BST 2 Pterigium

Click here to load reader

download BST 2 Pterigium

of 42

description

pterigium

Transcript of BST 2 Pterigium

PTERIGIUM

Oleh:HANAFI NILIFDA1010312112AIWI JAPANESA1110312108

Preseptor : dr. Getry Sukmawati, Sp.M (K)PTERIGIUMBed Site TeachingBAB ILAPORAN KASUSLAPORAN KASUSIdentitasNama: Ny. HJenis kelamin : PerempuanUmur: 65 tahunAlamat: Sungai Penuh, Kerinci, JambiPekerjaan: PetaniTanggal Pemeriksaan :24 Februari 2015Anamnesis:Seorang pasien perempuan dirawat di bangsal Mata RSUP Dr M Djamil Padang pada tanggal 23 Februari 2015 dengan

Keluhan Utama :Penglihatan seperti berkabut pada mata kanan sejak 1 tahun yang lalu dan pada mata kiri sejak 6 bulan yang lalu.Riwayat Penyakit SekarangPenglihatan pada mata kanan seperti berkabut sejak 1 tahun yang lalu yang diikuti dengan penurunan penglihatan yang semakin lama semakin bertambah kabur.Penglihatan pada mata kiri seperti berkabut sejak 6 bulan yang lalu yang diikuti dengan penurunan penglihatan yang semakin lama semakin bertambah kabur.Beberapa bulan sebelumnya juga mengeluh sering mengeluarkan air mata tanpa disadari dan berkurang dalam 1 bulan terakhir ini.Riwayat Penyakit SekarangPasien sudah dari awal menyadari ada sesuatu di matanya, namun pasien beranggapan hanya seperti lemak yang tidak akan membahayakan.Seminggu sebelum masuk rumah sakit pasien berobat ke RSUD Kerinci karena penglihatannya yang semakin kabur, kemudian langsung dirujuk ke RS Dr. M Djamil Padang.

Riwayat Penyakit SekarangPasien setiap harinya bekerja di ladang sebagai petani sejak masih muda.Riwayat memasukkan obat tradisional ke dalam mata disangkalRiwayat trauma pada mata (-)Riwayat operasi pada mata sebelumnya (-)Riwayat penyakit mata sebelumnya (-)Riwayat DM dan hipertensi (-)

Tidak pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya

Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan samaRiwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit KeluargaSTATUS OFTALMIKUSSTATUS OFTALMIKUSODOSVisus tanpa koreksi 1/3003/60Visus dengan koreksi --Refleks fundus ++Silia / supersilia Madarosis (-), Trikiasis (-)Madarosis (), Trikiasis (-)Palpebra superior Edema (-)Edema (-)Palpebra inferiorEdema (-)Edema (-)Aparat lakrimalis NormalNormalKonjungtiva Tarsalis Hiperemis (-), Papil (-), Folikel (-), Sikatrik (-)Hiperemis(-), Papil (-), Folikel (-), Sikatrik (-)Konjungtiva Forniks Hiperemis (-)Hiperemis (-)Konjungtiva BulbiInjeksi siliar (-)Injeksi konjunktiva (-)Jaringan fibrovaskular (+) di nasal meluas ke kornea berbentuk kerucut dengan puncak di kornea, ukuran 3mm dari limbusInjeksi siliar (-)Injeksi konjunktiva (-)Jaringan fibrovaskular (+) di nasal meluas ke kornea berbentuk kerucut dengan puncak di kornea, ukuran 2mm dari limbusSklera PutihPutihKornea Bening, bagian nasal tertutup massa putih, ukuran 3 mm dari limbusBening, bagian nasal tertutup massa putih, ukuran 2 mm dari limbusKamera Okuli Anterior CukupdalamCukup dalamIris Coklat, Rugae (+)Coklat, Rugae (+)Pupil Refleks cahaya (+/+), diameter= 2-3 mm, bulat, letak sentralRefleks cahaya (+/+), diameter = 2-3 mm, bulat, letak sentralLensa KeruhKeruhKorpus vitreum Tidak tembus cahayaTidak tembus cahayaFundus : - MediaTidak tembus cahayaTidak tembus cahaya - Papil optikus - Makula - aa/vv retina - Retina Tekanan bulbus okuli Normal (palpasi)Normal (palpasi)Posisi bulbus okuliOrthoOrthoGerakan bulbus okuli BebasBebas

OD OSDiagnosis KerjaPterigium ODSKatarak imatur ODS

Pseudo pterigium

Eksisi Pterigium

Diagnosis BandingTerapiBAB IIDISKUSIPasien wanita, 65 tahun dirawat di bangsal RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan utama penglihatan seperti berkabut pada mata kanan sejak 1 tahun yang lalu dan pada mata kiri sejak 6 bulan yang lalu.

Pasien didiagnosa dengan pterigium ODS dan diagnosis sekunder katarak imatur ODS.AnamnesisPenglihatan pada mata kanan seperti berkabut sejak 1 tahun yang lalu yang diikuti dengan penurunan penglihatan yang semakin lama semakin bertambah kabur.Penglihatan pada mata kiri seperti berkabut sejak 6 bulan yang lalu yang diikuti dengan penurunan penglihatan yang semakin lama semakin bertambah kabur.Beberapa bulan sebelumnya pasien juga mengeluh sering mengeluarkan air mata tanpa disadari dan berkurang dalam 1 bulan terakhir ini. AnamnesisSeminggu sebelum masuk rumah sakit pasien berobat ke RSUD Kerinci karena penglihatannya yang semakin kabur, kemudian langsung dirujuk ke RS Dr. M Djamil Padang.Pasien setiap harinya bekerja di ladang sebagai petani sejak masih muda.

Pemeriksaan MataVisus tanpa koreksi adalah OD 1/300 dan visus OS 3/60.OD jaringan fibrovaskular di bagian nasal, meluas ke kornea berbentuk kerucut dengan puncak di kornea, ukuran 3mm dari limbus. OS jaringan fibrovaskular di bagian nasal, meluas ke kornea berbentuk kerucut dengan puncak di kornea, ukuran 2mm dari limbus. Funduskopi lensa keruh sehingga tidak tembus cahaya.Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada pterigium menunjukkan tampilan kekaburan pandangan, air mata yang berlebihan, riwayat terpapar sinar ultraviolet dalam jangka waktu lama, dan ditemukannya penebalan berupa lipatan berbentuk kerucut/segitiga/sayap yang tumbuh ke arah kornea dengan puncak segitiganya di kornea dan kaya akan pembuluh darah.

Selain itu, juga ditemukan diagnosis sekunder katarak imatur ODS. TatalaksanaTerapi surgikal untuk mengangkat pterigium (eksisi).

Nasihat : menghindari sinar matahari dan paparan asap secara langsung dengan memakai topi atau kacamata

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA3.1 Anatomi Konjungtiva

3.1 Anatomi Konjungtiva3.2 Definisi PterigiumPterigium Latin pterygion sayapPterigium lipatan berbentuk sayap pada konjungtiva yang terdiri dari jaringan fibrovaskular yang telah menginvasi kornea.Pterigium terdapat dicelah kelopak mata bagian medial atau nasal berbentuk segitiga dengan puncaknya yang mengarah kebagian tengah dari kornea.Secara histopatologi, pterigium menunjukkan adanya proses degenerasi elastisitas stroma kolagen disertai jaringan fibrovaskular subepitelial.3.3 EpidemiologiKeadaan geografis, terutama daerah dengan intensitas sinar mataharinya yang tinggi dengan udara yang kering serta tingginya angin dan debu Pterigium >>> ditemui di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, prevalensi pterigium pada kedua mata ditemui 3,2% sedangkan pterigium pada salah satu mata 1,9%. >>> Sumbar (9,4%), > 70 tahun (15,9%)> orangtua, terutama yang sering bekerja di luar ruangan.Dapat unilateral ataupun bilateral.Berbentuk segitiga, merambat ke kornea.Biasanya timbul pada sisi nasal (ada juga temporal).Stockers line.

3.5 Manifestasi KlinisBerdasarkan progresifitasnya :Pterigium progresif Pterigium regresif3.5 Manifestasi KlinisBerdasarkan luasnyaDerajat 1 : hanya terbatas pada limbus kornea. Derajat 2 : sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea. Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar 3 4 mm) Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil mengganggu penglihatan3.6 Diagnosis3.6.1 AnamnesisBervariasi asimptomatis sampai kemerahan yang tampak jelas, pembengkakan, gatal, iritasi dan kekaburan pandangan.Biasanya datang untuk pemeriksaan mata lainnya, seperti kaca mata dan tidak mengeluhkan adanya pterigiumAdanya sesuatu yang tumbuh di atas korneanya rasa khawatir akan adanya keganasan atau alasan kosmetik.

3.6.2 Pemeriksaan fisikMenunjukkan penebalan, berupa lipatan berbentuk segitiga yang tumbuh menjalar ke dalam kornea dengan puncak segitiganya di kornea, kaya akan pembuluh darah yang menuju ke arah puncak pterigium. Umumnya di sisi nasal, secara bilateral. Pada bagian puncak pterigium dini terlihat bercak-bercak kelabu yang dikenal sebagai pulau-pulau Fuchs. Garis Stocker pterigium lanjutAstigmatisma pterigium lanjut.3.6.3 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan histopatologik kerusakan epitel kornea dan membran Bowman. Terdapat gambaran epitel yang ireguler dan degenerasi hialin dalam stromanya. Kornea menunjukkan kerusakan pada lapisan bowman, biasanya dengan perubahan inflamasi yang ringan. Lapis bowman kornea diganti oleh jaringan hialin dan elastis.Munculnya jaringan fibrovaskular sub epitelial.3.7 TatalaksanaEksisi Pterigium untuk mencapai keadaan normal, gambaran permukaan bola mata yang licin.

Indikasi eksisi pterigium :Ketidaknyamanan yang persistenDistorsi visual; diplopia.Pertumbuhan yang progresif (lebih dari 3-4 mm) ke sentral kornea atau visual aksis.Berkurangnya pergerakan bola mataTeknik-teknik pembedahan pada pterigium:Bare Sclera ExcisionSimple ClosureSliding FlapRotational FlapConjungtiva GraftAmniotic membrane Grafting

3.8 KomplikasiMata merah atau iritasiDistorsi atau reduksi pandangan sentralScarring kronik pada konjungtiva dan kornea Diplopia.3.9 Prognosis Prognosis kosmetik dan visual pasca eksisi bonam.Pada pasien dengan rekurensi pterigium dapat diterapi dengan pembedahan dengan eksisi ulang dan grafting dengan autograph konjungtiva dan limbal atau transplantasi membran amnion.Pasien dengan resiko tinggi timbulnya pterigium seperti riwayat keluarga atau terpapar sinar matahari yang lama dianjurkan memakai kacamata dan mengurangi terpapar sinar matahari.

Daftar PustakaKhurana, AK. Disease of Conjunctiva. In Comprehension Ophtamology. 2007. New Delhi : New Age InternationalAmerican Academy of Ophthalmology. Clinical Approach to Depositions and Degenerations of the Conjunctiva, Cornea, and Sclera Chapter 17. In External Disease and Cornea. 2012. Singapore: Lifelong Education Ophthalmologist.Erry, Ully. Distribusi dan Karakteristik Pterigium di Indonesia. 2007American Academy of Ophthalmology. Conjunctiva Degenerations Chapter 5. In Ophtalmic Pathology and Intraocular Tumors. 2012 Singapore: Lifelong Education Ophthalmologist.Laszuarni. Tesis : Prevalensi Pterigium di Kabupaten Langkat. 2009. USU RepositoryAminlari ,Ardalan, Ravi Singh. Management of Pterigium. 2010. New Delhi : Oftalmic PearlTerima Kasih