BUDIDAYA TANAMAN NILAM

75
BUDIDAYA TANAMAN NILAM TANAMAN NILAM (pogostemon Cablin Benth) Nilam merupakan tanaman penghasil atsiri yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Indonesia termasuk negara yang mensuplai minyak nilam dunia.Dalam upaya pengembangan tanaman nilam dan menjamin kepaastian hasil, dihadapi beberapa kendala diantaranya adalah penggunaan bahan tanaman yang tidak sesuai, budidaya yang kurang sempurna, serangan hama/penyakit dan penanganan pasca panen. Untuk mendukung usaha pengembangan tanaman nila sehingga Indonesia tetap merupakan pemasok minyak nilam dipasaran dunia. Pendahuluan Nilam penghasil minyak atsiri yang paling penting diantara atsiri lainya, baik ditinjau perananya dalam menyumbangkan devisa maupun dari sifatnya yang khas yaitu merupakan salah satu minyak atsiri utama (disamping akar wangi) yang kebal dari kompetisi terhadap produk sintesis karena sampaisaat ini belum ditemukan produk substitusinya. Kegunaan minyak nilam adalah untuk bahan kosmetik, parfum, antiseptik, insektisida dan obat. Tanaman nilam yang umum dibudidayakan diIndonesia yaitu nilam aceh (pogostemon cablint benth) dan nilam jawa (pogostemon heyneanus benth). Diantara kedua spesies tersebut, nilam aceh lebih banyak ditanam oleh petani kerena kadar dan kwalitas minyak lebih tinggi. Seluruh bagian tanaman nilam mengandung minyak atsiri, namun kandungan terbesar pada daunya. Nilam aceh umumnya ditanam didataran rendah (<500 mdpl). Dari hasil pengujian diberbagai lokasi, nilam yang ditanam didataran tinggi, kadar minyaknya lebih rendah (,2%) dibandingkan yang ditanam didataran rendah (>2,5%) kecuali klon yang berasal dari datatraan tinggi. Kendala- kenadala dalam usaha pengembangan nilam antara lain budidaya yang belum sempurna serangan hama dan penyakit tanaman

Transcript of BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Page 1: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

BUDIDAYA TANAMAN NILAM

TANAMAN NILAM

(pogostemon Cablin Benth)

Nilam merupakan tanaman penghasil atsiri yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Indonesia termasuk negara yang mensuplai minyak nilam dunia.Dalam upaya pengembangan tanaman nilam dan menjamin kepaastian hasil, dihadapi beberapa kendala diantaranya adalah penggunaan bahan tanaman yang tidak sesuai, budidaya yang kurang sempurna, serangan hama/penyakit dan penanganan pasca panen. Untuk mendukung usaha pengembangan tanaman nila sehingga Indonesia tetap merupakan pemasok minyak nilam dipasaran dunia.

Pendahuluan

Nilam penghasil minyak atsiri yang paling penting diantara atsiri lainya, baik ditinjau perananya dalam menyumbangkan devisa maupun dari sifatnya yang khas yaitu merupakan salah satu minyak atsiri utama (disamping akar wangi) yang kebal dari kompetisi terhadap produk sintesis karena sampaisaat ini belum ditemukan produk substitusinya. Kegunaan minyak nilam adalah untuk bahan kosmetik, parfum, antiseptik, insektisida dan obat.

Tanaman nilam yang umum dibudidayakan diIndonesia yaitu nilam aceh (pogostemon cablint benth) dan nilam jawa (pogostemon heyneanus benth). Diantara kedua spesies tersebut, nilam aceh  lebih banyak ditanam oleh petani kerena kadar dan kwalitas minyak lebih tinggi. Seluruh bagian tanaman nilam mengandung minyak atsiri, namun kandungan terbesar pada daunya.

Nilam aceh umumnya ditanam didataran rendah (<500 mdpl). Dari hasil pengujian diberbagai lokasi, nilam yang ditanam didataran tinggi, kadar minyaknya lebih rendah (,2%) dibandingkan yang ditanam didataran rendah (>2,5%)  kecuali klon yang berasal dari datatraan tinggi.Kendala- kenadala dalam usaha pengembangan nilam antara lain budidaya yang belum sempurna serangan hama dan penyakit tanaman dan bahan tanaman yang kurang sesuai.Faktor lain adalah kekeringan yang menyebabkan gagal panen. Kekeringan selain kemarau panjang juga disebabkan fenomena alam yang dikenal dengan elnino.

1. Pemilihan Bahan Tanam

Diantara dua jenis nilam aceh dan nilam jawa, sebaiknya dipilih nilam aceh untuk dikembangkan,  karena kadar minyak dan kwalitasnya lebih tinggi. Kadar minyak nilam aceh > 2,5%. Nilam aceh secara kasat mata dapat dikenali dan dibedakan dengan nilam jawa dilihat dari beberapa karakter.

Nilam Jawa :

Permukaan daun kasar.Gerigi tepi daun runcing

Page 2: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Ujung daun runcingBerbunga.

NIlam Aceh : 

Permukaan daun halusGerigi tepi daun tidak terlalu runcingUjung daun tidak terlalu runcing Tidak berbunga.

2. Budidaya

1.Persiapan Bahan Tanam Perbanyak bahan tanam / penyetekan

Perbanyak bahan tanam nilam secara vegetativ dengan menggunakan stek.Setek yang baik adalh setek pucuk mengandung  4-5 buku. Untuk mengurangi pengisapan, daun tua dipotong sebagian, sisaka 1 pasang daun muda /pucuk. Setek yang telah disiapkan direndam dalam air sebelum semai dipolybag. Untuk penanaman langsung dilapangan, setek diambil dari cabang yang sudah tua , dipotong sepanjang 30 cm. Kebutuhan tanaman untuk satu hektar 20.000 tanaman.Untuk penyulaman, sebaiknya persiapan bahan tanam dilebihkan.

Persiapan media semai .

Media semai terdiri dari campuran tanah , pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 2;1. Tanah dan pupuk kandang diaduk merata, setelah diaduk rata, media dimasukan kedalam polybag yang berukuran 10x15 cm.

Pembuatan sungkup.

Untuk mempertahankan kelebaban, agar setek tidak layu setelah ditanam. Tanaman perlu diberi sungkup dari plastik. Kerangka sungkup dibuat dari bambu, jumlah dan ukuran sungkup disesuaikan dengan kebutuhan.

Persiapan tempat persemaian/ rumah atap

Tanaman disemai kurang lebih 1,5 bulan sebelum dipindahkan kelapangan. Selama persemaian tanaman perlu dinaungi. Naungan dapat dibuat dari bambu / kayu dengan atap dari daun kelapa,rumbia dsb.

Penyemaian

Page 3: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Penyemaian dilakukan dengan cara membenamkan satu buku kedalam media semai tanah dengan terlebih dahulu membuang daun pada buku yang akan dibenamkan. Kemudian tanah disekeliling di padatkan.

Pemeliharaan dipersemaian.

Untuk menjaga kelembaban, setek yang baru disemai perlu disiram. Penyiraman dilakukan stelah penyemaian, kemudian disungkup dengan sungkup plastik.Penyiraman selanjutnya setelah 2-3 hari kemudian. Selama didalam sungkup, penyraman tidak perlu dilakukan setiap hari. Sungkup dibuka setelah tanaman berumur 2 minggu. Pemberian pupuk melalui daun dilakukan satu kali seminggu.

2. Persiapan Lahan dan Lubang Tanam. Pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam.

Tanah dicangkul, dibersihkan dari gulma dan alang-alang dsb, kemudian digaru dan diratakan, lubang tanam dibuat dengan ukuran 30x30x30 cm , dengan jarak tanam antar barisan 90 - 100 cm dan jarak tanam dalam barisan 40 - 50 cm. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan datar, jarak tanam dalam barisan lebih lebar sedangkan pada lahan yang agak miring (15%) jarak tanam dalam barisan lebih sempit dan arah barisan menurut kontur tanah.

Pembuatan saluran draenase.

Tanaman nilam tidak menghendaki adanya air yang tergenang, untuk itu perlu dibuat saluran drainase. Saluran drainasi dibuat sekeliling kebun (atau sesuai kebutuhan) dengan ukuran 30 x30 cm /lebar xdalam.

3. Penanaman dan Penyulaman.Setelah tanaman berumur kurang lebih 1,5 bulan dipersemaian, tanaman dapat dipindahkan kelapangan. Cara menanam yaitu dengan menyobek polybag secara hati-hati dan menanam tanaman dilubang yang telah disiapkan.

Pemberian Mulsa.

Tanaman nilam tidak tahan kekeringan, terutama setelah dilaklukan pemangkasan. Kemarau panjang dapat menyebabkan kematian tanaman.Untuk menjaga kelembaban tanah , tanaman diberi mulsa , dapat berupa semak belukar atau alang-alang. Mulsa semak belukar lebih baik dibanding alang-alang karena pelapukan lebih cepat terjadi, sehingga menambah bahan organik.

Pengendalian Hama dan Penyakit.

Hama yang menyerang tanaman nila antara lain; belalang, kut daun ,ulat daun. Belalang dan ulat daun dapat menyebabkan tanaman gundul sehingga menurun produksi. Serangan kutu daun dan

Page 4: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

tungau dapat menyebabkan daun menggulung dan berkeriput/keriting , sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Penanggulangan hama tersebut dapat dengan menggunakan insektisida atau secara ramah lingkungan yaitu dengan pestisida nabati antara lain ekstrak biji nimba (100g/l) . Penyakit yang dapat menyrang tanaman nilam antara lain disebabkan oleh nematoda . Serangan nematode dapat mengurangi berat  bagian atas tanaman sampai 70% . Penanggulangan serangan nematoda secara ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan agen hayati .

Pertumbuhan

Agar tanah tetap gembur dan merangsang pertumbuhan akar pada cabang cabang dekat permukaan tanah , perlu dilakukan pembubuhan. Umumnya pembubuhan dilakukan setelah pemangkasan.

Panen

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan, yaitu dengan cara memangkas cabang/ batang dengan ketinggian 30 cm diatas permukaan tanah . Panen berikutnya dilakukan setelah 4-5 bulan setelah panen pertama. Dalam satu tahun dilakukan panen dua kali.

http://budisuminarto.blogspot.com/2012/09/budidaya-tanaman-nilam.html

Teknik Budidaya Nilam 04

18.12 Kelompok Tani

Panen dan penyiapan bahan tanaman nilam

Pada kebun perbanyakan, panen stek pertama dilakukan 3-4 bulan, yaitu dengan memangkas cabang/batang setinggi 30 cm di atas permukaan tanah dengan menyisakan 1-2 cabang. Stek-stek yang baru dipangkas segera dibawa ketempat penyiapan benih, yaitu pondok atau tempat yang teduh disekitar kebun perbanyakan dimana telah disediakan peralatan yang dibutuhkan untuk pengepakan. Stek-stek dibasahi dengan air kemudian diseleksi, untuk stek pucuk, terdiri dari 4 - 5 buku, daun tua pada buku-buku dibuang, kecuali 1-2 pasang daun pucuk, untuk stek batang/cabang, semua daun

Page 5: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

dibuang, untuk stek panjang yang akan ditanam langsung ke lapangan panjang stek 30 cm dan sudah mengayu. Dari satu pohon dapat diperoleh 15 - 25 stek panjang yang dapat menjadi 30 - 50 stek pendek untuk disemai polybag.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:- Pilih stek yang cukup besar atau kekar.- Stek yang baik adalah yang tidak bengkok.- Stek nampak sehat tanpa gejala kekurangan hara atau tanda-tanda serangan penyakit dan hama.- Stek-stek yang terpilih kemudian dicelupkan ke dalam larutan fungisida 0,2%.Dalam 1 ha dibutuhkan 20.000 benih. 1 Ha kebun perbanyakan dapat memenuhi kebutuhan 30 - 40 ha per tanaman. Dalam 1 tahun dari 1 ha kebun perbanyakan dapt memproduksi benih untuk perluasan 80 - 100 ha.

Pergiliran Tanaman nilam

Pergiliran tanaman nilam dilakukansetiap selesai siklus pertanaman nilam (3 tahun), yaitu dengan menggunakan tanaman-tanaman yang sesuai dan berfungsi ganda, selain berfungsi memotong siklus hama dan penyakit juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Tanaman yang dapat dipergunakan untuk pergiliran antara lain legum, palawija setelah itu kembali ditanami nilam.Pola tanam Tanaman Nilam

Umumnya tanaman nilam diusahakan secara monokuler, namun dapat juga ditanam secara tumpangsari dengan tanaman lain, seperti dengan tanaman palawija (jagung, cabe, terung, dan lainnya). Selain dengan tanaman palawija, nilam dapat dipolatanamkan dengan tanaman tahun seperti kelapa, kelapa sawit, karet yang masih berumur muda, karena tanaman nilam masih berproduksi dengan baik pada intensitas cahaya 75%. Pola tanam ini akan memberikan keuntungan antara lain, menekan biaya operasional terutama biaya pemeliharaan, mengurangi resiko terjadi penurunan harga, kegagalan panen akibat serangan hama/penyakit, curah hujan yang sangat tinggi atau kekeringan dan meningkatkan produktivitas tanah oleh hasil tanaman sela. Selain itu bila limbah padat nilam hasil penyulingan dikembalikan ke lahan, dimana limbah padat ini masih punya aroma dan bau khas, maka limbah ini akan berfungsi sebagai penolak serangga, sehingga tanaman selanya terhindar dari serangan hama. Disamping itu limbah inidapat berfungsi sebagai bahan organik yang dapat menyuburkan tanam. Dari hasil penelitian pola tanam, menunjukkan bahwa nilam dapat dipolatanamkan dengan jagung atau nilam + kacang tanah, nilam + kedele, nilam + kacang hijau, nilam + jagung + kacang tanah. Pada prinsipnya semua tanaman dapat ditumpang sarikan dengan nilam asal: 1) tidak menimbulkan persaingan dalam hal penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari 2) tidak merupakan sumber hama/penyakit bagi tanaman nilam, sebaiknya yang saling menguntungkan. Oleh sebab itu waktu dan jarak tanaman antara sesama tanaman pokok antara tanaman pokok dengan tanaman sela harus diperhitungkan dengan cermat.

Panen dan penanganan pasca panen nilam

Page 6: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Panen pertama dilakukan saat umur tanaman 6 bulan dan panen berikutnya dilakukan setiap 4 bulan sampai tanamanberumur tiga tahun. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau menjelang malam hari agar kandungan minyaknya tetap tinggi. Bila pemetikan dilakukan siang hari, sel-sel daun sedang berfotosintesa sehingga laju pembentukan minyak berkurang, daun kurang elastis dan mudah robek.

Kandungan minyak tertinggi terdapat pada 3 pasang daun termuda yang masih berwarna hijau. Alat untuk panen bisa dipergunakan sabit dengan cara memangkas tanaman pada ketinggian 20 cm dari permukaan tanah. Ada baiknya kalau setiap kali panen ditinggalkan satu - dua cabang untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru pada fase selanjutnya.

Proses penyulingan Nilam

Penyulingan minyak nilam adalah suatu proses pengambilan minyak dari terna kering dengan bantuan air, dimana minyak dan air tidak tercampur. Penyulingan minyak nilam pada minyak nilam pada umumnya dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1. Penyulingan dengan cara dikukus, pada cara ini bahan (terna kering) berada pada jarak tertentu di atas permukaan air.

2. Penyulingan dengan uap langsung, dimana bahan berada dalam ketel suling dan uap air dialirkan dari ketel pada bagian bawah suling.

Kapasitas tangki suling umunya dinyatakan dengan volume (liter). Kerapatan (bulk density) terna nilam kering berkisarantara 90 - 120 g/liter, tergantung dari persentase daun dan kadar airnya.Bahan konstruksi alat suling akan mempengaruhi mutu minyak dan warna minyak. Jika dibuat dari bahan plat besi tanpa digalvenis akan menghasilkan minyak berwarna gelap dan keruh karena karat. Alat suling yang baik adalah dibuat dari besi tahan karat (stainless steel), atau plat besi yang digalvanis (carbon steel) setidaknya pada bagian pimpa pendingin dan pemisah minyak, agar diperoleh hasil minyak berwarna lebih muda dan jernih.

