Buat_m.word Yang Berurut Pake No
-
Upload
efrata-sianturi -
Category
Documents
-
view
198 -
download
8
Transcript of Buat_m.word Yang Berurut Pake No
PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
PERALATAN PABRIK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMUNIUM
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Oleh :
ROYYAN SY NASUTION NIM : 08.0401001
ALDIANSYAH LEO NIM : 08.0401004
GIO SAPUTRA NIM : 08.0401021
FICKY HAMDANI NIM : 08.0401097
AGORLIF E. SIANTURI NIM : 08.0401101
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................... 7
1.3 Manfaat................................................................................. 8
1.3.1. Bagi Mahasiswa..................................................... 8
1.3.2. Bagi Perguruan Tinggi......................................... 8
1.3.3. Bagi Perusahaan.................................................... 9
1.4 Batasan Permasalaaah......................................................... 9
1.5 Sistematika Penulisan.......................................................... 9
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................. 10
2.2 Visi dan Misi PT INALUM................................................. 10
2.3 Riwayat Ringkas PT INALUM........................................... 10
2.4 Ruang Lingkup PT INALUM............................................. 12
2
2.5 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja........................... 14
2.5.1 Perbandingan Saham............................................ 14
2.5.2 Tenaga Kerja......................................................... 15
2.6 Fasilitas Lainnya.................................................................. 16
2.7 Manfaat PT INALUM......................................................... 17
2.8 Alih Teknologi...................................................................... 19
2.9.1 Kinerja Perusahaan.......................................................... 19
2.9.2 Sertifikasi dan Penghargaan............................................ 20
2.1.0 Proses Produksi................................................................. 22
2.1.1 Manajemen Sumber Daya manusia ( MSDM )............. 25
BAB III STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN.................... 29
3.1 Struktur Organisasi............................................................. 29
3.2 Bentuk Organisasi............................................................... 30
3.2.1 Nama, Tempat kedudukan dan tanggal berdirinya
Perseroan.................................................................................... 30
3.2.2 Jangka waktu dan berdirinya Perseroan.......... 30
3.2.3 Maksud dan tujuan serta kegiatan Usaha......... 32
3.2.4 Pemegang Saham.................................................. 32
3
BAB IV PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN
PABRIK................................................................................................... 32
4.1 Maintenance Management Secara Umum........................ 32
4.1.1 Pengertian Maintenance Management............... 32
4.1.2 Pengertian Maintenance...................................... 34
4.2 Organisasi, Tujuan dan Klasifikasi.................................... 36
4.3 Proses Management Pemeliharaan.................................... 42
4.4 Pengendalian Pemeliharan................................................. 45
4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan................................. 64
4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan.......... 64
4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja......................... 64
4.4.4 Pengawasan ( supervisi )...................................... 64
4.4.5 Pemeriksaan dan penyerahan............................. 64
4.4.6 Merekam dan membuat laporan......................... 65
4.5 Pengendalian Anggaran Pemeliharaan............................. 65
4.6 Pengendalian Spare-part.................................................... 70
BAB V TUGAS KHUSUS ................................................................... 76
5.1 Penjelasan umum Finishing Shop....................................... 76
5.2 Tugas Utama Finishing Shop............................................... 76
5.2.1 Organisasi dan pembagian tugas........................... 77
5.2.2 Prosedur kerja finishing shop............................... 80
4
5.2.3 Pengendalian mutu................................................ 82
5.3 Overhaul Peralatan di Finishing Shop............................... 83
5.3.1 Gear Speed Reducer ABC(Anode Baking Carbon)83
5.3.2 Personal Safety Rules............................................. 87
5.4 Canning Shop........................................................................ 88
5.4.1 Struktur Organisasi Canning & Machining Shop. 89
5.4.2 General Safety Rules worksop Canning............... 88
5.5 Penjelasan umum Machining Shop...................................... 90
5.5.1 General Safety Rules machining............................ 91
5.5.2 Jenis Mesin Perkakas Workshop Machining....... 92
5.5.3 perawatan Mesin Perkakas................................... 93
56. Vehicle Shop........................................................................... 94
5.6.1 Penjelasan Umum.................................................... 94
5.6.2 Metode perawatan kendaraan Vehicle.................. 96
BAB VI PENUTUP................................................................................. 99
6.1 Kesimpulan............................................................................ 99
6.2 Saran....................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 99
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era persaingan bebas menuntut setiap pelaku kehidupan untuk lebih
meningkatkan kemampuan diri sendiri dan kelompoknya agar mampu bersaing
dengan dengan yang lain. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan saling bekerjasama di dalam
tim merupakan kunci keberhasilan di dalam menghadapi persaingan bebas yang
mulai berjalan.
Untuk meningkatkan kualitas SDM ini, pemerintah berupaya menggalakkan
program pendidikan nasional yang satu diantaranya adalah program pendidikan di
perguruan tinggi negeri. Mahasiswa diharapkan menjadi sarjana-sarjana yang
mampu bersaing di era persaingan bebas ini. Dalam rangka mencapai tujuan di
atas mahasiswa melakukan beberapa proses pembelajaran yang dilakukan baik di
dalam maupun di dalam kampus.
Satu diantara penghambat proses pembelajaran mahasiswa adalah minimnya
pengalaman dan pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja yang nyata.
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan berjalan dengan baik
tanpa adanya hubungan antara ilmu yang diperoleh di dunia perkuliahan dengan
ilmu yang diperoleh di dunia lapangan.
Untuk mengatasi permasalahan diatas dapat dilakukan dengan cara membekali
mahasiswa dengan pengalaman kerja di lapangan sebelum mahasiswa terjun
6
langsung dalam dunia kerja. Dengan adanya pengalaman kerja praktek,
mahasiswa diharapkan segera dapat mengoreksi kekurangan yang ada pada
dirinya baik dari segi skill dan kemampuannya dalam bidang teknologi.
Dengan melakukan kerja praktek ini mahasiswa dapat mempelajari hal-hal
yang tidak diperoleh di kampus dan dengan melakukan kerja praktek ini
mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmunya yang telah diperoleh
selama di dunia perkuliahan untuk menyelesaiakan masalah yang berkaitan
dengan bidang ilmunya di era persaingan bebas ini.
1.2 Tujuan
1. Untuk dapat menerapakan dan mengaplikasikan ilmu Manajemen
Pemeliharaan pabrik yang telah diperoleh selama kuliah dalam dunia kerja
nyata.
2. Untuk mengetahui gambaran umum perusahaan PT. Inalum
3. Untuk mengetahui struktur organisasi perusahaan di PT. Inalum
4. Mempelajari dan memahami lebih jelas dari proses-proses pembuatan
Alumunium ingot khususnya di Casting Plant
5. Untuk mengetahui jadwal perawatan peralatan di Casting Plant
6. Untuk menerapkan dan melaksanakan jadwal maintenance yang telah
direncanakan
7
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat kerja praktek bagi mahasiswa diantaranya:
1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan dan sebaliknya
dapat menambah ilmu pengetahuan yang tidak diperoleh di perkuliahan
serta mengembangkan sikap dan keterampilan melalui penerapan kerja
praktek
2. Mengenal dan mengetahui kegiatan operasional yang dilakukan suatu
industri yang berwawasan lingkungan
3. Membina kemampuan mahasiswa secara optimal untuk menyampaikan
laporan dalam bentuk tulisan dan presentasi.
4. Melatih disiplin kerja dengan mematuhi peraturan yang berlaku di
perusahaan.
1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi
1. Menjalin kerjasama antara perusahaan dengan perguruan tinggi
2. Universitas Sumatera Utara, khususnya dengan Departemen
Teknik Mesin USU.
3. Mendapatkan masukan mengenai penerapan ilmu manajemen
dan produksi yang berhubungan dengan kurikulum pendidikan dan dapat
dijadikan sebagai landasan dalam perbaiakn kurikulum agar dapat sejalan
dengan keadaan di lapangan.
8
1.3.3 Bagi Perusahaan
1. Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pendidikan
2. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka
memajukan pembangunan di bidang pendidikan dan dalam peningkatan
efisiensi dalam aspek-aspek pengelolaan lingkungan.
3. Dapat melihat keadaan dari sudut pandang mahasiswa atau pendidikan.
4. Memudahkan perusahaan dalam mencari sumber daya manusia yang
profesional.
1.3.4 Batasan Permasalahan
Ruang lingkup yang akan kami bahas pada kerja praktek lapangan di PT
INALUM ( INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM ) ini adalah pemeliharaan
perlengkapan pada pabrik penuangan ( Casting Maintenance Plant ) dan
terjadinya kerusakan pada mesin-mesin.
1.3.5 Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek akan disusun dalam VI Bab yang terdiri dari Bab I
Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, ruang
lingkup, sistematika penulisan laporan. Bab II berisikan Gambaran Perusahaan
mengenai Visi dan Misi, Riwayat Ringkas PT Inalum, dan perbandingan Saham
dan Tenaga kerja serta segala hal yang berhubungan dengan tugas khusus. Bab III
berisikan tentang Stuktur Organisasi Perusahaan Bab IV Pemeliharaan dan
perawatan perawatandan Bab V berisikan tentang Tugas Khusus.
9
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.2 Visi dan Misi PT INALUM
2.1.1 Visi
PT INALUM menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan
dalam 10 tahun ke depan setelah tahun 2009 akan menjadi Perusahaan yang
terkenal dalam produktivitas dan daya saing di industri aluminium dunia.
2.1.2 Misi
Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan melalui
bisnis yang menguntungkan serta mampu bersaing di pasar global.
Mendukung pengembangan ekonomi regional dan nasional dan
selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
2.3 Riwayat Ringkas PT INALUM
Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari
Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik
mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah
Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.
10
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari
Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi kelaikan
Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa
PLTA laik untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai
utama dari listrik yang dihasilkannya.
Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-
perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang
untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam
Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik
Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek
Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah
Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light
Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co.,
Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries
Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.
Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan
di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah
Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium
Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium
(INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan
Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM adalah
11
perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan
Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon
Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan
90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75%
dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998
menjadi 41,12% dengan 58,88%.
Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah
Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi
terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah
yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek
Asahan.
2.4 Ruang Lingkup PT INALUM
Secara garis besar, lingkup PT INALUM meliputi:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Asahan di Paritohan,
Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.
PLTA PT INALUM yang terletak disepanjang sungai Asahan terdiri dari:
a. Bendungan pengatur (regulating dam), yang terletak di Siruar ± 14,5 km
dari Danau Toba. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur kestabilan air
keluar dari Danau Toba ke Sungai Asahan untuk mensuplai air ke
stasiun pembangkit listrik secara konstan.
b. Bendungan penadah air Sigura-gura yang terletak di Simorea dan
berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk pembangkit listrik
12
Sigura-gura. Air yang ditampung di bendungan ini dipergunakan di
stasiun pembangkit listrik Sigura-gura yang berada 200 m di dalam perut
bumi dengan 4 unit generator masing masing berkapasitas 71,5 MW dan
merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia.
c. Bendungan penadah air Tangga (tangga intake dam) yang terletak di
Tangga dan berfungsi untuk membendung air yang telah dipakai PLTA
Sigura-gura untuk dimanfaatkan kembali pada PLTA Tangga.
Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia.
PLTA di Siguragura dan Tangga berkapasitas total:
Kapasitas terpasang : 603 MW
Output Tetap : 426 MW
Output Puncak : 513 MW
Kemudian tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik Sigura-gura
dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km
dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala
Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung tegangannya diturunkan
menjadi 33 KV untuk didistribusikan ketiga gedung tungku reduksi dan
gedung penunjang lainnya. Masing-masing gedung tungku reduksi
mempunyai 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.
2. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Batu bara. Pabrik peleburan PT INALUM terdiri dari 3 (tiga)
pabrik utama yaitu:
Pabrik Karbon (carbon plant)
13
Pabrik Reduksi (reduction plant)
Pabrik Penuangan (casting plant)
INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di
Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan
investasi sebesar 411 milyar Yen.
2.5 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja
2.5.1 Perbandingan Saham
Pemegang saham perseroan adalah Pemerintah Republik Indonesia
(Menteri Keuangan Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd.
(NAA Co., Ltd). NAA di bentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang
(Sumitomo Chemical Company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light
Metal Company Ltd., C. Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co.,
Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries
Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., dan Mitsui & Co.,
Ltd.). Saham NAA terdiri dari 58,88 % milik kedua belas perusahaan penanam
modal tersebut di atas dan milik lembaga keuangan pemerintah Jepang (Overseas
Economic Cooperation Fund).
Komposisi pemilikan saham sejak berdirinya PT INALUM hingga saat ini
ditunjukkan oleh tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM
14
Keterangan Pemerintah RI NAA Co., Ltd.
Awal Pendirian 10,00 % 90,00 %
20 Juli 1979 25,00 % 75,00 %
29 Juni 1987 41,13 % 58,87 %
10 Februari 1998 41,12 % 58,88 %
2.5.2 Tenaga Kerja
PT INALUM hingga saat ini memiliki empat kantor di empat lokasi atau
daerah di Indonesia. Kantor tersebut terdiri dari kantor utama (Jakarta), kantor
penghubung/ perwakilan (Medan), Unit PLTA ( Paritohan ) dan Unit peleburan
aluminium/smelter ( Kuala Tanjung ). Berikut pembagian tenaga kerja untuk
masing-masing lokasi :
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja PT INALUM
Tabel berikut Ini adalah Jumlah Karaywan PT INALUM Per 31 Januari 2010
LOKASI KERRJA JUMLAH
Jakarta 31 Orang
Medan 8 Orang
15
Kuala Tanjung 1.718 Orang
Paritohan 192 Orang
Total 1.949 Orang
2.6 Fasilitas Lainnya
Demi kelancaran proses produksi peleburan aluminium di Kuala Tanjung,
PT INALUM membangun Fasilitas-fasilitas pendukung antara lain:
a. Silo kokas
b. Silo alumina
c. CTP yard
d. Tangki minyak IDO
e. Kantor
f. Pembersih gas
g. Pelabuhan
h. Dll.
Selain sarana itu, PT INALUM juga membangun fasilitas-fasilitas yang dapat
digunakan oleh karyawannya, antara lain :
a. Perumahan
b. Sarana olah raga
c. Tempat ibadah
d. Rumah sakit
16
e. Sekolah
f. Tempat belanja
g. Kantor pos
h. Kantor Telkom
i. Sarana rekreasi
j. dll
2.7 Manfaat PT INALUM
Perusahaan sangat menyadari dan memahami bahwa kelancaran
pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan
kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya. Fasilitas dan sarana yang
dibangun oleh PT INALUM tidak hanya dimanfaatkan oleh karyawan PT
INALUM saja, tetapi juga dapat dipergunakan oleh pihak lain, terutama
masyarakat di sekitar lingkup PT INALUM.
2.7.1 Manfaaat Masyarakat
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak akan tercapai tanpa
hubungan baik dengan masyarakat. Sejumlah dana telah dikeluarkan untuk
meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Khusus untuk
daerah-daerah sekitar Danau Toba, seperti: kabupaten Simalungun, Toba Samosir,
Tapanuli Utara, Dairi dan Karo; dan daerah-daerah di sekitar sungai Asahan,
seperti: kabupaten Asahan dan Tanjung Balai; daerah-daerah ini setiap tahunnya
17
menerima Annual Fee dari PT INALUM, dimana jumlah dan penyalurannya
diatur oleh Pemerintah RI melalui Menteri Keuangan.
2.7.2 Fasilitas-fasilitas Umum
Fasilitas-fasilitas Umum
Gedung-gedung sekolah, masjid, gereja dan rumah sakit yang
dibangun di kedua proyek ini dapat dimanfaatkan oleh umum dan
masyarakat sekitar
Jalan-jalan Lingkungan
Perusahan juga melakukan perbaikan terhadap jalan-jalan di dekat
daerah proyek, serta penggantian jembatan-jembatan yang sudah tua dan
rapuh agar dapat digunakan untuk kemudahan penduduk setempat.
2.8 Alih Teknologi
Pembangunan PT INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih
teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra putri Indonesia
sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini dilakukanlah alih
teknologi dari para kontraktor asing.
18
Pembangunan PT INALUM membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan
berpartisipasi dalam pembangunan ini banyak karyawan Indonesia memperoleh
kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik modern yang
diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staff Indonesia yang
bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub-kontraknya dikirim ke Jepang
untuk mengikuti pelatihan.
2.9 Kinerja perusahaan
2.9.1 Produksi dan Penjualan
Sejak awal beroperasi hingga saat ini, PT INALUM terus berusaha untuk
meningkatkan produksinya baik dengan memodifikasi proses maupun mengganti
peralatan produksi dengan teknologi terkini. Terbukti produksi dan penjualan
ingot terus meningkat tiap waktu.
2.9.2 Sertifikasi dan Penghargaan
Salah satu persyaratan dari key player adalah kemampuan untuk
melaksanakan proses kerja dan produksi sebagai sebuah pelayanan dengan metode
standar global yang disebut ISO, yaitu sebuah metode yang berkualitas yang pada
prinsipnya telah dilaksanakan oleh PT Inalum sejak berdirinya PT Inalum.
19
Komitmen perusahaan sejak masa konstruksi dalam kepeduliannya terhadap
lingkungan telah dilaksanakan di Inalum dimana PT Inalum telah memperoleh
Sertifikat ISO 14001 dan ISO 9001. Sedangkan untuk pengelolaan lingkungan, PT
Inalum telah memperoleh Peringkat Biru dalam Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan (PROPER). Sedangkan untuk SMK3 (Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja), PT Inalum memperoleh Bendera Emas.
Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT Inalum adalah:
1. Quality Management System (QMS)
PT Inalum telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
dari SGS International dan memperoleh 2 (dua) sertifikat, masing-masing:
No.AU98/1054, sejak Pebruari 1998 untuk PLTA.
No.:ID03/0239, sejak April 1998 untuk Pabrik Peleburan.
2. Environmental Management System (EMS)
Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT Inalum telah
mendapatkan Sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan No.:
GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS International.
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
20
PT Inalum telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan mendapatkan
predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2005
& 2008 (Sertifikat No.: 00351/SE/2004 & No.:00351/SE/2007 untuk PLTA dan
Sertifikat No. 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk Pabrik Peleburan)
dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
4. PROPER
PT Inalum juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun
2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.
5. International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code
Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di
Pelabuhan, PT Inalum telah mendapatkan sertifikat ISPS Code No.: 02/0161-DV
tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.
6. Sahwali Awards
Perusahaan juga menerima Sahwali Awards tentang Environmentally
Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992 dari Indonesian
Environmental Management and Information Center ( IEMIC ).
2.10 Proses Produksi
21
Bahan-bahan untuk keperluan produksi aluminium pertama sekali
didatangkan melalui pelabuhan. Bahan bahan tersebut adalah alumina, pitch, dan
kokas (Coke). Alumina akan dimasukkan ke dalam silo alumina (alumina silo),
Kokas ke dalam silo kokas (coke silo) dan pitch ke dalam pitch storage house.
Alumina yang berada di dalam silo alumina kemudian dibawa ke dry
scrubber system untuk direkasikan dengan Gas HF yang berasal dari pot. Hasil
dari reaksi ini adalah reacted alumina yang akan dimasukkan ke dalam hopper pot
dengan menggunakan anode changing crane (ACC). Dari Hoper pot reacted
alumina akan dimasukkan ke dalam tungku reduksi.
Kokas yang ada didalam silo kokas akan dicampur dengan butt dan
kemudian mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan pitch yang
berfungsi sebagai perekat (binder). Campuran ketiga bahan ini akan dicetak
menggunakan shaking machine dan selanjutnya mengalami pemanggangan pada
baking furnance. Hasilnya adalah blok-blok anoda. Blok-blok anoda tersebut akan
dipanggang pada suhhu tertentu untuk menguapkan material volatille pada anoda.
Semua prose s ini berlangsung di Anode Green Plant dan Anode Baking Plant.
Blok-blok anoda kemudian akan dipasangi tangkai (annode assembly) di Annode
Rodding Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Reduction Plant
untuk keperluan proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Setelah kurang
lebih 28 hari anoda diganti dan sisa anoda (butt) dibersihkan. Butt ini kemudian
akan dihancurkan dan dimasukkan ke butt silo. Kemudian dipakai kembali
sebagai bahan pembuatan anoda bersama kokas dan pitch.
22
Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Pada proses
ini akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk
bereaksi dengan alumina dan sebagian dibuang melalui cerobong gas cleaning
system. Setelah proses elektrolisis akan dihasilkan molten bath yang dihasilkan
pada bagian bawah pot kemudian dibawa ke casting shop menggunakan Metal
Transport Car (MTC). Di casting shop aluminium cair dimasukkan ke holding
furnance, setelah itu aluminium cair di tuang ke casting machine untuk dicetak
menjadi aluminium batangan (aluminium ingot) dengan berat masing masing
Ingot lebih kurang 22,7 kg. Desain produksi PT INALUM adalah 225.000 ton
aluminium per tahun. Namun, karena adanya perbaikan teknologi dan semakin
tingginya tingkat effisiensi penggunaan arus, maka kapasitas produksi PT
INALUM lebih tinggi dari desain produksinya.
23
Reduction Cell 510 units DC Electric Pow er
Dry Scrubber Aluminium Fluoride
Recovered Cryolite
Molten Aluminium
Unloader Alumina
Pitch Main Fan Coke
Alumina Silo REDUCTION PLANT
ElectrostaticPrecipitator
Fan
Coke Silo Pitch Storage House Anode Assembly
Shaking Machine
ANODE GREEN PLANT Baking FurnaceANODE BAKING PLANT
ANODE RODDING PLANT
20,000 T/Ux 3 U
A-Berth
1,400 T/Ux 20 U
Clean Gas
Clean Gas
CASTING SHOP
GAS CLEANING SYSTEM
PRODUCTION PROCESS FLOW OF INALUM SMELTER
PRE HEATER
Ko-Kneader
Heavy Oil
Pitch
Exhaust Gas
Exhaust Gas
Holding Furnace
Casting Machine
Aluminium Ingot
22.7 Kg/Pc
Baked Block
Butt Silo
Crusher
Rod Butt Press
Return Crust
Butt Cleaner
GAS CLEANING SYSTEM
Cast Iron
Gambar : 2.1 Proses Produksi PT INALUM
24
2.1.1 Manajeman Sumber Daya Manusia ( MSDM )
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu
atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)
yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara
maksimal sehingga tercapai tujuan ( goal ) bersama perusahaan, karyawan dan
masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap
karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya
bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi,
sosiologi, dll.
Unsur MSDM adalah manusia.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan
hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia
melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara
langsung sumber daya manusianya.
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan
kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi
tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya
25
perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan
memelihara karyawan dalam jumlah ( kuantitas ) dan tipe ( kualitas )
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja
lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi
sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut
HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner manajemen sumber
daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk
memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia
( MSDM ) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi.
Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk
dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung
jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu
para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya
manusia.
26
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika
manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat
kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan
dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak
negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber
dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal
tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi.
Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus
dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak
dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan
dapat meninggalkan organisasi.
27
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN
3.1 Pendahuluan
Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya.
Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang lain karena pengaruh pengetahuan dan
pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang akan sama dengan satu
hal yaitu ingin mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara
lainkebutuhan akan sandang pangan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk
bergaul, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan diakui keberhasilannya.
Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia harus bekerja sama dengan orang lain
untuk mencapai tujuannya atau berorganisasi.
3.2 Bentuk Organisasi
Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas.
3.2.1 Nama, Tempat kedudukan dan tanggal berdirinya Perseroan.
Perseroan Terbatas ini bernama PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM
atau disingkat PT Inalum, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta serta
didirikan pada tanggal 06 Januari 1976.
28
3.2.2 Jangka waktu dan berdirinya Perseroan
Perseroan ini memperoleh Status Badan hukum sejak tanggal 10 Januari
1976 dan didirikan untuk jangka waktu 75 tahun sejak tanggal tersebut.
3.2.3 Maksud dan tujuan serta kegiatan Usaha
1. Maksud dan tujuan perseroan ini adalah berusaha
dalam bidang Industri aluminium dan tenaga listrik.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas
Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha:
a. Membangun dan mengusahakan pabrik peleburan
Aluminium di Kuala Tanjung untuk menghasilkan, membuat dan
mengelola Aluminium, produk karbon dan produk lain yang
sehubungan dengan itu dan untuk memasarkan segala produk
dimaksud di dalam negeri serta mengekspornya.
Membangun dan mengusahakan pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Air di
Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkannya ke pabrik
peleburan Aluminium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh Perseroan.
3.2.4 Pemegang Saham
Pemegang Saham Perseroan adalah pemerintah Republik Indonesia
(Menteri Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Alumunium Ltd Corporation
(NAA). NAA dibentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang adalah
29
Sumitomo Chemical Company, Ltd ; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd ; Nippon Light
Metal Company, Ltd ; C. Itoh & Co Ltd, Nishho-Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd,
Showa Denko K. K, Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd,
Mitsubishi Corporation, Mitsui Alumunium Company, Ltd ; Mitsui & Co Ltd.
Saham NAA terdiri dari 50 % milik ke 12 perusahaan penanam modal tersebut
diatas dan 50% milik lembaga keuangan Pemerintah Jepang (Overseas Economic
Coorperation Fund).
30
BAB IV
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN PABRIK
4.1 Maintenance Management Secara Umum
Maintenance Management ialah suatu bagian dari pekerjaan maintenance,
dan merupakan faktor atau elemen yang sangat penting di dalam pengaturan
keseluruhan kerja yang melibatkan pemanfaatan sumber daya yang ada misalnya
tenaga kerja, mesin, material atau spare part, uang dan metoda pemeliharaan (5M
– Man, Machine, Material, Money, Methodes).
Dalam pelaksanaanya Maintenance Management ini meliputi hal-hal
sebagai berikut :
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengendalian
Penyempurnaan
31
Gambar: 2.2 diagram alir Maintenance
32
4.1.1 Pengertian Maintenance Management
Dalam pengertian sempit bahwa maintenance management merupakan
pengendalian proses pemeliharaan dan disebut sebagai maintenance control.
Pengendalian proses pemeliharaan ( maintenance control ) terdiri dari :
Pengendalian sumber daya yang ada yaitu tenaga kerja, mesin,
material atau spare-parts dan uang.
Pengendalian pekerjaan maintenance, misalnya pemeriksaan
peralatan, penyesuaian, perbaikan dan overhaul baik yang sudah
dijadwalkan maupun berdasarkan kondisi peralatan dan pekerjaan
penyempurnaan.
Pengendalian inventori misalnya pengawasan stock, penyimpanan
dan pembelian spare-parts.
Pengendalian anggaran biaya.
Dalam pengertian yang luas bahwa maintenance management mempunyai
fungsi yang lebih luas yang disebabkan oleh kompleksnya pekerjaan
pemeliharaan.
Maintenance management adalah mencakup maintenance engineering
yang di dalamnya termasuk pekerjaan teknis untuk menyempurnakan proses
pemeliharaan. Maintenance engineering terdiri dari :
a. Maintenance administrative engineering
Management data and process ( EDP )
Maintenance planning and control
33
Material management
Investment control and work management
Technical and design
b. Maintenance cost estimation
Perhitungan dan analisa biaya anggaran dan alokasi anggaran
Analisa dan penilaian secara ekonomis, kebijakan untuk
pemakaian produk lokal, serba-sumber, pembaharuan
peralatan dan lain-lain.
c. Maintenance engineering analysis
Analisa kerusakan peralatan
Korosi dan teknik pelumasan
Teknik pemeriksaan dan perbaikan
Prosedur pengendalian terhadap keselamatan kerja
4.1.2 Pengertian Maintenance
Maintenance menurut Japan Industrial Standart ( JIS )
Semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga atau
memelihara suatu peralatan pada kondisi bisa dipakai atau siap
operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan.
Breakdown Maintenance
Pemeliharaan yang diperlukan terhadap peralatan setelah peralatan
tersebut mengalami kerusakan.
Preventive Maintenance
34
Pemeliharaan terhadap peralatan yang dilakukan untuk mencegah
atau mengurangi laju penurunan mutu peralatan sebelum peralatan
tersebut mengalami kerusaka. Terbagi menjadi :
1) Periodical Maintenance
Pemeliharaan secara berkala ( time based )
2) Predictive Maintenance
pemeriksaan peramalan dengan pengukuran ( condition based )
Corrective Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan untuk memulihkan kondisi peralatan
sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
Maintenance Prevention
Tindakan penyempurnaan pada tiap bagian peralatan sehingga
peralatan tersebut tidak perlu dirawat lagi.
Productive Maintenance
Gabungan atau kombinasi semua jenis kegiatan pemeliharaan
(Preventive, corrective dan breakdown maintenance) untuk menjaga
peralatan dalam kondisi siap dioperasikan dan menjamin kelancaran
peroduksi, efisien dan biaya pemeliharaan yang ekonomis dengan
biaya total yang seminimal mungkin.
Total Productive Maintenance (TPM )
Kegiatan dari semua anggota berpartisipasi untuk menjaga
keberadaan peralatan secara efisien untuk menjamin produksi, mutu
biaya waktu penyerahan, keselamatan dan pencemaran lingkungan.
35
4.2 Organisasi, Tujuan dan Klasifikasi
1. Organisasi Pemeliharaan
Organisasi Maintenance Departemen ialah bentuk organisasi secara
terpusat yang terbagi dalam 4 Seksi, antara lain :
36
2. Tujuan Pemeliharaan
a. Tujuan dalam pengertian sempit
Suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralatan dalam kondisi bisa
dioperasikan untuk kestabilan produksi dan bebas dari penurunan mutu baik
peralatan maupun produk yang dihasilkan.
b. Tujuan dalam pengertian luas :
Semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran produksi
dan meningkatkan produktivitas
Menyempurnakan peralatan produksi
Menyempurnakan mutu produk
Penyerahan tepat waktu
Mengurangi waktu untuk kegiatan ( down time )
Meningkatkan efisiensi dan biaya pemeliharaan yang ekonomis
Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja
c. Tujuan ditinjau dari segi teknis
Memelihara keberadaan peralatan untuk siap pakai dalam
kurun waktu tertentu ( availability )
Menjaga kehandalan peralatan untuk melakukan fungsinya
dalam kondisi dan waktu tertentu ( reliability )
37
Menyempurnakan bagian peralatan untuk mudah dipelihara
dalam kondisi yang spesifik dan jangka waktu tertentu
( maintainability )
3. Klasifikasi Peralatan
Klasifikasi peralatan ditinjau dari 3 (tiga) aspek :
a. keselamatan
Aspek ini meliputi; kecelakaan fatal bencana, polusi
lingkungan dan peraturan keselamatan.
b. Aspek Produksi
Meliputi; Work ratio, stand by unit, pengaruh pada mutu
produk dan pengaruh pada fasilitas lain.
c. Aspek Maintenance
Meliputi frekuensi kerusakan darurat, waktu perbaikan, biaya
perbaikan dan laju korosi/erosi per tahunnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah:
Aspek Item Judgement Factor Mark
Aspek Keselamatan 1) Kecelakaan fatal, bencana 1) Peralatan &material
yang berbahaya,
meledak mudah
terbakar,bencana
(*)
2) Peralatan &material
yang cukup
berbahaya, meledak
5
38
bisa terbakar
2) Polusi lingkungan 1) Material sangat
berbahaya thd polusi
air/udara
(*)
2) Material cukup
berbahaya thd polusi
air/udara
5
3) Berpengaruh thd.
Bencana, lingkungan
umum
3
3) Peraturan keselamatan 1) Diberlakukan
peraturan
keselamatan
5
2) Berlaku serupa
seperti peraturan
keselamatan
3
Aspek Item Judgement Factor Mark
39
Aspek Produksi 1) Working ratio 1) WR>=80%, tanpa
standby unit 5
2) WR>=80%, dengan
standby unit 3
3) 80%>WR>=50% 2
2) Stand-by unit 1) Tanpa stand by unit. 5
2) Ada stand by unit tetapi
perlu jumlah MH untuk
penggantinya.
3
3) Ada stand by unit,
penting untuk produksi
2
3) Berpengaruh terhadap jumlah
dan mutu produk.
1) Kerusakan peralatan
punya pengaruh besar 5
2) Kerusakan peralatan
punya pengaruh kecil 3
4) Berpengaruh terhadap
fasilitas lain.
1) Kerusakan peralatan
punya pengaruh besar 5
2) Kerusakan peralatan
punya pengaruh kecil 3
Aspek Maintenance 1) Frequency Kerusakan Darurat
(FKD)
1) FKD>= 4 kali /tahun 5
2) 4 > FKD >= 2 kali/tahun 3
3) FKD < 2 kali/tahun 1
2) Biaya Perbaikan (BP) 1) BP>= $ 3,600/perbaikan 4
2) $ 3,600>BP>= $ 1,800 2
3) Waktu untuk perbaikan (WP) 1) WP >= 24 jam 4
2) 24 > WP >= 4 jam 2
4) Laju korosi / erosi pertahun 1) Korosi >= 0.5 mm/tahun 4
40
2) 0.5 > korosi >= 0.2 mm 2
3) Berbahaya thd. Korosi
dan erosi
1
Untuk setiap peralatan dinilai berdasarkan 3 (tiga) aspek di atas.
Peralatan yang mempunyai total nilai :
Lebih besar dari 30, kelas A [dan setiap peralatan dengan mark
(*)]
Dari 20 sampai 29, kelas B
Lebih kecil dari 20, kelas C
4. Derajat Pemeliharaan
Derajat Kelas
Pemeliharaan
A B C
1.Pemeliharaan
(1). Harian T F F
41
(2). Patroli T F
(3). Berkala T F --
(4). Ketelitian T --
2.Penyesuaian
(1). Pemberian
Pelumas
T T F
(2). Harian F F F
3.Perbaikan
(1). Pencegahan T T --
(2). Darurat T T --
(3). Break down - -- F
4.Pengendalian
Kegagalan
42
(1). Laporan
Kerusakan
F F F
(2). Analisa
Penyebab
F F F
(3). Waktu diantara
kegagalan (MBTF)
F --
Catatan : T = Sesuai dengan standard tertentu (spesifik)
F = sesuai dengan standard umum
= Dilakukan kalau perlu
■ = Tidak diperlukan
5. klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan
Klasifikasi Mencegah
penurunan
Mengukur
penurunan
Memperbaiki
penurunan mutu
Departemen
terkait
43
mutu mutu
1). Mencegah berbagai kerusakan
(1). Operasi
normal
Pemakaian
yang benar
Produksi
(2).
Pemeliharaan
Pembersihan
pelumasan
penyesuaian
Pemeriksaan
harian
Pemeliharaan
kecil
Produksi
(3).
Pemeliharaan
berkala
Pemeriksaan
berkala
Perbaikan
berkala
pemeliharaan
(4).
Pemeliharaan
berkala
Analisa
kecendrungan
terjadi kerusakan
Pemeliharaan
Berdasarkan
Kondisi
Pemeliharaan
2). Memperbaiki berbagai kerusakan
(1).
Pemeliharaan
setelah terjadi
kerusakan
Pemeliharaan di
luar rencana
Pemeliharaan
produksi
3). Memperpanjang Umur
44
(1).
Pemeliharaan
perbaikan
kehandalan
Memperbaiki
kekuatan
Mengurangi
beban
Pemeliharaan
Produksi
4). Mengurangi waktu pemeliharaan
(1).
Pemeliharaan
perbaikan
mampu rawat
Memonitor
kondisi
menyempurnakan
pemeriksaan
Penyempurnaan
pemeliharaan
Pemeliharaan
5). Membuat pemeliharaan tidak diperlukan lagi
(1).
Pencegahan
pemeliharaan
Modifikasi
alat, ganti
material dll.
Pemeliharaan
4.3 Proses Management Pemeliharaan
1.Perencanaan Pemeliharaan
Sasaran :
(1) Menngurangi pekerjaan ulang dalam tahun ketahun kedepan
sebanyak 10% dari tahun lalu sambil mempertahankan keadaan nihil
keluhan pelanggan.
(2) Keadaan peralata siap dioprasikan (availability) sebesar 85%
45
(3) Rasionalisasi pemakaian suku cadang yang banyak dikomsumsi.
(4) Mengurangi biaya pemeliharaan dengan sistem pembelian serba
sumber ( multisource ).
Sandaran:
(1) Rencana Management Tahunan (AMP)
(2) Kebijaksanaan Perusahaan dalam hal kesadaran akan biaya
(3) Kebijaksanaan Perusahaan dalam memberdayakan SDM
Sarana:
(1) Manusia
(2) Material
(3) Mesin
(4) Modal
(5) Metoda
Sistem atau Strategi
(1) 5W +1H (What,Where,Who, Why and How)
(2) SMART ( Spesific, Measurable, Attaninable, Reasonable, Time
oriented )
Saat:
(1) Rencana pemeliharaan jangka panjang ( 10 tahun )
(2) Rencana pemeliharaan satu sampai tiga tahun.
46
(3) Rencana pemeliharaan bulanan
a. Dasar Rencana Pemeliharaan
Dasar rencana kerja pemeliharaan ialah rencana pokok (master
plan) yang terdiri dari dasar strategis pemeliharaan jangka
panjang seperti di bawah ini :
(1) Kebijaksanaan dasar ( basic policy )
(2) Institusi dan organisasi
(3) Pengaturan tenaga kerja
(4) Pengaturan peralatan
Semua item diatas dibentuk dan diatur untuk tujuan kegiatan
pemeliharaan.
b. Rencana Kerja Pemeliharaan jangka panjang
Rencana jangka panjang dibuat untuk jangka waktu 10 tahun,
yang terdiri dari :
(1) Rencana kerja pemeliharaan (preventive maintenance) yang
dibuat berdasarkan pada waktu atau interval tertentu ( time
based ).
(2) Rencana kerja untuk penyempurnaan (improvement).
(3) Rencana pembelian material dalam skala besar
( refractory material , dan lain-lain ).
(4) Rencana pembaharuan peralatan ( renewal plan ).
47
c. Rencana kerja Pemeliharaan satu sampai tiga tahun
Rencana kerja pemeliharaan dibuat untuk perhitungan biaya
anggaran untuk satu tahun fiskal.
(1) Rencana kerja pemeliharaan pencegahan yang diambil dari
rencana kerja jangka panjang (time based)
(2) Rencana kerja yang dibuat berdasarkan hasil inspeksi atau
kondisi peralatan tersebut (condition based).
(3) Rencana pembaharuan peralatan (renewal plan) dan
rekondisi peralatan.
(4) Rencana kerja yang dikontrakkan.
(5) Rencana pembelian material, tools, minyak pelumas dan lain-
lain.
d. Rencana Kerja Pemeliharaan bulanan.
Rencana kerja bulanan terdiri dari :
(1) Rencana kerja pemeliharaan pencegahan yang diambil dari
rencana kera tahunan ( yearly maintenance plan ).
(2) Rencana kerja pemeliharaan berdasar kondisi peralaan
(condition based)
(3) Pekeraan yang tertunda bulan lalu
(4) Rencana perbaikan peralatan dari hasil koorinasi antara seksi
operasi dan pemeliharaan.
48
49
e. Perencanaan Pemeliharan dengan komputer
2. Membuat dan revisi Maintenance Work Master
Maintenance Work Master adalah daftar kerja pemeliharaan peralatan
yang dibutuhkan untuk perencanaan atau pelaksanaan pemelihraan untuk
kelancaran operasi, yang meliputi perebaikan peralatan (overhaul) pemeriksaan
peralatan,memberikan pelumasan dan lain- lain.
Aliran Peroses Maintenance Plan
Input data Proses data Output data
Tag-Code last Maint. Date long run
50
Maintenance Work Master
Update Data Maintenance Plan
Tag-Code
Tag-Name
Tag-Sign
Work-Item-No
Work-Name
Maintenance Interval
Last Maint. Date
Last maint. Date
Maintenance
interval
Work-Item-No
Work-Name
Long run Maint. 10 thn
Short term Maint. 3 thn
Annual Maint. Plan
3.Membuatdan revisi Spare- part Master
Spare-Part Master ialah daftar dari spre –parts yang dibutuhkan untuk
setiap pelaksanaan kerja dalam Maintenance Work Master .
4.Rencana Pemakaian ( Consumption Plan )
Rencana Pemakaian Barang Sistem Paket
( pekerjaan overhaul ) :
Penggabungan antara Maintenance Work Master dengan Spare-Part
Master untuk kode alat dan kode pekerjaan yang sama, maka akan didapat jumlah
total spare-part yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rencana kerja
pemeliharaan.
Perencanaan sistem paket sepenuhnya diproses oleh komputer.
( Aliran Proses Rencana Pemakaian ( sistem paket )
Input Data Proses Data Output data
51
Maint. Work Master
Tag-code, Item-No
Exec-Date-Interval
Total
Work Qty. = A
A x B = CPCP (PAKET)
Spare-Part Master
tag-Code, Item-No,
Art-Cod, Part-Name,
Spec., Qty/work
Spare-Part
Per Work = B
Rencana Pemakaian Sistem Single :
Perencanaan pemakaian sistem single dilaksanakan dengan cara manual
oleh pemakai. Perencanaan pemakaian spare-parts ini untuk kebutuhan yang
bersifat tergantung pada kondisi atau setiap saat diperlukan ( Condition based ).
Aliran Proses Rencana Pemakaian ( sistem single ) :
User Proses data Output data
52
Maintenance
Plan
Consumption
Actual
EDP
Proses
Rencana Pemakaian
( CP single )
Rencana Pemakaian Total :
Notes : CP = Consumption Plan
Rencana Pembelian (Purchase Plan)
Aliran Proses Rencana Pembelian
Notes : RQ = req. Qty;
MS = minimum Stock
PS = Present Stock;
OO = On Order
(4) Rencana Anggaran ( Budget Plan )
53
No
Yes
CP
(Paket)
CP
(Single)
CP Total
(Paket + Single)
Rencana Pemakaian
( CP Total )
Rencana Pemakaian
(CP Total)
Kondisi Stock
Update P.S & O.O
Request Quantity
(RQ=CP+MS-PS-OO)
Rencana
Pembelian
RevisiTo SBP
Check
Budget
Rencana
Pengadaan
Rencana Pengadaan (Procurement Plan)
Klasifikasi Pengadaan : Barang Import dan Lokal
Notes :
AA = Asahan Authority
4.Perencanaan Pemeliharaan
54
No
Yes
NoYesNo
Yes
No
Yes
Usulan Anggaran
(1) Rencana Pembelian :
S/P, Material, Consume.
(2) Rencana Pembaharuan
(Renewal), Rekondisi
(3) Rencana Pekerjaan
dikontrakkan
Pemeriksaan
(Revisi) Has
il
Persetujuan
Anggaran
Rencana Pengadaan
(Anggaran Disetujui) Impo
rt
Laporan
Ke AAAppr
v.
Pengadaan
(Lokal)
Pengadaan
(Import)
Preventive
Maintenance
Condition Base
Maintenance
Proposal/Report
Prod.Section
.Breakdown
Maintenance
.Accident
Maintenance
Annual Plan
Maintenance
Monthly Plan
Check :
.Spare parts
.Material
.Tools
.Man Power
.work Priority
Clarify/Request
Work Execution Work Information sheet
Ok
Pelaksanaan pemeliharaan berdasarkan rencana tahunan ditambah dengan
ditambah dengan masukan dari seksi Produksi, hasil pemeriksaan dan perawatan
berdasarkan kondisi ( Condition Based Maintenance ) lainnya.
a. Mempersiapkan Standard
Standard dibawah ini harus dipersiapkan berdasarkan pada
kepentingan, sifat peralatan dan pengembangan kerja pemeliharaan.
