Bukti urosepsis

9
Nama : Nunik Puji Rahayu NIM : 1110221019 Pembimbing : dr. Hendy Mirza Sp.U Tugas Tambahan Presentasi Kasus Batu Buli 1. BUKTI UROSEPSIS Sepsis adalah suatu sindrom klinik yang dikarakteristikkan dengan perubahan suhu tubuh yang tinggi, denyut jantung, pernafasan, dan jumlah sel darah yang terjadi karena respon dari infeksi. Suatu respon tubuh terhadap infeksi yang melibatkan tertahannya eliminasi dari bakteri dan perbaikan kerusakan jaringan secara lokal. Proses ini dipengaruhi oleh makrofag, sel dendritik, dan diatur oleh sel CD4 + T-helper dengan melepaskan molekul radang dan anti-radang (citokin, kemokin, interferon). Sepsis terjadi ketika suatu proses infeksi lokal menjadi suatu respon peradangan sistemik pada darah yang tidak terkontrol yang menghasilkan kerusakan target organ atau jaringan. Definisi Bakteremia: suatu keadaan dimana darah mengandung bakteri Systemic inflammatory response syndrome (SIRS): suatu sindrom klinik dikarakteriskan oleh International Sepsis Definitions Conference (Levy et al, 2003) sebagai perubahan suhu tubuh yang ekstrem, denyut jantung, pernafasan, dan respon imun.

Transcript of Bukti urosepsis

Page 1: Bukti urosepsis

Nama : Nunik Puji Rahayu

NIM : 1110221019

Pembimbing : dr. Hendy Mirza Sp.U

Tugas Tambahan Presentasi Kasus Batu Buli

1. BUKTI UROSEPSIS

Sepsis adalah suatu sindrom klinik yang dikarakteristikkan dengan perubahan suhu tubuh

yang tinggi, denyut jantung, pernafasan, dan jumlah sel darah yang terjadi karena respon dari

infeksi. Suatu respon tubuh terhadap infeksi yang melibatkan tertahannya eliminasi dari

bakteri dan perbaikan kerusakan jaringan secara lokal. Proses ini dipengaruhi oleh makrofag,

sel dendritik, dan diatur oleh sel CD4 + T-helper dengan melepaskan molekul radang dan

anti-radang (citokin, kemokin, interferon). Sepsis terjadi ketika suatu proses infeksi lokal

menjadi suatu respon peradangan sistemik pada darah yang tidak terkontrol yang

menghasilkan kerusakan target organ atau jaringan.

Definisi

Bakteremia: suatu keadaan dimana darah mengandung bakteri

Systemic inflammatory response syndrome (SIRS): suatu sindrom klinik dikarakteriskan oleh

International

Sepsis Definitions Conference (Levy et al, 2003) sebagai perubahan suhu tubuh yang

ekstrem, denyut jantung, pernafasan, dan respon imun.

Sepsis: SIRS dan salah satu infeksi yang tercatat, atau suspek yang kuat.

Syok sepsis: suatu bentuk komplikasi yang ekstrem dari sepsis berupa adanya disfungsi

organ, kegagalan sirkulasi yang persisten meskipun sudah dilakukan resusitasi cairan dam

pengobatan.

Gambaran klinik dan diagnosis

Tanda awal dari SIRS diantaranya peningkatan suhu tubuh menjadi (>38oC atau 100,4OF)

atau (<36oC atau 96,8oF), takikardi, takipneu, dan perubahan status mental. Ditemukan

perbedaan syok sepsis yaitu pasien demam, CRT mengisi cepat, diikuti peningkatan pulsasi

reflek dari pireksia, vasodilatasi perifer, dan penurunan resistensi pembuluh darah sistemik.

Kriteria diagnostic lain yang menjadi dasar dari adanya disfungsi organ adalah hipotensi,

oligouri, atau ileus, dan abnormalitas pada pemeriksaan laboratorium termasuk di dalamnya

Page 2: Bukti urosepsis

luekositosis, atau leucopenia, hiperbilirubinemia, hiperlaktatemia, hiperglikemia, gangguan

koagubilitas, elevasi C-reactive protein, dan procalcitonin. Perubahan gambaran metabolik

menjadi alkalosis respiratori, pasien demam dengan onset hiperventilasi, dan perubahan

status mental menjadi letargi dan agitasi. Hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan kultur

darah.

Characteristics of SepsisINR, international normalized ratio; aPTT, activated partial thromboplastin time.From Levy MM, Fink MP, Marshall JC, et al. 2001 SCCM/ESICM/ACCP/ATS/SISInternational Sepsis Definitions Conference. Crit Care Med 2003;31:1250–6.

