Bronkoskopi dan Ekstraksi Benda Asing ( Jarum Pentul ) pada Anak
description
Transcript of Bronkoskopi dan Ekstraksi Benda Asing ( Jarum Pentul ) pada Anak
Presentasi Kasus
Bagian THT-KL FK-Unand RSUP.Dr.M.Djamil Padang
Bronkoskopi dan Ekstraksi Benda Asing (Jarum Pentul)
pada Anak
PendahuluanTelah terjadi kemajuan besar dalam
teknik anestesi dan instrumentasi.Keterampilan serta pengalaman dari
dokter yang melakukannya.Persentase letaknya adalah:
hipofaring 5%, laring/trakea 17%, dan bronkus sebanyak 78%.
Rasio laki-laki banding perempuan 2 : 1
Epidemiologi1
• Anak-anak umur 1-3 tahun sedang mengekplorasi lingkungan
2 •Pertumbuhan gigi molar yang belum lengkap sehingga proses mengunyah belum sempurna
3 •Belum dapat membedakan yang dapat dimakan dengan yang tidak
4 •Koordinasi menelan dan penutupan glotis yang belum sempurna
Faktor Predisp
osisi
Usia < 3
tahun
Jenis kelam
inLingkungan & kondisi sosial
Kegagalan
mekanisme
proteksi
Faktor keceroboh
an
Anatomi Traktus Trakeo-bronkial Trakea: tabung; tulang rawan, otot
dilapisi epitel thorak berlapis. dimulai bagian terbawah laring (setinggi C VI) s.d karina (percabangan bronkus utama ka-kiri) setinggi Th V.
Satu trakea berbentuk silindris, bag posteriornya datar, ukuran tergantung umur, tdd cincin tulang rawan yg jumlah 16-20 (variatif).
Dewasa panjang pria 12 cm wanita 10cm diameter 2-2,5 cm. Anak ukurannya lebih kecil dan lebih mobile
Anatomi Traktus Trakeo-bronkial Karina: cincin trakea inferior meluas ke inf &
post. Karina setinggi costa 2/ Th 4-5 (dws), anak costa 3
Bronkus utama dx Bronkus utama sin6-8 cincin 9-12 cincin
Sudut 25° dg sumbu trakea 45°Panjang 2,5 cm 5 cm
Aliran udara lebih besar
Ukuran normal cabang Trakeobronkial yang ditabulasi Jackson Dewasa
Pria Dewasa wanita
Anak Infant
Diameter trakea (mm) 14 x 20 12 x 16 8 x 10 6 x 7
Panjang trakea (cm) 12 10 6 4
Bronkus kanan (cm) 2,5 2,5 2 1,5
Bronkus kiri (cm) 5 5 3 2,5
Gigi atas k e trakea (cm) 15 13 10 9
Gigi atas ke bronkus (cm) 32 28 19 15
Obsruksi katup bebas (by pass
valve obstruction).
Katup penghambat
ekspiratori atau katup satu arah
(check valve obstruction).
Obstruksi katup tertutup (stop
valve obstruction).
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
BATUK
MENGI
SESAK NAFAS
Fase awal
Fase asimptomatik
Fase komplikasi
GEJALA KLINIK tergantung pada jenis benda asing, ukuran, sifat iritasinya , lokasi, lama benda asing, dan ada atau tidaknya komplikasi. Gejala aspirasi benda asing terbagi dalam 3 fase yaitu :
Pemeriksaan Radiologi
Foto Thorak AP & Lateral
mengetahui bentuk, ukuran benda asing dan
komplikasi
FluoroskopiUntuk mengetahui BA yang letaknya
distal
PenatalaksanaanBronkoskop
Kaku
Bronkoskop Fleksibel
Bronkoskop KakuIndikasi : Jenis Bronkoskop kakuPada anak-anakBA berada di
trakea dan bronkus utama
Sekret yang kental dan lengket di trakea dan bronkus utama yang merupakan benda asing endogen
Bronkoskop Klasik : lampu proksimal
Bronkoskop dirancang Jackson : lampu distal
Bronkoskop Holinger, lengan tambahan untuk ventilasi dan lapangan penglihatan lebih
Teknik Bronkoskopi
Teknik Intubasi tanpa laringoskop (klasik )
Teknik intubasi bronkoskop dengan laringoskop
Teknik intubasi bronkoskop dengan pipa endotrakeal
Teknik bronkoskopi kombinasi
Persiapan Ekstraksi Tindakan Bronkoskopi
•Duplikat benda asing•Bronkoskop sesuai dengan diameter lumen•Cara menjepit dan menarik BA dengan cunam.
•Peralatan lengkap, forsep dengan berbagai ukuran
•Foto thorak ulang untuk menilai kembali letak benda asing
Persiapan Ekstraksi :
Teknik BronkoskopiKepala penderita tidur
terlentang Lengan datar sepanjang
sisi badan.Kepala dan mata ditutup
kain. Asisten memegang
kepala di sebelah kiri. Kepala diganjal setinggi
±15 cm & leher diekstensikan.
Teknik Bronkoskopi
Teknik Bronkoskopi
KomplikasiKomplikasi akibat aspirasi benda
asing yang paling sering berupa infeksi paru dan kelainan lain seperti edema, tracheitis, bronkitis atau timbulnya jaringan granulasi, dan atelektasis
Komplikasi yang berhubungan dengan tindakan bronkoskopi (intra operatif) paling sering aritmia jantung, bronkospasme, edema laring, trauma pada gigi, bibir, gusi dan laring
KomplikasiKomplikasi Pasca tindakan yang mungkin terjadi emfisema subkutis yang ditandai adanya krepitasi
Laporan KasusTanggal 24 Juli 2009, jam 00.25
WIB. Seorang anak perempuan berumur 11 tahun datang ke IGD RS.M Djamil, diantar oleh keluarganya.
KU: Tersedak jarum pentul sejak ± 7 jam sebelum masuk RS.
AnamnesisPenderita tersedak jarum pentul pada
tanggal 23 Juli 2009 jam 18.00 WIB. Awalnya pasien dengan sengaja mengigit jarum pentul saat menjahit pakaian. Tiba-tiba pasien batuk kemudian tersedak jarum pentul.
Nyeri menelan (-), sulit menelan (-), sesak (-),keluar darah dari mulut (-) dan nyeri (-)
Pada pemeriksaan fisikKeadaan umum pasien sedang, compos
mentis kooperatif, tidak tampak tanda obstruksi jalan nafas, tidak sianosis, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36,4ºC.
Auskultasi: Tidak terdapat palpatory stud maupun audible sound, tidak stridor atau wheezing, suara nafas tidak melemah.
Pada pemeriksaan THT : tidak ditemukan kelainan.
Radiologi (Foto Thorax) Menunjukkan
bayangan radioopak berupa jarum pentul di bronkus kiri setinggi vertebra thoracal III-IV.
Benda Asing
Lateral Postero-Anterior
•Analisis gas darah didapatkan pH :7,412 PC O 2 : 31,5 mmHg B E -3,8 mmol/l HC O 3 : 19,6 mmol/l P O2:46,7 mmHg dan O 2 saturasi : 98,5 %
LAB ORATORIUM :
Anamnesis & Px. fisik
Rontgen&
Cek Lab.
Konsul IKA,
ANESTESI & Rö. Ulang
Tindakan Bronkoskopi
Alur Penatalaksanaa
n Perawatan pasca tindakan
Benda Asing (Jarum Pentul)
• Pada kasus ini sesuai dengan laporan bahwa perempuan usia pertengahan berumur 8-35 tahun yang sering meletakkan jarum pentul diantara bibirnya.
• Hasil penelitian penyebab aspirasi benda asing terbanyak akibat tersedak dan batuk (82% dan 80%)
• Sesuai dengan hasil penelitian dari 35 orang seluruhnya perempuan, lokasi tersering adalah bronkus utama kanan (32%), bronkus utama kiri (23%) serta trakea (17%).
Diskusi
• Kasus ini faktor kecerobohan merupakan faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya aspirasi benda asing (jarum pentul)
.Diagnosa BA logam berupa gambaran radioopaq.
•Laporan pada orang dewasa cenderung BA berada dibronkus utama kanan, karena sampai umur 15 tahun sudut yang dibentuk bronkus dengan trakea antara kiri dan kanan hampir sama
• Pada penggunaan bronkoskop kaku, ujung runcing jarum pentul harus diambil dan diletakkan ke dalam bronkoskop karena ujung runcing jarum pentul dapat membahayakan mukosa bronkus atau dinding bronkus.
• Alasan digunakan bronkoskop kaku pada anak karena bronkoskop kaku dapat di lakukan hisapan (suction) jalan nafas yang lebih efisien untuk kasus perdarahan masif dan tidak menghabiskan waktu
• Dikutip dari Nael Al-Sarraf dkk, fluoroskopi berhasil dilakukan sebagai tambahan diagnosis pada kasus jarum pentul dengan lokasi yang lebih distal.
• Torakotomi dan bronkotomi dibutuhkan bila terjadi kegagalan ekstraksi bronkoskopi dan lokasi BA di daerah distal.
• Kesulitan saat ekstraksi pada pasien ini disebabkan edema pada mukosa bronkus karena berulang kali keluar masuknya bronkoskop kaku sehingga trauma lebih sering terjadi.
• Menurut Lukomsky komplikasi tindakan bronkoskopi terbagi 2:
a)Komplikasi minor b)Komplikasi mayor