Buka jalur

download Buka jalur

of 22

description

HASIL PENELITIAN EKSPEDISI JALUR RINTIS PEGUNUNGAN WILIS KEDIRI-TULUNGAGUNG-PONOROGO 4-12 JANUARI 20111. PEMETAAN JALUR PENDAKIAN A. Tabel Koordinat dan Peta Camp Nama Camp I Pos Central Tinggi (mdpl) 1289 Koordinat 11150’13” BT 07 52’01” LS II Kera mati 1422 11148’ 39” BT 0751’05” LS III Lembah Bayam Alas 1670 11147’50” BT 0751’24” LS IV Trio-C 1949 11147’47” BT 0751’02” LS V Punggungan Ulo 1583 11146’52” BT 0751’38” LS VI Punggungan Triplex 1671 11146’14” BT 0751’37” LS VII Pungg

Transcript of Buka jalur

HASIL PENELITIAN EKSPEDISI JALUR RINTIS PEGUNUNGAN WILIS KEDIRI-TULUNGAGUNG-PONOROGO 4-12 JANUARI 2011

1. PEMETAAN JALUR PENDAKIAN A. Tabel Koordinat dan Peta Camp Nama Camp I Pos Central Tinggi (mdpl) 1289 Koordinat 1115013 BT 07 5201 LS II Kera mati 1422 11148 39 BT 075105 LS III Lembah Bayam Alas 1670 1114750 BT 075124 LS IV Trio-C 1949 1114747 BT 075102 LS V Punggungan Ulo 1583 1114652 BT 075138 LS VI Punggungan Triplex 1671 1114614 BT 075137 LS VII Punggungan Sangku 1600 1114545 BT 075152 LS VIII Tornado 1203 1114448 BT 075315 LS IX Finish 867 1114231 BT 075301 LS Makadam Kuku Bima Mathoh Melonyoh Dragon Trio C Jalur 3 veg Nama Jalur Kera Sakti

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

1

Lampiran B.6. Realisasi Pemetaan Jalur Ekspedisi

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

2

NGLIMAN, 1508-223 SENDANG, 1508-221 BENDUNGAN, 1508-543 NGLINGI, 1508-214

Judul dan Lembar Peta :

B. Jalur Pendakian B.1. Camp I Pos Central Camp II Kera Mati (1289-1422 mdpl) Perjalanan dimulai di Pos Central 1289 mdpl (1115013 BT, 075201 LS) dengan berjalan kaki sejauh 40 meter melalui jalan aspal. Lalu lepas dari jalur aspal menuju jalan setapak yang merupakan jalur utama pendakian yang menanjak dengan sudut kemiringan 60 sepanjang 20 meter. Setelah melalui tanjakan jalur relatif landai dengan lebar antara 1-2 meter. Jalur ini merupakan jalur melipir sebelah selatan punggungan antara Gunung Tumpoktembelang dan Tumpok Cemoro. Semakin kita jauh dari jalur aspal kelembaban menjadi lebih tinggi, sehingga mulai ditemui pacet. Sepanjang jalur ini vegetasi berupa tanaman pakis, jamur, dan berbagai jenis tanaman akar melintang dengan kondisi tanah gambut. Setelah 1 jam barjalan dapat kita temui persimpangan jalur atau yang biasa disebut POS I Sebutan Anggota MAHASPALA (1508 mdpl). Lokasi yang relatif lebar cocok digunakan sebagai tempat untuk bermalam. Di lokasi ini banyak terdapat jenis pohonpohon tegakan yang tinggi dan lebat dengan dominasi tanaman perdu, sehingga sulit untuk melakukan Resection. Perjalanan dilanjutkan melalui jalur utama pendakian yang masih tampak terlihat jelas dan merupakan jalur melipir yang berada di sebelah selatan punggungan Gunung Tumpok Cemoro. Pada jalur ini masih landai tetapi relatif semakin sempit dengan lebar kurang dari satu meter, karena tepat berada diatas jurang yang curam. Butuh kehatihatian untuk melintasi jalur ini dan membutuhkan suatu pegangan berupa tonjolan akar yang melintang di sepanjang lintasan. Setelah 1,5 jam perjalanan sampailah pada POS II 1548 mdpl (1114858 BT, 075132 LS) merupakan punggungan datar yang menghubungkan antara Gunung Slurup (2046) dan Gunung Tumpok Cemoro (1618). Di Punggungan POS II dapat kita rasakan pemandangan indah yaitu perbukitan bagian utara Gunung Wilis. Pada punggungan ini akan dijumpai dua jalur yaitu untuk menuju tulungagung ambil jalur kiri menuju puncak Gunung Slurup dan untuk jalur yang menuju Ponorogo gunakan jalur kanan menuju lembah yang curam dan licin. Setelah melewati POS II jalur pendakian berganti melipir disebelah utara punggungan Gunung Slurup. Setelah 30 menit berjalan akan dijumpai tiga sungai yang salah satu sungai tersebut terdapat air terjun kecil yang indah. Setelah berjalan 1 jam dapat dijumpai gubuk pandang pada dataran dengan lebar 10 x10 m. Dinamakan demikian karena berada pada selter (batas antara dua gunung), Dari gubuk ini akan dapat terlihat jelas pemandangan kota Kediri. Setelah melewatiSurat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

3

gubuk mulai melewati turunan terjal dengan kemiringan 40 sampai tiba di sebuah sungai yang banyak terdapat pohon bambu. Pada sungai ini disarankan untuk mengisi air secukupnya untuk memasak. Setelah melewati sungai jalur tanjakan naik dengan kemiringan antara 40-50 sampai tiba di camp II Kera mati 1422 mdpl (11148 39 BT, 075105 LS) adalah punggungan yang sangat dengan lebar 2 kali lapangan sepak bola dengan kondisi tanah gambut tertutup dedaunan rumput ilalang. Camp II merupakan Camp yang berada pada tengah-tengah pegunungan yang berada di sebelah utara gunung Wilis dan Sebelah selatan Gunung Keber.

Pos Central sebagai Camp I lokasi titik awal pendakian

Kondisi jalur dari pos I menuju Pos II yang sempit dengan lintasan licin.

Gubuk pandang yang berada pada selter.

Lintasan menurun terjal dari pos II menuju sungai

Jejak kaki dan Kotoran kera pada lintasan.Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

4

Kondisi Bangkai Kera (Budeng) di Camp II

Camp II Kera Mati

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000

Judul dan Lembar Peta : NGLIMAN, 1508-223 Keterangan : : Bivak

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

5

B.2. Camp II Kera Mati Camp III Lembah Bayam Alas (1422-1670 mdpl) Setelah dari camp Keramati lintasan mengikuti jalur utama pendakian pada satu punggungan datar hingga tanjakan menurun semakin curam 60 yang menuju sungai dengan kelembaban yang sangat tinggi, kemudian jalan menanjak 40-50 sampai terdapat punggungan dengan vegetasi tanaman yang sangat lebat seperti tanaman rotan, pakis, perdu dan tumbuhan tegakan dengan kondisi tanah gambut tertutup dedaunan kering dan pepohonan besar tumbang disepanjang lintasan yang sudah berumur jutaan tahun. Banyak terdapat aneka satwa seperti burung elang, gagak, perkutut, dsb. Selama 3 jam perjalanan dengan jalan menanjak lebih terjal sampai pada vegetasi hutan tanaman paku seperti pohon cemara dan pohon akasia yang didominasi tanaman rumput ilalang yang membentang menuju arah puncak punggungan. Pada pertengahan punggungan ini masih terdapat pohon bambu menandakan bahwa lintasan ini masih berada di ketinggian kurang dari 1500 mdpl. Lintasan kembali landai dengan vegetasi rumput gajah dengan tinggi 1-2 meter. Selama 1 jam perjalanan masuk pada perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung dengan ditandai perubahan vegetasi tanaman yaitu rumput ilalang. Pada perbatasan ini jalan semakin tidak tampak tertutup ilalang dengan jenis tanaman hutan pohon gabus yang rapat. Pada jalur ini terdapat jejak binatang babi hutan yang membentuk lintasan berongga seperti terowongan rumput dengan tinggi kurang dari 1 meter sehingga sulit untuk dilalui dan diharuskan untuk membuka jalur untuk menebas pepohonan yang menghalangi jalan. Selama 2 jam buka jalur akan ditemui persimpangan jalan mengarah ke arah Punggungan Gunung Wilis, berhati hatilah karena jalur pendakian menuju arah barat daya jalan mulai menanjak turun dan ketika turun menuju lembah maka memasuki kawasan wilayah tulungagung dengan ditandai vegetasi tanaman berganti rotan, palem, pakis perdu dan tumbuhan tegakan didominasi tanaman seperti bayam dengan kondisi tanah gambut tertutup dedaunan kering. Dengan menuruni lembah yang terdapat banyak pohon-pohon besar dibawah pohon besar tersebut akan tiba di camp III Lembah Bayam Alas 1670 mdpl (1114750 BT, 075124 LS). Dinamai demikian karena vegetasi pada lokasi ini di dominasi dengan tumbuhan seperti Bayam. Pada lokasi ini sangat sulit untuk mendirikan tenda karena sudut kemiringan antara 20-30. Disarankan untuk mencari lokasi yang diapit pohon besar karena cenderung lebih landai. Di daerah ini kelembaban sudah mulai tinggi, dengan banyaknya lumut yang menyelimuti tumbuhan besar di sepanjang lintasan.Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

6

Lintasan menanjak dengan vegetasi pohon Bambu setelah melewati sungai Vegetasi pohon paku di dominasi Tanaman bayam alas. rum Kondisi lintasan vegetasi pohon gabus Dgn dominasi rumput ilalang yang rapat.

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000 Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo 7

Judul dan Lembar Peta : NGLIMAN, 1508-223 Keterangan :MAHASPALA STAIN KEDIRI : Bivak

B.3. Camp III Lembah Bayam Alas - Camp IV Trio-C (1670-1949 mdpl) Perjalanan dilanjutkan menuju arah sungai 20 meter dari Camp III dengan mengikuti arah lembah. Untuk menyeberangi sungai tanjakan menurun sangat dalam 5 meter begitu pula pada saat naik dengan kemiringan 70-80. Pada saat menyeberang disarankan menggunakan tali atau weebing sebagai alat bantu penyeberangan. Setelah melewati sungai perjalanan dilanjutkan menanjak naik melewati punggungan selama 500 meter dan menurun terjal dengan kondisi tanah basah dan mudah longsor. Vegetasi pada lintasan ini didominasi dengan tanaman rotan, palem, pakis, perdu dan tumbuhan tegakan melewati satu punggungan sampai tiba di sungai, Pada sungai ini terdapat air terjun kecil dengan kelembaban yang sangat tinggi dengan kondisi lintasan yang licin. Dari sungai lintasan naik sampai persimpangan jalan dilanjutkan mengikuti arah punggungan menanjak sampai akhirnya kembali landai dengan lintasan yang semakin menyempit. Setelah berjalan selama 500 meter dari vegetasi mulai memasuki hutan paku dan lahan gambut dengan akar-akar pohon melintang dan didominasi dengan tanaman rotan, palem, pakis perdu dan tumbuhan tegakan setelah 30 menit berjalan vegetasi berganti tumbuhan semak dan diharuskan untuk membuka jalur sepanjang 200 meter dengan

lintasan terjal sampai pada vegetasi hutan savana sampai akhirnya tiba di Camp Trio-C 1949 mdpl (1114747 BT, 075102 LS) yang berada di tengah-tengah punggungan. Dinamakan demikian karena pada punggungan ini merupakan emergency Tim Ekspedisi Trio-C MAHASPALA. Di camp Trio-C ini dapat melihat pemandangan puncak Wilis dan punggungan Besowo dengan jelas jika cuaca cerah, vegetasi puncakan ini didominansi tumbuhan rumput gajah dan pohon cemara.

Kondisi Camp III yang berada pada lembah dibawah pohon-pohon besar yang diselimuti lumut dan akar gantungSurat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

Menyeberagi sungai yang curam menggunakan alat bantu berupa webbing atau tali.MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

8

Lintasan vegetasi pohon paku yang didominasi tanaman seperti bayam

Sumber mata air pada aliran sungai kecil Air terjun yang terdapat pada lembah Dengan kelembaban yang sangat tinggi

Kondisi Camp IV yang berada di punggungan Puncak 2019 mdpl

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000 Judul dan Lembar Peta : NGLIMAN, 1508-223 Keterangan : : BivakSurat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

9

B.4. Camp IV Trio-C Camp V Punggungan Ulo (1949-1583 mdpl) Dari Camp Trio-C menuju puncak 2019 mdpl dengan jalur menanjak terjal dengan kemiringan 60. Setelah selama 1 jam perjalanan sampai akhirnya pada puncak 2019 mdpl (1114748 BT, 075051 LS) yang semakin banyak tumbuh tanaman pohon paku seperti cemara dan lain sebagainya. Cermatlah, di lokasi ini karena sulit untuk menentukan posisi dan orientasi, karena medan yang tertutup dengan vegetasi tanaman rumput ilalang yang tinggi dan sangat lebat. Kecenderungan untuk mengarah dan tersesat ke arah utara lebih besar, karena jalur ke barat sangat tersamar. Dari puncak 2019 mdpl jalur menuruni punggungan panjang kearah barat daya relatif lebih landai. Pada punggungan ini dapat dijumpai bunga mawar, bunga tai kucing, dan bunga edelweis dengan di dominasi rumput gajah dan pohon cemara. Punggungan ini tampak cenderung mengarah ke Gunung Besowo tetapi setelah menurun selama 3 kilometer punggungan mengarah ke arah kanan gunung Besowo. Setelah 2 jam berjalan dengan tanjakan menurun antara 20-30 dan akan menemukan jejak pendaki yang melakukan pendakian 4 bulan sebelumnya berupa tulisan yang diukir pada salah satu batang pohon yang bertuliskan 23 Oktober 2010 kemudian setelah 400 meter berjalan lintasan semakin menyempit berupa tanah humus yang tertutup dengan rumput ilalang sehingga jalur menjadi sangat licin sampai memasuki vegetasi pohon akasia dan tumbuhan tegakan. Di sepanjang lintasan ini banyak jumpai aneka satwa burung dan juga ditemukan banyak kotoran binatang yang diperakirakan berasal dari babi hutan. Setelah 1 jam sampai pada vegetasi hutan pinus dan akan menemukan sebuah bilah kapak berkarat yang ditaruh pada ranting pohon perdu. Selama perjalanan panjang mengikuti arah punggungan jika melihat kesebelah timur akan tampak sebuah tebing yang cukup tinggi yang menakjubkan pandangan. Lintasan semakin menyempit pada waktu melewati batu besar dan harus melipir ke sebelah kiri punggungan. Berhati-hatilah saat melewati lintasan ini karena banyak serpihan batu-batu kecil yang mudah lepas jika diinjak. Setelah 5 jam berjalan dari puncakan 2019 mdpl mengikuti arah punggungan panjang sampai akhirnya di Camp punggungan Ulo 1583 (1114652 BT, 075138 LS). Dinamakan demikian karena lokasi ini berada di tengahtengah punggungan panjang dengan ujung-ujung yang sempit. Pada Camp punggungan Ulo ini terdapat tumbuh berbagai vegetasi tumbuhan pinus dan pohon gabus. Lokasi camp iniSurat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

10

berada pada punggungan sempit dengan lebar 4 meter. sehingga tenda yang mampu didirikan ialah tenda yang kurang dari kapasitas 4 orang.

