budidaya laut

43
LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA LAUT OBSERVASI POTENSI BUDIDAYA DI KECAMATAN BANCARAN KABUPATEN BANGKALAN MADURA Oleh kelompok IV No Nama Nim 1 Mahrus Ali 130341100045 2 Achmad Hamdan 130341100047 3 Randiva Friman P 130341100049 4 Muhammad Nur A 130341100051 5 Ramli Hasan Basri 130341100053 6 Rahbini Effendy 130341100055 7 Ahmad Faris Suparno 130341100057 8 Ayatullah Humaini 130341100061 9 Novi Anjar Wati 130341100063

description

potensi budidaya

Transcript of budidaya laut

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA LAUT OBSERVASI POTENSI BUDIDAYA DI KECAMATAN BANCARAN KABUPATEN BANGKALAN MADURA

Oleh kelompok IVNoNamaNim

1Mahrus Ali130341100045

2Achmad Hamdan130341100047

3Randiva Friman P130341100049

4Muhammad Nur A130341100051

5Ramli Hasan Basri130341100053

6Rahbini Effendy130341100055

7Ahmad Faris Suparno130341100057

8Ayatullah Humaini130341100061

9Novi Anjar Wati130341100063

10Syaiful Khafidzi130341100065

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA2015

i

ii. AbstraksiObservasi ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumber budidaya perikanan pada tambak di Kecamatan Bancaran, Kabupaten Bangkalan. Observasi tambak dilaksanakan pada tanggal 05 Juni 2015. Variabel yang diamati meliputi komoditas budidaya, kegiatan pengembangan budidaya, dan sarana-sarana pendukung lainnya.Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung. Hasil observasi menunjukan bahwa komoditas yang dibudidayakan antara lain adalah udang, bandeng, dan rumput laut. Adapun sarana dan teknologi yang digunakan adalah kincir air, terpal sbagai media lahan, dan pmbrian pakan buatan yaitu pelet secara teratur.Adapun strategi yang paling tepat untuk pengembangan usaha budi daya ini adalah dengan mengotimalkan produksi komoditas, memberikan penyuluhan secara bertahap kepada para petani dan memperluas areal budidaya.

Kata kunci : Potensiperikanan, teknologi budidaya, strategi pengembangan .

iii. Kata PengantarPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan pratikum yang berjudul Konstruksi Tambak Desa Telang Kabupaten Bangkalan Madura.Penulisan laporan pratikum ini merupakan salah satu tugas pratikum yang diberikan dalam mata kuliah Budidaya Laut Universitas Trunojoyo Madura.Dalam Penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan pratikum ini.Dalam penulisan laporan pratikum ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada :1. Bapak DR. Apri Arisandi S.pi,.M.si yang sudah memberikan tugas danpetunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini2. Rekan-rekan semua di Kelas A dan B Budidaya Laut Universitas Trunojoyo Madura3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan tugas laporan pratikum ini4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan pratikum ini.Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan bantuan.

Bangkalan, 07 Juni 2015

Penulis

iv. Daftar IsiAbstraksi iKata Pengantar iiDaftar Isi iiiiDaftar Gambar ivLampiran viii1. Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang 11.2 Permasalahan 21.3 Latar Belakang 21.4 Permasalahan 22. Potensi Komoditas Yang Bisa DiBudidayakan Dalam Tambak 3 2.1 Budidaya ikan 32.2 Budidaya rumput laut 32.3 Budidaya perikana selain ikan dan rumput laut 43. Progam Kegiatan Pengembangan Budidaya Dalam Tambak 5 3.1 Budidaya ikan 53.1.1 Budidaya Air Payau 53.1.2 Budidaya Laut 63.2 Budidaya rumput laut 63.3 Budidaya perikanan selain ikan dan rumput laut 74. Ide Dan Masukan Progam 75. Penutup 8 5.1 Kesimpulan 85.2 Saran 8Daftar pustaka 9

vi. Daftar Gambar1.

Gambar.1 Lokasi tambak dilihat dengan satelitGambar di atas merupakan gambaran lokasi tambak yang di observasi, yaitu di kecamatan bancaran, kabupaten bangkalan, madura. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa lokasi tambak ditunjukkan dengan kursor warna merah yang mana berbentuk seperti petakan-petakan yang disusun secara persegi.2.

Gambar.2 Tambak tampak tengah3.

Gambar.3 Tambak tampak samping4.

Gambar.4 Pematang antara

5.

Gambar. 5 Pematang utama6.

Gambar.6 Saluran air (inlet)

7.

Gambar.7 Saluran air (outlet)8.

Gambar.8 Saat wawancara

vii. Lampiran1. Komoditas Budidaya LautNoJenis (ikan/udang)Nama Komoditas (+Nama Latin)Keterangan (Padat Tebar & Tingkat keberhasilan)

1

Udang VannameiUdang Vannamei(Litopenaeus vannamei)80 120 / meter persegi

5. Dimensi TambakNoUnitUkuran (meter)Keterangan

1Ukuran Tambak1 m untuk kolom air, 0,5 meternya untuk tinggi pematang.

Panjang300

Lebar200

Tinggi1,5

2CarenLokasi budidaya tambak tidak memiliki caren, karena bentuk dari dasar wadah budidaya dibuat rata. Dan tidak menggunakan media tanah langsung melainkan dengan menggunakan terpal.

Panjang-

Lebar-

Tinggi-

3Inlet

Panjang

Lebar

Tinggi

4Outlet

Panjang

Lebar

Tinggi

5Saluran air/irigasiSelain digunanakan untuk mendistribusikan air, Saluran ini juga digunakan untuk membuang hasil sisa zat buangan udang.

Panjang 600

Lebar3

Tinggi2

6Pematang UtamaPematang utama ini langsung sekaligus menjadi saluran air, karena saluran irigasi air pada tambak ini diletakkan ti tengah-tengah tambak.

Panjang600

Lebar atas 2

Tinggi1,5

Lebar bawah 3

7Pematang Antara

Panjang200

Lebar atas 1

Tinggi1,5

Lebar bawah 2

6. Sarana Pendukung BudidayaNoUnitJumlahKeterangan

1Genset1 buah/petakDigunakan untuk saat pemadaman agar kincir tetap bisa berfungsi pada saat pemadaman

2Kincir28 buah/petakDigunakan untuk menjaga sirkulasi oksigen di media budidaya

3Paralon2 buah/petakDigunakan untuk pengeluaran dan pemasukan air

4Terpal-Sesuai dengan ukuran tambak/petak

5Saringan air1 buahDigunakan untuk menyaring air yang diambil langsung dari laut

6TandonDigunakan untuk me- ngendapkan partikel sedimen yang ikut terambil saat pengambilan air dari laut sebelum dialirkan ke tambak

7Rumah jaga3 rumah jaga1 rumah di tempati karyawan, 1 rumah jaga tempati pemilik tambak dan 1 di tempati alat pendukung budidaya

8Las terpal1 buahDigunakan menambal terpal apabila ada kerusakan

9Alat penerangan5 buah/bagian sisi tambakDigunakan sebagai penerangan pada waktu malem hari

7. Manajemen Pakan, Pupuk, KapurNoJenis PakanDosis pemberianFrekwensi

I. Pakan Buatan

1Pakan Pur 01, 02, 03Untuk umur 1-20 hari diberi pakan 3 kg/petak, jika pakan habis maka keesokan harinya ditambah 0,2 kg. jika pakan habis lagi maka ditambah 0,2 lagi, begitu seterusnya. 5 kali dalam 1 hari.-Pagi jam 06:00-Siang jam 10:00-Sore jam 14:00 dan -Malam jam 21:00

II.Pakan Alami

1ChlorellaUntuk chlorella tidak ada dosis pemberian hanya menumbuhkannya pada kolam budidayaTidak ada frekuensi pemberian chlorella karena pakan alami ini hanya diberikan pada saat akan melakukan penebaran udang.

