Buku Panduaneprints.ulm.ac.id/6531/1/(10) Keefektifan Teknik... · 2019. 9. 2. · Buku Panduan...

46

Transcript of Buku Panduaneprints.ulm.ac.id/6531/1/(10) Keefektifan Teknik... · 2019. 9. 2. · Buku Panduan...

  • Buku Panduan

    SEMINAR DAN WORKSHOP

    KONVENSI NASIONAL BK XIX ABKIN

    Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

  • KATA SAMBUTAN

    Segala puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Swt karena berkah

    limpahan rahmat dan ridho-Nya, sehingga kegiatan seminar dan workshop dalam

    rangkaian kegiatan Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin telah berjalan

    lancar sesuai harapan semua pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kami dalam

    kesempatan ini mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim Prosiding yang telah

    bekerja keras untuk menyusun hasil prosiding dari kegiatan seminar dan workshop dan

    membukukannya sebagaimana ini.

    Kegiatan Konvensi Nasional BK XIX ABKIN yang diselenggarakan di kota

    Banjarmasin pada tanggal 20-21 Mei 2016 ini mengangkat tema tentang: ”Penguatan

    Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya

    Bangsa.” Tema yang diangkat ini tidak terlepas dari semakin dekatnya kita dengan era

    Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Tentu saja banyak hal tengah dipersiapkan untuk

    menyongsong era tersebut salah satunya penguatan teori dan praktik konseling bagi

    mereka yang berkecimpung pada bidang Bimbingan dan Konseling. Langkah pertama

    yang dilakukan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah

    mempersiapkan para praktisi bimbingan dan konseling sekaligus membangun kesamaan

    persepsi serta solusi tentang bimbingan dan konseling dan tantangan MEA. Adapun

    pelaksanaan seminar dan workshop diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari

    langkah pertama yang bisa dilakukan.

    Akhir kata, kami mengucapkan rasa terimakasih tak terhingga kepada semua

    pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini.

    Banjarmasin, 20 Mei 2016

    Ketua Panitia,

    Ali Rachman, M.Pd

  • KEPUTUSAN

    PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING

    INDONESIA (ABKIN)

    NOMOR : 002/SK/PB-ABKIN/II/2016

    TENTANG

    SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA KONVENSI NASIONAL

    BIMBINGAN DAN KONSELING KE-XIX ABKIN

    Memperhatikan:

    1. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Asosiasi Bimbingan daqn Konseling

    Indonesia Pasal 34 ayat (1) Konvensi Nasional,ialah pertemuan organisasi

    yang bersifat keilmuan, yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus

    Besar paling sedikit 2 (dua) tahun sekali

    2. Surat Mandat Pengurus Besar PB ABKIN Nomor : 001/PB-ABKIN/II/2016

    tanggal 3 Februari 2016 tentang penugasan Pengurus Daerah ABKIN

    Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Panitia Penyelenggara KNB XIX

    ABKIN di Banjarmasin,Kalimantan Selatan

    Menimbang:

    1. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan KNB XIX ABKIN di Banjarmasin

    Tahun 2016 perlu dibentuk Panitia Penyelenggara KNB XIX ABKIN Tahun

    2016;

    2. Bahwa dipandang perlu untuk mengangkat dan mengesahkan Susunan

    Panitia Penyelenggara KNB XIX ABKIN di Banjarmasin Kalimantan

    Selatan.

    Mengingat:

    Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Bimbingan dan

    Konseling Indonesia.

  • MEMUTUSKAN

    Pertama : Menetapkan dan mengesahkan Susunan Panitia

    Penyelenggaran KNB XIX ABKIN di Banjarmasin Tahun

    2016 .

    Kedua : 1. Panitia bertugas menyelenggarakan dan menyusun laporan kegiatan.

    2. Laporan kegiatan diserahkan kepada Pengurus Besar ABKIN.

    3. Penyerahan laporan selambat-lambat satu bulan setelah kegiatan dilaksanakan.

    Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai

    dengan 23 Juni 2016.

    Keempat : Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini akan

    ditentukan kemudian, dan apabila terjadi kekeliruan akan

    segera diperbaiki.

    Ditetapkan : di Semarang

    Tanggal : 25 Februari 2016

    Ketua Umum Sekretaris Jenderal

    Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo,M.Pd.,Kons. Drs Tri Leksono Ph, S.Kom.M.Pd.,Kons

    NA 001/PB-ABKIN/2014 NA 002/PB-ABKIN/2014

  • Lampiran : Surat Keputusan Pengurus Besar ABKIN

    Tentang : Susunan Panitia Penyelenggara KNB XIX ABKIN

    Nomor : 002/SK/PB-ABKIN/II/2016

    Tanggal : 25 Februari 2016

    Penanggung Jawab : Prof Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd.,Kons (Ketua Umum

    Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia)

    Penasehat : Prof. Dr. H. Wahyu, MS (Dekan FKIP Unlam Banjarmasin)

    Dr. Hidayat Mar’ruf, M.Pd (DekanFakultasTarbiyahdanKeguruan

    IAIN Antasari Banjarmasin)

    Drs. H. Sultani, M.M.Pd (Dekan FKIP Uniska Banjarmasin)

    Trisminah, S.Pd., M.Pd (Dekan FKIP Uvaya Banjarmasin)

    Pengarah : Dr. H Karyono Ibnu Ahmad

    Dr. H. Mustatul Anwar, M.M.Pd., M.Kes

    Dr. H. M. Fauzani, M.Pd

    Drs. H. Fahrurazi, M.Pd

    Drs. M. Arsyad, M.Pd

    Dr. H. Kasypul Anwar, M.M.Pd

    Drs. Abdul Ahyat, M.Pd

    Drs. Fathurrahman

    Dra. Noor Fajriah, M.Pd

    Dra. Hj. Nurainah

    Drs. Sukadji

    Edly Rofiqah, S.Sos, S.Pd.

    Pelaksana :

    Ketua : Ali Rachman, M.Pd

    Sekretaris : Okra Fitri Cahyadi, S.Pd

    Bendahara : Sulistiyana, M.P

  • Divisi –Divisi :

    Kesekretariatan : Ririanti Rachmayanie, J, S.Psi, M.Pd (Koordinator)

    Nina Permatasari, M.Pd

    Novitawati, MPd

    Nurul Rahmi, M.Pd

    Rizki Wandasari, SPd

    Anita, S.Pd

    Zainal Fauzi, S.Pd., M.Pd

    Hudriah, S.Pd, M.Pd.

    M. Arsyad, M.Psi.

    Keuangandan Akomodasi : Abdul Mazid, S.Pd, M.I.kom (Koordinator)

    Akhmad Sugianto, M.Pd

    Mufida Istati, M.Pd

    Prosiding :Laelatul Anisah, M.Pd (Koordinator)

    M. Andri Setiawan, M.Pd

    Helma Nuraini, M.Pd

    Ermalianti, M.Pd

    Seksi Acara :Dra. Luthfiani, Kons

    Dra. Jamilah

    Dra. Hj. Erlina Fatmi

    Mujtahidun, S.Pd, M.Pd.I.

    Didi Susanto, M.I.Kom., M.Pd

  • Undangan (Tamu ) : Drs. Indriyono, M.Pd (Koordinator)

    Dra. Hj. Nada Fauzana, Kons

    Baenuri, S.Pd

    H. Sri Istahdi, S.Pd

    Suryadi, S.Pd

    Amrullah, S.Pd

    Anita Febrianti SM, S.Pd

    Farial, S.Psi., M.Pd

    Jumiati, S.Pd, M.Pd.

    Dra. Mahmudah, MM.

    Nina Yulistya, S.Pd

    Gusti Yunita Parnindah, S.Pd

    Mardiyanto, S.Pd.

    Persidangan : Dra. Hj. Nailah, M.Pd

    Dra. Hj. Musphyanida, M.Pd

    Drs. H.M. Nurdin, M.Pd.

    Dr. Romdiyah, M.Pd

    Munisih, S.Pd, MM

    Muhammad Noor, S.Pd

    Normawati, S.Pd., M.Pd

    Publikasi dan Dokumentasi : Drs. Alimun Hakim, MM

    Dr. H. Jarkawi, M.M.Pd

    Drs. Fauzan, M.M.Pd

    Drs. Irhamsyah

    H. Rusmawardi, S.Pd. MM.

    Ahmad Gafuri, S.Pd

    Rahmiyati, S.Pd.

    Sailillah, S.Pd

    Konsumsi : Hj. Andi Hairunnisa, S.Pd. (Koordinator)

    Fartina Fitrah, S.Pd

    Erlina Hidayati, S.Pd

    Nor Fitriyah, S.Pd

    Hj. Yusna Yatimah, S.Pd

    Ani Sunarsih, S.Pd

  • Sri Supadmi, S.Pd

    Pahriatie, S.Pd

    Norlaila Hayati, S.Pd.

    Perlengkapan dan Dekorasi : Rakhmani, S.Pd., M.Pd (Koordinator)

    Drs. Maksudi

    Yasir Iskandar, S.Pd

    Hamzah, M.Pd

    HeniWati, S.Pd.

    Mustafa Bakeri, S.Pd

    Muhammad Sanusi, S.Pd.

    Transportasi : Faisal Rachman, S.Pd., M.Pd (Koordinator)

    Tarmiji, S.Pd

    Sofyan Feriadi, S.Pd

    Rudiannoor, S.Pd

    Akhmad Rizkhi Ridhani, S.Pd

    Dianama Hariati, S.Pd

    Eko Suripto, M.Pd

    Ditetapkan : di Semarang

    Tanggal : 25 Februari 2016

    Ketua Umum Sekretaris Jenderal

    Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo,M.Pd.,Kons. Drs Tri Leksono Ph, S.Kom, M.Pd, Kons

    NA 001/PB-ABKIN/2014 NA 002/PB-ABKIN/2014

  • 1

    A. Latar Belakang

    Perkembangan informasi dan teknologi telah menjangkau seluruh belahan dunia,

    sehingga tidak ada lagi sekat yang membedakan antara bangsa satu dengan bangsa yang

    lain. Perkembangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) juga tidak bisa terbendung

    lagi, hal ini tentu berpengaruh besar terhadap karakter dan budaya bangsa, bangsa

    Indonesia diharapkan tidak kehilangan identitas karakter dan budaya bangsa akibat

    kemajuan arus globalisasi.

    Bimbingan dan konseling ikut berperan serta membangun karakter dan budaya

    bangsa. Perkembangan teori Bimbingan dan Konseling yang sudah berkembang dengan

    pesat, tentunya harus di ikuti dengan penguatan praktik Bimbingan dan Konseling.

    Kondisi ini harus dipahami oleh para pelaksana bimbingan dan konseling dalam

    membangun karakter dan budaya bangsa. Salah satu langkah strategis kiranya mutlak

    yang diperlukan adalah penguatan teori serta praktik bimbingan dan konseling.

