Budidaya Ikan Nila

21
Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani FK PSM Kota Sukabumi Page 1 BUDIDAYA IKAN NILA I. PENDAHULUAN Pembangunan sektor perikanan pada umunya ditujukan untuk pengembangan dan peningkatan sumber makanan hewani. Potensi sumber daya perikanan cukup besar, baik yang berasal dari perikanan air tawar maupun air laut. Untuk memenuhi kebutuhan sumber pangan hewani ini maka perlu adanya tindakan pembudidayaan ikan Salah satu ikan yang dapat dibudidayakan adalah ikan nila, karena ikan nila memiliki keungulan antara lain mudah dikembangbiakan dan daya kelangsungan hidupnya tinggi, pertumbuhannya relatif cepat dengan ukuran badan yang relatif besar, dagingnya berwarna putih, rasanya enak,dan tidak berduri, tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan, serta ikan nila rakus terhadap makanan sisa (limbah) sehingga menerima pakan beragam. Kelebihan ikan nila adalah dapat hidup di air tawar, payau, dan laut serta tahan terhadap penyakit . Untuk itu dalam Budidaya Ikan Nila agar dapat memperoleh hasil produksi yang tinggi maka, harus memperhatikan : 1. Pengelolan kualitas air 2. Manajemen perkolaman 3. Manajemen pakan 4. Pengendalian hama dan penyakit 5. Pengelolaan budiaya ikan 6. Pemanenan dan pemasaran II. PENGELOLAAN AIR Untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan dan meningkatkan produksinya, tentu diperlukan pengelolaan yang baik selain pemilihan jenis- jenis ikan yang dibudidayakan. Manajemen yang baik tersebut meliputi seluruh faktor yang berperan pada budidaya ikan pada semua siklus pemeliharaan. Salah satu faktor penting dalam manajemen budidaya ikan adalah pengelolaan kualitas air sebagai media hidup ikan yang dibudidayakan.

description

 

Transcript of Budidaya Ikan Nila

Page 1: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 1

BUDIDAYA IKAN NILA

I. PENDAHULUAN

Pembangunan sektor perikanan pada umunya ditujukan untuk

pengembangan dan peningkatan sumber makanan hewani. Potensi sumber

daya perikanan cukup besar, baik yang berasal dari perikanan air tawar

maupun air laut. Untuk memenuhi kebutuhan sumber pangan hewani ini maka

perlu adanya tindakan pembudidayaan ikan

Salah satu ikan yang dapat dibudidayakan adalah ikan nila, karena ikan

nila memiliki keungulan antara lain mudah dikembangbiakan dan daya

kelangsungan hidupnya tinggi, pertumbuhannya relatif cepat dengan ukuran

badan yang relatif besar, dagingnya berwarna putih, rasanya enak,dan tidak

berduri, tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan, serta ikan nila rakus

terhadap makanan sisa (limbah) sehingga menerima pakan beragam.

Kelebihan ikan nila adalah dapat hidup di air tawar, payau, dan laut serta tahan

terhadap penyakit .

Untuk itu dalam Budidaya Ikan Nila agar dapat memperoleh hasil

produksi yang tinggi maka, harus memperhatikan :

1. Pengelolan kualitas air

2. Manajemen perkolaman

3. Manajemen pakan

4. Pengendalian hama dan penyakit

5. Pengelolaan budiaya ikan

6. Pemanenan dan pemasaran

II. PENGELOLAAN AIR

Untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan dan meningkatkan

produksinya, tentu diperlukan pengelolaan yang baik selain pemilihan jenis-

jenis ikan yang dibudidayakan. Manajemen yang baik tersebut meliputi

seluruh faktor yang berperan pada budidaya ikan pada semua siklus

pemeliharaan.

Salah satu faktor penting dalam manajemen budidaya ikan adalah

pengelolaan kualitas air sebagai media hidup ikan yang dibudidayakan.

Page 2: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 2

Kualitas air yang baik sangat penting dalam budidaya ikan karena

kelangsungan hidup, perkembangbiakan (reproduksi) dan pertumbuhan ikan

yang dibudidayakan tergantung pada kualitas air yang baik.

Jenis ikan yang potensial untuk budidaya harus memiliki sifat-sifat

tertentu seperti dapat dipelihara di wadah terbatas, pertumbuhannya cepat,

mempunyai toleransi yang tinggi akan suhu, pH, oksigen terlarut dan salinitas,

tahan terhadap penyakit, mudah berkembang biak omnivora serta tahan lama

setelah pemanenan dan disukai oleh konsumen

III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDIDAYA

IKAN NILA

Tujuan utama dari budidaya ikan adalah menghasilkan produksi ikan

untuk memnuhi permintaan produksi ikan adalah jumlah dari pertumbuhan

dan kelangsungan hidup ikan yang dipelihara di system budidaya yang

dilakukan.

Ada lima faktor atau komponen yang mempengaruhi budidaya ikan

yaitu ikan yang dibudidayakan, air sebagai media hidup ikan, wadah

pemeliharaan, nutrisi atau makanan ikan dan manajemen

Setiap faktor utama terdiri dari beberapa faktor yang jumlahnya

tergantung dari derajat intensifikasi yang digunakan pada pengelolaan

budidaya ikan yang dilakukan. Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara

langsung, sehingga dapat saling mempengaruhi yang pada akhirnya akan

mempengaruhi produksi sebagai tujuan utama.

Telah disebutkan terlebih dahulu bahwa kualitas air merupakan salah satu

faktor penting dalam manajemen budidaya ikan, termasuk pemeliharaan induk

dan benih ikan.

Kualitas air dalam budidaya ikan didefinisikan sebagai kualitas dari

air yang baik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, yang biasanya

dipengaruhi oleh beberapa faktor saja, dengan demikian pengelolaan kualitas

air merupakan pengaturan kondisi lingkungan atau kualitas air sehingga

berada pada kisaran yang sesuai bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan

ikan budidaya.

Page 3: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 3

Beberapa faktor mempengaruhi kualitas air yang digunakan, kegiatan-

kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan budidaya ikan seperti

pemupukan, pemberian pakan dan lain-lain, serta bahan cemaran yang masuk

ke wadah pemeliharaan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan budidaya ikan

juga dapat mempengaruhi kualitas air. Pemupukan dapat meningkatkan

kelimpahan fitoplankton yang kemudian akan mempengaruhi parameter kimia

dan fisika air seperti kandungan oksigen terlarut, pH, Kecerahan dan

sebagainya. Begitu juga pengapuran dapat mempengaruhi keseimbangan

parameter kimia air. Sisa pakan yang tak termakan oleh ikan akan mencemari

air media pemeliharaan dan menurunkan kualitasnya. Serta pemberian obat –

obatan, seperti Kaliun permanganate, akan mempengaruhi kualitas air.

Dari uraian diatas pengukuran dan monitoring kualitas air, sebagai

bagian dari pengelolaan kualitas air, merupakan hal yang penting untuk

dilakukan dalam menjalankan manajemen budidaya ikan yang baik.

Pengukuran dan monitoring dilakukan untuk :

a. mengevakuasi kualitas air yang digunakan untuk budidaya

b. Menilai produktivitas danau atau kolam sebagai dasar untuk penebaran dan

memperkirakan hasil

c. Pengukuran dan monitoring yang terus menerus untuk pengelolaan

kesehatan ikan

d. Mengetahui penyebab kematian ikan yang tiba-tiba atau pertumbuhan

yang rendah

Menjamin amannya perlakuan-perlakuan lain seperti pengobatan, pemupukan

dan lain-lain

IV. KOMPONEN UTAMA PADA BUDIDAYA IKAN NILA

IV.1. Suhu

Suhu air merupakan salah satu parameter lingkungan yang

sangat penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan

kelangsungan hidup melalui pengaruhnya pada kecepatan

pertumbuhan, kecepatan metabolisme di dalam tubuh ikan.

Sehingga diperlukan sehu optimal agar fungsi biologis ikan

Page 4: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 4

berjalan secara optimal untuk pertumbuhan dankelangsungan hidup

yang baik.

IV.2 Parameter Kimia

Dari sekian banyak parameter kimia kualitas air ada beberapa

yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, antara lain :

a. Oksigen terlarut, yang akan menyebabkan pertumbuhan

yang lambat bila konsentrasinya rendah kan menyebabkan

kematian;

b. Konsentrasi Ammonia, konsentrasi NH3 yang tinggi akan

meracuni ikan;

c. Konsentrasi Nitrit, akan mempengaruhi atau menghambat

pertumbuhan;

d. Alkalinitas, anak ikan membutuhkan kalsium dan

alkalinitas yang rendah akan menurunkan pertumbuhan;

e. pH yang rendah akan merendahkan daya tahan ikan pada

penyakit dan ikan akan mudah terserang penyakit yang

pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan. Selain itu

juga pH rendah juga menghambat penyerapan oksigen dari

air oleh insang. pH tinggi akan meningkatkan prosestase

NH3 dalam air

f. Bahan organik, penumpukan bahan organic dari sisa pakan

maupun faeces menyuburkan bacteria dan protozoa yang

kemudian akan menyebaban penurunan kandungan oksigen

terlarut.

g. Bahan pencemar, seperti limbah rumah tangga dan limbah

industri, akan mempengaruhi pertumbuhan dan kehidupan

ikan yang dibudidayakan

Page 5: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 5

IV.3 Pergantian Air

Untuk menjaga kualitas air, pergantian air merupakan salah

satu cara yang dapat dilakukan terutama pada budidaya secara

intensif. Tetapi kecepatan arus yang tinggi juga akan menurunkan

kecepatan pertumbuhan karena penggunaan energi untuk berenang.

Ketiga bagian faktor dari faktor air tersebut berinteraksi

dengan faktor-faktor lainnya ataupun antar ketiganya secara

langsung maupun tidak langsung dalam mendukung produksi ikan

yang dibudidayakan. Dalam hal pengelolaan induk dan benih ikan

nila maka faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi

perkembangan gonad pada induk ikan dan pertumbuhan serta

kelangsungan hidup benih ikan.

V. TEKNIK PERKOLAMAN / WADAH PEMELIHARAAN

DALAM BUDIDAYA IKAN NILA

Teknik perkolaman dalam Budidaya Ikan Nila didasarkan pada system

pemeliharaan baik itu secara intensif,semi intensif, maupun tradisional dan

didalam pembenihan dan tergantung besar ikan yang dipelihara di dalam

pembenihan Ikan Nila yang dilakukan oleh petani rata – rata dilakukan secara

semi intensif dengan menggunakan kolam tanah / tenang baik untuk

pembenihan, pendederan maupun pembesarannamun dalam pembesaran

banyak yang sudah menggunakan pemeliharaan Ikan secara Intensif, misalnya

di Jaring Terapung, Running Water Sistem, Parit Kolektif, Karamba, dll.

V.1 Syarat –Syarat Pembuatan Kolam / Wadah Pemeliharaan

V.1.1 Kolam Tenang

1. tersedianya air sepanjang tahun dengan kuantitas dan kualitas yang

baik untuk media hidup ikan dan dapat menjamin kontinyuditas

produksi sepanjang tahun

2. adanya lahan untuk areal perkolaman dengan kemiringan tanah 15-

30% dengan Porositas yang rendah

V.1.2 Kolam Air Deras / Running Water Sistem

Page 6: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 6

1. tersedianya air sepanjang tahun dengan kuantitas dan kualitas yang

baik untuk media hidup ikan dan dapat menjamin kontinyuditas

produksi sepanjang tahun

2. adanya lahan untuk areal perkolaman dengan kemiringan tanah 15-

30%

V.1.3 Jaring Terapung

1. adanya Danau, Bendungan, Untuk Penyimpanan Jaring.

2. Tersedianya Air dengan kuantitas yang baik sebagai media hidup

Ikan

V.I.4 Parit Kolektif / Karamba

1. adanya Selokan / saluran air baiktertier maupun sekunder yang

dapat dimanfaatkan untuk dimanfaatkan Parit Kolektif / Karamba

2. tersedianya air sepanjang tahun dengan kuantitas dan kualitas yang

untuk menjamin kelangsungan hidup ikan dan kontinyuditas

produksi

V.2 Syarat-Syarat Pembuatan Kolam / Wadah Pemeliharaan

Ukuran Kolam yang diperlukan dalam Budidaya Ikan Nila tergantung

dari luas lahan yang tersedia serta Budidaya Ikan yang akan dikembangkan.

Kontruksi Kolam Tanah / Tenang dapat terbuat dari tanah dimana tengahnya

dilapisi oleh plastik tebal dengan meninggikan tanah sebagai pematang kolam

atau dapat pula ditembok. Untuk kolam mempunyai porositas tinggi sebaiknya

mengunakan kontruksi beton / tembok

Berdasarkan pengalaman para petani luas pembenihan nila adalah 300

Meter persegi untuk penebaran 1 paket induk ( 100 ekor jantan 400 ekor betina )

dengan kedalam kolam 0,75-1 Meter dengan kemiringan dasar kolam 5-10%dan

ketinggian air 0,5-0,75 Meter

Pada bagian tengah kolam dibuat kamalir dan pada pengeluaran

memakai anak kolam ( bak ) ukuran 1x3x0,5 Meter sebagai tempat

berkumpulnya ikan pada saat panen.

Saluran pemasukan kolam harus lebih kecil dari saluran pengeluaran

misalnya ( untuk pemasukan 3 inci untuk pengeluaran 4 inci ) dan untuk

Page 7: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 7

pengeluaran dapat dipakai kontruksi sitem monik / system sipon. Artinya, air

yang keluar di pembuangan adalah kondisi air yang terburuk biasanya pada

dasar kolam di pembuangan air.

V.3 Contoh – Contoh Wadah Pemeliharaan

V.3.1 Kolam Tenang

( Gambar, Penampang Atas )

( Gambar, Penampang Samping Kiri dan Kanan )

( Gambar, Penampang Samping Tengah )

Page 8: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 8

Fhoto Kolam

(Fhoto Kolam Tenang) (Fhoto Kolam Plastik)

V.3.2 Kontruksi Kolam Air Deras ( KAD )

Secara umum, Kolam Air Deras ada dua bentuk, yaitu segitiga, dan

persegi panjang. Segitiga merupakan bentuk awal dari Kolam Air Deras,

karena bentuk inilah yang pertama kali dikembangkan. Meski bisa berfungsi

sebagaimana mestinya, namun bentuk ini memiliki beberapa kelemahan,

diantaranya sulit dalam penataan bila dibuat Kolam Air Deras dalam jumlah

banyak.

