BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap...

138
BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004, 2003 dan 2002 Nomor : 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005 Tanggal: 30 Maret 2005 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995

Transcript of BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap...

Page 1: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BPK - RI

LAPORAN AUDITOR

INDEPENDEN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004, 2003 dan 2002

Nomor : 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005 Tanggal : 30 Maret 2005

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995

Page 2: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005

Laporan Auditor Independen/Independent Auditor’s Report

Kami telah mengaudit neraca konsolidasian

PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan

tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002, serta laporan

laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus

kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada

tanggal-tanggal tersebut. Kami juga melakukan

pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan

perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan

Keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan dan pengendalian intern adalah tanggung

jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami

terletak pada pernyataan pendapat atas laporan

keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan dan pengendalian intern berdasarkan audit

kami.

Kami tidak mengaudit laporan keuangan anak-anak

perusahaan, yang laporan keuangannya mencerminkan

jumlah aktiva sebesar Rp2.264.150 juta (25,37%) dan

jumlah pendapatan usaha sebesar Rp2.508.307 juta

(26,69%) untuk tahun buku yang berakhir tanggal

31 Desember 2004 dari:

• PT Krakatau Daya Listrik;

• PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;

• PT Krakatau Bandar Samudra;

We have audited the accompanying consolidated

balance sheet of PT Krakatau Steel (Persero) and

its subsidiaries as of December 31, 2004, 2003 and

2002, and the related consolidated statements of

income, changes in shareholders’ equity and cash

flows for the years then ended. We also test

company’s compliance with government

regulations and internal control. These financial

statements, compliance with government

regulations and internal control are the

responsibility of the company’s management. Our

responsibility is to express an opinion on these

financial statements, compliance with government

regulations and its internal control based on our

audits.

We did not audit subsidiaries’ financial statements,

that reflect total assets of Rp2.264.150 million

(25,37%) and total revenue of Rp2.508.307 million

(26,69%) for year ended December 31, 2004 as

follows:

• PT Krakatau Daya Listrik;

• PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;

• PT Krakatau Bandar Samudra;

Page 3: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BPK-RI/AUDITAMA V ii

• PT Krakatau Tirta Industri;

• PT Krakatau Engineering;

• PT Krakatau Medika;

• PT Krakatau Innformation Technology;

• PT KHI Pipe Industries;

• PT Krakatau Wajatama;

• PT Pelat Timah Nusantara.

Laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor

independen lain dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada

kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan

jumlah-jumlah untuk anak-anak perusahaan tersebut,

semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor

independen lain tersebut.

Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit

Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut

mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan

audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu

audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-

bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan

pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga

meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan

dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,

serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan

secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian

atas kepatuhan perusahaan terhadap kontrak, persyaratan

bantuan dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-

undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern.

Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar

memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan

laporan auditor independen lain yang kami sebut diatas,

• PT Krakatau Tirta Industri;

• PT Krakatau Engineering;

• PT Krakatau Medika;

• PT Krakatau Information Technology;

• PT KHI Pipe Industries;

• PT Krakatau Wajatama;

• PT Pelat Timah Nusantara.

These financial statements are audited by other

independent auditors with unqualified opinion,

which reports are given to us, and our opinion, in

accordance to subsidiaries accounts and balances,

are based on the other independent auditors’

reports.

We conducted our audits in accordance with

Government Audit standards established by

Supreme Audit Board of Republic of Indonesia and

auditing standards established by the Indonesia

Institute of Accountants. These standards require

that we plan and perform the audit to obtain

reasonable assurance that the financial statements

are free of material misstatement. An audit includes

examining, on test basis, evidence supporting the

amounts and disclosures in the financial statements.

An audit also includes assessing the accounting

principles used and significant estimate made by

management, as well as evaluating the overall

presentation of the financial statements. Beside that

an audit includes test on the company’s compliance

with contracts, assistance requirements and certain

articles of government regulations and compliance

with its internal control. We believe that our audits

provide a reasonable basis for our opinion

In our opinion, based on our audits and other

independent auditors’ report, the consolidated

Page 4: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BPK-RI/AUDITAMA V iii

laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang

material, posisi keuangan PT Krakatau Steel (Persero)

dan anak-anak perusahaan tanggal 31 Desember 2004,

2003 dan 2002, dan hasil usaha, perubahan ekuitas, serta

arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia.

Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan pokok secara

keseluruhan. Laporan keuangan induk perusahaan

disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan

merupakan bagian laporan keuangan pokok yang

diharuskan menurut prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia. Laporan keuangan tersebut telah

menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan dalam

audit atas laporan keuangan pokok, dan, menurut

pendapat kami, disajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material, berkaitan dengan laporan keuangan

pokok secara keseluruhan.

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan

pengendalian intern kami sampaikan secara terpisah

kepada manajemen dengan surat kami nomor

23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005 tanggal 30 Maret

2005.

financial statements referred to above present

fairly, in all material respect, the financial position

of PT Krakatau Steel (Persero) as of 31 December

2004, 2003 and 2002, and the results of its

operations, its changes in shareholders’ equity and

its cash flows for the years then ended, in

conformity with generally accepted accounting

principles in Indonesia.

We conducted our audit to express an opinion on

these financial statements. Parent’s financial

statements are presented for additional analysis

purpose not as part of consolidated financial

statements that require by generally accepted

accounting principles in Indonesia. These financial

statements are the object of our audit procedures

applied in audit on consolidated financial

statements, and, in our opinion, presented fairly, in

all material respect, in relation with overall

consolidated financial statements.

Compliance with government regulations and

internal control report are delivered separately to

management in our letter No.

23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005 dated March 30,

2005.

Auditor Utama Keuangan Negara V

Penanggung Jawab Audit/Audit in Charge,

Drs. Misnoto, Ak. MA

No. Register Akuntan/Registered Accountant No. D-1416

Jakarta, 30 Maret 2005/March 30, 2005

Page 5: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BPK-RI/AUDITAMA V iv

Dasar Penugasan Dan Ruang Lingkup Audit/Basis of Assignment and Audit Scope

1. Dasar Penugasan

a. Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar

Tahun 1945 pasal 23 E, 23 F dan 23 G;

b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5

tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan dan peraturan perundangan lainnya

yang berlaku;

c. Surat Tugas Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia No. 62/ST/VII-

XV.1/9/2004 tanggal 30 September 2004 dan

perihal penugasan untuk melakukan audit

atas laporan keuangan konsolidasian

PT Krakatau Steel (Persero) dan Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku

2004 di Cilegon.

2. Ruang Lingkup Audit

Audit ini bersifat general audit atas

laporan keuangan PT Krakatau Steel (Persero)

untuk tahun buku yang berakhir pada

31 Desember 2004. Audit dilaksanakan dengan

berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan

yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan dan

standar auditing yang diterbitkan Ikatan Akuntan

Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami

untuk merencanakan dan melaksanakan audit

agar memperoleh keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Suatu audit meliputi pemeriksaan atas

dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung

jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan

keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas

prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi

signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta

1. Basis of Assignment

a. Third amendment of 1945’s Constitution

article 23 E, 23 F and 23 G;

b. Act No. 5 year 1973 concerning The Supreme

Audit Board of Republic of Indonesia and

other government regulations;

c. Supreme Audit Board of Republic of

Indonesia assignment letter No. 62/ST/VII-

XV.1/9/2004 dated September 30, 2004

regarding audit assignment on PT Krakatau

Steel (Persero) consolidated financial

statements and environmental development

and partnership program for 2004 in Cilegon.

2. Audit Scope

We conducted general audit on

PT Krakatau Steel (Persero) Financial

Statements for year ended at December 31, 2004.

We conducted our audits in accordance with

Government Audit standards establish by

Supreme Audit Board of Republic of Indonesia

and auditing standards establish by the

Indonesia Institute of Accountants. These

standards require that we plan and perform the

audit to obtain reasonable assurance that the

financial statements are free of material

misstatement.

An audit includes examining on test basis

evidence supporting the amounts and disclosures

in the financial statements. An audit also

includes assessing the accounting principles

used and significant estimate made by

management, as well as evaluating the overall

Page 6: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BPK-RI/AUDITAMA V v

penilaian terhadap penyajian laporan keuangan

secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup

pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap

kontrak dan pasal-pasal tertentu peraturan

perundang-undangan serta kepatuhan terhadap

pengendalian intern.

Kontrak, pasal-pasal tertentu peraturan

perundang-undangan dan peraturan perusahaan

yang kami uji mencakup:

a. Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas.

b. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

c. Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang

Badan Usaha Milik Negara.

d. Undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

sebagaimana yang telah diubah dengan

Undang-Undang No. 9 tahun 1994 dan

Undang-undang No. 16 tahun 2000.

e. Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang

Pajak Penghasilan sebagaimana yang telah

diubah dengan Undang-undang No. 7 tahun

1991, Undang-Undang No. 10 tahun 1994

dan Undang-undang No. 17 tahun 2000.

f. Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang

Pajak Pertambahan Nilai (PPnBM)

sebagaimana yang telah diubah dengan

Undang-undang No. 11 tahun 1994 dan

Undang-undang No. 18 tahun 2000.

g. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998

tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 45 tahun 2001 tentang

Perubahan atas PP No. 12 tahun 1998.

presentation of the financial statements. Beside

that an audit includes test on company’s

compliance with contracts and certain articles of

government regulation and compliance of

internal control.

We tested contracts, certain articles of

government regulations and company

regulations as follows:

a. Limited Corporation Act No. 1 year 1995.

b. Manpower Act No. 13 year 2003.

c. State Owned Company Act No. 19 year 2003.

d. Act No. 6 year 1983 concerning Taxation

General Rules and Procedures as amended by

Act No. 9 year 1994 and Act No. 16 year

2000.

e. Act No. 7 year 1983 concerning Income Tax

as amended by Act No. 7 year 1994, Act

No. 10 year 1994 and Act No. 17 year 2000.

f. Act No. 8 year 1983 concerning Value Added

Tax (VAT) as amended by Act No. 11 year

1994 and Act No. 18 year 2000.

g. Corporation Company Act No. 12 year 1998

as amended by Government Regulation No.

45 year 2001 concerning changes on

Government Regulation No. 12 year1998.

Page 7: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BPK-RI/AUDITAMA V vi

h. Anggaran Dasar Perusahaan PT Krakatau

Steel (Persero).

i. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

pengesahan laporan keuangan tahun buku

2001.

j. Kontrak-kontrak penjualan antara

PT Krakatau Steel (Persero) dengan

Pelanggan.

k. Kontrak-kontrak pengadaan material dan jasa

antara PT Krakatau Steel (Persero) dengan

Pemasok.

l. Standar Operasional Pendanaan.

m. Standar Operasional Pengadaan

Material/Jasa.

n. Standar Operasional Penjualan Produk.

Kami tidak mengaudit laporan

keuangan anak-anak perusahaan, yang laporan

keuangannya mencerminkan jumlah aktiva

sebesar Rp2.264.150 juta (25,37%) dan jumlah

pendapatan usaha sebesar Rp2.508.307 juta

(26,69%) untuk tahun buku yang berakhir

tanggal 31 Desember 2004 dari:

• PT Krakatau Daya Listrik;

• PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;

• PT Krakatau Bandar Samudra;

• PT Krakatau Tirta Industri;

• PT Krakatau Engineering;

• PT Krakatau Medika;

• PT Krakatau Information Technology;

• PT KHI Pipe Industries;

• PT Krakatau Wajatama;

• PT Pelat Timah Nusantara.

Laporan keuangan tersebut diaudit oleh

auditor independen lain dengan pendapat wajar

tanpa pengecualian, yang laporannya telah

h. PT Krakatau Steel (Persero) Company’s

article of association.

i. Annual Shareholders’ Meeting to validate

2001 financial statements PT Krakatau Steel

(Persero).

j. Sales contracts between PT Krakatau Steel

(Persero) and its customers.

k. Material supply and service contracts

between PT Krakatau Steel (Persero) and its

suppliers.

l. Financing operational standard.

m. Material/service procurement operational

standard.

n. Product sales operational standard.

We did not audit subsidiaries’ financial

statements, that reflect total assets of

Rp2.264.150 million (25,37%) and total revenue

of Rp2.508.307 million (26,69%) for year ended

December 31, 2004 as follows:

• PT Krakatau Daya Listrik;

• PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;

• PT Krakatau Bandar Samudra;

• PT Krakatau Tirta Industri;

• PT Krakatau Engineering;

• PT Krakatau Medika;

• PT Krakatau Information Technology;

• PT KHI Pipe Industries;

• PT Krakatau Wajatama;

• PT Pelat Timah Nusantara.

Their financial statements are audited by

other independent auditor with unqualified

opinion, that the report given to us, and our

Page 8: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BPK-RI/AUDITAMA V vii

diserahkan kepada kami, dan pendapat kami,

sepanjang berkaitan dengan jumlah-jumlah

untuk anak-anak perusahaan tersebut, semata-

mata hanya didasarkan atas laporan auditor

Independent lain tersebut

Kami yakin bahwa audit kami

memberikan dasar yang memadai untuk

menyatakan pendapat. Pelaksanaan audit di

lapangan mulai tanggal 13 Oktober 2004 sampai

dengan 30 Maret 2005.

opinion, as long as related to subsidiaries

accounts and balances, are based on the auditor

independents’ report.

We believe that our audits provide a

reasonable basis for our opinion. Field audits

are started on October 13, 2004 to March 30,

2005.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 9: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

1PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS

As of December 31, 2004

(With comparative figures as of December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for share data)

Catatan/

Notes 2004 2003 2002

ASSETS

AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETSKas dan setara kas 3 636,375 432,523 456,123 Cash and cash equivalentsInvestasi jangka pendek 4 102,140 - - Short-term investmentsPiutang usaha 5 Trade receivables

Pihak ketiga 1,032,334 819,902 772,275 Third partiesPenyisihan piutang ragu-ragu (23,422) (24,875) (26,583) Provision for bad debtsPihak hubungan istimewa 8 30,616 73,928 36,594 Related partiesPenyisihan piutang ragu-ragu (894) - - Provision for bad debtsPiutang usaha bersih 1,038,634 868,955 782,286 Trade receivables-net

Tagihan anjak piutang 6 98,999 - 19,585 Factoring receivablesPiutang lain-lain Other receivables

Pihak ketiga 7 114,747 97,099 155,320 Third partiesPenyisihan piutang ragu-ragu (101,895) (3,932) (2,251) Provision for bad debtsPihak hubungan istimewa 8 2,238 9,434 3,717 Related partiesPenyisihan piutang ragu-ragu (51) - - Provision for bad debtsPiutang lain-lain bersih 15,039 102,601 156,786 Other receivables-net

Persediaan – bersih 9 3,184,630 2,053,553 2,072,552 Inventories - netUang muka dan biaya dibayar dimuka 81,475 41,105 42,934 Advances and prepaymentssPajak dibayar dimuka 18 177,016 170,243 33,498 Prepaid tax

Jumlah Aktiva Lancar 5,334,308 3,668,980 3,563,764 Total Current Assets

AKTIVA TIDAK LANCAR NON CURRENT ASSETSAktiva pajak tangguhan 20 46,868 42,485 33,025 Deferred tax assetsPenyertaan 10 107,165 146,743 146,436 InvestmentsPenyisihan penurunan nilai (66,532) (60,682) (60,682) Allowances for decline in value

40,633 86,062 85,755 Aktiva tetap 11 5,815,235 5,019,246 4,995,191 Fixed assetsAkumulasi penyusutan (2,715,738) (2,520,102) (2,319,216) Accumulated depreciation

3,099,497 2,499,143 2,675,975 Aktiva dalam pembangunan 12 175,756 594,535 529,767 Assets under construction Aktiva lain-lain Other assets

Deposito dibatasi penggunaannya 13 12,862 24,898 187,733 Restricted time depositsUang muka konstruksi 20,753 24,391 24,781 Advances for constructionAktiva tidak digunakan dalam operasi 83,062 293,402 251,877 Assets not used in operationPiutang jangka panjang 14 76,139 42,092 - Long-term receivablesPiutang karyawan 16,720 17,726 10,243 Employee receivablesLain-lain 16,958 30,453 214,785 Others

Jumlah Aktiva Lain-lain 226,494 432,962 689,419 Total Other AssetsJumlah Aktiva Tidak Lancar 3,589,248 3,655,188 4,013,941 Total Non-current Assets

JUMLAH AKTIVA 8,923,556 7,324,168 7,577,705 TOTAL ASSETS

A K T I V A

Page 10: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)

PT KRAKATAU STEEL(PERSERO) AND SUBSIDIARIESCONSOLIDATED BALANCE SHEETS (Continued)

As of December 31, 2004

(With comparative figures as of December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for share data)

Catatan/

Notes 2004 2003 2002

KEWAJIBAN DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIESHutang bank 15 1,277,735 732,543 859,559 Bank loansHutang usaha Trade payables

Pihak ketiga 16 330,521 255,134 495,809 Third partiesPihak hubungan istimewa 8 19,452 8,324 4,745 Related parties

Hutang lain-lain Other payablesPihak ketiga 55,678 41,506 57,466 Third partiesPihak hubungan istimewa 8 45,089 8,790 46,256 Related parties

Kewajiban anjak piutang 17 98,999 - 19,585 Factoring payablesHutang pajak 18 240,101 92,489 82,782 Taxes payableBeban masih harus dibayar 191,917 130,328 167,108 Accrued expensesUang muka pelanggan dan lainnya 193,375 97,641 52,474 Sales and other advancesBagian hutang bank jangka panjang Current portions of yang jatuh tempo dalam satu tahun 20 92,929 76,683 65,367 long-term loans

Jumlah Kewajiban Lancar 2,545,796 1,443,439 1,851,151 Total Current Liabilities

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIESKewajiban pajak tangguhan 18 163,873 187,125 143,467 Deferred tax liabilitiesKewajiban imbalan kerja 19 8,562 - - Employee benefit liabilitiesHutang jangka panjang dikurangi bagian Long term loans -yang jatuh tempo dalam satu tahun 20 1,083,202 936,495 893,984 net of current portion

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,255,637 1,123,621 1,037,451 Total Non-current Liabilities

JUMLAH KEWAJIBAN 3,801,433 2,567,060 2,888,602 TOTAL LIABILITIES

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH MINORITY INTEREST IN NET ASSETSANAK PERSH YANG DIKONSOLIDASI 21 5,854 2,431 2,086 OF CONSOLIDATED SUBSIDIARIES

EKUITAS EQUITYModal saham - nilai nominal 22 Share capital - par value

Rp1.000.000,- per saham Rp1.000.000 per shareModal dasar - 8.000.000 saham Authorized - 8.000.000 sharesModal ditempatkan dan disetor penuh Issued and fully paid2.000.000 saham 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 shares

Modal lainnya 23 1,303,465 1,303,465 1,303,465 Other capitalSelisih penilaian kembali aktiva tetap 381 381 381 Fixed assets revaluation surplusSelisih lebih akumulasi rugi atas hak Accumulated losses in excess ofminoritas pada anak perusahaan - - (5,563) minority interest in subsidiariesSaldo laba 1,812,423 1,450,831 1,388,734 Retained earningsEkuitas – Bersih 5,116,269 4,754,677 4,687,017 Equity - Net

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 8,923,556 7,324,168 7,577,705 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Page 11: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba per saham)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME

For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for earnings per share)

Catatan/

Notes 2004 2003 2002

PENJUALAN BERSIH 25 9,396,816 6,570,936 6,388,333 NET SALES

BEBAN POKOK PENJUALAN 26 8,046,425 5,874,069 5,569,803 COST OF GOODS SOLD

LABA KOTOR 1,350,391 696,867 818,530 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA 27 OPERATING EXPENSESBeban penjualan 183,915 195,131 196,050 Selling expenses Beban umum dan administrasi 244,176 194,791 185,989 General and administrative expensesJUMLAH BEBAN USAHA 428,091 389,921 382,039 TOTAL OPERATING EXPENSES

LABA USAHA 922,300 306,946 436,491 OPERATING INCOME

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (EXPENSES)Penghasilan bunga 17,687 34,780 54,525 Interest incomePenjualan limbah produksi 41,362 18,336 16,127 Sales of waste productsBeban bunga (134,788) (140,826) (182,714) Interest expensesLaba(rugi) selisih kurs – bersih (87,753) (51,868) 30,665 Profit (loss) in foreign exchange

Lain-lain – bersih (114,910) 9,315 (2,390) Others - netJUMLAH (278,402) (130,264) (83,787) TOTAL

INCOME BEFORE LABA SEBELUM POS LUAR BIASA 643,898 176,682 352,704 EXTRAORDINARY ITEMS

POS LUAR BIASA 28 3,706 2,199 - EXTRAORDINARY ITEMS

LABA SEBELUM PAJAK 647,604 178,881 352,704 INCOME BEFORE TAX

BEBAN (MANFAAT) PAJAK 18 TAX EXPENSES (BENEFIT)

Pajak kini 257,349 33,125 28,115 CurrentPajak tangguhan (27,669) 34,629 89,089 DeferredJUMLAH 229,680 67,754 117,204 TOTAL

LABA BERSIH SEBELUM NET INCOME BEFOREHAK MINORITAS 417,924 111,127 235,500 MINORITY INTEREST

HAK MINORITAS ATAS (LABA)/ RUGI MINORITY INTERESTBERSIH ANAK PERUSAHAAN IN NET INCOME OF YANG DIKONSOLIDASI 21 (3,423) (1,088) (2,349) CONSOLIDATED SUBSIDIARIES

LABA BERSIH 414,501 110,039 233,151 NET INCOMELABA USAHA PER SAHAM 461,150 153,473 218,246 OPERATING INCOME PER SHARELABA BERSIH PER SAHAM 207,251 55,019 116,576 NET INCOME PER SHARE

Page 12: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS

For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah)

2004 2003 2002

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan kas dari pelanggan 9,270,750 6,519,975 6,243,801 Cash receipt from customersPembayaran kas kepada : Cash payment to:

Pemasok (8,592,535) (5,636,344) (5,119,274) VendorsGaji, upah dan tunjangan lainnya (632,259) (498,175) (473,698) Salary, wages and employee benefitBeban usaha (101,187) (86,885) (80,412) Operating expenses

Kas yang dihasilkan dari operasi (55,231) 298,572 570,417 Cash flow from operation

Penerimaan kas dari penghasilan bunga 17,687 34,780 54,525 Cash receipts from interest incomePenerimaan kas dari restitusi pajak 68,530 9,707 38,765 Cash receipts from tax refundsPembayaran kas untuk pajak (157,371) (136,745) (18,631) Cash payments for taxesPembayaran kas untuk beban bunga Cash payments for interests

dan beban bank (134,788) (140,826) (182,714) and bank chargesPenerimaan (pengeluaran) kas lainnya (2,222) (82,948) 46,178 Other cash receipts (payment)

Kas bersih dari aktivitas operasi (263,395) (17,461) 508,540 Net cash flow from operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPenurunan uang muka konstruksi 3,638 390 1,340 Decrease in advances for constructionPenurunan (peningkatan) atas penyertaan 45,428 (307) 6,068 Decrease (increase) in investmentsPenurunan (peningkatan piutang jangka Decrease (increase) in long-term

panjang - pihak hubungan istimewa 1,007 (7,483) 1,122 receivables - related partiesPenarikan (penempatan) investasi Withdrawals (placements) of

jangka pendek (102,140) - - short-term investmentsPenarikan (penempatan) investasi Withdrawals (placements) of

jangka panjang 12,036 162,835 118,077 long-term investments(Penambahan)/pengurangan aktiva tetap (172,511) (24,055) 137,110 (Additions) disposals of fixed assetsPenambahan piutang jangka panjang (34,047) (42,092) - Increase in long-term receivablesPenurunan (kenaikan) aktiva lain-lain 19,136 78,040 (380,914) Decrease (increase) in other assets

Kas bersih dari aktivitas investasi (227,453) 167,328 (117,197) Net cash flow from investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenerimaan (pembayaran) hutang bank 708,144 (73,189) 28,517 Receipts from (repayments of) bank loanKenaikan (penurunan) hutang lain-lain 50,472 (53,426) (98,445) Increase (decrease) in other liabilitiesPembayaran dividen kas (63,515) (42,000) (122,787) Payments of cash dividendPembayaran untuk program kemitraan Payments for partnership and

dan bina lingkungan (3,824) (5,941) - community development programsKenaikan (penurunan) selisih lebih akumulasi Increase (decrease) in accumulated

rugi atas hak minoritas 3,423 1,088 2,349 losses in excess of minority interest

Kas bersih dari aktivitas pendanaan 694,700 (173,467) (190,366) Net cash flow from financing activities

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) IN CASHKAS DAN SETARA KAS 203,852 (23,600) 200,977 AND CASH EQUIVALENTS

CASH AND CASH EQUIVALENTSKAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 432,523 456,123 255,146 AT BEGINNING OF THE YEAR

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN636,375 432,523 456,123 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT

END OF THE YEAR

CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES

CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES

CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES

Page 13: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO)DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002)

(Dalam jutaan Rupiah)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN SHAREHOLDERS’ EQUITY

For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah)

Modal Modal Selisih penilaian Selisih lebih Ekuitasditempatkan lainnya kembali akumulasi laba (rugi) Yang telah ditentukan Yang belum ditentukan bersih

dan disetor penuh aktiva tetap atas hak minoritas penggunaannya penggunaannya

pada anak perusahaan

Issued and fully Other Accumulated Appropriated Unappropriated Net

paid shares capital losses in excess retained earnings retained earnings equity

of minority interest (Accumulated loss)

Saldo 31 Desember 2001 2,000,000 1,303,465 381 (7,928) 1,785,019 (628,248) 4,452,689 Balance as of December 31, 2001

Laba bersih 233,151 233,151 Net income

Penyesuaian laba tahun sebelumnya (1,188) (1,188) Prior year adjusments

Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan 2,365 2,365 Minority interest in subsidiaries' equity

Saldo 31 Desember 2002 2,000,000 1,303,465 381 (5,563) 1,785,019 (396,285) 4,687,017 Balance as of December 31, 2002

Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan - - - 5,563 - - 5,563 Minority interest in subsidiaries' equity

Laba bersih - - - - - 110,039 110,039 Net income

Deviden kas - - - - - (42,000) (42,000) Cash dividends

Program kemitraan dan bina lingkungan - - - - - (5,941) (5,941) Partnership and community development programs

Penambahan untuk cadangan umum - - - - 185,210 (185,210) - General reserve

Saldo 31 Desember 2003 2,000,000 1,303,465 381 - 1,970,229 (519,398) 4,754,677 Balance as of December 31, 2003

Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan - - - - - - - Minority interest in subsidiaries' equity

Laba bersih - - - - - 414,501 414,501 Net income

Penyesuaian laba tahun sebelumnya - - - - - (10,572) (10,572) Prior year adjusments

Deviden kas - - - - - (38,514) (38,514) Cash dividendsTantiem dan Program kemitraan dan bina lingkungan - - - - - (3,823) (3,823)

Tantiem and partnership and community development programs

Penambahan untuk cadangan umum - - - - 69,525 (69,525) - General reserve

Saldo 31 Desember 2004 2,000,000 1,303,465 381 - 2,039,754 (227,331) 5,116,269 Balance as of December 31, 2004

Saldo laba (Akumulasi rugi)

Fixed assets revaluation

surplus

Page 14: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

6

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian Perusahaan a. Establishment of the Company

PT Krakatau Steel (Persero) (“Perusahaan”) didirikan tanggal 27 Oktober 1971 dengan Akta No. 34 dari Notaris Ton Thong Kie. Perusahaan didirikan untuk mengambil alih proyek pabrik baja Trikora.

PT Krakatau Steel (the “Company”) was established by notarial deed of Tan Thong Kie’s No. 34 dated October 27, 1971 to take over the Trikora’s steel manufacturing project.

Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir adalah dengan akta notaris Lenny Janis Ishak, SH, No. 7 tanggal 4 Nopember 2002, mengenai perubahan kepemilikan Perusahaan. Akta perubahan tersebut telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-03934HT.01.04.TH2003 tanggal 25 Pebruari 2003.

The Company’s Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was by notarial deed of Lenny Janis Ishak, SH No. 7 dated November 4, 2002 regarding the changes of its ownership. This amendment was approved by the Minister of Justice and Human Right of Republic of Indonesia by decree No. C-0934HT.01.04.TH2003 dated February 25, 2003.

Tujuan Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi, khususnya dalam industri baja.

The Company’s objective is to implement and support the Government’s policy and program on economic development especially in the steel industry.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi, antara lain: The Company’s activities cover:

- Industri baja terpadu yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas, baja lembaran dingin, bilet baja dan batang kawat.

- Integrated steel industry production activities including sponge, slab, hot coil, cold roll coil, billet and wire rod;

- Perdagangan, meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran, distribusi dan keagenan baik dalam maupun luar negeri.

- Trading, including marketing, distribution and agency in both domestic and international markets.

- Di bidang pemberian jasa seperti jasa desain dan rancang bangun, pemeliharaan mesin, konsultasi teknis maupun penyediaan prasarana dan segala fasilitas yang menunjang kegiatan usaha Perusahaan.

- Services, such as design and construction, machine maintenance, technical consultancy and provision of infrastructure to support the Company’s activities.

Perusahaan dan pabriknya berdomisili di Cilegon, Banten. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jalan Industri No. 5, Cilegon. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1971.

The Company and its factory are located in Cilegon, Banten. Its head office is in Jalan. Industri No. 5 Cilegon. The Company started its commercial operation in 1971.

Page 15: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

7

b. Anak Perusahaan b. Subsidiaries

Anak Perusahaan pada tahun 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:

The subsidiaries of the Company in 2004, 2003 and 2002 are as follows:

PT KIEC memiliki saham PT Citra Indokarbon Perkasa (CIP), dengan persentase kepemilikan 51% masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002 dan PT Laksana Maju Jaya (LMJ), sebesar 99,99% pada tahun 2003. CIP dan LMJ memulai operasi komersialnya pada tahun 2001.

PT KIEC owns PT Citra Indokarbon Perkasa (CIP) with ownership of 51% in 2004, 2003, and 2002 respectively, and PT Laksana Maju (LMJ) of 99,99% in 2003. CIP and LMJ commenced their commercial operation in 2001.

20 0 4 20 0 3 2 00 2 2 00 4 2 0 03 20 0 2

PT K raka tau D aya L istrik (K D L )

D istribu tor dan penghasil listrik / G en era tio n an d d istrib u tion o f e lec tric ity C ilegon, 19 9 6 9 9 ,99 9 9 ,99 99 ,9 9 47 3 ,58 2 4 3 3 ,2 5 7 4 44 ,1 15 PT K raka tau W aja tam a (K W T )

M anufak tu r ba ja tu langan/ R ein fo rced s tee l p ro du c tio n C ilegon, 19 9 2 9 9 ,99 9 9 ,99 99 ,9 9 53 7 ,28 3 3 5 6 ,1 8 7 3 21 ,7 77 PT K raka tau Industria l E sta te C ilegon dan A nak perusahaan (K IE C )

Properti dan indu stri perum ahan/ Pro p erty a n d in du stria l es ta te deve lo pm en t

C ilegon, 19 9 2 9 9 ,99 9 9 ,99 99 ,9 9 24 9 ,58 8 2 6 9 ,9 7 7 2 63 ,6 05 PT K raka tau E ngineering (K E )

R ek ayasa dan rancang bangu n/ C on stru c tio n an d en g ineerin g C ilegon, 19 8 8 9 9 ,99 9 9 ,99 99 ,9 9 7 0 ,9 6 9 7 1 ,9 2 1 81 ,2 64 PT K raka tau B andar Sam u dera

Jasa pengelolaan pelabu han/ Po rt serv ices p rov id er C ilegon, 19 9 6 9 9 ,99 9 9 ,99 99 ,9 9 12 3 ,06 6 1 1 7 ,0 9 7 1 13 ,2 70 PT K raka tau T irta Industri (K T I)

D istribu tor dan pengolahan a ir/ Wa ter trea tm en t a nd d is tr ib u tio n C ilegon, 19 9 6 9 9 ,99 9 9 ,99 99 ,9 9 10 7 ,99 5 9 0 ,8 8 7 79 ,7 88 PT K raka tau M edik a (K M )

Jasa pelayanan k eseha tan/ M ed ica l serv ices p rov id er C ilegon, 19 9 6 5 2 ,26 5 2 ,26 55 ,3 9 6 8 ,1 0 0 4 8 ,0 2 8 38 ,7 73 PT K raka tau Inform ation T echnology (K IT ech)

Pem asok tek nologi kom pu ter/ C om p u ter tech no log y p rov id er C ilegon, 19 9 3 9 9 ,99 9 9 ,99 99 ,9 9 3 2 ,7 0 1 3 1 ,5 6 9 36 ,6 85 PT Pela t T im ah N u santa ra (L a tinu sa)

M anufak tu r ba ja berlapis tim ah/ Tin p la ted stee l p ro d uc tio n C ilegon, 19 8 6 9 3 ,87 9 3 ,87 93 ,8 7 33 4 ,07 9 2 9 2 ,5 7 8 2 86 ,6 71 PT K H I P ipe Indu stries (K H IP)

M anufak tu r pipa B aja / S tee l p ip e p rod u c tio n C ilegon, 19 7 2 9 8 ,48 9 3 ,20 93 ,2 0 26 6 ,78 8 1 8 7 ,7 0 3 2 74 ,3 18

Jum lah/ T o ta l 2 ,26 4 ,15 0 1 ,8 9 9 ,2 0 5 1 ,9 40 ,2 66

Jum lah ak tiva / To ta l a sse ts A nak peru sahaan dan kegia tan pok ok / S ub sid ia ries' a n d its

b usin ess a c tiv ities

K edu du k an dan tahu n m u la i beroperasi secara k om ersia l/

Lo ca tion a nd com m encem en t o f co m m erc ia l op era tio n

Persentase pem ilikan/ Percen tag e o f o wn ersh ip

Page 16: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

8

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan c. Boards of Commissioners, Directors, and Employees

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

The Boards of Commissioners and Directors of the Company are as follows:

Komisaris Utama : Amir Sambodo : President Commissioner Komisaris : Dody Syaripudin : Commissioners

Tb. Ronny R. Nitibaskhara Ngapuli Irmea Sinisuka Boni Siahaan

Direktur Utama : Daenulhay : President Director Direktur : Satya Graha Somantri : Directors

Kemal Masduki Fazwar Bujang Brahmono Syahrir Syah Pohan

Pada tanggal 31 Desember 2004, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki jumlah pegawai tetap sebanyak 8.755 orang.

As of December 31, 2004, the numbers of permanent employees of the Company and its subsidiaries were 8.755 persons.

Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004 diselesaikan oleh Manajemen Perusahaan pada tanggal 30 Maret 2005.

The Company’s financial statements for the year ended 31 December 2004 were completed by the Company’s management on March 30, 2005.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES

a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian a. Basis of presentation of consolidated financial statements

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

The consolidated financial statements are prepared in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan prinsip kesinambungan dan konvensi harga perolehan historis, kecuali untuk sebagian aktiva tetap yang telah dinilai kembali sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 109/KMK.04/79 tanggal 27 Maret 1979.

The consolidated financial statements are prepared based on going concern principles and historical cost convention, except for certain fixed assets which have been revalued based on the Decree of the Minister of Finance of Republic of Indonesia No. 109/KMK.04/79 dated March 27, 1979.

Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The consolidated statement of cash flows represents inflows and outflows of cash and cash equivalens which have been classified into cash flows from operating activity, investing activity and financing activity.

Angka pada laporan keuangan konsolidasian dibulatkan dan dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan secara khusus.

Figures in the consolidated financial statements are rounded and stated in millions of Rupiah unless stated otherwise.

b. Prinsip-prinsip konsolidasian b. Consolidation Principles

Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan persentase kepemilikan saham baik langsung maupun

The consolidated financial statements cover the financial statements of the Company and all subsidiaries in which the Company has direct or

Page 17: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

9

tidak langsung lebih dari 50% dan Perusahaan mempunyai pengendalian.

indirect ownership of more than 50% and controlling interest.

Pada tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002, jumlah aktiva anak perusahaan yang dikonsolidasi (lihat catatan 1.b) masing-masing mencerminkan 25,37%, 22,72% dan 25,60% terhadap jumlah aktiva konsolidasian.

As of December 31, 2004, 2003, and 2002 the total assets of consolidated subsidiaries (see Note 1.b) are 25.37%, 22.72% and 25.60% of the total consolidated assets respectively.

Proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas dan laba atau rugi bersih dari anak perusahaan yang dikonsolidasi disajikan masing-masing dalam akun “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasian dan “Hak Minoritas atas Laba Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” pada laporan laba rugi konsolidasian.

The proportionate share of minority stockholders in net assets and net income of the consolidated subsidiaries are presented as “Minority interest in net assets of consolidated subsidiaries” in the consolidated balance sheets and as “Minority interest in net income of consolidated subsidiaries” in the consolidated statements of income

Saldo dan transaksi yang signifikan, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

All significant inter-company balances and transactions including unrealized profit or losses between consolidated companies have been eliminated to reflect financial positions and result of operations of the Company and its subsidiaries as a single business entity.

c. Penerbitan kembali laporan keuangan tahun

sebelumnya c. Reissuance of prior year financial statements

PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, anak perusahaan, telah menerbitkan kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003. Koreksi dilakukan karena adanya pengakuan penjualan real estat di tahun 2003 yang belum memenuhi persyaratan full accrual method seperti yang diharuskan oleh PSAK 44 “Akuntansi Real Estat”. Pengaruh atas koreksinya yaitu laba bersih yang sebelumnya dilaporkan di tahun 2003 dikurangi sebesar Rp10.573.

PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, a subsidiary, has reissued its financial statements for the year ended December 31, 2003. Such adjustment was made in relation to the recognition of revenue from the sale of real estates, which had not met the requirements of full accrual method under PSAK 44 “Accounting for Real Estate”. As a result of the adjustment, the net income previously reported in the year 2003, has been reduced by Rp10.573

d. Setara kas d. Cash equivalents

Deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan kredit dari bank, digolongkan sebagai “Setara Kas”.

Time deposits with maturity period less than three months and not pledged as collateral for credit facilities from bank are classified as “Cash Equivalents”.

e. Investasi e. Investments

1) Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi jangka pendek dan dinyatakan sebesar nilai nominalnya.

1) Time deposits with original maturity date over three months are classified as short-term investments and stated at their nominal value.

2) Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya disajikan sebagai “Deposito yang dibatasi penggunaannya”.

2) Time deposits with original maturity date of three months or less and pledged or its use is restricted are classified as “Restricted time deposits”.

Page 18: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

10

3) Investasi dalam bentuk efek ekuitas yang

nilai wajarnya tersedia dan untuk semua investasi dalam bentuk efek hutang digolongkan menjadi tiga kelompok dan diperlakukan sebagai berikut:

3) Investments in equity securities that the fair value is readily available and for all investment in debt securities are classified in three categories and accounted for as follows:

a) Diperdagangkan – efek hutang dan efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang timbul dari pengukuran tersebut diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

a) Trading – debt and equity securities bought and held for sale in near term are stated at fair value. Unrealized gain and losses are recognized in current year consolidated statement of income.

b) Dimiliki hingga jatuh tempo – investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan dengan harga perolehannya setelah ditambah atau dikurangi dengan premi atau diskonto yang belum diamortisasi.

b) Held-to-maturity – investment in debt securities held to maturity are stated at cost adjusted for unamortized premium or discount.

c) Tersedia untuk dijual – investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas.

c) Available-for-sale – investment in debt and equity securities not classified as either held-to-maturity securities or trading securities are reported at fair value. Unrealized gains and losses are reported as a separate component of equity.

3) Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia:

3) Long-term investment in shares the fair value of which is not readily available.

a) Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi.

a) Investments in shares of less than 20% ownership are accounted for at the lower of cost or net realizable value.

b) Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan 20% atau lebih tetapi kurang dari 50% dan Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap operasi dan kebijakan keuangan perusahaan asosiasi dicatat dengan metode ekuitas. Penyertaan saham dinyatakan sebesar biaya perolehannya ditambah atau dikurangi bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi. Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang atas nilai penyertaan.

b) Investments in shares of 20% ownership or more but less than 50% and where the Company has the ability to exercise significant influence over operating and financial policies of the associate company is accounted for using the equity method. Investment is initially stated at cost and adjusted by the proportion share of the associate company’s net profits or losses. Dividend received are recorded as a reduction to the value of the investment.

f. Penyisihan piutang ragu-ragu f. Provision for bad debts

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

Provision for bad debts is determined based on a review on collection probability of the accounts receivables status of each customer at the end of the year.

Page 19: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

11

g. Anjak piutang g. Factoring

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 43, “Akuntansi Anjak Piutang”, piutang yang dijual secara tanggung renteng dicatat sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai piutang yang dialihkan. Selisih antara jumlah piutang yang dialihkan dengan hasil pengalihan yang diterima diakui sebagai beban bunga selama masa anjak piutang.

In accordance with Statement of Financial Accounting Standard No. 43, “Factoring Receivable Accounting”, Account Receivables sold with recourse are recorded in the balance sheet as factoring payable at its value. The difference between its value and the cash received is recognized as interest expense over factoring period.

h. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa h. Transaction with related parties

Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana yang dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

The Company and its subsidiaries engage in transactions with related parties as defined in Statement of Financial Accounting Standard No. 7, ”Disclosure of Related Parties”

Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

All transaction with related parties in significant amount, executed with or without requirement and similar condition with unrelated parties, have been disclosed in the notes to consolidated financial statements.

Transaksi Perusahaan dan anak perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara atau Daerah yang tidak terdapat hubungan kepemilikan tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Transactions between the Company and its subsidiaries with the State Owned Companies without ownership relationship are not disclosed as transactions with related parties.

i. Persediaan i. Inventories

Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasinya. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

Inventories are valued at the lower of cost or net realizable value. The cost of inventories is measured by the weighted average method.

Persediaan insurance spare diamortisasi selama lima tahun.

Insurance spares are amortized over five years.

Persediaan tanah yang dimiliki anak perusahaan tertentu untuk dijual dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang dan disesuaikan dengan biaya pengembangan dan pematangan tanah yang terjadi.

Land held by certain subsidiary for resale, is valued at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined based on weighted average method and adjusted with land development cost incurred.

Penyisihan persediaan usang ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan atas kondisi fisik persediaan pada akhir tahun.

Provision for obsolete inventory is determined based on review of physical condition of inventory at the end of the year.

Page 20: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

12

j. Aktiva tetap j. Fixed assets

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali untuk sebagian dari aktiva tetap milik anak perusahaan yang diperoleh sampai tanggal 1 Januari 1979 yang telah dinilai kembali berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 109/KMK.04/1979 tanggal 27 Maret 1979.

Fixed assets are recorded at cost less accumulated depreciation, except for certain fixed assets of the subsidiaries acquired before 1 January 1979 which were revalued under the decree of the Minister of Finance No. 109/KMK.04/1979 dated March 27, 1979.

Aktiva tetap, kecuali tanah, telah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap, sebagai berikut:

Fixed assets, except land rights, are depreciated using the straight line method over the estimated useful life of the respective assets as follows:

Golongan

Masa manfaat / Useful life (tahun / years)

Classification

Bangunan Mesin dan Peralatan pabrik Peralatan proyek Alat pengangkutan Peralatan rumah dan kantor Aktiva lain-lain

20 – 40 10 – 40 10 – 20 5 – 10 2 – 5 2 – 5

Buildings Machinery and plant equipment

Project equipment Transportation equipment

Office and house equipment Other assets

Tanah tidak disusutkan Land are not depreciation

Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehannya dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

In accordance with Statement of Financial Accounting Standard No. 47, “Land Accounting”, lands acquired after January 1, 1999 are stated at its acquisition cost and are not amortized. The cost related to the acquisition or the extension of lands right, are deferred and amortized over its right period or economic life of the land whichever is shorter.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat suatu aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis yang berupa peningkatan kapasitas, kualitas produksi atau kinerja dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan masa manfaat ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.

The costs of maintenance and repairs are expensed as incurred. Expenditures that extend the useful life of the asset or provide economic benefits such as increase in capacity, production quality or performance are capitalized and depreciated in accordance with the useful life of the related fixed assets.

Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkannya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying value and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss are recognised in the current year consolidated statement of income.

Apabila nilai tercatat aktiva tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, maka nilai tercatat aktiva akan diturunkan sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai yang dapat diperoleh kembali diakui sebagai rugi dan dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

Where carrying values of fixed assets exceed its recoverable amount, the fixed assets are written down to their recoverable amount. Excess of carrying value over its recoverable amount is recognized as loss in the current year consolidated statement of income.

Page 21: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

13

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau produksi suatu aktiva tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman diakhiri apabila aktiva tersebut secara substansial telah selesai dan siap digunakan.

Borrowing costs directly attributable to the acquisition, construction or production of qualifying assets are capitalized as part of the cost of those assets. Capitalization of borrowing costs ceases when the qualifying assets are complete and ready for service.

Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi dalam kegiatan usaha, nilai bukunya disajikan sebagai aktiva lain-lain dan tidak disusutkan.

Unused fixed assets are classified as other assets and not depreciated.

k. Aktiva dalam pembangunan k. Assets under construction

Aktiva dalam pembangunan dinyatakan sebesar biaya perolehannya. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Assets under construction are recorded at cost. The accumulated cost will be classified to each related fixed assets when it is complete and ready to use.

l. Sewa guna usaha l. Leases

Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi apabila memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa-menyewa biasa. Aktiva sewa guna usaha yang dikapitalisasi disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap dalam neraca konsolidasian dan dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung.

Leases are classified into capital leases when all conditions required by Financial Accounting Standard No. 30 are satisfied, or otherwise it is classified as an operating lease. Capital leases are presented in the consolidated balance sheet as part of fixed assets, and recorded at its present value of total payment during the lease period plus residual value that has to be paid at the end of lease period. Depreciation of the assets is calculated using straight-line method based on the estimated useful life the same as those for fixed assets acquired through direct purchase.

m. Pengakuan pendapatan dan beban m. Revenue and expenses recognition

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas barang kepada pelanggan.

Revenue from sales are recognized when the title of ownership of goods has passed to the buyer.

Pendapatan dari jasa rekayasa dan instalasi komputer diakui berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan. Kemungkinan kerugian diakui pada saat kerugian tersebut dapat ditentukan.

Revenue from construction engineering services and computer installation is recognized based on percentage of completion. Losses are recognized as soon as they become apparent.

Anak perusahaan tertentu mengakui pendapatan dari penjualan real estat dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method), sesuai dengan PSAK No. 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.

Certain subsidiary recognizes revenue from sale of real estate based on full accrual method in accordance with the Financial Accounting Standard No. 44 concerning “The Activity Accounting for Real Estate Development”.

Page 22: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

14

Beban umumnya diakui pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan tanah ditentukan berdasarkan nilai perolehan tanah yang ditambah pengeluaran-pengeluaran lain untuk pengembangan tanah.

Expenses are recognized when incurred, except for cost of land sold which is determined based on its acquisition cost and other disbursements related to the land development.

n. Imbalan kerja n. Employee benefits

Pada tahun 2004 Perusahaan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”. Imbalan kerja diakui sebagai beban sesuai dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan. Imbalan pasca kerja manfaat pasti dihitung dengan menggunakan asumsi aktuaria berdasarkan metode projected unit credit. Metode ini menghitung beban pasca kerja atas jasa yang diberikan karyawan pada tanggal penilaian dengan memperhitungkan asumsi aktuaria yaitu tingkat bunga, perkiraan pertumbuhan gaji, estimasi tingkat pengembalian aktiva dana pensiun. Perbedaan antara asumsi aktuaria dan aktualnya serta perubahan asumsi aktuaria yang melebihi koridor 10% dialokasikan secara rata-rata sepanjang sisa masa kerja karyawan. Beban jasa lalu dialokasikan sepanjang sisa masa kerja karyawan sampai manfaatnya menjadi hak penuh karyawan.

The Company has adopted the Statement of Financial Accounting Standard No. 24 (Revision 2004) “Employee Benefits” in 2004. Employee benefits are recognized as expense in the period in which employee renders the employment services. Defined employee benefits are calculated using actuarial assumptions based on the projected unit credit method. This method reflects service rendered by employee to the dates of valuation and incorporates actuarial assumptions primarily regarding discount rate, rates of remuneration growth and expected rate of return for plan assets. Differences between actuarial assumptions and actual experiences, which exceed 10% corridor, are allocated over the estimated average remaining working life of employees. Past service costs are allocated over the average period until the benefits become vested.

Informasi keuangan komparatif atas dampak penerapan standar ini tidak disajikan kembali karena pengaruhnya tidak material terhadap penyajian laporan keuangan.

The comparative financial information resulting from the effect of the adoption of this standard were not restated because the effect was not material to the presentation of the financial statements.

Imbalan pasca kerja dihitung sebagai berikut: The post employment benefits are accounted for as follow:

Dana Pensiun Pension Plan

Untuk tujuan pelaporan keuangan, imbalan pensiun manfaat pasti dihitung dengan menggunakan asumsi aktuaria berdasarkan metode projected unit credit yang diharuskan oleh PSAK 24. Untuk tujuan pendanaannya, metode aktuaria yang digunakan adalah projected unit cost.

The defined benefit pension plan is calculated for financial reporting purposes using actuarial assumptions based on the projected unit credit method as required by PSAK 24. However, for funding purposes, the projected unit cost method is used.

Jika terdapat surplus pendanaan, aktiva diakui di laporan keuangan konsolidasi sebesar nilai kini dari pengembalian dana atau pengurangan iuran masa datang yang tersedia.

Where funding status is surplus, asset are recognized in the consolidated financial statements equal to the present value of the available refund or a reduction to the future contribution.

Imbalan pensiun iuran pasti diakui sebagai beban pada saat iuran tersebut terhutang atau dibayar.

Defined contribution pension plan is recognized as expense when the contribution becomes payable or paid.

Page 23: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

15

Imbalan pasca kerja selain pensiun Post employment benefits other than pension

Imbalan pasca kerja selain pensiun meliputi cuti berimbalan jangka panjang, imbalan pasca kerja lain yang sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan dan imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang sudah pensiun. Khusus untuk imbalan perawatan kesehatan dihitung berdasarkan asumsi-asumsi tertentu terutama data historis tentang tingkat dan frekuensi klaim kesehatan serta biaya untuk memenuhi klaim tersebut.

The post employment benefits other than pension include long paid service leave, other benefits in accordance with employment law and retiree health care benefits. The health care benefit is calculated using assumptions primarily regarding historical frequency and rates of health care claim and its cost

Beban imbalan pasca kerja ini telah diakru pada 31 Desember 2004 karena program ini belum didanai.

Such benefits have been accrued as at 31 December 2004 as they have not been funded.

Pesangon pemutusan hubungan kerja Termination benefits

Pesangon pemutusan hubungan kerja diakui sebagai kewajiban dan beban sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”.

Termination benefits are recognized as liabilities and expenses in compliance with the Statement of Financial Accounting Standard No. 24 (Revision 2004) regarding “Employee Benefits”.

o. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing o. Foreign currency transaction and balances

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Transactions in foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transaction. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are adjusted to Rupiah using the middle exchange rates issued by Bank Indonesia.

Keuntungan atau kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

Exchange gains or losses arising from foreign currency transactions and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the current consolidated statement of income.

Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:

The exchange rates used to translate the monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as at 31 December 2004, 2003 and 2002 are:

Mata uang 2004 (Rp) 2003 (Rp) 2002 (Rp) Currencies USD 1 9.290 8.465 8.940 USD 1 SGD 1 5.686 4.977 5.154 SGD 1 JPY 1 90 79 75 JPY 1 EUR 1 12.652 10.643 9.370 EUR 1

p. Pajak penghasilan p. Income tax

Perusahaan menghitung pajak penghasilan berdasarkan PSAK No.46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal.

The Company calculates income tax based on Statement of Financial Accounting Standard No. 46 concerning “Accounting for Income Tax”. The deferral of income tax is to reflect the tax effect on temporary differences between commercial report and fiscal report.

Page 24: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

16

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan dalam jumlah bersih untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi.

Deferred tax assets and liabilities are offseted for each consolidated entity.

q. Informasi segmen q. Segment information

Informasi segmen disajikan menurut pengelompokan segmen usaha yaitu: (1) produk baja, (2) tanah dan jasa pengelolaan kawasan industri, (3) rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya.

Segment information is presented based on the business classification (1) steel products, (2) land and real estate services and (3) engineering construction, information technology and other services.

r. Laba per saham r. Earnings per share

Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan sebesar 2.000.000 saham masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002.

Earning per share is calculated by dividing net income with weighted average of outstanding shares for the year, which are 2.000.000 shares in 2004, 2003, and 2002 respectively.

3. KAS DAN SETARA KAS 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS

4. INVESTASI JANGKA PENDEK 4. SHORT-TERM INVESTMENTS

2004 2003 2002

Deposito Berjangka 500 - - Time DepositsReksadana 101,640 - - Mutual fund

Jumlah Investasi Jangka Pendek 102,140 - - Total Short-term Investments

Kas dan bank 49,736 71,847 114,857 Cash and BanksDeposito Deposits

Rupiah 442,016 317,163 159,055 Indonesian RupiahDolar Amerika Serikat US Dollar

(USD15.168.045 pada tahun 2004, (USD15,168,045 at 2004,USD5,096,353 pada tahun 2003, USD5,096,353 at 2003,dan USD19,943,848 pada tahun 2002) 140,911 43,141 181,883 and USD19,943,848 at 2002)

3,712 372 328

Jumlah Kas dan Setara Kas 636,375 432,523 456,123 Total Cash and Cash Equivalents

2004 2003 2002

EuroEuro

Page 25: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

17

5. PIUTANG USAHA 5. TRADE RECEIVABLES

2004 2003 2002Pihak Ketiga Third Parties

Ekspor 55,701 106,012 146,662 ExportDomestik 976,633 713,890 625,613 Domestic

Jumlah pihak ketiga 1,032,334 819,902 772,275 Total third partiesPihak istimewa 30,616 73,928 36,594 Related PartiesJumlah piutang usaha 1,062,950 893,830 808,869 Total account receivablesPenyisihan piutang ragu (24,316) (24,875) (26,583) Provision for bad debtsPiutang usaha - bersih 1,038,634 868,955 782,286 Account receivables - net

2004 2003 2002Pihak Ketiga Third PartiesEkspor Export

Marcegaglia SPA Marcegaglia SPA(USD7,851,790 tahun 2002) - - 70,195 (USD7,851,790 year 2002)

Balli Klockner Balli Klockner(USD3.975.727 tahun 2002) - - 35,543 (USD3.975.727 year 2002)

Sunwell Metals Limited Sunwell Metals Limited(USD1,566,667 tahun 2002) - - 14,006 (USD1,566,667 year 2002)

Shanghai Jin Yu Import Shanghai Jin Yu Import(USD1,028,859 tahun 2002) - - 9,198 (USD1,028,859 year 2002)

Mc Steel Trade Centre Pte Ltd Mc Steel Trade Centre Pte Ltd(USD685,123 tahun 2002) - - 6,125 (USD685,123 year 2002)

Joint Base Limited, Hong Kong Joint Base Limited, Hong Kong(USD1.454.294 pada 2003) - 12,311 - (USD1.454.294 in 2003)

Metalsasia Limited, Hong Kong Metalsasia Limited, Hong Kong(USD568,449 tahun 2004, 5,281 4,812 5,082 (USD568,449 year 2004,USD568,449 tahun 2003 dan USD568,449 year 2003 andUSD568,456 tahun 2002) USD568,456 year 2002)

CMC International CMC International(USD1.035.241 tahun 2004) 9,617 - - (USD1.035.241 year 2004)

Marubeni Steel Canada Marubeni Steel Canada(USD3.066.847 tahun 2004) 28,491 - - (USD3.066.847 year 2004)

Andaru Singapore Andaru Singapore(USD1.094.015 tahun 2004 (USD1.094.015 year 2004USD2.225.185 tahun 2003) 10,163 18,836 - USD2.225.185 year 2003)

Nakajima Steel Co, Ltd. Nakajima Steel Co, Ltd.(USD1.724.397 tahun 2003) - 14,597 - (USD1.724.397 year 2003)

Samsung Corporation Samsung Corporation(USD1.316.089 tahun 2003) - 11,141 - (USD1.316.089 year 2003)

Vietnam WCC Vietnam WCC(USD1.165.746 tahun 2003) - 9,868 - (USD1.165.746 year 2003)

Golden Source Steel Golden Source Steel(USD1.071.785 tahun 2003) - 9,073 - (USD1.071.785 year 2003)

Sub - jumlah 53,553 80,638 140,149 Sub - total

Page 26: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

18

2004 2003 2002

Metal One Asia Pte Ltd, Metal One Asia Pte Ltd(USD954.724 tahun 2003) - 8,082 - (USD954.724 year 2003)

Shin Yang Service Shin Yang ServiceUSD757.929 tahun 2003) - 6,416 - USD757.929 year 2003)

Yinchen Steel Group Yinchen Steel Group(USD499.972 tahun 2003) - 4,231 - (USD499.972 year 2003)

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp4.000) 2,149 6,645 6,513 Others (each below Rp4.000)

Jumlah ekspor 55,701 106,012 146,662 Total export

Domestik DomesticBluescope Steel 70,578 - - Bluescope SteelHamasa Steel Centre 62,744 43,392 16,492 Hamasa Steel CentrePeni Jaya Haribaja 48,618 32,227 24,898 Peni Jaya HaribajaHarapan Sukses Jaya 30,320 12,220 30,860 Harapan Sukses JayaInti Sumber Baja Sakt 29,894 42,269 - Inti Sumber Baja SaktRoda Mas Baja Inti 26,001 - - Roda Mas Baja IntiIKPT Waijo 25,301 - - IKPT WaijoJumbo Power 22,621 10,204 12,977 Jumbo PowerSrirejeki Perdana Steel 22,182 - - Srirejeki Perdana SteelKalimantan Steel 21,361 6,345 - Kalimantan SteelGihon 20,145 21,575 33,579 GihonTOA Corp-Adhi Karya 19,971 - - TOA Corp-Adhi KaryaSarana Central Bajatama 18,701 - - Sarana Central BajatamaToyota Motor Manufacture 18,416 - - Toyota Motor ManufactureBaja Makmur Perkasa 16,243 9,020 - Baja Makmur PerkasaFumira 15,999 21,128 10,729 Fumira Indonesia Steel Tube W 15,995 14,238 12,066 Indonesia Steel Tube WSpirit Niaga Jayamahe 14,118 6,058 - Spirit Niaga JayamaheKarya Mandiri Semesta 13,563 - - Karya Mandiri SemestaPapajaya Agun 13,540 6,632 - Papajaya AgunSarana Steel 12,741 6,784 Sarana SteelCakung Prima Steel 12,628 - - Cakung Prima SteelBakrie Pipe Industries 12,538 45,589 18,839 Bakrie Pipe IndustriesPerjuangan Steel 12,189 - - Perjuangan Steel Frsian Valg 11,190 6,895 - Frsian ValgAlbatani Cipta Niaga 10,981 - - Albatani Cipta NiagaTekad Usaha Makmur 10,583 - - Tekad Usaha MakmurJasa Lestari 10,019 - - Jasa LestariSinarwaja Indah 9,674 5,396 - Sinarwaja IndahSurabaya Wire 9,636 - - Surabaya Wire Hino Motors Manufacturing 9,261 6,542 - Hino Motors ManufacturingSinar Ciomas 8,923 - - Sinar CiomasSelaras dinamika Utama 8,481 - Selaras dinamika UtamaSarana Baja Ragam Citra 8,465 13,424 6,004 Sarana Baja Ragam CitraSub - jumlah 673,616 309,938 166,447 Sub - total

Page 27: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

19

2004 2003 2002

Pupuk Iskandar Muda 8,213 11,367 21,515 Pupuk Iskandar MudaBumi Kaya Steel Industry 8,175 6,044 30,386 Bumi Kaya Steel IndustryPelangi Indah Canindo 8,098 17,085 - Pelangi Indah CanindoCigading Habean Centre 7,975 5,627 - Cigading Habean CentrePerum Peruri 7,739 9,778 - Perum PeruriPrima Waru Industri 7,723 - - Prima Waru IndustriSurya Calvary 7,663 - - Surya CalvarySuper Tata Raya Steel 7,564 - - Super Tata Raya SteelIndolakto 7,539 - - IndolaktoFarika Duta Agung 7,184 - - Farika Duta AgungHarapan Masa 6,893 - - Harapan MasaJasa Marga 6,318 - - Jasa MargaSteel Pipe Industry 6,031 49,534 31,065 Steel Pipe IndustryTumbakmas Inti Mulia 5,981 10,966 - Tumbakmas Inti MuliaArgamas Bajatama 5,107 17,387 5,639 Argamas BajatamaIndomilik 4,840 7,086 5,059 IndomilikPLN - Jakarta 4,733 10,069 - PLN - JakartaCometa Can 3,026 9,572 7,222 Cometa CanCitra Tanamas 2,350 5,630 - Citra TanamasBarata Indonesia 1,692 22,357 - Barata IndonesiaUnited Can - 5,749 6,989 United CanSetra Usahatama Jaya 15,362 17,556 - Setra Usahatama JayaPembangunan Perumahan - 14,167 - Pembangunan PerumahanSurya Kencana - 6,228 - Surya KencanaPemda Kuningan - 5,138 - Pemda KuninganLain-lain (masing-masing

di bawah Rp5.000) 162,809 172,612 351,289 Others (each below Rp 5000)

Jumlah domestik 976,633 713,890 625,613 Total domesticJumlah pihak ketiga 1,032,334 819,902 772,275 Total third partiesPihak yang mempunyai hubunganistimewa (lihat Catatan 8) 30,616 73,928 36,594 Related parties (see Note 8)

Jumlah Piutang Usaha 1,062,950 893,830 808,869 Penyisihan Piutangragu-ragu (24,316) (24,875) (26,583) Provision for bad debtsPiutang usaha - bersih 1,038,634 868,955 782,286 Account receivables - net

Page 28: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

20

Pengelompokan piutang usaha berdasarkan umurnya

adalah sebagai berikut: Classification of trade receivables based on its aging

is as follow:

Jumlah % Jumlah % Jumlah %Amount Amount Amount

Lancar - belum jatuh tempo 630,262 59.29 650,379 72.76 347,566 42.97 Current - not dueJatuh tempo: Past due:1 - 30 hari 308,652 29.04 129,464 14.48 121,756 15.05 1- 30 days31 - 60 hari 46,565 4.38 50,732 5.68 94,576 11.69 31- 60 days61 - 90 hari 14,732 1.39 7,239 0.81 69,102 8.54 61- 90 days91 - 720 hari 38,448 3.62 16,209 1.81 101,737 12.58 91- 720 days> 720 hari 24,291 2.29 39,807 4.45 74,132 9.16 > 720 daysJumlah 1,062,950 100,00 893,830 100.00 808,869 100.00 TotalPenyisihan piutang

ragu-ragu (24,316) (24,875) (26,583) Provision for bad debtsPiutang usaha bersih 1,038,634 868,955 782,286 Account receivables - net

2004 2003 2002

Seluruh piutang usaha Perusahaan digunakan sebagai

jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Lihat catatan 15).

All the Company’s trade receivables are pledged as collateral of credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (See Note 15)

6. TAGIHAN ANJAK PIUTANG 6. FACTORING RECEIVABLES

Gihon (USD2.190.668,48) - - 19,585 Gihon (USD2.190,668)PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Rupiah 36,794 RupiahUSD6.695.921.22 62,205 USD6.695.921.22

Jumlah 98,999 - 19,585 Total

2004 2003 2002

Merupakan piutang usaha yang dijual dengan

persyaratan recourse. Represents trade receivables sold with recourse

condition

Page 29: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

21

7. PIUTANG LAIN-LAIN 7. OTHER RECEIVABLES Dalam piutang lain-lain kepada pihak ketiga sebesar

Rp114.747, diantaranya tagihan kepada Pemerintah atas kelebihan pembayaran pembelian gas dari Pertamina, sebesar USD10,523,742.12 atau setara dengan Rp97.766. Pembayaran oleh Pemerintah diikuti komitmen Perusahaan untuk meningkatkan penyetoran dividen dan pajak. Perusahaan belum dapat sepenuhnya memenuhi komitmen tersebut, sehingga kecil kemungkinan tagihan tersebut dapat direalisasikan. Atas dasar itu, pada tahun 2004, tagihan tersebut disisihkan sebagai beban lain-lain.

Other receivables of Rp114.747, includes receivable from the Government in relation to excess payment of gas purchased from Pertamina of USD10,523,742.12 or equivalent to Rp97.766. Payment from Government should be followed by the Company’s commitments to increase dividend and tax payment. The Company is unable to meet the above commitments in full and therefore, the receivable is unlikely to be realized. Based on the above reasons, the receivable has been provided as other expense in 2004.

8. SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

8. SIGNIFICANT BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

Saldo piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah masing-masing sebesar 0,36%, 1,21% dan 0,53% dari jumlah aktiva konsolidasian pada tahun 2004, 2003 dan 2002, dengan rincian sebagai berikut:

The related parties’ balances of receivables represent 0.36%, 1.21% and 0.53% of total consolidated assets in 2004, 2003, and 2002 respectively, with the following detail:

2004 2003 2002

Piutang usaha Trade receivablesBroken Hill Proprietary Steel - 30,445 968 Broken Hill Proprietary SteelCipta Damas Karya 6,207 14,333 19,310 Cipta Damas KaryaTobu Indonesia - 12,227 11,906 Tobu Indonesia Kerismas Witiko Makmur 18,226 15,270 - Kerismas Witiko MakmurBukit Baja Buana 4,553 - 2,640 Bukit Baja BuanaLain-lain (masing-masing

di bawah Rp1.000 ) 1,629 1,653 1,770 Others (each below Rp1.000 )

Jumlah 30,616 73,928 36,594 Total

Piutang lain-lain Other receivables

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000 ) 2,238 9,434 3,717 Others (each below Rp1.000 )

Jumlah 2,238 9,434 3,717 Total

Saldo hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan

istimewa adalah masing-masing sebesar 1,70%, 0,62% dan 1,77% dari jumlah kewajiban konsolidasian pada tahun 2004, 2003 dan 2002, dengan rincian sebagai berikut:

The related parties’ balances of liabilities represent 1.70%, 0.62% and 1.77% of total consolidated liabilities in 2004, 2003 and 2002 respectively, with the detail are as follows:

Page 30: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

22

2004 2003 2002Hutang usaha Trade payables

Purna Baja Heckett 5,325 3,078 1,046 Purna Baja Heckett Kapurindo Sentana Baja 1,198 1,398 - Kapurindo Sentana Baja Sankyu 1,834 1,232 - Sankyu Purna Sentana Baja 1,419 1,059 - Purna Sentana BajaIndaref 2,457 - - IndarefSigma Mitra Sejati 1,651 - - Sigma Mitra SejatiMulti Sentana Baja 1,060 - - Multi Sentana BajaLain-lain (masing-masing

di bawah Rp1.000 ) 4,508 1,557 3,699 Others (each below Rp1.000 )

Jumlah 19,452 8,324 4,745 Total

Hutang lain-lain Other payablesPemerintah Indonesia - - 42,000 Government of IndonesiaYayasan Dana Pensiun Yayasan Dana Pensiun

Krakatau Steel 39,724 2,263 1,715 Krakatau SteelLain-lain (masing-masing

di bawah Rp1.000 ) 5,365 6,527 2,541 Others (each below Rp1.000 )Jumlah 45,089 8,790 46,256 Total

9. PERSEDIAAN 9. INVENTORIES

2004 2003 2002Produk baja Steel productsBarang jadi hasil produksi 1,932,623 991,753 1,410,960 Finished goodsBarang jadi eks pembelian 156,931 - - Finished goods eks importBahan pembantu dan suku cadang 591,137 499,187 458,492 Supplies and spare partsBahan baku 385,211 406,548 214,246 Raw materialBarang dalam perjalanan 120,937 175,800 53,793 Goods in transitCadangan persediaan suku cadang 3,824 1,514 1,194 Insurance sparesLain-lain 5,627 3,759 4,784 OthersSub – jumlah 3,196,290 2,078,561 2,143,469 Sub - total

Produk non-baja Non-steel productsTanah 59,463 60,299 47,245 LandJumlah 3,255,753 2,138,860 2,190,714 Total

Penyisihan persediaan usang (71,123) (85,307) (118,162) Provision for inventory obsolescencePersediaan - bersih 3,184,630 2,053,553 2,072,552 Inventories - net

Seluruh persediaan Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Lihat catatan 15).

All the Company’s inventories are pledged as collateral for credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (See note 15).

Page 31: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

23

10. PENYERTAAN 10. INVESTMENTS

Tahun 2004/ Year 2004Perusahaan asosiasi/ Associated companies Persentase

pemilikan/ Percentage of

ownership

Nilai tercatat 1 Januari 2004/

Carrying value January 1, 2004

Bagian laba./ (rugi) bersih perusahaan asosiasi/ Share

of net income/ (loss) associated companies

Dividend kas/ Cash dividend

Penambahan/ Additions

Pengurangan/ Deductions

Nilai tercatat 31 Desember 2004/ Carrying value

December 31, 2004

Metode ekuitas/ Equity method

PT Krakatau Prima Dharma Sentana 30 - - - - - -PT Bukit Buana Baja 30 - - - 5,274 - 5,274

Jumlah metode ekuitas/ Total equity method - - - 5,274 - 5,274

Metode biaya perolehan/ Cost methodPT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk 6 45,000 - - - (45,000) - PT Seamless Pipe Indonesia Jaya 3,24 10,469 - - - - 10,469 South Australian Steel and Energy 6,67 5,850 - - - - 5,850 PT Metbelosa 15 863 - - - - 863 PT Marga Mandala Sakti 1,29 675 - - - - 675 PT Indonesia Asri Refractories 10 212 - - - - 212 PT Maleo Emtiga 50,000 - - - - 50,000 PT Kerismas Witikco Makmur 29,31 32,775 - - - - 32,775 PT Laksana Maju Jaya 100 899 - - 147 - 1,046

Jumlah metode biaya perolehan/ Total cost method 146,743 - - 147 (45,000) 101,891 Penyisihan penurunan nilai investasi/ Provision for decline in value (60,681) (5,850) (66,531)

Jumlah penyertaan bersih/ Investments - net 86,062 - - (429) (45,000) 40,634

Page 32: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

24

Tahun 2003/ Year 2003

Perusahaan asosiasi/ Associated companies Persentase pemilikan/

Percentage of ownership

Nilai tercatat 1 Januari 2003/

Carrying value January 1, 2003

Bagian laba./ (rugi) bersih perusahaan asosiasi/ Share

of net income/ (loss) associated companies

Dividend kas/ Cash dividend

Penambahan/ Additions

Pengurangan/ Deductions

Nilai tercatat 31 Desember 2003/ Carrying value

December 31, 2003

Metode ekuitas/ Equity method

PT Tobu Indonesia 30 - - - - - -

PT Krakatau Prima Dharma Sentana 30 - - - - - -PT Bukit Buana Baja 30 - - - - - -

Jumlah metode ekuitas/ Total equity method - - - - - -

Metode biaya perolehan/ Cost method

PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk 6 45,000 - - - - 45,000PT Seamless Pipe Indonesia Jaya 3,24 10,469 - - - - 10,469

South Australian Steel and Energy 6,67 5,850 - - - - 5,850PT Metbelosa 15 863 - - - - 863

PT Marga Mandala Sakti 1,29 675 - - - - 675PT Indonesia Asri Refractories 10 212 - - - - 212

PT Maleo Emtiga 50,000 - - - - 50,000PT Kerismas Witikco Makmur 29,31 32,775 - - - - 32,775

PT Laksana Maju Jaya 100 - - - 899 - 899

Jumlah metode biaya perolehan/ Total cost method 145,844 - - 899 - 146,743Penyisihan penurunan nilai investasi/ Provision for decline in value (60,681) (60,681)

Jumlah penyertaan bersih/ Investments - net 85,163 86,062

Page 33: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

25

Tahun 2002/ Year 2002Perusahaan asosiasi/ Associated companies Persentase

pemilikan/ Percentage of

ownership

Nilai tercatat 1 Januari 2002/

Carrying value January 1, 2002

Bagian laba./ (rugi) bersih perusahaan asosiasi/ Share

of net income/ (loss) associated companies

Dividend kas/ Cash dividend

Penambahan/ Additions

Pengurangan/ Deductions

Nilai tercatat 31 Desember 2002/ Carrying value

December 31, 2002

Metode ekuitas/ Equity method

PT Tobu Indonesia 30 - - - - - -PT Krakatau Prima Dharma Sentana 30 - - - - - -PT Bukit Buana Baja 30 - - - - - -

Jumlah metode ekuitas/ Total equity method - - - - - -

Metode biaya perolehan/ Cost method

PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk 6 45,000 - - - - 45,000PT Seamless Pipe Indonesia Jaya 3,24 10,469 - - - - 10,469PT Broken Hill Proprietary Steel 10 6,285 - - - (6,285) -South Australian Steel and Energy 6,67 5,850 - - - - 5,850PT Metbelosa 15 863 - - - - 863PT Marga Mandala Sakti 1,29 675 - - - - 675PT Indonesia Asri Refractories 10 212 - - - - 212PT Maleo Emtiga 50,000 - - - - 50,000PT Kerismas Witikco Makmur 29,31 - - - 33,367 - 33,367

Jumlah metode biaya perolehan/ Total cost method 119,354 - - 33,367 (6,285) 146,436

Lain-lain/ Other

Obligasi konversi/ Convertible bonds 33,150 - - - (33,150) - Jumlah/ Total 152,504 - - 33,367 (39,435) 146,436

Penyisihan penurunan nilai investasi/ Provision for decline in value (60,681) (60,681)

Jumlah penyertaan bersih/ Investments - net 91,823 85,755

Page 34: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

26

Pada tahun 2002 Perusahaan dan KIEC, anak perusahaan, telah mengkonversi Rp11.050 dan Rp22.100 obligasi yang dikeluarkan oleh PT Sentralindo Bumi Persada menjadi 15.240 lembar saham yang mencerminkan kepemilikan 29,31% saham PT Kerismas Witikco Makmur (KWM). Nilai penyertaan berdasarkan hasil penilaian atas nilai saham KWM yang dilakukan oleh perusahaan penilai independen. Penyertaan ini dicatat dengan metode biaya karena Perusahaan dan KIEC tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi dan kebijakan keuangan KWM.

In 2002, the Company and KIEC, a subsidiary, have converted Rp11.050 and Rp22.100 bonds issued by PT Sentralindo Bumi Persada into 15,240 shares which represents 29.31% ownership of PT Kerismas Witikco Makmur (KWM). The value of investment was recorded based on valuation of KWM share performed by an independent appraiser. This investment is recorded using cost method since the Company and KIEC have no significant influence over operational and financial policies of KWM.

Pada tahun 2004, 2003 dan 2002, penyertaan saham PT KIEC, anak perusahaan, pada PT Krakatau Prima Dharma Sentana (KPDS) adalah nihil, karena akumulasi bagian rugi bersih KIEC atas akumulasi rugi bersih KPDS telah melebihi nilai tercatat penyertaan saham KIEC pada perusahaan tersebut. Pada tanggal 16 Juli 2002 penyertaan pada PT TI dijual sepenuhnya kepada Sdr. Andi Hartawan Sardjito dengan nilai Rp9.184.

In 2004, 2003 and 2002, the investment of PT KIEC, a subsidiary, at PT Krakatau Prima Dharma Sentana (KPDS) was nil due to PT KIEC’s share of accumulated losses exceeded its recorded investment value. On July 16, 2002 all the investment in PT TI were sold to Andi Hartawan Sarjito for Rp9.184.

Penyisihan penurunan nilai penyertaan terdiri atas PT Maleo Emtiga Rp50.000, PT Seamless Pipe Indonesia Jaya Rp10.469, South Australian Steel and Energy Rp5.850 dan PT Indonesia Asri Refractories Rp212.

The provision for decline in investment value consists of PT Maleo Emtiga Rp50.000, PT Seamless Pipe Indonesia Jaya Rp10.469, South Australian Steel and Energy Rp5.850 and PT Indonesia Asri Refractories Rp212.

Pada tahun 2002, PT KIEC menjual saham PT Broken Hill Proprietary Steel dan menghasilkan laba sebesar Rp22.077.

In 2002, PT KIEC sold its investment in PT Broken Hill Proprietary Steel at a gain of Rp22.077.

Pada tahun 2004, PT Krakatau Steel menjual saham PT Citra Marga Nusapala Persada Tbk (CMNP) dan menghasilkan laba sebesar Rp12.120.

In 2004, the Company sold its investment in PT Citra Marga Nusapala Persada Tbk (CMNP) at a gain of Rp12.120.

Page 35: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

27

11. AKTIVA TETAP 11. FIXED ASSETS

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/

Beginning Reklasifikasi Reklasifikasi Ending

Balances Additions/ Deductions/ BalancesReclassifications Reclassifications

Nilai tercatat Carrying amountHak atas tanah 154,983 1,609 - 156,592 LandBangunan 801,005 105,919 190 906,734 BuildingsMesin dan peralatan 3,705,944 686,126 98,871 4,293,199 Machinery and equipmentPeralatan pabrik dan proyek 29,823 5,958 7 35,774 Plant and project equipmentAlat pengangkutan 16,541 1,928 8,000 10,469 Transportation equipmentPeralatan rumah dan kantor 310,950 106,313 4,796 412,467 Office and house equipmentJumlah nilai tercatat 5,019,246 907,853 111,865 5,815,235 Total carrying amount

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationBangunan 467,586 40,727 3,453 504,861 BuildingsMesin dan peralatan 1,769,779 220,505 89,330 1,900,954 Machinery and equipmentPeralatan pabrik dan proyek 17,390 3,080 154 20,315 Plant and project equipmentAlat pengangkutan 12,797 1,796 7,450 7,143 Transportation equipmentPeralatan rumah dan kantor 252,550 37,452 7,537 282,465 Office and house equipmentJumlah akumulasi penyusutan 2,520,102 303,560 107,924 2,715,738 Total accumulated depreciation

Nilai buku bersih 2,499,143 3,099,497 Net book value

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/

Beginning Reklasifikasi Reklasifikasi Ending

Balances Additions/ Deductions/ Balances

Reclassifications ReclassificationsNilai tercatat Carrying amount

Hak atas tanah 136,776 18,663 457 154,983 LandBangunan 797,273 14,903 11,171 801,005 BuildingsMesin dan peralatan 3,705,036 36,210 35,302 3,705,944 Machinery and equipmentPeralatan pabrik dan proyek 78,255 4,459 52,891 29,823 Plant and project equipmentAlat pengangkutan 18,404 1,093 2,955 16,541 Transportation equipmentPeralatan rumah dan kantor 259,447 63,917 12,415 310,950 Office and house equipmentJumlah nilai tercatat 4,995,191 139,245 115,190 5,019,246 Total carrying amount

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationBangunan 437,785 29,962 161 467,586 BuildingsMesin dan peralatan 1,626,091 165,503 21,815 1,769,779 Machinery and equipmentPeralatan pabrik dan proyek 62,324 2,673 47,607 17,390 Plant and project equipmentAlat pengangkutan 11,392 2,266 861 12,797 Transportation equipmentPeralatan rumah dan kantor 181,624 85,699 14,773 252,550 Office and house equipmentJumlah akumulasi penyusutan 2,319,216 286,103 85,217 2,520,102 Total accumulated depreciation

Nilai buku bersih 2,675,975 2,499,143 Net book value

2003

2004

Page 36: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

28

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/

Beginning Reklasifikasi Reklasifikasi Ending

Balances Additions/ Deductions/ Balances

Reclassifications ReclassificationsNilai tercatat Carrying amount

Hak atas tanah 149,990 1,683 14,897 136,776 LandBangunan 828,187 18,179 49,093 797,273 BuildingsMesin dan peralatan 3,852,996 67,013 214,973 3,705,036 Machinery and EquipmentPeralatan pabrik dan proyek 71,387 9,067 2,199 78,255 Plant and project equipmentAlat pengangkutan 18,539 714 849 18,404 Transportation equipmentPeralatan rumah dan kantor 211,202 48,245 - 259,447 Office and house equipment

Jumlah nilai tercatat 5,132,301 144,901 282,011 4,995,191 Total carrying amount

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationBangunan 412,220 41,675 16,110 437,785 BuildingsMesin dan peralatan 1,468,421 158,681 1,011 1,626,091 Machinery and EquipmentPeralatan pabrik dan proyek 56,910 5,414 - 62,324 Plant and project equipmentAlat pengangkutan 10,745 2,827 2,180 11,392 Transportation equipmentPeralatan rumah dan kantor 142,522 39,102 - 181,624 Office and house equipmentJumlah akumulasi penyusutan 2,090,818 247,699 19,301 2,319,216 Total accumulated depreciation

Nilai buku bersih 3,041,483 2,675,975 Net book value

2002

Hak atas tanah seluas 635 Ha masih dalam proses pengalihan hak menjadi nama Perusahaan. Masa hak atas tanah ini akan berakhir pada berbagai tahun yang berbeda mulai tahun 2010 sampai dengan 2018 dan dapat diperpanjang.

635 Ha of the land rights are in the process to be transfered into the Company’s name. The land rights expire in various years from 2010 through 2018 and they are extendable.

Tanah, bangunan, mesin dan peralatan pabrik tertentu milik Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Niaga Tbk. (Lihat catatan 15).

Certain land, buildings, machinery and plant’s equipments are pledged as collateral for credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Niaga Tbk, (see Note 15)

Aktiva tetap Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali peralatan kantor, kendaraan, dan peralatan laboratorium telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan maksimum sebesar USD108,700,000.

The fixed assets of the Company and its subsidiaries, except office equipment, vehicles, and laboratory equipment are insured against risk of fire and other risks for USD108,700,000.

Biaya pinjaman yang dikapitalisasi sebagai bagian nilai aktiva tetap dan aktiva dalam penyelesaian di tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar Rp1.940, Rp9.785 dan Rp10.989.

Borrowing costs capitalized into qualifiying assets and assets under construction in 2004, 2003 and 2002 were Rp1.940, Rp9.785 and Rp10.989 respectively.

Berdasarkan surat Menteri BUMN No.S-482/MBU/2004 tanggal 16 September 2004 Perusahaan menerima hibah berupa tanah eks milik PT BPIS (dalam likuidasi) seluas 5% dari 49.601 m2. Pengalihan kepemilikan atas tanah tersebut masih dalam proses sehingga tanahnya belum diakui sebagai aktiva Perusahaan.

Pursuant to a letter from the Ministry of State Owned Company No. S-482/MBU/2004 dated September 16, 2004, the Company received land donation previously owned by PT BPIS (under liquidation) equal to 5% of 49.601 m2. Transfer of land ownership is still in process, therefore it has not been recognized as the Company’s asset.

Page 37: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

29

12. AKTIVA DALAM PEMBANGUNAN 12. ASSETS UNDER CONSTRUCTION

Tahun 2004 Rp 594,535 204,699 623,478 175,756 Year 2004Tahun 2003 Rp 529,768 81,166 16,399 594,535 Year 2003Tahun 2002 Rp 489,468 144,616 104,316 529,768 Year 2002

Reklasifikasi Reklasifikasi Ending

Aktiva Dalam Pembangunan Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/

Reclassifications Reclassifications

Balances Additions/ Deductions/ Balances

Beginning

Pada tanggal 31 Desember 2004, persentase penyelesaian aktiva dalam pembangunan yaitu bangunan dan mesin adalah antara 15% sampai 99%. Aktiva dalam penyelesaian tersebut diperkirakan akan selesai pada berbagai tanggal di tahun 2005.

As of December 31, 2004, the percentage of completion of assets under construction i.e building and machinery is in the range of 15% to 99%. The above construction will be completed at several dates in 2005.

13. DEPOSITO YANG DIBATASI PENGUNAANNYA 13. RESTRICTED TIME DEPOSITS

2004 2003 2002

Deposito berjangka Restricted time depositsRupiah 11,933 11,817 178,900 RupiahDolar Amerika Serikat US Dollar

(USD100.000 tahun 2004, (USD712.400 at 2004,USD350.000 pada tahun 2003 USD350.000 at 2003dan USD988.031 pada tahun 2002 929 2,963 8,833 and USD988.031 at 2002)

Jumlah deposito berjangka 12,862 14,780 187,733 Total restricted time depositsReksadana - 10,119 - Mutual fund

12,862 24,898 187,733 Total restricted time depositsJumlah deposito yang dibatasi penggunaannya

Kisaran tingkat suku bunga per tahun atas deposito berjangka waktu tidak lebih dari 1 tahun adalah sebagai berikut:

The range of interest rate per annum for the time deposits with original maturity less than 1 year are as follows:

Mata uang 2004 2003 2002 Currencies Rupiah 6,00% - 7,10% 6,00% - 12,50% 12,75% - 17,74% Rupiah USD 0,50% - 1,50% 0,90% - 2,75% 2,75% - 5,03% USD

Page 38: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

30

14. PIUTANG JANGKA PANJANG 14. LONG-TERM RECEIVABLES

2004 2003 2002

PT Gihon 11,046 - - PT GihonPT Boma Bisma Indra 65,094 42,092 - PT Boma Bisma Indra

Jumlah 76,139 42,092 - Total

Piutang kepada PT.Gihon berasal dari penyelesaian piutang alihan sebesar Rp15.058 yang ditetapkan dengan akta notaris Hadi Wibisono, SH No.24 tanggal 9 September 2004. Piutang ini akan diangsur secara bulanan prorata selama 5 tahun sejak 26 Juli 2004.

Berdasarkan surat dari Menteri BUMN No.S-58/M-BUMN/2003 tanggal 7 Mei 2003, Perusahaan memberikan pinjaman uang untuk program penyehatan PT Boma Bisma Indra sejumlah Rp80.000. Sesuai dengan perjanjian pinjam meminjam uang No:29/CU-DUKS/KONTR/2003, pinjaman ini dikenakan tingkat bunga 8% per tahun dan akan diangsur setiap bulan Maret sejak tahun 2004 hingga 2011.

Receivable from PT.Gihon represented settlement of factoring receivables of Rp15.058 based on notarial deed of Hadi Wibisono SH no 24 dated September 19, 2004. This receivable is being paid in monthly installments for 5 years starting July 26, 2004.

Based on a letter from the Minister of State Owned Company No.S-58/M-BUMN/2003 dated May 7, 2003, the Company has lent money for the restructuring program of PT Boma Bisma Indra totaling to Rp80.000. Based on the lending and borrowing agreement No:29/CU-DUKS/KONTR/2003, this loan bears interest rate at 8% per annum and to be paid every March starting from 2004 to 2011.

15. HUTANG BANK 15. BANK LOANS

Perusahaan dan Anak perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari beberapa bank, sebagai berikut:

The Company and subsidiaries have obtained credit facilities from several bank as follows:

2004 2003 2002

Perusahaan the CompanyRupiah RupiahPT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Kredit modal kerja - 2 145,999 Working capital loans Dolar Amerika Serikat US DollarPT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Kredit modal kerja (USD3,838.000 tahun 2004 Working capital loan USD1,782,378 tahun 2003, (USD3,838.000 at 2004

dan USD10,000,000 USD1,782,378 at 2003,pada tahun 2002) 35,655 15,088 52,825 and USD10,000,000 at 2002)

Page 39: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

31

2004 2003 2002

Kredit modal kerja untuk Working capital loan forimpor imports(USD81,267,541 pada tahun 2004, USD52,824,820 pada tahun 2003 (USD95,272,157 at 2004 dan USD53,496,197 pada USD52,824,820 at 2003tahun 2002) 751,227 447,162 478,256 and USD53,496,197 at 2002)

Standard Chartered Bank Standard Chartered BankKredit modal kerja untuk impor Working capital loan for import(USD14.004.615) 130,102 - - (USD14.004.615)

PT Bank Niaga Tbk PT Bank Niaga TbkKredit modal kerja untuk ekspor Working capital loan for export(USD19.000.000 pada tahun 2004 (USD19.000.000 at 2004USD15.000.000 pada tahun 2003 USD15.000.000 at 2003USD10,000,000 tahun 2002) 176,510 126,975 89,400 and USD10,000,000 at 2002)

Mata uang asing lainnya Other foreign curreciesPT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) TbkKredit modal kerja untuk impor 937 624 - Working capital loan for imports

Anak perusahaan SubsidiariesRupiah Rupiah

PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk (Persero)Kredit modal kerja untuk Impor 138,706 73,192 28,154 Working Capital loan for importKredit modal kerja - 7,743 19,364 Working capital loans

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) TbkKredit modal kerja 32,000 26,918 44,061 Working capital loans

PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia TbkKredit modal kerja 7,598 9,839 1,500 Working capital loans

PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah MandiriKredit modal kerja - 25,000 - Working capital loans

PT Bank Niaga Tbk 5,000 - - PT Bank Niaga Tbk

Jumlah 1,277,735 732,543 859,559 Total

Perusahaan

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:

Fasilitas kredit modal kerja dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp150.750 dengan tingkat bunga per tahun masing-masing sebesar 14%, 17% dan 19% pada tahun 2004, 2003 dan 2002.

The Company

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:

Working capital credit facility in Rupiah for a maximum of Rp150.750 and bear annual interest rate at 14%, 17% and 19% in 2004, 2003 and 2002 respectively.

Fasilitas kredit modal kerja dalam USD dengan jumlah maksimum sebesar USD10,000,000 dengan tingkat bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar 7,5%, 9,5% dan 10,25% per tahun.

Working capital credit facility in USD for a maximum of USD10,000,000 and bear annual interest rate at 7.5%, 9.5% and 10.25% in 2004, 2003 and 2002, respectively.

Page 40: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

32

Fasilitas kredit modal kerja impor dalam USD dengan

jumlah maksimum masing-masing sebesar USD200,000,000, USD150,000,000 dan USD135,000,000 pada tahun 2004, 2003 dan 2002 dengan tingkat bunga SIBOR + 0,25%-4% per tahun.

Working capital credit facilty for import in USD for a maximum of USD200,000,000, USD150,000,000 and USD135,000,000 in 2004, 2003 and 2002 respectively and bear interest at SIBOR + 0.25%-4% per annum.

Fasilitas bank garansi sebesar USD5,000,000. Bank guarantee for USD5,000,000. Hutang bank tersebut dijamin dengan piutang dagang,

persediaan, tanah dan bangunan serta mesin pabrik Slab Steel Plant II.

The above bank loans are secured by trade receivables, inventories, land, building and machinery of Slab Steel Plant II.

PT Bank Niaga Tbk:

Fasilitas kredit modal kerja berupa money market line dalam USD dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar USD20.000.000, USD15.000.000 dan USD10.000.000 pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Tingkat bunga per tahun adalah 5,75% untuk tahun 2004 dan 4,5% masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002. Fasilitas ini dijamin dengan hak tanggungan atas tanah dan bangunan serta benda lainnya yang tertera pada sertifikat HGB No. 876 atas nama Perusahaan seluas 315.380m2 yang terletak di kecamatan Pulo Merak, Cilegon.

PT Bank Niaga Tbk:

Working capital credit facility in the form of money market line for a maximum of USD20.000.000, USD15.000.000 and USD 10.000.000 in 2004, 2003 and 2002 respectively. The annual interest rates were 5.75% in 2004 and 4.5% in 2003 and 2002 respectively. This credit facility is secured by a fiduciary transfer of the Company’s lands and buildings under certificate No. 876 of 315,380 m2 located in Pulo Merak, Cilegon.

Standard Chartered Bank:

Merupakan fasilitas letter of credit dengan jumlah maksimum sebesar USD23.000.000 dengan tingkat bunga 8% per tahun.

Standard Chartered Bank:

Letter of credit facility for a maximum of USD23,000,000 and bear interest rate at 8% per annum.

PT Bank Permata Tbk:

Fasilitas letter of credit dengan jumlah maksimum sebesar USD5.300.000 dengan tingkat bunga SIBOR + 1.25% per tahun.

PT Bank Permata Tbk:

Represents letter of credit facility for a maximum of USD5,300,000 and bear interest at SIBOR + 1.25% per annum.

Anak Perusahaan – PT KHIP

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI):

Fasiltias kredit modal kerja impor dengan jumlah maksimum sebesar Rp48.000 dengan tingkat bunga 19% Jaminan atas fasilitas ini lihat pada Catatan 20.

The Subsidiary – PT KHIP

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk:

Working capital credit facility for import for a maximum of Rp48,000 and bears interest rate at 19% per annum. For collateral of this loan, see Note 20.

Fasiltias kredit modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp7.750 dengan tingkat bunga 19%, Jaminan atas fasilitas ini lihat pada Catatan 20.

Working capital credit facility for import for a maximum of Rp7,750. The interest rate 19% per annum. The collateral of the loan, see Note 20.

Anak Perusahaan – PT KWT

PT Bank Mandiri (Pesero) Tbk :

Anak Perusahaan menggunakan fasilitas kredit modal kerja impor yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan tingkat bunga pada tahun

The Subsidiary – PT KWT

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk :

The subsidary uses working capital facility which were obtained by the Company from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with annual interest rate for 2004, 2003

Page 41: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

33

2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar 3.8%, 3,8% dan 3% per tahun. Tanggal jatuh tempo fasilitas ini adalah 17 Juli 2005.

and 2002 were 3.8%, 3,8% and 3% respectively. This facility is due on July 17, 2005.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI): PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI):

Kredit modal kerja impor dengan maksimum penarikan sebesar USD15,000. Tingkat bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 adalah sebesar tarif kredit offshore per tahun. Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2005. Jaminan atas pinjaman ini, lihat Catatan 20.

Working capital for import for maximum limit of USD15,000. The annual interest rates for 2004, 2003 and 2002 were based on offshore credit rate. This facility is due on July 31, 2005. For collateral of the loan, see Note 20.

Kredit modal kerja dengan maksimum penarikan sebesar

Rp10.000. Tingkat bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 sebesar 11% per tahun. Fasilitas ini telah diperpanjang dan jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2005. Jaminan atas pinjaman ini, lihat Catatan 20.

Working capital with maximum limit of Rp10,000. The interest rate for 2004, 2003, 2002 were 11%, per annum . This facility has been extended and falls due on July 31, 2005. For collateral of the loan, see Note 20.

Anak Perusahaan – PT Latinusa

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:

Fasiltias kredit modal kerja maksimum sebesar Rp32.000 dengan tingkat bunga per tahun masing-masing sebesar 14%, 15-18% dan 18% pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini telah jatuh tempo pada tanggal 12 Februari 2003 tetapi telah diperpanjang hingga tanggal 12 Februari 2005.

The Subsidiary – PT Latinusa

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:

Working capital credit facility for a maximum of Rp32.000 and bear interest rate per annum at 14%, 15 - 18% and 18% in 2004, 2003, and 2002 respectively. The loan has been due on February 12, 2003, however, it has been extended until February 12, 2005.

Fasilitas letter of credit maksimum sebesar USD13,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 10 September 2005.

Letter of credit facility for a maximum of USD13,000,000. This faciltity falls due on September 10, 2005.

Pinjaman kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dijamin dengan deposito berjangka, piutang usaha, persediaan, tanah, bangunan dan sarana, mesin-mesin dan peralatan milik Perusahaan

The loans to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk are secured by time deposits, trade receivable, inventories, land, buildings and improvements, machines and equipment owned by the Subsidiary.

Bank Syariah Mandiri:

Fasilitas pembiayaan murabahah untuk pembelian bahan baku. Pembiayaan ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan dengan nilai masing-masing sebesar Rp25.000. Margin keuntungan bank berkisar antara 16,5% sampai 17% per tahun. Pinjaman telah dilunasi di tahun 2004.

Bank Syariah Mandiri:

Murabahah credit facility to purchase raw material. The loan is secured by trade receivables and inventories of Rp25.000 each. Profit margin for the banks ranged between 16.5% and 17% annually. The loan was fully repaid in 2004.

Page 42: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

34

16. HUTANG USAHA 16. TRADE PAYABLES

2004 2003 2002Pihak Ketiga Third Parties

PT Pertamina (Persero) 95,104 91,223 124,579 PT Pertamina (Persero)PT Perusahaan Listrik Negara PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero) 50,711 39,866 33,692 (Persero)Tin Mill Black Plate Purchase 23,685 7,749 34,922 Tin Mill Black Plate PurchaseDong Bu (Tolling) 10,234 8,826 - Dong Bu (Tolling)Hyundai Merchant Marine 18,599 - - Hyundai Merchant MarineNusantara Packerizing 4,904 - - Nusantara PackerizingBiaya Angkut Impor 4,662 - - Biaya Angkut ImporBuana Centra Swakarsa 2,834 - - Buana Centra SwakarsaPemasangan Genset - 7,488 - Pemasangan GensetPT Tira Wira Usaha - 7,210 - PT Tira Wira UsahaPemerintah RI - 5,636 - Pemerintah RIGOR Kuningan - 3,314 - GOR KuninganPT Pupuk Iskandar Muda - 2,710 21,464 PT Pupuk Iskandar MudaPT Steel Pipe Industriy - 2,080 24,026 PT Steel Pipe IndustriyPT Bumi Kaya Steel Industries - 1,265 22,380 PT Bumi Kaya Steel IndustriesPT Air Liquid Indonesia - - 6,294 PT Air Liquid IndonesiaPT Pacific Dwiyasa Putra - - 22,922 PT Pacific Dwiyasa PutraSamsung Coorporation - - 16,260 Samsung CoorporationPemasangan EPC Eng Freedstock - - - Pemasangan EPC Eng FreedstockRHI Refractories 4,084 - - RHI RefractoriesMitsui & Co. Limited - - 7,130 Mitsui & Co. LimitedMitsubishi Corporation - - 6,603 Mitsubishi CorporationSumitomo Corporation - - 4,652 Sumitomo CorporationPT Siemens Indonesia 10,020 - 4,652 PT Siemens IndonesiaLain-lain (masing-masing

di bawah Rp2.500) 105,684 77,767 170,885 Others (Each below Rp2.500)Sub – jumlah 330,521 255,134 500,461 Sub Total

Pihak yang Mempunyai HubunganIstimewa 19,452 8,324 4,745 Related Parties

Jumlah hutang usaha 349,973 263,458 505,206 Total trade payables

17. KEWAJIBAN ANJAK PIUTANG 17. FACTORING PAYABLES

Merupakan kewajiban yang terjadi akibat pendiskontoan Piutang dengan persyaratan recourse (lihat catatan 6).

Represents payable resulting from the sale of receivables with recourse (see Note 6).

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 98,999 - 19,585 PT Bank Mandiri (Persero)Tbk

Jumlah 98,999 - 19,585 Total

20022004 2003

Page 43: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

35

18. PERPAJAKAN 18. TAXATION

Pajak dibayar dimuka Prepaid tax

2004 2003 2002

Pasal 22 61,162 131,557 17,932 Article 22Pasal 23 4,236 4,246 3,874 Article 23Pasal 25 7,748 841 - Article 25Pasal 29 8,654 1,393 - Article 29PPN masukan 85,420 21,740 7,687 VAT inRestitusi PPN belum diterima 9,796 10,467 4,005 Refundable VAT

Jumlah pajak dibayar dimuka 177,016 170,243 33,498 Total prepaid tax

Hutang pajak Taxes payable

Pajak penghasilan: Income TaxesPasal 21 15,457 16,734 10,447 Article 21Pasal 22 2,563 1,496 1,322 Article 22Pasal 23/26 2,786 6,336 8,561 Article 23/26Pasal 25 6,106 1,162 221 Article 25Pasal 29 118,323 7,881 15,456 Article 29

Pajak Pertambahan Nilai: Value added taxMasukan (Wapu) 7,640 8,691 28,398 Input Keluaran - bersih 87,226 50,189 18,377 Output - net

Jumlah 240,101 92,489 82,782 Total

2004 2003 2002

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban (manfaat) pajak sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasian, dan taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan dan anak perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:

Reconciliation between income (loss) before tax expenses (benefit) in consolidated statements of income and estimated taxable income of the Company and its subsidiaries for the years ended December 31, 2004, 2003 and 2002 is as follows:

Laba sebelum beban Income before tax (benefit)/expenses(manfaat) pajak sesuai dengan based on consolidated laporan laba rugi konsolidasi 647,604 178,881 352,704 statement of income

Dikurangi laba anak perusahaansebelum beban (manfaat) Less income of subsidiariespajak 732 - 40,047 before tax expenses (benefit)

Laba (rugi) Perusahaan sebelum Income (Loss) of the Companybeban (manfaat) pajak 646,872 178,881 312,657 before tax expenses (benefit)

2004 2003 2002

Page 44: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

36

2004 2003 2002

Koreksi positif Positive correctionsBagian atas rugi bersih Proporsion of net loss of

perusahaan asosiasi bersih 284 - - associated companyPenyisihan piutang ragu-ragu 99,940 2,789 1,502 Provision for bad debtsBeban bunga 6,491 5,523 15,407 Interest expensesBeban yang tidak dapat dikurangkan

sebagai biaya operasi 82,504 28,752 21,770 Non deductible expensesBeban penyusutan 29,426 46,295 - Depreciation expenseBeban pajak dan denda 6,911 15,901 9,306 Tax expenses and penaltiesNatura 51,901 14,915 - Benefit in kindProvisi imbal kerja 42,402 - - Provision of employee benefits Koreksi Rugi Fiskal 2001 - (12,173) 16,436 Correction of fiscal loss 2001Lain-lain 8,327 - - Others

Koreksi negatif Negative correctionsPenghasilan bunga (19,518) (40,654) (25,227) Interest incomePenerimaan atas piutang yang Receipt of receivables

telah dihapuskan (1,124) (1,535) (3,770) written offLaba penjualan aktiva tetap (3,061) - - Gain on sale of fixed assetsPenghapusan penyisihan Write off accumulated provision

piutang ragu-ragu (4) (1,261) (10,622) for doubtful accountsPenghasilan dividen - (907) - Dividend incomePenghasilan jasa pengelolaan Income from building

bangunan (2,901) (3,190.00) (37) management servicesBeban penyusutan (34,450) (47,112.00) (113,715) Depreciation expensesPenyisihan persediaan - - (23,282) Provision of obsolete stockBagian atas laba bersih Proportion of net income

perusahaan asosiasi – bersih (5,874) (13,989.00) (34,808) of associated companiesLain-lain (37,494) - - OthersTaksiran penghasilan kena pajak Estimated taxable income before

sebelum kompensasi akumulasi compensation of accumulatedrugi fiskal tahun sebelumnya – fiscal losses previous yearsPerusahaan 870,630 172,234 165,617 of the Company

Akumulasi rugi fiskal tahun Accumulated fiscal lossessebelumnya (158,026) (251,807) (318,685) previous years

Taksiran penghasilan kena pajak Estimated taxable income (rugi fiskal) 712,604 (79,573) (153,068) (fiscal losses)

Page 45: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

37

Beban (manfaat) pajak dan perhitungan taksiran hutang (tagihan) pajak penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:

The tax expenses (benefit) and the estimated income tax payable (estimated claims for tax refunds) of the Company and its subsidiaries are as follows

Taksiran penghasilan kena pajak Estimated taxable income

Perusahaan 701,507 - - the CompanyAnak perusahaan 155,043 90,356 94,226 Subsidiaries

Taksiran rugi fiskal Estimated fiscal lossPerusahaan - (31,899) (165,617) the CompanyAnak perusahaan (143,946) (176,932) (148,465) Subsidiaries

Beban pajak Tax expensePerusahaan 210,435 - the CompanyAnak perusahaan 46,914 33,125 28,115 Subsidiaries

Beban pajak menurut Tax expense based on consolidatedlaporan laba rugi konsolidasi 257,349 33,125 28,115 statements of income

Kredit pajak Tax creditPerusahaan the Company

Pasal 22 110,737 11,709 68,185 Article 22Pasal 23 1,659 396 221 Article 23Pasal 25 226 176 118 Article 25

Anak perusahaan SubsidiariesPasal 22 11,350 14,648 5,538 Article 22Pasal 23 5,414 8,633 4,815 Article 23Pasal 25 9,640 17,774 10,873 Article 25

Jumlah kredit pajak 139,026 53,336 89,750 Total tax credit

Taksiran hutang pajak penghasilan Estimated income tax payablePasal 29 Article 29(tagihan pajak penghasilan) (Income tax receivable)Perusahaan 97,812 - (68,524) the CompanyAnak perusahaan 20,511 (13,157) 6,889 Subsidiaries

Jumlah taksiran hutang (tagihan) Total estimated income tax payablespajak penghasilan 118,323 (13,157) (61,635) ( receivables)

2004 2003 2002

Page 46: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

38

Perhitungan beban (manfaat) pajak ditangguhkan adalah sebagai berikut:

The calculation of deferred tax expenses (benefits) are as follows:

Beban (manfaat) pajak tangguhan Deferred tax (benefits) expenses

Perusahaan the CompanyPenyisihan persediaan usang - 10,907 6,984 Provision of obsolete stockRugi fiskal - 36,351 49,685 Fiscal lossKoreksi rugi fiskal - 4,931 - Fiscal loss correctionPenyisihan piutang ragu-ragu (235) (192) 3,867 Provision of doubtful accountAktiva tetap (129) (5,323) 34,114 Fixed assetsImbalan kerja (21,127) - - Employee benefits

Anak perusahaan the SubsidiariesAktiva tetap 1,593 (3,936) (2,638) Fixed assetsRugi fiskal (7,654) (6,997) (3,302) Fiscal lossPenyisihan persediaan usang (195) (1,189) 315 Provision of obsolete stockPenyisihan piutang ragu-ragu (71) 76 64 Provision of doubtful accountImbalan kerja (413) - - Employee benefitsLain-lain 562 - - Other

Jumlah beban (manfaat) pajak Total deferred tax expenses ditangguhkan - konsolidasi (27,669) 34,629 89,089 (benefits) - consolidated

2004 2003 2002

Pengaruh pajak tangguhan yang signifikan atas beda

waktu antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut:

The significant effect of deferred tax due to time differences between commercial reporting and tax reporting is as follows:

Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan Deferred tax assets (liabilities)Anak perusahaan the SubsidiariesRugi fiskal 30,312 28,907 22,102 Fiscal LossPersediaan 1,822 4,508 3,148 InventoryPiutang 4,417 4,825 5,386 ReceivablesAktiva Tetap (1,017) 3,588 2,389 Fixed assetsImblan kerja 310 - - Employee benefitsKoreksi Rugi fiskal 10,685 658 - Fiscal loss correctionLain-lain 339 - - OtherAktiva pajak tangguhan 46,868 42,485 33,025 Deferred tax assetsPerusahaan the CompanyRugi fiskal 9,570 9,570 45,921 Fiscal LossPersediaan 23,803 23,802 34,709 InventoryPiutang 4,674 4,488 4,040 ReceivablesAktiva Tetap (223,213) (224,985) (228,137) Fixed assetsImblan kerja 2,447 - - Employee benefitBiaya yang masih hrs dibayar 18,846 - - Accrued expenses

Kewajiban pajak tangguhan (163,873) (187,125) (143,467) Deferred tax liabilities

2004 2003 2002

Selama tahun 2004, Perusahaan menerima beberapa During 2004, the Company received tax assessment

Page 47: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

39

Surat Ketetapan Pajak (SKP). SKP yang jumlahnya signifikan adalah sebagai berikut:

letters. The significant amount based on the tax assessment letters is as follows:

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas: Underpayment tax assessment letters: Pajak Penjualan Barang Mewah sebesar Rp2.049

yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 10 Agustus 2004

Value Added Tax of Luxurious Goods of Rp2.049 which was paid to the state treasury on August 10, 2004.

Pajak Penghasilan Pasal 21 tahun 2002 sebesar Rp1.318 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 29 April 2004.

Income tax article 21 for the year 2002 of Rp1.318 which was paid to the state treasury on April 29, 2004.

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 tahun 2002 sebesar Rp68.529. Restitusi pajak tersebut telah diterima pada bulan Mei 2004.

Overpayment tax assessment letter related to Income Tax Article 22 and Article 23 for the year 2002 of Rp68.529. The tax refund was received in May 2004.

Selama tahun 2002 Perusahaan menerima SKPKB yang jumlahnya signifikan sebagai berikut:

During 2002, the Company received significant underpayment tax assessment letters as follows:

Pajak Penghasilan Pasal 23 tahun 2000 sebesar Rp1.026 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 19 Desember 2002.

Income Tax Article 23 for the year 2000 of Rp1.026 which was paid to the state treasury on December 19, 2002.

Pajak Penghasilan Pasal 21 tahun 2000 sebesar Rp4.401 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 19 Desember 2002.

Income Tax Article 21 for the year 2000 of Rp4,401 which was paid to the state treasury on December 19, 2002.

Pajak Penghasilan Pasal 23 tahun 2000 sebesar Rp3.583 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 4 Desember 2002.

Income Tax Article 23 for the year 2000 of Rp3.583 which was paid to the state treasury on December 4, 2002.

19. IMBALAN PASCA KERJA 19. POST EMPLOYMENT BENEFITS

Cuti berimbalan jangka panjang 3.901 Long service leave benefit Imbalan menurut undang-undang ketenaga kerjaan 3.695 Benefit in accordance with labour law Anak Perusahaan 966 Subsidiaries Jumlah 8.562 Total

Imbalan pasca kerja meliputi imbalan pensiun manfaat pasti, imbalan pensiun iuran pasti, imbalan cuti jangka panjang, imbalan yang diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan dan imbalan perawatan kesehatan pensiun.

The post employment benefits consist of defined benefit pension plan, defined contribution pension plan, long-service leave benefit, benefits based on labor laws and retiree health care benefits.

Imbalan Pensiun Manfaat Pasti Defined Benefit Pension Plan

Program pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Krakatau Steel yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-121/KM.17/1998 tanggal 16 Maret 1998. Sumber dana program pensiun berasal dari kontribusi karyawan dan Perusahaan. Kontribusi karyawan adalah sebesar 5% dari penghasilan dasar pensiun dan sisanya ditanggung oleh Perusahaan. Perhitungan beban pensiun untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 dilakukan oleh aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah dengan menggunakan metode

The pension plan is managed by Dana Pensiun Krakatau Steel based on the Minister of Finance Decree No. KEP-121/KM.17/1998 dated March 16, 1998. The fund is contributed by both employees and the Company. Employee’s contribution to the plan is 5% of the pension based salary and the remaining contribution is paid by the Company. The calculations of the pension expense for the year ended December 31, 2004 was performed by an independent actuary PT Binaputera Jaga Hikmah based on the projected unit credit method as required by

Page 48: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

40

projected unit credit seperti yang diharuskan oleh PSAK 24. Asumsi aktuaria yang digunakan adalah sebagai berikut:

PSAK 24. The actuarial assumptions used are as follows:

Tingkat diskonto 12,00% Discount rate Tingkat hasil investasi 12,00% Investment rate of return Tingkat kenaikan gaji 2,50% Remuneration growth rate

Rekonsiliasi antara status pendanaan dengan kewajiban atau aktiva dana pensiun yang diakui di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Reconciliation between funding status and pension plan liability or asset recognized in balance sheet as of December 31, 2004 is as follows:

Nilai kini kewajiban aktuaria 301.875 Present value of actuarial liability Nilai wajar aktiva dana pensiun 924.794 Fair value of plan asset Posisi pendanaan (surplus) (622.919) Funding status (surplus) Jumlah yang tidak diakui atas: Unrecognized amount of:

Kerugian (keuntungan) aktuaria (60.454) Actuarial loss (gain) Biaya jasa lalu - Past service cost

Kewajiban (aktiva) dana pensiun (562.465) Pension plan liability (asset) Nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang yang tersedia

-

Present value of available refund or reduction to the future contribution

Kewajiban (aktiva) dana pensiun yang diakui di neraca

-

Pension plan liability (asset) recognized in balance sheet

Aktiva dana pensiun terutama terdiri dari deposito, surat-surat berharga dan investasi jangka panjang dalam bentuk saham.

The pension plan assets primarily consist of cash deposits, marketable securities and long-term investments.

Penilaian atas nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No 510/KMK/2002 tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun Pemberi Kerja. Menurut keputusan tersebut, surplus yang timbul dari perubahan metode aktuaria tidak dapat diperhitungkan sebagai iuran normal pemberi kerja. Karena surplus pendanaan tersebut timbul dari perubahan penggunaan metode aktuaria dari projected unit cost menjadi projected unit credit, maka nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang tidak diakui sebagai aktiva Perusahaan.

Valuation of the present value of the available refund or a reduction to the future contribution is based on the Decree of Minister Finance No 510/KMK/2002 regarding Funding and Solvability of Employer Pension Plan. Based on the decree, any surplus resulting from the change of actuarial method should not be accounted for as an employer normal contribution. Since the surplus resulted from the change of actuarial method from the projected unit cost to the projected unit credit, the present value of the available refund or reduction to the future contribution is been recognized as the Company’s assets.

Beban imbalan pensiun untuk tahun yang berkahir 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Pension plan expenses for the year ended December 31, 2004 are as follows:

Biaya jasa kini 15.923 Current service cost Biaya bunga 25.411 Interest cost Harapan dari hasil investasi (97.339) Expected return on plan asset Amortisasi koreksi aktuaria (1.976) Amortisation of actuarial correction Aktiva dana pensiun yang tidak diakui 75.724 Unrecognized plan asset Beban tahun berjalan 17.743 Current year expense

Page 49: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

41

Imbalan Pensiun Iuran Pasti Defined Contribution Pension Plan

Anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap anak perusahaan yang memenuhi syarat. Kontribusi yang dibayarkan ke dana pensiun dihitung atas dasar penghasilan dasar pensiun dengan rasio sebesar 5% yang ditanggung oleh karyawan dan 10% oleh anak perusahaan. Kontribusi untuk tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing adalah sebesar Rp7.108, Rp4.558 dan Rp3.471.

The subsidiaries have defined contribution pension plans covering all their permanent employees. The employee’s contribution is 5% of the employee’s pension based salary while the subsidiaries’ contribution is 10%. The contributions for the year 2004, 2003 and 2002 were Rp.7.108, Rp4.558, and Rp3.471 respectively.

Aktiva program pensiun anak perusahaan dikelola oleh Dana Pensiun Mitra Krakatau yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep.054/KM.17/1995 dan diberitakan dalam Lembaran Negara No. 29 tanggal 11 April 1995.

The assets of the pension plan for subsidiaries are managed by Dana Pensiun Mitra Krakatau (DPMK) which was established based on the Minister of Finance Decree No.Kep.054/KM.17/1995 and published in the State Gazette No. 29 dated April 11, 1995.

Cuti Berimbalan Jangka Panjang

Beban pasca kerja ini dihitung dengan aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah menggunakan metode projected unit credit seperti yang diharuskan oleh PSAK 24. Asumsi aktuaria yang digunakan untuk menghitung kewajiban atas manfaat cuti berimbalan jangka panjang adalah sebagai berikut:

Long Service Leave Benefit

The post employment benefit expense was calculated by an independent actuary PT Binaputera Jaga Hikmah using the projected unit credit method as required by PSAK 24. The actuarial assumptions used in the calculation of the long-service leave benefit are as follow:

Tingkat diskonto 12,00% Discount rate Tingkat hasil investasi - Investment rate of return Tingkat kenaikan gaji 2,50% Remuneration growth rate

Rekonsiliasi antara posisi pendanaan dengan kewajiban (aktiva) imbalan cuti jangka panjang yang diakui di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Reconciliation between funding status and long-service leave liability recognized in the balance sheet as of December 31, 2004 is as follow:

Nilai kini kewajiban aktuaria 8.982 Present value of actuarial liability Nilai wajar aktiva - Fair value of plan asset Posisi pendanaan 8.982 Funding status Jumlah yang tidak diakui atas: Unrecognized amount of:

Kerugian aktuaria 8.180 Actuarial loss Biaya jasa lalu - Past service cost Kewajiban periode transisi (13.260) Transition period liability

Kewajiban 3.902 Liability

Beban atas imbalan cuti jangka panjang untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Long service leave expenses for the year ended December 31, 2004 are as follows:

Biaya jasa kini 3.655 Current service cost Biaya bunga 770 Interest cost Harapan dari hasil investasi - Expected return on plan asset Amortisasi koreksi aktuaria (523) Amortisation of actuarial correction 3.902

Page 50: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)

(In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)

42

Imbalan Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan Benefit In Accordance with Labor Law

Asumsi aktuaria yang digunakan untuk menghitung kewajiban imbalan pasca kerja yang diatur oleh perundangan adalah sebagai berikut:

The actuarial assumptions used in the calculation of other post employment benefits in accordance with the labor laws are as follows:

Tingkat diskonto 12% Discount rate Tingkat hasil investasi 0% Investment rate of return Tingkat kenaikan gaji 2,5% Remuneration growth rate

Rekonsiliasi antara posisi pendanaan dengan kewajiban (aktiva) imbalan pasca kerja yang diatur oleh perundangan yang diakui di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Reconciliation between funding status and other post employment benefits liability recognized in balance sheet as of December 31, 2004 is as follow:

Nilai kini kewajiban aktuaria 24.831 Present value of actuarial liability Nilai wajar aktiva - Fair value of plan asset Posisi pendanaan 24.831 Funding status Jumlah yang tidak diakui atas: Unrecognized amount of:

Kerugian aktuaria 9.280 Actuarial loss Biaya jasa lalu 8.193 Past service cost Kewajiban periode transisi (3.661) Transition period liability

Kewajiban 3.695 Liability

Beban imbalan pasca kerja yang diatur oleh perundangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Other post employment benefit expenses for the year ended December 31, 2004 are as follows:

Biaya jasa kini 1.059 Current service cost Biaya bunga 1.704 Interest cost Harapan dari hasil investasi - Expected return on plan asset Biaya jasa lalu yang belum diakui 753 Unrecognised of past service cost Amortisasi koreksi aktuaria 179 Amortisation of actuarial correction

3.695 Imbalan Perawatan Kesehatan Pensiun Retiree Health Care Benefits

Kewajiban yang diestimasi atas imbalan perawatan kesehatan pensiun per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

The estimated liability for the retiree health care benefits as of December 31, 2004 is as follows:

Imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang sudah pensiun 27.000

Health care benefits for retired employees

Imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang masih aktif 7.365

Health care benefits for active employees

Pesangon Pemutusan Hubungan Kerja Termination Benefits

Sehubungan dengan diberlakukannya Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 dan penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan kerja”, Perusahaan dan anak perusahaan tidak berkomitmen untuk memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal atau menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. Dengan demikian tidak ada pengakuan kewajiban dan beban pesangon PHK dalam laporan keuangan.

In relation to the termination benefit liability under Labor Law No. 13/2003 and application of Statement of Financial Accounting Standard No.24 (Revised 2004) regarding “Employee Benefits”, the Company and subsidiaries have no commitment to terminate employee or group of employees prior to their normal pensiun dates, or provide voluntary termination benefit program. As a result, no termination benefit liability and expense been recognized in 2004 financial statements.

Page 51: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

43

20. HUTANG JANGKA PANJANG 20. LONG-TERM LOAN

Hutang bank: Bank loanPerusahaan the Company

Rupiah RupiahPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 385,643 224,912 224,912 PT Bank Mandiri (Persero) TbkUSD US DollarPT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(USD2,763,215) 24,059 31,277 37,055 (USD3,592,179.55)Euro Eropa EuroPT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(EUR11,777,361) 87,916 92,624 88,888 (EUR11,777,361)Anak perusahaan the Subsidiaries

Rupiah RupiahPT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Kredit modal kerja 69,282 86,925 95,082 Working capital loanPenangguhan pembayaran bunga - - 6,142 Deferred interest payment

PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia TbkKredit investasi 74,225 74,225 74,650 Investment loanPenangguhan pembayaran bunga 39,484 39,484 12,861 Deferred interest paymentKredit modal kerja 9,696 9,696 9,805 Working capital loan

PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk - Kredit investasi 25,116 15,074 15,171 (Persero) Tbk - Investment loan

Hutang konstruksi: Construction loanPerusahaan the Company

Rupiah RupiahKFW 728 2,819 3,639 KFW

Euro EuroBank Austria Aktiengesellschaft Bank Austria Aktiengesellschaft

(EUR36,356,442 thn 2004 (EUR 36,356,442 in 2004EUR40,900,998 thn 2003) 459,982 411,125 383,462 EUR40,900,998 in 2003)

Anak perusahaan the SubsidiariesRupiah Rupiah

Hitachi Zosen - 25,018 7,685 Hitachi ZosenJumlah 1,176,131 1,013,179 959,352 TotalDikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Less: current portion

Hutang bank 35,280 27,861 38,778 Bank loanHutang konstruksi 57,649 48,823 26,590 Construction loan

Bagian jangka panjang 1,083,202 936,495 893,984 Long term portion

2004 2003 2002

Page 52: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

44

Hutang Bank Bank Loans

Perusahaan

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:

Fasilitas kredit investasi dalam Rupiah dengan jumlah maksimum adalah sebesar Rp684.529 pada tahun 2004 dan Rp285.000 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002. Fasilitas kredit ini digunakan untuk membeli mesin dan peralatan pabrik serta pengembangan pabrik. Tingkat bunga tahunan adalah sebesar 12,5%, 8,5% dan 16 % masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Utang ini jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2007. Kredit investasi ini dijamin dengan deposito berjangka, piutang, persediaan dan aktiva tetap tertentu milik Perusahaan.

The Company

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:

Investment credit facility in USD for a maximum of Rp684.529 in 2004 and Rp285.000 in 2003 and 2002, respectively. This loan is to finance the acquisition of plant’s machinery and equipment and plant expansion. The annual interest rates are 12.5%, 8.5% and 16% in 2004, 2003, and 2002 respectively. The loan falls due on December 31, 2007. The loan is secured by time deposits, trade receivables, inventories and certain fixed assets of the Company.

Fasilitas kredit investasi dalam Euro dengan jumlah maksimum sebesar EUR7,859,450 dan EUR3,917,911 yang digunakan untuk membiayai pembelian peralatan sehubungan dengan modernisasi pabrik Hot Strip Mills. Tingkat bunga untuk fasilitas kredit tersebut adalah masing-masing 8,06% dan 8,46% per tahun. Kredit ini akan jatuh tempo pada beberapa tanggal di tahun 2005. Kredit investasi ini dijamin secara paripassu dengan jaminan untuk fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh Perusahaan dari bank yang sama.

Investment credit facility in Euro is for a maximum of EUR7,859,450 and EUR3,917,91 is to finance the modernization of Hot Strip Mills. Interest rates of the facility are 8.06% and 8.46% per annum respectively. The loan falls due in installments on several dates in 2005. The loan is secured on paripassu to the security for the working capital credit facility received from the same bank.

Utang dalam USD berasal dari Hak Regres atas anjak piutang sebesar USD2,763,214.60 atau setara Rp24.059 yang akan jatuh tempo sampai dengan tahun 2007.

Loan in USD originated from the recourse of factoring receivables of USD2,763,214.60 or equivalent to Rp24.059 and falls due in 2007.

Anak perusahaan – PT Latinusa

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Subsidiary – PT Latinusa

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Fasilitas kredit modal kerja jangka panjang dengan jumlah maksimum sebesar Rp119.082 dan dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18% masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini sebelumnya adalah pinjaman jangka pendek, namun pada tahun 2000 telah dilakukan restrukturisasi menjadi pinjaman jangka panjang. Pembayaran pokok pinjaman ini dilakukan dengan angsuran triwulanan yang dimulai pada tahun 2001 hingga 2008.

Long-term working capital loan with a maximum credit limit of Rp119.082. The annual interest rate for the loan is 18% in 2004, 2003 and 2002 respectively. The loan was previously classified as short-term loan and restructured into long-term loan in 2000. The principal of the loan is to be paid in quarterly installment starting from 2001 to 2008.

Fasilitas penangguhan pembayaran bunga sebesar Rp13.800, yang akan dibayar secara angsuran sebesar Rp1.000 per triwulan dimulai pada tahun 2000 hingga 2004, kecuali untuk angsuran pada tahun 2000 sebesar Rp250 dan tahun 2004 yang sebesar Rp535. Pinjaman ini dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18 % masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002.

Facility to defer its interest payment of Rp13.800, which is to be paid quarterly in installments of Rp1.000 starting from 2000 to 2004, except in 2000 and 2004, the installment is Rp535 respectively. The annual interest rate for the loan is 18% in 2004, 2003 and 2002 respectively.

Page 53: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

45

Anak perusahaan – PT KHIP

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Kredit investasi dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp7.250. Fasilitas ini digunakan oleh KHIP untuk membangun pabrik pipa. Fasilitas pinjaman ini dibebani tingkat suku bunga tahunan berkisar antara 15,75% hingga 17% untuk tahun 2004, sebesar 15,75 hingga 17 % pada tahun 2003 dan sekistar 19 % pada tahun 2002, dan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2004.

Subsidiary – PT KHIP

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Investment credit facility with maximum credit limit of Rp7.250. The Company used the facility to build steel pipe factory. The annual interest of the loan is around 15.75% to 17% in 2004, 15,75% to 17% in 2003, and around 19% 2002. The loan fell due on December 31, 2004.

Kredit modal kerja khusus dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp15.374. Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar sekitar 15,75% hingga 17% per tahun. Sebesar 12 % harus dibayar secara efektif mulai tahun 2002 dan 2003, sedangkan sisanya ditangguhkan dan akan dibayar secara prorata mulai tahun 2004 hingga 2009.

Working capital loan facilities with maximum credit limit of Rp15.374. The annual interest rate of the loan is around 15.75% to 17%. The 12% interest must be paid effectively starting from 2002 and 2003, and the rest is deferred and will be paid proportionally starting from 2004 to 2009.

Anak Perusahaan – PT KWT

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kredit investasi dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp75.688 dan dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18% pada tahun 2004, 18% pada tahun 2003, 14% hingga 21% pada tahun 2002. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 13 Maret 2007.

Subsidiary – PT KWT

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Investment credit facility with maximum credit limit of Rp75.688. The annual interest rate for the loan is 18% in 2003, 18% in 2003 and 14% to 21% in 2002. The credit facility will due at March 13, 2007.

Berdasarkan surat dari BNI No. KPI/4/018/R tanggal 26 Januari 2000, bank menyetujui permohonan restrukturisasi pinjaman KWT, dengan melakukan penjadwalan ulang atas pembayaran pokok pinjaman menjadi pembayaran secara angsuran per triwulanan dalam jumlah yang bervariasi yang dimulai pada triwulan pertama tahun 2001 hingga 13 Maret 2010, serta dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 20%.

Based on BNI’s letter no KPI/4/018/R dated January 26, 2000, BNI has approved KWT’s proposal to restructure its loan, by rescheduling the payment of the principal into several amounts of quarterly installments starting from the first quarter of 2001 to March 13, 2010. The annual interest rate for the rescheduled loan is 20%.

Fasilitas penangguhan pembayaran bunga dari BNI yang timbul dari akumulasi beban bunga yang ditangguhkan atas fasilitas kredit investasi dan kredit modal kerja yang diperoleh dari bank yang sama sejak tahun 1998. Pada bulan Januari 2000, BNI setuju untuk merestrukturisasi kredit ini. Pembayaran pinjaman akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu maksimal lima tahun dengan 20 kali angsuran yang dimulai pada triwulan pertama tahun 2000 hingga tahun 2005.

Facility to postpone its interest payment that originated from the accumulation of deferred interest expenses from investment and working capital loan obtained from BNI since 1998. In January 2000, BNI agreed to restructure the loan. The loan will be repaid within 5 year-period in 20 installments starting from the first quarter of 2000 to 2005.

Page 54: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

46

Kredit modal kerja Yadit dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp20.000 dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 20% pada tahun 2001 dan 2000. Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal 1 Agustus 2000. Berdasarkan surat yang sama, bank setuju untuk merestrukturisasi fasilitas ini, dengan menurunkan fasilitasnya menjadi Rp15.000 dan pembayaran dilakukan dengan angsuran triwulanan sebesar Rp500 yang dimulai sejak tanggal 1 Agustus 2000 hingga triwulan keempat tahun 2007.

Yadit working capital loan facility with maximum credit limit of Rp20.000 with annual interest rate of 20% in 2001 and 2000. The facility was due on August 1, 2000. Based on the letter mention above, the bank has agreed to restructure this loan by reducing its maximum credit limit to Rp15.000 and the payment is in quarterly basis installments of Rp500 starting from August 1, 2000 to the fourth quarter of 2007.

KWT menggunakan fasilitas kredit modal kerja impor yang diperoleh Perusahaan dari Bank Mandiri untuk pembelian bahan baku. Saldo pinjaman ini per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp115.051.

The working capital facility for import obtained from Bank Mandiri, was used by KWT to purchase raw materials. The balance of the loan as of December 31, 2004 is Rp115.051.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Latinusa, KHIP dan KWT dari Bank Mandiri, dijamin dengan aktiva tetap, persediaan dan piutang usaha anak perusahaan tersebut.

The credit facilities obtained from Bank Mandiri by Latinusa, KHIP and KWT are secured by their fixed assets, inventories, and receivables.

Hutang Konstruksi Construction Loans

Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman untuk konstruksi dengan rincian sebagai berikut:

Perusahaan

Fasilitas pinjaman dari KFW dalam mata uang Rupiah adalah untuk membiayai mesin sizing press di pabrik HSM. Pinjaman ini akan dilunasi dalam 20 kali angsuran setengah tahunan yang dimulai pada tanggal 15 Nopember 1995 hingga 15 Mei 2005.

The Company and subsidiaries obtain credit facilities for construction as follows :

The Company

The Rupiah denominated loan from KFW was used by the Company to finance Sizing Press machine in Hot Strip Mill. The loan is to be paid in 20 semi annual installments starting from November 15, 1995 to May 15, 2005.

Fasilitas pinjaman dalam mata uang Schilling Austria dari Bank Austria Aktiengesellschaft adalah untuk membiayai proyek pengendalian lingkungan (dedusting system) pada pabrik baja slab dan billet, dengan jumlah maksimum sebesar ATS562,810,000 atau setara dengan EUR40,900,998. Pinjaman harus dilunasi dalam 36 kali angsuran setengah tahunan yang dimulai pada tanggal 30 April 2003 hingga 30 Oktober 2020.

The Company’s Austrian Schilling denominated loan from Bank Austria Aktiengesellschaft was used to finance environmental protection project (dedusting system) at Billet and Slab steel plants. The maximum credit limit of the loan is ATS562,810,000 or equivalent to EUR40,900,988. This loan is to be paid in 36 semi annual installments starting from April 30, 2003 to October 30, 2020.

Anak Perusahaan

PT Latinusa memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar JP¥6,925,000,000 dan telah dikonversikan menjadi pinjaman Rupiah. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. S 1291/MK.17.1995 tanggal 17 Oktober 1995, telah dilakukan penjadwalan ulang atas pembayaran pokok pinjaman sebesar Rp19.213 menjadi 10 kali angsuran setengah tahunan dalam jumlah yang sama dimulai sejak tahun 2000. Pinjaman ini dibebani tingkat bunga sebesar 13,5 % per tahun masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini dijamin dengan mesin dan bangunan yang dibiayainya.

Subsidiary

PT Latinusa obtained investment credit facility of JP¥6,925,000,000 and has been converted into Rupiah denominated loan. Based on Minister of Finance decree No. S 1291/MK.17.1995 dated October 17, 1995, the payment for the loan principal of Rp19.213 had been rescheduled into 10 semi annual installments starting from 2000. The annual interest rate of the loan is 13.5% for year 2004,2003 and 2002 respectively and secured by machineries and building financed by the loan.

Page 55: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

47

21. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH DAN

LABA (RUGI) BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI

21. MINORITY INTEREST OF NET ASSETS AND NET INCOME (LOSS) OF THE CONSOLIDATED

SUBSIDIARIES

Minority interest Minority interestin net assets of in net income (loss)consolidated of consolidatedsubsidiaries subsidiaries

Perusahaan the CompanyPT Indhasana pada PT KHI Pipe Industries (4,996) 21 PT Indhasana in PT KHI Pipe IndustriesTn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah

Nusantara 5,341 3,402 Nusantara

Sub – jumlah 345 3,423 Sub – total

Anak perusahaan SubsidiariesPT Yosomulyo Jajag pada PT Yosomulyo Jajag atPT Citra Indokarbon Perkasa 1,873 - PT Citra Indokarbon PerkasaNy. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo atPT Citra Indokarbon Perkasa 213 - PT Citra Indokarbon Perkasa

Sub – jumlah 2,086 - Sub – total

Jumlah 2,431 3,423 Total

Perusahaan the CompanyPT Indhasana pada PT KHI Pipe Industries (3,662) (1,334) PT Indhasana in PT KHI Pipe IndustriesTn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah

Nusantara 2,919 2,422 NusantaraSub – jumlah (743) 1,088 Sub – total

Anak perusahaan SubsidiariesPT Yosomulyo Jajag pada PT Yosomulyo Jajag atPT Citra Indokarbon Perkasa 1,873 - PT Citra Indokarbon PerkasaNy. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo atPT Citra Indokarbon Perkasa 213 - PT Citra Indokarbon Perkasa

Sub – jumlah 2,086 - Sub – total

Jumlah 1,343 1,088 Total

2003

2004

Hak Minoritas Hak Minoritas atasatas Aktiva Bersih Laba (Rugi) Bersih yang Dikonsolidasi yang Dikonsolidasi

Page 56: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

48

Minority interest Minority interestin net assets of in net income (loss)consolidated of consolidatedsubsidiaries subsidiaries

Perusahaan the CompanyPT Indhasana pada PT KHI Pipe Industries (3,517) (144) PT Indhasana in PT KHI Pipe IndustriesTn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah

Nusantara 409 2,509 NusantaraSub – jumlah (3,108) 2,365 Sub – total

Anak perusahaan SubsidiariesPT Yosomulyo Jajag pada PT Yosomulyo Jajag atPT Citra Indokarbon Perkasa 1,873 (14) PT Citra Indokarbon PerkasaNy. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo atPT Citra Indokarbon Perkasa 213 (2) PT Citra Indokarbon PerkasaSub – jumlah 2,086 (16) Sub – total

Jumlah (1,022) 2,349 Total

yang Dikonsolidasi yang Dikonsolidasi

2002

Hak Minoritas Hak Minoritas atasatas Aktiva Bersih Laba (Rugi) Bersih

22. MODAL SAHAM 22. SHARE CAPITAL

Sejak tanggal 31 Desember 2002, 100% atau keseluruhan saham Perusahaan dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebagai hasil dari keputusan RUPSLB, dan sebagaimana tertuang dalam akta pernyataan keputusan rapat perubahan anggaran dasar perusahaan No.7 tanggal 4 November 2002 oleh Notaris Lenny Janis Ishak, SH, yang mengalihkan seluruh kepemilikan saham perusahaan dari PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero) dan Tn. Ahmad Banani kepada Negara Republik Indonesia.

As of December 31, 2002, the Government of Republic of Indonesia owns 100% of the Company’s shares in accordance with the notaried deed of Lenny Janis Ishak, SH’s. No. 7 dated November 4, 2002 regarding the change of the Company’s articles, which transferred all shares owned by PT Bahana Pakaya Industri Strategis (Persero) and Mr. Banani to the Government of the Republic of Indonesia.

Kepemilikan saham perusahaan pada 2004, 2003 dan 2002 adalah:

The ownership of the Company’s shares in 2004, 2003 and 2002 are as follows:

Jumlah saham

ditempatkan dan disetor penuh

Persentase Kepemilikan

Jumlah

Shares Issued and fully paid

Percentage of ownership

Total

Pemerintah Republik Indonesia

2.000.000 100 % 2.000.000 Government of the Republic of Indonesia

J u m l a h 2.000.000 100 % 2.000.000 Total

23. MODAL LAINNYA 23. OTHER CAPITAL

Merupakan tambahan modal disetor yang belum ditetapkan statusnya ke dalam modal saham Perusahaan.

Represents additional paid up capital which has not been determined as the Company’s capital.

Page 57: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

49

24. PEMBAGIAN LABA 24. INCOME DISTRIBUTION

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 14 Juni 2004, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2003 sebagai berikut:

In the Annual Shareholders General Meeting held on June 14, 2004, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year 2003 as follows:

- Menambah cadangan umum atas saldo laba sebesar Rp69.525.

- Membayar dividen kas sebesar Rp38.514. - Membayar dana untuk bina lingkungan sebesar

Rp1.100; dan - Membayar tantiem direksi dan komisaris sebesar

Rp900.

- To increase general reserve on retained earnings by Rp69.525.

- To pay cash dividends of Rp38.514. - To pay fund for community development of

Rp1.100; and - To pay tantiem to directors and commissioners

of Rp 900.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2003, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2002 sebagai berikut:

In the Annual Shareholders General Meeting held on June 13, 2003, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year 2002 as follows:

- Menambah cadangan umum atas saldo laba sebesar Rp185.210.

- Membayar dividen kas sebesar Rp42.000. - Membayar dana untuk pembinaan pengusaha

golongan ekonomi lemah dan koperasi, bina lingkungan sebesar Rp.3.497; dan

- Membayar tantiem kepada direksi dan komisaris sebesar Rp 2.444.

- To increase general reserve on retained earning by Rp185.210.

- To pay cash dividends of Rp42.000. - To donate to assist the development of small

businesses and cooperatives, community development of Rp.3.497; and

- To pay tantiem to directors and commissioners’ of Rp2.444.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 28 Juni 2002, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2001 sebagai berikut:

In the Annual Shareholders General Meeting held on June 28, 2002, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year 2001 as follows:

- RUPS belum dapat memberikan dan pembebasan sepenuhnya kepada Direksi dan Komisaris perusahaan atas pengurusan dan pengawasan program PUKK yang dilakukan selama tahun buku 2001 karena hingga RUPS dilaksanakan, Laporan PUKK belum selesai diaudit. Pembebasan akan diberikan pada rapat umum pemegang saham tahunan bersamaan dengan persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan perhitungan Tahunan tahun buku 2002.

- The Annual Shareholders General Meeting cannot acquite et de charge the Company’s Directors and Commissioners of the PUKK program management and control performed in year 2001 because the PUKK report had not been audited. Acquite et de charge will be granted on the next annual shareholders general meeting to be held at the same time with the approval and validation of 2002 annual report.

- Berhubung dalam tahun 2001 Perusahaan menderita kerugian maka tidak ada pembagian laba.

- Since the Company suffered loss in 2001, there was no income distribution.

Page 58: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

50

25. PENJUALAN BERSIH 25. NET SALES

Produk Baja Steel productsDomestik 7,551,395 4,987,156 4,908,352 DomesticLuar Negeri 1,545,894 1,265,784 1,252,267 Export

Tanah dan jasa kawasan industri Land and Industrial estateTanah 23,414 30,640 7,047 LandJasa kawasan industri 22,847 20,825 21,942 Industrial estate services

Jasa lainnya Other servicesJasa rekayasa dan konstruksi 48,417 76,458 52,280 Engineering and constructionJasa teknologi informasi 3,030 5,285 4,305 Information technologyLain-lain 201,819 184,788 142,140 Others

Jumlah 9,396,816 6,570,936 6,388,333 Total

2004 2003 2002

26. BEBAN POKOK PENJUALAN 26. COST OF GOODS SOLD Produk Baja Steel Product

Pemakaian bahan baku 4,713,465 2,140,109 1,805,720 Raw material usageUpah langsung 440,665 341,035 341,804 Direct labourBeban pabrikasi 3,537,499 2,619,670 2,698,924 Manufacturing cost

Jumlah beban produksi 8,691,629 5,100,814 4,846,448 Total production cost

Persediaan barang jadi awal tahun 991,753 1,410,960 1,228,072 Finished goods - beginning of yearPembelian 70,608 109,588 117,792 PurchasePersediaan barang jadi akhir tahun (1,932,624) (991,753) (1,410,960) Finished goods - end of year

Jumlah Produk Baja 7,821,366 5,629,609 4,781,352 Total Steel Product

Non-manufaktur Non-manufacturingTanah dan jasa kawasan industri 29,410 37,828 14,002 Land and industrial estate servicesJasa rekayasa dan konstruksi 46,857 61,509 70,614 Engineering and constructionJasa teknologi informasi 1,773 3,948 11,126 Information technologyJasa lainnya 147,019 141,176 692,708 Other services

Total Non Manufaktur 225,059 244,460 788,450 Total Non ManufacturingBeban Pokok Penjualan 8,046,425 5,874,069 5,569,803 Cost of Goods Sold

2004 2003 2002

Page 59: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

51

27. BEBAN USAHA 27. OPERATING EXPENSES

Beban penjualan Selling expenses

Ongkos angkut 126,982 135,699 159,857 FreightGaji, upah dan kesejahteraan 23,996 21,534 16,256 Salary, wages and benefitsBeban kantor 2,290 1,919 1,414 Office expensesKlaim pelanggan 2,022 4,685 2,897 Customer claimsTransportasi dan komunikasi 12,042 15,041 12,399 Transportation and communicationLain-lain (masing-masing Others (each below

di bawah Rp2.000) 16,583 16,253 3,227 Rp2.000)

Jumlah Beban Penjualan 183,915 195,131 196,050 Total selling expenses

Beban umum dan administrasi General and administrative expenses

Gaji, upah dan kesejahteraan Salary, wages and employee karyawan 167,598 135,605 115,638 benefits

Penyisihan piutang ragu-ragu 2,043 2,960 1,502 Provision of doubtful acountsPenyusutan dan amortisasi 5,766 6,456 7,128 Depreciation and amortizationBeban asuransi dan sewa 14,785 11,765 11,647 Insurance and rentalTransportasi dan komunikasi 10,223 10,818 8,326 Transportation and communicationJasa profesional 5,313 6,611 6,050 Professionals feeBeban kantor 4,262 5,768 13,778 Office expensesBeban perawatan dan

pemeliharaan 9,027 2,526 2,410 Repair and maintenanceLain-lain (masing-masing di Others (each below

bawah Rp2.000) 25,159 12,282 19,510 Rp2.000)Jumlah Beban Umum dan Total general and administrative

Administrasi 244,176 194,791 185,989 expenses

Jumlah Beban Usaha 428,091 389,921 382,039 Total Operating Expenses

2004 2003 2002

28. POS LUAR BIASA 28. EXTRA ORDINARY ITEMS

Pada tahun 2004 dan 2003, PT KHI dan PT Latinusa, keduanya anak perusahaan, masing-masing memperoleh keringanan berupa pengurangan jumlah kewajiban bunga (hair cut) dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk masing-masing sejumlah Rp. 3.706 dan Rp.2.199.

In 2004 and 2003, PT KHI and PT Latinusa both subsidiaries, obtained debt waivess in form of reduction of interest payables to PT Bank Rakyat Indonesia Tbk and PT Bank Mandiri Tbk by Rp.3.706 and Rp.2.199 respectivelly.

Page 60: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

52

29. KOMITMEN PENTING 29. SIGNIFICANT COMMITMENTS

Komitmen penting pada tanggal 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Significant commitments at December 31, 2004 are as follows:

a. Letter of credit yang telah dibuka dan belum

digunakan:

a. Issued but unused letter of credit:

Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – EUR PT Bank Niaga Tbk – USD Standard Chartered Bank – USD

63,954,226 3,383,780

19,000,000 12,257,986

The Company PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – EUR

PT Bank Niaga Tbk – USD Standard Chartered Bank – USD

Anak Perusahaan – PT Latinusa Bank Mandiri – USD

9,863,151

Subsidiaries – PT Latinusa Bank Mandiri – USD

b. Iuran kepada dana pensiun

b. Contribution to the pension plan

Status pendanaan atas Dana Pensiun Krakatau Steel (DPKS) per 31 Desember 2004 telah ditentukan berdasarkan laporan aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah. Berdasarkan laporan tersebut, Perusahaan mempunyai komitmen untuk menutup sekaligus sebagian dari defisit pendanaan DPKS sebesar Rp20.418 di tahun 2005.

The funding status of Dana Pensiun Krakatau Steel (DPKS) as of 31 December 2004 has been determined based on an independent actuary report of PT Binaputera Jaga Hikmah. Based on such report, the Company has a commitment to make a one-off contribution to cover the deficit of DPKS amounted to Rp20,418 in 2005.

c. Perusahaan mempunyai komitmen untuk membeli

tenaga listrik dengan batas maksimum sebesar 160.000 kilo Volt Ampere dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berdasarkan perjanjian No. 036A/C/DU-KS/KONTR/94 tanggal 22 April 1994. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Agustus 1991 serta tidak mempunyai batas waktu, kecuali salah satu pihak bermaksud untuk mengakhiri perjanjian tersebut.

c. The Company entered into agreement No. 036A/C/DU-KS/KONTR/94 with PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) in selling and buying electricity. Based on this agreement, PLN agreed to supply the Company with maximum of 160.000 Kilo Volt Ampere of electricity. The agreement is effective from August 1, 1991 without expiry date unless otherwise decided differently.

d. Pada tanggal 12 November 2004 Perusahaan mengadakan perjanjian pembelian gas dari PT Pertamina (Persero) No.48/C/DU-KS/KONTR/ 2004. Berdasarkan perjanjian tersebut yang berlaku hingga 31 Desember 2013, Perusahaan mempunyai komitmen untuk: • Membeli gas minimum 29.2 milyar SCF

(Standard Cubic Foot) per tahun dengan tarif USD2.40 per juta SCF yang berlaku sejak 1 Januari 2004 hingga 31 Desember 2006.

• Membayar harga tambahan sebesar 25% dari tarif yang berlaku jika pemakaian per hari melebihi 110 juta SCF.

d. On November 12,2004, the Company entered into a gas purchase agreement with PT Pertamina (Persero) No.48/C/DU-KS/KONTR /2004. Based on the agreement which will expire on 31 December 2013, the Company has the following commitments:

• To purchase a minimum of 29,2 billion SCF (Standard Cubic Foot) a year at an agreed price of USD2,40 per million SCF effective from January 1, 2004 to December 31, 2006.

• To pay an additional surcharge of 25% from the agreed price if the daily purchase exceeds 110 million SCF.

Page 61: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

53

e. Pada tanggal 3 Desember 2002, PT KTI, anak

perusahaan, mengadakan perjanjian serah terima pengelolaan distribusi air bersih di komplek perumahan Arga Baja Pura (ABP) dan perumahan Bukit Palem (BP) dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cilegon Mandiri Kota Cilegon. Dalam perjanjian ini, anak perusahaan menyerahkan pengelolaan distribusi operasional, pemeliharaan, perawatan dan penagihan tunggakan piutang pelanggan di komplek perumahan ABP dan BP kepada PDAM Cilegon. Anak perusahaan harus menyalurkan air bersih ke PDAM yang selanjutnya disalurkan ke perumahan ABP dan BP dengan tarif Rp400 per m3 dan dapat disesuaikan apabila ada pemberlakuan tarif baru dari anak perusahaan. Anak perusahaan juga mengalihkan piutang pelanggan sebesar Rp66.175 kepada PDAM. Perjanjian ini berlaku hingga tanggal 31 Desember 2007, dan selama masa tersebut apabila PDAM bermaksud melakukan perubahan atas aset anak perusahaan, harus dengan izin tertulis dari anak perusahaan.

e. On December 3, 2002, PT KTI, a subsidiary, entered into an agreement with Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cilegon concerning the transfer of water distribution management in Arga Baja Pura Housing complex (ABP) and Bukit Palem Housing (BP). According to this agreement, the Subsidiary transferred the distribution, operation, restoration, maintenance, and the collection of receivables from customers at ABP and BP housing complex to PDAM Cilegon. The Subsidiary had to supply clean water to PDAM, and PDAM will distribute it to the customers at ABP and BP. The price of the clean water is Rp400 per m3 and will be adjusted when the subsidiary issues new tariff. The Subsidiary also transferred Rp66.175 of customers’ receivables to PDAM. The agreement is valid until December 31, 2007, and during that period, written approval should be obtained from the Subsidiary when PDAM intends to make some changes over the subsidiary assets.

f. Pada tanggal 14 Oktober 1997, PT KTI, anak

erusahaan, mengadakan perjanjian kerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Serang dengan No. 07/Kontr/DU-KTI/1997. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama dalam penyediaan air bersih di Cilegon dan sekitarnya. Kedua belah pihak sepakat untuk membagi pelayanan tersebut di Cilegon dan sekitarnya berdasarkan segmen pasar. Untuk realisasi penjualan air bersih kepada pasar industri tertentu, setiap bulan Perusahaan bersedia membayar royalti kepada PDAM sebesar 3,5% dari harga jual air bersih untuk pelanggan industri diluar group Perudahaan.

f. On October 14, 1997, PT KTI, a subsidiary entered into agreement No. 07/Kontr/DU-KTI/1997 with Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Serang. The agreement states that both parties agree to cooperate in providing clean water for the city of Cilegon and its surroundings. Both parties agree to share the services in Cilegon based on market segmentation. For sales to certain industrial customers, the Subsidiary agrees to pay monthly royalty of 3.5% of its selling price for customers to other than the Subsidiary’s Group.

g. Pada tanggal 21 Desember 2000 Perusahaan mengadakan perjanjian pengadaan tenaga kerja borongan dengan 4 perusahaan penyedia tenaga kerja sebagai berikut: • PT Delapan Mitra Mandiri (DMM) untuk jasa

perawatan. • PT Bajaindah Cilegon Jaya untuk jasa

pekerjaan kebersihan non pabrik. • PT Asa Bangun Nusantara untuk jasa pekerjaan

kebersihan pabrik. • PT Nusantara Bara Cilegon untuk jasa

pekerjaan membantu operasi.

g. On December 21, 2000, the Company entered into labour supply agreement with 4 labor suppliers as follows:

• PT Delapan Mitra Mandiri (DMM) in providing

maintenance services. • PT Baja Indah Cilegon Jaya in providing cleaning

services for other than manufacturing facilities. • PT Asa Bangun Nusantara in providing cleaning

services for manufacturing facilities. • PT Nusantara Bara Cilegon in providing operation

support services.

Page 62: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

54

Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut serta perubahannya, Perusahaan mempunyai komitmen untuk membayar tarif kerja borongan dan menyesuaikan tarif kerja borongan jika terjadi perubahan peraturan perundangan.

Based on those agreements and their amendments the Company has the commitments to pay labour tariff and to adjust the tariff as required by regulations.

30. KONTINJENSI 30. CONTINGENCIES

a. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 24-VIII-1999 tanggal 21 Juli 1999, sertifikat tanah seluas 66,5 Ha dari total HGB No. 2/Kubangsari seluas 252 Ha dibatalkan. Dari proses peradilan yang telah diupayakan oleh Perusahaan sampai tingkat kasasi, Mahkamah Agung telah menetapkan putusan kasasinya yang menguatkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria tersebut. Atas putusan kasasi tersebut, Perusahaan telah mengajukan gugatan secara perdata ke Pengadilan Negeri Serang untuk mempertegas kepemilikan tanah tersebut, Pengadilan Negeri Serang dalam putusannya telah menolak permohonan tersebut. Atas penolakan tersebut Perusahaan telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi di Bandung yang hingga saat ini belum diputuskan.

a. Based on the Minister of Agrarian Affairs/ Head of National Lands Boards decree No. 24-VIII-1999 dated July 21, 1999, the lands rights certificate No. 2/Kubangsari for 66.5 Ha of 252 Ha was revoked. The Supreme Court verdict corroborates the Minister of Agriculture/Head of National Lands Boards decree. Therefore, the Company filed a suit (civil case) to local court of Serang but was denied. As a result, the Company has appealed to the State Court in Bandung, which until nowthe decision of the court has not been received.

b. Pajak Pertambahan Nilai Masukan (PPN) dari proyek pengadaan pipa untuk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) sejumlah Rp4.058 (dibukukan sebagai bagian dari tagihan pajak penghasilan pada neraca) dari tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat diperoleh kembali. PT KHIP telah mengirimkan surat keberatan kepada Kantor Pajak dan Badan Peradilan Sengketa Pajak dan pada tanggal 18 September 2001. Direktorat Jenderal Pajak telah menolak keberatan tersebut. Pada tanggal 18 Mei 2004, PT KHIP telah mengirimkan kembali surat kepada Direktorat Jenderal Pajak perihal pembetulan SKPKB PPN tahun 1997, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban. Manajemen PT KHIP berkeyakinan akan dapat merealisasikan tagihan pajak ini.

b. Value Added Tax (VAT) for tax year 1997 totalling Rp4,058, related to the pipe supply project for PT Perusahaan Gas Negara (Persero), may not be refundable from the tax office. PT KHIP has sent claim letter to the Tax Office and Tax Disputes Justice Department. At September 18, 2001, the Directorate General of Taxes refused the claim. On May 18, 2004, PT KHIP had submitted a letter to Directorate General of Taxes regarding revision on the assessment letter of VAT under payment in 1997, however no response has been received by PT KHIP. PT KHIP’s management believes that the refund is realizable.

c. PT KBS, anak perusahaan menghadapi tuntutan dari pihak ketiga atas transaksi pembelian scrap tahun 2004. Scrap tersebut diklaim sebagai barang milik pihak ketiga tersebut. Nilai risiko dari tuntutan tersebut belum dapat diestimasikan.

c. PT KBS, a subsidiary was sued by third parties regarding purchase of steel scrap in 2004. The steel scrap were claimed as owned by the other parties. The amount of exposure could not be estimated.

Page 63: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

55

d. Perusahaan dan VAI Clecim sebagai kontraktor Perusahaan saling mengajukan klaim karena adanya force majore dalam keterlambatan pelaksanaan proyek pembangunan CTCM-CRM. Perusahaan dan kontraktor sedang mengklarifikasi klaim masing-masing dan mencari kesepakatan yang paling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Nilai resiko dari klaim tersebut belum dapat diestimasikan. .

d. The Company and VAI Clecim, a contractor has submitted a claim to each other in relation to the force majore during completion of CTCM-CRM project. The Company and the contractor are still clarifying each others claim and try to resolve mutual agreement for both parties. The amount of exposure could not be estimated.

31. INFORMASI SEGMEN USAHA 31. SEGMENT INFORMATION Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan usahanya menjadi 3 (tiga) segmen usaha yaitu: produk baja, tanah dan jasa kawasan industri, serta rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya. Informasi mengenai segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:

The Company and its subsidiaries classify their business into 3 (three) business segments, which are: Steel products, land and real estate services, and engineering construction, information technology and other services. The information concerning the Company’s and subsidiaries’ business segments are as follows:

Penjualan Bersih Net SalesProduk baja 9,484,767 6,643,490 6,376,583 Steel productsTanah dan jasa kawasan industri 53,663 58,050 31,241 Land and industrial estateRancang bangun, teknologi Engineering, information technology

informasi dan jasa lainnya 915,111 850,176 892,880 and other serviceJumlah 10,453,541 7,551,716 7,300,705 TotalEliminasi (1,056,725) (980,780) (912,372) EliminationBersih 9,396,816 6,570,936 6,388,333 Net

Laba (Rugi) bersih Income (Loss) netProduk baja 500,492 94,428 223,323 Steel productsTanah dan jasa kawasan industri 6,419 5,089 10,383 Land and industrial estateRancang bangun, teknologi Engineering, information technology

informasi dan jasa lainnya 38,094 40,828 25,092 and other service

Jumlah 545,005 140,345 258,798 TotalEliminasi (130,504) (30,306) (25,647) Elimination

Bersih 414,501 110,039 233,151 Net

Jumlah Aktiva Total AssetsProduk baja 9,514,245 7,802,549 7,994,160 Steel productsTanah dan jasa kawasan industri 249,588 269,977 263,604 Land and industrial estateRancang bangun, teknologi Engineering, information technology

Informasi dan jasa lainnya 876,413 792,759 793,896 and other service

Jumlah 10,640,246 8,865,286 9,051,660 TotalEliminasi (1,716,690) (1,541,118) (1,473,954) Elimination

Bersih 8,923,556 7,324,168 7,577,705 Net

Jumlah Kewajiban Total LiabilitiesProduk baja 4,100,650 3,131,239 3,352,094 Steel productsTanah dan jasa kawasan industri 21,942 35,942 31,305 Land and industrial estateRancang bangun, teknologi Engineering, information technology

informasi dan jasa lainnya 308,472 246,940 275,173 and other serviceJumlah 4,431,064 3,414,121 3,658,572 TotalEliminasi (629,631) (847,062) (769,970) EliminationBersih 3,801,433 2,567,060 2,888,602 Net

20022004 2003

Page 64: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES

NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004

(With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign

exchange rate and balances in foreign currency)

56

32. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING

32. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES

Pada tanggal 31 Desember 2004, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing sebagai berikut:

As of December 31, 2004, the Company and subsidiaries have assets and liabilities denominated in foreign currencies, as follows:

Aktiva AssetsKas dan setara kas USD 15,168,046 140,911 Cash and cash equivalents

EUR 293,431 3,712

Investasi jangka pendek USD 100,000 929 Short - term investmentsPiutang usaha USD 8,400,922 78,045 Account receivables

EUR 7,457 94 Tagihan anjak piutang USD 6,695,921 62,205 Factoring receivablesPiutang jangka panjang USD 250,000 2,323 Long - term receivablesUang muka dan biaya dibayar dimuka USD 81,896 761 Advances and prepayments

EUR 3,050 39 Jumlah Aktiva 289,019 Total Assets

Kewajiban LiabilitiesHutang bank USD 127,995,719 1,189,080 Bank loanKewajiban anjak piutang USD 6,695,921 62,205 Factoring payablesHutang usaha dan hutang lain-lain USD 8,637,727 80,244 Account payables and other payables

EUR 879,462 11,127 DEM 10,454 68 FRF 24,770 48 SGD 231,114 1,314 ITL 59,750 84

GBP 17,041 305 YEN 13,763,249 1,239

Hutang jangka panjang USD 2,763,215 24,059 Long - term liabilitiesEUR 43,305,250 547,898

Jumlah Kewajiban 1,917,671 Total Liabilities

Kewajiban - Bersih (1,628,652) Liabilities - net

Rupiah equivalentsSetara RupiahMata Uang Asing

Foreign currencies

33. PERISTIWA SESUDAH TANGGAL NERACA 33. SUBSEQUENT EVENTS

Pada tanggal 24 Maret 2005, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB) No. 00041/406/03/051/ 05 dari Direktorat Jenderal Pajak yang menyetujui restitusi pajak pasal 22 dan 23 untuk masa pajak tahun 2003 sebesar Rp59.552.

On March 24, 2005, the Company received assessment letter of tax overpayment No. 00041/406/03/051/05 from the Directorate General Taxation which approved the refund of income tax article 22 and 23 for 2003 of Rp59.552.

Page 65: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Lampiran (1/5)

PT KRAKATAU STEEL (Persero) Hanya Induk Perusahaan

N E R AC A Per 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan Per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah)

2004 2003 2002

AKTIVAAktiva Lancar

Kas dan Setara Kas 331,263 229,827 285,407Piutang Usaha

Pihak ketiga 795,500 581,708 490,068Penyisihan piutang ragu-ragu pihak ketiga (10,322) (9,924) (10,377)Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 249,919 314,875 217,924Piutang usaha bersih 1,035,097 886,656 697,615

Tagihan anjak piutang 98,999 - 19,585Piutang Lain-lain

Pihak ketiga 106,798 93,713 128,387Penyisihan piutang ragu-ragu pihak ketiga (101,439) (3,328) (2,235)Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 149,091 154,241 146,103Piutang lain-lain bersih 154,450 244,626 272,255

Persediaan - bersih 2,664,019 1,652,417 1,719,779Uang muka dan pembayaran dimuka 70,291 27,666 31,710Pajak dibayar dimuka 143,210 145,204 25,811

Jumlah Aktiva Lancar 4,497,329 3,186,397 3,052,162

Aktiva Tidak LancarAktiva pajak tangguhan - - 147,594Penyertaan 1,155,525 807,748 798,082

Cadangan penurunan nilai (66,532) (60,681) (60,681)1,088,993 747,067 737,401

Aktiva tetap 4,727,028 4,192,238 4,184,455Akumulasi penyusutan (2,266,869) (2,138,800) (1,955,849)

2,460,159 2,053,439 2,228,606

Aktiva dalam pembangunan 117,349 564,114 513,749Aktiva Lain-lain

Deposito dibatasi penggunaannya - - 126,800Uang muka kontruksi 18,400 24,433 24,781Aktiva tidak digunakan dalam operasi 52,880 7,222 30,305Piutang jangka panjang 101,218 231,994 189,902Piutang karyawan 11,532 11,411 8,918Lain-lain 28,235 94,556 50,771

Jumlah aktiva lain-lain 212,265 369,616 431,477

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 3,878,766 3,734,235 4,058,827

JUMLAH AKTIVA 8,376,095 6,920,632 7,110,989

Page 66: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Lampiran (2/5)

PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan

N E R AC A Per 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan Per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah)

2004 2003 2002

KEWAJIBAN DAN EKUITASKewajiban Lancar

Hutang bank 1,094,431 589,851 766,480Hutang Usaha

Pihak ketiga 262,483 205,550 339,168Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 78,997 66,575 118,062

Hutang Lain-lainPihak ketiga 65,233 32,423 30,885Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 15,385 69,020 51,575

Kewajiban anjak piutang 98,999 - 19,585Hutang pajak 193,933 64,990 46,752Beban yang masih harus dibayar 152,946 81,479 93,382Uang muka pelanggan dan lainnya 152,094 93,363 37,929Hutang bank jangka panjang yang akan jatuh

tempo dalam waktu satu tahunHutang bank 64,867 55,552 41,616Hutang sewa 6,612 5,516 5,202

Jumlah Kewajiban Lancar 2,185,980 1,264,319 1,550,636Kewajiban Tidak Lancar

Hutang pajak tangguhan 162,152 183,642 136,968Hutang atas imbalan kerja 7,597 - - Hutang bank jangka panjang - setelah dikurangi

bagian jatuh tempo dalam satu tahunHutang bank 893,461 706,717 696,340Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Hutang sewa 9,194 11,658 14,239

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,072,404 902,017 847,547

JUMLAH KEWAJIBAN 3,258,384 2,166,336 2,398,183

EkuitasModal Disetor 2,000,000 2,000,000 2,000,000Modal lainnya 1,303,465 1,303,465 1,303,465Saldo laba 1,814,246 1,450,831 1,409,341

Jumlah Ekuitas 5,117,711 4,754,296 4,712,806JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 8,376,095 6,920,632 7,110,989

Page 67: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Lampiran (3/5)

PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan

LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002)

(Dalam Jutaan Rupiah)

2004 2003 2002

PENJUALAN BERSIH 7,997,638 5,611,273 5,416,471

BEBAN POKOK PENJUALAN 6,914,423 5,105,744 4,830,741

LABA KOTOR 1,083,215 505,529 585,730

BEBAN USAHAPenjualan 152,071 161,250 187,767Umum dan Administrasi 143,261 110,825 84,054Jumlah Beban Usaha 295,332 272,075 271,821

LABA USAHA 787,883 233,455 313,909

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAINPenghasilan bunga 4,476 17,305 25,182Penjualan limbah produksi 13,506 11,817 - Beban bunga (93,278) (87,395) (113,644)Laba (rugi) selisih kurs - bersih (82,479) (48,734) 39,234Lain-lain - bersih (153,743) 1,048 13,167Jumlah Penghasilan (beban) lain-lain (311,518) (105,959) (36,061)

LABA (RUGI) SEBELUM BAGIAN LABA (RUGI) 476,365 127,495 277,848 ANAK PERUSAHAAN

BAGIAN LABA (RUGI) ANAK PERUSAHAAN 127,080 29,218 34,808LABA SEBELUM BEBAN(MANFAAT) PAJAK 603,445 156,713 312,656

BEBAN (MANFAAT) PAJAK- Tahun Berjalan 210,435 - - - Ditangguhkan (21,491) 46,674 89,720Jumlah beban (manfaat) pajak 188,944 46,674 89,720

LABA BERSIH 414,501 110,039 222,936

Page 68: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Lampiran (4/5)

PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam Jutaan Rupiah)

Modal Modal Selisih Selisih lebih Ekuitasditempatkan lainnya penilaian akumulasi laba yang telah Yang belum bersihdan disetor kembali (rugi) atas hak ditentukan ditentukan

penuh aktiva tetap minoritas pada penggunaannya penggunaannyaanak perusahaan

Saldo 31 Desember 2002 2,000,000 1,303,465 - - 1,582,368 (173,027) 4,712,806

Laba bersih 110,039 110,039

Penyesuaian atas laba tahun sebelumnya (20,608) (20,608)

Deviden kas (42,000) (42,000)

Program kemitraan dan bina lingkungan (5,941) (5,941)

Penambahan untuk cadangan umum 185,210 (185,210) -

Saldo 31 Desember 2003 2,000,000 1,303,465 - - 1,767,578 (316,747) 4,754,296

Laba bersih 414,501 414,501

Penyesuaian atas laba tahun sebelumnya (10,572) (10,572)

Deviden kas (38,514) (38,514)

Program kemitraan dan bina lingkungan (2,000) (2,000)

Penambahan untuk cadangan umum 69,525 (69,525) -

Saldo 31 Desember 2004 2,000,000 1,303,465 - - 1,837,103 (22,857) 5,117,711

Saldo laba (Akumulasi rugi)

Page 69: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

Lampiran (5/5)

PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan

LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam Jutaan Rupiah)

2004 2003 2002ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 7,860,033 5,476,347 5,400,013Pembayaran kas kepada :

Pemasok (7,322,227) (4,916,266) (4,615,593)Gaji, Upah dan tunjangan lainnya (551,409) (385,043) (366,111)

(13,603) 175,038 418,309Kas yang dihasilkan dari operasiPenerimaan kas dari penghasilan bunga 4,476 17,305 25,182Penerimaan kas dari tagihan pajak 59,943 18,239 (89,720)Pembayaran kas untuk pajak (112,622) (119,393) (19,809)Pembayaran kas untuk beban bunga & Bank (93,278) (87,395) (101,459)Kas dari penerimaan (Pengeluaran) lain-lain (1,333) 178,854 981

(142,815) 7,610 (184,825)Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakanuntuk) Aktivitas Operasi (156,417) 182,649 233,484

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPenurunan/(peningkatan) uang muka

Konstruksi 6,032 348 1,340Penurunan/(peningkatan) atas penyertaan (341,927) (9,667) 30,860Penurunan/(peningkatan) piutang jangka

panjang - pihak yang mempunyai hubungan istimewa 130,776 (42,092) -

Penarikan (penempatan) investasi sementara - 126,800 - Penjualan/(Pembelian) aktiva tetap 70,686 (7,783) 1,493Penurunan/(peningkatan) uang jaminan 22,586 (22,894) 139,068Penurunan aktiva lain-lain (2,043) (301) (123,769)Penambahan (Pengurangan) akt dlm pembangunan (158,711) (50,365) (62,279)Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakanuntuk) Aktivitas Investasi (272,600) (5,953) (13,287)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN(Penerimaan)/Penambahan hutang bank 700,639 (152,316) 64,285Kenaikan (penurunan) hutang lain-lain (20,825) 18,983 - Pembayaran deviden kas (63,514) (42,000) (122,787)Peningkatan (pembayaran) hutang sewa guna usaha (1,367) (2,267) - Pembayaran dana untuk pembinaan pengusaha

golongan ekonomi lemah dan koperasi (2,000) (5,941) (4,284)Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakanuntuk) Aktivitas Pendanaan 612,933 (183,541) (62,786)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIHKAS DAN SETARA KAS 183,916 (6,846) 157,411

KAS DAN SETARA KAS AWAL 229,827 285,407 88,762PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR (82,479) (48,734) 39,234KAS DAN SETARA KAS AKHIR 331,263 229,827 285,407

Page 70: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

BPK - RI

LAPORAN AUDITOR

INDEPENDEN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004

LAPORAN EVALUASI KINERJA

Nomor : 23.C/AUDITAMA V/GA/3/2005 Tanggal : 30 Maret 2005

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995

Page 71: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

DAFTAR ISI Hal BAB I SIMPULAN

1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004

2. Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi

a. Penjualan b. Produksi

2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha b. Beban Usaha c. Pendapatan dan Beban Lain-lain

2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan 3. Tingkat Kesehatan Perusahaan 4. Perkembangan Usaha Perusahaan

4.1.Neraca 4.2. Laporan Laba Rugi 4.3. Laporan Perubahan Ekuitas 4.4. Laporan Arus Kas

5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern 6. Informasi Lainnya

6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) 6.2. Anak Perusahaan

BAB II HASIL EVALUASI

1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004

2. Analisa Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi

a. Penjualan b. Produksi

2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha b. Beban Usaha c. Pendapatan dan Beban Lain-lain

2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan 3. Analisa Tingkat Kesehatan Perseroan 4. Perkembangan Usaha Perusahaan

4.1. Neraca 4.2. Laporan Laba Rugi

1

1

1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

4

4

4 4 4 7 9 9 9 10 11 11 13 13 14

Page 72: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

DAFTAR ISI Hal

4.3. Laporan Perubahan Ekuitas 4.4. Laporan Arus Kas 4.5. Rasio Keuangan

5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern 6. Informasi Lainnya

6.1. Satuan Pengawas Intern 6.2. Anak Perusahaan

15 15 16 17 17 17 17

Page 73: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

1

BAB I SIMPULAN

1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) Tahun 2004 RKAP tahun 2004 ditetapkan dan disahkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 24 Desember 2003. RKAP tahun 2004 disusun dan dirumuskan sesuai dengan kondisi yang ada dan prospek perkembangan perusahaan.

2. Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi

a. Penjualan Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 sebesar 1.877.992 ton atau 79,52% dari target RKAP dan meningkat sebesar 2,29% dibandingkan dengan realisasi penjualan produk baja tahun 2003. Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 dari listrik, air, dan lahan industri masing-masing sebesar 98.865 MWH, 19.622.000 m3, dan 7,1 ha atau 37,85%, 110,85%, dan 71,00% dari target RKAP dan meningkat masing-masing sebesar 3,98%, 24,08%, dan 5,97% dibandingkan dengan realisasi penjualan produk non baja tahun 2003. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, tolling baja tulangan dan kawat, serta property dan kawasan industri masing-masing sebesar Rp48 milyar, Rp4 milyar, 213.687 kunjungan, 2.904.134 ton, 2.850 m2, 2.648 ton, dan Rp25 milyar atau 53,93%, 50,00%, 78,36%, 108,44%, 1,70%, 30,27% serta 50,30% dari target RKAP. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari tolling baja tulangan dan kawat meningkat, sedangkan penjualan jasa lainnya menurun dibandingkan dengan realisasi tahun 2003.

b. Produksi Realisasi produksi baja tahun 2004 sebesar 5.541.313 ton atau 88,30% dari target RKAP dan meningkat sebesar 17,68% dibandingkan dengan realisasi produksi baja tahun 2003. Realisasi produksi non baja tahun 2004 untuk listrik dan air masing-masing sebesar 1.082.872 MWH dan 35.517.000 m3 atau 87,53% dan 92,32% dari anggarannya dan meningkat masing-masing sebesar 9,67% dan 10,25% dibandingkan dengan realisasi produksi non baja tahun 2003.

2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha

Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 sebesar Rp9.396.816 juta atau 105,49% dari target RKAP dan meningkat sebesar 43,01% dibandingkan dengan realisasi pendapatan usaha tahun 2003.

Page 74: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

2

b. Beban Usaha Realisasi beban usaha tahun 2004 sebesar Rp428.091 juta atau 86,03% dari anggarannya dan meningkat sebesar 9,79% dibandingkan dengan realisasi beban usaha tahun 2003.

c. Pendapatan dan Beban Lain-lain Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 sebesar (Rp180.636 juta) atau 110,29% dari anggarannya sebesar (Rp163.780 juta). Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 menurun 0,08% dibandingkan dengan realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2003 sebesar (Rp130.262 juta).

2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan Realisasi investasi tahun 2004 sebesar Rp111.373 juta atau 17,26% dari target RKAP dan menurun sebesar 10,34% dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2003.

3. Tingkat Kesehatan Perusahaan

Tingkat kinerja perusahaan didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan dengan hasil bahwa tingkat kesehatan perusahaan tahun 2004 dalam kondisi “Sehat (A)” dengan total skor 70,3. Kondisi ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tingkat kesehatan tahun 2003 yaitu “Kurang Sehat (BBB)” dengan total skor 64,5.

4. Perkembangan Usaha Perusahaan Perkembangan perusahaan selama tiga tahun terakhir menunjukkan kondisi sebagai berikut: 4.1. Neraca Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar

Rp8.923.556 juta meningkat sebesar 21,84% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta. Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2003 menurun sebesar 3,35% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2002 sebesar Rp7.577.706 juta.

4.2. Laporan Laba Rugi Realisasi laba bersih tahun 2004 sebesar Rp414.501 juta meningkat sebesar 276,69% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta. Realisasi laba bersih tahun 2003 menurun sebesar 52,80% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2002 sebesar Rp233.151 juta.

4.3. Laporan Perubahan Ekuitas Saldo ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp5.116.269 juta meningkat sebesar 7,60% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta. Saldo ekuitas per 31 Desember 2003 meningkat sebesar 1,44% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2002 sebesar Rp4.687.017 juta.

Page 75: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

3

4.4. Laporan Arus Kas Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2004 sebesar Rp636.375 juta meningkat sebesar 47,13% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta. Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 menurun sebesar 5,17% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2002 sebesar Rp456.123 juta.

5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern

Struktur Pengendalian Intern yang diterapkan perusahaan cukup memadai dalam mendukung aktifitas perusahaan.

6. Informasi Lainnya

6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) Satuan Pengawasan Intern (SPI) dapat menjalankan fungsinya dalam membantu manajemen untuk menyakinkan ditaatinya prosedur dan kebijakan dalam sistem pengendalian manajemen perusahaan. Dari hasil pemeriksaan tahun 2003, sebagian besar temuan telah ditindaklanjuti.

6.2. Anak Perusahaan Perusahaan mempunyai 10 (sepuluh) anak perusahaan yaitu PT Krakatau Engineering (PT KE), PT KHI Pipe Industries (PT KHI), PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Plat Timah Nusantara (PT Latinusa), PT Krakatau Wajatama (PT KW), PT Krakatau Information Technology (PT KIT), PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) dan PT Krakatau Medika (PT KM).

Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,

Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416

Jakarta, 30 Maret 2005

Page 76: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

4

BAB II HASIL EVALUASI

1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) Tahun 2004 RKAP disusun berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-101/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN. Penyusunan RKAP secara umum telah sesuai dengan pedoman/ketentuan yang berlaku dan kebijakan manajemen secara keseluruhan serta sesuai dengan kondisi yang ada dan prospek perkembangan perusahaan. RKAP tahun 2004 ditetapkan dan disahkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 24 Desember 2003.

2. Analisa Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP

Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 Pencapaian hasil usaha tahun 2004 dibandingkan dengan target menurut RKAP dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: 2.1. Penjualan dan Produksi

a. Penjualan Realisasi kuantitas penjualan tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

2003

Realisasi RKAP Realisasi 3:4 (3-5):52 3 4 5 6 7

Penjualan Produk Baja Dalam NegeriSlab Baja Ton 0 0 0 ~ ~Baja Lembaran Panas Ton 524,731 590,130 577,392 88.92 (9.12)Baja Lembaran Dingin Ton 448,913 544,103 327,137 82.51 37.22Billet Ton 20,776 0 18,841 ~ 10.27Batang Kawat Ton 295,743 360,000 252,401 82.15 17.17Baja Tulangan Ton 86,691 130,626 99,127 66.37 (12.55)Baja Profil Ton 26,582 100,000 0 26.58 ~Tin Plate Ton 90,391 90,980 95,293 99.35 (5.14)Spiral Pipe Ton 18,640 39,848 17,474 46.78 6.67Jumlah Penjualan Dalam Negeri Ton 1,512,467 1,855,687 1,387,665 81.50 8.99EksporBaja Lembaran Panas Ton 160,451 320,000 272,012 50.14 (41.01)Baja Lembaran Dingin Ton 167,231 180,000 154,901 92.91 7.96Batang Kawat Ton 34,421 0 11,833 ~ 190.89Baja Tulangan Ton 0 0 0 ~ ~Baja Profil Ton 2,764 0 0 ~ ~Tin Plate Ton 42 0 0 ~ ~Spiral Pipe Ton 616 6,000 9,462 10.27 (93.49)Jumlah Penjualan Ekspor Ton 365,525 506,000 448,208 72.24 (18.45)

Jumlah Penjualan Produk Baja Ton 1,877,992 2,361,687 1,835,873 79.52 2.29

2004 %

1

Uraian Satuan

Page 77: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

5

2 3 4 5 6 7Penjualan Produk Non Baja dan Jasa

Penjualan Produk Non BajaListrik MWH 98,865 261,214 95,084 37.85 3.98Air 000.M3 19,622 17,702 15,814 110.85 24.08Lahan Industri Ha 7.1 10.0 6.7 71.00 5.97Penjualan JasaEngineering Rp Milyar 48 89 77 53.93 (37.66)Sistem Informasi Rp Milyar 4 8 5 50.00 (20.00)Medis Kunjungan 213,687 272,713 223,859 78.36 (4.54)Jasa Pelabuhan Ton 2,904,134 2,678,100 3,266,404 108.44 (11.09)Pipe Lining, Wrapping & Coating M2 2,850 168,000 36,789 1.70 (92.25)Tolling Baja Tulangan & Kawat Ton 2,648 8,748 774 30.27 242.12Property & Kawasan Industri Rp Milyar 25.0 49.7 41.0 50.30 (39.02)

1

1) Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 sebesar 1.877.992 ton atau

79,52% dari target RKAP sebesar 2.361.687 ton. Tidak tercapainya anggaran penjualan produk baja disebabkan rendahnya pencapaian kuantitas penjualan, baik domestik maupun ekspor. Pencapaian masing-masing produk dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Realisasi penjualan domestik baja lembaran panas sebesar 524.731

ton atau 88,92% dari RKAP sebesar 590.130 ton. Tidak tercapainya target disebabkan rendahnya permintaan akibat dari tingginya stok baja lembaran panas di konsumen. Realisasi penjualan ekspor baja lembaran panas sebesar 160.451 ton atau 50,14% dari RKAP sebesar 320.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan lebih memfokuskan ke pasar dalam negeri yang memberikan margin lebih tinggi serta turunnya permintaan pasar karena adanya kenaikan harga yang signifikan;

b) Realisasi penjualan domestik baja lembaran dingin sebesar 448.913 ton atau 82,51% dari RKAP sebesar 544.103 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh belum optimalnya operasi pabrik baja lembaran dingin. Realisasi penjualan ekspor baja lembaran dingin sebesar 167.231 ton atau 92,91% dari RKAP sebesar 180.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan lebih memfokuskan ke pasar dalam negeri yang memberikan margin lebih tinggi;

c) Realisasi penjualan domestik billet sebesar 20.776 ton. Produk billet tidak dianggarkan untuk dijual, hanya diprioritas untuk bahan baku pabrik batang kawat dan baja tulangan;

d) Realisasi penjualan domestik batang kawat sebesar 295.743 ton atau 82,15% dari RKAP sebesar 360.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh ketatnya persaingan dengan pabrikan lokal sehingga produk yang dijual hanya dibatasi untuk produk-produk yang tergolong mempunyai nilai tambah saja. Realisasi penjualan ekspor batang kawat sebesar 34.421 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor;

Page 78: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

6

e) Realisasi penjualan domestik baja tulangan sebesar 86.691 ton atau 66,37% dari RKAP sebesar 130.626 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan harus berebut pada pasar retail dengan produk yang berdiameter kecil. Sementara pasar proyek dengan produk berdiameter besar yang merupakan spesialisasi perusahaan masih tersendat sehubungan dengan masih sedikitnya proyek-proyek besar yang dijalankan kembali sejak krisis berlangsung;

f) Realisasi penjualan domestik baja profil sebesar 26.582 ton atau 26,58% dari RKAP sebesar 100.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh masih terbatasnya variasi ukuran dimana hasil produksi didominasi ukuran besar sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar ukuran kecil, serta masih rendahnya produktivitas pabrik. Realisasi penjualan ekspor baja profil sebesar 2.764 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor;

g) Realisasi penjualan domestik tin plate sebesar 90.391 ton atau 99,35% dari RKAP sebesar 90.980 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh menurunnya permintaan pasar karena dengan mahalnya harga baja, konsumen beralih (substitusi) ke produk non baja. Realisasi penjualan ekspor tin plate sebesar 42 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor;

h) Realisasi penjualan domestik spiral pipe sebesar 18.640 ton atau 46,78% dari RKAP sebesar 39.848 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh adanya beberapa penundaan yaitu: (1) Proyek Pertamina dengan kebutuhan spiral pipe sebesar 16.725

ton; (2) Permintaan dari Total Indonesie sebesar 2.085 ton; (3) Pembangunan jembatan Suramadu. Realisasi penjualan ekspor spiral pipe sebesar 616 ton atau 10,27% dari RKAP sebesar 6.000 ton. Tidak tercapainya target anggaran disebabkan oleh lemahnya daya saing di pasar internasional karena kenaikan harga pasar pipa tidak linear dengan kenaikan harga bahan baku baja lembaran panas.

Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 meningkat sebesar 2,29% dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2003 sebesar 1.835.873 ton. Hal ini disebabkan penjualan dalam negeri meningkat sebesar 8,99%.

2) Realisasi penjualan produk non baja dan penjualan jasa tahun 2004 dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 dari listrik, air, dan

lahan industri masing-masing sebesar 98.865 MWH, 19.622.000 m3, dan 7,1 ha atau 37,85%, 110,85%, dan 71,00% dari target RKAP sebesar 261.214 MWH, 17.702.000 m3, dan 10,00 ha. Tidak tercapainya target penjualan listrik disebabkan antara lain oleh:

Page 79: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

7

(1) Rendahnya penjualan listrik ke PLN karena musim kemarau tidak sepanjang yang diperkirakan sehingga PLN bisa beroperasi normal dan mengurangi pembeliannya;

(2) Rendahnya penjualan ke konsumen umum karena perusahaan tidak berhasil menambah konsumen baru.

Tidak tercapainya penjualan lahan industri disebabkan oleh dibatalkannya pembelian oleh LG Chemical seluas 10,00 ha karena kesulitan memperoleh pasokan listrik. Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 meningkat masing-masing sebesar 3,98%, 24,08%, dan 5,97% dibandingkan dengan realisasi tahun 2003 masing-masing sebesar 95.084 MWH, 15.814.000 m3, dan 6,70 ha;

b) Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, tolling baja tulangan dan kawat, serta property dan kawasan industri masing-masing sebesar Rp48 milyar, Rp4 milyar, 213.687 kunjungan, 2.904.134 ton, 2.850 m2, 2.648 ton, dan Rp25 milyar atau 53,93%, 50,00%, 78,36%, 108,44%, 1,70%, 30,27% serta 50,30% dari target RKAP masing-masing sebesar Rp89 milyar, Rp8 milyar, 272.713 kujungan, 2.678.100 ton, 168.000 m2, 8.748 ton, serta Rp49,7 milyar. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, serta property dan kawasan industri menurun masing-masing sebesar 37,66%, 20,00%, 4,54%, 11,09%, 92,25%, serta 39,02% dibandingkan dengan penjualan jasa tahun 2003 masing-masing sebesar Rp77 milyar, Rp5 milyar, 223.859 kunjungan, 2.904.134 ton, 36.789 m2, serta Rp41 milyar, sedangkan penjualan jasa dari tolling baja tulangan dan kawat meningkat sebesar 242,12%.

b. Produksi Realisasi produksi tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

2003Realisasi RKAP Realisasi 3:4 (3-5):5

2 3 4 5 6 7Baja

Besi Spons Ton 1,435,896 1,445,000 1,170,985 99.37 22.62Slab Baja Ton 1,189,153 1,350,000 1,000,151 88.09 18.90Baja Lembaran Panas Ton 1,468,885 1,650,000 1,277,865 89.02 14.95Baja Lembaran Dingin Ton 503,273 750,000 468,017 67.10 7.53Billet Baja Ton 406,607 400,000 321,978 101.65 26.28Batang Kawat Ton 339,231 360,000 244,386 94.23 38.81Baja Tulangan Ton 69,664 99,000 98,058 70.37 (28.96)Baja Profil Ton 8,799 64,000 7,644 13.75 15.11Kawat Baja Ton 21,962 22,000 5,676 99.83 286.93Tin Plate Ton 80,439 90,040 88,596 89.34 (9.21)Spiral Pipe Ton 17,404 45,848 25,546 37.96 (31.87)

Jumlah Produksi Baja Ton 5,541,313 6,275,888 4,708,902 88.30 17.68Non Baja

Listrik MWH 1,082,872 1,237,080 987,432 87.53 9.67Air 000.M3 35,517 38,472 32,214 92.32 10.25

1

2004 %Uraian Satuan

Page 80: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

8

1) Realisasi produksi baja tahun 2004 sebesar 5.541.313 ton atau 88,30% dari target RKAP sebesar 6.275.888 ton. Tidak tercapainya sebagian besar target produksi disebabkan oleh berbagai kendala pada masing-masing pabrik antara lain: a) Produksi pabrik slab baja hanya mencapai 88,09% dari anggarannya

disebabkan oleh kelangkaan bahan baku besi spons dan scrap serta tingginya harga bahan baku tersebut;

b) Produksi baja lembaran dingin hanya mencapai 67,10% dari anggarannya disebabkan oleh belum optimalnya operasi pabrik setelah penyelesaian proyek Continuous Tandem Cold Mill;

c) Produksi baja profil hanya mencapai 13,75% dari anggarannya disebabkan pabrik masih dalam tahap pengenalan dan uji coba (learning curve and trial) setelah dilakukan optimalisasi pada tahun 2003;

d) Produksi pipa spiral hanya mencapai 37,96% dari anggarannya disebabkan oleh rendahnya permintaan pasar karena adanya rescheduling proyek-proyek minyak dan gas yang menjadi target pasar dan ketatnya persaingan pada segmen pipa diameter kecil sampai dengan sedang.

Realisasi produksi baja tahun 2004 meningkat sebesar 17,68% dibandingkan dengan realisasi produksi baja tahun 2003 sebesar 4.708.902 ton. Sebagian besar produksi produk baja tahun 2004 meningkat kecuali untuk produksi baja tulangan, tin plate, dan spiral pipe.

2) Realisasi produksi non baja tahun 2004 untuk listrik dan air masing-masing sebesar 1.082.872 MWH dan 35.517.000 m3 atau 87,53% dan 92,32% dari anggarannya masing-masing sebesar 1.237.080 MWH dan 38.472.000 m3. Tidak tercapainya target yang dianggarkan disebabkan kedua produk tersebut terkait dengan pola produksi baja (PT KS sebagai induk) sehingga kedua produk tersebut yaitu listrik dan air juga mengalami penurunan. Selain itu produksi listrik juga terganggu oleh tingginya harga bahan bakar minyak dan rendahnya pasokan gas alam dari PT Pertamina. Realisasi produksi non baja tahun 2004 yaitu listrik dan air meningkat masing-masing sebesar 9,67% dan 10,25% dibandingkan realisasi produksi non baja tahun 2003 masing-masing sebesar 987.432 MWH dan 32.214.000 m3.

Page 81: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

9

2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha

Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

(dalam Juta Rupiah)2003

Realisasi RKAP Realisasi 2:3 (2-4):42 3 4 5 6

Produk Baja Domestik 7,551,395 6,807,527 4,987,156 110.93 51.42Luar Negeri 1,545,894 1,609,576 1,265,784 96.04 22.13

Jumlah Penjualan Produk Baja 9,097,289 8,417,103 6,252,940 108.08 45.49Tanah dan Jasa Kawasan Industri

Tanah 23,414 22,750 30,640 102.92 (23.58)Jasa Kawasan 22,847 49,741 20,825 45.93 9.71

Jumlah Penjualan Tanah dan Jasa Kawasan Industri 46,261 72,491 51,465 63.82 (10.11)Jasa Lainnya

Jasa Rekayasa dan Konstruksi 48,417 89,364 76,458 54.18 (36.68)Jasa Teknologi Informasi 3,030 7,868 5,285 38.51 (42.66)Lain-lain 201,819 320,897 184,788 62.89 9.22

Jumlah Penjualan Jasa Lainnya 253,266 418,129 266,531 60.57 (4.98)Jumlah Penjualan 9,396,816 8,907,723 6,570,936 105.49 43.01

1

%Uraian 2004

Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 sebesar Rp9.396.816 juta atau 105,49% dari target RKAP sebesar Rp8.907.723 juta. Terlampauinya target pendapatan usaha disebabkan penjualan produk baja mencapai 108,08% dari target RKAP. Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 meningkat sebesar 43,01% dibandingkan dengan realisasi pendapatan usaha tahun 2003 sebesar Rp6.570.936 juta. Hal ini disebabkan penjualan produk baja meningkat sebesar 45,49%.

b. Beban Usaha Realisasi beban usaha tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

(dalam Juta Rupiah)2003

Realisasi RKAP Realisasi 2:3 (2-4):42 3 4 5 6

Beban PenjualanOngkos Angkut 126,982 184,329 135,699 68.89 (6.42)Gaji, Upah, dan Kesejahteraan Karyawan 23,996 24,759 21,534 96.92 11.43Beban Kantor 2,291 867 1,919 264.21 19.37Klaim Pelanggan 2,022 8,500 4,685 23.79 (56.84)Transportasi dan Komunikasi 12,042 8,766 15,041 137.37 (19.94)Lain - lain 16,583 25,762 16,253 64.37 2.03

Jumlah Beban Penjualan 183,915 252,983 195,131 72.70 (5.75)

2004 %Uraian

1

Page 82: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

10

2 3 4 5 6Beban Umum dan Administrasi

Gaji, Upah, dan Kesejahteraan Karyawan 167,597 156,508 135,605 107.09 23.59Penyisihan Piutang Ragu-ragu 2,043 1,566 2,960 130.49 (30.96)Penyusutan dan Amortisasi 5,766 6,727 6,456 85.71 (10.69)Beban Asuransi dan Sewa 14,785 19,590 11,765 75.47 25.67Transportasi dan Komunikasi 10,223 10,662 10,818 ~ (5.50)Jasa Profesional 5,313 15,039 6,611 35.33 (19.63)Beban Kantor 4,261 4,334 5,769 ~ (26.14)Beban Perawatan dan Pemeliharaan 9,027 7,383 2,526 ~ 257.38Lain - lain 25,159 22,834 12,282 110.18 104.85

Jumlah Beban Umum dan Administrasi 244,176 244,643 194,792 99.81 25.35Jumlah Beban Usaha 428,091 497,626 389,923 86.03 9.79

1

Realisasi beban usaha tahun 2004 sebesar Rp428.091 juta atau 86,03% dari anggarannya sebesar Rp497.626 juta. Hal ini disebabkan beban penjualan serta beban umum dan administrasi masing-masing sebesar 72,70% dan 99,81% dari anggarannya masing-masing sebesar Rp252.983 juta serta Rp497.626 juta. Realisasi beban usaha tahun 2004 meningkat sebesar 9,79% dibandingkan dengan realisasi beban tahun 2003 sebesar Rp389.923 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya beban umum dan administrasi sebesar 25,35%.

c. Pendapatan dan Beban Lain-lain Realisasi pendapatan dan beban lain-lain tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

(dalam Juta Rupiah)2003

Realisasi RKAP Realisasi 2:3 (2-4):42 3 4 5 6

Pendapatan Bunga 17,687 43,048 34,780 41.09 (0.49)Penjualan Limbah Produksi 41,362 0 18,336 ~ 1.26Beban Bunga (134,788) (177,496) (140,826) 75.94 (0.04)Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih (87,753) 0 (51,868) ~ 0.69Penyisihan Penurunan Nilai Investasi 0 0 0 ~ ~Lain-lain Bersih (114,910) (29,332) 9,316 391.76 (13.33)Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain (278,403) (163,780) (130,262) 169.99 (0.13)

2004 %Uraian

1

Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 sebesar (Rp278.403 juta) atau 169,99% dari anggarannya sebesar (Rp163.780 juta). Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya rugi selisih kurs sebesar Rp87.753 juta yang tidak dianggarkan sebelumnya. Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 menurun 0,13% dibandingkan dengan realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2003 sebesar (Rp130.262 juta). Hal ini disebabkan pendapatan bunga, beban bunga, dan lain-lain bersih menurun masing-masing sebesar 0,49%, 0,04%, dan 13,33%.

Page 83: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

11

2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan Realisasi investasi dan sumber pembiayaan tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

(dalam Juta Rupiah)

2003Realisasi RKAP Realisasi 2:3 (2-4):4

2 3 4 5 6Investasi Rutin

Dana Pinjaman 0 0 0 ~ ~Dana Sendiri 48,221 516,325 73,252 9.34 (34.17)

Jumlah Investasi Rutin 48,221 516,325 73,252 9.34 (34.17)Pembangunan/Proyek

Dana Pinjaman 7 48,470 8,585 0.01 ~Dana Sendiri 63,145 80,518 42,383 78.42 48.99

Jumlah Investasi Pembangunan/Proyek 63,152 128,988 50,968 48.96 23.91Jumlah Investasi 111,373 645,313 124,220 17.26 (10.34)

1

2004 %Uraian

Realisasi investasi tahun 2004 sebesar Rp111.373 juta atau 17,26% dari target RKAP sebesar Rp645.313 juta. Hal ini disebabkan investasi rutin dan investasi pembangunan/proyek masing-masing hanya mencapai Rp48.221 juta dan Rp63.152 juta atau 9,34% dan 48,96% dari target RKAP masing-masing sebesar Rp516.325 juta dan Rp128.988 juta. Rendahnya realisasi investasi rutin disebabkan perusahaan menerapkan skala prioritas yang ketat. Investasi rutin yang diprioritaskan adalah investasi yang mempunyai manfaat langsung dalam mendukung pelaksanaan operasi pabrik. Tidak tercapainya anggaran investasi pembangunan/proyek disebabkan realisasi investasi pembangunan/proyek yang dibiayai dana pinjaman hanya mencapai Rp7 juta atau 0,01% dari target RKAP sebesar Rp48.470 juta. Realisasi investasi tahun 2004 menurun sebesar 10,34% dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2003 sebesar Rp124.220 juta. Hal ini disebabkan investasi rutin menurun sebesar 34,17%.

3. Analisa Tingkat Kesehatan Perseroan Evaluasi tingkat kesehatan BUMN didasarkan pada pedoman yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang meliputi aspek penilaian dan bobot sebagai berikut:

Uraian Bobot Maksimal Aspek Keuangan 70 Aspek Operasional 15 Aspek Administrasi 15 Total Bobot 100

Page 84: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

12

Realisasi tingkat kesehatan PT KS tahun 2004 dengan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

Nilai Skor Nilai Skor

1. Return On Equity (ROE) 20.0 8.22% 12.0 2.63% 5.52. Return On Investment (ROI) 15.0 10.66% 9.0 7.94% 6.03. Rasio Kas 5.0 29.01% 4.0 29.96% 4.04. Rasio Lancar 5.0 209.53% 5.0 254.18% 5.05. Collection Period (hari) 5.0 40 5.0 54 5.06. Perputaran Persediaan (hari) 5.0 124 3.5 111 4.07. Perputaran Total Asset (TATO) 5.0 110.62% 4.5 98.88% 4.08. Rasio Total Modal Sendiri thd.

Total Aktiva (TMS/TA) 10.0 57.33% 8.5 66.64% 8.0Sub Total Aspek Keuangan 70.0 51.5 41.5

Aspek Operasional1. On Time Delivery Baik 7.0

- HR 3.0 Baik 2.4- CRC 3.0 Cukup 1.5

2. Utilisasi Kapasitas- HR 3.0 Baik Sekali 3.0- CRC 3.0 Cukup 1.5- WR 3.0 Baik 2.4

3. Capacity Utilization Cukup 3.0Sub Total Aspek Operasional 15.0 10.8 10.0

Aspek Administrasi 1. Laporan Keuangan Audited 3.0 Juni 2005 0.0 April 2004 3.02. Rancangan Rencana Kerja

dan Anggaran Perusahaan 3.0 27 Okt. 2003 3.0 Okt. 2002 3.03. Keterlambatan Laporan

Manajemen Triwulan (hari) 3.0 0 3.0 0 3.04. Kinerja PUKK

- Effektifitas Penyaluran Dana 3.0 0.0 93.69% 3.0- Tingkat Pengembalian Pinjaman 3.0 2.0 30.50% 1.0Sub Total Aspek Administrasi 15.0 8.0 13.0

Total Skor 100.0 70.3 64.5Golongan Tingkat Kesehatan Sehat A Kurang Sehat BBB

Realisasi 2004 Realisasi 2003

Aspek Keuangan

Indikator Bobot

Tingkat kesehatan perusahaan tahun 2004 dalam kondisi “Sehat (A)” dengan total skor 70,3. Kondisi ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tingkat kesehatan tahun 2003 yaitu “Kurang Sehat (BBB)” dengan total skor 64,5.

Page 85: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

13

4. Perkembangan Usaha Perseroan Perkembangan perusahaan tahun 2002, 2003, dan 2004 adalah sebagai berikut: 4.1. Neraca

(dalam Juta Rupiah)

2004 2003 2002 (2 - 3):3 (3 - 4):42 3 4 5 6

AktivaAktiva Lancar

Kas dan Setara Kas 636,375 432,523 456,123 47.13 (5.17)Investasi Jangka Pendek 102,140 0 0 ~ ~Piutang Usaha 1,038,634 868,955 782,286 19.53 11.08Piutang Alihan 98,999 0 19,585 ~ (100.00)Piutang Lain-lain 15,039 102,601 156,786 (85.34) (34.56)Persediaan - Bersih 3,184,630 2,053,553 2,072,552 55.08 (0.92)Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka 81,475 41,105 42,934 98.21 (4.26)Pajak Dibayar Dimuka 177,016 170,243 33,498 3.98 408.22

Jumlah Aktiva Lancar 5,334,307 3,668,980 3,563,764 45.39 2.95Aktiva Tidak Lancar

Aktiva Pajak Tangguhan 46,868 42,485 33,025 10.32 28.64Penyertaan 40,634 86,062 85,755 (52.79) 0.36Aktiva Tetap 3,099,497 2,499,143 2,675,975 24.02 (6.61)Aktiva dalam Pembangunan 175,756 594,535 529,768 (70.44) 12.23Aktiva Lain-lain 226,495 432,962 689,419 (47.69) (37.20)

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 3,589,249 3,655,187 4,013,942 (1.80) (8.94)Jumlah Aktiva 8,923,556 7,324,167 7,577,706 21.84 (3.35)Kewajiban dan EkuitasKewajiban Lancar

Hutang Bank 1,277,735 732,543 859,559 74.42 (14.78)Hutang Usaha 349,973 263,458 500,554 32.84 (47.37)Hutang Lain-lain 100,768 50,296 103,722 100.35 (51.51)Hutang Anjak Piutang 98,999 0 19,585 ~ (100.00)Hutang Pajak 240,101 92,489 82,782 159.60 11.73Beban masih harus Dibayar 191,917 130,328 167,108 47.26 (22.01)Uang Muka Pelanggan dan Lainnya 193,375 97,641 52,474 98.05 86.08Bagian Hutang Bank Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun 92,929 76,683 65,368 21.19 17.31

Jumlah Kewajiban Lancar 2,545,797 1,443,439 1,851,152 76.37 (22.02)Kewajiban Tidak Lancar

Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih 163,873 187,125 143,467 (12.43) 30.43Hutang atas Imbalan Kerja (PSAK 24) 8,562 0 0 ~ ~Hutang Bank Jangka Panjang 1,083,202 936,495 893,984 15.67 4.76

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,255,637 1,123,620 1,037,451 11.75 8.31Jumlah Kewajiban 3,801,433 2,567,059 2,888,603 48.09 (11.13)Hak Minoritas atas Aktiva BersihAnak Perusahaan yang Dikonsolidasi 5,854 2,086 2,086 180.64 0.00Ekuitas

Modal Disetor 2,000,000 2,000,000 2,000,000 0.00 0.00PMP 1,303,465 1,303,465 1,303,465 0.00 0.00Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 381 381 381 (0.12) 0.00Selisih Lebih Akumulasi Rugi atas Hak Minoritas pada Anak Perusahaan 0 345 (5,563) (100.00) (106.20)Saldo Laba 1,812,423 1,450,831 1,388,734 24.92 4.47

Jumlah Ekuitas 5,116,269 4,755,022 4,687,017 7.60 1.45Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8,923,556 7,324,167 7,577,706 21.84 (3.35)

% Perkembangan Naik/(Turun)Uraian

1

Tahun

Page 86: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

14

a. Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp8.923.556 juta meningkat sebesar 21,84% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan aktiva lancar, kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan ekuitas masing-masing sebesar 48,05%, 76,37%, 11,75%, dan 7,60%. Pos-pos aktiva lancar mengalami peningkatan kecuali pos piutang lain-lain, menurun sebesar 85,34%, sedangkan semua pos kewajiban lancar mengalami kenaikan. Pos kewajiban tidak lancar yang mengalami kenaikan adalah hutang bank jangka panjang sebesar 15,67%, sedangkan peningkatan ekuitas disebabkan peningkatan laba.

b. Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta menurun sebesar 3,35% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2002 sebesar Rp7.577.706 juta. Hal ini disebabkan adanya penurunan aktiva tidak lancar dan kewajiban lancar masing-masing sebesar 8,94% dan 22,02%. Pos-pos aktiva tidak lancar yang mengalami penurunan adalah aktiva tetap dan aktiva lain-lain masing-masing sebesar 6,61% dan 37,20%, sedangkan kewajiban lancar yang mengalami penurunan adalah hutang bank, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang anjak piutang, dan beban masih harus dibayar masing-masing sebesar 14,78%, 47,37%, 51,51%, 100,00%, dan 22,01%.

4.2. Laporan Laba Rugi

(dalam Juta Rupiah)

2004 2003 2002 (2 - 3):3 (3 - 4):42 3 4 5 6

Penjualan Bersih 9,396,816 6,570,936 6,388,333 43.01 2.86Harga Pokok Penjualan 8,046,425 5,874,069 5,569,803 36.98 5.46Laba (Rugi) Bruto 1,350,391 696,867 818,530 93.78 (14.86)Beban Usaha

Penjualan 183,915 195,130 196,050 (5.75) (0.47)Umum dan Administrasi 244,176 194,792 185,989 25.35 4.73

Jum lah Biaya Usaha 428,091 389,922 382,039 9.79 2.06Laba (Rugi) Usaha 922,300 306,945 436,491 200.48 (29.68)Penghasilan (Beban) Lain-lain

Penghasilan Bunga 17,687 34,780 54,525 (49.15) (36.21)Penjualan Limbah Produksi 41,362 18,336 16,127 125.58 13.69Beban Bunga (134,788) (140,826) (182,714) (4.29) (22.93)Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih (87,753) (51,868) 30,665 69.18 (269.14)Penyisihan Penurunan Nilai Investasi 0 0 0 ~ ~Lain-lain - Bersih (114,910) 9,316 (2,390) (1,333.48) (489.79)

Jum lah Penghasilan (Beban) Lain-lain (278,403) (130,263) (83,787) 113.72 55.47Laba (Rugi) Sebelum Pos Luar B iasa 643,898 176,682 352,704 264.44 (49.91)Pos Luar Biasa 3,706 2,199 0 68.52 ~Laba (Rugi) Sebelum B eban (M anfaat) Pajak 647,604 178,881 352,704 262.03 (49.28)Beban (Manfaat) Pajak Pajak Kini 257,349 33,125 28,115 676.90 17.82 Pajak Tangguhan (27,669) 34,629 89,089 (179.90) (61.13)Jum lah Beban (M anfaat) Pajak 229,680 67,754 117,204 238.99 (42.19)Laba (Rugi) Sebelum H ak M inoritas atas Laba (Rugi) B ersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi 417,925 111,127 235,500 276.08 (52.81)Hak Minoritas atas (Laba) Rugi Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi (3,423) (1,088) (2,349) 214.60 (53.68)Laba (Rugi) B ersih 414,501 110,039 233,151 276.69 (52.80)Laba (Rugi) Usaha per Saham 461,150 153,473 218,246 200.48 (29.68)Laba (Rugi) B ersih per Saham 207,251 55,020 116,576 276.69 (52.80)

1

% Perkembangan Uraian Tahun Naik/(Turun)

Page 87: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

15

a. Realisasi laba bersih tahun 2004 sebesar Rp512.267 juta meningkat sebesar 365,53% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya laba usaha sebesar 200,48%.

b. Realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta menurun sebesar 52,80% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2002 sebesar Rp233.151 juta. Hal ini disebabkan menurunnya laba usaha sebesar 29,68%.

4.3. Laporan Perubahan Ekuitas

(dalam Juta Rupiah)

2004 2003 2002 (2 - 3):3 (3 - 4):41 2 3 4 5 6

Modal Ditempatkan dan Disetor 2,000,000 2,000,000 2,000,000 0.00 0.00Modal Lainnya 1,303,465 1,303,465 1,303,465 0.00 0.00Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 381 381 381 (0.12) 0.00Selisih Lebih Akumulasi Laba (Rugi) atas Hak Minoritas pada Anak Perusahaan 0 0 (5,563) ~ (100.00)Saldo Laba (Rugi) yang telah Ditentukan Penggunaannya 2,039,754 1,970,229 1,785,019 3.53 10.38Saldo Laba (Rugi) yang belumDitentukan Penggunaannya (227,331) (519,397) (396,285) (56.23) 31.07Saldo 31 Desember 2004 5,116,269 4,754,678 4,687,017 7.60 1.44

% Perkembangan Naik/(Turun)Uraian Tahun

a. Saldo ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp5.116.269 juta meningkat

sebesar 7,60% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta. Hal ini disebabkan saldo yang telah ditentukan penggunaannya meningkat sebesar 3,53%.

b. Saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta meningkat sebesar 1,44% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2002 sebesar Rp4.687.017 juta. Hal ini disebabkan saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan saldo rugi yang belum ditentukan penggunaannya meningkat masing-masing sebesar 10,38% dan 31,07%.

4.4. Laporan Arus Kas

(dalam Juta Rupiah)

2004 2003 2002 (2 - 3):3 (3 - 4):41 2 3 4 5 6

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (263,395) (17,461) 508,540 1,408.47 ~Arus Kas dari Aktivitas Investasi (227,455) 167,328 (117,197) ~ ~Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 694,701 (173,467) (190,366) ~ (8.88)Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 203,852 (23,600) 200,977 ~ ~Kas dan Setara Kas Awal Tahun 432,523 456,123 255,146 (9.25) 78.77Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 636,375 432,523 456,123 47.13 (5.17)

% Perkembangan Naik/(Turun)Uraian Tahun

Page 88: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

16

a. Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2004 sebesar Rp636.375 juta meningkat sebesar 47,13% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta. Hal ini disebabkan arus kas dari aktivitas operasi meningkat sebesar 1.408,47%.

b. Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta menurun sebesar 5,17% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2002 sebesar Rp456.123 juta. Hal ini disebabkan arus kas dari aktivitas operasi pendanaan menurun sebesar 8,88%.

4.5. Rasio Keuangan Kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat terlihat dari rasio likuiditas, risiko aktivitas, rasio leverage, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas tahun 2004 adalah sebagai berikut: No. IndikatorA. Rasio Likuiditas

1. Rasio Kas 29.01 %2. Acid Test Ratio (Quick Ratio) 65.80 %3. Rasio Lancar 209.53 %4. Net Working Capital to Sales 54.51 %

B. Rasio Aktifitas1. Receivable Turn Over 985.20 %2. Collection Period (hari) 40.34 hari3. Perputaran Persediaan (hari) 123.70 hari4. Perputaran Total Asset (TATO) 110.62 %5. Fixed Asset Turn Over 335.68 %6. Current Asset Turn Over 208.74 %7. Sales to Net Working Capital 183.46 %

C. Rasio LeverageDebt to Total Asset 42.60 %

D. Rasio Solvabilitas1. Solvabilitas 234.74 %2. Debt to Equity Ratio 74.30 %

E. Rasio Rentabilitas1. Rasio Gross Profit Margin 14.37 %2. EBITDA Margin 33.31 %3. Net Profit Margin 4.41 %4. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (TMS/TA) 57.33 %5. Return On Equity (ROE) 8.22 %6. Return On Investment (ROI) 10.66 %

Hasil

Page 89: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

17

5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern Secara umum rancangan dan pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Perusahaan cukup memadai dalam mendukung aktifitas perusahaan. Hal ini tercermin antara lain dari: a. Adanya pemisahan tugas. b. Adanya verifikasi dan persetujuan transaksi, jurnal pencatatan dan sistem

pelaporan. c. Adanya kebijakan dan pedoman prosedur untuk menetapkan dan menerapkan

prinsip akuntansi yang berlaku umum. d. Adanya sistem informasi akuntansi dengan bantuan komputer berbasis

Mainframe dan LAN untuk Direktorat Keuangan dan sistem informasi pengadaan berbasis SAP (System Aplication Product) untuk Sub Direktorat Logistik.

6. Informasi Lainnya

6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) Selama tahun 2004, Satuan Pengawasan Intern (SPI) telah melakukan pemeriksaan pada 34 unit kerja atau 85% dari Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2004. Dengan realisasi penerbitan LHP sebanyak 33 buah atau 82,5% dari rencana, target kinerja SPI sesuai RKAP adalah %. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum SPI efektif dalam mendukung operasional perusahaan. Dalam memantau efektifitas kebijakan serta prosedur lain yang berkaitan dengan pengendalian selama tahun 2004 aktifitas SPI adalah sebagai berikut:

Uraian Satuan Realisasi Rencana % Satuan Organisasi yang Diperiksa Obyek 34 40 85 Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan a. Pemeriksaan sesuai PKPT LHP 33 40 82,5 b. Pemeriksaan Khusus LHP 0 0 0 Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan LHP 33 40 82,5

Dari hasil pemeriksaan tahun 2003, sebagian besar temuan telah ditindaklanjuti. 6.2. Anak Perusahaan

Perusahaan mempunyai 10 (sepuluh) anak perusahaan yaitu PT Krakatau Engineering (PT KE), PT KHI Pipe Industries (PT KHI), PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Plat Timah Nusantara (PT Latinusa), PT Krakatau Wajatama (PT KW), PT Krakatau Information Technology (PT KIT), PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) dan PT Krakatau Medika (PT KM). Gambaran secara umum kegiatan anak perusahaan adalah sebagai berikut: a. PT KE

PT KE bergerak dalam bidang konstruksi dan rekayasa. Realisasi kontrak dan pendapatan proyek tahun 2004 masing-masing sebesar Rp97.479.244.000 dan Rp62.601.930.000.

Page 90: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

18

b. PT KHI PT KHI bergerak dalam bidang industri pipa baja. Realisasi produksi pipa baja tahun 2004 sebesar 17.404 ton dengan kapasitas terpasang sebesar 79.500 ton sehingga utilisasi kapasitas sebesar 22%, sedangkan realisasi jasa proteksi sebesar 2.932 m2. Realisasi penjualan pipa baja tahun 2004 sebesar 19.257 ton yang terdiri penjualan ke PT KS dan group sebesar 1.920 ton serta non PT KS dan group sebesar 17.337 ton, sedangkan jasa proteksi sebesar 2.850 m2.

c. PT KIEC PT KIEC bergerak dalam bidang pengelolaan kawasan industri. Realisasi pendapatan PT KIEC tahun 2004 adalah sebagai berikut:

Uraian Satuan Nilai Penjualan lahan komersial M2 -Penjualan lahan industri M2 70.910Pemeliharaan lingkungan M2/bulan 1.569.388Persewaan tanah M2/tahun 54.515Pengolahan oli Ton/tahun 515Perkantoran M2/tahun 8.166Pergudangan M2/tahun 223.200Hotel Permata Room night 54%Golf & KCC Orang/tahun 26.998Sport Center Orang/tahun 144.811Pengelolaan Wisma Baja M2/tahun 108.638Perumahan Unit 68

d. PT Latinusa PT Latinusa bergerak dalam bidang produksi baja kemasan. Realisasi produksi baja kemasan tahun 2004 sebesar 84.062 ton dengan kapasitas terpasang sebesar 130.000 ton sehingga utilisasi kapasitas sebesar 64,66%. Realisasi penjualan tahun 2004 sebesar 90.623 ton.

e. PT KW PT KW bergerak dalam bidang produksi baja tulangan, baja profil dan kawat baja. Realisasi produksi baja tulangan, baja profil, dan kawat baja tahun 2004 masing-masing sebesar 102.124 ton, 50.414 ton, dan 4.262 ton dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 150.000 ton, 150.000 ton, dan 20.000 ton sehingga utilisasi kapasitas masing-masing sebesar 58,24%, 31,56%, dan 21,31%. Realisasi penjualan baja tulangan, baja profil, dan kawat baja tahun 2004 masing-masing sebesar 106.685 ton, 46.171 ton, dan 3.906 ton.

f. PT KIT PT KIT bergerak dalam bidang jasa teknologi informasi. Realisasi kontrak tahun 2004 sebesar Rp21.427.012.000 yang terdiri dari kontrak berasal dari PT KS dan group sebesar Rp17.806.369.000 dan non PT KS dan group sebesar Rp3.620.643.000.

Page 91: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

19

g. PT KBS PT KBS bergerak dalam bidang jasa pelabuhan meliputi jasa kepelabuhan (jasa dermaga dan jasa bongkar/muat), jasa cargo handling (jasa pergudangan, jasa pengarungan, dan jasa pengelolaan cargo), jasa kawasan dan workshop (coastal industrial estate, alat berat, dan workshop). Realisasi penjualan tahun 2004 sebesar Rp78.395.848.000 yang terdiri dari penjualan afiliasi sebesar Rp16.945.844.000 dan non afiliasi sebesar Rp61.450.004.000.

h. PT KTI PT KTI bergerak dalam bidang industri air. Realisasi produksi air tahun 2004 sebesar 35.516.799 m3 dengan kapasitas terpasang sebesar 55.987.200 m3 sehingga utilisasi kapasitas sebesar 63,44%. Realisasi penjualan sebesar 33.616.191 m3 yang terdiri dari penjualan ke PT KS dan group sebesar 16.533.725 m3 serta non PT KS dan group sebesar 17.082.466 m3.

i. PT KDL PT KDL bergerak dalam bidang pembangkit tenaga listrik. Realisasi produksi listrik tahun 2004 sebesar 1.082.872 MWH dan produksi terjual sebesar 1.020.468 MWH.

j. PT KM PT KM bergerak dalam bidang layanan kesehatan. Realisasi pelayanan kesehatan tahun 2004 adalah sebagai berikut:

Uraian Satuan Nilai Rawat jalan Orang 213.687Rawat darurat Orang 17.390Rawat intensif Hari 919Kamar bedah Orang 2.569Kamar bersalin Orang 636Rawat inap Hari 38.492Penunjang medis/diagnostic Tindakan 387.229Hemadialisa Tindakan 1.117Fisioterapi Tindakan 41.927Farmasi Resep 214.444

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Page 92: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

20

Page 93: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

1 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak

perusahaan tanggal 31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal

tersebut, dan telah menerbitkan laporan Nomor 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005

tanggal 30 Maret 2005.

Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan

Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan

Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit

untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari

salah saji material.

Kepatuhan perusahaan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku

bagi PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan merupakan tanggung jawab

manajemen. Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah

laporan keuangan bebas dari salah saji material, kami melakukan pengujian terhadap

kepatuhan PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan terhadap pasal-pasal

tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. Namun, tujuan audit kami

atas laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan

kepatuhan terhadap pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu

pendapat seperti itu.

Page 94: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

2 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Hasil pengujian kami menunjukkan bahwa, berkaitan dengan unsur yang kami uji,

PT Krakatau Steel (Persero) mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal yang

kami sebut dalam paragraf di atas. Berkaitan dengan unsur yang tidak kami uji, tidak ada

satupun yang kami ketahui yang menyebabkan kami percaya bahwa PT Krakatau Steel

(Persero) tidak mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal tersebut. Namun

kami mencatat masalah-masalah tertentu yang tidak material berkaitan dengan kepatuhan

PT Krakatau Steel (Persero) terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan

persyaratan bantuan disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada lampiran A.

Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,

Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416

Jakarta, 30 Maret 2005

Page 95: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

3 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Lampiran A A. PT Krakatau Steel

1. PT Krakatau Steel masih membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas tanah yang

sudah bukan miliknya sebesar Rp658.954.000,00

PT Krakatau Steel (PT KS) masih membutuhkan tanah untuk perluasan pabrik, sehingga perlu melakukan pembebasan hak atas tanah dan benda-benda yang ada di atasnya. Termasuk dalam pembebasan tersebut adalah proses tukar menukar tanah milik penduduk yang akan digunakan sebagai lokasi pabrik seluas 1.647.385 m2 ≈ 164,7385 Ha.

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) tertanggal 14 April 2004 diketahui bahwa PT KS masih membayar PBB atas tanah yang sudah bukan miliknya eks proses tukar menukar di atas. Perhitungan SPPT PBB yang dibayar PT KS didasarkan atas objek pajak bumi dan bangunan seluas 11.618.870 m2 dengan NJOP per m2 sebesar Rp200.000,00 sehingga NJOP sebagai dasar pengenaan PBB sebesar Rp2.323.774.000.000,00 yang dapat dirinci sebagai berikut :

NJOP sebagai dasar pengenaan PBB = Rp2.323.774.000.000 NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) = 0 NJOP untuk perhitungan PBB = Rp2.323.774.000.000 NJKP (Nilai Jual Kena Pajak) = 40% x Rp2.323.774.000.000 = Rp 929.509.600.000 PBB yang Terhutang = 0,5%x Rp 929.509.600.000 = Rp 4.647.548.000

Dalam jumlah PBB terhutang tersebut, diantaranya sebesar Rp658.954.000,00 adalah

nilai PBB untuk tanah yang sudah ditukar kepada penduduk (sudah bukan milik perusahaan lagi). Atas luas tanah dan PBB yang terutang, sebagaimana dimaksud dalam SPPT PBB, PT KS telah mengajukan permohonan keberatan melalui surat No. KU.02/150 tanggal 28 Juni 2004. Sementara menunggu jawaban atas permohonan keberatan, PT KS pada tanggal 27 Agustus 2004 membayar dahulu PBB terutang sebesar Rp4.647.548.000,00 melalui Bank Jabar Cilegon untuk menghindari denda pajak bila dibayar lewat jatuh tempo.

Sesuai Undang Undang No. 12 tahun 1985 tentang PBB, pasal 4 menyebutkan bahwa yang menjadi subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan..

Kondisi di atas mengakibatkan PT KS lebih bayar atas pembayaran SPPT PBB tahun 2004 sebesar Rp658.954.000,00 untuk tanah yang bukan menjadi kewajibannya.

Hal tersebut disebabkan PT KS terlambat melakukan pemutakhiran objek PBB-nya. PT KS sependapat dengan temuan BPK-RI dan saat ini telah dilakukan

pemutakhiran atas seluruh asset yang menjadi obyek PBB. PT KS juga akan melakukan monitoring terhadap kompensasi PBB tersebut pada SPPT PBB masa pajak tahun 2005.

BPK RI menyarankan agar PT KS tetap melakukan pemutakhiran obyek PBB-nya, khususnya atas hasil penjualan asset non produktif, dan melakukan monitoring atas kompensasi PBB pada tahun 2005.

Page 96: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

4 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

2. Penggunaan dana dalam Rekening Dana Investasi (RDI) PT Krakatau Steel tidak sesuai dengan peruntukannya

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 14 Juni 2004 telah disetujui

adanya pendanaan untuk investasi yang berasal dari divestasi saham PT Krakatau Steel (PT KS) pada anak perusahaan dan pelepasan saham pada perusahaan patungan. Dana untuk investasi juga ditambah dari hasil penjualan asset non produktif yang telah disetujui penjualannya oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan surat No. S-116/M-MBU/2003 tanggal 16 Juni 2003. Untuk menampung dana-dana investasi tersebut telah dibuka Rekening Dana Investasi (RDI) pada PT Bank Mandiri Cilegon Anyer pada tanggal 7 Juli 2004 dengan Rekening No.116-0004376944. RDI pertama kali diisi dari hasil penjualan saham perusahaan patungan yakni PT Citra Marga Nusaphala Persada (PT CMNP) sebesar Rp57.120.000.000,00 pada tanggal 26 Juli 2004.

RDI berada dalam pengelolaan Sub Direktorat Perbendaharaan PT KS, bersama-sama dengan rekening lainnya untuk modal kerja. Tidak diperoleh kebijakan khusus atas RDI berkaitan penggunaan sesuai dengan tujuan pembentukannya. Hal ini memungkinkan dana RDI digunakan dalam operasi rutin perusahaan atau diperlakukan sebagai modal kerja, seperti yang terjadi pada 28 Juli 2004 dimana dana sebesar Rp 57.120.000.000,00 dipindahbukukan ke rekening giro No. 116-0084001230 dan digunakan untuk pembayaran Kredit Modal Kerja (KMK) yang jatuh tempo. Jumlah tersebut baru dikembalikan pada tanggal 5 Agustus 2004 setelah perusahaan menarik KMK kembali.

RDI secara resmi diikutsertakan dalam mekanisme kebijakan kas bersama (cash pooling) berdasarkan Perjanjian Pelayanan Jasa Notional Cash Pooling No. PT KS : HK.01.02/261/2004 tanggal 24 September 2004 antara PT KS Group dan PT Bank Mandiri. Dengan diikutsertakannya RDI dalam mekanisme cash pooling, maka secara resmi RDI menjadi sama dengan rekening operasional lainnya. Dalam mekanisme cash pooling, RDI menjadi penutup rekening operasional yang overdraft.

Saldo akhir RDI per 31 Desember 2004 sebesar Rp2.255.675.592,96 sedangkan sisanya dipindahkan ke deposito on call.

Sesuai dengan keputusan RUPS tanggal 14 Juni 2004 tentang persetujuan pelepasan saham patungan dan surat Menteri BUMN No. S-116/M-MBU/2003 tanggal 16 Juni 2003 tentang izin penjualan asset non produktif menyebutkan bahwa dana-dana yang diperoleh adalah untuk pendanaan investasi.

Kondisi di atas mengakibatkan timbulnya potensi terganggunya pencapaian pelaksanaan dan tujuan investasi sehubungan penggunaan RDI untuk operasional.

Hal tersebut disebabkan PT KS sepanjang tahun 2004 mengalami kesulitan dana kas dan memandang penggunaan RDI lebih murah dibandingkan meminjam ke bank untuk menutupi masalah arus kas/cash flow.

PT KS menjelaskan bahwa sesuai rencana, RDI akan dipergunakan untuk kepentingan investasi mulai tahun 2005. Namun demikian, sambil menunggu penggunaan dana tersebut untuk kepentingan investasi dan dalam rangka mengoptimalkan pengembalian/return serta untuk mengurangi biaya bunga akibat penarikan KMK (meningkatkan kondisi arus kas operasi tahun 2004 cukup sulit), maka dana dalam rekening PT KS qq dana investasi tersebut dikelola melalui mekanisme instrument cash pooling.

Page 97: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

5 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Selanjutnya PT KS menjamin bahwa dana tersebut akan tersedia, pada saat akan dipergunakan untuk kepentingan investasi. Posisi saldo RDI pada akhir Maret 2005 menjadi sebesar Rp103.667.700.792,60,00.

BPK RI menyarankan agar PT KS mengeluarkan dana dalam RDI dari mekanisme cash pooling.

3. Terdapat aktiva tetap berupa tanah dan bangunan non produktif milik PT Krakatau

Steel yang dikuasai oleh Pihak Ketiga

Berdasarkan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. S-116/M-MBU/2003 tanggal 6 Juni 2003, PT Krakatau Steel (PT KS) memperoleh ijin penjualan aktiva non produktifnya dengan cara penawaran terbuka tanpa lelang yang terdiri dari: a. 13 (tiga belas) persil tanah kosong; b. 5 (lima) persil tanah berikut bangunan; c. 1 (satu) set aktiva yang terdiri dari perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 5

MW sebanyak 5 (lima) unit beserta fasilitas pendukungnya. Dari 19 (sembilan belas) item aktiva tetap tersebut di atas, sampai dengan akhir

tahun 2004 diketahui baru 4 (empat) item yang sudah terjual. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 31 Desember

2004 terhadap 3 (tiga) item dari 15 (lima belas) item tanah dan bangunan yang belum terjual diketahui hal-hal sebagai berikut : a. Tanah di Jl. Gunung Sahari No. 1 (Eks PN Metrika), Jakarta Pusat, luas tanah 3.508 m2,

dengan HGB No. 657/1966; 658/1966; 659/1966 terlihat antara lain : 1) Banyak bangunan didirikan di atas tanah milik PT KS yang terdiri dari bangunan

rumah penduduk, wartel, rumah makan, bengkel las, bengkel AC mobil (Fajar Timur AC, Tlp. 021-70649357) dan kantor (Master Express Cargo);

2) Lahan untuk bangunan tersebut dipakai tanpa surat perjanjian sewa antara PT KS dengan penghuni, tetapi berdasarkan pengakuan salah seorang penghuni bahwa mereka membayar sewa atas lahan yang dipakai pada oknum yang tidak diketahui identitasnya;

3) Tidak ada papan nama yang menunjukan bahwa tanah tersebut milik PT KS. Selain informasi di atas, juga diketahui bahwa dari tanah tersebut seluas 198 m2 telah beralih kepemilikannya masing-masing yaitu : 1) Hak Guna Bangunan (HGB) No. 657 beralih ke HGB No. 1272 dan dialihkan

kembali ke HGB No. 1746 tanggal 27 Juni 1997 seluas 68 m2 atas nama PT Primatiga Ekarencana, berkedudukan di Cilacap. HGB tersebut telah diagunkan kepada PT Bank Central Asia tanggal 20 Juni 2003;

2) HGB No. 658 beralih ke HGB No. 1609 tanggal 13 Juni 1996 seluas 65 m2 atas nama PT Hidup Barutama Mandiri berkedudukan di Jakarta. Selanjutnya HGB tersebut dijual kepada Ny. Meitha Mega Djuwita Darwis tanggal 1 September 1997. Ny. Meitha Mega Djuwita Darwis, telah mengagunkannya kepada PT Bank Bumi Arta;

3) HGB No. 659 beralih ke HGB No. 1513 tanggal 5 Januari 1996 seluas 65 m2 atas nama Ny. Renny Sahara (Gouw Lie Tju).

Belum ada upaya-upaya yang dilakukan PT KS Divisi Protokoler & Perkantoran Jakarta untuk membebaskan tanah tersebut dan untuk menyelesaikan adanya HGB ganda.

Page 98: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

6 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

b. Tanah di Jl. Taruna No. 1 (Eks PN Metrika), Pulo Gadung, Jakarta Timur, luas tanah 75.015 m2, HGB No. 10/1972 terlihat antara lain : 1) Lokasi tanah dipisahkan dengan jalan masuk PT Metbelosa; 2) Tanah sebagian dipakai untuk area parkir dan jalan masuk PT Metbelosa; 3) Hampir tigaperempat dari luas tanah didirikan bangunan permanen untuk rumah

tinggal, rumah toko, rumah ibadah dan bengkel serta pangkalan truk; 4) Tanah tersebut dipakai tanpa surat perjanjian pinjam pakai atau sewa antara PT

KS dengan penghuni; 5) Tidak ada papan nama yang menunjukan bahwa tanah tersebut milik PT KS. Dari dokumen yang ada diketahui bahwa sejak serah terima tanah seluas 75.015 m2 dari PN Metrika kepada PT KS, tanah dimaksud dalam keadaan kosong. Sampai pemeriksaan berakhir Divisi Protokoler & Perkantoran PT KS Jakarta hanya menguasai dengan melakukan pemagaran atas tanah seluas 6.151 m2, sisanya seluas 68.864 m2 masih dikuasai oleh warga, dan belum ada tindakan tegas dalam melakukan pengamanan atas tanah tersebut.

c. Tanah dan Bangunan di Jl. Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat, luas 654 m2, HGB No. 446/1997 terlihat antara lain : 1) Bangunan dikuasai oleh organisasi Kesatuan Penerus Perjuangan RI (KPP-RI); 2) Bangunan bagian kiri depan disewakan menjadi kantor Koperbin dan kanan depan

disewakan menjadi wartel; 3) Tanah kanan depan didirikan bangunan rumah makan; 4) Lahan untuk bangunan tersebut dipakai tanpa surat perjanjian pinjam pakai atau

sewa antara PT KS dengan penghuni. Namun berdasarkan informasi dari penjaga gedung diketahui bahwa mereka membayar sewa atas bangunan dan lahan yang dipakai;

6) Papan nama PT KS dicabut sehari setelah dipasang oleh PT KS. Permasalahan dimulai sejak ditempatinya tanah dan gedung tersebut pada tanggal 31 Desember 1994 dan baru dilaporkan kepada PT KS tanggal 2 Januari 1995, dimana tanah dan gedung tersebut dipakai untuk sementara sebagai tempat penyimpanan arsip oleh KPP-RI. Upaya-upaya yang sudah dilakukan Divisi Protokoler & Perkantoran PT KS Jakarta adalah dengan beberapa kali mengirimkan surat kepada DPP-KPPRI, atau pihak-pihak yang menguasai tanah dan bangunan di Jl. Proklamasi No. 45, agar segera mengosongkan gedung kantor tersebut. Terakhir dengan surat Kepala Divisi Protokoler & Perkantoran No. HK.05.02/535 tanggal 15 September 2004 perihal permohonan ketiga pengosongan kantor PT KS di Jl. Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat.

Sesuai dengan Akta Notaris Lanny Janis Ishak No. 7 tanggal 4 Nopember 2002 mengenai Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT KS menyebutkan ketentuan tentang tugas dan wewenang Direksi antara lain adalah memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.

Kondisi di atas mengakibatkan PT KS tidak dapat segera menjual dan memanfaatkan hasil penjualan tanah dan bangunan non produktif untuk keperluan investasi.

Hal tersebut disebabkan Direksi PT KS lalai dan tidak tegas dalam melakukan tindakan pengamanan atas tanah dan bangunan non produktif yang dikuasai oleh pihak ketiga, termasuk pengambilalihan kembali bangunan yang dipakai KPP-RI awal tahun 1995.

PT KS menjelaskan bahwa pada prinsipnya pihaknya akan melakukan upaya untuk menguasai kembali terhadap tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang ditempati oleh pihak ketiga. Sampai dengan saat ini, langkah – langkah yang dapat dan telah dilakukan oleh PT KS adalah sebagai berikut :

Page 99: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

7 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

1. Tanah di Jl. Gunung Sahari No. 1 (eks PN Metrika) Jakarta Pusat seluas 3.508 M2 HGB No. 657/1966, 658/1966 dan 659/1966. - Bangunan yang didirikan sebagai bengkel AC mobil telah dibongkar dan akan

dilanjutkan dengan bangunan yang lain. - PT KS telah melakukan pengecekan ke Badan Pertanahan Nasional bahwa status

tanah tersebut masih tetap sesuai dengan dokumen yang dimiliki PT KS. 2. Tanah di Jl. Taruna No. 1 (eks PN Metrika) Pulogadung Jakarta Timur seluas 75.015 M2

HGB No. 10/1972. - Area Parkir dan Jalan masuk ke PT Metbelosa secara fisik masih dikuasai PT KS. - Tanah seluas 6.151 M2 akan segera dipagar, merupakan areal yang dapat

diselamatkan secara fisik saat peralihan dari PT. Metbelosa. 3. Tanah dan Bangunan di Jalan Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat seluas 654 M2 HGB no.

446/1997. - Atas penguasaan bangunan oleh Organisasi Kesatuan Penerus Perjuangan RI (KPP-

RI), PT KS telah beberapa kali melakukan pendekatan baik secara langsung maupun menyurati KPPRI, agar segera mengosongkan tanah dan bangunan tersebut.

- Usaha yang sedang ditempuh oleh PT KS adalah dengan menggunakan jasa pengacara J. Edwin Manurung SH.

Selanjutnya untuk menyelesaikan asset tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang sementara ini ditempati oleh pihak ketiga tersebut diatas, PT KS akan membentuk Tim Kecil.

BPK RI menyarankan agar PT KS konsisten dan tegas dalam menyelesaikan asset tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang dikuasai pihak ketiga dalam rangka pengamanan asset milik perusahaan.

4. PT Krakatau Steel mengalami kerugian sebesar Rp38.485.291.044,00 atas terhentinya

proyek pembangunan Continuous Casting Machine dan pemasangan Electric Arc Furnace No. 3 dan 4 Pabrik Billet Baja

Berdasarkan laporan keuangan konstruksi per 31 Desember 2004, diketahui terdapat

proyek investasi optimalisasi pada pabrik billet baja PT Krakatau Steel (PT KS) yang tidak dilanjutkan lagi. Adapun proyek investasi tersebut terdiri dari : a. Proyek pembangunan mesin cetak bergerak baru/New Continuous Casting Machine

(CCM), yang tertuang dalam kontrak pengadaan & pemasangan CCM No. 17/KONTR/DU-KS/III/1997 tanggal 24 Maret 1997 antara PT KS dengan Konsorsium Concast Standard AG (CST) dan PT Lykamandiri Sentosa Jaya (PT Likmas Jaya/PT LJ). Menurut kontrak, CST selaku penanggung jawab porsi impor sebesar USD9.016.555 sedangkan PT LJ selaku penanggung jawab porsi lokal sebesar Rp17.502.231.111 dengan total ekuivalen sebesar Rp38.970.748.556,00.

b. Proyek pembangunan New Electric Arc Furnace No. 3 & 4 (EAF), yang tertuang dalam kontrak pengadaan & pemasangan EAF No. 49/KONTR/C/DU-KS/1997 tanggal 3 Juli 1997 antara PT KS dengan Konsorsium Danieli & C Officine Meccaniche SpA. (DCOM).dan PT Andaru Sinarmatra (PT AS). Menurut kontrak, DCOM selaku penanggung jawab porsi impor sebesar USD14.117.600 sedangkan PT AS selaku penanggung jawab porsi lokal sebesar Rp18.465.700.000,00.

Kedua proyek dimaksud merupakan 1 (satu) paket pembangunan, dimana proyek CCM terlebih dahulu dibangun baru dilakukan proyek pemasangan EAF.

Page 100: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

8 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Dari dokumen pembayaran diketahui bahwa PT KS telah mengeluarkan biaya sebesar Rp38.485.291.044,00 untuk kedua proyek, dengan rincian sebagai berikut : a. Proyek CCM sebesar Rp12.287.311.698,00, terdiri dari :

1) Uang muka kepada CST dibayar sebesar 15% atau USD1.352.483,25 ekuivalen Rp4.104.786.664,00 (termasuk provisi dan ongkos teleks) yang dibayarkan PT KS tanggal 6 Agustus 1997;

2) Uang muka kepada PT LJ dibayar sebesar 20% atau Rp3.500.446.222,00 yang dibayarkan PT KS tanggal 6 Agustus 1997;

3) Aktiva dalam pembangunan (premi asuransi dan IT) sebesar Rp156.818.121,00; 4) Bunga selama masa kontruksi (Interest During Construction) sebesar

Rp4.429.318.417,00; 5) Biaya umum tidak langsung/General Indirect Cost sebesar Rp95.941.938,00.

b. Proyek EAF sebesar Rp26.197.979.346,00, terdiri dari : 1) Uang muka kepada DCOM dibayar sebesar 15% atau USD2.117.640,00 ekuivalen

Rp7.352.437.600,00 (termasuk provisi dan ongkos teleks) yang dibayarkan PT KS tanggal 10 Oktober 1997;

2) Uang muka kepada PT AS dibayar sebesar Rp3.693.140.000,00 yang dibayarkan PT KS tanggal 10 Oktober 1997;

3) Aktiva dalam pembangunan sebesar Rp10.512.174.512,00; 4) Interest During Construction sebesar Rp4.436.234.670,00; 5) General Indirect Cost sebesar Rp203.992.564,00.

Atas uang muka yang dibayar tersebut, PT KS memperoleh Bank Garansi untuk

masing-masing proyek, yaitu :

No. Nama Proyek

Pihak Konsorsium

Bank Penerbit

Nilai Akhir Masa Berlaku

a. CCM CST Bank Bumi Daya USD 1,352,483.35 01-11-1998 PT Likmas Bank Bumi Daya Rp 3.500.446.222,00 01-11-1998

b. EAF DCOM ABN AMRO USD 2,117,640.00 31-01-1999 PT AS ABN AMRO Rp 3.693.140.000,00 31-01-1999

Sampai dengan masa berlaku bank garansi habis, pihak manajemen tidak melakukan

perpanjangan bank garansi maupun pencairan, walaupun pihak CST telah menghentikan secara sepihak proyek CCM tersebut tanggal 8 April 1998.

Selanjutnya, berdasarkan temuan BPK RI tahun buku 2003 atas saldo uang muka proyek CCM diketahui sebagai berikut : a. Uang muka proyek kepada CST sebesar Rp4.104.787.000,00 telah habis dipakai untuk

menutupi biaya-biaya yang timbul dalam tahap awal proyek sampai dengan dihentikannya proyek tersebut. Proyek tersebut dihentikan (terminated) secara sepihak oleh CST tanggal 8 April 1998, sambil menunggu kelanjutan pengerjaan proyek dimaksud. Alasan CST adalah karena PT KS tidak bersedia membayar dan menandatangani sertifikat penyelesaian tahap I dan II (tercapai tgl. 19 Nopember 1997) untuk porsi impor yang menjadi tanggung jawab CST, yang menurut CST pekerjaan tersebut telah selesai dilakukan.

Page 101: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

9 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

PT KS tidak sependapat atas penghentian proyek tersebut dan menganggap bahwa proyek CCM dihentikan hanya untuk sementara (suspension) dengan status kemajuan/progress proyek ± 40% karena adanya krisis moneter yang menyebabkan kenaikan biaya, sehingga tidak ada kontraktor lokal yang sanggup menanganinya.

b. Uang muka proyek kepada PT LJ sebesar Rp3.500.446.222,00, sampai dengan saat penghentian kontrak sepihak oleh CST, porsi pekerjaan lokal belum dilaksanakan sama sekali dan belum ada pertanggungjawaban uang muka dimaksud oleh PT LJ. Tanggal 10 Desember 2001, CST melaporkan bahwa PT LJ telah menarik uang muka dari rekening bersama di Bank Duta tanpa sepengetahuan CST, sehingga uang muka proyek porsi lokal tersebut tidak jelas status dan keberadaannya.

Tindak lanjut yang sudah dilakukan PT KS, yaitu : a. PT KS telah mengirim surat undangan No. 77/DPT-KS/2004 tanggal 22 Juli 2004 ke

CST, untuk mendiskusikan penyelesaian kontrak No. 17/KONTR/DU-KS/III/1997, dengan tujuan mendapatkan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

b. PT KS pada tanggal 27 Agustus 2004, menanyakan ke PT LJ (anggota konsorsium) tentang progress surat PT KS ke CST.

c. Informasi dari PT LJ tanggal 2 September 2004 adalah bahwa Dewan Direksi Schoelman Siemag (SMS Gmbh) sedang membahas tentang usulan penyelesaian PT KS kepada CST. SMS Gmbh ikut membahas masalah ini, karena CST telah diakuisisi oleh SMS Gmbh.

Sedangkan proyek EAF sendiri karena terkait dengan proyek CCM, sampai akhir tahun 2004 pekerjaannya belum dilaksanakan oleh kontraktor. Sebelumnya, tanggal 2 November 2001, DCOM melalui suratnya telah menagih sebesar USD 650.000,00 ekuivalen Rp7.187.700.000,00 (kurs USD1 = Rp11.058) kepada PT KS atas penangguhan proyek EAF.

Dalam rapat koordinasi Direksi PT KS tanggal 21 Oktober 2003, sehubungan dengan RJPP 2004 – 2008, Direksi sepakat untuk tidak melanjutkan kembali proyek CCM dan EAF BSP, karena adanya keterbatasan pasokan besi spons/sponge iron untuk proses steel making. Sampai pemeriksaan berakhir, kedua proyek tersebut belum secara resmi dihentikan dengan pemberitahuan kepada konsorsium pelaksana proyek.

Berdasarkan ketentuan kontrak proyek CCM No.17/KONTR/DU-KS/III/1997 tanggal 24 Maret 1997 dan proyek EAF No. 49/KONTR/C/DU-KS/1997 tanggal 3 Juli 1997 menyebutkan bahwa pemilik dapat memutus kontrak dan dalam hal ini, pemilik wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis dalam waktu tidak kurang dari 45 hari mengenai keputusannya memutus kontrak ini, dan wajib memberi kesempatan bagi Kontraktor untuk membicarakannya.

Hal tersebut mengakibatkan PT KS menderita kerugian sebesar Rp38.485.291.044,00 karena pengeluaran yang dilakukan tidak memperoleh manfaat bagi perusahaan dan berpotensi untuk diklaim oleh kontraktor.

Hal tersebut disebabkan Direksi PT KS tidak tegas dan konsisten atas penyelesaian kedua proyek (CCM dan EAF) dimana sampai dengan ±8 (delapan) tahun tidak ada keputusannya.

PT KS menjelaskan bahwa pada tanggal 21 Oktober 2003 telah memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek optimalisasi pembangunan EAF dan CCM BSP namun belum secara resmi memutus kontrak EAF dan CCM BSP ke Kontraktor sesuai klausul kontrak. PT

Page 102: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

10 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

KS akan menyelesaikan kontrak, dengan meminimalkan kerugian karena klaim, dan mengharapkan uang muka yang telah dikeluarkan dapat kembali. Untuk itu atas proyek CCM BSP akan diupayakan mengalihkan uang muka yang telah diberikan menjadi uang muka proyek lain yang dapat dikerjakan SMS seperti Revamping SSP-1. Bila tidak memungkinkan akan diupayakan penyelesaian secara proporsional yang menjadi tanggungjawab PT KS atau Kontraktor, yaitu selisih antara jumlah uang muka yang telah dibayarkan PT KS dengan nilai kemajuan progress pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor. Sedangkan atas proyek EAF BSP, PT KS akan mengupayakan uang muka yang telah dibayarkan dapat dialihkan menjadi uang muka proyek lain, antara lain pemasangan teknologi module 3 unit tiap EAP & modifikasi Electrode Drive dan membangun CCM baru dengan radius 9 meter. Untuk itu komunikasi PT KS dengan Kontraktor masing-masing telah dilakukan baik secara formal maupun informal.

BPK RI menyarankan agar PT KS segera menyelesaikan dampak terhentinya proyek CCM dan EAF sesuai ketentuan dalam kontrak.

5. PT Krakatau Steel memanfaatkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL) yang belum disalurkan ke Unit Pengelola PKBL

Sebagaimana dimuat dalam Laporan Audit BPK-RI tahun 2003, sebagian dana PKBL yang merupakan penyisihan laba berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Krakatau Steel (PT KS) masih berada dalam perusahaan. Dana PKBL tersebut terpisah dari kas PT KS dan dikelola dalam sub akun AA.13.01.16 (Bank Mandiri-PUKK) yang kemudian direklasifikasi keakun AG.21.01.03-Aktiva lain-lain. Posisi saldo dana PKBL per tanggal 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp11.299.255.161,00.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa : a. Pengelolaan dana PKBL sejak tanggal 20 Juli 2004 telah dikeluarkan dari laporan

keuangan (neraca) perusahaan melalui GJ.No.AA04070240. Posisi saldo PKBL saat itu sebesar Rp21.325.414.716,00.

b. Tidak diperoleh kebijakan tentang sistem dan prosedur pengelolaan dana PKBL tersebut. c. Berdasar Surat Perjanjian No.HK.01.02/261/2004 tentang pelayanan jasa notional

pooling antara Bank Mandiri dan PT KS grup, rekening dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) di Bank Mandiri (0004251543) termasuk sebagai salah satu rekening yang dipergunakan sebagai rekening jasa notional pooling (cash pooling). Dengan memasukkan rekening dalam mekanisme cash pooling berarti bahwa saldo rekening tersebut dapat setiap saat dipindahkan oleh Bank Mandiri atau PT KS untuk menutup overdraft pada rekening operasi PT KS grup di akhir bulan atau untuk membantu pengeluaran operasional PT KS melalui instrument deposito on call atau inter company borrowing pada mekanisme cash pooling tanpa harus mempengaruhi rekening koran fisik di Bank Mandiri atau pembukuan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena transaksi melalui cash pooling hanya akan dicatat dalam pembukuan perusahaan atau Bank Mandiri apabila pada akhir bulan saldo transaksi tersebut masih belum terselesaikan/outstanding.

d. Dana PKBL diatas pernah dimanfaatkan sebesar Rp16.110.038.793,14 pada tanggal 31 Agustus 2004 untuk menutup saldo overdraft pada salah satu rekening operasi PT KS (rek. Bank Mandiri No.0084001230). Dana tersebut kemudian dikembalikan lagi pada tanggal 1 September 2004 sebesar Rp16.110.038.793,14 (dengan VR No.04090266).

Page 103: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

11 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Pemanfaatan dana PKBL tersebut, sesuai hasil analisis terhadap laporan keuangan, dikarenakan sejak bulan April 2004 tingkat likuiditas PT KS mengalami penurunan. Cash ratio yang menunjukkan kemampuan PT KS untuk menutup kewajiban lancar dengan menggunakan dana yang berasal dari kas dan bank menurun dari 20% pada bulan April menjadi 2% pada bulan Juli 2004 dan 5% pada bulan Agustus. Selain itu, kondisi saldo kas/bank per 31 Agustus 2004 menunjukkan saldo negatif yang cukup besar yang harus ditutup oleh PT KS dengan menggunakan dana cash pooling, dana PKBL, dan KMK. Sesuai kondisi ini, maka PT KS memerlukan dana likuid secara cepat dan murah dimana salah satunya berasal dari dana PKBL yang dianggap sebagai dana menganggur (iddle). Subdit Perbendaharaan berpendapat bahwa pemanfaatan dana PKBL bisa saja dilakukan dengan kompensasi pemberian jasa bunga.

e. Dana PKBL dimanfaatkan untuk kegiatan operasional PT KS melalui mekanisme cash pooling selama bulan September 2004 sebesar Rp16.000.000.000,00, kemudian pada bulan Desember 2004 sebesar Rp10.500.000.000,00 s.d Rp13.500.000.000,00 dan sebesar Rp11.000.000.000,00 selama bulan Januari 2005. Pemanfaatan dana ini diketahui dari adanya pendapatan jasa on call cash pooling (sebelum pajak) untuk rekening PKBL untuk bulan September 2004 sebesar Rp131.666.666,67, untuk bulan November 2004 sebesar Rp119.322.917,00, untuk bulan Desember 2004 sebesar Rp111.162.326,00, dan untuk bulan Januari 2005 sebesar Rp93.538.194,00. Selain itu, pemanfaatan dana PKBL untuk kegiatan operasional PT KS juga nampak dari kecilnya pendapatan jasa giro notional cash pooling untuk bulan September 2004 yang hanya sebesar Rp1.505.425,15, untuk bulan Desember 2004 sebesar Rp1.291.132,00, dan untuk bulan Januari 2005 sebesar Rp1.009.162,00. Pendapatan jasa giro notional cash pooling dihitung dari saldo harian saldo rekening yang masuk dalam mekanisme cash pooling dengan menggunakan suku bunga giro Bank Mandiri yang kemudian akan didistribusikan ke masing-masing rekening secara proportional tergantung pada besaran saldo hariannya. Dengan demikian, kecilnya jasa giro notional pooling untuk rekening PKBL menunjukkan bahwa saldo rekening PKBL dipergunakan untuk kegiatan operasional PT KS.

Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang “Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan” Bab V pasal 16 menyebutkan adanya larangan bagi BUMN Pembina untuk menggunakan dana PKBL untuk hal-hal di luar ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut. Sedangkan dalam Anggaran Dasar PT KS No.C-03934 HT.01.04.TH.2003 pasal 11 ayat 1.b. menyebutkan bahwa Direksi untuk wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kondisi di atas mengakibatkan PT KS menikmati manfaat minimal sebesar Rp81,780,821.92 yang berasal dari selisih bunga KMK dan pembayaran jasa giro cash pooling dan terhindar dari penarikan pinjaman dengan tingkat bunga yang tinggi.

Hal tersebut disebabkan PT KS menganggap bahwa dana PKBL untuk sementara dapat dimanfaatkan terlebih dahulu melalui cash pooling.

PT KS sependapat dengan temuan diatas dan menjelaskan bahwa bahwa sebagian dana belum semuanya disalurkan ke unit PKBL. Sambil menunggu untuk disalurkan, maka dana PKBL tersebut dikelola melalui mekanisme cash pooling dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Page 104: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

12 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

a. Dana tersebut perlu dioptimalkan return-nya, namun masih dalam pengendalian PT KS. b. PT KS mempunyai fasilitas manajemen kas/cash management yang cukup baik, yaitu

mekanisme cash pooling dengan memperoleh hasil yang lebih baik berupa potensi additional return dan potensi interest expense saving.

Namun demikian, terhitung sejak tanggal 1 Februari 2005 dana PKBL dalam rekening PT KS tersebut, pengelolaannya telah dikeluarkan dari mekanisme cash pooling sesuai surat PT KS ke Bank Mandiri No. KU.01.001/49/2005 tanggal 28 Januari 2005.

BPK RI menyarankan agar di masa mendatang PT KS tetap konsisten melaksanakan ketentuan pengelolaan dan penggunaan dana PKBL sesuai Keputusan Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003 dengan segera menyalurkan dana tersebut ke Unit PKBL.

6. PT Krakatau Steel belum memenuhi ketentuan pembayaran pajak penghasilan atas

pelepasan asset non produktif minimal sebesar Rp110.842.564,00 PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan pelepasan atas tanah dan/atau bangunan

yang berlokasi di Jakarta dan Cilegon atas dasar persetujuan Menteri Keuangan RI No. S.445/MK.16/1997 tanggal 25 Nopember 1997 dan Menteri BUMN No. S-116/M-MBU/2003 tanggal 6 Juni 2003.

Atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tersebut, PT KS diwajibkan untuk membayar Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No. 27 Tahun 1996 tentang pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tanggal 16 April 1996, yang ditegaskan melalui Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-04/PJ.33/1996 tanggal 26 Agustus 1996.

Berdasarkan dokumen dan informasi dari Divisi Pajak, Asuransi dan Faktur PT KS sehubungan dengan PPh pasal 25 atas pelepasan 12 (dua belas) unit tanah dan/atau bangunan selama tahun 2003 sampai dengan 2004 oleh tim asset diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Untuk tanah dan/atau bangunan yang dilepas melalui Kantor Pelayanan Piutang dan

Lelang Negara (KP2LN), PPh pasal 25 disetor langsung oleh KP2LN. b. Terdapat PPh pasal 25 belum disetor minimal sebesar Rp13.786.550,00 atas pelepasan

tanah di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 122 Serang Banten dimana NJOP tahun 2004 belum diperoleh.

c. PPh pasal 25 atas pelepasan tanah dan bangunan di Jl. Kemanggisan Raya No. 52 kurang bayar sebesar Rp13.081.600,00. PT KS menetapkan nilai PPh tersebut berdasarkan NJOP tahun 2004 sebesar Rp2.604.768.000,00. NJOP tersebut ternyata salah dan NJOP tahun 2004 yang seharusnya adalah sebesar Rp2.866.400.000,00.

d. PPh pasal 25 atas pelepasan tanah dan bangunan di Jl. MPR Raya No.18 kurang bayar sebesar Rp83.974.414,00. PT KS menetapkan nilai PPh tersebut berdasarkan harga jual setelah diskon dan biaya taksasi sebesar Rp5.283.529.715,00. Sehubungan dengan nilai NJOP tahun 2004 lebih besar dibandingkan dengan harga jual maka PPh seharusnya dihitung berdasarkan NJOP tahun 2004 sebesar Rp6.963.018.000,00.

Berdasarkan PP No. 27 Tahun 1996 tentang pembayaran PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tanggal 16 April 1996, yang ditegaskan melalui SE Direktur Jenderal Pajak No. SE-04/PJ.33/1996 tanggal 26 Agustus 1996 yang mengatur besarnya PPh yang harus dibayar sehubungan dengan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah 5% (lima persen) dari nilai tertinggi antara pengalihan hak atas tanah

Page 105: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

13 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

dan/atau bangunan pada saat terjadinya pengalihan hak dengan nilai berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atas tanah dan/atau bangunan tersebut.

Kondisi di atas mengakibatkan PT KS kurang bayar PPh pasal 25 minimal sebesar Rp110.842.564,00 (Rp13.786.550,00 + Rp13.081.600,00 + Rp83.974.414,00) atas penjualan tanah dan/atau bangunan tahun 2004.

Hal tersebut disebabkan Divisi Pajak Asuransi dan Faktur tidak mengetahui NJOP tanah dan/atau bangunan yang dijual tim pelepasan asset non produktif dan dalam menghitung PPh pasal 25 belum melihat serta membandingkan harga jual tanah dan/atau bangunan dengan NJOP-nya.

PT KS sependapat dengan temuan BPK RI dan saat ini telah dilakukan perhitungan kembali kewajiban PPh pasal 25 atas pelepasan asset non produktif tersebut. Selanjutnya PT KS akan melakukan penyetoran sejumlah kewajiban sesuai hasil perhitungan.

BPK RI menyarankan agar PT KS melalui Divisi Pajak Asuransi dan Faktur melakukan koordinasi dengan tim pelepasan asset dalam memutahirkan data-data asset non produktif dan melakukan pembayaran kekurangan pajak penjualan asset non produktif.

7. PT Krakatau Steel menyewa kendaraan dinas dan operasional terlalu mahal dan hak

opsi kepemilikan sesuai ketentuan belum dimasukkan dalam kontrak

PT Krakatau Steel (PT KS) telah menyewa kendaraan dari rekanan untuk kepentingan dinas dan operasional dengan tarif sewa di kontrak untuk 157 unit kendaraan adalah sebagai berikut : a. Kendaraan Dinas dan Operasional non Pabrik

No. Jenis Kendaraan Merk Tarif per

Bulan Unit No. Kontrak Awal

1. MD Direksi Toyota CAMRY 15.300.000 6 No.59/C/DU-KS/KONTR/2003 2. MD Kasubdit/GM Honda ACCORD 10.650.000 24 No.22/C/DU-KS/KONTR/01 3. MD Kadiv/Manajer Toyota SOLUNA 4.000.000 78 No.60/C/DU-KS/KONTR/2000

No.61/C/DU-KS/KONTR/2000 4. MU Non Shift Toyota KIJANG LX 3.600.000 5 No.47-3L/KON/LOG-KS/VIII/01 Toyota KIJANG LSX 4.350.000 1 No.46-3L/KON/LOG-KS/VIII/01 5. MO-Non Shift Toyota KIJANG LX 4.920.000 2 No.01-3L/KONTR/LOG-KS/04 Toyota KIJANG LSX 5.840.000 1 No.02-3L/KONTR/LOG-KS/04 6. MO-Shift Toyota KIJANG LSX 8.250.000 5 No.10-3L/KONTR/LOG-

KS/IV/03 7. MO Direksi Ssyangyong MUSSO 9.600.000 2 No.25/C/DL-KS/KONTR/2004

Jumlah kendaraan 124 * keterangan : MD=Mobil Dinas MU=Mobil Utility MO=Mobil Operasional

Page 106: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

14 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

b. Kendaraan Operasional Pabrik

Jenis Tarif Operasional per bulan No. Kontrak Awal SHIFT NON SHIFT Unit Tarif Unit Tarif

I. Pick Up Non AC a. Standar 6 6.700.000 2 2.450.000 b. Accessoris Patroli 1 6.800.000 - - No.09-3L/KONTR/LOG-KS/IV/03 II. Minibus Standar & adendum kontrak a. AC 7 3.100.000 No. 73-3L/AM-III/LOG-KS/VII/04 b. Non AC 4 7.150.000 15 2.900.000 Total 11 24 Jumlah Kendaraan Opers. 35 unit

Tarif sewa kendaraan per bulan diatas didasarkan atas rincian perhitungan Harga Patokan Sendiri (HPS) dengan komponen-komponen biaya sebagai berikut : 1) Biaya investasi/pemilikan, termasuk bunga pinjaman (bunga bank) untuk pengadaan

kendaraan. 2) Biaya operasional 3) Biaya overhead 4) Keuntungan rekanan 5) Pajak & Asuransi 6) Gaji sopir Berdasarkan hasil pemeriksaan, ternyata di dalam tarif tersebut terdapat biaya pemilikan atau biaya investasi (butir 1)) yang tidak sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT KS No.36/C/DU-KS/Kpts/1995 tanggal 22 Februari 1995 tentang Pedoman Kebijakan Akuntansi PT KS. Sesuai ketentuan diatas, apabila di dalam komponen tarif sewa terdapat unsur biaya investasi beserta bunganya, maka di dalam kontrak sewa menyewa kendaraan harus dimasukkan klausul opsi kepemilikan kendaraan yang disewa tersebut oleh PT KS pada saat kontrak berakhir.

Dengan tidak adanya opsi kepemilikan dalam kontrak sewa menyewa, maka hal tersebut merupakan penyimpangan dari ketentuan diatas, sehingga PT KS membayar tarif sewa kendaraan terlalu tinggi/mahal karena ikut menanggung hampir seluruh biaya investasi yang telah dilakukan rekanan, termasuk bunganya, atas kendaraan yang disewanya. Padahal pada saat kontrak berakhir kendaraan eks sewa tersebut nantinya akan sepenuhnya menjadi milik rekanan termasuk seluruh hasil penjualannya Besarnya komponen biaya investasi yang dibebankan rekanan dalam tarif sewa kendaraan seperti terinci dalam tabel di bawah ini :

Page 107: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

15 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

a) Kendaraan Dinas & Operasional non Pabrik

Jenis Mobil Biaya Investasi/Pemilikan (per bulan) Per unit/kendaraan Jumlah

kendaraan Total

M. Dinas Direksi Rp8.428.464 6 Rp 50.570.784 M. Dinas Kasubdit Rp7.206.336 24 Rp 172.952.064 M. Dinas Kadiv Rp1.628.452 78 Rp 127.019.256 M. Opers- Direksi Rp5.276.764 2 Rp 10.553.528 M. Utility – LX Rp2.676.147 5 Rp 13.380.735 - LSX Rp3.564.308 1 Rp 3.564.308 M. Opers. – Shift Rp1.562.968 5 Rp 7.814.840 M. Opers. – Nshift LX Rp2.250.948 2 Rp 4.501.896 - Nshift LSX Rp2.988.175 1 Rp 2.988.175

Jumlah kendaraan 124 Total pengenaan biaya pemilikan/investasi atas seluruh kendaraan sewa oleh rekanan (per bulan)

Rp 393.345.586

Total pengenaan biaya investasi selama periode kontrak (60 bulan)

Rp23.600.735.160

b) Kendaraan Operasional Pabrik

Jenis Mobil Biaya Investasi/Pemilikan (per bulan)

Per unit/kendaraan Jumlah kendaraan

Total

Minibus Rp869.023 26 Rp22.594.598 Pick Up-Standar Rp552.554 8 Rp 4.420.432 Pick Up-Accesoris Rp514.578 1 Rp 514.578

Jumlah kendaraan 35 Total pengenaan biaya pemilikan/investasi atas seluruh kendaraan sewa oleh rekanan (per bulan)

Rp27.529.605

Total pengenaan biaya investasi selama periode kontrak (24 bulan)

Rp660.710.520

c) Total pengenaan biaya investasi/pemilikan oleh rekanan dalam tarif sewa di kontrak - Kendaraan dinas & operasional non pabrik : Rp23.600.735.160

- Kendaraan operasional pabrik : Rp 660.710.520 - Total : Rp24.261.445.680

Terhadap hal diatas, pihak Direktorat Akuntansi dan Keuangan juga sependapat bahwa tarif sewa murni yang selama ini ditanggung oleh PT KS semestinya tidak boleh memasukkan unsur biaya perolehan (biaya investasi) beserta bunganya. Namun demikian dalam melakukan persetujuan pembayaran biaya sewa kendaraan pihaknya hanya

Page 108: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

16 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

mendasarkan pada dokumen kontrak yang dibuat oleh Direktorat Logistik. Selanjutnya disebutkan bahwa atas tarif sewa yang dibayarkan PT KS tersebut pihak Akuntansi dan Keuangan tidak mengetahui dasar perhitungannya, termasuk dalam hal ini apabila ada unsur-unsur biaya sewa yang semestinya tidak boleh dimasukkan dalam pembayaran tarif sewa murni seperti yang selama ini berlaku.

Dalam penentuan harga/tarif sewa kendaraan seharusnya Direktorat Logistik PT KS mengikuti SK Direksi No.36/C/DU-KS/Kpts/1995 tanggal 22 Februari 1995 tentang Pedoman Kebijakan Akuntansi PT KS.

Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kemahalan pembayaran tarif sewa yang berasal dari pengenaan biaya investasi/pemilikan oleh rekanan dalam kontrak sewa kendaraan dinas dan operasional sebesar Rp24.261.445.680,00.

Hal tersebut disebabkan pelaksana pengadaan jasa di Direktorat Logistik PT KS tidak memperhatikan ketentuan yang ditetapkan Direksi PT KS dalam hal penentuan tarif sewa kendaraan. Selain itu unsur-unsur pelaksana dari direktorat lain yang juga memiliki kompetensi dan kewenangan tidak dilibatkan oleh Direktorat Logistik dalam proses pengadaan jasa dimaksud.

PT KS d.h.i Direktorat Logistik menjelaskan bahwa untuk menindaklanjuti indikasi kemahalan yang terjadi dalam kontrak sewa, pihaknya akan melakukan negosiasi dengan rekanan d.h.i PT Cilegon Motor dan PT Purna Sentana Baja dengan maksud : a. Mengevaluasi ulang tarif dengan memperhitungan nilai sisa yang wajar. b. Menambah klausul kontrak dengan memasukkan hak opsi kepemilikan, artinya pada

saat akhir kontrak seluruh kendaraan menjadi milik PTKS, atau bilamana dalam perhitungan tarif awal ada komponen nilai sisa atas aktiva dimaksud maka PT KS mempunyai hak untuk membeli seharga nilai sisa tersebut.

Hasil negosiasi ini nantinya akan dimasukkan sebagai adendum atas perjanjian sewa yang masih berlaku sampai saat ini.

BPK-RI menyarankan agar PT KS d.h.i Direktirat Logistik menarik kembali pembayaran sewa yang terlalu tinggi/mahal kepada rekanan atau membuat addendum kontrak sewa dengan memasukkan klausul bahwa kendaraan sewa tersebut menjadi milik PT KS. Selain itu Direksi PT KS agar menertibkan juga pelaksanaan pengadaan jasa sewa kendaraan di seluruh anak perusahaan, mengikuti ketentuan yang berlaku di induk perusahaan.

8. Pembelian suku cadang dari CV Berkah Putera menyimpang dari ketentuan dan

merugikan PT Krakatau Steel sebesar USD 61.277,50

PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan pengadaan suku cadang berupa cylinder assy senilai USD 61.277,50 kepada CV Berkah Putera (CV BP) dengan kontrak No. 45045033 tanggal 16 Oktober 2002.

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas proses pengadaan suku cadang di atas, ditemukan adanya indikasi penyimpangan dan ketidaktaatan terhadap ketentuan yang berlaku, yaitu : a. PPL ternyata tidak menolak surat penawaran CV BP yang tidak dilengkapi bukti kores-

pondensi dengan pihak agen/pabrikan seperti yang dipersyaratkan di dokumen surat permintaan penawaran. PPL tetap memproses penawaran CV BP yang tidak memenuhi persyaratan tersebut dan bahkan menetapkannya sebagai pemenang pemilihan langsung. Apabila ketentuan diatas diterapkan pada saat evaluasi penawaran, maka penawaran CV BP dapat dinyatakan gugur secara administratif.

Page 109: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

17 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

b. PPL dalam membuat kontrak jual beli/Purchase Contract (PC), ataupun pada saat melakukan pembicaraan/negosiasi dengan pemenang lelang dalam rangka pembuatan PC, tidak memasukkan ketentuan mengenai certificate of manufacture (CoM) ataupun test certificate (TC), seperti yang diatur dalam ketentuan pokok-pokok negosiasi dengan rekanan yang ditetapkan dalam proses/kegiatan pengadaan barang PT KS. Kedua dokumen sertifikat tersebut diperlukan untuk memastikan keaslian dan kualitas produk yang dikirim oleh rekanan. Ketiadaan klausul penyampaian dokumen sertifikat dari pabrikan dalam di PC mengakibatkan rekanan dapat membeli suku cadang dimaksud tidak melalui pabrikan/agen langsung, tanpa perlu jaminan kualitas dan keasliannya.

c. Dari rincian suku cadang yang diklaim oleh Kepala Divisi Administrasi & Klaim (KAK) pada tanggal 28 Pebruari 2003 diketahui bahwa untuk pengadaan suku cadang yang sama yaitu cylinder assy merk LINCOLN, pihak Direktorat Logistik melakukan pemecahan proses pengadaan dengan pelaksana tunggal yakni CV BP. Proses pemecahan kontrak yang diawali dari pemecahan Permintaan Pembelian/Purchase Requisition (PR) untuk barang yang sejenis ini tidak sesuai dengan petunjuk operasional (No. 3 d) mengenai prosedur pengadaan barang (PBR-02).

d. Pihak penerimaan barang/Inspector sebelum menerbitkan dokumen penerimaan barang/ Receiving & Inspection Report (RIR) tidak meminta dilakukan pengujian/test kualitas barang, meskipun barang yang diterima tidak dilengkapi dengan CoM maupun TC.

PT KS melalui Kepala Administrasi dan Klaim (KAK) telah mengajukan klaim kepada CV BP atas barang yang tidak sesuai spesifikasi yang disyaratkan. Namun demikian, dari korespondensi tindak lanjut klaim PT KS diatas, diketahui bahwa rekanan tidak pernah meneruskan klaim tersebut ke pihak pabrikan. Hal ini dikarenakan suku cadang dimaksud ternyata tidak dibeli langsung dari pabrikan melainkan dibeli dari perusahaan trading/trader (VEKHANTESWARA ENG.-INDIA). Selain itu suku cadang yang dibeli tersebut oleh CV BP dari trader tersebut ternyata juga tidak dilengkapi dengan dokumen CoM ataupun TC yang menunjukkan keaslian ataupun kualitas produk dimaksud. Pada saat CV BP mengajukan klaim sesuai permintaan PT KS, ternyata pihak trader tidak mau mengganti suku cadang yang diklaim tersebut.

Penyimpangan yang dilakukan dalam proses pengadaan mengindikasikan adanya kerjasama antara rekanan dengan PPL untuk membuat kontrak yang tidak memberatkan CV BP selaku calon rekanan pemenang ataupun sebagai rekanan pelaksana. Indikasi utamanya adalah tidak dimasukkannya ketentuan mengenai perlunya korespondensi dengan pihak agen/pabrikan maupun ketentuan penyampaian dokumen CoM dan TC dari pabrikan pada saat proses penawaran dan penyusunan PC.

Sampai sejauh ini sanksi yang dikenakan terhadap CV BP hanya berupa pemblokiran status rekanan CV BP, belum berupa upaya pengembalian uang senilai kerugian.

Seharusnya dalam pelaksanaan pengadaan barang, pihak-pihak yang terlibat mengikuti ketentuan/prosedur pengadaan dan penerimaan barang yang berlaku serta persyaratan-persyaratan yang terkait dengan proses pengadaannya.

Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian senilai USD 61.277,50 atas suku cadang eks CV BP yang sudah dibayar namun tidak bisa dipakai.

Hal tersebut disebabkan para pelaksana pengadaan di Direktorat Logisitik yang terlibat dalam proses pengadaan suku cadang dimaksud memiliki itikat dan upaya untuk memberikan kemudahan, baik langsung maupun tidak langsung, kepada rekanan yang belum teruji kompetensi & pengalamannya.

Page 110: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

18 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

PT KS menjelaskan bahwa kegiatan pengadaan yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Langsung (PPL) dalam pengadaan suku cadang diatas tidak lepas dari upaya untuk membantu memberdayakan serta memberikan kesempatan pengusaha daerah/lokal. Namun demikian jika dalam pelaksanaan ternyata menimbulkan potensi kerugian bagi PT KS, maka kepada perusahaan lokal d.h.i CV Berkah Putera tetap akan dimintai pertanggungjawaban sesuai ketentuan yang telah disepakati. Untuk itu PT KS akan meminta pernyataan tertulis dari rekanan yang bersangkutan mengenai kesediaan untuk menyelesaikan kewajiban diatas.

BPK RI menyarankan agar Direksi PT KS segera meminta pertanggungjawaban kepada rekanan terkait sesuai maksud diatas, dan meminta pertanggungjawaban pihak pelaksana pengadaan suku cadang dimaksud apabila potensi kerugian di atas tidak tertanggulangi.

9. Pelaksanaan penerimaan alumunium pellet eks CV Safari Senja yang menyalahi

ketentuan kontrak berpotensi merugikan PT Krakatau Steel senilai Rp520.000.000,00

PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan perjanjian jual beli/PC No.45049295 tanggal 25 April 2003 berupa bahan pembantu yaitu alumunium pelllet (AP), berkadar unsur alumunium minimum 98%, sebanyak 40 ton dengan pihak CV Safari Senja (CV SS) selaku pemasok. Ketentuan mengenai kandungan/kadar tersebut harus dibuktikan dari hasil pemeriksaan kualitas oleh penilai independen/independent surveyor (PT Sucofindo).

Namun dalam pelaksanaannya pada saat penerimaan barang, pihak Dinas Penerima & Pemeriksa Barang PT KS tidak memperoleh hasil pengujian kualitas (kadar alumunium) oleh PT Sucofindo. Untuk itu Dinas Penerimaan & Pemeriksa Barang melakukan pengujian kualitas sendiri dengan menggunakan laboratorium PT KS dimana hal tersebut menyalahi ketentuan yang tercantum di perjanjian jual beli.

Berdasarkan hasil uji kualitas oleh laboratorium PT KS, selanjutnya diterbitkan bukti penerimaan barang dan laporan inspeksi (Receiving & Inspection Report/RIR) untuk AP yang dipasok oleh CV SS berikut ini :

No. Receiving & Inspection Report (RIR) Chemical Lab Test Report

Nomor Tanggal Kuantitas (Ton) Nomor Tanggal % 1. 49604970 13/05/2003 20,160 2939/CL/KS/V/2003 08/05/2003 98,31 2. 49608313 27/05/2003 19,760 3212/CL/KS/V/2003 27/05/2003 98,32

Pada saat dilakukan pertemuan di Direktorat Logistik tanggal 7 Juni 2003 untuk membahas kiriman/pasokan AP, diketahui adanya laporan bahwa kadar alumunium dari produk yang dipasok CV SS diatas tidak sesuai kontrak. Laporan tersebut didasarkan pada hasil pemakaian AP di Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant/SSP), dimana kadar rata-rata alumunium sebenarnya hanya sebesar 85,71%. Selain itu ditemukan juga adanya kandungan unsur lain yang sesuai kontrak semestinya tidak boleh ada, yaitu Si 3,5% dan Zn rata-rata 6,4%. Laporan dari pihak pabrik SSP tersebut juga didukung dengan hasil uji test laboratorium PT KS atas permintaan pihak pemakai pada tanggal 23 Juni 2003.

Berdasarkan pengaduan dari pihak pemakai (pabrik SSP II), Kepala Divisi Administrasi & Klaim (KAK) PT KS melalui surat No. LG.02.011.523/2003 tanggal 16 Juli 2003 meminta CV SS untuk mengganti sisa material yang belum terpakai dengan material yang kualitasnya serta membayar penalti sebesar ketentuan pada PC.

Page 111: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

19 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Pada awalnya CV SS dalam surat tanggapan No.77/SS/J/VII/03 tanggal 18 Juli 2003 menyanggupi klaim tersebut. Namun sampai batas waktu yang ditentukan ternyata CV SS tidak melaksanakan komitmen yang sudah disampaikan sebelumnya tersebut. Melihat kondisi yang demikian, pada tanggal 6 Nopember 2003 melalui surat No.LG-06.00/779/2003 KAK kembali mengirimkan surat klaim, karena CV SS belum melaksanakan kewajibannya untuk mengganti material tersebut atau mengembalikan uang senilai kontrak pembelian.

Atas surat klaim susulan tersebut pihak CV SS pada tanggal 19 Desember 2003 melalui surat No.101/SS/P/XII/03 malah menyatakan tidak dapat menyelesaikan kewajiban seperti yang diminta PT KS. Hal ini dikarenakan dari hasil uji lab kadar material yang dikirimnya telah sesuai spesifikasi kontrak dan sudah disetujui pihak penerimaan barang PT KS sehingga RIR dapat diterbitkan.

Sebagai upaya tindak lanjut terhadap penyelesaian permasalahan tersebut, pada tanggal 31 Mei 2004, melalui memo dinas No.HK.02.02/457/2004, KAK meminta Kadiv Hukum PT KS untuk membuat tinjauan apakah klaim yang diajukannya memiliki kekuatan dipandang dari sudut hukum. Berdasarkan tinjauan hukum, pihak Divisi Hukum menyatakan bahwa kecil kemungkinan PT KS akan dapat memenangkan klaim yang diajukan bila ditempuh jalur hukum.

Sesuai kontrak pembelian/Purchase Contract No. 45049295 tanggal 25 April 2003 mengenai klausul pengujian kualitas dinyatakan bahwa pemeriksaan kualitas dilakukan oleh independent surveyor (PT Sucofindo).

Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian PT KS senilai Rp520.000.000,00 atas tidak dapat dimanfaatkannya material alumunium pellet yang spesifikasinya tidak sesuai kontrak.

Hal tersebut disebabkan pihak Dinas Penerima dan Pemeriksa Barang PT KS menggangap bahwa hasil laboratorium PT KS tidak akan berbeda dengan hasil pengujian oleh PT Sucofindo, meskipun pengujian sendiri tersebut tidak sesuai dengan ketentuan kontrak.

PT KS menjelaskan bahwa hasil uji di lab PT KS pada dasarnya tidak akan berbeda dengan hasil uji oleh PT Sucofindo berdasarkan kondisi-kondisi sebagai berikut : a. Untuk keperluan uji kualitas tersebut pengambilan sampling material alumunium pellet

dilakukan oleh pihak Sucofindo. b. Atas sample yang diambil tersebut kemudian dilakukan pengujian di lab PT KS dengan

pengawasan dan supervisi tetap oleh PT Sucofindo. c. Berdasarkan hasil uji laboratorium PT KS diatas PT Sucofindo mengeluarkan sertifikat uji

kualitas. Selanjutnya sertifikat surveyor untuk hasil pengujian alumunium pellet tetap dikeluarkan pihak PT Sucofindo pada tanggal 10 Juni 2003, sesuai hasil uji laboratorium PT KS, yang dipakai untuk penerbitan RIR. Dengan demikian apabila ternyata ketidaktepatan sampling, maka hal ini bukan disebabkan oleh dinas-dinas terkait di PT KS melainkan oleh keterbatasan di pihak PT Sucofindo. Untuk itu PT Sucofindo telah bersedia untuk melakukan reanalisis atas produk yang diklaim PT KS dengan biaya menjadi tanggungan PT Sucofindo. Sementara itu potensi kerugian yang timbul tidak lagi sebesar klaim awal, mengingat bahwa saat ini sebagaian stock yang diklaim telah dapat dimanfaatkan oleh user. Namun demikian PT KS tetap akan meminta ganti rugi berupa penggantian barang sesuai stock barang di gudang dan kompensasi peningkatan pemakaian/konsumsi karena penurunan kadar, yang perhitungannya sedang dilakukan.

Page 112: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

20 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

BPK RI menyarankan agar PT KS segera merealisasikan permintaan ganti rugi ke rekanan sesuai maksud diatas. Selanjutnya setiap klausul pengujian oleh PT Sucofindo yang tertera di setiap kontrak pengadaan material agar ditinjau kembali apabila PT Sucofindo tidak mampu dan tidak memiliki fasilitas untuk pelaksanaan pengujian dimaksud.

10. Pembelian roll dari PT Sarana Tehnik Abadi yang rusak dalam masa garansi berpotensi

merugikan PT Krakatau Steel sebesar GBP 123,000.00 Krakatau Steel (PT KS) pada tanggal 15 Juni 2001 menandatangani perjanjian jual

beli (sales purchase agreement/SPA) No.47003317 untuk pengadaan 2 (unit) back-up roll (BUR) pabrik HSM PT senilai GBP 123,000.00 dengan PT Sarana Tehnik Abadi (PT STA) selaku agen dari pabrikan Sheffield Forgemaster Engineering Limited (SFEL).

Berdasarkan laporan hasil pengujian Non Destructive Test (NDT) oleh Dinas Pengujian Material PT KS NDT No.138/T-NDT/IV/2002 tanggal 3 April 2002 ditemukan adanya indikasi keretakan di bawah registrasi di area barrel pada BUR No.5910254 (KS No.74). Meskipun dari hasil NDT telah diketahui adanya indikasi kerusakan/cacat produk, pihak pemakai/user PT KS masih tetap mempergunakannya sampai BUR diatas benar-benar mengalami cacat/spalling. Kadiv PP-BLP melalui surat No. LG.01.01/318/2002 tanggal 27 Desember 2002 melaporkan terjadinya kerusakan/spalling, meskipun BUR baru beberapa kali dipakai. Atas dasar informasi tersebut Kepala Divisi Administrasi & Klaim (KAK) PT KS mengajukan klaim ke PT STA dengan surat No.LG.06.00/10/2003 tanggal 6 Januari 2003.

Sebagai tindak lanjut klaim PT KS tersebut, pada tanggal 24 s.d. 31 Januari 2003 dilakukan kunjungan inspeksi oleh wakil dari SFEL selaku pabrikan. Dalam pemeriksaan tersebut, pihak SFEL melakukan pengecekkan atas 3 unit BUR hasil produksinya, yang dua diantaranya adalah eks SPA No.47003317 diatas. Sementara satu BUR No.5910069 (KS No.68) merupakan eks pengadaan sebelumnya. Dari hasil kunjungan tersebut pihak SFEL menerbitkan laporan kunjungan (visit report) sebagai jawaban atas klaim yang diajukan PT KS. Dalam laporan tersebut pihak SFEL tidak sependapat bahwa permasalahan yang timbul pada 3 roll diatas disebabkan oleh kesalahan produksi. Menurut SFEL permasalahan yang timbul tersebut lebih dikarenakan faktor pengoperasian di pihak pemakai PT KS, termasuk “dressing” yang “insufficient”, sehingga klaim yang diajukan PT KS ke SFEL melalui PT STA tidak dapat diterima. Namun demikian melalui surat No.KU.01-03/724/2003 tanggal 22 Oktober 2003, pihak PT KS masih tetap mengajukan klaim karena tidak dapat menerima alasan penolakan klaim tersebut. Atas keberatan pihak PT KS tersebut, pihak PT STA belum memberikan tanggapannya.

Meskipun PT STA belum mempertanggungjawabkan kerugian PT KS akibat kerusakan BUR yang masih dalam status garansi tersebut, ternyata pihak PT KS masih memberikan permintaan/order pengadaan barang ke pihak PT STA. Dari pemeriksaan yang dilakukan atas kontrak-kontrak pengadaan yang melibatkan PT STA sebagai rekanan, ternyata di tahun 2004 order yang diterima PT STA mencapai jumlah USD1,713,982 dan EUR 76,600. Padahal di tahun 2003, pada saat proses klaim BUR dilaksanakan, order yang diterima PT STA hanya sebesar USD16,684.

Hal ini mengindikasikan bahwa Direktorat Logistik PT KS belum berupaya secara optimal untuk menagih klaim atas pengadaan BUR dari PT STA tersebut. Indikasi ini didukung dengan data pemberian order ke rekanan bersangkutan yang meningkat pesat

Page 113: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

21 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

selama kurun waktu 2003 s.d. 2004, padahal dalam kurun waktu yang sama pihak rekanan masih memiliki kewajiban yang belum terpenuhi.

Dengan demikian apabila tidak segera diupayakan penagihan, maka kecil kemungkinan kerugian atas BUR yang rusak sebelum waktunya tersebut dapat dimintakan penggantian ke PT STA mengingat kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. Pada saat timbul indikasi keretakan lewat uji NDT ternyata PT KS tidak segera menolak

atau mengembalikan BUR dimaksud ke PT STA sesuai garansi yang tertera di SPA, dan memilih untuk tetap menggunakannya.

2. Pihak pemakai/user PT KS tidak dapat meyakinkan pabrikan (SFEL) bahwa kondisi BUR yang cacat/sompal tersebut, padahal baru beberapa kali dipakai, tidak semata-mata diakibatkan oleh kegiatan produksi di pabrik PT KS. Hal ini menyebabkan pihak rekanan dan pabrikan tidak menerima klaim yang diajukan.

Seharusnya dalam proses pengadaan diatas, pihak PT KS mengikuti ketentuan yang diatur dalam Sales Purchase Agreement No.47003317 tanggal 15 Juni 2001 yang ditandatangani oleh pihak PT Sarana Tehnik Abadi, termasuk hasil pengetesan kualitas (NDT) oleh Dinas Pengujian Material tanggal 3 April 2002, sebelum memanfaatkan suku cadang dimaksud.

Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian sebesar GBP 123,000.00 atas belum adanya kejelasan pertanggungjawaban (pemberian ganti rugi) oleh rekanan untuk kerusakan barang yang terjadi.

Hal ini disebabkan pihak user (pabrik HSM) PT KS tidak memperhatikan konsekuensi yang ditimbulkan dari pemakaian BUR yang masih dalam status klaim dan masa berlaku jaminan masih ada. Selain itu PT KS tidak memiliki mekanisme formal/baku, termasuk sanksi, untuk bisa menuntut pertanggungjawaban (ganti rugi) ke rekanan yang telah menerima pembayaran namun tidak memenuhi/masih ada kewajibannya ke PT KS.

PT KS menjelaskan bahwa penggunaan Back Up Roll (BUR) yang masih dalam status klaim dilakukan dengan pertimbangan kondisi mendesak di lapangan. Apabila menunggu kedatangan BUR berikutnya ataupun sampai dengan ada penggantian BUR baru, maka dikahwatirkan akan terjadi delay produksi yang berkepanjangan. Mengenai adanya indikasi refleksi dari NDT test, pihak PT KS sebenarnya telah meminta garansi ke PT STA bahwa BUR aman dipakai sesuai memo dinas Kadis Penerima dan Penerima Barang No.28/LG.06.00/I/2002. Namun demikian PT KS akan mengupayakan adanya itikad baik dari PT STA untuk menyelesaikan tanggung jawabnya sesuai isi SPA, yakni memberikan kompensasi kerugian, mengingat kerjasama yang baik selama ini antara kedua belah pihak.

BPK RI menyarankan agar PT KS segera meminta ganti rugi ke pihak rekanan sesuai maksud diatas. Selanjutnya agar PT KS membuat aturan baku mengenai sanksi kepada rekanan yang sudah menerima pembayaran namun tidak sepenuhnya melaksanakan kewajibannya.

11. Pembelian besi tua oleh Direksi PT Krakatau Bandar Samudera merugikan keuangan

Krakatau Steel Group sebesar Rp4.000.000.000,00

Berdasarkan pemeriksaan fisik atas persediaan bahan baku di lokasi gudang besi tua/scrap PT Krakatau Steel (PT KS) pada tanggal 3 Januari 2005 ditemukan adanya scrap yang berada di lokasi tersebut namun tidak jelas status kepemilikannya. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut diperoleh indikasi awal bahwa telah terjadi permasalahan dalam

Page 114: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

22 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

proses awal jual beli scrap dimaksud yang melibatkan anak perusahaan PT KS, yakni PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), dengan pihak ketiga yang mengklaim kepemilikan atas scrap yang berada di lokasi gudang PT KS.

Secara kronologis terjadinya permasalahan tersebut berdasarkan dokumen formal yang ada dan penjelasan pihak PT KS serta PT KBS adalah sebagai berikut : a. Pada tanggal 29 Mei 2004 tongkang pengangkut scrap TK GENOA 2301 tiba di

pelabuhan Cigading dan kemudian sandar pada tanggal 31 Mei 2004. Awalnya scrap tersebut diakui sebagai milik CV Fajar Indah (CV FI) yang rencananya akan dibeli oleh PT Interworld melalui PT Panca Logam. Untuk itu pada tanggal 31 Mei 2004 dilakukan bongkar muat yang pertama sebanyak ±250 MT.

b. Pada saat proses bongkar muat, terjadi pembicaraan antara Sdr. Rudi Wahid (Sdr. RW) selaku Direktur Utama (Dirut) CV FI dengan Sdr. Muchsin (Sdr. M) yang memiliki jabatan sebagai manajer di PT Multi Sentana Baja (PT MSB). Setelah pembicaraan terjadi pemutusan secara sepihak transaksi jual beli scrap ke PT PL oleh CV FI pada tanggal 1 Juni 2004. PT MSB adalah perusahaan Pelaksana Bongkar Muat (PBM) milik Yayasan Dana Pensiun PT KS yang selama ini ditunjuk untuk melaksanakan setiap kegiatan bongkar muat barang impor yang didatangkan oleh PT KS, termasuk bongkar muat bahan baku pellet dan scrap.

c. Pada tanggal 1 Juni 2004 (±09.00 WIB) Sdr. M mempertemukan Sdr. RW dengan Sdr. Azhar Amran selaku Manager Komersil/Pemasaran PT KBS) dalam rangka penawaran scrap yang awalnya akan dijual ke PT PL tersebut.

d. Selain mempertemukan dengan pihak Pemasaran PT KBS, Sdr. M pada tanggal 1 Juni 2004 (±13.00 WIB) juga mendatangkan staf pemeriksa kualitas Direktorat Logistik PT KS ke lokasi PT KBS untuk melakukan pengecekan mengenai kualitas scrap yang ditawarkan oleh CV FI. Dari hasil pengecekan dikatakan bahwa scrap dimaksud secara kualitas dapat dikategorikan sebagai scrap kelas I (HMS I) sehingga memenuhi kebutuhan PT KS.

e. Pada tanggal 1 Juni 2004 (±14.00 WIB), Manajer Komersil PT KBS mempertemukan Sdr. RW dengan Direksi PT KBS untuk menindaklanjuti penawaran scrap tersebut. Setelah dilakukan pembicaraan oleh kedua belah pihak disepakati harga scrap sebesar Rp1.550/kg, yang tertuang dalam dokumen Permintaan Kesanggupan Negosiasi, sebagai dasar pembuatan kontrak pembelian (Purchase Contract) No.PC.04.0252 tanggal 1 Juni 2004 (±16.00 WIB).

Dalam kontrak pembelian diatur ketentuan pembayaran sebagai berikut : - Uang muka sebesar Rp2.000.000.000 (dua milyar Rupiah) dibayarkan setelah barang

tiba dengan kapal tongkang di Pelabuhan Cigading dengan menunjukkan Bill of Lading (B/L) asli dan Manifest asli.

- Sisa pembayaran akan dilaksanakan setelah barang selesai dibongkar seluruhya dan tonase akhir telah diketahui bersama, dengan dikurangi uang muka yang telah diberikan.

Dengan demikian sebelum dilakukan penandatangan kontrak pembelian scrap tersebut tidak ada proses pengadaan maupun tender yang dilakukan pihak PT KBS dikarenakan barang/scrap yang akan dibeli sudah berada di lokasi pelabuhan/gudang penimbunan PT KBS.

f. Setelah ada kontrak pembelian scrap dengan CV FI, Direktur Keuangan PT KBS atas kuasa dari Pjs. Dirut PT KBS menawarkan kembali scrap dimaksud ke PT KS c.q.

Page 115: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

23 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pembelian PT KS melalui surat No. 036/DIRUT-KBS/VI/2004 tanggal 2 Juni 2004 dengan harga Rp2.100/kg. Dalam surat penawaran yang dikirim tersebut pihak PT KBS merujuk pada surat konfirmasi pesanan (confirmation order) yang pernah dikirimkan oleh Kasubdit Pembelian PT KS No.LG.02.00/1137/GMP/07 tanggal 25 Pebruari 2004. Sementara itu dari hasil pemeriksaan atas surat konfirmasi pesanan yang dirujuk oleh Direksi PT KBS diatas, diketahui bahwa yang diminta oleh Kasubdit Pembelian PT KS dalam confirmation order awal adalah scrap impor dari Philipina.

Pada saat menerima surat penawaran dari PT KBS, yang oleh kuasa Pjs Dirut PT KBS dikaitkan dengan surat konfirmasi pesanan sebelumnya dari PT KS --padahal yang akan dijual adalah scrap lokal dari Kalimantan bukan scrap impor dari Phillipina--, pihak Kasubdit Pembelian PT KS, selaku pejabat yang pernah mengirimkan, tidak memperhatikan adanya perbedaan asal usul scrap diatas dikarenakan kebutuhan scrap yang sudah sangat mendesak.

g. Atas adanya surat penawaran tersebut, serta berdasarkan pengecekkan fisik yang pernah dilakukan stafnya, Kasubdit Pembelian PT KS menindaklanjuti dengan mengirimkan Surat Perintah Pengiriman Barang (SPPB) kepada pihak PT KBS No. LG 02.00/1465/GMP/2004 tanggal 2 Juni 2004. Dalam SPPB tersebut pihak Kasubdit Pembelian PT KS hanya menyanggupi harga scrap sebesar Rp1.990 per kg, dengan kontrak jual beli antara PT KS dan PT KBS akan dibuat menyusul.

h. Sementara itu sebagai tindak lanjut ketentuan di kontrak jual beli, pada hari dan tanggal yang sama dengan surat penawaran ke PT KS diatas, yakni tanggal 2 Juni 2004, Direksi PT KBS melakukan pembayaran uang muka ke pihak CV FI sebesar ±Rp2 milyar.

Pembayaran dilakukan melalui transfer bank dari rekening PT KBS di Bank Mandiri eks BBD cabang Cilegon No.116.00.950.14594 (IDR) ke rekening : a. Bank Mandiri Cabang Jakarta No.112.0004182163 a.n. Matjik Ahmad sebesar Rp1,2

milyar; b. Bank BCA Cabang Jakarta No.34.22275328 a.n. Abdul Azis sebesar Rp100 juta; c. Bank Mandiri eks BBD Cabang Cilegon a.n. Sdr. M sebesar Rp700 juta. Perintah transfer ke rekening-rekening tersebut diatas berdasarkan surat Sdr. RW. Salah satu pihak yang menerima aliran dana pembayaran tersebut adalah Sdr. M dimana dalam uraian kronologis diatas merupakan pihak yang aktif terlibat dalam proses awal terjadinya jual beli scrap antara PT KBS dengan CV FI.

i. Berdasarkan SPPB diatas, selanjutnya dilakukan pengangkutan scrap dari gudang penimbunan PT KBS ke gudang scrap PT KS, setelah terlebih dulu dilakukan bongkar muat yang kedua oleh PT MSB. Sesudah seluruh pekerjaan pengangkutan scrap selesai, pada hari Minggu tanggal 7 Juni 2004 dibuat Berita Acara Penimbangan (BAP). Sesuai hasil timbangan PT KS berat keseluruhan scrap adalah 2.674,390 ton, yang tertuang dalam BAP No.492/B/BA/DOP-KBS/VI/04 tanggal 7 Juni 2004 dengan ditandatangani oleh : 1) Subari - Wakil pihak PT KBS 2) Endang S. - Wakil pihak PT KS; 3) Ardianto Tanjung - Wakil pihak PT Sucofindo selaku Surveyor

4) Sdr. M - Wakil pihak PT MSB selaku pelaksana bongkar muat (PBM). j. Sementara itu pada saat proses pemindahan scrap dari lokasi pelabuhan PT KBS ke

gudang scrap PT KS dilakukan, ternyata ada surat pemberitahuan dari pihak yang

Page 116: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

24 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

mengaku sebagai kuasa hukum K.S Metal (MIRI) SDN.BHD Malaysia No. 010/KPL.TB-TK/VI/04 tanggal 7 Juni 2004 yang ditujukan kepada Kepala Dermaga & Logistik/Manajer Operasional PT KBS a.n. Sdr. Ade Raspati. Dalam surat pemberitahuan disebutkan bahwa kapal beserta muatan scrap yang berada di pelabuhan Cigading dan sedang dalam proses penjualan ke PT KS, adalah milik kilennya yang dicuri oleh nahkoda kapal di perairan Malaysia dan dibawa ke Indonesia. Lebih lanjut diminta agar penjualan scrap dimaksud dapat ditangguhkan. Pada waktu penyampaian surat pemberitahuan tersebut pihak yang mengaku sebagai kuasa hukum KS Metal tidak/belum dapat menyertakan dan atau menunjukkan bukti kepemilikan atas kapal beserta muatannya yang diklaim sebagai milik kliennya, sehingga pemberitahuan diatas tidak dianggap (diabaikan) oleh pihak PT KBS.

k. Atas adanya pemberitahuan/klaim dari pihak ketiga tersebut dan mengingat scrap yang dipermasalahkan sudah terlanjur dikirim ke PT KS, maka untuk memperkuat dokumen transaksi jual beli antara PT KBS dengan CV FI dibuat pengesahan secara akta jual beli oleh Notaris Mohamad Toha, SH pada tanggal 11 Juni 2004. Pembuatan akte jual beli tersebut, menurut penjelasan pihak terkait PT KBS dimaksudkan untuk memperkuat kontrak jual beli yang sebelumnya sudah ditandatangani serta untuk mengamankan status uang muka yang telah dibayarkan PT KBS ke CV FI.

l. Sesudah akte jual beli ditandatangani, Direksi PT KBS pada tanggal dan hari yang sama, yakni 11 Juni 2004, melakukan pembayaran kembali atas sisa kewajiban pembelian scrap sebesar ±Rp2 milyar. Pembayaran dilakukan melalui transfer bank dari rekening PT KBS No.116.00.950.74580 (IDR) di Bank Mandiri eks BDN Cilegon ke rekening No.042.000.909.000.901 di Bank BNI Cabang Tanjung Perak Surabaya a.n. Sdr. RW selaku Dirut CV FI.

m. Mengetahui bahwa isi muatan kapal berupa scrap yang diklaim sebagai milik kliennya telah dialihkan PT KBS, atas dasar transaksi jual beli dengan CV FI, pihak yang mengaku sebagai kuasa hukum K.S. Metal Malaysia pada tanggal 16 Juni 2004 melaporkan tindakan tersebut ke Kepolisian Daerah (Polda) Banten dengan tuduhan pencurian --oleh CV FI -- dan penadahan scrap -- oleh PT KBS --.

n. Atas dasar laporan tersebut, pihak Polda Banten menindaklanjuti dengan melakukan penelusuran keberadaan scrap seperti yang dilaporkan. Dari hasil penelusuran, pihak Polda Banten mendapati scrap dimaksud berada di lokasi gudang PT KS untuk selanjutnya dilakukan penyitaan sebagai barang bukti berdasarkan Surat Perintah Penyitaan No. SP.Sita/23/VI/2004 pada tanggal 17 Juni 2004.

o. Untuk kepentingan proses hukum, pihak Polda Banten menitipkan barang bukti sitaan tersebut ke pihak PT KS selama proses hukum berlangsung dengan Surat Perintah Titip Rawat Barang Bukti No.A.802/23a/VI/2004/Reskrim.

p. Sebagai tindak lanjut unsur tindakan pidana terkait dengan jual beli scrap antara PT KBS dengan CV FI beserta barang bukti yang ada, maka dilakukan proses hukum oleh pihak berwenang melalui proses pengadilan di Pengadilan Negeri (PN) Serang.

q. Pada tanggal 29 Desember 2004, PN Serang memutuskan pemilik sah scrap yang dititipkan di gudang PT KS bukanlah pihak CV FI yang selama ini sesuai akte jual beli telah menjual scrap tersebut ke PT KBS.

Selanjutnya sebagai tindak lanjut keputusan hukum diatas telah dilakukan pengambilan barang bukti scrap secara bertahap dari lokasi gudang PT KS oleh wakil pemilik sah yang

Page 117: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

25 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

diputuskan PN Serang dari tanggal 5 Januari 2005 s.d. 25 Pebruari 2005 sesuai memo dinas Supervisor Gudang Pelayanan Non Suku Cadang tanggal 28 Pebruari 2005.

Dari kronologis diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Tindakan pembelian scrap oleh Direksi PT KBS menyalahi prosedur pengadaan barang karena tidak melalui proses pengadaan yang semestinya. Tindakan pembelian tersebut, yang dibuktikan dengan adanya kontrak pembelian dan akte jual beli scrap antara pihak PT KBS dengan CV FI, juga menyalahi anggaran dasar/izin usaha PT KBS. Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar PT KBS, bidang usaha perusahaan adalah :

a. Bidang jasa pelabuhan laut; b. Budang jasa penunjang pelabuhan laut; c. Bidang (pengelola) kawasan pelabuhan laut. 2. Direksi PT KBS tidak menerapkan prinsip kehati-hatian dalam bertransaksi dengan

terlebih dulu mengecek keabsahan buti-bukti kepemilikan barang dan dokumen pengangkutan yang diberikan oleh CV FI. Direksi PT KBS juga tidak memperhatikan adanya klaim kepemilikan dari pihak lain atas scrap yang hendak dibelinya dari rekanan, dengan tidak menunda pelaksanaan pembelian/pembayaran sampai dengan ada penyelesaian atas klaim tersebut, namun malah tetap melakukan pembayaran kedua sebesar Rp2 milyar.

3. Telah ada keputusan hukum yang bersifat pasti bahwa scrap yang dibeli oleh PT KBS merupakan hasil tindakan pidana, sehingga pembelian scrap oleh Direksi PT KBS dari CV FI patut diduga sebagai tindakan melawan hukum.

4. Berdasarkan keputusan PN Serang diatas dapat diartikan bahwa scrap di lokasi gudang PTKS bukanlah milik PT KBS. Mengingat bahwa scrap dimaksud telah seluruhnya diambil oleh pemilik sah, maka terdapat potensi kerugian yang mesti ditanggung KS Group dikarenakan pembayaran yang telah terlanjur dilakukan Direksi PT KBS sebesar ±Rp4 milyar.

5. Adanya peranan aktif dari Sdr. M, pelaksana/Manajer di PT MSB, dalam upaya merealisasikan terjadinya transaksi jual beli scrap antara PT KBS dengan CV FI. Peranan aktif tersebut termasuk juga diantaranya dengan menghubungi pihak PT KS untuk memperlancar pelaksanaan transaksi dan pengiriman scrap ke gudang PT KS. Atas peranannya tersebut, berdasarkan bukti transfer yang ada, Sdr. M memperoleh aliran dana sebesar Rp700 juta, dimana menurut penjelasan Kepala SPI PT KBS sampai saat ini yang bersangkutan tidak dapat mempertanggungjawabkan penerimaan dana dari PT KBS tersebut.

Seharusnya Direksi PT KBS berpedoman pada Anggaran Dasar Perusahaan yang telah disahkan oleh Notaris Ny. Tuti Setiahati KS, SH No. 5 tanggal 28 Pebruari 1996 dan Prosedur Pengadaan Barang dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian pada PT KS secara group/holding company sebesar Rp4.000.000.000,00 atas tindakan pembelian scrap bermasalah oleh Direksi Anak Perusahaan PT KS (PT KBS). Selain itu terdapat keuntungan yang diperoleh pihak lain, yakni Sdr. M, berupa pemberian/transfer uang sebesar Rp700.000.000,00 dari Direksi PT KBS tanpa alasan dan tujuan yang jelas.

Hal ini disebabkan Direksi PT KBS menggunakan kesempatan dan kewenangan yang dimilikinya untuk melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri atau orang lain tanpa

Page 118: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

26 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

memperhatikan prosedur dan prinsip kehati-hatian dalam berusaha, dengan memanfaatkan situasi kekurangan bahan baku scrap yang dialami PT KS selaku induk perusahaannya.

Pihak PT KS menjelaskan bahwa terkait dengan adanya permasalahan scrap yang diangkut dari lokasi gudang/pelabuhan PT KBS di lokasi gudang PT KS, sesuai kronologis diatas PT KS hanyalah sebagai pihak yang dititipi barang bukti scrap oleh Penyidik Kepolisian Daerah Banten dan bukan sebagai pemilik barang dimaksud. Hal inipun sesuai dengan fakta bahwa rencana untuk membeli scrap tersebut oleh PT KS baru dalam tahap proses pembelian dimana belum diterbitkan Receiving & Inspection Report (RIR) maupun Purchase Contract-nya sehingga PT KS bukanlah pihak dalam permasalahan yang diuraikan di kronologis diatas. Adapun mengenai indikasi timbulnya kerugian secara keuangan bagi KS group atas pembelian scrap bermasalah tersebut merupakan tanggung jawab dari manajemen PT KBS yang pada awalnya melakukan transaksi, dikarenakan kewenangan untuk meneliti legalitas berada di pihak PT KBS.

BPK-RI menyarankan agar Direksi PT KS selaku pemegang saham PT KBS melakukan pemeriksaan lebih rinci atas timbulnya permasalahan diatas untuk meminta Direksi KBS mempertanggungjawabkan pengeluaran dana perusahaan sebesar ±Rp4 milyar termasuk meminta pengembalian dana tersebut diatas ke pihak-pihak yang telah menerima secara tidak sah.

12. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003

Dalam pemeriksaan Tahun Buku 2003 terdapat 4 (empat) temuan. Temuan tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti pada tahun 2004 dan dinyatakan selesai. Keempat temuan tersebut dan tindak lanjutnya adalah: a. Kerjasama distributor dengan PT Cipta Damas Karya berpotensi merugikan PT KS. Tindak

lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah mencabut fasilitas kepada PT Cipta Damas Karya dan memberlakukannya seperti distributor lainnya.

b. Kontrak kerjasama dengan distributor tidak dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah telah dievaluasi dan direvisi beberapa pasal perjanjian antara PT KS dengan distributornya antara lain mengenai masa berlaku menjadi 3 tahun dan setiap 3 bulan akan dilakukan evaluasi atas performasi dan penilaian yang mengacu pada hak dan kewajiban.

c. Terdapat pendapatan bunga senilai Rp1.157,66 juta yang belum dimasukkan ke dalam dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah memasukkan pendapatan bunga dimaksud ke dalam dana PKBL yang dilanjutkan dengan mengeluarkan dana PKBL dari pembukuan perusahaan.

d. PT KS berpotensi kehilangan ijin untuk menjual aktiva non produktif berupa tanah dan bangunan di Jl. MPR Raya No. 18 Jakarta Selatan. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah menjual dan menerima seluruh pembayaran atas tanah dan bangunan Jl. MPR Raya No. 18 Jakarta Selatan tersebut.

Page 119: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

27 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

B. PT Krakatau Daya Listrik

Pengadaan Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) terlambat

Berdasarkan kontrak pembelian No. PC 2002/07/00023, PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) melakukan pengadaan berupa Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) sebanyak 2 (dua) unit senilai Rp180.000.000,00 ke PT PAL Indonesia. Untuk pekerjaan tersebut PT PAL telah memberikan jaminan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Asuransi Bumi Putera Muda 1967 Surabaya tanggal 18 Juli 2002 atas pembayaran uang muka sebesar Rp39.600.000,00 oleh PT KDL. Namun dalam pelaksanaannya sampai saat ini baru 1 (satu) unit peralatan tersebut yang sudah diterima dan telah dilakukan uji/ test tekan oleh PT KDL, sehingga masih terdapat 1 unit yang belum diserahkan oleh PT PAL. Sesuai dengan termin yang diatur dalam kontrak pembelian semestinya barang yang dibeli oleh PT KDL dimaksud harus sudah diserahterimakan ke PT KDL. Kondisi tersebut mengakibatkan pembayaran uang muka ke PT PAL sebesar Rp39.600.000,00 belum dapat dipertanggungjawabkan dan PT KDL belum dapat memanfaatkan Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) dimaksud. Hal tersebut disebabkan pihak PT KDL kurang intensif dalam melakukan komunikasi dengan pihak PT PAL Indonesia, sehingga tidak diperoleh kejelasan atas penyelesaian kontrak pengadaan tersebut. PT KDL menjelaskan bahwa barang tersebut sebenarnya sudah dikirimkan ke PT KDL untuk dipasang. Namun, karena tidak sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tertuang dalam kontrak pembelian, maka barang tersebut dibawa kembali ke PT PAL Indonesia untuk dilakukan perbaikan seperlunya. KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT KDL melalui Divisi Logistik melakukan komunikasi sekaligus mengingatkan PT PAL untuk segera mengirim 1 (satu) unit Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) yang belum diserahkan tersebut.

C. PT Pelat Timah Nusantara

1. Terdapat pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku Dari pemeriksaan atas kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh PT Pelat Timah Nusantara (PT Latinusa) diketahui adanya kegiatan pengadaan yang tidak mengikuti prosedur yang berlaku, yaitu dilakukan tanpa melalui proses pelelangan, diantaranya : a. Pengadaan jasa pengangkutan tin plate :

a) PT Buana Centra Swakarsa dengan kontrak No. HK.02.01/016/0000/2004 tanggal 4 Maret 2004 yang berlaku mulai 1 Maret 2004 sampai dengan 28 Pebruari 2005

b) PT Lancar Surya Kencana dengan kontrak No. 48/K-0000/2002 tanggal 28 Oktober 2002 yang berlaku mulai 1 Oktober 2002 sampai dengan 30 September 2004

c) PT Lancar Central Logistic dengan Kontrak No. H.K.02.01/140/0000/2004 tanggal 22 Oktober 2004 yang berlaku mulai 1 Oktober 2004 sampai dengan 30 September 2006

Jumlah ongkos angkut penjualan selama tahun 2004 berjumlah Rp6.929.819.000.

Page 120: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

28 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

b. Pengadaan jasa pengemasan (Packaging) pelat timah oleh PT. Buana Centra Swakarsa dengan kontrak No. HK.02.01/098/0000/2004 tanggal 26 Agustus 2004. Masa yang berlaku mulai 1 Agustus 2004 sampai dengan 31Juli 2005.

Jumlah biaya pengemasan selama tahun 2004 berjumlah Rp5.525.722.000. Sesuai Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT Latinusa, pengadaan di atas Rp100 juta harus dilakukan dengan proses pelelangan. Disamping itu berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 80 tahun 2003, yang dijadikan dasar pengadaan barang dan jasa PT Latinusa, menyebutkan bahwa pengadaan barang harus dilakukan secara transparan, terbuka dan bersaing.

Kondisi diatas mengakibatkan pengadaan jasa pengangkutan dan pengemasan tin plate kurang transparan, terbuka, dan bersaing, sehingga harga dalam kontrak tidak dapat diukur kewajarannya. Hal ini disebabkan Tim Pengadaan Barang dan Jasa PT Latinusa lalai dalam melaksanakan ketentuan yang sudah ditetapkan. PT Latinusa menjelaskan bahwa penunjukan langsung atas pengadaan pengangkutan dan pengemasan dengan pertimbangan : 1) PT Buana Centra Swakarsa dan PT Lancar Central Logistic mempunyai spesifikasi teknis

alat angkut memenuhi persyaratan yang disesuaikan dengan jenis barang yang akan diangkut dan bidang usaha profesional di bidang angkutan.

2) PT Buana Centra Swakarsa sebagai jasa pengepakan tin plate juga melakukan pekerjaan pengemasan di PT Krakatau Steel dan PT BHIP dan akan dievaluasi setelah kontrak selesai.

KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT Latinusa memberi peringatan kepada Tim Pengadaan Barang dan Jasa. Untuk pengadaan selanjutnya agar mengikuti ketentuan yang berlaku

2. Terdapat ketidakhematan dalam pengadaan jasa penyewaan mobil oleh PT Purna Sentana Baja PT Latinusa mengadakan perjanjian sewa menyewa mobil untuk Direksi dan Kepala Divisi dengan PT Purna Sentana Baja (PT PSB) meliputi : a. Kontrak No. 27/K-0000/2002 tanggal 16 Mei 2002 untuk pengadaan mobil sewa merk

Hyundai Verna 1.5 Gls tahun 2002 sebanyak 16 unit, dengan tarif sewa per unit sebesar Rp4.900.000,00/bulan untuk jangka waktu kontrak mulai Mei 2002 sampai dengan April 2007.

b. Kontrak No.61/K-0000/2002 tanggal 30 Desember 2002 untuk pengadaan mobil sewa merk Honda City ZM/T 1500 cc tahun 2002 dengan tarif sewa per unit sebesar Rp6.600.000,00/bulan untuk jangka waktu kontrak mulai 1 Desember 2002 sampai dengan 30 Nopember 2007.

c. Kontrak No. HK. 02.01/088 A/0000/2004 tanggal 16 Juli 2004 untuk pengadaan mobil sewa merk Toyota New camry 2.4 A/T tahun 2004 sebanyak 1 unit dengan tarif sewa sebesar Rp12.150.000/bulan dan merk Honda New Accord 2.4i –VTEC A/T tahun 2004 sebanyak 3 unit dengan tarif sewa sebesar Rp12.000.000,00/bulan. Jangka waktu kontrak mulai 1 Agustus 2004 sampai dengan 31 Juli 2009.

Penetapan PT PSB sebagai pelaksana dalam perjanjian kerjasama sewa menyewa diatas dilakukan dengan cara penunjukan langsung untuk periode 5 tahun. Hal ini

Page 121: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

29 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

menunjukkan bahwa perusahaan menyewa kendaraan dengan harga yang sama setiap bulan meski umur ekonomis kendaraan semakin menurun bahkan sampai pada nilai residu. Seharusnya berdasarkan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa PT Latinusa, pengadaan barang dan jasa diatas Rp100 juta harus dilakukan dengan proses pelelangan dan dilakukan dengan proses perencanaan yang berpedoman pada azas-azas efisiensi, efektivitas, transparansi, adil dan akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan serta membangun pola-pola kemitraan dengan rekanan. Kondisi tersebut mengakibatkan pengadaan mobil sewa dilakukan secara tidak transparan, terbuka dan bersaing sehingga tidak dapat diukurnya kewajaran harganya. Selain itu pengadaan mobil melalui sewa murni diatas juga tidak hemat terutama bila dibandingkan dengan pengadaan secara sewa beli. Hal ini disebabkan Tim Pengadaan Jasa PT Latinusa menganggap bahwa PT PSB merupakan grup dari PT Krakatau Steel. PT Latinusa menjelaskan bahwa penunjukan PT PSB sebagai penyedia mobil sewaan, telah dilakukan oleh Tim Tender dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) PT PSB bergerak dibidangnya (leasing) dan tersedia mobil pengganti bila mobil yang

disewakan mengalami kerusakan; 3) Lokasi di Cilegon 4) Masih dalam lingkungan Krakatau Steel group (dalam rangka sinergi group). Selanjutnya kontrak tersebut akan dievaluasi sesuai dengan klausul-klausul kontrak sewa dengan Purna Sentana Baja (PSB). KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT Latinusa mengevaluasi kembali harga sewa dalam kontrak/perjanjian penyediaan mobil sewa tersebut diatas.

3. Penyewaan gudang milik Perusahaan belum dibuat kontrak/perjanjiannya PT Latinusa melakukan perjanjian penyewaan gudang yang dimilikinya kepada PT Hu-Tekindo sesuai kontrak awal No. 49/K-0000/2002 tanggal 28 Oktober 2002. Kontrak awal tersebut berlaku mulai berlaku 1 September 2002 sampai dengan 31 Agustus 2004, dengan harga sewa per tahun sebesar Rp259.560.000,00. Pada saat kontrak awal penyewaan tersebut telah berakhir pada tanggal 31 Agustus 2004, ternyata pihak PT Latinusa belum membuat kontrak perjanjian yang baru untuk memperpanjang masa sewa. Persetujuan perpanjangan penyewaan hanya berupa surat Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 kepada PT Hu-Tekindo. Dalam surat tersebut diberitahukan besarnya tarif/harga sewa gudang untuk periode 1 September 2004 sampai dengan dengan 31 Agustus 2005, yakni sebesar Rp259.560.000,00 yang harus dibayar tunai dimuka oleh PT Hu-Tekindo. Sampai dengan 31 Desember 2004, PT Hu-Tekindo ternyata hanya membayar sebesar Rp128.482.200,00 atau hanya dibayar sewa untuk periode sewa 1 September 2003 sampai dengan 31 Agustus 2004. Sedangkan pembeyaran sewa untuk periode 1 September 2004 sampai dengan 31 Agustus 2005 belum dibayar oleh pihak PT Hu-Tekindo selaku penyewa. Disamping itu dari hasil pemeriksaan diketahui juga bahwa PT Latinusa ternyata tidak mengenakan denda atas keterlambatan pembayaran sewa sebesar 2 % (dua persen) setiap hari keterlambatan yang terjadi pada pembayaran sewa untuk periode 1 September 2003 sampai dengan 31 Agustus 2004.

Page 122: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

30 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Seharusnya PT Latinusa bertindak tegas kepada PT Hu-Tekindo selaku penyewa sesuai kesepakatan yang tertuang dalam kontrak dan Surat Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 diatas. Kondisi diatas mengakibatkan PT Latinusa tidak dapat memperoleh pendapatan atas asset berupa gudang milik perusahaan yang disewa oleh Pihak Ketiga. Hal tersebut disebabkan pihak PT Latinusa telah lalai dalam memantau pelaksanaan kerjasama, termasuk masa berakhirnya kontrak, serta belum adanya ikatan tertulis/perjanjian kembali dengan pihak penyewa pada saat kontrak berakhir. PT Latinusa menjelaskan bahwa perpanjangan perjanjian sewa menyewa bangunan gudang no 19/K-0000/2002, tanggal 28 Oktober 2002 masih dalam proses. Namun dengan adanya surat dari Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 perihal yang sama, Perusahaan telah mencatat bagian pendapatan sewa tahun 2004 sebesar Rp259.560.000 tidak termasuk PPN sebesar Rp25.956.000,- dalam tahun buku 2004. Sedangkan Penagihan sisa sewa yang belum dibayar akan dilakukan di tahun 2005. KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT tetap menagihkan seluruh sewa gudang yang semestinya sudah jarus dibayar oleh penyewa ditambah dengan bunga selama dalam masa keterlambatan. Selain itu agar segera dibuat kontrak perpanjangan secara tertulis untuk periode penyewaan yang disepekari kedua belah pihak.

D. PT Krakatau Engineering

Terdapat ketidakjelasan status atas penggunaan tanah untuk bangunan Perusahaan

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas aktiva berupa tanah seluas 14.400 m2 yang digunakan oleh PT Krakatau Engineering (KE) untuk 18 persil bangunan guest house milik PT Krakatau Steel (PT KS) diperoleh informasi bahwa guest house yang dibangun pada tahun 1992/1993 tersebut dana pembangunannya berasal dari PT KE. Penggunaan tanah milik PT KS telah berdasarkan persetujuan Direksi PT Krakatau Steel No.267/C/DU-KS/X1/1991 tanggal 14 November 1991 dan Dewan Komisaris PT KS No.25/DEKOM-KS/1991 dengan catatan : a. Tipe rumah yang akan dibangun adalah semi permanen dan akan dibongkar oleh PT. Krakatau

Engineering apabila tanahnya akan dipergunakan oleh PT. Krakatau Steel. b. Lama peminjaman maksimum 5 tahun. Bangunan di atas tersebut selanjutnya diperuntukkan sebagai tempat tinggal tenaga ahli/ekspatriat KS Group dan bila tidak ada tenaga ekspatriat KS Group yang menempati, maka dapat disewakan kepada pihak ketiga.

Terkait dengan status pengunaan tanah tersebut diketahui bahwa masa pakainya sudah habis sejak tanggal 6 November tahun 1996 dan sampai saat ini belum ada perpanjangannya. Dengan belum adanya perpanjangan atas izin penggunaan dari Dewan Komisarus PT KS diatas, maka status penggunaan tanah dimaksud menjadi belum jelas, apakah apakah disewakan atau dihibahkan kepada PT Krakatau Engineering. Padahal diatas tanah tersebut sudah didirikan bangunan permanen oleh PT KE, dimana sesuai izin penggunaan dari Dewan Komisaris PT KS bangunan yang didirikan semestinya berupa bangunan semi permanen.

Semestinya PT KE dalam memanfaatkan tanah tersebut tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh Direksi serta Dewan Komisaris PT KS

Page 123: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

31 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Kondisi diatas mengkibatkan dasar penggunaan tanah milik PT Krakatau Steel tersebut dan pemanfaatan bangunan diatasnya menjadi tidak jelas.

PT KE menjelaskan bahwa sampai dengan saat ini belum ada rencana akan dipergunakan oleh PT KS dan dari 14.400 m2 luas tanah yang dipinjam hanya 5000 m2 yang dipergunakan oleh PT KE. Sedangkan terkait dengan pengajuan permohonan perpanjangan pinjaman tanah, PT KE sudah pemah mengajukannya melalui surat No.4/DU-KE/X11/2000 tanggal 7 Desember 2000 dan No.65/DU-KEN/2002 tanggal 15 Mei 2002, dan telah dikirim lagi surat yang ketiga No.06/DU-KE/1/2005 tanggal 12 Januari 2005. Namun sampai saat ini belum ada jawabannya.

KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE melakukan pendekatan lebih intensif lagi kepada pihak PT KS untuk memperoleh kejelasan status penggunaan tanah tersebut.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 124: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

32 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak

perusahaan tanggal 31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,

dan laporan kas usaha sendiri untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah

menerbitkan laporan nomor Nomor 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005 tanggal 30 Maret

2005.

Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan dan Standar Auditirng yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan

audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari

salah saji material.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuangan usaha sendiri PT

Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2004, kami mempertimbangkan pengendalian intern tersebut untuk

menentukan prosedur audit yang kami laksaanakan untuk menyatakan pendapat kami atas

laporan keuangan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas pengendalian

intern tersebut.

Page 125: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

33 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Manajemen PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan bertanggung jawab

untuk menyusun dan memelihara suatu pengendalian intern. Dalam memenuhi tanggung

jawabnya tersebut, diperlukan estimasi dan pertimbangan dari pihak manajemen tentang

taksiran manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pengendalian intern. Tujuan suatu

pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan

absolut, kepada manajemen bahwa aktiva terjamin keamanannya dan kerugian sebagai

akibat pemakaian atau pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa traansaksi

dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan

penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Karena adanya keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern,

kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi dan tidak terdeteksi. Begitu juga, proyeksi

setiap evaluasi atas pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi

atau efektivitas desain dan operasi pengendalian intern tersebut telah berkurang.

Untuk tujuan laporan, kami menggolongkan pengendalian intern signifikan ke dalam

kelompok berikut ini :

• Keuangan

• Produksi

• Pemasaran

• Perencanaan dan Tehnologi

• Sumber Daya Manusia dan Umum

• Logistik

Untuk semua golongan pengendalian intern tersebut di atas, kami memperoleh pemahaman

tentang desain pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut

dioperasikan, serta kami menentukan resiko pengendalian.

Pertimbangan kami atas pengendalian intern tidak perlu mengungkapkan semua masalah

dalam pengendalian intern yang mungkin merupakan kelemahan material tersebut menurut

Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Suatu

kelemahan material adalah kondisi yang dapat dilaporkan yang di dalamnya desain dan

Page 126: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

34 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

operasi satu atau lebih komponen pengendalian intern tidak mengurangi resiko ke tingkat

yang lebih rendah tentang terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan dalam jumlah yang

akanmaterial dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditan dan tidak terdeteksi

dalam waktu semestinya oleh karyawan dalam melaksanakan normal fungsi yang

ditugaskan kepadanya. Kami mencatat bahwa tidak ada masalah berkaitan dengan

pengendalian intern dan operasinya yang kami pandang memiliki kelemahan material

sebagaimana kami definisikan di atas.

Namun, kami mncatat masalah-masalah tertentu berkaitan dengan pengendalian intern dan

operasinya disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada Lampiran B.

Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,

Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416

Jakarta, 30 Maret 2005

Page 127: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

35 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Lampiran B A. PT Krakatau Steel

1. Terdapat uang muka pegawai yang belum ada pertanggungjawabannya sebesar

Rp2.440.709.279,00

Untuk pengadaan barang/jasa atau pembiayaan kegiatan yang bersifat mendesak atau yang tidak direncanakan sebelumnya PT Krakatau Steel (PT KS) membuat kebijakan mekanisme uang muka pegawai. Berdasarkan jenisnya, uang muka pegawai dapat dibedakan antara uang muka intern dan uang muka fungsional. Uang muka intern adalah uang muka yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan intern pada unit kerja si pemohon, sedangkan uang muka fungsional adalah uang muka yang dipergunakan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sehubungan kegiatan unit lain yang menjadi kewajiban unit kerja si pemohon.

Pengajuan permintaan uang muka intern maupun fungsional dilakukan oleh pemohon dengan mengisi formulir permintaan uang muka disertai laporan tersedianya anggaran untuk setiap unit yang mengajukan uang muka tersebut. Untuk permintaan uang muka fungsional harus melampirkan bukti asli permintaan kebutuhan dari unit kerja lain. Di samping itu, setiap pemohon harus melampirkan surat pernyataan atas kesediaan dikenai sanksi administrasi jika dalam waktu 30 hari setelah tanggal penerimaan uang muka, pemohon belum mempertanggungjawabkan uang muka tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2004 diketahui adanya saldo uang muka pegawai sebesar Rp3.120.388.582,00. yang terdiri dari uang muka pegawai PT KS di Cilegon sebesar Rp2.338.672.496,00 dan uang muka pegawai di Jakarta sebesar Rp781.716.086,00. Dari saldo uang muka pegawai tersebut, sebesar Rp2.440.709.279,00 atau 78,22% dari saldo uang muka pegawai, telah berumur lebih dari satu bulan dimana semestinya sudah harus dipertanggungjawabkan. Atas keterlambatan pertanggungjawaban uang muka tersebut, pihak Divisi Akuntansi Keuangan PT KS telah melakukan konfirmasi kepada pengguna uang muka, namun tidak ada jawaban atas konfirmasi dimaksud. Terhadap penerima uang muka yang belum membuat pertanggungjawaban tidak dikenakan sanksi administrasi sesuai ketentuan dan surat pernyataan yang telah dibuat.

Berdasarkan SK Direksi PT Krakatau Steel No. 169/C/DK-KS/KPTS/1994, tanggal 13 Juli 1994 tentang Penyempurnaan Sistem dan Prosedur Uang Muka, butir 2.2.5. menyebutkan bahwa uang muka yang tidak dipertanggungjawabkan sampai melewati batas waktu paling lambat satu bulan sejak diterimanya dana uang muka tersebut, akan dikenakan sanksi berupa penahanan gaji yang bersangkutan sampai dengan uang muka tersebut dipertanggungjawabkan dan pengajuan permintaan uang muka yang bersangkutan tidak akan diberikan lagi sebelum uang muka tersebut dipertanggungjawabkan.

Kondisi di atas mengakibatkan pengeluaran uang muka yang belum dipertanggungjawabkan mengganggu arus kas/cash flow perusahaan.

Hal tersebut disebabkan Direktorat Keuangan tidak tegas menerapkan ketentuan uang muka.

PT KS sependapat atas temuan yang disampaikan BPK-RI mengenai kondisi saldo uang muka pegawai per 31 Desember 2004 yang belum dipertangungjawabkan. Direktorat Keuangan PT KS belum bisa menerapkan SK Direksi PT KS No. 169/C/DK-KS/KPTS/1994 karena adanya uang muka fungsional dimana pejabat yang harus mempertanggungjawabkan

Page 128: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

36 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

berbeda dengan pejabat pemakai uang muka tersebut. Selain itu terdapat uang muka untuk pembiayaan kegiatan yang ternyata membutuhkan waktu cukup lama, seperti uang muka untuk proses perijinan dari instansi Pemerintah. Namun demikian, untuk mengendalikan keterlambatan pertanggungjawaban uang muka pegawai pihak Direktorat Keuangan berencana melakukan konfirmasi dari 3 bulanan menjadi 2 bulanan dan akan segera mengkaji serta mengevaluasi kembali prosedur uang muka pegawai.

BPK-RI menyarankan agar PT KS memperbaiki kebijakan pemberian uang muka sesuai keperluan dan konsisten melaksanakan ketentuan yang dibuat.

2. PT Krakatau Steel kehilangan kesempatan mendapatkan hasil penjualan asset non

produktif minimal sebesar Rp567.500.000,00 Dalam rangka penjualan asset non produktif dan untuk mendapatkan nilai wajar asset

tersebut, telah ditunjuk PT Sucofindo Appraisal Utama (PT SAU) sebagai konsultan penilai independen berdasarkan surat No. 19/TPA-KS/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003 perihal penilaian aktiva tetap milik PT Krakatau Steel (PT KS) yang berlokasi di Jakarta dan Serang-Banten.

Penilaian tanah dilakukan dengan menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach), dimana penilaian didasarkan pada perbandingan dengan harga penjualan tanah yang telah terjadi disekitarnya serta keadaan dan letaknya cukup bersaing terhadap tanah yang dinilai.

Dengan pertimbangan bahwa harga jual minimum merupakan harga patokan awal dalam proses penawaran penjualan, maka tim pelepasan asset berdasarkan Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS No. 01/BA/TPA-KS/2003 tanggal 11 Agustus 2003 merekomendasikan bahwa harga jual minimum yang akan digunakan dalam proses penawaran penjualan adalah rata-rata dari nilai likuidasi dan nilai pasar hasil penilaian PT SAU. Harga jual minimum tersebut telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DU-KS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang harga jual minimum asset non produktif milik PT KS yaitu sebesar Rp2.492.500.000,00.

Dari laporan hasil pelaksanaan pelepasan asset non produktif milik PT KS per 1 September 2004 diketahui terdapat asset non produktif tanah di Jl. Bima No. 1, Kemanggisan Jakarta Barat yang dijual dibawah harga jual minimum yang ditetapkan.

Penjualan dibawah harga jual minimum dilakukan setelah adanya surat dari ketua tim pelepasan asset non produktif No. 51/TPS-KS/V/2004 tanggal 6 Mei 2004, memohon kepada Direktur Utama PT KS untuk menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tahun 2003 sebesar Rp1.723.722.000,00 sebagai harga jual minimum tanah/bangunan non produktif di Jl. Bima No. 1 Kemanggisan Jakarta. Tim mengusulkan kepada Direktur Utama PT KS dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Tanah/bangunan sudah pernah dilelang sebanyak 3 (tiga) kali melalui Kantor Pelayanan

Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Jakarta V, tetapi belum terjual karena harga penawaran tertinggi dari peserta lelang yaitu sebesar Rp1.000.000.000,00 (jauh dari harga jual minimum yang ditetapkan);

b. Hasil penilaian appraial PT SAU dinilai terlalu tinggi karena tidak memperhitungkan luas tanah yang direncanakan terkena jalan umum dan garis sepadan bangunan dari depan, kanan dan kiri, sehingga luas tanah yang bisa dimanfaatkan secara komersial tinggal kurang lebih 600 m2;

Page 129: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

37 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

c. Sertifikat tanah/bangunan masih berupa Hak Pakai dan berlaku sampai dengan tanggal 1 Juni 2005;

d. Taksiran harga jual tanah/bangunan berdasarkan penilai Balai Lelang Indonesia (Balindo) hanya berkisar Rp1.263.000.000,00 sampai dengan Rp1.804.000.000,00.

Usulan tim pelepasan asset non produktif tersebut disetujui oleh Direktur Utama PT KS.

Berdasarkan risalah lelang No. 053/2004 tanggal 18 Mei 2004 melalui KP2LN Jakarta V, diketahui bahwa harga jual tanah di Jl. Bima No. 1 Kemanggisan, ditetapkan sebesar Rp1.925.000.000,00.

Dari analisa dokumen dan informasi selama pemeriksaan diketahui sebagai berikut : a. Lelang pertama kali diumumkan melalui harian Media Indonesia tanggal 10 Februari 2004,

lelang dilaksanakan tanggal 19 Februari 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja, kemudian di harian Suara Karya tanggal 13 April 2004, lelang dilaksanakan tanggal 22 April 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja dan terakhir diumumkan di harian Suara Karya tanggal 10 Mei 2004, lelang dilaksanakan tanggal 18 Mei 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja. Mengacu pada alasan butir (a) di atas, seharusnya sampai dengan tanah tersebut dijual, lelang dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (a) di atas karena yang dilaporkan lelang sebanyak 3 (tiga) kali.

b. Informasi tentang penawaran yang tertinggi dari peserta lelang sebesar Rp1.000.000.000,00 (jauh dari harga jual minimum) tidak dibuktikan dalam risalah lelang. Risalah lelang hanya menyatakan tidak ada peminat (TAP) yang berarti belum ada yang menawar. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (a) di atas;

c. Menurut laporan PT SAU disebutkan lokasi tanah cukup strategis dan peruntukan tanah dari objek penilaian adalah pemukiman perumahan khususnya perumahan mewah. Kebijaksanaan atas perubahan zoning dari Pemerintah Daerah setempat yang berpengaruh pada potensi nilai tanah tidak ditemukan dalam waktu dekat. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (b) di atas.

d. Berdasarkan lampiran Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS yang dijual No. 01/BA/TPA-KS/2003 tanggal 11 Agustus 2003 yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DU-KS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003, dijelaskan bahwa status tanah di Jl. Bima No. 1, Kemanggisan, Jakarta adalah Hak Pakai No. 244 tanggal 2 Juni 1995 yang berlaku sampai dengan 1 Juni 2015 dengan gambar situasi No. 9608/1994 tanggal 22 September 1994. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (c) di atas karena yang dilaporkan hak pakai berlaku sampai dengan 1 Juni 2005.

e. Surat tim pelepasan asset non produktif No. 51/TPS-KS/V/2004 tanggal 6 Mei 2004 masih menggunakan NJOP tahun 2003 sebesar Rp1.723.722.000,00. Seharusnya tim pelepasan asset menggunakan NJOP tahun 2004 sebesar Rp2.178.176.000,00, karena NJOP tahun 2004 sudah diterima dan diketahui oleh PT KS tanggal 12 Januari 2004 sesuai dengan SPPT-PBB PT KS tahun 2004.

f. Laporan penilaian Balindo menyebutkan antara lain : 1) Batas lokasi tanah yang diidentifikasi oleh Balindo menyebutkan sebelah utara Jl.

Arjuna; sebelah selatan Jl. Bima; sebelah barat, rumah tinggal dan sebelah timur, rumah tinggal. Sedangkan berdasarkan peninjauan tim pemeriksa ke lokasi diketahui bahwa sebelah utara Jl. Arjuna dan Jl. Tol Kebon Jeruk; sebelah selatan Jl. Bima;

Page 130: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

38 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

sebelah barat jembatan layang (flyover) dan sebelah timur, rumah tinggal. Sama dengan identifikasi batas lokasi tanah yang dilakukan oleh PT SAU.

2) Survey asset non produktif milik PT KS dilakukan oleh Balindo tanggal 24 Maret 2004. Melihat informasi pelaksanaan lelang (point a), terdapat indikasi bahwa tim pelepasan asset memang sudah beritikat untuk tidak memakai hasil penilaian atas tanah Jl. Bima No. 1, Kemanggisan dari PT SAU karena lelang atas tanah dimaksud baru dilaksanakan 1 (satu) kali yaitu tanggal 19 Februari 2004 sedangkan lelang kedua baru dilaksanakan tanggal 22 April 2004.

Penggunaan Balindo sebagai dasar referensi harga tidak sesuai dengan lampiran Instruksi Menteri Negara BUMN No. 01-MBUMN/2002 tanggal 29 Januari 2002, butir (2) yang menyebutkan untuk mendapatkan calon pembeli yang lebih banyak serta untuk meningkatkan nilai jual dan pelaksanaan penjualan yang lebih transparan, maka diperlukan jasa Balai Lelang Swasta dalam rangka melaksanakan tugas Pra Lelang dari aktiva tersebut. Dengan demikian laporan penilaian Balindo tidak dapat dijadikan dasar informasi oleh tim pelepasan asset, khususnya mengenai harga.

Dari analisa dokumen dan informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pertimbangan dalam surat ketua tim pelepasan asset non produktif yang merubah harga jual minimum tidak berdasar.

Seharusnya Tim Pelepasan Asset Non Produktif milik PT KS dalam menjual asset non produktif berpedoman kepada Laporan PT Sucofindo Appraisal Utama No. 101/SAU-APP/PST-VII/2003 tanggal 28 Juli 2003 dan Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DU-KS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang harga jual minimum asset non produktif milik PT KS.

Kondisi di atas mengakibatkan PT KS kehilangan kesempatan mendapatkan hasil penjualan asset non produktif minimal sebesar Rp567.500.000,00 (Rp2.492.500.000,00 – Rp1.925.000.000,00).

Hal tersebut di atas disebabkan Ketua tim pelepasan asset non produktif tidak cermat dalam membuat alasan-alasan untuk menurunkan harga jual minimum kepada Direksi PT KS.

PT KS menjelaskan bahwa manajemen dapat memahami hasil analisa dokumen dan informasi dalam temuan BPK-RI dan diakui memang terdapat kekurangan pengungkapan informasi dalam surat ketua tim no. 51/TPS-KS/V/2004 dimana terdapat kesalahan data, yaitu: a. Pada saat dibuat surat permintaan perubahan harga, rencana lelang berikut

pengumumannya telah dilakukan 3 kali namun hanya dua kali yang terlaksana proses lelangnya. Satu kali lelang tidak jadi dilaksanakan karena tidak satupun peminat yang hadir untuk mengikuti lelang. Asset baru terjual pada lelang berikutnya tanggal 18 Mei 2004.

b. Informasi penawar tertinggi Rp1 milyar memang tidak memiliki bukti formal, karena diperoleh dari hasil komunikasi informal dengan peserta lelang yang semula berminat setelah proses lelang. Bukti formal yang ada berkaitan dengan asset dalam risalah lelang hanya disebut tidak ada peminat, karena memang tidak ada satupun peserta lelang yang mengajukan penawaran.

c. Penggunaan jasa Balindo memang tidak dilakukan dalam kapasitasnya sebagai pemberi referensi harga yang ditetapkan dengan surat Direksi seperti Sucofindo. Penggunaan jasa Balindo merupakan tambahan permintaan sehubungan Balindo tengah mengerjakan pekerjaan lain yang berhubungan dengan PT KS. Namun mengingat kompetensi dan pengalamannya atas pelelangan asset, hasil Balindo dijadikan referensi. Demikian pula halnya dengan penggunaan NJOP tahun 2003 karena dekat dengan hasil harga Balindo.

Page 131: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

39 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Perbedaan antara hasil Balindo dengan Sucofindo, tidak lagi menjadi perhatian tim sehubungan keperluan untuk segera dapat menjual aseets tersebut sebelum ijin penjualan dan masa hak pakai berakhir

d. Terdapat kekeliruan dalam dokumen-dokumen yang dibuat mengenai batas waktu hak pakai yakni 2015, termasuk lampiran Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS yang dijual No. 01/BA/TPA-KS/2003. Berdasarkan copy sertifikat Hak Pakai No. 244 tanggal 2 Juni 1995 disebutkan masa berlaku hak pakai sampai dengan tahun 2005. Hal tersebut dikuatkan dengan surat BPN No. 362/JB/2002 tanggal 26 Nopember 2002.

Sehubungan masih terdapat asset non produktif yang belum terjual, hasil analisa dokumen dan informasi BPK-RI akan menjadi perhatian bagi Tim dalam melaksanakan tugasnya.

BPK-RI menyarankan agar Direksi meminta pertanggungjawaban kepada Tim Pelepasan Asset karena bekerja tidak cermat dan tertib dalam mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan usulan penjualan asset non produktif.

3. PT Krakatau Steel belum sepenuhnya melakukan penghapusan atas aktiva tetap yang

sudah di-scrap

Laporan Keuangan PT Krakatau Steel (PT KS) per 31 Desember 2004 mencatat terdapat Aktiva Non Operasional pada akun Aktiva Lain-lain (Aktiva Tetap Non Produktif) sebagai berikut :

(dalam ribu rupiah) No. Nama Aktiva Harga

Perolehan Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

1. Tanah 21.141.345,00 - 21.141.345,002. Peningkatan Tanah 5.918.730,00 1.516.641,00 4.402.089,003. Bangunan dan Gedung 6.727.570,00 2.049.618,00 4.677.952,004. Mesin dan Pabrik 46.224.414,00 44.251.444,00 1.972.970,005. Alat-alat Berat 3.050.606,00 1.993.465,00 1.057.141,006. Peralatan dan Perabotan 1.093.839,00 1.093.839,00 -7. Perkakas Kecil - - -

Total Aktiva Tetap Non Produktif 84.156.504,00 50.905.007,00 33.251.497,00 Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tentang Pengesahan Hasil

Kegiatan Usaha PT KS tahun buku 1998 tanggal 28 Mei 1999 diputuskan antara lain pada point (e) penghapusan (write off) mesin dan peralatan pabrik yang sudah tidak digunakan sesuai hasil audit dengan nilai buku sebesar Rp2,40 milyar, sedangkan sisanya agar diajukan secara tersendiri melalui Komisaris setelah aktiva tersebut dinyatakan non produktif oleh Direksi PT KS.

Dari aktiva mesin dan peralatan pabrik non produktif sebagaimana dimaksud keputusan RUPS tersebut, diantaranya terdapat 4 (empat) jenis/item roll stand group, intermed mill (No. 14, 16, 17 dan 19) pada pabrik wire rod dengan nilai sebesar Rp761.737.000,00 dalam kondisi rusak berat;

Berdasarkan pemeriksaan fisik diketahui bahwa tim pemusnahan/scrapping belum melaksanakan proses scrapping atas Roll Stand di atas secara keseluruhan, melainkan hanya

Page 132: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

40 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

rumahan roll stand saja. Sedangkan bagian-bagian lain dari roll stand tersebut masih tersimpan di gudang. Atas penscrapan tersebut belum dibuatkan Berita Acara Serah Terima Scrap.

Sesuai keputusan RUPS mengenai Pengesahan Hasil Kegiatan Usaha tahun buku 1998, khususnya point (e), seharusnya penghapusan (write off) mesin dan peralatan pabrik yang sudah tidak digunakan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Kondisi di atas mengakibatkan nilai aktiva tetap non produktif berupa mesin dan peralatan pabrik pada laporan keuangan/Neraca per 31 Desember 2004 terlalu besar Rp152.347.474,00, namun nilai tersebut tidak mempengaruhi kewajaran atas laporan keuangan.

Hal tersebut disebabkan Tim scrapping dalam melakukan tugasnya belum berkoordinasi dengan unit kerja terkait seperti dinas akuntansi konstruksi yang mengetahui asset-asset yang harus dihapusbukukan.

PT KS menjelaskan bahwa PT KS belum dapat melakukan pengscrapan atas sebagian Aktiva Mesin dan Peralatan Pabrik Non Produktif yang sudah disetujui RUPS untuk dihapuskan karena aktiva dimaksud masih berada di lokasi plant wire rod. Untuk itu akan dilakukan pemindahan ke lokasi/area scrap yard agar segera dapat dilakukan pengscrapannya.

BPK-RI menyarankan agar PT KS segera melakukan proses pengscrapan dan membuat berita acara sesuai keputusan RUPS sehingga pembukuan aktiva tetap non produktif dapat disesuaikan.

4. Pemberian kompensasi jasa ke PT Hamasa Hutama untuk pekerjaan proyek PT Jasa

Marga berpotensi merugikan PT Krakatau Steel sebesar Rp2.759.708.380,00 karena belum diatur secara rinci dalam Surat Perintah Kerja

Dalam rangka pembangunan jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang),

PT Krakatau Steel (PT KS) memperoleh pesanan/order baja tulangan dari PT Jasa Marga (PT JM) sebanyak ±20.000 ton senilai Rp117.414.000.000,00 dengan jangka waktu 1 (satu) tahun. Perjanjian jual beli dituangkan dalam kontrak No.30/BA/DPM-KS/2004 – No.041/SPP-DIR/2004 yang ditandatangani pada tanggal 18 Mei 2004.

Sebagai tindak lanjut dari perjanjian tersebut, pihak PT KS mengadakan kerjasama dengan PT Krakatau Wajatama (PT KW) untuk memproduksi baja tulangan sesuai spesifikasi dari PT JM dengan bahan baku billet dari PT KS. Kerjasama produksi baja tulangan dituangkan dalam Surat Perintak Kerja/Job Order No.03/JO/DPM-KS/2004 tanggal 18 Mei 2004. Untuk produksi baja tulangan sebanyak 20.000 ton, yang terdiri atas 14.800 ton baja tulangan ulir dan 5.200 ton baja tulangan polos sesuai spesifikasi PT JM, PT KW akan menerima pembayaran dari PT KS sebesar Rp13.326.000.000,00. Selanjutnya dari baja tulangan produksi PT KW tersebut, PT KS menunjuk PT Hamasa Hutama (PT HH) untuk melakukan pemotongan sesuai ukuran yang diminta PT JM. Pelaksanaan kerja pemotongan oleh PT HH ini tertuang dalam Job Order No.06/JO/DPM-KS/04 tanggal 30 Juni 2004. Atas jasa pemotongan yang dilakukannya, PT HH mengenakan tarif sebesar Rp475/kg dengan estimasi total pembayaran oleh PT KS adalah sebesar Rp10.450.000.000,00.

Sementara itu dari hasil telaahan atas dokumen-dokumen kerjasama tersebut diatas beserta laporan pelaksanaan pekerjaannya diketahui hal-hal sebagai berikut : a) Dalam komponen tarif ongkos potong sebesar Rp475/kg yang dibayarkan ke PT HH, sesuai

job order, terdapat komponen biaya untuk kompensasi sisa potong/waste sebesar Rp110,00 per kilogram baja tulangan yang dipotong, yang semestinya tidak perlu diberikan PT KS. Hal ini mengingat dalam kerjasama order tersebut PT HH sudah diberikan hak untuk

Page 133: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

41 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

memiliki waste/scrap produksi sampai dengan 2,5% atau ±500.000 kg dari total estimasi baja tulangan yang dipotongnya. Dengan demikian terdapat pemberian kompensasi yang tidak semestinya dilakukan yang diestimasikan jumlahnya sebesar Rp2.145.000.000,00.*

* 95,5%x20.000.000 kgxRp110/kg = Rp2.145.000.000,00 b) Pada pelaksanaan pekerjaan, setelah selesai produksi di PT KW, ternyata ada sebagian baja

tulangan yang tidak melalui proses pemotongan, melainkan langsung dikirim ke lokasi proyek PT JM dan PT HH tetap dapat mengenakan ongkos potong ke PT KS. Dengan demikian sampai dengan posisi 31 Januari 2005 terdapat kelebihan pengenaan jasa pemotongan sebesar Rp614.708.380,00.* *ongkos-ongkos semestinya yang tidak dikenakan untuk baja tulangan yang dikirim langsung ke lokasi : - Ongkos potong : Rp 50 - Waste : Rp110 - Packing : Rp 25 - Total : Rp185 - jumlah baja tulangan yang dikirim langsung ke lokasi =3.322.748 kg - jumlah kelebihan pengenaan jasa pemotongan = Rp185/kg x 3.322.748 kg = Rp614.708.380,00.

c) Realisasi pengiriman baja tulangan ke lokasi proyek PT JM sampai dengan 31 Januari

2005 berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan (progress) adalah sebagai berikut : 1) Lokasi di gudang PT KW

- Total billet yang telah selesai diproduksi menjadi baja tulangan : 19.994.432 kg - Total baja tulangan yang telah dikirim ke PT HH untuk dipotong : (14.268.361) kg

- Sisa baja tulangan yang belum dikirim ke PT HH (masih di PT KW) : 5.726.071 kg % pengiriman : 71% 2) Lokasi di gudang PT HH

- Total penerimaan baja tulangan dari PT KW di PT HH : 14.268.361 kg - Total yang dikirim langsung ke lokasi proyek PT JM (tanpa potong) : (3.322.748) kg - MRIT/Pengembalian : ( 27.027) kg - Total baja tulangan yang melalui proses pemotongan di PT HH : 10.918.586 kg

- Total baja tulangan yang telah dipotong & dikirim PT HH ke PT JM : (7.530.462) kg - Total baja tulangan yang belum dipotong di PT HH : 3.388.124 kg % pemotongan : 69% 3) Realisasi Penyerapan Order

- Total pengiriman baja tulangan ke PT JM tanpa proses pemotongan : 3.322.748 kg - Total pengiriman baja tulangan dengan proses pemotongan : 7.530.462 kg - Penundaan pengiriman : ( 2.234) kg - Total pengiriman baja tulangan ke PT JM s.d. 31 Januari 2005 : 10.850.976 kg - Jumlah total pesanan PT Jasa Marga sesuai kontrak : 20.000.000 kg % penyerapan order : 54 %

4) Realisasi Penerimaan

- Total pengiriman baja tulangan dari PT HH ke PT JM : 10.850.976 kg - Total Penagihan/Penerimaan Penjualan : 9.177.494 kg % realisasi penerimaan : 86 %

5) Realisasi Pelaksanaan Kontrak

- Periode kontrak yang telah dijalani ( 18 Mei 2004 – 31 Januari 2005 : 8,5 bulan - Jangka waktu kontrak (18 Mei 2004 s.d. 17 Mei 2005) : 12 bulan % pelaksanaan kontrak : 71 %

Page 134: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

42 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Dari data diatas terlihat bahwa realisasi pembelian baja tulangan oleh PT JM sampai dengan 31 Januari 2005 baru mencapai 54%, sedangkan kemajuan penyelesaian pekerjaan dan pelaksanaan kontrak sudah mencapai 71%. Dengan demikian atas sisa baja tulangan yang belum dipakai oleh PT JM tersebut PT KS berpotensi untuk tidak memperoleh pembayaran sesuai yang tercantum di perjanjian jual beli, sedangkan PT KS sudah terlanjur mengeluarkan biaya-biaya untuk pengadaan bahan baku ataupun untuk jasa tolling-nya Hal ini mengingat bahwa pengerjaan proyek jalan tol diperkirakan akan selesai pada akhir April 2005 atau paling lama sesuai tanggal berakhirnya perjanjian jual beli antara PT KS dengan PT JM. Sementara itu sampai saat ini belum diperoleh keterangan pasti mengenai sisa order baja tulangan yang belum dikirim dan dipakai oleh PT JM pada saat perjanjian berakhir. Sesuai kontrak yang berlaku saat ini, PT JM hanya akan membayar pesanan sesuai dengan jumlah yang terkirim dan diterima sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Serah Terima Barang. Padahal pengiriman hanya dapat dilakukan apabila ada permintaan dari PT JM. Dalam kerjasama tersebut, PT KS semestinya mendasarkan pada perjanjian pengadaan Material Baja Tulangan untuk Proyek Pembangunan Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang Tahap II antara PT Jasa Marga & PT Krakatau Steel No.30/BA/DPM-KS/2004–041/SPP-DIR/2004 tanggal 18 Mei 2004 dan Job Order Pekerjaan Pemotongan Baja Tulangan Polos dan Baja Tulangan ke PT Hamasa Hutama No.06/JO/DPM-KS/04 tanggal 30 Juni 2004. Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian atas pemberiaan kompensasi jasa pemotongan dan kelebihan pengenaan tarif potong sebesar Rp2.759.708.380,00 (Rp Rp2.145.000.000,00 + Rp614.708.380,00) . Hal tersebut disebabkan pihak Direktorat Pemasaran PT KS lalai tidak melakukan pengecekan secara detail dan menyeluruh terhadap klausul kontrak jual beli baja tulangan dengan PT JM maupun ketentuan dalam job order ke PT HH. PT KS d.h.i Direktorat Pemasaran menjelaskan bahwa untuk mengejar waktu pelaksanaan tol Cipularang memang belum semua kesepakatan dalam negosiasi ke PT Hamasa Hutama tercantum dengan jelas di job order, termasuk jumlah pasti mengenai kebutuhan besi beton dari PT Jasa Marga. Mengenai permasalahan material yang dikirim ke proyek tanpa proses pemotongan, ongkosnya tetap akan disesuaikan kemudian setelah diketahui jumlah pastinya sampai proyek selesai. Sedangkan dalam hal nantinya pada saat proyek selesai ternyata pemesanan dari PT JM tidak mencapai kuantitas yang tercantum di kontrak kerjasama, maka PT KS akan menjual sisa order baja tulangan ke pasar/konsumen umum melalui anak perusahaan atau distributornya. Hal ini mengingat produknya merupakan produk umum. BPK RI menyarankan agar PT KS dalam melakukan pembayaran jasa pemotongan baja tulangan ke PT HH mengikuti kesepakatan awal dan ketentuan dalam Surat Perintah Kerja sesuai hasil pelaksanaan pekerjaan.

5. Pembelian billet impor untuk produksi baja tulangan oleh Direktorat Pemasaran PT

Krakatau Steel belum didukung dengan rencana penjualan yang jelas dan pasti

Dari laporan pelaksanaan trading oleh Direktorat Pemasaran selama tahun 2004 diketahui terdapat impor billet eks China senilai USD 4,048,428.60. Impor billet tersebut dilakukan melalui perusahaan perdagangan/trading company Ancelor International Singapura sesuai kontrak No.SPA/001/Billet/PMR-KS/VIII/2004 tanggal 27 Agustus 2004 dengan tujuan adalah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Selama ini impor billet yang dilakukan PT KS dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produk wire rod, yang merupakan salah satu produk dari PT KS. Namun dari pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa impor billet

Page 135: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

43 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

yang dilakukan pihak pemasaran tersebut ternyata diperuntukkan sebagai bahan baku produk baja tulangan.

Berdasarkan dokumen yang diterima, diperoleh informasi awal bahwa alasan impor billet tersebut adalah dalam rangka antisipasi pesanan/order baja tulangan dari PT Citra Marga Nusaphala Persada (PT CMNP). Disamping itu untuk tolling produksi dari billet menjadi baja tulangan PT KS telah menunjuk PT Bhirawa Steel (PT BS) sebaga pelaksana. Informasi tujuan impor billet diatas didukung oleh adanya surat Direktur Pemasaran PT KS No.PS01.00/158/X/2004 tanggal 12 Oktober 2004 yang ditujukan ke PT CMNP, dan sesuai dokumen amandemen job order ke PT BS No.09/JO/DPM-KS/2004 tanggal 13 Desember 2004. Dalam dokumen amandemen job order tersebut dinyatakan bahwa alasan dilakukannya amandemen (perubahan) atas job order sebelumnya (JO No.08/JO/DPM-KS/2004) adalah berdasarkan adanya perubahan ukuran baja tulangan dari PT CMNP untuk proyek jalan tol di Surabaya.

Namun demikian sampai saat dilakukan kerjasama tolling dengan PT BS diatas ternyata belum ada dukungan kontrak jual beli baja tulangan antara PT KS dengan PT CMNP. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan pihak Penjualan PT KS dimana pengerjaan baja tulangan dimaksud adalah untuk dijual ke pasar umum/pembeli yang berminat. Padahal bila ternyata PT KS menjual baja tulangan tersebut ke pasar umum/pembeli yang berminat, maka hal ini dapat dipandang bertentangan dengan bisnis utama anak perusahaan PT KS, yakni PT Krakatau Wajatama (PT KW).

Dengan belum adanya kepastian penjualan produk baja tulangan dimaksud, maka tindakan PT KS yang sudah mengeluarkan biaya untuk impor billet serta biaya untuk tolling merupakan tindakan trading yang belum didukung dengan rencana penjualan yang jelas dan pasti. Padahal biaya-biaya yang sudah dikeluarkan tersebut berasal dari pinjaman yang dibebani bunga, dengan rincian sebagai berikut : A. Biaya Bahan Baku Billet Impor

- Impor Billet USD 4,048,428.60 : Rp37.609.901.694 - Biaya Pengurusan Barang & Transpor : Rp 571.778.000 Total biaya bahan baku billet impor : Rp38.181.679.694

B. Biaya Tolling (estimasi) - sesuai rincian di JO No.08/JO/DPM-KS/04 : Rp 3.859.450.000 C. Total Pengeluaran PT KS : Rp42.041.129.694

Sesuai prosedur trading yang masih berlaku di PT KS, tahapan pertama yang harus

dilakukan adalah mencari calon pembeli atau konsumen untuk mengumpulkan data kebutuhan sebagai dasar mencari sumber pasokan.

Kondisi diatas mengakibatkan adanya pengeluaran dana sebesar Rp42.041.129.694,00 untuk impor billet dan biaya tolling yang belum jelas perolehan keuntungannya.

Hal tersebut disebabkan kegiatan trading yang dilakukan pihak Direktorat Pemasaran PT KS sekaligus sebagai antisipasi kerjasama dengan CMNP ternyata tidak berjalan sesuai rencana.

PT KS d.h.i Direktorat Pemasaran menjelaskan bahwa pada awalnya produksi baja tulangan ini memang diperuntukkan bagi Proyek Jalan Tol yang dikelola PT CMNP, tetapi karena ada masalah dalam hal pembebasan tanah sehingga proyek tersebut masih belum dimulai. Oleh sebab itu untuk mempercepat proses penjualan produk diatas, maka Direktorat Pemasaran memutuskan untuk menjual kepada konsumen umum, khususnya ke Distributor

Page 136: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

44 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

Anak Perusahaan PTKS. Transaksi penjualan tersebut tidak akan menyalahi sinergi antara PT KS dengan Anak Perusahaan, karena PT KS tetap akan aktif melibatkan anak perusahaan terkait.

BPK RI menyarankan agar PT KS segera menjual produk jadi baja tulangan dimaksud, dengan memperhitungkan unsur bunga bank untuk biaya pengadaannya dalam harga jual produk.

6. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003

Dalam pemeriksaan Tahun Buku 2003 terdapat 10 (sepuluh) temuan. Temuan tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti dengan status 3 (tiga) temuan dinyatakan selesai dan 7 (tujuh) temuan dinyatakan dipantau. Temuan yang masih dipantau adalah sebagai berikut: a. Tujuan pemberian fasilitas khusus indirect ekspor tidak tercapai. Tindak lanjut atas temuan

tersebut adalah PT telah melakukan monitor selesainya shipment order dan melihat langsung kegiatan produksi di konsumen sampai realisasi ekspor untuk pencocokan terhadap dokumen ekspor yang akan diberikan sebagai pertanggungjawaban atas fasilitas indirect ekspor.

b. Pemberian fasilitas khusus penjualan kepada PT Tobu Indonesia Steel berpotensi merugikan PT KS sebesar Rp12.261,31 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah telah dibentuk Tim Due Diligence yang akan memberi laporan dan solusi atas piutang PT Tobu kepada Direksi PT KS.

c. Suku cadang hasil kompensasi klaim dari rekanan belum diadministrasikan oleh Direktorat Logistik PT KS. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS akan melakukan revisi sistem dan prosedur sekaligus penyusunan terhadap adanya perubahan organisasi.

d. Terdapat suku cadang milik PT KS menumpuk di gudang sebesar Rp246.786 juta diantaranya berumur lebih dari satu tahun sebesar Rp187.614 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melakukan penelitian terhadap suku cadang unmoving dengan hasil sementara sebesar Rp24.715 juta diusulkan untuk dihapuskan, Rp81.137 juta dinyatakan masih dapat dipakai. Sedangkan sisanya masih dilakukan penelitian.

e. Terdapat persediaan produk jadi menumpuk di gudang PT KS sebesar Rp524.762 juta diantaranya berumur lebih dari satu tahun sebesar Rp49.154 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melaksanakan ketentuan mengenai jaminan 100% LC atas kontrak sebelum produksi dan klausul pengenaan penalti 10% dari nilai kontrak dapat dicairkan bila konsumen membatalkan kontrak.

f. Terdapat uang muka proyek senilai Rp7.605 juta yang telah berumur lama namun belum ada pertanggungjawaban. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah mengundang Concast Standard AG untuk mendiskusikan penyelesaian yang saling menguntungkan, namun belum diperoleh jawaban.

g. Pembayaran jasa Mill Service (pelayanan limbah baja cair) dan Scrap Recovery (daur ulang limbah) kepada PT Purna Baja Heckett (PT PBH) lebih tinggi sebesar Rp17.497 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melakukan pembicaraan dengan PT PBH dan disepakati untuk dilakukan evaluasi terhadap biaya Mill Service dan hak dan kewajiban masing-masing pihak sebelum diterapkan tarif baru.

Page 137: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

45 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

B. PT Krakatau Engineering

1. Pengendalian atas barang-barang sisa proyek belum memadai Berdasarkan pemeriksaan atas peralatan dan material sisa proyek yang dituangkan dalam

Berita Acara Stock Opname Peralatan & Material Proyek Tahun 2004, diketahui beberapa kelemahan pengendalian yaitu: a. Material dan peralatan sisa proyek tersebut tidak diberi nilai rupiahnya. b. Adanya komputer pada Proyek Kujang I B yang belum tercatat dalam daftar extra

accountable. c. Peralatan untuk Proyek GOR Kuningan dan Proyek Pabrik CPO NAD yang dihibahkan

kepada Pihak Ketiga tidak didukung dengan dokumen serah terimanya, sehingga keabsahan atas peralatan proyek yang dihibahkan tersebut tidak terdukung dengan bukti secara formil.

d. Administrasi untuk setiap jenis material dan peralatan sisa proyek belum dibuat dalam bentuk kartu barang, sehingga pengalokasiannya ke proyek lain yang menggunakan material dan peralatan sisa proyek tersebut tidak dapat diketahui

PT KEC semestinya mengadministrasikan aktiva persediaan termasuk peralatan dan material sisa proyek secara tertib sebagai pengamanan atas asset milik perusahaan.

Kondisi diatas mengakibatkan pengadministrasian material dan peralatan sisa proyek menjadi tidak terkendali sebagaimana mestinya,

Hal tersebut disebabkan pihak penanggung jawab proyek nengalami kesulitan untuk mendapatkan bukti tertulis dari pihak penerima barang peralatan tersebut serta kurangnya perhatian para pengelola material dan barang sisa proyek atas prosedur yang ada.

PT KE menjelaskan bahwa Ketua Tim Inventarisasi & Stock Opname pada tanggal 6 Januari 2005 sebenarnya telah membuat usulan perubahan terhadap prosedur penjualan & penyerahan sisa material/peralatan proyek sesuai dengan temuan dan usulan Auditor. Prosedur yang telah direvisi tersebut selanjutnya akan disosialisasikan kepada semua pihak yang terkait agar masalah-masalah yang ada tidak terulang kembali. Untuk itu Koordinator dan Manajer Proyek diminta memonitor pelaksanaanya.

KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE mengkaji usulan dari Ketua Tim Inventarisasi & Stock Opname tersebut untuk selanjutnya dapat disosialisasi dan dilaksanakan.

2. Pengendalian intern atas barang inventaris masih belum optimal

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan barang inventaris milik PT KE didapati kondisi dimana di setiap ruangan belum dibuatkan Daftar Inventaris Ruangan (DIR) yang menjelaskan nama dan kuantitas barang yang ada di dalam ruangan tersebut.t Hal ini menunjukkan pengendalian intern untuk barang inventaris tersebut masih belum memadai Seharusnya DIR ada pada setiap ruangan untuk dapat mengendalikan barang inventaris yang ada di dalam masing-masing ruangan tersebut. Kondisi diatas mengakibatkan pengalokasian barang-barang inventaris di setiap ruangan sulit diketahui sehingga apabila terjadi kehilangan tidak dapat segera terdeteksi

Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman oleh pihak pengelola inventaris PT KE atas pentingnya DIR sebagai alat pengendali barang inventaris.

PT KE menjelaskan bahwa barang inventaris kantor dimaksud masih merupakan aktiva tetap perusahaan yang pencatatan mutasinya telah diilakukan oleh Dinas Akuntansi.

Page 138: BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN · PDF filev BPK-RI/AUDITAMA V penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan

46 / 46 BPK RI / AUDITAMA V

KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE meminta kepada bagian yang ditugasi untuk mengelola barang inventaris supaya membuat DIR yang menjelaskan nama dan kuantitas barang yang ada di dalam masing-masing ruangan.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA