkan kompetensi SDM.

B. Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025)• Mengembangkan produk-produk kakao non pangan;

• Membangun pusat-pusat pengembangan industri ka-kao di sentra-sentra produksi;

• Promosi industri hilir/turunan dari produk kakao.

Page 88: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:113

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

7

Indu

stri

Inti

Indus

triCo

coa

Liquo

r,Co

coa

Butte

r,Co

coa

Cake

danC

ocoa

Pow

der

Indu

stri

Pend

ukun

gPe

ralat

an,

bibit,

pupu

k,pe

stisid

a,pe

rkebu

nan

kaka

o,Ke

masa

n,Ba

hanM

akan

anTa

mbah

an(G

ula, S

irup,

Susu

).

Indu

stri

Terk

aitInd

ustri

Maka

nan

&Mi

numa

nBe

rbas

isCo

klat

dan

Kemb

ang

Gula

dan

Kosm

etika

Sasa

ran

Jang

kaMe

neng

ah(2

004–

2009

)1.

Optim

alisa

sika

pasit

as te

rpas

angi

ndus

trika

kaoo

lahan

dida

lamne

gerid

ari4

0pe

rsenm

enjad

i80p

erse

n2.

Penin

gkata

n Biji

Kaka

oFer

menta

sida

ri20p

erse

nmen

jadi8

0per

sen

3.Pe

ningk

atanp

asok

anba

hanb

akub

ijika

kao f

erme

ntasi

untuk

indus

trida

lamne

geri

4.Me

ningk

atnya

inves

tasid

ibida

ngind

ustri

peng

olaha

ncok

elat

5.W

ajibm

utubij

ikak

ao fe

rmen

tasiu

ntuke

kspo

r6.

Peng

emba

ngan

(mod

ifikas

i) tek

nolog

ipen

golah

anka

kao

7.Pe

ningk

atane

kspo

rpro

dukk

akao

olaha

nrata

-rata

16pe

rsenp

ertah

un8.

Terja

minn

yainf

rastr

uktur

sepe

rtipe

tikem

as,e

nerg

ilistr

ikda

n tra

spor

tasi

9.De

regu

lasik

ebija

kan P

emer

intah

Pus

at

Sasa

ran

Jang

ka P

anjan

g(2

010–

2025

)1.

Terb

angu

nnya

sentr

apr

oduk

siba

rudi

luarS

ulawe

siya

ituan

tara

lain

diSu

mater

a Bar

atda

nLam

pung

2.Di

capa

inyad

iversi

fikas

ipro

dukk

akao

olaha

n3.

Berke

mban

gnya

indus

tripe

ngola

hank

akao

seca

ra te

rpad

udi In

done

sia

Stra

tegi

1.Pe

ngua

tanstr

uktur

indus

tribe

rbas

iska

kao,

penc

iptaa

nikli

minv

estas

idan

usah

ayan

gmen

arik

insen

tif fis

kald

anad

minis

trasi

serta

jamina

nkea

mana

nber

usah

a2.

Penc

iptaa

nlap

anga

nus

aha

indus

tripe

ngola

han

kaka

ome

lalui

prom

osiin

vesta

sidis

entra

kaka

o,me

lalui

:Sos

ialisa

sitek

nolog

iterp

adu

pros

espe

ngola

han

kaka

o,pe

ningk

atan

peng

etahu

anda

nke

mamp

uan

SDM,

peng

enala

ndan

pene

rapa

nGMP

danH

ACCP

dalam

rang

kape

ningk

atanm

utupr

oduk

3.Pe

ngem

bang

anpa

sard

omes

tik:p

enye

rtaan

para

peng

usah

apa

dake

giatan

prom

osi/p

amer

anda

lamne

geri

dan

inter

nasio

nal,p

enge

mban

gan

diver

sifika

sipr

oduk

bern

ilaita

mbah

tingg

iterm

asuk

kaka

ono

npa

ngan

.Po

kok-

Poko

kRen

cana

Aksi

Jang

kaMe

neng

ah(2

004–

2009

)1.

Menin

gkatk

anjam

inanp

asok

anba

hanb

aku;

2.Di

versi

fikas

ipro

dukk

akao

danc

oklat

olaha

n;3.

Optim

alisa

sika

pasit

asind

ustri

kaka

odala

mne

geri;

4.Me

ningk

atkan

mutu

bijik

akao

ferm

entas

i;5.

Menin

gkatk

anke

rjasa

maint

erna

siona

l(pas

ar, te

knolo

gi,pr

omos

idan

inves

tasi);

6.Me

ngem

bang

kant

ekno

logip

engo

lahan

kaka

o;7.

Menin

gkatk

anko

mpete

nsi S

DM.

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Pan

jang

(201

0–20

25)

1.Me

ngem

bang

kanp

rodu

k-pro

dukk

akao

nonp

anga

n;2.

Memb

angu

npu

sat-p

usat

peng

emba

ngan

indus

trika

kao

dise

ntra-

sentr

apr

oduk

si;3.

Prom

osiin

dustr

ihilir

/turu

nand

arip

rodu

kkak

ao..

Unsu

r Pen

unjan

g

Pasa

r:a.

Memb

angu

npro

duky

angm

emilik

iday

asain

g ting

gib.

Memb

angu

nMe

rkPr

oduk

Indus

triPe

ngola

han

Kaka

oNa

siona

ldi

pasa

rinter

nasio

nal

c.Me

mban

gunp

rodu

kdap

atdim

inatio

lehpa

sard

alam

nege

rid.

Dive

rsifik

asip

asar

eksp

ortp

rodu

kkak

aoola

han

SDM

:a.

Menin

gkatk

anke

tramp

ilanp

etani

kaka

ob.

Menin

gkatk

anpe

ranl

itban

gdib

idang

peng

olaha

ndan

peng

emas

anc.

Peny

ediaa

nBa

lai-B

alaia

tauUn

itPe

layan

anTe

knis

untuk

pelat

ihan

Sumb

erda

yaMa

nusia

Bida

ngpe

ngola

hank

akao

Infra

stru

ktur

:a.

Pemb

angu

nans

aran

apela

buha

nb.

Pemb

angu

nant

rans

porta

sida

rat

c.Pe

nyed

iaan t

enag

alist

rikba

gise

ntra-

sentr

aind

ustri

kaka

o

Gam

bar1

. Ker

angk

aPe

ngem

bang

an In

dust

ri K

akao

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Kakao

Page 89: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 113/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:113

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

8

Gam

bar2

. Ker

angk

a K

eter

kaita

nIn

dust

riK

akao

Perk

ebun

anK

akao

Bua

hK

akao

Bijika

kao

Ferm

enta

sika

kao

Mes

in d

an

Pera

lata

n

INTE

RM

EDIA

TEPR

OD

UC

TC

ocoa

-Liq

uor

- But

ter

- Cak

e-P

owde

r

CO

KLA

TO

LAH

AN

DA

NM

AK

AN

AN

BER

BA

SIS

CO

KLA

T

NO

NPA

NG

AN

Ole

o ch

emic

alfa

ttyac

id,

Esse

nse,

Pekt

in

PA

SA

RD

ALA

MN

EG

ER

I

PA

SA

RLU

AR

NE

GE

RI

Eks

porti

r

Dis

tri-

buto

r

Pem

erin

tah

Pusa

t:D

eper

in, D

epta

n,D

epda

g

Lem

baga

Litb

ang/

PTB

BIA

,LR

PI, P

USL

IT K

OK

AJE

MB

ER

Foru

m D

aya

Sain

gW

orki

ngG

roup

Fasi

litat

or K

last

er

JASA

:Tr

ansp

orta

si,P

erba

nkan

Pem

da:

Din

asIn

d,D

inas

Per

tani

an/P

erke

buna

n

Ass

osia

si:

API

KC

I,A

IKI,A

SKIN

DO

,APK

AI

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Kakao

Page 90: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

:113

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

9

Tabe

l 1. P

eran

Pem

angk

u K

epen

tinga

nda

lam

Peng

emba

ngan

Indu

stri

Kak

ao

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

taPT

& Li

tban

g Fo

rum

Renc

anaA

ksi

2004

– 20

09

Dep.Prin

Dep.Tan

Dep.Dag

Dep.Keu

Kab/Kota

Prop

Asosiasi

Perush./Industri

PT

KRTBPPT

BaristandMakassar

DayaSaing

WG

FasilitasiKlaster

1.Pe

ningk

atanj

amina

n pas

okan

baha

n ba

ku ;

OO

OO

OO

OO

O

2.Di

versi

fikas

i pro

dukk

akao

danc

oklat

olaha

n;O

OO

OO

OO

OO

OO

OO

3.Op

timali

sasi

kapa

sitas

indus

trika

kao

dalam

nege

ri;O

OO

OO

OO

OO

OO

OO

4.Pe

ningk

atanm

utubij

ikak

aofer

menta

si;O

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

5.Me

ningk

atkan

iklim

usah

ayan

gme

nunja

ngpe

rtumb

uhan

kaka

o dan

co

klat d

idae

rah;

OO

OO

OO

OO

OO

6.Me

ningk

atkan

kerja

sama

inter

nasio

nal

(pas

ar, te

knolo

gi,pr

omos

i dan

inves

tasi;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

OO

7.Pe

ngem

bang

antek

nolog

ipen

golah

anka

kao;

OO

OO

OO

OO

OO

8.Me

ningk

atkan

komp

etens

iSDM

.O

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

K

akao

Page 91: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 92: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri pengolahan kelapa me-rupakan salah satu industri berbasis a-gro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri pengo-lahan kelapa;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan kelapa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangu-nan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No-mor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara

Page 93: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Da-erah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran

Page 94: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pem-bentukan Kabinet Indonesia Bersatu se-bagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Organi-sasi dan Tata Kerja Departemen Perin-dustrian;

Page 95: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PE-NGOLAHAN KELAPA.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan kelapa Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri pengolahan kelapa untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Pengolahan kelapa adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Minyak Kasar (Minyak Ma-kan) dari Nabati dan Hewan (KBLI 15141);

b. Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa (KBLI 15143);

c. Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Sawit (KBLI 15144);

d. Industri Kopra (KBLI 15318);

e. Industri Makanan yang Tidak Dikla-sifikasikan di Tempat Lain (KBLI 15499).

Page 96: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

3. Pemangku Kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Ke-masyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melak-sanakan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Pengolahan kelapa, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Pengolahan kelapa ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

Page 97: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong parti-sipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Pengolahan kelapa dilaksa-nakan sesuai dengan Peta Panduan se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dila-kukan oleh Pemangku Kepentingan seba-gaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada atas pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Page 98: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;

2. Wakil Presiden RI;

3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 99: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

PENGOLAHAN KELAPA

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 100: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 101: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Pengolahan Kelapa

• Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di dunia dengan luas areal 3,88 juta hektar (97% merupakan perkebunan rakyat), memproduksi kelapa 3,2 juta ton setara kopra.

• Selama 34 tahun, luas tanaman kelapa meningkat dari 1,66 juta hektar pada tahun 1969 menjadi 3,89 juta hektar pada tahun 2005. Meskipun luas areal meningkat, namun produktivitas pertanaman denderung semakin menurun (tahun 2001 rata-rata 1,3 ton/Ha, tahun 2005 rata-rata 0,7 ton/Ha). Produktivitas lahan kelapa Indonesia masih rendah di bandingkan dengan India dan Srilangka.

• Perkebunan kelapa rakyat dicirikan memiliki lahan yang sempit, pemeliharaan seadanya atau tidak sama sekali dan tidak pada skala komersial.

• Permintaan produk-produk berbasis kelapa masih terus meningkat baik untuk ekspor maupun pasar dalam negeri.

• Industri turunan kelapa masih dapat dikembangkan dengan melakukan diversifikasi produk olahan antara lain: oleo kimia, desiccated coconut, virgin oil, nata de coco, dan lain-lain.

Page 102: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Pengelompokan Industri Pengembangan In-dustri Pengolahan Kelapa

Sebagaimana diketahui, kelapa adalah tanaman yang dari semua bagiannya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Gambaran dari pemanfaatan bagian-bagian tanaman kelapa dimaksud adalah sebagaimana tercantum sebagai berikut:

1. Industri Hulu

Industri kelapa hulu merupakan industri kelapa paling hulu dalam rangkaian industri kelapa, seperti kelapa segar, kopra (kopra hitam dan putih).

2. Industri Antara

Industri kelapa antara merupakan industri kelapa yang memproses bahan baku menjadi produk-produk turunan, seperti tempurung kelapa, Copra Meal, Desiccated Coconut.

3. Industri Hilir

Industri kelapa Hilir adalah industri kelapa yang mengolah bahan yang dihasilkan oleh industri kelapa antara menjadi berbagai produk akhir yang digunakan oleh industri seperti karbon aktif, minyak kelapa, coconut cream/milk dan lain-lain.

Meskipun seluruh bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan manusia, namun perkembangan industri pengolahan berbasis kelapa di Indonesia dimulai dengan pengembangan industri kopra sebagai bahan baku industri minyak kelapa.

Page 103: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

1. Diprosesnya kelapa menjadi produk olahan kelapa yang mempunyai nilai tambah tinggi;

2. Produk sudah mengacu pada standardisasi seperti SNI, CODEX;

3. Pengembangan (modifikasi) teknologi pengolahan kelapa;

4. Pencegahan ekspor kelapa bulat (belum diolah);

5. Peningkatan utilitas kapasitas produksi pengolahan kelapa rata-rata 5% per tahun;

6. Terjaminnya ketersediaan bahan baku dan penolong;

7. Penyerapan tenaga kerja;

8. Peningkatan ekspor produk pengolahan kelapa rata-rata 5% per tahun;

9. Terbangunnya citra merk Indonesia di pasar inter-nasional;

10. Penyebaran sentra produksi di luar Sulawesi Utara dan Riau;

11. Terjaminnya infrastruktur seperti peti kemas, energi listrik dan trasportasi;

12. Peningkatan iklim investasi;

13. Deregulasi kebijakan Pemerintah Pusat.

Page 104: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Jangka Panjang (2015 – 2025)

1. Terbangunnya sentra produksi baru di luar Riau dan Sulawesi Utara yaitu antara lain di Kalimantan Barat dan Lampung;

2. Dicapainya diversifikasi produk olahan kelapa;

3. Berkembangnya industri pengolahan kelapa secara terpadu di Indonesia.

Page 105: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Pengo-lahan Kelapa

Visi untuk mewujudkan industri minyak kelapa yang berdaya saing.

Strategi dan kebijakan penegmbangan industri perkelapaan antara lain:

• Peningkatan pengelolaan permintaan (penetrasi pasar, diversifikasi produk, pengembangan jalur distribusi, quick response kepada konsumen);

• Peningkatan produksi dan teknologi (supply chain management, manajemen sumber daya);

• Teknologi informasi;

• Peningkatan keterampilan, profesionalisme dan kom-petensi (pengembangan dan perencanaan SDM);

• Strategi pemasaran melalui promosi yang intensif.

B. Indikator Pencapaian

Posisi industri minyak goreng pada tahun 2004 berjumlah 60 unit usaha, tenaga kerja yang terserap sebanyak 2.525 orang, nilai investasi Rp. 129.332 juta, kapasitas 857.235 ton, produksi 415.759 ton sedangkan posisi industri minyak goreng pada tahun 2008 berjumlah 72 unit usaha, tenaga kerja yang terserap sebanyak 2.725 orang, nilai investasi Rp. 187.622 juta, kapasitas 1.049.683 ton dan produksi mencapai 545.835 ton.

Page 106: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

C. Tahapan Implementasi

• Melakukan workshop pengembangan klaster pe-ngembangan industri pengolahan kelapa di Propinsi Sulawesi Utara tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009;

• Pelaksanaan Workshop melibatkan stakeholder yang terkait dalam rangka sosialisasi klater industri kelapa;

• Pembinaan industri pengolahan kelapa meliputi peningkatan mutu dan standardisasi.

Page 107: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014)

• Mengintegrasikan hasil kebun kelapa rakyat untuk bahan baku industri yang dapat diandalkan;

• Optimalisasi pemanfaatan bahan baku;

• Promosi investasi;

• Meningkatkan mutu kopra dan minyak kelapa;

• Meningkatkan kerjasama multilateral melalui forum Asian and Pacific Coconut Community (APPC);

• Membangun Balai Besar Industri Pengolahan Kelapa (indikasi di Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku dan Papua).

B. Rencana Aksi Jangka Panjang (2015 – 2025)

• Pengembangan produk-produk coco-chemical;

• Berkembangnya industri hilir/turunan dari produk coco-chemical.

Page 108: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Kela

pa

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or: 1

14/M

-IND

/PER

/10/

2009

6

Indus

triInt

iInd

ustri

kopra

dani

ndus

trimi

nyak

goren

gdari

miny

akke

lapa

Indus

triPe

nduk

ung

-Ind

ustri

Pema

sok T

ekno

logid

anMe

sinPr

oduk

si:(

mesin

peng

olahm

inyak

kelap

a,tun

gku),

-Ind

ustri

Pema

sokB

ahan

Baku

:(Bib

it,pu

puk,

pesti

sida,

perke

buna

nkela

pa)

-Ind

ustri

Pema

sokb

ahan

Peno

long :

(blea

ching

earth

,BTP

Seku

istera

n,ke

masa

n)

Indus

triTe

rkait

Desic

atedC

ocon

ut,VC

O,Ar

ang T

empu

rung,

Santa

n,Sa

butd

an O

lahan

nya,

Tepu

ngKe

lapa,

Bung

kil

Sasa

ran

Jang

kaMe

neng

ah(20

04–2

009)

1.Me

ningk

atkan

jamina

npas

okan

baha

nbak

u;2.

Dive

rsifik

asip

roduk

indus

tripe

ngola

hank

elapa

;3.

Optim

alisa

sika

pasit

asind

ustri

peng

olaha

nkela

pada

lamne

geri;

4.Me

ningk

atkan

mutu

prod

ukind

ustri

peng

olaha

nkela

pa;

5.Me

ningk

atkan

kerja

sama

intern

asion

alda

lamran

gkap

ening

katan

inves

tasid

anpe

rdaga

ngan

;6.

Menin

gkatk

anke

mamp

uani

ndus

trime

sinda

nper

alatan

peng

olahk

elapa

;7.

Meng

emba

ngka

ntek

nolog

ipen

golah

anya

ngleb

ihma

juda

nefis

ien;

8.Me

ningk

atkan

komp

etens

iSDM

.

Sasa

ranJ

angk

aPan

jang(

2010

–202

5)1.

Meng

emba

ngka

nind

ustri

peng

olaha

nkela

pano

npan

gan;

2.Me

mban

gunp

usat-

pusa

tpen

gemb

anga

nind

ustri

peng

olaha

nkela

padi

sentr

aprod

uksi.

Stra

tegi

1.Pe

ngua

tanstr

uktur

indus

tribe

rbasis

kelap

a,pe

ncipt

aani

klim

inves

tasid

anus

ahay

angm

enari

kins

entif

fiska

ldan

admi

nistra

sise

rtajam

inank

eama

nanb

erusa

ha2.

Penin

gkata

nutili

taska

pasit

asind

ustri/

perus

ahaa

nyan

gtela

hada

3.Pe

ncipt

aanl

apan

ganu

saha

indus

tripe

ngola

hank

elapa

melal

uipro

mosi

inves

tasid

isentr

abah

anba

kuke

lapa,

melal

ui:S

osial

isasi

tekno

logi te

rpadu

prose

spen

golah

anke

lapa,

penin

gkata

npen

getah

uan

dank

emam

puan

SDM,

peng

enala

ndan

pene

rapa

nGMP

danH

ACCP

dalam

rang

kape

ningk

atanm

utupr

oduk

4.Pe

ngem

bang

anpa

sard

omes

tik:p

enye

rtaan

para

peng

usah

apad

akeg

iatan

prom

osi/p

amera

ndala

mne

gerid

anint

erna

siona

l,pen

gemb

anga

ndive

rsifik

asip

roduk

bern

ilai ta

mbah

tingg

i term

asuk

coco

chem

ical

Poko

k-Pok

okRe

ncan

aAks

iJan

gkaM

enen

gah

(2004

–200

9)1.

Penin

gkata

njam

inanp

asok

anba

hanb

aku;

2.Di

versi

fikas

ipro

duki

ndus

tripe

ngola

hank

elapa

;3.

Optim

alisa

sika

pasit

asind

ustri

peng

olaha

nkela

pada

lamne

geri;

4.Pe

ningk

atanm

utupro

duki

ndus

tripe

ngola

hank

elapa

;5.

Menin

gkatk

anke

rjasa

maint

erna

siona

ldala

mra

ngka

penin

gkata

ninv

estas

idan

perd

agan

gan;

6.Me

ningk

atkan

kema

mpua

nind

ustri

mesin

danp

eralat

anpe

ngola

hkela

pa;

7.Pe

ngem

bang

an te

knolo

gipe

ngola

hany

angl

ebih

maju

dane

fisien

;8.

Menin

gkatk

anko

mpete

nsiS

DM.

Poko

k-Pok

okRe

ncan

aAks

iJan

gkaP

anjan

g(20

10–2

025)

1.Pe

ngem

bang

anind

ustri

peng

olaha

nkela

pano

npan

gan;

2.Pe

mban

guna

npu

sat-p

usat

peng

emba

ngan

indus

tripe

ngola

han

kelap

adi

sentr

apro

duks

i.

Unsu

rPen

unjan

gPa

sar:

a.Me

mban

gunp

roduk

yang

memi

likid

ayas

aing t

inggi

b.Me

mban

gunM

erkP

roduk

Indus

triPe

ngola

hanK

elapa

Nasio

nald

ipas

arint

ernas

ional

c.Me

mban

gunp

roduk

dapa

tdim

inatio

lehpa

sard

alam

nege

rid.

Dive

rsifik

asip

asar

eksp

ortp

roduk

kelap

a

SDM

:a.

Menin

gkatk

anke

tramp

ilanp

etani

kelap

ab.

Menin

gkatk

anpe

ranl

itban

gdib

idang

peng

olaha

ndan

peng

emas

anc.

Peny

ediaa

nBala

i-Bala

iatau

UnitP

elaya

nanT

eknis

untuk

pelat

ihanS

umbe

rda

yaMa

nusia

Bida

ngpe

ngola

hank

elapa

Infra

struk

tur :

a.Pe

mban

guna

nsara

nape

labuh

anb.

Pemb

angu

nant

rans

porta

sida

rat

Gam

bar1.

Kerang

kaPe

ngem

bang

anIndu

striPe

ngolah

anKe

lapa

Page 109: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 114/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 114

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

7

Gam

bar2

. Ker

angk

a K

eter

kaita

nPe

ngem

bang

anIn

dust

riPe

ngol

ahan

Kel

apa

Lem

baga

Litb

ang/P

T:BB

IA,B

arist

and,

IPB,

UGM,

BBTK

Jasa

:Tr

ansp

ortas

iAs

osias

i:AI

MMI, A

SRIM

,GAP

MMI,

ASMN

DO,A

PKAS

I

Pem

erin

tah

Pusa

t:De

perin

,Dep

dag,

Depta

nFo

rum

Daya

Saing

,Workin

gGrou

p, Fa

silita

tor K

laster

Pem

da:

Dina

s Ind

.,Dina

sPer

tanian

Eksp

ortir

Impo

rtir

Pasa

rLu

arNe

geri

Pasa

rDa

lamNe

geri

Minu

man

Kosm

etik

Maka

nan

Obat

Peng

olaha

nAir

Mesin

&Pe

ralat

an

Baha

nPe

nolo

ng:

NaOH

,Blea

ching

Earth

, Asa

mPh

osph

at

Daun

Kelap

a

Buah

Kelap

a

Batan

gKela

pa

AirK

elapa

Sabu

tKela

pa

Temp

urun

gKela

pa

VirginOil

Miny

akGo

reng

BioD

iesel

Nata

deCo

co

Asam

Cuka

Santa

nBub

uk

Coco

Fiber

Karb

onAk

tif

Baha

nBan

guna

n

Pera

botR

umah

Kera

jinan

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

Pen

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Kela

pa

Page 110: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�00PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Kela

pa

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 114

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

8

Tabe

l1.P

eran

Peman

gkuKep

entin

ganIndu

striPe

ngolah

anKelap

a

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

taPT

&Li

tban

gFo

rum

Renc

anaA

ksi

2004

–200

9

Dep.Prin

Dep.Tan

Dep.Dag

Dep.KUKM

Prop.

Kab/Kota

Asosiasi

Perush./Industri

PT

KRTBPPT

Balai

Komunikasi

WG

FasilitasiKlaster

1.Pe

ningkata

njam

inanp

asokan

bahanb

aku;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

2.Diversifikasiprodukindustri

pengola

hank

elapa;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

OO

3.Op

timalisasikapasitas

industripengola

hank

elapa

dalam

negeri;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

4.Pe

ningkata

nmutu

produk

industripengola

hank

elapa;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

OO

5.Me

ningkatk

ankerjasama

internasio

naldala

mrangka

penin

gkata

ninvestas

idan

perdagangan;

OO

OO

OO

OO

OO

6.Me

ningkatk

ankema

mpuanindustrime

sindanp

erala

tanpengola

hkela

pa;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

7.Pe

ngem

bangan

teknolog

ipengolah

anyang

lebihma

judane

fisien

;O

OO

OO

OO

OO

OO

OO

8.Me

ningkatk

ankomp

etensiS

DM.

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

Page 111: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 112: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri Pengolahan Kopi merupa-kan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri Pengolahan Kopi;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster In-dustri Pengolahan Kopi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 seba-gaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,

Page 113: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabu-paten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tam-bahan Lembaran Negara Republik Indo-nesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lem-baran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Page 114: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Repu-blik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Orga-nisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Organi-sasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 115: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kopi Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri Pengolahan Kopi untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Pengolahan Kopi industri yang terdiri dari Industri Pengolahan Teh dan Kopi (KBLI 15491).

3. Pemangku Kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kema-syarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Page 116: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Peme-rintah dalam rangka menunjang seca-ra komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pe-ngembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Pengolahan Kopi, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sek-tor Industri Pengolahan Kopi atau-pun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebija-kan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Page 117: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Pengolahan Kopi dilak-sanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Page 118: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;

2. Wakil Presiden RI;

3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 119: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

PENGOLAHAN KOPI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 120: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 121: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Pengolahan Kopi

Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan tertentu. Kopi Arabika digunakan sebagai sumber citra rasa, sedangkan kopi Robusta digu-nakan sebagai campuran untuk memperkuat body. Kopi Arabika memiliki citra rasa yang lebih baik, tetapi memiliki body yang lebih lemah dibandingkan kopi Robusta. Selain biji kopi, industri pengolahan kopi juga membutuhkan bahan tambahan seperti gula, jagung, dan lain-lain; serta bahan penolong seperti bahan kemasan (packing), pallet, krat dan lain-lain.

Jenis diversifikasi produk kopi meliputi kopi bubuk, kopi instan, kopi biji matang (roasted coffee), kopi tiruan, kopi rendah kafein (decaffeinated coffee), kopi mix, kopi celup, ekstrak kopi, minuman kopi dalam botol dan produk turunan lainnya. Pohon industri pengolahan kopi seperti ditunjukkan pada Gambar I.1.

