BPH Anastesi

download BPH Anastesi

of 42

Transcript of BPH Anastesi

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    1/42

    Transureteral Resection of

    The Prostate (TURP)

    Oleh :

    Bacharuddin Jusuf A (N 111 12 005)

    Pembimbing :

    dr. Ferry Lumintang, Sp. An

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    2/42

    Pendahuluan

    Kelenjar prostat merupakan organ tubuh pria yang paling seringmengalami pembesaran, baik jinak maupun ganas. Denganbertambahnya usia, kelenjar prostat juga mengalami pertumbuhan,sehingga menjadi lebih besar.

    TURP masih merupakan salah satu terapi standar dari HiperplasiaProstat Benigna (BPH) yang menimbulkan obstruksi uretra. Sampaisekarang sindrom TURP merupakan suatu komplikasi yang sangatmenakutkan baik untuk para urolog yang melakukan operasi maupun

    para anestesiolog dalam melakukan penegakan diagnosa sindrom inidan melakukan intervensi untuk mencegah kematian.

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    3/42

    Anestesi pada Geriatri

    Pendekatan dan pengelolaan operasi dan anestesi pada

    pasien geriatri berbeda dan sering lebih kompleks dibandingkan

    pada pasien yang berusia lebih muda. Kapasitas fungsional organberkurang seiring dengan proses penuaan sehingga mempunyai

    kerentanan terhadap stress anestesi maupun pembedahan yang

    dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas perioperatif. Faktor

    risiko akibat proses penuaan bertambah akibat adanya penyakit

    penyerta.

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    4/42

    Masalah yang dihadapi pada pasienGeriatri

    Sistem Kardiovaskular

    Sistem Respirasi

    Sistem Saraf Pusat

    Sistem Renal

    Sistem Hepatobilier

    Sistem Endokrin dan Metabolik

    Sistem Musculoskeletal

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    5/42

    DEFINISI

    Merupakan pertumbuhan nodul- nodulfibroadenomatosa majemuk dalam prostat,pertumbuhan tersebut menyebabkan ukuran sel

    prostat mengalami pembesaran.

    PH

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    6/42

    ETIOLOGI

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    7/42

    Pathogenesis

    Kelenjar prostat biasanya membesar selaras dengankematangan lelaki.

    Dan biasanya mendatangkan masalah dengan peningkatanusia.

    Hormon DHT merupakan bahan utama pemicupertumbuhan sel prostat

    testosteron DHTPERTUMBUHAN

    PROSTAT

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    8/42

    produksitestosteron >estrogen, Usia

    testoteron dikonversi 5-reduktase menjadiDHT.

    testosteron

    DHT memacu m-RNAdi dalam sel kelenjarprostat untukmensintesis proteinsehingga

    terjadi pertumbuhankelenjar prostat

    DHT

    BPH

    Cont

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    9/42

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    10/42

    Kalenjar prostat yang membesar, di mana normalnya adalahcuma sebesar 3 hingga 4 cm.(Dikutip dari: http://library.med.utah.edu/WebPath/jpeg1/MALE041.jpg)

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    11/42

    Klasifikasi BPH

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    12/42

    Diagnosis Benign Prostat Hypertrophy (BPH)ditegakkan berdasarkan :

    Laki-laki usia >60 tahun

    Keluhan utama sulit berkemih

    Gejala LUTS

    Ananmnesis

    Buli-buli yang terisi penuh ,teraba masa kistus didaerah suprasimfisis akibat retensi urin.

    Colok dubur : konsistensi prostat kenyal, lobuskanan dan kiri simetris , tidak bernodul.

    Pemeriksaanfisik

    Laboratorium

    Uroflowmetri

    Radiologi

    Pemeriksaanpenunjang

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    13/42

    Penatalaksanaan BPH

    OBSERVASI MEDIKAMENTOSA PEMBEDAHAN INVASIF MINIMAL

    Menunggu

    (Watchful

    Waiting)

    Penghambat

    adrenergik alfa

    Penghambat

    reduktase alfa

    Fitoterapi

    Hormonal

    Prostatektomi

    terbuka

    Endourologi:

    TUR-P

    TUIP

    TULP

    Elektrovaporisasi

    TUMT

    TUBD

    Stent uretra

    TUNA

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    14/42

    TUR-P (Reseksi Prostat Transuretra)

    Yaitu reseksi kelenjar prostat yang dilakukantransuretral dengan menggunakan kauter yangdilakukan secara visual (endoskopik).

    Menggunakan cairan irigasi untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan dan untuk menjaga visualisasi yang bisaterhalang karena perdarahan. Digunakan larutan nonionik agar tidak terjadi hantaran listrik pada saatoperasi (aquades).

    Kerugian dari aquades -> bersifat hipotonik -> mudahmasuk ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh darahvena yang terbuka pada saat reseksi -> jika KelebihanH2O dapat menyebabkan hiponatremia relatif atau

    gejala intoksikasi air atau sindroma TURP.