    Organisasi Profesi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) memiliki

    kepedulian untuk membangun SDM yang berkarakter dan berbudaya bangsa melalui

    agenda kegiatan Konvensi Nasional BK XIX ABKIN .

    B. Tujuan

    1. Meningkatkan pemahaman teori dan praktik konseling dalam pengembangan

    SDM yang berkarakter dan berbudaya bangsa.

    2. Meningkatkan keterampilan konselor dalam layanan konseling yang

    bermartabat.

    3. Meningkatkan kompetensi baik secara teori maupun praktik untuk menyiapkan

    Konselor yang berkarakter dan berbudaya bangsa.

    C. Waktu dan Tempat

    Kegiatan Konvensi Nasional BK ABKIN diselenggarakan pada :

    Hari/Tanggal : Jum’at 20 Mei 2016 – Sabtu 21 Mei 2016

    Tempat : Hotel Aria Barito Banjarmasin.

    Jl. Haryono MT. No. 16, Kal – Sel 70111,

    Indonesia, Telp : +62 511 3365001

  • 2

    D. Peserta

    Peserta kegiatan adalah dari luar negeri seperti Malaysia dan negara tetangga

    lainnya dan dari dalam negeri Indonesia peserta kegiatan adalah:

    1. Pengurus Besar, Daerah, Cabang dan Anggota ABKIN

    2. Pengurus dan anggota divisi-divisi ABKIN

    3. Dosen Jurusan/Program Studi Bimbingan dan Konseling

    4. Konselor/ Guru Bimbingan dan Konseling

    5. Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling dan PPK

    6. Kepala Sekolah/Madrasah

    7. Pengawas Sekolah/Madrasah

    8. Pemerhati Pendidikan

    9. Bagi siapa saja yang berminat

    E. Pembicara dalam Seminar

    1. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Kons. (Ketua Umum Pengurus Besar

    ABKIN; Guru Besar Bimbingan dan Konseling UNNES). Topik: Penguatan

    Kompetensi Konselor dalam Teori dan Praktik untuk Meningkatkan Kinerja

    Profesional dalam Membangun SDM Berkarakter dan Berbudaya Bangsa.

    2. Prof. Madya Dato. Dr. Abd. Halim bin Mohd Hussin (Presiden PERKAMA

    Internasional Antar Bangsa Malaysia; Pengarah Bahagian Pengurus Psikologi

    Jabatan Perkhidmatan Awam-JPA Malaysia; Guru Besar Psikologi Konseling

    USIM). Topik: Kerangka Kerja Teori dan Praktik Konseling dalam

    Membangun SDM Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    3. Dr. Adi Atmoko, M.Si, (Ketua III Pengurus Besar ABKIN; Dosen Bimbingan

    dan Konseling Universitas Negeri Malang). Topik: Konseling

    Indeginisasi/Kearifan Lokal untuk Membangun SDM Berkarakter dan

    Berbudaya Bangsa.

    4. Prof. Dr.Ketut Dharsana, M.Pd. Kons. (Guru Besar Bimbingan dan Konseling

    UNDIKSHA Bali). Topik: Penguatan Teori Dan Praktek Konseling Untuk

    Membangun Sdm Berkarakter Dan Berbudaya Bangsa Indonesia.

    5. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. (Dewan pembina PB ABKIN; Guru Besar

    Bimbingan dan Konseling UPI Bandung). Topik: Pengembangan Teknologi

  • 3

    Informasi dan Komunikasi Konseling untuk Membangun SDM Berkarakter dan

    Berbudaya Bangsa.

    6. Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., (Ketua Dewan Pembina PB ABKIN; Guru Besar

    Universitas Negeri Padang). Topik: Profesionalisasi Pendidikan Konselor

    dalam Menyiapkan Tenaga Bimbingan dan Konseling untuk Membangun SDM

    Berkarakter dan Berbudaya Bangsa.

    7. Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad, (Pengurus Besar PB ABKIN; Dosen Bimbingan

    dan Konseling FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin). Topik:

    Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa Berbasis Religius.

    F. Topik Workshop

    1. Aplikasi Program Komputer/TIK dalam Pelayanan Konseling untuk

    Membangun SDM Berkarakter dan Berbudaya Bangsa.

    2. Teknik-teknik Konseling untuk Mengurangi Kecemasan dan Stres

    3. Model-Model Konseling Kelompok dan/atau Konseling Individual untuk

    membantu mengatasi problem-problem khusus.

    4. Aplikasi Instrumentasi Konseling untuk Membangun SDM Berkarakter dan

    Berbudaya Bangsa.

    5. Konseling Humanistik, Konseling Tingkah Laku, Konseling Kognitif,

    Konseling Singkat, dan Konseling Krisis.

    G. Ketentuan Penulisan Makalah

    1. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris dengan

    format huruf Ms. Word, Times New Roman, 12 pt, spasi tunggal,

    kurang dari 250 kata.

    2. Makalah ditulis dengan kertas A4, Spasi 1,5 kurang dari 4000 kata atau 10-12

    halaman, dengan tata tulis : Abstrak, Pengantar, Masalah, Pembahasan,

    Penutup, Daftar Pustaka.

    3. Nama pemakalah dilengkapi dengan alamat institusi dan alamat

    korespondensi/email.

    4. Makalah paling lambat diterima oleh panitia tanggal 5 Mei 2016.

  • 4

    5. Bagi makalah yang memenuhi ketentuan, akan disajikan dalam workshop dan

    dimasukkan dalam prosiding.

    6. Penyajian makalah agar disiapkan power point yang memenuhi persyaratan

    media pembelajaran.

    7. Konstribusi penyajian makalah dan prosiding sebesar Rp 600.000,00.

    8. Makalah dikirim ke email: [email protected]. Informasi lebih lanjut

    dapat menghubungi: Laelatul Anisah, M.Pd (085226060400) (085641445515)

    H. Susunan Acara Seminar dan Workshop Internasional

    Hari Ke-1 Jum’at, Tanggal 20 Mei 2016

    Jam 10.00-13.00 WITA Registrasi Peserta

    13.00-14.00 WITA Persiapan Pembukaan

    14.00-15.30 WITA Pembukaan

    15.30-16.00 WITA Ramah tamah (istirahat)

    16.00-18.00 WITA Sajian Materi

    18.00-19.30 WITA Istirahat dan Makan

    19.30-21.00 WITA Sajian Materi

    21.00-23.00 WITA Sajian Materi

    Hari Ke-2 Sabtu, Tanggal 21 Mei 2016

    Jam 08.00-10.00 WITA Workshop I (Kelas Paralel)

    10.00-10.15 WITA Istirahat

    10.15-12.30 WITA Workshop II (Kelas Paralel)

    12.30-13.00 WITA Penutupan - Makan Siang

    I. Pendaftaran Peserta

    1. Alamat Pendaftaran: Jl. Brigjen H. Hasan Basri-Kampus II FKIP ULM Program

    Studi Bimbingan dan Konseling Banjarmasin-Kalimantan Selatan Telp.

    081233487776- (0511) 6741015 Website: www.abkin.org Email:

    [email protected]

    2. Pendaftaran dapat dilaksanakan secara perseorangan maupun kelompok dengan

    mengisi formulir pendaftaran yang tertera pada brosur.

    mailto:[email protected]://www.abkin.org/mailto:[email protected]

  • 5

    3. Pembayaran Pendaftaran dapat dilakukan melalui rekening

    Nama : Ali Rachman, M.Pd

    No Rek : 0663-01-012533-50-6

    Bank : BRI KCP Kayu Tangi

    Konfirmasi pembayaran melalui SMS dengan Format :

    Nama_Tgl kirim_Jumlah kirim ke Nomor 081233487776

    Bukti Transfer harap dibawa saat Registrasi.

    J. Biaya Kegiatan

    1. Rp. 1.300.000,-* untuk satu orang (biaya hotel satu malam, ditempati satu

    kamar untuk satu orang, termasuk makan pagi)

    2. Rp. 1.050.000,-* untuk satu orang (biaya hotel satu malam, ditempati satu

    kamar untuk dua orang, termasuk makan pagi)

    3. Rp. 650.000,-* untuk satu orang, tidak termasuk biaya hotel (hotel diluar

    tangung jawab panitia)

    4. Bagi peserta yang memerlukan prosiding dikenakan biaya cetak Rp.

    300.000,- (pemesanan dilakukan paling lambat 10 Mei 2016)

    (*) Bagi peserta yang memiliki kartu ABKIN mendapatkan potongan sebesar

    Rp.50.000,-

    K. Fasilitas untuk Peserta

    1. Tanggal 20 Mei 2016 hari Jum’at

    a. Minuman Selamat Datang

    b. Konvensi dan Workshop KIT

    c. Coffe Break dan Makan Malam

    2. Tanggal 21 Mei 2016 hari Sabtu

    a. Coffe Break dan makan siang satu kali

    b. Piagam Konvensi dan Workshop

    L. Topik-topik Makalah

  • 6

    Sub Topik 1: Aplikasi Program Komputer/TIK dalam Pelayanan Konseling untuk

    Membangun SDM Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    1. Penyusunan Program BK Kurikulum 2013 Berbantuan Aplikasi Sederhana (Sukoco

    KW dan Hanung Sudibyo)

    2. Pengembangan Inventori Who I Am Berbasis Microsoft Excel 2010 di SMA Negeri

    1 Banjarmasin (Nina Permatasari)

    3. Pelayanan Konseling Individual Berbasis Internet Di Perguruan Tinggi (Lucia

    Hernawati)

    4. Penerapan Pendidikan Karakter (Studi Pada Program Studi Bimbingan Dan

    Konseling Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UNISKA MAB (Husnul

    Madihah)

    5. Penggunaan Mail Marge Dalam Membantu Administrasi Bimbingan dan Konseling

    Di Sekolah (Ali Rachman)

    6. Kepuasan Siswa Terhadap Mutu layanan Guru BK Lulusan Prodi BK FIP UNNES

    di SMA N Se Kabupaten Semarang (Eko Nusantoro dan Kusnarto Kurniawan)

    7. Strengths-Based Counseling, Suatu Alternatif Layanan Untuk Remaja Beresiko :

    Suatu Tinjauan Literatur (Yustinus Windrawanto)

    8. Implementasi Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar Negeri Dan

    Swasta Se-Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Oleh Guru Kelas (Kusnarto

    Kurniawan, Sinta Saraswati dan Edwindha Prafitra Nugraheni)

    9. Efektifitas Layanan Penguasaan Konten Dengan Menggunakan Media Audio

    Visual Terhadap Sikap Siswa Dalam Merokok (Martunis Yahya Dan Siska

    Marantika)

