Briket Batubara

20
RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN POTENSI BRIKET BATUBARA DI DESA KETEPUNG KECAMATAN KEBONAGUNG KAB. PACITAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN STATISTIK

description

Batubara

Transcript of Briket Batubara

Page 1: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF

PENELITIAN POTENSI BRIKET BATUBARA DI DESA KETEPUNG KECAMATAN

KEBONAGUNG KAB. PACITAN

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN STATISTIKKABUPATEN PACITAN

Jalan Dr. Wahidin Nomor 07 A Telp/Fax. 0357-885237 Pacitan

TAHUN 2008

Page 2: Briket Batubara

A B S T R A K S I

Sumber energi merupakan satu hal yang penting dalam semua bidang

kehidupan manusia, namun yang menjadi permasalahan adalah sumber

energi fosil sebagai sumber energi utama cadangannya semakin menipis.

Oleh karena itu, perlunya segera mencari bahan bakar alternatif sebagai

pengganti kayu bakar dan minyak bumi dengan spesifikasi mendekati kayu

bakar baik dari sisi karakteristik pembakaran dan karakteristik mekanik.

Potensi sumberdaya mineral yang terkandung dalam perut bumi

Kabupaten Pacitan sangat besar, salah satu potensi bahan galian non logam

adalah adanya deposit batubara muda di Desa Ketepung kecamatan

Kebonagung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi deposit batubara di

Desa Ketepung sebagai bahan alternatif, usaha pengembangannya serta

mencari teknologi pembriketan yang efektif dan tepat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perlu ditindaklanjuti

dengan sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian yang telah dilakukan,

guna meningkatkan pemahaman masyarakat akan sumber energi alternatif

dan meminta masukan dari masyarakat guna penyempurnaan penelitian ini.

Perlunya rekayasa mesin pembriket secara mass production dengan

harga terjangkau untuk kemudian dibantukan kepada masyarakat guna

mendukung diversifikasi dan konservasi energi

K a t a k u n c i : Potensi, Briket batu bara

Page 3: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

I. PENDAHULUAN

Pemberlakuan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Pemerintahan Daerah

dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan

Daerah berpengaruh luas terhadap sistem perencanaan pembangunan di tingkat

daerah, terutama otonomi pembangunan berada di tingkat daerah (kabupaten/kota).

Dengan demikian pemerintah daerah akan memiliki kewenangan yang sangat besar

dalam menentukan arah pembangunan daerahnya sesuai dengan potensi yang

dimiliki. Potensi sumberdaya mineral yang terkandung sangat besar, salah satu

potensi bahan galian non logam adalah adanya deposit batubara muda di Desa

Ketepung kecamatan Kebonagung.

Sumber energi merupakan satu hal yang penting dalam semua bidang

kehidupan manusia, namun yang menjadi permasalahan adalah sumber energi fosil

sebagai sumber energi utama cadangannya semakin menipis. Melihat

permasalahan ini, terlihat bahwa perlunya segera mencari bahan bakar alternatif

sebagai pengganti kayu bakar dan minyak bumi dengan spesifikasi mendekati kayu

bakar baik dari sisi karakteristik pembakaran dan karakteristik mekanik.

Menangkap hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Pacitan telah merumuskan

langkah-langkah strategis, dengan merumuskan kebijakan pembengunan ekonomi

masyarakat melalui ”Strategi Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat Pacitan

(GERBANG EMAS PACITAN)”, yang meliputi 11 strategi, telah menetapkan salah

satu strategi tersebut adalah ”Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Pengembangan Potensi Wilayah” sangat prospektif untuk mengembangkan potensi

batubara muda di desa Ketepung Kecamatan Kebonagung menjadi briket, karena

memiliki ketersediaan bahan baku yang melimpah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dalam penelitian ini dirumuskan

masalah sebagai berikut,

Belum diketahuinya potensi tersimpan dan potensi siap garap briket batubara di

Desa Ketepung Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan.

Belum adanya pengembangan briket batubara di Desa Ketepung Kecamatan

Kebonagung Kabupaten Pacitan secara teritegral guna terwujudnya energi

alternatif ramah lingkungan.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk :

Mengetahui potensi deposit batubara di Desa Ketepung sebagai bahan alternatif

pengembangan briket batubara

1

Page 4: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

Mencari teknologi pembriketan yang efektif dan tepat

Diharapkan dari hasil Penelitian ini akan diperoleh manfaat sebagai berikut :

Adanya nilai tambah ekonomi pada pengembangan briket batubara sehingga

secara tidak langsung dapat meningkatkan penghasilan masyarakat dan dapat

membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.

Munculnya diversivikasi sumber energi di Kabupaten Pacitan yang bertumpu

pada bahan baku lokal yang mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Kabupeten Pacitan dalam kerangka otonomi daerah.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi kegiatan penelitian ini di Desa Ketepung Kecamatan Kebonagung

Kabupaten Pacitan. Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan NOPEMBER 2008

sampai dengan Desember 2008 (2 bulan). Pelaksanaan penelitian terdiri dari

beberapa tahap sebagai berikut :

Survey lapangan untuk melihat potensi deposit batubara di desa Ketepung,

kecamatan Kebonagung, kabupaten Pacitan.

Tahap pengumpulan dan pengeringan bahan baku

Bahan baku:batubara, yang diambil dari Desa Ketepung, jenis binder (perekat)

yaitu lem kanji (cassava starch), lem kayu, tanah liat, semen,dan limestone (batu

kapur) sebagai bahan pengikat polutan.

Uji Ultimate dan Proximate bahan baku

Pencacahan/sizing bahan baku : Batubara akan dicacah dengan ukuran yang

homogen, dengan ukuran 20 mesh.

Pembuatan briket batubara : briket batubara dengan variasi jenis dan kadar

binder, beban pengepresan serta besar temperatur

Briket batubara dibuat dengan menggunakan alat pengepres yang terbuat dari

dongkrak berkapasitas 10 ton yang dilengkapi dengan pressure gauge. Briket

batubara yang dibuat bentuk silindris dwngan berat 5 gram. Variasi penelitian

perbandingan batu bara, jenis dan kadar binder. Komposisi briket adalah:

batubara, lem kanji, lem kayu, tanah liat dan semen, dengan perbadingan berat

5%, 10% dan 20 % terhadap berat batubara. Briket-briket yang telah dibuat

kemudian dikeringkan dalam sebuah oven pengering dengan variabel penelitian

temperatur pengeringan sebesar 100 0C, 110 0C dan 120 0C yang dikeringkan

selama 90 menit.

2

Page 5: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

Uji karakteristik pembakaran dan mekanik briket batubara.

Dalam penelitian ini, temperatur ruang bakar akan diatur pada 300 0C, dan

kecepatan blower akan diatur pada 0 m/s, 0,2 m/s, 0,4 m/s, 0,6 m/s , 0,8 m/s dan

1 m/s.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Batubara Mentah

Pengujian karakteristik dasar batubara mentah yang meliputi uji

ultimate dan uji proximate. Data hasil pengujian karakteristik dasar dari

batubara mentah yang digunakan untuk penelitian ditunjukan pada Tabel

3.1.

Tabel 3.1. Karakteristik Batubara Mentah

No Karakteristik Nilai

1.

Analisa ultimate : Kadar Air (%) 9,54 Kadar Abu (%) 41,91 Kadar zat terbang (%) 24,53 Kadar karbon (%) 24,02

2.Analisa proximate : Nilai Kalor (kal/gr) 4850

Dari data hasil pengujian karakteristik dasar batubara mentah (tanpa

proses pemanasan) tersebut di atas, maka dengan mengacu pada standar

ASTM D-388 dapat diketahui bahwa jenis batubara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah batubara jenis Subbituminous C.

3.2. Hasil Pengujian Karakteristik Briket Batubara

a. Pengaruh Jenis dan Kadar Binder Terhadap Karakteristik Pembakaran Briket Batubara

Pengaruh jenis dan kadar binder (perekat) terhadap karakteristik

pembakaran briker batubara yang diteliti terlihat dalam gambar 3.1 sampai

dengan gambar 3.4. Dalam gambar tersebut, terlihat bahwa pemilihan jenis

dan kadar binder (perekat) yang tepat akan mempengaruhi karakteristik

pembakaran briket batubara yang diteliti. Pengaruh yang muncul akibat

3

Page 6: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

pemilihan jenis dan kadar perekat tersebut adalah tingginya temperatur

pembakaran dan lamanya pembakaran.

Perekat lem kanji dan lem kayu memberikan temperatur pembakaran

yang lebih tinggi dengan waktu pembakaran yang lebih pendek, sebaliknya

perekat berupa tanah liat dan semen memberikan temperatur pembakaran

yang lebih rendah dengan waktu pembakaran lebih lama. Hal tersebut dapat

dipahami, karena tanah liat dan semen bersifat penyimpan panas dan tidak

terbakar, sehingga tanah liat dan semen akan menyerap panas yang muncul

selama proses pembakaran dan menyimpannya sehingga waktu

pembakaran lebih lama. Sebaliknya lem kanji dan lem kayu bukan penyerap

panas sehingga kedua jenis perekat tersebut tidak menghalangi panas yang

muncul sewaktu pembakaran sehingga temperatur yang dihasilkan lebih

tinggi dengan waktu yang relatif lebih cepat.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pemilihan jenis dan kadar binder

yang tepat akan mempengaruhi karakteristik pembakaran briket batubara,

terutama dalam hal ikatan antar partikel yang berimbas pada porositas

briket, yang pada akhinya akan mempengaruhi proses diffusivitas udara

kedalam briket (yang merupakan faktor penting dalam proses pembakaran).

Gambar 3.1. Karakteristik Temperatur Pembakaran Briket Batubara Berperekat Lem Kanji Akibat Variasi Kadar Perekat (Binder) Pada Kecepatan Aliran Udara 0 m/s

4

Page 7: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

Gambar 3.2. Karakteristik Temperatur Pembakaran Briket Batubara Berperekat Lem Kayu Akibat Variasi Kadar Perekat (Binder) Pada Kecepatan Aliran Udara 0 m/s

Gambar 3.3. Karakteristik Temperatur Pembakaran Briket Batubara Berperekat Tanah Liat Akibat Variasi Kadar Perekat (Binder) Pada Kecepatan Aliran Udara 0 m/s

Gambar 3.4. Karakteristik Temperatur Pembakaran Briket Batubara Berperekat Semen Akibat Variasi Kadar Perekat (Binder) Pada Kecepatan Aliran Udara 0 m/s

5

Page 8: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

b. Pengaruh Temperatur Pengeringan Terhadap Karakteristik Pembakaran Briket Batubara

Pengaruh temperatur pengeringan briket batubara terhadap

karakteristik pembakaran terlihat dalam gambar 3.5 sampai dengan gambar

3.8. Kenaikan temperatur pengeringan briket batubara memberikan dampak

yang cukup nyata pada briket dengan binder lem kanji dan lem kayu, dimana

kenaikan temperatur pengeringan briket menyebabkan naiknya temperatur

pembakaran yang dihasilkan oleh briket batubara.

Gambar 6.5. Karakteristik Temperatur Pembakaran Briket Batubara Berperekat Lem Kanji 10 % Akibat Variasi Temperatur Pengeringan Pada Kecepatan Aliran Udara 0 m/s

6

Page 9: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

Gambar 6.6. Karakteristik Temperatur Pembakaran Briket Batubara Berperekat Lem Kayu 10 % Akibat Variasi Temperatur Pengeringan Pada Kecepatan Aliran Udara 0 m/s

Gambar 6.7. Karakteristik Temperatur Pembakaran Briket Batubara Berperekat Tanah Liat 10 % Akibat Variasi Temperatur Pengeringan Pada Kecepatan Aliran Udara 0 m/s

Gambar 6.8. Karakteristik Temperatur Pembakaran Briket Batubara Berperekat Semen 10 % Akibat Variasi Temperatur Pengeringan Pada Kecepatan Aliran Udara 0 m/s

c. Karakteristik Mekanik Briket Batubara yang Diteliti

Karakteristik mekanik briket batubara yang diteliti, meliputi kekuatan

tekan briket dan ketahanan impak (kejut) briket batu bara. Dalam gambar 3.9

dan gambar 3.10 disajikan gambar perbandingan kekuatan tekan dan

7

Page 10: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

ketahanan impak briket batubara yang diteliti. Tampak bahwa dengan

semakin bertambahnya kadar binder maka kekuatan tekan semakin besar,

hal ini dapat dipahami karena dengan semakin banyaknya perekat, maka

ikatan antar partikel akan semakin kuat sehingga menyebabkan ketahanan

tekan briket semakin besar. Sementara dari jenis binder yang digunakan,

terlihat bahwa briket dengan binder semen memiliki kekuatan tekan yang

terbesar, diiukuti oleh tanah liat, lem kayu dan lem kanji. Sementara

ketahanan impak briket batubara (yang dinyataka dengan massa tersisa

setalah satu kali jatuhan), terlihat bahwa briket dengan perekat semen dan

lem kayu memiliki ketahan impak yang relatif sama disusul oleh briket

dengan binder tanah liat dan kanji, dengan satu kecederungan semakin

besar kadar perekat maka semakin besar ketahanan impak yang dimiliki.

Gambar 6.9. Perbandingan Kekuatan Tekan Briket Batubara Akibat Variasi Jenis dan Kadar Binder

8

Page 11: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

Gambar 6.10. Perbandingan Ketahanan Impak Briket Batubara Akibat Variasi Jenis dan Kadar Binder

d. Karakteristik Pembakaran Briket Batubara Terbaik Hasil Penelitian Akibat Variasi Kecepatan Aliran Udara

Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka ditetapkan briket

batubara terbaik hasil penelitian adalah briket batu bara dengan binder lem

kayu sebesar 10 % yang dikeringkan pada temperatur 110 0C selama 90

menit. Hasil pengujian terhadap kecepatan aliran udara disajikan dalam

gambar 3.11. Dalam gambar tersebut tampak bahwa karakteristik temperatur

pembakaran briket batubara yang dipilih lebih tinggi dari pada temperatur

pembakaran kayu bakar untuk semua variabel kecepatan aliran udara.

Namun karakteristik pembakaran briket batubara yang terbaik didapatkan

pada kecepatan aliran udara 0,2 m/s.

9

Page 12: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

Gambar 6.11. Perbandingan Karakteristik Pembakaran Briket Batubara Terbaik Dengan Kayu Bakar Pada Berbagai Variasi Kecepatan Aliran Udara

e. Briket Batubara Terbaik Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat direkomendasikan briket

batubara terbaik hasil penelitian yaitu briket batubara dengan binder lem

kayu sebesar 10 % yang dikeringkan pada temperatur 110 0C selama 90

menit. Adapun karakteristik briket batubara tersebut adalah memiliki

kekuatan tekan sebesar 415 kg/cm2 dan memiliki massa tersisa 90 % dari

massa awal setelah satu kali jatuhan. Temperatur pembakaran yang

dihasilkan berkisar antara 320 0C sampai dengan 570 0C dengan kecepatan

aliran udara yang menghasilkan karakteristik temperatur pembakaran terbaik

sebesar 0,2 m/s. Dan mampu terbakar selama 40 menit-50 menit. (semua

data pembakaran didasarkan atas massa briket batubara sebesar 5 gram).

Sementara kayu memiliki karakteristik pembakaran yang terbaik pada

kondisi aliran 0 m/s, dengan temperatur pembakaran yang dihasilkan oleh

kayu bakar berada dalam kisaran 400 0C sampai dengan 440 0C selama 24

menit , sedangkan kekuatan tekan kayu bakar 352 kg/cm2 tanpa ada

pengurangan massa setelah jatuhan pertama.

10

Page 13: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa,

a. deposit batu bara di Kabupaten Pacitan merupakan batubara jenis

Subbituminous C dan prospektif untuk dikembangkan menjadi sumber

energi alternatif melalui proses pembriketan dan varian prosesnya

b. briket batubara terbaik hasil penelitian yaitu briket batubara dengan

binder lem kayu sebesar 10 % yang dikeringkan pada temperatur 110 0C selama 90 menit. Adapun karakteristik briket batubara tersebut

adalah memiliki kekuatan tekan sebesar 415 kg/cm2 dan memiliki

massa tersisa 90 % dari massa awal setelah satu kali jatuhan.

Temperatur pembakaran yang dihasilkan berkisar antara 320 0C

sampai dengan 570 0C dengan kecepatan aliran udara yang

menghasilkan karakteristik temperatur pembakaran terbaik sebesar 0,2

m/s. Dan mampu terbakar selama 40 menit-50 menit. (semua data

pembakaran didasarkan atas massa briket batubara sebesar 5 gram).

11

Page 14: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

4.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perlu ditindaklanjuti

dengan sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian yang telah dilakukan ini,

guna meningkatkan pemahaman masyarakat akan sumber energi alternatif

dan meminta masukan dari masyarakat guna penyempurnaan penelitian ini.

Perlunya rekayasa mesin pembriket secara mass production dengan

harga terjangkau untuk kemudian dibantukan kepada masyarakat guna

mendukung diversifikasi dan konservasi energi

12

Page 15: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Pacitan. 2007. Kabupaten Pacitan Dalam Angka 2007.

Eddi dan Budi., 2000. Bahan Bakar dan Pembakaran, Kuliah Mesin Konversi Energi, Departemen Teknik Mesin, UNS, Surakarta.

Imam, F., 2006. Pengaruh Bahan Pengikat terhadap Karakteristik Pembakaran dan Sifat Mekanis Briket Campuran Green Coke-Breze Coke. Makalah Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Niode, N., 1988. Pembuatan dan Pemanfaatan Briket dari Batubara Kalimantan, Hasil-hasil Loka Karya Energi 9-10 Agustus 1988, Pertamina-Komite Nasional Indonesia-World Energy Council, Jakarta.

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumberdaya Mineral Kab. Pacitan. 2007. Potensi Sumberdaya Mineral Kabupaten Pacitan.

Samodra, S, dkk, 1992. Peta Geologi Lembar Pacitan skala 1 : 100.000

Sukandarrumidi, 2006. Batubara dan Pemanfaatannya. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Tresnadi, H., 1999. Analisis Kualitas Endapan Batubara Klawas di Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, BPPT, Jakarta.

13

Page 16: Briket Batubara

RINGKASAN EKSEKUTIF BRIKET BATUBARA KABUPATEN PACITAN 2008

14