Booklet Leptospirosis

7
TUGAS M.K ZOONOSIS LEPTOSPIROS IS KELOMPOK 3 Dian Firnanda B04060473 Zuhra Taufika B04060589 Ady Wibowo B04061514 Nanda Amelia Andarina B04061796 Bakhtiar Hidayat Harahap B04062864 Ken Tami Palupi B04062909 Rahmawati Dwi Prihatiana B04062992 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT HEWAN DAN KESMAVET FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 LEPTOSPIROSIS Penyebab dan Sinonim Leptospira tersusun oleh dua kata yaitu Lepto yang berarti sempit, tipis dan spiril yang berarti terpuntir seperti sekrup. Nama Leptospirosis berasal dari nama bakteri penyebab penyakit yaitu Leptospira sp. Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang biasanya terjadi setelah banjir, yang bersifat infeksius terhadap manusia dan hewan. Leptospirosis menginfeksi organ ekskresi ginjal dan salurannya, misalnya pelvis renalis, ureter, atau urethra.

Transcript of Booklet Leptospirosis

Page 1: Booklet Leptospirosis

TUGAS M.K ZOONOSIS

LEPTOSPIROSIS

KELOMPOK 3

Dian Firnanda B04060473

Zuhra Taufika B04060589

Ady Wibowo B04061514

Nanda Amelia Andarina B04061796

Bakhtiar Hidayat Harahap B04062864

Ken Tami Palupi B04062909

Rahmawati Dwi Prihatiana B04062992

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT HEWAN DAN KESMAVET

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

LEPTOSPIROSIS

Penyebab dan Sinonim

Leptospira tersusun oleh dua kata yaitu Lepto yang berarti sempit, tipis dan spiril yang berarti terpuntir seperti sekrup. Nama Leptospirosis berasal dari nama bakteri penyebab penyakit yaitu Leptospira sp. Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang biasanya terjadi setelah banjir, yang bersifat infeksius terhadap manusia dan hewan. Leptospirosis menginfeksi organ ekskresi ginjal dan salurannya, misalnya pelvis renalis, ureter, atau urethra.

Page 2: Booklet Leptospirosis

Gambar 1. Bakteri Leptospira sp. (Sumber: www.letchworthangling.org.uk dan www.villaintipersadad7-2.blogspot.com)

Bakteri penyebab Leptosirosis yaitu bakteri Leptospira sp. Leptospira memiliki sifat aerobik (membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup), motil (dapat bergerak), bentuknya dapat berkerut-kerut, dan terpilin dengan erat. Lepstospira berukuran panjang 6-20 µm dan diameter 0,1-0,2 µm. Sebagai pembanding, ukuran sel darah merah hanya 7 µm. Leptospira mempunyai lebih dari 200 serovar dan suatu infeksi dapat disebabkan oleh satu atau lebih serovar sekaligus. Bila terpapar bahan kimia atau difagosit, bakteri dapat berubah bentuk menyerupai kubah dan tipis. Pada kondisi ini, Leptospira tidak dapat menginfeksi namun dapat bertahan hidup. Selain itu Leptospira dapat hidup dalam waktu lama di air, tanah yang lembab, tanaman dan lumpur.

Leptospirosis memiliki nama lain yaitu:

demam banjir / flood fever (muncul karena banjir) demam rawa / swamp fever demam lumpur penyakit air merah / red water disease penyakit kuning / yellow disease penyakit babi / swine-herd's disease penyakit yang ditularkan melalui air / waterborne disease penyakit Weil / Weil’s disease penyakit Stuttgart / Stuttgart’s disease canicola fever (pada manusia) infectious haemoglubinuria icterohemorrhagic

Demam banjir

Penyakit ini biasa muncul ketika musim penghujan dan dalam lingkungan banjir. Sehingga nama lain dari penyakit ini adalah demam banjir yaitu demam ketika keadaan lingkungan sedang banjir.

Demam rawa atau demam lumpur (swamp fever)

Penyakit ini juga muncul ketika keadaan lingkungan sedang berlumpur dan lembab sehingga penyakit ini disebut juga sebagai demam rawa atau demam lumpur.

Penyakit air merah (red water disease)

Disebut sebagai penyakit air merah atau red water disease karena penyakit ini menyebabkan robeknya pembuluh darah pada saluran kencing sehingga darah akan keluar bersama air kencing dan terlihat warna merah pada air kencing tersebut.

Penyakit kuning (yellow disease)

Penyakit ini disebut juga sebagai penyakit kuning karena menyebabkan perubahan warna kuning pada beberapa bagian tubuh, contohnya adalah perubahan warna kuning pada mata.

Penyakit babi (swine-herd's disease)Disebut juga sebagai penyakit babi karena penyakit ini banyak menyerang kelompok hewan babi yang hidup pada lingkungan yang lembab dan berlumpur.

Penyakit yang ditularkan melalui air (waterborne disease)Penyakit leptospirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui media air. Bakteri penyebab penyakit ini terdapat di dalam air kencing dan akan mencemari tanah, makanan, minuman yang akan masuk dan dimakan oleh manusia.

Penyakit Weil (Weil’s disease)

Disebut sebagai penyakit Weil karena penemu dari bakteri penyebab penyakit ini adalah bapak Weil (nama orang yang menemukan bakteri penyebab leptospirosis).

Infectious haemoglubinuria

Arti infectious dapat ditularkan.

Page 3: Booklet Leptospirosis

Arti haemoglubinuria di dalam urine atau air kencing terdapat hemoglobin atau zat warna yang memberikan warna merah pada darah.

Haemoglobinuria berasal dari dua kata yaitu:

haemoglobin yang artinya adalah zat warna yang memberikan warna merah pada darah.

uria atau urine yang artinya adalah air kencing.Disebut sebagai infectious haemoglubinuria karena air kencing yang berwarna merah karena darah dan di dalamnya terdapat bakteri penyebab penyakit dapat menjadi sumber penularan penyakit leptospirosis.

Canicola fever

Disebut sebagai canicola fever atau demam canicola karena penyakit ini juga banyak menyerang kelompok hewan anjing (canicola) selain menyerang kelompok babi. Istilah canicola fever banyak digunakan untuk menyebutkan penyakit leptospirosis pada manusia.

Icterohemorrhagic

Icterohemorrhagic berasal dari dua kata yaitu:

ictero atau icterus yang artinya adalah kekuning-kuningan. hemorrhagic yang artinya adalah keluarnya darah atau pendarahan

akibat pembuluh darah yang robek.Disebut sebagai icterohemorrhagic karena penyakit ini selain menyebabkan perubahan warna kuning atau kekuning-kuningan pada beberapa bagian tubuh, juga menyebabkan pendarahan atau hemorrhagic.

Penyakit Stuttgart

Disebut sebagai penyakit Stuttgart karena penyakit ini pernah melanda daerah Stuttgart yang berada di negara Jerman.

Sumber Infeksi dan Penularan

Bakteri Leptospira biasanya memasuki tubuh lewat luka atau lecet pada kulit, dan kadang-kadang lewat selaput di dalam mulut, hidung dan mata. Penularannya biasa terjadi setelah tersentuh urin hewan atau tubuh hewan yang terinfeksi. Adapun hewan yang merupakan sumber infeksi diantaranya yaitu tikus, anjing, kucing, burung, ikan, hutan, kuda, landak,

musang, reptil, dan ternak. Tanah, lumpur atau air yang dicemari urin hewan dapat menjadi sumber infeksi. Selain itu, makan makanan atau minum air yang tercemar juga menjadi penyebab penularan. Beberapa pekerjaan memang lebih berisiko terinfeksi penyakit ini misalnya petani, petugas kebersihan, dokter hewan, dan pekerja di Rumah Potong Hewan (RPH). Aneka kegiatan yang menyebabkan kontak dengan air atau tanah yang tercemar bisa menularkan leptospirosis misalnya berkemah, berkebun, berkelana di hutan, arung jeram dan olah raga air lainnya. Leptospirosis dapat ditularkan kepada orang lain misalnya penularan lewat kelamin atau air susu ibu, meskipun jarang.

Kebersihan perorangan menentukan terjangkitnya seseorang di tengah ancaman lingkungan rumah setelah banjir. Jika tangan tidak dibasuh sebelum memegang makanan, bakteri dalam urin tikus yang terbawa air banjir dapat mencemari jemari tangan. Dengan cara seperti bakteri leptospira memasuki tubuh manusia.

.

Gambar 2. Sumber infeksi Leptospirosis (Sumber: www.microbiologybytes.com)

Page 4: Booklet Leptospirosis

Gejala Penyakit di Hewan

Infeksi leptospirosis menyebabkan gejala klinis yang bervariasi pada hewan. Secara umum, pada stadium pertama (antara hari ke-4 hingga ke-9), hewan akan mengalami radang mata menyerupai iritasi, demam tinggi, badan menggigil seolah kedinginan, lesu, mual, muntah, serta rasa nyeri pada otot betis dan punggung.

Kemudian pada stadium ke dua (minggu ke-2 hingga ke-4), bakteri ini membentuk antibodi dalam tubuh penderita, dengan indikasi klinis yang lebih berat dari pada stadium pertama. Apabila semakin parah, efeknya akan berdampak pada ginjal dan mengakibatkan gagal ginjal. Selain itu, efeknya juga akan menyebar serta menyebabkan radang di selaput otak (meningitis), dan jantung (jantung berdebar tidak teratur, kemudian membengkak dan akhirnya gagal jantung). Disamping itu, pembuluh darah mengalami kebocoran dan akibatnya dapat terjadi pendarahan pada saluran pernapasan, saluran pencernaan, atau saluran reproduksi.

Hewan yang terkena leptospirosis akan menjadi pendiam dan malas karena rasa sakit yang dideritanya. Namun, pada hewan yang mengalami infeksi kronik atau subklinik tidak memperlihatkan gejala yang jelas. Tetapi berhati- hatilah karena bakteri Leptospira sp akan tetap dikeluarkan melalui urin hewan yang terinfeksi selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian.

Gejala Penyakit di Manusia dan Pemeriksaan Agen Penyakit

Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan akibat tertular penyakit ini sangat bergantung dari hewan pembawa yang menyerang. Pada umumnya, orang yang terserang penyakit dari hewan pembawa tidak menimbulkan gejala penyakit yang parah. Namun, orang yang terserang dapat mengalami nyeri kepala yang mendadak, nyeri otot, merasa kedinginan meskipun suhu tubuhnya meningkat. Pada hewan pembawa tertentu dapat terjadi demam tinggi yang disertai muntah-muntah, nyeri otot, kekuningan pada selaput lendir mata, mulut, dan lain-lain. Bakteri penyebabnya dapat mencapai ginjal dan berdiam serta bercampur dengan urin sehingga dalam pemeriksaan urin dapat ditemukan bakteri ini. Jika kebersihan lingkungan tidak dijaga, misalnya buang air kecil di kebun berisi air tergenang, maka hal ini dapat menjadi sumber penularan. Petani sawah

dapat tertular dari air sawah yang tercemar bakteri ini, masuk melewati kulit yang terluka, selaput lendir mulut atau mata.

Gambar 3. Gejala berupa mata kuning (Sumber: www.medicinapreventiva.com)

Pada awalnya, gejala penyakit leptospirosis sering mirip dengan penyakit lain. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan darah di laboratorik misalnya dengan microscopic agglutination test (MAT), ELISA, dan microcapsular agglutination test (MCAT). Sayangnya tidak semua laboratorium dilengkapi sarana untuk mendiagnosa leptospirosis. Hal ini karena penderita leptospirosis jarang diperiksakan ke laboratorium, sehingga beberapa laboratorium tidak mempersiapkan peralatan untuk pemeriksaan leptospirosis.

International Leptospirosis Society menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara insiden leptospirosis cukup tinggi dan merupakan peringkat mortalitas ketiga di dunia. Hal ini berdasarkan jumlah kasus leptospirosis di DKI Jakarta akibat banjir besar yang terjadi tahun 2002 mencapai 113 pasien leptospirosis dan 20 orang diantaranya meninggal (Case Fatality Rat Leptospirisis adalah 19,4%).

Angka kematian akibat penyakit yang disebabkan bakteri lepstopira tergolong cukup tinggi bahkan untuk penderita yang berusia lebih dari 50 tahun malah kematiannya bisa mencapai 56% (Masniari poengan, peneliti dari Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor 2007). Di Amerika Serikat (AS) sendiri tercatat sebanyak 50 sampai 150 kasus leptospirosis setiap tahun. Sebagian besar atau sekitar 50% terjadi di Hawai. Di Indonesia penyakit

Page 5: Booklet Leptospirosis

demam banjir sudah sering dilaporkan di daerah Jawa Tengah seperti Klaten, Demak atau Boyolali. Angka kematian akibat leptospirosis tergolong tinggi, mencapai 5-40%. Infeksi ringan jarang terjadi fatal dan diperkirakan 90% termasuk dalam kategori ini. Balita dan lanjut usia dan penderita immunocompromised (kekebalan tubuh yang rendah) mempunyai resiko tinggi terjadinya kematian.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan

Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus

Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun

setelah bekerja di sawah, kebun, tempat pembuangan sampah tanah, selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya

Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.

Menjaga kebersihan lingkungan Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah Membersihkan tempat penampungan air dan kolam renang Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung Menghindari pencemaran oleh tikus Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang

tercemar oleh tikus Memberantas tikus

Pengobatan

Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak dipasaran, seperti Penicillin dan turunannya, Streptomycine, Tetracycline, Erytromycine, dan Doxycycline. Jika terlihat gejala awal, segera berobat ke dokter terdekat.

Daftar Pustaka

Okatini M, Purwana R, Djaja IM. 2007. Hubungan Faktor Lingkungan dan Karakteristik Individu Terhadap Kejadian Penyakit Leptospirosis di Jakarta, 2003-2005. MAKARA, KESEHATAN, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2007: 17-24. [terhubung berkala]. http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/03_Mari%20Okatini_manuskriptikusfinal_Revisi.PDF [2 Mei 2010].

Schnurrenberger, P. R. 1991. Ikhtisar Zoonosis. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.

Soeharsono. 2002. Zoonosis (Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia). Yogyakarta: Kanisisus Press.

Soejoedono, R. R. 2004. Zoonosis. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Press.

Yuliarti, N. 2007 .Hidup Sehat Bersama Hewan Kesayangan. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Judarwanto, Widodo. 2009. Leptospirosis pada Manusia. Allergy Behaviour Clinic, Picky Eaters Clinic (Klinik Kesulitan Makan) Rumah sakit Bunda, Jakarta, Indonesia.

Page 6: Booklet Leptospirosis