Jalur menanjak menuju puncak 2019 mdpl

Kondisi lintasan punggungan ulo dengan Jalur yang samar,dan sempit

Tebing punggungan gunung Lombok yang curam Tampak terlihat dari punggungan Ulo.

Ditemukannya bilah kapak yang berkarat pada ranting pohon.Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

Batu besar yang berdiri tegak pada lintasan tengah-tengah punggungan Ulo.MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

11

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000 Judul dan Lembar Peta : NGLIMAN, 1508-223 Keterangan : : Bivak

Temuan Penelitian Tips 1. :

Dari Camp 4 menuju Camp 5 tidak ditemukan air, upayakan persediaan air mencukupi selama perjalanan dan pada saat di camp 5 (makan malam dan Sarapan).

2.

Cermatlah, di lokasi ini karena sulit untuk menentukan posisi dan orientasi, karena medan yang tertutup dengan vegetasi tanaman rumput ilalang yang tinggi dan sangat lebat. Kecenderungan untuk mengarah dan tersesat ke arah utara lebih besar, karena jalur ke barat sangat tersamar.

3.

Lintasan dari puncak 2019 mdpl cenderung menyempit dan kondisi tanah banyak terdapat lubang yang tertutup gundukan-gundukan rumput kering. Butuh kejelian saat perjalanan.

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

12

4.

Pada lintasan punggungan paling ujung terdapat batu besar yang berdiri tegak. Ambil jalur kiri untuk melintasi batu tersebut, dan berhati-hatilah saat melipir karena serpihanserpihan batu disekitar batu besar tersebut mudah lepas saat diinjak.

B.5. Camp V Punggungan Ulo Camp VI Punggungan Triplex (1583-1640 mdpl) Seteleh dari Camp V perjalanan mengikuti arah punggungan menanjak semakin menurun terjal setelah 200 meter hingga lintasan cenderung semakin curam dengan sudut kemiringan 80 dan ketinggian 40 meter dan diharuskan untuk menggunakan tali atau webbing. Vegetasi pada lintasan ini berupa tumbuhan menjalar dan berduri seperti tanaman Kantung Semar dan lain sebagainya dengan kondisi tanah humus yang mudah longsor. Sampai akhirnya pada sungai dengan aliran yang cukup deras. Sungai ini merupakan sungai terbesar yang dinamakan Santen. Berhati-hatilah saat menyeberangi sungai Santen, diharapkan menggunakan webbing sebagai alat bantu penyeberangan karena bebatuan yang berada didasar sungai sangat licin. Setelah menyeberangi sungai akan menjumpai persimpangan jalur yaitu menuju kearah persimpangan dua sungai besar dan menuju hulu sungai Santen yang berasal dari Gunung Lombok. vegetasi pada lintasan ini berupa tanaman bambu dengan kelembaban yang cukup tinggi sehingga banyak terdapat pacet. Dengan melalui lintasan yang mengarah menuju hulu sungai akan dijumpai dua sungai besar yang harus dilewati sampai menuju lintasan punggungan yang terjal dengan kemiringan 40-50. Punggungan ini merupakan batas wilayah barat kabupaten Ponorogo. Vegetasi pada punggungan ini berupa tanaman pakis, pandan, palem, dan pohon tegakan. Setelah 1 jam berjalan melewati tanjakan vegetasi tumbuhan semak belukar berupa tanaman pohon gabus yang sangat rapat dengan lintasan yang lebih terjal dan licin selama 400 meter menuju arah tumbuhan tegakan berupa pohon cemara yang didominasi rumput gajah. Berhati-hatilah saat melewati lintasan ini karena bantuan untuk menanjak naik berupa rumput ilalang selama 100 meter hingga lintasan landai dan semakin menyempit, pada lintasan ini banyak ditemukan rumah babi berupa tumpukan rumput ilalang yang sudah kering dan cenderung lebih landai dan lebar dan dapat digunakan untuk mendirikan tenda dengan kapasitas kurang dari 4 orang. Akhirnya tiba di Camp VI Punggungan Triplex 1640 mdpl (1114614 BT, 075137 LS) yang merupakan bekas rumah Babi. Dinamakan Punggungan Triplex karena lintasan pada punggungan ini sangat sempit dengan lebar 1-2Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

13

meter dengan vegetasi pohon cemara yang berjajar di sepanjang punggungan ini. Dari camp VI, Jika melihat kearah selatan tampak pemukiman penduduk Desa Watu putih kabupaten Trenggalek pada saat cuaca cerah.

Butuh tenaga ekstra untuk menyeberangi arus sungai santen yang sangat deras dengan bebatuan yang licin

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

14

Judul dan Lembar Peta : NGLIMAN, 1508-223 Keterangan : : Bivak

MAHASPALA STAIN KEDIRI

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000

B.6. Camp VI P.Triplex Camp VII P. Sangku (1640-1600 mdpl) Camp VI Punggungan Triplek (1640 mdpl) ini merupakan jalur punggungan menuju arah puncak 1781 mdpl (1114630 BT, 075125 LS) 1 jam perjalanan vegetasi pada puncak 1781 berganti vegetasi tanaman rumput ilalang berupa pohon gabus yang luas dan banyak terdapat jalur celeng (babi hutan) dengan jalan yang relatif landai sampai hingga landai pada pertigaan jalur manuju arah jalan setapak yaitu arah menuju gunung lombok dan arah ke menuruni punggungan menuju arah ponorogo. Pada pertigaan ini dapat dijumpai beberapa marker tanda jalur perlintasan berupa tali raffia berwarna biru. Dengan melewati lintasan menuju arah barat daya meninggalkan puncakan 1781 mdpl vegetasi berganti tumbuhan tegakan berupa pinus, akasia, dan perdu dan setelah berjalan turun melintasi punggungan dari puncak 1781 mdpl sepanjang 200 meter punggungan berbelok 70 kekiri menuju arah barat mengikuti jalan setapak yang tersamar dengan kelembaban yang semakin tinggi dan lintasan berupa tanah basah. Setelah 3 jam perjalanan akan menjumpai sungai kecil yang berada di atas air terjun yang sangat tinggi. Setelah melewati sungai jalur melipir kearah selatan menuju punggungan sangku yang sebelumnya melalui tanaman pohon gabus yang menghadang jalan. Setelah melewati tumbuhan gabus vegetasi berganti dengan tanaman pandan, pohon perdu yang didominasi dengan tanaman rumput teki sampai pada Camp VII Punggungan Sangku 1600 mdpl (1114545 BT, 075152 LS). Pada Camp ini vegetasi tanaman sangat rapat sehingga sulit untuk menentukan posisi. Punggungan ini melintang dari arah utara kearah selatan.

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo Vegetasi lintasan yang landai dan bervegetasi rapat

15 Sumber air yang bisa dimanfaatkan selama pendakian Berada di atas air terjun Sangku.

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000

Judul dan Lembar Peta : NGLIMAN, 1508-223 Keterangan : : Bivak

Temuan Penelitian Tips :

1. Dari camp Punggungan triplex untuk mengarah pada puncak 1781 sangat sulit terlihat karena rapatnya vegetasi pohon cemara pada lintasan. Disarankan untuk selalu melakukan Orientasi medan. 2. Setelah sampai pada puncak 1781 mdpl akan banyak dijumpai persimpangan jalur. Disarankan untuk tidak berbelok pada punggungan sebelah kiri, Teruskan perjalanan sampai puncak sebelah utara (terusan puncak 1781 mdpl).Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

16

3. Periksalah bungkus kaki (sepatu, kaos,kaki,celana) pada saat akan memasuki punggungan menurun, karena kondisi kelembaban pada lintasan sangat tinggi, sehingga akan sering dijumpai pacet. 4. Carilah tempat bermalam lebih awal karena medan cenderung semakin menanjak. B.7. Camp VII Punggungan Sangku - Camp VIII Tornado (1600 - 1203 mdpl) Perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti punggungan yang menuju kearah barat daya lintasan ini relatif landai dengan vegetasi tumbuhan rotan, bayam alas, dan beberapa jenis tumbuhan tegakan. Berhati-hatilah pada lintasan ini, karena jalur semakin tertutup dan sulit untuk melihat arah punggungan. Persiapkan golok saat melewati lintasan ini karena Bayam Alas yang terdapat di sepanjang lintasan sangat rapat dengan ketinggian ratarata sejajar dengan orang dewasa. Selama 500 meter perjalanan Lintasan semakin tak beraturan butuh kejelian untuk menentukan jalur yang dapat dilalui. Selain vegetasi tumbuhan yang rapat jalur juga semakin curam dengan sudut kemiringan 60-70 dan kondisi tanah yang mudah longsor yang disebabkan banyaknya pohon-pohon yang tumbang sehingga Tim Ekspedisi menyebut jalur ini dengan sebutan jalur putus asa. Pada lintasan ini akan banyak ditemui berbagai jenis burung langka, seperti Elang. Setelah melewati medan yang sangat sulit akhirnya tampak arah kanan lintasan berupa punggungan yang mudah untuk dilewati. Pada puggungan ini kondisi tanah berupa tanah humus yang berasal dari pelapukan daun-daun kering. Dengan mengikuti jalur punggungan ini selama 1 kilometer akan sampai pada sungai yang sangat jernih berada pada ketinggian 1460 mdpl. Dari sungai jalan mulai menanjak 50-60 menuju arah punggungan selama 100 meter. Sampai puncak punggungan terdapat persimpangan jalan setapak, dengan mengikuti jalan setapak menuruni punggungan panjang selama 2 kilometer. Sepanjang lintasan punggungan jika melihat kearah barat seberang jurang akan tampak sebuah gubuk kecil. Namun untuk menuju ke Gubuk harus mengambil jalur menuju kearah sungai dengan lintasan semakin menurun tajam sampai menemukan persimpangan sampai akhirnya menemukan sungai besar yang didominasi pohon bambu. Untuk menyeberangi sungai ini pergunakan tali atau weebing sebagai alat bantu penyeberangan. Setelah menyeberangi sungai jalur semakin tampak jelas dan akan ditemukan banyak persimpangan jalan yang menandai bahwa lintasan sudah dekat dengan pemukiman. Dengan mengambil jalur menuju arah punggungan maka akan sampai pada Camp Tornado 1203 mdpl (1114448 BT, 075315 LS), dinamakan demikian karena pada saat mendirikan camp terjadi angin tornado dahsyat yang merobohkan banyak pohon. CampSurat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

17

Tornado merupakan lokasi yang tidak terlalu luas sehingga hanya mampu didirikan satu tenda dengan kapasitas kurang dari 4 orang. Punggungan Camp tornado merupakan punggungan yang menjadi batas wilayah antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Trenggalek.

Akar gantung terbesar yang ditemui Pada lintasan

Ditemukannya bekas penebangan hutan yang dilakukan Dengan menggunakan gergaji mesin pada punggungan arah menuju Desa Watu Putih.

Kondisi lintasan yang rapat dengan akar gantung melintang Menghadang jalan.

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

18 Sungai Bonero sebagai batas wilayah ponorogo-trenggalek yang harus dilewati.

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000

Judul dan Lembar Peta : NGLIMAN, 1508-223 SENDANG, 1508-221 BENDUNGAN, 1508-543 Keterangan : : Bivak

Temuan Penelitian Tips :

1. Dari Punggungan Barat Gunung Sangku tampak jelas terlihat gubuk, Jangan terpaku dengan gubuk tersebut, jika mengikuti arah menuju gubuk tersebut akan mengarah ke wilayah kabupaten trenggalek. 2. Pada lintasan punggungan barat Gunung Sangku terdapat persimpangan, ambil jalur kiri, karena jalur ke kanan cenderung lebih terjal dan Ekstream.Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

19

B.8. Camp VIII Tornado Finish Pudak, Ponorogo (1203-867 mdpl) Setelah dari camp Tornado (1203 mdpl) akan berjalan di jalan setapak menurun yang cukup tajam dengan kemiringan 40 - 50 sepanjang 100 m sampai akhirnya menemukan sungai yang cukup deras. Pada sungai ini akan ditemukan pelepah rebung yang berkececeran di sekitar sungai bekas penduduk pencari pohon bambu muda (rebung). Setelah menyeberangi sungai. Lintasan menanjak hingga akhirnya landai dengan jalur melipir sampai melewati sungai kecil dan akhirnya bertemu jalan makadam yang biasa dilewati kendaraan roda empat. Jalur ini sudah memasuki wilayah desa Watu Putih Kecamatan Bendungan yang merupakan wilayah Kabupaten Trenggalek paling ujung yang berbatasan dengan wilayah kabupaten Ponorogo. Perjalanan mengikuti jalur makadam dengan lintasan sepanjang 3 kilometer yang akhirnya jalan berganti aspal. Dengan melintasi jalur perbatasan sampai pada Desa Krapyak yang merupakan Perkampungan paling Utara Wilayah Kabupaten Trenggalaek. Sepanjang jalur aspal perkampungan Krapyak ketika melihat arah utara akan tampak Desa Gempol Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo dengan batas wilayah berupa sungai. Dengan diarahkan oleh warga desa Krapyak, perjalanan dilanjutkan menuju sungai perbatasan dengan lintasan jalur petani. Disepanjang perjalanan menuju arah sungai lintasan melewati ladang sawah yang membentang sangat indah. Selama 2,5 jam sampai akhirnya pada sungai besar yang merupakan perbatasan wilayah Kabuperen Trenggalek dan Ponorogo. Untuk menuju Kecamatan Pudak harus melewati tanjakan yang sangat curam dengan kemiringan 60-70 dengan hanya berpegangan rumput sebagai alat bantu naik menuju punggungan sampai lintasan menjadi landai dengan melewati ladang yang ditanami berbagai macam tanaman. Perjalanan dilanjutkan dengan melipir melewati punggungan ke arah Desa Bandarjo selama 2 jam perjalanan. Sampai akhirnya pada perkampungan dengan fasilitas jalan aspal yang cukup memadai. Perjalanan melewati jalan aspal dengan kondisi rumah perkampungan yang ternbuat dari kayu. Setelah 1 jam perjalanan akhirnya sampai pada titik akhir pendakian 867 mdpl (1114231 BT, 075301 LS) berupa gubuk yang dijadikan sebagai pos pantau Koramil Kecamatan Pudak.

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

20

Lintasan menanjak licin saat melewati aliran sungai dengan vegetasi pohon bambu dan tanaman menjalar

Interview dengan penduduk setempat mengenai lokasi jalur menuju pudak

Kondisi lintasan terhalang timbunan pohon tumbang yang diterpa angin kencang

Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II

MAHASPALA STAIN KEDIRI

Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo

21

Kecamatan pudak sebagai tujuan Tim XPDC yang terlihat dari Krapyak

Susu sapi sebagai salah satu produksi masyarakat desa Krapyak.

Interview dengan beberapa warga desa Banjarejo Kec. Pudak

Camp Finish lokasi titik akhir pendakian XPDC

Badan Penerbit : BAKOSURTANAL Dengan Skala Peta 1:25.000 Surat Pertanggung Jawaban XPDC TA II Jalur Rintis Kediri-Tulungagung-Ponorogo 22

Judul dan Lembar Peta : BENDUNGAN, 1508-212 Keterangan :MAHASPALA STAIN KEDIRI

: Bivak