B. Pengelompokan Industri Pengolahan Kopi

1. Kelompok Industri Hilir

• Industri Roasted Coffee

• Industri kopi bubuk

• Industri kopi instan

• Industri kopi dekafein

Page 122: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Industri minuman kopi

• Industri kopi Mix

• Industri minuman kopi beraroma

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 115/M-IND/PER/10/2009

2

Gambar I.1. Pohon industri pengolahan kopiGambar I.1. Pohon industri pengolahan kopi

Page 123: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 -2014)

1. Meningkatnya jumlah daerah kajian dan identifikasi masalah dari 3 (tiga) daerah menjadi 7 (tujuh) daerah;

2. Meningkatnya jumlah kemitraan antara petani, industri dan perdagangan kopi/stake-holders di-daerah Lokus Lampung dari 3 (tiga) kemitraan menjadi 8 (delapan) kemitraan;

3. Meningkatnya jumlah kegiatan forum komunikasi industri pengolahan kopi, didaerah potensi kopi dari 9 menjadi 11 kali kegiatan forum;

4. Meningkatnya mutu produk pengolahan kopi melalui bantuan mesin/peralatan antara lain: teknologi pro-ses (roasting), teknologi produk (diversifikasi) dan mutu kemasan didaerah Lokus Lampung dari 10 unit menjadi 12 unit;

5. Meningkatnya keikutsertaan forum internasional pada Sidang Dewan Kopi Internasional agar dapat memanfaatkan keanggotaan Indonesia dalam ICO;

6. Tersusunnya Standar Nasional Indoneisa (SNI) kopi dekafein dan terwujudnya revisi SNI kopi instan;

7. Terfasilitasinya kegiatan misi dagang dan promosi ekspor utamanya dinegara pasar non tradisional.

B. Jangka Panjang (2010 – 2020)

1. Meningkatnya produksi biji kopi Arabica dari 8,2 persen menjadi 15 persen terhadap kopi robusta;

Page 124: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

2. Meningkatnya kemampuan industri pengolahan kopi yang berorientasi ekspor, sehingga ekspor naik dari USD 58,7 juta (2008) menjadi USD 24,20 juta tahun 2025;

3. Terbangunnya citra merk kopi Indonesia sesuai indikasi geografis (Kintamani Coffee, Toraja Coffee, Lintong Coffee, Lampung Coffee) di pasar global;

4. Berkembangnya industri pengolahan kopi dari 79 tahun 2009 menjadi 90 unit tahun 2025;

5. Berdirinya industri kopi non pangan/industri farmasi, sebanyak 4 (empat) unit sampai dengan tahun 2025.

6. Menurunnya tarif bea masuk komoditi kopi Indonesia di Uni Eropa dari 3,4 persen menjadi 0 persen.

Page 125: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Peng-olahan Kopi

Visi:

Menjadikan produk industri kopi Indonesia yang berdaya saing tinggi dan menjadi icon dunia.

B. Arah Pengembangan

Arah Kebijakan Jangka Pendek dan Menengah Industri Pengolahan Kopi s.d. Tahun 2010.

1. Kajian dan identifikasi permasalahan pada pengem-bangan industri pengolahan kopi;

2. Meningkatnya kemitraan antara petani, industri dan perdagangan kopi/stakeholders;

3. Pemberdayaan forum komunikasi industri pengolahan kopi;

4. Peningkatan mutu produk pengolahan kopi melalui bantuan mesin/peralatan;

5. Pengamanan kepentingan Indonesia dalam forum internasional;

6. Penyusunan dan revisi SNI kopi olahan;

7. Memfasilitasi kegiatan misi dagang dan promosi ekspor;

8. Peningkatan mutu kopi dengan jalan:

a. Memberikan penyuluhan pasca panen;

Page 126: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Disinsentif peluang ekspor kopi mutu rendah de-ngan pengetatan/pengawasan mutu kopi ekspor oleh PPSMB;

9. Kebijakan Pemerintah dalam upaya mendorong pihak perbankan untuk membantu permodalan di sektor industri pengolahan kopi, perdagangan, maupun produksi;

10. Peningkatan Ekspor kopi baik dalam bentuk biji maupun kopi olahan yang memiliki nilai tambah serta peningkatan pasar domestik.

Arah Kebijakan Jangka Panjang Industri Pengolahan Kopi s.d. Tahun 2025.

1. Peningkatan produksi biji kopi Arabica;

2. Penerapan GMP, HACCP dan ISO series;

3. Pengembangan R & D dalam inovasi dan diversifikasi produk pengolahan kopi Indonesia;

4. Pengembangan industri berbasis kopi pangan dan non pangan (farmasi);

5. Mengembangkan kelembagaan klaster dan tumbuhnya kemitraan di daerah;

6. Melakukan negosiasi melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Uni Eropa dalam upaya penurunan tarif bea masuk komoditi kopi Indonesia di Uni Eropa dari 3,4% menjadi 0%;

7. Memaintain pasar Internasional bagi kopi biji Indo-nesia dan Penetrasi pasar baru Internasional untuk kopi olahan Indonesia;

8. Kemandirian Harga kopi Nasional yang tidak tergantung kepada Harga Kopi di Pasaran Internasional;

Page 127: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

9. Pemerataan penyebaran Industri Pengolahan kopi dan turunannya, diseluruh wilayah Indonesia, sehingga terjadi pemerataan lapangan kerja;

10. Pengembangan Teknologi Pengolahan Kopi (Machinary) yang dapat menghasilkan kopi dengan cita rasa baik;

11. Peningkatan Produksi dan Mutu biji kopi Robusta dan Arabika;

12. Pengembangan & Pengelolaan Areal Tanaman Kopi Specialty secara modern.

Page 128: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 129: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014)

• Meningkatkan mutu dan diversifikasi produk olahan kopi;

• Meningkatkan ekspor dan pasar domestik;

• Meningkatkan kemitraan antara petani, industri dan perdagangan kopi/stake holders;

• Mengamankan kepentingan Indonesia dalam forum internasional;

• Meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM;

• Meningkatkan kualitas pengemasan produk kopi.

B. Rencana Aksi Jangka Panjang (2014 – 2020)

• Menerapkan GMP, HACCP dan ISO series;

• Menerapkan SNI dalam inovasi dan diversifikasi produk pengolahan kopi Indonesia;

• Melakukan diversifikasi produk olahan kopi (antara lain “coffee blend”);

• Mendorong peningkatan produksi biji kopi Arabica;

• Mengembangkan litbang turunan kopi non-pangan;

• Mengembangkan industri berbasis kopi pangan dan non pangan (farmasi);

• Melakukan pendalaman struktur industri kopi;

• Meningkatkan kompetensi SDM.

Page 130: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

115/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

8

Sasa

ranJa

ngka

Mene

ngah

(201

0–20

14).

1.Me

ningk

atnya

jumlah

daer

ahka

jian

dan

identi

fikas

imas

alah

dari

3(tig

a)da

erah

menja

di7

(tujuh

)da

erah

.2.

Menin

gkatn

yajum

lahke

mitra

anan

tara

petan

i,ind

ustri

dan

perd

agan

gan

kopi/

stake

-hold

ers

didae

rah

Loku

s(La

mpun

g)da

ri3(tig

a)ke

mitra

anme

njadi

8(de

lapan

)kem

itraan

.3.

Menin

gkatn

yajum

lahke

giatan

forum

komu

nikas

iindu

strip

engo

lahan

kopi,

didae

rah

poten

siko

pida

ri9m

enjad

i11k

alike

giatan

foru

m.4.

Menin

gkatn

yamu

tupr

oduk

peng

olaha

nko

pime

lalui

bantu

anme

sin/pe

ralat

andid

aera

hLo

kus

(Lam

pung

)dar

i10u

nitme

njadi

12un

it.5.

Menin

gkatn

yake

ikuts

ertaa

nfor

umint

erna

siona

lpad

aSi

dang

Dewa

nKo

piInt

erna

siona

laga

rdap

atme

manfa

atkan

kean

ggota

an In

done

siada

lamIC

O.6.

Tersu

sunn

yaSN

Ikop

idek

afein

dant

erwu

judny

arev

isiSN

Ikop

iinsta

n.7.

Terfa

silita

sinya

kegia

tanmi

sida

gang

danp

romo

siek

spor

.

Sasa

ranJa

ngka

Panjan

g(201

5–20

25).

1.Me

ningk

atnya

kema

mpua

nind

ustri

peng

olaha

nkop

iyan

gber

orien

tasie

kspo

r,da

riUSD

9,0jut

ame

ningk

atme

njadi

USD

24,20

jutat

ahun

2025

.2.

Terb

angu

nnya

merk

kopi

Indon

esia

sesu

aiind

ikasi

geog

rafis

dipa

sarg

lobal.

3.Be

rkemb

angn

yaind

ustri

peng

olaha

nkop

idar

i77u

nit ta

hun2

007m

enjad

i90u

nittah

un20

25;

4.Be

rdirin

yaind

ustri

kopi

nonp

anga

n/ind

ustri

farma

si,se

bany

ak4(

empa

t)un

it tah

un20

25.

5.Me

nuru

nnya

tarif

beam

asuk

komo

ditik

opi In

done

siadi

UniE

ropa

dari3

,4pe

rsenm

enjad

i0pe

rsen.

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

115/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

9

Gam

bar1

.Keran

gkaPe

ngem

bang

anIndu

striPe

ngolah

anKo

pi

Stra

tegi

Sekt

or :

Dive

rsifik

asip

rodu

kpen

golah

anko

pi,pe

ngem

bang

anR

& D

produ

kdan

kema

sand

anpe

ngem

bang

anek

spor

.Te

knol

ogi:

Peng

uasa

an te

knolo

giro

astin

gyan

gmen

ghas

ilkan

roas

tedc

offee

mutu

tingg

i,men

doro

ng tu

mbuh

nyam

odifik

asite

knolo

gipe

ngola

hank

opi.

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Mene

ngah

(201

0–20

14).

1.Me

ningk

atkan

mutu

dand

iversi

fikas

ipro

duko

lahan

kopi;

2.Me

ningk

atkan

eksp

orda

npas

ardo

mesti

k;3.

Menin

gkatk

anke

mitra

anan

tarap

etani,

indus

trida

nper

daga

ngan

kopi/

stake

holde

rs.

4.Me

ngam

anka

nkep

entin

gan I

ndon

esia

dalam

foru

mint

erna

siona

l.

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Panj

ang

(201

5–20

25).

1.Me

nera

pkan

GMP,

HACC

Pda

nISO

serie

s;2.

Mene

rapk

anSN

Idala

mino

vasi

dand

iversi

fikas

ipro

dukp

engo

lahan

kopi

Indon

esia;

3.Me

ndor

ongp

ening

katan

prod

uksi

bijik

opiA

rabic

a;4.

Meng

emba

ngka

nlitb

ang t

urun

anko

pino

n-pa

ngan

;5.

Meng

emba

ngka

nind

ustri

berb

asis

kopi

pang

anda

nnon

pang

an(fa

rmas

i);6.

Pend

alama

nstru

kturin

dustr

ikop

i;7.

Menin

gkatk

anko

mpete

nsiS

DM.

Unsu

rPen

unjan

g

Perio

disa

siPe

ning

kata

nTe

knol

ogi::

a.Ini

siasi

(200

4–20

09):

Penin

gkata

nkua

litasb

ijiko

pi (co

ffee

bean

s)se

baga

ipro

dukp

ertan

iande

ngan

mema

nfaatk

anse

optim

almu

ngkin

tekno

logim

aju.

b.Pe

ngem

bang

ance

pat(

2010

–201

5):M

elaku

kanp

enge

mban

gan t

ekno

logid

iversi

fikas

ipro

dukd

an te

knolo

gide

sain

kema

san.

c.Ma

tang(

2016

–202

5):I

ndus

try&

tech

nolog

yupg

radin

g,me

mode

rnisa

sitek

nikbu

diday

atan

aman

kopi

untuk

memp

erole

hpro

dukti

fitas t

inggi.

Pasa

r:a.

Menin

gkatk

anak

sesp

asar

inter

nasio

nalm

elalui

misi

danp

romo

sida

gang

.b.

Menin

gkatk

anko

nsum

sido

misti

kpro

dukk

opio

lahan

.c.

Menin

gkatk

anke

lanca

rand

istrib

usid

anpe

masa

ranp

rodu

kkop

iolah

an.

d.Me

nyus

unko

nsep

pema

sara

nber

sama

angg

otakla

ster.

e.Me

nyed

erha

naka

npro

sedu

reks

pord

anme

mfas

ilitas

ipela

ksan

aane

kspo

r.

SDM:

a.Me

ningk

atkan

kema

mpua

nR&

Dpa

daind

ustri

peng

olaha

nkop

i.b.

Menin

gkatk

anke

mamp

uanG

MP,

HACC

Pda

nISO

pada

indus

tripe

ngola

hank

opi.

c.Me

ningk

atkan

kema

mpua

nman

ager

ialpe

rusa

haan

indus

tripe

ngola

hank

opi.

Infra

struk

tur:

a.Me

mban

guna

kses

jalan

,pela

buha

n/ter

mina

ldan

sara

natra

nspo

rtasi

dalam

upay

amen

ingka

tkan

kelan

cara

npas

okan

baha

nbak

udan

distrib

usip

roduk

jadi.

b.Me

manfa

atkan

seop

timal

mung

kinha

silR

& D

darik

alang

anpe

neliti

an te

ntang

perko

pian.

Page 131: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

115/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

9

Gam

bar1

.Keran

gkaPe

ngem

bang

anIndu

striPe

ngolah

anKo

pi

Stra

tegi

Sekt

or :

Dive

rsifik

asip

rodu

kpen

golah

anko

pi,pe

ngem

bang

anR

& D

produ

kdan

kema

sand

anpe

ngem

bang

anek

spor

.Te

knol

ogi:

Peng

uasa

an te

knolo

giro

astin

gyan

gmen

ghas

ilkan

roas

tedc

offee

mutu

tingg

i,men

doro

ng tu

mbuh

nyam

odifik

asite

knolo

gipe

ngola

hank

opi.

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Mene

ngah

(201

0–20

14).

1.Me

ningk

atkan

mutu

dand

iversi

fikas

ipro

duko

lahan

kopi;

2.Me

ningk

atkan

eksp

orda

npas

ardo

mesti

k;3.

Menin

gkatk

anke

mitra

anan

tarap

etani,

indus

trida

nper

daga

ngan

kopi/

stake

holde

rs.

4.Me

ngam

anka

nkep

entin

gan I

ndon

esia

dalam

foru

mint

erna

siona

l.

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Panj

ang

(201

5–20

25).

1.Me

nera

pkan

GMP,

HACC

Pda

nISO

serie

s;2.

Mene

rapk

anSN

Idala

mino

vasi

dand

iversi

fikas

ipro

dukp

engo

lahan

kopi

Indon

esia;

3.Me

ndor

ongp

ening

katan

prod

uksi

bijik

opiA

rabic

a;4.

Meng

emba

ngka

nlitb

ang t

urun

anko

pino

n-pa

ngan

;5.

Meng

emba

ngka

nind

ustri

berb

asis

kopi

pang

anda

nnon

pang

an(fa

rmas

i);6.

Pend

alama

nstru

kturin

dustr

ikop

i;7.

Menin

gkatk

anko

mpete

nsiS

DM.

Unsu

rPen

unjan

g

Perio

disa

siPe

ning

kata

nTe

knol

ogi::

a.Ini

siasi

(200

4–20

09):

Penin

gkata

nkua

litasb

ijiko

pi (co

ffee

bean

s)se

baga

ipro

dukp

ertan

iande

ngan

mema

nfaatk

anse

optim

almu

ngkin

tekno

logim

aju.

b.Pe

ngem

bang

ance

pat(

2010

–201

5):M

elaku

kanp

enge

mban

gan t

ekno

logid

iversi

fikas

ipro

dukd

an te

knolo

gide

sain

kema

san.

c.Ma

tang(

2016

–202

5):I

ndus

try&

tech

nolog

yupg

radin

g,me

mode

rnisa

sitek

nikbu

diday

atan

aman

kopi

untuk

memp

erole

hpro

dukti

fitas t

inggi.

Pasa

r:a.

Menin

gkatk

anak

sesp

asar

inter

nasio

nalm

elalui

misi

danp

romo

sida

gang

.b.

Menin

gkatk

anko

nsum

sido

misti

kpro

dukk

opio

lahan

.c.

Menin

gkatk

anke

lanca

rand

istrib

usid

anpe

masa

ranp

rodu

kkop

iolah

an.

d.Me

nyus

unko

nsep

pema

sara

nber

sama

angg

otakla

ster.

e.Me

nyed

erha

naka

npro

sedu

reks

pord

anme

mfas

ilitas

ipela

ksan

aane

kspo

r.

SDM:

a.Me

ningk

atkan

kema

mpua

nR&

Dpa

daind

ustri

peng

olaha

nkop

i.b.

Menin

gkatk

anke

mamp

uanG

MP,

HACC

Pda

nISO

pada

indus

tripe

ngola

hank

opi.

c.Me

ningk

atkan

kema

mpua

nman

ager

ialpe

rusa

haan

indus

tripe

ngola

hank

opi.

Infra

struk

tur:

a.Me

mban

guna

kses

jalan

,pela

buha

n/ter

mina

ldan

sara

natra

nspo

rtasi

dalam

upay

amen

ingka

tkan

kelan

cara

npas

okan

baha

nbak

udan

distrib

usip

roduk

jadi.

b.Me

manfa

atkan

seop

timal

mung

kinha

silR

& D

darik

alang

anpe

neliti

an te

ntang

perko

pian.

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Ko

pi

Page 132: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

115/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

10

Gam

bar2

.Ker

angk

aK

eter

kaita

nIn

dust

riPe

ngol

ahan

Kop

i

Kopi

non

pang

an(in

dust

ri fa

rmas

i)

Jasa

:Tr

ansp

orta

si, P

erba

nkan

,Pe

rikla

nan,

asur

ansi

Aso

sias

i:AE

KI,

ASR

IM,G

APM

MI

Lem

baga

Litb

ang/

PT:

BB

IA,IP

B,U

GM

,BPO

M,P

usat

Pen

gkaj

ian

Tekn

olog

iPer

tani

an

Pasa

rLu

arN

eger

i

Pasa

rD

alam

Neg

eri

Eks

porti

r

Dis

tribu

tor

Pem

erin

tah

Pusa

t:D

eper

in,D

epda

g,D

epta

n,D

ephu

b,D

epke

u, B

SN

Foru

m K

omun

ikas

i,Wor

king

Gro

up,

Fasi

litat

or K

last

erPe

mda

: D

inas

Per

inda

g,D

inas

Per

tani

an,D

inas

Per

hub.

Kopi

sang

rai

kem

asan

Kopi

bubu

kKe

mas

anal

m/k

alen

g

Kopi

inst

ant

kem

asan

alm

/kal

eng

Kopi

mix

kem

asan

sach

edO

laha

nTr

adis

iona

l

Min

uman

kopi

kem

asan

boto

l

Dec

afeina

ted

coffe

eke

mas

anka

leng

Kop

ibub

uk

Kop

iins

tan

Kopi

mix

Buah

Min

uman

kopi

Dec

afeina

tedco

ffee

Kop

isan

grai

Biji

kopi

Kopi

sorta

si

Kulit

ari/t

andu

k

Kop

i

Bib

itda

nP

estis

ida

Pup

uk

Mes

in/

Per

alat

an

Gul

a,B

ahan

Pen

olon

g/P

enga

wet

Kem

asan

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Ko

pi

Page 133: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 115/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 114

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

8

Tabe

l1.P

eran

Peman

gkuKep

entin

ganIndu

striPe

ngolah

anKelap

a

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

taPT

&Li

tban

gFo

rum

Renc

anaA

ksi

2004

–200

9

Dep.Prin

Dep.Tan

Dep.Dag

Dep.KUKM

Prop.

Kab/Kota

Asosiasi

Perush./Industri

PT

KRTBPPT

Balai

Komunikasi

WG

FasilitasiKlaster

1.Pe

ningkata

njam

inanp

asokan

bahanb

aku;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

2.Diversifikasiprodukindustri

pengola

hank

elapa;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

OO

3.Op

timalisasikapasitas

industripengola

hank

elapa

dalam

negeri;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

4.Pe

ningkata

nmutu

produk

industripengola

hank

elapa;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

OO

5.Me

ningkatk

ankerjasama

internasio

naldala

mrangka

penin

gkata

ninvestas

idan

perdagangan;

OO

OO

OO

OO

OO

6.Me

ningkatk

ankema

mpuanindustrime

sindanp

erala

tanpengola

hkela

pa;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

7.Pe

ngem

bangan

teknolog

ipengolah

anyang

lebihma

judane

fisien

;O

OO

OO

OO

OO

OO

OO

8.Me

ningkatk

ankomp

etensiS

DM.

OO

OO

OO

OO

OO

OO

O

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Ko

pi

Page 134: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

115/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

12

Gam

bar3

.Lok

asiP

enge

mba

ngan

Indu

stri

Peng

olah

anKo

pi

Loka

sipe

ngem

bang

an :

Sum

ut.,

Lam

pung

,Ben

gkul

u,Ja

tim.,

Bali

dan

Suls

el(d

idas

arka

nat

aspo

tens

ibah

anba

ku).

Sent

ra

:Seb

aran

indu

stri

peng

olah

anko

pi te

rnya

tatid

akse

lalu

pada

daer

ahpe

ngha

silb

ijiko

pi:S

umut

.(2)

,La

mpu

ng(3

),Ja

tim.(

10),

Bali

(1),

Suls

el.(

3),S

umse

l.(2

),D

KIJa

karta

(4),

Jaba

r.(6

),Ja

teng

.(2)

,Su

lut.

(3)d

anda

erah

lain

berju

mla

h41

unit

(usa

hask

ala

men

enga

h).

Jum

lah

sent

ra

:77

unit

peng

olah

anko

pisk

ala

men

enga

hda

nbe

sar.

Peru

saha

an

:

PTSa

ri In

cofo

odC

orpo

ratio

n(S

umut

.),PT

Nes

tle In

done

sia

(Lam

pung

),PT

Anek

aC

offe

e In

dust

ry(J

atim

.),PT

Sant

osJa

yaAb

adi(

Jatim

.),PT

Gun

ung

Mas

Lest

ariJ

aya

(Ban

ten)

.PT

Putra

Bhin

eka

Perk

asa

(Bal

i),PT

Setia

Ung

gulM

andi

ri(S

ulse

l).

Ace

h

Sum

ut Sum

bar

Jam

bi

Sum

sel

Bab

el

Lam

pung

Ban

ten

DK

I

Jaba

rJa

teng

DIY

Jatim

Bal

i

Kal

sel

Suls

el

Sulte

ngSulu

t

Gam

bar

3.

Lo

kasi

Pen

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Ko

pi

Page 135: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GULA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 136: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri gula merupakan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri gula;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Gula;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangu-nan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Nomor 4437 seba-gaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Page 137: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Da-erah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

Page 138: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Orga-nisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Organi-sasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 139: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GULA.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Gula Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Gula untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Gula adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Gula Pasir (KBLI 15421);

b. Industri Gula Merah (KBLI 15422);

c. Industri Gula Lainnya (KBLI 15423);

d. Industri Pengolahan Gula Lainnya selain Sirop (KBLI 15429)

3. Pemangku kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kema-syarakatan lainnya.

Page 140: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

4. Menteri adalah Menteri yang melak-sanakan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Gula, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Gula ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebi-jakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk

Page 141: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

mendorong partisipasi dari masya-rakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Gula dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Page 142: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;

2. Wakil Presiden RI;

3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 143: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GULA

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 144: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 145: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Gula• Indonesia potensial menjadi produsen gula dunia

karena dukungan agroekosistem, luas lahan, tenaga kerja. Disamping itu prospek pasar gula di Indonesia cukup menjanjikan dengan konsumsi sebesar 4,2 – 4,7 juta ton/tahun.

• Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat dan industri yang saat ini masih terus menjadi masalah karena kekurangan produksi dalam negeri, sementara kebutuhan terus meningkat.

• PG-PG yang berada di P.Jawa, relatif berumur teknis sudah tua, sehingga kurang produktif, hamper semua PG-PG sangat tergantung pada petani tebu dan dengan lahan yang terbatas di Pulau Jawa. Sementara pabrik gula Rafinasi yang ada (8 pabrik) belum berproduksi secara optimal (utilisasi kapasitas sekitar 40% - 60% pada tahun 2008).

• Pesatnya perkembangan kebutuhan gula sementara peningkatan produksi relatif belum seimbang men-jadikan Indonesia sebagai importir gula baik untuk gula kristal mentah (raw sugar) maupun gula industri (refined sugar).

• Pengembangan industri gula (pengolahan tebu) harus dilakukan secara terpadu mulai dari perkebunan, pengolahan, pemasaran dan distribusi yang didu-kung oleh pemangku kepentingan termasuk lem-baga pendukung seperti litbang, SDM, keuangan/perbankan dan transportasi.

Page 146: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Pengelompokan Industri GulaIndustri gula di Indonesia terdiri dari beberapa industri yaitu 59 pabrik gula (PG) dan 8 pabrik gula rafinasi (PGR).

Page 147: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Pendek (2010 – 2014)

1. Tercapainya swasembada gula nasional tahun 2014 (Gula Putih, Gula Kristal Rafinasi dan Raw Sugar).

2. Berhasilnya revitalisasi program pabrik gula melalui peningkatan mutu dan volume produksi gula putih.

3. Meningkatnya produksi raw sugar dalam negeri.

4. Memberlakukan SNI wajib gula putih.

B. Jangka Menengah (2015 – 2020)

1. Pemenuhan berbagai jenis gula dari produksi dalam negeri

2. Ekspor gula setelah kebutuhan dalam negeri ter-penuhi

3. Restrukturisasi teknologi proses pada Industri gula sesuai perkembangan yang terjadi.

4. Penghapusan dekotomi pasar gula rafinasi yang dapat pula dijual ke konsumen langsung.

C. Jangka Panjang (2020 – 2025)

1. Indonesia menjadi negara produsen gula yang mampu memasok kebutuhan negara-negara lain di Asia Pasifik.

Page 148: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 149: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Gula

Visi

Mewujudkan industri gula nasional yang mandiri, berdaya saing dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.

Misi

• Memperkuat struktur industri gula

• Meningkatkan produktivitas dan efisiensi

• Mendorong investasi PG-PG keluar P.Jawa

• Terpenuhinya kebutuhan gula konsumsi dan industri oleh industri gula dalam negeri.

B. Indikator Pencapaian

2009 : tercapainya swasembada gula konsumsi

2014 : tercapainya swasembada gula nasional

C. Tahapan Implementasi

• Mengadakan workshop pengembangan klaster indus-tri gula di daerah mulai tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009.

• Dilakukan bersama stakeholder terkait dalam rangka sosialisasi klaster industri gula.

• Pembinaan industri gula terutama dalam hal mutu dan distribusi.

Page 150: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Melakukan upaya penumbuhan wirausaha baru dibidang industri gula melalui kegiatan magang di beberapa pabrik gula di Jawa.

