Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

20
Nama : Dirland Junardi Nim : G11113517 Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin 2013

Transcript of Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

Page 1: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

Nama : Dirland Junardi

Nim : G11113517

Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

2013

Page 2: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

2

Wawasan Sosial Budaya Maritim

Kata Pengantar

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Wawasan Budaya

Maritim ini dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang salah satu unsur budaya

yang ada pada masyarakat maritim yaitu Pengetahuan.

Faktor pendukung seperti buku ajaran dan berbagai literature dari berbagai

sumber sebagai salah satu indikator pendidikan yang perlu diprioritaskan demi

tercapainya hasil belajar yang optimal serta kemampuan berfikirdan percakapan

hidup adalah hasil akhir yang diharapkan.

Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca semuanya

.Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan.Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah

ini.

Makassar, 19 November 2013

Hormat Kami,

Penulis

Page 3: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

3

Wawasan Sosial Budaya Maritim

Daftar Isi

Kata pengantar ............................................................................................................. 2

Daftar Isi ...................................................................................................................... 3

Bab I . Pendahuluan ..................................................................................................... 4

a. Latar Belakang ................................................................................................ 4

b. Tujuan ............................................................................................................. 4

c. Manfaat ........................................................................................................... 5

Bab II . Pembahasan .................................................................................................. 6

A. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Bulukumba ..............................................6

B. Sistem pengetahuan Masyarakat Bulukumba ....................................................6

1. Pengetahuan tentang waktu Berlayar ...............................................................8

2. Pengetahuan tentang Angin............................................................................ 11

3. Pengetahuan tentang Karang ......................................................................... 13

4. Pengetahuan tentang Lokasi Penangkapan Ikan ........................................... 14

5. Pengetahuan tentang Ombak ........................................................................ 14

6. Pengetahuan tentang Pantangan/ pemali ...................................................... 15

Bab III. Kesimpulan ................................................................................................. 18

Daftar Pustaka .............................................................................................................19

Page 4: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

4

Wawasan Sosial Budaya Maritim

BAB I

Pendahuluan

a. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim dan agraris. Indonesia dikenal sebagai Negara

maritim karena wilayah perairan indonesia yang sangat luas dan negara agraris karena

indonesia merupakan negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa sehingga

menyebabkan pertanian indonesia sangat banyak menghasilkan flora yang bermacam-

macam. Kehidupan masyarakat Bangsa Indonesia sangat dipengaruhi dengan kondisi

geografis Indonesia terutama kehidupan masyarakat maritim. Posisi Indonesia

sebagai negara kepulauan terbesar juga dapat membuka kesempatan bagi Indonesia

untuk membangun potensinya sebagai Negara maritim besar. Dengan wilayah laut

yang sangat luas, Indonesia dapat memperoleh manfaat yang besar dari sumberdaya

yang terdapat di dalamnya.

Fenomena sosial masyarakat Indonesia tentunya melahirkan unsur-unsur budaya.

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang salah satu unsur budaya tersebut,

yaitu pengetahuan. Pengetahuan digunakan untuk menhadapi lingkungan dan

mendorong tindakan terwujudnya tindakan sesuai dengan motif yang dipunyai oleh

masyarakat maritim.

b. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan kebudayaan

masyarakat maritim khususnya di daerah Bulukumba .

Page 5: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

5

Wawasan Sosial Budaya Maritim

c. Manfaat

Manfaat dari makah ini yaitu :

Kita dapat memperoleh pengetahuan mengenai Pengetahuan masyarakat

maritim di Bulukumba

Kita dapat mengetahui perkembangan pengetahuan masyarakat maritim di

Bulukumba .

Page 6: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

6

Wawasan Sosial Budaya Maritim

BAB II

A. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Bulukumba

Penduduk di Kabupaten Bulukumba dari berbagai macam suku bangsa sebahagian

besar adalah suku Bugis, dan Makassar. Selain itu terdapat juga satu suku yang masih

memegang teguh tradisi leluhur dengan mempertahankan pola hidup tradisional yang

bersahaja dan jauh dari kehidupan modern, yakni Suku Kajang. Demikian juga

dengan para pendatang di Kabupaten Bulukumba mereka juga ikut berbaur dengan

adat istiadat daerah ini sehingga adat istiadat/kebudayaan di Kabupaten Bulukumba

tetap lestari, baik dalam upacara adat, upacara tradisional serta berbagai bentuk

kebudayaan lainnya.

