Budaya Kerja Aparatur Pemerintah
-
Upload
nyoman-rudana -
Category
Documents
-
view
7.618 -
download
14
Transcript of Budaya Kerja Aparatur Pemerintah
MATA KULIAH
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK
PENERAPAN BUDAYA KERJA
DI SEKTOR PUBLIK
Nyoman Rudana, SE
NPM 08.D.040
Juni 2009
Magister Administrasi Publik
Manajemen Pembangunan Daerah
STIA LAN Jakarta
I. PENGERTIAN BUDAYA KERJA
0
Budaya kerja menurut Keputusan Menpan no 25 /Kep /M.Pan /4 / 2002 tentang
Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara adalah” sikap dan perilaku
individu dari kelompok aparatur Negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya dan menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan sehari-hari.”
Lebih lanjut dijelaskan oleh Triguno ( 1997:3 ) mengenai budaya kerja organisasi,
yaitu “budaya yang menunjukkan perilaku pengelolaan administrasi pemerintahan
yang menghasilkan pengembangan, proses produksi barang dan jasa pelayanan
yang berkualitas dalam arti optimal, ekonomis, bermanfaat dan memuaskan.
Kep Menpan no 25 /Kep /M.Pan /4 / 2002 ini merupakan pedoman dan mekanisme
dalam melaksanakan dan memantau Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara
pada lingkungan instansi/lembaga masing-masing, untuk menumbuhkan dan
meningkatkan semangat/etos kerja, disiplin dan tanggung jawab moral aparaturnya
secara terus menerus dan konsisten, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Budaya kerja sebenarnya telah ada pada diri manusia, namun untuk mengelolanya
digunakan teknik – teknik manajemen industry yang ditetapkan di lingkungan
aparatur pemerintah, dimana dalam lingkungan industry budaya kerja dapat
disamakan dengan pengendalian mutu terpadu
Dalam penyusunan program budaya kerja harus diperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
1. Komitmen pimpinan, karena budaya kerja bersifat top down, peran pimpinan
sebagai pelopor dan pendorong semangat bagi bawhan sangat penting.
2. Identifikasi lingkungan kerja, terutama hal –hal yang berpengaruh kepada
produktivitas kerja misalnya : (1) PP yang menyangkut prosedur dan tata kerja,
(2) kepemimpinan, perilaku, keteladanan, ketrampilan, (3) gejala sosial yang
mencakup kelompok kerja, pergaulan perilaku dan motivasi kerja, (4 ) situasi
perkembangan sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Sasaran yang akan dicapai sesuai kemampuan yang dimiliki, baik sasaran jangka
pendek maupun jangka panjang.
1
4. Prioritas perhatian, yang diberikan kepada kegiatan terkait Pelayanan kepada
masyarakat.
5. Strategi, yang disusun sesuai hasil pengamatan lingkungan kerja dan
kemampuan yang dimiliki.
Unsur dasar budaya kerja adalah mata rantai proses, dimana setiap kegiatan
berkaitan dengan proses lain, dan suatu haisl pekerjaan merupakan masukan bagi
proses pekerjaan lain. Kekuatan rantai proses secara terpadu tersebut tergantung
kepada rangkaian terlemah pada proses individual.
Dalam pelaksanaan program budaya kerja perlu diperhatikan beberapa hal
mengenai :
1. Falsafah yaitu nilai – nilai luhur ( Pancasila, UUD 1945, agama, tradisi,
teknologi ), erta nilai instrumental ( standar mutu, hubungan pemasok –
pelanggan, penyempurnaan terus menerus ).
2. Dimensi Kualitas : performance, features, conformance, durability,
serviceability, aesthehics, perceived quality, value, responsiveness, humanity,
security, dan kompetensi.
3. Instrumen pengukuran : SWOT, Benchmarkingdll, serta instrument
pengendalian ( uji petik, metode taguchi dll ).
Secara sederhana teknik operasional penerapan budaya kerja dapat dijabarkan
sebagai berikut ( Tiguno 1997:71) :
2
DASAR
FalsafahVisiMisi
LOKAL /KHUSUS
TradisiIptek
Lain - lain
INSTRUMEN
StrategiKreativitas
TANTANGAN
PROGRAM
Jangka PanjangJangka Pendek
KEGIATAN
FisikPerilaku
2. Apakah Budaya Kerja Harus Sama dalam organisasi pemerintah?
Budaya kerja pada setiap pemerintahan institusi pemerintah akan berbeda, namun
dalam satu organisasi / satu institusi, budaya kerja harus sama, karena disatukan
oleh visi misi dan tujuan yang sama. Dalam satu institusi yang sama, di daerah yang
berbeda, adanya tradisi, kebiasaan setempat dapatmenghasilkan strategi dan
implementasi program yang berbeda, namun tetap mengarah kepada tujuan yang
sama dalam organisasi tersebut. Sedangkan dalam organisasi yang berbeda, budaya
kerja akan berbeda, karena institusi yang berbeda, mempunyai visi,misi, nilai, tujuan
yang berbeda yang diterjemahkan ke dalam strategi yang berbeda pula.
Pelaksanaan program budaya kerja bersifat terbuka, tergantung pada jenis
pekerjaan, kualifikasi orang, tempat kerja, peralatan, teknologi, budaya/tradisi yang
ada, masalah yang dihadapi dll.
Budaya kerja harus disosialisasikan terus menerus secara top down melalui KBK
( Kelompok Budaya Kerja ) dalam bentuk pelatihan –pelatihan partisipatif agar dapat
berjalan sesuai harapan. Serta harus dilakukan evaluasi berkala misalnya tahunan.
Kepustakaan
1. Keputusan Menpan no 25 /Kep /M.Pan /4 / 2002 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara, Jakarta. Kantor Menpan
2. Triguno,drs, Dipl Ec, LLM ( 1997 ). Budaya Kerja, Menciptakan Lingkungan
yang Kondusif untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja.Jakarta, PT. Golden
Terayon Press.
3