D. Kebijakan

• Menciptakan iklim usaha yang atraktif melalui kebijakan harmonisasi impor raw sugar, mendorong penggunaan rafinasi produksi DN, pengaturan tata niaga impor.

• Melaksanakan litbang teknologi DN yang terintegrasi, berkualitas melalui pemberian insentif dan dukungan dana.

• Pengembangan industri raw sugar untuk mengganti raw sugar ex impor.

Page 151: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Rencana Aksi Jangka Pendek (2010 – 2015)

• Melanjutkan revitalisasi PG 2007 - 2009 untuk on-farm dan off-farm sehingga mutu produksi GKP meningkat;

• Menyusun revisi GKP dan melakukan sosialisasi intensif agar PG-PG menerapkan revisi standar mutu GKP yang baru;

• Memberikan kuota impor raw sugar bagi industri gula rafinasi yang disesuaikan dengan kebutuhan gula rafinasi bagi industri makanan dan minuman dalam negeri;

• Mengarahkan investasi baru pada industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu;

• Merevisi kebijakan Ketentuan Impor Gula, yang disesuaikan dengan perkembangan pergulaan nasional pada kurun waktu tersebut.

B. Rencana Aksi Jangka Menengah (2015 – 2020)

• Melarang impor gula secara umum, kecuali bagi industri pengguna yang memiliki fasilitas investasi, kawasan berikat dan penggunaan GKR dengan persyaratan khusus (untuk obat-obatan, makanan bayi);

• Melakukan promosi produk gula Indonesia ke berbagai negara apabila produksi telah melebihi kebutuhan di dalam negeri;

Page 152: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Melakukan penggantian mesin peralatan industri gula dengan teknologi proses yang berkembang dan efisien.

C. Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025)

• Indonesia menjadi negara pengekspor gula di Asia Pasifik.

Page 153: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

116/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

5

Indu

stri In

tiInd

ustri

Gula

Putih

,Ind

ustri

Gula

Rafin

asid

anRa

wSu

gar

Indu

striP

endu

kung

Mesin

,Per

alatan

,bibi

t,pup

uk,p

estis

ida,p

erke

buna

ndan

kema

san

Indu

striT

erka

itInd

ustri

Maka

nan ,

Minu

man

danF

arma

si

Sasa

ran

Jang

kaPe

ndek

(201

0–20

15)

oTe

rcapa

inyas

wase

mbad

agula

nasio

nal ta

hun2

014(

Gula

Putih

,Gula

Krist

alRa

finas

idan

Raw

Suga

r)o

Tere

alisa

sinya

prog

ram

revit

alisa

sipa

brik

gula

melal

uipe

ningk

atanm

utuda

nvolu

mepr

oduk

sigu

lapu

tiho

Menin

gkatn

yapr

oduk

sira

wsu

gard

idala

mne

geri .

o

Memb

erlak

ukan

SNIw

ajibG

ulapu

tih

Jang

kaPa

njang

(202

0–20

25)

o In

done

siame

njadi

nega

rapr

odus

engu

laya

ngma

mpum

emas

okke

butuh

anne

gara

-neg

aral

aindi

Asia

Pasif

ik

Stra

tegi

1.Pe

ningk

atanu

tilisa

sika

pasit

asPG

danP

GR2.

Penin

gkata

nren

deme

ngula

melal

uisy

stem

peng

olaha

n teb

uyan

gbaik

(tana

m,pe

mbibi

tan,pe

melih

araa

n)3.

Penin

gkata

nefis

iensi

baha

nbak

udan

ener

gi4.

Peng

uatan

struk

turind

ustri

gula

pada

semu

ating

katd

alam

ranta

inila

i(valu

echa

in)5.

Revit

alisa

siPG

-PG

teruta

maPG

diJa

wa6.

Menin

gkatk

anpr

omos

idan

inves

tasiP

G-PG

dilua

rPula

uJaw

a(Pa

pua,

Suma

tra,S

ulawe

si)7.

Peng

emba

ngan

lokas

iklas

ter:La

mpun

g,Ja

waTim

urda

nJaw

aTen

gah

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Pend

ek(2

010–

2015

)o

Melan

jutka

nrev

italis

asiP

G20

07-2

009u

ntuko

n-far

mda

nofff

arm

sehin

ggam

utuda

nvolu

mepr

oduk

siGK

Pme

ningk

ato

Meny

usun

revis

iGKP

danm

elaku

kans

osial

isasi

inten

sifag

arPG

-PG

mene

rapk

anre

visis

tanda

rmutu

GKP

yang

baru

oMe

mber

ikan

kuota

impo

rraw

suga

rbag

iindu

strig

ulara

finas

iyan

gdis

esua

ikan

deng

anke

butuh

angu

lara

finas

ibag

iind

ustri

maka

nand

anmi

numa

ndala

mne

geri

oMe

ngar

ahka

ninv

estas

ibar

upad

aind

ustri

gula

terin

tegra

side

ngan

perke

buna

n teb

u.o

Mere

visik

ebija

kan

Keten

tuan

Impo

rGula

,yan

gdis

esua

ikan

deng

anpe

rkemb

anga

npe

rgula

anna

siona

lpad

aku

run

waktu

terse

but.

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Panj

ang

(201

0–20

25)

Indon

esia

menja

dine

gara

peng

eksp

orgu

ladi

Asia

Pasif

ik.

Unsu

rPen

unjan

gPa

sar:

a.In

isias

i(20

04-2

009)

:Rev

italis

asim

esin

PG,p

eingk

atan

utilis

asik

apas

itas,

bong

karr

atoo

n,pe

nggu

naan

bibitu

nggu

lb.

Peng

emba

ngan

cepa

t(2

010

-20

15)

:M

odifik

asi

&Pe

ngem

bang

ante

knolo

gi ya

ngleb

ih m

aju(o

tom

asisa

si m

esin

dan

pera

latan

)c.

Mat

ang

(201

6-2

025)

:re

struk

turis

asi

mes

inda

npe

ralat

ande

ngan

tekn

ologi

mut

akhir

SDM

:a.

Menin

gkatk

anke

mamp

uan

SDM

dibida

ngma

najem

enind

ustri

gula

Infra

struk

tur :

a.Me

ningk

atkan

pera

nlitb

ang

untuk

penin

gkata

nmu

tugu

la(S

NIW

ajib)

dand

iversi

fikas

ipem

anfaa

tanha

silsa

mping

b.De

regu

lasid

ande

birok

ratis

asi,h

armo

nisas

idan

nont

arif

c.Pe

mban

guna

ninf

rastr

uktur

dilah

an-la

han

tebu

agar

pros

esteb

ang

angk

utbe

rjalan

efekti

fdan

efisie

n.

Gam

bar1

.Keran

gkaPe

ngem

bang

anIndu

stri

Gula

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Gu

la

Page 154: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

116/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

6

Gam

bar2

.Ker

angk

aK

eter

kaita

nIn

dust

ri G

ula

Pem

da:

Din

asP

erin

dag

Din

as T

erka

it

Raw

Im

por

Bah

anP

enol

ong/

Pac

kagi

ng

Per

kebu

nan

Tebu

Raw

Suga

r

GulaPu

tih

Gularafin

asi

Mes

inda

nP

eral

atan

Indu

stri

Mak

anan

Indu

stri

Min

uman

Indu

stri

Farm

asi

Indu

stri

Alko

hol-B

ioEt

hano

l

PA

SA

RD

ALA

MN

EG

ER

I

PA

SA

RLU

AR

NE

GE

RI

Eks

porti

r

Dis

tribu

tor

Pem

erin

tah

Pusa

t:M

enko

Pere

kono

mia

n, D

eppe

rin,

Dep

tan,

Dew

anG

ula

Indo

nesi

aD

epda

g,M

eneg

BUM

N

Lem

baga

Litb

ang/

PTP

3GI,I

KA

GI,B

alai

Indu

stri,

IPB

,UG

M, U

nibr

aw,

Une

j,dll

Foru

mK

omun

ikas

i /W

orki

ng G

roup

JASA

:Tr

ansp

orta

si,P

erba

nkan

,Asu

rans

i,E

MK

LA

ssos

iasi

:A

GI,

APT

RI,

AG

RI,

PPG

I,AK

AN

I,K

AD

IN/K

AD

IND

A,F

IPG

,GA

PMM

I

Raw

Suga

rIm

por

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Gu

la

Page 155: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 116/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

116/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

7

Tabe

l1Pe

ranPe

man

gkuKep

entin

ganIndu

striGula

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mer

inta

hDa

erah

Swas

taPe

rgur

uan

Ting

gida

nLi

tban

gFo

rum

Renc

anaA

ksi2

010–

2015

MenegBUMN

Deperin

Deptan

Depdag

Depkeu

Prop

Kab./Kota

Asosiasi

Persh.Industri

PT

P3GI

DGI

Komunikasi

WorkingGroup

FasilitasiKlaster

1.Me

lanjut

kan

revit

alisa

siPG

2007

-200

9un

tukon

-far

mda

noff

farm

sehin

gga

mutu

dan

volum

epr

oduk

siGK

P me

ningk

atO

OO

OO

OO

OO

O

2.Me

nyus

unre

visiG

KPda

nme

lakuk

anso

sialis

asi

inten

sifag

arPG

-PG

mene

rapk

anre

visis

tanda

rmu

tuGK

Pya

ngba

ruO

OO

OO

OO

OO

OO

3.Ku

otaim

por

Raw

Suga

rba

giIG

Rse

suai

kebu

tuhan

Gula

Rafin

asio

lehind

ustri

Maka

nan

Minu

man

OO

OO

O

4.Me

ngar

ahka

ninv

estas

ibar

upa

daind

ustri

gula

terint

egra

side

ngan

perke

buna

n teb

u.O

OO

OO

OO

OO

5.Me

revis

ikeb

ijaka

nKe

tentua

nIm

por

Gula,

yang

dises

uaika

nde

ngan

perke

mban

gan

perg

ulaan

nasio

nalp

adak

urun

waktu

terse

but.

OO

OO

OO

OO

O

Tab

el 1

Pera

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

In

du

stri

Gu

la

Page 156: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 157: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI HASIL TEMBAKAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 158: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri Hasil Tembakau meru-pakan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri Hasil Tembakau;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Hasil Tembakau;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangu-nan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tam-bahan Lembaran Negara Republik Indo-nesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Nomor 4437 se-bagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,

Page 159: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Da-erah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ta-hun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-

Page 160: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Organi-sasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 161: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI HASIL TEMBAKAU.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Hasil Tembakau Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri Hasil Tembakau untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Hasil Tembakau adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Pengeringan dan Pengolahan Tembakau (KBLI 16001);

b. Industri Industri Rokok Kretek (KBLI 16002);

c. Industri Industri Rokok Putih (KBLI 16003);

d. Industri Rokok lainnya (KBLI 16004);

e. Industri Industri Bumbu Rokok serta kelengkapan lainnya (KBLI 16009);

Page 162: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

3. Pemangku Kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kema-syarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Peme-rintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan prog-ram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Hasil Tembakau, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Hasil Tembakau atau-pun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

Page 163: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebija-kan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Hasil Tembakau dilaksa-nakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi seba-gaimana dimaksud pada ayat (1) dilaku-kan oleh Pemangku Kepentingan sebaga-imana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Page 164: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;

2. Wakil Presiden RI;

3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 165: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 166: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 167: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Hasil TembakauIndustri Hasil Tembakau (IHT) sampai saat ini masih mempunyai peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional terutama di daerah penghasil tembakau, cengkeh dan sentra-sentra produksi rokok, antara lain dalam menumbuhkan industri/jasa terkait, penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Dalam situasi krisis ekonomi, IHT tetap mampu bertahan dan tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), bahkan industri ini mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan dalam penerimaan negara.

Dalam tahun 2005 jumlah IHT (Rokok) sebanyak 3.217 perusahaan dan dalam tahun 2006 sudah mencapai 3.961 perusahaan atau meningkat sebesar 23,12 %. Dalam periode yang sama produksi rokok mencapai 220,3 milyar batang dan 218,7 milyar batang. Sebaran IHT secara geografis sebagian besar (75%) berada di Jawa Timur, Jawa Tengah (20%), dan sisanya berada di daerah-daerah lain seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, dan D.I Yogyakarta. Produk hasil olahan tembakau terdiri dari rokok (rokok kretek dan rokok putih), cerutu dan tembakau iris (shag). Khusus untuk industri rokok, peranan dari masing-masing golongan pabrik baik besar (Gol. I), menengah (Gol II), gol kecil (Gol IIIA dan Gol III B) tahun 2007 sebagai berikut :

Page 168: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RINOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

2

PABRIK PRODUKSI CUKAI

GOLJuml. Produksi

(Batang)

Jumlah

Pabrik(Juta

Batang)%

(Milyar

Rp.)%

I > 2 Milyar 8 173,365.50 75.05 37,614.15 86.38

II > 500 Juta s.d 2 Milyar 15 23,585.01 10.21 2,978.81 6.84

III A > 6 Juta s.d 500 Juta 354 27,073.20 11.72 2,870.51 6.59

III B 0 s.d 6 Juta 4.416 6,976.20 3.02 78.13 0.18

Total 4.793 231,000.00 43,541.50Keterangan :1. Data Produksi tidak termasuk jenis Cerutu, KLM/KLB, TIS2. Sumber Ditjen Bea dan Cukai, Departemen Keuangan

Tanaman tembakau terdiri dari batang, daun tembakau dan bunga.

Setelah tanaman tembakau berumur, daun secara bertahap dipetik mulai

dari daun bawah, tengah dan atas. Selanjutnya batang tembakau

dimanfaatkan untuk kayu bakar dan biji dari bunga digunakan (secara

selektif) untuk bibit dan daun tembakau diproses menjadi rokok, cerutu,

tembakau iris dan/atau diekspor dalam bentuk tembakau yang sudah

dikeringkan. Secara singkat, pohon industri tembakau dapat digambarkan

sebagai berikut :

Keterangan :

1. Data Produksi tidak termasuk jenis Cerutu, KLM/KLB, TIS2. Sumber Ditjen Bea dan Cukai, Departemen Keuangan

Tanaman tembakau terdiri dari batang, daun tembakau dan bunga. Setelah tanaman tembakau berumur, daun secara bertahap dipetik mulai dari daun bawah, tengah dan atas. Selanjutnya batang tembakau dimanfaatkan untuk kayu bakar dan biji dari bunga digunakan (secara selektif) untuk bibit dan daun tembakau diproses menjadi rokok, cerutu, tembakau iris dan/atau diekspor dalam bentuk tembakau yang sudah dikeringkan. Secara singkat, pohon industri tembakau dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 169: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

Pohon Industri Berbasis Tembakau

Tanaman

TembakauBatang

Bunga (B�j�)

DaunBasah

Tembakau Rajangan

Tembakau ker�ng tanpa tulang daun

Tembakau ker�ng dengan tulang

daun

Kayu bakar

B�b�t/ben�h tembakau

Tembakau BlendedBM=�0%

CerutuBM=�0%

PucukDaun

BadanDaun

Tangka�Daun

Rokok KretekProduks� :���,�� M�lyar Btg

Tembakau Ir�s/Tembakau Shag

Rokok KretekProduks� :��,�� M�lyar Btg

SKTBM=�0%

SKMBM=�0%

Klobot

Klembak Menyan

Rokok PutihBM=�0%

Rokok KretekBM=�0%

Dalam pengembangan IHT, aspek ekonomi masih menjadi pertimbangan utama dengan tidak mengabaikan faktor dampak kesehatan. Industri Hasil Tembakau mendapatkan prioritas untuk dikembangkan karena mengolah sumber daya alam, menyerap tenaga kerja cukup besar baik langsung maupun tidak langsung (±10 juta orang) dan sumbangannya dalam penerimaan negara (cukai) tahun 2006 Rp. 42,03 triliyun sedangkan tahun 2007 sebesar Rp 43,54 triliun.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM (2004-2009) pembangunan sektor industri diarahkan untuk : 1). Memperkuat dan memperdalam sturktur industri; 2). Meningkatkan iklim persaingan yang kondusif; 3). Meningkatkan revitalisasi, konsolidasi dan restrukturisasi industri; 4) meningkatkan peran industri kecil dan menengah; 5) penyebaran pembangunan industri; dan 6) meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi industri.

Page 170: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan seperti banyak menyerap tenaga kerja, menggunakan/mengolah SDA dalam negeri dan memiliki potensi ekspor maka Industri tembakau dengan produksi utama rokok/sigaret merupakan salah satu industri dalam kelompok industri makanan dan minuman yang memenuhi kriteria untuk dikembangkan.

Namun demikian, IHT dewasa ini dihadapkan pada berbagai permasalahan antara lain isu dampak merokok terhadap kesehatan baik di tingkat global yang disponsori oleh WHO sebagaimana tertuang dalan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dan di tingkat nasional pengendalian produk tembakau tertuang dalam PP No.19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Di samping itu, IHT juga dihadapkan pada masalah kebijakan cukai yang tidak terencana dengan baik, tidak transparan dan lebih berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan negara tanpa mempertimbangkan kemampuan industri rokok dan daya beli masyarakat ditambah dengan maraknya produksi dan peredaran rokok ilegal.

Sasaran pengembangan IHT melalui pendekatan klaster adalah meningkatkan hubungan dan jaringan kerja sama yang saling menguntungkan antar stakeholders yang terkait dengan IHT guna meningkatkan daya saing dan value chains diantara pelaku usaha. Pada akhirnya pengembangan IHT diharapkan mampu menyediakan lapangan kerja, meningkatkan penerimaan negara melalui cukai dan pajak, menjamin kelangsungan usaha budidaya tembakau dan cengkeh, menumbuhkan industri terkait dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan.

Untuk mencapai sasaran pengembangan industri tembakau perlu dijabarkan pokok-pokok rencana aksi baik jangka menengah maupun jangka panjang.

Page 171: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

B. Pengelompokan Industri Hasil Tembakau

1. Kelompok Industri Hulu

• Dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2005,

• Industri Hasil Tembakau yang tergolong dalam Kelompok Industri Hulu adalah Industri Pengeringan dan Pengolahan Tembakau (KBLI 16001).

• Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu kegiatan usaha dibidang pengasapan dan perajangan daun tembakau.

2. Kelompok Industri Antara

Industri Hasil Tembakau yang termasuk dalam kelompok Industri Antara yaitu Industri Bumbu Rokok serta kelengkapan lainnya (KBLI 16009), meliputi: tembakau bersaus, bumbu rokok dan kelengkapan rokok lain seperrti klembak menyan, saus rokok, uwur, klobot, kawung dan pembuatan filter.

3. Kelompok Industri Hilir

Industri Hasil Tembakau yang termasuk dalam Kelompok Industri Hilir meliputi: Industri Rokok Kretek (KBLI 16002), Industri Rokok Putih (KBLI 16003 dan Industri Rokok lainnya (KBLI 16004) meliputi cerutu, rokok klembak menyan dan rokok klobot/kawung.

Page 172: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 173: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)

• Meningkatnya produksi rokok menjadi 240 milyar batang pada tahun 2010;

• Meningkatnya Nilai ekspor tembakau sebesar 15%/tahun dari US $ 397,08 juta pada tahun 2008 menjadi US $ 1.056,24 juta pada tahun 2015;

• Meningkatnya nilai ekspor rokok dan cerutu sebesar 15%/tahun dari US $ 401,44 juta pada tahun 2008 menjadi US $ 1.067,84 juta pada tahun 2015.

B. Sasaran Jangka Panjang (2010-2025)

• Tercapainya produksi rokok menjadi 260 milyar batang pada tahun 2015 sampai dengan 2025;

• Meningkatnya ekspor tembakau dan produk hasil tembakau khususnya ke negara-negara yang sedang berkembang, Eropa (cerutu dan tembakau), Ex-Uni Soviet, Afrika, Amerika dan Asia;

• Terciptanya jenis/varietas tanaman tembakau dan produk IHT yang memiliki tingkat resiko rendah terhadap kesehatan;

• Minimalisasi peredaran rokok ilegal;

• Berkurangnya produksi dan peredaran rokok ilegal.

Page 174: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 175: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Hasil Tembakau

Terwujudnya Industri Hasil Tembakau yang kuat dan berdaya saing di pasar dalam negeri dan global dengan memperhatikan aspek kesehatan.

Arah Kebijakan :

Dalam rangka tercapainya sasaran pengembangan Industri Nasional melalui triple track (pro-growth, pro-job, pro-poor), maka kebijakan pengembangan IHT diarahkan pada:

• Penciptaan kepastian berusaha dan iklim usaha yang kondusif.

• Pertumbuhan dalam jangka pendek (s/d 2009) diutamakan untuk IHT menggunakan tangan (SKT).

• Peningkatan ekspor.

• Penanganan rokok ilegal.

• Perbaikan struktur industri rokok.

• Pengenaan cukai yang terencana, kondusif dan moderat.

B. Indikator Pencapaian

• Meningkatnya produksi rokok menjadi 240 milyar batang pada tahun 2010 dan tahun 2025 sebesar 260 milyar batang.

Page 176: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Meningkatnya nilai ekspor tembakau sebesar 15%/tahun dari US $ 397,08 juta pada tahun 2008 menjadi US $ 1.056,24 juta pada tahun 2015

• Meningkatnya nilai ekspor rokok dan cerutu sebesar 15%/tahun dari US $ 401,44 juta pada tahun 2008 menjadi US $ 1.067,84 juta pada tahun 2015.

• Meningkatnya ekspor tembakau dan produk hasil tembakau khususnya ke negara-negara yang sedang berkembang, Eropa (cerutu dan tembakau), Ex-Uni Soviet, Afrika, Amerika dan Asia;

• Terciptanya jenis/varietas tanaman tembakau dan produk IHT yang memiliki tingkat resiko rendah terhadap kesehatan;

• Berkurangnya produksi dan peredaran rokok ilegal

C. Tahapan Imlementasi

• Mengadakan Workshop Pengembangan Klaster Pe-ngolahan Tembakau

• Dilakukan bersama stakeholder terkait dalam rangka sosialisasi klaster pengolahan tembakau

• Pelatihan Teknis Pengolahan Tembakau bagi aparat pembina dan pengusaha

• Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan perusahaan mitra tembakau

• Melakukan upaya penumbuhan industri pengolahan tembakau lokal (tembakau iris dan industri rokok skala kecil)

• Melakukan upaya penumbuhan wirausaha baru dibidang industri pengolahan tembakau melalui kegiatan magang dibeberapa pabrik rokok di Jawa Tengah

Page 177: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM/RENCANA AKSI

A. Jangka Menengah (2010-2015)

• Kajian pengembangan IHT

• Bantuan permodalan

• Diversifikasi penggunaan energi alternatif

• Perumusan dan penerapan SNI Tembakau

• Kajian dampak lingkungan penggunaan batu bara atau bahan bakar lainnya untuk proses pengeringan tembakau

• Mengupayakan pasokan Bahan Bakar Minyak Tanah (BBMT) bersubsidi untuk proses pengomprongan tembakau.

• Peningkatan penyerapan tenaga kerja di Sigaret Kretek Tangan (SKT)

• Penyusunan RUU Pengendalian Dampak Tembakau yang komprehensif dan berimbang dengan melibatkan industri dan stakeholder

• Penanganan produk rokok ilegal

• Pembenahan struktur industri rokok terutama pada skala sangat kecil melalui Penggabungan Pabrikan Golongan III A & B serta pemberlakuan Golongan Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF ) setara dengan Sigaret Kretek Mesin (SKM).

• Registrasi kepemilikan dan pengawasan impor mesin pembuat rokok

• Penyusunan rumusan insentif ekspor bagi produk tembakau dan rokok.

Page 178: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Peningkatan kemitraan antara petani tembakau de-ngan pengusaha industri rokok.

• Peningkatan koordinasi dengan stakeholder terkait dalam penentuan kebijakan cukai yang terencana , kondusif dan moderat.

• Peningkatan ekspor produk IHT melalui promosi, misi dagang, perjanjian bilateral, regional dan multilateral

B. Jangka Panjang (2010-2025)

• Peningkatan sarana dan prasarana

• Peningkatan program kemitraan

• Peningkatan mutu SDM dalam penguasaan teknologi.

• Peningkatan ekspor produk IHT melalui promosi, misi dagang, perjanjian bilateral, regional dan multi-lateral.

• Pengembangan produk IHT yang beresiko rendah bagi kesehatan

• Peningkatan kemampuan SDM

• Kajian dan revisi SNI rokok

• Peningkatan Social Responsibility Program/SRP

• Peningkatan mutu produk IHT sesuai keinginan pasar.

• Mengembangkan diversifikasi produk IHT.

Page 179: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

LAM

PIR

ANP

ERA

TUR

AN

MEN

TER

IPER

IND

US

TRIA

N R

I N

OM

OR

:11

7/M

-IND

/PER

/10/

2009

11

Sasa

ran

Jang

kaMe

neng

ah(2

010–

2015

)1.

Terw

ujudn

yake

seim

bang

anpa

soka

ntem

baka

uda

nce

ngke

hse

suai

deng

anke

butu

han

eksp

ortem

baka

udan

kebu

tuhan

indus

triro

kok;

2.Me

ningk

atnya

prod

uksi

roko

kmen

jadi2

40mi

lyarb

atang

pada

tahun

2010

;3.

Menin

gkatn

yaNi

laiek

spor

temb

akau

sebe

sar1

5pe

rsen

/tahu

nda

riUS

D39

7,08j

utapa

da ta

hun

2008

menja

diUS

D1.0

56,24

jutap

adat

ahun

2015

;4.

Menin

gkatn

yanil

aiek

spor

roko

kda

nce

rutu

sebe

sar1

5pe

rsen

/tahu

nda

riUS

D40

1,44

juta

pada

tahun

2008

menja

diUS

D1.0

67,8

4juta

pada

tahu

n201

5;5.

Menin

gkatn

yam

ututem

baka

uyan

gses

uaid

enga

nkeb

utuha

nind

ustri;

6.Me

ningk

atnya

kem

itraan

antar

apr

odus

enro

kok

deng

anpe

tani

temba

kau

yang

salin

gme

ngun

tung

kan;

7.Te

rwuju

dnya

UUPe

ngen

dalia

nDa

mpa

kPr

oduk

Temb

akau

yang

komp

rehe

nsifd

anbe

rimba

nggu

name

ncipt

akan

kepa

stian

usah

a;8.

Kebij

akan

cuka

iyan

g ter

enca

nada

nkon

dusif

sesu

aide

ngan

kema

mpua

nIH

T;9.

Berk

uran

gnya

prod

uksi

dan

pere

dara

nrok

okile

gal.

Sasa

ran

Jang

kaPa

njan

g(2

010–

2025

)1.

Terca

painy

apr

oduk

siro

kok

menja

di26

0mi

lyarb

atang

pada

tahun

2015

samp

aide

ngan

2025

;2.

Menin

gkatn

yaek

spor

temba

kau

dan

prod

ukha

siltem

baka

ukh

usus

nya

kene

gara

-neg

ara

yang

seda

ngbe

rkem

bang

,Ero

pa(ce

rutu

dan

temba

kau)

,Ex-U

niSo

viet,

Afrik

a,Am

erika

danA

sia.

