Bukti audit

27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemeriksaan adalah suatu proses sistematik yang dilakukan oleh orang yang independen untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai sejumlah informasi yang berhubungan dengan kesatuan ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara sejumlah informasi tersebut dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Sebagai dasar untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksanya, akuntan publik harus mengumpulkan bukti-bukti dalam pemeriksaannya. Meskipun catatan kwitansi menyediakan bukti pemeriksaan yang cukup untuk mendukung pendapat anditor, namun catatan tersebut bukan satu-satunya bukti pemeriksaan yang dikumpulkan oleh auditor. Pengumpulan bukti pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap aktiva, wawancara, serta melalui berbagai sumber di luar pemeriksaan klien. Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan, “Bukti andit kompeten yang cukup harns diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan”. Ukuran keabsahan bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen. Bukti 1

description

auditing

Transcript of Bukti audit

Page 1: Bukti audit

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemeriksaan adalah suatu proses sistematik yang dilakukan oleh orang yang

independen untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai sejumlah

informasi yang berhubungan dengan kesatuan ekonomi, dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara sejumlah informasi tersebut dengan

persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan.

Sebagai dasar untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang

diperiksanya, akuntan publik harus mengumpulkan bukti-bukti dalam

pemeriksaannya. Meskipun catatan kwitansi menyediakan bukti pemeriksaan yang

cukup untuk mendukung pendapat anditor, namun catatan tersebut bukan satu-satunya

bukti pemeriksaan yang dikumpulkan oleh auditor.

Pengumpulan bukti pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengamatan langsung

terhadap aktiva, wawancara, serta melalui berbagai sumber di luar pemeriksaan klien.

Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan, “Bukti andit kompeten yang cukup

harns diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

auditan”.

Ukuran keabsahan bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada

pertimbangan auditor independen. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap

kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat

atas laporan keuangan yang diauditnya. Ketepatan sasaran, objektivitas, ketepatan

waktu dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya

berpengaruh terhadap kompetensi bukti.

1

Page 2: Bukti audit

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah yang diajukan adalah :

1. Dasar setiap bukti audit adalah bukti yang di kumpulkan dan di evaluasi oleh

auditor?

2. Auditor harus memiliki pengetahuan dan kterampilan untuk mengumpulkan

bukti audit yang tepat? Dan

3. Keterampilan untuk memenuhi standar profesi?.

2

Page 3: Bukti audit

BAB II

PEMBAHASAN

A. SIFAT BUKTI AUDIT

Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang digunakan oleh

auditoruntuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan kriteria

yang ditetapkan. Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti

perhitungan auditor atas surat berharga yang dapat diperjualbelikan, dan informasi

yang kurang persuasif, seperti berbagai tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dari

para karyawan klien.

Perbedaan kontras bukti audit dengan bukti hukum dan ilmiah, Penggunaan

bukti-bukti tidak semata-mata dilakukan oleh auditor. Bukti-bukti juga dipergunakan

secara luas oleh para ilmuwan, pengacara, dan ahli sejarah. Dalam kasus-kasus hukum

terdapat aturan-aturan tentang bukti hukum yang digunakan oleh hakim untuk

melindungi pihak yang tidak bersalah.

Serupa dengan hal itu, dalam berbagai eksperimen ilmiah, seorang ilmuwan

mempergunakan bukti untuk menarik berbagai kesimpulan tentang suatu teori.

Auditor pun mengumpulkan berbagai bukti audit untuk digunakan dalam pengambilan

keputusan. Jenis bukti yang digunakan olh auditor berbeda dengan bukti yang

dikumpulkan oleh para ilmuwan dan dalam berbagai kasus hukum, serta bukti itupun

digunakan dalam berbagai cara yang berbeda, tetapi dalam ketiga kasus tersebut,

bukti-bukti dipergunakan untuk menarik berbagai kesimpulan.

