Bmf 24 cahaya injil

605
MENTORING-24 (CAHAYA INJIL) BMF collections - 2015

Transcript of Bmf 24 cahaya injil

Page 1: Bmf 24 cahaya injil

MENTORING-24 (CAHAYA INJIL)

BMF collections - 2015

Page 2: Bmf 24 cahaya injil
Page 3: Bmf 24 cahaya injil

i | P a g e

Table of Contents PENDAHULUAN ........................................................................................................ iii

Perumpamaan Tentang Pelita Diatas Kaki Dian ....................................................... 1

Perumpamaan Tentang Orang Samaria Yang Murah Hati ..................................... 12

Perumpamaan Tentang Sahabat Pada Tengah Malam .......................................... 38

Perumpamaan tentang Orang Kaya yang Bodoh ................................................... 60

Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Mandul ................................................... 82

Perumpamaan tentang Tamu-tamu ..................................................................... 103

Perumpamaan tentang Pesta Perjamuan Besar ................................................... 126

Perumpamaan tentang Uang Dirham yang Hilang ............................................... 150

Perumpamaan tentang Anak yang telah Mati dan Hidup Kembali ...................... 173

Perumpamaan tentang Dua Anak yang Hilang ..................................................... 186

Perumpamaan tentang Bendahara yang Tidak Setia ........................................... 214

Perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus .................................................. 237

Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak bergunaa .......................................... 255

Perumpamaan tentang Hakim yang Tidak Adil .................................................... 282

Perumpamaan tentang orang Farisi dan Pemungut cukai ................................... 305

Perumpamaan tentang Uang Mina ...................................................................... 333

Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak Mengampuni .................................... 362

Para Pekerja di Kebun Anggur - Bagian Pertama .................................................. 378

Para Pekerja di Kebun Anggur - Bagian Kedua ..................................................... 397

Perumpamaan tentang Pohon Ara ....................................................................... 418

Perumpamaan tentang Para Penggarap Kebun Anggur yang Jahat ..................... 442

Perumpamaan tentang Perjamuan Kawin ............................................................ 484

Perumpamaan tentang 10 Gadis-gadis yang Bijaksana & Bodoh ......................... 504

Perumpamaan tentang talenta ............................................................................ 519

Perumpamaan tentang Kedatangan Yesus yang kedua ....................................... 541

Pemisahan antara Domba dengan Kambing (Bagian ke-2) .................................. 579

Page 4: Bmf 24 cahaya injil

ii | P a g e

PENUTUP ............................................................................................................... 597

Page 5: Bmf 24 cahaya injil

iii | P a g e

PENDAHULUAN

Apakah Injil itu? Kabar baik.

Apakah artinya bagiku?

Apakah itu penting bagiku?

Apa maknanya bagi dunia?

Bagaimana hidup tanpa Injil Kristus?

Siapakah Yesus? Apa yang Dia ajarkan? Apakah tujuanNya datang ke dunia?

Kiranya pengenalan kita akan Injil dan Kristus menjadikannya sangat berharga dan

bernilai, sehingga sama seperti rasul Paulus & Petrus kita dapat berkata:

II Korintus 2

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di

jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman

pengenalan akan Dia di mana-mana.

II Korintus 10

10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang

dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.

Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

Filipi 3

3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus

Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku

telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku

memperoleh Kristus,

II Petrus 1

1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan

Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.

II Petrus 3

3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan

Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan

sampai selama-lamanya.

Page 6: Bmf 24 cahaya injil

iv | P a g e

Tuhan Yesus memberkati.

BMF collections - 2015

Page 7: Bmf 24 cahaya injil
Page 8: Bmf 24 cahaya injil
Page 9: Bmf 24 cahaya injil

1 | C A H A Y A I N J I L

Perumpamaan Tentang Pelita Diatas Kaki Dian

Lukas 8:16-17 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Liverpool,

Inggris.

Yesus mengatakan di Lukas 8:16, "Tidak ada orang yang menyalakan

pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di

bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian,

supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat

cahayanya."

Anda barangkali bertanya, "Apa yang ingin Yesus katakan kepada kita

di sini?" Ketika Yesus berkhotbah, orang banyak menjadi takjub

mendengar pengajarannya. Namun, apa yang begitu menakjubkan

tentang satu pernyataan seperti ini? Orang banyak suka mendengar

pengajarannya, tetapi ada apa dalam pernyataan seperti itu yang layak

didengarkan? Maksud saya, apa yang begitu menakjubkan tentang

pernyataan ini yang mengatakan, tidak ada orang yang menyalakan

pelita lalu menutupinya dengan tempayan? Tentu saja tidak ada orang

yang berbuat seperti itu! Saya tidak dapat melihat apa-apa yang begitu

menakjubkan dalam pernyataan seperti ini. Saya bahkan tidak dapat

melihat arti rohani semacam apa yang dapat terkandung dalam

pernyataan seperti itu.

Tetapi jika ayat 16 kedengaran terlalu aneh, lalu ayat 17 pula

berlawanan, "Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak

akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan

diketahui dan diumumkan."

Apa artinya semua ini? Menurut Anda, apa yang dapat diartikan oleh

orang banyak yang mendengarkan Yesus itu? Jika saya mengucapkan

kata-kata tersebut kepada Anda, atau jika Anda keluar kepada orang-

orang di jalan dan berkata kepada mereka, "Dengar, aku ingin

memberitahu kamu sesuatu yang sangat penting. Tidak ada orang

yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan," tidakkah

Page 10: Bmf 24 cahaya injil

2 | C A H A Y A I N J I L

mereka akan berkata, "Ada yang kurang beres dengan orang ini."

Apabila Anda melihat pernyataan ini, Anda mungkin bertanya, "Apa

yang ingin disampaikan oleh Yesus?" Dan tentu saja pernyataan itu

sangat penting karena ia muncul lima kali di dalam tiga Injil yang

pertama. Kalau begitu, mengapa begitu penting? Apakah wajar saya

mengusulkan kepada Anda untuk coba membuat pernyataan itu kepada

seseorang di jalan? Apakah orang Yahudi memahami pernyataan itu

dengan cara yang sama seperti orang lain di jalan?

Pada kenyataannya, bagi seorang Yahudi, pernyataan tersebut sangat

berarti bagi orang Yahudi yang mempunyai pengertian rohani, dan juga

memahami Kitab Suci. Namun tidak demikian bagi bagi orang non-

Yahudi. Kalau begitu, mari kita bertanya lagi, apa yang begitu penting

tentang pernyataan ini, yang tampaknya tidak sedang menyatakan

sesuatu yang sangat penting namun justru muncul lima kali di dalam

kitab-kitab Injil sinoptis, yakni tiga Injil yang pertama. (Matius 5:15,

10:26; Markus 4:21-22; Lukas 8:16-17, 11:33.)

Gideon dan Tiga Ratus Orangnya Menutupi Terang Mereka

Apa artinya menutupi terang atau pelita? Pada dasarnya, terdapat dua

cara bagaimana seorang Yahudi dapat memahami pernyataan tersebut.

Yang pertama, mereka akan mengingat satu peristiwa bersejarah di

dalam Kitab Suci. Dan yang kedua, mereka tahu apa yang ditetapkan

oleh peraturan orang Yahudi tentang terang.

Yang pertama, siapapun yang mengenal Kitab Suci akan segera

mengingat, "Ah ya! Terang yang ditutupi dengan tempayan!" Tahukah

Anda di mana terang ditutupi dengan tempayan di dalam Alkitab?

Hakim-hakim pasal 7 ialah satu tempat di dalam Kitab Suci di mana

terang ditutupi dengan tempayan. Ini sangat penting untuk dimengerti.

Bagi Anda yang bukan orang Kristen atau yang baru percaya, saya

akan menceritakan apa yang terjadi di situ.

Terjadi satu peperangan, dan Israel berhadapan dengan tentara musuh

yang sangat besar. Jadi, seluruh bangsa Israel berada dalam

ketakutan. Situasinya sangat gawat, dan Allah memanggil seorang

hamba-Nya bernama Gideon. Dan Gideon mengerahkan satu angkatan

tentara sebesar mungkin untuk melawan musuh besar ini yang datang

menyerang mereka. Namun Gideon masih kalah dari segi jumlah.

Page 11: Bmf 24 cahaya injil

3 | C A H A Y A I N J I L

Sekilas pandang, tentara Israel yang terdiri dari campuran bermacam-

macam orang, tidak mungkin dapat melawan pihak musuh. Besar

kemungkinan mereka akan dibantai habis-habisan. Jadi, Tuhan berkata

kepada Gideon, "Tidak. Kita tidak akan pergi berperang dengan orang-

orang ini. Aku mau tiga ratus orang. Perhatikan mereka apabila

mereka minum. Pilih mereka yang menghirup dengan membawa

tangannya ke mulutnya." Dan jumlah orang yang menghirup dengan

membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang. Nah, apakah

tiga ratus prajurit yang khusus ini, telah mempelajari seni 'kung fu'

atau seni perang yang lain? Tidak! Tidak sama sekali! Mereka dipilih

hanya karena kualitas rohani belaka, bukan karena kemahiran perang

karena mereka akan bertempur dalam satu peperangan yang luar biasa

oleh kuasa Allah. Mereka akan memenangkan peperangan ini dengan

terang, bukan dengan pedang. Setahu saya, inilah satu-satunya

peperangan yang dimenangkan semata dengan menyinarkan terang,

bukan dengan menarik pedang. Yang dikatakan Allah ialah: "Siapkan

suluh, dan tutup setiap suluh itu dengan sebuah buyung." Maka,

Gideon dan tiga ratus orang itu masing-masing mengambil suluh yang

telah dinyalakan, dan menutupinya dengan sebuah buyung.

Pada malam hari, tiga ratus orang ini maju melawan puluhan ribu

tentara musuh. Mereka dibagikan kepada tiga pasukan yang

ditempatkan di sekeliling perkemahan musuh dari tiga sisi. Satu-

satunya senjata yang dibawa masing-masing orang ialah suluh yang

ditutupi buyung di tangan kiri, dan sangkakala di tangan kanan. Dan

Gideon berkata, "Saat aku meniup sangkakala, kamu semua yang

bersamaku, juga meniup sangkakala. Kamu juga pecahkan buyung dan

cahaya suluh akan bersinar tiba-tiba dalam kegelapan dan kamu akan

berteriak, 'Demi Tuhan dan demi Gideon!'" (Hakim-hakim 7:18-19)

Pendengar Yahudi akan segera menangkap maksud Yesus: Apakah

suluh dinyalakan untuk sentiasa tetap berada di dalam buyung? Tentu

saja tidak! Itulah sebabnya Yesus melanjutkan untuk berkata di Lukas

8:17, "Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan

dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan

diketahui dan diumumkan." Suluh-suluh tentara Gideon disembunyikan

saat mereka datang di tengah-tengah musuh, tetapi mereka

dinyatakan dan diketahui saat Gideon memberikan sinyal untuk

memecahkan buyung dan memulai perang. Bukankah ini hebat? Anda

dapat melihat bahwa Yesus tidak semata berkata, "Tidak seorangpun

Page 12: Bmf 24 cahaya injil

4 | C A H A Y A I N J I L

menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan" karena itu

sendiri tidak terlalu berarti.

Tempayan, atau Manusia Lama Menutupi Terang Itu

Orang Kristen yang sejati ialah terang yang telah dinyalakan Allah. Lalu

apakah yang dilambangkan tempayan? Tempayang di luar diri kita

tentu saja ialah manusia lama kita. Dapatkah Gideon dan orang-

orangnya memenangkan peperangan ini selama suluh mereka masih

ditutupi oleh buyung? Kita juga tidak dapat bersinar sebagai terang di

dunia ini dan memenangkan peperangan rohani ini selama kita masih

ditutupi oleh manusia lama. Seperti tempayan itu, manusia lama kita

harus dipecahkan. Kata 'memecahkan' yang digunakan dalam Hakim-

hakim 7:18 ialah kata yang sama yang dipakai Paulus di Roma 16:20

untuk 'menghancurkan' (kepala ular). Menghancurkan atau

meremukkan kepala ular adalah satu referansi kepada Kejadian 3:15.

Dan di situ ia menunjuk kepada keselamatan manusia. Manusia

diselamatkan apabila Iblis dihancurkan, dan apabila manusia lama kita

dihancurkan pada saat keselamatan itu diterapkan ke dalam diri kita.

Saya telah banyak kali berusaha untuk mengatakan kepada Anda

bahwa keselamatan itu tidak berarti bagi kita kecuali pada saat ia

diterapkan ke dalam kehidupan kita. Kenyataan bahwa Yesus telah

menyelesaikan pekerjaan keselamatan di atas kayu salib tidak berarti

kita diselamatkan secara otomatis. Kalau tidak, seluruh dunia akan

diselamatkan secara otomatis, tanpa berbuat apa-apa. Tidak, kita

hanya diselamatkan pada saat keselamatan ini diterapkan ke dalam

kehidupan kita. Inilah dimaksudkan dengan iman.

Tetapi apa artinya menerapkan keselamatan ke dalam kehidupan kita?

Pertama-tama, ini berarti manusia lama harus dihancurkan. Dan alasan

mengapa kita harus tetap mengulangi hal ini adalah karena ini

merupakan kebenaran pokok dari ajaran Yesus dan dari ajaran seluruh

Perjanjian Baru. Namun, kenyataan ini tidak dimengerti oleh banyak

orang Kristen masa kini. Itulah sebabnya Yesus sering menyatakan hal

yang sama dengan cara yang berbeda. Kita telah melihat bahwa ia

berbicara tentang kain yang lama dan kain yang baru, anggur yang

lama dan anggur yang baru. Yesus telah berulang-kali menyatakan

bahwa Anda harus menyangkal diri Anda; dan seperti benih Anda harus

mati. Jika pesan ini tidak dapat menembus ke dalam hati Anda,

keselamatan akan begitu saja melewati telinga Anda seperti angin!

Page 13: Bmf 24 cahaya injil

5 | C A H A Y A I N J I L

Menjadi seorang Kristen yang sejati berarti menjadi seorang manusia

yang baru. Dan kita hanya dapat menjadi seorang manusia baru jika

yang lama sudah ditinggalkan. Tetapi jika Anda mendapati yang lama

masih aktif di dalam diri Anda, jika Anda belum benar-benar berubah

sejak datang kepada Tuhan, maka orang Kristen macam apakah Anda

itu?

Dan lebih dari itu, kita tidak diselamatkan supaya kita dapat menikmati

terang itu sendiri, supaya kita dapat menutupi diri kita dalam tempayan

kita dan berkata, "Bagus sekali, aku punya terang itu untuk diriku

sendiri." Itu tidak akan terjadi karena Yesus berkata itu bukan

alasannya mengapa Anda diberi terang. Tujuan memberikan terang

kepada Anda bukanlah supaya Anda dapat menikmatinya dengan egois

tetapi supaya Anda bercahaya di dunia ini, supaya Anda dapat berjuang

melawan kuasa kegelapan agar musuh-musuh kebenaran dapat

disingkirkan. Dalam pengertian ini, Anda tidak mungkin dapat menjadi

seorang Kristen secara rahasia; Anda tidak mungkin dapat menjadi

seorang Kristen bawah tanah.

Orang Kristen di negara-negara tertentu menjalankan kegiatan-

kegiatan mereka di bawah tanah, tetapi kehidupan mereka harus

sentiasa menunjukkan bahwa mereka adalah orang Kristen. Mereka

barangkali harus menjalankan kegiatan bawah tanah seperti, mencetak

Alkitab secara tersembunyi, seperti yang terjadi di Rusia. Mereka

barangkali harus mengadakan pertemuan di dalam hutan dan di

gunung. Kegiatan bisa saja dirahasiakan disebabkan oleh situasi, tetapi

kehidupan mereka tidak dapat dirahasiakan. Terang selalu bercahaya.

Memang telah menjadi sifat terang untuk bersinar agar orang lain tahu

bahwa mereka adalah orang Kristen. Ketika saya berada di Negeri

Tiongkok, saya diketahui sebagai orang Kristen. Hal itu tidak dapat

dirahasiakan. Teman-teman saya di Tiongkok dikenal sebagai orang

Kristen. Itu bukan rahasia. Tentu saja, sejauh mungkin seringkali kita

harus mengadakan pertemuan di tempat yang sepi dan rahasia. Tetapi

ingat ini, kita tidak diselamatkan hanya supaya kita dapat menikmati

terang itu. Allah telah menyelamatkan Anda supaya Anda mengambil

tempat Anda di dalam peperangan rohani itu.

Menutupi Terang Anda apabila Tertekan?

Page 14: Bmf 24 cahaya injil

6 | C A H A Y A I N J I L

Anda barangkali berkata, "Astaga! Peperangan rohani bukan keahlian

saya". Yesus mengetahui itu juga. Apabila Anda membandingkan

kelima-lima ungkapan Yesus ini, Anda akan menemukan satu pola yang

menarik. Sekalipun kita telah bercahaya sebagai terang, namun

kadang-kadang karena banyaknya tantangan yang harus dihadapi,

banyak orang ingin menutupi terang itu kembali.

Ketika kami berada di Tiongkok, kami yang dikenal sebagai orang

Kristen mulai ditekan. Sebagai contoh, saya menarik perhatian pihak

polisi meskipun saya orang Kristen yang baru percaya, seorang

anggota jemaat yang tidak berarti. Saya tidak dapat membayangkan

tekanan yang harus dihadapi oleh pemimpin-pemimpin jemaat. Bahkan

saya, seorang Kristen baru percaya yang tidak berarti di dalam gereja,

ditekan sedemikian rupa sehingga saya tergoda untuk menutupi terang

itu kembali. Keadaan menjadi terlalu sulit. Jika Anda melihat seorang

polisi berpakaian seragam diluar pintu gereja dengan sebuah buku

catatan guna mencatat nama Anda sementara Anda memasuki gereja

hari ini, saya bertanya-tanya apakah Anda akan berhenti di pintu pagar

dan berkata, "Tidak jadi ke gereja hari ini," dan dengan terburu-buru

Anda akan meninggalkan tempat itu? Sebenarnya, itulah yang terjadi

kepada kami. Kami datang ke gereja dan menemukan polisi duduk di

luar pintu untuk mencatat nama kami. Dan dalam keadaan seperti itu,

tidak perlu saya katakan, banyak orang yang memutuskan untuk

menutupi terang mereka. Mereka mengambil tempayan dan menutupi

kepala mereka. Dari banyak sisi, kita tidak dapat menyalahkan mereka.

Apakah Anda siap untuk mempertaruhkan seluruh karir Anda demi

Kristus seperti yang dilakukan teman saya? Karena ia seorang Kristen,

ia tidak diizinkan untuk masuk universitas. Ia tidak dapat melanjutkan

studinya. Bukankah lebih baik berkata, "Aku akan membiarkan

terangku bercahaya setelah aku keluar dari universitas, bukan

sebelumnya"? Masalahnya ialah, pada waktu Anda telah mendapatkan

pendidikan universitas, profesi Anda yang terancam. Jadi, lebih baik

Anda menutupi terang Anda sekali lagi. Oleh karena itu, meskipun

Anda telah menjadi seorang Kristen yang sejati, dan manusia lama

Anda telah dihancurkan, Anda akan sentiasa dicobai untuk menutupi

terang itu sekali lagi.

Dan bagaimana dengan Anda? Umpamanya, sebagai seorang Kristen,

Anda harus berdoa sebelum makan di kantin rumah sakit atau kantin

Page 15: Bmf 24 cahaya injil

7 | C A H A Y A I N J I L

universitas, atau di restoran. Lalu, teman-teman Anda berkata, "Ah!

Kamu salah satu orang gila agama itu!"

"Aku? Tidak! Siapa bilang aku orang gila agama?"

Mereka berkata, "Kami tahu kamu gila agama. Kamu pergi ke gereja

setiap Minggu. Tahukah kalian? Ia pergi ke gereja!!!"

Lalu wajah Anda menjadi merah. Anda barangkali segera merasakan

seluruh manusia lama itu menjadi hidup kembali dan Anda

memasukkan kepala Anda ke dalam tempayan kembali. Dan Anda

berkata, "Sebenarnya, aku hanya pergi sekali-sekali. Aku sudah tidak

ke gereja beberapa minggu," hampir merasa begitu gembira Anda tidak

ke gereja untuk beberapa minggu. Bahkan tekanan yang begitu lembut

menyebabkan Anda menutupi dirimu dengan tempayan sekali lagi.

Pelita dan Peraturan Orang Yahudi

Yesus berbicara tentang pelita yang ditutupi dengan beberapa benda

selain dari tempayan. Pelita juga ditutupi dengan gantang juga.

'Gantang' muncul di Matius 5:15, di Markus 4:12 dan juga di Lukas

11:33. Gantang ialah alat yang digunakan untuk mengukur jagung,

tepung jagung atau tepung gandum. Seringkali, gantang dibuat dari

kayu dan cukup ringan untuk digunakan sebagai penutup. Dan di

Markus 4:21, Yesus berbicara tentang meletakkan pelita di bawah

tempat tidur. Bukan hal yang gampang terjadi! Meletakkan pelita

dibawah tempat tidur! Kemudian di Lukas 11:33, bukan saja

ditempatkan dibawah tempat tidur, tetapi juga ditempatkan di dalam

kolong rumah! Apa itu kolong rumah? Kolong rumah ialah suatu tempat

di mana Anda menyimpan semua makanan Anda, dan barang-barang

berharga. Kolong rumah ialah semacam kamar gudang. Kolong rumah

ialah tempat yang paling sulit untuk didobrak karena ia paling

dilindungi. Jadi di samping tempayan, kita menemukan bahwa terang

dapat ditutupi dengan gantang, dan juga dapat ditempatkan di bawah

tempat tidur dan ke dalam kolong rumah.

Apa artinya semua ini? Anda berkata, "Tentu saja tidak ada orang yang

berbuat seperti itu." Dalam kenyataannya, mereka berbuat seperti itu.

Anda perlu mengetahui peraturan orang Yahudi untuk memahami hal

ini. Bagi seorang Yahudi, meletakkan pelita di bawah tempat tidur

bukan hal yang tak masuk akal. Hal itu sering dilakukan. Untuk

Page 16: Bmf 24 cahaya injil

8 | C A H A Y A I N J I L

memahami hal ini, Anda perlu memahami beberapa hal tentang

peraturan orang Yahudi. Salah satu hal yang harus dimengerti ialah

pada hari-hari tertentu dalam satu minggu atau hari-hari tertentu

dalam satu tahun, terang tidak boleh dipadamkan. Terang tidak boleh

dipadamkan, umpamanya pada hari Sabat, yaitu, pada hari Sabtu, hari

suci bagi orang Yahudi, karena berbuat itu merupakan suatu pekerjaan.

Menyalakan pelita merupakan satu pekerjaan. Memadamkannya juga

merupakan satu pekerjaan. Jadi, jika Anda memadamkan pelita Anda,

Anda telah melakukan suatu pelanggaran menurut peraturan para rabi

di zaman itu, bukan menurut peraturan Kitab Suci. Anda telah berbuat

dosa. Lalu, apa yang akan Anda lakukan jika Anda punya pelita yang

sedang menyala dan Anda tidak diizinkan untuk memadamkannya?

Seandainya Anda ingin tidur, dan pelita itu masih menyala, bagaimana

Anda dapat tidur jika pelita itu masih menyala? Anda tidak diizinkan

untuk memadamkannya, dan Anda tidak dapat tidur, jadi, tentu saja,

Anda meletakkannya dibawah tempat tidur! Itu diperbolehkan.

Geserkan saja di bawah tempat tidur dan Anda tidak melanggar

peraturan apapun! Jadi apabila Yesus berbicara tentang meletakkan

pelita di bawah tempat tidur, orang Yahudi mengenal kebiasaan itu

dengan baik. Tidak ada bahayanya meletakkan pelita di bawah tempat

tidur, walaupun Anda harus berhati-hati. Pelita mungkin menyebabkan

kayu di bawah tempat tidur menjadi sedikit panas tetapi tidak akan

membakar tempat tidur karena jarak di antara tempat tidur dan lantai

agak tinggi. Jadi, itu adalah satu cara untuk menyingkirkan terang.

Tetapi jika Anda tidak ingin mengambil risiko, cara yang lain ialah

menutup terang pelita itu. Anda dapat menutupinya dengan gantang

yang agak besar. Pelita tidak akan padam karena gantang itu dibuat

dari kayu. Atau, Anda dapat menutupinya dengan tempayan dan

kemudian berharap ia akan padam dengan sendirinya untuk

menghemat sedikit minyak! Jika pelita padam dengan cara ini, Anda

tidak bersalah karena Anda bisa berkata, "Aku tidak berniat untuk

memadamkannya. Aku menutupinya supaya aku tidak diganggu oleh

terangnya." Jadi Anda lihat, kebiasaan-kebiasaan ini sangat umum.

Satu cara lagi ialah dengan memasukkan saja pelita itu ke dalam

kolong rumah.

Selain dari hari Sabat, terdapat juga waktu-waktu lain bilamana terang

harus ditutupi. Umpamanya, di bawah peraturan orang Yahudi, jika

seseorang menghampiri saat kematiannya, terang juga harus ditutupi.

Page 17: Bmf 24 cahaya injil

9 | C A H A Y A I N J I L

Waktu yang lain apabila terang harus ditutupi adalah pada waktu

Perayaan Terang. Sekali lagi, terang tidak boleh dipadamkan, dan

dalam kasus ini, mereka tidak boleh memadamkan terang selama

delapan hari! Jadi, Anda dapat bayangkan seperti apa pelita di biarkan

menyala selama delapan hari. Sekarang, Anda menyadari betapa

berartinya kata-kata tersebut bagi orang Yahudi.

Tempayan dan gantang juga melambangkan pekerjaan kita

Bagaimana hal ini dapat diterapkan kepada kita? Manusia lama kita

mungkin telah dipecahkan setelah kita menjadi orang Kristen yang

sejati. Sayangnya, banyak orang "Kristen" yang bahkan belum

mencapai tahap itu. Mereka belum putus sepenuhnya dari masa lalu

mereka. Cara hidup mereka yang lama menghantui mereka sehingga

hari ini, dan membuntuti mereka seperti bayang-bayang. Mereka

belum pernah merasakan sukacita sebagai ciptaan baru. Kehidupan

mereka ialah satu pergumulan yang terus menerus di antara daging

dan roh. Kehidupan yang penuh kesengsaraan ini menjadi bagian dari

kehidupan harian. Oleh karena itu, mereka umpama 'orang Kristen

padang gurun' yang belum sampai Tanah Perjanjian. Kehidupan Kristen

bagi mereka adalah satu hal yang tidak menggembirakan. Mereka tidak

menikmati berkat-berkat rohani yang dilambangkan oleh susu dan

madu. Tetapi sekalipun Anda telah menjadi seorang Kristen yang sejati,

kita telah melihat bahwa ada banyak alasan mengapa adanya godaan

untuk menutupi terang itu kembali. Di Tiongkok, kita telah melihat

bahwa itu disebabkan oleh penganiayaan. Di dunia Barat, harga untuk

menjadi seorang Kristen yang sejati juga tinggi dalam pelbagai cara.

Lihatlah pada gantang dan tempayan. Gantang dan tempayan

melambangkan kepada kita makanan dan minuman karena mereka

digunakan untuk mengukur tepung dan biji-bijian, dan untuk

menyimpan minuman. Berarti, benda-benda ini digunakan untuk

mengumpulkan makanan dan minuman. Jadi, mereka mewakili

keperluan kehidupan harian. Dan sama seperti gantang dan tempayan

mengumpulkan makanan dan minuman kita, pekerjaan dan profesi kita

merupakan sarana untuk kita menyediakan keperluan harian kita.

Sangat mengherankan berapa banyak orang Kristen yang mengizinkan

profesi mereka, pekerjaan mereka dan keinginan duniawi mereka untuk

menutupi terang mereka. Berapa banyak orang yang ingin melayani

Page 18: Bmf 24 cahaya injil

10 | C A H A Y A I N J I L

Tuhan tetapi tidak dapat. Mereka tidak hendak melayani Tuhan karena

hal-hal ini terlalu berarti bagi mereka.

Tempat Tidur Melambangkan Perkawinan

Dan apa yang dilambangkan oleh tempat tidur di dalam Alkitab? Pada

saat Anda berpikir tentang tempat tidur, Anda segera berpikir tentang

istirahat, tentang tidur, tentang persantaian. Bukankah benar bahwa

kesenangan dan kesukaan akan kesenangan dapat menjadi suatu

bahaya yang besar kepada kehidupan Kristen? Tetapi di dalam Kitab

Suci, tempat tidur ialah simbol untuk perkawinan. Sangat luar biasa

betapa bahayanya perkawinan itu bagi kerohanian seseorang. Bagi

kalian yang memikirkan perkawinan, tolong tandai kata-kata saya ini.

Tempat tidur, atau perkawinan, mempunyai satu cara untuk membujuk

kita untuk meletakkan pelita itu bukan di atas tempat tidur tetapi di

bawah. Sangat luar biasa betapa banyaknya orang yang telah

kehilangan terang mereka yang bercahaya karena perkawinan.

Sebelumnya, Tuhan sangat penting bagi mereka, tetapi setelah mereka

berkawin, istri mereka atau suami mereka menjadi yang terutama bagi

mereka. Tuhan digeserkan dari tempatnya. Dan jangan Anda berkata

dalam hati Anda, "Hal ini tidak akan terjadi kepadaku!" Seperti yang

dikatakan Paulus, "Berhati-hatilah! Apabila kamu berpikir kamu berdiri

teguh, kamu akan jatuh dengan dahsyat." Kita telah kehilangan banyak

orang yang baik dalam pekerjaan Tuhan karena segera sesudah

mereka berkawin, mereka kehilangan semangat untuk keluar dan

bersinar demi Kristus. Dan seringkali hal-hal ini berkaitan. Segera

sesudah Anda berkawin, tiba-tiba, pekerjaan Anda dan profesi Anda

yang tidak terlalu berarti bagi Anda sewaktu masih bujang, sekarang

menjadi sangat penting karena Anda harus menyediakan bagi keluarga

Anda. Saya masih ingat ada beberapa orang yang pernah berkata

kepada saya, "Aku barangkali telah melayani Tuhan jika aku masih

bujang. Tetapi aku sekarang telah berkeluarga. Aku tidak bisa

melakukannya sekarang." Terangnya telah digeserkan ke bawah

tempat tidur.

Kolong Rumah Melambangkan Harta-milik Kita

Dan bagaimana dengan kolong rumah? Kolong rumah ialah tempat di

mana kita menyimpan harta-milik kita. Jadi, ia melambangkan semua

harta-milik kita, bukan? Kolong rumah itu sama dengan brankas, atau

Page 19: Bmf 24 cahaya injil

11 | C A H A Y A I N J I L

bank di zaman modern ini. Uang disimpan di bawah rumah di dalam

kolong rumah. Orang menggali lubang di dalam kolong rumah mereka

dan menutupinya dengan penutup palsu untuk menyembunyikan harta

mereka sama seperti orang membangunkan tembok pada masa kini.

Ya, cinta akan uang telah mencegah terang dari bercahaya.

Oleh karena itu, gantang melambangkan makanan; tempayan,

minuman; tempat tidur, perkawinan; dan kolong rumah, harta-milik

kita dan barang-barang berharga kita, apakah hal-hal ini menghalangi

Anda dari bersinar bagi Tuhan hari ini? Apakah Anda benar-benar

berfungsi sebagai terang di dunia ini?

Ringkasan

Mari kita meringkaskan khotbah kita. Allah tidak memberikan kepada

kita terang demi kepentingan kita sendiri. Tetapi seperti Gideon dan

orang-orangnya, kita harus bercahaya di dunia ini sebagai hamba-

hamba Yesus yang setia. Untuk dapat bercahaya, agar terang dapat

bersinar dari kehidupan kita, manusia lama itu harus dihancurkan.

Tetapi berhati-hatilah, jangan-jangan Anda mengambil tempayan yang

lain dan menutupi terang Anda lagi. Yaitu, Anda kembali kepada cara

hidup yang lama, sikap mementingkan diri sendiri dan sebagainya.

Atau, Anda menutupi terang Anda dengan tempayan atau gantang,

Anda meletakkan terang di bawah tempat tidur atau menaruhnya ke

dalam kolong rumah dengan mengizinkan cinta akan hal-hal duniawi

untuk mencegah Anda dari bersinar. Jika demikian halnya, apa

gunanya diberi terang pada awalnya? Karena itu, berjaga-jagalah!

Tempayan, gantang, tempat tidur dan kolong rumah dapat sepenuhnya

menutupi terang Anda. Ini berarti Anda dapat sepenuhnya berpaling

dari menjadi seorang Kristen.

Jadi, kita melihat bahwa apa yang tampaknya satu pernyataan yang

sepele dari Yesus ternyata mengandung kekayaan rohani yang begitu

besar bagi kita. Sekarang kita dapat mengerti mengapa pernyataan ini

diulangi begitu banyak kali. Ia menangani bukan saja keselamatan kita

tetapi juga apa yang disebut sebagai pengudusan kita, yaitu,

kehidupan kita yang dikuduskan, fungsi kita sebagai seorang Kristen,

sebagai terang, pada masa kini.

Page 20: Bmf 24 cahaya injil

12 | C A H A Y A I N J I L

Perumpamaan Tentang Orang Samaria Yang Murah Hati

Lukas 10:25-37 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal

Hari ini, kita melanjutkan studi kita akan pengajaran Yesus. Kita akan

mempelajari perumpamaan-perumpamaan Yesus di dalam Injil Lukas.

Tetapi sebelum kita melakukan ini, saya meminta Anda semua

membuka Matius 15:1-9 karena pasal ini sangat berkaitan dengan

perumpamaan yang akan kita pelajari hari ini. Saya tidak akan

mengkhotbahkan pasal ini, tetapi saya cuma ingin membacakannya

kepada Anda karena pasal ini banyak kaitannya dengan perumpamaan

kita hari ini. Di sini kita membaca tentang ahli-ahli Taurat yang gemar

mempelajari hukum Taurat, dan mereka juga adalah pengajar-pengajar

hukum Taurat. Karena itu mereka juga berperan sebagai

penyelenggara-penyelenggara Hukum Taurat. Itulah sebabnya

mengapa mereka disebut ahli-ahli Taurat. Matius 15:1-2.

Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari

Yerusalem kepada Yesus dan berkata: "Mengapa murid-murid-Mu

melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak

membasuh tangan sebelum makan."

Saya harus juga menjelaskan bahwa maksud membasuh tangan di sini

tidak ada hubungannya dengan higiene, jangan-jangan Anda berpikir

bahwa murid-muridnya begitu lalai dalam hal higiene sehingga mereka

tidak membasuh tangan sebelum makan. Itu bukan maksudnya.

Pembasuhan tangan di sini berhubungan dengan adat membasuh

tangan, bukan dengan higiene. Meskipun tangan Anda sangat bersih,

tetapi jika Anda menyentuh benda-benda tertentu yang dianggap najis,

tangan Anda dianggap najis. Umpamanya, jika Anda pergi ke pasar dan

Anda menyentuh sesuatu yang dijual oleh bangsa lain, yaitu bangsa

bukan Yahudi, maka Anda menjadi najis. Pada kenyataannya apa saja

yang berhubungan dengan bangsa-bangsa lain, yaitu bangsa non-

Yahudi, adalah najis. Sebagai contoh, jika seorang dari bangsa lain

menyentuh buku himne ini, dan kemudian seorang Yahudi menyentuh

buku himne ini, orang Yahudi ini akan menjadi najis, sekalipun buku

himne ini sangat bersih. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orang

Page 21: Bmf 24 cahaya injil

13 | C A H A Y A I N J I L

Yahudi ini? Ia harus membasuh tangannya menurut adat. Jadi,

pembasuhan tangan ini tidak ada hubungannya dengan kotoran di

tangan, tetapi ada hubungannya dengan kenajisan. Ayat-ayat 3-6a:

Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun

melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek

moyangmu? (Adat istiadat membasuh tangan tidak ada

hubungannya dengan perintah Allah, tetapi syarat yang dibuat

manusia.) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu;

dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti

dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada

bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat

digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk

persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati

bapanya atau ibunya.

Saya akan menjelaskan apa artinya. Orang Yahudi mempunyai satu

peraturan yang menyatakan jika sesuatu dijanjikan sebagai

persembahan kepada Allah, maka ia tidak perlu lagi diberikan kepada

orangtua mereka. Seandainya Anda diharapkan untuk memberi seratus

dollar kepada orangtua Anda, dan kemudian Anda memutuskan untuk

tidak memberikan seratus dollar itu kepada orangtua Anda. Bagaimana

Anda memecahkan masalah ini? Mudah sekali! Adat istiadat keagamaan

menyediakan satu jalan. Anda bisa mengumumkan seratus dollar ini

sebagai suatu 'persembahan', dan demikian Anda tidak perlu

memberikan uang itu kepada orangtua Anda lagi. Namun apakah itu

berarti Anda wajib memberikannya kepada Allah? Nah, inilah yang

aneh. Anda tidak perlu memberikannya kepada Allah! Anda tidak perlu

benar-benar mempersembahkannya. Anda perlu menjadi seorang

pengacara specialis taurat Yahudi untuk memahami urusan ini.

Bagaimana Anda bisa menyebutnya sebagai 'persembahan', namun

tidak perlu dipersembahkan kepada Allah? Saya tidak dapat

memahaminya. Justru inilah yang dikatakan oleh Yesus: "Kamu

menggunakan adat istiadatmu untuk menghapuskan Firman Allah."

Kemudian Yesus melanjutkan ke ayat 6:

Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi

adat istiadatmu sendiri. Dengan demikian firman Allah kamu

nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. Hai orang-

orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini

Page 22: Bmf 24 cahaya injil

14 | C A H A Y A I N J I L

memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-

Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang

mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Adat istiadat dan perintah manusia - seperti,membasuh tangan dan

berjalan tidak lebih dari 1,750 kaki pada hari Sabat - menyebabkan

firman Allah tidak berlaku. Bagaimana mereka menyatakan firman

Allah tidak berlaku? Seandainya ada seseorang dalam kesusahan, Anda

bisa berkata, "Karena hari ini ialah hari Sabat, aku tidak bisa datang

menolong kamu karena peraturan Sabat menetapkan aku hanya bisa

berjalan sejauh 1,750 kaki. Oleh karena itu, aku tidak bisa datang

karena jaraknya melampaui apa yang ditetapkan oleh tradisi." Dengan

cara ini, mereka menyatakan firman Allah tidak berlaku.

Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Murah Hati

Berlatar belakangkan ini, mari kita sekarang membuka Lukas 10:25-37

untuk membahas salah satu perumpamaan Yesus. Ini adalah

perumpamaan yang terkenal tentang Orang Samaria yang Murah Hati.

Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai

Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk

memperoleh [atau lebih tepat, mewarisi] hidup yang kekal?" Jawab

Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa

yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan,

Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan

dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu,

dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata

Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka

engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu

berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab

Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia

jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja

merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan

yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan

ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu,

tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang

Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia

melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria,

yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia

Page 23: Bmf 24 cahaya injil

15 | C A H A Y A I N J I L

melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi

kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya

dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke

atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat

penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan

dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia

dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya,

waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut

pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke

tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah

menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya:

"Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Perumpamaan ini pasti dikenal Anda, terutamanya jika Anda

dibesarkan dalam sekolah minggu. Setiap orang tahu tentang

Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Murah Hati. Tetapi berapa

orang yang memahaminya? Mengetahui adalah satu hal; memahami

adalah hal yang lain. Kita mengetahui banyak; tetapi memahami

sangat sedikit.

“Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang

kekal?"

Pertama-tama, saya mau Anda perhatikan bahwa perumpamaan ini

sangat penting karena hubungannya dengan pertanyaan, "Apa yang

harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Perumpamaan

ini berkaitan dengan hidup yang kekal. Seringkali, apabila

perumpamaan ini diajarkan di sekolah minggu, tidak ada pertalian

ditimbulkan di antara cerita orang Samaria yang murah hati ini dan

persoalan tentang hidup yang kekal. Cerita ini semata digunakan untuk

mengajar orang supaya berbuat baik kepada sesama manusia. Tetapi

tidak ada pertanyaan ditimbulkan tentang kaitannya dengan hidup

yang kekal. Apa pertalian perumpamaan ini dengan hidup yang kekal?

Perumpamaan ini adalah jawaban kepada pertanyaan bagaimana

mewarisi hidup kekal! Sangat aneh bagaimana kita seringkali

mengajarkan ajaran Yesus diluar konteksnya. Saya tidak pernah

diberitahu bahwa Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Murah

Hati ini ada hubungannya dengan persoalan tentang hidup yang kekal.

Saya pikir perumpamaan ini semata mengajar kita supaya berbuat

Page 24: Bmf 24 cahaya injil

16 | C A H A Y A I N J I L

baik. Tetapi itu bukan maksud dari jawaban Yesus. Jawaban Yesus

adalah jawaban bagaimana untuk memperoleh hidup yang kekal.

Lihat sekali lagi pada pertanyaan yang dinyatakan dengan baik ini.

Pertanyaan ini disampaikan oleh seorang ahli Taurat, seorang yang

menghabiskan seluruh hidupnya mempelajari Kitab Suci. Ia betul-betul

tahu bagaimana untuk mengutarakan pertanyaannya. Pertanyaan itu

tidak dapat dipersoalkan sama sekali. Secara teologis, pertanyaan itu

dinyatakan dengan baik. Pertanyaannya bukan, "Bagaimana aku

menerima hidup yang kekal sebagai upah?" atau "Bagaimana aku

pantas menerima hidup yang kekal?" Itu bukan pertanyaannya.

Pertanyaannya ialah: "Bagaimana aku mewarisi hidup yang kekal?"

Untuk mewarisi hidup yang kekal atau mewarisi apapun, Anda harus

menjadi seorang anak! Pertanyaannya ialah: "Bagaimana aku menjadi

anak Allah supaya aku bisa mewarisi hidup yang kekal?" Pertanyaan ini

disampaikan dengan baik sekali.

Jangan seorang pun berkata bahwa orang Yahudi berbicara tentang

keselamatan oleh perbuatan atau keselamatan melalui melakukan

hukum Taurat karena melainkan Anda seorang anak Allah, Anda

bahkan tidak berada di bawah hukum Taurat. Berbicara tentang

melakukan hukum Allah sedangkan Anda bukan anak-Nya itu soal yang

lain. Jika saya bukan warganegara Kanada, apakah saya mengikut

undang-undang Kanada atau tidak, tidak menjadi persoalan. Jika saya

tinggal di Inggris, undang-undang Kanada tidak ada hubungannya

dengan saya. Saya hidup di bawah undang-undang Inggris, bukan

undang-undang Kanada. Dan begitu, untuk menimbulkan pertanyaan,

"Bagaimana aku menaati undang-undang Kanada?" Itu tidak releven

karena saya tinggal di Inggris, saya tidak berada di Kanada. Demikian

pula, jika saya berkata kepada Anda, "Kamu harus menuruti undang-

undang Inggris," Anda akan berkata, "Menggelikan! Aku tidak tinggal di

Inggris. Aku tinggal di Kanada. Undang-undang Inggris tidak ada

hubungannya dengan aku." Dengan demikian, melainkan saya seorang

anak Allah, melainkan saya seorang warganegara, hukum-hukum Allah

tidak ada hubungannya dengan saya walaupun mereka mungkin

berlaku dalam beberapa cara yang tertentu karena Allah bagaimanapun

adalah Allah langit dan bumi. Ia adalah Raja di atas segala-galanya.

Tetapi, pertanyaan yang diutarakan oleh ahli Taurat itu jauh lebih jelas

dan lebih halus dari itu. Ahli Taurat itu berkata, "Bagaimana aku

mewarisi....? Apa yang harus kuperbuat supaya berada dalam suatu

Page 25: Bmf 24 cahaya injil

17 | C A H A Y A I N J I L

kedudukan untuk menerima hidup yang kekal dari Allah? Apa yang

harus kuperbuat untuk menjadi anak Allah agar Allah memberikan aku

hidup yang kekal?" Memang sebuah pertanyaan yang pantas dari

seorang ahli Taurat!

Apakah hubungan Percaya dan Memperoleh Hidup yang Kekal?

Apakah jawaban Yesus? Yesus membalas pertanyaannya dengan

sebuah pertanyaan yang lain. "Baik, kamukan sarjana teologia?

Kamukan ahli dalam Kitab Suci? Apa yang tertulis dalam Kitab Suci?

Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kamu baca di sana?"

Ahli Taurat menjawab di ayat 27, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan

segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap

kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Ia memang seorang ahli

Taurat yang hebat! Ia benar-benar menguasai bahannya. Ia tidak salah

sedikitpun. Ia memalukan paku tepat pada tempatnya. Itu jawaban

yang sempurna dan Yesus segera mengiyakannya pada ayat 28,

"Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

Anda barangkali ingat, di Lukas 18:18, orang kaya yang muda juga

menanyakan pertanyaan yang sama, "Apa yang harus kuperbuat untuk

mewarisi hidup yang kekal?" Dan Yesus memberikan jawaban yang

sama persis seperti di sini. Lalu apa jawabannya? Apakah jawaban

Yesus kepada pertanyaan yang penting ini? Anda mungkin menyangka

suatu jawaban seperti ini: "Percayalah kepada aku dan Anda akan

memperoleh hidup yang kekal." Cukup aneh, itu bukan jawabannya.

Pada kedua kesempatan tersebut, kita, sebagai orang Kristen, akan

segera menjawab: "Percayalah kepada Yesus dan kamu akan

memperoleh hidup yang kekal." Namun itu bukan jawaban Yesus.

"Pergilah dan genapilah apa yang dituntut Allah dari kamu," itulah

jawaban Yesus. "Pergilah, dan perbuatlah demikian." Ini sangat

mengejutkan kita.

Apakah Yesus pernah mengatakan bahwa kita harus mempercayai-ya

untuk memperoleh hidup yang kekal? Tentu saja Yesus pernah berkata

demikian. Ia berkata demikian umpamanya di Yohanes 11:25-26,

"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-ku, ia

akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan

yang percaya kepada-ku, tidak akan mati selama-lamanya." Berarti,

Page 26: Bmf 24 cahaya injil

18 | C A H A Y A I N J I L

setiap orang yang percaya pada Yesus memperoleh hidup yang kekal.

Jika begitu halnya, kita mempunyai suatu masalah eksegese di tangan

kita. Atau, apakah itu suatu masalah? Karena di satu pihak, kita harus

mempercayai Yesus untuk hidup yang kekal; dan di lain pihak, kita

harus menggenapi tuntutan perintah-perintah Allah. Jadi, yang mana

satu jawaban yang betul? Apakah kedua-duanya adalah jawaban yang

berbeda? Apakah kita mempercayai Yesus dan memperoleh hidup yang

kekal? Atau, apakah kita harus menggenapi Hukum Taurat untuk

memperoleh hidup yang kekal? Bagaimana Anda menyatukan kedua

jawaban ini? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting! Atau, apakah

terserah kita untuk memilih jawaban mana yang lebih kita sukai?

Saya pikir justru itulah yang dilakukan oleh banyak orang Kristen.

Mereka memutuskan bahwa mereka lebih menyukai jawaban,

"Percayalah kepada Yesus dan kamu tidak akan mati. Kamu akan

memperoleh hidup yang kekal." Mereka lebih menyukai jawaban itu.

Sedangkan jawaban yang lagi satu tentang melakukan hukum Taurat,

kita akan melupakan saja. Kita akan meninggalkan jawaban itu dan

berkata, "Baik, itu tidak ada hubungannya dengan kita." Jika kita

berbuat seperti itu, kita memetik dan memilih dari firman Tuhan apa

yang kita suka dan menolak apa yang kita tidak suka. Kita telah

memutuskan yang mana jalan menuju hidup yang kekal atau

bagaimana kita harus memahami pernyataan, "Percaya kepada Yesus."

Satu-satunya cara untuk memecahkan masalah ini adalah dengan

menempatkan kedua jawaban itu bersebelahan dan bertanya apa

hubungannya satu dengan yang lain? Bagaimana "Percaya kepada

Yesus" berhubungan dengan pertanyaan Yesus, "Apa yang tertulis

dalam hukum Taurat?"? Bagaimana "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan

segenap hatimu" berhubungan dengan jawaban Yesus, "Pergilah, dan

perbuatlah demikian?" Jadi, bagaimana kita dapat menguraikan semua

ini? Yang mana jawaban yang benar: "Kasihilah Tuhan, Allahmu,

dengan segenap hatimu, dan kamu akan memperoleh hidup yang

kekal" atau "percayalah kepada-ku dan kamu akan memperoleh hidup

yang kekal"? Apakah Anda telah memutuskan yang mana satu terlebih

dulu? Atau, apakah mungkin terdapat suatu hubungan internal di

antara kedua jawaban tersebut, "Percayalah kepada Yesus" dan

"Kasihilah Allah dengan segenap hati"? Barangkali, keduanya

mempunyai arti yang sama. Jika demikian halnya, perumpamaan yang

sangat penting ini menjadi definisi bagi "Percayalah kepada Yesus".

Page 27: Bmf 24 cahaya injil

19 | C A H A Y A I N J I L

Jika saya bertanya kepada Anda, apa artinya percaya kepada Yesus?

Apakah yang akan menjadi jawaban Anda? Sangat penting untuk

mendapatkan jawaban yang benar karena hidup yang kekal bergantung

padanya. Tahukah Anda apa artinya percaya kepada Yesus? Saya

sudah tahu apa jawaban standarnya, "Kami percaya Yesus mati untuk

kita" dan "Kami percaya Yesus bangkit dari antara orang mati." Tetapi

semua ini pada dasarnya cuma suatu penerimaan mental akan fakta-

fakta tertentu. Apakah ini yang dimaksudkan Yesus? Kita harus

mengizinkan Yesus yang mendefinisikan apa yang dimaksudkan dengan

"percayalah kepada-ku." Bukan terserah kita untuk memutuskan apa

artinya "percayalah kepada-ku" dengan mengimpor arti kita sendiri ke

dalamnya. Hidup yang kekal bergantung pada hal ini. Oleh karena itu,

kita harus melihat apa yang diartikan oleh Yesus saat dia berkata,

"Percaya kepada-ku". Dan syukur kepada Allah, Yesus tidak

meninggalkan kita dalam kegelapan.

Apa arti Percaya kepada Yesus?

Mari kita melihat perumpamaan ini sekali lagi seraya kita merenungkan

pertanyaan ini. Di perumpamaan ini, Yesus pada dasarnya menjawab

pertanyaan itu dengan mengatakan, "Kamu harus pergi dan mengasihi

Allah dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan

segenap akal budimu, dengan segenap kekuatanmu. Jika kamu berbuat

demikian, kamu akan mewarisi hidup yang kekal karena Anda terbukti

sebagai anak Allah yang sejati."

Ah! Tetapi jawaban ini agak menakutkan kita. Pertama-tama, kita

melihat bahwa hal ini melibatkan komitmen yang total. Kata 'segenap'

dipakai empat kali. Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan semua yang ada

padamu, dengan segenap keberadaanmu. Lebih total dari itu, tidak

ada. Kedua, ini berarti bukan saja Anda mengasihi Allah, tetapi Anda

juga mengasihi sesama manusia, jika Anda benar-benar mengasihi

Allah.

Anda barangkali berkata, "Mengasihi Allah tampaknya jauh lebih mudah

daripada mengasihi sesama manusia karena bagaimanapun, Allah

begitu baik dengan kita, Ia begitu murah hati terhadap kita, tetapi

manusia sangat menjengkelkan. Dan karena itu, aku tidak ingin

mengasihi sesama manusia. Aku bisa hidup tanpa sesama manusia.

Manusia selalu menyusahkan aku. Mereka selalu melakukan hal-hal

Page 28: Bmf 24 cahaya injil

20 | C A H A Y A I N J I L

yang menyusahkan aku. Mereka mengadakan pesta di sebelah rumah

menyebabkan aku tidak dapat tidur pada waktu malam. Allah tidak

melakukan hal-hal seperti itu padaku. Tetapi tetanggaku? Mustahil!

Tahukah kamu tentang tetanggaku ini? Ia membiarkan tamannya

dipenuhi dengan rumput liar, dan rumput liar tumbuh dimana-mana.

Dan setiap kali angin datang, bunga-bunga rumput liar ditiup ke dalam

tamanku dan tamanku berantakan dengan rumput liar! Tamanku

dirusakkan karena tetanggaku ini tidak berbuat apa-apa tentang

rumput liar di tamannya. Anda lihat, Allah tidak pernah membiarkan

rumput liar-Nya masuk ke dalam tamanku. Tetapi tetanggaku ini sama

sekali tidak bertimbang rasa. Makanya, mengasihi Allah itu wajar tetapi

mengasihi sesama manusia bukan untukku." Kita menemukan hal yang

tidak menyenangkan ini dalam perintah Allah: Ia telah mengikat kasih

akan sesama manusia kepada kasih akan Allah! Kita ingin berkata,

"Tuhan, sebaiknya kedua hal itu dipisahkan, oke? Aku mengasihi

Engkau, itu cukup. Tetapi jangan menuntut supaya aku mengasihi

tetanggaku." Justru bagian yang kedua ini yang memberikan masalah,

bukan?

Itulah yang dikatakan oleh ahli Taurat tersebut. Ahli Taurat tidak

menimbulkan sebarang pertanyaan atau persoalan tentang mengasihi

Allah. Akan tetapi, dia diganggu oleh tuntutan untuk mengasihi sesama

manusia karena seperti kebanyakan dari kita, kebetulan ia mempunyai

seorang tetangga yang menyusahkan. Karenanya, ia memutuskan

untuk menanyakan satu lagi pertanyaan, "Dan siapakah sesamaku

manusia? Dan tolong jangan katakan kepadaku bahwa tetanggaku

dengan rumput liarnya itu harus kuterima sebagai sesamaku manusia!

Atau, orang yang memukul-mukul gendang disebelah rumahku itu!"

Maka, ia bertanya, "Siapakah sesamaku manusia?" Dan Yesus

menjawab, "Aku akan menceritakan kepada kamu sebuah cerita. Ada

seorang Samaria......"

Orang Samaria yang Murah Hati

Anda tahu, orang Yahudi membenci orang Samaria. Mereka

menganggap hina orang Samaria. Orang Samaria adalah mereka yang

berketurunan campuran. Mereka dianggap orang yang rendah. Orang

Yahudi gemar berbicara tentang kemurnian rasial - 'orang Yahudi yang

murni,' entah apa artinya. Pada kenyataannya tidak seorangpun yang

murni. Tetapi orang Samaria adalah suku campuran. Mereka

Page 29: Bmf 24 cahaya injil

21 | C A H A Y A I N J I L

berkompromi dengan dunia. Dan Yesus memilih seorang Samaria! "Ah,

mengapa engkau berbicara tentang orang Samaria saat berbicara

tentang 'sesama manusia', bicaralah tentang beberapa orang Yahudi

yang baik. Tetapi dari semua contoh, engkau memilih contoh seorang

Samaria!"

Yesus berkata, "Ada seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.

Yerikho tidak jauh dari Yerusalem tetapi jalannya bergunung-gunung,

dan merupakan tempat di mana banyak penyamun bersembunyi. Itu

suatu tempat yang bagus untuk menyergap, untuk menyerang tiba-

tiba. Dan begitu orang Yahudi ini diserang oleh penyamun-penyamun.

Menurut Anda siapa penyamun-penyamun itu? Tentu saja, sesama

orang Yahudi! Siapa lagi? Ini di dalam wilayah Israel. Ia jatuh ke

tangan saudara-saudara sebangsanya, yang merampoknya habis-

habisan, yang memukulnya dan meninggalkannya setengah mati. Lalu

datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Apa yang

dilihatnya? Ia melihat orang ini, yang dipukul dan ditinggalkan

setengah mati. Dari semua orang, ia menaruh belas kasihan terhadap

orang ini. Seorang Samaria menaruh belas kasihan terhadap seorang

Yahudi, musuhnya!

Seorang Imam, Sesama Orang Yahudi Melewatinya dari

Seberang Jalan

Yesus berkata, “Tetapi tahukah kamu bahwa sebelum itu terjadi, ada

dua orang Yahudi yang jalan melewatinya. Yang pertama ialah seorang

imam, atau Anda bisa berkata, seorang pendeta. Apa yang dilihatnya?

Ia melihat orang ini terbaring di pinggir jalan, setengah mati. Pada

kenyataannya, apabila seseorang itu setengah mati, Anda tidak tahu

apakah ia masih hidup atau tidak. Ia terbaring pingsan, dipenuhi luka

memar, berdarah. Tetapi pendeta itu memutuskan bahwa ia harus

cepat ke gereja. Banyak orang menunggunya di gereja. Bagaimana

mungkin ia tidak datang? Banyak orang yang harus diberikan firman

Tuhan. Ia tidak akan berhenti untuk merawat orang ini karena banyak

orang menunggu di gereja. Ia melihat jam tangannya. Kebaktian akan

dimulai pada jam dua. Jadi ia harus ke gereja. Ia harus melayani Tuhan

pada hari itu dan sangat penting untuk datang tepat waktu. Ia akan

terlambat jika ia menghabiskan waktu merawat orang ini. Oleh karena

itu, ia berpikir, "Minta maaf! Bagaimanapun barangkali korban itu

sudah mati. Tidak ada gunanya membuang waktu!" Jadi pendeta itu

Page 30: Bmf 24 cahaya injil

22 | C A H A Y A I N J I L

lalu pergi meninggalkan korban. Saya menggunakan gambaran yang

modern tetapi secara kasar itulah yang terjadi.

Apa yang sedang dilakukan oleh imam itu? Ia sedang dalam perjalanan

ke Bait Suci untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang imam.

Seorang imam agak berbeda dari seorang pendeta, karena seorang

imam harus melayani di Bait Suci, jadi dia haruslah tetap tahir. Jika ia

menjadi najis, ia tidak diizinkan untuk melayani di Bait Suci. Satu cara

untuk menjadi najis adalah menyentuh orang mati. Bagaimana kalau

orang di pinggir jalan itu sudah mati? Bagaimana ia tahu tanpa

menyentuhnya? Ia perlu memeriksa nadinya untuk memastikan apakah

ia masih hidup atau sudah mati. Jika orang ini sudah mati, maka imam

itu akan menjadi najis dan tidak dapat berfungsi sebagai seorang imam

pada hari itu. Maka ia mempertimbangkan hal itu, lalu memutuskan

untuk tidak mengambil risiko dan meninggalkan orang ini di pinggir

jalan. Ia harus melanjutkan tugas keimamannya. Ada banyak hal yang

lebih baik yang perlu dilakukan demi Allah daripada merepotkan diri

dengan seseorang yang terbaring di pinggir jalan yang bagaimanapun

barangkali telah mati. Apa pendapat Anda? Ia mempunyai alasan yang

bagus, bukan? Imam itu mempunyai alasan yang wajar.

Lebih dari itu, ia ada istri dan anak-anak untuk dipertimbangkan.

Seandainya ia menjadi najis dan karenanya tidak dapat melaksanakan

tugasnya sebagai seorang imam, ia tidak akan menerima persepuluhan

yang dipersembahkan di Bait Suci. Dan jika ia tidak menerima

persepuluhan dari Bait Suci, maka istri dan anak-anaknya akan

kelaparan.

Terdapat begitu banyak pertimbangan. Kehidupan ini begitu rumit!

Anda tidak bisa menyederhanakan kehidupan ini secara berlebih-

lebihan. Setelah memberikan hal ini beberapa pertimbangan, ia

memutuskan, "Nah, bagaimanapun, pekerjaan Allah harus

diutamakan." Apakah pekerjaan Allah? Pekerjaan Allah ialah melayani

di Bait Suci. Oleh karena itu, ia harus tetap tahir. Maka, terhuyung-

huyung ia pergi.

Seorang Lewi, juga Sesama Orang Yahudi Melewatinya dari

Seberang Jalan

Page 31: Bmf 24 cahaya injil

23 | C A H A Y A I N J I L

Kemudian, seorang Lewi datang ke tempat itu. Seorang Lewi bukan

seorang imam tetapi merupakan seorang awam yang melakukan tugas

keimaman. Ia juga bekerja di Bait Suci tetapi bukan sebagai seorang

imam. Ia semacam seorang pengurus gereja, bergantung pada apa

tugasnya di Bait Suci. Mereka diberi tugas yang berbeda-beda.

Beberapa dari mereka adalah pemain musik di Bait Suci. Beberapa dari

mereka itu seperti anggota paduan suara gereja yang diberikan tugas

tertentu dalam gereja. Dan yang lain mengurus pelbagai macam

departemen dan bangunan dalam Bait Allah. Ada juga yang lain yang

memperhatikan detil-detil seperti menyediakan kayu untuk membakar

korban bakaran. Mereka adalah petugas-petugas Bait Allah. Orang Lewi

tersebut datang ke tempat itu dan melihat orang yang terluka ini. Dan

karena ia juga harus tetap tahir atas alasan yang sama seperti imam

itu, ia berpikir dengan cara yang sama seperti imam itu. Setelah

mempertimbangkan hal itu, ia juga melewatinya dari seberang jalan.

Sekarang Anda dapat melihat mengapa kita membaca Matius 15:1-9

tadi. Apa yang lebih penting? Apakah prioritas Anda? Apakah perintah-

perintah Allah? Apakah ada yang lebih penting dari belas kasihan?

Imam itu berpikir demikian. Ia pikir ada hal-hal lain yang lebih penting

daripada orang yang terbaring di pinggir jalan itu. Ia mendahulukan

adat istiadatnya. Adat istiadat mencegahnya dari menolong orang itu.

Itulah maksud perkataan Tuhan, "firman Allah kamu nyatakan tidak

berlaku demi adat istiadatmu sendiri." Apakah firman Allah? Firman

Allah adalah Anda mengasihi Allah dengan segenap keberadaan Anda,

dan mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri. Itulah perintah

Allah. Tetapi imam dan orang Lewi itu telah menyatakan firman-Nya

tidak berlaku karena mereka lebih prihatin tentang ketahiran dan

kenajisan daripada firman Allah. Dan begitu, mereka meninggalkan

orang itu. Mereka menyangkal perintah Allah demi adat istiadat mereka

sendiri.

Orang Samaria Menolong Musuhnya karena Tergerak oleh Belas

Kasihan

Sekarang mari kita mempertimbangkan orang Samaria ini. Orang

Samaria ini datang dan hatinya tergerak oleh belas kasihan. Orang itu

adalah seorang Yahudi dan sebagai orang Samaria, ia tidak menyukai

orang Yahudi. Ia berpikir kepada dirinya sendiri, "Ia orang Yahudi dan

orang Yahudi tidak pernah berbaik dengan kami. Mereka itu sombong

Page 32: Bmf 24 cahaya injil

24 | C A H A Y A I N J I L

dan congkak. Kami tidak mau berhubungan apa pun dengan orang

Yahudi." Ia ingin jalan melewatinya tetapi kasih menyentak hatinya.

"Ah, tidak. Aku tidak bisa." Maka ia berpaling kembali dan melihat, dan

masih ia berkata, "Tidak." Ia ingin terus berjalan kembali tetapi sekali

lagi, kasih menariknya kembali. Terjadi suatu pergumulan kasih di

dalam hatinya. Pada akhirnya, ternyata belas kasihannya lebih kuat.

Belas kasihan adalah kasih. Kasih bekerja di dalam hatinya.

Orang Samaria ini melakukan tiga hal:

Pertama, orang Samaria ini berhenti untuk menolong dengan risiko

yang besar pada dirinya sendiri. Kita telah menyatakan bahwa jalan

dari Yerusalem ke Yerikho itu penuh dengan penyamun. Itu suatu

tempat yang berbahaya untuk berkeluyuran terlalu lama. Lebih cepat ia

pergi, lebih baik. Sebaiknya ia jangan menunggu sampai waktu malam;

itu jauh lebih buruk. Waktu sangat penting. Ia sebaiknya pergi secepat

mungkin karena sangat berbahaya untuk berkeluyuran di situ.

Lebih dari itu, kalau orang Yahudi yang terluka ini belum mati dan

akhirnya sembuh, ia dapat bertindak sebagai saksi untuk mengenal

penyerang-penyerangnya. Karena itu, siapa saja yang berusaha untuk

menolongnya berada dalam bahaya yang besar. Anda tahu, para

penjahat biasanya sangat takut akan orang yang dapat mengenal

mereka dan berkata, "Aku melihat kamu melakukan ini dan melakukan

itu." Atau, "Kamulah yang menyerangku. Aku mengenal wajahmu." Jika

ini terjadi, penyamun-penyamun itu bisa saja bermasalah dengan polisi

di Israel. Demikian, siapa saja yang menolong orang yang terluka itu

akan dibenci oleh penyamun-penyamun yang merampok orang itu.

Seandainya orang itu sembuh dan dapat mengenal penjahat-penjahat

itu, dapatkah Anda melihat betapa bahayanya bagi orang Samaria ini

bahkan di masa depan? Karena orang Samaria inilah yang membantu

korban rampokan sehingga ia dapat mengenal penjahat-penjahat itu,

penjahat-penjahat itu bisa saja menaruh dendam terhadapnya.

Hal yang kedua, selain dari bahaya yang harus dihadapinya, orang

Samaria harus menangani perasaan jengkelnya terhadap orang Yahudi.

Orang Samaria tidak sabar dengan orang Yahudi. Ingatkah Anda bahwa

orang Yahudi sangat memandang rendah orang Samaria?

Page 33: Bmf 24 cahaya injil

25 | C A H A Y A I N J I L

Yang ketiga adalah bon yang harus dibayar. Pada waktu sekarang,

perawatan rumah sakit sangat mahal dan tidak ada alasan untuk

berpikir bahwa rumah sakit murah pada waktu itu. Barangkali ia harus

menanggung tagihan yang besar karena merawat orang ini. Sebetulnya

cukup baik ia membawanya ke tempat penginapan dan berkata, "Oke,

kamu lakukan saja apa yang kamu inginkan dengan orang ini!" Tetapi

ia pergi lebih jauh dan berkata, "Aku akan membayar biaya perawatan

untuk orang ini. Aku telah melihat keadaannya. Ia tidak ada uang, dan

aku tidak akan meninggalkannya begitu saja di sini."

Lebih dari itu, sebagai seorang Samaria, ia tidak ada harapan sama

sekali untuk menerima ganti rugi. Berarti, jika orang yang diserang dan

dilukai itu ternyata agak kaya dan mampu membayar kembali orang

Samaria ini, secara hukum orang Samaria ini tidak dapat menuntut

uangnya kembali sekalipun orang itu dapat membayarnya. Mengapa?

Karena seorang Samaria tidak ada kedudukan di Mahkamah orang

Yahudi. Ia tidak dapat pergi ke Israel dan menuntut orang Yahudi itu di

Mahkamah dan berkata, "Lihat, aku telah membayar semua biaya

perawatan untuk kamu. Bukankah wajar kamu kembalikan hutangmu

kepadaku? Aku tidak meminta bunga. Aku hanya meminta kembali

uang yang telah kubelanjakan untuk kamu." Ia tidak dapat berbuat itu.

Dengan lain kata, ia harus mengeluarkan biaya itu tanpa

mengharapkan balasan sama sekali. Uang itu tidak mungkin

didapatnya kembali.

Kita harus memahami tiga hal ini tentang orang Samaria ini. Sangat

indah! Itulah inti kasih. Kasih memberikan dirinya tanpa

memperhitungkan bahaya kepada dirinya sendiri, tanpa

mempertimbangkan perasaan pribadi terhadap orang itu, dan tanpa

memperhatikan apakah Anda akan menerima kompensasi bagi

tindakan Anda. Begitu indah sekali!

Pengajaran Yesus: Diselamatkan dengan Melakukan Hukum

Kasih

Sesudah Yesus menjelaskan kepada ahli Taurat itu, ia berkata,

"Pergilah, dan perbuatlah demikian. Tidakkah kamu bertanya kepada-

ku apa yang harus kamu perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?

Nah, aku baru selesai menjelaskan kepada kamu. Pergilah, dan

perbuatlah demikian!" Ini berarti: (1) Anda pergi tanpa

Page 34: Bmf 24 cahaya injil

26 | C A H A Y A I N J I L

mempertimbangkan keamanan pribadi. (2) Anda pergi tanpa

mempertimbangkan kebangsaan atau suku. Anda tidak bertanya

apakah orang itu bangsa Kanada, atau Yahudi, atau Inggris, atau

Perancis, atau Afrika atau apa saja tentang orang itu. Barangkali Anda

tidak menyukai orang semacam itu, tetapi Anda tidak mengasihi karena

Anda menyukai orang itu. 'Mengasihi' dan 'menyukai' tidak ada

kaitannya di dalam Alkitab. (3) Dan akhir sekali, Anda pergi dan

menolong orang itu, tanpa memikirkan keuntungan apa yang mungkin

Anda terima sebagai balasan. Yesus berkata, "Mengertikah kamu

sekarang apa itu kasih? Pergilah, dan perbuatlah demikian. Perbuatlah

demikian dan kamu akan mewarisi hidup yang kekal." Apa yang

dimaksudkan oleh Yesus? Apakah Yesus bermaksud bahwa kita

diselamatkan dengan melakukan hukum Taurat? Tampaknya

jawabannya adalah "Ya", bukan? Dapatkah Anda memikirkan jawaban

yang lain?

Pengajaran Paulus: Dibenarkan dengan Melakukan Hukum

Taurat oleh Kasih

Tetapi Anda berkata, "Paulus tidak pernah mengajarkan itu! Kita

dibenarkan bukan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya

karena iman saja." Menurut Anda, apakah itu yang diajarkan Paulus?

Biar saya mengagetkan Anda sedikit. Saya akan membacakan kepada

Anda perkataan Paulus sendiri di Roma 2:13,

Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar

di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah

yang akan dibenarkan.

Tahukah Anda Paulus yang menuliskan kata-kata ini? Orang yang

melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. Ini sangat

mengherankan! Itulah tulisan Paulus sendiri, dari semua tempat, di

surat Roma, surat yang dikenal tentang keselamatan itu. Bacalah kata-

kata tersebut dengan berhati-hati sekali lagi. Mereka tidak

membutuhkan penjelasan. Kata-kata tersebut sangat jelas: orang yang

melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.

Namun Anda berkata, "Apakah hukum Taurat yang harus dilakukan

supaya dibenarkan? Apakah hukum Taurat?" Mari kita melihat jawaban

Paulus sendiri di Roma 13:8, dan ini mengingatkan kita akan

Page 35: Bmf 24 cahaya injil

27 | C A H A Y A I N J I L

pengajaran Yesus tentang Perumpamaan tentang Orang Samaria yang

Murah Hati.

Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi

hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi

sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Sekali lagi Anda berkata, "Tetapi Paulus, kita tidak diselamatkan oleh

hukum Taurat, mengapa kita perlu peduli apakah kita memenuhi

hukum Taurat atau tidak?" Paulus peduli apakah Anda memenuhi

hukum Taurat atau tidak. Mengherankan! Surat Roma adalah eksposisi

Paulus tentang keselamatan. Ia berkata, "Janganlah kamu berhutang

apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling

mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia

sudah memenuhi hukum Taurat."

Selanjutkan ia berbicara tentang melakukan hukum Taurat dalam ayat-

ayat 9-10:

Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan

mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah

tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia

seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama

manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Paulus menerangkan dengan jelas sekali bahwa: kasih adalah

kegenapan hukum Taurat. Sebagaimana telah kita lihat, ia berkata di

Roma 2:13, bahwa orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan

dibenarkan dan bukan saja orang yang mendengarkan hukum Taurat,

yang akan dibenarkan. Dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat

dalam tulisan Paulus! Betapa mengherankan! Bagaimana Anda

melakukan hukum Taurat? Oleh kasih! Ini benar-benar sangat

menakjubkan!

Hari ini terdapat semacam ajaran yang menyimpang yang

mengusulkan entah bagaimana, bahwa pekerjaan baik itu tidak baik!

Saya tidak tahu bagaimana mereka membuat kesimpulan itu, bahwa,

"Tidak baik kalau kamu memenuhi hukum Taurat untuk memperoleh

hidup yang kekal. Tidak baik kalau kamu melakukan hukum Taurat.

Kita jangan melakukan itu." Aneh! Apakah kita telah salah mengerti

Paulus? Mengapa Paulus peduli apakah kita memenuhi hukum Taurat

Page 36: Bmf 24 cahaya injil

28 | C A H A Y A I N J I L

oleh kasih? Jika Anda berpikir Paulus menganggap hukum Taurat itu

tidak baik dan karena itu kita jangan memenuhinya, maka Anda sama

sekali tidak mengerti Paulus.

Biarlah Paulus sendiri yang menjelaskan kepada Anda tentang

pandangannya akan hukum Taurat dari Roma 7:12,14.

Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah

kudus, benar dan baik.

Apakah Paulus menganggap hukum Taurat itu tidak baik? Tidak sama

sekali! Ia menganggap hukum Taurat itu kudus, benar dan baik. Dan

kemudian ayat 14,

Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku

bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.

Apakah hukum Taurat? Hukum Taurat adalah rohani. Jadi di dalam

fasal ini, Paulus menyatakan empat hal tentang hukum Taurat: hukum

Taurat adalah kudus, adalah benar, adalah baik dan, adalah rohani.

Kalau begitu, apa salahnya dengan memenuhi hukum Taurat jika

hukum Taurat adalah semua ini? Saya bertanya-tanya kalau Anda

dapat melihat hal ini dengan jelas dan memahaminya dengan

mendalam?

Yesus mengatakan hal yang sama. Ia terus-terang menyatakan kepada

kita di Matius 5:19, bahwa jika seseorang mengajarkan tentang

kelonggaran hukum Taurat, belum penghapusan hukum Taurat, tetapi

hanya melonggarkan salah satu perintah yang paling kecil dari hukum

Taurat, orang itu akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam

Kerajaan Surga. Perhatikan, Yesus tidak berkata tidak melakukan

hukum Taurat, dia berkata cuma melonggarkan sedikit. Dan Yesus

tidak berkata melonggarkan satu perintah yang penting, tetapi salah

satu yang paling kecil! Orang seperti ini akan menduduki tempat yang

paling rendah di dalam Kerajaan Surga.

Di dalam seluruh Kitab Suci, apakah dalam Perjanjian Lama atau Baru,

hukum Taurat adalah sangat baik dan berbahagialah orang yang

hendak melakukannya. Itulah inti kepada seluruh Perjanjian Lama, dan

seluruh mazmur-mazmur. Tidakkah Anda membaca mazmur-mazmur?

Mazmur-mazmur sentiasa berbicara tentang manusia Allah yang rindu

Page 37: Bmf 24 cahaya injil

29 | C A H A Y A I N J I L

untuk memenuhi hukum Allah dengan segenap hatinya. Apabila kita

datang ke Perjanjian Baru, ada beberapa orang yang dengan sia-sia

membayangkan bahwa hukum Taurat telah dihapuskan! Apakah hukum

Taurat telah dihapuskan? Tidak hukum moralnya. Tidak dimana pun

dikatakan bahwa hukum moral telah dihapuskan. Pernahkah Anda

membaca dimana pun di dalam Kitab Suci bahwa Sepuluh Firman itu

telah dihapuskan? Tidak dimana pun juga hal itu dapat ditemukan di

dalam firman Tuhan. Namun begitu, ada beberapa orang yang dengan

sia-sia membayangkan bahwa hal itu telah terjadi. Tidak dimana pun

juga di dalam Kitab Suci yang menyatakan bahwa hukum Taurat telah

ditiadakan! Tetapi sebaliknya, hukum Taurat benar-benar ditegakkan.

Biar saya menjelaskannya dengan cara ini. Daripada membentuk

hukum Taurat dan kemudian meniadakannya, Allah seharusnya tidak

membentuk hukum Taurat dari awal. Kalau Allah ingin menghapuskan

hukum Taurat, menurut Anda kapan waktu yang terbaik untuk

menghapuskannya? Menurut Anda kapan? Tentu saja sebelum Yesus

mati di atas kayu salib! Seandainya saya adalah seorang hakim,

seandainya sayalah pembuat undang-undang di negeri ini, dan anak

saya dijatuhkan hukuman mati dan sedang menunggu pelaksanaan

hukum mati. Kapan waktu yang baik untuk menghapuskan hukuman

mati? Waktu yang terbaik untuk menghapuskan adalah sebelum anak

saya dihukum mati. Jika saya menghapuskan undang-undang itu

setelah hukuman mati dilaksanakan, itu sudah terlambat. Ia sudah

mati! Jika Allah ingin menghapuskan hukum Taurat, waktu yang terbaik

adalah sebelum Yesus dijatuhkan hukuman mati di atas kayu salib.

Maka, Yesus tidak perlu mati. Ia tidak perlu mati karena tuduhan

melanggar hukum Taurat, dan Yesus tidak perlu mati demi umat

manusia yang melanggar hukum Taurat. Itu sangat mudah dimengerti.

Tetapi apa gunanya menghapuskan hukum Taurat setelah Yesus mati?

Kenyataan bahwa Yesus mati menunjukkan bahwa Allah tidak hanya

tidak akan menghapuskan hukum Taurat, tetapi sebaliknya Ia

menetapkan bahwa hukum Taurat tidak dapat diubah; bahwa hukum

Taurat tidak dapat ditiadakan. Hukum Allah tidak dapat dibatalkan.

Hukum moral Allah sentiasa tetap berlaku.

Adat istiadat dapat berlalu. Semua itu tidak terlalu penting. Apakah

mobil diizinkan untuk diparkir di atas jalan ini atau tidak adalah

persoalan yang kecil. Mungkin hari ini, meteran parkir ada di sebelah

ini, dan karena itu, jika Anda memarkir di sebelah lain, Anda telah

Page 38: Bmf 24 cahaya injil

30 | C A H A Y A I N J I L

membuat pelanggaran. Tetapi hukum-hukum seperti ini dapat berubah

di kemudian hari dan Anda bisa saja memarkir di sebelah lain pada

waktu itu. Persoalan-persoalan yang kecil seperti ini dapat

dibandingkan dengan hukum-hukum adat istiadat. Tidak penting

apakah Anda melakukannya atau tidak karena tidak ada persoalan

moral yang terlibat. Tetapi, apakah hukum-hukum moral mendasar

sebuah negeri dapat berubah adalah persoalan yang sangat berbeda.

Suatu persoalan moral yang mendasar adalah seperti, apakah sebuah

negeri akan mengizinkan kejahatan dilegalisasikan, apakah yang jahat

dapat menjadi yang baik dari sekarang. Saya mengulanginya sekali

lagi, tidak dimana pun juga di dalam firman Tuhan, dituliskan bahwa

aspek hukum moral dari hukum Taurat telah dihapuskan.

Sebenarnya, kalau kita membaca Roma 2, kita mengerti bahwa

penghakiman akan dilaksanakan berdasarkan hukum moral Allah pada

hari itu. Jika hukum Allah telah dihapuskan, berdasarkan apa Allah

harus menghakimi Anda? Bagaimana perbuatan-perbuatan Anda akan

dihakimi? Tidak, tidak dimana pun juga di dalam Alkitab kita membaca

tentang hukum Taurat dihapuskan. Hukum Allah tetap berlaku. Itulah

sebabnya Yesus berkata di Matius 5:18, "karena Aku berkata

kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,

satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,

sebelum semuanya terjadi." Hukum Taurat akan semuanya terjadi.

Hukum Taurat harus dipenuhi.

Tetapi Manusia Tidak dapat Melakukan Hukum Taurat

Kalau begitu, apa artinya semua ini? Apakah ini berarti kita dapat

menyelamatkan diri kita dengan melakukan hukum Taurat? Apakah

demikian halnya, bahwa entah bagaimana kita dapat menyelamatkan

diri kita dengan memenuhi tuntutan hukum Taurat? Jawaban kepada

pertanyaan itu tentulah "Tidak." Anda berkata, "Aneh! Aku pikir kamu

baru saja berkata hukum Taurat itu baik!" Memang benar, hukum

Taurat itu baik, tetapi tidak pernahkah Anda membaca Roma 7:14?

Hukum Taurat adalah baik tetapi pokok permasalahannya terletak pada

'aku,' bukan dengan hukum Taurat. Aku yang jahat! Dan karena saya

jahat, saya tidak dapat memenuhi hukum Taurat. Itulah pokok

permasalahannya. Hukum Taurat itu sangat baik. Apakah salahnya

kalau kita hendak memenuhi hukum Taurat? Tidak sama sekali! Kita

harus mau memenuhi hukum Allah, untuk mengasihi-Nya dengan

Page 39: Bmf 24 cahaya injil

31 | C A H A Y A I N J I L

segenap keberadaan kita, untuk mengasihi sesama manusia seperti diri

kita sendiri. Pokok persoalannya ialah, saya tidak dapat melakukannya.

Saya tidak dapat mencapainya!

Diselamatkan dengan Memenuhi Hukum Taurat: Mengasihi Oleh

Roh Kudus

Apa yang dapat kita simpulkan dari ajaran Tuhan? Apakah ajaran

Paulus? Anda akan mendapati bahwa ajaran Paulus selalu serasi

dengan ajaran Tuhan dalam setiap detil. Ia tidak sedikitpun

menyimpang dari ajaran Tuhan. Anda telah melihat di Roma 2:13

bahwa orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.

Paulus melanjutkan dengan menyatakan di Roma 13:8 bahwa oleh

kasih hukum Taurat dipenuhi. Jadi logikanya sangat jelas. Satu-satunya

jalan untuk dibenarkan adalah memenuhi hukum Taurat, dan satu-

satunya jalan untuk memenuhi hukum Taurat adalah mengasihi.

Namun kita tidak dapat mengasihi karena kita pada dasarnya egois.

Kalau begitu, dimana kita ditinggalkan? Jawabannya: Keselamatan

berasal hanya dari Allah, Yang dapat memampukan kita untuk

mengasihi, Yang dapat mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita.

Justru itulah yang dikatakan oleh Paulus di Roma 5:5 bahwa Allah telah

menyebabkan kasih-Nya dicurahkan dengan limpahnya, bukan saja

beberapa tetes, tetapi dicurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita supaya

kita dapat memenuhi hukum Taurat. Bukankah ini luar biasa? Dan

bagaimana Ia melakukan ini? Oleh Roh Kudus! Itulah sebabnya kasih

adalah buah Roh.

Sekarang perhatikan, pertanyaan ahli Taurat itu maupun jawaban

Yesus tidak menunjukkan bahwa kita menerima hidup yang kekal

sebagai upah atau jasa. Sebagaimana kita telah lihat dari awal, ahli

Taurat itu terlalu ahli dalam Firman Allah untuk melakukan kesalahan

seperti itu. Ia sudah membaca kitab Yesaya. Ia tahu kita tidak dapat

menerima hidup yang kekal sebagai jasa, ataupun upah. Standar Allah

terlalu tinggi. Jalan-Nya bukan jalan kita. Rancangan-Nya bukan

rancangan kita; jalan-Nya dan dan rancangan-Nya lebih tinggi dari kita.

Saya tidak dapat mencapai hal-hal ini. Mereka terlalu ajaib bagi saya.

Bagaimana mungkin saya dapat memenuhi standar-Nya? Standar Allah

terlalu tinggi bagi saya! Pertanyaan ahli Taurat itu ialah: "Bagaimana

aku mewarisi?" bukan "Bagaimana aku menghasilkan?" Diskusi itu

bukan tentang bagaimana kita lewat pekerjaan kita memperoleh hidup

Page 40: Bmf 24 cahaya injil

32 | C A H A Y A I N J I L

kekal! Pertanyaan ahli Taurat itu maupun jawaban Yesus tidak ada

hubungannya dengan 'keselamatan oleh perbuatan'.

Lalu, pertanyaan itu tentang apa? Pertanyaan itu berhubungan dengan

suatu jenis kehidupan yang baru, yaitu kehidupan Allah di dalam diri

Anda. Itulah intinya keselamatan. Jadi, Paulus mengajarkan hal yang

sama: "Bagaimana aku dapat dibenarkan?" Saya akan dibenarkan

hanya dengan melakukan hukum Taurat. Tetapi apakah artinya

melakukan hukum Taurat? Melakukan hukum Taurat adalah mengasihi.

Tetapi saya tidak dapat mengasihi, maka apa yang dapat saya

lakukan? Syukur kepada Allah, jawabannya ada di dalam Kristus. Ia

memberikan kepada saya Roh Kudus yang memampukan saya untuk

mengasihi karena Roh Kudus mencurahkan kasih Allah ke dalam hati

saya. Jadi kita melihat jawaban Allah yang menakjubkan itu. Jawaban

Yesus juga persis sama. Tetapi mari kita tetap bersama Paulus untuk

beberapa waktu.

Paulus berkata di Galatia 5:6, "Sebab bagi orang-orang yang ada di

dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai

sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih." Apa yang

mempunyai suatu arti untuk keselamatan? Apakah hanya iman?

Tidak! Hanya iman yang bekerja oleh kasih. Ini sangat menakjubkan!

Hal bersunat adalah melakukan hukum Taurat. Disunatkan berarti

melakukan hukum Taurat. Tidak bersunat berarti hanya mempercayai

Kristus tanpa disunat sama sekali. Perhatikan, seluruh konteks

pembahasan ini dalam Galatia 5:6 adalah, jika Anda ada di dalam

Kristus, hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai arti, yaitu

bukan iman maupun pekerjaan. Ah, ini sangat menakjubkan! Kalau

begitu, apa yang berarti? .... iman yang bekerja oleh kasih. Apa artinya

'iman yang bekerja oleh kasih'?

Sekali lagi Paulus tidak meninggalkan kita dalam kegelapan. Ia

menjelaskan dengan sepenuhnya di Galatia 6:15, dengan

menggunakan kata-kata yang sama supaya kita dapat menempatkan

mereka bersebelahan dan melihat apa artinya. Di Galatia 6:15, Paulus

mengatakan hal yang sama seperti di Galatia 5:6, tetapi dengan satu

perubahan yang penting. Di Galatia 6:15, Paulus berkata, "Sebab

bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi

ciptaan baru, itulah yang ada artinya." Paulus sedang berkata bahwa

pekerjaan maupun iman tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru.

Page 41: Bmf 24 cahaya injil

33 | C A H A Y A I N J I L

Mengapa ia mengatakan ini? Karena kasih adalah kunci kepada seluruh

persoalan tentang keselamatan apakah dalam ajaran Yesus maupun

dalam ajaran Paulus. Mengapa?

Sekali lagi Paulus menjelaskan hal ini dengan indah sekali kepada kita.

Mari kita melihat 1 Korintus 13 dan biarlah Paulus sendiri yang

menjelaskannya kepada Anda. Kita sering membacakan 1 Korintus 13

pada upacara perkawinan namun mengertikah Anda apa yang sedang

dibacakan? Betapa mudahnya kata-kata menjadi familier kepada kita

tetapi kita tidak mengerti apa artinya:

Ayat 1:

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia

dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku

sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang

gemerincing.

Saya pikir Anda tahu apa gong dan canang itu. Gong dan canang

adalah alat musik yang benar-benar sangat bising. Canang dibuat

hanya dari selembar logam yang tipis, tetapi membuat kebisingan yang

bukan main dahsyat. Ayat 2:

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku

mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan

sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan

gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali

tidak berguna.

Paulus sendiri berkata bahwa sekalipun Anda memiliki iman yang

sempurna, iman itu tidak akan menyelamatkan Anda, kecuali ia bekerja

melalui kasih. Iman saja tidak dapat menyelamatkan Anda. Inilah

ajaran yang alkitabiah. Paulus tidak semata berkata iman. Ia

berkata iman yang bekerja oleh kasih. Itulah yang berarti bagi Kristus.

Itulah sebabnya kalau Anda memiliki iman yang sempurna tetapi tidak

mempunyai kasih, Anda sama sekali tidak berarti di mata Allah. Itu

berarti Anda nol, kosong sama sekali. Ayat 3:

Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada

padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika

Page 42: Bmf 24 cahaya injil

34 | C A H A Y A I N J I L

aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya

bagiku.

Dan bagaimana dengan pekerjaan atau perbuatan? Kita melihat

masalah yang sama dengan pekerjaan. Apa lagi yang dapat diminta

dari seseorang yang telah memberikan segala sesuatu yang ada

padanya dan bahkan tubuhnya sendiri? Sesudah Anda memberikan

segala-sesuatu yang ada padamu tetapi tidak mempunyai kasih,

sedikitpun tidak ada faedahnya. Mari kita merenungkan hal ini

sebentar. Kita dapat menyerahkan tubuh kita untuk dibakar karena

beberapa alasan. Barangkali kita memperjuangkan suatu tujuan

tertentu atau suatu ideal. Saya pernah tinggal di Negeri Tiongkok, saya

pernah hidup dibawah pemerintahan Tentara Pembebasan Rakyat, dan

juga dibawah Partai Komunis. Saya tahu itu seperti apa. Banyak orang

sanggup memberikan segala sesuatu dan dibakar hidup-hidup kalau

perlu, demi memperjuangkan ideologi mereka. Apakah kasih yang

mendorong mereka? Tidak semestinya. Apa yang mereka lakukan

tampak mulia, bersifat kepahlawanan, dan sangat indah. Saya selalu

mengagumi kepahlawanan semacam ini. Tetapi itu tidak semestinya

didorong oleh kasih. Sebenarnya, itu bisa saja didorong oleh kebencian,

kebencian terhadap musuh. Makanya, pekerjaan tidak berguna dan

iman juga tidak berarti dalam hubungannya dengan keselamatan.

Bagaimana kalau iman dan pekerjaan digabungkan bersama? Masih

tidak berguna. Mengapa? Apakah Anda pasti? Pasti dapat sesuatu! Nah,

jika Anda menjumlahkan nol kepada satu nol yang lain, Anda masih

mendapatkan nol. Bagaimanapun juga, Anda tidak mendapat apa-apa.

Lalu apa yang berarti? Pengajaran Alkitab jauh lebih dalam dari semua

ini. Jauh lebih dalam. Apa yang berarti adalah suatu ciptaan baru.

Alkitab dengan terus terang menyatakan kepada kita bahwa kita bisa

mempunyai iman tanpa kasih, sebagaimana Paulus katakan di sini,

tetapi Anda tidak dapat mempunyai kasih tanpa iman. Itulah sebabnya

mengapa kasih itu jauh lebih dalam. Saya mengulangi sekali lagi. Anda

bisa mempunyai iman tanpa kasih, seperti Paulus katakan di sini, tetapi

Anda tidak bisa mempunyai kasih tanpa iman. Tidak mungkin Anda bisa

mengasihi tanpa iman, tanpa Allah memungkinkan Anda untuk

mengasihi. Jika Anda memahami hal ini, Anda akan mengerti mengapa

dimana ada kasih, disitu ada iman. Kasih bukan sifat asli hati manusia.

Kasih datang dari Allah. Kasih dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh

Page 43: Bmf 24 cahaya injil

35 | C A H A Y A I N J I L

Kudus. Ini berarti jika Anda mengasihi, Anda telah menjadi satu ciptaan

yang baru. Kalau tidak, Anda tidak dapat mengasihi.

Itu, sebenarnya, adalah seluruh inti bagi Surat Yohanes yang Pertama.

Anda hanya perlu membaca Injil Pertama Yohanes dan Anda akan

menyadari bahwa itulah yang ingin ditekankan bahwa: .....kasih itu

berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah

dan mengenal Allah. (1 Yohanes 4:7) Tetapi jika Anda tidak lahir dari

Allah, Anda tidak dapat mengasihi. Anda dapat mengasihi hanya jika

Anda lahir dari Allah, lahir dari atas, atau lahir kembali. Itulah

sebabnya mengapa Paulus berkata, "Sebab bersunat (pekerjaan) atau

tidak bersunat (iman) tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru,

itulah yang ada artinya. Atau, iman yang bekerja oleh kasih karena

kasih itu berasal dari Allah. Rasul Yohanes berkata kasih itu berasal

dari Allah. Kasih itu bukan berasal dari manusia; kasih itu berasal dari

Allah. Oleh karena itu, iman maupun pekerjaan tidak ada gunanya

kecuali iman bekerja oleh kasih karena kasih berarti Allah melakukan

pekerjaan-Nya di dalam kita. Dapatkah Anda mengerti?

Maka pengajaran Alkitab tentang keselamatan tidak hanya sekadar

berhubungan dengan apa yang Anda percaya saja. Sangat penting

bahwa Anda percaya karena secara tidak langsung kasih menyatakan

adanya iman. Tetapi iman tidak semestinya menyatakan adanya kasih.

Jadi Anda perlu mempunyai iman, tetapi iman itu secara tersendiri

tidak berarti. Dan jika Anda berkata, "Baiklah, kalau begitu, iman plus

pekerjaan." Iman dan pekerjaan masih tidak berarti. Anda berkata,

"Saya terkejut." Ya, Anda terkejut! Karena melainkan Allah ada di situ,

melainkan Roh Kudus ada di situ, Anda bisa bekerja sebanyak yang

Anda suka, Anda bisa percaya sebanyak yang Anda suka, keduanya

tidak akan membawa Anda ke mana-mana. Bukan apa yang Anda

lakukan, atau apa yang Anda percayai yang berarti. Dengan lain kata,

pengajaran Alkitab tentang keselamatan, tentang bagaimana

memperoleh hidup yang kekal itu berhubungan dengan siapa diri Anda.

Siapa diri Anda itulah yang berarti. Anda harus menjadi ciptaan yang

baru. Dan ciptaan baru itu, seperti yang dikatakan rasul Paulus,

diciptakan dalam gambar dan rupa Kristus. Anda harus menjadi serupa

dengan Kristus karena Kristus telah menjadikan Anda seorang manusia

yang baru.

Page 44: Bmf 24 cahaya injil

36 | C A H A Y A I N J I L

Kesimpulan:

Diselamatkan dengan Menjadi Manusia Baru yang oleh

anugerah Allah, Mengasihi

Di sini kita melihat jawaban Yesus yang begitu indah, mendalam dan

penuh kuasa. Yesus berkata, "Kasihilah." Mengapa? Karena Yesus tahu

kasih hanya berasal dari Allah, karena itu Anda hanya dapat mengasihi

apabila Anda menjadi suatu ciptaan baru. Dan bagaimana hal ini dapat

dilakukan? Hanya melalui Kristus.

Sekarang kita dapat melihat jawaban bagi pertanyaan yang kita

tanyakan dari permulaan. Yang mana jawaban yang benar? Apakah

jawaban bagi pertanyaan, "Bagaimana aku mewarisi hidup yang

kekal?" Apakah jawabannya adalah, "Percayalah kepada Yesus" atau

"Penuhilah tuntutan untuk mengasihi"? Bukan salah satu, tetapi

keduanya. Tidak mungkin dapat memisahkan keduanya karena

melainkan Anda percaya kepada Yesus, Anda tidak akan pernah dapat

mengasihi. Melainkan Yesus masuk ke dalam kehidupan Anda dan

menjadikan Anda suatu ciptaan baru, maka Anda tidak dapat

mengasihi. Karena Anda tidak dapat mengasihi, Anda tidak dapat

memenuhi perintah Allah. Karena Anda tidak dapat memenuhi

perintah-Nya, Anda tidak dapat mewarisi hidup yang kekal.

Dengan lain kata, kita diselamatkan bukan karena Allah menghapuskan

hukum Taurat, bukan karena Allah membawa kita melangkahi hukum

Taurat. Bukan seperti seorang pelajar yang harus mengambil ujian,

tetapi mendapatkan saudaranya yang lain untuk mengambil ujian itu

untuknya karena ia tahu ia tidak bisa lulus. Apakah ini benar? Itu

curang! Tidak benar! Alkitab tidak mengajarkan bahwa Anda tidak bisa

lulus ujian itu dan karena itu Yesus mengambil ujian itu untuk Anda.

Itu tidak dapat diterima bahkan menurut standar manusia. Tetapi apa

yang terjadi adalah Allah memberikan pada Anda kemampuan mental

dan rohani untuk mengambil ujian itu dalam kekuatan-Nya, dalam

anugerah-Nya, dalam pengetahuan-Nya, dalam hikmat-Nya, dalam

kuasa-Nya yang disediakan-Nya bagi Anda, sebagaimana Allah

sediakan bagi Yesus. Karena itulah, Anda lulus ujian itu. Itulah caranya

Allah bekerja. Benar-benar menakjubkan! Tidak ada kecurangan yang

Page 45: Bmf 24 cahaya injil

37 | C A H A Y A I N J I L

terlibat. Sama seperti apabila Anda menolong saudara Anda lulus

ujian, Anda tidak mengambil ujian itu untuk dia karena Anda tampak

seperti saudara Anda. Saya pernah mendengar kasus seperti itu -

saudara kembar yang mengambil ujian untuk saudaranya yang lain.

Tetapi Anda, dalam usaha untuk menolong saudara Anda, berkata,

"Baik, kamu telah gagal sebelumnya. Sekarang aku akan menolong

kamu. Aku akan bekerja bersama kamu. Aku akan memberikan segala

sesuatu yang ada padaku supaya kamu lulus ujian itu." Tentu saja itu

bukan satu contoh yang bagus, tetapi hanya satu ilustrasi yang kecil.

Allah memberikan kepada kita Roh Kudus. Ia hidup di dalam kita. Ia

menyediakan kekuatan yang diperlukan dan kita sendiri yang

mengambil ujian itu, dan syukur kepada Allah, kita lulus oleh

anugerah-Nya. Karena itu, kita diselamatkan oleh anugerah. Kita

diselamatkan bukan oleh pekerjaan atau perbuatan kita sendiri, tetapi

oleh anugerah. Allah menyelamatkan kita dengan menjadikan kita

orang yang baru, orang yang suka memenuhi Taurat-Nya, orang yang

gembira melakukan perintah-Nya.

Mari kita membaca 1 Yohanes 5:1-4 dalam hubungannya kepada

perumpamaan kita. Apakah rasul Yohanes mengatakan apa-apa

tentang menghapuskan hukum Taurat? Tidak sama sekali! Tetapi apa

yang dikatakan Yohanes adalah bahwa Allah telah menaruh kasih-Nya

ke dalam diri kita dengan menjadikan kita manusia-manusia baru,

sehingga kita mendapati perintah-perintah-Nya sangat menyenangkan,

tidak berat setidaknya. Kita membaca ini di 1 Yohanes 5:1-4.

Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari

Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan,

mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya. Bagaimana kita tahu

kita percaya kepada Yesus? Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi

anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta

melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah,

yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-

perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah,

mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan

dunia: iman kita.

Jadi, kita mendapati bahwa iman dan kasih, kasih dan iman sentiasa

saling berdampingan di dalam pengajaran Alkitab. Kita lahir dari Allah,

karena itu kita mengasihi. Karena kita mengasihi, kita memenuhi

Page 46: Bmf 24 cahaya injil

38 | C A H A Y A I N J I L

perintah-Nya. Dan perintah-perintah-Nya tidak berat. Dan semua ini

dilakukan melalui iman kita, suatu iman yang menyelamatkan yang

didefinisikan dalam istilah kasih. Terdapat pelbagai jenis iman yang

dapat dibicarakan. Tetapi iman yang siap untuk mengasihi Allah dengan

segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan,

adalah iman yang menyelamatkan karena iman itu diartikan dalam

istilah kasih. Saya ingin menekankan kepada Anda sekali lagi bahwa

terdapat banyak jenis iman di dalam Perjanjian Baru, tetapi iman yang

menyelamatkan ialah iman yang bekerja oleh kasih.

Kita mengakhiri dengan poin yang sangat penting ini. Saya mau Anda

mengingat hanya satu hal jika Anda tidak dapat mengingat semua yang

telah kita katakan: Kita diselamatkan bukan hanya oleh apa yang

kita percaya, bukan hanya oleh apa yang kita lakukan, tetapi

oleh apa yang telah kita jadi oleh kuasa Allah dan oleh

anugerah Allah. "Karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana

aku ada sekarang." Ajaran yang ajaib tentang keselamatan di dalam

Alkitab adalah: kita diselamatkan bukan saja karena kita percaya Yesus

mati untuk dosa-dosa kita. Kita bisa percaya tetapi jika kita tidak

mempunyai sedikitpun kasih di dalam hati kita, kita juga tidak akan

diselamatkan dengan berbuat baik karena kita memang dapat

melakukan semua ini tanpa kasih di dalam hati kita sama sekali.

Alkitab mengajarkan bahwa kita diselamatkan tatkala kita menjadi

manusia baru, apabila oleh Roh Kudus, Allah mencurahkan kasih-Nya

ke dalam hati kita. Anda diselamatkan, atau Anda mewarisi hidup yang

kekal apabila Anda menjadi manusia baru yang mengasihi. Dan seperti

orang Samaria yang murah hati itu, Anda mengasihi bahkan musuh

Anda karena belas kasihan yang diberikan oleh Allah. Itulah yang

diajarkan oleh Yesus di dalam Perumpamaan tentang Orang Samaria

yang Murah Hati. Semoga Allah menolong kita untuk benar-benar

mengerti Firman-Nya!

Perumpamaan Tentang Sahabat Pada Tengah Malam

Lukas 11:5-13 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal

Page 47: Bmf 24 cahaya injil

39 | C A H A Y A I N J I L

Hari ini kita melanjutkan eksposisi kita di Lukas 11:5-13. Di sini kita

akan mempelajari satu perumpamaan yang biasanya disebut

Perumpamaan tentang Sahabat pada Tengah Malam. Lukas 11:5-13

Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu

pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan

berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti,

sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan

singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk

dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu

akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup

dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun

dan memberikannya kepada saudara.Aku berkata kepadamu:

Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya

karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya

yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan

kepadanya apa yang diperlukannya.Oleh karena itu Aku berkata

kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,

maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan

dibukakan bagimu.Karena setiap orang yang meminta,

menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap

orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.Bapa manakah

di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan

memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Bapa manakah

di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan

memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?

Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya

kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi

pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu

yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka

yang meminta kepada-Nya."

Seorang Sahabat yang tiba di Tengah Malam

Pertama-tama, saya ingin melukiskan gambaran perumpamaan ini

supaya Anda dapat melihatnya dengan mata pikiran Anda. Apa yang

disampaikan disini adalah suatu argumen rohani dari yang lebih kurang

kepada yang lebih besar, apa yang disebutkan dalam Bahasa Latin, ad

Page 48: Bmf 24 cahaya injil

40 | C A H A Y A I N J I L

minorum ad majorum. Itu berarti jika suatu hal adalah benar dalam

kasus yang lebih kurang, lebih-lebih lagi hal itu benar dalam kasus

yang lebih besar. Itulah intinya.

Di sini adalah satu gambaran tentang seseorang yang mendapati

bahwa sahabatnya sampai pada tengah malam. Barangkali Anda

berpikir itu waktu yang agak aneh untuk sampai ke rumah orang.

Namun hal ini tidak begitu aneh di negara-negara panas karena orang

tidak mengadakan perjalanan apabila matahari berada tepat di atas

kepala, khususnya di Palestina, dimana siang harinya sangat, sangat

panas.

Kalau begitu, kapan mereka mengadakan perjalanan? Mereka

menunggu sehingga matahari terbenam ketika hari menjadi lebih

dingin pada waktu petang. Saat itulah mereka mengadakan perjalanan.

Cuaca mulai menjadi lebih dingin sekitar jam enam, dan orang ini

memulai perjalanannya dan tiba pada tempat sahabatnya pada tengah

malam. Itulah sebabnya di dalam banyak buku atau kamus

perumpamaan ini dipanggil "Sahabat Pada Tengah Malam". Orang ini

dibangunkan pada tengah malam saat sahabatnya ini tiba. Saya tidak

tahu apakah ia menduga kedatangannya atau tidak. Jalur komunikasi

tidak terlalu bagus pada zaman itu. Masih belum ada telepon yang

dapat dibel untuk berkata, "Aku akan tiba tengah malam nanti."

Barangkali ia tiba-tiba saja muncul. Mungkin, ia menulis sepucuk surat

tetapi pelayanan pos pada waktu itu - saya tidak tahu apakah mereka

jauh lebih baik sekarang- surat itu mungkin tiba setelah sahabatnya ini

telah tiba. Bagaimanapun juga, ia tiba di situ pada tengah malam.

Orang ini telah mengadakan perjalanan yang jauh dan tentu saja agak

lapar sekarang, dan tuan rumah mendapati bahwa ia tidak ada roti,

tidak ada makanan untuk disajikan kepada tamu yang tidak terduga

ini. Besar kemungkinan tamunya ini tidak diduga karena ia tidak

menyediakan makanan untuk dia. Jadi apa yang ia lakukan? Nah, ia

memandang keliling dan berpikir sebentar, "Ha! Sahabatku diseberang

jalan! Ia selalu menyimpan persediaan, aku akan pergi dan mengetuk

pintunya." Namun tentu saja pada tengah malam Anda tidak pergi dan

membangunkan seluruh kampung. Lalu ia berpikir lagi, "Apa yang

harus kulakukan? Apakah aku membiarkan sahabatku ini lapar sampai

pagi? Atau haruskah aku pergi dan mengganggu sahabatku di seberang

jalan itu?" Dan begitu, setelah memikirkannya, ia memutuskan,

Page 49: Bmf 24 cahaya injil

41 | C A H A Y A I N J I L

"Bagaimanapun apa gunanya seorang sahabat? Sahabat yang

membutuhkan adalah sahabat yang sesungguhnya. Sekarang, saya

membutuhkan beberapa roti, maka saya akan mengetuk pintu sahabat

saya itu. Meskipun ia telah tidur, memberikan roti kepada saya hanya

memakan beberapa menit dan sesudah itu ia bisa kembali tidur.

Sedangkan sahabat saya ini yang baru tiba akan kelaparan sampai pagi

jika saya tidak pergi meminta roti."

Sikap Tidak Tahu Malu

Maka ia memutuskan untuk pergi dan mengetuk pintu sahabatnya itu

pada tengah malam, namun ia tidak mendapatkan suatu respon yang

antusias, sebagaimana dapat Anda bayangkan. Kebanyakan orang

bekerja agak keras dan mereka menghargai waktu tidur mereka.

Seraya ia terus mengetuk pintu, sahabatnya di dalam rumah

menjawab, "Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku

serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan

memberikannya kepada saudara!" Jawabannya ialah, "tidak" dalam

satu kata. "Tinggalkan aku dan pergi. Kami sudah tidur, dan ini bukan

waktunya untuk mengetuk pintu. Apakah kamu tidak tahu bertimbang

rasa? Tahukah kamu pukul berapa sekarang?"

Tetapi ia menjelaskan dari luar pintu dengan suara yang keras yang

mungkin dapat membangunkan seluruh kampung jika sahabatnya ini

tidak cepat membuka pintu. Ia berkata, "Seorang sahabatku telah

datang dan aku membutuhkan tiga roti." Mengapa membutuhkan tiga

roti untuk seorang sahabat? Pasti ia makan seperti kuda! Tentu saja, ia

mau memastikan persediaan yang cukup. Roti pada zaman itu tidak

seperti roti pada zaman sekarang. Saya kira seorang yang sangat lapar

dengan mudah dapat menghabiskan barangkali dua atau bahkan tiga

roti tanpa banyak kesulitan. Kalau tidak, mungkin ia berpikir, "Aku

akan memberi kepadanya dua. Dan sebagai tuan rumah, aku tidak bisa

duduk di situ dan melihatnya makan, jadi aku harus makan sesuatu

bersama dia." Ini disebut pei ke dalam bahasa Mandarin, artinya, Anda

harus makan bersama tamu yang mengunjungi Anda. Itu adalah

kesopanan, khususnya bagi orang Tionghoa; tuan rumah tidak duduk

dan melihat tamunya makan. Biasanya, seorang tamu merasa lebih

senang jika tuan rumah makan sedikit bersamanya. Jadi, barangkali

satu roti untuk dirinya sendiri, dan dua yang lain untuk sahabatnya

yang baru sampai itu.

Page 50: Bmf 24 cahaya injil

42 | C A H A Y A I N J I L

Namun tanpa berbuat apa-apa, sahabatnya dalam rumah itu berkata,

"Aku dan anak-anakku sudah tidur." Gambarannya adalah sebuah

rumah Palestina yang mempunyai satu kamar dan dua lantai: lantai

bawah dan beberapa anak tangga menuju lantai atas. Seringkali,

domba-domba, kambing-kambing, binatang-binatang peliharaan dan

ayam-ayam tidur di lantai bawah, suatu ruang seperti gua dibawah

lantai atas. Dan penghuni rumah itu, orang dewasa dan anak-anak,

tinggal di lantas atas. Jadi, kamarnya tidak banyak. Barangkali pada

zaman itu orang lebih miskin, kita tidak tahu. Tetapi ini tampaknya

seperti sebuah rumah dengan satu kamar. Mereka tidak ada tempat

tidur, maka mereka tidur di atas semacam kasur dan anak-anak

semuanya meringkuk bersama supaya saling memanaskan. Jika ada

yang bergerak, barangkali ia akan membangunkan semua yang lain.

Sebetulnya, alasan yang diberikan bahwa anak-anaknya sudah tidur

bukanlah alasan yang kuat karena kebanyakan orang yang mempunyai

anak tahu bahwa apabila mereka sudah tertidur, agak sulit untuk

membangunkan mereka. Setidaknya tidak sehingga fajar mereka dapat

dibangunkan dengan mudah. Jadi, sebetulnya itu alasan yang lemah.

Pada kenyataannya, ia tidak mau menyusahkan diri untuk bangun. Ia

merasa agak gemas dengan tetangganya ini yang tidak tahu malu

mengetuk-ngetuk pintu pada tengah malam. Saya kira kebanyakan dari

kita akan menunjukkan reaksi yang sama, bukankah begitu? Marilah

kita jujur dengan diri kita sendiri. Kalau tidak, suatu hari saya akan

mencobanya pada pintu Anda dan lihat bagaimana perasaan Anda.

Tentu saja Anda akan berkata, "Buat apa kamu ketuk-ketuk pintu pada

tengah malam?!"

Namun orang ini yang mengetuk pintu meminta tiga roti, tidak mau

begitu saja pergi. Ia terus mengetuk pintu dan berkata, "Berikan aku

roti itu karena aku tidak bisa membiarkan sahabatku lapar. Bisa tak

kamu bangun?" Yang di dalam rumah berkata, "Tidak," dan yang di

luar ini berkata, "Ya," dan ia terus mengetuk pintu itu. Akhirnya orang

yang berada di tempat tidur itu berpikir, "Nah, jika aku tidak memberi

kepadanya tiga roti itu, ia akan terus mengetuk pintu itu sampai subuh

dan aku tidak akan tidur sama sekali. Satu-satunya cara untuk

menyingkirkan dia adalah memberikan saja tiga roti itu dan berkata,

'Ambillah dan pergi supaya aku bisa kembali tidur.'" Di Lukas 11:8

dikatakan, "Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan

memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya,

Page 51: Bmf 24 cahaya injil

43 | C A H A Y A I N J I L

namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan

memberikan kepadanya apa yang diperlukannya." Sekalipun ia tidak

mau memberikan roti itu demi persahabatan, ia akan memberikannya

hanya untuk menyingkirkan dia. Maka ia berkata, "Berapa roti kamu

mau? Apakah kamu menyebutkan tiga tadi? Nah, ambil semua! Ambil

saja semua dan pergi! Aku tidak peduli berapa banyak kamu mau!" Jadi

ia akan memberikannya bukan demi persahabatan karena

persahabatan di dalam dunia ada batas yang tertentu yang tidak dapat

dilewati. Sikap yang tidak tahu malu seperti inilah yang menang pada

akhirnya. Yesus sedang mengilustrasikan suatu ketekunan yang

pantang menerima 'tidak' sebagai jawaban.

Pokok ini dapat juga dilihat dari ayat 9 tetapi tidak terlalu jelas dalam

Bahasa Indonesia. Di dalam bahasa asli, bentuk kata kerja masa

sekarang terus menerus dipakai: "Mintalah terus menerus, maka akan

diberikan kepadamu; carilah terus menerus, maka kamu akan

mendapat; ketoklah terus menerus, maka pintu akan dibukakan

bagimu." Itulah artinya dalam bahasa Yunani, dan justru itulah yang

dilakukan orang ini. Ia terus menerus mengetuk sampai pintu dibuka.

Ia terus menerus meminta sampai ia diberikan apa yang ia inginkan. Ia

terus menerus mencari sampai ia mendapatkan tiga roti itu. Nah, itu

tak tahu malu namanya! Anda bisa berkata, orang ini berkulit tebal.

Namun karena ia telah memutuskan untuk mendapatkan tiga roti itu, ia

tidak akan mundur sehingga ia mendapatkannya.

Yesus Mengajar Rahasia Doa: Ketekunan yang Tak Tahu Malu

Pertanyaan di sini ialah, apakah yang ingin diajarkan Yesus kepada

kita? Apakah ia sedang mengajar kita untuk tidak bertimbang rasa?

Apakah ia mengajar kita untuk tidak menaruh perhatian terhadap

orang lain? Apakah Yesus sedang mengajar kita untuk tidak tahu malu?

Jadi lain kali Anda merasa lapar pada tengah malam, dan Anda

membutuhkan hamburger, Anda akan berkata, "Oh ya, aku akan ke

rumah saudara-saudaraku. Aku akan mengetuk pintu sekalipun sudah

jam dua pagi. Dan aku akan berkata, 'Pendeta itu berkhotbah tentang

ajaran Yesus mengenai sikap yang tak tahu malu. Karena itu aku di

sini. Mana hamburgernya?!" Apa yang diajarkan Yesus? Apakah

pelajarannya? Ketekunan itu memang baik tetapi yang ini tampaknya

sedikit berlebihan. Oleh karena itu, kita harus terus mengejar arti bagi

Page 52: Bmf 24 cahaya injil

44 | C A H A Y A I N J I L

perumpamaan ini. Apa yang ingin disampaikan oleh Yesus melalui

perumpamaan ini?

Kata kunci bagi perumpamaan ini adalah "sikapnya yang tidak malu

itu", di ayat 8. Sebenarnya, kata ini dalam bahasa Yunani sangat

menarik dan dipakai hanya satu kali dalam Perjanjian Baru. Kata benda

ini tidak muncul dimanapun dalam Perjanjian Baru kecuali dalam kitab-

kitab Apokrif. Secara harfiah kata ini berarti 'tak tahu malu'.

Sekalipun kata bendanya tidak muncul dalam Perjanjian Lama Yunani

(Septuaginta), kata ajektipnya muncul beberapa kali. Yang menarik,

kata ini tidak sekalipun mempunyai arti yang baik dalam Perjanjian

Lama. Artinya tak tahu malu, atau kurang ajar. Nah, ini agak

membingungkan kita. Tampaknya Yesus sedang mendorong sikap tidak

tahu malu, bukan? Apa yang ingin Yesus ajarkan kepada murid-

muridnya? Apakah Yesus ingin menjadikan murid-muridnya orang yang

tidak menaruh perhatian terhadap orang lain? Apakah Yesus ingin

mereka menjadi orang yang tidak bertimbang rasa? Bagaimanapun,

dunia ini memang sudah dipenuhi dengan orang yang tidak bertimbang

rasa. Kita tidak membutuhkan dua belas rasul lagi yang berjalan

keliling mengetuk pintu orang pada tengah malam!

Perumpamaan ini datang segera sesudah ajaran Yesus tentang doa. Di

Lukas 11:2, murid-murid Yesus memintanya mengajar mereka

bagaimana untuk berdoa. Ia mengajarkan mereka doa yang dikenal

sebagai 'Doa Bapa Kami' itu, "Bapa, dikuduskanlah nama-Mu;

datanglah Kerajaan-Mu......" Sesudah mengajar mereka Doa Bapa

Kami, Yesus memberitahu mereka suatu rahasia tentang doa. Ingat

bahwa perumpamaan ini berhubungan dengan rahasia doa. Yesus

mengajarkan bahwa dalam doa, suatu sikap yang harus Anda pelajari

adalah ketekunan yang tak tahu malu. Apa artinya ini?

1. Prinsip Kebulatan Tekad

Pelajaran pertama yang ingin diajarkan Yesus ialah sikap 'tidak tahu

malu' ini, yaitu kebulatan tekad dalam doa. Dengan segera kita melihat

bahwa Yesus sedang menunjuk kepada suatu kekurangan rohani yang

besar bagi kebanyakan orang Kristen pada masa kini. Pikirkan cara

Anda berdoa. Apakah ada kebulatan tekad semasa Anda berdoa?

Page 53: Bmf 24 cahaya injil

45 | C A H A Y A I N J I L

Apakah terdapat semacam ketekunan ketika Anda berdoa, jangankan

tidak tahu malu?

Maka hal pertama yang harus Anda perhatikan ialah betapa pentingnya

kebulatan tekad atau kegigihan dalam hal berdoa. Tidak seorangpun

akan mencapai apa-apa dalam kehidupan ini tanpa kebulatan tekad.

Anda tidak akan mencapai apa-apa tanpa kegigihan. Itu ialah suatu

prinsip yang benar bahkan di dalam dunia. Saya pasti Anda pernah

menonton filem Amerika tentang seorang redaksi muda, atau, seorang

pengacara muda yang mencari pekerjaan. Ia pergi ke kantor surat

kabar karena ia ingin bekerja sebagai seorang redaksi, dan kepala

redaksi yang bercerutu dengan kakinya diatas meja, melihat orang

muda itu dan langsung mengusirnya karena ia tidak ada pengalaman.

Namun ia tidak mau pergi. Ia bertekad untuk tidak menerima 'tidak'

sebagai jawaban, dan berkata, "Berikan aku satu kesempatan. Aku

akan buktikan kepada Anda betapa bagusnya aku." Kita agak lazim

mendengarkan cerita seperti ini. Atau, seorang pengacara yang

mencari pekerjaan dan majikan tidak menginginkan dia. Tetapi ia

bertekad untuk mendapatkan pekerjaan itu, dan akhirnya ia berhasil,

dan semua orang merasa gembira. Tanpa kebulatan tekad, Anda tidak

akan mencapai apa-apa. Bahkan orang dunia mengetahui hal ini.

Tampaknya kepada saya orang non-Kristen memiliki lebih banyak

pengertian dari orang Kristen mengenai hal ini. Saya memikirkan kata

Yesus yang berbunyi, "Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap

sesamanya dari pada anak-anak terang." (Lukas 16:8) Saya melihat

banyak orang Kristen yang sama sekali tidak ada kebulatan tekad.

Pikirkan kehidupan doa Anda sekali lagi. Kapan Anda meminta sesuatu

dengan tekun? Kapan Anda berkata kepada Allah, "Tuhan, aku benar-

benar membutuhkan ini demi sahabatku ini, atau saudara ini. Aku akan

berpaut kepada Engkau sehingga Engkau memberikannya. Aku tidak

akan menerima 'tidak' sebagai jawaban"? Barangkali Anda berkata, "Itu

tak tahu malu!" Benar sekali. Tetapi justru itulah yang diajarkan Yesus.

Allah Menyukai Orang yang Tak Tahu Malu dalam hal Berdoa

Anda perlu mencobanya dengan Allah. Allah menyukainya. Allah

menyukai orang yang mempunyai kebulatan tekad. Kita, orang

Tionghua, biasanya sangat 'ke chi' (sungkan). Kita berpikir, "Kita tidak

boleh berkelakuan seperti ini. Tidak! Kita tidak boleh mempermalukan

Page 54: Bmf 24 cahaya injil

46 | C A H A Y A I N J I L

orang lain seperti itu. Kamu tidak boleh memperlakukan orang lain

seperti itu. Itu tidak benar." Izinkan saya mengatakan kepada Anda,

Yesus ingin mengubah pemikiran kita. Ia berkata, "Barangkali kamu

tidak menyukainya. Barangkali orang lain tidak menyukainya karena

mereka semua begitu egois. Tetapi Allah tidak egois dan Allah

menyukai orang yang datang dan tekun meminta sesuatu." Itulah

sebabnya di Yesaya 62:6-7, umat Allah didesak untuk tidak memberi-

Nya ketenangan sehingga Ia menyelesaikan rencana-Nya, sehingga Ia

memasyurkan Israel di seluruh dunia. Yesaya 62:6 sangat luar biasa!

"Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah

kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang." Terus

bertekun sehingga rencana-Nya digenapi. Manusia tidak menyukai ini,

tetapi Allah tidak berpikir seperti Anda atau seperti saya. Pemikirannya

sama sekali berbeda. Ia tidak keberatan jika Anda menelepon-Nya

pada jam dua pagi. Ia tidak keberatan jika Anda menelepon-Nya pada

jam tiga pagi. Ia tidak keberatan jika Anda datang pada tengah malam

dan mengetuk pintu surga. Ia tidak keberatan sama sekali.

Sebenarnya, Ia menyukainya. Ia sedang mencari orang yang akan

berbuat seperti itu, yang tidak membiarkan Dia tinggal tenang, yang

bertekad untuk melakukan sesuatu dan tidak akan berhenti sampai

diselesaikan. Pemikiran Allah sangat berbeda dari kita. Ia mengasihi

orang yang tak tahu malu, yang berkata, "Tuhan, perkara ini harus

digenapi dan akan digenapi. Aku memohon kepada Engkau, dan aku

akan terus memohon kepada Engkau. Aku akan terus mengetuk pintu

surga." Itulah yang diajarkan oleh Yesus tentang Allah, "Ketuklah terus

menerus dan pintu akan dibuka kepada kamu." Jika kita dapat

mempelajari rahasia rohani ini, kita sedang dalam perjalanan menjadi

tokoh-tokoh rohani yang besar.

Kapan kali terakhir Anda meminta sesuatu dari Allah dengan tekun?

Apakah Anda meminta? Atau Anda berkata, "Tuhan, sekali lagi aku

meminta ini"? Dan Ia tidak menjawab. Barangkali Anda berkata, "Anda

lihat? Ia tidak pernah menjawab. Aku berhenti saja. Aku berdoa kepada

Allah tetapi Ia tidak pernah menjawab doaku. Itulah sebabnya aku

menyerah." Biarkan saya bertanya kepada Anda, "Berapa lama Anda

berdoa? Apakah selama tiga puluh lima detik? Seberapa tekun Anda

berdoa?" Anda berkata, "Ah! Aku sudah meminta dua tiga kali." Dua

tiga kali! Bayangkan, jika kita membunyikan bel, kita biasanya

membunyikan dua tiga kali! Dan itu saja yang kita lakukan dalam doa!

Page 55: Bmf 24 cahaya injil

47 | C A H A Y A I N J I L

Padahal Allah mau Anda meletakkan jari Anda pada tombol dan

menekannya disitu dan berkata, "Tuhan, aku tidak akan melepaskan

jariku. Aku tidak akan lepaskan sampai pintu ini dibuka." Anda berkata,

"Itu tak tahu malu! Benar-benar memalukan!" Benar! Itu tak tahu

malu! Tetapi itulah yang Allah harapkan dari Anda! Sulit untuk

dimengerti, bukan? Pemikiran Allah begitu berbeda dari kita. Ia tidak

bermaksud supaya Anda pergi ke pintu tetangga dan membunyikan bel

seperti ini. Tetapi maksud Yesus ialah, "Kamu bisa berbuat demikian

dengan Allah." Yesus sedang mengajarkan tentang doa. Ia tahu orang

lain tidak suka diperlakukan seperti itu. Ia tahu orang lain itu egois

tetapi Yesus berkata Allah tidak seperti itu. Sekalipun orang lain

menganggap ini tidak tahu malu, namun Allah menyukainya. Anda

berbuat demikian kepada Allah dan Anda akan menemukan bahwa

Allah benar-benar menjawab doa. Pikirkan orang seperti George

Mueller. George Mueller ialah orang yang pantang menerima 'tidak'

sebagai jawaban. Ia mendekati Allah untuk segala sesuatu dan ia

berpaut kepada Allah, dan Allah memberi kepadanya. Begitu

menakjubkan!

Di dalam Misynah (hukum lisan orang Yahudi yang dibukukan yang

kemudian menjadi bagian utama Talmud), kita diberitahu tentang

seorang yang disebut Onias, seorang yang sangat menarik. Josephus,

seorang sejarawan Yahudi memanggilnya Onias Yang Benar. Onias

ialah seorang yang sangat benar, seorang yang saleh. Nah, ini sangat

penting dalam hal berdoa sebagaimana yang dikatakan oleh Yakobus di

Yakobus 5:16, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan,

sangat besar kuasanya." Jika Anda hidup di dalam dosa, satu-satunya

permohonan yang dapat Anda panjatkan dengan tekun adalah supaya

Allah mengampuni Anda dan Anda tidak akan berhenti berdoa sehingga

Allah mengampuni. Allah akan mengampuni jika Anda benar-benar

bertobat. Tetapi jika Anda ingin meminta perkara-perkara yang lain,

sebaiknya Anda memastikan Anda layak untuk meminta. Ini berarti,

Anda harus terlebih dulu membiarkan Dia menyucikan Anda oleh

anugerah-Nya supaya Anda diperbolehkan untuk datang kepada-Nya.

Dan apapun yang Anda minta dengan cara itu, Anda akan menerima.

Kemudian, Anda akan mengalami sendiri bahwa Allah itu Allah yang

hidup. Lalu, kehidupan rohani Anda akan bertunas. Selanjutnya, iman

Anda akan bertumbuh dalam kekuatan.

Page 56: Bmf 24 cahaya injil

48 | C A H A Y A I N J I L

Mengapa Onias menjadi begitu terkenal? Pernah sekali, terjadinya

suatu musim kemarau yang panjang di seluruh tanah Israel dan

tanaman menjadi kering. Di sebuah negara pertanian, jika hujan tidak

turun Anda akan mengalami masalah besar. Karena tidak adanya hujan

yang turun, ekonomi tanah air terganggu, dan banyak orang kelaparan.

Mereka datang kepada Onias Yang Benar dan berkata, "Berdoalah agar

hujan turun. Tolonglah berdoa!" Onias segera menjawab, "Masukkan

tempat pembakaran roti Paskah itu." Begitulah besarnya iman Onias

itu. Mengapa memasukkan tempat pembakaran roti Paskah? Karena

perayaan Paskah sudah menjelang dan orang akan membakar roti

Paskah dalam pembakaran roti yang dibuat dari tanah liat. Jika hujan

turun, hujan akan menyebabkan pembakaran roti kembali menjadi

tanah liat. Maka ia segera berkata, "Masukkan pembakaran roti Paskah

itu." Tanpa meragu-ragukan apakah Allah akan menjawab atau tidak,

segera ia menjawab, "Oke, kamu meminta aku berdoa untuk hujan?

Kamu akan mendapatkan hujan. Masukkan pembakaran roti Paskah

itu." Dan mereka memasukkan pembakaran roti Paskah. Namun masih

tidak hujan.

Maka Onias keluar dan melukis satu lingkaran sekeliling dirinya dan

berkata, "Tuhan, aku akan berdiri di dalam lingkaran ini siang dan

malam sehingga Engkau memberikan hujan yang kami butuhkan." Dan

hujan turun. Itulah sebabnya di kemudian hari ia dikenal sebagai Onias

Si Pembuat-Lingkaran. Hujan turun beberapa tetes dan ia terus berdoa

dan terus berdoa dan ia berkata, "Tuhan, aku tidak meminta hujan ini.

Hujan ini hanya beberapa tetes. Tidak cukup!" Ia telah meletakkan

jarinya pada tombol bel dan ia masih terus menekan. Karena itu, hujan

mulai turun dengan lebat sekali. Hujan turun sehingga menyebabkan

banjir. Dan Onias berkata, "Tuhan, aku tidak meminta ini juga. Aku

meminta Engkau memenuhi tempat penampungan air dan bukan

membanjiri seluruh tanah dan menghanyutkan rumah-rumah." Dan

begitu hujan turun pas sesuai kebutuhan. Begitulah ceritanya dalam

Misynah. Ini adalah sebuah cerita yang menarik, dan kita tidak

meragukan dari sumber yang dapat kita kumpulkan, bahwa ini adalah

cerita benar. Onias hidup sebelum zaman Yesus, dan peristiwa ini

terjadi kira-kira 70 S.M. Karena itu ia dikenali sebagai Onias Si

Pembuat-Lingkaran.

Tetapi tentu saja, rabi yang utama pada waktu itu yang bernama

Simeon ben Shetah, menganggap cara Onias berdoa dalam lingkaran

Page 57: Bmf 24 cahaya injil

49 | C A H A Y A I N J I L

seperti itu, kurang ajar dan tak tahu malu. Jadi rabi ini berkata,

"Seandainya kamu bukan Onias, aku telah mengucilkan kamu karena

tingkah laku yang tak tahu malu itu. Namun apa yang dapat

kulakukan? Kamu adalah Onias, dan Allah menjawab doa kamu karena

kamu itu seperti anak yang mendesak bapanya, dan bapa

mengabulkan permintaannya."

Makanya Onias dianggap setingkat dengan Elia. Dalam Midrasy, sebuah

lagi kitab orang Yahudi, dikatakan, "Tidak seorangpun dapat

dibandingkan dengan Elia dan Onias Si Pembuat-Lingkaran, yang

menyebabkan umat manusia melayani Allah." Apabila hujan turun

mencurah ke bawah, mereka melihat apa yang dilakukan Allah untuk

menjawab doa Onias. Dan banyak orang berkerumun ke Bait Allah dan

menyembah Allah, mengakui bahwa Dia adalah Allah yang hidup Yang

menjawab doa hamba-Nya yang benar, Onias. Itulah sebabnya

dikatakan bahwa tidak ada manusia yang dapat disamakan dengan Elia

atau Onias, yang menarik hati manusia kepada Allah, menyebabkan

umat manusia untuk melayani Allah. Anda tentu ingat bahwa Elia

melakukan hal yang sama. Ia berdiri di atas Gunung Karmel dan

meminta Allah menurunkan api, dan api turun menghanguskan

persembahan di atas altar, dan umat Israel berpaling kepada Allah

akibat dari perbuatan hamba Allah yang besar ini.

Hari ini kita membutuhkan orang seperti itu, yang menang atas Allah,

seperti Yakob, yang berpaut kepada Tuhan dan berkata, "Aku tidak

akan melepaskan Engkau sampai Engkau memberkati aku. Engkau bisa

melakukan apa saja padaku tetapi aku tidak akan membiarkan Engkau

pergi." Karena itu namanya diganti menjadi Israel, karena ia bergumul

melawan Allah dan menang. Ia bergulat sepanjang malam! Kapan

waktunya Anda berdoa untuk sesuatu sepanjang malam? Sekali-kali

cobalah dan Anda akan diherankan bagaimana Allah menjawab

melampaui apa yang dapat kita doakan atau pikirkan. Sukacita

kehidupan Kekristenan adalah menyaksikan apa yang dapat Allah

kerjakan. Menjadi seorang Kristen dan melayani Dia bukanlah semata

pergi ke gereja, berbuat ini dan itu, atau berkhotbah. Semua ini adalah

penting. Tetapi di atas segala-galanya adalah pelayanan doa.

Kita telah melihat pokok yang pertama yaitu kebulatan tekad rohani,

sikap tidak tahu malu yang enggan menerima 'tidak' sebagai jawaban

dan terus berpaut kepada Allah. Sekali lagi saya ulangi, tentu saja

Page 58: Bmf 24 cahaya injil

50 | C A H A Y A I N J I L

manusia tidak menyukai ini tetapi Allah menyukainya. Ia menyukai

orang yang mempunyai kebulatan tekad rohani. Saya berharap Allah

akan membangkitkan untuk kita di dalam gereja ini orang-orang yang

benar-benar mempunyai kegigihan rohani.

Sikap Tidak Tahu Malu Dalam Mengejar Tujuan Hidup

Saya ingin berbicara tentang ketekunan rohani terutamanya kepada

mereka yang akan dibaptis hari ini. Pertimbangkan arah hidup Anda.

Pikirkan dengan berhati-hati gol Anda, atau tujuan hidup Anda. Setelah

mempertimbangkan tujuan dan gol itu, pusatkan seluruh pikiran Anda

padanya dengan tekun, dan berkata, "Tuhan, aku akan mengejar gol

ini sampai gol ini digenapi oleh anugerah-Mu." Jika setiap orang yang

dibaptis hari ini akan berbuat seperti itu, setiap orang akan menjadi

tokoh rohani yang besar. Mereka akan menjadi seperti Paulus.

Paulus ialah seorang yang sangat tekun. Itulah rahasia kebesaran

rohaninya. Kapan saja Anda melihat kehidupan Paulus, Anda dapat

melihat bahwa Paulus adalah seorang yang sangat gigih. Ia

menempatkan cita-citanya di depan matanya dan tidak ada apa-apa

yang dapat menyebabkannya menoleh ke sebelah kiri atau kanan. Ia

melangkah seperti anak panah yang terbang menuju tanda sasaran,

dan tidak ada apa-apa yang dapat menghalangnya dalam perjalanan.

Ingat bagaimana ia menghadapkan mukanya ke Yerusalem dan tidak

seorang pun dapat menghalangnya, tidak seorang pun dapat

membujuknya supaya jangan pergi. Saat ia tahu apa yang benar di

hadapan Allah, apakah arahnya dan tujuannya, ia menetapkan

pikirannya pada tujuan itu. Ia maju ke depan sampai tujuan itu

digenapi. Saya berharap kepada Allah bahwa setiap dari kita

mempelajari rahasia ini!

Banyak orang di dalam gereja seringkali mempunyai banyak niat yang

baik. Tetapi, niat yang baik tidak membawa Anda ke mana-mana.

Adalah baik mempunyai niat yang baik tetapi banyak niat yang baik

selalunya tidak pernah dipenuhi. "Aku akan membaca sedikit lebih

banyak Alkitab minggu depan." Tentu saja, minggu depan Anda terlalu

sibuk, jadi Anda menundanya ke minggu sesudah itu, dan seterusnya.

Pada akhirnya, Anda tidak membaca Alkitab sama sekali. "Aku akan

mulai berdoa. Yah, aku pikir ini khotbah yang bagus. Aku akan mulai

berdoa seperti ini tetapi aku akan mulai besok." Apabila besok datang,

Page 59: Bmf 24 cahaya injil

51 | C A H A Y A I N J I L

Anda berkata, "Ah tidak. Minggu depan." Dan kemudian tahun depan,

dan seterusnya. Semua ini adalah niat yang baik tetapi niat yang baik

tidak pernah membawa seorangpun ke mana-mana. Yang penting

adalah ketekunan rohani.

2. Prinsip Kasih dan Kepedulian Akan Orang lain

Hal yang kedua yang ingin diajarkan Yesus kepada kita adalah karakter

doa. Apakah orang ini mengetuk pintu tetangganya karena ia

menginginkan roti itu untuk dirinya sendiri? Tidak, ia melakukan ini

untuk orang yang lain. Motifnya adalah kasih dan kepedulian akan

orang lain. Sikap inilah yang begitu menyenangkan Allah. Sikap tidak

tahu malu ini berasal dari perhatian dan kasih yang siap berbuat

sesuatu untuk orang lain, meskipun berbuat sesuatu itu mungkin

berarti ia perlu bertekad untuk tidak tahu malu.

Mengapa ia perlu menyusahkan dirinya menyediakan roti untuk orang

ini yang datang dengan tiba-tiba? Mengapa perlu ia menyusahkan

dirinya untuk berbuat itu? Ia bisa saja berkata, "Nah, aku minta maaf.

Kamu sampai di tengah malam, tentu saja kamu tidak mengharapkan

aku untuk menyediakan roti bagi kamu, bukan? Kamu tidak telepon,

kamu tidak kirim telegram, kamu bahkan tidak menulis surat, dan tiba-

tiba kamu muncul pada tengah malam. Makanya, jangan

mengharapkan roti dariku. Lain kali kamu datang, pastikan kamu

menulis surat terlebih dulu. Setidaknya telepon dulu sebelum toko

tutup. Jadi, lain kali jangan begini lagi. Aku minta maaf, tetapi kamu

pergi tidur dalam kelaparan, oke? Sayang sekali! Tetapi kamu tidak

akan mati karena kelaparan, bukan? Maksud saya, sekali-kali berpuasa

itu juga bagus untuk kamu."

Inilah pokok yang kedua yang diajarkan Yesus dalam perumpamaan

ini. Belajarlah untuk memperhatikan kesejahteraan orang lain.

"Masalah kamu adalah masalah aku. Jika kamu tidak ada makanan, itu

adalah masalah aku. Aku akan memastikan supaya kamu ada sesuatu

untuk dimakan." Sulit bagi kita untuk memiliki sikap seperti itu karena

kita dilahirkan egois. Kita tidak peduli tentang orang lain. "Yang penting

adalah aku, bukan kamu. Itu masalah kamu, maka kamu pergi dan

selesaikan sendiri. Jika kamu mau roti, aku akan beritahu kamu siapa

ada roti. Kamu pergi dan ketuk pintunya sendiri dan lihat apakah ia

memberi kepada kamu atau tidak." Barangkali setiap orang akan

Page 60: Bmf 24 cahaya injil

52 | C A H A Y A I N J I L

berkata demikian. Kita harus belajar sikap untuk rela menyusahkan diri

demi orang lain. Hal ini sangat sulit untuk dipelajari. Namun kita harus

terus mengejarnya. Mengapa? Karena di sini Yesus melukiskan satu

gambaran yang indah kepada kita. Jika Anda hidup untuk diri sendiri,

jika Anda hanya memperhatikan diri sendiri, Anda hanya memiliki

seorang yang memperhatikan Anda, yaitu diri Anda sendiri. Tetapi

dalam membangunkan Kerajaan Allah, Yesus mau mengubah

mentalitas ini, supaya setiap orang saling memperhatikan. Itu sangat

indah.

Sekarang pikirkan. Seandainya Anda memperhatikan setiap orang di

dalam gereja, dan setiap orang di dalam gereja memperhatikan Anda.

Berapa orang yang memperhatikan Anda? Seluruh gereja

memperhatikan Anda. Sebelumnya, Anda hanya memperhatikan diri

sendiri, karena itu hanya ada seorang yang memperhatikan Anda.

Sekarang, seluruh gereja memperhatikan Anda. Bukankah gereja

seharusnya begitu? Jadi Anda tidak perlu lagi berpikir tentang diri

sendiri, orang lain yang berpikir tentang Anda. Dalam pada itu, Anda

hanya memusatkan perhatian memikirkan tentang orang lain. Ini

sangat indah! Jika kita dapat mempraktekkan ini, kita akan mulai hidup

sebagaimana Yesus memaksudkan kita untuk hidup sebagai sebuah

gereja. Tetapi saya masih belum melihat hal ini terwujud di dalam

gereja. Saya melihat kita semua masih egois. Saya melihat bahwa kita

masih hidup untuk diri kita sendiri. Barangkali kita sedikit lebih baik

dari sebelumnya; kita sedikit lebih memperhatikan orang lain.

Saya sering berpikir tentang semua orang di dalam gereja yang harus

saya perhatikan, apakah kebutuhan mereka dan sebagainya. Dan saya

cuma dapat merintih bahwa saya tidak cukup tenaga. Saya tidak cukup

tenaga maupun kekuatan, khususnya, sesudah satu program pelatihan

dalam minggu itu. Sesudah itu, saya mengaku bahwa saya begitu

capek sehingga semua yang dapat saya lakukan adalah berusaha untuk

mengurangi ketegangan itu dari pikiran saya. Kepala saya berdenyut-

denyut, seolah-olah ada yang bermain gendang di dalam. Saya merasa

begitu lelah. Saya selalu merasa saya tidak dapat melakukan apa yang

harus saya lakukan. Di sini ada seorang saudara yang harus saya

perhatikan, namun saya tidak berbuat apa-apa untuk dia. Di sana ada

seorang saudara lagi yang harus saya berbuat sesuatu untuknya.

Banyak kali, saya berbaring di tempat tidur dan berpikir sendiri, "Aku

mau berdoa untuk orang ini dan orang itu. Aku seharusnya dapat

Page 61: Bmf 24 cahaya injil

53 | C A H A Y A I N J I L

berbuat lebih untuk saudara itu tetapi aku belum. Ah! Andai saja

seluruh gereja sanggup berfungsi sebagai sebuah gereja, dan setiap

orang saling memperhatikan, tanggung jawab itu tidak akan jatuh pada

hanya satu orang yang berusaha untuk memperhatikan semua yang

lain." Itu tidak akan berhasil. Tetapi apabila setiap orang

melakukannya, sumbangan yang sedikit dari setiap orang akan

menimbulkan perbedaan yang besar. Jadi di sini, Yesus menempatkan

di depan mata kita prinsip saling memperhatikan di dalam Kerajaan

Allah. Kita harus begitu saling mempedulikan sehingga kita rela

menyusahkan diri untuk menolong seseorang, dan kalau perlu, menjadi

tidak tahu malu dan bertekad untuk mendapatkan pertolongan yang

diperlukan oleh orang itu. Saya rindu untuk melihat hari-hari apabila

gereja mulai berfungsi seperti ini.

Berdoa untuk Orang lain

Umpamanya, dalam doa kita, berapa banyak kita hanya berdoa untuk

diri kita sendiri? Semuanya tentang ujian saya, pekerjaan saya, studi

saya, keluarga saya, ini saya dan itu saya. Marilah belajar untuk

melupakan diri sendiri dan menghabiskan waktu kita berdoa untuk

orang lain. Orang ini ada kebutuhan, maka berdoalah untuk orang ini.

Dan orang itu ada kebutuhan, maka berdoalah untuk orang itu. Nah,

apa terjadi kepada Anda? Biar saya beritahu Anda: jangan kuatir

tentang diri Anda. Allah tidak melupakan orang yang melupakan

dirinya. Ini sangat penting. Anda coba melupakan diri Anda dan Anda

akan menemukan bahwa Allah mengingat Anda sepanjang waktu.

Cobalah sekali-sekali. Anda tidak perlu selalu berdoa untuk diri Anda,

kesehatan Anda, rumah Anda, dan pekerjaan Anda. Cobalah berdoa

untuk orang lain dan belajarlah untuk melupakan diri Anda itu sedikit.

Semoga Allah menolong kita untuk melupakan diri kita! Tempatkan diri

Anda diatas altar seperti Paulus, yang berkata, "Mengenai diriku, aku

sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan demi kamu semua...."

Anda curahkan diri Anda dan Allah akan menyusahkan diri-Nya untuk

memperhatikan Anda. Ia akan menaruh seluruh perhatian-Nya kepada

Anda. Sekalipun tidak seorangpun yang mengingat, Allah mengingat.

Dan betapa indahnya perhatian-Nya itu!

3. Prinsip Kejujuran yang Absolut dengan Allah

Page 62: Bmf 24 cahaya injil

54 | C A H A Y A I N J I L

Ini membawa kita ke pokok yang ketiga dan terakhir. Ada tempatnya

untuk sikap tidak tahu malu dalam kehidupan Kekristenan. Jangan

salah memahami saya. Saya ingin menjelaskan kepada Anda sebentar

lagi apa yang dimaksudkan Yesus dalam pokok yang ketiga ini.

Pernahkah Anda perhatikan betapa dangkalnya hubungan kita dengan

sesama manusia ? Saya seringkali menjadi sedih melihat betapa

sulitnya untuk meruntuhkan tembok pemisah antara kita. Selalu ada

tembok pemisah di antara kita. Apabila Anda berbicara dengan

seseorang, dapat dirasakan bahwa orang itu ada tembok. Tembok itu

tidak semestinya disengajakan tetapi suatu tembok bawah-sadar di

mana seseorang itu tampak defensif. Mereka bertanya-tanya,

"Mengapa kamu berbicara kepadaku? Apakah karena kamu inginkan

sesuatu dariku?" Mengapa kita begitu takut kehilangan sesuatu?

Mengapa kita begitu takut? Apakah kita akan kehilangan beberapa butir

berlian yang kita simpan dalam hati kita? Hubungan kita dengan

sesama manusia cenderung untuk menjadi sangat dangkal.

Dan sebaliknya kesopanan, yang berlawanan dengan sikap tidak tahu

malu, dapat menjadi halangan yang besar bagi hubungan antar

perorangan. Izinkan saya mengatakan kepada Anda, bahwa sampai ke

tingkat tertentu adalah penting untuk bersikap sopan, namun bersikap

sopan dapat menjadi halangan yang besar kepada hubungan antar satu

dengan yang lain. Kesopanan (atau, keabadan kita dan senyuman kita)

dapat menjadi mekanisme pertahanan yang sama sekali tidak dapat

ditembusi. Anda tidak tahu apa sebenarnya yang dipikirkan oleh orang

itu. Kadang-kadang apabila saya memberitakan Injil, saya berharap

ada orang yang langsung berkata kepada saya, "Tidak," supaya saya

tahu dimana pendirian Anda. Tetapi saya menjadi begitu takut dengan

orang yang berkata, "Ya."

"Maukah Anda ke gereja hari Minggu ini?"

"Oh, pasti! Aku akan datang ke gereja Minggu akan datang!"

Tentu saja Minggu akan datang, Anda tidak melihat orang itu. Mengapa

Anda tidak bisa jujur dengan saya? Hanya katakan, "Aku tidak akan

datang ke gereja karena alasan ini....." Atau, Anda bahkan tidak perlu

memberi saya alasan apapun. Hanya katakan, "Aku tidak akan datang

ke gereja." Itu saja. Setidaknya saya tahu dimana pendirian Anda.

Page 63: Bmf 24 cahaya injil

55 | C A H A Y A I N J I L

Tetapi ini tidak, karena Anda tidak mau menyinggung perasaan orang,

maka Anda berkata, "Ya. Pasti! Jam berapa kebaktian Anda? Aha, jam

dua. Nah, aku akan mencatatkannya. Terima kasih. Anda baik sekali."

Tetapi Anda tidak pernah melihat orang itu lagi. Apa ini? Ini

memanfaatkan kesopanan sebagai sarana untuk membangunkan

tembok, untuk menutup jalan. Jadi, terdapat dua macam kesopanan.

Ada satu yang sejati, yang berasal dari kasih. Yang satu lagi datang

dengan niat untuk menutup pintu, dengan cara yang tidak melukai

perasaan, tetapi mengatakan 'tidak' dengan mengatakan 'ya'. Sifat ini

sudah begitu tertanam di dalam pribadi kita sehingga hubungan kita

dengan sesama manusia, bahkan sesama orang Kristen, menjadi

sangat dangkal. Sangat sulit untuk kita dapat saling berkomunikasi

sampai Anda benar-benar tahu apa yang saya maksudkan dan saya

tahu persis apa yang Anda maksudkan, ada kasih yang sejati diantara

satu dengan yang lain, tidak ada kepura-puraan, tidak ada

kemunafikan dan tidak ada kesopanan yang palsu. Saya berkata

kesopanan yang palsu karena ada juga kesopanan yang sejati, dan

adalah benar untuk kita bersikap sopan.

Saya selalu memikirkan perkataan Kong Hu Cu: Jun zi zhi jiao dan ru

shui. Saya tidak pernah melupakan perkataan itu. Entah berapa kali

bapa saya mengutipnya kepada saya. Kapan saja saya mempunyai

seorang sahabat yang sangat dekat, ia akan berkata, "Jangan terlalu

dekat dengan sahabat itu sekarang. Kamu harus menjaga jarak karena

Kong Hu Cu berkata, jun zi zhi jiao dan ru shui." Kalimat itu berarti,

hubungan kita harus jernih seperti air; jangan seperti anggur yang

mempunyai rasa yang keras dan menggairahkan. Karena itu kita harus

menjaga jarak kita dengan sesama manusia, dan jangan pergi

melewati itu. Itulah li, yaitu, kesopanan dalam bahasa Mandarin. Nah,

barangkali itu benar di dalam dunia ini yang setiap orang itu egois dan

setiap orang menaikkan pagar dan melukiskan perbatasan masing-

masing, tetapi bagaimana dengan gereja? Apakah kita harus selalu

bersikap dangkal satu dengan yang lain?

Pengajaran Barat juga tidak berbeda. Ke mana saja saya pergi, saya

melihat tanda, "Private. Keep out." ("Milik Pribadi. Jangan Masuk!")

Itulah perbatasannya. Atau, "Trespassers will be prosecuted."

("Pelanggar akan dituntut ke pengadilan.") Makin lama makin

menakutkan! Itu berarti, "Jaga jarakmu. Di sini ada perbatasan, dan

Page 64: Bmf 24 cahaya injil

56 | C A H A Y A I N J I L

jangan kamu berani masuk. Kalau tidak, aku akan menuntut kamu ke

pengadilan!" Jika saya menyusun kata-kata pada papan tanda itu

dengan sopan, akan tertulis pada papan itu, "Private." Kurang sopan

sedikit, "Private. Keep out." Atau, lebih kurang sopan lagi, "Beware of

dogs." ("Berjaga-jaga dengan anjing.") Jadi kita menemukan situasi

yang sama dimana-mana di seluruh dunia ini. Kita tidak ingin orang

lain terlalu mendekati karena kita merasa tidak aman. Kita tidak tahu

apa yang mereka inginkan dari kita. Kita berpikir, "Barangkali ia akan

mengetuk pintu aku pada tengah malam untuk meminta roti jika aku

terlalu bersahabat dengan dia. Tidak, aku bukan tipe yang ini. Aku

tidak suka kelakuan seperti ini."

Tetapi Allah menghendaki supaya kita membangun suatu hubungan

yang sangat dekat antara satu dengan yang lain. Ia ingin supaya kita

mendekati satu dengan yang lain, bersikap ikhlas satu dengan yang

lain, berbicara jujur satu dengan yang lain, tidak bersikap bertahan

satu dengan yang lain, dan rela mencurahkan diri kita satu kepada

yang lain. Begitu sulit, bukan? Begitu sulit, namun itulah ideal yang

Yesus telah gambarkan bagi kita. Lebih dari itu - perumpamaan ini

mengungkapkan pikiran Allah kepada kita - Ia menghendaki kita

supaya datang kepada-Nya dengan cara ini, jujur dan terbuka, tanpa

kesopanan yang palsu.

Seringkali kita berbicara kepada Allah seolah-olah kita berbicara

kepada bos kita di kantor. Bagaimana kita berbicara dengan bos kita?

Kita masuk ke dalam kantornya dengan satu senyuman yang naik ke

atas sampai telinga, dan tentu saja kita memamerkan tingkah laku

yang terbaik. Kemudian kita berkata, "Bos, engkau baik-baik hari ini?'

Kita mempunyai hubungan yang baik dengan bos itu, dan kita

mengatakan hal-hal yang suka didengarnya. Kita berkata kepada dia,

"Jas yang engkau kenakan itu bagus sekali! Apakah dasi engkau itu

Christian Dior? Apakah engkau yang membelinya? Engkau mempunyai

selera yang tinggi!" Kita harus menepuk-nepuk bos kita di

punggungnya supaya kita dapat naik pangkat, dan naik gaji. Dan

betapa seringnya kita melakukan hal yang sama kepada Allah. Kita

datang kepada-Nya seperti menghadap Bos Besar dan kita berusaha

untuk memberitahu Allah hal-hal yang menyenangkan-Nya. "Allah,

Engkau begitu ajaib, sungguh." Namun di dalam hati kita, kita berkata,

"Dalam banyak kesempatan Engkau tidak memberikan apa yang aku

inginkan." Namun kita melanjutkan, "Tetapi bagaimana pun Allah,

Page 65: Bmf 24 cahaya injil

57 | C A H A Y A I N J I L

Engkau begitu baik. Di sini aku, Tuhan. Engkau memberikan hari yang

indah hari ini. Apakah Engkau juga akan memberikan hari yang indah

besok?" Dan seterusnya. Doa kita begitu dangkal. Doa yang bagaimana

ini? Allah tidak mau kita bermain-main dengan Dia. Katakan saja apa

yang Anda maksudkan, terus-terang langsung ke pokok persoalan yang

sebenarnya.

Ia lebih suka Anda berurusan dengan Dia dengan cara yang tidak tahu

malu, dan gigih. Habakuk adalah seperti itu. Ia berkata, "Tuhan,

mengapa Engkau berbuat seperti ini? Aku benar-benar tidak mengerti

mengapa Engkau melakukan ini. Dan aku akan berdiri di sini Tuhan,

dalam segala hormat, sehingga Engkau memberikan aku jawaban yang

aku pinta." Nah, itu sangat berani. Tetapi itu adalah keberanian

rohani. Allah hendak supaya kita datang kepada-Nya dengan hormat,

tetapi juga dengan suatu ketekadan. Ia mau supaya kita gigih, dan

sangat jujur. Marilah kita berdoa kepada Allah dalam segala kejujuran.

Janganlah berpikir bahwa Allah itu seperti orang lain. Ia adalah Allah.

Ia melihat ke dalam hati. Ia tahu apa yang kita pikirkan. Janganlah

berpura-pura, dan marilah berbicara kepada-Nya hati ke hati. Betapa

menyenangkan! Saya yakin Anda mempunyai seorang sahabat karib.

Tahukah Anda mengapa sahabat itu begitu dekat dan mengapa Anda

menikmati waktu-waktu bersama sahabat itu? Karena Anda tidak perlu

berpura-pura di hadapan orang itu. Anda bisa santai. Anda bisa

menunjukkan dirimu yang sebenarnya. Anda bisa mengatakan apa saja

yang ada dalam pikiran Anda karena dia seorang sahabat. Anda tidak

dapat berbuat seperti itu dengan setiap orang tetapi Anda dapat

berbuat seperti itu dengan sahabat Anda. Itulah yang diinginkan Allah.

"Datanglah kepada Aku dan anggaplah Aku sebagai seorang Sahabat."

Itulah yang dikatakan oleh Yesus.

Pergi kepada seorang Sahabat semi seorang Sahabat

Itulah sebabnya cerita itu dimulai dengan cara ini: seseorang pergi

kepada seorang sahabat demi sahabatnya yang lain. Intinya ialah

"kepada seorang sahabat demi seorang sahabat." Ingatkah Anda

bahwa dari permulaan, saya berkata bahwa perumpamaan ini

menyampaikan satu argumen rohani, bahwa jika suatu perkara itu

benar dalam kasus yang lebih kurang, betapa lagi perkara itu benar

dalam kasus yang lebih besar? Yesus berkata kepada kita di sini,

"Anggaplah Allah sebagai sahabatmu. Datanglah kepada-Nya dan

Page 66: Bmf 24 cahaya injil

58 | C A H A Y A I N J I L

jangan malu-malu meminta dari-Nya apa yang dibutuhkan oleh

sahabatmu yang lain itu." Keduanya adalah sahabat. Anda benar-benar

mengasihi kedua-duanya. Anda mengasihi Allah dan Anda mengasihi

sesama manusia. Jika kita dapat menguasai rahasia ini, kita akan

bergerak jauh dalam kehidupan rohani ini karena inilah kehendak Allah

bagi kita. Saya berharap kepada Allah kita mengenal kasih semacam ini

yang mengatasi rasa malu. Dan begitu di dalam Ibrani 12:2 kita

membaca, "Yesus,.....yang dengan mengabaikan kehinaan tekun

memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia." Demi kita,

Yesus rela menanggung rasa malu. Mati di atas kayu salib sangatlah

memalukan. Siapa yang rela mati di atas kayu salib atas pilihan

sendiri? Kayu salib itu khusus untuk perampok, untuk penjahat, untuk

pembunuh. Jadi apakah yang rela Anda tanggung demi seorang

sahabat? Barangkali tidak banyak. Tetapi Yesus rela "mengabaikan rasa

malu," rela menanggung kehinaan demi keselamatan kita. Dapatkah

kita membagi mentalitas ini juga demi sahabat-sahabat kita, dan

berkata, "Aku rela bersikap tak tahu malu demi kesejahteraannya"?

Sekarang kita akan meringkaskan dan sesudah itu, kita akan tutup.

Ringkasan

1. Pokok yang pertama yang kita pelajari dari ajaran Yesus yang

ajaib ini adalah: kita membutuhkan kegigihan rohani, yaitu

kegigihan rohani yang tidak tahu malu. Jika Anda dapat

melakukan itu, Anda akan menjadi tokoh rohani yang besar.

Banyak di antara kita masih mengingat Sundar Singh, hamba

Allah yang besar dari India itu. Ia tidak mengenal Allah, tetapi ia

berkata, "Tuhan, aku merayu kepada Engkau untuk menyatakan

diri-Mu kepadaku. Aku harus mengenal Engkau supaya aku

dapat hidup untuk Engkau. Jika Engkau tidak menyatakan diri-

Mu kepadaku, aku lebih baik mati daripada melanjutkan begini."

Dan Allah menyatakan diri-Nya. Itulah kegigihan rohani. Allah

menyukai orang semacam ini. Jika Anda berdoa seperti ini, Ia

pasti akan menjawab doa Anda. Lalu Anda akan mengalami-Nya

sebagai Allah yang hidup.

2. Pokok yang kedua adalah komitmen kita satu kepada yang lain.

Kita rela menanggung rasa malu demi seorang saudara laki-laki

atau saudara perempuan. Mengapa tidak menerima sedikit

Page 67: Bmf 24 cahaya injil

59 | C A H A Y A I N J I L

penghinaan jika perlu demi kesejahteraan saudara kita? Pikullah

sedikit penderitaan demi orang lain. Bagaimanapun,

pertimbangkanlah apa yang telah dipikul oleh Yesus demi kita.

3. Dan akhirnya, ubahlah hubungan kita dengan Allah. Datanglah

kepada Dia dalam segala kejujuran, tanpa kepuraan-puraan

sama sekali. Berbicaralah kepada Dia apa saja yang ada di

dalam hati Anda. Jika ada sesuatu yang tidak menyenangkan

Anda, beritahu Dia. Jangan berpidato kepada Allah; Ia tidak mau

mendengar semua itu. Beritahukan saja apa yang ada di dalam

hati Anda. Jika Anda tidak senang tentang sesuatu, katakan,

"Tuhan, aku benar-benar tidak senang karena ini. Aku tidak

senang. Aku tidak mengerti mengapa harus begitu." Saya

pernah membagikan dengan kalian bahwa, ketika ibu saya

meninggal, saya benar-benar marah dan terganggu karena

menurut saya ibu saya mempunyai potensi yang besar untuk

melayani Tuhan. Ibu saya mempunyai kemampuan menulis yang

luar biasa. Saya menaruh pengharapan bahwa setelah ibu saya

datang kepada Tuhan, ia akan dipakai Tuhan untuk melayani-

Nya meskipun ia baru bertobat. Tiba-tiba Tuhan mengambilnya.

Ia meninggal dunia. Saya menderita sekali di hadapan Tuhan.

Saya berkata, "Tuhan, aku tidak senang akan hal ini. Aku benar-

benar tidak mengerti apa yang telah Engkau lakukan. Aku

benar-benar terganggu karena ini." Saya menangis di hadapan

Tuhan, dan saya terganggu karenanya, dan saya memberitahu-

Nya itu. Saya tidak mengatakan kata-kata yang sedap didengar

kepada-Nya. Saya mencurahkan hati saya dalam kepedihan dan

kesedihan dan bahkan dalam sedikit kemarahan. Saya mengaku

merasa sedikit marah. Namun Allah menaruh belas kasihan.

Sementara saya terus berpaut kepada Tuhan, tidak dapat tidur

pada waktu malam ketika saya memikirkan pertanyaan itu,

Tuhan menjawab dan menghiburkan hati saya. Karena itu

marilah kita datang kepada Tuhan dengan cara ini. Saya pikir

banyak orang Kristen perlahan-lahan kembali ke jalan yang lama

karena mereka tidak pernah belajar untuk jujur bersama Allah.

Mereka mengucapkan hal-hal yang tidak mereka maksudkan.

Mereka berurusan dengan Allah seperti mereka berurusan

dengan orang lain. Mereka tidak memberitahu-Nya apa yang

mereka rasakan, dan ini memperburukkan situasi. Mereka

Page 68: Bmf 24 cahaya injil

60 | C A H A Y A I N J I L

membotolkannya di dalam diri mereka dan segera mereka

merusakkan hubungan itu sama sekali. Datanglah kepada Dia,

beritahu Dia kenyataan yang ada di dalam hati Anda itu dan

berdoalah dengan tekun. Dan Anda akan melihat betapa baiknya

Allah itu.

Mari kita tutup dalam doa.

Perumpamaan tentang Orang Kaya yang Bodoh

Lukas 12:13-21 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang, Montreal

Hari kita melanjutkan pada perumpamaan di Injil Lukas, yaitu di Lukas

12:13-21. Bagian ini sering disebut sebagai perumpamaan tentang

orang kaya yang bodoh:

Seorang dari orang banyak itu (yaitu dari kerumunan orang-orang yang

sedang mendengarkan pengajaran Yesus) berkata kepada Yesus:

"Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan

aku."

Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah

mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"

Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah

terhadap segala ketamakan (yaitu ketamakan atas harta benda), sebab

walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah

tergantung dari pada kekayaannya itu."

Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-

Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia

bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku

tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.

Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak

lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan

Page 69: Bmf 24 cahaya injil

61 | C A H A Y A I N J I L

aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-

barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada

padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya;

beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam

ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah

kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan

orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak

kaya di hadapan Allah."

Satu Gambaran Keberhasilan

Di perumpamaan ini Yesus menarik gambaran tentang seorang

pengusaha, atau seorang petani, yang sangat sukses. Dunia akan

menilai dia sebagai orang yang sangat berhasil, namun yang menjadi

persoalan adalah bahwa keberhasilan secara duniawi tidaklah sama

dengan keberhasilan rohani. Lalu apa arti sukses itu sesungguhnya?

Apakah mendapatkan promosi dalam pekerjaan merupakan suatu

sukses? Apakah mendapatkan gelar kesarjanaan dengan nilai

sempurna dari universitas yang ternama adalah suatu sukses? Lulus

dengan nilai pas-pasan berarti tidak sukses? Jadi apa itu sukses?

Apakah kesuksesan itu berkaitan dengan pendidikan? Apakah ia dinilai

berdasarkan gelar yang Anda raih? Apakah ia didasari oleh nilai uang?

Apakah sukses itu diukur berdasarkan keberhasilan usaha Anda? Apa

itu sukses? Si petani dalam perumpamaan ini merasa bahwa ia sudah

mendapatkan kesuksesan.

Bagaimana sukses dapat diraih? Sukses diraih dengan melalui berbagai

macam cara. Sebagai contoh, sukses dapat datang lewat suatu kerja

keras. Ia didapat dari hasil perencanaan dan pemanfaatan waktu serta

sumber daya yang baik. Sukses sangat jarang datang sebagai suatu

kebetulan, unsur ini sangat sedikit peranannya. Sebagian besar unsur

pembentuk sukses adalah kemampuan dan kerja keras, dan beberapa

orang menyatakan bahwa peran kemampuan hanya sekitar 5% dan

95% sisanya adalah hasil dari kerja keras. Jika dilihat dari segi ini,

maka si petani dalam perumpamaan ini adalah orang yang memiliki

kedua kualitas itu. Ia adalah orang yang giat bekerja. Ia pastilah

seseorang yang sangat berpengalaman di bidang pekerjaannya.

Cobalah Anda menjalankan usaha tani dan lihat sendiri hasilnya. Jika

Page 70: Bmf 24 cahaya injil

62 | C A H A Y A I N J I L

saya disuruh untuk mengelola lahan pertanian, di tahun pertama saja

saya mungkin sudah bangkrut. Saya tidak tahu apa-apa tentang usaha

pertanian. Tidak ada sedikitpun petunjuk yang saya miliki untuk dapat

menjalankan usaha pertanian. Saya tidak punya pengalaman apa-apa

dalam bidang ini. Tapi orang yang sedang kita bahas ini adalah orang

yang tahu persis seluk-beluk bidang usahanya, ia sangat terlatih di

bidang usaha ini dan sangat berhasil. Ia tahu bagaimana cara

mengelola uangnya. Ia tahu bagaimana cara mengelola waktunya. Jadi

apakah ada yang kurang dari orang ini? Singkatnya, dia adalah

gambaran dari kesuksesan! Kebanyakan orang berusaha sekuat

tenaga, akan tetapi hanya dia yang mendapatkan panen berlimpah.

Kenyataannya, masih ada lagi hal yang dapat ditambahkan. Orang

dapat berkata bahwa ia diberkati oleh Allah. Allah memberinya cuaca

yang bagus. Cuaca memegang peran yang sangat menentukan di

dalam usaha pertanian. Ia mungkin saja seseorang yang sangat ahli

dalam bercocok-tanam, ia mungkin sudah tahu bagaimana menangani

tanaman, akan tetapi jika cuaca tidak mendukung, jika tidak ada

hujan, akibatnya akan sangat merugikan. Atau jika hujan turun terlalu

banyak, atau turun di saat yang tidak diharapkan, akibatnya sama saja

yaitu kerugian besar. Mungkin tidak ada bisnis lain dengan tingkat

ketergantungan yang sangat tinggi terhadap cuaca dibandingkan

dengan pertanian. Bisnis pertanian, menurut orang Yahudi, dapat

dikatakan sangat bergantung pada belas kasihan Allah. Jadi, bukankah

di dalam penglihatan kita orang ini sedang menerima berkat Allah

berupa panen yang melimpah? Di atas segala kemampuan dan kerja

kerasnya, ia mendapatkan cuaca yang sangat bagus. Orang lain akan

mengira bahwa ia diberkati Allah. Dan mungkin ia sendiri akan berpikir

seperti itu, ia mengira bahwa Allah berada di pihaknya. Segala

sesuatunya berjalan dengan baik. Cuaca baik dan hasil panen setiap

tahunnya sangat baik! Akhirnya ia mendapatkan sangat banyak hasil

panen. Sedemikian banyaknya hasil panen yang ia dapatkan sehingga

lumbungnya yang sekarang ini tidak dapat lagi menampung semua

hasil panen itu. Ia justru harus memecahkan masalah kelebihan hasil

panen ini.

Di Lukas 10:17 ia berkata, "Apa yang harus kulakukan? Tidak ada

cukup tempat untuk menampung hasil panenku? Baiklah, aku akan

melakukan hal ini." Anda lihat, ia adalah orang yang cepat memikirkan

jalan keluar. Ia bukan jenis orang yang berkata, "Aduh, aku tidak tahu

Page 71: Bmf 24 cahaya injil

63 | C A H A Y A I N J I L

harus berbuat apa." Ia cepat tanggap dan segera berkata, "Aku akan

melakukan ini." Jenis orang yang tangkas mengambil keputusan. Ia

tahu apa yang harus diperbuat. Ia tidak sampai kehilangan akal. Ia

bertanya dan ia sendiri yang segera memutuskan jawabannya, "Aku

akan merombak lumbungku dan menggantikannya dengan yang besar

untuk menyimpan semua hasil panen dan barang-barangku."

Gambarannya terlihat ideal.

Mengapa Yesus Menyebutnya Bodoh?

Apa masalahnya? Persoalan moral apa yang bisa kita amati dari sini?

Kita tidak dapat menuduhnya secara moral karena tidak disebutkan

bahwa ia adalah orang yang berbuat dosa, ia tidak dikatakan sudah

melakukan perbuatan jahat seperti perampokan ataupun penipuan.

Tuduhan semacam itu tidak dapat dialamatkan kepadanya.

Kenyataannya, seringkali orang-orang yang bekerja keras adalah

orang-orang yang baik secara moral. Orang-orang malaslah yang

biasanya, karena tidak suka bekerja, punya banyak waktu untuk

keluyuran di jalanan serta menimbulkan banyak masalah. Akan tetapi

orang-orang pekerja keras adalah orang-orang yang jadi teladan di

tengah masyarakat. Mereka selalu jauh dari masalah karena mereka

tidak punya waktu untuk membuat onar. Mereka terlalu sibuk dengan

pekerjaannya. Bayangkanlah tentang seorang peneliti yang rajin yang

jarang meninggalkan laboratoriumnya. Ia bekerja siang dan malam di

sana, jadi kapan ia punya waktu untuk pergi keluar dan berbuat dosa?

Kapan dia punya waktu untuk mencuri, merampok, berzinah atau

melakukan dosa-dosa lainnya? Ia tidak punya waktu untuk semua ini.

Ia terlalu dalam terlibat dengan pekerjaannya. Bayangkanlah orang-

orang seperti suami-istri Curie (peneliti bahan-bahan radioaktif dan

cahaya, pent.) yang selalu sibuk di dalam laboratorium mereka. Ada

lagi orang seperti Newton (perumus teori gravitasi, pent.) yang sangat

sibuk dan selalu memikirkan pekerjaannya sehingga ketika hari

pernikahannya tiba, ia membiarkan istrinya duduk menunggu di luar

laboratorium. Sebelumnya ia berpesan bahwa ia hanya akan beberapa

menit saja di dalam laboratorium itu. Akan tetapi kemudian calon

istrinya itu harus menunggu sampai berjam-jam karena begitu ia

masuk ke dalam laboratorium, ia menjadi begitu asyik dengan

pekerjaannya sehingga lupa bahwa hari itu adalah hari pernikahannya.

Dan di dalam kesempatan yang lain, ketika sedang di dalam suatu

penelitian, ia bermaksud untuk memasak makanan siangnya, akan

Page 72: Bmf 24 cahaya injil

64 | C A H A Y A I N J I L

tetapi yang dimasukkannya ke dalam kuali adalah jam, bukannya telur.

Pikirannya sangat terkonsentrasi pada pekerjaan sehingga ia tidak ada

waktu lagi untuk memikirkan hal-hal yang lain. Orang-orang ini sangat

menikmati pekerjaan mereka. Mereka adalah orang-orang yang

bermoral. Mereka tidak keluyuran di jalanan dan melakukan perbuatan-

perbuatan dosa.

Terlebih lagi, nama baik sangat penting bagi orang-orang yang sukses

itu. Mereka tidak akan mau melakukan dosa yang akan merusak

reputasi mereka. Mereka ingin agar orang memandang mereka sebagai

pengusaha yang jujur. Apakah mereka benar-benar jujur, itu lain

persoalan. Akan tetapi mereka ingin agar dipandang seperti itu. Dan

mereka akan berjuang keras untuk menjaga reputasi itu. Jadi kira-kira

seperti inilah gambaran dari si petani yang kaya ini. ia adalah seorang

pekerja keras, yang tidak suka cari masalah, yang punya banyak

rencana, ide dan sangat berhasil. Lalu apa kesalahannya? Apa

persoalannya? Keadaan orang ini tampaknya sangat ideal.

Selain itu, ia tampaknya diberkati oleh Allah, mendapatkan cuaca yang

baik. Saya menyebutkan hal ini karena ada kecenderungan di kalangan

orang Yahudi untuk memandang bahwa orang yang kaya adalah orang

yang berkenan di hadapan Allah dan mereka yang miskin tidak. Saya

sangat prihatin karena cara pandang orang Yahudi ini ternyata juga

jamak terdapat di tengah lingkungan orang Kristen. Sebagai contoh,

setiap kali seseorang mendapat keberhasilan, ia berkata, "Oh, terima

kasih Tuhan, Engkau sungguh baik!" Ia memuji Allah, namun ketika

bisnisnya bermasalah, ia mulai berkata, "Ya Tuhan, apa salahku?

Mengapa aku harus mengalami semua ini?" Masih banyak orang Kristen

yang menghubungkan keberhasilan dengan berkat dari Allah, dan

kegagalan dengan kutukan dari Allah. Ini adalah pandangan yang

sangat berbahaya, dan ini bukan pandangan yang alkitabiah. Ini adalah

pandangan manusiawi dan bukannya pandangan Alkitab. Penilaian

bahwa jika Anda gagal adalah akibat dari hukuman Allah tidak selalu

dapat dibenarkan. Saya mengenal orang-orang yang sudah keras

belajar namun masih juga gagal dalam ujian. Namun peristiwa itu

sama sekali bukan bukti bahwa Allah sedang menghukum atau

memusuhi mereka. Dalam beberapa peristiwa, kegagalan tersebut

ternyata justru menjadi berkat bagi sebagian dari mereka.

Page 73: Bmf 24 cahaya injil

65 | C A H A Y A I N J I L

Dan seringkali, sukses justru merupakan kutuk bagi seseorang. Ada

beberapa orang yang mendapatkan sukses yang sangat besar dan

akibatnya mereka malah murtad dari Allah. Dan memang sering orang

yang memperoleh sukses besar justru menghadapi masalah rohani

yang paling berat. Ada seorang sahabat karib saya di London. Kami

berdua sama-sama belajar di sebuah perguruan tinggi, namun di

fakultas yang berbeda. Ia kuliah di fakultas teknik. Dan ia sangat

berhasil karena kecerdasannya. Ia lulus dengan nilai yang tertinggi,

mendapatkan medali emas. Saya tidak tahu apakah ia pernah

mendapatkan nilai di bawah sempurna pada masa kuliahnya. Seolah-

olah masih belum cukup, ketika lulus dari Imperial College di University

of London, ia lulus dengan predikat sebagai yang terbaik dari tujuh

lulusan terbaik di angkatannya. Sangat sukses! Lalu ia melanjutkan

kuliah di Montreal untuk gelar doktornya. Inipun dijalaninya dengan

prestasi yang sama. Sekarang ini, ia menjadi profesor dalam bidang

studinya, namun secara rohani, ia adalah pecundang. Sukses dapat

menjadi hal yang paling buruk dalam hidup Anda. Saya harap Anda

dapat mengerti persoalan ini. Tidak ada hubungan yang baku antara

sukses dengan berkat Allah. Orang yang dikisahkan di dalam

perumpamaan ini adalah orang yang selalu mendapatkan sukses. Ia

tidak pernah mengalami kegagalan. Kemakmuran, cuaca baik dan

keberhasilan, semuanya ada padanya. Dan ia menjadi orang yang

gagal total, secara rohani, mirip seperti sahabat saya yang mengalami

kegagalan dalam kerohaniannya.

Saya juga mengenal beberapa orang yang giat belajar serta sangat

cerdas, namun aneh, mereka tetap gagal dalam ujian. Sangat aneh!

Jangan mengira bahwa Anda adalah orang bodoh jika Anda tidak lulus

dalam ujian. Ada juga orang cerdas yang gagal dalam ujian, dan orang

lain tidak tahu apa sebabnya. Anda mungkin tahu bahwa Albert

Einstein (perumus teori relativitas, pent.) bukan orang yang menonjol

di masa sekolahnya. Boleh dibilang bahwa ia pada saat itu dianggap

bodoh. Saya pernah berkhotbah di sebuah sekolah di Swiss, dan

sekolah itu adalah tempat di mana Albert Einstein pernah belajar.

Sesudah acara kebaktian, salah satu guru di sana bertanya kepada

saya, "Tahukah Anda bahwa Albert Einstein adalah salah satu lulusan

dari sekolah ini?" Dan saya menjawab, "Tidak, ini hal yang sangat

menarik. Pastilah dia merupakan siswa yang sangat menonjol

kecerdasannya." Tapi guru itu menjawab, "Oh, tidak. Ia adalah murid

Page 74: Bmf 24 cahaya injil

66 | C A H A Y A I N J I L

yang sangat bodoh." Guru itu menjelaskan bahwa Einstein sedemikian

bodohnya sehingga nyaris saja tidak dapat melanjutkan ke universitas.

Hampir semua universitas menolaknya. Akhirnya ia diterima di

University of Zurich, setelah nyaris ditolak. Ia diberi kesempatan untuk

masuk walaupun tidak ada prestasi yang dapat dibanggakan darinya.

Nah, prestasi selanjutnya dari Albert Einstein tentunya sudah Anda

ketahui. Jadi, kenyataan bahwa selama masa sekolahnya ia berprestasi

buruk bukanlah akhir dari segalanya. Kisah-kisah kegagalan selama

masa sekolah tidak membuktikan bahwa ia sudah tidak punya harapan.

Yang mana yang disebut sukses dan yang mana yang disebut sebagai

berkat dari Allah? Ini adalah perkara yang perlu dipahami, dan

kegagalan dalam memahami hal ini akan berakibat timbulnya berbagai

macam masalah.

Jika demikian halnya, lalu apa yang menjadi masalah dengan petani

kaya ini? Apa kesalahannya? Tidakkah Anda akan setuju bahwa apa

yang dia lakukan adalah hal yang sangat masuk akal? Jika Anda

memperoleh banyak hasil panen dan tidak ada lagi tempat untuk

menyimpannya, tindakan apa yang masuk akal selain membangun

lumbung yang lebih besar? Itu adalah tindakan yang mungkin akan

Anda atau saya lakukan di dalam keadaan yang sama. Adakah hal lain

yang akan Anda lakukan? Jadi ketika kita mengamati orang ini,

kelihatannya kita tidak dapat melihat kesalahannya. Sebagaimana yang

saya katakan, sangatlah penting untuk memahami bahwa menurut

ukuran dunia, orang ini jelaslah orang yang terhormat, orang yang

akan sangat disegani di tengah masyarakat. Jika orang ini masuk ke

gereja, Anda akan berkata, "Nah, ini dia orang yang sangat diberkati

oleh Allah. Hasil panennya melimpah, orangnya baik dan tidak pernah

berbuat jahat." Dan saya tidak akan heran jika ia juga sangat murah

hati dalam memberikan persembahannya.

1.Tidak Memahami Kenyataan Rohani

Jadi, mengapa ia disebut bodoh? Kita memandang ia sangat bijak.

Dengan standar duniawi, ia adalah orang yang sangat bijak. Apa

masalah orang ini? Persoalan orang ini tidak terletak pada

kepribadiannya. Ini adalah hal yang perlu dipahami. Yesus tidak pernah

menyatakan bahwa ia adalah orang yang jahat. Yesus juga tidak

menyatakan bahwa ia tidak pandai. Kata 'bodoh' di dalam Alkitab tidak

mengandung arti 'tidak pandai'. Kata ini perlu dipahami secara rohani,

Page 75: Bmf 24 cahaya injil

67 | C A H A Y A I N J I L

bukannya secara intelektual. Ini adalah perkara yang perlu

diperhatikan. Jadi, apa pokok permasalahannya? Kebodohan rohani.

Apa itu kebodohan rohani? Mari kita berhenti sejenak untuk meneliti

apa persoalan yang terdapat pada orang ini.

Kata Yunani bagi 'kebodohan' terdiri dari dua bagian. Bagian yang di

depan adalah penyangkalan, pernyataan yang bersifat negatif, dan

bagian belakangnya berarti 'pikiran'. Jadi secara kasar dapat

diterjemahkan dengan 'tidak punya pikiran', atau tidak berakal. Atau

dapat Anda katakan, tidak punya pemahaman rohani karena kata

'pikiran' di sini diartikan secara rohani.

Mengapa ia disebut tidak memiliki pemahaman rohani? Kesalahan apa

yang ia lakukan? Kata 'bodoh' juga dipakai di 2 Korintus 12:6a. Mari

kita lihat ayat ini supaya Anda dapat memahami makna alkitabiah dari

kebodohan, dengan demikian kita dapat menguji diri kita masing-

masing untuk melihat apakah kita sudah bijak atau masih bodoh.

Firman Allah berkata, di dalam ayat ini, "Sebab sekiranya aku hendak

bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan

kebenaran." Di dalam ayat ini, Paulus berkata, "Aku tidak mau

bermegah, namun jika aku akan bermegah, aku tidak mau

memegahkan hal yang bodoh." Kata 'bodoh' di sini mengandung makna

tentang orang yang kehilangan hubungan dengan realitas, orang yang

tidak tahu persoalan. Maksud perkataan Paulus adalah, "Apa yang akan

aku megahkan adalah kebenaran. Aku akan mengatakan kebenaran.

Aku tidak akan berbicara lepas dari kebenaran. Aku memiliki alasan

untuk bermegah sekalipun aku tidak ingin bermegah." Paulus memiliki

banyak dasar untuk dapat bermegah secara manusiawi. Kita semua

tahu bahwa Paulus adalah orang yang dapat dikatakan sukses menurut

ukuran dunia. Ia adalah seorang cendekiawan yang besar. Otaknya

cemerlang. Anda hanya perlu membaca tulisan-tulisannya atau

mempelajari kitab Roma untuk dapat melihat bahwa ia adalah orang

yang sangat cerdas, yang mampu menguraikan pokok pikiran dengan

singkat dan tepat.

Saya mengenal beberapa orang dengan kecerdasan seperti Paulus.

Ketika saya masih kuliah di London, saya biasa mengikuti pelayanan

Martin Lloyd Jones. Ia adalah penulis buku dan seorang pengkhotbah

dari Inggris yang terbesar di angkatan ini. Saya rasa tidak ada

pengkhotbah yang lebih besar ketimbang dia dalam angkatan ini, saya

Page 76: Bmf 24 cahaya injil

68 | C A H A Y A I N J I L

sudah mengikuti khotbah sebagian besar pengkhotbah besar dari

Inggris. Martin Lloyd Jones tadinya adalah seorang dokter spesialis

jantung sebelum ia meninggalkan dunia berikut segala gemerlapnya

demi mengabarkan Injil. Saya ingat rekan sejawatnya - seorang dokter

spesialis kulit yang sangat ternama - yang berkata bahwa ketika Martin

Lloyd Jones meninggalkan bidang kedokteran, dunia kedokteran sangat

terkejut karena ia adalah bintang baru yang berkembang sangat pesat

di dalam dunia kedokteran. Ia orang yang sangat cerdas. Sedemikian

cerdasnya sehingga ia sudah terkenal di Inggris sebagai seorang ahli

jantung sebelum menginjak usia 30. Akan tetapi Tuhan

menumpangkan tanganNya atas Lloyd Jones dan ia berpaling dari dunia

medis dan menjadi pendeta di sebuah gereja kecil di Wales, gereja

yang sangat tidak terkenal. Di sanalah ia mengabarkan Injil, dan Allah

memakai dia dengan sangat luar biasa. Jika Anda mendengarkan dia,

misalnya, ketika sedang membahas persoalan gereja, Anda segera

akan menyadari bahwa ia adalah orang yang sangat cerdas. Ia sangat

cepat memahami pokok persoalan; sepertinya sangat mudah dan

sederhana. Ketika orang-orang masih berputar-putar berusaha

memahami masalah yang terjadi, dan masih juga belum mampu

menyentuh pokok yang paling utama, ia duduk menunggu dan

mendengarkan. Ketika tiba gilirannya berbicara, ia menguraikan

persoalan yang dihadapi langsung ke titik utamanya hanya dalam

beberapa kalimat. Otaknya sangat cemerlang. Jika saya

membayangkan dia, maka saya selalu teringat pada Paulus, orang yang

terpanggil oleh Allah, yang juga berotak cemerlang. Kemampuan untuk

dapat melihat sampai ke pokok persoalan di dalam perkara rohani

sangatlah penting.

Sayangnya, walaupun orang yang sukses di dalam perumpamaan ini

sangatlah cemerlang secara manusiawi, ia tidak memiliki kebijaksanaan

rohani. Akalnya tidak menjangkau sampai ke perkara rohani. Itu

sebabnya, ia disebut bodoh. Ia tidak melihat persoalannya sampai ke

perkara rohani. Ia tidak dapat memahami keadaan yang dihadapinya

secara rohani. Ia hanya memegang satu aspek saja dalam hidup ini,

aspek jasmani. Namun pokok keberadaan manusia secara utuh, yaitu

mencakup sampai ke aspek rohani, tidak dapat dilihatnya.

Saya tidak tahu apakah Anda sudah dapat memahami kenyataan

rohani dengan baik. Jika belum, maka Anda akan gagal menangkap

pesan dari perumpamaan ini. Anda akan masuk ke dalam kategori yang

Page 77: Bmf 24 cahaya injil

69 | C A H A Y A I N J I L

sama dengan orang kaya yang bodoh ini, sangat sukses di dunia, akan

tetapi berantakan dan tidak mampu memahami persoalan rohani.

Banyak orang yang bingung mengapa Martin Lloyd Jones meninggalkan

bidang kedokteran. Mengapa ia, sebagai seorang yang sangat berbakat

di dunia kedokteran, melakukan hal ini, yang merupakan suatu

tindakan bodoh secara duniawi? Maksud saya, Anda masih dapat

membantu orang lain, secara jasmani dan rohani, sambil

mengembangkan karir yang sukses sebagai seorang dokter ahli

jantung. Anda benar-benar boleh melakukan itu! Ia seharusnya dapat

mempertahankan pekerjaannya sebagai ahli jantung, dan menjadi ahli

jantung bagi Ratu Inggris, suatu nominasi yang sedang

dipertimbangkan bagi dia saat itu di dalam usianya yang masih muda.

Akan tetapi ia sudah terlanjur sampai pada pengertian yang mendalam

tentang kenyataan hidup. Ia sudah mampu memahami realitas

kehidupan jasmani, dan kemudian ia juga sampai pada pemahaman

akan realitas kehidupan yang baru yaitu kehidupan rohani. Dan di

dalam terang pemahamannya yang mendalam inilah ia mengambil

keputusan tersebut. Bidang yang baru ini harus ditekuni dengan

segenap perhatian karena hanya sisi inilah yang akan bertahan kekal

selamanya. Itulah alasannya. Ia sampai pada keputusan yang sangat

menentukan ini dengan sangat cepat. Ia orang yang mampu untuk

melihat pokok persoalan dengan cepat. Orang lain mungkin

membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat memahami perkara ini.

Mereka kurang cepat dalam memahami perkara rohani, dan mungkin

juga perkara jasmani! Namun pada akhirnya mereka juga akan sampai

pada poin tersebut.

Ada seorang sahabat karib saya yang lain, seorang ahli bedah juga,

yang meninggalkan praktek medisnya yang sudah dijalaninya selama

puluhan tahun di Timur Jauh. Ia seorang yang sangat ahli dan menjadi

andalan banyak lembaga. Sudah banyak operasi sulit yang berhasil

dijalankannya. Akan tetapi sekarang ia meninggalkan karir yang sudah

dijalaninya selama lima belas tahun di Asia Tenggara itu, termasuk

karir sebagai dokter bagi Raja Laos, dan melayani Tuhan. Akhirnya,

sesudah lima belas tahun berkarir, ia sampai pada kesimpulan bahwa

mulai sekarang, sampai akhir hayatnya, ia akan menghabiskan seluruh

waktunya untuk mengabarkan Injil karena ia merasa bahwa

menjalankan dua hal itu sekaligus tidaklah mungkin. Orang dapat

menjalankan dua pekerjaan akan tetapi tidak akan dapat menjalankan

Page 78: Bmf 24 cahaya injil

70 | C A H A Y A I N J I L

keduanya dengan baik. Itulah persoalannya. Dan akhirnya, seseorang

harus memilih satu prioritas. Mana yang akan dipilih?

Tentu saja, setiap orang yang mencapai pemahaman yang mendalam

tentang kehidupan rohani tidak harus menjadi seorang pelayan full-

time. Saya tidak ingin menciptakan kesan seperti itu. Menjadi seorang

pelayan full-time mungkin bukan merupakan panggilan bagi Anda.

Allah mungkin saja tidak menghendaki Anda untuk meninggalkan karir

Anda sekarang ini. Jika Anda masih menjalankan pekerjaan Anda

sekarang ini, maka hal itu tidak selalu berarti bahwa Anda kurang

memahami perkara rohani, saya tidak bermaksud menimbulkan kesan

seperti itu. Namun yang menjadi maksud saya adalah bahwa orang

yang berpaling dari dunia dan menjadi pelayan full-time, seringkali,

merupakan orang yang mendapat pemahaman yang mendalam tentang

kehidupan rohani, dengan kasih karunia Allah, dan yang sudah dapat

menembus kedangkalan pemahaman serta menjangkau inti dari pokok

perkara kehidupan.

Jadi, pemahaman pertama dari kata 'bodoh' bukanlah merupakan suatu

penghinaan. Saya harap Anda dapat memahami bahwa ungkapan ini

tidak dimaksudkan sebagai penghinaan di dalam Alkitab akan tetapi

sebagai suatu deskripsi. Ia merupakan deskripsi bagi keadaan Anda

sebagai suatu diagnosa. Ketika dokter berkata bahwa Anda sedang

sakit, tentunya ia tidak bermaksud untuk menghina Anda. Yang sedang

ia lakukan adalah memberikan diagnosa. Kata 'bodoh' di dalam Alkitab

ini juga merupakan diagnosa. Ia memberitahu Anda bahwa secara

rohani Anda masih belum sampai pada pemahaman yang tepat akan

fakta yang ada.

2.Gagal dalam Memahami Kehendak Allah

Paulus juga memakai kata ini di Efesus 5:17, yang memberi kita makna

kedua dari ungkapan ini, "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi

usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan". Jadi poin yang

kedua adalah, menjadi bodoh berarti bahwa Anda gagal memahami

kehendak Allah bagi Anda. Hal ini berkaitan dengan poin yang pertama

yaitu bahwa kebodohan berarti kurangnya pemahaman atas

kenyataan-kenyataan rohani. Seorang yang mendapatkan pemahaman

tentang perkara-perkara rohani secara mantap tidak semestinya

meninggalkan pekerjaannya dan beralih menjadi pelayan full-time. Hal

Page 79: Bmf 24 cahaya injil

71 | C A H A Y A I N J I L

ini akan ditentukan oleh poin yang kedua: memahami kehendak Allah

atas Anda. Dapat saja terjadi bahwa Allah menghendaki agar Anda

menjadi pelayan full-time bagiNya, akan tetapi karena Anda tidak

memahami perkara rohani, Anda tidak memahami apa kehendak Allah

bagi Anda, maka Anda tidak melibatkan diri ke dalam pekerjaan Allah.

Atau mungkin sebaliknya, Anda sekarang adalah seorang pelayan full-

time, akan tetapi hal itu sebenarnya bukan merupakan kehendak Allah

bagi Anda. Anda menjadi seorang pelayan full-time, atau menjadi

teolog atau apa pun, dan melakukan banyak kegiatan di gereja, yang

sebenarnya bukan merupakan perintah Allah bagi Anda. Dan Anda

melakukan semua ini karena Anda belum dapat memahami apa

kehendak Tuhan. Demikianlah, kejadiannya bisa berlangsung seperti

itu. Apakah Anda memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi

Anda? Apakah Anda benar-benar mengetahui hal itu?

Sebelum Anda memuji diri dan merasa lebih pintar dari orang kaya ini,

mari kita tanyakan dua pokok hal:

- Apakah Anda benar-benar mengerti fakta-fakta rohani? Sudahkah

Anda menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini akan segera

berlalu? Apakah kehidupan Anda bukan mengenai

menimbunkan kelebihan bagi diri sendiri?

- Apakah arah tujuan hidup ini sangat jelas bagi Anda? Untuk apa

Anda menjalani kehidupan ini? Apa tujuan hidup Anda? Apa sasaran

yang sedang Anda kejar? Sangatlah penting untuk dapat memahami

hal ini dengan pasti. Anda akan membuat keputusan akan hal-hal ini

berdasarkan kokoh atau tidaknya pemahaman Anda atas fakta-fakta

rohani.

Jika bagi Anda hanya hal-hal jasmani yang dianggap nyata, sama

seperti orang kaya ini, sudah tentu keputusan Anda akan didasari oleh

pandangan Anda atas perkara jasmani, dan kurangnya pandangan

Anda akan perkara rohani. Namun jika Anda sudah memahami bahwa

segala yang ada di dunia ini hanya sementara, dan sedang berlalu,

maka segala yang sedang Anda kejar sekarang ini mendadak menjadi

tidak berarti, Anda akan beralih pada hal-hal yang kekal karena Anda

menyadari bahwa hanya hal-hal itulah yang akan bertahan selamanya.

Page 80: Bmf 24 cahaya injil

72 | C A H A Y A I N J I L

Ketika John Sung ditanyai, "Mengapa Anda menjadi penginjil? Anda kan

seorang ahli kimia." Ia menjawab, "Karena saya sudah mendapat

pemahaman tentang dunia ini. Untuk apa saya berjuang mengejar

sesuatu yang akan berlalu? Saya ingin mengejar hal-hal yang kekal,

hal-hal yang memang benar-benar penting." Ini adalah alasan yang

diberikan oleh Paulus juga. Ia berkata di 2 Korintus 4:18b, "karena

yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah

kekal" (mengenai Allah). Jika Anda sudah dapat menangkap fakta ini,

maka Anda akan membuat keputusan berdasarkan pemahaman Anda

akan fakta ini. Mengapa saya melayani Tuhan? Karena dengan kasih

karunia Allah, saya akhirnya sampai pada pemahaman bahwa hanya

hal-hal yang kekal sajalah yang benar-benar penting. Hal-hal yang lain

akan segera berlalu. Apa gunanya saya berjuang untuk mendapatkan

sesuatu dari dunia? Apa gunanya saya menjadi pimpinan utama sebuah

perusahaan? Apa gunanya saya menjadi profesor di sebuah

universitas? Jika saya berjuang untuk mengejar hal-hal itu, saya rasa

saya punya peluang yang bagus untuk mendapatkannya. Jika saya

mencurahkan usaha saya untuk mengejar hal-hal itu, saya rasa

peluang saya tidak kalah dengan mereka yang sekarang ini sudah

membuktikan kelayakannya dalam memperoleh posisi-posisi itu. Saya

tidak berminat pada hal-hal itu. Mengapa? Karena perkara-perkara itu

akan segera berlalu. Hal-hal itu tidak mampu menarik minat saya. Saya

hanya tertarik pada perkara-perkara kekal, dan pada usaha-usaha

untuk terlibat di dalam pekerjaan kekal itu. Jika ada satu orang yang

berpaling kepada Tuhan dan memperoleh keselamatan melalui usaha

saya, saya akan memandang hal itu sebagai hal yang sangat berarti.

Namun jika saya menjadi seorang profesor di sebuah universitas, apa

yang menjadi pencapaian saya? Mungkin nama saya akan dicantumkan

dalam sejarah kampus tersebut: "Di tahun 19XX, Profesor Eric Chang

mengajar di kampus ini." Jadi saya akan mendapatkan sedikit

perhatian. Dan seseorang yang membaca nama saya di dalam artikel

tentang kampus tersebut akan bertanya-tanya, "Siapa orang ini?" lalu

ia membuang artikel itu ke tong sampah. Lalu apa artinya saya menjadi

profesor? Apa manfaatnya?

Apakah yang menjadi tujuan hidup Anda? Jika Anda merasa, sebagai

contoh, bahwa Anda ingin melayani Allah lewat bidang kedokteran

karena Anda tidak memiliki karunia untuk berkhotbah, puji Tuhan!

Dalam hal ini, alasan Anda untuk menekuni bidang kedokteran

Page 81: Bmf 24 cahaya injil

73 | C A H A Y A I N J I L

memang berbeda. Namun sangat sulit untuk dapat membuat suatu

pengakuan seperti itu di dalam kejujuran. Saya ceritakan tentang

seorang sahabat dan teman sekamar saya dahulu - orang yang lulus

dengan nilai sempurna, yang memenangkan medali emas untuk nilai

kelulusannya, yang telah mendapatkan sukses luar biasa di bidang

akademis, dan sekarang menjadi profesor bidang teknik di Malaysia -

bagaimana keadaannya secara rohani sekarang? Dulu ketika masih

kuliah, ia selalu berkata kepada saya, "Aku belajar dengan giat hanya

untuk satu tujuan. Untuk melayani Tuhan." Dan hal ini membingungkan

saya, bagaimana ia akan dapat mencapai hal itu? Bagaimana Anda

akan melayani Tuhan dengan mengejar nilai kelulusan sempurna di

bidang teknik? Namun saya tidak mempersoalkan hal. Saya menduga

bahwa mungkin saja hal ini bisa dilakukan. Lagi pula, apa hak saya

untuk mempertanyakan hal itu? Ia juga biasa berkata, "Saya tidak

peduli dengan nilai kelulusan sempurna. Saya tidak peduli dengan

medali emas." Dan saya berpikir bahwa ia benar-benar tulus akan hal

itu. Ia belajar giat benar-benar untuk suatu tujuan yang jauh

melampaui kemegahan diri, akan tetapi mempertahankan visi rohani

yang jernih tidaklah mudah. Sangat sulit menjaga agar mata Anda

tetap tertuju pada tujuan rohani. Tak lama berselang, ia sudah

berpaling, tergelincir dan jatuh. Dan sekarang ini, saya mendengar

bahwa ia sudah jarang ke gereja lagi. Anda lihat, bukan hanya sekadar

kejelasan tujuan saja, akan tetapi Anda juga harus benar-benar jujur

dengan niat Anda. Anda harus benar-benar tulus. Sangat bodoh jika

Anda tidak tulus. Jadi, pemahaman akan fakta-fakta rohani harus

diimbangi dengan ketulusan atas fakta-fakta itu dan tidak bermain-

main dengan berkata, "Saya melakukan ini demi Tuhan. Saya membeli

rumah ini bagi Tuhan, dan saya membeli rumah yang kedua juga, dan

yang ketiga, juga buat Tuhan." Tak lama kemudian Anda akan membeli

separuh kota buat Tuhan. Sebenarnya, apa yang akan dilakukan oleh

Tuhan dengan rumah-rumah Anda? Ada orang yang berkata seperti ini,

"Saya ingin memperoleh banyak uang bagi Tuhan." Boleh-boleh saja.

Sebagian besar dari uang yang didapatkan akan menjadi milik orang

itu, namun sebagian lagi akan dipakai untuk Tuhan jika orang ini

memang memiliki nurani yang bersih. Namun, apakah memberi kepada

Tuhan memang benar-benar merupakan niatnya? Anda mungkin

berkata, "Gereja tidak akan dapat berbuat banyak tanpa uang."

Baiklah, hal ini ada benarnya. Gereja memang memerlukan uang untuk

sebagian kegiatannya, namun niat Anda untuk mendapatkan uang

Page 82: Bmf 24 cahaya injil

74 | C A H A Y A I N J I L

sebanyak-banyaknya bagi Tuhan sangatlah meragukan! Ini bukan

pemahaman yang benar akan kehendak Tuhan bagi Anda. Namun

inilah pokok kedua yang saya inginkan agar dapat Anda pahami.

Mengertikah Anda apa kehendak Allah bagi diri Anda? Jika tidak, maka

seperti orang kaya yang bodoh ini, Anda akan berakhir dalam

kebodohan juga sekalipun mungkin Anda orang yang cerdas dan

terhormat. Seperti yang sudah kita amati sebelumnya, tidak ada

tuduhan yang bersifat moral atas orang kaya ini, akan tetapi ia

mengalami kegagalan dalam memahami apa kehendak Allah bagi

manusia di dunia ini. Ini adalah perkara yang sangat mendasar bagi

kita untuk dipahami sampai ke pusat permasalahannya. Orang kaya ini

tidak memahami apa kehendak Allah dalam hal pemilikan kekayaan.

Kekayaan Menyebabkan Keserakahan dan Keegoisan

Bacalah pengajaran Alkitab dan Anda akan melihat bahwa di sepanjang

Alkitab, kekayaan dipandang sebagai perusak yang gawat bagi

kehidupan rohani. Jangan memandangnya sebagai berkat rohani dalam

masa Perjanjian Baru ini; kekayaan adalah pengacau. Ia adalah hal

yang sangat berbahaya untuk ditangani. Alkitab berkata kepada

kita, akar segala kejahatan ialah cinta uang (1 Timotius 6:10). Namun

di zaman sekarang ini, kekayaan mendapat kehormatan lagi di tengah

lingkungan gereja. Orang akan berkata bahwa tidak ada yang salah

dengan kekayaan. Tentu saja, tidak akan ada orang yang berkata

bahwa ada sesuatu yang salah dengan kekayaan. Namun kekayaan

memiliki cara untuk membuat Anda mencintainya sepenuh hati, dan di

sanalah masalahnya dimulai. Demikianlah, kita baca di 1 Timotius

6:9,17, peringatan untuk waspada terhadap kekayaan. Ayat 9 berkata,

"Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke

dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang

mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan

dan kebinasaan" Dan ayat 17 berkata, "Peringatkanlah kepada orang-

orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan

berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan

pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala

sesuatu untuk dinikmati".

Di Matius 19:23-24, Markus 10:24-25 dan Lukas 18:24-25, kita

mendapatkan ungkapan tegas yang dipakai oleh Yesus, "Aku berkata

Page 83: Bmf 24 cahaya injil

75 | C A H A Y A I N J I L

kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk

ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih

mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang

kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Seorang yang kaya adalah

orang yang sukses di dunia, bukankah demikian? Ia menjadi anggota

Rotary Club. Ia bepergian dengan menaiki Rolls Royce, atau Cadillac,

atau mobil mewah lainnya. Walaupun dunia menghormati orang kaya,

Yesus berkata bahwa orang kaya akan sangat sulit untuk dapat masuk

ke dalam kerajaan Allah. Kekayaan akan menjadi penghambat yang

besar bagi kita untuk dapat memasuki kerajaan Allah. Pahamilah poin

ini.

Apakah kita ingin memahami apa kehendak Allah? Marilah kita pahami

pernyataan ini dengan jelas. Para hamba Allah, kata Yakobus di dalam

Yak.2:5, "...Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin

oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris

Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang

mengasihi Dia?" Apakah Anda ingin mengetahui apa itu kehendak

Allah? Apakah Anda ingin memiliki hikmat? Maka dengarkanlah ini:

Allah telah memilih orang yang dianggap miskin oleh dunia untuk

menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris kerajaan. Alkitab

nyaris tidak pernah berbicara yang baik tentang orang kaya. Tidak ada

sama sekali! Cukup Anda baca Yakobus 5:1-6, sebagai contoh, tentang

kecaman terhadap orang kaya, "Jadi sekarang hai kamu orang-orang

kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa

kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan

ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan

menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu

seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang

sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena

upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu,

dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang

menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-

foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari

penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang

yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu." Dan jika kita telusuri

Alkitab, maka kecaman terhadap orang kaya akan terus bermunculan

di sana-sini.

Page 84: Bmf 24 cahaya injil

76 | C A H A Y A I N J I L

Namun sekarang ini, jika saya mendengarkan program siaran Kristen di

televisi dan di radio di Amerika - entah itu oleh PTL atau yang lainnya,

walaupun saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan nama baik

pihak lain - tampak ada suatu kecenderungan umum di dalam gereja

bahwa kekayaan dipandang sangat baik. Apakah kita sudah tidak

peduli lagi dengan isi Alkitab? Prasangka dan tradisi kita sudah

menggusur Firman Allah keluar dari hidup kita. Kita

memiringkan Firman Allah untuk mencocokkannya dengan pandangan

dan tradisi kita. Dan kita melakukan hal ini juga dalam hal kekayaan.

Cobalah selidiki buku konkordansi Anda dan pelajarilah kata 'kekayaan'

di dalam Alkitab dan khususnya di dalam Perjanjian Baru, maka Anda

akan segera melihat tidak ada penilaian yang baik terhadap kekayaan.

Ini sangat mengejutkan! Dan juga, berkaitan dengan orang muda yang

kaya di Matius 19:16-22 (Markus 10:17-22; Lukas 18:18-23), yang

keadaannya sangat mirip dengan orang kaya yang bodoh ini, kita

mendapati bahwa persoalan yang muncul sama saja. Sangatlah susah

bagi seorang kaya untuk dapat masuk ke dalam kerajaan. Mengapa?

Bukan karena kekayaan itu jahat namun karena ia mengumpulkan

kekayaan bagi dirinya, dan itu menunjukkan betapa ia kurang

memahami kenyataan rohani. Kekayaan membuat orang menjadi

sangat egois. Di dalam perumpamaan kita hari ini, perhatikanlah sikap

dari orang kaya yang bodoh ini dan lihatlah kebodohan rohaninya.

Perhatikan bahwa ia sangat mementingkan diri sendiri saja. Kata "aku'

dan 'ku' terus menerus muncul dari ayat 17 samai 19. Perhatikanlah

kemunculan kedua kata tersebut ini, "Apakah yang harus aku perbuat,

sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan

hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan

merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih

besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan

barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku..."

demikianlah, kata 'aku' dan 'ku' berkali-kali muncul dalam ayat-ayat

itu. Orang ini perhatiannya hanya terpusat pada diri sendiri.

Periksalah jalan pikiran Anda sebagaimana saya juga memeriksa jalan

pikiran saya. Betapa banyak pikiran kita diisi dengan kata 'aku' - masa

depanku, pendidikanku, tugasku, pekerjaanku, kesejahteraanku,

jiwaku, segala sesuatu disisipi oleh kata 'aku'. Seluruh pikiran kita

beredar di sekitar 'aku'. Sepanjang hari kita memikirkan diri kita sendiri

saja. Kita adalah orang-orang yang bodoh, bukankah begitu? Kita

Page 85: Bmf 24 cahaya injil

77 | C A H A Y A I N J I L

belum memahami apa kehendak Allah karena pikiran kita hanya

berkisar pada diri sendiri saja. Apa itu kehendak Allah? Kehendak Allah

adalah agar kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan akal kita.

Jika Anda sangat mengasihi seseorang, Anda akan terus memikirkan

tentang orang itu, dan bukannya diri Anda sendiri. Jika Anda pernah

jatuh cinta, maka Anda akan mengerti apa maksud saya. Ketika Anda

sedang jatuh cinta, apa yang Anda lakukan? Anda akan terus

memikirkan tentang orang itu sepanjang hari. Anda lupa makan dan

minum, susah tidur, lupa belajar, lupa pekerjaan, lupa segala-galanya.

Mengapa? Karena hati ini dipenuhi oleh orang itu - 'kekasihku'! Titik

beratnya bukan pada 'aku' tapi pada 'kasihku'! Segenap pikiran Anda

tertuju padanya. Anda membatin, "Apa saja yang sedang dilakukannya

sekarang? Di mana dia sekarang? Apa yang akan dikerjakannya hari

ini?" lalu Anda bergegas pergi menelpon, dan ketika tidak ada orang

yang mengangkat telepon di sana, Anda mulai cemas, "Ada masalah

apa di sana? Apa yang terjadi dengannya? Kenapa ia tidak menjawab

telpon saya?" Seluruh pikiran Anda tersita olehnya. Anda harus

mengasihi Allah seperti ini, dengan segenap hati Anda. Sebelum kita

memuji diri sendiri, periksalah seberapa banyak di antara kita yang

memiliki hikmat? Berapa banyak di antara kita yang hatinya tersita

oleh urusan Allah dan oleh saudara-saudara seiman?

Marilah kita jujur pada diri sendiri. Kita tidak lebih baik daripada orang

kaya yang bodoh ini karena setiap hari yang kita pikirkan adalah, "Apa

yang harus kulakukan hari ini? Makan apa hari ini? Aha! Sekarang hari

Minggu! Aku akan pergi mencari rumah makan dan menikmati

hidangan spesial di sana!" Anda lihat, isi pikiran kita adalah, "Apa yang

akan kulakukan dengan waktuku? Siapa yang akan kukunjungi? Apa

yang akan kunikmati?" isi hati ini dipenuhi dengan kata 'aku' dan

'milikku'. Alkitab mengungkapkan isi hati kita, bukankah demikian? Ia

mengungkapkan jati diri kita, seperti apa kita sebenarnya, pada saat

kita merasa patut bangga akan diri sendiri. Bahkan bagi seorang

pelayan full-time, ujilah dengan jujur, hal apa yang memenuhi isi hati

ini? Sebagian besar masih dipenuhi oleh 'aku' dan 'milikku' -

keluargaku, pekerjaanku, rumahku dan kesuksesanku! Nah, sekarang

kita dapat memahami persoalan yang ada pada diri orang kaya yang

bodoh ini: kegandrungannya pada diri sendiri. Itulah gejala penyakit

yang menimpanya.

Page 86: Bmf 24 cahaya injil

78 | C A H A Y A I N J I L

Perhatikan lagi hal lainnya. Ia selalu saja berbicara pada diri sendiri,

"Apa yang harus kukatakan? Apa yang harus kulakukan?" Ia bertanya

dan ia sendiri yang menjawab. Ia punya banyak waktu untuk berdialog

dengan diri sendiri. Anda tahu mengapa? Karena ia menyukai dirinya

lebih dari segalanya. Ia sangat mencintai dirinya sendiri. Anda lebih

suka untuk berbicara dengan orang yang Anda kasihi, dan jika orang

itu adalah Anda sendiri, maka Anda akan lebih suka berdialog dengan

diri sendiri sepanjang hari! Dan orang ini berkata kepada dirinya

sendiri, di Lukas 12:19, sampai pada tingkat seperti ini, "aku akan

berkata kepada jiwaku" (ia sudah memutuskan apa yang akan

dikatakannya kepada jiwanya. Ia tidak hanya menikmati pembicaraan

dengan dirinya di saat itu, akan tetapi juga sudah memutuskan isi

pembicaraan di waktu akan datang.) 'Jiwaku, persediaan dan kekayaan

yang ada akan cukup untuk waktu lama; bergembiralah, makan,

minum dan menikahlah.' Ia berkata, "Oh, kita akan menikmati setiap

saat yang ada, aku dan jiwaku! Kita akan menikmati saat-saat yang

indah dalam hidup ini!"

Jangan merasa lebih baik darinya, bagaimana dengan kita? Kita juga

selalu berbicara pada diri sendiri. Pernahkah kita belajar untuk

membalikkan semua arah pikiran dan menujukannya kepada Allah?

Apakah kita benar-benar mengasihi Allah sedemikian rupa sehingga

kita ingin berbicara padaNya, "Tuhan, apa yang hendak Engkau

perintahkan padaku hari ini?" Atau, "Tuhan, aku ingin menghabiskan

hari ini dengan memujiMu. Sangat senang dapat memuji dan bersyukur

padaMu. Engkau begitu baik padaku dan aku tahu bahwa Engkau akan

terus memenuhi cawanku sampai meluap, jadi aku ingin memujiMu

sebelum itu semua terjadi. Ku akan berkata, 'Tuhan aku sudah

memutuskan apa yang akan kukatakan padaMu'". Ini adalah sikap yang

berbeda. Jadi kita harus belajar untuk mengubah pusat perhatian

dalam hidup kita dari diri sendiri menjadi Allah. Kita masih banyak

menyimpan 'kebodohan' di dalam diri kita, bukankah begitu? Kita

mendapati bahwa, ternyata, perumpamaan ini menyingkapkan keadaan

kita.

Kaya di Dunia?

Perhatikan kesalahan besarnya di sini, di Lukas 12:19, "Aku akan

berkata kepada jiwaku..." Apakah ia masih tertarik dengan jiwanya?

Orang ini masih memikirkan tentang jiwanya. Jadi, ia tidak sepenuhnya

Page 87: Bmf 24 cahaya injil

79 | C A H A Y A I N J I L

buta pada perkara rohani. Namun kesalahannya adalah mengira bahwa

jiwanya akan dapat dipuaskan dengan kekayaan jasmani. Bukankah ini

kesalahan yang umum melanda gereja-gereja dengan mengira jiwa

dapat dipuaskan oleh kesejahteraan jasmani? Itu sebabnya kita bekerja

begitu keras. Kita ingin menggelembungkan isi rekening kita agar

dapat berkata, "Sekarang kita boleh beristirahat." Orang kaya yang

bodoh ini melakukan perbuatan yang ingin kita lakukan juga, tidakkah

demikian? Jika kita sudah memiliki rekening bank yang besar nilainya,

untuk apa kita bekerja keras lagi? Kita dapat duduk dan bersantai. Apa

gunanya bekerja keras jika bukan untuk menikmati saat santai pada

akhirnya? Jadi, orang kaya ini berpendapat bahwa jiwanya dapat

dipuaskan oleh kesejahteraan jasmani.

Lihatlah keindahan dari perumpamaan ini: ketika orang itu berbicara

kepada jiwanya, Allah berbicara kepadanya di dalam ayat yang

berikutnya, "Pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu..."

Atau, dengan kata lain, "Jadi kamu sedang memikirkan jiwamu? Nah,

malam ini jiwamu akan diambil darimu." Orang ini tidak memahami

prinsip rohani, sebagai contoh, di Matius 16:26, "Apa gunanya seorang

memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?..." Apa

gunanya memiliki seluruh isi dunia tetapi kehilangan nyawa? Ia gagal

untuk memahami hal ini. Ia belum sampai pada pemahaman itu. Ini

adalah poin pertama dari kebodohan. Fakta bahwa tidak ada gunanya

jika kita mendapatkan seluruh dunia tetapi kehilangan nyawa. Dan

bukan hanya ini kesalahan yang dibuatnya.

Kesalahan kedua adalah bahwa ia tidak memahami apa kehendak Allah

bagi hidupnya. Kita dapat melihat apa itu kehendak Allah di Yohanes

12:25, di mana Yesus berkata, "Barangsiapa mencintai nyawanya, ia

akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai

nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang

kekal". Ayat ini dapat diungkapkan lewat kalimat berikut, "Orang yang

mencintai kehidupan duniawi akan kehilangan hidupnya. Akan tetapi

yang membenci kehidupan duniawi akan memelihara hidupnya untuk

masa yang kekal." Itulah jalan keselamatan. Jika Anda mencoba untuk

menyelamatkan nyawa Anda di dunia ini, atau, mencintai kehidupan

duniawi dengan menimbun kekayaan bagi diri sendiri, maka Anda akan

kehilangan hidup Anda. Namun jika Anda siap untuk membenci nyawa

Anda, artinya membenci kehidupan duniawi, atau merelakan kekayaan

Anda, maka Anda akan memelihara hidup Anda untuk masa yang

Page 88: Bmf 24 cahaya injil

80 | C A H A Y A I N J I L

kekal. Anda dapat mengatakan bahwa dari pandangan duniawi, Martin

Lloyd Jones membenci nyawanya dan berpaling dari karir duniawinya

yang sukses itu. Dan ia memperoleh hidup yang kekal. Itulah prinsip

yang Alkitabiah. Itu sebabnya mengapa Yesus berkata, "Setiap orang

yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul

salibnya dan mengikut Aku" (Mat.16:24; Mar.8:34; Luk.9:23).

Berpalinglah dari dunia, maka Anda akan memperoleh hidup yang

kekal, pada akhirnya kita harus mengambil pilihan.

Betapa inginnya kita berdiri di tengah-tengah! Kita ingin menikmati

yang terbaik dari kedua sisi. Anda berkata, "Baiklah, saya tidak ingin

menjadi terlalu kaya. Asal cukup makmur saja bolehlah. Dan pada saat

yang sama saya boleh berpijak di dalam kerajaan Allah." Pilihan ini

tidak dapat diambil. Jangan mengira bahwa Anda dapat menipu Allah

dengan membuat kompromi. Yang Anda lakukan justru menipu diri

sendiri. Anda harus memutuskan akan ke mana tujuan hidup Anda.

Jangan mengira bahwa kompromi, 'jalan tengah', atau zhong

dao (dalam bahasa China), adalah pemecahannya. Jangan berharap

untuk dapat memperoleh bagian dari dunia dan dari Allah, dan kita

sudah memperoleh segala-galanya. Tapi kenyataannya adalah kita

tidak akan memperoleh apa-apapun!

Kaya di hadapan Allah?

Ini pilihan yang lain, mengikut Allah sepenuhnya. Berkomitmen total

kepada Allah. Ini bukan berarti bahwa akan selalu mengalami

kelaparan dan kekurangan. Bukan, akan tetapi ini berarti bahwa arah

tujuan hidup Anda akan diarahkan sepenuhnya kepada Allah. Segala

sesuatu yang dipercayakanNya kepada Anda adalah milikNya. Anda

hanya akan menjadi seorang pengelola kekayaan tersebut. Anda tidak

akan berkata, "Apa yang akan kulakukan dengan uangku? Apa yang

akan kulakukan dengan barang-barangku? Kekayaanku?" Seperti diri

saya, tidak punya apa-apa. Jika ada sesuatu yang menjadi milik saya,

maka itu adalah milik Tuhan dan saya hanya seorang pengurus saja.

Jika Ia berkata kepada saya, "Berikan," maka saya akan memberikan.

Jika Ia berkata, "Bagaimana dengan jaketmu? Orang itu

membutuhkannya" maka jaket itu akan berpindah kepada orang

tersebut. Ia bukan jaket saya. Jika orang tersebut membutuhkannya,

maka ia boleh mendapatkannya. Jika Tuhan memberi saya tempat

untuk tinggal, maka saya akan bersyukur kepadaNya atas hal itu.

Page 89: Bmf 24 cahaya injil

81 | C A H A Y A I N J I L

Tentu saja saya butuh tempat untuk menetap. Akan tetapi jika Tuhan

berkata, "Pergilah," maka saya segera berangkat. Itu bukan rumah

saya. Saya tidak punya apa-apa. Yang saya miliki hanya Tuhan dan

itu sudah lebih dari cukup buat saya. Saya tidak tertarik dengan

hal-hal lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Paulus di 1 Korintus

7:31, "pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang

duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya," yaitu,

tidak menjadi serakah atas barang-barang tersebut. Kita harus makan.

Betul sekali, akan tetapi makanan bukanlah persoalan pokok. Kita perlu

tempat tinggal. Betul, akan tetapi rumah saya bukanlah milik saya. Jika

Tuhan berkata, "Pergilah,' maka kita harus pergi dan meninggalkan

segala sesuatu di belakang karena segala sesuatu adalah milikNya dan

hidup saya ini pun milikNya. Tujuan hidup Anda harus jelas. Pastikan

bahwa Anda sudah membuat pilihan yang benar.

Namun saya ingatkan Anda sekali lagi bahwa segala tindakan

kompromi pasti berujung pada kebinasaan. Tidak pernah ada orang

yang berhasil dalam kehidupan rohani lewat jalan kompromi. Jalan

kompromi dipenuhi oleh bangkai-bangkai mereka yang telah jatuh

dalam bencana kerohanian. Tetapkan putusan Anda dan pilihlah jalur

yang tunggal, apakah sepenuhnya melayani Allah atau Mamon. Yesus

berkata bahwa Anda tidak dapat melayani Allah

dan Mamon sekaligus. Mamon adalah uang. Anda tidak dapat melayani

Allah dan uang. Anda harus dengan jujur dan tulus membuat

keputusan, menetapkan tujuan Anda, apakah Allah atau Mamon.

Dan akhirnya, apa yang terjadi dengan orang kaya yang bodoh ini? ia

kehilangan jiwanya dan Yesus bertanya kepadanya di Lukas 12:20,

"Dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?" Sering

kali saya membaca berita di koran di Inggris, dan saya membaca

pengumuman tentang kematian; orang ini meninggalkan kekayaan

senilai 40 ribu poundsterling, orang itu meninggalkan 60 ribu

poundsterling. Akan menjadi milik siapa uang tersebut? Mereka

mengumpulkan uang sebanyak itu, siapa yang akan memilikinya?

Dinas pajak akan mengambil sebagian. Lalu sisanya lagi? Jadi

kesimpulannya seperti yang disampaikan di ayat 21, "Demikianlah

jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri,

jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Page 90: Bmf 24 cahaya injil

82 | C A H A Y A I N J I L

Jika Anda ingin menjadi kaya, cara yang paling benar untuk itu adalah

dengan menjadi kaya di hadapan Allah. Bagaimana caranya menjadi

kaya di hadapan Allah? Seperti yang Yesus katakan dalam Khotbah di

Bukit, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat

dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.

Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan

karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta

mencurinya" (Mat.6:19-21). Berikan milik Anda kepada mereka yang

membutuhkan dan kemudian Anda akan memperoleh harta di surga. Di

situlah harta duniawi dapat memberi arti. Anda tidak akan pernah

kehilangan. Jika Anda menaruh uang Anda di bank, Anda akan

kehilangan uang itu suatu saat nanti, entah karena inflasi, deflasi,

perang atau pun sebab-sebab lainnya. Akan tetapi berikanlah harta

Anda kepada orang miskin dan Anda akan menjadi kaya di hadapan

Allah. Kekayaan tersebut akan kekal selamanya. Kiranya Allah memberi

kita hikmat yang kekal.

Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Mandul

Lukas 13:6-9 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang, Montreal

Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang pengajaran Yesus

dan meneliti perumpamaan lain di Lukas 13:6-9 yang kita kenal

sebagai perumpamaan tentang pohon ara yang mandul, atau tentang

pohon ara yang tidak berbuah. Untuk dapat menangkap latar belakang

dari perumpamaan ini, mari kita baca dari Lukas 13:1.

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa

kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus

dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab

mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari

pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami

nasib itu? Tidak! kata-ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak

bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu

Page 91: Bmf 24 cahaya injil

83 | C A H A Y A I N J I L

kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih

besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di

Yerusalem? Tidak! kata-ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak

bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." Lalu Yesus

mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang

tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada

pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada

pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah

pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini!

Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu:

Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah

sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia

berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Perumpamaan ini Berbicara tentang orang Kristen

Di dalam perumpamaan ini disebutkan tentang pohon ara yang mandul.

Dan tentu saja pertanyaan yang muncul adalah, apa arti pohon ara ini?

Apa yang mau disampaikan oleh Yesus melalui perumpamaan ini?

Minggu lalu kita sudah membahas perumpamaan tentang orang kaya

yang bodoh, dan Anda akan melihat nanti adanya suatu urut-urutan

perkembangan di dalam penyusunan semua perumpamaan ini. Ada

sangat banyak kemiripan antara perumpamaan ini dengan

perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. Keduanya berbicara

tentang kehidupan rohani yang tidak berbuah yang berakhir dengan

penebangan.

Akan tetapi ada juga beberapa poin penting yang berbeda, yaitu ada

beberapa pokok yang terdapat di dalam perumpamaan ini tetapi tidak

ada di dalam perumpamaan yang lain. Di dalam perumpamaan ini, kita

menemukan dua perbedaan yang mendasar. Perumpamaan tentang

orang kaya yang bodoh berlaku atas semua orang, yaitu terhadap

orang Kristen dan yang non-Kristen. Ia adalah perumpamaan dengan

cakupan yang sangat luas, sangat cocok jika disajikan dalam kebaktian

penginjilan karena dapat diterapkan pada semua orang. Akan tetapi

perumpamaan tentang pohon ara yang mandul cakupannya

dipersempit dan hanya menjangkau orang Kristen atau orang Israel

saja. Jadi penerapannya tidak diarahkan kepada semua orang,

melainkan hanya kepada mereka yang tergolong umat Yahudi dan

Umat Israel yang baru, yakni Gereja.

Page 92: Bmf 24 cahaya injil

84 | C A H A Y A I N J I L

Masa Kasih Karunia ada Batasnya

Hal kedua dari perbedaan itu adalah bahwa bagi orang kaya yang

bodoh itu tidak ada yang membela perkaranya, sedangkan bagi umat

Allah, Israel dan gereja, ada tokoh yang bersyafaat atau memintakan

penundaan hukuman, "Jangan tebang dulu". Yohanes Pembaptis

berkata kepada orang Yahudi, "Kapak sudah disediakan di akar pohon."

Tindakan penghakiman akan berjalan dengan sangat cepat. Dan ketika

penghakiman Allah akan turun, sang pembela, perawat kebun itu

berkata, "Saya mohon, tundalah hukumannya sedikit lagi. Berilah

waktu sedikit lagi kepada pohon itu, sedikit waktu saja."

Beberapa orang dari antara pernah menebang pohon untuk

mendapatkan kayu api. Saya teringat pada seorang saudara yang

senang pada kegiatan ini. Ia sangat menyukai kegiatan memotong

kayu karena memperoleh kelegaan yang besar dari kegiatan ini.

Mungkin demikian pula halnya dengan beberapa dari antara kita.

Memotong kayu membutuhkan keterampilan yang cukup sulit. Anda

harus membuat garis untuk membantu penebangannya. Jadi setiap kali

Anda mengayun kapak, Anda harus mengarahkan mata kapak ke garis

yang sudah dibuat. Biasanya, jika tanpa pelatihan dan pengalaman,

maka ayunan kapak akan meleset dari garis yang sudah dibuat. Dan,

tidak jarang, kita mendapati bahwa kita nyaris saja menebang kaki

sendiri, bukannya menebang pohon. Di sini disebutkan bahwa kapak

sudah tersedia pada akar pohon, itu berarti bahwa si penebang sudah

membuat garis di pohon yang akan ditebangnya, tindakan selanjutnya

tinggal mengayunkan kapak untuk menebang pohonnya. Jadi waktu

penebangan bagi bangsa Israel sudah sangat dekat!

Hal pertama yang perlu diingat adalah perumpamaan ini berbicara

tentang gereja, yaitu tentang Anda dan saya. Tuhan sedang berbicara

langsung mengenai kita, orang Kristen (perumpamaan tentang orang

kaya yang bodoh berbicara tentang semua orang, yang Kristen dan

yang non-Kristen). Dan pokok kedua yang disampaikan dalam

perumpamaan kali ini adalah sekalipun ada pembela bagi kita, akan

tetapi waktu yang tersisa sangat singkat. Waktu yang tersisa singkat

sekali. Masa kasih karunia ada batasnya.

Orang Kristen akan Dihakimi!

Page 93: Bmf 24 cahaya injil

85 | C A H A Y A I N J I L

Namun poin selanjutnya adalah sesuatu yang tampaknya telah gagal

dipahami oleh orang Kristen. Poin penting ini adalah bahwa

penghakiman adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh gereja,

sama seperti yang dihadapi oleh orang non-Kristen. Ada kesalahan

yang meluas sekarang ini yaitu anggapan bahwa orang Kristen tidak

akan dihakimi. Jika saya tidak keliru membaca Alkitab saya, tidak saya

temukan ajaran semacam ini di dalam Alkitab. Apa yang dikatakan oleh

Alkitab adalah orang Kristen akan dihakimi lebih berat daripada orang

non-Kristen. Saya sudah pernah menyatakan hal ini dalam kesempatan

yang lain. Sebagaimana yang dikatakan oleh Allah kepada orang Israel,

"Dari segala umat di dunia, engkau, dan hanya engkau saja, yang

memiliki pengenalan itu. Jadi Aku akan menghakimi engkau" (bdk.

Ulangan 7:6-10). Dengan kata lain, "Karena engkau adalah umatKu,

maka standarKu bagimu jauh lebih tinggi daripada bagi umat lain. Aku

menghendaki lebih darimu ketimbang dari umat lain yang tidak

mengenal Aku." Pernyataan yang sangat mudah untuk dipahami.

Namun hari ini, kita terus menerus diajari dan 'dijamin' dan dibius,

dengan ajaran bahwa Israel atau Gereja Allah tidak akan mengalami

penghakiman. Aneh sekali! Jika demikian halnya, mengapa Petrus

berkata di dalam suratnya bahwa penghakiman itu dimulai dari Gereja

Allah (1 Petrus 4:17)? Penghakiman dimulai dari dalam Gereja!

Mengapa ada Pohon Ara ditengah Kebun Anggur?

Mari saya uraikan perumpamaan ini kepada Anda, diawali dari Lukas

13:6, sehingga kita dapat memperoleh gambaran yang jelas dari

perumpamaan itu. "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini:

"Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya."

Pertanyaan pertama yang mungkin muncul di benak Anda ialah

mengapa ada pohon ara di kebun anggur? Kebun anggur tentunya

merupakan tempat untuk menanam anggur dan bukannya pohon ara.

Jadi beberapa orang yang teliti mungkin akan segera berpikir, "Tentu

ada kesalahan di sini. Pohon ara ditanam di kebun buah-buahan,

bukannya di kebun anggur." Anda perlu meninjau langsung suatu

kebun anggur sebelum berpikir seperti ini. Orang-orang Yahudi

menanam berbagai pohon buah-buahan di ladang dan di halaman

mereka. Jadi sudah lazim bagi mereka untuk menanam pohon buah-

buahan di kebun anggur atau bahkan di kebun sayur. Karena masing-

masing tanaman tampaknya menyukai kondisi tanah dengan

pengolahan tertentu, jadi pola bercocok tanam dengan tanaman yang

Page 94: Bmf 24 cahaya injil

86 | C A H A Y A I N J I L

beragam sangat baik untuk mempertahankan kesuburan tanah. Para

rabi sudah biasa memakai gambaran tentang berbagai macam tanaman

buah-buahan yang ditanam di kebun anggur atau di kebun sayur untuk

menjelaskan pengajaran mereka.

Kita juga melihat bahwa pohon ara dan pohon anggur seringkali

disebutkan bersama-sama di dalam Perjanjian Lama. Sangat sering

kedua jenis pohon ini disebutkan secara bersamaan, yang

menunjukkan bahwa keduanya biasa ditanam bersama-sama. Ada

sangat banyak contoh bagi saya untuk ditunjukkan tentang hal ini,

akan tetapi kali ini kita akan mengambil dari satu kitab saja, yaitu kitab

Yoel. Alasan saya untuk mengambil rujukan dari kitab Yoel ini adalah

karena rujukan tersebut langsung berkaitan dengan perumpamaan kali

ini. Di Yoel 1:7&12; dan 2:22, kita membaca tentang pohon anggur

dan pohon ara yang disebut secara bersamaan, namun di di Yoel 1:7

&12, pohon ara dan pohon anggur tersebut memiliki arti rohani.

Mereka tampaknya menjadi lambang orang Israel, menunjukkan orang-

orang dari umat Israel.

Kesabaran Allah yang Sempurna

Lalu Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa sesudah menanam

pohon ara itu, si pemilik kebun anggur datang untuk mencari buahnya,

tetapi ia tidak mendapatkan buahnya. Dan di ayat 7 ia berkata kepada

pengurus kebun anggur itu, "Sudah tiga tahun aku datang mencari

buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah

pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" Kita tahu,

berdasarkan Alkitab dan kebiasaan-kebiasaan orang Yahudi, jika Anda

menanam pohon ara, Anda tidak dapat berharap untuk melihat

buahnya dalam tiga tahun pertama. Jadi ini berarti bahwa ketika

pemilik kebun anggur itu mulai datang untuk mencari buah ara, pohon

tersebut sudah memasuki usia empat tahun. Anda dapat memahami

hitung-hitungan ini dengan melihat, sebagai contoh, Imamat 19:23 dan

juga berbagai tulisan para rabi bahwa selama tiga tahun pertama, tidak

dilakukan pemetikan buah dari pohon buah-buahan yang ditanam.

Pohon itu dibiarkan bertumbuh dan diberi perawatan. Di dalam tahun

yang keempat, Anda boleh mengambil hasil buah-buahan dari pohon

itu. Melihat bahwa ia sudah tiga tahun mencari buah dari pohon ara

tersebut, maka ini berarti bahwa pohon tersebut sudah bertumbuh

Page 95: Bmf 24 cahaya injil

87 | C A H A Y A I N J I L

selama enam tahun. Enam tahun sudah berlalu sejak saat pohon itu

ditanam.

Angka ini bukannya tanpa makna, karena Anda dapat melihat bahwa si

pengurus kebun itu meminta tambahan waktu satu tahun lagi. Secara

keseluruhan, jumlah tahunnya sekarang menjadi "7" yang, seperti

Anda ketahui, merupakan lambang kesempurnaan di dalam Alkitab.

Angka tujuh tahun di dalam perumpamaan ini mengungkapkan

kesabaran Allah yang sempurna. Ia sudah berkenan untuk menunggu

sampai tujuh tahun penuh. KesabaranNya sudah ditunjukkan sampai

pada batas terjauh yang dapat diberikan. Namun tak dapat lebih dari

itu. Sangat tidak bertanggungjawab jika pohon itu dibiarkan bertumbuh

tanpa hasil dan tanpa batas waktu seperti yang disebutkan di dalam

ayat 7, pohon itu sudah memanfaatkan tanah kebun selama tiga tahun

dengan percuma: "Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma?"

Pohon itu menghisap kesuburan tanah dan mengurangi jatah gizi bagi

pohon lainnya yang berbuah di kebun itu. Jadi, membiarkannya

tumbuh tanpa hasil dan tanpa batas waktu memang tidak benar. Ia

harus ditebang. Dari sini kita dapat melihat proses pemikiran dan

penalaran dari perumpamaan ini, dan Anda mulai dapat melihat

keindahan dari kerangka perumpamaan melalui lambang angka "7"

tersebut. Sangat banyak makna yang terkandung di dalamnya jika

Anda mulai dapat memahaminya, angka 7 dalam perumpamaan ini

melambangkan kesabaran Allah terhadap umatNya. Ia menunggu

sampai akhirnya memang terlihat tidak ada harapan yang tersisa.

Perhatikan bahwa si pemilik kebun tidak ngotot ketika pengurus kebun

anggur itu berkata, "Berikanlah waktu setahun lagi," ia tidak berkata,

"Cukup. Kesempatannya sudah habis!" Namun ia bersedia menunggu

dan berkata, "Baiklah, aku akan memberi waktu setahun lagi.

Waktunya ditambah setahun lagi." Jadi genaplah jumlah waktu itu

menjadi "7", suatu ungkapan dari kesabaran Allah yang sempurna.

Penting juga untuk kita perhatikan bahwa menurut para ahli pertanian,

pohon ara menyerap sangat banyak sumber makanan dari dalam

tanah. Dengan demikian, kita tidak dapat membiarkan sebatang pohon

bertumbuh terlalu lama jika memang tidak menghasilkan apa-apa

karena ia akan merebut sebagian besar jatah makanan buat tanaman

lainnya. Pohon ara adalah pohon yang cukup besar dan kuat dan

membutuhkan banyak sumber gizi. Inilah poin utama dari

perumpamaan ini, yaitu bahwa pohon ini hanya tahu mengambil

Page 96: Bmf 24 cahaya injil

88 | C A H A Y A I N J I L

dan tidak memberikan apa-apa. Ia menghisap segalanya, seperti

kebanyakan orang yang menghisap atau menyerap segalanya namun

tidak pernah memberi apa-apa. Peringatan yang diberikan

perumpamaan ini adalah: Jika Anda termasuk orang Kristen yang

semacam ini, Anda hanya mengumpulkan dan menerima saja segala

kekayaan rohani tanpa pernah menghasilkan apa-apa, waspadalah,

karena toleransi dari Allah ada batasnya. Kita akan kembali pada poin

ini nanti.

Siapa Pemilik Kebun Anggur itu dan Siapa Pengurusnya?

Mari kita pahami siapa pemilik kebun anggur itu. Dan kita juga melihat

adanya seorang pengurus kebun anggur yang menjadi pembela, siapa

pengurus kebun anggur ini? Dari perumpamaan ini kita mengetahui

bahwa si pemilik kebun anggur itu adalah Allah sendiri. Matius 21:33

dst, sebagai contohnya, menjelaskan kepada kita dengan gamblang

bahwa Allah digambarkan sebagai pemilik kebun anggur ini. Kebun

anggur tersebut adalah milik-Nya.

Lalu siapa pengurus kebun itu? Gambaran yang kita dapatkan juga

mula menjadi jelas. Siapa lagi yang akan membela dan memintakan

belas kasihan? Siapakah yang menjadi Pengantara antara Allah dan

manusia? Siapakah yang menjadi Penengah, Imam Besar Gereja yang

membela Jemaat Allah? Kristus sendiri-lah yang meminta belas kasihan

bagi Gereja. Bukannya Allah tidak mau memberikan belas kasihan

tersebut. Bapa sangat bersedia untuk memberi belas kasihan tersebut.

Namun harus ada pembela bagi perkara ini dan Yesus membela

perkara ini bagi kita. Keindahan dari gambaran ini adalah hal tentang

Yesus sebagai Pembela juga tampil di dalam perumpamaan ini, di

Lukas 22:31 dan selanjutnya, Yesus berkata kepada Petrus, "Simon,

Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti

gandum, tetapi aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan

gugur." Yesus bersyafaat, berdoa agar Petrus boleh tetap menerima

kasih karunia yang dapat menguatkannya dalam menghadapi cobaan

berat yang diberikan Iblis terhadapnya. Sangatlah menggembirakan

jika kita mengetahui bahwa Yesus bersyafaat bagi kita. Kita memiliki

banyak kelemahan, kegagalan dan kekurangan. Tidak seorang pun dari

antara kita yang tidak memiliki kekurangan. Namun sangatlah

menggembirakan ketika kita mengetahui bahwa Yesus ada di sana

menjadi Imam Besar, penuh belas kasihan dan kemurahan, membela

Page 97: Bmf 24 cahaya injil

89 | C A H A Y A I N J I L

perkara kita. Saya bertanya-tanya akan ke mana kita berakhir jika

Yesus tidak terus menerus bersyafaat bagi kita sepanjang waktu. Akan

jadi apa kita semua? Akan mampukah kita bangkit dari kejatuhan?

Namun Yesus bersedia membela perkara kita dan dengan kasih

karunianya, kita diangkat lagi keluar dari lumpur tebal dan ditegakkan

di atas batu karang yang teguh.

Yesus di sini digambarkan tidak sekadar sebagai Pembela tetapi juga

sebagai Hamba. Ini adalah hal yang penting untuk kita pahami. Di

dalam Perjanjian Lama, Yesus digambarkan sebagai Hamba yang

Menderita. Ia bersyafaat bagi kita dan menanggung segala pelanggaran

dan dosa (Yesaya 53). Ia adalah Hamba. Dan alasan saya

menyebutkan hal ini adalah bahwa jika Anda mempelajari makna kata

"pengurus kebun anggur" di Perjanjian Lama, Anda akan melihat

bahwa ungkapan ini biasanya dikaitkan dengan para budak, golongan

terbawah di masyarakat. Sebagai contoh, jika kita melihat Yesaya 61:5

atau Yeremia 52:16 atau 2 Raja-raja 25:12, Anda akan mendapati

bahwa pengurus kebun anggur disamakan dengan pembajak ladang,

orang yang membalik lapisan tanah dengan peralatan yang ditarik oleh

kerbau atau sapi untuk mempersiapkan tanah itu sebelum ditanami.

Dan kita diberitahu dari ayat-ayat itu bahwa mereka diambil dari

kalangan orang yang palling miskin di masyarakat. Mereka disebut

"orang-orang kelas bawah". Akan tetapi Yesus rela menjadi hamba

seperti mereka itu. Sebagaimana yang disebutkan di Filipi 2:7-8.

Ia telah mengosongkan dirinya sendiri, dan mengambil rupa seorang

hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan

sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,

bahkan sampai mati di kayu salib. Ini adalah gambaran lain dari

keindahan yang diberikan oleh perumpamaan ini yang, sepintas,

tampaknya tidak menunjukkan apa-apa. Masih ada banyak kekayaan

makna yang akan kita bahas hari ini. Bahkan sebenarnya ada sembilan

poin utama yang dapat kita bahas dari perumpamaan ini saja. Dan jika

kita harus membahas semuanya, maka kita perlu meluangkan waktu

seharian untuk itu. Jadi, kali ini saya hanya akan memusatkan

perhatian pada satu pokok utama dari perumpamaan ini.

Apa yang Dilambangkan oleh Pohon Ara itu?

Pertanyaan selanjutnya adalah: melambangkan apakah pohon ara ini?

Pohon ara adalah gambaran bagi Israel, seperti yang telah saya

Page 98: Bmf 24 cahaya injil

90 | C A H A Y A I N J I L

jelaskan pada Anda sebelumnya. Sebagai contoh, seluruh pasal 24

dalam kitab Yeremia memberi gambaran tentang orang Israel sebagai

buah dari pohon ara. Ini berarti bahwa seluruh umat Israel

dilambangkan dengan satu atau sekumpulan pohon ara dan setiap

orang dari umat Israel dilambangkan dengan buah ara. Saya pada

bagian awal juga menyebutkan tentang Yoel 1:7, dan di sana

disebutkan tentang dirusaknya pohon ara dan pohon anggur yang

menjelaskan peristiwa penyerangan terhadap bangsa Israel oleh

bangsa yang kuat dari utara. Di dalam kitab Yoel itu, pohon ara (dan

pohon anggur) melambangkan umat Israel. Pasal tersebut mengartikan

pohon ara lebih dari sekadar makna harfiahnya.

Namun masih ada hal lagi yang perlu untuk disampaikan. Israel adalah

pohon ara yang tidak berbuah. Yesus menegaskan tentang hal ini di

dalam perumpamaan yang lain yang kita kenal sebagai "Perumpamaan

tentang pohon ara yang dikutuk" yang merupakan peringatan bagi

bangsa Israel. Perumpamaan itu dipakai sebagai peringatan bagi

mereka karena mereka adalah pohon ara yang tidak berbuah, atau

mandul, mereka akan berada di bawah kutukan. Banyak orang yang

menjadi bingung akan kutukan terhadap pohon ara itu karena mereka

tidak dapat memahami arti rohaninya. Itu adalah suatu perumpamaan

yang diperagakan atau yang diberikan lewat tindakan. Banyak nabi di

dalam Perjanjian Lama memakai perumpamaan yang memberi

perlambangan secara langsung ini. Anda tentunya sudah tahu tentang

Yehezkiel yang melakukan berbagai hal yang terlihat janggal, seperti

berbaring miring, dan makan dengan jumlah yang sudah ditentukan.

Dan orang lalu bertanya kepadanya, "Apa arti perbuatanmu itu?" Dan

Yehezkiel lalu menyampaikan kepada mereka, "Inilah yang akan terjadi

atas Yerusalem. Yerusalem akan dikepung dan penduduk Yerusalem

harus makan dengan jumlah yang sudah dijatah ketika kota mereka

mulai dikepung." Jadi tindakannya merupakan perumpamaan yang

menjadi lambang bagi pengepungan atas Yerusalem dan kekurangan

makanan yang akan melanda mereka yang terkepung. Dari sini kita

dapat melihat bahwa suatu perumpamaan dapat disampaikan melalui

tindakan, dan bukan sekadar melalui khotbah. Dan di sanalah mungkin

arti penting dari mereka yang melayani lewat film karena kita dapat

lebih mengingat suatu tindakan ketimbang hanya omongan. Dan itu

adalah alasan bagi pemakaian perumpamaan yang diperagakan lewat

tindakan.

Page 99: Bmf 24 cahaya injil

91 | C A H A Y A I N J I L

Mengapa ditambahkan Pupuk?

Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah bahwa pohon ara ini tidak

sekadar mendapat tambahan waktu setahun. Allah tidak sekadar

memberi Anda kesempatan baru, akan tetapi Ia juga melakukan

sesuatu yang positif bagi Anda. Dari bacaan yang saya pelajari, para

ahli mengatakan bahwa pohon ara tidak membutuhkan tambahan

semacam itu. Pohon ara tergolong tangguh dan mampu bertahan

hidup. Mereka tidak memerlukan kompos. Bukanlah hal yang lazim

untuk menambahkan kompos di sekeliling pohon ara. Ini berarti Yesus

telah melakukan sesuatu yang luar biasa bagi Israel. Ia memberi

mereka kasih karunia ekstra. Kita dapat melihat di dalam pengajaran

Yesus seperti apa kasih karunia yang ekstra itu. Dulu, Allah mengirim

para nabi kepada bangsa Israel. Sekarang, Allah mengutus Anak itu

sendiri untuk menangani pohon ara, yaitu umat Israel. Sebenarnya kita

mendapat keuntungan dari peristiwa ini, semua kasih karunia dan

manfaat yang kita terima berasal dari tindakan perawatan ekstra

tersebut karena kita diajar bukan oleh para nabi lagi melainkan

langsung oleh Firman dari Yesus sendiri. Kita sekarang ini hidup di

masa kasih karunia ekstra tersebut. Akan tetapi, perlu diingat bahwa

masa kasih karunia itu ada batasnya.

Allah sudah melakukan segala hal yang dapat dikerjakan untuk

membuat pohon ara itu bisa berbuah. Ini adalah hal penting yang perlu

diingat juga. Jika ada orang Kristen yang murtad, Anda boleh yakin

bahwa peristiwa itu bukan merupakan tanggung jawab Allah melainkan

tanggung jawabnya pribadi. Allah melakukan segala tindakan yang

dapat Ia lakukan untuk bisa memastikan bahwa Anda dapat bertumbuh

semakin kuat. Ia siap memberikan Anda segala kasih karunia yang

Anda butuhkan sehingga Anda tidak punya alasan atas kegagalan

Anda. Apa alasan yang dapat dipakai oleh pohon ara yang tidak

berbuah itu? Apa alasan yang dapat diberikannya? Tidak ada sama

sekali. Tidak ada alasan yang dapat meloloskannya.

Mengapa Memakai Pohon Ara sebagai Contoh?

Namun masih ada satu pertanyaan penting bagi pohon ara ini:

Mengapa pohon ara yang dipakai sebagai contoh di sini? Kadang kala

umat Israel dilambangkan dengan pohon zaitun atau juga pohon

anggur, akan tetapi di dalam perumpamaan ini yang dipakai adalah

Page 100: Bmf 24 cahaya injil

92 | C A H A Y A I N J I L

pohon ara. Yesus dengan teliti memakai pohon ara sebagai gambaran

tentang umat ini karena pohon ara adalah pohon yang lebat buahnya.

Tidak ada pohon buah-buahan yang dapat menandingi pohon ara

dalam hal kelebatan buahnya, itu sebabnya pohon ara dipilih sebagai

contoh di sini. Pohon ara adalah pohon yang dapat berbuah sepanjang

sepuluh bulan dalam setahun. Saya tidak tahu apakah ada pohon lain

yang dapat melakukan hal yang sama. Ia mampu berbuah di musim

dingin, musim semi, musim panas maupun musim gugur. Secara

sederhana, dapat kita katakan bahwa pohon ara dapat berbuah

sepanjang tahun. Para ahli mengatakan bahwa pohon ara yang subur

berbuah sepanjang sepuluh bulan dalam setahun. Sangat luar biasa!

Di halaman kami tumbuh pohon plum dan pohon apel. Jika sebatang

pohon apel sanggup berbuah selama empat bulan dalam setahun,

maka itu sudah dianggap istimewa. Empat bulan dalam setahun! Tahun

ini, pohon apel kami berbuah banyak. Jumlah buahnya lebih dari 250

yang dihasilkan oleh pohon apel yang kecil itu. Saya memberikan

pupuk pada pohon apel itu dan merawatnya lebih teliti karena pada

tahun lalu buahnya sedikit. Namun pada tahun ini buahnya sangat

banyak. Dan pohon plum yang selama ini belum berbuah, pada tahun

terakhir ini sudah memperlihatkan buahnya. Beberapa orang dengan

bercanda mengatakan bahwa pohon plum ini berbuah karena saya

sudah mengancam akan menebangnya jika ia tidak berbuah, sehingga

pada musimnya di tahun ini, ia langsung mengeluarkan buahnya.

Pikirkanlah hal itu. Pohon apel paling lama hanya mampu berbuah

sepanjang empat bulan dalam setahun. Sedangkan pohon ara mampu

untuk terus menerus berbuah sepanjang tahun. Pohon ara adalah

pohon yang paling banyak berbuah jika kondisinya baik. Sekarang

Anda dapat melihat keindahan dari perumpamaan ini: pohon yang

seharusnya berbuah sangat banyak ternyata tidak

menghasilkan satupun buah. Yang seharusnya berbuah paling

banyak telah menjadi pohon yang tidak menghasilkan apa-apa. Sangat

mengejutkan. Betapa telitinya pilihan Yesus dalam memberi gambaran!

Gambaran-gambaran yang diberikan di dalam perumpamaan ini benar-

benar kaya akan makna.

Sekarang mari kita masuk ke dalam pelajaran rohani dari

perumpamaan ini:

Page 101: Bmf 24 cahaya injil

93 | C A H A Y A I N J I L

- Allah menyelamatkan kita supaya kita dapat diubah oleh kasih

karuniaNya dan menghasilkan buah

Mengapa Allah menanam Israel? Mengapa Ia menyelamatkan kita?

Ingatlah hal ini baik-baik karena kalau tidak, maka Anda mungkin akan

mengira bahwa Allah menyelamatkan Anda karena Anda harus

diselamatkan atau mungkin karena Anda ingin diselamatkan. Cara Injil

disampaikan sekarang ini oleh banyak pengkhotbah membuat orang-

orang cenderung berpikir bahwa Allah ada hanya untuk memberi

kepastian bahwa tiket Anda ke surga sudah terjamin. Seolah-olah

keselamatan itu hanya soal keberangkatan ke surga, dan masalah lain

tidak ada kaitannya dengan keselamatan. Itu bukanlah pengajaran

yang alkitabiah. Pengajaran yang alkitabiah menyatakan bahwa Allah

menyelamatkan kita supaya kita dapat berbuah banyak sehingga

namaNya dimuliakan dan orang lain ikut diberkati. Dan supaya kita

juga ikut mendapatkan sukacita di dalam menggenapi kedua hal itu.

Kedua, bagaimana sebatang pohon yang tidak berbuah dapat

menghasilkan buah jika tidak terjadi perubahan yang penuh di

dalamnya? Jika pohon ini memberi hasil pada tahun yang ke tujuh,

maka itu berarti telah terjadi perubahan yang besar dan nyata di dalam

pohon itu. Sesuatu telah berlangsung! Hal ini dapat digambarkan

seperti suatu keajaiban kelahiran kembali bagi pohon tersebut. Karena

setiap pakar tahu bahwa pohon yang sudah gagal berbuah sampai

enam tahun berturut-turut tidak dapat diharapkan untuk dapat

menghasilkan buah lagi. Itu sebabnya, si tukang kebun ini sebenarnya

sedang berharap pada mukjizat karena bahkan si pemilik kebun itu

sebenarnya sudah berkata bahwa tidak ada lagi yang dapat diharapkan

dari pohon ara itu. Si tukang kebun sedang mengharapkan terjadinya

mukjizat di tahun yang ke tujuh. Artinya, suatu perubahan yang sangat

besar akan terjadi atas pohon ara itu. Dengan kuasa Allah, hal itu bisa

dilakukan. Sebenarnya, pakar pertanian akan memberitahu Anda

bahwa di dalam dunia nyata hal ini tidak akan terjadi. Tidak ada

peluang sedikitpun bagi pohon ara itu untuk dapat berbuah pada tahun

berikutnya, atau bahkan dalam lima tahun berikutnya! Namun Yesus

membawa unsur rohani di dalam perumpamaan ini yaitu bahwa Allah

akan membuat mukjizat. Allah akan membuat hal itu menjadi sangat

mungkin. Segala kuasa dan kasih karuniaNya sekarang tersedia secara

melimpah bagi pohon ara ini.

Page 102: Bmf 24 cahaya injil

94 | C A H A Y A I N J I L

Apakah hal itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan, jika dikaitkan

dengan bangsa Israel? Tidak terlaksana! Ini adalah tragedi dalam hidup

ini. Sekalipun kuasa Allah tersedia sepenuhnya bagi setiap orang dari

kita sehingga kita tidak punya alasan untuk gagal, tragedi yang kita

lihat adalah bahwa umat Allah lebih sering memperlihatkan

kegagalannya. Malahan ada juga kasus di mana kegagalan itu

menghantam seluruh anggota gereja! Mengapa bisa begini? Apakah

kasih karunia Allah tidak cukup tersedia bagi Anda? Apakah kasih

karunia Allah tidak cukup tersedia untuk menyelamatkan? Masalahnya

bukan karena kasih karunia itu kurang mencukupi. Kita inilah yang

menjadi sumber masalahnya. Mengapa Anda dan saya tidak bergerak

maju mengejar segala yang dikehendaki oleh Allah bagi kita? Jika kita

gagal meraihnya, itu bukan karena kurangnya kasih karunia Allah bagi

kita, namun karena ketidak-taatan dan kekerasan hati kita ini. Allah

dapat menghasilkan hamba-hamba yang penuh kuasa dengan memakai

kita. Tidak ada alasan bagi Anda untuk hanya menjadi kerdil secara

rohani. Tidak ada alasan sama sekali! Karena kuasa penciptaan Allah

ada tersedia untuk mengubah setiap orang dari kita. Baiklah, Anda

mungkin sudah enam tahun menjadi orang Kristen, atau malah lebih,

dan keadaan Anda sama seperti pohon ara yang tidak berbuah ini.

Ijinkan saya berkata kepada Anda: Allah masih berkenan untuk

memberi Anda waktu setahun lagi. Ia masih berkeinginan untuk

membuat Anda menjadi hambaNya yang penuh kuasa, hamba yang

layak disebut sebagai hamba Allah.

- Keadaan tidak berbuah selalu berkaitan dengan sikap hati

kita terhadap Allah

Jika kita gagal meraih hal-hal itu, yang menjadi sumber masalah

sebenarnya adalah diri kita sendiri. Di situlah sumber masalahnya.

Pohon ara tidak memiliki kehendak atau kemampuan untuk

memutuskan. Jadi jika ada yang salah dalam perumpamaan ini, maka

persoalan itu terletak pada unsur-unsur pembentuk pohon ara itu, ada

yang salah dengan susunan unsur pembentuknya sehingga ia tidak

dapat berbuah. Jika kita mencari apa yang salah dengan diri kita, maka

persoalan itu terdapat pada kerohanian kita. Dan jika kerohanian kita

menyimpan kesalahan, maka hal itu pasti berkaitan dengan kehendak

atau sikap kita terhadap Allah.

Page 103: Bmf 24 cahaya injil

95 | C A H A Y A I N J I L

Kita sudah melihat bahwa pohon ara ini hanya menyerap saja dan tidak

menghasilkan apa-apa. Ini memberitahu kita apa tepatnya persoalan

yang menimpa kebanyakan orang Kristen sekarang ini. Lihat saja

betapa banyak orang Kristen yang mau berdesak-desak menyerbu

tawaran ini dan itu. Mereka bersedia mengikuti pelatihan, masuk

sekolah Alkitab dan sebagainya. Mereka senang menyerap apa saja

yang bisa diserap, untuk menikmati sendiri segala kekayaan rohani

Allah di mana-mana, namun tidak ada buah yang dihasilkan oleh

mereka. Kapan akhir dari masa menerima itu tiba dan masa untuk

memberi dimulai? Inilah masalah yang menimpa pohon ara itu. Kita

seperti pohon ara itu yang hanya siap untuk menerima, menghabiskan

kekayaan rohani dengan percuma dari tahun ke tahun. Dan apa yang

mereka hasilkan? Mana buahnya?

- Menghasilkan buah melalui perubahan hidup dan

mengerjakan pekerjaan baik dari kasih

Buah adalah hal yang dikehendaki oleh Allah. Di Yohanes pasal 15, kita

melihat perumpamaan yang senada yang disampaikan dengan

memakai gambaran pokok anggur. Allah menanam pohon anggur

supaya dapat menghasilkan banyak buah. Disebutkan di Yohanes 15:8,

"Dalam hal inilah Bapa-ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah

banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-ku." Dengan

kata lain, hasil pemuridan diuji dengan keberadaan buah.

Apa yang dimaksud dengan berbuah? Berbuah memiliki dua makna

dalam Alkitab. Pertama, ia berarti terjadinya suatu perubahan kualitatif

di dalam hidup Anda. Jika Anda memperlihatkan buah Roh, seperti

yang tertulis di dalam Galatia 5:22-23, maka itu berarti bahwa

perubahan kualitatif telah terjadi di dalam hidup Anda. Itu adalah arti

pertama dari kata berbuah. Dan kedua, artinya adalah menghasilkan

perbuatan-perbuatan baik. Saya tidak ragu untuk memakai kata

"perbuatan baik" karena Paulus sendiri tidak takut memakai kata yang

berarti sama. Di Kolose 1:10 ia berkata, "Dan kamu memberi buah

dalam segala pekerjaan yang baik". Memberi buah dengan cara

bagaimana? Dalam segala pekerjaan/perbuatan yang baik. Jadi yang

pertama harus terjadi dulu, suatu perubahan kualitatif di dalam hidup

Anda harus terjadi dan urutan ini tidak mungkin terbalik. Ketika Anda

mendengarkan Injil dari minggu ke minggu, orang lain tentunya dapat

melihat adanya suatu perubahan di dalam kehidupan Anda. Ada suatu

Page 104: Bmf 24 cahaya injil

96 | C A H A Y A I N J I L

perubahan dari yang jahat menjadi baik, dari yang egois menjadi

murah hati seperti yang kita lihat di dalam Roma 6:12-14. Dan

selanjutnya, Anda tidak dapat hanya sekadar berkata, "Aku sudah

mengalami perubahan kualitatif." Kehidupan Anda harus membuktikan

hal itu, terlihat dari buah-buah dalam bentuk perbuatan-perbuatan baik

dari kasih Anda.

- Masa kasih karunia ada batasnya

Perumpamaan ini juga memperingatkan kita bahwa waktunya sudah

hampir habis. Kapak sudah tersedia pada akar pohon Anda. Pada suatu

hari Anda mungkin akan tumbang, pada saat waktunya habis. Dan

jangan mengira bahwa penebangan itu menunggu nanti hari

Penghakiman. Waktu untuk Anda dapat saja habis sekarang ini juga,

seperti umat Israel yang sudah kehabisan waktu. Mereka tidak harus

menunggu sampai Hari Penghakiman. Saya sudah cukup sering melihat

orang Kristen yang ditebang karena menyia-nyiakan tanah tempat

mereka ditanam. Mereka menghambat pertumbuhan orang lain dan

Allah akan menangani mereka pada saat yang ditentukanNya. Ingatlah

selalu akan hal ini: masa kasih karunia itu ada batasnya. Kesabaran

Allah itu memang benar-benar sempurna, namun ada batasnya. Itu

adalah pengajaran yang alkitabiah, bukan pengajaran pribadi saya. Hal

yang sama ada di dalam Perjanjian Lama sebagai contoh, Amsal 6:15,

29:1; 2 Tawarikh 36:16 dan sebagainya. Jika seseorang sudah sering

ditegur, diingatkan dan diberi nasihat akan tetapi masih tidak mau

mendengarkan, ia akan dipotong dengan tiba-tiba, dan tidak ada lagi

pemulihan baginya. Jangan mengira bahwa Anda akan baik-baik saja

sampai pada hari Penghakiman nanti. Itu adalah suatu kesesatan.

Banyak orang yang akan tumbang sebelum hari penghakiman itu.

- Lebih berbahagia memberi dari pada menerima

Mari kita teliti tentang sikap yang selalu ingin mengambil. Kebanyakan

orang Kristen tampaknya memandang, sebagai contoh, gereja sebagai

tempat untuk menerima berkat rohani dan tidak memberikan apa-apa

bagi gereja. Dan seusai menerima, mereka segera pergi meninggalkan

gereja secepat kilat. Mereka sudah mendapatkan apa yang mereka

inginkan, apa lagi yang mereka kehendaki? Jadi mereka pergi begitu

saja. Tidak ada minat untuk melayani, untuk membagikan apa yang

sudah mereka terima. Saya ingin berhenti sejenak pada titik ini

Page 105: Bmf 24 cahaya injil

97 | C A H A Y A I N J I L

sebelum kita melanjutkan pembahasannya. Ucapan Yesus ini dikutip

oleh rasul Paulus di Kisah 20:35 di mana Yesus mengatakan, "Adalah

lebih berbahagia memberi dari pada menerima". Masalah besar yang

menimpa pohon ara ini adalah bahwa ia tidak pernah mau mengerti

pernyataan ini. Ia tidak pernah mau mengubah sikapnya. Ia mengira

bahwa menerima itu lebih berbahagia ketimbang memberi sehingga ia

tidak pernah mau memberi. Ia hanya mau datang dan mengambil

sesukanya. Akan tetapi di Kisah 20:35, rasul Paulus mengutip ucapan

Yesus yang tidak tercatat di dalam Injil akan tetapi diketahui oleh

Paulus, "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." Mari

kita coba untuk menguraikan pemikiran ini sekarang dan

membandingkannya dengan apa yang ada di benak Anda, apakah

sejalan atau tidak, apakah itu merupakan pikiran saya atau bukan. Dan

saya dapat memastikan bahwa pernyataan ini tidak lagi sejalan dengan

apa yang dipikirkan oleh Gereja sekarang ini. Dan Gereja, saudara-

saudara, sedang berada di dalam masalah besar.

Perumpamaan ini ditujukan kepada Israel serta Israel yang baru, yaitu

gereja. Karena kita diberitahu di 1 Korintus 10:11 bahwa segala

peristiwa yang dialami oleh Israel yang lama, adalah satu peringatan

bagi gereja sekarang ini. Dan apa yang terjadi pada mereka dapat dan

akan terjadi pada kita juga. Lebih dari itu, rasul Paulus juga memberi

peringatan yang sama di dalam Roma 11:22. Ia berkata kepada kita,

orang-orang Kristen, bahwa, "Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah

dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah

jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam

kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga." Sekarang

ini, gereja tidak mau mendengarkan peringatan tersebut. Mereka tidak

mau mendengarkan peringatan ini, sama seperti Israel tidak mau

mendengar hal itu. Umat Israel justru merasa terganggu oleh nabi-nabi

utusan Allah, seperti Yeremia misalnya. Sekarang ini, di zaman

sekarang, umat Kristen juga tidak mau mendengar peringatan yang

sama. Dan mereka yang menyampaikan peringatan kepada gereja

tentang ancaman akan ditebang oleh Allah selalu mendapat kecaman

dan serangan! Biar saja mereka melakukan hal itu. Saya ada di sini

untuk menyenangkan hati Allah, dan bukan manusia. Saya di sini

mengabarkan FirmanNya dan bukan firman manusia. Allah berkata

seperti ini, maka saya harus menyampaikannya seperti ini juga. Paulus

memperingatkan kita, "Israel dipotong olehNya, dan kamu pun akan

Page 106: Bmf 24 cahaya injil

98 | C A H A Y A I N J I L

dipotong juga jika tidak berdiam di dalam kebaikanNya dan bertahan di

dalam iman."

Kita telah diajarkan mentalitas “hanya menerima” ini sejak lama. Saya

sendiri bertumbuh sebagai orang Kristen yang mempunyai mentalitas

bahwa setiap saat saya hanya perlu menerima tanpa perlu memberi,

saya selalu berkata, "Allah sangat memberkati saya!" Saya mendapati

mentalitas seperti ini sangat umum terdapat di kalangan orang Kristen.

Kita menganggap bahwa diri kita diberkati karena seseorang telah

memberi kita sesuatu secara gratis. Itulah berkat Allah bagi kita. Jadi

jika tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, Anda mendapat kenaikan gaji,

maka itu adalah berkat Allah. Jika seseorang memberi Anda jaket yang

bagus, atau baju yang bagus, maka itulah berkat Allah. Itu memang

berkat dari Allah. Tidak ada orang yang menyangkalnya. Namun jika

kita berhenti sampai di sini saja, maka kita sedang menuju ke arah

bencana karena kita sedang membangun suatu mentalitas yang

menganggap bahwa berkat Allah itu hanya terjadi jika kita menerima

sesuatu. Sedangkan jika kita memberi sesuatu maka itu bukanlah

berkat Allah.

Jika kita memahami pengajaran Yesus, yang berlaku justru sebaliknya.

Orang yang memberi Anda jaket, uang untuk mencukupi kebutuhan

atau apapun juga, justru lebih diberkati atau lebih berbahagia

ketimbang Anda. Adalah lebih berbahagia memberi dari pada

menerima. Orang-orang itu menerima berkat lebih dari Allah ketimbang

Anda. Kita sangat memerlukan suatu perubahan cara berpikir! Jadi

selanjutnya jika Anda menerima sesuatu dari orang lain, bersyukurlah

kepada Allah akan hal itu, namun ingatlah: orang yang memberi Anda

lebih diberkati atau berbahagia ketimbang Anda. Orang itu lebih

berbahagia. Jadi, menerima memang berbahagia akan tetapi memberi

jauh lebih berbahagia. Adalah lebih berbahagia memberi dari pada

menerima, demikian kata Yesus. Ini adalah suatu mentalitas yang

sangat bertentangan dengan cara berpikir alami kita. Dan cara berpikir

yang baru ini tidak pernah mau dipelajari oleh pohon ara tersebut.

Biasanya dianggap lebih berbahagia jika kita bergelimang kekayaan,

mengambil dan mendapatkan segalanya serta tidak pernah memberi.

Dan sangat banyak orang Kristen yang berpikir seperti itu sekarang ini.

Pada saat Anda memasukkan uang ke dalam kotak persembahan,

mungkin Anda berpikir, "Wah, saya tidak akan bertemu dengan uang

Page 107: Bmf 24 cahaya injil

99 | C A H A Y A I N J I L

itu lagi." Namun jika Anda pergi ke toko dan membelanjakan uang

Anda, Anda menerima sesuatu sebagai balasannya. Mungkin sepasang

kaus kaki atau sehelai salendang, atau apapun juga itu. Anda

mendapat sesuatu untuk uang yang Anda berikan. Jika Anda menaruh

uang itu di kotak persembahan, Anda tidak menerima apa-apa sebagai

balasannya. Tidak sedikitpun! Dan jika Anda memberikan uang kepada

saudara seiman yang membutuhkan, balasan apa yang Anda dapat?

Tidak ada! Jadi kita mulai berpikir, "Lebih berbahagia menerima dari

pada memberi." Ini adalah suatu kesalahan yang besar! Marilah kita

belajar untuk mengubah cara berpikir kita. Biarlah Allah mengubah hati

dan pikiran kita. Jika tidak maka nasib kita akan berakhir sama dengan

pohon ara itu.

Memberi itu Menyenangkan Hati Allah

Mengapa memberi itu lebih berbahagia dari pada menerima? Lebih

berbahagia berarti bahwa Allah lebih memberkati Anda. Itulah

maksudnya. Lebih berbahagia karena Allah akan memberkati Anda

lebih lagi. Jika Anda memperoleh suatu pemberian, maka itu adalah

berkat. Namun itu saja yang menjadi berkat bagi Anda. Orang yang

memberi Anda akan menerima berkatnya dari Allah. Ketika Anda

menerima, katakanlah, jaket, maka Anda sedang menerima berkat

jasmani. Orang yang memberi Anda jaket kehilangan jaket itu, namun

ia mendapatkan berkat rohani. Dapatkah Anda memahami makna dari

peristiwa itu? Lebih berbahagia memberi dari pada menerima karena

hal itu lebih menyenangkan hati Allah. Ini adalah poin yang pertama.

Memberi adalah Suatu Ungkapan Iman dan Kasih

Memberi lebih menyenangkan hati Allah karena perbuatan itu

merupakan ungkapan dari iman dan kasih. Mengapa iman disebutkan

di depan? Ia merupakan ungkapan iman karena orang yang memberi

kepada Tuhan tidak mencari keuntungan materi. Anda harus memiliki

iman untuk dapat melakukan itu. Orang yang menaruh uang, misalnya,

di kotak persembahan demi kasihnya kepada Allah dan bukan sekadar

demi memenuhi rasa tanggungjawab saja, berarti sedang memberi

dengan dilandasi oleh iman. Jika ia tidak memiliki iman, maka ia tidak

akan menaruh uang tersebut di sana. Ia menaruh uang di sana karena

ia mengharapkan berkat rohani, dan bukannya berkat jasmani. Ia tahu

bahwa ia tidak akan memperoleh keuntungan materi dari uang

Page 108: Bmf 24 cahaya injil

100 | C A H A Y A I N J I L

persembahannya itu. Saya bersyukur kepada Allah atas orang-orang

itu. Saya mengenali iman orang-orang ini dari kenyataan bahwa

mereka tidak mencari balasan dari manusia.

Anda tentu ingat perkara-perkara ajaib yang dilakukan oleh Allah

ketika kita masih beribadah di tempat yang lama. Pada suatu ketika,

seseorang memberikan amplop berisi 300 dolar tanpa meninggalkan

identitas apapun selain nama gereja di amplop itu. Uang pemberian itu

di taruh di pintu. Selanjutnya, datang lagi amplop dengan isi 400 dolar.

Kami masih tidak tahu siapa yang memberikan uang itu. Namun, mash

datang lagi satu amplop dengan isi 700 dolar. Siapa orang ini yang

telah memberikan uang dengan jumlah keseluruhan 1400 dolar, dan

tidak ingin dikenali identitasnya? Saya tidak tahu siapa dia. Mengapa ia

melakukan hal ini? Dengan memberi tanpa meninggalkan identitas,

orang ini bahkan tidak mendapatkan ucapan terima kasih karena kami

tidak tahu siapa dia. Namun orang seperti ini mengungkapkan

kenyataan tentang imannya di dalam Tuhan karena dia mencari

balasan dari Allah. Itulah iman. Ia tidak mencari balasan dari manusia.

Tidak ada orang yang tanpa iman yang dapat melakukan hal ini.

Ingatkah Anda pada waktu yang lain, ketika kita sedang mengadakan

Pendalaman Alkitab dan ada orang yang menggedor pintu? Saya pergi

membuka pintu dan menatap ke arah jalanan, namun tidak terlihat

satu pun orang di sana. Tidak ada orang di sana. Namun di luar saya

melihat tape recorder, benda yang akhirnya kita pakai untuk merekam

khotbah-khotbah sampai sekarang. Barang ini diberikan sebagai

hadiah. Alat ini berharga sekitar 200 sampai 300 dolar. Siapa yang

melakukan hal ini? Kita tidak tahu. Namun orang yang memberikan

peralatan ini membuka jalan bagi perekaman khotbah tentang Firman

Allah sehingga semakin banyak orang bisa ikut diberkati. Namun ia

tidak mengharapkan pengakuan dan penghargaan. Kami tidak tahu

siapa orang ini sampai sekarang.

Itulah ungkapan dari iman. Mereka mengharapkan balasan dari Allah.

Mereka tidak mengharapkan balasan apapun dari manusia. Dan ini juga

merupakan ungkapan dari kasih karena, orang yang memberikan tape

recorder itu misalnya, merasa berkepentingan untuk membantu

penyebarluasan Firman Allah. Apa yang ia dapatkan dari tindakan itu?

Tidak ada. Namun ia sudah mengungkapkan kasih dan kepeduliannya

sehingga banyak orang dapat ikut mendengarkan Firman Allah yang

Page 109: Bmf 24 cahaya injil

101 | C A H A Y A I N J I L

memberi hidup. Itulah kasih. Kasih tidak mengejar pujian dan

penghargaan dari manusia, ia tidak mengejar balasan dari manusia.

Itulah ungkapan dari iman dan kasih. Orang yang hanya ingin

menerima tanpa mau memberi, berarti tidak memiliki iman dan kasih.

Dan itulah keadaan dari pohon ara dalam perumpamaan ini. Ia

menyerap nutrisi. Dan ia tidak memberi apa-apa. Ia tidak memiliki

iman dan kasih. Akan tetapi orang yang memberi, dan memandang

bahwa lebih berbahagia memberi dari pada menerima, membuktikan

iman dan kasihnya. Itu sebabnya, pengajaran yang alkitabiah adalah,

keselamatan itu oleh iman yang bekerja melalui kasih. Seluruh isi

doktrin keselamatan dirangkum dalam perumpamaan ini.

Perumpamaan Allah, pengajaran Yesus, memang sangat indah!

Kesimpulan

Saya akan menutup pembahasan pada titik ini. Saya harap agar Anda

sekalian menguji cara berpikir masing-masing. Bagaimana perasaan

kita terhadap pengajaran dari Yesus bahwa: Adalah lebih berbahagia

memberi dari pada menerima? Saya bersyukur kepada Allah atas diri

Anda sekalian, karena saya tahu bahwa Anda memiliki iman dan kasih

dan saya mengetahui itu dari cara Anda memberi. Saya mungkin tidak

tahu siapa yang telah memberi dan apa saja pemberiannya, dan saya

tidak bermaksud untuk menyelidikinya. Bendahara gereja yang

menangani hal itu. Bukan saya. Namun saya mengetahui dari laporan

yang saya lihat yang menunjukkan bahwa banyak orang telah memberi

dan pemberian itu merupakan tindakan pengorbanan. Dan saya

bersyukur kepada Allah atas mereka karena itu semua mengungkapkan

iman dan kasih mereka. Mereka tidak mengejar keuntungan materi.

Mereka mengharapkan balasan dari Allah. Mereka seperti Abraham

yang tidak mencari kota duniawi melainkankota yang mempunyai

dasar (Ibrani 11:10), yang kekal selamanya, yaitu Yerusalem Baru.

Mereka mengharapkan kerajaan Allah. Akan tetapi, saya juga

mendapati bahwa ada banyak dari Anda yang masih perlu belajar

tentang iman dan kasih ini. Kita harus belajar untuk mencurahkan diri

kita, bukan hanya dalam hal materi namun juga dalam hal waktu,

tenaga dan kepedulian kita. Kita harus lebih memikirkan tentang

keperluan orang lain ketimbang kita sendiri. Ini adalah hal yang sangat

mendasar. Saya berdoa kepada Allah supaya kita boleh diubah menjadi

seperti itu, semoga Allah dapat memperoleh buah di dalam kehidupan

kita dan menjadi senang akan hidup kita.

Page 110: Bmf 24 cahaya injil

102 | C A H A Y A I N J I L

Kembali kepada pohon ara itu, siapa yang akan memakan buahnya?

Apakah pohon itu sendiri? Tidak, pohon ara itu tidak memakan

buahnya sendiri. Buah itu diberikannya kepada yang lain. Ia tidak

mendapatkan keuntungan. Dan memang, ia diberi segala kelimpahan

gizi agar dapat menghasilkan buah yang dapat memberi sukacita bagi

yang lain, menjadi sumber gizi bagi orang-orang, dan dengan begitu

memuliakan nama Allah karena orang-orang memuliakan nama Allah

atas buahnya yang enak. Kadang kala, ketika saya mendapati bahwa

buah yang sedang saya makan itu sangat enak, hati saya dipenuhi oleh

rasa syukur kepada Allah. Saya berkata, "Ya Tuhan, bagaimana caraMu

menciptakan buah yang sangat enak ini?" Selama musim panas, ada

banyak buah persik. Sangat menyegarkan. Buah-buah itu sangat enak

rasanya. Dan akan mendorong Anda untuk memuji Allah. Saya sering

berkata, "Tuhan, tidak ada juru masak di dunia ini yang dapat

menandingi rasa buah-buah ini. Penciptaan dan rancanganMu yang

kami nikmati dan menjadi sumber gizi kami sangat luar biasa." Kita

dapat saja memakan makanan yang tidak enak namun bergizi. Akan

tetapi Allah dengan kasihNya yang besar tidak sekadar memberi kita

sumber gizi, Ia bahkan memberikannya dengan rasa yang sangat enak.

Sungguh luar biasa! Jadi begitu pula halnya dengan kita, jika kita

menghasilkan buah, maka kita harus menghasilkan buah dengan

aroma yang memikat, rasa yang lezat dan tampilan yang menawan.

Coba perhatikan buah persik. Warnanya sangat indah, bentuknya,

aromanya, dan rasanya, semua sangat luar biasa. Apa lagi yang Anda

inginkan? Segala hasil pekerjaan Allah sangat luar biasa. Beberapa

orang Kristen baru sekadar mampu menghasilkan "buah". Mungkin

masih belum terlalu enak, namun jika Anda memakannya, setidaknya

Anda masih dapat mempertahankan hidup. Ini membuat saya berpikir

tentang cara untuk menyampaikan khotbah. Lihatlah buah-buahan

yang diciptakan Allah dengan tampilan yang indah dan rasa yang

sangat lezat! Semoga Allah berkenan mendandani kita supaya semakin

banyak orang dapat diberkati, dan hati kita boleh bersukacita, dan

yang terutama, nama Allah dimuliakan.

Saya sangat mengharapkan agar Anda dapat menjiwai Kisah 20:35

karena ayat itulah kunci pemahaman dari perumpamaan kita hari

ini. Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Kita

memang tidak dapat menguasai ayat ini dalam waktu singkat namun

semoga Allah berkenan mengubah kita sehingga kita dapat menguasai

Page 111: Bmf 24 cahaya injil

103 | C A H A Y A I N J I L

pelajaran yang indah ini. Dengan begitu, kita akan menjadi saluran

kasih karunia Allah di dunia ini.

Lalu akan datang harinya ketika orang-orang berkata, "Saya bersyukur

kepada Allah karena bertemu Anda hari ini. Pertemuan dan perkenalan

ini merupakan berkat bagi saya, karena melalui Anda saya dapat

menikmati buah kemurahan dari Allah. Melalui Anda, saya dapat

memperoleh buah kehidupan. Anda adalah pohon kehidupan bagi saya,

yang memberi saya makan ketika saya lapar. Ketika saya sekarat

kelaparan, Anda memberi saya makanan yang menguatkan."

Dan Anda akan berkata, "Saya bukan apa-apa. Segala yang ada pada

saya terjadi oleh karena kasih karunia Allah. Segala milik saya

diberikan oleh Allah. Saya menerima sesuatu, dan saya akan

menyalurkannya kepada Anda sebagai buah karena kasih karunia

Allah."

Semoga seluruh gereja ini menjadi kebun anggur Allah, yang ditanami

pohon-pohon ara dengan buahnya yang lebat dan lezat.

Perumpamaan tentang Tamu-tamu

Lukas 14:7-14 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang

Khotbah

Menjadi layak untuk masuk ke dalam kerajaan Allah adalah hal yang

paling penting dalam keselamatan. Yang menjadi pertanyaan adalah,

apakah diri Anda sudah layak untuk masuk ke dalam kerajaan Allah?

Dan jika tidak, bagaimana cara Allah membuat kita menjadi layak bagi

kerajaan-Nya?

Mari kita baca bersama Lukas 14:7-14. Latar belakang dari ayat-ayat

ini adalah undangan Yesus untuk ke pesta makan oleh seorang Farisi.

Orang-orang Farisi pada dasarnya tidak terlalu dekat dengan Yesus,

Page 112: Bmf 24 cahaya injil

104 | C A H A Y A I N J I L

seperti yang disebutkan di Lukas 14:1, semua yang hadir mengamat-

amati dia dengan saksama. Dan tampaknya tujuan dari undangan ini

adalah untuk dapat menyelidiki Yesus dengan lebih dekat. Kadang-

kadang kita diundang ke suatu acara jamuan makan tidak dengan niat

yang tulus. Bukan karena orang itu sangat menghargai kita sehingga

mau mengeluarkan biaya untuk mengajak kita makan-makan. Akan

tetapi bisa saja karena mereka ingin menempatkan kita di bawah kaca

pembesar, untuk mendapat kesempatan agar dapat secara langsung

meneliti diri kita. Dan hal inilah yang sedang berlangsung di dalam

undangan jamuan makan ini. Yesus diundang makan oleh orang yang

tidak akrab dengannya. Orang ini tergolong dalam kelompok yang

menentangnya, yaitu orang Farisi. Di awal perjamuan, Yesus

melakukan suatu hal yang tidak menyenangkan hati mereka. Ia

menyembuhkan seseorang yang menderita busung air. Dan di tengah

acara perjamuan itu, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan.

Perumpamaan itu tercatat di dalam ayat 7-14:

Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-

tempat kehormatan, ia mengatakan perumpamaan ini (perumpamaan

yang jelas-jelas sangat menyinggung perasaan mereka yang sudah

mengambil posisi di tempat kehormatan) kepada mereka: "Kalau

seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan(setidaknya Yesus

tidak langsung menunjuk acara yang sedang berlangsung, namun

sebuah pesta perkawinan), janganlah duduk di tempat kehormatan,

sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih

terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau

dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini

kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di

tempat yang paling rendah (hanya tempat itu yang tersisa karena

tempat-tempat yang lebih baik sudah diambil oleh orang lain pada saat

sebelumnya). Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di

tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan

berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan

demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu

yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan

dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (saya perlu

menegaskan secara khusus bahwa bentuk ungkapan pasif yang

digunakan oleh Yesus di sini, 'ditinggikan' atau 'direndahkan', adalah

bentuk yang disebut 'kepasifan ilahi' [divine passive]. Yesus ingin

Page 113: Bmf 24 cahaya injil

105 | C A H A Y A I N J I L

menyatakan kepada kita bahwa Allah akan merendahkan Anda jika

Anda meninggikan diri dan Ia akan meninggikan Anda jika Anda

merendahkan diri)."

Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang dia (Yesus

juga berkata-kata kepada orang Farisi yang mengundangnya itu):

"Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam,

janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-

saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang

kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau

pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila

engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin,

orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan

engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa

untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat

balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."

(Yesus mengatakan, "Jangan menyibukkan diri dengan mengundang

orang-orang Farisi, atau kawan-kawan, atau kerabatmu yang biasanya

kau undang. Aku tidak melihat ada orang miskin di sini. Lain kali,

undanglah orang-orang miskin." Dengan berbicara seperti itu, maka

Yesus sudah memastikan bahwa orang tersebut tidak akan mau

mengundangnya lagi kelak.)

Suatu Teguran atau Nasihat?

Apa yang sedang diajarkan oleh Yesus di sini? Anda dapat berkata

bahwa ini bukan contoh diplomasi yang baik, bukan cara yang baik

untuk berteman atau mempengaruhi orang. Paling tidak, ini bukanlah

cara yang baik untuk berteman sekali pun cara ini dapat

'mempengaruhi' orang lain, yaitu, membuat orang itu memusuhi Anda.

Tampaknya, kali ini, orang-orang yang sibuk berebut kursi kehormatan

mendapat suatu teguran keras. Dan tuan rumah sendiri juga ditegur.

Jadi, apa sebenarnya hal yang ingin disampaikan oleh Yesus? Apakah

ini sekadar suatu ajaran umum tentang menjadi rendah hati dan baik

budi? Memang sangat baik jika kita menjadi rendah hati dan baik budi,

namun apakah itu merupakan hal yang ingin disampaikan oleh Yesus?

Apakah inti dari pengajaran Yesus di sini?

Page 114: Bmf 24 cahaya injil

106 | C A H A Y A I N J I L

Perhatikan bahwa Yesus tidak sedang berbicara kepada murid-

muridnya. Ia tidak sedang berbicara kepada orang Kristen. Perintah

untuk merendah dan bermurah hati mungkin saja ditujukan kepada

murid-muridnya karena mereka sudah diselamatkan, atau sedang

dalam proses diselamatkan. Dan Yesus sedang memberitahu mereka

bagaimana caranya menjadi murid dan orang Kristen yang lebih baik.

Namun, di sini Yesus sedang berbicara kepada orang Farisi. Saat Yesus

berbicara kepada orang Farisi yang memerlukan keselamatan, maka

Yesus tidak akan hanya sekadar memberi mereka ajaran moral tentang

bagaimana menjadi orang yang lebih baik. Yesus tidak akan

mendorong mereka untuk melakukan lebih banyak perbuatan baik,

seperti mengundang orang yang miskin dan cacat supaya mereka

mendapatkan upah di hari kebangkitan. Jika Yesus sedang berbicara

dengan orang Farisi, maka hal yang dia bicarakan tentunya

menyangkut masalah keselamatan, bagaimana caranya agar menjadi

pantas bagi kerajaan Allah, bagaimana agar bisa masuk ke dalam

kerajaan Allah, bagaimana agar dapat diselamatkan. Orang-orang

Farisi tidak membutuhkan nasihat tentang moral. Mereka butuh

sesuatu yang jauh melebihi nasihat moral, lebih dari sekadar diajari

tentang cara untuk merendah atau menjadi sedikit lebih baik. Tentunya

Yesus sedang mengatakan kepada orang-orang Farisi itu, "Beginilah

caranya supaya engkau bisa layak untuk masuk ke dalam kerajaan

Allah. Inilah cara untuk diselamatkan." Bukankah pernyataan seperti

itu yang seharusnya kita lihat dari ayat-ayat tersebut?

Namun jika Anda membaca buku-buku ulasan tentang hal ini, para

pengulas tampaknya kesulitan dalam memahami bagian ini, dan

mereka mengira bahwa Yesus mungkin memang sekadar memberikan

nasihat moral kepada orang-orang itu. Padahal yang mereka butuhkan

adalah keselamatan. Dan Yesus sebagai Juruselamat yang agung

menunjukkan keprihatinannya akan masalah ini dengan menyatakan

kepada mereka jalan menuju hidup yang kekal karena kasihnya kepada

mereka - musuh-musuhnya, dan bukannya sekadar mengecam

mereka. Jika kita memandang bahwa Yesus sedang menyatakan

keselamatan atau jalan menuju hidup kekal kepada mereka, maka kita

sudah berada di pemahaman yang benar. Memang hal inilah yang

sedang dilakukan oleh Yesus. Jika kita tidak memahami ini, maka kita

akan kehilangan poin yang penting ini. Anda akan terkejut saat

mendapati betapa sedikitnya pembahasan pada bagian ini oleh

Page 115: Bmf 24 cahaya injil

107 | C A H A Y A I N J I L

kebanyakan pengulas karena mereka mengira bahwa ayat-ayat itu

hanya berbicara tentang masalah moral. Ini adalah suatu kegagalan

yang besar dalam memahami pengajaran Yesus, jika boleh dikatakan

demikian.

Kita harus memahami apa latar belakang, landasan, dari pengajaran

Yesus. Ada urut-urutan perkembangan pemikiran yang harus diketahui.

Persoalan besar kita adalah pemahaman yang sangat kurang di dalam

hal ajaran tentang keselamatan. Kita mengira sudah mengerti padahal

sebenarnya belum sama sekali. Itulah persoalannya. Kita ini seperti

orang-orang Farisi itu. Kita merasa tahu apa itu keselamatan. Mereka

juga merasa tahu akan hal itu. Mereka merasa tidak perlu diajari lagi

tentang keselamatan, padahal mereka sedang menjauh dari

keselamatan. Sebenarnya mereka sangat membutuhkan pemahaman

yang benar akan keselamatan sama seperti orang-orang Kristen

sekarang ini membutuhkan pemahaman tersebut. Karena mereka

ternyata masih belum mengerti arti keselamatan sebagaimana yang

dimaksudkan oleh Yesus, dan juga oleh Paulus.

Tiga prinsip fundamental: Pembenaran, Pengudusan,

Penghakiman

Dalam rangka memahami apa yang saya maksudkan, mari saya

tunjukkan hal itu di dalam pengajaran Yesus di sini, ada beberapa

prinsip fundamental yang berkaitan dengan keselamatan. Prinsip yang

pertama adalah bahwa kita diampuni oleh karena kasih karunia Allah.

Yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa, saat kita diampuni oleh

kasih karunia Allah, harus ada kelanjutan dalam bentuk perubahan

perilaku sepenuhnya. Ini bukan suatu pilihan; ini adalah hal yang harus

terjadi. Ada hubungan langsung antara pengampunan yang Anda

terima dari Allah, dan perubahan perilaku sebagai akibat dari

pengampunan itu.

Prinsip yang pertama disebut sebagai 'pembenaran', dan yang kedua

adalah 'pengudusan', istilah yang jamak di lingkungan teologi. Akan

tetapi saya tidak ingin berhenti pada kedua istilah itu, karena Anda

mungkin saja tidak memahami apa artinya. 'Pembenaran' adalah kasih

karunia Allah di dalam mengampuni Anda. 'Pengudusan', sesuai dengan

ajaran Alkitab, adalah bentuk perilaku, yaitu perilaku yang menjadi

hasil dari pengampunan, yang menunjukkan bahwa pengampunan dari

Page 116: Bmf 24 cahaya injil

108 | C A H A Y A I N J I L

Allah memang sudah terjadi pada diri Anda. Bagaimana kita dapat

mengetahui bahwa kasih karunia Allah sudah bekerja di dalam diri

Anda? Hal ini dapat diketahui dengan mengamati perubahan perilaku

Anda.

Anda dapat menyebutkan prinsip yang pertama sebagai kasih karunia

(atau hadiah/free gift) keselamatan dari Allah buat Anda, seperti obat

gratis. Ia memberi Anda obat. Dan obat itu tersedia bagi setiap orang

dengan cuma-cuma. Anggaplah saat ini sedang berjangkit suatu wabah

penyakit yang mematikan dan Allah berkata, "Ini karunia dari-Ku untuk

kalian, obat yang akan menyembuhkan penyakit yang sedang

mewabah. Setiap orang yang minum obat ini akan disembuhkan."

Sungguh luar biasa! Akan tetapi kasih karunia itu tidak akan

menghasilkan apa-apa sebelum Anda menelan obatnya. Kasih karunia

tidak akan menghasilkan apa-apa bagi Anda sebelum ia masuk di

dalam kehidupan Anda. Bagaimana cara obat bekerja? Obat itu masuk

ke dalam pembuluh darah Anda. Ia akan sampai ke sumber penyakit

dan menyerangnya, jika obat itu sudah Anda telan tentunya. Obat itu

akan mulai menunjukkan hasilnya. Mungkin ia akan mempengaruhi

keseimbangan hormon atau susunan biokimia di dalam tubuh Anda.

Jika obat ini sudah Anda telan, maka ia akan mulai menunjukkan

hasilnya. Hanya sekadar menerima obat itu dan mengantonginya, tidak

akan menghasilkan apa-apa bagi Anda. Apakah Anda menerimanya?

Ya, Anda sudah menerimanya. Ia sudah di dalam genggaman Anda.

Lalu Anda memasukkannya ke dalam kantong. Ia masih belum

melakukan apa-apa bagi Anda. Dengan berkata bahwa Anda sudah

menerima karunia dari Allah tidak akan ada artinya jika Anda hanya

memasukkan karunia itu ke dalam kantong atau Anda taruh di lemari.

Apakah Anda sudah menerimanya? Ya Anda sudah menerimanya. Di

mana Anda meletakkannya? Di lemari! Banyak orang yang menerima

karunia dari Allah dengan cara seperti itu.

Jika Anda menanyakan, "Apakah engkau sudah menerima kasih

karunia Allah?"

"Ya, saya sudah menerimanya!"

"Apakah Anda sudah dibaptis?"

Page 117: Bmf 24 cahaya injil

109 | C A H A Y A I N J I L

"Oh, ya! Saya sudah dibaptis! Dan saya bisa menyebutkan hari,

tanggal, letak gereja serta nama pendeta yang membaptiskan saya!"

Tidak bagus. Pertanyaan yang seharusnya bukan apakah Anda sudah

menerima kasih karunia dengan prosedur tertentu melainkan apakah

Anda sudah memasukkan kasih karunia itu ke dalam hidup Anda

sehingga kasih karunia itu mulai menunjukkan hasilnya, kasih karunia

itu semestinya menunjukkan hasil kerjanya di dalam diri Anda. Inilah

hubungan antara 'pembenaran' dan 'pengudusan', hal yang sangat

sedikit dipahami dan diyakini oleh jemaat zaman sekarang. Kita merasa

sudah diselamatkan karena sudah menerima kasih karunia Allah.

Kepastian dari hal itu bergantung pada apa yang Anda lakukan

terhadap kasih karunia tersebut, apakah selanjutnya Anda

memasukkan kasih karunia itu ke dalam hidup Anda dan

membiarkannya mengubah hidup Anda. Apa bukti dari perubahan itu?

Buktinya adalah berubahnya perilaku. Perilaku Anda menjadi berbeda.

Hal itulah yang disampaikan oleh Yesus ketika ia menceritakan tentang

hamba yang tidak mengampuni di Matius 18:21-35. Hamba yang tidak

mau mengampuni itu sudah menerima karunia pengampunan. Ia

menerima pengampunan yang sepenuhnya. Akan tetapi karunia itu

tidak dimasukkan ke dalam hidupnya. Karunia itu tidak mengubah

hidupnya. Kasih Allah tidak menembus hatinya dan tidak

mendorongnya untuk berkata, "Ya Tuhan! Betapa besar kasih-Mu yang

mau mengampuni orang yang begitu tidak layak untuk diampuni ini."

Semakin ia merenungkan hal ini, semakin kasih Allah akan mulai

bekerja di dalam hidupnya dan mengubah kelakuannya. Itu sebabnya,

ketika ada orang yang datang dan berkata, "Maaf, saya belum bisa

melunasi hutang saya kepadamu," semestinya ia mampu menanggapi

dengan berkata, "Tidak masalah, aku sendiri baru saja mendapatkan

pembebasan hutang yang jauh lebih besar darimu. Lupakan saja soal

hutang itu!" Nah, jika tanggapannya seperti itu, maka Anda sudah

melihat hasil dari karunia pengampunan dari Allah di dalam hidup

Anda, hal yang ingin dilihat oleh Yesus. Karunia itu mengubah

hidupnya. Mengubah hati dan pikirannya. Akan tetapi hal itu tidak

terjadi di dalam kehidupan hamba ini. Ia sudah menerima karunia yang

cuma-cuma itu, bukankah demikian? Ya, akan tetapi tidak ada

hasilnya. Ia menolak untuk mengampuni orang lain. Ketika orang lain

datang kepadanya dan berkata, "Maafkan saya," ia malah berkata,

"Tidak! Kamu harus masuk penjara sampai hutangmu lunas!"

Page 118: Bmf 24 cahaya injil

110 | C A H A Y A I N J I L

Sudahkah hamba ini menerima karunia pengampunan dari Allah?

Jawabannya adalah ya dan tidak. Ya, dalam arti bahwa hamba ini

sudah diampuni. Tidak, dalam arti bahwa - seperti kasus obat yang

tidak ditelan - karunia itu dimasukkannya ke dalam kantong saja.

Karunia itu tidak dimasukkan ke dalam hidupnya. Hatinya tidak diubah.

Cara berpikirnya juga tidak diubah. Tidak ada yang berubah dari

hidupnya. Ia masih tetap egois dan pendendam seperti sebelumnya,

hal yang terlihat dari perilakunya yang sangat keterlaluan dalam

menangani hutang temannya.

Lalu apa akibatnya? Apakah ia diampuni? Tidak. Sekarang kita sampai

pada prinsip fundamental yang ketiga: penghakiman. Karena ia tidak

mau mengampuni, maka pengampunan yang sudah diterimanya ditarik

kembali. Inilah penghakiman Allah terhadapnya. Pesan ini tampaknya

sudah tidak diterima lagi oleh kebanyakan orang Kristen di zaman ini.

Tampaknya mereka tidak tahu ada pesan seperti ini! Mereka masih

berpikir, "Aku dapat diselamatkan cukup dengan pembenaran saja. Dan

tidak peduli seperti apa kelakuanku nantinya, aku akan tetap

dibenarkan. Sekalipun aku menghalangi kasih karunia Allah dan tidak

membiarkan kasih karunia Allah masuk untuk mengubah hidupku,

sekalipun aku tidak dikuduskan, aku akan tetap diampuni." Anda tidak

dapat lebih keliru daripada itu. Saya mohon Anda mau memahami

masalah ini dengan jelas. Dengan berpikir seperti itu, maka itu berarti

bahwa Anda sudah gagal memahami ajaran Yesus tentang keselamatan

dan tentang bagaimana supaya kita layak masuk ke dalam kerajaan

Allah.

Apakah kita Mengambil Kursi Terendah & Mengundang orang-

orang Miskin secara harfiah?

Lalu apa yang sedang diajarkan oleh Yesus di dalam ayat-ayat ini?

Apakah Anda akan menganggap bahwa Yesus memang mau berkata,

"Lain kali kalau ada orang yang mengundangmu dalam pesta

pernikahan, carilah tempat duduk yang paling rendah," dengan

pengertian yang literal? Mengapa orang-orang itu harus menurutinya?

Orang-orang Farisi itu semestinya berpikir, "Mengapa saya harus

memilih tempat duduk yang paling rendah? Mengapa? Sebagai orang

Farisi, orang penting di tengah masyarakat, saya harus duduk di

tempat yang sesuai dengan posisi saya. Saya tidak boleh duduk di

tempat yang rendah. Akan tetapi, bagaimana jika itu saya lakukan?"

Page 119: Bmf 24 cahaya injil

111 | C A H A Y A I N J I L

Anggaplah bahwa orang itu benar-benar melakukannya, lalu

bagaimana? Apakah itu berarti bahwa ia sudah berbuat baik?

Dan apa gunanya pengajaran ini bagi kita jika kita tidak mengerti apa

yang disampaikan oleh Yesus? Apa gunanya ajaran seperti itu?

Tampaknya sangat tidak bermanfaat sejauh menyangkut kepentingan

kita, bukankah begitu? Tentu saja! Anda tentu pernah diundang dalam

pesta pernikahan. Pada pesta pernikahan orang Tionghoa, orang-orang

duduk mengitari meja bundar. Berilah saya petunjuk bagaimana

menentukan kursi yaang paling rendah di sini. Mana kursi yang paling

rendah? Mana yang paling tinggi? Pada meja yang bundar, sangat sulit

untuk menentukan mana yang paling rendah dan yang paling tinggi.

Lalu bagaimana kita akan menjalankan ajaran ini? Dan juga, pada

kebanyakan pesta pernikahan sekarang ini, para tamu mengambil

tempat duduk sesuai dengan nama yang tertulis di kartu di atas meja.

Anda tidak dapat berkata, "Aku akan mengambil kartu untukku dan

memindahkannya ke meja lain." Semua meja dan kursi untuk tamu

sama saja. Saya tidak tahu bagaimana menentukan kursi yang paling

rendah dan yang paling tinggi. Pengajaran ini tampaknya tidak berguna

bagi saya. Tidak ada yang dapat saya lakukan berkaitan dengan itu.

Dan, satu hal lagi, berapa kali dalam hidup Anda, Anda akan mendapat

undangan pesta perkawinan? Lima kali? Enam kali? Dengan kata lain,

mungkin hanya lima atau enam kali dalam hidup ini Anda dapat

menjalankan ajaran dari Yesus tentang hal ini. Apakah itu berarti

bahwa pengajaran tentang hal ini hanya dapat dijalankan selama

sekitar dua jam dalam satu malam itu, dan hanya terjadi sebanyak

lima atau enam kali di dalam hidup Anda? Semakin Anda

memikirkannya, semakin tidak berguna tampaknya ajaran yang satu

ini. Tidak banyak yang bisa dilakukan berkaitan dengan ajaran yang ini.

Sekalipun saya ingin menjalankannya di dalam setiap kesempatan yang

tersedia, saya tetap tidak bisa menjalankannya karena tidak tahu

bagaimana mencari kursi yang paling rendah.

Mari kita periksa bagian selanjutnya yang menyangkut urusan

mengundang orang-orang miskin. Di Kanada, bagaimana Anda dapat

menjalankan ajaran ini? Anggaplah kita sedang mencari orang-orang

cacat dan miskin untuk mengundangnya makan di gereja. Seorang

buta dapat saja memiliki kekayaan yang lebih besar daripada saya. Dan

jika orang itu mengalami kebutaan akibat kecelakaan, ia mungkin akan

memperoleh 100.000 dolar uang kompensasi, dan itu akan

Page 120: Bmf 24 cahaya injil

112 | C A H A Y A I N J I L

membuatnya jauh lebih kaya ketimbang sebagian besar dari kita.

Bagaimana Anda akan menjalankan ajaran ini di Kanada? Jadi mungkin

Anda akan menatap ayat-ayat itu dan berkata, "Tidak ada gunanya.

Lebih baik kita menjalankan ayat-ayat yang lainnya. Pengajaran Yesus

di dalam ayat-ayat ini tidak relevan. Mungkin cocok pada zaman itu,

atau mungkin juga cocok untuk belahan bumi yang lain. Jika Anda

pergi ke India, mungkin Anda dapat menerapkannya. Di India mungkin

Anda dapat menemukan banyak orang buta yang miskin, jadi Anda bisa

mendapatkan cukup banyak pengemis untuk diundang. Dikatakan,

"Jika engkau mengadakan perjamuan makan" di dalam ayat 12 -

berapa kali Anda mengadakan perjamuan makan di dalam hidup Anda?

Sangat jarang tentunya. Kapan biasanya Anda mengadakan pesta?

Mungkin pada saat pernikahan Anda, atau anak Anda, benar tidak? Jadi

Anda mungkin akan berkata, "Baiklah, pada pesta pernikahan saya,

akan saya kumpulkan pengemis dan membawa mereka ke pesta

pernikahan saya dalam rangka memenuhi ajaran Yesus." Di Kanada,

Anda akan mengalami kesulitan untuk menjalankannya, karena

memang susah menemukan pengemis. Jadi, untuk dapat menjalankan

ajaran ini, Anda mungkin harus pergi ke India untuk melaksanakan

pesta pernikahan Anda, dan di sana Anda bisa mengundang banyak

orang miskin, dan Anda boleh merasa lega. "Nah, saya akan menerima

balasannya pada hari kebangkitan orang-orang benar hanya untuk satu

pesta makan dalam hidup ini. Saya kan sudah mengundang para

pengemis!" Apakah hanya karena Anda pernah mengadakan 'pesta

makan' seperti yang tertulis di ayat-ayat itu, maka Anda sudah

menjalankan pengajaran ini? Jika demikian halnya, maka keseluruhan

bagian ini menjadi tidak ada gunanya. Kita tidak punya banyak

kesempatan untuk melakukannya. Dan jika Anda terlalu miskin untuk

mengadakan pesta makan, maka Anda harus merelakan kesempatan

pelaksanaan itu kepada orang-orang kaya. Kita tidak dapat

melaksanakannya karena siapa di antara kita yang mampu untuk

sering mengadakan perjamuan makan? Sekarang Anda dapat melihat

masalah yang muncul jika kita meneliti pengajaran tersebut dengan

cara ini, dan saya yakin Anda pasti dapat melihatnya jika Anda meneliti

dengan saksama, kesulitan di dalam menerapkannya pasti akan

terlintas di benak Anda. Cara pandang ini disebut 'pengajaran Kristus

yang hanya cocok untuk keadaan tertentu', yaitu hanya dapat

dijalankan pada waktu Anda mengadakan jamuan makan. Atau dengan

kata lain, pengajaran ini hanya berkaitan dengan keadaan jika Anda

Page 121: Bmf 24 cahaya injil

113 | C A H A Y A I N J I L

diundang ke pesta makan atau Anda sendiri yang mengadakan pesta

makan. Tidak banyak kesempatan untuk menerapkannya, atau bahkan

mungkin tidak berguna, bukankah demikian?

Jika kita memandang dengan cara ini, maka itu berarti bahwa kita

benar-benar tidak mengerti apa yang Yesus sedang ajarkan. Dan

sesudah apa yang saya jelaskan ini, Anda tentunya dapat mengerti

mengapa para pengulas agak malu karena ayat-ayat ini. Mereka tidak

tahu persis pelajaran apa yang bisa ditarik dari bagian ini. Agak

memalukan, terutama jika Anda ternyata merupakan salah satu orang

yang mengulas yang harus memberikan komentar. Anda duduk di

hadapan mesin ketik, atau komputer, atau pena, dan berkata,

"Sekarang saya sampai pada bagian ini. Apa yang harus saya

jelaskan?" Akhirnya Anda menyerah dan berkata, "Ini hanya sekadar

suatu ajaran tentang bagaimana cara untuk menjadi lebih rendah hati

dan berbudi." Dan jika Anda ditanya, "Mengapa ajaran ini disampaikan

kepada orang-orang Farisi?" Anda lalu menjawab, "Tidak tahu. Mungkin

saat itu mereka memang patut ditegur."

Kita tidak dapat memahami pengajaran Yesus hanya dengan sekadar

membaca cerita di dalam ayat-ayat itu saja. Pengajaran Yesus akan

terasa sangat sulit jika Anda belum memahami seluruh latar belakang

tentang tujuan kedatangan Yesus. Dan sekalipun Anda sudah

memahami latar belakang itu, Anda masih harus mempelajari lagi

landasan dari seluruh ajarannya. Nah, sesudah semua pembahasan ini,

saya harap kita sudah siap untuk dapat melanjutkan ke bagian

pembahasan selanjutnya.

Perumpamaan ini mengajarkan tentang Penghakiman

Berdasarkan Perilaku

Kita sudah melihat adanya tiga poin dalam keselamatan itu. Yang

pertama adalah 'pembenaran', yang kedua adalah 'pengudusan' dan

yang ketiga adalah 'penghakiman'. Sangatlah penting untuk memahami

hubungan antar poin-poin tersebut di dalam pengajaran Yesus di sini,

bukan hanya hubungan antara poin yang pertama dengan yang kedua,

yaitu pembenaran dan pengudusan, namun juga antara yang kedua

dengan yang ketiga, yaitu pengudusan dengan penghakiman. Di dalam

memahami hubungan antara poin yang pertama dengan yang kedua

saja, gereja sekarang ini sudah mengalami kesulitan, apa lagi dalam

Page 122: Bmf 24 cahaya injil

114 | C A H A Y A I N J I L

memahami hubungan antara poin yang kedua dengan yang ketiga.

Allah akan menangani Anda dengan cara yang sama seperti Anda

menangani orang lain. Jadi di dalam hal hamba yang tidak

mengampuni itu, hubungan antara poin yang pertama dengan yang

kedua seharusnya mendorong dia untuk mengampuni. Namun

hubungan antara poin yang kedua dengan yang ketiga akhirnya

berlangsung dengan landasan tidak ada pengampunan, jadi Allah

menangani dia dengan cara yang sama sebagaimana ia tidak

mengampuni orang lain. Apakah hal ini sulit untuk dipahami? Saya rasa

tidak. Hanya perlu sedikit pemikiran. "Jika engkau tidak mengampuni

orang yang bersalah kepadamu," kata Yesus ketika merangkum

perumpamaan tersebut, "maka engkau pun tidak akan diampuni."

Sekalipun Anda sudah diampuni sebelumnya, pengampunan itu akan

dibatalkan. Jika Anda tidak mengampuni, maka Anda juga tidak akan

diampuni. Itulah hubungan antara poin yang kedua dengan yang

ketiga. Perilaku Anda akan menjadi dasar untuk menentukan

penghakiman atas diri Anda.

Dan ini adalah hal yang dengan tegas dinyatakan pula di dalam

perumpamaan kali ini pada ayat 11. "Sebab barangsiapa meninggikan

diri (ini adalah perilaku), ia akan direndahkan." Itulah tanggapan Allah

terhadap perilaku Anda pada Hari Penghakiman nanti. Ia akan

merendahkan Anda. Ia akan mempermalukan Anda. Dan di dalam

Perjanjian Lama, "dipermalukan' sama dengan ditolak; masuk di bawah

kutukan Allah. Akan tetapi, "Barangsiapa merendahkan diri, ia akan

ditinggikan". Tingkah laku Anda akan menentukan bagaimana Allah

akan menangani Anda nanti, apakah Anda akan mendapat

penghargaan atau hukuman. Itulah hubungan antara poin kedua

dengan yang ketiga, dari pengudusan menuju penghakiman.

Sangatlah penting bagi kita untuk memahami hal ini, saudara. Sangat-

sangat penting. Jangan pernah mengira bahwa karena Anda sudah

diselamatkan maka tingkah laku Anda selanjutnya tidak menjadi

persoalan lagi. Inilah pandangan yang sangat meluas di gereja-gereja,

dan cara pandang seperti ini sangatlah fatal. Sangat fatal, jika Anda

memahami pengajaran Yesus dan juga Paulus. Cara pandang ini sangat

mematikan! Allah memperhatikan tingkah laku Anda. Ia

memperhatikan perilaku Anda, dan Ia akan menentukan kelayakan

Anda untuk masuk ke dalam kerajaan berdasarkan perilaku Anda. Jika

Anda meninggikan diri, maka Ia akan menjatuhkan Anda pada hari

Page 123: Bmf 24 cahaya injil

115 | C A H A Y A I N J I L

penghakiman. Dan itu benar. Itulah poin yang sedang diajarkan oleh

Yesus di sini. Hal itulah yang sedang dikatakan oleh Yesus kepada

orang-orang Farisi yang mengira dirinya sudah selamat. Itu sebabnya

mengapa Yesus tidak membuang-buang waktu dengan membahas

hubungan antara poin pertama dengan yang kedua. Yesus langsung

membahas hubungan antara poin yang kedua dengan yang ketiga. Ia

sedang berkata, "Kamu pikir kamu sudah selamat, bukankah begitu?

Coba lihat tingkah lakumu. Saat diundang ke pesta makan, engkau

mengejar kursi yang tertinggi, karena ingin meninggikan dirimu. Kamu

pikir kamu akan diselamatkan? Apa betul begitu? Engkau ahli agama,

orang-orang yang religius, orang-orang Farisi, akan tetapi kelakuanmu

justru membuktikan bahwa engkau sudah gagal dan tidak layak bagi

kerajaan Allah. Mengapa? Tidakkah kamu tahu bahwa orang yang

meninggikan dirinya akan direndahkan oleh Allah pada hari

penghakiman? Apakah kamu belum tahu akan hal ini? Jika belum,

maka sekarang ku-beritahukan. Keselamatan kalian sedang

dipertaruhkan." Hal inilah yang sedang disampaikan oleh Yesus pada

saat itu.

Kita menyadari bahwa Yesus sedang membicarakan tentang kebenaran

rohani kepada mereka. Ia tidak sekadar berbicara tentang contoh-

contoh moral yang baik tentang bagaimana memperbaiki perilaku. Ia

sedang menyatakan bahwa kelakuan mereka menunjukkan bahwa

mereka tidak selamat, kecuali jika mereka berubah dan membiarkan

kasih karunia Allah bekerja sepenuhnya di dalam hidup mereka dan

mengubah mereka, maka mereka tidak akan pernah berhasil. Mereka

tidak akan pernah layak untuk masuk ke dalam kerajaan Allah. Dan

bagi gereja di zaman sekarang, tidak ada pesan yang lebih penting,

ketimbang ini, saudara-saudara. Karena kebanyakan orang Kristen

dengan ceroboh berkata, "Kita sudah selamat. Kita akan masuk ke

sana. Jatah tempat untuk kita sudah dipastikan!" Sekalipun tingkah

laku kita sangat memalukan, entah di tempat kerja atau di sekolah,

atau sekalipun Kekristenan kita tidak menghasilkan apa-apa dan kita

tidak layak disebut sebagai 'terang dunia' atau 'garam dunia', kita

masih menganggap diri ini tetap selamat. Garam yang menjadi

hambar, garam yang seharusnya berfungsi sebagai garam tetapi

ternyata gagal, tidak akan layak bagi kerajaan. "Tidak layak untuk

apapun juga," kata Yesus. Dan tentunya tidak akan masuk ke dalam

kerajaan. Garam itu sudah tidak berguna lagi. Sekalipun ia pernah

Page 124: Bmf 24 cahaya injil

116 | C A H A Y A I N J I L

menjadi garam sejati, dan sekarang ini masih terlihat sama dengan

garam yang lain, sekalipun masih bernama garam, namun karena telah

menjadi hambar, maka Yesus berkata, "Tidak ada lagi gunanya selain

dibuang dan diinjak orang" (Matius 5:13b). Ia hanya layak untuk

dibuang. Ia tidak pernah dipakai lagi. Riwayatnya sudah tamat. Akan

tetapi kita masih dengan santainya berkata kepada diri sendiri, dan

kata-kata ini sering terdengar di gereja, "Kita adalah umat pilihan."

Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada orang-orang Farisi

yang memandang diri mereka sebagai orang-orang terpilih. Orang-

orang Farisi sangat yakin bahwa mereka merupakan umat pilihan di

antara bangsa Israel. Mereka memandang diri sendiri sebagai golongan

istimewa di dalam lingkungan keagamaan masyarakat, sama seperti

kita yang memandang diri seperti itu. Akan tetapi Yesus berkata,

"Tingkah lakumu menunjukkan hal yang sebaliknya. Engkau bukan

sekadar tidak layak menilai diri istimewa, malahan engkau sudah

seperti garam yang menjadi hambar dan hanya pantas untuk dibuang."

Kata-kata yang sangat tegas! Apakah Anda mengira bahwa ayat-ayat

itu hanya berbicara tentang nasihat moral? Anda akan memandang

seperti itu jika Anda tidak memahami dasar ajaran Yesus. Bagian ini

jauh dari sekadar mengajari orang bagaimana supaya bisa lebih rendah

hati atau murah hati.

Diselamatkan oleh Iman yang Bekerja oleh Kasih

Bukankah keselamatan itu oleh iman? Apakah keselamatan itu tidak

sekadar menerima kasih karunia Allah dengan iman? Apakah itu

ditentukan oleh jumlah undangan kepada kaum pengemis untuk pesta

makan? Apakah itu ditentukan oleh posisi kursi yang kita pilih di pesta

makan? Apakah keselamatan ditentukan oleh hal-hal seperti ini?

Izinkan saya memberi jawaban yang mengejutkan. Jawaban atas

pertanyaan ini adalah, "Benar, saudaraku. Karena Yesus yang berkata

seperti itu, bukan saya."

Anda berkata, "Bagaimana mungkin? Apakah itu berarti bahwa

keselamatan itu lewat perbuatan baik?"

Tidak sama sekali.

Tapi Anda akan menyahut, "Apa yang disebutkan itu semuanya adalah

contoh perbuatan."

Page 125: Bmf 24 cahaya injil

117 | C A H A Y A I N J I L

Di zaman sekarang ini, gereja bermain-main dengan istilah-istilah

seperti 'iman' dan 'perbuatan', tanpa memahami apa arti iman dan juga

apa arti perbuatan itu. Kita bermain-main dengan istilah yang artinya

tidak kita pahami sama sekali. Kita mengira bahwa jika kita

menyebutkan hal-hal seperti 'perbuatan' maka kita sudah

membicarakan sesuatu hal yang penting secara teologis sekalipun kita

tidak tahu apa yang sedang kita bicarakan. Apa sebenarnya yang

sedang kita bicarakan ini? Yesus berkata bahwa jika kita memiliki

iman, maka hal itu akan tercermin dari tingkah laku kita. Kita

tidak akan memilih kursi yang paling rendah dan mengundang orang-

orang miskin ke pesta makan dengan sepenuh hati jika kita belum

diubah. Kita perlu tahu betapa tegasnya ajaran Yesus yang

disampaikan di ayat-ayat ini. Jika kita memiliki iman sebatas

pengakuan, iman yang mati, maka perilaku kita tidak akan berubah,

dan iman yang mati tidak menyelamatkan siapapun. "Perbuatan"

bukanlah kata-kata yang bermakna buruk. 'Diselamatkan oleh

perbuatan?' Apa sebenarnya yang sedang kita bicarakan? Kita tidak

diselamatkan oleh 'perbuatan baik', akan tetapi 'perbuatan baik' adalah

perwujudan, atau bukti dari iman yang menyelamatkan.

Lalu kita mengutip ucapan Paulus tentang 'perbuatan/pekerjaan'. Sulit

dipercaya begitu banyak omong kosong yang saya dengar tentang

istilah yang satu ini. Jika ada orang yang ingin membahas tentang

perbuatan baik dalam pengajaran Paulus, sebaiknya ia mempelajari

dengan saksama supaya ia tahu apa yang Paulus maksudkan dengan

perbuatan baik atau pekerjaan. Setiap kali Paulus berbicara

tentang pekerjaan atau perbuatan baik, ia sangat berhati-hati

dalam membedakan antara dua macam pekerjaan atau

perbuatan baik itu. Yang satu adalah 'melakukan hukum Taurat'

dan yang satunya lagi adalah 'perbuatan iman'. Dan Anda tidak

dapat sembarangan berbicara tentang perbuatan baik tanpa

menegaskan perbuatan baik jenis yang mana yang sedang Anda

bicarakan.

Paulus berkata kepada kita, "Engkau tidak dibenarkan di hadapan Allah

oleh karena melakukan hukum Taurat. Karena dengan mengandalkan

hal itu berarti bahwa engkau tidak menempatkan imanmu kepada

Kristus melainkan kepada hukum Taurat. Perbuatanmu bisa saja

dinyatakan sebagai ungkapan iman akan tetapi bukan iman karena

karya penyelamatan Kristus, melainkan iman kepada hukum Taurat.

Page 126: Bmf 24 cahaya injil

118 | C A H A Y A I N J I L

Namun karena engkau menempatkan imanmu kepada hukum Taurat,

maka hukum Taurat itu tidak akan menyelamatkanmu. Barangsiapa

yang berada di dalam Kristus, ia tidak akan masuk ke dalam kutuk

hukum Taurat, akan tetapi hukum Taurat juga tidak akan

menyelamatkanmu."

Namun, di luar itu, Paulus juga membahas tentang perbuatan baik dari

jenis yang lain yang sangat penting bagi setiap orang Kristen. Ia

berkata, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus

untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.

Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (bdk. Efe 2:10) Semuanya ini

merupakan "perkerjaan atau perbuatan iman", iman yang bekerja oleh

kasih. Tapi begitu banyak orang yang berbicara mengenai

"perbuatan/pekerjaan" dan "diselamatkan oleh perbuatan," namun apa

yang sedang mereka katakan? "Perbuatan atau pekerjaan" apa yang

sedang Anda bicarakan? Hampir tidak mungkin untuk berdiskusi

dengan orang yang menggunakan istilah-istilah ini tanpa mengetahui

apa pun. Justru yang dibicarakan oleh Yesus adalah "pekerjaan iman".

Tanpa "pekerjaan" demikian, Anda bisa saja berbicara tentang iman

sebanyak yang Anda mau, namun iman itu tidak akan menyelamatkan

Anda. Karena iman itu mati, dan iman yang mati tidak akan

menyelamatkan barangsiapa pun. Itulah seluruh pengajaran Kitab Suci.

Perilaku yang diubah oleh Iman: Kerendahan Hati

Perhatikan apa yang sedang disampaikan oleh Yesus. Isi pembicaraan

Yesus adalah bahwa untuk dapat melakukan hal itu dengan sepenuh

hati adalah hal yang mustahil jika kasih karunia Allah tidak bekerja

dengan kuat di dalam hidup Anda dan mewujudkan diri dalam bentuk

iman yang mendalam kepada Allah, dan iman kepada Allah ini

menyatakan dirinya di dalam kerendahan dan kemurahan hati yang

sejati. Ia menyatakan bahwa Anda tidak akan dapat memiliki

kerendahan dan kemurahan hati jika kasih karunia Allah tidak

mengubah Anda, menumbuhkan iman Anda sehingga Anda benar-

benar dapat menjadi rendah hati dan juga murah hati. Jika Anda tidak

percaya, buktikanlah sendiri dengan mencoba untuk menjadi rendah

hati. Anda tidak akan mungkin menjadi rendah hati. Kerendahan hati

yang sejati bersumber dari dalam diri. Ia tidak diukur berdasarkan

seberapa dalam Anda membungkuk. Itu hanya tampilan luar. Saya

dapat berkeliling dengan punggung terbungkuk dan mengundang

Page 127: Bmf 24 cahaya injil

119 | C A H A Y A I N J I L

komentar orang lain, "Wah, dia ini sangat rendah hati." Walau

sebenarnya saya masih sepenuhnya sombong dan jahat di dalam. Ada

banyak orang yang luar biasa sombongnya dan mereka masih berani

menyebut diri rendah hati. Sikap ini mirip sekali dengan sikap orang

Farisi. Itulah yang disebut kemunafikan. Kerendahan hati yang sejati

datang dari dalam diri. Jangan pernah menilai seseorang dari

bungkukan punggungnya. Ada orang yang berdiri sangat tegak tetapi

juga sangat rendah hati. Saya sendiri perlu belajar untuk bersikap

tegak karena postur tubuh saya membungkuk. Untuk itu, kadang kala

saya memasang alat pelurus punggung, dan suatu saat nanti, Anda

mungkin melihat saya sudah mampu bersikap tegak. Akan tetapi

jangan menilai bahwa karena punggung saya sudah menjadi lebih

tegak, maka saya juga menjadi lebih sombong. Perlu dasar penilaian

yang berbeda untuk mengetahui kerendahan hati atau kesombongan,

bukannya melalui bentuk punggung. Kerendahan hati yang sejati

berasal dari dalam, jika di dalam tidak ada sikap itu maka yang hadir

bukan kerendahan hati melainkan kepura-puraan. Saya tidak dapat

menjadi rendah hati jika tidak memiliki iman kepada Allah yang telah

mengubah saya. Apakah Anda menyadari hal itu? Saya tidak akan

dapat memiliki kerendahan hati yang sejati seperti yang dimaksudkan

oleh Yesus, kecuali jika saya punya iman. Buat apa saya memilih kursi

yang paling rendah? Apa jawaban yang diberikan oleh Yesus? Karena

saya mengimani bahwa Allah akan meninggikan saya. Tindakan

ini membutuhkan iman. Mengapa saya tidak berani meninggikan diri?

Satu-satunya alasan adalah karena saya memiliki iman kepada Allah.

Jika saya tidak memiliki iman kepada Allah, adakah hal yang akan

mampu menahan saya dalam menyombongkan diri? Tidak ada!

Kenyataannya, seluruh dunia berpikir di dalam kerangka

mementingkan diri sendiri. Ketika Anda diundang dalam sebuah

perjamuan oleh kantor, Anda tidak mau memilih kursi yang paling

rendah. Jika Anda memilih kursi yang paling rendah, maka dunia akan

berkata, "Kalau mau duduk di situ, silahkan saja! Kalau yang itu masih

belum cukup rendah, sekalian saja pergi keluar dan duduk bersama

para pembantu. Kami tidak keberatan." Saya yakin Anda tentu pernah

membaca buku-buku tentang orang-orang yang sukses di dunia. Jika

belum, sebaiknya Anda mulai membacanya, karena Anda akan segera

bisa membandingkan cara berpikir orang dunia dengan pengajaran

Alkitab, maka Anda akan menyadari betapa jauhnya perbedaan antara

Page 128: Bmf 24 cahaya injil

120 | C A H A Y A I N J I L

keduanya. Di dalam dunia, untuk dapat meraih sukses, Anda harus

mementingkan diri sendiri. Anda harus menunjukkan bahwa Anda

memang punya segala yang dibutuhkan untuk dapat mencapai puncak.

Anda harus menunjukkan gaya Anda. Jika orang melihat gaya Anda,

mereka akan berkata, "Hmm, orang ini memang mantap." Jadi ketika

mereka membutuhkan orang untuk jabatan puncak di perusahaan,

maka mereka akan berpikir, "Ini orang yang kami cari. Dia punya gaya.

Ia punya segala yang kita butuhkan." Anda harus menunjukkan warna

yang berbeda untuk bisa tampil di dunia. Ketika sedang berbicara,

Anda harus menunjukkan betapa cerdasnya Anda dan betapa cepatnya

otak Anda memecahkan masalah. Jika ada orang yang tidak

menghormati Anda, maka Anda segera menanganinya sesuai prosedur.

Begitulah cara untuk mendapatkan penghormatan. Kapan Anda bisa

memperoleh penghormatan di dunia ini jika terus saja memilih kursi

yang paling rendah? Cara begini jelas sia-sia. Orang-orang akan

menilai, "Dia ini orang gila. Ajaran agamanya pasti sudah merusak

otaknya. Coba lihat!"

Di dunia ini rahasia menuju sukses adalah dengan memperlihatkan

bahwa Anda sudah sukses. Jadi, sekalipun terlalu mahal, berusahalah

untuk memakai stelan jas yang mahal. Orang-orang di Hong Kong

paham sekali akan hal ini. Mereka tidak perlu diajari dalam urusan ini.

Mereka bahkan sanggup mengajari saya tentang urusan ini sepanjang

hari. Harga mobil mewah terlalu mahal? Harus tetap diusahakan,

sekalipun harus berhutang. Jika keluar rumah, Anda tidak ingin

bepergian dengan mengendarai kaleng rombeng. Anda ingin menyetir

dengan penuh gaya, naik Mercedes, dan Anda lalu membuka pintu

dengan anggun, dan melangkah keluar. Gaya menjadi sangat penting,

dan ekspresi wajah Anda juga sangat penting. Anda tidak boleh

mendatangi penjaga pintu dengan malu-malu, "Selamat pagi.

Bagaimana kabarnya?" Omongan seperti itu menunjukkan bahwa Anda

tidak berkelas. Ekspresi Anda harus berwibawa, dan Anda harus

melangkah seanggun harimau - hu bu. Saya yakin, Anda tentu pernah

mendengar istilah ini - melangkah seperti harimau. Anda harus

menunjukkan wibawa, bahkan sampai pada cara Anda melangkah.

Ketika duduk di kursi, Anda duduk dengan cara yang khusus. Terlihat

santai namun penuh gaya. Memperlihatkan bahwa Anda orang yang

dekat dengan kekuasaan. Bahwa Anda bergaul dengan kalangan atas.

Anda tidak hadir dengan penampilan yang kumuh. Anda tampil penuh

Page 129: Bmf 24 cahaya injil

121 | C A H A Y A I N J I L

dengan gaya setiap saat. Dan tentu saja, di suatu saat, ketika mereka

sedang mencari orang yang tepat untuk posisi General Manager,

mereka akan berpikir, "Ini dia orangnya! Dia punya segalanya. Ia

punya semangat dan keberanian. Dia orang yang dinamis."

Jadi jika Anda menerapkan ajaran Yesus, riwayat Anda berakhir! Jika

Anda datang sebagai orang yang rendah hati, mereka akan menendang

Anda keluar. Jika Anda memilih tempat yang rendah, maka mereka

akan menginjak punggung Anda dan memanjat ke atas. Jika Anda ingin

merendahkan diri di hadapan mereka, mereka akan senang sekali.

Mereka membutuhkan batu loncatan. Jika Anda membungkuk, mereka

akan melangkah di atas punggung Anda. Itu sebabnya saya berkata

kepada Anda bahwa iman dibutuhkan untuk bisa memiliki kerendahan

hati. Kerendahan hati yang sejati harus berlandaskan iman. Jika tidak,

maka Anda akan menjadi seperti kebanyakan orang Kristen - tidak

terlalu sombong dan tidak terlalu rendah hati. Bukankah Aristoteles

mengajarkan kita tentang 'titik tengah', zhong dao dalam ajaran

etikanya? Ia mengajarkan agar kita tidak menjadi terlalu sombong

namun juga tidak terlalu merendah. Mereka berpikir, "Saya harus

menjadi sedikit Kristen dan sekaligus juga realistis dalam menghadapi

keadaan. Saya tidak mau diinjak-injak oleh orang-orang ini. Akan

tetapi, saya juga harus tetap terlihat sebagai orang Kristen. Jadi saya

akan bersikap lebih ramah lagi nanti. Saya akan memperlunak ekspresi

wajah saya. Saya masih akan bergaya, tetapi dengan cara yang lebih

halus. Dengan begini, maka saya juga masih bisa berhasil. Sekalipun

mereka tidak memilih saya untuk jabatan General Manager, saya masih

berpeluang untuk jabatan Asisten untuk general Manager. Menjadi

orang Kristen perlu pengorbanan bukan?"

Dibutuhkan iman untuk bisa menjadi orang Kristen sejati.

Kehidupannya sangatlah berat. Apakah Anda mengira perkara menjadi

rendah hati itu gampang? Tidak! Tanpa mengimani bahwa Allah akan

meninggikan Anda, maka Anda tidak akan berani menjalani hal ini.

Anda akan dipandang sebagai orang bodoh di dunia ini. Orang gila!

Coba saja jalankan jika Anda mendapat kesempatan dalam sebuah

pesta, dan lihatlah apa yang akan terjadi. Coba jalankan ini di

lingkungan perusahaan Anda. "Apakah Anda lebih suka duduk di sini?

Tidak ada orang yang mau duduk di sini. Apakah Anda merasa lebih

nyaman duduk di sini? Lanjutkan saja kalau begitu! Akan selalu ada

orang yang mau mengambil posisi Anda. Kami tidak ambil pusing

Page 130: Bmf 24 cahaya injil

122 | C A H A Y A I N J I L

dengan itu." Anda harus punya iman jika ingin melakukan hal ini.

Kerendahan hati yang sejati adalah suatu 'tindakan iman'. Yesus di

dalam pengajarannya menyentuh pada titik yang paling mendasar yang

menyangkut keberadaan kita. Hal apa yang paling penting di dalam

hidup Anda di dunia ini? Status sosial, bukankah begitu? Jadi hal yang

paling penting adalah status sosial Anda.

Perilaku yang diubah oleh Iman: Kemurahan Hati

Mari kita lihat pokok yang kedua. Apa lagi hal yang penting bagi kita?

Uang, tentu saja. Dan apa yang disampaikan oleh Yesus di sini?

Kemurahan hati. Bagaimana Anda mempergunakan uang Anda?

Apakah Anda mengira kemurahan hati itu bisa dilakukan tanpa iman?

Saya beritahu Anda bahwa mereka yang benar-benar memiliki

kemurahan hati yang sejati dan tidak sekadar berusaha mengurangi

rasa bersalah adalah orang yang benar-benar didorong oleh iman yang

sejati. Dari mana mereka mengharapkan balasan? Hal itulah yang

sedang dibahas oleh Yesus di kalimat terakhir dari perumpamaan ini, di

ayat 14. Kapan Anda akan memperoleh balasan? Anda akan

mendapatkannya pada hari kebangkitan orang benar. Hari

kebangkitan orang benar! Kapan itu? Saya perlu dana di akhir bulan

ini, tetapi balasan buat saya baru akan diberikan pada hari kebangkitan

orang benar? Kalau Anda tidak punya iman, bagaimana Anda dapat

menjalankan ajaran ini? Saya tidak yakin apakah akan dibangkitkan

atau tidak. Dan saya sendiri tidak punya cukup iman untuk percaya

pada kebangkitan, dan saya diberitahu bahwa balasan untuk saya baru

akan diberikan pada hari kebangkitan yang saya sendiri tidak

meyakininya? Pengajaran Yesus memang mustahil dijalankan tanpa

iman. Disebutkan di sini undanglah orang-orang miskin ... karena

mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu.

Nah, biasanya hal yang penting bagi kita adalah bahwa kita

mendapatkan sesuatu sebagai balasan. Saya mengundang orang kaya

ini perjamuan makan, supaya nanti saya juga diundang dalam

perjamuan makannya yang lebih mewah dari jamuan saya. Jadi bisa

dibilang beruntung jika saya mentraktirnya 20 dolar, dan sebagai

balasannya ia kemudian mentraktir saya sebesar 40 dolar. Ini adalah li

shang wang lai, jika saya memberinya hadiah senilai 20 dolar dan ia

membalasnya dengan hadiah senilai 40 dolar, maka itu sangat layak.

Akan tetapi di dalam perumpamaan ini disebutkan bahwa Anda tidak

akan mendapatkan balasan sampai pada hari kebangkitan nanti. Murah

Page 131: Bmf 24 cahaya injil

123 | C A H A Y A I N J I L

hati boleh-boleh saja akan tetapi yang satu ini keterlaluan! Bermurah

hati itu baik jika ada alasan yang masuk akal!

Atau, kita berpikir, "Menaruh beberapa koin ke mangkok pengemis

membuat saya merasa enak. Saya mendapatkan kepuasan batin dari

situ. Tidak rugi saya memberi mereka uang." Ketika memberi

sumbangan kepada lembaga-lembaga bantuan sosial, yang terpikir

adalah, "Setiap kali saya melihat gambar anak-anak yang kelaparan itu

dan di sini saya memenuhi mulut saya dengan babi panggang, gambar

itu merusak selera makan saya. Jadi saya putuskan untuk memberi 20

dolar supaya bisa menikmati makanan tanpa harus merasa bersalah."

Mengapa Anda memberikan sumbangan? Karena Anda sekadar ingin

membungkam hati nurani Anda. Anda tidak memikirkan tentang

balasan di hari kebangkitan nanti, bukankah begitu? Kapan Anda

menyerahkan uang ke kotak persembahan sambil memikirkan

balasannya di hari kebangkitan? Jujur saja. Balasan di hari

kebangkitan? Tidak. Mungkin yang Anda pikirkan adalah, "Kalau

pengeluaran ini saya masukkan ke dalam laporan keuangan, saya bisa

minta keringanan pajak untuk itu. Jadi saya tidak perlu bayar banyak

kepada kantor pajak, dan bisa menyumbang lebih banyak ke gereja.

Baik untuk gereja dan juga menguntungkan dalam hal pajak." Siapa

yang berpikir tentang 'hari kebangkitan orang benar'" Sejak kapan

iman kita sampai di sana? Mari kita bersikap jujur terhadap diri sendiri.

Jujurlah kepada diri sendiri.

Dan juga, kita sering berkata, "Pada saat memberi, saya tidak pernah

berpikir tentang balasan. Tidak. Jika saya memberi, saya memberi

begitu saja. Begitulah! Jadi saya malah melakukan lebih dari pada yang

diajarkan oleh Yesus. Yesus berkata bahwa balasan buat kita ada di

hari kebangkitan. Sementara saya sendiri tidak peduli soal balasan.

Wah, saya sudah melampaui ajaran Yesus sendiri! Saya sudah

mencapai tingkatan yang lebih tinggi!" Kita memang sangat mahir

dalam hal menipu diri sendiri. Tidak ada orang yang memberikan

sesuatu tanpa motif tertentu. Tidak ada orang yang memberikan uang

100 dolar bagi pekerjaan Tuhan atau gereja tanpa motif apapun. Jika

kita dimotivasi oleh iman, maka mata kita tertuju pada Allah ketika

menaruh uang 100 dolar itu di kotak persembahan. Kita dimotivasi oleh

iman kita kepadaNya. Balasan apa yang kita harapkan? Balasan seperti

apa? Menerima uang dengan jumlah yang sama di hari kebangkitan

orang benar? Tentu tidak! Apakah itu berupa emas berbatang-batang?

Page 132: Bmf 24 cahaya injil

124 | C A H A Y A I N J I L

Untuk apa batangan emas di surga? Tentunya balasan yang Anda

harapkan adalah kasih Allah, perkenan dari Allah, atau kasihNya

kepada kita. Dan Anda tidak akan berkenan di hatiNya jika Anda tidak

mengasihiNya. Dan Anda tidak akan dapat mengasihiNya kalau tidak

memiliki iman.

Perilaku akan Menentukan apakah Anda Layak bagi Kerajaan

Allah

Sekarang Anda dapat melihat bahwa ajaran Yesus bukan sekadar

nasihat moral kepada orang-orang Farisi. Ia sedang mengatakan

kepada orang-orang Farisi itu: "Kelakuanmu menunjukkan bahwa

engkau tidak layak bagi kerajaan. Dan kelakuanmu juga membuktikan

bahwa engkau tidak memiliki iman. Engkau tidak memiliki iman.

Sikapmu di tengah masyarakat menunjukkan tidak adanya kerendahan

hati dan caramu memakai uang menunjukkan bahwa engkau mengejar

balasan duniawi sekarang juga. Kehidupan duniawi sekarang ini beserta

segala isinya merupakan upahmu karena engkau tidak memiliki iman,

setidaknya masih kurang memadai jika ingin dipandang layak masuk ke

dunia yang baru. Engkau menaruh segala harapanmu pada sisi

duniawinya dan mengejar hasil langsung di dalam hidup ini. Engkau

tidak peduli pada masa depan. Engkau berharap akan termasuk di

antara orang benar yang dibangkitkan. Engkau berharap layak untuk

itu. Namun, jika hal itu tidak tercapai, engkau beranggapan bahwa

paling tidak sudah menikmati hasil semasa hidup; tidak rugi sama

sekali. Dibutuhkan iman untuk bisa hidup di jalur yang tepat."

Sekarang Anda dapat melihat betapa pentingnya pengajaran Yesus ini.

Perilaku adalah perwujudan dari iman

Ambillah contoh lain dari pengajaran Yesus: jika seseorang menampar

pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang satunya lagi. Ajaran apa itu?

Ajaran tentang moral? Jika Anda mengira bahwa ini adalah ajaran

tentang moral, maka Anda sudah melakukan kesalahan sekali lagi di

dalam memahami pengajaran Yesus. Anda tidak paham apa yang

sedang ia sampaikan. Tidak ada orang yang akan mampu memberikan

pipinya yang satu lagi tanpa iman kepada Allah. Anda tidak percaya?

Coba saja. Saya yakin bahwa Anda tidak akan mampu melakukannya.

Perlu iman untuk melakukan hal itu. Iman seperti apa? Iman kepada

keadilan Allah, bahwa kejahatan akan mendapat balasan dari Allah.

Page 133: Bmf 24 cahaya injil

125 | C A H A Y A I N J I L

Iman seperti itulah yang dibutuhkan. Allah akan menangani perkara ini.

Saya tidak usah bertindak sendiri untuk melakukannya. Jika saya tidak

memiliki iman kepada Allah, maka saya akan bertindak sendiri dalam

menghadapinya. Saya harus menyeimbangkan kedudukan karena jika

bukan saya yang akan bertindak lalu siapa lagi? Hanya jika saya

memiliki iman yang mendalam kepada Allah Yang Adil, Allah yang

mengendalikan segala sesuatu dan yang akan bertindak untuk

membalas setiap orang sesuai kelakuannya, yang mengatur segala

sesuatu sampai kepada hal-hal yang terkecil, baru saya bisa menaruh

kepercayaan saya dan mentaati Allah. Membutuhkan iman yang kuat

untuk dapat melakukan hal ini. Jadi jika ada orang yang menampar pipi

saya, maka saya tidak usah membalasnya karena saya mengimani

bahwa Allah akan bertindak untuk itu. Allah yang saya sembah akan

menyelesaikan persoalannya. Saya tidak akan kuatir bahwa ia akan

lupa untuk membela perkara saya, atau bahwa Ia sedang sibuk di

tempat lain. Jika Anda berpikiran seperti ini, itu membuktikan sekecil

apa iman Anda kepada Allah. Perilaku adalah cerminan dari iman,

dilihat dari sisi manapun. Dan jika Anda sudah memahami hal ini, Anda

akan menyadari betapa eratnya hubungan antara poin yang kedua

dengan yang ketiga; hubungan antara pengudusan (perilaku) dengan

penghakiman, karena kita dihakimi berdasarkan iman yang tercermin

lewat perilaku kita sehari-hari. Ini adalah inti dari pengajaran Allah

yang disampaikan oleh Yesus.

Kesimpulan

Sebagai penutup, kita dapat merangkum pengajaran yang disampaikah

oleh Yesus hari ini dengan satu kalimat saja. Hanya melalui iman yang

tercermin lewat perilaku Anda sehari-hari (cara Anda menangani

urusan status sosial atau gengsi Anda, dan cara Anda dalam memakai

uang Anda), maka iman, iman yang hidup, iman kepada Allah yang

hidup, itu dapat dilihat. Itu sebabnya mengapa keselamatan itu melalui

iman, bukan iman yang hanya berupa ucapan belaka, akan tetapi iman

yang hadir, iman yang terwujud di dalam cara hidup Anda sehari-

hari. Orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1:17). Begitulah

jalannya, bukan melalui iman yang dulu pernah Anda miliki ketika

memutuskan untuk dibaptis namun belakangan menghilang. Iman di

dalam Alkitab adalah iman yang berlangsung terus menerus, hal

sehari-hari yang terwujud di dalam keseharian Anda - cara Anda

berpikir, cara berperilaku dan cara Anda mengerjakan sesuatu. Itulah

Page 134: Bmf 24 cahaya injil

126 | C A H A Y A I N J I L

iman yang hidup. Kiranya Allah memberi Anda dan saya pemahaman

yang mendalam akan hal ini! inilah iman yang akan menentukan

kelayakan kita bagi kerajaan Allah oleh kasih karunia-Nya.

Perumpamaan tentang Pesta Perjamuan Besar

Lukas 14:12-24 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang, Montreal

Perumpamaan tentang Perjamuan Allah atau Perjamuan

Keselamatan

Hari ini, kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang pengajaran

Yesus dari Lukas 14:12-24 mengenai Perumpamaan tentang Pesta

Perjamuan. Ini adalah satu perumpamaan Yesus yang, sebagaimana

biasanya, sangat kaya makna dan memenuhi kebutuhan hidup rohani

kita. Yesus saat itu sedang berbicara kepada orang yang

mengundangnya dalam perjamuan makan. Keterangan tentang orang

ini disebutkan dalam ayat pertama dan selanjutnya. Orang ini adalah

salah satu tokoh pimpinan dari kaum Farisi. Jadi, ia bukan sekadar

seorang Farisi, akan tetapi merupakan orang penting, mungkin di

pemerintahan atau di sinagoga. Sekarang kita akan memulai

pembacaan dari ayat 12:

Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang dia:

"Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan

malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau

saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-

tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya

dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau

mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan

perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat,

orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan

berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk

Page 135: Bmf 24 cahaya injil

127 | C A H A Y A I N J I L

membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat

balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.

Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada

Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan

Allah." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang

mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak

orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya

mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala

sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta

maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli

ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.

Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri

dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang

lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat

datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan

semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu

dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke

segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang

miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-

orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa

yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun

demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada

hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah

orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus

penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun

dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati

jamuan-ku."

Sama seperti perumpamaan Yesus yang lainnya, perumpamaan kali ini

juga sangat kaya dan sangat dalam maknanya. Ayat-ayat yang sejajar

dengan perumpamaan ini ada di Matius 22:1-14, bagian tersebut tidak

kita bahas pada hari ini. Perumpamaan yang tercatat di Matius memiliki

sedikit perbedaan dengan yang ada di dalam Lukas, jadi keduanya

tidak sepenuhnya sejajar, akan tetapi mengandung beberapa poin yang

berhubungan satu dengan yang lainnya.

Kita tahu bahwa perumpamaan ini disampaikan di rumah seorang

tokoh Farisi. Orang-orang Farisi, secara umum, menolak Yesus, akan

tetapi mereka sebenarnya juga merasa tertarik dan penasaran pada

Page 136: Bmf 24 cahaya injil

128 | C A H A Y A I N J I L

Yesus. Dan belakangan ada di antara mereka yang akhirnya berpaling

kepada Yesus. Rasul Paulus sendiri pada kenyataannya adalah seorang

Farisi. Nah, tampaknya orang Farisi yang mengundang Yesus dalam

perjamuan makan kali ini adalah orang yang ingin mendengar apa yang

Yesus ajarkan, dan ini merupakan suatu awalan yang baik. Ia

mengundang Yesus, dan di dalam acara perjamuan itu, Yesus

menyampaikan perumpamaan ini.

Sebelumnya, saya perlu memberitahukan kepada Anda apa fokus kita

di dalam pembahasan perumpamaan ini. Perumpamaan ini bercerita

tentang suatu perjamuan besar, Perjamuan Yesus sendiri, atau yang di

dalam ayat 24 disebut sebagai 'perjamuanku'. Apa itu perjamuan?

'Perjamuan', ini di dalam pemahaman alkitabiah mengacu kepada

Perjamuan Keselamatan, atau kadang-kadang disebut Perjamuan

Mesianis, Perjamuan yang diadakan oleh Sang Mesias. Suatu pesta

perjamuan di mana semua orang yang diselamatkan bersukacita

bersama. Gambaran suatu pesta untuk menyatakan rasa sukacita, atau

karena ada sesuatu yang pantas untuk dirayakan. Pada pembahasan

kali ini, Perjamuan Sang Mesias adalah suatu perayaan dari mereka

yang telah ditebus, artinya pesta bagi mereka yang sedang merayakan

keselamatan itu. Ini adalah suatu gambaran yang sangat indah.

Yesus Mengajarkan Pola Pikir yang Berpusat kepada Allah

Sebelum Yesus menceritakan perumpamaan ini, ia berbicara tentang

beberapa hal kepada si tuan rumah, yakni orang Farisi yang

merupakan tokoh masyarakat ini. Dari ayat 12 dan seterusnya, Yesus

berkata, "Kalau engkau mengadakan pesta perjamuan, jangan

mengundang orang-orang yang pasti mampu untuk membalas

jamuanmu." Ini adalah teguran yang jauh lebih sering kita langgar

ketimbang kita jalankan, kita mengundang teman-teman, saudara,

kerabat atau juga tetangga kita yang mampu, orang-orang yang ingin

kita dekati demi suatu hubungan yang saling menguntungkan,

bukankah begitu? Ini adalah suatu praktek yang sudah umum

dijalankan oleh orang dunia. Untuk apa Anda mengundang seseorang

tertentu? Karena Anda ingin membangun suatu hubungan yang baik

dengan orang itu dan berharap dapat memperoleh manfaat dari

hubungan ini. Mungkin dengan sering-sering mengundang bos Anda,

suatu hari nanti Anda bisa memperoleh kenaikan gaji, atau bahkan

promosi jabatan. Demikianlah, Anda mengundang orang-orang tertentu

Page 137: Bmf 24 cahaya injil

129 | C A H A Y A I N J I L

dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat bagi diri Anda. Anda

memberi dengan berharap agar dapat menuai suatu hasil dari orang

yang menerima pemberian Anda. Mengapa? Karena mata Anda tertuju

pada urusan kehormatan ataupun keuntungan. Akan tetapi Yesus

berkata, "Jika engkau mengejar hasil langsung dari dalam hidup ini dan

dari orang-orang di sekitarmu, maka engkau tidak akan memperoleh

upah dari Allah." Ajaran Yesus terasa sulit karena kita tidak berpikir

seperti dia. Cara kita berpikir condong kepada cara pemikiran dunia.

Kita terikat dalam cara pikir dunia. Dalam benak kita, tindakan yang

pantas dilakukan adalah tindakan yang memberi keuntungan bagi kita.

Jika saya mengundang seseorang, saya perlu menghitung manfaat apa

yang bisa saya dapatkan dengan mengundang orang itu. Jika orang ini

tidak akan memberi manfaat apa-apa buat saya, maka saya tidak akan

mengundangnya, hanya akan memboroskan uang saja. Sekarang ini

harga bahan makanan sudah semakin mahal, dan saya juga harus

membuang waktu untuk menyiapkan hidangan. Jika tidak ada hasil

yang memadai, maka undangan ini sia-sia. Beginilah cara kita

berhitung, akan tetapi Yesus tidak berpikir seperti ini.

Bagaimana jalan pikiran Yesus? Ia memberitahukannya di ayat 13,

"Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan," bukan sekadar acara

makan bersama akan tetapi suatu perjamuan, pesta makan yang

tentunya perlu biaya besar, apa yang harus Anda lakukan? Ia berkata,

"Undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang

lumpuh dan orang-orang buta dan engkau akan berbahagia, karena

mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu."

Ingatlah pada ucapan Yesus yang tercatat di Kisah 20:35, Adalah lebih

berbahagia memberi dari pada menerima. Cara berpikir seperti ini

jelaslah bukan cara berpikir kita. Akan tetapi inilah cara berpikir yang

Yesus ingin agar kita pelajari. Di Israel kala itu, orang miskin, orang

cacat, orang lumpuh dan orang buta tidak mendapat tunjangan sosial

karena masalah tunjangan sosial memang belum terpikirkan oleh

pemerintah pada jaman itu. Jadi di tengah-tengah masyarakat jaman

itu ada cukup banyak orang miskin yang terlantar. Mereka umumnya

adalah orang-orang cacat yang tidak dapat bekerja, dan dengan

demikian tidak memiliki penghasilan. Mereka biasanya bergantung

pada sedekah untuk bisa bertahan hidup. Dan Yesus, pada zaman itu,

berkata, "Undanglah orang-orang miskin." Mengapa? Karena mereka

tidak akan mampu untuk balas menjamu Anda! Lalu apa keuntungan

Page 138: Bmf 24 cahaya injil

130 | C A H A Y A I N J I L

buat saya dengan mengundang para gelandangan yang tidak akan

mampu membalas jamuan saya? Seharusnya yang saya undang adalah

mereka yang mampu untuk balik menjamu saya. Begitulah, cara Allah

berpikir bertentangan dengan cara manusia berpikir. Jika Anda

ingin tahu seperti apa cara berpikir Allah, balik saja cara berpikir Anda

180 derajat, Anda akan tahu seperti apa cara berpikir Allah. Ini adalah

cara sederhana untuk mengetahui cara berpikir Allah. Selalu

bertentangan dengan kecenderungan kita dalam berpikir. Jika Anda

tiba-tiba mendapat suatu pemikiran yang menurut Anda sangat baik,

seringkali ide yang berlawanan dengan ide awal Anda itulah yang lebih

baik, karena ide awal Anda biasanya muncul dari dorongan kedagingan,

mementingkan diri sendiri.

Sebagai contoh, jika ada orang yang memperlakukan Anda dengan

tidak ramah, Anda langsung merasa tersinggung. Tenang saja.

Seharusnya Anda bersyukur dari pada tersinggung karena jika Anda

mendapat perlakuan yang sewenang-wenang, ingatlah perkataan

Yesus, Allah akan berpihak kepada Anda. Ia adalah Allah yang adil. Ia

akan membersihkan nama Anda. Apakah ada yang lebih baik daripada

Allah berada di pihak Anda? Jadi silakan saja, orang ingin

memperlakukan Anda dengan sewenang-wenang? Orang lain ingin

menginjak kaki Anda? Itulah bukti bahwa Allah berpihak kepada Anda.

Akan tetapi bagaimana kenyataannya? Orang Kristen masih belum juga

mempelajari cara berpikir seperti ini. Setiap kali mendapat perlakuan

yang tidak adil, kita menjadi sakit hati, sangat tersinggung. "Mereka

tidak adil! Allah juga tidak adil! Mengapa Allah membiarkan hal ini

terjadi pada saya?" Justru sebenarnya pada saat itu Ia sedang bersiap-

siap untuk mencurahkan kasih karuniaNya kepada Anda. Dapatkah

Anda memahami hal itu? Susah sekali berpikir seperti itu. Alkitab

adalah pernyataan tentang jalan pikiran Allah, bukan jalan pikiran

manusia. Manusia tidak akan mampu menyusun buku seperti ini. Untuk

dapat memahaminya saja tidak bisa, apa lagi menyusunnya.

Jangankan untuk menyainginya, berusaha memahami pengajaran

Yesus saja kita tidak mampu. Fakta ini merupakan bukti bahwa seluruh

yang diajarkan oleh Yesus itu berasal dari Allah. Cara Allah berpikir

memang sangat berbeda. Kita tidak mampu menggapainya karena cara

berpikir ini memang sangat revolusioner. Pusat perhatiannya adalah

Allah.

Page 139: Bmf 24 cahaya injil

131 | C A H A Y A I N J I L

Lain kali jika ada orang di kantor atau di sekolah berbuat yang

sewenang-wenang terhadap Anda, bersyukurlah kepada Allah karena

Anda tahu bahwa itu berarti Allah berpihak kepada Anda. Anda

mendapat perlakuan yang sewenang-wenang, itu adalah buktinya.

Jangan ngotot berusaha menyeimbangkan keadaan. Jika Anda

melakukan hal itu, maka Anda akan kehilangan kesempatan untuk

mendapatkan keberpihakan dari Allah bagi Anda. Jika ada orang yang

menampar pipi Anda, lalu Anda membalasnya dengan tamparan juga,

maka sumber pembelaan itu adalah diri Anda sendiri. Akan tetapi jika

ada orang menampar pipi Anda dan Anda tidak membalasnya, maka ia

berhutang satu perkara kepada Anda dan Allah akan berpihak kepada

Anda. Jika Anda tidak menyakini hal itu, Anda tentu akan bertanya,

"Tidak adil! Mengapa saya harus diam berdiri dan ditampar?" Tentu

saja Anda akan bertanya-tanya seperti itu, karena Anda tidak peduli

pada Allah. Jika hati Anda terpusat pada Allah, maka Anda akan

berkata, "Haleluyah! Ini pipi yang satu lagi. Kalau ditampar juga,

berarti dia berhutang dua perkara. Allah akan semakin berpihak

padaku. Kalau dia terus menampari saya, maka Allah akan terus

berpihak padaku!" Wah, sulit sekali berpikir seperti itu, karena cara

berpikir seperti ini selalu menempatkan Allah sebagai pusat perhatian

kita, bukankah begitu?

Dalam ayat-ayat yang kita bahas hari ini, Yesus berkata, "Jika kamu

mengundang seseorang, tanyakanlah pada dirimu sendiri, apa yang

engkau inginkan? Apakah engkau mengundangnya supaya nanti ia

mengundangmu juga sebagai balasannya? Dengan cara berpikir seperti

itu, engkau sudah mendapatkan upahmu. Upahmu langsung lunas

terbayar. Akan tetapi jika engkau mengundang orang yang tidak

mampu untuk membalas jamuanmu, maka akan muncul suatu

ketidakseimbangan. Engkau memberi sesuatu dan tidak mendapatkan

balasan langsung. Allah adalah Allah yang adil dan Ia akan bertindak

untuk mengembalikan keseimbangan itu. Dengan demikian, Allahlah

yang akan membalas tindakanmu. Balasan dari siapakah yang engkau

inginkan?"

Ada cukup banyak saudara-saudara yang sangat kekurangan. Tetapi

Anda berkata, "Buat apa saya memberikan uang untuk orang-orang

ini? Mereka masih punya orang tua yang seharusnya memperhatikan

mereka. Mereka juga masih punya kerabat. Masalah mereka bukan

urusan saya." Baik, Anda boleh saja berpikir seperti itu. Jalan pikiran

Page 140: Bmf 24 cahaya injil

132 | C A H A Y A I N J I L

yang lain adalah, "Saudara-saudara ini sangat membutuhkan

pertolongan, saya akan membantu mereka. Ini akan membebani

kantong saya, akan tetapi saya tahu bahwa Allah akan membalasnya

kepada saya. Baiklah, saya bantu saja." Tidak ada orang yang memberi

bagi pekerjaan Allah dengan dasar pikiran seperti ini jika ia tidak

mengharapkan balasan dari Allah, bukannya dari manusia. Cara

memberi seperti ini merupakan ekspresi nyata dari iman. Akan tetapi

untuk dapat melakukannya sangatlah berat, bukankah demikian?

Bersediakah kita melihat rumah kita yang nyaman dipenuhi oleh para

gelandangan yang akan mengotori karpet serta perabotan lainnya?

Tentunya akan banyak biaya keluar untuk membersihkan rumah

sesudah mereka pergi, dan itu masih ditambah lagi dengan ongkos

perjamuan. Dan bagaimana dengan penilaian para tetangga jika

mereka melihat orang-orang yang jorok ini berkerumun di rumah kita?

Yesus berkata, "Itu semua bergantung pada bagaimana cara

berpikirmu dan balasan dari siapa yang engkau harapkan."

Keselamatan Disediakan bagi Orang-orang Benar

Ada kata kunci yang perlu diperhatikan di bagian akhir dari ayat 14,

"Engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang

benar." Ini adalah kalimat yang sangat penting untuk kita pegang.

Yesus berbicara tentang kebangkitan orang-orang benar dalam ayat

itu. Jika Anda ingin bangkit memasuki hidup, bersama-sama dengan

mereka yang dibangkitkan saat itu, Anda harus juga berada di dalam

golongan orang-orang benar, jangan coba-coba membuat penegasan

yang berbeda dengan ini. Kebangkitan menuju pesta perjamuan Sang

Mesias, saat-saat yang penuh kebahagiaan itu, disiapkan bagi orang-

orang benar. Ini adalah ucapan dari Yesus, bukan sekadar omongan

saya. Jika Anda tidak termasuk orang benar, maka Anda tidak akan

mendapat bagian di dalam kebangkitan ini.

Ada kecenderungan yang berbahaya di dalam pengajaran di masa

sekarang ini yang mengabaikan kebutuhan akan kebenaran yang

aktual. Ini adalah ajaran yang sangat berbahaya, dan jelas tidak

alkitabiah. Ajaran ini berbicara tentang kebenaran legal yang diberikan

atau ditetapkan atas kita hanya dengan berbekal pada pengakuan iman

saja. Jadi jika Anda mengakui Kristus, maka Anda sudah dibenarkan

sekalipun tidak terjadi perubahan di dalam hidup Anda. Ini adalah

Page 141: Bmf 24 cahaya injil

133 | C A H A Y A I N J I L

ajaran yang sangat merusak gereja. Ajaran ini akan menghasilkan

gereja yang dipenuhi oleh orang-orang yang disebut sebagai 'kaum

religius munafik' oleh dunia, orang-orang yang tidak mengalami

perubahan, yang belum menjadi ciptaan baru, yang hanya sekadar

membuat suatu pernyataan pengakuan iman dan kemudian diajari

bahwa mereka sudah menerima pembenaran yang ditanamkan ke

dalam diri mereka, yaitu kebenaran Kristus.

Anda yang sudah mempelajari surat Roma di dalam Program Pelatihan

kami akan dapat melihat bahwa tema sentral surat Roma, kata kunci di

dalam surat Roma, adalah kata 'pembenaran atau kebenaran'. Ada lima

kata yang berbeda di dalam bahasa Yunani yang dipakai dengan makna

'kebenaran' ini. Paulus tidak pernah memandang keselamatan sebagai

hal yang terpisah dari kebenaran. Kenyataannya, kata 'keselamatan'

agak jarang dipakai di dalam tulisan-tulisan Paulus. Justru kata

'kebenaran' yang sangat sering ditulisnya. Sebagai contoh, jika kita

bandingkan dengan pemakaian kata yang lain, kata 'keselamatan'

hanya muncul sebanyak 26 kali di dalam tulisan Paulus, sedangkan,

misalnya, kata 'tubuh' muncul sebanyak 91 kali. Bukankah ini aneh?

Kenyataan ini menunjukkan betapa timpangnya perimbangan

pemakaian kata-kata tersebut. Dapatkah Anda mengingat di bagian

mana saja Paulus memakai kata 'tubuh'? Walaupun tidak banyak, akan

tetapi kemunculannya mencapai 91 kali. Dan ia hanya menuliskan kata

'keselamatan' dalam frekuensi hanya sekitar seperempat dari frekuensi

penulisan kata 'tubuh'. Selain itu, Paulus juga menuliskan kata

'juruselamat/ penyelamat' hanya sekitar 2 atau 3 kali saja, sangat

sedikit. Mengapa bisa begini? Bagi Paulus, keselamatan tidak dapat

dibahas tanpa mengaitkannya dengan kata kebenaran, itu sebabnya,

kata-kata seperti 'kekudusan' dan 'kebenaran' sangat sering muncul di

dalam tulisannya. Akan tetapi di gereja-gereja sekarang ini, penekanan

yang diberikan justru terbolak-balik. Kita terus saja berbicara tentang

keselamatan, dan sangat jarang mengaitkannya dengan kebenaran.

Kata kebenaran, untuk alasan tertentu, semakin terhapus. Kita sudah

membongkar keseimbangan ajaran yang semestinya kita jaga.

Penekanan ajaran dari Alkitab sekarang ini sudah kita letakkan di

tempat yang salah.

Definisi pertama Yesus tentang Kebenaran: Mengutamakan

Allah di dalam Segala Hal

Page 142: Bmf 24 cahaya injil

134 | C A H A Y A I N J I L

Di sini, Yesus berbicara tentang kebangkitan orang-orang benar yang

berarti bahwa kebangkitan itu disediakan bagi orang-orang benar. Ada

dua macam kebangkitan yang terdapat di dalam Alkitab: kebangkitan

orang-orang benar menuju keselamatan, dan kebangkitan orang-orang

berdosa menuju siksaan kekal. Dengan berbekal pengakuan iman di

mulut saja, Anda hanya akan dibangkitkan untuk menuju siksaan

kekal. Ketika Yesus berbicara tentang kebenaran, ia tidak sedang

berbicara tentang kebenaran legal. Ia sedang berbicara tentang

kebenaran yang dijalankan, definisi yang langsung dijabarkannya pada

kesempatan itu juga. Kebenaran ini berkaitan dengan tindakan

memberi kepada orang miskin tanpa mengharapkan balasan dari

mereka. Ini bukanlah keselamatan berdasarkan perbuatan baik. Ini

adalahkeselamatan yang terjadi karena adanya perubahan

mendasar di dalam seluruh cara berpikir Anda. Keselamatan

seperti itulah yang sedang dibicarakan oleh Yesus. Anda tidak akan

diselamatkan hanya karena sudah berbuat baik. Tindakan iman tidak

akan dapat dijalankan oleh seorang yang masih dikuasai oleh daging.

Memberi tanpa mengharapkan balasan apapun dari pihak penerima

adalah suatu tindakan yang bertentangan dengan kecenderungan alami

kita. Kita baru bisa menjalankan hal itu jika cara berpikir kita sudah

berubah, jika kita sudah menjadi ciptaan baru yang berubah sejalan

dengan Roma 12:1-2. Saya harap Anda dapat memahami bahwa

kebenaran yang Yesus bicarakan adalah kebenaran yang sangat nyata

dan terlihat dalam kehidupan kita.

Kebenaran yang sedang kita bicarakan ini tidak boleh dipisahkan dari

pengampunan. Pertama-tama, kita harus memperoleh pengampunan

itu, dan Yesus sudah membicarakan tentang hal pengampunan ini di

dalam ayat-ayat awal dari pasal ini (yaitu di dalam Lukas 14:7-11).

Selanjutnya Yesus berbicara tentang hal bahwa sesudah kita diampuni,

maka kita diberi suatu kebenaran yang nyata, sikap atau cara berpikir

kita diubah. Apa arti perubahan cara berpikir ini? Anda lihat sendiri,

tidak ada orang yang menjalankan apa yang diajarkan oleh Yesus ini.

Cobalah keluar dan undanglah orang-orang miskin, lumpuh, cacat, atau

cobalah memberi bantuan kepada saudara-saudara seiman yang

kekurangan. Akan segera muncul pertanyaan di dalam pikiran Anda,

"Buat apa saya melakukan ini? Ini bukan tanggung jawab saya." Anda

akan melihat betapa hati dan pikiran Anda akan segera menentang

tindakan itu karena Anda tahu pasti bahwa tidak ada untungnya

Page 143: Bmf 24 cahaya injil

135 | C A H A Y A I N J I L

berbuat seperti itu. Kita sudah terbiasa bertumbuh dalam cara berpikir

yang mengejar hasil dari setiap tindakan kita. Seluruh pendidikan yang

kita jalani mengajarkan hal ini - menjadi cerdik dan mengejar setiap

kesempatan untuk kepentingan diri sendiri. Memberi tanpa

mengharapkan balasan tentu akan berakhir dalam kemiskinan.

Begitulah cara kita berpikir. Tak seorangpun, yang belum

meninggalkan dunia dan cara berpikir yang duniawi, akan mau

mengundang orang-orang miskin.

Sekarang kita sampai pada definisi yang pertama dari kebenaran di

dalam pengajaran Yesus. Definisi yang pertama dari 'kebenaran' di

dalam ajaran Yesus adalah berpaling dari dunia karena segenap

cara berpikir kita sudah diubah. Orang yang benar akan berpegang

pada seperangkat nilai-nilai yang baru, dan titik pusat dari nilai-nilai itu

adalah Allah. Dan karena cara berpikirnya sudah berubah, ia akan

menjalani hidupnya tidak untuk dunia ini, tidak demi kehidupan yang

sekarang, akan tetapi demi kehidupan yang akan datang. Manusia baru

di dalam Kristus mampu memandang dunia sebagai hal yang

sementara, hal yang akan segera berlalu. Percuma bergantung pada

sesuatu yang akan segera berlalu.

Saya sering membayangkan orang yang berpegang pada dunia seperti

orang yang sedang menggenggam pasir. Semakin kuat genggaman

Anda, semakin cepat pasir itu keluar dari sela-sela jari Anda.

Pernahkah Anda mencoba hal ini? Lain kali, jika Anda sedang ke pantai,

cobalah melakukannya. Ambillah segenggam pasir kering dan

genggamlah seerat mungkin, seolah-olah Anda takut kehilangannya.

