Broker Asuransi dalam perspektif islam

30
BROKER ASURANSI Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure (yang tidak cukup mendapatkan perlindungan) dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung (Mark dan Cammack, Jurnal Asuransi). Asuransi sebagai suatu mekanisme pengalihan resiko, dimana individu atau pengusaha dapat memindahkan ketidakpastian yang dialami kepada pihak lain dengan imbalan yang disebut premi (biasanya dalam jumlah relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugiannya), dan biaya atas kerugian itu dialihkan kepada pihak tertanggung. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa banyak sekali manfaat yang didapat terutama bagi pelaku usaha dengan berasuransi. Ironisnya kesadaran dan atau pengetahuan masyarakat akan pentingnya berasuaransi masih minim, kalaupun memang ada sebagian kecil masyarakat yang menyadari akan pentingnya berasuransi tetapi mereka masih kebingungan untuk mendapatkan produk dan perusahaan asuransi yang sesuai dengan profil resiko yang dihadapi. Karena itulah dibutuhkan seseorang atau sebuah badan perantara yang berfungsi sebagai penghubung antara calon tertanggung/masyarakat dengan perusahaan asuransi.

description

asuransi menurut islam

Transcript of Broker Asuransi dalam perspektif islam

Page 1: Broker Asuransi dalam perspektif islam

BROKER ASURANSI

Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara

pengumpulan unit-unit exposure (yang tidak cukup mendapatkan perlindungan) dalam

jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan.

Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung

(Mark dan Cammack, Jurnal Asuransi). Asuransi sebagai suatu mekanisme pengalihan resiko,

dimana individu atau pengusaha dapat memindahkan ketidakpastian yang dialami kepada

pihak lain dengan imbalan yang disebut premi (biasanya dalam jumlah relatif lebih kecil bila

dibandingkan dengan potensi kerugiannya), dan biaya atas kerugian itu dialihkan kepada

pihak tertanggung.

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa banyak sekali manfaat yang didapat terutama bagi

pelaku usaha dengan berasuransi. Ironisnya kesadaran dan atau pengetahuan masyarakat

akan pentingnya berasuaransi masih minim, kalaupun memang ada sebagian kecil

masyarakat yang menyadari akan pentingnya berasuransi tetapi mereka masih kebingungan

untuk mendapatkan produk dan perusahaan asuransi yang sesuai dengan profil resiko yang

dihadapi. Karena itulah dibutuhkan seseorang atau sebuah badan perantara yang berfungsi

sebagai penghubung antara calon tertanggung/masyarakat dengan perusahaan asuransi.

Jasa perantara ini juga berfungsi sebagai penasihat yang akan selalu berusaha

mengakomodir kebutuhan kliennya dengan memberikan masukan-masukan dan atau

penawaran-penawaran akan asuransi yang paling tepat guna meminimalkan resiko-resiko

dari kepentingan kliennya (si calon tertanggung). Dalam dunia asuransi, jasa perantara ini

dikenal dengan sebutan Broker Asuransi.

Broker asuransi bukan hanya menjadi penghubung antara tertanggung dengan perusahaan

asuransi, tetapi sekaligus memberi jasa konsultasi bagi calon tertanggung. Sebab bisa saja

calon tertanggung masih kebingungan memilih perusahaan asuransi yang tepat sesuai profil

resikonya, apalagi industri asuransi kini makin kompetitif dengan jumlah perusahaan

asuransi yang kian bertambah banyak. Broker asuransi inilah yang akan memilihkan

perusahaan asuransi yang aman bagi tertanggung. Tertanggung akan mendapatkan

Page 2: Broker Asuransi dalam perspektif islam

konsultasi perasuransian, produk asuransi yang kompetitif dan premi yang wajar. Bukan

hanya itu saja, broker asuransi jugalah yang akan mengurusi penyelesain ganti rugi (klaim)

apabila dikemudian hari terjadi klaim pembayaran ganti rugi. Perusahaan asuransi, juga

sangat terbantu dengan kehadiran jasa broker asuransi ini. Selain menawarkan jasa

pemasaran, mereka juga melakukan penagihan premi ke tertanggung. Dengan

menggunakan jasa broker, perusahaan asuransi bisa menghemat sumberdaya manusia dan

bisa dioptimalkan untuk pengembangan bisnis utama, termasuk pengembangan produk.

PENGERTIAN BROKER ASURANSI

Broker Asuransi adalah suatu badan hukum yang dibentuk dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat akan suatu badan yang dapat membantu mereka dalam membeli

produk asuransi dan mendampingi pada saat terjadi klaim, dimana masyarakat tertanggung

sangat awam dengan kondisi dan persyaratan polis asuransi dan disisi lain pihak Perusahaan

Asuransi sangatlah paham.

Sehingga Pemerintah merasa perlu untuk membentuk Broker melalui peraturan yaitu

Undang-undang Asuransi No. 2 tahun 1992, dengan tujuan melindungi kepentingan

masyarakat luas. Fungsi dan peranan Broker di belahan dunia lain sudah sangat berkembang

dan hampir seluruh transaksi asuransi melalui Broker.

Broker Asuransi atau Pialang, dibentuk dalam badan Hukum dan harus memiliki ijin dari

Departemen Keuangan dengan Persyaratan cukup ketat dan diatur secara jelas dalam UU

No. 2 tahun 1992, Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1992 dan Keputusan Menteri

Keuangan R.I. No.226/KMK.0171993.