    Sub Topik 2 : Teknik-Teknik Konseling untuk mengurangu Kecemasan dan Stres

    1. Implementasi Konseling Pancawaskita Untuk Mengurangi Kecemasan (Syaiful

    Indra dan Nur Asyah)

    2. Peranan Konseling Klinis Bagi Individu Yang Mengalami Gangguan Mental

    Dengan Pendekatan Terapi Realitas (Studi Kasus Guru Sekolah Minggu HKBP

    Jakasampurna Bekasi) (Ratna ernawati)

    3. Keefektifan Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Komunikasi Antar Pribadi

    Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Tanjung (Sulistyana)

  • 7

    4. Penerapan Prinsip-Prinsip Konseling Kognitif Dalam Mengelola Irrational Belief

    Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi (Evi Deliviana)

    5. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Menangani Kecemasan Siswa

    Menghadapi Ulangan Semester (Haris Fadillah)

    6. Pengunaan Superhero Dalam Konseling (Sri Milfayetty)

    7. Berbagai Strategi, Pendekatan Dalam Proses Konseling (Alimun Hakim)

    8. Keberhasilan Konseling Singkat Berfokus Solusi Mengatasi Permasalahan

    (Slameto)

    9. Pentingnya Konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) Untuk

    Mengentaskan Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian (Suhendri)

    10. Analisis Pemikiran Filosof Tentang Counseling (Asrowi)

    11. Peran Konselor Dalam Menumbuhkan Konsentrasi Belajar Siswa Untuk

    Berprestasi Yang Bebas Dari Kecemasan Melalui Teknik Konseling Behavioral

    (Tatik Sutarti Surya)

    12. Model Konseling Perorangan REBT Dalam Mengentaskan Stres Akademik

    Mahasiswa (Fatma Norriza Dan Dony Darma Sagita)

    13. Manajemen behavioral relation training (BRT) untuk mengurangi kecemasan (Yari

    Dwi Kurnaningsih)

    Sub Topik 3 : Model-Model Konseling kelompok dan/atau Konseling Individual untuk

    Membantu Mengatasi Problem-Problem Khusus

    1. Konseling Rasional Emotif Behavioral Melalui Teknik Pencitraan (Imagery) Untuk

    Meningkatkan Relisiensi Mahasiswa Berstatus Sosio-Ekonomi Lemah (Esya

    Anesty Mashudi)

    2. Implementasi Konseling Kelompok Dalam Membantu Mengatasi Problema Pada

    Seting Keluarga (Siti S. Fadhilah)

    3. Penerapan Solution-Focused Counseling Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif

    (Syarifuddin Gani dan Alrefi)

    4. Keefektifan Metode Cinema Education Based On True Story (CBTS) Pada

    Pelatihan Keterampilan Pengambilan Keputusan Pribadi Siswa SMA (Henny C.

    Mamahit)

  • 8

    5. Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Penurunan Penyalahgunaan Smartphone

    Di Kelas Xi Adp SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru T.A 2014/2015 (Zulfan Saam)

    6. Program Latihan Asertif Untuk Mereduksi Perilaku Agresif (Chandra Affiandary &

    Indita Wanapuspa)

    7. Model Konseling Resolusi Konflik Berlatar Bimbingan Komprehensif untuk

    Mengembangkan Kompetensi Hidup Damai dan Harmoni Siswa SMK (Dadang

    Sudrajat, Ilfiandra dan Ipah Saripah)

    8. Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Mereduksi Hambatan Komunikasi Dalam

    Keluarga (Euis Farida dan Feby Sernovita)

    9. Konseling Kelompok Dengan Teknik Stimulus Control Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Dasar Pembelajaran Matematika Anak Sekolah Dasar (Richma

    Hidayati)

    10. Konseling Kelompok Berbasis Religius Untuk Membantu Mengatasi Kenakalan

    Remaja (Juveniledelinquency) (Hera Heru Sri Suryanti)

    11. Model Konseling Aktualisasi Diri Untuk Mengembangkan Kecakapan Pribadi

    (Mamat Supriatna)

    12. Efektivitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Self-Instruction Untuk

    Meningkatkan Konsep Diri Peserta Didik (Setiawati dan Rizkyani Awaliah)

    13. Strategi Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Setting Keluarga, Sekolah Dan

    Masyarakat (Syamsu Yusuf L.N)

    14. Program Bimbingan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Yang Berlatar

    Belakang Keluarga Disfungsional (Tati Kustiawati dan Galih Kania)

    15. Konsep Dan Aplikasi Konseling Olahraga Bagi Atlit; Personal Growth, Motivasi

    Untuk Peak Performance (Peluang Dan Tantangan) (Tjung Hauw Sin)

    16. Keefektifan Teknik Konseling Realitas Untuk Meningkatakan Self Confidence

    Pada Siswa Kelas VIII C di SMP Negeri 24 Banjarmasin (Ririanti Rachmayanie)

    17. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Implementasi Permendikbud

    No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling) (Muh Farozin)

    18. Penerapan Konseling Kelompok Dengan Menggunakan Terapi Ekspressif Untuk

    Mengungkapkan, Serta Membantu Masalah Pribadi Mahasiswa Yang Menjadi

    Asuhan Penasehat Akademis (Syahniar)

  • 9

    19. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Mind Mapping

    Terhadap Perencanaan Karir Siswa Di Sekolah Menengah Atas (SMA) (Rahmi

    Sofah, Aisyah, Agus)

    20. Pengembangan Model Konseling Kelompok Rehabilitasi Untuk Mengembangkan

    Konsep Diri Siswa Penyandang Tunadaksa Slb (Nur Mahardika)

    21. Penggunaan Strategi Self – Monitoring Melalui Konseling Kelompok untuk

    Mengubah Kebiasaan Belajar Siswa SMP St. Familia Sikumana Kupang 2015

    (Dhiu Margaretha)

    22. Optimalisasi Layanan Mediasi Untuk Menyelesaikan Permasalahan Siswa Di

    Wilayah Bantaran Sungai Alalak Kota Banjarmasin (Okra Fitri Cahyadi)

    23. Penerapan Cognitive Behavior Therapy Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

    Terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa-Siswi Kelas X Ips 4 Sma Katolik

    Giovanni (Maria Erlinda)

    24. Perbedaan Perilaku Agresifsiswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan (Annisa Aulya,

    Asmidir Ilyas dan Ifdil)

    25. Peran Konselor Dalam Penyelesaian Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga

    (Afdal, Alizamar, dan Ifdil)

    26. Keefektivan Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Media Social Network Pada

    Jenjang Pendidikan Menengah Dan Tinggi Negeri Kota Semarang Tahun 2015

    (Maria Theresia Sri Hartati dan Suharso)

    27. Penerapan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Mind Mapping Untuk

    Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Smp (Harlina dan Fitri

    Wahyuni)

    28. Model Teknik Permainan Gestalt (Tpg) Dalam Upaya Meningkatkan Adaptabilitas

    Santri Di Pondok Pesantren (Agus Taufiq)

    29. Konseling kelompok berbasis islam untuk meningkatkan konsep diri positif dalam

    menghadapi westernisasi pada remaja muslim di sekolah atau madrasah (Jarkawi

    dan Akhmad Rizkhi Ridhani)

    30. Strategi Layanan Bimbinagan dan Konseling dengan Teknik Permainan (Ainun

    Hairiah dan Hamzah)

  • 10

    31. Implementasi kebijakan pembinaan profesionalisme guru PAUD melalui

    peningkatan Kompetensi dalam Kerangka Manajemen Pendidikan di Kota

    Banjarmasin (Irhamni)

    32. Penyelenggaraan konseling individual melalui keterampilan dasar konseling dalam

    setting pendidkan berkarakter (Laelatul Anisah)

    33. Model Konseling Tingkah Laku Dalam Membangun Sumber daya Manusia (SDM)

    yang Berkarakter Berbudaya bangsa (Nurmiati)

    Sub Topik 4 : Aplikasi Intrumentasi Konseling untuk Membangun SDM Berkarakter

    dan Berbudaya Bangsa

    1. Pengembangan Kompetensi Multibudaya Peserta Didik sebagai Pondasi Hidup

    Harmoni dalam Keberegaman melalui Refleksi Sistematis dan Dialog Sokratik

    (Nandang Budiman)

    2. Penerapan Keterampilan Konseling Dalam Ranah Budaya Komunikasi: Telaah

    Pada Suku Banjar (M. Andri Setiawan)

    3. Model Konseling Berbasis Kearifan Lokal Dalam Membentuk Karakter Gusjigang

    (Indah Lestari)

    4. Kesiapan Konselor/Guru Bk Di Sekolah Mewujudkan Generasi Z - Alpha Yang

    Berkarakter (Mesta Limbong)

    5. Peranan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dalam Menciptakan Sekolah

    Sejahtera (School Well-Being) (Muhammad Arsyad)

    6. Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa (Aas

    Saomah dan Nia Daniati)

    7. Identifikasi Standar Kompetensi Pribadi, Sosial, Akademik Dan Karir Pada Anak

    Usia Remaja : Sebuah Kajian Teoretis Dan Empiris (Anne Hafina dan Nurhudaya)

    8. Profil Bullying Di Sekolah Dasar Dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Pribadi-

    Sosial (Winda Agustin Sulvia dan Nani M. Sugandhi)

    9. Spektrum Masalah Anak Berbakat dan Implikasinya bagi Layanan Bimbingan dan

    Konseling (Eka Sakti Yudha dan Nandang Rusmana)

    10. Dimensi Pengarahan Diri Dalam Konstruk Keilmuan Bimbingan Dan Konseling

    (Suherman)

  • 11

    11. Validitas Prediktif Nilai IPP Dan Skor Tes Bakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa

    SMA di Kelas XI (Yaya Sunarya)

    12. Budaya Kerja Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja Global (Yusi Riksa

    Yustiana dan Sunaryo Kartadinata)

    13. Perencanaan Pendidikan Melalui Program Individual Learning Plan Di Sekolah

    Menengah Pertama (Akhmad Sugianto)

    14. Model Konseling Kelompok Lintas Budaya: Menumbuhkan Empati Budaya

    Dalam Menyikapi Keberagaman (Eka Heriyani dan Ahmad Yunus)

    15. Layanan Penguasaan Konten Dengan Menggunakan Blended Approach Untuk

    Menumbuhkan Sikap Asertif Terhadap Perilaku Negatif Pada Diri Siswa (Dra.

    Lutfiani, Kons.)