III.Pupuk

1Tetes tebu1 liter tetes untuk 100 liter air yang ada di tambakDiberikan sebelum komoditas di tebar

IV.Kapur

1GampingDikarenakan luas tambak 1,8 ha maka gamping yang dibutuhkan sebanyak 2,3 ton dengan acuan 1 ha lahan membutuhkan 1,5 ton GampingPada saat awal budidaya sebelum pengisian air

1. Daftar Hasil WawancaraNarasumber: Titut PuguhJabatan: Asisten managerKota Asal: Sidoarjo

Kelompok IV: Berapakah luas tambak untuk budidaya ini ?Narasumber: Sekitar kurang lebih 1,8 haKelompok IV: Jenis komoditas apa saja yang dibudidayakan ?Narasumber: Hanya udang vannamei (Litopenaeus vannamei).Kelompok IV: Berapakah modal awal yang harus dikeluarkan untuk proses Budidaya yang dilakukan ?Narasumber: Sekitar kurang lebih 1M dengan biaya masing-masing tambak kurang lebih sekitar Rp 600.000.000,- (ada sekitar 9 petak tambak ).Kelompok IV: Kendala apa saja yang terjadi ketika proses budidaya berlangsung ?Narasumber: Pemasukan air dari laut dikarenakan proses terjadinya pasang surut tidak pasti, kondisi air yang ada bercampur dengan lumpur, sulitnya pemasangan terpal karena ketika terpal dipasang dan diisi air maka banyak terpal yang bocor dan tingkat porositas pematang yang cukup tinggi.

Kelompok IV: Berapa gaji dan jumlah pekerja yang ada ?Narasumber: Jumlah pekerja yang ada yaitu sebanyak orang ( Adi, Dwi, Wawan, Adi, Titut dan Mbah Peno) gaji masing masing orang Rp 1.200.000,-/bulan biaya makan, rokok dan tempat tinggal ditanggung yang punya usaha.

Kelompok IV: Bagaimana proses pemberian pakan yang dilakukan ?Narasumber: Pemberian pakan yang dilakukan disesuaikan dengan umur komoditas yang dibudidayakan umur 1 sampai 120 hari diberikan pakan sebanyak 3 kg . Harga pakan Rp 7.000,-/kg total pakan yang diberikan sebanyak 60kg.Kelompok IV: Kapan pemberian pakan dilakukan ?Narasumber: Pemberian pakan dilakukan pada pukul 06.00, 10.00, 17.00, dan 21.00 jenis pakan yang diberikan pur 01. 02. dan 03.Kelompok IV: Berapa kepadatan tebar yang dilakukan ?Narasumber: Seharusnya 80/m namun pemilik usaha menginginkan 120/m.Kelompok IV: Mengapa warna air yang ada di tambak terlihat berwarna hijau sebelum proses penebaran benih dilakukan ?Narasumber: Warna hijau yang terlihat dikarenakan pemberian plankton jenis green algae yang sebelumnya telah diberi tetes tebu dan kapur untuk menumbuhkan plankton dan bakteri.Kelompok IV: Hama apa yang sering menyerang pada tambak ini ?Narasumber: Hama yang sering dijumpai adalah beberapa jenis kepiting, teritip serta predator jenis biawak.Kelompok IV: Bagaimana proses pemasaran yang dilakukan ?Narasumber: Hasil yang diperoleh biasanya dipasarkan ke pasar-pasar lokal namun juga ada yang di ekspor ke beberapa negara tetangga.Kelompok IV: Penyakit apa yang sering menyerang ?Narasumber: Penyakit yang sering m,enyerang diantaranya adalah insanghitam dan keropos sehingga udang tidak bisa moulting.Kelompok IV: Berapakah pH dan salinitas yang digunakan ?Narasumber: pH kisaran 7-8 dan salinitas sebesar 10-30 ppt.Kelompok IV: Berapakah untung yang didapat selma proses budidaya ?Narasumber: Kalau berbicara soal untung kita tidak tahu secara pasti namun biasanya dilihat dari nilai FCRnya.Kelompok IV: Ada berapa kincir untuk aerasi yan g diberikan dalam setiap petakan tambak ?Narasumber: Dalam satu petakan tambak saya berikan sekitar 28 kincir yang setiap kincirnya dapat mencukupi kebutuhan oksigen 100.000 sampai 120.000 ekor komoditas budidaya dan jarak antar kincir sejauh 1m 1m. Selain berfungsi sebagai penyuplai oksigen kincir ini juga dapat berfungsi sebagai pemutar air sehingga kotoran sisa metabolisme udang dapat terumpul di tengah. Tata letak kincir di setting sedemikian rupa agar dapat memutar air sesuai dengan kebutuhan.Kelompok IV: Berapa jam kincir dinyalakan setiap harinya ?Narasumber: Sebelum proses penebaran dilakukan kincir dinyalakan selama 3 jam / harinya.Kelompok IV: Bagaimana proses pengisian air untuk beberapa tambak yang ada ?Narasumber: Proses pengisian air yang dilakukan yaitu terlebih dahulu air dari laut kita alirkan ke bak penampungan air (tandon) terlebih dahulu sebelum kita alirkan ke beberapa petakan tambak yang ada kemudian air tersebut didiamkan selama satu malam agar lumpur dapat mengendap. Setelah didiamkan semalam maka air akan diisikan pada masing-masing petakan tambak melaui pipi-pipa paraln yang ada di sisi sudut petakan tambak.Kelompok IV: Berapakali proses pembesihan tambak dilakukan ?Narasumber: Proses pembersihan tambak dilakukan setiap 1 kali dalam seminggu dimana dalam tengah-tengah tambak terdapat semacam sipon dan terbuat dari paralon yang telah dilubangi dan diberikan saringan yang tujuannya agar komoditas budidaya tidak ikut keluar bersama dengan kotoran yang akan dibuang.Kelompok IV: Berapakah kedalaman dan ketinggian air dalam m,asing-masing petakan tambak ?Narasumber: Kedalaman tambak sekitar 1,5 m dan ketinggian air 1 m.Kelompok IV: Bagaimana proses pemanenan yang dilakan ?Narasumber: Udang dikumpulkan di pematang atau sisi tambak dibuat lebih dalam namun untuk pemanenan mendatang pemanenan dilakukan secara parsial yakni udang yang telak berumur dan mencukupi ukuran akan dipanen sedangkan udang yang masih kesil dibiarkan sampai ukuran mencukupi. Sebelum melakukan pemanenan biasanya pemilik tambak melihat harga pasar.Kelompok IV: Bagaimana perolehan bibit dan cara penebarannya ?Narasumber: Benih diperoleh dari penjual benih. Penebaran benih dilakukan dengan cara benih dimasukkan kedalam tambak untuk beberapa waktu agar benih dapat beradaptasi dengan lingkungannya kemudian sekitar 10 menit benih akan dikeluarkan lewat lubang-lubang plastik tempat benih tadi.Kelompok IV: Peralatan apasaja yang digunakan dalam proses budidaya udang ?Narasumber: Peralatan yang digunakan yaitu kincir, seddle ( untuk menyedot air laut ), jenset dan anco ( untuk mengontrol udang).Kelompok IV: Berapakah jumlah teknisi dan mekanik ?Narasumber: Unntuk teknisi sebanyak 1 orang sedangkan untuk mekanik 2 orang.

2. Dokumentasi

1. 2. PENDAHULUAN2.1 Latar belakangTambak merupakan salah satu tempat yang banyak diminati oleh masyarakat untuk budidaya ikan atau komoditas perairan lainnya, misal udang, kepiting dan lain-lain. Tambak harus dibuat di wilayah dengan lingkungan yang sesuai untuk budidaya. Pembangunan tambak tidak boleh membawa dampak yang merugikan bagi keanekaragaman hayati, habitat yang secara ekologis rawan dan fungsi ekosistem. Keberhasilan pengembangan tambak ditentukan oleh beberapa aspek, antara lain kondisi sumber daya (fisik, sosial dan ekonomi), desain teknis (tata letak tambak, pemukiman dan fasilitas umumlainnya), termasuk tenaga pengelola dan dukungan sarana atau prasarana penunjang usaha pertambakan ( Sukardi 2002).Tambak yang berada di kecamatan bancaran ini dapat dikategorikan tambak intensif karena pada tambak ini telah terdapat teknologi-teknologi modern seperti adanya kincir air untuk aerasi, penggunaan terpal sebagai lahan (media), dan pemberian pakan buatan secara teratur. Sehingga produktivitas yang dihasilkan tambak ini tinggi (Supardan 1999 ).Kinerja para teknisi dan mekanik sangat mempengaruhi kualitas tambak sendiri karena segala operasiaonal (kegiatan) pada tambak harus dilakukan dengan benar. Peningkatan jaringan pengairan yang ada perlu memperhatikan pengembangan yang berkelanjutan (sustainable), sehingga diharapkan petani dapat berpartisipasi aktif dalam mengoprasikan dan memelihara alat maupun strategi-strategi yang ada dalam budidaya perikanan ( Fauzie 2007 ).

2.2 PermasalahanPada tambak yang di observasi yang perlu diperhatikan adalah pembuangan zat sisa dari budidaya. Hasil sisa pembuangan langsung dibuang ke saluran pembuangan yang mana saluran pembuangan ini memiliki interaksi lansung dengan air laut. Sehingga dikhawatirkan dapat merusak ekosistem dan habitat yang ada.2.3 TujuanTujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui komuditas apa saja yang dapat di budidayakan tambak.2. Mengetahui kegiatan dan pengembangan yang di terapkan pada budidaya.3. Mengetahui sarana dan teknologi yang ada pada budidaya.

2.4 Sasaran Dari pratikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut :1. Mahasiswa dapat mengetahui lokasikomuditas apa saja yang dapat di budidayakan tambak.2. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan dan pengembangan yang di terapkan pada budidaya.3. Mahasiswa dapat mengetahui sarana dan teknologi yang ada pada budidaya.

II. POTENSI KOMODITAS YANG BISA DIBUDIDAYAKAN DALAM TAMBAK0. Budidaya ikan2.1.1 Ikan BandengIkan bandeng merupakan komuditas andalan pengembangan budidaya laut yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan spesies lainnya, antara lain adalah teknik pembenihannya telah dikuasai, teknik budidayanya relatif mudah dan dapat diadopsi oleh petani, tahan terhadap perubahan lingkungan yang cukup ekstrim (salinitas), tanggap terhadap pakan buatan yang telah tersedia secara komersial, dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi dan tidak bersifat kanibalisme. selain itu ikan bandeng juga memiliki rasa yang lezat dan harga yang terjangkau, sehingga ikan bandeng sangat digemari oleh masyarakat terutama di Jawa dan Sulawesi Selatan. ikan bandeng juga dapat dijadikan umpan bagi kebutuhan industri perikanan tuna dan cakalang ( Kusumastanto 2000 ).Ikan bandeng cocok dibudidayakan dalam tambak karena tambak memiliki kondisi air yang payau, benih ikan bandeng mudah didapat, dan ikan bandeng termasuk ikan yang cukup dapat bertahaan hidup dari serangan penyakit dan hama. Ikan bandeng tidak di budidayakan pada tambak yang di observasi karena masa pemeliharaan ikan bandeng lebih lama dari pada udang vannamei. Dan dari segi harga udang lebih mahal dari pada ikan bandeng ( Romadon 2011).

0. Budidaya rumput lautRumput laut merupakan komoditas ekspor yang nilai ekonomisnya cukup baik saat ini. Rumput laut dapat digunakan untuk mereduksi dan merubah nutrien anorganik terlarut dari buangan limbah sistem budi daya pantai dan tambak ( Sulaeman 2016 ).Rumput laut yang dibudidayakan dalam tambak adalah rumput laut jenis (Gracilaria). Ada beberapakeuntungan penggunaan rumput laut padasistem budi daya tambak. 1) Budi daya rumput laut lebih stabildan faktor yang mempengaruhi kegagalan budi dayanya kurangdibanding mikroalga, 2) rumput laut secara fisik dapat bertahandan mengembangkan diri lebih mudah dalam sistem budidayadibanding mikroalga karena tallus dapat bertahan dalam wadahtank. Masalah yang sering terjadi pada budidaya rumput laut adalah berkembangnya gulma seperti lumut. Jadi rumput laut sangat rentan terhadap gulma, yang dapat menyebabkan kerugian bagi petani budidaya rumput laut ( Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010 ).0. Budidaya perikanan selain ikan dan rumput laut.2.3.1 UdangUdang vannamei (litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak diminati, karena memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari), nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3). Namun dimikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidalah sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga dapat diproduksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal (Dahuri, R. 2001 ).

III. PROGRAM KEGIATAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA DALAM TAMBAK0. Budidaya ikan0. Budidaya Air PayauSalah satu program pengembangan budidaya yang bisa diterapkan di lokasi budidaya tersebut yaitu budidaya komoditas air payau, salah satu komoditas air payau yang menguntungkan untuk di budidayakan adalah budidaya ikan bandeng. Di karenakan ikan bandeng sangat digemari masyarakat dan proses budidayanya mudah di lakukan ( Wardana 2002 ).Ikan bandeng mempunyai keunggulan yaitu tahan terhadap perubahan lingkungan yang cukup ekstrim, selain itu ikan bandeng juga memiliki nilai ekonomi tinggi di samping budidaya udang.Ikan bandeng juga baik untuk konsumsi domestik dan ekspor ke negara-negara asing dalam bentuk segar maupun olahan.Melihat lokasi tambak dan penjelasan dari narasumber yang mengatakan bahwa lokasi tambak tersebut apabila surut air tambak tidak dapat diganti di karenakan saat surut terendah keberadaan air laut jauh dari lokasi budidaya. Menyebabkan saat surut air tidak dapat mengganti air yang ada di dalam tambak ( Sudrajat 2008 ).

0. Budidaya LautLokasi tambak di bancaran mempunyai kendala lingkungan diantaranya terbatasnya sumberdaya lahan mengingat tidak semua areal yang terdapat di laut sesuai untuk budidaya perikanan, kualitas dan kuantitas air yang lebih banyak disebabkan karena pengolahan air yang diambil dari laut perlakuannya terlalu sederhana, hanya menmpungnya di dalam tandon untuk mengendapkan sedimen-sedimen yang ikut terbawa saat pengambilan air, sedangkan controling untuk mencegah virus yang terdapat secara alami di perairan yang dapat menyebabkan komoditas budidaya laut dapat terserang penyakit bahkan kematian masih belum di lakukan secara ketat. Kendala sosial ekonomi diantaranya terbatasnya sarana prasarana produksi, disebabkan oleh penyakit, hama maupun parasit ( Nurdin 2013 ).Komoditas yang dapat dibudidayakan di lokasi meliputi ikan kakap, kerapu, tiram, kerang, teripang, mutiara, abalone. Tetapi lokasi tersebut harus memenuhi kriteria lokasi budidaya laut, seperti pada saat terjadi pasang tertinggi air dari laut tidak masuk kedalam tambak sedangkan pada saat surut terendah air laut tetap bisa dialirkan ke dalam tambak untuk mengganti air di dalam tambak. menejemen kualitas airnya perlu ditinggkatkan dengan cara controling parameter kualitas air agar sesuai dengan komoditas yang di budidayakan.0. Budidaya rumput lautMelihat lokasi tambak di bancaran, lokasi tersebut tidak sesuai dan tidak baik untuk budidaya rumput laut, di karenakan budidaya rumput laut membutuhkan sirkulasi air yang baik. Dan harus memiliki daya dukung lingkungan yang baik. Pada umumnya untuk budidaya rumput laut jarang ditemukan di likasi tambak, melainkan di budidayakan di perairan terbuka.

0. Budidaya perikanan selain ikan dan rumput lautPada lokasi tambak kita observasi, tambak tersebut bisa di jadikan wadah untuk lokasi budidaya lobster, tetapi harus memenuhi kriteria untuk lokasi budidaya lobster misalnya ketinggian air kolam sekitar 40 cm 2 m dan dasar kolam di semen.Ukuran dan jumlah kolam yang dibuat harus disesuaikan dengan luas lahan dan jumlah lobster yang akan dipelihara. Namun, untuk budidaya dalam jumlah besar sebaiknya kolam tidak dibuat terlalu luas, tetapi berukuran sedang dengan jumlah banyak (ditambahjikaperlu). Hal tersebut bertujuan memudahkan perawatan, penyeleksian, danpengontrolan lobster.Dinding-dindingkolamsebaiknyadibuatlicin agar lobster tidak dapat merayap keluar kolam, mengingat lobster terkenalsebagabinatangpengembara yang tangguh.Iadapatbertahanbeberapa jam di datarantanpa air.

I. IDE MASUKAN PROGRAM1. Pengolahan hasil buanganPada tambak yang diobservasi hasil sisa buangan hanya dibuang langsung ke laut tanpa adanya pemanfaatan terlebih dahulu, hal ini mengakibatkan pencemaran pada area sekitar buangan limbah dan dikhawatirkan dapat merusak ekosistem dan kehidupan biota yang ada ( Susanto 2003). Solusinya, hasil buangan diendapkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut, nantinya hasil endapan ini dapat di manfaatkan menjadi pupuk organik.2. Keamanan lokasi tambakPada saat pemanenan ketika air sudah seukuran lutut, warga sekitar ikut mengambil hasil dari tambak tanpa seperizinan pemilik tambak sehingga mengakibatkan kerugian besar. Solusinya adalah teknik pemanenan di lakukan secara parsial yaitu pemanenan dengan berkala. Hanya memanen udang sebagian saja bukan memanen secara total.3. Perbaikan saluran airKendala pada saluran air yang berada di tambak adalah lokasi tambak yang tidak sesuai dengan kondisi pasang surut, apabila tidak terjadi pasang maka air tambak tidak bisa masuk. Sehingga ketika air laut masuk masih mengandung lumpur dan hama. Sehingga dapat menyebabkan penyakit pada ikan (Schmittou, H. R. 1991). Solusinya, penentuan lokasi tambak harus memperhatikan pola pasang surut serta letak geografis maupun strategis dari tambak.

II. PENUTUP5.1 KesimpulanObservasi dilakukan di desa bancaran, tepatnya di tambak udang. Jenis komoditas yang di budidayakan yaitu Udang vannamei (litopenaeus vannamei).Udang vannamei (litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak diminati, karena memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari), nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3).Lokasi budidaya menggunakan teknik semi intensif, yaitu perlakuannya yang masih sederhana. Lokasi budidaya tambak tidak memiliki caren, karena bentuk dari dasar wadah budidaya dibuat rata. Dan tidak menggunakan media tanah langsung melainkan dengan menggunakan terpal.5.2 Saran1. Sebaiknya sampel tambak yang di observasi lebih banyak agar data yang didapatkan lebih valid dan terukur.2. Dan seharusnya pada saat observasi para praktikan ditemani oleh asisten praktikum, agar praktikum yang dilakukan bisa berjalan dengan lancar dan terarah.

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R. 2001. Sektor Perikanan dan Kelautan Sebagai Pilar Kemandirian Ekonomi Nasional. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta..Fauzie, Achmad. 2007. Strategi Pengembangan Industri Perikanan Laut Di Sumatera Barat. Tesis Pascasarjana Universitas Andalas. Tidak di Publikasikan.Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010 2014. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.Kusumastanto, Tridoyo. 2000. Pengembangan Sumber Daya Kelautan dalam Memperkokoh Perekonomian Nasional Abad 21.Romadon, Ahmad. 2011. Teknik Budidaya Ikan Bandeng Di Kabupaten Demak. 7 (2): 19 24.

Nurdin, fahruddin. 2013. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut Di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Dongala. Agrotekbis. 1 (2) : 192-197.

Schmittou, H. R. 1991. Cage Culture : A Method of Fish Production in Indonesia. Fiseries Research and Development Center.

Sudradjat, A. 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sukardi, M. Fatuchri. 2002. Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan. Jurnal ikhtiologi indonesia.2(2): 61- 66.Sulaeman, suhendar. 2006. Pengembangan Agribisnis Komoditi Rumput LautMelalui Model Klaster Bisnis. Infokop. 28 (12) : 71-7Supardan, A. 1999. Kebijakan tambak udang di indonesia. Seminar WALHI . 1-19.Susanto, Heru. 2003. Membuat Kolam Ikan. Jakarta : Penebar Swadaya.

Wardana, I dan E. Pratiwi. 2002. Pengembangan Budidaya Bandeng Disesuaikan dengan Tipe Lahan yang Tersedia (Laut, Tambak dan Tawar). Warta Penelitian Perikanan Indonesia. ISSN No. 0852/894. Volume 8. No. 1. Jakarta.