3.Te

rcipta

nya

jenis/

varie

tasta

nama

nte

mbak

auda

npr

oduk

IHT

yang

mem

ilikit

ingka

tres

ikore

ndah

terha

dapk

eseh

atan;

4.Ke

bijak

ancu

kaiy

ang

teren

cana

dan

mode

rat;

5.Mi

nimali

sasi

pere

dara

nrok

okile

gal;

6.Be

rkemb

angn

yadiv

ersif

ikasi

prod

uk IH

T.

Stra

tegi

1.Se

imba

ngny

akeb

utuha

naka

npas

okan

temba

kau

danc

engk

eh.

2.Pe

ningk

atanm

utuda

nday

asain

g IHT

.3.

Peng

uasa

antek

nolog

idala

mpe

ngem

bang

anIH

Tya

ngbe

rkaita

nden

ganp

engu

rang

anre

sikok

eseh

atan

.4.

Pena

ngan

anro

koki

legal.

5.Ke

terlib

atan I

HTda

lampe

neta

pank

ebija

kanc

ukai.

6.Ke

terlib

atan I

HTda

lampe

nyus

unan

RUU

Peng

enda

lian

Dam

pak

Prod

uk T

emba

kau.

Skala

Prio

ritas

1.Ja

ngka

Wak

tu20

07-2

010:

Uruta

nPrio

ritasp

adaa

spek

kese

imba

ngan

Ten

agaK

erja

deng

anpe

nerim

aand

anKe

seha

tan2.

Jang

kaW

aktu

2010

-201

5:Ur

utanP

riorita

spad

aasp

ekPe

nerim

aan,

Kese

hatan

dan T

enag

aKer

ja3.

Jang

kaW

aktu

2015

-202

0:Pr

iorita

spad

aasp

ekKe

seha

tanme

lebihi

aspe

k Ten

agaK

erja

danP

ener

imaa

n

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Mene

ngah

(200

4–20

09)

1.Me

lakuk

andiv

ersif

ikasi

peng

guna

anen

ergi

alter

natif

untuk

peng

ering

ante

mbak

au,

revis

ida

npe

nyus

unan

SNIT

emba

kau;

2.Me

nang

anip

rodu

krok

okile

gal;

3.Me

mben

ahis

truktu

rind

ustri

roko

k;4.

Memb

eriin

sent

ifeks

porb

agip

rodu

k tem

baka

udan

roko

k;5.

Memb

erlak

ukan

kebij

akan

cuka

iyan

gter

enca

na,k

ondu

sifda

nmod

erat;

6.Me

njami

nke

seim

bang

anpa

soka

nda

nke

butuh

anba

han

baku

serta

penin

gkata

npr

oduk

tifita

stem

baka

udan

ceng

keh;

7.Me

ningk

atkan

eksp

orpr

oduk

temba

kaud

anro

kok.

8.Re

gistra

sime

sinsig

aret

lintin

g;9.

Peng

awas

anme

sinsig

aret

lintin

gimp

or

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Panj

ang

(201

0–20

25)

1.Me

ningk

atkan

inova

sitek

nolog

ipro

sesp

engo

lahan

temba

kau;

2.Me

ningk

atkan

prog

ram

kem

itraan

,men

ingka

tkan

mutu

SDM

dalam

peng

uasa

antek

nolog

ipe

ngola

hant

emba

kau;

3.Me

ngem

bang

kan

dan

diver

sifika

sipr

oduk

indus

triha

silte

mbak

auya

ngbe

resik

ore

ndah

bagi

kese

hatan

;4.

Pene

rapa

nSNI

prod

uktem

baka

udan

roko

k.

Page 180: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

LAM

PIR

ANP

ERA

TUR

AN

MEN

TER

IPER

IND

US

TRIA

N R

I N

OM

OR

:11

7/M

-IND

/PER

/10/

2009

12

nsur

Penu

njan

g

Infra

stru

ktur

:

Ters

edian

yasa

rana

dan

pras

aran

adis

entra

-sentr

apro

duks

iIHT.

Me

ningk

atkan

pera

nlitb

angd

alam

:a.

Peng

adaa

nben

ihun

ggul

b.Pe

ngem

bang

anda

ndive

rsifik

asip

rodu

kyan

gber

esiko

rend

ahter

hada

pkes

ehata

n.

Peni

ngka

tan

Tekn

olog

ia.

Inisia

si(2

007-

2010

):Pe

ngem

bang

anda

ndive

rsifik

asip

rodu

k IHT

yang

bere

sikor

enda

hter

hada

pkes

ehat

an.

b.Pe

ngem

bang

an(2

010-

2015

):Mo

difika

sida

nPen

gem

bang

antek

nolog

ipen

golah

antem

baka

u.c.

Matan

g(20

15-2

020)

:Indu

stry&

Tec

hnolo

gyUp

grad

ing

SDM

:

Penin

gkata

nkem

ampu

anSD

Mlitb

angd

alam

melak

sana

kanp

enge

mban

gand

andiv

ersif

ikasi

prod

ukya

ngbe

resik

oren

dah t

erha

dapk

eseh

atan.

Pasa

r : a.Me

mban

gunm

erek

lokal

dipa

sarin

tern

asion

al.b.

Menin

gkatk

anke

mamp

uanp

emas

aran

danm

arke

tinte

llege

ncep

rodu

kIHT

.c.

Menin

gkatk

anak

sesd

anpe

netra

sipa

sare

kspo

r.d.

Menin

gkatk

anpr

omos

ieks

pord

an fa

silita

sipe

rdag

anga

n.

Iklim

Usah

a :a.

Kebij

akan

cuka

iyan

g ter

enca

nada

nmod

erat.

b.Pe

nang

anan

roko

kille

galu

ntuk

menc

iptak

anpe

rsain

ganu

saha

yang

seha

t.c.

Menin

gkatn

yake

mitra

anan

tarap

rodu

senr

okok

deng

anpe

tani te

mbak

auda

ncen

gkeh

d.Pe

nyus

unan

RUU

Peng

enda

lianD

ampa

kTem

baka

uyan

gkom

preh

ensif

danb

erim

bang

deng

anme

libatk

anind

ustri

dans

takeh

older

.

Gam

bar1

.Ker

angk

aPe

ngem

bang

an In

dust

ri H

asil

Tem

baka

uG

am

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Hasi

l Tem

bakau

Page 181: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

LAM

PIR

ANP

ERA

TUR

AN

MEN

TER

IPER

IND

US

TRIA

N R

I N

OM

OR

:11

7/M

-IND

/PER

/10/

2009

13

Gam

bar2

.Keran

gkaKeterka

itanIndu

striHas

ilTe

mba

kau

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Hasi

l Tem

bakau

Page 182: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Hasi

l Tem

bakau

LAM

PIR

ANP

ERA

TUR

AN

MEN

TER

IPER

IND

US

TRIA

N R

I N

OM

OR

:11

7/M

-IND

/PER

/10/

2009

14

Tabe

l1.P

eran

Pem

angk

u K

epen

tinga

nda

lam

Peng

emba

ngan

Indu

stri

Has

il Te

mba

kau

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

taPT

&Li

tban

gFo

rum

Renc

anaA

ksi

2010

–201

5

Depprin

Dep.Tan

Dep.Dag

Dep.Keu

Dep.Kes

BPOM

Dep.ESDM

Dep.kop.&UKM

Kab/Kota

Prop

Asosiasi

Perush./Industri

PT

Balittas

DayaSaing

WG

FasilitasiKlaster

1.Pe

met

aan

pote

nsi

tem

baka

uda

n ce

ngke

h ;

OO

OO

2.Ba

ntua

npe

rmod

alan

;O

OO

OO

3.D

iver

sifik

asip

engg

unaa

nen

ergi

alte

rnat

ive;

OO

OO

OO

OO

4.Pe

rum

usan

dan

pene

rapa

nSN

ITe

mba

kau;

OO

OO

OO

OO

5.Ka

jian

dam

pak

lingk

unga

npe

nggu

naan

batu

bara

atau

baha

nba

karl

ainn

yaun

tuk

pros

espe

nger

inga

nte

mba

kau;

OO

OO

OO

O

6.Pe

mbe

rian

subs

idid

anja

min

anpa

soka

nB

ahan

Baka

rMin

yak

Tana

h(B

BMT)

bagi

pros

espe

ngom

pron

gan

tem

baka

u;

OO

OO

O

7.Pe

ning

kata

npe

nyer

apan

tena

ga k

erja

diSi

gare

tKr

etek

Tang

an(S

KT)

;O

OO

O

8.Pe

nyus

unan

RU

UPe

ngen

dalia

nD

ampa

kTe

mba

kau

yang

kom

preh

ensi

fdan

berim

bang

deng

anm

elib

atka

nin

dust

rida

nst

akeh

olde

r;

OO

OO

O

Page 183: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

LAM

PIR

ANP

ERA

TUR

AN

MEN

TER

IPER

IND

US

TRIA

N R

I N

OM

OR

:11

7/M

-IND

/PER

/10/

2009

14

Tabe

l1.P

eran

Pem

angk

u K

epen

tinga

nda

lam

Peng

emba

ngan

Indu

stri

Has

il Te

mba

kau

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

taPT

&Li

tban

gFo

rum

Renc

anaA

ksi

2010

–201

5

Depprin

Dep.Tan

Dep.Dag

Dep.Keu

Dep.Kes

BPOM

Dep.ESDM

Dep.kop.&UKM

Kab/Kota

Prop

Asosiasi

Perush./Industri

PT

Balittas

DayaSaing

WG

FasilitasiKlaster

1.Pe

met

aan

pote

nsi

tem

baka

uda

n ce

ngke

h ;

OO

OO

2.Ba

ntua

npe

rmod

alan

;O

OO

OO

3.D

iver

sifik

asip

engg

unaa

nen

ergi

alte

rnat

ive;

OO

OO

OO

OO

4.Pe

rum

usan

dan

pene

rapa

nSN

ITe

mba

kau;

OO

OO

OO

OO

5.Ka

jian

dam

pak

lingk

unga

npe

nggu

naan

batu

bara

atau

baha

nba

karl

ainn

yaun

tuk

pros

espe

nger

inga

nte

mba

kau;

OO

OO

OO

O

6.Pe

mbe

rian

subs

idid

anja

min

anpa

soka

nB

ahan

Baka

rMin

yak

Tana

h(B

BMT)

bagi

pros

espe

ngom

pron

gan

tem

baka

u;

OO

OO

O

7.Pe

ning

kata

npe

nyer

apan

tena

ga k

erja

diSi

gare

tKr

etek

Tang

an(S

KT)

;O

OO

O

8.Pe

nyus

unan

RU

UPe

ngen

dalia

nD

ampa

kTe

mba

kau

yang

kom

preh

ensi

fdan

berim

bang

deng

anm

elib

atka

nin

dust

rida

nst

akeh

olde

r;

OO

OO

OLA

MP

IRAN

PER

ATU

RA

NM

ENTE

RIP

ERIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

117/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

15

9.Pe

nang

anan

prod

ukro

kok

illega

l;O

OO

OO

OO

10.P

embe

naha

n st

rukt

urin

dust

riro

kok

teru

tam

apa

da s

kala

san

gat k

ecil

mel

alui

Pen

ggab

unga

nG

olon

gan

IIIA

&B

serta

pem

berla

kuan

Gol

onga

nSK

TF s

etar

ade

ngan

SKM

;

OO

O

11.R

egis

trasi

kep

emilik

anm

esin

pem

buat

roko

k;O

OO

OO

O

12.P

enga

was

anim

porm

esin

pem

buat

roko

k;O

OO

OO

13.P

enyu

suna

nru

mus

anin

sent

ifek

spor

bagi

prod

ukte

mba

kau

dan

roko

k;O

OO

O

14.P

erlu

asan

kem

itraa

nan

tara

peta

ni te

mba

kau

deng

anpe

ngus

aha

indu

stri

roko

k;O

OO

OO

O

15.P

enin

gkat

anKo

ordi

nasi

deng

anst

akeh

olde

rter

kait

dala

mpe

nent

uan

kebi

jaka

ncu

kaiy

ang

tere

ncan

a ,

kond

usif

dan

mod

erat

;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

16.P

enin

gkat

anek

spor

prod

ukIH

Tm

elal

uipr

omos

i,m

isi

daga

ng,p

erja

njia

nbi

late

ral,

regi

onal

dan

mul

tilat

eral

.O

OO

OO

Page 184: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

LAM

PIR

ANP

ERA

TUR

AN

MEN

TER

IPER

IND

US

TRIA

N R

I N

OM

OR

:11

7/M

-IND

/PER

/10/

2009

15

9.Pe

nang

anan

prod

ukro

kok

illega

l;O

OO

OO

OO

10.P

embe

naha

n st

rukt

urin

dust

riro

kok

teru

tam

apa

da s

kala

san

gat k

ecil

mel

alui

Pen

ggab

unga

nG

olon

gan

IIIA

&B

serta

pem

berla

kuan

Gol

onga

nSK

TF s

etar

ade

ngan

SKM

;

OO

O

11.R

egis

trasi

kep

emilik

anm

esin

pem

buat

roko

k;O

OO

OO

O

12.P

enga

was

anim

porm

esin

pem

buat

roko

k;O

OO

OO

13.P

enyu

suna

nru

mus

anin

sent

ifek

spor

bagi

prod

ukte

mba

kau

dan

roko

k;O

OO

O

14.P

erlu

asan

kem

itraa

nan

tara

peta

ni te

mba

kau

deng

anpe

ngus

aha

indu

stri

roko

k;O

OO

OO

O

15.P

enin

gkat

anKo

ordi

nasi

deng

anst

akeh

olde

rter

kait

dala

mpe

nent

uan

kebi

jaka

ncu

kaiy

ang

tere

ncan

a ,

kond

usif

dan

mod

erat

;

OO

OO

OO

OO

OO

OO

16.P

enin

gkat

anek

spor

prod

ukIH

Tm

elal

uipr

omos

i,m

isi

daga

ng,p

erja

njia

nbi

late

ral,

regi

onal

dan

mul

tilat

eral

.O

OO

OO

Page 185: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 117/M-IND/PER/10/2009

LAM

PIR

ANP

ERA

TUR

AN

MEN

TER

IPER

IND

US

TRIA

N R

I N

OM

OR

:11

7/M

-IND

/PER

/10/

2009

16

Gam

bar3

.Seb

aran

Indu

stri

Rok

ok,B

ahan

Bak

u U

tam

ada

nPe

nduk

ung

:: BBaa hh

aa nnBB

aa kkuu

UUtt aa

mmaa ((

TT eemm

bb aakk aa

uu )):: SS

uu mmaa tt

ee rraa

UUtt aa

rr aa,, JJ

aa wwaa

BBaa rr

aa tt,, DD

II YYoo gg

yy aakk aa

rr tt aa,, JJ

aa wwaa

TT eenn gg

aa hh,, JJ

aa wwaa

TT iimm

uu rr,, BB

aa llii ,,

NNTT BB

..

:: IInn dd

uu sstt rr

ii RRoo kk

oo kk:: SS

uu mmuu tt

(( PPTT

SSTT TT

CC,, PP

aa ggii TT

oo bbaa cc

cc oo)) ,,

JJ aabb aa

rr(( PP

TTBB

AATT

II nndd oo

nn eess ii

aa&&

pp aabb rr

ii kkrr oo

kk ookk

kk eecc ii

ll )) ,,JJ aa

tt eenn gg

(( PPTT

DDjj aa

rr uumm

,, PPTT

NNoo jj

oo rroo nn

oo ,,PP

RRSS

uu kkuu nn

,, PPRR

GGee nn

tt oonn gg

GGoo tt

rr ii ,,PP

RRJJ aa

mmuu

BBoo ll

,, FFii ll aa

ss ttaa ,,

WWii kk

aa ttaa mm

aa ,,PP

RRMM

ee nnaa rr

aadd aa

nnII nn

dd uuss tt

rr iirr oo

kk ookk

kk eecc ii

ll llaa ii

nn nnyy aa

)) ..JJ aa

tt ii mm(( PP

TTGG

uu ddaa nn

ggGG

aa rraa mm

TT bbkk ,,

PPTT

HH.. MM

SSaa mm

pp ooee rr

nn aa,, PP

TTBB

ee nntt oo

ee llPP

rr ii mmaa ,,

PPTT

PPhh ii

ll ii ppMM

oo rrii ss

II nndd oo

nn eess ii

aa ,,PP

TTGG

ee lloo rr

aaJJ aa

yy aa,, PP

TTKK

aa rryy aa

NNii aa

gg aaBB

ee rrss aa

mmaa ,,

PPTT

GGaa nn

dd uumm

dd aann

pp eerr uu

ss aahh aa

aa nnrr oo

kk ookk

kk eecc ii

ll llaa ii

nn nnyy aa

)) ,,NN

TT BB(( ii nn

dd uuss tt

rr iirr oo

kk ookk

kk eecc ii

ll )) ..:: BB

aa hhaa nn

BBaa kk

uuPP

ee nndd uu

kk uunn gg

(( CCee nn

gg kkee hh

)):: SS

uu mmbb aa

rr ,,LL aa

mmpp uu

nn gg,, JJ

aa ttee nn

gg ,,JJ aa

tt ii mm,, BB

aa llii ,,

SSuu ll

ss eell ,,

SSuu ll

uu tt,, MM

aa lluu kk

uuUU

tt aarr aa

,, MMaa ll

uu kkuu ..

KKee tt

ee rraa nn

gg aann

::

Sumut Sumbar

Lampung

Jabar

Jateng

Jatim

Bali

NTB

Sulsel

Sulut

Malut

Maluku

Gam

bar

3.

Seb

ara

n I

nd

ust

ri R

oko

k,

Bah

an

Baku

Uta

ma d

an

Pen

du

ku

ng

Page 186: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 187: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 188: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri Pengolahan Buah meru-pakan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri Pengo-lahan Buah;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster In-dustri Pengolahan Buah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Re-publik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Nomor 4437 se-bagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,

Page 189: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Da-erah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ta-hun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-

Page 190: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersa-tu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Perin-dustrian;

Page 191: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Buah Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri Pengolahan Buah untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Pengolahan Buah (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia-KBLI 4 digit) adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Pengalengan Buah-buahan dan Sayuran (KBLI 15131);

b. Industri Pengasinan/Pemanisan Buah-buahan dan Sayuran (KBLI 15132);

c. Industri Pelumatan Buah-buahan dan Sayuran (KBLI 15133);

d. Industri Pengeringan Buah-buahan dan Sayuran (KBLI 15134);

Page 192: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

e. Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Buah-buahan dan Sayuran (KBLI 15139);

3. Pemangku kepentingan adalah Pe-merintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melak-sanakan sebagian tugas urusan pe-merintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Peme-rintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster industri Pengolahan Buah, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Pengolahan Buah ataupun sektor lain yang terkait;

Page 193: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebi-jakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Pengolahan Buah dilak-sanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

Page 194: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lam-batnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 195: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

PENGOLAHAN BUAH

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 196: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 197: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Pengolahan Buah

• Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi besar untuk dapat menghasilkan aneka macam buah.

• Berbagai jenis buah utama yang dihasilkan oleh Indonesia dan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan, seperti buah dalam kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai dan produk olahan buah lainnya adalah mangga, jeruk, nanas dan buah markisa.

• Produksi dan daerah penghasil buah-buahan tersebut pada tahun 2007:

• Produksi buah nasional tahun 2007 sebesar 15,84 juta ton.

• Mangga, produksi buah mangga nasional sebasar 1,82 juta ton, dengan potensi produksi di Jawa Timur sebesar 0,59 juta ton dan Jawa Barat dengan potensi produksi sebesar 0,45 juta ton.

• Jeruk, produksi buah jeruk secara nasional sebesar 2,63 juta ton, dengan potensi produksi di Sumatera Utara sebesar 0,96 juta ton dan Jawa Timur sebesar 0,61 juta ton.

• Markisa, produksi buah markisa secara nasional sebesar 0,11 juta ton, dengan potensi produksi di Sulawesi Selatan sebesar 6,14 ribu ton dan Sumatera Utara dengan potensi produksi sebesar 11,20 ribu ton.

Page 198: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Nenas, produksi nenas nasional sebesar 2,24 juta ton, dengan potensi produksi di Lampung sebesar 1,24 juta ton dan Jawa Barat dengan potensi produksi sebesar 0,54 juta ton.

• Luas area tanaman buah Indonesia tahun 2007 sebesar 727.640 Ha dengan produksi 15,84 juta ton

• Pada tahun 2007, Indonesia mengekspor buah dalam kaleng, terutama nenas dengan nilai US$ 144,3 juta dan sari buah sebesar US$ 22,12 juta. Namun dalam tahun yang sama Indonesia juga mengimpor buah dalam kaleng dengan nilai U$ 0,43 juta dan sari buah sebesar US$ 7,6 juta.

• Berdasarkan pada potensi buah (jeruk, mangga, nenas dan markisa) dan peluang ekspor maka pengembangan industri pengolahan buah mendapat-kan prioritas untuk dikembangkan sebagai upaya untuk peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja.

Page 199: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

Pohon Industri Pengolahan Buah

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RINOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

2

Berdasarkan pada potensi buah (jeruk, mangga, nenas dan markisa) dan

peluang ekspor maka pengembangan industri pengolahan buah

mendapatkan prioritas untuk dikembangkan sebagai upaya untuk

peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja.

Pohon Industri Pengolahan Buah

Buah

Daging Buah Matang

Daging BuahMentah

Kulit Buah

Pikle

Sale

Buah Kaleng

Fruit Leather

Anggur

Puree

Selai

Juice

Jelly

Sirop

Makanan dari BuahKeripi

Asinan

Manisan

Cutney

Pektin

Biji

Pupuk

Makanan

Makanan Ternak

Pati

Makanan BayiTepung Buah

Makanan

Makanan Ringan

Kosmetik / Biofarmaka

Farmasi

B. Pengelompokan Industri Pengolahan Buah

1. Kelompok Industri Hulu

• Pengalengan Buah

• Pengasinan Buah

• Pemanisan Buah

Page 200: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

2. Kelompok Industri Antara

• Puree Buah

3. Kelompok Industri Hilir

• Sari buah

• Selai

• Fruit leather

• Kosmetik

• Industri Pengolahan dan Pengawetan lainnya untuk Buah

Page 201: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)• Tersedianya data dan informasi potensi bahan baku

dan industri pengolahan buah;

• Meningkatnya kontinyuitas pasokan bahan baku pada industri pengolahan buah baik jumlah dan kualitasnya;

• Mengembangkan kerjasama dan kemitraan usaha antar Pemerintah Kabupaten/Kota serta para pelaku usaha pengolahan buah;

• Melanjutkan forum komunikasi pengembangan klas-ter industri pengolahan buah;

• Pengembangan lokus industri pengolahan buah di Jawa Barat: pengolahan mangga, sirsak, nenas dan jambu; Sulawesi Selatan: pengolahan markisa;

• Meningkatnya produksi puree mangga menjadi 375 ton/tahun, puree sirsak 100 ton/tahun, puree nenas 375 ton/tahun;

• Tersusun dan terlaksananya revisi SNI sebanyak 2 (dua) komoditi;

• Meningkatnya penyerapan tenaga kerja 3 persen/tahun pada industri pengolahan buah;

• Meningkatnya kemampuan SDM dibidang teknologi proses pengolahan buah;

• Meningkatnya partisipasi industri pengolahan buah dalam promosi dan pameran dalam negeri dan luar negeri;

• Meningkatnya diversifikasi produk buah olahan.

Page 202: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Jangka Panjang (2015 – 2025)

• Mengembangkan industri pengolahan buah yang terintegrasi dengan sentra produksi bahan baku

• Mengembangkan dan meningkatkan pasar domestik dan internasional.

• Melakukan diversifikasi produk buah olahan sebagai bahan pangan fungsional, kosmetik melalui penguatan dan pendayagunaan R & D;

• Terwujudnya Hak Kekayaan Intelektual pada produk buah olahan dalam rangka meningkatkan daya saing terhadap produk sejenis di dalam dan di luar negeri;

• Meningkatnya konsumsi produk buah olahan dalam negeri menjadi 45 kg/tahun;

• Meningkatnya ekspor produk buah olahan sebesar 5 persen per tahun.

Page 203: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Pengo-lahan Buah 1. Visi : Mewujudkan industri pengolahan buah yang

berdaya saing

2. Misi:

• Memperluas tingkat permintaan buah olahan

• Mengembangkan efektifitas supply chain

• Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap industri pengolahan buah

• Mengembangkan pasar dalam negeri dan ekspor.

3. Kebijakan

• Peningkatan utilitas kapasitas.

• Peningkatan mutu produk pengolahan buah

• Peningkatan kemitraan antara pemasok bahan baku dengan industri pengolahan buah

B. Indikator Pencapaian• Meningkatnya jaringan kerjasama antar kelompok

usaha kecil, menengah dan besar industri pengolahan buah serta terbentuknya kelembagaan usaha industri pengemasan dan pengolahan buah di setiap lokus pengolahan buah.

• Terjadinya peningkatan kemampuan SDM dalam hal penguasaan teknologi proses dan managemen usaha industri melalui pelatihan/training.

• Meningkatnya sarana dan prasarana untuk keperluan usaha industri pengolahan buah.

Page 204: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Meningkatnya kwalitas, kwantitas dan keragaman produk buah olahan.

• Meningkatnya omzet pemasaran ditingkat lokal, domestik dan ekspor.

• Terjadinya peningkatan penyerapan tenaga kerja di wilayah pengembangan klaster buah.

• Adanya penambahan industri-industri pengolahan buah dan industri penunjangnya di wilayah lokus klaster buah.

• Adanya dukungan lembaga penelitian, lembaga keua-ngan dalam peningkatan investasi industri pengolahan buah.

C. Strategi, struktur dan persaingan perusahaan

• Kompetisi: baik nasional maupun internasional

• Inovasi: merupakan strategi pengurangan biaya, peningkatan kualitas produk, mencari pasarbaru.

Kondisi faktor-faktor

• Sumber daya manusia: kualitas SDM yang tersedia dilingkup klaster

• Infrastruktur: kualitas infrastruktur seperti pelayanan umum, transportasi

• Teknologi: penyerapan teknologi

Industri pendukung dan terkait

• Pemasok: ketersediaan bahan baku/input lokal dan jasa dalam proses produksi

• Organisasi pendukung: jasa yang diberikan oleh organisasi pendukung

Page 205: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

Kondisi permintaan

• Karakteristik permintaan: konsumen utama produk atau jasa dari aktivitas dan karakteristik kegiatan

• Pilihan konsumen: selera dan permintaan konsumen

D. Tahapan Implementasi

• Perusahaan yang mendominasi dalam klaster buah adalah industri kecil menengah.

• Pemerintah Pusat melalui Forum Komunikasi mela-kukan koordinasi dengan instansi terkait dan di Pemda Propinsi Jawa Barat dengan dibentuk Working Group yang terdiri dari tim teknis, praktisi, tenaga ahli dan fasilitator.

