BSN^jdih.bsn.go.id/public_assets/file/186dba01614bd73dc1b652b4d0efd000.pdf · dengan nilai diatas...
Embed Size (px)
Transcript of BSN^jdih.bsn.go.id/public_assets/file/186dba01614bd73dc1b652b4d0efd000.pdf · dengan nilai diatas...

•t
4;
BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL
NOMOR 9 TAHUN 2011
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang efisien, terbuka, sederhana, jelas dan
komprehensif di lingkungan Badan Standardisasi
Nasional, perlu pengaturan mengenai tata cara
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sesuai dengan tata
kelola pemerintahan yang balk;
b. bahwa untuk melaksanakan tata kelola Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
huruf a, diperlukan Standar Operasional Prosedur
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di lingkungan
Badan Standardisasi Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang
Standar Operasional Prosedur Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah di lingkungan Badan Standardisasi
Nasional;
Mengingat

Bsy)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-2-
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun
2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4355);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000. tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi {Lembaran Negara RI
Tahun 2000 Nomor 64 Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3956);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional (Lembaran Negara RI Tahun
2000 Nomor 199 Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4020);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negaira/Daerah (Lembaran
Negara RI Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4609) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2008 (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4855);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen;
7. Keputusan Presiden Nomor 13/M Tahun 2008 tentang
Pengangkatan Kepala Badan Standardisasi Nasional;
8. Keputusan. ...

X ,
Bay)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-3-
8. Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional
Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi
dan Tata Keija Badan Standardisasi Nasional
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Kepala Badan Standardisasi
Nasional Nomor 4 Tahun 2011;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL
TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI
LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL.
Pasal 1
Menetapkan Standar Operasional Prosedur Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah di lingkungan Badan
Standardisasi Nasional sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan ini sebagai pedoman yang wajib diacu
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di lingkungan
Badan Standardisasi Nasional dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juli 2011
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
€
BAMBANG SETIADI
LAMPIRAN. .,

* I
t k'' K •
BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-4-
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI
NASIONAL
NOMOR :9 Tahun2011
TANGGAL : 11 Juli2011
BABl
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan pengadaan barang/jasa harus dilakukan secara
efisien, efektif, txansparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif
dan akuntabel sangat diperlukan bagi ketersediaan Barang/Jasa yang
teijangkau dan berkualitas, sehingga akan berdampak pada
peningkatan pelayanan publik.
Dalam mewujudkan pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa sebagaimana
dimaksud diatas diperlukan standar operasional dan prosedur dalam
melaksanakan proses pengadaan barang/jasa sesuai dengan tata kelola
yang baik, sehingga dapat menjadi pengaturan yang efisien dan efektif
bagi para pihak dalam penyelenggaraan proses pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Sesuai dengan Peraturan Presiden R.I Nomor. 54 Tahun 2010 harus
menerapkan prinsip dasar dalam proses pengadaan barang/jasa yaitu
efisien, efektif, transparan, terbuka bersaing, adill/tidak diskriminatif
dein akuntabel.
Penerapan Peraturan Presiden R.I Nomor. 54 Tahun 2010 dan Standar
Operasional dan Prosedur proses pengadaan barang/jasa bertujuan agar
dalam pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa dilingkungan Badan
Standardisasi Nasional dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan

Bsiy)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-5-
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4355);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi
Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 199 Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4020);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
6. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Procjuk
Daiam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
C. Tujuan
Standar Operasional dan Prosedur Pengadaan Barang/Jasa ini
bertujuan memberikan panduan dalam melaksanakan pengadaan
barang/jasa yang sama bagi Unit Layanan Pengadaan/Pejabat
Pengadaan dan pelaksana kegiatan di lingkungan BSN, sehingga
pelaksanaan pengadaan barang/jasa dilakukan secara efisien, efektif,
transparan, terbuka bersaing, adill/tidak diskriminatif dan akuntabel.
D. Ketentuan Umum
1. Seluruh pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa yang
dibebankan pada DIPA BSN harus mengikuti prosedur dan
menggunakan dokumen seperti yang terdapat pada standar
operasional dan prosedur ini;