    16. Korelasi Antara Sifat Kepribadian Dengan Gaya Belajar (Setyorini dan

    Sumardjono Padmomartono)

    17. Pengembangan Survival Dan Safety Skills Untuk Mencapai Kondisi Well Bieng

    (Enik Nur Kholidah)

    18. Pengembangan Model Instrumen Uji Kompetensi Mahasiswa Calon Konselor

    (Sudaryat N, Akhmad Yaya Sunarya Nurhudaya)

    Sub Topik 5 : Konseling Humanistik, Konseling Tingkah Laku, konseling Kognitif,

    Konseling Singkat, Konseling Krisis

    1. Konseling Singkat Berfokus Solusi (Solution Focused Brief Counseling) (Riki

    Maulana)

    2. Konseling Krisis Untuk Mengatasi Trauma Pada Anak Korban Perceraian Orang

    Tua (Masnurrima Heriansyah)

    3. Konseling Kognitif Behavior Untuk Mengatasi Masalah Gangguan Makan (Eating

    Disorder) Pada Remaja (Sestuningsih MR)

    4. Pemahaman Tingkah Laku Dengan Pendekatan Humanistik (Farial)

    5. Pengungkapan Diri Konseli dalam Konseling Humanistik Di Jurusan KI-BKI

    Fakultas Tarbiyah & Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin (Mufida Istati)

    6. Optimalisasi Teknik Strength Bombardment konseling dalam Meningkatkan Self

    Efficacy (Muhammad Ilham Bakhtiar, farida dan Aryani)

  • 12

    7. Pengaruh persepsi siswa dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap

    prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa kelas VIII SMP Negeri 1

    Banjarmasin (Kasypul Anwar)

    8. Indeks Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling Dan Guru Pembelajar (Naniek

    Krishnawati)

    9. Optimalisasi Organisasi Profesi BK (ABKIN) untuk Meningkatkan Kompetensi

    Asesmen Konselor Sekolah (Catharina Tri Anni, Haryono dan Sunawan)

    10. Urgensi Konseling Krisis di Sekolah (Yosef Barus)

    11. Pelatihan Konseling Realitas untuk Meningkatkan Kesadaran Diri (Nurma Ali

    Ridwan dan Alief Budiyono)

    12. 3 Manajemen Strategy Blue Ocean Program Bimbingan Dan Konseling Padaa

    Pendidikan Formal Di Era Globaliasi (Sultani dan Jarkawi)

    Sub Topik 1 : Aplikasi Program Komputer / TIK dalam Pelayanan Konseling untuk

    Membangun SDM Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    Ruang : . . . . . .

    Moderator : Ermalianti, S.Pd.i.,M.Pd

    No. Tampilan Waktu Penyaji Judul

    I 08.00 s/d 08.30 Sukoco Kw dan Hanung

    Sudibyo

    Penyusunan Program BK

    Kurikulum 2013 Berbantuan

    Aplikasi Sederhana

    II 08.30 s/d 10.30 1. Lucia Hernawati

    2. Nina Permatasari

    3. Husnul Madihah

    4. Ali Rachman

    5. Eko Nusantoro dan Kusnarto Kurniawan

    1. Pelayanan Konseling Individual Berbasis

    Internet Diperguruan

    Tinggi

    2. Pengembangan Inventori Who I Am Berbasis

    Microsoft Exel 2010 di

    SMA Negeri 1

    Banjarmasin

    3. Penerapan Pendidikan Karakter (Study Kasus)

    Prodi BK FKIP

    UNISKA MAB

    4. Penggunaan Mail Marge Dalam Membantu

    Administrasi Bimbingan

    dan Konseling Di

    Sekolah

    5. Kepuasan Siswa Terhadap Mutu Layanan

  • 13

    6. Yustinus Windrawanto

    7. Kusnarto Kurniawan, Sinta

    Saraswati dan

    Edwindha orafitra

    Nugrahaini

    8. Martunis Yahya dan Siska Marantika

    Guru BK Lulusan Prodi

    BK FKIP UNNES di

    SMA N Se Kabupaten

    Semarang

    6. Strengths-based Counseling, Suatu

    Alternatif Layanan

    Untuk Remaja Beresiko :

    Suatu Tinjauan Literatur

    7. Implementasi pelayanan Bimbingan dan

    Konseling Di Sekolah

    Dasar Negeri dan Swasta

    Se Kecamatan Gunung

    Pati Kota Semarang

    Oleh Guru Kelas

    8. Efektifitas Layanan Penguasaan Konten

    dengan Menggunakan

    Media Audio Visual

    Terhadap Sikap Siswa

    Dalam Merokok

    III 10.30 s/d 12.30 1. DR. Hera Heru Sri Suryanti , MPd

    2. Mamat Supriatna

    3. Setiawati & Rizkyani Awaliah

    4. Syamsu Yusuf L.N.

    5. Tati Kustiawati & Galih Kania

    6. Tjung Hauw Sin

    1. Konseling Kelompok Berbasis Religius Untuk

    Membantu Mengatasi

    Kenakalan Remaja

    (Juveniledelinquency)

    2. Model Konseling Aktualisasi Diri Untuk

    Mengembangkan

    Kecakapan Pribadi

    3. Efektivitas Konseling Kelompok Dengan

    Teknik Self-Instruction

    Untuk Meningkatkan

    Konsep Diri Peserta

    Didik

    4. Strategi Pengembangan Kesehatan Mental Dalam

    Setting Keluarga,

    Sekolah Dan Masyarakat

    5. Program Bimbingan Untuk Meningkatkan

    Motivasi Belajar Siswa

    Yang Berlatar Belakang

    Keluarga Disfungsional

    6. Konsep Dan Aplikasi Konseling Olahraga Bagi

  • 14

    7. Annisa Aulya, Asmidir Ilyas dan

    Ifdil

    8. Afdal, Alizamar, dan Ifdil

    Atlit; Personal Growth,

    Motivasi Untuk Peak

    Performance (Peluang

    Dan Tantangan)

    7. Perbedaan Perilaku Agresif siswa Laki-Laki

    Dan Siswa Perempuan

    8. Peran Konselor Dalam Penyelesaian Kasus

    Kekerasan Dalam

    Rumah Tangga

    Sub Topik 2 : Teknik-teknik Konseling untuk Mengurangi Kecemasan dan Stres

    Ruang : . . . . . . . .

    Moderator : Nina Permatasari, S.Psi.,M.Pd

    No. Tampilan Waktu Penyaji Judul

    I 08.00 s/d 08.30 Syaiful Indra, M.Pd.

    Kons dan Dra. Nur

    Asyah, M.Pd

    Implementasi Konseling

    Pancawaskita Untuk

    Mengurangi Kecemasan

    II 08.30 s/d 10.30 1. Ratna Ernawati

    2. Sulistyana

    3. Evi Deliviana

    4. Haris Fadillah

    1. Peranan Konseling Klinis Bagi Individu

    Yang Mengalami

    Gangguan Mental

    Dengan Pendekatan

    Terapi Realitas (Studi

    Kasus Guru Sekolah

    Minggu HKBP

    JAKASAMPURNA

    Bekasi)

    2. Keefektifan Teknik Role Playing Dalam

    Meningkatkan

    Komunikasi Antar

    Pribadi Siswa Kelas VII

    di SMP Negeri 1

    Tanjung

    3. Penerapan Prinsip-Prinsip Konseling

    Kognitif Dalam

    Mengelola Irrational

    Belief Mahasiswa Yang

    Sedang Menyusun

    Skripsi

    4. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam

    Menangani Kecemasan

  • 15

    5. Sri Milfayetty

    6. Drs. Alimun Hakim, MM, NLP,

    MHMMD, ES, CH,

    CHt, CI, FNLP-DC,

    SPTr

    7. Slameto

    8. Suhendri, S.Pd., M.Pd., Kons.

    Siswa Menghadapi

    Ulangan Semester

    5. Pengunaan Superhero Dalam Konseling

    6. Berbagai Strategi, Pendekatan Dalam

    Proses Konseling

    7. Keberhasilan Konseling Singkat Berfokus Solusi

    Mengatasi Permasalahan

    8. Pentingnya Konseling Rational Emotive

    Behavior Therapy

    (REBT) Untuk

    Mengentaskan

    Kecemasan Siswa

    Menghadapi Ujian

    III 10.30 s/d 12.30 1. Dr. Asrowi, M.Pd

    2. Dr. Tatik Sutarti Surya, M.M

    3. Fatma Norriza Dan Dony Darma Sagita

    4. Dr. Yari Dwi Kurnaningsih, M.Pd

    5. Maria Theresia Sri Hartati dan Suharso

    6. Harlina & Fitri Wahyuni

    1. Analisis Pemikiran Filosof Tentang

    Counseling

    2. Peran Konselor Dalam Menumbuhkan

    Konsentrasi Belajar

    Siswa Untuk Berprestasi

    Yang Bebas Dari

    Kecemasan Melalui

    Teknik Konseling

    Behavioral

    3. Model Konseling Perorangan REBTDalam

    Mengentaskan Stres

    Akademik Mahasiswa

    4. Manajemen behavioral relation training (BRT)

    untuk mengurangi

    kecemasan

    5. Keefektivan Layanan Bimbingan Kelompok

    Melalui Media Social

    Network Pada Jenjang

    Pendidikan Menengah

    Dan Tinggi Negeri Kota

    Semarang Tahun 2015

    6. Penerapan Model Bimbingan Kelompok

  • 16

    7. Agus Taufiq

    8. Nurma Ali Ridwan, M.Ag dan Alief

    Budiyono, M.Pd

    Dengan Teknik Mind

    Mapping Untuk

    Mengembangkan

    Kemampuan Berfikir

    Kreatif Siswa Smp

    7. Model Teknik Permainan Gestalt (Tpg)

    Dalam Upaya

    Meningkatkan

    Adaptabilitas Santri Di

    Pondok Pesantren

    8. Pelatihan Konseling Realitas Untuk

    Meningkatkan

    Kesadaran Diri

    Sub Topik 3 : Model-model Konseling Kelompk dan /atau Konseling Individual untuk

    membantu mengatasi problem-problem khusus

    Ruang : . . . . . . .

