Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

29
Budidaya Hortikultura di Musim Hujan Kendala dan Kiat Mengatasinya Post: 19 December 2008 Oleh: penyair cinta (0) Comment Hujan datang lagi……!!! Begitulah luapan kegembiraan para petani menyambut datangnya hujan di pertengahan bulan oktober lalu. Bagaimana tidak? Kenyataan adanya kekeringan yang berkepanjangan telah membuat kita merana apalagi petani yang selama ini menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam. Hujan memang selalu ditunggu banyak petani karena masa bero , gagal panen dan berebut air dapat segera diakhiri . Kedatangannya mampu menghijaukan kembali rumput dan hutan yang mengering; memunculkan harapan baru untuk dapat berhasil dalam bertani, serta memotong siklus hama yang telah menguras tenaga dan biaya di musim kemarau. Budidaya sayuran selalu dilakukan sepanjang musim baik musim kemarau maupun musim hujan karena konsumen sayuran lebih menyukai produk segar dibandingkan dengan produk olahan. Hujan selain memudahkan petani untuk mendapatkan air dalam budidaya tanaman sayuran juga berarti sejumlah tantangan dan kendala yang akan datang dan mengancam keberhasilan panen atau menurunnya mutu produk sayuran. Perubahan fisik yang muncul akibat hujan bagi lingkungan tumbuh tanaman adalah meningkatnya kelembaban udara dan meningkatnya kandungan air dalam tanah. Kedua hal tersebut berdampak pada percepatan perkembangan patogen baik jamur maupun bakteri, terganggunya keseimbangan nutrisi tanaman di dalam tanah serta

Transcript of Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Page 1: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Budidaya Hortikultura di Musim Hujan Kendala dan Kiat Mengatasinya

Post: 19 December 2008 Oleh: penyair cinta (0) Comment

Hujan datang lagi……!!! Begitulah luapan kegembiraan para petani menyambut datangnya hujan di pertengahan bulan oktober lalu. Bagaimana tidak? Kenyataan adanya kekeringan yang berkepanjangan telah membuat kita merana apalagi petani yang selama ini menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam.

Hujan memang selalu ditunggu banyak petani karena masa bero , gagal panen dan berebut air dapat segera diakhiri . Kedatangannya mampu menghijaukan kembali rumput dan hutan yang mengering; memunculkan harapan baru untuk dapat berhasil dalam bertani, serta memotong siklus hama yang telah menguras tenaga dan biaya di musim kemarau.

Budidaya sayuran selalu dilakukan sepanjang musim baik musim kemarau maupun musim hujan karena konsumen sayuran lebih menyukai produk segar dibandingkan dengan produk olahan. Hujan selain memudahkan petani untuk mendapatkan air dalam budidaya tanaman sayuran juga berarti sejumlah tantangan dan kendala yang akan datang dan mengancam keberhasilan panen atau menurunnya mutu produk sayuran.

Perubahan fisik yang muncul akibat hujan bagi lingkungan tumbuh tanaman adalah meningkatnya kelembaban udara dan meningkatnya kandungan air dalam tanah. Kedua hal tersebut berdampak pada percepatan perkembangan patogen baik jamur maupun bakteri, terganggunya keseimbangan nutrisi tanaman di dalam tanah serta munculnya kerusakan fisik lain berupa pecah batang , pecah buah juga robohnya tanaman.

Beberapa teknik untuk meningkatkan keberhasilan budidaya sayuran akan disajikan dan dilengkapi dengan tinjauan penyakit – penyakit utama yang biasa menyerang tanaman di musim hujan, uraian singkat mengenai siklus air, proses kehilangan dan pergerakan nutrisi tanaman utama, serta uraian dampak genangan air pada tanaman.

• Kerusakan Tanaman Akibat Kelebihan AirOrgan tanaman sayuran banyak yang bersifat sukulen atau mempunyai kandungan air yang tinggi. Karena air hujan juga mengandung cukup banyak nitrogen maka beberapa jenis sayuran cenderung lebih mudah pecah pada waktu hujan sebagai contoh pecahnya batang tanaman melon, pecah buah semangka dan pecah kubis.

Page 2: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Akibat lain dari kebanyakan air bagi tanaman sayuran adalah munculnya gejala layu karena tanaman keracunan nitrogen. Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada waktu air memenuhi seluruh rongga udara di dalam tanah maka kebutuhan oksigen akar tidak terpenuhi. Pada kondisi cukup oksigen nitrogen tersedia bagi tanaman dalam bentuk NH4+ atau NO3- sedangkan pada kondisi anaerob atau tergenang air ion – ion nitrogen tersebut tereduksi menjadi NO2 yang sangat beracun bagi tanaman. Sebagian besar tanaman sayuran sangat peka terhadap kebanyakan air.

Kebanyakan air dalam tanah juga menyebabkan rendahnya daya dukung tanah terhadap tetap tegaknya tanaman menjadi rendah. Hal yang sering terjadi adalah robohnya tanaman akibat hujan angina meskipun tanaman sudah ditopang dengan lanjaran.

Gangguan lain yang disebabkan oleh limpahan air hujan adalah keseimbangan nutisi dalam tanah. Bentuknya dapat berupa rontoknya bunga dan buah serta turunnya mutu buah khususnya dalam kemanisan buah.

Teknik budidaya yang paling popular digunakan untuk mengurangi kelebihan air adalah dengan pembuatan saluran drainase. Terdapat dua macam cara pembuatan saluran drainase yaitu saluran drainase di atas permukaan tanah dan saluran drainase di bawah permukaan tanah.

Saluran drainase di atas permukaan tanah dimaksudkan untuk mengurangi genangan, mencegah kejenuhan air yang berkepanjangan dan mempercepat aliran ke arah pembuangan tanpa terjadinya erosi tanah. Drainase ini mencakup parit-parit pemasukan dan pembuangan dalam petak penanaman termasuk di dalamnya parit yang ada diantara bedeng penanaman.

Saluran drainase di bawah permukaan dimaksudkan untuk memindahkan kelebihan air di dalam tanah. Drainase ini dapat menurunkan tingginya kandungan air baik karena curah hujan, air irigasi permukaan , limpasan dari dataran yang lebih tinggi, dan air resapan. Bentuknya bervariasi ada drainase gorong-gorong, drainase batu, drainase kotak dan drainase bamboo.

• Kerusakan Akibat Meningkatnya Perkembangan PenyakitDatangnya musim hujan bulan Oktober hingga Maret ini selain memberikan persediaan air yang cukup bagi tanaman, ternyata juga dapat memberikan dampak negatif berupa lingkungan udara yang lembab. Kelembaban yang tinggi ini sangat kondusif bagi perkembangan tumbuhnya jamur maupun bakteri. Sayangnya, tidak hanya jamur dan bakteri yang menguntungkan yang hidup secara pesat dalam keadaan ini, melainkan juga yang merugikan. Bahkan disinyalir pertumbuhan jamur yang merugikan termasuk diantaranya penyebab berbagai penyakit tanaman bisa lebih tinggi. Akibatnya tentu saja resiko serangan penyakit di musim hujan menjadi lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.

Adanya penyakit pada tanaman hortikultura tentu saja merugikan karena selain dapat mengurangi produktivitas maupun kualitas, juga dapat menyebabkan kegagalan panen. Berikut adalah beberapa penyakit tanaman sayuran yang biasa dijumpai di musim hujan yang menyebabkan kegagalan atau menurunkan mutu produk sayuran :

Page 3: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

• Tanaman CabaiAntracnose (Busuk Buah)Penyakit ini disebabkan oleh jamur Collectroticum gloeosporioides dan dilaporkan ditemukan di hampir seluruh dunia. Adapun gejala serangannya antara lain sebagai berikut : Pada buah muda ataupun tua permukaanya nampak bercak berair dan berkembang dengan cepat hingga berdiameter 3 – 4 cm. Bercak luka menurun dan berwarna merah tua kehitaman yang menampakkan massa spora yang berbentuk melingkar – lingkar. Adanya musim hujan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi ini menjadi penyebab meningkatnya perkembangan jamur. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara : treatment benih, rotasi tanaman dan aplikasi fungisida Victory 80WP diselingi Promefon 250EC.

Cercospora Leaf SpotPenyakit ini sama halnya seperti cacar pada manusia yaitu menimbulkan bintik-bintik/bercak-bercak melingkar terutama pada daunnya. Penyebabnya tidak lain adalah jamur Cercospora capsici. Penyakit bercak daun ternyata menyebar merata di seluruh dunia khususnya pada tanaman cabai.Gejala serangan daun yang terluka berbentuk bulat dengan diameter 1 cm yang dikelilingi warna coklat dan berwarna abu – abu di tengahnya (seperti mata katak). Serangan yang terjadi menyebabkan daun rontok, baik dengan gejala daun menguning ataupun tanpa gejala daun menguning. Luka yang timbul pada batang, tangkai daun, dan tangkai buah berbentuk elips dengan pusat abu-abu yang dikelilingi warna gelap disekitarnnya. Buahnya tidak ikut terserang penyakit ini. Jamur ini terdapat pada benih dan seresah daun yang telah terkena serangan. Lamanya waktu hujan dan kebasahan daun serta jarak tanam yang rapat dapat mendorong perkembangan penyakit. Penyemprotan fungisida Victory 80WP dapat mengendalikan penyakit, tetapi perkembangannya bergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya apakah sesuai untuk perkembangan penyakit ini.

Choanephora BlightPenyakit ini merupakan penyakit layu pada ujung cabai yang disebabkan Choanephora cucurbitarum. Meskipun termasuk jarang karena hanya ditemukan di daerah tropis, namun kita tetap harus mewaspadainya. Gejala Serangan penyakit ini ditandai dengan ujung cabang yang menjadi layu. Jika diamati dengan teliti akan tampak keperakan yang berbentuk seperti jamur dengan ujung yang gelap. Jamur ini juga dapat membunuh bunga dan kuncup bunga. Tingginya curah hujan dan suhu di musim hujan sangat mempengaruhi keberadaannya. Karena informasi yang didapatkan sangat sedikit, pengendalian yang tepat dan efektif terhadap penyakit ini masih dalam penelitian. Namun demikian, penyemprotan fungisida Victory 80WP dan Kocide 77WP dapat mencegah serangan penyakit.

Bacterial SpotBacterial spot atau bercak bakteri pada tanaman cabai berbeda dengan bercak melingkar cercospora. Penyakit ini disebabkan oleh Xanthomonas campestris pv. Vesicatoria. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit cabai yang umum dialami petani karena ditemukan di seluruh dunia. Gejala Serangannya ditandai dengan timbulnya bercak berair yang mengering dengan dikelilingi warna kuning pada daun. Luka yang timbul dimulai dari bagian atas hingga mencapai bawah daun. Daun yang terkena serangannya menjadi kuning dan rontok. Luka pada buah berwarna gelap dan berbintik – bintik. Bercak nekrotis timbul pada batang dan tangkai daun.

Page 4: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Perkembangan jamur ini disebabkan karena terbawa benih dan bisa berada pada seresah daun dari tanaman yang terserang. Banyak jenis bakteri ini yang menyerang cabai dan tomat. Penyakit ini juga didorong oleh suhu tinggi, kabut yang tebal, serta pengairan dengan system leb.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran dengan tanaman yang tahan dan non-sayur. Selain itu juga dengan menggunakan benih yang bebas hama dan penyakit. Jenis varietas yang tahan terhadap penyakit ini mulai banyak, tetapi terkadang tidak untuk semua jenis bakteri. Penyemprotan fungisida tembaga seperti Kocide 77WP sangat efektif dalam mengendalikan serangan penyakit ini. Sungkup untuk menahan hujan juga dapat mengurangi serangan penyakit ini di musim penghujan.

Bacterial Soft RotPenyakit busuk lunak bakteri ini disebabkan oleh Erwinia carotovora sub sp. Carotovora dan ditemukan di seluruh dunia. Gejala Serangan ditandai dengan adanya bercak berair yang menyebar ke seluruh buah. Buah yang terserang menjadi rontok atau tergantung seperti kantong yang penuh air. Selama masa panen, pembusukan biasanya dimulai pada batang dan diikuti oleh buah. Penyakit ini ternyata tidak hanya menyerang cabai saja melainkan dapat terjadi pada berbagai macam buah dan sayuran. Bakteri penyebab penyakit ini terdapat pada seresah tanaman, serangga, bahkan di tanah. Bakteri ini masuk ke tanaman melalui luka yang ditimbulkan oleh serangga taupun luka mekanis.Kondisi hujan dan suhu yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan bakteri ini. Buah yang telah dipanen pun bisa terkena penyakit ini dari air yang digunakan untuk mencuci buah. Untuk mengendalikannya dapat dilakukan pergiliran tanaman atau dengan dengan menanam tanaman yang tahan serta non – sayur. Selain itu system darinase lahan pun harus diperbaiki sehingga lahan cepat mengering dan mengurangi percikan air tanah. Kemudian pemanenan buah dianjurkan dilakukan saat kondisi kering dan hati-hati untuk menghindari adanya luka. Jika memungkinkan sebisa mungkin menghindari mencuci buah dengan air sembarang sebelum disterilisai dengan klorin.

Bacterial WiltBacterial Wilt atau layu bakteri pada cabe yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum ini termasuk salah satu penyakit yang ditakuti petani cabe. Meskipun hanya ditemukan di daerah tropis dan subtropics yang memiliki curah hujan tinggi saja namun kerusakan akibat penyakit ini tidaklah sedikit karena bisa mengancam kegagalan panen yang cukup besar. Awal gejala serangan yang timbul adalah adanya layu pada daun terbawah (atau daun teratas pada bibit) yang diikuti oleh layu yang tiba – tiba pada seluruh tanaman tanpa adanya gejala kekuningan pada tanaman. Penyakit ini timbul pada sekelompok tanaman saja atau mungkin hanya satu tanaman saja. Jaringan angkut tanaman sakit menjadi coklat serta pembusukan pada korteks yang dekat dengan tanah. Aliran bakteri akan muncul dari jaringan angkut tanaman yang dipotong melintang dari batang terbawah dan akan mengendap di air. Penyakit ini dapat menyerang hampir pada 200 jenis tanaman yang berbeda. Tanaman yang sering terserang adalah tomat, tembakau, kentang dan terung, disamping itu juga sangat merusak pada tanaman cabai. Bakteri ini dapat bertahan di tanah dalam waktu lama. Masuknya bakteri ini melalui luka pada akar ataupun luka akar yang disebabkan oleh serangga, nematode, atau pengolahan tanah. Suhu yang tinggi dan kelembaban tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Pengendalian penyakit layu dapat dilakukan antara lain : dengan menggunakan bedeng semai yang bebas dari hama dan

Page 5: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

penyakit, melakukan fumigasi pada bedeng semai serta sterilisasi media tanam. Kemudian lakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain seperti padi misalnya, pergiliran ini akan mengurangi jumlah bakteri. Hindari system penanaman yang dapat merusak akar. Gunakan bedengan yang lebih tinggi untuk memudahkan drainase. Cabai besar lebih tahan terhadap penyakit ini dibanding paprika. Jenis yang tahan terhadap penyakit ini sedang dikembangkan tetapi belum tersedia. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 gr / L dengan volume semprot 200 ml / tanaman saat tanaman mulai berbuah atau mulai ada gejala serangan dengan interval 14 hari.

• Tanaman Kubis – kubisanAlternaria Leaf SpotSeperti halnya pada tanaman cabe, bercak alternaria pun dapat menyerang kubis – kubisan. Namun, penyakit pada kubis ini disebabkan oleh Alternaria brassicae, A. brassicicola. Hampir seluruh tanaman kubis – kubisan sangat peka terhadap bercak daun Alternaria dan dapat menyerang tanaman pada seluruh fase pertumbuhan. Gejala yang ditimbulkan oleh 2 pathogen ini sama dan bisa ditemukan dalam satu tanaman. Serangan pada tanaman di persemaian dapat mengakibatkan damping off atau tanaman kerdil. Bentuk Bercak daun sangat beragam ukurannya dari sebesar lubang jarum hingga yang berdiameter 5 cm. Umumnya serangan dimulai dengan adanya bercak kecil pada daun yang membesar hingga kurang lebih berdiamter 1,5 cm dan berwarna gelap dengan lingkaran konsentris. Perubahan warna menjadi coklat pada head cauliflower dan brokoli juga disebabkan oleh pathogen ini. Patogen ini juga menimbulkan bercak elips nekrotis pada benih. Penyakit ini disebabkan oleh patogen yang terbawa benih. Alternaria sendiri dapat disebarkan oleh angin. Serangan dapat dipercepat oleh cuaca yang lembab dengan suhu optimum antara 25 – 30oC. Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain : menggunakan benih yang bebas dari patogen ini. Air panas dan perlakuan benih dengan bahan kimia juga sangat efektif. Kemudian , penggunaan fungisida Promefon 250EC juga dapat diterapkan untuk mengendalikan perkembangan beberapa penyakit. Hindari penyiraman pada head cauliflower dan brokoli untuk mencegah pembusukan head.

Bacterial Soft RotPenyakit busuk lunak ini sangat sering dijumpai pada tanaman kubis – kubisan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora ini ditemukan di seluruh dunia. Busuk lunak dapat menyerang seluruh tanaman kubis-kubisan, tetapi lebih sering menyerang sawi putih dan kubis. Jaringan tanaman yang telah terserang menunjukkan gejala basah dan diameter serta kedalamannya melebar secara cepat. Bagian tanaman yang terkena menjadi lunak dan berubah warna menjadi gelap apabila serangan terus berlanjut. Tanaman yang terkena busuk lunak menimbulkan bau yang khas yang dimungkinkan oleh adanya perkembangan organisme lain setelah pembusukan terjadi. Serangan ini bisa terjadi di lahan, saat pengangkutan, ataupun saat penyimpanan. Bakteri busuk lunak timbul dari seresah tanaman yang telah terinfeksi, melalui akar tanaman, dari tanah, dan beberapa serangga. Luka pada tanaman seperti stomata pada daun, serangan serangga, kerusakan mekanis, ataupun bekas serangan dari pathogen lain merupakan sasaran yang empuk untuk serangan bakteri.Hujan dan suhu yang tinggi mendorong penyebaran di lahan. Infeksi pada saat pengangkutan dan penyimpanan merupakan kontaminasi bakteri saat di lahan maupun pasca panen melalui peralatan pengangkutan dan panen serta tempat penyimpanan. Bakteri busuk lunak dapat berkembang pada suhu 5 – 37oC dengan suhu optimum berkisar 22oC. Pengendalian secara

Page 6: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

preventif bisa ditempuh melalui kebersihan lingkungan dan sistem budidaya. Menunggu tanah melapukkan sisa-sisa tanaman lama di lahan sebelum menanam tanaman selanjutnya sangat dianjurkan untuk mengatasi hal ini. Lahan harus memiliki drainase yang baik untuk mengurangi kelembaban tanah serta jarak tanamnya harus cukup memberikan pertukaran udara untuk mempercepat proses pengeringan daun saat basah. Pembuatan pelindung hujan dapat pula menghindari percikan tanah dan pembasahan daun yang akan mengurangi gejala busuk lunak. Penyemprotan bacterisida seperti Kocide 77WP dengan interval 10 hari sangat dianjurkan terutama saat penanaman musim hujan.

Black RotPenyakit busuk hitam (Black rot) yang disebabkan Xanthomonas campestris pv. Campestris termasuk salah satu penyakit penting pada tanaman kubis – kubisan. Busuk hitam dapat menyerang seluruh tanaman kubis – kubisan. Gejala awal yang timbul adalah pada tepi daun dan berlanjut hingga klorosis membentuk huruf V. Dengan berjalannya waktu, gejala yang timbul tadi kemudian mengering dan seperti terbakar (nekrotis). Serangan umumnya terjadi pada pori daun, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat menyerang di bagian daun mana saja yang telah terserang serangga ataupun luka secara mekanis sehingga memudahkan bakteri masuk. Bakteri ini menyerang jaringan pengangkutan tanaman dan dapat berpindah secara sistematis dalam jaringan pengangkutan tanaman tersebut. Jaringan angkut yang terserang warnanya menjadi kehitaman yang dapat dilihat sebagai garis hitam pada luka atau bisa juga diamati dengan memotong secara melintang pada batang daun atau pada batang yang terkena infeksi. Busuk hitam juga dapat menyebabkan terjadinya busuk lunak. Bakteri banyak terdapat pada seresah dari tanaman yang terinfeksi, tetapi akan mati jika serasah tadi melapuk. Bakteri ini juga terdapat pada tanaman kubis – kubisan yang lain dan tanaman rumput-rumputan serta dapat pula terbawa benih. Suhu serta curah hujan yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan busuk hitam. Bakteri ini berada pada tetesan butir air dari tanaman yang terluka serta dapat menyebar ke seluruh tanaman melalui manusia ataupun peralatan yang sering bergerak melintasi lahan saat kondisi tanaman sedang basah.Pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman yang bukan jenis kubis – kubisan, sehingga akan memberikan waktu yang cukup bagi seresah dari tanaman kubis – kubisan untuk melapuk. Lalu menggunakan benih bebas hama dan penyakit yang dihasilkan di iklim yang kering. Hindari untuk bekerja di lahan saat daun tanaman basah. Tanamlah varietas kubis yang tahan terhadap busuk hitam. Penyemprotan bakterisida Kocide 77WP sangat dianjurkan , terutama untuk budidaya di musim penghujan.

ClubrootClubroot atau Akar Gada merupakan penyakit terpenting pada tanaman kubis – kubisan yang disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassicae. Penyakit ini menyebar merata diseluruh areal pertanaman kubis di seluruh dunia; sering dijumpai pada daerah dataran rendah dan dataran tinggi . Hampir seluruh tanaman kubis-kubisan sangat rentan terserang akar gada. Kubis, sawi putih, dan Brussels sprout sangat rentan terkena akar gada. Gejalanya adalah pembesaran akar halus dan akar sekunder yang membentuk seperti gada. Bentuk gadanya melebar di tengah dan menyempit di ujung. Akar yang telah terserang tidak dapat menyerap nutrisi dan air dari tanah sehingga tanaman menjadi kerdil dan layu jika air yang diberikan untuk tanaman agak sedikit. Bagian bawah tanaman menjadi kekuningan pada tingkat lanjut serangan penyakit. Spora dapat bertahan di tanah selama 10 tahun, dan bisa juga terdapat pada rumput – runputan. Penyakit ini bisa menyebar melalui tanah, dalam air tanah, ataupun dari tanaman yang sudah terkena.

Page 7: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Penyakit ini menyukai tanah yang masam dan serangan dapat terjadi pada suhu antara 10 dan 32oC. Penyakit ini memiliki berbagai bentuk gejala serangan sehingga mendorong untuk memuliakan tanaman yang tahan terhadap penyakit ini.Pengendalian dilakukan dengan Penggunaan bibit yang bebas hama dan penyakit sangatlah penting dalam budidaya tanaman ini. Pergiliran tanaman kurang sesuai diterapkan untuk kasus ini karena sporanya dapat bertahan lama serta gulma yang dapat menyebabkan penyakit ini. Pengapuran tanah untuk meningkatkan pH menjadi 7.2 sangat efektif untuk mengurangi perkembangan penyakit. Penyiraman fungisida Promefon 250EC pada lubang tanam yang dicampur dengan air saat tanam juga dapat mengurangi perkembangan penyakit. Tanaman yang taha haruslah diuji di beberapa lokasi karena jenis serangannya yang berbeda-beda di setiap lokasi.

• Tanaman Timun-timunanAlternaria Leaf SpotPenyakit bercak ternyata tidak hanya menyerang tanaman kubis maupun cabai saja namun juga pada tanaman yang tergolong timun – timunan. Penyakit bercak pada timun ini disebabkan jamur Alternaria cucumerina. Biasanya, penyakit ini menyerang hanya satu jenis tanaman saja. Tanaman dapat terserang pada berbagi fase pertumbuhan. Serangan pada bibit tanaman dapat menyebabkan mati atau kerdil. Sedangkan pada tanaman yang lebih tua akan layu pada tengah hari pada beberapa waktu, kemudian layu untuk seterusnya dan akhirnya mati. Jaringan angkut tanaman menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama. Penyakit ini bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin – mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang, dan air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan : menggunakan varietas yang tahan. Menghindari penanaman di lahan yang telah diketahui mengandung penyakit ini. Serta mencuci peralatan saat berpindah dari lahan satu ke lahan lainnya. Lahan yang tergenangi untuk padi dapat mengurangi keberadaan penyakit di tanah. Apabila terlanjur ada serangan, dianjurkan untuk menyemprot fungisida Promefon 250EC bergantian dengan Victory 80WP.

Fusarium WiltLayu fusarium merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman famili timun – timunan. Penyebabnya adalah Fusarium oxysporum f.sp. cucumerinum pada mentimun, F. oxysporum f.sp. melonis pada melon cantaloupe; dan F. oxysporum f.sp. niveum pada semangka. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, namun beberapa jenis terdapat hanya pada lokasi tertentu saja. Seperti halnya penyakit alternaria, penyakit ini hanya menyerang satu jenis tanaman saja. Tanaman yang terserang bisa terjadi pada berbagai tahap pertumbuhan. Mulai dari bibit hingga tanaman tua. Baik saat bibit maupun tanaman dewasa , serangan penyakit ini dapat meyebabkan layu yang akhirnya mati. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat.Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin – mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Adapun pengendalian nya dapat dilakukan dengan : menggunakan varietas yang tahan bila memungkinkan. Hindari lahan yang telah diketahui mengandung penyakit ini. Cucilah peralatan saat berpindah dari lahan satu ke lahan lainnya. Lahan yang tergenangi untuk padi dapat mengurangi keberadaan penyakit di tanah.

Page 8: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Downy MildewDowny Mildew termasuk penyakit yang paling merusak pada tanaman timun-timunan yang disebabkan oleh jamur Pseudoperonospora cubensis. Penyakit ini banyak terdapat pada mentimun dan melon, tetapi sesekali menyerang dapat merusak seluruh tanaman timun-timunan. Gejala yang timbul biasanya terjadi pada daun yang berupa bercak kekuningan yang berubah dari kecoklatan menjadi coklat tua. Saat kelembaban tinggi, timbulnya spora menjadi bukti pada bagian bawah daun yang luka dimana spora tadi masuk ke dalam daun melalui stomata dan menghasilkan spora yang berwarna. Penyakit ini merupakan parasit yang dapat berada pada tanaman yang dibudidayakan, tanaman local / induk, ataupun jenis timun-timunan yang liar di daerah tropis dan subtropics.

Spora yang terbawa oleh udara atau percikan air hujan menjadi penyebab utama penyebaranya. Selain itu, adanya perbedaan suhu yang tinggi ditambah dengan kelembaban yang tinggi dari embun , kabut, atau hujan mempengaruhi pesatnya penyebaran sporanya. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan varietas yang tahan bila ada. Penyemprotan fungisida Starmyl 25WP dicampur Victory 80WP sangat dianjurkan jika tidak ada varietas yang tahan dan guna mencegah serta mengendalikan penyakit agar tidak meluas.

Late BlightBusuk Daun atau Late Blight merupakan penyakit busuk pada tanaman tomat yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Penyakit ini ditemukan di iklim sedang dan daerah datarn tinggi tropis. Penyakit late blight ini tidak hanya menyerang bagian daun saja melainkan juga batang serta buahnya. Pada bagain daun serangan ditandai dengan munculnya potongan – potongan kecil yang tidak beraturan dan berair serta menutupi bagian terbesar daun. Pembentukan spora jamur dapat dilihat pada sisi bawah daun dan berwarna putih. Kemudian luka mengering dan menjadi coklat. Akhirnya terjadi bercak pada seluruh daun. Pada bagian batang penyakit ini ditandai dengan muncul luka – luka kecil yang tidak beraturan dan berair dan dapat mematikan bagian batang dan tangkai daun yang terserang, atau menempel, dan membentuk luka berwarna coklat tua. Sedangkan pada bagian buahnya ditunjukkan dengan permukaan halus, kehijauan hingga coklat, bagian yang memiliki bentuk tidak beraturan tersebut membuat buah menjadi kasar dan permukaan buah menjadi ulet. Luka dapat melebar pada seluruh buah.

Daun yang basah dalam waktu yang lama dari seringnya hujan atau embun, serta kondisi suhu dingin hingga sedang merupakan kondisi yang sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Adanya cuaca yang kering dan panas dapat menghentikan perkembangan penyakit ini.

Jamur penyebab penyakit busuk daun dapat bertahan pada tanaman tomat dan kentang terutama pada umbi kentang. Tetapi tidak dapat bertahan pada jaringan yang melapuk. Spora menyebar melalui angin dan percikan air hujan. Air yang berada di permukaan tanaman pun bisa menyebabkan perkecambahan dan penyerangan spora. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan fungisida seperti Starmyl 25WP (Metalaksil), Victory 80WP (Mancozeb), Kocide 77WP (tembaga hidroksida). Gunakan tanaman yang bebas hama dan penyakit. Hindari penanaman tomat dekat lahan kentang atau lahan yang sebelumnya pernah ditanami kentang. Bakar seresah tanaman tomat atau kentang yang terinfeksi. Beberapa tanaman memiliki ketahanan terhadap jenis 0, tapi tidak tahan terhadap jenis 1.

Page 9: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Bacterial WiltSeperti halnya pada tanaman cabe, penyakit layu bakteri juga bisa menyerang tanaman tomat. Namun, penyebabnya adalah Ralstonia solanacearum, yang sebelumnya dikenal dengan Pseudomonas solanacearum. Serangan paling parah terdapat di daerah tropis dan subtropics dengan curah hujan tinggi. Penyakit layu bakteri menyerang hanya pada beberapa kelompok tanaman saja. Gejala awal ditunjukkan berupa layu pada daun – daun pucuk, dua hari kemudian layu mendadak dan permanent. Akar adventis dapat berkembang pada batang utama. Gejala tambahan berupa pencoklatan pada jaringan pembuluh, jaringan gabus berair dan diikuti pencoklatan dan kemudian pecoklatan jaringan kortek yang dekat dengan tanah. Aliran masa bakteri dapat dilihat ketika potongan batang yang masih segar dicelupkan dalam air.

Diantara beberapa tanaman hortikultura yang ada, tomat merupakan tanaman yang paling peka terhadap penyakit ini. Bakteri penyebab layu ini ternyata dapat bertahan di dalam tanah dalam waktu yang lama meskipun tanpa adanya tanaman inang. Bakteri ini menembus akar melalui luka, yang dapat disebabkan oleh serangga, nematode dan luka akibat praktek budidaya. Suhu dan kelembaban tanah yang tinggi sangat kondusif / cocok untuk pertumbuhan penyakit ini. Hingga saat ini belum ada pengendalian secara kimiawi yang effektif . Namun untuk pencegahan sebaiknya sebelum tanam, perlu dilakukan sterilisasi tanah atau pengasapan bedengan. Pergiliran system tanam dengan tanaman tahan kurang berhasil, namun demikian pergiliran dengan tanaman padi dapat mengurangi gejala sengan penyakit layu bakteri. Varietas yang toleran dapat bertahan hingga 70 – 80%. Gunakan bedengan yang tinggi agar drainase dapat berjalan baik. Menjaga tanah agar tetap pada pH 5.5 atau lebih tinggi. Hindari penggunaan lahan yang telah terinfeksi oleh nematode.

Blossom End RotBusuk Ujung Buah atau Blossom End Rot juga termasuk penyakit penting pada tanaman tomat terutama di musim hujan. Penyakit ini ditandai dengan adanya luka berwarna kecoklatan sampai coklat tua pada bagian ujung buah yang nampak cekung. Luka tersebut membesar dan menjadi lebih cekung dan kulit mengelupas, kemudian diikuti oleh busuk kering. Jamur berwarna hitam tumbuh pada permukaan yang luka. Busuk ujung buah bukanlah disebabkan oleh penyakit namun lebih disebabkan oleh kekurangan unsur kalsium. Kondisi musim hujan yang ada berdampak pada berkurangnya serapan unsur kalsium pada tanaman tomat antara lain sehingga menimbulkan fluktuasi kelembaban tanah maupun kemasaman tanah, penggunaan nitrogen dalam bentuk ammonium, pemupukan nitrogen yang berlebihan, kelembaban relatif yang tinggi dan kerusakan akar. Yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan. Agar tidak terjadi hal seperti ini maka dianjurkan : menggunakan varietas yang lebih tahan terhadap penyakit ini. Jika perlu, berikan kapur atau pemupukan kalsium sebelum tanam. Irigasi selama cuaca kering dan gunakan mulsa agar kelembaban tanah tempat tumbuh tanaman konstan. Perawatan tanaman harus hati – hati untuk mengurangi resiko kerusakan akar. Hindari penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan, khususnya dalam bentuk ammonium. Hindari pula lahan yang sulit diairi atau yang mempunyai tingkat kemasaman tinggi. Penyemprotan pupuk mikro FItomic setiap minggu mulai awal pembentukan buah sangat mengurangi timbulnya penyakit ini.

Incoming Search

Page 10: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

bercak pada cabai,bagaimana cara mengatasi media jamur yang busuk,BENTUK AKAR BATANG DAUN PADA TOMAT,penyebab setiap daerah memiliki curah hujan yang berbeda,apa yang biasa di lakukan pada para petani di musim hujan,fluktuasi suhu tanah lebih besar dibanding pada permukaan lebih dalam,hama dan penyakit pada tanaman budi daya,Hama pada tanaman timun,hambatan dalam persemaian pada tanaman sawi,kerusakan mekanis tanaman hortikultura,layu fusarium pada cabe,layu pada tanaman cabe dan tomat,mengapa suhu tanah lebih besar pada permukaan di banding pada permukaan lebih dalam,mengatasi tanah tergenang air,pengendalian penyakit tanaman sayuran,penyakit bercak coklat daun melon,penyakit bercak daun alternaria,penyakit bercak jamur pada melon,penyakit busuk akar pada cabai dan cara pencegahaan,penyakit pada tanaman melon

Penyakit tanaman cabai

Setiap tanaman selalu ada yang merusaknya yaitu perupa hama dan penyakit. Inilah beberapa penyakit yang selalu mengganggu tanaman cabai secara umum dan cara pengendaliannya.

Bercak daun (Cercospora capsici)Bercak-bercak bulat kecil pada daun merupakan ciri khas serangan Cercospora capsici. Warna dibagian dalam lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran. Bercak tersebut akan meluas hingga mencapai + 0,5 cm. bercak tampak berwarna pucat sampai putih, dan tepinya berwarna lebih tua. Selain menyerang daun juga menyerang pada batang dan tangkai daun. Kendalikan penyakit ini dengan menjaga kebersihan kebun dan menyemprotkan fungisida seperti Topsin, Velimek, Benlate, Derasol, Score secara bergantian.

Bercak bakteri (Xanthomonas campestris pv. vesicatoria)Patogen ini menyerang daun, buah, dan batang. Di tempat terserang tampak bintik-bintik berwarna cokelat di tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan. Gejala sangat jelas terlihat di permukaan daun sebelah atas. Di buah, gejala serangan ditandai adanya bercak cokelat.Penaggulangan nya dengan merendam benih menggunakan bakterisida berbahan aktif stretomisin sulfat dan oksitetrasiklin. Daun, ranting dan buah yang berserakan di atas bedengan agar di bersihkan dan dimusnahkan. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili cabai sangat dianjurkan. Tekan serangan bercak bakteri ini dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocida 60 WDG, Cupravit, Trimiltox.

Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)Bercak ini disebabkan oleh cendawan dengan gejala serangan timbulnya bercak cokelat tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris, membesar dan akhirnya bergabung menjadi satu. Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan melakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Sandofan 10/56 WP, Kocide 77 WP atau Polyram 80 WP secara berselang-seling sesuai dosis anjuran.

Page 11: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Layu Fusarium (Fusarium oxysporium f. sp. capsici)Layu Fusarium biasanya mengganas di tanah ber pH rendah (masam). Layu Fusarium disebabkan oleh cendawan bersifat tular tanah.Serangan ditandai dengan menguningnya tajuk cabai dan tulang daun sebelah atas memucat tangkainya menunduk. Di pangkal batang, dekat akar, kalau ditoreh, tampaklah cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh. Kendalikan sebelum penanaman dengan cara pemberian kapur hingga pH tanah sesuai. Kebun jangan sampai ada genangan air. Rendam benih dalam larutan Benlate atau Derosal selama 10 menit. Tanaman yang terserang dicabut dimasukkan dalam wadah jangan sampai terjadi ceceran tanah dari lokasi tanaman sakit. Lubang bekas tanaman ditaburi kapur lalu ditutup kembali. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan famili Solanaceae. Kocor tanah disekitar tanaman yang diduga terkena cendawan dengan Derosal, Anvil, Benlate atau Topsin.

Layu bakteri (Ralstonia solanacearum)Serangan pertama kali biasanya pada tanaman umur 6 minggu. Daun layu mulai dari pucuk sampai ke bagian bawah. Kalau batang/cabang/pangkal batang dibelah, terlihat warna cokelat kehitaman dan busuk. Bila dicelup dalam air bening 5 menit kemudian akan keluar cairan eksudat seperti lendir berwarna putih. Serangan bakteri ini sering menular lewat air yang tercemar. Penanggulangan awal dengan cara menyeup bibit ke air yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase tanah disekitar kebun diperbaiki agar tidak becek. Tanaman yang sakit agar dicabut. Kocor Agrimycin di sekitar batang tanaman yang terserang layu bakteri.

Layu oleh cendawan Sclerotium rolfii Sacc.Serangan cendawan ini menyebabkan layu tanaman secara tiba-tiba, daun berwarna kuning kemudian menjadi cokelat. Patogen penyakit menyerang leher akar yang ditendai dengan adanya miselium berwarna putih. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pengapuran saat pengolahan tanah, Pergiliran tanaman, Perlakuan tanah dengan Basamid-G.

Antraknosa/patek/ (Colletotrichun capsici dan Gloesporium piperatum)Penyakit ini adalah penyakit yang sangat menakutkan bagi pekebun. Serangan cendawan ini tidak terbatas pada saat buah masih tergantung, tetapi juga tetap mengancam setelah usai panen. Serangan dimulai dari munculnya bercak kuning yang berubah menjadi cokelat kehitaman. Buah menjadi lunak dan membusuk. Buah mengering dan keriput. Penyakit ini juga menyerang buah yang masih hijau dan menyebabkan mati ujung. Pada kondisi lembab cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu.Pengendalian dengan cara benih yang akan disemai direndam dulu dengan air hangat yang dicampur fungisida berbahan aktif tofanat, tebukanazol, Thiram atau benomil selama 4 jam. Atur jarak tanam untuk musim kemarau lebih rapat ( 50 cm x 70 cm ), musim penghujan lebih lebar ( 60 cm x 70 cm ). Semua cabai yang terserang dipanen setiap hari kemudian dimusnahkan. Tindakan akhir Penanggulangan Antraknosa menggunakan fungisida Kasumin, Dithane M-45, Difolatan, Phycosan, Daconil, Topsin, Delsen dan Antracol.

Embun tepung / Powdery Mildew (Leveillula taurica)Pada kebun cabai dengan penanaman di dataran tinggi yaitu 700 m dpl keatas, sering kena serangan penyakit ini. Permukaan atas daun tampak bercak nekrotis berwarna kekuningan. Jika daun dibalik, tampaklah “tepung” berwarna putih keabu-abuan. Serangan dimulai dari daun tua

Page 12: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

ke muda. Tanggulangi dengan menyemprot fungisida berbahan aktif karbendazim.Embun tepung yang disebabkan oleh cendawan Oidiopsis sicula Scal dapat dikendalikan dengan Afugan 300 EC, Rubigan 120 EC.

Busuk daun/lodoh/hawar daun (Phytophthora capsici)Ia menyerang batang, daun, dan buah. Ciri keberadaannya ialah adanya bercak –bercak kecil ditepi dan tidak beraturan kemudian menyebar keseluruh daun. Menyerang buah dengan tanda awal adanya bercak kebasahan dan akhirnya meluas menyebabkan buah terlebas dari kelopaknya karena membusuk. Tanggulangi dengan Ridomil MZ, Sandovan MZ, Kocide atau polyran.

Busuk buah cendawan Culvularia Lunata (Wakk.) Boeed.Ujung buah bagian bawah membusuk dan berwarna cokelat muda sampai hitam, kemudian buah rontok. Pengendaliannya dengan cara mencabut tanaman yang sakit parah dan menyemprotkan fungisida seperti Dithane M-45.Busuk basah oleh bakteri Erwina carotovora Jones.Gejala serangannya adalah pangkal buah busuk basah dan rontok. Pengendalian penyakit ini dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan bakterisida seperti Agrept sesuai dosis pada label.

Patah batang/teklik cendawan Choanephora cucurbitarumIa menyerang bagian batang yang masih muda, kemudian menjalar ke batang tua. Yang terserang bagian bunga, tangkai bunga, pucuk, dan ranting tanaman. Di tempat serangan terlihat warna cokelat kehitaman yang mematikan ujung tanaman. Bagian lain masih tetap segar. Pada bagian terserang ada spora cendawan berwarna kelabu kehitaman. Lakukan sanitasi lingkungan, kurangi kelembaban sekitar kebun, pangkas bagian tanaman yang terserang dan kemudian dibakar. Semprotkan fungisida berbahan aktif maneb, oksadisil + mankozeb, atau mankozeb, atau semprot dengan Vitigran Blue, Dithane M-45 Sandofan MZ, Trineb sesuai dosis anjuran.

Rebah batang/rebah semai (Pythium aphanidermatum)Serangannya ditemui di persemaian. Benih gagal berkecambah. Bibit yang masih muda mendadak rebah dan mati. Di pangkal batangnya terlihat warna cokelat kehitam-hitaman yang basah. Batangnya mengkerut. Tanggulangi dengan cara merendam fungisida berbahan aktif metalaksil-M. Semprotkan fungisida Ridomil MZ 8/64 WP

VirusTanaman yang terserang virus daun mengecil, keriting diduga disebabkan oleh Tobacco Mosaic Virus, Cucumber Mosaic Virus, Tobacco Etch Virus. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman yang terserang biasanya mampu bertahan hidup tetapi tidak produktif. Selama ini virus belum diketemukan obatnya sehingga cara pengendaliannya cukup memberantas vektor, memusnahkan tanaman sakit, dan pergiliran tanaman.

Dari berbagai sumber untuk dapat dipergunakan secara umum, berilah kritik dan saran atau materi tambahan guna lebih manfaatnya.

Page 13: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai

oleh Pasar Tani pada 12 September 2010 jam 12:18

Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah Rebah semai, Layu, Busuk , Bercak daun, Penyakit Virus Penyakit anthracnose buah, gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide bergantian dengan fungisida Victory, dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl .

 

Rebah semai ( dumping off ) , Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan menyemprot fungisida sistemik Starmyl  saat dipersemaian dan saat pindah tanam tapi pengendalian hama menggunakan fungisida kimia tadi juga harus diberikan dengan takaran yang sesuai, jangan sampai over alay hehe, nanti bisa mengakibatkan tanaman kering dan mati, karena kepanasan.

 

Pemantauan hama dan penyakit dilakukan setiap minggu sekali.

 

Hama yang biasa menyerang adalah ulat tanah, pengisap daun, kutu daun dan lalat buah.

 

Pengendalian ulat tanah secara mekanis dilakukan dengan mengumpulkan dan kemudian memusnahkannya. Bila populasi ulat tanah tinggi, tanaman disemprot dengan insektisida Curacron 500 EC, Desis 2,5 EC.

 

Hama pengisap daun (T.palmi) dikendalikan dengan memasang White Trap sebanyak 40 Trap/ha. Bila populasinya mencapai ambang kendali, tanaman disemprot dengan insektisida Pegasus 500 EC. Kutu daun (M.persicae) dikendalikan dengan memasang Yellow trap sebanyak 40 trap/ha. Bila populasinya mencapai ambang kendali tanaman disemprot dengan insektisida Curacron 500 EC.

 

Page 14: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

lalat buah (B.ferruginous)dikendalikan dengan memusnahkan buah yang terserang, dan memasang trap berupa botol aqua besar yang didalamnya diberi kapas yang mengandung petrogenol dan insektisida Curacron 500 EC. setiap hektar dipasang 20-40 trap, atau menyemprot tanaman dengan insektisida Desis 2,5 EC.

 

Beberapa macam penyakit penting yang biasa menyerang adalah bercak daun antranos dan layu bakteri. Apabila serangan penyakit bercak daun (C.capsici) merata, tanaman disemprot dengan fungisida Daconil 75 WP. Buah yang terserang cacar atau antarknos (C.capsici) seyogyanya dikumpulkan dan dimusnahkan. Bila serangan parah, tanaman disemprot dengan fungisida Anoil 50 SC.

 

tanaman yang terserang layu bakteri (P.Solanacearum) dan virus, sebaiknya dicabut dan dimusnahkan. penyemprotan pestisida dilakukan sore atau pagi hari, dengan memperhatikan arah dan mata angin, nozle yang digunakan dan bila mencampur pestisida harus dipilih yang cocok. 

 

Bercak daun (Cercospora capsici) Bercak-bercak bulat kecil pada daun merupakan ciri khas serangan Cercospora capsici. Warna dibagian dalam lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran. Bercak tersebut akan meluas hingga mencapai + 0,5 cm. bercak tampak berwarna pucat sampai putih, dan tepinya berwarna lebih tua. Selain menyerang daun juga menyerang pada batang dan tangkai daun. Kendalikan penyakit ini dengan menjaga kebersihan kebun dan menyemprotkan fungisida seperti Topsin, Velimek, Benlate, Derasol, Score secara bergantian.

 

Bercak bakteri (Xanthomonas campestris pv. vesicatoria) Patogen ini menyerang daun, buah, dan batang. Di tempat terserang tampak bintik-bintik berwarna cokelat di tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan. Gejala sangat jelas terlihat di permukaan daun sebelah atas. Di buah, gejala serangan ditandai adanya bercak cokelat. Penaggulangan nya dengan merendam benih menggunakan bakterisida berbahan aktif stretomisin sulfat dan oksitetrasiklin. Daun, ranting dan buah yang berserakan di atas bedengan agar di bersihkan dan dimusnahkan. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili cabai sangat dianjurkan. Tekan serangan bercak bakteri ini dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocida 60 WDG, Cupravit, Trimiltox.

 

Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf) Bercak ini disebabkan oleh cendawan dengan gejala serangan timbulnya bercak cokelat tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris, membesar dan akhirnya bergabung menjadi satu. Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan melakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Sandofan 10/56 WP, Kocide 77 WP atau Polyram 80 WP secara berselang-seling sesuai dosis anjuran.

Page 15: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

 

Layu Fusarium (Fusarium oxysporium f. sp. capsici) Layu Fusarium biasanya mengganas di tanah ber pH rendah (masam). Layu Fusarium disebabkan oleh cendawan bersifat tular tanah. Serangan ditandai dengan menguningnya tajuk cabai dan tulang daun sebelah atas memucat tangkainya menunduk. Di pangkal batang, dekat akar, kalau ditoreh, tampaklah cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh. Kendalikan sebelum penanaman dengan cara pemberian kapur hingga pH tanah sesuai. Kebun jangan sampai ada genangan air. Rendam benih dalam larutan Benlate atau Derosal selama 10 menit. Tanaman yang terserang dicabut dimasukkan dalam wadah jangan sampai terjadi ceceran tanah dari lokasi tanaman sakit. Lubang bekas tanaman ditaburi kapur lalu ditutup kembali. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan famili Solanaceae. Kocor tanah disekitar tanaman yang diduga terkena cendawan dengan Derosal, Anvil, Benlate atau Topsin.

 

Layu bakteri (Ralstonia solanacearum) Serangan pertama kali biasanya pada tanaman umur 6 minggu. Daun layu mulai dari pucuk sampai ke bagian bawah. Kalau batang/cabang/pangkal batang dibelah, terlihat warna cokelat kehitaman dan busuk. Bila dicelup dalam air bening 5 menit kemudian akan keluar cairan eksudat seperti lendir berwarna putih. Serangan bakteri ini sering menular lewat air yang tercemar. Penanggulangan awal dengan cara menyeup bibit ke air yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase tanah disekitar kebun diperbaiki agar tidak becek. Tanaman yang sakit agar dicabut. Kocor Agrimycin di sekitar batang tanaman yang terserang layu bakteri.

 

Layu oleh cendawan Sclerotium rolfii Sacc. Serangan cendawan ini menyebabkan layu tanaman secara tiba-tiba, daun berwarna kuning kemudian menjadi cokelat. Patogen penyakit menyerang leher akar yang ditendai dengan adanya miselium berwarna putih. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pengapuran saat pengolahan tanah, Pergiliran tanaman, Perlakuan tanah dengan Basamid-G.

 

Antraknosa/patek/ (Colletotrichun capsici dan Gloesporium piperatum) Penyakit ini adalah penyakit yang sangat menakutkan bagi pekebun. Serangan cendawan ini tidak terbatas pada saat buah masih tergantung, tetapi juga tetap mengancam setelah usai panen. Serangan dimulai dari munculnya bercak kuning yang berubah menjadi cokelat kehitaman. Buah menjadi lunak dan membusuk. Buah mengering dan keriput. Penyakit ini juga menyerang buah yang masih hijau dan menyebabkan mati ujung. Pada kondisi lembab cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu. Pengendalian dengan cara benih yang akan disemai direndam dulu dengan air hangat yang dicampur fungisida berbahan aktif tofanat, tebukanazol, Thiram atau benomil selama 4 jam. Atur jarak tanam untuk musim kemarau lebih rapat ( 50 cm x 70 cm ), musim penghujan lebih lebar ( 60 cm x 70 cm ). Semua cabai yang terserang dipanen

Page 16: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

setiap hari kemudian dimusnahkan. Tindakan akhir Penanggulangan Antraknosa menggunakan fungisida Kasumin, Dithane M-45, Difolatan, Phycosan, Daconil, Topsin, Delsen dan Antracol.

 

Embun tepung / Powdery Mildew (Leveillula taurica) Pada kebun cabai dengan penanaman di dataran tinggi yaitu 700 m dpl keatas, sering kena serangan penyakit ini. Permukaan atas daun tampak bercak nekrotis berwarna kekuningan. Jika daun dibalik, tampaklah “tepung” berwarna putih keabu-abuan. Serangan dimulai dari daun tua ke muda. Tanggulangi dengan menyemprot fungisida berbahan aktif karbendazim. Embun tepung yang disebabkan oleh cendawan Oidiopsis sicula Scal dapat dikendalikan dengan Afugan 300 EC, Rubigan 120 EC.

 

Busuk daun/lodoh/hawar daun (Phytophthora capsici) Ia menyerang batang, daun, dan buah. Ciri keberadaannya ialah adanya bercak –bercak kecil ditepi dan tidak beraturan kemudian menyebar keseluruh daun. Menyerang buah dengan tanda awal adanya bercak kebasahan dan akhirnya meluas menyebabkan buah terlebas dari kelopaknya karena membusuk. Tanggulangi dengan Ridomil MZ, Sandovan MZ, Kocide atau polyran.

 

Busuk buah cendawan Culvularia Lunata (Wakk.) Boeed. Ujung buah bagian bawah membusuk dan berwarna cokelat muda sampai hitam, kemudian buah rontok. Pengendaliannya dengan cara mencabut tanaman yang sakit parah dan menyemprotkan fungisida seperti Dithane M-45. Busuk basah oleh bakteri Erwina carotovora Jones. Gejala serangannya adalah pangkal buah busuk basah dan rontok. Pengendalian penyakit ini dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan bakterisida seperti Agrept sesuai dosis pada label.

 

Patah batang/teklik cendawan Choanephora cucurbitarum Ia menyerang bagian batang yang masih muda, kemudian menjalar ke batang tua. Yang terserang bagian bunga, tangkai bunga, pucuk, dan ranting tanaman. Di tempat serangan terlihat warna cokelat kehitaman yang mematikan ujung tanaman. Bagian lain masih tetap segar. Pada bagian terserang ada spora cendawan berwarna kelabu kehitaman. Lakukan sanitasi lingkungan, kurangi kelembaban sekitar kebun, pangkas bagian tanaman yang terserang dan kemudian dibakar. Semprotkan fungisida berbahan aktif maneb, oksadisil + mankozeb, atau mankozeb, atau semprot dengan Vitigran Blue, Dithane M-45 Sandofan MZ, Trineb sesuai dosis anjuran.

 

Rebah batang/rebah semai (Pythium aphanidermatum) Serangannya ditemui di persemaian. Benih gagal berkecambah. Bibit yang masih muda mendadak rebah dan mati. Di pangkal batangnya terlihat warna cokelat kehitam-hitaman yang basah. Batangnya mengkerut.

Page 17: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Tanggulangi dengan cara merendam fungisida berbahan aktif metalaksil-M. Semprotkan fungisida Ridomil MZ 8/64 WP

 

Virus Tanaman yang terserang virus daun mengecil, keriting diduga disebabkan oleh Tobacco Mosaic Virus, Cucumber Mosaic Virus, Tobacco Etch Virus. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman yang terserang biasanya mampu bertahan hidup tetapi tidak produktif. Selama ini virus belum diketemukan obatnya sehingga cara pengendaliannya cukup memberantas vektor, memusnahkan tanaman sakit, dan pergiliran tanaman.

 

 

Kutu daun persik (Myzus persicae)

Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai. Ia mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang kekuningan, layu dan akhirnya mati. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.

 

Pengendalian dengan cara menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai seperti jagung.

Kendalikan dengan kimia seperti Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene 75 SP.

 

 

Thrips/kemreki (Thrips parvispinus)

Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.

Page 18: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips.

 

Pengendalian dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.

 

Gunakan pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang dapat dilih antara lain Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.

 

 

Kutu daun kapas (Aphis gossypi)

Sewaktu muda kutu ini berwarna putih, kemudian dewasa menjadi hijau kehitaman. Hama ini mengisap cairan tanaman. Daun yang terserang berubah keriput. Pertumbuhan terhambat dan kalau dibiarkan tanaman bisa mati.Kutu dewasa membentuk sayap dan terbang ke tempat lain. Kutu ini menghasilkan embun jelaga berwarna hitam yang mengganggu proses fotosintesis, juga menjadi perantara penyebaran virus. Kendalikan dengan Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC,

 

 

Pengorok daun (Liriomyza spp)

Hama ini bersifat polifag, menyerang hampir semua jenis tanaman. Gejala serangan tampak pada daun ukir-ukiran seperti batik, ini terjadi karena larva mengorok jaringan di dalam daun. Pengendalian dengan Agrimec18 EC, Trigard.

 

 

Ulat grayak (Spodoptera litura).

Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang daun saja. Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe tidak laku dijual.

Page 19: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

 

Pengendalian dengan cara mengumpulkan telur dan ulat-ulat langsung membunuhnya. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama dan pergiliran tanaman. Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan kedalam botol bekas air mineral ½ liter yang diberi lubang kecil sebagai sarana masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual pada serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan perangkap.Jika terpaksa atasi serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara bergantian agar tidak terjadi kekebalan pada hama.

 

 

Tungau / tengu / mite (Polyphagotarsonemus latus Bank dan Tetranyhus innabarinus Boisd)

Tanda kehadiran tungau ini adalah adanya warna cokelat mengkilap di bagian bawah daun. Sedang pada daun bagian atasnya ada dijumpai bercak kuning. Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah. Pucuk daun seperti terbakar, tepi daun keriting. Kutu ini juga menyerang bunga, pentil dan buah. Tungau berukuran sangat kecil dan bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangan yang berat terutama pada musim kemarau, menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting.

 

Pengendalian dapat dilakukan dengan insektisida seperti Omite 57 EC, Apollo 500 SC, Mitisun 570 EC, Merothion 500 EC, Sterk 150 EC, Mitac 200 EC, Curacron 500 EC, Agrimec 18 EC, Pegasus 500 EC.

 

 

Lalat buah (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus Dorsalis Hend)

Lalat ini menusuk pangkal buah cabe yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan berlobang. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.

 

Lakukan pergiliran tanaman untuk memutus rantai perkembangan lalat. Kumpulkan semua buah cabai yang terserang dan musnahkan. Kendalikan dengan perangkap metil eugenol yang sangat

Page 20: Budidaya Hortikultura Di Musim Hujan Kendala Dan Kiat Mengatasinya

efektif dengan cara memasukkan metil eugenol dalam kapas ke botol bekas air mineral yang telah diolesi minyak goreng, atau diberi air.

 

Gantungkan perangkap di pingir kebun.

 

Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan Buldok, Lannate, Tamaron, Curacron 500 EC.

 

Anjuran penting : Gunakan PESTISIDA secara bijaksana.