bohoso - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/131568310/penelitian/Deusch+zum+Spass.pdfRelasi...

12
tssN 1412-0712 Vol.12, No. 2, Okober 2012 Sastr a, b aw p evnb etal ar anny a bohoso ywrna[Kaliawgoh*o, Deutsch zum spass: Model Pembelajaran lnovatif Bahasa Jerman Sutis Triyono Relasi Antarteks dalam Pengkajian Sastra Sumiyadi AnalisisTopik dalam Wacana Dialog Bahasa Jepang Hanum Wulandari lulture Gontent in Greative writing product in English Learning Sanf Syamsu Rizat Analisis Kontrastif Kotowari Hyougen antara pembelajar Bahasa Jepang dan Penutur Asli Novia Hayati Tradisi Lisan Mate-Male: Nyanyian Kematian dalam Masyarakat ciacia: Kajian Sosiologis dan Upaya pewarisan Asrif visi-visi Postmodern dalam Kesusastraan Jerman Awal Abad ke-20 Dudy Syafruddin Kohesi Gramatikal Pengacuan dalam cerpen pembetaan Bah Beta Karya Moh. Wan Anwar (181-189) Asep Muhyidin Adverbia statif dalam Bahasa sunda: Kajian struktur dan $emantik Yayat Sudaryat Transformasi Folklor Lisan NiniAnt6h ke Novel Dongeng NiniAnt6h Karya A.S. Kesuma Yostiani Noor Asmi Harini J$ segondary school English Language Reading curriculum: A Teacher's Perceptions Hazlina Abdullah, Nik Suryani Nik Abdut Rahman, Airit Haimi Mohd Adnan

Transcript of bohoso - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/131568310/penelitian/Deusch+zum+Spass.pdfRelasi...

tssN 1412-0712Vol.12, No. 2, Okober 2012

Sastr a, b aw p evnb etal ar anny a

bohosoywrna[Kaliawgoh*o,

Deutsch zum spass: Model Pembelajaran lnovatif Bahasa JermanSutis Triyono

Relasi Antarteks dalam Pengkajian SastraSumiyadi

AnalisisTopik dalam Wacana Dialog Bahasa JepangHanum Wulandari

lulture Gontent in Greative writing product in English LearningSanf Syamsu Rizat

Analisis Kontrastif Kotowari Hyougen antara pembelajar Bahasa Jepangdan Penutur AsliNovia Hayati

Tradisi Lisan Mate-Male: Nyanyian Kematian dalam Masyarakat ciacia:Kajian Sosiologis dan Upaya pewarisanAsrif

visi-visi Postmodern dalam Kesusastraan Jerman Awal Abad ke-20Dudy Syafruddin

Kohesi Gramatikal Pengacuan dalam cerpen pembetaan Bah BetaKarya Moh. Wan Anwar (181-189)Asep Muhyidin

Adverbia statif dalam Bahasa sunda: Kajian struktur dan $emantikYayat Sudaryat

Transformasi Folklor Lisan NiniAnt6h ke Novel Dongeng NiniAnt6hKarya A.S. KesumaYostiani Noor Asmi Harini

J$ segondary school English Language Reading curriculum:A Teacher's PerceptionsHazlina Abdullah, Nik Suryani Nik Abdut Rahman, Airit Haimi Mohd Adnan

babasa & sastraJurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya

Terbit setahun dua kali pada setiap bulan April dan Oktober, berisikan artikel hasil penelitian,kajian (teori maupun aplikasi) seputar bahasa, sastra, dan pembelaj arannya

Ketua PenyuntingDadang Sudana

Wakil Ketua PenyuntingDadang S. Anshori

Sekretaris PenyuntingYadi Mulyadi

Anggota PenyuntingYayan Nurbayan

Pupung PurnawarmanTedi Permadi

Budi HermawanHernawan

SekretariatEko

DadangKosim

Alamat:Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan IndonesiaJl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Tlp./Fax. (022)2015411

Website : http//wwwjurnal.upi. edue-mail : jbahasasastra@yahoo. com

Redat<si menerimq naskah tulisan, berupa artikel penelitian maupun artikel hasil pengkaiiqn, sesuaidengan visi dan misi yang diemban oleh jurnal ini. Sistematika penulisan artikel dapat dibaca padabagian akhir jurnal ini.

