BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada...

24
KESEHATAN INFOBPJS MEDIA BPJS KESEHATAN EDISI 80 BPJS KESEHATAN Mencari Role Model Faskes dengan Pelayanan Terbaik AWARD

Transcript of BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada...

Page 1: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

K E S E H A T A NI N F O B P J S

MEDIA BPJS KESEHATAN EDISI 80

BPJS KESEHATAN

Mencari Role Model Faskes dengan Pelayanan Terbaik

AWARD

Page 2: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih
Page 3: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

Ceo Note

Seperti yang kita ketahui bersama, Program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program pemerintah yang diselenggarakan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Secara eksplisit, BPJS Kesehatan yang mendapatkan amanat sebagai penyelenggara tidak hanya mengelola sistem pembiayaan kesehatan (health care financing system), tetapi juga sistem pelayanan kesehatan (health care delivery system) serta sistem pembayaran (health care reimbursment system).

Untuk melaksanakan tugas pengelolaan tersebut, BPJS Kesehatan senantiasa berupaya memenuhi ketersediaan penyedia layanan kesehatan, mempermudah akses peserta terhadap layanan kesehatan dan memperbaiki kualitas serta mutu layanan fasilitas kesehatan. Berbicara mengenai perbaikan kualitas dan mutu layanan fasilitas kesehatan tentu tidak dapat dipisahkan dari peran pemberi pelayanan kesehatan yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). BPJS Kesehatan maupun fasilitas kesehatan, baik FKTP maupun FKRTL berada dalam lingkaran yang sama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan sejahtera melalui jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Oleh karena itu, sebagai bentuk apresiasi BPJS Kesehatan terhadap komitmen fasilitas kesehatan untuk memberikan layanan terbaik dan berkualitas kepada masyarakat, serta bertepatan dengan momentum HUT ke-51 BPJS Kesehatan, kami menyelenggarakan kegiatan BPJS Kesehatan Award. Adapun proses penentuan fasilitas kesehatan yang terpilih untuk menerima penghargaan tidak hanya terdiri dari juri internal saja tetapi BPJS Kesehatan juga melibatkan tim penilai atau juri eksternal dari segala unsur yang terkait dengan Program JKN-KIS, di antaranya anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Kementerian Kesehatan, lembaga konsumen, asosiasi profesi, hingga asosiasi fasilitas kesehatan. Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih fasilitas kesehatan penerima penghargaan.

Terpilihnya fasilitas kesehatan dalam ajang ini menunjukkan semangat dan komitmennya untuk melayani peserta dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal serta tetap comply terhadap peraturan yang berlaku di tengah berbagai kesulitan dan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan kualitas dan mutu layanan kesehatan. Semangat dan komitmen ini pula yang kami harapkan dapat menjadi inspirasi dan memberikan motivasi kepada fasilitas kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta sesuai dengan norma dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Menutup CEO Message ini, sekali lagi, saya ucapkan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh fasilitas kesehatan yang telah menerima penghargaan. Ucapan terima kasih dan kebanggaan yang luar biasa juga saya ucapkan kepada seluruh fasilitas kesehatan yang telah berkontribusi dalam menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui penyediaan sarana, prasarana, serta memiliki komitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta JKN-KIS. Semoga sinergi dan kemitraan yang terjalin antara BPJS Kesehatan dengan fasilitas kesehatan dapat terus terjaga untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh rakyat Indonesia.

Direktur Utama Fachmi Idris

BPJS Kesehatan Award: Ajang Apresiasi bagi Faskes yang Menginspirasi

Page 4: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

KILAS & PERISTIWA

5

FOKUS

6

PELANGGAN

12

14

BENEFIT

18INSPIRASI

19

SEHAT & GAYA HIDUP

SALAM REDAKSI

PERSEPSI

DAFTAR ISI

BINCANG

10 20

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

TESTIMONI16

PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Kisworowati PENASIHAT Nasihin Masha PEMIMPIN REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR Elsa Novelia, Widianti Utami, Sri Wahyuningsih, Deded Chandra S, Upik Handayani, Angela Dian, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah Ismawardani, Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, Alhafiz DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Erry Endri, Muhammad Arsyad, Imam Rahmat Muhtadin, Eko Yulianto

Hari Olahraga Nasional 2019 Senam Neuromove Cegah Kerusakan Saraf Tepi

Pembaca setia Media Info BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan memberikan penghargaan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Rumah Sakit (RS) yang berkomitmen dalam memberikan pelayanan terbaik kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dalam ajang BPJS Kesehatan Award.

Di tengah hiruk pikuk perubahan yang terjadi serta tantangan yang harus diselesaikan dalam pengelolaan Program JKN-KIS, ternyata masih banyak fasilitas kesehatan yang terus memberikan pelayanan terbaiknya kepada peserta JKN-KIS dan terus comply terhadap kebijakan yang ada. Tumbuhnya fasilitas kesehatan di era JKN-KIS tentu tidak meninggalkan tantangan, apakah juga disertai dengan adanya kualitas layanan serta memberikan dampak ke masyarakat peningkatan derajat kesehatan.

Fasilitas kesehatan yang berkomitmen, akan menjadi role model terhadap pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Seperti apa fasilitas kesehatan yang memiliki komitmen tinggi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi peserta JKN-KIS, semuanya akan dibahas dalam Media Info BPJS Kesehatan edisi ini.

Seiring dengan penerbitan Media Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Diharapkan melalui penerbitan media ini informasi yang berkualias, baik, akurat dapat terus kami sajikan dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

Redaksi

Faskes Berkomitmen, Jadi Role Model Pelayanan Kesehatan Publik

APLIKASI INSIDEN MASUK DALAM JAJARAN TOP 45 INOVASI PELAYANAN PUBLIK

BPJS KESEHATAN AWARD Mencari Role Model Faskes dengan Pelayanan Terbaik

Raih Penghargaan BPJS Award 2019 Banyak Inovasi Dikembangkan RSU Aisyiyah Ponorogo

7 Jenis Alat Bantu Kesehatan Ini Dijamin Program JKN

Waktu Layanan dan Waktu Tunggu Layanan JKN-KIS Makin Cepat

Pakai Finger Print, Pelayanan Cuci Darah di Rumah Sakit Semakin Praktis

RSUD TC Hillers Maumere Sediakan Layanan Ramah Lansia

Memperbarui Data Kepesertaan JKN-KIS itu Mudah dan Gratis

Page 5: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 5

KILAS & PERISTIWA

Jakarta - BPJS Kesehatan kembali mengukir prestasinya di bidang pelayanan publik. Dengan mengusung aplikasi INSIDEN yang dikembangkan bersama PT Jasa Raharja (Persero), aplikasi tersebut berhasil masuk ke dalam jajaran Top 45 Inovasi Pelayanan Publik. Penghargaan diberikan langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta pada Selasa (15/10).

Sebelumnya, INSIDEN sudah lebih dulu masuk ke dalam daftar TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019. Tahap berikutnya setelah dilakukan evaluasi kembali oleh tim evaluator, ditentukan 45 inovasi terbaik yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri PANRB No. 18/2019 tentang Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019. Dari hasil ini, instansi yang berpartisipasi berkesempatan untuk mengikuti kompetisi tingkat internasional yaitu The United Nations Public Service Awards (UNPSA) yang diselenggarakan PBB.

“Sebagai lembaga yang memberikan pelayanan kepada peserta, tentu kita akan selalu mengembangkan inovasi-inovasi agar dapat terus memberikan kemudahan pelayanan bagi peserta JKN-KIS dan tentu dengan diberikannya penghargaan ini, akan menjadi sebuah

APLIKASI INSIDEN MASUK DALAM JAJARAN TOP 45 INOVASI PELAYANAN PUBLIK

Sleman - Sebanyak 20 jurnalis media massa menerima penghargaan khusus dari BPJS Kesehatan atas dedikasinya dalam mengedukasi masyarakat mengenai Program JKN-KIS. Mereka adalah para pemenang Lomba Karya Jurnalistik Tahun 2019 yang digelar BPJS Kesehatan sejak akhir Mei 2019 lalu.

“Media massa ibarat jembatan antara kebijakan pemerintah dan suara publik. Untuk itu diperlukan pemahaman yang baik agar mereka dapat

menyalurkan informasi secara benar dan berimbang kepada masyarakat. Penghargaan ini merupakan salah satu wujud apresiasi kami kepada para jurnalis media massa yang telah banyak membantu menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang BPJS Kesehatan dan Program JKN-KIS,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris usai acara Media Workshop BPJS Kesehatan dan Malam Anugerah Pemenang Lomba Karya Jurnalistik Tahun 2019 di Sleman, Rabu (23/10).

BPJS KESEHATAN ANUGERAHKAN PENGHARGAAN ISTIMEWA BAGI 20 JURNALIS TERBAIK

motivasi untuk terus menyempurnakan pelayanan kami kepada peserta,” lanjut Andayani.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Diah Natalisa, mengatakan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2019 ini terdiri dari 8 kementerian dengan 9 inovasi, 4 lembaga sebanyak 4 inovasi, 5 provinsi dengan 5 inovasi, 16 kabupaten dengan 17 inovasi, 9 kota sebanyak 9 inovasi, dan 1 BUMN dengan 1 inovasi.

Lomba Karya Jurnalistik Tahun 2019 ini diikuti oleh 97 peserta dari berbagai media massa lokal maupun nasional di Indonesia. Jumlah karya yang masuk sebanyak 129 karya, terdiri atas 26 karya media cetak, 36 karya media online, 44 karya foto jurnalistik, 7 karya televisi, dan 16 karya radio. Seluruh karya yang dinilai dewan juri bersifat anonim. Artinya pada saat proses penilaian, dewan juri tidak mengetahui identitas nama dan media peserta lomba. Selamat!

Page 6: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 806

F O K U S

Dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), salah satu komponen penting yang tidak mungkin dilepaskan adalah

pelayanan kesehatan. Bahkan bisa dibilang komponen ini merupakan inti dari Program JKN-KIS. Dalam konteks ini, pelayanan kesehatan diberikan oleh fasilitas kesehatan (faskes) yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, baik itu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

Sampai dengan 1 Oktober 2019, fasilitas kesehatan yang telah menjadi provider BPJS Kesehatan sebanyak 27.315 faskes. Jumlah tersebut terdiri dari 10.013 Puskesmas,

5.253 dokter praktek perorangan, 6.645 klinik pratama, 1.202 dokter gigi, 32 rumah sakit kelas D pratama, 2.266 rumah sakit, 253 klinik utama, 573 apotik Program Rujuk Balik (PRB) dan kronis, serta 1.078 optik.

Keberadaan faskes ini sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk peserta Program JKN-KIS yang mencapai 221.203.615 jiwa (per 30 September 2019). Apabila akses dan mutu layanan kesehatan untuk masyarakat peserta Program JKN-KIS bisa terpenuhi dengan baik, maka derajat kesehatan dan produktivitas masyarakat pun akan meningkat. Dalam jangka panjang, hal inilah yang akan mendongkrak kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar bisa bersaing di kancah global.

Mencari Role Model Faskes dengan Pelayanan Terbaik

BPJS Kesehatan Award

Page 7: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 7

FOKUS

BPJS Kesehatan Award

Sebagai penyelenggara Program JKN-KIS, BPJS Kesehatan juga terus berinovasi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta. Misalnya saja di FKTP melalui penerapan Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan (KBK) untuk meningkatkan performa FKTP dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta.

Pemanfaatan teknologi juga banyak dikembangkan, mulai dari penggunaan aplikasi Health Facilities Information System (HFIS), Rujukan Online, Klaim Digital (Vedika), pemanfaatan finger print di fasilitas kesehatan, serta Deteksi Potensi Fraud melalui Analisa Data Klaim (Defrada). Pengembangan ini diimplementasikan agar pelayanan kesehatan yang diterima oleh peserta efektif, efisien namun tetap mengedepankan mutu dan kualitas.

Dalam rangka HUT BPJS Kesehatan yang ke-51, BPJS Kesehatan baru-baru ini juga telah memberikan penghargaan BPJS Kesehatan Award kepada FKTP dan rumah sakit yang telah memberikan pelayanan terbaiknya kepada peserta JKN-KIS, serta terus comply atau patuh terhadap kebijakan yang ada.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris menyampaikan, melalui penghargaan ini, BPJS Kesehatan ingin mencari role model fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan terbaik bagi Program JKN-KIS, sehingga harapannya dapat memberikan motivasi dan semakin meningkatkan komitmen fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku.

Sementara itu dijelaskan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Maya Amiarny Rusady, dalam BPJS Kesehatan Award tahun ini, ada sebanyak 26.772 fasilitas kesehatan yang dinilai. Dari jumlah tersebut, terseleksi 52 FKTP, 42 rumah sakit dan 13 apotek terbaik di tingkat wilayah. Selanjutnya dilakukan seleksi kembali sampai pada tingkat nasional, sehingga terpilih satu FKTP terbaik dari lima kategori, yaitu kategori Puskesmas, klinik pratama, dokter praktik mandiri, dokter gigi, dan apotek Program Rujuk Balik (PRB). Dipilih juga satu rumah sakit terbaik dari masing-masing kelas, yakni rumah sakit kelas A, B, C, dan D.

Maya mengungkapkan, dalam menentukan pemenang untuk masing-masing kategori, BPJS Kesehatan juga melibatkan tim penilai atau juri dari segala unsur yang terkait Program JKN-KIS, di antaranya Dewan Perwakilan Rakyat, Kementerian Kesehatan, lembaga konsumen, asosiasi profesi, hingga asosiasi fasilitas kesehatan.

Tim Juri Eksekutif dipimpin oleh Nafsiah Mboi yang sekaligus sebagai ketua tim juri penilai rumah sakit. Untuk tim juri penilai FKTP diketuai Dede Yusuf dan didukung oleh tim dari Kementerian Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan Primer, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Ggi Indonesia (PDGI,) Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES), Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN,) Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PKFI) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Sedangkan untuk penilai rumah sakit didukung oleh tim dari Kementerian Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ketua YLKI, Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dan ADINKES.

Page 8: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 808

F O K U S

Kriteria Penilaian

Dalam BPJS Kesehatan Award, salah satu kriteria penilaian bagi FKTP adalah kepatuhan FKTP terhadap Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan BPJS Kesehatan harus mencapai skor 100. Adapun beberapa aspeknya meliputi kepatuhan terhadap pemenuhan Surat Izin Praktik (SIP) dokter, bidan, dan dokter gigi yang berlaku, ketentuan pembayaran klaim non kapitasi, ketentuan pengelolaan Program Rujuk Balik (PRB) dengan jumlah 65% peserta PRB aktif, pemenuhan kredensialing atau rekredensialing dengan nilai >70, pemenuhan area of improvement untuk mencapai nilai KESSAN ≥85, dan pelaksanaan ketentuan mekanisme KBK dengan dua indikator yang berhasil tercapai.

“FKTP tersebut juga harus memperoleh nilai KBK 100%. Kita juga lihat prestasinya, utilisasi review-nya bagaimana, sudah terakreditasi belum, atau apakah ada nilai plus lainnya yang bisa menjadi pertimbangan. Lalu kita perhatikan juga, apakah FKTP tersebut punya inovasi yang berdampak terhadap peningkatan kualitas layanan sehingga bisa dijadikan contoh bagi FKTP lainnya, misalnya inovasi dari segi sistem antrean, pemanfaatan teknologi, atau penataan ruang layanan peserta,” kata Maya Rusady.

Sementara itu untuk kategori rumah sakit, beberapa hal yang menjadi indikator penilaian antara lain kesesuaian rumah sakit dalam memenuhi komitmen perjanjian kerja sama, tingkat kepuasan peserta yang mendapat pelayanan, pelayanan kepesertaan (customer service), kecepatan respon terhadap keluhan, serta inovasi yang dikembangkan rumah sakit dalam memberikan kemudahan bagi peserta JKN-KIS. Selain itu, upaya perbaikan rumah sakit untuk mengurangi keluhan dan meningkatkan kepuasan peserta JKN-KIS juga menjadi

poin tambah tersendiri dalam penilaian.

“Variabel penilaian tambahan yang menjadi pedoman penilaian bagi tim saat turun ke lapangan antara lain terkait sisi humanisme, misalnya pada pelayanan IGD, rawat inap dan pelayanan farmasi atau obat menjadi nilai tambah bagi faskes yang berfokus pada kepentingan atau kebutuhan pasien dan keluarga, seperti perlakuan cepat, profesional dan tanpa diskriminasi. Selain itu faktor kebersihan, networking atau koordinasi antar petugas sehingga pelayanan lebih cepat dan efisien. Serta poin tambahan adalah keberadaan ruang administrasi dan pengaduan yang memadai,” tambah Maya.

Ketua Juri Eksekutif, Nafsiah Mboi mengatakan, diselenggarakannya BPJS Kesehatan Award ini diharapkan akan mendorong faskes lainnya untuk semakin optimal dalam memberikan layanan kesehatan, khususnya di era JKN-KIS. Mantan Menteri Kesehatan di masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono ini juga menyampaian apresiasinya atas perubahan yang ditunjukkan oleh faskes setelah lima tahun Program JKN-KIS berjalan.

“Kehadiran Program JKN-KIS telah mendorong faskes untuk lebih memperhatikan mutu dan kualitas layanan. Tantangannya, mutu dan kualitas ini juga harus terus dijaga,” ujar Nafsiah Mboi.

Dede Yusuf juga mengatakan bahwa BPJS Kesehatan Award merupakan bentuk evaluasi bersama baik fasilitas kesehatan maupun BPJS Kesehatan sendiri. Dia pun mengakui bahwa dalam lima tahun perjalanan program JKN-KIS, jumlah fasilitas kesehatan dan juga kualitas layanan terus meningkat.

“Diharapkan faskes pemenang BPJS Kesehatan Award dapat menjadi contoh, benchmark kepada faskes lain,

Page 9: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 9

FOKUSJika ingin menjadi mitra BPJS Kesehatan, standar ini yang dilihat,” kata Dede Yusuf.

Menjadi Role Model

Salah satu penerima BPJS Kesehatan Awards adalah drg. Ali Sundiharja di Sukabumi, Jawa Barat. Menjadi pemenang untuk kategori Dokter Gigi Praktik Mandiri, drg. Ali layak menjadi role model berkat upayanya dalam memberikan pelayanan terbaik untuk peserta JKN-KIS.

Inovasi yang dihadirkan drg. Ali antara lain dengan menyediakan layanan online via Whatsapp, di mana pasiennya dapat melakukan pendaftaran tanpa harus mengunjungi lokasi praktik. Selain itu, penjadwalan kunjungan pasien pun dilakukan dengan menggunakan Whatsapp, sehingga peserta mendapatkan kepastian layanan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Capaian rasio rujukan drg. Ali juga terbilang kecil, yakni sebesar 11% per Juni 2019. Artinya, sebagian besar pelayanan gigi efektif terselesaikan tanpa harus dirujuk ke rumah sakit. Sementara dari sisi kepatuhan, drg. Ali menunjukkan bahwa pihaknya telah memenuhi 82% persyaratan yang ditetapkan regulasi, salah satunya kelengkapan Surat Izin Praktik (SIP) dokter gigi. Tak hanya itu, drg. Ali juga telah mencapai nilai Walk Through Audit (WTA) lebih dari 85 dan telah melaksanakan program lain yang mendukung pelayanan JKN-KIS, seperti konsultasi kesehatan gigi gratis di luar jam pelayanan.

“Kami sangat mengapresiasi langkah drg. Ali yang telah konsisten memberikan pelayanan terbaik dan mempermudah pasien JKN-KIS dalam mengakses layanan kesehatan,” ujar Fachmi Idris.

Pemenang BPJS Kesehatan Award lainnya adalah dr. Ismawati asal Barabai, Kalimantan Selatan, untuk

kategori Dokter Praktik Mandiri. Dalam menjalankan tugasnya, dokter muda lulusan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini selalu mengedepankan aspek promotif dan preventif.

Kinerja dr. Ismawati sangat baik dilihat dari capaian angka kontak dengan peserta mencapai 217 permil. Artinya sebanyak 217 dari 1000 peserta melakukan kontak dengan dr. Ismawati, baik peserta mendapatkan pelayanan kesehatan kuratif maupun promotif, preventif dan rehabilitatif.

Sementara itu untuk kinerja rasio rujukan non spesialistik 0%, rasio peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) berkunjung sebesar 79%, sehingga capaian rasio rujukan total hanya sebesar 9% (Juni 2019). Artinya, sebagian besar pelayanan kesehatan efektif terselesaikan tanpa harus dirujuk ke rumah sakit.

“Dengan mengedepankan aspek promotif dan preventif, kita ingin agar orang yang sehat tetap sehat dan produktif, tidak sampai sakit,” ujar dr. Ismawati.

Fachmi Idris juga mengapresiasi kinerja dr. Ismawati yang bisa menjadi role model bagi dokter praktik perseorangan lainnnya dalam Program JKN-KIS. Menurutnya, praktik dokter Ismawati hampir sama dengan praktik dokter keluarga yang berjalan di Belanda, Jerman, dan Prancis. Tugas dokter keluarga adalah menjaga agar peserta tidak sakit dan mengobatinya saat sakit.

“Harapan kami, apa yang telah dijalankan pemenang BPJS Kesehatan Award ini bisa menjadi inspirasi bagi fasilitas kesehatan lainnya, untuk senantiasa mengedapankan mutu layanan bagi peserta JKN-KIS,” ujar Fachmi Idris.

Page 10: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8010

B I N C A N G

Di tengah dinamika layanan JKN-KIS saat ini, ternyata masih banyak fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit (RS) yang memberikan pelayanan sungguh-sungguh. Isu defisit hingga

keterlambatan membayar oleh BPJS Kesehatan tak membuat sejumlah RS mengurangi pelayanan kepada pasien. Beberapa justru membuat berbagai inovasi untuk memastikan pasien mendapatkan layanan terbaik. BPJS Kesehatan memberikan apresiasi kepada RS tersebut melalui ajang BPJS Kesehatan Award 2019 di Jakarta, baru-baru ini.

Dari seluruh RS yang diseleksi BPJS Kesehatan dan tim juri eksternal yang diketuai oleh Menteri Kesehatan periode 2012-2014, Nafsiah Mboi, RSU Aisyiyah

Banyak Inovasi Dikembangkan RSU Aisyiyah Ponorogo

Raih Penghargaan BPJS Kesehatan Award 2019

Ponorogo, Jawa Timur, dinilai paling terbaik untuk kategori RS tipe C. Terbaik bukan hanya dari aspek kemanusiaan kepada pasien, tetapi juga memenuhi seluruh ketentuan kerja sama dengan BPJS Kesehatan.

RS dengan kunjungan rata-rata 500-600 pasien per hari ini mendapat penghargaan BPJS Kesehatan Award 2019 untuk kategori RS tipe C karena dinilai dari berbagai inovasi atau terobosan yang dikembangkan untuk memudahkan dan memastikan pasien mendapatkan pelayanan terbaik serta memenuhi indikator kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Tetapi yang tak kalah penting adalah bagaimana RS mengedepankan sisi kemanusiaan dalam melayani pasien mulai dari pintu masuk hingga kepulangan.

Page 11: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 11

BINCANGSeperti apakah terobosan RSU Aisyiyah Ponorogo hingga mendapatkan penghargaan BPJS Award 2019 ? INFO BPJS Kesehatan berkesempatan mewawancarai Direktur RSU Aisyiyah Ponorogo, dr Wegig Widjanarko, di sela-sela kunjungan Dirut BPJS Kesehatan Fachmi Idris, ke RS tersebut belum lama ini. Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut :

Dari semua RS tipe C di Indonesia RSU Aisyiyah Ponorogo dinilai paling pas mendapatkan penghargaan tahun ini. Bagaimana tanggapannya ?

Yang pastinya kami tak menyangka dapat penghargaan ini. Tentu masih banyak RS lain yang juga luar biasa dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Tetapi tentunya BPJS Kesehatan dan tim juri juga punya penilaian sendiri, mungkin milihat pelayanan secara komprehensif. Yang jelas kami senang dan berterima kasih untuk penghargaan ini. Ini adalah hasil kerja keras semua di RSU Aisyiyah mulai dari dokter, perawat, tenaga kesehatan lain, karyawan hingga manajemen. Penghargaan ini justru akan lebih memacu semangat kami untuk terus memberikan layanan terbaik kepada pasien peserta JKN-KIS.

Isu defisit Program JKN-KIS dan adanya keterlambatan pembayaran ke RS apakah tidak berpengaruh kepada pelayanan di RSU Aisyiyah ?

Ya sedikit banyak pasti berpengaruh. Tetapi bukan berarti kami kurangi kualitas layanan kepada pasien, karena memang sudah ada standarnya. Sebaliknya kami mengembangkan beberapa terobosan untuk memudahkan dan memastikan pasien mendapatkan layanan. Kami coba subsidi silang. Jadi dari seluruh pasien itu memang lebih banyak pasien JKN-KIS, tetapi ada juga pasien umum dan asuransi komersial. Kami juga kembangkan berbagai terobosan, tujuannya untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pasien. Kalau pasien puas kan pasti nanti akan balik lagi ke sini.

Lalu, apa saja terobosan itu ?

Kami menyediakan berbagai fasilitas

untuk memudahkan pasien, seperti ambulans gratis dari rumah pasien ke RS dan untuk rujukan pasien ke RS lainnya. Ada juga fasilitas pengantaran pasien secara cuma-cuma dari RS pulang ke rumahnya menggunakan transportasi online. Kami juga mengembangkan fasilitas pengantaran obat dari RS ke tempat tinggal pasien. Adapula pendaftaran online dan antrean di klinik secara online. Semua ini kami lakukan dengan tujuan memberikan layanan terbaik untuk pasien. Ini soal kepercayaan pasien. Kalau pasiennya puas, maka kami tetap jadi RS yang dipercaya memberikan layanan baik.

Apakah memberikan dampak positif ?

Dampaknya untuk pasien dan RS. Misalnya, mampu memangkas antrean panjang di RS. Dari yang dulunya antrean bisa sampai 6-7 jam di RS, kini bisa dipangkas hanya 1-2 jam. Pasien juga mendapatkan kepastian layanan. Dengan antrean antrean online, pasien bisa mengetahui berapa banyak pasien yang akan ditangani dokter hari ini, berapa yang sudah tertangani, dan berapa nomor antreannya. Ini memungkinkan pasien dapat menyesuaikan kunjungannya dengan nomor antreannya, sehingga tidak harus menunggu lama.

Untuk ambulans gratis khusus bagi pasien emergensi untuk mendapat pertolongan pertama. Seringkali golden periode untuk penanganan pertama pasien emergensi ini terlewatkan karena

kurangnya pemahaman masyarakat memberikan tindakan emergensi maupun minimnya transportasi. Pada beberapa kasus pasien sampai di RS sudah dalam kondisi parah atau bahkan meninggal. Inilah yang membuat kami peduli. Selain menjemput pasien di tempatnya, kami juga memberikan pertolongan pertama. Kebanyakan kasus adalah kecelakaan lalu lintas, kebakaran, jantung dan stroke.

Terobosan lainnya adalah pengantaran pulang ke rumah secara gratis disediakan bagi pasien usai menjalani rawat inap dengan radius jangkauan 20 km. Tujuannya supaya mempercepat pasien pulang ke RS. Masalah selama ini beberapa pasien terkadang tidak bisa langsung pulang setelah sembuh karena beberapa alasan, seperti tidak dijemput keluarga, tidak memiliki biaya sewa mobil, dan jarak dari RS ke rumahnya jauh. Inovasi pengantaran ini ternyata bawa manfaat juga buat RS. Dari total 176 tempat tidur yang dimiliki RS selalu terisi penuh.

Kami juga sediakan fasilitas pengantaran obat gratis khususnya untuk pasien penyakit kronis. Selama ini antrian untuk ambil obat panjang bahkan sampai sore hari. Dengan fasilitas ini, pasien yang sudah dapat layanan boleh langsung pulang ke rumahnya, tidak perlu antri ambil obat. Nantinya petugas yang akan mengantarkan obat ke rumah pasien bersangkutan. Untuk memastikan obat tersebut sampai ke tangan pasien, monitoring dilakukan melalui foto, video dan tanda tangan serah terima antara pengantar dan pasien.

Page 12: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8012

B E N E F I T

12

7 Jenis Alat Bantu Kesehatan Ini Dijamin Program JKN

Ada berbagai jenis pelayanan kesehatan yang bisa diberikan fasilitas kesehatan (faskes) kepada peserta seperti obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk alat

bantu kesehatan. Peserta bisa mendapat pelayanan alat bantu kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada JKN sebagaimana telah diperbarui melalui Permenkes No. 99 Tahun 2015 menjelaskan alat kesehatan yakni instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

Tapi perlu diingat, alat kesehatan program nasional yang telah ditanggung oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah, tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Misalnya, alat kontrasepsi dasar, vaksin untuk imunisasi dasar, dan obat program pemerintah.

Peserta JKN-KIS berhak mendapat pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan sesuai indikasi medis. Pelayanan ini dapat diberikan pada FKTP dan FKRTL. Pelayanan alat kesehatan ini sudah termasuk dalam paket yang dibayar BPJS Kesehatan kepada faskes. Faskes dan jejaringnya wajib menyediakan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh peserta sesuai indikasi medis. Pelayanan kesehatan, termasuk alat kesehatan dilakukan dengan sistem rujukan berjenjang.

Jenis Alat Kesehatan

Sedikitnya ada 7 jenis alat kesehatan yang dijamin Program JKN-KIS. Pertama, kacamata, diberikan kepada peserta dengan gangguan penglihatan sesuai dengan indikasi medis. Merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan pada FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Penjaminan pelayanan kacamata diberikan atas rekomendasi dari dokter spesialis mata dan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan mata. Kacamata diberikan paling cepat 2 tahun sekali. Ukuran kacamata yang dijamin yakni untuk lensa Sferis minimal 0,5 dioptri dan silindris 0,25 dioptri.

Page 13: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 13

BENEFIT

13

Kedua, alat bantu dengar (hearing aid), diberikan kepada peserta dengan gangguan pendengaran sesuai indikasi medis. Merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan pada FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Penjaminan pelayanan alat bantu dengar diberikan atas rekomendasi dokter spesialis THT. Alat bantu dengar dapat diberikan maksimal sekali dalam 5 tahun per telinga.

Ketiga, prothesa gigi/gigi palsu, diberikan kepada peserta yang kehilangan gigi sesuai dengan indikasi medis. Pelayanan protese gigi diberikan pada FKTP dan FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Penjaminan pelayanan protese gigi/gigi palsu diberikan atas rekomendasi dokter gigi. Protese gigi/gigi palsu dapat diberikan paling cepat 2 tahun sekali untuk gigi yang sama.

Keempat, penyangga leher (collar neck/cervical collar/neck brace), diberikan kepada peserta sebagai penyangga kepala dan leher karena trauma pada leher dan kepala ataupun fraktur pada tulang cervix/tulang leher sesuai dengan indikasi medis. Merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan pada FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Penyangga leher dapat diberikan maksimal 1 kali dalam 2 tahun.

Kelima, jaket penyangga tulang (corset), diberikan kepada peserta yang mengalami kelainan/gangguan tulang atau kondisi lain sesuai dengan indikasi medis. Merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan pada FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Jaket penyangga tulang dapat diberikan maksimal 1 kali dalam 2 tahun.

Keenam, protese alat gerak (kaki dan/atau tangan palsu), diberikan kepada peserta sesuai dengan indikasi medis. Merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan pada FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Alat kesehatan ini diberikan atas rekomendasi dari dokter spesialis ortopedi. Protese alat gerak dapat diberikan paling cepat 5 tahun sekali untuk bagian tubuh yang sama.

Ketujuh, alat bantu gerak berupa kruk penyangga tubuh, diberikan kepada peserta sesuai dengan indikasi medis.Merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan pada FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Diberikan atas rekomendasi dari dokter

No Jenis Pelayanan Tarif

1 Kacamata Kelas III: 150.000Kelas II : 200.000Kelas I : 300.000

2 Alat Bantu Dengar Maksimal Rp 1 Juta

3 Protese gigi/gigi palsu Maksimal Rp 1 Juta

4 Penyangga Leher Maksimal Rp 150 Ribu

5 Jaket Penyangga Tulang Maksimal Rp 350 Ribu

6 Protese Alat Gerak Maksimal Rp 2,5 Juta

7 Kruk Penyangga tubuh Maksimal Rp 350 ribu

spesialis bedah tulang (orthopedic). Prothesa alat gerak dapat diberikan paling cepat 5 tahun sekali untuk bagian tubuh yang sama.

Prosedur Pelayanan Alat Kesehatan

Untuk prosedur pelayanan alat kesehatan yang masuk dalam paket INA-CBGs di FKRTL, dalam kasus rawat jalan dan rawat inap, pertama kali peserta mendapatkan pelayanan medis dan atau tindakan medis di faskes. Kemudian, dokter menulis resep alat kesehatan sesuai indikasi medis.

Setelah itu peserta mengambil alat kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) atau jejaring rumah sakit sebagai penyedia alat kesehatan dengan membawa identitas dan bukti pelayanan yang diperlukan. Apoteker/tenaga teknis kefarmasian melakukan verifikasi resep dan bukti pendukung lain. Selanjutnya, apoteker /tenaga teknis kefarmasian menyerahkan alat kesehatan kepada peserta. Peserta menandatangani bukti penerimaan alat kesehatan.

Plafon/batas maksimal alat kesehatan yang dijamin Program JKN -KIS sebagai berikut:

Page 14: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8014

P E L A N G G A N

BPJS Kesehatan menempatkan kepuasan peserta sebagai prioritas. Sebagai badan yang menyelenggarakan pelayanan publik, kinerja BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan

program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) diukur dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Upaya itu telah dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya meningkatkan pelayanan

administrasi. Peningkatan pelayanan itu dilakukan dengan memudahkan dan mempercepat proses administrasi peserta JKN-KIS.

Seluruh kantor cabang BPJS Kesehatan telah menghadirkan loket pendaftaran melalui pelayanan cepat (fast track). Loket ini berfungsi untuk menerima pendaftaran peserta kategori peserta Pekerja Bukan

Waktu Layanan dan Waktu Tunggu Layanan JKN-KIS Makin Cepat

Page 15: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 15

PELANGGAN

15

Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) termasuk penambahan anggota keluarganya. Selain itu pendaftaran peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) secara kolektif dan individu, serta pendaftaran pekerja sebagai PBPU atau peserta mandiri yang belum didaftarkan badan usaha (BU).

Melalui loket Fast Track, peserta bisa mendapatkan pelayanan dalam waktu singkat sekitar 4 menit dan waktu tunggu 30 menit.

Untuk pelayanan perubahan data, peserta membutuhkan waktu pelayanan yang cukup singkat yaitu 7 menit, dengan waktu tunggu selama 35 menit. Sedangkan untuk pelayanan Pemberian Informasi dan Pengaduan

(PIPP) membutuhkan waktu layanan sekitar 15 menit dengan waktu tunggu 45 menit.

Perbaikan layanan di Kantor Cabang terus menerus dilakukan dengan menerapkan metode lean six sigma sehingga setiap loket dapat mencapai waktu layanan dan waktu tunggu yang telah ditetapkan. Metode lean six sigma ini menggunakan pendekatan yang sistematis dalam mengurangi atau menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada proses bisnis layanan kepada peserta.

Contoh lainnya, saat bertandang ke kantor cabang BPJS Kesehatan peserta bingung di mana tempat untuk mengambil formulir sehingga harus bolak-balik bertanya pada petugas. Melalui pendekatan lean six sigma, kesalahan itu harus dihilangkan untuk memberi kemudahan bagi peserta. Sehingga perbaikan yang dilakukan yakni menyediakan tanda yang mudah dibaca peserta sehingga peserta mengerti dimana tempat untuk mengambil formulir.

Lean six sigma merupakan pendekatan yang lebih memfokuskan pada perbaikan proses dengan menggunakan data. Dengan data tersebut, dapat diketahui apa yang salah dengan sistem kerja organisasi, sehingga bisa diidentifikasi letak dan penyebab masalah dan dapat dengan segera diambil tindakan untuk menghilangkannya.

Singkatnya, metode ini mengutamakan perbaikan proses layanan peserta untuk mengurangi kesalahan. Metode lean six sigma dijalankan dengan harapan akan menghasilkan layanan yang sempurna dan orientasinya jangka panjang. Keberhasilan penerapan metode lean six sigma terbukti dapat meningkatkan kepuasan peserta terhadap layanan BPJS Kesehatan.

Selain itu BPJS Kesehatan juga melakukan optimalisasi sosialisasi jam layanan di kantor cabang agar peserta tidak datang bersamaan di pagi hari sehingga terjadi penumpukan antrean peserta. Agar antrean lebih tertib BPJS Kesehatan juga melakukan penataan alur layanan peserta mulai dari peserta masuk hingga peserta keluar.

BPJS Kesehatan juga melakukan optimalisasi terhadap kanal Mobile JKN dan Mobile Customer Service (MCS) untuk memudahkan dan mendekatkan peserta terhadap pelayanan administratif tanpa harus datang ke kantor cabang. Selain itu peserta juga bisa melakukan pendaftaran atau sekedar ingin mendapatkan informasi tentang Program JKN-KIS.

Page 16: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8016

T E S T I M O N I

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko yang menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit berbahaya. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang

tepat, hipertensi salah satunya dapat meningkatkan risiko terkena gagal ginjal. Hal ini yang dialami Fadoli Barbathully (53 tahun), peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) asal Tangerang. Lantaran kurang disiplin mengonsumsi obat hipertensi, fungsi ginjalnya pun menjadi rusak.

Fadoli bercerita, penyakit gagal ginjal yang dideritanya ini mulai terdeteksi tahun 2009 lalu. Sejak itu pula ia harus menjalani cuci darah atau hemodialisis secara rutin. Sebelum ada Program JKN-KIS, biaya pengobatan penyakitnya ini ditanggung oleh perusahaan tempatnya bekerja. Namun setelah Fadoli pensiun atau tepatnya di awal tahun 2017, ia mulai mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS.

“Saya bersyukur sekali sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Walaupun sudah pensiun, tapi bisa tetap menjalani cuci darah rutin tanpa harus dipusingkan dengan biaya yang mahal,” kata Fadoli Barbathully kepada Media Info BPJS Kesehatan.

Implementasi Finger Print

Sebelumnya, Fadoli menjalani cuci darah di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta. Setelah menjdi peserta JKN-KIS, cuci darah dilakukan di Rumah Sakit Qadr Tangerang, dua kali dalam sepekan. Dirasakan Fadoli, saat ini pelayanan cuci darah di rumah sakit provider BPJS Kesehatan sudah semakin baik. Terlebih sudah banyak inovasi yang dilakukan BPJS Kesehatan untuk memberi kemudahan bagi peserta, salah satunya menggunakan finger print atau pemindai sidik jari saat mendaftar di poli hemodialisa.

Implementasi fitur finger print dalam mengakses pelayanan kesehatan di rumah sakit ini memang dilakukan oleh BPJS Kesehatan dalam rangka memberi kemudahan serta meningkatkan kepuasan peserta, karena dengan sistem ini peserta JKN-KIS bisa lebih cepat mengurus proses administrasi dari yang sebelumnya dilakukan secara manual dengan menunjukkan kartu JKN-KIS. Di samping itu, implementasi fitur sidik jari ini juga untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kartu JKN-KIS.

“Penggunaan sidik jari untuk pendaftaran cuci darah juga sudah diterapan di Rumah Sakit Qadr. Yang saya rasakan

Pelayanan Cuci Darah di Rumah Sakit Semakin PraktisPakai Finger Print,

Page 17: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 17

TESTIMONI

sih jadi lebih praktis ya, tidak perlu khawatir lagi kalau tidak sengaja kartu BPJS Kesehatan kita ketinggalan,” ujar Fadoli.

Ke depannya, Fadoli berharap implementasi finger print ini bisa lebih dioptimalkan agar benar-benar memberikan kemudahan bagi peserta dalam proses administrasi. Misalnya, peserta tidak perlu lagi membawa dokumen lain seperti KTP atau Kartu Keluarga karena sudah menggunakan sidik jari.

“Harapannya cukup pakai sidik jari saja. Mungkin hanya ditambah surat rujukan saja yang diperbarui setiap beberapa bulan sekali. Selebihnya, saya rasa dengan sidik jari sudah cukup mewakili diri kita sebagai peserta JKN-KIS,” ujar Fadoli.

Pentingnya Dukungan Keluarga

10 tahun menjalani cuci darah memang bukan hal yang mudah. Diakui Fadoli, terkadang ada rasa lelah dan bosan menjalani rutinitas cuci darah yang tak pernah putus. Saat pertama kali didiagnosa mengalami gagal ginjal, ia juga merasa sangat terpukul. Tak pernah terbayangkan di pikirannya kalau ternyata kelalalainnya minum obat hipertensi harus berujung pada gagal ginjal.

Namun, kondisi ini tak berlangsung lama. Fadoli segera bangkit untuk mengumpulkan semangatnya menjalani cuci darah sebagai salah satu cara untuk bertahan hidup.

“Sebagai manusia biasa, tentu saya sangat terpukul saat tahu terkena gagal ginjal. Beruntung saya punya orang tua dan keluarga yang selalu menguatkan. Dukungan mereka juga yang membuat saya tetap bersemangat menjalani cuci darah sampai saat ini,” ungkap Fadoli.

Adanya Progam JKN-KIS juga membuat Fadoli sangat terbantu. Ia lalu teringat pengalaman sahabatnya yang harus menjual rumah dan mobil untuk mengobati penyakit ginjalanya lantaran belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Meskipun sahabatnya itu berasal dari keluarga berada, namun perlahan hartanya habis terkuras untuk biaya cuci darah yang mahal dan harus dilakukan seumur hidup.

“Cuci darah ini kan termasuk pengobatan yang mahal dan panjang. Sekalipun kita punya uang, pastinya akan terasa sangat berat. Dengan adanya Program JKN-KIS,

saya merasa sangat terbantu sekali. Paling hanya keluar ongkos saja untuk berangkat ke rumah sakit,” ujar Fadoli yang kini mengisi masa pensiunnya dengan menanam sayuran organik.

Untuk sesama pasien gagal ginjal, Fadoli berpesan agar tetap bersemangat dan disiplin menjalani cuci darah. Ia pun sudah membuktikan dengan rutin cuci darah dan menjaga pola hidup sehat, kehidupannya selama 10 tahun terakhir ini tidak jauh berbeda seperti orang yang sehat.

“Pasien gagal ginjal sebetulnya juga bisa hidup normal. Hanya saja memang ada simptom-simptom yang harus dikenali. Kalau sudah capek, harus segera istirahat. Selain itu, dukungan keluarga juga sangat penting supaya pasien gagal ginjal bisa terus semangat menjalani cuci darah seumur hidup,” ujar Fadoli.

Peserta JKN-KIS Fadoli Barbathully

Page 18: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8018

I N S P I R A S I

Usia harapan hidup orang Indonesia yang meningkat dari 69,19 tahun (2016) menjadi 71,2 tahun (2018) berdampak pada meningkatnya jumlah lanjut usia (lansia). Badan Pusat Statistik

(BPS) memproyeksikan pada tahun 2045 Indonesia akan memiliki sekitar 63,31 juta lansia atau hampir mencapai 20 persen dari populasi. Bahkan, proyeksi PBB juga menyebutkan bahwa persentase lansia Indonesia akan mencapai 25 persen pada tahun 2050 atau sekitar 74 juta lansia.

Meningkatnya jumlah lansia ini juga menimbulkan beberapa persoalan pada bidang kesehatan, misalnya bertambah banyaknya kasus penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi, jantung, stroke, rematik, dan lain-lain. Penyakit degeneratif ini umumnya diakibatkan oleh penurunan kinerja secara bertahap pada sel-sel tubuh yang kemudian berdampak kepada fungsi organ secara umum. Sebagian besar penyakit muncul akibat pertambahan usia.

Tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk lansia untuk berobat adalah rumah sakit, praktik dokter, poliklinik, dan Puskesmas. Banyaknya lansia yang memilih berobat ke fasilitas kesehatan meningkatkan perhatian kita pada isu terkait fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah terhadap lansia.

Penyediaan fasilitas kesehatan yang ramah lansia sangat bermanfaat bagi lansia dalam menerima haknya mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dan nyaman. Kebijakan terkait fasilitas kesehatan yang ramah lansia pun tertuang dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 138 bahwa Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.

Sudah banyak fasilitas kesehatan yang menginisiasi pelayanan ramah lansia, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. T.C. Hillers Maumere, Nusa Tenggara Timur. RS kelas C dengan pasien 90% adalah peserta BPJS Kesehatan ini menyediakan poli khusus bagi lansia yang dikenal dengan Klinik Geriatri Terpadu. Klinik ini baru dibuka dan diresmikan oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi pada 27 September 2019 bertepatan dengan peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di daerah ini.

Di sela-sela peresmian itu, Media Info BPJS Kesehatan berkesempatan berbincang dengan penanggung jawab Klinik Geriatri Terpadu RSUD dr T.C.Hillers Maumere, dokter Asep Purnama. Dokter Asep menjelaskan, klinik ini disediakan untuk mempermudah lansia di atas 60 tahun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Berbeda dengan poli umum di mana pasien yang mengalami komplikasi harus berpindah dan antri dari satu unit layanan ke unit layanan lain, di Klinik Geriatri, pasien

lansia datang dan tinggal menunggu tenaga kesehatan yang melayaninya. Dokter dan tenaga kesehatan-lah yang bergerak untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Layanan ini sangat dibutuhkan untuk pasien lansia yang mengalami gangguan kronis.

“Jadi yang membedakan adalah kalau pasien muda bergerak, berpindah dari satu unit ke unit lain, dan ikut mengantri. Kalau dia sakit kencing manis maka datang ke poli penyakit dalam, dan kalau ada komplikasi stroke dia harus pindah lagi ke poli saraf. Sedangkan di Klinik Geriatri ini lansia hanya menunggu. Misalnya lansia 60 tahun ke atas yang mengalami gangguan kelainan kronis kalau berobat datang ke klinik ini duduk di tempat, dokter, perawat, dan alat kesehatannya yang bergerak”, ujar Asep.

Sebelum adanya Klinik Geriatri Terpadu, pasien lansia dilayani sama dengan pasien lainnya. Mereka ikut mengantri di tempat registrasi, menunggu dokter, dan mengambil obat. Pola lama ini tidak lagi terjadi sejak dibukanya Klinik Geriatri Terpadu. Sesuai namanya, klinik ini menyediakan layanan terpadu untuk pasien lansia mulai dari registrasi, pemeriksaan hingga tindakan. Ada tenaga dokter dan perawat yang siaga di klinik ini. Teknologi kesehatan yang dibutuhkan juga disediakan di sini. Jika dibutuhkan pelayanan di luar Klinik Geriatri Terpadu, tenaga kesehatan akan mengantarkan langsung pasiennya.

“Harapannya dengan klinik ini membuat pelayanan untuk pasien lansia jadi lebih baik. Karena sebagian besar dari lansia yang datang biasanya mengalami lebih dari satu penyakit, minimal ada rematik dan tidak bisa jalan,” kata Asep.

RSUD dr T.C.Hillers Maumere sendiri ditetapkan sebagai pusat rujukan regional khususnya untuk wilayah Flores bagian timur dan sekitarnya. Sebagai provider BPJS Kesehatan, RS yang berdiri sejak tahun 1953 dan berlokasi di kelurahan Kota Baru ini melayani 90 persen lebih pasien JKN-KIS. RS ini memiliki 200 lebih tenaga dokter spesialis mulai dari dokter spesialis anak, bedah, obgyn atau kandungan, anastesi, penyakit dalam, patologi klinik, saraf, THT, radiologi, jiwa serta dokter umum dan tenaga kesehatan lainnya.

Sediakan Layanan Ramah LansiaRSUD TC Hillers Maumere

Page 19: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 19

P E R S E P S I

Era digitalisasi dan internet (daring) yang berkembang saat ini memberikan peluang bagi BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kemudahan kepada

peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Kemudahan yang di dorong bukan saja menyasar aspek pelayanan kesehatan tapi juga data kepesertaan. Misalnya, peserta kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP) dapat dengan mudah memperbarui data kepesertaannya melalui aplikasi Mobile JKN yang bisa diunduh lewat ponsel pintar.

Sayangnya, masih ada peserta yang belum mengetahui bagaimana caranya memperbarui data kepesertaan. Bahkan, ada yang terjebak tawaran calo yang menjanjikan dapat mengubah, dan memperbarui data kepesertaan. Padahal dengan mengunduh aplikasi Mobile JKN, peserta dapat memperbarui data kepesertaan dengan mudah dan gratis.

Mobile JKN memuat banyak fitur yang membantu peserta untuk mendapatkan layanan kesehatan seperti pindah fasilitas kesehatan (faskes), mengubah data kepesertaan, pendaftaran peserta, dan skrining kesehatan. Sekarang, Mobile JKN dilengkapi dengan fitur antrean online (daring) yang ada dalam menu Pendaftaran Pelayanan.

Fitur “Ubah Data Peserta” dapat dengan mudah ditemui peserta ketika masuk aplikasi Mobile JKN. Fitur ini ada dalam beranda Mobile JKN pada menu “Peserta.” Fitur ini berisi nama peserta dan anggota keluarga yang terdaftar, nomor telepon, alamat surel, alamat surat (rumah), Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), dan ruang perawatan untuk rawat inap.

Peserta kategori bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) seperti PBPU, dan BP dapat mengubah seluruh data kepesertaan yang tersedia. Bagi peserta kategori Pekerja Penerima Upah (PPU) data kepesertaan yang tidak bisa diubah melalui Mobile JKN yaitu ruang kelas perawatan.Perubahan data PPU bisa dilakukan oleh pemberi kerja (HRD) melalui aplikasi Elektronik Data Badan Usaha (Edabu). Melalui aplikasi ini badan usaha bisa melakukan penambahan dan pengurangan peserta dari perusahaan, mengecek tagihan, mengunduh entitas, dan memperbarui data tentang upah pekerja.

Perubahan FKTP

Selain menggunakan Mobile JKN, peserta yang ingin mengubah FKTP bisa melalui Mobile Customer Service, (MCS) BPJS Kesehatan Care Center 1500400, dan kantor BPJS Kesehatan terdekat. Peserta dapat mengganti FKTP tempat peserta terdaftar paling singkat 3 bulan.

JKN-KIS itu Mudah dan GratisMemperbarui Data Kepesertaan

Ada 3 kondisi di mana peserta bisa mengganti FKTP dalam waktu kurang dari 3 bulan. Pertama, peserta pindah domisili dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan setelah terdaftar di FKTP awal, dibuktikan dengan surat keterangan domisili.

Kedua, peserta dalam penugasan dinas atau pelatihan dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan, dibuktikan dengan surat keterangan penugasan atau pelatihan. Ketiga, peserta pindah FKTP karena ada proses redistribusi dan ingin kembali terdaftar di FKTP sebelumnya. Bagi peserta PBI, pindah FKTP bisa dilakukan dengan menyambangi kantor BPJS Kesehatan terdekat.

Page 20: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8020

S E H A T & G A Y A H I D U P

Tingginya angka balita pendek atau kerdil atau stunting masih merupakan masalah serius bagi bangsa kita. Presiden Jokowi bahkan menjadikan balita stunting ini sebagai prioritas nomor satu

dan menginstruksikan Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto untuk segera mengatasinya.

Begitu besarnya perhatian pemerintah kita terhadap masalah stunting ini karena ternyata kalau dibiarkan akan jadi ancaman bagi generasi yang berkualitas. Karena stunting bukan hanya pengaruh ke fisik anak, tetapi juga perkembangan otaknya menjadi terhambat. Fungsi kognitif anak stunting rendah, juga kekebalan tubuhnya menurun. Banyak penelitian menunjukkan anak stunting memiliki nilai akademis lebih rendah, dan produktifitasnya kurang. Mereka juga rentan terhadap penyakit tidak menular, seperti diabetes melitus, jantung

koroner, obesitas, dan lain-lain karena kekebalan tubuh lemah.

Baru-baru ini Kementerian Kesehatan menyampaikkan kabar gembira bahwa jumlah balita (0-5 tahun) yang menderita stunting ini menurun. Dari 30,8 persen di tahun 2018, turun menjadi 27,67 persen. Tetapi angka ini terbilang tinggi karena masih ada kira-kira 6 juta lebih anak Indonesia hidup dengan stunting.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bahkan menyebut jumlah ini harus diwaspadai. Ini membahayakan keberlangsungan generasi emas Indonesia karena melahirkan apa yang disebut generasi hilang (lost generation).

Mulai Dari Remaja PutriCegah Stunting

Page 21: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATANEDISI 80 21

SEHAT & GAYA HIDUPDari masalah yang serius di atas, ternyata penyebabnya bisa dicegah dengan gaya hidup. Dimulai dari remaja putri sebagai calon ibu. Remaja putri harus diberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan, menjaga asupan makanannya agar terhindari dari anemia.

Status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilan, dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Apabila dihitung dari sejak hari pertama kehamilan, kelahiran bayi sampai anak usia 2 tahun, maka periode ini merupakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) manusia. Ini adalah periode emas untuk lakukan intervensi mencegah stunting. Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1000 HPK, namun status gizi remaja putri atau pranikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan serta keselamatan ibu maupun bayi termasuk stunting.

Karena stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama, bahkan sejak dari calon ibu. Misalnya kekurangan zat besi, yang menyebabkan anemia yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah jauh lebih rendah dari batas normalnya.

Saat hamil, seorang ibu membutuhkan pasokan darah segar dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Apabila kebutuhan darah ini tidak tercukupi, ibu hamil akan rentan kena anemia. Anemia pada ibu hamil tidak boleh diabaikan karena bisa membahayakan diri sendiri dan juga janin dalam kandungan termasuk potensi melahirkan anak stunting, menyebabkan kematian ibu dan bayi.

Tantangannya, menurut Kepala Balitbangkes Kemenkes yang juga pernah menjabat Direktur Gizi Masyarakat, Doddy Izwardy, banyak remaja putri kita yang menderita anemia, dan ini berlanjut sampai pada saat hamil. Kondisi ini dipotret oleh Riskesdas tahun 2018 yang menunjukkan jumlah ibu hamil yang menderita anemia meningkat. Di tahun 2013, jumlahnya masih 37,1 persen, tetapi di 2018 naik menjadi 48,9 persen. Kondisi ini dikarenakan 70 persen sampai 80 persen ibu hamil belum tercukupi konsumsi energi dan proteinnya.

“Angka anemia pada ibu hamil tinggi sekali, dan ini menunjukkan sejak remaja atau sebelum menjadi ibu memang mereka sudah anemia,” ujar Doddy dalam beberapa kesempatan.

Kurang makan makanan kaya zat besi baik sebelum maupun semasa hamil jadi salah satu pemicu anemia. Selain itu, remaja putri yang mengalami siklus haid rutin mengurangi darah dalam jumlah cukup banyak, sehingga berisiko anemia. Pola makan serta gaya hidup yang kurang baik juga meningkatkan risiko anemia.

Untuk memenuhi asupan zat besi tak cukup hanya dari makanan terutama pada masa kehamilan. Karena saat hamil volume darah akan bertambah hingga 50% untuk bisa mencukupi keperluan diri sendiri dan janin yang sedang tumbuh. Itu kenapa kebutuhan zat besi harian tubuh juga harus dipenuhi lewat suplemen zat besi.

“Masih banyak remaja dan ibu hamil yang mengalami anemia, ini juga berarti masih banyak yang belum minum tablet tambah darah,” kata Doddy.

Salah satu terobosan Kemenkes adalah memberikan tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri di sejumlah sekolah dan seluruh ibu hamil. TTD merupakan suplemen yang berisi zat besi dan asam folat yang berfungsi untuk membantu membentuk hemoglobin darah. Dianjurkan konsumsi seminggu sekali. TTD mengandung 60 mg Besi Elemental dan Asam Folat 400 ug yang menurunkan gejala kurang darah.

Ada pula program fortifikasi pangan. Saat ini beberapa bahan pangan sudah difortifikasi, seperti tepung terigu yang ditambahkan dengan zat besi untuk mengatasi anemia atau kekurangan sel darah merah.

Page 22: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8022

KO N S U LTA S I

J A W A B :

J A W A B :

01

02

Persyaratan apa yang dibawa untuk menonaktifkan BPJS bagi peserta yang meninggal dunia? IG: @dio.syahrXXXX

Proses penonaktifan peserta JKN-KIS yang meninggal dunia bisa dilakukan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan sesuai dengan domisili tempat tinggal peserta. Pelaporan diwakilkan oleh salah satu anggota keluarga almarhum/almarhumah. Adapun dokumen yang harus dilampirkan adalah:

a. Surat keterangan kematian;b. KTP dan kartu keluarga;c. Kartu JKN-KIS almarhum/almarhumah;d. Fotocopy buku tabungan bank Mandiri, BRI, BNI, atau BTN.

Salah satu kenalan saya ada yang jadi Kader JKN. Saya tertarik ingin jadi Kader JKN. Apa saja sih tugasnya, dan bagaimana syarat jadi Kader JKN? IG: @misanXXX

Kader JKN merupakan perorangan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan tidak hanya secara spesifik untuk mengumpulkan iuran, melainkan juga untuk mendaftarkan masyarakat menjadi peserta JKN-KIS, memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai Program JKN-KIS, hingga menjadi jembatan penanganan pengaduan masyarakat.

Persyaratan umum untuk menjadi Kader JKN antara lain:a. Aktif dalam kegiatan sosial;b. Dikenal masyarakat dan dapat bekerja sama dengan masyarakat;c. Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga;d. Pendaftaran dapat dilakukan melalui Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat.

Page 23: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih
Page 24: BPJS KESEHATAN AWARD · Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian secara bertahap kepada fasilitas kesehatan berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan hingga akhirnya terpilih