Budaya organisasi (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

23
Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan Dr.Hj.Tine Silvana R. Dra. M.Si

Transcript of Budaya organisasi (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Page 1: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Budaya Organisasidan

Peningkatan Kinerja Perusahaan

Dr.Hj.Tine Silvana R. Dra. M.Si

Page 2: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Edward Burnett• Culture or civilization, taken in its

wide technographic sense, is that complex whole which includes knowledge, belief , art , morals, men as a member of society.

• Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan , seni, moral , hukum, adat istiadat , dan berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota masyarakat.

Vijay Sathe• Culture is the set of important

assumptions (often unstated) that members of a community share in common.

• Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat.

PENGERTIAN BUDAYA Taliziduhu Ndraha dalam bukunya budaya organisasi mengemukakan definisi budaya menurut Edward Burnett dan Vijay Sathe sebagai berikut :

Page 3: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Robert G. Owens dalam bukunya Organizational Behavior in Education menggunakan definisi budaya menurut Terrence Deal and Allan Kennedy sebagai berikut.

Culture is a system of shared values and benefit that interact with an organization’s people, organizational structures, and control system to produce behavioral norms.

Budaya adalah suatu system pembagian nilai dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi, dan system control yang menghasilkan norma perilaku.Edgar H. Schein mendefinisikan budaya dalam bukunya Organizational culture and Leadership sebagai berikut.

Culture is a pattern of basic assumption invented, discovered, or developed by given group as it learns to cope with is problem of external adaptation and internal integration – that has worked well enough to be considered valid and , therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think and fill in relation to those problem.

Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan , ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksanan dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami , memikirkan, dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut.

PENGERTIAN BUDAYA

Page 4: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

J.R Schermerhorn• Organization Is a collection of people

working together in a division of labor to achieve a common purpose.

• Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Chester J. Bernard• Organization is a cooperation of two or

more persons , a system of consciously coordinated personal activities of forces.

• Organisasi adalah kerja sama dua orang atau lebih, suatu system dari aktivitas-aktivitas atau kekuatan- kekuatan perorangan yang dikordinasikan secara sadar.

Philip Selznick Organization is arrangement of personal

for facilitating the accomplishment of some agreed purpose through the of functions and responsibilities.

Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab.

PENGERTIAN ORGANISASI

Page 5: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Peter F. druicker dalam buku Robert G. Owens , organization behavior in education .

Organization culture is the body of solutions to external and internal problem that has worked consistentily for a group and that is therefore taught to new members as the correct way to perceive, think about, and feel in relation to those problems.

Budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah – masalah external dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan tehadap masalah-masalah terkait seprti di atas .

Phiti shithi amnuai dalam tulisannya How to build a corporation culture dalam majalah asian manajer (September 1989) mendefinisikan budaya organisasi sebagai berikut.

Organization culture is a set of basic assumpition and beliefs that are shared by members of an organization , being developedas they learn to cope withproblem of external adaptation an internal integration.

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi , kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal .

 

DEFINISI BUDAYA ORGANISASI

Page 6: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Berdasarkan proses informasi Robert E. Quinndan Michael R. McGarth (dalam buku ari indra candra) membagi budaya organisasi berdasarkan proses informasi sebagai berikut.:– Budaya Rasional. Dalam budaya ini , proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan logika , perangkat pengarahan ) di asumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yagn ditunjukan (efisiensi, produktifitas , dan keuntungan atau dampak ).– Budaya Ideologis Dalam budaya ini , pemprosesan informasi ituitif (dari pengetahuan yang dalam , pendapat dan inovasi) di asumsikan sebagai saran bagi tujuan refitalisasi (dukungan dari luar , perolehan sumber daya dan pertumbuhan ). – Budaya Konsentus Dalam budaya ini, pemprosesan informasi kolektif (diskusi , partisipasi, dan konsensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral, dan kerja sama kelompok).– Budaya Hierarkis Dalam budaya hierarkis pemprosesan informasi formal (dokumentasi,komputasi, dan evaluasi) diasumsikan sebagai saran bagi tujuan kesinambungan (stabilitas, control, dan koordinasi).

JENIS-JENIS BUDAYA ORGANISASI

Page 7: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

BERDASARKAN TUJUANNYATalizuduhu Ndraha membagi budaya organisasi berdasarkan tujuannya , yaitu.

Budaya organisasi perusahaan Budaya organisasi politik Budaya organisasi social.

Page 8: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

1. Inisiatif Individual◦ Yang termasuk inisiatif

individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan oraganisasi/perusahaan.

2. Toleransi terhadap Tindakan Berisiko

– Dalam budaya organisasi perlu ditekankan , sejauh mana para pegawai dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif, dan mengambil risiko. Suatu budaya organisasi dikatakan baik, apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota/para pegawai untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan organisasi/perusahaan serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukan.

Stepen P. Robbins menyatakan ada 10 karakteristik yang apabila d campur dan dicocokan, akan menjadi budaya organisasi. Kesepuluh karakteristik budaya organisasi tersebut sebagai berikut.

Page 9: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

3. Pengarahan – Pengarahan dimaksudkan sejauh mana

suatu organisasi/perusahaan dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi/perusahaan.

4. Integrasi – Integrasi dimaksudkan sejauh mana suatu

orrganisasi/perusahaan dapat mendorong unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan .

5. Dukungan Manajemen◦ Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh

mana para manajer dapat memberikan komunikasiatau arahan , bantuan serta dukungan yang jelasterhadap bawahan.

6. Kontrol◦ Alat control yang dapat dipakai adalah

peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam suatu organisasi atau perusahaan.

◦ Untuk itu diperlukan sejumlah peraturan dan tenaga pengawas(atasan langsung) yang dapat digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai/karyawan dalam suatu organisasi.

Page 10: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

7. Identitas ◦ Identitas dimaksudkan sejauh mana para

anggota/karyawan suatu organisasi/perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian professional tertentu. Identitas diri sebagai satu kesatuan dalam perusahaan sangat membantu manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi/perusahaan.

8. System Imbalan ◦ System imbalan dimaksudkan sejauh mana

alokasiimbalan(seperti kenaikan gaji,promosi, dan sebagainya ) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya. Sistem imbalan yang didasarkan atas prestasi kerja pegawai dapat mendorong pegawai/karyawan suatu organisasi/perusahaan untuk bertindak dan berprilaku inovatif dan mencari prestasikerja yang maksimal sesuai kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.

9. oleransi terhadap konflik◦ Sejauh mana para pegawai/karyawan didorong

untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan. Namun , perbedaan pendapat atau kritik yang terjadi bisa dijadikan sebagai media untuk melakukan perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan suatu organisasi/perusahaan.

10. Pola komunikas◦ Sejauh mana komunikasi dibatasi hierarki

kewenangan yang formal. Kadang – kadang hierrarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.

Page 11: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

1. Stephen P. Robbins dalam bukunya organizational behavior membagi lima fungsi budaya organisasi, sebagai berikut.◦ Berperan menetapkan batasan.◦ Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota organisasi.◦ Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individual seseorang.◦ Menigkatkan stabilitas system social karena merupakan perekat social yang membantu mempersatukan

organisasi.◦ Sebagai mekanisme control dan menjadi rasional yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para

karyawan.

2. Schein dalam bukunya organizational culture and leadership membagi fungsi budaya organisasi berdasarkan tahap pengembangannya, yaitu ◦ Fase awal merupakan tahap petumbuhan suatu organisasi .◦ Pada tahap ini, fungsi budaya organisasi terletak pada pembeda, baik terhadap lingkungan maupun terhadap

kelompok atau organisasi lain.◦ Fase pertengahan hidup organisasi ◦ pada fase ini, budaya organisasi berfungsi sebagai integrator karena munculnya sub-sub budaya baru sebagai

penyelamat krisis identitas dan membuka kesempatan untuk mengarahkan perubahan budaya organisasi.◦ Fase dewasa◦ Pada fase ini, budaya organisasi dapat sebagai penghambat dalam berinovasi karena berorientasi pada

kebesaran masa lalu dan menjadi sumber nilai untuk berpuas diri.

FUNGSI BUDAYA ORGANISASI

Page 12: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

3. Robert Kreitner dan Angelo kinicki dalam bukunya Organizational behavior membagi empat fungsi budaya organisas, yaitu – Memberikan identitas organisasi kepada karyawannya.– Memudahkan komitmen kolektif.– Mempromosikan stabilitas system social.– Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadannya.

4. Persons and marton mengemukakan bahwa fungsi budaya organisasi adalah memecahkan masalah-masalah pokok dalam proses survival suatu kelompokdan adaptasi terhadap lingkungan eksternal serta proses integrasi internal.

5. Susanto dalam bukunya Konsep Budaya Perusahaan menyatakan fungsi budaya organisasi sebagai berikut.– Berperan dalam pelaksanaan tugas bidang sumber daya manusia (SDM).– Merupakan acuan menyusun perencanaan perusahaan meliputi pemasaran, segmentasi pasar,

penenteuan positioning perusahan yang akan dikuasai.

Page 13: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

6.Ouchi (1982) dalam bukunya How American Business Can Meet The Japanese Challenge menyatakan bahwa fungsi budaya organisasi (perusahaan) adalah mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan yang terdiri dari sekumpulan individu dengan latar belakang kebudayaan yang khas (berbeda).

7.Pascale dan Athos dalam bukunya The art of Japanese management, menyatakan bahwa budaya perusahaan berfungsiuntuk mengajarkan kepada anggotanya bagaimana mereka harus berkomunikasi dan berhubungan dalam menyelesaikan masalah.

Page 14: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASI

1.Unsur-unsur pembentuk budaya organisasi Deal & Kennegy dalam bukunya Corporate

culture: The Roles and Ritual of Corporate, membagi lima unsur pembetuk budaya sebagai berikut.◦ Lingkungan usaha

Kelangsungan hidup organisasi (perusahaan ) ditentukan oleh perusahaan-perusahaan member tanggapan yang terhadap peluang dan tantangan lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsure yang menetukan terhadap apa yang harus dilakukan perusahaan agar bias berhasil. Lingkungan usaha yang berpengaruh antara lain meliputi produk yang dihasilkan , pesaing, pelanggan, teknologi, pemasok, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.

 

Nilai-nilai◦ Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang

dianut oleh sebuah organisasi. Setiap perusahaan mempunyai nilai-nilai sebagai pedoman berpikir dan bertindak bagi semua warga dalam mencapai tujuan/misi organisasi. Nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh anggota organisasi antara lain dapat berupa slogan atau moto yang dapat berfungsi sebagai. Jati diri Slogan atau moto dapat

berfungsi sebagai jati diri bagi orang yang bekerja pada perusahaan, rasa istimewa yang berbeda dengan perusahaan lainnya.

Page 15: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

• Harapan konsumen Slogan atau moto dapat berupa ungkapan padat yang penuh makna bagi konsumen dan sekaligus merupakan harapn baginya terhadap perusahaan tersebut seperti kualitas produk, system pelayanan yang baik, dan sebagainya.

– Pahlawan Pahlawan adalah tokoh yang dipandang berhasil mewujudkan nilai-niai budaya dalam kehidupan nyata. Pahlawan bisa berasal dari pendiri perusahaan, para manajer, kelompok organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi. Mereka bisa menumbuhkan idealisme, semangat dan tempat mencari petunjuk bila terjadikesulitan/masalah dalam organisasi.

– Ritual Stephen P. Robbins mendefinisikan ritual sebgai deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paing penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan.

– Jaringan budaya Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya merupakan saluran komunikasiprimer. Fungsinya menyalurkan informasi dan memberikan interpretasi terhadap informasi. Melalui jaringan informal, kehebatan perusahaan diceritakandari waktu ke waktu. Sebagai cara berkomunikasi informal, jaringanbudaya merupakanpembawa nilai-nilai budaya dan mitologikepahlawanan. Jaringan komunikasi informal ini dapat dilakukan melalui orang-orang pandai bercerita, alim ulam, mata-mata, tukang gosip, dan sebagainya. Mereka melakukan jaringan komunikasi dengan efektif untuk menyelesaikan sesuatu atau memahami apa yang terjadi dalam perusahaan.

Page 16: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

2.PROSES PEMBETUKAN ORGANISASISecara teoretis proses bagaimana suatu budaya organisasi terbentuk, telah dijelaskan oleh Schein dalam bukunya Organizational Culture and leadership. Menurut beliau terbentuknya suatu budaya organisasi dapat dianalisis dari tiga teori sebagai berikut. 

• Teori Sociodynamic– Teori ini menitik beratkan pengamatan secara detail mengenai kelompok

pelatihan, kelompok terapi, dan kelompok kerja yang mempunyai proses interpersonal dan emosional guna membantu menjelaskan apa yang dimaksud dengan share terhadap pandangan yang sama dari suatu masalah dan mengembangkan share tersebut. Setiap individu perlu merasakan bahwa ia adalah anggota kelompok dan bagaimanasetiap anggota kelompok menyelesaikan kembali konflik inti antara keinginan yang diinginkan oleh kelompok tetapi menghilangkan identitas personil dengan keinginan secara otonomi atau bebas dari kelompoknya dimana bisa tersisih atau kehilangan sebagai anggota kelompok.

Page 17: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Teori kepemimpinan Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan kelompok dan efek personalitas dan gaya kepemimpinan formasi kelompok yang sangat relevan dengan pengertiaan bagaimana budaya terbentuk. Untuk itu Schein membagi 2 (dua) hal, yaitu tugas dan gaya kepemimpinan dalam kelompok.

Tugas kepemimpinan dan kelompokTugas ini menekankan perbedaan antara fungsi kepemimpinan yang berorientas kepada tugas eksternal dan fungsi yang berorientasi kepada kelompok internal. Fungsi kepemimpinan meliputi fungsi dan tugas pemrakarsa, pemberian informasi, pemberian opini, menyimpulkan, dan uji consensus, sedangkan fungsi kelompok menyangkut bantuan (supporting), harmonisasi, standar uji dan penempatan, dan penjagaan gawang (gate keeping).

Gaya kepemimpinan dan kelompok Asumsi bahwa pemimpin atau pendiri suatu kelompok merupakan hubungan otoritas yang terbentuk dalam kelompok dan keadaan dimana pemimpin dan anggotanya berinteraksi pada level emosional yang akan menentukan baik stadium evolusioner kelompok maupun gaya budayanya.

Teori pembelajaran (learning theory)Teori ini memberikan bagaimana kelompok mempelajari kognitif, perasaan dan penilaian.Secara struktural,adadua tipe pembelajaran yaitu

Situasi penyelesaian masalahsecarapositif; Situasi menghindari kegelisahan. Proses pembelajaran dimaksudkan untuk pewarisan budaya organisasi kepada anggota baru dan

organisasi.

Page 18: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Manager PuncakSeorang atau para manager puncak dalam perusahaan yang masih

baru atau muda mengembangkan dan berusaha untukmengimplementasikan suatu visi/filosofi dan/atau strategi bisnis.

Perilaku OrganisasiKarya-karya implementasi. Orang-orang berprilaku melalui cara

Yang dipandu oleh filosofi dan strategi.

HasilDipandang dari berbagai segi, perusahaan itu berhasil dan

Keberhasilan itu terus berkesinambungan selama bertahun-tahun.

BudayaSuatu budaya muncul, mencerminkan visi dan strategi serta

Pengalaman-pengalaman yang dimiliki orang dalamMengimplementasikannya.

Page 19: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Selanjutnya, Stephen P. Robbins mengemukakan bahwa ada tiga kekuatan untuk mempertahankan suatu budaya organisasi.

Praktik Seleksi Proses seleksi ini bertujuan mengidentifikasikan dan memperkerjakan individu-individu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan sukses dalam organisasi. Proses seleksi mempunyai tujuan:

Upaya memastikan kecocokan calon-calon pegawai dan nilai-nilai budaya organisasi ;

Memberikan informasi kepada calon-calon pegawai mengenai keadaan organisasi/perusahaan. Jika cocok, mereka bertahan dan jika tidak, mereka bisa memilih keluar.

Manajemen Puncak Tindakan manajemen puncak mempunyai dampak besar pada budaya organisasi.

Ucapan –ucapan dan perilaku mereka dalam melaksanakan norma-norma sangat berpengaruh terhadap anggota organisasi. Sebagai contoh perusahaan fotokopi Xerox yang mempunyai budaya informal,persahabatan yang kental, inovatif, tegas dan berani mengambil resiko, sangat berhasil dalam memasarkan mesin fotokopi tipe 914. Budaya organisasi tersebut diikuti dan dilaksanakan secara baik oleh para karyawan.

Page 20: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Sosialisasi Sosialisasi dimaksudkan agar para karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan budaya organisasi.Robbins mengemukakan bahwa proses sosialisasi melalui tiga tahap, yaitu tahap kedatangan , tahap pertemuan, dan tahap metromofis. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa proses pembetukan budaya

organisasi adalah sebagai berikut . Interaksi antar pimpinan atau pendiri organisasi dengan

kelompok/perorangan dalam organisasi. Interaksi ini menimbulkan ide yang transformasikan menjadi artifak,

nilai, dan asumsi. Artifak, nilai, dan asumsi kemudian diimplementasikan sehingga

menjadi budaya organisasi. Untuk mempertahankan budaya organisasi lalu dilakukan

pembelajaran (learning) kepada anggota baru dalam organisasi

Page 21: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Pemimpin / Pendiri Organisasi

Kelompok / perorangan dalam

organisasi

ideArtifakNilai

Asumsi

Implementasi

Pembelajaran

1. Seleksi2. Majamen

Puncak3. Sosialisasi

BudayaOrganisa

si

Page 22: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

LEVEL BUDAYA ORGANISASISchein membagi level budaya organisasi menjadi 3 (tiga) bagian sebagai berikut.

Artifak dan Kreasi

Artifak mencakup semua fenomena yang bias dilihat, didengar, dan dirasakan. Pada level artifak an kreasi, konstruksinya dilakukan secara lingkungan fisik dan sosial. Pada level ini orang dapat melihat ruang fisik, produk teknologi kelompok, bahan tertulis dan tidak tertulis, produksi seni dan perilaku nyata anggota organisasi, nilai-nilai yang muncul dalam komunikasi seperti ritual, seremonial, dan sebagainya .

Nilai-Nilai Nilai-nilai adalah solusi yang muncul dari seorang pemimpin dalam organisasi dengan maksud memecahkan masalah-masalah rutin dalam organisasi tersebut. Jika kelompok ingin menciptakan atau dihadapkan pada tugas-tugas organisasi, masalah-masalah atau isu-isu penting organisasi, maka solusi yang pertama muncul, datangnya dari individu-individu yang berpengaruh dalam kelompok tersebut. Mereka menginterpretasikan, mengasumsikan, dan memberikan penilaian terhadap persoalan tersebut dan akan memberikan solusi baik menyangkut pengetahuan, sikap maupun tindakan yang harus dijalankan. Nilai-nilai dapat mencerminkan falsafah dan misi organisas, tujuan,standar, dan larangan-larangan.

Asumsi Dasar Asumsi dasar ini merupakan bagian budaya organisasi yang paling utama. Asumsi dasar menjadi jaminan (taken for granted) bahwa seseorang menemukan variasi kecil dalam unit budaya. Dalam asumsi dasar terdapat petunjuk-petunjuk yang harus dipetahui anggota kelompok bagaimana merasakan, memikirkan segala sesuatu. Dalam hal iniyang termasuk asumsi dasar adalah hubungan dengan lingkunga, hakikat mengenai kenyataan,waktu dan ruang, hakikat mengenaisifat manusia, hakikat aktivitas manusia, dan hakikat hubungan manusia.

Page 23: Budaya organisasi  (oleh Dr. Hj. Tine Silvana R., Dra., M.Si.)

Menurut Schein, asumsi adalah keyakinan-keyakinan para anggota organisasi yang tidak diucapkan menyangkut mereka sendiri dan mengenai hubungan mereka dengan orang lain dan organisasi serta sifat organisasi dan hubungannya dengan dunia luar.Dalam asumsidasar terdapat petunjuk-petunjuk yang harus dipatuhi anggota organisasi menyangkut perilaku nyata, termasuk menjelaskan kepada anggota kelompok bagaimana merasakan, memikirkan segala sesuatu menyangkutakan masalah budaya organisasi dan solusinya.Schein dalam bukunya Organizational Culture and Leadership membagi asumsi dasar dasar menjadi lima kategori, yaitu

Hubungan dengan likungan. Hakikat realitas, ruang, dan waktu. Hakikat sifat manusia. Hakikat aktivitas manusia. Hakikat hubungan manusia.

Sejalan dengan pemikiran Schein, Dyer (1988) kemudian membagi asumsi dasar budaya organisasi menjadi tujuh kategori, yaitu

Hubungan dengan lingkungan. Hakikat orientasi waktu. Hakikat sifat manusia. Hakikat aktivitas manusia. Hakikat hubungan manusia. Hakikat kebenaran. Hakikat universalisme/partikulasrisme.

KATEGORI ASUMSI DASAR BUDAYA ORGANISASI