Bubble Baby Blue.docx

74
Senin, 22 November 2010 TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR TRANSPORTASI SI STEM TRANSPORTASI PUBLIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN EFISIENSI DAN KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN MATA KULIAH : PENGANTAR TRANSPORTASI SHANILA DWI NOVITASARI 0910660065 shanilashanilo.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.1Latar Belakang Pemanasan global merupakan sebuah fenomena yang sedang terjadi di bumi ini. Fenomena ini pada umumnya disebabkan oleh dua hal yaitu natural caused dan human caused. Natural caused lebih disebabkan karena umur bumi yang sudah semakin tua seiring dengan berjalannya evolusi. Human caused merupakan penyebab yang disebabkan oleh manusia dengan segala aktivitas dan gaya hidupnya. Dalam kenyataannya saat ini, human caused merupakan penyebab yang paling dominan. Ada banyak hal yang mendasarinya

Transcript of Bubble Baby Blue.docx

Page 1: Bubble Baby Blue.docx

Senin, 22 November 2010

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR TRANSPORTASI

SISTEM TRANSPORTASI PUBLIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN EFISIENSI DAN

KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN

MATA KULIAH : PENGANTAR TRANSPORTASI

SHANILA DWI NOVITASARI

0910660065

shanilashanilo.blogspot.com

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 1.1Latar Belakang

Pemanasan global merupakan sebuah fenomena yang sedang terjadi di bumi ini.

Fenomena ini pada umumnya disebabkan oleh dua hal yaitu natural caused dan human

caused. Natural caused lebih disebabkan karena umur bumi yang sudah semakin tua seiring

dengan berjalannya evolusi. Human caused merupakan penyebab yang disebabkan oleh manusia

dengan segala aktivitas dan gaya hidupnya. Dalam kenyataannya saat ini, human

caused merupakan penyebab yang paling dominan. Ada banyak hal yang mendasarinya tapi yang

paling utama adalah karena kesalahan pola pikir manusia yang konsumtif dan egosentris.

Buruknya sistem penataan kota juga memberikan sumbangsih yang besar terhadap

pemanasan global. Pola guna lahan yang tidak beraturan serta tidak bertumpu pada keselamatan

lingkungan menyebabkan adanya ketimpangan antara pembangunan fisik dengan keberlanjutan

lingkungan. Pemahaman ini pada akhirnya tidak akan menciptakan suatu pembangunan yang

berkelanjutan dimana yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah tidak hanya dinikmati oleh

masyarakat masa kini saja namun juga generasi yang akan datang. Hal ini dikarenakan apabila

Page 2: Bubble Baby Blue.docx

pembangunan fisik dilaksanakan terus menerus, maka kemampuan lingkungan untuk

memulihkan diri secara alami adalah terbatas sehingga nantinya lingkungan tersebut akan rusak

yang diakibatkan oleh adanya aktivitas manusia. Adanya pembangunan fisik harusnya diimbangi

dengan kebutuhan akan ruang terbuka hijau karena nantinya RTH ini yang akan membantu

mengurangi efek kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh adanya pembangunan fisik

tersebut. Jadi, pembangunan fisik dapat dikatakan sia-sia apabila tidak diimbangi dengan adanya

Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang memadai.

Adanya peraturan seperti RTRW yang mengharuskan bahwa suatu kawasan kota harus

memiliki paling tidak 30% Ruang Terbuka Hijau dari total keseluruhan lahan yang ada, agaknya

mulai ditinggalkan akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan banyaknya ruang terbuka hijau yang

dialihfungsikan sebagai lahan terbangun yang lebih mendatangkan nilai komersil. Namun pada

akhirnya, dampak pengalihfungsian ini juga akan dirasakan oleh masyarakat sekitar sendiri,

misalnya banjir. Lahan yang semula berfungsi sebagai resapan dan cadangan air, diubah menjadi

lahan terbangun yang kemudian menghambat peresapan air ke dalam tanah. Akibat secara makro

juga dapat dirasakan oleh masyarakat apabila semua wilayah melanggar ketentuan minimal RTH

30% tersebut, yakni perubahan iklim yang sekarang ini juga sudah dirasakan pada hampir

wilayah dunia termasuk Indonesia.

Indonesia merupakan sebuah negara yang berperan sebagai paru-paru dunia dan

berfungsi sebagai penyeimbang lingkungan. Apabila Indonesia tidak menjaga keseimbangan

lingkungannya, maka dampaknya tidak hanya dirasakan oleh internal masyarakat Indonesia itu

sendiri tetapi juga masyarakat di seluruh dunia.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai kalangan untuk mengurangi dampak dari

pemanasan global tersebut. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem transportasi

berkelanjutan. Hal ini didasari oleh tingginya intensitas kebutuhan manusia sebagai makhluk

sosial untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai keperluan, seperti sekolah,

bekerja, rekreasi, dll. Walaupun pada umumnya penerapan transportasi berkelanjutan ini

dipengaruhi oleh struktur suatu kawasan perkotaan, namun hal ini dapat juga berlaku sebaliknya

dimana jaringan transportasi menentukan bentuk struktur suatu kota. Pengertian dari transportasi

berkelanjutan disini adalah suatu alat yang dapat memenuhi kebutuhan manusia untuk

memindahkan keberadaan manusia itu sendiri ataupun barang. Dengan adanya penerapan ini

Page 3: Bubble Baby Blue.docx

diharapkan dapat meminimalisir polusi udara yang kebanyakan dikarenakan adanya pembuangan

gas limbah dari suatu moda transportasi.

Adanya sebuah gagasan untuk membentuk suatu sistem pembangunan transportasi yang

berkelanjutan kemudian diikuti dengan berbagai penemuan oleh beberapa institut atau individu

dari berbagai penjuru dunia. Dari beberapa penemuan ini bahkan ada yang telah diterapkan dan

membawa banyak manfaat baik dari segi teknologi ataupun tingkat efisiensi dan tingkat

kenyamanan dalam transportasi. Jepang merupakan sebuah negara yang telah banyak

menerapkan sustainable transportation dan banyak dijadikan studi kasus khususnya dalam hal

teknologi dan pengembangan transportasi. Jepang menggunakan transportasi dimana pada moda

tersebut dapat menampung banyak penumpang dan dapat menempuh suatu jarak dalam waktu

yang sangat cepat serta menggunakan bahan bakar yang ramah

lingkungan. Shinkansencontohnya, merupakan salah satu kereta api yang terdapat di Jepang yang

menghubungkan kota-kota utama. Kereta ini digerakkan dengan tenaga listrik terpusat yang

diproduksi oleh PLTN sehingga mengurangi pencemaran dan polusi udara yang diproduksi oleh

kereta biasa yakni berupa karbondioksida (CO2). Baiknya pengelolaan sistem transportasi yang

ada di Jepang menyebabkan masyarakatnya lebih memilih untuk menggunakan sarana

transportasi umum apabila dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini jelas

sangat mempengaruhi kadar polusi yang terdapat di Jepang.

Bogota, Kolombia merupakan sebuah kota yang juga sukses dalam

menerapkansustainable transport nya. Hal ini berdasarkan adanya sistem bus cepat yang

dinamakan TransMilenio. Jenis transportasi ini merupakan salah satu jaringan modern yang

menghubungkan bus pada jalur khusus (busway) dan bus yang berukuran kecil (feeder).

TransMilenio ini juga dinilai sangat efisien karena dapat menampung penumpang menuju

berbagai sudut kota. Selain itu, Kota Curitiba, Brazil juga dapat dijadikan contoh dalam

berhasilnya penerapan sistem transportasi berkelanjutan. Kota ini lebih menonjolkan pada

kenyamanan transportasi umumnya yakni busway dan haltenya yang nyaman serta adanya jalur

khusus sepeda yakni sepanjang 1.500 km sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan

tersendiri bagi pengendara sepeda. Dengan adanya peningkatan kualitas transportasi umum ini

maka masyarakat akan merasa lebih nyaman menggunakan transportasi umum dibandingkan

dengan kendaraan pribadi. Hal ini kembali pada prinsip yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa

peningkatan kebutuhan akan transportasi publik akan mereduksi polusi udara secara signifikan.

Page 4: Bubble Baby Blue.docx

Berbeda dengan negara Indonesia yang masih diklasifikasikan dalam kategori negara

berkembang, penggunaan kendaraan pribadi malah meningkat seiring dengan penambahan dan

pelebaran ruas jalan. Moda transportasi umum yang di Jepang dimanfaatkan sedemikian rupa

sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pemakainya, di Indonesia malah

dijadikan prioritas yang kesekian dalam tahap pembangunan. Padahal berdasarkan kasus yang

terjadi di Jepang, hal ini akan berdampak pada kondisi lingkungan yang lebih baik. Terlebih,

pergerakan manusia yang terdapat di Jakarta sebagai ibukota Indonesia tergolong cukup tinggi

sehingga apabila pembangunan lebih terkonsentrasikan pada peningkatan kualitas angkutan

umum, maka permasalahan pelik pada sistem transportasi di ibukota yakni berupa kemacetan,

akan dapat teratasi.

Namun seperti yang telah diketahui bahwa, pembangunan berupa perbaikan transportasi

di Indonesia tidaklah semudah membalikkan tangan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia

menjadi faktor utama mengapa pembangunan dan perbaikan sistem transportasi di Indonesia

sulit terwujud. Sumber daya manusia ini dapat berasal dari pihak masyarakat maupun

pemerintah. Dari pihak masyarakat dapat berupa kurangnya perhatian dan rasa memiliki

khususnya dalam merawat dan menjaga sarana prasarana transportasi tesebut. Banyak kasus

yang dapat dijumpai di Indonesia misalnya, masyarakat mencoret-coret bus, melempari kaca

kereta dengan batu, mengotori angkutan umum seenaknya dan berbagai tindakan lain yang

akhirnya dapat mengurangi nilai keindahan dan fungsionalitas dari sarana dan prasarana

transportasi tersebut. Selain dari pihak masyarakat, peran pemerintah juga berpengaruh banyak

terhadap berhasil atau tidaknya suatu program pembangunan transportasi berkelanjutan. Sebagai

pihak yang memiliki kekuasaan penuh serta penentu kebijakan, pemerintah haruslah melakukan

kontrol dan evaluasi dalam proses pembangunan transportasi berkelanjutan tersebut. Dengan

adanya kontrol, maka segala bentuk pelanggaran dapat ditindak dengan semestinya sehingga

tidak mengganggu keberlangsungan sistem yang lain. Proses evaluasi juga sangat diperlukan

untuk mengidentifikasi adanya masalah secara lebih awal sehingga dapat menetukan langkah

antisipasi yang tepat dan masalah tersebut tidak sampai mengganggu berjalannya proses

pembangunan transportasi berkelanjutan tersebut. Adanya evaluasi secara berkala juga dapat

dijadikan parameter sebagai sukses atau tidaknya pembangunan tersebut.

Selain berbagai permasalahan kompleks yang ada, sebenarnya Indonesia juga memiliki

potensi besar untuk mendapatkan pembangunan transportasi berkelanjutan. Hal ini dikarenakan

Page 5: Bubble Baby Blue.docx

masih kurangnya jaringan transportasi yang sistematis dan memadai dalam menghubungkan

antar kota, karena pembangunan hanya terpusat pada kawasan ibukota saja, yakni Jakarta.

Adanya pembangunan yang tidak merata ini menyebabkan adanya kesenjangan pada daerah-

daerah tertentu sehingga daerah tersebut kesulitan dalam mengembangkan potensi daerahnya.

Seperti yang kita tahu bahwa dimana terdapat jaringan jalan yang memadai, maka disitu pula

daerah akan berkembang. Hal ini menjadi bukti akan pentingnya pengaruh transportasi terhadap

perkembangan suatu kota.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Transportasi

Transportasi adalah suatu proses pemindahan melalui jalur perpindahan baik melalui

prasarana alami seperti udara, sungai, laut atau buatan manusia (man made) seperti jalan raya,

jalan rel dan jalan pipa. Objek yang diangkut dapat berupa orang ataupun barang dengan

menggunakan alat / sarana angkutan serta sistem pengaturan dan kendali tertentu yakni adanya

manajemen lalu lintas, sistem operasi, maupun prosedur perangkutan. Dalam sistem transportasi,

jalan merupakan unsur yang paling mendukung keberlangsungan sarana transportasi.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu Lintas

dan Angkutan Jalan, yang dimaksud jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi

segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan

bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan

jalan kabel.

Berdasarkan Undang-Undang no. 38 tahun 2004 pasal 5, peran jalan terbagi menjadi tiga, antara

lain :

1. Sebagai bagian prasarana transportasi: mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,

sosial, budaya, lingkungan hidup, politik, hankam, serta dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat;

Page 6: Bubble Baby Blue.docx

2. Sebagai prasarana distribusi barang dan jasa: merupakan urat nadi kehidupan masyarakat,

bangsa dan Negara;

3. Merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan: menghubungkan dan mengikat seluruh

wilayah Republik Indonesia.

2.2 Terminologi Perangkutan

Dalam merencakanan sebuah sistem transportasi, perlu menggunakan pendekatan sistem untuk

menganalisis semua faktor yang ada hubungannya dengan permasalahan eksisting. Yang

dimaksud dengan sistem disini menurut Tamin (2000) adalah gabungan beberapa komponen atau

objek yang saling berkaitan. Dalam suatu perencanaan dibutuhkan adanya alternatif-alternatif

terbaik dalam memecahkan suatu masalah yang ada, maka dari itu terbentuklah suatu sistem

transportasi makro yang terbentuk dari beberapa sistem transportasi mikro yang masing-masing

memiliki keterkaitan dan berhubungan satu sama lain. Sistem transportasi mikro tersebut antara

lain :

a. Sistem kegiatan

b. Sistem jaringan prasarana transportasi

c. Sistem pergerakan lalulintas

d. Sistem kelembagaan

Sedangkan untuk sistem transportasi secara makro yang memiliki hubungan dengan

sistem transportasi secara mikro dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1

Sistem

transportasi

makro

Page 7: Bubble Baby Blue.docx

Sumber : Tamin (2000)

Dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan dan Permodelan Transportasi”, Tamin

menjelaskan bahwa sistem kegiatan memiliki jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan

pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Sistem ini

kemudian akan membentuk pola tata guna lahan yang membutuhkan pergerakan untuk

mencapainya. Pergerakan berupa manusia atau barang tersebut akan membutuhkan sarana dan

prasarana transportasi yang kemudian akan membentuk sistem jaringan yang meliputi jalan raya,

kereta api, terminal bus dan kereta api, bandara serta pelabuhan laut. Interaksi antara sistem

kegiatan dan sistem jaringan ini akan menghasilkan sistem pergerakan baik manusia atau barang

yang sesuai dengan lingkungannya apabila diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas

yang baik. Ketiga sistem tersebut terangkum dalam suatu sistem kelembagaan yang meliputi

individu, kelompok, lembaga dan instansi pemerintah serta swasta yang terlibat baik secara

langsung ataupun tidak langsung. Sistem kelembagaan di Indonesia yang mengatur ketiga sistem

lainnya tersebut adalah :

 Sistem kegiatan : Bappenas, Bappeda Tingkat I dan II, Bangda, Pemda

 Sistem jaringan : Departemen Perhubungan (Darat, Laut dan Udara), Bina Marga

 Sistem pergerakan : DLLAJ, Organda, Polantas, masyarakat

Menurur Kadir (2006), transportasi dapat diklasifikasikan berdasarkan macam atau

jenisnya yang dapat ditinjau dari segi barang yang diangkut, segi geografis transportasi dan dari

segi teknis serta dari alat angkut yang digunakan, antara lain :

1. Klasifikasi transportasi dari segi barang yang diangkut, yiatu:

a. Angkutan umum

b. Angkutan barang

c. Angkutan pos

2. Klasifikasi transportasi dari segi geografis transportasi, yaitu:

a. Angkutan antar benua

b. Angkutan antar continental

c. Angkutan antar pulau

Page 8: Bubble Baby Blue.docx

d. Angkutan antar kota

e. Angkutan antar daerah

f. Angkutan di dalam kota

3. Klasifikasi transportasi dari segi teknis dan alat, yaitu:

a. Angkutan jalan raya (highway transportation), seperti truk, bis, dan sedan

b. Pengangkutan rel (rail transportation), seperti kereta api, trem listrik. Pengangkutan

rel dan jalan raya disebut rail and road transportation atau land transportation

(transportasi darat)

c. Pengangkutan melalui air di pedalaman (inland transportation), seperti

pengangkutan sungai, kanal dan danau

d. Pengangkutan pipa (pipe line transportation), pengangkutan minyak, bensin dan air

minum

e. Pengangkutan laut (ocean transportation), seperti kapal laut

f. Pengangkutan udara (air transportation), seperti pesawat

2.3 Sebab Terjadinya Perangkutan

Ada berbagai macam penyebab mengapa manusia melakukan pergerakan, baik itu ditinjau dari

adanya aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan, rekreasi dan hiburan serta kebudayaan.

1) Aktivitas Ekonomi

Manusia pada dasarnya membutuhkan pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang

lain, oleh karena itu manusia melakukan pergerakan menuju tempat kerja. Pergerakan yang

diakibatkan oleh aktivitas ekonomi ini memiliki pola yang disebut peek hour yakni pagi pukul

07.00-08.00, saat jam makan siang yakni pukul 12.00-13.00 serta saat pulang kerja yakni sekitar

17.00-18.00.

2) Aktivitas Sosial

Page 9: Bubble Baby Blue.docx

Manusia sebagai makhluk sosial pastilah membutuhkan manusia yang lain demi

keberlangsungan hidupnya. Oleh karena itulah manusia bepergian dari satu tempat ke tempat

yang lain demi menjalin silaturahmi mungkin dengan teman dekat atau kerabat.

3) Aktivitas Pendidikan

Sama halnya dengan aktivitas ekonomi, aktivitas ini memiliki pola yang disebut dengan jam

sibuk yang terdiri dari pagi hari yakni pukul 06.00-07.00 dan sore hari sekitar pukul 15.00-16.00.

4) Aktivitas Rekreasi dan Hiburan

Diluar rutinitas yang biasa dilakukan oleh manusia, tentunya mereka memerlukan sedikit hiburan

dan rekreasi. Pergerakan manusia menuju pusat rekreasi atau tempat-tempat perbelanjaan

khususnya pada saat musim-musim liburan.

5) Aktivitas Kebudayaan

Yang dimaksud pergerakan yang disebabkan karena adanya aktivitas kebudayaan adalah

misalnya pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri, biasanya masyarakat akan berbondong-

bondong melaksanakan ritual mudik ke kampung halaman. Banyak pula contoh pergerakan yang

diakibatkan oleh adanya aktivitas kebudayaan.

2.4 Fungsi Perangkutan

Ciri dasar transportasi ada empat, yaitu :

a. Multimoda

b. Multidisiplin

c. Multisektoral

d. Multimasalah

Page 10: Bubble Baby Blue.docx

Menurut Tamin (2000) pergerakan yang dilakukan pada umumnya terbagi menjadi dua,

yakni pergerakan spasial dan pergerakan non-spasial. Pergerakan spasial meliputi pergerakan

yang dilakukan oleh manusia dan barang. Sedangkan pergerakan non-spasial diklasifikasikan

berdasarkan sebab melakukan pergerakan, waktu dan jenis sarana transportasi yang digunakan.

Pergerakan manusia didasari oleh persebaran tata guna lahan yakni industri, perkantoran,

permukiman, pemerintahan, dll. Namun guna lahan yang membawa dampak signifikan terhadap

pergerakan manusia adalah industri, perkantoran dan permukiman. Hal ini didasari oleh adanya

kebutuhan dasar manusia untuk bekerja dan bermukim untuk dapat memperoleh penghidupan

yang layak.

Adanya pola pergerakan berupa barang, kebanyakan dipengaruhi oleh adanya aktivitas produksi

dan konsumsi yang kemudian membentuk pola distribusi yang menghubungkan pusat produksi

ke daerah konsumsi. Misalnya, pengiriman bahan mentah menuju industri dan barang jadi dari

industri, serta usaha manusia untuk memperoleh barang tersebut, pasti membutuhkan baik sarana

atau prasarana transportasi. Oleh karena itu, hal ini bergantung dari adanya pola guna lahan

pertanian, industri dan permukiman.

2.5 Manfaat Perangkutan

Transportasi selain berperan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia atau barang juga untuk

mengarahkan pembangunan. Dimana terdapat sistem transportasi yang baik, disitulah proses

pembangunan akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan untuk mencapai daerah tersebut, salah satu

hal yang paling signifikan adalah bagaimana mengakses daerah tersebut. Semakin rendah

kualitas dan kuantitas transportasi yang terdapat pada suatu wilayah, maka semakin rendah pula

aksesibilitas menuju dan dari daerah tersebut sehingga menyebabkan berkurangnya potensi untuk

dijadikan sebagai objek pembangunan.

Dari uraian diatas telah dijelaskan bahwa transportasi erat kaitannya dalam proses pembangunan.

Secara tidak langsung, proses pembangunan ini juga mempengaruhi sektor ekonomi Adanya

suatu fenomena yang dinamakan evolusi transportasi akan selalu berhubungan dengan kegiatan

ekonomi. Evolusi transportasi merupakan suatu perubahan signifikan baik terhadap sarana atau

prasarana transportasi itu sendiri. Seperti pada penemuan kereta api super cepat pada tahun 1964,

Page 11: Bubble Baby Blue.docx

terciptanya jumbo jet pada tahun 1970 dan peluncuran space shuttle pada tahun 1981. Adanya

evolusi mutakhir ini meningkatkan kemudahan bagi manusia dalam melakukan segala aktivitas

dan kebutuhannya.

Transportasi juga dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang paling menentukan dari adanya

kegiatan produksi barang dan jasa. Pertimbangan utama dalam mendirikan suatu industri adalah

lokasi, apakah lokasi tersebut dekat atau jauh dengan pasar. Jauh atau dekatnya suatu lokasi

industri dengan pasar pastilah mempengaruhi ongkos transportasinya, dimana apabila lokasi

tersebut dekat dengan pasar maka akan mempengaruhi harga lahan yang biasanya lebih mahal

apabila dibandingkan dengan lokasi yang letaknya jauh dari pasar. Hal ini pada akhirnya akan

memberikan ‘nilai tambah’ pada produk akhir dari kegiatan produksi tersebut.

Adapun transportasi memiliki dua tipe atas dasar kebutuhannya yakni kebutuhan secara langsung

dan tidak langsung. Kebutuhan secara tidak langsung merupakan suatu pergerakan yang

ditimbulkan oleh adanya keperluan pergerakan lain, seperti pada kegiatan dan pergerakan

pergudangan. Sedangkan kebutuhan secara langsung ditimbulkan akibat adanya aktivitas

ekonomi seperti kebutuhan untuk mengakses tempat kerja yang menyebabkan adanya

alur commuting antara tempat tinggal dengan tempat bekerja. Selain itu, kebutuhan secara

langsung juga disebabkan karena adanya pergerakan barang dimana pada prosesnya

menghantarkan bahan mentah dan komponen-komponennya ke lokasi industri untuk kemudian

diolah dan menjadi barang jadi yang diangkut menuju lokasi pasar.

Adanya transportasi pada dasarnya memang bertujuan untuk memudahkan kegiatan manusia

dalam segala aspek. Salah satunya adalah aspek sosial yang memudahkan manusia untuk

berinteraksi kepada sesamanya. Pada Hari Raya Lebaran misalnya, masyarakat kebanyakan

melakukan tradisi mudik ke kampung halaman. Tentunya masyarakat membutuhkan adanya

sarana dan prasarana transportasi yang menunjang kelancaran kegiatan mudik tersebut.

2.6 Permasalahan Transportasi Perkotaan

Permasalahan yang paling mendasar dari buruknya sistem transportasi khususnya di negara

berkembang seperti Indonesia adalah kemacetan. Kemacetan ini disebabkan karena adanya

kebutuhan pergerakan yang besar baik itu berupa pergerakan orang ataupun barang, namun tidak

Page 12: Bubble Baby Blue.docx

diimbangi dengan ketersediaan prasarana transportasi yang memadai. Selain itu, dapat juga

disebabkan karena buruknya sistem pengelolaan guna lahan yang akhirnya meningkatkan

ketergantungan manusia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang relatif

jauh dan menggunakan berbagai macam moda transportasi.

Kurangnya kontrol dari pemerintah juga menyebabkan lemahnya hukum yang berlaku di

Indonesia sehingga menyebabkan kesemrawutan dalam hal transportasi. Segala bentuk

pelanggaran dapat diselesaikan secara ‘damai’ yang akhirnya mengurangi kesadaran masyarakat

dalam hal disiplin berkendara. Padahal apabila peraturan tersebut dijalankan sebagaimana

mestinya dan pengendara yang melakukan kesalahan dihukum berdasarkan ketentuan yang

berlaku, maka hal tersebut akan menumbuhkan rasa jera di diri masyarakat yang akan berdampak

pada peningkatan kualitas dan kesadaran masyarakat itu sendiri.

Adanya fasilitas berupa trotoar dapat juga mengurangi intensitas ketergantungan manusia untuk

menggunakan moda transportasi dalam pergerakannya. Namun seperti yang kita ketahui keadaan

eksisting di Indonesia, banyak sekali terjadi alih fungsi trotoar, misalnya trotoar yang digunakan

sebagai prasarana bagi pedestrian, berkurang fungsinya karena dijadikan tempat mangkal

pedagang kaki lima. Adanya aktivitas yang disebabkan oleh adanya pedagang kaki lima ini pada

awalnya akan menurunkan kualitas dan fungsi dari trotoar itu sendiri. Misalnya apabila terdapat

trotoar dengan panjang tiga meter, apabila terdapat pedagang yang berjualan di sepanjang trotoar

tersebut, maka efektivitas dari trotoar itu sendiri dapat berkurang hingga 50% dari kemampuan

awalnya atau dalam hal ini hanya menyediakan 1,5 meter ruang bagi pejalan kaki. Belum lagi

ditambah dengan berkurangnya kenyamanan yang dirasakan oleh pejalan kaki, yang akhirnya

memilih untuk menggunakan mobil atau motor dalam melakukan pergerakan baik itu dalam

jarak yang relatif dekat atau jauh, karena dinilai lebih nyaman dan aman.

Selain pedestrian, ada juga pilihan bagi manusia untuk melakukan perpindahan antara lain

dengan menggunakan sarana transportasi umum. Adanya busway di Jakarta, agaknya

menurunkan intensitas kemacetan walaupun tidak signifikan. Hal ini

dikarenakan busway membutuhkan jalur tersendiri untuk bergerak, yang akhirnya memakan

badan jalan dan mengurangi efektivitas jalan semula. Selain busway, angkutan umum merupakan

sarana transportasi yang terdapat hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Namun karena

Page 13: Bubble Baby Blue.docx

kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengelolaan angkutan umum ini, maka dalam

realisasinya tidak dapat berjalan dengan optimal. Kenyamanan dan keamanan dalam angkutan

umum masih dinilai kurang sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan

pribadi.

Ada delapan langkah yang bisa dilakukan dalam menangani permasalahan-permasalahan

transportasi yang ada di perkotaan, antara lain :

a. Mengubah teknologi transportasi

b. Mengubah teknologi informasi

c. Mengubah ciri kendaraan

d. Mengubah ciri ruas jalan

e. Mengubah konfigurasi jaringan transportasi

f. Mengubah kebijakan kelembagaan

g. Mengubah perilaku perjalanan

h. Mengubah pilihan kegiatan.

Sedangkan menurut Direktorat Transportasi – Bappenas, kebijakan yang dapat diambil

untuk mengatasi permasalahan di atas terkait dengan standar pelayanan minimal, antara lain :

a) Mengurangi backlog pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi.

b) Meningkatkan kondisi pelayanan prasarana jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal.

c) Meningkatkan profesionalisme SDM transportasi (petugas, disiplin operator dan pengguna jalan),

melalui pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pembinaan teknis tentang

pelayanan operasional transportasi.

Page 14: Bubble Baby Blue.docx

d) Mendukung pengembangan transportasi yang berkelanjutan dalam rangka mitigasi dan adaptasi

perubahan iklim.

e) Pembenahan manajemen transportasi umum perkotaan.

f) Meningkatkan kemampuan dan kecepatan tindak awal pencarian dan penyelamatan (SAR)

terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya

dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan

bencana dan musibah lainnya.

Adapun kebijakan pembangunan transportasi dalam hal peningkatan daya saing sektor

riil, yakni :

a. Kebijakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan transportasi guna

mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa serta sentra-sentra produksi

pertanian dan industri.

b. Kebijakan untuk mendorong efisiensi pergerakan barang dan penumpang terutama

terkait penegakan hukum, tetribusi, penataan jaringan dan ijin trayek.

c. Kebijakan dalam hal peningkatan kuatlitas pelayanan angkutan yang lebih berdaya

saing baik antarmoda atau intermoda.

d. Kebijakan untuk mengembangkan pengadaan transportasi umum dengan harga yang

terjangkau serta memiliki nilai efisiensi yang tinggi dimana pada wilayah metropolitan

lebih dikhususkan pada rail based dan wilayah perkotaan bus based.

e. Kebijakan dalam hal pemenuhan seiring semakin berkembangnya teknologi serta

ketentuan internasional.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Transportasi di Indonesia

Page 15: Bubble Baby Blue.docx

Sistem transportasi merupakan seluruh kesatuan dari komponen-komponen yang ada dalam

hubungannya dengan pergerakan manusia ataupun barang. Baik buruknya suatu sistem

transportasi akan berpengaruh pada pola pikir dan gaya hidup masyarakatnya. Sistem

transportasi dapat dikatakan baik apabila seluruh masyarakat mendapatkan haknya secara adil

dan merata baik itu karena mereka menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.

Sebaliknya, suatu sistem transportasi dapat dikatakan buruk apabila masyarakat sudah merasa

tidak nyaman baik itu terhadap sarana ataupun prasarana transportasinya.

Salah satu kenyamanan dan hak yang harusnya didapatkan oleh pengguna jalan adalah

terciptanya kelancaran dalam berkendara. Dengan adanya kelancaran dalam berkendara secara

tidak langsung akan mereduksi jumlah polusi yang dihasilkan dibandingkan dengan jalan yang

terkena macet dimana kendaraan harus berhenti terlalu lama sehingga pembakarannya terbuang

secara percuma. Polusi inilah yang menjadi ancaman kesehatan bagi para pengendara dan

pejalan kaki, yang akhirnya dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan penurunan kualitas

udara. Polusi dapat disebabkan karena buruknya kualitas dari sarana transportasi yang umum

digunakan pada wilayah tersebut. Proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna

menyebabkan limbah kendaraan menjadi hitam pekat dan semakin tidak layak, khususnya pada

kendaraan yang sudah tua. Perlu adanya suatu uji emisi bagi kendaraan yang sudah tidak

memenuhi standar.

Di Indonesia, salah satu penyebab semakin parahnya polusi udara adalah kemacetan,

yang merupakan suatu hal yang wajar dijumpai khususnya di Jakarta. Banyak hal yang

menyebabkan kemacetan antara lain pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan,

buruknya sistem jaringan jalan, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan sistem

transportasi yang berkelanjutan. Adanya pertumbuhan penduduk yang pesat khususnya di Jakarta

memiliki banyak faktor pendorong, yakni terdapat banyak sekali pusat-pusat kegiatan yang ada

di Jakarta sehingga orang-orang akan dengan mudah mengakses pusat kegiatan tersebut dan

dapat dengan mudah memenuhi kebutuhannya. Sehingga, sekalipun Jakarta

sudah overloadseperti saat ini dimana kuantitas lahan tidak lagi memenuhi untuk menampung

banyaknya penduduk, masyarakat yang tidak dapat bertempat tinggal di Jakarta akan memilih

tempat tinggal di wilayah sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Adanya

penyebaran tempat tinggal di wilayah-wilayah pendukung ini, menyebabkan tingginya aktivitas

Page 16: Bubble Baby Blue.docx

pergerakan pada saat jam-jam sibuk yakni pagi hari pada saat berangkat sekolah dan bekerja,

siang hari saat jam makan siang dan sore hari saat pulang dari kantor dan sekolah.

Dengan peningkatan volume kendaraan dari pergerakan ini, tidak ada penyeimbangan

dengan kapasitas jalannya. Dengan kapasitas jalan tetap dan volume kendaraan yang terus

bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk berpindah dari satu tempat

ke tempat lain, maka tidaklah heran bahwa kemacetan menjadi hal yang wajar terjadi. Ditambah

lagi pola jaringan jalan yang terdapat di Jakarta umumnya adalah konsentris linier karena

terdapat pemusatan jalan penghubung antar kota yang kemudian menyebar secara linier menjadi

ruas-ruas jalan utama yang menghubungkan antar wilayah kawasan fungsionalnya serta

banyaknya jalan-jalan besar yang menghubungkan antar wilayah. Berbeda dengan pola jaringan

jalan grid networkseperti yang diterapkan di Manhattan, New York, Amerika Serikat, karena

dengan pola tersebut akan dapat meningkatkan aksesibilitas serta banyaknya jalan-jalan alternatif

sehingga memudahkan masyarakat untuk menuju lokasi atau pusat-pusat kegiatan dan

pelayanan. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya berpusat pada satu ruas jalan saja yang

akhirnya akan menyebabkan penumpukan pada jam-jam sibuk tersebut.

Selain karena faktor pertumbuhan penduduk dan sistem jaringan jalan, faktor lain yang

sebenarnya merupakan faktor yang paling menentukan adalah kesadaran dari masyarakat itu

sendiri untuk menciptakan suatu sistem transportasi berkelanjutan. Mengingat buruknya sistem

transportasi yang ada sekarang ini, dibutuhkan adanya suatu inovasi untuk menciptakan

transportasi yang tidak hanya efisien dalam menampung banyaknya orang, tapi juga ramah

lingkungan. Busway sebagai salah satu sarana transportasi umum yang telah dilaksanakan dan

dapat dilihat kelebihan dan kekurangannya, merupakan salah satu usaha pemerintah dalam upaya

mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi. Selain itu, bahan

bakar buswayyang ramah lingkungan juga membantu mengurangi dampak pencemaran udara.

Namun dengan pengadaan busway yang membutuhkan lahan tersendiri untuk jalurnya, dirasa

kurang ampuh dalam mengurangi permasalahan kemacetan yang ada di Jakarta karena malah

mempersempit kapasitas jalan. Sebelum adanya busway, dengan kapasitas jalan yang lebih lebar,

kemacetan sudah terjadi, apalagi dengan penambahan jalur tersendiri bagi busway yang kapasitas

angkutnya masih lebih kecil dibandingkan dengan jumlah angkut berbagai macam moda

transportasi apabila tidak terdapat jalur busway tersebut. Hal ini tentunya dapat diantisipasi

Page 17: Bubble Baby Blue.docx

dengan kebijakan dari pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

memanfaatkan fasilitas busway yang ada sehingga pengurangan kendaraan pribadi dapat terlihat

secara signifikan. Dengan adanya kebijakan ini maka tentunya harus disertai dengan perbaikan

kualitas, kuantitas dan pelayanan dari fasilitas busway tersebut. Misalnya dengan penambahan

moda buswayuntuk mengatasi lonjakan penumpang sehingga masyarakat tidak perlu terlalu lama

menunggu untuk dapat memanfaatkan transportasi umum tersebut. Sedangkan peningkatan

kualitasnya dapat dilakukan dengan perbaikan terminal busway dan sistem informasi

pemberhentian sehingga masyarakat dapat merasa nyaman dan efisien dalam memanfaatkannya.

Gambar 2

Antrian penumpang busway di Jakarta

Sumber : wirarespati.blogspot.com

Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat banyaknya antrian calon penumpang yang akan

menggunakan moda transportasi berupa busway ini. Membutuhkan waktu yang sangat lama

bagi busway untuk dapat mengangkut seluruh penumpang, karena daya angkut busway yang

masih terlalu kecil dan tidak adanya langkah antisipasi oleh pemerintah apabila hal seperti ini

terjadi.

Page 18: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 3

Rute yang Ditempuh oleh Bus TransJakarta

Sumber : id.wikipedia.org

Gambar 3 merupakan gambar yang menggambarkan sistematika rute yang dilalui oleh

busway TransJakarta, yang memiliki 7 koridor yang kesemuanya itu saling berhubungan dan

membentuk simpul.

Selain busway, kendaraan umum yang lebih banyak digunakan di daerah-daerah di

Indonesia adalah bajaj dan angkot. Bajaj merupakan kendaraan roda 3 yang dalam

pengoperasiannya sering menimbulkan suara yang gaduh dan polusi akibat proses

Page 19: Bubble Baby Blue.docx

pembakarannya yang kurang baik. Bajaj merupakan kendaraan umum yang sudah lama terdapat

di Indonesia, namun sampai saat ini terdapat pengurangan yang signifikan di beberapa kota. Di

Kota Malang misalnya, pada tahun 1996 dan sebelumnya, bajaj masih marak dengan segala ciri

khasnya. Namun sekarang ini penampakan bajaj sudah tidak pernah diketahui dan kalaupun ada,

hanya pada beberapa daerah saja dan sangat sedikit jumlahnya. Hal ini karena polusi bajaj yang

sangat mengganggu keasrian udara perkotaan.

Sedangkan untuk kendaraan umum berupa angkot yang memiliki trayek pada rute-rute

tertentu ini dinilai masih jauh dalam memenuhi kepuasan penumpang. Hal ini dikarenakan sopir

angkot yang dalam proses mengemudinya terkesan ‘ngawur’ dan tidak mengutamakan

kenyamanan dan keamanan penumpang. Tidak jarang sopir angkot masih menaikkan penumpang

padahal di dalam angkot tersebut sudah penuh. Tidak jarang pula sopir angkot mengebut demi

mengejar setoran yang pada akhirnya akan melanggar rambu-rambu lalu lintas. Selain itu,

keberadaan angkot dianggap merugikan bagi pengendara yang lain karena kebiasaannya yang

suka berhenti mendadak tanpa memberikan lampu sign sehingga membahayakan kendaraan lain

yang berada di belakangnya.

Sepeda juga merupakan sarana transportasi yang ramah lingkungan namun dalam

realisasinya di Negara Indonesia masih kurang mendapat prioritas. Tidak terdapat jalur yang

dikhususkan untuk pengguna sepeda sehingga apabila mereka menggunakan jalanan sebagai

jalurnya, maka tingkat keamanannya jelas akan berkurang. Terlebih lagisepeda merupakan moda

transportasi yang paling kecil dan memiliki kecepatan rata-rata yang rendah sehingga harus

dibuat ‘mengalah’ kepada moda transportasi yang lebih besar seperti mobil, sepeda motor, dll.

Padahal dengan adanya sepeda, maka tidak akan terdapat polusi, sekaligus dapat juga dijadikan

sebagai kegiatan olahraga.

Busway, angkot dan bajaj merupakan sarana transportasi yang umum terdapat di

Indonesia. Selain berupa sarana transportasi yang telah disebutkan di atas, trotoar menjadi salah

satu aspek yang tidak kalah pentingnya. Ketersediaan trotoar bagi pejalan kaki di Indonesia

masih jauh dari kualitas baik. Banyak trotoar yang dialihfungsikan menjadi lahan untuk

berjualan bagi pedagang kaki lima (PKL) dan mengganggu efektivitas dari trotoar tersebut untuk

pejalan kaki. Misalnya, apabila terdapat trotoar dengan panjang 3 meter, sedangkan untuk

Page 20: Bubble Baby Blue.docx

keperluan PKL sendiri membutuhkan 1,5 meter, maka hanya terdapat ruang sisa sebanyak 1,5

meter bagi pejalan kaki. Pejalan kaki akan merasa bahwa haknya untuk mendapat ruang merasa

dikesampingkan dan merasa tidak nyaman. Belum lagi akan dampak lain yang akan timbul

seiring dengan semakin banyaknya pedagang yang berjualan di trotoar tersebut seperti rawan

copet dan kekumuhan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah yang dihasilkan oleh para PKL.

Indonesia tidak hanya memiliki berbagai permasalahan sistem transportasi namun ada

juga potensinya. Hanya saja, belum ada tindakan dalam rangka untuk mengembangkannya

menjadi lebih bermanfaat bagi pergerakan manusia dan barang. Seperti adanya angkutan

tradisional berupa delman yang digerakkan oleh kuda. Selain minim polusi, orang yang

memanfaatkan moda transportasi ini tidak perlu menggunakanair conditioner, yang tentunya

membawa dampak buruk bagi lingkungan, agar merasa sejuk. Limbah yang dihasilkan oleh

moda transportasi tradisional inipun hanya berupa limbah organik yaitu kotoran kuda yang dalam

pengolahannya dapat dijadikan sebagai pupuk kompos dan sebagainya.

3.2 Sistem Transportasi di Kota Bogota, Kolombia dan Penerapannya di Indonesia

Bogota merupakan ibukota dari Kolombia, layaknya Jakarta sebagai ibukota Indonesia.

Berdasarkan berita yang dilansir dalam Vivanews, awalnya kondisi Jakarta dan Bogota tidaklah

jauh berbeda, bahkan kurang lebih tujuh tahun yang lalu, Bogota merupakan salah satu dari tujuh

kawasan terkumuh dan termacet di seluruh dunia. Namun karena adanya perubahan secara

radikal yang dilakukan oleh Enrique Penalosa sebagai walikota Bogota periode 1998-2001, maka

pelayanan transportasi publik sukses dilakukan utamanya dengan pemberlakukan konsep

jaringan bus cepat (Bus Rapid Transportation / BRT) yang dinamakan Trans Millenio dan

diresmikan pada tahun 2002.

Dalam wawancara yang dilakukan oleh Vivanews pada saat kunjungan Enrique Penalosa ke

Indonesia, beliau menganggap bahwa transportasi publik sangat penting khususnya untuk

wilayah perkotaan di negara berkembang. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat akan

alternatif transportasi yang lebih baik dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Pada dasarnya,

masyarakat berhak mendapatkan sarana transportasi yang memudahkannya untuk bergerak dari

satu tempat ke tempat lain tanpa menilai dari apakah dia menggunakan moda transportasi sepeda,

Page 21: Bubble Baby Blue.docx

mobil, kendaraan umum, dll. Kota Bogota sama halnya dengan Jakarta yang merupakan bagian

kota dari negara berkembang dimana pusat kegiatannya berada di tengah kota atau pada bagian

kota tertentu sehingga menyebabkan adanya pergerakan yang memusat menuju ke satu arah.

Berbeda halnya dengan pola guna lahan yang terdapat di negara maju, karena disana tidak

terdapat pusat-pusat kegiatan yang berada di tengah kota karena para ahli menganggap hal

tersebut tidak akan memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki.

Gambar 4

Page 22: Bubble Baby Blue.docx

Busway TransMilenio yang terdapat di Bogota Kolombia Menggunakan Sistem Gandeng

Sumber : buswatchnz.blogspot.com

Gambar 4 merupakan gambar busway TransMilenio yang terdapat di Bogota, Kolombia

dimana disana menggunakan sistem gandeng sehingga memungkinkan untuk mengangkut

penumpang secara lebih banyak.

Oleh karena permasalahan dasar berupa perbedaan guna lahan antara negara berkembang

dan negara maju ini, maka cara penanganannya pun berbeda pula. Masyarakat yang ada di

negara berkembang harus ‘dipaksa’ untuk melakukannya yakni dengan pelaksanaan sistem. Di

Bogota misalnya, disana terdapat jalan dimana pada hari-hari tertentu memang sengaja ditutup

untuk memberikan kesempatan masyarakat untuk melakukan rekreasi dengan bersepeda, atau

kegiatan-kegiatan tanpa kendaraan bermotor lainnya. Kebijakan ini dilandasi atas adanya

persamaan hak bagi tiap-tiap masyarakat, bukan hanya pemilik kendaraan bermotor saja, untuk

menikmati infrastruktur jalan yang ada.

Pentingnya transportasi publik untuk kepentingan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan ini

tentunya juga harus diimbangi dengan adanya perbaikan kualitas dari transportasi umum

tersebut. Harus ada ‘nilai tukar’ yang menjanjikan untuk meyakinkan masyarakat untuk beralih

dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Seperti di Paris misalnya, transportasi disana

dipilih oleh masyarakat karena dirasa lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan kendaraan

pribadi. Apabila mereka memilih menggunakan kendaraan pribadi akan memakan waktu 1 jam.

Berbeda dengan apabila mereka memilih menggunakan transportasi umum yang hanya memakan

waktu 15 menit. Dengan begitu, wajar apabila masyarakat lebih memilih menggunakan

transportasi umum karena dinilai lebih efisien.

Menurut Enrique Penalosa, pengeluaran masyarakat 35% dihabiskan untuk kegiatan transportasi.

Tentu menjadi alasan yang kuat untuk mengalihkan pengeluaran sebanyak itu kepada sesuatu

yang dinilai lebih efisien. Dengan penyediaan jalur tersendiri bagi moda transportasi yang paling

sederhana yakni sepeda (ciclovias), tentunya hal ini akan memberikan banyak keuntungan bagi

masyarakat. Keuntungan yang diterima masyarakat dapat berupa penghmatan dalam pengeluaran

tersebut. Selain itu, terciptanya suatu lingkungan yang kondusif dan minim akan polusi sehingga

Page 23: Bubble Baby Blue.docx

memperkecil resikoorang untuk terkena penyakit, khususnya gangguan pernapasan. Perlu adanya

penekanan pula dari pemerintah untuk menarik statement bahwa sepeda hanyalah moda

transportasi untuk orang miskin, karena sama halnya dengan mobil, pengguna sepeda juga harus

diperhatikan terlebih lagi berdasarkan kondisi eksisting di Jakarta sendiri dimana pengguna

sepeda seringkali terabaikan haknya.

Langkah lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah seiring dengan pembatasan penggunaan

jumlah kendaraan pribadi dapat dicontoh dari kebijakan yang telah dilakukan oleh negara-negara

maju, yakni dengan pemberlakuan pajak yang relatif besar yakni US$ 20 sehingga membuat

masyarakat untuk berpikir dua kali untuk memiliki kendaraan pribadi. Selain dengan

pemberlakuan pajak tinggi, dapat juga dengan membatasi lahan parkir pada gedung-gedung

bertingkat. Hal ini tentunya masih diperbolehkan sejauh dalam batas wajar, karena pada dasarnya

hal itu bukanlah merupakan kewajiban dari pemerintah. Terlebih lagi, apabila tersedia lahan

parkir yang jauh dari kuantitas moda yang ada, akan menimbulkan keinginan masyarakat untuk

membeli kendaraan pribadi karena mereka menganggap masih terdapat lahan yang tersedia.

Apabila 1.000 orang memiliki pemikiran yang sama tentang ini, tentunya akan menimbulkan

dampak yang signifikan terhadap jumlah transportasi yang terdapat pada kota tersebut.

Namun perlu adanya pemahaman bahwa antara kemacetan dan mobilitas merupakan dua hal

yang sangat berbeda. Bagaimanapun, pergerakan merupakan suatu kebutuhan dasar bagi seorang

manusia. Jadi, keberadaannya sendiri tidak dapat dihindari atau dihilangkan sama sekali. Yang

diperlukan oleh pemerintah adalah kontrol yang menyeluruh dan terkonsep atas kepemilikan

kendaraan pribadi sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum.

Sehingga yang perlu ditekankan kepada pemerintah mengenai kemacetan yang memang sudah

membudidaya di Jakarta utamanya, bukanlah bagaimana mengurangi kemacetan dengan

pelebaran jalan karena sama halnya dengan lahan parkir yang telah dijelaskan, hal tersebut malah

akan memicu pertumbuhan kendaraan pribadi.

Konsep yang ada di Bogota yakni pembangunan sarana transportasi cepat berupabusway dan

pembangunan jalur bagi sepeda serta pejalan kaki merupakan contoh yang patut ditiru dalam

proses pembangunan khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Pengadaan busway Bogota

dinilai lebih sukses apabila dibandingkan busway yang ada di Jakarta, hal ini dikarenakan adanya

Page 24: Bubble Baby Blue.docx

pengelolaan yang terintegrasi antara pihak swasta dan pemerintah. Maksudnya, kepemilikan bus

dapat dimiliki oleh swasta namun merupakan infrastruktur dari pemerintah. Dengan adanya

pemahaman konsep tersebut, maka tidak akan terjadi salah paham dan monopoli dari satu pihak

terkait dengan pengadaan sistem transportasi yang berkelanjutan.

Selain itu, Penalosa juga menilai dalam kunjungannya ke Indonesia bahwa busway yang terdapat

di Jakarta masih belum memenuhi standar karena lebar pintunya masih terlalu kecil sehingga

menyusahkan bagi para pengguna kursi roda yang ingin menggunakanbusway tersebut. Selain

itu, menurutnya jangka waktu tunggu bus juga dinilai terlalu lama sehingga mengganggu

kenyamanan penumpang serta menyebabkan adanya penumpukan penumpang di belakang. Yang

harus dilakukan adalah mengadakan perbaikan baik secara operasional ataupun manajerialnya

sehingga transportasi umum ini dapat berfungsi maksimal dan membawa pengaruh baik yang

besar bagi masyarakat.

Page 25: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 5

Pntu Busway TransMilenio Lebih Lebar yang Diperuntukkan untuk Pengguna Kursi Roda

Sumber : dzephyr.wordpress.com

Pada Gambar 5 nampak bahwa pintu busway TransMilenio memang cenderung lebih

lebar dibandingkan dengan busway TransJakarta. Hal ini tidak lain adalah untuk memudahkan

bagi penyandang cacat supaya dapat menikmati pula kenyamanan buswayTransMilenio ini.

Kemudian, busway ini juga memiliki dua pintu sehingga memudahkan proses keluar masuk

orang dan tidak perlu berdesak-desakan.

Seperti yang kita ketahui bahwa Jakarta sudah dipenuhi dengan lahan terbangun sehingga

sangat sedikit tersedia Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini menyebabkan kecilnya

kemungkinan pembukaan jalur yang diperuntukkan khusus bagi para pengguna sepeda dan

pejalan kaki. Hanya dengan tekad yang serius dari para stakeholder dan kesadaran masyarakat

akan kebutuhan jalur tersebut, maka bukan mustahil jalur tersebut akan terwujud. Pemerintah

sebagai penentu kebijakan sebaiknya membuat rancangan yang sedetail mungkin mengenai

perencanaan jalur khusus pengguna sepeda dan pejalan kaki sehingga dapat mengantisipasi

adanya permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul dan dapat dicari jalan keluarnya

sebelum tahap pembangunan dimulai. Selain pemerintah, masyarakat juga harus memiliki

kesadaran bahwa jalur tersebut agaknya merupakan kebutuhan bersama dan harus dirawat

sebaik-baiknya secara bersama-sama pula.

3.3 Sistem Transportasi di Kota Curitiba, Brazil dan Penerapannya di Indonesia

Kota Curitiba, Brazil merupakan sebuah kota yang tergolong kumuh dan macet pada tahun 1970-

an. Hal ini tidak berbeda jauh dengan kondisi Jakarta saat ini. Namun karena adanya inovasi

yang dikemukakan oleh Jaime Lerner, arsitek Universitas Federal Parana, maka kota ini dapat

berubah secara drastis sehingga pada tahun 1996 kota ini mendapatkan predikat sebagai the most

innovative city in the world. Kondisi yang berbalik secara signifikan ini disebabkan karena

komitmen yang kuat dari pemerintahnya sendiri untuk membangun suatu kota yang

mengedepankan konsep pembangunan berkelanjutan.

Page 26: Bubble Baby Blue.docx

Pertama, perubahan dilakukan pada desain tata kotanya yang kemudian menurut Navastara

(2007) mendorong adanya perubahan radikal pada sistem transportasinya. Pemerintah Curitiba

kemudian membangun jalan-jalan yang menghubungkan tempat tinggal penduduk langsung

menuju ke pusat kota. Oleh karena itu, busway dijadikan alat transportasi utama. Selain busway,

disini juga terbangun jalur khusus sepeda sepanjang 150 km yang dapat memberikan

kenyamanan dan keamanan bagi para pengguna sepeda. Karena disana, pengguna sepeda sangat

dihormati keberadaannya layaknya pengguna mobil dan busway.

Busway yang terdapat di Curitiba sebenarnya tidak jauh berbeda apabila dibandingkan dengan

yang terdapat di Jakarta. Hanya saja, pengelolaannya dibuat dengan sedemikian kreatif, efektif

dan efisien sehingga menurunkan minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi.

Moda yang digunakan dalam sistem ini adalah bus gandeng ganda (bi-articulated bus) yang

menampung 270 penumpang dengan waktu tunggu kurang lebih dua menit. Desain haltenya

berupa silinder transparan yang dilengkapi dengan lift untuk pengguna kursi roda dan pintu yang

dapat terbuka secara otomatis. Pintu bus sengaja dibuat lebih lebar dibandingkan yang sudah ada

di Jakarta sekarang ini karena memperhitungkan masyarakat cacat yang menggunakan kursi roda

dan saat terbuka terdapat lantai tambahan yang dapat menempel sampai bibir lantai halte.

Dengan harga tiket yang apabila dinominalkan menjadi rupiah, hanya berkisar antara Rp 3.600,

maka jelas moda transportasi ini tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan petinggi saja tetapi

juga kalangan menengah ke bawah.

Jalur busway ini juga memiliki lebar dua kali lipat dari lebar jalan mobil pribadi. Sehingga pada

pengoperasiannya, busway ini benar-benar bebas hambatan, tidak seperti di Jakarta dimana

lajur busway terkadang masih digunakan sebagai lalu lintas moda transportasi yang lain seperti

mobil atau motor yang dikarenakan juga kurangnya pengawasan dari pihak terkait.

Rute busway ini diatur sedemikian hingga sehingga dapat menghubungkan berbagai kawasan

dengan mudah.

Page 27: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 6

Busway di Curitiba yang Pengoperasiannya Terletak di Tengah Ruas Jalan

Sumber : bataviabusway.blogspot.com

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa busway di Curitiba ini menggunakan sisi tengah jalan

dalam pengoperasian busway ini. Hal ini tentu sangat berbeda denganbsuway TransJakarta yang

pengoperasiannya berada di pinggir ruas jalan. Dengan peletakan rute busway ini bukanlah tanpa

alasan yakni memberikan prioritas utama kepada transportasi publik.

Page 28: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 7

Page 29: Bubble Baby Blue.docx

Sistematika Rute Busway di Curitiba, Brazil

Sumber : bataviabusway.blogspot.com

Pada Gambar 7 merupakan rute-rute yang dilalui busway di Curitiba, Brazil. Pada

gambar ini dapat dilihat bahwa sistem busway Curitiba terbagi menjadi 5 koridor yang

kesemuanya itu saling berhubungan dan saling membentuk simpul di pusat kota.

Selain dengan pengadaan sistem transportasi berupa busway ini, langkah konkrit lain

yang dilakukan oleh pemerintah Curitiba adalah pemasangan 200 radar di trotoar jalan-jalan

utama. Radar ini berfungsi untuk mengawasi keadaan lalu lintas eksisting sehingga apabila

terdapat kendaraan yang melaju di atas kecepatan rata-rata, maka radar ini akan merekam nomer

plat mobil tersebut beserta lokasi dan waktu kejadian sehingga petugas terkait dapat

mengurusnya dengan bukti yang kuat. Pelanggar tidak bisa mengelak lagi karena radar tersebut

sudah teruji keakuratannya. Dengan adanya radar ini maka kendaraan yang melintas harus

berhati-hati karena kcepatan maksimalnya hanya 60 km/jam dan 40 km/jam pada ruas-ruas jalan

yang tergolong padat pejalan kaki. Hal ini berfungsi untuk menurunkan tingkat kecelakaan yang

sebelumnya tergolong tinggi di Kota Curitiba ini. Dengan adanya radar ini secara tidak langsung

selain dapat menurunkan tingkat kecelakaan yang ada di kota ini, juga memberikan kenyaman

dan jaminan keselamatan kepada pejalan kaki. Trotoar yang ada di kota ini juga tergolong luas

dan bebas dari PKL ataupun pemulung, tidak seperti yang ada di Jakarta.

Page 30: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 8

Fisik Kota Curitiba, Brazil

Sumber : tribunnews.com

Pada gambar 8 tampak jelas bahwa Kota Curitiba merupakan kota yang benar-benar

berwawasan lingkungan. Pembangunan untuk lahan terbangun dan gedung pencakar langit diatu

sedemikian rupa namun tidak sampai merusak dan mengurangi ketersediaan Ruang Terbuka

Hijau (RTH) yang ada di kota tersebut. Suksesnya moda transportasi berupa busway di kota ini

menjadikannya sebagai kota yang berinovasi tinggi dan layak untuk ditempati.

Dengan latar belakang Kota Curitiba yang hampir sama dengan kota-kota besar yang ada

di Indonesia, bukan tidak mungkin apabila konsep yang terdapat di kota ini dapat diaplikasikan

pula di kota-kota di Indonesia. Kekuatan utama yang menopang keberhasilan perencanaan

radikal kota ini berasal dari kekuatan seorang Jamie Lerner yang berhasil mengintegrasikan

antara konsep dan desain kota yang berkelanjutan dengan penyediaan Ruang Terbuka Hijau

(RTH). Pemerintah tetap memegang kekuatan penuh atas kesuksesan perencanaan ini

dikarenakan konsepnya yang radikal sehingga menyebabkan perlunya komitmen dan realisasi

yang penuh dan tidak hanya baik diatas kertas saja. Kemudian faktor pendukung lain yang juga

menentukan keberhasilan pembangunan ini adalah adanya partisipasi aktif dari masyarakatnya.

Segala opini dari masyarakat menjadi pertimbangan utama dalam segala bentuk pengambilan

Page 31: Bubble Baby Blue.docx

keputusan dan dengan hal ini maka masyarakat tidak hanya ditempatkan sebagai objek

pembangunan tetapi subjek pembangunan yang juga memiliki wewenang dan kontrol terhadap

pembangunan yang dilakukan serta berhak melakukan evaluasi apabila terhadap penyimpangan

dalam realisasinya.

Indonesia merupakan negara kaya yang memiliki banyak potensi baik dari segi sumber daya

alam maupun sumber daya manusianya. Sumber daya alam dan manusia ini hanya perlu diolah

supaya memiliki kualitas yang teruji dalam skala internasional. Seperti di Curitiba, Brazil, hanya

membutuhkan satu orang yang kemudian didukung oleh berbagai pihak untuk dapat menciptakan

suasana kota yang berkelanjutan. Hanya dalam waktu kurang lebih 40 tahun, kota ini sudah

memberikan pelajaran bagi seluruh kota-kota yang ada di dunia bahwa dengan kemauan untuk

berubah menjadi lebih baik maka harapan tersebut akan terwujud walaupun tidak mudah.

Tahap evolusi ini bukan melalui sesuatu yang sederhana seperti hasil yang dapat dinikmati

sekarang, namun melalui tahap-tahap yang rumit. Pada proses pembangunan transportasi

berkelanjutan ini misalnya, harus ada perubahan guna lahan untuk mendukung optimalisasi dari

fungsi busway yang ada. Tahap ini tentu saja bukanlah langkah yang mudah mengingat perlunya

pematangan konsep dan prakiraan mengenai apa-apa saja yang mungkin akan terjadi baik pada

saat konstruksi ataupun pasca konstruksi. Sehingga dengan adanya perkiraan yang maksimal,

akan mengurangi tingkat kegagalan karena segala alternatif dari perkiraan tersebut sudah

diperhitungkan dengan matang.

Apabila tenaga ahli yang ada di Indonesia untuk melaksanaan perencanaan radikal seperti ini

merupakan tenaga ahli yang memang berkompeten dalam bidangnya, maka bukan tidak mungkin

Indonesia dapat memiliki nasib yang serpa dengan Curitiba, Brazil. Harus ada partisipasi aktif

dari masyarakat Indonesia pula sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah atas proyek

pembangunan tersebut. Opini dari masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama,

ras dan adat istiadat tentunya akan semakin membuka pandangan pemerintah dalam mengambil

kebijakan yang paling optimal dan memberikan keuntungan bagi mayoritas masyarakat

Indonesia.

Page 32: Bubble Baby Blue.docx

Terkait dengan pengadaan radar yang terdapat di Kota Kuritiba dalam halnya untuk mengurangi

angka kecelakaan, agaknya masih jauh dari harapan. Hal ini dikarenakan keterbatasan biaya

mengingat radar tersebut pastilah menggunakan perangkat teknologi yang sangat canggih dan

mutakhir. Belum lagi akan banyak sekali oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang akan

menyalahgunakan fungsi radar tersebut dari kegunaan semula. Hal ini tentu akan mengurangi

efektivitas radar yang akhirnya menyebabkan kerugian bagi negara dalam jumlah besar.

Penerapan busway di Kuritiba sangat berbeda dengan yang ada di Jakarta. Dari segi fisik dapat

dilihat dari model halte busway. Di Kuritiba model haltenya disesuaikan dengan banyaknya

iklim yang terdapat pada daerah tersebut, serta berbagai perubahan cuaca sehingga apabila hujan

turun maka calon penumpang tidak akan kehujanan dan pada saat matahari terik maka mereka

tidak akan merasa kepanasan. Selain itu juga terdapat lift yang dapat memudahkan para

pengguna kursi roda untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan yang ada. Bentuk halte

yang berupa silinder transparan juga meningkatkan estetika kota dan secara tidak langsung dapat

membangkitkan minat masyarakat untuk memanfaatkan busway tersebut.

Page 33: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 9

Model Fisik Halte di Curitiba, Brazil

Sumber : archive.kaskus.us

Page 34: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 10

Model Fisik Halte di Curitiba, Brazi yang Berbentuk Silinder

Sumber : yadishu.multiply.com

Pada gambar 9 dan 10 nampak bahwa pada model fisik haltenya saja yang berupa silinder

transparan sudah merupakan suatu nilai plus yang selain dengan fungsinya sebagai pelindung

bagi calon penumpang busway juga menambah estetika kota. Desainnya yang futuristik dan

berbeda dari yang lain menyebabkan masyarakat tertarik. Pada gambar 9 terlihat bahwa pada

halte dan busway terdapat lantai tambahan untuk memudahkan penumpang naik ke busway.

Fasilitas ini juga diperuntukkan untuk memudahkan orang cacat.

Lebar jalur busway Kuritiba yang dua kali lebih besar dibandingkan dengan jalur untuk

kendaraan pribadi, merupakan refleksi dari prioritas yang dibentuk oleh pemerintah Kuritiba.

Pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan dan concernkepada transportasi publik tanpa

mengesampingkan kebutuhan prasarana untuk kendaraan pribadi. Adanya bentuk skala prioritas

ini merupakan wujud bahwa pemerintah Kuritiba sangat peduli terhadap lingkungan. Karena

dengan peningkatan penggunaan transportasi publik, dapat mengurangi jumlah emisi gas buang.

Misalnya apabila transportasi publik tersebut dapat menampung 270 penumpang yang

kesemuanya memiliki kendaraan pribadi apabila jumlah gas buang yang dihasilkan oleh busway

sama dengan 10 gas buang yang dihasilkan oleh masing-masing kendaraan pribadi, maka akan

terlihat perbedaan besar diantara keduanya.

Page 35: Bubble Baby Blue.docx

Yang terakhir dan terpenting apabila sistem ini akan diaplikasikan di Indonesia adalah

peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan transportasi publik. Banyak masyarakat

Indonesia yang lebih mempertahankan prestige dan harga diri bahwa apabila menggunakan

kendaraan pribadi maka akan meningkatkan status sosial. Perubahan pola pikir ini tidak dapat

diubah dalam waktu yang singkat melainkan harus dari pendidikan yang mendasar dan

ditanamkan sejak kecil. Sehingga seiring dengan pergantian generasi, terbentuklah suatu sumber

daya manusia yang berkualitas dan mengedepankan konsep keberlanjutan dalam pembangunan.

Gambar 11

Lebar Trotoar yang Sangat Lebar Memberi Kenyamanan pada Pejalan Kaki

Sumber : bataviase.wordpress.com

Pada gambar 11 terlihat bahwa banyak sekali orang yang berlalu lalang di trotoar yang sangat

lebar. Pengadaan trotoar yang sangat lebar ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi

para pejalan kaki. Apabila trotoar dengan lebar seperti ini diterapkan di Indonesia, maka

mungkin akan banyak orang yang lebih senang berjalan daripada menggunakan kendaraan

Page 36: Bubble Baby Blue.docx

bermotor. Hal ini karena dengan berjalan, tidak kalah nyamannya dengan menggunakan

kendaraan bermotor.

Page 37: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 12

Integrasi Antara Ruang Terbuka Hijau dengan Trotoar yang Nyaman

Sumber : tukangambar.wordpress.com

Pada gambar 12 menggambarkan dengan baik perpaduan antara tersedianya Ruang Terbuka

Hijau (RTH) dengan trotoar yang luas serta terdapatnya bangku taman dan bunga-bunga yang

menarik hati. Hal ini tentu akan mempercantik tatanan kota. Keberadaan pohon besar yang

rimbun dibiarkan seperti sediakala guna fungsinya memberikan keteduhan bagi siapapun yang

sedang berjalan dan menikmati waktu luangnya dengan bersantai-santai di bangku taman.

Adanya bangku taman merupakan fasilitas pelengkap yang apabila di Indonesia sangat kurang

sekali diperhatikan. Padahal keberadaan bangku taman ini sangatlah penting guna memanusiakan

manusia. Di Indonesia, apabila terdapat pohon yang besar maka akan ditebang. Sehingga

wilayah tersebut terlihat panas, gersang dan sangat tidak kondusif.

Page 38: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 13

Penutupan Salah Satu Ruas Jalan Guna Memberikan Kesempatan Bagi Masyarakat Yang ingin

Bersepeda

Sumber : bataviase.wordpress.com

Dengan adanya penutupan hanya pada salah satu ruas jalan seperti yang tampak pada gambar 13

secara tidak langsung akan memberikan rasa nyaman dan pemberian hak kepada para pengguna

sepeda. Terlihat di sebelahnya, bahwa arus lalu lintas terlihat padat. Hal ini akan menyadarkan

masyarakat untuk segera beralih menggunakan sepeda untuk dapat terhindar dari kemacetan.

3.4 Sistem Transportasi di Jepang dan Penerapannya di Indonesia

Page 39: Bubble Baby Blue.docx

Jepang merupakan sebuah negara yang terkenal karena peningkatan teknologi khususnya dalam

bidang transportasinya yang pesat. Sempat mengalami kekalahan pada Perang Dunia II dan

adanya serangan bom atom yang menghancurkan dua kota besarnya yakni Hiroshima dan

Nagasaki pada tahun 1942 dan 1945 tidak lantas membuat Jepang terpuruk dan terbelakang.

Justru dengan adanya kejadian tersebut, Jepang justru semakin giat untuk melakukan berbagai

langkah pembuktian diri.

Salah satu inovasi nyata Jepang untuk membuktikan diri kepada dunia adalah dengan

dibentuknya kereta api super cepat bernama Shinkansen. Shinkansen atau yang biasa juga

disebut bullet train karena bentuk moncong depannya yang menyerupai tabung, merupakan

kendaraan yang memiliki kecepatan maksimal hingga 300 km/jam dan merupakan yang tercepat

di dunia (hingga masuk ke dalam Guiness Book of Record). Kereta ini dibangun pada tahun 1964

dalam rangka olimpiade Tokyo dengan rute pertama menghubungkan antara Tokyo dan Osaka,

dua kota yang sangat pesat pertumbuhan ekonominya, dimana apabila menggunakan kereta biasa

akan memakan waktu 10 jam dan apabila menggunakan Shinkansen hanya 3 jam. Seiring dengan

berjalannya waktu, sampai saat ini sudah terdapat tujuh jalur Shinkansen yakni Tokaido

Shinkansen (menghubungkan Tokyo dengan Osaka), Sanyou Shinkansen (menghubungkan

Tokyo dengan Hiroshima, Hakata), Tohoku Shinkansen (menghubungkan Tokyo dengan Sendai,

Morioka), Joetsu Shinkansen (menghubungkan Tokyo dengan Niigata), Yamagata Shinkansen

(menghubungkan Tokyo dengan Yamagata), Akita Shinkansen )menghubungkan Tokyo dengan

Akita), dan Nagano Shinkansen (menghubungkan Tokyo dengan Nagano). Untuk rute

Shinkansen terakhir yakni Nagano Shinkansen yang menghubungkan Tokyo dengan Nagano,

baru diresmikan pada Oktober 1997.

Page 40: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 14

Rute yang Dilalui oleh Kereta Shinkansen

Sumber : meiga23.blogspot.com

Pada gambar 14 menjelaskan mengenai rute-rute yang ditempuh kereta Shinkansen di Jepang.

Pada gambar dapat kita lihat bahwa sistem perkereta apian berpusat di Tokyo yang kemudian

Page 41: Bubble Baby Blue.docx

menyebar secara linier dan menghubungkan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sistem

transportasi kereta Shinkansen ini terpusat pada Pulau Honshu karena disitulah letak pulau

utamanya dan pusat-pusat kegiatan.

Page 42: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 15

Berbagai Macam Bentuk Kereta Shinkansen di Jepang

Sumber : avizhanafi.wordpress.com ; adjicaem.wordpress.com ; closertomymind.wordpress.com

Pada gambar 14 terlihat berbagai macam bentuk dari Kereta Shinkansen, namun

sebenarnya kereta ini memiliki satu tipe, yaitu moncong depan yang menukik tajam dan

cenderung lancip. Hal ini didesain untuk memudahkannya untuk melaju dengan kecepatan super

cepat. Sehingga angin yang melintasinya tidak malah membuat gerak kereta ini melambat.

Kereta listrik super cepat ini memiliki dua klasifikasi yakni gerbong reserveddan non-

reserved. Terdapat 13 gerbong reserved dan 3 gerbong non-reserved dalam satu kereta.

Perbedaan antara dua gerbong ini adalah apabila pada non-reserved, cenderung lebih besar

peluangnya untuk penuh sehingga para penumpang yang masuk terlambat bukan tidak mungkin,

Page 43: Bubble Baby Blue.docx

tidak kebagian tempat duduk dan terpaksa harus berdiri selama perjalanan. Perbedaan harga tiket

untuk gerbong reserved dan non-reserved memang cukup signifikan. Untuk

gerbong reserved sendiri kurang lebih seharga 15.000 yen (sekitar Rp 1.550.000 apabila

dirupiahkan) sedangkan untuk gerbong non-reservednya hanya berkisat kurang lebih 5.000 yen

(sekitar Rp 500.000 apabila dirupiahkan). Untuk membeli tiket kereta ini lagi-lagi Jepang sudah

menerapkan teknologi canggihnya, yaitu dengan menggunakan mesin otomatis di stasiun

sehingga memudahkan kepada calon penumpang.

Page 44: Bubble Baby Blue.docx

Gambar 16

Kondisi di Dalam Kereta Shinkansen

Sumber : sohiblagi.com

Menurut Adz Dzikr (2009) dalam blognya, tiap harinya Shinkansen mengangkut hingga

800.000 orang dan menempuh jarak hingga 430 km yang setara dengan perjalanan 12 kali

mengelilingi dunia. Kereta listrik ekspress ini juga memiliki ketepatan waktu yang luar biasa dan

rekor terburuknya hanya terlambat 12 detik dari jadwal, dan terjadi pada tahun 2003. Meskipun

pada musim liburan jumlah penumpang dapat melonjak hingga dua kali lipat dari penumpang

biasanya, namun tidak ada yang sampai melakukan tindak-tindak berbahaya seperti naik ke atas

gerbong. Hal ini murni karena kesadaran masyarakat Jepang yang memprioritaskan keselamatan

dan kenyamanan antar penumpang itu sendiri. Terlebih apabila ada orang yang sengaja naik ke

atas gerbong kereta dengan kecepatan maksimal mencapai 300 km/jam tersebut, maka hal

tersebut terkesan seperti tindakan bunuh diri.

Perbedaan fisik Shinkansen dan rel kereta api biasa terletak pada relnya dan frekuensi

pengecekan kondisi rel dan perangkatnya yang dilakukan secara rutin setiap sepuluh hari sekali.

Selama jangka waktu tersebut, Adz Dzikr (2009) menyatakan bahwa akan terdapat kereta

inspeksi tersendiri yang juga disebut sebagai ‘doctor yellow’ yang mengecek kondisi kabel, rel

dan peralatan sinyal di seluruh jaringan rel, dengan kecepatan yang sama dengan Shinkansen

sendiri. Kerusakan yang ditemukan walaupun sekecil apapun akan segera diperbaiki guna

mengantisipasi kemungkinan kecelakaan karena kecepatannya yang sangat tinggi yang tidak

memungkinkan bagi masinis untuk memperhatikan sinyal-sinyal yang terdapat di samping-

samping rel. Dengan adanya sistem inspeksi, peralatan dan pengendalian yang canggih dan

mendetail ini, maka tidaklah heran bahwa Shinkansen merupakan sarana transportasi yang

teraman sekaligus tercepat di seluruh dunia.

Sudah terbukti bahwa negara Jepang merupakan negara yang mengedepankan kualitas dan

kenyamanan bagi masyarakatnya untuk melakukan pergerakan. Padahal dengan bentuk Jepang

yang terdiri dari berbagai macam kepulauan, justru transportasi darat yang ditonjolkan. Tiap-tiap

kota di Jepang telah dipenuhi dengan sistem jaringan jalan yang sistematis sehingga

Page 45: Bubble Baby Blue.docx

memudahkan masyarakatnya untuk mencapai daerah tertentu dengan berbagai macam pilihan

moda transportasi. Dengan baiknya kualitas dari transportasi umum yang ada, maka tidaklah

heran kalau masyarakat di Jepang lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum

daripada kendaraan pribadi karena dinilai lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu maupun

biaya.

Mengapa kereta api merupakan moda transportasi yang diutamakan pembangunannya di Jepang?

Hal ini dikarenakan luas lahan Jepang yang terbatas. Tidak seperti di kota-kota lain yang

berkembang dengan mengedepankan konsep busway, lebar jalan yang ada di Jepang tidak

memungkinkan pembukaan jalur khusus busway yang nantinya tentu akan berdampak pada

kemacetan lalu lintas. Dengan kereta yang hanya bermodalkan rel sebagai prasarananya yang

bisa dikonsep dimanapun, termasuk di desa-desa yang berbukit atau malah di tepi laut, maka

dapat menghemat penggunaan lahan serta dapat menyelesaikan masalah tanpa menambahnya

dengan masalah baru.

Apabila Indonesia mencoba mengaplikasikan sistem transportasi seperti di Jepang, perlu adanya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang signifikan. Hal ini dikarenakan kereta api

Shinkansen seperti yang diterapkan di Jepang sistem pengelolaannya sudah berorientasi pada

mesin dan teknologi. Kecepatan sudah diatur sedemikian rupa, begitu juga dengan kendala-

kendala yang mungkin terjadi, sehingga keterlambatan merupakan suatu hal yang dianggap

memalukan serta tidak wajar. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa keterlambatan kereta

Shinkansen terparah adalah pada tahun 2003 yakni selama 12 detik dari jadwal

keberangkatannya semula. 12 detik tidak memiliki arti yang besar bagi masyarakat Indonesia

tapi bagi masyarakat Jepang, 12 detik sangatlah berharga. Hal ini menunjukkan betapa mereka

disiplin dan sangat berorientasi pada profesionalitas kerja dan manajemen waktu yang baik.

Meski Indonesia masih terlihat belum siap dalam menerima transportasi dengan teknologi tinggi,

namun berdasarkan berita yang dihimpun oleh TeleInformasi.com, nyatanya Indonesia sudah

menandatangan sebuah Memorandum of Agreement (MoA) di Los Angeles mengenai proyek

berbudget US$ 3 miliar bernama Hydrogen Hi-Speed Rail Super Highway (H2RSH). Sarana

transportasi bermediakan rel magnet ini nantinya akan menghubungkan antara Jakarta-Cirebon-

Bandung. Moda transportasi ini selain mengunggulkan kecepatannya yang luar biasa juga

Page 46: Bubble Baby Blue.docx

mengusung tema dengan konsep ramah lingkungan sesuai dengan namanya. Studi kelayakan

pembangunan ini sudah dilaksanakan sejak tanggal 11Januari 2010 yang lalu dan akan

dilaksanakan selama 90 hari. Dari hasil studi ini, apabila dinilai layak maka dalam waktu kurang

lebih dua tahun maka kereta ini sudah dapat beroperasi, dan ini menjadikan Indonesia sebagai

tempat pertama yang menggunakan moda transportasi ini.

Sebenarnya banyak hal yang harus dipersiapkan selain materi dan kelayakan moda ini untuk

digunakan di Indonesia. Yang terpenting adalah kesiapan para sumber daya manusianya dalam

menyikapi sebuah terobosan baru tanpa tahapan. Bisa dikatakan tanpa tahapan karena

sebelumnya masyarakat Indonesia belum pernah menggunakan moda transportasi yang memiliki

konsep seperti ini. Dengan pengadaan busway TransJakarta tidak menjamin masyarakat

Indonesia siap dengan pengadaan kereta supercepat yang ramah lingkungan ini. Terlebih lagi,

busway yang terdapat di Indonesia masih memiliki banyak kekurangan dalam hal kualitasnya.

Mengapa pemerintah tidak terkonsentrasi dalam memperbaiki sistem transportasi yang ada

terlebih dahulu, barulah kemudian menciptakan suatu terobosan baru? Tentunya banyak yang

harus dipertimbangkan oleh pemerintah. Kesiapan masyarakat yang dimaksud tidak terbatas

pada itu saja, tetapi juga pada kemampuan masyarakat untuk mau bersama-sama menjaga dan

menimbulkan ‘sense of belonging’. Dengan menumbuhkan kepekaan ini maka segala

kemungkinan buruk dapat diminimalisir.

Terlepas apakah moda transportasi ini layak atau tidak untuk dioperasikan di Indonesia,

pengadaan moda ini yang hanya terdapat di Jakarta-Cirebon-Bandung seolah memang

mengindikasikan bahwa pemerintah memang sengaja meningkatkan kualitas transportasi di

sekitar Jakarta saja. Kita ambil contoh Shinkansen, yang pengadaan rute pertamanya

menghubungkan Tokyo (sebagai ibukota) dan Osaka. Osaka disini berperan sebagai pusat

perekonomian atau dapat dikatakan ibukota kedua setelah Tokyo. Sedangkan, seperti yang kita

tahu bahwa pertumbuhan ekonomi yang mengalami kenaikan pesat selain Jakarta adalah

Surabaya. Surabaya sudah tidak lagi tergolong kepada kota metropolitan, namun megapolitan,

sama dengan Jakarta. Hal ini dikarenakan peningkatan penduduknya yang pesat, terdapat

banyaknya pusat-pusat kegiatan, serta adanya aktivitas ekonomi yang hampir menyamai ibukota.

Alangkah sayangnya apabila moda transportasi ini tidak menghubungkan antara Jakarta dengan

Surabaya.

Page 47: Bubble Baby Blue.docx

Berdasarkan kondisi eksisting, pergerakan komuter dari Jakarta-Bandung atau Jakarta-Cirebon

dan sebaliknya, merupakan suatu hal yang wajar terjadi. Bisa diumpamakan bahwa kebutuhan

Bandung terhadap Jakarta sama halnya dengan kebutuhan Malang dengan Surabaya. Selain

karena waktu tempuhnya yang tidak terlalu jauh juga karena masyarakat tidak mendapatkan

kesulitan yang fatal terkait dengan pergerakan Malang-Surabaya atau dalam hal ini Bandung-

Jakarta. Shinkansen merupakan kereta api yang menghubungkan antar kota dalam jarak yang

relatif jauh yang apabila dibuat perumpamaan, apabila menggunakan kereta biasa, waktu

tempuhnya adalah 10 jam dan apabila menggunakan Shinkansen dapat menurun drastis menjadi

3 jam. Efisiensi waktu disini jelas sangat terlihat. Sedangkan Bandung dan Jakarta yang kurang

lebih hanya memakan waktu 3 jam, hanya akan direduksi waktu perjalanannya menjadi beberapa

menit.

Meskipun moda transportasi ini memegang konsep ramah lingkungan, namun apabila moda ini

malah digunakan pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah pergerakan, tentu

konsep dasarnya menjadi salah kaprah. Pemerintah tidak lagi memegang prinsip pembangunan

yang merata dan pembangunan sarana transportasi yang dapat mengalihkan penggunaan

kendaraan pribadi menjadi transportasi umum. Apabila terdapat kesalahan dari maksud

pemerintah yang sepele seperti ini saja, maka nantinya moda transportasi ini tidak akan banyak

berguna. Misalnya, seiring dengan membludaknya jumlah pergerakan manusia dari Bandung dan

Jakarta, menyebabkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan transportasi ini. Peningkatan

kebutuhan ini tidak diiringi dengan kesigapan pemerintah untuk menyiapkan moda transportasi

dengan kuantitas yang lebih banyak lagi. Akibatnya, masyarakat mempertanyakan keefisienan

moda transportasi ini dan kemudian beralih kembali menggunakan kendaraan pribadi. Keadaan

seperti ini dapat juga dikatakan sebagai ‘lingkaran setan’ karena dari keadaan yang baik / sangat

baik dapat menjadi buruk dan sangat buruk yang disebabkan karena adanya peningkatan, dalam

hal ini adalah peningkatan calon penumpang yang tidak terlayani oleh moda transportasi H2RSH

ini.

Perlu adanya tinjauan kembali mengenai fungsi dari kehadiran moda transportasi ini. Apakah ia

memang berfungsi untuk mempermudah aksesibilitas menuju suatu kawasan atau malah

berfungsi untuk meningkatkan intensitas pergerakan.

Page 48: Bubble Baby Blue.docx

3.5 Solusi Permasalahan Transportasi di Indoneisia

Banyak sekali penyebab mengapa suatu transportasi dapat dilaksanakan di negara lain, namun di

Indonesia tidak bisa, salah satunya adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia

untuk memasuki persaingan global dan menghadapi suatu perencanaan radikal yang entah kapan,

namun pasti akan terjadi. Perencanaan radikal ini ditempuh sebagai upaya akhir dari pemerintah

untuk menyamakan kedudukan dengan perkembangan transportasi di negara-negara lain.

Masyarakat sebagai subjek pembangunan haruslah memanfaatkan peran tersebut dengan sebaik-

baiknya. Pada tahappra konstruksi sebuah perencanaan sistem transportasi, hendaknya msyarakat

mengemukakan pendapatnya dengan sebaik mungkin sehingga nantinya pendapatnya tersebut

dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan yang akan diambil

berikutnya. Namun belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, masyarakat cenderung

berdemo anarki dalan mengemukakan pendapatnya, yang biasanya berujung pada perusakan

objek pembangunan, misalnya saja busway TransJakarta. Dulu pada saat awal-awal bus ini

muncul, sempat terdapat polemik mengenai pro don kontra moda transportasi ini. Mereka yang

tidak setuju karena menganggap busway hanya akan menambah kemacetan yang ada di Jakarta

kemudian melakukan tindakan-tindakan yang merusak fasilitas sarana dan prasarana transportasi

umum tersebut.

Sama halnya dengan orang-orang yang tidak menjaga kebersihan dari busway tersebut, dapat

dengan membuang sampah sembarangan di dalamnya, melakukan aksi corat-coret di dinding

haltes busway, yang secara tidak langsung akan mengurangi nilai estetika kota. Dari hal-hal kecil

tersebut yang membuat transportasi umum di Indonesia terlihat kumuh seperti angkotan umum.

Mungkin dulunya, angkutan umum tersebut dibuat bersih dan senyaman mungkin dengan

kebutuhan masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan dan minimnya ‘sense of

belonging’ dari masyarakat itu sendiri kepada moda tersebut, jadilah angkutan umum menjadi

seperti sekarang keadaannya. Kumuh dan tidak terawat.

Pemerintah sebagai penentu kebijakan juga harus memahami apa yang sebenarnya benar-benar

dibutuhkan oleh masyarakat. Tidak saja mengedepankan visi untuk membangun sebuah moda

transportasi yang super canggih dan belum terdapat dimanapun, tapi lebih kepada pertanyaan

Page 49: Bubble Baby Blue.docx

dasar, ‘apakah itu diperlukan?’. Apabila hal tersebut tidak begitu diperlukan, maka sebaiknya

pemerintah terfokus pada hal-hal yang memang benar-benar sedang dibutuhkan masyarakat

supaya nanti hasil dari pembangunan tersebut tidaklah salah sasaran. Hasil pembangunan harus

dapat dinikmati oleh tidak hanya satu atau beberapa kalangan saja namun semua kalangan dan

elemen masyarakat.

Sistem transportasi berkelanjutan merupakan sebuah gabungan dari sistem-sistem lain yang

mendukung suatu keadaan transportasi yang tidak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat

sekarang tetapi juga generasi yang akan datang. Salah satu langkah yang dilakukan oleh

pemerintah untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan adalah dengan mengalihkan

konsumsi BBM bersubsidi ke pertamax. Beragam reaksi muncul dari masyarakat akibat

fenomena ini. Namun pada akhirnya, masyarakat merasa mau tidak mau menerima kebijakan

dari pemerintah demi kelancaran aktivitas pergerakan mereka.

Perlu adanya kajian yang mendalam tentang maksud pemerintah mengalihkan premium sebagai

BBM bersubsidi ini menuju pertamax. Keterbatasan sumber daya untuk BBM menjadi alasan

utama pemerintah karena stoknya yang kian lama kian menipis, namun sebenarnya apa yang

hendak dicapai pemerintah akan dampak yang diakibatkan oleh kebijakan ini? Apakah

pemerintah berharap untuk menyadarkan manusia akan pentingnya hidup lebih bersahabat

dengan alam yang salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan moda transportasi berupa

sepeda dalam proses pergerakannya? Atau membangkitkan minat masyarakat untuk beralih ke

transportasi publik yang diharapkan dapat menghemat pengeluaran dan konsumsi BBM?

Kalaupun pemerintah memang bermaksud untuk menyadarkan masyarakat untuk hidup secara

lebih green, yakni dengan penggunaan sepeda sebagai moda transortasinya, seharusnya

pemerintah juga berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat akan jalur khusus bagi pengguna

sepeda. Merupakan hal yang tidak mungkin apabila pengguna sepeda dan mobil dijadikan satu

dalam satu ruas jalan, karena seringkali pengguna sepeda terampas haknya untuk berkendara

secara aman dan nyaman.

Apabila maksud pemerintah adalah membangkitkan minat masyarakat untuk beralih ke

transportasi publik, maka seharusnya pemerintah juga melakukan peremajaan secara serius dan

Page 50: Bubble Baby Blue.docx

besar-besaran sehingga masyarakat juga merasa bahwa pemerintah memang benar-benar serius

dalam menjalankan programnya. Seperti dengan peremajaan moda transportasi angkutan umum,

dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada para supir mengenai tata cara berlalu

lintas yang baik dan benar, peremajaan fisik kepada moda transportasi angkutan umum sekreatif

dan senyaman mungkin sehingga membuat masyarakat yang memanfaatkan kendaraan tersebut

merasa betah.

Yang terpenting dari keseluruhannya sebenarnya adalah mengintegrasikan antara kebijakan

pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Titik tengah yang disepakati bersama ini kemudian

disesuaikan dengan peraturan dan dana yang tersedia. Apabila semua telah dilakukan maka

langkah terakhir adalah mencoba untuk merealisasikannya dalam suatu produk perencanaan yang

tidak hanya berwawasan lingkungan tetapi juga bersifat memanusiakan manusia.

Pada intinya, apakah nantinya Indonesia akan berkiblat pada sistem transportasi yang ada di

Curitiba, Bogota atau Jepang, sebenarnya sama saja. Yang terpenting adalah bukan membangun

transportasi tersebut tetapi bagaimana mengelola transportasi umum yang ada sehingga

masyarakat merasakan perubahan berupa kemudahan dalam mengakses berbagai tempat tanpa

perlu menggunakan kendaraan pribadi. Seperti yang ada di Curitiba, Brazil, meski pada awalnya

mungkin terjadi polemik karena adanya perubahan konsep dan perencanaan radikal, namun toh

hasil akhirnya dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. Begitu pula dengan masyarakat

Indonesia, walaupun nantinya pemerintah akan membuat suatu perencanaan transportasi radikal

sebagaimana Curitiba, Bogota atau bahkan Shinkansen, gejolak polemik atas pro dan kontra itu

pasti ada. Namun yang terpenting bukanlah menghindari pro dan kontra tersebut karena itu

sendiri merupakan bagian dari adanya partisipasi aktif masyarakat dalam menilai dan mengontrol

kinerja pemerintah, tapi yang paling penting adalah bagaimana hasil dari pembangunan

perencanaan transportasi berkelanjutan tersebut tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan

tertentu saja namunsemua pihak yang berada pada lingkup wilayahnya dan juga dapat dirasakan

oleh generasi yang akan datang, sebagaimana konsep dan pengertian dari perencanaan sistem

transportasi berkelanjutan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Page 51: Bubble Baby Blue.docx

Direktorat Transportasi – Bappenas

Dzikr, Sai Adz. 2009. Kemajuan Jepang dalam

Transportasi.http://saiadz.blogspot.com/2010/02/kemajuan-jepang-dalam-transportasi.html (diak

ses tanggal 18 November 2010)

Kadir, Abdul. 2006. Transportasi: Peran dan Dampaknya Dalam Pertumbuhan Ekonomi

Nasional. Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah WAHANA HIJAU

Navastara, Ardy Maulidy. 2007. Belajar dari Kota Curitiba : Penerapan Kota

Ekologis.http://jepits.wordpress.com/2007/12/19/belajar-dari-kota-curitiba-penerapan-kota-

ekologis/ (diakses tanggal 17 November 2010)

NN. 2010. Transportasi di Jakarta Mirip Penyakit

Kanker.http://dunia.vivanews.com/news/read/104875-

transportasi_di_jakarta_mirip_penyakit_kanker (diakses tanggal 21 November 2010)

NN. Kereta Api Tercepat di Dunia Akan Hadir di

Indonesia.http://teleinformasi.com/index.php/2010/03/kereta-api-tercepat-di-dunia-akan-hadir-

di-indonesia-2/ (diakses tanggal 18 November 2010)

NN. 2010. Shinkansen dan Perjalanan yang

Mengesankan.http://cerahhati.blog.uns.ac.id/2010/01/10/shinkansen/ (diakses tanggal 17

November 2010)

NN. Busway di Curitiba. http://bataviabusway.blogspot.com/2007/07/brt-di-

curitiba.html (diakses tanggal 20 November 2010)

NN. 2008. Curitiba-hari libur Brazil. http://id.tixik.com/curitiba-426125.htm (diakses tanggal 20

November 2010)

Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB

Page 52: Bubble Baby Blue.docx

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan

Jalan

Undang-Undang no. 38 tahun 2004 pasal 5

Zaen. 2007. Shinkansen ‘Transportasi Darat

Tercepat.http://usooki.multiply.com/photos/album/2/Shinkansen_Transportasi_Darat_Tercepat?

&show_interstitial=1&u=%2Fphotos%2Falbum (diakses tanggal 16 November 2010)

Diposkan oleh Shanila Novitasari di 19.21