Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah...

8
11 << 28 | 2 | Juni 2016 PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Warta P Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan Fitria Yuliasmara 1) dan Novie Pranata Erdiansyah 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Areal tanaman kopi di Kabupaten Muara Enim menurut BPS tahun 2011 seluas 23.400 ha. Kopi Robusta merupakan salah satu komoditas unggulan yang mempunyai peranan cukup penting dalam pembangunan perekonomian di Kabupaten Muara Enim. Selain menjadi sumber penghasilan masyarakat, kopi Robusta juga merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup potensial. Kabupaten Muara Enim merupakan pusat produksi kopi Robusta di Provinsi Sumatera Selatan. Peluang pasar kopi yang masih terbuka serta luasnya ketersediaan lahan merupakan potensi yang patut dipertimbangkan dalam upaya pengembangan kopi di Kabupaten Muara Enim. roses budidaya kopi mulai dari pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, petani di Kabupaten Muara Enim melakukan usaha budidaya kopi berdasarkan kebiasaan yang telah dilakukan secara turun menurun. Budidaya kopi Robusta dilakukan cukup baik dengan mengandalkan budaya yang berkembang pada masyarakat setempat. Bahan Tanam Bahan tanaman merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha tani kopi. Bahan tanam kopi yang digunakan di Kabupaten Muara Enim sebagian besar merupakan kopi Robusta lokal yang berasal dari biji kopi dari tanaman lokal yang berbuah lebat. Kopi Robusta merupakan jenis kopi yang bersifat serbuk silang, sehingga biji yang ditanam akan menghasilkan individu tanaman yang beragam akibat adanya segregasi pada saat penyerbukan tanaman. Petani di Kabupaten Muara Enim telah melakukan penyambungan kopi Robusta, yang dalam istilah lokal disebut dengan “ stek ”. Pelaksanaan stek umumnya dilakukan dengan menggunakan klon-klon unggul yang berasal dari petani di Lampung, seperti klon Tugusari, Sidodadi, BP 939, BP 936 serta klon “Bengkok” yang berasal dari Bengkulu. Penggunaan klon- klon unggul tersebut secara nyata telah meningkatkan produktivitas tanaman kopi petani, sehingga kegiatan stek mulai ditiru oleh petani lain di daerah tersebut.

Transcript of Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah...

Page 1: Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai

11 <<28 | 2 | Juni 2016

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

P

Budidaya Kopi Robusta di KecamatanSemendo, Kabupaten Muara Enim,

Sumatera Selatan

Fitria Yuliasmara1) dan Novie Pranata Erdiansyah1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Areal tanaman kopi di Kabupaten Muara Enim menurut BPS tahun 2011seluas 23.400 ha. Kopi Robusta merupakan salah satu komoditas unggulanyang mempunyai peranan cukup penting dalam pembangunan perekonomiandi Kabupaten Muara Enim. Selain menjadi sumber penghasilan masyarakat,kopi Robusta juga merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah(PAD) yang cukup potensial. Kabupaten Muara Enim merupakan pusat produksikopi Robusta di Provinsi Sumatera Selatan. Peluang pasar kopi yang masihterbuka serta luasnya ketersediaan lahan merupakan potensi yang patutdipertimbangkan dalam upaya pengembangan kopi di Kabupaten Muara Enim.

roses budidaya kopi mulai daripembibitan sampai dengan panentelah diamati oleh tim penelitiagronomi Pusat Penelitian Kopi dan

Kakao Indonesia mulai tahun 2013 sampai dengantahun 2015. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, petani di Kabupaten Muara Enimmelakukan usaha budidaya kopi berdasarkankebiasaan yang telah dilakukan secara turunmenurun. Budidaya kopi Robusta dilakukan cukupbaik dengan mengandalkan budaya yangberkembang pada masyarakat setempat.

Bahan TanamBahan tanaman merupakan salah satu faktor

penting yang sangat menentukan keberhasilanusaha tani kopi. Bahan tanam kopi yangdigunakan di Kabupaten Muara Enim sebagian

besar merupakan kopi Robusta lokal yang berasaldari biji kopi dari tanaman lokal yang berbuahlebat. Kopi Robusta merupakan jenis kopi yangbersifat serbuk silang, sehingga biji yang ditanamakan menghasilkan individu tanaman yangberagam akibat adanya segregasi pada saatpenyerbukan tanaman.

Petani di Kabupaten Muara Enim telahmelakukan penyambungan kopi Robusta, yangdalam istilah lokal disebut dengan “stek”.Pelaksanaan stek umumnya dilakukan denganmenggunakan klon-klon unggul yang berasaldari petani di Lampung, seperti klon Tugusari,Sidodadi, BP 939, BP 936 serta klon “Bengkok”yang berasal dari Bengkulu. Penggunaan klon-klon unggul tersebut secara nyata telahmeningkatkan produktivitas tanaman kopi petani,sehingga kegiatan stek mulai ditiru oleh petanilain di daerah tersebut.

