BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
-
Upload
moh-arfan-t -
Category
Documents
-
view
264 -
download
0
Transcript of BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
1/19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedelai (Glycine maxi L.) merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah
dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya
perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman
kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang,
Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia
sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau
Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya.
Tanaman kedelai salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat di
butuhkan oleh penduduk Indonesia dan dipandang penting karena merupakan sumber
protein, nabati, lemak, vitamin dan mineral yang murah dan mudah tumbuh diberbadai
wilayah Indonesia serta kedelai merupakan salah satu jenis tanaman palawija yang
cukup penting setelah kacang tanah dan jagung. Sebagai bahan makanan kedelai
mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama protein (40%), lemak (20%),
karbohidrat (35%) dan air (8%) (Suprapto, 1997). Di Indonesia, kedelai banyak diolah
untuk berbagai macam bahan pangan, seperti: tauge, susu kedelai, tahu, kembang tahu,
kecap, oncom, tauco, tempe, es krim, minyak makan, dan tepung kedelai. Selain itu,
juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, maka permintaan akan komoditas kedelai terus meningkat
dari tahun ke tahun dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan akan
gizi. Akan tetapi, kapasitas produksi dalam negri belakangan ini cenderung menurun.
Setiap tahunnya pemerintah melakukan impor kedelai yang belakangan ini sudah
mencapai 600 ribu ton per tahun (Arsyad dan Syam, 1998). Menurut Hilman, et
al. (2004), proyeksi permintaan kedelai tahun 2018 sebesar 6,11 juta ton, sedangkan
produksi kedelai tahun 2003 sekitar 672.000 ton, padahal produksi tahun 1992 pernah
mencapai 1,87 juta ton. Karenanya, tanpa upaya dan kebijakan khusus, hingga tahun
2018 kebutuhan kedelai nasional tetap akan bergantung pada impor. Rendahnya
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
2/19
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
3/19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine
soja dan Soja max . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa nama botani yang
dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Menurt
Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
2.2 Morfologi Tanaman Kedelai
1)Akar
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah,
sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan
tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai
terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang (Suprapto, 1998).
Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar
tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada
akar akar cabang banyak terdapat bintil bintil akar berisi bakteri Rhizobium
japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara
yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto, 2004).
http://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Fabaceaehttp://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Glycinehttp://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Glycinehttp://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Fabaceae -
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
4/19
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar
cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah.
Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat
menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm,
dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya
tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga
merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar (Sumarno, 1997).
2)Batang
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe
determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipedeterminate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman
mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila
pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai
berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe
batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau semi-
indeterminate (Kanisus, 1989).
Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang
dan periode panjang penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku
berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak
dibandingkan batang determinate (Hidayat, 1985).
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi
kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua.
Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil, sedangkan
bagian di atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut berwarna ungu
atau hijau (Bertham, 2002).
3)Daun
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk
daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi
biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat
cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai
stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).
http://id.wikipedia.org/wiki/Bintil_akarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bintil_akar -
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
5/19
Pada buku pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang
daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk
selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun
bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval,
tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun
menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang
(Andrianto, 2004).
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk
daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi biji.Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok
untuk varietas kedelaiyang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai
stomata antara 190-320 buah/m (Irwan, 2006).
2.3 Syarat Tumbuh
1)Iklim
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok
bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim
kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab (Sumarno, 1987).
Menurut (Suprapto, 1997) tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah
yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk
mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-
200 mm/bulan.
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 0C, akan tetapi suhu
optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 0C. Pada proses perkecambahan
benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 0C. Saat panen kedelai yang
jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena
berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil (Irwan, 2006).
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
6/19
2)Tanah
Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam
pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan
menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah,
asal drainase dan aerasi tanah cukup baik (Danarti, 1995).
Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan
andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung
banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi
tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup (Arsyad dan Syam
1998).Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan
organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan
juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan
membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman (Adisarwanto, 2005).
Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH=
5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5
pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan
bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau
proses pembusukan) akan berjalan kurang baik ((Sumarno, 1987).
3)Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam
di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik
pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl (Suprapto, 1997).
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
7/19
BAB III
METEDOLOGI
3.1 Teknik Budidaya Kedelai
a)Pengolahan Lahan dan Pembuatan Bedengan
Lahan yang akan diolah terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman,
rerumputan atau semak yang tumbuh di sekitar lahan. Kemudian dilakukan 2 kali
pencangkulan. Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5 - 7 hari, setelah itu
dilakukan pencangkulan ke 2 sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan
membersihkan tanah dari sisa - sisa akar. Setelah itu dibuatkan bedengan dengan
ukuran panjang 5 m, lebar 1 m dan tinggi 0,3 m. Untuk pengaturan air hujan maka
perlu dibuatkan saluran drainase disekeliling bedengan karena pertumbuhan kedelai
sangat bila tergenang air.
b)Penanaman Benih
Petani membuat lubang dengan cara tunggal
Penanaman benih dilakukan dengan cara ditugal dengan dibuatkan lubangtanam sedalam 2-5 cm dengan jarak tanam 40 x 20 cm. benih dimasukkan ke dalam
lubang tanam sebanyak 3 biji per lubang tanam, kemudian ditutup kembali dengan
tanah gembur di sekitar lubang.
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
8/19
c)Pemupukan
Pemupukan dengan pupuk organik di lakukan 1 minggu sebelum benih
ditanamn dengan dosis pupuk 1 kg, 7,5 kg dan 2,5 kg. Aplikasi pupuk organik di
lakukan secara larikan pada barisan yang akan ditanami benih kedelai.
d)Pemeliharan
Penyiraman
Pada praktikum ini penyiraman dilakukan secara kontiu setiap pagi dan
sore hari kecuali jika turun hujan.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan maksimal 2 minggu setelah tanam, agar tidak
terjadi perbedaan pertumbuhan yang terlalu mencolok antara tanaman asli danhasil sulaman.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap minggu saat terlihat gulma yang tumbuh di
sekitar tanaman jagung. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara
mencabut gulma yang tumbuh dengan tangan.
Pengamatan
Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan dilakukan sebanyak 3 kali
yaitu umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam, sedangkan untuk parameter hasil
dilakukan pada saat panen. Adapun perubahan yang diamati adalah sebagai
berikut:
Tinggi tanaman (cm), diamati mulai pangkal batang hingga daun tertinggi.
Jumlah daun (helai), dihitung semua daun yang terbentuk.
Luas daun (cm2), diamati dengan menggunakan metode Gravimetri atau
metode lain yang relefan
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
9/19
e) Pengendalian Hama dan Penyakit
1. Hama
Ulat Grayak (Spodoptera litura L)
Gambar 13. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gambar 14. Gejala serangan ulat grayak. Gambar 15. Imago (kupu-kupu) ulat grayak
Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) ulat grayak berwarna coklat
(Gambar 7) meletakkan telur secara berkelompok, setiap kelompok telur terdiri dari
30-700 butir yang ditutupi bulu-bulu berwarna merah kecoklatan. Telur akan menetas
3 hari. Ulat yang baru keluar berkelompok di permukaan daun dan memakan
epirdermis daun, sedangkan ulat tua memakan seluruh bagian daun kecuali tulang
daun, sehingga daun-daun yang terserang dari jauh terlihat berwarna putih (Gambar
14). Ulat grayak aktif pada malam hari. Kepompong terbentuk di dalam tanah.
Setelah 9-10 hari, kepompong akan berubah menjadi ngangat dewasa (kupu-kupu).
Ambang ekonomi ulat grayak (Spodoptera litura L.) : 1) Intensitas kerusakan
baru sebesar 12,5% pada umur 20 hst dan lebih dari 20% pada umur tanaman lebih
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
10/19
20 hst, 2) Pada fase vegetative ditemukan 10 ekor ulat instar 3 pada 10 rumpun
tanaman, 3) Pada fase pembungaan ditemukan 13 ekor ulat instar 3 pada 10 rumpun
tanaman, dan 4) Pada fase tanaman pengisian polong ditemukan 26 ekor ulat instar 3
pada 10 rumpun tanaman.