    Moderator : Helma Nuraini, S,Psi.,M.Pd

    No Tampilan Waktu Penyaji Judul

    1 I 08.00 s/d 08.30 Esya Anesty Mashudi Konseling Rasional

    Emotif Behavioral

    Melalui Teknik

    Pencitraan (Imagery)

    Untuk Meningkatkan

    Relisiensi Mahasiswa

    Berstatus Sosio-Ekonomi

    Lemah

    2 II 08.30 s/d 10.30 1. Siti S. Fadhilah

    2. Drs. Syarifuddin Gani, M.Si., Kons & Alrefi,

    M.Pd

    3. Henny C. Mamahit

    1. Implementasi Konseling Kelompok

    Dalam Membantu

    Mengatasi Problema

    Pada Seting Keluarga

    2. Penerapan Solution-Focused Counseling

    Untuk Meningkatkan

    Perilaku Asertif

    3. Keefektifan Metode Cinema Education

    Based On True Story

    (CBTS) Pada

    Pelatihan

    Keterampilan

    Pengambilan

  • 17

    4. Prof. Dr. Zulfan Saam

    5. Chandra Affiandary & Indita Wanapuspa

    6. Dadang Sudrajat, Ilfiandra & Ipah

    Saripah

    7. Euis Farida & Feby Sernovita

    8. Richma Hidayati, S.Pd. M.Pd.

    Keputusan Pribadi

    Siswa SMA

    4. Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap

    Penurunan

    Penyalahgunaan

    Smartphone Di Kelas

    Xi Adp SMK

    Muhammadiyah 2

    Pekanbaru T.A

    2014/2015

    5. Program Latihan Asertif Untuk

    Mereduksi Perilaku

    Agresif

    6. Model Konseling Resolusi Konflik

    Berlatar Bimbingan

    Komprehensif untuk

    Mengembangkan

    Kompetensi Hidup

    Damai dan Harmoni

    Siswa SMK

    7. Layanan Bimbingan Kelompok Untuk

    Mereduksi Hambatan

    Komunikasi Dalam

    Keluarga

    8. Konseling Kelompok Dengan Teknik

    Stimulus Control

    Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Dasar

    Pembelajaran

    Matematika Anak

    Sekolah Dasar

    3 III 10.30 s/d 12.30 1. Ririanti Rachmayanie

    2. Muh Farozin

    1. Keefektifan Teknik Konseling Realitas

    Untuk Meningkatakan

    Self Confidence Pada

    Siswa Kelas VIII C di

    SMP Negeri 24

    Banjarmasin

    2. Pelaksanaan Bimbingan dan

    Konseling di Sekolah

    (Implementasi

    Permendikbud No.

  • 18

    3. Dr. Syahniar. M.pd,.kons

    4. Rahmi Sofah, Aisyah, Agus

    5. Nur Mahardika, S.Pd, M.Pd

    6. Dhiu Margaretha

    7. Okra Fitri Cahyadi

    8. Maria Erlinda

    111 Tahun 2014

    tentang Bimbingan

    dan Konseling)

    3. Penerapan Konseling Kelompok Dengan

    Menggunakan Terapi

    Ekspressif Untuk

    Mengungkapkan,

    Serta Membantu

    Masalah Pribadi

    Mahasiswa Yang

    Menjadi Asuhan

    Penasehat Akademis

    4. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok

    Dengan

    Menggunakan Mind

    Mapping Terhadap

    Perencanaan Karir

    Siswa Di Sekolah

    Menengah Atas (Sma)

    5. Pengembangan Model Konseling Kelompok

    Rehabilitasi Untuk

    Mengembangkan

    Konsep Diri Siswa

    Penyandang

    Tunadaksa Slb

    6. Penggunaan strategi self – monitoring

    melalui konseling

    kelompok untuk

    mengubah kebiasaan

    belajar siswa smp st.

    Familia sikumana

    kupang 2015

    7. Optimalisasi Layanan Mediasi Untuk

    Menyelesaikan

    Permasalahan Siswa

    Di Wilayah Bantaran

    Sungai Alalak Kota

    Banjarmasin

    8. Penerapan Cognitive Behavior Therapy

    Melalui Layanan

    Bimbingan Kelompok

    Terhadap

  • 19

    Prokrastinasi

    Akademik Siswa-

    Siswi Kelas X Ips 4

    Sma Katolik Giovanni

    Sub Topik 4 : Aplikasi Instrumentasi Konseling untuk Membangun SDM Berkarakter

    dan Berbudaya Bangsa

    Ruang : . . . . . . . .

    Moderator : Ririanti Rahmayanie J. S.Psi.,M.Pd

    No Tampilan Waktu Penyaji Judul

    1 I 08.00 s/d 08.30 Nandang Budiman Pengembangan

    Kompetensi Multibudaya

    Peserta Didik sebagai

    Pondasi Hidup Harmoni

    dalam Keberegaman

    melalui Refleksi

    Sistematis dan Dialog

    Sokratik

    2 II 08.30 s/d 10.30 1. M. Andri Setiawan

    2. Indah Lestari, S.Pd, M.Pd, Kons

    3. Mesta Limbong

    4. Muhammad Arsyad, M. Psi., Psikolog

    5. Aas Saomah & Nia Daniati

    1. Penerapan Keterampilan

    Konseling Dalam

    Ranah Budaya

    Komunikasi: Telaah

    Pada Suku Banjar

    2. Model Konseling Berbasis Kearifan

    Lokal Dalam

    Membentuk

    Karakter Gusjigang

    3. Kesiapan Konselor/Guru Bk

    Di Sekolah

    Mewujudkan

    Generasi Z - Alpha

    Yang Berkarakter

    4. Peranan Bimbingan Dan Konseling Di

    Sekolah Dalam

    Menciptakan

    Sekolah Sejahtera

    (School Well-Being)

    5. Program Bimbingan Akademik Untuk

    Meningkatkan

    Disiplin Belajar

    Siswa

  • 20

    6. Anne Hafina & Nurhudaya

    7. Winda Agustin Sulvia & Nani M. Sugandhi

    8. Eka Sakti Yudha & Nandang Rusmana

    6. Identifikasi Standar Kompetensi Pribadi,

    Sosial, Akademik

    Dan Karir Pada

    Anak Usia Remaja :

    Sebuah Kajian

    Teoretis Dan

    Empiris

    7. Profil Bullying Di Sekolah Dasar Dan

    Implikasinya

    Terhadap

    Bimbingan Pribadi-

    Sosial

    8. Spektrum Masalah Anak Berbakat dan

    Implikasinya bagi

    Layanan Bimbingan

    dan Konseling

    3 III 10.30 s/d 12.30 1. Suherman

    2. Yaya Sunarya

    3. Yusi Riksa Yustiana & Sunaryo Kartadinata

    4. Akhmad Sugianto

    5. Eka Heriyani dan Ahmad Yunus

    6. Alizamar, Afdal dan

    1. Dimensi Pengarahan Diri Dalam

    Konstruk Keilmuan

    Bimbingan Dan

    Konseling

    2. Validitas Prediktif Nilai IPP Dan Skor

    Tes Bakat Terhadap

    Prestasi Belajar

    Siswa SMA di Kelas

    XI

    3. Budaya Kerja Mahasiswa Dalam

    Memasuki Dunia

    Kerja Global

    4. Perencanaan Pendidikan Melalui

    Program Individual

    Learning Plan Di

    Sekolah Menengah

    Pertama

    5. Model Konseling Kelompok Lintas

    Budaya:

    Menumbuhkan

    Empati Budaya

    Dalam Menyikapi

    Keberagaman

    6. Faktor Budaya

  • 21

    Rezki Hariko

    7. Dra. Lutfiani, Kons.

    8. Setyorini

    Dalam Kreativitas

    Dan Upaya

    Konselor Dalam

    Peningkatannya

    7. Layanan Penguasaan Konten

    Dengan

    Menggunakan

    Blended Approach

    Untuk

    Menumbuhkan

    Sikap Asertif

    Terhadap Perilaku

    Negatif Pada Diri

    Siswa

    8. Korelasi Antara Sifat Kepribadian

    Dengan Gaya

    Belajar

    Sub Topik 5 :Konseling Humanistik, Konseling Tingkah Laku, Konseling Kognitif,

    Konseling Singkat, dan Konseling Krisis

    Ruang : . . . . . . .

    Moderator : Mufida Istati, S.Pd

    No Tampilan Waktu Penyaji Judul

    1 I 08.00 s/d 08.30 Riki Maulana, M.Pd Konseling Singkat

    Berfokus Solusi (Solution

    Focused Brief Counseling)

    2 II 08.30 s/d 10.30 1. Masnurrima Heriansyah, S.Pd.,

    M.Pd

    2. Dr. Hj. Sestuningsih MR, M.Pd

    3. Farial

    4. Mufida Istati

    1. Konseling Krisis Untuk Mengatasi Trauma

    Pada Anak Korban

    Perceraian Orang Tua

    2. Konseling Kognitif Behavior Untuk

    Mengatasi Masalah

    Gangguan Makan

    (Eating Disorder) Pada

    Remaja

    3. Pemahaman Tingkah Laku Dengan

    Pendekatan Humanistik

    4. Pengungkapan Diri Konseli dalam

    Konseling Humanistik

    Di Jurusan KI-BKI

  • 22

    5. Muhammad Ilham Bakhtiar, farida dan

    Aryani

    6. H. Kasypul Anwar

    7. Dr. H. Jarkawi, M.M.Pd dan Akhmad

    Rizkhi Ridhani, S.Pd

    8. Ainun Hairiah, S.Pd.,M.Pd dan

    Hamzah, S.Pd.,M.Pd

    Fakultas Tarbiyah &

    Keguruan IAIN

    Antasari Banjarmasin

    5. Optimalisasi Teknik Strength Bombardment

    konseling dalam

    Meningkatkan Self

    Efficacy

    6. Pengaruh persepsi siswa dalam kegiatan

    bimbingan dan

    konseling terhadap

    prestasi belajar ilmu

    pengetahuan sosial

    (IPS) siswa kelas VIII

    SMP Negeri 1

    Banjarmasin

    7. Konseling kelompok berbasis islam untuk

    meningkatkan konsep

    diri positif dalam

    menghadapi

    westernisasi pada

    remaja muslim di

    sekolah atau madrasah

    8. Strategi Layanan Bimbinagan dan

    Konseling dengan

    Teknik Permainan

    3 III 10.30 s/d 12.30 1. Dr. Ir. Gt Irhamni. MT

    2. Laelatul Anisah, M.Pd

    3. Nurmiati, S.Pd., M.Pd.

    1. Implementasi Kebijakan Pembinaan

    Profesionalisme Guru

    Paud Melalui

    Peningkatan

    Kompetensi Dalam

    Kerangka Manajemen

    Pendidikan Di Kota

    Banjarmasin

    2. Penyelenggaraan Konseling Individual

    Melalui Keterampilan

    Dasar Konseling

    Dalam Setting

    Pendidkan Berkarakter

    3. Model Konseling Tingkah Laku dalam

    Membangun Sumber

    daya manusia (SDM)

  • 23

    4. Enik Nur Kholidah

    5. Sudaryat N, Akhmad Yaya Sunarya

    Nurhudaya

    6. Naniek Krishnawati

    7. Catharina Tri Anni, Haryono dan Sunawan

    8. Dr. Yosef Barus, M.A

    9. Drs. H. Sultani, M.M.Pd dan Dr. H.

    Jarkawi, M.M.Pd

    yang berkarakter

    berbudaya Bangsa

    4. Pengembangan Survival Dan Safety

    Skills Untuk Mencapai

    Kondisi Well Bieng

    5. Pengembangan Model Instrumen Uji

    Kompetensi Mahasiswa

    Calon Konselor

    6. Indek Kinerja Guru Bimbingan dan

    Konseling dan Guru

    Pembelajar

    7. Optimalisasi Organisasi Profesi BK (ABKIN)

    untuk Meningkatkan

    Kompetensi Asesmen

    Konselor Sekolah

    8. Urgensi Konseling Krisis di Sekolah

    9. 3 Manajemen Strategi Blue Ocean Program

    Bimbingan dan

    Konseling Pada

    Pendidikan Formal di

    Era Globalisasi

  • 453

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    KEEFEKTIFAN TEKNIK KONSELING REALITAS UNTUK

    MENINGKATAKAN SELF CONFIDENCE PADA SISWA KELAS VIII C DI

    SMP NEGERI 24 BANJARMASIN

    Ririanti Rachmayanie

    [email protected]