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    15/42

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    16/42

    Sindroma TUR

    Adalah suatu keadaan klinik yangditandai dengan kumpulan gejala akibatgangguan neurologik, kardiovaskuler,dan elektrolit yang disebabkan olehdiserapnya cairan irigasi melalui vena-vena prostat atau cabangnya pada

    kapsul prostat yang terjadi selamaoperasi.

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    17/42

    Penyulit TURP

    SELAMA

    OPERASI

    PASCA BEDAH

    DINI

    PASCA BEDAH

    LANJUT

    Perdarahan

    Sindroma

    TURP

    Perforasi

    Perdarahan

    Infeksi lokal

    atau sistemik

    Inkontinensia

    Disfungsi ereksi

    Ejakulasi retrograde

    Striktura uretra

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    18/42

    Penatalaksanaan Sindrom TURP

    Untuk mengurangi risiko timbulnya sindroma TURP, operator harusmembatasi diri untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam.

    Pada hiponatremia ringan atau sedang -> furosemid intravena dan

    infus normosalin -> akan menurunkan kelebihan beban cairanmelalui diuresis dan menjaga kadar Na dalam batas normal.

    Pada hiponatremi berat -> Saline 3% sebanyak 150-200 cc dalam 1-2 jam dan furosemid intravena -> perisa kadar elektrolit tiap 2-4

    jam untuk mencegah hipernatremia.

    Bila udem paru-paru -> intubasi trakeal dan ventilasi tekananpositif dengan O2 100%.

    Bila terjadi kehilangan darah yang banyak -> transfusi denganPacked Red Cells(PRC).

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    19/42

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    20/42

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    HT (+),

    DM (-),

    Asma (-)

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    21/42

    A. TANDA VITAL

    Keadaan Umum :

    SP : S. Berat / SomnolenVital Sign :

    Tek. Darah :180/100 mmHg

    Nadi : 82 Kali/ Menit Pernapasan : 24 Kali/ Menit

    Suhu : 36,7C, aksilla

    Pemeriksaan Fisik

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    22/42

    KEPALA

    Wajah : ekspresi kesakitan

    Deformitas : (tidak ada)

    Bentuk : normochepalus

    Rambut : hitam menyebar

    Mata

    - Konjungtiva : anemis -/-

    - Skelra : ikterik -/-

    - Pupil : ishokor

    Mulut : hiperemis (tidak ada)

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    23/42

    LEHER

    Kelenjar GB : Pembesaran (-), NT (-)

    Tiroid : Pembesaran (-), NT (-)

    JVP : R+2 H20

    Massa lain : (-)

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    24/42

    THORAKS

    Paru - Paru Inspeksi :

    Normochest

    Simetris kanan = kiri

    Pergerakan nafas seimbang kanan = kiri

    Massa (tidak ada) Deformitas (tidak ada)

    Palpasi : Ekspansi paru kanan=kiri

    FV sama kanan = kiri

    Massa(tidak ada), NT (tidak ada)

    Defiasi trakea tidak ada

    Perkusi :

    Sonor kanan = kiri

    Batas paru-hepar SIC VI linea midclavicula dextra

    Auskultasi :

    Vesikuler kanan = kiri

    Rh +/+

    Wh -/-

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    25/42

    Jantung Inspeksi :

    IC tidak terlihat

    Palpasi :

    IC teraba pada SIC V linea midclavicula dextra, reguler

    Perkusi :

    Pekak

    Batas jantung : Atas kanan SIC II parasternal dextra

    Atas kiri SIC II parasternal sinistra

    Bawah kanan SIC V parasternal dextra

    Bawah kiri SIC VI midclavicula dextra

    Auskultasi: BJ I/II murni reguler

    Murmur (-), Gallop (-)

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    26/42

    ABDOMEN

    Inspeksi :

    Bentuk datar, tampak adanya massa tumor di regio inguinaldextra,

    Auskultasi: Peristaltik usus kesan normal

    Perkusi :

    Timpani

    Palpasi : NT (-)

    massa tumor teraba pada regio inguinal dextra ukuran 2x1,5cm, mobile

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    27/42

    Anggota Gerak :

    Atas :

    Edema (-)

    Akral hangat

    Bawah :

    Edema (+)

    Akral hangat

    Pemeriksaan Khusus : -

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    28/42

    Darah Rutin

    Hasil UNIT Normal Range

    WBC 11,0 10 3 / uL 4.810. 8

    RBC 4,38 10 6 / uL 4.25.4HB 12,2 g / dl 1216

    HCT 36,0 % 3747

    PLT 394 10 3 / uL 150-450

    CT 8.3 menit

    BT 4.0 menit

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    29/42

    Kimia Darah

    Hasil UNIT

    SGOT 68 UI/l

    SGPT 43 UI/l

    Ureum 29 mg / dl

    Kreatinin 1,0 mg/dlHBsAg Negatif -

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    30/42

    Electrolit darah

    Hasil UNIT Normal Range

    Natrium 130 mmol/l 135-145

    Kalium 3,1 mmol/l 3,5-5,3

    Clorida 109 mmol/l 95-105

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    31/42

    Urinalisis

    Protein : (+2)

    Leukosit : (+) penuh

    Eritrosit : (+) penuh

    PSA : 17,35 ()

    USG : - kistra Ren Dextra uk. 3,73 cm

    - hypertropi prostat grade 1

    Pemeriksaan Lain

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    32/42

    BPH + susp.Malignancy

    DIAGNOSIS

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    33/42

    PENATALAKSANAAN

    IVFD RL 20tpm Antibiotik pre operasi : ceftriaxone 1 gr Rencana TUR-Prostat tanggal 13

    Oktober 2014 Informed Consent Operasi Konsul ke Bagian Anestesi Informed Consent Pembiusan Konsul bagian kardio Rontgen thorax Siap darah PRC 1 kantong

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    34/42

    BAGIAN ANESTESI

    Nama : Tn. S Status Fisik : 3

    Umur : 71 tahun Tanggal : 13 Oktober 2014

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Dokter Bedah : dr. I Wayan S., Sp.U Dokter Anestesi : dr. Ferry Lumintang, Sp.An

    Diagnosis : BPH Susp. Malignanci Jenis Anestesi : Regional

    Tindakan : TUR-Prostat Teknik Anestesi : SAB

    Obat Anestesi : Decain Spinal 0,5% Posisi : LLD

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    35/42

    Premedikasi : Ondansentron 4 mg

    Medikasi : - Furosemid 10 mg

    - Ketorolac 30 mg

    - Transamin 500 mg

    - Ranitidin 25 mg

    Pemantauan Tanda Vital

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    36/42

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    Pemantauan Tanda Vital

    Nadi

    Tekanan Darah Sistolik

    Tekanan Darah Diastolik

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    37/42

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut makapasien dalam kasus ini mengalami LUTS. Gejala obstruktifdisebabkan oleh karena penyempitan uretra pars prostatikakarena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan

    otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukuplama sehingga kontraksi terputus-putus. Gejala obstruktifharus menunggu pada permulaan miksi (hesitancy), pancaranmiksi yang lemah (weak stream), miksi terputus(intermittency), menetes pada akhir miksi (terminal dribbling),

    rasa belum puas sehabis miksi (sensation of incompletebladder emptying). Gejala iritatif antara lain bertambahnyafrekuensi miksi (frequency), nokturia, miksi sulit ditahan(urgency), disuria (nyeri pada waktu miksi).

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    38/42

    Cont...

    Dari hasil pemeriksaan elektrolit darah diketahuiadanya penurunan kadar Na dan Ka, sedangkan Clmengalami peningkatan. Keadaan ini seharusnya

    diterapi terlebih dahulu dengan normosaline, agarpada saat operasi dilakukan tidak memperberatefek hiponatremi yang kemungkinan akan terjadi.Pemeriksaan penanda tumor (PSA) menunujukkan

    kondisi pasien mengarah ke keganasan.Pemeriksaan penunjang lainnya diperlukan untukmenilai kemungkinan komplikasi yang akan terjadi,sehingga dapat dilakukan pencegahan.

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    39/42

    Cont...

    Digunakan anestesi regional pada kasus ini karena merupakansuatu teknik anestesi untuk anggota/daerah tubuh tertentudalam kasus ini ialah prostat. Keuntungan dilakukan anestesiregional yaitu pasien dapat tetap sadar sehingga jika terjadi

    sindroma TURP maka manifestasi klinik dapat segeradiketahui karena pada anestesi umum gejala pada SSP tidakterlihat hingga pasien dibawa ke ruang pemulihan dan gejalarespirasi biasanya terselubung oleh ventilasi bantuan atauventilasi terkontrol dan oksigen konsentrasi tinggi yangdigunakan selama anestesi. Selain itu pasien yang menjalaniTURP biasanya pada usia lanjut dan sering disertai denganpenyakit jantung, paru, atau lainnya sehingga penting untukmembatasi level blok untuk mengurangi efek kardiopulmonaryang merugikan pada pasien tersebut.

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    40/42

    Cont...

    TURP dengan menggunakan anestesia regional tanpa sedasi( Awake TURP ) lebih dipilih dari pada anestesia umum karenahal berikut :

    Manifestasi awal dari Sindrom TURP lebih bisa dideteksi padapasien yang sadar

    Vasodilatasi periferal berfungsi untuk membantumeminimalisir overload sirkulasi.

    Komplikasi hiponatremi akibat tertariknya Na+ oleh airirrigator dapat cepat dikenali dengan adanya penurunankesadaran, mual, kejang.

    Kehilangan darah akan lebih sedikit

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    41/42

    Cont...

    Pada kasus ini, pasien medapatkan obat medikasifurosemid yang bertujuan untuk mencegah terjadinyaoverload cairan akibat penggunaan cairan irigasi.

    Selama operasi pasien mendapatkan terapi cairanberupa cairan RL sebanyak 1 kolf. Tidak digunakan cairannormosalin karena pada pasien dalam kasus ini tidakterjadi kekurangan natrium sebelum tindakan operasidilaksanakan, selain itu pemberian cairan normosalin

    dapat mengakibatkan kelebihan cairan dalam darahwalaupan normosalin sendiri dapat mengganti kadar Nayang hilang selama proses pembedahan.

  • 8/10/2019 BPH Anastesi

    42/42