GeneralFever (core temperature >38.3° C)Hypothermia (core temperature <36° C)Heart rate >90 min, 1 or 2 SD above the normal value for ageTachypneaAltered mental statusSignificant edema or positive fluid balance (20 mL/kg/24 hr)Hyperglycemia (plasma glucose >120 mg/dL or 7.7 mol/L) in theabsence of diabetesInflammatoryLeukocytosis (WBC count >12,000/μL)Leukopenia (WBC count <4000/μL)Normal WBC count with >10% immature formsOrgan DysfunctionArterial hypoxemia (PaO2/FIO2 >300)Acute oliguria (urine output 0.5 mL/kg in 1 hr for at least 2 hr)Creatinine increase of 0.5 mg/dLCoagulation abnormalities (INR 1.5 or aPTT >60 sec)Ileus (absent bowel sounds)Thrombocytopenia (platelet count <100,000/μL)Hyperbilirubinemia (plasma total bilirubin >4 mg/dL or 70 mmol/L)Tissue PerfusionHyperlactatemia (>1 mmol/L)Decreased capillary refill or mottling

2. LEUKOSITURIA TANPA BAKTERI disebut Pyuria asimptomatik / significant pyuri

3. TIPE BATU BULI

a. Whewellite (monohidrat) yaitu , batu berbentuk padat, warna cokat/ hitam

dengan konsentrasi asam oksalat yang tinggi pada air kemih.

b. Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (dehidrat) yaitu

Page 3: Bukti urosepsis

batu berwarna kuning, mudah hancur daripada whewellite.

4. PERBEDAAN NYERI

Nyeri pada saluran kemih

a. Lokasi nyeri perut tidak bias didiskripsikan dengan baik, dapat beruba nyeri local atau

nyeri alih. Nyeri local dapat terjadi pada organ-organ seperti ginjal, pada sudut kostovertebra,

region flank bawah iga ke 12 , nyeri testis yang dirasakan pada testis. Nyeri alih berupa kolik

ureter dapat terjadi pada bagian atas ureter berupa nyeri yang dirasakan ipsi lateral pada testis

yang memberat ureter bagian bawah dirasakan nyeri pada daerah sroktal serta nyeri terbakar

yang menandakan adanya sistitis akut yang dirasakan nyeri pada distal uretra atau lebih

dikenal dengan nyeri saat berkemih pada ujung penis di sebut disuria .

b. Nyeri dirasakan semakin hebat ( intermiten)

c. Nyeri dirasakan hingga pasien sampai merubah posisi yang tak terduga bias sampai

terguling-guling

d. Nyeri dirasakan tiba-tiba tanpa adanya factor pencentus

e. Nyeri dirasakan dapat menjalar hingga kepunggung, panggul, kemaluan hingga paha

bagian dalam jika kelainanya terdapat pada ureter ( batu ureter). Nyeri dirasakan pada

pinggang menjalar dari belaknag kedepan jika kelainan terdapat pada ginjal (batu ginjal,

hidronefrosis). Nyeri yang dirasakan pada ginjal dapat dirasakan sebagai nyeri tumpul

dengan sifat terus-menerus (kemeng) yang menjalar pada bagian depan hingga umbilicus

atau perut bawah hal ini akibat adanya distensi kapsul ginjal. Nyeri uretrer akibat obstruksi

sering dirasakan sebagai nyeri tumpul atau nyeri kolik.hal ini sebagai akibat hiperperistaltik

ureter untuk mengeluarkan penyebab sumbatan

Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik sebagai akibat adanya rentesi urine berupa

overdistensi uretra.

Nyeri pada saluran cerna

a. Sifat nyeri kurang nyata

b. Lokasi nyeri jelas, pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri

c. Adanya posisi nyaman, dimana nyeri dapat berkurang dengan perubahan posisi tertentu.

d. Nyeri tidak bertambah dan juga tidak berkurang, kecuali adanya keparahan.

Page 4: Bukti urosepsis

Nyeri neurologis

a. Nyeri dirasakan tajam karena adanya spasme di sepanjang persarafan yg terkena, bersifat

primer pada sistem saraf ( sesuai dermaton saraf)

Nyeri psikogenik

a. Nyeri yang dirasakan tanpa adanya kerusakan atua gangguan jaringan atau organ ( tidak

diketahui asalnya)

Nyeri vaskulogenik

a. Nyeri besifat local, dapat disertai sensai seperti berdenyut akibat pulsasi pembuluh darah

arteri

Nyeri spasmogenik

a. Nyeri dirasakan sebagai kekakuan otot yang terlokasilasi dapat terjadi secara tiba-tiba

5. NOKTURIA

Nokturia terjadi akibat peningkatan sekresi hormone melantonin dari kelenjar hipofisis saat

malam hari sehingga meningkatkan kerja sistem saraf parasimpatis yang bekerja pada otot

polos vesikel urinaria yang mengakibatkan kontraksi vesika urinaria pada malam hari.

Peningkatkan kontraksi dan adanya batu pada vesikel urinaria menyebabkan volume vesikel

urinaria meningkat akibatnya perasaan ingin berkemih meningkat ( urgensi)

6. HUBUNGAN TRAUMA DENGAN STRIKTUR URETHRA

Striktur uretra terjadi akibat infeksi atau trauma yang penyembuhannya lukanya tidak

sempurna. Sel asal dari uretra adalah epitel squamosa, jika penyembuhan luka baik, maka

jaringannya akan digantikan dengan sel squamosa yg baru, tapi pada penyembuhan yg tidak

sempuran sel epitel squmosa tersebut digantikan oleh jaringan fibrosa akibatnya lumen uretra

menjadi sempit sehingga terjadi striktur uretra.

Trauma yang menyebabkan striktur uretra lebih banyak terjadi pada straddle injury yang

dapat menyebabkan fraktur pelvis terutama mencederain uretra bagian posterior, sehingga

Page 5: Bukti urosepsis

kemungkinan terbuntuknya striktur uretra pada bagian uretra posterior menjdi lebih besar dan

menyebabkan retensi urine akibat striktur uretra lebih besar juga.

Trauma pada uretra anterior dapat terjadi retensi urine secara tiba-tiba akibat adanya bekuan

darah yang menyumbat uretra setelah terlebih dahulu adanya meatal bleeding yang berasal

dari uretra. Luka pada uretra tersebut juga dapat menyebabka striktur uretra di bagian

anterior. Baik pada bagian anterior dan posterior trauma dapat menyebabkan rusaknya

membrane uretra terutama rusaknya sel epitel squamosa.

7. HEMATURIA

Hematuria dapat disebabkana oleh berbagai macam, baik dengan gejala ataupun tanpa gejala

penyerta. Diantaranya, keganasan, batu dan infeksi. Hematuria yang diebabkan oleh batu

saluran kemih sering terjadi jika batu tersebut menyumbat leher saluran kemih dan pasien

mencoba mengedan sehingga menyebabkan rupture vena pada uretra. Hematuria tersebut

dapat diparah dengan adanya infeksi, biasanya disertai gejala penyerta berupa demam.

Rupture vena pada uretra juga dapat terjadi pada BPH sebagai akibat dilatasi vena pada

uretra, biasanya disertai dengan gejala penyerta LUTS.

Hematuria tanpa gejala penyerta ( silent hematuria) biasanya terjadi akibat tumor atau

keganasan pada saluran kemih ( ginjal,vesika urinaria, prostat).

Hematuria sendiri dibagi menjadi :

a. Hematuria di awal miksi disebabkan karena luka pada uretra anterior

b. Hematuria di akhir miksi disebabkan karena luka pada uretra posterior atau vesika

urinaria ( leher vesika )

c. Hematuria total yang disebabkan oleh gangguan pada vesika urinaria dapat beruba batu

buli atau keganasan pada vesikal urinaria

8. BEDA GEJALA BPH DENGAN BATU BULI

Gejala BPH biasanya memperlihatkan dua tipe yang saling berhubungan, yaitu obstruksi dan

iritasi. Gejala obstruksi terjadi karena otot detrusor buli-buli gagal berkontraksi dengan

cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus.

Tanda-tanda obstruksi, yaitu:

- Menunggu pada permulaan miksi

Page 6: Bukti urosepsis

- Pancaran miksi terputus-putus (intermitten)

- Rasa tidak puas sehabis miksi

- Urin menetes pada akhir miksi (terminal dribling)

- Pancaran urin jadi lemah.

Gejala iritasi biasanya lebih memberatkan pasien dibandingkan obstruksi. Gejala iritasi

timbul karena pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna pada akhir miksi atau

pembesaran prostat menyebabkan ransangan pada kandung kemih, sehingga kandung kemih

sering berkontraksi meskipun belum penuh. Bila terjadi dekompensasi akan terjadi retensi

urin sehingga urin masih berada dalam kandung kemih pada akhir miksi. Retensi urin kronik

menyebabkan refluk vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Proses

kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi.

Tanda-tanda iritasi, yaitu:

- Rasa tidak dapat menahan kencing (urgensi)

- Terbangun untuk kencing pada saat tidur malam hari (nocturia)

- Bertambahnya frekuensi miksi

- Nyeri pada waktu miksi (disuria)