Budaya Copy Paste
description
Transcript of Budaya Copy Paste
BUDAYA COPY-PASTE
MENJAMUR DI KALANGAN MAHASISWA
ESSAIUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuanyang dibina oleh Ibu Dewi Pusposari, S.Pd, M.Pd
oleh :Dini Tian Puspita
100241403893
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA JERMANOktober 2011
Benarkah rendahnya budaya membaca menjadi faktor utama minimnya kemampuan
mahasiswa dalam menulis ilmiah?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa berarti orang yang belajar di
perguruan tinggi. Dari pengertian ini seseorang dapat berpikiran bahwa mahasiswa adalah
seseorang yang duduk di bangku perkuliahan yang kegiatanya belajar, diskusi, dan pergi ke
perpustakaan. Disisi lain juga dapat dikatakan kegiatan mereka adalah pergi ke pusat
perbelanjaan, atau yang menjadikan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) sebagai rumahnya
bahkan ada yang mengatakan bahwa mahasiswa adalah ‘tukang demo’. Seperti itulah
pemikiran tentang pengertian mahasiswa yang dapat saya tangkap dari beberapa orang yang
berbeda. Tetapi dalam hal ini, saya hanya akan membicarakan tentang kemampuan
mahasiswa dalam menulis ilmiah.
Aktivitas membaca dan menulis pada dasarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Untuk dapat melakukan aktivitas menulis, mahasiswa dituntut membudayakan aktivitas
membaca. Dengan kata lain, aktivitas menulis mahasiswa berkaitan erat dengan aktivitas
membacanya. Namun demikian, aktivitas membaca yang menjadi landasan menulis ini
ternyata belum begitu maksimal. Sering kali saya temui, mahasiswa yang memenuhi
perpustakaan hanyalah mahasiswa semester terakhir yang sedang menyusun skripsi atau
mahasiswa yang sedang mencari bahan referensi untuk tugas. Tidak jauh berbeda dengan
tingkat membaca masyarakat Indonesia umumnya, rendahnya minat membaca juga terjadi di
kalangan mahasiswa.
Adanya kenyataan rendahnya budaya membaca di kalangan mahasiswa ini tentu
berpengaruh terhadap aktivitas menulisnya. Dalam melakukan aktivitas menulis, mahasiswa
dituntut membuka berbagai literatur. Kesulitan dalam melakukan aktivitas menulis dapat
dikarenakan kurangnya minat mahasiswa dalam membaca buku literatur yang terkait dengan
mata kuliahnya. Walaupun tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan teknologi, dalam hal ini
internet (browsing), memudahkan mereka dalam melakukan aktivitas menulis.
Menurut pandangan saya, tidak hanya rendahnya kemauan atau minat mahasiswa
dalam membaca saja yang menjadi faktor minimnya kemampuan mahasiswa dalam menulis
ilmiah. Tetapi kebiasaan instan dan copy-paste juga mempengaruhi kualitas tulisan mereka.
Adanya kecanggihan teknologi semakin disalahgunakan oleh mahasiswa. Mereka hanya
meng-copy-paste tulisan seseorang dan sering lupa mencantumkan nama penulis atau alamat
websitenya. Padahal tidak semuanya mudah didapat dengan hanya satu kali klik saja, karena
ada salah satu the most visitor website yang sering dikunjungi mahasiswa dapat di edit oleh
seseorang. Lebih baik mencari sumber dari buku literatur karena lebih kongkrit dan nyata - di
setiap buku ada penulis/pengarang, penerbit dan tahun terbit -.
Pernah saya temukan dua orang yang membuat karya tulis dengan tema yang sama
tetapi berbeda proses penulisannya. Mereka mengikuti suatu perlombaan, dan pemenangnya
adalah orang yang cara penulisanya dengan copy-paste dari browsing di internet. Dan tidak
bisa dipungkiri bila orang tersebut sampai sekarang melakukan hal yang sedikit ‘curang’
dalam penulisan karya tulisnya. Hal ini menunjukan bahwa copy-paste sudah menjamur dan
menjadi budaya di kalangan mahasiswa. Bisa dikatakan bahwa seorang mahasiswa mampu
menulis suatu karya tulis yang bahkan karya tulis tersebut menjadi juara dalam perlombaan
karya tulis tingkat nasional. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah karya tulis tersebut
asli?
Sebagai mahasiswa, kita memang tidak dapat dihindarkan dari aktivitas menulis. Kita
dilatih untuk menghasilkan karya atau tulisan sebagai sesuatu yang dapat dikatakan bahwa itu
adalah hasil pemikiran kita, seperti laporan penelitian, makalah, bahkan skripsi. Penyusunan
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian (Harry Firman : 2004). Hal ini menunjukan bahwa
mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan menulis agar berhasil dalam menempuh
studinya.
Dalam hal ini tidak bisa kita meninjau hanya dari sisi mahasiswa saja. Sebenarnya
dosen, atau bahkan pihak kampus juga mendukung kegiatan menulis mahasiswa. Dosen
memberikan tugas - tugas makalah, artikel, essai dan berbagai bentuk karya tulis lainya.
Kampus mengadakan pembinaan mahasiswa dengan pengelompokan seuai bidang minatnya
(salah satunya adalah bidang penalaran, pembinaan dalam bidang penulisan karya ilmiah).
Tidak hanya itu saat ini banyak sekali instansi – instansi pedidikan yang mengadakan lomba
karya tulis ilmiah.
Tetapi kenyataan diatas mendapatkan respon yang berbeda di kalangan mahasiswa.
Bagi mahasiswa ‘rajin’ atau yang memang benar – benar tertarik dan mampu, mereka
menanggapinya dengan respon positif. Tetapi itu hanya sebagian kecilnya saja, sebaliknya
diakui atau tidak, mahasiswa sering kali merasa terbebani dengan tugas-tugas penyusunan
makalah. Setiap dosen memberi tugas menyusun makalah selalu ditanggapi negatif oleh
sebagian mahasiswa. Bahkan, mahasiswa tidak jarang memberikan stigma buruk terhadap
dosen yang memberi tugas menyusun makalah karena dianggap memberatkan.
Di sebuah blog yang saya temukan dikatakan bahwa, “ Respons positif diharapkan
muncul dari mahasiswa dengan, pertama, mengerjakan tugas-tugas penyusunan makalah,
paper, laporan praktik/observasi sesuai kaidah keilmuan dan kepenulisan yang benar. Kedua,
berperan dan berpartisipasi aktif dalam setiap perlombaan karya tulis ilmiah sebagai upaya
menerapkan dan menguji ilmu pengetahuan terkait jurusan dan program studinya. Ketiga,
mengembangkan ilmu pengetahuan terkait jurusan dan program studinya melalui karya-karya
tulis yang dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat.”
Dari fakta yang terjadi di atas, kita sebagai mahasiswa sebaiknya mau membaca dan
menulis dengan aturan dan kaidah penulisan yang benar. Diharapkan agar kita benar – benar
menjaga keaslian dalam menulis suatu karya tulisan. Itu berarti kita jujur dalam menulis dan
menuangkan ide kita. Dengan begitu kita dapat merasakan manfaat dan memiliki kepuasan
yang berbeda dibandingkan dengan bila kita hanya meng-copy-paste saja.
DAFTAR RUJUKAN
Olija. 2008. Budaya Menulis di Kalangan Mahasiswa, (Online), (http://www.putra-
tatiratu.blogspot.com/2008/06/budaya-menulis-di-kalangan-mahasiswa-1.html), diakses 2
Oktober 2011.