Buku-2 Pekerjaan HotMix

download Buku-2 Pekerjaan HotMix

of 18

Transcript of Buku-2 Pekerjaan HotMix

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    1/18

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    2/18

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya penyusunan

    MANUAL PEKERJAAN CAMPURAN BERASPAL PANAS, dengan status saat ini

    RSNI - 2 (PRA-KONSENSUS). Manual disusun menjadi 3 buku, yaitu Buku 1 :

    Petunjuk Umum, Buku 2 : Petunjuk Ringkas, dan Buku 3 : Kumpulan Formulir Kerja.

    Manual ini disusun dengan anggaran DIP tahun 2002, Departemen Kimpraswil.

    Dalam penulisan Manual ini penulis menyadari masih adanya kekurangan-

    kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat kami hargai.

    Masukan dan kritik tersebut sangat diperlukan untuk penyempurnaan manual ini

    sebelum pemakaiannya diwajibkan. Akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi

    semua pihak yang terkait, untuk dapat meningkatkan kualitas pekerjaan khususnya

    pekerjaan campuran beraspal panas.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

    telah membantu penyusunan manual ini.

    Jakarta, Nopember 2002

    Penulis:

    1. Ir. Nyoman Suaryana, MSc.2. DR. Djoko Widayat, MSc3. Ir. Kurniadji, MSc.4. Ir. Tatang A. Dachlan, M.EngSc.5. Ir. Anwar Yamin, MSc.

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    3/18

    i

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ....................... i

    DAFTAR GAMBAR..................... ii

    1. Ruang lingkup...................................................................................................2. Acuan normatif.................................................................................................3. Istilah dan definisi.............................................................................................4. Persyaratan......................................................................................................

    5. Acuan operasionil pekerjaan campuran beraspal panas..................................5.1. Pembuatan formula campuran kerja (FCK)...............................................5.2. Kegiatan operasionil di unit produksi aspal...............................................

    5.2.1. Tempat penimbunan agregat dan penampungan aspal................5.2.2. Unit pencampur aspal.....................................................................

    5.2.2.1 Bin dingin (cold bins)...............................................................5.2.2.2 Pengering (dryer).....................................................................5.2.2.3 Unit saringan panas (hot screen)............................................5.2.2.4 Bin panas (hot bins).................................................................5.2.2.5 Penimbangan (weigh hopper).................................................5.2.2.6 Pencampur (mixer/pugmill)......................................................5.2.2.7 Pemeriksaan hasil produksi AMP............................................

    5.2.3. Kegiatan operasionil di lokasi kerja (di lapangan)..........................5.2.3.1 Pekerjaan persiapan................................................................5.2.3.2 Penghamparan campuran beraspal........................................5.2.3.3 Pemadatan campuran beraspal..............................................

    1122

    235555666677

    889

    11

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    4/18

    ii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Bagan alir pekerjaan campuran beraspal panas........................... 3Gambar 2 Bagan alir pembuatan FCK/JMF................................................... 4Gambar 3 Ilustrasi pemeriksaan di unit pencampur (AMP)............................ 8Gambar 4 Bagan alir pekerjaan pemasangan lapis perekat/pengikat............ 9Gambar 5 Ilustrasi pemeriksaan pada saat penghamparan........................... 11

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    5/18

    1 dari 12

    1 Ruang lingkup

    Manual pekerjaan campuran beraspal panas ini digunakan sebagai acuan operasionaluntuk pekerjaan campuran beraspal panas pada pekerjaan prasarana transportasi,

    terutama pada pekerjaan jalan. Manual ini dimaksudkan untuk memperbaiki danmeningkatkan pemahaman tentang pekerjaan campuran beraspal panas yang akanmenghasilkan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Manualdilengkapi dengan ilustrasi dan foto yang tepat guna, mudah dipahami dan dilaksanakan,terutama oleh pengguna yang terlibat dalam pelaksanaan campuran beraspal panas.Buku manual ini disajikan dalam 3 buku yang terpisah, dengan ruang lingkup sebagaiberikut :

    Buku 1 : Petunjuk umum

    Menguraikan petunjuk umum acuan operasional pekerjaan campuranberaspal panas berdasarkan teknologi yang terbaru dalam bidang pekerjaan

    campuran beraspal panas. Dalam buku ini dijelaskan secara rinci dari semuaaspek mengenai campuran beraspal panas, dimulai dari pengetahuan umummengenai bahan campuran beraspal panas, produksi agregat di unitpemecah batu, pengujian kualitas di laboratorium dan di lapangan,pembuatan formula campuran kerja, produksi campuran di unit pencampur,sampai dengan penghamparan dan pemadatan di lapangan. Pada bagianakhir dari manual ini dijabarkan secara ringkas mengenai sistem jaminanmutu (quality assurance) untuk pekerjaan jalan, khususnya pekerjaancampuran beraspal panas. Dalam lampiran disajikan kesalahan-kesalahanumum yang banyak ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan pekerjaancampuran beraspal panas.

    Buku 2 : Petunjuk ringkas

    Menguraikan secara ringkas acuan operasional pekerjaan campuranberaspal panas dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudahdipahami. Isinya merupakan rangkuman dari buku 1.