BsrOBADAN STANDARDISASI NASIONAL
-6-
2. Pelaksanaan kegiatan hams dilakukan secara tertib dengan
mempertimbangkan efisiensi anggaran dan memenuhi
ikatan/perjanjian yang ditentukan, baik dalam spesifikasi teknis
maupun dalam jangka waktu penyelesaian;
3. Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa oleh BSN yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhan sampai diselesaikannya. selumh kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa. Pengadaan barang/jasa berpedoman pada
peraturan pemndang-undangan yang berhubungan dengan
pengadaan barang/jasa pemerintah;
E. Pengertian dan Istilah
1. Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhan sampai diselesaikannya selumh kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa.
2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran BSN.
3. Kuasa Pengguna Anggarein yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN di BSN.
4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa di BSN.
5. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa di BSN yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri
atau melekat pada unit yang sudah ada.
6. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa.
7. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat
yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekeijaan.

.'3■i. -»-•
fisy)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-7-
8. Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disebut APIPadalah aparat yang melakukan pengawasan melalud audit, reviu,evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadappenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi BSN.
9. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseoranganyang menyediakan Barang/Pekeijaan Konstruksi/ JasaKonsultansi/Jasa Lainnya,
10.Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan,dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
11. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkankeahhan tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakanadanya olah pikir ( brain ware).
12. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu
yang mengutamakan keterampilan ( skillware) dalam suatu sistemtata keloia yang telah dikenal luas di dunia usaha xmtukmenyelesaikan suatu pekeijaan atau segala pekeijaan dan/ataupenyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan PekeijaanKonstruksi dan pengadaan Barang.
IS.Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan olehULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yangharus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.
H.Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrakadalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasaatau pelaksana Swakelola.
15.Pelelangan Umum adalah metode pemilihan PenyediaBarang/Pekeijaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekeijaanyang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/PekeijaanKonstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
16.Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia PekeijaanKonstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang
mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekeijaan yangkompleks.

BsnOBADAN STANDARDISASI NASIONAL
-8-
17.Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Jasa Lainnya untuk pekeijaan yang bemilai paling tinggi
Rp200,000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
18. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekeijaan
Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
19.Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
untuk pekeijaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa
Konsultansi yang memenuhi syarat.
20.Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bemilai paling tinggi
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
21. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia
Barang/Jasa.
22.Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung
kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui
Pelelangan/ Seleksi/ Penunjukan Langsung.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pengadaan Barang/Jasa meliputi Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan BSN yang pembiayaannya baik sebagian
atau seluruhnya bersumber dari APBN.

BsiyOBADAN STANDARDISASI NASiONAL
-9-
BAB II
PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA
A. Tugas dan Kewenangan
1. Pengguna Anggaran (PA)
a. menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
b, mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling
kurang di website BSN;
0. menetapkan PPK;
d. menetapkan Pejabat Pengadaan;
e. menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekeijaan;
f. menetapkan pemenang pada Pelelangan atau penyedia pada
Penunjukan Langsimg untuk paket Pengadaan Barang/Pekeijaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas
RplOO.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);
g. menetapkan pemenang pada Seleksi atau penyedia pada
Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi
dengan nilai diatas RplO.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
h. mengawasi pelaksanaan anggaran;
1. menyeimpaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
j. menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/Pejabat
Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat;
k. mengawasi pen5dmpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen
Pengadaan Barang/Jasa.
1. dapat menetapkan tim teknis.
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
KPA memiliki kewenangan sesuai pelimpahan oleh KPA.
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang
meliputi spesifikasi teknis Barang/Jasa, Harga Perkiraain Sendiri
(HPS); dan rancangan Kontrak.

fisnOBADAN STANDARDiSASI NASIONAL
-10-
b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
c. menandatangani Kontrak;
d. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;
e. mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa
kepada PA/KPA;
g. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada
PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;
h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran
dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap
triwulan; dan menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
i. dapat mengusulkan kepada PA/KPA untuk perubahan paket
pekerjaan dan/atau penibahan jadwal kegiatan pengadaan.
j, dapat menetapkan tim pendukung.
k. dapat menetapkan tim atau tenaga ahli pemb
1, menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada
Penyedia Barang/Jasa.
4. Unit Layanan Pengadaan (ULP)
a. menynsun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
b. menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website
BSN dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta
menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal
Pengadaan Nasional;
e. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi
atau pascakualifikasi;
f. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap
penawaran yang masuk;
g. menjawab sanggahan;

fisiy)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-11 -
h. menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk Pelelangan atau
Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekeijaan
Konstruksi/Jasa lainnya yang bernilai paling tinggi
RplOO.000.000.000,00 (seratus miliar ruplah); dan Seleksi atau
Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi
yang bernilai paling tinggi RplO.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah);
1. menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
kepada PPK;
j. menjdmpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
k. membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada
KPA
L memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA.
5. Pejabat Pengadaan
a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
b. menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website
BSN dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta
menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal
Pengadaan Nasional;
e. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi
atau pascakualifikasi;
f. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap
penawaran yang masuk;
g. Menetapkan penyedia Barang/Jasa untuk Penunjukan Langsung
atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling
tinggi RplOO.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan/atau
Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket
Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

SSM)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-12-
h. Menyerahkan dokumen asli pemilihan penyedia Barang/Jasa
kepada KPA.
i. membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada
KPA
j. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA.
6. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
a. melakukan pemeriksaan hasil pekeijaan Pengadaan Barang/Jasa
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;
b. menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalxii
pemeriksaan/pengujian; dan
c. membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekeijaan.
B. Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa
1. Paket Pengadaan Barang/Pekeijaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan
nilai diatas RplOO.000.000,00 (seratus juta rupiah) dilaksanakan oleh
ULP.
2. Paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bemilai paling tinggi RplOO.000.000,00 (seratus juta rupiah) dapat
dilaksanakan oleh ULP atau 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan.
3. Paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh ULP.
4. Paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bemilai paling tinggi
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dapat dilaksanakan oleh
ULP atau (satu) orang Pejabat Pengadaan.
5. Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat
Pengadaan.
C. Metode Pemilihan Penyedia Barang
1. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa lainnya terdiri dari:
a. Penunjukan langsung adalah pemilihan penyedia Barang/Jasa
lainnya dengan kriteria sebagai berikut:

BSK>BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-13-
1) Pekerjaan penyelenggaraan penyiapan konferensi yang
mendadak untuk menindaklanjuti komitmen intemasional dan
dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden;
2) Pengadaan kendaraan bermotor dengan harga khusus untuk
pemerintah yang telah dipublikasikan secara luas kepada
masyarakat;
3) sewa penginapan/hotel/ruang rapat yang tarifnya terbuka dan
dapat diakses oleh masyarakat;
4) lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang terbuka
atau tertutup lainnya dengan ketentuan dan tata cara
pembayaran serta penyesuaian harga yang dapat
dipertanggungj awabkan.
b. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan
Barang/Jasa Lainnya yang bemilai paling tinggi RplOO.000.000,00
(seratus juta rupiah).
c. Pelelangan sederhana dilakukan untuk pekeijaan yang tidak
kompleks dan bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).
d. Pelelangan umum dilakukain untuk pengadaan Bairang/Jasa
Lainnya yang bernilai mulai dari Rp200,000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
2. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi, terdiri dari:
a. Penunjukan langsung adalah pemilihan penyedia Jasa Konsultansi
dengan kriteria sebagai berikut:
1) pekeijaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) Penyedia
Jasa Konsultansi.
2) pekeijaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang
hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat
izin pemegang hak cipta.
b. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00(lima
puluh juta rupiah).

s.
BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-14-
c. Seleksi sederhana dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsioltansi
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
d. Seleksi umum dilakiakan untxik pengadaan Jasa Konsultansi yang
bemilai mulai dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
D, Tahapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya
1. Pemilihan Penyedia Barang/Pekeijaan Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan metode Pelelangan Umum meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya
yang bersifat kompleks dengan prakualifikasi, metode dua sampul
yang meliputi kegiatan:
1) pengumuman prakualifikasi;
2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualiiikasi;
3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;
4) pembuktian kualifikasi dan pembuatan Berita Acara
Pembuktian Kualifikasi;
5) penetapan hasil kualifikasi;
6) pengumuman hasil kualifikasi;
7) sanggahan kualifikasi;
8) undangan;
9) pengambilan Dokumen Pemilihan;
10) pemberian penjelasan;
11) pemasukan Dokumen Penawaran;
12) pembukaan Dokumen Penawaran samptil I;
13) evaluasi Dokumen Penawaran sampul I;
14) pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi
sampul I;
15) pembukaan Dokumen Penawaran sampul II;
16) evaluasi Dokumen Penawaran sampul II;
17) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;
18) penetapan pemenang;
19) pengumuman pemenang;

fisroBADAN STANDARDISASI NASIONAL
-15-
20) sanggahan;
21) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan
22) penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
b. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekeijaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan prakualifikasi atau Pelelangan
Terbatas untuk pemilihan Penyedia Pekeijaan Konstruksi, metode
dua tahap yang meliputi kegiatan:
1) pengumuman prakualifikasi;
2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;
3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;
4) pembuktian kualifikasi;
5) penetapan hasil kualifikasi;
6) pengumuman hasil kualifikasi;
7) sanggahan kualifikasi;
8) undangan;
9) pengambilan Dokumen Pemilihan;
10) pemberian penjelasan;
11) pemasukan Dokumen Penawaran tahap I;
12) pembukaan Dokumen Penawaran tahap I;
13) evaluasi Dokumen Penawaran tahap I;
14) penetapan peserta yang lulus evaluasi tahap I;
15) pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi
tahap I;
16) pemasukan Dokumen Penawaran tahap II;
17) pembukaan Dokumen Penawaran tahap II;
18) evaluasi Dokumen Penawaran tahap II;
19) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;
20) penetapan pemenang;
21) pengumuman pemenang;
22) sanggahan;
23) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan
24) penunjukan Penyedia Barang/Jasa.

BSfi)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-16-
c. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekeijaan
Konstmksi/Jasa Lainnya dengan pascakualifikasi yang meliputi
kegiatan:
1) pengumuman;
2) pendaftaran dan pengambilan DokumenPengadaan;
3) pemberian penjelasan;
4) pemasukan Dokumen Penawaran;
5) pembukaan Dokumen Penawaran;
6) evaluasi penawaran;
7) evaluasi kualifikasi;
8) pembuktian kualifikasi;
9) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;
10) penetapan pemenang;
11) pengumuman pemenang;
12) sanggahan;
13) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan
14) penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
2, Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dengan metode Pelelangan
Sederhana atau Pemilihan Langsiang untuk Pekeijaan Konstruksi,
meliputi tahapan sebagai berikut:
a. pengumuman;
b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan;
c. pemberian penjelasan;
d. pemasukan Dokumen Penawaran;
e. pembukaan Dokumen Penawaran;
f. evaluasi penawaran;
g. evaluasi kualifikasi;
h. pembuktian kualifikasi;
i. pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;
j. penetapan pemenang;
k. pengumuman pemenang;
1. sanggahan;
m. sanggahan banding (apabila diperlukan); dan

0SN)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-17-
n. penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
3. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk
bukan penanganan darurat dengan Metode Penunjukan Langsung
meliputi tahapan sebagai berikut:
a. undangan kepada peserta terpilih dilampiri Dokumen Pengadaan;
b. pemasukan Dokumen Kualifikasi;
c. evaluasi kualifikasi;
d. pemberian penjelasan;
e. pemasukan Dokumen Penawaran;
f. evaluasi penawaran serta klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga;
g. penetapan pemenang;
h. pengumuman pemenang; dan
i. penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
4. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan
metode Pengadaan Langsung meliputi paling kurang tahapan sebagai
berikut:
a. survei harga pasar dengan cara membandingkan minimal dari 2
(dua) Penyedia Barang/Pekeijaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
berbeda;
b. membandingkan harga penawaran dengan HPS; dan
c. klarifikasi teknis dan negosiasi harga/biaya.
E. Tahapan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
1. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan metode Seleksi Umum
meliputi tahapan sebagai berikut:
a. metode evaluasi kualitas, metode dua sampul yang meliputi
kegiatan:
1) pengumuman prakualifikasi;
2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;
3) pemberian penjelasan (apabila diperlukan);
4) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;

BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-18-
5) pembuktian kualifikasi;
6) penetapan hasil kualifikasi;
7) pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi;
8) sanggahan kualifikasi;
9) undangan;
10) pengambilan Dokumen Pemilihan;
11) pemberian penjelasan;
12) pemasukan Dokumen Penawaran;
13) pembukaan dokumen sampul I;
14) evaluasi dokumen sampul I;
15) penetapan peringkat teknis;
16) pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis;
17) sanggahan;
18) sanggahan banding (apabila diperlukan);
19) undangan pembukaan dokumen sampul II;
20) pembukaan dan evaluasi dokumen sampul II;
21) undangan klarifikasi dan negosiasi;
22) klarifikasi dan negosiasi;
23) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi; dan
24) penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.
b. metode evaluasi kualitas dan biaya, metode dua sampul yang
meliputi kegiatan:
1) pengumuman prakualifikasi;
2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;
3) pemberian penjelasan (apabila diperlukan);
4) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;
5) pembuktian kualifikasi;
6) penetapan hasil kualifikasi;
7) pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi;
8) sanggah kualifikasi;
9) undangan;
10) pengambilan Dokumen Pemilihan;
11) pemberian penjelasan;

BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-19-
12) pemasukan Dokumen Penawaran;
13) pembukaan dokumen sampul I;
14) evaluasi dokumen sampul I;
15) penetapan peringkat teknis;
16) pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis;
17) undangan pembukaan dokumen sampul II;
18) pembukaan dan evaluasi sampul 11;
19) penetapan pemenang;
20) pemberitahuan/pengumuman pemenang;
21) sanggahan;
22) sanggahan banding (apabila diperlukan);
23) undangan klarifikasi dan negosiasi;
24) klarifikasi dan negosiasi;
25) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi; dan
26) penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.
c. metode evaluasi biaya terendah, metode 1 (satu) sampul yang
meliputi kegiatsin:
1) pengumuman prakualifikasi;
2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;
3) pemberian penjelasan (apabila diperlukan);
4) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;
5) pembuktian kualifikasi;
6) penetapan hasil kualifikasi;
7) pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi;
8) sanggahan kualifikasi;
9) imdangan;
10) pemberian penjelasan;
11) pemasukan Dokumen Penawaran;
12) pembukaan Dokumen Penawaran serta koreksi aritmatik;
13) evaluasi administrasi, teknis dan biaya;
14) penetapan pemenang;
15) pemberitahuan/pengumuman pemenang;
16) sanggahan;

