Buat_m.word Yang Berurut Pake No

143
PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN PABRIK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMUNIUM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Oleh : ROYYAN SY NASUTION NIM : 08.0401001 ALDIANSYAH LEO NIM : 08.0401004 GIO SAPUTRA NIM : 08.0401021 FICKY HAMDANI NIM : 08.0401097 AGORLIF E. SIANTURI NIM : 08.0401101 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1

Transcript of Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Page 1: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

PERALATAN PABRIK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMUNIUM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :

ROYYAN SY NASUTION NIM : 08.0401001

ALDIANSYAH LEO NIM : 08.0401004

GIO SAPUTRA NIM : 08.0401021

FICKY HAMDANI NIM : 08.0401097

AGORLIF E. SIANTURI NIM : 08.0401101

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

1

Page 2: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................... 1

1.2 Tujuan................................................................................... 7

1.3 Manfaat................................................................................. 8

1.3.1. Bagi Mahasiswa..................................................... 8

1.3.2. Bagi Perguruan Tinggi......................................... 8

1.3.3. Bagi Perusahaan.................................................... 9

1.4 Batasan Permasalaaah......................................................... 9

1.5 Sistematika Penulisan.......................................................... 9

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................. 10

2.2 Visi dan Misi PT INALUM................................................. 10

2.3 Riwayat Ringkas PT INALUM........................................... 10

2.4 Ruang Lingkup PT INALUM............................................. 12

2

Page 3: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

2.5 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja........................... 14

2.5.1 Perbandingan Saham............................................ 14

2.5.2 Tenaga Kerja......................................................... 15

2.6 Fasilitas Lainnya.................................................................. 16

2.7 Manfaat PT INALUM......................................................... 17

2.8 Alih Teknologi...................................................................... 19

2.9.1 Kinerja Perusahaan.......................................................... 19

2.9.2 Sertifikasi dan Penghargaan............................................ 20

2.1.0 Proses Produksi................................................................. 22

2.1.1 Manajemen Sumber Daya manusia ( MSDM )............. 25

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN.................... 29

3.1 Struktur Organisasi............................................................. 29

3.2 Bentuk Organisasi............................................................... 30

3.2.1 Nama, Tempat kedudukan dan tanggal berdirinya

Perseroan.................................................................................... 30

3.2.2 Jangka waktu dan berdirinya Perseroan.......... 30

3.2.3 Maksud dan tujuan serta kegiatan Usaha......... 32

3.2.4 Pemegang Saham.................................................. 32

3

Page 4: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

BAB IV PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN

PABRIK................................................................................................... 32

4.1 Maintenance Management Secara Umum........................ 32

4.1.1 Pengertian Maintenance Management............... 32

4.1.2 Pengertian Maintenance...................................... 34

4.2 Organisasi, Tujuan dan Klasifikasi.................................... 36

4.3 Proses Management Pemeliharaan.................................... 42

4.4 Pengendalian Pemeliharan................................................. 45

4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan................................. 64

4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan.......... 64

4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja......................... 64

4.4.4 Pengawasan ( supervisi )...................................... 64

4.4.5 Pemeriksaan dan penyerahan............................. 64

4.4.6 Merekam dan membuat laporan......................... 65

4.5 Pengendalian Anggaran Pemeliharaan............................. 65

4.6 Pengendalian Spare-part.................................................... 70

BAB V TUGAS KHUSUS ................................................................... 76

5.1 Penjelasan umum Finishing Shop....................................... 76

5.2 Tugas Utama Finishing Shop............................................... 76

5.2.1 Organisasi dan pembagian tugas........................... 77

5.2.2 Prosedur kerja finishing shop............................... 80

4

Page 5: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

5.2.3 Pengendalian mutu................................................ 82

5.3 Overhaul Peralatan di Finishing Shop............................... 83

5.3.1 Gear Speed Reducer ABC(Anode Baking Carbon)83

5.3.2 Personal Safety Rules............................................. 87

5.4 Canning Shop........................................................................ 88

5.4.1 Struktur Organisasi Canning & Machining Shop. 89

5.4.2 General Safety Rules worksop Canning............... 88

5.5 Penjelasan umum Machining Shop...................................... 90

5.5.1 General Safety Rules machining............................ 91

5.5.2 Jenis Mesin Perkakas Workshop Machining....... 92

5.5.3 perawatan Mesin Perkakas................................... 93

56. Vehicle Shop........................................................................... 94

5.6.1 Penjelasan Umum.................................................... 94

5.6.2 Metode perawatan kendaraan Vehicle.................. 96

BAB VI PENUTUP................................................................................. 99

6.1 Kesimpulan............................................................................ 99

6.2 Saran....................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 99

5

Page 6: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era persaingan bebas menuntut setiap pelaku kehidupan untuk lebih

meningkatkan kemampuan diri sendiri dan kelompoknya agar mampu bersaing

dengan dengan yang lain. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan saling bekerjasama di dalam

tim merupakan kunci keberhasilan di dalam menghadapi persaingan bebas yang

mulai berjalan.

Untuk meningkatkan kualitas SDM ini, pemerintah berupaya menggalakkan

program pendidikan nasional yang satu diantaranya adalah program pendidikan di

perguruan tinggi negeri. Mahasiswa diharapkan menjadi sarjana-sarjana yang

mampu bersaing di era persaingan bebas ini. Dalam rangka mencapai tujuan di

atas mahasiswa melakukan beberapa proses pembelajaran yang dilakukan baik di

dalam maupun di dalam kampus.

Satu diantara penghambat proses pembelajaran mahasiswa adalah minimnya

pengalaman dan pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja yang nyata.

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan berjalan dengan baik

tanpa adanya hubungan antara ilmu yang diperoleh di dunia perkuliahan dengan

ilmu yang diperoleh di dunia lapangan.

Untuk mengatasi permasalahan diatas dapat dilakukan dengan cara membekali

mahasiswa dengan pengalaman kerja di lapangan sebelum mahasiswa terjun

6

Page 7: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

langsung dalam dunia kerja. Dengan adanya pengalaman kerja praktek,

mahasiswa diharapkan segera dapat mengoreksi kekurangan yang ada pada

dirinya baik dari segi skill dan kemampuannya dalam bidang teknologi.

Dengan melakukan kerja praktek ini mahasiswa dapat mempelajari hal-hal

yang tidak diperoleh di kampus dan dengan melakukan kerja praktek ini

mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmunya yang telah diperoleh

selama di dunia perkuliahan untuk menyelesaiakan masalah yang berkaitan

dengan bidang ilmunya di era persaingan bebas ini.

1.2 Tujuan

1. Untuk dapat menerapakan dan mengaplikasikan ilmu Manajemen

Pemeliharaan pabrik yang telah diperoleh selama kuliah dalam dunia kerja

nyata.

2. Untuk mengetahui gambaran umum perusahaan PT. Inalum

3. Untuk mengetahui struktur organisasi perusahaan di PT. Inalum

4. Mempelajari dan memahami lebih jelas dari proses-proses pembuatan

Alumunium ingot khususnya di Casting Plant

5. Untuk mengetahui jadwal perawatan peralatan di Casting Plant

6. Untuk menerapkan dan melaksanakan jadwal maintenance yang telah

direncanakan

7

Page 8: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

Adapun manfaat kerja praktek bagi mahasiswa diantaranya:

1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan dan sebaliknya

dapat menambah ilmu pengetahuan yang tidak diperoleh di perkuliahan

serta mengembangkan sikap dan keterampilan melalui penerapan kerja

praktek

2. Mengenal dan mengetahui kegiatan operasional yang dilakukan suatu

industri yang berwawasan lingkungan

3. Membina kemampuan mahasiswa secara optimal untuk menyampaikan

laporan dalam bentuk tulisan dan presentasi.

4. Melatih disiplin kerja dengan mematuhi peraturan yang berlaku di

perusahaan.

1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi

1. Menjalin kerjasama antara perusahaan dengan perguruan tinggi

2. Universitas Sumatera Utara, khususnya dengan Departemen

Teknik Mesin USU.

3. Mendapatkan masukan mengenai penerapan ilmu manajemen

dan produksi yang berhubungan dengan kurikulum pendidikan dan dapat

dijadikan sebagai landasan dalam perbaiakn kurikulum agar dapat sejalan

dengan keadaan di lapangan.

8

Page 9: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

1.3.3 Bagi Perusahaan

1. Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pendidikan

2. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka

memajukan pembangunan di bidang pendidikan dan dalam peningkatan

efisiensi dalam aspek-aspek pengelolaan lingkungan.

3. Dapat melihat keadaan dari sudut pandang mahasiswa atau pendidikan.

4. Memudahkan perusahaan dalam mencari sumber daya manusia yang

profesional.

1.3.4 Batasan Permasalahan

Ruang lingkup yang akan kami bahas pada kerja praktek lapangan di PT

INALUM ( INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM ) ini adalah pemeliharaan

perlengkapan pada pabrik penuangan ( Casting Maintenance Plant ) dan

terjadinya kerusakan pada mesin-mesin.

1.3.5 Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek akan disusun dalam VI Bab yang terdiri dari Bab I

Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, ruang

lingkup, sistematika penulisan laporan. Bab II berisikan Gambaran Perusahaan

mengenai Visi dan Misi, Riwayat Ringkas PT Inalum, dan perbandingan Saham

dan Tenaga kerja serta segala hal yang berhubungan dengan tugas khusus. Bab III

berisikan tentang Stuktur Organisasi Perusahaan Bab IV Pemeliharaan dan

perawatan perawatandan Bab V berisikan tentang Tugas Khusus.

9

Page 10: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.2 Visi dan Misi PT INALUM

2.1.1 Visi

PT INALUM menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan

dalam 10 tahun ke depan setelah tahun 2009 akan menjadi Perusahaan yang

terkenal dalam produktivitas dan daya saing di industri aluminium dunia.

2.1.2 Misi

Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan melalui

bisnis yang menguntungkan serta mampu bersaing di pasar global.

Mendukung pengembangan ekonomi regional dan nasional dan

selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat.

2.3 Riwayat Ringkas PT INALUM

Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari

Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik

mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah

Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.

10

Page 11: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari

Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi kelaikan

Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa

PLTA laik untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai

utama dari listrik yang dihasilkannya.

Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-

perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang

untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam

Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik

Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek

Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah

Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light

Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co.,

Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries

Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.

Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan

di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah

Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium

Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.

Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium

(INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan

Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM adalah

11

Page 12: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan

Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon

Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan

90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75%

dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998

menjadi 41,12% dengan 58,88%.

Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah

Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi

terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah

yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek

Asahan.

2.4 Ruang Lingkup PT INALUM

Secara garis besar, lingkup PT INALUM meliputi:

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Asahan di Paritohan,

Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

PLTA PT INALUM yang terletak disepanjang sungai Asahan terdiri dari:

a. Bendungan pengatur (regulating dam), yang terletak di Siruar ± 14,5 km

dari Danau Toba. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur kestabilan air

keluar dari Danau Toba ke Sungai Asahan untuk mensuplai air ke

stasiun pembangkit listrik secara konstan.

b. Bendungan penadah air Sigura-gura yang terletak di Simorea dan

berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk pembangkit listrik

12

Page 13: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Sigura-gura. Air yang ditampung di bendungan ini dipergunakan di

stasiun pembangkit listrik Sigura-gura yang berada 200 m di dalam perut

bumi dengan 4 unit generator masing masing berkapasitas 71,5 MW dan

merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia.

c. Bendungan penadah air Tangga (tangga intake dam) yang terletak di

Tangga dan berfungsi untuk membendung air yang telah dipakai PLTA

Sigura-gura untuk dimanfaatkan kembali pada PLTA Tangga.

Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia.

PLTA di Siguragura dan Tangga berkapasitas total:

Kapasitas terpasang : 603 MW

Output Tetap : 426 MW

Output Puncak : 513 MW

Kemudian tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik Sigura-gura

dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km

dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala

Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung tegangannya diturunkan

menjadi 33 KV untuk didistribusikan ketiga gedung tungku reduksi dan

gedung penunjang lainnya. Masing-masing gedung tungku reduksi

mempunyai 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.

2. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka,

Kabupaten Batu bara. Pabrik peleburan PT INALUM terdiri dari 3 (tiga)

pabrik utama yaitu:

Pabrik Karbon (carbon plant)

13

Page 14: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Pabrik Reduksi (reduction plant)

Pabrik Penuangan (casting plant)

INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di

Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan

investasi sebesar 411 milyar Yen.

2.5 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja

2.5.1 Perbandingan Saham

Pemegang saham perseroan adalah Pemerintah Republik Indonesia

(Menteri Keuangan Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd.

(NAA Co., Ltd). NAA di bentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang

(Sumitomo Chemical Company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light

Metal Company Ltd., C. Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co.,

Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries

Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., dan Mitsui & Co.,

Ltd.). Saham NAA terdiri dari 58,88 % milik kedua belas perusahaan penanam

modal tersebut di atas dan milik lembaga keuangan pemerintah Jepang (Overseas

Economic Cooperation Fund).

Komposisi pemilikan saham sejak berdirinya PT INALUM hingga saat ini

ditunjukkan oleh tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM

14

Page 15: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Keterangan Pemerintah RI NAA Co., Ltd.

Awal Pendirian 10,00 % 90,00 %

20 Juli 1979 25,00 % 75,00 %

29 Juni 1987 41,13 % 58,87 %

10 Februari 1998 41,12 % 58,88 %

2.5.2 Tenaga Kerja

PT INALUM hingga saat ini memiliki empat kantor di empat lokasi atau

daerah di Indonesia. Kantor tersebut terdiri dari kantor utama (Jakarta), kantor

penghubung/ perwakilan (Medan), Unit PLTA ( Paritohan ) dan Unit peleburan

aluminium/smelter ( Kuala Tanjung ). Berikut pembagian tenaga kerja untuk

masing-masing lokasi :

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja PT INALUM

Tabel berikut Ini adalah Jumlah Karaywan PT INALUM Per 31 Januari 2010

LOKASI KERRJA JUMLAH

Jakarta 31 Orang

Medan 8 Orang

15

Page 16: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Kuala Tanjung 1.718 Orang

Paritohan 192 Orang

Total 1.949 Orang

2.6 Fasilitas Lainnya

Demi kelancaran proses produksi peleburan aluminium di Kuala Tanjung,

PT INALUM membangun Fasilitas-fasilitas pendukung antara lain:

a. Silo kokas

b. Silo alumina

c. CTP yard

d. Tangki minyak IDO

e. Kantor

f. Pembersih gas

g. Pelabuhan

h. Dll.

Selain sarana itu, PT INALUM juga membangun fasilitas-fasilitas yang dapat

digunakan oleh karyawannya, antara lain :

a. Perumahan

b. Sarana olah raga

c. Tempat ibadah

d. Rumah sakit

16

Page 17: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

e. Sekolah

f. Tempat belanja

g. Kantor pos

h. Kantor Telkom

i. Sarana rekreasi

j. dll

2.7 Manfaat PT INALUM

Perusahaan sangat menyadari dan memahami bahwa kelancaran

pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan

kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya. Fasilitas dan sarana yang

dibangun oleh PT INALUM tidak hanya dimanfaatkan oleh karyawan PT

INALUM saja, tetapi juga dapat dipergunakan oleh pihak lain, terutama

masyarakat di sekitar lingkup PT INALUM.

2.7.1 Manfaaat Masyarakat

Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak akan tercapai tanpa

hubungan baik dengan masyarakat. Sejumlah dana telah dikeluarkan untuk

meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Khusus untuk

daerah-daerah sekitar Danau Toba, seperti: kabupaten Simalungun, Toba Samosir,

Tapanuli Utara, Dairi dan Karo; dan daerah-daerah di sekitar sungai Asahan,

seperti: kabupaten Asahan dan Tanjung Balai; daerah-daerah ini setiap tahunnya

17

Page 18: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

menerima Annual Fee dari PT INALUM, dimana jumlah dan penyalurannya

diatur oleh Pemerintah RI melalui Menteri Keuangan.

2.7.2 Fasilitas-fasilitas Umum

Fasilitas-fasilitas Umum

Gedung-gedung sekolah, masjid, gereja dan rumah sakit yang

dibangun di kedua proyek ini dapat dimanfaatkan oleh umum dan

masyarakat sekitar

Jalan-jalan Lingkungan

Perusahan juga melakukan perbaikan terhadap jalan-jalan di dekat

daerah proyek, serta penggantian jembatan-jembatan yang sudah tua dan

rapuh agar dapat digunakan untuk kemudahan penduduk setempat.

2.8 Alih Teknologi

Pembangunan PT INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih

teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra putri Indonesia

sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini dilakukanlah alih

teknologi dari para kontraktor asing.

18

Page 19: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Pembangunan PT INALUM membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan

berpartisipasi dalam pembangunan ini banyak karyawan Indonesia memperoleh

kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik modern yang

diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staff Indonesia yang

bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub-kontraknya dikirim ke Jepang

untuk mengikuti pelatihan.

2.9 Kinerja perusahaan

2.9.1 Produksi dan Penjualan

Sejak awal beroperasi hingga saat ini, PT INALUM terus berusaha untuk

meningkatkan produksinya baik dengan memodifikasi proses maupun mengganti

peralatan produksi dengan teknologi terkini. Terbukti produksi dan penjualan

ingot terus meningkat tiap waktu.

2.9.2 Sertifikasi dan Penghargaan

Salah satu persyaratan dari key player adalah kemampuan untuk

melaksanakan proses kerja dan produksi sebagai sebuah pelayanan dengan metode

standar global yang disebut ISO, yaitu sebuah metode yang berkualitas yang pada

prinsipnya telah dilaksanakan oleh PT Inalum sejak berdirinya PT Inalum.

19

Page 20: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Komitmen perusahaan sejak masa konstruksi dalam kepeduliannya terhadap

lingkungan telah dilaksanakan di Inalum dimana PT Inalum telah memperoleh

Sertifikat ISO 14001 dan ISO 9001. Sedangkan untuk pengelolaan lingkungan, PT

Inalum telah memperoleh Peringkat Biru dalam Program Penilaian Peringkat

Kinerja Perusahaan (PROPER). Sedangkan untuk SMK3 (Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja), PT Inalum memperoleh Bendera Emas.

Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT Inalum adalah:

1. Quality Management System (QMS)

PT Inalum telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

dari SGS International dan memperoleh 2 (dua) sertifikat, masing-masing:

No.AU98/1054, sejak Pebruari 1998 untuk PLTA.

No.:ID03/0239, sejak April 1998 untuk Pabrik Peleburan.

2. Environmental Management System (EMS)

Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT Inalum telah

mendapatkan Sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan No.:

GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS International.

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

20

Page 21: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

PT Inalum telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan mendapatkan

predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2005

& 2008 (Sertifikat No.: 00351/SE/2004 & No.:00351/SE/2007 untuk PLTA dan

Sertifikat No. 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk Pabrik Peleburan)

dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

4. PROPER

PT Inalum juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun

2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.

5. International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code

Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di

Pelabuhan, PT Inalum telah mendapatkan sertifikat ISPS Code No.: 02/0161-DV

tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.

6. Sahwali Awards

Perusahaan juga menerima Sahwali Awards tentang Environmentally

Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992 dari Indonesian

Environmental Management and Information Center ( IEMIC ).

2.10 Proses Produksi

21

Page 22: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Bahan-bahan untuk keperluan produksi aluminium pertama sekali

didatangkan melalui pelabuhan. Bahan bahan tersebut adalah alumina, pitch, dan

kokas (Coke). Alumina akan dimasukkan ke dalam silo alumina (alumina silo),

Kokas ke dalam silo kokas (coke silo) dan pitch ke dalam pitch storage house.

Alumina yang berada di dalam silo alumina kemudian dibawa ke dry

scrubber system untuk direkasikan dengan Gas HF yang berasal dari pot. Hasil

dari reaksi ini adalah reacted alumina yang akan dimasukkan ke dalam hopper pot

dengan menggunakan anode changing crane (ACC). Dari Hoper pot reacted

alumina akan dimasukkan ke dalam tungku reduksi.

Kokas yang ada didalam silo kokas akan dicampur dengan butt dan

kemudian mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan pitch yang

berfungsi sebagai perekat (binder). Campuran ketiga bahan ini akan dicetak

menggunakan shaking machine dan selanjutnya mengalami pemanggangan pada

baking furnance. Hasilnya adalah blok-blok anoda. Blok-blok anoda tersebut akan

dipanggang pada suhhu tertentu untuk menguapkan material volatille pada anoda.

Semua prose s ini berlangsung di Anode Green Plant dan Anode Baking Plant.

Blok-blok anoda kemudian akan dipasangi tangkai (annode assembly) di Annode

Rodding Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Reduction Plant

untuk keperluan proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Setelah kurang

lebih 28 hari anoda diganti dan sisa anoda (butt) dibersihkan. Butt ini kemudian

akan dihancurkan dan dimasukkan ke butt silo. Kemudian dipakai kembali

sebagai bahan pembuatan anoda bersama kokas dan pitch.

22

Page 23: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Pada proses

ini akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk

bereaksi dengan alumina dan sebagian dibuang melalui cerobong gas cleaning

system. Setelah proses elektrolisis akan dihasilkan molten bath yang dihasilkan

pada bagian bawah pot kemudian dibawa ke casting shop menggunakan Metal

Transport Car (MTC). Di casting shop aluminium cair dimasukkan ke holding

furnance, setelah itu aluminium cair di tuang ke casting machine untuk dicetak

menjadi aluminium batangan (aluminium ingot) dengan berat masing masing

Ingot lebih kurang 22,7 kg. Desain produksi PT INALUM adalah 225.000 ton

aluminium per tahun. Namun, karena adanya perbaikan teknologi dan semakin

tingginya tingkat effisiensi penggunaan arus, maka kapasitas produksi PT

INALUM lebih tinggi dari desain produksinya.

23

Page 24: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Reduction Cell 510 units DC Electric Pow er

Dry Scrubber Aluminium Fluoride

Recovered Cryolite

Molten Aluminium

Unloader Alumina

Pitch Main Fan Coke

Alumina Silo REDUCTION PLANT

ElectrostaticPrecipitator

Fan

Coke Silo Pitch Storage House Anode Assembly

Shaking Machine

ANODE GREEN PLANT Baking FurnaceANODE BAKING PLANT

ANODE RODDING PLANT

20,000 T/Ux 3 U

A-Berth

1,400 T/Ux 20 U

Clean Gas

Clean Gas

CASTING SHOP

GAS CLEANING SYSTEM

PRODUCTION PROCESS FLOW OF INALUM SMELTER

PRE HEATER

Ko-Kneader

Heavy Oil

Pitch

Exhaust Gas

Exhaust Gas

Holding Furnace

Casting Machine

Aluminium Ingot

22.7 Kg/Pc

Baked Block

Butt Silo

Crusher

Rod Butt Press

Return Crust

Butt Cleaner

GAS CLEANING SYSTEM

Cast Iron

Gambar : 2.1 Proses Produksi PT INALUM

24

Page 25: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

2.1.1 Manajeman Sumber Daya Manusia ( MSDM )

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu

atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)

yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara

maksimal sehingga tercapai tujuan ( goal ) bersama perusahaan, karyawan dan

masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap

karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya

bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi,

sosiologi, dll.

Unsur MSDM adalah manusia.

Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan

implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan

karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan

hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia

melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara

langsung sumber daya manusianya.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan

efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan

kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi

tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya

25

Page 26: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan

memelihara karyawan dalam jumlah ( kuantitas ) dan tipe ( kualitas )

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai

masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja

lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi

sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut

HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner manajemen sumber

daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk

memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk

ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi

memerlukannya.

Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :

1. Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia

( MSDM ) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi.

Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk

dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung

jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu

para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya

manusia.

26

Page 27: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

2. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai

dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika

manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat

kebutuhan organisasi.

3. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan

dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak

negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber

dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.

4. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal

tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi.

Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus

dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak

dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan

dapat meninggalkan organisasi.

27

Page 28: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN

3.1 Pendahuluan

Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya.

Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang lain karena pengaruh pengetahuan dan

pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang akan sama dengan satu

hal yaitu ingin mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara

lainkebutuhan akan sandang pangan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk

bergaul, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan diakui keberhasilannya.

Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak

dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia harus bekerja sama dengan orang lain

untuk mencapai tujuannya atau berorganisasi.

3.2 Bentuk Organisasi

Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas.

3.2.1 Nama, Tempat kedudukan dan tanggal berdirinya Perseroan.

Perseroan Terbatas ini bernama PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

atau disingkat PT Inalum, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta serta

didirikan pada tanggal 06 Januari 1976.

28

Page 29: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

3.2.2 Jangka waktu dan berdirinya Perseroan

Perseroan ini memperoleh Status Badan hukum sejak tanggal 10 Januari

1976 dan didirikan untuk jangka waktu 75 tahun sejak tanggal tersebut.

3.2.3 Maksud dan tujuan serta kegiatan Usaha

1. Maksud dan tujuan perseroan ini adalah berusaha

dalam bidang Industri aluminium dan tenaga listrik.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas

Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha:

a. Membangun dan mengusahakan pabrik peleburan

Aluminium di Kuala Tanjung untuk menghasilkan, membuat dan

mengelola Aluminium, produk karbon dan produk lain yang

sehubungan dengan itu dan untuk memasarkan segala produk

dimaksud di dalam negeri serta mengekspornya.

Membangun dan mengusahakan pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Air di

Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkannya ke pabrik

peleburan Aluminium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh Perseroan.

3.2.4 Pemegang Saham

Pemegang Saham Perseroan adalah pemerintah Republik Indonesia

(Menteri Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Alumunium Ltd Corporation

(NAA). NAA dibentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang adalah

29

Page 30: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Sumitomo Chemical Company, Ltd ; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd ; Nippon Light

Metal Company, Ltd ; C. Itoh & Co Ltd, Nishho-Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd,

Showa Denko K. K, Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd,

Mitsubishi Corporation, Mitsui Alumunium Company, Ltd ; Mitsui & Co Ltd.

Saham NAA terdiri dari 50 % milik ke 12 perusahaan penanam modal tersebut

diatas dan 50% milik lembaga keuangan Pemerintah Jepang (Overseas Economic

Coorperation Fund).

30

Page 31: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

BAB IV

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN PABRIK

4.1 Maintenance Management Secara Umum

Maintenance Management ialah suatu bagian dari pekerjaan maintenance,

dan merupakan faktor atau elemen yang sangat penting di dalam pengaturan

keseluruhan kerja yang melibatkan pemanfaatan sumber daya yang ada misalnya

tenaga kerja, mesin, material atau spare part, uang dan metoda pemeliharaan (5M

– Man, Machine, Material, Money, Methodes).

Dalam pelaksanaanya Maintenance Management ini meliputi hal-hal

sebagai berikut :

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengendalian

Penyempurnaan

31

Page 32: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Gambar: 2.2 diagram alir Maintenance

32

Page 33: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

4.1.1 Pengertian Maintenance Management

Dalam pengertian sempit bahwa maintenance management merupakan

pengendalian proses pemeliharaan dan disebut sebagai maintenance control.

Pengendalian proses pemeliharaan ( maintenance control ) terdiri dari :

Pengendalian sumber daya yang ada yaitu tenaga kerja, mesin,

material atau spare-parts dan uang.

Pengendalian pekerjaan maintenance, misalnya pemeriksaan

peralatan, penyesuaian, perbaikan dan overhaul baik yang sudah

dijadwalkan maupun berdasarkan kondisi peralatan dan pekerjaan

penyempurnaan.

Pengendalian inventori misalnya pengawasan stock, penyimpanan

dan pembelian spare-parts.

Pengendalian anggaran biaya.

Dalam pengertian yang luas bahwa maintenance management mempunyai

fungsi yang lebih luas yang disebabkan oleh kompleksnya pekerjaan

pemeliharaan.

Maintenance management adalah mencakup maintenance engineering

yang di dalamnya termasuk pekerjaan teknis untuk menyempurnakan proses

pemeliharaan. Maintenance engineering terdiri dari :

a. Maintenance administrative engineering

Management data and process ( EDP )

Maintenance planning and control

33

Page 34: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Material management

Investment control and work management

Technical and design

b. Maintenance cost estimation

Perhitungan dan analisa biaya anggaran dan alokasi anggaran

Analisa dan penilaian secara ekonomis, kebijakan untuk

pemakaian produk lokal, serba-sumber, pembaharuan

peralatan dan lain-lain.

c. Maintenance engineering analysis

Analisa kerusakan peralatan

Korosi dan teknik pelumasan

Teknik pemeriksaan dan perbaikan

Prosedur pengendalian terhadap keselamatan kerja

4.1.2 Pengertian Maintenance

Maintenance menurut Japan Industrial Standart ( JIS )

Semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga atau

memelihara suatu peralatan pada kondisi bisa dipakai atau siap

operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan.

Breakdown Maintenance

Pemeliharaan yang diperlukan terhadap peralatan setelah peralatan

tersebut mengalami kerusakan.

Preventive Maintenance

34

Page 35: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Pemeliharaan terhadap peralatan yang dilakukan untuk mencegah

atau mengurangi laju penurunan mutu peralatan sebelum peralatan

tersebut mengalami kerusaka. Terbagi menjadi :

1) Periodical Maintenance

Pemeliharaan secara berkala ( time based )

2) Predictive Maintenance

pemeriksaan peramalan dengan pengukuran ( condition based )

Corrective Maintenance

Pemeliharaan yang dilakukan untuk memulihkan kondisi peralatan

sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.

Maintenance Prevention

Tindakan penyempurnaan pada tiap bagian peralatan sehingga

peralatan tersebut tidak perlu dirawat lagi.

Productive Maintenance

Gabungan atau kombinasi semua jenis kegiatan pemeliharaan

(Preventive, corrective dan breakdown maintenance) untuk menjaga

peralatan dalam kondisi siap dioperasikan dan menjamin kelancaran

peroduksi, efisien dan biaya pemeliharaan yang ekonomis dengan

biaya total yang seminimal mungkin.

Total Productive Maintenance (TPM )

Kegiatan dari semua anggota berpartisipasi untuk menjaga

keberadaan peralatan secara efisien untuk menjamin produksi, mutu

biaya waktu penyerahan, keselamatan dan pencemaran lingkungan.

35

Page 36: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

4.2 Organisasi, Tujuan dan Klasifikasi

1. Organisasi Pemeliharaan

Organisasi Maintenance Departemen ialah bentuk organisasi secara

terpusat yang terbagi dalam 4 Seksi, antara lain :

36

Page 37: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

2. Tujuan Pemeliharaan

a. Tujuan dalam pengertian sempit

Suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralatan dalam kondisi bisa

dioperasikan untuk kestabilan produksi dan bebas dari penurunan mutu baik

peralatan maupun produk yang dihasilkan.

b. Tujuan dalam pengertian luas :

Semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran produksi

dan meningkatkan produktivitas

Menyempurnakan peralatan produksi

Menyempurnakan mutu produk

Penyerahan tepat waktu

Mengurangi waktu untuk kegiatan ( down time )

Meningkatkan efisiensi dan biaya pemeliharaan yang ekonomis

Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja

c. Tujuan ditinjau dari segi teknis

Memelihara keberadaan peralatan untuk siap pakai dalam

kurun waktu tertentu ( availability )

Menjaga kehandalan peralatan untuk melakukan fungsinya

dalam kondisi dan waktu tertentu ( reliability )

37

Page 38: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Menyempurnakan bagian peralatan untuk mudah dipelihara

dalam kondisi yang spesifik dan jangka waktu tertentu

( maintainability )

3. Klasifikasi Peralatan

Klasifikasi peralatan ditinjau dari 3 (tiga) aspek :

a. keselamatan

Aspek ini meliputi; kecelakaan fatal bencana, polusi

lingkungan dan peraturan keselamatan.

b. Aspek Produksi

Meliputi; Work ratio, stand by unit, pengaruh pada mutu

produk dan pengaruh pada fasilitas lain.

c. Aspek Maintenance

Meliputi frekuensi kerusakan darurat, waktu perbaikan, biaya

perbaikan dan laju korosi/erosi per tahunnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah:

Aspek Item Judgement Factor Mark

Aspek Keselamatan 1) Kecelakaan fatal, bencana 1) Peralatan &material

yang berbahaya,

meledak mudah

terbakar,bencana

(*)

2) Peralatan &material

yang cukup

berbahaya, meledak

5

38

Page 39: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

bisa terbakar

2) Polusi lingkungan 1) Material sangat

berbahaya thd polusi

air/udara

(*)

2) Material cukup

berbahaya thd polusi

air/udara

5

3) Berpengaruh thd.

Bencana, lingkungan

umum

3

3) Peraturan keselamatan 1) Diberlakukan

peraturan

keselamatan

5

2) Berlaku serupa

seperti peraturan

keselamatan

3

Aspek Item Judgement Factor Mark

39

Page 40: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Aspek Produksi 1) Working ratio 1) WR>=80%, tanpa

standby unit 5

2) WR>=80%, dengan

standby unit 3

3) 80%>WR>=50% 2

2) Stand-by unit 1) Tanpa stand by unit. 5

2) Ada stand by unit tetapi

perlu jumlah MH untuk

penggantinya.

3

3) Ada stand by unit,

penting untuk produksi

2

3) Berpengaruh terhadap jumlah

dan mutu produk.

1) Kerusakan peralatan

punya pengaruh besar 5

2) Kerusakan peralatan

punya pengaruh kecil 3

4) Berpengaruh terhadap

fasilitas lain.

1) Kerusakan peralatan

punya pengaruh besar 5

2) Kerusakan peralatan

punya pengaruh kecil 3

Aspek Maintenance 1) Frequency Kerusakan Darurat

(FKD)

1) FKD>= 4 kali /tahun 5

2) 4 > FKD >= 2 kali/tahun 3

3) FKD < 2 kali/tahun 1

2) Biaya Perbaikan (BP) 1) BP>= $ 3,600/perbaikan 4

2) $ 3,600>BP>= $ 1,800 2

3) Waktu untuk perbaikan (WP) 1) WP >= 24 jam 4

2) 24 > WP >= 4 jam 2

4) Laju korosi / erosi pertahun 1) Korosi >= 0.5 mm/tahun 4

40

Page 41: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

2) 0.5 > korosi >= 0.2 mm 2

3) Berbahaya thd. Korosi

dan erosi

1

Untuk setiap peralatan dinilai berdasarkan 3 (tiga) aspek di atas.

Peralatan yang mempunyai total nilai :

Lebih besar dari 30, kelas A [dan setiap peralatan dengan mark

(*)]

Dari 20 sampai 29, kelas B

Lebih kecil dari 20, kelas C

4. Derajat Pemeliharaan

Derajat Kelas

Pemeliharaan

A B C

1.Pemeliharaan

(1). Harian T F F

41

Page 42: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(2). Patroli T F

(3). Berkala T F --

(4). Ketelitian T --

2.Penyesuaian

(1). Pemberian

Pelumas

T T F

(2). Harian F F F

3.Perbaikan

(1). Pencegahan T T --

(2). Darurat T T --

(3). Break down - -- F

4.Pengendalian

Kegagalan

42

Page 43: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(1). Laporan

Kerusakan

F F F

(2). Analisa

Penyebab

F F F

(3). Waktu diantara

kegagalan (MBTF)

F --

Catatan : T = Sesuai dengan standard tertentu (spesifik)

F = sesuai dengan standard umum

= Dilakukan kalau perlu

■ = Tidak diperlukan

5. klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan

Klasifikasi Mencegah

penurunan

Mengukur

penurunan

Memperbaiki

penurunan mutu

Departemen

terkait

43

Page 44: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

mutu mutu

1). Mencegah berbagai kerusakan

(1). Operasi

normal

Pemakaian

yang benar

Produksi

(2).

Pemeliharaan

Pembersihan

pelumasan

penyesuaian

Pemeriksaan

harian

Pemeliharaan

kecil

Produksi

(3).

Pemeliharaan

berkala

Pemeriksaan

berkala

Perbaikan

berkala

pemeliharaan

(4).

Pemeliharaan

berkala

Analisa

kecendrungan

terjadi kerusakan

Pemeliharaan

Berdasarkan

Kondisi

Pemeliharaan

2). Memperbaiki berbagai kerusakan

(1).

Pemeliharaan

setelah terjadi

kerusakan

Pemeliharaan di

luar rencana

Pemeliharaan

produksi

3). Memperpanjang Umur

44

Page 45: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(1).

Pemeliharaan

perbaikan

kehandalan

Memperbaiki

kekuatan

Mengurangi

beban

Pemeliharaan

Produksi

4). Mengurangi waktu pemeliharaan

(1).

Pemeliharaan

perbaikan

mampu rawat

Memonitor

kondisi

menyempurnakan

pemeriksaan

Penyempurnaan

pemeliharaan

Pemeliharaan

5). Membuat pemeliharaan tidak diperlukan lagi

(1).

Pencegahan

pemeliharaan

Modifikasi

alat, ganti

material dll.

Pemeliharaan

4.3 Proses Management Pemeliharaan

1.Perencanaan Pemeliharaan

Sasaran :

(1) Menngurangi pekerjaan ulang dalam tahun ketahun kedepan

sebanyak 10% dari tahun lalu sambil mempertahankan keadaan nihil

keluhan pelanggan.

(2) Keadaan peralata siap dioprasikan (availability) sebesar 85%

45

Page 46: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(3) Rasionalisasi pemakaian suku cadang yang banyak dikomsumsi.

(4) Mengurangi biaya pemeliharaan dengan sistem pembelian serba

sumber ( multisource ).

Sandaran:

(1) Rencana Management Tahunan (AMP)

(2) Kebijaksanaan Perusahaan dalam hal kesadaran akan biaya

(3) Kebijaksanaan Perusahaan dalam memberdayakan SDM

Sarana:

(1) Manusia

(2) Material

(3) Mesin

(4) Modal

(5) Metoda

Sistem atau Strategi

(1) 5W +1H (What,Where,Who, Why and How)

(2) SMART ( Spesific, Measurable, Attaninable, Reasonable, Time

oriented )

Saat:

(1) Rencana pemeliharaan jangka panjang ( 10 tahun )

(2) Rencana pemeliharaan satu sampai tiga tahun.

46

Page 47: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(3) Rencana pemeliharaan bulanan

a. Dasar Rencana Pemeliharaan

Dasar rencana kerja pemeliharaan ialah rencana pokok (master

plan) yang terdiri dari dasar strategis pemeliharaan jangka

panjang seperti di bawah ini :

(1) Kebijaksanaan dasar ( basic policy )

(2) Institusi dan organisasi

(3) Pengaturan tenaga kerja

(4) Pengaturan peralatan

Semua item diatas dibentuk dan diatur untuk tujuan kegiatan

pemeliharaan.

b. Rencana Kerja Pemeliharaan jangka panjang

Rencana jangka panjang dibuat untuk jangka waktu 10 tahun,

yang terdiri dari :

(1) Rencana kerja pemeliharaan (preventive maintenance) yang

dibuat berdasarkan pada waktu atau interval tertentu ( time

based ).

(2) Rencana kerja untuk penyempurnaan (improvement).

(3) Rencana pembelian material dalam skala besar

( refractory material , dan lain-lain ).

(4) Rencana pembaharuan peralatan ( renewal plan ).

47

Page 48: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

c. Rencana kerja Pemeliharaan satu sampai tiga tahun

Rencana kerja pemeliharaan dibuat untuk perhitungan biaya

anggaran untuk satu tahun fiskal.

(1) Rencana kerja pemeliharaan pencegahan yang diambil dari

rencana kerja jangka panjang (time based)

(2) Rencana kerja yang dibuat berdasarkan hasil inspeksi atau

kondisi peralatan tersebut (condition based).

(3) Rencana pembaharuan peralatan (renewal plan) dan

rekondisi peralatan.

(4) Rencana kerja yang dikontrakkan.

(5) Rencana pembelian material, tools, minyak pelumas dan lain-

lain.

d. Rencana Kerja Pemeliharaan bulanan.

Rencana kerja bulanan terdiri dari :

(1) Rencana kerja pemeliharaan pencegahan yang diambil dari

rencana kera tahunan ( yearly maintenance plan ).

(2) Rencana kerja pemeliharaan berdasar kondisi peralaan

(condition based)

(3) Pekeraan yang tertunda bulan lalu

(4) Rencana perbaikan peralatan dari hasil koorinasi antara seksi

operasi dan pemeliharaan.

48

Page 49: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

49

Page 50: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

e. Perencanaan Pemeliharan dengan komputer

2. Membuat dan revisi Maintenance Work Master

Maintenance Work Master adalah daftar kerja pemeliharaan peralatan

yang dibutuhkan untuk perencanaan atau pelaksanaan pemelihraan untuk

kelancaran operasi, yang meliputi perebaikan peralatan (overhaul) pemeriksaan

peralatan,memberikan pelumasan dan lain- lain.

Aliran Peroses Maintenance Plan

Input data Proses data Output data

Tag-Code last Maint. Date long run

50

Maintenance Work Master

Update Data Maintenance Plan

Tag-Code

Tag-Name

Tag-Sign

Work-Item-No

Work-Name

Maintenance Interval

Last Maint. Date

Last maint. Date

Maintenance

interval

Work-Item-No

Work-Name

Long run Maint. 10 thn

Short term Maint. 3 thn

Annual Maint. Plan

Page 51: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

3.Membuatdan revisi Spare- part Master

Spare-Part Master ialah daftar dari spre –parts yang dibutuhkan untuk

setiap pelaksanaan kerja dalam Maintenance Work Master .

4.Rencana Pemakaian ( Consumption Plan )

Rencana Pemakaian Barang Sistem Paket

( pekerjaan overhaul ) :

Penggabungan antara Maintenance Work Master dengan Spare-Part

Master untuk kode alat dan kode pekerjaan yang sama, maka akan didapat jumlah

total spare-part yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rencana kerja

pemeliharaan.

Perencanaan sistem paket sepenuhnya diproses oleh komputer.

( Aliran Proses Rencana Pemakaian ( sistem paket )

Input Data Proses Data Output data

51

Maint. Work Master

Tag-code, Item-No

Exec-Date-Interval

Total

Work Qty. = A

A x B = CPCP (PAKET)

Spare-Part Master

tag-Code, Item-No,

Art-Cod, Part-Name,

Spec., Qty/work

Spare-Part

Per Work = B

Page 52: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Rencana Pemakaian Sistem Single :

Perencanaan pemakaian sistem single dilaksanakan dengan cara manual

oleh pemakai. Perencanaan pemakaian spare-parts ini untuk kebutuhan yang

bersifat tergantung pada kondisi atau setiap saat diperlukan ( Condition based ).

Aliran Proses Rencana Pemakaian ( sistem single ) :

User Proses data Output data

52

Maintenance

Plan

Consumption

Actual

EDP

Proses

Rencana Pemakaian

( CP single )

Page 53: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Rencana Pemakaian Total :

Notes : CP = Consumption Plan

Rencana Pembelian (Purchase Plan)

Aliran Proses Rencana Pembelian

Notes : RQ = req. Qty;

MS = minimum Stock

PS = Present Stock;

OO = On Order

(4) Rencana Anggaran ( Budget Plan )

53

No

Yes

CP

(Paket)

CP

(Single)

CP Total

(Paket + Single)

Rencana Pemakaian

( CP Total )

Rencana Pemakaian

(CP Total)

Kondisi Stock

Update P.S & O.O

Request Quantity

(RQ=CP+MS-PS-OO)

Rencana

Pembelian

RevisiTo SBP

Check

Budget

Rencana

Pengadaan

Page 54: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Rencana Pengadaan (Procurement Plan)

Klasifikasi Pengadaan : Barang Import dan Lokal

Notes :

AA = Asahan Authority

4.Perencanaan Pemeliharaan

54

No

Yes

NoYesNo

Yes

No

Yes

Usulan Anggaran

(1) Rencana Pembelian :

S/P, Material, Consume.

(2) Rencana Pembaharuan

(Renewal), Rekondisi

(3) Rencana Pekerjaan

dikontrakkan

Pemeriksaan

(Revisi) Has

il

Persetujuan

Anggaran

Rencana Pengadaan

(Anggaran Disetujui) Impo

rt

Laporan

Ke AAAppr

v.

Pengadaan

(Lokal)

Pengadaan

(Import)

Preventive

Maintenance

Condition Base

Maintenance

Proposal/Report

Prod.Section

.Breakdown

Maintenance

.Accident

Maintenance

Annual Plan

Maintenance

Monthly Plan

Check :

.Spare parts

.Material

.Tools

.Man Power

.work Priority

Clarify/Request

Work Execution Work Information sheet

Ok

Page 55: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Pelaksanaan pemeliharaan berdasarkan rencana tahunan ditambah dengan

ditambah dengan masukan dari seksi Produksi, hasil pemeriksaan dan perawatan

berdasarkan kondisi ( Condition Based Maintenance ) lainnya.

a. Mempersiapkan Standard

Standard dibawah ini harus dipersiapkan berdasarkan pada

kepentingan, sifat peralatan dan pengembangan kerja pemeliharaan.

(1) Maintenance Standard harus dipersiapkan berdasarkan pada

kepentingan dari peralatan tersebut yang diambil dari

maintenance manual dari Maker.

(2) Rincian dari item pemeliharaan seperti penjadwalan dan metoda

pemeliharaan harus ditetapkan sesuai dengan standard teknik

yang berlaku.

(3) Standard khusus untuk peralatan tertentu harus dipersiapkan

berdasarkan pada kepentingan atau klasifikasi peralatan dan tidak

bertentangan dengan standard umum.

(4) Untuk pekerjaan berbahaya, standard keselamatan kerja harus

dipersiapkan.

b. Pembagian Kerja Pemeliharaan

Pembagian kerja antara seksi Pemeliharaan dan seksi Operasi

harus dirundingkan dan disetujui oleh kedua pihak dan sesuai dengan

standard kerja.

(1) Pekerjaan pemeliharaan harian dilakukan oleh seksi Operasi.

55

Page 56: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(2) Total kontrol keteknikan dari peralatan mekanik oleh seksi

pemeliharaan.

(3) Pekerjaan yang memerlukan keahlian teknik mekanik oleh seksi

pemeliharaan.

(4) Pekerjaan yang memerlukan keahlian teknik yang khusus,

peralatan kerja yang khusus, dalam waktu yang tidak untuk

seterusnya, dan memerlukan tenaga kerja yang banyak, dilakukan

oleh pihak ketiga atau Kontraktor.

c. Pemeriksaan Peralatan

(1) Tujuan pemeriksaan peralatan

Tujuan pemeriksaan peralatan ialah memeriksa kondisi

ketidaknormalan peralatan pada saat itu atau penurunan mutu

peralatan dan melakukan penyesuaian atau perbaikan yang

diperlukan untuk menjamin peralatan tersebut dapat berfungsi

dengan normal.

(2) Klasifikasi pemeriksaan

Pemeriksaan peralatan diklasifikasikan dalam 4 macam yang

tergantung pada tujuan, metoda, sifat peralatan, interval dan lain-

lain.

Pemeriksaan sebelum operasi

Pemeriksaan dilakukan pada peralatan dengan cara

penglihatan sebelum operasi dimulai sesuai dengan

56

Page 57: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

standard operasi, dan dilakukan setiap akan mulai kerja

atau pergantian shift oleh seksi operasi.

Pemeriksaan Harian

Pemeriksaan secara penglihatan (visual) pada penglihatan

dari ketidaknormalan dan kondisi operasi sesuai dengan

standard operasi, dan dilakukan setiap hari atau pergantian

shift oleh seksi operasi.

Pemeriksaan patrol

Pemeriksaan ketidaknormalan peralatan sesuai dengan

standard pemeriksaan, tampak luar, kondisi operasi dan

kondisi bagian dalam dengan perlatan yang sederhana saat

operasi.

Seksi pemeliharaan harus menentukan metoda pemeriksaan

dan urutan pelaksanaan patrol dan melakukannya sesuai

standard.

Pemeriksaan berkala

Untuk pemeriksaan penurunan mutu peralatan sesuai

dengan standard dengan membongkar peralatan.

Pemeriksaan tampak luar dan kondisi bagian dalam dengan

memakai alat kerja atau alat ukur.

Seksi pemeliharaan harus melakukan pemeriksaan secara

berkala, bahkan bila diperlukan pemeriksaan juga

57

Page 58: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

dilakukan pada setiap saat ada ketidaknormalan dari

peralatan.

(3) Pembuatan Standar Pemeriksaan

Standard pemeriksaan dibuat untuk setiap peralatan berdasarkan

pada kepentingan, sifat tau klasifikasi peralatan tersebut.

Peralatan kelas-A : Dengan standard khusus untuk setiap

peralatan

Peralatan kelas-B : Dengan standard umum untuk setiap

peralatan

Peralatan kelas-C : Standard hanya untuk perlatan yang

memerlukan pemeriksaan saja

d. Penyesuaian (adjustment)

(1) Tujuan dari penyesuaian

Untuk memelihara dan menyesuaikan fungsi peralatan,

membetulkan fungsi dengan tidak memperbaikinya dan

menghindari penurunan mutu peralatan.

(2) Klasifikasi penyesuaian

Pemberian minyak pelumas.

Pembersihan, penyesuaian fungsi dan penggantian sebagian

kecil peralatan yang rusak.

Menghilangkan kotoran, karat dan melakukan pengecatan.

(3) Pembuatan standar penyesuaian

Standar pelumasan

58

Page 59: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Bagian peralatan yang bergerak dan bergesakan akan terjadi

kontak antara permukaan, maka perlu dilumasi sesuai

dengan standar pelumasan.

Standar pelumasan dibuat dan sehubungan dengan standar

teknik berdasarkan pada buku panduan dari pelumasan dan

pemeliharaan dari pabrik pembuatnya.

Pembersihan, penyesuaian operasi, dan lain-lain.

Pekerjaan yang dilaksanakan harian dan terdaftar di dalam

manual operasi dan pekerjaan penyesuaian yang

dilaksanakan secara berkala yang dibuat sesuai dengan

standar teknik.

e. Perbaikan (repair).

(1) Tujuan dari perbaikan .

Untuk memulihkan penurunan mutu dari peralatan dengan

perlakuan mekanik tertentu.

(2) Klasifikasi perbaikan

Perbaikan pencegahan (preventive repair)

Perbaikan dilakukan sebelum kerusakan atau penurunan

mutu peralatan atau kecelakaan terjadi, penanggulangan

seperti perbaikan, penggantian bagian yang rusak, overhaul

dan penyesuaian harus dilakukan.

- Perbaikan pencegahan karena pemeriksaan

59

Page 60: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil dari

pemeriksaan.

- Perbaikan pencegahan secara berkala

Perbaikan yang dilakukan berdasarkan waktu (time

based)

- Perbaikan pencegahan dengan ramalan (prediction)

Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan

pada saat operasi.

Perbaikan darurat (emergency repair)

Perbaikan darurat ialah memperbaiki peralatan yang rusak

di luar rencana/kecelakaan dan lain-lain, spare-part harus

selalu tersedia.

Perbaikan setelah rusak (breakdown repair)

Memperbaiki peralatan setelah peralatan tersebut

mengalami kesusakan.

(3) Standar perbaikan

Standar perbaikan dibuat dan sesuai dengan standar teknik.

Standar perbaikan yang termasuk di dalam standar

pemeriksaan kecuali untuk peralatan khusus.

Untuk pekerjaan yang berbahaya, pedoman kerja perbaikan

harus dibuat.

60

Page 61: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(4) Pembagian kerja perbaiakan.

Kerja perbaikan dilaksanakan oleh departemen

pemeliharaan.

Pekerjaan yang dilakukan oleh departemen pemeliharaan.

- Memberhentikan dan menghidupkan peralatan

- Membersihkan daerah sekitar dari bahan mentah (raw

material)

- Memastikan kondisi aman untuk operasi

- Membantu pekerjaan perbaikan

- Hadir saat penyerahan peralatan

f. Kerusakan darurat (emergency failure)

(1) Definisi dari kerusakan darurat

Kerusakan darurat maksudnya ialah terjadi kecelakaan yang tidak

termasuk di dalam jadwal perbaikan bulanan, misalnya:

Kecelakaan yang menyebabkan menurunnya keluaran

produksi/output.

Kecelakaan terjadi dan memerlukan perbaikan oleh tenaga

ahli.

Kecelakaan yang memerlukan kerja perbaikan lebih dari

satu manday (peralatan klas A atau B)

(2) Perbaikan untuk kerusakan darurat

61

Page 62: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Penanggulangan darurat harus diambil untuk mengurangi

pengaruh terhadap produksi dan keselamatan.

Setelah penanggulangan darurat diambil, penyebab

kerusakan dan tindakan pencegahan yang paling mungkin

harus diselidiki. Penanggulangan pencegahan harus

diterapkan untuk mencegah terjadi kerusakan yang sama di

masa yang akan dating.

Anggaran untuk perbaikan darurat sudah diperhitungkan

dan termasuk ke dalam biaya pemeliharaan.

(3) Laporan

Manager seksi yang bersangkutan melaporkan kepada SM

mengenai kondisi, penyebab dan penanggulangan darurat

yang telah diambil terhadap kerusakan peralatan

secepatnya.

Bila perlu, orang pemeliharaan memberitahu seksinya

mengenai kondisi kerusakan peralatan dan minta bantuan

untuk penyelidikan penyebab dan mencari

penanggulangannya.

Ketika penanggulangan pencegahan terhadap kerusakan

diambil, persiapan laporan kejadian tersebut.

62

Page 63: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Orang pemeliharaan menjumlahkan frekwensi dari

kerusakan darurat setiap bulan dan melaporkannya di dalam

laporan bulanan.

4.4 Pengendalian Pemeliharan

4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan.

Sebelum kerja dimulai, orang yang bertugas harus mengadakan pertemuan

dengan seksi terkait dan menyediakan jadwal kerja rinci yang terdiri dari : isi

pekerjaan, metoda keselamatan kerja, jadwal kerja, dan lain-lain.

4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan

Selama kerja pemeliharaan dilakukan, jadwal kerja dikendalikan dengan

mencatat kemajuan kerja pada lembaran kerja yang telah disediakan.

4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja

Orang pemeliharaan harus selalu memperhatikan penanggulangan

keselamatan kerja pada setiap ia bekerja sesuai dengan panduan keselamatan

kerja.

4.4.4 Pengawasan (supervisi)

Orang pemeliharaan harus melakukan penegasan pada setiap kejadian dan

mengawasi isi pekerjaan, penanggulangan keselamatan kerja, dan lain-lain.

4.4.5 Pemeriksaan dan penyerahan

Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai dilakukan, orang pemeliharaan dan

bersama-sama dengan orang yang mewakili dari seksi operasi harus memeriksa

peralatan, melakukan test operasi dan melakukan penyerahan kepada seksi

operasi.

63

Page 64: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

4.4.6 Merekam dan membuat laporan

Rekaman kerja dicatat pada lembaran khusus dan laporan yang diperlukan

dibuat dan dilaporkan pada seksi yang bersangkutan.

4.5 Pengendalian Anggaran Pemeliharaan

Yang mencakup hal-hal seperti di bawah ini :

Membuat anggaran dan anggran kerja berdasarkan pada rencana

pemeliharaan.

Pembagian dan penggunaan anggaran

Pengendalian anggaran ( untuk menghindari kekurangan atau

berlebihan )

Membuat laporan pemakaian anggaran bulanan

Membuat rangkuman pemakaian anggaran

64

Page 65: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

1.Metoda Pembuatan Anggaran

Anggaran dibuat setiap tahun anggaran, persiapan dari bulan Agustus bulan

oktober setiap tahunnya.

No. Macam Pekerjaan Dasar Perhitungan Jadwal

I.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Persiapan rencana pembelian

Membuat rencana pemeliharaan

/ operasi

Membuat rencana konsumsi

Review minimum stock

Penegasan stock

Penegasan on order

Perhitungan jumlah permintaan (RQ)

Penegasan referens harga

Persetujuan rencana pembelian

Penyerahan rencana pembelian kepada

SBP

Rencana operasi/pemeliharaan

Data aktual

SMP data tutup tahun

SPM data akhir

RQ=(CP+MS)-(PS+OO)

SPM data akhir

September

September

September

Oktober

Oktober

Oktober

Oktober

Novenber

November

II.

1.

2.

3.

4.

5.

Persiapan usulan anggaran

Distribusi AMP guidance

Penerimaan rencana pembelian

Pemeriksaan dan penjelasan

Persetujuan AMP

Distribusi final AMP

RFA

Verifikasi standar

Oktober

November

Nov~Jan

April

April

III.

1.

2.

3.

Persiapan rencana pengadaan

Menerima copy rencana pembelian

Rencana pengadaan (draft)

Persiapan daftar Bidder penilaian Bidder

Klasifikasi standar pengadaan

Standar penilaian

November

Nov~Des

Jan~Feb

65

Page 66: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

4.

5.

6.

7.

Menerima rencana pembelian

Rencana pengadaan (final)

Persetujuan rencana pengadaan

Distribusi rencana pengadaan

Januari

April

April

April

2. Pembagian Anggaran

Spare-part, material, tools

(a) Spare-parts.

Rencana pemakaian spare-parts untuk kebutuhan dua tahun yang

akan datang. Spare-parts paket dibuat berdasarkan rencana

pemeliharaan untuk satu tahun fiskal yang akan dating.

(b) Material.

Rencana konsumsi material dibuat oleh seksi engineering

berdasarkan:

Rencana fabrikasi Tools operasi satu tahun fiskal mendatang

Rencana fabrikasi/kerja perbaikan untuk satu tahun fiskal

mendatang, Terdiri dari :

Gas, steel material

o Maintenance

o peration tools

o Material untuk operasi Utility

o Material untuk RRS

(c) Tools, GPG, lubricant.

66

Page 67: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Rencana konsumsi other supply untuk kebutuhan satu tahun fiskal yang

akan dating. Rencana konsumsi minyak pelumas sesuai dengan jadwal kerja

pemberian minyak pelumas. Dan rencana konsumsi tools untuk melengkapi

standard kebutuhan yang sudah ada atau renewal.

Repair & Maintenance work

Pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor untuk satu tahun fiskal

yang akan dating.

- Mechanical & civil

- Pot Recontruction

Dispatch Engineering

Bila dibutuhkan dispatch engineer untuk satu tahun fiskal yang akan

datang.

Renewal & recondition

Kebutuhan penggantian atau rekondisi peralatan untuk satu tahun

fiscal yang akan dating.

Local Product Test

Ialah upaya untuk mendapatkan sumber lain dalam pengadaan spare-

parts.

3. Konsep biaya dari Productive Maintenance

Biaya dan Derajat Pemeliharaan (Cost-Maintenance

Degree)

67

Page 68: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

D : Derajat Pemeliharaan yang optimum

Co : Biaya total minimum (pada titik optimum OP)

Cm : Biaya maintenance yang optimum

Cd : Biaya karena penurunan mutu peralatan yang optimum

Prev. Maint.-Maint.Degree Breakdown Maint.

-Maint.Degree

(1) : Maintenance Cost

(2) : Degradation Loss (termasuk biaya Kompensasi dan

Asuransi)

68

Page 69: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

4.6 Pengendalian Spare-part

1. Tujuan dari Pengendalian Spare-part

Mengurangi kerugian yang disebabkan oleh berhentinya peralatan

karena terlambatnya penyediaan spare-parts dan karena kurang

pengendalian.

Mengurangi Biaya Inventory

Mengurangi bunga (Interest) penyimpanan,

pengendalian biaya, kerugian karena using atau lapuk

dan penurunan mutu spare-parts.

Tingkat inventory yang sesuai.

Menurunkan biaya pembelian

Mengurangi biaya tidak langsung (biaya tenaga kerja

untuk pembelian, biaya komunikasi, biaya konsumsi

lainnya).

Menempatkan permintaan dengan jumlah yang sesuai.

Mengurangi jumlah pemakaian

Memanfaatkan barang bekas secara efektif.

Mempelajari atau mencari pengganti.

Memanfaatkan suku cadang yang tidak terpakai.

2.Stock level yang memadai

Spare-parts diklasifikasikan kedalam : Consumable parts dan

Emergency repair parts.

69

Page 70: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Inventory level yang sesuai ditentukan dengan

memperhitungkan kepentingan parts, catatan pemakaian

terakhir, waktu penyerahan dan metoda permintaan atau

order spare-parts.

Inventory dari consumable parts dikendalikan berdasarkan

order point system.

A. Inventory standard List

Hal berikut dicatat untuk setiap peralatan dan bagiannya, untuk

pengendalian inventory yang tepat :

Inventory standart

Waktu penyerahan normal

Order point

Jumlah pemakaian rata-rata

Unit quantity yang diminta

B. Inventory control list

Inventory dan waktu penyerahan dicatat untuk setiap spare-parts,

untuk mendapatkan informasi yang tepat pada tingkat inventory dan order

time.

C. Pengambilan stock

Dihitung pada akhir setiap termin atau perioda permintaan,

dan melakukan penegasan terhadap aktual stock inventory

sama dengan balance book.

Melaporkan balance book pada bagian keuangan

70

Page 71: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

D. Pembuangan Spare-part yang tidak digunakan

Memeriksa minimal 2 kali dalam setahun, apakah tingkat

inventory spare-part sudah sesuai atau cocok.

Memeriksa apakah ada spare-part yang tidak terpakai atau

jumlah berlebihan dan berguna untuk seksi lain.

Membuang spare-parts yang tidak terpakai lagi juga buat

seksi lain untuk menghindari terjadi penumpukan barang

yang tidak berguna di gudang.

E. Pengawasan harian Spare-part.

(purchase)

(Daily Stock Report)

(Inventory Control List)

(Delivery Slip)

(Inventory Control List)

F. Pengendalian Pemeliharaan dengan computer

Pengendalian pengadaan

71

Purchase Order

Purchase Order

Purchase Order

Purchase Order

Purchase Order

Page 72: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

- Pengendalian spare-part

- Pengadaan Kerja (Contracted Work)

Pengendalian Inventory

72

RFP Baru

. Cover

. Detail Item

. RFP. No

. Article Code

Progress

. Receive Date

. Detail Item

. Tech.Eva.Date

.OTC Date

. Contract Date

Delivery

. RFP No.

. Inventory No

. Delivery Date

. Physical Insp.

Purchase Goods Import

Purchase Goods Import

Purchase Goods Import

ML

LP

FL

Receiving Stock Qty.

(+)

Issuing

Stock Qty. (-)

Ok

Mis-Delivery

Status On Order

No

Yes

Contracted work CW

RFP Baru

Cover Detail Item

RFP. No

Progress

Receive Date Quot. Date Tech. Eva.Date OTC Date Contract Date

Completion

RFT No. Completion

DateCompletion Certificate

Progress Report

No

Yes

Page 73: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(1) Pengewasan barang masuk/keluar (receiving/issuing).

Receiving

Issuing

73

RFP File

. RFP No.

. Inventory No

. On order

. Quantity

Delivery Order

. RFP No.

. Inventory No.

. Quantity

. Inspect. No.

. Inspect. Date

Delivery

. Inventory No

. Stock Quantity (+)

Receiving

History File

Issuing

. Pick List No.

. Inventory No.

. Issued Date

Stock File

. Inventory No

. Quantity Check.

Issuing File

. Check Data

Stock File

. Inventory No

. Stock Quantity (-)

Qty

OKReceiving

History File

Issued Item

Cancelled

No

Yes

Page 74: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

(2) Perhitungan Re-Order (ROL)

Untuk saat ini bahwa Re-Order Level pada saat Present Stock

plus On-Order sama dengan nol (PS+OO=0), atau Order sejumlah

Request Quantity (RQ) diproses satu tahun sebelumnya untuk

barang import (Master List), sedangkan Local Product enam bulan

sebelum Consumption Plan (CP)/sesuai kondisi dari masing-

masing item.

Request Qty. =

CP = Consumption Plan/Pick List

MS = Minimum Stock

PS = Present Stock

OO = On Order

74

RQ = (CP+MS)-(PS+OO)

Page 75: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

BAB V

TUGAS KHUSUS

5.1 Penjelasan umum Finishing shop

Finishing Shop adalah salah satu Sub Seksi dari Smelter Service and

Workshop (SSW) Section dalam lingkungan Smelter General Maintenance

(SGM) Department di Smelter Office Kuala Tanjung.

Jika diartikan secara harfiah, Finishing dapat diartikan suatu pengerjaan

akhir, tetapi sesungguhnya Finishing disini merupakan suatu usaha untuk

memperpanjang umur dan efisiensi peralatan dengan prinsip pemeliharaan dan

perbaikan. Dengan melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara

baik dan benar, maka dapat menjaga kelancaran dan peningkatan produksi serta

terjaminnya keselamatan kerja baik untuk pekerja ataupun untuk peralatan itu

sendiri.

Fungsi utama sub seksi Finishing Shop ini secara teknik adalah untuk

melaksanakan pekerjaan perbaikan overhaul peralatan dan menyiapkan recycle

equipment dalam kondisi siap pakai dan tepat waktu (ability and reliability).

5.2 Tugas Utama Finishing Shop

Secara umum finishing adalah tempat Overhaul peralatan mesin. Peralatan

mesin di smelting plant yang memerlukan inspeksi dan perbaikan secara

75

Page 76: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

menyeluruh dibongkar oleh SMM, kemudian dibawa kefinishing untuk dilakukan

inspeksi keseluruhan komponen mesin dan penggantian part yang mengalami

kerusakan atau sudah sampai pada jadwalnya untuk diganti.

Overhaul yang dilakukan finishing antara lain :

A. Overhaul engine,kompressor,cyclo,kompressor dan reducer.

B. Overhaul screw compressor,root blower,transmission,cooler,hydroulic

cylinder dan pompa.

untuk menunjang kelancaran perbaikan , finishing dilengkapi dengan

perlatan dan mesinbantu sebagai berikut :

Hoist Crane

Mesin Las Listrik

Mesin Press

Bearing heater

Gas cutting

Meja datar

5.2.1 Organisasi dan Pembagian Tugas

` Sub seksi Finishing dipimpin oleh dua orang Foreman dimana sub seksi

tersebut dibagi dalam dua kelompok kerja, yaitu Finishing-1 dan Finishing-2.

76

Page 77: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Finishing - 1 Finishing - 2

Keterangan :

GF = General Foreman

F = Foreman

LO = Leader Operator

SO = Senior Operator

O = Operator

77

JM

F

SO + O

LO

SO + O

F

Page 78: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Pembagian tugas

Finishing - 1 Finishing - 2

O/H O/H

Cooler Engine

Compressor Transmisi

Hyd. Pneumatic Hoisting

Gear Reducer Whell ACC

Blower Administration

Rec and Eq. Control

78

Page 79: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Motor Mechanical

Permintaan (WR overhaul)

serah terima

SMO, SMT

F / SERS

5.2.2 Prosedur Kerja Finishing shop

Prosedur kerja Finishing Shop dapat dilihat seperti pada diagram :

79

User

F / S

reassembly

disassembly motor & mech.

overhauloverhaul

recycle (store)

periksa ulangtest

Page 80: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

F/S = Finishing Shop

ERS = Electric Repair Shop

Keterangan :

Peralatan sesuai dengan permintaan dari pemakai (user) diterima di

Finishing Shop dan kemudian diadakan pengecekan oleh Finishing Shop

(Operator, Leader Operator dan Foreman), lalu diadakan perencanaan apakah

peralatan tersebut perlu dioverhaul secara keseluruhan atau hanya repair saja.

Untuk bagian motor listrik dilakukan oleh seksi ERS sedangkan untuk

mekaniknya dilakukan oleh Finishing Shop.

Setelah proses pengerjaan dilakukan, maka diadakan tes tanpa beban (no

load test) yang dilakukan secara gabungan oleh ERS dan Finishing Shop. Pada tes

ini dilihat apakah vibration, temperature dan sounding dari peralatan telah layak

dioperasikan atau tidak. Jika belum sesuai dengan standardt maka diadakan

pemeriksaan kembali untuk memperoleh kondisi sesuai dengan standard

pengoperasian.

Setelah proses diatas sesuai, maka peralatan disimpan di gudang sebagai

recycle untuk diambil user dimana sebelum dioperasikan oleh user diadakan test

kembali yang dilakukan Finishing Shop dan ERS juga oleh user pada saat serah

terima untuk mengetahui dan melihat apakah peralatan tersebut masih layak untuk

dioperasikan.

80

Page 81: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

5.2.3 Pengendalian Mutu

Adapun pengendalian mutu di Finishing Shop adalah untuk mendapatkan

hasil kerja yang baik, sehingga dapat memperpanjang umur pakai (operating

hour) dari mesin / peralatan. Sehubungan dengan itu diambil langkah-langkah

untuk meningkatkan mutu dari mesin / peralatan.

Langkah-langkah yang diambil di Finishing Shop anatara lain :

1. Mengadakan maintenance terhadap mesin / peralatan (overhaul),

repairing, cleaning, measuring dan lain-lain.

2. Membuat Inspection Record (sesuai dengan standard manual)

Data yang dicatat antara lain :

- Diameter

- Kondisi peralatan / mesin (korosi, keausan)

- Clearance / penyesuaian semua komponen yang bergerak.

Dengan berdasar pada data yang dibuat maka dapat diketahui

kondisi suatu komponen mesin untuk diambil suatu tindakan.

3. Laporan pada pemakai dan file Finishing Shop (hasil pencatatan)

sebagai dasar untuk overhaul / perbaikan berikutnya.

81

Page 82: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

5.3 Overhaul Peralatan di Finishing Shop

Seperti semua mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek di PT. Inalum,

penulis juga diberikan tugas khusus untuk ikut melakukan maintenance, dalam hal

ini overhaul pada peralatan-peralatan yang perlu dioverhaul. Masing-masing

mahasiswa diberikan kesempatan untuk menangani satu peralatan. Peralatan yang

dioverhaul diantaranya :

5.3.1 Gear Speed Reducer ABC ( Anode Baking Carbon )

Gear Speed Reducer adalah alat untuk memperlambat atau mereduksi

putaran dari motor listrik yang memiliki putaran tinggi ke putaran yang rendah

sehingga didapat torsi yang besar pada poros keluaran (output shaft).

1. Prinsip dasar

Gear Speed Reducer memakai prinsip dasar dari sebuah roda gigi miring

(Helical gear). Poros dari motor listrik yang memiliki kecepatan tinggi

dihubungkan oleh sebuah chamfer bearing, chamfer bearing tersebut

dihubungkan pada Input Shaft. Dari Input Shaft putaran diteruskan ke Inter

mediate Shaft 1, disinilah terjadi penurunan putaran. Dari Intermediate

Shaft 2, putaran diteruskan ke Intermediate Shaft 2. Disini terjadi lagi penurunan

putaran.kemudian diteruskan ke Output Shaft . Hasilnya didapatkan putaran

rendah dan torsi yang tinggi

82

Page 83: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

1) Keuntungan memakai Cyclo Drive

- Dapat menahan beban overload

- Tingkat kebisingan yang rendah

Helical Gear dari Gear Reducer dapat menurunkan kebisingan

secara drastis.

- Bentuknya yang kompak dan dapat menghemat ruangan

- Rasio reduksi besar

- Disipasi panas yang baik

83

Input Shaft

Intermediate 1 Shaft

Intermediate 2 Shaft

Outpout shaft 3

Page 84: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Maintenance Cyclo Drive CVHJM3-4160-DC-B-121

.

a. Kerusakan yang ditemukan pada saat overhaul

Pada saat overhaul, kerusakan yang ditemukan adalah

kerusakan yang umum terjadi pada Gear Reducer yaitu consumable

part seperti bearing, oil seal dan packing. Consumable part harus

diganti walaupun belum mengalami kerusakan, ini berdasarkan

umur pakai dari komponen tersebut. Metode ini dikenal sebagai

Preventive Maintenance. Kerusakan pada permukaan (surface

crack) dari komponen Helical Gear jarang sekali ditemukan.

b. Penyebab kerusakan

- Pembebanan yang berlebihan

- Kesalahan operasi

- Kesalahan pemasangan

- Umur pakai dari part tersebut (life time)

c. Langkah-langkah pelaksanaan overhaul

1. Gear Reducer diterima dari pemakai (user – SMO dan SMT), bila

dalam kondisi bersih yaitu bebas dari minyak, debu dan kotoran

lainnya, maka pemeriksaan dilakukan berdasarkan jadwal

perawatan dan kerusakan yang terjadi.

2. Melakukan pemeriksaan sebelum pembongkaran. Pertama-tama

dilakukan pemeriksaan dengan cara tes operasi. Pemeriksaan ini

84

Page 85: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

dilakukan dengan penginderaan, antara lain visual check,

ketidaknormalan suara, arus pada motor listrik, dan temperatur

berlebih saat operasi. Lalu, diperiksa jumlah jam kerja yang tercatat

dan jenis kerusakan yang terjadi.

3. Pelaksanaan overhaul sesuai dengan hasil pemeriksaan. Sebelum

dibongkar, minyak pelumas yang terdapat pada bagian dalam dari

Gear Reducer dibuang terlebih dahulu. Setelah itu barulah Gear

Reducer dibongkar sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada

buku maintenance manual. Setelah itu dilakukanlah pembersihan

terhadap seluruh komponen yang telah dibongkar.

4. Setelah selesai dibersihkan maka dilakukan pemeriksaan dan

pengukuran terhadap beberapa komponen tertentu bila dibutuhkan,

misalnya kondisi permukaan (surface) dari slow speed shaft, key &

keyway input shaft, ring gear housing dengan menggunakan

metode color check serta high speed shaft.

5. Komponen-komponen yang kondisinya kurang baik tetapi

digunakan kembali, dicatat di dalam inspection record.

6. Selanjutnya, melakukan permintaan kebutuhan suku cadang kepada

user dengan meminta Work Request (WR) atau dengan Work Order

Replacement Number kepada user.

7. Kemudian, Finishing Shop (SSW-3) membuat Work Request

Overhaul kepada planner (SSW-1), dari sini akan terbitlah data

spare part (pick list) untuk kebutuhan overhaul.

85

Page 86: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

8. Selanjutnya dilakukan proses perakitan kembali (reassembly)

terhadap Gear Reducer sesuai dengan urutan pemasangan yang

terdapat pada buku maintenance manual.

9. Setelah selesai dirakit kembali, maka dilakukan uji coba tanpa

beban (no load test) dengan memperhatikan kuat arus dari motor

listrik serta suara dan getaran dari bagian mekanisnya.

10.Setelah selesai pengetesan, maka Gear Reducer yang telah selesai

di overhaul disimpan dalam gudang recycle yang terdapat pada

Finishing Shop.

11.Pada saat serah terima Gear Reducer kepada user, dilakukan tes

kembali yang disaksikan oleh pihak user, ERS dan Finishing Shop.

5.3.2 Personal Safety Rules

Personal Savety rules atau keselamatan diri kita pribadi gunanya untuk

menghindariagar kita tidak mengalami cedera didalam bengkel dan menjalankan

pekerjaan maka diberikan ketentuan bagi kita untuk bersikap dan berperilaku

standart dengan mengikuti dan melaksanakannya dengan pedoman antara lain :

1. Gunakanlah pakaian yang pas dan rapi

2. Gunakanlah safety shoes dan helmet

3. Gunakan sarung tangan ( jika diperlukan )

4. Usahakan rambut kita pendek

5. Jangan membiarkan kuku jari panjang

6. Gunakan safety glass

86

Page 87: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

7. jangan berlari-lari didalam bengkel kerja

8. jangan membersihkan tatal/beram dengan tangan gunakan

kuas,kikir,scraper,gerinda.

9. dan lain-lain sebagainya

5.4. Canning Shop

Pekerjaan dasar Canning shop adalah membentuk besi baja menjadi

bentuk yang diinginkan dengan cara menempa,membengkokkan,memotong,dan

mengelas menjadi suku cadang mesin atau suku cadang lainnya.

Tugas utama Canning shop adalah :

1. Membuat dan memperbaiki peralatan tool operasi seperti toor skimer,air

lance,breaker,sendok carbon,dan lain-lain.

2. Membuat dan memperbaiki bagian-bagian equeipment yang telah di request

oleh SMM dan seksi lain seperti chute,frame,shaft,casing,dan lain-lain.

3. Perawatan dan pemeliharaan peralatan Canning shop meliputi lubrikasi

mesin,minor repair, dan daily inspection.

Untuk melaksanakan pekerjaan rutin, Canninng shop dilengkapi dengan

peralatan antara lain : mesin press,rolling machine,cutting machine,mesin

las,mesin freis,dan mesin gerinda.

Jenis material yang digunakan dalam pekerjaan adalah roud bar , square bar,

checker plate, dan plate.

5.4.1 Struktur Organisasi Canning Shop dan Machining Shop

87

Page 88: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

5.4.2 General Safety Rules worksop Canning

Keselamatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah keselamatan

manusianya/pelaksanaannya dan juga peralatan agar tidak mengalami kerusakan.

Keselamatan kerja adalah sangat penting dilaksanakan dan dipatuhi, yang

gunanya adalah untuk mencegah agar kita tidak mengalami cidera dan untuk

keamanan peralatan, karena apabila kecelakaan kerja sampai terjadi

mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi. Untuk terjaminya keselamatan kerja

las, maka sebelum kita melaksanakan pengelasan harus terlebih dahulu

diperhatikan hal-hal dibawah ini :

1. Persiapan daerah kerja pengelasan

Sebelum kita melakukan pengelasan, yang utama adalah persiapan lingkungan

kerja misalnya apakah lokasi pengelasan panas,bising sekali,letaknya cukup atau

88

Foreman

Leader of operator Leader of Operator

Junior operator Senior operator

Senior operator

Page 89: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

sangat tinggi, basah/lembab atau daerah yang mengandung gas yang mudah

terbakar.

2. Peralatan yang akan di las

Peralatan yang akan di las harus dipersiapkan sedemikian rupa agar layak dilas

misalnnya peralatan dibebaskan dari tugas operasinya, telah dikosongkan dan

dibersihkan, penerangan melindungi daerah pengelasan dari pada air dan angin

atau pembiasan cahaya las.

3. Peralatan las

Perhatikan seluruh peralatan las harus benar-benar layak untuk dipakai.

4. Peralatan bantu

Demikian juga halnya dengan peralatan bantu. apakah sudah tersedia secara

baik , misalnya alat pemadaman kebakaran.

5.5 Penjelasan umum Machining Shop

Pekerjaan dasar machining shop adalah membuat komponen-komponen

mesin yang dibutuhkan untuk penggantian part equepment dengan menggunakan

mesin perkakas.Operasi di machining antara lain bubut,menggerinda,milling,

planing,driling sawing,reaming, dan boring.

5.5.1 General Safety Rules machining

89

Page 90: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

1. Berpakaian kerja yang sesuai. Operator pada banyak mesin perkakas

menggunakan apron,pakaian tidak berkancing dan tidak boleh menggunakan

pakaian terbuka. Lengan pakaian harus terkancing rapat tidak boleh terbuka.

2. gunakan pelindung mata dengan kaca mata safety untuk melindungi diri

chip yang berterbangan.

3. dilarang menggunakan mesin sebelum mengetahui cara kerja mesin dan

standar kerja.

4. konsentrasi pada pekerjaan dan tahu apa yang sedang dikerjakan.

5. selalu rapi dan bersih,peralatan diatur pada tempatnya. Jaga area di sekitar

mesin bersih dan bebas oli.

6. dilarang memindahkan benda kerja,mengganti tools mesin,membersihkan dan

melumasi mesin,selama beroperasi,matikan mesin terlebih dahulu.

7. sebelum mengoperasikan mesin pastikan bahwa benda kerja dan cutting tools

sudah terpasang sempurna.

8. set mesin pada posisi netral sebelum di hidupkan.

9. Mengetahui dan melakukan cara mematikan mesin dengan benar.

5.5.2 Jenis Mesin Perkakas Workshop Machining

1. Mesin Bubut

Mesin bubut adalah proses menghasilkan permukaan keliling luar dengan

cara pemotongan dengan pahat yang diklem diam terhadap benda kerja berputar.

Jika proses yang sama dilakukan terhadap bagian dalam benda kerja disebut

90

Page 91: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

boring. Operasi kerja yang dapat dilakukan mesin bubut adalah

turning,farcing,driling,reaming,champering,tapping.

Fakktor yang mempengaruhi pemotongan adalah kecepatan putar,kecepatan

makan dan lain-lain sebagainya.

Gambar: Mesin bubut___________

2. Mesin Drill

Mesin Drill digunakan intuk membuat berbagai macam lubang,tapping,

counter boring, reaming dan general boring pada benda kerja.

3. mesin Planner

Mesin Planer untuk melakukan pemakanan dan finishing permukaan-

permukaan benda kerja yang besar dengan cara scraping.

4. Mesin Milling

Mesin Milling mempunyai gigi-gigi pemotong berputar untuk memotong

(mill) permukaan benda kerja untuk menghasilkan bentuk permukaan rata

maupun tedak beraturan ( irregular ) sesuai pola kontur perrmukaan yang di

inginkan.

5. Mesin gerinda,mesin abrasif dan Finishing

Permesinan abrasif adalah poses permesinan dengan menggunakan

partikel abrasif. Pemakanan yang dihasilkan sangat sedikit,ini dimaksudkan untuk

memdapatkan permukaan halus dan dimensi dengan toleransi yang kecil.

91

Page 92: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

Pemesinan abrasib dengan menggunakan roda abrasif berputar disebut

menggerinda.jika menggunakan partikel bahan abrasif yang digosokkan kebenda

kerja dinamakan finishing. Bahan abrasif yang dipakai antara lain :

-. Alumunium oxide (Al2O3)

-. Silicon carbide (Sic)

-. Cubic boron nitride (CBN)

-. Diamond

5.5.3 Perawatan mesin Perkakas

Tujuannnya perawatan mesin perkakas adalah untuk menjaga kondisi

mesin perkakas pada efesiensi kerja optimum selama umur pakai mesin yang

diharapkan tanpa adanya bahaya bagi keselamatan kerja operator .

Faktor-faktor penyebab kebutuhan perawatan mesin perkakas adalah :

1. Faktor Operasi

Ketidaksesuaian pondasi

Kurang pelumasan

Operasi mesin tidak sesuai dengan standart kerja

Kesalahan operasi mesin

Salah penggunaan dan beban Overload

Keausan komponen mesin

Kerusakan beberapa beberapa komponen mesin

92

Page 93: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

2. Faktor lingkungan

Getaran

Debu dan kotoran

Kelembapan

Panas

Korosi dan erosi

5.6. vehicle Shop

5.6.1 Penjelasan umum

Pekerjaan di Vehicle shop adalah melakukan perawatan rutin untuk semua

jenis kendaraan operasional pabrik peleburan, baik inspeksi , adjusment maupun

overhaul. Perawatan kendaraan operasional sangat penting untuk menjamin

lancarnya kegiatan proses produksi. Dengan perawatan yang baik diharapkan 85%

dari seluruh kendaraan dalam kondisi siap pakai.

Tugas Vehicle Shop

1. Merawat semua kendaraan pabrik berdasarkan jadwal inspeksi yang telah

ditetapkan agar kendaraan selalu dalam kondisi siap pakai.

2. Melaksanakan prementive maintenace berdasarkan schedule dan work dari

user.

3. Membuat planning periodical inspection dan operhaul agar kebutuhan

equepment dapat terpenuhi.

93

Page 94: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

4. menyiapkan spare part package 1 hari sebelum prrementive maintenace

dilakukan sesuai jadwal.

5. Melakukan overhaul dan prementive maintenace dengan mengganti suku

cadang dan memperbaiki peralatan yang rusak pada kendaraan.

6. Memperbauki kendaraan yang rusak akibat troubel.

7. Menjada agar kebutuhan kendaraan pabrik tetap terpenuhu.

5.6.2 Metode perawatan kendaraan Vehicle

Standar operasi kendaraan pabrik ditetapkan sebanyak 70% dari total unit

untuk tiap jenis. Jumlah unit dapat stop untuk perawatan/perbaikan maksimum

30% dari total unit tiap jenis kendaraan. Kecuali untuk jenis kendaraan hanya 1

unit,hal diatas tidak berlaku dan dikategorikan sebagai pekerjaan emergency.

1.Periodical inspeksi setiap 100 jam operasi meliputi :

a. Pemeriksaan terhadap engine,ganti oli dan pembersihan air cleaner.

b. Pemeriksaan terhadap volume oil transmisi

c. pemeriksaan terhadap volume oil hydroulic

d. pemeriksaan elektric, lampu-lampu switch dan lain-lain.

e. Pemeriksaan brake, spelling dan oil brake.

f. pemeriksaan steering

g. Pemeriksaan body chasis

h. pemeriksaan attacment.

94

Page 95: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

2.Periodical inspection setiap 1200 jam meliputi :

a. pemeriksaan terhadap engine,ganti oli dan pembersihan air cleaner.

b. pemeriksaan transmisi, ganti oli,strainer dan filter.

c. pemeriksaan volume oli hydraulic

d. pemeriksaan electric dan lampu-lampu

e. Pemeriksaan breake, speling dan oil brake.

f. pemeriksaan terhadap stering ( grease up )

g. pemeriksaan attacment

3.Periodical inspeksi setiap bulan

a. pemeriksaan engine, ganti oli dan cleaning clemer.

b. Pemeriksaan volume oil transmisi

c. Pemeriksaan volume oil hydroulic

d. Pemeriksaan electric,lampu-lampu dan lain-lain.

f. Pemeriksaan stering

g. pemeriksaan body chasis

h. Pemeriksaan attachment

Penggantian gear dan hydraulic oil dilakaukan setiap equipment di

operasikan 24 jam.

Penggantian oil torqon dilakukan setelah equipment beroperasi 6

bulan.

5. Penggantian spare part ( overhaul ) secara berkala, dilakukan berdasarkan

jadwal yang telah ditetapkan

95

Page 96: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek yang telah dilaksanakan di PT. Inalum dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Inalum merupakan perusahaan patungan antara pemerintah Republik

Indonesia dengan Pemerintah Jepang, perusahaan ini bergerak dalam bidang

usaha peleburan aluminium yang menghasilkan produk berupa batangan

aluminium (ingot). Dimana sebagian besar produksinya ini diekspor ke luar negeri

terutama ke Jepang sebagai penanam modal asing terbesar.

2. Inalum berbentuk Perseroan Terbatas, dengan RUPS sebagai pemegang

kekuasaan tertinggi. RUPS memiliki wewenang untuk memberhentikan komisaris

dan direksi.

3. Untuk menerapkan dan melaksanakan perawatan diperlukan man power,

manhour, tools dan spareparts yang akan diganti. Jika satu diantara empat hal

diatas tidak ada, maka pelaksanaan dan penerapan maintenance tidak dapat

dilakukan.

4. Setelah perawatan dilakukan dan equipment sudah dapat beroperasi dengan

baik, maka hal ini dilaporkan kembali ke departemen SSW, seperti inspection

record, application part list, daftar trouble yang nantinya akan menjadi catatan

sejarah perlengkapan (equipment history) untuk membantu perencanaan

perawatan selanjutnya.

96

Page 97: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

6.2 SARAN

Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis kepada PT Inalum

adalah :

1. Kerja sama antara pihak PT Inalum dengan pihak Perguruan Tinggi di

seluruh Indonesia hendaknya selalu dibina dan semakin ditingkatkan, agar

mahasiswa dapat membanding ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi dengan

keadaan sebenarnya dilapangan.

2. Mahasiswa yang melakukan Kerja Praktek di PT Inalum hendaknya diberi

kesempatan untuk melakukan peninjauan lapangan pada semua seksi yang ada di

pabrik peleburan aluminium ini.

3. Setelah penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT Inalum selama 45

hari, penulis merasa waktu yang diberikan masih kurang kepada Mahasiswa untuk

melakukan Kerja Praktek. Maka, sekiranya PT. Inalum dapat memberikan waktu

yang lebih panjang.

4. Agar di setiap stasiun dilengkapi dengan perangkat komputer, untuk

memudahkan kegiatan harian karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas harian.

5. Hendaknya para operator di PT Inalum tidak segan-segan memberikan

pekerjaan kepada peserta On the Job Training yang sedang praktek. Misalnya,

jika ada trouble dan inspeksi pada mesin sebaiknya para pesrta OJT diikutkan dan

diberikan pengalaman.

6. Sebaiknya di Perusahaan ini dibuat wifi agar OJT bisa mencari Tugas

untuk membuat laporan kerja praktek.

97

Page 98: Buat_m.word Yang Berurut Pake No

DAFTAR PUSTAKA

Ito Engeneering ,Co , Operation and Maintenance Manual Rotary Blower Type

IRS – 400C, Shizuoka, Japan 1986

John, M, Gross. 2002. Fundamental of Preventive Maintenance. Amacom. New

York. (Online)

(http://www.4shared.com/fundamentalof preventivemaintenance.pdf, diakses 11

April 2010)

Materi On the Job Training (OJT) Inalum. SSW. 2009

Mechanical And Civil Engineering Section, Mechanical Repair Section,

PT INALUM. Asahan.2008

Mechanical And Civil Engineering Section. Mechanical And Civil Departement,

PT INALUM. Asahan.2008

Mechanical And Civil Engineering Section, Maintenance Management.

PT INALUM. Asahan.2008

Sigar, Hasman, J. Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2000.

http://batakpos-online.com/content/view/14441/56/

http://hukum.unsrat.ac.id/naker/menaker_48_2004.htm http://www.inalum.co.id/

http://indosdm.com/kep-48men2004-tata-cara-pembuatan-dan-pengesahan-

peraturan-perusahaan-serta-pembuatan-dan-pendaftaran-perjanjian-kerja-bersama

98