(1) Maintenance Standard harus dipersiapkan berdasarkan pada
kepentingan dari peralatan tersebut yang diambil dari
maintenance manual dari Maker.
(2) Rincian dari item pemeliharaan seperti penjadwalan dan metoda
pemeliharaan harus ditetapkan sesuai dengan standard teknik
yang berlaku.
(3) Standard khusus untuk peralatan tertentu harus dipersiapkan
berdasarkan pada kepentingan atau klasifikasi peralatan dan tidak
bertentangan dengan standard umum.
(4) Untuk pekerjaan berbahaya, standard keselamatan kerja harus
dipersiapkan.
b. Pembagian Kerja Pemeliharaan
Pembagian kerja antara seksi Pemeliharaan dan seksi Operasi
harus dirundingkan dan disetujui oleh kedua pihak dan sesuai dengan
standard kerja.
(1) Pekerjaan pemeliharaan harian dilakukan oleh seksi Operasi.
55
(2) Total kontrol keteknikan dari peralatan mekanik oleh seksi
pemeliharaan.
(3) Pekerjaan yang memerlukan keahlian teknik mekanik oleh seksi
pemeliharaan.
(4) Pekerjaan yang memerlukan keahlian teknik yang khusus,
peralatan kerja yang khusus, dalam waktu yang tidak untuk
seterusnya, dan memerlukan tenaga kerja yang banyak, dilakukan
oleh pihak ketiga atau Kontraktor.
c. Pemeriksaan Peralatan
(1) Tujuan pemeriksaan peralatan
Tujuan pemeriksaan peralatan ialah memeriksa kondisi
ketidaknormalan peralatan pada saat itu atau penurunan mutu
peralatan dan melakukan penyesuaian atau perbaikan yang
diperlukan untuk menjamin peralatan tersebut dapat berfungsi
dengan normal.
(2) Klasifikasi pemeriksaan
Pemeriksaan peralatan diklasifikasikan dalam 4 macam yang
tergantung pada tujuan, metoda, sifat peralatan, interval dan lain-
lain.
Pemeriksaan sebelum operasi
Pemeriksaan dilakukan pada peralatan dengan cara
penglihatan sebelum operasi dimulai sesuai dengan
56
standard operasi, dan dilakukan setiap akan mulai kerja
atau pergantian shift oleh seksi operasi.
Pemeriksaan Harian
Pemeriksaan secara penglihatan (visual) pada penglihatan
dari ketidaknormalan dan kondisi operasi sesuai dengan
standard operasi, dan dilakukan setiap hari atau pergantian
shift oleh seksi operasi.
Pemeriksaan patrol
Pemeriksaan ketidaknormalan peralatan sesuai dengan
standard pemeriksaan, tampak luar, kondisi operasi dan
kondisi bagian dalam dengan perlatan yang sederhana saat
operasi.
Seksi pemeliharaan harus menentukan metoda pemeriksaan
dan urutan pelaksanaan patrol dan melakukannya sesuai
standard.
Pemeriksaan berkala
Untuk pemeriksaan penurunan mutu peralatan sesuai
dengan standard dengan membongkar peralatan.
Pemeriksaan tampak luar dan kondisi bagian dalam dengan
memakai alat kerja atau alat ukur.
Seksi pemeliharaan harus melakukan pemeriksaan secara
berkala, bahkan bila diperlukan pemeriksaan juga
57
dilakukan pada setiap saat ada ketidaknormalan dari
peralatan.
(3) Pembuatan Standar Pemeriksaan
Standard pemeriksaan dibuat untuk setiap peralatan berdasarkan
pada kepentingan, sifat tau klasifikasi peralatan tersebut.
Peralatan kelas-A : Dengan standard khusus untuk setiap
peralatan
Peralatan kelas-B : Dengan standard umum untuk setiap
peralatan
Peralatan kelas-C : Standard hanya untuk perlatan yang
memerlukan pemeriksaan saja
d. Penyesuaian (adjustment)
(1) Tujuan dari penyesuaian
Untuk memelihara dan menyesuaikan fungsi peralatan,
membetulkan fungsi dengan tidak memperbaikinya dan
menghindari penurunan mutu peralatan.
(2) Klasifikasi penyesuaian
Pemberian minyak pelumas.
Pembersihan, penyesuaian fungsi dan penggantian sebagian
kecil peralatan yang rusak.
Menghilangkan kotoran, karat dan melakukan pengecatan.
(3) Pembuatan standar penyesuaian
Standar pelumasan
58
Bagian peralatan yang bergerak dan bergesakan akan terjadi
kontak antara permukaan, maka perlu dilumasi sesuai
dengan standar pelumasan.
Standar pelumasan dibuat dan sehubungan dengan standar
teknik berdasarkan pada buku panduan dari pelumasan dan
pemeliharaan dari pabrik pembuatnya.
Pembersihan, penyesuaian operasi, dan lain-lain.
Pekerjaan yang dilaksanakan harian dan terdaftar di dalam
manual operasi dan pekerjaan penyesuaian yang
dilaksanakan secara berkala yang dibuat sesuai dengan
standar teknik.
e. Perbaikan (repair).
(1) Tujuan dari perbaikan .
Untuk memulihkan penurunan mutu dari peralatan dengan
perlakuan mekanik tertentu.
(2) Klasifikasi perbaikan
Perbaikan pencegahan (preventive repair)
Perbaikan dilakukan sebelum kerusakan atau penurunan
mutu peralatan atau kecelakaan terjadi, penanggulangan
seperti perbaikan, penggantian bagian yang rusak, overhaul
dan penyesuaian harus dilakukan.
- Perbaikan pencegahan karena pemeriksaan
59
Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil dari
pemeriksaan.
- Perbaikan pencegahan secara berkala
Perbaikan yang dilakukan berdasarkan waktu (time
based)
- Perbaikan pencegahan dengan ramalan (prediction)
Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan
pada saat operasi.
Perbaikan darurat (emergency repair)
Perbaikan darurat ialah memperbaiki peralatan yang rusak
di luar rencana/kecelakaan dan lain-lain, spare-part harus
selalu tersedia.
Perbaikan setelah rusak (breakdown repair)
Memperbaiki peralatan setelah peralatan tersebut
mengalami kesusakan.
(3) Standar perbaikan
Standar perbaikan dibuat dan sesuai dengan standar teknik.
Standar perbaikan yang termasuk di dalam standar
pemeriksaan kecuali untuk peralatan khusus.
Untuk pekerjaan yang berbahaya, pedoman kerja perbaikan
harus dibuat.
60
(4) Pembagian kerja perbaiakan.
Kerja perbaikan dilaksanakan oleh departemen
pemeliharaan.
Pekerjaan yang dilakukan oleh departemen pemeliharaan.
- Memberhentikan dan menghidupkan peralatan
- Membersihkan daerah sekitar dari bahan mentah (raw
material)
- Memastikan kondisi aman untuk operasi
- Membantu pekerjaan perbaikan
- Hadir saat penyerahan peralatan
f. Kerusakan darurat (emergency failure)
(1) Definisi dari kerusakan darurat
Kerusakan darurat maksudnya ialah terjadi kecelakaan yang tidak
termasuk di dalam jadwal perbaikan bulanan, misalnya:
Kecelakaan yang menyebabkan menurunnya keluaran
produksi/output.
Kecelakaan terjadi dan memerlukan perbaikan oleh tenaga
ahli.
Kecelakaan yang memerlukan kerja perbaikan lebih dari
satu manday (peralatan klas A atau B)
(2) Perbaikan untuk kerusakan darurat
61
Penanggulangan darurat harus diambil untuk mengurangi
pengaruh terhadap produksi dan keselamatan.
Setelah penanggulangan darurat diambil, penyebab
kerusakan dan tindakan pencegahan yang paling mungkin
harus diselidiki. Penanggulangan pencegahan harus
diterapkan untuk mencegah terjadi kerusakan yang sama di
masa yang akan dating.
Anggaran untuk perbaikan darurat sudah diperhitungkan
dan termasuk ke dalam biaya pemeliharaan.
(3) Laporan
Manager seksi yang bersangkutan melaporkan kepada SM
mengenai kondisi, penyebab dan penanggulangan darurat
yang telah diambil terhadap kerusakan peralatan
secepatnya.
Bila perlu, orang pemeliharaan memberitahu seksinya
mengenai kondisi kerusakan peralatan dan minta bantuan
untuk penyelidikan penyebab dan mencari
penanggulangannya.
Ketika penanggulangan pencegahan terhadap kerusakan
diambil, persiapan laporan kejadian tersebut.
62
Orang pemeliharaan menjumlahkan frekwensi dari
kerusakan darurat setiap bulan dan melaporkannya di dalam
laporan bulanan.
4.4 Pengendalian Pemeliharan
4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan.
Sebelum kerja dimulai, orang yang bertugas harus mengadakan pertemuan
dengan seksi terkait dan menyediakan jadwal kerja rinci yang terdiri dari : isi
pekerjaan, metoda keselamatan kerja, jadwal kerja, dan lain-lain.
4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan
Selama kerja pemeliharaan dilakukan, jadwal kerja dikendalikan dengan
mencatat kemajuan kerja pada lembaran kerja yang telah disediakan.
4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja
Orang pemeliharaan harus selalu memperhatikan penanggulangan
keselamatan kerja pada setiap ia bekerja sesuai dengan panduan keselamatan
kerja.
4.4.4 Pengawasan (supervisi)
Orang pemeliharaan harus melakukan penegasan pada setiap kejadian dan
mengawasi isi pekerjaan, penanggulangan keselamatan kerja, dan lain-lain.
4.4.5 Pemeriksaan dan penyerahan
Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai dilakukan, orang pemeliharaan dan
bersama-sama dengan orang yang mewakili dari seksi operasi harus memeriksa
peralatan, melakukan test operasi dan melakukan penyerahan kepada seksi
operasi.
63
4.4.6 Merekam dan membuat laporan
Rekaman kerja dicatat pada lembaran khusus dan laporan yang diperlukan
dibuat dan dilaporkan pada seksi yang bersangkutan.
4.5 Pengendalian Anggaran Pemeliharaan
Yang mencakup hal-hal seperti di bawah ini :
Membuat anggaran dan anggran kerja berdasarkan pada rencana
pemeliharaan.
Pembagian dan penggunaan anggaran
Pengendalian anggaran ( untuk menghindari kekurangan atau
berlebihan )
Membuat laporan pemakaian anggaran bulanan
Membuat rangkuman pemakaian anggaran
64
1.Metoda Pembuatan Anggaran
Anggaran dibuat setiap tahun anggaran, persiapan dari bulan Agustus bulan
oktober setiap tahunnya.
No. Macam Pekerjaan Dasar Perhitungan Jadwal
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Persiapan rencana pembelian
Membuat rencana pemeliharaan
/ operasi
Membuat rencana konsumsi
Review minimum stock
Penegasan stock
Penegasan on order
Perhitungan jumlah permintaan (RQ)
Penegasan referens harga
Persetujuan rencana pembelian
Penyerahan rencana pembelian kepada
SBP
Rencana operasi/pemeliharaan
Data aktual
SMP data tutup tahun
SPM data akhir
RQ=(CP+MS)-(PS+OO)
SPM data akhir
September
September
September
Oktober
Oktober
Oktober
Oktober
Novenber
November
II.
1.
2.
3.
4.
5.
Persiapan usulan anggaran
Distribusi AMP guidance
Penerimaan rencana pembelian
Pemeriksaan dan penjelasan
Persetujuan AMP
Distribusi final AMP
RFA
Verifikasi standar
Oktober
November
Nov~Jan
April
April
III.
1.
2.
3.
Persiapan rencana pengadaan
Menerima copy rencana pembelian
Rencana pengadaan (draft)
Persiapan daftar Bidder penilaian Bidder
Klasifikasi standar pengadaan
Standar penilaian
November
Nov~Des
Jan~Feb
65
4.
5.
6.
7.
Menerima rencana pembelian
Rencana pengadaan (final)
Persetujuan rencana pengadaan
Distribusi rencana pengadaan
Januari
April
April
April
2. Pembagian Anggaran
Spare-part, material, tools
(a) Spare-parts.
Rencana pemakaian spare-parts untuk kebutuhan dua tahun yang
akan datang. Spare-parts paket dibuat berdasarkan rencana
pemeliharaan untuk satu tahun fiskal yang akan dating.
(b) Material.
Rencana konsumsi material dibuat oleh seksi engineering
berdasarkan:
Rencana fabrikasi Tools operasi satu tahun fiskal mendatang
Rencana fabrikasi/kerja perbaikan untuk satu tahun fiskal
mendatang, Terdiri dari :
Gas, steel material
o Maintenance
o peration tools
o Material untuk operasi Utility
o Material untuk RRS
(c) Tools, GPG, lubricant.
66
Rencana konsumsi other supply untuk kebutuhan satu tahun fiskal yang
akan dating. Rencana konsumsi minyak pelumas sesuai dengan jadwal kerja
pemberian minyak pelumas. Dan rencana konsumsi tools untuk melengkapi
standard kebutuhan yang sudah ada atau renewal.
Repair & Maintenance work
Pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor untuk satu tahun fiskal
yang akan dating.
- Mechanical & civil
- Pot Recontruction
Dispatch Engineering
Bila dibutuhkan dispatch engineer untuk satu tahun fiskal yang akan
datang.
Renewal & recondition
Kebutuhan penggantian atau rekondisi peralatan untuk satu tahun
fiscal yang akan dating.
Local Product Test
Ialah upaya untuk mendapatkan sumber lain dalam pengadaan spare-
parts.
3. Konsep biaya dari Productive Maintenance
Biaya dan Derajat Pemeliharaan (Cost-Maintenance
Degree)
67
D : Derajat Pemeliharaan yang optimum
Co : Biaya total minimum (pada titik optimum OP)
Cm : Biaya maintenance yang optimum
Cd : Biaya karena penurunan mutu peralatan yang optimum
Prev. Maint.-Maint.Degree Breakdown Maint.
-Maint.Degree
(1) : Maintenance Cost
(2) : Degradation Loss (termasuk biaya Kompensasi dan
Asuransi)
68
4.6 Pengendalian Spare-part
1. Tujuan dari Pengendalian Spare-part
Mengurangi kerugian yang disebabkan oleh berhentinya peralatan
karena terlambatnya penyediaan spare-parts dan karena kurang
pengendalian.
Mengurangi Biaya Inventory
Mengurangi bunga (Interest) penyimpanan,
pengendalian biaya, kerugian karena using atau lapuk
dan penurunan mutu spare-parts.
Tingkat inventory yang sesuai.
Menurunkan biaya pembelian
Mengurangi biaya tidak langsung (biaya tenaga kerja
untuk pembelian, biaya komunikasi, biaya konsumsi
lainnya).
Menempatkan permintaan dengan jumlah yang sesuai.
Mengurangi jumlah pemakaian
Memanfaatkan barang bekas secara efektif.
Mempelajari atau mencari pengganti.
Memanfaatkan suku cadang yang tidak terpakai.
2.Stock level yang memadai
Spare-parts diklasifikasikan kedalam : Consumable parts dan
Emergency repair parts.
69
Inventory level yang sesuai ditentukan dengan
memperhitungkan kepentingan parts, catatan pemakaian
terakhir, waktu penyerahan dan metoda permintaan atau
order spare-parts.
Inventory dari consumable parts dikendalikan berdasarkan
order point system.
A. Inventory standard List
Hal berikut dicatat untuk setiap peralatan dan bagiannya, untuk
pengendalian inventory yang tepat :
Inventory standart
Waktu penyerahan normal
Order point
Jumlah pemakaian rata-rata
Unit quantity yang diminta
B. Inventory control list
Inventory dan waktu penyerahan dicatat untuk setiap spare-parts,
untuk mendapatkan informasi yang tepat pada tingkat inventory dan order
time.
C. Pengambilan stock
Dihitung pada akhir setiap termin atau perioda permintaan,
dan melakukan penegasan terhadap aktual stock inventory
sama dengan balance book.
Melaporkan balance book pada bagian keuangan
70
D. Pembuangan Spare-part yang tidak digunakan
Memeriksa minimal 2 kali dalam setahun, apakah tingkat
inventory spare-part sudah sesuai atau cocok.
Memeriksa apakah ada spare-part yang tidak terpakai atau
jumlah berlebihan dan berguna untuk seksi lain.
Membuang spare-parts yang tidak terpakai lagi juga buat
seksi lain untuk menghindari terjadi penumpukan barang
yang tidak berguna di gudang.
E. Pengawasan harian Spare-part.
(purchase)
(Daily Stock Report)
(Inventory Control List)
(Delivery Slip)
(Inventory Control List)
F. Pengendalian Pemeliharaan dengan computer
Pengendalian pengadaan
71
Purchase Order
Purchase Order
Purchase Order
Purchase Order
Purchase Order
- Pengendalian spare-part
- Pengadaan Kerja (Contracted Work)
Pengendalian Inventory
72
RFP Baru
. Cover
. Detail Item
. RFP. No
. Article Code
Progress
. Receive Date
. Detail Item
. Tech.Eva.Date
.OTC Date
. Contract Date
Delivery
. RFP No.
. Inventory No
. Delivery Date
. Physical Insp.
Purchase Goods Import
Purchase Goods Import
Purchase Goods Import
ML
LP
FL
Receiving Stock Qty.
(+)
Issuing
Stock Qty. (-)
Ok
Mis-Delivery
Status On Order
No
Yes
Contracted work CW
RFP Baru
Cover Detail Item
RFP. No
Progress
Receive Date Quot. Date Tech. Eva.Date OTC Date Contract Date
Completion
RFT No. Completion
DateCompletion Certificate
Progress Report
No
Yes
(1) Pengewasan barang masuk/keluar (receiving/issuing).
Receiving
Issuing
73
RFP File
. RFP No.
. Inventory No
. On order
. Quantity
Delivery Order
. RFP No.
. Inventory No.
. Quantity
. Inspect. No.
. Inspect. Date
Delivery
. Inventory No
. Stock Quantity (+)
Receiving
History File
Issuing
. Pick List No.
. Inventory No.
. Issued Date
Stock File
. Inventory No
. Quantity Check.
Issuing File
. Check Data
Stock File
. Inventory No
. Stock Quantity (-)
Qty
OKReceiving
History File
Issued Item
Cancelled
No
Yes
(2) Perhitungan Re-Order (ROL)
Untuk saat ini bahwa Re-Order Level pada saat Present Stock
plus On-Order sama dengan nol (PS+OO=0), atau Order sejumlah
Request Quantity (RQ) diproses satu tahun sebelumnya untuk
barang import (Master List), sedangkan Local Product enam bulan
sebelum Consumption Plan (CP)/sesuai kondisi dari masing-
masing item.
Request Qty. =
CP = Consumption Plan/Pick List
MS = Minimum Stock
PS = Present Stock
OO = On Order
74
RQ = (CP+MS)-(PS+OO)
BAB V
TUGAS KHUSUS
5.1 Penjelasan umum Finishing shop
Finishing Shop adalah salah satu Sub Seksi dari Smelter Service and
Workshop (SSW) Section dalam lingkungan Smelter General Maintenance
(SGM) Department di Smelter Office Kuala Tanjung.
Jika diartikan secara harfiah, Finishing dapat diartikan suatu pengerjaan
akhir, tetapi sesungguhnya Finishing disini merupakan suatu usaha untuk
memperpanjang umur dan efisiensi peralatan dengan prinsip pemeliharaan dan
perbaikan. Dengan melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara
baik dan benar, maka dapat menjaga kelancaran dan peningkatan produksi serta
terjaminnya keselamatan kerja baik untuk pekerja ataupun untuk peralatan itu
sendiri.
Fungsi utama sub seksi Finishing Shop ini secara teknik adalah untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan overhaul peralatan dan menyiapkan recycle
equipment dalam kondisi siap pakai dan tepat waktu (ability and reliability).
5.2 Tugas Utama Finishing Shop
Secara umum finishing adalah tempat Overhaul peralatan mesin. Peralatan
mesin di smelting plant yang memerlukan inspeksi dan perbaikan secara
75
menyeluruh dibongkar oleh SMM, kemudian dibawa kefinishing untuk dilakukan
inspeksi keseluruhan komponen mesin dan penggantian part yang mengalami
kerusakan atau sudah sampai pada jadwalnya untuk diganti.
Overhaul yang dilakukan finishing antara lain :
A. Overhaul engine,kompressor,cyclo,kompressor dan reducer.
B. Overhaul screw compressor,root blower,transmission,cooler,hydroulic
cylinder dan pompa.
untuk menunjang kelancaran perbaikan , finishing dilengkapi dengan
perlatan dan mesinbantu sebagai berikut :
Hoist Crane
Mesin Las Listrik
Mesin Press
Bearing heater
Gas cutting
Meja datar
5.2.1 Organisasi dan Pembagian Tugas
` Sub seksi Finishing dipimpin oleh dua orang Foreman dimana sub seksi
tersebut dibagi dalam dua kelompok kerja, yaitu Finishing-1 dan Finishing-2.
76
Finishing - 1 Finishing - 2
Keterangan :
GF = General Foreman
F = Foreman
LO = Leader Operator
SO = Senior Operator
O = Operator
77
JM
F
SO + O
LO
SO + O
F
Pembagian tugas
Finishing - 1 Finishing - 2
O/H O/H
Cooler Engine
Compressor Transmisi
Hyd. Pneumatic Hoisting
Gear Reducer Whell ACC
Blower Administration
Rec and Eq. Control
78
Motor Mechanical
Permintaan (WR overhaul)
serah terima
SMO, SMT
F / SERS
5.2.2 Prosedur Kerja Finishing shop
Prosedur kerja Finishing Shop dapat dilihat seperti pada diagram :
79
User
F / S
reassembly
disassembly motor & mech.
overhauloverhaul
recycle (store)
periksa ulangtest
F/S = Finishing Shop
ERS = Electric Repair Shop
Keterangan :
Peralatan sesuai dengan permintaan dari pemakai (user) diterima di
Finishing Shop dan kemudian diadakan pengecekan oleh Finishing Shop
(Operator, Leader Operator dan Foreman), lalu diadakan perencanaan apakah
peralatan tersebut perlu dioverhaul secara keseluruhan atau hanya repair saja.
Untuk bagian motor listrik dilakukan oleh seksi ERS sedangkan untuk
mekaniknya dilakukan oleh Finishing Shop.
Setelah proses pengerjaan dilakukan, maka diadakan tes tanpa beban (no
load test) yang dilakukan secara gabungan oleh ERS dan Finishing Shop. Pada tes
ini dilihat apakah vibration, temperature dan sounding dari peralatan telah layak
dioperasikan atau tidak. Jika belum sesuai dengan standardt maka diadakan
pemeriksaan kembali untuk memperoleh kondisi sesuai dengan standard
pengoperasian.
Setelah proses diatas sesuai, maka peralatan disimpan di gudang sebagai
recycle untuk diambil user dimana sebelum dioperasikan oleh user diadakan test
kembali yang dilakukan Finishing Shop dan ERS juga oleh user pada saat serah
terima untuk mengetahui dan melihat apakah peralatan tersebut masih layak untuk
dioperasikan.
80
5.2.3 Pengendalian Mutu
Adapun pengendalian mutu di Finishing Shop adalah untuk mendapatkan
hasil kerja yang baik, sehingga dapat memperpanjang umur pakai (operating
hour) dari mesin / peralatan. Sehubungan dengan itu diambil langkah-langkah
untuk meningkatkan mutu dari mesin / peralatan.
Langkah-langkah yang diambil di Finishing Shop anatara lain :
1. Mengadakan maintenance terhadap mesin / peralatan (overhaul),
repairing, cleaning, measuring dan lain-lain.
2. Membuat Inspection Record (sesuai dengan standard manual)
Data yang dicatat antara lain :
- Diameter
- Kondisi peralatan / mesin (korosi, keausan)
- Clearance / penyesuaian semua komponen yang bergerak.
Dengan berdasar pada data yang dibuat maka dapat diketahui
kondisi suatu komponen mesin untuk diambil suatu tindakan.
3. Laporan pada pemakai dan file Finishing Shop (hasil pencatatan)
sebagai dasar untuk overhaul / perbaikan berikutnya.
81
5.3 Overhaul Peralatan di Finishing Shop
Seperti semua mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek di PT. Inalum,
penulis juga diberikan tugas khusus untuk ikut melakukan maintenance, dalam hal
ini overhaul pada peralatan-peralatan yang perlu dioverhaul. Masing-masing
mahasiswa diberikan kesempatan untuk menangani satu peralatan. Peralatan yang
dioverhaul diantaranya :
5.3.1 Gear Speed Reducer ABC ( Anode Baking Carbon )
Gear Speed Reducer adalah alat untuk memperlambat atau mereduksi
putaran dari motor listrik yang memiliki putaran tinggi ke putaran yang rendah
sehingga didapat torsi yang besar pada poros keluaran (output shaft).
1. Prinsip dasar
Gear Speed Reducer memakai prinsip dasar dari sebuah roda gigi miring
(Helical gear). Poros dari motor listrik yang memiliki kecepatan tinggi
dihubungkan oleh sebuah chamfer bearing, chamfer bearing tersebut
dihubungkan pada Input Shaft. Dari Input Shaft putaran diteruskan ke Inter
mediate Shaft 1, disinilah terjadi penurunan putaran. Dari Intermediate
Shaft 2, putaran diteruskan ke Intermediate Shaft 2. Disini terjadi lagi penurunan
putaran.kemudian diteruskan ke Output Shaft . Hasilnya didapatkan putaran
rendah dan torsi yang tinggi
82
1) Keuntungan memakai Cyclo Drive
- Dapat menahan beban overload
- Tingkat kebisingan yang rendah
Helical Gear dari Gear Reducer dapat menurunkan kebisingan
secara drastis.
- Bentuknya yang kompak dan dapat menghemat ruangan
- Rasio reduksi besar
- Disipasi panas yang baik
83
Input Shaft
Intermediate 1 Shaft
Intermediate 2 Shaft
Outpout shaft 3
Maintenance Cyclo Drive CVHJM3-4160-DC-B-121
.
a. Kerusakan yang ditemukan pada saat overhaul
Pada saat overhaul, kerusakan yang ditemukan adalah
kerusakan yang umum terjadi pada Gear Reducer yaitu consumable
part seperti bearing, oil seal dan packing. Consumable part harus
diganti walaupun belum mengalami kerusakan, ini berdasarkan
umur pakai dari komponen tersebut. Metode ini dikenal sebagai
Preventive Maintenance. Kerusakan pada permukaan (surface
crack) dari komponen Helical Gear jarang sekali ditemukan.
b. Penyebab kerusakan
- Pembebanan yang berlebihan
- Kesalahan operasi
- Kesalahan pemasangan
- Umur pakai dari part tersebut (life time)
c. Langkah-langkah pelaksanaan overhaul
1. Gear Reducer diterima dari pemakai (user – SMO dan SMT), bila
dalam kondisi bersih yaitu bebas dari minyak, debu dan kotoran
lainnya, maka pemeriksaan dilakukan berdasarkan jadwal
perawatan dan kerusakan yang terjadi.
2. Melakukan pemeriksaan sebelum pembongkaran. Pertama-tama
dilakukan pemeriksaan dengan cara tes operasi. Pemeriksaan ini
84
dilakukan dengan penginderaan, antara lain visual check,
ketidaknormalan suara, arus pada motor listrik, dan temperatur
berlebih saat operasi. Lalu, diperiksa jumlah jam kerja yang tercatat
dan jenis kerusakan yang terjadi.
3. Pelaksanaan overhaul sesuai dengan hasil pemeriksaan. Sebelum
dibongkar, minyak pelumas yang terdapat pada bagian dalam dari
Gear Reducer dibuang terlebih dahulu. Setelah itu barulah Gear
Reducer dibongkar sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada
buku maintenance manual. Setelah itu dilakukanlah pembersihan
terhadap seluruh komponen yang telah dibongkar.
4. Setelah selesai dibersihkan maka dilakukan pemeriksaan dan
pengukuran terhadap beberapa komponen tertentu bila dibutuhkan,
misalnya kondisi permukaan (surface) dari slow speed shaft, key &
keyway input shaft, ring gear housing dengan menggunakan
metode color check serta high speed shaft.
5. Komponen-komponen yang kondisinya kurang baik tetapi
digunakan kembali, dicatat di dalam inspection record.
6. Selanjutnya, melakukan permintaan kebutuhan suku cadang kepada
user dengan meminta Work Request (WR) atau dengan Work Order
Replacement Number kepada user.
7. Kemudian, Finishing Shop (SSW-3) membuat Work Request
Overhaul kepada planner (SSW-1), dari sini akan terbitlah data
spare part (pick list) untuk kebutuhan overhaul.
85
8. Selanjutnya dilakukan proses perakitan kembali (reassembly)
terhadap Gear Reducer sesuai dengan urutan pemasangan yang
terdapat pada buku maintenance manual.
9. Setelah selesai dirakit kembali, maka dilakukan uji coba tanpa
beban (no load test) dengan memperhatikan kuat arus dari motor
listrik serta suara dan getaran dari bagian mekanisnya.
10.Setelah selesai pengetesan, maka Gear Reducer yang telah selesai
di overhaul disimpan dalam gudang recycle yang terdapat pada
Finishing Shop.
11.Pada saat serah terima Gear Reducer kepada user, dilakukan tes
kembali yang disaksikan oleh pihak user, ERS dan Finishing Shop.
5.3.2 Personal Safety Rules
Personal Savety rules atau keselamatan diri kita pribadi gunanya untuk
menghindariagar kita tidak mengalami cedera didalam bengkel dan menjalankan
pekerjaan maka diberikan ketentuan bagi kita untuk bersikap dan berperilaku
standart dengan mengikuti dan melaksanakannya dengan pedoman antara lain :
1. Gunakanlah pakaian yang pas dan rapi
2. Gunakanlah safety shoes dan helmet
3. Gunakan sarung tangan ( jika diperlukan )
4. Usahakan rambut kita pendek
5. Jangan membiarkan kuku jari panjang
6. Gunakan safety glass
86
7. jangan berlari-lari didalam bengkel kerja
8. jangan membersihkan tatal/beram dengan tangan gunakan
kuas,kikir,scraper,gerinda.
9. dan lain-lain sebagainya
5.4. Canning Shop
Pekerjaan dasar Canning shop adalah membentuk besi baja menjadi
bentuk yang diinginkan dengan cara menempa,membengkokkan,memotong,dan
mengelas menjadi suku cadang mesin atau suku cadang lainnya.
Tugas utama Canning shop adalah :
1. Membuat dan memperbaiki peralatan tool operasi seperti toor skimer,air
lance,breaker,sendok carbon,dan lain-lain.
2. Membuat dan memperbaiki bagian-bagian equeipment yang telah di request
oleh SMM dan seksi lain seperti chute,frame,shaft,casing,dan lain-lain.
3. Perawatan dan pemeliharaan peralatan Canning shop meliputi lubrikasi
mesin,minor repair, dan daily inspection.
Untuk melaksanakan pekerjaan rutin, Canninng shop dilengkapi dengan
peralatan antara lain : mesin press,rolling machine,cutting machine,mesin
las,mesin freis,dan mesin gerinda.
Jenis material yang digunakan dalam pekerjaan adalah roud bar , square bar,
checker plate, dan plate.
5.4.1 Struktur Organisasi Canning Shop dan Machining Shop
87
5.4.2 General Safety Rules worksop Canning
Keselamatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah keselamatan
manusianya/pelaksanaannya dan juga peralatan agar tidak mengalami kerusakan.
Keselamatan kerja adalah sangat penting dilaksanakan dan dipatuhi, yang
gunanya adalah untuk mencegah agar kita tidak mengalami cidera dan untuk
keamanan peralatan, karena apabila kecelakaan kerja sampai terjadi
mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi. Untuk terjaminya keselamatan kerja
las, maka sebelum kita melaksanakan pengelasan harus terlebih dahulu
diperhatikan hal-hal dibawah ini :
1. Persiapan daerah kerja pengelasan
Sebelum kita melakukan pengelasan, yang utama adalah persiapan lingkungan
kerja misalnya apakah lokasi pengelasan panas,bising sekali,letaknya cukup atau
88
Foreman
Leader of operator Leader of Operator
Junior operator Senior operator
Senior operator
sangat tinggi, basah/lembab atau daerah yang mengandung gas yang mudah
terbakar.
2. Peralatan yang akan di las
Peralatan yang akan di las harus dipersiapkan sedemikian rupa agar layak dilas
misalnnya peralatan dibebaskan dari tugas operasinya, telah dikosongkan dan
dibersihkan, penerangan melindungi daerah pengelasan dari pada air dan angin
atau pembiasan cahaya las.
3. Peralatan las
Perhatikan seluruh peralatan las harus benar-benar layak untuk dipakai.
4. Peralatan bantu
Demikian juga halnya dengan peralatan bantu. apakah sudah tersedia secara
baik , misalnya alat pemadaman kebakaran.
5.5 Penjelasan umum Machining Shop
Pekerjaan dasar machining shop adalah membuat komponen-komponen
mesin yang dibutuhkan untuk penggantian part equepment dengan menggunakan
mesin perkakas.Operasi di machining antara lain bubut,menggerinda,milling,
planing,driling sawing,reaming, dan boring.
5.5.1 General Safety Rules machining
89
1. Berpakaian kerja yang sesuai. Operator pada banyak mesin perkakas
menggunakan apron,pakaian tidak berkancing dan tidak boleh menggunakan
pakaian terbuka. Lengan pakaian harus terkancing rapat tidak boleh terbuka.
2. gunakan pelindung mata dengan kaca mata safety untuk melindungi diri
chip yang berterbangan.
3. dilarang menggunakan mesin sebelum mengetahui cara kerja mesin dan
standar kerja.
4. konsentrasi pada pekerjaan dan tahu apa yang sedang dikerjakan.
5. selalu rapi dan bersih,peralatan diatur pada tempatnya. Jaga area di sekitar
mesin bersih dan bebas oli.
6. dilarang memindahkan benda kerja,mengganti tools mesin,membersihkan dan
melumasi mesin,selama beroperasi,matikan mesin terlebih dahulu.
7. sebelum mengoperasikan mesin pastikan bahwa benda kerja dan cutting tools
sudah terpasang sempurna.
8. set mesin pada posisi netral sebelum di hidupkan.
9. Mengetahui dan melakukan cara mematikan mesin dengan benar.
5.5.2 Jenis Mesin Perkakas Workshop Machining
1. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah proses menghasilkan permukaan keliling luar dengan
cara pemotongan dengan pahat yang diklem diam terhadap benda kerja berputar.
Jika proses yang sama dilakukan terhadap bagian dalam benda kerja disebut
90
boring. Operasi kerja yang dapat dilakukan mesin bubut adalah
turning,farcing,driling,reaming,champering,tapping.
Fakktor yang mempengaruhi pemotongan adalah kecepatan putar,kecepatan
makan dan lain-lain sebagainya.
Gambar: Mesin bubut___________
2. Mesin Drill
Mesin Drill digunakan intuk membuat berbagai macam lubang,tapping,
counter boring, reaming dan general boring pada benda kerja.
3. mesin Planner
Mesin Planer untuk melakukan pemakanan dan finishing permukaan-
permukaan benda kerja yang besar dengan cara scraping.
4. Mesin Milling
Mesin Milling mempunyai gigi-gigi pemotong berputar untuk memotong
(mill) permukaan benda kerja untuk menghasilkan bentuk permukaan rata
maupun tedak beraturan ( irregular ) sesuai pola kontur perrmukaan yang di
inginkan.
5. Mesin gerinda,mesin abrasif dan Finishing
Permesinan abrasif adalah poses permesinan dengan menggunakan
partikel abrasif. Pemakanan yang dihasilkan sangat sedikit,ini dimaksudkan untuk
memdapatkan permukaan halus dan dimensi dengan toleransi yang kecil.
91
Pemesinan abrasib dengan menggunakan roda abrasif berputar disebut
menggerinda.jika menggunakan partikel bahan abrasif yang digosokkan kebenda
kerja dinamakan finishing. Bahan abrasif yang dipakai antara lain :
-. Alumunium oxide (Al2O3)
-. Silicon carbide (Sic)
-. Cubic boron nitride (CBN)
-. Diamond
5.5.3 Perawatan mesin Perkakas
Tujuannnya perawatan mesin perkakas adalah untuk menjaga kondisi
mesin perkakas pada efesiensi kerja optimum selama umur pakai mesin yang
diharapkan tanpa adanya bahaya bagi keselamatan kerja operator .
Faktor-faktor penyebab kebutuhan perawatan mesin perkakas adalah :
1. Faktor Operasi
Ketidaksesuaian pondasi
Kurang pelumasan
Operasi mesin tidak sesuai dengan standart kerja
Kesalahan operasi mesin
Salah penggunaan dan beban Overload
Keausan komponen mesin
Kerusakan beberapa beberapa komponen mesin
92
2. Faktor lingkungan
Getaran
Debu dan kotoran
Kelembapan
Panas
Korosi dan erosi
5.6. vehicle Shop
5.6.1 Penjelasan umum
Pekerjaan di Vehicle shop adalah melakukan perawatan rutin untuk semua
jenis kendaraan operasional pabrik peleburan, baik inspeksi , adjusment maupun
overhaul. Perawatan kendaraan operasional sangat penting untuk menjamin
lancarnya kegiatan proses produksi. Dengan perawatan yang baik diharapkan 85%
dari seluruh kendaraan dalam kondisi siap pakai.
Tugas Vehicle Shop
1. Merawat semua kendaraan pabrik berdasarkan jadwal inspeksi yang telah
ditetapkan agar kendaraan selalu dalam kondisi siap pakai.
2. Melaksanakan prementive maintenace berdasarkan schedule dan work dari
user.
3. Membuat planning periodical inspection dan operhaul agar kebutuhan
equepment dapat terpenuhi.
93
4. menyiapkan spare part package 1 hari sebelum prrementive maintenace
dilakukan sesuai jadwal.
5. Melakukan overhaul dan prementive maintenace dengan mengganti suku
cadang dan memperbaiki peralatan yang rusak pada kendaraan.
6. Memperbauki kendaraan yang rusak akibat troubel.
7. Menjada agar kebutuhan kendaraan pabrik tetap terpenuhu.
5.6.2 Metode perawatan kendaraan Vehicle
Standar operasi kendaraan pabrik ditetapkan sebanyak 70% dari total unit
untuk tiap jenis. Jumlah unit dapat stop untuk perawatan/perbaikan maksimum
30% dari total unit tiap jenis kendaraan. Kecuali untuk jenis kendaraan hanya 1
unit,hal diatas tidak berlaku dan dikategorikan sebagai pekerjaan emergency.
1.Periodical inspeksi setiap 100 jam operasi meliputi :
a. Pemeriksaan terhadap engine,ganti oli dan pembersihan air cleaner.
b. Pemeriksaan terhadap volume oil transmisi
c. pemeriksaan terhadap volume oil hydroulic
d. pemeriksaan elektric, lampu-lampu switch dan lain-lain.
e. Pemeriksaan brake, spelling dan oil brake.
f. pemeriksaan steering
g. Pemeriksaan body chasis
h. pemeriksaan attacment.
94
2.Periodical inspection setiap 1200 jam meliputi :
a. pemeriksaan terhadap engine,ganti oli dan pembersihan air cleaner.
b. pemeriksaan transmisi, ganti oli,strainer dan filter.
c. pemeriksaan volume oli hydraulic
d. pemeriksaan electric dan lampu-lampu
e. Pemeriksaan breake, speling dan oil brake.
f. pemeriksaan terhadap stering ( grease up )
g. pemeriksaan attacment
3.Periodical inspeksi setiap bulan
a. pemeriksaan engine, ganti oli dan cleaning clemer.
b. Pemeriksaan volume oil transmisi
c. Pemeriksaan volume oil hydroulic
d. Pemeriksaan electric,lampu-lampu dan lain-lain.
f. Pemeriksaan stering
g. pemeriksaan body chasis
h. Pemeriksaan attachment
Penggantian gear dan hydraulic oil dilakaukan setiap equipment di
operasikan 24 jam.
Penggantian oil torqon dilakukan setelah equipment beroperasi 6
bulan.
5. Penggantian spare part ( overhaul ) secara berkala, dilakukan berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
95
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek yang telah dilaksanakan di PT. Inalum dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. Inalum merupakan perusahaan patungan antara pemerintah Republik
Indonesia dengan Pemerintah Jepang, perusahaan ini bergerak dalam bidang
usaha peleburan aluminium yang menghasilkan produk berupa batangan
aluminium (ingot). Dimana sebagian besar produksinya ini diekspor ke luar negeri
terutama ke Jepang sebagai penanam modal asing terbesar.
2. Inalum berbentuk Perseroan Terbatas, dengan RUPS sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. RUPS memiliki wewenang untuk memberhentikan komisaris
dan direksi.
3. Untuk menerapkan dan melaksanakan perawatan diperlukan man power,
manhour, tools dan spareparts yang akan diganti. Jika satu diantara empat hal
diatas tidak ada, maka pelaksanaan dan penerapan maintenance tidak dapat
dilakukan.
4. Setelah perawatan dilakukan dan equipment sudah dapat beroperasi dengan
baik, maka hal ini dilaporkan kembali ke departemen SSW, seperti inspection
record, application part list, daftar trouble yang nantinya akan menjadi catatan
sejarah perlengkapan (equipment history) untuk membantu perencanaan
perawatan selanjutnya.
96
6.2 SARAN
Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis kepada PT Inalum
adalah :
1. Kerja sama antara pihak PT Inalum dengan pihak Perguruan Tinggi di
seluruh Indonesia hendaknya selalu dibina dan semakin ditingkatkan, agar
mahasiswa dapat membanding ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi dengan
keadaan sebenarnya dilapangan.
2. Mahasiswa yang melakukan Kerja Praktek di PT Inalum hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan peninjauan lapangan pada semua seksi yang ada di
pabrik peleburan aluminium ini.
3. Setelah penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT Inalum selama 45
hari, penulis merasa waktu yang diberikan masih kurang kepada Mahasiswa untuk
melakukan Kerja Praktek. Maka, sekiranya PT. Inalum dapat memberikan waktu
yang lebih panjang.
4. Agar di setiap stasiun dilengkapi dengan perangkat komputer, untuk
memudahkan kegiatan harian karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas harian.
5. Hendaknya para operator di PT Inalum tidak segan-segan memberikan
pekerjaan kepada peserta On the Job Training yang sedang praktek. Misalnya,
jika ada trouble dan inspeksi pada mesin sebaiknya para pesrta OJT diikutkan dan
diberikan pengalaman.
6. Sebaiknya di Perusahaan ini dibuat wifi agar OJT bisa mencari Tugas
untuk membuat laporan kerja praktek.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ito Engeneering ,Co , Operation and Maintenance Manual Rotary Blower Type
IRS – 400C, Shizuoka, Japan 1986
John, M, Gross. 2002. Fundamental of Preventive Maintenance. Amacom. New
York. (Online)
(http://www.4shared.com/fundamentalof preventivemaintenance.pdf, diakses 11
April 2010)
Materi On the Job Training (OJT) Inalum. SSW. 2009
Mechanical And Civil Engineering Section, Mechanical Repair Section,
PT INALUM. Asahan.2008
Mechanical And Civil Engineering Section. Mechanical And Civil Departement,
PT INALUM. Asahan.2008
Mechanical And Civil Engineering Section, Maintenance Management.
PT INALUM. Asahan.2008
Sigar, Hasman, J. Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2000.
http://batakpos-online.com/content/view/14441/56/
http://hukum.unsrat.ac.id/naker/menaker_48_2004.htm http://www.inalum.co.id/
http://indosdm.com/kep-48men2004-tata-cara-pembuatan-dan-pengesahan-
peraturan-perusahaan-serta-pembuatan-dan-pendaftaran-perjanjian-kerja-bersama
98