/ayoat dan,lcsatn sampul oleh Eko Budiyanto

bob^a& saswaJurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya

tssN 1412-0712Yol. 12, No. 2, Oktob er Z0lZ

Halaman 113 - 228

Deutsch zum spass: Model Pembelajaran Inovatif Bahasa Jerman (113-120)Sulis Triyono

Relasi Antarteks dalam Pengkajian Sastra (l2L-133)Sumiyadi

Analisis Topik dalam Wacana Dialog Bahasa Jepang (134-144)Hanum l{ulandari

culture content in creative writing Product in English Learning (145-154)Sarif Syamsu Rizal

Analisis Kontrasti f Ko t ow ar i Hy ou g en antar a pembelaj ar B ahasa Jepangdan Penutur Asli (1 55- 1 64)Novia Hayati

Tradisi Lisan Male-Male: Nyanyian Kematian dalam Masyarakat ciacia:Kajian Sosiologis dan Upaya Pewarisan (165-173)Asrif

visi-visi Postmodern dalam Kesusastraan Jerman Awal Abad Ke-20 (174-ls0)Dudy Syafruddin

Kohesi Gramatikal Pengacuan dalam cerpen pembeluan Bah BeraKarya Moh. WanAnwar (181-189)Asep Muhyidin

Adverbia Statif dalam Bahasa Sunda: Kajian Struktur dan Semantik(lg0-202)Yayat Sudaryat

Transformasi Folklor Lisan Nini Ant6h ke Novel Dongeng Nini Ant6hKarya A. S. Kesum a (203 -217)Yostiani Noor Asmi Harini

The Secondary School English Language Reading Curriculum:A Teacher's Perceptions (218-228)Hazlina Abdullah, Nik Suryani Nik Abdul Rahman, Airil Haimi Mohd Adnan

Sulis Triyon o: Deutsch Zum Spass 1 1 3

DEUTSCH ZUM SP,4S,S:MODEL PBMBELAJARAN INOVATIF BAHASA JERMAN

Sulis TriyonoFBS, Universitas Negeri Yogyakarta

Korespondensi: Jl. colombo No.l yogyakarta Telp.(0274) 5g616ge-mail: [email protected]

AbstrakDeutsch Zum Spass: Model Pembelajaran Inovatif Bahasa Jerman. Model pembelajaranDeutsch zum Spass merupakan alternatif model pembelajaran inovatif bahasa Jerman yangmenyenangkan. Model pembelajaran ini meliputi pembelajaran aktif kreatif, efektif, kolaboratif,partisipatif, danmenyenangkan. Dalampembelajarannya, model ini mengintegrasikan semuakompetensi kebahasaan yang meliputi Hciverstehen, Sprechfertigkeit, Lesiverstehen, danSchreibfertigketi ke dalam satu kesatuan pembelajaran bahasa Jerman yang utuh. Modelini juga disebut contextual teaching and learning. Tujuan pembelajarun ,rrtok mengetahuitindakan yang telah dilakukan seorang pengajar dalam sattt team teaching sehingga pengajarlainnya dapat melanjutkan materi pembelajaran secara urut dan berkesinambungan. Kolaborasiantarpengajar dapat dipantau melalui buku protokol. Hal ini digunakan untuk refleksi terhadaptindakan yang dilakukan seorang pengajar agar pengajar lainnya dapatmenjaga terciptanyasuasana pembelajaran yang menyenangkan. Refleksi juga digunakan untuk menentukanlangkah pembelajaran berikutnyayang dilakukan oleh pengaj ar, agar bermanfaat dan dapatmengoptimalkan tercapainya keberhasilan pembelajaran. Materi ajar diunggah ke dalammedia belajar yang telah disediakan oleh UNY dengan alamat http:llbesmart.uny.ac.id/ yangmerupakan media e'learning. Deutsch zum Spass mampu menumbuhkan suasana aktif.kreatif, dan partisipatif pada diri pembelajar, sehingga keefektifan proses belajar mengajardapat optimal. Dengan demikian, tujuan pembelajaran bahasa Jerman dapat tercapai denganmaksimal. Untuk mengukur penguasaan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik padakeempat keterampilan bahasa Jerman tersebut, dapat dllakukan melalui tes kebahasaan secaraonline.

Kata kunciz model pembelajaran Deutsch zum Spass, pembelajaran inovotif e-learning

AbstractDeutsch Zum Spass: Innovative Teaching Modelfor Teaching German.It is an alternativeteaching model for teaching German which is fun. This teaching model is also an active,creative, effective, collaborative model. It integrates all the language skitls, Hcjverstehen,Sprechfertigkeit, Leseverstehen, and Schreibfertigketi, into one contextual teaching andlearning process. The model aims to find out the actions done by a teacher in one teachingteam to facilitate another member of the team to continue the material in a continuous ondwell-structured order Between-teacher collaboration is recorded through a protocol book,which records thefun class activities of one member to be continued and maintained by othermembers. The book also records the teochers'refiective ideas and notes that can be used aspoints to consider The teaching materials are provided and uploaded into http://besmart.uny-

ll4 W**q\bt. l2,No- 2, Ottober20l2

ac.id/ by UNY Deutsch zum Spass as a teaching model is able to create active, creative, andparticipation encouraging atmosphere that allow students to achieve their learning goals.Students'language mastery is tested thrluSh online language test.

Keywords: deutsch zum spass model teaching, eJearning, innovative teaching model.

PENDAHULUAIIPembelajaran bahasa asing di Indonesia

selalu mengalami penyempurnaan. Hal inidapat dilihat dari kurikulum bahasa asing yangdigunakan di sekolah-sekolah yang seringkalimengalami perubahan yang disesuaikan dengankebutuhannya. Kurikulum bahasa asing diSMA/SMI?MA menyediakan pilihan denganberbagai ragam bahasa asing yang ditawarkanselain bahasa Inggris, seperti bahasa Jerman,Perancis, Jepang, Arab, dan Mandarin. Sejalandengan kebutuhan yang meningkat untukberkomunikasi menggunakan bahasa asingtersebut, di SMA/SMK/MA telah dikembangkankurikulum bahasa asing selain bahasa Inggrisagar peserta didik dapat lebih leluasa memilihbahasa asing yang menjadi kesukaannya.Oleh karena terbatasnya jam pelajaran yangdisedikan di sekolah, solusi yang diambil denganmenawarkan bebarapa bahasa asing tersebutsebagai bahasa pilihan. Bahkan kadang banyaksekolah yang menjadikan bahasa asing sebagaikegiatan ekstrakurikuler. Hal ini didasarkanpada Kurukulum Berbasis Kompetensi (KBK)yang sekarang sudah tidak digunakan lagi.Sebagai gantinya, diberlakukan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Berdasarkan KTSP tersebut, bahasa asingpada saat ini tidak hanya menjadi matapelajaran yang bersifat pilihan atau bahkanmata pe laj aran ekskakurikuler saj a, melainkanjuga menjadi mata pelajaran wajib dan sejajarkeberadaannya dengan mata pelajaran-matapelajaran lainnya seperti bahasa Indonesiaatau bahasa Inggris. Hanya saja, untuk bobotwaktu yang dialokasikan untuk mata pelajaranbahasa asing tersebut masih terbatas hanya 2jam pelajaran untuk setiap minggunya. Seiringdengan meningkatnya kebutuhan akan bahasaasing pada era global sekarang ini, bahkan

tidak sedikit SMA yang membuka JurusanBahasa Asing, di mana pada jurusan itu telahmengalokasikan waktu sebanyak 4 jam sampaidengan 5 jampelajaran setiap minggunyauntukmata pelajaran bahasa asing. Dengan semakinbanyaknya kesempatan si pembelajar untukmempelajari bahasa asing tersebut, maka sangatperlu bagi si pendidik untuk memfasilitasisumber dan media pembelaj arannya, agar terciptasuasana belajar yang nyaman. Kenyamanan inisangat diperlukan untuk meningkatkan motivasibelajar peserta didik dalam mengikuti prosesbelaj ar mengaj ar. Hal ini dimungkinkan karenaKTSP merupakan kurikulum operasional yangdilaksanakan oleh satuan pendidikan yangbersifat flesibel. Satuan pendidikan dapatmerancang kurikulum tesebut sesuai dengankebutuhannya, dengan tetap memperhatikanstandar kompetensi dan kompetensi dasar yangdikembangkan oleh Badan Standar NasionalPendidikan (BSNP).

Solusi yang dapat dilakukan guru untukmenciptakan suasana belajar yang nyaman danmenyenangkan adalah dengan memberikankesempatan kepada peserta didik untuk dapatmdmaksimalkan belajarnya, baik di dalammaupun di luar kelas. Adapun media belajaryang dibutuhkan peserta didik adalah berupamedia dan sumber belajar secara online. Halini membutuhkan kinerja guru yang maksimaidalam merancang materi pembelajarnnya.Guru dituntut melek Information andCommunicaton Techmologt (ICT). Guru harusdapat menyediakan materi dan sumber belajaryang dapat diakses dari tempat manapun olehsi pembelajar di manapun mereka berada,yaitu secara online. Dengan demikian, dapatdipastikan akan dapat meningkatkan minat danmotivasi belajar peserta didik untuk mengikutipelajaran yang disediakan oleh guru karena

peserta didik dapat mengakses kapanpun tanpaharus terikat oleh jam pelajaran di sekolah.Konsekuensinya, guru harus dapat menyediakankonten pelajaran pada situs web yang meryadisumber dan media pembelajaran secara onlinetersebut. Hal ini bertujuan agar peserta didikdapat mempelajari materi-materi pelajarandengan lebih mudah. Di samping itu, pesertadidik dapat berinteraksi sesama peserta didikdalam waktu yang tidak terbatas. peserta didikdapat berkomunikasi dengan guru lebih leluasa.Yang perlu diperhatikan oleh guru adalah dapatmenyajikan konten pelajaran yang menarikdi situs webnya. Dengan demikian, pesertadidik akan selalu berusaha dengan rasa senangmengujungi situs web yang disediakan olehguru. Cata ini dapat meningkatkan motivasibelajarpeserta didik, yang pada akhirnya dapatmeningkatkan prestasi belaj arnya.

Permasalahan yang akan dicari solusinyadalam tulisan ini adalah bagaimana seorangpendidik dapat merancang bahan ajar ataumateri pembelajaran yang terdapat dalambtil*t Studio D tersebut sehingga dapat menjadikonten e-learning pada pembelajaran bahasaJerman yang meliputi empat keterampilanberbahasa yang menarik dan menyenangkanDeutsch zum Spass.

PEMBELAJARAN BAHASA DANBUDAYA

Mempelajari bahasa asing tidak lepas darikonteks budaya yang melekatpada bahasa asingitu- Dengan memahami konteks budayanya,pembelajar akan dengan mudah memahamibahasa asing yang dipelarinya. Demikianpula dalam pembelajaran bahasa Jerman,konteks budaya Jerman melekat pada setiapmateri yang dgadikan bahan ajar dalam bukupegangan. Buku Studio D menyajikan konteksbudaya dalam pembelajaran bahasa menjadisajian pokok disetiap topik pembahasan.h{empelajari bahasa Jerman, secara otomatisekan mengkaitkan keterampilan berbahasasatu ke dalam keterampilan berbahasa yanglainnya. Hal ini disebabkan oleh adanyakeempat keterampilan berbahasa yang memang

Sulis Tliyono: Deutsch Zum Spass ll5

harus dikuasi oleh peserta didik. Adapunkeempat keterampilan berbahasa tersebut(Nida, 1980: I 9) yaitu keterampilan menyimakatau Hcivers tehen, keterampilan berbicaraSprechfertigket, keterampilan membacaLeseverstehen, dan keterampilan menulisSchreibferti gket. Keempat keterampilan bahasaJerman tersebut dikembangkan secara bersama-sama sehingga pada penyajiannya menjadi satukesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Halini menunjukkan betapa pentingnya mempelaj ariketerampilan menyim ak Hdverstehen yangsangat berkaitan dengan keterampilan berbicaraSprechfertigket, keterampilan membacaLeseverstehen, dan keterampilan menulisSchreibfertigket. Oleh karena itu, teknispenyajiannya menyatukan kelompok pendidikdalam satt team teaching,agar mudah pendidikyang akan memberikan pembelajaran kepadapeserta didiknya. Di samping itu, setiap aktifitaspembelajaran yang telah dilakukan olehpendidik, selalu terekam pada buku protokol.Adapun fungsi buku protokol tersebut adalahsebagai media untuk berkolaborasi antarpendidik dalam teom teaching. Buku kontroltersebut dapat menjadi media komunikasiantarpendidik secara berkesinambungan. Hal inidapat berfungsi sebagai refleksi atas tindakanyang telah dilakukan oleh guru sebelumnyasehiqgga guru yang akan mengajar pada sesiberikirtnya dapat memberikan perbaikan ataupenyempurnaan dalam pembelaj ar anny a.

B'erkaitan dengan keempat keterampilanberbahasa seperti yang dikemukakan Nidatersebut di atas, Beile (1983: 7) memberikanpenjelasan bahwa terdapat tiga prosespenguasaan menyimak yaitu: (1) penguasaanmenangkap pesan yang disampaikan olehlawan bicara, (2) memahami unsur leksikal,sintaksis, semantik, dan suprasegmental, dan(3) menguasai informasi yang diterima tersebutdan meresponnya. Menurut Susan (199g)bahwa pembelajaran berbasis teks adalahmengajar secara eksplisit mengenai strukturgramatikal dan tata bahasa baik berasal dariwacana tulis maupun wacana lisan. Kemudianguru mengarahkan kepada peserta didik untuk

1 1 6 bahasa asastr4, Vol. 12, No. 2. Oktober 2012

dapat memahami kedua wacana tersebut yangdikaitkan dengan konteks budaya. Selanjutnyaguru merancang pembelajarannya agar pesertadidik dapat dengan mudah memahami semuamateri yang diberikan oleh guru tersebut.Caroll ( 1 980: 3 1) mengemukakan bahwa dalamberkomukasi diperlukan adanya kesamaanpersepsi agar terjadi kesepakatan mengenaimakna yang disampaikan oleh pembicarakepada lawan bicara. Dalam konteks bahasakesapakatan persepsi tersebut mencakup aspeklinguistik maupun nonlinguistik. Groeben (1992:9) menghubungkan motivasi pembaca dengantingkat pemahaman teks. Terjadinya interaksitersebut untuk memperoleh kompetensi verbaltinggi jika ia mampu memahami teks dengantingkat kekompleksan yang tinggi, begitupula sebaliknya. Sedang Koch (1988: xi)melengkapinya dengan keterampilan menulisyang menurutnya menulis merupakan proseskognitif dasar yang