Gambar 16. Telur Kupu-Kupu Ulat Grayak
Penggerek polong (Helicoperpa armigera)
Serangga dewasa atau kupu-kupu (H. armigera) meletakkan telur secara
terpencar satu per satu pada daun, pucuk atau bunga pada malam hari. Telur
berwarna kuning muda, bisanya diletakkan pada tanaman yang berumur 2 minggu.
Periode telur 2-5 hari. Ulat muda makan jaringan daun, sedangkan ulat instar yang
lebih tua memakan bunga, polong muda, dan biji. Warna ulat bervariasi, hijau
kekuning-kuningan, hijau coklat atau agak kecoklatan. Kepompong terbentuk di
dalam tanah setelah 12 hari.
Gejala serangan yang biasa dicirikan dengan kepala dan bagian tubuhnya
masuk ked alam polong. Selain makan polong, ulat muda juga menyerang
daun-daun dan bunga.
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
11/19
Gambar 17. (a) Ulat Penggerek polong (H. armigera) dan (b) Imago/Kupu-kupu H.
armigera
Gambar 18. Gejala serangan penggerek polong pada kedelai
Penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella)
Penggerek polong kedelai (E. zinckenella Treitschke) di Indonesia dikenal
dua jenis yaitu E. zinckenella dan E. hobsoni. Kedua jenis penggerek polong ini
mudah dibedakan dengan melihat tanda garis putih pada sayap depan bagian
pinggir imago E. zinckenella. Imago E. zinckenella meletakkan telur pada polong
tanaman pukul 15.00-03.00 dan terbanyak pada pukul 18.00-21.00. Sedangkan
E.hobsoni meletakkan telur pada pukul 12.00-23.59 dan terbanyak pada pukul
15.00-17.59.
Imago penggerek polong dapat ditemukan dipermukaan
pertanamankedelai sejak pembungaan sampai menjelang panen. Telur dapat
dijumpai pada daun, bunga, batang, dan polong. Telur dan larva dapat dijumpai
pada polong muda sampai tua baik pada batang bagian atas, tengah, maupun
bawah.
Pengendalian dengan menggunakan insektisida dilakukan bila ditemukan 2
ulat/tanaman atau bila tingkat serangan mencapai >2,5%. Jenis insekitisida
yang dapat digunakan antara lain : Insektisida yang berbahan aktif permetrin,
Sipermetrin, dll.
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=812:teknologi-budidaya-kedelai-pada-lahan-sawah-tahun-terbit-2012&catid=47:panduanpetunjuk-teknis-brosur-&Itemid=231http://sulsel.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=812:teknologi-budidaya-kedelai-pada-lahan-sawah-tahun-terbit-2012&catid=47:panduanpetunjuk-teknis-brosur-&Itemid=231 -
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
12/19
Gambar 19. (a) Ulat penggerek polong (E.zinckenella) dan (b) Imago/Kupu-kupu
Kepik Polong/Kepik Coklat (Riptortus linearis)
Serangga dewasa dari kepik polong ini mirip dengan walang sangit,
berwarna coklat, dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi badannya.
Panjang tubuh 14-16 cm, telurnya diletakkan secara berkelompok di atas
permukaan daun dengan dua baris. Setelah 6-7 hari, telur menetas menjadi kepik
muda yang mirip dengan semut berwarna merah. Siklus hidup kepolong mulai dari
telur sampai menjadi dewasa sekitar 29 hari.
Gejala serangan, kepik muda dan dewasa mengisap cairan polong dan bijidengan cara menusukkan stiletnya pada kulit polong dan terus ke biji kemudian
mengisap cairan biji. Serangan terjadi pada fase perkembangan biji dan
pertumbuhan polong menyebabkan polong dan biji menjadi kempis, kemudian
mengering dan polong gugur.
