Boe newsletter edisi 4

12
Laporan Berkala untuk Anggota, Alumni, dan Stakeholders Newsletter EDISI KE-4

description

kegiatan boe selama semester kedua tahun 2014

Transcript of Boe newsletter edisi 4

Page 1: Boe newsletter edisi 4

Laporan Berkala untuk Anggota, Alumni, dan StakeholdersNewsletter

EDISI KE­4

Page 2: Boe newsletter edisi 4

economica

1

Badan Otonom Economica kembali dengan produk idealisnya yang juga menjadi bagian dari sejarah munculnya organisasi ini, Majalah Economica (ME). Majalah Economica diterbitkan secara rutin sebanyak dua kali dalam setahun. Pada setiap edisinya, ME selalu mengangkat tema-tema menarik yang aktual dan relevan dengan kondisi saat ini. Berbagai macam tulisan dari berbagai sudut pandang mulai dari segi ekonomi, sampai sosial budaya tersaji dalam majalah yang menjadi produk idealis kebanggaan Badan Otonom Economica ini.

Saat ini ME sudah mencapai edisi ke-53. Menyesuaikan dengan waktu terbit, ME 53 mengangkat judul �MEA 2015: Menengok Manisnya Industri Indonesia�. Akhir tahun 2015 adalah awal dari pelaksanaan integrasi ekonomi antarnegara ASEAN yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu, ME kali ini menilik kondisi dan kesiapan sektor industri di Indonesia dalam menghadapi kompetisi dibalik kerjasama regional ini. Kami membaginya ke dalam beberapa tulisan utama (tulut).

Majalah Economica 53

Page 3: Boe newsletter edisi 4

newsletter

2

MEA 2015: Menengok Manisnya Industri IndonesiaPada edisi kali ini, kami menghadirkan empat buah tulut. Tulut pertama adalah

pembahasan mengenai AEC secara umum yakni pembentukan dan implementasinya nanti saat dilaksanakan. Tulisan ini juga menyinggung kebijakan-kebijakan ASEAN dan kesiapan Indonesia saat ini. Lanjut ke tulut kedua, sudah mulai dibahas sektor tertentu, yakni industri pariwisata. Sejak MEA mulai terdengar gaungnya di Indonesia, sektor ini dianggap paling siap. Di sisi lain, ada juga kebijakan ASEAN Single Destination yang akan berpengaruh pada sektor pariwisata. Tim ME 53 menelusuri kesiapan, potensi dan juga hambatan dari sektor ini.

Tulut ketiga, ME 53 menelusuri sektor CPO atau minyak kelapa sawit. Tulisan ini menjelaskan bagaimana dampak MEA terhadap industri CPO yang selama ini menyumbang banyak devisa ke GDP Indonesia. Terakhir, tulut keempat mengupas dari sektor otomotif. Selain disebut paling siap, otomotif juga terus tumbuh pesat beberapa tahun terakhir. Namun bukan berarti tanpa hambatan.

Dalam empat tulut ini, kami menghadirkan berbagai narasumber dari ranah yang berbeda-beda seperti Tan Tai Hiong (Kepala Divisi Sektor Jasa dan Investasi di Sekretariat Asean), Ida Trisnasari (Ketua Lembaga Serti�kasi Sektor Pariwisata), Fadhill Hasan (Direktur Eksekutif GAPKI), Subronto Laras (Presiden Komisaris PT Indomobil), dan masih banyak lagi.

Mendukung tema dan tulisan utama, ada juga rubrik lain yang masih membahas seputar ASEAN Community. Mulai dari �Secangkir Teh� yang berisi opini dari Sekretaris Umum BOE periode 2013/2014, Ivan Indrawan, tentang hambatan dalam MEA, �Politik Hukum� yang membahas tentang ASEAN Political Security Community (APSC), hingga �Sudut Pandang� tentang free �ow of capital dari pandangan Muliaman Hadad.