    Buku 3 : Kumpulan formulir kerja

    Merupakan kumpulan formulir kerja, seperti daftar periksa untuk pekerjaanpengawasan, daftar periksa peralatan dan formulir pengujian laboratorium.

    Pemisahan menjadi tiga bagian tersebut dimaksudkan untuk memudahkan

    pemakaiannya di lapangan. Buku ini diharapkan bermanfaat, mudah dilaksanakan dansesuai dengan perkembangan teknologi perkerasan untuk campuran beraspal panas,sehingga pekerjaan campuran beraspal panas yang dihasilkan memenuhi persyaratanyang berlaku.

    2 Acuan normatif

    Manual ini menggunakan acuan dokumen SNI (Standar Nasional Indonesia), AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials), ASTM (AmericanSociety for Testing and Materials), dan standar lainnya. Secara lengkap acuan yangdigunakan dijabarkan dalam Buku 1 : Petunjuk umum.

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    6/18

    2 dari 12

    3 Istilah dan definisi

    Secara lengkap istilah dan definisi yang digunakan dijabarkan dalam Buku 1 : Petunjukumum.

    4 Persyaratan

    Untuk menjamin keberhasilan suatu proyek, terlebih dahulu harus dipenuhi suatupersyaratan minimum menyangkut aspek manajeman dan aspek teknis. Persyaratan-persyaratan ini mengacu pada penerapan Quality Assurance (QA) berdasarkan ISO-9000 (SNI 19-9001) dan Peryaratan umum kompetensi laboratorium (SNI 19-17025-2000). Persyaratan yang tercantum dapat di bagi menjadi dua, diantaranya yangdianggap penting dan berhubungan langsung yaitu :

    a) Persyaratan manajemen

    Sistem manajemen proyek jalan disyaratkan memperhatikan hal sebagai berikut :- Organisasi, tugas dan wewenang yang jelas- Sistem mutu telah dibuat, yaitu berupa prosedur-prosedur kerja (SOP).- Pengendalian dokumen kontrak (penyimpanan, pendistribusian, penerimaan)- Pengendalian rekaman mutu, seperti misalnya hasil-hasil pengujian.- Audit internal (pemeriksaan internal untuk memastikan sistem mutu berjalan)- Rapat tinjauan mutu (rapat dilakukan minimum sebanyak 1 kali dalam sebulan)

    b) Persyaratan teknis

    Faktor-faktor teknis yang menentukan keberhasilan proyek untuk mencapai mutuyang disyaratkan, antara lain meliputi :

    - Persyaratan personil (kualifikasi personil memenuhi syarat)- Persyaratan peralatan (alat telah diperiksa dan laik pakai, daftar periksa peralatan

    pada Buku 3 : Petunjuk umum dapat digunakan)- Persyaratan bahan (bahan telah diperiksa dan memenuhi syarat, formulir

    pengujian pada Buku 3 : Petunjuk umum dapat digunakan)- Persyaratan lingkungan kerja (misalnya penerangan cukup, terlindung dari angin

    dan getaran khususnya untuk penimbangan contoh uji)- Pengendalian mutu berjalan sesuai dengan ketentuan, dengan jumlah dan

    frekwensi sesuai dengan persyaratan spesifikasi.- Pelaporan

    Persyaratan lain yang penting adalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja,

    sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    5 Acuan operasionil pekerjaan campuran beraspal panas

    Proses pekerjaan campuran beraspal panas pada prinsipnya dimulai dari pemenuhanpersyaratan manajemen dan teknis di atas dan kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah operasionil seperti pembuatan formula campuran kerja, FCK (job mix formula,JMF), kegiatan rutin di unit pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP) dan kemudiankegiatan penghamparan dan pemadatan di lapangan. Bagan alir pekerjaan campuranberaspal diperlihatkan pada Gambar 1.

    Tahapan-tahapan seperti diperlihatkan pada Gambar 1 tersebut kemudian diuraikandengan lebih jelas pada pasal-pasal berikutnya.

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    7/18

    3 dari 12

    Gambar 1. Bagan alir pekerjaan campuran beraspal

    5.1 Pembuatan formula campuran kerja (FCK)

    Pembuatan formula campuran kerja, FCK (job mix formula, JMF) meliputi tahapanpembuatan rancangan campuran berdasarkan agregat dari bin dingin (cold bins),pembuatan rancangan campuran berdasarkan agregat dari bin panas (hot bins), ujicoba pencampuran di AMP, dan selanjutnya uji coba penghamparan dan pemadatan.

    Setelah semua tahapan tersebut dilaksanakan dan memenuhi persyaratan, makarancangan campuran dapat disahkan menjadi formula campuran kerja (JMF).

    Berikutnya adalah bagan alir pelaksanaan pembuatan formula campuran kerja (JMF)seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2 berikut.