Terna kering yang sudah dimasukkan ke dalam ketel suling, sebaiknya dibahsahi dengan air supaya terna tersebut dapat dipadatkan. Pembasahan dan pemadatan dilakukan terhadap terna selama pengisian ketel suling. Harus diingat bahwapenyulingan terna kering nilam akan menyerap air sebanyak bobotnya jadi pada penyulingan yang menggunakan sistem kohobasi hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadi kekurangan air selama penyulingan.Lama penyulingan dengan dikukus 5 -1 0 jam, sedangkan dengan cara uap langsung lamanya berkisar antara 4 - 6 jam. Lama penyulingan ini tergantung dari cara, kapasitas ketel suling dan kecepatan penyulingan. Untuk penyulingan secara dikukus, kecepatan penyulingan yang baik adalah 0,6 uap/kg terna. Pada penyulingan dengan uap langsung tekanan uap langsung tekanan uap mula-mula 1,0 ATM, lalu dinaikkan secara bertahap sampai 2,5 - 3 kg/cm2 (tekanan dalam ketel suling 0,5 - 1,5 kg/cm2) pada akhir-akhir penyulingan. Hal ini dimaksudkan agar fraksi berat antara lain patchouli alkohol sebagian besar baru akan tersuling pada suhu tinggi atau jika waktu penyulingan cukup lama

Page 7: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

http://atsiri-magelang.blogspot.com/2012/04/teknik-budidaya-nilam-04_11.html

CARA BUDIDAYA NILAM NDILEM

Lahan dan iklim sangat mempengaruhi produksi dan kualitasminyak nilam, terutama ketinggian tempat dan ketersedian air.Nilam yang tumbuh di dataran rendah – sedang (0-700 m dpl) kadarminyaknya lebih tinggi dibandingkan nilam yang tumbuh di datarantinggi (> 700 m dpl). Nilam sangat peka terhadap kekeringan,kemarau panjang setelah panen dapat menyebabkan tanaman mati.Nilam dapat tumbuh di berbagai jenis tanah (andosol, latosol,regosol, podsolik, kambisol), akan tetapi tumbuh lebih baik padatanah yang gembur dan banyak mengandung humus. Lahan harusbebas dari penyakit terutama penyakit layu bakteri, budog,nematoda, dan penyakit yang disebabkan oleh jamur.Tabel 1. Kriteria kesesuaian tanah dan iklimParameter Tingkat kesesuaianSangatsesuaiSesuai KurangsesuaiTidaksesuai1. Ketinggian (m dpl)2. Jenis tanah3. Drainase4. Tekstur5. Kedalaman air (cm)6. pH (keasaman)7. Curah hujan (mm)8. Jumlah bulan basah(Curah hujan >200mm/bulan)100 – 400Andosol,latosolBaikLempung> 1005,5 – 72.300-3.000

Page 8: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

10-110 – 700Regosol,podsolik,kambisolBaikLiatberpasir75 – 1005 – 5.5.1.750-2.3003.000-3.5009-10> 700LainnyaAgak baikLainnya50 – 754.5 – 5> 3.5001.200-1.750< 9> 700LainnyaTerhambatpasirLainnya< 50< 4.5>5.000< 1.200< 82. VARIETAS UNGGULNilam (Pogostemon sp.) termasuk famili Labiateae, ordoLamiales, klas Angiospermae dan devisi Spermatophyta. DiIndonesia terdapat tiga jenis nilam yang dapat dibedakan antara laindari karakter morfologi, kandungan dan kualitas minyak danTeknologi Unggulan Nilam2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunanketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik. Ketiga jenis nilamtersebut adalah: 1) P. cablin Benth. Syn. P. patchouli Pellet var.Suavis Hook disebut nilam Aceh, 2) P. heyneanus Benth disebutnilam Jawa dan 3) P. hortensis Becker disebut nilam sabun. Diantara ketiga jenis nilam tersebut, nilam Aceh dan nilam sabun tidak

Page 9: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

berbunga. Yang paling luas penyebarannya dan banyakdibudidayakan yaitu nilam Aceh, karena kadar minyak dan kualitasminyaknya lebih tinggi dari kedua jenis yang lainnya.Nilam Aceh merupakan tanaman introduksi, diperkirakandaerah asalnya Filipina atau Semenanjung Malaysia, masuk keIndonesia lebih dari seabad yang lalu. Setelah sekian lamaberkembang di Indonesia, tidak tertutup kemungkinan terjadiperubahan-perubahan dari sifat asalnya. Dari hasil ekplorasiditemukan bermacam-macam tipe yang berbeda baik karaktermorfologinya, kandungan minyak, sifat fisika kimia minyak dan sifatketahanannya terhadap penyakit dan kekeringan. Nilam Acehberkadar minyak tinggi (> 2,5%) sedangkan nilam Jawa rendah (<2%).Di samping nilam Aceh, di beberapa daerah di Jawa Tengahdan Jawa Timur petani mengusahakan juga nilam Jawa. Nilam Jawaberasal dari India, disebut juga nilam kembang karena dapatberbunga. Ciri-ciri spesifik yang dapat membedakan nilam Jawa dannilam Aceh secara visual yaitu pada daunnya. Permukaan daunnilam Aceh halus sedangkan nilam Jawa kasar. Tepi daun nilamAceh bergerigi tumpul, pada nilam Jawa bergerigi runcing, ujungdaun nilam Aceh runcing, nilam Jawa meruncing. Nilam Jawa lebihtoleran terhadap nematoda dan penyakit layu bakteri dibandingkannilam Aceh, karena antara lain disebabkan kandungan fenol danligninnya lebih tinggi dari pada nilam Aceh.Tanaman nilam adalah tanaman penghasil minyak atsiri, olehsebab itu produksi, kadar dan mutu minyak merupakan faktorpenting yang dapat dipergunakan untuk menentukan keunggulansuatu varietas. Di samping itu, karakter lainnya seperti sifatketahanan terhadap penyakit juga merupakan salah satu indikatorpenentu. Banyak faktor yang mempengaruhi kadar dan mutu minyaknilam antara lain: genetik (jenis), budidaya, lingkungan, panen danpasca panen.Teknologi Unggulan NilamPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 3Produksi MinyakRata-rata produksi minyak nilam Indonesia masih rendahyaitu 199,48 kg/ha (th. 2003), rendahnya produksi minyakdisebabkan rendahnya produksi daun (4-5 ton/ha terna kering) dankadar minyak (1-2%) yang rendah pula. Pada umumnya petanimenanam jenis nilam yang kurang jelas asalnya atau disebut jenislokal, di lokasi-lokasi tertentu seperti Ciamis, jenis lokal lebih ungguldari beberapa varietas yang dilepas, namun dilokasi lainnyakeunggulannya tidak tampak sehingga jenis lokal Ciamis dapatdianggap unggul lokal.Balittro telah mengoleksi 28 nomor nilam, dari hasil seleksiterhadap beberapa nomor nilam, tahun 2005 telah dilepas 3 varietas

Page 10: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

unggul yaitu Tapak Tuan, Lhokseumawe dan Sidikalang. Penamaanketiga varietas nilam tersebut berdasarkan nama daerah asalnya.Ketiga varietas mempunyai keunggulan masing-masing. Tapak Tuanunggul dalam produksi dan kadar patchouli alkohol. Lhokseumawekadar minyaknya tinggi sedangkan Sidikalang toleran terhadappenyakit layu bakteri dan nematoda.Tabel 2. Produksi terna kering, kadar minyak, produksi minyak dankadar patchouli alkohol 3 varietas nilamVarietas Produksidaun kering(ton/ha)Kadarminyak (%)Produksiminyak(kg/ha)Kadarpatchoulialkohol (%)Tapak TuanLhokseumaweSidikalang13,2811,0910,902,833,212,89375,76355,89315,0633,3132,6332,95Di samping karakter kuantitatif, karakter kualitatif yang dapatmembedakan ketiga varietas tersebut adalah warna pangkal batang.Varietas Tapak Tuan, warna pangkal batangnya hijau dengan sedikitungu, varietas Lhokseumawe lebih ungu kemerahan dan varietasSidikalang paling ungu.Teknologi Unggulan Nilam4 Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanGambar 1. Penampilan 3 varietas nilamVarietas LhokseumaweVarietas Tapak TuanVarietas SidikalangTeknologi Unggulan Nilam

Page 11: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 5Kadar dan Mutu MinyakDi antara ketiga varietas unggul tersebut, kadar minyaktertinggi terdapat pada var. Lhokseumawe (3,21%), namun karenaproduksi daunnya lebih rendah dari pada produksi daun TapakTuan, oleh karena itu produksi minyaknyapun lebih rendah (355,89kg/ha).Mutu minyak ditentukan oleh sifat fisika-kimia minyaknya,faktor yang paling menentukan mutu minyak nilam adalah kadarpatchouli alkohol (PA). PA merupakan komponen terbesar (50-60%)dari minyak dan memberikan bau (odour) yang khas pada minyaknilam, karena antara lain mengandung nor-patchoulene. Pada ketigavarietas nilam unggul, kadar PAnya > 30%, merupakan syaratminimum untuk diekspor, kadar PA yang tertinggi pada Tapak Tuan(33,31%).Tabel 3. Ciri Varietas NilamVarietas Tapak Tuan Lhokseumawe SidikalangAsal Tapak Tuan(NAD)Lhokseumawe(NAD)Sidikalang(Sumut)Panjang cabang primer (cm) 46-66 38-63 43-62Panjang cabang sekunder(cm)20-45 20-35 26-34Bentuk daun Delta, bulattelurDelta, bulat telur Delta, bulat telurPertulangan daun Menyirip Menyirip MenyiripWarna daun Hijau Hijau Hijau keunguanPanjang daun (cm) 6.47-7.52 6.23-6.75 6.30-6.45Lebar daun (cm) 5.22-6.39 5.16-6.36 4.88-6.26Panjang tangkai daun (cm) 2.67-4.13 2.66-4.28 2.71-3.34Jumlah daun/cabang primer 35.37-157.84 48.05-118.62 58.07-130.43Pangkal daun Rata, membulat Datar, membulat Rata, membulatKetahanan terhadap penyakitNematoda :- Meloidogyne incognitaSangat rentan Rentan Agak rentan- Pratylenchus bracyurus Sangat rentan Agak rentan Agak rentan- Radhopolus similis Rentan Rentan Agak rentanLayu bakteri (Ralstoniasolanacearum)Rentan Rentan Toleran

Page 12: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Teknologi Unggulan Nilam6 Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanPemilihan VarietasUntuk memperoleh produksi minyak yang tinggi, pilih varietasunggul, yang produksi/kadar dan mutu minyak tinggi yaitu : TapakTuan, Lhokseumawe dan Sidikalang. Sel-sel minyak terutamaterdapat pada daun, oleh karena itu produksi daun tinggi akanmenghasilkan produksi minyak tinggi pula, apabila varietas tersebutmengandung kadar minyak yang tinggi.3. PEMILIHAN BAHAN TANAMANHal-hal yang perlu diperhatikan adalah :• Pilih stek yang cukup besar atau kekar• Stek yang baik adalah yang tidak bengkok• Stek tampak sehat tanpa gejala kekurangan hara atau tandatandaserangan penyakit dan hama.4. PERSIAPAN RUMAH ATAP, MEDIA SEMAI DANSUNGKUP- Pilih areal yang sehat/tidak tercemar jamur patogen, dekatsumber air.- Buat rumah atap setinggi 2 m yang condong kearah Timur.Bentuk dan luasan disesuaikan dengan kebutuhan. Siapkancampuran tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan2:1 (v/v).- Polibag (yang berlubang) dengan ukuran 15 x 10 cm diisi denganmedia yang telah disiapkan dan diletakkan secara teratur dibawah rumah atap, kemudian disiram dengan menggunakanemprat.- Untuk mempertahankan kelembaban agar setek tidak layusetelah ditanam perlu diberi sungkup dari plastik. Kerangkasungkup dibuat dari bambu dengan ukuran lebar 1 m, tinggi ½m dan panjang sesuai kebutuhan.Teknologi Unggulan NilamPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 75. PERBANYAKAN BAHAN TANAMAN DANPENYEMAIANSetek nilam sebaiknya disemai terlebih dahulu karena apabilalangsung ditanam di lapangan, banyak yang mati.- Perbanyakan tanaman nilam secara vegetatif denganmenggunakan setek. Setek yang paling baik adalah setek pucukmengandung 4-5 buku selain itu setek juga dapat diambil daricabang dan batang. Untuk mengurangi penguapan, daun tuadibuang, sisakan 1-2 pasang daun muda/pucuk.- Waktu mempersiapkan setek sebaiknya setek direndamkandalam air dan dicelupkan ke dalam fungisida 0,2% sebelumdisemai di polibag.- Penyemaian dilakukan dengan cara membenamkan satu buku ke

Page 13: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

dalam media semai dengan terlebih dahulu membuang daunpada buku yang akan dibenamkan. Kemudian tanah di sekelilingtanaman dipadatkan.- Untuk penanaman langsung di lapangan, setek diambil daricabang yang sudah tua (mengayu), dipotong sepanjang ± 30 cm.Kebutuhan tanaman untuk satu hektar ± 20.000 tanaman, untukpenyulaman tanaman yang mati, persiapan bahan tanamansebaiknya dilebihkan.6. PEMELIHARAAN DI PERSEMAIANUntuk menjaga kelembaban, setek yang baru disemai perludisiram. Penyiraman dilakukan setelah penyemaian, kemudiandisungkup dengan sungkup plastik. Penyiraman selanjutnya setelah2-3 hari kemudian. Selama di dalam sungkup, penyiraman tidakperlu dilakukan setiap hari. Sungkup dibuka setelah tanamanberumur 2 minggu. Pemberian pupuk melalui daun danpenanggulangan hama/penyakit (kalau diperlukan) dilakukan satukali seminggu. Benih siap tanam setelah 1,5 bulan di persemaianTeknologi Unggulan Nilam8 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan7. PERSIAPAN LAHAN DAN LUBANG TANAM- Tanah dicangkul, dibersihkan dari gulma (alang-alang dsb),kemudian digaru dan diratakan.- Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm,dengan jarak tanam antara barisan 90 cm – 100 cm dan jaraktanam dalam barisan 40 cm-50 cm. Jarak tanam disesuaikandengan kondisi lahan. Pada lahan datar, jarak tanam dalambarisan lebih besar (100 cm x 50 cm) sedangkan pada lahan yangagak miring (± 150) jarak tanam dalam barisan lebih sempit (40cm) dan arah baris menurut kontur tanah. Pada lokasi dengankesuburan yang tinggi (banyak humus) jarak tanam sebaiknya100 cm x 100 cm, karena pada umur 5-6 bulan, kanopi sudahbertemu.Pembuatan Saluran DrainaseTanaman nilam tidak menghendaki adanya air yang tergenang,untuk itu perlu dibuat saluran drainase. Saluran drainase dibuatsekeliling dan di dalam kebun (atau sesuai kebutuhan) denganukuran 30 cm x 30 cm (lebar x dalam).Penanaman dan PenyulamanSetelah tanaman berumur ± 1 ½ bulan dipersemaian, tanamandapat dipindahkan ke lapangan. Cara menanam yaitu denganmeyobek polibag secara hati-hati dan menanam tanaman di lubangyang telah disediakan, kemudian tanah dipadatkan dengan caramenekan tanah di sekitar tanaman.Setek yang langsung ditanam di lapangan adalah setek yangtelah berkayu ± 30 cm, dibenamkan 2 buku ke dalam tanah.Penanaman langsung ke lapangan berisiko tanaman banyak yang

Page 14: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

mati. Tanaman yang mati disulam dengan tanaman baru, untuk itupersiapan bahan tanaman harus mencukupi.Teknologi Unggulan NilamPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 9PemupukanDi samping pupuk dasar yang diberikan pada waktu tanamberupa pupuk organik (pupuk kandang, kompos dll) 1-2 kg/lubangtanam, untuk memacu pertumbuhan tanaman perlu diberi pupukanorganik. Dosis dan komposisi pupuk yang diberikan tergantungdari jenis tanah dan tingkat kesuburannya. Penelitian pemupukandengan dosis 200 kg urea + 100 kg SP-36 + 150 kg KCl per hektar,pada tanah ultisol menghasilkan 10-13 ton terna kering perha/tahun. Pemupukan I dilakukan pada umur 1 bulan, dengan dosis70 kg urea + 100 kg SP-36 + 150 kg KCl/ha pemupukan II pada umur3 bulan dengan dosis 130 kg urea/ha. Pemupukan dilakukan dengancara ditugal di sekeliling tanaman, di bawah kanopi. Pemupukanselanjutnya pada umur 6 bulan (setelah panen I), 10 bulan (setelahpanen II) dan di setiap selesai panen tanaman dipupuk dengan dosis100 kg urea + 50 kg SP-36 + 150 KCl + 2 kg pupuk organik.Pemberian Mulsa/ Penutup TanahTanaman nilam tidak tahan kekeringan, terutama setelahdilakukan pemangkasan (panen). Kemarau panjang dapat menyebabkankematian tanaman. Untuk menjaga kelembaban tanahdan mengurangi penguapan, tanaman diberi mulsa berupa semakbelukar atau alang-alang. Hasil penelitian menunjukkan bahwamulsa semak belukar lebih baik dibandingkan alang-alang karenapelapukan lebih cepat terjadi, sehingga dapat menambah bahanorganik.PenyianganPenyiangan gulma dilakukan sebelum kanopi tanaman salingbertemu, yaitu sampai tanaman berumur 3-4 bulan. Penyiangandilakukan dengan hati-hati jangan sampai akar tanaman terputusatau cabang-cabang yang dekat permukaan tanah terganggu.PembumbunanAgar tanah tetap gembur dan merangsang pertumbuhan akarpada cabang-cabang dekat permukaan tanah, perlu dilakukanTeknologi Unggulan Nilam10 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunanpembumbunan. Umumnya pembumbunan dilakukan pada umur 3bulan dan setelah pemangkasan/panen.8. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGUTANAMAN (OPT)Pengendalian Penyakit Layu BakteriPenyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstoniasolanacearum, merupakan salah satu penyakit yang menyebabkankerugian cukup besar bagi petani nilam. Gejala serangan yang