t'
BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-20-
17) sanggahan banding (apabila diperlukan);
18} undangan klariflkasi dan negosiasi;
19) klariflkasi dan negosiasi;
20) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi; dan
21) penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.
2. Pemilihan Penyedia Jasa Konsviltansi dengan Metode Seleksi Sederhana
dengan metode evaluasi Pagu Anggaran atau metode biaya terendah,
metode 1 (satu) sampul meliputi tahapan sebagai berikut:
a. pengumuman prakualifikasi;
b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;
c. pemberian penjelasan (apabila diperlukan);
d. pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;
e. pembuktian kualifikasi;
f. penetapsin basil kualifikasi;
g. pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi;
h. sanggahan kualifikasi;
i. undangan;
j. pemberian penjelasan;
k. pemasukan Dokumen Penawaran;
1. pembukaan Dokumen Penawaran serta koreksi aritmatik;
m. evaluasi administrasi, teknis dan biaya;
n. penetapan pemenang;
o. pemberitahuan/pengumuman pemenang;
p. sanggahan;
q. sanggahan banding (apabila diperlukan);
r. undangan klariflkasi dan negosiasi;
s. klariflkasi dan negosiasi;
t. pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi; dan
u. penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.

BSN)BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-21 -
3. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan Metode Penunjukan
Langsung untuk bukain penanganan darurat meliputi tahapan
sebagai berikut:
a. undangan kepada Penyedia Jasa Konsultansi terpilih dilampiri
Dokumen Pengadaan;
b. pemasiikan, evaluasi dan pembuktian kualilikasi;
c. pemberian penjelasan;
d. pemasukan Dokumen Penawaran;
e. pembukaan dan evaluasi penawaran;
f. klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya;
g. pembuatan Berita Acara Hasil Penunjukan Langsung;
h. penetapan Penyedia Jasa Konsultansi;
i. pengumuman; dan
j. penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.
4. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan Metode Pengadaan
Langsung, meliputi paling kurang tahapan sebagai berikut:
a. survei harga pasar untuk memilih calon Penyedia Jasa
Konsultansi;
b. membandingkan harga penawaran dengan nilai biaya langsung
personil
c. klarifikasi teknis dan negosiasi biaya.
5. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan menggunakan
tahapan Pelelangan Umum pascakualifikasi satu sampul, dengan
menambahkan tahapan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya
setelah tahapan sanggah.

BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-22-
F. Alur Proses Pengajuan Pengadaan Barang/Jasa di BSN
NO.
1.
2.
3.
Kegiatan
Penanggung jawab kegiatan
membuat surat pengajuan ke
PPK dengan tembusan KPA yang
berisi:
a. Rincian MAK
b. Daftar Barang/Jasa
PPK menerima surat
permintaan, memberikan
disposisi persetujuan atau
menolak permintaan pengadaan
barang/jasa
PPK melakukan kaji ulang paket
pengadaan bersama ULP
berdasarkan 5 faktor (peraturan
terkait, stakeholder, teknis,
keuangan dan alam)
Jika paket tidak dapat
dilaksanakan, PPK
mengusulkan perubahan paket
ke Penanggung jawab kegiatan.
Jika paket dapat dilaksanakan,
PPK melakukan penyusunain
dan penetapan rencana
pelaksanaan pengadaan yg
terdiri dari penyusiman spek,
HPS dan rancangan kontrak
A B
I .-'i
.:i'-- i.
■mIi
D E Waktu
1 hari
1 hari
1 hari.
1 hari

BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-23-
PPK menyampaikan surat
permintaan untuk pelaksanaan
proses pengadaan ke
ULP/Pejabat Pengadaan dengan
dilampiri spek teknis, HPS dan
rancangan kontrak.
ULP/Pejabat Pengadaan
melaksanakan pemilihan sistem
pengadaan dengan metode
sesuai ketentuan yang berlaku
dalam P54 yang mencakup
leiang umum/sederhana,
penunjukkan langsung,
pengadaan
sayembara / kontes
langsung,
Pemilihan metode penilaian
kualifikasi
Penyusunan dan penetapan
jadwal
Penjnisunan
pengadaan
dokumen
ULP melaksanakan proses
pengadaan BJ dengan metode :
a. Pengadaan langsung
b. Penunjukan langsung
c. Leiang sederhana
d. Leiang umum
E. Kontes/sayembara
f. Seleksi Sederhana
g. Seleksi Umum
1 hari
3 hari
5 hari
15 hari
18 hari
18 hari
32 hari
35 hari