• Tenaga ahli melakukan bimbingan teknis dalam rangka diversifikasi produk , inovasi teknologi dan pelatihan GMP kepada industri pengolahan buah di sentra bahan baku.

• Pemerintah Pusat memberikan bantuan mesin peralatan untuk mendukung pengembangan klaster, koordinasi promosi dan perencanaan pemasaran.

• Pengembangan usaha industri dan peningkatan jejaring melalui networking dengan sektor ekonomi lainnya.

Page 206: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 207: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM/ RENCANA AKSI

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

• Mengembangkan industri pengolahan buah yang terintegrasi dengan bahan baku;

• Melakukan rapat koordinasi teknis di tingkat pusat dan daerah

• Melakukan rapat koordinasi teknis di tingkat pusat dan daerah

• Menerapkan GMP, HACCP, ISO dan sertifikasi halal;

• Menyusun/revisi SNIproduk pengolahan buah;

• Pengamanan produk buah olahan melalui penerapan sertifikasi tanggal kadaluwarsa/expire date;

• Mengembangkan pasar domestik melalui apresiasi penggunaan produk dalam negeri;

• Meningkatkan jaminan pasokan bahan baku;

• Meningkatkan kualitas dan desain kemasan produk buah-buahan olahan.

• Melaksanakan bimbingan teknis (technical assis-tance) untuk peningkatan kemampuan SDM dan pengembangan diversifikasi produk olahan.

B. Jangka Panjang (2015 – 2025)

• Mengembangkan industri pengolahan buah yang terintegrasi dengan bahan baku;

• Mengembangkan dan meningkatkan pasar domestik dan internasional;

Page 208: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Melakukan diversifikasi buah olahan sebagai bahan pangan fungsional, kosmetik dan farmasi melalui penguatan dan pendayagunaan R & D.

• Mengembangkan, memelihara dan meng-update me-dia komunikasi dan diseminasi seluruh stakeholders (website, buletin dan majalah)

• Memberikan bimbingan/pelatihan dan tata cara menda-patkan hak paten atas produk buah olahan, khususnya pada industri skala kecil dan menengah.

Page 209: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Bu

ah

LAM

PIR

ANPE

RAT

UR

ANM

ENTE

RIP

ERIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

118/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

9

Gam

bar1

. Ker

angk

aPe

ngem

bang

an In

dust

riPe

ngol

ahan

Bua

h

Indu

stri

Inti

Bua

hO

laha

n(S

ari B

uah,

Bua

hda

lam

Kal

eng,

Mak

anan

dan

Min

uman

;

Indu

stri

Pend

ukun

gM

esin

& P

eral

atan

;Kem

asan

;Pen

ding

in;b

ahan

Kim

ia ta

mba

han

Indu

stri

Terk

ait

Kos

met

ik,F

arm

asi,

Gul

aR

afin

asi

Kon

sent

ratB

uah,

Bua

hK

erin

g

Sasa

ran

Jang

kaM

enen

gah

2010

–20

141.

Men

ingk

atny

a ko

ntin

uita

spa

soka

nba

han

baku

pada

indu

stri

peng

olah

anbu

ah;

2.M

enge

mba

ngka

nke

rjasa

ma

dan

kem

itraa

nus

aha

anta

raP

emer

inta

h K

abup

aten

/Kot

ade

ngan

pela

kuus

aha

indu

stri

peng

olah

anbu

ah;

3.P

enge

mba

ngan

loku

sin

dust

ripe

ngol

ahan

buah

diJa

wa

Bar

at:p

engo

laha

nm

angg

a,si

rsak

,nen

asda

nja

mbu

; Sul

awes

iSel

atan

peng

olah

anm

arki

sa.

4.M

enin

gkat

nya

dive

rsifi

kasi

prod

ukbu

ahol

ahan

;5.

Ters

usun

dan

terla

ksan

anya

revi

si S

NI s

eban

yak

2(d

ua)k

omod

iti.

Sasa

ran

Jang

ka P

anja

ng20

15–2

025

1.M

enin

gkat

nya

R&

Dpr

oduk

buah

olah

an s

ebag

aiba

han

nutri

si,k

osm

etik

dan

farm

asi;

2. P

enin

gkat

anek

spor

hasi

lind

ustri

peng

olah

anbu

ah s

ebes

ar5%

perta

hun;

3.M

enin

gkat

nya

kons

umsi

prod

ukbu

ahol

ahan

dala

mne

geri

men

jadi

25kg

/tahu

n4.

Terw

ujut

nya

HaK

Ipad

apr

oduk

buah

olah

anda

lam

rang

kam

enin

gkat

kan

daya

sai

ngpr

oduk

buah

olah

an;

Stra

tegi

Sekt

or :

Pen

gem

bang

anpr

oduk

sibu

ahtro

pis

ekso

tis,p

enin

gkat

anbu

dida

ya ta

nam

anbu

ahse

cara

kom

ersi

al.

Tekn

olog

i :M

endo

rong

tum

buhn

yam

odifi

kasi

tekn

olog

ipen

gola

han

dan

prod

uksi

buah

.

1.Po

kok-

poko

kR

enca

naAk

siJa

ngka

Men

enga

h(2

010–

2014

)2.

Men

gem

bang

kan

indu

stri

peng

olah

anbu

ahya

ng te

rinte

gras

iden

gan

baha

nba

ku;

3.P

ener

apan

GM

P,H

AC

CP

,IS

O;;

4.P

enyu

suna

nda

npe

nera

pkan

SN

Ipro

duk

buah

olah

an;

5.M

enge

mba

ngka

npa

sard

omes

tikm

elal

uiap

resi

asip

engg

unaa

npr

oduk

dala

mne

geri.

6.M

enin

gkat

kan

jam

inan

paso

kan

baha

nba

ku;

7.M

enin

gkat

kan

kual

itas

dan

desa

inke

mas

anpr

oduk

buah

-bua

han

olah

an.

8.M

elak

ukan

rapa

t koo

rdin

asit

ekni

sdi

tingk

atpu

satd

anda

erah

9.M

elak

sana

kan

bim

bing

ante

knis

(tech

nica

las

sist

ance

)un

tuk

peni

ngka

tan

kem

ampu

anS

DM

dan

peng

emba

ngan

dive

rsifi

kasi

prod

ukol

ahan

.

Poko

k-po

kok

Ren

cana

Aksi

Jang

ka P

anja

ng(2

015–

2025

)1.

Men

gem

bang

kan

indu

stri

peng

olah

anbu

ahya

ngte

rinte

gras

ide

ngan

sent

rapr

oduk

siba

han

baku

;2.

Men

gem

bang

kan

dan

peni

ngka

tan

pasa

rdom

estik

dan

inte

rnas

iona

l;3.

Mel

akuk

andi

vers

ifika

sibu

ahol

ahan

seba

gai

baha

npa

ngan

fung

sion

al,

kosm

etik

dan

farm

asi

mel

alui

peng

uata

nda

npe

nday

agun

aan

R &

D.

4.M

enge

mba

ngka

n,m

emel

ihar

ada

nm

eng-

upda

tem

edia

kom

unik

asi

dan

dise

min

asi s

elur

uhst

akeh

olde

rs(w

ebsi

te,b

ulet

inda

nm

ajal

ah)

5.M

embe

rikan

bim

bing

an/

pela

tihan

dan

tata

cara

men

dapa

tkan

hak

pate

nat

aspr

oduk

buah

olah

an,

khus

usny

apa

dain

dust

risk

ala

keci

lda

nm

enen

gah.

Uns

ur P

enun

jang

Perio

desa

siPe

ning

kata

nTe

knol

ogi

1.In

isia

si(2

010–

2014

): P

enge

mba

ngan

frui

tlea

ther

;2.

Pen

gem

bang

anC

epat

(201

5–

2019

) : M

odifi

kasi

dan

peng

emba

ngan

tekn

olog

ipen

gola

han

supp

lem

entd

annu

trisi

.3.

Mat

ang

(202

0–

2025

) : In

dustry

&Te

chno

logy

Upg

rading

.

Pasa

r1.

Men

ingk

atka

npr

omos

i ke

nega

ra-n

egar

a A

sia

dan

Afrik

ada

lam

rang

kake

rjasa

sam

aN

on-B

lok

,S

elat

an-S

elat

anda

nO

KI2.

Mem

anfa

atka

npo

tens

ipa

sar

dala

mne

geri

khus

usny

am

elal

uipa

mer

an/fe

stiv

alm

akan

anet

nik

berb

asis

buah

SDM

Men

ingk

atka

nke

mam

puan

Goo

dMan

ufac

turin

gPrac

tices

(GMP)

dan

ISO

9000

.

Infr

astr

uktu

r1.

Men

ingk

atka

npe

ran

Litb

ang

dibi

dang

peng

olah

anda

npe

ngem

asan

;2.

Akr

edita

sile

mba

ga-le

mba

gauj

idan

ser

tifik

asip

rodu

k;3.

Mem

berik

anin

sent

if(k

redi

t&pa

jak)

terh

adap

indu

stri

yang

terin

tegr

asi.

Page 210: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�00PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Bu

ah

Eks

port

ir

Dis

tribu

tor

Page 211: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 118/M-IND/PER/10/2009

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Bu

ah

LAM

PIR

ANPE

RAT

UR

ANM

ENTE

RIP

ERIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

118/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

11

Tabe

l 1.

Pera

nPe

man

gku

Kep

entin

gan

dala

mPe

ngem

bang

an In

dust

riPe

ngol

ahan

Bua

h

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mer

inta

hD

aera

hSw

asta

Perg

urua

nTi

nggi

dan

Litb

ang

Foru

m

Ren

cana

Aksi

2010

-20

14

Dep. Perind

Deptan

Dep. Keu

Dep. Dag

Kem. UKM

Prop

Kab/Kota

Asosiasi

Perush. Ind

P.Tinggi

BBIA/BalaiPascapanen

KRT/BPPT

DayaSaing

WorkingGroup

FasilitasiKlaster

1.P

emet

aan

pote

nsib

uah;

OO

O

2.M

enin

gkat

kan

kem

itraa

nan

tara

indu

stri

peng

olah

anbu

ah-b

uaha

nde

ngan

peta

ni;

OO

OO

OO

OO

OO

3.M

enge

mba

ngka

nin

dust

ripe

ngol

ahan

buah

;O

OO

OO

OO

OO

O

4.B

imbi

ngan

Tekn

is(T

echn

ical

Ass

ista

nce)

;O

OO

OO

OO

OO

5.P

enge

mba

ngan

kap

asita

spr

oduk

sim

elal

uidi

vers

ifika

sipr

oduk

;O

OO

OO

OO

OO

6.M

enyu

sun

stan

darb

uah

olah

an;

OO

OO

OO

O

7.P

artis

ipas

ipad

aP

amer

anD

alam

dan

Luar

Neg

eri;

OO

OO

OO

OO

OO

O

8.P

enge

mba

ngan

indu

stri

peng

olah

an B

uah

dise

ntra

prod

uksi

.

OO

OO

OO

OO

OO

OO

OO

Page 212: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 213: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI FURNITURE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 214: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. bahwa industri Furniture merupakan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan industri Furniture;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Furniture;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Nomor 4437 se-bagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Page 215: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabu-paten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tamba-han Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ta-hun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

Page 216: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Na-sional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian;

Page 217: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI FURNITURE.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Furniture Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri Furniture untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Furniture adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Penggergajian Kayu (KBLI 20101);

b. Industri Pengawetan Kayu (KBLI 20102);

c. Industri Kayu Lapis (KBLI 20211);

d. Industri Kayu Lapis Laminasi (KBLI 20212);

e. Industri Panel Kayu Lainnya (KBLI 20213);

f. Industri Veneer (KBLI 20214);

Page 218: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

g. Industri Moulding dan Komponen Bahan Bangunan (KBLI 20220);

h. Industri Furnitur dari Kayu (KBLI 36101).

3. Pemangku Kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Ke-masyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Furniture, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Furniture ataupun sektor lain yang terkait;

Page 219: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebija-kan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Furniture dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagai-mana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

Page 220: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 221: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

FURNITURE

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 222: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 223: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri FurnitureCakupan industri kertas berdasarkan pengelompokan atau kategorisasi yang ada di dunia internasional dan di dalam negeri adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Furniture

Cakupan industri kertas berdasarkan pengelompokan atau kategorisasi yang ada di

dunia internasional dan di dalam negeri adalah sebagai berikut :

I.

Kelompok Furnitureatas dasar

pemanfaatan fungsi

FURNITURE KAYU :

Jenis & nama satuanfurniture berdasar

kelopmpok perangkat

KodePos/SubposSesuai HS

1. Dining Room Set Meja (panjang termasukkursi)

9401.61.00.00

2. Living Room Set 1. Buffet Souveneer2. Tempat TV3. Meja + kursi (Sofa)

9401.40.00.009403.50.00.009403.60.00.00

3. Bedroom Set(included children &baby)

1.Baby Box2.Lemari pakaian3.Tempat rias berkaca4.Tempat tidur

9401.80.10.009403.50.00.009403.50.00.009404.10.00.00

4. Kitchen Set Lemari perangkat alat2dapur

9403.40.00.00

5.

II.

Office & SchoolFurniture Set

FURNITURE ROTAN :

1.Bangku (meja + kursi)2.Meja+kursi

9401.69.00.009403.30.00.00

1. Living & Dinning RoomSet

1.Sofa (meja + tempatduduk)2.Lemari + rak pakaian3.Tempat tidur

9401.51.00.009403.81.00.009403.81.00.10

Catatan : Produk funiture (kayu dan rotan) masih terdapat berbagai

jenis dan macam (belum termasuk komponen furniture kayu dan barang

kerajinannya)

Catatan : Produk funiture (kayu dan rotan) masih terdapat berbagai jenis dan macam (belum termasuk komponen furniture kayu dan barang kerajinannya)

Page 224: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Pengelompokan Industri Pengolahan Kayu dan Rotan

1. Kelompok Industri Pengolahan Kayu Hulu

Kelompok industri hulu pengolahan kayu merupakan industri pengolahan kayu primer yaitu industri yang mengolah kayu bulat/log menjadi bebagai bentuk sortimen kayu. Industri pengolahan kayu primer terdiri dari:

1). Industri penggergajian kayu (saw­mill) yang menghasilkan kayu utuh (solid­wood) dalam berbagai bentuk sortimen kayu gergajian (sawn­timber);

2). Industri kayu lapis (plywood­mill) yang meng-hasilkan panel kayu lapis dan juga block-board dengan berbagai ukuran ketebalan;

3). Industri Papan Partikel/particle­board yang meng-hasilkan panel kayu hasil serpih kayu bercampur glue/lem yang dimampatkann;

4). Industri MDF (Medium Density Fibre­board) yang menghasilkan panel kayu yang merupakan campuran serat kayu dengan bahan-bahan kimia. Panel-panel kayu dimaksud biasa disebut kayu hasil industri (engineered­wood).

2. Kelompok Industri Pengolahan Kayu Hilir

1). Industri Wood­Working, yaitu industri yang menghasilkan produk-produk kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring, dan sejenisnya.

2). Industri Furniture Kayu dan barang-barang ke-rajinan kayu.

Perlu diinformasikan, bahwa pasokan bahan baku kelompok industri pengolahan kayu hilir

Page 225: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

tersebut dapat berasal dari sawn­timber sebagai solid-wood dan panel kayu (plywood, block­board, MDF, particle­board, composite­board, dsb) sebagai engineered­wood. Produk jadi furniture kayu dapat dibedakan menurut fungsi kenyamanan (ergonimics) dan banyak varian desain berbagai corak maupun gaya/style.

Furniture sebagai perabot rumah-tangga, yaitu terdiri dari:

a) Bedroom furniture: single­bed; double­bed; tripleline­bed berbagai ukuran; lemari pakaian; meja+kursi rias, baby box; dsb.

b) Livingroom furniture: sofa (meja+kursi); buffet buku/souveneers; lemari TV; dsb.

c) Diningroom furniture: seperangkat meja+ kursi makan; dsb.

d) Office and School furniture: seperangkat meja tulis (berbagai type); meja komputer; bangku (meja+kursi); lemari/rak buku (buffet); dsb.

Furniture berdasarkan pada gaya (style), sebagai contoh dibedakan menjadi:

a) Classic Furniture: Venezia; Paris; Sleven; Victorian, dsb.

b) Colonial Furniture: Opium, Allora, dsb.

c) Modern Furniture: Manhattan, Barcelona, Valencia, Salamanca, Sevilla, Toledo, Mallor-ca, Coco Resin, dsb.

3. Kelompok Industri Pengolahan Rotan

1). Industri Pengolahan Rotan Hilir dapat dikatakan sebagi industri antara, yaitu industri pengolahan rotan yang menghasilkan rotan yang sudah

Page 226: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

dicuci dan dibelerang (wash and sulfurized), webbing, split dan sejenisnya sedang pengerjaan produk rotan olahan ini biasanya melalui proses semi mekanis.

2). Industri Furniture Rotan, yaitu industri yang menghasilkan perabotan rumah-tangga dari rotan antara lain: sofa, meja, kursi, lemari, buffet, dan sejenisnya. Pengerjaan produk pada industri furniture rotan sebagian besar semi mekanis, sedangkan desain banyak terinspirasi muatan lokal namun juga ada yang masih ditentukan bayers.

3). Industri barang-barang kerajinan dari rotan, yaitu industri yang menghasilkan produk barang kerajinan rotan berdasarkan atas desain kearifan lokal. Pengerjaan produk pada industri ini umumnya tradisional buatan tangan (hand-made products).

Produk-produk industri furniture rotan biasanya banyak varian desain dan model namun masih dalam bentuk perabotan rumah tangga, walau-pun bahan bakunya ada yang 100 % asli rotan, selain itu ada yang campuran dengan bahan-bahan lain (besi, kayu, enceng-gondok, dsb.). Jenis dan model furniture rotan, sama halnya dengan yang terdapat pada furniture kayu, namun varian peruntukannya hanya terdiri dari : sofa (meja+kursi); tempat tidur; lemari pakaian serta barang kerajinan rotan lainnya sebagai per-lengkapan furniture.

Jenis furniture yang telah disebutkan diatas adalah sebagai indoors furniture, namun terdapat juga yang termasuk outdoors furniture yaitu garden­furniture (wooden furniture).

Page 227: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010-2014)

• Makin berkurangnya kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan bahan baku;

• Makin meningkatnya kemampuan desain dan finishing produk;

• Tumbuh berkembangnya industri furniture;

• Makin meningkatnya daya saing industri furniture di pasar global;

• Terselesaikannya program revitalisasi, konsolidasi dan restrukturisasi industri furniture.

B. Jangka Panjang (2015-2025)

• Adanya keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan bahan baku;

• Adanya kemandirian di bidang desain dan meningkatnya kemampuan finishing produk;

• Makin kuatnya dukungan R & D terhadap industri furniture;

• Kemandirian dalam teknologi proses dan permesinan wood­working;

• Pengelolaan hutan dan industri yang ramah lingkungan;

• Terjadinya penguatan basis industri furniture se-hingga menjadi World Class Industry.

Page 228: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 229: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Furniture

1. VISI :

Terwujudnya Industri Furniture yang berdaya saing kuat, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

2. MISI :

• Meningkatkan kontribusi dalam pembentukan PDB, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja;

• Meningkatkan pasokan bahan baku melalui : per-cepatan pembangunan HTI/HR, pemberantasan illegal logging dan illegal trade, serta penggunaan bahan baku alternatif;

• Peningkatan kemampuan SDM melalui penye-diaan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, serta penyelenggaraan diklat secra berkesinambungan;

• Peningkatan kemampuan teknologi dalam rang-ka meningkatkan mutu produk dan efisiensi, termasuk kemampuan rancang bangun dan perekayasaan permesinan;

3. ARAH PENGEMBANGAN :

• Pengembangan industri furniture dilakukan me-lalui pendekatan klaster industri, dengan inti

Page 230: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

industri furniture yang terkait dengan industri pendukung (supporting industry) dan lokus pe-ngembangannya di Jawa Tengah untuk Industri Furniture Kayu dan di Jawa Barat untuk Industri Furniture Rotan.

• Pengembangan industri furniture ditumbuhkem-bangkan, baik skala menengah maupun skala kecil (IKM) serta diusahakan bermitra dengan penyedia bahan baku (Industri Saw Mill dan Industri Panel Kayu), termasuk dengan daerah pemasok bahan baku;

B. Indikator PencapaianUntuk menjadikan industri furniture mampu bersaing di pasaran global (dalam negeri dan ekspor), maka semua bentuk hambatan yang memperlemah perkembangan industri furniture dapat di eliminasi dengan baik dan seksama, sehingga dapat diperoleh hasil yang mengun-tungkan diantara berbagai sektor yang terkait, juga tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pelestarian lingkungan. Barangkali tidak terlalu berlebihan, jika pertumbuhan industri furniture ditargetkan meningkat rata- rata 4 % per tahun dan ekspor furniture tumbuh rata-rata 8-10 % per tahun selama periode 5 sampai 10 tahun mendatang.

C. Tahapan ImplementasiPemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian telah berupaya untuk mengembangkan industri furniture (kayu dan rotan), antara lain dengan memfasilitasi bantuan mesin/peralatan industri furniture khususnya pada sentra-sentra industri furniture. Beberapa daerah yang telah memperoleh fasilitasi bantuan mesin/peralatan industri, antara lain:

Page 231: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

1). Industri furniture kayu:

• Mesin/peralatan wood­working dan furniture di Lumajang (Jawa Timur), bahkan sebagai Pusat Pelatihan Industri Kayu (khusus mebel kayu);

• Peralatan desain furniture kayu pada Pusat Desain Mebel Kayu di Jepara (Jawa Tengah);

• Rencana pembangunan Terminal Kayu sebagai pemasok industri furniture di Kendal;dan lain sebagainya.

2). Industri furniture rotan:

• Peralatan desain furniture rotan pada Pusat Desain Furniture Rotan di Cirebon (Jawa Barat);

• Mesin/peralatan industri pengolahan rotan dan furniture rotan di Palu (Sulawesi Tengah);

• Mesin/peralatan industri rotan di Sentra Industri Kasongan (Kalimantan Tengah); dan lain se-bagainya.

Page 232: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 233: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Jangka Menengah (2010-2014)

• Mempercepat realisasi pembangunan HTI dan Hutan Rakyat dan mendorong penerapan SFM;

• Mendorong percepatan fasilitasi pembangunan Terminal dan Sub-terminal kayu/rotan di daerah-daerah sentra industri furniture;

• Mendorong realisasi fasilitasi kerjasama antara daerah penghasil bahan baku dengan daerah produsen furniture;

• Menyempurnakan pengaturan tata niaga kayu/rotan dalam rangka menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku di dalam negeri;

• Memfasilitasi pembangunan Pusat Desain Furniture dan pengembangan fasilitas pendidikan dan pelatihan industri furniture;

• Memberikan alokasi dana yang memadai untuk diklat dan R & D, khusus untuk peningkatan mutu produk, efisiensi produksi, rancang bangun dan perekayasaan;

• Inventarisasi dan peninjauan kembali peraturan per Undang-undangan (judicial review) yang kontra produktif terhadap pengembangan industri furniture;

• Mendorong dilakukannya penegakan hukum (Law Inforcement);

Page 234: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Mendororng penyederhaan prosedur perolehan kre-dit, pinjaman lunak dengan suku bunga rendah per Bank an atau Lembaga Keuangan non Bank dalam rangka restrukturisai permesinan industri furniture;

• Menciptakan hubungan industrial yang harmonis me-lalui penyesuaian UMR dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan;

• Menyelenggarakan diklat terapan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM industri furniture;

• Mengembangkan dan memperkuat Market Intelli­gence serta meningkatkan kerjasama bilateral dan multilateral untuk mendukung pemasaran produk-produk furniture, baik melelui pameran dan misi-misi dagang;

• Mendorong pengembangan jaringan pasar global (globally market network) dengan menjalin kerja-sama perusahaan-perusahaan multinasional (MNC­Cooperation);

B. Jangka Panjang (2015-2025)

• Memaksimalkan penggunaan bahan baku kayu dari hutan tanaman melalui penerapan program SFM dan bahan baku alternatif;

• Mendorong berkembangnya industri rancang bangun dan perekayasaan permesinan industri pengolahan kayu hilir, khususnya untuk permesinan pada industri furniture;

• Memberikan insentif dalam rangka inovasi teknologi dan pengembangan desain;

Page 235: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

• Melanjutkan penyelenggaraan diklat terapan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM industri furniture;

• Partisipasi dalam berbagai even pameran furniture bergengsi di luar negeri;

• Melanjutkan peningkatan kerjasama bilateral dan multilateral untuk mendukung pemasaran produk industri furniture.

Page 236: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Fu

rnit

ure

LAM

PIR

AN

PER

ATU

RA

NM

EN

TER

IPE

RIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

119/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

11

Gam

bar1

.Ker

angk

aPe

ngem

bang

an In

dust

riFu

rnitu

re

Peng

emba

ngan

pasa

reks

por.

Pasa

r :

•Pe

latiha

nSD

M fur

nitur

ebida

ngde

sain

dan

finish

ing;

•Me

ningk

atkan

pera

nLe

mbag

aLitb

ang(

Peme

rintah

/Swa

sta);

•Pe

ningk

atank

emam

puan

komp

eten

siSD

MFu

rnitu

rebid

ang

Desa

inda

nPro

sesP

rodu

ksi.

Infra

stru

ktur

:Pe

mban

guna

njal

an,p

elabu

han

dans

umbe

rday

alis

trikdi

daer

ahse

ntra-

sentr

a Ind

ustri

Furn

iture

.

•Ini

siasi

(201

0-20

14):

Peng

emba

ngan

tekno

logira

ncan

gban

gund

anpe

reka

yasa

anpe

rmes

inan

indus

trhil

irpen

golah

anka

yu/ro

tanbe

rdas

arka

natas

prod

ukya

ngdih

asilk

an,te

rmas

ukpe

yedia

ansu

kuca

dang

.•

Pema

tanga

n(20

15-2

025)

:Indu

stryU

pgradin

g.

SDM

:Pe

riodi

sasi

Peni

ngka

tan

Tekn

olog

i :

Unsu

rPen

unjan

g

•Me

maks

imalk

anpe

nggu

naan

baha

nbak

udar

ihuta

ntan

aman

melal

uipe

nera

panS

FMda

nbah

anba

kualt

erna

tif;•

Mend

oron

gber

kemb

angn

yaind

ustri

ranc

angb

angu

ndan

pere

kaya

saan

perm

esina

nind

ustri

kayu

hilir;

•Me

mber

ikan

insen

tifda

lamra

ngka

inova

sitek

nolog

idan

peng

emba

ngan

desa

in;•

Menin

gkatk

anke

rjasa

mabil

atera

ldan

multil

atera

luntu

kmen

duku

ngpe

mas

aran

prod

uk-p

rodu

kfur

nitur

e,ter

masu

kiku

tber

partis

ipasi

dalam

berb

agai

even

pame

ran f

urnit

ureb

erge

ngsi

dilua

rneg

eri;

•Pe

rcep

atan

reali

sasi

pena

nama

nHT

I/HR

&pe

manf

aatn

baha

nba

kualt

erna

tif;•

Mend

oron

gper

cepa

tanfas

ilitas

ipem

bang

unan

Ter

mina

ldan

Sub-

termi

nalk

ayu/r

otand

idae

rah-

daer

ahse

ntrai

ndus

tri;•

Menid

oron

grea

lisas

iker

jasam

aan

tara

daer

ahpe

ngha

silba

hanb

aku

deng

anda

erah

prod

usen

furnit

ure ;

Peny

empu

rnaa

npe

ngat

uran

tata-

niaga

kayu

/rotan

dalam

rang

kame

njam

inpe

menu

hank

ebut

uhan

baha

nbak

udid

alam

nege

ri;•

Kemu

daha

nmem

pero

lehpin

jaman

lunak

seba

gaim

odal

dena

gnbu

ngar

enda

h;•

Peng

emba

ngan

jaring

anpa

sarg

lobal

melal

uipe

manfa

atnke

rjasa

made

ngan

peru

saha

an-p

erus

ahaa

nMN

C.

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Panj

ang

(201

5-20

25)

Poko

k-Po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Mene

ngah

(201

0-20

14)

Tekn

olog

i: P

encit

raan

desa

inya

ngbe

rwaw

asan

lingk

unga

nse

iring

deng

anpe

rkem

bang

ante

knol

ogi.

Sekt

or:P

ening

katan

daya

saing

deng

anko

nsep

indus

triya

ngse

hat,b

erke

lanjut

an,r

amah

lingk

unga

ndan

meng

uasa

ipas

arglo

bal.

Stra

tegi

•Ad

anya

kese

imba

ngan

anta

rake

butu

hand

anpa

soka

nbah

anba

ku;

•Te

rwuju

dnya

peng

elolaa

nhu

tanda

nind

ustri

yang

rama

hlin

gkun

gan;

•Me

ningk

atnya

kema

mpua

nfini

shing

prod

ukfur

nitur

e;•

Menin

gkatn

yake

mand

iriand

alam

tekno

logip

rose

sdan

perm

esina

npen

golah

anka

yuhil

ir;•

Adan

yake

mand

iriand

ibida

ngde

sain

menja

dikan

terjad

inyap

engu

atanb

asis

indus

trifur

nitur

epad

apo

sisiW

orld

Clas

sInd

ustry

.

•Me

ningk

atnya

paso

kanb

ahan

baku

kayu

dariH

TIda

npen

ggun

aanb

ahan

baku

alter

natif

eks

perke

buna

n/per

tanian

;•

Menin

gkatn

yaefi

siens

ipem

anfaa

tanb

ahan

baku

kayu

solid

danp

anel

kayu

;•

Bany

akny

avar

iande

sain

furnit

urey

angt

elahd

iaplik

asika

n;•

Menin

gkatn

yaek

spor

prod

uk-p

rodu

k fur

nitur

e;•

Menin

gkatn

yake

rjasa

maan

tars

ektor

terka

itdala

mra

ngka

peng

emba

ngan

indus

trifur

nitur

edem

iter

ciptan

yape

rluas

anke

sema

patan

kerja

,pen

ingka

tande

visad

anpe

ningk

atann

ilaita

mbah

.

Sasa

ran

Jang

kaPa

njan

g(2

015-

2025

)Sa

sara

nJa

ngka

Mene

ngah

(201

0-20

14)

Kayu

Gerg

ajian

; Kay

ulap

is; P

apan

Par

tikel;

Bloc

k-boa

rd;M

DF;K

ertas

(pac

king)

dans

ebag

ainya

Mesin

danP

erala

tan; In

dustr

iLog

am(m

ur,b

aut,d

sb);

TPT;

Lem,

plasti

k,ka

ret

dan

Indus

tri Ba

han K

imia

FURN

ITUR

EKA

YU/R

OTAN

Indu

stri

Terk

aitIn

dust

riPe

nduk

ung

Indu

stri

Inti

Page 237: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 119/M-IND/PER/10/2009

Pem

er�n

taha

n P

usat

:D

eppe

r�nd,

Dep

hut,

Dep

dag

Foru

m D

aya

Sa�

ng, W

ork�

ng

Gro

up, F

as�l�

tas

Kla

ster

Pem

da :

D�n

as In

d., D

�nas

Keh

utan

an

Bah

anK

�m�a

Kay

u

Rot

an

Bes

�/B

aja

Ka�

n

Per

ekat

, Cat

,Va

rn�s

h, P

last

�k,

Kar

et

Saw

m�ll

, Pla

ywoo

d,

Vene

er

F�tr�

t, P

oles

, Cor

e

Mes

�n &

Per

alat

an

Furn

�tur

Kay

u/R

otan

Eks

port�

r

D�s

tr�bu

tor

Pas

ar

Luar

N

eger

Pas

ar

Dal

am

Neg

er�

Lem

baga

L�tb

ang/

PT:

BB

KP

K, B

ar�s

tan,

Pus

l�tba

ngTe

knol

og� H

asul

Hut

a, IP

B, U

GM

, UN

MU

L,

ITB

, Pus

at D

esai

n, L

emba

ga S

ertifi

kasi

IS

O �

000

& �

�000

Jasa

:Tr

ansp

orta

s�, A

sura

ns�,

Ban

kA

sos�

as�:

AS

MIN

DO

, AM

KR

I, IS

A, A

PK

IND

O

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Fu

rnit

ure

Page 238: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

LAM

PIR

AN

PER

ATU

RA

NM

EN

TER

IPE

RIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

119/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

13

Tabe

l1.P

eran

Pem

angk

u K

epen

tinga

n D

alam

Peng

emba

ngan

Indu

stri

Furn

iture

סס

סס

סס

סס

סס

ס3.

Pen

gatu

ran

tata

-nia

gaka

yu/ro

tan

dlm

rang

kam

emen

uhik

ebut

uhan

DN

סס

סס

סס

סס

º4.

Men

dorn

ong

peng

hapu

san

pung

liya

ngm

embe

ratk

andu

nia

usah

a

BSN

ס

Dep

.Ta

n

ס

Bal

itban

g(K

ehut

anan

&P

erin

dust

rian)

PT

Perg

urua

nTi

nggi

dan

Litb

ang

Working

Group

Day

aS

aing

Foru

m

ס

Per

usah

aan

Indu

stri

ס

Aso

sias

iSwas

ta

סס

Kab

.

סס

Pro

p.

Pem

erin

tah

Dae

rah

Dep

.Ke

u ס

Pem

erin

tah

Pusa

t

Ren

cana

Aks

i201

0-2

014

Fasi

litas

iK

last

erD

ep.

Hut

Dep

.P

erin

סס

2.Fa

silit

asip

emba

nung

anTe

rmin

al&

Sus

-term

inal

dida

erah

sent

rain

dust

rifu

rnitu

re

סס

1.M

enin

gkat

kan

peng

guna

anba

han

baku

kayu

dari

huta

nta

nam

an,h

utan

raky

atda

nba

han

baku

alte

rnat

if(e

xta

nam

anpe

rkeb

unan

)

סס

סס

סס

סס

סס

5.M

emba

ngun

&m

enge

mba

ngka

nfa

silit

asid

ikla

tind

ustri

furn

iture

yang

mem

enuh

ista

ndar

סס

סס

סס

ס7.

Men

doro

ngke

mud

ahan

pros

edur

eda

lam

pero

leha

nkr

edit

mod

alus

aha

סס

סס

סס

סס

סס

ס6.

Men

doro

ngdi

laku

kann

yare

view

pera

tura

nP

erU

ndan

g-U

ndan

gan

yang

kont

rapr

oduk

tif

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

Dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Fu

rnit

ure

Page 239: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 240: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri Pengolahan Ikan merupa-kan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri Pengola-han Ikan;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Ikan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Tahun 1984 No-mor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

Page 241: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

108, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabu-paten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tamba-han Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

Page 242: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pem-bentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Orga-nisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN.

Page 243: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Ikan Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri Pengolahan Ikan untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Pengolahan Ikan adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri pengalengan ikan dan biota perairan lainnya, seperti Ikan akan sardencis dalam kaleng, udang da-lam kaleng dan sejenisnya (KBLI 31141);

b. Industri pengaraman/pengeringan ikan dan biota perairan lainnya, sepertinya : ikan tembang asin, ikan teri asin, udang asin, cumi-cumi asin dan sejenis (KBLI 31142);

c. Industri pengasapan ikan dan biota perairan lainnya, seperti ikan ban-deng asap, ikan cakalang asap dan sejenisnya (KBLI 31143);

d. Industri pembekuan ikan dan biota perairan lainnya, seperti ikan bandeng beku, ikan tuna beku, dan sejenisnya (KBLI 31144);

Page 244: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

e. Industri pemindangan ikan dan bio-ta perairan lannya, pindang ikan bandeng,pindang ikan tongkol, dan sejenisnya (KBLI 31145);

f. Industri pengolahan pengawetan lainnya untuk ikan dan biota lainnya: tepung ikan, tepung udang, rumput laut, terasi, petis dan sejenisnya (KBLI 31149).

3. Pemangku Kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Ke-masyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Peme-rintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Pengolahan Ikan, baik pengusaha

Page 245: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sek-tor Industri Pengolahan Ikan atau-pun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebija-kan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klas-ter Industri Pengolahan Ikan dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaku-kan oleh Pemangku Kepentingan sebagai-mana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

Page 246: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 247: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

PENGOLAHAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 248: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 249: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Pengolahan Ikan • Indonesia merupakan salah satu penghasil Ikan

yang cukup besar karena memiliki wilayah kelautan yang cukup luas, dengan bentangan luas laut men-capai kurang lebih 5,8 Juta km2 yang terdiri dari perairan kepulauan/ laut Nusantara 2,3 juta km2, perairan territorial 0,8 juta km2 dan ZEEI 2,7 km2, dan mempunyai garis pantai sepanjang 81.000 km. yang terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Terdapat perairan umum di wilayah daratan seluas 0,54 juta km2.

• Namun demikian tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut masih belum optimal, baik untuk pemenuhan konsumsi ikan dalam negeri maupun pemenuhan permintaan ekspor.

• Produksi perikanan Indonesia didominasi oleh perikanan tangkap dengan potensi lestari sumber da-ya ikan laut sekitar 6,40 juta ton/tahun, sedangkan pemanfaatan ikan laut baru mencapai 4,1 juta ton pada tahun 2006 sedangkan produksi perikanan budidaya mencapai 2,6 juta ton/tahun pada ta-hun 2006.

• Industri pengolahan ikan masih bergantung ter-hadap import bahan penolong seperti kaleng, minyak kedelai, bahan kemasan dan lainnya.

• Produk hasil laut dimaksud adalah ikan dan udang dalam kemasan serta ikan dan udang beku, yang mana peluang pasar domestik maupun internasional masih terbuka luas.

Page 250: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Sumbangan terhadap PDB baru mencapai 3,14%.

• Pengembangan usaha sektor perikanan masih menghadapi pada beberbagai kendala antara lain sifat dan karakteristik sumberdaya laut tersebut yang mudah rusak, sehingga diperlukan teknologi untuk mengolah perikanan tersebut menjadi pro-duk yang tahan lama, dan juga adanya IUU fishing Illegal, unregulated, dan unreported yang sangat marak sehingga mengakibatkan kekurangan paso-kan bahan baku ikan.

• Dalam beberapa tahun terakhir tidak ada investasi baru dibidang industri pengolahan ikan, dan juga kinerja indsutri pengolahan ikan masih belum op-timal.

• Industri pengolahan hasil laut khususnya ikan me-rupakan industri yang sangat potensial untuk dikembangkan dimasa yang akan datang. Da-lam Kebijakan Pembangunan Industri Nasional, industri pengolahan hasil laut telah ditetapkan pengembangannya melalui pendekatan klaster da-lam membangun daya saing yang berkelanjutan.

• Pengembangan industri pengolahan hasil laut de-ngan pendekatan klaster diperlukan jaringan yang saling mendukung dan menguntungkan antara in-dustri pengguna dengan industri pendukung serta industri terkait lainnya melalui kerjasama dan du-kungan dari seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta maupun lembaga lainya termasuk perguruan tinggi dan lembaga litbang.

Page 251: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

B. Pengelompokan Industri Pengolahan Ikan

Cakupan industri ikan berdasarkan pengelompokan atau kategorisasi yang ada didunia internasional dan di dalam negeri adalah sebagai berikut:

Kelompok Industri Pengolahan Ikan ini dapat diuraikan berdasarkan KLUI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia), yaitu sebagai berikut:

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RINOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

2

Dalam beberapa tahun terakhir tidak ada investasi baru dibidang industri

pengolahan ikan, dan juga kinerja indsutri pengolahan ikan masih belum

optimal.

Industri pengolahan hasil laut khususnya ikan merupakan industri yang

sangat potensial untuk dikembangkan dimasa yang akan datang.

Dalam Kebijakan Pembangunan Industri Nasional, industri pengolahan

hasil laut telah ditetapkan pengembangannya melalui pendekatan klaster

dalam membangun daya saing yang berkelanjutan.

Pengembangan industri pengolahan hasil laut dengan pendekatan

klaster diperlukan jaringan yang saling mendukung dan menguntungkan

antara industri pengguna dengan industri pendukung serta industri

terkait lainnya melalui kerjasama dan dukungan dari seluruh pemangku

kepentingan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta

maupun lembaga lainya termasuk perguruan tinggi dan lembaga litbang.

B. Pengelompokan Industri Pengolahan Ikan

Cakupan industri ikan berdasarkan pengelompokan atau kategorisasi yang ada

didunia internasional dan di dalam negeri adalah sebagai berikut :

Kelompok Industri Pengolahan Ikan ini dapat diuraikan berdasarkan KLUI

(Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia), yaitu sebagai berikut :

KLUI5 DIGIT URAIAN

31141 Industri pengalengan ikan dan biota perairan lainnya,seperti Ikan akan sardencis dalam kaleng, udang dalamkaleng dan sejenisnya

31142 Industri pengaraman/pengeringan ikan dan biotaperairan lainnya, sepertinya : ikan tembang asin, ikan teriasin, udang asin, cumi-cumi asin dan sejenis

31143 Industri pengasapan ikan dan biota perairan lainnya,seperti ikan bandeng asap, ikan cakalang asap dansejenisnya

31144 Industri pembekuan ikan dan biota perairan lainnya,seperti ikan bandeng beku, ikan tuna beku, dan sejenisnya

31145 Industri pemindangan ikan dan biota perairan lannya,pindang ikan bandeng,pindang ikan tongkol, dansejenisnya

31149 Industri pengolahan pengawetan lainnya utkk ikan danbiota lainnya:tepung ikan, tepung udang, rumput laut,terasi, petis dan sejenisnya

Dari KLUI diatas, yang akan dibahas hanya KLUI 31141 yaitu industri pengalengan ikan. Industri pengalengan ikan atau ikan dalam kaleng di Indonesia sampai Desember tahun 2005 yang terdaftar sebanyak 74 perusahaan, yang masih melakukan kegiatan produksi sekitar 41 perusahaan berarti 57,74% yang masih aktif dan 46,67% industri ikan dalam kaleng yang tidak aktif lagi melakukan produksi. Dari 41 perusahaan ikan dalam kaleng yang masih aktif berproduksi dan

Page 252: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

memasarkan produknya terdiri dari 31 perusahaan lokal dan 10 perusahaan pemegang merk impor. Dari 31 perusahaan lokal tersebut, 26 perusahaan telah memiliki pabrik sendiri dan sisanya 5 perusahaan belum memiliki pabrik sendiri, hanya perusahaan yang pemegang/pemilik merek tertentu yang menumpang produksi ikan dalam kaleng kepada perusahaan lain.

Page 253: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

• Terjaminnya ketersediaan bahan baku dan penolong;

• Tercapainya diversifikasi produk pengolahan hasil laut;

• Produk hasil laut sudah mengacu pada standarisasi, seperti SNI, food safety, HACCP, GMP dan Codex;

• Pengembangan industri pendukung untuk kontuinitas sumber bahan penolong industri pengolahan hasil laut;

• Meningkatnya utilitas kapasitas industri pengolahan hasil laut di dalam negeri;

• Meningkatkan peran perguruan tinggi untuk penye-diaan SDM bidang industri pengolahan hasil laut yang siap pakai;

• Pengembangan dan Penguatan litbang hasil laut di kawasan industri pengolahan hasil laut dalam rangka meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk.

• Pembatasan ekspor ikan segar dalam rangka me-ningkatkan pasokan bahan baku ikan segar untuk industri pengolahan ikan dalam negeri.

• Terkoordinasinya interaksi jaringan kerja yang saling mendukung dan menguntungkan serta peran aktip antara pusat dan daerah, dunia usaha, lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam rangka pe-ngembangan industri pengolahan hasil laut.

Page 254: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Jangka Panjang (2010 – 2025)• Terbangunnya kawasan industri pengolahan hasil

laut di luar pulau Jawa khususnya di Indonesia bagian Timur;

• Pengembangan teknologi pengolahan hasil laut yang lebih modern dalam rangka meningkatkan produk hasil laut yang sesuai dengan standard internasional;

• Meningkatkan nilai tambah rumput laut menjadi antara lain ATC/SRC (Alkali Treated Caragenan/Semi Refine Caragenan), agar-agar dan alginate;

• Meningkatkan pemanfaatan limbah hasil laut sebagai bahan pangan fungsional dan farmasi/suplemen (gelatin, khitin, khitosan);

• Pengembangan klaster per-tunaan, perudangan, dan per-rumput lautan dalam rangka percepatan pertumbuhan industri hasil laut di sentra produksi terpilih;

• Terjaminnya infrastruktur, misalnya peti kemas, energi listrik , transportasi darat;

• Pengembangan teknologi formulasi berbasis rumput laut;

• Pengembangan produk formulasi berbasis rumput laut ( farmasi, kosmetik dan industri);

• Pengembangan industri bioteknologi berbasis hasil laut lainnya (produk kosmetik dan farmasi);

• Pengembangan industri perikanan hemat energi dan ramah lingkungan;

• Termanfaatkan air laut dalam (deep sea water) untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi.

Page 255: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. VISIMewujudkan industri pengolahan ikan yang berdaya saing dan sebagai negara pengekspor utama ikan olahan

B. MISI• Meningkatkan nilai tambah ikan

• Meningkatkan utilisasi kapasitas terpasang industri pengolahan ikan

• Meningkatkan ekspor produk pengolahan ikan

• Meningkatkan konsumsi ikan olahan dalam negeri

C. Arah Pengembangan Industri Perikanan dan Hasil LautPengembangan industri berskala menengah dan besar.

D. Indikator Pencapaian • Meningkatnya kapasitas produksi industri pengolahan

ikan.

• Meningkatnya ekspor ikan olahan.

E. Tahapan Implementasi• Mengadakan workshop pengembangan klaster

pengolahan industri ikan di Maluku, Surabaya dan Bali mulai tahun 2006, 2007 , 2008 dan 2009 yang dilaksanakan bersama stakeholder terkait dalam rangka sosialisasi klaster industri pengolahan ikan.

Page 256: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Kajian Kebijakan Pengembangan Industri Pengolahan Hasil laut.

• Promosi investasi industri pengolahan ikan

• Jaringan kerja dan kemitraan dalam klaster industri pengolahan ikan telah dilakukan di provinsi Maluku.

• Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penanganan limbah perikanan di Muncar, Banyuwangi dan survey penanganan limbah ke industri-industri pengolahan ikan di Jakarta.

• Pelatihan-pelatihan teknis pengolahan ikan bagi aparat pembina dan pengusaha antara lain Diklat ISO 22.000

• Melalukan upaya penumbuhan wirausaha baru dibidang industri pengolahan ikan melalui kegiatan magang di beberapa pabrik pengolahan ikan di Jawa Timur dan Bali.

• Melakukan pemberian bantuan mesin/alat pengolahan ikan ke daerah-daerah untuk meningkatkan pengem-bangan industri pengolahan ikan.

Page 257: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

• Meningkatkan pasokan bahan baku (kualitas dan kuantitas) untuk industri pengolahan hasi laut me-lalui koordinasi dengan instansi terkait;

• Meningkatkan kemitraan dan integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir dalam rangka meningkatkan jaminan pasokan bahan baku;

• Meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk industri pengolahan hasil laut (GMP, HACCP, dan sertifikasi Halal) dan penerapan sertifikasi produk (SNI) melalui pendidikan dan pelatihan manajemen mutu dan penyusunan buku panduan;

• Meningkatkan kemampuan uji mutu laboratorium untuk produk hasil laut melalui bantuan alat dan bantuan teknis;

• Pengembangan sarana dan prasarana industri peng-olahan hasil laut antara lain melalui bantuan mesin/peralatan pengolahan hasil laut ke daerah-daerah yang potensial dengan berkoordinasi dengan ins-tansi terkait;

• Meningkatkan Sosialisasi tentang Keamanan Pangan dan Bahan Tambahan Pangan (BTP).

• Meningkatkan Koordinasi interaksi dan terbentuknya jaringan kerja yang saling mendukung dan meng-untungkan, serta peran aktip antara pemerintah pusat/daerah, dunia usaha, lembaga penetilian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan

Page 258: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

klaster industri pengolahan hasil laut melalui forum komunikasi industri pengolahan hasil lautt;

• Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pena-nganan pencemaran limbah perikanan di sentra perikanan.

• Bantuan Mesin/Alat pengolahan hasil laut ke daerah-daerah untuk mendukung pengembangan kawasan industri pengolahan hasil laut di luar Pulau Jawa khususnya Indonesia Bagian Timur.

B. Jangka Panjang (2010 – 2025) • Bantuan Mesin/Alat pengolahan hasil laut ke daerah-

daerah untuk mendukung pengembangan kawasan industri pengolahan hasil laut di luar Pulau Jawa khususnya Indonesia Bagian Timur.

• Membangun pusat informasi industri hasil laut di lokus klaster pengembangan industri Pengolahan hasil laut;

• Meningkatkan kompetensi SDM di bidang teknologi pascapanen dan pengolahan hasil laut serta manajerial usaha melalui diklat;

• Meningkatkan promosi peluang investasi untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut menjadi antara lain ATC/SRC (Alkali Treated Caragenan/Semi Refine Caragenan), agar-agar dan alginate;

• Meningkatkan pemanfaatan limbah hasil laut sebagai bahan pangan fungsional dan farmasi/suplemen (gelatin, khitin, khitosan) melalui koordinasi dengan instansi terkait;

• Pengembangan klaster per-tunaan, perudangan, dan per-rumput lautan dalam rangka percepatan pertumbuhan industri hasil laut di sentra produksi terpilih;

Page 259: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

• Meningkatkan kerjasama dalam penelitian dan pengembangan teknologi proses dan teknologi pro-duk antara sektor industri dengan lembaga/balai penelitian dan perguruan tinggi.

• Riset untuk pengembangan teknologi formulasi ber-basis rumput laut;

• Mengembangkan produk formulasi berbasis rumput laut (farmasi, kosmetik dan industri);

• Mengembangkan industri bioteknologi berbasis hasil laut lainnya (produk kosmetik dan farmasi);

• Mengembangkan industri perikanan hemat energi dan ramah lingkungan melalui koordinasi dengan instansi terkait;

• Kajian pengembangan pemanfaatan air laut dalam (deep sea water) untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi.

Page 260: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

LAM

PIR

ANPE

RAT

UR

ANM

ENTE

RIP

ERIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

120/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

10

Indu

stri

Inti

Indus

triPe

ngale

ngan

Ikan

,Pem

beku

an Ik

an da

n Ind

ustri

Peng

olaha

n Rum

put L

aut

Indu

stri

Pend

ukun

g/te

rkait

oInd

ustri

Pera

latan

oInd

ustri

Pema

sokB

ahan

Baku

sepe

rti:Pe

rikan

anTa

ngka

p dan

Bud

idaya

Laut

oInd

ustri

Pema

sok

Baha

nPe

nolon

gse

perti

indus

tries

balok

,ind

ustri

kimia

(bah

anpe

ngaw

et), in

dustr

i pen

gema

san

(kalen

g tah

an ka

rat)

oInd

ustri

perka

palan

Sasa

ran

Jang

kaPe

ndek

(201

0 – 20

15)

oTe

rjami

nnya

keter

sedia

an ba

han b

aku d

an pe

nolon

g; o

Terca

painy

a dive

rsifik

asi p

rodu

kpen

golah

an ha

sil la

ut;

oPr

oduk

suda

h men

gacu

pada

stan

daris

asi, s

eper

tiSNI

, food

safet

y, HA

CCP,

GM

Pda

n Cod

ex;

oPe

ngem

bang

an in

dustr

i pen

duku

ng un

tuk ko

ntuini

tas su

mber

baha

n pen

olong

; o

Menin

gkatn

ya ut

ilitas

kapa

sitas

indu

stri p

engo

lahan

hasil

laut

di da

lamne

geri;

oMe

ningk

atkan

pera

n per

guru

an tin

ggi u

ntuk p

enye

diaan

SDM

bida

ng in

dustr

ipe

ngola

han h

asil l

aut y

ang s

iappa

kai;

oPe

ngem

bang

an da

n Pen

guata

nlitb

ang h

asil l

aut d

i kaw

asan

indu

stri p

engo

lahan

ha

sil la

ut da

lamra

ngka

menin

gkat

kan j

amina

nmutu

dan k

eama

nan p

rodu

k.o

Pemb

atasa

n eks

por ik

an se

gard

alam

rang

kame

ningk

atkan

paso

kan b

ahan

baku

ika

n seg

ar un

tuk in

dustr

i pen

golah

an ik

an da

lam ne

geri.

oTe

rkoor

dinas

inya i

ntera

ksi ja

ringa

n ker

ja ya

ng sa

ling m

endu

kung

dan

meng

untun

gkan

serta

pera

n akti

p anta

ra pu

sat d

an da

erah

, dun

ia us

aha,

lemba

gape

neliti

an da

n per

guru

an tin

ggi d

alam

rang

ka pe

ngem

bang

an in

dustr

i pen

golah

an

hasil

laut.

Sasa

ran

Jang

kaPa

njan

g(2

020 –

2025

)o

Peng

emba

ngan

tekn

ologi

formu

lasi b

erba

sisru

mput

laut;

oPe

ngem

bang

an pr

oduk

form

ulasi

berb

asis

rump

ut lau

t ( fa

rmas

i, kos

metik

dan i

ndus

tri);

oPe

ngem

bang

an in

dustr

i biot

ekno

logi b

erba

sis ha

sil la

ut lai

nnya

(pro

duk k

osme

tik da

n far

masi)

;o

Peng

emba

ngan

indu

stri p

erika

nan h

emat

ener

gi da

n ram

ah lin

gkun

gan.

oTe

rman

faatka

n air l

aut d

alam

(dee

p se

a wa

ter)

untuk

men

ghas

ilkan

prod

uk ya

ng be

rnila

itam

bah t

inggi.

Stra

tegi

1.Me

mper

kuat

keter

kaita

n pad

a sem

ua tin

gkata

n ran

tai ni

lai da

ri ind

ustri

peng

olaha

n has

il lau

t. 2.

Meng

utama

kan p

asok

an ba

han b

aku h

asil l

aut u

ntuk i

ndus

tri pe

ngola

han h

asil l

aut d

alam

nege

ri.3.

Mene

rapk

an te

knolo

gi mo

dern

untuk

peng

olaha

n has

il lau

t seh

ingga

prod

uk se

suai

stand

arisa

si, se

perti

SNI,

Food

Safet

y,HA

CCP,

GMP

dan C

odex

4.Me

mper

luas p

enetr

asi p

asar

dan p

romo

si pr

oduk

.5.

Mend

oron

g pen

gemb

anga

nSDM

indu

stris

iap pa

kai k

husu

snya

di bi

dang

man

ajeme

nmutu

dan t

eknik

prod

uksi.

6.Me

ngem

bang

kan

dan m

engu

atkan

litba

ng in

dustr

i pen

golah

an ha

sil la

ut da

lamra

ngka

menin

gkatk

an ja

mina

nmutu

dan k

eama

nan p

rodu

k.

Page 261: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

LAM

PIR

ANPE

RAT

UR

ANM

ENTE

RIP

ERIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

120/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

11

Poko

k-Po

kok R

enca

na A

ksi J

angk

aPen

dek

(201

0 – 20

15)

oMe

ningk

atkan

paso

kan b

ahan

baku

(kuali

tas da

n kua

ntitas

) khu

susn

ya tu

na, u

dang

dan r

umpu

t laut

untuk

indu

stri p

engo

lahan

hasi

lautm

elalui

koor

dinas

i den

gan i

nsta

nsi te

rkait;

oMe

ningk

atkan

kemi

traan

dan i

ntegr

asi a

ntara

sisi

hulu

dan s

isi hi

lirda

lamra

ngka

menin

gkatk

anjam

inan p

asok

an ba

han b

aku;

oMe

ningk

atkan

jami

nanm

utu da

nke

aman

an pr

oduk

indu

stri p

engo

lahan

hasil

laut

(GMP

,HAC

CP,

dan s

ertifi

kasi

Halal

) dan

pene

rapa

n ser

tifika

si pr

oduk

(SNI

)mela

lui pe

ndidi

kan d

an pe

latiha

n ma

najem

enmu

tu da

n men

yusu

n buk

u pan

duan

; o

Menin

gkatk

an ke

mamp

uan u

ji mut

u lab

orato

rium

untuk

prod

uk ha

sil la

ut me

lalui

bantu

an al

at da

n ba

ntuan

tekn

is;

oPe

ngem

bang

an sa

rana

dan p

rasa

rana

indu

stri p

engo

lahan

hasil

laut

antar

a lain

mela

lui ba

ntuan

me

sin/pe

ralat

an pe

ngola

han h

asil l

aut k

e dae

rah-

daer

ah ya

ng po

tensia

l den

gan b

erko

ordin

asi

deng

an in

stans

i terka

it;o

Menin

gkatk

an ke

mamp

uan p

enye

diaan

mesin

dan p

erala

tan pe

nduk

ung u

saha

peng

olaha

n has

il lau

t;o

Menin

gkatk

anSo

sialis

asi te

ntang

Keam

anan

Pang

an da

nBa

hanT

amba

hanP

anga

n(BT

P).

oMe

ningk

atkan

Koor

dinas

iinter

aksi

dan t

erbe

ntukn

ya ja

ringa

n ker

ja ya

ng sa

ling m

endu

kung

dan

meng

untun

gkan

, ser

ta pe

ran a

ktip a

ntara

peme

rintah

pusa

t/dae

rah,

dunia

usah

a, lem

baga

pene

tilian

dan p

ergu

ruan

tingg

i dala

mra

ngka

peng

emba

ngan

klas

ter in

dustr

ipen

golah

an ha

sil la

ut me

lalui

forum

komu

nikas

i;o

Berko

ordin

asi d

enga

n ins

tansi

terka

it untu

k pen

anga

nan p

ence

mara

n lim

bah p

erika

nan d

i sen

trape

rikan

an.

Poko

k-Po

kok R

enca

na A

ksi J

angk

aPan

jang

(202

0 – 20

25)

oRi

set u

ntuk p

enge

mban

gan t

ekno

logi fo

rmula

si be

rbas

isru

mput

laut;

oMe

ngem

bang

kan p

rodu

k for

mulas

i ber

basis

rump

ut lau

t ( fa

rmas

i,ko

smeti

k dan

indu

stri);

oMe

ngem

bang

kan i

ndus

tri bio

tekno

logi b

erba

sis ha

sil la

utlai

nnya

(pro

duk k

osme

tik da

n far

masi)

;o

Meng

emba

ngka

n ind

ustri

perik

anan

hema

t ene

rgi d

an ra

mah

lingk

unga

nmela

lui ko

ordin

asi d

enga

n ins

tansi

terka

ito

Kajia

n pen

gemb

angk

an pe

manfa

atan a

ir lau

t dala

m (d

eep

sea

wate

r)un

tukme

ngha

silka

n pro

duk y

ang

bern

ilai ta

mbah

tingg

i.

Unsu

rPen

unjan

g

Pasa

r:a.

Memb

angu

n pro

dukm

emilik

i day

a sain

g ting

gi b.

Memb

angu

nMe

rekP

rodu

kInd

ustri

Peng

olaha

nHa

silLa

utNa

siona

l di p

asar

Inter

nasio

nal

c.Me

mban

gun

prod

ukda

pat

dimina

tiole

hpa

sar

dalam

nege

rid.

Bera

lians

i den

gan i

mpor

tir uta

mapr

oduk

perik

anan

dunia

e.

Dive

rsifik

asi p

asar

eksp

or p

rodu

k per

ikana

n.

SDM

:a.

Menin

gkatk

anpe

ran

litban

gdi

bidan

gpe

ngaw

etan,

peng

olaha

n dan

kema

san

b.Me

ningk

atkan

pera

npe

rgur

uan

tingg

iun

tukpe

nyed

iaan

tenag

aah

lisiap

paka

ibida

ngind

ustri

peng

olaha

n has

il lau

t c.

Peny

ediaa

nBa

lai-B

alai

atau

Unit

Pelay

anan

Tekn

isun

tukpe

latiha

nSu

mber

Daya

Manu

siaBi

dang

perik

anan

dan

indus

tripe

ngola

han

Hasil

Laut

Infra

stru

ktur

:a.

Pemb

angu

nan s

aran

a pela

buha

n da

n pen

ampu

ngan

ikan

b.Pe

mban

guna

n sar

ana t

rans

porta

si da

rat

c.Pe

mban

guna

n kep

abea

nan u

ntuk e

kspo

rtd.

Memb

erika

nint

ensif

untuk

peny

ediaa

nsa

rana

pena

ngka

pan i

kan y

ang m

oder

ne.

Memb

angu

n kele

mbag

aan n

elaya

nf.

Memb

erika

nfas

ilitas

perm

odala

nda

nke

muda

han

berin

vesta

si di

indus

tri pe

ngola

han h

asil l

aut

Gam

bar1

.Ker

angk

aPe

ngem

bang

an In

dust

riPe

ngol

ahan

Ikan

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Ikan

Page 262: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

LAM

PIR

ANPE

RAT

UR

ANM

ENTE

RIP

ERIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

120/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

12

Gam

bar2

. Ker

angk

a K

eter

kaita

nIn

dust

riPe

ngol

ahan

Ikan

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Ikan

Page 263: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 120/M-IND/PER/10/2009

LAM

PIR

ANPE

RAT

UR

ANM

ENTE

RIP

ERIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

120/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

13

Tabe

l 1.

Per

anPe

man

gku

Kep

entin

gan

dala

mPe

ngem

bang

an In

dust

riPe

ngol

ahan

Ikan

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mer

inta

hDa

erah

Swas

taPe

rgur

uan

Ting

gi d

an

Litb

ang

Foru

m

Renc

anaA

ksi 2

010 –

2015

Dep.Perin

DKP

Dep.Dag

Dep.Keu

Prop

Kab

Asosiasi

Perusahaan Industri

PT

KRT /BPPT

BSA

Balai Ind.Ambon

Daya Saing

WorkingGroup

FasilitasKlaster

1.Pe

ningk

atan p

asok

an ba

hanb

aku;

OO

OO

OO

O2.

Penin

gkata

nkem

itraan

antar

a nela

yan d

enga

nind

ustri

peng

olaha

n has

illau

t;O

OO

OO

OO

OO

3.Pe

ningk

atan

jamina

nmu

tuda

nkea

mana

npr

oduk

indus

tri pe

ngola

han h

asill

aut; d

anpe

nera

pans

ertifi

kasi

SNIm

elalui

pend

idika

n dan

pe

latiha

nmutu

dan p

enyu

suna

n buk

u pan

duan

OO

OO

OO

OO

4.Me

ningk

atkan

kema

mpua

nujim

utu La

b untu

kpr

oduk

hasil

laut m

elalui

bantu

an al

atda

n ban

tuan

teknis

OO

OO

OO

OO

OO

O

5.Pe

ngem

bang

ansa

rana

dan p

rasa

rana

ind.pe

ngola

han h

asill

autm

elalui

bantu

anme

sin/al

atke

daer

ahya

ngpo

tensia

lO

OO

OO

OO

OO

OO

6.Pe

ningk

atank

emam

puan

peny

ediaa

n mes

inda

npe

ralat

an pe

nduk

ung u

saha

peng

olaha

n has

illau

t;O

OO

OO

OO

O

7.Pe

ningk

atans

osial

isasi

tentan

gKea

mana

nPa

ngan

danB

ahan

Tamb

ahan

Pang

an (B

TP)

OO

OO

OO

OO

O8.

Penin

gkata

n ko

ordin

asi in

terak

sida

n ter

bentu

knya

jaring

an ke

rja ya

ng sa

ling m

endu

kung

OO

OO

OO

OO

9.Be

rkoor

dinas

i dg

instan

si te

rkait u

ntuk p

enan

gana

n pe

ncem

aran

limba

h per

ikana

n dis

entra

perik

anan

OO

OO

OO

OO

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Ikan

Page 264: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 265: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KERTAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 266: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri kertas merupakan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu dite-tapkan peta panduan pengembangan klas-ter industri kertas;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Per-industrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Kertas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Nomor 4437 seba-gaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Page 267: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Dae-rah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

Page 268: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pem-bentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Or-ganisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/2005 tentang Organi-sasi dan Tata Kerja Departemen Perin-dustrian;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KERTAS.

Page 269: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Kertas Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri kertas untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Kertas adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Bubur Kertas (Pulp) (KBLI 21011);

b. Industri Kertas Budaya (KBLI 21012);

c. Industri Kertas Berharga (KBLI 21013);

d. Industri Kertas Khusus (KBLI 21014);

e. Industri Kertas Industri (KBLI 21015);

f. Industri Kertas Tissue (KBLI 21016);

g. Industri Kertas Lainnya (KBLI 21019);

h. Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton (KBLI 21020);

i. Industri Barang dari Kertas dan karton yang tidak Diklasifikasikan di Tempat lain (KBLI 21090);

j. Industri Penerbitan Buku, Brosur, Buku Musik dan Publikasi lainnya (KBLI 22110).

Page 270: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Per-guruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kema-syarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Peme-rintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Kertas, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Kertas ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

Page 271: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebija-kan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Kertas dilaksanakan se-suai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) di-lakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Page 272: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;

2. Wakil Presiden RI;

3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 273: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

KERTAS

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 274: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 275: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri KertasCakupan industri pulp dan kertas berdasarkan penge-lompokan atau kategorisasi yang dilakukan oleh De-partemen Perindustrian dan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) adalah sebagai berikut:

1. Cakupan industri pulp sering dikelompokkan kedalam berbagai kelompok/kategori sebagai berikut:

• Berdasarkan panjang seratnya dibedakan atas: pulp serat panjang (needle bleached kraft pulp) dan pulp serat pendek (leaf bleached kraft pulp).

• Berdasarkan proses pembuatannya dibedakan atas: pulp kimia (chemical pulp) dan pulp mekanikal (mechanical pulp).

• Berdasarkan bahan bakunya dibedakan atas: pulp kayu (wood pulp) dan pulp non-kayu (non­wood pulp).

• Pulp kadang-kadang juga dibedakan atas: pulp virgin (pulp yang masih asli yang diperoleh dari pemrosesan bahan baku kayu/non-kayu menjadi pulp baik melalui proses kimiawi atau mekanikal) dan pulp daur ulang yang diperoleh dari pemrosesan kembali kertas bekas (recovered paper).

2. Cakupan industri kertas meliputi :

• Kertas budaya terdiri atas: kertas koran, kertas tulis cetak dan kertas berharga (kertas untuk saham, kertas perangko, dan lain-lain).

Page 276: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Kertas industri terdiri atas: sack kraft (kertas kantong semen), kraft liner, corrugating medium, board, dan kertas bungkus.

• Kertas tissue terdiri atas: kertas tissue rumah tangga dan kertas sigaret.

• Kertas khusus (specialty paper), meliputi: ker-tas uang, kertas dekor, kertas overlay, kertas thermo, kertas label, dan lain-lain.

B. Pengelompokan Industri Kertas

1. Kelompok Industri Hulu

Kelompok industri hulu kertas adalah industri pulp (bubur kertas). Industri bubur kertas ada dua macam yaitu virgin pulp dan kertas bekas (recovered paper). Virgin pulp secara garis besar ada dua macam yaitu pulp serat pendek (Leaf Bleach Kraft Pulp) dan pulp serat panjang (Needle Bleach Kraft Pulp).

2. Kelompok Industri Antara

Kertas sebagian merupakan produk antara, sebagian merupakan produk hilir. Kertas sebagai produk antara contohnya kertas Medium Liner dan Kraft Liner, jenis kertas ini merupakan bahan baku untuk industri kemasan Kotak Karton Gelombang (KKG). Contoh lainnya adalah kertas tisu dan kertas tulis cetak dalam bentuk roll (gulungan) besar. Untuk kertas tissue, roll besar dipotong menjadi roll-roll kecil atau segi empat, kemudian dipacking, sebelum dipasarkan ke konsumen. Sedangkan roll besar kertas tulis cetak pada umumnya dipotong menjadi ukuran A4, letter atau kwarto, selanjutnya dipacking dan dipasarkan kepada konsumen akhir.

Page 277: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

3. Kelompok Industri Hilir

Industri hilir kertas, antara lain adalah industri kertas fotocopy, industri kemasan kotak karton gelombang (KKG), industri percetakan dan grafika serta industri converting (seperti : industri buku tulis, tisu rumah tangga, dan lain-lain).

Page 278: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 279: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010-2014)

• Makin meningkatnya pasokan bahan baku kayu dari HTI, dan diharapkan pada tahun 2009 ini seluruh bahan baku kayu untuk industri pulp sudah berasal dari HTI.

• Meningkatnya pemanfaatan bahan baku alternatif (non-kayu) untuk industri pulp.

• Meningkatnya suplai kertas bekas dari dalam negeri.

• Meningkatnya industri pulp dan kertas nasional yang berkualifikasi akrab lingkungan.

• Meningkatnya ekspor pulp dan kertas masing-masing sebesar 5%/tahun dan 10%/tahun.

B. Jangka Panjang (2010-2025)

• Adanya keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan bahan baku.

• Minimalnya dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh industri pulp dan kertas.

• Meningkatnya industri permesinan nasional dalam memenuhi kebutuhan permesinan industri pulp dan kertas di dalam negeri.

• Meningkatnya posisi Indonesia dalam percaturan di bidang industri pulp dan kertas dunia (diharapkan dapat menjadi produsen 5 besar dunia).

Page 280: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 281: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Kertas1. Visi

Meningkatnya posisi industri pulp dan kertas na-sional sebagai salah satu produsen terkemuka di dunia (diharapkan menjadi 5 besar).

2. Misi

• Memfasilitasi penyediaaan bahan baku yang mencukupi secara berkesinambungan.

• Meningkatkan mutu, efisiensi dan produktivitas industri pulp dan kertas.

• Mengoptimalkan penguasaan pasar dalam negeri dan perluasan pasar ekspor.

• Meningkatkan penguasaan teknologi, termasuk kemampuan rancang bangun dan perekayasaan permesinan.

• Mempertahankan kelestarian lingkungan.

3. Arah Pengembangan

• Pengembangan industri pulp dan kertas dilakukan dengan pendekatan klaster industri, dengan inti industri kertas dan lokus pengembangannya di P. Jawa, sedangkan industri pulp pengembangannya diarahkan ke luar P. Jawa (khususnya: Sumatera, Kalimantan dan Papua).

• Pengembangan industri pulp dikembangkan dengan skala besar dan terpadu dengan HTI.

Page 282: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Proses produksi pulp tidak boleh menggunakan Proses Sulfit dan tidak boleh menggunakan Proses Merkuri pada Chlor Alkali Plant-nya (CAP).

• Teknologi pemutihan yang diperkenankan mini-mal ECF (Elementally Chlorine Free).

• Pengelolaan HTI dan industri pulp harus memenuhi kaidah-kaidah kelestarian lingkungan.

B. Indikator Pencapaian

• Meningkatnya suplai bahan baku kayu dari HTI untuk industri pulp.

• Meningkatnya pasokan kertas bekas dari dalam negeri.

• Meningkatnya kapasitas terpasang industri pulp dan kertas.

• Meningkatnya utilisasi kapasitas industri pulp dan kertas.

C. Tahapan Implementasi

• Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti : Dep. Kehutanan dan Pemerintah daerah terkait, dalam rangka pengalokasian areal HTI untuk mendukung perluasan perusahaan maupun pembangunan pabrik pulp baru.

• Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti : BKPM, BKPMD, Pemda, Depkeu dan lain-lain dalam rangka menciptakan iklim usaha yang kondusif guna menarik investor berinvestasi di bidang industri pulp dan kertas.

• Memfasilitasi pembentukan kelembagaan klaster-klaster pengumpul kertas bekas, mulai dari pemu-

Page 283: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

lung, pengepul (lapak) kecil hingga lapak besar, dalam rangka upaya peningkatan pengumpulan kertas bekas dari dalam negeri.

• Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti: Dephut, Depkeu, Bappenas, Bank Indonesia, Perbankan Nasional, dalam rangka mendorong perusahaan HPHTI untuk melakukan percepatan penanaman, melalui pemberian insentif, antara lain berupa: kredit lunak, keringanan pajak dan lain-lain.

• Melakukan koordinasi dengan Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK), BPPT, LIPI dan Perguruan Tinggi dalam rangka mendukung pengembangan R & D dan penerapan teknologi di bidang industri pulp dan kertas, antara lain terkait dengan: efisiensi proses produksi, peningkatan mutu produk, diversifikasi produk, pemanfaatan bahan baku alternatif yang potensial, penanganan masalah lingkungan, pe-ngembangan standar dan lain-lain.

• Melakukan koordinasi dengan Akademi Teknologi Pulp dan Kertas (ATPK) dan Perguruan Tinggi la-innya dalam rangka penyediaan SDM untuk pulp dan kertas.

• Melakukan koordinasi dengan Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), KADIN, ITPC, Atase Perindustrian dan Perdagangan, dalam rangka pe-ngembangan pasar ekspor non-tradisional.

• Melakukan koordinasi dengan industri rancang bangun dan perekayasaan nasional, seperti: PT. Rekayasa Industri, PT. Inti Karya Persada Teknik (IKPT), PT. Pindad dan lain-lain, dalam rangka mengembangkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan permesinan industri pulp dan kertas.

Page 284: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Memfasilitasi Tim Klaster Industri Pulp dan Kertas dalam rangka mensinergikan Industri Inti, Industri Pendukung dan Industri Terkait guna meningkatkan daya tahannya di pasar dalam negeri dan daya saingnya di pasar global.

Page 285: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Jangka Menengah (2010-2014)

• Mempercepat realisasi penanaman HTI yang sudah ada.

• Mengalokasikan HTI baru untuk mendukung pe-ngembangan industri pulp baru.

• Meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif (eks limbah perkebunan/pertanian).

• Memfasilitasi restrukturisasi permesinan industri pulp dan kertas.

• Mendorong penerapan penggunaan teknologi modern yang efisien dan ramah lingkungan.

• Mengembangkan standar dalam rangka meningkat-kan mutu dan daya saing industri pulp dan kertas nasional.

• Melakukan diversifikasi produk industri kertas yang bernilai tambah tinggi (terutama kertas khusus yang saat ini masih diimpor).

• Mendorong perkembangan industri hilir kertas.

• Meningkatkan penerapan ISO 9001: 2000, ISO 14000 dan ekolabel.

• Melakukan promosi investasi di bidang industri pulp dan kertas.

B. Jangka Panjang (2010-2025)

• Memaksimalkan penggunaan bahan baku kayu dari hutan tanaman dan bahan baku alternatif.

Page 286: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Mendorong berkembangnya industri rancang ba-ngun dan perekayasaan permesinan industri pulp dan kertas;

• Peningkatan penerapan ISO 9001: 2000, ISO 14000 dan ekolabel.

• Mengembangkan standar dalam rangka meningkat-kan mutu dan daya saing industri pulp dan kertas nasional.

• Melakukan diversifikasi produk industri kertas yang bernilai tambah tinggi (terutama kertas khusus yang saat ini masih diimpor).

• Mendorong perkembangan industri hilir kertas.

• Melakukan promosi investasi di bidang industri pulp dan kertas.

Page 287: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RINOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

9

Gambar 1. Kerangka Pengembangan Industri Kertas

• Inisiasi (2010-2014) : Pengembangan teknologi rancang bangundan perekayasaan permesinan industr pulp dan kertas mulai darispare parts yang sederhana;

SDM :Periodisasi Peningkatan Teknologi :

Unsur Penunjang

• Memaksimalkan penggunaan bahan baku dari hutan tanaman dan bahan baku non kayu.

• Mendorong berkembangnya industri rancang bangun danperekayasaan mesin dan peralatan proses pulp dan kertas;

• Peningkatan penerapan ISO 9001 : 2000, ISO 14000 dansertifikasi ekolabel.

• Mempercepat realisasi penanaman HTI yang sudah ada;• Melakukan pengalokasian HTI baru untuk pengembangan

industri pulp baru;• Mengkampanyekan penggunaan bahan baku alternatif ; • Memfasilitasi restrukturisasi permesinan industri pulp dan kertas;• Mendorong penggunaan teknologi modern yang efisien dan

ramah lingkungan;• Melakukan diversifikasi produk industri kertas yang bernilai

tambah tinggi (terutama kertas khusus yang selama ini masihdiimpor);

Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010-2025)Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014)

Teknologi : Adopsi teknologi akrab lingkungan dan kemampuan R&D Indigeneous Technology.

Sektor : Peningkatan daya saing dengan konsep industri berkelanjutan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Strategi

• Adanya keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan bahanbaku;

• Terwujudnya pengoperasian industri dan pengelolaan hutan yangberwawasan lingkungan;

• Meningkatnya peran industri permesianan nasional dalammendukung kebutuhan mesin/peralatan proses produksi pulp dan kertas.

• Meningkatnya pasokan bahan baku kayu dari HTI danpenggunaan bahan baku alternatif eks perkebunan/pertanian;

• Meningkatnya efisiensi pemanfaatan bahan baku industri pulpdan kertas;

• Meningkatnya ekspor;• Minimalnya dampak lingkungan.

Sasaran Jangka Panjang (2010-2025)Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)

Rayon; Semen; Pencetakan dan Penerbitan;Converting; Pengemasan; Rokok; Komputer

Mesin dan Peralatan; Industri Pulp; Kertas Bekas;Industri Bahan Kimia;

Kertas

Industri TerkaitIndustri PendukungIndustri Inti

Pengembangan pasar ekspor.

Pasar :

• Pelatihan ecolabeling/sistem manajemen mutu, konservasi energidan lingkungan;

• Meningkatkan peran Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK);• Pengembangan kemampuan SDM.Infrastruktur :Pembangunan jalan, pelabuhan dan sumber daya listrik di daerah

pengembangan industri pulp dan kertas..

Gambar 1. Kerangka Pengembangan Industri Kertas

Page 288: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RINOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

10

Gambar 2. Kerangka Keterkaitan Industri Kertas

•Working Group•Forum Daya Saing•Fasilitator Klaster

Dinas Perindag,Dinas Kehutanan,Dinas Pertanian

Assosiasi• APKI• PICCI• PPGI• APBTI

Pemerintah PusatDeprin, KLH, Deptan,

Dephut, Depdag

Lembaga Litbang / PT-BBPK-BBKB-ITB/UGM/IPB

JASATransportasiPerbangkan

Asuransi

Pulp• Kertas

Industri• Kertas

BudayaJerami

Kayu

Serat &LimbahSelulosa

BahanKimia

Mesin &Peralatan

Penerbitan

Percetakan

Pengemasan

Paper Board& Wall

MaterialAkustik

PASARDALAMNEGERI

PASARLUAR

NEGERIEksportir

Distributor

Gambar 2. Kerangka Keterkaitan Industri Kertas

Page 289: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 121/M-IND/PER/10/2009

LAM

PIR

AN

PER

ATU

RA

NM

EN

TER

IPE

RIN

DU

STR

IAN

RI

NO

MO

R:

121/

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

11

Tabe

l1.P

eran

Pem

angk

u K

epen

tinga

n D

alam

Peng

emba

ngan

Indu

stri

Ker

tas

○ס

סס

סס

סס

3.M

endo

rong

peng

guna

ante

knol

ogi

mod

ern

yang

efis

ien

dan

ram

ahlin

gkun

gan

○ס

סס

סº

º4.

Mem

fasi

litas

ires

trukt

uris

asi

perm

esin

anin

dust

ri pu

lp d

anke

rtas

BSN

ס

Dep

.Ta

n

ס

Bala

iBes

arPu

lpda

nKe

rtas

PTPerg

urua

nTi

nggi

dan

Litb

ang

Working

Group

Day

aSa

ing

Foru

m

ס

Peru

saha

anIn

dust

ri

ס

Asos

iasiSw

asta

ס○

Kab.

ס○

Prop

.

Pem

erin

tah

Dae

rah

Dep

.Ke

u

Pem

erin

tah

Pusa

t

Ren

cana

Aks

i 201

0-2

014

Fasi

litas

iKl

aste

rD

ep.

Hut

Dep

.Pe

rin

ס2.

Mel

akuk

an p

enga

loka

sian

HTI

baru

untu

k pe

ngem

bang

anin

dust

ri pu

lpba

ru

סס

1.M

enin

gkat

kan

peng

guna

an b

ahan

baku

kayu

dar

i hut

anta

nam

anda

nba

han

baku

non

kayu

סס

סס

סס

סס

5.M

enge

mba

ngka

nst

anda

rdal

amra

ngka

men

ingk

atka

nm

utu

dan

daya

sain

g

סס

סס

7.M

endo

rong

per

kem

bang

anin

dust

rihi

lirke

rtas

סס

סס

סס

6.M

endo

rong

dive

rsik

asi p

rodu

kke

rtas

yang

ber

nila

itam

bah

tingg

i(te

ruta

ma

kerta

skh

usus

yang

saat

inim

asih

diim

por)

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

Dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Kert

as

Page 290: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 291: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 292: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri pengolahan susu meru-pakan salah satu industri berbasis agro sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri pengo-lahan susu;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Ro­ad Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Susu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Un-dang-Undang Republik Indonesia No-mor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

Page 293: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

108, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Da-erah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ta-hun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-

Page 294: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Pre-siden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Or-ganisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 295: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Susu Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri pengolahan susu untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Pengolahan Susu adalah indus-tri yang terdiri dari:

a. Industri Susu (KBLI 15201);

b. Industri Makanan dari Susu (KBLI 15202);

c. Industri Es Krim (KBLI 15203).

3. Pemangku kepentingan adalah Pemerin-tah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kema-syarakatan lainnya.

Page 296: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

4. Menteri adalah Menteri yang melaksa-nakan sebagian tugas urusan pemerin-tahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Pengolahan Susu, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Pengolahan Susu ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebi-jakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong

Page 297: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Pengolahan Susu dilak-sanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Page 298: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;

2. Wakil Presiden RI;

3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 299: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

PENGOLAHAN SUSU

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 300: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 301: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Pengolahan Susu

• Industri pengolahan susu meliputi usaha pembuatan susu bubuk, susu kental manis, susu asam, kepala susu/krim susu termasuk pengawetannya seperti sterilisasi dan pasteurisasi.

• Industri pengolahan susu pada umumnya meng-gunakan susu segar sebagai bahan baku. Selain bahan baku susu segar, industri ini juga membutuhkan bahan tambahan seperti gula, krim, minyak nabati, dan lain-lain agar dapat diproses menjadi produk olahan lainnya.

• Nomor KBLI industri pengolahan susu adalah:

a. 15211 : industri susu

b. 15212 : industri makanan dari susu

• Nomor HS industri pengolahan susu: 040210100, 040221110, 040221190, 040221900, 040291000, 040299000, 040310000, 040390100

• Jenis diversifikasi produk susu meliputi: susu cair (UHT, pasteurisasi), susu bubuk, susu kental manis, keju, mentega, yoghurt, dan es krim. Susu segar dan produk olahannya disajikan dalam bentuk pohon industri berikut:

Page 302: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or:1

22/M

-IND

/PE

R/1

0/20

09

2

Gam

bar I

.1.P

ohon

Indu

stri

Peng

olah

anSu

su

B.

Peng

elom

poka

n In

dust

ri Pe

ngol

ahan

Sus

u

1.K

elom

pok

Indu

stri

Hul

u

Sus

uS

egar

2.K

elom

pok

Indu

stri

Ant

ara

S

usu

Pas

teur

isas

i

S

usu

UH

T

S

usu

Ferm

enta

si

3.K

elom

pok

Indu

stri

Hili

r

Sus

uB

ubuk

S

usu

Ken

talM

anis

M

akan

an B

ayid

aris

usu

K

eju

M

ente

ga

E

s K

rim

Yo

ghur

t

Susu

Pate

uris

asi

Susu

UH

T

Yog

hurt

BM

=0%

Skim

Milk

Pow

der

Kej

u

Susu

Bubu

k-F

ullM

ilkPo

wde

r-S

usu

Form

ula

Susu

Ken

tal

Man

is

Anh

ydro

seM

ilkFa

tM

ente

ga

Susu

Dad

ih/

Tahu

Susu

Ice

crea

m

Whe

y

Kep

ala

Susu

SUSU

SEG

AR

Gam

bar

I.1

. P

oh

on

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Su

su

Page 303: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

B. Pengelompokan Industri Pengolahan Susu

1. Kelompok Industri Hulu

• Susu Segar

2. Kelompok Industri Antara

• Susu Pasteurisasi

• Susu UHT

• Susu Fermentasi

3. Kelompok Industri Hilir

• Susu Bubuk

• Susu Kental Manis

• Makanan Bayi dari susu

• Keju

• Mentega

• Es Krim

• Yoghurt

Page 304: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Page 305: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

• Peningkatan pertumbuhan industri susu olahan 10 %/tahun.

• Mengembangkan industri pakan ternak skala kecil dengan memanfaatkan sumber bahan pakan dalam negeri.

• Peningkatan kesinambungan ketersediaan pakan ter-nak dalam upaya meningkatkan produktivitas susu segar.

• Pengembangan pengendalian penyakit ternak.

• Pengembangan susu berkualitas dengan harga ter-jangkau.

• Meningkatkan populasi ternak sapi perah.

• Meningkatkan kepemilikan sapi perah oleh peternak menjadi 5 - 10 sapi/peternak.

• Meningkatkan produktivitas ternak sapi perah menjadi 15 liter/ekor/hari.

• Meningkatkan pasokan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) dari 30% menjadi 40%. Peningkatan kualitas susu segar melalui bantuan keterampilan cara perah, bantuan peralatan (cooling unit), dan penerapan Good Farming Practices (GFP) serta Good Handling Practices (GHP).

• Peningkatan kemitraan antara Industri Pengolah Susu dengan peternak sapi perah baik langsung maupun tidak langsung.

Page 306: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

• Meningkatkan daya saing Industri Pengolahan Susu melalui harmonisasi tarif bea masuk antara produk jadi susu dengan bahan baku/penolong dan kemasan.

• Meningkatkan kompetensi SDM ditingkat peternak khususnya dalam ketrampilan teknis & teknologis pakan ternak dan usaha peternakan.

• Pengembangan skema pembiayaan kepemilikan bibit sapi unggul.

• Kampanye penggalakan minum susu secara nasional.

B. Jangka Panjang (2015 – 2025)

• Meningkatkan pertumbuhan industri susu olahan 10 %/tahun.

• Meningkatkan populasi ternak sapi perah.

• Meningkatkan kepemilikan sapi perah oleh peternak menjadi diatas 10 sapi/peternak.Meningkatkan pro-duktivitas sapi perah menjadi diatas 20 liter/ekor/hari.

• Meningkatkan konsumsi susu nasional menjadi 23 kg/kapita/tahun.

• Meningkatkan pasokan Susu Segar Dalam Negeri menjadi 50%.

• Meningkatkan penguasaan teknologi dalam upaya peningkatan mutu susu olahan skala kecil menengah.

• Mengembangkan diversifikasi produk susu olahan yang mempunyai daya saing tinggi.

• Peningkatan kerjasama dalam upaya pengembangan teknologi proses dan diversifikasi produk.

• Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat untuk mencegah lost generation.

Page 307: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Peng-olahan Susu

Visi:

Mewujudkan industri pengolahan susu yang berkelanjutan, berdaya saing, mandiri, dan mensejahterakan masya-rakat.

Arah Pengembangan:

• Meningkatkan nilai tambah, investasi, dan penye-rapan tenaga kerja.

• Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi yang ada (eksisting).

• Mengembangkan indsutri pengolahan susu (diver-sifikasi produk) dengan memanfaatkan potensi ba-han baku.

• Memantapkan program kemitraan antara industri pengolahan susu dengan peternak.

• Meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar untuk menunjang pasokan bahan baku industri pengolahan susu.

• Mengembangkan faktor pendukung berupa bahan baku, energi, dan prasarana.

• Promosi investasi produk-produk olahan susu yang mempunyai nilai tambah tinggi.

Page 308: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Indikator Pencapaian

• Meningkatnya tingkat konsumsi susu segar khususnya bagi anak-anak usia sekolah.

• Meningkatnya sarana dan prasarana untuk keperluan industri pengolahan susu.

• Meningkatnya kesadaran peternak untuk mene-rapkan Good Farming Practices (GFP) yang akan berdampak pada kualitas susu segar.

• Meningkatnya produktifitas ternak sapi perah men-jadi lebih dari 15 liter/ekor/hari.

• Adanya dukungan lembaga penelitian, lembaga keuangan dalam peningkatan investasi industri pengolahan susu.

C. Tahapan implementasi

• Pemerintah Pusat melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan Pemda Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur serta stakeholder-stakeholder terkait melalui Forum Komunikasi.

• Pemerintah Pusat memberikan bantuan mesin/peralatan berupa cooling unit untuk mendukung pengembangan klaster, koordinasi promosi dan pe-rencanaan pemasaran.

• Perusahaan yang mendominasi klaster susu adalah industri menengah dan besar

• Pengembangan usaha industri dan peningkatan je-jaring melalui networking dengan sektor ekonomi yang lain.

Page 309: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

1. Bersama instansi terkait menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan in-dustri susu. Bersama stakeholder terkait meng-usahakan dana murah sehingga bisa mendatangkan bibit sapi perah unggul dengan produktivas yang tinggi dengan harga cicilan yang terjangkau, juga untuk meningkatkan kepemilikan sapi perah oleh peternak. Penerapan standard mutu bahan baku sesuai standard yang ditentukan (SNI). Pemanfaatan produk samping industri pengolahan pangan untuk membuat pakan yang berprotein tinggi dengan harga terjangkau. Meningkatkan penyuluhan kepada peternak untuk meningkatkan kualitas susu segar sehingga bisa menaikkan pendapatan peternak (harga susu yang berkualitas tinggi lebih mahal dari pada yang berkualiatas rendah). Memberikan kredit lunak kepada koperasi dan kelompok peternak untuk membeli peralatan (cooling unit) sehingga bisa memperbaiki kualitas angka bakteri dari susu segar. Memberikan penyuluhan dan pelatihan tek-nis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menyederhanakan rantai penyaluran susu segar sehingga dapat memangkas biaya.

2. Kampanye penggalakan minum susu secara nasional.

Page 310: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�00PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

B. Jangka Panjang (2015 – 2025)

1. Bersama instansi terkait menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan in-dustri susu. Bersama stakeholder terkait meng-usahakan dana murah sehingga bisa mendatangkan bibit sapi perah unggul dengan produktivas yang tinggi dengan harga cicilan yang terjangkau, juga untuk meningkatkan kepemilikan sapi perah oleh peternak. Bersama instansi terkait membuat sistem kredit bunga ringan untuk pengadaan bibit sapi perah unggul. Peningkatan cara pengelolaan ternak dari skala kecil menjadi skala sedang sehingga bisa menurunkan biaya fix cost ditingkat peternak. Meningkatkan SDM dan penyediaan pakan dan bibit unggul sehingga bisa menaikkan produktifitas peternak sapi perah.

2. Memperdalam research & development untuk ino-vasi produk pengolahan susu yang berkualitas, bermanfaat dan terintegrasi.

Page 311: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

n R

I N

omor

:122

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

9

Gam

bar 1

. Ker

angk

aK

eter

kaita

n In

dust

riPe

ngol

ahan

Susu

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Su

su

Page 312: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

n R

I N

omor

:122

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

10

Indu

stri

Inti

Indu

stri

Pend

ukun

gIn

dust

riT

erka

it

Indu

stri

Peng

olah

anSu

suK

emas

anPr

oduk

,Ind

ustr

iAlu

mun

ium

Foil,

Indu

stri

Kar

ton,

Indu

stri

Pem

buat

anK

alen

g,In

dust

riLa

bel,

Indu

stri

Gul

aR

afin

asi,

Indu

stri

Mes

inPe

ngol

ahan

Susu

&Pe

rala

tan

Pabr

ik,P

asok

anB

ahan

Bak

arte

rmas

uk G

asB

umid

anPa

soka

n Li

stri

k.In

dust

ripa

ngan

khu

sus (

yogh

urt,

Ice

Cre

am),

Indu

stri

Food

Cha

in,I

ndus

triP

erm

en

Sasa

ran

Jang

kaM

enen

gah

(201

0–

2014

)•

Men

ingk

atka

npe

rtum

buha

nin

dust

risu

suol

ahan

10%

/tahu

n•

Men

gem

bang

kan

indu

stri

paka

nte

rnak

skal

ake

cild

enga

nm

eman

faat

kan

sum

berb

ahan

paka

nda

lam

nege

ri•

Peni

ngka

tan

kesi

nam

bung

anke

ters

edia

anpa

kan

tern

akda

lam

upay

am

enin

gkat

kan

prod

uktiv

itass

usu

sega

r•

Peng

emba

ngan

peng

enda

lian

peny

akit

tern

ak•

Peng

emba

ngan

susu

berk

ualit

asde

ngan

harg

ate

rjang

kau

•M

enin

gkat

kan

popu

lasi

tern

aksa

pipe

rah

•M

enin

gkat

kan

kepe

mili

kan

sapi

pera

hol

ehpe

tern

akm

enja

di5

-10

sapi

/pet

erna

k•

Men

ingk

atka

npr

oduk

tivita

ster

nak

sapi

pera

hm

enja

di15

liter

/eko

r/har

i•

Men

ingk

atka

npa

soka

nSu

suSe

garD

alam

Neg

eri (

SSD

N)d

ari3

0%m

enja

di40

%•

Peni

ngka

tan

kual

itass

usu

sega

rmel

alui

kete

ram

pila

nca

rape

rah,

bant

uan

pera

lata

nco

olin

gun

it,da

npe

nera

pan

Goo

dFa

rmin

gPr

actic

es (G

FP)s

erta

Goo

dH

andl

ing

Prac

tice

(GH

P).

•Pe

ning

kata

nK

emitr

aan

anta

raIn

dust

riPe

ngol

ahan

Susu

deng

anpe

tern

aksa

pipe

rah

baik

lang

sung

mau

pun

tidak

lang

sung

.•

Men

ingk

atka

nda

yasa

ing

Indu

stri

Peng

olah

ansu

sum

elal

uiha

rmon

isas

itar

ifbe

am

asuk

anta

rapr

oduk

jadi

susu

deng

anba

han

baku

/pen

olon

gda

nke

mas

an.

•M

enin

gkat

kan

kom

pete

nsiS

DM

khus

usny

ada

lam

kete

ram

paila

nte

knis

&te

knol

ogis

paka

nte

rnak

dan

usah

ape

tern

akan

.•

Peng

emba

ngan

skem

ape

mbi

ayaa

nke

pem

ilika

nbi

bits

apiu

nggu

l.•

Kam

pany

epe

ngga

laka

nm

inum

susu

seca

rana

sion

al.

Sasa

ran

Jang

kaPa

njan

g(2

010-

2025

)

•M

enin

gkat

kan

pertu

mbu

han

susu

olah

an10

%/ta

hun

•M

enin

gkat

kan

popu

lasi

tern

aksa

pipe

rah

•M

enin

gkat

kan

kepe

mili

kan

sapi

pera

hol

ehpe

tern

akm

enja

didi

atas

10sa

pi/p

eter

nak

•M

enin

gkat

kan

prod

uktiv

itass

apip

erah

men

jadi

diat

as20

liter

/eko

r/har

i•

Men

ingk

atka

nko

nsum

sisu

suna

sion

alm

enja

di23

liter

/kap

ita/ta

hun

•M

enin

gkat

kan

paso

kan

susu

sega

rdal

amne

geri

(SSD

N)m

enja

di50

%•

Men

ingk

atka

npe

ngua

saan

tekn

olog

idal

amup

aya

peni

ngka

tan

mut

usu

suol

ahan

skal

ake

cilm

enen

gah

•M

enge

mba

ngka

ndi

vers

ifika

sipr

oduk

susu

olah

anya

ngm

empu

nyai

daya

sain

gtin

ggi.

•Pe

ning

kata

nke

rjasa

ma

dala

mup

aya

peng

emba

ngan

tekn

olog

ipro

sesd

andi

vers

ifika

sipr

oduk

.•

Men

ingk

atka

nke

taha

nan

pang

anda

ngi

zim

asya

raka

tunt

ukm

ence

gah

lost

gene

ratio

n.

Stra

tegi

:1.

Peni

ngka

tan

:nila

itam

bah

prod

uk,i

nves

tasi,

pero

leha

nde

visa

,dan

peny

erap

ante

naga

kerj

a.2.

Peni

ngka

tan

utili

sasi

kapa

sitas

prod

uksi

indu

stri

yang

ada

(exi

stin

g)3.

Pene

tapa

nm

odel

peng

emba

ngan

Indu

stri

Peng

olah

anSu

susk

ala

men

egah

berb

asis

SSD

N

•Opt

imal

isas

i fak

torp

endu

kung

beru

pape

ning

kata

npa

soka

nba

han

baku

,per

baik

anke

seja

hter

aan

pete

rnak

dan

daya

beli

mas

yara

kats

ehin

gga

bisa

men

capa

im

asya

raka

tden

gan

buda

yam

inum

susu

yang

tingg

i,se

hatd

anm

aju.

Poko

k-Po

kok

Ren

cana

Aks

iJan

gka

Men

enga

h(2

010-

2014

)Po

kok-

Poko

kR

enca

naA

ksiJ

angk

aPa

njan

g(2

010-

2025

)

•B

ersa

ma

inst

ansi

terk

aitm

enci

ptak

anik

limus

aha

yang

kond

usif

untu

km

endo

rong

pert

umbu

han

indu

stri

susu

olah

an.

•B

ersa

ma

stak

ehol

der

terk

ait

men

gusa

haka

nda

nam

urah

sehi

ngga

bisa

men

data

ngka

nbi

bit

sapi

pera

hun

ggul

deng

anpr

oduk

tivita

sya

ngtin

ggid

enga

n ha

rga

cici

lan

yang

terj

angk

au,j

uga

untu

km

enig

katk

an k

epem

ilika

nsa

pi p

erah

ole

h pe

tern

ak.

•Pe

nera

pan

stan

dar

mut

uba

han

baku

sesu

aist

anda

rdya

ng d

itent

ukan

(SN

I)•

Pem

anfa

atan

pro

duk

sam

ping

indu

stri

pen

gola

han

pang

an u

ntuk

mem

buat

pak

anya

ngbe

rpro

tein

tingg

iden

gan

harg

ate

rjan

gkau

.•

Men

ingk

atka

npe

nyul

uhan

kepa

dape

tern

akun

tuk

men

ingk

atka

nku

alita

ssu

suse

gar

sehi

ngga

men

aikk

anpe

ndap

atan

pete

rnak

(har

gasu

su y

ang

berk

ualit

astin

ggil

ebih

mah

alda

ripa

daya

ngbe

rkua

litas

ren

dah)

.•

Mem

beri

kan

kred

itlu

nak

kepa

dako

pera

sida

nkel

ompo

kpe

tern

akun

tuk

mem

beli

pera

lata

n(c

oolin

gun

it)se

hing

gabi

sam

empe

rbai

kiku

alita

s ang

kaba

kter

idar

isus

use

gar.

•M

embe

rika

n pe

nyul

uhan

dan

pelti

han

tekn

isun

tuk

men

ingk

atka

nku

alita

ssum

ber

daya

man

usia

.•

Men

yede

rhan

akan

ran

taip

enya

lura

nsu

suse

gar

sehi

ngga

dapa

tmem

angk

asbi

aya.

•K

ampa

nye

peng

gala

kan

min

umsu

suse

cara

nasi

onal

•Be

rsam

ain

stan

site

rkai

tmen

cipt

akan

iklim

usah

aya

ngko

ndus

ifun

tuk

men

doro

ngpe

rtum

buha

nin

dust

risu

suol

ahan

.•

Bers

ama

stak

ehol

der

terk

aitm

engu

saha

kan

dana

mur

uhse

hing

gabi

sam

enda

tang

kan

bibi

tsap

iper

ahun

ggul

deng

anpr

oduk

tivita

syan

gtin

ggid

anha

rga

cici

lan

yang

terj

angk

au,j

uga

untu

km

enin

gkat

kan

kepe

mili

kan

sapi

pera

hol

ehpe

tern

ak.

•Be

rsam

ain

stan

site

rkai

tmem

buat

sisi

tem

kred

itbu

nga

ring

anun

tuk

peng

adaa

nbi

bits

apip

erah

ungg

ul.

•Pe

ning

kata

nca

rape

ngel

olaa

nte

rnak

dari

ukur

anke

cilm

enja

diuk

uran

seda

ngse

hing

gabi

sam

enur

unka

nbi

aya

fixco

stdi

tingk

atpe

tern

ak•

Men

ingk

atka

nSD

Mda

npe

nyed

iaan

paka

nda

nbi

bitu

nggu

lseh

ingg

abi

sam

enai

kan

prod

uktif

itasp

eter

nak

sapi

pera

h.•

Mem

perd

alam

rese

arch

&de

velo

pmen

tunt

ukin

nova

sipr

oduk

peng

olah

ansu

suya

ngbe

rkua

litas

dan

berm

anfa

atda

nte

rint

egra

si

Uns

urPe

nunj

ang

Peri

odis

asiP

enin

gkat

anTe

knol

ogi:

SDM

:

•In

isia

si(2

004-

2009

):Pe

mbu

atan

Susu

Ken

tal M

anis

deng

anD

irec

tPro

cess

(tan

paEv

apor

ator

)•

Peng

emba

ngan

Cep

at(2

010-

2015

):

Tekn

olog

iA

glom

eras

ipe

ngga

nti

Spra

yD

ryin

gun

tuk

men

urun

kan

biay

apr

oces

sing

;Tek

nolo

gipe

mbi

akan

bakt

eria

prob

iotik

yang

mur

ah•

Mat

ang

(201

6-20

25)

:St

eril

pack

agin

g(U

HT)

yang

mur

ah;

Co-

dosi

ngun

tuk

life

bact

eria

dan

func

tiona

lfo

odun

tuk

susu

ster

il

Pe

ning

kata

n ke

mam

puan

SD

M d

ibid

ang

peng

elol

aan

tern

aksa

pida

n pe

ngol

ahan

susu

sega

r;

Peni

ngka

tan

pera

nan

litba

ngda

npe

rgur

uan

tingg

iunt

ukm

enin

gkat

kan

prod

uktiv

itas

tern

aksa

pida

npe

rbai

kan

prod

ukda

ripe

ngol

ahan

susu

Infr

astr

uktu

r:

Pe

ngem

bang

an fa

silit

aspe

labu

han

dan

akse

s jal

an;

In

sent

ifkr

edit

bagi

pet

erna

ksa

pida

nin

dust

ripe

ngol

ahan

susu

Pe

nyed

iaan

fasi

litas

pend

idik

an,p

elat

ihan

dan

peny

uluh

an b

agip

eter

nak

dide

sa

Gam

bar2

Ker

angk

aPe

ngem

bang

anIn

dust

riPe

ngol

ahan

Susu

Gam

bar

2 K

era

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Su

su

Page 313: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

n R

I N

omor

:122

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

11

Gam

bar3

Bag

anK

eter

kaita

nIn

dust

riPe

ngol

ahan

Susu

Pem

erin

tah

Pusa

t:D

eppe

rin,

Dep

tan,

Dep

keu,

Dep

dag,

Men

negK

op&

UK

M,B

KPM

Foru

mD

aya

Sain

g/W

orki

ngG

roup

Fasi

litas

iKla

ster

Pem

erin

tah

Dae

rah

:D

inas

Inda

g,D

inas

Perta

nian

,Pet

erna

kan

Susu

Sega

r

Mes

in/

Pera

lata

nPe

ngol

ahan

Susu

Sega

rD

istri

buto

rPA

SAR

DA

LAM

NEG

ERI

PASA

RLU

AR

NEG

ERI

Jasa

Ban

kda

nK

onsu

ltan

Pem

asar

an,A

sura

nsi,

Pers

h.Lo

gist

ik,M

arke

ting

Lem

baga

Litb

ang/

Pegu

ruan

Tin

ggi

Aso

sias

iIP

S,G

APM

MI,

APM

B,

ASR

IM

Eks

porti

rSu

suPa

steu

risa

siSu

suC

air

Susu

UH

TSu

suSk

imm

edSu

suBu

buk

Susu

Ken

talM

anis

Yog

hurt

Ice

crea

mK

eju

Mak

anan

dari

Susu

(But

ter,

dll)

Susu

Sega

rba

han

baku

Indu

stri

Susu

Sega

rK

onsu

msi

Gam

bar

3 B

ag

an

Kete

rkait

an

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Su

su

Page 314: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

n R

I N

omor

:122

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

12

Gam

bar4

Loka

siPe

ngem

bang

anIndu

striPe

ngolah

anSu

su

Indika

siLo

kasi

:Jab

ar,J

aten

g,Ja

tim

Gam

bar

4 L

okasi

Pen

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Su

su

Page 315: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 122/M-IND/PER/10/2009

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

Dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Pen

go

lah

an

Su

su

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

n R

I N

omor

:122

/M-IN

D/P

ER

/10/

2009

13

Tabe

l1.P

eran

Peman

gkuKep

entin

ganDalam

Peng

emba

ngan

Indu

striPe

ngolah

anSu

su

Renc

ana

Aks

i 200

4- 2

009

Depp

erin

Dept

anDe

pkeu

Depd

agM

eneg

kop

Depk

esDe

pM

enko

BKPM

Prop

Kab

Ass

osia

siPe

rush

PTLi

tban

gDy

Wor

kFa

s.&

UKM

Dikn

asKe

sra

Sain

gG

roup

Klas

ter

Bers

ama

inst

ansi

terk

aitm

enci

ptak

anikl

im0

00

00

00

usah

aya

ngko

ndus

if un

tuk

men

doro

ngpe

rtum

buha

nin

dust

risu

su o

laha

nBe

rsam

ast

akeh

olde

r ter

kait

men

gusa

haka

nda

nam

urah

sehi

ngga

bis

am

enda

tang

kan

bibi

tsap

ipe

rah

ungg

ul d

enga

n pr

oduk

tivita

sya

ng ti

nggi

00

00

00

00

0de

ngan

har

gaci

cila

nte

rjang

kau,

juga

unt

ukm

enin

gkat

kan

kepe

milik

ansa

pi p

erah

ole

hpe

tern

akPe

man

faat

an p

rodu

ksa

mpi

ngin

dust

ripe

ngol

ahan

pang

an u

ntuk

mem

buat

paka

nbe

rpro

tein

ting

gi0

00

00

00

00

deng

an h

arga

terja

ngka

uM

enin

gkat

kan

peny

uluh

anke

pada

pete

rnak

untu

km

enin

gkat

kan

kual

itas

susu

sega

rseh

ingg

am

enai

kkan

pen

dapa

tan

pete

rnak

(har

gasu

su0

00

00

00

00

00

0be

rkua

litas

tingg

ilebi

hm

ahal

dar

ipad

aya

ngbe

rkua

litas

rend

ah)

Mem

berik

ankr

edit

luna

kke

pada

kope

rasi

dan

kelo

mpo

kpe

tern

akun

tuk

mem

belip

eral

atan

00

00

00

00

00

(coo

ling

unit)

sehi

ngga

bis

am

empe

rbai

kian

gka

bakt

eri d

aris

usu

sega

rM

embe

rikan

peny

uluh

anda

n pe

latih

ante

knis

untu

km

enin

gkat

kan

kual

itas

sum

berd

aya

man

usia

00

00

00

00

00

00

0

Men

yede

rhan

akan

rant

ai p

enya

lura

nsu

suse

gar

sehi

ngga

dapa

tmem

angk

as b

iaya

00

00

00

00

00

00

Kam

pany

e pe

ngga

laka

nm

inum

susu

seca

ra0

00

00

00

00

0na

sion

al.

&Li

tban

gPe

mer

inta

hPu

sat

Foru

mPe

m.D

aera

hSw

asta

Perg

.Tin

ggi

Page 316: Buku 2 Prioritas Industri Berbasis Agro KARET

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI BERBASIS AGROTahun 2010 - 2014