Page 15: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

ditimbulkan berupa kelayuan pada tanaman muda maupun tua, dandalam waktu singkat menimbulkan kematian tanaman. Penyakit inimenyebabkan kerugian sebesar 60-95% pada pertanaman nilam diSumatera. Selain di Sumatera (Nanggroe Aceh Darussalam,Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bengkulu), ditemukan juga padapertanaman nilam di Jawa Barat, Jawa Tengah. Untuk menanggulangipenyakit tersebut telah dilakukan berbagai upaya antara lainsecara kimiawi namun belum memberikan hasil yang memuaskan.Dari hasil pengamatan baik rumah kaca (pembibitan) maupundi lapangan. Di antara ketiga varietas yang telah dilepas, varietasSidikalang lebih toleran dibandingkan varietas lainnya. Persentasetanaman mati antar varietas berbeda-beda, yaitu Sidikalang 6,0%,Tapak Tuan 19,2%, dan Lhokseumawe 39,0%.Ketahanan nilam terhadap penyakit layu bakteri kemungkinandisebabkan adanya kandungan kimia yang dihasilkan oleh tanamantersebut seperti fenol dan lignin. Sebagai contoh pada tanamantomat terdapat enzim-enzim pectic, cellulolyte, pada tanamantembakau ditemui kandungan polyphenoloxidase dan phytoalexin.Penyakit layu bakteri dapat menulari tanaman nilam daritanaman inang yang sudah ada pada lahan sebelum ditanami nilam,atau dari benih yang telah mengandung penyakit. Untuk mencegahtertularnya tanaman, sebaiknya sebelum tanam terlebih dahuludiperhatikan tanaman apa saja yang telah ada di lahan yang akanditanami dan yang lebih penting yaitu hindari pengambilan setekdari tanaman yang telah tertular penyakit.Teknologi Unggulan NilamPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 11Cara yang paling efektif untuk menekan kerugian karenaberkurangnya produksi yang disebabkan oleh serangan penyakit layubakteri adalah menanam varietas yang tahan. Berhubung sampaisekarang belum diperoleh varietas nilam yang tahan,penanggulangannya dapat dilakukan dengan memadukan komponenvarietas, agen hayati dan budidaya. Agen hayati antara lain :Pseudomonas flurescens, dapat menekan perkembangan penyakitpada tanaman nilam hingga 68,75%, P. cepasia dan Bacillus sp.,dapat menekan perkembangan penyakit dan meningkatkan produksijahe besar.Penanggulangan Penyakit yang Disebabkan oleh NematodaNematoda menyerang akar tanaman nilam, kerusakan akarmenyebabkan berkurangnya suplai air ke daun, sehingga stomatamenutup, akibatnya laju fotosintesa menurun. Beberapa jenisnematoda yang menyerang tanaman nilam antara lain Pratylenchusbrachyurus, Meloidogyne incognita, Radhopolus similis.Salah satu mekanisme ketahanan nilam terhadap nematodaadalah adanya kandungan fenol dan lignin. Senyawa fenol dan ligninGambar 2. Tanaman yang terserang penyakit layu bakteri

Page 16: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Teknologi Unggulan Nilam12 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunanmerupakan proteksi alami dari tanaman terhadap faktor biotik.Salah satu varietas nilam Aceh yang lebih toleran terhadap nematodadibandingkan varietas lainnya adalah varietas Sidikalang, kandunganfenolnya (81.45 ppm) lebih tinggi dari pada nilam Jawa (76.45 ppm).Nilam Jawa termasuk nilam yang tahan terhadap nematoda.Penanggulangan serangan nematoda, selain dengan varietasyang tahan/toleran, juga dengan agen hayati (Pasteuria penetrans,Arthrobotrys sp.), jamur penjerat nematoda, pestisida nabati(serbuk biji nimba, bungkil jarak), nematisida dan budidaya (pupukorganik dll).Salah satu cara untuk mencegah penularan nematoda yaitudengan menanam benih yang bebas dari nematoda. Gejala serangannematoda terutama nampak pada warna daun yang berubah menjadikecoklatan atau kemerahan. Di samping itu perlu diperhatikantanaman inang yang telah ada di lokasi sebelum dipergunakan untukmenanam nilam. Tanaman inang bagi nematoda antara lain : pisang,kopi, keladi, lada dll. (untuk R. similis). Kacang tanah, jagung,kentang dll (untuk P. brachyurus), tomat, lada, terung, kentang dll.(untuk M. incognita). Apabila tanaman inang sudah terinfeksinematoda, sebaiknya lahan bekas tanaman tersebut tidakdipergunakan untuk menanam nilam.Gambar 3. Gejala serangan nematodaTeknologi Unggulan NilamPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 13Penyakit BudogPenyakit budog diperkirakan disebabkan oleh virus. Penyakitini ditemukan di pertanaman nilam di Aceh dan Sumatera Barat,saat ini telah ditemukan di Jawa dan daerah lainnya. Gejala penyakitterlihat pada batang yang membengkak, menebal dan daun yangberkerut dan tebal, dengan permukaan bawah berwarna merah,permukaan atas daun menguning karena kekurangan unsur hara.Sampai saat ini belum ditemukan bahan kimia yang efektifuntuk mengendalikan penyakit budog dan belum ada varietas nilamyang tahan terhadap penyakit ini. Diduga penyebaran penyakit olehserangga, oleh karena itu tindakan budidaya perlu diperhatikanantara lain penyemprotan dengan insektisida untuk mematikanserangga/vektor, pergiliran tanaman, sanitasi kebun dan yangterpenting adalah menggunakan benih sehat. Tanaman yang sudahterserang penyakit tidak boleh diambil seteknya untuk perbanyakan.Gambar 4. Gejala serangan budogPenanggulangan Penyakit yang Disebabkan oleh JamurSynchytrium Sp.Gejala penyakit ditemukan pada permukaan tanaman baikdaun, batang maupun ranting, yang terlihat berbintik-bintik, ada

Page 17: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

kalanya ukuran daun menjadi lebih kecil (kerdil). Penanggulangannyadengan cara mencabut tanaman yang telah terserang danmembakarnya, tanah bekas tanaman disiram dengan fungisida.Teknologi Unggulan Nilam14 Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanPencegahan penularan penyakit ini dengan merendam setekdengan fungisida ± 30 menit dan tidak menggunakan setek yangtelah menunjukkan gejala penyakit.Gambar 5. Gejala penyakit jamur Synchytrium sp.HamaHama yang menyerang tanaman nilam antara lain; belalang,kutu daun, tungau, dan ulat daun. Belalang dan ulat daun dapatmenyebabkan tanaman gundul sehingga menurunkan produksidaun. Serangan kutu daun dan tungau dapat menyebabkan daunmenggulung dan berkeriput (keriting), sehingga sangat mempengaruhipertumbuhan tanaman. Serangan hama dapat menyebabkanproduksi menurun terutama karena pada umumnya bagiantanaman yang banyak diserang adalah daun.Pengendalian hama pada tanaman nilam sebaiknya tidakmenggunakan bahan kimia, karena walaupun minyak nilam tidakdikonsumsi, namun penggunaannya sebagai parfum, lation terutamapada aromaterapi secara langsung bersentuhan dengan kulit danpenciuman. Untuk itu dianjurkan menggunakan pestisida nabatiTeknologi Unggulan NilamPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 15seperti ekstrak biji nimba (100 g/l) atau dengan agen hayati sepertiBeauveria bassiana untuk ulat pemakan daun dan Metarrhiziumanisopliae untuk belalang.9. POLATANAMTumpangsariUmumnya tanaman nilam diusahakan secara monokultur,namun dapat juga ditanam secara tumpangsari dengan tanamanlain, seperti dengan tanaman palawija (jagung, kacang tanah, kacanghijau, kedelai). Tanaman sela yang dapat diusahakan dengan nilamharus memenuhi persyaratan : tidak menimbulkan persaingan dalamhal penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari dan tidakmerupakan tanaman inang bagi patogen penyebab penyakit dantanaman inang bagi hama. Oleh sebab itu waktu dan jarak tanamanantara sesama tanaman pokok dan antara tanaman pokok dengantanaman sela harus diperhitungkan dengan cermat.Tanaman SelaSelain sebagai tanaman pokok dalam polatanam, nilam dapatsebagai tanaman sela di antara pertanaman kelapa, kelapa sawitkaret yang masih berumur muda karena tanaman nilam masihberproduksi dengan baik pada intensitas cahaya minimum 75%. PolaGambar 6. Gejala serangan tungau, kutu daun (kiri); ulat dan

Page 18: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

belalang (kanan)Teknologi Unggulan Nilam16 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunantanam ini akan memberikan keuntungan antara lain, menekan biayaoperasional terutama biaya pemeliharaan, mengurangi risiko terjadipenurunan harga, kegagalan panen akibat serangan hama/penyakit,curah hujan yang sangat tinggi atau kekeringan, dan meningkatkanproduktivitas tanah.Rotasi TanamanPolatanam nilam dapat juga dilakukan dengan pergilirantanaman/rotasi, di mana setelah penanaman nilam 1-2 siklus,dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain seperti legum,palawija yang tidak banyak menguras unsur hara (1-2 tahun). Setelahitu kembali ditanami nilam. Pergiliran tanaman untuk nilam sangatdiperlukan, guna mempertahankan kesuburan tanah, menghindariefek alelopati dan memutus siklus hama/penyakit.10. PANENTanaman nilam dapat dipanen pada umur 5-6 bulan danpanen berikutnya dilakukan setiap 3-4 bulan, sampai tanaman sudahtidak produktif lagi. Panen dilakukan pada pagi atau sore hari agarkandungan minyaknya lebih tinggi.Panen dilakukan dengan cara memangkas tanaman padaketinggian 30 cm dari permukaan tanah dengan meninggalkan 2-3cabang untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru. Untukmemangkas dapat digunakan pisau pangkas, sabit yang tajam.Setelah pemangkasan tanaman perlu diberi pupuk sesuai anjurandan dibumbun agar tanah di sekeliling batang menjadi gembur.11. PASCA PANENHasil pangkasan dikering-anginkan selama 3-5 hari sampaikadar air mencapai 15%. Tebal lapisan penjemuran < 30 cm dandibalik 2-3 kali sehari. Daun yang telah kering langsung disuling,penyimpanan yang lama akan menurunkan produksi minyak.Teknologi Unggulan NilamPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 17Hindari pengeringan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.Pengeringan yang terlalu cepat membuat daun menjadi rapuh dansulit disuling dan yang terlalu lambat (musim hujan), daun mudahterserang jamur, menurunkan rendemen dan mutu minyak.12. USAHATANISebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa produktivitasnilam merupakan salah satu penentu keberhasilan usahatani nilam.Untuk dapat memperoleh produktivitas yang tinggi, baik produksidaun maupun rendemen minyaknya diperlukan standar teknisseperti telah diuraikan. Jika selama ini usahatani nilam belumsepenuhnya memenuhi standar teknis, maka diperlukan tambahanbiaya usahatani. Pertanyaan yang muncul adalah “apakah dengan

Page 19: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

tambahan biaya tersebut, lebih menguntungkan?”. Melaksanakanstandar teknis akan lebih menguntungkan bila tambahan biayatersebut paling tidak diimbangi dengan tambahan hasil penjualanyang didapatkan akibat kenaikan produktivitas dan harga jual hasilpanen. Harga jual minyak nilam dari waktu ke waktu sangat tidakmenentu, suatu saat melonjak hingga lebih dari satu juta rupiah tiapkg, pada waktu lain dapat kurang dari seratus ribu rupiah.Dengan melaksanakan standar teknis secara penuh, diketahuikebutuhan biaya sebesar Rp 27 juta tiap hektar selama 18bulan (6 bulan masa pra panen dan 12 bulan masa panen), denganrincian biaya bahan dan alat Rp 20,5 juta; biaya tenaga kerja Rp 5,5juta, dan biaya pengelolaan Rp 1 juta. Bila produktivitas daun dapatmencapai 10 ton maka biaya untuk menghasilkan daun adalah Rp 2,7juta tiap ton. Dengan biaya penyulingan Rp 100 ribu tiap ton daundan hasil minyak 30 kg (rendemen minyak 3%) maka biaya untukmenghasilkan satu kg minyak nilam sekitar Rp 94 ribu.Memperhatikan perkembangan harga selama ini padadasarnya usahatani nilam merupakan usahatani yang menguntungkandan risiko ekonominya rendah karena peluang untuk rugiakibat jatuhnya harga relatif kecil. Selain itu minyak nilam dapatdisimpan sehingga dapat ditunda penjualannya pada saat hargajatuh. Yang perlu mendapat perhatian adalah risiko alam yaituserangan hama dan penyakit. Dengan melaksanakan standar teknismaka risiko ini dapat diperkecil.Teknologi Unggulan Nilam18 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

http://bataviareload.wordpress.com/pertanian/cara-budidaya-nilam-ndilem/

BUDIDAYA NILAM

Selamat berjumpa kembali, kini saya hadirkan yang butuh bahan buat budidaya nilam dan yang sedang belajar BHHBK, lumayan bisa diambil.. hee

Page 20: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Minyak nilam merupakan salah satu komoditi non migas yang belum dikenal secara meluas di Indonesia, tapi cukup popular di pasaran Internasional. Indonesia merupakan penghasil minyak nilam terbesar di dunia yang setiap tahunnya memasok 70% hingga 90% kebutuhan dunia. Ekspor nilam Indonesia berfluktuasi dengan laju peningkatan ekspor sekitar 6% per tahun atau sebesar 700 ton sampai 2.000 ton minyak nilam per tahun. Prospek industri minyak atsiri sebetulnya cukup cerah, karena bahan bakunya tersedia di dalam negeri. Sayangnya produktivitas daun nilam kering Indonesia hanya dua sampai tiga ton per hektar per tahun. Artinya produktivitas dibawah 30%. Banyak faktor yang membuat rendahnya produksi dan mutu nilam Indonesia, selain masalah teknologi, budidaya yang tidak intensif, bibit kurang baik juga cara penanganan bahan baku dan penyulingan.

Tanaman nilam dimasukkan ke Indonesia dan Singapura pada tahun 1895 (Burkill, 1935), dan dinamakan Dilem Singapur untuk membedakannya dengan nilam Jawa yang telah dikenal (P.heyneanus dan P.hostensis). Jenis nilam yang diintroduksikan dari singapura sampai sekarang merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan dan dikenal dengan nama nilam Aceh, jenis ini telah dibudidayakan sejak tahun 1909 telah menyebar ke Pantai Timur Sumatera (Heyne, 1927).

Di Indonesia daerah sentra produksi tanaman nilam terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, dan Nangroe Aceh Darussalam, kemudian berkembang di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan daerah lainnya.

Jenis-jenis Tanaman NilamMenurut Trease dan Evan (dalam Hamid dan Syarif, 1992), tanaman nilam meliputi tiga spesies yaitu P. cablin Benth, P. hortensis, dan P. heyneanus.

1) P. cablin Benth

Pogostemon cablin sering juga disebut nilam Aceh. Jenis nilam ini termasuk famili Labiate yaitu kelompok tanaman yang mempunyai aroma yang mirip satu sama lain. Di antara jenis nilam, yang diusahakan secara komersil adalah varietas Pogostemon cablin Benth. Jenis ini sebenarnya dari Filipina, yang kemudian berkembang ke Malaysia, Madagaskar, Paraguay, Brazilia, dan Indonesia. (Sudaryani et al, 2004)

2) P. heyneanus

Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jemis ini berasal dari India, banyak tumbuh liar di hutan pulau Jawa. Jenis ini berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,50-1,5%. Di samping itu minyak nilam dari tanaman ini komposisi minyaknya kurang mendapatkan pasaran dalam perdagangan. (Sudaryani et al, 2004)

3) P. hortensis

Disebut juga nilam sabun karena bisa digunakan untuk mencuci pakaian. Jenis nilam ini hanya terdapat di daerah Banten. Bentuk Pogostemon hortensis ini mirip dengan nilam Jawa, tetapi tidak berbunga.

Page 21: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Kandungan minyaknya 0,5-1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan jelek sehingga untuk jenis nilam ini juga kurang mendapatkan pasaran dalam perdagangan. (Sudaryani et al, 2004)

Diantara ketiga jenis nilam tersebut yang banyak dibudidayakan yaitu P. Cablin Benth (nilam Aceh), karena kadar dan kualitas minyaknya lebih tinggi dari varietas lainnya.

Nilam Aceh diperkirakan daerah asalnya Filipina atau Semenanjung Malaya. Setelah sekian lama berkembang di Indonesia, tidak tertutup kemungkinan terjadi perubahan-perubahan dari sifat dasarnya. Dari hasil eksplorasi ditemukan bermacam-macam tipe yang berbeda baik karakteristik morfologinya, kandungan minyak, sifat kimia minyak dan sifat ketahanannya terhadap penyakit dan kekeringan.