    Mulai

    Permintaan untukmulai melakukan

    pekerjaan (request)

    Periksa

    1

    Batasan cuaca (2) Kesiapan permukaan jalan (3)Pengendalian

    lalu-lintas (4)

    Pencampuran (5)

    Penghamparan (6)

    Pemadatan (7)

    Pengukuran,

    pembayaran

    Selesai

    tidak

    Periksa

    8Perbaikan (9) tidak

    Ya

    Pemeliharaan

    rutin

    Kegiatan :

    Periksa 1- FCK / JMF telah

    disetujui (lihat Pasal5.1)

    - peralatan baik dan laikpakai (AMP, alatpenghampar dan alatpemadat)

    - bahan tersedia dalamjumlah cukup dan telahmemenuhi syarat

    kegiatan 2- tidak diperkenankan

    bekerja pada saatturun hujan

    kegiatan 3

    - lihat Pasal 5.2.3.1

    Periksa 4-pengatur dan

    pengaman lalu-lintastelah siap

    kegiatan 5- lihat Pasal 5.2.2

    kegiatan 6- lihat Pasal 5.2.3.2

    kegiatan 7- lihat Pasal 5.2.3.3

    Periksa 8- periksa toleransi

    ketebalan, kerataankemiringan, kepadatan

    kegiatan 9-perbaikan atau

    pembongkaran sesuaikondisi

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    8/18

    4 dari 12

    Gambar 2 Bagan alir pembuatan FCK / JMF

    Mulai

    Evaluasi jenis

    campuran dan

    persyaratannya

    Kesesuaian

    peralatan dengan standar

    pengujian

    Kesesuaian

    mutu bahan dengan

    spesifikasi

    Pembuatan FCR untuk mengetahui

    karakteristik campuran dari bin dingin

    Kesesuaian

    karaktristik campuran

    dengan spesifikasi

    Kalibrasi bukaan bin dingin dan menentukan

    bukaannya. Selanjutnya pengambilan contoh

    dari bin panas dan diuji gradasinya

    Ganti bahan

    Perbaikan alat

    atau ganti alat uji

    Perbaikan gradasi,

    jika perlu ganti

    bahan

    Penentuan komposisi tiap bin sesuai gradasi rencana,

    selanjutnya pembuatan FCR untuk mengetahui

    karakteristik campuran. Hasil yang diperoleh dievaluasi

    untuk menentukan kadar aspal optimum

    Uji coba pencampuran di AMP untuk melihat

    kesesuaian operasional dengan rencana

    (sebelumnya periksa kondisi AMP)

    Uji coba pemadatan di lapangan untuk

    menentukan jumlah lintasan pemadat.

    Campuran beraspal

    mudah dipadatkan

    Pengesahan FCR

    menjadi FCK

    (Selesai)

    Perubahan gradasi atau

    penambahan pasir pada

    proporsi yang diijinkan

    ya

    tidak

    tidak

    tidak

    ya

    Sesuai dengan rencana

    Jika perlu atau jika

    terjadi banyak

    overflow lakukan

    perubahan gradasiya

    tidak

    ya

    tidak

    ya

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    9/18

    5 dari 12

    Selama proses pembuatan formula campuran kerja (FCK / JMF), beberapa hal pentingyang perlu mendapat perhatian adalah :

    a) Bahan yang digunakan telah memenuhi syarat spesifikasi, perhatikan kepipihan dankebersihan agregat yang digunakan.

    b) Peralatan yang digunakan laik pakai, gunakan daftar periksa seperti yangdicantumkan pada Buku 3:Petunjuk umum, untuk pemeriksaan alat pemecah batu(stone crusher), unit pencampur aspal (AMP), dan alat penghampar (finisher).

    c) Peralatan laboratorium yang digunakan harus memenuhi syarat, seperti dimensi dankalibrasi.

    5.2 Kegiatan operasional di unit produksi aspal

    5.2.1 Tempat penimbunan agregat dan penampungan aspal

    Metoda penanganan agregat di tempat penimbunan mempunyai pengaruh besar pada

    perbedaan volumetrik campuran antara FCK (JMF) dengan pelaksanaan. Segregasiyang terjadi selama proses penumpukan, pemindahan, dan terkontaminasinya agregatdengan tanah sering dijumpai di beberapa proyek jalan. Bahan agregat yang ada ditempat penimbunan harus dijamin mempunyai sifat-sifat fisik dan gradasi yang sesuaidengan persyaratan dan sesuai dengan formula campuran kerja (FCK). Pemeriksaanpada tempat penimbunan agregat meliputi :

    a) Kebersihan agregat, terutama kebersihan pasir.b) Bentuk agregat kubikal, tidak pipih, dan kerasc) Agregat tidak mengalami segregasi atau degradasi.d) Agregat tidak tercampur dan tidak terkontaminasi tanah lempung dan bahan lainnya.

    Pengujian mutu aspal seharusnya dilakukan secara berkala terhadap aspal yang baru

    datang sebelum dimasukkan ke dalam tangki (ketel) penyimpanan, namun hal ini tidakpernah/jarang sekali dilakukan, padahal aspal yang digunakan belum tentu seluruhnyamemenuhi persyaratan, adakalanya beberapa parameter mutu aspal tidak terpenuhiseperti titik lembek dan penetrasi. Dengan mutu aspal yang tidak memenuhi persyaratanakan mengakibatkan perkerasan beraspal tidak berumur sesuai rencana.

    5.2.2 Unit pencampur aspal (AMP)

    Selama produksi campuran beraspal panas di AMP beberapa hal pokok yang digunakansebagai acuan operasionil adalah seperti diuraikan di bawah ini.

    5.2.2.1 Bin dingin (cold bins)

    Jenis bin dingin (cold bins) yang umum dikenal adalah : (1) ban berjalan menerus, (2)getar, dan (3) aliran. Jenis pertama (ban berjalan menerus) cocok untuk agregat halus,sedangkan yang lainnya cocok untuk agregat kasar. Kontinuitas aliran material dari bindingin ini sangat berpengaruh terhadap produksi campuran beraspal, untuk itu perlupengendalian mutu yang ketat pada bin dingin. Pemeriksaan agregat pada bin dinginmeliputi :

    a) Tidak ada perubahan gradasi agregat. Perubahan gradasi dapat disebabkan karenaperbedaan quari atau suplier. Jika terjadi perubahan gradasi agregat, maka harusdilakukan pembuatan FCK/JMF kembali.

    b) Agregat tidak bercampur. Pencampuran agregat antar bin yang berdekatan dapat

    dicegah dengan membuat pemisah yang cukup dan pengisian tidak berlebih.Pengisian yang baik dimungkinkan jika ukuran bak (bucket) loader lebih kecil daribukaan mulut bin dingin.

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    10/18

    6 dari 12

    c) Kalibrasi bukaan bin dingin secara periodik.d) Bukaan bin dingin kadang-kadang tersumbat, misalnya jika agregat halus basah,

    agregat terkontaminasi tanah lempung, atau penghalang lain yang tidak umumseperti batu dan kayu.

    e) Perubahan kecepatan ban berjalan, dan ada operator yang mengontrol aliran agregatdan membuang material yang tidak perlu.

    5.2.2.2 Pengering (dryer)

    Pengering (dryer) mempunyai fungsi; (1) menghilangkan kandungan air pada agregat,dan (2) memanaskan agregat sampai suhu yang disyaratkan. Pemeriksaan yangdiperlukan pada bagian ini adalah :

    a) Kalibrasi alat pengukur suhub) Pemeriksaan suhu agregat yang dipanaskanc) Pengamatan pada asap yang keluar dari cerobong asap. Jika asap berwarna hitam

    berarti pembakaran yang terjadi tidak sempurna. Sementara jika asap berwarna putih

    berkabut (mengandung uap air) berarti agregat basah dan ada kemungkinan kadarair masih tertinggal setelah proses pengeringan.

    5.2.2.3 Unit saringan panas (hot screen)

    Umumnya pada proses penyaringan ini terjadi pelimpahan agregat, misalnya yangsemestinya masuk ke hot bin I tetapi terbawa ke hot bin II. Pelimpahan ini pada kondisinormal terjadi kurang dari 5 % dan cenderung konstan sehingga tidak terlalumengganggu kualitas produksi. Akan tetapi prosentase tersebut dapat bertambah jika;lubang saringan tertutup agregat, kecepatan produksi tidak berimbang dengankecepatan penyaringan, agregat halus basah/menggumpal, dan lubang-lubang padasaringan sudah ada yang rusak. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada bagian iniadalah :

    a) Pemeriksaan harian secara visual pada kebersihan dan kondisi saringanb) Pengontrolan gradasi agregat

    5.2.2.4 Bin panas (hot bins)

    Jika agregat halus masih menyisakan kadar air setelah pemanasan, maka agregat yanghalus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding hotbin dan akan jatuhsetelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan kecil pada gradasiagregat, yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 200. Kebocoran-kebocoranyang mungkin terjadi pada hot bins juga perlu diperhatikan.

    5.2.2.5 Penimbangan (weigh hopper)

    Pada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika keseimbangan waktu pencapaianberat tiap bin panas sulit tercapai, maka operator harus membuang agregat tersebut danmelakukan pemeriksaan aliran material mulai dari bin dingin. Akan tetapi jika ketidakseimbangan waktu tersebut dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akanterjadi penyimpangan gradasi akibat proporsi masing-masing bin panas tidak sesuai.

    Aliran agregat yang tidak seragam juga dapat menyebabkan temperatur campuranmenjadi bervariasi. Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian ini adalah :

    a) Kalibrasi timbangan, termasuk timbangan aspal

    b) Kotak timbangan (weigh box) tergantung bebasc) Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    11/18

    7 dari 12

    5.2.2.6 Pencampur (mixer / pugmill)

    Dalam pugmill terjadi dua tipe pencampuran, yaitu pencampuran kering danpencampuran basah (setelah ditambah aspal). Lamanya pencampuran kering

    diusahakan sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau2 detik. Pencampuran basah juga diusahakan seminimal mungkin untuk menghindaridegradasi dan oksidasi atau penuaan (aging). Umumnya lamanya waktu pencampurantotal sekitar 30 detik. Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian ini adalah :

    a) Temperatur aspal (pada tangki aspal)b) Lamanya pencampuranc) Pedal tip (pengaduk) tidak aus atau patahd) Tutup pugmill tidak bocor

    5.2.2.7 Pemeriksaan hasil produksi AMP

    Pemeriksaan terhadap hasil produksi AMP sangat diperlukan untuk mengetahui secaradini penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat diperbaiki dengansegera. Penyimpangan dan penyebabnya dijabarkan dengan lebih detil pada Buku 1 dariManual ini. Pemeriksaan secara visual meliputi, antara lain :

    a) Penyelimutan aspal pada agregatb) Terjadi penggumpalan atau tidakc) Warna asap; biru menyatakan kelebihan panas (overheating) dan warna asap putih

    berkabut (uap air) menyatakan kadar air pada agregat masih relatif tinggi.d) Tampak campuran di dalam bak truk yang rata menyatakan kelebihan panas atau

    kadar aspal atau kadar air relatif tinggi.e) Jika campuran menggumpal kemungkinan kurang panas (underheating)

    Meskipun telah dilakukan pemeriksaan secara visual, pemeriksaan dengan alat jugaharus dilakukan. Pemeriksaan tersebut meliputi :

    a) Pemeriksaan temperatur di atas truk pengangkut (dump truck) dengan pengukursuhu

    b) Pengambilan contoh uji untuk pengujian sifat-sifat fisik campuran dengan jenis,jumlah dan frekuensi sesuai dengan persyaratan.

    Kebersihan truk pengangkut juga harus diperhatikan tertutama kebersihan bak (bebasdari bahan yang dapat merusak aspal, seperti solar atau oli). Bak harus ditutup denganterpal selama proses pengangkutan untuk mencegah penurunan temperatur padapermukaan.

    Gambar 3 di bawah ini memberikan ilustrasi dari kegiatan-kegiatan yang harus dilakukandi unit produksi aspal (AMP) untuk menjamin hasil yang diperoleh memenuhi syarat yangditetapkan.

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    12/18

    8 dari 12

    Gambar 3 Ilustrasi pemeriksaan di unit pencampur (AMP)

    5.2.3 Kegiatan operasionil di lokasi kerja (di lapangan)

    5.2.3.1 Pekerjaan persiapan

    Sebelum Kontraktor melakukan penghamparan, maka harus ada surat permohonankerja (request) terlebih dahulu paling tidak 2 hari sebelumnya. Dengan dasar requesttersebut dilakukan pemeriksaan / pengecekan terhadap kesiapan permukaan. Requestdapat ditolak jika kesiapan permukaan yang akan dilapis belum memadai. Pemeriksaan

    yang dilakukan meliputi :a) Lubang, jejak roda, dan deformasi harus sudah diperbaiki.b) Pemeriksaan kerataan permukaan dan kemiringan melintang jalan.c) Untuk penghamparan di atas lapis pondasi agregat, harus diperhatikan hal-hal

    sebagai berikut :- Kepadatan lapis pondasi sesuai persyaratan (konus pasir) dan dilakukan uji gilas

    (prof rolling)- Kerataan permukaan lapis pondasi di bawah toleransi yang diijinkan (straight edge)- Permukaan bebas dari kotoran seperti tanah lempung, debu, plastik , dan lain-lain.

    d) Pengendalian elevasi horisontal dan vertikal dilakukan dengan membuat patokketinggian. Jika mungkin digunakan alat penghampar yang mempunyai pengaturelevasi otomatis, yaitu dengan acuan kawat baja, atau dengan acuan yang bergerak.

    Bin dingin :- kalibrasi bukaan- pemisah antar bin (agregat

    tidak bercampur)- kelengkapan (penggetar,

    tenaga pembersih)

    Pengering (dryer) :- pembakaran sempurna

    (lihat warna asap)- kontrol temperatur- sudu-sudu (mangkok)

    pengaduk baik- sudut kemiringan dryer

    Pemeriksaan:- saringan baik- timbangan (kalibrasi)- temperatur

    pencampuran- waktu pencampuran

    Pemeriksaan :- perhatikan tampak visual campuran- periksa temperatur camp. di atas truk- bak truk bersih dan pengangkutan

    dilindungi dengan terpal

    Penimbunan (stock pile):- agregat kubikal dan bersih- tidak segregasi/degradasi- tidak ada perubahan tampak visual

    agregat (perubahan quari / suplier)

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    13/18

    9 dari 12

    Setelah permukaan siap, maka dilakukan pemasangan lapis resap pengikat (primecoats) atau lapis perekat (tack coats).

    Gambar 4 Bagan alir pekerjaan pemasangan lapis perekat/pengikat

    5.2.3.2 Penghamparan campuran beraspal

    Penghamparan campuran beraspal dilakukan dengan alat penghampar mekanisbermesin (finisher). Secara garis besar pemeriksaan yang dilakukan pada saatpenghamparan adalah (kegiatan tersebut diilustrasikan pada Gambar 5) :

    a) Pemeriksaan kesiapan alat penghampar

    - Roda atau rantai baja (tracks) terpasang dengan baik. Tekanan roda yang kurangatau pemasangan rantai baja yang kurang kencang dapat mengganggupergerakan finisher dan berakibat hasil penghamparan tidak merata.

    - Roda pendorong (push roller) harus bersih dan dapat berputar dengan baiksehingga truk dan alat penghampar dapat bergerak beriringan.

    - Penampung (hopper), sayap-sayap (wing hopper), penyalur (conveyor), pintu

    masukan penampung (flow gates), dan ulir pembagi (augers/screw) harus dapatbekerja dengan baik untuk menjaga kontinuitas aliran campuran beraspal.

    Mulai

    Permintaan untuk

    mulai melakukan

    pekerjaan (request)

    Periksa

    1-4

    Pengendalian Lalulintas

    Batasan cuaca (6)Kesiapan permukaan

    jalan (7)Kesiapan kerja (5)

    Pelaksanaan pemasangan lapis resap

    pengikat atau lapis perekat

    Periksa

    8

    Pengukuran,

    pembayaran

    Pemeliharaan (9)

    Perbaikan

    Selesai

    Ya

    No

    Uji coba (trial)

    tidak

    Ya

    Kegiatan :

    Periksa 1-4- periksa bahan aspal

    apakah sesuai denganpersyaratan

    - periksa kesiapan alatpenyemprot (asphaltdistributor)

    -periksa manual-periksa hasil pekerjaan

    sebelumnya

    kegiatan 5- perlindungan terhadap

    struktur, kerb danlainnya agar tidak

    terkotorikegiatan 6- tidak diperkenankan

    bekerja pada saatturun hujan

    kegiatan 7- permukaan yang rusak

    telah diperbaiki terlebihdahulu

    - permukaan bersih darikotoran, lempung dll

    Periksa 8-periksa toleransi

    sesuai spesifikasikegiatan 9- pemeliharaan dan

    proteksi harusdilakukan sebelumdilakukan pelapisandengan campuranberaspal

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    14/18

    10 dari 12

    Kontinuitas aliran campuran beraspal yang terlalu sedikit atau berlebih dapatmempengaruhi tekstur dan keseragaman campuran.

    - Pelat sepatu (screed) harus dipanaskan pada awal operasi, untuk mencegahhasil penghamparan yang tampak kasar dan bertekstur terbuka.

    - Tinggi jatuh pemadat tumbuk dan pemilihan frekuensi penumbuk getar akanmempengaruhi tekstur permukaan yang diperoleh.

    b) Pemeriksaan campuran beraspal secara visual

    Beberapa indikasi dari penyimpangan campuran beraspal dapat dilihat secara visualdan diperiksa sebelum dilakukan penghamparan, yaitu :

    - Berasap biru; asap biru yang keluar dari campuran berasapal di atas trukpengangkut atau terlihat pada pemasok (hopper) alat penghamparmengindikasikan terjadinya kelebihan panas (overheating).

    - Campuran beraspal tampak kaku; tampak visual campuran beraspal yang kakumengindikasikan campuran tersebut telah dingin.

    - Permukaan campuran beraspal di atas bak truk tampak rata; pada umumnya

    permukaan campuran beraspal di atas bak truk membentuk bukit. Jika permukaantersebut terlihat rata, maka kemungkinan campuran beraspal kelebihan aspal ataukadar air.

    - Campuran beraspal tampak kering / berwarna coklat; campuran yangmengandung terlalu sedikit aspal biasanya tampak kering dan berwarnakecoklatan.

    - Campuran beraspal beruap; campuran beraspal masih mengandung kadar air.Kelebihan kadar air juga akan menyebabkan campuran beraspal terlihat sepertikelebihan aspal.

    - Segregasi; segregasi mungkin terjadi akibat kesalahan penanganan.- Terkontaminasi; campuran beraspal dapat terkontaminasi solar yang

    disemprotkan pada dasar bak truk. Campuran beraspal juga dapat terkontaminasi

    plastik atau lainnya.

    c) Pelaksanaan penghamparan

    Jika diperlukan pengaturan screed (perubahan ketebalan), maka harus dilakukansecara bertahap. Jika diperlukan penambahan lebar penghamparan, maka padabagian pelebaran tersebut harus terjangkau ulir pembagi untuk menghindariterjadinya segregasi.

    Pekerjaan manual dengan penebaran hanya boleh dilakukan jika penghamparandengan alat finisher sulit atau tidak bisa dilakukan dengan baik. Penebaran dengantangan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya segregasi.

    Selama pelaksanaan penghamparan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    - Temperatur campuran beraspal harus diperiksa pertama kali di atas truk, kemudiandi periksa kembali setelah penghamparan sebelum pemadatan.

    - Tekstur permukaan harus seragam dan baik. Tekstur yang kurang baik dapatdisebabkan oleh campuran beraspal terlalu dingin, jika terjadi pada awalpenghamparan kemungkinan pelat screed tidak dipanaskan.

    - Kerataan permukaan harus sesuai. Penghamparan yang tidak menerus dapatmenyebabkan permukaan tidak rata pada sambungan. Gradasi yang tidak sesuai,perubahan kecepatan penghamparan, dan dorongan dari truk saat pengisian jugadapat menyebabkan permukaan tidak rata.

    - Kemiringan melintang dan memanjang harus diperhatikan terlebih pada daerahtikungan.

    - Sambungan melintang dan memanjang harus dibuat tegak lurus. Metoda yangdilakukan dapat berupa pemotongan sambungan sebelum dimulainyapenghamparan, atau dengan menaruh balok atau kertas pada bagian sambungan.

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    15/18

    11 dari 12

    Pada saat penghamparan kembali, maka balok atau kertas tersebut diambilsehingga diperoleh sambungan yang tegak. Untuk sambungan memanjang,umumnya dipakai kayu atau baja siku untuk membentuk sambungan tegak.

    Gambar 5 Ilustrasi pemeriksaan pada saat penghamparan

    5.2.3.3 Pemadatan campuran beraspal

    Pada saat pemadatan terjadi 3 gaya utama, yaitu gaya tekan alat pemadat, gaya tahanpada campuran beraspal yang baru dihampar, dan gaya tahan pada lapisan dibawahnya yang telah stabil (lapis pondasi agregat atau existing lapis beraspal). Untukmemperoleh pemadatan yang baik, maka gaya tahan lapisan yang telah stabil harusseimbang dengan gaya tekan alat pemadat. Atau dengan kata lain campuran beraspalseolah-olah mendapat gaya tekan dari atas dan bawah. Jika lapisan yang stabil (lapispondasi agregat atau existing lapis beraspal) belum cukup padat maka kepadatancampuran beraspal kemungkinan tidak akan tercapai sesuai persyaratan.

    a) Faktor yang mempengaruhi kemudahan pemadatan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kemudahan pemadatan adalah sebagai berikut :

    - Karakteristik campuran beraspal ; tekstur dan bentuk agregat sangatmempengaruhi kemudahan pemadatan, sebagai contoh penambahan pasir alamakan memudahkan pemadatan. Aspal bersifat sebagai pelumas, pada suhu yangdingin aspal kurang encer ( lebih viscous). Aspal dengan viskositas yang tinggiakan relatif lebih sulit dipadatkan. Kadar aspal juga mempengaruhi kemudahanpemadatan, kadar aspal yang tinggi relatif lebih mudah dipadatkan. Pengaruhtemperatur ada hubungannya dengan viskositas aspal, untuk viskositas aspalyang berbeda maka berbeda juga temperatur pemadatannya. Pemadatan padatemperatur yang tidak sesuai dapat menyebabkan retak rambut.

    - Kondisi lingkungan; kelembaban, kecepatan angin dan temperatur lingkunganmempengaruhi kecepatan penurunan temperatur campuran beraspal.

    Penerimaan campuran :

    - Periksa tiketpengiriman

    - periksa tampakvisual

    - periksa temperatur

    Roda pendorongbersih danberputar baik

    Pintu masukanbekerja baikuntuk mengaturkontinuitas aliranmaterial Operator

    mengaturketebalan dankemiringansesuairencana

    Ulir pembagibekerja baik dankuantitas materialtidak berlebih ataukurang

    Penggetar screedberfungsi baik

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    16/18

    12 dari 12

    - Ketebalan lapisan; semakin tebal lapisan campuran beraspal makapemadatannya relatif semakin sulit (diperlukan usaha yang relatif lebih).

    b) Alat pemadat

    - Mesin gilas roda baja; digunakan untuk pemadatan awal (breakdown rolling )atau pemadatan akhir (finish rolling). Untuk pemadatan akhir harus digunakantandem dengan berat 8 10 ton.

    - Mesin gilas roda karet penumatik ; digunakan untuk pemadatan antara(intermediate rolling). Alat pemadat ini merupakan alat pemadat utama dalampemadatan campuran beraspal. Kepadatan campuran beraspal diperoleh setelahberapa kali lintasan sesuai dengan hasil uji coba pemadatan pada FCK (JMF).

    c) Prosedur pemadatan

    Pemadatan campuran beraspal dilakukan dalam tiga operasi yang terpisah, sepertiberikut ini :

    - Pemadatan awal (breakdown rolling); menggunakan mesin gilas roda baja.

    Dimulai kurang lebih 0 10 menit setelah penghamparan.- Pemadatan antara (intermediate rolling); menggunakan mesin gilas roda karet

    pneumatik. Dimulai kurang lebih 5 15 menit setelah penghamparan.- Pemadatan akhir (finish rolling); menggunakan mesin gilas roda baja. Dimulai

    tidak lebih dari 45 menit setelah penghamparan.

    Urutan pemadatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

    1) Pemadatan pada campuran beraspal yang tipis (kurang dari 5 cm)

    Urutan pemadatannya adalah sebagai berikut :

    - sambungan melintang- ujung tepi

    - pemadatan awal mulai dari daerah yang terendah- pemadatan antara mulai dari daerah yang terendah- pemadatan akhir

    2) Pemadatan pada campuran beraspal yang tebal (lebih dari 5 cm)

    Urutan pemadatannya adalah sebagai berikut :

    - sambungan melintang- pemadatan awal mulai dari 30 cm 40 cm dari tepi yang lemah- pemadatan antara mulai dari daerah yang terendah- pemadatan akhir

    3) Pemadatan sambungan memanjang

    Pemadatan pada daerah sambungan dibuat overlap

    d) Pemeriksaan hasil pemadatan

    - Tekstur permukaan; penyimpangan pada tekstur permukaan dapat disebabkankarena kesalahan pencampuran, penanganan, penghamparan atau pemadatan

    - Kerataan permukaan; kerataan permukaan diukur dengan mistar 3 meter (straightedge). Toleransi yang diijinkan sesuai persyaratan.

    - Kepadatan ; pengukuran kepadatan lapangan dilakukan tiap 200 m dengan alatcontoh inti (core drill). Hal yang penting dalam pengujian kepadatan adalahwaktu penimbangan. Apakah cukup didiamkan 1 malam. Menurut prosedurpenimbangan baru dilakukan setelah benda uji mempunyai berat konstan.

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    17/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Asphalt Institute, MS-2, 1993, Mix Design Methods, Asphalt Institute, Lexington,Kentucky, USA.

    Asphalt Institute, MS-22, 1993, Principles of Construction of Hot-Mix AsphaltPavements, Asphalt Institute, Lexington, Kentucky, USA.

    Asphalt Institute, MS-4, 1985, The Asphalt Handbook, Asphalt Institute, Lexington,Kentucky, USA.

    Asphalt Institute, Superpave Series No. 2, 1996, Supervape Mix Design, AsphaltInstitute, USA.

    Anwar Hadi, 2000, Sistem Manajemen Mutu Laboratorium, Sesuai ISO/IEC 17025:2000General Requirement for the Competence of Testing and Calibration

    Laboratories, PT Gramedia, Jakarta.Bina Marga, 2000, Dokumen Kontrak : Spesifikasi Volume 3, Bina Marga, Jakarta.

    Bina Marga, 1999, Panduan Perencanaan Campuran Beraspal Berdasarkan KepadatanMutlak, SK N0. 76/KPTS/Db/1999, Jakarta.

    Bina Marga, 1988, Buku Pemeriksaan Peralatan Penghampar Aspal (Asphalt Finisher),, Jakarta.

    Bina Marga, 1988, Buku Pemeriksaan Peralatan Pencampur Aspal (Asphalt MixingPlant), , Jakarta.

    Bina Marga, 1988, Buku Pemeriksaan Peralatan Pemecah Batu (Stone Crusher) ,, Jakarta.

    Badan Standar Nasional Indonesia, 2000, Penulisan Standar Nasional Indonesia ,BSN, Jakarta.

    Dickinson, E.J, J.H. Nicholas and S. Boas Traube, 1958, Physical factors affecting theabsorbtion of oxygen by thin films of bitumen binders, Journal of AplliedChemeistry, Vol 8. pp. 673-687

    Glenn, R. Kemp and Nelson, H. Predoehl, 1981, A Comparasion of Field and LaboratoryEnvironments on Asphalt Durability, Proceeding Association of AsphaltPaving Technology, Vol. 50. pp. 492-537. San Diego, California.

    Halcrow & Association, 2001, Quality Management System, Quality Manual, DirektoratJenderal Prasarana Wilayah, Jakarta.

    Halcrow & Association, 2001, Highway Construction Check List , Direktorat JenderalPrasarana Wilayah, Jakarta.

    Millard, 1993, Road Building in the Tropics, TRL, London, UK.

    Nyoman Suaryana, 2001, Laporan Akhir Studi Pengkajian Spesifikasi dan PengendalianMutu Untuk Konstruksi Prasarana Jalan, Pustran, Bandung.

    Nyoman Suaryana, 2001, Laporan Percobaan Penerapan Quality Assurance ISO-9000,P3JJ Propinsi Kalimantan Timur.

    Nyoman Suaryana, 2002, Laporan Akhir Studi Pengembangan Quality AssurancePelaksanaan Pembangunan Jalan Nasional dan Propinsi, Pustran, Bandung.

    Nyoman Suaryana, Anwar Yamin, Kurniadji, 2002, Kesalahan kesalahan Umum dalamPenerapan Spesifikasi Baru Campuran Beraspal Panas, KRTJ Ke-7, Bali.

  • 7/24/2019 Buku-2 Pekerjaan HotMix

    18/18

    Nevizond Chatab, 1997, Mendokumentasi Sistem mutu ISO 9000, ANDI, Yogyakarta.

    Pustran, 1997, Buku Kalibrasi Peralatan Konstruksi Jalan (Unit Asphalt Mixing Plant),Pustran, Bandung.

    Richard Barret Clements, 1993, Quality Managers, Complete Guide to ISO 9000,Prentice Hall, New Jersey

    RN 31, 1993, A Guide to the Structural Design of Bituminous-Surfaced Roads inTropical and Sub-tropical Countries, TRL, London, UK.

    Shell, 1995,The Shell Bitumen Industruial Handbook, Shell Bitumen, UK.

    SNI 19-17025-2000 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian danLaboratorium Kalibrasi , BSN, Jakarta.

    Suhawono, 1994 Program Apresiasi Pengendalian Mutu Terpadu, Gugus Kendali Mutudan ISO -9000 , Yayasan Manajemen Mutu Indonesia, Jakarta.

    US Army, Handbook 2000 Hot-MixAsphalt Paving , US Army Corps of Engineers,USA.

    Yaw, A. Tuffour, Ilan Ishai and Joseph Craus, 1985 Relating Asphalt Aging andDurability to its Compositional Change , Proceeding of the Association of

    Asphalt Paving Technology, APT, Vol. 54. pp. 163-181