B. BERBAGAI KEPUTUSAN BUKTI AUDIT

Keputusan utama yang dihadapi auditor adalah menentukan jenis dan jumlah

bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yang

memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam

keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar. Pertimbangan ini memegang

peranan penting karena adanya hambatan biaya dalam menguji dan mengevaluasi

semua bukti audit yang tersedia.

Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah ke

dalam empat sub keputusan :

1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan

3

Page 4: Bukti audit

2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu

3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi

4. Kapankah berbagai prosedur akan dilakukan

PROSEDUR AUDIT, adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti

audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit.

Dalam merancang berbagai prosedur audit, merupakan hal yang umum untuk

menerjemahkannya ke dalam berbagai istilah yang cukup spesifik agar dapat

digunakan sebagai instruksi-instruksi selama pelaksanaan audit.

UKURAN SAMPEL, Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih

beragam ukuran sampel dari hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat

dalam populasi yang sedang diuji. Keputusan untuk memilih seberapa banyak item

yang akan diuji haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-masing prosedur audit

yang ada. Ukuran sampel bagi setiap prosedur tersebut kemungkinan besar akan

berbeda antara satu penugasan audit dengan penugasan audit lainnya.

ITEM-ITEM YANG TERPILIH, Setelah penentuan ukuran sampel untuk

prosedur audit dilakukan, haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang

akan diuji. Jika auditor memutuskan, umpamanya, untuk memilih 50 cek yang

ditangguhkan dari poulasi sebesar 6600 cek sebagai item-item yang akan

dibandingkan dengan data pada buku jurnal pengeluaran kas, maka dapat digunakan

berbagai metode yang berbeda untuk memilih cek-cek manakah yang akan diuji.

PEMILIHAN WAKTU YANG TEPAT, Audit atas laporan keuangan

umumnya mencakup periode waktu tertentu seperti satu tahun, dan umumnya proses

audit baru selesai dilaksanakan setelah beberapa minggu atau bulan setelah

berakhirnya suatu periode waktu. Waktu pelaksanaan berbagai prosedur audit

beragam mulai dari awal suatu periode akuntansi atau lama setelah periode akuntansi

itu berakhir. Selain itu, keputusan untuk pemilihan waktu audit pun dipengaruhi oleh

kapan audit tersebut harus diselesaikan agar sesuai dengan kebutuhan klien.

Bagaimanapun, pemilihan waktu yang tepat juga dipengaruhi oleh keyakinan auditor

tentang kapan bukti audit akan memberikan hasil yang paling efektif dan kapan staf

audit dapat melaksanakan proses audit tersebut.

4

Page 5: Bukti audit

PROGRAM AUDIT, Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu

atau untuk keseluruhan proses audit disebut sebagai program audit. Program audit

selalu mengandung daftar rangkaian prosedur audit. Didalamnya pun sering kali

mencakup pula ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan

pengujian tersebut.

Umumnya, untuk setiap komponen audit akan terdapat suatu program audit yang

mengandung sejumlah prosedur audit. Selanjutnya, akan terdapat suatu program audit

untuk piutang dagang, penjualan, dan seterusnya.

Mayoritas auditor menggunakan berbagai jenis komputer untuk mendukung

persiapan program-program audit. Suatu aplikasi komputer yang lebih canggih akan

melibatkan penggunaan suatu program yang khusus dirancang untuk membantu

auditor berpikir melalui berbagai pertimbangan perencanaan audit dan memilih

prosedur-prosedur yang tepat menggunakan perangkat lunak pembuat program audit.

C. PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT

Persuaivitas bukti merupakan tingkat dimana auditor merasa yakin bahwa bukti

audit dapat mendukung pendapat audit, dan pennetunya adalah ketepatan dan

kecukupan bukti.

1. Ketepatan Bukti

Merupakan ukuran mutu bukti, yang bearti televansi dan reliabilitasny

amemenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan

yang berkaitan. Ketepatan suatu bukti audit hanya dapat diperbaiki dengan

memilih prosedur audit yang lebih relevan atau yang memberikan bukti yang

lebih andal

Relevansi bukti bearti bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan

audit yang akan di uji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap benar.

Relevansi bukti dapat diperimbangkan dala tujuan audit khusus, Karena bukti

audit mungkin relevan untuk satu tujuan audit, tetapi tidak relevan unutk tujuan

audit lainnya.

Reliabilitas bukti ini mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap

dapat dipercaya atau layak dipercaya. Terdapat enam karakteristik reliabilitas dari

bukti audit, yaitu :

5

Page 6: Bukti audit

a. Independensi penyedia bukti, Bukti yang diperoleh dari luar entitas lebih

dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam

entitas. Seperti komunikasi dari Bank, pengacara, atau para pelanggan,

dokumen yang berasal dari luar organisasi seperti polis asuransi akan lebih

dipercaya dibandingkan komunikasi atau hasil wawancara yang diperoleh

dari klien dan dokumen yang berasal dari intern perusahaan bahkan yang

tidak pernah dikirim ke luar organisasi seperti permintaan pembelian.

b. Efektivitas pengendalian intern klien, Bukti audit lebih dapat diandalkan jika

pengendalian intern klien efektif, bukan lemah.

c. Pengetahuan langsung auditor, Bukti audit yang diperoleh langsung oleh

auditor melalui pemeriksaan fisik, observasi, penghitungan ulang, dan

inspeksi akan lebih dapat diandalkan ketimbang informasi yang diperoleh

secara tidak langsung.

d. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi, Meskipun sumber

informasi bersifat independen, bukti audit tidak dapat diandalkan kecuali

individu yang menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk

itu. Selain itu bukti yang diperoleh langsung oleh auditor tidak dapat

diandalkan jika auditor tidak memenuhi kualifikasi untuk mengevaluasi bukti

tersebut.

e. Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bukti subjektif.

Contoh bukti objektif adalah konfirmasi piutang usaha dan saldo bank,

perhitungan fisik sekuritas dan kas, sedangkan contoh bukti subjektif adalah

surat yang ditulis oleh pengacara klien yang membahas hasil yang mungkin

akan diperoleh dari gugatan hokum yang sedang dihadapi oleh klientanya

jawab dengan manajer, observasi atas persediaan yang usang selama

pemeriksaan fisik.

f. Ketepatan waktu, Bukti yang terkumpul tepat pada waktunya dapat

diandalakan untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat mungkin

dengan tanggal neraca. Sedangkan untuk akun-akun laba rugi, bukti yang

diperoleh dapat diandalkan jika ada sampel dari keseluruhan periode yang di

audit seperti sampel acak transaksi penjualan dari setahun penuh, bukan

hanya dari sebagian periode.

6

Page 7: Bukti audit

Kecukupan Bukti, Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup tidaknya

(sufficiency) bukti tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel yang diambil

oleh auditor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor

mengenai cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan, Seperti Tingkat Materialitas

dan Resiko, Faktor-faktor Ekonomi, Ukuran Dan Kharakteristik Populasi.

Persuasivitas dan Biaya, Dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit

pada suatu proses audit, baik persuasivitas maupun biaya harus turut

dipertimbangkan. Sangatlah jarang terjadi ketika hanya satu jenis bukti audit saja yang

tersedia untuk memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua alternative

harus masuk dalam pertimbangan audior sebelum ia memilih suatu atau beberapa

jenis bukti audit yang terbaik. Tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah bukti audit

yang cukup kompeten pada tingkat biaya terendah yang paling mungkin dicapai.

D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT

1. Pengujian Fisik

Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang

berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan

kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat berharga,

surat piutang, serta aktiva tetap yang berwujud.

2. konfirmasi

Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secar tertulis mupun lisan dari

pihak ketiga yng indevenden yang memverifikasikan keakuratan informasi

sebagaimana yang diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan

klien meminta pihak ketiga yng indevenden untuk memberikan tnggapannya

secara langsung kepada auditor. Karena konfirmasi-konfirmasi ini datang dri

berbagai sumber yang independent terhadap klien, maka jenis bukti audit ini

sangatlah dihargai dan merupakan jenis bukti yang paling sering dipergunakan.

INFORMASI YANG SERING DIKONFIRMASIKAN

INFORMASI SUMBER

Aktiva

Kas pada Bank Bank

Piutang Dagang Pelanggan

Surat Piutang Pembuat surat

7

Page 8: Bukti audit

Persediaan diluar dan dikonsinyasikanPihak yang menerima konsinyasi

(consignee)

Persediaan tersimpan dalam gudang umum Gudang umum

Nilai kas dalam asuransi jiwa Perusahaan asuransi

Kewajiban

utang dagang Kreditur

Surat utang Pemberi pinjaman

Uang muka dari pelanggan Pelanggan

Utang hipotik Pemberi hipotik

Utang obligasi Pemegang obligasi

Modal Sendiri

Saham yang beredarPencatat saham dan agen transfer

saham

Informasi Lainnya

Nilai cakupan asuransi Perusahaan asuransi

Kewajiban kontingenBank, pemberi pinjaman, dan

penasihat hukum klien

Perjanjian obligasi Pemegang obligasi

Agunan yang dikuasai oleh para kreditur kreditur

3. Dokumentasi

Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk

mendukung informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan.

Berbagai dokumen yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan

oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang

terorganisasi. Karena pada umumnya setip transaksi dalam organisasi klien ini

minimal didukung oleh selembar dokumen,maka jenis bukti audit ini tersedia

dalam jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali menyimpan bukti

pemesanan pelanggan, dokumen pengapalan, serta salinan faktur penjualan bagi

masing-masing transaksi penjualan yang terjadi. Ketiga dokumen ini merupakan

bukti yang berguna untuk verifikasi oleh auditor dalam menilai keakuratan

catatan-catatan klien untuk berbagai transaksi penjualan. Dokumentasi adalah

8

Page 9: Bukti audit

suatu bentuk bukti yang dipergunakan secara luas dalam setiap penugasan audit

karena pada umumnya jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan biaya

perolehan bukti yang relative rendah.seringkali jenis bukti ini merupakan satu-

satunya jenis bukti audit yang layak dan siap pakai.

4. Prosedur Analitis

Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubungan-

hubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak

wajar. Prosedur analitis digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit.

Tujuannya adalah berikut ini.

a. Memahami industri dan bisnis klien

b. Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas

c. Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan

keuangan

d. Mengurangi ujian audit rinci

5. Wawancara kepada Klien

Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan

maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas

berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Saat auditor memperoleh bukti

dari hasil wawancara ini, pada umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor

untuk memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai

prosedur lainnya.

6. Rekalkulasi

Rekalkulasi melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer

informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode

audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas

berbagai erhitungan ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal

ini mencakup sejumlah prosedur seperti pengujian perkalian dalam faktur-faktur

penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam jurnal-jurnal dan catatan-catatan

pendukung, serta menguji perhitungan atas beban depresiasi dan beban dibayar di

muka. Pengujian kembali atas berbagai transfer informasi mencakup penelusuran

nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut

dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat

dalam nilai yang sama pada setiap saat.

7. Observasi

9

Page 10: Bukti audit

Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas

tertentu. Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk

mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya

dalam mengevaluasi berbagai item yang sangat beraneka ragam. Merupakan

kewajiban auditor untuk menindaklanjuti berbagai kesan pertama yang

didapatnya dengan berbagai bentuk bukti audit lainnya yang bersifat nyata.

