BPKM Modul Neurosains 2014

37
PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan, taufik dan hidayah-Nya kepada kami dalam menyelesaikan Buku Rancangan Pengajaran modul Neurosains tahun akademik 2013 – 2014. Modul Neurosains ini merupakan modul ketiga dalam semester genap subprogram Medical Sciences di kurikulum pendidikan dokter (KURFAK) 2005. Modul ini akan membahas struktur dan fungsi sistem saraf dari berbagai aspek cabang ilmu kedokteran yang disusun dan dilakukan secara terintegrasi dan student-centered mulai tingkat molekuler sampai sistem. Modul ini diharapkan dapat membuka dan memberikan pemahaman awal serta menanamkan dasar berpikir yang kuat dalam praktik sebagai dokter kelak, peneliti, maupun dalam menekuni jenjang pendidikan lebih lanjut; serta berguna dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Kami menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada tim inti modul Neurosains FKIK UNIB tahun akademik 2013-2014 yang telah menyumbangkan buah pikirannya danMedical Education Unit (MEU) FKIK UNIB yang memfasilitasi penyelesaian buku ini. Kami menyadari bahwa buku rancangan pengajaran ini tak luput dari kesalahan. Kritik dan saran kami butuhkan untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan datang. Buku ini kami persembahkan untuk meningkatkan kualitas pemelajarandan kompetensi calon dokter FKIK UNIB di masa mendatang. Kiranya Allah SWT tetap memberikan petunjuk untuk penyempurnaan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkat dan rahmatNYA kepada kita semua. Amin. Bengkulu, April 2014 Tim Modul Neurosains Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Neurosains,PSPD UNIB dibawah pembinaan FKUI, 2011-2012 1

Transcript of BPKM Modul Neurosains 2014

Draft 27 maret 2005

PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan, taufik dan hidayah-Nya kepada kami dalam menyelesaikan Buku Rancangan Pengajaran modul Neurosains tahun akademik 2013 2014.

Modul Neurosains ini merupakan modul ketiga dalam semester genap subprogram Medical Sciences di kurikulum pendidikan dokter (KURFAK) 2005. Modul ini akan membahas struktur dan fungsi sistem saraf dari berbagai aspek cabang ilmu kedokteran yang disusun dan dilakukan secara terintegrasi dan student-centered mulai tingkat molekuler sampai sistem.

Modul ini diharapkan dapat membuka dan memberikan pemahaman awal serta menanamkan dasar berpikir yang kuat dalam praktik sebagai dokter kelak, peneliti, maupun dalam menekuni jenjang pendidikan lebih lanjut; serta berguna dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.

Kami menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada tim inti modul Neurosains FKIK UNIB tahun akademik 2013-2014 yang telah menyumbangkan buah pikirannya danMedical Education Unit (MEU) FKIK UNIB yang memfasilitasi penyelesaian buku ini. Kami menyadari bahwa buku rancangan pengajaran ini tak luput dari kesalahan. Kritik dan saran kami butuhkan untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan datang.

Buku ini kami persembahkan untuk meningkatkan kualitas pemelajarandan kompetensi calon dokter FKIK UNIB di masa mendatang. Kiranya Allah SWT tetap memberikan petunjuk untuk penyempurnaan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkat dan rahmatNYA kepada kita semua.

Amin.

Bengkulu, April 2014Tim Modul Neurosains

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANGKesehatan fisik tanpa didukung dengan kesehatan pikiran menjadikan hidup tidak seimbang. Banyak orang menyadari bahwa penderitaan yang mereka alami secara fisik dipicu oleh pikiran mereka yang tidak sehat. Itulah sebabnya, kesehatan tubuh dan kesehatan pikiran adalah intisari dari kebahagiaan hidup. Berpikir adalah kekuatan dasar yang dimiliki oleh manusia yang dapat memengaruhi alam semesta. Semua yang berkaitan dengan pengetahuan, kesehatan, rasa aman, kepribadian, kebahagiaan bahkan kesuksesan tiada lain bersumber dari hasil pikiran. Dengan berpikir, muncul berbagai gagasan spektakuler serta sangat menakjubkan yang turut membentuk peradaban umat manusia selama ini.Pikiran merupakan fungsi dari otak yang terdiri dari milyaran sel saraf. Setiap sel saraf memilik inti sel dengan banyak cabang, dan setiap cabang memiliki banyak koneksi. Fungsi otak tersebut jauh lebih canggih daripada komputer manapun di planet ini. Setiap sel saraf berhubungan dengan puluhan ribu sampai ratusan ribu sel lain, dan mereka saling bertukar informasi. Ini disebut komunikasi sel saraf.Setidaknya ada tiga tipe kecerdasan utama, yaitu kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Lebih rinci lagi, ada kecerdasan linguistik, matematis-logis, visual-spasial, musikal, naturalis, interpersonal, dan fisik. Untuk memfungsikan itu semua, walaupun kenyataannya hanya sebagian kecerdasan yang dapat dimaksimalkan, kita perlu memelajari struktur dan fungsi sistem saraf. Ilmu yang mengkaji struktur dan fungsi sitem saraf dikenal dengan neurosains. Neurosains meliputi kajian di bidang struktur saraf, makro dan mikro anatomi, perkembangan dan mekanisme yang mendasari fungsi seperti sensasi dan persepsi; pemelajaran dan memori; gerak; tidur dan keadaan terjaga; stres; dan mekanisme yang mendasari gangguan sistem saraf mulai dari tingkat gen, molekul, sel sampai sistem. Neurosains ini masih terus berkembang dan terus diteliti untuk mengungkapkan fenomena dalam sistem saraf terutama otak.Modul Neurosains merupakan modul ke-tiga pada semester 2 yang merupakan bagian dari tahap II kurikulum Fakultas Kedokteran UI 2005 dengan bobot 6 SKS dan dijadwalkan penyelenggaraannya selama 6 minggu.

2. Kompetensi yang harus dimiliki dalam pemelajaran NeurosainsBerdasarkan Kurikulum Nasional (KIPDI III) yang berbasis kompetensi, pendidikan kedokteran diarahkan untuk menguasai 7 area kompetensi ditambah 3 kompetensi untuk lulusan FKUI. Modul Neurosains ditujukan untuk menguasai 6 area kompetensi berkaitan dengan pemelajarandan penanganan permasalahannya, yaitu:1. Keterampilan komunikasi efektif2. Kemampuan menjelaskan ilmu biomedik dalam pemahaman keadaan sehat dan sakit di bidang neurosains3. Kemampuan memanfaatkan dan menilai secara kritis teknologi informasi dalam mengelola informasi di bidang neurosains4. Mawas diri dan mampu mengembangkan diri atau belajar sepanjang hayat5. Memahami etika, moral dan profesionalisme dalam lingkup neurosains6. Kemampuan merencanakan riset untuk menjawab/ mengatasi permasalahan neurosains

3.

4. Tujuan UmumMelalui Modul Neurosains yang dijalani selama 6 minggu, mahasiswa memiliki kompetensi derajat 1 terkait bidang neurosains yang wajib dimiliki seorang dokter dan merupakan modal dasar dalam penanganan masalah neurosains pada layanan kesehatan serta menumbuhkan minat penelitian dalam bidang neurosains.

5. Tujuan KhususSetelah menyelesaikan Modul Neurosains, mahasiswa diharapkan mampu:1. Berkomunikasi disertai empati 2. Mendengar aktif3. Memberi informasi secara efektif4. Menggunakan bahasa verbal dan tertulis secara efektif5. Menggunakan teknologi komputer secara efektif6. Berpikir kritis dalam mensintensis dan analisis data khususnya di bidang neurosains dengan mengintegrasikan ilmu-ilmu dasar (biomedis).7. Menjelaskan mekanisme dasar dengan mengintegrasikan berbagai ilmu-ilmu dasar bidang neurosains8. Menjelaskan mekanisme yang mendasari berbagai masalah neurosains9. Mengidentifikasi masalah neurosains10. Menjelaskan masalah neurosains secara obyektif dari berbagai sudut pandang11. Menganalisis kemungkinan penyelesaian masalah berdasarkan informasi yang diperlukan12. Menganggap umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pendidikan13. Mengenali isu dan dilema etik serta masalah medikolegal berkaitan dengan masalah neurosains dan mengetahui kapan dan bagaimana mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain dalam menyelesaikan pilihan etik dan medikolegal tersebut14. Peka terhadap tata nilai di masyarakat dan mampu memadukan pertimbangan moral dan memiliki keterampilan untuk memutuskan masalah etik yang berhubungan dengan bidang neurosains15. Membuat rencana riset atau solusi masalah neurosains16. Menilai hasil kegiatan riset bidang neurosains17. Melaporkan hasil kegiatan riset/solusi bidang neurosains

KARAKTERISTIK MAHASISWA

Mahasiswa yang mengikuti modul neurosains adalah mahasiswa yang telah melalui pendidikan dokter tahap I sehingga telah mempunyai dan menguasai keterampilan belajar sesuai dengan tujuan pendidikan dokter tahap I. Dengan demikian mahasiswa telah mencapai keterampilan dan sikap dasar, yaitu keterampilan belajar sepanjang hayat, keterampilan-keterampilan generik dan sikap peduli terhadap lingkungan/masyarakat. Di samping itu, mahasiswa telah melalui Modul Sel dan Genetik dan Modul Biologi Molekular yang akan digunakan dalam mengkaji bidang neurosains.

[Type text][Type text][Type text]1Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Neurosains,PSPD UNIB dibawah pembinaan FKUI, 2011-2012

SASARAN PEMELAJARAN

Sasaran Pemelajaran TerminalSetelah mengikuti modul integrasi neurosains, bila mahasiswa dihadapkan pada data sekunder tentang gangguan sistem saraf, mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis masalah tersebut berdasarkan ilmu biomedik terkini yang terdiri atas proses molekular, selular, jaringan dan organ yang terjadi dalam sistem saraf terkait.

Sasaran Pemelajaran PenunjangSetelah mengikuti modul integrasi neurosains, bila mahasiswa dihadapkan pada pemicu dan atau data sekunder tentang gangguan sistem saraf, mahasisawa mampu:1. Menjelaskan anatomi dan histologi sistem persarafan2. Menjelaskan fisiologi sistem saraf dan interaksinya dengan sistem organ terkait3. Menjelaskan mekanisme terjadinya masalah dan sistem/organ terkait4. Menjelaskan histopatologi dan patofisiologi penyakit yang menimbulkan masalah tersebut5. Menjelaskan etiologi dan sistematika deteksi (pemeriksaan penunjang) yang diperlukan berdasarkan patogenesis dan patofisiologi dari penyakit yang menimbulkan masalah tersebut 6. Menjelaskan keterkaitannya dengan embriologi sistem saraf7. Menjelaskan keterkaitannya dengan struktur anatomi dan histologi sistem saraf8. Menjelaskan keterkaitannya dengan mekanisme fisiologi dan biokimia sistem saraf pada tingkat selular dan biomolekular9. Menjelaskan mekanisme biokimiawi sistem saraf dan pengaruh zat-zat kimia pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf10. Menjelaskan prinsip transduksi sinyal rekaman biofisika11. Menjelaskan mekanisme selular dalam etiopatologi dan patofisiologi sistem saraf 12. Menjelaskan prinsip farmakokinetik dan mekanisme kerja obat pada sistem saraf di tingkat reseptor dan subselular13. Menjelaskan prinsip dasar fisika dalam pencitraan sistem saraf dan analisis hasil pencitraan14. Menjelaskan prinsip regenerasi sistem saraf

LINGKUP BAHASAN

Lingkup bahasan Modul Neurosains meliputi: Embriogenesis/histogenesis sistem saraf Biologi molekular sel saraf Neuroanatomi dan Neurohistologi Neurokimiawi Neurofisiologi Neuroimaging Neurologi Neurobehaviour Neuropatologi: Telaah selular etiopatogenesis dan patofisiologi terhadap 5 kelompok patologik sistem saraf 1. Kelainan bawaan (kongenital)2. Trauma 3. Infeksi 4. Neoplasma5. Degenerasiyang melandasi 10 gejala klinik/kelainan/penyakit sistem saraf yang sering ditemukan di Indonesia/regional sesuai visi dan misi FKIK UNIB1. Trauma kapitis2. Gangguan vaskular3. Infeksi4. Neuropati5. Proses degeneratif6. Neoplasma7. Kelainan kongenital8. Kelainan metabolik9. Penyakit autoimun10. Sindroma otak organik

Lingkup bahasanPokok BahasanSub-pokok Bahasan

Embriogenesis sistem sarafNeuroembriogenesis sistem saraf dan neurohistogenesis jaringan sarafDiferensiasi sel indukDiferensiasi dan maturitas sel komponen sistem saraf

Anatomi sistem sarafSistem saraf pusat

Anatomi susunan saraf pusat: serebrum, serebelum, batang otak dan medulla spinalisJaras-jaras sarafSawar darah otak

Sistem saraf periferAnatomi susunan saraf perifer: saraf kranial dan saraf perifer (somatik, otonom, sistem kromafin)

Pencitraan pada sistem sarafPrinsip dasar pencitraan yang meliputi aborsi, refleksi, difraksi, interferensi, resonansi gelombang elektromagnetik dan gelombang mekanik

Analisis hasil pencitraan

Histologi sistem sarafStruktur sel sarafStruktur membran sel Protein membran sel Komponen intrasel lainnya

Struktur sel glia

Jenis dan komponen sel glia

Struktur sinapsJenis sinapsPra dan pascasinapsKomunikasi antar sinaps

Faktor kimiawi sistem saraf

Mikro dan makro nutrienMikro dan makronutrien yang berperan pada susunan saraf

Transmisi impuls saraf secara humoralPeran ion kalsiumPompa ATPaseNeurotransmiterNeuromodulator dan neuropeptida

Farmakologi obat sistem sarafFarmakokinetik, farmakodinamik tempat dan cara kerja obat pada sistem saraf

NeurofisiologiPrinsip transduksi sinyal rekaman biofisikaPerubahan resistensi, kapasitansi dan induktansi (LRC)

Kegiatan listrik sel saraf (Biolistrik)Depolarisasi, repolarisasi, hiperpolarisasi, potensial aksi

Fisiologi komunikasi sistem sarafNeurofisiologi sinaps, IPSP dan EPSP, sumasi ruang dan sumasi waktu, hambatan sinaps, plastisitas sinaps dan Neurofisiologi refleks

Fisiologi Integrasi Sistem SarafSistem sensomotorikSistem aferen dan eferen

Sistem saraf otak

Sistem saraf otonomSistem saraf simpatis dan parasimpatis

SomatosensorikRaba, nyeri, suhu

Fungsi sistem saraf pusat/ Dasar-dasar neurofisiologi perilaku dan kognisi

Kesadaran, tidur dan terjaga/ waspada

Proses pemelajaran dan memori, komunikasi verbal dan nonverbal, motivasi, emosi, perhatian

Telaah selular neuropatologi Trauma

Gambaran kerusakan saraf

Gangguan vascularInfark, CVA, CVD

Gangguan Aliran Likuor serebrospinal

Hidrosefalus

Kelainan Kongenitalmeningokel, spina bifida, vaskuler

InfeksiPatogenesis infeksi sistem saraf oleh virus, bakteri, parasit, jamur

NeoplasmaPrimer, sekunder

Proses DegeneratifNeuron, neuroglia, vaskular dan sel penunjang lain

Lain-lainKelainan metabolik primer dan sekunder, autoimun

DAFTAR RUJUKAN Histologi1. Gartner LP, Hiatt JL, Editors. Color Textbook of Histology. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 20072. Fawcett DW, Jenish RP.Bloom and Fawcett A Textbook of Histology. New York: Chapman &Hall; 19973. Young B, Heath, J.W. Wheaters Functional, Histology: A Text and Color Atlas. London: Churchill livingstone; 2006

Fisiologi4. Sherwood L. Human Physiology from cells to system, 7th ed. Australia. Brooks/Cole Cengange Learning. 2011. 5. Silverthorn DU. Human physiology: an integrated approach. 5th ed. San Francisco. Pearson Education, Inc. 2010. 6. Bear MF, Connors BW, Paradiso MA. Neuroscience exploring the Brain, 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 2007.

Anatomi7. Snell, Richard. Clinical Neuroanatomy. 6th Edition. 2006. Lippincott Williams and Wilkins.8. Rubin M and Safdieh J. Netter's Concise Neuroanatomy. Elsevier. 2004.

Biologi9. Carlson BM. Pattens Foundation of Embriology. 6thed. New York: Mc. Graw-Hill Inc; 199610. Arey LB. Developmental Anatomy. 7th ed. London: W.B. Saunders Comp; 1974 11. Donkelaar HJT, Lammens M, Hori A. 2006. Clinical Neuroembryology: Development and Developmental Disorders of the Human Central Nervous System (e-BOOK). Springer- Verlag Berlin Heidelberg Germany.

Biokimia12. Karp G. Cell and Molecular Biology. 6th ed. New York: John Wiley & Son; 201013. Marks DB, et al. Basic Medical Biochemistry. 3rd ed. Baltimore: William Wilkins; 200914. McKee T, et al. Neurotransmitter in Biochemistry. 3rd ed. New York: Mc Graw-Hill; 200315. Murray RK, et al. Harpers illustrated Biochemistry. 28th Ed. New York: McGraw-Hill Medical publishing;2009

Patologi Anatomi16. Underwood JCE, editors. General and Systematic Pathology. 3rd Edition. London: Churchil Livingstone; 200017. Macfarlane PS, Reid R, Callander R. Pathology Illustrated. 5th Ed. London: Churchill Livingstone; 200018. Cotran RS, Kumar V, Collins T, Robbins LS. Robbins Pathologic Basis of Diseases. 7th Ed. Philadelphia: WB Saunders; 2003

Farmakologi19. Nestler EJ, Hyman SE, Malenka RC. Molecular Neuropharmacology: A Foundation for Clinical Neuroscience. New York: McGraw-Hill; 200120. Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology. 10thed. New York: McGraw-Hill Professional; 199521. Mims CA, Dockrell H, Roitt I, Georing R, Wakelin D, Zuckerman M. Medical Microbiology. 3rd Ed.Edinburg: Mosby; 2004

Mikrobiologi22. Struthers JK, Western RP. Clinical Bacteriology. Washington DC: ASM Press; 200323. Flint SJ. Principles of Virology: Molecular Biology, Pathogenesis and Control. Washington DC: ASM Press; 2000

Parasitologi24. Gillespie SH, Pearson RD, Editors. Principles and Practice of Clinical Parasitology. New York: John Wiley & Sons; 200125. Roberts LS, Jannovy J, Jannovy JJ, Schmidt GD. Gerald D. Schmidt & Larry S. Roberts' Foundation of Parasitology. New York: The McGraw-Hill Companies; 2004

Gizi26. Gibrey MJ, Maedonald IA, Roche HM. Nutrition and Metabolism. Oxford: Blackwell Science; 2003

METODE PEMELAJARAN

Metoda pemelajaran yang digunakan pada Modul Neurosains adalah pengajaran aktif mandiri (student centered), terintegrasi dengan menggunakan pendekatan metoda Pemelajaran Berdasarkan Masalah (BDM) sebagai metoda pengajaran utama serta metoda pemelajaran lainnya seperti praktikum dan kuliah interaktif.Dalam metoda pengajaran BDM tercakup kegiatan diskusi kelompok (DK), kegiatan mandiri dan pleno termasuk presentasi kelompok dan pelurusan/masukan oleh narasumber.Berdasarkan konsep pentahapan pemelajaran, metoda pengajaran pada Modul Neurosains meliputi tahap orientasi, latihan dan umpan balik atau evaluasi. Jumlah jam metoda pengajaran yang tercakup dalam tahap orientasi, latihan dan umpan balik dapat dilihat pada matriks kegiatan.

A. Tahap OrientasiTahap ini bertujuan memberikan wawasan mengenai lingkup neurosains dan dampak masalah dalam kehidupan serta pengelolaannya dalam ilmu kedokteran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1. Kuliah interaktif2. Diskusi panel3. BDM (Belajar Berdasarkan Masalah)4. Pleno5. Video conferenceB. Tahap LatihanTahap ini bertujuan untuk mengembangkan serta mempertajam dan meningkatkan kemampuan melalui berbagai pengalaman belajar. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:1. BDM (Belajar Berdasarkan Masalah)2. Presentasi (Pleno)3. Praktikum 4. e-learning5. KKD

C. Tahap Umpan balikTahap ini bertujuan untuk memberikan pelurusan pemahaman dan/atau masalah neurosains dalam kehidupan dan pengelolaannya dalam ilmu kedokteran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:1. Pleno2. Ujian Formatif 3. Umpan balikoleh fasilitatorJumlah SKS 1. Kuliah : 32 jam/16 = 2SKS2. Pleno: 12 jam/16 = 0,75SKS 3. Diskusi Kelompok: 20 jam/32= 0,625SKS4. Praktikum: 30 jam/32 = 0,94SKS6. Mandiri: 86 jam/64 = 1,34SKS Jumlah = 5,66SKS1. KULIAH INTERAKTIF DAN DISKUSI PANELSalah satu tahap dimana mahasiswa memperoleh ilmu (orientasi) adalah dengan mengikuti kuliah, di samping praktikum, belajar mandiri, maupun belajar dalam kelompok diskusi. Kuliah bertujuan memberikan wawasan mengenai luasnya lingkup bahasan dan permasalahan dalam neurosains, memberikan pemahaman tentang konsep-konsep, istilah-istilah dan mekanisme dalam saraf terutama yang sulit dan membangkitkan minat dan semangat mahasiswa untuk mau memelajari lebih dalam serta melakukan penelitian dalam bidang neurosains. Kuliah terdiri atas 19 kali pertemuan dengan jumlah total 32 jam. Kuliah akan dilaksanakan secara interaktif untuk merangsang partsipasi mahasiswa. Selain itu, juga terdapat diskusi panel dan video conference yang bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa tentang masalah-masalah yang sedang menjadi perhatian saat ini dalam bidang neurosains, isu-isu/topik-topik penelitian strategis dan konsep-konsep baru yang sedang atau akan dikembangkan dalam bidang Neurosains, menarik minat mahasiswa untuk mau memelajari dan meneliti isu-isu yang terkait dengan neurosains dan menyadarkan kembali pentingnya pendidikan kedokteran berkelanjutan.

JUDUL KULIAH DEPARTEMENWAKTU

K-1Kuliah Pengantar ModulPengelola Modul1 jam

K-2Diskusi Panel (Peran Neurosains dalam Klinik)Neurologi, Psikiatri, Rehab Medik, Bedah Saraf3 jam

K-3Embriogenesis sistem saraf 1Biologi2 jam

K-4Anatomi sistem saraf 1Anatomi2 jam

K-5Histologi sistem saraf Histologi2 jam

K-6Embriogenesis sistem saraf 2Biologi2 jam

K-7Anatomi sistem saraf 2Anatomi2 jam

K-8BiolistrikFisika1 jam

K-9NeurotransmitterBiokimia2 jam

K-10Transduksi sinyalBiokimia2 jam

K-11Neurofisiologi dasarFisiologi2 jam

K-12Fisiologi integrasi sistem saraf Fisiologi2 jam

K-13Gizi bagi otak(Nutrition and the brain)Gizi1 jam

K-14Patologi sistem sarafPatologi Anatomi 2 jam

K-15Patogenesis infeksi mikroba pada sistem sarafMikrobiologi1 jam

K-16Patogenesis infeksi parasit pada sistem sarafParasitologi1 jam

K-17Prinsip pencitraan sistem sarafFisika1 jam

K-18Pengantar pencitraan sistem sarafRadiologi1 jam

K-19Farmakokinetik dan farmakodinamik obat sistem sarafFarmakologi2 jam

2. BELAJAR BERDASARKAN MASALAH (BDM)Belajar Berdasarkan Masalah (BDM) diselenggarakan baik pada tahap orientasi, latihan maupun umpan balik. Kegiatan Belajar Berdasarkan Masalah dalam modul Neuroscience menggunakan metode 2 kali diskusi kelompok dan 1 kali pleno untuk setiap pemicu, yaitu:1. Diskusi 1 untuk menganalisis pemicu dengan menggali pengetahuan yang telah dimiliki2. Diskusi 2 untuk mengumpulkan berbagai pengetahuan yang diperoleh selama periode waktu belajar Mandiri setelah diskusi 13. Pleno untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok untuk diberi masukan atau umpan balik oleh narasumber yang terkait pembahasan pemicuDiskusi dilaksanakan dalam kelompok yang masing-masing terdiri atas dari + 10 mahasiswa, dan didampingi oleh seorang seorang fasilitator. Setiap minggu terdapat 1 pemicu dengan total 4 pemicu, dilaksanakan pada minggu ke-2 hingga minggu ke -5 modul. Setelah diskusi ke-2 akan diselenggarakan kegiatan pleno yang menghadirkan narasumber yang diakhiri dengan umpan balik. Pleno dilakukan untuk mencapai tahap orientasi maupun umpan balik.Rincian kegiatan serta pemicu tertera dalam lampiran.

3. BELAJAR MANDIRIBelajar Mandiri bertujuan agar mahasiswa dapat menguasai lingkup materi dengan baik melalui cara belajar aktif dan mandiri. Mahasiswa diharapkan melaksanakan proses belajar dengan tahapan sebagai berikut:1. Mengkaji lingkup bahasan yang belum dikuasai dengan cara belajar mandiri, membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan yang dituntut dalam tujuan modul2. Mencari dan memelajari bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan modul dengan cara membaca bahan pustaka atau bertanya kepada narasumber. Bahan pustaka dapat berupa handout, buku, majalah, CD ROM atau informasi dari sumber terpercaya di internet.3. Melaksanakan aktualisasi konsep-konsep yang telah dipelajari dalam proses belajar selanjutnya seperti diskusi (dan sidang pleno)4. Mengerjakan tugas diskusi kelompok PBL

4. PRAKTIKUMPraktikum dilaksanakan oleh Departemen Biologi, Histologi, Anatomi, Biokimia, Fisiologi, Fisika, Patologi Anatomi dan Radiologi sesuai jadwal kegiatan. Mahasiswa kelas reguler dibagi menjadi 3 kelompok besar yang kemudian dikelompokkan lagi menjadi kelompok praktikum kecil yang terdiri dari + 10 mahasiswa. Setiap kelompok praktikum akan dibimbing oleh seorang pembimbing. Panduan kegiatan praktikum dapat dilihat di buku Pedoman Praktikum Modul Neurosains. Sebelum praktikum, dapat dilakukan tes formatif atau tes lainnya untuk mengukur kesiapan melaksanakan praktikum yang dapat digunakan untuk menyeleksi peserta praktikum oleh masing-masing tutor. Kegiatan praktikum diharapkan akan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memahami dan menghayati konsep-konsep dalam neurosains, meningkatkan kemampuan mahasiswa sebagai individu maupun dalam bekerjasama dengan anggota kelompok baik dalam mengerjakan maupun dalam membahas hasil praktikum.Tujuan umum praktikum adalah:1. Meningkatkan pemahaman konsep-konsep yang terdapat di dalam bidang Neurosains.2. Memahami dan menyadari konsep-konsep yang terdapat pada teori adalah idealisasi dan generalisasi dari berbagai fakta.3. Menjelaskan perbedaan antara apa yang diharapkan (dalam teori) dengan kenyataan (hasil/data)4. Mengidentifikasi dan mendiferensiasi struktur-struktur yang terdapat dalam sajian Anatomi, Histologi, Patologi Anatomi dan struktur-struktur yang terdapat hasil pencitraan (imaging)5. Menginterpretasi hasil praktikum yang diselenggarakan dalam bentuk percobaan baik dalam bentuk gambar, skema, kurva maupun dalam bentuk hasil perhitungan statistik.6. Menyimpulkan hasil-hasil praktikum7. Membandingkan hasil praktikum yang diperoleh oleh satu kelompok dengan kelompoklain.8. Membuat laporan hasil praktikum dengan mengaitkan hasil dengan konsep-konsep yang mendasarinya.9. Menerapkan kejujuran ilmiah dalam melakukan langkah-langkah dalam praktikum maupun dalam pembuatan laporan dan penarikan kesimpulan sesuai dengan apa yang dilakukan dan didapatkannya selama praktikum.

5. UJIAN FORMATIFUjian formatif diselenggarakan 2 kali pada minggu ke-3 dan ke-5 sebagai salah satu bentuk umpan balik bagi mahasiswa maupun pengelola modul.

SUMBER DAYA

1. MATRIKS KEGIATAN

Minggu IWaktu12-5-201413-5-201414-5-201415-5-201416-5-2014

07.00-08.00BMBMBMLIBURBM

08.00-09.00K1. Pengantar ModulK3. Neuroembriogenesis 2 (Biologi)

K9. Fisika Biolistrik Pleno

09.00-10.00

10.00-11.00K2. Neuroembriogenesis 1(Biologi)Pr. Neuroembriogenesis (Biologi) 1

Pr. Fisika BiolistrikK8. Gizi Bagi Otak

11.00-12.00

12.00-13.00ISTIRAHAT

13.00-14.00DK1P1

Pr. Neuroembriogenesis (Biologi) 2DK2P1

K7. Transduksi sinyal(Biokimia)

14.00-15.00

15.00-16.00

DepartemenBIOLOGI UNIBBIOLOGI UNIBUNIBGizi UI, BIOLOGI UNIB

Minggu IIWaktu19-5-201420-5-201421-5-201422-5-201423-5-2014

07.00-08.00BMBMBMBMSenam

08.00-09.00K4. Neuroanatomi 1

K5. Neuroanatomi 2K10. Neurotransmitter (Biokimia)K11. Neurofisiologi & Neurobehaviour

09.00-10.00Pr. Neurohistologi 1

10.00-11.00Pr. Neuroanatomi 1Pr. Neuroanatomi 2Pr. Biokimia

K12. Fisiologi Integrasi sistem sarafPr. Neurohistologi 2

11.00-12.00

12.00-13.00ISHOMA

13.00-14.00DK 1 P2K6. NeurohistologiDK2P2

Pr. NeurofisiologiPleno P2

14.00-15.00

15.00-16.00Formatif 1

DepartemenANATOMI UNIBANATOMI/HISTO UNIBBIOKIMIA UNIBFISIOLOGI UNIBHISTO-FISIO UNIB

Minggu IIIWaktu26-5-201427-5-201428-5-201429-5-201430-5-2014

07.00-08.00BMLIBURBMLIBURSENAM

08.00-09.00K20 Farmasi 1K14.Patogenesis infeksi Mikroba (Mikro)

09.00-10.00K13. Neuropatologi anatomi

10.00-11.00K21 Farmasi 2

11.00-12.00

12.00-13.00ISHOMA

13.00-14.00DK 1 P3

DK 2 P3Pleno P3

14.00-15.00

15.00-16.00

DepartemenFARMA UNIBMIKRO UIPA UNIB

Minggu IV

Waktu2-6-20143-6-20144-6-20145-6-20146-6-2014

07.00-08.00BMBMBMBMSENAM

08.00-09.00BMK17. Neurobioimaging(Radiologi)

BMBM

09.00-10.00Pleno P4

10.00-11.00Pr. Neuropatologi AnatomiK18. Neurobioimaging(Radiologi)K19. NeurogliaK26. Fungsi luhur

11.00-12.00

12.00-13.00ISHOMA

13.00-14.00DK1P4Pr. NeurobioimagingDK2P4BMFORMATIF 2

14.00-15.00

15.00-16.00BMBMBM

DepartemenPA UNIBRADIOLOGI UINEUROLOGI UNIBPSIKIATRI UNIBFARMASI UNIB

Minggu VWaktu9-6-201410-6-201411-6-201412-6-201413-6-2014

07.00-08.00BMBMBMBMSENAM PAGI

08.00-09.00SUMATIF 1Ujian Praktikum NeuroembriologiUjian Praktikum Fisika-BiokimiaNeurobioimagingSumatif 2

09.00-10.00Ujian Praktikum Anatomi

10.00-11.00

11.00-12.00

12.00-13.00ISTIRAHAT

13.00-14.00BMUJian Praktikum Histo-PABMBMBM

14.00-15.00

15.00-16.00BMBMBMBMBM

Departemen

Minggu VIWaktu16-6-201417-6-201418-6-201419-6-201420-6-2014

07.00-08.00UMPTNUMPTNBMBMSENAM

08.00-09.00Remedial Pr. Fisika-BiokimiaNeurobioimagingRemedi sumatif 2

09.00-10.00Remedi Ujian Praktikum Anatomi

10.00-11.00

11.00-12.00

12.00-13.00ISHOMA

13.00-14.00Remedial Sumatif 1Remedi ujian Praktikum Histo-PABMRemedi ujian Praktikum EmbriologiBM

14.00-15.00BM

15.00-16.00BMBMBMBMBM

Departemen

Keterangan:K : Kuliah InteraktifDK : Diskusi Kelompok

2. SUMBER DAYA MANUSIA

A. Tim Inti Penyusun Modul Neurosains 2013-2014JabatanNamaDepartemenAlamat Kontak

Ketua Moduldr. Suryo Bantolo, [email protected]

Wakil Ketua Moduldr. Andri Sujatmiko, [email protected]

[email protected]

Anggota

[email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

SekretariatSelvy [email protected]

B. NARASUMBER KULIAH JUDUL KULIAHNARASUMBERDEPARTEMEN

K-1Pengantar dr. Suryo Bantolo, Sp.SPengelola Modul

K-2&3NeuroembriogenesisChaerul Muslim, PhDBiologi

K-4&5Neuroanatomidr.Ahmad Azmi NasutionAnatomi

K-6Neurohistologidr.Marissadona Asteria,M.BiomedHistologi

K-7Transduksi sinyalDr. Silvia, MScBiokimia

K-8Gizi bagi otak(Nutrition and the brain)GIZI UIGizi

K-9BioelektrikDrs. Suwarsono, M.SiFisika

K-10NeurotransmitterDr. Sumpono, MSBiokimia

K-11Prinsip neurofisiologi dan neurobehaviourFisiologi UNIBFisiologi

K-12Fisiologi integrasi sistem saraf Fisiologi UNIBFisiologi

K-13Neuropatologidr. Marisadonna Asteria, M.BiomedPatologi Anatomi

K-14 Patogenesis infeksi mikrobaMIKRO UIMikrobiologi

K-17&18NeuroimagingUIRadiologi

K-19Neurogliadr. Suryo Bantolo, Sp.SNeurologi

K-20&21Farmakologi dr. Ichsana PranawatiFarmakologi

K-26Fungsi luhurdr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ Psikiatri

C. Narasumber PlenoPleno NarasumberDepartemen

Pemicu 1

Pemicu 2

Pemicu 3

Pemicu 4

* Moderator

D. Fasilitator NAMA FASILITATORPEMICU 1PEMICU 2PEMICU 3PEMICU 4

dr. Suryo Bantolo K.1K.6K.5K.4

dr. Eko Rahmi K.2K.1K.6K.5

dr. Wahidudin Wahab K.3K.2K.1K.6

dr. Mona FriskaK.4K.3K.2K.1

dr. Diana K.5K.4K.3K.2

dr. LilaK.6K.5K.4K.3

Fasilitator Cadangan

*Fasilitator menilai logbook setiap selesai Pleno

E. PJ PraktikumNo.PraktikumDepartemen

1.Embriologi sarafBiologi(PJ : Choirul Muslim, PhD

2.Makrostruktur susunan saraf 1Makrostruktur susunan saraf 2Anatomi(PJ : dr. Ahmad Azmi Nasution)

3.Mikrostruktur s.s. pusatMikrostruktur s.s. tepiHistologi(PJ : dr. Marissadona Asteria)

4.NeurofisiologiFisiologi(PJ : dr. Zayadi Zainuddin)

5.NeurobiofisikaFisika(PJ : Drs. Suwarsono, MSi)

6.NeurobiokimiaBiokimia(PJ : Silvi Rianissa Putri)

7.NeuropatologiPatologi Anatomi(PJ : dr. Kartika, Sp.PA)

8.NeurobioimagingRadiologi(PJ :dr. Udayani)

3. SARANA & PRASARANA

A. Sarana 1. Buku Rancangan Pengajaran (BRP), buku pedoman kerja mahasiswa (BPKM) dan buku panduan staf pengajar (BPSP)2. Penuntun praktikum 3. Alat bantu mengajar: In focus multimedia, white board, flip chart, komputer4. Sarana praktikum (mikroskop, cadaver, CD, komputer, reagen habis pakai, peraga lainnya)

B. Prasarana1. 1 ruang kuliah besar kapasitas 70 mahasiswa1. 20 ruang diskusi kelompok yang dapat menampung @10 mahasiswa1. Ruang Praktikum berkapasitas 60-70 mahasiswa2. Anatomi2. Histologi2. Fisiologi Kedokteran2. Biokimia2. Patologi Anatomi/ Parasitologi2. Parasitologi2. Mikrobiologi/ Patologi Klinik2. Radiologi

1. Perpustakaan Ruang komputer Sekretariat

EVALUASI

Evaluasi Hasil Pendidikan (EHP)Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pendidikan mahasiswa. Untuk dapat dievaluasi secara sumatif mahasiswa harus memenuhi persyaratan yang meliputi kewajiban mengikuti minimal sbb: 80% kegiatan diskusi kelompok 80% kegiatan praktikum 80% kegiatan pleno

Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif dilaksanakan pada minggu ke-4 dan ke-6. Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa serta untuk memperoleh informasi umpan balik bagi pengelola modul dilaksanakan 2 kali tes formatif pada minggu ke-3 dan ke-5. PEMBOBOTANProses Observasi diskusi kelompok25% Student note book5% Laporan kegiatan Praktikum 10%(dan Penilaian selama praktikum untuk Biokimia dan Fisiologi)Pengetahuan Ujian Sumatif45% Ujian Praktikum15%Kriteria kelulusan: nilai akhir dan nilai setiap komponen minimal 55 (C).

Evaluasi Program Pendidikan (EPP) Evaluasi Program 80% mahasiswa lulus dengan nilai minimal B minus dan rata-rata minimal 2.7 Evaluasi proses program 90% kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana Perubahan jadual, waktu dan kegiatan tidak lebih dari 10% berlangsung lancar Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa, tutor, fasilitator, nara sumber

LAMPIRAN 1

KUMPULAN PEMICU Pemicu 1: Kelainan Kongenital Pada presentasi kasus,para dokter muda sedang membahas salah satu pasiennya, yaitu bayi berumur 2 hari, jenis kelamin laki-laki yang pada hasil pemeriksaan radiologi terdapat gambaran usus besar yang melebar. Penyakit ini disebut sebagai megakolon kongenital (Hirschsprungs disease).Penyakit ini ditandai dengan tidak adanya sel-sel ganglion otonom pada lapisan mienterik dan submukosa usus besar. Pada kasus ini terjadi gangguan migrasi sel-sel saraf (sel krista neuralis) pada proses embriogenesis. Para dokter muda berdiskusi mengenai proses gagalnya migrasi sel-sel krista neuralis menuju organ target pada masa embriogenesis.

Pemicu 2Seorang pasien di bangsal Neurologi, Tn. A, 38 tahun, mengalami kelumpuhan kaki kanan. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukan Tn.A mengalami hemiseksi medulla spinalis (Brown Sequard Syndrome) setinggi thoracal X pada sisi sebelah kanan. Di bawah supervisi, seorang dokter muda melakukan pemeriksaan neurologis yang meliputi pemeriksaan sistem sensorik dan motoriknya. Dari anamnesis tidak didapatkan keluhan buang air besar maupun buang air kecil. Setelah itu para dokter muda berdiskusi dan menyimpulkan bahwa hasil pemeriksaan neurologis tersebut sesuai dengan hasil pemeriksaan radiologinya dan jaras-jaras neuroanatomi yang mengalami kerusakan akibat lesi tersebut.

Pemicu 3Bpk. Iwan, seorang laki-laki berusia 30 tahun dengan riwayat ketergantungan obat terlarang, dibawa ke IGD karena mengalami kecelakaan motor dan kehilangan kesadaran. Menurut saksi mata, Iwan tidak memakai helm saat kecelakaan dan kepalanya terbentur trotoar. Ketika sadar, Iwan tidak dapat mengingat kehidupannya sebelum kecelakaan tersebut, dan ia juga memiliki kesulitan dalam mempelajari hal-hal baru. Dokter berharap gejala Bpk. Iwan akan membaik setelah beberapa waktu.

Pemicu 4Bpk. Andi, seorang laki-laki berusia 63 tahun, datang ke dokter dengan demam ringan akut, diikuti dengan terbentuknya ruam papilomatosa di bagian perut kanan dan segera berubah menjadi menjadi vesikel. Ditempat tersebut terasa nyeri.Dokter mendiagnosisnya dengan herpes zoster dan setelah menjalani pengobatan Bpk. Andi dinyatakan sembuh oleh dokter, namun rasa nyeri yang dirasakan di daerah perut kanannya masih tetap ada, dan bahkan terasa sakit walaupun hanya tergesek baju. Untuk mengatasi nyeri yang dirasakan Bpk Andi, dokter memberikan obat penahan rasa sakit.

LAMPIRAN 2

PROBLEM BASED LEARNING:PANDUAN PELAKSANAAN PEMELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (BDM)

A. FALSAFAH DASAR

Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan ilmu pengetahuan dalam menjelaskan terjadinya suatu masalah serta penanggulangannya.Oleh karena itu dalam pemelajaran mahasiswa, perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama dengan ketrampilan berpikir analitik yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menanggulangi masalah sesuai dengan metode ilmiah disiplin ilmu tertentu.

Seorang dokter akan senantiasa menanggulangi masalah kedokteran pasien/masyarakat, karena itu penerapan langkah penanggulangan masalah secara ilmiah perlu menjadi satu kemahiran, di samping pembinaan sikap kepedulian terhadap lingkungan sejak awal. Secara khusus metode belajar berdasarkan masalah (BDM/PBL) bertujuan memantapkan pemelajaran dengan cara menghubungkan apa yang telah diketahui mahasiswa dengan pengetahuan baru, yang dapat menunjukkan kesinambungan pengetahuan yang dipelajarinya. Cara pemelajaran ini sebenarnya akan selalu dapat digunakan bahkan setelah seseorang lulus dari pendidikan dokter, karena seorang dokter senantiasa akan menghadapi masalah, dan melakukan langkah penanggulangan masalah dengan menerapkan ilmu pengetahuan dasar kedokteran. Pemantapan pemelajaran terjadi kalau mahasiswa dapat mengadakan elaborasi pengetahuan yang telah dikuasainya.

B. LANGKAH BDM

1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi.2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya. 3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang memerlukan penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai.4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan.5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki.6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi sumber pemelajaran yang sesuai. 7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari (pengetahuan lama dan baru).9. Langkah BDM dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari.12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan menerapkannya pada masalah lain.

C. PANDUAN UNTUK MAHASISWA

Berdasarkan Langkah BDM dalam butir B, Diskusi dapat dibagi menjadi Diskusi Kelompok-1 (DK-1) untuk penerapan langkah 1 s/d 7, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan langkah 9 s/d 12.

Panduan Diskusi Kelompok-1 (DK-1)1. Untuk setiap diskusi kelompok, pilihlah Ketua dan Sekretaris secara bergilir.2. Bacalah dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-masing mahasiswa membaca sendiri.3. Identifikasi berbagai masalah dalam pemicu tersebut.4. Buatlah analisis masalah, yaitu kemungkinan hubungan antara berbagai isu bila ada, atau kemungkinan mekanisme yang mendasari berbagai hal yang teridentifikasi di butir (3). Selanjutnya disusun suatu hipotesis berdasarkan analisis masalah.5. Susunlah sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan hubungan tersebut, atau yang berkaitan dengan kemungkinan mekanisme yang mendasari hal tersebut yang Saudara belum ketahui.6. Urutkan pertanyaan tersebut secara sistematik berdasarkan pertanyaan kunci: apa, mengapa, bagaimana dan seterusnya.7. Tetapkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab tiap pertanyaan.8. Pilih pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan ilmu pengetahuan yang Saudara miliki.9. Untuk pertanyaan yang belum terjawab, rencanakan pencarian jawaban secara mandiri. Jika tugas belajar mandiri dibagi dalam kelompok, setiap pertanyaan sedikitnya dijawab oleh 2-3 mahasiswa. 10. Saudara harus mencatat proses diskusi mulai dari analisis masalah (langkah 3) sampai dengan tugas belajar mandiri (langkah 9).

Belajar mandiri (BM)Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar mahasiswa secara mandiri, yang dilaksanakan setiap selesai diskusi kelompok. Hasil pencarian dalam belajar mandiri dicatat dalam buku catatan Saudara. Rujukan yang digunakan dalam belajar mandiri wajib dicantumkan, yang dapat disusun dengan sistem nomor rujukan.

Panduan Diskusi Kelompok-2 (DK-2)1. Pilihlah Ketua dan Sekretaris Diskusi Kelompok.2. Tiap mahasiswa melaporkan hasil tugas belajar mandirinya dengan menyebut sumber bacaannya. Mahasiswa lainnya menyimak dan mencatat seperlunya bila ada yang perlu dibahas.3. Setelah semua melaporkan hasil tugas baca, dilakukan pembahasan bersama. Dalam pembahasan, kaitkan selalu pembahasan dengan pertanyaannya.4. Gunakan jawaban yang Saudara peroleh untuk menjelaskan masalah yang teridentifikasi dalam pemicu.5. Setelah seluruh kegiatan diskusi selesai, seluruh peserta kelompok menyusun/merapikan catatan hasil tugas baca yang dikumpulkan dari masing-masing peserta (rangkuman), dalam buku catatan masing-masing.

TIM MODUL NEUROSAINS2011-2012

Gregory BudimanJacub PandelakiFebriana Catur IswantiSophie YolandaAhmad Aulia JusufEdrial N EddinEsti D SoetrisnoFreddy SitorusNinik MudjihartiniNurhadi IbrahimSulistia GanYurnadi

TIM MODUL LOKAL MODUL NEUROSAINS2011/ 2012

Ketua : dr. Suryo BantoloSekretariat : Selvy Widianty