KEWAJIBAN serta HAK DAN WEWENANG

- Kewajiban Broker Asuransi

1. Membuat program asuransi secara menyeluruh dan lengkap serta memberikan

saran-saran baik yang diminta maupun tidak diminta oleh tertanggung yang

diwakilinya berdasar surat penunjukan (letter of appointment).

Page 3: Broker Asuransi dalam perspektif islam

2. Membuat laporan survey dan mencatat segala keterangan yang penting bagi

tertanggung dalam rangka penempatan risiko kepada pihak asuransi maupun

reasuransi.

3. Selaku wakil tertanggung berdasarkan apa yang tersurat dan tersirat dalam

Hukum Asuransi, broker asuransi / reasuransi wajib mengungkapkan segala data

yang diperlukan yang lazimnya dituangkan dalam slip (Placing Slip dan atau

Reinsurance Slip).

- Hak dan Wewenang Broker Asuransi

1. Berhak menagih premi untuk kepentingan penanggung / reasuransi.

2. Berhak/berwenang memberikan saran-saran baik diminta atau tidak.

3. Berhak menuntut pihak ketiga untuk dan atas nama tertanggung

berdasar surat penunjukan/kuasa

4. Berhak menyarankan penyelesaian ganti rugi yang ditolak dan sekaligus

mendampingi pengacara tertanggung bila harus diselesaikan melalui

pengadilan/saluran hukum.

5. Berdasarkan persetujuan pihak Penangung dari jumlah klaim yang disetujui,

Broker Asuransi dapat melakukan pembayaran klaim terlebih dahulu kepada

pihak Tertanggung

Tugas Broker Asuransi tidak selesai pada saat penutupan suatu kontrak Asuransi telah

dilakukan antara Tertanggung dan Penanggung, tetapi Broker Asuransi akan terus

menjalankan tugasnya selama kontrak Asuransi berjalan dan bahkan setelah kontrak

Asuransi berakhir dalam hal timbul klaim yang belum selesai. Hal tersebut dapat terlihat dari

tugas-tugas badan tersebut terhadap Tertanggung yang antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan indentifikasi risiko dan usaha–usaha pengurangan, penghilangan dan

penghindaraan risiko.

2. Membuat desain kontrak Asuransi yang paling cocok dan paling competitive sesuai

dengan kebutuhan Tertanggung,

3. Pemilihan Penanggung yang aman.

4. Melakukan negosiasi tingkat premi Asuransi dengan Tertanggung.

Page 4: Broker Asuransi dalam perspektif islam

5. Melakukan claim management service, administrasi program dan risk inspection

selama polis berjalan.

6. Melakukan negosiasi klaim atas nama tertanggung.

7. Penelitian dan administrasi Asuransi

8. Memberikan advice risk Management dan risk prevention (sebagai pilihan yang

umumnya dengan mengenakan biaya)

Broker Asuransi tidak mengenakan biaya atas jasanya tetapi memperoleh pendapatan

brokerage atau komisi dari Penanggung yang menerima risiko yang ditempatkannya.

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN JASA BROKER ASURANSI

1. Tertanggung dapat menghemat waktu dan berkonsentrasi pada pengembangan

usaha dan kelanjutan kegiatan usaha, karena telah mendapat paket pelayanan dari

Broker Asuransi secara cuma-cuma.

2. Tertanggung cukup memberikan informasi atas keterangan-keterangan yang

diperlukan tanpa mengisi Application form, karena Placing Slip dipersiapkan oleh

broker berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey.

3. Tertanggung dapat memperoleh pelayanan cuma-cuma (gratis) dalam hal sebagai

seperti : analisa resiko, pencegahan kerugian, pembuatan proposal tentang program

asuransi yg sesuai, pemeriksaan polis dan lain lain.

TUNTUNAN ISLAM BROKER ASURANSI

Asuransi dalam perspektif Islam

Dalam bahasa arab, asuransi dikenal dengan istilah at-ta’min, penanggung disebut mu’ammin, tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min. At-ta’min diambil dari amana yang artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut seperti yang tersebut dalam Firman Allah :

Page 5: Broker Asuransi dalam perspektif islam

“Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan

mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 10)

Pengertian dari at-ta’min adalah seseorang membayar/menyerahkan uang cicilan untuk agar ia atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang.

Didalam al-Qur’an dan al-Hadits tidak ada satupun ketentuan-ketentuan yang mengatur

secara eksplisit tentang asuransi. Oleh karena itu masalah asuransi dalam islam termasuk

“ijtihadiah” artinya untuk menentukan hukumnya asuransi ini halal atau haram masih

diperlukan peranan akal pikiran para ulama ahli fiqh melalui ijtihad.

Sehingga karena tidak ada satu kata pun di dalam Al-Qur’an atau As-Sunnah yang menyebut

kata 'asuransi', maka para ulama mulai membedah hakikat asuransi. Maka munculah

pendapat-pendapat di kalangan ulama tentang hakikat praktek asuransi.

Di antara pendapat itu adalah:

Pendapat Yang Mengharamkan

1. Asuransi Sama Dengan Judi

Akad asuransi adalah salah satu bentuk perjudian, dikarenakan padanya terdapat unsur

untung-untungan dalam hal tukar-menukar harta benda, dan terdapat kerugian tanpa ada

kesalahan atau tindakan apapun, dan padanya juga terdapat keuntungan tanpa ada imbal

baliknya atau dengan imbal balik yang tidak seimbang. Karena nasabah kadang kala baru

membayarkan beberapa setoran asuransinya, kemudian terjadilah kecelakaan, sehingga

perusahaan asuransi menanggung seluruh biaya yang menjadi klaimnya. Dan bisa saja tidak

terjadi kecelakaan, sehingga saat itu perusahaan berhasil mengeruk seluruh setoran

nasabah tanpa ada imbalan sedikitpun. Dan bila pada suatu akad unsur ketidakjelasan

benar-benar nyata, maka akad itu termasuk perjudian.

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, perjudian, berkurban untuk

berhala, mengundi nasib adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan, maka

Page 6: Broker Asuransi dalam perspektif islam

jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (Qs. Al

Maidah : 90)

Padahal Allah SWT dalam Al-Quran telah mengharamkan perjudian, sebagaimana

yang disebutkan di dalam ayat berikut:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya

terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa'at bagi manusia, tetapi dosa

keduanya lebih besar dari manfa'atnya." (QS. Al-Baqarah: 219)

Karena menurut sebagian ulama bahwa pada prakteknya asuransi itu tidak lain

merupakan judi, maka mereka pun mengharamkannya. Karena yang namanya judi

itu memang telah diharamkan di dalam Al-Quran.

2. Asuransi Mengandung Unsur Riba

Akad asuransi mengandung unsur riba fadhl (riba perniagaan) dan riba nasi'ah

(penundaan), karena perusahaan asuransi bila ia membayar ke nasabahnya atau ke

ahli warisnya atau kepada orang yang berhak memanfaatkan suatu klaim yang lebih

besar dari uang setoran (iuran) yang ia terima, maka itu adalah riba fadhl, sedangkan

perusahaan asuransi akan membayar klaim tersebut kepada nasabahnya setelah

berlalu tenggang waktu dari saat terjadi akad, maka itu adalah riba nasi'ah. Dan bila

perusahaan membayar klaim nasabah sebesar uang setoran yang pernah ia setorkan

ke perusahaan, maka itu adalah riba nasi'ah saja, dan keduanya diharamkan menurt

dalil dan ijma' (kesepakatan ulama).

Page 7: Broker Asuransi dalam perspektif islam

Padahal yang namanya riba telah diharamkan Allah SWT di dalam Al-Quran,

sebagaimana yang bisa kita baca di ayat berikut ini :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba

jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan

(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan

memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu

pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. Al-Baqarah:

278-279)

3. Asuransi Mengandung Unsur Pemerasan

Para ulama juga menyimpulkan bahwa para peserta asuransi atau para pemegang

polis, bila tidak bisa melanjutkan pembayaran preminya, akan hilang premi yang

sudah dibayar atau dikurangi. Inilah yang dikatakan sebagai pemerasan.

Dan Al-Quran pastilah mengharamkan pemerasan atau pengambilan uang dengan

cara yang tidak benar.

Page 8: Broker Asuransi dalam perspektif islam

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesama kamu

dengan cara-cara yang bathil, kecuali dengan cara perniagan dengan asas suka

sama suka di antara kamu." (Qs. an-Nisa': 29).

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara

kamu dengan jalan yang bathil dan kamu membawa harta itu kepada hakim, supaya

kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan dosa,

padahal kamu mengetahui.”(QS. Al-Baqarah: 188)

4. Hidup dan Mati Manusia Mendahului Takdir Allah.

Meski alasan ini pada akhirnya menjadi kurang populer lagi, namun harus diakui

bahwa ada sedikit perasaan yang menghantui para peserta untuk mendahului takdir

Allah. Misalnya asuransi kematian atau kecelakaan, di mana seharusnya seorang

yang telah melakukan kehati-hatian atau telah memenuhi semua prosedur, tinggal

bertawakkal kepada Allah. Tidak perlu lagi menggantungkan diri kepada

pembayaran klaim dari perusahaan asuransi.

Padahal takdir setiap orang telah ditentukan oleh Allah SWT sebagaimana yang

disebutkan di dalam Al-Quran.

“Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya

ketentuan masa yang telah ditetapkan.” (QS. Al-Hijr: 4)

5. Asuransi mengandung sisi ketidakjelasan

Page 9: Broker Asuransi dalam perspektif islam

Asuransi adalah salah satu bentuk akad tukar-menukar barang yang berdasarkan

pada asas untung-untungan, sehingga sisi ketidakjelasannya / gharar besar, karena

nasabah pada saat akad tidak dapat mengetahui jumlah uang yang harus ia setorkan

dan jumlah klaim yang akan ia terima. Bisa saja ia menyetor sekali atau dua kali

setoran, kemudian terjadi kecelakaan, sehingga ia berhak mengajukan klaim yang

menjadi komitmen perusahaan asuransi. Dan mungkin juga sama sekali tidak

pernah terjadi kecelakaan, sehingga nasabah membayar seluruh setoran, tanpa

mendapatkan apapun. Demikian juga, perusahaan asuransi tidak dapat menentukan

jumlah klaim yang harus ia bayarkan dan jumlah setoran yang akan ia terima, bila

dicermati dari setiap akad secara terpisah. Padahal, telah dinyatakan dalam hadits

yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam larangan dari jual beli gharar

(yang tidak jelas).

