BNPB Padang Menjawab Tantangan Global dengan … … · jumlah tenaga ahli yang terbatas, BPNB...

3
29 No. 05 Tahun IV September 2013 DikbuD P endidikan dan kebudayaan memiliki kedudukan sama dalam menumbahkembangkan intelektual dan emosional seseorang. Walau dalam sisi berbeda, pendidikan dan kebudayaan memiliki peran yang sama penting dan saling melengkapi. Ibarat sekeping mata uang, dua sisi tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pendidikan tanpa kebudayaan, ibarat mempunyai fisik tapi tidak mempunyai roh. Sebaliknya, kebudayaan tanpa pendidikan akan menjadikan seseorang terjebak dalam keterbelakangan. Menyakini kebenaran hakiki perihal pendidikan dan kebudayaan tersebut, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang, Provinsi Sumatera Barat, sangat giat melakukan upaya pelestarian kebudayaan pada satu sisi, dan terus berupaya memasukkan muatan-muatan kebudayaan ke dalam sistem pendidikan pada sisi lain, salah satunya melalui pelajaran muatan lokal. Inventarisasi rumah gadang adalah contoh upaya yang telah dilakukannya. Dari kegiatan inventarisasi rumah gadang tersebut, akhir tahun lalu tersusunlah buku yang dapat digunakan sebagai modul muatan lokal di sekolah-sekolah. “Kami berikan kepada mereka untuk mengetahui dan memahami rumah gadang. Ternyata ada kebanggaan bagi siswa bahwa kita mempunyai teknologi yang sangat memadai, ramah lingkungan, ramah terhadap kondisi alam yang termanifestasi dalam rumah gadang tersebut,” ungkap Kepala BPNB Padang, Nurmatias, di Padang, Minggu (18/8). Selain itu, BPNB Padang yang mempunyai wilayah kerja Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan, ini juga rutin melakukan Menjawab Tantangan Global dengan Kearifan Lokal BNPB Padang Tiada hari tanpa kegiatan pengkajian, penelitian, pengembangan seni, serta internalisasi nilai kearifan lokal. Itulah rutinitas kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang. Mencakup wilayah kerja yang begitu luas dengan jumlah tenaga ahli yang terbatas, BPNB Padang harus pandai menyiasati keadaan. Meskipun demikian, berbagai kegiatan berhasil digelar. Festival Film Dokumenter, misalnya, menyegarkan dan memancing minat siapa saja untuk lebih mengenal kearifan lokal.

Transcript of BNPB Padang Menjawab Tantangan Global dengan … … · jumlah tenaga ahli yang terbatas, BPNB...

Page 1: BNPB Padang Menjawab Tantangan Global dengan … … · jumlah tenaga ahli yang terbatas, BPNB Padang harus pandai menyiasati keadaan. Meskipun demikian, berbagai kegiatan berhasil

29No. 05 Tahun IV • September 2013 • DikbuD

Pendidikan dan kebudayaan memiliki kedudukan sama dalam menumbahkembangkan

intelektual dan emosional seseorang. Walau dalam sisi berbeda, pendidikan dan kebudayaan memiliki peran yang sama penting dan saling melengkapi. Ibarat sekeping mata uang, dua sisi tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pendidikan tanpa kebudayaan, ibarat mempunyai fisik tapi tidak mempunyai roh. Sebaliknya, kebudayaan tanpa pendidikan akan menjadikan seseorang terjebak dalam keterbelakangan.

Menyakini kebenaran hakiki perihal pendidikan dan kebudayaan tersebut, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang, Provinsi Sumatera Barat, sangat giat melakukan upaya pelestarian kebudayaan pada satu sisi, dan terus berupaya memasukkan muatan-muatan kebudayaan ke dalam sistem pendidikan pada sisi lain, salah

satunya melalui pelajaran muatan lokal. Inventarisasi rumah gadang adalah contoh upaya yang telah dilakukannya.

Dari kegiatan inventarisasi rumah gadang tersebut, akhir tahun lalu tersusunlah buku yang dapat digunakan sebagai modul muatan lokal di sekolah-sekolah. “Kami berikan kepada mereka untuk mengetahui dan memahami rumah gadang. Ternyata ada kebanggaan bagi siswa bahwa kita mempunyai teknologi yang sangat memadai, ramah lingkungan, ramah terhadap kondisi alam yang termanifestasi dalam rumah gadang tersebut,” ungkap Kepala BPNB Padang, Nurmatias, di Padang, Minggu (18/8).

Selain itu, BPNB Padang yang mempunyai wilayah kerja Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan, ini juga rutin melakukan

Menjawab Tantangan Global dengan Kearifan Lokal

BNPB Padang

Tiada hari tanpa kegiatan pengkajian, penelitian,

pengembangan seni, serta internalisasi nilai kearifan lokal. Itulah rutinitas kerja

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang. Mencakup wilayah kerja

yang begitu luas dengan jumlah tenaga ahli yang

terbatas, BPNB Padang harus pandai menyiasati keadaan.

Meskipun demikian, berbagai kegiatan berhasil digelar. Festival Film Dokumenter,

misalnya, menyegarkan dan memancing minat siapa saja

untuk lebih mengenal kearifan lokal.

Page 2: BNPB Padang Menjawab Tantangan Global dengan … … · jumlah tenaga ahli yang terbatas, BPNB Padang harus pandai menyiasati keadaan. Meskipun demikian, berbagai kegiatan berhasil

DikbuD • No. 05 Tahun IV • September 201330

kegiatan pengkajian, penelitian, pengembangan seni, termasuk upaya internalisasi nilai-nilai kearifan lokal yang ada di masyarakat. Sasaran kegiatan tersebut di antaranya siswa TK, SD, SMP, SMA dan sederajad, hingga mahasiswa. Bentuk kegiatannya antara lain arung bahari, jejak tradisi, revitalisasi seni langka, ataupun kegiatan festival film dokumenter kebudayaan. Bervisikan “Terwujudnya nilai-nilai sejarah dan budaya yang lestari serta berkembang menuju masyarakat yang beradab”, BPNB Padang yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mempunyai fungsi pengamatan analisis kesejarahan dan nilai tradisional, pendokumentasian, pelayanan informasi kesejarahan dan nilai tradisional serta melakukan urusan tata usaha. Tugas yang diemban diarahkan agar dapat berperan aktif bersama sektor lainnya dalam menjawab masalah sejarah dan budaya di wilayah kerjanya.

Nurmatias berpendapat, BPNB merupakan jawaban atas kondisi masyarakat yang dihadapkan pada perubahan tata hubungan antar bangsa [baca globalisasi] yang semakin terbuka dan bebas, sehingga mendorong perubahan tatanan kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat. Secara kelembagaan, BPNB Padang pada dasarnya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu tata usaha, kelompok kerja budaya, dan kelompok kerja sejarah.

Kelompok Kerja Budaya dibentuk bertujuan untuk memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya nasional, melalui upaya memperkokoh ketahanan budaya nasional sehingga mampu menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai negatif dan menfasilitasi proses adopsi dan adaptasi budaya asing yang bernilai positif dan produktif. Kegiatan pokoknya adalah pengkajian sosial budaya tentang sistem ekonomi tradisional, nilai budaya, sistem budaya, dan lingkungan budaya.

Ada juga Kelompok Kerja Sejarah dibentuk dengan tujuan mengkaji persoalan kesejarahan, yang akhirnya dapat meningkatkan apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap sejarah bangsa. Kegiatan pokoknya adalah pengkajian aspek-aspek sejarah yang meliputi sejarah pendidikan, tokoh sejarah nasional dan daerah, penjernihan sejarah, dan kesadaran sejarah.

Kedepannya, ia berharap dengan kembalinya kebudayaan ke dalam sistem pendidikan dapat lebih mendekatkan nilai-nilai kebudayaan kepada siswa melalui suatu jalur pendidikan, yaitu kurikulum. “Akan lebih baik, mudah, dan masif dengan sistem satu atap dan satu komando dari Menteri. Kita berusahan masuk ke muatan lokal,” harap Nurmatias. (Arifah)

Padang - Pendokumentasian aktivitas kebudayaan merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan di Indonesia. Untuk kelima kalinya, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang menyelenggarakan Festival Film Dokumenter untuk wilayah Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

Festival terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya lomba pembuatan film dokumenter kebudayaan, pemutaran film peserta lomba di tengah-tengah masyarakat, dan pelatihan pembuatan film dokumenter. Tujuan dari kegiatan-kegiatan ini untuk mendorong minat masyarakat melakukan pendokumentasian aktivitas kebudayaan. Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi ajang pertukaran pengetahuan budaya, yang diharapkan dapat berefek terhadap peningkatan kualitas pendokumentasian aktivitas budaya.

Lomba pembuatan film dokumenter kebudayaan menargetkan peserta siswa tingkat SMA di wilayah kerja BPNB Padang. Ruang lingkup film yang dibuat harus memasukkan unsur-unsur kebudayaan yang ada di wilayah masing-masing, meliputi pemainan tradisional, seni tradisi, upacara tradisional, pengobatan tradisional, pakaian tradisional, dan makanan tradisional.

Kepala BPNB Padang, Nurmatias, pada jumpa pers di Kuranji, Padang, Rabu (21/8) mengatakan bahwa dengan kemajuan teknologi audio visual memungkinkan masyarakat melakukan pendokumentasian aktivitas kebudayaan. “Bahkan dengan handphone saja anak-anak dapat mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah dan budaya yang ada di sekitar mereka,” ujarnya.

Ia menambahkan, lomba pembuatan film dokumenter kebudayaan ini untuk membantu menginventarisasi kebudayaan dan merangsang minat siswa SMA untuk mengembangkan kemampuan bidang audio visual secara profesional yang berkarakter dan mempunyai jati diri kuat sebagai bangsa Indonesia. Disisi lain, melalui pendokumentasian diharapkan dapat mengamankan upaya-upaya pencaplokan hak paten oleh negara lain.

Menurutnya kebudayaan bisa lintas daerah, provinsi, dan budaya. Dalam kondisi yang ada, banyak kebudayaan Indonesia dipatenkan oleh negara lain, karena saat ini kebudayaan Indonesia dinilai mempunyai nilai ekonomi dan industri. “Dengan kegiatan ini, kebudayaan yang ada bisa kita lestarikan, kita amankan dari usaha-usaha pencaplokan. Hal ini sekaligus menjadi kebanggaan kita bahwa tingginya nilai kebudayaan Indonesia diakui negara lain yang memanfaatkannya,” jelasnya. (Arifah)

Festival Film Dokumenter Kebudayaan

Page 3: BNPB Padang Menjawab Tantangan Global dengan … … · jumlah tenaga ahli yang terbatas, BPNB Padang harus pandai menyiasati keadaan. Meskipun demikian, berbagai kegiatan berhasil

31No. 05 Tahun IV • September 2013 • DikbuD

Rumah gadang di Nagari Sumpur, di Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, hanya bergoyang-goyang ketika terjadi gempa dahsyat berskala 7,6

Richter yang meluluhlantakkan kota Padang, 30 September 2009 lalu. Saat itu, ada sekitar 68 rumah gadang di desa itu. Namun, tak satu pun

roboh karena gempa.

Dibangun dengan banyak tiang, antar tiang-tiang itu disambungkan dengan balok penghubung tanpa menggunakan paku. Melainkan

menggunakan sistem pasak, yaitu balok penghubung dimasukkan lubang pada tiang dengan cara dipukul hingga terjepit rapat. Dengan sistem demikian, tiang dan balok penghubung beserta kuda-kuda penyangganya akan menyesuaikan dengan keadaan jika terjadi goncangan, misalnya oleh gempa.

Sistem pasak tersebut cocok dengan pondasi yang menjadi landasan setiap tiang. Berbeda dengan bangunan modern yang tiangnya terbuat dari beton dengan pondasi batu kali dan semen di sekeliling bangunan atau semen cor berotot besi yang ditancapkan ke dalam bumi. Pondasi rumah gadang lebih sederhana, hanya berupa sebuah batu kali untuk setiap tiangnya.

Teknik pembangunan seperti itulah rupanya menarik banyak ahli dari manca negara. Belum lama ini, sebuah tim ahli dari Jepang langsung mendatangi Sumpur. “Mereka melihat seluruh sudut rumah,” kata Kamrita, salah seorang pemilik rumah gadang di Sumpur.

Boleh jadi tim dari Jepang itu sedang melakukan penelitian perihal rumah tahan gempa. Sebagaimana kita ketahui, banyak wilayah di Negeri Sakura tersebut dikenal rawan gempa. Sedangkan rumah/gedung tahan gempa di

Datanglah ke Sumatera Barat. Lalu, kunjungilah

rumah gadang nan eksotik. Berdiri kokoh di atas banyak

tiang kayu dan berdinding kayu yang penuh dengan beragam jenis ukiran antik.

Arsitekturnya membuat kagum siapa pun yang

mendekatinya. Sayangnya, jumlah rumah gadang terus

menyusut.

Rumah Gadang

Butuh Perlindungan

FOTO

: WJ

PIH