budidaya singkong manggu

21
Berikut ini kami sajikan analisa usaha budidaya singkong manggu dengan populasi 8400 batang pohon per hektar yang menggunakan jarak tanam 1 x 1,2 m disusun berdasarkan perhitungan hasil usaha real kebun kami di Desa Ambar Jaya Kecamatan Ciambar Sukabumi Jawa Barat dalam 3 kali periode penanaman pada tahun 2012 - 2014 : 1. Sewa lahan per hektar / tahun Rp. 3.000.000,- 2. Bibit Singkong Manggu 1400 batang (8.400 stek) Rp. 2.800.000,- 3. Pupuk kandang (Ayam/sapi/kambing) 150 karung (5 ton) Rp. 1.500.000,- 4. Pupuk Organik Cair / Pupuk Hayati 10 liter Rp. 980.000,- 4. Ongkos angkut bibit & pupuk kandang ke kebun Rp. 1.000.000,- 5. Pupuk urea bulan ke 2 (20 gr/pohon) total 168 kg x 2500 Rp. 420.000,- 6. Pupuk NPK - ponska bulan ke 2 (25 gr/pohon) total 210 kg x 3000 Rp. 630.000,- 7. Pupuk urea bulan ke 5 (20 gr/pohon) total 168 kg x 2500 Rp. 420.000,- 8. Pupuk NPK - ponska bulan ke 5 (25 gr/pohon) total 210 kg x 3000 Rp. 630.000,- 9. Upah tenaga kerja penyiangan lahan awal (20 hok x @ 50.000) Rp. 1.000.000,- 10. Upah tenaga kerja pengolahan lahan + gulud (40 hok x @ 50.000) Rp. 2.000.000,- 11. Upah tenaga kerja penebaran pupuk kandang (pupuk dasar) Rp. 500.000,- 12. Upah tenaga kerja penanaman stek bibit singkong manggu Rp. 500.000,- 13. Upah penyiraman (kocor) Pupuk Organik Cair ke stek bibit di lahan Rp. 1.000.000,-

description

cara teknis, kendala, serta analisa budidaya singkong manggu

Transcript of budidaya singkong manggu

Page 1: budidaya singkong manggu

Berikut ini kami sajikan analisa usaha budidaya singkong manggu dengan populasi 8400 batang

pohon per hektar yang menggunakan jarak tanam 1 x 1,2 m disusun berdasarkan perhitungan hasil

usaha real kebun kami di Desa Ambar Jaya Kecamatan Ciambar Sukabumi Jawa Barat dalam 3 kali

periode penanaman pada tahun 2012 - 2014 :

1. Sewa lahan per hektar / tahun Rp. 3.000.000,-

2. Bibit Singkong Manggu 1400 batang (8.400 stek) Rp. 2.800.000,-

3. Pupuk kandang (Ayam/sapi/kambing) 150 karung (5 ton) Rp. 1.500.000,-

4. Pupuk Organik Cair / Pupuk Hayati 10 liter Rp. 980.000,-

4. Ongkos angkut bibit & pupuk kandang ke kebun Rp. 1.000.000,-

5. Pupuk urea bulan ke 2 (20 gr/pohon) total 168 kg x 2500 Rp. 420.000,-

6. Pupuk NPK - ponska bulan ke 2 (25 gr/pohon) total 210 kg x 3000 Rp. 630.000,-

7. Pupuk urea bulan ke 5 (20 gr/pohon) total 168 kg x 2500 Rp. 420.000,-

8. Pupuk NPK - ponska bulan ke 5 (25 gr/pohon) total 210 kg x 3000 Rp. 630.000,-

9. Upah tenaga kerja penyiangan lahan awal (20 hok x @ 50.000) Rp. 1.000.000,-

10. Upah tenaga kerja pengolahan lahan + gulud (40 hok x @ 50.000) Rp. 2.000.000,-

11. Upah tenaga kerja penebaran pupuk kandang (pupuk dasar) Rp. 500.000,-

12. Upah tenaga kerja penanaman stek bibit singkong manggu Rp. 500.000,-

13. Upah penyiraman (kocor) Pupuk Organik Cair ke stek bibit di lahan Rp. 1.000.000,-

14. Upah tenaga kerja penyiangan lahan bulan ke 2 Rp. 800.000,-

15. Upah tenaga kerja pemupukan kimia bulan ke 2 (ditugal) Rp. 750.000,-

16. Upah tenaga kerja penyiangan lahan bulan ke 5 Rp. 800.000,-

17. Upah tenaga kerja pemupukan kimia bulan ke 5 (ditugal) Rp. 750.000,-

18. Biaya panen meliputi cabut umbi, angkut, timbang & muat ke mobil Rp. 6.000.000,-

_____________________________________________________________________ (+)

Total Biaya Rp. 25.480.000,-

Perhitungan hasil panen rata-rata :

- Penjualan : 45.000 kg x Rp. 900,- = Rp. 40.500.000,-

- Laba : Rp. 40.500.000,- (-) Rp. 25.480.000,- = Rp.15.020.000,-

Disusun oleh :

Ir. Beny Wijaya

CV. Bibit Unggul

Jl. Raya Parung Kuda Ciambar No.72

Sukabumi Jawa Barat – INDONESIA

Mobile : +6289601104408

Email : [email protected]

Page 2: budidaya singkong manggu

Gambar 1. Ilustrasi Hasil Investasi

(Sumber : https://agrosingkong.wordpress.com/analisa-bisnis)

BUDIDAYA SINGKONG MANGGU yang dirancang berdasarkan Riset dan Pengalaman selama

belasan tahun oleh Bpk Ir. Iskandar Zulkarnain dan Bpk Andi Bunyamin Cassava, maka kini dapat

dicapai target Hasil Produksi Umbi antara 70 Ton sd. 120 Ton per hektar pada usia panen 8 sd. 10

bulan.

Anggaran Biaya (MODAL) per hektar :

- Sewa Lahan 1 tahun Rp. 2.500.000,-

- Pengolahan Lahan Rp. 4.500.000,-

- Pemupukan Dasar Rp. 2.500.000,-

- Bibit Unggul Rp. 3.000.000,-

- Penanaman Rp. 2.000.000,-

- Pemeliharaan Rp. 3.000.000,-

- Pemupukan Lanjutan Rp. 2.500.000,-

- Pemupukan Kimia Rp. 2.500.000,-

- Operasional Rp. 2.500.000,-

_________________________________________ +

Total Biaya Rp. 25.000.000,-

Asumsi Hasil Panen minimal adalah 60 Ton / Ha dan Asumsi Harga jual minimal disa'at Panen adalah

RP. 1.000,- / Kg

Pendapatan Minimal : 60.000 Kg (x) Rp. 1.000,- = Rp. 60.000.000,-

Profit : Rp. 60.000.000,- (-) Rp. 25.000.000,- = Rp. 35.000.000,-

Page 3: budidaya singkong manggu

* Pembagian Hasil ( Profit Sharing ) :

- Investor : 70 % x Rp. 35.000.000,- = Rp. 24.500.000,-

- Agrocassava Nusantara : 30 % x Rp.35.000.000,- = Rp. 10.500.000,-

* Waktu Investasi yang berlangsung adalah paling lama 1 tahun, Peserta dapat ikut berpartisipasi

dengan jumlah luas mulai dari 1 (Satu) Hektar dan seterusnya, Anggaran Biaya (MODAL) harus

disetorkan oleh Investor kepada Pihak Pengelola ( KSU - Agrocassava Nusantara ) pada sa'at Surat

Perjanjian (MOU) dibuat. Sudah ada Jaminan Hasil Panen akan dikelola dan disalurkan kepada Mitra

Usaha (Link) Industri yang terkait.

(Sumber : http://agrocassava.blogspot.com/)

Page 4: budidaya singkong manggu

Gambar 2. Suhendi, S.Pd Beserta Hasil Panennya

(Singkong Manggu berumur 9 bulan)

1. SEJARAH SINGKAT

Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong

atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil.

Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok.

Ketela pohon berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke

Indonesia pada tahun 1852.

2. JENIS TANAMAN

Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan

Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji

Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup

Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin.

Varietas-varietas ketela pohon unggul yang biasa ditanam, antara lain: Valenca, Mangi, Betawi,

Basiorao, Bogor, SPP, Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1, Malang 2, dan

Andira 4.

3. MANFAAT TANAMAN

Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung.

Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau untuk

keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun

atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan

Page 5: budidaya singkong manggu

perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan

baku industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan.

4. SENTRA PENANAMAN

Di dunia ketela pohon merupakan komoditi perdagangan yang potensial. Negaranegara sentra

ketela pohon adalah Thailand dan Suriname. Sedangkan sentra utama ketela pohon di

Indonesia di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

5. SYARAT PERTUMBUHAN

5.1. Iklim

a) Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon antara 1.500-2.500 mm/tahun.

b) Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela kohon sekitar 10 derajat C. Bila suhunya di

bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil

karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.

c) Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon antara 60-65%.

d) Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon sekitar 10 jam/hari terutama

untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

5.2. Media Tanam

a) Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon adalah tanah yang berstruktur remah, gembur,

tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur

remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.

Untuk pertumbuhan tanaman ketela pohon yang lebih baik, tanah harus subur dan kaya

bahan organik baik unsur makro maupun mikronya.

b) Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis aluvial latosol, podsolik

merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.

c) Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5-

8,0 dengan pH ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu

berkisar 4,0-5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela

pohon.

5.3. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–700 m dpl,

sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis ketela pohon tertentu dapat ditanam pada

ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

6. PEDOMAN BUDIDAYA

6.1. Pembibitan

Persyaratan Bibit

Bibit yang baik untuk bertanam ketela pohon harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).

b) Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.

Page 6: budidaya singkong manggu

c) Batangnya telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus.

d) Belum tumbuh tunas-tunas baru.

Penyiapan Bibit

Penyiapan bibit ketela pohon meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Bibit berupa stek batang.

b) Sebagai stek pilih batang bagian bawah sampai tengah.

c) Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25–30 batang

stek.

d) Semua ikatan stek yang dibutuhkan, kemudian diangkut ke lokasi penanaman.

6.2. Pengolahan Media Tanam

Persiapan

Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah:

a) Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan cairan

pH tester.

b) Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk

mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.

c) Penetapan jadwal/waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu

diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanamanlainnya (tumpang

sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman yang sejenis.

d) Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon.

Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan

perkiraan harga pada saat panen dan pasar. Apabila pada saat panen nantinya harga akan

anjlok karena di daerah sentra penanaman terjadi panen raya maka volume produksi diatur

seminimal mungkin.

Pembukaan dan Pembersihan Lahan

Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma

(tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan

untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi

hama dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti

kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor.

Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau, pada tanah tegalan yang arealnya

relatif lebih sempit oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.

Pembentukan Bedengan

Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan

dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

Page 7: budidaya singkong manggu

Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman,

seperti pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.

Pengapuran

Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam/tanah gembut,

perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3).

Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan pada

waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian

pupuk kandang.

6.3. Teknik Penanaman

Penentuan Pola Tanam

Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu

tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam

yang umum digunakan pada pola monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X

60 cm atau 100 X 40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam

150 X 100 cm atau 300 X 150 cm.

Cara Penanaman

Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon kemudian

tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila

tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman

Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan

diganti dengan bibit yang baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau

disulam. Pada umumnya petani maupun pengusaha mengganti tanaman yang mati dengan sisa

bibit yang ada. Bibit sulaman yang baik seharusnya juga merupakan tanaman yang sehat dan

tepat waktu untuk ditanam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca

tidak terlalu panas. Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah

penanaman. Saat penyulaman yang melewati minggu ketiga setelah penanaman mengakibatkan

perbedaan pertumbuhan yang menyolok antara tanaman pertama dan tanaman sulaman.

Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/ tanaman liar/pengganggu (gulma)

yang hidup di sekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali

penyiangan.

Page 8: budidaya singkong manggu

Pembubunan

Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah di sekitar tanaman dan setelah itu

dibuat seperti guludan. Waktu pembubunan dapat bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini

dapat menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman Ketela pohon terkikis karena hujan atau

terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan/di tutup dengan tanah agar akar tidak

kelihatan.

Perempalan/Pemangkasan

Pada tanaman Ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal

setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3 cabang. Hal ini agar batang pohon tersebut bisa

digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan sistem pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis

Urea=133–200 kg; TSP=60–100 kg dan KCl=120–200 kg. Pupuk tersebut diberikan pada saat

tanam dengan dosis N:P:K= 1/3 : 1 : 1/3 (pemupukan dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-

3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K= 2/3 : 0 : 2/3.

Pengairan dan Penyiraman

Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu dalam

keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan

pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan

cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang baik digunakan

adalah sistem genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan.

Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya

diberikan berdasarkan kebutuhan.

Waktu Penyemprotan Pestisida

Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling

baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida

disesuaikan dengan serangan hama dan penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada

label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka

dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang

menguntungkan dapat ikut mati.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama

a. Uret (Xylenthropus)

Ciri : berada dalam akar dari tanaman.

Gejala : tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak.

Page 9: budidaya singkong manggu

Pengendalian : bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur

sevin pada saat pengolahan lahan.

b. Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)

Ciri : menyerang pd permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun tsb.

Gejala : daun akan menjadi kering.

Pengendalian :menanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.

7.2. Penyakit

a. Bercak daun bakteri

Penyebab : Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG .

Gejala : bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada

daun kering dan akhirnya mati.

Pengendalian :menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian

tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun

b. Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith)

Ciri : hidup di daun, akar dan batang.

Gejala : daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan

umbi langsung membusuk.

Pengendalian : melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Adira

1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman

yang sakit berat.

c. Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)

Penyebab : cendawan yang hidup di dalam daun.

Gejala : daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan jaringan

daun mati.

Pengendalian : melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan,

pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.

d. Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)

Penyebab : cendawan yang hidup pada daun.

Gejala : adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda.

Pengendalian : memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas

bagian tanaman yang sakit .

7.3. Gulma

Sistem penyiangan/pembersihan secara menyeluruh dan gulmanya dibakar/dikubur dalam

seperti yang dilakukan umumnya para petani Ketela pohon dapat menekan pertumbuhan gulma.

Namun demikian, gulma tetap tumbuh di parit/got dan lubang penanaman.

Khusus gulma dari golongan teki (Cyperus sp.) dapat di berantas dengan cara manual dengan

penyiangan yang dilakukan 2-3 kali permusim tanam. Penyiangan dilakukan sampai akar

tanaman tercabut. Secara kimiawi dengan penyemprotan herbisida seperti dari golongan 2,4-D

amin dan sulfonil urea. Penyemprotan harus dilakukan dengan hati-hati.

Page 10: budidaya singkong manggu

Sedangkan jenis gulma lainnya adalah rerumputan yang banyak ditemukan di lubang

penanaman maupun dalam got/parit. Jenis gulma rerumputan yang sering dijumpai yaitu jenis

rumput belulang (Eleusine indica), tuton (Echinochloa colona), rumput grintingan (Cynodon

dactilon), rumput pahit (Paspalum distichum), dan rumput sunduk gangsir (digitaria ciliaris).

Pembasmian gulma dari golongan rerumputan dilakukan dengan cara manual yaitu penyiangan

dan penyemprotan herbisida berspektrum sempit misalnya Rumpas 120 EW dengan konsentrasi

1,0-1,5 ml/liter.

8. PANEN

8.1. Ciri dan Umur Panen

Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun

mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai

6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam.

8.2. Cara Panen

Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil

dengan cangkul atau garpu tanah.

9. PASCA PANEN

9.1. Pengumpulan

Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh

angkutan.

9.2. Penyortiran dan Penggolongan

Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan pada saat

pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon dapat dilakukan setelah

semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih

umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat

dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.

9.3. Penyimpanan

Cara penyimpanan hasil panen umbi ketela pohon dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Buat lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan umbi segar ketela pohon tersebut.

Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah umbi yang akan disimpan.

b. Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun-daun, misalnya dengan daun nangka atau daun

ketela pohon itu sendiri.

c. Masukkan umbi ketela pohon secara tersusun dan teratur secara berlapis kemudian masing-

masing lapisan tutup dengan daun-daunan segar tersebut di atas atau jerami.

Page 11: budidaya singkong manggu

d. Terakhir timbun lubang berisi umbi ketela pohon tersebut sampai lubang permukaan tertutup

berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti ini cukup awet dan membuat umbi

tetap segar seperti aslinya.

9.4. Pengemasan dan Pengangkutan

Pengemasan umbi ketela pohon bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan selama dalam

pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam karung-

karung goni atau keranjang terbuat dari bambu agar tetap segar. Khusus untuk pemasaran antar

pulau maupun diekspor, biasanya umbi ketela pohon ini dikemas dalam bentuk gaplek atau

dijadikan tepung tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam karton ataupun plastik-

plastik dalam perbagai ukuran, sesuai permintaan produsen.

Setelah dikemas umbi ketela pohon dalam bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek ataupun

tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik tradisional maupun modern ke pihak konsumen,

baik dalam maupun luar negeri.

Sumber : http://enditelo.blogspot.com/2012/09/singkong-manggu.html

Page 12: budidaya singkong manggu

Gambar 3. Percontohan Agrocassava Nusantara

Deskripsi gambar 3. Merupakan Perkebunan Singkong Manggu Pusat Percontohan AGROCASSAVA

NUSANTARA : Kampung Babakan Kencana, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten

Sukabumi - Jawa Barat.

Panen Singkong Manggu Muda Usia 7 bulan bersama PT. FILIPI USAHA NIAGA DAMAI - Bandung,

dari kiri ke kanan : Bpk Rudi Harli Setiawan, Bpk Jimmy Leonard, Bpk Ir. Iskandar Zulkarnain

(Pembina KSU - Agrocassava Nusantara).

Gambar 4. Budidaya Singkong Manggu

Panen Singkong Manggu Muda Usia 7 bulan untuk SUPPLY ke Pabrik Keripik KUSUKA di Ciluar -

BOGOR

Page 13: budidaya singkong manggu

 

Gambar 5. Penandatangan MOU

Penandatanganan MOU antara PT. FILIPI USAHA NIAGA DAMAI dengan KSU - Agrocassava

Nusantara untuk Pengembangan Usaha dan Budidaya Tanaman SINGKONG MANGGU di Nusantara

telah dilakukan pada Hari Kamis Sore Tgl. 5 Juli 2012 di Paskal Hyper Square - BANDUNG (dari kiri

ke kanan : Bpk Andi Bunyamin Cassava, Bpk Ferry, Bpk Ir. Iskandar Zulkarnain dan Bpk Rudi Harli

Setiawan)

Kami memperlakukan BIBIT SINGKONG MANGGU dengan Baik dan hati-hati terutama pada saat

DISTRIBUSI demi menjaga Mutu dan Kwalitas agar tetap berada dalam kondisi yang Utuh dan Fresh.

Ukuran Standar per batang BIBIT SINGKONG MANGGU adalah 130 cm yang mana nantinya dapat

dipotong-potong menjadi 6 batang STEK siap tanam setelah tiba di Lokasi Perkebunan, hal ini

dimaksudkan untuk menjaga agar Kondisi tetap FRESH selama dalam Perjalanan sekalipun Jarak

Jauh, demi mengurangi Resiko Kegagalan pada saat Penanaman.

Gambar 6. Singkong pada saat Kemarau

Ini adalah Batang Stek Bibit Singkong Manggu yang tahun ini rata-rata berdiameter Batang agak kecil

karena Pasca Kemarau Panjang yg baru lalu. Namun sepanjang Pengalaman Kami setiap tahunya di

Perkebunan Singkong Manggu, hal tsb tidak Mempengaruhi PERTUMBUHAN dan HASIL

PRODUKSInya nanti. Karena BIBIT yg dipanen sudah cukup umur yaitu 9 bulan dan 10

bulan.

Page 14: budidaya singkong manggu

Satu Hal yg Paling Penting yaitu :

Gunakanlah Pupuk Organik Granul RABOG sebagai Pupuk Dasar dan Jangan Lupa Stek BIBIT tsb

direndam dulu dalam Larutan Pupuk Cair STAR HUMIC sekitar Setengah Jam dengan Dosis 10 cc/10

Liter Air. Hasil Produksi akan Tetap 'BAGUS' karena sudah kami lakukan Penelitian pada 3 kali

Periode Penanaman pada Perkebunan Singkong Manggu di Kampung Babakan Kencana, Desa

Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi - Jawa Barat.

Gambar 7. Perkebunan Singkong di Kampung Babakan Kencana

Tanaman Singkong Manggu, pada Perkebunan Singkong Manggu di Kampung Babakan Kencana,

Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi - Jawa Barat.

Gambar 8. Perkebunan Singkong di Belakang Gunung Cisalak

Saat ini Tanaman yang dibudidayakan pada Kebun Percontohan NUSANTARA di Blok - 09, LIDO

Cijeruk BOGOR itu telah dipanen dan berhasil BAIK mencapai Rata-Rata 90 Ton per Hektar.

Page 15: budidaya singkong manggu

TRIO - OPTIMAL

Gambar 9. Feng Shou dari Tiens Production 

Gambar 10. Pupuk Organik Cair Star Humic

* TRIO - OPTIMAL : 3 Unsur berfermentasi, Pupuk Organik Cair Star Humic + Pupuk Hayati FENG

SHOU + Pupuk Kandang (kotoran Ayam/Sapi/Kambing) setelah disatu padukan maka akan mampu

meningkatkan Unsur HARA dalam tanah secara Optimal dan dapat bertahan dalam jangka waktu yg

cukup lama sehingga Tanaman menjadi SUBUR serta Hasil Produksi Pertanian dapat meningkat.

Caranya :

1. Setelah Lahan diolah dibajak dengan Traktor atau dicangkul, maka buatlah Bedengan

(Guludan) dengan ukuran Tinggi 20 - 30 cm dan Lebar 80 - 100 cm, sedangkan jarak antar

Bedengan adalah 30 - 50 cm.

2. Sebarkan Pupuk Kandang sebagai Pupuk Dasar pada bagian lahan yang akan ditanami Stek

Bibit Singkong Manggu, secara merata dengan Dosis 5 Ton / Ha atau 500 gram / pohon.

3. Rendamlah STEK Bibit Singkong Manggu sebelum ditanam kedalam Larutan Pupuk Organik

Cair STAR HUMIC yg telah dicampur Pupuk Hayati FENG SHOU (TIENS - Productions)

dengan

4. Dosis 100 cc Star Humic dicampur dengan 100 cc FENG SHOU, lalu dilarutkan dalam 30

Liter air bersih selama 5 - 10 menit, air bekas rendaman Stek tsb masih dapat digunakan

untuk Aplikasi di Lahan.

Page 16: budidaya singkong manggu

5. Tancapkan STEK Bibit Singkong Manggu sepertiga bagian kedalam tanah dengan posisi

TEGAK LURUS .

6. Semprot Stek Bibit yang telah ditanam dengan Larutan Star Humic yg dicampur FENG SHOU

sesuai dengan Dosis yang dianjurkan (7 Liter Star Humic + 7 Liter FENG SHOU / Ha

dicampur dengan 400 Liter air bersih).

7. Pemupukan Tambahan :

Pada Usia 3 bulan berikan Pupuk Kimia NPK (Urea + TSP + Kcl dengan

Perbandingan 2 : 1 : 2) sebanyak 50 gr per pohon dengan cara ditaju atau ditugal

pada dua titik dekat batang pohon masing-masing 25 gr , jarak lubang Pupuk adalah

25 sd 30 cm dari batang.

Pada Usia 7 bulan, Ulangi pemberian Pupuk Kimia dengan cara dan Dosis yang

sama seperti pada Usia 3 bulan tsb diatas.

Catatan :

Dengan menerapkan SYSTEM tsb diatas, maka biasanya akan dapat mencapai TARGET Hasil

Produksi yaitu 80 - 120 Ton per Hektar pada Usia Panen 10 bulan.

* Untuk Informasi, Konsultasi, Order Sarana Produksi dan Jual Beli Hasil Panen, dapat segera

menghubungi :

Bpk Andi Bunyamin Cassava

HP : 085216773972 dan 08561195309

(Sumber : http://yanworld2.blogspot.com/2012/10/perkebunan-singkong-manggu.html)