Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

21
Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor SELEKSI BERULANG (RECURRENT SELECTION)

description

Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor. SELEKSI BERULANG ( RECURRENT SELECTION ). Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor. SELEKSI BERULANG FENOTIPE a. SELEKSI DIDASARKAN PADA FENOTIPE INDIVIDU TANAMAN b. TIDAK MENGGUNAKAN UJI KETURUNAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Page 1: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

SELEKSI BERULANG

(RECURRENT SELECTION)

Page 2: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

1.SELEKSI BERULANG FENOTIPE

a. SELEKSI DIDASARKAN PADA FENOTIPE INDIVIDU TANAMAN

b. TIDAK MENGGUNAKAN UJI KETURUNAN.

Page 3: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

PADA SETIAP DAUR SELEKSI BERTUJUAN :

1. MENGIDENTIFIKASI TANAMAN UNGGUL (SUPERIOR) SECARA INDIVIDU, dan

2. AGAR TERJADI KAWIN ACAK ANTARA TANAMAN TERSELEKSI.

METODE INI BERMANFAAT UNTUK SIFAT DENGAN HERITABILITAS TINGGI, SEPERTI: KADAR MINYAK DAN PROTEIN.

Page 4: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

PROSEDUR SELEKSI :

1.MASING-MASING TANAMAN TERSELEKSI DILAKUKAN KAWIN SENDIRI (SELFING)

2.TANAMAN TERSELEKSI DITANAM DALAM BARIS, KEMUDIAN DILAKUKAN SALING-SILANG (INTERCROSS).

Kedua tahap tersebut di atas membentuk satu siklus (daur)

Page 5: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

3.MEMASUKI SIKLUS KEDUA, KETURUNAN DARI SIKLUS PERTAMA DILAKUKAN SELEKSI DAN KAWIN SENDIRI KEMBALI.

4.DEMIKIAN SETERUSNYA.

Page 6: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

DENGAN ADANYA PROSES KAWIN ACAK INI, MAKA PROGRAM SELEKSI BERULANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MERAKIT VARIETAS HIBRIDA atau VARIETAS-OP

Page 7: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

dst

Seleksi dan selfing

Saling silang

Seleksi dan selfing

Saling silang

Seleksi Massa

Daur 0

Daur 1

Page 8: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

2. SELEKSI BERULANG UNTUK

DAYA GABUNG UMUM

Seleksi ini dimaksudkan untuk menilai daya gabung umum tanaman yang dipilih dari populasi dasar.

Penilaian ini diarahkan kepada potensi genotipe tanaman terpilih, jadi bukan fenotipenya.

Jadi ada uji progeni.

.

Page 9: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

Diharapkan dpt meningkatkan program seleksi untuk sifat yang heritabilitasnya rendah.

Prosedur dasar, sama dengan seleksi berulang biasa, namun dengan adanya uji keturunan pekerjaan seleksi lebih rumit dan membutuhkan fasilitas dan waktu lebih banyak.

Page 10: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor
Page 11: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

Daur pertama : Seleksi pada populasi dasar, kemudian tanaman terseleksi dilakukan selfing. Kelompok tanaman terseleksi ini disebut S0. Keturunan dari hasil selfing disebut S1.

Selanjutnya galur S1 disilangkan dengan tanaman penguji (Tester). Berarti galur S1 sebagai betina. Keturunan dari persilangan ini digunakan untuk mengetahui daya gabung masing-masing tetua (galur S1 di atas).Akhirnya dapat diketahui galur-galur yang dianggap unggul (superior).

Page 12: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

Sisa benih galur-galur S1 yang dinilai unggul dipergunakan untuk membentuk populasi kawin acak. Lokasi kawin acak ini harus terisolasi dari sumber tepung sari lain.

Dapat pula dilakukan silang dialel antar galur-galur S1 tersebut. Populasi ini sebagai bahan seleksi untuk daur berikutnya, yang prosesnya sama seperti tersebut di atas.

Page 13: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

Program ini dapat dilaksanakan beberapa daur sehingga hasil yang dicapai mendekati atau sesuai dengan harapan pemulia.

Program ini dapat diarahkan untuk merakit varietas sintetis bagi tanaman menyerbuk silang atau sebagai perbaikan populasi yang akan dijadikan bahan pemuliaan untuk perakitan varietas hibrida.

Page 14: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

TESTER :

1. Varietas bersari bebas yang tidak ada hubungannnya dengan tanaman yang diuji, yakni : pengujian silang puncak (top cross)

2. Varietas bersari bebas asal galur S1.

3. Suatu populasi yang terdiri dari tanaman dengan produksi rendah dan dipilih dari varietas bersari bebas asal galur S1.

4. Keturunan dari suatu silang ganda.

Page 15: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

3. SELEKSI BERULANG

UNTUK DAYA GABUNG KHUSUS

Prosedur seleksi ini sama dengan seleksi untuk DGU.

Perbedaannya terletak pada tanaman pengujinya (Tester). Pada seleksi untuk DGK dipergunakan galur murni atau keturunan persilangan dua galur murni (hibrida).

Page 16: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

Ciri program ini adalah terjadinya peningkatan produksi tanaman keturunan dari populasi dengan penguji

Program ini bermaksud untuk meningkatkan keturunan melalui uji DGK atau untuk memperoleh suatu populasi yang lebih baik sebagai bahan dalam seleksi galur-galur murni dengan daya gabung khusus tinggi.

Page 17: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

Program ini diharapkan lebih efektif dibanding seleksi berulang untuk DGU dalam memperoleh tanggap seleksi untuk karakter produksi.

Namun pada beberapa penelitian tanaman jagung menunjukkan bahwa apabila ragam aditif dua kali lipat dari ragam dominan maka seleksi untuk daya gabung umum lebih efektif.

Page 18: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

4. SELEKSI BERULANG RESIPROK

Seleksi ini berdasarkan uji keturunan untuk mengevaluasi galur, berdasarkan DGU dan DGK

Seleksi berulang untuk DGU memanfaatkan adanya ragam aditif, sedang seleksi berulang untuk DGK memanfaatkan ragam dominan.

Oleh karena itu, seleksi berulang resiprok menyeleksi sekaligus untuk DGU dan DGK, guna meminimalkan kelemah dua metode seleksi tersebut di atas.

Page 19: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

Program seleksi berulang resiprok menggunakan dua populasi heterogen dan heterozigot, yang masing-masing digunakan baik sebagai populasi bahan seleksi maupun penguji.

Misalnya digunakan populasi A dan B. Apabila populasi A dijadikan bahan seleksi maka populasi B sebagai penguji (tester).

Sebaliknya bila B sebagai bahan seleksi maka A sebagai penguji (tester). Proses seleksi ini untuk kedua populasi ini berjalan bersamaan.

Page 20: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor

A B

Page 21: Bogor Agricultural University Institut Pertanian Bogor

Bogor Agricultural University

Institut Pertanian Bogor