Budayakan Malu

2
“Budayakan malu, jangan mau jadi beban negara.” Dalam 1-2 pekan, TV dan media online ramai membahas kenaikan BBM, transportasi, kebutuhan pokok sampai wacana kenaikan tarif iuran BPJS. Yang paling mengganggu bagi saya perihal kenaikan tarif BPJS. Karena berkutat dengan dunia kesehatan setiap harinya, kadang saya senang kadang ngerasa sedih liat tingkah kebanyakan orang semenjak ada BPJS. Setuju atau tidak berikut fenomena yang (mungkin) kita rasakan sama-sama : 1. Semenjak ada BPJS, tiba-tiba rumah sakit (faskes serupa) semakin sesak, penuh. Orang berbondong-bondong pada mau berobat. 2. Para tenaga medis/paramedis mengeluh, intensitas kerja bertambah tapi gajinya gitu-gitu aja. 3. Pasien ngomel karena mesti antri mulai dari subuh, kadang ada obat yang gak ditanggung, ruangannya penuh, gak dapet kamar. Kalaupun dapet, kamar nya bau, jelek, pengap. Bahkan KATANYA ada pasien yang ditolak. Yuk, kita mikir sama-sama. Iuran BPJS itu Rp. 25.500 (Kelas III), Rp. 42.500 (Kelas II), Rp. 59.500 (Kelas I) Skenario terburuk (mahal) : Pasien A , membayar iuran kelas I, berobat ke puskesmas medapat terapi awal, kemudian dirujuk ke RS. Di rumah sakit dia mendapat pemeriksaan penunjang mulai dari EKG, foto rontgen, USG, periksa darah/laboratorium dan seterusnya (sesuai indikasi tentunya). Kemudian dirawat di kelas I selama 2 hari sajalah, jangan lama2x. Saya tidak yakin iuran

description

v,mvcmcvm,

Transcript of Budayakan Malu

Budayakan malu, jangan mau jadi beban negara.Dalam 1-2 pekan, TV dan media online ramai membahas kenaikan BBM, ransporasi, kebuuhan pokok sampai !a"ana kenaikan ari# iuran B$%&.'ang paling mengganggu bagi saya perihal kenaikan ari# B$%&. (arena berkua dengan dunia kesehaan seiap harinya, kadang saya senang kadang ngerasa sedih lia ingkah kebanyakan orang semenjak ada B$%&. &euju aau idak beriku #enomenayang )mungkin* kia rasakan sama-sama +1. &emenjak ada B$%&, iba-iba rumah saki )#askes serupa* semakin sesak, penuh. ,rangberbondong-bondong pada mau beroba.2. $ara enaga medis-paramedis mengeluh, inensias kerja berambah api gajinya giu-giu aja... $asien ngomel karena mesi anri mulai dari subuh, kadang ada oba yang gak dianggung, ruangannya penuh, gak dape kamar. (alaupun dape, kamar nya bau, jelek, pengap. Bahkan (/T/0'/ ada pasien yang diolak.'uk, kia mikir sama-sama. 1uran B$%& iu 2p. 23.344 )(elas 111*, 2p. 52.344 )(elas 11*, 2p. 36.344 )(elas 1*&kenario erburuk )mahal* +$asien / , membayar iuran kelas 1, beroba ke puskesmas medapa erapi a!al, kemudian dirujuk ke 2&. Di rumah saki dia mendapa pemeriksaan penunjang mulai dari 7(8, #oo rongen, 9&8, periksa darah-laboraorium dan seerusnya )sesuai indikasi enunya*. (emudian dira!a di kelas 1 selama 2 hari sajalah, jangan lama2:. &aya idak yakin iuranyang $asien / pernah bayarkan bisa menuupi biaya pera!aannya dalam skenario di aas. 8ak per"aya; &ilahkan "ek ari# 2& dan laboraorium s!asa di daerah masing-masing. /palagi pera!aan kelas 1. (ebayangkan B7&/20'/ man#aa B$%& dan B7&/20'/ biaya yang harus dianggung bila idak ada B$%&.Tapi kan ada orang yang bayar api idak pernah beroba. %adi uang yang mereka bayarkan bisa dipakai sama orang seperi skenario di aas ;1dealnya seperi iu. 'ang seha )idak beroba* bersedekah aau in#a< aau apapun iu namanya kepada yang saki. 0/M90, kenyaaan nya jumlah pasien erus membludak, nambah. (alo jumlah yang saki nambah erus, yah !ajar B$%& bisa jadi de#isi alias gulung ikar. Tapi, saya kan sudah da#ar dan bayar B$%&; &aya berhak dong meman#aakan B$%& &7M/(&1M/= M908(10; 1ya, anda berhak. Tapi bayangkan jika ada lebih dari 14 aau 144 aau 1444 aau 144.444 orang yang berpikir seperi di aas.%angan jadi /%1 M9M$908. 7u#oria kalo dengar kaa grais, murah dan subsidi mesi diekan. Mesi diinga juga, perambahan jumlah rumah saki-#asilias kesehaan )(amar ra!a, 98D ds* akan suli mengimbangi peambahan jumlah pasien. 'ah, saya paham kenapa kamar ra!a selalu penuh, bahkan kadang ruang yang adi kapasias > bed disulap jadi 14 bed, alhasil kenyamanan dikorbankan )pengap, panas, bau*. (an idak boleh nolak pasien; 0ani jadi bahan pemberiaan, dilipu TV, koran. (esian ya nasib 2&.%anganlah ngomongin uang jasa doker-paramedis , perih kalau mau diungki. (ia "ukup ahu-inga