8. Kompetensi Jenis-Jenis Bukti

Pertama, efektivitas pengendalian intern klien memiliki pengaruh yang

signifikan atas kompetensi sebagian besar jenis audit. Sebagai contoh,

dokumentasi internal suatu perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang

efektif akan lebih terpercaya karena dokumen-dokumen tersebut memiliki

persentase keakuratan yang lebih tinggi. Serupa dengan hal tersebut, prosedur

analitis tidak akan menjadi bukti audit yang kompeten bila pengendalian yang

bertugas menghasilkan data ternyata menyediakan informasi yang tidak akurat.

Kedua, baik pengujian fisik maupun hitung uji kemungkian besar akan

memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi jika pengendalian internnya berjalan

efektif, tetapi penggunaan kedua jenis bukti itu cukup besar perbedaannya. Kedua

jenis bukti audit ini secara efektif berhasil mengilustrasikan bahwa bukti-bukti

audit yang memiliki tingkat kepercayaan yang sama boleh jadi benar-benar jauh

berbeda.

Ketiga, jenis bukti audit yang spesifik jarang sekali mampu memberikan bukti

audit yang kompeten hanya dengan jenis bukti itu saja untuk memuaskan

beberapa tujuan audit.

9. Biaya Atas Jenis-Jenis Bukti

Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan

konfirmasi. Pengujian fisik mengeluarkan biaya yang besar karena pada

umumnya, pengujian fisik mewajibkan kehadiran auditor pada saat klien

melakukan perhitungan aktivanya, yang sering sekali dilakukan pada tanggal

neraca.konfirmasi membutuhkan biaya yang besar karena auditor harus

melaksanakan sejumlah prosedur secara berhati-hati dalam rangka

mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali, serta upaya

untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima tanggapan atau

sejumlah pengecualian konfirmasi.

10

Page 11: Bukti audit

Dokumentasi dan prosedur analitis memerlukan biaya pada tingkat yang

moderat. Jika karyawan klien mempersiapka berbagai dokumen dan

menyusunnya secara apik agar mudah dipergunakan, maka dokumentasi

umumnya hanya menimbulkan pengeluaran biaya audit yang cukup rendah. Saat

auditor harus menemukan berbagai dokumen tersebut oleh dirinya sendiri, mak

dokumentasi dapat menimbulkan biaya audit yang sangat tinggi. Prosedur analitis

membutuhkan pertimbangan auditor untuk memutuskan jenis prosedur analitis

mana yang akan dipergunakan, melakukan sejumlah perhitungan, serta

mengevaluasi hasil yang diperoleh.

Tiga jenis bukti audit yang paling rendah biayanya adalah observasi,

wawancara kepada klien, dan hitung uji. Observasi umunya dilakukan bersamaan

dengan sejumlah prosedur audit lainnya. Wawancara dengan klien dilakukan

secara ekstensif dalam setiap proses audit dan umumnya hanya mengeluarkan

biaya audit yang rendah. Hitung uji umumnya hanya menimbulkan sejumlah kecil

biaya karena hitung uji ini hanya melibatkan berbagai perhitungan dan

penelusuran sederhana yang dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan keperluan

auditor.

E. DOKUMENTASI AUDIT

Menurut standar audit, dokumentasi audit adalah catatan yang disimpan oleh

auditor dari prosedur yang diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang

diperoleh, dan kesimpulan yang berhubungan yang dicapai dalam perjanjian.

Dokumentasi udit juga biasa dianggap sebagai kertas kerja pemeriksa (KKP), kertas

kerja audit (KKA), atau audit working paper (AWP). Dokumentasi audit harus

dipelihara dalam arsip terkomputerisasi.

1. Tujuan dokumentasi audit

Secara keseluruhan, tujuan dokumentasi audit adalah membantu auditor

menyediaakan jaminan wajar bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai

dengan standar audit yang umum diterima. Secara khusus, dokumentasi audit

(KKP) bertujuan sebagai pendukung dalam memberikan opini, memberikan

sebuah dasar untuk merencanakan audit, sebuah catatan bukti yang

diakumulasikan dan hasil dari ujian, sebagai bahan supervise oleh supervisor dan

rekan, sebagai acuan untuk audit tahun berikutnya, sebagai referensi bila ada

pertanyaan oleh pihak lain. Dokumentasi audit adalah cara utama untuk

11

Page 12: Bukti audit

mendokumentasikan dimana sebuah audit yang memadai telah dilakukan.

Dokumntasi audit memberikan sumber informasi penting untuk membantu

auditor dalam menentukan laporan audit yang tepat untuk dibuat dalam keadaan

tertentu.

Arsip audit adalah rangka referensi utama yang digunakan oleh orang yang

mengawasi untuk mengevaluasi apakah bukti kompeten yang cukup telah

diakumulasikan untuk mendukung laporan audit. Saat prosedur audit melibatkan

penyelidikan dokumen tau konfirmasi saldo, dokumentasi audit harus meliputi

sebuah identifikasi dari item yang diuji. Arsip audit juga harus meliputi

dokumentasi tentang temuan audit atau masalah yang penting, tindakan yang

diambil untuk mengatasinya dan dasar untuk kesimpulan yang dicapai.

2. Kepemilikan file audit

Dokumentasi audit disiapkan selama waktu pekerjaan termasuk jadwal yang

dipersiakan oleh klien untuk auditor, adalah kepemilikan auditor. Satu-satunya

waktu dimana orang lain termasuk klien, memiliki hak untuk menguji arsip

adalah saat mereka dipanggil oleh pengadilan sebagai bukti hukum. Pada

penyelesaian waktu pekerjaan, arsip audit dipertahankan pada kantor akuntan

publik untuk referensi masa mendatang.

3. Kerahasian file audit

Kerahasiaan hubungan dengankkien diperlihatkan dalam aturan 301 dari Kode

Perilaku Profesional, yang menyatakan:

“seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi rahasia yang

diperoleh dalam rangkaian perjanjian profesional kecuali dengan persetujuan

klien”.

Bila auditor membuka rahasia informasi keda pihak luar atau karyawan klien

yang tidak memiliki akses, hubungan mereka dengan manajemen akan sangat

terganggu sehingga memberikan karyawan sebuah kesempatan untuk mengubah

informasi dan merupakan sebuah kasus jika seorang akuntan publik menjual

prakteknya ke perusahaan akuntan publik lainnya. Namun tidak dibutuhkan izin

dari klien bila dokumentasi audit dipanggil oleh pengadilan atau digunakan untuk

keperluan legal lainnya.

4. Persyaratan untuk menyimpan file audit

5. Isi dan organisasi

12

Page 13: Bukti audit

Setiap perusahaan akuntan publik membuat pendekatannya sendiri untuk

menyiapkan dan mengatur arsip audit. Biasanya arsip audit dimulai dengan

informasi yang lebih umum, seperti data perusahaan dalam arsip permanen dan

diakhiri dengan laporan keuangan dan laporan audit. Ditengahnya adalah arsip

audit yang mendukung ujian auditor.

6. File permanen

Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau berlanjut. Arsip

ini menjadi sumber informasi yang memudahkan audit yang terus diminati dari

tahun ke tahun. Arsip permanent pada umumnya meliputi :

a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus menerus penting

sebagai artikel korporasi, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan

kontrak. Kontrak adalah rencana pension, penyewaan, pilihan sahan, dan

lainnya.

b. Analisis, dari tahun sebelumnya dari akun yang senantiasa penting bagi

auditor. Termasuk seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang

saham, niat baik, dan aktiva tetap.

c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman akan kontrol

(pengendalian) internal dan penilaian resiko kontrol.

d. Hasil dari prosedur analitis atas audit tahun sebelunya. Di antara data ini

adalah rasio dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau

saldo perbulan untuk akun tertentu.

7. File tahun berjalan

Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan kedlam audit. Ada

kumpulan arsip permanent untuk klien dan sekumpulan file tahun berjalan untuk

masing-masing tahun audit. Jenis informasi yang disertakan dalam arsip sekarang

akan dibahas singkat di bawah ini:

a. Program Audit, Standar audit membutuhkan program audit tertulis untuk

setiap audit. Program audit biasanya dipelihara dalam arsip terpisah untuk

memperbaiki koordinasi dan mengintegrasikan semua bagian audit. Saat

audit berjalan, setipa auditor memulai program itu untuk prosedur audit yang

dilakukan dan menunjukkan tanggal penyelesaian.

b. Informasi umum, Sebagian arsip audit mencakup informasi periode sekarang

yag sifatnya umum bukannya dirancang untuk mendukung jumlah laporan

13

Page 14: Bukti audit

keuangan tertentu. Ini termasuk item seperti memo perencanaan audit,

abstrak atau salinan pertemuan dewan direksi, abstrak kontrak dan lain-lain.

c. Neraca Saldo Berjalan, Karena dasar untuk menyiapkan laporan keuangan

adalah buku besar umum, jumlah yang disertakan dalam catatan adalah titik

utama dari audit. Seawal mungkin setelah tanggal neraca saldo, auditor

memperoleh atau menyiapkan daftar akun buku besar umum dan saldo akhir

tahun mereka. Jadwal ini adalah neraca saldo berjalan

d. Menyesuiakan dan Reklasifikasi Ayat Jurnal, Saat auditor menemukan

kesalahan penyajian material dalam catatan akuntansi, laporan keuangan

harus diperbaiki. Sebagai contoh, jika klien gagal untuk mengurangi

persediaan dengan tepat untuk bahan mentah yang tidak terpakai, maka bisa

dibuat penyesuaian ayat jurnal oleh auditor untuk mencerminkan nilai yang

biasa diwujudkan dari persediaan itu.

e. Reklasifikasi ayat jurnal seringkali dibuat dalam laporan untuk memberikan

informasi akuntansi yang benar bahkan saat saldo buku besar umum itu

benar.

f. Jadwal Pendukung, Bagian terbesar dari dokumentasi audit meliputi jadwal

pendukung yang rinci yang disiapkan oleh klien atau auditor untuk

mendukung jumlah tertentu pada laporan keuangan. Banyak jenis jadwal

yang digunakan dan penggunaan jenis yang tepat adalah perlu untuk

mendokumentasikan memadainya audit dan memenuhi tujuan lain dari

dokumentasi audit. Berikut jenis utama dari jadwal pendukung:

1. Analisis, Dirancang untuk memperlihatkan aktivitas dalam akun buku

besar umum selama seluruh periode audit, menghubungkan awal dan

akhir saldo.

2. Neraca Saldo atau Daftar, Jenis jadwal ini terdiri dari rincian yang

membuat saldo akhir tahun dari akun buku besar umum.ini berbeda dari

sebuah analisis dimana hanya meliputi item yang merupakan saldo akhir

periode.

3. Rekonsiliasi Jumlah, rekonsiliasi yang mendukung jumblah tertentu dan

biasanya diharapkan akan meningkatkan jumblah yang di catat pada

catatan klien dengan sumber informasi lainnya.

14

Page 15: Bukti audit

4. Ujian Kewajaran, bersipat informasi yang memungkinkan auditor untuk

mengapaluasi apakah saldo tampak mengandung salah saji dengan

mempertimbangkan sitiuasi penugasan.

5. Ringkasan prosedur, Jenis jadwal lain meringkaskan hasil dari prosedur

audit khusus yang dilakukan. Contohnya ringkasan hasil konfirmasi

piutang dagang dan ringkasan observasi persediaan.

6. Penyelidikan dokumen pendukung, Sejumlah jadwal tujuan khusus

dirancang untuk memperlihatkan ujian rinci yang dilaksanakan, seperti

ujian dokumen selama ujian kontrol dan ujian subtantif transaksi atau

cutoff.

7. Informasional, Berisi informasi yang berlawanan dengan bukti audit

meliputi informasi untuk pajak penghasilandata anggaran waktu, dan

jam kerja klien yang berguna dalam administrasi perjanjian.

8. Dokumentasi Luar, Seperti jawaban konfirmasi dan salinan perjanjian

klien. Walaupun bukan “jadwal” dalam arti sebenarnya, mereka

berindeks dan saling diarsip dan prosedur ditunjukkan pada mereka

dalam cara yang sama seperti pada jadwal lainnya.

8. Penyusunan dokumentasi audit

Walaupun rancangannya bergantung pada tujuan yang terlibat, dokumentasi harus

memiliki karakteristik tertentu:

a. Setiap arsip harus diidentifikasikan secara benar dengan informasi seperti

nama klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, inisial yang

menyiapkan, tanggal persiapan, dan kode indeks.

b. Dokumentasi audit harus diberi indeks dan direfensi silang untuk membantu

dalam mengatur dan mengarsip

c. Dokumentasi audit lengkap harus denagn jelas menunjukkan pekerjaan audit

yang dilakukan. Ini dicaapi dengan tiga cara: dengan pernyataan dalam

bentuk memorandum,dengan mengawali prosedur audit dalam program

audit, dan dengan notasi langsung pada jadwal

d. Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi

tujuan yang dirancang.

e. Kesimpulan yang dicapai tentang bagian dari audit yang dipertimbangkan

harus dinyatakan dengan jelas.

15

Page 16: Bukti audit

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Bagian yang penting dari setiap audit adalah menentukan jenis dan jumblah buti

audit yang tepat yang harus di kumpulkan. Auditor menggunakan 8 jenis bukti dalam

suatu audit. Persuasivitas bukti audit tergantung pada ketetapan dan kecukupannya.

Ketetapan bukti audit di tentukan oleh relevansinya dalam memenuhi tujuan audit

dan reliabilitasnya.

Dokumentasi audit merupakan bagian yang penting dari setiap audit dalam

rangka merencanakan audit secara efektif, menyediakan catatan bukti yang di

kumpulkan dan hasil pengujian, memutuskan jenis laporan audit yang tepat, dan

mereviw pekerjaan asisten.kantor akuntan publik menetapkan kebijakan dan

pendekatannya sendiri bagi dokumentasi audit untuk memastikan bahwa tujuan

tersebut telah tercapai. Kantor akuntan publik yang bermutuh tinggi menjamin bahwa

dokumentasi audit di siapkan secara layak dan mencukupi segala situasi audit.

B. SARAN

Berdasarkan makalah yang di susun diatas maka diajukan saran sebagai berikut :

1. Auditor perlu lebih telitih dalam mengambil keptusan bukti audit yang tepat.

2. Diharapkan agar kinerja auditor dalam penugasan kepada kliennya agar dapat

meningkat dengan adanya praturan-praturan kantor akuntan publik terhadapnya.

3. Jenis –jenis bukti audit harus di perbanyak agar dapat memenuhi kecukupan bukti

audit yang tepat.

4. Untuk pekerjaan audit selanjutnya auditor di harapkan agar berhati-hati dalam

memilih jenis bukti audit dalam pekerjaannya.

16

Page 17: Bukti audit

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan

Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.

Anonim. 2009. Tujuan dan Bukti Audit.

http://capitaselecta.blogspot.com/2009/07/rangkuman-audit-bab-7-12.html [Diakses

pada tanggal 5 April 2013]

.2011. Bukti Audit. http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/bukti-audit.html [Diakses

pada tanggal 5 April 2013]

.2011. Model Risiko Audit. http://champ-pride99.blogspot.com/2011/12/model-risiko-audit-

audit-risk-model.html [Diakses pada tanggal 5 April 2013]

17