    Universitas Lambung Mangkurat

    ABSTRAK

    Self Confidence adalah individu yang percaya atas kemampuan yang dimilikinya,

    individu tersebut berani menerima dan menghadapi suatu penolakan dari orang lain,

    tidak bergantung pada orang lain, mampu berfikir positif baik terhadap diri sendiri

    maupun orang lain serta memiliki haraapan-harapan yang realistik. Salah satu teknik

    yang bisa digunakan untuk meningkatkan Self Confidence adalah menggunakan teknik

    Konseling Realitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat

    Self Confidence sebelum dan sesudah diberikan konseling dengan teknik Konseling

    Realitas, serta mengetahui keeektifan teknik konseling ini untuk meningkatkan Self

    Confidence pada siswa kelas VIII C di SMP Negeri 24 Banjarmasin. Penelitian ini

    merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen dengan

    rancangan pre-eksperimental design, dengan menggunakan bentuk Single Subject

    Research. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 24 Banjarmasin. Populasi dalam

    penelitian ini adalah siswa pada kelas VIII C di SMP Negeri 24 Banjarmasin. Sampel

    pada penelitian ni diperoleh dari skala pengukuran Self Confidence. Instrument

    penelitian yang digunakan adalah wawancara, observasi dan bahan perlakuan berupa

    “Pedoman Penelitian Teknik Konseling Realitas untuk meningkatkan Self Confidence”.

    Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada tahap Baseline 1 siswa memperoleh

    skor sebesar 20% , pada tahap Intervensi 1 terjadi peningkatan skor sebesar 80%, dan

    pada tahap Baseline 2, siswa mampu untuk tetap mempertahankan skor yang diperoleh

    yaitu sebesar 80%. Maka dari perbandingan tersebut dinyatakan bahwa Ho ditolak

    atau Ha di terima yang artinya ada perbedaan tingkat Self Confidence siswa sebelum

    dan sesudah diberikan konseling.

    Kata Kunci : Teknik Konseling Realitas, Self Confidence

    PENGANTAR

    Bimbingan merupakan suatu upaya dalam membantu individu (siswa) agar

    memperoleh pemahaman dan pengarahan diri yang diperlukan untuk menyesuaikan

    dirinya dengan lingkungan sekolah sehingga ia dapat mengembangkan dirinya secara

    optimal (Juntika, 2008 : 81). Salah satu aspek dari konseli atau siswa yang perlu

    diperhatikan adalah self confidence, yang merupakan salah satu modal dalam kehidupan

    yang harus ditumbuhkan pada diri setiap siswa agar kelak mereka dapat menjadi

    mailto:[email protected]

  • 454

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    manusia yang mampu mengontrol berbagai aspek yang ada pada dirinya, dengan

    kemampuan tersebut siswa akan lebih jernih dalam mengatur tujuan dan sasaran pribadi

    yang jelas, maka akan lebih mampu dalam mengarahkan prilaku menuju keberhasilan.

    Seperti yang dikemukakan oleh (Fatimah, 2010: 149) bahwa Self confidence adalah

    sikap positif individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian

    positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

    Thursan, (2005: 8) mengatakan individu yang self confidence tinggi akan

    memandang kelemahan sebagai hal yang wajar dimiliki oleh setiap individu, karena

    individu yang memiliki self confidence tinggi akan mengubah kelemahan yang dimiliki

    menjadi motivasi untuk mengembangkan kelebihannya dan tidak akan membiarkan

    kelemahannya tersebut menjadi penghambat dalam mengaktualisasikan kelebihan yang

    dimilikinya. Namun ada pula individu yang memiliki self confidence rendah menurut

    (Thursan, 2005:10) yaitu suatu perasaan negatif seseorang terhadap kekurangan yang

    ada pada pribadinya. Ciri orang yang memiliki self confidence rendah yaitu: 1) mudah

    cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu, 2) memiliki

    kelemahan atau kekurangan dari segi mental, fisik, sosial atau ekonomi, 3) sulit

    menetralisasi timbulnya ketegangan dalam suatu situasi, 4) gugup dan kadang- kadang

    bicara gagap, 5) sulit menerima realita diri, 6) pesimis, dan 7) menilai dirinya tidak mampu.

    Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan self confidence menurut,

    Thursan (2005: 12) diantaranya 1) pengaruh lingkungan dimana seseorang selalu

    disalahkan, tidak dipercaya dan diremehkan oleh lingkungan, 2) sering dikucilkan oleh

    teman sejawat, 3) pola asuh orang tua yang sering melarang kegiatan anak, 4) kurang kasih

    sayang atau pujian dari keluarga, 5) tertular sifat orang tua atau keluarga yang minder, 6)

    trauma kegagalan dimasa lalu, 7) merasa bentuk fisik yang tidak sempurna, dan 8) merasa

    pendidikan rendah.

  • 455

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    Menanggapi kenyataan diatas sudah menjadi tugas personil sekolah (guru,

    konselor, dan kepala sekolah) khususnya konselor bekerja sama dalam mengatasi

    permasalahan yang dialami siswa dalam meningkatkan self confidence dengan salah satu

    teknik konseling yaitu teknik konseling realitas.

    Melalui teknik konseling realitas diharapkan individu mampu bertanggung jawab

    terhadap dirinya dan respon dari lingkungannya. Menurut Glasser (1965 : 9) dalam

    (Corey,2010 : 264) basis dari realitas adalah membantu para klien dalam memenuhi

    kebutuha kebutuhan dasar psikologisnya, yang mencakup kebutuhan untuk mencintai dan

    dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna bagi diri kita sendiri maupun

    orang lain. Adapun kelebihan teknik konseling realitas 1) Jangka waktu yang relatif pendek

    dan berurusan dengan masalah-masalah tingkah laku sadar. 2) Klien diharapkan pada

    keharusan meevaluasi tingkah lakunya sendiri dan membuat pertimbangan nilai. 3)

    Pemahaman dan kesadaran yang dipandang cukup.

    Berdasarkan pengamatan konselor di SMP Negeri 24 Banjarmasin dengan guru

    mata pelajaran terdapat siswa yang menunjukkan indikator self confidence rendah

    diantaranya tidak berani mengajukan pertanyaan atau pendapat pada saat proses belajar,

    tidak berani tampil didepan kelas, berbicara gugup kalau didepan orang banyak, merasa

    bentuk fisiknya tidak sempurna dari teman-teman yang lain, status sosial ekonomi yang

    rendah, dan memiliki teman yang terbatas.

    Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian di sekolah tersebut sesuai

    permasalahan diatas.

    MASALAH

    Menurut Glasser (1965 : 9) dalam (Corey, Gerald, 2010 : 264) basis dari

    realitas adalah membantu para klien dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar

    psikologisnya, yang mencakup kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan

    untuk merasakan bahwa kita berguna bagi diri kita sendiri maupun orang lain.

    Konseling realitas pada dasarnya adalah proses rasional, hubungan konseling

    harus tetap hangat, memahami lingkungan. Konselor perlu meyakinkan klien bahwa

    kebahagiaannya bukan terletak pada proses konseling tetapi pada perilakunya dan

    keputusannya, dan klien adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap dirinya

    sendiri (Latipun, 2010:103).

  • 456

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    Manusia pada hakikatnya diyakini sebagai penentu diri (antedeterministik) dan

    positif; manusia berupaya mengontrol dunianya untuk memenuhi kebutuhan. Menurut

    Glasser dikutip Corey 1982:244 dalam (Mappiare, 2011:159) pentingnya memusatkan

    tanggung jawab konseli (Responbility), norma dan nilai sosial yang dapat menjadi milik

    individu melalui internalisasi dan transformasi (rights), dan kenyataan dunia dimana

    individu bertingkah laku (reality).

    Tujuan konseling realitas adalah individu yang memahami dunia riilnya dan harus

    memenuhi kebutuhannya dalam kerangka kerja. Untuk itu dia harus bertanggung jawab,

    yaitu memiliki kemampuan mencapai kepuasan terhadap kebutuhan personalnya

    (Latipun,2010:102).

    Proses konseling adalah sebagai proses yang menekankan pada perilaku sekarang

    dan saat ini. Atinya konseli ditekankan untuk melihat perilakunya yang dapat diamati. Jika

    dirasa perilaku – perilaku yang ditampilkan tidak membuat konseli merasa puas, maka

    konselor mengarahkan konseli untuk melihat peluang-peluang yang dapat dilakukan dengan

    merencanakan tindakan yang lebih bertanggung jawab. Perilaku yang bertanggung jawab

    merupakan perilaku –perilaku yang sesuai dengan kenyataan yang dihadapi, oleh Glasser

    disebut sebagai penerimaan terhadap realita (Karsih, Eka wahyuni dan Gantina

    komalasari.2011:250).

    Adapun prosedur konseling realitas menurut (Latipun, 2010:103-104) sebagai

    berikut:

    1) Berfokus pada personal, 2) Berfokus pada perilaku, 3) Berfokus pada saat

    ini, 4) Pertimbangan nilai, 5) Pentingnya pernyataan, 6) Komitmen, 7) Tidak menerima

    dalih, 8) Menghilangkan hukuman.

    Sedangkan menurut Wubbolding (2000) dalam (Richard Nelson-Jones,

    2006:299) telah memformulasikan proses terapi realitas menjadi sistem WDEP dimana

    setiap hurufnya mempresentasikan sebuah klaster keterampilan dan teknik untuk

    membantu klien membuat pilihan-pilihan yang lebih baik dalam hidupnya: W (want)

    menanyakan kepada klien apa yang diinginkannya, D (doing) menanyakan kepada klien

    apa yang sedang dilakukannya, E (evaluation) melakukan evaluasi terhadap dirinya, P

    (plans) membuat perencanaan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dengan lebih

    efektif.

