Budaya Jepang

19
Budaya Jepang Bumi ini terdiri dari berbagai macam pulau-pulau yang terpisah berdasarkan Benua, bahkan Negara. Dan di tiap-tiap Negara itu sendiri memiliki banyak perbedaan, baik dari strukut Negara, pemerintahan, bahkan kesenian dan kebudayaan tiap Negara pasti berbeda-beda. Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai kesenian dan kebudayaan yang ada di Negara Jepang. Sama seperti halnya Indonesia, Jepang pun memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang berasal dari Negara ini, walaupun Negara ini tidak tidak terlalu luas seperti Indonesia namun Negara ini memiliki kesenian dan kebudayaan yang menarik. Meskipun Jepang tergolong Negara Maju, tetapi Jepang tidak pernah melupakan kesenian dan kebudayaan yang berasal dari nenek moyang mereka. Kesenian dan Kebudayaan Jepang Kali ini saya akan mencoba untuk mejelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jepang yaitu : Pakaian Tradisional Jepang Jepang memiliki pakaian Tradisional yang disebut Kimono, sudah banyak orang tau bahwa kimono adalah pakaian Tradisional Jepang. Dahulu kimono digunakan untuk kegiatan sehari-hari, namun pada saat ini, komono hanya digunakan di acara-acara khusu. Kimono bisa di pakai oleh pria atau wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana baik dalam design, motif dan juga warnanya yang biasanya didominasi oleh berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam, sedangkan Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Disamping itu kimono wanita juga memiliki berbagai aksesoris tambahan yang cukup banyak

description

TUGAS

Transcript of Budaya Jepang

Page 1: Budaya Jepang

Budaya Jepang

Bumi ini terdiri dari berbagai macam pulau-pulau yang terpisah berdasarkan Benua, bahkan

Negara. Dan di tiap-tiap Negara itu sendiri memiliki banyak perbedaan, baik dari strukut Negara,

pemerintahan, bahkan kesenian dan kebudayaan tiap Negara pasti berbeda-beda. Kali ini saya akan

mencoba membahas mengenai kesenian dan kebudayaan yang ada di Negara Jepang.

Sama seperti halnya Indonesia, Jepang pun memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang

berasal dari Negara ini, walaupun Negara ini tidak tidak terlalu luas seperti Indonesia namun Negara

ini memiliki kesenian dan kebudayaan yang menarik. Meskipun Jepang tergolong Negara Maju,

tetapi Jepang tidak pernah melupakan kesenian dan kebudayaan yang berasal dari nenek moyang

mereka.

Kesenian dan Kebudayaan Jepang

Kali ini saya akan mencoba untuk mejelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jepang yaitu :

Pakaian Tradisional Jepang

Jepang memiliki pakaian Tradisional yang disebut Kimono, sudah banyak orang tau bahwa kimono

adalah pakaian Tradisional Jepang. Dahulu kimono digunakan untuk kegiatan sehari-hari, namun

pada saat ini, komono hanya digunakan di acara-acara khusu. Kimono bisa di pakai oleh pria atau

wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana baik dalam design, motif dan juga warnanya yang

biasanya didominasi oleh berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam,

sedangkan Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai, status

perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Disamping itu kimono wanita juga

memiliki berbagai aksesoris tambahan yang cukup banyak

Page 2: Budaya Jepang

Upacara Meminum Teh

Upacara minum teh atau yang dikenla dengan Chadō atau Sadō. Adalah upacara yang mencerminkan

kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir,

agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan

upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada

aliran upacara minum teh yang dianut.

Ikebana

Ikebana adalan kesenian merangkai bunga yang berasal dari Negara Jepang. Bunga memiliki

kehormatan dalam kebudayaan Jepang, karena Bungan dianggap sebagai tempat bersemayamnya

Tuhan, sang pencipta. Bunga dirangkai dalam bentuk tertentu dan diletakkan di altar utama.