fisnOBADAN STANDARDISASI NASIONAL
-24-
Setelah ditetapkan pemenang
oleh ULP, PPK mengeluarkan
SPPBJ, Kontrak, SP/SPMK
2 hari
Seteleih pelaksanaan pekerjaan
selesai, Panitia Penerima
Barang/Jasa melakukan
pengecekan, pengujian BJ dan
menanda tangani berita acara
serah terima barang/jasa
1 hari
8. Panitia Penerima melaporkan
hasil pemeriksaan dan
peneiimaaan barang/jasa ke
PPK
1 hari
Keterangan:
A = Penanggung Jawab Kegiatan
B = KPA
C = PPK
D = ULP/Pejabat Pengadaan
E = Panitia Pemeriksa dan Penerima BJ

i'. •'
BSN^BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-25-
G. Diagram Alur Proses Pengajuan Pengadaan Barang/Jasa di BSN
Penanggung
Jawab
Kegiatan
PenanggungJawab Kegiatan
PPK
PPK fiB
PejabatPengadaan
ULP/
ULP / PejabatPengadaan
PPK
Panitia/PejabatPenerima
Barang/Jasa
PPK
Tidak
' r
6. Memeriksa dan
menerima
7. Menerima Laporan
4. Pelaksanaan pengadaan
2. Menerima Usulan
Pengadaan
5. SPPBJ.Konlrak,SPK,SPMK
1. Surat Pengajuan ke
PPK
3. Kaji ulang paketpengadaan
1. Penanggung jawab kegiatan membuat suratpengajuan ke PPK dengan tembusan KPAyang berisi;
• Rincian MAK
• Daftar kuantitas Barang/Jasa
2. PPK menerima surat permlntaan,memberikan disposisi persetujuan ataumenolak permintaan pengadaanbarang/jasa.
3. PPK melakukan kaji ulang paket bersamaULP berdasarkan 5 faktor (peraturan terkait,stakeholder, teknis, keuangan dan alam)Jika paket tidak dapat dilaksanakan, PPKmengusulkan perubahan paket kePenanggung jawab kegiatan.Jika paket dapat dilaksanakan. PPKmelakukan penyusunan dan penetapanrencana pelaksanaan pengadaan yg terdiridari penyusunan spek, HPS dan rancangankontrak.
PPK menyampaikan surat permintaan untukpelaksanaan proses pengadaan ke ULPdengan dllampiri spek teknis. HPS danrancangan kontrak.
4. ULP melaksanakan pemillhan sistempengadaan dengan metode sesualketentuan yang berlaku dalam P54 yangmencakup lelang umum/sederhana.penunjukkan langsung. pengadaanlangsung, sayembara/kontes.Pemillhan metode penilaian kualifikasl.Penyusunan dan penetapan jadwal
5. Setelah ditetapkan pemenang oleh ULP,PPK mengeluarkan SPPBJ. Kontrak,SPK/SPMK
6. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai,Panitia Penerima Barang/Jasa melakukanpengecekan, pengujian B/J dan menandatangani berita acara serah. terimabarang/jasa.
7. Panitia Penerima melaporkan hasllpemeriksaan dan penerimaaan barang/jasakePPK

fisnoBADAN 5TANDARDISASI NASIONAL
-26-
BAB HI
PENUTUP
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
di Lingkungan Badan Standardisasi Nasional berlaku mulai pada tanggal
ditetapkan.
2. Setiap pimpinan unit kerja dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen terkait
pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di lingkungan Badan
Standardisasi Nasional agar melakukan koordinasi dengan Unit Layanan
Pengadaan.
3. Seluruh dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Standard Bidding
Document) Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Badan Standardisasi
Nasional mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta Lampirannya dan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaein Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Standar Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya serta Peraturan terkait
lainnya.
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI