bronchopneumoni

6
BRONKOPNEUMONIA 1. Kriteria Diagnostik a. Anamnese : - Tanyakan mengenai mulai, lamanya penyakit dan pola gejala pernapasan. - Catat gejala-gejala yang ada seperti panas, muntah-muntah, pemasukan makanan, diuresis, kejang dan kesadaran pasien. - Tentukan penyakit yang mendasari sebelumnya seperti infeksi saluran pernapasan atas, asma, penyakit jantung, malnutrisi atau gangguan daya tahan tubuh. b. Pemeriksaan fisik : - Adanya tanda infeksi akut yaitu suhu tubuh yang meningkat. - Adanya gangguan sistem pernapasan. Kelainan yang ditemukan tergantung luas bagian paru yang terkena dengan tanda-tanda pernapasan cuping hidung, sianosis serta turut membangun bekerjanya otot bantu pernapasan yang menyebabkan retraksi di bagian suprasternal, epigastrium dan sela iga. Pada auskultasi didapatkan bronkhi basah halus nyaring yang ditemukan terutama di basal paru. - Adanya gangguan keseimbangan cairan karena intake yang kurang. - Adanya penyakit-penyakit yang mendasari sebelumnya. 2. Diagnostik Pembanding - 3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan darah tepi : Hb, leukosit, hitung jenis, jumlah trombosit. b. Thoraks foto AP. c. Pemeriksaan laju endap

Transcript of bronchopneumoni

SPM

BRONKOPNEUMONIA

1. Kriteria Diagnostika. Anamnese :

Tanyakan mengenai mulai, lamanya penyakit dan pola gejala pernapasan.

Catat gejala-gejala yang ada seperti panas, muntah-muntah, pemasukan makanan, diuresis, kejang dan kesadaran pasien.

Tentukan penyakit yang mendasari sebelumnya seperti infeksi saluran pernapasan atas, asma, penyakit jantung, malnutrisi atau gangguan daya tahan tubuh.

b. Pemeriksaan fisik :

Adanya tanda infeksi akut yaitu suhu tubuh yang meningkat.

Adanya gangguan sistem pernapasan. Kelainan yang ditemukan tergantung luas bagian paru yang terkena dengan tanda-tanda pernapasan cuping hidung, sianosis serta turut membangun bekerjanya otot bantu pernapasan yang menyebabkan retraksi di bagian suprasternal, epigastrium dan sela iga. Pada auskultasi didapatkan bronkhi basah halus nyaring yang ditemukan terutama di basal paru.

Adanya gangguan keseimbangan cairan karena intake yang kurang.

Adanya penyakit-penyakit yang mendasari sebelumnya.

2. Diagnostik Pembanding-

3. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan darah tepi : Hb, leukosit, hitung jenis, jumlah trombosit.

b. Thoraks foto AP.

c. Pemeriksaan laju endap darah.

d. Tes Mantoux.

e. Analisis gas darah.

f. Pemeriksaan kadar gula darah.

g. Pemeriksaan tinja rutin.

h. Pemeriksaan urin lengkap.

i. Biakan darah bila perlu.

4. Konsultasi Dokter Spesialis Anak.

5. Perawatan RSRawat inap apabila :

Umur kurang dari 6 bulan.

Suhu lebih dari 39 C(.

Adanya gangguan nafas seperti :

Frekuensi napas > 50 x/menit.

Nafas cuping hidung retraksi otot bantu napas, adanya sianosis.

Gangguan keseimbangan cairan asam-basa.

Adanya penyakit yang mendasarinya.

6. Terapia. Neonatus.

Pemberian kalori, cairan dan elektrolit (IVFD).

Bronkhopneumnonia dengan malnutrisi energi protein.

Tatalaksana seperti pengobatan rumat :

Kejang Demam Sederhana :

Pengobatan intermitten (hanya waktu kejang).

Diazepam/ rectal 4 5 ksli/hari (suhu > 38,5( C)

Diazepam oral 0,5 mg/kg. BB/hari dalam 3 dosis dan antipiretik (acetosal).

Bukan Kejang Demam Sederhana :

Phenobrbital 4 5 mg/kg.BB/hari dalam 20.000.

As. Varproal 20 40 mg/lg.BB/ hari,m 3 tahun sampai bebas kejang, stop oral.

Dosis di turunkan bertahap 3 6 bulan.

1 2 tahun bebas kejang dosis bertahap 1 2 bulan.

b. Bronkhopneumonia dengan efusi pleura.

Diagnosis dibuat dengan efusi pleura.

Tatalaksana :

Dilakukan fungsi pleura, cairan dikeluarkan sebanyak-banyaknya dan diperiksa secara cito untuk uji rivalta, jumlah dan hitung jenis, pewarnaan gram, biakan dan uji sensitisasi.

Foto thoraks AP dan lateral setelah fungsi pleura.

Terapi lain sama dengan pengobatan rumat :

Kejang Demam Sederhana :

Pengobatan intermitten (hanya waktu kejang).

Diazepam/ rectal 4 5 ksli/hari (suhu > 38,5( C)

Diazepam oral 0,5 mg/kg. BB/hari dalam 3 dosis dan antipiretik (acetosal).

Bukan Kejang Demam Sederhana :

Phenobrbital 4 5 mg/kg.BB/hari dalam 20.000.

As. Varproal 20 40 mg/lg.BB/ hari,m 3 tahun sampai bebas kejang, stopn oral.

Dosis di turunkan bertahap 3 6 bulan.

1 2 tahun bebas kejang dosis bertahap 1 2 bulan.

Bila cairan masih banyak, terdapat pneumothoraks, fistel paru, atelektasis, serta cairan purulen dan kental segera konsul ke bagian bedah thoraks untuk pemasangan WSD.

c. Bronkhopneumonia dengan gagal jantung kongestif.

Tatalaksana sama dengan mencari penyebab kejang :

Lumbal fungsi terutama untuk :

Kejang Pertama.

Kejang Demam Laima.

Bila ada gejala Meningitis.

Sebaliknya LP dilakukan umur 6 bulan 18 bulan.

Pemeriksaan Laboratorium.

Pemberian cairan, kalori, elektrolit :

Jenis cairan glukosa 10%, bila gagal jantung sudah teratasi cairan digantikan glukosa 10% : NaCl 0.9% = 3 : 1.

Kebutuhan cairan dalam 24 jam adalah x kebutuhan sehari (cairan rumat + koreksi suhu).

Foto toraks dan EKG untuk selanjutnya dikonsultasikan ke bagian jantung anak.

d. Bronkhopneumonia pada CHD tanpa gagal jantung :

Pemberian kalori, cairan dan elektrolit (IVFD) :

Jenis cairan yang diberikan sama seperti diatas kecuali bila ada dehidrasi karena masukan makanan kurang maka diberikan cairan DG aa.

e. Bronkopneumonia dengan atau pasca morbili. Tatalaksana sama seperti mencari penyebab kejang :

Lumbal fungsi terutama untuk :

Kejang Pertama.

Kejang Demam Laima.

Bila ada gejala Meningitis.

Sebaliknya LP dilakukan umur 6 bulan 18 bulan.

Pemeriksaan Laboratorium.

Kortikosteroid hanya diberikan bila ada penurunan kesadaran.

Konsultasi ke Sub Bagian Syaraf Anak bila diperlukan.

f. Bronkhopneumonia dengan observasi kejang.

Tatalaksana sama seperti mencari penyebab kejang dan penanganan kejang :

Lumbal fungsi terutama untuk :

Kejang Pertama.

Kejang Demam Laima.

Bila ada gejala Meningitis.

Sebaliknya LP dilakukan umur 6 bulan 18 bulan.

Pemeriksaan Laboratorium

g. Konsultasi ke Sub Bagian Syaraf Anak.

7. Tempat Pelayanan-

8. PenyulitBronkhopneumonia Dupleks dengan :

Dehidrasi masukan kurang.

Malnutrisi energi protein.

Efusi pleura.

Dengan/tanpa gagal jantung kongestif.

Dengan/pasca Morbili dan Observasi kejang.

9. Informed Consent (tertulis)-

10. Standar Tenaga-

11. Lama Perawatan-

12. Masa Pemulihan-

13. Output-

14. Patologi Anatomi-

15. Otopsi/Risalah Rapat-

PAGE