Karena kelemahan itulah, maka dikembangkan bentuk baru dengan tetap

tidak merubah fungsinya. Bentuk baru itu adalah persegi panjang. Namun

tentu saja ada sedikit modifikasi, karena pada bentuk itu, ada bagian tertentu

terdapat daerah mati (dead area) dimana kotoran tidak bisa terbuang, yaitu

pada sudut-sudut kolam.

Page 9: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 9

Modifikasi itu berupa pembuatan sekat pada keempat sudut kolam.

Tujuannya untuk melenyapkan daerah mati, sehingga semua kotoran bisa

terbuang. Hasil modifikasi itu melahirkan bentuk baru, yaitu kapsul. Karena

bila dilihat bentuknya, mirip kapsul. Bentu ini memiliki kelebihan, yaitu

mudah dalam penataan, tetapi tidak menghilangkan fungsinya.

a. Bagian-bagian Kolam Air Deras

Setiap Kolam Air Deras memiliki 6 bagian pokok, yaitu saluran

pemasukan, lubang pemasukan, saringan, pematang, dasar kolam, lubang

pembuangan, saringan, dan saluran pembuangan. Untuk lebih jelas, saya

akan menerangkan satu demi satu bagian-bagian itu, sehingga bila anda

ingin membangun tidak mengalami kesulitan. Karena usaha ini tetap

menjanjikan.

b. Saluran pemasukan

Bagian ini dibuat dekat dengan sungai, atau sumber air, yaitu setelah

kolam pengendapan, atau filter. Ukuran panjang, lebar, dan tinggi saluran

pemasukan tergantung dari debit air yang akan dialirkan, dan jumlah Kolam

Air Deras yang akan dibangun.

Untuk 10 buah Kolam Air Deras yang berukuran panjang 10 m, lebar 3

m, dan tinggi 2 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan panjang 40 m,

lebar 1 m, dan tinggi 0,7 m. Tentu saja bagian ini harus dibuat dari beton,

agar kuat dan kokoh, tidak mudah terkikis oleh aliran air.

c. Lubang pemasukan dan saringan

Bagian ini dibuat berhubungan langsung dengan saluran pemasukan.

Ukuran lebar dan tinggi lubang pemasukan tergantung dari lebar Kolam Air

Deras. Ini sangat berkaitan erat dengan debit air yang akan dimasukan ke

Kolam Air Deras. Untuk Kolam Air Deras yang lebarnya 3 m, cukup dibuat

saluran pemasukan dengan lebar 40 – 50 cm, dan tinggi 15 – 20 cm.

Page 10: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 10

Pada bagian ini dibuat sekoneng, atau coakan secara vertikal dengan

lebar 2 – 3 cm, dan dalam 1 – 2 cm. Coakan itu berfungsi sebagai tempat

memasang saringan. Saringan sebaiknya dibuat dari besi, atau behel ukuran

minimal 5 mm. Behel itu dilas secara vertikal pada besi segi empat dengan

jarak 0,5 – 1 cm. Saringan berfunsi untuk menahan sampah, ranting dan

kotoran lainnya.

d. Pematang

Pematang adalah bagian penting dari Kolam Air Deras. Pematang dibuat

sekeliling kolam dengan posisi tegak lurus, tidak miring seperti kolam tanah.

Tinggi pematang pada Kolam Air Deras umumnya antara 1,5 – 1,8 m. Pada

lubang pemasukan 1,5 m, sedangkan pada lubang pengeluaran 1,8 m. Lebar

pematang sebaiknya minimal 30 cm, semakin lebar semakin kuat.

Bagian ini harus kuat dan kokoh. Karena selain harus dapat menahan

aliran air, kikisan air, juga harus bisa menahan volume air yang sangat besar.

Karena itu, bagian ini dibuat dari beton, atau campuran pasir, badu, kerikil

dan pasir. Semennya lebih banyak. Seluruh permukaan pematang harus

halus, agar ikan tidak terluka.

e. Dasar kolam

Dasar kolam adalah bagian bawah Kolam Air Deras. Bagian ini dibuat

melandai dari lubang pemasukan ke lubang pengeluaran. Tujuannya agar air

dalam Kolam Air Deras mudah dikeluarkan dengan dasar kering. Selain

melandai, bagian ini juga harus cekung. Tujuannya agar semua kotoran

terkumpul di tengah, sehingga mudah terbawa arus air dengan mudah.

Dasar kolam juga harus kuat, agar tidak bocor akibat tekanan air yang

sangat besar, dan juga kikisan air. Karena itu bagian ini dibuat dari beton

seperti halnya pematang. Tetapi betonya harus tebal. Agar tidak melukai

ikan, terutama ketika panen, maka seluruh permukaan dasar kolam harus

halus. Selain itu pada dasar kolam yang halus, kotoran lebih mudah terbawa

arus.

Page 11: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 11

f. Lubang pembuangan dan saringan

Lubang pembuangan adalah lubang untuk membuang air, pada saat

penen, dan juga sehari-hari. Bagian ini dibuat pada dinding belakang dari

lebar kolam. Letaknya di bagian bawah dengan lebar 30 – 40 cm, dan tinggi

20 – 30 cm.

Untuk menetapkan ketinggian air kolam, maka pada bagian belakang

lubang pengeluaran dibuat sekoneng dengan lebar 3 – 4 cm, dan dalam cm.

Bagian itu digunakan sebagai tempat untuk memasang papan sebagai

penehan ketinggian air Kolam Air Deras.

Saringan dipasang pada bagian itu dengan lebar dan tinggi sama dengan

lebar dan tinggi lubang pembuangan. Saringan yang dibuat sama dengan

saringan pada lubang pemasukan. Bagian ini berfungsi untuk menjaga agar

ikan tidak keluar, tetapi kotoran, seperti lumpur, sisa pakan, dan kotoran

ikan bisa keluar

g. Saluran pembuangan

Saluran pembuangan adalah bagian untuk membuang seluruh air dari

Kolam Air Deras. Bagian ini dibuat di belakang, dan berhubungan langsung

dengan lubang pengeluaran. Letaknya harus lebih rendah dari dasar kolam.

Tujuannya agar seluruh air kolam dapat kering.

Saluran pembuangan harus lebih lebar dari saluran pemasukan.

Demikian juga dengan tingginya. Karena harus bisa menampung air dari

beberapa Kolam Air Deras yang telah dibuat. Selain itu juga harus lebih kuat

dan kokoh karena tekanan airnya lebih besar dari saluran pemasukan.

Page 12: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 12

V.3.3 Gambar Kolam Air Deras

( Gambar, Penampang atas )

( Gambar, Penampang Samping Kiri dan Kanan )

( Gambar, Pemasukan dan Pengeluaran Air )

Page 13: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 13

V.3.4 Membuat Keramba, Parit Kolektif, dan Jaring Terapung

Nila dapat dipelihara di keramba dan jaring apung. Pemeliharaan ini

dilakukan sejak benih hingga konsumsi, atau ukuran ikan yang siap untuk

dimakan. Selain itu jaring terapung juga sering digunakan untuk memelihara .

Membuat keramba atsau jaring apung tidak susah, tetapi memerlukan

biaya yang sangat besar. Tempat ini dibuat dari kantung jaring, atau net.

Ukurannya beragam, namun ukuran yang umum digunakan adalah panjang 7

m, lebar 7 m, dan tinggi 2 m. Mata jaring, atau messnya yang umum

berukuran 0,5 – 1 cm (0,25 – 0,5 inchi), atau lebih kecil dari tinggi, atau lebar

ikan.

Jaring terapung biasa ditempatkan di danau, waduk dan perairan

lainnya yang airnya tenang. Setiap kelompok jaring terdiri dari 4 kolam, dan

setiap kolam memiliki dua lapis, yaitu lapis atas dan lapis bawah. Pada seluruh

areal kadang diberi jaring lagi. Jaring itu selain menjaga agar ikan tidak

keluar, juga digunakan untuk memelihara ikan lain.

Setiap jaring memiliki delapan bagian penting, yaitu krangka,

pelampung, jembatan, jangkar, jaring, rumah tunggu, dan gudang. Kerangka

merupakan bagian utama, dan paling penting. Bagian ini dibuat di sekeliling

jaring terapung.

Sebagai bagian utama dari jaring, dimana semua bagian lain akan

ditempatkan di sana, maka kerangka harus kuat. Karena itu, kerangka harus

dibuat dar bahan yang kuat, seperti besi, bambu, atau kayu. Bambu dan kayu

harus dipilih yang tahan air dan bentuknya yang lurus.

Kerangka dibuat di darat, atau sebelum ditempatkan ke dalam air.

Bentuknya empat persegi panjang dengan dua batang besi, bambu, atau kayu.

Itulah tempat untuk memasang jembatan, dan pelampung, sebelum memasang

bagian-bagian lainnya.

Pelampung dibuat dari drum plastik, atau drum besi. Drum plastik

lebih baik dari drum besi, karena drum plastik tahan air, dan tidak mudah

Page 14: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 14

berkarat. Pelampung ditempatkan di bawah kerangka. Setiap garis

ditempatkan 4 – 5 buah drum. Jadi untuk sebuah kolam dibutuhkan 14 – 20

drum. Pelampung berfungsi sebagai penahan seluruh bagian jaring terapung.

Jembatan dibuat di bawah. Bagian ini juga harus kuat, karena berfungsi

sebagai tempat untuk berjalan orang ketika sedang menebar benih, pemberian

pakan tambahan, dan saat panen. Selain itu, digunakan juga oleh pembeli atau

tamu. Jembatan umumnya dibuat dari bambu, atau kayu.

Jangkar bisa dibuat campuran dari pasir, krikil, dan semen. Di salah

satu bagiannya dibuat tempat untuk mengikat. Jangkar bisa juga dibuat dari

besi khusus. Jangkar diikat dengan tali, atau tambang plastik, lalu

ditenggelamkan ke dasar perairan. Ujung tali lainnya diikatkan pada kerangka.

Jangkar berfungsi untuk memantapkan posisi jaring agar tidak bergerak

kemana-mana.

Rumah jaga dibuat di bagian tengah dari seluruh jaring. Bentuknya

seperti rumah orang, tetapi kecil atau saung. Bahan untuk membuat rumah

jaga harus dari bahan yang ringan. Bagian ini berfungsi sebagai tempat tinggal

pekerja. Di bagian samping dari rumah jaga dibuat gudang. Bagian ini

berfungsi untuk menyimpan pakan, dan dan bahan lainnya.

Jaring dipasang pada setiap kolam, dengan mengikat tali pada ke empat

sudut jaring ke tiang dari kerangka. Selain pada ke empat sudut, tali juga

dipasang pada bagian jaring lainnya. Agar tenggelam, dasar jaring diberi

pemberat yang dibuat dari campuran pasir, krikil, dan semen. Bagian itu

diikatkan pada tiang, dan kerangka. Bila sudah dipasang, jaring siap

digunakan.

Page 15: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 15

V.3.5 Gambar Jaring Terapung

( Gambar, Penampang Atas )

( Gambar, Jaring terapung 3 Dimensi )

Fhoto Karamba

Page 16: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 16

VI. PENGELOLAAN PAKAN

Atas dasar kebiasaan makanan atau food habit, ikan dibagi kedalam

tiga kelompok, yaitu herbivora, karnivora dan omnivora. Herbivor adalah ikan

pemakan tumbuhan, seperti gurame dan tawes. Karnivor adalah ikan pemakan

daging, seperti ikan lele dan gabus. Omnivor adalah ikan pemakan segala, baik

tumbuhan maupun hewan.

Ikan Nila termasuk omnivore atau ikan pemakan segala, baik

tumbuhan maupun hewan. Kebiasaan itu tergatung umurnya. Pada saat larva,

setelah habis kuning telur, Ikan Nila suka dengan phyto plankton. Besar edikit

atau saat benih sangat suka dengan zooplankton, seperti Rotifera sp, Impusoria

sp, Daphnia sp, Moina sp and Cladocera sp. Setelah dewasa sangat suka

dengan cacing, seperti cacing tanah, cacing darah dan tubifex.

Atas dasar kebiasaan tempat makan, ikan juga digolongkan kedalam

tiga golongan, yaitu ikan bottom feeder, middle feeder dan floating feeder.

Bottom feeder adal ikan pemakan dasar perairan, seperti ikan mas. Middle

feeder adal pemakan di tengah peairan. Floating feeder adal pemakan di

permukaan air.

Ikan Nila bukan bottom feeder, tetapi floating feeder. Ikan ini akan

bergerak cepat ketika diberi pakan tambahan. Meski begitu, terkadang Ikan

Nila juga bersifat bottom feeder, yaitu memakan pada dasar perairan,

pematang dan pada benda lainnya. Tetapi tidak sampai mengaduk-ngaduk atau

merusak pematang seperti ikan mas

Tas dasar cara makan, ikan dibagi kedalam dua golongan, yaitu ikan

yang aktif dan ikan yang fasif. Ikan Nila termasuk ikan yang aktif. Ikan itu

akan bergerak dengan cepat ketika diberi pakan tambahan. Penciumannya

sangat tajam. Meski termasuk ikan yang aktif tetapi bila sudah kenyang akan

menghindari pakan itu.

Kebiasaan makanan, kebiasaan makan dan kebiasaan cara makan harus

dipelajari betul-betul agar dalam pengelolaan pemberian pakan tambahan bisa

teratur. Dosis pakan sering ditentukan dengan persentase jumlah pakan, tetapi

Page 17: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 17

ada juga yang tidak menentukan dosis pakan. Cara pemberiannya dilakukan

secara adlibitum, yaitu diberi pakan ketika lapar dan dihentikan bila sudah

kenyang.

VII. PEMBENIHAN IKAN NILA

VII.1. Pemeliharaan Induk Nila

Kolam induk adalah tempat untuk memelihara calon induk atau induk-

induk yang baru dipijahkan atau induk yang sedang diistirahatkan. Kolam ini

disebut juga kolam pematangan gonad. Karena kolam ini berfunsi untuk

melakukan pematangan gonad. Pada Ikan Nila, kolam induk harus dibuat

minimal dua buah, yaitu kolam induk jantan dan kolam induk betina.

Pemisahan itu bertujuan agar induk nila merah tidak melakukan pemijahan

liar. Karena pemijahan ini sangat merugikan dan kirang baik.

Kolam induk Ikan Nila dapat dibuat dari tanah atau kolam tanah.

Ukuranya jangan terlalu luas, sebab sangat menyulitkan dalam

pemngelolaannya, baik pada saat pengeringan maupun pada saat penangkapan.

Ukuran kolam induk nila cukup paling luas 100 m2. Seperti kolam untuk ikan

lain, kolam induk Ikan Nila dilengkapi dengan lubang pemasukan, dan

pengeluaran air. Tujuannya agar memudahkan dalam pengisian air, sehingga

kualitas air kolam tetap baik. selain itu juga untuk memudahkan dalam

pengeringan.

Kolam induk juga bisa dibuat dari beton. Hanya pembuatan kolam

membutuhkan biaya yang mahal. Karena kolam beton biasanya digunakan

untuk pembenihan secara intensif. Ukuran kolam induk dari beton jangan

terlalu luas, cukup dengan panjang 6 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m. Pada kolam

ini juga dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Kolam beton

yang jumlahnya banyak dapat dibuat secara berderet dengan instalasi

pemasukan air dari beton. Sedangkan saluran pembuangan dari beton.

Selain kolam tanah dan beton, pemeliharaan induk juga dapat

dilakukan dalam keramba jaring apung dan hapa bermes 0,5 cm. Keramba

jaring apung dapat dipasang di waduk, seperti keramba Jaring apung untuk

Page 18: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 18

pembesaran ikan mas, bisa juga jaring apung yang dipasang di rawa-rawa,

kolam besar atau genangan air lainnya. Sedangkan hapa dipasang pada kolam-

kolam yang berukuran luas. Pemasangan hapa biasanya diikatkan pada tiang-

tiang bambu yang dilengkapi dengan palang-palang sebagai penguat tiang..

VII.2. Proses Perkawinan

Kolam Pembenihan Ikan Nila adalah tempat untuk perkawinan ikan

nila yang sudah siap kawin dan tempat memelihara larva yang baru habis

kuning telurnya hingga benih mencapai ukuran yang siap di kolam pendederan

Kolam pemijahan adalah tempat untuk menyatukan induk jantan dan

betina agar terjadi pemijahan. Kolam pemijahan dapat dibuat dengan luas yang

sama dengan kolam induk. Demikian juga dengan bagian-bagian yang lainnya.

Namun dari kolam itu, adapula kolam lain untuk pemijahan,

.Untuk mencapai ukuran tersebut pembesaran ikan Nila harus

melewati tiga tahap kegiatan, yaitu pendederan pertama, kolam pendederan

kedua, dan kolam pendederan ketiga. Masing-masing kegiatan dilakukan

dalam satu kolam.

Siklus hidup ikan Nila melewati lima fase kehidupan, yaitu telur, larva,

benih, konsums dan induk. Ciri setiap fase berubah. Demikian juga dengan

bentuk dan ukuran tubuh serta sifat-sifatnya. Semua fase dilewati dalam waktu

yang berbeda-beda. Dari semua fase, konsumsi merpakan suatu fase komersil

pada sebuah usaha.

Telur merupakan fase awal kehidupan ikan Nila, dimana bakal anak itu

baru dikeluarkan induknya. Fase ini dicirikan dengan bentuknya yang bulat,

berwarna kuning dan bersifat tidak melekat. Telur Ikan Nila berdiameter

antara 2 – 2,5 mm. setiap butir memiliki berat rata-rata 0,02 mg

. Fase telur merupakan masa kritis dan dilewati selama 6 – 7 hari atau

tergantung suhu air, kemudian berubah menjadi fase larva yang masih

memiliki kuning telur atau makanan cadangan. Fase itu dilewati selama 2 – 3

Page 19: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 19

hari. Selama fase itu tidak memerlukan pakan dari luar, tetapi akan

menghabiskan makanan cadangan itu.

Ikan Nila tidak melahirkan anak seperti ikan seribu (Lebistes

leticuatus). IkanNila bukan juga pemijah, seperti ikan mas. Ikan Nila adalah

mouth breeder, yaitu ikan yang merawat telur hingga larva dalam mulut.

Kemudian larva akan diasuh dalam air hingga larva dapat berenang bebas dan

bisa menncari makan sendiri.

Pemijahan Ikan Nila tidak seperti ikan mas, setelah mengeluarkan telur

lalu pergi, seperti orang kawin tapi tidak bertanggung jawab kepada anak

istrinya. Pemijahan Ikan Nila mirip sekali dengan pemijahan gurame, yaitu

membuat sarang, mengeluarkan telur, lalu mengasuh anaknya. Namun tentu

saja memiliki perbedaannya.

Proses pemijahan Ikan Nila diawali dengan pembuatan sarang. Sarang

di buat di dasar perairan berupa lekukan dengan diameter antara 1,5 – 2 kali

panjang tubuhnya..Pekerjaan itu dilakukan oleh jantan. Sarang tidak harus

berupa lekukan tetapi bisa saja berupa areal sebagai batas tortorial, seperti

yang terjadi dalam akuarium dan jaring terapung.

Selesai membuat sarang, jantan akan mengajak pasangannya untuk

memijah. Betina akan mengeluarkan telur dan diletakan pada sarang itu. Pada

saat yang bersamaan jantan akan mengeluakan sperma. Pada saat itulah terjadi

pembuahan. Kegiatan pengeluaran telur dan sperma dilakukan secara bertahap

hingga telur dan spermanya habis.

Seekor induk betina berukuran 500 gram dapat mengeluarkan telur

sebanyak 1.000 – 1.500 butir. Tentu saja jumlah itu tergantung dari ukuran dan

berat induk betina. Telur-telur yang sudah dikeluarkan akan disedot oleh induk

betina lalu dirawat sampai menetas dalam mulutnya. Karena itu induk betina

yang sudah mengerami adalah mulut selalu tertutup dan agak gembung.

Page 20: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 20

VIII. PENDEDERAN IKAN NILA

Kolam pendederan Ikan Nila sebaiknya dibuat dari kolam tanah.

Karena kolam ini lebih baik dari kolam beton. Di kolam tanah, pakan alami

dapat tumbuh subur, sehingga pakan larva selalu tersedia dalam waktu yang

lebih lama. Tentu saja hal ini akan menjadikan benih dapat tumbuh lebih

cepat. Kolam beton kurang subur karena proses penguraian bahan organik

kurang sempurna, atau hanya pada bagian dasar saja.

Kolam pendederan Ikan Nila harus luas, yaitu berukuran antara 500 –

1.000 m2. Kolam seluas ini dapat dengan mudah dikelola, mulai dari persiapan

sampai penen. Selain itu, kapasitasnya cukup besar untuk memelihara benih.

Pada kolam pendederan, selain lubang pemasukan, dan pengeluaran air, kolam

pendederan harus dilengkapi dengan kemalir dan kobakan agar memudahkan

dalam pemanenan benih.

Dari larva berubah menjadi fase benih. Panjang dan berat tubuh

berubah setiap saat. Dalam sebulan larva berubah menjadi benih berukuran

panjang antara 2 – 3 cm dengan berat antara 0,8 – 1,2 gram. Sebulan kemudian

panjang dan beratnya berubah menjadi 4 – 8 cm dengan berat antara 3 – 6

gram.

Ikan nila dapat dipelihara di kolam tenang, kolam air deras, karamba,

jaring apung. Ikan ini mencapai dewasa pada tahun 4-5 bulan dan dapat

memijah 6-7 kali dalam setahun. Ikan nila tumbuh secara normal pada suhu

14-38 C dan dapat memijah pada suhu 22-37 C sertadapat mentolerir kisaran

pH 5-11. pada salinitas 0-29% ikan nila dapat berproduksi

Sejalan dengan hal tersebut di atas, budidayaya ikan nila berkembang

pesat yang kemudian memnyebabkan kebutuhan benih yang tingi serta

berkualitas. Untuk memenuhi kebutuhan benih tersebut dibutuhkan usaha

pembenihan yang dikelola dengan baik yang meliputi pemeliharaan induk dan

benih yang dihasilkan. Pengelolaan kualitas air tentunya mempunyai peran

yang penting untuk menghasilkan induk dan benih yang berkualitas dan

berkuantitas tinggi.disamping persyaratan lainnya .

Page 21: Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila Oleh : Ujang Shadudin Taftajani

FK PSM Kota Sukabumi Page 21

IX. PEMBESARAN IKAN NILA

Pada umur tiga bulan benih tersebut bertambah besar hingga menjcapai

panjang antara 10 – 12 cm dengan berat 15 – 20 gram. Tiga bulan kemudian

atau pada umur 6 bulan dari telur, Ikan Nila sudah mencapai konsumsi, yaitu

ukuran ikan yang umum dimakan oleh orang. Konsumsi ini biasanya

berukuran panjang antara 15 – 20 cm dengan berat antara 300 – 400 gram.

Pada ukuran ini sebenarnya Ikan nila sudah menjadi calon induk dan

mulai belajar untuk memijah, namun untuk menjadi calon induk yang baik

harus ditunggu 1 – 2 bulan kemudian. Fase induk atau masa produktif induk

berlangsung selama 1 – 1,5 tahun. Setelah itu berubah menjadi fase yang tidak

produktif, dinmana induk masi bisa memijah, tetapi kualitas anaknya sudah

kurang baik