Sementara itu Pemkab Bulukumba juga telah melakukan upaya pembinaan

terhadap kebudayaan/adat istiadat Bulukumba terutama kebudayaan Suku Kajang

yang unik dan menarik, dengan melakukan kegiatan promosi melalui berbagai event

dan kesempatan, yang mana selama ini telah menunjukkan hasil yang memuaskan.

Kebudayaan Suku Kajang yang unik ini telah dikenal bahkan hingga ke manca negara

dan kini dikembangkan sebagai salah satu obyek wisata budaya andalan Kabupaten

Bulukumba

Suku Bugis Makassar yang dikenal sebagai pelaut sejati, telah menumbuhkan

budaya maritim yang cukup kuat di masyarakat Bulukumba. Dengan slogan

"Bulukumba Berlayar", masyarakat Bulukumba menyatakan eksistensinya dengan

Page 7: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

7

Wawasan Sosial Budaya Maritim

kata layar mewakili pemahaman subyek perahu sebagai refleksi kreatifitas dan karya

budaya yang telah mengangkat Bulukumba di percaturan kebudayaan nasional dan

internasional, sebagai "Bumi Panrita Lopi"

Selain itu budaya keagamaan yang kental juga cukup mempengaruhi tatanan

kehidupan masyarakat Bulukumba. Sentuhan ajaran agama islam yang dibawah oleh

ulama besar dari Sumatera, yang masing-masing bergelar dato’ Tiro (Bulukumba),

Dato Ribandang (Makassar), dan Dato Patimang (Luwu), telah menumbuhkan

kesadaran religius dan menimbulkan keyakinan untuk berlaku zuhud, suci lahir

bathin, selamat dunia akhirat dalam rangka tauhid "appaseuwang" (Meng–Esakan

Allah SWT).

B. Sistem Pengetahuan Masyarakat Bulukumba

Masyarakat Bulukumba di desa Kaluku Lohe adalah merupakan masyarakat

maritim mempunyai sistem pengetahuan yang berkaitan dengan kemaritiman yang

dimanifestasikan setiap harinya. Sistem pengetahuan itu terlihat dalam teknik

pembuatan perahu, dan rumah.

Masyarakat Bulukumba masih mempercayai sampai dewasa ini tentang hari

baik dan hari buruk untuk melakukan perjalanan. Dengan demikian, tiap hari

berpengaruh terhadap hasil pekerjaan, semua urusan dan pekerjaan yang akan

dilakukan selalu diawali dengan menghitung-hitung hari yang baik dan hari yang

buruk. Sistem pengetahuan ini merupakan pewarisan nenek moyangnya, kemudian

ditransformasikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam lingkungan

sekitarnya.

Page 8: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

8

Wawasan Sosial Budaya Maritim

1. Pengetahuan tentang waktu berlayar

Berdasarkan terbitnya bulan (Qamariah), menurut penduduk Bulukumba hari

yang paling baik untuk berlayar adalah hari ke-8 terbitnya bulan. Menurut orang

Bulukumba jadwal waktu yang baik untuk berangkat berlayar adalah sebagai berikut :

Hari Senin, pukul 09.00 disebut ele

Hari Selasa, pukul 07.00 ele-kelek dan pukul 14.00 disebut tangngasso

Hari Rabu, pukul 06.00 disebut ele-kale

Hari Kamis, pukul 07.00 disebut ele-kale

Hari Jum’at, pukul 06.00 disebut ele-kale

Hari Sabtu, pukul 08.00 disebut ele

Nakkase’taung (nahas tahunan), yaitu malam/hari terbitnya satu

Muharram.

Nakkase’pallopi (nahas pelayar), yaitu apabila bertepatan hari ahad dan

terbitnya pula bulan purnama.

Toppoi jennek kebok, yaitu angin kencang yang bertiup sekitar tanggal 17

Agustus sampai 20 Agustus.

Anginna Wara-warae, yaitu angin kencang yang bertiup sekitar tanggal 17

sampai 20 Juli.

Anginna tanrae, yaitu angin kencang yang bertiup sekitar tanggal 15 Agustus

Barubunna manue, yaitu angin yang bertiup pada tanggal 10 Oktober.

Pengetahuan untuk menentukan arah perahu dan daerah yang akan dituju

umunya dimiliki oleh orang Bulukumba. Untuk menetukan arah memerlukan bantuan

bintang pada malam hari. Pengetahuan mengenai bintang-bintang adalah sebagai

berikut :

Page 9: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

9

Wawasan Sosial Budaya Maritim

1. Sule bawie,

adalah sebuah bintang yang selalu muncul di sebelah timur dan terbit pada

awal malam, tenggelam sekitar pukul 21.00. Di sebut Sulo-bawie karena

sejak terbit dan bersinar, babi-babi di hutan keluar dari sarangnya mencari

makanan karena sudah gelap.

2. Buttee,

adalah sekolompok bintang terdiri atas 4 buah bintang berbentuk buttek (

sejenis ikan yang besar perutnya). Bintang ini berada di sebelah selatan

bersama-sama dengan walue dan eppangnge. Bila muncul buttee

menandakan ikan di laut bertelur khususnya ikan terbang.

3. Wara-warae,

adalah bintang tinggalyang menampakkan diri agak terang merah seperti

bara api. Pada bulan Juli tanggal 17 sampai 20, sering membawa angin

yang agak kencang yang disebut anginna wara-warae dan pada saat itu

sering terjadi kebakaran.

4. Tanrae,

adalah bintang yang berjumlah 3 buah, dijadikan sebagai pedoman dalam

menentukan arah perahu. Pada tanggal 15 Agustus, merupakan pertanda

bahwa akan ada angin yang agak kencang disebut anginna tanrae. Apabila

bintang tanrae muncul di sebelah timur menandakan mulai masuk angin

timur dan bila berada pada posisi tengah hari dan bertepatan dengan pukul

06.00, berarti musim pertengahan musim timur, terjadi sekitar bulan

Agustus dan pada bulan tersebut sering datang hujan yang disebut, bosi

tangngasso tanrai. Apabila bintang tanrae berada pada posisi sebelah barat

atau tenggelam di sebelah barat menandakan musim barat mulai datang.

Page 10: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

10

Wawasan Sosial Budaya Maritim

5. Tande Mamallou,

adalah sebuah bintang yang muncul disebelah timur, terbit sekitar pukul

05.00 dan tenggelam pada pukul 06.30, bila Bintang ini muncul berarti

sudah fajar.

6. Mano,

adalah sejumlah bintang(6buah) yang menyerupai ayam dan bila muncul

di sebelah timur menandakan pertengahan musim timur. Pada tanggal 10

September memberi tanda akan sering bertiup angin yang disebut

barubunna manue.

7. Lumes,

terdiri atas 4 buah bintang yang berada di sebelah selatan tenggara sekitar

pukul 19.00 dan menghilang pukul 07.00. Apabila bintang tersebut

muncul menandakan ikan mulai menampakkan diri di permukaan laut

khususnya tarawani (ikan terbang). Bintang ini disebut juga bintang laki-

laki dan pasangannya adalah bintang eppangnge sebagai bintang

perempuan. Apabila bintang lumes masih berjajar menghadap ke atas,

suku Bulukumba belum mau berlayar, dana bila kebetulan berada di darat

mereka menunggu sampai bintang tersebut, menghadap ke bawah.

Apabila bintang wallue masih menghadap ke atas berarti ada angin

kencang yang bertiup.

8. Lakkeppang,

terdiri atas 7 bintang merupakan pasangan walue, Eppangnge disebut

sebagai perempuan, sebab bila bintang lumes tenggelam, maka eppangnge

“menangis” maksudnya pada saat tersebut hujan turun dan pohon-pohon

mulai berbuah atau berisi.

Page 11: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

11

Wawasan Sosial Budaya Maritim

9. Puppuru,

ialah sekelompok 6 bintang yang menyerupai ikan pari dan muncul di

sebelah selatan, pada pukul 18.30. dan menghilang pada pukul 05.00.

Menurut orang Bulukumba bintang ini menandakan berarti musim barat

mulai datang.

10. Tandeng Tellue,

ialah sejumlah bintang muncul di sebelah timur menandakan musim timur

mulai muncul jam 19.00 dan tenggelam di sebelah barat pukul 06.00.

Menurut orang Bulukumba bintang itu merupakan tanda bahwa musim

barat mulai datang disertai angin keras.

11. Mamau Tangnga Baangi

Bintang ini muncul di sebelah Barat sekitar pukul 22.00 dan menghilang pada

jam

05.00. Bintang ini menandakan bahwa waktu tidak akan turun hujan.

2. Pengetahuan tentang angin

Selain itu Suku Bulukumba secara umum juga memahami jenis angin yang

didasarkan atas ramalan cuaca dan tanda-tanda bahaya di laut. Suku Bulukumba

berdasarkan sumber tradisi lisan pemahaman laut diperoleh melalui pengalaman yang

sangat luas dan melalui gejala alam sekitar serta ketajaman indera pakkita

(penglihatan), parengkalinga (pendengaran), paremmau (penciuman),

penedding(firasat), dan tentuang (keyakinan). Tanda-tanda bahaya yang bisa

diramalkan oleh seorang pasompe antara lain adalah sebagai berikut :

Angin bare’

Angin bare’adalah angin yang bertiup dari arah barat daya dan barat laut. Tanda-

tanda menjelang bertiupnya angin bare’ adalah :

Page 12: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

12

Wawasan Sosial Budaya Maritim

a) Lino (angin laut yang tenang), musim malam hari dan siang. Angin

tersebut akan mulai bertiup pada waktu sore hari sampai malam.

b) Didahului oleh kilat yang mendatar di permukaan laut atau kilat itu

bersinar ke atas.

c) Cuaca gelap/menghitam di sebelah barat.

d) Apabila angin kencang tersebut akan menyerang dalam seketika, tandanya

awan menghitam di sebelah barat kemudian berubah menjadi terang (silih

berganti).

e) Guntur selalu berbunyi di saat hujan sedang turun.

Angin timo

Angin timo, yaitu angin timur yang bertiup pada bulan Juli-Agustus. Tanda- tanda

menjelang bertiupnya angin timo, adalah:

a) Di waktu malam bintang-bintang cahayanya kelihatan tidak tenang (reppek-

reppek).

b) Pada waktu air pasang, angin bertiup dengan keras, layar harus digulung. Pada

waktuu air surut, angin bertiup sedang, dan layar tidak perlu digulung karena

anginnya tidak terlalu kencang.

c) Gumpalan awan hitam ada di sebelah timur.

Laso angin (angin tornado),

yaitu angin yang sering datang pada musim barat. menurut keprcayaan mereka

cara mengalihkan angin itu adalah dengan jalan telanjang bulat di atas perahu

menghunus keris atau badik luwuk dan mengayungkan di udara tiga kali. Tanda akan

datang laso anging adalah : Udara berbau anyir, terlihat gumpalan yang menghitam

dan pada gumpalan tersebut berekor sebesar batang kelapa membayang ke

permukaan laut.

Page 13: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

13

Wawasan Sosial Budaya Maritim

Angin Datue

Anginna datue yaitu angin kencang yang bertiup sekitar pertengahan bulan

Agustus. Tanda-tanda yang mendahulukan adalah :

a) Selalu ada kilat di waktu malam.

b) Tanda-tanda akan merusak, apabila tiupan menimbulkan bunyi pada besi

karena tiupan yang demikian keras.

Angin Sulilik (kala-kala)

Angin sulili adalah angin yang muncul karena adanya pertemuan dua arus besar

di laut. Selain angin juga yang ditakuti adalah binatang laut seperti

• Binatang Laut (kurita),

Kurita adalah jenis hewan yang berbahaya, tanda-tandanya adalah :

a) Dari jauh kelihatan seperti sorotan lampu berwarna, hijau kebiru-biruan,

sering muncul pada awal terbitnya bulan dan pada terbenamnya bulan

(Qamariah).

b) Apabila di suatu tempat air yang tenang seperti bercampur dengan minyak

oli. Di mana arah ikan meloncat di tengah laut dan air beriak

bergelombang dan keruh di situ menandakan air dangkal.

Sebaliknyadimana arah ikan itu turun ke air dan air berwarna biru di situ

airnya dalam.

3..Pengetahuan Tentang Karang

Jika sementara masyarakat Bulukumba berlayar dan melihat laut tidak

berombak dan air laut tidak berarus keras banyak buih-buih air atau busa air

terapung-apung disertai adanya bau anyir maka mereka dipastikan bahwa ditempat itu

ada karang. Tanda lain adalah terdapatnya biji pelir mengecil. Di samping itu

bilamana kayu perahu berdesir.Seperti gesekan pasir berarti karang ada disekitar

Page 14: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

14

Wawasan Sosial Budaya Maritim

tempat itu .Disamping itu untuk mengetahui tempat yang berbatu karang ,dikenal

dengan tanda-tanda;

a. Pada waktu malam terang bulan ,gugusan karang nampak mengkilat akibat

pantulan cahaya bulan.

b. Di waktu siang gugusan karang terlihat berwarna putih akibat pecahan

ombak.

c. Bau gugusan batu karang dapat dirasakan kira-kira satu mil sebelum, yaitu

berbau anyir.

4.Pengetahuan Tentang Lokasi Penangkapan Ikan.

Tanda-tanda bahwa ditempat itu banyak ikan ialah adanya karang, karena

disekeliling karang itu tempat ikan bermain-main. Untuk menangkap harus

menghadang arus. Waktu yang sebaiknya menangkap ikan menurut orang

Bulukumba adalah waktu pagi dan sore. Hal ini disebabkan karena pada waktu itu

laut tidak begitu panas sehingga ikan-ikan bermain di permukaan laut. Pada waktu

malam penangkapan dilakukan dalam keadaan bulan redup karena pada waktu itu

ikan-ikan naik ke permukaan laut, tetapi sebaiknya kalau bulan terang, maka ikan-

ikan itu turun sampai pada kedalaman 20 meter.

5. Pengetahuan Tentang Ombak

Orang Bulukumba memiliki pengetahuan tentang Gayo atau ombak. Ombak

menurut pengetahuan kebaharian masyarakat Bulukumba terdiri atas :

Gayo didikki (ombak kecil), anjolang (gelombang), kakeang (pertemuan

arus), Goya salatang yang datangnya sekitar bulan Juni sampai Desember, Goya timo,

sekitar bulan Juni sampai Desember, Goya Utare yang datangnya sekitar bulan

Page 15: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

15

Wawasan Sosial Budaya Maritim

Nopember dan Desember, Goya Bare datangnya sekitar bulan Desember sampai

April, Goya Kapuaka (panca roba) yang datangnya pada sekitar bulan Oktober dan

Desember.

Pada Goya Kapuaka ini disertai dengan sisiapu (laso anging) yaitu ditandai

dengan awan hitam yang berputar bentuknya kadang-kadang vertikal dan kadang-

kadang horisontal. Angin ini begitu dasyatnya sehingga apa yang didahuluinya

diangkat ke udara kemudian dihempaskan kembali ke permukaan laut. Utang

menolak angin ini suku Bulukumba meninggalkan pakaian kemudian duduk bersila di

haluan perahu sambil membaca mantra agar angin berubah arah.

6.Pengetahuan Tentang Pantangan ( Pemmali)

Berbagai pemali atau pantangan yang masih berlaku dan ditaati oleh para

nelayan antara lain adalah sebagai berikut:

a) Pantangan menjatuhkan sesuatu benda secara sengaja atau tidak pada waktu

akan berangkat berlayar.

b) dimana arah ikan itu turun ke air dan air berwarna biru di situ airnya dalam.

c) Pantangan menegur atau bertanya kepada orang yang sedang menuju

perahunya.

d) Pantang berpaling/berbalik ke belakang setelah berjalan menuju ke perahu

untuk berlayar.

e) Pantang menginjak pinggiran/ujung ombak (lila-wae) yang sedang terhempas

kedarat.

f) Pemmali menegur (makkemparang) di saat berlayar , dilarang

menegur/bertanya apabila menemukan hal-hal yang aneh atau tempat yang

dianggap keramat.

g) Pemmali situmpa ada, ritengnga dolangeng, dilarang bertengkar di dalam

perjalanan.

Page 16: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

16

Wawasan Sosial Budaya Maritim

h) Pemmali mappacuru urung ritasie, yaitu dilarang menggunakan periuk atau

bejana timba air di laut.

i) Tidak boleh mengucapkan kata-kata : de’gaga (tidak ada), makessini

angingnge (angin sudah baik/tenang), tetapi harus diganti dengan kata- kata :

masempo (murah), dan masempona nangngiri angingnge (angin tidak bertiup

lagi ).

j) Pemali mallopie ritengnga dolangeng, yaitu pantang gembira/bermain secara

berlebih-lebihan di dalam perjalanan atau sedang berlayar.

Apabila si suami atau salah satu anggota keluarga sedang berlayar, ada

beberapa pantangan bagi pihak isteri/keluarga yang ditinggalkan seperti :

a. Mengeluarkan atau membuang debu dapur dari rumah.

b. Menunda mencuci pakaian suami sampai tiga hari.

c. Mencuci/memakai piring tempat makanan si suami.

d. Menurunkan barang-barang pada malam hari.

e. Membalikkan tempat beras.

f. Mencuci/menjemur kelambu, bantal dan kasur.

g. Memperbaiki/menurunkan bagian rumah seperti dinding dan atap.

h. Mencari kutu di tangga rumah.

i. Menyapu di waktu malam.

j. Sapa (pantang) makan ;

Sapa panyu, dilarang makan daging penyu karena penyu sering menolong

orang yang ditimpa musibah di laut. Sapa anre, (pantang makan), karena pesan dari

nenek moyang secara turun-temurun atau apabila dimakan timbul rasa gatal atau

bisul-bisul khususnya kepada jenis ikan tertentu. Sapa bale pesse-pesse, pantang

makan ikan pesse-pesse menurut masayarakat setempat jenis itu dianggap bukan ikan

karena tidak mempunyai lidah.

Page 17: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

17

Wawasan Sosial Budaya Maritim

Muatan perahu ada pantangannya yang disebut Pemmalinna lureng lopie

antara lain perahu tidak boleh memuat colabai tungke (pantang memuat seorang

wadam, kecuali cukup dua orang atau lebih); bakka cilampa (tidak boleh memuat

seorang wanita, kecuali dua orang wanita atau lebih dan bila terpaksa harus

memenuhi, syarat membawa atau membeli seekor ayam ikut bersama dalam perahu

atau harus memakai topi/kopiah); Ase pulu bolong, (tidak boleh memuat beras pulut

hitam, baik dalam bentuk beras atau dalam bentuk kue-kue); Mesa (pantang memuat

batu nisan ), dan palungen (tidak boleh memuat lesung yang sudah dipakai, baik yang

terbuat dari batu maupun kayu).

Page 18: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

18

Wawasan Sosial Budaya Maritim

BAB III

Kesimpulan

Penduduk nelayan di Indonesia pada umumnya menghuni daerah pesisir pulau-

pulau besar dan memenuhi pulau-pulau kecil yang sangat banyak jumlahnya.

Mereka ini di kategorikan sebagai nelayan karena sebagian besar atau sepenuhnya

menggantungkan kehidupan ekonominya secara langsung atau tidak langsung pada

pemanfaatan sumberdaya perikanan laut, dengan mengantungkan beberapa tipe

perahu dan jenis-jenis alat/teknik eksploitasi sumber daya laut.

Pengetahuan yang menjadi landasan utama bagi nelayang dalam mengekplitasi

lingkungan laut. Yang diuraikan sebagai berikut :

1. Pengetahuan tentang pelayaran

2. Pengetahuan tentang biota laut yang bernilai ekonomis

3. Pengetahuan tentang lokasi tepat/rumah ikan

4. Pengetahuan tentang lingkungan sosial.

Pada masyarakat Bulukumba yang berada di daerah pesisir, sistem

pengetahuannya merupakan pewarisan nenek moyang. Kemudian ditransformasikan

dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam lingkungan sekitarnya. Sistem

pengetahuan ini terlihat dalam teknik pembuatan perahu, rumah, ilmu astronomi

perbintangan.

Masyarakat Bulukumba sendiri sejak zaman nenek moyang telah mengetahui

cara berlayar, jenis-jenis angin, mengenai terumbu karang, lokasi penangkapan ikan,

tentang ombak dan juaga tentang pantanga-pantangan (pemmali)

Page 19: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

19

Wawasan Sosial Budaya Maritim

Daftar Pustaka

Anonim A.2013.Budaya Maritim Masyarakat Bulukumba

http://www.scribd.com/doc/17280040/Laporan-LDP-LPMA-Studi-Antropologi.Diakses pada

19 November 2013

Anonim B.2013.Budaya Maritim Masyarakat Bulukumba

http://arkeologijawa2.files.wordpress.com/2009/10/05_sofwan.pdf Diakses pada 19

November 2013

Anonim B.2013.Budaya Maritim Masyarakat

Bugishttp://www.scribd.com/doc/21108279/Budaya-Bahari-Sebagai-Budaya-Lokal-

Masyarakat-Nelayan-Bugis Diakses pada 19 November 2013

Page 20: Budaya Masyarakat Maritim Bulukumba

20

Wawasan Sosial Budaya Maritim