Pendapatan yang membolehkan :

1. Pada dasarnya Al Qur’an sama sekali tidak menyebut-nyebut hukum asuransi.

Sehingga hukumnya tidak bisa diharamkan begitu saja. Karena semua perkara

muamalat punya hukum dasar yang membolehkan, kecuali bila ada hal-hal yang

dianggap bertentangan. Seandainya sebuah transaksi asuransi bisa disterilkan

dari unsur perjudian, unsur riba, pemerasan, ketidakjelasan, dan sikap

mendahului takdir Allah, maka seharusnya tidak ada larangan untuk menjalankan

praktek asuransi. Apalagi bila kedua belah pihak telah sepakat.

2. Karena pada kenyataannya sistem asuransi dianggap dapat menanggulangi

kepentingan umum, sebab premi-premi yang terkumpul dapat di investasikan

untuk proyek-proyek yang produktif dan pembangunan.

3. Asuransi telah nyata menyantuni korban kecelakaan atau kematian dalam

banyak kasus, termasuk juga pada kerusakan atau kehilangan harta benda,

sehingga secara darurat asuransi memang dibutuhkan.

Kriteria Asuransi Yang Halal

Asuransi sistem syariah pada intinya memang punya perbedaan mendasar dengan yang

konvensional, antara lain:

Page 10: Broker Asuransi dalam perspektif islam

1. Prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli (tolong-menolong). Di mana nasabah

yang satu menolong nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan. Sedangkan

akad asuransi konvensional bersifat tadabuli (jual-beli antara nasabah dengan

perusahaan).

2. Dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan asuransi syariah (premi)

diinvestasikan berdasarkan syariah dengan sistem bagi hasil (mudharabah).

Sedangkan pada asuransi konvensional, investasi dana dilakukan pada sembarang

sektor dengan sistem bunga.

3. Premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai dana milik nasabah. Perusahaan

hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedangkan pada asuransi

konvensional, premi menjadi milik perusahaan dan perusahaan-lah yang memiliki

otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan pengelolaan dana tersebut.

4. Bila ada peserta yang terkena musibah, untuk pembayaran klaim nasabah dana

diambilkan dari rekening tabarru (dana sosial) seluruh peserta yang sudah

diikhlaskan untuk keperluan tolong-menolong. Sedangkan dalam asuransi

konvensional, dana pembayaran klaim diambil dari rekening milik perusahaan.

5. Keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah selaku pemilik dana dengan

perusahaan selaku pengelola, dengan prinsip bagi hasil. Sedangkan dalam asuransi

konvensional, keuntungan sepenuhnya menjadi milik perusahaan. Jika tak ada klaim,

nasabah tak memperoleh apa-apa.

6. Adanya Dewan Pengawas Syariah dalam perusahaan asuransi syariah yang

merupakan suatu keharusan. Dewan ini berperan dalam mengawasi manajemen,

produk serta kebijakan investasi supaya senantiasa sejalan dengan syariat Islam.

Adapun dalam asuransi konvensional, maka hal itu tidak mendapat perhatian.

Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah

Dalam hal ini, prinsip dasar asuransi syari’ah ada sembilan macam, yaitu : tauhid, keadilan,

tolong-menolong, kerja sama, amanah, kerelaan, larangan riba, larangan judi, dan larangan

gharar.

1. Tauhid (Unity)

Page 11: Broker Asuransi dalam perspektif islam

Prinsip tauhid adalah dasar utama dari setiap bentuk tabungan yang ada dalam

syari’ah islam. Setiap bangunan dan aktivitas kehidupan manusia harus didasarkan

pada nilai-nilai ketuhanan.

Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana seharusnya

menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh nilai-nilai

ketuhanan paling tidak dalam setiap melakukan aktivitas berasuransi ada semacam

keyakinan dalam hati bahwa Allah SWT selalu mengawasi seluruh gerak langkah kita

dan selalu berada bersama kita.

2. Keadilan (Justice)

Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai keadilan antara

pihak-pihak yang terkait dengan akad asuransi. Keadilan dalam hal ini dipahami

sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban anatara peserta asuransi

dan perusahaan asuransi.

Di sisi lain keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dari hasil investasi dana

nasabah harus dibagai sesuai dengan akad yang disepakati sejak awal. Jika nisbah

yang disepakati antara kedua belah pihak 40:60, maka realita pembagian

keuntungan juga harus mengacu pada keuntungan tersebut.

3. Tolong menolong (Ta’awun)

Prinsip dasar yang lain dalam melaksanakan kegiatan perasuransi harus didasari

dengan adanya rasa tolong menolong antara anggota. Praktik tolong menolong

dalam asuransi adalah unsur utama pembentuk (DNA-Chromosom) bisnis transaksi.

4. Kerja sama (Cooperation)

Prinsip kerja sama merupakan prinsip universal yang selalu ada dalam literatur

ekonomi islami. Kerja sama dalam bisnis asuransi dapat berwujud dalam bentuk

akad yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu antara

peserta asuransi dan perusahan asuransi. Dalam operasionalnya, akad yang dipakai

dalam bisnis asuransi dapat memakai konsep mudharabah atau musyarakah. Konsep

mudharabah dan musyarakah adalah dua buah konsep dasar dalam kajian

ekonomika dan mempunyai nilai historis dalam perkembangan keilmuan.

5. Amanah (Trustworthy / al-Amanah)

Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud dalam nilai-nilai

akuntabilitas perusahaan melalui penyajian laporan keuangan tiap periode. Dalam

Page 12: Broker Asuransi dalam perspektif islam

hal ini perusahaan asuransi harus memberi kesempatan yang besar bagi nasabah

untuk mengakses laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang

dikeluarkan oleh perusahaan asuransi harus mencerminkan nilai-nilai kebenaran dan

keadilan dalam bermuamalah dan melalui auditor publik. Prinsip amanah juga harus

berlaku pada diri peserta asuransi. Seseorang yang menjadi peserta asuransi

berkewajiban menyampaikan informasi yang benar berkaitan dengan pembayaran

dana iuran dan tidak memanipulasi kerugian yang menimpa dirinya.

6. Kerelaan ( al-Ridha )

Dalam bisnis asuransi, kerelaan (al-ridha) dapat diterapkan pada setiap peserta

asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah dana (premi)

yang disetorkan ke perusahan asuransi, yang difungsikan sebagai dana sosial

(tabarru’). Dana sosial (tabarru’) memang betul-betul digunakan untuk tujuan

membantu anggota asuransi yang lain jika mengalami bencana kerugian.

7. Larangan riba

Secara bahasa riba adalah tambahan. Sedangkan menurut syari’at menambah

sesuatu yang khusus. Jadi riba adanya unsur penambahan nilai. Ada beberapa bagian

dalam al-Qur’an yang melarang pengayaan diri dengan cara yang tidak dibenarkan.

Islam menghalalkan perniagaan dan melarang riba. Halalnya jual beli dengan pola

berfikir selama manuasia saling membutuhkan satu sama lain, karena tidak bisa

mencapai ke semua keinginan kecuali denga jual beli merupakan permasalahan bagi

mereka.

8. Larangan judi (Maisir)

Allah SWT telah memberi penegasan terhadap keharaman melakukan aktivitas

ekonomi yang memepunyai unsur maisir (judi). Maisir dari kata yusr artinya mudah.

Karena orang memeperoleh uang tanpa susah payah, atau berasal dari kata yasar

yang berarti kaya, karena perjudian diharapkan untung yang bermakna mudah.

Maysir merupakan unsur obyek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan

sesuatu.

9. Larangan gharar

Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida’ yaitu suatu tindakan yang di

dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Secara konvensional kata Syafi’I

Page 13: Broker Asuransi dalam perspektif islam

kontrak dalam asuransi jiwa dapat dikategorikan sebagai aqd tabaduli atau akad

pertukaran, yaitu pertukaran pembayaran premi dan dengan uang pertanggungan.

Secara syari’ah dalam akad pertukaran harus jelas berapa yang harus diterima.

Keadaan ini akan menjadi rancu karena kita tahu berapa yang akan diterima

(sejumlah uang pertanggungan), tetapi tidak tahu berapa yang akan dibayarkan

(jumlah seluruh premi) karena hanya Allah yang tahu kapan seseorang akan men

meninggal.

Broker Asuransi dalam Perspektif Islam

Samsaroh adalah kosakata bahasa Persia yang telah diadopsi menjadi bahasa Arab yang

berarti sebuah profesi dalam menengahi dua kepentingan atau pihak yang berbeda dengan

kompensasi, baik berupa upah (ujroh) atau bonus, komisi (ji’âlah) dalam menyelesaikan

suatu transaksi. Adapun Simsar adalah sebutan untuk orang yang bekerja untuk orang lain

sebagai penengah dengan kompensasi (upah atau bonus), baik untuk menjual maupun

membeli.

Secara umum, hukum samsaroh adalah boleh berdasarkan hadits Qays bin Abi Ghurzah al-

Kinani, yang menyatakan:

“Kami biasa membeli beberapa wasaq di Madinah, dan biasa menyebut diri kami

dengan samasirah (bentuk plural dari simsâr, makelar), kemudian Rasulullah SAW. Keluar

menghampiri kami, dan menyebut kami dengan nama yang lebih baik daripada sebutan

kami. Beliau menyatakan: Wahai para tujjâr (bentuk plural dari tâjir, pedagang),

sesungguhnya jual-beli ini selalu dihinggapi sesumpah dan kelalaian (kebohongan), maka

bersihkan dengan sedekah.”

Secara praktis, pemakelaran terealisasi dalam bentuk transaksi dengan kompensasi

upah ‘aqdu ijâroh atau atau dengan komisi ‘aqdu ji’âlah. Maka syarat-syarat dalam

pemakelaran mengacu pada syarat-syarat umum ‘aqad atau transaksi menurut aturan fikih

islam.

Seorang makelar berhak mendapatkan kompensasi berupa upah jika telah menyelesaikan

pekerjaan yang dibebankan padanya dan ‘aqd ijâroh yang telah disepakati sah menurut

hukum, sedang pihak yang menggunakan jasa makelar harus memberikan imbalannya,

Page 14: Broker Asuransi dalam perspektif islam

karena upah atau imbalan pekerja dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja yang

bersangkutan.

Jika terjadi cacat pada akad yang berakibat pada batalnya akad tersebut, apabila makelar

mengetahuinya maka dia tidak berhak mendapatkan kompensasi, tapi apabila dia tidak

mengetahuinya maka dia berhak mendapatkan kompensasi sesuai dengan ketentuan. Dan

jika makelar menjual dengan harga melebihi harga yang ditentukan maka uang lebih

menjadi hak pemilik harta atau pihak pertama dan si makelar tidak mendapatkan apa-apa

kecuali upah yang telah ditentukan.

Jumlah imbalan yang harus diberikan kepada makelar adalah menurut perjanjian yang telah

ditentukan, sebagaimana Al Qur’an surat Al Maidah ayat 1

Allah Swt berfirman :

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang

ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak

menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah

menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”(Qs. Al-Maidah :1)

Etika dan Sikap menurut Tuntan Islam :

1. Jujur

Syari’at Islam mengajarkan untuk selalu berbuat jujur dalam segala keadaan.

Page 15: Broker Asuransi dalam perspektif islam

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak

keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan

kaum kerabatmu, jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.

Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.

Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka

sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS.

An-Nisa’: 135)

�ا ر� ي ار م�ع�ش� ج� �وا الت اب �ج� ت ول ف�اس� س� ر� �ه ل �ه� ص�ل�ى الل �ه الل �ي �م� ع�ل ل و�س�

ف�ع�وا �اق�ه�م� و�ر� ع�ن� ه�م� أ �ص�ار� �ب �ه و�أ �ي ل ن� ف�ق�ال� إ ار� إ ج� �ون� الت �ع�ث �ب �و�م� ي ي

�ام�ة �قي ا ال ار, ال� ف�ج� �ق�ى م�ن� إ �ه� ات �ر� الل و�ص�د�ق� و�ب

“Wahai para pedagang!” Spontan mereka menegakkan leher dan pandangan guna

memperhatikan seruan Rasulullah وسلم عليه الله Lalu صلي beliau bersabda,

“Sesungguhnya para pedagang kelak pada hari kiamat akan dibangkitkan sebagai orang-

orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik, dan

berlaku jujur.”

2. Hindarilah khianat terselubung

Berkhianat adalah tindakan tercela dan bertentangan dengan sabda Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam, “Tidak boleh melakukan tindakan yang dapat menimbulkan kerugian

pada orang lain, juga tidak dibenarkan membalas dengan yang melebihi perbuatan.

Barang siapa yang melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, niscaya Allah

timpakan kerugian kepadanya. Barang siapa yang melakukan perbuatan yang

Page 16: Broker Asuransi dalam perspektif islam

menyusahkan orang lain, niscaya Allah menimpakan kesusahan kepadanya.” (HR. Al-

Hakim dan Al-Baihaqi)

Sikap seperti ini tentu bertentangan dengan Firman Allah ta’ala :

�ا ه�ا ي ي� �ذين� أ � ال �وا � آم�ن � ال �وا �ل �ك �أ �م� ت �ك م�و�ال

� �م� أ �ك �ن �ي �اطل ب �ب ال � ب ال �ن إ �ون� أ �ك ت

ة, ار� ج� اض; ع�ن ت �ر� م<نك� ت

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka-sama-suka

di antara kamu.”(QS. An-Nisa: 29)

3. Ketulusan Niat

Niat adalah dasar dan pembangkit segala bentuk ucapan dan tindakan. Dengan niat

tulus dan luhur, niscaya ketulusan niat tersebut terpancar dalam ucapan dan tindakan

pula.

ا �ن�م� ال� إ ا ب�الن�ي�ة�، األ�عم� �ن�م� إ ر�ئ� و� ا إل�م ن�و�ى م�

Dari Umar bin al Khaththab, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan

setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan”. (HSR. Bukhary-Muslim

dari ‘Umar bin Khoththob radhiallahu ‘anhu)

4. Tangguh dan Pantang Menyerah

Di antara kepribadian pedagang muslim yang membedakannya dari selainnya ialah

ketangguhan mental dan jiwanya. Berbagai aral yang melintang di jalan hidupnya tidak

menjadikan semangatnya luntur. Kegagalan dan tantangan, yang kadang menghiasi

perjuangannya, tidak menjadikannya lemah dan kendur semangat. Dia akan selalu

optimis dan menatap masa depan dengan penuh kepercayaan. Semboyannya hanya

satu, “Selama hayat di kandung badan, maka keberhasilan dan rezekinya pastilah

mengalir.” Semboyan ini bukanlah diperoleh dari sesuatu yang hampa, melainkan

diperoleh dari janji Allah dan Rasul-Nya.

Page 17: Broker Asuransi dalam perspektif islam

ك�م و�م�ا <ع�م�ة; م<ن ب Aه ف�من� ن الل

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allahlah (datangnya).” (QS. An-

Nahl [16]: 53)

5. Tawakal

Keimanan kepada Allah tidak menjadikan seseorang bertopang dagu dan pasrah dengan

setiap kenyataan. Keimanan terus mendorong untuk berusaha tanpa kenal lelah. Walau

demikian tetap menyerahkan hasil dari usaha keras kepada kehendak dan karunia Allah.

�ح�ن� �ا ن م�ن �ه�م ق�س� �ن �ي �ه�م� ب ت �اة في م�عيش� ي �ح� �ا ال �ي �ا الد ن ف�ع�ن �ع�ض�ه�م� و�ر� ب

�ع�ض; ف�و�ق� ج�ات; ب ذ� د�ر� �خ �ت ي �ع�ض�ه�م ل , ب �ع�ضا , ب Aا خ�ري س�

“Kamilah yang menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan

dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian lainnya beberapa

derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian lainnya.” (QS. Az-

Zukhruf: 32)

Betapa indah gambaran Rasulullah وسلم عليه الله صلي tentang tawakal berikut ini:

�و� �م� ل �ك ن� �ون� أ �ل �و�ك �ت �ه ع�ل�ى ت ه ح�ق� الل ل �و�ك �م� ت ق�ك ز� �ر� �م�ا ل ق� ك ز� �ر� ي

�ر� �غ�د�و الط�ي وح� خم�اص,ا ت �ر� ,ا و�ت ط�ان ب

“Andai engkau bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya Allah memberimu

rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung yang di pagi hari

meninggalkan sarangnya dan ketika senja hari tiba, ia telah kenyang.” (HR. Ahmad:

1/30)

Tawakal yang benar tidak menjadikan manusia pemalas. Akan tetapi, tawakal

menjadikan seseorang dapat menatap hari esok dengan penuh percaya diri tanpa ada

kekhawatiran sedikit pun.

6. Berniaga Namun Tidak Lalai dari Mengingat Allah

Page 18: Broker Asuransi dalam perspektif islam

Di antara karakter seorang muslim yang sangat indah dan membedakan dari yang lain

ialah senantiasa ingat kepada Allah Ta’ala. Dengan demikian, tetap senantiasa

menjalankan kewajiban ibadah kepada Allah tanpa terganggu oleh berbagai aktivitas

perniagaan.

“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari

mengingat Allah dan dari mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Mereka takut

kepada suatu hari yang padanya hati dan penglihatan bergoncang.” (QS. An-Nur: 37)

Setiap orang harus senantiasa sadar bahwa Allah Ta’ala mengetahui setiap perbuatan

dan ucapan yang dilakukan. Percaya setiap ucapan dan perbuatan Anda pastilah

mendapat balasannya yang setimpal. Kesadaran ini menjadikan diri untuk waspada dan

tidak menghalalkan segala macam cara dalam mencari keuntungan niaga.

�وا ال� �طئ �ب ت �س� ق� ت ز� �ه� , الر< ن م� ف�إ ـ� �ن� ل �ك �دT ي م�و�ت� ع�ب ـ� �غ�ه� ح�ت�ى ي �ل �ب ر� ي آخ

ق; �ه� رز� �ق�وا , ه�و�ل �وا الله� ف�ات �ج�مل ل من� الط�ل�ب في و�أ ح�ال� ـ� ك ال �ر� و�ت

ام ح�ر� ـ� ال

“Jangan pernah engkau merasa rezekimu telat datang, karena sesungguhnya tiada pun

hamba yang mati, hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir yang ditentukan

untuknya. Maka bertakwalah engkau kepada Alloh dan tempuhlah jalan yang baik

dalam mencari rezeki. Tempuhlah yang halal dan tinggalkan yang haram.”

Berlaku santun dalam menjalankan perniagaan, karena harta kekayaan dunia bukanlah

standar keberhasilan, baik di dunia atau akhirat. Harta kekayaan hanyalah titipan dan

bahkan ujian untuk melihat apakah kita bersyukur atau sebaliknya, kufur.

Page 19: Broker Asuransi dalam perspektif islam

“Dan ketahuilah bahwa harta benda dan anak keturunanmu hanyalah cobaan, dan

sesungguhnya Alloh, di sisi-Nya terdapat pahala yang agung. (QS. al-Anfal: 28)

7. Senantiasa Memudahkan Orang Lain

Perniagaan dan keuntungan bukanlah cita-cita akhir dari berniaga. Keuntungan

hanyalah sarana untuk memudahkan urusan dunia dan akhirat. Seorang muslim yang

baik adalah yang selalu bersikap ringan tangan dan rendah hati pada setiap urusan

termasuk ketika sedang berniaga.

Dari sahabat Jabir bin Abdillah عنه الله رضي , bahwa Rasulullah وسلم عليه الله صلي

bersabda:

حم� �ه� ر� ج�ال, الل ا ر� م�ح, ذ�ا س� �اع� إ ذ�ا ب �ر�ى و�إ ت ذ�ا اش� �ض�ى و�إ اق�ت

“Semoga Allah senantiasa merahmati seseorang yang senantiasa berbuat mudah

ketika ia menjual, ketika membeli, dan ketika menagih.”

Kehidupan dunia ini hanyalah sesaat, dan selanjutnya cepat atau lambat pasti

berpindah ke alam akhirat. Karenanya, kita harus tak kenal lelah untuk terus-menerus

menabur benih-benih kehidupan akhirat semasa hidup di dunia fana ini.

Pada suatu hari Rasulullah وسلم عليه الله صلي bercerita, “(Pada hari kiamat kelak)

Allah mendatangkan salah seorang hamba-Nya yang pernah Dia beri harta kekayaan,

kemudian Allah bertanya kepadanya, ‘Apa yang engkau lakukan ketika di dunia?’ (Dan

mereka tidak dapat menyembunyikan dari Allah suatu kejadian). Sang hamba

menjawab, ‘Wahai Tuhanku, Engkau telah mengaruniakan kepadaku harta kekayaan,

dan aku berjual beli dengan orang lain, dan kebiasaanku (akhlaqku) adalah senantiasa

memudahkan, aku meringankan (tagihan) orang yang mampu dan menunda (tagihan

kepada) orang yang tidak mampu.’ Kemudian Allah berfirman, ‘Aku lebih berhak untuk

melakukan ini daripada engkau, mudahkanlah hamba-Ku ini.’”

8. Membelanjakan Harta di Jalan yang Benar

Manisnya kekayaan, mungkin saja menjadikan diri lalai dan lupa daratan. Betapa tidak,

segala yang diinginkan dapat terwujud dengan mudah berkat kekayaan yang melimpah.

Page 20: Broker Asuransi dalam perspektif islam

Betapa seringnya orang yang bisa menahan diri dan bersikap bersahaja tatkala kantong

cekak, namun hal itu begitu berat dilakukan bila kantong tebal.

Keimanan dan keluhuran jiwa dirilah yang dapat menahan dari sikap angkuh dan

melampaui batas ketika berhasil mencapai kekayaan. Yang demikian itu karena sadar

bahwa suatu saat nanti kekayaan itu harus dipertanggungjawabkan, dari mana

memperolehnya dan ke mana membelanjakannya.

ول� ال� �ز� �د; ق�د�م�ا ت �و�م� ع�ب �ام�ة ي �قي �ل� ح�ت�ى ال أ �س� �اه� فيم�ا ع�م�ره ع�ن� ي ف�ن� أ

�مه و�ع�ن� ل ه و�ع�ن� ف�ع�ل� فيم� ع �ن� من� م�ال ي� �ه� أ ب �س� �ت �ف�ق�ه� و�فيم� اك ن

� أ

مه و�ع�ن� ه� فيم� جس� �ال� ب� أ

“Kelak pada hari kiamat, tidaklah kedua kaki seorang hamba dapat bergeser hingga ia

ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya, apa yang ia perbuat

dengannya; tentang hartanya, dari mana dan ke mana ia belanjakan; dan tentang

badannya, untuk apa ia gunakan.”

Larangan Broker Asuransi

1. Menerima Suap

Suap, disebut juga dengan sogok atau memberi uang pelicin. Adapun dalam bahasa

syariat disebut dengan risywah. Secara istilah disebut “memberi uang dan sebagainya

kepada petugas (pegawai), dengan harapan mendapatkan kemudahan dalam suatu

urusan”.

Di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian lain di antara kamu

dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada

hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu

dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 188)

Page 21: Broker Asuransi dalam perspektif islam

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka

bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka itulah orang-orang yang

dilaknati Allah don ditulikanNya telinga mereka dan dibutakanNya penglihatan

mereka.” (QS. Muhammad : 22-23)

Dalam ayat diatas, membuat kerusakan di muka bumi salah satu contohnya yakni

dengan melakukan suap maupun sogokan. Sehingga akan terdapat pihak-pihak yang

dirugikan. Perbuatan tersebut akan akan membawanya kepada kekufuran.

Dalam sebuah hadits :

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu , ia berkata : “Rasulullah Shallallahu alaihi wa

sallam melaknat yang memberi suap dan yang menerima suap.” [HR At-Tirmidzi,

1/250; Ibnu Majah, 2313 dan Hakim, 4/1 02-103; dan Ahmad 2/164,190. Syaikh Al-

Albani berkata,”Shahih.” Lihat Irwa’ Ghalil 8/244].

Dalam riwayat Tsauban, terdapat tambahan hadits: “Arroisy” (...dan perantara transaksi

suap)”. [HR Ahmad, 5/279 dalam sanadnya ada Laits bin Abi Salim, hafalannya

bercampur, dan Syaikhnya, Abul Khattab majhul].

Hadits ini menunjukkan, bahwa suap termasuk dosa besar, karena ancamannya adalah

Laknat. Yaitu terjauhkan dari rahmat Allah. Sedangkan menurut Ijma’, telah tenjadi

kesepakatan umat tentang haramnya suap secara global.

2. Melakukan penipuan

Al-Qadhi ‘Iyadh الله رحمه berkata, “Kebiasaan para pedagang adalah menipu dalam

perniagaan dan berambisi untuk menjual barang dagangannya dengan segala cara

yang dapat mereka lakukan. Tanpa terkecuali, dengan sumpah palsu dan yang serupa.

Page 22: Broker Asuransi dalam perspektif islam

Karenanya, Nabi وسلم عليه الله صلي memvonis mereka sebagai orang-orang jahat

(fajir). Beliau hanya mengecualikan dari vonis ini para pedagang yang senantiasa

menghindari hal-hal yang diharamkan, senantiasa memenuhi sumpah, dan jujur dalam

setiap ucapannya.” (Dinukil oleh al-Mubarakfuri dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi:

4/336)

Kejujuran adalah kepribadian yang seyogianya mendasari setiap aktivitas seorang

muslim. Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqas berkata, “Seorang muslim itu bisa saja memiliki

tabiat pengkhianat dan pendusta.” (HR. Al-Baihaqi).

3. Memberikan informasi yang menyesatkan

Memberikan informasi yang menyesatkan untuk memperoleh keuntungan transaksi

yang dilarang. Hal ini berkaitan dengan penipuan, adapun dalil yang berkaitan dengan

masalah ini adalah :

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan

kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan

ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari

dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian

yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (QS. An-

Nur : 11)