Awalnya dalam pembuatan bunga sangatlah sederhana, namun saat ini pembuatan bunga semakin

sulit dan kompleks dan di butuh pembelajaran keahlian dalam pembuatannya.

Page 3: Budaya Jepang

Tako atau Seni Layang-Layang

Kesenian Layang-layang ini sudah ada sejak jaman periode Nara (649-793 AD). Design layang layang

dari negeri ini cukup unik dan sangat mudah dibedakan dengan design layang layang dari negara

atau wilayah lain. Mainan ini dianggap berbahaya karena talinya bisa bersentuhan dan mengganggu

aliran kabel listrik yang bisa berakibat fatal bagi pelaku dan orang lain. Layang layang hanya bisa

dijumpai di event khusus atau dalam festival budaya saja yang mau tidak mau harus mereka

hadirkan.

Page 4: Budaya Jepang

Kendo dan Judo

Kendo adalah olah raga bermain pedang bambu sedangkan Jud0 adalah nama dari olahraga bela diri

dari Jepang. Kata Do yang terdapat pada akhiran kedua kata diatas mempunyai arti yang sama yaitu

jalan dan kalau ditulis dengan huruf kanji mempunyai lambang jalan. Peralatan yang digunakan pada

Kendo yaitu Seragam yang dikenal dengan nama Kendo gi dan hakama, pedang dari bamboo yang

bernama shinai, pelindung kepala atau men, pelindung badan atau do, pelindung tangan atau kote,

pelindung paha atau tare.

Matsuri

Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan festival di kuil baik kuil

Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran pada musim panas, pada

saat ini matsuri tidak selalu berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena kebanyakan

orang datang hanya untuk melihat saja.

Page 5: Budaya Jepang

Shogi

Shogi atau catur Jepang adalah permainan papan dari Jepang yang dimainkan oleh dua orang di atas

papan 9 lajur dan 9 baris yang berwarna sama. Ciri khas shogi yang sangat membedakannya dari

catur adalah sistem memainkan kembali buah lawan yang sudah ditangkap. Walaupun sudah naik

pangkat, buah yang tertangkap akan kembali ke pangkat semula. Kedua belah sisi yang bermain

dibedakan menjadi sente dan gote. Pemain sente memainkan langkah pertama, diikuti pemain gote,

begitu seterusnya secara bergantian hingga selesai. satu set buah shogi yang berjumlah 20 buah.

Page 6: Budaya Jepang

Kabuki

Kabuki merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang termasuk jenis seni teater karena memiliki

unsur cerita yang dipadukan dengan seni tari dan musik. Para pemain mengenakan kostum

mencolok dan sangat mewah. Make-up-nya terbilang dramatis untuk menonjolkan sifat dan karakter

tokoh.

Origami

Origami berasal dari kata ori yang berarti lipat, dan kami yang berarti kertas merupakan seni

tradisional melipat kertas yang berkembang menjadi suatu bentuk kesenian yang modern. Origami

sudah dikenal dibanyak Negara, secara umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas

biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan

antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat

beragam sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan

dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah.

Page 7: Budaya Jepang

Sudah dijelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Negara Jepang. Jepang

memiliki berbagai kebudayaan dan kesenian yang dikenal banyak orang yang berada diluar Negara

tersebut, karena kebudayaan yang khas maka banyak orang luar yang tertarik dengan kebudayaan

yang dimiliki Negri tersebut. Sebagai Negara berkembang Indonesia pun tidak kalah dengan Negara

Jepang sebagai Negara maju, Indonesia pun memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di

Indonesia. Walaupun berbeda dari segi kesenian dan kebudayaan, kita sebagai warna Negara

Indonesia yang baik harus berprilaku yang baik terhadap perbedaan yang ada antara Jepang dan

Indonesia, dan harus menjaga dan mendirikan tali persaudaraan antar Warga Negara. Dengan

pembuatan artikel ini saya berharap dapat mengetahui berbagai kesenian dan kebudayaan yang ada

di luar seperti Jepang, namun tidak melupakan kebudayaan yang ada di Negara sendiri yaitu

Indonesia.

Page 8: Budaya Jepang

Musik Tradisional Jepang

1. ORKES GAGAKU MUSIK TRADISIONAL MUSIK INSTRUMEN TUNGGALJENIS – JENIS MUSIK JEPANG

J - POP MUSIK MODERN J - ROCK

2. ORKES GAGAKU Orkes gagaku (musik Jepang masalampau) telah ada sejak abad ke-8.

Orkesgagaku terdiri dari 17 musisi yang bermaininstrument tiup kayu, petik, dan perkusi.

3. Instrumen Tiup a. Ryuteki b. Hichiriki c. Sho ; Instrumen Petik a. Kecapi Bengok (shoko) ;

Instrumen Perkusi a. Drum Besar (Taiko)

5. MUSIK INSTRUMEN TUNGGAL Sekitar abad ke-15 musik instrument tunggal,shamisen dan koto

menjadi popular khususnyauntuk memberikan iringan lagu dan drama musik.Perkembangan

musik drama mencapaikeemasannya pada abad ke-17, dengan formatkabuki dari musik teater

tradisional jepang. Adantarestorasi Meiji pada pertengahan abad ke-18membuat pengaruh Barat

mulai masuk dalamperkembangan musik Jepang. Banyak format musiktradisonal Jepang

dikembangkan berdasarkanformat musik barat, sehingga Jepang telahmemasuki perkembangan

musik modern.

6. SHAMISEN merupakan kecapi berleher panjang yang sering dimainkan di Jepang. Shamishen

memiliki 3 senar yang dipetik menggunakan sejenis pick yang disebut bachi.Bachi

7. KOTO adalah alat musik petik tradisional jepang yang mirip dengan Guzheng Cina. Koto

merupakan gitar klasik Jepang yang ke 13 senarnya dimainkan dengan dua tangan dan dapat

menghasilkan musik yang sangan ekxpresif.

8. SHAKUHACI (seruling Jepang) berasal dari zaman pertengahan eraKamakura. SHAKUHACHI

digunakan sebagai alat penyebaran agama olehbiksu-biksu aliran HOTTOHA RINZAISHU, salah

satu bagian dari aliran ZEN.Panjang Shakuhachi kurang lebih 54 cm. Namun akhir-akhir ini

ukuranpanjang SHAKUHACHI bervariasi dan nada dasar ditentukan berdasarkanukuran panjang

tersebut. SHAKUHACHI dibuat dari bambu, di bagian dekat akar, dengandiameter 3.5cm-4,0cm.

Ada 5 lubang, 4 di bagian depan dan 1 di bagianbelakang. Sisi dalam SHAKUHACHI digosok sampai

halus, bahkan belakanganini bagian dalamnya diolesi SHU-URUSHI (bahan pewarna alam

Page 9: Budaya Jepang

berwarnamerah) atau KURO-URUSHI (bahan pewarna alam yang berwarna hitam),agar

menghasilkan suara yang halus dan indah. Dulu, bagian mulutSHAKUHACHI dipotong menyerong,

tetapi sekarang pada bagian mulutdipasangi tanduk rusa atau kerbau supaya lebih kokoh.

9. J - POP J-Pop atau Japanese pop adalah istilah yangdigunakan untuk musik populer Jepang yang

memasukiarus utama musik Jepang pada tahun 1990-an. Istilah J-Pop pertama kali dipakai oleh J-

Wave, sebuah radio FM diTokyo. J-pop berakar dari musik tahun 1960-an sepertiyang dimainkan

The Beatles, danmenggantikan kayōkyoku (musik pop Jepang hingga 1980-an) dalam dunia musik

Jepang. Istilah J-pop diciptakanmedia massa Jepang untuk membedakannya dari musikasing, dan

sekarang merujuk kepada hampir semua musikpopuler di Jepang. Menurut data tahun 2006dari

International Federation of the PhonographicIndustry, industri musik Jepang memiliki industri

musikterbesar nomor dua di dunia, dan hanya berada dibawah Amerika Serikat.

10. J - ROCK Sejarah J-Rock dimulai tahun 1957 dengan dikenalnyamusik rock di Jepang bersamaan

dengan puncak kepopuleranrockabilly yang merupakan salah satu gaya rock n roll. Di akhirdekade

1950-an, kepopuleran rockabilly yang mulai surut digantikanera Kabā Popsu (cover pops) yang

terdiri dari berbagai jenis musik.Musik rock di Jepang makin menggila ketika band rock n’ roll

asalInggris, The Beatles. Tahun 1965, ada band lokal bernama TokyoBeatles merilis piringan hitam

berisi lagu-lagu The Beatles denganlirik bahasa Jepang. Selain itu, Tokyo Beatles juga

mengeluarkan PHberisi lagu-lagu yang pernah dibawakan grup musik Inggris yangmemainkan

Liverpool Sound. Sejak akhir dekade 1970-an, grupmusik dari label rekaman Indies terus populer,

sehingga terjadi"Band Boom" di Jepang pada paruh kedua dekade 1980-an. Padamasa itu

terdapat banyak sekali grup-grup musik yang populer. Diawal tahun 2000-an mulai terdapat gaya

Seishun Punk yang dimulaioleh Stance punks, Gagaga SP, dan Going Steady. Sejak

pertengahantahun 2000-an terdapat banyak sekali grup bergenre MelodicHardcore dan Emocore

seperti Ellegarden dan Asian Kung-FuGeneration.

11. KEUNIKAN MUSIK TRADISIONAL JEPANG Pada dasarnya musiktradisional jepang memiliki

tangganada ynag sama seperti Cina. Yaitumemiliki 2 macam tangga nadapentatonik,

diantaranya :• c - d - e - g - a - c (tanpa f dan b) => dibaca : do - re - mi - so - la - do• c - e - f - g - b -

c (tanpa d dan a) => dibaca : do - mi - fa - so - si - do

Page 10: Budaya Jepang

Musik daerah / Folk music

Biwa

Heike

The Biwa ( 琵 琶 ), suatu bentuk kecapi berleher pendek, dimainkan oleh sekelompok

penyanyi  keliling (Hoshi Biwa) (琵琶 法师) yang digunakan untuk mengiringi cerita.  Yang

paling terkenal dari cerita ini adalah The Tale dari Heike, sejarah abad ke-12 kemenangan

klan Minamoto atas Taira. Biwa Hoshi mulai mengorganisir diri mereka ke dalam sebuah

asosiasi serikat-seperti (TODO), bagi laki-laki tunanetra pada awal abad ketiga belas.

Asosiasi ini ahirnya dikendalikan oleh sebagian besar dari budaya musik Jepang.

Selain itu, pada kelompok-kelompok kecil banyak musisi buta keliling yang dibentuk

khususnya di daerah Kyushu. Musisi ini dikenal sebagai (biksu 僧 盲 buta) Moso, mereka

berkeliling dan melakukan berbagai ceramah agama dan hal-hal berbau agama untuk

memurnikan rumah tangga dan membawa kesehatan untuk kebaikan dan keberuntungan.

Mereka juga mempertahankan perbendaharaan genre sekuler. Para Biwa yang mereka

mainkan lebih kecil daripada Biwa Heike (平 家 琵琶) yang dimainkan oleh Hoshi Biwa.

Lafcadio Hearn terkait dalam bukunya Kwaidan: sejarah dan pembelajaran pemikiran asing"

Mimi-nashi Hoichi" (Hoichi yang tanpa telinga), cerita hantu Jepang tentang Hoshi Biwa

buta yang menceritakan "Kisah tentang Heike"

wanita Buta, yang dikenal sebagai Goze ( 瞽 女 ), juga tur didaerah itu sejak zaman abad

pertengahan, menyanyikan lagu dan bermain musik yang mengikuti ketukan drum. Dari abad

ketujuh belas mereka sering memainkan koto atau shamisen. organisasi Goze bermunculan di

seluruh negeri, dan ada hingga saat ini dalam bentuk polisi Niigata.

Page 11: Budaya Jepang

Taiko

Taiko

Taiko adalah Drumnya orang  Jepang yang datang dalam berbagai ukuran dan digunakan

untuk memainkan berbagai genre musik. Hal ini telah populer dalam beberapa tahun terakhir

sebagai sentral instrumen dari ansambel perkusi  yang didasarkan pada berbagai rakyat dan

festival musik di masa lalu. taiko musik tersebut dimainkan dengan oleh drum besar

ansambel disebut kumi-daiko. Asalnya tidak diketahui pasti, namun dapat terbentang jauh

kembali saat abad 7, ketika seorang tokoh drummer tanah liat menunjukkan keberadaannya.

Pengaruh cina mengikuti, namun instrumen dan musik tetap dalam keunikan jepang. Drum

Taiko selama periode ini digunakan selama pertempuran untuk mengintimidasi musuh dan

perintah untuk berkomunikasi. Taiko terus digunakan dalam musik religius Buddhisme dan

Shinto. Pemain terakhir adalah orang-orang kudus, yang bermain hanya pada acara-acara

khusus dan dalam kelompok kecil, namun pada warga laki-laki (jarang perempuan), beberapa

waktu juga memainkan taiko dalam festival semi-keagamaan seperti tarian bon.

Modern ansambel taiko dikatakan telah diciptakan oleh Daihachi Oguchi pada tahun 1951.

Seorang drummer jazz, musik latar belakang Oguchi dimasukkan ke dalam ansambel yang

besar, Dimana dia juag yang mendesain. Gaya energiknya membuahkan kelompok populer di

seluruh Jepang, dan membentuk wilayah Hokuriku pusat untuk musik taiko. Musisi timbul

dari gelombang popularitas termasuk Sukeroku daiko dan bagian band-nya, seido Kobayashi.

Pada 1969 ada sebuah kelompok yang disebut Za Ondekoza didirikan oleh Tagayasu Den; Za

Ondekoza berkumpul bersama artis muda yang menginovasi versi akar kebangkitan baru dari

taiko, yang digunakan sebagai cara hidup dalam gaya hidup komunal. Selama tahun 1970-an,

Page 12: Budaya Jepang

pemerintah Jepang mengalokasikan dana untuk melestarikan budaya Jepang, dan banyak

kelompok masyarakat taiko terbentuk. Kemudian pada abad ini, kelompok taiko tersebar di

seluruh dunia, terutama ke Amerika Serikat. Video game Taiko Drum Master juga karena

kebudayaan taiko. Salah satu contoh dari sebuah band Taiko modern Gocoo. 

Min'yo music rakyat

Geisha membawakan Min'yo

Lagu-lagu rakyat Jepang (min'yo) dapat dikelompokkan dan diklasifikasikan dalam banyak

cara namun sering sangat dekat dengan empat kategori pemikiran utama yaitu : lagu

pekerjaan, lagu-lagu keagamaan (seperti sato Kagura, sebuah bentuk musik Shintoist), lagu

yang digunakan untuk pertemuan seperti pernikahan, pemakaman, dan festival (Matsuri,

terutama Obon), dan lagu anak-anak (warabe Uta).

Dalam min'yo, penyanyi biasanya disertai dengan kecapi tiga senar (dikenal dengan

shamisen), taiko drum, dan seruling bambu yang disebut shakuhachi. Instrumen lainnya yang

dapat menyertai adalah seruling melintang dikenal sebagai shinobue, sebuah lonceng yang

dikenal sebagai kane, tangan drum yang disebut tsuzumi, serta 13-senar sitar yang dikenal

sebagai koto. Di Okinawa, instrumen utama adalah sanshin. Ini adalah instrumen tradisional

Jepang, tapi instrumentasi modern seperti gitar listrik dan synthesizer juga digunakan dalam

zaman ini, ketika penyanyi enka membawakan lagu-lagu tradisional min'yo (Enka menjadi

semua genre musik Jepang).

Page 13: Budaya Jepang

Kata yang sering terdengar ketika berbicara tentang min'yo adalah ondo, Bushi, bon uta, dan

Komori uta. ondo Sebuah gambaran umum setiap lagu rakyat dengan ayunan khas yang dapat

didengar sebagai 2 / 4 irama (meskipun biasanya tidak mengelompokkan ketukan). Lagu

rakyat khas terdengar pada tarian festival Obon kemungkinan besar akan seperti sebuah ondo.

Fushi adalah lagu dengan melodi khas. Sangat terkenal, sebutannya  "Bushi" , yang berarti

"ritme" atau "melodi". Kata ini jarang dipakai, tetapi biasanya diawali oleh sebuah istilah

yang mengacu pada pekerjaan, lokasi, nama pribadi atau sejenisnya. Bon uta, sesuai deskripsi

namanya, adalah lagu untuk Obon, festival lentera orang mati. Komori Uta adalah lagu

pengantar tidur anak-anak. Nama-nama lagu min'yo sering memiliki istilah deskriptif,

biasanya di akhir. Sebagai contoh: Tokyo Ondo, Kushimoto Bushi, Hokkai Bon Uta, dan

Itsuki no Komoriuta.

Banyak dari lagu-lagu termasuk penekanan tambahan pada suku kata tertentu serta teriakan

bernada (kakegoe). Kakegoe umumnya teriakan menghibur tetapi dalam min'yo, mereka

sering dimasukkan sebagai bagian dari chorus. Ada banyak kakegoe, meskipun mereka

bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Di Okinawa min'yo, misalnya, seseorang

akan akrab mendengar "ha sasa iya!" Di Jepang darata berbeda, orang akan lebih sering

mendengar "a yoisho!," "sate!," atau "a sore!", yang lainnya lagi "a donto koi!," dan

"dokoisho

Baru-baru ini sebuah sistem berbasis serikat yang dikenal sebagai sistem iemoto telah

diterapkan pada beberapa bentuk min'yo. Sistem ini awalnya dikembangkan untuk transmisi

genre klasik seperti nagauta, shakuhachi, atau musik Koto, tetapi karena terbukti

menguntungkan guru dan didukung oleh mahasiswa yang ingin mendapatkan sertifikat

kemahiran serta nama artis terus yang menyebar ke genre seperti min ' Yo, ahirnya Tsugaru-

jamisen dan bentuk-bentuk musik yang tradisional ditransmisikan menjadi lebih informal.

Hari ini beberapa min'yo disampaikan dalam organisasi keluarga-pseudo dan magang dalam

waktu lama pada umumnya.

Page 14: Budaya Jepang

Musik Ryukyuan adalah Musik rakyat Okinawan

Tari Ryukyuan

Umui, lagu-lagu religius, Shima Uta, lagu tari, dan, terutama kachāshī, musik perayaan

hidup, semua populer dalam Sejarah Musik Tradisional Jepang .

Musik rakyat Okinawan bervariasi dari musik rakyat daratan Jepang dalam beberapa cara.

Awalnya, musik rakyat Okinawan sering disertai oleh sanshin sedangkan di daratan Jepang,

shamisen menyertai sebagai gantinya. Instrumen lainnya termasuk Okinawa sanba (yang

menghasilkan suara klik yang mirip dengan alat musik), taiko dan Yubi-bue (指 笛?).

Kedua, nada suara. Skala pentatonik, yang bertepatan dengan skala pentatonik utama disiplin

ilmu musik Barat, sering terdengar di min'yo dari pulau-pulau utama Jepang, lihat skala

minyō. Dalam skala nada pentatonis subdominant dan nada penting (derajat skala 4 dan 7

dari skala besar Barat) dihilangkan, sehingga skala musik dengan tidak ada langkah ½ antar

nada masing-masing. (Do, Re, Mi, Jadi, La di solfeggio, atau derajat skala 1, 2, 3, 5, dan 6)

Okinawan min'yo, ternyata ditandai dengan skala yang mencakup setengah-langkah

dihilangkan dalam skala pentatonik tersebut , jika dianalisis dalam disiplin music barat.

Bahkan, skala yang paling umum digunakan di Okinawa min'yo termasuk derajat skala 1, 2,

3, 4, 5, 6, 7.

Page 15: Budaya Jepang

ALAT MUSIK TRADISIONAL JEPANG

Untuk mengenal lebih dekat tentang alat musik tradisional Jepang, berikut ini nama-nama

alat musik dan juga sedikit penjelasannya :

SHAMISEN

bentuknya sangat indah, bahkan tidak sedikit orang yang bilang kalau bentuk dari alat musik

ini terinspirasi dari indahnya lekukan tubuh wanita.  Bahkan masyarakat jepang sendiri

banyak yang terkagum-kagum ketika pertama kali melihat keindahan bentuk shamisen ini.

SHAMISEN terdiri dari 3 dawai yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda.  Yang

menghasilkan suara tertinggi adalah dawai yang tipis begitu pula sebaliknya dawai yang lebih

tebal akan menghasilkan suara yang lebih tinggi.

TAIKO

Page 16: Budaya Jepang

Taiko yang memiliki arti berarti “drum yang besar”.  Pada zaman/masa feodal di Jepang,

taiko biasanya dipergunakan sebagai motivator kepada seluruh pasukan dan bisa juga

digunakan untuk memberikan perintah dan juga mengumukan hal-hal penting.  Dikala telah

memasuki medan perang taiko yaku yang artinya penabuh drum adalah orang yang paling

bertanggung jawab untuk mengatur langkah barisan.

KOTO

KOTO merupakan instrumen musik tradisional jepang yang sangat mirip dengan alat musik

kecapi dari Indonesia.  Menurut sejarah alat musik ini masuk ke negara matahari terbit  ini

sejak abad ketujuh.  Pada zaman dulu Koto merupakan salah satu musik istana.  Alat musik

dimainkan secara mandiri yang artinya tidak memerlukan alat musik pengiring untuk

memainkannya.  

Nah selain Koto ternyata ada lagi alat musik yang mirip dengan kecapi, namun agak sedikit

berbeda karena kecapi ini mempunyai leher yang pendek.  Alat Musik ini diberi nama Biwa,

biasanya digunakan pada saat mengiringi cerita-cerita narasi.

Page 17: Budaya Jepang

SHAKUHACHI

Kalau di Indonesia mengenal suling, di negara jepang juga ada tuh alat musik yang seperti

seruling namanya adalah SHAKUHACHI.  Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu

(bagian dekat akar), mempunyai diameter 3,5 – 4,0 cm.   Shakuhachi ini memppunyai 5

lubang, untuk bagian depan terdapat 4 lubang dan bagian belakang terdapat 1 lubang.

Alat Musik Tiup lain yang juga berasal dari jepang adalah Shinobue.  instrumen ini biasanya

digunakan dalam pertunjukan teater Kabuki, Noh serta untuk mengiringi lagu-lagu daerah

Jepang.

Sebenarnya masih banyak sekali alat musik daerah jepang, mungkin lain kali kali kita bahasa

lagi.  Akhir kata semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat untuk mengenal lebih dekat tentang

budaya dari jepang.

Sumber :

Page 18: Budaya Jepang

http://www.slideshare.net/AngginNU/musik-tradisional-jepanghttp://www.jpf.or.id/id/alat-musik-tradisional-jepang-shamisenkoto-shakuhachihttp://sejarahmusisi.blogspot.com/2011/03/sejarah-musik-tradisional-jepang.html

TUGASSENI BUDAYA

ANISTASIA WULANDARI

Page 19: Budaya Jepang

XII-IS3