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHINGLEARNING (CTL) SECARA ON.LINE

Contextual kaching and Learning (CTL)adatah suatu proses pendidikan yang bertujuanuntuk membantu siswa memahami maknayang ada pada bahan ajar yangmereka pelajaridengan menghubungkan pelajaran dalamkontek kehidupan sehari-harinya dengan kontekkehidupan pribadi, sosial dan kultural. Untukmencapai tujuan ini, sistem ini mencakup 8

komponen: membuat hubungan yang bermakna,melahirkan kegiatan yang signifikan, belajarsendiri secara teratur, kolaborasi, berpikirkritis dan kreatif, mencapai standar tinggi, danmenggunakan penilain otentik (Johnson, 2003).CTL adalah suatu konsep mengajar dan belajaryang membantu guru menghubungkan kegiatandan bahan ajar mata pelajarannya dengan situasinyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapatmenghubungkan pengetahuan dan terapannyadengan kehidupan sehari-hari siswa sebagaianggota keluarga dan bahkan sebagai anggotamasyarakat dimana dia hidup (PSG Rayon 15

UM. 2008). Herrington (dalam Benson, 2007:62) mengatakan bahwa CTL merupakan model

pembelajaran yang diusulkan oleh Oliver danHerrington pada tahun 2001. Pada model ini,si pembelajar memperoleh kesempatan yangberasal dari kegiatan proses belajar mengajaryang dilakukan secara on-line. Keberhasilanproses belajar mengajarnya bergantung padapeserta didik dan konteks yang dihadapi olehpeserta didik.

Sims (2007:5) mengatakan bahwa padasituasi tertentu konsentrasi si pembelajardalam mengikuti proses belajar mengajardapat dipengaruhi oleh ketersediaan mediap emb el aj ar an s ecar a o nl in e . Meskipun demiki an,

diharapkan pengajar dapat memenuhisemua kebutuhan peserta didiknya dalammenyediakan konten atau bahan ajar yangsesuai dengan kebutuhan. Pertimbangan yangharus dilakukan guru adalah dapatmenyediakanbahan ajar yangsesuai dengan konteks budayayang dimiliki peserta didik. Langkah ini perludilakukan mengingat tidak semua peserta didikdapat dengan mudah mengikuti proses belajarmengajaryang disediakan gurumelalui situs websecara online. Notess (2005: 10) mengatakanbahwa model pembelajaran kontekstual sangatcocok digunakan guru bila peserta didik dapatmemahami konteks budaya yang berkembangdi lingkungannya. Hal ini dapatmempermudahpemahamannya terhadap materi ajar yangdiberikan oleh guru. Guru dapat dengan mudahmenyesuaikan materi ajar y angmenj adi kontenpada situs web sehingga pembelajaran secaraonline tidak akan menemui hambatan. Pesertadidik dapat dengan mudah mengaksesnya darisekaligus dapat melakukan latihan-latihan yangdisediakan oleh guru.

Weller (2005) mengemukakan terdapatbeberapa syarat penggunaan internet sebagaip endukun g pro s e s b el aj ar m en gaj ar antar a lain(1) tersedianya infrastruktur yang memadai.dan (2) adanya pengajar dan pembelajaryang mampu mengoperasikannya. Apabiiatersedia infrastuktur berupa multi media yangtersambung ke jaringan internet, maka denganmudah guru menyediakan konten berupamateri ajar yang sesuai dengan kebutuhanpeserta didik. Di samping itu, bila guru

*,

ffi$,s"&;ssifi*,$.i

Sulis tiyono: Deutsch Zum Spass ll7

t{ariilq,ifiu {rjffutta} Hriren 8le die.zrno;i G.edicflte. Wle reisen tliu Tisru!

rlen peserta didik tidak memiliki hambatandalam mengoperasikan intemet sebagai mediadan sumber bahan pelajaran, maka prosesbelajar mengajar dapat berlangsung denganmenyenangkan. Hal ini jelas menunjukkanbahwa betapa pentingnya seorang guru danpeserta didik dalam menguasai internet sebagaimedia dan sumber belajar. penguasaan dalammengoperasikan media online tersebut menjadimodal utama bagi guru dalam meraih cita_citanya untuk menciptakan pebelajaran yangmenyenangkan. Adanya peran yang maksimaldari seorang guru dalam menyiapkan semuabahan ajar yang terkait dengan penyediaankonten elearning dalam pembelajarannya , agarmampu menciptakan suasana pembelajaranyang menyenangkan yangpada akhirnya dapatmeningkatkan motivasi belajar dan prestasibelajar bagi peserta didik.

Langkah-langkah untuk menyediakanmedia online pembelajaran menurut MicrosoftPeer Coaching Program (Anonim,2006: 2g)meliputi: (1) assess, (Z) set goal, (3) prepare,(4) implement activities, dan (5) refiect/debrief. Langkah ini harus didahului dalamperancangan w eb des igner tutorial yang meliputipenyiapan situs web yang akan digunakan sebagaiwebbase. Pada situs ini harus disediakan fasilitastutorialnya agarpeserta didik dapat dengan mudahmengikuti semua prosedur yang ditawarkan.Untuk mempernudah penjelasan ini disajikanlangkah penyusunan pembelajaran bahasa Jermanyang menyenangkan sebagai berikut.

1. Materi pembelajar an HdrverstehenTema di atas merupakan tema untuk

pembelajaran Hc)rverstehen tentangReisegedichte. Temaini merupakan tema yangzudah tidak asing lagi bagi pembelajar bahasaJerman karena mengelobarasi pengetahuanyang dimiliki oleh pembelajar sebelum merekamelakukan aktivitas menyimak dalam bahasaJerman. Pengetahuan awal dibutuhkan dalamrangka mempeflnudah pemahaman terhadaptema yang disediakan. Dengan demikian,pembelajar sudah tidak kesulitan lagi melakukankegiatan pembelajaran melalui media online.

$rhx.ierige 8nlrchr.irlll*g;fi irl .ll111lpsyi' 1111d zrrrri \l<.iscrrlltsr:ltitrrrtrr e1y 14;1.11y,11\ailt.talzbrtr.g urtcr ( li<,{k;tr.{)i.r sir. rl;rbci r-u lrrril gtl:cn srrll<rr{}{l(:r Jrlrer t liegrr, rrirlt*r, -l}as rtt[ss<rn sic troch lrr:rr:hlirrft*rtl

Sis itrneisr:n

Itt I'larlrlrrrrq lt b{urr ,rnt.[,\rrrr.irt:rr, 'Die rwrlltt:n rlrrlr .lu.rt:.;rlir.rr rrir,..rtlltrirUrtrlr;r irrrl drr (,lhilrnw,:,i)il titlutr illn*lr tiitl l.irirrr rrr,,.trLittrl rlir rt:ririr:lu(.lrrr sirl !r,pi*{.I);*rr lul rlrtr furryt*n llrii rl+r ltrisr,Jdasi,$ ff*{!E,ildtn

Sumber: Funk et.al (2008: 45)

. Tema tersebut terdiri atas dua subtemayaitu Schwierige Entscheiduzg .keputusanyang sulit' dan Die Ameisen,semut-semut,.Apabila dicermati dengan saksama, gambar diatas dengan mudah dipahami oleh pembelajar.Dengan demikian, diharapkan pembelajar dapatmelakukan orientasi pemahaman terhadapgambar yang tersedua untuk mempermudahpemahamannya terhadap wacana lisan dalambahasa Jerman yang dipelaj arinya.

2. Materi pemb elaj ar an Sp re c hfer t i g ke i tKegiatan pembelaj a ran Spre c hfer t i g ke it

ini mengambil tema Alltagsleben yang seringdilaktrkan para peserta didik untuk berdiskusi.Tema ini berisi tentang kegiatan sehari-hari yang sering dilakukan oleh seseorangsehingga bagi pemb elajar sudah tidak asinglagi. Hal ini dibutuhkan untuk mempermudahpemahamannya terhadap isi materi diskusidalam bahasa Jerman. Tema ini digunakanuntuk berlatih berdiskusi dengan melakukanbermain peran. Adapun diskusi dilakukan olehtiga orang. Berdasarkan pemapar an kata-katakunci di atas, diharapkan pembelajar denganmudah melakukan diskusi sesuai dengan peranyang dilakukannya. Teknis penerapan diskusi,pengajar menunjuk tiga peserta didik untukmelakukan diskusi. pengajar memberikanpenjelasan terkait dengan bermain peranmasing-masing anak. Setelah mereka siap,

SErA!}ail Sie di* €e8f sii{*Hr

l1 8 ba$au a sastta, Vol. 12, No. 2, Oktob et 2012

diskusi dalam bahasa Jerman dimulai. Pengajarmemperhatikan materi yang disampaikan ketigaperan tersebut. Bila dirasa peserta didik masingkesulitan dalam melakukan bermain peran,pengajar dapat memutar video compact disc(VCD). Berdasarkan film tersebut, diharapkanpeserta didik tidak lagi kesulitan dalammemainkan perannyu ttit ggrrrakan bahasaJerman.

i.* ;-1.,*. -.r, in' i*t'*'it1."111tr"+*L ?- si-** r"i-o..r,J,,llJr";r,,v -r,.r*:r;ei'.irrtriausn&ndi$c ilaffiiffitffilJffi,ffi***s,rerwi*'iop'rch- - "*il#;;ffi::IY"'rlil*1::;:;; -

":;. r r:.i{dtrr!4t*?-de,-,-_, ,"#;i*e**ii- ,---,o%.n*eotVlW* tic yya ;yllolrefri i rr: mr m ror rwlN.;rtatte.gs d1. *trra.r*ril;*iro*Ji

3 {,f.*{:: -- * ",--td#}e{11r$$i

E#o EJrls#SL' *i+r irleHa., LEBSD,S;E ircil TeYt ond *5&msl* Gis di6 [ftfotffistkBen ih el:ner Tahelle im l{ott'

y,j=#; i**#".;'H;e* i ;:ll,.lrlr,*i i#,::.,,ii * -1:

iti

h] Eohrs[ban 6iE eiren Oioiog mii den ]lofsrm6l:iilften s$ {er Tdkglle itr Autgiihf, $}'

\44 ...i - \,ta$ k4srqr ,".i - iSiLr cr ..,1:' liir: $r:si) ...i

Sumber: Funk, et.al. (2008: 48)

4. Materi pembelaj ar an Schreibfertigkeit

Sumber: Funk, et.al. (2008: 47)

Materi. pembelajaran ini untukSchreibfertigketig. Tema yang diambil mengenaiWo r tfe I d R e i s e n. Latrhan menul is ini di I akukandeilgan cara mengisi dan menandai huruf yangteidapat pada tabel di atas sehingga membentuksebuah kata. Adapun kata-kata yang diisikanmengandung makna tentang Reisen' TemaReisen ini juga tidak asing lagi bagi pesertadidik karena setiap anak sudah melakukanReisen 'piknik'. Tema ini cukup menarik bagipeserta didik karena dalam penyaj iannya seorangpengajar memberikan orientasi mengenai temaReisen. Setelah mereka memahami semua isidan kata-kata kunci, baru kemudian merekadiharuskan menj awab p ertany aansesuai dengandaftar pertanyaan yang terdapat dalam situs we&"

Dengan demikian diharapkan semua pesertadidik dapat menguasai semua pertanyaanyangtersedia. Adapun kunci jawaban dapat diaksespada media online yang disediakan.

&*ssii{rffi si6 !fi Xursi !fiJbfi $ar ash{icr? W66 isf il iE*rdg b$'itf llb*m*rnf

Sumber: Funk, et.al. (2008: 53)

3. Materi pembelajaran Les everstehenMateri pembelajaran Leseverstehen ini

mengambil tema hotel. Hal ini tentu sudahsangat familier di kalangan peserta didik' Temaini juga dekat dengan kehidupan sehari-harit urenu memuat istilah yang lazim digunakanuntuk berkomunikasi sehari-hari, seperti:Zimmer'kamar', das Hotel 'hotel', Strand'pantai', Tennisplatz 'lapangan tenis' dsb.Berdasarkan tema yang sudah tidak asing lagibagi peserta didik, diharapkan mereka langsungdapat terintegrasi dengan situasi yang terdapatdalam teks tulis tersebut. Teknis penjajiannyaadalah pengajar memberikan penjelasanmengenai kata-kata kunci. Kemudian melatihmembaca dengan lautsprechen. Setelah semuapeserta didik sudah melakakannya, kemudianmereka harus mengerj akan latihan-latihan yangtelah disediakan.

SIMPULANBerdasarkan pembahasan tersebut di atas,

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaraninovatif bahasa Jerman yang menyenangkanini meliputi hal-hal sebagai berikut.l- Pengajar harus mampu menyediakan

bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhanpeserta didik. Dengan demikian, bahan ajaryang harus dipelajari oleh peserta didiktidak mudah membosankan dan bahkancenderung dapat meningkatkan minat danmotivasi belajar peserta didik.

2- Pengajar harus mampu menyediakan mediaonline untuk media pembelajarannya.Adapun langkah yang dilakukan harusmendesain web sebagai media dansekaligus sumber belajar bagi peserta didik.Kemudian menyediakan konten bahan ajaryang disesuaikan dengan kebutuhan pesertadidik. Pengajar harus jeli dalam memilihtema yang sesuai dengan keinginannyaagaranak sering mengunjungi situs web.

3- Penyajian secara online ini dapat diaksesdari manapun juga peserta didik berada. Halini memudahkan proses pembelajaran yangtanpa mengenal waktu dan tempat. Setiapsaat peserta didik dapat mengunjungi situsweb yang menjadi media belajarnya. Disamping itu, peserta didik dapat melakukanlatihan-latihan sesuai dengan keinginan.Demikian juga tersedia lembar jawabanyang dapat digunakan untuk mengontroljawaban yang telah dikerjakan. Pesertadidik dapat mengecek sendiri dan belajarsendiri di rumah. Hasil dari pengecekantersebut sekaligus dapat untuk mengetahuiberapa skor nilai yang diperolehnya.

4- Deutsch zum ,lpass benar-benar dapatmenyenangkan bagi peserta didik sehinggadapat meningkatkan minat dan motivasibelajarnya.

UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan terima kasih kepadapanitia Forum Ilmiah FPBS UPI (SeminarInternasional Pemikiran-Pemikiran Inovatifdalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni dan

$u&Ttip: Dawhtunfur ll9

Pembelajarannya) yang telah memberikankesempatan kepada penulis untuk menyajikanhasil tulisan ini, juga kepada pengurus jurnalilmiah bahasa & sastra atas diterbitkannyaartikel ini.

PUSTAKA RUJUKAN.Anomim. 2006. Partner in Learning. Microsoft

Peer Coaching Program V2: Handbook.USA: PugetSoundcenter for Teaching andLearning Technology.

Beile, Werner. 1983. Zielsprache Deutsch.Bonn-Bad Godesberg: Internationes.

Benson, Robyn and Gayani Samarawickrema.2007 . " kaching in context : Some implicationsfor e-learning design" in Proceedings asciliteSingapore.

Beyer, H., & Holtzblatt, K. 1998. ContextualDesign : Defining Customer-Centered Systems.San Francisco, Calif.: Morgan Kaufmann.

Caroll, Brendon J. 1980. Testing CommunicativeP erformance. Oxford: Pergamon Press.

Fox, Anne. 2008. Using Podcast in theClassroom. TESL-EJ Journal. March 2008.Volume 11, Number 4 via http://www.virtuallanguageschool. com/english.

Funh Kuhn, Demme.2008. Studio D-A2. Deutschals Fremdsprache. Kurs- und Obungsbuch.Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi.

Groeben, Norbert. 1992. Leserpsychologie:Texty e r s t cin dn is - Tex tv er s t cin dl i c h ke i t .

Westfallen: Achendorf Milnster Press.Koch, Carl F.S.C and James M. Brazil. 1988.

Strategies for Teaching the CompositionProcess. Illinois: National Council ofTeacher of English.

Nida, Eugene A. 1980. Learning ForeignLanguage. Machigan: Friendshing Press.

Notess, Mark. 2005. Understanding andRepresenting Learning Activity to SupportDesign: A Contextual Design Example.Bloomington, Indiana USA: Digital LibraryProgram Indiana University.

PSGRayon 15 UM. 2008. Model Pembelajaran.Malang: Universitas Malang.

Shaw, Michael. 2009. (Contextual and Mttdted)Learning Objects in The Context of Design

l2O ba$aua sutro,Yol. l2,No. 2, Oktobet 2012

Learning and (Re)Use. Publicly releasedunder the GFDL license agreement (http:llen.wikipedia. org/wiki/GFDl) ; as discussed(trttp :Zen.witipeAa.or8/wlearning:object)

Sims, Rod and Elizabeth Stork. 2007. Designfor Contextual Learning: Web-basedEnvironments that Engage Diverse Learners.USA: Capella University.

Sterling, Bruce. 2002. Short History of teheInternet. Download dari Sumber URL: ht'/'ryt I Iwww. forthnet. grlforthnet/isoc/short.history.of.internet.

Susan, Feez. 1998 . Text-based Syllabus Design.Sydney: National Centre for EnglishLanguage Teaching and Research.

Triyono, Sulis. 2010. "Sebuah AlternatifModel Pembelajaran Bahasa Jerman melaluiWebbase Learning" dalam ImplementasiPembelaj aran B ahas a Asing dalam PrespektifGlobal. Proseding Seminar Internasional.Yogyakarta: Pendidikan Bahasa PerancisFBS UNY.

Triyono, Sulis. 2011. "PengintegrasianPendidikan Karakter dalam PembelajaranBahasa Jerman" dalam Pengajaran BahasaAsing dan Pendidikan Karakter ProsedingSeminar Nasional. Yogyakarta: PendidikanBahasa Jerman FBS UNY.

Wbller, Frank. 200 5 . L ern s tr at e gien. Downloaddari Sumber URL http://www.multimedia-internet. com/e-j ournal/index. html.

bahasa & sasttaJurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya

Diterbitkan atas kerjasama Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPI denganAsosiasi Pengajar Bahasa lndonesia (APBI), merupakan berkala ilmiah yangmempublikasikan hasil penelitian dan pemikiran di bidang bahasa, sastra, danpembelajarannya;dikelola secara profesionaldengan melibatkan para ahli (mitra bestari)dariberbagai perguruan tinggiterkemuka;ditulis oleh para peneliti, pengajar, dan peminatmasalah bahasa, sastra, dan pembelajarannya; dan dipersembahkan kepadamasyarakat akademik bidang bahasa, sastra, dan pembelajaran nya.

tssN 1412-0712