Gambar 20. Serangga dewasa Pengisap polong (Riptortus linearis F)
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
13/19
Kepik Hijau (Nezara viridula) Pengisap Polong
Hama kepik hijau merupakan hama polyphagus yang dapat menyerang
beberapa jenis tanaman antara lain : padi, kedelai, kacang hijau, kacang panjang,
kapas, dll. Telurnya diletakkan secara berkelompok di atas permukaan daun
bagian atas, bawah, polong, dan batang tanaman dengan rata-rata 80 butir. Telur
menetas setelah 5-7 hari. Satu ekor serangga dewasa mampu meletakkan telur
sekitar 1100 telur. Nimfa yang baru keluar bergerombol berwarna coklat
kemerahan dan selanjutnya berwarna hitam keputihan.
Kepik mulai datang di pertanaman pada saat menjelang pembungaan.
Nimfa dan dewasa merusak polong dan biji dengan cara menusuk dan mengisap
cairan polong dan biji pada semua stadia pertumbuhan. Kerusakan yangdiakibatkan oleh pengisap polong adalah penuruan hasil dan kualitas biji.
Pengendalian dengan menggunakan insektisida direkomendasikan bila mencapai
ambang kendali yaitu : 1) bila mencapai intensitas kerusakan >2% dan 2) bila
ditemukan 1 pasang imago/serangga dewasa pada 20 rumpun tanaman.
Gambar 21. Serangga Dewasa Kepik Hijau (Nezara viridula)
Lalat Kacang (Agromyza phaseoli Tryon)
Serangga dewasa meletakkan telurnya pada kotiledon dan ada juga pada
daun pertama dan kadang-kadang pada daun tua, tetapi yang selalu terjadi adalah
pada daun muda. Telur menetas menjadi larva pertama, larva ini menggerek ke
dalam kotiledon menuju pangkal daun. Kemudian larva ini melanjutkan ke bagian
kutikula dan pangkal batang memakan dan jaringan tanaman menjadi rusak.
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
14/19
Gambar 22. Serangga dewasa/imago lalat kacang (Agromyza phaseoli)
2. Penyakit
a. Penyakit Busuk Akar
Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur yang menyerang biji
sebelum dan sesudah munculnya dipermukan tanah. Pembusukan pada akar dan
batang menyebabkan tanaman menjadi layu pada saat perkecambahan dan
tanaman dewasa. Gejala yng terjadi pada tanaman dewasa yaitu pertama daun
pinggirnya menjadi kuning dan selanjutnya menjadi layu. Penyakit busuk akar
ini dapat dikendalikan dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif
Mankozeb, Metil tiofanat, Klorotalonil, dan Benomil.
b.Penyakit Busuk Batang
Penyakit busuk batang ini disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsii
Sacc. Cendawan ini menyerang tanaman muda sehingga dikenal sebagai
penyakit tanaman muda atau penyakit pembibitan walaupun pada kondisi
tertentu dan lingkungan yang memungkinkan patogen ini dapat menimbilkan
kerusakan pada tanaman dewasa pada bagian daun bahkan polong kedelai.
Gejala penyakit busuk batang tanaman yang sakit menunjukkan gejala
penyakit berupa nekrosis pada jaringan floem pada pangkal batang. Nekrosis
terjadi pada pangkal batang dekat permukaan tanah. Pada tanaman sakit yang
menunjukkan gejala layu, pangkalnya berubah warna menjadi coklat
kemerahan. Apabila tanaman sakit ini dibiarkan terus pada tanah dalam kondisi
lembab, maka dalam waktu 5-6 hari akan muncul miselium dipermukaan tanah
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
15/19
membentuk kipas. Pada kurung waktu 5-6 hari kemudian berikutnya akan
muncul Sclerotium muda berwarna putih yang kemudian semakin gelap dengan
bertambahnya umur dan akhirnya berwarna coklat kemerahan pada kondisi
matang.
Pengendalian penyakit ini dapat digunakan fungisida Mankozeb, Metil
tiofanat, Klorotalonil, dan Benomil. Penggunaan Trichoderma sp sebagai
model pengendalian menggunakan jamur antagonis yang efektif dan aman
dari pengaruh dampak lingkungan.
c. Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi)
Epidemi diperparah dengan panjangnya waktu daun dalam kondisi
basah dengan temperatur kurang dari 28 Co. Perkembangan spora dan penetrasispora membutuhkan air bebas dan terjdi pada suhu 8-28 Co . Uredia mencul 9-
10 hari setelah infeksi dan urediniosproa diproduksi setelah 3 minggu. Pada
kondisi lembab yang panjang dan periode dingin dibutuhkan untuk menginfeksi
daun-daun dan sporulasi. Penyebaran urediniospora dibantu oleh hembusan
angin pada waktu hujan. Patogen ini tidak ditularkan melalui benih.
Gejala timbul pada daun pertama berupa bercak-bercak yang berisi
uredia (badan buah yang memproduksi spora). Bercak ini berkembang ke daun-
daun di atasnya dengan bertambahnya umur tanaman. Bercak terutama terdapat
pada permukaan bawah daun. Warna berupa coklat kemerahan seperti warna
karat. Bentuk bercak umumnya bersudut banyak berukuran sama (1 mm).
Bercak ini juga terlihat pada bagian batang dan tangkai daun.
Gambar 23. Penyakit karat pada kedelai
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
16/19
d. Penyakit Bercak, Bercak Biji, dan Hawar Daun (Cercospora kikuchii)
Gejala pada daun, batang, dan polong sulit dikenali sehingga pada
polong yang normal mungkin bijinya sudah terinfeksi. Gejala awal pada daun
timbul saat pengisian biji dengan kenampakan warna ungu, ungu muda yang
selanjutnya menjadi kasar, kaku, dan berwarna ungu kemerahan. Bercak
berbentuk menyudut sampai tidak beraturan dengan ukuran beragam dari
sebuah titik sebesar jarum sampai menjadi 10 mm dan menyatu menjadi bercak
yang lebih besar. Gejalanya mudah diamati pada biji yang terserang yaitu
timbul bercak warna ungu. Biji mengalami diskolorasi dengan warna yang
bervariasi dari merah muda atau ungu pucat sampai ungu tua dan berbentuk
titik sampai titik beredar dan membesar.e. Jamur Cercospora kikuchii ini menghasilkan spora yang melimpah pada suhu
23-27 Co dalam waktu 3-5 hari pada jaringan yang terinfeksi termasuk biji.
Penyakit ini tidak menurunkan hasil secara langsung, tetapi menurunkan
kualitas biji dengan adanya bercak ungu yang kadang-kadang mencapai 50%
permukaan biji. Inokulum pertama dari biji atau jaringan tanaman terinfeski
yang berasal dari pertanaman sebelumnya. Di lapangan dengan temperatur 28-
30 Co disertai kelembaban tinggi cukup lama akan memacu perkembangan
penyakit bercak dan hawar daun. Infeksi penyakit meningkat dengan bertambah
panjangnya periode embun dan pada varietas yang berumur pendek gejala
penyakit akan lebih berat.
f. Penyakit Virus Mosaik (SMV)
Tulang daun pada yang masih muda menjadi kurang jernih. Selanjutnya
daun berkerut dan mempunyai gambaran mosaik dengan warna hijau gelap di
sepanjang tulang daun. Tepi daun sering mengalami klorosis. Tanaman yang
terinfeksi SMV ukuran bijinya mengecil dan jumlah biji berkurang sehingga
hasilnya turun. Bila penularan virus terjadi pada tanaman muda, penurunan
hasil berkisar 50-90%.
Siklus hidup penyakit dan Epidemiologi SMV dapat menginfeksi
tanaman kacang-kacangan : kedelai, buncis, kacang hijau, kacang panjang,
kapri, dan orok-orok. Virus SMV tidak aktif pada suhu 55-70 Co dan tetap
efektif pada daun kedelai kering selama 7 hari pada suhu 25-33 Co. Partikel
SMV sukar dimurnikan karena cepat mengalami degregasi. Pengendalian yang
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
17/19
dapat dilakukan adalah : 1) menanam varietas tahan atau toleran, 2)
Mengendalikan vektornya termasuk jenis kutu-kutu (Aphis sp), dan 3)
mengendalikan jenis tanaman inang lainnya termasuk jenis kacang-kacangan
lainnya.
Gejala penyakit virus kedelai (SMV) pada daun dan biji
f) Panen Dan Pasca Panen
Panen
Panen dilakukan apabila semua daun tanaman telah rontok, polong
berwarna kuning/coklat, dan telah mengering. Panen dilakukan dengan memotong
pangkal batang pakai sabit. Hindari panen dengan cara mencabut tanaman untuk
menghindari tercampurnya hasil panen dengan tanah.
Perontakan dapat dilakukan dengan menggunakan Power Treser (Perontok
dengan menggunakan mesin) atau dengan cara manual pakai kayu. Perontokan
dengan cara manual sebaiknya menggunakan kayu yang tidak bersegi untuk
menghidari pecahnya biji akibat pukulan kayu.
Pasca Panen
Biji yang sudah dibersihkan , kemudian dijemur selama 3-5 hari tergantung
dari kondisi cuaca. Untuk penyimpanan biji sebaiknya menggunakan karung
plastik dengan kadar 10-12%. Hal ini dimaksudkan supaya dapat bertahan lama
dan tidak mudah diserang oleh hama dan penyakit.
Biji yang mau dijadikan benih sebaiknya kadar airnya berkisar 9-10% dan
disimpan dalam wadah yang tertutup seperti jergen atau drum untuk benih jumlah
yang terbatas. Sedangkan benih yang jumlahnya banyak sebaiknya dikemas
menggunakan plastik dengan ketebalan 0,2 mm kemudian dimasukkan ke dalam
karung.
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
18/19
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, R. 2005.
Meningkatkan Hasil Panen Kedelai di Lahan Sawah Kering Pasang Surut. Penerbit
Swadaya.
Aksi Agraris Kanisus. 1989.
Kedelai. Kanisus . Yogyakarta .
Andrianto, I. 2004.
Teknologi Budidaya Intensif Tanaman Kedelai di Lahan Sawah. Jurnal Proyek
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu 17(1): 18
Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998.
Kedelai. Sumber Pertumbuhan produksi dan Teknik Budidaya. Edisi Revisi.
Puslitbangtan. 30 hlm.
Bertham, Y.H. 2002.
Respon Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) merill) Terhadap Pemupukan Fosfor dan
Kompos Jerami Pada Tanah Ultisol.Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia Vol.4 No.2
Hal: 78-83.
Braja M. Das.1985.
Mekanika Tanah. PT Gelora Aksara Pratama. Erlangga.
Danarti dan Najati, 1995.Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya Jakarta.
Hakim, N, dkk. 1986.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung.
Haverkort. 1992.
Pertanian Masa Depan. Kanisius. Jakarta.
Hidayat, O., 1985.
Morfologi Tanaman Kedelai pada Lahan Kering. Badan Penelitian dan Perkembangan
Pertanian. Pusat Penelitian dan Perkembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Hilman, Y. A. 2004.
Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Kontribusi Terhadap Ketahanan Pangan dan
Perkembangan Teknologinya. Dalam Makarim, et al.(penyunting). Inovasi Pertanian
Tanaman Pangan. Puslitbangtan Bogor; 95-132 hlm.
Irwan, W.A. 2006.
Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Universitas Padjajaran:
Jatinangor.
-
8/10/2019 BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.docx
19/19
Mayadewi, Ari. 20007.
Pengaruh Jenis Pupuk pada Jarak Tanam terhadaPertumbuhan Kedelai. Denpasar Bali.
Poerwidodo. 1992.
Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa. Bandung.
Sumarno, 1987.
Kedelai dan Cara Budidaya. Yasaguna Bogor.
Suprapto, 1997.
Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya.