BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN...

26
Disertasi BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN WONOSOBO Oleh Rifqi Muntaqo 11.3.00.1.03.01.0049 Promotor: Prof. Dr. Suwito, MA. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2018

Transcript of BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN...

Page 1: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

Disertasi

BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL-

QUR’AN WONOSOBO

Oleh

Rifqi Muntaqo 11.3.00.1.03.01.0049

Promotor:

Prof. Dr. Suwito, MA.

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2018

Page 2: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota
Page 3: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota
Page 4: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota
Page 5: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT., atas segala

nikmat dan karunia-Nya, sehingga Disertasi ini dapat terselesaikan dengan

baik. shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan yang

mulia Rasulullah SAW.

Penyusunan Disertasi ini merupakan observasi tentang “Budaya

Organisasi Di Universitas Sains Al-Qur’an” yang mengambil obyek

penelitian pada UNSIQ, untuk diajukan kepada Sekolah Pasca Sarjana UIN

Syarif Hidayatullah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Doktor

Manajemen Pendidikan Islam.

Penulis menyadari penuh dalam penyusunan Disertasi ini, bahwa

tanpa adanya bimbingan, bantuan, motivasi dan kerjasama dari berbagai

pihak sulit rasanya dapat mewujudkan dan menyelesaikan penulisan ini.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan

terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. Masykuri

Abdillah, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah.

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. selaku Wakil Direktur Sekolah Pasca Sarjana

UIN Syarif Hidayatullah. Prof. Dr. Didin Saepudin, MA. sebagai Ketua

Program Studi S-3, Dr. J.M. Muslimin, MA. sebagai Ketua Program Studi S-

2 Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada kedua promotor

dalam penelitian ini, Prof. Dr. Suwito, M.A, dan Prof. Dr. Ahmad Rodoni,

MM. yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan sampai

Disertasi ini selesai. Dan segenap guru besar dan dosen Sekolah Pasca

Sarjana UIN Syarif Hidayatullah yang telah banyak memberi bekal bagi

penyusun untuk menjadi dewasa dalam berpikir dan menjadi kritis secara

akademik. Dan tidak lupa segenap karyawan dan karyawati Sekolah Pasca

Sarjana UIN Syarif Hidayatullah atas segala pelayanan dan bantuan yang

telah diberikan selama studi dan menyelesaikan Disertasi ini.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Rektor UNSIQ Dr.

KH. Mukhotob Hamzah, MM., Wakil Rektor 1 Dr. Zaenal Sukawi, MA.

Wakil Rektor 2 H. Mahfudz, MA, Wakil Rektor 3 Alm. Dr. A. Kholiq yang

sebelumnya menjadi Kabiro UNSIQ ketika penulis melakukan penggalian

data. Dosen UNSIQ Fakthurrohman, M.Pd, dan H. Ahmad Zuhdi, M.Ag. dan

seganap dosen UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo.

Ucapan terimakasih tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua

orang tua ayahanda Samingan, S.Pd.I, Ibunda Drs. Maisaroh, yang telah

memberikan dukungan penuh selama penulis menuntut ilmu sejak tahun

1992 hingga 2017, dan adinda Kamaludin Ridho beserta keluarga.

Termikasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Mertua Somadi, Ibu

Page 6: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

Mertua Siti Jariyah dan segenap saudara-saudari istri, Mba Umi, Mas Narto,

dan Mas Mad beserta keluarga besar masing-masing.

Ungkapan terimakasih yang mendalam penulis sampaikan kepada

istri tercinta Dwi Masruroh, M.Pd.I. yang telah menemani penulis dalam

suka maupun duka selama penelitian ini berlangsung bersama anak-anak

tersayang, Ahmad Khalish ar-Raid dan Nizar Aliy Azam, semoga kalian

lebih baik dari ayah dan bunda.

Ungkapan terimakasih teristimewa juga penulis sampaikan kepada

Dr. Robingun Alh. telah bersedia menjadi teman diskusi penulis selama

penyusunan disertasi ini. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan,

penulis tidak bisa membalas apa-apa, kecuali hanya ucapan terima kasih

yang sedalam-dalamnya dan hanya bisa memanjatkan do’a mudah-mudahan

Allah swt, membalas semua amal dan kebaikan dengan berlipat ganda.

Jazahumulloh Ahsanal Jaza’. Amin.

Page 7: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menemukan efektivitas konsep relasi interpersonal

dalam budaya organisasi. Sarana solusi alternatif organisasi dari efek makin

menurunnya kualitas relasi antar anggota organisasi, sehingga muncul sikap

individual. Konsep tersebut berkontribusi menghasilkan nilai baik bagi anggota

organisasi, yakni hidup bermakna untuk dirinya maupun lingkungannya.

Disertasi ini berkesimpulan bahwa internalisasi nilai dan norma organisasi

lebih efektif melalui intensitas relasi interpersonal anggota organisasi dalam

mendukung pengembangan budaya organisasi daripada prosedur kerja organisasi.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berkesimpulan sama dengan temuan Geertz

Hofstede (1980) yakni budaya organisasi merupakan simbol efektivitas subjektif

dan objektif dalam organisasi. Kesimpulan disertasi ini berbeda dengan hasil

penelitian Fons Trompenaars and Charles Hampden Turner (1997) yakni budaya

organisasi sebagai sistem makna bersama anggota organisasi berdasarkan peraturan

organisasi.

Bertumpu pada kerangka teori dari pendekatan metodologis yang

digunakan, diverifikasi dari fakta yang ada bahwa konsep relasi interpersonal

merupakan salah satu pendukung utama dari terbentuk dan berkembangnya budaya

organisasi. Dengan adanya kepemimpinan organisasi yang mumpuni dalam

menjalankan fungsinya, kemudian konsep relasi interpersonal dengan pendekatan

teori keseimbangan yang terimplementasikan dengan baik, dan adanya dukungan

nilai-nilai Qur’ani dalam proses pembentukan budaya Qur’ani dan budaya

akademik dalam pengembangan budaya organisasi.

Disertasi ini merupakan penelitian field research dengan pendekatan

penelitian kualitatif. Sumber utama data penelitian yakni informasi langsung yang

diperoleh dari civitas akademik Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo, didukung

pengayaan informasi dari berbagai sumber data. Data dibaca menggunakan

pendekatan antropologi, fenomenologi dan manajemen pendidikan. Pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi terlibat, dan dokumentasi.

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik triangulasi

dan komparasi.

Keyword ; Relasi Interpersonal, Budaya Akademik, Budaya Qur’ani, Budaya

Organisasi, dan Manajemen Pendidikan.

Page 8: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

Abstract

Based on the theoretical framework of the methodological approach

used, it is found that organizational culture is a cornerstone of educational

management concepts, with academic and Qur'anic principles as universal

buildings and revelation in tangible organizational culture values, namely;

power distance, individualism, uncertainty avoidance, masculine, and term

orientation. Then Interpersonal values as a strenght for the implementation of

organizational culture values, where indication can be seen from the balance

of income, job satisfaction, motivation, communication, workload and

performance. They also need to be supported by a sense of kinship and

justice, where they can address internal integration issues, i.e; the

organization's external adaptation.

This dissertation aims to describe the internalization of organizational

values and norms more effectively through the intensity of interpersonal

relations of organization members in supporting the development of

organizational culture in UNSIQ (Universitas Sains Al-Qur’an). Therefore,

this study supports the findings of Geertz Hofstede stating that organizational

culture is a symbol of subjective and objective effectiveness in the

organization. And the results of research Stephen P. Robbins which states

that the organizational culture is a system of meaning with members of the

organization.

This dissertation is a quantitative and qualitative research with case

study method. The main sources of data or information are obtained directly

from the academic community of Universitas Sains Alqur’an Wonosobo,

supported by the enrichment of information from various sources. Data is

read using an anthropology approach, phenomenology and management

education. Data collection was conducted by questionnaire, in-depth

interviews, participant observation, focuss group discussion, and

documentation. The collected data was then analyzed by using triangulation

and comparation technique.

Through theoretical analysis, the research ultimately offers

interpersonal values in organizational culture as a theory as well as

educational management practice, means of an alternative solution to the

organization of the effect of decreasing the quality of relationships among

members of the organization, resulted in the attitude of self-stunting and

uncertainty. These values contribute to positive values for members of the

organization, meaningful living for themselves and their environment. This

theory can be utilized for the development of Islamic education management

as an alternative form of organizational culture model based on interpersonal

values in the construction of Islamic studies.

Keyword ; Interpersonal Values, Organizational Culture, and

Management Education.

Page 9: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

مستحلص البحث

Page 10: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pernyataan Bebas Plagiarisme

Persetujuan Pembimbing Dan Penguji

Abstrak Bahasa Indonesia, Arab Dan Inggris

Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Permasalahan .............................................................................. 6

1. Identifikasi Masalah ............................................................. 6

2. Rumusan Masalah ................................................................ 6

3. Pembatasan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Signifikansi/ Manfaat Penelitian ................................................ 7

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 7

F. Metodologi Penelitian ................................................................. 10

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 15

BAB II DISKURSUS BUDAYA ORGANISASI

A. Budaya Organisasi di Perguruan Tinggi ..................................... 17

B. Kepemimpinan Organisasi ......................................................... 29

C. Relasi Interpersonal Dalam Sebuah Organisasi ......................... 36

D. Relasi Interpersonal Meningkatkan Budaya Organisasi ............. 43

E. Nilai-Nilai Qur’ani Dalam Budaya Organisasi ........................... 49

BAB III PROFIL UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN

A. Gambaran Umum Lembaga ....................................................... 61

B. Unit Organisasi pembentuk Kultur Qur’ani ............................... 63

C. Sistem Manajemen Mutu Pendidikan ......................................... 65

BAB IV KONKRITISASI RELASI INTERPERSONAL DALAM

PENGEMBANGAN BUDAYA ORGANISASI DI UNSIQ

A. Kepemimpinan dalam Budaya Organisasi ................................. 74

B. Kepemimpinan Pendidikan di UNSIQ ....................................... 79

C. Sosialisasi Budaya Organisasi Oleh Pemimpin Organisasi ........ 91

D. Azaz Keadilan Tujuan Pengembangan Budaya Organisasi ........ 93

E. Azaz Kekeluargaan Tujuan Pengembangan Budaya Organisasi 101

Page 11: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

BAB V RELASI INTERPERSONAL DALAM BUDAYA

ORGANISASI DI UNSIQ

A. Relasi Interpersonal Sebagai Asas Pemberdayaan Pegawai

UNSIQ ........................................................................................ 107

1. Dinamika Perubahan Organisasi ......................................... 112

2. Peningkatan Kompetensi Pegawai UNSIQ .......................... 121

B. Relasi Interpersonal Media Bargaining Jaringan Regional ......... 125

C. Relasi Interpersonal Media Pengembangan Mutu Dosen ........... 130

BAB VI INTEGRASI HUMANIS-QUR’ANI DALAM

PENGEMBANGAN BUDAYA ORGANISASI DI UNSIQ

A. Transformasi Nilai-Nilai Qur’ani dalam Budaya Organisasi ..... 137

B. Budaya Akademik Asas Pengembangan Budaya Organisasi .... 150

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 155

B. Saran dan Rekomendasi .............................................................. 156

Daftar Pustaka

Lampiran

Indeks

Page 12: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Budaya organisasi bisa dipahami sebagai segala bentuk akumulasi cara

berpikir, bekerja, perasaan, dan kebiasaan yang dipelajari oleh anggota

organisasinya.1 William memperjelas konsep budaya organisasi terkait

keputusan, tindakan dan komunikasi, baik pada instrumental maupun simbolik.2

Pecanha dan Godoy mengasumsikan salah satu bentuk budaya organisasi yang

diaplikasikan dalam tindakan adalah komunikasi, di mana keterbukaan dalam

komunikasi merupakan faktor pendukung manusia dalam berhubungan dengan

orang lain3 sebagai makhluk sosial.

4 Manfaat hubungan dengan orang lain atau

lebih tepatnya relasi interpersonal yang positif dalam suatu organisasi dapat

meningkatkan produktivitas kerja anggota organisasi tersebut.5 Penjelasan

Hofstede tentang komunikasi bahwa seseorang memeliki kemampuan berikir

dan bertindak sesuai impiannya atau dengan kata lain mental. Hal ini meliputi

konsep mengenai tradisi dalam suatu organisasi atau masyarakat dan hasil dari

pemahaman nilai atau norma yang berlaku.6

Pemaknaan komunikasi dalam relasi interpersonal seperti yang

dijabarkan oleh Rushdi> Ahmad T}u’aymah, مصطهح إحصال يشيش بانخفاعم istilah

komunikasi diartikan sebagai relasi interpersonal.7 Syaiful menambahkan

bahwa relasi interpersonal8 manusia timbul sebagai reaksi atas hubungan

1 Edgar H. Schein, Organizational Culture and Leadership (San Fransisco:

Josseybass, 1992), 18. 2 William G. Tierney, “Organizational Culture in Higher Education: Defining The

Essentials”, The Journal of Higher Education, Vol. 59, No. 1 (Jan. - Feb., 1988), 3.

http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00221546.1988.11778301?journalCode=uhej2

0 3 Godoy, R.S.P., & Peçanha, D.L.N., “Cultura organizacional e processos de

inovacao: um estudo psicossociologico em empresa de base tecnologica”. Boletim Academia

Paulista de Psicologia, 29 (1), (2009) 142-163.

http://pepsic.bvsalud.org/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S1415-711X2009000100012 4 Dian Wisnu Wardhani, Mashoedi, dan Sri Fatmawati, Hubungan Interpersonal

(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), 116. Vivin Ayu Dwi L, “hasil belajar mahasiswa

terhadap hubungan interpersonal”, artikel (Surabaya: Fak. Ekonomi UNESA), 209. 5 Erkan Yaman dan Keyhan Ruclar, “Organizational Silence In Universities As The

Predictor Of Organizational Culture”, Yükseköğretim ve Bilim Dergisi/Journal of Higher

Education and Science; DOI: 10.5961/jhes.2014.087. Sri Haryani & Yulia, Mengelola

Sumber Daya Manusia Dan Hubungan Karyawan (Jakarta: Gramedia, 1995), 61. Saydam,

Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Djambatan, 1996), 423. 6 Myron W. Lustig & Jolene Koester, Intercultural Competence Interpersonal

Communication Across Cultures, 6th ed. (Boston: Pearson Education Inc. 2010) 113-123. 7 Rushdi Ahmad T}u’aymah ‚Ta’li>m al-Lughoh Ittis}aliya> Bayna al-Mana>hij wa al-

Istira>tijiya>t‛, (i>si>siku>, 2006). 25. 8 Pearson dalam Dian Wisnu Wardhani, Mashoedi, dan Sri Fatmawati, Hubungan

Interpersonal (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), 2.

Page 13: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

2

formalitas, di mana fokusnya lebih dititikberatkan kepada berbagai elemen

organisasi.9 Seperti dalam hubungan pegawai dan manajemen, di mana

hubungan ini terdapat beberapa aktor utama, seperti; mahasiswa, pegawai,

pimpinan dan pemerintah terkait.10

Meskipun setiap pihak saling tergantung,

tetapi mereka hanya dibedakan dengan adanya struktur jabatan tertentu. Oleh

karena itu, hubungan manusia dalam organisasi seharusnya menunjukkan

keterkaitan antara tanggung jawab, wewenang dan pelaporan (akuntabilitas).11

Husein Hamadi menyatakan:

إن اإلحصال هى انعمهيت انخً يخم عه طشيقها اوخقال انمعشفت مه شخص إلخش

نً انخفاهم بيه هزيه انشخصيه أو أكثشحخً حصبح مشاعا بيىهما وحؤدي إ Komunikasi adalah proses di mana pengetahuan ditransfer dari

seseorang kepada orang lain, sehingga menjadi pengetahuan umum di

antara mereka dan mengarah pada pemahaman antara dua orang atau

lebih.12

‘Ula>uddi>n Ah}mad Kafa>fi memperjelas:

إن االحصال شكم مه أشكال عمهياث انخفاعم اإلجخماعً ايا كان حجمه وشكهه

فئوه عمهيً ديىاميكيت إرا عمهيت اإلحصال ضشوسيت نهفشد وانمجخمع عهً حذ انسىاء

فهي حسهم في ححقيق انحاجاث انفشديت واإلجخماعيتKomunikasi merupakan salah satu bentuk hubungan sosial terlepas dari

ukuran dan bentuknya, hal tersebut dinamis jika proses komunikasi

diperlukan baik untuk individu dan masyarakat, dan berkontribusi pada

pencapaian kebutuhan individu dan masyarakat.13

Untuk menjaga hubungan baik antara anggota organisasi dibutuhkan

beberapa faktor, seperti dengan adanya keakraban, adanya pengawasan, adanya

perhatian, dan pengunaan perasaan yang disesuaikan dengan kondisi. Karena

pada hakikatnya, setiap hubungan interpersonal pasti akan terjadi konflik

lambat atau cepat.14

Dalam dunia pendidikan, keseimbangan ini lah yang

seharusnya dapat dibiasakan, agar proses peningkatan kinerja pendidikan

9 Syaiful Sagala, Budaya Dan Reinventing Organisasi Pendidikan (Bandung:

Alfabeta, 2008), 277-278. 10

T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia

(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), 213 11

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), 82 12

H}usain H}amadi> dalam Rushdi Ahmad T}u’aymah ‚Ta’li>m al-Lughoh Ittis}aliya> Bayna al-Mana>hij wa al-Istira>tijiya>t‛, (i>si>siku>, 2006). 25.

13 ‘Ula>uddi>n Ah}mad Kafa>fi>, ‚Mahara>tu al-Ittisha>l wa al-Tafa>’ul fi> ‘Imli>ti> wa al-

Ta’alum‛, Shaf 2, (Da>r al-Fikr: Qa>hiroh Mishr). 14

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT Raya, 2005), 126

Page 14: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

3

khususnya di perguruan tinggi dapat cepat tercapai sekaligus menanggulangi

problem-problem yang terjadi.15

Kemudian pada konsep budaya organisasi seperti yang dijelaskan

Hofstede, menggambarkan efek dari budaya masyarakat pada nilai-nilai

anggotanya, dan bagaimana nilai-nilai berhubungan dengan perilaku.16

Pada

proses penerapan budaya organisasi terdapat perdebatan di antara kemudahan

maupun kesulitan yang disebabkan berbagai faktor (usia, geografis, dsb), seperti

yang dikatakan oleh Antony bahwa budaya organisasi dapat dengan mudah

dikelola, sedangkan Burack, Nord, Trice And Beyer berpendapat penerapan

budaya organisasi jauh lebih sulit. Aplikasi budaya organisasi terdapat beberapa

faktor seperti keragaman dan kompleksitas sub-budaya, konflik kepentingan

politik, waktu yang tidak tepat, dan kegagalan komunikasi.17

Martin

menambahkan bahwa budaya organisasi dapat dan telah berhasil berkembang

diterapkan dalam organisasi modern. Oleh karena itu Smircich menambahkan

budaya organisasi merupakan bagian dari organisasi bukan sesuatu yang hanya

dimiliki organisasi.18

Robbins mengartikan budaya organisasi sebagai pemaknaan bersama

oleh anggota organisasi, sehingga membedakan organisasi tersebut dengan

organisasi lainnya.19

Budaya organisasi pada setiap organisasi berbeda, seperti

karakter, watak dan kepribadiannya.20

Hofstede menyebutkan empat manifestasi

budaya (simbol, pahlawan, ritual, dan nilai). Namun lebih rinci lagi, budaya

organisasi di perguruan tinggi dibangun berdasarkan falsafah yang dianut,

keyakinan-keyakinan dasar dan nilai-nilai21

dominan yang dihargai bersama

anggota organisasi perguruan tinggi itu, sehingga membentuk perilaku

organisasi. Dalam pandangan Hofstede budaya sendiri diartikan proses interaksi

yang mencirikan kegiatannya sehingga mempengaruhi anggota organisasi lain

dan lingkungan sekitarnya.22

Perilaku organisasi dapat dilihat seperti; pertama,

penampilan fisik (artefak) misal gedung dan pengaturan lingkungan perguruan

tinggi. kedua, penampilan non fisik misal pola relasi interpersonal antar sesama

15

Ahmad Sobirin, Budaya Organisasi: Pengertian, Makna, Dan Aplikasinya

Dalam Kehidupan Organisasional (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2009), 239. 16

Geert Hofstede, Geert Jan Hofstede and Michael Minkov, Culture and

Organization: Software of The Mind, (McGraw Hill Professional, 2010), 17

Karel De Witte and Jaap J. Van Muijen, Organizational Culture, dalam jurnal

European journal of work and organizational Psychology, Peter Heriot, Organizational

Culture, Volume 8, Number 4, December 1999, (United Kingdom: Psychology Press in

Association with the international Association of Applied psychology, 1999), 497. 18

Karel De Witte and Jaap J. Van Muijen, Organizational Culture.., 497. 19

Stephen P. Robbins and Judge A. Timothy, Organizational Behaviour, vol 15,

(USA: Pearson Education, 2013), 512 20

Tobroni, Perilaku Kepemimpinan Spiritual Dalam Pengembangan Organisasi

Pendidikan Dan Pembelajaran; Kasus Lima Pemimpin Pendidikan Di Kota Ngalam

(Yogyakarta: Disertasi Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2005), 60. 21

Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 18. 22

Hofstede, Geert, Culture‟s Consequences, International Differences in Work –

Related Values. (Beverly Hills/London/New Delhi: Sage Publication.1986) 21.

Page 15: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

4

mahasiswa, dosen, interaksi dosen-mahasiswa (semua subyek yang ada di

perguruan tinggi) dan penggunaan metode reward-punishment terhadap

pegawai, dosen maupun mahasiswa yang berprestasi dan berdedikasi.23

Perguruan tinggi juga memiliki hak dan kewenangan dalam

menentukan kebebasan, otonomi, dan budaya akademik (academic culture).

Adapun hak dan wewenang ini sesuai dengan misi undang-undang nomor 20

tahun 2003, peraturan pemerintah nomor 60 tahun 1999 dan PP nomor 61 tahun

1999. Ketiga kebijakan tersebut seharusnya dapat dijaga dan dikembangkan

oleh perguruan tinggi untuk menjadi panutan lembaga pendidikan lain. Kita

ketahui bahwa budaya akademik perguruan tinggi yang paling mendasar adalah

budaya literacy. Wujud budaya literacy antara lain pencapaian prestasi

akademik tertinggi misal profesor, proses pencapaianya pun dilalui dengan

berbagai kegiatan akademik yang mendukung ke arah tingkatan akademik

tertinggi tersebut. Kompetensi lainnya adalah dosen sebagai tenaga

profesional,24

menetapkan apa yang terbaik untuk mahasiswanya berdasarkan

pertimbangan profesional. Sallis mengatakan, dosen merupakan front line

provider and determine the quality of service delivery system.25

Beberapa permasalahan dalam kegiatan akademik di perguruan tinggi,

Rindang Gunawan dan Jumadi mencontohkan permasalahan mahasiswa saat

perkuliahan26

dan saat proses pembimbingan.27

Permasalahan relasi

interpersonal yang negatif,28

baik kepada dosen pengampu mata kuliah ataupun

kepada dosen pembimbing29

sehingga menimbulkan pengurangan nilai bahkan

penundaan penilaian pada mahasiswa tersebut.30

Saat ini salah satu model

perkuliahan yang diminati oleh mahasiswa pada saat ini adalah perkuliahan

23

Tobroni, Perilaku Kepemimpinan Spiritual, 60. 24

Bambang Sumadjoko, Membangun Budaya Pendidikan Mutu Perguruan Tinggi

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). 89. 25

Edward Sallis, Total Quality Management In Education (London: Kogan Page

Limited). 26

Jumadi, “Peranan Kultur Sekolah Terhadap Kinerja Guru, Motivasi Berprestasi

dan Prestasi Akademik Siswa”, Jurnal Penelitian Tajdidukasi. Vol. 1, Tahun 2006, 22.

https://www.tajdidukasi.or.id/index.php/tajdidukasi/article/view/4 27

Rindang Gunawati, Sri Hartati dan Anita Listiara dengan judul “Hubungan

Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa Dosen..”, Jurnal Psikologi Universitas

Diponegoro Volume 3 No.2, Desember 2006, 95.

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/659 28

Sarafino, E.P., Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. Second Edition

(Singapore: John Wiley & Sons, Inc, 1994), 89. 29

De Vito, J. A.. The Interpersonal Communication. Seventh Edition (New York:

Harper Collins College Publisher, 1995), h.7. Lihat juga dalam Walgito, B, Psikologi

Sosial: Suatu Pengantar (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), 77. 30

Pangestuti, R. “Penundaan Menyelesaikan Skripsi (Studi Kasus pada beberapa

Mahasiswa Angkatan ‟96 Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro” (Semarang. Fakultas Psikologi UNDIP, 2003), 200.

Page 16: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

5

online, dengan harapan mahasiswa lebih dapat terkonsentrasi pada pemahaman

materi yang disampaikan ataupun tugas yang diberikan.31

Budaya memiliki makna yang sangat penting dalam meningkatkan

kinerja manajemen pada suatu lembaga,32

suatu lembaga yang

mengombinasikan nilai dan keyakinan, kebijakan dan praktik manajemen, serta

hubungan antara keduanya akan menunjukkan keberhasilan yang terlihat dari

budaya organisasi yang memiliki sifat keterlibatan,33

konsistensi,34

adaptabilitas

dan penghayatan misi. Dalam hal ini, penelitian akan meneliti pada sebuah

perguruan tinggi islam di daerah dataran tinggi Wonosobo Jawa Tengah yakni

Universitas Sains Al-Qur‟an, merupakan lembaga pendidikan tinggi islam yang

masih memiliki keterkaitan dengan pondok pesantren Tahfiz al-Qur‟an al-

Asy‟ariyyah. Lebih dari itu, sebagian besar dosen dan mahasiswa yang

berkecimpung dalam kegiatan pembelajaran di UNSIQ adalah para kyai/ ustad

dan santri dari pesantren tersebut. Penulis tertarik untuk meneliti pada objek

penelitian tersebut, karena adanya lingkungan pesantren yang mendukung

proses pengelolaan perguruan tinggi baik dari bidang akademik maupun bidang

manajerial lembaga, sehingga menimbulkan banyak asumsi bahwa perguruan

tinggi tersebut bercorak tradisional-modern, kemudian dari sisi relasi

interpersonal civitas akademik yang semakin demokratis tanpa meninggalkan

kharismatis. Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan pola budaya

organisasi yang ideal dalam meningkatkan kualitas perguruan tinggi, melalui

pemahaman dan pengaplikasian konsep relasi interpersonal dan nilai-nilai

budaya organisasi.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang

akan dikaji dalam penelitian ini, antara lain:

a. Efektiftivitas relasi interpersonal antara civitas akademik belum

berjalan dengan baik di UNSIQ.

b. Keakraban, kontrol teman sejawat, respon yang tepat belum menjadi

dasar anggota organisasi berinteraksi yang baik di UNSIQ.

c. Intensitas komunikasi antara civitas akademik kurang maksimal di

UNSIQ.

d. Dasar pengembangan budaya akademik belum mendalam sebagaimana

dikembangkan dalam kajian budaya organisasi di UNSIQ.

31

Lei Li, John Finley, Jennifer Pitts, dan Rong Guo, Which is a better choice for

student-faculty interaction: synchronous or a synchronous communication?, Journal of

Technology Research; Volume 2 - September, 2011, Published by Academic and Business

Research Institute, Florida, USA.

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.467.7214&rep=rep1&type=pdf 32

Didin Kurniadin Dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan; Konsep dan

Prinsip Pengelolaan Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 247. 33

Edy Sutrisno, Budaya Organisasi (Jakarta: Kencana, 2011), 187. 34

Edy Sutrisno, Budaya Organisasi (Jakarta: Kencana, 2011), 186.

Page 17: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

6

e. Peran budaya pesantren memberikan pengaruh religiusitas yang tinggi

terhadap proses sosialisasi budaya organisasi di UNSIQ.

f. Pentingnya inovasi budaya organisasi yang dapat meningkatkan

kreativitas civitas akademik di UNSIQ.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah mayor penelitian ini adalah bagaimana budaya

organisasi di Universitas Sains Al-Qur‟an Wonosobo?. Kemudian

dirumuskan permasalahan minor penelitian ini, sebagai berikut:

a. Bagaimana peran kepemimpinan dalam budaya organisasi?

b. Bagaimana peran relasi interpersonal dalam budaya organisasi?

c. Bagaimana peran nilai-nilai Qur‟ani dalam budaya organisasi?

3. Pembatasan Masalah

Dari permasalahan-permasalahan yang dikemukakan di atas,

penulis akan membatasi permasalahannya pada pengelolaan budaya

organsiasi yang didasarkan atas efektivitas relasi interpersonal civitas

akademik Universitas Sains al-Qur‟an Wonosobo sehingga memudahkan

peran pimpinan dalam merumuskan sekaligus mensosialisasikan budaya

organisasi. Budaya organisasi diwujudkan antara lain dalam budaya

akademik dan budaya Qur‟ani, dengan demikian diharapkan civitas

akademik berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi. Kemudian lama

waktu penelitian ini yakni 2 tahun, dimulai dari tahun 2016 hingga tahun

2018. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sains Al-Qur‟an Kalibeber

Mojotengah Wonosobo Jawa Tengah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Mayor dari penelitian ini ialah menjelaskan budaya organisasi

di Universitas Sains Al-Qur‟an Wonosobo. Kemudian tujuan minor penelitian

ini adalah;

1. Menjelaskan peran kepemimpinan dalam budaya organisasi.

2. Menjelaskan relasi interpersonal dalam budaya organisasi

3. Menjelaskan nilai-nilai Qur‟ani dalam budaya organisasi.

D. Signifikansi/Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian penulis berharap disertasi memiliki

kegunaan sebagai berikut:

1. Secara teoritis, Kegunaan yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini

adalah agar hasil kajian yang mengangkat persoalan manajemen

pengembangan budaya organisasi di perguran tinggi dapat dijadikan

sebagai sesuatu yang terkait secara umum dengan berbagai persoalan

penyelenggaraan pendidikan yang berkembang.

2. Secara praktis, Hasil penelitian ini, ingin mencoba memperlihatkan bahwa

manajemen pengembangan budaya organisasi dapat menunjang

peningkatan mutu perguruan tinggi. Dan diharapkan hasil penelitian ini

Page 18: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

7

dapat memunculkan inspirasi untuk melakukan pembaharuan dan

reorientasi dalam praktek penyelenggaraan pendidikan.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan budaya

organisasi antara lain yang dilakukan oleh Erkan Yaman dan Kayhan Ruçlar

dengan tema Organizational Silence in Universities as the Predictor of

Organizational Culture.35

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Civitas

akademik universitas berupaya menciptakan budaya komunikasi yang baik

dalam lembaga mereka, serta mendorong instruktur atau pimpinan untuk

berkomunikasi dengan jelas dan meningkatkan frekuensi kontak dengan civitas

akademik.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah konsep budaya

organisasi yang saling mendukung membutuhkan ketenangan dalam

berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut

dapat dipahami dengan baik. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan bahwa

budaya organisasi di perguruan tinggi islam tidak hanya mendukung

ketenangan dalam berkomunikasi namun ketegasan dalam komunikasi juga

dituntut untuk menyikapi pengaruh global yang tidak sesuai dengan budaya

pesantren yang telah dikembangkan.

Salman Ilaiyan dengan tema Difficulties Experienced by the Arab

Teacher during His1 First Year of Teaching as a Result of Personal and

Organizational Variables.36

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor iklim

organisasi (budaya organisasi) secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan. Adapun iklim organisasi dipengaruhi oleh latar belakang pendidik

pemula dan spesialisasi keilmuannya, sehingga menimbulkan kesulitan adaptasi

pada tahun pertama. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah

adaptasi dosen pemula di perguruan tinggi islam yang sangat mudah, hal ini

disebabkan sebagian besar dosen senior dapat membimbing dosen pemula.

Houshang Mobarakabadi dan Meisam Karami dengan tema

Investigation of Relationship among the Organizational Culture and

Creativity.37

Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi positif antara budaya

35

Erkan Yaman and Kayhan Ruçlar, “Organizational Silence in Universities as the

Predictor of Organizational Cultur”, Yükseköğretim ve Bilim Dergisi/Journal of Higher

Education and Science, Volume 4, Number 1, April 2014; Pages 36-50, DOI:

10.5961/jhes.2014.087. http://oaji.net/articles/2014/593-1400074406.pdf 36

Salman Ilaiyan, “Difficulties Experienced by the Arab Teacher during His1 First

Year of Teaching as a Result of Personal and Organizational Variables, scientific research”,

Creative Education, Vol.4, No.6, 363-375. Published Online June 2013 in SciRes

(http://www.scirp.org/journal/ce). 37

Houshang Mobarakabadi and Meisam Karami, “Investigation of Relationship

among the Organizational Culture and Creativity”, Research Journal of Applied Sciences,

Engineering and Technology 7 (19): 4069-4071, ISSN: 2040-7459; e-ISSN: 2040-7467 ©

Maxwell Scientific Organization, 2014.

http://www.airitilibrary.com/Publication/alDetailedMesh?docid=20407467-201405-

201507070020-201507070020-4069-4071

Page 19: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

8

organisasi dan kreativitas Manajer Organisasi Pelatihan. Perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan adalah budaya organisasi pesantren merupakan dasar

kreatifitas yang menunjang inovasi budaya organisasi yang bersifat islami lebih

banyak,

Maria de Fátima Bruno-Faria dan Marcus Vinicius de Araujo Fonseca

dengan tema Cultura de Inovação: Conceitos e Modelos Teóricos.38

Hasil

penelitian hasil penelitian menunjukkan hubungan antara budaya organisasi dan

inovasi, dengan menggunakan beberapa kata kunci dalam menganalisis

beberapa artikel yang ada pada Coordenação de Aperfeiçoamento de Pessoal de

Nível Superior (CAPES), Proquest dan Directory Open Articles Journal

(DOAJ). Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian

lapangan (field research) sehingga objek kajian tidak hanya mengkaji inovasi

dalam bentuk karya ilmiah.

Pilar Mendoza dan Joseph B. Berger dengan tema Academic Capitalism

and Academic Culture: A Case Study.39

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Staf fakultas percaya bahwa integritas luas dari budaya akademik tetap

tidak terpengaruh di departemen ini dan mereka menganggap sponsorship

industri sebagai kendaraan yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dan mengejar kepentingan ilmiah mereka. Studi ini memberikan

wawasan berharga untuk kebijakan federal dan kelembagaan yang diciptakan

untuk mendorong kemitraan industri-akademisi dan komersialisasi penelitian

akademis. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah aksentuasi

terhadap konsep komunikasi relasi interpersonal dalam menghadapi

perkembangan budaya organisasi pesantren di perguruan tinggi islam, adapun

komunikasi terhadap instansi terkait merupakan arah perkembangan budaya

organisasi dalam penelitian ini.

Radoslaw Wolniak dengan tema a typology of organizational cultures

in terms of improvement of the quality management.40

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa budaya organisasi dibagi dalam empat jenis: budaya pro-

kualitas (sukses), budaya penghindaran, budaya konservatif (kaku) dan budaya

perubahan. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah pendalaman

konsep tentang budaya organisasi pesantren yang dikembangkan dalam

perguruan tinggi islam, sehingga kajian pengelompokan dapat menjadi dasar

dalam pemisahan budaya organisasi yang terjadi pada objek penelitian.

38

Maria de Fátima Bruno-Faria dan Marcus Vinicius de Araujo Fonseca, “Cultura

de Inovação: Conceitos e Modelos Teóricos”, RAC, Rio de Janeiro, v. 18, n. 4, art. 1, pp.

372-396, Jul./Ago. 2014 http://dx.doi.org/10.1590/1982-7849rac20141025 39

Pilar Mendoza dan Joseph B. Berger, “Academic Capitalism and Academic

Culture: A Case Study”, Education Policy Analysis Archives, Volume 16 Number 23

December 29, 2008 ISSN 1068–2341 http://www.redalyc.org/html/2750/275020545022/ 40

Radoslaw Wolniak, “A Typology Of Organizational Cultures In Terms Of

Improvement Of The Quality Management”, Manager, Change and Leadership, Faculty of

Organisation and Management, Silesian Technical University, Poland No. 17 ~ 2013

https://search.proquest.com/openview/841db2f9db20a071b99870c05744b207/1?pq-

origsite=gscholar&cbl=2032296

Page 20: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

9

Atilgan Erozkan dengan tema The Effect of Communication Skills and

Interpersonal Problem Solving Skills on Social Self-Efficacy.41

Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah

keterampilan interpersonal ditemukan secara signifikan berhubungan dengan

sosial efektivitas diri dan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah

keterampilan interpersonal prediktor penting dari sosial efektivitas diri.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penekanan

komunikasi dalam pemecahan masalah budaya organisasi yang terwujud dalam

budaya akademik, budaya otonomi dan budaya kebebasan yang dikaji dalam

penelitian.

Lei Li, John Finley, Jennifer Pitts, dan Rong Guo dengan tema Which is

a better choice for student-faculty interaction: synchronous or asynchronous

communication?.42

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan

komunikasi melalui komputer (CMC) teknologi telah secara dramatis

mengubah cara bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan profesor mereka

terutama untuk komunikasi yang terjadi di luar kelas. Perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini pengembangan dari komunikasi

melalui computer atau teknologi, sehingga penelitian ini tidak saja meneliti

tentang pemanfaatan teknologi tetapi juga efektifitas komunikasi antar anggota

organisasi.

Nebojša Janićijević dengan tema The Influence Of Organizational

Culture On Organizational Preferences Towards The Choice Of Organizational

Change Strategy.43

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Budaya organisasi,

melalui asumsi, nilai-nilai, norma dan simbol, menentukan cara di mana

anggota organisasi memandang dan menafsirkan realitas di dalam dan di sekitar

organisasi mereka, serta cara mereka berperilaku dalam kenyataan itu.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah kajian budaya organisasi

yang berupa asumsi, nilai, dan simbol dikaitkan dengan efektifitas komunikasi

interpersonal.

Silvio Luiz Paula dan José Ricardo Mendonça dengan tema A

construção de uma impressão socialmente responsável: Um estudo em

41

Atilgan Erozkan, “The Effect of Communication Skills and Interpersonal

Problem Solving Skills on Social Self-Efficacy”, Educational Sciences: Theory & Practice -

13(2) • Spring • 739-745, 2013 Educational Consultancy and Research Center,

www.edam.com.tr/estp https://eric.ed.gov/?id=EJ1017303 42

Lei Li, John Finley, Jennifer Pitts, dan Rong Guo, “Which is a better choice for

student-faculty interaction: synchronous or asynchronous communication?”, Journal of

Technology Research, Volume 2 - September, 2011 ISSN Online: 1941-3416, Print: 2327-

5359 https://pdfs.semanticscholar.org/cdc7/197f2c6fbfcfccb82f4b69975123e554ce60.pdf 43

Nebojša Janićijević, “The Influence Of Organizational Culture On Organizational

Preferences Towards The Choice Of Organizational Change Strategy”, ECONOMIC

ANNALS, Volume LVII, No. 193 / April – June 2012, UDC: 3.33 ISSN: 0013-3264

DOI:10.2298/EKA1293025J http://www.doiserbia.nb.rs/img/doi/0013-3264/2012/0013-

32641293025J.pdf

Page 21: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

10

Instituições de Ensino Superior a partir da Comunicação Organizacional.44

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Institusi Pendidikan Tinggi telah

menunjukkan konsistensi antara Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan

budaya identitas mereka, sejauh mereka cenderung untuk berkomunikasi hanya

apa yang menjadi praktek. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah

kajian budaya pada penelitian ini lebih menekankan pada dunia akademik,

namun demikian budaya atau komunikasi yang dipraktekkan terhadap

lingkungan pendidikan perlu dikembangkan agar dapat memunculkan budaya

yang positif.

Dalam penelitian ini menitikberatkan pada pemahaman pengembangan

budaya organisasi di universitas melalui peningkatan relasi interpersonal civitas

akademik. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menunjang proses

pengelolaan lembaga, sehingga perguruan tinggi tersebut dapat berhasil

meningkatkan mutu pendidikan dan dapat berkembang bersama-sama antar

komponen penyelenggara pendidikan.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).45

dalam

penelitian ini, peneliti akan berinteraksi langsung pada objek penelitian

untuk menemukan data-data dan fakta yang terkait46

dengan Relasi

Interpersonal dalam Pengembangan Budaya Organisasi di Universitas Sains

Al-Qur‟an.

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Qualitative

research suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeteksikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.47

Dengan

menggunakan pendekatan ini, penulis akan menghimpun data dalam

penelitian ini dengan mengkaji buku-buku yang terkait dengan topik

permasalahan yang dibahas.

Penelitian ini mengacu pada jenis penelitian studi kasus, dalam arti

peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang ada,

perihal mengenai struktur, bagian, dan fungsi dalam sistem pendidikan

tinggi Universitas Sains Al-Qur‟an, serta dalam rangka mengungkap makna

dibalik simbol, perihal persepsi, motivasi, motif, perilaku, dan tindakan-

44

Silvio Luiz Paula dan José Ricardo Mendonça, “A construção de uma impressão

socialmente responsável: Um estudo em Instituições de Ensino Superior a partir da

Comunicação Organizacional”, Revista de Negócios_ISSN 1980.4431_vol. 19, n. 1, p.

44_69, 2014_DOI:10.7867/ 1980-431.2014v19n1p44_69

http://gorila.furb.br/ojs/index.php/rn/article/view/3138 45

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1998), 11. 46

Norman K. Denzin Yvonna S. Lincoln, Handbook Of Qualitative Research, terj.

(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), 18-19. 47

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007), 60.

Page 22: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

11

tindakan para aktor dalam pendidikan tinggi Universitas Sains Al-Qur‟an

dan unsur-unsur lain yang terlibat di dalamnya agar menghasilkan deskripsi

yang komprehensif sebagaimana yang dalam rumusan masalah penelitian.

Pendekatan antropologi yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai titik pijak dalam meneliti tentang manusia, kebiasaan, nilai, norma,

adat istiadat, dan kepercayaannya. Oleh sebab itu, penetapan kriteria ini

dimaksudkan juga dalam rangka menjalin suatu hubungan terhadap teori-

teori yang akan digunakan peneliti, juga sebagai sebuah paradigma

penelitian sehingga setiap langkah-langkah dalam proses penelitian

senantiasa dalam koridor yang telah ditetapkan.

Pendekatan fenomenologi dalam perspektif ilmu sosial menjadi

dasar teori yang menggambarkan gejala sosial dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini pendekatan fenomenologi digunakan sebagai acuan

pemahaman fenomena-fenomena yang terjadi di Universitas Sains Al-

Qur‟an, meliputi relasi antara civitas akademik yang terkait dengan

universitas.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua

kategori, yaitu data primer dan data sekunder.48

Dengan demikian, data

primer dalam penelitian ini adalah data atau informasi langsung yang

diperoleh di lapangan seperti Pimpinan, Dosen, Tenaga Kependidikan,

Mahasiswa, dan pihak yang terkait dengan kelembagaan Universitas Sains

Al-Qur‟an.

Data sekunder yang dimaksudkan adalah data tidak langsung yang

diperoleh di luar data primer, baik pustaka maupun data lain yang

mendukung, Seperti; sejarah berdiri dan perkembangan, keadaan geografi,

kurikulum pendidikan, kondisi lingkungan, dan Sarana prasarana

Universitas Sains Al-Qur‟an.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara49

dan dokumentasi sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sugiyono.50

Teknik ini digunakan untuk mengetahui

ketercapaian Relasi interpersonal dan Budaya Organisasi. Model observasi

yang dilakukan adalah observasi partisipan,51

teknik observasi digunakan

untuk mengumpulkan data budaya organisasi perguruan tinggi seperti

48

Nyoman Kutha Ratna. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu

Sosial Humaniora pada Umumnya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). 143. 49

Mundhir al-D}a>man, Asa>siya>t al-Bah}su al-‘Alami> (‘Ama>>n: Da>r al-Masi>rah,

2006), 96. 50

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 309. 51

Norman K. Denzin Yvonna S. Lincoln, Handbook Of Qualitative Research, 496.

Page 23: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

12

artefak dan kondisi aktual mengenai manajemen pengembangan budaya

organisasi di Universitas Sains Al-Qur‟an.

Teknik wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara yang

sifatnya mendalam dalam bentuk interviu bebas terpimpin. Interviu bebas

terpimpin yang dimaksud oleh peneliti yaitu mempersiapkan pokok-pokok

penting pertanyaan sebagai pedoman sebelum diajukan pertanyaan dan

peneliti dapat bertanya secara bebas.52

Wawancara mendalam (in-depth

interview) adalah termasuk dalam kategori wawancara tidak terstruktur di

mana susunan pertanyaan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi saat wawancara. Wawancara yang dilakukan dalam rangkaian

penelitian ini menurut perspektif etik, emik dan noetik. Menurut Noeng

Muhadjir yang menyebutkan bahwa ketiga perspektif itu dalam rangka

menentukan ukuran dan kriteria kebenaran. Kriteria kebenaran dalam

perspektif etika bersifat ekstrinsik dan universal sehingga kriteria kebenaran

emic berada pada ranah pribadi masing-masing, bersifat intrinsik dan

merupakan ranah personal values. Sedangkan kriteria kebenaran noetik

adalah kebenaran moral grass root. Kebenaran noetik adalah kebenaran

moral saadar dan bawah sadar kolektif (collective values).53

Sesuai dengan Fontana dan Frey, teknik wawancara54

digunakan

untuk menggali data-data tentang kegiatan-kegiatan yang terkait relasi

dosen dengan mahasiswa, dosen dengan dosen, dosen dengan pimpinan dan

staf perguruan tinggi, dosen dengan warga lingkungan perguruan tinggi,

mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dengan pimpinan dan staf

perguruan tinggi, mahasiswa dengan warga lingkungan perguruan tinggi

dalam upaya pengembangan budaya organisasi, persepsi terhadap relasi

interpersonal yang terjadi dalam perguruan tinggi, dan dampak relasi

interpersonal warga perguruan tinggi terhadap perkembangan budaya

organisasi positif dan khususnya dalam proses peningkatan mutu

pendidikan.

Metode dokumentasi atau metode visual digunakan untuk mencari

data melalui beberapa literatur dan dokumentasi lainnya yang mendukung.

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk menghimpun data-data tentang

artifak-artifak perguruan tinggi, upaya pengembangan budaya perguruan

tinggi, manajemen perguruan tinggi, dan deskripsi lokasi penelitian. Proses

pengumpulan data dengan teknik dokumentasi digunakan instrument

checklist.

4. Teknik Analisis Data

Lexy J. Moleong mengatakan analisis data merupakan ikhtiar

berupa pemilihan data, pengorganisasian, dan pemilihan data menjadi suatu

52

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2007). 123-124 53

Noeng Muhadjir, 167-168. 54

Ann Oakly, Interviewing Women; A Contradiction in Terms, Dalam Helen

Roberts, Doing Feminist Research (London: Routledge, 1997), 30.

Page 24: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

13

inormasi yang dapat diorganisir, dirangkai, dan dijelaskan kepada publik.55

Tahapan teknik analisis data kualitatif antara lain:

a. Analisis Data sebelum di Lapangan

Analisis data sebelum di lapangan ini digunakan pada saat

melakukan kajian pendahuluan dengan tujuan untuk menetukan fokus

penelitian. Fokus penelitian tentunya masih bersifat sementara sebelum

dilakukan penelitian lanjutkan. Informasi yang diambil penting untuk

dijadikan landasan penelitian dan mencari kerangka penelitian yang

sesuai dengan metode penelitian.

b. Analisis Data selama di Lapangan

Analisis data ini dilakukan pada saat berlangsungnya proses

pengumpulan data, baik melalui observasi maupun pelacakan

dokumentasi dan wawancara. Data dipelajari dan dikelompokkan

berdasarkan tingkat relevansinya terhadap objek yang diteliti, dikritisi

tingkat keakuratannya, kemudian data tersebut dianalisis dengan

menggunakan analisis interaktif model Miles dan Huberman,56

bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus melalui tiga proses analisis yang

saling berinteraksi, yakni reduksi data, sajian data, dan penarikan

kesimpulan. Berikut penjelasan dari ketiga proses analisis;

1) Reduksi Data

Proses pengambilan data di UNSIQ peneliti menemukan

banyak data, oleh karena itu peneliti menggunakan reduksi data

untuk mengambil data, memilih data dan mengelompokkannya

sehingga dapat ditarik kesimpulan terhadap data tersebut. Berbagai

data yang tersedia, seperti hasil wawancara, cerita-cerita yang

berkembang, dan lainnya. Dengan menggunakan reduksi data

peneliti dengan mudah melakukan penelitian dan penggalian data-

data yang terkait.

2) Display Data

Penyajian data yang diambil dari objek penelitian yakni

UNSIQ adalah berupa teks-teks yang bersifat naratif, dan kemudian

dipahamkan dengan menemukan hubungan-hubungan teks naratif

tersebut antara satu dengan yang lainnya. Analisis hubungan teks

diharapkan dapat memunculkan konsep atau teori baru atau

pandangan baru sehingga menjadi landasan untuk menentukan

kesimpulan penelitian ini.

55

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya,

2010), 248. 56

Matthew B. Miles, A. Michael Hubermen, and Johnny Saldana, Qualitative Data

Analysis; A Methodes Sourcebook (Sage Publication, 2014), 14.

Page 25: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

14

3) Verifikasi dan Simpulan

Sejak awal pengumpulan data peneliti sudah menyusun

kesimpulan sementara. Untuk kemudian dari kesimpulan tersebut

harus diteliti kembali agar tidak terjadi kesalahan mengambil

kesimpulan dari data yang di lapangan dengan data yang telah

disusun peneliti, adapun langkah selanjutnya adalah uji keabsahan

data.

Secara sistematis Kabalmay memberikan tahapan-tahapan

menganalsisi data kualitatif, 57

antara lain; mengorganisasikan data,

mengelompokan berdasarkan kategori, temuan dan pola jawaban.

menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data, mencari

alternatif penjelasan bagi data, dan menulis hasil penelitian.

Dengan menerapkan analisis data menurut Miles dan

Hubermen dan Marshall dan Rossman, diharapkan dapat memberikan

gambaran yang lebih tajam mengenai relasi interpersonal dalam

pengembangan budaya organisasi di Perguruan Tinggi.

c. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan peneliti adalah teknik

Triangulasi. Teknik ini merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang menggunakan data dari luar untuk keperluan pengecekan atau

pembanding terhadap data-data tersebut. Sebagaimana dijelaskan oleh

Denzin dalam membedakan 4 cara teknik triangulasi yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.58

G. Sistematika Penulisan

Bab 1, membahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian, dan

sistematika penelitian.

Bab 2, membahas tentang diskursus budaya organisasi. Dengan sub

bahasan, budaya organisasi di perguruan tinggi, kepemimpinan organisasi,

relasi dalam sebuah organisasi, relasi interpersonal meningkatkan budaya

organisasi, dan nilai-nilai Qur‟ani dalam budaya organisasi.

Bab 3, membahas tentang profil Universitas Sains Al-Qur‟an. Dengan

sub bahasan; gambaran umum lembaga, unit organisasi pembentuk kultur

Qur‟ani, dan sistem manajemen mutu pendidikan.

57

Kabalmay. Designing Qualitative Research. (London: Sage Publication, 2002).

97 58

Norman K. Denzin Yvonna S. Lincoln dikutip oleh Jane Fielding and Nigel

Fielding, “Synergy and Synthesis; Integrating Qualitative Data and Quantitative Data”,

dalam Pertti Alasuutari, Leonard Bickman, and Julia Brannen, The Sage Handbook of Social

Research Methods (Sage Publication, 2008), 556

Page 26: BUDAYA ORGANISASI DI UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44943/1/Rifqi Muntaqo_Fix.pdf · meningkatkan produktivitas kerja anggota

15

Bab 4, membahas tentang konkritisasi sistem nilai relasi interpersonal

dalam pengembangan budaya organisasi. Dengan sub bahasan; Pertama, Etos

kepemimpinan di UNSIQ, melingkupi; kepemimpinan dalam budaya

organisasi, kepemimpinan pendidikan di UNSIQ, sosialisasi budaya organisasi

oleh pemimpin organisasi, azaz keadilan tujuan pengembangan budaya

organisasi, dan azaz kekeluargaan tujuan pengembangan budaya organisasi.

Kedua relasi interpersonal dalam budaya organisasi di UNSIQ, melingkupi;

relasi interpersonal sebagai asas pemberdayaan pegawai UNSIQ, relasi

interpersonal untuk bargaining jaringan regional, dan relasi interpersonal

sebagai asas pengembangan mutu dosen. Dan Ketiga integrasi humanis-Qur‟ani

dalam pengembangan budaya organisasi di UNSIQ, melingkupi; transformasi

nilai-nilai qur‟ani dalam budaya organisasi, dan budaya akademik asas

pengembangan budaya organisasi.

Bab 5 sebagai penutup membahas tentang kesimpulan dari disertasi dan

beberapa saran terkait relasi interpersonal dalam upaya pengembangan budaya

organisasi di Universitas Sains Al-Qur‟an Wonosobo Jawa Tengah.