Teknik Budidaya Tanaman Nilam

A) Penentuan LokasiKebun perbanyakan nilam hendaknya terletak pada lokasi yang mudah dicapai, tidak tercemar hama dan penyakit, mudah dijangkau penyediaan sarana (pupuk, dll), pengangkutan bahan tanaman atau benih. Untuk efisiensi dalam pengiriman bahan tanaman sebaiknya lokasi kebun perbanyakan tidak terlalu jauh dari daerah pengembangan. Disamping itu faktor yang paling penting adalah tersedianya sumber air yang mencukupi di lokasi kebun untuk kegiatan pembibitan, penanggulangan hama dan penyakit dan sebagainya.

Ketinggian Tempat

Tanaman nilam tumbuh pada ketinggian 2.200 mdpl. Akan tetapi nilam akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10-400 mdpl. Dan menghendaki suhu yang panas dan lembap serta memerlukan curah hujan yang merata. Curah hujan yang diperlukan berkisar 2500-3500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Sedang suhu yang baik adalah 240C-280C dengan kelembapan lebih dari 75%. Agar pertumbuhannya optimal tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran matahari yang cukup. Pada tempat-tempat yang agak terlindung, asalkan tidak pada tempat yang sangat terlindung (di bawah pohon yang rimbun).( Sudaryani et al, 2004)

Tanah

Tanah yang subur dan gembur serta kaya akan humus, sangat diperlukan oleh tanaman nilam. Pada tanah yang subur tersebut nilam dapat memberikan hasil yang sangat baik. Pada tanah-tanah yang tergenang air atau permukaan air tanah yang terlalu dangkal, tanaman ini akan mudah terserang penyakit busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Phytoptora. Keadaan fisik tanah yang berat (tanah liat), tanah berpasir, dan berkapur kurang baik untuk pertumbuhan tanaman nilam. (Sudaryani et al, 2004)

B) Persiapan Bahan Tanaman dan Persemaian Tanaman Nilam

Pemilihan varietas nilamUntuk memperoleh produksi minyak yang tinggi, pilih varietas unggul, yang produksi kadar/mutu minyak yang tinggi, yaitu: Tapak Tuan, Lhokseumawe, dan Sidikalang. Sel-sel minyak terutama pada daun, oleh

Page 22: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

karena itu, produksi tinggi akan menghasilkan produksi minyak yang tinggi pula, apabila varietas tersebut mengandung kadar minyak yang tinggi.

Persiapan Rumah Atap, Media Semai, dan Sungkup- Pilih areal yang sehat tidak tercemar jamur patogen, dekat sumber air.- Buat rumah atap setinggi 2m condong ke arah Timur. Bentuk dan luasan disesuaikan dengan kebutuhan. Siapkan campuran tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.- Polybag (yang berlobang dengan ukuran 15 x 10 cm diisi dengan media yang telah disiapkan dan diletakkan secara teratur di bawah rumah atap, kemudian disiram dengan menggunakan embrat.- Untuk mempertahankan kelembaban agar stek tidak layu setelah ditanam perlu diberi sungkup dari plastik. Kerangka sungkup dibuat dari bambu dengan ukuran lebar 1 meter, tinggi 1/2 meter dan panjang sesuai kebutuhan.

Perbanyakan Bahan Tanaman dan Penyemaian NilamStek tanaman nilam sebaiknya disemaikan terlebih dahulu karena apabila langsung ditanam di lapangan, banyak yang mati.

Perbanyakan tanaman nilam secara vegetatif dengan menggunakan stek. Stek yang paling baik adalah stek pucuk mengandung 4 - 5 buku selain itu stek juga dapat diambil dari cabang dan batang. Untuk mengurangi penguapan, daun tua dibuang, sisakan 1-2 pasang daun muda/pucuk. Waktu mempersiapkan stek, sebaiknya stek direndam dalam air sebelum disemai dalam polybag.

Penyemaian dilakukan dengan membenamkan satu buku kedalam media semai dengan terlebih dahulu membuang daun pada buku yang akan dibenamkan. Kemudian tanah disekeliling tanaman dipadatkan.

Untuk penanaman langsung di lapangan, stek diambil dari cabang yang sudah tua (mengayu), dipotong sepanjang 30 cm. Kebutuhan tanaman untuk 1 ha lebih kurang 20.000 tanaman, belum termasuk bahan tanaman untuk penyulaman.

Pemeliharaan Tanaman Nilam di persemaianUntuk menjaga kelembaban, stek yang baru disemai perlu disiram. Penyiraman dilakukan setelah penyemaian, kemudian disungkup plastik. Penyiraman selanjutnya setelah 2-3 hari kemudian. Selama di dalam sungkup, penyiraman tidak perlu dilakukan tiap hari. Sungkup dibuka setelah tanaman berumur 2 minggu. Pemberian pupuk melalui daun dan penanggulangan hama/penyakit (kalau diperlukan) dilakukan satu kali seminggu. Benih siap tanam setelah 1,5 bulandipersemaian.

Persiapan Lahan dan Penanaman NilamPersiapan lahan dan lubang tanam- Tanah dicangkul, dibersihkan dari gulma (alang-alang dsb), kemudian digaru dan diratakan.- Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm, dengan jarak tanam antara barisan 90 cm - 100 cm dan jarak tanam dalam barisan 40 cm - 50 cm. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan datar, jarak tanam dalam barisan lebih besar (100 cm x 50 cm) sedangkan pada lahan yang

Page 23: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

agak miring (150) jarak tanam dalam barisan lebih sempit (40 cm) dan arah baris menurut kontur tanah. Pada lokasi dengan kesuburan yang tinggi (banyak humus) jarak tanam sebaiknya 100 cm x 100 cm, karena pada umur 5 - 6 bulan, kanopi sudah bertemu.

Pembuatan saluran drainase

Tanaman nilam tidak menghendaki adanya yang tergenang, untuk itu perlu dibuat saluran drainase. Saluran drainase dibuat sekeliling dan di dalam kebun (atau sesuai kebutuhan) dengan ukuran 30 cm x 30 cm (lebar x dalam).

Penanaman dan penyulaman

Setelah tanaman berumur 1,5 bulan dipersemaian, tanaman dapat dipindahkan ke lapangan. Cara menanam yaitu dengan menyobek polybag secara hati-hati dan menanam tanaman di lubang yang telah disediakan, kemudian tanah dipadatkan dengan cara menekan tanah disekitar tanaman. Stek yang langsung di tanam di lapangan adalah stek yang telah berkayu 30 cm, dibenamkan 2 buku kedalam tanah. Penanaman langsung ke lapangan beresiko tanaman banyak mati. Tanaman nilam yang mati disulam dengan tanaman baru, untuk itu persiapan bahan tanaman harus mencukupi.

Pemeliharaan Tanaman NilamPemupukan

Disamping pupuk dasar yang diberikan pada waktu tanam berupa pupuk organik (pupuk kandang, kompos dll) 1-2 kg/lubang tanam, untuk memacu pertumbuhan tanaman perlu diberi pupuk organik. Dosis dan komposisi pupuk yang diberikan tergantung dari jenis tanah dan tingkat kesuburannya. Penelitian pemupukan dengan dosis 280 kg N + 70 TSP + 140 kg KCl per hektar, pada tanah utisol menghasilkan 10 - 13 ton terna kering per ha/tahun. Pemupukan I dilakukan pada umur 1 bulan, dengan dosis 1/3N + P + K, pemupukan II pada umur 3 bulan dengan dosis 2/3 N. Pemupukan selanjutnya pada umur 6 bulan (setelah panen) dan 10 bulan (setelah panen II) dipupuk dengan dosis 1/2N + 1/2P + 1/2 K + 2 kg pupuk kandang.

Pemberian mulsa/penutup tanahTanah tanaman nilam tidak tahan kekeringan, terutama setelah dilakukan pemangkasan (panen). Kemarau panjang dapat menyebabkan kematian tanaman. Untuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi penguapan, tanaman diberi mulsa berupa semak belukar atau alang-alang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mulsa semak belukar lebih baik dibandingkan alang-alang karena pelapukan lebih cepat terjadi, sehingga menambah bahan organik.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Nilam

1) Penyakit pada tanaman nilama. Penyakit layu bakteri

Page 24: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum (Nasrun et al., 2003), merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kerugian cukup besar bagi petani nilam. Gejala serangan yang ditimbulkan berupa kelayuan pada tanaman muda maupun tua, dan dalam waktu singkat menimbulkan kematian tanaman muda mauun tua, dalam waktu singkat menimbulkan kematian tanaman (Sitepu dan Asman, 1998). Penyakit ini menyebabkan kerugian sebesar 60-95% pada tanaman nilam di Sumatera. Selain di Sumatera (Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bengkulu), dutemukan juga pada pertanaman di Jawa Barat, Jawa Tengah. Untuk menanggulangi penyakit tersebut telah dilakukan berbagai upaya antara lain secara kimiawi namun belum memberikan hasil yang memuaskan.Dari hasil pengamatan baik rumah kaca (pembibitan) maupun di lapangan. Diantara ketiga varietas yang telah dilepas,varietas Sidikalang lebih toleran dibandingkan varietas lainnya.Ketahanan nilam terhadap penyakit layu bakteri kemungkinan disebabkan adanya kandungan kimia yang dihasilkan olehtanaman tersebut seperti fenol dan lignin. Sebagai contoh pada tanaman tembakau ditemui kandungan polyphenoloxidase dan phytoalexin (Akiew dan Trevorrow, 1994).Penyakit layu bakteri dapat menulari tanaman nilam dari tanaman inang yang sudah ada pada lahan sebelum ditanaminilam, atau dari bibit yang telah mengandung penyakit. Untuk mencegah tertularnya tanaman, sebaiknya sebelum tanam terlebih dahulu diperhatikan tanaman apa saja yang telah ada di lahan yang akan ditanami dan yang lebih penting, yaitu hindari pengambilan stek dari tanaman yang telah tertular penyakit.Cara yang paling efektif untuk menekan kerugian karena berkurangnya produksi yang disebabkan oleh penyakit layu bakteri adalah menanam varietas yang tahan. Berhubung sampai sekarang belum diperoleh varietas nilam yang tahan,penanggulangannya dapat dilakukan dengan memadukan komponen varietas, agen hayati dan budidaya (Supriadi et. al., 2000). Agen hayati antara lain: Pseudomonas flurescens, dapat menekan perkembangan penyakit pada tanaman nilam hingga 68,75% (Nasrun, 1996), P. cepasia dan Bacillus sp., dapat menekan perkembangan penyakit dan meningkatkan produksi jahe besar (Mulya, 2000).Untuk mencegah penularan penyakit, benih yang ditanam harus bebas dari penyakit. Gejala penyakit layu bakteri yaitutanaman layu, jadi stek diambil dari tanaman yang telah layu.

b. Penyakit yang disebabkan oleh nematoda

Nematoda menyerang akar nilam, kerusakan akar menyebabkan berkurangnya suplai air ke daun, sehingga stomata menutup, akibatnya laju fotosintesa menurun (Wallace, 1987). Beberapa jenis nematoda yang menyerang tanaman nilam antara lain Pratylenchus brachyurus, Meloidogyne inconita, Radhoplus similis (Djiwanti dan Momota, 1991; Mustika et al, 1991). Salah satu mekanisme ketahanan nilam terhadap nematoda adalah adanya kandungan fenol dan lignin (Fogain dan Gowen, 1996; Valette et al., 1998). Senyawa fenol dan lignin merupakan proteksi alami dari tanaman terhadap factor biotic (Nelson, 1981). Salah satu varietas nilam Aceh yang lebih toleran terhadap nematoda dibandingkan

Page 25: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

varietas lainnya adalah varietas Sidikalang, kandungan fenolnya (81,45 ppm) lebih tinggi dari pada nilam Jawa (76,45 ppm) (Nuryani et al., 2001). Nilam Jawa termasuk nilam yang tahan terhadap nematoda.Penanggulangan serangan nematoda, selain dengan varietas yang tahan/toleran, juga dengan agen hayati (Pasteuriapanetrans, Arthrobotrys sp., jamur penjerat nematoda, pestisida nabati (serbuk biji nimba, bungkil jarak), nematoda dan budidaya (pupuk organik dll) (Mustika dan Nazarudin, 1998). Salah satu cara untuk mencegah penularan nematoda yaitu dengan menanam benih yang bebas dari nematoda. Gejala serangan nematoda terutama nampak pada warna daun yang berubah menjadi kecoklatan atau kemerahan. Disamping itu perlu diperhatikan tanaman inang yang telah ada dilokasi sebelum dipergunakan untuk menanam nilam. Tanaman inang bagi nematoda antara lain: pisang, jahe, tomat, kacang tanah dll.

c. Penyakit budog

Penyakit budog diperkirakan disebabkan oleh virus (Sitepu dan Asman, 1992). Penyakit ini ditemukan dipertanaman nilam di Aceh dan Sumatera Barat, sejauh ini belum ditemukan di Jawa dan daerah lainnya. Gejala penyakit terlihat pada batang yang membengkak, menebal dan daun yang berkerut dan tebal, dengan permukaan bawah berwarna merah, permukaan atas daun menguning karena kekurangan unsur hara. Sampai saat ini belum ditemukan bahan kimia yang efektif untuk mengendalikan penyakit budog dan belum ada varietas nilam yang tahan terhadap penyakit ini. Diduga penyebaran penyakit oleh serangga, oleh karena itu tindakan budidaya perlu diperhatikan antara lain penyemprotan dengan insektisida untuk mematikan serangga/vektor, pergiliran tanaman, sanitasi kebun dan yang terpenting adalah menggunakan benih sehat. Tanaman yang sudah terserang penyakit tidak boleh diambil steknya untuk perbanyakan.

2) Hama pada tanaman nilamHama yang menyerang tanaman nilam antara lain; belalang, kutu daun tungau dan ulat daun. Belalang dan ulat daun dapat menyebabkan tanaman gundul sehingga menurunkan produksi (terna). Serangan kutu daun dan tungau dapat menyebabkan daun menggulung dan berkeriput (keriting), sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Serangan hama dapat menyebabkan produksi menurun terutama karena pada umumnya yang banyak diserang adalah daun. Pengendalian hama pada penyakit nilam sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia, karena walaupun minyak nilam tidak dikonsumsi, namun penggunaannya sebagai parfum, lation terutama pada aromaterapi secara langsung bersentuhan dengan kulit dan penciuman. Untuk itu dianjurkan menggunakan pestisida nabati seperti ekstrak biji nimba (100 g/l) (Trisilawati dan Siswanto, 1994) atau dengan agen hayati seperti Beauveria bassiana untuk ulat pemakan daun dan Metarrhizium anisopliae untuk belalang (Soetopo et al., 1998).

Pembumbunan

Agar tanah tetap gembur dan merangsang pertumbuhan akar pada cabang-cabang dekat permukaan tanah, perlu dilakukan pembumbunan. Umumnya pembumbunan dilakukan pada umur 3 bulan dan setelah pemangkasan/panen.

Page 26: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Panen dan penyiapan bahan tanaman nilamPada kebun perbanyakan, panen stek pertama dilakukan 3-4 bulan, yaitu dengan memangkas cabang/batang setinggi 30 cm di atas permukaan tanah dengan menyisakan 1-2 cabang. Stek-stek yang baru dipangkas segera dibawa ketempat penyiapan benih, yaitu pondok atau tempat yang teduh disekitar kebun perbanyakan dimana telah disediakan peralatan yang dibutuhkan untuk pengepakan. Stek-stek dibasahi dengan air kemudian diseleksi, untuk stek pucuk, terdiri dari 4 - 5 buku, daun tua pada buku-buku dibuang, kecuali 1-2 pasang daun pucuk, untuk stek batang/cabang, semua daun dibuang, untuk stek panjang yang akan ditanam langsung ke lapangan panjang stek 30 cm dan sudah mengayu. Dari satu pohon dapat diperoleh 15 - 25 stek panjang yang dapat menjadi 30 - 50 stek pendek untuk disemai polybag.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:- Pilih stek yang cukup besar atau kekar.- Stek yang baik adalah yang tidak bengkok.- Stek nampak sehat tanpa gejala kekurangan hara atau tanda-tanda serangan penyakit dan hama.- Stek-stek yang terpilih kemudian dicelupkan ke dalam larutan fungisida 0,2%.Dalam 1 ha dibutuhkan 20.000 benih. 1 Ha kebun perbanyakan dapat memenuhi kebutuhan 30 - 40 ha per tanaman. Dalam 1 tahun dari 1 ha kebun perbanyakan dapt memproduksi benih untuk perluasan 80 - 100 ha.

Pergiliran Tanaman nilamPergiliran tanaman nilam dilakukansetiap selesai siklus pertanaman nilam (3 tahun), yaitu dengan menggunakan tanaman-tanaman yang sesuai dan berfungsi ganda, selain berfungsi memotong siklus hama dan penyakit juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Tanaman yang dapat dipergunakan untuk pergiliran antara lain legum, palawija setelah itu kembali ditanami nilam.

Pola tanam Tanaman NilamUmumnya tanaman nilam diusahakan secara monokuler, namun dapat juga ditanam secara tumpangsari dengan tanaman lain, seperti dengan tanaman palawija (jagung, cabe, terung, dan lainnya). Selain dengan tanaman palawija, nilam dapat dipolatanamkan dengan tanaman tahun seperti kelapa, kelapa sawit, karet yang masih berumur muda, karena tanaman nilam masih berproduksi dengan baik pada intensitas cahaya 75%. Pola tanam ini akan memberikan keuntungan antara lain, menekan biaya operasional terutama biaya pemeliharaan, mengurangi resiko terjadi penurunan harga, kegagalan panen akibat serangan hama/penyakit, curah hujan yang sangat tinggi atau kekeringan dan meningkatkan produktivitas tanah oleh hasil tanaman sela. Selain itu bila limbah padat nilam hasil penyulingan dikembalikan ke lahan, dimana limbah padat ini masih punya aroma dan bau khas, maka limbah ini akan berfungsi sebagai penolak serangga, sehingga tanaman selanya terhindar dari serangan hama. Disamping itu limbah inidapat berfungsi sebagai bahan organik yang dapat menyuburkan tanam. Dari hasil penelitian pola tanam, menunjukkan bahwa nilam dapat dipolatanamkan dengan jagung atau nilam + kacang tanah, nilam + kedele, nilam + kacang hijau, nilam + jagung + kacang tanah. Pada prinsipnya semua tanaman dapat ditumpang sarikan dengan nilam asal: 1) tidak menimbulkan persaingan dalam hal penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari 2) tidak merupakan sumber

Page 27: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

hama/penyakit bagi tanaman nilam, sebaiknya yang saling menguntungkan. Oleh sebab itu waktu dan jarak tanaman antara sesama tanaman pokok antara tanaman pokok dengan tanaman sela harus diperhitungkan dengan cermat.

Panen dan penanganan pasca panen nilamPanen pertama dilakukan saat umur tanaman 6 bulan dan panen berikutnya dilakukan setiap 4 bulan sampai tanamanberumur tiga tahun. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau menjelang malam hari agar kandungan minyaknya tetap tinggi. Bila pemetikan dilakukan siang hari, sel-sel daun sedang berfotosintesa sehingga laju pembentukan minyak berkurang, daun kurang elastis dan mudah robek.

Kandungan minyak tertinggi terdapat pada 3 pasang daun termuda yang masih berwarna hijau. Alat untuk panen bisa dipergunakan sabit dengan cara memangkas tanaman pada ketinggian 20 cm dari permukaan tanah. Ada baiknya kalau setiap kali panen ditinggalkan satu - dua cabang untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru pada fase selanjutnya.

Proses penyulingan NilamPenyulingan minyak nilam adalah suatu proses pengambilan minyak dari terna kering dengan bantuan air, dimana minyak dan air tidak tercampur. Penyulingan minyak nilam pada minyak nilam pada umumnya dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1. Penyulingan dengan cara dikukus, pada cara ini bahan (terna kering) berada pada jarak tertentu di atas permukaan air.

2. Penyulingan dengan uap langsung, dimana bahan berada dalam ketel suling dan uap air dialirkan dari ketel pada bagian bawah suling.

Kapasitas tangki suling umunya dinyatakan dengan volume (liter). Kerapatan (bulk density) terna nilam kering berkisarantara 90 - 120 g/liter, tergantung dari persentase daun dan kadar airnya.

Bahan konstruksi alat suling akan mempengaruhi mutu minyak dan warna minyak. Jika dibuat dari bahan plat besi tanpa digalvenis akan menghasilkan minyak berwarna gelap dan keruh karena karat. Alat suling yang baik adalah dibuat dari besi tahan karat (stainless steel), atau plat besi yang digalvanis (carbon steel) setidaknya pada bagian pimpa pendingin dan pemisah minyak, agar diperoleh hasil minyak berwarna lebih muda dan jernih.

Terna kering yang sudah dimasukkan ke dalam ketel suling, sebaiknya dibahsahi dengan air supaya terna tersebut dapat dipadatkan. Pembasahan dan pemadatan dilakukan terhadap terna selama pengisian ketel suling. Harus diingat bahwapenyulingan terna kering nilam akan menyerap air sebanyak bobotnya jadi pada penyulingan yang menggunakan sistem kohobasi hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadi kekurangan air selama penyulingan.

lama penyulingan dengan dikukus 5 -1 0 jam, sedangkan dengan cara uap langsung lamanya berkisar antara 4 - 6 jam. Lama penyulingan ini tergantung dari cara, kapasitas ketel suling dan kecepatan penyulingan. Untuk penyulingan secara dikukus, kecepatan penyulingan yang baik adalah 0,6 uap/kg

Page 28: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

terna. Pada penyulingan dengan uap langsung tekanan uap langsung tekanan uap mula-mula 1,0 ATM, lalu dinaikkan secara bertahap sampai 2,5 - 3 kg/cm2 (tekanan dalam ketel suling 0,5 - 1,5 kg/cm2) pada akhir-akhir penyulingan. Hal ini dimaksudkan agar fraksi berat antara lain patchouli alkohol sebagian besar baru akan tersuling pada suhu tinggi atau jika waktu penyulingan cukup lama (Mauludi dan Asman, 2005)

http://trieznawardana.blogspot.com/2012/03/budidaya-nilam.html

CARA MENANAM NILAM

Posted by seputar pertanian

Labels: Artikel Pertanian

Cara menanam nilam

Minyak nilam merupakan komoditi ekspor yang nono migas. Minyak nilam ini sudah popular di kanca internasional namun hal ini nelum terkenal di Indonesia. Masih sedikit yang menanam atau berkebnun nilam. Padahal ini merupkan prospek bisnis yang menjanjikan karena di internasional minyak nilam ini diminati oleh beberapa Negara.

Di Indonesia daerah sentra produksi tanaman nilam terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, dan Nangroe Aceh Darussalam, kemudian berkembang di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan daerah lainnya.

Page 29: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Jenis-jenis Tanaman Nilam

Menurut Trease dan Evan (dalam Hamid dan Syarif, 1992), tanaman nilam meliputi tiga spesies yaitu P. cablin Benth, P. hortensis, dan P. heyneanus.

1) P. cablin Benth

Pogostemon cablin sering juga disebut nilam Aceh. Jenis nilam ini termasuk famili Labiate yaitu kelompok tanaman yang mempunyai aroma yang mirip satu sama lain. Di antara jenis nilam, yang diusahakan secara komersil adalah varietas Pogostemon cablin Benth. Jenis ini sebenarnya dari Filipina, yang kemudian berkembang ke Malaysia, Madagaskar, Paraguay, Brazilia, dan Indonesia. (Sudaryani et al, 2004)

2) P. heyneanus

Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jemis ini berasal dari India, banyak tumbuh liar di hutan pulau Jawa. Jenis ini berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,50-1,5%. Di samping itu minyak nilam dari tanaman ini komposisi minyaknya kurang mendapatkan pasaran dalam perdagangan. (Sudaryani et al, 2004)

3) P. hortensis

Disebut juga nilam sabun karena bisa digunakan untuk mencuci pakaian. Jenis nilam ini hanya terdapat di daerah Banten. Bentuk Pogostemon hortensis ini mirip dengan nilam Jawa, tetapi tidak berbunga. Kandungan minyaknya 0,5-1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan jelek sehingga untuk jenis nilam ini juga kurang mendapatkan pasaran dalam perdagangan. (Sudaryani et al, 2004)

Diantara ketiga jenis nilam tersebut yang banyak dibudidayakan yaitu P. Cablin Benth (nilam Aceh), karena kadar dan kualitas minyaknya lebih tinggi dari varietas lainnya.

Nilam Aceh diperkirakan daerah asalnya Filipina atau Semenanjung Malaya. Setelah sekian lama berkembang di Indonesia, tidak tertutup kemungkinan terjadi perubahan-perubahan dari sifat dasarnya. Dari hasil eksplorasi ditemukan bermacam-macam tipe yang berbeda baik karakteristik morfologinya, kandungan minyak, sifat kimia minyak dan sifat ketahanannya terhadap penyakit dan kekeringan.

Nilam Aceh berkadar minyak tinggi (> 2,5%) sedangkan nilam Jawa rendah (< 2%).

Page 30: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Disamping nilam Aceh, di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur petani mengusahakan juga nilam Jawa. Nilan Jawa berasal dari India, disebut juga nilam kembang karena dapat berbunga. Ciri-ciri spesifik yang dapat membedakan nilam Jawa dan nilam Aceh secara visual yaitu pada daunnya. Permukaan daun nilam Aceh halus sedangkan nilam Jawa kasar. Tepi daun nilam Aceh bergerigi tumpul, pada nilam Jawa bergerigi runcing, ujung daun nilam Aceh runcing, nilam Jawa meruncing. Nilam jawa lebih toleran terhadap nematoda dan penyakit layu bakteri dibandingkan nilam Aceh, karena antara lain disebabkan kandungan fenol dan ligninnya lebih tinggi dari pada nilam Aceh.

Varietas unggul nilam

Tanaman nilam adalah tanaman penghasil minyak atsiri, oleh sebab itu produksi, kadar dan mutu minyak merupakan faktor penting yang dapat dipergunakan untuk menentukan keunggulan suatu varietas. Disamping itu, karakter lainnya seperti sifat ketahanan terhadap penyakit juga merupakan salah satu indikator penentu. Banyak faktor yang mempengaruhi kadar dan mutu minyak nilam, antara lain, genetik (jenis), budidaya, lingkungan, panen dan pasca panen.

Produksi minyak

Rata-rata produksi minyak nilam Indonesia masih sangat rendah yaitu 97.53 kg/ha (th. 2002), rendahnya produksi minyak disebabkan rendahnya produksi terna (4-5 ton/ha terna kering) dan kadar minyak (1- 2%) yang rendah pula. Pada umumnya petani menanam jenis nilam yang kurang jelas asalnya atau disebut jenis lokal, di lokasi-lokasi tertentu seperti Ciamis, jenis lokal lebih unggul dari beberapa varietas yang dilepas, namun dilokasi lainnya keunggulannya tidak tampak sehingga jenis lokal Ciamis dapat dianggap unggul lokal.

Mutu minyak ditentukan oleh sifat fisika-kimia minyaknya, faktor yang paling menentukan mutu minyak nilam adalah kadar patchouli alkohol (PA). PA merupakan komponen terbesar (50 – 60%) dari minyak (Walker, 1969) dan memberikan bau (odour) yang khas pada minyak nilam, karena antara lain mengandung nor- patchoulene. Penggunaan varietas nilam yang tepat, disertai teknik budidaya yang baik, panen dan pengolahan bahan yang sesuai akan menghasilkan produksi minyak tinggi.

http://tipspetani.blogspot.com/2012/07/cara-menanam-nilam.html

Page 31: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

“BUDIDAYA TANAMAN NILAM “

“BUDIDAYA TANAMAN NILAM “

I.PENDAHULUAN1.1  Latar BelakangTeknologi Produksi Tanaman mempelajari tentang cara pengolahan tanaman mulai dari perencanaan tata letak (layout) kebun, pengolahan lahan, pemindahan bibit, pemupukan, penyiangan, pengairan, pengendalian hama penyakit, sampai penanganan panen dan pasca panen. Tanaman yang budidayakan bermacam-macam antaralain tanaman padi, jagung, kacang-kacangan, ubi-ubian, buah, sayuran, tanaman perkebunan dan industry, tanaman hias dan tanaman aromatik. Nilam (Pogestemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, baik sebagai sumber devisa negara dan sumber pendapatan petani. Dalam pengelolaannya melibatkan banyak pengrajin serta menyerap ribuan tenaga kerja. Teknologi pengolahan minyak nilam ditingkat petani umumnya masih tradisional hal ini disebabkan oleh faktor sosial ekonomi dan faktor terbatas-nya teknologi yang diakses sehingga minyak yang dihasilkan mutunya masih rendah. Minyak nilam dapat digunakan dalam industri parfum, sabun dan kosmetika serta obat-obatan. Kemajuan industri menyebabkan terjadinya peningkatan permin-taan minyak didalam maupun diluar negeri. Besarnya penggunaan minyak nilam dalam industri parfum, kosmetika dan sabun karena minyak nilam dapat berfungsi sebagai zat pengikat (fiksatif) dan tidak dapat digantikan dengan zat sintetis lainnya. Selain itu minyak nilam juga dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Limbah dari hasil penyulingan minyak nilam yang terdiri dari ampas daun dan batang mempunyai potensi dimanfaatkan se-bagai bahan pembuatan dupa, obat nyamuk bakar, dan pupuk kompos serta sisa air dari hasil penyulingan setelah dipekatkan dapat diman-faatkan sebagai bahan baku untuk aroma terapi

1.2  Tujuan1.    Merencanakan dengan terampil tata letak (layout) kebun untuk optimalisasi kegiatan budidaya tanaman2.    Menerapkan budidaya tanaman nilam 1.3 Manfaat1. Mampu dalam menyediakan arsip tata letak (layout) yang tepat  pada tempat dan waktu yang cepat dengan biaya seefisien mungkin sehingga bisa mengoptimalkan pemanfaatan lahan, mengurangi degadasi lahan, mengurangi resiko kegagalan dari salah satu komoditas dan meningkatkan penghasilan dari hasil budidaya.2. Mencapai produksi maksimum dengan menerapkan berbagai ilmu dan teknologi.

2.TINJAUAN PUSTAKA2.1 Sejarah komoditas    Menurut sejarahnya tanaman nilam berasal dari dua sumber, yang pertama berasal dari Philipina kemudian menyebar ke Semenanjung Malaya dan Sumatra yang saat ini berkembang menjadi nilam Aceh.Sedangkan yang kedua Berasal dari India dibawa oleh para pedagang sampai ke Tanah Jawa yang kemudian dikenal dengan Nilam jawa.Tanaman nilam dimasukkan ke Indonesia dari Singapura pada tahun 1895, dan dinamakan Dilem Singapur untuk membedakannya dengan nilam Jawa yang telah dikenal (P.heyneanus dan

Page 32: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

P.hostensis). Jenis nilam yang diintroduksikan dari singapura sampai sekarang merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan dan dikenal dengan nama nilam Aceh, jenis ini telah dibudidayakan sejak tahun 1909 telah menyebar ke Pantai Timur Sumatera.Di Indonesia daerah sentra produksi tanaman nilam terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, dan Nangroe Aceh Darussalam, kemudian berkembang di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan daerah lainnya.Nilam (Pogostemon cablin Benth.)merupakan komoditas ekspor pentingdi Indonesia.Ekspor minyak nilam mencapai1.276 ton dengan nilai US$ 19.264juta (Direktorat Jenderal Perkebunan 2006).Indonesia merupakan pengekspor minyaknilam terbesar di dunia dengan memasokhampir 90% kebutuhan minyak nilam dunia.Oleh karena itu, minyaknilam diharapkan dapat meningkatkansumber pendapatan negara dari sektornonmigas.Minyak nilam mempunyai prospek baik untuk memenuhi kebutuhan industri parfum dan kosmetik Minyak nilam dapat pula digunakan sebagai antiseptik, insektisida, dan aromaterapi.Patchouli alcohol merupakan komponen utama minyak nilam dan digunakan sebagai indikator kualitas minyak nilam (Nurjanah dan Marwati 1998).Pada umumnya pertanaman nilam di Indonesia diusahakan oleh petani yang tersebar di 14 sentra produksi di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagian di Jawa (Dhalimi et al. 1998).

Nilam dikenal dengan berbagai nama di beberapa daerah, seperti : dilem(Sumatera – Jawa), rei (Sumba), pisak (Alor), ungapa (Timor). Nama asingdikenal dengan pathcouly.Dikalangan ilmiawan nilam dikenal dengan Pogostemon sp. Berbagai varietasnilam yang dikenal adalah :• Pogostemon cablin Benth.Populer dengan nama nilam Aceh, ciri utamanya adalah daunnya membulatseperti jantung dan dipermukaan bagian bawahnya terdapat bulu-bulu rambut.Sampai umur 3 tahun hampir tidak berbunga.• Pogostemon hortensis BackerDikenal dengan nama nilam sabun. Ciri-cirinya lembaran daun lebih tipis,tidak berbulu, permukaan daun tampak mengkilat, dan warnanya hijau.• Pogostemon heyneanus Benth    Sering disebut nilam hutan atau nilam jawa.Ciri-cirinya yaitu ujung daunagak runcing, lembaran daun tipis dengan warna hijau tua dan berbunga lebihcepat.

Dari ketiga jenis nilam tersebut, yang paling tinggi kandungan minyaknya adalahnilam aceh (2,5 – 5,0 %), sedangkan nilam lainnya rata-rata hanya mengandung0,5 – 1,5 %.Menteri Pertanian pada bulan Agustus 2005 telah melepas tiga varitas nilamunggul yaitu Varietas Sidikalang, Varietas Lhokseumawe dan Varietas TapakTuan, dengan karakteristik dari masing-masing seperti pada table berikut.

Sumber : Rosman et al., 19982.2 Karakteristik komoditasKlasifikasi tanamanKlasifikasi ilmiahKerajaan:    Plantae

Page 33: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Ordo:    Lamiales

Famili:    Lamiaceae

Genus:    Pogostemon

Spesies:    P. cablinNama binomialPogostemon cablinMorfologi tanamanTanaman nilam (Pogostemon sp.) berupa perdu, dengan ketinggian mencapai satu meter dan dapat tumbuh dengan baik di dataran  tinggi maupun dataran rendah. Memiliki akar serabut, bentuk daun bulat dan lonjong, batang berkayu dengandiameter 10-20 mm. sistem percabangan banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara 3-5 cabang per tingkat.Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) termasuk tanaman penghasil minyak  atsiri  yang  memberikan  kontribusi  penting  dalam  dunia   farmasi, terutama untuk  industri parfum dan aroma  terapi. Tanaman nilam berasal dari daerah  tropis  Asia  Tenggara  te rutama  Indonesia  dan  Filipina,   serta  India, Amerika  Selatan  dan  China  (Grieve,  2002).  Di  Indonesia  areal  pengembangan nilam tersebar di provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bengkulu (Mulyodihardjo,  1990).  Sejak  t ahun  1998,  pengembangan  nilam meluas  ke Jawa,  dengan  pusat -pusat  pengembangan  di  daerah -daerah  kabupaten Sukabumi, Garut, Sumedang,  Kuningan, Ciamis dan  Tasikmalaya (Jawa Barat) serta  kabupaten-kabupaten    Purbalingga,  Purwor ejo  dan  Banyumas  (JawaTengah).  Pada  Tahun  2001  luas areal  pertanaman  nilam  sekitar  12.972  Ha, dengan  produksi  1.254  ton  (Direkt orat  Jenderal  Bina  Produksi  Pe rkebunan, 2002).   Di  Indonesia  terdapat  tiga  jenis  nilam  yang  dibudidayakan ma syarakat yaitu  Pogostemon  heyneanus  (nilam  Jawa),  Pogostemon  hortensis  (nilam sabun),  dan Pogostemon  cablin  (nilam  Aceh)  (Anonimous,  1994).  Dari  ketiga jenis  tersebut  yang  paling  banyak  dibudidayakan  adalah  varietas  Pogostemon cablin,  karena  varietas  inilah  yang terbaik  ditinjau  dari  segi  mut u  dan  kadarminyaknya,  sehingga  minyak  dar i  varietas  inilah  yang  lebih  diminati  di  pasar  dunia atau dalam dunia perdagangan atsiri (Puteh, 2004).

2.3 Syarat tumbuh tanaman nilam•    Iklim yang dikehendaki dengan curahhujan sekitar 2.300 – 3.000 mm per tahun dan kelembaban lebih dari 60 %.•    Ketinggian yang paling baik adalah 10 – 400 m dpl.•    Lahan tidak tergenang air•    Membutuhkan intensitas cahaya matahari langsung yang berfungsi untuk meningkatkan fotosintesis agar dapat berproduksi minyak dengan otimal.•    Tanah subur, gembur dan mengandung bahan organicdengan pH 6 – 7•    Suhu lingkungan paling ideal 18 – 29o C.•    Perbanyakan nilam dilakukan dengan cara vegetatif, dengan memotong dahandahannya.•    Kemiringan tanah sebaiknya kurang dari 15odengan kelembaban relatif 70-90%.•     Iklim yang dikehendaki adalah iklim sedang dengan curah hujan rata-rata 3000 mm /tahun.•    Lahan harus bebas dari penyakit terutama penyakit layu bakteri, budog dan nematoda.(HidayatdanMoko, 1998).

Page 34: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Adapunkegunaan minyak nilam yaitu :•    Untuk keperluan industri wewangian, kosmetik,dsb. •    Sebagai fiksatif atau pengikat baha-bahanpewangi lain.•    Sebagai bahan pelembab kulit, menghilangkan bau badan, dan gatal-gatal pada kulit.Rosmanetal.,1998Tabel.DaerahpenyebarantanamannilamnonnNo    Propinsi    Kabuapten1    NangroeAcehDarusalam    Aceh Utara, GayoLues, Aceh Selatan, Aceh Jaya, Aceh BaratDaya, Aceh Tenggara, Aceh Barat, NaganRaya, Aceh Tengah, AcehSingkil,PidiedanAcehBesar2    SumateraUtara    Nias,TobaSamosir, Tapanuli Selatan, TapanuliUtara,DairidanTapanuliTengah3    SumateraBarat    Pasaman,   PesisirSelatan,   Mentawai,   Sawahlunto/Sijunjung,TanahDatar,Solok,PasamanBaratdanPariaman4    Riau    Indragiri  Hilir,  Bengkalis,  Indragiri  Hulu,  RokanHulu,  danKepulauanRiau5    SumateraSelatan    MuaraEnim,OKUSelatan6    Bengkulu    Rejanglebong,BengkuluSelatandanBengkuluUtara7    Lampung    LampungBarat,Tanggamus,danLampungSelatan8    JawaBarat    Majalengka,   Garut,  Kuningan,  Tasik-malaya,  SukabumidanSumedang9    JawaTengah    Purbalingga,    Brebes,   Banyumas,    Banjar-negara,    Pemalang,Pekalongan,Batang,danCilacap10    JawaTimur    Bondowoso,Situbondo,JemberdanTulungagung1    KalimantanTengah    Lamandau, KotawaringinBarat,  Kota-waringinTimur, Katingan,Seruyan,GunungMasdanSukamaraSumber:Rosmanetal.,1998

3.4Teknologi produksi komoditas1.    Penentuan Lokasi    Kebun perbanyakan hendaknya terletak pada lokasi yang mudah dicapai, tidak tercemar hama dan penyakit, mudah dijangkau untuk penyediaan sarana (pupuk dll), pengangkutan bahan tanaman atau benih. Untuk efisiensi dalam pengiriman bahan tanaman sebaiknya lokasi kebun perbanyakan tidak terlalu jauh dari daerah pengembangan. Disamping itu faktor yang terpenting adalah tersedianya sumber air yang mencukupi di lokasi kebun untuk kegiatan pembibitan, penanggulangan hama dan penyakit dan sebagainya.2.    Persiapan Bahan Tanaman dan Persemaian    Pemilihan varietasUntuk memperoleh produksi minyak yang tinggi, pilih varietas unggul, yang produksi/kadar dan mutu minyak tinggi yaitu : Tapak Tuan, Lhokseumawe dan Sidikalang. Sel-sel minyak terutama terdapat pada daun (Guenther, 1952), oleh karena itu, produksi (terna) tinggi akan menghasilkan produksi minyak tinggi pula, apabila varietas tersebut mengandung kadar minyak yang tinggi.    Persiapan rumah atap, media semai dan sungkup :-    Pilih areal yang sehat/tidak tercemar jamur patogen, dekat sumber air.-    Buat rumah atap setinggi 2 m yang condong kearah Timur. Bentuk dan luasan disesuaikan dengan kebutuhan. Siapkan campuran tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1

Page 35: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

(v/v).-    Polibag (yang berlubang) dengan ukuran 15 x 10 cm diisi dengan media yang telah disiapkan dan diletakkan secara teratur di bawah rumah atap, kemudian disiram dengan menggunakan emprat.-    Untuk mempertahankan kelembaban agar setek tidak layu setelah ditanam perlu diberi sungkup dari plastik. Kerangka sungkup dibuat dari bambu dengan ukuran lebar 1 m, tinggi ½ m dan panjang sesuai kebutuhan.

    Perbanyakan bahan tanaman dan penyemaianSetek nilam sebaiknya disemai terlebih dahulu karena apabila langsung ditanam di lapangan, banyak yang mati.-    Perbanyakan tanaman nilam secara vegetatif dengan menggunakan setek. Setek yang paling baik adalah setek pucuk mengandung 4-5 buku selain itu setek juga dapat diambil dari cabang dan batang. Untuk mengurangi penguapan, daun tua dibuang, sisakan 1-2 pasang daun muda/pucuk.-    Waktu mempersiapkan setek sebaiknya setek direndamkan dalam air sebelum disemai dipolibag.-    Penyemaian dilakukan dengan cara membenamkan satu buku ke dalam media semai dengan terlebih dahulu membuang daun pada buku yang akan dibenamkan. Kemudian tanah disekeliling tanaman dipadatkan.-    Untuk penanaman langsung di lapangan, setek diambil dari cabang yang sudah tua (mengayu), dipotong sepanjang 30 cm. Kebutuhan tanaman untuk satu hektar 20.000 tanaman, untuk penyulaman tanaman yang mati, persiapan bahan tanaman sebaiknya dilebihkan.    Pemeliharaan di persemaian    Untuk menjaga kelembaban, setek yang baru disemai perlu disiram. Penyiraman dilakukan setelah penyemaian, kemudian disungkup dengan sungkup plastik. Penyiraman selanjutnya setelah 2-3 hari kemudian. Selama di dalam sungkup, penyiraman tidak perlu dilakukan setiap hari. Sungkup dibuka setelah tanaman berumur 2 minggu. Pemberian pupuk melalui daun dan penaggulangan hama/penyakit (kalau diperlukan) dilakukan satu kali seminggu. Benih siap tanam setelah 1.5 bulan dipersemaian3.    Persiapan Lahan dan PenanamanPersiapan lahan dan lubang tanam-    Tanah dicangkul, dibersihkan dari gulma (alang-alang dsb), kemudian digaru dan diratakan.-    Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm, dengan jarak tanam antara barisan 90 cm-100 cm dan jarak tanam dalam barisan 40 cm-50 cm. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan datar, jarak tanam dalam barisan lebih besar (100 cm x 50 cm) sedangkan pada lahan yang agak miring ( 150) jarak tanam dalam barisan lebih sempit (40 cm) dan arah baris menurut kontur tanah. Pada lokasi dengan kesuburan yang tinggi (banyak humus) jarak tanam sebaiknya 100 cm x 100 cm, karena pada umur 5-6 bulan, kanopi sudah bertemu.4.    Pembuatan saluran drainase    Tanaman nilam tidak menghendaki adanya air yang tergenang, untuk itu perlu dibuat saluran drainase. Saluran drainase dibuat sekeliling dan didalam kebun kebun (atau sesuai kebutuhan) dengan ukuran 30 cm x 30 cm (lebar x dalam).5.    Penanaman dan penyulaman

Page 36: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

    Setelah tanaman berumur 1 ½ bulan dipersemaian, tanaman dapat dipindahkan kelapangan. Cara menanam yaitu dengan meyobek polibag secara hati-hati dan menanam tanaman di lubang yang telah disediakan, kemudian tanah dipadatkan dengan cara menekan tanah disekitar tanaman.     Setek yang langsung di tanam di lapangan adalah setek yang telah berkayu 30 cm, dibenamkan 2 buku kedalam tanah. Penanaman langsung kelapangan berisiko tanaman banyak yang mati. Tanaman yang mati disulam dengan tanaman baru, untuk itu persiapan bahan tanaman harus mencukupi.6.    Pemeliharaan    Pemupukan    Disamping pupuk dasar yang diberikan pada waktu tanam berupa pupuk organik (pupuk kandang, kompos dll) 1-2 kg/lubang tanam, untuk memacu pertumbuhan tanaman perlu diberi pupuk anorganik. Dosis dan komposisi pupuk yang diberikan tergantung dari jenis tanah dan tingkat kesuburannya. Penelitian pemupukan  dengan dosis 280 kg N + 70 TSP + 140 kg KCl per hektar, pada tanah ultisol menghasilkan  10-13 ton terna kering per ha/tahun (Nuryani et al., 2005). Pemupukan I dilakukan pada umur 1 bulan, dengan dosis 1/3 N + P + K, pemupukan II pada umur 3 bulan dengan dosis 2/3 N. Pemupukan selanjutnya pada umur 6 bulan (setelah panen I) dan 10 bulan (setelah panen II) dipupuk dengan dosis ½ N + ½ P + ½ K  + 2 kg pupuk kandang.    Pemberian mulsa / penutup tanahTanaman nilam tidak tahan kekeringan, terutama setelah dilakukan pemangkasan (panen). Kemarau panjang dapat menyebabkan kematian tanaman. Untuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi penguapan, tanaman diberi mulsa berupa semak belukar atau alang-alang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mulsa semak belukar lebih baik dibandingkan alang-alang karena pelapukan lebih cepat terjadi, sehingga dapat menambah bahan organik (Tasma dan Wahid, 1988).7.    PanenYang perlu diperhatikan dalam melakukan panen nilam adalah umur tanaman, waktu panen dan alat panen. Umur, tanaman nilam yang terpelihara dengan baik dapat dipanen pada saat tanaman berumur 6 (enam) bulan dan panen selanjutnya dilakukan setiap 4 (empat) bulan sekali sampai tanaman berumur 3 (tiga) tahun. Waktu panen/pemetikan daun, sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore menjelang malam. Jika pemetikan dilakukan pada siang hari, sel-sel daun sedang berfotosintesa sehingga laju pembentukan minyak berkurang, daun kurang elastis dan mudah robek. Kandungan minyak atsiri tertinggi terdapat pada tiga pasang daun termuda yang masih berwarna hijau. Alat yang dipergunakan untuk panen, berupa sabit/ parang dan gunting. Yang harus diperhatikan adalah kebersihan alat yang dipergunakan dari penyakit nilam yang tertular dari kebun lain. Cara memanen nilam yaitu dengan memangkas tanaman pada ketinggian 20 cm dari permukaan tanah. Sebaiknya tiap kali panen ditinggalkan 1-2 cabang untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru pada fase selanjutnya. 8.    Pasca panen    Agar mendapat minyak atsiri yang baik, sebelum diolah nilam perlu mendapat perlakukan sebagai berikut: hasil panen diangin-anginkan ditempat yang teduh atau didalam ruangan dengan ketebalan lapisan 30 cm sambil di balik 2-3 kali sehari selama 3-4 hari sampai nilam berkadar air 15%, stelah itu baru dilakukan penyulingan. Hindari pengeringan yang terlalu cepat dengan menjemur dibawah sinar matahari, karena akan mengurangi kandungan minyak atsiri.9.    Pengolahan minyak nilam   

Page 37: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Setelah panen, daun nilam diolah dengan cara penyulingan. Ada dua cara cara penyulingan yaitu: 1) penyulingan menggunakan uap langsung; dan 2) penyulingan air dan uap (dikukus). Penyulingan dengan cara uap langsung yaitu melakukan penyulingan terhadap terna (daun dan batang) nilam selama 4-6 jam, sedang penyulingan dengan cara dikukus memerlukan waktu 5-10 jam. Perbandingan daun dan batang adalah 2 : 1. Lokasi penyulingan sebaiknya dekat dengan bahan baku dan sumber air atau lokasi yang mudah memperoleh air yang mengalir untuk memproses pendinginan.     Alat penyulingan sebaiknya terbuat dari besi tahan karat (stainless steel) atau flat besi yang digalvanis (carbon steel) setidaknya pada bagian pipa pendingin dan pemisah minyak, agar diperoleh hasil minyak yang berwarna lebih muda dan jernih. Untuk penyulingan secara dikukus, kecepatan penyulingan 0,6 uap/kg terna. Pada penyulingan dengan uap langsung, tekanan mula-mula 1,0 atm, lalu dinaikkan secara bertahap sampai 2,5-3,5 atm (tekanan dalam ketel suling 0,5 - 1,5 kg/cm2) pada akhir penyulingan. Bahan bakar yang dipergunakan diusahakan berasal dari bahan bakar setempat seperti kayu, tempurung kelapa dan batu bara sesuai kondisi lokasi.Hal-hal yang harus diperhatikan daklam proses penyulingan adalah: 1) jika tangki alat suling yang digunakan berkapasitas 1.150 liter maka kerapatan daun 100-150 gram/liter atau 120-150 kg/liter, dimana daun nilam dikukus dengan sistem tekanan/boiler; 2) alat suling sebaiknya dibuat dari bahan stainless steel supaya diperoleh hasil minyak berwarna lebih jernih; 3) sebelum disuling, sebaiknya terna kering terlebih dahulu dibasahi air supaya mudah dipadatkan; 4) penyulingan terna kering nilam akan menyerap air sebanyak bobotnya; 5) waktu yang diperlukan dalam penyulingan secara dikukus perlu waktu sekitar 5-10 jam; 6) kecepatan penyulingan secara dikukus 0,6 kg uap/kg terna.10.    Faktor-faktor yang menentukan mutu minyak nilam    Faktor-faktor yang menentukan mutu minyak nilam antara lain: jenis nilam, mutu terna (daun dan batang) nilam serta cara penyulingan.    Mutu, mutu terna ditentukan oleh kondisi tanah dan iklim, umur tanaman, periode pemotongan, penanganan pasca panen dan penyimpanan daun kering sebelum disuling.Cara penyulingan, penyulingan yang baik adalah penyulingan dengan uap langsung dimana tekanan uap diatur dengan baik.    Lama penyulingan, penyulingan sebaiknya dilakukan selama 6 (enam) jam. (Anonymous, 2011)11.    Penyulingan.    Penyulingan minyak nilam adalah suatu proses pengambilan minyak dari terna kering dengan bantuan air, dimana minyak dan air tidak tercampur. Penyulingan minyak nilam pada umumnya dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :1.    Penyulingan secara dikukus, pada cara ini bahan (terna kering) berada pada jarak tertentu di atas permukaan air.2.    Penyulingan dengan uap langsung, dimana bahan berada dalam ketel suling dan uap air dialirkan dari ketel uap pada bagian bawah suling.    Pada kapasitas tangki suling umumnya dinyatakan dalam volume (liter). Kerapatan (bulk density) terna nilam kering berkisar antara 90-120 g/liter, tergantung dari persentase daun dan kadar airnya.    Bahan konstruksi alat suling akan mempengaruhi mutu minyak dan warna minyak. Jika dibuat dari bahan plat besi tanpa digalvenis akan menghasilkan minyak berwarna gelap dan keruh karena karat. Alat suling yang baik adalah dibuat dari besi tahan karat (stainless steel), atau plat besi yang digalvanis (carbon steel) setidaknya pada bagian pipa pendingin dan pemisah minyak,

Page 38: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

agar diperoleh hasil minyak berwarna lebih muda dan jernih.    Terna kering yang sudah dimasukkan kedalam ketel suling, sebaiknya dibasahi dengan air supaya terna tersebut dapat dipadatkan. Pembasahan dan pemadatan dilakukan terhadap terna selama pengisian ketel suling. Harus diingat bahwa penyulingan terna kering nilam akan menyerap air sebanyak bobotnya jadi pada penyulingan yang menggunakan sistem kohobasi hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadi kekurangan air selama penyulingan.    Lama penyulingan dengan cara dikukus antara 5-10 jam, sedangkan dengan cara uap langsung  lamanya berkisar antara 4-6 jam. Lama penyulingan ini tergantung dari cara, kapasitas ketel suling dan kecepatan penyulingan. Untuk penyulingan secara dikukus, kecepatan penyulingan yang baik adalah 0,6 uap/kg terna. Pada penyulingan dengan uap langsung tekanan uap mula-mula 1,0 ATM, lalu dinaikkan secara bertahap sampai 2,5 – 3 kg/cm2 (tekanan dalam ketel suling 0,5-1,5 kg/cm2) pada akhir-akhir penyulingan. Hal ini dimaksudkan agar fraksi berat antara lain patchouli alkohol sebagian besar baru akan tersuling pada suhu tinggi atau jika waktu penyulingan cukup lama (Mauludi dan Asman, 2005).

III.METODOLOGI

3.1 Alat, Bahan, dan Fungsia. Alat1.    Cangkul         : untuk mengolah tanah dan menggemburkan tanah2.    Cetok            : untuk menanam nilam (mengembalikan tanah)3.    Gembor        : untuk menyirami tanaman nilam4.    Camera        : untuk dokumentasi5.    Penggaris        : untuk mengukur panjang dan tinggi tanaman6.    Pensil            : untuk mencatatat7.    Buku/ kertas        : media untuk mencatat hasil.8.    Tugal            : untuk membuat lubang tanamb. Bahan1.    Bibit nilam        : sebagai objek pengamatan tanaman budidaya2.    Pupuk NPK  (Urea, SP-36, dan KCL)    : untuk memenuhi unsur kebutuhan tanaman

3.2 Cara kerjaPengolahan lahan (tanah di cangkul dan di gemburkan)Membuat bedengan Membuat lubang tanam Penanaman PemupukanPerawatan dan pengamatanPanen dan Pasca panenDokumentasi    Pengolahan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma serta melakukan pencangkulan untuk membalik dan meratakan tanah. Kemudian dibuat bedengan dengan jarak antar bedeng 100 cm. Pupuk kandang ditambahkan sebelum dilakukan pengolahan lahan.    Membuat lubang tanam menggunakan tugal dengan ukuran besar karena bibit hasil persemaian ditanam beserta tanah yang berada dalam polibag. Kemudian dilakukan penanaman dengan merobek plastik polibag dan ditanam secara hati-hati.

Page 39: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

    Pemupukan I dilakukan 30 hst dengan dosis pupuk urea 70 kg/ha sp-36 100 kg/ha dan KCl 150 kg/ha. Perawatan meliputi pembumbunan, penyiraman, penyiangan, pengendalian OPT. Penyiraman  dilakukan 3 kali seminggu pada musim kemarau dan pada musim hujan dengan air hujan. Penyiangan dilakukan secara mekanis, manual  dengan mencabuti gulma yang kompetitif terhadap tanaman nilam. Sedangkan yang tidak kompetitif dibiarkan tumbuh sebagai habitat musuh alami dan mencegah kelongsoran tanah. Pengendalian hama dilakukan secara manual karena hama tidak banyak (sangat sedikit serangan hama yang terjadi). Selain itu penyakit dihilangkan dengan menghilangkan bagian tanaman yang terkena penyakit.    Untuk tanaman nilam tidak ada perlakuan,kegiatanya hanyalah menanam nilam serta perawatan dan pengamatan yang di lakukan tiap minggunya.1.3    PerbandinganNo.    Praktikum    Universal1.    Pemupukan I dilakukan pada umur 1 bulan dengan dosis Urea 70 kg/ha,sp-36 100 kg,kcl 150 kg.    PemupukanIdilakukanpadaumur1bulan, dengan dosis 70kgurea+ 100kgSP-36+150kgKCl/hapemupukanII padaumur 3bulandengandosis130kgurea/ha.2.    Karena daerah malang cukup dingin maka tidak perlu digunakan mulsa    Tanamannilamtidaktahankekeringan, terutamasetelah dilakukanpemangkasan (panen).Kemaraupanjangdapatmenyebabkankematiantanaman. Untukmenjagakelembaban tanah danmengurangipenguapan, tanamandiberimulsaberupasemak belukar atau alang-alang.  3.    Dilakukan secara mekanis, manual dengan pembuangan bagian tanaman yang terkena hama, memberikan habitat bagi musuh alami, penyiangan,dan pengambilan serangga hama    penyemprotan denganinsektisidauntukmematikan serangga/vector dan herbisida untuk gulma

    Untuk menjaga kualitas terna (daun dan ranting) tanaman nilam, perlu dilakukan pemupukan secara bertahap yaitu, sebelum penanaman, setelah penanaman dan setiap setelah panen. Sebelum penanaman dilakukan pemberian pupuk dasar pada lahan yang akan ditanami nilam sekitar 1 minggu sebelum tanam dengan pupuk kandang. Pemupukan setelah penanaman dilakukan 30 hst dengan dosis pupuk urea 70 kg/ha sp-36 100 kg/ha dan KCl 150 kg/ha. Pemupukan setelah panen dilakukan pada saat umur tanaman 6 bulan (panen I) Pada saat umur tanaman 10 bulan (panen II) Pada saat umur tanaman 14 bulan (panen III) Pada saat umur tanaman 18 bulan (panen IV) Pada saat umur tanaman 22 bulan (panen V) Pada saat umur tanaman 26 bulan (panen VI). Dalam praktikum hanya melakukan pemupukan dua kali yaitu sebelum penanam dan setelah penanaman (30 hst) karena waktu praktikum terbatas.Dalampembudidayaannya, penggunaanmulsa di pertanamannilamsangatdianjurkanterutamauntukmengurangicekamantanamanterhadapkekeringanpadamusimkeringdanmenekanpertumbuhantanamangulma.Hasilpenelitianpenggunaanmulsamenunjukkanbahwamulsaalang-alangnyatameningkatkanproduksidaundanminyaknilamTingginyakandunganhara di dalammulsabelukarterlihatberpengaruhnyataterhadaptingkatpertumbuhandanproduktivitastanamannilam, sertarendemenminyaknilam.Dalampraktikumkitatidakmenggunakanmulsakarenasuhu di daerah Malang cukuprendahselainitudisekitartanamanNilamterdapatnaunganyaitubeberapapohonkelapadanpohonmanggasehinggaNilamtidakmemerlukanmulsa.    Untuk pengendalian hama penyakit pada budidaya Nilam dilakukan secara mekanis, manual dengan pembuangan bagian tanaman yang terkena hama, memberikan habitat bagi musuh alami, penyiangan,dan pengambilan serangga hama. Dalam praktikum kita tidak menggunakan

Page 40: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

pestisida untuk pengendalian hama penyakit, karena hama penyakit yang di temukan tidak terlalu merusak tanaman dan masih di bawah ambang ekonomi.(Anonymous, 2011)

4.1.2 grafik

4.2 pembahasanKomoditas  tanaman nilam tidak mempunyai  suatu perlakuan tersendiri seperti komoditas-komoditas yang lainya,terdapat perbedaan yang tampak antara tanaman nilam m3 dan tanaman nilam m4 perbedaan itu mulai dari tinggi tanaman,panjang tanaman dan jumlah daun tanaman tersebut.tinggi tanaman antara m3 dam m4 mulai minggu pertama sampai mg ke-5 menunjukan angka yang berbeda,tanaman m3 mempunyai data yang lebih tinggi dari pada tanaman m4,sedangkan mulai minggu ke-5 terlihat tanaman nilam m4 mempunyai tinggi rata-rata di atas tanaman nilam m3. Panjang tanman antaara M3 dan M4 mulai minggu pertama sampai minggu ke 5 hampir stabil atau rata – rata tidak jauh beda.Perbedaan mulai terlihat setelah mingggu ke 5 sampai akhir pengamatan tanaman M4 mempunyai rata – rata yang lebih tinggi di bandingkan tanaman M3. Pada grafik jumlah daun perbedaan tanaman M3 denngan M4 pada mingu pertama sampai minggu ke 5 tanaman M3 menunjukkan nilai rata – rata  yang agak signifikan kemudian pada setelah minggu ke 5 tanaman M3 tingkat perbedaannya begitu signifikan di bandingkan tanaman M4. Hal tersebut di karnakan tanaman M3 tingkat persaingan penyerapan unsure hara pada tanaman yang lainnya tidak begitu ketat dibandingkan dengan tingkat persaingan tanaman pada M4 lebih tinggi. Penanaman yang dilakukandalambarisanmenggunakanjaraktanamantarbarisan 60 – 100 cm danjaraktanamdalambarisan 40 – 60 cm. Padalahandengankesuburan yang tinggi (banyak humus), jaraktanamsebaiknya 100 x 100 cm, karenapadaumur 5 – 6 bulankanopisudahbertemu. Dengandemikiankebutuhanbenihdiperkirakansebesar 20.000 setekbenihuntuk 1 hektarlahan.Jaraktanam yang

Page 41: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

digunakandisesuaikandengankondisilahan.Padalahandatardanterbukasebaiknyajaraktanam yang digunakanlebihlebarkarenakanopi/tajuktanamannilamcukupluas.Penanaman yang diperjaranginidimaksudkanuntukmengurangipersaingankebutuhansinarmatahari.Padalahan miring, jarakantarbarisandapatdipersempit.Arahbarisansebaiknyamengikutigariskontur.Jikajaraktanamterlalusempitmakaproduksijugaakansemakinmenurunkarenaterjadipersaingandalammendapatkancahayamatahari.(Anonymous. 2011).V.PENUTUP5.1 Kesimpulan    Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti tanaman herba lainnya. Namun untuk memperoleh produksi yang maksimal diperlukan kondisi ekologi yang sesuai untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan budidaya tanaman nilam yang benar. Agar pertumbuhan dan produksi minyak nilam optimal, tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran berkisar antara 75- 100 %. Pada tempat-tempat yang agak terlindung, nilam masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi kadar minyak lebih rendah dari pada tempat terbuka. Nilam yang ditanam di bawah naungan akan tumbuh lebih subur, daun lebih lebar dan tipis serta hijau, tetapi kadar minyaknya rendah.Penanaman dengan jarak tanam yang tidak ideal akan sangat mempengaruhi dari pertumbuhan tanaman nilam tersebut selain itu tingkat kompetitisi antar tanaman juga dapat mengurangi kesuburan dan memperlambat pertumbuhan tanaman nilam,pada komoditas nilam m4 tanaman terlihat lebih sedikit jumlah daunya hal ini menunjukkan tingkat kesuburan tanaman di bawah komoditas nilam m3.5.2 Saran•    Praktikum kedepannya jadwal praktikum jangan sampai lebih dari jam 4, jadi di mulai sajalebih awal, hal ini sering tidak mempunyai waktu untuk solat bagai yang ber agama islam. Jika tidak bisa di ajukan saran dari kelompok kami agar tempat di lahan ngijo di bangun mushola.•    Pada praktikum TPT laporan sebaiknya di di jadikan 1 dari 3 aspek  saja. Hal tersebut agar tidak merepotkan praktikan dan juga dapat menghemat biaya.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous. 2011. Nilam. http://baaworkshop.com/. Diakses 8 Desember 2011Anonymous. 2011. Nilam, Tanaman Semak Banyak Manfaat.http://abumie.wordpress.com/nilam-tanaman-semak-banyak-manfaat/.Diakses 7 Desember 2011.Anonymous.2011. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/panen-dan-pasca-panen-tanaman-nilam-pogostemon-cablin-benth.Diakses 7 Desember 2011Anonymous. 2011.http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/nilam. Diakses 7 Desember 2011Anonymous. 2011.http://binaukm.com/2011/03/budidaya-tanaman-nilam-bagian-2/. Diakses 7 Desember 2011Anonymous. 2011. All About Tanaman Nilam. http://www.kaskus.us/showthread. Diakses 7 Desember 2011Grieve, M., 2002. A. Modern Herbal, Patchouli, www.botanical.com.Idris, H dan Nasrun. Pengaruh Inokulasi Synchytrium pogostemonis Terhadap Gejala Budok dan Pertumbuhannya.Bul. Littro. Vol. 20 No. 2, 2009, 157 – 166157Junaedi A,2010.UjiAsalSumberBibitNilam (PogostemonCablinBenth.) Di PasamanBarat 

Page 42: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Sumatera Barat. BalaiPenelitianHutanPenghasilSerat, KuokMulyodihardjo S., 1990. Program Penanaman atsiri di Sumatera. Prosiding  Komunikasi Ilmiah Pengembangan Atsiri di Sumatera-Balittro.Nurlelasari,DKK.Peningkatan Kadar Patchouli Alkohol Pada  Minyak Nilam Melalui Teknik Kultur Jaringan..No.003/SP2H/PP/DP2M/III/2007 .Tanggal 29 Maret 2007Puteh A., 2004. Potensi dan Kebijakan Pengembangan Nilam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Perkembangan teknologi TRO Vol. XVI, No. 2.Rosman, R. & Hermanto. 2004. Aspek iklim dan lahan untuk pengembangan nilam di Nangroe Aceh Darussalam. Perkembangan Teknologi TRO 16 (2) : 21 – 28. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

http://yagipray.blogspot.com/2012/03/budidaya-tanaman-nilam.html

BUDIDAYA NILAM

23.04.00 budidaya nilam, cara pemesanan, distributor resmi nasa yogyakarta, hormonik, natural bvr, natural glio, natural nusantara, order produk nasa, pestisida, pestona, poc nasa, pupuk supernasa

A. PENDAHULUANMinyak nilam memberikan sumbangan cukup besar dalam penghasil devisa Negara di antara minyak atsiri lainnya. Namun produksi minyak nilam di Indonesia masih terbatas dan produksinya belum optimal. PT Natural Nusantara berusaha meningkatkan produksi minyak nilam secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

B. EKOLOGI Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan

Page 43: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus.

C. PEMBIBITAN

Stek diambil dari batang atau cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0 cm, + 15-23 cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas

Siapkan bedengan persemaian, ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm

Tanah bedengan diolah sampai gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 25-50 kg Pupuk Kandang)

Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang-alang di atas para-para.

Stek ditanam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm

Siram dengan POC NASA (2-3 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10 - 15 liter air.

Setelah umur 3-4 minggu bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan (2-4 hari) sebelum bibit dipindah semprot POC NASA (3-4 tutup/tangki).

D. PENGOLAHAN LAHAN Lahan dibersihkan dari jenis rumput-rumputan, kayu-kayuan dan semak

belukar. Tanah dicangkul atau dibajak serta digaru

Buat parit-parit pembuangan air lebar 30-40 cm dan dalamnya 50 cm

E. JARAK TANAM Dataran rendah yang tanahnya subur 100 x 100 cm, tanah yang kandungan

liatnya tinggi 50 x 100 cm Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm

Tanah berbukit dengan mengikuti garis contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm

F. PENANAMAN~ Secara tidak Langsung. Bibit stek dicabut dari persemaian umur 3-4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong supaya tidak mudah terserang busuk akar. - - - Setiap lubang tanam ditanami 1-2 bibit stek

Page 44: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

~Secara Langsung. Tanam stek secara langsung di lahan 2-3 stek per lubang tanam.

Catatan : Akan lebih baik pada penanaman secara langsung, sebelum di tanam stek direndam dulu dalam POC NASA (1-2 tutup) + HORMONIK ( 1 tutup ) per 5 -10 liter

G. PEMUPUKANPemupukan dengan cara melingkar di sekililing pangkal tanamanDosis pupuk makro yang digunakan + adalah :

Aplikasi Ureakg/ha

DS/TSPkg/ha

KClKg/ha

NASAbtl/ha

HRNbtl/ha

Saat Tanam

25 - 50 3 - 5kocor -

1 bulan 37,5 20 2 - 5semprot

-

1 mgg setelah panen I

56,25 - 30 2,5 – 5semprot

5 – 10semprot

1 mggSetelahPanen II

56,25 - 30 2,5 – 5semprot

5 – 10semprot

TOTAL 150 25 - 50 80 10-20 10 - 20

Siramkan SUPER NASA yang telah dicampur air, merata di atas bedengan, dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :

alternatif 1 ; 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.

alternatif 2 ; setiap 1 gembor (10 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.