  • 457

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    Proses konseling dalam pendekatan realitas berpedoman pada dua unsur utama,

    yaitu penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif dan beberapa prosedur yang

    menjadi pedoman untuk mendorong terjadinya perubahan pada konseli. Secara praktis,

    Thompson, et. Al. (2004:115-120) mengemukakan delapan tahap dalam Konseling

    Realitas dalam buku (Komalasari, Gantina. Dkk.2011:243-252) yaitu:

    Tahap 1 : Konselor Menunjukkan Keterlibatan dengan Konseli (Be Friend)

    Tahap 2 :Fokus pada Perilaku Sekarang

    Tahap 3 : Mengeksplorasi Total Behavior Konseli

    Tahap 4: Konseli Menilai Diri Sendiri atau Melakukan Evaluasi

    Tahap 5: Merencanakan Tindakan yang Bertanggungjawab

    Tahap 6: Membuat komitmen

    Tahap 7: Tidak Menerima Permintaan Maaf atau Alasan Konseli

    Tahap 8: Tindak lanjut

    Adapun fokus utama teknik konseling realitas adalah mengembangkan

    kekuatan potensi klien untuk mencapai keberhasilannya dalam hidup. Menurut Corey

    (2009) dalam Namora. (2013:189), teknik-teknik yang dapat dilakukan berupa :

    1) Terlibat dalam permainan peran dengan klien;

    2) Menggunakan humor;

    3) Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun;

    4) Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana yang spesifik bagi tindakan;

    5) Bertindak sebagai model dan guru;

    6) Memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi;

    7) Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang layak untuk

    8) mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang tidak realistis.

    9) Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari kehidupan yang lebih efektif.

    Keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari terapi realitas dalam

    (Corey, 2010 : 281) adalah:1) Jangka waktu yang relatif pendek dan berurusan dengan

    masalah-masalah tingkah laku sadar, 2) Klien dihadapkan pada keharusan meevaluasi

    tingkah lakunya sendiri dan membuat pertimbangan nilai, 3) Pemahaman dan kesadaran

    tidak dipandang cukup.

  • 458

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    Teknik ini juga memiliki kekurangan yaitu:1) Pendekatan ini tidak

    memberikan pendekatan yang cukup pada dinamika-dinamika tidak sadar pada masa

    lampau sebagai determinan dari tingkah laku, 2) Teori realita dianggap terlalu dangkal

    dan sederhana, serta

    3) Hanya menekankan perilaku tanpa mempertimbangkan sisi perasaan.

    Melalui teknik konseling realitas diharapkan individu mampu bertanggung

    jawab terhadap dirinya dan meningkatkan self confidence.

    Lauster (1992) dalam (M. Nur. 2010: 34) mendefinisikan self confidence

    diperoleh dari pengalaman hidup. Self confidence merupakan salah satu aspek

    kepribadian yang berupa keyakinan dan kemampuan diri seseorang sehingga tidak

    terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis,

    cukup toleran dan bertanggung jawab. Kepercayaan diri berhubungan dengan

    kemampuan melakukan sesuatu dengan baik.

    Fatimah, (2010: 149) menyatakan Self confidence adalah sikap positif seorang

    individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik

    terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

    Martin. (2006:9) menyatakan Self confidence adalah perasaan positif tentang

    apa yang bisa kita lakukan dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa kita lakukan,

    tapi memiliki kemauan untuk belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Self

    Confidence adalah individu yang percaya atas kemampuan yang dimilikinya, individu

    tersebut berani menerima dan menghadapi suatu penolakan dari orang lain, tidak

    bergantung pada orang lain, mampu berfikir positif baik terhadap diri sendiri maupun

    orang lain.

    Menurut Lauster (1992) dalam (M. Nur. 2010: 35) orang yang memiliki self

    confidence yang positif adalah sebagai berikut: (1) memiliki keyakinan kemampuan

    diri, (2) optimis, (3) objektif, (4) bertanggung jawab, (5) rasional dan realistis.

    Sedangkan Karakteristik individu yang memiliki self confidence rendah menurut

    (Fatimah, 2010: 150) antara lain: (1) Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-

    mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok, (2) Menyimpan rasa

    takut/khawatiran terhadap penolakan, (3) Sulit menerima realita diri( terlebih menerima

    kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun dilain pihak

  • 459

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    memasang harapan yang tidak realistik terhadap dirinya, (4) Pesimis, mudah menilai

    sesuatu dari sisi negatifnya, (5) Takut gagal, sehingga menjauhi segala resiko dan tidak

    berani memasang target untuk berhasil, (6) Cenderung menolak pujian yang ditujukan

    secara tulus( karena undervalue diri sendiri), (7) Selalu menempatkan/memposisikan

    diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu, (8) Mempunyai

    eksternal locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan

    dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).

    Faktor- faktor yang mempengaruhi self confidence individu menurut ( M. Nur,

    2010: 37) diantaranya: (1) Konsep diri, (2) harga diri, (3) pengalaman, (4) pendidikan.

    Menurut Fatimah, (2010: 153) untuk dapat menumbuhkan rasa self confidence

    yang proporsional, individu tersebut harus memulai dari diri sendiri. Adapun cara yang

    digunakan adalah: (1) Evaluasi Diri Secara Objektif, (2) Memberi penghargaan yang

    jujur terhadap diri, (3) Positif Thinking, (4) Gunakan Sel Affirmation, (5) Berani

    Mengambil Resiko, (6) Belajar Mensyukuri dan Menikmati Rahmat Tuhan, (7)

    Melakukan Tujuan yang Realistik.

    Thursan (2002 : 6) menunjukkan bahwa rasa percaya diri tidak muncul begitu

    saja pada diri seseorang. Ada proses tertentu didalam pribadi seseorang sehingga

    terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Proses tersebut sebagai berikut: (1)

    Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang

    melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu, (2) Pemahaman seseorang terhadap kelebihan

    yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu

    dengan memanfaatkan kelebihannya.

    (3) Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan yang

    dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri dan rasa sulit menyesuaikan diri,

    (4) Pengalaman dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan

    segala kelebihan yang ada pada dirinya.

    Seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal

    tentang diri dan kemampuannya, mampu memandang permasalahan atau sesuatu sesuai

    dengan kebenaran yang semestinya bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut

    dirinya sendiri, bersedia menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensi,

  • 460

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    mampu menganalisis suatu masalah dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran

    yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.

    Namun ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri

    seseorang sehingga seseorang menjadi kurang kurang percaya diri.

    Dengan konseling realitas diharapkan dapat membantu siswa dalam memenuhi

    kebutuhan-kebutuhan dasar psikologisnya, yang mencakup kebutuhan untuk mencintai

    dan dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna bagi diri kita sendiri

    maupun orang lain.

    Setelah siswa diberikan teknik konseling realitas dengan diharapkan dapat

    meningkatkan self confidence sesuai dengan harapan peneliti yaitu percaya akan

    kemampuan diri sendiri, berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, punya

    kendali diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil), tidak mudah menyerah pada

    nasib, mempunyai cara pandang positif terhadap orang lain, diri sendiri, dan situasi

    diluar dirinya, tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima oleh

    orang lain atau kelompok.

    PEMBAHASAN

    Pada penelitian ini menggunakan desain subjek tunggal dimana penggunaan

    skor individu lebih utama dari pada skor rata-rata kelompok. Pada desain subjek tunggal

    pengukuran variabel terikat atau target behavior dilakukan berulang-ulang dengan

    periode waktu tertentu misalnya perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak

    dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan pada subjek yang sama

    dalam kondisi yang berbeda. Yang dimaksud kondisi disini adalah baseline dan kondisi

    eksperimen (intervensi). Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior

    dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun. Kondisi

    eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target behavior

    diukur dibawah kondisi tersebut (Sunanto.2005 : 54).

    Penelitian ini menggunakan penelitian dengan subjek tunggal yang diteliti

    adalah siswa dengan permasalahan dalam Kepercayaan Diri (self confidence) dengan

    diberi treatment teknik Konseling Realitas. Desain yang digunakan adalah reversal

    dengan A-B-A.

  • 461

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    Desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel

    terikat dan variabel bebas. Prosedur dasarnya tidak banyak berbeda dengan desain A-B,

    hanya saja telah ada pengulangan fase baseline. Mula-mula target behavior diukur

    secara berkelanjutan pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu

    kemudian pada kondisi intervensi (B). Berbeda dengan desain A-B , pada desain A-B-A

    setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline kedua

    (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai

    kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan

    adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat (Sunanto, 2005 :

    59 ).

    Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 24 Banjarmasin yang beralamat di jalan

    Sultan Adam Komplek DPRD TK 1 Banjarmasin. Teknik penarikan sampel yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling yaitu teknik

    penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau bertujuan yaitu dalam penelitian

    ini siswa kelas VIIIC yang memiliki self confidence rendah.

    Untuk mendapatkan sampel penelitian, peneliti memiliki pertimbangan tertentu

    sesuai dengan inklusi sebagai berikut:

    Tahap I Melaksanakan pretest dengan membagikan skala pengukuran self

    confidence kepada siswa kelas VIII C.

    Tahap II Dari hasil pengukuran skala self confidence siswa kelas VIIIC, siswa

    yang tingkat self confidence paling rendah akan dijadikan sampel.

    Tahap III Berdasarkan dari tahap II maka diperoleh sampel yang kemudian

    akan dilakukan wawancara terhadap sampel tersebut .

    Tahap IV Berdasarkan hasil dari wawancara terhadap sampel, dia tidak percaya

    diri dikarenakan tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya, gugup, malu dan takut

    gagal.

    Tahap V Siswa bersedia diberikan konseling yaitu dengan menggunakan teknik

    Konseling Realitas.

    Adapun alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi,

    bahan perlakuan berupa pedoman pelaksanaan konseling individual dengan

    menggunakan teknik konseling realitas dan skala Self Confidence.

  • 462

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    Pelaksanaan Penelitian diawali dengan memberikan pre-test, dalam tahap ini

    peneliti melakukan pengukuran dengan membagikan skala pengukuran, interview dan

    observasi kepada siswa dan siswi SMP Negeri 24 Banjarmasin sebelum perlakuan. Dari

    hasil pengukuran ditemukan siswa dengan self confidence rendah dan dimulailah tahap

    eksperimen / tahap konseling menggunakan teknik konseling realitas dengan langkah-

    langkah konseling yaitu : (1). Menunjukkan keterlibatan dengan konseli, (2) Fokus pada

    perilaku, (3) Mengeksplorasi total behavior , (4). Melakukan Evaluasi, (5)

    Merencanakan tindakan yang bertanggung jawab, (6) Membuat Komitmen, (7) Tidak

    menerima maaf atau alasan dari konseli, (8) Tindak lanjut.

