Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

15
BUDAYA KURIKULUM RESPONSIF (SUATU DILEMA ) ANDY SETIAWAN SRI INDRIATI ENANG PERMANA Ethical Leadership Support by. DR. Machfud Sholichin, M.Ac

Transcript of Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

Page 1: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

BUDAYA KURIKULUM RESPONSIF

(SUATU DILEMA )

ANDY SETIAWAN SRI INDRIATI ENANG PERMANA

Ethical Leadership

Support by. DR. Machfud Sholichin, M.Acc

Page 2: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

Gay (2000) mendefinisikan KURIKULUM BUDAYA RESPONSIF dengan menggunakan pengetahuan budaya, pengalaman sebelumnya, dan gaya kinerja siswa yang beragam untuk membuat belajar lebih tepat dan efektif bagi mereka, juga mengajarkan untuk dan melalui kekuatan dari para siswa. Gay (2000) juga menjelaskan pengajaran budaya responsif memiliki karakteristik sebagai berikut :

      * Mengakui legitimasi warisan budaya dari kelompok etnis yang berbeda, baik sebagai warisan yang mempengaruhi disposisi siswa, sikap, dan pendekatan untuk pembelajaran dan sebagai konten yang layak untuk diajarkan dalam kurikulum formal.     * Membangun jembatan antara rumah dan kebermaknaan pengalaman sekolah serta antara abstraksi akademik dan realitas sosial budaya.     * Menggunakan berbagai strategi pengajaran yang berhubungan dengan gaya belajar yang berbeda.     * Mengajarkan siswa untuk mengetahui dan memuji mereka sendiri dan warisan budaya satu sama lain.     * Berisi informasi multikultural, sumber daya, dan bahan dalam semua

mata pelajaran dan keterampilan secara rutin diajarkan di sekolah (hal. 29).

 

Ku

riku

lum

bu

daya

resp

on

siv

e

Gay, G. (2000). Culturally Responsive Teaching: Theory, Research, & Practice.  New York:     Teachers College Press.

Page 3: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

 Shor (1992) ciri memberdayakan Paedagogi responsive pendidikan sebagai:

Sebuah pedagogi kritis-demokratis untuk perubahan diri dan sosial. Ini adalah program yang berpusat pada siswa untuk demokrasi multikultural di sekolah dan masyarakat. Mendekati pertumbuhan individu sebagai proses, aktif kooperatif, dan sosial,

Tujuan dari pedagogi ini adalah untuk pertumbuhan pribadi dalam kehidupan publik, untuk mengembangkan keterampilan yang kuat, pengetahuan akademik, kebiasaan penyelidikan, dan rasa ingin tahu kritis tentang masyarakat, kekuasaan, ketimpangan, dan perubahan. . . Proses belajar dinegosiasikan, membutuhkan kepemimpinan oleh guru, dan saling berbagi antara guru-murid . Selain itu,. . . kelas memberdayakan tidak mengajarkan siswa untuk egois sementara mengabaikan kesejahteraan masyarakat. (Hal. 15-16)

Ku

riku

lum

paed

ag

og

i re

sp

on

siv

e

 Shor, I. (1992). Empowering Education: Critical Teaching for Social Change. Chicago: University of Chicago Press.

Page 4: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

Kurikulum Sensitivitas budaya berarti bahwa Anda menyadari ada budaya yang berbeda dari budaya Anda. Anda tidak berbicara dengan cara yang bisa menyinggung perasaan. Misalnya Anda tidak akan mengolok-olok dari preferensi makanan Hispanik. Kunci ini adalah untuk peka bahkan ketika tidak ada yang mendengarkan. Ini adalah sifat karakter yang hebat dan membuat Anda menjadi seseorang di sekitar anda yang lebih baik.

Ku

riku

lum

bu

daya s

en

sit

ive

http://www.ask.com/questions-about/Culturally-Sensitive-Curriculum

Page 5: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

LATAR BELAKANG Revisi Kurikulum Pelajaran Sejarah Amerika

dengan memasukkan budaya kurikulum responsive

Siswa dipersyaratkan untuk dapat mengungkapkan pendapat dalam pelajaran sejarah

PER

MA

SA

LA

HA

NStakeholder

1. Dr. Adam : Kepala Sekolah2. Mr. Beth : Guru Sejarah3. Jeremy : Siswa Mr. Beth, keturunan Indian4. Harold : Ayah Jeremy

Page 6: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

KASUSPada saat Diskusi Berlangsung :

1. Mr. Beth tidak memberikan prolog pengantar diskusi

2. Mr. Beth tidak mengikuti/mengarahkan siswa dalam proses diskusi, tetapi malah sibuk mempersiapkan pelajaran untuk minggu depan

3. Mr. Beth tidak mengetahui apa yang terjadi pada kelompok indian, sehingga terjadi peristiwa ( yang dianggap Mr. Harold / Ayah Jeremy ) Sabagai peristiwa RASISME

Direspons oleh guru sejarah Mr. Beth dengan metode belajar diskusi Kelompok, Pelaksanaannya adalah :

1.Kelas dibagi menjadi 3 Kelompok Indian, Pendatang, Cowboy2. Siswa diminta menuliskan pendapat tentang Bgm menjadi indian, pendatang dan cowboy3. Hasil Diskusi di presentasikan

PER

MA

SA

LA

HA

N

Page 7: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

AKIBATNYA : Ayah Jeremy, Harold, marah ketika mendengarkan

pengalaman anaknya.

a. Jeremy, seorang anak keturunan dari suku Indian, berada di kelompok Indian.

b. Saat pelajaran berlangsung, Jeremy mencoba untuk mengembalikan kelompoknya ke permasalahan yang sebenarnya yaitu mereka harus menuliskan sesuatu untuk tugas mereka.

Sayangnya kata-katanya diabaikan dan pada kenyataannya, para lelaki yang ada dikelompoknya malah mencacinya karena dialah yang seharusnya menulis tentang Indian sebab ia adalah orang Indian.

Salah seorang siswa dengan agak menjauh mengatakan bahwa Jeremy harus ke depan kelas dan melakukan ‘tarian perang’.

c. Jeremy merasa agak kecewa dengan situasi di kelompoknya

DES

KR

IPS

I

Page 8: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

Terjadi Pertemuan untuk menyelesaikan dilemma : Yang dihadiri , Dr. Adam, Mr. Beth, Jeremy, Harold ( ayah

Jeremy ), 2 orang ahli kurikulum dan seorang pekerja sosial

Terjadi Dialog :1.Mr. Beth : Menganggap dirinya guru yang baik yang telah mengajar selama 17 tahun

Fakta : Jeremy datang terlambat 2-3 x seminggu. Dan hampir tidak pernah memberikan kontribusi di kelas, oleh sebab itu dibawalah pekerja social sehingga mungkin bisa didiskusikan

mengapa Jeremy benar-benar tidak berbicara di kelas,

2. Dr. Adam : Beth adalah seorang pendidik yang berkualitas dan profesional

3. Harold : Saya hanya ingin tahu apa yang anda ajarkan di sini di sekolah ini, dan mengapa anakku mengalami peristiwa rasisme di kelas anda”

4. Dr. Adam : menjelaskan bahwa kurikulum baru saja direvisi untuk memasukan ide-ide selain dari perspektif barat sebagaimana lazimnya kurikulum sejarah orang Amerika.

5. Harold : Tidakkah setiap orang di sini peduli dengan anakku? Tidakkah kalian tahu seperti apa ia berusaha bergauldengan anak-anak yang mengolok-olok dia dan budayanya setiap hari? Kalian semua hanyamempedulikan kurikulum yang konyol yang bahkan tidak mengajarkan sejarah yang nyata, atau guru yang baik itu adalah yang tidak

memperhatikan rasisme terjadi di dalam kelas mereka., tetapi kalian semua bahkan tidak tau bagaimana anakku atau bagaimana dia berpikir!!”

DES

KR

IPS

I

Page 9: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

PERTANYAA

N DAN SOLU

SI

Awal masalah : Guru tidak menyadari akan ada ketegangan yang muncul dari penerapan metode baru. Para manajement sekolah berpendapat kurikulum untuk pelajaran tersebut sudah baik,

Guru lebih condong pada mengikuti aturan (RULE) namun tidak diikuti dengan kepedulian (CARE) sebagai antisipasi penerapan metode belajar.

Terkesan guru mengabaikan kondisi (latar belakang) siswa dalam merancang metode pembelajaran. ( Diskusi )Sedangkan untuk guru di Indonesia, harus sesuai dengan Permendiknas No. 16 tahun 2007, tentang Kompetensi guru yaitu pada aspek pedagogik , kompetensi 1 ; yaitu Guru Mengenal Karakteristik Peserta Didik,

1. Apakah para pendidik di dalam dilema ini peduli ? Mengapa iya atau mengapa tidak? Bagaimana masing-masing individu menyelesaikan dilema ini dalam cara yang lebih peduli?

Page 10: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

PERTANYAA

N DAN SOLU

SI

Bagi Kepala Sekolah (Dr. Adam), 1. Merevisi kurikulum memang telah baik, namun pelaksanaan oleh

masing masing guru harus tetap disupervisi melalui Lesson Plan atau RPP kalau di Indonesia.

2. Dalam menghadapi keluhan pelanggan (c.q. Mr Harold) terlebih dahulu harus mengerti apa yang menjadi keluhan pelanggan, dalam situasi ini akan lebih pas bila kepala sekolah menaruh empati terlebih dahulu terhadap ketidak cocokan persepsi yang ada pada pelanggan)...

(MENDENGARKAN KELUHAN PELANGGAN DAHULU )

Bagi Guru Beth,

1. Dalam merancang RPP harus memperhatikan atau mengenal karakteristik peserta didik.2. Dalam mengajar, guru beth seharusnya memberi perhatian penuh terhadap berlangsungnya acara pembelajaran, dan TIDAK DISAMBI 3. Seharusnya sebelum memulai pelajaran harus ada prolog tentang budaya kurikulum responsive dahulu atau diskusi dengan siswa tentang bagaimana materi akan dilaksanakan 4. Dalam mengemukakan argumen seharusnya mr. Beth, mendengarkan keluhan pelanggan terlebih dahulu dibanding melakukan pembelaan yang membabi buta dan cenderung mengkambinghitamkan kelemahan Jeremy, sehingga tahu akar masalahnya

Page 11: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

PERTANYAA

N DAN SOLU

SI

1. Jeremy adalah anak yang pemalu dan sulit untuk berbicara di depan orang banyak, sehingga temannya hanya sedikit. Dia juga sulit mengemukakan pendapat. Namun kelihatannya di dalam situasi informal seperti contoh “Saat pelajaran berlangsung, Jeremy mencoba untuk mengembalikan kelompoknya ke permasalahan yang sebenarnya yaitu mereka harus menuliskan sesuatu untuk tugas mereka. Sayangnya kata-katanya diabaikan”. Sebenarnya Jeremy mau mengemukakan pendapat. Kelihatan disini Jeremy adalah anak yang bertanggung jawab pada dasarnya.

2. Namun Akan lebih baik para guru mengajaknya berbicara secara informal sehingga sifat pemalunya akan berkurang dan lebih terbuka lagi karena pada dasarnya dia bukanlah anak yang bodoh . Disini peran BP khususnya dan wali kelas pada umumnya harus dijalankan

3. Untuk siswa lainnya harus ditanamkan rasa saling menghormati sesama dan toleransi, sesuai dengan tujuan kurikulum baru ini

2. Tindakan apa yang akan dilakukan untuk Jeremy?untuk guru, untuk siswa yang lain di kelas?

Page 12: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

PERTANYAA

N DAN SOLU

SI

.3. Sampai sejauh mana guru bertanggungjawab untuk mengimplementasikan kurikulum budaya responsive dan budaya pedagogi responsive?

Jadi sebenarnya Guru telah mengimplementasikan Kurikulum budaya responsive dan budaya paedagogi responsive,Buktinya dengan diadakannya revisi kurikulum pada mata pelajaran sejarah yang isinya implementasi dari kedua hal tersebut Namun dalam tataran praktek, Terjadi kesalahan prosedur :1. Diskusi tanpa prolog sebagai pengantar pemahaman2. Diskusi tanpa pembibingan sehingga peristiwa rasisme

yang seharusnya merupakan efek yang harus dihindari pada kurikulum ini, justru terjadi

Page 13: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

PERTANYAA

N DAN SOLU

SI

Kurikulum budaya sensitif dapat diterjemahkan dengan bagaimana kurikulum tersebut dapat menyentuh keragaman budaya di suatu daerah dan bagaimana siswa dapat saling menghargai serta toleransi terhadap perbedaan yang sensitif tersebut dan mengelolanya menjadi hal yang lazim untuk didiskusikan. Sepertinya kelas tersebut gagal mengajarkan dasar – dasar pengetahuan suatu ragam budaya ( menilik dari revisi kurikulum, tetapi implementasinya terjadi rasisme )yang memiliki sensitivitas yang tinggi dan bagaimana memandang unsur sensitif suatu budaya tersebut sebagai suatu hal yang ada dan lumrah dan harus didiskusikan sehingga terbentuk cara pandang yang positif terhadap unsur sensitif budaya tersebut.

Apa yang dimaksud dengan kurikulum budaya sensitive? Bagaimana aktivitas ruang kelas ini dipandang melalaui satu lensa kritik?

Page 14: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

PERTANYAA

N DAN SOLU

SI

A. Hampir seluruh pendidik di dalam cerita lebih cenderung mengedepankan aturan (RULE), tanpa memberi rasa empati kepada dampak implementasi dari kurikulum tersebut, SEHARUSNYA MEREKA LEBIH MENGEDEPANKAN CARE, SEBAGAI SEBUAH INSTITUSI LAYANAN PENDIDIKAN

B. Mereka menyelesaikan masalah berdasarkan sudut pandang mereka sendiri, bukan berangkat dari permasalahan yang dimiliki Jeremy ataupun Tuan Harold,

OLEH SEBAB ITU MASALAH HARUS DILIHAT DARI BERBAGAI MACAM PERSPEKTIF

C. PENYELESAIAN MASALAH SEPERTI INI dapat dikatakan tidak profesional, karena sangat

dimungkinkan akan timbul permasalahan yang baru seperti ketidak puasan tuan Harold akan

berdampak pada menarik Jeremy keluar dari sekolah dan akan muncul “Negative Word of Mouth” sehingga menjatuhkan citra sekolah di mata masyarakat luas.

5. Bagaiamana harapan dari masing-masing profesi dari para pendidik ini untuk mengatasi situasi ini? Apakah mereka bertindak secara professional?Mengapa iya ? atau mengapa tidak?

Page 15: Budaya kurikulum responsif kasus ethical leadership

THE END

COMPLETE

TERIMAKASIH

UNITY FOR DIVERSITY

BHINNEKA TUNGGAL IKA