Page 45: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

POC NASA disemprotkan umur 20, 30, 50 dan 60 hari setelah tanam dengan dosis 4 - 5 tutup/tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup)/tangki.

H. PENYULAMANPenyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati atau kurang normal

I. PENYIANGANDilakukan 2 bulan setelah tanam atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan cabang bertingkat dengan radius 20 cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali

J. PEMANGKASAN Penjarangan dan pemangkasan dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam.

Penjarangan dengan mencabut tanaman yang jaraknya terlalu rapat.  Pemangkasan pada tanaman yang terlalu rimbun dan menutupi cabang

lainnya, yaitu pada cabang dari tingkat tiga ke atas. Untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru, sebaiknya dalam tiap rumpun dibiarkan satu cabang saja yang tumbuh dan semprot dengan POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1-2 tutup) setelah pemangkasan.

K. PEMBUMBUNANDilakukan setelah panen, cabang-cabang yang ditinggalkan setelah panen dan letaknya dekat dengan tanah ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedang cabang-cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak terputus dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah.

L. PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT1. H a m aa. Ulat Penggulung Daun (Pachyzaneba stutalis)Ulat hidup dalam gulungan daun muda, sambil memakan daun yang tumbuh, serangan berat hanya tinggal tulang-tulang daun saja. Pengendalian : kumpulkan dan musnahkan .

b. Belalang ( Orthoptera )Hama ini memakan daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Serangan berat batang dimakan akhirnya mati. Pengendalian : sanitasi lingkungan .

c. Criket Pemakan Daun (Gryllidae)Memakan daun muda sehingga daun berlubang-lubang dan produksi turun. Pengendalian : sanitasi lingkungan.

2. Penyakita. Budok (hoprosep)

Page 46: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Penyebabnya adalah virus, gejala daun keriting, berwarna abu-abu dan rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen. Pengendalian : sanitas kebun, Alat-alat kerja steril.

b. Penyakit Busuk BatangPenyebabnya jamur Fusarium sp. dan menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah coklat lalu menghitam disekeliling batang dan akhirnya mati. Pengendalian : kurangi kelembaban dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan Natural GLIO + SUPERNASA. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki

M. PANEN DAN PASCA PANEN Panen dapat dilakukan pada umur 6 - 8 bulan setelah tanam Semua bagian tanaman nilam, yaitu akar, batang, cabang dan daun

mengandung minyak atsiri

Alat yang digunakan sabit, gunting, atau parang yang tajam dan bersih

Panen pertama, bagian yang boleh dipangkas adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedang cabang-cabang tingkat pertama ditinggalkan

Selesai panen pertama, bila cabang-cabang pertama jauh dari tanah dirundukkan tetapi tidak putus kemudian ditimbun tanah pada setiap tunasnya

Setelah tanaman umur 9 bulan, tanaman dapat dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen pertama, sehingga akan diperoleh cabang-cabang baru dan anakan baru.

Demikian selanjutnya sampai panenan pada bulan ke-12, 15, 18, 21, 24, dst.

Panenan daun nilam dipotong-potong + 3-5 cm kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air 15 % kemudian di suling.

http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-nilam.html

PROPOSAL BUDIDAYA NILAM

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA

TANAMAN NILAM SERTA PEMBANGUNAN SARANA

Page 47: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

PENGOLAHAN/PENYULINGAN MINYAK NILAM

DI KABUPATEN KOLAKA

by; ALAUDDIN MJ

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kabupaten Kolaka adalah sebuah Kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu

kotanya adalah Kolaka. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.918,38 km² dan jumlah penduduk 296.211

jiwa (2005). Bupati Kolaka saat ini adalah Drs. H. Buhari Matta, M.Si.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kolaka tahun 2004 atas dasar harga konstan

2000 adalah Rp. 1.963.218.210.000,- dengan pertumbuhan PDRB dalam kurun waktu 2000–2004, yaitu

tahun 2001 sebesar 2,43% dan tahun 2002 sebesar 12,76%, kemudian tahun 2003 turun sebesar -

14,92% dan tahun 2004 tumbuh sebesar 6,18%.

Berdasarkan harga berlaku tahun dasar 2000 PDRB Perkapita pada tahun 2003 adalah sebesar

Rp. 7.839.620,78,- sedangkan tahun 2004 sebesar Rp. 8.925.085,15,- sehingga dari tahun 2003 sampai

dengan tahun 2004 mengalami kenaikan.

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah pada tanggal 1 Januari 2001, maka Pemerintah

Daerah berkewajiban untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya dengan menggali potensi

daerah secara optimum yang memberikan peningkatan nilai tambah cukup signifikan kepada

masyarakat, serta memberikan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk kesejahteraan

masyarakat secara keseluruhan.

Page 48: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Kolaka melalui

pembangunan agrobisnis yang diarahkan pada upaya peningkatan sumberdaya secara optimal untuk

membentuk sikap kemandirian guna mengembangkan usaha yang efisien, produktif dan berdaya saing.

Pembudidayaan tanaman nilam serta pembangunan pabrik penyulingan di daerah merupakan

alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani serta untuk menggalakan ekspor non

migas.

Usaha untuk meningkatkan produksi minyak nilam dengan cara pengembangan tanaman nilam

terbuka lebar. Hal ini ditunjang juga oleh semakin banyaknya permintaan konsumen akan minyak nilam,

karena semakin berkembangnya industri kosmetika dan parfum (wangi-wangian) baik di luar maupun di

dalam negeri.

2. Maksud dan Tujuan

a. Meningkatkan mutu minyak nilam hasil industri petani agar memenuhi persyaratan ekspor, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

b. Meningkatkan penghasilan para petani agar bisa hidup layak, dengan adanya peningkatan mutu dan hasil rendemennya yang baik.

c. Menambah dan meningkatkan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman nilam dan pengetahuan proses penyulingan (destilasi) daun nilam yang baik, sekaligus menambah income perkapita daerah Tasikmalaya.

3. Lokasi

Pengembangan budidaya tanam pohon nilam tersebar di kecamatan dan desa di wilayah Kabupaten Kolaka khususnya Kolaka bagian Utara yang disesuaikan dengan kondisi ketinggian tanah yang menjadi persyaratan pertumbuhan pohon nilam. Untuk pembangunan pabrik/penyulingan minyak nilam direncanakan pada lokasi/sentra produksi yang tingkat produksi dan lahan perkebunan terluas.

Page 49: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

BAB II

TINJAUAN UMUM

TANAMAN NILAM DAN MINYAK NILAM

Nilam yang sering disebut Pogostemon patchoulli Pelet atau dilem wangi (Jawa), merupakan

tanaman yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Nilam banyak ditanam orang untuk diambil

minyaknya. Minyak nilam merupakan salah satu dari beberapa jenis minyak atsiri. Minyak ini banyak

digunakan oleh industri kosmetika dan banyak dicari konsumen dari luar negeri.

Minyak atsiri atau dikenal orang dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil,

volatile) dihasilkan oleh tanaman tertentu. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa

mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman

penghasilnya. Minyak tersebut pada umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.

Pada tanaman minyak atsiri mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu : membantu proses penyerbukan beberapa

jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga, dan sebagai makanan

cadangan bagi tanaman. Minyak atsiri pada industri banyak digunakan sebagai bahan pembuat

kosmetik, parfum, antiseptik, dan lain-lain. Minyak atsiri sendiri merupakan salah satu hasil proses

metabolisme pada tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai persenyawaan kimia dengan adanya

air.

Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 species tanaman,

antara lain yang termasuk dalam famili Pinanceae, Labrate, Compositoe, Lauraceae, Mytaceae, dan

Umbelliferaceae. Minyak atsiri ini dapat bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah,

biji, batang, kulit, dan akar. Untuk tanaman nilam, minyak atsirinya banyak diambil dari daunnya.

Minyak nilam memberikan sumbangan yang paling besar dalam menghasilkan devisa negara

diantara minyak atsiri lainnya. Kebutuhan minyak atsiri dunia untuk keperluan industri kosmetik, setiap

tahunnya mencapai 2.000 ton. Sementara kemampuan pasokan minyak atsiri sampai saat ini baru

terpenuhi kurang dari 5% (lima persen) saja. Padahal untuk memenuhi kebutuhan industri lokal saja,

diperlukan tidak kurang 300 – 400 ton per tahun. Melihat dari data-data di atas tadi jelas budidaya nilam

maupun proses produksi minyak nilam/minyak atsiri menunjukkan prospek yang cukup

Page 50: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

menggembirakan. Namun pada tahun-tahun terakhir ini ekspor Indonesia dari minyak nilam

menunjukan kecenderungan yang menurun. Adapun penyebab penurunan tersebut adalah kemampuan

produksi Indonesia akan minyak nilam yang terbatas (terbatas luas areal tanamannya dan kualitas

minyaknya masih rendah).

Mutu minyak nilam bergantung pada proses destilasinya. Destilasi uap dengan menggunakan

pembangkit uap yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan merupakan cara destilasi minyak nilam

yang paling baik. Daun nilam mengandung komponen yang bertitik didih tinggi yang merupakan

komponen yang paling bernilai dalam menentukan mutu minyak, maka perlu memperpanjang waktu

destilasi. Waktu destilasi yang baik berkisar antara 12 – 36 jam tergantung pada tekanan dan jumlah uap

yang digunakan. Destilasi uap yang digunakan dalam penyulingan daun nilam dari daerah-daerah petani

nilam yang sudah ada masih sangat sederhana.

Untuk memperoleh hasil minyak dengan mutu yang optimal, perlu dirancang sistem pembangkit

uap dan perangkat destilasi uap yang lebih baik. Hal ini membutuhkan dana yang sangat besar dan di

luar kemampuan para penyuling. Dalam usaha meningkatkan mutu minyak nilam hasil industri petani

agar memenuhi persyaratan ekspor, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, maka perlu

perbaikan distribusi uap dalam ketel. Hal ini dilakukan dengan cara menambah pipa-pipa uap yang

terbuat dari pipa stainless steel, selain itu dinding ketel yang terbuat dari besi juga perlu dilapisi dengan

lembaran stainless steel. Perbaikan sistem pendingin dengan memperpanjang koil pendingin, diikuti

dengan pembuatan saluran destilat ke dalam ketel yang berguna untuk menyalurkan kembali destilat ke

dalam ketel sehingga rendemen proses penyulingan dapat meningkat.

Page 51: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

BAB III

BUDIDAYA TANAMAN NILAM

1. Panduan Dasar Budidaya Tanaman Nilam

a. Jenis Tanaman Nilam

- Pogostemon Cablin Benth Bent

Nama lainnya pogostemon patchouli atau pogostemon metha. Jenis ini sering juga disebut nilam Aceh

dan diusahakan secara komersial. Nilai jenis ini jarang berbunga, oleh karena itu kandungan minyaknya

tinggi yaitu 2,5 – 5 %, banyak diminati di pasaran.

- Pogostemon heyneanus

Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jenis ini sering berbunga, karena itu kandungan

minyaknya rendah yaitu 0,5 – 1,5%. Kurang diminati di pasaran

- Pogostemon hortensis

Disebut juga nilam sabun. Jenis ini hanya terdapat di Banten. Kandungan minyaknya 0,5 – 1,5%.

Komposisi minyak yang dihasilkan jelek, sehingga untuk jenis nilam ini kurang mendapatkan pasaran

dalam perdagangan.

b. Data Botani Tanaman Nilam

Tanaman nilam merupakan jenis tanaman dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Akar : Serabut

Bentuk daun : Bulat dan lonjong

Batang : Berkayu dengan diameter 10 – 20 mm.

Sistem percabangan banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara (3-5 cabang pertingkat). Setelah

tanaman berumur 6 bulan, tingginya dapat mencapai 1 meter dengan radius cabang selebar lebih

kurang 60 cm.

c. Ekologi Tanaman Nilam

Page 52: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti herba lainnya. Untuk memperoleh

produksi yang tinggi, maka dalam pengelolaannya perlu memperhatikan beberapa hal. Pengelolaan ini

juga bertujuan agar produksi yang dilakukan dapat optimal dan menguntungkan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

- Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun pada dataran tinggi yang mempunyai

ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut, dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10 – 400

meter di atas permukaan laut.

- Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman nilam berkisar antara 2.500-3.500 mm/tahun

dan merata sepanjang tahun.

- Sedangkan suhu yang baik untuk tanaman ini adalah 24 0C – 28 0C dengan kelembaban lebih dari 75%.

- Agar pertumbuhan optimal, tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran matahari yang cukup.

- Tanah yang subur dan gembur serta kaya akan humus sangat diperlukan oleh tanaman nilam.

- Pada tanah yang kandungan airnya tinggi, perlu dilakukan sistem drainase yang baik dan insentif.

d. Cara Penanaman Nilam

- Ada 2 cara penanaman nilam, yaitu penanaman langsung dan tidak langsung. Penanaman langsung ialah

menanam stek nilam langsung di areal pertanaman. Cara ini hanya sesuai untuk penanaman nilam di

lahan sempit. Sedang untuk areal yang luas sebaiknya menggunakan cara penanaman tidak langsung.

Karena dengan cara ini kemungkinan bibit hidup lebih besar, sehingga jumlah bibit yang diperlukan tidak

terlalu banyak.

- Stek dapat langsung ditanam di kebun yang sudah diolah tanahnya. Namun yang lebih bagus adalah stek

ditanam dahulu di bedeng persemaian supaya akar telah terbentuk sebelum tanaman dipindah ke

kebun pembesaran.

- Stek ditaman dalam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm, dengan jarak tanam 10 x 10 cm. Setelah

3 – 4 minggu, tanaman sudah mempunyai cukup akar, tunasnya sudah tumbuh dan berdaun.

- Sebelum bibit ditanam, kebun sudah disiapkan sedemikian rupa agar penanaman mengikuti cara yang

dianjurkan.

Page 53: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

e. Penanaman

- Tanaman nilam membutuhkan tanah yang lembab pada masa pertumbuhannya, oleh karena itu

penanaman sangat baik dilakukan pada awal musim hujan. Di areal miring atau berlereng, waktu

penanaman harus disesuaikan dengan intensitas tinggi, sebaiknya tanaman sudah mampu menahan

tanah. Dengan demikian tidak terjadi erosi, hujan deras sesaat setelah penanaman juha bisa sia-sia.

Waktu tanam juga harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu panen dari satu areal dapat dilakukan

secara bertahap. Cara demikian bukan hanya dapat menjamin kelangsungan penyulingan yang kontinue,

tetapi dapat juga mencegah agar tanah tidak erosi.

- Penanaman secara tidak langsung

Bibit stek setelah dicabut dari persemaian pasti telah berakar. Bila akarnya terlalu panjang sebaiknya

dipotong, sebab dalam penanaman nanti akar panjang ini akan berlipat-lipat. Dan lipatan-lipatan akar ini

dalam tanah bisa terserang penyakit busuk akar. Setiap lubang akar ditanami 1 – 2 bibit stek.

- Penanaman secara langsung

Untuk setiap lubang tanam diperlukan 2 – 3 stek. Stek sebanyak ini dimaksudkan untuk menjaga

kemungkinan ada stek yang mati. Kebutuhan stek yang banyak inilah, maka cara ini tidak disarankan

diterapkan di perkebunan.

f. Jarak Tanam

Jarak tanam nilam bervariasi sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.

Dataran rendah yang tanahnya subur, jarak tanam 100 x 100 cm, sedangkan pada tanah yang kandungan

liatnya tinggi, jarak tanamnya 50 x 100 cm.

Pada tanah lipatit, jarak tanamnya 75 x 75 cm.

Pada tanah berbukit dengan mengikuti garis contour adalah 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm.

Page 54: BUDIDAYA TANAMAN NILAM

2. Pemeliharaan

Dalam usaha budidaya nilam, pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang penting. Hal ini

untuk diperhatikan agar usaha untuk mencapai hasil yang optimal dari tanaman dapat tercapai.

Adapun pemeliharaan tanaman nilam antara lain meliputi :

a. Pemupukan

Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan. Karena hasil yang diharapkan dari tanaman nilam adalah

daun dan batangnya, maka faktor kesuburan tanaman merupakan suatu hal yang perlu diusahakan

pertumbuhan vegetatif tanaman dapat semaksimal mungkin. Untuk pertumbuhan yang maksimal perlu

dilakukan pemupukan, baik dalam bentuk pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos dan pupuk

hijau, maupun untuk pupuk anorganik seperti Fertab. Cara pemberian pupuk tanaman nilam biasanya

dilakukan dengan cara dibenamkan sedalam 10 – 15 cm di sekitar pangkal tanaman nilam. Adapun

jumlah pemberian pupuk maupun macamnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

DOSIS PUPUK FERTAB UNTUK TANAMAN NILAM

Jenis PupukDosis/Kg/Ha/x

pemupukanKeterangan

Fertab 90 Pupuk PMLT Fertab adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Oleh karena itu perlu dipakai dalam pemupukan nilam untuk mempercepat pertunasan dan menyerap kandungan minyak dari beberapa unsur hara yang ada di dalam tanah.

Diposkan oleh Alauddin Marrung Jaya di 06.33

http://alauddinmj.blogspot.com/2011/06/proposal-budidaya-nilam.html

Page 55: BUDIDAYA TANAMAN NILAM