    Setelah dilakukan eksperimen tersebut dilanjutkan pada tahap post-test, dimana

    peneliti kembali mengevaluasi siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan

    teknik Konseling Realitas. Siswa kembali mengisi angket yang semula dibagikan pada

    tahap pre-test sebelumnya. Jika dari hasil pengisian angket tersebut siswa masih belum

    mengalami perubahan atau peningkatan. Maka peneliti menganalisis kembali apa yang

    menjadi kendala-kendala dalam proses memunculkan perubahan yang diinginkan

    sehingga dalam menggunakan teknik ada langkah-langkah konseling yang harus

    diperbaiki. Kemudian peneliti kembali melakukan tindakan dengan menggunakan

    Teknik Konseling Realitas pada siswa tersebut. Adapun hasil pengisian angket (post

    test) tersebut ada peningkatan positif dalam aspek self confidence, maka siswa hanya

    perlu diberikan arahan pada pertemuan selanjutnya oleh peneliti dalam proses

    konselingnya.

    Hasil temuan dari pelaksanaan konseling individual dengan menggunakan

    teknik Konseling Realitas untuk meningkatkan Self Confidence pada siswa kelas VIII C

    di SMPN 24 Banjarmasin menujukan bahwa pelaksanaan konseling individual dengan

    menggunakan teknik Konseling Realistis efektif untuk meningkatkan Self confidence

    pada siswa kelas VIII C yang mana hal ini ditandai adanya peningkatan skor yang

    diperoleh pada tahap Baseline 1, (A1), Intervensi 1 (B1), dan Baseline 2 (A2). Dari 5

    macam target perubahan perilaku yang diharapkan konseli mampu untuk melakukan 4

    macam taget perubahan perilaku yang diharapkan.

    Berikut dipaparkan hasil eksperimen pada subyek tunggal:

  • 463

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    1. Konseling pertemuan pertama menggunakan langkah pertama, kedua dan ketiga

    dari 8 langkah teknik konseling realitas yaitu konselor menunjukkan

    keterlibatan dengan konseli (Be Friend), fokus pada perilaku sekarang dan

    mengeksplorasi total behavior konseli.

    2. Konseling pertemuan kedua dan ketiga menggunakan langkah empat, lima dan

    enam yaitu konseli menilai diri sendiri atau melakukan evaluasi, merencanakan

    tindakan yang bertanggungjawab dan membuat komitmen.

    3. Konseling pertemuan keempat langkah tujuh dan delapan yaitu tidak menerima

    permintaan maaf atau alasan konseli dan tindak lanjut.

    Adapun rincian desainA-B-A dijelaskan sebagai berikut: konseli pada fase

    Baseline 1 hari ke 1 belum menunjukkan perubahan target perilaku yang diharapkan,

    pada fase Baseline 1 hari ke 2 sudah mampu untuk melakukan perubahan perilaku yang

    diharapkan berupa yakin akan kemampuan yang dimiliki.

    Pada fase Baseline 1 (A1) hari ke 3 ini pun konseli menunjukan tingkat

    persentase sebesar 20 %, karena hanya mampu melakukan satu macam target

    perubahan, yaitu yakin akan kemampuan yang dimilikinya dan peneliti memberikan

    apresiasi kepadanya bahwa konseli ada kemauan untuk meningkatkan self

    confidencenya meskipun pada fase ini konseli hanya mampu melakukan satu target

    perubahan perilaku yang diharapkan.

    Pada tahap intervensi 1 (B1), peneliti melakukan evaluasi terhadap perubahan

    perilaku, fase intervensi 1 (B1) hari ke 4 konseli mampu menunjukkan tingkat

    perubahan perilaku lainnya yaitu berani bertanggung jawab terhadap sesuatu hal dengan

    segala konsekuensinya. Fase intervensi 1 (B1) hari ke 5 konseli sudah menunjukkan tiga

    dari lima perubahan perilaku yang diharapkan yakni berani bertanggung jawab terhadap

    sesuatu hal dengan segala konsekuensinya, memiliki sikap optimis dan yakin terhadap

    kemampuan yang dimiliki. Tahap intervensi 1 (B1) hari ke 7, konseli mampu

    menunjukan peningkatan perubahan perilaku lainnya berupa mampu berpikir secara

    objektif. Jadi pada fase ini konseli sudah mampu menunjukan 4 macam perubahan

    perilaku yang diharapkan berupa menunjukkan perubahan perilaku yaitu memiliki

    keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, selalu optimis dalam melakukan sesuatu hal,

  • 464

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    berani bertanggung jawab terhadap sesuatu hal dengan segala konsekuensinya dan

    memiliki pikiran yang objektif.

    Pada fase Baseline 2 (A2) hari ke 8, konseli masih menunjukkan 4 macam

    target perubahan perilaku yang diharapkan. Pada tahap Baseline 2 (A2), hari ke 9 masih

    sama seperti pertemuan sebelumnya yaitu konseli mampu melaksanakan 4 macam target

    perilaku perubahan yang diharapkan.

    Pada tahap Baseline 2, hari ke 10 konseli masih menunjukkan tingkat

    perubahan perilaku yang sama dengan pada hari ke 9 namun ada peningkatan skor.

    Walau konseli/siswa belum mampu menunjukkan 1 dari 5 perubahan perilaku

    yang diharapkan yaitu rasional dan realistis namun peneliti mengganggap bahwa teknik

    konseling realitas ini cukup efektif meningkatkan self confidence. Hal ini bisa dipahami

    karena konseli adalah remaja usia 14 tahun, dimana pada fase ini remaja berada pada

    tahap berpikir operasional formal dalam tahap awal atau bisa disebut masa transisi

    (peralihan) dari operasional konkrit. Pada fase operasional formal ini anak mulai

    mampu berpikir abstrak murni (Crain, 2007: 200) dan bisa membuat hipotesis namun

    memiliki egosentris secara ekstrim mementingkan pendapat orang lain tentang dirinya

    (Baraja, 2007: 185) sehingga hal ini pula yang membuat remaja awal belum mampu

    untuk berpikir rasional dan realistis.

    Namun konseling realitas efektif meningkatkan kepercayaan diri, karena

    memiliki kelebihan membawa perubahan sikap dari penolakan ke penerimaan realitas

    yang terjadi dalam proses konseling (Corey, 1991:533-536) dimana konseli dapat

    mengeksplorasi keinginan, kebutuhan, dan apa yang dipersepsikan tentang kondisi yang

    dihadapinya.

    Selain itu, konseli fokus pada perilaku sekarang tanpa terpaku pada

    permasalahan masa lalu,

    konseli mau mengevaluasi perilakunya dan konseli menetapkan perubahan

    yang dikehendakinya dan komitmen terhadap apa yang telah direncanakan.

    Keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari terapi realitas dalam

    (Corey, 2010 : 281) : 1) Jangka waktu yang relatif pendek dan berurusan dengan

    masalah-masalah tingkah laku sadar, 2) Klien dihadapkan pada keharusan meevaluasi

  • 465

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    tingkah lakunya sendiri dan membuat pertimbangan nilai, 3) Pemahaman dan kesadaran

    tidak dipandang cukup.

    Sehingga dengan diberikannya konseling realitas siswa dapat meningkatkan

    kepercayaan diri Menurut Fatimah, (2010 : 149) ciri-ciri individu yang memiliki self

    confidence yang proporsional, diantaranya adalah : a) percaya akan kemampuan diri

    sendiri, sehingga tidak membutuhkan pujian dari orang lain. b) tidak terdorong untuk

    menunjukkan sikap konformitas. c) berani menerima dan menfhadapi penolakan dari

    orang lain. d) mampu mengendalikan diri. e) memiliki internal locus of control. f)

    mempunya cara pandangan positif terhadap orang lain, diri sendiri, dan situasi diluar

    dirinya. g) memiliki harapan-harapan yang realistik, sehingga ketika harapan itu tidak

    terwujud mampu untuk melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Dimana

    menurut Lauster (1992) dalam ( M. Nur. 2010: 35) orang yang memiliki self confidence

    yang positif adalah sebagai berikut: yakin akan kemampuan diri , optimis, objektif,

    bertanggung jawab, rasional dan realistis.

    PENUTUP

    Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan self confidence siswa

    menggunakan teknik Konseling Realitas, dimana siswa mampu untuk melakukan target

    peruabahn perilaku yang diharapkan, meskipun dari 5 macam target perubahan perilaku

    yang diharapkan siswa hanya mampu melaksanakan 4 macam dari target perubahan

    perilaku tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konseling individual

    dengan menggunakan teknik Konseling Realitas efektif dalam meningkatkan Self

    Confidence pada siswa .

    Selama proses penelitian ini dilaksanakan, ada beberapa hal yang menjadi catatan

    dalam menjalankan proses konseling individual. Catatan ini menjadi hal yang perlu

    diperhatikan diantaranya ketidaktercapaian 1 aspek perubahan perilaku. Pada penelitian

    selanjutnya peneliti bisa lebih mencermati langkah-langkah pelaksanaan teknik konseling

    realitas pada setiap pertemuannya. Pemilihan sampel bisa mempertimbangkan usia dan

    tahap perkembangan sehingga tujuan penelitian bisa tercapai.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 466

    Prosiding Konvensi Nasional BK XIX ABKIN Banjarmasin, 20-21 Mei 2016

    Penguatan Teori dan Praktik Konseling dalam Membangun SDM yang Berkarakter dan Berbudaya Bangsa

    Baraja, Abubakar. 2007. Psikologi Perkembangan- Tahapan-tahapan dan Aspek-

    aspeknya Dari 0 Tahun Sampai Akil Baligh. Jakarta: Studia Press

    Corey, Gerald. 2010. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi (Terjemahan E.

    Koswara). Bandung : Refika Aditama

    Crain, William. 2007. Teori Perkembangan-Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar

    Enung, Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).

    Bandung : Pustaka Setia.

    Ghufron, M. Nur Dan Rini Risnawati S. 2012. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-

    Russ Media

    Komalasari, Gantina dkk. Karsih.2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta : Indeks

    Latipun. 2010. Psikologi Konseling. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

    Lumongga Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar-dasar Konseling. Jakarta : PT.

    Kharisma Putra Utama.

    Mappiare AT, Andi. 2011. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Raja

    Grafindo Perkasa

    Nelson, Richard dan Jones. 2006. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi.

    Yogyakarta : Pustaka Pelajar

    Nurhisan, Achmad Juntika.2007. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar

    Kehidupan. Bandung : Refika Aditama

    Perry, Martin. 2006. Confidence Boosters- Pendongkrak Kepercayaan Diri. Jakarta :

    Erlangga

    Sunanto, Juang. Dkk. 2005. Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Bandung. :

    Rosdakarya

    Thursan, Hakim. 2002 . Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa Swara

    Buku Panduan Konvensi BK 20-21 Mei 2016 (1).pdf00. Cover Buku Panduan.pdf01. Halaman Awal Buku Panduan.pdf02. Kata Sambutan Ketua Panitia.pdf03. Susunan Panitia Penyelenggaraan Seminar dan Workshop Banjarmasin.20-21_Mei_2016.pdf04. Panduan Teknis Acara.pdf