Mengusung tema yang meng-Indonesia, ada beberapa rubrik yang mengusung isu dari berbagai bidang. Sebut saja �Sosial� yang membahas evaluasi MDGs di Indonesia terkait pengentasan kemiskinan setelah lima belas tahun berjalan. Ada �Ekonomi Populer� yang memuat tulisan alumni BOE mengenai MEA dilihat dari sisi sumber daya manusia, �Kajian� yang mendiskusikan tentang Koperasi, juga �Penelitian� yang membahas hasil Penelitian Daerah (Pindar) 2014 tentang dampak erupsi Merapi tahun 2010 terhadap desa di sekitarnya. Kemudian simak juga wawancara eksklusif tim ME 53 dengan Emil Salim mengenai hubungan antara Lingkungan dan Ekonomi.

ME 53 juga menghadirkan rubrik-rubrik ringan yang menarik untuk dibaca. Ada �Seni Budaya� yang membahas tentang nasib kesenian kuda lumping di masa kini. Kemudian �Komunitas� yang membahas tentang Sokola, komunitas yang berperan menjadi pengajar bagi �anak-anak rimba�. Untuk �Kesehatan� kami membahas tentang sebuah terobosan medis terbaru yakni Sel Punca. Dalam �Lingkungan� kami membahas tentang peran ekowisata dalam menjaga kelestarian lingkungan. Yang tak kalah seru juga ada �Senarai� yang memuat puisi terbaru dari pujangga besar Indonesia, Sapardi Djoko Damono. Di samping itu juga masih ada rubrik-rubrik menarik lainnya seperti Peluang, Teknologi, Yang Terlupakan, Jelajah, Igauan, dan Pojok yang akan membuat Anda betah membaca majalah ini sampai lembar terakhir.

Page 4: Boe newsletter edisi 4

economica

3

Perempuan dan agama. Dalam abad-abad penuh dinamika perjalanan hidup manusia, relasi antara kedua entitas ini banyak diwarnai stigma dan prasangka. Stigma dan prasangka menggiring relasi antara perempuan dan agama menjauh dari kondisi ideal yang didambakan oleh berbagai pihak yang mendamba keharmonisan relasi antara keduanya. Jauh panggang dari api adalah sekelumit kata yang dapat terucap jika kita berkaca pada relasi antara perempuan dan agama, terutama Islam, di era post-modern ini. Fundamentalisme yang kelewat keras dalam hidup beragama, khususnya yang selama ini terstigma pada agama Islam, menyebabkan perempuan cenderung d iper lakukan diskriminatif dibandingkan dengan laki-laki y a n g m e r u p a k a n p a r t n e r n y a d a l a m membangun dunia dan mengejar surga. Diskr iminasi yang dia lamatkan pada perempuan ini menyebabkan terbatasnya

ruang gerak perempuan dalam mengekspresikan dirinya. Pada akhirnya, potensi perempuan sebagai manusia seutuhnya terhambat untuk tampak ke permukaan, belum lagi untuk memberi energi bagi perubahan. Namun sekali lagi, semua itu hanya stigma dan prasangka. Silang pendapat menyoal relasi antara perempuan dan agama masih bertebaran dari berbagai perspektif dengan berbagai basis sudut pandang yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lainnya. Selama manusia masih belum sempurna, relasi antara kedua entitas ini akan terus diwarnai dengan warna-warni pemikiran manusia.

Muslimah Reformis: Perempuan Pembaru Keagamaan merupakan buku yang menghadirkan perspektif pemikiran baru dalam menyikapi relasi antara perempuan dan agama dalam era post-modern ini. Alih-alih mengajak para muslimah untuk memberontak dan bersikap separatis terhadap Islam, buku ini mengajak perempuan pada umumnya dan perempuan Islam pada khususnya untuk membuka diri terhadap ruang-ruang pemikiran baru dalam Islam, yang pada dasarnya sangat terbuka terhadap peran kaum perempuan. Lebih jauh, buku ini juga mengajak para muslimah untuk berani melawan hegemoni tafsir

BEDAH BUKU

MUSLIMAH REFORMIS:PEREMPUAN PEMBARU KEAGAMAAN

DIVISI KAJIAN BADAN OTONOM ECONOMICA FE UI

Page 5: Boe newsletter edisi 4

newsletter

4

yang bias gender dan cenderung mendiskriminasi kaum perempuan. Atas dasar kesegaran pemikiran itulah, Divisi Kajian Badan Otonom Economica Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bekerjasama dengan Megawati Institute mengadakan Bedah Buku Muslimah Reformis: Perempuan Pembaru Keagamaan karangan Siti Musdah Mulia yang diisi oleh Siti Musdah Mulia sendiri selaku pengarang buku dan dua orang pemebedah, yaitu Mariana Amiruddin yang merupakan Dewan Direksi jurnal Perempuan dan Mohammad Monib selaku akademisi dalam studi Islam kontemporer.

Bedah Buku Muslimah Reformis: Perempuan Pembaru Keagamaan ini dibuka oleh sambutan dari Esensia Kasih selaku ketua pelaksana dari Bedah Buku kali ini, untuk kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Monica Ayu Danastri selaku Pengurus Inti Badan Otonom Economica. Setelah pembukaan seremonial, acara dilanjutkan dengan pengenalan ketiga pembicara oleh Adimas Hanindika selaku moderator dan dilanjutkan penyampaian materi bagian pertama oleh Siti Musdah Mulia sebagai tokoh intelektual dibalik pemikiran-pemikiran buku Muslimah Reformis ini. Dalam penyampaian materinya, Siti Musdah Mulia menekankan bagi kaun perempuan untuk bangkit melawan budaya patriarki yang sudah sedemikian mengakar kuat di dalam masyarakat kita, terutama dalam agama Islam. Siti Musdah Mulia menyoroti pada adanya fenomena �ajaran Islam yang melawan nilai-nilai Islam� yang cenderung mendiskriminasi ruang gerak kaum perempuan. Salah satu contoh dari poin Siti Mushda Mulia ini adalah mengenai konsoep tauhid yang mendasari agama Islam. Konsep tauhid sendiri yaitu mengakui keesaan Allah SWT. Meskipun demikian, jika kita bertolak lebih dalam lagi, konsep tauhid ini mengantarkan kita pada pengakuan bahwa semua manusia adalah setara sebagai ciptaan Tuhan. Hal ini berarti diskriminasi terhadap wanita tidak dapat dibenarkan mengingat kesetaraan perempuan dengan lelaki. Tauhid mengharuskan kita untuk meyakini prinsip keadilan bagi semua manusia. Tauhid juga meyakinkan kita, hanya Tuhan Yang Maha Esa patut disembah, selain-Nya adalah tuhan-tuhan palsu belaka. Intinya, keyakinan tauhid mengharuskan kita berjuang untuk kebebasan manusia dari segala bentuk ketidakadilan, kezaliman, diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan atas dasar apapun, termasuk yang mengatasnamakan agama. Berjuang melakukan amar makruf nahy munkar (upaya-upaya transformasi dan humanisasi) demi kemashlahatan umat manusia dan terwujudnya masyarakat yang adil, makmur dan berkeadaban. Selain menggali lebih dalam konsep tauhid, Penggalian lebih dalam akan isu ulama perempuan, perempuan pemimpin, hingga perempuan dalam kebijakan publik juga disinggung untuk semakin mendorong ide reformasi keagamaan bagi perempuan.

Sesi kemudian dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Mohammad Monib. Dari materi yang disampaikan, dapat ditangkap bahwa beliau sangat mendukung ide-ide yang disampaikan oleh Siti Musdah Mulia, terutama ide-ide yang berbasis pada buku Muslimah Reformis. Lebih dalam lagi, salah satu poin yang mendapat penekanan lebih dari Mohammad Monib adalah mengenai pernikahan beda agama yang ramai diperbincangkan oleh khalayak di Indonesia. Menurut Mohammad Monib, pernikahan beda agama yang selama ini dianggap ilegal dalam perspektif Islam, sebenarnya legal jika mengacu pada Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam (CLD KHI) yang mereformasi de�nisi nikah,

Page 6: Boe newsletter edisi 4

economica

1

economica

5

posisi suami-isteri, kewajiban suami-isteri, poligami, anak di luar nikah, batas minimum usia nikah bagi perempuan, serta terobosan-terobosan lain yang sedikit banyak mengangkat derajat kaum perempuan.

Pada sesi terakhir, Mariana Amiruddin yang merupakan nama besar dalam dunia pergerakan perempuan di Indonesia mengajak peserta untuk menggali lebih dalam lagi konsep Muslimah Reformis dengan menggunakan perspektif feminisme. Berangkat dari perspektif gelombang ketiga feminisme, Mariana berpendapat bahwa agama bukanlah �tokoh antagonis� dalam pergerakan perempun. Melalui berbagai penelitian kembali terhadap teks-teks kitab suci dan agama, sejarah kitab suci dan agama, memaknai kembali teks-teks tersebut dalam konteks sejarahnya, yang lebih radikal dari itu, melakukan dekonstruksi terhadap simbol-simbol di dalam teks tersebut secara konseptual tentang Tuhan dan Kesucian, gelombang ketiga feminisme justri berpendapat bahwa agama, dalam hal ini agama Islam, memberikan ruang yang luas bagi perempuan untuk berkespresi dan memaksimalkan potensi dirinya dalam berbagai bidang serta memutus rantai diskriminasi terhadap perempuan.

Dalam ranah dunia pemikiran, Mariana berpendapat bahwa pemikir-pemikir feminis muslim begitu pesat berkembang. Organisasi-organisasi keagamaan misalnya seperti NU dan Muhammadyah melahirkan banyak tokoh perempuan dan laki-laki yang mengemukakan bagaimana wajah Islam yang lebih manusiawi terhadap perempuan, dengan menyoroti bagaimana Islam adalah ajaran yang berakar pada gagasan tentang kesetaraan gender melalui konsep Tauhid, dan mempertanyakan kembali (re-interpretasi) budaya patriarki dalam ajaran Islam melalui Al-Qur'an dan hadits serta syariah (hukum) untuk mewujudkan masyarakat yang lebih setara dan adil.

Pada bagian akhir, Mariana menutup materinya dengan kesimpulan bahwa dari banyak tema-tema feminis yang diantaranya berbicara tentang kekerasan, reproduksi, kepemimpinan, atupun ibadah, sesungguhnya tidak berseberangan dengan ajaran agama itu sendiri. Solusi dari buku ini kemudian menuju pada pentingnya merekonstruksi dakwah

Page 7: Boe newsletter edisi 4

newsletter

6

untuk kepentingan perempuan, s a m p a i p a d a a g e n d a a k s i perempuan muslimah melalui organisasi agama, yang tujannya untuk menjad motor bagi perubahan kehidupan umat manusia ke arah yang lebih baik . Hal Ini dalam rangka mengartikulasikan bahwa peran muslimah dalam masyarakat tidak dapat dipandang sebelah mata dan muslimah dapat menghadirkan perbedaan yang signi�kan menuju Islam yang rahmatan lil alamin.

Setelah mendengar materi yang disampaikan oleh ketiga tokoh pergerkan perempuan tadi, sesi diskusi digelar oleh moderator bagi

pihak-pihak yang ingin berpendapat ataupun mengajukan pertanyaan. Beberapa poin pernyataan ataupun pertanyaan yang menarik muncul dalam forum dan menjadi basis dari diskusi yang hangat. Dari sekian pertanyaan dan pernyataan yang muncul, pernyataan menarik muncul dari salah seorang Bapak yang berasal dari Ahmadiyah. Menurut opini Bapak tersebut, keberadaan muslimah reformis yang memperjuangkan perombakan struktur dengan tujuan terciptanya masyarakat yang lebih baik sangat dibutuhkan mengingat pada dasarnya perempuan ataupun laki-laki memiliki jiwa, hak, dan kewajiban yang sama. Hal tersebut berarti keberadaan muslimah reformis bukan menggiring perempuan menjauhi kodratnya seperti yang disuarakan oleh para fundamentalis, namun justru mendekatkan dan membawa lagi perempuan kepada kodrat aslinya yang merupakan manusia seutuhnya dan setara dengan laki-laki.

Pada akhirnya, sitgma dan prasangka yang mengaitkan Islam dan perempuan sebagai musuh hanya sebatas stigma dan prasangka belaka. Kajian lebih mendalam akan teks dan konteks agama Islam belakangan justru menunjukkan adanya ruang berekspresi yang luas bagi perempuan dalam konteks Islam dan diskriminasi yang selama ini berlandaskan pada tafsir teks dan bahkan konteks bukan merupakan tafsir �nal. Masih ada tafsir-tafsir alternatif berlandaskan teks dan konteks yang menjadi kontra-diskriminasi dari berbagai diskriminasi yang selama ini dialami oleh perempuan. Akhirnya, nilai-nilai dalam agama, terutama dalam hal ini nilai-nilai agama Islam, justru membimbing manusia pada umumnya dan perempuan pada khususnya menuju terbentuknya manusia yang sepenuh-penuhnya manusia.

Jadi, masihkah Anda berpendapat bahwa perempuan dan agama ditakdirkan berseberangan?

(Disarikan dari berbagai sumber)

Page 8: Boe newsletter edisi 4

economica

7Urban Research merupakan salah satu program kerja dari Divisi Penelitian Badan

Otonom Economica. Urban Research adalah program penelitian yang dilakukan di kawasan perkotaan (urban) yang dilaksanakan secara rutin di tiap periode kepengurusan. Setiap rangkaian Urban Research selalu mengusung tema yang menarik nan aktual. Hasilnya diharapkan akan bermanfaat bagi berbagai kalangan.

�Tingkat Delikuensi Anak terhadap Penyalahgunaan Narkoba : Analisis Studi Kasus Lapas Anak Tangerang�

Pada Urban Research kali ini, tema yang diusung adalah kenakalan pada anak, yaitu �Tingkat Delikuensi Anak terhadap Penyalahgunaan Narkoba : Analisis Studi Kasus Lapas Anak Tangerang�. Penelitian diadakan di Lembaga Pemasyarakatan Anak yang terletak di Tangerang. Penelitian di daerah perkotaan kali ini mempunyai tiga tujuan utama. Tujuan pertama adalah mencari faKtor-faktor penyebab kenakalan anak-anak tersebut; kedua adalah mencari cara penanggulangan yang tepat dari kenakalan anak dan; ketiga adalah mencari tahu biaya kriminalitas dari kenakalan anak tersebut.

Urban Research dilaksanakan pada 15 November 2014. Penelitian melibatkan 38 orang surveyor yang seluruhnya merupakan anggota aktif Badan Otonom Economica. Sementara untuk respondennya berjumlah 21 orang yang terdiri dari 18 orang penghuni Lapas Anak Wanita Tangerang, dua petugas lembaga pemasyarakatan, dan seorang kepala lembaga pemasyarakatan. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk narasi dan jika memungkinkan, gra�k.

URBAN RESEARCH

Page 9: Boe newsletter edisi 4

newsletter

8

Documentary Days 2014, festival �lm dokumeter pertama dan terbesar yang diadakan oleh mahasiswa, diadakan pada tanggal 24, 25 dan 29 November 2014. Acara ini berlangsung dengan ramai, sekitar 150 orang lebih datang setiap harinya untuk menonton �lm-�lm dokumenter pilihan dan partisipan dalam Documentary Film Competition, salah satu rangkaian acara Documentary Days. Mengusung

tema besar �Voice of the Voiceless�, acara ini berhasil mendatangkan lebih dari 400 orang yang antusias dan tertarik dengan �lm dokumenter.

Documentary Days yang dinaungi oleh Badan Otonom Economica, organisasi jurnalistik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), bertujuan untuk meningkatkan kesadarn dan antusiasme masyarakat terhadap �lm dokumenter, suatu medium audio visual untuk menyuarakan pemikiran-pemikiran kita. Documentary Days 2014 berhasil menggandeng beberapa komunitas �lm dokumenter terkemuka seperti Kampung Halaman, Halaman Papua, Indocs, dan lain-lain. Film-�lm menarik seperti �Jenitri�, �Kontak Julio�, �Job (un)Fair� yang diputarkan saat Screening In dan Screening Out berhasil mendapatkan perhatian dari pelbagai kalangan penonton.

Rangkaian acara Documentary Days terdiri dari kegiatan pre-event yaitu Documentary Film Competition dan main event yang terdiri dari Screening In, Grand Discussion, Screening Out, dan Awarding Night. Screening In diadakan di Auditorium FEB UI, Depok, pada tanggal 24 dan 25 November 2014. Saat Screening In, Documentary Days memutarkan �lm-�lm dari komunitas dan lomba yang dinikmati oleh warga UI dan kampus sekitar.

Puncak dari Documentary Days 2014 adalah acara Screening Out dan Awarding Night yang diadakan pada tanggal 29 November 2014 di XXI Taman Ismail Marzuki, Cikini. Mayoritas penonton adalah masyarakat umum, para peserta lomba, dan juga mahasiswa Institut Kesenian Jakarta yang lokasi kampusnya berada dekat dengan tempat Documentar Days diadakan.

Awarding night merupakan malam penganugrahan terhadap para pemenang �Documentary Film Competition�. Penyabet penghargaan Documentary Days 2014 adalah �Jampi gugat� yang mendapat juara pertama dan ide cerita terbaik; �Jenitri� yang mendapatkan best cinematography dan juara kedua serta; �Kontradiksi� yang berhasil menjadi juara ketiga. Documentary Days 2014 resmi berarkhir seiring pemutaran �lm �Jampi Gugat� yang menyaber juara pertama.

DOCUMENTARY DAYS 2014

Page 10: Boe newsletter edisi 4

economica

Mini Economica merupakan salah satu produk Badan Otonom Economica yang berfungsi sebagai wadah bagi penyaluran gagasan-gagasan yang dipunyai oleh civitas academica Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam bidang keilmuan untuk memberikan solusi bagi problematika masyarakat.

Mini Economica 44 terdiri dari 15 hingga 20 artikel ilmiah dalam bahasa Inggris atau Indonesia. Komposisi artikel ilmiah dalam Mini Economica 44 berisi 3 tulisan dosen, 6 artikel ilmu ekonomi, 3 artikel manajemen, dan 3 artikel akuntansi. Untuk menjaga kualitas Mini Economica, dosen mitra bestari Mini Economica akan berperan sebagai reviewer tulisan yang masuk. Dengan demikian maka kualitas jurnal yang diterbitkan dalam Mini Economica 44 akan terjaga. Mini Economica 44 juga memberikan ruang bagi dosen FE UI untuk menerbitkan tulisan. Kali ini, tim Mini Economica 44 bekerja sama dengan I Dewa Gede Wisana (Ilmu Ekonomi), Dr. Tubagus Chairul Amachi (Akuntansi), dan Ledi Trialdi (Ilmu Ekonomi).

Artikel dalam Mini Economica 44 ini memiliki topik-topik yang menarik. Diantara tulisan-tulisan tersebut, ada Legislature Role in Local Government Financial Management karya Dyah Setyaningrum, Test of U-Kuznets Theory: A Case Study In Indonesia, China And Brazil karya Dimas M Anwar, Pengaruh APBD Dana Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan Terhadap Kesejahteraan karya Gallant Pratama S., dan masih banyak lagi tulisan-tulisan menarik dan bermanfaat untuk dibaca!

Mini Economica 44

9

Page 11: Boe newsletter edisi 4

newsletter

Badan Otonom Economica kembali membuat inovasi dengan proker barunya yaitu 'Documetarica'. Documentarica merupakan sebuah �lm dokumenter mengenai isu-isu dalam negeri terkini yang bertujuan untuk menyampaikan berita dan informasi secara lugas berdasarkan riset mendalam, namun dalam tampilan visual sehingga lebih menyegarkan dan tidak menjenuhkan serta membangun awareness mahasiswa terhadap isu dan permasalahan aktual yang terjadi di lingkungan sekitar sekaligus sebagai sarana yang mengakomodasi kebutuhan akan wadah menyalurkan aspirasi dan kebebasan berkarya.

Tahun ini Documentarica mengangkat isu mengenai krisis air bersih di Jakarta. Hal ini didasari dari fakta bahwa setiap tahunnya, sekitar 3,3 juta orang meninggal karena kekurangan air bersih dan setiap 1 dari 8 orang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Kebutuhan air bersih di Jakarta mencapai 26,1 meter kubik per detik sementara Palyja, penyedia jasa air bersih, hanya dapat memenuhi sebesar 17 meter kubik per detik. Beberapa narasumber untuk �lm kali ini adalah Nurkholis Hidayat, yaitu ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) cabang Jakarta; Andreas Harsono, jurnalis sekaligus saksi yang mengikuti persidangan privatisasi air; dan J. J. Rizal, sejarawan yang pernah menulis tentang air bersih di Jakarta. J.J. Rizal mengatakan bahwa masalah air di Jakarta sudah berlangsung hingga 300 tahun.

Hasil dari Documentarica tahun ini akan ditayangkan saat Musyawarah Kerja BOE pada tanggal 31 Januari 2015 dan juga akan diunggah di kanal Youtube BOE, BadanOtonomEconomica.

Documentarica 2014

10

Page 12: Boe newsletter edisi 4