Page 2: Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai

28 | 2 | Juni 2016

>> 12PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

PembibitanPembibitan kopi di Kabupaten Muara Enim

dilakukan dengan sangat sederhana yaitu denganmembuat persemaian dengan membersihkanlahan dari rumput, penggemburan tanah,pemberian pembatas menggunakan kayu ataubambu untuk menghindari perusakan oleh hewanternak dan babi liar serta tanpa penggunaantanaman penaung. Setelah bibit berumur tigabulan, bibit dipindahkan ke polibag atau langsungditanam di lapangan.

Pembibitan kopi di Kecamatan Semendo,Kabupaten Muara Enim

Pola Tanam dan PenaungPertanaman kopi di Muara Enim dikelola

secara High Density Planting (HDP) yaitupertanaman dengan populasi yang tinggimenggunakan jarak tanam 1,62,5 m, sehinggapopulasi tanaman mencapai 3.0004.000tanaman/ha. Penanaman umumnya dilakukanpada lahan miring dengan menggunakan sistemkontur (sabuk gunung). Penggunaaan sistem HDPyang disertai dengan perawatan yang baikmenghasilkan produktivitas tanaman yang sangattinggi. Namun, jika perawatan yang dilakukan tidaksesuai dengan standar baku teknis maka yangterjadi adalah kompetisi antar tanaman kopi dalammemperebutkan air, nutrisi maupun sinarmatahari sehingga pertumbuhan dan produktivitastanaman kurang maksimal.

Daerah sentra penghasil kopi Robusta diMuara Enim yang tersebar di empat Kecamatan,yaitu Tanjung Agung, Semendo Darat Laut,Semendo Darat Tengah dan Semendo Darat Ulumemiliki topografi pegunungan dengan kelerengansedang hingga curam. Meskipun demikian,sebagian besar petani kopi di wilayah kecamatantersebut umumnya belum menggunakan sistemteras massal (teras bangku) untuk pertanamankopinya, sebagian besar menggunakan sistem

Keragaan tanaman kopi Robusta TBM 2 di Kecamatan Semendo

Page 3: Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai

13 <<28 | 2 | Juni 2016

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Kebun kopi dengan jarak tanam sangat rapat

Pola tanam kopi tanpa penaung dan teras

Pola tanam kopi tanpa penaung

Page 4: Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai

28 | 2 | Juni 2016

>> 14PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

1. Pangkasan batang gandaTanaman kopi dibiarkan tumbuh dengan

batang tunggal sampai tanaman berumur sekitartiga tahun. Selanjutnya, dilakukan toping padaketinggian 150170 cm yang bertujuan untukmembatasi ketinggian tanaman. Perlakuantoping akan mematahkan dominasi apikalsehingga menghambat pertumbuhan vegetatiftanaman. Terhambatnya pertumbuhan vegetatiftanaman menyebabkan tanaman memasuki fasegeneratif, sehingga pada tahun keempat terjadipanen raya atau dalam bahasa setempatdisebut “Panen Agung”. Cabang yang berbuahpada saat panen agung merupakan cabang B1yaitu cabang yang berbuah satu kali sehinggajumlah dompol dalam satu cabang sekitar 1218dan jumlah buah dalam satu dompol rata-ratalebih dari 15 buah.

Pada umur lima tahun terjadi panen agungkedua dengan produktivitas lebih rendah daritahun sebelumya. Hal tersebut disebabkancabang yang berbuah pada tahun kel imamerupakan cabang B2 yaitu cabang yangpernah berbuah dua kal i sehingga jumlahdompol dalam satu cabang dan jumlah buahdalam satu dompol lebih sedikit dari tahunsebelumnya. Setelah panen agung kedua,produktivitas kopi menurun sehingga petanimemelihara 24 tunas air atau “trubusan” yangdiproyeksikan sebagai batang baru meng-gantikan batang lama yang sudah tua danmenurun produktivitasnya.

Terdapat dua variasi sistem batang gandayang dilakukan yaitu: a) batang yang tumbuhdari tunas air dibiarkan tinggi sampai ketinggian34 meter. Setelah batang sangat tinggi danproduktivitas sudah mulai sangat sediki t,dilakukan peremajaan batang baru dari tunasair di pangkal batang. Panen dilakukan dengancara merundukkan batang kopi dan b) batangganda dengan kombinasi toping dengan melaku-kan toping tanaman pada ketinggian 150170cm terhadap batang tersebut sehingga tanamankopi menjadi lebih pendek.

teras individu atau tidak menggunakan teras samasekali. Kebiasaan ini sangat menyulitkan dalammelakukan pemeliharaan kebun juga berbahayabagi pekebun mengingat topografi lereng yangcukup curam. Dari aspek lingkungan, ketiadaanteras akan mengakibatkan laju erosi tanahterutama top soil berlangsung lebih cepat sehinggadegradasi lahan berlangsung lebih cepat.

Secara umum, pertanaman kopi di KabupatenMuara Enim tidak menggunakan tanamanpenaung. Proses fisiologis tanaman kopi yangditanam tanpa naungan akan berjalan lebih cepatsehingga memungkinkan produktivitas tanamankopi dapat lebih tinggi. Akan tetapi, tanaman kopiyang ditanam tanpa penaung akan memiliki risikolebih tinggi dibandingkan menggunakan penaung.Risiko tersebut antara lain umur produktif kopi lebihpendek, dibutuhkan perawatan ekstra sepertipemupukan dan penyiraman intensif.

Sistem PangkasanPangkasan pada tanaman kopi merupakan

salah satu penentu produktivitas tanaman. Sistempangkasan yang tepat akan menghasilkantanaman kopi yang memiliki produktivitas tinggi,stabil dan mudah dalam perawatan. Pada zamandahulu, tanaman kopi dibiarkan tumbuh secaraalami hingga mencapai ketinggian lebih dari limameter, sehingga pemanenan dilakukan dengancara memanjat pohon atau menggunakan tangga.Pangkasan kopi dilakukan oleh pekebun dengantujuan membatasi ketinggian tanaman kopisehingga pemanenan tidak terlalu sulit dilakukan.Metode pangkasan sederhana dilakukan denganmelakukan pemenggalan batang utama “toping”pada ketinggian tertentu. Metode ini memudahkanpetani untuk melakukan pengelolaan padatanaman kopi. Kerusakan toping, tanaman kopimenjadi lebih pendek sehingga jumlah populasiper hektar dapat meningkat dan produktivitasdalam satuan luas juga meningkat. Di sisi lain,jumlah tenaga kerja yang digunakan akanberkurang sehingga keuntungan petani dapatmeningkat. Secara umum terdapat tiga tipepangkasan kopi di Muara Enim yaitu:

Page 5: Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai

15 <<28 | 2 | Juni 2016

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Pembuahan panen agung kedua

Pembungaan dan pembuahan kopi saat panen agung pertama

Page 6: Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai

28 | 2 | Juni 2016

>> 16PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

2. Pangkasan Batang Tunggal Sistem“Payung”

Tahap awal pertumbuhan sama seperti padasistem batang ganda yaitu dilakukan toping padaketinggian 150170 cm. Pada saat tanamanberumur empat dan lima tahun tanaman kopimengalami panen agung. Setelah panen agungkedua, pekebun mulai melakukan pemotonganterhadap cabang buah primer yang sudah kurangproduktif. Selanjutnya, cabang sekunder yangtumbuh diseleksi dan dipelihara untuk menumbuh-kan cabang buah sekunder untuk pembuahan

tahun berikutnya. Letak cabang yang memutaryang hanya berada di ujung atas batang tanamankopi dan berada dalam posisi melingkarmenyebabkan bentuk tanaman kopi tersebutmenyerupai payung sehingga disebut “pangkasansistem payung”.

Namun, kemampuan dan pengetahuanpekebun kopi untuk melakukan manajemencabang masih sangat beragam dan masih sangatterbatas sehingga produktivitas yang dihasilkantanaman kopi tetap mengalami penurunan setelahpanen agung kedua.

Tanaman kopi dibiarkan tumbuh tinggi (kiri); batang ganda kopi dengan Topping (kanan)

Kopi tua dengan produktivitas menurun (kiri); mengganti dengan tunas baru (kanan)

Page 7: Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai

17 <<28 | 2 | Juni 2016

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

3. Pangkasan Batang Tunggal Sistem“Tak Ent” Satu Etape

Tahap awal pertumbuhan sama seperti padasistem batang ganda yaitu toping pada ketinggian150170 cm. Pada tanaman kopi berumur empatdan lima tahun, tanaman akan mengalami panenagung. Setelah panen agung kedua pekebunmelakukan penyambungan di ujung tanaman kopidengan menggunakan cabang buah/cabangplagiotrop atau dikenal dengan metode tak entatau oleh masyarakat setempat disebut denganstek. Pada penyambungan tersebut petanimenggunakan entres dari cabang plagiotroph dariklon “Bengkok” dan “Tugusari”.

Pangkasan batang tunggal dengan penaung tanamansengon di Desa Rekimai, Kecamatan Semendo Darat

Ulu, Kabupaten Muara Enim

Hama dan PenyakitHama utama yang menyerang pertanaman

kopi di Kabupaten Muara Enim adalah penggerekbatang. Sistem pertanaman batang ganda dengan

cabang primer sebagai penghasil buahmenyebabkan serangan penggerek batang kopisangat tinggi. Beberapa literatur menyebutkanbahwa penyebab sistem pangkasan batangganda tidak digunakan di Indonesia adalahadanya serangan penggerek batang kopi yangbanyak menyerang pada cabang primer dansedikit pada cabang sekunder dan tersier.

Cabang primer banyak terserang hama penggerekcabang (kiri); Cabang sekunder sedikit terserang

penggerek cabang (kanan)

PanenPanen menentukan kualitas mutu fisik dan

citarasa kopi. Panen yang baik dilakukan dengancara petik buah merah minimal 95%. Namun,umumnya petani kopi Robusta di KecamatanSemendo belum melakukan petik merah. Petanimelakukan petik racut untuk mempercepat prosespanen dan aliran kas (cash flow).

Pangkasan tipe payung

Page 8: Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten ... · pembibitan sampai dengan panen telah diamati oleh tim peneliti agronomi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai

28 | 2 | Juni 2016

>> 18PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Kunjungan TIM Kementerian Hukum dan Ham dalam Assesment Indikasi Geografisdi Semendo Muara Enim dan Kelompok Tani Bukit Indah sebagai kelompok sampel

Pendampingan yang dilakukan olehpemerintah Kabupaten Muara Enim telahdihasilkan 10 kelompok tani yang memproses kopidengan metode pengolahan yang baik (petikmerah 95%). Salah satu kelompok tani tersebutadalah Kelompok Tani Bukit Indah yang berlokasidi Desa Pulo Panggung Kecamatan SemendoDarat Laut, Kabupaten Muara Enim.

Pada bulan Agustus 2015 telah dilakukanasessmen dari Kementerian Hukum dan HAMuntuk menilai kesiapan Kabupaten Muara Enimuntuk memperoleh sertifikat Indikasi Geografiskopi Robusta Semendo. Berdasarkan hasilasesmen dari Kementrian Hukum dan HAM, 10kelompok tani yang tergabung dalam MasyarakatPerlindungan Indikasi Geografis (MPIG) kopiRobusta Semendo telah menerapkan SOP(Standard Operational Procedure) pengolahankopi Robusta dengan baik.

PenutupKopi Robusta di Kabupaten Muara Enim

khususnya di Kecamatan Semendo dibudidayakandengan cukup baik berdasarkan kearifan lokalyang ada di daerah tersebut. Luasan lahan kopiyang cukup tinggi di Kabupaten Muara Enim, yaitu23.400 ha tentunya mempunyai peranan cukuppenting dalam pembangunan perekonomian diKabupaten Muara Enim.

Proses budidaya seperti pembibitan,penggunaan tanaman penaung, pemangkasandan pemanenan masih dapat dimaksimalkanuntuk mencapai produksi yang lebih tinggi dan

harga yang lebih menarik. Oleh karena itudiperlukan kontribusi yang lebih besar dari sektorpemerintah dan swasta untuk terus memfasilitasikegiatan pembinaan petani dalam menghasilkankopi yang produktif dan bermutu tinggi.

Ucapan TerimakasihUcapan terimakasih kami sampaikan kepada

Dr. Surip Mawardi dan Tim Pendampingan KopiPusat Penelitian Kopi dan Kakao di KabupatenMuara Enim tahun 2013–2015. Semoga informasiini dapat bermanfaat dan mempromosikan kopiRobusta asal Kabupaten Muara Enim.

Sumber Pustaka

1)Anonim (2010). Muara Enim Dalam Angka, Badan PusatStatistik, 35p.

2)Erdiansyah, N.P. dan F. Yuliasmara (2016). PengelolaanPenaung dalam Kopi: Sejarah Botani ProsesProduksi, Pengolahan, Produk Hilir dan SistemKemitraan. Gadjah Mada University Press. 890p.

3)Hartobudoyo, S. (1975). Pangkasan Kopi. BalaiPenelitian Perkebunan Jember, 63p.

4)Rahardjo, P. (2012). Panduan Budidaya dan PengolahanKopi Arabika dan Robusta. PT. Penebar Swadaya.Jakarta. 217p.

5)Yuliasmara, F.; Suhartono dan R. Hulupi (2016).Pangkasan Tanaman Kopi dalam Kopi: SejarahBotani Proses Produksi, Pengolahan, Produk Hilirdan Sistem Kemitraan. Gadjah Mada UniversityPress. 890p.

**0**