Anda akan melihat bahwa semakin keras genggaman Anda, semakin

cepat pula pasir itu keluar dari sela-sela jari Anda. Seorang manusia

baru akan memahami bahwa upaya untuk menggenggam dunia adalah

hal yang sia-sia. Paulus berkata, "Sebab kita tidak membawa sesuatu

apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke

luar" (1 Timotius 6:7). Anda tidak akan dapat membawa serta hasil

perjuangan Anda dalam mengejar kekayaan dunia. Uang, kehormatan

ataupun ijazah - semua harus Anda tinggalkan. Seorang manusia baru

akan memahami bahwa hidup yang akan datang itulah yang penting

karena hidup yang sekarang ini hanya sementara. Hidup yang akan

datang itulah yang harus diperjuangkan. Hidup itulah yang harus kita

hargai sejak sekarang ini.

Page 144: Bmf 24 cahaya injil

136 | C A H A Y A I N J I L

Jadi siapa itu orang-orang benar menurut definisi pertama dari Yesus?

Orang yang benar adalah orang yang, sesudah berpaling dari dunia ini

lalu berpegang pada nilai-nilai yang baru, dan karena ia memegang

nilai-nilai yang baru, cara berpikirnya akan menjadi sangat berbeda,

terlihat dari kesediaannya untuk memberi tanpa mengharapkan

hasil langsung di dalam hidup yang sekarang ini. Malahan, ia

cenderung menghindari hasil langsung di dalam hidup ini, karena jika ia

mendapatkannya sekarang, maka ia kehilangan kesempatan untuk

mendapatkan balasan dari Allah. Cara berpikirnya sangat revolusioner

dalam artian bahwa ia hanya menghendaki balasan dari Allah saja -

segala upah, hasil dan keuntungan. Dan dari sisi lain, jika ia menerima

perlakuan yang sewenang-wenang, ia hanya mengharapkan pembelaan

dari Allah saja, bukan dari manusia. Hanya Allah saja sumber

pengharapannya.

Apakah cara berpikir Anda seperti itu? Apakah cara berpikir saya

seperti itu? Sebagai orang Kristen, sudahkah cara berpikir kita diubah?

Apakah kita bersemangat jika Allah menjadi pusat perhatian kita di

dalam hati ini? Beranikah kita menempatkan segenap iman dan

kepercayaan kita di dalam Allah? Membutuhkan segenap keberanian

kita untuk dapat memiliki iman. Abraham segera berangkat mengikuti

perintah, walaupun tak tahu hendak pergi ke mana. Tindakannya itu

menuntut segenap keberanian yang ia miliki. Tidak ada orang yang

tanpa keberanian akan mampu memiliki iman yang menempatkan

kepercayaannya di dalam Allah dan melakukan hal seperti Abraham.

Orang yang berani melangkah akan mendapati bahwa Allah selalu

mendukung mereka dan bahwa Allah tidak pernah gagal. Akan tetapi

jika Anda tidak melangkah, maka Anda tidak akan melihat kemuliaan

Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Yesus di Yohanes 11:40,

"Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya

engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Seperti yang sudah saya

sampaikan sebelumnya, persoalan yang menjerat gereja sekarang ini

adalah bahwa gereja dipenuhi oleh orang-orang yang tidak pernah

melihat kemuliaan Allah. Mereka belum pernah melihat kemuliaan Allah

karena mereka tidak memiliki keberanian untuk melangkah dalam iman

dan menempatkan kepercayaan mereka di dalam Dia untuk dapat

melakukan segala yang harus mereka lakukan.

Saya sudah membuktikan kepercayaan saya pada-Nya, dan Ia tidak

pernah gagal dalam menjaga kepercayaan saya. Dalam hal perlakuan

Page 145: Bmf 24 cahaya injil

137 | C A H A Y A I N J I L

sewenang-wenang, saya sendiri sudah pernah mengalaminya, dan saya

tidak memilih untuk menuntut balas, sekalipun perlakuan tersebut saat

itu sangat tidak adil. Sebenarnya saya dapat saja membalas perbuatan

yang dilakukan terhadap saya, akan tetapi, setiap kali saya bermaksud

untuk melakukannya, saya berkata, "Tidak, Tuhan berkata,

'Pembalasan itu adalah hak-Ku, Akulah yang akan menuntut

pembalasan.' Saya tidak akan menuntut balas. Biarlah segala upah

saya berasal dari-Nya saja. Biarlah Tuhan saja yang meluruskan

perkara ini." Di dalam hal materi saya juga melakukan hal yang sama.

Dan Allah tidak pernah gagal. Saya mengembara dari Timur Jauh

menuju Eropa nyaris tanpa uang, sebagaimana yang diketahui oleh

beberapa orang dari Anda, dengan mengandalkan Allah sepenuhnya

karena Ia berkata, "Pergilah," maka saya pergi. Dan kesetiaan-Nya

sungguh terbukti. Sepanjang masa pendidikan saya, Ia memenuhi

segala kebutuhan saya. Saya menaruh seluruh kehidupan saya ke

dalam tangan-Nya, dan Ia tidak pernah gagal. Jika Allah gagal saat itu,

maka saya akan menjadi gelandangan di Inggris. Saya memandang ke

arah-Nya dan saya dapat melihat kemuliaan-Nya. "Bukankah sudah

Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat

kemuliaan Allah?" Semoga bertumbuh gereja yang dapat melihat

kemuliaan Allah. Dengan begitu maka tidak akan terlalu sulit lagi

menjadi orang yang benar dengan kasih karunia-Nya.

Mari kita simpulkan definisi yang pertama ini dengan dua poin. Poin

yang pertama adalah: orang benar adalah mereka yang pikirannya

terpusat pada Allah, yang mempercayakan segala perkara yang

dihadapinya kepada Allah. Dan poin yang kedua adalah, karena orang

benar hanya mencari balasan dari Allah, maka mereka mau memberi

kepada saudara-saudara seiman dan kepada orang-orang yang

membutuhkan tanpa mengharapkan sesuatu dari orang-orang tersebut.

Mungkin Anda akan berkata bahwa cara pikir seperti ini bertentangan

dengan prinsip ekonomi. Namun anehnya, di dalam praktek bisa

dijalankan. Masyarakat yang menjalankan prinsip ini akan mendapati

bahwa mereka tidak pernah kekurangan. Tidak akan terdapat orang

miskin di sana. Namun, sekalipun tinggal di tengah masyarakat yang

tidak menjalankan prinsip ini, orang-orang yang percaya akan Dia tidak

akan pernah mengalami kekurangan. Sangat mengagumkan. Allah

akan memelihara dan memenuhi bahkan sampai pada kebutuhan

jasmani Anda. Seperti yang disampaikan di dalam Mazmur

Page 146: Bmf 24 cahaya injil

138 | C A H A Y A I N J I L

34:11, Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang

mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik. Demikianlah,

kesetiaan Allah menjangkau sampai pada urusan tersebut.

Jika Allah tidak dapat dipercayai bagi kehidupan yang sekarang ini,

buat apa mempercayai-Nya bagi kehidupan yang akan datang? Kadang

kala saya berpikir bahwa ucapan orang-orang non-Kristen mengandung

beberapa kebenaran tentang kemunafikan orang Kristen. Saya rasa

memang begitu. Orang Kristen akan menjalani hidupnya dengan cara

yang sangat berbeda jika mereka benar-benar memperlakukan Allah

sesuai dengan pengakuan mereka. Saya tidak pernah melupakan apa

yang diucapkan oleh Bertrand Russell yang berkata, "Jika orang-orang

Kristen benar-benar mempercayai Allah tepat seperti pengakuan

mereka, saya pikir mereka akan hidup dengan cara yang sangat

berbeda dengan apa yang saya amati sekarang ini." Saya pikir ia

benar. Allah macam apa yang Anda percayai? Apakah Anda

mempercayai Allah yang membangkitkan orang-orang mati? Apakah

Anda mempercayai Allah yang akan membangkitkan orang benar untuk

ikut ambil bagian dalam Perjamuan, perayaan keselamatan? Allah yang

ini adalah Allah yang mulia, agung, kudus dan adil. Allah yang ini

sangat layak untuk menerima kepercayaan. Marilah kita jalani hidup ini

sebagai orang yang memang benar-benar mempercayai-Nya. Biarlah

dunia dapat melihat bahwa kita, sebagai orang-orang yang mengaku

orang benar, memang mempercayai-Nya. Demikianlah, kebenaran

berarti kita berpaling dari dunia karena kita sudah sepenuhnya

berpihak kepada Allah; kita meletakkan kepercayaan sepenuhnya

kepada Allah. Kita tidak membagi kepercayaan kita kepada Allah dan

dunia. Kita tidak membagi kepercayaan terhadap Allah dan uang,

seperti yang coba dilakukan oleh beberapa orang Kristen, dan mereka

akhirnya menjadi orang-orang munafik. Anda hanya boleh memilih

untuk mempercayakan hidup Anda sepenuhnya kepada Allah atau

kepada dunia. Jika Anda mempercayai Allah, biarlah Dia saja yang

menjadi sumber pengharapan Anda.

Latar belakang Perumpamaan: Kisah Nyata tentang Bar Mayan

di dalam Talmud

Bagian kedua dari definisi tentang kebenaran ini dapat kita temukan di

dalam perumpamaan yang sama, dan perumpamaan ini

mengungkapkannya dengan sangat indah. Yesus menjelaskan di dalam

Page 147: Bmf 24 cahaya injil

139 | C A H A Y A I N J I L

perumpamaan ini, tentang seseorang yang mengundang berbagai

macam orang ke pesta perjamuannya. Akan tetapi orang-orang yang

diundang itu mengelak dengan berbagai macam alasan. Mereka tidak

mau hadir. Akhirnya orang ini mengalihkan perhatiannya kepada

orang-orang miskin dan mengundang mereka. Dengan kata lain,

perumpamaan ini, secara sederhana, menjadi penerapan dari ucapan

sebelumnya dari Yesus kepada si orang Farisi, "Jika engkau ingin

mengundang orang, jangan mengundang mereka yang mampu

melainkan undanglah orang-orang miskin." Perumpamaan ini disusun

dengan indahnya, dan tampaknya kisah ini bersumber pada sebuah

kisah di dalam Talmud Palestina (Talmud ini ditulis dalam bahasa Aram

dan masa penulisannya adalah pada jaman Yesus atau mungkin

sebelum itu). Jika demikian halnya, maka kisah yang Yesus sampaikan

mungkin memang bersumber dari kisah nyata. Dari Talmud Palestina

itu kita dapat membaca kisah seperti ini:

Ada seseorang yang bernama Bar Mayan. Kata 'Bar' memiliki arti anak

laki-laki dari seseorang, jadi Bar Mayan adalah anak laki-laki dari Tuan

Mayan. Bar Mayan ini adalah seorang pemungut cukai yang sangat

kaya. Dan, sebagaimana yang Anda ketahui, pemungut cukai di jaman

itu merupakan orang-orang yang dibenci oleh masyarakat karena

mereka bekerja untuk kepentingan Roma. Ada juga orang yang baik di

antara mereka, akan tetapi secara umum, mereka sangat dibenci

karena dianggap tidak setia kepada bangsa Israel. Pada suatu hari

(harap diingat bahwa ini adalah kisah nyata), pemungut cukai yang

kaya ini mengundang para anggota dewan kota dalam sebuah pesta

perjamuan, karena ia berharap untuk dapat membina hubungan baik

dengan mereka. Ia berharap mereka mau mengerti mengapa ia

menjalankan pekerjaan itu, dan agar mereka mau menerimanya

sebagai sahabat. Ia merasa tidak nyaman berada di dalam keadaan

dimusuhi oleh masyarakat; ia ingin membuat semacam acara rujuk.

Akan tetapi para anggota dewan kota tidak mempedulikannya karena ia

adalah seorang pemungut pajak. Mereka mengucilkan dia dan menolak

undangannya. Namun, karena ia adalah orang dengan jabatan cukup

tinggi dan kaya raya, mereka harus memikirkan cara yang sopan untuk

menolak undangannya. Apapun alasannya, penolakan adalah sebuah

penolakan, dan Bar Mayan sangat kecewa dengan sikap mereka.

Tampaknya, pada saat undangan itu disampaikan, mereka tidak

langsung menyatakan penolakannya. Mereka membiarkan sampai tiba

Page 148: Bmf 24 cahaya injil

140 | C A H A Y A I N J I L

hari perjamuan berlangsung. Pada hari yang dimaksud, tidak satupun

dari antara anggota dewan kota ini yang hadir di dalam pesta

perjamuan Bar Mayan.

Nah, pesta itu sudah siap digelar dan Bar Mayan tidak ingin hidangan

yang sudah tersaji itu terbuang percuma. Jadi ia bertindak persis

seperti yang diceritakan oleh Yesus di dalam perumpamaan. Ia

memerintahkan para hambanya untuk pergi keluar dan membawa

orang-orang miskin di kota (orang buta, lumpuh dan pengemis) ke

rumahnya dan menikmati hidangan yang telah disiapkannya, hidangan

yang telah ditolak oleh para anggota dewan kota.

Sekarang kita tahu bahwa perumpamaan ini memiliki latar belakang

sebuah kisah nyata yang tertulis di dalam Talmud. Dan, seperti yang

sudah saya jelaskan, masa penulisan Talmud itu mungkin sejaman atau

bahkan sebelum jaman Yesus. Jika memang demikian halnya, maka isi

perumpamaan ini tentunya sudah sangat dikenal oleh orang-orang

yang mendengarkannya saat itu. Seperti yang Anda ketahui,

perumpamaan ini disampaikan tidak hanya kepada si tuan rumah saja,

melainkan juga kepada semua tamu yang hadir di sana. Perumpamaan

ini akan terasa lebih menyakitkan di telinga orang-orang Farisi ini

karena mereka telah menolak Yesus. Mereka memperlakukan Yesus

sama seperti seorang pemungut cukai, akan tetapi mereka tidak dapat

mengucilnya karena Yesus sangat terkenal di kalangan rakyat bawah.

Rakyat sangat mengagumi Yesus; orang-orang kelas bawah ini sangat

menghormati dia. Para pemimpin tidak menghormatinya, akan tetapi

mereka tidak dapat mengucilkan dia karena besarnya popularitas Yesus

di kalangan rakyat jelata.

Hal semacam ini juga berlangsung sampai ke jaman kita, bukankah

begitu? Anda dapat membuktikannya dengan mengamati kisah hidup

John Wesley.

Harta benda, Uang dan Perkawinan Menggusur posisi Allah

dalam Kehidupan

Sekarang mari kita teliti perumpamaan ini. Yesus mengatakan bahwa di

dalam Perjamuan Mesianis itu semua orang diundang untuk datang,

bahkan para musuhnya pun diundang. Tidak ada yang dilewatkan.

Akan tetapi orang-orang yang diundang itu mulai mencari-cari alasan

Page 149: Bmf 24 cahaya injil

141 | C A H A Y A I N J I L

untuk menolak. Yang pertama berkata, "Aku telah membeli

ladang (sebidang tanah) dan aku harus pergi melihatnya; aku minta

dimaafkan." Ia sangat sopan. Namun perlu Anda ketahui, apapun

alasannya - entah dengan cara sopan atau kasar - yang jelas itu adalah

suatu penolakan. KetikaYesus mengundang orang untuk datang, saya

melihat banyak orang yang secara sopan menolak undangan

itu. Penolakan yang sopan sama fatalnya dengan penolakan

yang kasar. Anda tidak akan berada di dalam Perjamuan itu.

Yang kedua berkata, "Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan

aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan." Kelihatannya,

ladang itu tidak bisa ditengok pada hari yang lain, dan kelihatannya

juga, lembu-lembu itu pun tidak bisa dicoba pada hari yang lain,

semuanya harus dikerjakan pada hari yang bersamaan dengan hari

perjamuan.

Yang ketiga berkata, "Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat

datang." Kelihatannya yang ketiga ini tidak sanggup untuk berpisah

dari istrinya, walau hanya untuk beberapa jam saja selama menghadiri

perjamuan! "Maaf, aku baru saja kawin," dan dengan demikian ia tidak

dapat hadir.

Mari kita periksa karakter dan isi dari alasan-alasan tersebut. Ada satu

kesamaan yang terdapat di dalam ketiga alasan tersebut:

ketiganya tidak ada rasa membutuhkan keselamatan. Di masa

kini, seringkali ketika Anda berbicara dengan orang lain, maka orang

yang paling sulit dijangkau, orang yang tidak dapat Anda tolong,

adalah orang yang tidak merasa bahwa ia membutuhkan pertolongan.

Dokter tidak dapat menolong seseorang yang tidak merasa sakit

sekalipun orang itu sedang sakit. Ia tidak merasa membutuhkan

pertolongan. Apa yang harus Anda lakukan? Apakah Anda akan

menyeret dan memaksanya untuk diobati? Tidak. Ia tidak merasa perlu

diobati. Ia berkata, "Saya baik-baik saja." Seseorang mungkin saja

sedang sekarat akibat penyakit kanker namun ia tidak merasakan apa-

apa. Penyakit ini sudah menjalar di tubuhnya, akan tetapi ia merasa

baik-baik saja, jadi ia tidak merasa perlu untuk diobati. Demikian pula

hal yang terjadi dengan ketiga orang ini, ada satu kesamaan umum

yang terdapat pada diri mereka. Tidak merasakan adanya suatu

kebutuhan rohani.

Page 150: Bmf 24 cahaya injil

142 | C A H A Y A I N J I L

Mengapa? Karena perhatian mereka tertuju pada hal-hal materi.

Ini adalah poin yang ingin disampaikan oleh Yesus. Yang pertama

perhatiannya tersita oleh ladang yang baru saja dibelinya. Ladang, di

dalam pengajaran Yesus, mencerminkan pemilikan harta benda.

Tanah adalah milik yang sangat mendasar di mana Anda dapat

memakainya sebagai tempat untuk membangun rumah atau sebagai

ladang, atau apapun juga. Harta yang paling utama. Bahkan sampai

hari ini, orang-orang kaya tahu bahwa pemilikan tanah adalah pilihan

yang paling baik untuk menanam modal. Jika Anda menyimpan

kekayaan Anda dalam bentuk emas, harganya bisa naik dan bisa juga

turun. Jika disimpan dalam bentuk saham, ini lebih berbahaya karena

naik atau turunnya harga saham sangat cepat. Namun jika Anda

menyimpan kekayaan dalam bentuk tanah, ini adalah salah satu pilihan

yang paling aman. Tanah adalah harta milik yang paling dasar. Jadi,

pemilikan tanah di dalam perumpamaan ini dipakai sebagai gambaran

tentang pemilikan harta benda duniawi dalam bentuknya yang paling

dasar.

Orang yang kedua baru membeli lima pasang lembu kebiri. Lembu

adalah salah satu alat produksi. Untuk jaman sekarang mungkin dapat

kita bandingkan dengan seorang petani yang baru saja membeli lima

traktor, karena lembu dipakai untuk menggarap ladang. Percuma

membeli ladang jika Anda tidak punya alat untuk menggarapnya. Jadi,

lembu adalah gambaran dari alat produksi. Mereka melambangkan

sarana untuk memperoleh penghasilan, alat bisnis. Jadi, orang yang

pertama berkutat dengan harta bendanya sedangkan orang yang kedua

berkutat dengan bisnisnya.

Dan orang yang ketiga berkutat dengan perkawinannya. Perkawinan

adalah hal yang diidam-idamkan oleh kebanyakan orang. Mereka

bekerja dan menabung dengan harapan pada suatu hari nanti

mendapatkan seorang istri, lalu anak, lalu menjalani kehidupan yang

mapan.

Tidak ada salahnya menjalani kehidupan yang mapan. Menjalankan

usaha dan memiliki harta benda juga bukan merupakan suatu

kejahatan. Yang salah adalah jika hal-hal tersebut menjadi sangat

penting bagi Anda sehingga Anda mengabaikan Pesta Perjamuan

Keselamatan Allah. Inilah poinnya. Bukan perkawinan itu yang

dikecam. Memakai perkawinan sebagai alasan untuk menolak

Page 151: Bmf 24 cahaya injil

143 | C A H A Y A I N J I L

keselamatan Allah, itulah yang dikecam. Harta benda milik Anda

bukanlah suatu kutukan, namun ketika harta benda itu dijadikan

sebagai alasan untuk menolak keselamatan dari Allah, datanglah

kutukan. Orang-orang itu memakai ketiga alasan ini untuk menolak

keselamatan yang ditawarkan, dan setiap alasan terlihat cukup kuat.

Mereka telah diperbudak oleh hal-hal tersebut. Harta benda, pekerjaan

dan perkawinan telah menyita perhatian mereka. Ini adalah gambaran

dari orang-orang yang belum mau berpaling dari dunia. Kita sudah

melihat sebelumnya bahwa definisi pertama dari kebenaran adalah

orang yang sudah meninggalkan keduniawian dan berpaling

sepenuhnya kepada Allah. Sedangkan orang-orang ini sangat terikat

pada perkara-perkara dunia sehingga mereka mengabaikan perjamuan

Keselamatan Allah. Ini adalah hal yang sangat tragis!

Saya sudah sering melihat contoh nyata yang terjadi dalam kehidupan

ini. Setiap perumpamaan dari Yesus berkaitan langsung dengan

kehidupan sehari-hari. Kita dapat mengamati kehidupan orang-orang

muda yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah sebagai contoh.

Saya sering melihat betapa besarnya semangat mereka dalam

melayani Tuhan. Mereka sibuk melakukan banyak hal bagi Allah.

Sangat banyak waktu yang mereka manfaatkan bagi Allah. Selalu saja

ada kegiatan yang harus dikerjakan. Lalu mereka lulus kuliah.

Selanjutnya, mereka mulai memiliki penghasilan dan membeli sebidang

tanah; dan membangun rumah. Mereka membeli mobil, lalu menikah.

Sejalan dengan kisah sukses duniawi mereka, semangat mereka bagi

Allah juga semakin menurun. Secara perlahan mereka mulai

mengabaikan keselamatan. Mereka menjadi dingin. Mereka bilang

bahwa mereka sudah 'semakin dewasa'. Kenyataannya, yang terjadi

adalah bahwa mereka sudah 'semakin duniawi'. Ini sering terjadi. Pada

waktu saya masih kuliah dulu, ada banyak teman yang sangat

bersemangat bagi Allah, mereka sangat sibuk berbuat ini dan itu bagi

Allah. Sekarang ini, mereka sudah menjadi pengacara, pengusaha

besar dan dokter - menjadi orang yang punya kedudukan penting di

masyarakat. Dan seiring dengan peningkatan kedudukan di dunia,

secara rohani mereka menjadi semakin dingin, dan beberapa malah

sudah benar-benar murtad. Mereka tidak punya waktu lagi untuk

datang ke Perjamuan Keselamatan Allah. Perjamuan Tuhan memang

bagus, akan tetapi mereka tidak ada waktu untuk itu. Mereka sudah

Page 152: Bmf 24 cahaya injil

144 | C A H A Y A I N J I L

terikat dengan tanah, lembu dan istri-istri mereka. Ini adalah perkara

yang sangat nyata.

Definisi Kedua tentang kebenaran: Merasa Sama Sekali Tidak

Layak di hadapan Allah

Apa yang Yesus lakukan kemudian? Ia tidak memaksa mereka yang

sudah menolak keselamatan, tetapi dia pergi keluar dan membawa

orang-orang miskin, orang buta, orang lumpuh, orang-orang yang tidak

berharga ke perjamuannya. Ini membawa kita pada definisi yang kedua

dari kebenaran yakni hal kelayakan [worthiness].

Dalam pandangan dunia, semakin tinggi kedudukan Anda, semakin

Anda merasa layak atau berharga. Berhati-hatilah terhadap perangkap

yang satu ini. Saat ini, mungkin Anda masih seorang mahasiswa atau

pelajar. Dalam pandangan dunia, Anda masih bukan apa-apa selain

orang yang tanpa gelar. Namun ketika Anda lulus dan memperoleh

gelar, Anda tiba-tiba merasa bahwa Anda telah menjadi 'seseorang'.

Sekarang Anda merasa layak! Anda berhak memakai toga dan

sepotong topi yang berbentuk lucu di atasnya. Anda sekarang

mempunyai selembar kertas dengan tulisan yang indah, yang dapat

Anda pamerkan dalam bingkai emas. Kertas itu membuat Anda merasa

berharga! Ijinkan saya memberitahu Anda tentang satu hal. Tepat pada

saat Anda merasa bahwa diri Anda layak, saat itu pula Anda mulai

menimbun masalah di hadapan Allah. Orang-orang di dalam

perumpamaan ini adalah orang-orang yang mendadak merasa diri

penting karena sudah memiliki ladang, lembu atau sudah menikah.

Ketika Anda menikah, tidakkah Anda merasakan bahwa tiba-tiba Anda

telah mendapat satu status, Anda sekarang masuk ke golongan

'senior'? Akhirnya! Orang-orang muda yang duduk di bawah sana harus

mendengarkan omongan dari para 'senior', orang-orang yang sudah

menikah. Sekarang Anda berhak untuk dipanggil "Bapak Anu". Bagi

yang wanita, jika sebelumnya Anda dipanggil 'nona', sekarang Anda

dipanggil 'nyonya'. Mendadak Anda sampai pada satu kedudukan yang

lebih tinggi. Ini keadaan yang sangat berbahaya. Titik masuk dari

penyakit rohani.

Jika Anda ingin menjadi orang benar di hadapan Allah, rendahkanlah

diri Anda. Cara untuk mencapai puncak adalah dengan jalan menuju ke

bawah. Nilailah diri Anda sesuai dengan cara pandang Allah terhadap

Page 153: Bmf 24 cahaya injil

145 | C A H A Y A I N J I L

Anda. Alasan mengapa Anda merasa seperti orang penting adalah

karena Anda menilai diri Anda sesuai dengan pandangan orang lain

terhadap Anda. Anda menilai diri Anda mengikuti cara penilaian dunia.

"Berapa banyak orang yang lulus pendidikan tinggi? Ya, tidak terlalu

banyak, dan sayaadalah salah satu di antaranya. Dan berapa banyak

yang mencapai gelar Master? Lebih sedikit lagi, akan

tetapi saya termasuk yang mencapai gelar itu. Dan berapa banyak

yang sampai ke gelar Doktor? Wah, sedikit sekali! Saya termasuk di

antara yang sedikit ini, golongan elit." Sebenarnya tidak ada yang salah

dengan gelar Doktor. Tidak ada yang salah dengan gelar Master. Sama

sekali tidak salah. Keluarga saya sendiri banyak yang bergelar Doktor.

Akan tetapi masalah akan muncul jika: semuanya itu membuat Anda

merasa sangat layak, merasa sebagai orang penting, merasa bahwa

Allah sangat beruntung memiliki orang-orang seperti Anda, akibatnya

Anda tidak lagi layak menjadi 'orang benar' di mata Allah. Allah

berpihak pada mereka yang memiliki kerendahan hati dan jiwa yang

remuk. Pada saat kita merasa diri ini layak, saat itu pula kita menjadi

tidak layak di mata Allah. Saya harap Anda menghayati prinsip ini.

Ketika kita merasa sudah sampai di tujuan, itu berarti bahwa kita

masih jauh dari tujuan itu secara rohani. Karena pada saat itu, kita

cenderung untuk menilai diri ini mengikuti cara pandang orang lain

terhadap kita, dan bukannya mengikuti cara pandang Allah. Karena

orang-orang menghormati kita, lalu kita merasa layak untuk dihormati,

merasa diri ini cukup penting.

Seberapa Layak Anda di hadapan Allah?

Ada tiga kategori orang yang terdapat di dalam perumpamaan ini.

Kategori yang pertama adalah mereka yang menolak undangan dengan

memberi pelbagai alasan. Perhatikan bahwa hanya ada satu makna

yang tersirat di dalam penolakan mereka - urusan mereka lebih penting

ketimbang tuan rumah yang mengundang mereka. Jika mereka

memandang si tuan rumah ini lebih penting daripada urusan mereka,

tentunya mereka pasti datang memenuhi undangannya. "Jika engkau

yang mengundang, saya pasti datang. Saya tidak kuatir dengan

urusan-urusan yang lain. Saya akan meninjau ladang, mencoba lembu

atau menemani istri saya besok, atau lusa, atau minggu depan saja.

Saya tidak akan melewatkan undanganmu!" Akan tetapi, mereka

tidak menghargai si tuan rumah. Itu adalah hal pertama yang

terungkap. Mereka berpikir, "Orang yang mengundang saya ini tidak

Page 154: Bmf 24 cahaya injil

146 | C A H A Y A I N J I L

berharga di mata saya. Jika saya memilih untuk datang, maka ia akan

menikmati kehormatan dan kemuliaan saya."

Ada orang yang merasa bahwa Allah dimuliakan karena keberadaan

mereka sebagai orang Kristen. Mereka mengira diri mereka orang

Kristen super. Allah sungguh beruntung karena mereka berada di

tengah-tengah jemaat! Sial sekali! Mengertikah mereka apa itu

kemuliaan Allah? Apakah mereka merasa bahwa kehadiran mereka

akan menambah satu poin lagi kemuliaan Allah? Allah seperti apa yang

mereka sembah? Ia adalah Pencipta langit dan bumi. Apakah Allah

dimuliakan karena Anda ada di dalam gereja? Apakah karena Anda

menjadi pendeta di dalam Gereja-Nya, apakah Ia mendapat tambahan

kemuliaan? Apakah Ia dimuliakan karena berada bersama-sama Anda?

Jika Anda memiliki sedikit pemahaman tentang Allah, Anda akan

merasa, "Saya tidak layak membanggakan diri saya sebagai orang

Kristen." Sekarang lihatlah, orang-orang yang menerima undangan itu

menilai si tuan rumah tidak layak untuk mengundang mereka dalam

perjamuan makan. Sering kali, ketika kita mengundang orang-orang

bagi Perjamuan Keselamatan, ketika kita mengundang mereka ke

gereja, mereka berkata, "Saya tidak ada waktu." Anda tidak punya

waktu? Lihat saja nanti, kalau Allah sudah tidak ada waktu lagi buat

Anda, baru tahu rasanya!

Kategori yang kedua dari orang-orang yang diundang oleh Allah

adalah mereka yang benar-benar merasa tidak layak. Orang

miskin, orang cacat, orang buta dan orang lumpuh adalah orang-orang

yang tidak memandang diri sebagai orang penting. Mereka tidak

memandang diri mereka layak untuk dihormati. Ketika menerima

undangan, mereka tidak mencari alasan untuk menolak. Mereka segera

datang. "Wah, saya diundang? Yang benar?! Dia mengundang saya?

Wah!" Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah menilai diri

sendiri sebagai orang yang layak untuk menerima undangan itu.

Orang-orang yang menyadari sepenuhnya bahwa mereka jauh dari

kelayakan.

Dan Anda mestinya dapat melihat adanya suatu perkembangan di

dalam perumpamaan ini. Mereka yang masuk kategori ketiga ini adalah

orang-orang yang merasa sangat tidak layak sehingga disebutkan di

dalam ayat 23, mereka harus dipaksa untuk masuk: mereka harus

digiring masuk. Si tuan rumah berkata kepada hamba-hambanya,

Page 155: Bmf 24 cahaya injil

147 | C A H A Y A I N J I L

"Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang

ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh." Ini menjelaskan

tentang mereka yang masuk dalam kategori ketiga. Mereka adalah

orang-orang yang merasa sangat tidak layak untuk menerima kasih

karunia dan kemurahan Allah sehingga ketika Anda berkata, "Mari,

Allah akan menerimamu," mereka akan menjawab, "Saya tidak layak

untuk itu. Saya sudah terlalu banyak berbuat dosa. Allah tidak akan

menerima saya." Anda perlu untuk menarik mereka dengan lembut dan

memimpin mereka masuk ke dalam kerajaan Allah. Anda harus

menggiring mereka dan berkata, "Ayo. Percayalah, sekalipun engkau

tidak layak untuk itu, Allah mau menerimamu."

Jadi definisi yang kedua dari kebenaran menurut ajaran Yesus

sangatlah sederhana: semakin Anda merasa tidak berarti, semakin

berharga Anda di mata Allah. Orang yang menilai diri mereka sangat

berharga justru adalah orang yang paling tidak berharga. Dan orang

yang paling dihargai oleh Allah adalah mereka yang sadar

sepenuhnya bahwa diri mereka tidak berarti apa-apa. Ini tidak

bersumber dari kerendahan hati yang palsu. Ini adalah perkara

pengenalan diri, pemahaman atas keadaan diri sendiri. Allah tidak

kagum dengan jumlah uang yang Anda miliki. Apakah Anda pikir Ia

akan terkesan dengan hal itu? Orang lain mungkin akan terkesan,

namun Allah bukan manusia. Ia tidak kagum melihat kekayaan Anda.

Apakah Anda mengira bahwa Allah akan kagum dengan prestasi belajar

Anda? Orang lain mungkin akan mengagumi prestasi Anda, akan tetapi

apa artinya itu semua buat Allah? Allah menilai hati Anda, diri Anda

yang sesungguhnya. Itulah yang diamati-Nya. Ia tidak menilai ijazah

Anda. Ia mengamati langsung isi hati Anda dan menilai Anda dari sana.

Seperti apa Anda sesungguhnya - kelemahan Anda, kekurangan Anda,

keegoisan Anda - semua itu tercermin di dalam hati Anda. Isi hati

itulah yang harus kita perhatikan karena memang hanya itu yang

dinilai oleh Allah.

Kesimpulan: Jadilah Miskin di hadapan Allah

Kita akan menyimpulkan poin-poin dari khotbah hari ini.

Tidak ada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan menerima

undangan dari Allah bagi Perjamuan Keselamatan. Tak ada yang lebih

penting dari itu. Tidak ada sukacita yang lebih besar dari itu,

Page 156: Bmf 24 cahaya injil

148 | C A H A Y A I N J I L

sebagaimana yang diucapkan oleh seseorang pada ayat 15,

"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."

Berbahagialah orang yang mendapat tempat di dalam kerajaan Allah!

Akan tetapi siapa yang akan mendapat tempat di dalam kerajaan Allah?

Tentu saja mereka yang termasuk di antara orang-orang benar yang

dibangkitkan, seperti yang tertulis dalam ayat 14. Lalu, siapa itu orang-

orang benar? Orang benar adalah mereka yang miskin di hadapan

Allah, seperti yang kita lihat di dalam Matius 5:3. Merekayang miskin di

hadapan Allah itulah yang memiliki kerajaan surga. Mereka itulah yang

akan mendapatkan tempat di dalam Perjamuan Keselamatan Allah.

Tetapi, apa arti miskin di hadapan Allah? Pengertiannya dapat kita lihat

dari kedua poin yang sudah didefinisikan dari kata kebenaran. Pertama,

orang yang miskin di hadapan Allah adalah mereka yang sudah

berpaling dari dunia karena cara berpikir mereka sudah berubah,

mereka berpegang pada standar yang baru. Orang yang miskin di

hadapan Allah adalah mereka yang sudah mengucapkan selamat

tinggal bagi dunia, dan berkata "Ya,' kepada Allah. Bagi mereka, Allah

merupakan pusat perhatian di hati mereka. Mereka hanya

mengharapkan balasan dari Allah saja, bukan dari manusia. Mereka

hidup sejalan dengan kehendak Allah. Apapun yang mereka lakukan,

tidak dilakukan demi mengejar pujian dari manusia. Sekalipun

diperlakukan sewenang-wenang oleh orang lain, mereka tidak

mengejar keadilan dari manusia; mereka hanya mengharapkan

keadilan dari Allah saja. Perhatian mereka selalu tertuju kepada Allah

saja di dalam segala perkara. Dan juga, karena orang-orang yang

miskin di hadapan Allah ini sudah mengucapkan selamat tinggal buat

dunia, secara materi mereka juga miskin karena mereka tidak

termasuk bagian dari dunia lagi. Yang menjadi kepunyaan mereka

adalah Allah.

Yang kedua, mereka adalah orang-orang yang sangat menyadari

betapa tidak layaknya diri mereka. Orang yang miskin di hadapan

Allah adalah orang-orang dengan hati yang remuk redam, yang selalu

sadar bahwa sebenarnya mereka tidak layak menerima kemurahan

Allah, bahkan karunia yang terkecil sekalipun. Rasul Paulus memberi

contoh yang nyata tentang hal ini. Anda tidak akan menemukan orang

yang akan melebihi Paulus dalam hal menilai dirinya sendiri sebagai

tidak layak. Anda hanya perlu melihat 1 Timotius 1:15, di mana ia

Page 157: Bmf 24 cahaya injil

149 | C A H A Y A I N J I L

berkata, "Di antara mereka akulah yang paling berdosa," ia

memandang dirinya seperti itu karena pernah menganiaya Jemaat

Allah. Paulus berkata, "Jika engkau merasa dirimu sangat berdosa.

Saya jauh lebih parah darimu. Hal yang pernah kulakukan jauh lebih

buruk daripadamu." Di dalam 1 Korintus 15:9 ia berkata, "Aku adalah

yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat

Allah." Ia masih belum memaafkan dirinya sendiri sekalipun Allah

sudah memaafkannya. Artinya, Paulus tidak pernah melupakan hal itu.

Ia selalu teringat akan hal itu, dan ini memberinya kerendahan hati. Ia

selalu sadar bahwa dirinya sangat tidak layak bagi kerajaan Allah.

Orang yang paling berharga di mata Allah adalah orang yang tahu

bahwa dirinya sedikitpun tidak layak.

Di Matius 8:8, si komandan pasukan [perwira] berkata kepada Yesus,

"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku." Sikapnya ini

sangat jauh berbeda dengan sikap orang-orang yang menerima

undangan Perjamuan Allah namun menolaknya. Ia merasa tidak layak

untuk menerima Yesus datang ke rumahnya, padahal ia seorang kepala

pasukan. Kepala seratus prajurit (Centurion) adalah jabatan militer

yang cukup tinggi. Ia dapat saja berkata, "Aku seorang komandan

pasukan, kedudukanku di atas rakyat jajahan ini." Seorang perwira

berhak untuk tampil menghadap Kaisar. Kedudukannya sudah cukup

tinggi untuk itu. Dan seorang perwira centurion biasanya berasal dari

keluarga terhormat; keluarga bangsawan. Ada juga yang mencapai

jabatan itu berdasarkan prestasinya sendiri. Namun banyak yang

memperoleh jabatan ini karena kedudukan keluarganya. Dan perwira

centurion yang satu ini, sekalipun pangkatnya tinggi, tidak memandang

bahwa ia adalah orang penting karena pangkatnya itu. Ia malah

berkata, "Aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku." Akan

tetapi ia kemudian dinyatakan layak dibandingkan dengan umat Israel.

Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar

ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel."

(Mat.8:10)

Mari kita berdoa semoga Allah menyatakan kepada kita bagaimana

keadaan kita yang sebenarnya, sehingga kita tahu harus bagaimana

supaya bisa termasuk ke dalam golongan orang benar, dan supaya kita

boleh mendapatkan tempat pada Perjammuan Keselamatan, dengan

kasih karunia Allah.

Page 158: Bmf 24 cahaya injil

150 | C A H A Y A I N J I L

Perumpamaan tentang Uang Dirham yang Hilang

Lukas 15:8-10 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal,

Kanada

Isi khotbah

Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang pengajaran Yesus

di dalam Lukas 15:8-10. Bagi Anda yang baru saja bergabung dengan

kami, saya beritahukan bahwa di sini kami secara sistematis

membahas apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus sehingga tidak ada

bagian dari pengajaran Tuhan yang terlewatkan. Jadi untuk

selanjutnya, kita akan mempelajari semua yang telah Yesus ajarkan

kepada kita karena tidak ada satupun ajaran-Nya yang tidak penting.

Semuanya sangat penting. Firman-Nya adalah roh dan mereka itu

hidup.

Dan hari ini, kita sampai pada satu perumpamaan yang indah dari

pengajaran Yesus di dalam Lukas 15:8-10, bagian yang sering disebut

dengan nama Perumpamaan tentang Uang Dirham yang hilang.

Semakin saya mempelajari perumpamaan ini, semakin saya

menghargai keindahannya. Dapat dikatakan bahwa ini adalah salah

satu perumpamaan favorit saya. Betul-betul sangat indah, dan

disampaikan hanya dalam tiga ayat saja. Inilah apa yang dikatakan

oleh Yesus:

Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika

ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu

rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?

Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan

tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama

dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku

berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-

malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.

Nah, kita semua adalah orang berdosa itu, yang ketika bertobat,

membangkitkan sukacita di surga. Surga adalah tempat yang berisi

sukacita, akan tetapi sukacita itu semakin bertambah ketika ada

Page 159: Bmf 24 cahaya injil

151 | C A H A Y A I N J I L

seorang berdosa yang bertobat. Begitu besarnya kasih di surga! Jika

Anda tidak peduli apakah seseorang akan diselamatkan atau tidak,

tentu saja Anda tidak ikut bersukacita. Akan tetapi karena Allah dan

para malaikat-Nya sangat menyayangi manusia, maka mereka selalu

bersukacita atas pertobatan seseorang. Pernahkah Anda

memperhatikan bahwa hanya orang-orang yang sangat mengasihi

Anda sajalah yang bersukacita atas kesejahteraan Anda? Allah

mengasihi Anda, dan para malaikat juga sangat mengasihi Anda. Jadi

mereka sangat bersukacita jika Anda bertobat. Ini adalah pemahaman

yang baru, bukankah begitu? Tahukah Anda bahwa para malaikat

sangat mengasihi Anda sehingga mereka ikut bersukacita bagi Anda?

Bukan Sekadar Pengulangan dari Perumpamaan tentang Domba

yang Hilang

Ada banyak penafsir modern, sebenarnya malah sebagian besar dari

penafsir modern, yang menganggap bahwa perumpamaan ini tidak ada

bedanya dengan perumpamaan sebelumnya. Mereka mengira bahwa

perumpamaan ini hanya sekadar pengulangan dari perumpamaan

sebelumnya, yaitu perumpamaan tentang Domba yang Hilang. Bahkan,

seorang penafsir dari Jerman, Rienecker menyatakan, "Segala yang

disampaikan dalam perumpamaan ini sudah disampaikan di dalam

perumpamaan sebelumnya, kecuali satu hal. Satu-satunya perbedaan

dari kedua perumpamaan itu adalah di dalam perumpamaan yang

sebelumnya, seekor domba yang hilang itu dibandingkan terhadap total

seratus ekor domba yang ada, sedangkan di dalam perumpamaan ini,

sekeping dirham dibandingkan terhadap total sepuluh dirham. Jadi

kesimpulannya, nilai orang berdosa sudah dinaikkan dari seperseratus

menjadi sepersepuluh. Tadinya "nilainya" 1%, tetapi sekarang

"nilainya" 10%." Hanya itulah satu-satunya perbedaan yang dilihat oleh

Rienecker. Betapa kelirunya orang ini! Cara menafsir seperti ini

sangatlah aneh. Kebanyakan penafsir, baik dari Jerman atau negara

lainnya, tampaknya menganggap bahwa perumpamaan ini tidak

menyampaikan sesuatu yang berbeda.

Saya akan menunjukkan kepada Anda betapa banyaknya perbedaan

yang ada, perumpamaan ini mengandung banyak kekayaan makna

yang tidak disebut dalam perumpamaan sebelumnya. Semakin saya

merenungkan perumpamaan ini, semakin nyata keindahan yang

ditampilkannya. Setiap bagiannya mengandung banyak makna jika kita

memiliki mata rohani untuk dapat melihat, oleh anugerah Allah. Seperti

Page 160: Bmf 24 cahaya injil

152 | C A H A Y A I N J I L

yang sudah sering saya tekankan, satu-satunya hal yang Anda

butuhkan pada saat mempelajari Firman Allah adalah pemahaman

rohani, dan bukan sekadar gelar akademik, untuk bisa melihat

keindahan yang terkandung di dalamnya. Para pakar yang memberi

penafsiran itu tentulah memiliki bekal pendidikan yang tinggi, dan

sebagian dari kita juga memiliki bekal pendidikan yang cukup tinggi.

Namun tak seorang pun dari kita yang akan mampu mendapatkan

kekayaan makna dari Firman Allah hanya dengan mengandalkan

kecerdasan otak saja. Saya tidak lebih cerdas. Ada banyak orang yang

jauh lebih cerdas dari pada saya. Kasih karunia dari Allahlah yang

membuat saya mampu menggali makna dari apa yang disampaikan

oleh Yesus. Tidak ada hubungannya dengan kecerdasan. Semua

pemahaman itu berasal dari anugerah Allah. Nah, mari kita buka apa isi

perumpamaan ini dengan bersandar pada kasih karunia Allah.

Allah Memberitahu kita melalui Perumpamaan Ilahi ini: Setiap

Orang Berdosa Sangatlah Berharga buat-Nya

Pertama-tama, mari saya uraikan gambaran dari perumpamaan yang

indah ini. Isinya sendiri cukup sederhana. Ada seorang perempuan

yang memiliki sepuluh keping uang perak. Dari sini kita tahu bahwa

perempuan ini tidak terlalu kaya. Setiap keping uang perak bernilai

satu dinar, kira-kira sama dengan upah harian seorang buruh. Jadi ia

memiliki sepuluh dirham yang kurang lebih apa yang diperolehi

seorang pekerja kasar dengan bekerja sepuluh hari. Bukan merupakan

jumlah yang besar tentunya. Beberapa penafsir memperkirakan bahwa

koin-koin itu dipakai oleh perempuan ini sebagai hiasan kerudung. Para

wanita di Timur Tengah pada zaman Tuhan Yesus biasa menghias

kerudungnya dengan menggantungkan koin-koin di sana (dan

kebiasaan ini masih dilakukan oleh wanita-wanita dari kaum Badui di

Timur Tengah sampai sekarang). Mereka melubangi uang koin perak

atau emas, dan menjahitnya ke kerudung sebagai hiasan. Penampilan

mereka sangat cantik dengan kerudung berhiaskan koin tersebut. Uang

koin tersebut sering kali diberikan kepada si wanita sebagai mas-kawin,

dan menjadi milik pribadinya, sang suami tidak berhak atas koin

tersebut. Jika ia harus berpisah dengan suaminya, atas alasan apapun,

sang suami tidak memiliki hak apa pun atas mas-kawin tersebut. Ini

menjadi jaminan bagi seorang wanita untuk bisa membiayai hidupnya

jika suaminya meninggal atau pun jika terjadi perceraian, atau pun

Page 161: Bmf 24 cahaya injil

153 | C A H A Y A I N J I L

perpisahan karena sebab-sebab yang lain. Demikianlah halnya dengan

kesepuluh uang dirham di dalam perumpamaan ini.

Namun perumpamaan ini tidak menyatakan bahwa kesepuluh dirham

itu bagian dari hiasan kerudung perempuan ini. Ini hanya sebuah

perkiraan, dan tidak menjadi masalah apakah uang dirham itu menjadi

hiasan kerudung atau tidak. Yang jelas, jika kesepuluh dirham itu

memang merupakan hiasan kerudung, maka hal ini justru

menunjukkan betapa miskinnya perempuan itu. Para wanita suku-suku

pengembara Badui di Timur Tengah biasanya memasang 50 sampai

100 koin di kerudungnya. Jika perempuan ini hanya memasang 10 koin

saja, maka itu menunjukkan bahwa ia seorang yang sangat miskin.

Namun, sekali lagi, hal ini tidak terlalu penting. Yang penting adalah

bahwa perempuan ini hanya punya sepuluh dirham, dan kehilangan

salah satunya tentu saja sangat terasa bagi perempuan ini. Jika Anda

memiliki ratusan koin, dan Anda kehilangan salah satu di antaranya,

mungkin Anda malah tidak menyadarinya. Akan tetapi jika Anda hanya

punya sepuluh koin, dan Anda kehilangan salah satu darinya, Anda

akan segera menyadari bahwa Anda telah kehilangan sesuatu. Sekali

lagi, ini semua menunjukkan bahwa di mata Allah, setiap orang

berdosa itu sangat berharga. Yesus tidak mau berkata bahwa Anda

hanya satu di antara sejuta orang, dan jika Anda tidak eksis, Allah

bahkan tidak akan tahu. Ia berkata, "Tidak, jika engkau belum bertobat

dan belum membuka hatimu kepada Allah, belum meminta kepada-Nya

untuk menerimamu masuk ke dalam kerajaan-Nya, Allah tahu akan hal

itu. Engkau berharga di mata Allah." Dan hal ini lebih ditekankan lagi

dengan fakta bahwa koin tersebut adalah koin perak, bahan yang

harganya cukup mahal. Bukan sekadar koin perunggu, bahan termurah

untuk membuat koin. Demikianlah, perempuan ini kehilangan sebuah

koin peraknya.

Rumah-rumah di daerah Palestina di waktu itu biasanya terbuat dari

lumpur kering atau batu bata dari lumpur, dan sebagian besar tidak

berjendela. Tanpa jendela, cahaya hanya masuk dari pintu. Itu

sebabnya si perempuan itu harus menyalakan pelita. Dan pelita itu

tidak dinyalakan pada malam hari saja tetapi juga di siang hari. Lantai

rumah juga biasanya berupa lapisan lumpur kering dan cenderung

menimbulkan banyak debu. Jadi jika sekeping uang jatuh ke lantai, ia

akan dengan mudah tertutup oleh debu dan kegelapan. Itu sebabnya

lantai perlu disapu untuk mencari koin tersebut. Pada saat menyapu

Page 162: Bmf 24 cahaya injil

154 | C A H A Y A I N J I L

lantai, diharapkan akan terdengar suara koin yang terkena sapu, atau

setelah debu yang menutupinya disapu, diharapkan akan terlihat

pantulan cahaya dari koin tersebut. Itu sebabnya di dalam

perumpamaan ini si perempuan tersebut menyalakan pelita dan

menyapu rumah (yang biasanya hanya terdiri dari satu ruangan saja)

saat mencari uangnya yang hilang itu. Ketika ia menemukannya,

hatinya dipenuhi oleh sukacita karena uang tersebut sangat berarti

baginya!

Bagi seorang yang kaya, kehilangan sekeping koin tidak berarti

buatnya. Di Kanada, saya sering sekali menemukan koin yang tercecer.

Tampaknya saku orang-orang di Kanada ini selalu penuh dengan koin

sehingga selalu ada koin yang tercecer. Saya yakin, Anda sendiri

tentunya sering mendapatkan koin yang tercecer. Di Inggris, sangat

jarang saya bisa mendapatkan koin. Mungkin orang di sana tidak cukup

makmur, jadi mereka tidak membiarkan koinnya hilang. Saya tidak

ingat, apakah saya pernah menemukan koin di Inggris selama saya

tinggal di sana. Namun hanya di dalam waktu yang singkat, sekitar dua

atau tiga tahun di Kanada ini, saya sudah menemukan banyak sekali

koin. Tampaknya penduduk di sini tidak peduli jika kehilangan 10 atau

25 sen.

Bagi perempuan ini, koin itu sangatlah berharga. Dia segera menyadari

adanya koin yang hilang. Ketika ia berhasil menemukannya kembali,

hatinya sangat bersukacita. Koin itu sangat berarti bagi perempuan

miskin ini, sementara bagi orang kaya tentu saja tidak ada artinya.

Kemiskinan perempuan ini ditampilkan hanya untuk menunjukkan fakta

betapa berharganya setiap jiwa bagi Allah. Bukan itu saja, semua

malaikat di surga ikut bersukacita jika seorang berdosa bertobat. Allah

bukan Pribadi yang mementingkan jumlah. Ia tidak bersukacita atas

5.000 orang yang menandatangani surat pernyataan iman. Bagi-Nya,

satu sangat berharga. Kita bersukacita jika melihat jumlah yang besar,

akan tetapi Dia bersukacita atas satu orang. Sangat luar biasa melihat

betapa berbedanya sikap Allah dari sikap manusia. Manusia selalu

terpaku pada jumlah karena hanya itu yang penting bagi mereka.

Mari kita mulai meneliti makna rohani dari perumpamaan ini. Pada

dasarnya, kita sudah melihat bahwa perumpamaan ini memberi kita

gambaran yang luar biasa tentang watak Allah, cara Ia menilai, bukan

manusia saja, akan tetapi termasuk manusia yang terhilang, orang

Page 163: Bmf 24 cahaya injil

155 | C A H A Y A I N J I L

berdosa. Sangat sering terjadi orang Kristen memandang remeh orang

yang bukan Kristen. Akan tetapi Allah tidak seperti itu. Hati Allah

tergerak mencari orang yang hilang. Ia tidak berpikir seperti

kebanyakan orang Kristen, yang di dalam hatinya berkata, "Nah, saya

sudah diselamatkan. Kamu sendiri bagaimana?" Jika Anda berpikir

seperti ini, maka sebenarnya seluruh perhatian Anda sedang terpusat

pada diri sendiri - "Siapa saya." Namun jika Anda memikirkan

kebutuhan orang lain, Anda melupakan diri Anda. Anda memikirkan

betapa berharganya orang lain dan bagaimana memulihkan

hubungannya dengan Allah. Jadi perumpamaan ini memberitahu kita

bagaimana penilaian Allah terhadap orang berdosa. Jauh sekali

bedanya dengan cara kita menilai orang berdosa! Selanjutnya, kita

tidak sekadar diberitahu tentang cara penilaian, melainkan juga apa

yang dilakukan Allah untuk mencari mereka. Bukan sekadar niat baik

yang ada pada Allah, tetapi juga tindakan untuk mewujudkannya.

Di sini, keselamatan itu dilihat dari sudut pandang Allah. Saya dapat

segera menyimpulkan bahwa hanya Allah yang dapat menyampaikan

perumpamaan seperti ini. Tidak terpikirkan oleh saya bahwa

perumpamaan ini merupakan ide manusia karena perumpamaan ini

tidak menyorot keselamatan dari sudut pandang manusia.

Perumpamaan tersebut menyoroti orang berdosa tidak dari cara

penilaian manusia, melainkan dari cara penilaian Allah. Ini adalah

perumpamaan Ilahi karena isinya mengungkapkan hal yang hanya

dapat diceritakan oleh Allah sendiri; tentang cara Ia menilai orang

berdosa. Perhatikan sikap orang Farisi yang selalu memperlakukan

orang berdosa tanpa kenal ampun. Kita juga selalu bersikap seperti

menghakimi itu, akan tetapi Allah memiliki sikap yang berbelas

kasihan.

Allah Menginspirasikan Gereja-Nya untuk Mencari dan

Mengasihi Orang Berdosa

Perumpamaan ini berbeda dengan yang sebelumnya dalam hal ia

berbicara tentang seorang perempuan yang kehilangan koinnya.

Tentunya, seorang laki-laki juga bisa kehilangan koin, akan tetapi

Tuhan Yesus tidak berbicara tentang laki-laki di sini melainkan tentang

seorang perempuan. Jika seorang laki-laki kehilangan satu dirham, dari

sepuluh dirham uangnya, ia juga pasti akan berusaha mencari uang

yang hilang itu. Namun gambaran yang diberikan di sini adalah tentang

seorang perempuan yang sedang mencari kainnya, dan bukannya laki-

Page 164: Bmf 24 cahaya injil

156 | C A H A Y A I N J I L

laki. Mengapa ada rujukan pada perempuan di perumpamaan ini?

Seperti yang sudah saya sampaikan, kebanyakan penafsir modern tidak

melihat adanya hal yang penting dari pilihan pemeran di dalam

perumpamaan ini. Mengapa? Mengapa tidak terlihat adanya hal yang

signifikan dari pilihan ini? Mengapa Tuhan tidak berkata, "Seorang

lelaki kehilangan satu dari sepuluh koinnya"? Seorang laki-laki di

zaman itu memegang tanggungjawab untuk mencari nafkah, jadi jika ia

kehilangan satu dirham dari sakunya, ia pasti akan berusaha

mencarinya. Penetapan perempuan sebagai pelaku di dalam

perumpamaan ini bukanlah tanpa alasan. Saat saya menelaahnya,

menjadi jelas bahwa perempuan di sini merupakan lambang dari

Gereja. Tuhan cukup sering berbicara tentang perempuan sebagai

lambang dari Gereja dalam kaitannya dengan Pesta Pernikahan Anak

Domba. Tentu saja, tidak semua pembicaraan tentang perempuan

selalu harus dikaitkan dengan Gereja. Tidak begitu. Akan tetapi, di

dalam konteks perumpamaan ini, dengan melihat pada bagian sebelum

dan sesudah perumpamaan ini, jelaslah bahwa Tuhan sedang berbicara

tentang Gereja.

Mengapa begitu? Pada perumpamaan yang lalu, Ia berbicara tentang

diri-Nya sebagai Gembala yang mencari domba yang hilang. Akan

tetapi di masa ini, bagaimana cara Dia mencari mereka yang terhilang

itu? Tuhan memberitahu kita melalui perumpamaan ini bahwa Ia

mencari orang-orang berdosa yang terhilang itu melalui Gereja-Nya.

Bagaimana cara Anda ditemukan? Bagaimana cara saya diselamatkan

jika bukan melalui pekerjaan Allah lewat gereja-Nya yang mencari

orang-orang yang tersesat itu? Bukankah pekerjaan itu dilakukan

melalui Anda dan saya? Jadi jelaslah, seperti yang dikatakan oleh

Paulus, bahwa kasih Kristus memotivasi kita untuk mengerjakan

pekerjaan kita, yaitu mencari mereka yang hilang (2 Kor.5:13-14). Kita

juga melihat adanya suatu perkembangan pemikiran di sini.

Perumpamaan yang lalu memberitahu kita bahwa Allah mencari orang-

orang berdosa dan kemudian perumpamaan ini memberitahu kita

bahwa Ia menginspirasi kita, yaitu seluruh Jemaat-Nya, untuk bergerak

mencari orang-orang berdosa. Bukankah Anda datang kepada Tuhan

lewat perantaraan orang-orang dari gereja? Bukankah mereka

mengajak Anda untuk datang ke gereja dan selanjutnya Anda ditarik

untuk datang kepada Tuhan melalui mereka? Nah, bersyukurlah

kepada Allah atas pekerjaan mereka! Kita tidak boleh meremehkan

Page 165: Bmf 24 cahaya injil

157 | C A H A Y A I N J I L

perantaraan manusia. Kita tidak boleh berkata bahwa manusia tidak

punya arti apa-apa. Seorang manusia berharga di mata Allah sekalipun

ia tidak dianggap berarti oleh orang lain. Dan Allah menjalankan

pekerjaan-Nya melalui kita, Jemaat-Nya. Gereja seharusnya menjadi

terang dunia. Meskipun Yesus menyatakan bahwa Ialah terang dunia

(Yoh.8:12), namun Dia juga berkata, "Kamu adalah terang dunia"

(Mat.5:14). Ini berarti bahwa Dia menyatakan terang-Nya di dunia ini

melalui kita, Jemaat-Nya. Dengan cara yang sama, di dalam

perumpamaan sebelumnya, Yesus adalah Gembala yang sedang

mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang. Dan di dalam

perumpamaan ini, Ia mengerjakan pencarian dan penyelamatan itu

lewat Gereja-Nya yang dilambangkan oleh perempuan itu. Ada suatu

perkembangan yang indah di sini.

Di dalam ketiga perumpamaan yang tercatat di Lukas pasal 15 ini juga

terjadi suatu perkembangan dalam hal nilai. Di perumpamaan yang

pertama, terdapat perbandingan 1 berbanding 100; satu dari seratus

domba. Di dalam perumpamaan ini, perbandingannya 1 banding 10;

satu dari sepuluh dirham. Di dalam perumpamaan sesudah ini,

perbandingannya adalah 1 berbanding 2; satu dari dua anak. Tidak ada

hal yang serampangan di dalam pengajaran Tuhan. Semuanya

menunjukkan suatu perkembangan yang indah, bergerak dengan fokus

kepada orang berdosa secara pribadi. Pertama, idenya mencakup

sekumpulan orang, lalu menyempit dan semakin menyempit sampai

fokusnya tertuju kepada Anda, orang yang Yesus cari.

Sekarang kita mulai melihat bahwa jika yang memotivasi kita bukanlah

kasih Kristus, maka kita tidak akan tergerak untuk mencari orang-

orang berdosa yang tersesat. Jika kita tidak membawa terang dari

Kristus, maka kita tidak akan bersinar sama sekali. Jadi Dia adalah

terang itu, dan hanya karena Yesuslah terang itu maka kita bisa

menjadi terang. Dialah yang pertama-tama mencari, dan karena Ia

sedang mencari itulah maka kita juga mencari. Kasih-Nya memotivasi

kita. Ini berarti bahwa perempuan di dalam perumpamaan ini tidak

melambangkan salah satu gereja tertentu saja melainkan Gereja

secara keseluruhan, gereja yang ideal. Namun saya perlu

mengingatkan Anda sekali lagi, bahwa setiap kali Tuhan Yesus

berbicara tentang perempuan, ia tidak selalu merupakan lambang dari

Gereja. Saat Anda mempelajari kitab Wahyu, Anda akan melihat

adanya dua orang perempuan. Yang satu mewakili Gereja, sedangkan

Page 166: Bmf 24 cahaya injil

158 | C A H A Y A I N J I L

yang satunya lagi melambangkan pelacur atau Gereja palsu yang tidak

setia kepada Tuhan. Kita harus memisahkan keduanya dengan hati-

hati. Jadi di sini, kita melihat perempuan ini, yaitu Gereja, dimotivasi

oleh kasih Kristus, mencari koin yang hilang.

Gereja Menjalankan Tiga Hal dalam Mencari Mereka yang

Terhilang

Apa saja yang dilakukan oleh perempuan itu? Perempuan, yang

mewakili Gereja melakukan tiga hal yang signifikan.

Memberitakan dan Menghidupi Firman Allah

Pertama kita diberitahu di sini, dalam Lukas 15:8, bahwa perempuan

itu menyalakan pelita sesudah ia kehilangan uangnya. Menyalakan

pelita adalah hal pertama yang perlu dilakukan oleh Gereja, yaitu

menyatakan terang, melalui pemberitaan Firman dan kehidupan yang

sejalan dengan Firman itu. Kita, orang-orang Kristen adalah terang

dunia. Kita harus menyalakan pelita dan membiarkan sinarnya

memancar. Sangat indah! Itulah tepatnya hal yang disampaikan oleh

Yesus pada ayat sebelumnya di dalam Lukas 8:16-17, bahwa orang

yang menyalakan pelita akan meletakkan pelita itu di tempat di mana

terangnya menerangi seluruh rumah. Karena tidak ada hal tersembunyi

yang tidak akan kelihatan. Di sinilah letak keindahannya. Terang itu

bersinar untuk menghadapkan segala yang tersembunyi itu kepada

terang, untuk menemukan yang hilang.

Injil adalah terang itu, lewat cara hidup kita yang mengikuti Injil dan

pemberitaan Injil yang kita lakukan. Injil, Firman Allah, adalah pelita

bagi kaki kita (Maz.119:105). Namun Injil itu menjadi terang bukan

karena di dalam Injil ada kekuatan gaib. Bukan, tetapi karena terang

Allah bersinar melalui Injil. Itu adalah terang dari Allah karena Allah

adalah terang. TUHAN adalah terangku dan

keselamatanku (Maz.27:1). Karena Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan

TUHAN menyinari kegelapanku (2 Sam.22:29). Begitu indah! Allah

adalah terang. Biarlah terang-Nya memancar dan jangan menghalangi

terang itu.

Membersihkan Hati Orang Berdosa

Hal kedua yang dilakukan oleh perempuan ini adalah menyapu seluruh

rumah. Apa arti menyapu ini? Menyapu tentu saja merupakan tindakan

pembersihan. Kapan Anda menyapu sebuah ruangan? Hal itu Anda

Page 167: Bmf 24 cahaya injil

159 | C A H A Y A I N J I L

lakukan jika Anda perlu membersihkannya. Sebenarnya Tuhan Yesus

juga berbicara tentang kegiatan menyapu di dalam Lukas 11:25,

tentang rumah yang sudah dibersihkan sesudah roh-roh jahat diusir

keluar dari sana. Menyapu berkaitan dengan pembersihan di bagian

dalam. Terang bersinar atas Anda untuk memungkinkan kegiatan

menyapu ini berlangsung. Allah akan membersihkan segala kotoran

dan debu yang menutupi kita sehingga kita perlu dibawa kepada

terang. Sangat indah! Gereja bukan hanya harus memberitakan

sekaligus hidup sesuai dengan Firman Allah (menerangi), tetapi juga

harus menjangkau dan membongkar kekotoran (menyapu), untuk

dapat menemukan mereka yang sesat. Anda tentu ingat betapa para

rasul telah dituduh sebagai pengacau yang mengacaukan seluruh dunia

(Kisah 17:6). Ada kalanya orang-orang Kristen tidak terlalu populer.

Mereka menimbulkan banyak "pergolakan" dengan menyapu di mana-

mana. Hal ini bagus sekali jika memang membawa kepada

keselamatan bagi orang-orang yang terhilang di dalam debu.

Mencari Orang Berdosa yang Terhilang

Dan ketiga, perempuan ini bertindak mencari. Ia tidak sekadar

menyapu kesana-kemari dan membuat keributan serta menerbangkan

debu-debu ke udara. Tujuan utama dari kegiatan mencari ini adalah

untuk mendapatkan. Demikianlah, memancarkan terang bukan sekadar

untuk bersinar, menyapu bukan sekadar untuk membersihkan; semua

itu berkaitan dengan tujuan untuk menemukan. Dengan cara itulah

Gereja mencari untuk menemukan orang berdosa yang tersesat.

Tiga Rangkaian Makna dari 'Debu'

Namun masih banyak lagi keindahan di dalam perumpamaan ini. Koin

tersebut hilang di dalam debu di atas lantai tanah kering dari rumah

sederhana di Palestina pada jaman Yesus. Nah, Alkitab memberi kita

banyak makna tentang debu, dengan demikian tidak ada bagian dari

perumpamaan ini yang tidak mengandung kekayaan makna. Saat

meneliti di Perjanjian Lama, saya menemukan tiga rangkaian makna

yang kaya tentang 'debu'.

Pertama, kita diciptakan dari debu. Ada begitu banyak rujukan

yang bisa diambil untuk dijadikan contoh, Kejadian 2:7, 3:14; Mazmur

103:14, misalnya, semua memberitahu kita bahwa tubuh jasmani kita

disusun dari unsur-unsur dan mineral-mineral yang sama dengan

kandungan debu. Sebenarnya, Anda hanya perlu melihat apa yang

Page 168: Bmf 24 cahaya injil

160 | C A H A Y A I N J I L

dihasilkan dari proses pembakaran mayat. Mayat tersebut dibakar

sampai menjadi debu. Tidak ada yang tersisa selain abu jenazah. Dan

abu jenazah tidak lain adalah debu. Tubuh jasmani kita dibentuk dari

unsur-unsur yang sama dengan debu.

Sangat menarik bahwa di dalam perumpamaan ini, koin tersebut jatuh

ke dalam debu dan tertutup oleh debu. Ini adalah satu penyebab yang

sangat penting yang menjelaskan alasan kejatuhan manusia. Itu

karena ia membiarkan kedagingannya memegang kendali. Watak

kedagingannya itu membungkus dia sehingga aspek rohani orang itu

tertutup oleh debu watak kedagingannya, atau natur jasmaniahnya.

Anda akan segera melihat betapa orang yang tersesat di dalam dosa

selalu diperbudak oleh keduniawian. Yang terpikir olehnya hanya uang,

mobil, rumah dan gaji. Benaknya dipenuhi oleh perkara-perkara

materiil. Ia begitu rapat terbungkus oleh debu kehidupan duniawi

sehingga ia tidak lagi dapat melihat terang. Debu ini menghalangi

pandangannya. Ia terkurung di dalam kehidupan jasmaniah ini. Hanya

perkara-perkara dunia saja yang bisa dilihatnya.

Cobalah meluangkan waktu dan berbicara dengan orang non-Kristen.

Hal apa lagi yang terpikir olehnya selain karir, profesi, uang, rumah,

mobil dan harta miliknya yang lain? Hal apa lagi yang terpikir olehnya?

Itulah seluruh kehidupannya. Itulah kehidupan menurut

pemahamannya. Ia tidak dapat melihat perkara-perkara yang kekal,

hal-hal yang akan bertahan jauh melampaui segala kefanaan debu. Ia

tidak dapat melihat hal itu. Bagi dia, debu adalah segala-galanya; debu

itulah yang dipandangnya berharga. Ia tidak dapat memahami bahwa

semua yang ia kejar di dalam hidup ini, semua hasil kerjanya, akan

berakhir dalam tumpukan debu. Segala hasil perjuangan dalam bentuk

rumah mewah dan lain-lainnya akan musnah sebagai debu, jika bukan

oleh api, maka mungkin oleh bom, dan jika bukan oleh bom, berarti

oleh faktor alamiah lainnya. Dalam waktu seratus atau dua ratus tahun,

atau mungkin bahkan kurang dari itu, segala hasil perjuangannya akan

rusak dan hancur menjadi debu. Hanya sampai di situlah ceritanya.

Segala kemegahan yang diraih oleh manusia akan berakhir dalam

debu. Aspek jasmani dari kehidupan telah membungkus koin yang

hilang ini, yaitu kita - orang-orang berdosa yang terhilang. Saat saya

tidak mengenal Tuhan, seluruh pemikiran saya berputar pada dunia

materiil.

Page 169: Bmf 24 cahaya injil

161 | C A H A Y A I N J I L

Jadi poin yang pertama adalah bahwa debu melambangkan aspek

jasmani dari manusia. Secara jasmani kita dibuat dari debu. Dan ke

dalam debu jasmani dari mana kita diciptakan ini, Allah

menghembuskan nafas kehidupan-Nya sehingga kita juga memiliki jiwa

yang hidup. Akan tetapi, dalam hal orang yang terhilang, aspek

jasmani ini sangat mendominasi hidupnya. Ia tidak dapat menjalankan

fungsinya sebagai makhluk rohani. Baginya, perkara rohani itu sudah

tidak merupakan suatu kenyataan lagi karena yang penting hanyalah

perkara jasmani. Yang dapat dilihatnya itulah hal-hal yang penting. Ia

tidak menyadari bahwa udara ini saja tidak dapat dilihat, dipegang atau

pun dikecap, namun tanpa udara kita tidak akan dapat hidup bahkan

walau hanya sebentar.

Kedua adalah ungkapan 'dalam debu' di dalam Perjanjian Lama.

Dan ungkapan ini selalu mengacu kepada kematian. Berada di dalam

debu berarti berada dalam kematian. Nah, koin ini jatuh ke dalam

debu. Ia jatuh ke dalam kematian. Di dalam Perjanjin Lama, ada

banyak referensi yang berbicara tentang keadaan berada di 'dalam

debu', yang merupakan kiasan untuk kematian. Ada sangat banyak

rujukan, akan tetapi saya akan memberi satu contoh saja, yaitu dalam

Mazmur 22:15,29, "dalam debu maut". Jika Anda ingin menelusuri

rujukan yang lainnya, Anda cuma perlu membuka buku konkordansi

dan Anda akan menemukan banyak referensi tersebut. Maka karena itu

kita mempunyai ungkapan Paulus: mati karena pelanggaran-

pelanggaran dan dosa-dosamu (Ef.2:1)

Jadi poin yang kedua adalah, manusia mati karena ia tenggelam dalam

hal-hal jasmaniah dari hidup ini, baginya hal-hal yang rohaniah tidak

penting lagi dan hanya perkara jasmani saja yang merupakan

kenyataan. Ia terhilang di dalam debu; ia berada "di dalam debu".

Secara rohani ia menjadi tidak berfungsi, mati. Dapatkah Anda melihat

betapa kayanya perumpamaan dari Tuhan ini? Apakah Anda mengira

bahwa perumpamaan ini tidak berisi apa-apa? Bagaimana mungkin

para penafsir itu berkata bahwa tidak ada apa-apa di dalam

perumpamaan ini? Anda tinggal mempelajari Alkitab untuk bisa

mendapatkan isinya. Terkandung sangat banyak kekayaan makna bagi

mereka yang punya mata untuk melihat.

Ketiga, debu berarti penghinaan di dalam Alkitab. Sebagai

contoh, menjilat debu (Maz.72:9), adalah ungkapan penghinaan yang

Page 170: Bmf 24 cahaya injil

162 | C A H A Y A I N J I L

paling dalam, sangat merendahkan. Berada di dalam debu (Maz.113:7)

berarti berada dalam penghinaan, direndahkan, dijadikan tidak berarti

sama sekali. Saya akan membacakan kutipan dari Mazmur 113:7-9 ini

karena maknanya sangat dekat dengan poin yang akan kita bicarakan

dari perumpamaan yang indah ini:

Orang miskin diangkat-Nya dari debu, dan orang melarat dari abu.

Mereka didudukkan-Nya bersama para penguasa, bersama para

bangsawan dari umat-Nya. Ia menganugerahkan anak-anak kepada

istri yang mandul, menjadikan dia ibu yang berbahagia dan terhormat

di rumahnya. Pujilah TUHAN! [Versi BIS]

Sangat indah, Ia mengangkat orang yang miskin dari debu! Orang-

orang miskin dihina, ditolak, dan adalah orang-orang yang tidak

dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Ingatkah Anda pada apa

yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Khotbah di

Bukit: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena

merekalah yang empunya Kerajaan Sorga? Ia mengangkat orang yang

miskin dari dalam debu, dari penghinaan, dari keterpurukan akibat

dosa, dan Ia mendudukkan mereka bersama-sama dengan para

bangsawan. Ia menjadikan kita anak-anak Allah. Jika kita bukan anak

dari Raja segala raja, jika kita bukan para bangsawan, lalu siapa itu

para bangsawan? Ia mendudukkan kita bersama-sama dengan para

bangsawan, anak-anak Allah, padahal dulunya kita adalah para

pengemis, jatuh di dalam debu, terpuruk dalam kehinaan oleh dosa.

Dosa menjadikan kita sangat hina, bukankah begitu? Setelah Anda

merasa muak dengan dosa, Anda akan mendapati bahwa segala yang

dilakukan oleh dosa hanya akan menghasilkan keterpurukan, kehinaan.

Baru-baru ini, dari berita di koran-koran, Anda mungkin sudah

membaca kabar tentang seorang pucuk pimpinan dari Partai Liberal di

Inggris yang terpuruk karena skandal homoseksual. Ia dihina; ia di

dalam debu akibat dosa. Tadinya ia adalah seorang calon kuat untuk

menjadi Perdana Menteri Inggris, namun sekarang, karena satu

perbuatan dosa, ia menjadi sangat terhina, terpuruk, dan semua orang

menatapnya dengan jijik. Dosa sangat menjatuhkan, sangat

menjijikkan!

Namun jika kita bertobat, kalau kita membiarkan Allah mengubah kita,

Ia akan mengangkat kita dari dalam debu dan mendudukkan kita

bersama dengan para bangsawan, sebagai anak-anak Allah. Mazmur

Page 171: Bmf 24 cahaya injil

163 | C A H A Y A I N J I L

113 juga berakhir dengan catatan tentang sukacita sama dengan yang

ada di dalam perumpamaan tentang dirham yang hilang ini. Dan juga

di dalam ayat 5-6, ada kesejajaran dengan perumpamaan ini di mana

dalam ayat-ayat itu disebutkan: Siapakah seperti TUHAN, Allah kita,

yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat

ke langit dan ke bumi? Ia mencari untuk mengangkat orang-orang

yang miskin dari dalam debu. Pengajaran Tuhan sangatlah indah!

Demikianlah seiring dengan pengamatan kita atas perumpamaan ini,

segala kekayaan maknanya segera terungkap, karya keselamatan yang

luar biasa dari Tuhan ini dikerjakan melalui terang yang dipancarkan

dan melalui tindakan menyapu debu.

Orang Berdosa yang Terhilang Dibersihkan dan Dibebaskan

dengan Injil

Dan perhatikan juga apa yang terjadi saat koin itu disapu. Koin itu

dibersihkan dari debu ketika bersentuhan dengan Injil. Hal ini juga

sangat indah. Ketika Injil menyentuh Anda, ia menyingkirkan debu-

debu; ia menyingkirkan keasyikan Anda pada hal-hal jasmani, hal-hal

kebendaan, perkara-perkara eksternal. Ia menyelamatkan Anda keluar

dari dalam debu. Injil membebaskan Anda dari ketiga hal tersebut.

Pertama, Injil membebaskan Anda dari materialisme jasmani yang

selama ini telah menenggelamkan Anda. Jika Anda masih belum

dibebaskan dari hal itu, maka Anda harus menanyakan diri Anda

apakah Anda tahu apa artinya menjadi orang Kristen. Jika Anda sudah

menjadi orang Kristen sejati, seluruh cara berpikir Anda akan berubah.

Hal-hal yang sebelumnya sangat Anda hargai di dalam kehidupan

duniawi menjadi tidak begitu penting lagi buat Anda sekarang. Perkara

yang penting bagi Anda sekarang adalah hal-hal yang kekal, yang

nilainya bertahan sepanjang masa.

Kedua, Anda dibebaskan dari maut. Diangkat keluar dari dalam debu

berarti dibebaskan dari debu kematian.

Dan ketiga, Anda dibebaskan dari kejatuhan akibat dosa. Allah

mengangkat Anda, seperti yang tertulis di dalam Efesus 1:18-20, Ia

mendudukkan kita bersama dengan Kristus di Sorga. Itulah tempat

tertinggi yang dapat Anda raih jika Anda diangkat. Anda didudukkan

bersama dengan Kristus di Sorga. Anda ditinggikan dan dimuliakan di

Page 172: Bmf 24 cahaya injil

164 | C A H A Y A I N J I L

dalam Kristus. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga

dimuliakan-Nya, demikian kata Roma 8:30. Kita jarang membahas

tentang aspek ini di dalam Injil, yaitu bahwa Allah memuliakan kita. Ia

meninggikan kita. Ia memuliakan kita. Ia menjadikan kita bersinar

dengan keindahan-Nya pada saat tidak ada lagi kejelekan dan

kerusakan akibat dosa.

Koin Perak itu Menjadi hitam: Efek Dosa ke atas Manusia

Ada satu hal lagi tentang uang perak itu. Apa yang akan terjadi dengan

logam perak saat dibiarkan berada di atas tanah, khususnya di

permukaan yang lembab dan becek? Anda semua tahu bahwa ia akan

menjadi hitam dan dilengketi oleh karat. Saya yakin Anda pernah

melihat perak. Ia menjadi hitam sehingga harus dipoles dan digosok

agar kilaunya yang asli bisa terpancar kembali. Perak selalu

menghadapi masalah ini, dan sekali lagi Anda dapat melihat bagaimana

tepatnya pilihan bahan dalam perumpamaan ini oleh Allah. Yesus di

dalam hikmat-Nya tidak memilih koin emas atau perunggu. Emas

jarang terpengaruh oleh karat akan tetapi perak selalu menghadapi

masalah warna kehitaman ini. Anda yang memiliki sendok atau barang

yang terbuat dari perak, pasti mengalami bahwa Anda harus berulang

kali menggosoknya agar dapat tetap tampil dengan warna aslinya.

Dengan cara yang sama, orang yang terhilang di dalam debu dosa juga

akan mulai berubah menjadi hitam. Perubahan warna menjadi hitam

merupakan gambaran yang sangat sempurna bagi dampak dosa

terhadap manusia.

Koin yang Berdenting: Pertobatan Manusia

Ini merupakan bagian di mana tindakan menyapu memiliki arti penting.

Tidak cukup dengan hanya melihat-lihat ke sekeliling karena pada saat

koin sudah menghitam, akan menjadi sangat sulit untuk dapat dilihat.

Ketika sapu menyingkirkan debu, ia juga akan membuat koin itu

berdenting saat terkena sapu dan berguling di lantai. Dan suara koin

tersebut membantu perempuan ini untuk menemukannya.

Suara denting koin di lantai melambangkan tanggapan seseorang

terhadap penyapuan dari Injil. Bukan hanya Allah yang mencari kita,

akan tetapi kita juga harus membuat suatu tanggapan dan hal ini

dipertegas dalam kata-kata terakhir dalam perumpamaan ini -

bertobat. Tanggapan terhadap Injil inilah yang dimaksud sebagai

pertobatan. Kita tidak dapat membersihkan diri kita sendiri akan tetapi

Page 173: Bmf 24 cahaya injil

165 | C A H A Y A I N J I L

kita dapat menanggapi "penyapuan" dari Injil dengan memberikan

suara berdenting dari koin saat ia yang bergelinding di lantai.

Manusia Diciptakan dalam Gambar Allah adalah milik Allah

Setiap keping uang perak yang merupakan mata uang tidak disebabkan

oleh karena ia terbuat dari perak akan tetapi karena di atasnya tertera

sebuah gambar yang khusus, bukankah demikian? Coba perhatikan

koin yang Anda miliki. Anda akan melihat sebuah gambar dari

seseorang atau sesuatu di atas koin tersebut. Di dalam koin keluaran

Inggris atau Kanada, gambar yang tertera di situ biasanya adalah

gambar Ratu Inggris. Di dalam koin Roma, maka gambar yang tertera

adalah gambar kaisar Roma. Di dalam uang koin Inggris yang lebih

kuno, maka gambar yang tertera adalah gambar raja, tergantung pada

zaman pemerintahan siapa koin itu dibuat. Di zaman sekarang ini,

Anda tidak akan dapat menebak dari negara mana sebuah koin berasal

tanpa memeriksa gambar yang tertera di sana. Di zaman dahulu juga

begitu, koin keluaran kekaisaran Romawi dan dari negara-negara

lainnya memiliki gambar penguasa negara asal koin tersebut. Setiap

kerajaan menerbitkan koin yang diberlakukan di wilayahnya masing-

masing dengan gambar di koin itu sebagai tanda pemberlakuannya.

Ingatkah Anda ketika orang-orang menanyakan Yesus, "Apakah kami

harus membayar pajak kepada kaisar?" Yesus menjawab, "Perlihatkan

sekeping uang padaKu." Dan ia melanjutkan, "Gambar dan tulisan

siapa yang tertera di koin ini?" Mereka menjawab, "Gambar kaisar."

Lalu Yesus berkata, "Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi

miliknya. Bukankah yang tertera ini gambar kaisar?" Dalam pengertian

tertentu, kaisar memilikinya.

Di sinilah terletak keindahan makna gambar pada koin. Kita juga

membawa gambar. Gambar siapa yang ada pada kita? Kitab Kejadian

memberitahu, "Kita diciptakan dalam gambar dan rupa Allah." Kata

'gambar' yang sama kita dapatkan juga di dalam Matius 22:20-

21, gambar dan tulisan. Jadi jangan mengira bahwa Anda bukan milik

Allah karena Anda belum percaya kepada-Nya. Ia yang menciptakan

Anda. Anda adalah milik-Nya berdasarkan hak Allah atas ciptaan-Nya.

Ia masih berhak atas diri Anda karena Dialah yang menciptakan Anda

di dalam gambar-Nya; pada diri Anda tertera cap tanda milik-Nya.

Juga, sekalipun setiap orang sudah hilang di dalam debu, sekalipun ia

sudah tertutup oleh karat dosa, ia masih membawa gambar Allah. Ia

Page 174: Bmf 24 cahaya injil

166 | C A H A Y A I N J I L

masih merupakan milik Allah. Betapa indahnya ketika kita diangkat

keluar dari debu dan dibersihkan sehingga kemuliaan penuh dari

gambar tersebut dapat bersinar kembali! Gambar Allah yang ada pada

diri kita tadinya tertutup oleh debu, namun sekarang ia dapat

memancarkan lagi keindahan gambar Allah. Dapatkah Anda melihat

betapa kayanya makna dari perumpamaan ini? Siapa bilang

perumpamaan ini tidak ada isinya? Ada sangat banyak kekayaan

makna yang tersimpan di dalam perumpamaan ini. Hal ini sangatlah

indah!

Orang Kristen: Koin berharga yang ditemukan kembali, dengan

tugas yang sudah menanti

Koin itu terbuat dari bahan perak dan dengan begitu bernilai cukup

tinggi. Di koin itu tertera gambar pencipta dan pemiliknya. Namun

masih ada satu hal lagi menyangkut koin yang hilang ini. Apa gunanya

koin itu bagi kita jika ia hilang di dalam debu? Ia tidak bisa dipakai. Ia

menjadi tidak berguna. Koin yang hilang jelas tidak berguna bagi setiap

orang. Hanya jika koin itu berada di saku kita, maka ia dapat

digunakan. Ketika ia tenggelam dalam debu, ia tidak berguna sama

sekali. Tidak dapat dipakai untuk melakukan apapun. Ia akan terus

berada dalam keadaan tidak berguna sampai kemudian Anda

menemukannya. Demikianlah, meskipun seseorang yang terhilang

memiliki nilai yang terpendam dan ia masih memiliki gambar Allah, dia

tetap tidak berguna bagi siapapun. Itu sebabnya, Anda bisa saja

dipandang bernilai bagi orang lain dan juga bagi Allah, namun selama

Anda masih terhilang di dalam debu-debu dosa, Anda tetap tidak

berguna bagi siapapun, termasuk bagi diri Anda sendiri. Ini sangatlah

luar biasa, sangat indah pemahamannya!

Allah ingin mendapatkan Anda bukan saja karena Anda sangat

berharga di mata-Nya melainkan juga karena hanya sesudah

ditemukan maka Anda dapat menjadi berguna bagi Allah untuk

mengalirkan berkat kepada semua anggota masyarakat. Hanya jika

koin itu ditemukan maka ia dapat dipakai untuk membeli makanan

yang memenuhi kebutuhan orang tersebut dan juga keluarganya.

Hanya dengan cara itu maka orang yang miskin dapat bersukacita

karena ia memperoleh makanan. Hanya dengan cara itu koin tersebut

menjadi berguna bagi masyarakat.

Page 175: Bmf 24 cahaya injil

167 | C A H A Y A I N J I L

Dan tidak peduli seberapa sering ia berpindah tangan, koin itu tidak

akan kehilangan nilainya, bukankah begitu? Nilainya justru semakin

meningkat karena semakin sering berpindah tangan berarti ia semakin

sering mengalirkan berkat. Semakin jarang ia beredar, semakin sedikit

berkat yang disalurkannya. Ini adalah satu keindahan dalam kehidupan

Kristen. Nilai Anda tidak akan turun jika Anda melayani lebih banyak

lagi. Tidak sama sekali! Semakin Anda berfungsi, semakin besar nilai

dan berkat yang Anda bagikan. Ini bukan berarti bahwa diri Anda

menjadi semakin berharga. Makna sebenarnya adalah bahwa Anda

sudah berbuat lebih banyak. Sama seperti koin itu, nilai nominalnya

tetap sama saja, akan tetapi semakin sering ia berpindah tangan,

semakin banyak orang yang memakainya untuk memenuhi kebutuhan

hidup dan semakin banyak sukacita yang diberikannya kepada orang-

orang.

Saya harap kita semua tidak menjadi orang yang sekadar duduk

berpangku tangan sambil mensyukuri keselamatan yang didapatkan.

Saya sangat kecewa dengan kebanyakan orang Kristen yang mengira

bahwa keselamatan itu berarti bahwa Anda tinggal duduk diam sambil

menunggu giliran untuk masuk ke surga. Saya pernah menyatakan

sebelumnya bahwa setiap orang yang berpikiran seperti itu berarti ia

tidak tahu apa arti kehidupan Kristen yang sesungguhnya.

Diselamatkan berarti bahwa Anda sekarang menjadi koin dalam

peredaran. Anda harus melakukan sesuatu buat orang lain,

mengenyangkan perut yang lapar, menghibur hati mereka yang

kekurangan, memberikan pakaian bagi yang sedang menggigil

kedinginan. Itulah hal yang harus dikerjakan oleh koin perak tersebut.

Bukannya sekadar duduk santai dan berkata, "Lihat! Aku sudah

digosok! Aku sudah dibersihkan! Aku sudah cantik sekarang!" Tidak.

Koin itu punya tugas yang harus ia kerjakan. Saya harap setiap orang

Kristen mau memahami hal ini karena inilah apa yang ingin Tuhan

sampaikan kepada kita. Sungguh kita patut bersukacita atas kekayaan

makna dari Firman Allah ini!

Mari kita lanjutkan pada kesimpulan di poin tentang sukacita Allah

ketika kita ditemukan. Diselamatkan bukan saja merupakan suatu

kebahagiaan bagi Anda tetapi juga sukacita bagi Allah dan tentu saja

bagi orang lain yang akan menikmati manfaat dari penggunaan Anda

oleh Allah di dalam pelayanan Anda kepada-Nya.

Page 176: Bmf 24 cahaya injil

168 | C A H A Y A I N J I L

Allah Sangat Mengasihi Anda dan Ingin Melindungi Anda!

Dalam menyusun kesimpulan, saya ingin agar kita semua dapat

memiliki pemahaman yang benar tentang sikap Allah. Kehidupan doa

kita dan juga kehidupan Kristen kita seringkali macet karena kita

memelihara sikap yang salah tentang Allah. Kita sering membayangkan

Allah sebagai Pribadi yang duduk di atas takhta dengan wajah yang

bengis, mirip seperti Guan Gong, dewa perang bangsa China. Mukanya

merah dengan janggut yang berjuntai, dan ia berdiri dengan mata yang

melotot, menatap tajam ke arah Anda. Jika penilaian Anda terhadap

Allah seperti ini, akibatnya hanya akan menimbulkan rasa takut. Siapa

yang mau menyembah Allah yang seperti ini jika bukan karena

didorong rasa ketakutan?

Namun lihatlah gambaran indah yang kita dapat tentang Allah dari

perumpamaan ini. Allah kita tidak seperti ini. Ubahlah pandangan Anda

tentang Allah. Seperti apa Allah itu? Hati-Nya tergerak untuk selalu

mencari dan mendapatkan kita setiap saat. Hati-Nya digerakkan oleh

kasih. Terbungkus oleh kasih. Hati-Nya tidak pernah diam sampai Ia

menemukan kita. Ia tidak mau duduk saja dan berkata, "Nah, Aku akan

mengawasi dari takhta ini. Memang sayang kalau kamu sampai

terhilang. Tapi itu urusanmu, bukan urusan-Ku." Hati-Nya tak jemu-

jemu mencari kita karena Ia memang merindukan kita. Sangat sulit

bagi kita untuk memahaminya, bukankah begitu? Kesulitan ini muncul

karena sifat kita tidak seperti Dia.

Saya melihat betapa rata-rata orang Kristen berpikir, "Yang penting

saya selamat, apapun yang terjadi dengan Anda itu bukan urusan saya.

Kalau saya ada waktu luang, mungkin saya akan datang dan menolong

Anda, tetapi kalau saya tidak punya waktu luang, harap jangan

menyalahkan saya." Hati kita tidak seperti Allah yang tergerak untuk

kepentingan orang lain. Jadi jangan membayangkan Allah menurut

ukuran diri Anda. Ingatlah bahwa kita diciptakan menurut gambar-Nya.

Kita harus kembali kepada gambaran-Nya. Saya mendapati betapa

orang-orang selalu saja mencoba untuk menciptakan Allah menurut

gambaran mereka sendiri. Mereka membayangkan Allah seperti

seorang diktator yang sedang meneriakkan perintah kesana-kemari di

tengah kalang kabutnya para malaikat yang menjalankan perintah-

perintah itu. Dengan sedikit berdehem, para malaikat sudah dibuat

pucat pasi. Dengan sedikit menghentakkan kaki-Nya, kita menerima

Page 177: Bmf 24 cahaya injil

169 | C A H A Y A I N J I L

kiriman gempa bumi. Jadi seluruh dampak yang kita miliki tentang

Allah adalah satu Pribadi yang agung dan mengerikan.

Ini bukanlah ajaran Yesus tentang Allah. Kita tahu bahwa Allah itu

kudus dan Ia Maha-kuasa. Akan tetapi aspek lain dari Allah yang secara

konstan ingin ditanamkan oleh Yesus dalam benak kita, melalui

perumpamaan ini, adalah kepedulian Allah yang begitu tulus kepada

kita. Cobalah bayangkan tentang Allah yang, karena kepedulian-Nya,

selalu tidak tenang sampai Ia menemukan kita. Kadang kala, ketika

saya berbicara kepada orang-orang tentang kasih Allah, ada yang

berkata, "Buat apa Allah mengasihi saya?" Saya tidak tahu apa

jawaban atas pertanyaan ini. Buat apa Allah mengasihi Anda? Saya

tidak tahu. Kita mendapati betapa sulitnya memahami kasih Allah. Kita

tidak mengasihi orang lain, jadi apa alasan orang lain untuk mengasihi

kita? Pikirkanlah tentang Allah yang merindukan Anda, maka hati Anda

akan tergerak untuk datang kepada Allah.

Dan saya akan menyimpulkan semua ini dalam ilustrasi berikut. Di

masa kecil, saya adalah anak yang sangat nakal. Suatu hari, saya

ditegur sangat keras oleh ibu saya karena kenakalan saya dan saya

merasa sangat sedih. Pernahkah Anda perhatikan bahwa anak-anak

cenderung untuk berpikir bahwa mereka diperlakukan dengan tidak

adil? Saat itu saya merasa sangat muak dengan kehidupan di rumah,

saya bosan ditegur terus menerus oleh ibu saya dan saya akan pergi

menempuh kehidupan sendiri, pada usia enam tahun! Pada umur enam

tahun itu, saya mengira sudah bisa menjaga diri sendiri. Buat apa saya

tetap tinggal dan ditegur setiap hari? Sudah cukup semua ini! Lalu saya

pergi ke kamar, mengambil tas kecil saya, dan memasukkan mainan-

mainan kesukaan saya di sana. Tentu saja, anak-anak tidak pernah

berpikir tentang masalah kebutuhan akan pakaian dan yang lainnya.

Hal-hal seperti itu tidak pernah terlintas di dalam benak mereka.

Mainan adalah milik yang paling berharga buat mereka. Dan saya lalu

membawa tas saya dan berkata, "Selamat tinggal," kepada ibu saya.

Dia menatap saya sejenak, dan mungkin sedang berpikir, "Ada-ada

saja. Anak ini mau ke mana?" Jadi ia bahkan tidak memperhatikan

saya. Saya turun tangga dengan membawa tas kecil saya, dan

melangkah ke jalan raya, keluyuran di tengah kota besar Shanghai

untuk mencari ayah saya.

Page 178: Bmf 24 cahaya injil

170 | C A H A Y A I N J I L

Ayah saya adalah orang yang sangat mencintai tanah airnya, dan ia

sudah pergi ke Chongqing membangun perlawanan terhadap Jepang

dari sana. Ia bergabung dengan tentara perlawanan sampai ke detik

terakhir dan setelah itu menyusup melewati garis pertahanan Jepang

dan pergi ke Chongqing, meninggalkan saya dan ibu saya di Shanghai.

Saya ikut mengantar keberangkatannya dan saya tahu bahwa ia pergi

dengan kapal lewat pelabuhan Shanghai, biasa disebut Bund. Dengan

berbekal sedikit pengetahuan tentang jalan menuju pelabuhan, saya

melangkah mengikuti jalur trem, perjalanan itu sepertinya tiada akhir

karena saya harus berjalan sampai dua jam untuk bisa sampai ke

pelabuhan. Akhirnya saya sampai juga di sana, dengan tas kecil saya,

lalu saya mulai mencari kalau-kalau ada kapal yang akan berlayar

menuju Chongqing. Tentu saja, saya tidak tahu kalau saat itu tidak ada

kapal yang berlayar menuju Chongqing, ibu kota China di masa perang,

karena kota Shanghai sedang berada di bawah kekuasaan Jepang.

Karena saya masih kecil, jadi saya harus melihat ke atas setiap kali

bertanya kepada orang lain, "Ada kapal yang menuju Chongqing?"

Orang itu melihat ke bawah, ke arah saya, dan berkata, "Kapal ke

Chongqing? Tidak ada kapal yang pergi ke Chongqing." Dan saya

berkata, "Tapi ayah saya pergi naik kapal ke Chongqing dari pelabuhan

ini, jadi pasti ada kapal yang menuju ke sana." Dan ia berkata, "Tidak,

sekarang ini tidak ada lagi kapal yang berangkat ke sana." Lalu saya

melangkahkan kaki ini tanpa arah tujuan dengan hati yang sangat

sedih, saya bertanya-tanya di manakah kapal yang akan membawa

saya kepada ayah saya, yang saya pikir tentunya akan memperlakukan

saya dengan lebih baik ketimbang ibu saya. Begitulah cara berpikir

anak-anak.

Sementara itu, ibu saya mulai menyadari bahwa saya telah hilang!

Telah lenyap! Dan ia mulai panik. Ia mencari-cari di rumah dan jalanan

sekitar rumah, tapi saya tidak ada di sana. Ia benar-benar sangat

panik. Sedang, di tempat lain, saya masih melangkah penuh semangat

untuk mencari cara untuk ke tempat ayah saya, tidak saya sadari saat

itu bahwa Chongqing berjarak ribuan mil dan saya, tanpa uang

sepeserpun di saku, tentunya tidak akan bisa bepergian kemanapun!

Anak-anak tidak pernah menyadari bahwa mereka harus membayar

untuk segala sesuatunya.

Dari ilustrasi ini, mari kita lihat keadaan ibu saya yang menjadi sangat

cemas dan gelisah karena kasih dan sayangnya kepada saya. Kita

Page 179: Bmf 24 cahaya injil

171 | C A H A Y A I N J I L

sering berpikir bahwa Allah sudah berlaku terlalu keras kepada kita.

Kita sering mengira bahwa Allah telah memperlakukan kita secara tidak

adil. Tapi sesungguhnya bukan begitu. Sekalipun kadang-kadang Ia

terlihat sangat keras terhadap kita karena dosa-dosa kita, kasih-Nya

selalu tercurah kepada kita. Pengalaman meninggalkan rumah ini

sangat membuka mata saya karena sebelumnya saya tidak tahu bahwa

ibu saya begitu mengasihi saya. Saya tidak menyadari betapa besar

kasih sayang ibu saya kepada saya. Saya kira ia tidak benar-benar

mengasihi saya karena ia selalu saja berkata-kata keras kepada saya

dan menegur saya. Bukankah ini salah satu alasan mengapa kita

kadang-kadang merasa bahwa Allah tidak sesungguhnya mengasihi

kita? Ia terus saja berbicara kepada kita tentang dosa kita dan

menegur kita atas dosa-dosa yang kita perbuat. Dan Anda mengeluh,

"Mengapa Ia selalu menegur dan menyingkapkan dosa-dosa saya?

Allah yang ini tidak mengasihi saya." Justru karena kasih-Nya itulah

maka Ia terus menerus menegur kita. Tidak pernah terlintas dalam

benak saya kala itu bahwa justru karena kasihnya kepada saya itulah,

ibu saya berusaha untuk menyingkirkan watak yang buruk dari saya,

untuk menjadikan saya orang yang lebih baik. Pelajaran ini sangat

mengharukan saya ketika saya mulai menyadari bahwa ibu sangat

mengasihi saya.

Setelah melangkah kesana-kemari selama beberapa jam, hari mulai

gelap dan saya sudah sangat lapar. Saya bingung bagaimana caranya

mendapatkan makanan di dunia ini? Tidak ada uang sama sekali di

saku ini. Tepatnya, apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan

makanan? Saya tidak dapat pergi ke rumah makan dan berkata, "Saya

mau makan," karena jawabnya pasti, "Bayar!" Di rumah, saya tinggal

duduk dan menikmati makanan. Akhirnya saya menyadari bahwa

hanya tinggal satu tempat yang bisa didatangi, yaitu rumah sendiri.

Jadi, seperti anak terhalang yang pulang sehabis menghambur-

hamburkan uang dan jatuh miskin, saya menyeret kaki saya pulang

menuju rumah, melintasi jalan-jalan di kota besar Shanghai, dan

akhirnya menjelang tengah malam, saya sampai juga di depan pintu

rumah.

Ibu saya nyaris pingsan ketika melihat saya. Ia begitu diliputi oleh rasa

sukacita karena melihat kepulangan saya sehingga lupa untuk

memarahi kelakuan saya. Sudah sangat lama saya keluyuran di luar,

dan merupakan suatu keajaiban bahwa ibu saya tidak terkena

Page 180: Bmf 24 cahaya injil

172 | C A H A Y A I N J I L

serangan jantung akibat peristiwa hari itu. Ia sudah sangat panik saat

itu. Dan ketika saya menatap ke arah ibu saya, saya tertegun. Tidak

saya ketahui sebelumnya bahwa ibu saya begitu mengasihi saya. Saya

tidak menyadari hal itu selama ini. Ketika ia menatap saya, yang dapat

ia lakukan hanyalah menangis. Hanya itu yang dapat ia lakukan untuk

melampiaskan rasa lega melihat kepulangan saya sesudah sekian jam

tidak kembali. Shanghai adalah kota yang berpenduduk sepuluh juta,

dan petugas kepolisian sibuk mencari saya kemana-mana. Namun

bagaimana caranya menemukan seorang anak kecil di tengah sepuluh

juta penduduk? Dan saya mendapati bahwa Perumpamaan tentang

Uang Dirham yang hilang ini bercerita tentang hal yang sama. Tidak

saya ketahui sebelumnya betapa Allah mengasihi saya. Tidak saya

sadari bahwa saya begitu berharga di mata Allah.

Sangat sering terjadi, kita memisahkan diri dan berkata, "Allah selalu

saja berbicara tentang dosa, selalu saja berkata, "Jangan begini,

jangan begitu.'" Persis seperti ibu saya yang selalu berkata, "Jangan

lakukan itu," setiap kali saya mau berbuat sesuatu. Dan saya rasanya

sudah mau berteriak, "Kapan saya bisa mendapatkan sedikit

kebebasan?" Begitulah cara kita berpikir, "Di dalam Sepuluh Perintah

itu, Allah selalu berkata, 'Jangan berbuat ini, jangan berbuat itu.'

Kapan saya boleh hidup secara bebas? Kapan saya boleh berbuat

sesuatu? Saya ingin kebebasan untuk melakukan apa yang saya mau!"

Nah, Anda boleh pergi dari-Nya dan mengalami kelaparan di dunia ini!

Allah tidak seperti itu. Ia berkata, "Jangan begini dan jangan begitu,"

supaya kita tidak mengalami celaka. Ketika saya berkata kepada anak

perempuan saya, "Jangan sentuh api itu," ucapan tersebut tidak

dimaksudkan untuk menyusahkan kehidupan anak saya. Saya ingin

menyatakan bahwa kalau ia menyentuh api itu, tangannya akan

terbakar. Kata 'jangan' di sini dimaksudkan untuk melindunginya. Saya

harap Anda mulai menyadari bahwa setiap kali seorang pengkhotbah

berbicara tentang dosa, ancaman dosa dan, mewakili Allah, menyuruh

Anda untuk tidak berbuat dosa, itu semua karena Allah ingin

melindungi Anda. Namun Anda cenderung berpikir, "Mengapa Allah

senang mempersulit hidup saya?" Tidak, Ia tidak bermaksud begitu.

Namun sebagai anak kecil, saya tidak memahami tujuan tersebut

sampai terjadinya peristiwa malam itu, ketika saya melihat ibu saya

menangis, dan ia sama sekali tidak sanggup untuk memarahi saya. Tak

Page 181: Bmf 24 cahaya injil

173 | C A H A Y A I N J I L

terpikirkan olehnya untuk memukul saya. Ia hanya memberi saya

makan dan membawa saya ke tempat tidur. Dan saya, yang kelelahan

akibat perjalanan selama beberapa jam itu, merasa sangat lega bisa

pulang dan sampai di tempat tidur saya lagi, dan segera tertidur. Saya

rasa ini adalah gambaran yang sangat indah tentang Allah.

Dan gambaran yang indah itu ialah bahwa Allah mengasihi Anda.

Lihatlah betapa perempuan itu bersukacita ketika menemukan kembali

uangnya yang hilang dan memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-

tetangganya (Luk.15:9)! Betapa ibu saya sangat bersukacita melihat

kedatangan saya, air matanya berlinangan di pipi! Saya harap kita

semua dapat memahami gambaran tentang Allah yang baru ini. Seperti

itulah Allah. Jika saya teringat seperti apa wajah ibu saya saat itu, saya

berpikir, "Sekarang saya mengerti seperti apa Allah itu. Seberapa

berharga saya bagi-Nya." Semoga kita semua dapat memahaminya!

Sangat sulit memanjatkan doa kepada Allah yang Anda bayangkan

sedang duduk di takhta-Nya dan melotot ke arah Anda dengan tangan

yang terlipat. Siapa yang mau datang kepada Allah yang seperti ini?

Namun jika Anda mengerti bahwa Allah tidak seperti itu, melainkan

seperti ibu saya yang bersukacita atas kepulangan saya, maka Anda

akan merasakan betapa indahnya kembali kepada Allah untuk

menyembah setiap hari, untuk berdoa dan menikmati persekutuan

yang manis dengan-Nya! Cobalah untuk memahami gambaran yang

baru tentang Allah ini. Seperti itulah Allah. Ia itu kudus namun sangat

mengasihi Anda. Ia itu berbelas kasihan. Kemurahan-Nya melimpah,

menjangkau kita sekalipun kita terkubur di dalam debu, dan Ia

mengangkat kita serta mendudukkan kita di antara para bangsawan!

Perumpamaan tentang Anak yang telah Mati dan Hidup

Kembali

Lukas 15:11-32 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Liverpool,

Inggris

Page 182: Bmf 24 cahaya injil

174 | C A H A Y A I N J I L

Hari ini kita akan mempelajari tentang ajaran Yesus di dalam Lukas

15:11-32 mengenai Perumpamaan tentang Anak yang Hilang, begitulah

sebutan umum bagi perumpamaan ini. Anda mungkin akan berkata,

"Saya sudah tahu isi perumpamaan ini." Bisa jadi Anda sudah tahu,

tetapi apakah Anda memahaminya? Bagi Anda yang non-Kristen atau

juga yang baru menjadi Kristen, biar saya uraikan secara ringkas isi

perumpamaan ini.

Si Anak Pemboros

Ada seorang kaya yang mempunyai dua anak. Dan si anak yang

bungsu berkata kepada ayahnya, "Berikanlah bagian warisanku

sekarang juga," lalu ayahnya memberi bagian warisan kepada anak itu.

Kemudian si bungsu ini pergi membawa bagian warisannya ke negeri

yang jauh. Ketika ia di rantau, ia berfoya-foya dan menghabiskan harta

warisannya, dan ia jatuh miskin. Ia mulai kelaparan. Akhirnya ia

berhasil juga mendapatkan satu pekerjaan, dan tampaknya, hanya

pekerjaan sebagai pemelihara babi saja yang dapat ia kerjakan dengan

baik, suatu pekerjan yang sebenarnya orang Yahudi tidak diizinkan

untuk melakukannya. Tentu saja ia menerima upah dan makan dari

pekerjaannya, namun ternyata tidak cukup dan ia masih saja

kelaparan. Ia lalu tergiur untuk menikmati makanan babi supaya

perutnya dapat dikenyangkan.

Dan Alkitab menyebutkan, lalu ia menyadari keadaannya. Ia terbangun

dari mimpinya. Selama ini ia menjalani hidupnya di alam mimpi, namun

sekarang, ia mulai melihat dunia nyata. Tahukah Anda bahwa menjadi

seorang Kristen itu artinya melihat dunia nyata? Artinya kita terbangun

dari mimpi. Dan kemudian si bungsu itu berkata, "Saya akan pulang ke

rumah ayahku." Ia mulai menyadari betapa kurang ajarnya sikap yang

sudah ia perlihatkan kepada ayahnya dulu. Dan ia juga mulai

menyadari bahwa ayahnya sudah sangat berbaik hati kepadanya.

Ayahnya telah bersikap sangat bijak. Jadi, buat pertama kalinya ia

mulai mampu menghargai ayahnya dengan setulus hati. Kita sudah

sangat terbiasa menganggap pasti kebaikan ayah kita, demikian pula

dengan hal-hal baik yang lainnya. Ada banyak ayah yang baik di dunia

ini, dan Anda juga tahu betapa mudahnya orang menggangap pasti

orang-orang baik. Kembali kepada si bungsu ini, ia lalu berpikir,

"Ayahku adalah orang yang sangat baik. Aku akan pulang kepadanya

dan berkata, 'Bapa, aku telah berdosa kepadamu dan kepada Allah.

Aku tidak meminta untuk diterima sebagai anak lagi.'" Jika ia menjadi

Page 183: Bmf 24 cahaya injil

175 | C A H A Y A I N J I L

anak lagi, maka ia akan menerima warisan lagi, bukankah begitu? Akan

tetapi ia sudah menghabiskan jatah warisannya. Ia tidak berhak untuk

menerima warisan apa-apa lagi. Jadi si bungsu ini memutuskan untuk

berkata, "Berilah saya tempat di antara para budakmu, bapa."

Kemudian ia berangkat menuju rumahnya. Ketika ia mulai mendekati

rumahnya, anak-anak di kampung melihat kedatangannya dan berseru-

seru, "Hei! Itu kan anak orang kaya yang tinggal di kampung kita!"

Desa-desa orang Yahudi sangat mirip dengan desa-desa di China. Ada

banyak anak kecil yang bermain-main di jalanan. Sambil bermain-

main, mereka mulai saling mengenal satu dengan yang lain, dan juga

mengenal semua orang di kampungnya. Ketika mereka melihat si

bungsu yang 'lama menghilang' itu sedang berjalan ke kampung,

mereka berlarian ke rumah si orang kaya sambil berteriak-teriak,

"Coba tebak, siapa orang yang sedang jalan menuju kampung kita!?"

Lalu mereka memberitahu dia bahwa anaknya yang bungsu sudah

kembali ke kampung.

Dapat Anda bayangkan betapa bahagianya sang ayah! Ia segera berlari

menyambut anaknya. Dan ia langsung menyuruh para hambanya untuk

mengambil jubah yangterbaik, bukan sekadar jubah yang bagus tetapi

yang terbaik, dan cincin permata, dan memakaikannya ke anaknya

yang bungsu itu. Ia juga menyuruh para budaknya untuk memakaikan

sandal di kaki anaknya. Ini adalah tindakan untuk mengakui anak

bungsu itu sebagai tuan hamba karena memakaikan sandal di kaki

seseorang adalah suatu tindakan mengakui bahwa orang itu adalah

majikannya. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis berkata, "Bahkan

sekadar mengikatkan tali kasut Yesus pun aku ini tidak layak."

Demikianlah, sang ayah melanjutkan tindakannya dengan berkata,

"Sembelihlah anak lembu gemukan," bukan sekadar anak lembu yang

gemuk melainkan anak lembu yang digemukkan khusus untuk

keperluan pesta. Dan mereka bergembira ria karena sang ayah

berkata, "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali"

(Luk.15:24).

Anak yang sulung sedang bekerja di ladang karena ia adalah orang

yang rajin bekerja. Ketika ia sampai di rumah dan mendengar suara

musik serta melihat pesta yang sedang berlangsung, ia membatin,

"Apa ini? Apakah mereka sedang mengadakan pesta?" Lalu ia bertanya

kepada salah seorang budak di situ, "Apa yang sedang terjadi?"

Page 184: Bmf 24 cahaya injil

176 | C A H A Y A I N J I L

"Oh, adikmu sudah pulang kembali!" Dan mereka mengira bahwa ia

akan senang dengan kabar itu.

Tetapi tidak, si sulung ini bergegas mendatangi ayahnya, dan berkata

dengan marah, "Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum

pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah

bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan

sahabat-sahabatku" (Luk.15:29). Ia lupa bahwa sebagai anak yang

sulung, ia berhak atas warisan yang dua kali lipat dibanding anak yang

lain. Tampaknya, kemungkinan, ia berharap untuk menikmati lebih dari

sekadar jatah yang dua kali lipat itu.

Bukankah Anak Sulung telah Diperlakukan dengan Tidak adil?

Anda mungkin akan berkata, "Baiklah, kami semua sudah tahu isi

cerita ini." Tapi apakah Anda mengerti arti kisah ini? Apa yang sedang

disampaikan oleh Yesus buat kita? Anda mungkin menjawab, "Mudah

saja! Poinnya adalah bahwa si bungsu ini anak yang jahat. Ia pergi

meninggalkan rumahnya, namun ketika ia pulang dan bertobat,

ayahnya sangat gembira menerima kedatangannya." Akan tetapi cerita

ini begitu panjang, sulit sekali diterima bahwa poin yang mau

disampaikan hanya sesingkat itu.

Saya perlu mengajukan pertanyaan ini, "Mengapa ada dua anak?"

Mengapa Yesus tidak memberikan kisah tentang seorang kaya dengan

satu anak yang jahat yang meninggalkan rumahnya? Apa peranan anak

yang sulung di dalam kisah ini? Apakah ia hanya sekadar dimasukkan

sebagai bumbu cerita, seperti yang biasa dilakukan seorang pelajar

yang tidak tahu jawaban apa lagi yang harus ditulisnya dalam ujian dan

mengarang tambahan di sana-sini agar jawabannya terkesan banyak?

Buat apa Yesus menambahkan bumbu cerita di dalam kisah ini?

Dan juga, kita merasa bahwa si sulung ini tampaknya kurang mendapat

perlakuan yang adil. Sang ayah tidak menyangkal bahwa si sulung ini

sudah melayaninya dengan baik selama ini. Ia juga tidak menyangkal

bahwa si sulung ini selalu mematuhinya. Yang pasti anak yang sulung

ini adalah anak yang jauh lebih baik. Anggaplah Anda memiliki dua

orang anak. Anak yang sulung adalah anak yang rajin bekerja dan

selalu taat, namun anak yang bungsu adalah anak yang pemboros,

nakal, tidak taat dan akhirnya ia minggat ke negeri yang jauh. Anak

yang mana yang lebih Anda sukai? Tentu Anda memilih yang sulung.

Page 185: Bmf 24 cahaya injil

177 | C A H A Y A I N J I L

Dan tentunya, jika si bungsu itu kembali, Anda akan berkata, "Kamu

sudah pulang? Baiklah, kamu akan kuberikan tempat di antara para

pelayan untuk melihat apakah kamu tidak akan mengecewakanku lagi."

Sang ayah di dalam kisah ini tampaknya terlalu dipengaruhi oleh

perasaan. Anda mungkin akan berkata bahwa ia telah menganggap

pasti kualitas baik anak sulungnya. Jadi tentunya, simpati Anda akan

terarah pada anak yang sulung ini.

Di samping itu, si anak sulung ini memang punya alasan tepat ketika ia

mengajukan protesnya. "Lihat, anak ini sudah memboroskan hartamu.

Dan apa yang sedang engkau lakukan sekarang? Apakah engkau

sedang mendorongnya untuk melakukan hal ini lagi dengan

mengadakan pesta besar untuknya?" Tampaknya, ketika si anak

bungsu ini berkata bahwa ia sangat menyesal dengan perbuatannya,

sang ayah justru menyahut, "Ah, tidak perlu menyesal. Tidak apa-apa.

Mari kita nikmati saat-saat yang indah bersama." Jadi Anda mungkin

akan berkata, "Tidak masuk akal! Bukan begitu caranya

memperlakukan anak yang riwayat hidupnya seburuk itu!"

Haruskah kita Berbuat Dosa agar Bisa Bertobat?

Mari kita teruskan dengan pertanyaan yang lebih lanjut. Di dalam

Lukas 15:7, yaitu Perumpamaan tentang Domba yang Hilang (beberapa

ayat sebelum perumpamaan ini), Yesus berkata, "Demikian juga akan

ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih

dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang

tidak memerlukan pertobatan."

Anda mungkin berkata, "Kali ini saya benar-benar dibuat pusing. Saya

tidak dapat mengikuti logika ini. Bukankah seharusnya ada alasan

untuk bersukacita atas 99 orang yang benar itu?" Namun Yesus

berkata, "Kita tidak bersukacita atas mereka yang 99 orang itu. Kita

hanya bersukacita atas satu orang yang bertobat." Coba Anda pikirkan,

kelihatannya malah tidak enak menjadi orang yang benar karena tidak

ada orang yang akan bersukacita buat Anda. Terlebih lagi, disebutkan

bahwa surga bersukacita atas satu orang berdosa yang bertobat. Akan

tetapi bukankah seharusnya lebih baik jika kita menjadi orang benar

yang tidak memerlukan pertobatan? Bukankah itu lebih baik ketimbang

jatuh di dalam dosa dan harus bertobat? Apakah mungkin seorang

yang berbuat dosa itu lebih baik? Apakah karena ia melakukan

Page 186: Bmf 24 cahaya injil

178 | C A H A Y A I N J I L

pertobatan? Mengapa surga tidak bersukacita atas orang yang tidak

berbuat dosa?

Anda mungkin akan berpikir, "Jika demikian halnya, saya lebih baik

keluar dan berbuat dosa karena sebagai orang benar ternyata saya

tidak menimbulkan sukacita di surga! Saya ingin agar surga

bersukacita! Tampaknya logika yang masuk akal adalah bahwa

semakin besar dosa yang Anda lakukan, akan semakin baik jadinya,

karena Anda akan semakin banyak bertobat. Kalau saya berbuat

semakin banyak dosa dan bertobat, maka akan semakin bersukacita

surga jadinya."

Bagaimana menurut Anda? Apakah saya sudah menyampaikan hal

yang salah? Jika Anda mengaku mengerti arti kisah ini, tolong beritahu

saya apa artinya. Tampaknya, menjadi anak yang sulung itu tidak

menguntungkan karena ia selalu taat kepada ayahnya. Tidak? Apakah

menaati ayah itu tidak baik? Saya benar-benar kehilangan pegangan

sekarang. Bagaimana Anda akan memahami kisah ini? Pengajaran

Yesus mengandung makna yang jauh lebih mendalam ketimbang apa

yang kita bayangkan, dan jawaban yang dangkal hanya akan

menyesatkan kita.

Anak yang Manakah Anda sekarang ini?

Anak yang manakah Anda? Apakah Anda anak yang bungsu atau anak

yang sulung? Pikirkanlah hal itu. Anda tergolong yang mana? Sudah

jelas bahwa perumpamaan ini dimaksudkan untuk mengena terhadap

setiap orang yang mendengarkannya. Yesus menyatakan bahwa pada

dasarnya ada dua macam orang: satu seperti si anak sulung, dan satu

lagi seperti si anak bungsu. Yang manakah Anda?

Apakah Anda mengaku termasuk yang bungsu? Kapan Anda pernah

memboroskan harta yang diberikan kepada Anda? Kapan Anda pernah

pergi jauh dan terpaksa menjadi pemelihara babi? Anda akan berkata,

"Yah, itu kan makna rohaninya." Kalau begitu, beritahukan saya apa

makna rohaninya. Kapan Anda pernah menjadi pemelihara babi secara

rohani? Atau apakah Anda termasuk yang sulung? Apakah Anda selalu

taat? Anda akan berkata, "Ya, itulah saya. Saya selalu taat kepada

orang tua saya. Saya selalu menjadi anak yang baik. Saya memenuhi

semua yang diharapkan oleh orang tua saya. Saat mereka berkata,

'Bekerjalah di ladang,' saya segera pergi ke ladang. Saat mereka

Page 187: Bmf 24 cahaya injil

179 | C A H A Y A I N J I L

berkata, 'Belajarlah yang tekun,' saya segera belajar. Selama ini saya

adalah anak yang baik." Nah, apakah Anda merasa termasuk sebagai

anak yang sulung? Jadi, anak yang manakah Anda?

Hal ini sangat menarik. Jika ada orang yang berkhotbah tentang

perumpamaan ini dan berkata, "ini hanya sekadar sebuah kisah

tentang pertobatan, tentang orang yang berbalik kepada Allah." Saya

ingin sekali melakukan periksa-silang terhadap orang itu, mengikuti

istilah kaum pengacara. Dan sesudah melakukan periksa-silang itu,

saya ingin tahu apakah ia memang memahami arti perumpamaan ini.

Apakah Anda masih yakin bahwa Anda benar-benar paham arti dari

perumpamaan tentang anak yang hilang ini? Dapatkah Anda menjawab

setiap pertanyaan yang sudah diajukan tadi? Atau apakah Anda justru

merasa rugi karena tidak cukup banyak berbuat dosa, atau karena

sudah melewatkan kesempatan untuk berbuat dosa selama ini? Atau

apakah Anda akan berpikir, "Sayang sekali, pada waktu masih belum

menjadi Kristen, saya tidak cukup dalam terlibat dosa! Mungkin kalau

saya terlibat dalam pembunuhan, hasilnya akan lebih hebat karena

saya, seorang pembunuh, dapat bertobat dan memberi sukacita yang

besar bagi surga! Sungguh hebat! Tapi menjadi pembunuh mungkin

terlalu berlebihan, karena saya harus melewatkan waktu yang lama di

dalam penjara, sekalipun sudah bertobat. Mungkin menjadi seorang

yang keranjingan seks dan kemudian bertobat. Kemudian seluruh surga

bergema dalam sukacita bagi saya! Sungguh luar biasa!" Inikah hal

yang Anda pikirkan?

Kadang kala, saat mendengarkan kesaksian hidup seseorang,

pernahkah Anda amati bahwa mereka cenderung membesar-besarkan

dosa yang pernah mereka lakukan? Sebenarnya, mereka mungkin

hanya melakukan kurang dari separuh kejahatan yang mereka gembar-

gemborkan pernah mereka lakukan. Mereka hanya ingin membual

tentang betapa jahatnya mereka dahulu, sampai-sampai kesaksiannya

menjadi mirip dengan cerita kriminal. Akan tetapi mereka sebenarnya

tidak sehebat itu jika Anda tahu cerita sesungguhnya.

Apakah Yesus bermaksud untuk mengatakan, "Sayang sekali, dosa

yang kalian perbuat masih kurang hebat. Sayang sekali, selama ini

kalian justru menjadi anak yang taat kepada orang tua dan tidak

menimbulkan sukacita di surga. Akan lebih mantap hasilnya jika kalian

Page 188: Bmf 24 cahaya injil

180 | C A H A Y A I N J I L

mengerjakan dosa yang besar!" Apakah itu maksud-Nya? Jadi Anda

mungkin berpikir, "Mumpung masih belum terlambat. Saya akan

menutupi apa yang masih kurang. Saya akan mengambil cuti dan

mengumbar dosa selama dua bulan, lalu kembali dan bertobat di

gereja." Inikah maksud Yesus?

Sudah banyak pertanyaan yang saya ajukan, tetapi bagaimana

menjawabnya? Saya sungguh kagum dengan isi ajaran Kristus! Jika

ada orang yang memberikan penjelasan yang dangkal atau palsu

tentang pengajaran Yesus, orang itu tidak akan dapat membelanya.

Dapat dikatakan bahwa Yesus menyampaikan ajaran-Nya dengan cara

yang dapat melindunginya dari serangan. Mari kita mulai mencari

jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan itu.

Pola Dua Anak di dalam Perjanjian Lama

Perbuatan apa yang telah dilakukan oleh si bungsu terhadap kakaknya

sehingga si sulung mejadi sangat tidak senang? Ketika saya

memberikan penekanan pada peristiwa si bungsu menerima jubah yang

terbaik, cincin permata dan sandal (Lukas.15:22), sangatlah penting

untuk dipahami kalau hal itu bermakna bahwa sang ayah telah

memberi kedudukan lebih tinggi pada si anak bungsu. Hal ini penting

untuk dapat memahami mengapa si sulung mengajukan protes. Bukan

sekadar kepulangan si bungsu itu yang membuatnya tidak senang,

tetapi yang terutama adalah kenyataan bahwa si bungsu ini diberi

kedudukan yang lebih tinggi dari pada dia. Anak yang bungsu

menggantikan posisi anak yang sulung. Dapatkah Anda melihat poin

ini? Jadi Anda boleh bersimpati kepada si sulung.

Mengapa ada dua anak? Ketika saya memberi petunjuk ini, beberapa

dari Anda yang sudah akrab dengan si Perjanjian Lama akan segera

teringat pada contoh yang tersedia di sana. Dan Anda akan segera

memahami mengapa dikisahkan tentang dua anak. Dan Anda segera

tahu bagian mana dari Perjanjian Lama yang bercerita tentang anak

bungsu yang menggusur kedudukan anak sulung.

Esau dan Yakub adalah dua orang anak. Jika Anda meletakkan

perumpamaan tentang anak yang hilang ini di samping kisah tentang

Esau dan Yakub, Anda akan segera dapat melihat kesejajaran

keduanya. Anda mulai segera melihat bahwa perumpamaan ini dibuat

untuk mengarahkan perhatian kita ke masa Perjanjian Lama. Anda

Page 189: Bmf 24 cahaya injil

181 | C A H A Y A I N J I L

akan melihat bahwa kesejajarannya sangat dekat. Esau adalah orang

yang selalu sibuk di ladang, dan di dalam Lukas 15:25 kita membaca

bahwa si sulung baru pulang dari ladang. Dan sama seperti si anak

bungsu ini, Yakub juga pergi ke negeri yang jauh, dan mendapat

perlakuan yang buruk di sana. Ia harus menerima tindakan kecurangan

dan segala tekanan dari pamannya. Dan juga, pada akhirnya, Yakub

kemudian menggantikan kedudukan kakaknya ketika ia mengambil alih

hak kesulungan itu. Banyak orang yang tidak puas atas tindakan Yakub

yang seperti itu. Akan tetapi mereka lupa akan satu hal. Alkitab

memberitahu kita bahwa Esau sendiri yang meremehkan hak

kesulungannya. Apakah Yakub menginginkan hak kesulungan itu

karena ia tergiur oleh harta ayahnya? Tidak sama sekali. Yang ia

inginkan hanya berkat dari hak itu. Jika Anda membaca bagian tentang

kisah ini di dalam Kejadian 25 dan selanjutnya, Anda akan melihat

bahwa tindakan Yakub ini bukan bertujuan untuk mengincar jatah harta

warisan anak sulung. Ia tidak pernah mengincar hal seperti itu. Tidak

cukup waktu untuk membahas hal itu sekarang ini, namun yang perlu

kita perhatikan adalah bahwa, tidak seperti Esau, Yakub adalah orang

yang sangat peduli dengan perkara rohani. Itu sebabnya ia

menghendaki berkat dari ayahnya. Bukan harta yang diincarnya. Anda

harus memperhatikan hal ini baik-baik.

Daud dan Saul adalah contoh sejajar pada tingkatan yang berbeda. Di

sini Anda juga melihat betapa Daud menggeser kedudukan Saul. Dan

posisi raja diambil dari Saul dan diberikan kepada Daud. Dan sekali

lagi, sebagai anak yang bungsu, Daud harus melarikan diri untuk

menyelamatkan nyawanya di padang belantara selama bertahun-tahun.

Namun, di dalam setiap contoh kasus, kasih Allah tertuju kepada anak

yang bungsu. Allah berkata, "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci

Esau" (Rom.9:13) karena Esau hanya tertarik pada perkara duniawi

dan bukannya hal-hal yang berasal dari Allah. Hal ini bukan berarti

bahwa Yakub senantiasa adalah orang yang sangat rohani. Seperti si

anak bungsu ini, Yakub juga mengadakan perjalanannya menuju negeri

yang jauh, dan ia bertemu dengan Allah. Pada saat ia sedang tidur,

Allah datang kepadanya, dan seluruh hidupnya berubah total sebagai

akibat dari peristiwa ini. Dengan cara yang sama, Daud juga

mengalami perubahan di dalam masa pengembaraannya di padang

belantara. Dan Allah berkata tentang Daud, "Inilah orang yang

menyenangkan hatiKu."

Page 190: Bmf 24 cahaya injil

182 | C A H A Y A I N J I L

Jika Anda sudah memahami paralel-paralel dari Perjanjian Lama ini,

Anda akan mengerti bahwa kedua anak itu mewakili dua macam

orang yang berbeda. Dan perlu Anda ingat bahwa mereka yang

mendengarkan perumpamaan itu adalah orang-orang Yahudi, dan

mereka segera dapat memahami apa yang Yesus ajarkan karena

mereka paham isi Perjanjian Lama.

Kunci Pemahaman: Mati bagi yang Lama dan Hidup bagi yang

Baru

Apa yang ingin Yesus ajarkan di dalam perumpamaan ini? Satu-satunya

jalan untuk memahaminya adalah dengan mempelajari hal yang

disampaikan sebanyak dua kali dalam perumpamaan ini: "Sebab

anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali." Kunci pemahaman

dari perumpamaan ini ada di ayat 24 dan 32. Sekarang Anda dapat

melihat betapa pentingnya mati dan menjadi hidup kembali.

Sekarang Anda mulai dapat melihat bahwa ketika Yesus menceritakan

bahwa si bungsu sudah kembali, Ia tidak sekadar menyatakan bahwa

ketika Anda kembali kepada Allah, Anda hanya perlu berkata, "Maaf,

sekarang saya kembali. Selama ini saya menjadi orang yang jahat. Dan

karena sekarang saya sudah berkata, 'Maaf, Tuhan,' maka saya sudah

boleh menjadi orang Kristen." Apakah Anda mengira, seperti yang

sering disampaikan oleh banyak penginjil, bahwa Yesus sekadar

berkata, "Marilah, kamu semua yang sudah berbuat dosa, sampaikan

maafmu kepada Allah dan Ia akan memaafkan serta menjadikan kamu

sebagai anak"? Dalam hal ini, apa kesalahan si sulung yang tidak

pernah melakukan hal-hal yang tidak perlu disesali? Pertanyaan ini

tidak bisa dijawab. Apakah Anda akan berkata bahwa berbuat jahat itu

lebih baik ketimbang tidak pernah berbuat jahat? Jika ajaran Yesus

seperti itu, kita akan masuk dalam keadaan tanpa harapan.

Apakah Anda menjadi Kristen karena ajaran seperti itu? Sebagai

contoh, jika Anda benar-benar menyesal, Anda hanya perlu datang ke

gereja dan berkata, "Ya Allah, maafkan saya, dan sekarang saya sudah

menandatangani buku ini untuk mengikrarkan ketaatan saya seperti

yang diminta oleh pendeta." Dan selanjutnya, Anda boleh menjalani

hidup bahagia selamanya. Jika Anda masuk Kristen karena ajaran

seperti itu, maka sial sekali, Anda justru melangkah jauh dari maksud

Yesus dalam perumpamaan ini.

Page 191: Bmf 24 cahaya injil

183 | C A H A Y A I N J I L

Atau seperti orang tua yang menegur anaknya, "Bilang maaf!" Dan si

anak berkata, "Maaf." Dan orang tuanya menyahut, "Tidak, kamu

belum terlihat menyesal. Tunjukkan penyesalan kamu!" Lalu si anak

berkata, "Saya sangat menyesal." Kemudian orang tuanya berkata,

"Masih belum kelihatan menyesal. Kamu harus tunjukkan penyesalan

yang lebih mendalam!" Akhirnya si anak malah kesal, "Harus seperti

apa lagi? Seberapa besar penyesalan yang bisa dibilang benar-benar

menyesal?" Apakah ajaran yang terkandung di dalam perumpamaan ini

hanya seperti itu? Tapi penjelasan seperti ini cukup sering kita dengar.

Jika Anda pikirkan baik-baik, Anda akan berkata, "Nah, jika hanya itu

tuntutan keselamatan, jika hanya sekadar meminta maaf kepada Allah

yang dibutuhkan, saya akan berkata, 'Ya Allah, maafkan saya.'"

Kebanyakan orang sudah sangat puas jika Anda berkata, "Maaf," tanpa

peduli seberapa besar penyesalan Anda, cukup dengan mendengar kata

maaf dari Anda. Tentunya, Allah pasti memaafkan saya jika saya

meminta maaf pada-Nya. Dalam hal ini, setiap orang pasti bisa menjadi

seorang Kristen. Pada saat baptisan, orang itu akan ditanya, "Apakah

kamu menyesal?" Ketika jawabannya adalah, "Iya, saya menyesal."

Maka orang itu segera dibenamkan ke dalam air dan dibaptis.

Kedengarannya mungkin seperti cerita dalam komik, tapi bukankah hal

itu yang sering terjadi?

Apakah kita akan mengatakan bahwa ini adalah ajaran dari Yesus?

Apakah Anda tidak mau mengaku bahwa Anda mengira ini adalah

ajaran dari Yesus? Anda pikir Anda sudah mengerti isi perumpamaan

ini, bukankah begitu? Jika ini adalah ajaran yang dipegang oleh

kebanyakan orang Kristen, maka tidak heran kalau Gereja dipenuhi

oleh orang-orang yang berkata, "Aku menyatakan penyesalanku di

tahun 1956. Dan ketika aku selesai mengucapkan hal itu, mereka

membenamkanku di air. Nah, sekarang aku sudah jadi orang Kristen.

Dan selanjutnya, aku selalu mengucapkan maaf jika diperlukan."

Izinkan saya mengajukan pertanyaan: Apakah Anda mengira bahwa

kesalahan dari si sulung ini adalah karena ia tidak pernah meminta

maaf? Apakah ia selalu taat kepada ayahnya sehingga ia tidak perlu

berkata maaf di sepanjang hidupnya? Bagaimana jika suatu saat

ayahnya berkata, "Bilang maaf"? Tidakkah ia akan meminta maaf?

Karena jika sang ayah menyuruhnya meminta maaf dan ia tidak mau

melakukan, maka itu berarti ia sudah tidak taat. Nah, jika si anak

Page 192: Bmf 24 cahaya injil

184 | C A H A Y A I N J I L

sulung juga tahu bagaimana menyesali suatu perbuatan, lalu mengapa

si bungsu bisa menjadi lebih baik dari pada dia?

Anda akan selalu mengalami kesulitan dalam memahami perumpamaan

ini jika tidak memahami makna dari mati dan hidup. Poinnya bukan

pada pernyataan maaf si bungsu, tetapi pada kematiannya! Ia sudah

berubah sekarang. Ia adalah ciptaan baru. Ia tidak sekadar pulang

dan meminta maaf. Poin yang penting ini diulangi sampai dua kali. Kita

tidak boleh gagal dalam mengamatinya. Si bungsu sudah berpisah

dengan masa lalunya. Ada sesuatu yang mati di dalam dirinya. Dan ini

adalah poin yang sangat penting. Ia bangkit sebagai manusia yang

baru. Ia kembali kepada ayahnya dengan watak yang sama sekali baru.

Ia berkata, "Aku telah bedosa terhadap bapa. Aku tidak layak lagi

menjadi anakmu. Berilah aku tempat di antara para pelayanmu."

Dapatkah Anda melihat perubahan penuh, kerendahan hati, di sini?

Dapatkah Anda melihat perbedaan total antara anak yang dengan

angkuh pergi membawa harta kekayaannya untuk berfoya-foya dengan

anak yang mati melalui pertobatan? Sekarang kita dapat melihat apa

artinya kalimat "Lalu ia menyadari keadaannya" (Luk.15:17). Seluruh

cara berpikirnya sudah berubah. Itulah arti sejati dari pertobatan. Lalu

ia menyadari keadaannya, berarti ia sadar bahwa diri yang lama ini

harus mati. Ia tidak dapat pulang ke ayahnya kecuali sebagai manusia

baru.

Dan alasan sambutan yang meriah dari sang ayah adalah karena ia

sudah melihat perubahan total dalam sikap yang terlihat dari ucapan

anaknya itu. Ia melihat bahwa anaknya ini sudah menjadi orang yang

berbeda. Ini adalah poin utama dan penting yang harus kita pegang.

Menjadi seorang Kristen berarti menjadi manusia baru. Itu sebabnya

saya menyampaikan berulang kali, menjadi Kristen itu bukan sekadar

datang kepada Allah dan berkata, "Maafkan saya." Bukan sekadar

berkata, "Aku akan mempercayai semua yang Anda mau saya

percayai." Allah tidak tertarik dengan hal itu. Ia ingin melihat adanya

transformasi total.

Mengertikah Anda tentang Perlunya menjadi Manusia Baru?

Kalau pokok ini sudah bisa dipahami dengan jelas, mari kita amati lagi

tentang kedua orang anak tersebut. Memang benar bahwa si ayah

memiliki dua anak, minimal dalam pengertian anak kandung, akan

tetapi anak yang mana yang bisa diajaknya berkomunikasi? Anak yang

Page 193: Bmf 24 cahaya injil

185 | C A H A Y A I N J I L

mana yang benar-benar punya hati untuk memahami dia? Anak yang

mana yang tidak sekadar merupakan anak dari kelahiran jasmani tetapi

juga memiliki tingkat hubungan bapa-anak yang baru di tataran rohani

dan moral? Jelaslah, si anak bungsu telah menjadi anak yang

sejati. Si sulung hanya sekadar anak kandung melalui kelahiran

jasmani saja. Hal ini sangat penting untuk dipahami.

Sekarang kita dapat menanyakan hal ini, anak yang manakah Anda?

Yang penting bukanlah seberapa banyak dosa yang telah Anda perbuat

seolah-olah dosa telah menjadi hal penting sehingga kita harus

bergegas membuat sebanyak mungkin dosa karena daftar dosa kita

masih kurang panjang. Hal ini bukanlah pokoknya. Poinnya adalah

bahwa si sulung ini tidak pernah menjadi manusia baru karena ia

tidak merasa perlu untuk menjadi manusia baru. Ia selalu

menganggap bahwa dirinya sudah cukup baik. Ia selalu berpikir bahwa

ia benar. Akan tetapi si bungsu dapat melihat seperti apa dirinya

sesungguhnya dan ia akhirnya menjadi manusia baru.

Nah, sekarang Anda mestinya dapat mengerti maksud dari perkataan

Tuhan, seluruh surga bersukacita, bukan karena orang-orang yang

menganggap bahwa mereka tidak memerlukan pertobatan. Tidak dapat

disangkal bahwa mereka memang tak pernah melakukan pembunuhan.

Mereka juga tidak pernah berbuat zinah. Mereka memang tidak pernah

berbuat jahat. Anda tidak dapat menyangkal bahwa mereka adalah

orang-orang benar karena mereka memang tidak pernah melakukan

satupun dosa-dosa itu. Namun apa gunanya bersukacita atas orang-

orang yang membeku dalam watak lamanya?

Hari ini, bisakah Anda berkata, "Tuhan, saya menyadari sekarang

bahwa yang Engkau kehendaki adalah seorang manusia baru. Saya

selama ini merasa sudah cukup baik. Saya sekarang menyadari bahwa

saya ini masih belum cukup baik. Saya menyadari sekarang bahwa

sekalipun saya belum pernah melakukan hal-hal yang jahat namun

bukan berarti bahwa saya tidak dapat berbuat dosa-dosa itu. Ini lebih

disebabkan oleh karena saya tidak memiliki kesempatan untuk itu.

Saya masih menyadari bahwa saya harus ditransformasi; saya harus

menjadi manusia baru"? Apakah Anda seorang manusia baru?

Bagi mereka yang sedang menunggu saat baptisan dan ingin menjadi

Kristen, saya tekankan sekali lagi bahwa Allah tidak berkata, "Marilah,

Page 194: Bmf 24 cahaya injil

186 | C A H A Y A I N J I L

dan nyatakanlah penyesalan." Akan tetapi yang Allah katakan adalah,

"Marilah, dan jadilah manusia baru yang serupa dengan Kristus." Lalu,

Ia akan memberi Anda jubah yang terbaik, dan Anda selanjutnya akan

menjadi pewaris bersama Kristus (Kol.3:5-10, 12-14). Anda akan

menjadi anak Allah yang sejati. Jangan mengira bahwa Allah hanya

melihat di permukaannya saja dan hanya menghendaki tanggapan

yang dangkal terhadap Firman-Nya. Ia menghendaki perubahan

yang total.

Dan karakteristik dari Yakub dan Daud adalah: mereka mudah

dibentuk. Dengan kata lain, karakteristik seorang manusia baru adalah

bahwa ia menyerahkan seluruh hidupnya di tangan Allah sehingga Allah

dapat membentuk dia ke dalam gambaran dan keindahan yang utuh

dari Kristus. Itulah ciri dari ciptaan baru. Apakah Anda punya ciri itu?

Dan jika Anda belum menjadi Kristen, bersediakah Anda menjadi

seperti itu? Inilah keindahan kehidupan Kristen yang digambarkan oleh

lagu berikut:

Pakailah jalanMu Tuhan, pakailah jalanMu

Engkau Penjunan, aku tanah liat

Bentuklah aku, jadikan aku baru

Aku menunggu dan berserah sepenuhnya

Marilah kita tanamkan Firman Allah ini di dalam hati kita.

Perumpamaan tentang Dua Anak yang Hilang

Lukas 15:11-32 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal

Isi khotbah

Hari ini, kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang pengajaran

Yesus di dalam Lukas 15:11-32, yang ketiga dari empat perumpamaan

di dalam Lukas 15, Perumpamaan tentang Anak yang Hilang. Dan

perumpamaan ini berkisah tentang hubungan bapa-anak (sonship). Apa

artinya menjadi anak? Apa masalah yang timbul dalam hubungan ini?

Bagaimana cara kita menjadi anak? Saya akan memberi gambaran

ringkasnya kepada Anda karena perumpamaan ini agak terlalu panjang

untuk dibaca.

Page 195: Bmf 24 cahaya injil

187 | C A H A Y A I N J I L

Isi Cerita tentang Anak yang Hilang

Di dalam perumpamaan ini, Yesus bercerita tentang seorang ayah yang

memiliki dua anak laki-laki. Dan anak yang lebih muda meminta

pembagian warisan sebelum ayahnya mati. Ia tidak sabar menunggu

sampai ayahnya mati untuk dapat menikmati warisan itu. Lalu ia

berkata, "Maukah engkau membagi kekayaanmu sekarang dan

memberi saya bagian yang ditetapkan buat saya?" Dari sini kita dapat

melihat bagaimana sikap mental dan kepribadian anak tersebut.

Memang ada pengaturan di bawah hukum Yahudi bahwa jika si ayah

berkenan, ia dapat membagi warisan kepada anaknya sebelum ia

sendiri meninggal. Perhatikan bahwa si ayah ini tidak menegur

anaknya. Ia tidak berkata, "Aku tidak mengizinkan kamu melakukan

hal itu," suatu ucapan yang cenderung akan dilontarkan setiap ayah.

Dan hal ini memberi kita satu pengertian tentang karakter Allah. Si

ayah itu memberi anaknya bagian warisan anak itu. Tak lama

kemudian, anak yang lebih muda ini memisahkan diri, sesudah

menerima bagian warisan dari ayahnya. Di dalam ayat 13, perhatikan

bahwa ia tidak pergi ke negeri yang dekat dengan tempat tinggal

ayahnya. Ia merantau ke negeri yang sangat jauh, berharap bisa pergi

dari ayahnya sejauh mungkin, karena - sebagaimana yang Anda

ketahui - setiap anak cenderung ingin mandiri. Anak-anak ingin sekali

melakukan segala yang mereka mau; mereka tidak ingin selalu berada

di bawah pengawasan ayahnya. Jadi pergilah anak ini untuk menikmati

kebebasannya.

Namun celaka sekali! Hal-hal yang gampang diraih selalu mudah pula

berlalu. Si ayah mungkin harus bekerja keras untuk memperoleh

kekayaan itu, namun si anak tidak akan bisa menghargai hal yang

bukan hasil perjuangannya sendiri, perkara ini sering terjadi pada

anak-anak yang berasal dari keluarga kaya. Lalu ia pergi ke negeri

yang sangat jauh dan memboroskan semua kekayaannya. Pepatah

mengatakan, "Gampang didapat, gampang pula habisnya". Jadi dalam

waktu yang sangat singkat, karena tidak tahu bagaimana mengelola

keuangannya, anak ini jatuh bangkrut.

Pada waktu itu ia mulai menyadari, bahwa untuk dapat bertahan hidup

ia harus bekerja. Tiba-tiba ia tersadar bahwa hidup di dunia ini perlu

bekerja. Sebelumnya, segala sesuatu yang ia nikmati adalah hasil

pemberian. Sang ayah selalu mencukupi segala sesuatu buatnya.

Mendadak saja sekarang ia harus bekerja. Namun ternyata ia tidak

Page 196: Bmf 24 cahaya injil

188 | C A H A Y A I N J I L

punya keterampilan yang tinggi untuk bekerja. Apa yang dapat ia

lakukan? Orang yang tidak tahu bagaimana mengelola kehidupan dan

keuangannya sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Akhirnya, satu-satunya tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya

adalah mengawasi babi. Ia mendapat pekerjaan sebagai pemelihara

babi.

Namun ini bukan pekerjaan yang dibayar tinggi. Ia mendapati bahwa

upahnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehingga ia rela

memakan makanan babi. Bagaimanapun juga, makanan babi tidak

terlalu buruk. Kadang kala, sisa-sisa makanan yang lezat dari restoran

yang mahal dikumpulkan dalam tong khusus dan diberikan kepada

babi. Jadi cukup sering babi-babi menerima makanan yang lebih bergizi

ketimbang manusia. Banyak orang yang hanya makan roti tawar

dengan gula, selai dan bahan lain yang tidak cukup bergizi, sementara

babi menikmati semua hidangan utama yang juga disajikan kepada

orang kaya! Tidak heran jika anak muda ini berminat terhadap

makanan babi, yang penampilannya mungkin tidak begitu menarik,

namun rasanya pasti cukup lezat, percayalah.

Ketika ia sedang dalam keadaan seperti ini, ia mulai merenungkan

tentang rumahnya. Kadang kala dibutuhkan satu pukulan yang keras

untuk menyadarkan kita. Di dalam ayat 17 disebutkan, lalu ia

menyadari keadaannya, ia mulai tersadar. Akhirnya ia terbangun. Ia

mulai menyadari keadaannya.

Perhatikan bahwa saat di rumah, ayahnya memberi dia segala-galanya,

namun jauh dari rumah, ia bukan siapa-siapa, dan tak ada yang peduli

padanya. Ayat 16 berkata, tidak seorangpun yang memberi kepadanya.

Satu-satunya orang yang peduli pada anak ini adalah ayahnya. Namun

anak ini sudah mengingkari orang yang sayang padanya. Sekarang,

tidak ada yang peduli padanya di tempat ini. Ketika kita mengingkari

Allah, kita akan segera mendapati bahwa satu-satu-Nya pribadi yang

benar-benar menyayangi kita adalah Allah. Tak seorangpun yang

menyayangi kita lebih dari Allah.

Mendapati dirinya berada dalam keadaan seperti itu, ia mulai berpikir,

"Pelayan ayahku yang berjumlah banyak itu semuanya bisa makan

sampai puas. Sedangkan aku di sini mati kelaparan!" Dan akhirnya ia

sampai pada kesimpulan yang memang sudah semestinya ia lakukan,

Page 197: Bmf 24 cahaya injil

189 | C A H A Y A I N J I L

"Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku. Di sanalah satu-satunya

tempat yang tersisa bagi aku."

Namun bagaimana ia bisa kembali kepada ayahnya? Ia sudah

mengambil bagian warisannya. Ayahnya sudah tidak punya hubungan

apa-apa lagi dengannya. Lalu ia memikirkan dan menyusun kata-kata

yang akan diucapkannya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga

dan terhadap bapa." Ucapan ini memiliki makna yang sangat dalam.

Dengan kata lain ia sedang berkata, "Aku telah berdosa kepada Allah

dan juga kepadamu, bapa. Apa yang sudah kulakukan bukan sekadar

merupakan kesalahan terhadapmu, tetapi juga suatu kesalahan kepada

Allah. Sekarang aku memintamu untuk menerima aku, bukan sebagai

anakmu karena aku tidak punya lagi hak sebagai anakmu, tapi berilah

aku tempat di antara hamba-hambamu. Aku tidak tahu apakah aku

boleh diterima sebagai seorang hamba. Tetapi jika engkau

menganggap bahwa aku masih boleh menjadi hambamu, aku

memohon Anda untuk menerima aku."

Ayah yang Berbelas Kasih

Lalu di dalam ayat 20, kita baca bahwa si ayah selama ini selalu

menatapi kejauhan lewat jendela rumah menanti kepulangannya. Si

ayah sudah lama menanti, dan ia tidak dikecewakan. Dari kejauhan, ia

melihat sesosok tubuh yang berpakaian compang camping, berjalan

gontai dan melangkah dengan lesu, dan hatinya segera diliputi oleh

sukacita! Ayat 20 berkata, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah

hatinya oleh belas kasihan. Kita akan membahas kata 'belas kasihan'

ini nanti. Lalu si ayah ini berlari; ia tidak sekadar berjalan. Ia tidak

menunggu sampai si anak datang. Ia tidak berkata, "Saya tunggu di

sini saja. Ia harus menerima pelajarannya. Ia pantas menerimanya. Ini

satu pelajaran buatnya." Tidak ada pembalasan, tidak ada dendam. Si

ayah berlari keluar dan memeluk anak bungsu ini. Si anak segera

menyampaikan kata-kata yang sudah dirancangnya itu, "Aku telah

berdosa terhadap surga dan terhadap bapa. Aku tidak layak lagi

disebut anakmu. Aku tidak pantas menjadi anakmu." Namun sang ayah

membalutkan pakaian terbaik buat anaknya. Dan ia memakaikan cincin

di jari sang anak, dan memakaikan sepatu di kakinya, yang

menunjukkan bahwa si anak ini bahkan tidak punya alas kaki lagi. Ia

berjalan dengan telanjang kaki selama ini. Dan perutnya yang lapar

dipuaskan dengan daging dari anak lembu yang tambun. Sukacita yang

sangat besar!

Page 198: Bmf 24 cahaya injil

190 | C A H A Y A I N J I L

Si Sulung yang Kesal

Tidak heranlah, anak yang sulung memandang semua hal ini dengan

penuh rasa muak dan berpikir, "Nah, anak ini memang pantas

menerima nasibnya! Si pemalas ini tidak pernah bisa diandalkan, dasar

anak bengal yang manja! Ia bahkan berani melecehkan bapa dengan

meminta bagian warisannya sebelum bapa meninggal! Apa ada anak

yang lebih hina dari itu? Terus dia pergi jauh menghambur-hamburkan

warisannya. Berfoya-foya di negeri orang, dan sekarang kembali

sebagai pengemis! Tapi bapa bukannya menempatkan dia di tempat

yang seharusnya. Bapa malah bersukacita untuk kepulangannya!" Si

anak sulung merasa sangat muak karena tidak seperti bapanya, ia

tidak memiliki belas kasihan sama sekali. Ia tidak punya rasa iba

terhadap adiknya, yang sudah mendapat pelajaran dari pengalaman

buruknya. Sang ayah merasa karena si bungsu ini sudah sadar dan

menerima pelajarannya dari pengalaman itu, tidak usahlah kesulitan

yang dihadapi itu ditambah-tambahi. Ia sudah jatuh bangkrut,

telanjang kaki dan kelaparan. Perlukah anak itu direndahkan lagi untuk

memastikan bahwa ia belajar dari kesalahannya? Seberapa rendah

perlakuan yang mampu ia tanggung? Sang ayah menganggap bahwa

itu semua sudah cukup. Akan tetapi tidak ada yang cukup bagi si anak

sulung. Ia merasa bahwa yang terbaik adalah menempatkan si bungsu

sejajar dengan para budak. Ia tidak berbelas kasihan.

Dan sebagai rangkuman dari perumpamaan ini, si ayah berkata,

"Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah

hilang dan didapat kembali." Ini sebabnya mengapa perumpamaan ini

disebut Perumpamaan tentang Anak yang Hilang.

Perumpamaan ini Semestinya disebut: Perumpamaan tentang

Dua Anak yang Hilang

Sebenarnya, saya cenderung menyebutnya sebagai Perumpamaan

tentang Dua Anak yang Hilang, yang satu tersesat lebih jauh dari yang

lainnya. Atau, disebut Perumpamaan Dua Anak yang Hilang, satu telah

ditemukan kembali dan yang satunya tidak pernah diselamatkan

karena tidak pernah hilang.

Pertama-tama, perlu Anda cermati bahwa keseluruhan isi Alkitab

bercerita tentang anak-anak yang hilang. Isi beritanya selalu adalah

tentang anak yang hilang. Manusia pertama, Adam, tersesat dan

hilang, dan Adam disebut sebagai seorang 'anak Allah' di dalam Lukas

Page 199: Bmf 24 cahaya injil

191 | C A H A Y A I N J I L

3:38. Yaitu, asal muasalnya, keberadaan dan segala miliknya

bersumber dari Allah. Adam adalah anak Allah dan Adam sudah hilang.

Siapa lagi anak yang hilang? Sebagian besar Perjanjian Lama berkisah

tentang Israel, dan bangsa Israel disebut sebagai 'anak Allah' di dalam

beberapa ayat, sebagai contoh, Hosea 11:1,2 dan 10. Dan Hosea 11:1

(dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu, yaitu, Allah memanggil Israel keluar

dari Mesir) yang dikutip dalam Matius 2:15 bercerita tentang Israel

sebagai anak yang hilang. Alkitab adalah buku yang berkisah tentang

anak-anak yang hilang.

Kata 'anak' memiliki makna yang luas di dalam Alkitab. Para malaikat

Allah di dalam Perjanjian Lama juga disebut sebagai 'anak-anak Allah',

sebagai contoh di dalam Ayub 1:6, 2:1, 38:7. Mereka adalah anak-

anak dalam kedudukan yang berbeda, kedekatan yang berbeda

terhadap Allah. Namun, bahkan para malaikat juga bisa terhilang.

Perhatikan contoh di dalam surat Yudas ayat 6, di situ disebutkan

bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-

batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman

mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai

penghakiman pada hari besar.

Kunci Pemahaman Perumpamaan ini: Menjadi Anak bukan

Jaminan Anda Tidak akan Hilang

Ada satu pandangan yang beredar luas di kalangan orang Kristen

sekarang ini, bahwa kedudukan sebagai anak merupakan jaminan

keselamatan. Apa dasar jaminan keselamatan seorang Kristen? "Aku

adalah anak". Dan banyak sekali orang yang berkata, "Sekali menjadi

anak akan selamanya menjadi anak." Benar, 'sekali menjadi anak

memang akan selamanya menjadi anak," tetapi apa artinya itu? Sejauh

yang berhubungan dengan Kitab Suci, tidak ada makna jaminan

keselamatan sama sekali. Seperti yang sudah kita lihat, Alkitab selalu

bercerita tentang anak yang hilang. Menjadi seorang anak bukanlah

jaminan bahwa Anda tidak akan terhilang, dan inilah poin utama dari

Perumpamaan tentang Anak yang Hilang itu.

Jika Anda seorang Kristen, jangan mendasarkan keamanan rohani Anda

pada anggapan bahwa Anda adalah anak dan dengan demikian Anda

pasti akan baik-baik saja, jadi Anda boleh berbuat dosa sebanyak yang

Anda mau. Anda boleh meninggalkan Allah dan masih diselamatkan

Page 200: Bmf 24 cahaya injil

192 | C A H A Y A I N J I L

juga pada akhirnya. Itulah pengajaran yang banyak diberikan oleh

sebagian besar Gereja sekarang. Namun saya beritahu, ini adalah

ajaran sesat, berdasarkan Firman Allah; ini bukanlah ajaran yang

alkitabiah. Jangan membangun kehidupan rohani Anda di atas dasar

yang salah. Mungkin terasa nyaman, menentramkan, namun tetap saja

salah.

Pernah ada orang yang berkata kepada saya, "Sekalipun orang-orang

Kristen mungkin berpaling dari Allah, mungkin berbuat dosa,

melakukan berbagai pelanggaran, mereka tetap akan diselamatkan."

Saya bertanya, "Adakah dasar dari Firman Allah untuk hal itu?"

Jawabnya, "Sangat mudah! Kita adalah anak-anak Allah, dan jika

sudah menjadi anak, maka selamanya akan tetap sebagai anak."

Menyedihkan sekali! Membangun anggapan tentang jaminan

keselamatan seperti itu sangatlah membinasakan! Belum pernahkah

Anda membaca Alkitab? Alkitab berbicara tentang anak-anak yang

hilang. Adam terhilang. Dia adalah anak. Bangsa Israel terhilang.

Mereka juga adalah anak-anak. Para malaikat adalah anak-anak Allah

tetapi mereka juga ada yang hilang. Apakah Anda akan mendasarkan

rasa aman Anda hanya dengan kata-kata, "Aku adalah anak"?

Saya tidak seketikapun menyangkal betapa luar biasanya menjadi

seorang anak Allah! Dan kita adalah anak-anak Allah dalam beberapa

pengertian. Sebagai contoh, makna dari ungkapan 'anak Allah' yang

memiliki jangkauan yang luas, di dalam Kisah 17:28 di mana Paulus

mengutip salah satu pujangga Yunani yang mengatakan bahwa kita ini

dari keturunan Allah juga. Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita

ada. Ada cakupan makna yang luas di mana Allah menjadi Bapa dan

kita, umat manusia, adalah makhluk dengan keberadaan yang berasal

dari Dia. Sama seperti keberadaan kita yang berasal dari orang tua

kita, di balik itu, Allahlah yang menjadi sumber keberadaan kita

sesungguhnya. Allah adalah bapa di dalam pengertian cakupan yang

sangat luas itu. Dan cara pandang ini juga diterima oleh Alkitab. Akan

tetapi ada pengertian yang lebih dipersempit lagi. Sama seperti di

dalam setiap keluarga, beberapa anak memiliki kedekatan yang lebih

akrab dengan ayah mereka ketimbang anak yang lainnya. Hal ini

terjadi juga di dalam kehidupan rohani, beberapa anak memiliki

Page 201: Bmf 24 cahaya injil

193 | C A H A Y A I N J I L

hubungan lebih akrab dengan Allah, dengan Bapa, ketimbang anak

yang lainnya.

Di samping itu, ada lagi pengertian yang lebih khusus sifatnya yaitu

kita menjadi anak karena Allah mengangkat kita sebagai anak-Nya.

Paulus berkata bahwa kita telah menerima Roh yang menjadikan kita

anak Allah di Roma 8:15. Dengan demikian, kita menjadi anak karena

pengangkatan; dan juga menjadi anak karena kelahiran baru.

Yesus juga adalah Anak, akan tetapi tentulah kita bukanlah anak

dengan pengertian yang sama dengan Yesus sebagai Anak Allah. Dan

Anda akan melihat betapa keberadaan-Nya sebagai Anak sungguh

berbeda dengan keberadaan kita sebagai anak. Keberadaan Dia

sebagai Anak lebih bersifat esensial. Yesus memiliki natur yang sama

dengan Bapa. Sedangkan kita tidak dari natur yang sama dengan Allah.

Kita adalah manusia, tetapi Yesus adalah keduanya, Ilahi dan juga

manusia. Dari sini kita dapat melihat bahwa Alkitab memakai kata

'anak' dengan pengertian yang sangat luas.

Tetapi cukup untuk dikatakan di titik ini, bahwa tidak kira dalam

pengertian apa pun, Anda tidak dapat berkata, "Aku aman karena aku

adalah anak." Saya sedih melihat begitu banyak orang Kristen yang

diajari bahwa kualitas kehidupan yang mereka jalani tidaklah penting.

Tidak masalah apakah mereka kudus atau tidak. Tidak masalah apakah

mereka berbuat dosa atau tidak.

Kenyataannya, pernah saya menanyakan salah satu dari orang Kristen

itu, "Katakan pada saya, berdasarkan doktrin yang Anda yakini - tidak

tahu dari mana asalnya, jika seorang Kristen melakukan pembunuhan

dan tidak bertobat, apakah ia tetap akan diselamatkan? Ya atau tidak?"

Dan tahukah Anda apa jawabannya? Dia berkata, "Ya." Berdasarkan

teori 'sekali selamat tetap selamat', Anda tentu saja akan tetap

diselamatkan biarpun sudah melakukan pembunuhan. Tidak ada hal

yang dapat Anda lakukan untuk tidak diselamatkan.

Saya berkata, "Jadi jika seorang yang bukan Kristen melakukan,

katakanlah, sebuah dosa kecil seperti mencuri, apakah ia harus masuk

ke neraka sementara orang Kristen yang membunuh dan tidak bertobat

akan tetap diselamatkan? Doktrin macam apa yang Anda ajarkan ini?

Dari bagian Alkitab yang mana Anda menemukan ajaran ini?"

Page 202: Bmf 24 cahaya injil

194 | C A H A Y A I N J I L

Kesalahan itu datang dari penalaran yang salah bahwa 'sekali anak

tetap anak.' Mereka lupa bahwa Anda bisa saja menjadi anak namun

tetap hilang. Dan hal ini adalah jauh lebih tragis ketimbang tidak

pernah menjadi anak sama sekali.

Perumpamaan ini Berbicara tentang Anak yang Hilang dan

Diselamatkan karena Bertobat

Saya harap Anda mau memikirkan hal ini dengan sangat hati-hati.

Saya ulangi sekali lagi: Alkitab adalah sebuah Kitab tentang anak-anak

yang hilang. Ini adalah kisah yang tragis. Dan apakah Anda pikir anak

yang bungsu itu akan diselamatkan jika ia tidak bertobat?

Perumpamaan ini bercerita tentang anak yang hilang dan diselamatkan

bukan karena ia adalah seorang anak, tetapi karena ia bertobat.

Keberadaan sebagai anak tidak ada artiya buat dia, jika ia tidak

bertobat. Jika ia bisa diselamatkan tanpa harus bertobat, maka kita

tidak membutuhkan perumpamaan ini. Poin pokok dalam

perumpamaan ini adalah bahwa ia diselamatkan karena ia bertobat.

Lalu bagaimana dengan si sulung? Ia juga disebut anak. Tahukah Anda

siapa yang diwakili oleh si sulung ini? Jika Anda memperhatikan dengan

teliti perumpamaan-perumpamaan dari Yesus, beberapa dari antaranya

bercerita tentang dua anak. Anak yang sulung selalu dihubungkan

dengan para ahli kitab dan orang-orang Farisi sementara yang bungsu

dikaitkan dengan orang-orang berdosa dan pemungut cukai. Ini adalah

dua kelompok utama umat di Israel: para ahli kitab dan orang-orang

Farisi di satu pihak, dan orang-orang berdosa serta pemungut cukai di

pihak lannya. Mereka itulah dua anak ini. Itu sebabnya Yesus berkata

kepada orang-orang Farisi dan ahli kitab, "Orang-orang berdosa dan

pemungut cukai akan masuk ke dalam kerajaan Allah tanpa kalian,

karena mereka akan bertobat. Tetapi kalian akan tertinggal di luar.

Saat itulah kalian akan meratap dan menggertakkan gigi." Tidak ada

orang yang diselamatkan tanpa pertobatan. Tidak ada ajaran alkitabiah

yang mengatakan bahwa setiap orang akan diselamatkan tanpa

pertobatan.

Jangan Terlalu Yakin bahwa Anda adalah Anak!

Itu sebabnya mengapa Yohanes Pembaptis, nabi besar Allah, berkata,

"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah

mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah

bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan

Page 203: Bmf 24 cahaya injil

195 | C A H A Y A I N J I L

anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!" (Mat.3:8-9). Namun

orang-orang Yahudi, seperti juga orang-orang Kristen, mendasarkan

keyakinan mereka pada keberadaan sebagai anak: "Kami adalah umat

yang terpilih. Kami telah dipilih oleh Allah." Benar, itu semua karena

anugerah, akan tetapi anugerah juga bisa menyebabkan kita menjadi

sombong. Lagi pula, oleh kasih karunia, Ia telah memilih saya, dan

bukan Anda. Ia telah memilih kami, bukan kalian. Ini adalah awal suatu

kesombongan. Saya mau tunjukkan kepada anda bahwa dengan sikap

seperti itu berarti Anda masih belum memahami pengajaran yang

alkitabiah tentang hal menjadi anak. Dan itu sebabnya mengapa di

dalam Yohanes 8:41 orang-orang Yahudi berkata kepada Tuhan, "Kami

tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah," dengan kata

lain, "Kami para anak." Benar sekali, mereka memang para anak, akan

tetapi Tuhan Yesus berkata di ayat 44, "Iblislah yang menjadi bapamu."

Apakah anak-anak Abraham berasal dari iblis? Bukan, anak-anak

Abraham adalah anak-anak perjanjian! Tuhan Yesus berkata, "Dari

buahmulah terlihat bahwa kalian tidak lain adalah anak-anak iblis." Ini

bukan suatu pernyataan yang bermaksud menghina. Ini adalah

diagnosa tentang keadaan rohani mereka. Tidak, kita tidak boleh

mendasarkan keyakinan kita pada fakta bahwa kita telah dipilih untuk

menjadi anak. Mari kita ingat poin ini baik-baik.

Sangatlah penting bagi kita untuk tidak disesatkan oleh pengajaran

palsu di zaman sekarang ini. Dapat saya katakan bahwa mayoritas

pengajaran di Gereja sekarang ini mencoba untuk mengatakan kepada

Anda bahwa yang perlu Anda lakukan adalah menjadi anak. Saudara-

saudaraku, menjadi anak adalah hal yang penting. Itu adalah langkah

pertama. Namun jangan membayangkan bahwa kedudukan sebagai

anak adalah dasar dari jaminan keselamatan. Tidak ada dasar

alkitabiah bagi hal itu karena seiring dengan penghargaan itu datang

pula suatu tanggungjawab. Semakin banyak Anda menerima, semakin

banyak Allah menuntut dari Anda. Ia mengharapkan sesuatu yang lebih

dari Anda karena Anda adalah seorang anak. Dan itulah yang Ia

katakan kaum Israel, "Karena engkaulah, dan hanya engkaulah, umat

yang Kupilih di atas bumi ini, maka Aku akan menghakimi engkau"

(Ul.7:6-7; Yeh.18:30). Itulah dasar dari penghakiman-Nya.

Ingatlah selalu bahwa perumpamaan ini tidak berkisah tentang orang

tidak percaya yang tersesat, melainkan tentang anak yang hilang.

Camkanlah hal ini baik-baik. Dan di dalam perumpamaan ini, anak-

Page 204: Bmf 24 cahaya injil

196 | C A H A Y A I N J I L

anak tersebut bahkan merujuk kepada kelompok-kelompok yang ada

dalam kalangan umat Yahudi: di satu pihak, orang-orang Farisi beserta

para ahli kitab, dan di pihak lain adalah para pemungut cukai dan

orang-orang berdosa.

Allah adalah Bapa kepada Semua

Sekarang, mari kita perhatikan aspek lain di dalam perumpamaan ini:

Kebapaan Allah. Allah disebut sebagai Bapa. Kita sudah memahami

bahwa kata 'anak' dipakai dalam pengertian yang sangat luas,

menunjukkan bahwa sekalipun orang yang tidak percaya tetap memiliki

hubungan dengan Allah karena Allah yang menciptakan mereka;

keberadaan mereka bersumber pada Allah. Dalam pengertian seperti

itu, dia adalah keturunan Allah juga seperti yang dikatakan oleh Paulus

dalam Kisah 17:28. Berdasarkan pengertian yang sangat luas itu

maka Allah juga merupakan Bapa bagi orang-orang yang tidak

percaya karena keberadaan mereka bersumber dari Allah.

Berarti setiap orang harus bertanggung jawab kepada Allah, karena

Allah adalah Bapa kepada setiap orang. Tapi bagi orang-orang Kristen,

Ia adalah Bapa di dalam pengertian hubungan yang lebih dekat, dan

juga Bapa bagi Yesus di dalam pengertian hubungan yang malah lebih

dekat lagi.

Ingatlah selalu bahwa "Kita tidak berada di tingkatan yang sama

dengan Yesus." Dia adalah Anak di dalam pengertian yang berbeda

dengan keberadaan kita sebagai anak-anak. Jika Anda tidak

memperhatikan hal ini, Anda akan jatuh dalam kesesatan lagi. Sebagai

contoh, para Saksi Yehova menjadi sesat karena mereka mengira

bahwa keberadaan Yesus sebagai Anak itu sama dengan kita, tanpa

ada perbedaan esensi sama sekali. Pemahaman ini sama sekali salah.

Yesus adalah Anak di dalam pengertian yang sepenuhnya berbeda. Ia

adalah Anak karena Ia dari hakekat yang sama dengan Bapa.

Seperti yang dengan teliti disampaikan oleh Paulus, kita adalah anak-

anak berdasarkan adopsi. Kita memiliki "Roh yang menjadikan kita

anak." Tentu saja, kita tahu bahwa Yohanes berbicara tentang

'kelahiran kembali', dan ungkapan itu berbicara tentang keberadaan

sebagai anak secara figuratif. Tidak boleh dipahami secara harfiah,

namun secara rohaniah. Artinya, kita menjadi anak-anak karena kita

sudah dilahirkan kembali oleh kuasa Allah. Tetapi Paulus lebih suka

Page 205: Bmf 24 cahaya injil

197 | C A H A Y A I N J I L

menggunakan istilah 'ciptaan baru' seperti yang dia tulis di dalam 2

Korintus 5:17, kita menjadi ciptaan baru di dalam Kristus.

Dengan melihat bahwa Allah itu Bapa kepada kita semua, dalam

pengertian yang lebih mendalam bagi kita orang-orang Kristen

ketimbang mereka yang non-Kristen, lalu bagaimana sikap kita

terhadapAllah? Pengajaran dari Yesus sangat menekankan hal ini

kepada kita: tentang Kebapaan Allah. Ini adalah poin yang sangat

penting di dalam pengajaran Yesus. Dan Yesus menunjukkan kepada

kita di dalam ajaran-Nya bahwa Allah juga peduli pada orang-orang

non-Kristen. Sebagai contoh, Ia berkata di dalam Khotbah di atas Bukit

bahwa Allah menurunkan hujan kepada orang Kristen dan yang non-

Kristen. Ia tidak membatasi hujan-Nya hanya kepada orang Kristen

saja. Ia memberikan sinar matahari kepada orang Kristen dan yang

non-Kristen. Semua itu karena Ia adalah Bapa di dalam pengertian

yang sangat luas, mencukupkan kebutuhan setiap umat-Nya, bahkan

termasuk burung-burung di udara serta bunga-bunga di padang.

Bagaimana kita memperlakukan Allah sebagai Bapa?

Kita sebagai orang Kristen memiliki keakraban yang lebih dekat kepada

Allah karena kita mengenal-Nya bukan hanya sebagai Pencipta tapi

juga sebagai Penebus. Kita terikat kepada-Nya sebagai anak dalam dua

cara, sebagai Pencipta dan Penebus. Kita boleh menyebut-Nya Abba

Bapa, bukan sekadar 'Bapa', tetapi Abba Bapa. Inilah unsur yang

menyolok dari ajaran Yesus. Di dalam bahasa Mandarin, Abba itu sama

dengan Baba. Di dalam logat Shanghai, penyebutannya sangat mirip

dengan bahasa Aram, yaitu Ah-ba, suatu panggilan yang sangat akrab.

Kadang-kadang kita memakai kata Dia-dia [Papa]. Ah-ba sangat

serupa dengan kata Ibrani, Abba. Mungkin istilah milik orang Shanghai

ini bersumber dari bahasa Ibrani! Saya tidak tahu, mungkin memang

ada hubungan antara keduanya. Jadi kita mendapati sesuatu yang

sangat indah di sini.

Orang-orang non-Kristen tidak dapat memanggil Allah dengan Abba

Bapa. Ia tidak dapat memanggil dengan cara seperti itu, karena Anda

baru bisa memakai istilah itu jika Roh Allah ada di dalam Anda.

Kata Abba mengungkapkan suatu hubungan yang sangat akrab yang

tak pernah dapat dinikmati oleh orang non-Kristen. Mereka tidak

memiliki bentuk hubungan yang hidup dengan Allah. Hubungan yang

mereka miliki bersifat formal dalam pengertian luas Allah sebagai Bapa

Page 206: Bmf 24 cahaya injil

198 | C A H A Y A I N J I L

mereka, sebagai Pencipta mereka. Akan tetapi mereka tidak berada di

dalam hubungan yang akrab dengan Allah dalam bentuk seperti

hubungan seorang anak dengan ayahnya, di mana anak itu boleh

memanggil ayahnya dengan sebutan "Bapa, Papa, Papi dan

sebagainya." Anda pasti tidak akan memanggil orang lain dengan

sebutan "Papi". Orang itu akan melotot ke arah Anda dan bertanya,

"Siapa kamu? Kenapa kamu panggil saya papi? Apa hak kamu

memanggil saya seperti itu?" Tapi jika Anda datang kepada ayah Anda

dan memanggilnya, "Papa," ia akan senang dengan panggilan itu. Tidak

ada masalah buatnya. Karena hubungan yang akrab itu memang Anda

miliki.

Dosa terbesar yang dapat dituduhkan atas seseorang dalam budaya

China mungkin adalah bu xiao, yaitu tidak hormat kepada orang

tuanya. Di kalangan orang China, kata bu xiao mungkin adalah makian

terburuk yang dapat Anda lontarkan terhadap seseorang. Tidak begitu

penting apakah ia seorang perampok bank selama ia masihxiao,

yaitu masih menghormati dan mencintai orang tuanya. Besar

kemungkinan orang itu akan mendapat pengampunan jika ia

merampok bank karena ayahnya sakit keras dan ia tidak mampu

membayar ongkos pengobatannya. Saya pikir seorang hakim di China

akan tergerak untuk berbelas kasihan atas perampok bank ini. Dan

saya pikir para hakim di China cenderung untuk berbelas kasihan

kepada orang yang berbuat sesuatu karena alasan xiao. Jika Anda

menyatakan bahwa seseorang itu bu xiao, ia akan disingkirkan oleh

masyarakat China. Bahkan kuburanpun tidak akan disediakan baginya!

Ia dipandang tidak layak untuk tetap hidup! Riwayatnya sudah tamat!

Kalau kita sudah mengerti dan terbiasa dengan rasa hutang budi

kepada orang tua, mengapa kita masih belum juga mengerti bahwa

hutang budi kita kepada Allah jauh melampaui hutang budi kita kepada

orang tua? Allah adalah Bapa di dalam pengertian yang jauh lebih

mendasar ketimbang orang tua kita.

Pikirkanlah tentang buah-buahan yang Anda makan. Sangat luar biasa

nikmatnya! Perhatikan sebuah jeruk. Buah ini dikemas dengan sangat

sempurna. Kemasan kulitnya dilapisi lilin pelindung, mempertahankan

kesegarannya sampai waktu yang cukup lama. Jika Anda sudah

mengupasnya, di bagian dalam Anda akan menemukan daging buah

yang dibagi dan dikemas sesuai dengan ukuran mulut. Anda tidak usah

menjejalkan seluruh daging buah ke dalam mulut Anda sekaligus.

Page 207: Bmf 24 cahaya injil

199 | C A H A Y A I N J I L

Setiap bagiannya dirancang sempurna. Dan lagi, tidak ada juru masak

di dunia ini yang dapat meniru aromanya. Jika seorang ahli kimia

mencoba untuk meniru rasa buah jeruk, hasilnya akan jauh berbeda

dengan hasil kreasi Bapa saya di dapur kreatif-Nya. Anda dapat segera

merasakan adanya bahan kimia yang asing. Sekalipun ia memiliki rasa

yang sangat mirip dengan jeruk, Anda tetap tahu bahwa itu bukan rasa

yang alami. Rasa yang alami sangatlah sempurna. Tidak terlalu manis,

sampai-sampai mulut Anda terasa lengket. Kadang-kadang, ketika

Anda sedang makan manisan, Anda kesulitan dalam menggerakkan

mulut Anda; gigi Anda terasa lengket. Terlalu banyak campuran

gulanya. Terlalu lengket. Tapi tidak demikian dengan jeruk. Rasa,

aroma dan rancangannya sempurna dan seimbang.

Ada bermacam-macam buah. Sebagai contoh, buah apel tidak

dirancang seperti buah jeruk. Ketika Anda menggigitnya, daging buah

itu sangat memanfaatkan gigi anda, ia mengosok dan membersihkan

gigi Anda, sekaligus juga memijat gusi Anda. Segalanya sudah

dirancang. Dan rasa yang diberikan juga bermacam-macam. Jika Allah

hanya membuat satu macam buah, dan kita semua hanya bisa melihat

buah jeruk, Anda akan bertanya, "Makanan apa lagi yang tersedia

selain ini?" Di dalam dunia ini, Allah menyediakan berbagai macam

buah-buahan. Setiap jenis memiliki aroma, kemanisan dan kenikmatan

yang berbeda.

Pernahkah Anda menikmati buah persik? Wah! Rasanya betul-betul

fantastis! Sering kali, ketika saya makan buah persik, saya bertanya-

tanya, "Bagaimana buah ini bisa terbentuk?" Kata yang cocok untuk

menggambarkan buah ini adalah 'fantastik'! Dan lagi pula, anggaplah

semua buah memiliki rasa yang berbeda tetapi dengan bentuk dan

tekstur yang sama, hal ini pasti akan membosankan juga. Akan tetapi

setiap buah memiliki tekstur yang berbeda - ada yang renyah, ada pula

yang lembut. Benar-benar luar biasa!

Ketika Anda menikmati buah-buahan itu, pernahkah Anda memikirkan

asal muasalnya? Atau Anda tidak peduli akan hal itu, dan cuma

menjejalkannya ke dalam mulut. Ketika saya menikmati buah-buahan,

saya memikirkan betapa indahnya Abba Bapa menciptakan buah itu.

Anda tidak akan dapat memahami apa itu sukacita kehidupan jika Anda

tidak mengenal Allah. Sangat indah menjadi seorang Kristen karena

kehidupannya sangat bermakna. Saya rasa menjadi orang non-Kristen

Page 208: Bmf 24 cahaya injil

200 | C A H A Y A I N J I L

berarti hanya menjalani sebagian sisi saja dari kehidupan ini. Anda

tidak akan dapat menikmati hidup ini. Anda tidak akan dapat

menikmati keindahan, rancangan, tujuan dan struktur dari setiap hal.

Perhatikanlah sekuntum bunga. Manfaat apa yang dimiliki oleh

sekuntum bunga? Kami orang Tionghoa sangat mementingkan manfaat

suatu benda. Kami selalu menilai apa guna suatu benda. Jika tidak ada

gunanya, lupakan saja! Jika Anda memberi saya seikat bunga, mungkin

saya akan memandangi bunga itu dengan rasa kesal. Apa yang bisa

saya lakukan dengan seikat bunga? Tidak bisa dimakan, tak bisa

dikenakan, lalu apa yang bisa dilakukan dengan bunga? Pemborosan

saja! Tapi coba amatilah bunga itu dan pikirkan warna, jenis, bentuk

dan wanginya. Apakah Anda hanya memikirkan manfaat praktisnya?

Itu semua adalah hal-hal yang memberi sukacita, keindahan dan

memperluas pandangan kita karena mereka memperlihatkan

kecantikan yang belum kita pahami dengan utuh. Segala sesuatu

memiliki tujuan dan rancangan. Apa manfaat praktis dari bunga bagi

setiap orang? Apa yang bisa dilakukannya? Tetapi Allah di dalam

tujuan-Nya telah menetapkan rencana bagi setiap dari hal-hal ini.

Atau lihatlah pada berbagai macam jenis pohon. Sejak kedatangan

saya di Kanada, saya baru mulai menghargai keberadaan pohon-pohon.

Sungguh luar biasa! Selama ini saya menjalani hidup saya tanpa

pernah peduli pada pepohonan. Pernahkah Anda mengamati pohon-

pohon? Bagi saya dulu, setiap pohon sama saja. Hanya sebuah

dundukan berwarna hijau. Sampai akhirnya saya mulai mengamati

setiap pohon dengan lebih dekat, dan saya membatin, "Wah! Ada

begitu banyak jenis pohon! Setiap daunnya memiliki bentuk dan

rancangan yang berbeda. Beberapa jenis daun berubah warna di

musim gugur. Setiap pohon memiliki fungsi yang berbeda. Ada yang

kayunya keras, ada pula yang lunak. Jika yang tersedia hanya kayu

lunak, Anda akan kesulitan membangun rumah. Jika hanya ada kayu

keras, muncul pula kesulitan yang lain. Kayu-kayu itu bahkan memiliki

corak dan warna yang berbeda-beda. Sungguh luar biasa!"

Pepatah Tionghoa mengatakan, Yin shui si yuan - saat Anda

meminum air, renungkanlah asal muasal air itu. Saya pikir

menjadi orang Kristen itu sangat indah. Benar-benar merupakan

kehidupan yang menggairahkan khususnya jika Anda jalankan apa

yang diajarkan kepada kami, orang-orang Tionghoa - yaitu

Page 209: Bmf 24 cahaya injil

201 | C A H A Y A I N J I L

merenungkan asal-usul segala sesuatu. Dengan begitulah saya

mendapatkan hati yang penuh syukur dan sembah, yaitu xiao dalam

pengertian bakti kepada Allah. Dan saya selalu berterima kasih kepada

Allah, "JalanMu benar-benar sangat indah! Engkau adalah Bapa yang

luar biasa bagiku. Sungguh besar kemurahan, kasih karunia dan

kebaikanMu kepadaku. Engkau sungguh ajaib!" Semakin Anda

memahami ciptaan Allah, semakin ajaib Allah bagi Anda.

Ada seorang teman saya yang menekuni bidang fisika, dan ia

mengatakan bahwa semakin dalam ia mempelajari bidang itu, semakin

kagum hatinya melihat keajaiaban ciptaan Allah. Hatinya dipenuhi oleh

semangat pengabdian. Ada lagi seorang teman saya yang menekuini

bidang kedokteran. Dan suatu hari, ia terlihat sangat gembira.

Lalu saya bertanya, "Apa yang membuatmu gembira hari ini?"

"Sungguh ajaib! Rancangan Allah sungguh ajaib!"

Saya tanyakan, "Apa yang kamu bicarakan?"

Jawabnya, "Tulang sendi lutut."

Tak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya bahwa tulang sendi lutut

adalah hal yang ajaib. Lutut yang saya miliki, bagi saya, tampaknya

bukan yang tercantik di antara yang lainnya. Hanya terlihat sebagai

potongan tulang yang menonjol ke depan.

Namun teman ini berkata, "Rancangan tulang sendi lutut sungguh

sangat ajaib! Benar-benar fantastik!" Kemudian ia menjelaskan segala

sesuatu tentang tulang sendi lutut kepada saya.

Sebelumnya, saya tidak pernah melihat ada orang yang melonjak

kegirangan karena urusan lutut. Akan tetapi, semakin Anda dapat

memahami ciptaan Allah, semakin Anda memahami tentang rancangan

dan manfaatnya, akan semakin mempesona hal itu bagi Anda! Masalah

utama kita adalah ketidaktahuan. Itulah persoalan kita. Kalau saja kita

lebih memahami keajaiban rancangan otak kita, struktur organ-organ

tubuh dan tujuannya, bagaimana semuanya dirancang, maka kita pasti

akan memuji Allah. Kita akan berkata, "Ya Allah, Engkau sungguh

ajaib!" Kita akan memiliki xiao. Kita merasa banyak berhutang budi

kepada orang tua kita. Mereka sungguh sangat baik kepada kita.

Page 210: Bmf 24 cahaya injil

202 | C A H A Y A I N J I L

Mereka sangat menyayangi kita, dan penghargaan serta penghormatan

yang tinggi layak mereka dapatkan dari kita. Namun jauh lebih besar

lagi hutang budi kita kepada Allah, yaitu Bapa dari segala bapa, Orang

tua dari segala orang tua! Sebagaimana yang dikatakan oleh

Alkitab, Bapa dari semua (Ef.4:6).

Allah adalah Bapa yang Sangat Berbelas Kasihan di dalam

Perumpamaan ini

Sekarang kita sampai kepada poin berikutnya di dalam perumpamaan

ini: Allah tampil sebagai Bapa dengan belas kasihan yang sangat besar.

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, kita perlu mengoreksi

pemahaman kita tentang Allah. Kita selalu saja memandang Allah

sebagai Shang Di. Dalam bahasa China, Shang Diberarti, "Kaisar di

atas." Shang berarti atas, dan Di berarti Kaisar. Dan kami memandang

Allah seperti Shang Di yang dihormati, disegani dan ditakuti, Kaisar di

atas segala kaisar.

Saya pernah berkunjung ke Tien Tan (Kelenteng dari Surga) pada

waktu masih sekolah, ketika saya di Beijing, dan saya sangat terkesan

dengan Tien Tan. Sebuah bangunan yang sangat indah. Di satu bagian

gedung itu, di dalamnya, tidak tertulis kata-kata lain kecuali Shang Di -

Tuhan, Kaisar Surga. Kami orang China cenderung membayangkan

kata Di, kaisar, sebagai satu Pribadi yang menakutkan, penuh dengan

kuasa, dan biasanya, kami tidak mengaitkan ide belas kasihan dengan

seorang kaisar.

Tetapi di dalam Alkitab, kita harus belajar untuk berpikir dengan cara

yang berbeda. Allah sangatlah berbelas kasihan. Biasanya, sekali

setahun, Kaisar China mengunjungi Tien Tan dan mempersembahkan

kurban kepada Allah. Sungguh hal yang luar biasa, bahkan sebelum

datangnya zaman Alkitab, konsep tentang satu Allah sudah ada. Di

dalam beberapa tulisan klasik, Shang Di juga disebut sebagai Tien,

sama dengan yang tertulis di dalam Alkitab berbahasa China. Di dalam

Matius, kita melihat kata 'surga atau langit (heaven)' yang merupakan

sebutan bagi Allah di kalangan orang Yahudi. Di dalam bahasa China,

julukan penghormatan yang diberikan juga sama. Tien dipakai untuk

menyebut Allah. Kata Tien ini tidak sekadar berarti langit. Dan jika

ditelusuri lebih jauh ke belakang, di dalam tulisan-tulisan klasik China,

kata tien selalu mengacu kepada Allah. Sebagai contoh, pepatah Mou

shi zai ren, cheng shi zai tien berarti merencanakan itu di pihak

Page 211: Bmf 24 cahaya injil

203 | C A H A Y A I N J I L

manusia, melaksananya ada di pihak Allah. Pelaksanaan tidak dengan

mengandalkan manusia melainkan Allah. Jadi kita memiliki konsep

tentang Allah yang sangat jelas di China. Dan kaisar

mempersembahkan kurban kepada Allah karena ia memahami bahwa

manusia pada dasarnya berhutang segala-galanya kepada Allah, jadi

manusia berhutang ketaatan kepada Allah. Sayangnya, konsep tentang

Allah bukan memandang-Nya sebagai Bapa tetapi lebih sebagai Kaisar,

jadi gambaran yang mereka bayangkan adalah Allah sebagai satu

Pribadi yang sangat menakutkan.

Di dalam perumpamaan ini, kita menemukan kata 'belas kasihan'

(Luk.15:20) ini, dan saya ingin membawa pengamatan Anda pada

keindahan ajaran Biblika tentang belas kasihan. Kata dalam bahasa

Yunani yang diterjemahkan sebagai belas kasihan

adalah, splagnizomai. Dan splagnizomai berasal dari kata

Yunani splagnon yang berarti bagian dalam dari tubuh, seperti jantung,

hati atau paru-paru. Itu semua disebut splagnon, jeroan, bagian dalam

dari tubuh seseorang. Dan metafora dari kata itu bermakna perasaan

terdalam dari Anda. Jadi kata ini bermakna belas kasihan, dalam

pengertian Allah menyayangi kita dari lubuk hati-Nya yang terdalam.

Suatu ungkapan perasaan yang sangat dalam. Kata ini hanya dipakai

jika Anda bermaksud untuk mengungkapkan perasaan yang terdalam,

bukan sekadar rasa sayang saja. Dan kata ini dipakai di dalam

perumpaman kali ini dalam menggambarkan belas kasihan sang ayah,

rasa sayang dan simpati yang sangat mendalam, perasaan yang

dipendamnya terhadap anak yang hilang namun sudah bertobat dan

kembali.

Yesus Memiliki Belas Kasihan dan Mengajarkannya di dalam

Perjanjian baru

Menariknya, kata 'belas kasihan' dipakai dalam Perjanjian Baru hanya

dalam referensi kepada Yesus. Di dalam Perjanjian Baru kita

mendapatkan enam referansi:

Yang pertama dipakai dalam Matius 9:36. Tuhan Yesus kala itu sedang

memandangi kerumunan orang-orang yang mengikuti Dia: tergeraklah

hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan

terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Saat Yesus menatap

kita sekarang ini, Anda boleh yakin bahwa Tuhan Yesus menatap ke

Page 212: Bmf 24 cahaya injil

204 | C A H A Y A I N J I L

arah kita dengan keprihatinan yang mendalam, belas kasihan yang

mendalam, atas keadaan kita yang seperti domba tanpa gembala.

Yang kedua terdapat di dalam Matius 14:14. Kata ini dipakai dalam

kejadian pemberian makan kepada 5.000 orang di padang

belantara: Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar

jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada

mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Ketika Ia melihat

mereka dalam keadaan kelaparan dan kekurangan di tengah tempat

yang sepi, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan kepada mereka. Alasan

mengapa Ia memberi makan orang banyak itu bukanlah karena Ia ingin

membuat mukjizat. Ini adalah pandangan keliru yang sering terjadi.

Alkitab memberi tahu kita bahwa Ia memberi makan 5.000 orang

karena didorong oleh belas kasihan kepada mereka. Ia merasa sedih

melihat mereka kelaparan.

Referensi yang ketiga ada di dalam Matius 15:32, dan ini adalah

peristiwa pemberian makan kepada 4.000 orang: Lalu Yesus

memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas

kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti

Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh

mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Sekali

lagi, Yesus memberi makan 4.000 orang karena hati-Nya tergerak oleh

belas kasihan pada mereka yang kelaparan.

Yang keempat ada di dalam Markus 1:41. Yesus berbelas kasihan

kepada seorang penderita kusta, jenis orang yang selalu diabaikan oleh

masyarakat. Penderita kusta terlihat menjijikkan karena seluruh tubuh

dan wajah mereka dipenuhi oleh luka. Mereka tersisih dari masyarakat

dan tak ada yang mau mendekatinya karena orang takut tertular kusta

itu. Dan Yesus memandang ke arah penderita kusta itu dan berbelas

kasihan kepadanya: Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu

Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata

kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."

Yang kelima ada di dalam Matius 20:34 ketika Yesus berbelas kasihan,

perasaan mendalam dari batin-Nya terhadap atas dua orang buta. Ia

menatap dengan penuh belas kasih kepada kedua orang buta itu, yang

terpaksa mengemis karena di dalam masyarakat mereka itu, orang

buta tidak dapat memperoleh pekerjaan. Mereka harus seumur hidup

Page 213: Bmf 24 cahaya injil

205 | C A H A Y A I N J I L

menjadi pengemis. Dan Ia berbelas kasihan kepada mereka: Maka

tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata

mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.

Yang keenam terdapat di dalam Lukas 7:13. Yesus berbelas kasihan

kepada seorang janda di Nain yang sedang meratapi kematian anak

tunggalnya, dan janda itu menangis sambil mengikuti orang-orang

yang menggotong jenazah anaknya ke kuburan: Dan ketika Tuhan

melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia

berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Ia merasa sangat kasihan

kepada janda itu. Dihentikan-Nya arak-arakan itu dan dibangkitkan-

Nya anak si janda itu. Sekali lagi, Ia membuat mukjizat bukan untuk

membuktikan bahwa Ia mampu membangkitkan orang mati. Yesus tak

pernah berusaha untuk pamer kuasa. Ia tidak pernah berusaha untuk

membuktikan sesuatu. Ia melakukan semua hal itu atas dorongan

belas kasihan. Ia membangkitkan anak si janda karena dorongan belas

kasihan. Alasan-Nya melakukan mukjizat itu adalah rasa belas kasihan

kepada si janda yang sedang bersedih. Camkanlah hal ini.

Sangat mengagumkan bahwa kata 'belas kasihan' di dalam Perjanjian

Baru ini hanya dipakai dengan merujuk kepada Yesus. Kata ini bahkan

tidak muncul di dalam surat-surat rasul Paulus. Selain itu, kata 'belas

kasihan' ini juga dipakai langsung di dalam ajaran Yesus, dalam tiga

referensi, tetapi di satu referensi, kata ini muncul dua kali, jadi total

keseluruhannya bisa dikatakan ada empat referensi.

Yang pertama muncul dalam perumpamaan tentang orang Samaria

yang baik, di dalam Lukas 10:33: Lalu datang seorang Samaria, yang

sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang

itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Referensi yang kedua ada di dalam perumpamaan ini, yaitu

perumpamaan tentang anak yang hilang di dalam Lukas 15:20, di

mana sang ayah tergerak oleh belas kasihan melihat keadaan anaknya

yang menyedihkan, kurus, kelelahan, berpakaian lusuh dan telanjang

kaki. Itu adalah anaknya, dan sang ayah ini berbelas kasihan kepada

anaknya: Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia

masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh

belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan

mencium dia.

Page 214: Bmf 24 cahaya injil

206 | C A H A Y A I N J I L

Yang ketiga dan sekaligus keempat tampak di dalam Matius 18:33,

tentang seorang hamba yang mendapat belas kasihan dari tuannya

ketika ia tidak sanggup melunasi hutangnya, dan hutang itu

dihapuskan. Sayang sekali, hamba itu tidak berbelas kasihan kepada

hamba yang lain: "Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu

seperti aku telah mengasihani engkau?"

Dan seluruh gambaran yang indah tentang kebapaan Allah, ungkapan

belas kasihan-Nya yang terdalam, dirumuskan dengan sangat indah di

dalam kata-kata yang terdapat dalam Lukas 6:36, "Hendaklah kamu

murah hati (merciful, penuh belas kasihan), sama seperti Bapamu

adalah murah hati (merciful, penuh belas kasihan)." Yesus

mengajarkan bahwa Allah, Bapa kita penuh dengan belas kasihan. Dari

sini, kita dapat melihat betapa indahnya gambaran tentang keberadaan

manusia sebagai anak dan Kebapaan Allah.

Kunci Pemahaman perumpamaan ini: Si Anak Bertobat

Anda akan melihat bahwa di dalam kedua perumpamaan yang

sebelumnya (tentang domba dan uang dirham yang hilang), domba

dan koin itu bersikap pasif. Mereka tidak mengambil peranan apapun.

Si gembala dan perempuan itulah yang melakukan segalanya. Namun

saya peringatkan Anda bahwa jika Anda hanya mengambil salah satu

saja dari ketiga perumpamaan itu, misalnya tentang domba yang

hilang saja, maka Anda akan sampai kepada doktrin yang sesat yang

berkata bahwa Allahlah yang melakukan segalanya sedangkan manusia

tidak berperan apa-apa di dalam keselamatan. Atau bahwa peranan

manusia adalah pasif sepenuhnya. Seseorang tinggal duduk menunggu

keselamatan dari Allah. Apa yang dilakukan oleh si domba? Domba itu

hanya duduk diam dan tidak berbuat apa-apa. Ia hanya menanti

sampai Allah (sang gembala) datang dan menyelamatkannya. Nah, jika

Anda membangun doktrin keselamatan dengan dasar seperti itu, Anda

akan masuk ke dalam salah satu bentuk ajaran Calvinisme - ajaran

tentang kepasifan manusia dalam berhadapan dengan aktifitas Allah.

Padahal, kedua perumpamaan itu baru lengkap jika perumpamaan

yang ketiga ini dimasukkan.

Di dalam perumpamaan tentang anak yang hilang ini, Anda akan

mendapati bahwa kenyataannya, sang ayah justru tidak berperan aktif;

ia berdiam di rumah menantikan anaknya kembali. Si anaklah yang

melakukan segalanya. Anak itu bertobat. Anak itu yang memutuskan

Page 215: Bmf 24 cahaya injil

207 | C A H A Y A I N J I L

apa yang akan ia katakan kepada ayahnya. Anak itu yang pergi

kembali kepada ayahnya. Namun, jika Anda membangun doktrin

hannya berdasarkan perumpamaan ini saja, Anda juga akan masuk

dalam kesimpulan yang salah, bahwa manusia yang melakukan

segalanya sedangkan Allah tidak berbuat apa-apa. Anda harus

memakai ketiga perumpamaan ini secara serentak untuk dapat melihat

gambaran yang selengkapnya.

Saya tegaskan sekali lagi bahwa kesalahan dari orang-orang Calvinis

tepatnya pada masalah penekanan ini: mereka hanya berfokus pada

kedua perumpamaan yang pertama dan mengabaikan yang ketiga,

yaitu Perumpamaan tentang Anak yang Hilang. Itu sebabnya, para

pendukung Calvin mengajarkan bahwa Allah melakukan segala-galanya

dan manusia tidak perlu berbuat apapun. Anda cuma perlu duduk

menanti sampai Allah datang menyelamatkan Anda. Malahan, iman

Andapun dinyatakan sebagai karunia. Pada dasarnya Anda tidak

memiliki iman sama sekali. Semuanya merupakan pemberian, jadi

bahkan di dalam hal iman, Anda juga tinggal menerima saja, Anda

pasif. Ini adalah pendapat yang terlalu ekstrim, dan jelas tidak sesuai

dengan Alkitab. Dan saya harus menyatakan hal ini dan

menyatakannya dengan tegas.

Yesus sama sekali tidak mengajarkan hal ini. Si anak teringat pada

kasih ayahnya dan ia bertobat. Perhatikan bahwa di dalam keseluruhan

perumpamaan ini, si anaklah yang mengambil peranan aktif sampai

dengan kepulangannya ke rumah. Hal ini sangat penting untuk kita

ingat-ingat. Jika kita sudah paham akan hal ini, kita juga akan dapat

melihat bahwa pertobatan adalah saat kita terbangun melihat

kenyataan dunia rohani. Sebagaimana yang sudah Anda lihat di

dalam ayat 17, di situ dikatakan bahwa ia menyadari keadaannya. Ia

terbangun.

Di dalam Efesus 5:14 kita baca, Bangunlah, hai kamu yang tidur dan

bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas

kamu. Ini pernyataan yang penting. Jika Anda belum mengenal Allah,

maka keadaan Anda sama seperti anak bungsu yang boros ini yang

masih lelap dalam tidurnya. Anda masih belum terbangun. Anda masih

belum memahami realitas kerohanian. Anda masih tinggal di dalam

mimpi. Sekaranglah saatnya bangun dan melihat realitas Allah. Ada

beberapa orang yang susah dibangunkan sehingga dibutuhkan

Page 216: Bmf 24 cahaya injil

208 | C A H A Y A I N J I L

benturan keras untuk membangunkan mereka. Si bungsu ini masih

terlelap. Ia masih asyik menikmati dunia khayalnya sampai akhirnya

dia terbenam dalam kekacauan.

Dosa dari Pengingkaran terhadap Allah

Perumpamaan ini sangat mengena dengan kehidupan saya. Saya tidak

bisa menceritakannya secara panjang lebar sekarang ini kesaksian

hidup saya, akan tetapi si bungsu itu mengalami hal yang sangat mirip

dengan pengalaman saya. Dulu saya menjalani hidup di dalam dunia

yang tidak nyata. Saya menjalani hidup sebagai seorang yang agnostik

(tidak peduli kepada Tuhan) atau ateis (tidak percaya adanya Tuhan).

Saya terombang-ambing di antara keduanya. Secara filsafat,

agnostikisme lebih layak diterima ketimbang ateisme; karena ateisme

tidak memiliki dasar pemikiran yang masuk akal. Saya terombang-

ambing di antara kedua aliran pemikiran itu. Saya menjalani kehidupan

di dunia tidak nyata yang saya bangun di dalam diri saya ini sampai

akhirnya terjerumus ke dalam masalah seperti yang dialami oleh si

anak bungsu itu. Sampai pada suatu hari, ketika saya duduk di dalam

penjara penguasa Komunis, saya tersadar dan berkata, "Apa yang saya

lakukan ini?" Sangat serupa dengan anak yang hilang di dalam

perumpamaan ini yang berkata, "Aku seharusnya bisa tetap tinggal

dengan bapa menjalani hidup yang berkelimpahan. Sekarang malahan

harus duduk bersama babi!" Seperti itulah keadaan saya pada waktu

itu. Saya duduk di halaman penjara, di bawah todongan senapan mesin

seorang penjaga Komunis, dan saya tersadar. Dibutuhkan pengalaman

yang seburuk itu untuk membangkitkan kesadaran saya. Saya

membatin, "Apa yang sudah saya lakukan ini?" Dan kemudian saya

menatap ke atas dan bertanya, "Bagaimana dengan Allah yang selama

ini tidak saya pedulikan?" Lalu untuk pertama kalinya, saya berkata

pada diri sendiri, "Aku tahu apa yang harus kukatakan kepada Allah."

Dan saya mulai menyusun doa di dalam hati saya dan memanjatkan

doa tersebut. Saya bertobat, dan saya sangat kagum ketika mendapati

bahwa Allah sangat berbelas kasih. Allah yang sudah saya perlakukan

dengan kurang ajar, ternyata sangat berbelas kasihan kepada saya!

Anda mungkin tidak berpikir bahwa Anda sudah melakukan banyak

dosa. Lihatlah anak yang hilang ini yang telah meninggalkan rumahnya.

Apakah ia sudah menghina bapanya? Apakah ia sudah melecehkan

bapanya? Apakah ia sudah mengutuki bapanya? Tidak. Apakah ia

mencuri sesuatu dari bapanya? Tidak. Ia meminta bagiannya dan ia

Page 217: Bmf 24 cahaya injil

209 | C A H A Y A I N J I L

mendapatkan itu. Mungkin caranya sedikit memalukan, tidak elok,

akan tetapi itu tidak salah di sisi hukum, tidak berdosa. Ia tidak

melanggar hukum apapun. Lalu bagaimana cara kita memahami situasi

ini? Apakah ia sudah berbuat kasar kepada ayahnya? Tidak. Jadi, ia

tidak mencuri, tidak membunuh - tidak melakukan hal yang jahat. Lalu

apa dosanya? Kesalahan apa yang dibuat oleh anak ini? Hanya satu: ia

menyangkal ayahnya.

Apa kesalahan yang Anda lakukan sebagai seorang non-Kristen?

Apakah Anda melakukan pembunuhan? Pencurian? Atau merampok

bank? Tidak. Kesalahannya adalah bahwa Anda telah berpaling dari

Allah. Pada dasarnya Anda telah bu xiao. Anda telah menolak untuk

memuliakan Allah, Bapa segala yang ada, sumber dari hidup kita.

Itulah kejahatan Anda. Itulah hal yang saya lakukan dulu. Saya bahkan

melakukan lebih dari itu. Saya sudah menghina dan mengolok-olok

orang-orang Kristen, walaupun saya tidak menghina Allah. Saya tidak

mencuri, merampok, tidak ada tindak kriminal yang pernah saya

lakukan, akan tetapi saya justru melakukan hal yang terburuk -

membelakangi Allah. Saya berkata, "Aku tidak punya waktu untukMu.

Aku akan menjalani hidup dengan caraku sendiri. Selamat tinggal."

Ketika saya ingin berbalik kepada-Nya, saya menyadari bahwa saya

tidak berhak untuk berbicara kepada-Nya. Namun sungguh besar belas

kasihan-Nya! Ia berlari menyambut saya! Dan tempat yang dipilih

sungguh luar biasa, saya bertemu dengan Allah di dalam penjara

penguasa Komunis. Betul-betul tempat yang luar biasa! Saya bersyukur

kepada Allah atas kehadiran kaum Komunis dalam hal ini. Jika pihak

Komunis tidak pernah datang, mungkin saya tidak akan pernah

menjadi orang Kristen. Segala sesuatu terjadi dengan tujuan yang

sudah pasti, bahkan peristiwa kemenangan kaum Komunis sekalipun.

Jika China tidak dimenangkan oleh kaum Komunis, saya ragu apakah

saya dapat menjadi Kristen. Dengan pengalaman segawat itulah saya

dibangunkan pada kenyataan. Saya tersadar dari mimpi dan bertemu

dengan Allah. Suatu perjumpaan dengan Allah yang sangat

mengesankan yang terjadi di halaman penjara, yang belum pernah

dapat saya bayangkan sebelumnya. Saya bertemu dengan Allah ketika

sedang duduk di halaman penjara itu. Saya bercakap-cakap dengan-

Nya. Dan saya mengalami Dia dalam suatu cara yang tidak akan

pernah bisa dipahami oleh mereka yang belum pernah mengalami

Allah. Pengalaman ini tidak dapat diterangkan. Allah hadir melingkupi

Page 218: Bmf 24 cahaya injil

210 | C A H A Y A I N J I L

saya, dan seluruh tubuh saya dipenuhi oleh rasa sukacita, sukacita

yang tidak dapat saya pahami. Pengalaman pertemuan ini tidak dapat

saya pahami secara nalar dan tidak juga dapat saya jelaskan menurut

bahasa nalar.

Jaminan kita Hanya ada di dalam Allah, Bapa kita yang Penuh

Belas kasih

Kita akan masuk ke dalam poin yang terakhir walaupun masih ada

banyak kekayaan makna di dalam perumpamaan ini yang dapat kita

gali. Poin ini dapat diilustrasikan dengan memakai pengalaman saya di

dalam kamp tahanan kaum Komunis itu. Sesudah Allah menempatkan

saya di tempat yang sangat rendah seperti itulah baru saya siap untuk

bertemu dengan-Nya. Bagaimana menurut Anda jika si bungsu ini,

ketika ia sedang duduk di antara babi-babi, berkata pada dirinya

sendiri, "Nah, saya ini masih seorang anak! Jika saya menuntut ke

pengadilan, mungkinkah dia akan menyangkal bahwa ia adalah ayah

saya dan saya adalah anaknya?" Anggaplah ia memutuskan, "Saya

akan pulang dan berkata, "Sudahlah bapa, bagaimanapun juga saya ini

kan anakmu. Engkau tahu siapa saya, bukankah begitu? Sekarang ini

saya terlihat lusuh, tetapi nama keluarga saya masih Chang, bukankah

begitu? Engkau adalah ayah saya dan engkau tidak mungkin dapat

menyangkal hal itu. Ini akte kelahiran saya. Semua keterangan ada di

sana."" Menurut Anda, apa yang akan terjadi dengan si bungsu ini?

Saya lihat ada begitu banyak orang Kristen yang berperilaku seperti ini.

Mereka berpikir bahwa pada Hari itu, mereka akan datang menghadap

kepada bapa dan berkata, "Lihat, ini surat baptis saya, saya dibaptis di

sebuah gereja yang sangat bagus, Gereja Injil di Montreal (Kanada).

Tempat yang cukup layak untuk beribadah. Lihatlah keterangan di

dalam surat itu. Ini tanda tangan pendetanya. Sekalipun mungkin

engkau tidak bisa membaca, tentunya engkau tahu bahwa itu adalah

tanda tangan. Ini surat resmi. Jadi, sekarang saya datang. Saya mau

mengklaim keselamatan saya! Saya memang tidak menjalani hidup

selayaknya sebagai orang Kristen. Cukup banyak dosa yang saya

perbuat. Cukup banyak tindakan ngawur yang saya lakukan. Bahkan

mungkin kualitas kehidupan rohani saya sebagai orang Kristen masih di

bawah kualitas kehidupan orang yang non-Kristen. Tapi saya punya

surat baptis. Saya adalah seorang anak!"

Page 219: Bmf 24 cahaya injil

211 | C A H A Y A I N J I L

Dan orang-orang yang malang itu mengira bahwa Allah akan berkata,

"Oh, mari sini anakKu! Baiklah, karena kamu punya surat baptis, Aku

terima kamu sebagai anak dan engkau boleh kembali ke rumah."

Seperti kebanyakan pengalaman orang-orang Kristen pada hari itu,

Anda juga akan sangat terkejut! Jika Anda mendasarkan keselamatan

Anda pada klaim anda sebagai anak, tamatlah riwayat Anda! Ini bukan

untuk menakut-nakuti.

Kita berbicara tentang keberadaan sebagai anak di dalam

perumpamaan ini. Si anak bungsu baru menjadi layak sebagai anak

justru saat ia menyadari bahwa ia tidak layak untuk menjadi anak. Si

bungsu ini menjadi anak seutuhnya baru pada saat ia menyadari bahwa

ia sesungguhnya tidak mempunyai hak untuk menjadi anak. Ini adalah

perbedaan yang mendasar antara si bungsu dan si sulung, anak namun

belum menjadi anak. Ini adalah poin yang harus kita pegang dan

pahami secara mendalam. Ketika si bungsu membatin, "Aku akan

berkata kepada bapa, 'Saya tidak layak menjadi anakmu. Berilah saya

tempat di antara para hambamu,'" saat itulah ia berada dalam keadaan

yang layak menerima anugerah. Anugerah bukanlah anugerah jika

Anda dapat menuntut pemenuhannya. Waspadalah terhadap setiap

doktrin atau pengajaran yang mendorong Anda untuk berpikir bahwa

pada Hari Penghakiman nanti Anda berhak untuk menuntut

keselamatan bagi Anda, bahwa Anda berhak untuk memperolehnya

atas dasar suatu tanggal dan bulan anda percaya. Setiap orang yang

berpikir seperti itu akan segera mendapatkan kejutan besar. Hanya ada

satu macam orang yang akan mendapatkan warisan, yaitu orang

miskin. "Berbahagialah orang yang miskin." Mereka tidak memiliki hak;

dan mereka tidak menuntut hak apapun. Mereka hanya datang dalam

kerendahan hati dan bertobat.

Saya beritahu Anda bahwa saya akan menjadi orang yang sangat

bodoh jika saya menghadap kepada Allah di Hari Penghakiman itu dan

berkata, "Lihat, saya seorang pendeta. Saya sudah memberitakan Injil

selama bertahun-tahun! Saya berkhotbah di dalam banyak seminar dan

KKR. Lihat saja betapa banyak peserta yang hadir di sana, mereka

semua tahu bahwa saya memberitakan Injil, bukankah begitu? Saya

adalah seorang Kristen, dan bukan hanya itu, saya seorang pendeta!

Jadi kalau ada orang yang berhak masuk ke dalam kerajaan Allah,

sayalah orang itu! Perintahkanlah para malaikat untuk meniupkan

Page 220: Bmf 24 cahaya injil

212 | C A H A Y A I N J I L

terompet menyambut saya!" Saya beritahu Anda, jika saya datang

kepada Allah dengan cara seperti ini, Ia sama sekali tidak akan ada

waktu untuk saya.

Pada Hari itu, saat saya datang kepada Allah, saya akan berkata,

"Tuhan, saya tidak punya apa-apa yang dapat saya persembahkan

padaMu. Saya tidak mempunyai klaim apapun. Kiranya Kau berkenan

menerima saya sebagai hambaMu. Saya sudah mengusahakan apa

yang dapat saya lakukan. Pekerjaan saya sungguh tidak berarti

sekalipun itu sudah saya lakukan dengan segenap kemampuan saya di

dalam kasih karuniaMu. Karena keterbatasan saya, hasilnya memang

tidak memadai. Saya sungguh memohon kiranya Engkau mau

menempatkan saya di antara para hambaMu." Hanya sikap hati seperti

itu yang dicari oleh Allah. Ia tidak punya waktu untuk berurusan

dengan orang-orang yang angkuh dan meninggikan diri. Dan jika Anda

pernah menerima doktrin atau ajaran yang menempatkan Anda di

dalam semacam 'jaminan' seperti itu, lupakan saja! Tidak ada landasan

alkitabiah yang meneguhkan ajaran itu. Seperti yang diceritakan oleh

Yesus, anak ini diterima karena ia pulang kepada ayahnya, memohon

untuk boleh diterima sebagai hamba atau budak. Ingatlah hal itu baik-

baik. Camkanlah hal ini baik-baik.

Saya berdoa agar Anda dapat mempelajari sikap ini karena inilah kunci

pemahaman seluruh perumpamaan ini. Jika Anda mencari sesuatu

pelajaran dari peerumpamaan ini, maka poin inilah hal utama yang

disampaikan oleh perumpamaan ini. Bukan sekadar kepulangan si anak

bungsu yang diceritakan. Yang terpenting adalah dengan cara

bagaimana si bungsu ini pulang. Yang terpenting adalah perubahan

besar yang sudah terjadi di dalam sikap si anak bungsu itu.

Rasul Tuhan yang besar, Paulus, bermegah hanya dalam satu gelar

saja, yaitu "hamba atau budak Yesus Kristus." Ia tidak menuntut

kehormatan yang lebih tinggi ketimbang sekadar sebagai seorang

budak Yesus. Pada zamannya, seorang pekerja dengan upah harian

masih berkedudukan lebih tinggi dari pada seorang budak. Seorang

pekerja harian mempunyai sedikit kemerdekaan, hal yang tidak dimiliki

oleh seorang budak. Paulus hanya berkeinginan untuk dapat diterima

sebagai salah satu budak Yesus Kristus. Paulus tidak bermegah atas

keberadaannya sebagai anak. Ia menyatakan dengan sangat tegas,

"Memang benar, kita menantikan pengangkatan sebagai anak. Namun

Page 221: Bmf 24 cahaya injil

213 | C A H A Y A I N J I L

di atas segalanya, saya bermegah hanya atas kesempatan istimewa

menjadi seorang hamba atau budak Yesus Kristus."

Seorang hamba atau budak tidak menerima penghargaan atau balas

jasa setelah ia melakukan segala sesuatu. Ia sekadar dipandang telah

menjalankan tugasnya. Pernahkah Anda melihat ada budak yang

datang kepada majikannya dan berkata, "Lihat, perhatikan prestasi

saya"? Apapun yang sudah Anda kerjakan bagi Tuhan, tidak peduli

sebesar apapun prestasi Anda, tidak lebih dari sekadar menunaikan apa

yang memang sudah seharusnya Anda kerjakan.

Inilah arti dari 'keselamatan oleh anugerah'. Anugerah berarti "Tidak

ada satu hal pun yang layak untuk saya banggakan. Saya tidak

menuntut apa-apa, saya tidak membanggakan keberadaan sebagai

anak yang telah diberikan kepada saya." Hal yang paling berbahaya

adalah membanggakan anugerah seolah-olah anugerah itu merupakan

hak Anda. Mari saya ingatkan bahwa, di dalam pengajaran yang

alkitabiah, segala sesuatu yang dilandasi oleh hak bukanlah anugerah.

Segala sesuatu yang menjadi hak Anda pasti berasal dari hasil usaha

Anda sendiri. Segala sesuatu yang berasal dari anugerah tidak pernah

merupakan hasil perjuangan. Jika kita menjadi anak, hal itu terjadi

bukan karena kita memiliki hak atas hal itu. Dan sekalipun saya adalah

anak, saya tidak dapat mengklaim keberadaan saya sebagai anak

sebagai satu hak karena hal itu selalunya merupakan anugerah, dan

anugerah tidak pernah dilandasi oleh hak.

Pada Hari itu, saya akan datang kepada Allah bukan sebagai orang

penting, namun sebagai seorang berdosa yang telah bertobat yang

diselamatkan oleh anugerah. Dan saya akan menghadap Allah Bapa

dan berkata, "Inilah saya, dengan penuh sukacita menerima dan terus

menerima anugerahMu." Dan saya memiliki keyakinan itu bukan

karena saya adalah anak, melainkan karena belas kasih-Nya.

Keyakinan itu tidak berdasarkan kedudukan saya, sebagai anak atau

apapun itu, tetapi berdasarkan pada siapa Allah itu - Bapa yang penuh

dengan belas kasihan.

Akan tetapi Dia tidak akan berbelas kasih kepada orang-orang yang

tinggi hati, orang-orang yang membanggakan kedudukan mereka

sebagai anak seolah-olah hal itu merupakan hak yang dapat mereka

klaim. Orang-orang ini masih belum memahami apa arti keberadaan

Page 222: Bmf 24 cahaya injil

214 | C A H A Y A I N J I L

sebagai anak. Akan tetapi Gereja di zaman sekarang ini dipenuhi oleh

orang-orang Kristen yang berkata, "Saya pasti selamat karena saya

adalah anak Allah." Anda baru bisa hidup dan berlaku seperti seorang

anak jika Anda menjalani hidup dan berperilaku seperti seorang yang

sadar bahwa Anda tidak layak bahkan untuk berada di antara para

pekerja harian apa lagi kelayakan untuk menjadi anak. Semoga Anda

dapat memahami hal itu.

Kiranya Allah menganugerahkan kesempatan bagi kita untuk bisa

kembali kepada-Nya dalam pertobatan, hari demi hari. Semoga saya

bisa menjalankan hal ini setiap hari sehingga jika Hari itu tiba, saya

dapat datang menghadap kepada-Nya di dalam jaminan kepastian

iman, dalam belas kasih-Nya kepada orang-orang yang bertobat dan

rendah hati. Inilah jaminan kepastian kita: Barangsiapa datang kepada-

Ku, ia tidak akan Kubuang (Yoh.6:37). Inilah jaminan keselamatan

saya, bukan didasarkansaya ini penting, saya adalah anak Allah.

Jangan pernah mendasarkan jaminan keselamatan Anda kepada segala

sesuatu yang lain selain Allah.

Perumpamaan tentang Bendahara yang Tidak Setia

Lukas 16:1-13 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal

Lukas 16:1-13

Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan Firman Allah di dalam

Lukas 16:1-13. Perumpamaan dari Yesus ini dikenal

sebagai Perumpamaan tentang Bendahara yangTidak Adil,

atau Perumpamaan tentang Bendahara yang Tidak Jujur. Dan saya

mendapati bahwa perumpamaan ini ternyata sangat sesuai diberitakan

pada waktu ini, karena ia mengajarkan kita untuk menyusun rencana

hidup ini supaya kita bisa memberikan pertanggungjawaban di Hari itu

nanti, ketika kita bertemu dengan Yesus. Dan hal itulah persisnya yang

perlu kita lakukan di saat Tahun Baru. Perhatikan bahwa Tuhan Yesus

menyampaikan hal ini kepada para murid, berarti perumpamaan ini

ditujukan kepada orang Kristen secara khusus.

Page 223: Bmf 24 cahaya injil

215 | C A H A Y A I N J I L

Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang

mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan,

bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil

bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang

engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau

tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di

dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku

dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat,

mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya

apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang

akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang

demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang

pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu:

Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat

hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima

puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan

berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya

kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain:

Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur

itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini

lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Dan Aku

berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan

Mamon yang tidak jujur (yaitu uang), supaya jika Mamon itu tidak

dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi (yaitu hidup

kekal)." "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga

dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam

perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara

besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur,

siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang

sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain,

siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang

hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia

akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan

setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu

tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (yakni Anda

tidak dapat mengabdi kepada Allah sekaligus kepada uang)."

Si bendahara dituduh menghamburkan kekayaan tuannya,

bukan penggelapan kekayaan tuannya

Page 224: Bmf 24 cahaya injil

216 | C A H A Y A I N J I L

Ini adalah perumpamaan yang sangat penting, sekaligus juga

menimbulkan masalah rumit. Persoalan dasar yang dipertanyakan oleh

kebanyakan orang adalah: Bagaimana mungkin Yesus memuji

bendahara atau pengelola (steward) yang tidak jujur ini? Bagaimana

mungkin Yesus memakai orang yang tidak jujur ini sebagai contoh

kecerdikan, yaitu sebagai contoh seorang yang bertindak dengan

memikirkan tentang masa depannya (yang memiliki foresight)? Inilah

poin yang perlu kita pelajari. Namun jawaban yang cukup singkat bagi

pertanyaan tersebut adalah bahwa Yesus bukan memuji ketidakjujuran

orang itu, melainkan kemampuannya untuk melihat ke depan dan

melakukan perencanaan yang bijaksana. Tentu saja jawaban ini tidak

meniadakan keberatan yang diajukan tentang pemakaian contoh dari

orang yang tidak jujur sekalipun bukan ketidakjujurannya yang sedang

dipuji. Kita akan mengamati hal ini.

Di dalam ayat yang pertama, apakah Anda melihat tuduhan apa yang

diajukan oleh sang majikan kepada bendaharanya? Tuduhannya adalah

bahwa ia telah menghambur-hamburkan kekayaan sang majikan. Apa

arti menghamburkan kekayaan majikan itu? Poin pertama yang harus

diingat adalah bahwa pemborosan bukanlah ketidakjujuran.

Bertindak boros tidak selalu didasari oleh ketidakjujuran. Ia lebih

merupakan suatu kecerobohan; kegagalan dalam mengelola sesuatu.

Namun tidak harus berarti ketidakjujuran. Ini adalah hal yang penting

untuk diingat.

Yang kedua adalah bahwa di dalam ayat 8, kata Yunani yang kemudian

diterjemahkan dengan 'tidak jujur' ini sebenarnya bermakna perbuatan

yang salah (wrongdoing), suatu ungkapan yang mempunyai arti yang

luas. Namun pihak penterjemah (dalam bahasa Inggris, dan kemudian

juga diikuti dalam bahasa Indonesia), tampaknya mencampuradukkan

tugas penerjemahan dengan kegiatan penafsiran, dan kemudian

menyajikan penafsiran mereka dengan memilih untuk memakai kata

'tidak jujur', sebuah ungkapan yang mencondongkan artinya ke arah

tertentu. Seharusnya kata tersebut diterjemahkan dengan

ungkapan perbuatan yang salah, artinya telah melakukan sesuatu

yang salah. Memboroskan kekayaan sang majikan tentunya merupakan

satu kesalahan, bukankah begitu? Akan tetapi tidak harus bermakna

tidak jujur. Seorang yang ceroboh dalam pekerjaannya, dapat dituduh

telah melakukan kesalahan. Tetapi kecerobohan bukanlah

ketidakjujuran. Ketidakjujuran melibatkan penipuan.

Page 225: Bmf 24 cahaya injil

217 | C A H A Y A I N J I L

Tetapi mungkin Anda akan berkata, "Ah! Tetapi dia memotong 50%

jumlah minyak dan 20% gandum dari total kewajiban orang-orang

yang berhutang kepada tuannya. Itu tidak jujur." Nah, apakah hal itu

akan dinilai jujur atau tidak, kita akan membahasnya nanti dengan

berdasarkan hukum Yahudi.

Pengelolaan adalah poin pokok di dalam perumpamaan ini

Namun pertama-tama, izinkan saya untuk mengupas poin utama dari

perumpamaan ini. Apa yang menjadi bahasan pokoknya? Anda dapat

segera melihat bahwa perumpamaan ini berbicara tentang pengelolaan

(stewardship). Apa arti pengelolaan itu?

Kata yang diterjemahkan dengan bendahara(steward) berasal dari kata

Yunani oikonomos, sebuah kata yang biasanya diterjemahkan

dengan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kata ekonomi yang ada

di dalam bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Yunani.

Kata oikonomos sebenarnya terdiri dari dua kata yaitu: oikosyang

berarti rumah dan nomos yang berarti hukum. Jadi 'ekonomi' berarti

aturan rumah tangga, atau dengan kata lain manajemen rumah

tangga, atau ilmu pengetahuan domestik. Dan dari makna dasar ini,

kemudian dikembangkanlah bidang ilmu ekonomi, yang mempelajari

prinsip-prinsip pengelolaan keuangan bagi rumah tangga, dan dalam

cakupan yang lebih luas akan meliputi perusahaan dan juga negara.

Jadi, seorang bendahara adalah orang yang diberi tanggungjawab

dalam mengelola sebuah rumah tangga. Ia menerima kewenangan

untuk mengatur sebuah rumah tangga. Ia bekerja untuk menjamin

bahwa segala sesuatu berjalan dengan lancar di rumah tersebut, dan

rumah tangga pada masa itu berukuran cukup besar. Bendahara di

dalam perumpamaan ini memegang tanggungjawab di bidang bisnis

karena ia mengurusi gandum dan minyak. Ia bisa disebut sebagai

seorang manajer bagi majikannya yang kaya raya, yang bergerak di

dalam bidang bisnis.

Sesudah memahami poin ini dengan jelas, kita akan segera memeriksa

jumlah kemunculan kata 'pengelolaan/pengurusan (stewardship)' dan

kata 'bendahara/pengurus (steward)'. Tiga referensi bagi kata

'pengelolaan/pengurusan (stewardship)' dari ajaran Yesus terdapat di

dalam perumpamaan ini, yaitu di dalam Lukas 16:2,3,4. Sedangkan

referensi bagi kata 'bendahara/pengurus (steward)' hanya ada satu

yang terletak di luar perumpamaan ini. Dari sebanyak empat referensi

Page 226: Bmf 24 cahaya injil

218 | C A H A Y A I N J I L

bagi kata 'bendahara/pengurus (steward)' ada tiga yang terdapat di

dalam perumpamaan ini, yaitu di dalam Lukas 16:1,3,8 tetapi 4 kali di

dalam ajaran Yesus. Referensi yang satu lagi yang tidak di dalam

perumpamaan ini terdapat di dalam Lukas 12:42, tetapi masih sangat

berkaitan dengan poin utama dari perumpamaan ini, sebagaimana

yang akan kita lihat nanti. Dan kata kerja 'menjadi bendahara/bekerja

sebagai bendahara (to be a steward)' muncul sekali di Perjanjian Baru

dan itu terdapat di dalam perumpamaan ini (Luk. 16:2). Dengan

demikian kita dapat segera melihat bahwa seluruh isi perumpamaan ini

berbicara tentang hal pengelolaan, hal menjadi seorang pengurus.

Setiap orang Kristen adalah milik Yesus dan merupakan

bendahara atau pengurus bagi-Nya

Lalu muncul pertanyaan, bagaimana menerapkannya dalam hidup

saya? Kita tentunya tidak mau mempelajari sebuah perumpamaan

yang tidak ada kaitan apa-apa dengan kita. Jadi pertanyaan yang

diajukan adalah: Apa hubungan antara perumpamaan ini dengan

kehidupan kita sebagai murid? Yesus menyampaikan perumpamaan ini

kepada para murid-Nya, kepada orang-orang Kristen, jadi pasti ada

pesan yang terkandung di dalamnya. Apa pesannya? Apakah Ia sedang

berkata bahwa sekalipun sebelumnya para murid mungkin bekerja

dengan tidak jujur tidak jadi masalah asalkan semuanya dibereskan?

Inikah pesanNya?

Mari kita mulai dari pokok yang mendasar. Dan pokok tersebut, di

dalam ajaran Yesus, adalah bahwa semua orang Kristen itu merupakan

para pengurus yang bekerja bagi Allah. Setiap kita yang sudah menjadi

Kristen sudah dibeli oleh Allah, seperti yang disampaikan oleh Rasul

Paulus, "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar" (1

Korintus 6:20). Saya harap Anda mengerti bahwa ketika Anda menjadi

seorang Kristen, Anda tidak sekadar percaya kepada Yesus. Bukan

sekadar hal itu yang disebut menjadi Kristen! Ketika Anda menjadi

Kristen, Anda tidak sekadar berkata, "Oh, saya sudah jadi orang

Kristen sekarang!" Apa bedanya antara Anda yang sudah menjadi

Kristen sekarang dengan yang belum menjadi Kristen dulunya? Apakah

Anda akan menjawab, "Yah, perbedannya adalah, sebelumnya saya

tidak percaya kepada Yesus tetapi sekarang saya sudah percaya"?

Hanya itukah perbedaan antara yang sudah dan belum menjadi

Kristen? Tentu tidak! Bukan sekadar itu saja perbedaannya. Bukan juga

sekadar perbedaan antara tadinya Anda tidak religius namun sekarang

Page 227: Bmf 24 cahaya injil

219 | C A H A Y A I N J I L

menjadi religius. Lalu apakah Anda akan menjadi 'alim ulama'? Apakah

Anda akan menunjukkan itu dengan menggantungkan salib di leher

Anda? Itukah artinya menjadi Kristen? Bahwa tadinya Anda tidak

mempercayai Yesus, namun sekarang Anda percaya bahwa Yesus telah

mati bagi dosa-dosa Anda? Itu hanya sebagian kecil saja dari makna

menjadi seorang Kristen.

Di dalam menjadi seorang Kristen, hal yang terpenting adalah:

sekarang Anda menjadi milik Yesus; Anda tidak menjadi penguasa

atau majikan atas diri Anda lagi. Mengapa begitu? Karena Ia sudah

membeli Anda dengan darah-Nya sendiri, seperti yang sudah

dinyatakan oleh rasul Paulus. Jika uang sangat berharga, maka darah

tentunya jauh lebih berharga lagi. Darah adalah kehidupan. Dengan

kata lain, ketika Alkitab berkata, "Ia telah membelimu dengan darah-

Nya," itu berarti bahwa Ia membeli Anda dengan mengorbankan hidup-

Nya. Ia harus mengorbankan nyawa-Nya untuk menjadikan Anda

sebagai milik-Nya. Jika Anda adalah seorang Kristen muda, yaitu yang

baru saja menjadi Kristen, saya ingin agar Anda ingat hal ini baik-baik.

Menjadi seorang Kristen bukan sekadar masalah bahwa tadinya Anda

tidak pernah ke gereja tetapi sejak sekarang Anda rajin masuk gereja.

Bukan sekadar perkara tadinya Anda tidak pernah baca Alkitab tetapi

sekarang mulai membaca Alkitab. Bukan sekadar urusan bahwa tadinya

Anda tidak percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia, bahwa Ia

telah mati bagi dosa-dosa Anda, dan sekarang Anda mempercayainya.

Tidak, menjadi Kristen berarti bahwa Anda sekarang ini adalah milik

Yesus; diri ini bukan milik Anda lagi.

Anda mungkin bertanya, "Baiklah, lalu apa artinya saya ini menjadi

milik Dia?" Itu berarti bahwa Anda tidak lagi menjalani hidup ini

demi diri Anda sendiri. Maknanya adalah terjadinya suatu perubahan

mendasar di dalam tujuan dan arah hidup Anda. Anda harus pahami

pokok ini. Jika sebelumnya yang Anda kejar adalah tujuan hidup Anda,

Anda hidup bagi diri Anda sendiri, maka sekarang yang Anda kejar

adalah penggenapan kehendak-Nya. Mungkin Anda akan berkata,

"Wah! Apakah itu berarti bahwa saya harus menjadi pengkhotbah?"

Sabar dulu. Anda tidak harus menjadi seorang juru khotbah, kecuali

jika memang Allah sendiri yang telah merencanakan bahwa Anda akan

menjadi seperti itu. Allah tidak terburu-buru dalam melatih Anda untuk

menjadi hamba-Nya. Anda tidak perlu memusingkan hal itu. Dan jika

Allah kemudian memberi Anda hak istimewa itu, maka Anda harus

Page 228: Bmf 24 cahaya injil

220 | C A H A Y A I N J I L

menyadari bahwa itu adalah penghargaan yang sangat langka. Tidak

semua orang mendapat panggilan seperti itu. Namun tentu saja, jika

Anda tidak mendapat panggilan seperti itu, maka itu bukan berarti

bahwa Allah meremehkan Anda. Hanya mungkin panggilan Anda bukan

di sana. Namun, jika Anda memang direncanakan oleh Allah untuk

menjadi hamba-Nya, maka Anda pasti akan segera mengetahui pada

saatnya. Allah akan menyatakan hal itu dengan jelas kepada Anda.

Mungkin Anda menanyakan lagi, "Lalu apa artinya bahwa sekarang ini

saya adalah milik-Nya dan saya hidup untuk Dia?" Itu berarti bahwa

mulai sekarang, apapun yang Anda lakukan, apakah di dalam hal

pekerjaan atau pelajaran, Anda menjalankan semua itu atas

dorongan niat untuk memuliakan nama-Nya. Itu sebabnya

mengapa Paulus berkata kepada jemaat di Korintus, "Jika engkau

makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu

yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Kor.

10:31). Jika Anda sedang menuntut ilmu, maka Anda melakukan itu

demi kemuliaan-Nya. Anda memikirkan tentang bagaimana cara

memanfaatkan ilmu pengetahuan yang Anda dapat itu bagi Dia.

Seluruh hidup Anda sekarang terpusat kepada Dia.

Yesus memberi Anda hidup-Nya (hidup yang kekal). Anda harus

memanfaatkan hidup itu dengan benar

Apa hubungannya dengan pengelolaan? Jelas sangat berkaitan. Jika

Anda menjadi milik-Nya, itu berarti bahwa Anda menyerahkan diri Anda

kepada-Nya dan Ia sendiri juga memberikan diri-Nya kepada Anda.

Sungguh indah sekali! Menjadi seorang Kristen bukan sekadar berarti

bahwa Anda menjadi milik-Nya tetapi juga berarti bahwa Ia pun

menjadi milik Anda, sama seperti dalam suatu pernikahan. Di dalam

suatu ikatan pernikahan, Anda tidak sekadar menjadi milik orang lain.

Orang tersebut pada saat yang sama juga menjadi milik Anda.

Pemilikan itu tidak berlangsung searah; melainkan secara timbal balik.

Mulai saat ini Yesus menjadi milik Anda. Ia telah mengkomitkan diri-

Nya kepada Anda. Dan di dalam menyerahkan diri-Nya itu, Ia telah

memberikan hidup-Nya kepada Anda, yaitu hidup kekal di dalam

Kristus. Itu berarti bahwa Anda sekarang adalah pengelola hidup yang

kekal itu. Karena menjadi seorang pengelola/bendahara (steward)

untuk bertanggungjawab ke atas segala sesuatu yang dipercayakan

kepada Anda. Hidup yang kekal itu diberikan kepada Anda bukan

Page 229: Bmf 24 cahaya injil

221 | C A H A Y A I N J I L

supaya Anda dapat bersenang-senang dengannya, tetapi Anda

menerima hidup itu sebagai milik yang harus dikelola dengan benar.

Hidup itu diberikan bukan untuk dimakan. Apakah Anda memakan

kehidupan? Tidak, Anda tidak memakan kehidupan. Jadi apa yang akan

Anda lakukan dengan kehidupan itu? Menciumnya? Tidak juga.

Mengenakannya seperti pakaian? Tentu juga tidak. Apa yang akan

Anda lakukan dengan kehidupan yang diberikan itu? Apa gunanya

kehidupan itu? Kehidupan itu adalah untuk dijalani. Hal ini berkaitan

dengan cara hidup kita, cara berbicara, cara berpikir dan

bertindak. Hidup yang kekal adalah arah dan tujuan hidup yang

baru yang Allah berikan kepada Anda. Itulah hal yang

menggairahkan di dalam menjalani kehidupan Kristen. Bukan sekadar

menerima kepercayaan untuk memiliki hidup yang kekal, tetapi juga

kepercayaan untuk mengelolanya, dan membaginya kepada orang lain,

untuk melakukan sesuatu hal yang bermanfaat dengan hidup itu. Poin

ini sangat penting di dalam pengajaran Yesus sehingga Ia

menyampaikannya dalam beberapa perumpamaan. Perumpamaan

tentang Uang Mina dan tentang Talenta, keduanya memberitahu bahwa

ketika kita menjadi seorang Kristen, kita diberi kepercayaan untuk

mengelola sesuatu yang sangat berharga; kita dipercayakan dengan

hidup yang kekal. Kita menjadi seorang pengurus bagi Allah.

Sebagai contoh, beberapa dari antara Anda yang menikah dan memiliki

anak-anak tahu apa artinya diberi kepercayaan untuk mengurus. Ketika

Anda mendapatkan anak yang pertama, tiba-tiba Anda tersadar, "Hei,

saya mendapat kepercayaan untuk mengurus satu jiwa! Nyawa di

tubuh yang sedang saya gendong ini menjadi tanggung-jawab saya

sekarang!" Tiba-tiba saja tanggung-jawab pengurusan sekarang

melekat di pundak Anda. Ada satu jiwa yang harus Anda rawat, satu

orang yang harus Anda tumbuhkan. Ada orang lain yang jiwanya

bergantung pada Anda. Apapun yang Anda lakukan terhadap orang itu

akan menjadi tanggung-jawab Anda yang sangat besar. Akankah anak

Anda bertumbuh sebagai orang yang mengasihi Tuhan? Akankah anak

Anda bertumbuh dalam kehidupan yang bermakna, kehidupan dalam

pelayanan terhadap sesama manusia? Akankah anak Anda menjadi

berkat bagi sesamanya dan memuliakan nama Allah? Tiba-tiba saja

terbit rasa tanggung-jawab di dalam diri Anda. Berapa banyak orang

tua yang mengenang masa lalu mereka dan berkata, "Aku telah

mengacaukan hidup anak yang dipercayakan kepadaku"?

Page 230: Bmf 24 cahaya injil

222 | C A H A Y A I N J I L

Sebagai seorang Kristen, Anda bertanggung-jawab atas cara Anda

menjalani hidup ini. Sama seperti seorang pengurus, Anda harus

memberi pertanggung-jawaban kepada Allah. Inilah poin utama di

dalam perumpamaan ini. Anda dan saya akan menghadap takhta

penghakiman Allah dan Ia akan bertanya, "Apa yang telah engkau

kerjakan dengan hidup yang telah kuberikan padamu?" Dalam hal ini,

setiap orang harus bertanggung-jawab kepada Allah karena sekalipun

Anda bukan orang Kristen, dari manakah asalnya hidup yang Anda

miliki sekarang? Allah adalah Pencipta segala kehidupan, baik

kehidupan jasmani mau pun rohani. Jika Anda menikmati kehidupan

jasmani, Anda harus mempertanggung-jawabkan hal-hal yang telah

Anda kerjakan dengan kehidupan jasmani Anda. Dan orang Kristen

memiliki tanggung-jawab ganda. Ia tidak sekadar harus

mempertanggung-jawabkan kehidupan jasmaninya tetapi juga

kehidupan rohaninya, hidup kekal yang telah diberikan Allah

kepadanya. Jadi, hidup sebagai seorang Kristen justru bermakna bahwa

kita menerima tanggung-jawab yang lebih besar, tetapi hal itu juga

memberi kita satu hak istimewa yang lebih besar. Jika lebih banyak

yang diberikan kepada Anda, Anda mempunyai penghargaan yang lebih

tinggi, tetapi tanggungjawab yang menyertainya juga lebih besar.

Pikirkanlah dengan lebih teliti, sejalan dengan semakin dekatnya tahun

baru 1979, sesudah lebih dari seribu sembilan ratus tahun sejak

kelahiran Kristus: Apa yang akan saya kerjakan di tahun yang sedang

mendekat ini? Bagaimana cara menjalani hidup ini supaya kalau di hari

itu nanti ketika Yesus bertanya, "Apa yang engkau kerjakan di tahun

1979?" maka saya tidak perlu tertunduk malu? Yang terbaik memang

adalah dengan merencanakan sebelumnya. Jangan menunggu sampai

saat itu benar-benar datang dan Anda kebingungan, "Apa yang harus

kulakukan hari ini? Apa yang harus kukerjakan besok?" Jika Anda hidup

dengan cara seperti ini, maka Anda akan segera menghabiskan waktu

dan hidup Anda dengan percuma. Anda tidak punya tujuan. Dan setiap

orang yang pernah belajar tentang ekonomi tahu bahwa tidak

seorangpun yang dapat sukses menata perekonomian cukup dengan

duduk-duduk menunggu apa yang akan terjadi esok hari. Anda harus

merencanakan sejak awal. Ada rencana tahunan, 5-tahunan, atau yang

10-tahunan. Ilmu ekonomi berkaitan dengan perencanaan di depan.

Tahu bagaimana memanfaatkan waktu. Berpikir ke depan. Apa sasaran

rohani saya di tahun 1979? Jika Anda mengingat-ingat semua yang

Page 231: Bmf 24 cahaya injil

223 | C A H A Y A I N J I L

telah terjadi di tahun 1978, apakah di dalam kehidupan jasmani dan

rohani Anda mengalami kemacetan dan kehilangan arah? Jika

demikian, maka itu berarti bahwa Anda masih belum mengerti

"ekonomi rohani." Kehidupan rohani berjalan dalam hukum-hukum

rohani, dan ada prinsip-prinsip yang harus Anda kerjakan jika Anda

ingin mengalami kemajuan.

Pengurus atau bendahara di dalam perumpamaan ini tidak tahu

ke mana arah hidupnya

Inilah masalah yang terdapat pada si bendahara di perumpamaan ini.

Akan tetapi, kebanyakan orang memang menjalani hari-harinya tanpa

arah tujuan, bukankah begitu? Dan mereka bergelut dengan hari-hari

yang dijalaninya sambil berharap suatu saat akan mendapatkan yang

terbaik. Orang Tiong hua menyebut hal ini dengan istilah Hu li hu tu,

tiada arah tiada tujuan. Mereka tidak tahu apa yang sedang dikerjakan.

Dan jika Anda hu li hu tu, maka Anda juga akan ma ma hu hu,

terjemahan harafiahnya adalah kuda kuda macan macan. Seperti si

bendahara ini, Anda tidak tahu akan kemana. Anda tidak tahu apakah

sedang berurusan dengan kuda atau dengan macan. Keduanya tampak

sama di mata Anda. Bayangkan jika Anda melihat seekor binatang dan

Anda mengira bahwa ia adalah seekor kuda padahal ia adalah seekor

macan, saya rasa Anda akan segera mendapatkan pengalaman buruk.

Mungkin dari peristiwa seperti itulah asal-usul dari pepatah ma ma hu

hu ini. Macan dan kuda jadi terlihat sama saja, dan kita tidak tahu lagi

mana yang kuda dan mana yang macan. Itulah yang disebut

sebagai hu li hu tu; hidup tanpa arah tujuan. Anda tidak boleh

menjalani kehidupan rohani seperti ini. Anda harus memilah mana yang

macan dan mana yang kuda. Kuda akan membawa Anda pergi ke

tempat yang Anda inginkan, tetapi macan akan membawa Anda pergi

ke tempat yang tidak Anda inginkan, yaitu ke dalam perutnya! Jadi

Anda memang sebaiknya memilah antara keduanya.

Cara banyak orang dalam menjalani kehidupan Kristennya cukup

mengerikan. Kenyataannya, cara mereka menjalani kehidupan

duniawinya juga cukup mengerikan. Mereka tidak tahu kemana harus

menuju. Jalanilah kehidupan Kristen dengan mengetahui ke mana arah

tujuan hidup Anda. Yesus berkata di dalam Yohanes 8:14, "Aku tahu,

dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu,

dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi." Keadaan rohani orang

non-Kristen yang menyedihkan adalah kenyataan bahwa mereka tidak

Page 232: Bmf 24 cahaya injil

224 | C A H A Y A I N J I L

tahu dari mana mereka berasal dan kemana mereka akan pergi. Ia

tahu bahwa ia harus berjuang dalam hidupnya dan ia berharap untuk

dapat meraih kemajuan dari waktu ke waktu, akan tetapi itu bukanlah

kehidupan. Makna sejati dari kehidupan adalah tahu kemana

Anda mengarahkan hidup Anda. Orang-orang Kristen harus tahu

tujuan hidupnya. Mengertikah Anda apa tujuan hidup Anda? Tahukah

Anda apa yang harus Anda kejar dalam hidup ini? Jika Anda seorang

Kristen, ada satu hal yang sangat penting bagi Anda. Allah telah

mempercayakan kepada Anda kasih karunia-Nya dan Anda harus

memanfaatkan kasih karunia tersebut. Anda nanti harus

mempertanggung-jawabkan apa saja yang telah Anda kerjakan dengan

kasih karunia tersebut. Pastikan bahwa Anda tahu bagaimana

menggunakannya. Saya harap Anda segera merenungkannya.

Bagaimana saya akan menjalani kehidupan Kristen saya di tahun 1979

nanti supaya tahun itu bisa menjadi tahun yang luar biasa? Bagaimana

menjadikannya tahun yang menggugah, tahun yang penuh peluang,

tahun prestasi bagi kemuliaan Allah dan berkat bagi sesama?

Renungkanlah hal itu! Saya tidak dapat mengatur bagaimana cara

Anda akan menjalani hidup Anda sendiri. Anda harus mengaturnya

sendiri. Saya tidak tahu karunia macam apa yang diberikan kepada

Anda.

Gunakanlah semua karunia yang telah diberikan oleh Allah

untuk memuliakan Dia

Ada satu hal yang telah pasti. Setiap orang Kristen adalah hamba Allah,

ingatlah akan hal ini. 1 Petrus 2:16 memberitahu kita bahwa setiap

orang Kristen adalah hamba Allah dan Petrus berkata, "Hiduplah

sebagai hamba Allah." Jangan mengira bahwa hanya para pendeta atau

pengkhotbah saja yang merupakan hamba Allah. Di dalam Alkitab,

setiap orang Kristen adalah hamba Allah, dan itu berarti bahwa Anda

juga merupakan hamba Allah. Dan karena Anda juga adalah hamba

Allah, maka Anda juga memiliki tanggung-jawab kepengurusan,

memiliki tugas yang harus dijalankan. 1 Petrus 4:10-11 berkata bahwa

setiap orang Kristen adalah seorang pengurus:

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah

diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia

Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang

yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani,

baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah,

Page 233: Bmf 24 cahaya injil

225 | C A H A Y A I N J I L

supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus

Kristus. (Jika karunia Anda bukanlah dalam hal menyampaikan Firman

Allah, Anda dapat melayani di bidang yang lainnya, seperti membantu

saudara-saudara seiman yang kekurangan. Itu adalah salah satu jenis

pelayanan.) Ialah (Allah dan Yesus)yang empunya kemuliaan dan

kuasa sampai selama-lamanya! Amin. Tujuan hidup ini adalah

menjalaninya bagi kemuliaan Allah.

Saya tidak tahu apakah ada hidup yang lebih berarti dibandingkan

dengan hidup yang memiliki arah. Kehidupan Kristen adalah kehidupan

yang memiliki makna, arah dan tujuan, dan Anda harus tahu tujuan

tersebut. Sangat sering terjadi, orang yang bukan Kristen menjadi

tidak tertarik menjadi orang Kristen karena melihat orang Kristen yang

tampaknya hidup tanpa arah dan tujuan. Tampaknya mereka seperti

tidak memiliki tujuan yang jelas. Saya harap jika Anda hidup

berdekatan dengan orang-orang non-Kristen di tahun 1979 nanti,

pastikanlah bahwa mereka akan melihat orang Kristen dengan hidup

yang memiliki tujuan, memiliki arah dan sasaran. Tunjukkanlah

kehidupan yang penuh arti dan teratur.

Di dalam ayat-ayat itu kita melihat bagaimana penerapan dari

perumpamaan ini. Rasul Petrus memberitahu kita bahwa kita semua

adalah para pengurus dari kasih karunia Allah yang berupa hidup kekal

itu dan juga karunia-karunia lainnya yang telah Ia berikan kepada kita.

Apakah Ia memberi Anda karunia untuk berbicara? Pakailah itu bagi

kemuliaan Allah. Apakah Allah memberi Anda karunia untuk bermain

musik? Pakailah itu bagi Allah. Apakah Ia memberi Anda karunia

pemahaman bahasa? Gunakan itu untuk penerjemahan. Apakah Ia

memberi Anda karunia untuk menulis? Muliakanlah Allah dengan itu.

Buatlah perencanaan dalam tahun nanti, misalnya, "Saya akan menulis

beberapa artikel buat Allah." Allah akan senang. Ada banyak orang

yang memiliki berbagai karunia, namun apa yang mereka lakukan

dengan karunia-karunia itu? Mereka menguburnya dan karunia-karunia

itu membusuk. Saya sering bertemu dengan orang-orang yang punya

banyak karunia. Jika setiap orang Kristen di dalam Jemaat Allah mau

merenungkan karunia apa saja yang telah mereka miliki, jika mereka

memakai inisiatif mereka, jika saja mereka memiliki semangat

kerohanian untuk memakai karunia milik mereka sepenuhnya bagi

Allah, kemuliaan yang mereka berikan bagi Allah dan berkat yang

mereka alirkan kepada sesama manusia akan tak terhitung besarnya.

Page 234: Bmf 24 cahaya injil

226 | C A H A Y A I N J I L

Setiap pengetahuan yang Anda miliki bisa sangat bermanfaat

bagi Allah. Sebagai contoh, kami memiliki sistem terjemahan simultan

(dari satu bahasa ke dalam beberapa bahasa) yang dirancang dan

dibuat oleh seorang saudara seiman. Suatu hari datanglah seseorang

dari organisasi 4M untuk mempelajari sistem terjemahan kami. Ia

berkata, "Sistem ini sungguh sangat bagus!" Lalu ia mencontoh

diagram rangkaian elektronik dari sistem ini untuk dipakai dalam

kegiatan KKR yang lain. Saya harap saudara kita yang telah merancang

sistem ini tidak memusingkan masalah hak cipta! Dengan cara begini,

pekerjaan Allah menjadi sangat terbantu. Bagaimana caranya? Karena

adanya satu orang yang mengerti tentang elektronika. Selanjutnya,

terjadi rangkaian tindakan yang membantu mempermudah pelayanan

di segala bidang. Coba Anda pikirkan, cukup dengan sedikit inisiatif dan

segera Anda akan melihat betapa luar biasa hal yang dilakukan Tuhan

melalui orang-orang yang tampaknya tidak berarti seperti kita ini.

Sungguh luar biasa! Saya tidak tahu karunia-karunia apa yang Anda

miliki. Anda harus merenungkannya sendiri. Pakailah inisiatif Anda dan

temukanlah cara untuk melayani Allah. Jangan ada orang yang

berkata, "Saya tidak tahu harus bagaimana melayani Allah." Setiap

orang pasti punya karunia yang bisa dipakai untuk melayani Allah.

Setiap orang punya itu.

Menyumbangkan uang adalah cara yang paling sederhana. Sebagai

contoh, setiap orang dari kita pasti memiliki uang lebih yang dapat

disumbangkan. Tahukah Anda betapa berharganya satu atau dua dolar

kelebihan Anda itu bagi mereka yang hanya bisa makan sekali dalam

tiga hari? Berusahalah untuk mencari tahu siapa saja orang yang

sedang kekurangan agar Anda bisa membantu mereka. Ini merupakan

pelayanan kepada Allah yang setara dengan menyampaikan khotbah di

mimbar. Anda telah melayani Allah dengan memberikan dua dolar itu

kepada orang yang membutuhkan karena orang itu akan bersyukur

kepada Allah dan berkata, "Ya Tuhan, Engkau sungguh baik kepada

saya karena telah menggerakkan hati orang ini untuk memperhatikan

kebutuhan saya." Anda telah melayani Allah. Tidak ada pekerjaan yang

tidak berarti di mata Allah. Dan kadang kala, karya yang terbaik justru

berawal dari pekerjaan yang dianggap 'remeh'.

Anda dapat menelpon atau mengunjungi orang yang kesepian.

Anda juga dapat saja menelpon orang-orang, sekalipun hanya satu

hubungan. Apakah Anda tidak punya waktu untuk itu? Apakah sepuluh

Page 235: Bmf 24 cahaya injil

227 | C A H A Y A I N J I L

sen itu terlalu mahal? Satu kali telepon atau kunjungan bisa sangat

membangkitkan semangat seseorang. Itulah namanya melayani Allah.

Itu adalah pelayanan di tingkat yang paling praktis dan itulah yang

sedang dibicarakan oleh rasul Petrus di sini. Akan tetapi, justru dalam

hal-hal kecil di mana kita sudah gagal, dan gagal secara menyedihkan.

Perumpamaan ini berbicara tentang kesetiaan kita dalam

menggunakan otoritas yang telah diberikan oleh Allah kita

Perhatikanlah kata-kata di dalam Lukas 16:10, "Barangsiapa setia

dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara

besar. Dan barangsiapa tidak benar(tidak setia) dalam perkara-perkara

kecil, ia tidak benar (tidak setia) juga dalam perkara-perkara besar." Di

sini kita melihat bahwa sekali lagi para penerjemah bukannya

melakukan penerjemahan tetapi penafsiran dan menaruh kata 'tidak

benar'. Seluruh perumpamaan ini berbicara tentang kesetiaan. Anda

bukan termasuk orang yang tidak benar jika tidak menelpon teman

yang sedang membutuhkan bantuan, namun Anda tidak setia. Dan

tuduhan yang paling parah yang dapat diajukan kepada seorang

pelayan adalah masalah kesetiaan.

Rasul Paulus berkata di dalam 1 Korintus 4:2, Yang akhirnya dituntut

dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata

dapat dipercayai. Sama halnya dengan rasul Paulus, Anda dan saya,

kita semua adalah para pelayan. Dan Yesus dengan jelas menegaskan

bahwa Ia ingin agar kita setia (Luk. 12:42-47). Ia sendiri sudah

membuktikan kesetiaannya kepada kita. Giliran kita sekarang untuk

menjadi setia pada-Nya.

Si bendahara diberi otoritas yang harus dipertanggung-

jawabkannya

Jika poin utama dari perumpamaan ini sudah menjadi jelas bagi Anda,

kita akan segera melihat apa yang terjadi pada bendahara ini. Si

bendahara ini dituduh melakukan pemborosan. Kata Yunani yang

diterjemahkan dengan 'menghamburkan' itu adalah diaskorpizo. Inilah

tuduhan yang diajukan dan kita akan mempelajarinya dengan cermat.

Apa arti menghamburkan? Kita dapat mencari tahu maknanya dengan

melihat bagaimana kata Yunani ini dipakai dalam berbagai

ayat. Diaskorpizo dipakai dalam Matius 26:31, ayat yang berbicara

tentang gembala, Yesus memasuki saat-saat kematian dan domba-

Page 236: Bmf 24 cahaya injil

228 | C A H A Y A I N J I L

domba 'tercerai-berai'. Jika Anda membunuh si gembala domba, maka

tidak ada orang yang akan menjaga serta memimpin domba-domba

itu. Dan jika domba-domba itu tidak tahu apa yang harus dilakukan,

mereka akan tercerai-berai.

Kata ini juga dipakai dalam Yohanes 10:12. Dalam kasus ini, si orang

upahan lari ketika melihat serigala mendekat. Orang itu berkata, "Aku

tidak mau kehilangan nyawa demi domba-domba!" Lalu ia lari dan

meninggalkan domba-domba itu dibunuh dan dicerai-beraikan oleh

serigala, mereka berlarian ke segala arah demi menyelamatkan nyawa

mereka.

Kata yang sama dipakai lagi di dalam Lukas 15:13, yaitu di dalam

Perumpamaan tentang Dua Anak yang Hilang. Si bungsu

'menghamburkan' harta warisannya. Terjemahan LAI memakai kata

'memboroskan'. Jadi, dalam ayat itu dijelaskan bahwa si bungsu

memboroskan atau menghamburkan harta warisannya.

Itu sebabnya, si bendahara ini dapat memboroskan atau

menghamburkan harta kekayaan tuannya karena ia memang diberi

otoritas untuk mengurus bisnis tuannya. Ia tidak setia dalam

mempertanggung-jawabkan otoritas yang dipercayakan padanya. Dan

ia dituntut untuk mempertanggung-jawabkan hal itu oleh tuannya.

Sangatlah penting untuk kita pahami satu prinsip alkitabiah ini bahwa

seorang pelayan memiliki kuasa atau otoritas. Anda harus ingat baik-

baik bahwa setiap orang Kristen memiliki otoritas. Dan orang Kristen

memiliki otoritas justru karena mereka semua adalah pelayan. Satu-

satunya orang yang memiliki otoritas adalah pelayan karena ia

diserahkan otoritas itu. Saya memiliki otoritas di dalam Injil karena

saya seorang pelayan Kristus. Justru karena saya seorang pelayan,

saya mempunyai otoritas untuk memberitakan Injil. Justru karena saya

adalah seorang pelayan, maka saya memiliki kuasa dalam

memberitakan Firman Allah dan menjalankan pekerjaan-Nya. Seperti

yang sudah dikatakan oleh rasul Petrus, kita semua memiliki otoritas

karena kita adalah pelayan Allah. Setiap orang Kristen memiliki otoritas

atas karunia yang dipercayakan padanya.

Dan karena Anda memiliki otoritas sebagai orang Kristen, maka Anda

juga memiliki tanggung-jawab. Jika Anda tidak memiliki tanggung-

jawab, maka Anda tidak perlu memberikan pertanggungjawaban.

Page 237: Bmf 24 cahaya injil

229 | C A H A Y A I N J I L

Hanya orang yang memiliki tanggung-jawablah yang harus memberi

pertanggung-jawaban. Jika Anda menganggap bahwa orang Kristen

tidak perlu bertanggung-jawab atas segala perbuatannya, berarti Anda

menganggap bahwa setiap orang Kristen tidak memiliki kebebasan

berpikir dan bertindak. Seluruh ajaran Alkitab mengatakan kita semua

bertanggung-jawab atas semua perbuatan kita karena kita telah

dipercayakan dengan otoritas itu. Anda harus mempertanggung-

jawabkan hidup Anda di hadapan Allah pada Hari itu nanti.

Anda bertanggung-jawab atas kehidupan Anda sekarang. Apakah Allah

selalu mencampuri kehidupan Anda? Tidak. Apakah Ia selalu datang

setiap malam dan berkata, "Berikan laporanmu sekarang"? Tidak. Ia

menunggu sampai tibanya "Hari Pertanggung-jawaban", yaitu Hari

Penghakiman. Jadi, Anda bertanggung-jawab atas segala yang Anda

lakukan. Allah tidak mencampuri urusan Anda sekarang ini. Apa yang

Anda kerjakan dengan hidup Anda sekarang ini adalah tanggung-jawab

Anda, ingatlah hal itu baik-baik. Jika Anda tidak memanfaatkan karunia

milik Anda bagi Allah, maka Allah tidak akan memaksakannya kepada

Anda sekarang ini. Ia akan menuntut pertanggung-jawabannya nanti.

Jangan pernah lupa akan hal itu!

Apa tujuannya menekankan pembahasan tentang otoritas yang ada

pada seorang pelayan? Untuk menunjukkan bahwa si pelayan memiliki

otoritas untuk mengerjakan sesuai dengan kehendaknya. Ia memang

harus mempertanggung-jawabkannya nanti, akan tetapi di dalam

pelaksanaannya sekarang ini ia berkuasa penuh. Dan jika ia bertindak

di dalam kewenangannya, berarti ia mengemban tanggung-jawab.

Si bendahara memotong tagihan

Hal selanjutnya yang perlu dipahami adalah ini: Jika si bendahara telah

berlaku tidak jujur, sebagaimana yang telah ditafsirkan oleh para

penerjemah Alkitab, lalu mengapa ia hanya memotong 20% saja

tagihan gandumnya? Ia sudah memotong 50% tagihan minyak, lalu

mengapa ia hanya memberi potongan 20% untuk gandum? Potongan

sekecil itu tentunya tidak akan membuat Anda menjadi sahabat orang

yang berhutang gandum tersebut, ia masih harus membayar sebesar

80% dari total hutangnya. Bebannya memang sudah berkurang, akan

tetapi tidak banyak. Jika si bendahara ini ingin mencari teman,

mengapa ia tidak sekalian saja berkata, "Baiklah, lupakan saja hutang

kalian! Lagi pula, itu semua tagihan majikan saya, bukan tagihan saya.

Page 238: Bmf 24 cahaya injil

230 | C A H A Y A I N J I L

Lupakan saja." Mengapa ia tidak berkata seperti itu? Mengapa ia

memotong 50% tagihan minyak dan 20% tagihan gandum?

Banyak sekali Pengkhotbah sekarang ini yang tidak memahami hal ini.

Untuk bisa memahaminya, Anda harus mengerti hukum agama orang

Yahudi. Apa yang akan saya sampaikan kepada Anda nanti bersumber

dari hasil karya yang sangat penting dari Profesor Darret, dari London

University di Inggris, yang berjudul The Law in The New

Testament (Hukum Taurat dalam perjanjian Baru) Di dalam tulisan itu,

ia menjelaskan poin ini berdasarkan hukum agama orang Yahudi. Jika

Anda dapat memahami hal ini, maka Anda akan segera melihat bahwa

si bendahara itu tidak melakukan satu kecuranganpun dalam tindakan

terakhirnya. Tadinya ia memang sangat boros, tidak mampu mengurus

bisnis tuannya. Kata Yunani di dalam ayat 8 itu diterjemahkan dengan

kata 'tidak jujur' di versi LAI. Akan tetapi, seperti yang sudah saya

nyatakan sebelumnya, kata itu sebenarnya bermakna "berbuat salah",

suatu ungkapan yang maknanya sangat luas. Ia tidak melakukan

kecurangan. Hal ini sangat penting untuk dipahami. Ia tidak curang,

dan Yesus tidak sedang memuji seorang bendahara yang tidak jujur.

Apa yang Anda kerjakan pada saat menjalankan bisnis? Tujuan utama

dalam berbisnis tentunya untuk mendapatkan keuntungan. Setiap bank

dan perusahaan berfungsi menurut prinsip ini. Salah satu bidang usaha

yang memberi untung besar adalah perkreditan. Jika Anda ingin

membeli rumah, maka mereka akan membantu pembiayaannya dan

menarik bunga dari bantuan tersebut. Sekarang ini suku bunga yang

berlaku mungkin sekitar 11-12%. Lalu Anda harus membayar cicilan

pokok mau pun bunga dari kredit rumah tersebut, dan Anda harus

menghabiskan sebagian besar dari hidup Anda untuk melunasi hutang

berikut bunga itu. Kenyataannya, dari yang saya baca di sebuah koran,

bahwa orang yang mengkredit rumah seharga $35.000 harus

membayar bunga sebesar $35.000 yang akan dilunasinya dalam 20

tahun. Dengan kata lain, Anda harus mengeluarkan uang sebesar

$70.000 untuk membeli rumah seharga $35.000. Sekarang Anda tahu

mengapa lembaga-lembaga perkreditan itu dapat menikmati untung

yang sangat besar. Anda harus meminjam uang mereka dan menerima

syarat pengembalian ditambah dengan bunga, karena Anda tidak

punya uang kas sebesar $35.000 untuk membayar rumah tersebut.

Page 239: Bmf 24 cahaya injil

231 | C A H A Y A I N J I L

Ada nasabah yang berhutang 100 tempayan minyak, akan tetapi

kenapa si bendahara memotonga tagihannya menjadi 50 tempayan?

Persoalanya akan menjadi sederhana jika Anda telah memahami

hukum agama Yahudi. Pada masa itu, hutang minyak dikenakan bunga

sebesar 100% sekali pinjam. Mirip dengan bisnis lembaga perkreditan,

jika Anda mengkredit rumah, maka Anda harus membayar bunga

sebesar 100% dalam waktu 20 tahun. Jadi poinnya terletak di sini. Si

majikan, sebagai pemilik dari segala kekayaan itu, telah memberi

kuasa kepada si bendahara untuk menjalankan bisnisnya. Dan si

bendahara ini memang ada menjalankan kegiatan bisnis tetapi tidak

banyak. Ia telah memberikan pinjaman barang dagangan pada

nasabah majikannya. Pada zaman itu, orang jarang meminjam uang

untuk berbisnis, karena nilai uang cenderung turun atau terkena inflasi.

Jadi, di masa itu, orang lebih memilih untuk meminjam barang-barang

yang akan diperdagangkan. Kebanyakan orang meminjam minyak dan

gandum karena kedua komoditas itu sangat ramai diperdagangkan.

Dan hal ini ternyata masih berlangsung sampai di zaman kita sekarang.

Demikianlah, si bendahara itu memberi pinjaman sebanyak 50

tempayan atas nama tuannya, dan ia segera mencatat jumlah tagihan

sebesar 100 tempayan. Berapa besar hutang si nasabah? 100

tempayan. Terdiri dari 50 tempayan hutang pokok dan 50 tempayan

lagi sebagai bunga.

Mengapa bunga untuk hutang minyak sangat tinggi di zaman itu?

Untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan kecurangan. Biasanya,

minyak zaitun yang diperdagangkan. Yang menjadi masalah adalah

terbukanya kesempatan yang cukup besar untuk berbuat curang di

dalam pengembalian minyak itu. Sebagai contoh, orang bisa saja

menambahkan air ke dalam tempayan, dan karena minyak akan selalu

mengambang di atas air, maka satu-satunya cara untuk membuktikan

kecurangan itu adalah dengan menuangkan seluruh isi tempayan itu. Di

samping itu, masih ada lagi cara lain dalam berbuat curang, yaitu

dengan mencampur minyak dari kualitas yang berbeda. Karena

kemungkinan berbuat curang di dalam bisnis ini sangat tinggi, maka

tingkat bunga yang dibebankan terhadap pinjaman minyak dibuat

sangat tinggi. Sangat mudah melakukan penipuan dalam bisnis

minyak.

Anda boleh memandang suku bunga sebagai semacam polis asuransi.

Mirip dengan keadaan pada saat Anda mengkredit sebuah rumah, Anda

Page 240: Bmf 24 cahaya injil

232 | C A H A Y A I N J I L

mengasuransikan cicilan rumah Anda sehingga jika tiba-tiba Anda nanti

tidak mampu melunasi pembayaran rumah Anda, maka pelunasannya

dilakukan oleh perusahaan asuransi. Dengan demikian, Anda harus

membayar cicilan pokok dan asuransinya sekaligus. Anda harus

membayar ekstra. Itulah hal yang terjadi dalam bisnis minyak ini.

Sedangkan gandum, suku bunga yang berlaku untuk gandum berkisar

antara 20-25%. Jadi nasabah yang satunya lagi telah meminjam 80

pikul gandum dengan hutang yang berbunga, sehingga ia harus

melunasinya dengan 100 pikul gandum.

Hukum agama Yahudi tidak mengijinkan pembebanan bunga

Apa yang sedang dilakukan oleh si bendahara ini? Sekarang kita tahu

apa yang sedang dilakukan oleh si bendahara ini. Ia akan dipecat

karena kemalasannya dan pengelolaan yang keliru atau

kecerobohannya selama ini. Jadi ia harus melakukan satu atau dua

perbuatan baik sebelum ia benar-benar kehilangan pekerjaannya agar

dapat memperoleh paling tidak satu orang teman yang biasa

diandalkan nantinya. Saat ia keluar nanti, paling tidak akan ada orang

yang masih bersimpati padanya. Mungkin mereka bersedia

membantunya karena ia pernah berbuat baik terhadap mereka. Ia

harus mencari orang yang bersedia membantunya sesudah dipecat

nanti. Anda mungkin akan berkata bahwa perbuatannya tetaplah

merupakan kecurangan karena bunga tersebut merupakan hak dari

majikannya.

Hal ini membawa kita kepada satu pokok di dalam hukum agama

Yahudi yang sangat menarik: di bawah aturan hukum agama Yahudi,

pembebanan bunga dilarang sama sekali. Saya harus menyampaikan

hal ini supaya Anda dapat memperoleh pemahaman yang benar atas

perumpamaan ini. Anda tidak akan dapat memahami perumpamaan ini

dengan sekadar membacanya. Perlu tambahan pengetahuan yang

tepat untuk bisa memahaminya. Orang-orang Yahudi yang menjadi

pendengar saat perumpamaan ini disampaikan Yesus dapat memahami

ucapan-Nya dengan baik karena mereka semua tahu fakta-fakta yang

melatar-belakanginya. Akan tetapi kita tidak tahu fakta-fakta tersebut

sehingga kita gagal memahami perumpamaan ini. Dengan demikian,

menurut hukum agama Yahudi, seorang Yahudi tidak diperkenankan

untuk membebankan bunga terhadap saudara sebangsanya yang

sedang membutuhkan sesuatu. Pembebanan bunga atas pinjaman

Page 241: Bmf 24 cahaya injil

233 | C A H A Y A I N J I L

tidak diperkenankan karena biasanya jika ada orang yang meminjam

sesuatu berarti bahwa ia sedang dalam keadaan yang kekurangan.

Dengan demikian seharusnya Anda justru memberi saja apa yang ia

butuhkan tanpa embel-embel ucapan, "Baiklah, kamu harus membayar

hutang ini berikut bunganya nanti." Kalimat seperti itu tentunya bukan

merupakan ungkapan kasih terhadap sesama manusia. Anda dituntut

untuk memberi pinjaman kepadanya dan ia boleh mengembalikannya

tanpa bunga. Jadi, di bawah hukum agama Yahudi, sebagai contoh di

dalam Imamat 25:36-37 dan di dalam Ulangan 23:19-20, dan masih

banyak rujukan lainnya lagi, orang Yahudi dilarang untuk

membebankan bunga atas suatu pinjaman. Namun, pada zaman-

zaman belakangan, termasuk di zaman Yesus, orang-orang meminjam

barang bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan pokoknya; mereka

meminjam untuk keperluan bisnis. Itu sebabnya, orang-orang Farisi

menetapkan untuk mengabaikan aturan yang terdapat dalam kitab

Imamat dan Ulangan dan mengizinkan orang-orang untuk menarik

bunga. Itulah latar belakangnya. Artinya, pembebanan bunga

diperbolehkan orang Farisi dalam urusan bisnis, namun menurut

hukum Taurat tidak diperkenankan.

Jadi, ketika si bendahara itu melakukan pemotongan, ia hanya

memotong bagian bunganya saja. Ia tidak dapat memotong bagian

pokok hutang yang menjadi hak tuannya karena hal itu akan

merupakan suatu kecurangan. Jadi ketika seorang nasabah meminjam

50 tempayan minyak, berarti ia terkena bunga sebanyak 50 tempayan

minyak. Si bendahara ini tidak dapat memotong bagian pokok dari

hutang itu, namun ia dapat menghapus 50 tempayan yang merupakan

bagian bunga dari hutang itu. Dengan melakukan hal itu, sebenarnya ia

sedang menjalankan perintah Alkitab. Ia menghapus beban bunga yang

ditanggung oleh saudara sebangsanya. Itu sebabnya ia hanya

memotong 20% saja dari hutang gandum karena memang hanya itulah

bagian bunganya. Sisanya yang 80% tidak boleh dipotong karena

memang merupakan hak dari majikannya. Ia bertanggung-jawab atas

kekayaan majikannya namun ia tidak dapat mengurangi apa yang

bukan miliknya sendiri. Yang dapat dikurangi hanya bagian bunganya

saja karena memang dilarang oleh hukum Taurat. Dengan demikian, si

bendahara ini tidak dapat dituduh curang.

Semestinya perumpamaan ini disebut sebagai Perumpamaan

tentang Bendahara yang Tidak Setia

Page 242: Bmf 24 cahaya injil

234 | C A H A Y A I N J I L

Saya harap Anda dapat melihat apa pokok bahasan dari perumpaman

yang indah ini, yang telah disampaikan oleh Yesus. Poinnya adalah

tentang ketidaksetiaan si bendahara. Tuduhan yang diajukan

kepadanya adalah ketidaksetiaan, bukannya ketidakjujuran. Anda yang

tidak memahami hukum agama Yahudi untuk aspek-aspek tertentu

dalam perumpamaan ini akan kehilangan pengertian atas poin

tersebut. Ia dipandang tidak setia karena tidak mengerjakan dengan

baik kewenangan atau kuasa yang dipercayakan kepadanya; ia sangat

boros. Namun ia lalu berjuang untuk mendapatkan teman atau sahabat

di saat-saat terakhir. Jika pembebanan bunga diperkenankan oleh

hukum agama Yahudi, dan jika si bendahara ini tetap saja berkata,

"Aku akan mengurangi 50% hutang minyakmu, dan juga 20% hutang

gandummu," maka para nasabah itu segera tahu bahwa si bendahara

ini sedang berbuat curang. Apakah Anda bersedia bersahabat dengan

orang yang tidak jujur? Apakah Anda mengira bahwa jika ia sudah

berbuat curang maka ia dapat mendatangi para nasabah itu dan

mendapat pertolongan dari mereka nantinya? Bersediakah Anda

membantu orang yang sudah jelas-jelas tidak jujur? Tentu tidak! Ia

tidak akan mendapat sahabat satupun. Bahkan mungkin ia justru akan

kehilangan sahabat. Tindakannya yang terakhir justru menjadi lebih

buruk dari pekerjaannya yang sudah gagal. Jika tindakannya yang

terakhir itu adalah suatu kecurangan, ia tidak akan berhasil

mendapatkan teman sama sekali! Tidak, ia pasti juga tidak mau

berbuat curang. Tindakannya yang terakhir haruslah merupakan

suatu perbuatan yang baik jika ia ingin mendapatkan sahabat.

Demikianlah, perumpamaan ini tidak tepat jika disebut Perumpamaan

tentang Bendahara yang Tidak Jujur. Semestinya disebut

sebagai Perumpamaan tentang Bendahara yang Tidak Setia.

Ketidaksetiaannya bukan terletak pada tindakannya yang terakhir,

melainkan pada pekerjaannya selama ini, pada cara pengurusannya

yang boros. Itu sebabnya ia dipecat. Akan tetapi ia berusaha untuk

memperbaiki segala sesuatunya pada kesempatannya yang terakhir

itu.

Sekarang Anda dapat memahami poin utama dari pengajaran Yesus ini.

Yesus sedang berkata kepada kita: Bereskan segala sesuatu di

hadapan Allah selagi Anda masih punya kesempatan. Seperti halnya

dengan bendahara yang tidak setia ini, perbaikilah segala sesuatu

yang perlu diperbaiki, sebelum tiba hari pertanggung-jawaban.

Page 243: Bmf 24 cahaya injil

235 | C A H A Y A I N J I L

Pada mulanya, si bendahara ini sangat malas, namun dalam

tindakannya yang terakhir, ia berusaha memperbaiki segala sesuatu

yang bisa diperbaikinya supaya ia dapat memiliki sahabat yang akan

membantunya di saat kesulitan. Mereka akan berkata, "Orang ini malas

dan tidak setia kepada tuannya, akan tetapi ia ternyata taat kepada

Hukum Taurat di akhir pekerjaaannya." Jadi pelajaran yang perlu kita

tarik adalah, bereskan segala hal yang menyangkut hubungan Anda

dengan Allah. Perbaiki segala sesuatu selagi masih ada waktu karena

waktu yang tersedia semakin cepat berlalu. Ini adalah perumpamaan

yang sangat indah! Saya harap Anda dapat memahami sepenuhnya

dan memperhatikan peringatan dalam perumpaman ini baik-baik.

Berbuat salah atau malas seharusnya dipakai ketimbang

kata tidak jujur

Masih ada lagi satu pokok eksegetik. Saya menyebutkan hal ini karena

orang-orang yang ingin menyelidiki Alkitab perlu untuk mengetahui

fakta-fakta Alkitab. Saya ingin menyampaikan bahwa kata

Yunani adikia, yang diterjemahkan dengan kata 'tidak jujur' di dalam

Lukas 16:8, juga muncul di dalam 2 Korintus 12:13 dengan pengertian

yang sama sekali tidak berkaitan dengan ketidak-jujuran. Di sana,

Paulus menyebut dirinya tidak adil atau melakukan kesalahan terhadap

jemaat di Korintus karena ia menolak pemberian uang dari mereka.

Tidak mengambil uang pemberian tentunya tidak dapat dipandang

sebagai ketidak-jujuran, bukankah demikian? Jadi, kata adikiayang

artinya berbuat salah ini tidak memiliki hubungan langsung dengan

ketidak-jujuran.

Kata yang sama juga dipakai di dalam Lukas 13:27, dan LAI

menerjemahkannya dengan kata kejahatan. Siapa itu orangnya yang

disebut melakukan kejahatan yang tidak akan dapat masuk ke dalam

kerajaan surga? Kita baca di dalam ayat 24 yang menjelaskan bahwa

mereka adalah orang-orang yang tidak berjuang masuk ke gerbang

yang sempit itu. Mereka adalah orang-orang yang malas secara rohani.

Jadi, saudara-saudaraku, Anda tidak harus menjadi orang yang

melakukan kejahatan jika ingin dicampakkan pada Hari Penghakiman

nanti. Cukup dengan menjadi malas saja. Allah tidak punya waktu

untuk orang-orang yang secara rohaniah malas. Orang-orang seperti

itu tidak mau berjuang untuk masuk melalui pintu gerbang yang

sempit. Mereka tidak mau berjuang untuk masuk ke dalam Kerajaan

Allah. Mereka tidak mau berjuang untuk masuk ke dalam hidup yang

Page 244: Bmf 24 cahaya injil

236 | C A H A Y A I N J I L

kekal. Itulah kejahatan mereka. Orang-orang itu disebut melakukan

kejahatan. Jika Anda tidak mengerjakan hal yang baik, secara otomatis

Anda sudah mengerjakan hal yang jahat.

Di dalam Matius 25:26, dalam Perumpamaan tentang Talenta, Anda

akan mendapati hal yang persis sama. Apakah orang yang

menguburkan satu talentanya itu telah melakukan tindak kejahatan?

Tidak, ia sekadar menguburkannya. Ia tidak mencuri dari orang lain. Ia

tidak menipu orang lain. Lalu mengapa Yesus menyebutnya, "Hamba

yang jahat dan malas"? mengapa ia disebut jahat? Tepatnya karena ia

tidak setia. Itulah kesalahannya. Ia berkata kepada tuannya, "Aku

mengembalikan uangmu seperti apa adanya. Engkau mempercayakan

satu talenta kepadaku, dan aku menguburkannya. Sekarang aku

kembalikan satu talenta itu kepadamu." Anda harus memanfaatkan apa

yang sudah dipercayakan kepada Anda dan bukannya justru mengubur

pemberian itu. Itulah poin penting di dalam perumpamaan ini, dan saya

harap Anda dapat menangkapnya dengan jelas.

Setiap orang Kristen harus mempertanggung-jawabkan

pengelolaan uangnya kepada Allah

Ada banyak hal yang telah dipercayakan kepada kita. Dan

perumpamaan ini secara khusus berbicara tentang cara kita memakai

uang. Perhatikan ayat 9, "Ikatlah persahabatan dengan

mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak

dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." Uang di

dalam ayat ini dikatakan tidak jujur. Firman Allah mengatakan kepada

kita bahwa akar segala kejahatan ialah cinta uang (1Tim. 6:10). Cinta

akan uang merupakan akar dari segala kejahatan. Uang itu sendiri

bukanlah kejahatan, tetapi mencintai uang itulah kejahatan.

Kita adalah pengurus dari uang yang ada pada kita dan kita bisa

memanfaatkannya untuk memuliakan nama Allah. Ikatlah

persahabatan dengan Allah dengan uang itu maka Anda akan menjadi

bendahara yang baik. Anda nanti harus menjelaskan kepada Allah

tentang apa saja yang telah Anda kerjakan dengan apa yang Anda

miliki. Ini adalah tantangan yang sangat besar! Saya berdoa supaya

dengan kasih karunia Allah, di sepanjang tahun 1979 nanti, Anda akan

menata 'ekonomi rohani' Anda dengan baik, supaya Anda dapat

menyusun rencana perjalanan hidup Anda di tahun 1979 nanti dengan

Page 245: Bmf 24 cahaya injil

237 | C A H A Y A I N J I L

memberikan berkat yang maksimum kepada sesama manusia dan

kemuliaan yang maksimum kepada Allah.

Perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus

(Perumpamaan tentang Devas dan Lazarus)

Lukas 16:19-31 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal

Lukas 16:19-31

Hari ini, kita sampai kepada perumpamaan di dalam Lukas 16:19-31.

Perumpamaan ini sering disebut dengan judul Perumpamaan tentang

Orang Kaya dan Lazarus. Si orang kaya itu kadang kala dinamai

"Devas", yang sebenarnya adalah istilah dalam bahasa Latin yang

berarti 'orang kaya'. Jadi, perumpamaan ini sering diberi

judulPerumpamaan tentang Devas dan Lazarus. Pertama-tama, mari

kita baca perumpamaan ini bersama-sama, dan sesudah itu, kita akan

secara singkat memusatkan perhatian pada tema utamanya saja.

Perumpamaan ini sangat kaya akan makna sehingga, terus terang saja,

saya sendiri agak kesulitan untuk menentukan mau memulai

pembahasan dari mana. Akan tetapi, dalam kesempatan ini, kita hanya

akan memusatkan perhatian pada satu unsur penting dari

perumpamaan ini.

Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus,

dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang

pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring

dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya

dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing

datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu

dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu

juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam

maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan

Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa

Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan

ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat

kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah,

bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu,

sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan

Page 246: Bmf 24 cahaya injil

238 | C A H A Y A I N J I L

dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan

engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang

mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari

situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau

demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke

rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia

memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan

masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham:

Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka

mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham,

tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada

mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka

tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga

akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara

orang mati.

Kunci pemahaman ajaran Yesus dan Perjanjian Baru: Kerajaan

Allah

Perumpamaan ini sangatlah kaya akan makna sehingga saya rasa tidak

akan sulit untuk membahas sekitar empat atau lima pokok bahasan

yang berbeda dengan bersumber pada perumpamaan ini saja! Akan

tetapi, hari ini kita akan berfokus pada satu pertanyaan saja: Apa

tujuan dari perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus ini? Hal apa

yang sedang Ia sampaikan melalui perumpamaan ini? Apakah dengan

perumpamaan ini Yesus sedang memberikan ajaran moral agar kita

bersikap baik kepada para pengemis? Apakah Ia sedang menyuruh,

"Ayo bertindak, berbuat baiklah kepada orang-orang miskin"? Hal

itukah yang sedang diajarkan oleh Yesus di sini? Jika memang benar

hal itu yang sedang Ia ajarkan, maka kita akan menghadapi masalah

yang cukup rumit karena di Montreal ini kita sangat jarang bisa

bertemu dengan pengemis. Dengan begitu, hanya sedikit kesempatan

bagi kita untuk mempraktikkan ayat ini. Anda barangkali akan berkata,

"Di belahan bumi timur memang ada banyak pengemis, tetapi di sini

sedikit sekali. Lalu bagaimana kita bisa menerapkan ajaran ini?"

Apakah Ia sekadar menyuruh kita untuk bersikap baik kepada orang

miskin? Memang penting hal itu, akan tetapi itu bukanlah inti yang

utama dari perumpamaan ini.

Apa sebenarnya pokok yang sedang dibahas oleh Yesus? Untuk bisa

memahami ajaran dari Yesus, kita harus memahami ajaran yang

Page 247: Bmf 24 cahaya injil

239 | C A H A Y A I N J I L

sentral dari seluruh ajaran-Nya. Kita tidak boleh keluar jalur dan

mengira bahwa Yesus sekadar menyuruh kita berbuat baik kepada

orang miskin dalam perumpamaan ini, hal itu memang penting tetapi

bukan pokok yang utama. Hanya di dalam konteks tema sentral itulah

seluruh ajaran-Nya dapat dipadukan dengan serasi karena, seperti

semua pemberita kebenaran, segala yang Dia katakan mengarah

kepada satu pokok bahasan. Apakah pokok yang utama tersebut? Apa

tema sentral dari seluruh ajaran Yesus? Kira-kiranya apakah Anda

memahami apa kunci pemahaman bagi seluruh ajaran Yesus sesudah

sekian banyak perumpamaan yang kita bahas selama ini. Jika Anda

harus menyampaikan jawaban secara singkat, kira-kiranya apakah inti

ajaran Yesus itu? Cobalah renungkan jawaban Anda. Apakah Anda

sudah menemukan jawaban? Apa tujuan atau sasaran yang mau

dicapai oleh Yesus dalam setiap ajaran-Nya? Jika Anda tidak tahu

jawabannya, maka Anda tidak akan mampu memahami apa rantai

yang menyatukan semua mutiara di suatu kalung -jika Anda

bayangkan setiap satu perumpamaan yang Yesus ajarkan sebagai

sebutir mutiara, lalu apa rantai yang merangkai seluruh mutiara itu

menjadi satu? Atau, apakah semua perumpamaan itu seperti kumpulan

mutiara yang tidak terangkai? Di dalam satu perumpamaan Ia berkata,

"bersikap baiklah kepada orang miskin." Di dalam perumpamaan yang

lain lagi, Ia berkata, "Hendaklah kamu setia." Dan di dalam

perumpamaan yang lainnya lagi, Ia berkata, "Jika kamu tersesat, maka

Allah akan segera mencari dan mengembalikanmu." Apakah semua

perumpamaan itu tidak berhubungan satu dengan yang lainnya? Apa

satu tema sentral yang menyatukan seluruh perumpamaan dan ajaran-

Nya? Kita harus tahu tema itu. Ajaran-Nya dapat dirangkum di dalam

satu kata atau istilah. Tahukah Anda apa itu? Istilah yang merangkum

seluruh ajaran Yesus adalah, "Kerajaan Allah," atau dengan satu kata

saja, "Kerajaan." Setiap sarjana Perjanjian Baru pasti atau semestinya

tahu bahwa "Kerajaan Allah" adalah tema sentral dalam ajaran Yesus.

Kerajaan Allah berarti bahwa Yesus adalah Raja

Pertanyaannya adalah, "Apa arti kerajaan itu?" Apa itu Kerajaan Allah?

Karena mengabaikan pokok inilah maka gereja sekarang banyak yang

mengalami masalah. Dan Anda juga akan mengalami banyak masalah

dengan hidup Anda jika tidak memahami arti "kerajaan Allah".

Saya akan memakai sedikit data statistik untuk menunjukkan kepada

Anda arti penting tema 'Kerajaan Allah'. Tahukah Anda berapa kali

Page 248: Bmf 24 cahaya injil

240 | C A H A Y A I N J I L

istilah kerajaan ini muncul di dalam Injil Matius saja? Hanya di dalam

Matius saja sudah tercatat sebanyak 55 kata kerajaan. Atau di dalam

catatan Injil Markus, di mana secara relatif terdapat lebih sedikit ajaran

Yesus? Di sana pun tercatat kemunculan kata 'kerajaan' sebanyak 20

kali. Berapa banyak jumlah kemunculannya di dalam Injil Lukas? Di

sana tercatat jumlah kemunculan sebesar 46 kali. Yesus berbicara

tentang Kerajaan Allah sebanyak 121 kali.

Bagaimana Anda bisa memahami ajaran Yesus jika Anda tidak mengerti

arti Kerajaan Allah, padahal ini adalah tema sentralnya? Ingatkah Anda

bagaimana Ia memulai pelayanan-Nya? Hal apa yang pertama kali Ia

sampaikan ketika Ia mulai mengabarkan Injil di Galilea? "Bertobatlah

sebab kerajaan Allah sudah dekat." Itulah hal pertama yang

diberitakan-Nya. Kalimat ini memberi kita petunjuk tentang isi

khotbah-khotbah-Nya sesudah itu. Mengapa kita harus bertobat?

Alasannya adalah karena kerajaan Allah sudah dekat. Lalu apa artinya

kerajaan Allah itu?

Secara ringkas dapat kita katakan bahwa kata yang sekarang ini

diterjemahkan sebagai kerajaan sebenarnya memiliki makna

kedaulatan Allah, pemerintahan Allah, pengaturan oleh Allah, Allah

sebagai Raja. Dengan kata lain, ajaran Yesus semuanya menekankan

pada satu hal, Allah adalah Raja dan pemerintahan-Nya sedang

mendatangi kita. Jadi, bertobatlah, karena Anda akan segera

menghadap takhta Raja Besar. Pemerintahan Allah adalah pokok

yang paling penting. Baru kata 'kerajaan' saja yang kita pelajari, dan

kita belum masuk ke pembahasan tentang kata 'raja'. Kita dapat

melihat bahwa di dalam Matius 5:35, Yesus berkata tentang Yerusalem

sebagai kota Raja Besar, yaitu Allah. Pemerintahan Allah adalah titik

pusat dari seluruh ajaran dari Yesus.

Yohanes, Paulus dan Lukas memakai kata "Lord"

Jika kita teliti Injil Yohanes dan surat-surat Paulus, Anda akan segera

melihat bahwa kata 'kerajaan' sangat jarang muncul. Saya yakin, Anda

semua tentu tahu akan hal ini. Dari semua surat yang ditulis oleh

Paulus, kata 'kerajaan' hanya muncul sebanyak 14 kali. Mengapa?

Apakah tema 'kerajaan' ini hanya penting bagi Yesus tetapi tidak

penting bagi Paulus? Anda keliru jika berpikir seperti itu karena Paulus

sebenarnya hanya memakai istilah yang berbeda untuk tema

'kerajaan'. Dan memang sering terjadi, ketika kita mengkhotbahkan

Page 249: Bmf 24 cahaya injil

241 | C A H A Y A I N J I L

Injil, kita menggunakan kata-kata lain yang bermakna sama, untuk

menghindari lunturnya makna sebuah kata akibat terlalu sering

diucapkan. Sebagai contoh, saya yakin sekarang ini kata 'kerajaan'

tidak memiliki makna yang mendalam di hati Anda karena kita semua

hidup di zaman demokrasi, kita tidak diperintah oleh raja lagi. Jadi

Anda harus mencari kata lain sebagai padanan bagi kata "kerajaan"

dan memiliki makna yang sama. Dan itulah tepatnya hal yang

dilakukan oleh Paulus.

Dan itu pula alasan mengapa saya, sebagai pengkhotbah, sering

melakukan hal yang sama. Sebagai contoh, saya harus memakai kata

yang berbeda untuk 'iman' karena kata 'iman' ini belakangan sudah

mulai luntur maknanya dan menjadi tidak berarti lagi di mata banyak

orang. Banyak orang yang bingung bagaimana mengartikan kata

'iman'? Sangat kabur dan sangat tidak pasti di dalam pandangan

mereka. Itu sebabnya, saya memakai kata 'komitmen total' yang

maknanya adalah iman dengan definisi yang tidak mungkin

diserongkan. Alasan yang sama juga telah mendorong A.W.Tozer

memakai kata 'komitmen total'. Tozer mendapati bahwa ungkapan ini

paling tepat menjelaskan ajaran Perjanjian Baru. Sangat mudah untuk

menunjukkan lewat semua ajaran yang alkitabiah bahwa komitmen

total adalah tema utamanya.

Kata apa yang dipakai oleh Paulus di dalam tulisan-tulisannya? Ia

memakai kata "Lord" (atau yang lebih tepat diterjemahkan sebagai

"Tuan" bukan Tuhan). Ia tidak memakai kata "raja" atau "kerajaan",

akan tetapi ia menyebut Yesus sebagai "Lord". Itu sebabnya sekalipun

ia hanya memakai kata "kerajaan" sebanyak 14 kali, akan tetapi ia

memakai kata "Lord" sebanyak 275 kali. (Berbeda dengan Yesus yang

memakai kata 'kerajaan' sampai lebih dari 100 kali karena penekanan

di dalam ajaran Yesus adalah pada 'kerajaan Allah'.) Sedangkan Paulus

mendapati bahwa kata "raja" atau "kerajaan" bisa memberi makna

yang simpang-siur di kalangan pendengarnya. Mereka mungkin akan

membayangkan raja seperti kaisar Roma, jadi Paulus menghindari

pemakaian kata "kerajaan" atau "raja", dan sebagai gantinya ia

memakai kata "Lord'. Dengan memakai kata "Lord', Paulus menjangkau

sasaran ganda. Kata "Lord" di dalam Perjanjian Lama adalah gelar bagi

Allah. Dengan memakai kata tersebut, Paulus bermaksud menyatakan

bahwa Yesus adalah Allah dan sekaligus Raja, dan sebenarnya,

Paulus justru bermaksud menyatakan bahwa Yesus adalah segalanya.

Page 250: Bmf 24 cahaya injil

242 | C A H A Y A I N J I L

Dalam beberapa kesempatan, Paulus berkata, "Kristus adalah semua

dan di dalam segala sesuatu" (Kol. 3:11). Dan kata apa yang dapat

merangkum semua itu dengan baik selain kata "lord"?

Kata "lord" juga hadir cukup sering di dalam Injil Yohanes, sekalipun

tidak sesering seperti yang ada dalam tulisan-tulisan Paulus. Yohanes

juga tidak banyak memakai kata 'kerajaan'. Kenyataannya, ia hanya

memakainya sebanyak 5 kali saja. Sebaliknya, perhatikan betapa ia

memakai kata "lord" sampai 52 kali. Sama seperti rasul Paulus,

Yohanes juga memakai istilah yang berbeda. Ia tidak berkata tentang

"kerajaan Allah", tetapi ia menyampaikannya lewat tema 'ketuanan

atau kepenguasaan Kristus (Lordship of Christ).' Yesus

adalah Lord karena kerajaan itu datang di dalam diri Yesus. Jika Anda

ingin menerima Allah sebagai Raja Anda, maka Anda harus

menerima Yesus sebagai Tuan atau Penguasa (Lord) Anda.

Yohanes telah memberlakukan ajaran ini.

Hal yang sama juga tercatat dalam Kisah Para Rasul. Sebagai contoh,

kata 'kerajaan' hanya muncul sebanyak 8 kali tetapi kata "lord" muncul

sebanyak 107 kali. Jika Anda perhatikan data statistiknya, pada kitab

yang hanya sedikit memuat kata 'kerajaan', maka akan terdapat kata

"lord" dalam jumlah yang banyak. Demikianlah keseimbangan tema itu

tetap terjaga.

Jika kita sudah memahami hal ini, maka kita tidak sekadar akan

memahami apa tema sentral dari ajaran Yesus, tetapi kita juga akan

memahami apa tema sentral dari seluruh Perjanjian Baru. Tema

utamanya adalah ketuanan atau kepenguasaan Kristus (the Lordship of

Christ). Kristus adalah Lord. Sekarang Anda dapat melihat mengapa

komitmen total-lah yang kami maksudkan setiap kali kami membahas

tentang iman karena iman itu ditujukan kepada Yesus sebagai Tuan

dan Raja kita. Jika Anda percaya kepada-Nya, maka Ia harus menjadi

Penguasa atas hidup Anda. Nah, bukankah itu adalah suatu komitmen

total?

Yesus tidak akan menjadi Juruselamat tanpa menjadi Penguasa

atau Tuan atas Anda

Kelemahan yang menghantam gereja-gereja sekarang ini adalah

karena mereka telah menggeser titik sentral tema ini. Itu sebabnya

mengapa kami berdoa dan berseru, "Bangkitkanlah kami kembali." Kita

Page 251: Bmf 24 cahaya injil

243 | C A H A Y A I N J I L

harus dibangkitkan lagi. Penekanan kita telah bergeser jauh dari

penekanan Injil. Sekarang ini, Anda dengarkan betapa para

pengkhotbah terus saja berbicara tentang Yesus sebagai Juruselamat.

Saya tantang Anda untuk membuka buku konkordansi Anda dan

melihat berapa banyak jumlah pemakaian kata "juruselamat (savior)"

di dalam Perjanjian Baru, maka Anda akan terkejut melihat hasilnya.

Inilah data statistik bagi pemakaian kata "juruselamat". Di dalam

Matius, kata ini tidak terdapat sama sekali, demikian pula di dalam

Markus. Anda terkejut? Jadi, kata 'juruselamat' justru tidak banyak

dipakai. Ia tampil sebanyak 2 kali di dalam Lukas, sekali di dalam

Yohanes, 2 kali di dalam Kisah Para Rasul dan 12 di dalam tulisan-

tulisan Paulus. Paulus membicarakan Yesus sebagai "Juruselamat"

hanya sebanyak 12 kali di dalam semua surat-suratnya, namun ia

membicarakan Yesus sebagai 'Tuan (Lord)' sebanyak 275 kali. Anda

tidak perlu menjadi ahli statistik untuk bisa melihat apa arti perbedaan

tersebut.

Sudah terlihatkah oleh Anda bahwa para pengkhotbah itu telah

menurunkan standar kerajaan? Mereka telah mengencerkan Injil.

Mereka mengoceh tentang juruselamat. Padahal, sejauh yang dipahami

oleh Paulus, Yesus Kristus tidak akan pernah menjadi Juruselamat bagi

Anda kalau Dia tidak menjadi Tuan dan Penguasa atas diri Anda.

Kenyataannya, jika Paulus menyebut, "Tuan dan Juruselamat (Lord

and Saviour)," urutannya selalu seperti itu. Ia tidak mau memisahkan

kata 'Juruselamat' secara tersendiri. Malahan, di dalam ke-12 rujukan

yang membicarakan Yesus sebagai Juruselamat, ia selalu menyebut

dengan, "Yesus Kristus, Tuan dan Juruselamat". Ia tidak pernah

menyatakan dalam urutan "Juruselamat dan Tuan (Savior and Lord)".

Di zaman sekarang ini, di dalam pengajaran kita, kita cenderung

berkata, "Pertama-tama, terimalah Yesus sebagai Juruselamat, dan

kemudian - belakangan nanti - jika Anda suka, atau jika Anda berada

dalam kesulitan, maka Anda boleh menerima-Nya sebagai Lord. Akan

lebih baik tentunya dengan jaminan ganda, bukankah demikian?"

Memiliki Yesus sebagai Juruselamat tampaknya masih kurang

menentramkan hati. Dan Anda kelihatannya perlu untuk melanjutkan

dengan menerima-Nya sebagai Lord. Mengapa ada orang yang mau

beralih kedudukan dari Juruselamat menjadi Tuan? Saya tidak tahu.

Tetapi itu bukanlah ajaran Paulus, itu bukanlah ajaran yang alkitabiah.

Jika Anda ingin mengarang sendiri Injil versi Anda, boleh-boleh saja.

Page 252: Bmf 24 cahaya injil

244 | C A H A Y A I N J I L

Anda mungkin akan mengajar begini, "Pertama-tama, terimalah Yesus

sebagai Juruselamat. Dan suatu hari nanti, mungkin Anda merasa

sudah saatnya untuk menerima Yesus sebagai Lord, maka hal itu akan

lebih baik lagi."

Jika Anda mengajar seperti itu, maka itu berarti bahwa Anda masih

belum memahami arti Perjanjian Baru. Anda masih belum mengerti isi

Alkitab. Anda tidak akan dapat memiliki Yesus sebagai Juruselamat

kalau Anda tidak menerima-Nya sebagai Lord. Tentunya kita buta jika

kita tidak memahami apa yang kita baca di dalam Alkitab. Pernahkah

Anda perhatikan bagaimana Paulus memakai kata 'Juruselamat'? Ia

menyebutkan dengan urutan 'Tuan (Lord) dan Juruselamat'. Yesus baru

bisa menjadi Juruselamat Anda jika Ia sudah menjadi Tuan Anda. Pada

saat saya berkhotbah tentang ini di gereja-gereja Tiong hua, mereka

mengira bahwa saya sedang mengajarkan sesuatu yang luar biasa,

sesuatu yang lain dari biasanya. Saudaraku, sudah saatnya kita untuk

membaca dan menanggapi pesan dari Alkitab.

Anda akan melihat bahwa Yesus sendiri bahkan tidak memakai kata

"Juruselamat". Kata ini tidak muncul di dalam Matius dan Markus. Yang

ditekankan oleh Yesus hanyalah tentang Pemerintahan Allah. Allah

akan menjadi Raja atas hidup Anda atau Ia tidak menjadi apa-apa di

dalam hidup Anda, tidak ada pilihan lain. Inilah ajaran yang alkitabiah..

Ini bukanlah ajaran pribadi saya. Ajaran saya tidak mempunyai nilai

sama sekali. Ini adalah hal yang disampaikan oleh Yesus, dan juga

disampaikan oleh Paulus.

Lalu bagaimana dengan kata "keselamatan (salvation)"? Barangkali

Anda akan berkata, "Hanya kata "juruselamat" saja yang dihitung.

Mungkin kalau kata "keselamatan" dihitung juga, maka hasilnya pasti

berbeda." Baiklah, saya tunjukkan kepada Anda data statistik untuk

kata "keselamatan". Kata "keselamatan" tidak muncul di dalam Matius

dan Markus. Apakah Anda terkejut? Selama ini kita selalu mengoceh

tentang keselamatan di gereja, seolah-olah hanya ini bahan

pembicaraan yang ada. Keselamatan memang sungguh indah, namun

Anda mesti mengerti bahwa tanpa pemerintahan Allah di dalam hidup

Anda, Anda tidak akan memperoleh keselamatan. Mengerti dan

menjalaninya, bukankah itu suatu komitmen total? Itu adalah alasan

mengapa kami memakai istilah tersebut. Izinkan saya melanjutkan

penyajian data statistik ini kepada Anda. Injil Lukas mencatat

Page 253: Bmf 24 cahaya injil

245 | C A H A Y A I N J I L

pemakaian yang paling banyak untuk kata "keselamatan', namun itu

pun hanya sebanyak 4 kali. Injil Yohanes mencatat sebanyak 1 kali.

Buku Kisah Para Rasul mencatat sebanyak 6 kali, dan Surat-surat

Paulus hanya membahas kata "keselamatan" ini sebanyak 18 kali saja.

Sungguh mengagetkan. Bahkan di dalam Surat Roma, surat yang tema

utamanya adalah tentang keselamatan, hanya ada 4 rujukan ayat yang

menyebut tentang "keselamatan". Dan ingatlah sekali lagi, rujukan

tentang Yesus sebagai Lord atau Tuan muncul sebanyak 275 kali hanya

di dalam tulisan-tulisan Paulus saja. Apa lagi jika ditambah dengan

rujukan dari seluruh Perjanjian Baru. Yang kita hitung baru di dalam

tulisan Paulus saja. Sekarang ini, saya benar-benar berharap bahwa

Anda telah memahami apa tema sentral dari ajaran Yesus.

Yesus tidak dapat memerintah sebagai Raja di dalam hidup

Anda jika Anda masih menginginkan dunia sebagai pemuas

keinginan Anda

Jika kita sudah dapat memahami dengan jelas, maka kita akan siap

untuk memahami apa arti perumpamaan ini. Hal apa yang sedang

dibicarakan dalam perumpamaan ini? Ia membahas tentang hal-hal

yang menghalangi kita dari menerima pemerintahan Allah di dalam

hidup ini. Mengapa sulit sekali bagi kita untuk menerima Yesus sebagai

Tuan dan Penguasa dari hidup ini? Apa persoalannya? Mengapa Anda

begitu ketakutan mendengar kata 'komitmen total'? Hal apa yang

menimbulkan rasa takut itu? Apakah Anda takut menerima Yesus

sebagai Tuan dan Penguasa atas diri Anda? Apakah Anda mengira

bahwa dengan menerima Allah sebagai Raja atas kehidupan Anda maka

hidup ini akan berubah menjadi sangat mengerikan bagi Anda? Jika

menerima Allah sebagai Raja atas hidup ini tidak menjadi masalah bagi

Anda, maka komitmen total seharusnya juga tidak menjadi masalah

buat Anda. Namun, jika menerima Allah sebagai Raja atas diri Anda itu

merupakan masalah buat Anda, maka komitmen total juga akan Anda

tolak. Namun apa yang membuat iman, atau kepenguasaan Kristus

sebagaimana yang dijelaskan dalam Alkitab itu menjadi sulit untuk

dijalankan? Apa yang menjadi penghalangnya?

Kasih kita kepada dunia ini-lah yang selalu menjadi penghalang itu.

Dan perumpamaan ini secara sederhana dapat kita katakan membahas

masalah itu. Mengapa sangat sulit bagi Anda untuk menerima Yesus,

Juruselamat yang ajaib ini, sebagai Tuan dan Penguasa Anda? Itu

semua karena Anda mengasihi dunia ini. Itulah diagnosa yang

Page 254: Bmf 24 cahaya injil

246 | C A H A Y A I N J I L

diberikan oleh Yesus. Sesederhana itu, atau mungkin sesukar itu,

tergantung cara Anda melihatnya. Dan mengapa saya sangat

mengasihi dunia? Saya mempertahankan dunia karena saya ingin

memuaskan keinginan saya, dan saya merasa bahwa dunia

lebih memberi kepuasan kepada saya. Kita secara bodoh sering

berpikir seperti itu, sama seperti si orang kaya yang bodoh ini yang

kemudian mendapati bahwa ini adalah suatu kesalahan fatal namun

terlambat menyadarinya.

Jika Anda dapat melihat betapa fananya dunia ini, jika Anda dapat

melihat betapa sia-sianya memiliki kekayaan, jika Anda dapat

memahami bahwa meletakkan hati dan jiwa di dalam hal-hal tersebut

hanya akan menghasilkan kebinasaan, pilihan lain apa yang segera

terpikirkan oleh Anda? Apa alternatifnya? Apa lagi kalau bukan Yesus?

Dan Anda tidak akan dapat memiliki Yesus kalau Anda tidak menerima

Dia sebagai Tuan dan Penguasa Anda. Ia tidak akan datang ke dalam

hidup Anda sebagai pelayan, bukankah begitu? Apakah Anda

bermaksud untuk menyewa Raja segala raja sebagai pelayan yang

akan membawa Anda dalam tamasya ke surga? Tidak! Ia akan datang

menjadi Tuan dan Penguasa Anda atau tidak datang sama sekali.

Yesus memakai kontras antara yang kaya dan yang miskin

Jika kita dapat memahami prinsip tersebut, maka makna dari

perumpamaan ini akan segera terbuka bagi kita. Pengertiannya akan

segera menjadi sangat jelas. Dengan berpegang pada pandangan

tersebut, kita akan masuk ke dalam pembahasan makna perumpamaan

ini. Perumpamaan ini mengungkap satu kenyataan bahwa dunia

adalah penghalang bagi kita di dalam memasuki atau menerima

kerajaan Allah. Dunia adalah penghalang dan gambarannya disajikan

dalam bentuk kontras antara orang yang sangat kaya dengan orang

yang sangat miskin. Yesus di dalam perumpamaan ini memakai gaya

hiperbola, cara penyampaian dengan memakai perbandingan yang

sangat berlebih-lebihan antara dua hal, supaya bahan pembicaraannya

dapat dengan jelas dipahami melalui kontras ini. Yesus adalah Guru

yang mahir, sangat ahli di dalam hal pengajaran. Setiap orang yang

ingin menjadi pengajar yang ahli, pelajari saja ajaran Yesus. Ia dapat

menyajikan suatu pokok bahasan secara sangat jelas dengan memakai

kontras yang sangat menyolok.

Page 255: Bmf 24 cahaya injil

247 | C A H A Y A I N J I L

Di perumpamaan ini si orang kaya itu berbaju ungu. Para ahli

menjelaskan bahwa kain ungu sangatlah mahal di zaman itu, nilainya

sama dengan upah seorang pekerja selama dua tahun. Jika Anda

membayangkannya dalam pengertian zaman sekarang, dengan upah

rata-rata seorang pekerja sebesar $10.000 per tahun, maka harga

bajunya berkisar $20.000. Suatu harga yang sangat mahal untuk

sehelai pakaian. Di zaman sekarang ini, si orang kaya itu dapat kita

samakan dengan para konglomerat di ibu kota, yang di Inggris dapat

dikatakan dalam golongan mobil mewah "Jaguar" atau "Rolls Royce".

Atau kalau di Amerika Utara yang tergolong dalam "mobil mewah kelas

Cadillac". Si orang kaya ini setiap harinya mengadakan pesta, dan ia

selalu dilayani oleh para hambanya. Pada zaman itu, bahkan orang

yang termasuk golongan berkecukupan juga tidak dapat sering-sering

makan daging, akan tetapi orang kaya ini setiap harinya berpesta,

menunjukkan kepada kita betapa kayanya orang ini. Yesus

menggambarkan situasi ini bagi kita.

Dan kontrasnya ditunjukkan dengan menampilkan orang miskin yang

duduk di gerbang rumah si kaya, dalam keadaan yang melarat dan

sedih. Si kaya membalut tubuhnya dengan kain ungu, sementara si

miskin tubuhnya terbalut oleh borok. Tubuhnya dipenuhi oleh borok

sehingga ia terlihat seperti sedang berpakaian borok, dan anjing-anjing

menjilat boroknya. Di dalam kelaparannya, ia sangat ingin memakan

sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu. Anjing-anjing

peliharaan si orang kaya tentu saja dapat memakan remah-remah yang

terjatuh itu, akan tetapi Lazarus tidak dapat melakukannya. Ia hanya

dapat memandang dari luar gerbang rumah yang mewah ini, melihat

orang-orang tertawa ria, duduk dan berpesta, mereka menjilati jari

jemarinya (karena mereka makan langsung dengan tangan) sambil

berceloteh tentang bisnis dan cuaca. Si orang kaya larut dalam

kenikmatan hidupnya, ia tidak punya waktu untuk memperhatikan

keadaan si miskin yang semakin parah di pintu gerbangnya.

Sangatlah penting untuk diperhatikan bahwa pada zaman dahulu,

seseorang menjadi pengemis tidak selalu karena ia malas, namun bisa

karena terkena penyakit. Sangat menyedihkan nasib orang-orang yang

terserang penyakit berat, yang menjadi lumpuh di masa itu, karena

riwayat mereka segera tamat. Menjadi pengemis merupakan satu-

satunya pilihan yang tersedia buat mereka, itu pun kalau mereka masih

Page 256: Bmf 24 cahaya injil

248 | C A H A Y A I N J I L

mampu melakukannya. Jadi kita tidak boleh meremehkan pengemis

karena mungkin saja ia dulunya orang yang besar.

Ketika saya masih kecil, di masa perang China-Jepang, suatu kali saya

sedang melintasi jalan utama, Nanjing Lu, di Shanghai, dan saya

melihat seorang pengemis di sana. Kondisi orang ini sangat

menyedihkan. Akan tetapi ada satu hal yang di dalam dirinya yang

membuat saya melihatnya tidak seperti seorang pengemis. Ada wibawa

di dalam dirinya. Sekalipun di dalam kondisi yang parah, yang sangat

menderita, saya dapat melihat dari cara duduk, dan cara

berperilakunya yang menunjukkan bahwa ia pernah menjadi orang

yang berhasil dalam hidupnya, dan sekarang ini ia dipaksa oleh

keadaan untuk menjadi pengemis. Tidak ada orang yang bisa

memberinya pekerjaan di tengah masa perang. Dari mana ia bisa

memenuhi kebutuhan hidupnya? Di zaman itu, mayat-mayat yang

mengapung di sungai Huang Pu adalah pemandangan yang lazim bagi

kami. Ada orang yang mati kedinginan, ada pula yang mati bunuh diri

karena tak kuat menanggung derita. Jangan pernah meremehkan

seorang pengemis, apa lagi di masa-masa perang. Mungkin mereka

sesungguhnya adalah orang-orang terampil yang tidak dapat bekerja

lagi karena mengalami cacat akibat perang,.

Yesus juga menyajikan kontras dalam hal kualitas kepribadian

Ada satu hal lagi yang perlu kita perhatikan dari Lazarus ini. Saya ingin

tahu apakah Anda dapat melihat sesuatu yang pantas diperhatikan dari

Lazarus ini? Saat ia gemetar kelaparan, ia menatap ke arah orang kaya

yang sedang berpesta di dalam. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda

berada pada posisi Lazarus ini? Saya tidak akan terkejut jika sebagian

besar orang akan mengutuk saat dalam keadaan seperti ini, "Dasar

orang kaya berhati busuk! Kalian orang-orang kejam yang tidak

berbudi!" Atau lebih buruk lagi, kelihatannya akan banyak orang yang

mulai mengutuk Allah, "Ya Allah, mengapa Engkau menempatkan saya

dalam keadaan seperti ini? Apa salah saya sehingga saya harus

menanggung semua ini? Masih adakah keadilan di bumi dan di surga?"

Di kalangan orang Tiong hua, sikap ini disebut mai yuan Shang Di. Ada

cukup banyak orang yang mengalami hal yang belum seburuk Lazarus,

namun mereka giat menuduh Allah atas segala peristiwa itu dan

berkata, "Mengapa semua ini terjadi pada saya? Mengapa saya harus

menerima nasib yang paling sial?" Ketika saya mengamati keadaan

mereka, sebenarnya keadaan mereka jika dibandingkan dengan

Page 257: Bmf 24 cahaya injil

249 | C A H A Y A I N J I L

Lazarus masih jauh lebih baik. Dilihat dari sudut pandang Lazarus,

keadaan mereka mungkin masih seperti keadaan orang di dalam

"surga". Namun orang-orang ini hanya sibuk mengasihani diri mereka

sendiri dan sibuk menuduh Allah dan orang-orang lain. Pernahkah Anda

memperhatikan bahwa dari mulut Lazarus ini ternyata tidak pernah

keluar sepatah keluhan pun? Ini adalah hal yang sangat menyentuh

hati saya. Tidak ada keluhan, tidak ada kekecewaan atau pun tanda-

tanda kepahitan dalam diri Lazarus sekalipun ia berada dalam keadaan

yang paling parah jika dibandingkan dengan orang lain: ia sakit parah,

tidak punya uang, tidak ada tempat tinggal, kelaparan, dan hanya

ditemani oleh anjing-anjing. Bahkan para anjing itu punya nasib yang

lebih baik dari pada dia karena mereka bisa menikmati makanan yang

jatuh dari meja si orang kaya. Akan tetapi tidak ada satu pun keluhan

yang keluar dari mulut Lazarus.

Hal apa yang memberinya kekuatan? Kata Lazarus memiliki arti Allah

pertolonganku. Itulah petunjuknya. Di dalam perumpamaan kali ini,

Yesus menyatakan bahwa Lazarus adalah orang yang saleh melalui

petunjuk namanya karena, biasanya, Yesus tidak menamai orang-

orang di dalam perumpamaan-Nya. Dari mana kita bisa tahu tentang

kesalehan orang miskin ini? Di mana kita bisa melihat adanya

pemerintahan Allah dalam perumpamaan ini? Dalam diri seseorang

yang berada dalam kemiskinan, di dalam penderitaan seperti ini, tanpa

mengeluarkan keluhan sepatah kata pun. Ia pasti yakin akan satu hal,

"Allah adalah pertolonganku. Dialah Allah dan Rajaku. Ia yang akan

membela perkaraku. Di dalam Dia saja aku meletakkan kepercayaanku.

Aku akan menyerahkan perkaraku kepada-Nya, seperti sang pemazmur

yang berkata, 'Aku tidak akan mengeluh dalam kepahitan" (Mazmur

64).

Saya dapat melihat pemerintahan atau kedaulatan Allah dalam diri

seorang Kristen dengan mengamati cara dia berperilaku di dalam

kesulitan dan penderitaan. Pemerintahan Allah terlihat dari perilaku dan

kualitas kepribadian Anda. Ia tidak akan terlihat dari kata-kata yang

keluar dari mulut Anda, misalnya Anda berkata, "Baiklah, mulai

sekarang Yesus adalah Raja dalam hidup saya." Semua orang bisa

berkata seperti itu. Ketika tekanan dan aniaya mulai mengelilingi Anda,

kita semua akan dapat melihat apa arti pemerintahan Allah bagi Anda.

Saya akan memberi satu kesaksian. Sekarang ini kesehatan saya sudah

jauh merosot. Dulu saya adalah orang yang gemar berolah raga,

Page 258: Bmf 24 cahaya injil

250 | C A H A Y A I N J I L

sanggup berlari kesana-kemari tanpa lelah, sangat kuat dan sehat.

Sekarang ini, berbagai macam penyakit seperti tidak pernah bosan

untuk menghinggapi tubuh saya, mulai dari batuk, sesak nafas, rematik

dan yang lain-lainnya. Akan tetapi, dalam keadaan seperti ini saya

tetap bisa berkata dengan penuh semangat, "Terima kasih, ya Allah!"

Itulah tanda pemerintahan Allah dapat dilihat.

Saya mendapat kesan bahwa Yesus dengan sengaja

bermaksud membandingkan Lazarus dengan Ayub, tokoh dari

Perjanjian Lama, satu-satunya orang selain Lazarus yang tercatat

dalam Alkitab sebagai orang yang tubuhnya diselimuti borok. Ayub,

yang tadinya adalah orang yang sangat kaya, kemudiaan harus duduk

di atas debu dengan tubuh yang dipenuhi oleh borok, mulai dari ujung

kaki sampai ke ujung kepala (Ayb.2:7). Anak-anaknya terbunuh, harta

kekayaannya, ternak dan semua hambanya dirampok dan dijarah, lebih

dari itu, ia sendiri terkena penyakit kulit yang sangat parah. Istrinya

berkata, "Kalau seperti itu cara Allah memperlakukanmu. Kutukilah

Allahmu dan mati sajalah." (Lazarus juga mestinya mengalami godaan

yang sama.) Lalu, bagaimana reaksi Ayub? Ia berkata, "Tuhan

(perhatikan kata 'Lord') yang memberikan, Tuhan pulalah yang

mengambil. Terpujilah nama Tuhan." Itulah contoh pemerintahan Allah

di dalam praktik. Ketika Anda menundukkan diri pada kedaulatan Allah,

maka setiap pujian Anda pasti bukan pujian yang murahan. Jika Anda

mampu berkata sama dalam keadaan seperti itu, itu berarti bahwa

Anda sudah memahami arti kedaulatan Kristus dalam hidup Anda.

Sama seperti Ayub, Lazarus juga kehilangan segalanya. Ia tidak punya

istri dan anak, dan ia harus duduk mengemis, tubuhnya dipenuhi

borok, dan ia duduk di atas debu. Ia menjadi sangat tidak berarti. Dan

sama juga seperti Ayub, Lazarus tidak sudi mengeluh. "Tuhan yang

memberi, Tuhan jugalah yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan."

Saya harap Anda dapat melihat kualitas karakter mereka.

Saya juga berharap agar Anda memperhatikan betapa angkuhnya si

orang kaya ini ketika meminta Abraham agar menyuruh Lazarus

mengerjakan berbagai hal buatnya, seolah-olah Lazarus adalah

hambanya: Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke

dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam

nyala api ini... Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya

engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang

saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-

Page 259: Bmf 24 cahaya injil

251 | C A H A Y A I N J I L

sungguh... Ini adalah contoh perbedaan kualitas karakter. Si kaya ini

tidak merasa malu untuk meminta. Ia tidak berpikir bahwa ia sendiri

tidak pernah berbuat sesuatu buat Lazarus, apa haknya untuk

menyuruh Lazarus melakukan berbagai hal buat dia? Ia tidak pernah

memberi apapun kepada Lazarus, tetapi sekarang ia menyuruh Lazarus

menaruh air di lidahnya! Dapatkah Anda melihat perbedaan kualitas

karakter antara keduanya? Yang kita lihat di sini memang bukan

sekadar perbedaan antara yang miskin dan yang kaya, tetapi juga

perbedaan kualitas kepribadian di antara keduanya.

Sekali anak tetap anak?

Si orang kaya yang dimasukkan ke Hades, neraka, memanggil

Abraham dengan sebutan 'Bapa'. Perhatikan bahwa Abraham

mengakuinya dan memanggil si kaya ini dengan sebutan 'Anak'. Ia

mengakui si kaya ini sebagai anak, sekalipun si anak berada di neraka.

Nah, tentunya Anda pernah mendengar ajaran yang berkata, "Sekali

anak tetap anak." Ajaran itu memang benar sekali! Si kaya ini tetaplah

anak walaupun ia berada di neraka. Abraham berkata, "Anak. Aku tidak

dapat menyeberang untuk menolongmu. Engkau juga tidak mungkin

bisa sampai ke sini. Jurang ini tidak dapat diseberangi." Persoalan yang

perlu diperhatikan adalah bahwa menjadi anak itu tidak menjamin dia

untuk masuk ke surga.

Sama seperti banyak orang Kristen, orang-orang Yahudi juga

melakukan kesalahan dengan mendasarkan keselamatan mereka pada

kedudukan sebagai anak Abraham. Anda dapat melihat pandangan

mereka itu dalam percakapan yang tertulis di Yohanes 8:39 dst. "Bapa

kami adalah Abraham, jadi kami pasti oke-oke saja." Itu adalah

perwujudan dari pandangan 'sekali anak tetap anak''. Perhatikan bahwa

orang kaya ini telah mati, namun ia tetap diakui sebagai anak.

Pembicaraan yang ia lakukan berlangsung di dunia lain. Abraham tidak

menyangkal bahwa dia adalah anaknya. Namun kedudukan sebagai

anak ternyata tidak membantunya sama sekali. Perhatikan juga

kepribadian Abraham yang sangat berbelas kasih. Ia tidak berkata

kepada orang ini, "Jangan berbicara kepada saya. Kamu tidak

mempunyai hak untuk berbicara kepada saya. Kamu telah menerima

apa yang kamu layak terima sekarang." Abraham tidak berbicara

seperti itu. Mereka yang mengenal Allah sebagai Raja adalah orang

yang sangat pengasih. Ia berkata, "Anak,...di antara kami dan engkau

terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau

Page 260: Bmf 24 cahaya injil

252 | C A H A Y A I N J I L

pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ

kepada kami tidak dapat menyeberang." Dengan kata lain, Abraham

sedang berkata, "Maaf, nak. Aku tidak dapat menolongmu."

Pahami dengan baik bahwa jurang antara kerajaan Allah dengan

neraka itu tak terseberangi. Yesus memperingatkan kita bahwa jika

kita ingin menyeberang, maka kita harus melakukannya sekarang.

Sekarang atau tidak sama sekali. Pada hari penghakiman, Anda tidak

akan dapat melintasi jembatan apapun karena jurang itu tidak

terseberangi. Tidak ada jalan untuk menyeberang. Lakukan

penyeberangan di dalam hidup ini atau Anda tidak dapat menyeberang

sama sekali. Saya mohon Anda sekalian agar memahami hal ini dengan

baik. Tidak ada kesempatan kedua. Tidak ada acara menyeberang

jembatan nanti, dan tidak ada juga purgatori (api pencucian.) Seorang

sarjana ternama, Jeremias, menyatakan dalam bukunya yang

berjudul The Parables (Perumpamaan-perumpamaan,), "Sangat jelas

bahwa menurut perumpamaan ini Yesus tidak mengenal adanya

purgatori." Jurang itu tak terseberangi. Anda tidak akan pernah bisa

keluar dari satu sisi dan menyeberang ke sisi yang lain, tidak ada acara

pencucian dosa di neraka untuk kemudian menikmati sisa hidup di

surga. Menyeberanglah sekarang juga, di dalam hidup ini, jika tidak,

maka Anda akan berakhir selamanya di dalam neraka. Jurang itu sudah

ditetapkan dan akan terus ada sampai selama-lamanya. Ini adalah

ajaran alkitabiah yang sangat penting untuk dipahami.

Akan duduk di takhta kehormatan di kerajaan Allah atau

siksaan di Hades?

Cobalah untuk mengerti hal apa yang menjadi penghalang bagi

pemerintahan Allah. Di dalam dunia ini, kita mengagumi orang yang

kaya. Tidakkah Anda mengagumi orang-orang yang berkendaraan

mewah? Orang itu mungkin memiliki tiga atau empat garasi. Semakin

banyak garasinya, semakin tinggi status seseorang. Saya bahkan tidak

punya garasi, apa lagi banyak, hanya ada satu atap tambahan untuk

melindungi mobil. Secara umum, rata-rata setiap rumah punya satu

garasi, dan cukup banyak pula yang punya dua garasi. Ketika saya

melakukan khotbah keliling di bagian barat Kanada tahun lalu, saya

melihat banyak rumah dengan tiga garasi. Saya bingung, mana yang

lebih besar - rumahnya atau garasinya? Semakin kaya seseorang,

semakin tinggi statusnya, semakin dunia mengaguminya.

Page 261: Bmf 24 cahaya injil

253 | C A H A Y A I N J I L

Kita rindu untuk bisa seperti ini - berpakaian jubah ungu. Saya tidak

tahu apa padanan yang sebanding dengan jubah ungu untuk zaman

sekarang ini. Saya tidak tahu pakaian seperti apa yang bernilai paling

tinggi. Mungkin mantel bulu binatang (mink coat)? Para lelaki zaman

sekarang juga mulai gemar memakai mantel bulu binatang. Dari koran-

koran yang saya baca, harga mantel-mantel tersebut paling murah

berkisar antara $2.000 sampai $3.000! Saya tidak berani melangkah di

jalanan dengan mantel seharga itu. Entah apa yang akan terjadi pada

saya jika saya keluyuran dengan baju semahal itu. Lagi pula, untuk

bisa memiliki baju semahal itu, saya harus mengorbankan semua harta

saya! Kebanyakan orang tidak pernah punya uang sampai sebanyak

$2.000 di dalam rekening banknya, apa lagi memiliki mantel bulu

seharga itu! Akan tetapi kita di dunia ini cenderung menggandrungi

orang kaya seperti si kaya dalam perumpamaan ini.

Namun Yesus berkata, "Jika pikiranmu seperti itu, maka engkau tidak

layak bagi kerajaan Allah. Engkau masih belum mengerti arti kerajaan

Allah. Cinta pada kekayaan telah menghalangi langkahmu dalam

menerima pemerintahan Kristus di dalam hidup Anda." Akan tetapi

siapa yang mau mengalami keadaan seperti si Lazarus ini? Itulah

persoalannya! Hal apa yang menghalangi Anda dalam menerima

kerajaan Allah? Hal apa yang menghalangi Anda dalam menerima

Yesus sebagai Tuan dan Penguasa di dalam hidup Anda? Hal apa yang

menjadi penghalang bagi komitmen total Anda? Itulah pertanyaan yang

diajukan oleh Tuhan kepada Anda. Dan Tuhan sendiri yang memberi

jawaban, yaitu, "Kasihmu kepada dunia, kepada kekayaan, itulah

penghalangnya."

Kiranya Allah berkenan membuka pengertian kita untuk dapat melihat

betapa kekayaan itu hanya bersifat sementara saja, supaya kita tidak

bernasib sama dengan si orang kaya ini, yang terlambat menyadari

kekeliruannya. Sesudah menjadi penghuni tetap di tempat yang salah,

baru ia tersadar, "Hei, saya rugi besar! Si Lazarus sekarang malah

duduk di paangkuan Abraham!" Berada di pangkuan seseorang di

dalam masyarakat Yahudi berarti duduk bersampingan dengan orang

tersebut. Pada zaman itu, jika ada pesta perjamuan, maka tamu

kehormatan akan duduk paling dekat dengan tuan rumah, dan posisi

itu disebut dengan istilah 'duduk di pangkuan tuan rumah.' Sekadar

ungkapan untuk menyatakan bahwa posisi itu sangat terhormat. Dan di

dalam kerajaan Allah, Lazarus telah mendapat tempat yang terhormat.

Page 262: Bmf 24 cahaya injil

254 | C A H A Y A I N J I L

Mengalami mukjizat bukan jaminan bahwa seseorang akan

berkomitmen secara total kepada Tuhan

Yang terakhir, perhatikan bahwa si orang kaya ini masih mencoba

untuk berdalih. Ia berkata, "Jika saya berkesempatan untuk melihat

orang yang bangkit dari kematian, pasti saya akan percaya. Tetapi

saya tidak mendapat kesempatan itu. Sudikah Bapa menyuruh Lazarus

datang kepada saudara-saudara saya? Dengan kesaksian dari orang

yang bangkit dari kematian, mereka pasti akan percaya." Tetapi

Abraham menjawab, "Sekalipun didatangi oleh orang yang

dibangkitkan dari kematian, mereka tidak akan percaya." Karena

persoalannya bukan terletak pada apakah Anda telah melihat mukjizat

atau belum, persoalannya terletak pada hubungan antara Anda dengan

dunia. Pahamilah poin ini baik-baik.

Sebagaimana biasanya, Yesus melakukan hal yang indah di dalam

membuktikan pandangan-Nya. Di dalam Yohanes pasal 11, Ia benar-

benar membangkitkan seseorang yang bernama Lazarus dan

membuktikan bahwa sekalipun Ia telah membangkitkan orang

mati, orang-orang tetap saja tidak mau percaya. Yesus telah

memberi bukti. Ketika Lazarus dibangkitkan dari dalam kubur, apakah

orang-orang Yahudi menjadi percaya? Ternyata tidak, dan hal ini

menguatkan pandangan Yesus. Akan tetapi, jika Yesus tidak

membangkitkan seseorang dari kematian, orang banyak akan segera

berkomentar, "Engkau tidak boleh berkata bahwa kesaksian orang

yang bangkit dari kematian tidak memiliki pengaruh karena Engkau

sendiri tidak punya bukti akan hal itu." Dan tindakan Yesus dalam

membangkitkan Lazarus dari kematian adalah bukti nyata yang

mendukung pendapat-Nya, bahwa kesaksian orang yang dibangkitkan

dari kematian tidak akan berpengaruh apa-apa.

Allah sudah sangat bermurah hati kepada kita, bahkan Ia memberi kita

kesempatan untuk menerima Yesus sebagai Raja atas hidup kita. Pada

Hari Penghakiman nanti, tidak ada alasan apapun yang dapat kita

ajukan!

Page 263: Bmf 24 cahaya injil

255 | C A H A Y A I N J I L

Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak bergunaa

Lukas 17:5-10 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal

Hari ini kita kembali akan mempelajari Firman-Nya yang indah dan

tidak pernah gagal itu. Kali ini, kita akan membahas pengajaran Yesus

dari dalam Lukas 17:5-10. Ini adalah ayat-ayat yang sangat penting.

Kita sedang mempelajari perumpamaan-perumpamaan dari Injil Lukas,

dan perumpamaan ini sebenarnya terdapat di Lukas 17:7-10, akan

tetapi kita tidak dapat mengabaikan dua ayat sebelum perumpamaan

itu karena perumpamaan ini pada dasarnya adalah penjelasan kepada

kedua ayat tersebut. Perikop ini sangatlah penting. Perumpamaan yang

terdapat di dalam ayat 7-10 ini kadang kala diberi judul, Perumpamaan

tentang Hamba-hamba yang Tidak Berguna. Sesekali memang terasa

sangat susah untuk mencarikan judul yang tepat buat sebuah

perumpamaan.

Mari kita baca Lukas 17:5-10, dan saya ingin agar Anda

memperhatikan kata 'Lord (Tuan)'. Di dalam Perumpamaan tentang

Orang kaya dan Lazarus, kita melihat bahwa tema sentral dari ajaran

Yesus adalah kerajaan Allah, tentang Yesus sebagai Penguasa, bukan

sekadar sebagai Juruselamat. Di dalam perumpamaan kali ini, Dia

secara konstan disebut dengan panggilan "Lord". Tentu saja Dia adalah

Juruselamat kita. Tidak perlu disangsikan lagi bahwa Dia adalah

Juruselamat kita, akan tetapi Ia adalah Juruselamat bagi orang-orang

yang menerima Dia sebagai Lord.

Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"

Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji

sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah

engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."

"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang

membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada

hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah

makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku

makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah

melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu.

Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan

Page 264: Bmf 24 cahaya injil

256 | C A H A Y A I N J I L

kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang

tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Para rasul memiliki "iman", tetapi bukan jenis iman yang dapat

bertumbuh

Apa yang sedang diajarkan oleh Yesus di sini? Mari kita kembali ke ayat

5, dan kita akan melihat bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan para

rasul di sini. Pada sebagian besar peristiwa, Dia biasanya berbicara

kepada para murid, akan tetapi kali ini ia berbicara secara khusus

kepada para rasul, kedua belas orang itu. Dan kita biasanya selalu

mengira bahwa para rasul ini adalah kelompok elit, orang-orang hebat,

golongan atas di dalam lingkungan para murid. Namun kali ini mereka

berkata, "Tambahkanlah iman kami."

Dan di dalam menjawab pertanyaan serta permintaan tersebut, Yesus

menjelaskan tentang hal betapa pentingnya memiliki iman dan apa

yang dapat dilakukan dengan iman. Tentunya para rasul cukup

memahami akan hal ini. Dan itu sebabnya mereka meminta tambahan

iman. Jika iman itu tidak penting, tentunya tidak berguna meminta

tambahan iman. Mereka sudah menyadari arti pentingnya peningkatan

iman, akan tetapi Yesus mendorong topik ini lebih jauh lagi. Dan

sesudah menyatakan betapa pentingnya memiliki iman, Ia lalu

menyampaikan perumpamaan ini. Apa hubungannya dengan

perumpamaan ini? Apa jawaban Yesus terhadap permintaan untuk

menambahkan iman itu? Itulah tepatnya hal yang perlu kita pelajari

sekarang.

Pertama-tama, mari kita perhatikan kata-kata, tambahkanlah iman

kami. Tentu saja, jika Anda tidak memiliki iman, tentunya tidak ada

yang bisa ditambahkan. Jika Anda tidak memiliki uang tabungan di

bank, maka Anda tidak akan dapat mengharap adanya peningkatan

jumlah tabungan. Anda tidak dapat meningkatkan sesuatu yang tidak

ada. Jika para rasul itu tidak memiliki iman, mereka tidak akan

meminta tambahan iman. Mereka pasti akan berkata, "Berikanlah kami

iman. Kami belum memiliki iman." Anda baru bisa meminta tambahan

iman kalau Anda sudah memiliki iman. Harus ada tanaman yang dapat

bertumbuh terlebih dahulu sebelum kita bisa melihat adanya

pertumbuhan. Demikianlah, kita baru bisa berbicara tentang

pertumbuhan jika sebelumnya sudah ada kehidupan. Tanpa adanya

kehidupan, maka tidak akan ada pertumbuhan. Jadi kita dapat melihat

Page 265: Bmf 24 cahaya injil

257 | C A H A Y A I N J I L

di sini bahwa para rasul itu sudah memiliki iman, dan mereka meminta

iman mereka ditumbuhkan. Hal ini penting untuk diperhatikan dan

dipahami. Ini bukanlah suatu pengakuan bahwa para rasul tidak

memiliki iman, melainkan pengakuan bahwa iman mereka tidak cukup

besar.

Iman yang dapat bertumbuh harus lengkap dengan kehidupan

yang fungsional dari Allah

Apa jawaban Yesus? Ia menjawab, "Kalau sekiranya kamu mempunyai

iman sebesar biji sesawi saja." Apakah Anda mengira bahwa iman para

rasul itu bahkan tidak sebesar biji sesawi? Padahal di ayat sebelumnya,

mereka menyimpulkan bahwa mereka memiliki sedikit iman. Namun

Yesus berkata, "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman," suatu

pernyataan hipotetis, menganggap bahwa mereka tidak mempunyai

iman yang seperti itu. Yesus berkata, "Kamu tidak punya iman sebesar

biji sesawi." Pernyataan ini sangat membingungkan. Apakah itu berarti

bahwa para rasul itu imannya tidak sebesar biji sesawi? Apakah itu

berarti bahwa seseorang dapat menjadi rasul sekalipun ia tidak

memiliki iman sebesar biji sesawi?

Biji sesawi adalah benih tanaman yang paling kecil di antara semua

benih yang ditanam oleh petani di Palestina. Namun biji sesawi

sebenarnya bukanlah benih yang paling kecil di dunia. Ada benih lain

yang lebih kecil lagi, yaitu benih tanaman poppy (pohon apiun). Namun

ini bukanlah persoalan penting karena para petani di Palestina tidak

menanam poppy, jadi mereka tidak mengenalnya saat itu. Yang

penting adalah bahwa di dalam pemahaman para petani di Palestina

saat itu, biji sesawi adalah benih yang terkecil yang mereka kenal. Dan

jika Anda pernah melihat biji sesawi, maka Anda akan setuju akan

betapa kecilnya benih tersebut. Sukar dilihat karena ukurannya yang

sangat kecil. Namun, kembali pada persoalan utama kita, apakah itu

berarti bahwa para rasul ini imannya bahkan tidak sampai sebesar biji

sesawi? Jika Anda berpikir dalam kerangka ukuran, maka Anda telah

keliru dalam memahami maksud ajaran Yesus. Benih sesawi memang

berukuran sangat kecil, akan tetapi ia memiliki isi yang lengkap

(komplit). Yang penting bukanlah ukurannya, melainkan

kelengkapannya (completeness). Demikianlah, jika Anda berpikir

tentang ukuran, maka Anda telah salah jalur.

Page 266: Bmf 24 cahaya injil

258 | C A H A Y A I N J I L

Jelas sekali bahwa iman tidak dinilai berdasarkan ukuran atau

kuantitasnya. Iman dinilai berdasarkan kualitasnya. Tidak ada gunanya

memiliki sesuatu yang sangat besar tetapi mati seperti batu. Apa

gunanya memiliki iman sebesar gunung karang di selat Gibraltar?

Gunung karang adalah benda mati. Ia tidak akan pernah bertumbuh

lagi. Anda tidak akan dapat menumbuhkan gunung karang Gibraltar,

karena yang sudah mati tidak akan bisa bertumbuh. Para rasul

berbicara tentang pertumbuhan dan Yesus menyatakan bahwa yang

bisa bertumbuh hanya sesuatu yang dilengkapi dengan kehidupan. Dan

sebiji benih memiliki kehidupan. Yesus sedang berkata bahwa sekalipun

mereka memiliki iman, akan tetapi iman mereka tidak lengkap. Sebiji

benih memang sangat kecil namun sempurna. Pernahkah Anda

memperhatikan kesempurnaan sebiji benih? Jika ia tidak sempurna

maka ia tidak akan bertumbuh. Jadi Anda dapat melihat sekarang

bahwa Yesus dengan sangat indah dan sempurna memberikan jawaban

atas pertanyaan mereka.

Ia menjawab, "Imanmu masih kurang lengkap. Ia masih kurang

sempurna. Apakah kamu ingin menumbuhkan iman? Satu-satunya

jalan untuk itu adalah dengan pertama-tama memastikan

kesempurnaannya. Iman yang kamu miliki, jika tidak sempurna, maka

ia tidak akan bertumbuh. Kamu meminta agar Aku menambahkan

imanmu. Imanmu itu akan bertumbuh jika ia lengkap, sempurna. Biji

sesawi memang sangat kecil. Tapi lihatlah dengan cermat, lewat kaca

pembesar, maka kalian akan melihat bahwa ia sempurna. Ia memang

kecil tetapi sudah lengkap, tidak kekurangan apa-apa. Jika kamu ingin

memiliki iman yang bertumbuh, maka imanmu itu harus sempurna.

Yang tidak sempurna tidak akan bertumbuh. Ada sesuatu yang hilang

dari imanmu, sesuatu yang membuat imanmu sama dengan benda

mati, karena ia tidak bisa bertumbuh. Kamu tidak memiliki jenis iman

yang dapat bertumbuh karena tidak dilengkapi dengan kehidupan yang

fungsional dari Allah."

Kata Yunani yang sama (yang berarti 'menambahkan') juga dipakai

oleh Yesus di dalam Matius 6:27, "Siapakah di antara kamu yang

karena kekhawatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan

hidupnya?" Apakah dengan kekhawatiran Anda bisa meninggikan

badan? Kekhawatiran jelas tidak menambah tinggi badan Anda.

Seorang bayi yang ingin bertumbuh besar, harus memiliki dasar

pertumbuhan yang sempurna. Jika ada kekurangan atau cacat, akibat

Page 267: Bmf 24 cahaya injil

259 | C A H A Y A I N J I L

penyakit keras atau pun cacat bawaan, maka bayi itu tidak akan

bertumbuh. Anda tentu tahu tentang anak-anak yang kekurangan

hormon untuk pertumbuhan. Sejak lahir, mereka kekurangan hormon

tersebut, sehingga mereka tidak dapat bertumbuh. Di zaman sekarang

ini para dokter mencoba untuk mengembangkan obat yang bisa

berperan sebagai hormon pertumbuhan itu untuk membantu bayi-bayi

yang kekurangan hormon itu dapat tetap bertumbuh. Jadi, hanya benih

yang lengkap (komplit), yang tidak ada kekurangannya, yang akan

mampu bertumbuh. Inilah prinsip dasar kehidupan.

Mengapa menanam sebatang pohon di laut?

Demikianlah, Yesus berkata, "Sekiranya kamu memiliki iman sebesar

biji sesawi saja, namun dilengkapi dengan hidup Allah di dalamnya,

sempurna tanpa cacat seperti halnya biji sesawi itu, maka kamu akan

bisa berkata kepada pohon ara (lebih tepatnya adalah pohon murbei)

ini, 'Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut,' maka ia akan

taat kepadamu." Pohon murbei terdiri dari jenis murbei hitam dengan

murbei putih. Pohon murbei biasanya tumbuh sangat besar. Sangat

kuat dengan akar yang sangat dalam dan kuat. Orang-orang China

tentunya tahu apa itu pohon murbei, dalam bahasa China

disebut shuang shu. Saya biasa memakai daun murbei untuk memberi

makan ulat sutera. Memelihara ulat sutera dan menyaksikan

pertumbuhan mereka menjadi kepompong dan akhirnya keluar sebagai

kupu-kupu sangatlah mengasyikkan. Akan tetapi, di Israel, bukan jenis

murbei seperti itu yang ditanam karena orang Israel tidak

memproduksi kain sutera. Yang ada di Israel adalah jenis murbei hitam

yang ditanam untuk diambil buahnya. Buahnya terlihat

seperti blackberry namun terasa lebih enak, seperti raspberry.

Jadi dengan jenis iman yang tepat, Anda bisa berkata kepada pohon

murbei yang besar itu, "Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam

laut," bukannya terlempar ke dalam laut. Perhatikan baik-baik bahwa

yang dikatakan adalah tertanamlah di dalam laut. Sejak kapan sebuah

pohon ditanam di dalam laut? Kita tentunya menanam pohon di tanah

kering. Pernahkah Anda mendengar tentang pohon yang ditanam di

laut? Tuhan memang sedang menyampaikan sesuatu yang luar biasa di

sini. Jika Anda memiliki iman, maka atas perintah Anda, sebatang

pohon bisa tercabut dari tanah dan tertanam, bukannya terjatuh, di

dalam laut. Di Kanada, kadang-kadang kita bertemu sebatang pohon

yang tergeletak di tepian sungai, dan daun-daunnya masih tampak

Page 268: Bmf 24 cahaya injil

260 | C A H A Y A I N J I L

hijau. Mungkin pohon tersebut baru saja rubuh diterjang banjir. Pohon

itu terjatuh, bukannya ditanam. Kata 'tertanam' adalah kata yang

memiliki makna pertumbuhan. Jadi, di sini Yesus sedang berkata,

"Kalian meminta pertambahan, akan tetapi Aku akan berbicara tentang

pertumbuhan, tentang kehidupan."

Perlu saya jelaskan di sini bahwa kata yang diterjemahkan dengan kata

'laut' adalah kata yang biasa dipakai untuk menyebut Danau Galilea,

kata laut sering dipakai untuk menyebut tentang Danau Galilea di

dalam kitab Injil. Jadi Yesus tidak sedang berbicara tentang samudera

raya. Pembahasan makna laut ini memang tidak terlalu menentukan

makna perumpamaan seluruhnya. Penjelasan ini hanya untuk menjaga

keakuratan saja, yaitu agar kita selalu ingat bahwa yang dimaksud

dengan laut di sini adalah Danau Galilea itu. Jadi kita tidak sedang

berbicara tentang menanam pohon di air asin.

Namun kita perlu menanyakan suatu hal, apa tujuan yang dapat

dibayangkan dalam menanam pohon di laut ini? Apakah hanya untuk

memamerkan kuasa gaib? Atau sekadar untuk menunjukkan seberapa

besar kuasa yang dimiliki? Jika ada orang yang memiliki kuasa seperti

itu, tentu Yesuslah orangnya. Namun pernahkah Anda membaca bahwa

Ia pernah menanam pohon di laut? Atau memindahkan gunung ke laut?

Apa gunanya melakukan hal-hal seperti itu? Tampaknya seperti suatu

pameran sia-sia. Sangat tidak berguna. Dapatkah Anda

membayangkan situasi di mana Anda perlu berkata, "Baiklah, mari kita

pindahkan pohon ini ke laut dan biarkan ia tumbuh di sana"? Apa

gunanya?

Yesus sedang berbicara secara rohaniah

Ingatlah selalu bahwa setiap kali Yesus menyampaikan sesuatu, Ia

sedang berbicara secara rohaniah. Bukan berarti bahwa seorang hamba

Allah tidak dapat memindahkan sebatang pohon ke laut jika memang

dibutuhkan. Suatu hari nanti, Anda mungkin harus memberikan tanda

sebagai seorang nabi Allah, dan mukjizat itu bisa merupakan suatu

tanda. Namun biasanya, hal-hal seperti itu tidak perlu dilakukan. Selain

itu, ada satu makna yang jauh lebih indah di dalam kalimat tersebut

ketimbang makna harfiahnya. Apa makna rohani dari kalimat itu?

Dengan mencari makna rohaninya, kita akan dapat melihat apa yang

sedang disampaikan oleh Yesus. Jika Anda sudah akrab dengan gaya

parabolik dari Alkitab (kata parable atau perumpamaan memang

Page 269: Bmf 24 cahaya injil

261 | C A H A Y A I N J I L

berkaitan dengan gaya bahasa parabolik), maka Anda akan dapat

memahami apa yang sedang Yesus sampaikan.

Pohon di dalam Alkitab adalah lambang yang lazim bagi

manusia

Pohon sering dipakai sebagai lambang bagi manusia di dalam Alkitab.

Manusia seringkali diibaratkan seperti sebatang pohon. Sebagai contoh,

Hakim-hakim 9:7-15 atau Mazmur 1:3, mazmur terkenal yang

menyebutkan tentang orang benar yang seperti pohon, yang ditanam

di tepi aliran air, atau Yesaya 56:3, atau Lukas 23:31. Semua ayat

tersebut menunjukkan kepada Anda bahwa manusia seringkali

dilambangkan sebagai sebatang pohon, hutan, atau yang sejenisnya,

tergantung apakah yang ditunjuk adalah seseorang atau satu bangsa.

Jika mencakup banyak orang, gambarannya mungkin dengan kata

hutan. Jika hanya satu, atau beberapa orang, mungkin cukup dengan

sebatang atau beberapa pohon. Hal ini sangat perlu kita perhatikan.

Jadi Yesus di sini sedang berbicara tentang manusia.

Dan Anda tentu ingat bahwa di dalam Perumpamaan tentang Penabur

Benih di dalam Matius 13, "dapat berakar" mempunyai arti mampu

berpegang dan masuk lebih jauh ke dalam sesuatu. Ini juga adalah

suatu bahasa perlambangan.

Juga di dalam Yudas ayat 12, di sini Yudas membandingkan orang yang

mendua hati dengan pohon yang tercabut sampai ke akarnya. Mereka

"tercabut, dan benar-benar mati". Jadi kita dapat melihat bahwa

Alkitab sering memakai pohon sebagai lambang bagi manusia.

Pencangkokan (Transplantasi) adalah gambaran keselamatan di

dalam Alkitab

Dalam perumpamaan ini, kita melihat adanya pohon yang dicabut dari

tempat ia biasa tumbuh ke tempat yang sama sekali baru baginya,

tempat yang bukan habitat biasanya. Ini adalah hal yang sangat

penting untuk kita perhatikan.

Apa yang terjadi dengan Anda ketika Anda diselamatkan? Apa yang

terjadi dengan Anda ketika Anda menjadi orang Kristen sejati? Ketika

seseorang menjadi seorang Kristen sejati, terjadi pencangkokan. Anda

dipindahkan, menurut Petrus di dalam 1 Pet.2:9, keluar dari kegelapan

kepada terang-Nya yang ajaib. Paulus juga berkata di dalam Kolose

Page 270: Bmf 24 cahaya injil

262 | C A H A Y A I N J I L

1:13, Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan

kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.

Pencangkokan atau pemindahan adalah gambaran dari keselamatan di

dalam Alkitab. Jika Anda masih belum dipindahkan, jika Anda masih

belum dicangkokkan, berarti Anda masih belum diselamatkan. Namun

setiap orang yang diselamatkan dengan mengakui kepenguasaan dan

kejuruselamatan Kristus pasti dipindahkan keluar dari kegelapan

kepada terang-Nya yang ajaib, ke dalam kerajaan-Nya. Ini adalah

gambaran yang sangat indah, sangat luar biasa.

Dicabut dari kebiasaan berpegang pada dunia kepada hidup

baru di dalam kerajaan Allah

Dan di sini, kita juga melihat bahwa sama seperti akar sebuah pohon

yang mencengkeram lumpur dan tanah, begitu pula halnya dengan

manusia duniawi mencengkeram dunia ini. Manusia duniawi tidak rela

melepaskan dunia ini. Seperti akar, hatinya memeluk erat dunia ini.

Namun ketika Anda menjadi seorang Kristen maka Anda akan tercabut

dari tanah dan dicangkokkan ke dalam lingkungan baru yang bukan

merupakan lingkungan alami Anda, sebagaimana yang dikatakan oleh

Paulus di dalam Roma 11:17. Kita dicangkokkan, ditanam ke dalam

keadaan yang baru, seperti cabang zaitun liar yang dicangkokkan ke

pohon zaitun sejati. Dan perpindahan ini memang bertentangan dengan

kodrat alam. Diselamatkan berarti masuk dalam hidup yang

bertentangan dengan kodrat alam. Anda dicabut dari tanah tempat

Anda biasanya menjalani hidup ini, yaitu kehidupan duniawi, dan Anda

dicangkokkan ke dalam hidup yang baru di dalam kerajaan Allah. Tentu

saja Anda akan mendapati bahwa kehidupan di dalam kerajaan Allah ini

sangat asing bagi Anda. Kehidupan di kerajaan Allah adalah kehidupan

rohani. Sekarang Anda masuk ke dalam terang Allah yang ajaib.

Selama ini hidup Anda jalani dalam kegelapan. Itulah tempat yang

akrab dengan diri Anda. Anda tahu apa itu kegelapan, tetapi Anda tidak

tahu apa itu terang. Ketika Anda menjadi seorang Kristen, Anda

dipindahkan ke dalam terang-Nya yang ajaib.

Laut adalah simbol kehidupan rohani dan pembersihan

Di dalam Alkitab, air seringkali menjadi gambaran tentang kehidupan

rohani. "Marilah kepadaKu, kamu yang kehausan," demikian kata

Yesus. Akan tetapi keadaan kering, ketidaksuburan, tanah gurun

Page 271: Bmf 24 cahaya injil

263 | C A H A Y A I N J I L

adalah gambaran dari maut. Namun, di mana ada air, maka di situ ada

kehidupan. Dan Danau Galilea (seperti yang kita bahas sebelumnya,

kata yang diterjemahkan dengan laut adalah Danau Galilea) adalah

suatu tempat yang penuh dengan kehidupan. Ada berbagai jenis ikan

yang hidup di sini. Danau ini sangat subur, berbeda dengan Laut Mati

yang mematikan. Tidak ada ikan yang bisa hidup di sini karena

pekatnya kandungan mineral di danau ini. Akan tetapi Danau Galilea

adalah tempat yang penuh kehidupan. Itulah gambaran air di sini.

Namun ada hal yang lebih penting lagi. Di dalam Raja-raja 7:23, kita

membaca tentang laut yang terletak di depan Bait Allah. Sebenarnya

itu adalah sebuah kolam besar air pembasuhan. Kolam besar itu juga

disebut 'laut'. Dan laut yang ini berfungsi untuk membersihkan. Kolam

ini dipakai oleh para imam untuk membersihkan diri dan juga peralatan

yang dipakai dalam upacara kurban. Jadi, laut dapat memiliki makna

pembersihan dan juga kehidupan.

Dan yang luar biasa, di dalam Wahyu 4:6 kita juga melihat bahwa di

hadapan takhta Allah ada laut yang bening seperti kristal. Begitu

murni, begitu transparan, melambangkan kemurnian laut yang

membersihkan. Rasul Yohanes tidak menyebutnya lautan kristal, tetapi

lautan kaca karena ia tidak tahu bagaimana menjelaskan

kemurniannya yang sempurna itu.

Bagaimana bisa memperoleh kuasa? - Saat iman Anda

bermakna 'Yesus secara mutlak adalah Penguasa dan Pemilik

saya'

Jadi hal yang sedang disampaikan oleh Yesus adalah, "Jika kamu

memiliki iman, maka kamu akan dapat berkata kepada sebatang pohon

untuk tercabut dan tertanam di tempat lain." Perhatikan bahwa ini

semua dikerjakan oleh kata-kata. Jadi iman tidak membuat Anda

menjadi sekuat Simson dan Anda lalu mencabut pohon itu sampai ke

akarnya, menancapkannya di laut dan berkata, "Kamu tinggal di situ!"

dan pohon itu menurut. Tidak. Anda bahkan tidak usah bergerak. Kata-

kata Andalah yang mengerjakan semuanya. Kamu dapat berkata pada

pohon ara ini. Kata-kata yang terucaplah yang memiliki kuasa itu.

Sungguh luar biasa!

Ada dua jenis pengkhotbah. Pertama adalah pengkhotbah yang

berbicara dan berbicara tanpa terjadi sesuatu apa pun. Yang kedua

Page 272: Bmf 24 cahaya injil

264 | C A H A Y A I N J I L

adalah pengajar yang membicarakan sesuatu dan sesuatu itu terjadi.

Apa bedanya? Apakah karena pengajar yang satunya lebih baik?

Apakah karena ia telah menjalani pelatihan yang lebih banyak

ketimbang yang lainnya? Apakah karena dia berpendidikan sekolah

Alkitab dan banyak belajar tentang cara berkhotbah? Tidak. Tidak ada

kaitannya sama sekali dengan itu semua. Ada sangat banyak

pengkhotbah yang lihai berpidato, ahli khotbah yang tidak pernah

menghasilkan peristiwa apapun. Lalu tampil seseorang yang rendah

hati dan tidak menguasai teknik berkhotbah yang baik, pada saat

berbicara ia seperti sulit mengeluarkan kata-kata, namun ketika ia

berbicara, Allah mengizinkan banyak hal terjadi. Sebagaimana yang

pernah saya sampaikan kepada Anda, kadang-kadang ketika John

Wesley berkhotbah, ia hanya sekadar membaca naskah khotbahnya.

Akan tetapi, begitu banyak orang yang berlutut dan menangis di

hadapan Allah, padahal ia berkhotbah tanpa ekspresi apa pun. Itulah

kuasa dari Firman yang diucapkan! Ini adalah hal yang sangat penting.

Yang Yesus sampaikan adalah, "Kalau sekiranya kamu memiliki iman

seperti benih sesawi, yang kecil tetapi lengkap - dibentuk dengan

sempurna berikut kehidupan yang fungsional, tanpa ada bagian yang

hilang, maka kamu akan bisa berkata kepada pohon murbei yang besar

itu dan ia akan menuruti kamu." Mengapa bisa begitu? Apakah karena

Anda telah menjadi tukang sihir? Tidak. Melainkan karena hidup Allah

telah bekerja di dalam iman Anda dan kuasa Allah akan bekerja melalui

diri Anda. Yang terjadi adalah kuasa Allah sedang menggenapi tujuan-

Nya. Jika Anda hidup di dalam persekutuan kasih seperti ini dengan

Allah, di dalam hubungan yang berserah sepenuhnya dan secara

sempurna kepada Dia - dan inilah yang disebut iman - lalu saat Anda

menyampaikan Firman-Nya, maka akan segera terjadi banyak hal.

Orang-orang akan mulai berubah. Orang-orang akan banyak yang

dilahirkan kembali. Akan banyak orang yang dipindahkan dari

kegelapan masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib, dari kerajaan dunia

ke dalam kerajaan Anak-Nya. Sungguh indah!

Saya sampaikan kepada Anda, jika Anda ingin memberitakan Firman,

sampaikanlah dengan penuh kuasa. Apa gunanya memberitakan Injil

tanpa kuasa? Dan kuasa itu tidak akan Anda dapatkan dari sekolah

Alkitab. Bukan dari sekolah tinggi ilmu agama. Perhatikan kata-kata

saya. Saya sudah melalui jenjang pendidikan tersebut dan saya tidak

mendapatkan kuasa itu dari sana. Saya memang tidak sekolah di

Page 273: Bmf 24 cahaya injil

265 | C A H A Y A I N J I L

seminari, melainkan di fakultas ilmu ketuhanan (Faculty of Divinity) di

sebuah universitas umum, yang tentunya sama saja. Anda tidak akan

mendapatkan kuasa dari lingkungan seperti ini.

Dari mana Anda akan memperoleh kuasa itu? Dari Allah sendiri.

Bagaimana cara memperoleh kuasa dari Allah? Dengan jalan memiliki

iman yang sama seperti sebiji benih sesawi. Betapa kita rindukan kuasa

ini, ketika kita menyampaikan firman Tuhan, Firman tersebut ditaati!

Orang-orang akan dikeluarkan dari kerajaan kegelapan menuju

kerajaan Anak-Nya yang kekasih. Tapi bagaimana mendapatkan kuasa

ini? Inilah pertanyaan yang perlu kita bahas.

Sangatlah penting untuk diperhatikan bahwa ada dua hal yang

diperbandingkan lewat sebiji benih sesawi di dalam Injil Lukas

ini: kerajaan Allah (Luk. 3:19) dan iman (Luk. 17:6). Jadi

terdapat kesejajaran antara kerajaan Allah dengan iman.

Apa itu kerajaan Allah? Saya sudah pernah membahas sebelumnya.

Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah, kedaulatan-Nya atas hidup

kita, kedudukan-Nya sebagai Penguasa dan Tuan di dalam hidup kita,

pemerintahan-Nya atas hidup kita. Dan apa itu iman? Iman adalah

tanggapan yang penuh dan utuh pada kepenguasaan-Nya atas hidup

kita. Itulah iman. Jadi keduanya adalah dua aspek dari hal yang sama.

Pemerintahan Allah sebagai raja ke atas hidup kita tidak akan ada

artinya jika kita tidak menanggapinya dalam komitmen yang total.

Perhatikan kata 'total'. Jika komitmen Anda tidak total, maka iman

Anda tidak sempurna. Jika tidak sempurna, berarti ada yang kurang.

Jika ada yang kurang, berarti tidak bisa bertumbuh. Tidak akan

memiliki kuasa. Mengertikah Anda apa maksudnya? Tidak heran

jika biji sesawi dalam saat yang bersamaan bisa melambangkan

kepenguasaan Kristus dan komitmen total kita

kepadanya karena keduanya memang merupakan dua sisi dari hal

yang sama. Kedua hal tersebut begitu erat kaitannya sehingga Anda

tidak boleh memisahkannya. Apa arti kepenguasaan Kristus dalam

praktiknya? Artinya adalah komitmen total kepada Dia sebagai Tuan

dan Penguasa kita. Satu pokok yang dijelaskan dari sisi yang berbeda.

Ini adalah hal yang sangat perlu kita perhatikan. Kita harus lebih

menghayati lagi apa arti berkomitmen total atau apa artinya saat Yesus

sepenuhnya adalah Penguasa atas hidup kita. Kedua hal itu adalah dua

sisi dari satu hal yang sama. Karena tidak ada perbedaan dalam

Page 274: Bmf 24 cahaya injil

266 | C A H A Y A I N J I L

makna, maka keduanya bisa digambarkan dengan sangat sempurna

lewat contoh biji sesawi.

Tanyalah diri Anda sendiri, "Dapatkah saya menyampaikan Firman

Allah berikut kuasanya?" Jawaban atas pertanyaan itu sangat

bergantung pada jawaban atas pertanyaan ini: Apakah saya benar-

benar telah menundukkan diri kepada Yesus sebagai Penguasa (Lord)?

Apakah Yesus telah menjadi Tuan dalam setiap segi kehidupan saya?

Apakah Anda dapat dengan jujur mengakui bahwa Yesus adalah

Penguasa dan Tuan atas segala segi kehidupan Anda? Adakah bagian

dari hidup Anda yang tidak Anda tempatkan di bawah kepenguasaan-

Nya? Itulah makna sesungguhnya dari komitmen total. Itulah makna

sesungguhnya dari pemerintahan dan kedaulatan Kristus. Jika Yesus

sekarang ini menyuruh Anda untuk pergi ke suatu tempat, apakah

Anda akan segera pergi tanpa ragu-ragu, dan tanpa membantah?

Apakah Anda akan melakukan segala kehendak-Nya? Apakah Anda

bersedia untuk 'membunuh' segala 'berhala' (benda atau manusia)

yang telah menggusur kedudukan Yesus sebagai Penguasa atas hidup

Anda, seperti Abraham yang bersedia mengorbankan Ishak? Apakah

Anda akan menaruh segala harapan dan keamanan Anda pada Tuhan,

dan bukannya pada pernikahan, keluarga, uang, kedudukan,

pendidikan, profesi, pekerjaan ataupun gaya hidup Anda? Apakah Anda

bersedia untuk tunduk sepenuhnya kepada Dia dan hanya mengerjakan

kehendak-Nya saja dan bukan kehendak pribadi Anda? Itulah

pertanyaannya. Jika tidak ada kesediaan dari Anda, maka itu berarti

bahwa Anda akan begitu terikat dengan keinginan dan berhala Anda.

Anda akan hidup tanpa arah dan tujuan, di dalam kekosongan dan

penyesalan. Anda sedang mengarah pada kebinasaan. Anda tidak akan

mampu melayani Dia dengan kuasa. Anda tidak akan mengalami

kuasa-Nya dalam hidup Anda.

Tidak semua hamba Allah adalah orang yang berkomitmen total

Perhatikan lagi, kepada siapa Yesus menyampaikan ucapan-Nya ini?

Kepada para rasul. Para rasul ini sudah meninggalkan segalanya untuk

mengikut Yesus. Mestinya mereka ini adalah orang-orang yang

berkomitmmen total. Sayang sekali. Saya sudah pernah membahasnya

dulu, dan saya sampaikan sekali lagi, jangan menganggap bahwa

setiap penginjil adalah orang yang berkomitmen total. Jauh dari

bayangan seperti itu! Jangan pernah berpikir bahwa semua

pengkhotbah adalah orang yang berkomitmen total. Kebanyakan malah

Page 275: Bmf 24 cahaya injil

267 | C A H A Y A I N J I L

tidak! Jangan pernah memandang bahwa setiap pekerja Kristen adalah

orang yang berkomitmen total. Tidak selalu begitu. Jangan pernah

menganggap para misionari punya komitmen total. Bisa jadi tidak

demikian. Banyak orang yang menjadi pendeta, misionaris dan hamba

Tuhan bukan karena komitmen yang total. Kita jelas bersyukur kepada

Allah bagi mereka yang berkomitmen total. Akan tetapi ada banyak

orang yang menjadi pendeta karena alasan lain, dan sayangnya, cukup

banyak yang karena mereka gagal di bidang pekerjaan yang lain.

Mereka gagal masuk universitas; tidak lulus saringan; jadi mereka

tidak bisa bersekolah di perguruan umum. Lalu kemana mereka bisa

pergi? Jelas ke sekolah Alkitab. Standarnya lebih rendah di sana, dan

mereka bisa diterima sekalipun kualitas akademik mereka

mengecewakan. Jadi mereka memilih untuk jadi pendeta karena

pekerjaan apa lagi yang bisa mereka dapatkan? Tentu saja saya tidak

bermaksud untuk menyama-ratakan dan mempermalukan semua

pendeta. Akan tetapi Anda tentu tahu, bahwa banyak hal yang seperti

ini terjadi, dan kita tidak boleh menutupi kebenarannya. Pilihan mereka

tidak dilandasi oleh komitmen yang total. Sejujurnya, banyak yang

masuk sekolah Alkitab karena tidak diterima di sekolah lain.

Sesederhana itu. Dan saya pernah bertemu dengan beberapa pendeta

yang bercerita sejujurnya tentang hal ini kepada saya.

Saya bertanya kepadanya, "Mengapa Anda menjadi pendeta?"

Jawabnya, "Yah, ketika saya lulus sekolah, saya tidak diterima di Hong

Kong University, dan saya juga tidak diterima di Chinese University (di

Hong Kong). Jadi kemana lagi saya bisa belajar selain di sekolah

Alkitab?"

Sangat memalukan memang jika alasan seseorang untuk menjadi

pendeta adalah karena hanya itu lowongan pekerjaan yang bisa

diisinya. Dan sayangnya, ada cukup banyak orang yang seperti itu. Jadi

jangan Anda kira bahwa setiap pelayan full-time pasti orang yang

berkomitmen total kepada Allah.

Anda mungkin berkata, "Tentunya para rasul itu punya niat yang

mulia!" Jika Anda membaca catatan Injil dengan teliti, Anda akan

melihat bahwa motivasi mereka tidak semuanya terpuji. Apa motivasi

beberapa dari antara mereka? Ingatkah bahwa hal yang dimintakan

oleh Yakobus dan Yohanes kepada Yesus, "Perkenankanlah kami duduk

Page 276: Bmf 24 cahaya injil

268 | C A H A Y A I N J I L

dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan

yang seorang di sebelah kiri-Mu."(Mrk.10:37)? Mungkin mereka sedang

membayang diri mereka sebagai menteri luar negeri dan menteri

keuangan, atau sebagai orang penting di dalam kerajaan Allah. Apa

yang mendorong mereka mengikut Yesus? Yesus akan menjadi Raja.

Dia adalah Mesias. Mesias di dalam pemahaman orang Yahudi berarti

Orang Yang Diurapi. Yesus adalah Yang Diurapi, Sang Raja. Jadi

mereka membayangkan, "Jika Yesus nanti menjadi Raja, paling tidak

saya akan menjadi menteri luar negeri, atau menjadi menteri

keuangan. Dan kalau Ia berkenan pada saya, mungkin saya bisa

menjadi perdana menteri! Siapa tahu!" Itukah alasan mereka menjadi

rasul? Sayang sekali, memang itu. Anda akan melihat bahwa Anda

sendiri cenderung untuk terlalu meninggikan mereka, padahal Injil

dengan tegas mengungkapkan kejujuran itu. Catatan Injil

menyebutkan bahwa Yakobus dan Yohanes datang meminta kedudukan

tinggi di dalam Kerajaan Allah. Mereka memang bersedia untuk

berkorban demi kedudukan itu. Mereka bersedia meminum cawan

penderitaan untuk itu. Namun selagi hasil akhirnya sangat bagus,

mengapa takut? Motivasi mereka memang tidak terlalu memuaskan.

Dengan kata lain, mereka melayani Yesus dengan niat untuk

mendapatkan kemuliaan dan kekayaan sendiri. Yang mereka pikirkan

adalah, "Apa yang bisa saya dapatkan?" Jadi bukan sesuatu hal yang

luar biasa jika Anda bertemu dengan orang yang menjadi pendeta

karena alasan yang memalukan. Apakah Anda membawa motif yang

memalukan ini ketika menjadi seorang Kristen atau ketika masuk ke

dalam pelayanan full-time?

Mungkin Anda masih berkeras, "Tentulah para rasul itu memiliki iman

yang sempurna seperti benih sesawi itu, iman kerajaan Allah." Mereka

memang memiliki iman. Yakobus dan Yohanes jelas memiliki iman

terhadap Yesus. Sekalipun Ia belum menyatakan diri sebagai Raja pada

saat itu, mereka sudah percaya bahwa Ia akan menjadi Raja. Hal ini

memang membutuhkan iman. Mereka harus memiliki kepercayaan

bahwa Yesus akan berhasil nantinya walaupun para penguasa (para

imam, orang Saduki dan orang Farisi) menolak Dia. Pada saat itu, Dia

hanya seorang Rabi, guru yang mengajar sambil berkeliling di

Palestina, tetapi mereka percaya bahwa suatu hari nanti Ia akan

menjadi Raja. Mereka percaya bahwa Dia adalah Mesias. Jelas mereka

Page 277: Bmf 24 cahaya injil

269 | C A H A Y A I N J I L

punya iman. Tetapi iman mereka berupa iman yang mengharap untuk

bisa mendapat suatu keuntungan dengan mengikut Yesus.

Yakobus dan Yohanes mengalami transformasi. Yohanes

kemudian menjadi seorang rasul yang sangat luar biasa dan paling

berpikiran-rohani karena ia mengalami 'pencangkokan'. Pada saat

menyampaikan permintaannya untuk kedudukan tinggi, Yohanes

memang belum mengalami pencangkokan. Saat itu ia masih belum

memiliki iman yang sempurna seperti benih sesawi itu. Namun

perubahan yang terjadi kemudian sangat luar biasa. Yohanes

belakangan menyadari bahwa ia harus sepenuhnya dilahirkan kembali.

Seluruh cara berpikirnya harus diubah. Ia harus berhenti berpikir

dengan cara yang lama. Belakangan ia menulis Injil Yohanes, Injil yang

paling rohani. Begitu besarnya perubahan yang terjadi!

Tetapi Yudas tidak mengalami transformasi. Ia menjadi murtad

karena ia mengikut Yesus untuk alasan yang salah sejak awalnya.

Sangatlah berbahaya jika kita melayani Allah dengan niat yang salah.

Perumpamaan ini menjelaskan tentang bagaimana memiliki

iman yang dilengkapi dengan kehidupan yang dari Allah

Sekarang kita sampai kepada isi perumpamaan ini, dan kita perlu

mengajukan pertanyaan: Apakah iman Anda itu lengkap? Apakah iman

Anda sempurna? Anda mungkin bertanya, apa kaitan pertanyaan itu

dengan perumpamaannya? Keempat ayat dari perumpamaan Yesus ini

akan menjelaskan kepada kita bagaimana caranya membuat iman

dilengkapi dengan kehidupan yang dari Allah, supaya ia dapat

bertambah.

Ada satu kata sambung dalam bahasa Yunani yang tidak diterjemahkan

yang menghubungkan antara ayat 6 dan 7. Ini adalah kata sandang

yang bisa diterjemahkan dengan kata 'dan' atau 'tetapi' atau

'bagaimanapun'. Jadi, ayat 7 akan berbunyi seperti ini, "Tetapi siapa di

antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau

menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu,

setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!" Apakah Anda akan

mengatakan hal seperti itu? Lalu Yesus melanjutkan perumpamaan-

Nya.

Page 278: Bmf 24 cahaya injil

270 | C A H A Y A I N J I L

Seorang hamba adalah budak yang dibeli oleh tuannya, dan

tugasnya melayani

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kata 'hamba'. Jika Anda

memiliki hamba yang sedang bekerja di ladang dan hamba itu pulang

ke rumah, apakah Anda akan melayani dia atau apakah dia masih

harus melayani Anda? Yang mana jawaban yang benar? Tentu saja hal

melayani itu adalah pekerjaan si hamba. Si majikan tentunya tidak

akan melayani hambanya.

Kata yang diterjemahkan dengan 'servants' (pelayan) dalam beberapa

terjemahan adalah kata Yunani untuk menyebut 'budak'. Yang sedang

dibicarakan adalah seorang budak, dan ini perlu kita perhatikan karena

seorang budak adalah orang yang telah dibeli. Ia menjadi milik majikan

atau tuannya. Kita juga, seperti yang dikatakan oleh Paulus di dalam 1

Korintus 6:20 (dan 7:23), Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah

lunas dibayar. Kita adalah milik-Nya. Kita semua adalah budak-budak

Yesus karena kita telah dibeli oleh-Nya. Ini adalah hal penting lain yang

perlu diperhatikan.

Apakah Anda sudah dibeli oleh Yesus? Apakah Anda ini milik Yesus?

Jika Anda adalah milik Yesus berarti Anda sekarang wajib melayani Dia.

Komitmen total atau melayani adalah sikap wajar seorang budak

kepada Yesus Kristus. Seperti yang dikatakan oleh Paulus, Anda harus

memberikan kepada Allah ibadah yang sejati(reasonable service), yaitu

ibadah yang selayaknya, di dalam Roma 12:1, karena Anda telah dibeli

oleh-Nya. Jika Anda telah dibeli oleh-Nya, maka Anda menjadi milik-

Nya. Jika Anda adalah milik-Nya, maka Anda adalah hamba-Nya, atau

budak-Nya. Dan apa yang dikerjakan oleh seorang budak? Ia melayani.

Saya tidak memahami Kekristenan yang diajarkan belakangan ini, yang

tampaknya menyatakan bahwa Yesus datang untuk melayani kita dan

bukannya kita melayani Dia. Setiap orang Kristen yang sejati adalah

hamba Allah. Mengapa? Karena setiap orang Kristen yang sejati telah

dibeli oleh-Nya. Kita adalah milik-Nya. Dan di dalam Alkitab tidak ada

gelar yang lebih mulia selain sebagai 'hamba atau budak dari Yesus

Kristus'. Paulus bermegah di dalam gelar ini. Perhatikanlah bahwa ia

membuka suratnya dengan salam dari "Paulus, hamba Yesus Kristus."

Ia tidak menghendaki gelar yang lain. Baginya itu adalah gelar yang

terindah. Inilah poin pertama yang perlu Anda pegang dari

Page 279: Bmf 24 cahaya injil

271 | C A H A Y A I N J I L

perumpamaan ini. Kita berbicara tentang seorang budak yang menjadi

milik majikannya.

Dan apa kerja seorang budak? Pekerjaannya adalah melayani

majikannya. Kita baca di dalam ayat 7 tentang hamba yang membajak

atau menggembalakan ternak. Tidak semua hamba memiliki tugas

yang sama. Ada yang membajak ada pula yang menggembalakan

ternak. Menggembalakan domba adalah tugas para pendeta. Kata

'pastor' artinya 'gembala'. Jadi tugas saya adalah menggembalakan

domba-domba. Orang lain mungkin bertugas menggarap ladang,

menghasilkan banyak buah.

Komitmen total berarti melayani secara konstan

Hal lain yang perlu diamati adalah bahwa di dalam bahasa aslinya,

tugas-tugas tersebut ditulis dalam bentuk sekarang (present partciple).

Dan bentuk present participleini menunjukkan bahwa kegiatan

membajak dan menggembalakan itu berlangsung terus menerus, tidak

sekadar untuk waktu sesaat saja, atau setengah jam. Si hamba

mengerjakan itu sepanjang hidupnya. Pelayanan bukanlah suatu

pelayanan yang sejati jika tidak dilakukan secara tetap. Seorang budak

tidak melayani untuk sementara waktu, melainkan untuk sepanjang

hidupnya, setiap hari dan setiap saat. Gembala dan penggarap ladang

berangkat pagi buta, dan menjelang malam mereka pulang. Saat yang

tepat untuk menikmati makanan dan beristirahat, bukankah begitu?

Jadi, apakah ia akan pulang untuk menikmati makanan dan saat

istirahatnya? Tidak! Pekerjaannya masih belum selesai sesampainya di

rumah. Memang berat kehidupan seorang budak, seorang hamba. Ia

bekerja sepanjang hari di ladang, dan ketika pulang, ia masih harus

melayani majikannya. Si majikan tentunya tidak akan bertindak

melayani budaknya bukan? Ia tidak akan berkata, "hambaku, sudah

kusiapkan hidangan malam buatmu, jadi masuklah dan nikmati makan

malammu." Apa yang akan dikatakan si majikan? Tidak ada majikan di

dunia ini yang akan berkata seperti itu. Tetap merupakan tugas si

hamba untuk melayani di rumah ketika ia pulang sesudah bekerja

seharian di ladang.

Apa makna rohani dari ini semua? Tuhan Yesus di sini sedang berkata,

"Kalian bertanya apa arti komitmen total itu? Nah, itulah maksud dari

total komitmen. Kamu akan melayani sepanjang waktu. Tidak ada saat

untuk berhenti melayani."

Page 280: Bmf 24 cahaya injil

272 | C A H A Y A I N J I L

Perhatikan pembedaan yang dibuat Yesus dalam perumpamaan ini.

Ketika si hamba membajak ladang atau menggembalakan ternak,

apakah ia mengerjakan itu semua bagi Tuan-nya? Ya, ia mengerjakan

itu semua bagi Tuan itu. Akan tetapi ia tidak melakukannya langsung

kepada Tuan-nya. Ia sedang melakukan sesuatu bagi Tuan-nya. Ketika

ia pulang untuk melayani makan malam buat majikannya, itulah saat ia

melayani Tuan-nya secara langsung. Ini adalah gambaran yang sangat

menarik. Ada orang yang melayani Tuan-nya dari bidang yang

kelihatannya tidak langsung berhubungan dengan Tuan-nya tetapi

melakukan sesuatu bagi Tuan-nya. Dan yang lain, melayani secara

langsung dengan memasak hidangan serta menyajikannya kepada dia.

Hal ini membuat saya berpikir tentang dua macam pekerjaan yang

sering kita jalani. Keduanya memang untuk Tuhan akan tetapi dengan

cara yang berbeda. Jika Anda sedang bekerja di kantor, atau di mana

saja, apakah Anda melakukan pekerjaan itu bagi Tuhan? Ada

kesejajaran yang menarik dengan para hamba yang bekerja di ladang

dan di penggembalaan. Jika Anda seorang Kristen, kerjakanlah segala

sesuatu itu bagi Tuhan. Anda mungkin bertanya, "Apa hubungan antara

pekerjaan saya dengan Tuhan?" Sekalipun tidak secara langsung

melayani Dia, Anda melakukannya bagi Dia. Tentunya Anda

melakukannya bagi Dia karena Anda adalah milik-Nya. Jadi, karena

Anda akan melakukannya bagi Dia, maka lakukanlah bagi kemuliaan-

Nya. Itu sebabnya mengapa Paulus berkata di dalam 1 Korintus

10:31, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Ini adalah hal

yang sangat penting.

Ketika Anda pulang ke rumah di malam hari, kebanyakan orang akan

berkata, "Nah, cukup sudah segala kesibukan hari ini. Aku sudah

bekerja delapan jam hari ini, jadi aku perlu menikmati saat

istirahatku." Sebenarnya, para petani di Palestina bekerja lebih dari

delapan jam sehari. Di zaman sekarang ini, kita sudah merasa bekerja

keras dengan delapan jam sehari, sebagian besar waktu dihabiskan di

kantor untuk bersantai dan meminum kopi. Namun di zaman dulu,

tidak ada acara minum kopi di ladang. Jika si budak kembali setelah

bekerja seharian di tengah terik matahari, apakah ia akan berkata, "Itu

saja! Pekerjaan saya untuk hari ini sudah selesai"? Tidak. Ia masih

harus menyiapkan hidangan malam dan melayani majikannya. Jadi,

seorang hamba Allah yang sejati akan berkata, "Sekarang saatnya

untuk menikmati persekutuan dengan Tuhan." Yaitu melakukan

Page 281: Bmf 24 cahaya injil

273 | C A H A Y A I N J I L

pelayanan langsung kepada Tuhan. Ya, seorang hamba Tuhan yang

sejati akan berkata, "Sekarang saatnya melayani Tuhan secara

langsung." Saya lihat ada banyak di antara Anda yang melakukan hal

ini. Beberapa dari antara Anda melakukan pekerjaan rutin di kantor

sepanjang hari, dan pada malam harinya mengerjakan buletin gereja

karena Anda merupakan anggota tim warta gereja. Dengan cara ini,

Anda mengerjakan pelayanan langsung kepada Tuhan. Baik di kantor,

maupun di rumah, Anda mengabdikan semua waktu Anda untuk Tuhan.

Saya ingin agar Anda tidak pernah lagi berbicara tentang 'pekerjaan

sekuler' Anda sebagai hal yang bukan untuk Tuhan. Apapun hal yang

sedang Anda kerjakan, entah sebagai seorang dokter gigi atau pun

sebagai pengacara atau perawat, atau apa pun itu, jika Anda adalah

seorang Kristen yang sejati, maka Anda akan mengerjakannya bagi

Tuhan, bagi kemuliaan-Nya. Karena Anda sekarang mengetahui bahwa

sekalipun tidak secara langsung, pekerjaan itu tetap merupakan

pekerjaan bagi Tuhan. Namun pada saat Anda sedang mengerjakan

satu pelayanan langsung kepada Tuhan, maka Anda seperti si hamba

yang sedang melayani tuannya di rumah.

Segalanya - melayani secara total itu membayar kembali apa

yang menjadi hutang kita kepada Allah

Selanjutnya, mari kita lihat apa yang tertulis di ayat 10: "Apabila kamu

telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu..."

Perhatikan kata segala. Pada bagian awal tadi, kita katakan bahwa

benih sesawi itu lengkap dan sempurna, dan saya jabarkan dengan

memakai kata 'total'. Kata segala itu bermakna total. Dari sanalah kata

'komitmen total' berasal. Alkitab berkata di dalam Ulangan 6:5 dan

Matius 23:37, "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu

dan dengan segenapjiwamu, dan dengan segenap akal budimu dan

dengan segenap kekuatanmu". Alkitab tidak berkata, "...segenap hati,

jiwa, pikiran dan kekuatanmu," tetapi setiap bagian diawali dengan

kata segenap, untuk menekankan totalitas, keutuhan dari komitmen

tersebut.

'Tidak berguna': Allah tak pernah menikmati keuntungan dari

kita saat kita melunasi apa yang menjadi hutang kita kepada-

Nya

Page 282: Bmf 24 cahaya injil

274 | C A H A Y A I N J I L

Perhatikan lagi ayat 10, "Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu

yang ditugaskan kepadamu..." Anda mungkin berkata, "Apabila saya

telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepada saya, maka

saya sesungguhnya orang kudus. Saya sempurna." Sayang sekali.

Anda masih belum menjadi seorang yang spesial. Ayat 10 dilanjutkan

seperti ini, "Hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang

tidak layak (unworthy); kami hanya melakukan apa yang kami harus

lakukan."

Kata yang diterjemahkan dengan ungkapan tidak berguna dalam versi

ITB pada dasarnya memiliki arti tidak memberi

keuntungan (unprofitable). Apa artinya itu? Itukah tanda kerendahan

hati yang dijelaskan oleh Yesus, "Nah, jalan untuk memiliki iman yang

sempurna adalah dengan terus berkata, 'Saya sangat tidak layak, tidak

berguna, tidak bisa memberi keuntungan apa-apa." Itukah jalan untuk

menjadi hamba Allah yang sangat baik? Tidak. Bukan itu maksudnya.

Seseorang tidak akan menjadi rendah hati hanya karena berkata

seperti itu. Di dalam kehidupan Kristen, satu-satunya jalan untuk

menjadi rendah hati adalah dengan menerima fakta yang ada bahwa

kita memang adalah hamba.

Lalu apa arti tidak berguna atau tidak layak itu? Kata yang

diterjemahkan dengan apa yang kami harus lakukan berasal dari kata

Yunani yang bermakna membayar kembali hutang kami. Artinya

adalah bahwa para budak menanggung hutang. Sekarang Anda dapat

melihat bahwa tidak ada milik kita yang tidak berasal dari Tuhan.

Seperti yang dikatakan oleh Paulus, "Dan apakah yang engkau punyai,

yang tidak engkau terima?" (1 Kor.4:7). Segala keberadaan kita adalah

berkat kasih karunia dari Allah. Segala yang kita miliki adalah berkat

kasih karunia dari Allah. Tidak ada satupun yang terdapat pada diri

saya yang tidak merupakan pemberian dari Allah. Segala yang saya

miliki berasal dari Allah. Jadi segala yang saya miliki merupakan hutang

saya kepada Allah.

Jika Anda memberi pinjaman sebanyak lima dolar kepada seseorang

dan orang itu mengembalikan sama, lima dolar, apa keuntungan bagi

Anda? Tidak ada. Anda sekadar menerima apa yang memang hak

Anda. Ketika saya mengembalikan kepada Allah segala yang saya

terima dari-Nya, keuntungan apa yang diperoleh Allah dari saya? Tidak

ada. Segala yang diterima-Nya adalah apa yang telah diberikan-Nya

Page 283: Bmf 24 cahaya injil

275 | C A H A Y A I N J I L

kepada saya sebelumnya. Ia memberi saya kehidupan; waktu;

kekuatan; dan segala-galanya. Segala sesuatu yang saya berikan

pada-Nya, adalah milik-Nya yang pernah diberikan kepada saya. Lalu

keuntungan apa yang diterima oleh Allah? Nihil. Segala yang diterima-

Nya adalah hal-hal yang Ia berikan sebelumnya.

Jadi, ketika saya berkata, "Saya hanyalah seorang hamba yang

tidak menguntungkan," bukan berarti bahwa saya tidak

berguna bagi Allah. Sebaliknya, saya sangat berharga di mata

Allah. Bukan dalam arti bahwa Allah mendapat keuntungan dari saya.

Kita tidak punya sesuatu yang tidak dimiliki oleh Allah. Apakah Allah

akan bertambah kaya karena Anda telah mempersembahkan lima

dolar? Apakah Ia akan bertambah bijak karena Anda telah memberi

satu atau lima jam waktu milik Anda? Kita selalu merasa bahwa kita

telah memberikan sesuatu buat Allah. Kita berpikir, "Allah tentu

bertambah kaya sekarang karena keberadaan saya." Jika Anda terus

saja berpikir seperti ini, maka Anda benar-benar belum memahami apa

itu kehidupan rohani. Allah tidak bertambah kaya hanya karena saya

telah mempersembahkan $100 atau $1.000. Apakah persembahan itu

akan membuat Allah bertambah kaya $100 dolar atau $1.000 dolar?

Apakah rekening tabungan Allah bertambah besar? Rekening tabungan

gereja memang bertambah besar, tetapi Allah tidak menjadi tambah

kaya dengan itu. Apakah Allah membutuhkan persembahan $1.000

dolar atau berapapun yang dapat saya berikan? Bukannya kita tidak

bisa memberi keuntungan kepada gereja atau orang lain, namun

sekarang ini kita sedang berbicara tentang ketidak-mampuan kita

untuk memberi keuntungan bagi Allah. Sumbangan apa yang bisa

dibanggakan manusia di hadapan Allah? Sumbangan apa yang bisa kita

banggakan? Sekali lagi, perumpamaan ini tidak bermaksud untuk

menyatakan bahwa Anda tidak berharga di mata Allah. Anda sangatlah

berharga di mata Allah; yang paling berharga. Namun hal itu bukan

karena Anda telah memberikan sesuatu kepada Allah.

Sebagai contoh, anak gadis saya sangat berharga bagi saya. Apakah itu

karena saya menerima banyak uang darinya? Saya tidak menerima

uang sepeserpun darinya. Malahan saya harus banyak keluar uang. Ia

menjadi sumber biaya terbesar di keluarga saya. Kadang-kadang saya

tergoda untuk berpikir, kalau saja saya tidak punya anak, tentunya

akan banyak uang yang bisa saya hemat. Apakah karena ia memberi

banyak waktunya buat saya? Tidak, ia justru menyita banyak waktu

Page 284: Bmf 24 cahaya injil

276 | C A H A Y A I N J I L

saya. Jadi atas alasan apa dia menjadi sangat berharga buat saya?

Saya tidak menjadi semakin kaya, tidak juga memiliki waktu yang lebih

banyak. Apa yang saya dapatkan? Cobalah pikirkan, karena saya tidak

yakin apakah saya telah mendapat sesuatu dari keberadaannya. Saya

memiliki dia, namun ia menjadi beban keuangan bagi saya. Saya

memiliki dia, namun ia menghabiskan banyak waktu saya. Saya

memiliki dia, tapi apa hasilnya? Tidak ada keuntungan apapun yang

saya peroleh darinya.

Dan jika Anda renungkan hal ini, Anda akan segera menyadari situasi

yang dihadapi oleh Allah. Apa yang Allah dapatkan dari kita? Anda

mungkin berkata, "Kami memberi-Nya sukacita." Namun kita juga

memberi-Nya banyak sakit hati. Anak gadis saya memang memberi

banyak sukacita, tetapi dia juga memberi saya banyak sekali sakit hati,

terutama jika ia sedang nakal. Jauh lebih banyak kejengkelan yang

saya dapat ketimbang sukacita pada tahapan sekarang ini. Saya harap,

keadaan akan berubah nanti. Setiap orang yang pernah memiliki anak

kecil akan tahu bahwa dalam kebanyakan kasus, anak Anda

menghabiskan banyak sekali uang Anda, menyita sebagian besar waktu

Anda, memberi Anda banyak masalah, dan sering sekali bertengkar

dengan Anda atas berbagai macam hal.

Sebagai contoh, anak saya berkata, "Kenapa saya tidak boleh makan

manisan? Apa salahnya makan manisan?"

Jadi saya mulai menjelaskan lagi, untuk kesekian ratus kalinya, tentang

akibat buruk dari manisan terhadap gigi.

Lalu ia menyahut, "Saya tidak peduli kalau gigi saya nanti rusak."

Dan saya menjawab, "Nah, saya peduli, sebab saya yang harus bayar

ongkos dokter giginya." Dia tidak peduli karena dia tidak menanggung

biaya pengobatan itu. Dan saya membatin, "Bertengkar seperti ini tidak

akan ada hasilnya. Logika saya tidak cocok dengan logikanya.

Omongan saya dianggapnya tidak masuk akal." Nah, bukankah ia

membuat pusing saya?

Kita selalu berpikir, "Betapa beruntungnya Allah mendapatkan saya.

Lihat, betapa besar sukacita yang saya berikan kepada Allah!" Betapa

besar sakit kepala yang Anda berikan kepada Allah merupakan

kenyataan yang sesungguhnya! Seberapa sering Anda mendukakan

Page 285: Bmf 24 cahaya injil

277 | C A H A Y A I N J I L

Roh Allah? Jadi, di dalam pengertian ini, kita perlu memahami bahwa

kita memang tidak memberi keuntungan apa-apa buat Allah, bahwa

Allah menyelamatkan kita bukan untuk mengejar keuntungan dari kita.

Ia menyelamatkan kita benar-benar demi kepentingan kita, karena

kasih-Nya yang begitu besar kepada kita. Saya mengasihi anak saya,

saya tidak melihat adanya alasan rasional bagi kasih saya kepadanya

kecuali bahwa karena dia adalah anak saya. Saya tidak tahu adakah

alasan yang rasional dalam mengasihi anak. Mungkin Anda punya

penjelasan yang bagus bagi dasar kasih terhadap anak. Mungkin Anda

dapat mencerahkan pikiran saya dengan penjelasan Anda. Dan

mungkin saya harus belajar sesuatu dari sini. Namun, sekalipun

mungkin kita bisa memperoleh keuntungan dari keberadaan anak kita,

tidak demikian halnya dengan Allah. Hal apa yang dapat kita berikan

dan tidak pernah dimiliki oleh Allah sebelumnya.

Kunci pemahaman: Kita diselamatkan untuk melayani Allah.

Yesus akan melayani kita pada Hari itu

Jadi, apa pokok utama dari perumpamaan ini? Yang ingin disampaikan

adalah bahwa Yesus sedang mengajarkan kita bahwa sudah merupakan

urusan kita sehari-hari sebagai seorang Kristen, sebagai seorang

murid, seorang rasul (karena ia menyampaikan ini kepada para rasul),

untuk menjadi hamba yang melayani Dia sepenuhnya tanpa mengeluh

atau bersungut-sungut.

Apakah para hamba itu kembali ke rumah dan berkata, "Hei, saya akan

mogok. Saya telah diperlakukan tidak adil. Coba lihat keringat ini. Saya

sudah bekerja seharian di ladang. Dan ketika sampai di rumah, engkau

masih menyuruh saya memakai celemek dan memasak makanan

untukmu. Apakah kamu tidak punya nurani? Saya sudah bekerja

seharian di ladang. Pakai perasaan sedikit! Ini bertentangan dengan

peraturan pemerintah. Jam kerja maksimal hanya boleh delapan jam

sehari sekarang ini. Engkau tidak boleh menyuruhku mengerjakan hal

yang lain saat saya pulang ke rumah. Saya akan mogok kerja! Saya

mau ikut serikat buruh!" Saya tidak akan terkejut kalau banyak orang

Kristen yang berpikir seperti itu sekarang ini. Akan tetapi kebanyakan

dari kita di sini melayani Tuhan setiap hari, menabur tanpa peduli

musim, pagi, siang, sore ataupun tengah malam, kapan saja. Kita di

sini harus melayani setiap saat dan memandang hal itu sebagai suatu

penghargaan, suatu hak yang istimewa. Adakah Anda melihat para

hamba di perumpamaan itu menggerutu? Tidak, mereka tidak

Page 286: Bmf 24 cahaya injil

278 | C A H A Y A I N J I L

menggerutu. Mereka melayani dengan setia, setulus hati dan sampai

tuntas. Kita harus selalu ingat bahwa kita diselamatkan untuk

melayani.

Namun perlu diperhatikan bahwa Yesus tidak sedang berkata, "Aku

akan memperlakukanmu sebagaimana halnya para majikan di dunia ini

memperlakukan budak-budaknya." Allah tidak memperlakukan kita

seperti itu. Ini adalah hal yang luar biasa. Sebenarnya, dari gambaran

di luar perumpamaan ini, Yesus akan melayani kita jika kita melayani

Dia. Lukas 12:37 adalah ayat yang sangat menyentuh hati saya.

Adakah Tuan hamba yang bersedia melayani hambanya? Namun itulah

hal yang Yesus lakukan. Di dalam Lukas 12:37 Ia berkata,

"Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga

ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan

mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan

ia akan datang melayani mereka." Sang Tuan kepada hamba itu yang

akan melayani para hamba-Nya jika Anda melayani seperti para

'hamba yang tidak berguna' itu. Yesus bukanlah Pemilik hamba yang

gemar membebani para hamba-Nya, sambil meneriakkan perintah

kesana-kemari. Tidak. Ingatlah selalu pada apa yang dilakukan oleh

Yesus dalam Perjamuan Terakhir, betapa Ia berlutut di hadapan para

murid-Nya dan membasuh kaki mereka.

Jangan memerintahkan hal yang Anda sendiri tidak siap untuk

melakukannya

Yesus tidak pernah menyuruh kita untuk melakukan hal-hal yang Ia

sendiri tidak lakukan. Apapun yang Ia perintahkan kepada kita, Ia

mengerjakannya juga. Ini adalah hal yang paling luar biasa yang dapat

kita amati. Ketika Ia mengerjakan pelayanan-Nya di dunia ini, Ia

melayani Bapa dengan cara seperti itu, pagi, siang dan malam. Rata-

rata 12 jam sehari Ia melayani Bapa dengan setia sepanjang 12 jam

itu, tanpa keluhan, dan Ia tetap setia sampai mati. Dan bukan sekadar

melayani Bapa, di dalam Lukas 12:37 Ia berkata kepada kita bahwa

pada Hari itu, Ia akan melayani kita. Sungguh Tuan hamba dan

Penguasa yang luar biasa! Perlakuan istimewa macam apa yang bisa

melebihi penghargaan untuk melayani Tuan seperti ini, sementara para

majikan di dunia justru gemar menindas dan selalu siap menekan

Anda. Ingatlah selalu: jangan memberikan perintah mengenai hal yang

Anda sendiri tidak siap untuk melakukannya. Ini adalah prinsip final

dalam perumpaamaan ini.

Page 287: Bmf 24 cahaya injil

279 | C A H A Y A I N J I L

Iman yang sempurna: melayani sampai kekuatan terakhir Anda

terpakai

Satu poin lagi. Iman yang sempurna melayani dengan sepenuhnya.

Kita dapat berkata, "Saya memiliki komitmen total," namun apa artinya

itu? Komitmen saya belumlah total jika saya tidak mau melayani

sampai kekuatan yang terakhir saya terpakai. Apakah Anda

berkomitmen total? Jika benar, berikanlah bukti dengan ikut

mengerjakan apa yang Anda suruhkan kepada orang lain. Barangsiapa

tidak mau ikut mengerjakan apa yang ia perintahkan kepada orang lain

tidak akan pernah menerima otoritas dari Allah. Jenderal yang terbaik

adalah prajurit yang terbaik, prajurit dengan ketaatan dari dalam hati.

Hanya orang yang taat yang memiliki hak untuk memberi perintah.

Orang yang tidak pernah taat, tidak berhak untuk memerintah. Yesus

memiliki hak untuk memerintah sebagai Tuan dan Penguasa karena Ia

sendiri sudah membuktikan diri taat sampai mati. Itulah rahasia

mendapatkan kuasa. Itu jugalah makna dari komitmen total.

Apakah Anda benar-benar ingin menumbuhkan iman Anda? -

Jadikanlah Yesus Lord dan Penguasa Anda dan layanilah Dia

Sekarang kita akan merangkum pengajaran Yesus yang sangat penting

ini. Jika kita benar-benar mengasihi Tuhan, kita semua akan

memanjatkan doa yang sama dengan para rasul ini, "Tambahkanlah

iman kami." Namun apakah kita siap untuk menerima syarat bagi

pertumbuhan iman? Jawaban Yesus bagi permintaan para rasul adalah,

"Apakah kalian benar-benar ingin menumbuhkan iman kalian? Jika

benar begitu, maka Aku akan memberitahu kalian tentang

perumpamaan ini."

Jalan untuk meningkatkan iman Anda adalah dengan

menundukkan seluruh segi kehidupan Anda kepada Tuhan, mati

terhadap kehendak dan keinginan Anda, melayani Dia tanpa

keluhan, dari pagi hingga malam dan tidak pernah berkata, "Ini

sudah terlalu berat. Saya tidak sanggup lagi. Saya hanya mau

sampai di sini saja." Kadang-kadang, ketika sangat letih, saya berkata,

"Aku telah berkorban terlalu banyak," namun kemudian saya merasa

sangat malu. Bagaimana mungkin saya bisa berkorban terlalu banyak?

Itu adalah hal yang mustahil, karena tidak sesuatupun yang tidak

berasal dari Dia, baik itu kemampuan atau pun kekuatan saya; apa pun

yang saya miliki pada dasarnya adalah milik Tuhan. Hanya jika kita

sudah sampai pada sikap seperti ini, barulah kita tahu apa itu

Page 288: Bmf 24 cahaya injil

280 | C A H A Y A I N J I L

komitmen total. Tidak pernah ada pengorbanan yang terlalu banyak

bagi Tuhan. Baik itu waktu atau pun uang, atau apa pun juga, tidak

pernah ada istilah terlalu banyak, dan saya tidak pernah layak untuk

berkata, "Sekarang saya ini hamba yang membawa keuntungan kepada

Allah. Ia telah menerima banyak keuntungan dari saya."

Saya harap Anda mau mengerti sikap ini karena kita sekarang ini hidup

di zaman dimana gereja tidak memiliki kuasa. Saya berdoa supaya

dengan kasih karunia Allah, kita semua, sebagai jemaat Allah akan

memiliki kuasa. Dan satu-satunya jalan menuju kuasa dari Allah adalah

jalan melalui pelayanan total. Kalau Anda sudah

mengerjakan segala yang diperintahkan kepada Anda untuk

dikerjakan, bukan sebagian atau bahkan hampir semua, dan Anda

masih dapat berkata, "Saya ini hamba yang tidak memberi

keuntungan," maka Anda akan memperoleh kuasa untuk berkata

kepada pohon murbei, "Tercabutlah dan tertanamlah di laut." Dan

pohon itu akan menuruti Anda. Ini adalah Firman Allah yang dapat

diuji. Kemuliaan Injil bukan pada pengetahuan yang diajarkan tanpa

bisa diuji kebenarannya. Saya sudah membuktikan kebenaran Injil dan

saya sudah melihat bukti itu. Sudah banyak saya saksikan jiwa yang

tercabut dari lingkungan duniawi dan dicangkokkan ke dalam kerajaan

Allah.

Belakangan ini, kita teringat pada seorang saudara kita yang terkasih.

Perhatikan betapa saudara ini sudah tercabut, betapa ia sudah

menyangkal dunia. Tadinya ia memiliki pekerjaan dengan penghasilan

yang sangat besar, dan pada puncak karir duniawinya, ia justru

berpaling dari itu semua. Ia tercabut dari kehidupan duniawi dan

masuk ke dalam pelatihan pelayan full-time untuk melayani Tuhan.

Lalu ia tercabut lagi, untuk dicangkokkan dalam pengertian jasmani

untuk melayani Tuhan di Hong Kong. Ia meninggalkan rumah dan

segala kekayaannya di Montreal. Semua ini hanya bisa terjadi karena ia

sudah tercabut dari kegelapan dosa dan dicangkokkan ke dalam

kerajaan Allah.

Pernahkah Anda melihat mukjizat seperti ini? Itulah yang disebut orang

Kristen: pohon yang tertanam di laut, air kehidupan Allah. Pernahkah

Anda melihatnya? Orang Kristen adalah makhluk ajaib bagi orang

dunia. Orang Kristen selalu membuat orang dunia pusing. Siapa yang

dapat memahami orang yang memiliki gaji sangat besar, namun

Page 289: Bmf 24 cahaya injil

281 | C A H A Y A I N J I L

mendadak berpaling dari karir yang cerah itu, dan memilih untuk

memberitakan Injil, menempatkan dirinya dalam keadaan tanpa uang

dan masa depan? Sungguh ajaib! Tidak heran jika bosnya berkata,

"Saya tidak mengerti apa maumu. Saya tidak paham. Kamu punya

pekerjaan yang bagus, karirmu sukses, tapi semua itu kamu

tinggalkan! Kamu mau masuk pelatihan selama dua tahun? Bukan

hanya tidak dapat uang, kamu bahkan akan kehabisan uang selama

ikut pelatihan. Apa-apaan ini?" Dan sekarang, saudara kita ini

berangkat ke Hong Kong untuk memberitakan Firman. Orang Kristen

selalu membingungkan orang dunia. Mereka tidak dapat memahami

apa yang dilakukan orang Kristen. Dalam pandangan orang dunia,

tertanam di dalam laut jelas sangat tidak menjamin masa depan.

Namun bagi seorang anak Allah, tertanam di laut, air kehidupan dari

Allah, justru merupakan jaminan masa depan yang lebih pasti

dibandingkan dengan asuransi manapun. Orang dunia menganggap air

kehidupan Allah justru merusak jaminan masa depan. Orang dunia

melihat ke arah laut itu dan berkata, "Aku tidak mau tertanam di laut.

Sangat riskan." Hal itu membuat Anda menjadi makhluk ajaib bagi

dunia, hal yang mengherankan di mata dunia.

Saya harap semua orang Kristen di sini menjalani hidupnya dalam

komitmen yang total, (menjadikan Yesus sebagai Penguasa dan Pemilik

Anda sepenuhnya yang mengendalikan kehendak dan keinginan Anda)

dan dengan pelayanan total seperti ini kepada Kristus maka Anda akan

menjadi keajaiban bagi dunia. Itulah saatnya Anda menjadi terang

dunia. Kita bersinar atas dunia ketika mereka terheran melihat kita dan

berkata, "bagaimana mungkin ada pohon yang ditanam di laut tetapi

justru tumbuh subur di sana?" Memang merupakan keajaiban. Tangan

Tuhan telah mengerjakan keajaiban itu. Logika dibungkam karena ini

adalah pekerjaan Allah. Lebih jauh lagi, orang akan berkata, "Sungguh

hebat kuasa yang dimiliki oleh orang ini, ketika ia membicarakan Injil,

ada begitu banyak kehidupan orang yang diubahkan! Besar sekali iman

orang ini kepada Allahnya! Sungguh besar kasihnya kepada Allahnya."

Saya berdoa kiranya Anda dapat menghayati Firman Yesus yang indah

ini sedalam-dalamnya. Yesus menantang kita untuk membuktikan

kuasa-Nya. Dan orang yang telah membuktikan Firman-Nya tahu

bahwa Firman itu benar adanya.

Page 290: Bmf 24 cahaya injil

282 | C A H A Y A I N J I L

Perumpamaan tentang Hakim yang Tidak Adil

Lukas 18:1-8 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang,

Montreal, Kanada

Hari ini, kita melanjutkan eksposisi kita tentang Firman Allah di dalam

Lukas 18:1-8. Perumpamaan yang Yesus ajarkan di sini dikenal dengan

judul Perumpamaan tentang Hakim Yang Tidak Adil, hakim yang tidak

benar. Dan kita perlu menanyakan apa pesan yang ingin disampaikan

oleh Yesus kepada kita? Apa yang ingin dijelaskan-Nya kepada kita

lewat perumpamaan ini? Mari kita baca Lukas 18:1-8

Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk

menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-

jemu. Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak

takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota itu

ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata:

Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu

menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku

tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun

karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia,

supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."Kata

Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah

Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam

berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum

menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera

membenarkan mereka. Akan tetapi (ini adalah kalimat penting dalam

perumpamaan ini), jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati

iman di bumi?" ( ITB)

Yesus akan datang kembali, tetapi akankah Dia mendapati iman

di bumi?

Akankah Yesus mendapati iman ketika Ia datang kembali? Apa yang

sedang disampaikan oleh Yesus melalui perumpamaan ini? Jangan

sampai pemisahan pasal-pasal ini membuat Anda gagal mengamati

hubungan antara pasal ini dengan pasal sebelumnya. Apa saja hal yang

disampaikan oleh Yesus di dalam pasal sebelumnya? Ia berbicara

tentang kedatangannya kembali, kedatangan kembali Anak Manusia.

Dan perumpamaan ini masih dalam rangkaian tema tersebut. Itu

sebabnya di dalam ayat 8 dikatakan, "Jika Anak Manusia itu datang,

Page 291: Bmf 24 cahaya injil

283 | C A H A Y A I N J I L

adakah Ia mendapati iman di bumi?" Ini adalah hal yang sangat

penting.

Satu hal yang sangat menonjol jika Anda baca perumpamaan ini

adalah: kegigihan si janda. Ia terus saja mendatangi si hakim dan terus

menerus mengganggunya sampai ia mendapatkan keadilan yang

merupakan haknya. Poin ini sangatlah nyata. Dan kita sudah

mempelajari pentingnya sikap yang gigih dan tekun ini di dalam

kehidupan Kristen ketika kita membahas Perumpamaan tentang

Sahabat di Tengah Malam, di dalam Lukas 11:5-8. Apakah

perumpamaan yang kita pelajari sekarang ini sama saja

dengan perumpamaan tentang sahabat yang meminjam roti di tengah

malam? Anda tentunya ingat bahwa di dalam perumpamaan tersebut,

si sahabat itu terus saja mengetuk pintu rumah tetangganya sampai ia

berhasil mendapatkan sepotong roti yang akan ia bagikan kepada

temannya. Apakah ini hanya sekadar pengulangan dari tema yang

sama yaitu tentang kegigihan? Pentingnya kegigihan memang sangat

ditekankan di sini, di dalam Perumpamaan tentang Hakim yang tidak

Adil ini, tetapi apakah tema kedua perumpamaan ini sama? Tidak,

karena ada beberapa perbedaan penting di sini. Dan perbedaan-

perbedaan penting itulah yang akan kita amati secara teliti di sini. Jadi

saya tidak akan mengulang tentang tema kegigihan atau ketekunan di

sini, tetapi saya akan lebih menitik-beratkan pada aspek-aspek yang

belum diberikan dalam perumpamaan tentang sahabat yang meminjam

rot di tengah malam.

Tema perumpamaan ini: Jangan putus asa di tengah tekanan.

Allah akan menjawab

Jadi apa tema perumpamaan ini? Apa pokok yang ingin disampaikan

oleh Yesus bagi kita? Di sini hanya ada delapan ayat, jadi mari kita

pelajari satu per satu. Yesus memberikan perumpamaan yang

mengajari para murid untuk tidak berputus asa dan terus berdoa.

Sangatlah penting bagi para murid untuk tidak menyerah, mereka tidak

boleh patah semangat dan akhirnya berkata, "Percuma berusaha

meneruskan. Saya berhenti! Saya tidak mau melanjutkan lagi! Tidak

ada gunanya melanjutkan hal ini!" Anda dan saya sudah melihat ada

banyak orang yang tadinya Kristen, yang akhirnya menyerah dibawah

tekanan. Dalam menjalani pelayanan sebagai gembala, saya

menjumpai orang-orang yang sesudah beberapa waktu menjalani

kehidupan sebagai orang Kristen, menyerah dengan begitu saja.

Page 292: Bmf 24 cahaya injil

284 | C A H A Y A I N J I L

Mereka menyerah! Mereka berhenti berdoa! Mereka berkata, "Percuma

berdoa! Allah tidak menjawab doa saya! Saya menyerah. Tak ada

gunanya lagi melanjutkan hidup sebagai orang Kristen." Jika Anda tidak

berdoa lagi, jelas Anda sudah berhenti menjadi orang Kristen. Karena

Anda telah memutus jalur hubungan dengan Allah yang memberi hidup

itu. Dan itu berarti semuanya sudah tamat! Ini adalah pokok yang

sangat penting dari perumpamaan ini, dan disampaikan tepat di bagian

depan dari perumpamaan ini: Jangan menyerah dalam menghadapi

kesulitan. Kata yang diterjemahkan oleh LAI sebagai tak jemu-jemu,

arti dasarnya adalah tidak menjadi lelah, letih atau kehabisan tenaga.

Ada orang-orang yang kehabisan tenaga ketika menghadapi tekanan.

Mereka tidak sanggup melanjutkan lagi! Menurut mereka sudah terlalu

berat!

Saya teringat pada waktu saya nyaris saja hancur dalam satu periode

hidup Kekristenan saya. Saya merasa tidak mampu melanjutkan. Saya

ingat persis saat-saat itu. Saya sudah menjadi seorang Kristen selama

tiga tahun di Shanghai, Cina, di bawah pemerintahan Komunis, dan

menjalani tiga tahun kelaparan. Tiga tahun tanpa sarapan pagi, dan

jarang mendapatkan makan siang, dan sangat sering tanpa makan

malam. Makanan saya adalah kue dadar karena bahan pangan

termurah yang bisa saya beli adalah sekantong tepung. Saya

campurkan tepung itu dengan air, dan kadang-kadang jika saya

mampu, saya menambahkan gula ke dalamnya. Kemudian saya

panaskan sedikit minyak di wajan dan adonan itu saya goreng sampai

matang. Itulah makanan saya. Jadi saya hanya perlu membeli

sekantong tepung dan minyak kacang, yang bisa didapatkan dengan

murah di Shanghai. Saya tidak membutuhkan banyak minyak tanah

untuk membuat kue dadar. Nasi perlu sekitar 25 menit untuk dimasak,

tetapi kue dadar hanya perlu digoreng selama dua menit.

Mungkin kekurangan gizi dan tekanan terus menerus yang harus saya

hadapi tanpa mengetahui seperti apa masa depan saya mulai

melemahkan saya. Kaum Komunis terus saja bertanya mengapa saya

menjadi Kristen, mengapa saya pergi ke gereja. Saya terpisah dari

orang tua saya; saya sendirian! Sendirian, di tingkat manusia, namun

tidak terasa sendirian karena Allah bersama saya. Sesudah tiga tahun

mengalami hal ini, saya kehabisan tenaga, menjadi sangat kurus,

sangat letih, dan kesehatan jasmani saya tidak pernah pulih kembali

sesudah itu. Saya tidak menanggung beban yang seberat beban para

Page 293: Bmf 24 cahaya injil

285 | C A H A Y A I N J I L

pendeta di masa itu. Saya masih seorang Kristen yang baru. Saya

mengalami kemurahan Allah sepanjang tiga tahun itu, akan tetapi

mukjizat dari Allah yang saya alami tidak dapat menyeimbangi

kelelahan fisik, emosi dan rasa kesepian yang menghimpit, kesepian

yang dialami oleh banyak orang.

Saya sudah berusaha untuk meninggalkan Cina berkali-kali. Saya

sudah berdoa berkali-kali akan tetapi kaum Komunis masih tidak

membiarkan saya pergi. Dua kali saya memohon ijin dan dua kali

permohonan itu ditolak. Apa gunanya mengajukan permohonan lagi?

Percuma saja. Saya tidak dapat berhubungan dengan orang tua saya.

Tidak ada uang. Tidak ada masa depan. Tidak punya apa-apa selain

Allah saja. Saya terus berdoa dan tampaknya hal yang paling utama

dalam doa saya justru tidak mendapat jawaban saat itu. Saya

menunggu dan menunggu. Tiga tahun adalah masa yang panjang bagi

orang muda seperti saya, khususnya ketika perut ini terasa lapar dan

saya tidak melihat adanya masa depan yang bisa dikejar. Kesehatan

jasmani saya semakin merosot akibat kurang gizi. Di paru-paru sebelah

kiri saya, mulai muncul noda-noda. Keadaan saya benar-benar sangat

rawan. Namun sesudah mengalami semua ini, saya baru bisa mengerti

dengan baik apa arti perumpamaan ini.

Saya berdoa kepada Allah dengan kondisi seperti itu, itu memang

bukan doa saya yang pertama. Saya ingat keadaan saya ketika saya

berdoa di pagi itu, saya sangat lemah dan lelah. Dan saya rasa, pada

saat itu saya sudah sampai di titik putus asa, atau lose

heart (kehilangan semangat), seperti yang tertulis dalam versi

terjemahanRevised Standard Version(RSV). Saya mungkin saja akan

menyerah. Saya berlutut di hadapan Allah di dalam kamar saya, dalam

keadaan yang sangat dingin di musim salju, dan saya berkata, "Tuhan,

saya lelah. Saya letih. Tuhan, saya tidak dapat melanjutkan lagi.

Berbelas-kasihlah kepada hamba-Mu yang lemah ini. Saya bersedia

untuk melakukan apa saja yang Kau kehendaki agar saya lakukan.

Saya bersedia untuk menetap di Cina."

Dan Allah menjawab doa saya dengan luar biasa. Allah mengerti

keadaan kita. Allah tahu persoalan kita. Ia tahu seberapa jauh kita bisa

melangkah. Ia adalah Allah yang hidup. Ia akan mengerjakan bagian-

Nya jika kita sudah bertekad untuk setia sampai pada akhirnya, sampai

sejauh kemampuan kita. Pada peristiwa itu, suara Allah bergema di

Page 294: Bmf 24 cahaya injil

286 | C A H A Y A I N J I L

telinga saya dengan sangat jelas, sejelas suara saya sekarang ini yang

terdengar di telinga Anda, Allah berkata, "Eric, Aku akan membawamu

keluar dari Cina." Suara itu sangat jelas. Itu adalah kali pertama Allah

berbicara kepada saya, namun bukan yang terakhir. Dan sejak saat itu,

Ia mengangkat saya. Ia meyakinkan saya bahwa saya tidak sendirian.

Sejak saat itu, saya tahu bahwa saya akan meninggalkan Cina. Tuhan

sudah menyatakan hal itu kepada saya. Dua bulan kemudian, saya

sudah berada di luar Cina. Dan sekarang Anda melihat saya di tempat

ini.

Melalui perumpamaan ini, Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Ia

tahu kalau kita dapat berputus asa, bahwa kita bisa patah semangat

dan menyerah di tengah tekanan. Itu sebabnya Dia berbicara langsung

kepada saya di Shanghai, karena tahu bahwa saya sedang mendekati

titik putus asa. Suara Tuhan bergema dengan sangat jelas. Terdengar

di saat saya terjaga; bukan sedang tidur, bukan dari imaginasi saya.

Sebenarnya, saya sangat terkejut mendengar suara itu, sehingga saya

berbalik untuk mencari tahu mungkin ada orang yang menyelinap dan

berbicara di belakang saya. Tetapi tidak ada orang lain di kamar saya

yang kosong. Kamar saya bisa dibilang kosong karena nyaris tidak ada

barang-barang di dalamnya. Tidak ada tempat bagi orang lain untuk

bisa bersembunyi di sana.

Allah adalah Allah yang hidup. Hal yang menyentuh hati saya di dalam

perumpamaan ini adalah kepedulian-Nya kepada para murid. Ia

membicarakan hal itu jauh sebelum ujian datang menghadang para

murid. Perumpamaan ini adalah sambungan dari pembicaraan-Nya

kepada para murid yang dimulai dari Lukas 17:22. Jadi, Ia sedang

berbicara kepada semua orang Kristen di sini. Ia tidak sedang berbicara

kepada orang non-Kristen. Yang Ia katakan adalah, "Kalian akan

menghadapi masa-masa yang sukar. Aku sudah mengingatkan sejak

awal ketika kalian mulai mengikut Aku. Pikul salibmu dan ikutlah Aku.

Dan akan ada saatnya ketika kalian berdoa dan seolah-olah tidak ada

jawaban atas doa kalian." (Saya pribadi harus menunggu sampai tiga

tahun. Dan waktu tiga tahun ini bagi orang muda seperti saya tentu

sangatlah lama. Saat itu saya masih belum berusia 20 tahun.) Yesus

memahami hal ini dan Ia memberi semacam pengumuman awal bagi

para murid, "Biarpun tampaknya seperti tidak ada jawaban atas doa

kalian, bertahanlah! Bertahanlah dengan gigih!" Allah mengijinkan

Anda untuk diuji sampai pada titik tertentu, namun Ia tidak akan

Page 295: Bmf 24 cahaya injil

287 | C A H A Y A I N J I L

membiarkan Anda sampai ke titik putus asa. Ia tahu seberapa daya

tahan Anda. Akan tetapi perumpamaan ini menitikberatkan pada

peranan kita: bertahanlah sampai pada akhirnya. Yesus tidak sedang

membicarakan bagian Allah.

Kesukaran hidup memberi pengalaman rohani yang paling baik

tentang Allah yang hidup

Saya secara khusus prihatin tentang mereka yang akan kembali ke

negara asal mereka, dan tentang kemampuan mereka yang kembali ke

situ untuk dapat tetap bertahan. Saya juga prihatin kepada saudara-

saudara yang sedang menanggung berbagai beban sekarang ini. Siapa

di antara kita yang tidak sedang menanggung beban? Anda tidak perlu

pergi ke tempat lain untuk mencari persoalan. Namun tentu saja

mereka yang kembali ke negara seperti Hong Kong akan menghadapi

tekanan yang khusus dari dunia. Kadang-kadang, Anda akan

menghadapi tekanan dari dalam dan luar yang tidak Anda duga.

Mungkin sesudah Anda berpaling kepada Tuhan di Kanada, dan ketika

Anda pulang Anda mendapati bahwa orang tua Anda tidak memahami

tindakan Anda. Mereka akan bertanya, "Omong kosong macam apa ini?

Jadi orang Kristen dan berubah jadi orang fanatik yang bodoh seperti

ini? Hidup agak religius memang baik buat semua orang, tapi terlalu

berpegang pada agama jelas tidak baik buat semua orang. Segala

sesuatu harus dijalankan secara moderat." Dan saudara-saudara Anda

juga tidak memahami diri Anda. Masyarakat sekitar juga tidak lagi

memahami diri Anda. Jadi, tekanan mulai tumbuh, sampai ke titik yang

sulit untuk diterima.

Dan saya ikut merasakan penderitaan yang sedang ditanggung oleh

mereka yang sudah pulang. Saya menerima kabar dari mereka yang

menceritakan tentang kesukaran yang mereka hadapi. Bukanlah hal

yang menyenangkan jika Anda pulang ke rumah dan berbicara tentang

hal yang tidak dimengerti oleh semua orang. Keluarga Anda akan

berkata, "Siapa yang butuh pengenalan akan Allah? Hanya uang yang

kita perlukan. Uang adalah allah yang kita perlukan. Buat apa bicara

tentang Allah? Bersikap praktislah! Hadapi kenyataan! Kapan Allah

memberi kamu makan?" Nah, tentu saja Allah selalu memberi kita

makan, akan tetapi tentu saja mereka tidak mengetahui itu. Selama

tiga tahun, Allah menghidupi saya, tentu saja tidak dengan makanan

mewah, akan tetapi kue dadar adalah makanan juga. Dan Allah juga

melakukan berbagai mukjizat, seperti yang sudah saya saksikan

Page 296: Bmf 24 cahaya injil

288 | C A H A Y A I N J I L

kepada sebagian dari Anda. Ia selalu memastikan bahwa kebutuhan

kita sudah terpenuhi. Dan itulah hal yang sudah Ia lakukan bagi saya.

Sebenarnya, Allah memang perlu mengijinkan saya untuk mengalami

masalah kesehatan juga, atau saya mungkin tidak akan berada di sini

sekarang. Pihak Komunis tidak akan memberi saya ijin pergi dari Cina

kalau Allah tidak membiarkan kesehatan saya terkena masalah.

Kadang kala, memang terasa menyakitkan saat melewati masa-masa

susah, bukankah begitu? Saya teringat pada para orang tua yang,

kadang-kadang, terpaksa membiarkan anaknya mengalami penderitaan

tertentu untuk bisa membentuk mereka lebih baik. Saya rasa itulah

alasan mengapa Allah perlu membiarkan saya menanggung

penderitaan itu. Di dalam kasih-Nya kepada saya, Ia harus membiarkan

tubuh saya menjadi semakin kurus, sampai akhirnya paru-paru saya

mulai terinfeksi. Jadi, pemerintah Komunis mulai berpikir, "Tidak ada

gunanya menahan orang ini supaya tetap tinggal di Cina, karena dia

pasti akan menjadi beban buat kita. Baiklah kita biarkan saja dia

pergi!" Kadang kala, Allah harus membiarkan kita menanggung

penderitaan tertentu karena Ia memandang dari keseluruhan

rencana-Nya. Semua itu demi kebaikan kita.

Sebagian pengalaman rohani yang paling indah justru saya dapatkan di

Cina, seperti yang sudah saya saksikan pada sebagian dari Anda. Dan

hal yang ingin saya sampaikan, khususnya bagi Anda yang akan pulang

ke negara asal Anda adalah bahwa pengalaman rohani yang terindah

adalah pada saat menghadapi kesukaran dan tekanan, bukan pada saat

Anda menikmati kesenangan dan kelimpahan, pada ketika hidup terasa

mudah bagi Anda. Saat di dalam tekanan justru adalah saat

tercurahnya berkat rohani yang paling besar. Itulah sebabnya, jangan

lemah semangat dalam menghadapi kepulangan menuju tempat asal

Anda. Tantangan dan persoalan yang akan hadir akan memberi

kesempatan bagi Anda untuk melihat apakah Allah kita adalah Allah

yang hidup. Saya tegaskan dengan jujur kepada setiap orang, "Jika

Allah bukan Allah yang hidup, Lupakan saja Dia! Jangan sia-siakan

waktu Anda dengan urusan agama." Bukankah saya sudah sering kali

mengatakan hal seperti ini? Jika Allah bukanlah Allah yang hidup,

lupakan saja! Tamatkan hubungan Anda dengan-Nya! Siapa yang perlu

agama? Jika Anda menghendaki agama, itu urusan Anda. Saya tidak

memberitakan agama; saya memberitakan Allah yang hidup! Saya

Page 297: Bmf 24 cahaya injil

289 | C A H A Y A I N J I L

percaya kepada-Nya! Saya mengikut Dia karena saya sudah mengalami

Dia. Saya tahu bahwa Ia benar.

Anda tidak bodoh dalam merelakan hal yang tidak dapat Anda

pertahankan untuk memperoleh hal yang tidak dapat Anda

kehilangan

Saya juga tahu bahwa jika saya mengejar dunia sekarang, maka saya

akan mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar dari yang ada

sekarang ini sebagai seorang gembala. Tapi hal itu tidak menarik minat

saya. Mengapa? Karena saya hanya tertarik pada Allah yang hidup.

Masanya akan tiba di mana kekayaan menjadi tidak berarti sama

sekali. Uang Anda akan lenyap. Mereka yang telah meninggalkan Cina

tahu persis akan hal ini. Ketika kaum Komunis datang, para pengusaha

besar di Shanghai kehilangan segalanya. Habis semua! Investasi ayah

saya di sebuah pabrik musnah. Mobil miliknya disita. Rumah dan

kekayaan yang lain lenyap sudah. Kekayaan dunia ini berlalu dengan

sangat cepat, tetapi Allah kekal selamanya! Ada banyak politikus

penting yang saya kenal kala itu, sekarang ini mereka sudah bukan

apa-apa lagi. Kemuliaan dunia ini berlalu dengan cepatnya. Ayah saya

sendiri adalah orang yang berkedudukan tinggi. Ada masanya ketika

para prajurit di Nanjing memberi hormat setiap kali saya melintasi

mereka. Sekalipun saya sedang bersepeda melewati mereka, para

penjaga itu tetap berdiri tegak dan memberi hormat kepada saya.

Mengapa? Karena ayah saya berkedudukan tinggi saat itu. Akan tetapi

kemuliaan ini pun berakhir dengan cepatnya. Segala sesuatunya

lenyap! Kemuliaan dunia ini tidak ada artinya. Tepat seperti yang

dikatakan oleh raja besar Israel, Salomo, dalam Pengkhotbah,

"Semuanya akan berlalu. Kesia-siaan belaka." Apakah Anda ingin

menjalani hidup untuk mengejar hal-hal yang akan berlalu itu? Ini

bukanlah hikmat!

Menjalani hidup demi yang kekal, itulah hikmat. "Orang yang

merelakan apa yang tidak bisa dipertahankannya untuk memperoleh

apa yang tidak akan kehilangan bukanlah orang bodoh." Itu adalah

kata-kata bijak yang disampaikan oleh Jim Elliot. Itulah hikmat.

Mengurbankan hidup Anda untuk mendapat sesuatu yang tidak dapat

Anda pertahankan adalah suatu kebodohan! Mengurbankan hidup Anda

untuk mendapat sesuatu yang tidak akan Anda kehilangan, itulah

hikmat! Tetapi tidak ada suatu apa pun dari dunia ini yang tidak akan

berlalu dari tangan Anda. Anda lahir dalam keadaan telanjang dan tidak

Page 298: Bmf 24 cahaya injil

290 | C A H A Y A I N J I L

membawa uang, Anda juga akan meninggalkan dunia ini dengan

telanjang dan tanpa uang. Tak ada satu pun kekayaan dunia ini yang

akan menyertai Anda. Lantas, apakah Anda akan memutuskan untuk

hidup demi menikmati tahun-tahun yang singkat ini? Itukah hikmat?

Saya sampaikan kepada Anda bahwa John Sung bisa saja menjadi

profesor bidang kimia di Nanjing. Ketika ia ditanya, "Mengapa Anda

meninggalkan karir Anda yang cemerlang di bidang kimia ini dan malah

memberitakan Injil?" Jawabannya adalah, "Saya merelakan apa yang

tidak bisa saya pertahankan untuk memperoleh apa yang tidak dapat

saya kehilangan." Itulah hikmat!

Akan tetapi bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh apa

yang tidak akan hilang dari Anda, yaitu untuk menjadi seorang

Kristen. Sudah cukup sering saya sampaikan kepada Anda, menjadi

orang Kristen itu bukanlah hal yang mudah. Saya tidak pernah

memberitakan Injil yang palsu. Saya tidak pernah berkata kepada

Anda, "Jadilah orang Kristen, maka Anda akan menerima sukacita dan

kemudahan, dan Allah akan mengalirkan uang ke dalam saku Anda."

Kekristenan macam apa ini? Saya tidak pernah mengkhotbahkan

Kekristenan semacam ini! Tidak. Saya beritahukan sejujurnya kepada

Anda bahwa menelusuri jalan kebenaran di dunia yang dikuasai oleh

dosa berarti memasuki kehidupan yang sukar. Melangkah di jalur

kerendahan hati di tengah dunia yang penuh kecongkakan jelas akan

sangat menyulitkan hidup Anda. Melangkah di jalur kejujuran di tengah

cengkeraman kebohongan, bukanlah langkah yang mudah. Itu

sebabnya, menjadi seorang Kristen yang sejati di tengah dunia yang

seperti ini jelaslah merupakan kehidupan yang sangat sulit. Anda jelas

belum menjadi seorang Kristen sejati dalam waktu yang lama jika

belum pernah mengalami segala macam kesukaran ini! Ada begitu

banyak tekanan yang akan ditimpakan ke pundak Anda sehingga sering

kali Anda akan merasa seperti di dalam perumpamaan ini, "Saya tidak

kuat lagi! Saya tidak bisa meneruskannya lagi!" Anda dibuat begitu

lemah semangat. Anda ditekan sampai sangat lemah.

Saat saya membulatkan tekad untuk mengikut Kristus memberitakan

Injil, tekanan segera muncul. Ayah dan ibu saya berdiri menentang.

Saya bukan sekadar satu-satunya anak laki-laki, saya adalah anak

tunggal di dalam keluarga, dan orang tua saya meletakkan segala

harapan mereka ke pundak saya! Mereka mengharapkan saya untuk

menjadi seorang negarawan, untuk bisa meraih apa yang masih belum

Page 299: Bmf 24 cahaya injil

291 | C A H A Y A I N J I L

berhasil dicapai oleh ayah saya. Atau, boleh juga, menjadi seorang

ilmuwan besar. Saya percaya, bersama Allah, saya juga bisa mencapai

sukses di bidang-bidang tersebut. Namun saya sampai pada

pertanyaan, "Apa gunanya? Apa hasil yang akan saya dapatkan dengan

semua itu?" Saya pernah punya ambisi yang besar di bidang

kemiliteran, namun saya kemudian mempertanyakan ambisi tersebut,

"Apa yang sudah terjadi dengan Alexander Agung? Ia mati dan

kerajaannya terpecah belah. Apa yang sudah terjadi dengan Yulius

Kaisar? Ia dibunuh oleh sahabatnya sendiri. Apa yang sudah terjadi

dengan Napoleon? Ia mati dalam pengasingan di pulau terpencil. Apa

yang sudah terjadi dengan semua orang-orang besar itu?" Saya tidak

takut menghadapi kematian di pulau terasing seperti Napoleon, ditikam

oleh sahabat sendiri seperti Yulius Kaisar, atau mati karena sakit

mendadak seperti Alexander Agung. Akan tetapi pertanyaannya

adalah: Apa artinya semua itu? Apa gunanya semua itu? Semua

terbukti sia-sia. Tidak punya nilai yang kekal.

Namun tentu saja orang tua saya tidak melihat persoalan itu dengan

cara yang sama karena mereka tidak mengenal Allah seperti

pengenalan yang saya miliki, lewat kasih karunia-Nya. Demikianlah,

tekanan itu mulai muncul. Ayah saya berkata, "Baik, kamu ingin

melayani Allah? Aku tidak akan membiayai sekolahmu. Kamu tidak

akan bisa sekolah." Ia mengira bahwa kalau ia menghentikan aliran

dana, maka saya akan takluk terhadap tekanan kebutuhan dana

pendidikan. Ia tidak tahu bahwa saya sudah mengenal Allah yang hidup

selama tiga tahun di Cina! Saya tahu bahwa Allah yang hidup akan

memelihara saya. Dan saya memutuskan untuk setia pada tekad

semula. Ayah saya tidak kunjung berhenti menyesali apa yang sudah ia

perbuat terhadap saya. Walaupun aliran dana darinya sudah berhenti,

ternyata saya masih tetap bisa lulus dari Sekolah Alkitab (Bible

College); dan saya juga lulus dari Fakultas Ilmu Ketuhanan (Faculty of

Divinity) di sebuah universitas atas berkat pemeliharaan Allah. Ayah

saya menyesali keputusannya karena ia menyadari bahwa ia telah

kehilangan peluang untuk membuat saya merasa berhutang budi

padanya dengan membiayai pendidikan saya. Allah memelihara saya.

Ayah saya tidak mengerti bagaimana saya bisa tetap bersekolah dan

bahkan sampai lulus universitas padahal ia sudah tidak memberi saya

uang lagi. Ia tidak mengerti karena ia tidak tahu bahwa Allah adalah

Allah yang hidup!

Page 300: Bmf 24 cahaya injil

292 | C A H A Y A I N J I L

Ibu saya sangat keras menentang Injil, karena selama ini yang ia lihat

adalah Kekristenan palsu yang sedang mencengkeram Eropa. Ketika

saya lulus, ibu berkata, "Saya tidak tahu apa-apa tentang Allah yang

kamu bicarakan ini. Kamu selalu berkata bahwa Allah akan melakukan

ini dan itu. Tapi sekarang saya bisa melihat bahwa Allahmu itu benar.

Allahmu itu nyata. Saya tidak bisa menyangkal kenyataan ini. Saya

sudah melihat buktinya di dalam hidupmu." Kemudian ia berlutut

bersama saya dan menerima Yesus dalam hidupnya. Itu adalah saat

yang paling luar biasa dalam hidup saya! Setiap menjelang Hari Ibu,

seperti sekarang ini, saya selalu teringat pada ibu saya. Saya teringat

pada hari yang indah itu, ketika ibu saya, yang sangat menentang Injil,

berlutut bersama saya, dengan air mata bercucuran di pipinya,

menerima Yesus dalam hidupnya. Ia adalah seorang intelektual yang

teguh, seorang pemikir yang kokoh, dan ia sudah mengajukan segala

penolakannya dengan menggunakan landasan akal pikiran. Namun ia

akhirnya dapat melihat kebenaran yang sejati, dan di hadapan bukti

nyata itu ia berkata, "Allahmu itu nyata. Tidak dapat diragukan lagi."

Namun sebelum sampai pada saat terjadinya perubahan itu, sungguh

sangat besar tekanan yang harus saya hadapi! Seringkali saya merasa

putus asa saat bersekolah di Sekolah Alkitab. Seringkali, ketika saya

masih bersekolah di London, saya berpikir, "Aku pasti tidak akan

menyelesaikan studi saya." Namun Allah selalu memelihara saya.

Bagaimana kita bisa bertahan? Semudah penjelasan dalam

perumpamaan ini, di tengah kesulitan, bertekunlah, bertahanlah

sampai akhir. Kadang kala, saya sampai menggigit bibir dan berkata,

"Jika saya memang harus mati kelaparan di Inggris ini, mati kelaparan

di negeri asing tanpa sanak satupun, maka saya akan mati dalam

kesetiaan kepada Allah. Saya tidak akan menyimpang ke kanan atau ke

kiri." Saya sudah bertekad untuk setia sampai pada akhirnya. "Akan

tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di

bumi?" (Luk.18:8). Kata Yunani bagi 'iman' dan 'kesetiaan' adalah

sama. Akankah Dia mendapati kesetiaan atau justru kita semua sudah

patah semangat di saat itu? Akankah kita menyerah di tengah berbagai

tekanan ini?

Hakim, sebagai wakil Allah seharusnya membela perkara janda

ini

Ayat ke-2 menampilkan hakim ini sebagai kontras. Ayat itu

menceritakan tentang seorang hakim di sebuah kota, dan seperti apa

Page 301: Bmf 24 cahaya injil

293 | C A H A Y A I N J I L

ciri hakim ini? Ia tidak takut akan Allah dan juga tidak peduli pada

manusia. Dalam istilah Cina disebutkan, "tian bu pa, di bu pa." ia tidak

takut terhadap langit dan bumi! Ia tidak menyembah surga dan tidak

memperhatikan sesama manusia. Ia hanya peduli pada dirinya sendiri.

Dirinya sendirilah yang dia jadikan ilahnya. Ia menyembah dirinya

sendiri. Tentu saja, yang ada dalam pikirannya hanyalah dirinya

sendiri. Coba Anda bayangkan keadaan hakim yang seperti ini.

Orang macam apa yang berperilaku seperti ini? Tentunya orang yang

sangat mementingkan diri sendiri, sangat egosentris. Anda dapat

melihat karakter hakim ini. Ia tidak peduli pada kebenaran dan

keadilan. Ia tidak berbelas kasihan dan bahkan tidak peduli pada

hukum yang seharusnya ditegakkannya, karena menurut hukum

Taurat, janda mendapat perlakuan istimewa dibandingkan yang lain.

Hukum itu dirancang untuk membela mereka yang tidak mampu

membela dirinya. Akan tetapi hakim ini tidak peduli pada hukum dan

juga tidak memiliki belas kasihan. Ia tidak peduli kepada siapapun

kecuali dirinya sendiri. Tuhan mereka ialah perut mereka, demikian

kata Paulus kepada jemaat di Filipi (Flp.3:19). Ada banyak orang

seperti itu di dunia ini. Dari mana penduduk kota dapat memperoleh

kebenaran dan keadilan jika hakim yang mereka miliki seperti ini?

Lalu tampillah seorang janda di dalam ayat 3. Di dalam Alkitab, janda

adalah gambaran tentang orang yang lemah, tak mampu membela

dirinya dan miskin. Di dalam Alkitab, janda selalu menjadi lambang

orang-orang yang tidak punya sumber penghasilan karena ia tidak

punya suami. Dan ia tidak punya perlindungan karena tidak ada lelaki

yang akan menjadi pembelanya. Di dalam Mazmur 68:6, Allah disebut

sebagai Pelindung bagi para janda.

Jadi kita sekarang melihat ada dua pemeran dalam perumpamaan ini,

yaitu janda dan hakim. Yang satu miskin dan tidak punya perlindungan,

dan yang satunya lagi hanya memikirkan dirinya sendiri saja, hakim

congkak yang tidak peduli pada apapun selain dirinya sendiri. Apa hal

yang akan disampaikan oleh Yesus melalui gambaran ini? Banyak

sekali.

Kita perlu ingat bahwa perumpamaan ini, sama seperti perumpamaan

Yesus yang lainnya, mengisahkan kehidupan di tengah konteks

masyarakat Yahudi yang merupakan umat Allah. Janda ini adalah umat

Page 302: Bmf 24 cahaya injil

294 | C A H A Y A I N J I L

Allah, anak bangsa Israel. Dan hakim ini juga seorang umat Allah,

warga Israel. Dan di dalam Perjanjian Lama, hakim adalah wakil Allah

bagi masyarakat Israel. Perumpamaan ini tampaknya disarikan dari

Mazmur 82.

Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi:

"Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak

kepada orang fasik? Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan

kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang

kekurangan! Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin,

lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik!" Mereka tidak tahu dan

tidak mengerti apa-apa, dalam kegelapan mereka berjalan; goyanglah

segala dasar bumi. (Mzm.82:1-5)

Kita akan membandingkan hakim di dalam perumpamaan ini dengan

kelima ayat di Mazmur 82 ini. Di ayat 1, kita lihat bahwa para hakim itu

disebut para allah karena mereka menyelenggarakan kewenangan Allah

yaitu kuasa keadilan atas bangsa Israel. Yesus mengutip ayat 6 dari

Mazmur ini di dalam Yoh.10:34, "Tidakkah ada tertulis dalam kitab

Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?" Lalu

perhatikanlah kata 'berapa lama lagi', di ayat ke-2 dari Mazmur 82 itu,

"Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak

kepada orang fasik?" Hakim di dalam perumpamaan kali ini juga

melakukan hal yang persis sama. Ia telah menyelewengkan

kedudukannya sebagai wakil Allah karena ia tidak memberi keadilan

kepada yang lemah dan anak yatim, ia juga tidak membela hak orang

yang sengsara dan kekurangan, sebagaimana yang disebutkan dalam

ayat 3. Di dalam ayat 4 disebutkan bahwa, seorang hakim

harus meluputkan orang yang lemah dan yang miskin, danmelepaskan

mereka dari tangan orang fasik, tetapi hakim di dalam perumpamaan

ini tidak mau meluputkan orang-orang dari ketidak-adilan dan

penindasan. Sebagaimana yang sudah saya sampaikan sebelumnya,

keseluruhan Mazmur pasal 82 ini menjadi latar belakang dari

perumpamaan kali ini.

Yesus tahu bahwa guru-guru palsu akan menindas orang-orang

Kristen yang setia di Hari-hari terakhir nanti

Jika kita berbicara tentang tekanan, maka tekanan macam apa yang

akan dihadapi oleh seorang Kristen itu? Hal apa yang akan

menyebabkan seorang Kristen sampai ke titik jemu, lelah, merasa

Page 303: Bmf 24 cahaya injil

295 | C A H A Y A I N J I L

putus asa? Persoalan akan datang dari dua arah: satu dari luar Jemaat,

dan satunya lagi dari dalam Jemaat.

Dari luar Jemaat akan muncul aniaya dari orang-orang dunia. Ingatlah

Matius 10:16, di mana Yesus berkata, "Lihat, Aku mengutus kamu

seperti domba ke tengah-tengah serigala." Sebagai seorang Kristen,

Anda menjadi domba di tengah serigala. Sama seperti si janda ini,

Anda adalah orang miskin, tanpa perlindungan, dan kemana Anda

mengharapkan keadilan dalam menjalani hidup di dunia ini? Hakim

mana yang kan membela perkara Anda? Jadi, keras dan kejamnya

penolakan dunia adalah salah satu sebab yang melemahkan dan

menjatuhkan orang-orang Kristen.

Dari dalam lingkungan Jemaat, sayangnya, terdapat juga satu sumber

masalah yang akan menghantam seorang Kristen. Saya rasa, inilah hal

khusus yang mendapat perhatian dalam perumpamaan ini karena

Yesus memilih tokoh hakim sebagai pemerannya.

Para nabi memberitahu kita bahwa salah satu sebab mengapa Israel

masuk dalam pembuangan adalah karena para hakimnya telah

menyeleweng dan menerima suap dan mereka tidak membela perkara

orang-orang yang lemah. Mereka tidak membela kepentingan para

janda. Mereka tidak peduli pada anak-anak yatim. Dan murka Allah

ditimpakan ke atas mereka karena hal-hal ini. Hampir semua nabi

mengecam para hakim, para wakil Allah di tengah umat Israel. Tugas

mereka adalah menjalankan keadilan Allah, dengan berlandaskan pada

hukum Taurat. Para pemimpin Israel telah menyeleweng. Dan saya

teringat pada Yehezkiel 34, satu pasal tentang pengaduan atas

kelakuan para pemimpin Israel yang menyebutkan, "Kalian, para

gembala Israel, seharusnya menggembalakan dan memberi makan

domba-domba-Ku, Israel. Tetapi kalian hanya sibuk mengisi perut

kalian saja. Hanya kepentinganmu saja yang kalian pikirkan." Para

gembala itu sama seperti hakim dalam perumpamaan ini.

Dan jika kita amati perumpamaan tentang hakim yang tidak adil ini,

saya melihat tampaknya Yesus secara sengaja mengajukan tokoh

hakim ke dalam perumpamaan ini. Jika Ia ingin memakai hakim itu

sebagai lambang dari orang dunia yang menyusahkan kehidupan orang

Kristen, maka seorang hakim sulit dijadikan sebagai simbol dari dunia

karena hakim dipilih Allah untuk menegakkan keadilan bagi umat

Page 304: Bmf 24 cahaya injil

296 | C A H A Y A I N J I L

Israel, umat Allah. Malahan, mungkin, penentang terburuk yang harus

dihadapi seorang Kristen adalah para pemimpin Jemaat yang tidak

peduli.

Saya sampaikan lagi kepada mereka yang akan kembali ke negara asal

mereka, bahwa mereka yang telah pulang duluan menceritakan

tentang persoalan yang mereka terima dari para pimpinan gereja di

sana. Saya ikut bersedih atas penderitaan mereka. Sangat sering

terjadi, para hakim yang seharusnya menjalankan pekerjaan Allah di

tengah jemaat Allah ternyata tidak melakukannya. Mereka hanya

mengerjakan kepentingan mereka sendiri. Sebagaimana yang sudah

saya sampaikan sebelumnya, dan akan saya sampaikan lagi, memang

ada banyak sekali orang yang menjadi pendeta karena motivasi

duniawi, bukannya yang rohani. Mereka lebih peduli pada masalah

mengamankan kedudukan, menyenangkan atasan, penerimaan dari

orang lain supaya mereka dapat mengamankan posisi mereka. Saya

tidak berkata bahwa semua pendeta berkelakuan seperti itu, Yesus

juga tidak mengatakan bahwa semua hakim di Israel adalah jahat.

Masih ada hakim yang baik di Israel. Akan tetapi para hakim yang jahat

ini telah sangat menyengsarakan umat Israel. Para gembala yang jahat

telah menyengsarakan jemaat.

Tidakkah Anda melihat bahwa secara ajaib Allah telah tahu bahwa apa

yang sedang terjadi di Israel akan terjadi pula di gereja? Itulah

sebabnya Yesus berkata di ayat terakhir dari perumpamaan ini, "Akan

tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di

bumi?" Adakah Ia akan mendapati iman di tengah Jemaat-Nya di bumi?

Jika iman tidak dapat ditemukan di dalam gereja, kemana lagi Anda

bisa berharap untuk menemukan iman? Di tengah orang dunia? Tentu

saja iman hanya bisa didapatkan di gereja! Namun apakah Yesus akan

mendapatkannya? Yesus telah melihat apa yang akan berlangsung di

tengah Jemaat-Nya. Dan di dalam 2 Timotius 3:6,13; dan 4:3, Rasul

Paulus menubuatkan bahwa pada Akhir Jaman, gereja akan dipenuhi

oleh guru-guru palsu, pengajar dan pendeta yang datang ke tengah

jemaat hanya untuk mengenyangkan perut mereka sendiri, mengejar

kepentingan pribadi. Perlu saya tegaskan kembali, tidak semua pendeta

seperti itu. Ada banyak pendeta yang benar, akan tetapi ada banyak

juga pendeta yang jahat. Yang jahat inilah yang telah banyak

menyengsarakan umat Allah. Menanggung penderitaan akibat tekanan

orang dunia itu lebih mudah. Yang berat justru menanggung

Page 305: Bmf 24 cahaya injil

297 | C A H A Y A I N J I L

penderitaan akibat tekanan dari orang-orang Kristen. Sekali lagi saya

tegaskan kepada mereka yang akan kembali ke tempat asal mereka,

bertahanlah. Anda akan menghadapi penentangan dari para hakim

semacam ini yang, bukannya melayani Firman Allah sebagaimana

seharusnya yang mereka lakukan, tetapi justru menindas kebenaran

karena mereka hanya peduli pada kepentingan pribadi mereka, hanya

memikirkan gengsi mereka. Bertahanlah!

"Melelahkan" hamba-hamba Allah yang tidak berbelas kasih itu

sampai mereka menerapkan Firman Allah

Namun ada lagi satu pelajaran yang muncul dari perumpamaan ini.

Bertahan teruslah menghadapi orang-orang tersebut. Apa yang harus

kita lakukan jika kita berhadapan dengan pendeta yang melayani

karena mengincar gaji tinggi, karena tidak bisa bekerja di tempat lain,

karena ingin menjadikan tugas sebagai gembala itu sebagai sumber

penghasilannya? Apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus Anda

lakukan jika Anda pulang ke tempat Anda dan Anda harus berurusan

dengan pendeta semacam ini? Satu hal yang dapat Anda lakukan

adalah dengan meniru tindakan si janda ini: maju terus. Teruslah maju,

menuntut pendeta itu untuk menjalankan Firman Allah. Apa yang

dilakukan oleh janda itu? Ia terus saja mendatangi si hakim dan

berkata, "Engkau belum memberiku keadilan sesuai dengan Hukum

Allah Israel! Jalankanlah Firman Allah! Saya menuntutmu untuk

menggenapi Firman Allah. Penuhilah itu!" Dan pelajaran yang kita

dapat adalah bahwa sekalipun si hakim yang lalim ini memenuhi

Hukum Allah bukan karena kepeduliannya pada keadilan, tetapi ia tetap

bisa didorong untuk menjalankan itu oleh upaya terus menerus dari si

janda, ia akan lelah juga menghadapi ketekunan si janda. Saya rasa ini

adalah pelajaran yang perlu kita pegang.

Saya akan memberi Anda satu contoh. Hal ini terjadi di Hong Kong

ketika pertama kali saya keluar dari Cina. Di Cina saya bertemu dengan

kumpulan orang Kristen Rusia yang luar biasa di Shanghai. Mereka dari

gereja Baptis Rusia. Orang-orang Cina benar-benar menghendaki

kepergian mereka karena mereka ini bukan orang Cina. Mereka orang

Rusia, tidak bisa berbahasa Cina, dan mereka tidak lancar bergaul di

masyarakat. Yang paling utama adalah karena mereka itu orang-orang

Kristen yang setia. Dan sebelum saya meninggalkan Cina, orang-orang

Rusia yang saya kasihi ini berkata, "Kalau kamu sudah sampai di Hong

Kong, tolong ingatkan gereja Baptis bahwa kami masih ada di sini.

Page 306: Bmf 24 cahaya injil

298 | C A H A Y A I N J I L

Kami di sini berjuang untuk bisa bertahan di Cina. Kami kelaparan di

sini. Bersediakah Anda mengingatkan mereka akan keberadaan kami di

sini?" saya berkata, "Saya pasti akan melakukan itu."

Jadi ketika saya sampai di Hong Kong, sesuai dengan janji itu, saya

terus saja mendatangi Federasi Gereja Baptis sampai akhirnya mereka

berbuat sesuatu bagi para saudara Kristen Rusia di Shanghai. Sungguh

suatu keberuntungan, Presiden Federasi Gereja Baptis saat itu sedang

berada di Hong Kong. Dan saya tidak membiarkannya tinggal tenang

sampai saya melihat mereka bertindak. Hari demi hari, saya terus

menghubungi orang itu. Dan ia pasti berpikir, "Orang muda ini benar-

benar bikin sakit kepala." Saya meneleponnya di hotel, atau jika ia

mengadakan kebaktian, maka saya segera mendatangi tempat acara

itu berlangsung, sehingga ia menjadi sangat hafal dengan diri saya!

Setiap kali melihat saya, ia berkata, "Baiklah, baiklah. Urusan orang-

orang Rusia di Shanghai!" Dan saya berkata, "Benar. Nah, lakukanlah

sesuatu. Mereka sedang kelaparan di sana. Setiap hari yang berlalu

mungkin tidak berarti buatmu, tapi sangat berarti buat mereka. Setiap

hari mereka bergelut dengan pertanyaan apakah akan sanggup

bertahan sampai besok?"

Saat saya masih di Shanghai, saya mengunjungi orang-orang Rusia itu

bersama para tua-tua dari gereja kami, dan makanan terbaik yang

dapat mereka bagikan kepada kami adalah semangkok sop dan

sepotong roti. Mereka sendiri hanya makan roti tanpa ditemani sop.

Kami makan sop dan roti itu beramai-ramai sebagai tamu kehormatan

mereka. Seperti itulah kemiskinan yang melanda mereka. Jadi saya

sangat bertekad untuk tidak membiarkan sang Presiden Federasi

Gereja Baptis ini merasa tenteram, sebelum ia berbuat sesuatu. Dan

saya sangat bersyukur ketika akhirnya para saudara Rusia itu bisa

berangkat meninggalkan Cina dalam waktu singkat. Pemerintah Cina

tidak mempertahankan mereka, jadi yang perlu dilakukan hanyalah

menyediakan sedikit uang untuk membiayai keberangkatan mereka.

Demikianlah, seperti si janda ini, saya datang tanpa kenal lelah.

Pemimpin besar Federasi itu tidak saya biarkan merasa damai sampai

ia akhirnya bertindak. Saya tidak ingat nama Presiden Federasi Gereja

Baptis itu. Setiap hari, siang dan malam saya terus saja

mengganggunya.

Page 307: Bmf 24 cahaya injil

299 | C A H A Y A I N J I L

Kata yang dipakai untuk menggambarkan kegigihan si janda dalam

ayat 5 diterjemahkan dengan kata menyerang (akhirnya menyerang

aku). Kata Yunani hupopiazosecara harfiah berarti

'menghantam'. Hupopiazo juga dipakai oleh Paulus di dalam 1 Korintus

9:27, "Aku melatih tubuhku." Artinya mendisiplinkan diri sendiri. Dan

hakim di dalam perumpamaan ini sangat kuatir kalau-kalau si janda itu

akan menyerangnya karena janda itu terus saja mendatanginya.

Tentunya hakim ini tidak menguatirkan hantaman tinju si janda karena

pastilah janda itu tidak cukup kuat untuk melakukannya. Hakim ini

tentunya sedang berpikir secara metafora (perlambangan), "Janda ini

pasti akan bikin saya lelah! Dia pasti akan datang terus setiap hari,

membuat hidup jadi tidak enak. Baiklah, sekalipun saya tidak takut

akan Allah, dan saya tidak peduli pada orang lain, saya hanya peduli

pada diri sendiri, lebih baik saya berikan saja apa yang dia mau supaya

dia tidak perlu datang lagi sesudah ini. Dia betul-betul menyusahkan!"

Sebagaimana halnya dengan si janda, kita juga bisa memakai strategi

ini karena memang ada pendeta dan pengajar yang tampaknya tidak

peduli pada Allah dan sesama manusia, yang mereka pedulikan hanya

diri mereka sendiri. Kita bisa saja merusak ketenteraman dan membuat

mereka begitu lelah sehingga suatu hari mereka berkata, "Baiklah,

mari kita jalankan Firman Allah. Kalau tidak, orang itu akan

mendatangi kita terus." Ini bisa menjadi strategi yang bagus. Dan

mungkin ini adalah strategi satu-satunya yang bisa dipakai di akhir

jaman. Ketika Gereja sudah semakin parah dalam mengalami

pembusukan, apa yang akan terjadi dengan orang-orang pilihan?

Sangat perlu untuk kita ingat bahwa si janda ini tidak

melambangkan seseorang melainkan Gereja sejati, umat

pilihan. Itu sebabnya Anda mendapati Yesus berkata di ayat 7,

"Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya...?" Jadi,

si janda ini merupakan lambang dari 'umat pilihan' yaitu umat Allah

yang setia di dalam Gereja. Ini adalah hal yang sangat indah. Jemaat

sejati digambarkan sebagai seorang janda. Sendiri namun tidak

sendirian. Miskin namun tidak melarat. Mereka memiliki Allah berikut

berkat-berkat rohani dari Allah. Secara duniawi mereka tidak memiliki

kemampuan untuk bertahan namun bukannya tanpa perlindungan,

mereka dilindungi oleh Allah. "Berbahagialah, hai kamu yang miskin,

karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah" (Luk.6:20; Mat.5:3).

Page 308: Bmf 24 cahaya injil

300 | C A H A Y A I N J I L

Jemaat yang sejati dan setia selalu dilambangkan dengan gambaran

orang miskin dan dengan gambaran seorang janda.

Allah, Hakim yang adil, berjanji untuk membela Jemaat-Nya,

tapi dapatkah Anda bertahan?

Sekarang kita sampai pada ayat yang terakhir. Bagian pertama dari

ayat 8 berkata, "Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan

mereka." Allah akan membela Anda. Allah akan segera membenarkan

Jemaat-Nya. Allah memedulikan Jemaat-Nya. Perumpamaan ini

merupakan satu janji. Satu janji bahwa jikalau Anda mau bertahan

sampai pada kesudahannya, maka Allah pasti akan membela perkara

Anda. Anda tidak akan kecewa. Akan tetapi Ia akan mengijinkan kita

untuk melihat batas ketahanan kita. Akan ada saatnya ketika Anda dan

saya sampai pada keadaan yang secara jasmani letih, secara mental

remuk, dan secara rohani lemah, dan kita berkata kepada Tuhan,

"Tuhan, saya tidak sanggup lagi!" Jika ada orang yang mengalami

keletihan itu, saya menyampaikan rasa prihatin dan simpati saya

kepada Anda. Saya tidak pernah menilai diri ini lebih baik dari pada

orang itu. Kita tidak boleh mengecam atau menghakimi orang itu. Ada

orang yang memang sudah sangat letih; mereka patah semangat. Akan

tetapi Allah selalu peduli. Allah sangat peduli pada kita semua. Ia

berkata, "Aku akan membenarkanmu. Aku akan membela perkaramu."

Dan penalaran dalam perumpamaan ini mengikuti pola yang tertulis

dalam Matius 7:11, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi

pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di

surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta

kepada-Nya." Jika seorang hakim yang lalim bisa terus diganggu

sampai mau memberikan keadilan, bukankah Allah, Hakim yang adil,

jauh lebih bersedia dan bersukacita untuk memberikannya? Ini benar-

benar sebuah perumpamaan yang indah.

Perumpamaan ini ditutup dengan bagian kedua dari ayat 8 yang

berkata, "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia

mendapati iman di bumi?" Sekalipun janji Allah telah diberikan bahwa

Ia akan membela dan membenarkan Anda selalu, apakah Anda akan

mampu bertahan? Jawabannya ada di tangan Anda, bukan pada Allah.

Allah tak pernah gagal. Persoalannya adalah, apakah Anda akan gagal?

Dan jawaban yang mengerikan adalah bahwa akan ada beberapa orang

yang gagal. Di dalam Matius 24:10-12, Yesus memperingatkan murid-

murid-Nya bahwa di akhir jaman, "Banyak orang akan murtad dan

Page 309: Bmf 24 cahaya injil

301 | C A H A Y A I N J I L

mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci." Anda tidak

akan bisa murtad kalau sebelumnya tidak pernah punya iman, sama

halnya dengan pernyataan bahwa Anda tidak akan bisa meninggalkan

Montreal kalau Anda tidak pernah tinggal di sana. "Banyak nabi palsu

akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin

bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan

menjadi dingin."

Mengapa kita sampai patah semangat dan murtad?

Hal apa yang akan membuat kita putus asa? Mari kita perhatikan

penjelasan singkat berikut ini:

Kita menjadi jemu dalam mengerjakan hal yang benar. Kata

Yunani yang sama, hupopiazo, diterjemahkan dengan kata jemu di

dalam Lukas 18:1 dan juga di dalam 2 Tesalonika 3:13, saudara-

saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik. Akan ada

beberapa orang yang sudah begitu banyak berbuat baik. Mereka selalu

memberi, memberi dan terus memberi diri, uang, waktu dan tenaga

mereka. Dan pernahkah Anda sadari bahwa kadang-kadang Anda

memberi begitu banyak sehingga Anda benar-benar jemu memberi

karena kehabisan, baik tenaga, waktu maupun harta?

Saya pernah menerima warisan yang berupa uang asuransi. Kemudian

saya mulai memberi, memberi dan memberi, sampai akhirnya tidak

ada yang tersisa lagi. Dan saya mulai kesal, "Aku melayani Tuhan. Dan

akibatnya aku kehabisan uang." Saya berkata kepada Tuhan, "Tuhan,

tentulah ada batas bagi seseorang di dalam memberi. Cukup sudah!

Haruskah saya menanggung kemiskinan dan kelelahan batin?" Saya

menjadi lelah dan jemu berbuat baik. Tapi kemudian saya menjadi

malu sendiri. Layakkah kita merasa telah memberi terlalu banyak

sementara Tuhan sudah memberikan segalanya bagi kita? Akan tetapi,

memang ada saatnya di mana kita merasa sangat lelah dan kesal. Kita

memberi, memberi dan memberi sampai akhirnya kita kehabisan

sumber daya, namun orang-orang tampaknya tidak menghargai itu

semua. Apakah kita memberi karena mengharapkan penghargaan dari

orang lain? Atau, apakah kita lebih suka kalau orang lain tidak tahu

bahwa kita sudah memberi? Seharusnya kita memberi supaya dilihat

Allah, bukan supaya dilihat oleh manusia. Jadi, janganlah jemu dalam

berbuat baik.

Page 310: Bmf 24 cahaya injil

302 | C A H A Y A I N J I L

Kita kehilangan kesabaran. Galatia 6:9 memakai kata Yunani yang

sama, hupopiazo, yang diterjemahkan dengan kata jemu, dan ayat itu

menyampaikan hal yang sama: Janganlah kita jemu-jemu berbuat

baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika

kita tidak menjadi lemah. Jika kita tidak menjadi lemah, maka kita

akan menuai. Hal yang paling menyedihkan adalah jika Anda menabur

tetapi tidak menuai. Ini adalah tragedi besar. Anda menabur, Anda

tebarkan semua benih ke tanah, Anda telah memberikan segalanya,

tetapi Anda tidak menuai! Memang membutuhkan waktu untuk bisa

mulai menuai apa yang telah Anda taburkan. Anda tidak bisa menuai

besok, apa yang Anda taburkan sekarang. Anda mungkin harus

menunggu sampai datang musim panen. Dan jika yang Anda tanam

adalah pohon buah-buahan, mungkin Anda harus menunggu sampai

bertahun-tahun. Namun demikian, Paulus berkata di dalam Galatia

6:9, jangan menjadi lemah. Perlu waktu sebelum tanaman siap

dipanen. Ketika Anda sudah menaburkan semua benih Anda di tanah

dan Anda tidak memiliki sisa benih lagi, dan Anda sedang menanti

bulan demi bulan, itu memang merupakan suatu penantian yang

panjang. Namun jika Anda tidak menjadi lemah, maka Anda akan

menuai. Dan apa yang Anda tuai? Galatia 6:8 berkata bahwa Anda

akan menuai hidup yang kekal! Ini adalah hal yang sangat

penting! Barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang

kekal dari Roh itu. Hidup yang kekal akan Anda tuai jika Anda sabar

menantikannya. Jadi saya memohon bagi Anda yang akan pulang ke

tempat asal Anda, dan sekaligus kepada semua yang hadir di sini,

bertahanlah!

Apakah Anda akan tetap setia sampai kedatangan Yesus atau

akan menyembah anak lembu emas seperti kaum Israel?

Namun masih ada satu poin lagi. Yesus bertanya di dalam ayat 8,

"Tetapi apabila Anak Manusia datang, apakah masih ditemukan orang

yang percaya kepada-Nya di bumi ini?" Ini adalah pertanyaan yang

saya ulangi berkali-kali sejak awal Khotbah hari ini. Dan seperti yang

sudah sampaikan sebelumnya, jawabannya tidak terletak di tangan

Allah, melainkan di tangan Anda. Apakah Anda akan melanjutkan

sampai pada kesudahannya? Saya mohon kepada Anda, bertahanlah

sampai akhir! Tetaplah bertahan sampai pada kesudahannya supaya

Anda boleh menuai.

Page 311: Bmf 24 cahaya injil

303 | C A H A Y A I N J I L

Pertanyaan Yesus, "Tetapi apabila Anak Manusia datang, apakah masih

ditemukan orang yang percaya kepada-Nya di bumi ini?" langsung

mengingatkan saya pada Keluaran 32:1. Tahukah Anda apa yang

terjadi dalam keluaran 32:1? Musa naik ke gunung mendatangi Allah

untuk menerima Perintah Allah, dan ia menghilang! Seluruh bangsa

Israel berdiri dan menyaksikan kepergian Musa, menyaksikan Musa

masuk ke dalam awan dan menghilang! Dan bangsa ini menunggu

sehari, dua hari, tiga hari dan bangsa ini mulai gelisah, "Hei. Apa yang

terjadi dengan Musa? Ia pergi ke gunung Allah dan sampai sekarang

tidak muncul lagi." Kemudian berlanjut lagi, enam hari, sembilan hari

berlalu. Tahukah Anda berapa lama Musa pergi? Sepuluh hari? Dua

puluh hari? Hal ini berlanjut terus sampai tiga puluh hari, dan masih

tidak ada tanda-tanda bahwa Musa akan kembali! Apa yang terjadi

dengan Musa? Lalu kita baca di Keluaran 32:1, "Mari, buatlah untuk

kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang

yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir kami tidak tahu apa

yang telah terjadi dengan dia." Dengan kata lain, "Si Musa ini sudah

sekian lama pergi ke atas gunung untuk bertemu dengan Allah.

Mungkin Allah akan menyuruhnya tinggal tetap di sana! Berarti Musa

tidak akan pernah kembali lagi! Apa yang harus kita lakukan? Baiklah,

kita harus memiliki sesuatu yang dapat kita sembah. Kita akan

membuat patung anak lembu emas dan menyembahnya!" Apakah

Musa mendapati iman di bumi ketika ia kembali 40 hari kemudian?

Dapatkah Anda memahami maksud pertanyaan ini? Adakah Musa

mendapati iman? Tidak! Yang ia dapati adalah umat Allah yang sudah

menyeleweng dan menyembah anak lembu emas, yaitu uang! Dan

hanya sedikit yang tetap setia!

Gereja sudah mulai menyembah uang di banyak tempat. Banyak

orang yang datang ke gereja dan kebingungan, gereja itu sebenarnya

apa? Gereja adalah organisasi pengumpul uang. Satu kantong

persembahan lewat, disusul satu kantong lagi, dan ternyata masih ada

kantong susulan lagi! Apa-apaan ini? Seorang sahabat saya beribadah

ke sebuah gereja di Amerika, dan melihat betapa kantong

persembahan di sana beredar sampai empat kali dalam satu kali

ibadah! Di Inggris, ia terbiasa dengan memberi satu kali persembahan.

Jadi, ketika kantong persembahan itu diedarkan lagi, akhirnya ia

kehabisan uang untuk dipersembahkan! Empat kali persembahan!

Gereja sudah mulai menyembah anak lembu emas!

Page 312: Bmf 24 cahaya injil

304 | C A H A Y A I N J I L

Seorang sahabat saya yang lain bergabung dengan sebuah radio

program pelayanan di Timur Jauh, saya tidak akan menyebutkan nama

radio dan negaranya. Sesudah bergabung selam beberapa bulan,

teman saya itu mengundurkan diri!

Saya bertanya, "Mengapa kamu mundur dari pelayanan siaran radio

ini?"

Ia berkata, "Tadinya, saya kira saya akan melayani lewat siaran radio.

Ternyata yang mereka perintahkan kepada saya adalah berkeliling

mengumpulkan uang! Saya mempelajari Firman Allah selama bertahun-

tahun ini bukan untuk agar melakukan pekerjaan mengumpulkan

uang!"

Gereja sudah menjadi lembaga pengumpulan uang. Maaf kalau saya

berkata seperti ini. saya mengasihi gereja. Saya mengasihinya! Tidak

ada sukacita bagi saya untuk berkata seperti ini. namun hal ini

mengingatkan saya pada kata-kata Yesus, "Tetapi apabila Anak

Manusia datang, apakah masih ditemukan orang yang percaya kepada-

Nya di bumi ini?" Atau apakah gereja malah menyembah anak lembu

emas dari Mesir? Apakah gereja akan menimbun uang, menyembah

uang, menyembah gelar-gelar, menyembah lembaga-lembaga buatan

dunia? Kita menyembah berhala-berhala yang disembah oleh dunia!

Dewa apa yang disembah oleh orang Mesir dulu? Anak lembu emas!

Apa yang disembah oleh gereja sekarang? Gereja menyembah hal yang

sama, anak lembu emas, gelar-gelar, kedudukan tinggi dan uang. Kita

menyembah hal yang sama! Gereja mengalami pembusukan dari

dalam! Tak heran kalau si hakim ini tidak peduli baik kepada Allah

maupun manusia. Ia telah belajar untuk menyembah perutnya sendiri.

Kemana kita akan berpihak?

Ingatlah bahwa pada bagian awal khotbah ini saya sudah menyatakan

bahwa konteks perumpamaan ini adalah kedatangan kembali Kristus.

Kita selama ini berkata, "Yesus sudah pergi! Ia sudah pergi selama

100, 200, 300, 1.000 bahkan sudah 2.000 tahun. Apa yang sudah

terjadi dengan-Nya? Apakah Dia akan kembali? Mungkin tidak. Siapa

yang tahu?" Kita mirip seperti orang-orang Israel yang sedang berkata,

"Musa ini, kami tidak tahu apa yang sudah terjadi padanya. Mungkin

dia sudah diambil oleh Allah. Mungkin dia tidak akan kembali lagi. Kami

tidak tahu!" Dan itulah hal yang disebutkan oleh 2 Petrus 3:3-4:Yang

Page 313: Bmf 24 cahaya injil

305 | C A H A Y A I N J I L

terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir

akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-

orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah

janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita

meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia

diciptakan." Para pengejek akan berkata, "Yesus sudah pergi ke surga

dan Ia akan tetap tinggal di sana selamanya! Kita tidak akan bertemu

Dia lagi. Jadi mari kita menyembah anak lembu emas saja!" Pada

waktu Ia datang kembali, adakah Dia akan mendapati iman di bumi?

Apakah kita masih setia pada-Nya?

Saya mohon kepada Anda, saudara-saudara, tak peduli seberapa besar

tekanan yang datang, tetaplah setia sampai akhir. Inilah inti dari

perumpamaan ini. Mari kita berdoa bagi kita semua yang akan

menghadapi berbagai macam tekanan karena memang sukar menjalani

hidup di tengah dunia yang menjadikan dusta dan kepalsuan sebagai

dasar pijakannya. Kiranya Allah akan menganugerahkan kita dengan

kasih karunia yang kita butuhkan, yaitu kesadaran bahwa Ia akan

membela kita sampai pada akhirnya.

Perumpamaan tentang orang Farisi dan Pemungut cukai

Lukas 18:9-14 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal.

Isi khotbah

Kita akan melanjutkan pembahasan ajaran Yesus lewat perumpamaan-

perumpamaan di dalam Injil Lukas. Hari ini kita akan melihat di Lukas

18:9-14. Perumpamaan ini biasanya dikenal dengan

judul Perumpamaan tentang orang Farisi dan Pemungut cukai. Seorang

pemungut cukai adalah orang yang memungut pajak dari rakyat Israel

atas nama pemerintahan Roma. Mereka sangat dimusuhi oleh orang-

orang Israel karena mereka dianggap melayani penguasa Roma, dan

dengan demikian adalah pengkhianat bangsa. Mereka dipandang

sebagai orang tidak beragama dan tidak memiliki hati nurani, yang

Page 314: Bmf 24 cahaya injil

306 | C A H A Y A I N J I L

tidak peduli pada kesejahteraan rakyat Israel, umat Allah, bangsa

mereka sendiri.

Beginilah bunyi ayat-ayat di Lukas 18:9-14:

Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan

memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan

perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa;

yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi

itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap

syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain,

bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga

seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku

memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut

cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke

langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah

aku orang berdosa ini.

Perlu ditegaskan bahwa pemungut cukai ini menyebut dirinya orang

berdosa, bukan seorang yang berdosa. Ungkapan orang berdosa ini

sangat penting karena ia memandang dirinya tidak sekadar sebagai

salah satu dari sekian banyak orang berdosa sehingga Allah dapat

berkata, "Nah, kamu ini hanya salah satu dari sekian banyak orang

berdosa. Di dunia ini ada miliaran orang berdosa. Siapa yang peduli

dengan salah satu dari antaranya?" Tidak. Orang ini sedang mengalami

pengungkapan yang sangat mendalam tentang dosa-dosanya sehingga

ia berkata, "Aku orang berdosa, aku orang yang berdosa besar. Aku

yang terburuk dari yang lainnya. Orang lain tidak melakukan dosa

separah aku. Aku ini orang paling berdosa."

Ini senada dengan ungkapan yang disampaikan oleh Paulus - "Di

antara mereka akulah yang paling berdosa," (1 Tim.1:15). Paulus tidak

berkata, "Aku pernah menjadi yang paling berdosa," tetapi, "Akulah

yang paling berdosa, karena aku telah menganiaya Jemaat Allah."

Rasul Paulus, sebelum menjadi Kristen, adalah penganiaya jemaat, dan

memang banyak pengikut Yesus yang kehilangan nyawanya di tangan

Paulus, dan ia tidak pernah melupakan itu. Sekalipun Allah telah

mengampuninya, dan ia tahu bahwa ia telah diampuni, tetapi ia tidak

pernah melupakan apa yang pernah ia perbuat itu. "Aku orang

berdosa," demikianlah ucapan si pemungut cukai itu.

Page 315: Bmf 24 cahaya injil

307 | C A H A Y A I N J I L

Dan kemudian Yesus berkata di ayat 14, "Aku berkata kepadamu:

Orang ini (si pemungut cukai) pulang ke rumahnya sebagai orang yang

dibenarkan (diampuni) Allah dan orang lain itu tidak. Sebab

barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan (oleh Allah) dan

barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (oleh Allah; hal ini

dikenal dengan istilah 'divine passive')

Perumpamaan ini berbicara tentang hal SIKAP HIDUP yang

benar

Perumpamaan ini tentunya sudah sangat terkenal di antara kita, dan

anak-anak yang duduk di sekolah minggu pasti akan berkata, "Kami

sudah tahu isi ceritanya." Tetapi persoalannya adalah apakah Anda

tahu maknanya? Apa makna perumpamaan ini? Pada dasarnya,

perumpamaan ini berbicara tentang sikap hati. Sikap adalah masalah

terpenting dalam hidup ini. Tidak ada hal yang lebih penting di

dunia ini ketimbang memiliki sikap yang benar. Bukan

peristiwanya yang penting, tetapi sikap kita terhadap peristiwa

itu yang penting.

Dua orang yang menghadapi kejadian yang sama dapat menanggapi

kejadian itu dengan sikap yang sangat berbeda. Misalnya, ada dua

orang yang kehilangan segala-galanya akibat perang, bencana alam,

atau pun penyakit. Peristiwa kehilangan segala-galanya bukanlah suatu

pengalaman yang langka dalam sejarah umat manusia. Saya menjalani

hidup ini melalui berbagai peristiwa peperangan. Saya masih seorang

bocah kecil ketika berkecamuk Perang Dunia II, dan selanjutnya saya

juga menyaksikan perang saat kaum Komunis datang. Saya melihat

banyak orang yang kehilangan segala-galanya! Tadinya mereka tinggal

di rumah yang besar, dengan mobil yang besar, tapi mereka terpaksa

meninggalkan Cina tanpa membawa apa-apa, hanya pakaian di badan.

Saya juga keluar dari Cina hanya dengan membawa pakaian di badan

dan sebuah tas kecil. Dua orang keluar dari Cina dengan sama-sama

hanya membawa pakaian di badan dan dua dolar di tangan. Di dalam

keadaan seperti itu, Anda dapat melihat dua macam reaksi yang sangat

berbeda. Yang satu berkata, "Habis sudah! Semuanya sudah berakhir!

Saya telah kehilangan segalanya. Hanya tinggal dua dolar di tangan.

Saya benar-benar sengsara. Saya sudah hancur sekarang." Sementara,

yang satunya lagi berkata, "Saya memang telah kehilangan

segalanya, tetapi saya masih hidup, saya masih punya dua dolar." Jadi,

yang satu berkata, "Yang ada tinggal dua dolar ini", sedangkan yang

Page 316: Bmf 24 cahaya injil

308 | C A H A Y A I N J I L

lainnya berkata, "Masihada dua dolar. Ini bukan akhir segalanya. Dan

saya juga masih hidup." Di dalam keadaan yang persis sama, orang

bisa bersikap sangat berlainan. Yang satu putus asa dan tamat

riwayatnya; yang satunya lagi masih bertahan.

Orang Kristen dengan sikap yang benar pasti akan bertahan, tak

peduli seberapa berat, seberapa tipis harapan yang tampak, dan

hal ini sudah kita lihat di dalam perumpamaan tentang hakim yang

lalim. Orang Kristen bukan jenis manusia yang bersedia menyerah.

Akan tetapi tidak semua orang Kristen bersikap seperti ini. Saya

melihat ada banyak orang Kristen yang putus asa ketika menghadapi

kesulitan dan keadaan yang sukar. Bagi orang-orang Kristen seperti ini,

saya ingin bertanya, "Allah macam apa yang kalian miliki?" Saya sering

melihat orang non-Kristen yang juga menghadapi keadaan sukar

namun masih tetap bertahan dan berupaya mengatasi kesukaran itu

dan membulatkan tekad, "Baiklah. Keadaannya memang sangat buruk.

Tetapi kita akan terus menghadapinya dan akan mengatasinya.

Sekalipun kita harus mati dalam perjuangan ini, kita akan tetap

berjuang." Jika orang-orang non-Kristen bisa punya sikap seperti ini,

mengapa ada orang-orang Kristen yang patah semangat ketika

menghadapi kesukaran, yang berkata, "Aku menyerah," "Aku sudah

kalah," "Habis sudah"? Orang Kristen seperti itu tidak mengenal

Allahnya sendiri. Mereka tidak layak menyandang sebutan "Kristen".

Mereka sungguh tidak layak karena tidak ada orang Kristen yang sudah

mengenal Allah yang akan menyerah.

Tempatkanlah diri Anda dalam situasi seperti orang yang sudah

kehilangan segala-galanya dan hanya tinggal memiliki uang dua dolar

di tangan. Seorang non-kristen yang optimis akan berkata, "Baiklah,

Saya masih hidup. Memang benar saya sudah kehilangan segalanya;

rumah, mobil, tanah dan segala harta kekayaan. Tetapi saya masih

hidup, dan di tangan ini masih ada dua dolar!" Namun bagi seorang

Kristen sejati, ia tidak sekadar masih hidup, masih punya uang dua

dolar, ia masih memiliki harta yang paling berharga, yaitu Allahnya!

Tidak ada orang non-Kristen yang mampu berkata, "Aku masih

memiliki Allahku! Dan selama aku masih memiliki Allahku, maka aku

tetap kaya. Artinya aku tidak kehilangan apa-apa. Sekalipun tidak ada

dua dolar, atau bahkan dua sen, tetapi masih ada Allahku!"

Page 317: Bmf 24 cahaya injil

309 | C A H A Y A I N J I L

Anda mungkin akan berkata, "Kamu dapat bicara seperti itu. Apa yang

kamu tahu tentang keadaan yang dihadapi?" Saya tahu banyak tentang

keadaan seperti itu. Saya sudah sering menjalani hari tanpa

sepeserpun uang di tangan. Saya tidak berbicara tentang contoh

khayalan; saya berbicara tentang pengalaman saya. Dan saya memiliki

sukacita itu. Seringkali saya menarik kantong pakaian saya, dan hanya

benang jahitan kantong itu yang bisa saya tarik keluar, tidak ada uang

di sana. Tetapi saya memiliki Allah! Selama saya memiliki Allah, maka

saya tahu bahwa saya akan baik-baik saja. Mengapa? Karena Allah

adalah Bapa saya. Selama masih ada Bapa, apa yang perlu saya

khawatirkan? Anda bertanya, "Apakah itu realistis? Apakah Anda tidak

sedang bermimpi saat itu?" Tidak. Jika semua itu hanya mimpi, maka

saya tidak akan memberitakan Injil kepada Anda sekarang.

Saya memberitakan Injil karena saya sudah memahami bahwa hanya

di dalam keadaan yang sulit itulah maka kuasa Allah mulai terlihat

nyata. Pikirkanlah hal itu, tidakkah itu benar? Jika situasi yang Anda

hadapi itu sangat menyenangkan, mana ada kesempatan bagi Allah

untuk berbuat sesuatu bagi Anda? Kesehatan Anda mantap, tabungan

Anda banyak, rumah Anda mewah, dan mobil Anda mengkilat. Lalu apa

yang harus Allah kerjakan buat Anda? Anda dapat menikmati segalanya

tanpa Allah. Siapa yang akan membutuhkan Allah? Tetapi, jika Anda

berada dalam kesulitan, saat Anda berada dalam keadaan yang sangat

sukar, dalam masalah besar, itulah saatnya Anda bisa melihat apakah

Allah Anda itu nyata atau hanya khayalan, apakah Allah peduli kepada

Anda seperti yang Ia katakan atau tidak. Apakah Dia peduli pada Anda?

Itulah kesempatan Anda untuk membuktikannya. Jadi, buat apa Anda

mengeluh?

George Mueller merelakan segalanya dan percaya kepada Allah

Ada orang yang bertanya kepada George Mueller, "Tidak pernahkah

Anda tabungkan sebagian uang Anda?" George Mueller memberikan

segala harta kekayaannya kepada orang miskin ketika ia berpaling

kepada Allah. Dan sejak saat itu, ia selalu bersemangat memberikan

setiap uang yang ia dapatkan kepada orang lain. Jadi, tabungannya

sangat jarang terisi. Berapa banyak orang Kristen yang berani hidup

seperti itu? Berapa banyak yang berani? Tahukah Anda, berapa juta

dolar uang yang mengalir melalui tangan George Mueller untuk

membantu orang miskin dan pekerjaan penginjilan? Ketika ia

meninggal, ia tidak punya uang sama sekali. Tetapi sepanjang

Page 318: Bmf 24 cahaya injil

310 | C A H A Y A I N J I L

hidupnya, ia sudah menyalurkan sebanyak delapan juta dolar kepada

orang miskin dan kepada pekerjaan penginjilan. Hal yang sama juga

dilakukan oleh John Wesley. Ketika ia meninggal, hanya tersisa uang

sebanyak satu pound atas namanya. Segala kekayaannya telah ia

bagikan kepada orang lain.

Namun ketika ada yang menanyakan George Mueller, "Tidakkah

berbahaya hidup tanpa uang di rekening bank Anda?" Ia menjawab,

"Justru kalau saya punya rekening besar, maka saya tidak akan

berkesempatan untuk mengalami apa yang dapat Allah kerjakan

selama empat puluh tahun ini." Pernahkah uang sebesar delapan juta

dolar tersalurkan melalui tangan Anda? Ia mengalir lewat tangan

George Mueller. Sungguh indah apa yang dilakukan orang ini bagi

Allah. Mengapa? Karena ia percaya kepada Allah. Seringkali ia harus

duduk menatap meja makan yang kosong, namun damai sejahtera

tetap ada padanya. Ia tidak mencemaskan hal itu karena ia memiliki

Allah. Ia tidak punya uang tetapi ia punya Allah. Dan Allah tidak pernah

mengecewakannya. Saya masih baru menjadi Kristen di Cina ketika

saya membaca kisah hidup George Mueller, dan hal ini sangat

menguatkan saya. Saya berkata, "Kalau Allah dapat mengerjakan hal

itu melalui George Mueller, Ia tentu dapat melakukan hal itu juga

melalui saya." Jadi saya jalani hidup sebagai orang Kristen di Cina

tanpa mengandalkan apapun selain Allah saja. Itu sebabnya saya

berkata bahwa setiap orang Kristen yang tidak memiliki sikap dan

sukacita seperti ini di tengah kesukaran yang mereka hadapi, berarti

mereka masih belum mengenal Allah. Buat apa Anda mempercayai

Allah yang tidak Anda kenal? Apa yang Anda butuhkan dari Allah? Allah

Anda tidak nyata.

Ada dua macam sikap. Saya akan mulai dari yang umum, dan saya

akan mempersempitnya ke dalam kehidupan Kristen nanti. Bukan

peristiwa-peristiwa yang akan menentukan arah hidup Anda. Sikap

Anda terhadap peristiwa-peristiwa itulah yang menjadi penentunya.

Jangan pernah berkata, "Nasib orang lain masih lebih bagus dari saya."

Anda seharusnya justru prihatin kepada mereka yang terlihat lebih

beruntung daripada Anda. Mengapa? Jika ia lebih kaya, uangnya lebih

banyak, kapan dia akan punya kesempatan untuk mengalami realitas

Allah? Dia tidak punya kesempatan! Itu sebabnya Alkitab terus

menerus berkata, "Celakalah, hai kamu yang kaya!" Orang kaya

bernasib buruk justru karena mereka tidak tahu apa yang tidak mereka

Page 319: Bmf 24 cahaya injil

311 | C A H A Y A I N J I L

miliki dalam kehidupan rohani. Dan Anda ingin menjadi orang kaya,

bukankah begitu? Anda tidak tahu apa yang baik bagi Anda.

Sikap Franklin D. Roosevelt terhadap kelumpuhannya

menentukan arah hidupnya

Mari kita lanjutkan dengan mengamati situasi yang ada. Anggaplah ada

orang yang mengalami kelumpuhan akibat penyakit, misalnya

poliomyelitis. Polio adalah penyakit yang mematikan. Jika polio

menyerang dan Anda dapat bertahan hidup, maka Anda dapat

mengalami kelumpuhan. Anggaplah kelumpuhan itu memang terjadi,

bagaimana sikap Anda jika Anda tidak bisa berjalan lagi? Sekali lagi,

dua orang dapat menunjukkan sikap yang sangat berbeda terhadap

situasi yang sama. Yang satu mungkin berkata, "Tamat sudah. Selama

ini aku sangat suka berolahraga, tapi sekarang aku hanya bisa

memutar-mutar roda kursi ini. Aku akan menjadi beban buat

masyarakat. Aku tidak berguna lagi buat masyarakat. Mengapa Allah

memperlakukanku seperti ini? Kenapa bukan orang lain saja yang

terkena polio? Kenapa harus aku yang terkena?" Namun orang yang

lain mungkin akan berkata, "Baiklah. Sekarang kakiku sudah lumpuh.

Tapi tanganku masih bisa dipakai, dan otakku masih jernih. Jadi, aku

masih bisa bekerja, masih berguna buat masyarakat. Lagi pula, otak

inilah yang penting. Aku masih bisa berbuat sesuatu."

Dapatkah Anda membayangkan contoh orang seperti ini? Mungkin

Anda sudah tahu contoh yang saya maksudkan. Kejadian seperti itulah

yang menimpa Franklin D. Roosevelt. Dia mengalami kelumpuhan

akibat polio di pertengahan usianya, di masa puncak karirnya. Usianya

39 tahun dan ia adalah seorang pejabat tinggi negara. Karirnya sangat

menjanjikan. Ia adalah seorang olahragawan dan orang yang sangat

aktif, dan ia terkena polio. Ia berhasil bertahan hidup. Dan ketika

sembuh, kakinya lumpuh dan ia tidak pernah bisa berjalan lagi, tidak

bisa berdiri lagi tanpa bantuan tongkat penguat, tidak pernah bisa

menikmati olahraga kegemarannya lagi. Ia mengalami kelumpuhan

kaki justru di usia puncak karirnya.

Nah, dia tentunya bisa saja patah semangat dan berkata, "Mengapa

semua hal ini terjadi padaku? Aku sudah tamat sekarang!" Tidak!

Roosevelt memperhatikan keadaan yang baru ini dan berkata, "Baiklah,

Sekarang aku sudah lumpuh. Namun itu bukanlah akhir dari kisah

hidupku. Aku masih hidup. Akal budiku masih normal. Aku masih bisa

Page 320: Bmf 24 cahaya injil

312 | C A H A Y A I N J I L

berbuat sesuatu buat masyarakat." Dan ia memang melakukannya! Ia

maju menjadi presiden Amerika yang ke-32. Dan ia tetap menjadi

presiden sampai empat kali, rekor terlama untuk jabatan presiden

Amerika. Orang lain tidak pernah melebihi dua masa jabatan, tetapi

Roosevelt memegang sampai empat masa jabatan. Dan ia meninggal di

kantornya, setelah 12 tahun menjadi presiden, ia meninggal di awal

masa jabatannya yang ke-4. Dialah orang yang banyak berperan dalam

memimpin bangsa Amerika, dan secara tidak langsung juga dunia, di

dalam menghadapi dan memenangkan Perang Dunia II. Semangat

juangnya justru tumbuh di tengah penderitaannya, dan hasilnya adalah

dia mampu membangkitkan semangat juang seluruh rakyat Amerika.

Ia berkata, "Baiklah, keadaannya memang buruk, tetapi kita pasti bisa

bangkit dan mengatasi perang ini bersama-sama." Dan rakyat tahu

bahwa dialah orang yang dapat mengatasi keadaan. Coba lihat, ia

selalu berada di kursi rodanya. Ia mengalami kelumpuhan. Namun

pernahkah terlihat bahwa ia patah semangat? Tidak, ia bangkit dan

menang.

Akan tetapi banyak sekali orang yang terserang penyakit, mendapat

pengalaman buruk atau mengalami kelumpuhan, dan mereka menjadi

patah semangat. Semangat mereka hancur lebur, bukan sekadar

tubuhnya yang hancur. Dua orang yang menghadapi kejadian yang

sama, bisa memperlihatkan sikap yang jauh berbeda!

Helen Keller mengalami kebutaan namun akhirnya menjadi

penolong orang buta

Kita tahu ada banyak macam penyakit yang dapat menjadi

penghambat kegiatan hidup kita. Dua orang dapat saja mengalami

kebutaan yang sama, akan tetapi sikap yang mereka tunjukkan

terhadap kejadiann itu bisa sangat berbeda. Kita semua tahu tentang

Helen Keller, orang yang mengalami kebutaan, penyakit yang paling

mengerikan. Kita semua takut kehilangan penglihatan. Umumnya kita

merasa lebih baik kehilangan yang lain ketimbang kehilangan mata.

Helen Keller mengalami kebutaan, akan tetapi ia kemudian bangkit dan

berhasil menolong jutaan orang di dunia, khususnya orang-orang buta.

Beethoven mengalami tuli tetapi terus saja mengarang musik

dan memimpin pertunjukan

Beethoven mengalami ketulian. Jika Anda menjadi tuli, apa yang akan

Anda katakan? "Kenapa ini terjadi pada saya? Kenapa saya harus

Page 321: Bmf 24 cahaya injil

313 | C A H A Y A I N J I L

menjadi tuli?" Beethoven tidak menyibukkan diri dengan mengeluh. Ia

putuskan untuk terus mengarang musik. Ia bahkan mencoba untuk

memimpin pertunjukan dalam keadaan tuli, suatu hal yang luar biasa!

Bagaimana memimpin pertunjukan musik dalam keadaan tuli? Di

situlah perbedaan Beethoven dengan yang lain.

Tetapi, sangat banyak orang Kristen yang terkena penyakit dan

langsung putus asa. Terhadap orang seperti ini, saya akan berkata,

"Kamu belum mengenal siapa Allahmu!" Jika seorang non-Kristen bisa

bangkit, mengapa orang Kristen tidak?

Kunci pemahaman perumpamaan ini: Allah adalah penentunya.

Jadilah orang optimis yang realistis

Sikap yang satu kita sebut pesimis, dan sikap yang satunya lagi kita

sebut sebagai optimis. Orang pesimis adalah orang yang melihat awan

kelabu meski di tengah langit biru yang cerah.

Saat menatap langit, Anda berkata, "Luar biasa! Bukankah langit biru

ini luar biasa?"

Namun orang yang pesimis akan berkata, "Ya, tapi lihatlah awan di

sebelah sana!"

Sikap orang yang optimis sangatlah berbeda. Jika Anda berkata, "Lihat,

awan ini gelap sekali!"

Ia akan berkata, "Ya, tapi lihatlah betapa indahnya garis keperakan di

tepinya!"

Si pesimis hanya melihat betapa gelapnya awan namun si optimis

melihat garis tepinya yang keperakan. Keadaan akan membaik lagi.

Tenang saja.

Tentu saja, sebagai orang Kristen, kita tidak boleh sekadar menjadi

optimis, kita juga harus realistis. Jika kita bilang ada garis tepi yang

keperakan, sementara kenyataannya tidak ada, maka itu berarti bahwa

kita ini hanya tukang mimpi saja. Kita ingin menjadi orang yang

optimis, tetapi kaki kita juga harus berpijak kokoh di atas landasan

yang kuat. Orang yang pesimis tidaklah Kristen yang sesungguhnya,

jadi kita tidak usah membahasnya.

Page 322: Bmf 24 cahaya injil

314 | C A H A Y A I N J I L

Namun ada dua macam optimisme. Dan inilah hal yang dibicarakan

dalam perumpamaan ini. Anda bisa saja menjadi orang yang optimis

dan sangat puas akan sikap Anda yang optimis itu. Sikap ini masih

tidak cukup baik. Anda bertanya, "Apa? Masih ada yang kurang?"

Benar, masih ada yang kurang. Anda harus menjadi seorang optimis

yang berpijak pada kenyataan. Dan dengan pijakan inilah kita masuk

ke pembahasan perumpamaan ini. Mengapa? Si orang Farisi ini

jelaslah seorang yang optimis, tetapi ia tidak berpijak pada

kenyataan. Ia tinggal di alam mimpi. Mengapa?

Dua sikap berbeda antara kesepuluh pengintai dengan Yosua

dan Kaleb

Untuk memberi gambarannya, saya akan kembali kepada contoh

Perjanjian Lama tentang dua macam sikap yang berbeda ini. Dan saya

akan menanyakan kepada Anda apakah sikap itu realistis, pesimis atau

optimis.

Di dalam Bilangan pasal 13, Musa mengirim pengintai ke Tanah

Perjanjian. Tahukah Anda berapa banyak pengintai yang dikirimnya ke

Tanah Perjanjian itu? Ada 12 orang. Allah membebaskan umat Israel

keluar dari Mesir, membawa mereka melintasi padang gurun, dan

sekarang Ia akan membawa mereka memasuki Tanah Perjanjian. Akan

tetapi, sebelum memulai penyerangan, seluruh keadaan harus

dipelajari dan daerah sasaran harus diintai dulu. Demikianlah, Musa

kemudian mengirim 12 orang pengintai ke Kanaan sebelum

memutuskan untuk memulai penyerbuan. Ke-12 orang itu segera

berangkat memasuki Tanah Perjanjian, tanah yang penuh madu dan

susu. Mereka melihat buah-buahan segar - anggur berukuran besar,

buah delima, buah ara, ladang-ladang yang subur, betul-betul tanah

yang penuh madu dan susu. Ini dia tempatnya! Tapi, seperti yang

mereka duga, orang-orang yang tinggal di tempat yang sangat bagus

tumbuh sangat besar dan kuat, dan para pengintai ini membatin,

"Wah! Mereka semua raksasa! Mereka sungguh kuat! Kita ini seperti

belalang saja di hadapan mereka! Tidak ada peluang untuk menang

menghadapi mereka!"

Sesudah 40 hari, ke-12 pengintai ini kembali ke perkemahan dan

memberikan laporan mereka kepada Musa dan bangsa Israel. Sepuluh

dari mereka berkata, "Kita tidak bisa memasuki tanah ini. Memang

benar, ini adalah Tanah Perjanjian. Tanah ini sangat kaya dan subur

Page 323: Bmf 24 cahaya injil

315 | C A H A Y A I N J I L

sehingga hasil ladangnya melimpah. Lihat saja ukuran buah anggur

yang kami bawa ini! Akan tetapi, penduduk yang mendiami tempat ini

terbiasa minum madu dan susu, badan mereka semua sangat tinggi,

sebagian besar hampir dua meter tingginya! Sementara kita ini rata-

rata hanya satu setengah meter saja! Mana mungkin kita bisa menang

berperang melawan mereka. Tanahnya memang bagus tetapi tidak bisa

kita miliki. Penduduk di sana terlalu kuat bagi kita. Kita tidak bisa

melawan mereka." Jadi, kesepuluh orang pengintai memberi laporan

yang mengecilkan hati. Dari kedua belas orang tersebut, hanya dua,

yaitu Yosua dan Kaleb, yang berkata, "Memang benar, bukan saja

tanah itu sangat kaya, tetapi orang-orang di sana juga sangat besar

dan kuat. Tetapi, Allah menyertai kita! Kita pasti menang. Mari

segera maju dan menduduki tanah itu!"

Siapa yang optimis? Yang pesimis? Dan yang realis? Anda tentu akan

berkata bahwa yang 10 orang itu bersikap realis, bukankah begitu?

Mereka melihat kekuatan penduduk yang mendiami Tanah Perjanjian,

dan mereka menyadari beratnya keadaan yang dihadapi. Yosua dan

Kaleb, hanya punya dua suara, jelas tidak akan memenangkan voting.

Mayoritas selalu benar. Begitukah menurut Anda? Di dalam Alkitab,

yang mayoritas itu selalu salah. Pernahkah Anda menyadari kenyataan

ini? Sepuluh lawan dua, yang dua orang ini jelas-jelas kalah suara.

Bukan sekadar kalah suara, bahkan seluruh rakyat langsung menerima

laporan yang sepuluh orang itu dan menolak laporan mereka berdua.

Apakah kesepuluh orang pengintai itu bersikap realistis? Mereka sangat

realistis. Apa yang mereka katakan memang benar. Lalu apa kesalahan

mereka? Mereka mengabaikan satu hal - Allah. Apakah mereka percaya

kepada Allah? Tentu saja mereka percaya kepada Allah. Mereka adalah

umat Israel. Mereka adalah umat Allah. Mereka telah menerima

Perjanjian itu. Tentu saja mereka percaya kepada Allah.

Dua macam orang Kristen dan dua macam sikap sebagian besar

orang Kristen

Kisah ini juga memberi gambaran tentang dua macam orang Kristen di

jaman ini. Jenis yang pertama, seperti kesepuluh orang ini,

mempelajari situasi dan memutuskan untuk menyerah. Apakah orang

ini percaya kepada Allah? Jelas mereka percaya kepada Allah. Jenis

yang kedua adalah yang seperti Yosua dan Kaleb, mempelajari

situasinya dan berkata, "Allah akan memberi kita kemenangan." Lalu

apa beda antara kepercayaan kesepuluh orang itu dengan kepercayaan

Page 324: Bmf 24 cahaya injil

316 | C A H A Y A I N J I L

milik Yosua dan Kaleb? Anda mungkin berkata, "Jenis yang kedua itu

adalah yang optimis, tetapi tidak memiliki pijakan yang kokoh di atas

kenyataan. Sejak kapan pasukan kerdil bisa menang melawan pasukan

raksasa?" Di jaman senapan mesin sekarang ini, semakin tinggi badan

musuh Anda bisa menjadikan dia sebagai target yang semakin mudah

ditembak. Dan tinggi badan bisa menjadi unsur yang merugikan dalam

perang modern. Akan tetapi di jaman peperangan yang masih

mengandalkan pedang, aturannya justru berbeda. Tenaga, tinggi badan

dan jangkauan tangan sangat menentukan kemenangan. Anda tidak

mungkin menyuruh petarung kelas ringan melawan yang kelas berat.

Perbedaan kekuatannya terlalu jauh. Itu jelas bukan suatu pertarungan

yang adil.

Jadi di mana letak perbedaan antara kedua macam sikap itu? Hal yang

membedakan adalah: sekalipun keduanya sama-sama percaya kepada

Allah, kelompok yang satu mempercayai Allah sekadar sebagai salah

satu faktor penentu di antara berbagai faktor lainnya. Jika Allah hanya

menjadi salah satu faktor di antara sekian banyak faktor penentu

dalam hidup Anda, maka Anda sedang berada di dalam keadaan yang

sangat berbahaya, sebagaimana halnya dengan yang akan kita amati

dari sikap orang Farisi dalam perumpamaan ini. Namun bagi Yosua dan

Kaleb, mereka yang selalu minoritas, Allah sajalah faktor yang menjadi

penentu, Allah bukan sekadar salah satu faktor dari sekian banyak

yang lainnya. Hanya ada dua macam sikap di dalam lingkungan umat

Kristen. Jenis pertama memandang Allah sebagai salah satu faktor

penentu, sedangkan jenis yang kedua memandang Allah sebagai satu-

satunya faktor penentu.

Saya tidak tahu termasuk kelompok orang Kristen yang manakah Anda

ini. Di titik inilah Anda akan melihat perbedaan antara gandum dengan

lalang. Dan tahukah Anda apa akibat dari laporan kesepuluh pengintai

itu? Kebinasaan Israel. Angkatan itu dimusnahkan di padang gurun

karena mereka mengindahkan laporan dari kesepuluh pengintai itu.

Mereka mengambil sikap yang sama dengan kesepuluh orang tersebut,

dan mereka menolak untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka

berkata, "Tidak. Kita tidak mungkin menang melawan pasukan raksasa.

Bukankah para pengintai itu berkata bahwa mereka sangat tinggi dan

kuat? Percuma saja dilawan." Dan apa yang mereka lakukan? Di dalam

pasal selanjutnya, Bilangan 14:1-4, mereka mulai menggerutu kepada

Allah, "Mengapa Allah membawa kami keluar dari Mesir? Benar, kita

Page 325: Bmf 24 cahaya injil

317 | C A H A Y A I N J I L

memang menjadi budak di Mesir, namun setidaknya kita masih bisa

makan daging. Tapi sekarang, kita terjebak di sini, di tengah padang

gurun, dan kita tidak bisa masuk ke Tanah Perjanjian karena kita akan

dicincang pasukan musuh jika nekat menyerbu masuk ke Tanah

Perjanjian. Mereka akan menjadikan kita perkedel. Mereka terlalu kuat

buat kita. Apakah Allah membawa kita keluar dari Mesir untuk

membinasakan kita di padang gurun dan di Tanah Perjanjian? Allah

hanya ingin melihat kita binasa!" Mereka menggerutu terhadap Allah

dan terhadap Musa, dan malahan mereka hendak melempari Musa

dengan batu! Demikian pula halnya dengan Yosua dan Kaleb. Mereka

juga bermaksud untuk merajam Yosua dan Kaleb sampai mati, kalau

saja Allah tidak turun tangan (Bil.14:10).

Yang menentukan adalah sikapnya, dan bukan kejadiannya.

Kedua belas orang pengintai itu jelas menghadapi peristiwa yang sama,

akan tetapi sikap mereka terhadap keadaan itu sangat jauh berbeda.

Akibatnya adalah, karena seluruh umat memilih untuk mendengarkan

laporan kesepuluh pengintai itu, mereka semua dibinasakan di padang

gurun! Mereka tidak pernah masuk ke Tanah Perjanjian. Hanya Yosua

dan Kaleb saja dari angkatan itu yang boleh masuk ke Tanah

Perjanjian. Yang lainnya binasa di padang gurun.

Saya sampaikan sekali lagi, sebagai orang Kristen, bukan kejadiannya

yang akan menentukan arah hidup Anda, tetapi sikap Anda terhadap

kejadian itulah yang akan menjadi penentu arah hidup Anda. Prinsip ini

adalah hal yang mutlak perlu Anda pegang dan ingat. Sekali lagi, ingat,

kesepuluh pengintai itu semua percaya kepada Allah; mereka termasuk

bagian dari umat perjanjian, umat pilihan. Dan mereka dipilih khusus

untuk menjadi pasukan pengintai. Tapi dalam pandangan mereka, Allah

hanya sekadar salah satu faktor di antara sekian banyak yang lainnya,

dan Allah tidak akan cukup mampu untuk membalik keadaan. Hanya

jika Allah menjadi satu-satunya penentu dalam hidup Anda, maka Anda

akan sanggup bertekun dalam segala kesulitan. Dialah penentu hidup

Anda. Dia satu-satunya faktor yang menentukan. Dan jika Allah

merupakan satu-satunya faktor penentu dalam hidup Anda,

perbedaan sikap yang Anda tunjukkan akan jauh berbeda! Anda

akan mengamati keadaan yang dihadapi, lalu Anda menatap kepada

Allah, mengamati keadaannya sekali lagi, dan menatap kepada Allah

lagi dan berkata, "Ini bisa dilakukan." Apakah Anda seorang yang

realistis atau bukan? Jawabannya bergantung pada keberadaan Allah

Page 326: Bmf 24 cahaya injil

318 | C A H A Y A I N J I L

dalam hidup Anda, menurut Anda Allah itu nyata atau tidak? Apakah

Allah itu nyata, atau Ia tidak nyata?

Saya sampaikan kepada Anda, jika Allah itu tidak nyata, tidak usah

datang lagi ke gereja. Lupakanlah Kekristenan. Lupakan saja agama,

karena iman akan lebih merugikan ketimbang menolong hidup Anda.

Ada beberapa orang yang imannya hanya cukup untuk membuat

mereka merasa enak (feel good), tapi tidak cukup untuk membuat

mereka menjadi baik (be good). Sikap yang dihasilkan sangat jauh

berbeda. Jika iman Anda hanya dipakai sebagai obat bius untuk

mengejar rasa enak, lebih baik Anda pakai obat bius yang asli. Lupakan

saja. Tinggalkan saja Kekristenan Anda! Saya memberitakan Firman

setegas itu. Saya tidak suka mempermanis kata-kata. Saya tidak ingin

berurusan dengan agama. Saya tidak punya waktu untuk agama. Kita

sedang berbicara tentang realitas. Adakah Allah itu nyata atau Ia tidak

nyata? Jika Allah itu tidak nyata, maka kita tidak membutuhkan agama.

Tidak perlu ada agama. Siapa yang mau menjalani hidupnya di dunia

khayal? Apakah Anda hanya menginginkan sedikit agama untuk

sekadar mendapatkan rasa enak, dan ketika balon khayalannya pecah,

Anda terhempas ke dalam kenyataan yang pahit? Setiap orang yang

terlibat narkoba tahu persis keadaan ini. Terasa sangat enak ketika

obat biusnya bekerja, namun ketika efeknya berhenti, terasa sangat

menyakitkan. Kita tidak menghendaki Kekristenan semacam ini. Kita

tidak membutuhkan Allah jika Allah itu tidak nyata. Bangunlah iman

Anda di atas landasan kenyataan.

Perumpamaan ini berkata: engkau akan tahu bahwa Allah itu

nyata jika engkau datang dengan kerendahan hati

Namun ini membawa kita pada satu pertanyaan: Bagaimana kita bisa

tahu bahwa Allah itu nyata? Bagaimana Anda bisa tahu? Inilah

tepatnya hal yang sedang disampaikan oleh perumpamaan ini - jalan

untuk mengetahui realitas Allah.

Lupakan saja Kekristenan! Lebih baik begitu, lupakan saja! Kita tidak

butuh Kekristenan yang membuat orang menjadi sombong, merasa diri

ini lebih unggul dan paling benar di dunia ini. Siapa yang membutuhkan

Kekristenan semacam ini? Saya akan setuju dengan Lenin bahwa

Kekristenan semacam in adalah candu. Siapa yang butuh barang

seperti ini? Hasil dari Kekristenan semacam ini adalah orang-orang

yang di luarnya terlihat sangat alim tetapi penuh kebusukan di dalam.

Page 327: Bmf 24 cahaya injil

319 | C A H A Y A I N J I L

Mereka merasa lebih baik dari orang lain, padahal kenyataannya tidak.

Itulah maksud saya ketika mengatakan ada orang yang imannya hanya

cukup sampai membuat mereka merasa enak(feel good) tetapi tidak

membuat mereka menjadi baik (be good). Kita dapat mengejar rasa

enak itu tanpa bantuan agama. Agama macam apa yang Anda pegang

sekarang ini? Apakah termasuk jenis yang membuat Anda sekadar

merasa enak? Itukah yang Anda inginkan? Itu sangat berbahaya!

Agama semacam itu akan mendorong Anda untuk menatap ke arah

orang-orang non-Kristen sebagai orang-orang kelas rendah, orang-

orang yang tidak beragama, sambil mensyukuri kedudukan Anda,

"Terima kasih, ya Allah. Saya pergi ke gereja dua kali seminggu.

Terima kasih, ya Allah, saya memasukkan uang ke kotak persembahan.

Terima kasih karena saya tidak seperti si pemungut cukai dan orang-

orang berdosa itu." Itulah 'agama' yang memberi Anda rasa enak. Saya

yakin si orang Farisi ini merasa sangat senang ketika berdiri di dekat

ruang maha kudus, ketika 'rombongan kaum awam' menatapnya

dengan kagum, dan ia boleh berdoa dengan penuh kebanggaan,

dengan dada membusung dan tangan terentang lebar, ia berkata,

"Terima kasih, ya Allah!" Agama macam apa ini? Siapa yang butuh

agama jika hasilnya adalah orang-orang congkak yang tidak tahu diri?

Kita tidak butuh agama semacam itu. Orang Farisi ini tidak berpijak

pada kenyataan. Mengapa? Karena baginya Allah hanyalah salah

satu faktor, dan ia belum memahami Allah.

Jika ia mengerti isi Kitab Sucinya, jika ia pernah baca Perjanjian Lama,

ia pasti akan tahu bahwa Allah tidak akan menolerir orang-orang yang

berperilaku seperti ini. Apakah ia belum tahu isi Alkitabnya? Apakah ia

selama ini sekadar beribadah ke bait Allah tanpa mempelajari isi Kitab

Suci? Tidak tahukah ia akan Mazmur 51:19?Korban sembelihan kepada

Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan

Kau pandang hina, ya Allah. Apa kata Yesaya tentang orang yang

tinggal bersama Allah? Yesaya 57:15 berkata, "Sebab beginilah firman

Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk

selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di

tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang

yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-

orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang

yang remuk." Dan Yesaya 66:2 berkata, "Bukankah tangan-Ku yang

membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? Demikianlah

Page 328: Bmf 24 cahaya injil

320 | C A H A Y A I N J I L

firman Tuhan. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada

orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada

firman-Ku." Adakah orang Farisi ini tidak membaca Kitab Sucinya?

Allah menolak mereka yang sombong tetapi menerima orang yang

rendah hati.

Tetapi orang Farisi ini malah berkata penuh kesombongan dan merasa

benar sendiri di hadapan Allah. Ia tidak berpijak pada kenyataan. Ia

tidak mengenal siapa Allah itu. "Allah"-nya tidak nyata. Bukan Allah

yang nyata. Ia telah menciptakan 'Allah' bagi dirinya sendiri dan

menyembah 'Allah' yang memberi rasa enak ini. Benar, dia orang yang

optimis, tetapi optimis yang tidak berpijak pada kenyataan. Karena

kenyataannya Allah tidak seperti yang ia bayangkan. Saya ingin tahu,

'Allah' macam apa yang Anda sembah? Apakah 'Allah' yang Anda

sembah itu adalah Allah Alkitab, atau apakah Anda telah menciptakan

berhala bagi diri Anda? Allah yang tidak nyata? Jadi,sekadar

mengenal Allah saja tidaklah cukup, kita harus mengenal Allah

dengan benar. Allah yang sejati adalah Allah yang diungkapkan

melalui Yesus Kristus. Jadi Anda dapat melihat bahwa sekadar

keberadaan Allah tidak cukup untuk dianggap sebagai realitas. Benar,

Allah itu ada, tetapi itu masih belum lengkap sebagai realitas. Realitas

yang benar sebagai pijakan adalah mengenal Allah yang alkitabiah.

Pertanyaan selanjutnya yang perlu dibahas adalah, "Bagaimana

caranya mengenal Allah yang seperti ini?"

Dan saya melihat ada banyak orang Kristen yang percaya kepada Allah,

tetapi hidup mereka tidak memikat hati orang lain karena ketika Anda

amati kehidupan mereka, Anda akan tahu bahwa Allah mereka tidak

nyata. Sikap hati mereka adalah bahwa Allah itu hanya salah

satu faktor penentu dalam hidup mereka. Seperti yang dikatakan oleh

Bertrand Russell (dan saya cukup sering mengutip kalimat ini), "Jika

orang-orang Kristen itu benar-benar percaya pada apa yang mereka

sebut mereka percayai, kehidupan mereka akan sangat jauh berbeda

dengan apa yang saya lihat sekarang." Dan saya rasa itulah penilaian

sebagian besar orang non-Kristen. Mereka mengamati kehidupan orang

Kristen, dan berkata, "Nah, kehidupan mereka tidak membuat saya

kagum. Tidak ada istimewanya." Hal seperti itulah yang sering kita lihat

belakangan ini, jika orang non-Kristen mengamati kehidupan orang

Kristen, hasil penilaian mereka negatif.

Page 329: Bmf 24 cahaya injil

321 | C A H A Y A I N J I L

Namun tentu saja, ini tidak berarti bahwa orang non-Kristen itu

kehidupannya lebih benar. Sebenarnya, sikap mereka sama saja

dengan sikap orang Farisi ini. Mereka berkata, "Nah, dosaku tidak ada

yang besar. Kehidupanku tidak lebih buruk dari orang-orang Kristen

itu. Mungkin malah lebih baik dari sebagian besar orang Kristen. Dan

kalau orang-orang Kristen itu diselamatkan, mestinya aku juga

diselamatkan." Jika Anda seorang non-Kristen, dan Anda memberi

selamat kepada diri Anda karena kehidupan Anda tidak lebih buruk dari

kebanyakan orang Kristen, maka apakah Anda menyadari bahwa sikap

Anda ini sama saja dengan sikap orang Farisi itu?

Jawaban saya atas penilaian orang-orang non-Kristen itu sederhana

saja. Pertama, Ingatlah bahwa tidak semua orang yang menyebut

dirinya Kristen itu akan diselamatkan. Dengan begitu, membandingkan

kehidupan Anda dengan orang Kristen bukanlah tindakan yang jitu.

Karena Anda bisa saja membandingkan diri Anda dengan jenis orang

Kristen yang memang tidak diselamatkan. Jadi, ini bukan dasar yang

tepat untuk memuji diri. Kedua, Allah melihat isi hati. Ingatlah prinsip

yang vital ini. Allah tidak menilai apa yang Anda kerjakan, juga apa

yang Anda katakan, tetapi Ia menilai isi hati Anda.

Dan itulah hal yang dilupakan oleh orang Farisi ini. Ia terus saja

menunjuk segala sesuatu yang telah ia lakukan; ia berpuasa dua kali

seminggu, jadi ia pastilah orang baik. Hukum Taurat hanya menyebut

tentang satu kesempatan berpuasa, di Hari Pendamaian. Anda dapat

membaca ini di dalam Imamat 16:29. Tentu saja seorang Yahudi dapat

berpuasa lebih sering lagi jika ia mau, tetapi hanya satu saja puasa

yang diwajibkan dalam setahun. Orang-orang Farisi menjalankan puasa

dua kali seminggu secara tetap, jadi mereka sudah jauh melampaui

apa yang diwajibkan oleh Hukum Taurat! Bagus sekali.

Dan orang ini juga berkata di dalam Lukas 18:12, "Aku memberikan

sepersepuluh dari segala penghasilanku." Anda harus menjadi orang

Farisi untuk bisa memahami apa maksud omongannya. Hukum Taurat

mewajibkan Anda untuk mempersembahkan perpuluhan dari

penghasilan. Akan tetapi orang-orang Farisi memberi perpuluhan dari

segala miliknya. Apa maksudnya? Artinya, jika ia membeli sekeranjang

buah, sepersepuluh dari belanjaannya itu akan dijadikannya

perpuluhan. Mengapa? Karena mereka takut kalau-kalau orang yang

menjual buah tersebut tidak mempersembahkan perpuluhan dari hasil

Page 330: Bmf 24 cahaya injil

322 | C A H A Y A I N J I L

jualannya, dan akibatnya buah-buah itu menjadi najis. Jadi, untuk

menjaga supaya tetap aman dari hal-hal yang najis, bukan hanya dari

penghasilan saja mereka menghitung perpuluhan, tetapi juga dari

belanjaan mereka. Itulah semangat religius yang diangkat sampai ke

puncak! Tetapi semangat ini tidak berpijak pada kenyataan karena

yang dilihat oleh Allah adalah isi hati Anda. Memang baik memberi

perpuluhan, memang baik pula berpuasa, tetapi Anda harus

melakukannya dengan sikap yang benar. Dan sikap orang Farisi ini

jelas salah. Allah hanya menjadisalah satu faktor penentu hidupnya.

Allah adalah salah satu faktor, faktor yang penting, tetapi bukan faktor

yang menentukan.

Dua sikap yang berbeda antara Ayub dan istrinya

Ijinkan saya untuk memberi contoh yang lain lagi dari Perjanjian Lama,

tentang sikap yang berbeda dalam menghadapi kejadian yang sama.

Selalu saya melihat perbedaan itu. Lihatlah betapa beratnya kejadian

yang menimpa Ayub di dalam kedua pasal pertama kitab Ayub. Dia

mengalami peristiwa yang sangat jarang dihadapi oleh seorang

manusia. Ia kehilangan semua anak, harta kekayaan dan bahkan

termasuk kesehatannya! Benar-benar buruk kesehatannya sehingga

tidak tersisa sedikitpun kulit yang utuh di tubuhnya. Borok memenuhi

tubuhnya, mulai dari ujung kepala sampai ke telapak kaki sehingga ia

mengalami kesulitan untuk berdiri, duduk ataupun berbaring; posisi

apa yang cocok buat dia? Begitu parah keadaan Ayub. Istrinya tentu

saja mengalami kejadian yang sama, kehilangan segala-galanya juga.

Anak-anak Ayub adalah anak-anaknya juga, kekayaan Ayub juga

kekayaannya. Jadi dia juga kehilangan semua anak dan kekayaannya.

Hanya satu keuntungan yang masih dimilikinya - kesehatannya masih

baik; ia tidak kehilangan kesehatannya. Akan tetapi sikap hati mereka

terhadap peristiwa ini sangat jauh berbeda.

Ayub telah kehilangan segalanya, dan reaksi dia terhadap semua ini

adalah, "Allah yang memberi, Allah juga yang mengambil. Terpujilah

nama Tuhan." Dia masih memuji Allah. Mengapa? Ayub berkata, "Allah

memberi saya nafas kehidupan. Allah memberi saya kesehatan ini.

Allah memberi saya segala yang saya miliki. Jadi segala milik saya

adalah milik Allah. Dengan telanjang saya lahir ke dunia, dengan

telanjang juga saya akan meninggalkan dunia. Allah yang memberi,

Allah pula yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan!" Ia tidak patah

hati. Ia masih bisa memuji. Sikapnya teguh.

Page 331: Bmf 24 cahaya injil

323 | C A H A Y A I N J I L

Bagaimana sikap istrinya? Sikap istrinya malah sangat berlawanan. Ia

berkata kepada Ayub, "Masih mau bertekun dalam kesalehanmu? Masih

mau beriman kepada Allah? Kutikilah Allah dan matilah! Aku sudah

muak dengan Allah, aku tidak sudi menyembah Allah yang

memperlakukan umat-Nya seperti ini! Jika Dia tidak menyenangkan

hatiku, buat apa aku menyenangkan hati-Nya? Semuanya harus

seimbang. Kalau Allah menamparku, maka aku akan balik menampar

Allah. Engkau mengambil segala milikku, jadi jangan harap aku mau

menyembah-Mu lagi!" Apakah istri Ayub percaya kepada Allah? Tentu

saja. Tapi apakah Anda sudah melihat apa yang terjadi dengan

imannya? Karena percaya kepada Allah itulah dia jadi ingin mengutuki

Allah.

Dapatkah Anda memahami mengapa saya berkata lebih baik Anda

tidak usah beriman sama sekali kalau Allah tidak menjadi satu-satunya

faktor penentu dalam hidup Anda? Karena iman seperti itu mungkin

akan berakhir dengan tindakan mengutuki Allah. Orang non-Kristen

masih lebih baik dari Anda jika iman yang Anda miliki seperti itu. Siapa

yang butuh iman semacam itu? Jika Anda tadinya tidak percaya kepada

Allah, Anda pasti tidak akan mengutuki Allah, bukankah begitu? Buat

apa mengutuki Allah? Jika Anda bukan orang yang percaya kepada

Allah, apa Anda mau buang-buang waktu untuk mengutuki Allah? Jelas

Anda tidak akan sudi memboroskan waktu seperti itu. Istri Ayub punya

cukup iman untuk percaya kepada Allah, tetapi iman yang bisa

mendorongnya mengutuki Allah justru karena ia percaya pada-Nya.

Sangat mengerikan! Itu sebabnya mengapa saya sangat menekankan

kepada Anda, "Jika Allah bukan satu-satunya faktor penentu di

dalam hidup Anda, lebih baik Anda tidak beriman sama sekali."

Pilih antara menyerahkan hidup Anda sepenuhnya kepada Allah atau

tidak usah sama sekali.

Tetapi, apakah Ayub seorang yang realistis, atau dia ini seorang

pengkhayal? Apakah ia hanya sekadar menjaga kesalehan? Apakah ia

masih berpijak pada kenyataan? Ayub sangatlah kokoh berpijak pada

kenyataan, karena ia tahu bahwa kita berhutang segalanya kepada

Allah. Allahlah yang memberi kita kehidupan dan segala yang kita

miliki. Ia berhak untuk menarik semua itu kembali. Tetapi, jika ia

menarik segala yang jadi milik kita, apakah Ia tidak akan memberikan

kembali suatu saat nanti, jika Ia berkenan?

Page 332: Bmf 24 cahaya injil

324 | C A H A Y A I N J I L

Allah adalah realitas yang menentukan, entah Anda percaya

atau tidak

Allah adalah realitas yang menentukan, entah Anda menerima

kenyataan ini atau tidak. Sekalipun Anda tidak mempercayai bahwa ia

adalah realitas yang menentukan, ketidakpercayaan Anda tidak akan

membuat kenyataan ini berubah. Kebanyakan orang Kristen tidak

mengetahui hal ini. Dan saya juga katakan: iman Anda tidak akan

mengubah kenyataan. Iman itu akan mengubah diri Anda. Jika Anda

tidak percaya kepada Allah, maka hal itu tidak akan mengubah

kenyataan bahwa Allah itu ada. Ini hanya akan berakibat pada sikap

Anda terhadap kenyataan. Apakah jika Anda tidak percaya akan

adanya benua Australia, maka benua itu tidak akan ada?

Ketidakpercayaan Anda tidak akan mengubah fakta apapun, bukankah

begitu? Jika Anda tidak percaya bahwa Yesus telah datang ke dunia,

maka apakah ketidakpercayaan itu membuat-Nya tidak jadi datang di

jaman dulu? Tidak ada fakta yang akan berubah. Iman akan mengubah

Anda, bukannya mengubah fakta. Ketidakpercayaan juga hanya akan

mengubah Anda, tetapi tidak mengubah fakta. Jadi hal yang perlu

dipegang adalah menyadari bahwa Allah itu realitas atau kenyataan

yang menentukan. Kepercayaan atau ketidakpercayaan Anda tidak

akan mempengaruhi fakta yang ada.

Bukankah merupakan suatu fakta bahwa kita tidak akan ada jika Allah

tidak menciptakan kita? Dialah yang menentukan keberadaan kita.

Ketidakpercayaan Anda tidak akan mengubah kenyataan. Bukankah

suatu fakta bahwa Ia telah memberi kita segala yang kita miliki?

Bukankah Dia yang menciptakan bunga di padang dan burung-burung

di udara? Andakah yang menciptakan makanan yang Anda nikmati?

Anda bekerja untuk mendapatkan uang untuk membeli makanan,

tetapi bukan Anda yang menciptakan makanan itu. Dan jika tidak ada

lagi makanan yang bisa dibeli, maka uang Anda tidak berguna lagi,

kecuali kalau Anda seorang pemakan kertas. Allahlah pencipta semua

itu. Melon yang rasanya lezat itu, bukan Anda yang menciptakannya,

bukan Anda yang memberinya rasa. Allahlah yang menentukan hal-hal

ini.

Suatu hari nanti, Anda akan mati dan tak seorang pun di dunia ini yang

dapat menolong Anda. Dokter, ahli bedah dan ilmuwan yang paling

hebat pun tidak dapat mencegahnya. Anda akan mati jika saatnya tiba.

Dia yang menentukan itu. Waktu kita ada dalam kekuasaan-Nya.

Page 333: Bmf 24 cahaya injil

325 | C A H A Y A I N J I L

Ketika Ia berkata kepada si orang kaya, dalamperumpamaan tentang

orang kaya yang bodoh, "malam ini nyawamu akan diambil." Tidak

seorang pun di dunia ini yang dapat membatalkannya karena Allah

telah berkata, "Malam ini," dan itu artinya benar-benar malam ini. Dia

adalah realitas yang menentukan. Entah Anda percaya atau tidak, tidak

akan ada bedanya.

Anda mungkin bertanya, "Bagaimana Anda bisa tahu bahwa Dia adalah

realitas yang menentukan?" Mustahilkah untuk mengetahui hal ini?

Tidak. Inilah hal yang sedang disampaikan oleh perumpamaan ini.

Anda akan mengetahui kebenaran jika Anda menghampiri kebenaran

itu dengan sikap yang tepat. Sikap sangatlah penting di dalam

memastikan fakta atau realitas. Jika sikap Anda salah, maka Anda tidak

akan pernah sampai pada kebenaran karena sejak titik awal Anda

sudah menutup hati Anda terhadap kebenaran itu.

Saya tegaskan kepada Anda, buatlah pilihan hari ini. Apakah Anda akan

mendapati Allah sebagai realitas yang menentukan atau lebih baik

lupakan saja hal Kekristenan dan tidak usah datang lagi ke gereja.

Anda mungkin bertanya, "Wah. Bagaimana mungkin seorang pendeta

berbicara seperti ini?" Karena saya mencintai kebenaran. Saya

mengasihi kebenaran. Jika Injil yang saya beritakan ini tidak benar,

saya tidak akan memberitakannya. Saya tidak punya hak untuk

memberitakannya. Saya akan berdiam diri. Dan sudah seharusnya saya

menutup gereja ini karena saya telah membuat banyak orang hidup

dalam khayalan. Alasan saya memberitakan Injil setegas ini adalah

karena saya tahu bahwa Allah adalah realitas yang menentukan. Saya

tahu itu!

Anda akan bertanya, "Bagaimana Anda bisa tahu?" Inilah tepatnya

kunci pemahaman perumpamaan ini. Yesus sedang berkata kepada

kita, "Kukatakan kepadamu bahwasetiap orang yang datang kepada

Allah dengan cara seperti di pemungut cukai ini, ia akan

mengenal Allah sebagai realitas yang menentukan." Tetapi

banyak orang Kristen yang datang kepada Allah tidak dengan cara

seperti ini. Mereka tidak memiliki sikap seperti ini, dan itulah sebabnya

mereka gagal mengenali Allahnya."

Menjadi seorang Kristen bukan sekadar masalah keyakinan

mental

Page 334: Bmf 24 cahaya injil

326 | C A H A Y A I N J I L

Sekitar dua atau tiga hari yang lalu, saya bercakap-cakap dengan

seseorang dan ia memberitahu saya bahwa ia telah menjadi Kristen.

Mungkin saya telah bertindak terlalu keras terhadapnya, akan tetapi

saya benar-benar ingin agar ia tahu persis apa yang sedang ia lakukan.

Lalu saya tanyakan kepadanya, "Kapan kamu menjadi Kristen?"

Jawabnya, "Musim panas yang lalu."

Saya berkata, "Bisakah Anda memberitahu saya bagaimana Anda

menjadi Kristen?"

Ia menjawab, "Ada banyak hal yang saya ragukan selama ini. tetapi

ketika saya ikut perkemahan musim panas, segala keraguan di benak

saya itu terjawabkan."

"Keraguan seperti apa?" tanya saya.

Ia berkata, "Ya, keraguan seperti: Apakah Yesus benar-benar sudah

bangkit dari antara orang mati? Apakah Alkitab itu bisa dipercaya?"

Dan saya bertanya, "Lalu bagaimana pertanyaan-pertanyaan itu bisa

terjawab?"

Ia berkata, "Setelah saya mendengarkan penjelasan para pembicara di

sana. Mereka berhasil meyakinkan saya bahwa Yesus telah benar-

benar bangkit dari antara orang mati. Dan bahwa Alkitab itu nyata."

Saya berkata, "Baiklah, saya mengerti. Nah, apakah Anda tahu apa

maksud Yesus ketika ia berkata, 'Setiap orang yang mau mengikut Aku

harus menyangkal dirinya, memikul salib dan mengikut Aku, barulah ia

dapat menjadi muridKu'?"

Ia menjawab, "Wah, nats itu sangat sulit."

Saya berkata, "Bukan sulitnya, tetapi sangat penting bagi Anda untuk

tahu apa maksudnya. Tahukah Anda apa maksudnya?"

Ia menjawab, "Wah, saya tidak yakin apa saya tahu maksudnya."

Saya berkata, "Anda seorang Kristen tetapi tidak tahu apa maksud

pernyataan itu?"

Page 335: Bmf 24 cahaya injil

327 | C A H A Y A I N J I L

Mengapa saya berkata seperti ini? Karena saya melihat bahwa yang

terjadi hanya sekadar perubahan pendapat. Ia berubah

pendapat tentang beberapa fakta tertentu. Tadinya, dia tidak

percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati, tapi

sekarang ia berpikir, "Yeah, saya rasa Yesus memang betul-betul

bangkit dari kematian. Saya rasa ini kejadian yang nyata. Fakta-

faktanya sangat meyakinkan." Setiap orang yang membaca buku

karangan Frank Morrison yang berjudul, Who Moved the Stone? (Siapa

yang telah memindahkan batu itu?), bisa sangat yakin terhadap bukti-

bukti yang diajukannya. Jika Anda renungkan fakta-fakta yang

berkaitan dengan peristiwa kebangkitan Yesus, memang tidak ada

kesimpulan lain selain setuju bahwa Ia telah bangkit. Saudara ini

pikirannya telah berhasil diyakinkan bahwa peristiwa itu nyata, dan

kemudian percaya bahwa Alkitab itu benar; bahwa Alkitab itu bisa

diandalkan. Tetapi masalahnya adalah, tidak ada perubahan sikap yang

mendasar pada diri orang ini. tidak ada perubahan yang terlihat dalam

sikapnya. Itu sebabnya saya menyadari bahwa ia masih belum menjadi

seorang Kristen. Menjadi seorang Kristen bukanlah sekadar

perkara perubahan pendapat. Ini adalah masalah perubahan

sikap. Saya harap Anda mau mengerti akan apa yang saya sampaikan

ini karena jika Anda tidak mengerti apa yang sedang saya sampaikan,

maka Anda tidak akan mengerti apa yang sedang Yesus sampaikan

dalam perumpamaan kali ini.

Apakah orang Farisi di dalam perumpamaan ini percaya kepada Allah?

Tentu saja ia percaya kepada Allah. Perhatikan semangatnya -

perhatikan betapa besar uang yang ia persembahkan. Ia

mempersembahkan perpuluhan dari segala miliknya (baik untuk

penerimaan maupun belanjaannya). Tahukah Anda betapa besarnya

pengeluaran untuk itu? Tentu saja ia percaya kepada Allah! Tidak

seorangpun yang mau mempersembahkan uang sebanyak itu jika ia

tidak percaya kepada Allah. Orang yang tidak percaya kepada Allah

tidak akan mau berpuasa dua kali seminggu bagi Allah. Tentu saja ia

percaya kepada Allah! Apakah Anda pikir ia orang yang senang

menyiksa diri sendiri? Jelas bukan. Ia melakukan semua itu karena ia

berpikir bahwa hal-hal tersebut menyenangkan hati Allah. Akan tetapi

sebenarnya ia tidak berpijak pada kenyataan karena ia tidak menyadari

bahwa Allah melihat ke dalam hati, harus terjadi suatu perubahan di

dalam hati, suatu perubahan sikap. Anda tidak akan dapat mengenali

Page 336: Bmf 24 cahaya injil

328 | C A H A Y A I N J I L

Allah sebagai realitas penentu di dalam hidup Anda jika Anda

mendatangi-Nya dengan sikap yang salah.

Inilah hal yang membuat perbedaan antara kedua macam orang

Kristen. Sikap istri Ayub yang sangat keras menghujat Allah itu terjadi

karena ia memulai dengan dasar sikap yang salah. Ayub sendiri

menunjukkan sikap yang benar karena dasar sikapnya benar. Saya

peringatkan Anda, jika Anda seorang Kristen, tetapi tidak ada

kerendahan hati, hati yang remuk di hadapan Allah, dan bukan sekadar

hanya sekali di masa lalu melainkan sebagai suatu hal yang

berkelanjutan, maka Anda sedang berdiri di tempat yang sangat

berbahaya. Anda sedang menjalani hidup ini seperti si orang Farisi itu,

di dalam alam khayal.

Doktrin jaminan keselamatan akan menggiring sangat banyak

orang ke dalam neraka!

Satu pokok lagi sebagai penutup. Saya sangat prihatin terhadap satu

ide yang sedang berkembang di kalangan orang Kristen: doktrin

jaminan keselamatan. Saya rasa doktrin ini akan mengirimkan orang

ke neraka dalam jumlah yang paling banyak dibandingkan dengan

doktrin yang lainnya yang pernah menggerogoti umat Kristen. Anda

mungkin berkata, "Ini adalah pernyataan yang sangat salah." Saya

menyatakan hal ini setelah melakukan penelaahan selama bertahun-

tahun, bukan hasil renungan beberapa jam atau hari, tetapi bertahun-

tahun.

Perhatikan orang Farisi ini sekali lagi. Dia adalah gambaran

tentang penganut doktrin jaminan keselamatan. Ayat 9, ayat

pertama dari perumpamaan ini berkata, "Dan kepada beberapa orang

yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang

lain,..." Yesus melihat ada orang yang percaya bahwa dirinya benar.

Kata menganggap ini diterjemahkan dari kata Yunani yang ditulis

dalam bentuk perfect tense. Dan kata ini, jika ditulis dalam

bentuk perfect tense, selalu berisi makna rasa percaya diri, kepastian,

keyakinan. Mereka percaya kepada diri mereka sendiri, mereka sangat

yakin bahwa diri mereka benar. Nah, orang Farisi di dalam

perumpamaan ini merasa sangat yakin bahwa dirinya sudah benar! Dan

justru itulah persoalan yang menjatuhkannya. Jaminan keselamatannya

didasari oleh landasan yang salah.

Page 337: Bmf 24 cahaya injil

329 | C A H A Y A I N J I L

Begitu banyak orang Kristen yang juga memiliki jaminan keselamatan

padahal mereka tidak seharusnya memilikinya. Merasa ada

keselamatannya sudah terjamin oleh landasan yang benar padahal

keliru sama sekali, jelas merupakan bencana besar! Perhatikan

keyakinannya akan keselamatan itu. Seluruh tingkah lakunya

mengikuti anggapannya tentang keselamatan itu. Jika Anda katakan

padanya bahwa ia tidak mendasarkan keselamatannya pada Allah

melainkan pada dirinya sendiri, maka si Farisi ini pasti akan protes

keras, ia akan berkata bahwa semua itu dilakukannya demi Allah.

Orang Farisi percaya kepada Allah, bahkan Paulus sendiri mengakui hal

itu. Kata Paulus tentang orang Farisi dan orang Yahudi, "Mereka adalah

orang-orang yang sangat giat, tetapi kegiatan mereka tidak didasari

pemahaman yang benar," atau, tidak berpijak pada realitas (Kisah

21:20; 22:3)

Orang Farisi ini merasa memiliki jaminan yang kokoh; ia sangat

percaya diri. Kata yang diterjemahkan dengan menganggap ini di

bagian lainnya dalam Perjanjian Baru sering diterjemahkan dengan

kata yakin. Si Farisi ini merasa sangat yakin bahwa ia sudah hidup

benar, sehingga ia merasa layak untuk diselamatkan. Menjadi orang

yang benar berarti menjadi orang yang diselamatkan. Ia sangat yakin

bahwa keselamatan itu sudah di tangannya. Itu sebabnya ia dapat

berkata, "Saya berterima kasih kepada Allah atas keselamatan saya.

Terima kasih Tuhan karena saya tidak seperti orang-orang yang lain."

Keyakinan yang mengerikan! Mematikan! Lalu ia melangkah dengan

gagah, keluar dari bait Allah, sesudah memanjatkan doa seperti ini.

melangkah penuh rasa puas kepada diri sendiri. Tentu saja ia orang

yang rajin berdoa, dia berdoa tiga kali sehari. Orang Farisi berdoa tiga

kali dalam sehari. Itu sebabnya mengapa ia terlihat berada di dalam

bait Allah.

Lalu bagaimana dengan si pemungut cukai ini? Ia tidak punya

keyakinan akan jaminan keselamatan itu. Ia bahkan tidak berani

mengarahkan matanya kepada Allah. Ia menundukkan kepalanya

dalam-dalam. Ia tidak berani maju ke bagian depan di dalam bait

Allah; ia memilih untuk berdiri di belakang. Ia memukuli dadanya

sambil berkata, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Tidak ada

orang yang lebih jahat dariku. Aku tidak layak untuk masuk ke bait

Allah ini. Aku tidak layak untuk berbicara kepada-Mu, tetapi kasihanilah

aku, ya Tuhan, berbelas-kasihlah."

Page 338: Bmf 24 cahaya injil

330 | C A H A Y A I N J I L

Dan adakah orang lain di sekitar situ yang akan memberinya keyakinan

akan keselamatan? Adakah imam yang datang kepadanya dan berkata,

"Dosa-dosamu sudah diampuni. Kuumumkan bahwa mulai sekarang

engkau sudah diampuni sepenuhnya."? Tak seorangpun yang

mengatakan sesuatu hal tentang itu kepadanya. Pastilah, orang yang

malang ini, sesudah memukuli dadanya, sesudah memohon belas

kasihan dari Allah, lalu keluar diam-diam dari bait Allah dan

menghilang di tengah kerumunan banyak orang. Adakah si pemungut

cukai ini mendapat keyakinan? Apakah ia berpikir bahwa Allah pasti

mendengarnya karena ia punya hak untuk didengar? Mungkin dia tidak

memiliki rasa yakin sama sekali, tetapi ia terus saja berkata,

"Kasihanilah aku, ya Tuhan, kasihanilah aku." Dan Yesus berkata di

dalam ayat 14, "Aku berkata kepadamu" (Dia tidak berkata kepada

pemungut cukai itu melainkan kepada para murid-Nya. Yesus tidak

berkata apapun kepada si pemungut cukai. Jika Yesus mengatakan hal

ini kepadanya, maka orang itu mungkin akan mendapat keyakinan

akan jaminan keselamatan sejak saat itu.), "Orang ini pulang ke

rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu

tidak." Pembenaran itu terjadi sekalipun si pemungut cukai ini tidak

tahu bahwa ia sudah dibenarkan, sudah diampuni. Akan tetapi, orang

Farisi itu tidak dibenarkan. Atas dasar apa si pemungut cukai ini

dibenarkan? Dasarnya adalah ini: barangsiapa merendahkan dirinya,

Allah akan meninggikannya, tetapi barangsiapa meninggikan dirinya,

Allah akan merendahkannya (Mat.23:12).

Pertanyaan terpenting dalam hidup ini: apakah Allah itu nyata?

Saya benar-benar berharap agar Anda mau memahami maksud

perumpamaan ini karena kesejahteraan kekal Anda bergantung

padanya! Tidak ada pertanyaan yang lebih penting ketimbang

pertanyaan tentang realitas Allah di dalam hidup ini. Tidak ada

pertanyaan yang lebih penting dari itu. Tentulah sangat menegangkan

menunggu jawaban atas pertanyaan apakah akan ada obat untuk

penyakit kanker. Tetapi sekalipun jawaban atas pertanyaan itu

nantinya muncul, tetap tidak lebih penting ketimbang pertanyaan

tentang realitas Allah. Dan jika Anda tidak pernah menghadapi

pertanyaan itu, berarti Anda tidak pernah berhadapan dengan

kenyataan.

Jika Anda bukan seorang Kristen, Anda harus mulai mempertanyakan

apakah Allah itu nyata atau khayalan. Saya rasa Anda tidak harus

Page 339: Bmf 24 cahaya injil

331 | C A H A Y A I N J I L

menjadi orang yang pandai untuk bisa menyadari bahwa: Jika Allah itu

nyata, maka Anda sebaiknya segera membereskan hubungan Anda

dengan-Nya, karena saatnya pasti tiba ketika Anda harus memberikan

pertanggungjawaban, walaupun sekarang atau besok Anda masih bisa

menghindarinya. Saat itu akan datang. Sekalipun Anda bukan seorang

Kristen dan Anda mungkin tidak percaya akan adanya Allah, pikirkanlah

hal itu baik-baik. Jika Allah itu benar-benar nyata, apa yang akan

terjadi pada Anda? Sebaiknya Anda mulai saja berkata kepada diri

sendiri, "Aku harus mencari tahu jawaban atas pertanyaan itu." Saya

sungguh takjub melihat betapa bebalnya kelakuan beberapa orang.

Mereka tidak merasa perlu untuk mencari tahu jawaban atas

pertanyaan itu, dan suatu hari nanti, semuanya akan terlambat. Tidak

ada pertanyaan yang lebih penting daripada ini. karena jawabannya

akan segera berdampak pada seluruh segi kehidupan Anda.

Tetapi jika Anda seorang Kristen, jangan berbangga hati dan berkata,

"Hore, aku sudah percaya kepada Allah!" Itu masih belum cukup.

Orang Farisi ini juga percaya kepada Allah. Anda perlu bertanya kepada

diri Anda, "Apakah saya mengenali Allah sebagai realitas penentu

dalam hidup saya? Apakah saya berpijak pada realitas Allah? Apakah

Allah yang saya sembah ini adalah Allah Alkitab? Apakah saya

sebenarnya sudah membuat satu berhala yang bukan Allah Alkitab dan

kemudian menyembah-Nya? Apakah saya hanya memanfaatkan 'Allah'

yang saya sembah ini untuk membuat saya merasa enak (feel good)

tetapi tidak membuat saya menjadi benar (be good)? Apakah sikap

saya sudah berubah?"

Terakhir, saya sampaikan hal ini kepada Anda: Entah Anda ini seorang

Kristen ataupun bukan, prinsip yang berlaku sama saja. Satu hal yang

saya ketahui dengan pasti adalah bahwa jika Anda datang kepada

Allah dengan sikap seperti si pemungut cukai ini, maka Anda

akan mengenali Allah sebagai realitas. Si pemungut cukai ini

mungkin tidak mendapatkan rasa yakin itu ketika ia meninggalkan bait

Allah, akan tetapi cepat atau lambat, ia akan segera mendapatkan

keyakinan itu. Mengapa? Karena tidak seorangpun yang akan

dibiarkan tanpa hubungan dengan Allah dalam waktu yang lama

jika ia memiliki sikap seperti ini. Allah akan datang kepada Anda, Ia

akan berbicara kepada Anda, Ia akan bersekutu dengan Anda, dan

Anda akan mulai mengetahui apa maksud ucapan Paulus dalam Roma

8:16, "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita

Page 340: Bmf 24 cahaya injil

332 | C A H A Y A I N J I L

adalah anak-anak Allah." Kalimat di dalam Roma 8:16 adalah suatu

kenyataan yang sungguh indah. Setiap orang yang datang kepada Allah

dengan sikap seperti itu pasti akan bertemu dengan Allah. Itulah janji

Allah. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu

akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan

bagimu (Mat.7:7). Dan saya tahu persis bahwa itu semua memang

benar. Itu sebabnya mengapa saya memberitakan Injil. Memberitakan

Injil tidak membuat saya menjadi kaya. Saya memberitakan Injil

karena itu benar. Karena Injil itu benar.

Dan saya menantang setiap orang, entah Anda seorang Kristen atau

bukan: Tetapkanlah pilihan Anda - Entah Allah akan menjadi realitas

yang menentukan hidup Anda atau sebaiknya Anda lupakan saja Dia

dan tinggalkan segala yang berbau Kristen. Saya tidak akan

menyalahkan Anda. Saya menyampaikan simpati dan pemahaman

yang paling dalam kepada Anda.

Namun jika Anda benar-benar ingin menjadi Kristen, Anda akan

berkata, "Aku harus bisa mengenali Allah sebagai realitas yang

menentukan hidupku, Allah yang sesungguhnya. Aku harus datang

kepada Allah dengan sikap yang baru. Aku harus menjadi seperti

pemungut cukai ini yang berkata, 'Tuhan, ampuni saya yang selama ini

sudah begitu sombong, selama ini saya memanfaatkan agama justru

untuk menumpulkan hati nurani saya, memburamkan pemahaman

saya. Saya telah menyalahgunakan agama. Ampunilah saya. Sekarang

saya datang kepada-Mu dengan kesadaran bahwa saya bukan orang

yang berarti, bukan siapa-siapa, di hadapan Allah yang kekal.

Kasihanilah saya. Selama ini saya berpikir bahwa saya lebih baik

ketimbang orang lain, tetapi sekarang saya sadar, ya Tuhan, saya

sadar bahwa di mata-Mu, saya ini sekotor kain pel, tidak layak untuk

diterima. Tuhan, kasihanilah saya. Berbelas kasihlah.'" Jika Anda dapat

datang kepada Allah dengan sikap yang ikhlas seperti ini, Anda pasti

akan segera mengenal Allah.

Bangunlah! Sadarilah situasi Anda di hadapan Allah

Kebanyakan orang datang kepada Allah tanpa rasa membutuhkan.

Orang Farisi ini tidak punya rasa membutuhkan. Perhatikan doanya,

"Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu..." dan ia melanjutkan

segala omong-kosongnya. Tidak ada satupun hal rohani yang

dimintanya dari Allah, jadi ia tak dapat apa-apa dari Allah. Ia tidak

Page 341: Bmf 24 cahaya injil

333 | C A H A Y A I N J I L

merasa membutuhkan apa-apa. Jika Anda tidak merasa membutuhkan

apa pun, maka keadaan Anda sama dengan orang Farisi ini. Tahukah

Anda mengapa orang itu tidak merasa membutuhkan sesuatu? Karena

ia tidak berpijak pada realitas. Ia tidak tahu keadaannya yang

sesungguhnya. Ia masih belum menyadari keadaannya yang

sesungguhnya.

Anda mungkin mengidap kanker di tubuh Anda sekarang, namun Anda

merasa semuanya baik-baik saja. Anda bahkan tidak tahu bahwa

kanker tersebut akan membunuh Anda suatu saat nanti. Jadi Anda

tidak mempedulikannya, Anda tidak membuat upaya penanganan sejak

awal. Anda tidak mulai berolah raga. Anda tidak memperhatikan

makanan Anda. Anda tidak peduli betapa kotornya udara yang Anda

hirup. Anda tidak khawatir. Anda berkata, "Saya merasa baik-baik

saja." Tahukah Anda kapan saya mulai memikirkan kebugaran dan

udara bersih? Pada saat saya mengetahui bahwa hidup saya sedang

terancam. Jika Anda menunggu sampai selama itu, keadaannya sudah

terlambat, bukankah begitu?

Orang tidak merasakan kebutuhan rohani jika ia belum menyadari

keadaan rohaninya yang sebenarnya. Bangunlah! Sadarilah situasi

Anda di hadapan Allah. Sadarlah akan hal ini: keadaan Anda sangatlah

menyedihkan! Sadarilah betapa lemahnya diri Anda. Sadarilah betapa

najisnya diri Anda. Hanya dengan kesadaran seperti itu baru Anda bisa

datang kepada Allah dengan sikap seperti si pemungut cukai ini dan

berkata, "Ya Tuhan, kasihanilah saya." Saya sampaikan sekali lagi, jika

Anda bersikap seperti itu, maka Anda akan mengenal Allah seperti

pemungut cukai ini mengenal-Nya. Ia mengalami hadirat Allah. Itu

adalah janji Allah.

Perumpamaan tentang Uang Mina

Lukas 19:11-27 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal.

Isi Khotbah - Lukas 19:11-27

Hari ini, kita sampai kepada perumpamaan terakhir di dalam Injil Lukas

yaitu di Lukas 19:11-27. Perumpamaan ini biasanya dikenal dengan

Page 342: Bmf 24 cahaya injil

334 | C A H A Y A I N J I L

judul Perumpamaan tentang Uang Mina. Yesus memakai perumpamaan

dalam pengajaran-Nya karena perumpamaan berguna sebagai ilustrasi

bagi kebenaran-kebenaran rohani yang penting. Tugas utama kita

adalah untuk memahami kebenaran apa yang sedang disampaikan oleh

Yesus, bukannya berkhotbah seputar nats itu tetapi berusaha untuk

menggali ke dalam untuk memahami nats itu. Biarlah Yesus sendiri

yang berbicara kepada kita Firman-Nya yang memberi hidup

itu. Perumpamaan tentang Uang mina ini isinya sangat mirip

dengan Perumpamaan tentang Talenta di dalam Matius 25:14-30.

Pada waktu Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada para

murid-Nya, mereka sedang berada di dalam atau di sekitar kota

Yerikho. Kota Yerikho berjarak sekitar 25 kilometer dari Yerusalem, jadi

agak dekat dengan Yerusalem. Yesus berbicara tentang hal kerajaan

Allah kepada para murid karena mereka mengira bahwa kerajaan Allah

akan segera terwujud. Hal ini disebabkan mereka begitu kuat

dipengaruhi oleh pandangan umum masyarakat Yahudi pada zaman itu.

Bahkan sesudah kebangkitan dan saat kenaikan-Nya ke surga, Yesus

masih ditanyai, "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan

kerajaan bagi Israel?" (Kis.1:6). Mereka masih berpikir menurut

pemahaman duniawi pada saat itu. Dan di dalam perumpamaan ini,

Yesus menyediakan jawabannya. Mari kita membaca perumpamaan di

Lukas 19:11-27 itu:

Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan

perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat

Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera

kelihatan. Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke

sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan

setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang

hambanya (menunjukkan bahwa tuan ini punya banyak hamba, tetapi

ia hanya memanggil sepuluh dari antaranya)dan memberikan sepuluh

mina (seorang dapat satu mina) kepada mereka, katanya: Pakailah ini

untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi orang-orang

sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia

untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.

Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia

menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu,

untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang

yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah

Page 343: Bmf 24 cahaya injil

335 | C A H A Y A I N J I L

menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali

perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam

perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.

Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah

menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau,

kuasailah lima kota. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan,

inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan (orang-

orang di daerah padang pasir memakai selendang atau kain untuk

melindungi tengkuk mereka dari sinar matahari dan melilitnya di kepala

mereka. Jika tidak terlindungi, sengatan sinar matahari bisa membuat

seseorang kelengar matahari). Sebab aku takut akan tuan, karena tuan

adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah

tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya

kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau

menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah

orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh

dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku

itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka

sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. Lalu

katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang

satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai

sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai

sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang

mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak

mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.

Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya,

bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku."

Seluruh perumpamaan ini berbicara tentang pelayanan

Yesus memulai perumpamaan ini dengan secara jelas menjawab

pertanyaan tentang apakah kerajaan Allah akan segera muncul.

Kerajaan itu tidak akan muncul sebelum Ia pergi mengambil haknya

atas takhta kerajaan tersebut dan kemudian kembali lagi. Ia harus

pergi dulu dan kemudian kembali lagi. Kedatangan kembali itu oleh

orang Kristen disebut sebagai Kedatangan Kedua. Kedatangan yang

pertama terjadi ketika Ia dilahirkan dulu, peristiwa yang kemudian

dikenang lewat perayaan Natal oleh orang Kristen. Dan yang kedua

adalah jika Ia kembali lagi. Yesus menjawab dengan sangat jelas,

"Kerajaan Allah tidak akan muncul segera karena Aku harus pergi dulu,

Page 344: Bmf 24 cahaya injil

336 | C A H A Y A I N J I L

dan beberapa waktu kemudian, Aku akan kembali. Saat itulah kerajaan

Allah secara jasmani diwujudkan."

Namun Ia segera mengalihkan pokok pembicaraan dari spekulasi

tentang kedatangan-Nya kembali ke pembahasan tentang pelayanan.

Seluruh perumpamaan ini berbicara tentang pelayanan. Ia sedang

berkata, "Jangan duduk saja menghitung-hitung saat kedatangan-Ku.

Ada begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan harus

diselesaikan di masa penantian itu. Segeralah menyibukkan diri. Saat

kedatangan-Ku tidak lama lagi, jadi mulailah bekerja." Yesus selalu

memikirkan jawaban yang bersifat praktis.

Perumpamaan ini menggambarkan keadaan politik di Palestina

di zaman Tuhan Yesus

Beberapa peristiwa politik yang terjadi di waktu itu dapat kita lihat

sebagai latar belakang bagi perumpamaan ini. Yesus tidak mengarang

sebuah perumpamaan yang tanpa dasar, tetapi Ia mengambil peristiwa

sejarah yang tidak asing bagi masyarakat, dan menarik manfaat rohani

dari situ untuk dipelajari oleh murid-murid-Nya.

Kekaisaran Roma menaklukkan tanah Israel di tahun 63 SM dengan

pasukan di bawah pimpinan Jenderal Pompei. Sejak tahun 63 SM dan

seterusnya, wilayah Israel berada di bawah kekuasaan Roma, kekuatan

yang tidak ada lawannya pada zaman itu. Pasukan legion Roma sangat

terkenal di mana-mana karena ketangguhannya. Tidak ada pasukan

lain yang sanggup menghadapi mereka di medan perang. Mereka telah

mengalahkan berbagai pasukan negara lain. Mereka telah menaklukkan

dunia. Dan wilayah yang mereka taklukkan mencakup daerah Palestina,

yang tidak pernah mampu menghimpun pasukan yang mampu

melawan tentara Roma. Tidak ada satu kekuatan pun di dunia pada

zaman itu yang sanggup menghadapi Roma di medan perang. Dan ini

berarti bahwa setiap orang yang ingin menjadi penguasa di Palestina

harus pergi ke Roma untuk meminta kekuasaan dari pemerintah Roma.

Herodes Agung

Sebagai contoh adalah Herodes Agung. Herodes Agung dapat menjadi

raja karena mendapat restu dari penguasa Roma. Di tahun 40 SM,

sekitar 23 tahun sesudah Roma menaklukkan wilayah palestina,

Herodes Agung harus berangkat ke Roma untuk meminta kewenangan

memerintah wilayah Palestina. Dan ketika pemerintah Roma

Page 345: Bmf 24 cahaya injil

337 | C A H A Y A I N J I L

memberikan restu kepadanya, ia lalu menjadi Raja Herodes atau

Herodes Agung.

Anda hanya perlu membaca catatan tentang Herodes Agung dan Anda

akan tahu betapa kejamnya orang ini, ia termasuk jenis orang yang

sangat keterlaluan. Orang ini membunuh istri, anak dan semua orang

yang dianggap membahayakan kedudukannya. Dan menjelang ajalnya,

ia begitu khawatir bahwa penduduk tidak akan menangisinya, dan

mungkin malah bersukacita atas kematiannya. Jadi ia mengumpulkan

semua pemimpin bangsa Yahudi, dan memerintahkan pasukannya

untuk membunuh mereka saat ia meninggal nanti. Sekalipun bangsa ini

mungkin bersukacita atas kematiannya, setidaknya mereka tetap akan

menangis di hari yang sama, karena kematian para pemimpin Yahudi

itu. Ia ingin memastikan bahwa pada saat kematiannya, akan ada

tangisan yang ramai di seluruh negeri, walaupun tangisan itu bukan

untuk dia, karena dia takut jangan-jangan rakyat akan berpesta-pora

merayakan kematiannya. Demikianlah, orang ini sudah berpikir sampai

ke sana. Kenyataan yang terjadi, ketika ia mati, rakyat tetap berpesta

karena para pemimpin itu tidak jadi dibunuh tetapi malah dibebaskan,

pasukannya tidak mentaati perintah terakhirnya. Begitulah kepribadian

dari Herodes Agung.

Archelaeus

Anak-anak Herodes juga menjadi ethnarch atau raja wilayah.

Arcelaeus, salah satu anaknya, memerintah dari tahun 4 SM sampai

tahun 6 Masehi, suatu periode yang cukup singkat. Dan anak ini tidak

lebih baik dari ayahnya. Dan walaupun sama kejamnya, Archelaeus

ternyata tidak sepintar ayahnya. Belakangan ia diasingkan ke wilayah

Galia, yaitu Perancis, sekitar tahun 18 Masehi.

Archelaeus juga mengandalkan restu dari pemerintah Roma untuk

menjadi penguasa di sebagian wilayah Palestina. Ketika Herodes Agung

mati, Archelaeus harus berangkat ke Roma untuk meminta restu dari

Kaisar Roma, yaitu Kaisar Agustus, agar mau meluluskan wasiat

ayahnya, yaitu Herodes Agung. Di dalam wasiat tersebut, Herodes

Agung menunjuk Archelaeus sebagai penggantinya. Akan tetapi

Archelaeus tidak bisa langsung menjadi raja hanya dengan berbekal

wasiat ayahnya. Ia harus pergi ke Roma, mendatangi penguasa

tertinggi untuk menerima persetujuan dan restu. Dan peristiwa ini

Page 346: Bmf 24 cahaya injil

338 | C A H A Y A I N J I L

tentunya masih segar dalam ingatan masyarakat Yahudi kala Yesus

mengisahkan perumpamaan ini.

Ketika Archelaeus berangkat ke Roma untuk menerima warisannya,

yaitu kekuasaannya, hak pemerintahannya, ia tidak berangkat untuk

meminta tanah, tetapi untuk meminta kewenangan memerintah

sebagai raja. Orang-orang Yahudi mengirim utusan ke Roma, menyusul

rombongan Archelaeus, dan berkata kepada Kaisar, "Kami tidak

menghendaki orang ini sebagai raja kami. Kami sudah cukup menderita

di bawah kekuasaan ayahnya, dan orang ini pun tidak lebih baik

daripada ayahnya, jadi kami tidak menghendakinya sebagai raja kami."

Permohonan mereka tidak diterima oleh Kaisar Agustus yang tetap

memutuskan Archelaeus sebagai raja, namun dengan kekuasaan yang

dikurangi. Agustus membuat sebuah kompromi. Di satu pihak,, ia

menerima Herodes Archelaeus, tetapi di pihak lain, ia juga menerima

sebagian usul dari utusan bangsa Yahudi. Jadi ia menetapkan

Archelaeus sebagai raja dengan wilayah kekuasaan yang dipersempit.

Inilah latar belakang dari perumpamaan kita, dan Yesus memakai kisah

ini serta menerapkan beberapa pelajaran rohani darinya.

Allah itu berdaulat. Pada dasarnya Ia memegang kendali

Seperti apa gambarannya? Gambaran yang terlihat sangat mudah

untuk dipahami. Yesus sedang berkata, "Aku akan pergi kepada Bapa

untuk menerima kerajaan-Ku." Pelajaran rohaninya dengan segera

akan terlihat. Kekuasaan tertinggi yang mengatur segala peristiwa di

bumi tidak terletak di sini, tetapi di surga. Allah adalah Kaisar tertinggi.

Kesejajarannya segera terlihat. Jika manusia mengira bahwa dia adalah

boss atas dirinya sendiri, majikan atas nasibnya sendiri, bahwa dia

adalah penguasa dunia ini, maka ia sangat keliru. Dunia ini hanya

sekadar sebuah koloni dari surga. Kekuasaan tertinggi ada di surga,

sama seperti kekuasaan di Palestina yang tidak boleh diputuskan

langsung di tempat, melainkan harus tunduk di bawah kekuasaan

Kaisar Agustus atau pemerintah Romawi. Dengan cara yang sama,

Yesus sedang berkata bahwa segala hal yang berlaku di dunia tidak

berada di bawah kendali penguasa dunia, sekalipun oleh raja Herodes

pada zamannya, karena kekuasaan tertinggi ada di tangan Raja segala

raja, Shang Di, Raja di Surga. Inilah pelajaran pertama yang muncul

dari perumpamaan ini. Yesus menjelaskan tentang pusat kekuasaan

secara tepat dan tegas. Kekuasaan tertinggi atas segala hal yang

Page 347: Bmf 24 cahaya injil

339 | C A H A Y A I N J I L

berlaku di dunia ini terletak di surga. Ini berarti bahwa segala sesuatu

yang dikerjakan di dunia ini harus dipertanggung-jawabkan di hadapan

Penguasa Surga. Ini adalah poin yang pertama.

Para penguasa dari dinasti Herodes setiap saat dapat dipanggil untuk

mempertanggung-jawabkan pemerintahannya oleh kaisar Roma.

Sebagaimana yang saya katakan tadi, Archelaeus akhirnya dipecat dan

diasingkan karena adanya keluhan-keluhan yang diajukan tentang dia.

Ia memerintah dengan tidak beres, dan penguasa Roma akhirnya muak

dengan Archelaeus dan menyingkirkannya. Jadi Anda dapat melihat

bahwa raja-raja di bumi hanya dapat memerintah buat beberapa waktu

saja. Kekuasaan mereka cepat sekali berlalu. Seorang pemimpin

digantikan oleh pemimpin yang lainnya, seorang raja dengan cepat

digantikan oleh raja yang lainnya, dan ketika pergantian itu terjadi,

seluruh struktur pendukungnya ikut berganti.

Kita sekarang ini juga menyaksikan hal yang serupa di Kanada sesudah

pemilu yang terakhir ini. Panggung politik berubah demikian cepatnya.

Ketika saya memperhatikan hasil pemilu, saya terkejut melihat orang-

orang yang tadinya tampak seperti sangat berkuasa, dan beberapa

waktu kemudian ia hanya menjadi salah satu orang penting,

selanjutnya, ia tidak dikenal lagi. Pada suatu saat, ia dipanggil dengan

sebutan "Perdana Menteri," dan di menit selanjutnya, panggilannya

berubah, "Tuan." Tiba-tiba saja dia sudah berada di luar panggung.

Dan orang lain yang tadinya dipanggil "Tuan," mendadak menjadi

"Perdana Menteri," dan mungkin sesudah beberapa tahun,

panggilannya berubah lagi dan ia kembali menjadi "Tuan." Seolah-olah

kekuasaan itu sudah dimiliki, namun ternyata hanya untuk sesaat.

Herodes Agung adalah raja yang sangat berkuasa, namun, di sisi lagi ia

tidaklah berkuasa. Jadi, mari kita camkan pelajaran ini: Allah

memegang kendali yang tertinggi. Allah itu berdaulat.

Penduduk dunia ini tidak ingin Allah memerintah melalui Yesus

Nah, gambaran dari sisa perumpamaan ini juga dapat dengan mudah

kita pahami. Wilayah apa yang sedang dipersoalkan di sini? Bumi! Dan

siapa penduduk yang tidak menghendaki Raja ini memerintah?

Gambarannya juga mudah untuk dipahami. Penduduk bumi inilah yang

menolak pemerintahan Allah. Mereka menolak pemerintahan Allah,

Page 348: Bmf 24 cahaya injil

340 | C A H A Y A I N J I L

sekalipun itu dilakukan melalui Yesus. Mereka menolak pemerintahan-

Nya.

Protes keras terhadap Herodes dan kebencian yang tertuju kepadanya -

orang ini memang bukan raja yang baik - tidak semata-mata karena

kelakuannya tetapi karena ia merupakan perwakilan dari pemerintahan

Roma. Herodes sendiri bukanlah orang Yahudi, dia adalah orang

Idumea, dan itu sudah cukup untuk membuat rakyat tidak

menyukainya. Ia memiliki sedikit darah Yahudi. Namun kebencian

rakyat terhadap Herodes terutama disebabkan oleh karena ia

merupakan wakil dari penguasa Roma dan memerintah untuk

kepentingan Roma.

Dan hari ini, kita juga melihat betapa dunia menolak pemerintahan

Allah bagi hidup mereka. Mereka ingin berbuat sesuka hati mereka.

Setiap orang menginginkan kemerdekaan. Itulah hal yang ramai

diteriakkan di zaman sekarang ini. Kita tidak sudi diperintah oleh orang

lain. Dan kita cenderung mengejar kemerdekaan itu sampai batas yang

paling maksimal.

Di Swiss, ada sebuah wilayah kecil di daerah pegunungan dengan

jumlah penduduk yang sangat sedikit, dan mereka juga menghendaki

kemerdekaan serta pemisahan dari Swiss. Swiss adalah negara yang

paling demokratis di dunia ini, namun tampaknya hal itu tidak cukup

buat mereka. Mereka ingin merdeka. Anda harus berjuang keras untuk

bisa melihat di mana letak wilayah ini dalam peta, dan mungkin harus

memakai kaca pembesar. Lalu, Anda mungkin bertanya, "Penduduk

daerah ini mau melakukan apa dengan kemerdekaannya?" Ini semua

terjadi karena memang begitulah kecenderungan alami kita: kita ingin

menjadi majikan atas diri sendiri, dan kita akan berusaha untuk

mewujudkan hal itu sampai batas yang tertinggi. Saya pernah mencoba

untuk mempelajari apa tujuan dari niat mereka untuk merdeka ini,

namun saya harus mengakui bahwa saya gagal memahami apa yang

hendak mereka capai lewat kemerdekaan itu. Bayangkanlah jika

wilayah kecil ini, dengan beberapa ribu penduduknya, akan memiliki

Perdana Menteri, atau Presiden, atau Ketua, atau apa pun itu. Orang ini

akan memimpin angkatan perang dengan jumlah prajurit, mungkin,

sekitar 35 orang saja. Dan ia akan mengelola perekonomian negerinya

yang hebat itu, yaitu beberapa bidang lahan pertanian. Saya sungguh

tidak mengerti apa yang ingin mereka capai lewat kemerdekaan itu?

Page 349: Bmf 24 cahaya injil

341 | C A H A Y A I N J I L

Tapi siapa yang peduli, sejauh mereka bisa berkata, "Aku bebas

merdeka." Swiss adalah sebuah negara yang sangat kecil, dengan

penduduk sekitar 5 atau 6 juta orang, dan Anda akan mengalami

kesulitan untuk mencari letak Swiss di dalam peta dunia. Jadi, wilayah

yang ingin merdeka ini pastilah sangat-sangat kecil, karena jika Anda

sudah kesulitan dalam mencari letak Swiss, bagaimana Anda bisa

menemukan wilayah yang merupakan bagian kecil dari Swiss? Anda

harus memakai peta khusus negara Swiss, peta yang cukup besar

tentunya, dan mencari wilayah itu di sekitar barat laut negara Swiss,

itulah wilayah yang ingin merdeka itu. Tetapi mereka serius dengan

tuntutan kemerdekaannya, mereka bahkan meledakkan bom!

Tampaknya watak manusia selalu begini: selalu ingin menjadi bos atas

diri sendiri.

Sebenarnya, penguasa Roma berjasa dalam memberikan keamanan

atas wilayah Palestina, hal yang tidak pernah dinikmati oleh penduduk

di sana untuk waktu yang sangat lama. Kehadiran kekuatan Roma di

wilayah ini melindungi mereka dari tekanan kekuatan-kekuatan politik

bangsa-bangsa di sekitar mereka. Mesir di selatan dan Siria di utara

merupakan sumber masalah yang tidak pernah ada habisnya bagi

bangsa Israel. Mereka tergencet di tengah pertikaian antara dua

kekuatan itu, dan kedatangan pasukan Roma sebenarnya justru

memberikan perdamaian yang sangat besar bagi wilayah ini,

perdamaian Roma atau "Pax Romana". Namun karena mereka orang

Roma, bangsa Israel merasa bahwa perdamaian, kemakmuran, hak

memerintah sendiri (mereka bahkan boleh memiliki raja sendiri), dan

keleluasaan yang mereka miliki itu tidak cukup. Damai atau rusuh,

makmur atau melarat, mereka tetap menuntut kemerdekaan! Dan ini

tampaknya merupakan mentalitas yang melekat ada setiap manusia.

Inilah yang disebut sebagai 'patriotisme' oleh mereka. Dan

penghargaan yang sangat tinggi diberikan pada konsep patriotisme ini.

Saya sendiri juga sangat patriotik.

Manusia hanya ingin memperalat Allah

Namun, pertama-tama, kita harus tahu mengapa dunia menolak Allah?

Mengapa mereka menolak Yesus? Apa alasannya? Karena kita tidak

ingin Dia menjadi Raja atas hidup kita. Perhatikan bahwa persoalan di

dalam perumpamaan ini bukan apakah Yesus dapat menjadi

Juruselamat kita melainkan apakah Yesus dapat menjadi Raja kita. Kita

menolak kedaulatan Yesus.

Page 350: Bmf 24 cahaya injil

342 | C A H A Y A I N J I L

Kita cukup senang menerima-Nya sebagai Juruselamat. Ketika orang-

orang Yahudi mengalami kesusahan akibat permusuhan Mesir karena

Siria, mereka sangat gembira menyambut kedatangan pasukan Roma

yang menyelamatkan mereka di saat genting. Mereka bersukacita

menyambut kehadiran pasukan Roma jika Roma menyelamatkan

mereka dan setelah itu bergegas pergi. Dan jika mereka membutuhkan

lagi kehadiran pasukan Roma, maka mereka akan memanggil pasukan

Roma kembali. Seperti inilah jenis Kekristenan yang saya lihat

belakangan ini di dunia. Jika sedang dalam masalah, maka kalimat

yang muncul adalah, "Ya Allah, datanglah, selamatkanlah saya. Saya

sedang dalam masalah. Ujian kali ini sangat susah, tolonglah saya.

Berbuatlah sesuatu terhadap dosen itu, jika perlu kaburkanlah

matanya, supaya saya bisa mendapat nilai yang bagus. Saya harus

lulus ujian ini. Saya takut bertemu dengan orang tua saya jika saya

gagal. Ya Allah, tolonglah saya." Demikianlah,, menjelang ujian

semester, ada banyak orang yang mendadak menjadi sangat alim,

semua berduyun-duyun ke gereja, berlomba memasukkan uang ke

kotak persembahan. Mengapa? Sedang ada masalah, perlu

Juruselamat. Namun ketika sudah lulus ujian, mereka berkata, "Nah,

terima kasih, ya Allah. Kau boleh pulang sekarang. Semuanya sudah

selesai. Tahun depan, saat aku menghadapi ujian lagi, mungkin aku

akan mencari-Mu lagi. Sekarang ini, aku harus mengerjakan urusanku

sendiri." Dan di tahun berikutnya, jika ia gagal dalam ujian, ia akan

berkata, "Ya Allah, mengapa Kau lakukan hal ini kepadaku? Tahun lalu

aku rajin ke gereja dan memberikan uang persembahan. Tahun lalu,

aku rajin membaca Alkitab, aku bahkan berdoa selama dua menit

setiap pagi. Tapi apa yang kualami sekarang? Kau tak boleh

memperlakukan aku seperti ini!" Lalu orang-orang akan berdatangan

kepada saya dan berkata, "Mengapa Allah memperlakukan saya seperti

ini? Mengapa Allah berbuat ini terhadap saya?"

Jadi, sebenarnya kita hanya ingin memperalat Allah. Kita berkata, "Ya

Allah, datang dan selamatkanlah saya, tapi jangan mengatur hidup

saya, ok? Kenapa Engkau begitu ngotot ingin mengatur hidup saya?"

Sama persis dengan orang-orang Yahudi yang berkata, "Ketika Mesir

datang dan menyerang kita, orang Roma datang menolong kita. Hebat!

Biarlah orang Roma itu datang! Tentara Roma adalah pasukan yang

paling hebat!" Dan ketika pasukan Mesir dan Siria akhirnya dikalahkan,

ketika tidak ada lagi bahaya yang mengancam, orang-orang Yahudi

Page 351: Bmf 24 cahaya injil

343 | C A H A Y A I N J I L

berkata, "Tidak ada lagi bahaya yang mengancam. Kalian, orang-orang

Roma, harus pergi dari sini! Kami tidak mau kalian tinggal di sini!

Menyingkirlah!" Seperti itulah jenis Kekristenan yang sedang kita

bicarakan.

Itulah sebabnya sangat gampang bagi seorang penginjil untuk

memberitakan keselamatan. Siapa yang tidak mau diselamatkan?

Apakah Anda ingin diselamatkan dari kesedihan Anda? Apakah Anda

ingin diselamatkan dari kesengsaraan Anda? Apakah Anda ingin

diselamatkan dari depresi dan kesepian Anda? Jadi para penginjil

semacam itu akan menikmati saat-saat yang sangat indah. Siapa yang

tidak ingin diselamatkan? Beritakan saja keselamatan dan mintalah

orang-orang untuk mengangkat tangannya. Akan ada banyak sekali

tangan yang terangkat. Ia sedang menawarkan sesuatu secara gratis.

Ini jelas tawaran yang menarik! Tidak ada tawaran yang lebih baik dari

ini. Ini adalah tawaran yang tidak boleh ditolak - sesuatu yang gratis.

Tidak ada obralan yang dapat menyaingi tawaran ini. Department store

paling tinggi hanya mau memberi diskon 50%. Jika mereka memberi

Anda diskon 50%, itu sudah cukup bagus. Tetapi bayangkanlah kalau

sebuah department store menetapkan satu hari harga gratis untuk

semua produk yang dijualnya! Saya rasa, tembok gedungnya mungkin

sudah ramai dijebol orang-orang sebelum pintu utamanya dibuka!

"Semua gratis!" Demikianlah, saya tidak heran jika ada penginjil yang

berkata, "Ada 200 orang yang sudah mengambil keputusan, dan di

tempat lain ada 1000 orang lagi." Apa susahnya? Saya juga bisa

memberitakan hal yang sama. Jika dibuat penawaran keselamatan

secara gratis, siapa yang tidak mau membuat keputusan? Anda tidak

akan rugi sedikitpun. Tawaran gratis!

Namun ketika Alkitab berkata bahwa Allah harus bertakhta di dalam

hidup Anda, menjadi Raja atas hidup Anda, Anda lalu berkata, "Tunggu

dulu. Ini jebakan. Saya tidak suka ini. Saya puas menjalankan hidup

saya seperti apa adanya. Saya tidak mau ada orang yang mengatur

apakah saya boleh pergi ke disko atau tidak. Saya suka kelap-kelip

lampu disko, saya suka musik keras supaya saya tidak usah repot-

repot melayani obrolan orang lain. Suara musik menenggelamkan

suara yang lain. Itu semua saya suka. Saya tidak mau ada orang yang

datang dan berkata bahwa saya tidak boleh pergi ke disko. Memangnya

mereka itu siapa? Beraninya mereka melarang kegiatan saya! Saya

berhak menentukan cara hidup saya sendiri. Anda tidak berhak

Page 352: Bmf 24 cahaya injil

344 | C A H A Y A I N J I L

menentukan apa yang boleh saya lakukan. Jika Anda tidak cerewet

melarang saya, boleh-boleh saja. Selama Anda tidak ikut campur atas

kehidupan saya, maka saya tidak keberatan." Dan di sinilah letak

persoalannya.

Persoalannya adalah bahwa penduduk bumi ini lebih suka dengan

agama yang moderat. Seperti alkohol. Jika Anda meminum sedikit-

sedikit saja, hasilnya baik untuk kesehatan, tapi jangan minum terlalu

banyak. Terlalu banyak minum alkohol sangat buruk bagi kesehatan.

Jadi agama juga dilihat seperti ini. Sebaiknya Anda menjalankan sedikit

saja. Peganglah segala sesuatu secara moderat saja. Dan apa yang

Anda maksudkan dengan kata moderat itu? Moderat artinya Anda

memiliki Yesus sebagai Juruselamat saja. Bagus sekali. Siapa yang

keberatan akan hal itu? Namun ketika dikatakan bahwa Yesus akan

memerintah hidup Anda sebagai Tuan dan Penguasa, Anda merasa itu

sudah sama seperti membiarkan alkohol naik ke kepala. Seperti

membiarkan alkohol mengendalikan diri Anda. Membiarkan diri menjadi

mabuk! Wah, jangan sampai begitu! Kita harus bersikap moderat.

Nah, kunci pemahaman perumpamaan ini adalah bahwa dunia

tidak mau Yesus memerintah. Perumpamaan ini diakhiri dengan

kalimat, "Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi

rajanya,..."

Anda dapat sekadar memiliki Kekristenan. Lihat saja jumlah gereja

yang ada di Kanada ini, hitung saja puncak menaranya. Ketika saya

mengunjungi beberapa kota di Kanada, sepertinya separuh lebih

penduduk kota-kota itu tinggal di dalam gereja, karena begitu

banyaknya gedung gereja di sana. Menara gereja terlihat di mana-

mana, satu di sini, satu di sana, dan di mana-mana. Jika Anda pergi ke

Inggris atau ke Eropa, Anda akan mengira bahwa mereka adalah

masyarakat yang paling religius karena semua tempat dipenuhi oleh

gereja. Hal apa yang akan paling banyak Anda lihat sebagai turis di

Perancis? Gereja yang jumlahnya banyak sekali. Ketika mmelancong ke

sana, saya sempat berkata, "Saya tidak perlu melihat gereja yang lain

lagi di sini, sudah terlalu banyak gedung gereja yang saya kunjungi!"

Apa tempat bersejarah yang terdapat di setiap desa dan kota? Gedung

gereja, tentu saja!

Jika Anda berkunjung ke sana, Anda akan melihat kuburan orang ini di

sini, dan kuburan orang itu di sana. Jika Anda masuk ke Kapel

Page 353: Bmf 24 cahaya injil

345 | C A H A Y A I N J I L

Westminster di Katedral Westminster di London, hal apa yang akan

Anda lihat? Kesan yang muncul adalah bahwa kapel itu sudah berubah

menjadi semacam kompleks kuburan. Kemanapun Anda melintas di

dalam kapel itu, Anda harus menginjak kuburan seseorang. Mungkin

Anda akan berkata, "Maaf, saya tidak bermaksud menginjakmu." Kita,

orang Cina, mungkin punya rasa hormat yang lebih baik terhadap

orang yang sudah meninggal. Mereka semua tampaknya dikuburkan di

ruang tengah di kapel itu. Anda harus menginjak kuburan mereka jika

ingin mencapai suatu tempat di dalam kapel itu. Dan ada beberapa

kuburan yang tegel nisannya diberi tulisan, "Tuan Anu, lahir tanggal

sekian dan meninggal tanggal sekian." Dan Anda lalu berkata, "Apa ini?

Apa ini gereja, rumah bagi orang yang hidup, atau justru rumah bagi

orang yang mati?"

Allah adalah pilihan terakhir. Di kebanyakan negara barat, jika Anda

beragama, maka hal itu baik sekali. Saat lahir, Anda akan dibaptiskan,

jadi Anda akan menerima beberapa tetes air di jidat Anda. Dan

selanjutnya, Anda akan datang lagi ke gereja untuk yang kedua

kalinya, saat menikah. Paling tidak, Allah sudah menunjukkan bahwa Ia

berguna bagi diri Anda. Gereja telah menjalankan perannya yang

pantas, sekitar tiga kali dalam seumur hidup Anda. Kali yang ketiga

adalah ketika Anda dikuburkan. Sekalipun Anda tidak tahu akan hal itu,

karena sudah mati, penguburan Anda dilakukan oleh gereja. Ini adalah

agama, dan memang hanya sebatas itulah orang mau berurusan

dengan agama.

Agama semacam itu dimanfaatkan oleh masyarakat. Ia dijadikan

kekuatan menyatukan rakyat. Ketika kita berhadapan dengan kekuatan

Komunis, dan tidak ada ideologi pengimbang untuk menghadapinya,

maka kita bisa memakai gereja sebagai alat pemersatu. Mari kita

semua bicara tentang Allah. Khususnya saat kaum Komunis

mengancam, maka kita perlu berbicara tentang Allah, tapi kalau kaum

Komunis sudah pergi, Allah boleh kita lupakan, urusan sudah

diselesaikan - kita sudah menyingkirkan orang-orang Komunis.

Demikianlah, agama menjadi alat yang dimanfaatkan. Dan selama

manusia bisa memanfaatkan agama, maka mereka akan memeluk

agama.

Tapi jika urusannya adalah menerima kedaulatan Yesus atas hidup kita!

Wah tidak! Ini lain cerita. Kita tidak mau orang ini memerintah atas

Page 354: Bmf 24 cahaya injil

346 | C A H A Y A I N J I L

hidup kita. Mungkin kita tidak akan menyatakannya lewat mulut kita.

Orang-orang mungkin saja tidak pernah berkata terus terang akan hal

ini. Tetapi Yesus melihat sampai ke dalam hati. Itu sebabnya Yohanes

1:11 berkata, "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-

orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya." Mereka menolak Yesus

bukan karena Yesus adalah orang yang bengis seperti Archelaeus. Akan

tetapi isi hati mereka adalah, "Sebaik apapun pemerintahan-Nya,

sebaik apapun sistem yang dibuat-Nya, sebaik apapun Dia, kami tetap

akan menolak jika Dia yang akan memerintah."

Itu sebabnya saya tadi menceritakan tentang usaha saya untuk bisa

memahami keinginan penduduk di sebuah wilayah kecil di Swiss untuk

bisa merdeka. Swiss adalah sebuah negara yang sangat demokratis;

negara demokratis yang pertama. Setiap orang menjadi anggota

pasukan tentara, setiap orang punya hak pilih, setiap orang berhak

untuk mengerjakan atau mengucapkan sesuatu, saya jadi tidak

mengerti mengapa wilayah kecil ini memilih untuk berpisah. Tujuan apa

yang mau mereka kejar? Apakah mereka mempunyai cara

pemerintahan yang lebih bagus? Tidak, persoalan utamanya adalah

mereka sekadar tidak menginginkan adanya penguasa di atas mereka.

Tak heran jika kita sekarang dilanda anarkisme. Orang-orang anarkis

adalah mereka yang menolak adanya penguasa di atas mereka. Pada

dasarnya, saya rasa, jauh di dalam hati kita, satu-satunya kedaulatan

yang kita akui adalah kedaulatan diri kita sendiri. Dan saya

menyaksikan hal ini ada di dalam sebagian besar diri orang Kristen,

pada tingkat yang berbeda-beda. Kita ingin menjadi bos atas diri

sendiri. Itulah persoalan yang paling dasar.

Orang Kristen sejati adalah para hamba Allah yang menerima

kedaulatan-Nya

Akan tetapi, masih ada orang-orang Kristen sejati, sekalipun jumlah

mereka sedikit saja. Siapa itu orang-orang Kristen sejati? Mereka

adalah para hamba Allah, sebagaimana yang disebutkan di dalam 1

Petrus 2:16, di sana Anda akan melihat bahwa setiap orang Kristen

yang sejati adalah seorang hamba Allah. Istilah hamba Allah ini tidak

terbatas pada mereka yang secara full-time bekerja dalam pelayanan.

Tidak terbatas pada para pendeta atau pun penginjil, "Hamba Allah"

adalah istilah yang mengacu pada setiap orang Kristen sejati karena ia

menjalani hidup yang sepenuhnya di bawah pengaturan Allah. Itu

sebabnya mengapa ia disebut hamba. Para hamba adalah mereka yang

Page 355: Bmf 24 cahaya injil

347 | C A H A Y A I N J I L

berkata, "Allah adalah Raja atas hidupku, Ia adalah Tuan atas

hidupku." Jika Anda termasuk orang yang berkata seperti itu, maka

Anda adalah seorang hamba Allah, seorang budak. Untuk menjadi

hamba Allah tidak harus menjadi seorang penginjil.

Allah memberi setiap orang Kristen sejati hidup yang kekal,

yakni Roh Kudus berdiam di dalam diri Anda

Kemudian perumpamaan ini dilanjutkan. Di tengah keadaan yang

penuh permusuhan itu, ketika rakyatnya memberontak, bangsawan itu

memanggil sepuluh orang hambanya dan memberi mereka masing-

masing satu mina. Berapa nilai satu mina itu? Satu mina bernilai kira-

kira sama dengan gaji tiga bulan seorang pekerja rendahan, jadi

nilainya sekitar seratus dinar. Jadi, jika kita ingin membandingkannya

dengan keadaan zaman sekarang di Kanada, dan gaji rata-rata pekerja

rendahan di Kanada setiap bulannya sekitar seribu dolar, maka satu

mina di zaman dulu nilainya sebanding dengan sekitar tiga ribu dolar di

Kanada sekarang, suatu jumlah yang cukup besar.

Demikianlah, setiap hamba menerima satu mina. Lewat keterangan itu,

Yesus sebenarnya sedang berkata kepada kita, "Di dunia ini, setiap

orang dari kalian yang menjadi hamba-Ku, yang menerima kedaulatan-

Ku diberi kepercayaan untuk mengurus uang satu mina." Sebagai

orang Kristen, kita diberi kepercayan untuk mengemban satu

tanggungjawab. Jika tidak, kita bukanlah orang Kristen. Apa yang

dipunyai oleh setiap orang Kristen? Apa yang telah diberikan kepada

kita sebagai orang Kristen? Sebagai permulaan, setiap orang dari kita

diberi kehidupan. Itu adalah suatu tanggungjawab yang sangat besar.

Kita diberi hidup baru di dalam Kristus. Hal Kekristenan selalu berkaitan

dengan kehidupan. Menyangkut masalah hidup dan mati. Persoalannya

tidak sedangkal masalah kepercayaan, masalah agama. Jika Anda

sekadar memiliki agama, Anda tetap bukan orang Kristen. Mungkin

yang Anda pegang adalah agama Kristen, namun hal itu tetap tidak

menjadikan Anda seorang Kristen menurut definisi Alkitab. Seorang

Kristen yang sejati adalah orang yang memiliki hidup. Apakah

Anda memiliki hidup? Anda memiliki hidup, hidup yang berasal

dari Allah, hidup yang kekal jika Anda memiliki Roh Kudus dari

Allah yang tinggal di dalam diri Anda. Jadi kita yang menjadi

hamba Kristus, yang menerima kedaulatan-Nya, kedudukan-Nya

sebagai Tuan dalam hidup kita, pasti memiliki hidup kekal itu,

kehidupan yang ilahi, bukan kehidupan jasmani, melainkan kehidupan

Page 356: Bmf 24 cahaya injil

348 | C A H A Y A I N J I L

rohani yang berasal dari Allah. Kita memiliki Roh Kudus. Kita sudah

dipercayakan dengan pesan kebenaran.

Anda dapat menyalurkan hidup kekal di dalam diri Anda kepada

orang lain

Kita tidak sekadar memiliki hidup yang kekal, namun kita juga dapat

menyalurkannya kepada orang lain. Hidup kekal ini bukan sesuatu yang

harus kita simpan buat diri sendiri. Sama seperti kehidupan jasmani

yang dapat disalurkan kepada orang lain. Anda menyalurkan kehidupan

jasmani kepada anak-anak Anda. Apa yang didapatkan oleh anak Anda

dari Anda? Kehidupan. Kita juga dapat secara rohani menyalurkan

kehidupan kepada orang lain, dan tidak menyimpannya bagi diri

sendiri. Jadi kita sudah dipercayakan dengan sesuatu yang sangat

berharga.

Dulu saya juga menolak Kristus. Dulu saya juga mengolok-olok serta

meremehkan gereja. Jadi kita semua berangkat dari keadaan yang

sama, kita semua memulai dari keadaan yang berdosa, sebagai musuh-

musuh Allah, sebagai orang-orang yang menolak Allah. Namun

kemudian kita sampai di satu titik, dengan kasih karunia Allah, di mana

kita lalu menerima pemerintahan-Nya. Tidak ada orang yang memulai

dengan kondisi yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan orang

lain. Perbedaanya baru terlihat sejalan dengan waktu, semakin hari

jarak itu akan semakin jauh. Walaupun setiap orang Kristen

bermula di titik yang sama, ia tidak berakhir di titik yang

sama. Itulah keindahan perumpamaan ini. Mereka semuanya bermula

dengan satu mina, tetapi apa yang terjadi? Setelah beberapa waktu,

salah satu telah mengembangkan satu mina menjadi sepuluh mina.

Satu lagi telah melipat-gandakan menjadi lima mina, dan yang satu

lagi sama sekali tidak berbuat apa-apa dengan satu mina yang telah

diberikan Yesus.

Bukankah hal ini terlihat di dalam gereja? Beberapa dari Anda datang

kepada Tuhan lewat gereja ini. Saya mengamati pertumbuhan Anda

sejak titik awal, dan saya melihat betapa Anda mengalami

pertumbuhan rohani. Satu mina milik Anda sudah bertambah menjadi

dua mina, dan bertambah lagi menjadi tiga mina dan ada yang

bertambah terus. Namun, sayangnya, dari waktu ke waktu saya juga

melihat ada yang tidak mengalami pertumbuhan. Tidak terlihat tanda-

tanda apapun. Satu mina milik mereka tetap saja tidak bertambah, dan

Page 357: Bmf 24 cahaya injil

349 | C A H A Y A I N J I L

dua tahun kemudian, ternyata tidak juga bertambah. Dan di tahun

yang ketiga, masih satu mina juga. Setelah mereka menjadi tua dan

beruban, ternyata masih satu mina juga. Di dalam gereja, seberapa

lama Anda menjadi seorang Kristen bukanlah ukuran untuk

menentukan kedewasaan rohani. Itu sama sekali tidak bisa

dijadikan ukuran. Anda bisa saja menjadi seorang Kristen sepanjang

hidup Anda namun tidak memiliki kehidupan rohani. Di sisi lain, Anda

bisa saja baru menjadi seorang Kristen dalam dua atau tiga tahun

namun sudah mengalami pertumbuhan rohani yang luar biasa.

Mengapa dikisahkan tentang tiga jenis orang Kristen? Apa yang

membuat seseorang menjadi "orang Kristen dengan sepuluh

mina"?

Pertanyaannya adalah, hal apa yang membuat mereka jadi berbeda?

Mengapa yang satu menghasilkan sampai sepuluh kali lipat, atau

1.000%? Berdasarkan standar di dunia bisnis, peningkatan 1.000%

jelas merupakan prestasi yang istimewa! Mengapa ada yang hanya

menghasilkan peningkatan 500%? Dan mengapa pula yang ketiga tidak

menghasilkan peningkatan apapun?

Di sini kita dapati tiga jenis orang Kristen yang sangat berbeda dari

kesepuluh hamba dalam perumpamaan ini. Ada yang memutarkan

uang itu habis-habisan, dan menghasilkan pendapatan 1.000%. Ada

juga yang memakai uang itu, tetapi masih bayangi oleh keragu-raguan,

dan ia hanya menghasilkan 500%, tetapi itupun masih sangat bagus.

Dan tentu saja akan ada berbagai macam hasil yang didapatkan selain

dari contoh kedua orang itu, mungkin ada yang 800%, 700% atau

bahkan hanya 50%. Dan ternyata ada pula yang hasilnya hanya 0%.

Yesus hanya membicarakan tiga tipe yang mendasar. Ia tidak

membahas berbagai variasi tipe yang lainnya yang tidak terlalu

mendasar.

Hal yang perlu kita lakukan sebelum kita tutup pembahasan hari ini

adalah memahami apa yang membuat terjadinya perbedaan di

kalangan orang-orang Kristen. Yaitu ketiga hamba itu. Sebagai orang-

orang Kristen, kita semua adalah hamba Allah. Jadi berdasarkan hal

itu, tidak ada perbedaan antara Anda dengan saya, atau di antara

setiap orang Kristen yang sejati sesuai dengan pengertian Alkitab.

Dalam rangka memahami apa yang membuat terjadinya perbedaan itu,

Page 358: Bmf 24 cahaya injil

350 | C A H A Y A I N J I L

kita perlu memahami prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pelayanan.

Apa itu prinsip-prinsip pelayanan? Apa yang membuat seseorang

menjadi Sung Shang Jie, John Sung, hamba Allah yang luar biasa? Apa

yang membuat seseorang menjadi D.L. Moody? Dan mengapa pula ada

orang yang tidak menjadi apa-apa? Untuk bisa memahami semua itu,

kita perlu memperhatikan beberapa hal.

Inisiatif, dorongan rohani

Hal yang pertama, perhatikan perbedaan inisiatifnya. Tidak ada orang

yang akan bisa menghasilkan pendapatan besar di dalam bisnis jika ia

tidak punya inisiatif. Anda tidak akan mendapatkan hasil sampai

1.000% jika Anda hanya duduk-duduk dan membaca komik saja. Tidak

ada orang yang bisa berhasil dengan cara seperti itu. Seseorang yang

ingin menghasilkan 1.000% hasil dalam kehidupan Kristen, harus

memiliki dorongan rohani, gairah untuk bergiat secara rohani, inisiatif

rohani. Dia tidak akan duduk diam di kursi sambil mengharapkan hasil

yang terbaik. Tidak ada orang yang menjalankan bisnis seperti ini.

Orang Cina kelompok yang sukses di dunia bisnis. Mereka mampu

bersaing dengan orang-orang Yahudi sepanjang masa. Orang-orang

Yahudi adalah pebisnis yang sangat tangguh. Saya berasal dari

Shanghai, dan di sana ada banyak orang Yahudi pada masa saya masih

di Shanghai. Saya melihat bahwa satu-satunya tempat di mana orang

Yahudi mengalami kesulitan untuk menghimpun kekayaan adalah di

Cina, karena di sana mereka bersaing dengan orang yang sejenis.

Sama halnya dengan orang Yahudi, orang Cina juga bisa menetap di

mana saja di dunia ini dan mulai menghimpun kekayaan dengan

membangun sebuah bisnis. Ia bisa memulai dengan usaha laundry, dan

menjadi kaya dengan bisnis itu. Ia bisa memulai dengan usaha

restoran, dan juga menjadi kaya. Ia bisa tinggal di Amerika Selatan,

Amerika Utara, di mana saja, bahkan di tempat yang ia tidak paham

dengan bahasa penduduk setempat, tidak jadi masalah buatnya - ia

tetap menjadi kaya.

Sudah banyak orang seperti ini yang kita lihat di Inggris. Dulu ada

orang Cina banyak yang merantau ke Inggris, dan mereka kemudian

mempelajari situasi di Inggris, dan berkata, "Inisiatif bisnis berarti

bahwa kita bisa membuka usaha laundry." Dan mulailah mereka

menjalankan usahanya. Saya kenal seseorang yang telah menetap di

Inggris selama sekitar empat puluh tahun. Semua anaknya tumbuh

besar di Inggris, namun bahasa Inggrisnya sendiri tidak pernah bisa

Page 359: Bmf 24 cahaya injil

351 | C A H A Y A I N J I L

saya pahami. Saya juga tidak paham bahasa Cinanya karena ia

berbicara dalam dialek Toisan. Saya tidak tahu bagaimana ia bisa

bergaul dengan orang-orang Cina yang lain karena tidak banyak orang

berdialek Toisan yang tinggal di Inggris. Jadi, satu-satunya bahasa

yang ia kuasai adalah bahasa Cina berdialek Toisan. Bayangkanlah hal

itu! Ia mampu menjalankan bisnis laundry yang berhasil dan

menyekolahkan anak-anaknya sampai tamat universitas! Ia bisa sukses

bahkan tanpa harus bisa berbahasa lokal! Jadi saya rasa tidak sulit bagi

orang Cina untuk memahami apa arti 'dorongan', apa arti dari 'inisiatif'.

Orang ini tentu saja tidak menjalankan bisnisnya dengan duduk diam di

kursinya sambil menyibukkan diri dengan mengeluh, "Wah, aku tidak

bisa bicara dalam bahasa Inggris. Aku jauh dari kampung halaman.

Aku tidak punya pendidikan. Aku pasti tidak bisa bersaing dengan

orang-orang di sini. Mereka semua tentunya cukup berpendidikan,

sementara aku sendiri bahkan tidak bisa baca-tulis." Dia tidak akan

berbisnis dengan cara itu. Ia pelajari situasinya, ia pastikan hal-hal apa

yang dapat ia kerjakan, ia pelajari kebutuhan penduduk dan ia

kemudian berkata, "Tepat! Laundry!" Ia tidak pernah menjalankan

usaha jasa pencucian pakaian sebelumnya, akan tetapi urusan mencuci

bisa dipelajari dengan cepat oleh setiap orang. Tidak lama kemudian, ia

membuka toko kecil dan memasang papan promosi, "Bawalah pakaian

Anda kemari, saya akan mencucikannya buat Anda." Selanjutnya,

bisnis orang ini bergerak lancar. Dan sekarang, anak-anaknya sudah

menjadi ahli kimia, insinyur dan dokter. Semua anaknya juga cukup

berhasil dalam hidup mereka. Itulah inisiatif bisnis! Dorongan!

Jika kita dapat memahami hal-hal seperti itu di dalam kehidupan

duniawi, lalu mengapa kita tidak bisa memahami hal yang sama dalam

kehidupan rohani? Seharusnya kita tidak mengalami kesulitan untuk

memahami hal itu. Seorang hamba Allah harus memiliki dorongan

rohani, inisiatif rohani. Ia harus merupakan orang yang tidak puas

hanya sekadar menjadi orang yang biasa-biasa saja. Ia

mempelajari situasi kerohanian yang dihadapi. Ia mengamati situasi

dunia yang tidak bersahabat dengannya. Sama seperti itu, orang ini

yang berasal dari Toisan, Cina dan menetap di Wales (sampai sekarang

ini ia menetap di Wales)! Ia menyadari bahwa ia masuk ke dalam

lingkungan yang tidak bersahabat dengannya karena ia dipandang

sebagai orang asing. Namun dengan dorongan bisnisnya, ia berhasil

mengatasi keadaan dan menuai sukses dari semua itu. Demikian pula

Page 360: Bmf 24 cahaya injil

352 | C A H A Y A I N J I L

halnya dengan kita, orang-orang Kristen, kita tinggal di lingkungan

yang tidak bersahabat dengan kita. Dunia tidak memandang kita

dengan sikap menerima. Saat kita menjadi Kristen, kita menjadi orang

asing di dunia ini. Bahkan orang tua kita sekalipun kadang-kadang

memandang kita sebagai orang asing, orang aneh, gila, tidak praktis,

orang bodoh, yang melepaskan karir berikut pendidikan dan masa

depan yang cerah. Dan mungkin, ketika orang Toisan ini memutuskan

untuk berangkat ke Inggris, keluarganya pasti mengira bahwa ia sudah

gila, "Kamu tidak tahu bahasa Inggris. Kamu ini tidak melihat

kenyataan. Kamu tidak akan berhasil di luar negeri." Di masa itu,

sangat sedikit orang Cina yang merantau ke Inggris, namun orang ini

punya dorongan. Jadi ia tetap berangkat. Ia berhasil melakukan hal

yang dianggap mustahil oleh orang lain. Itulah hasil dari dorongan. Lalu

bagaimana dengan kita?

Sikap

Tetapi kita harus melangkah lebih jauh lagi. Hal apa yang memberikan

dorongan bagi seseorang? Apa yang membuatnya melakukan hal ini?

Apa yang menjadi penggerak, kekuatan yang memotivasinya? Hal-hal

apa yang memotivasi saya? Hal-hal apa yang memotivasi orang-orang

Kristen sejati? Di sini kita sampai pada poin tentang pelayanan Kristen

yang berbeda dari pelayanan bidang lainnya. Perhatikan sikap ketiga

orang hamba itu terhadap tuannya. Setiap orang memiliki sikap yang

sangat berbeda. Hal-hal apa yang membuat hamba yang pertama itu

bekerja sangat keras? Apakah itu karena ia secara kebetulan memiliki

motivasi? Perbedaan antara kisah tentang orang Toisan ini dengan

kisah tentang para hamba ini adalah: orang dari Toisan ini berjuang

untuk dirinya sendiri. Ia bekerja bagi kepentingan pribadinya. Akan

tetapi seorang hamba yang baik bekerja demi kepentingan majikannya,

bukan untuk dirinya sendiri. Jadi hal-hal apa yang dapat memberinya

motivasi? Hal apa yang akan memberi motivasi kepada seorang

pekerja?

Di sini kita melihat adanya perbedaan sikap yang sangat penting di

antara ketiga hamba tersebut dan yang terlihat paling menyolok adalah

hamba yang ketiga. Sikap apa yang kita lihat dari hamba yang ketiga

itu? Di dalam ayat 20, si hamba yang tidak menghasilkan apa-apa itu

berkata kepada Yesus, "Tuan, inilah mina tuan, aku telah

menyimpannya dalam sapu tangan." Menyimpan uang di dalam sapu

tangan dan menyembunyikannya merupakan hal yang lazim untuk

Page 361: Bmf 24 cahaya injil

353 | C A H A Y A I N J I L

zaman itu. Tidak ada bank yang menyediakan ruang penyimpanan

bawah tanah di mana Anda bisa mengamankan barang berharga Anda

di dalam safe deposit pada zaman itu. Jadi orang-orang harus

mengubur barang berharganya atau pun membungkusnya dengan

sesuatu lalu menyempunyikannya di antara barang-barangnya yang

lain. Perhatikan baik-baik sikap hamba itu. Ia tidak memberi hasil

apapun. Mengapa? Lihatlah sikapnya. Ia berkata kepada majikannya,

"Sebab aku takut akan tuan." Mengapa ia tidak menghasilkan apa-

apa? "Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang

keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan

menuai apa yang tidak tuan tabur." (ay.21). Apa arti kalimat itu?

Artinya si hamba itu sedang berkata, "Aku yang menabur, engkau yang

menuai. Engkau hanya ingin memperalatku saja. Bukan saja engkau ini

orang yang keras, tanpa perasaan, tetapi engkau juga termasuk orang

yang hanya mau memanfaatkan orang lain. Engkau ingin menuai apa

yang aku tabur." Lalu mengapa dulu ia ingin menjadi seorang hamba?

Satu pertanyaan yang bagus, bukankah begitu? Mengapa ia bersedia

menjadi seorang hamba? Tak seorangpun yang memaksanya untuk

menjadi seorang hamba. Tidak seorang pun yang memaksa kita untuk

menjadi seorang Kristen. Coba perhatikanlah cara dia memandang

tuannya sebagai sosok yang keras, tidak berperasaan dan hanya mau

untung sendiri.

Jelaslah bahwa kedua hamba yang lain tidak memiliki cara pandang

yang sama dengan hamba yang ketiga ini. Mengapa orang-orang

bisa punya pandangan yang berbeda tentang Allah? Mengapa?

Allah tidak pernah berubah. Lalu mengapa bisa ada dua orang yang

memiliki pandangan yang berbeda tentang Allah, dua konsep yang

berbeda?

Bagi saya, perkataan hamba yang ketiga ini tidak dapat saya pahami

maksudnya. Bagi saya, Allah bukan pribadi yang keras dan mau untung

sendiri, atau hanya mau memperalat saya. Mungkin itu sebabnya Anda

menolak kedaulatan-Nya atas hidup Anda, yaitu karena Anda

memandang Dia sebagai Pribadi yang keras yang hanya akan

memanfaatkan Anda, menyuruh Anda untuk melakukan hal-hal yang

tidak ingin Anda lakukan. Ia hanya ingin menuai di tempat Ia tidak

menabur. Ia ingin menikmati hasil dari apa yang tidak dikerjakan-Nya.

Saya tidak memandang Allah seperti ini.

Page 362: Bmf 24 cahaya injil

354 | C A H A Y A I N J I L

Konsep saya tentang Allah sangat jauh berbeda sehingga saya tidak

dapat memahami maksud perkataan si hamba ini. Konsep saya tentang

Allah adalah satu Pribadi yang sangat pemurah, sangat murah hati, dan

sangat baik. Sedemikian baiknya sehingga jauh melampaui apa yang

layak saya dapatkan. Kebaikannya selalu saja membuat saya kagum.

Seringkali saya berkata kepada istri saya tentang betapa baiknya Allah

kepada kami. Kami tidak layak menerima kemurahan-Nya, namun Ia

curahkan segala kebaikan itu kepada kami. Ia berikan semua itu

dengan berlimpah. Namun saya tidak mengerti mengapa masih ada

orang yang memiliki cara pandang tentang Allah yang jauh berbeda

dengan saya. Beberapa orang datang kepada saya dan berkata,

"Mengapa Allah berbuat ini kepada saya? Mengapa Allah bertindak

begitu keras terhadap saya?" jelaslah, mereka memandang Allah bukan

sebagai Pribadi yang baik.

Saya juga mendapati perbedaan pandang yang sangat jauh berbeda ini

di dalam Alkitab. Pemazmur berkata, "Allah itu baik!" Dan kita sering

menyanyikan lagu, "Allah itu baik!" Namun ternyata tidak semua

orang, bahkan tidak semua orang Kristen yang punya pandangan

seperti itu. Mengapa bisa begitu? Apa alasannya? Allah adalah Allah

yang sama, namun orang-orang bisa juga sampai pada pandangan

yang berbeda tentang Allah. Sepanjang kitab mazmur Anda akan

mendapati kalimat, "Allah itu baik! Mari kita memuji Dia! Pujilah Dia

dengan kecapi! Pujilah Dia dengan alat-alt musikmu! Allah sungguh

baik, Allah itu baik!" Akan tetapi hamba yang satu ini mengatakan hal

yang berlawanan. Allah itu keras, tidak berperasaan, hanya mau

memanfatkan orang-orang, selalu ingin mendominasi hidup kita, dan

selalu ingin menjadi bos kita.

Saya tidak merasa bahwa Allah berlagak sebagai bos dalam hidup saya.

Saya berkata kepada Tuhan, "Ya Tuhan, Engkau adalah Raja atas

hidupku. Engkaulah yang akan mengatur hidupku. Hidup ini

kuserahkan kepada-Mu untuk Kau pakai sekehendak-Mu." Saya tidak

merasa diperlakukan seperti bola yang ditendang ke sana kemari, atau

dilemparkan ke sana ke mari. Saya tidak mendapati hal yang seperti

itu. Saya memang menghendaki agar Dia mengatur hidup saya. Dan

saya dengan gembira akan menyambut segala rencana-Nya. Saya

pasrahkan hidup ini untuk Dia pakai sesuai dengan kehendak-Nya.

Namun saya tidak mendapati bahwa Ia memperlakukan saya dengan

sewenang-wenang. Ia memperlakukan saya dengan penuh kelembutan

Page 363: Bmf 24 cahaya injil

355 | C A H A Y A I N J I L

dan kebaikan. Lalu mengapa orang ini bisa memiliki konsep yang

berbeda tentang Allah? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting.

Saya ingin tahu konsep apa yang Anda pegang tentang Allah saat ini?

Apakah Anda memegang konsep yang sama dengan si pemazmur,

yang berkata di dalam Mazmur 135:3, "Pujilah TUHAN, sebab TUHAN

itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu indah!."

Konsep yang dimiliki oleh si pemazmur ini jelas berbeda dengan milik

hamba yang nomor tiga itu. Pasti ada satu yang benar dan satu lagi

yang salah. Siapa yang benar dan siapa yang salah? Allah tidak

mungkin menjadi Pribadi yang baik dan murah hati, namun di saat

yang sama juga keras dan tidak berperasaan, dan usil. Jelas, tidak

mungkin semua itu ada pada-Nya secara campur aduk. Secara logika

jelas merupakan kontradiksi. Lalu, hal apa yang membuat sikap dan

pandangan orang-orang bisa berbeda?

Prinsip Rohani: Anda sendiri yang menentukan pemahaman

tentang Allah yang seperti apa yang akan Anda pegang

Ketika saya menganalisa perkara ini, dan saat saya meneliti isi Alkitab,

saya melihat bahwa bagaimana Allah akan tampak bagi Anda sangat

tergantung pada sikap Anda secara mendasar terhadap-Nya. Orang itu

sendirilah yang akan menentukan visi tentang Allah yang bagaimana

yang akan dia dapatkan. Alkitab berkata, "Seandainya ada niat jahat

dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar (Maz.66:18)."

Lihat sendiri apa yang terjadi. Jika Anda menyimpan dosa di dalam hati

Anda, Anda akan mendapati bahwa Allah tidak akan mendengarkan doa

Anda. Dan ketika Anda mendapati bahwa Allah tidak mendengarkan

Anda, perasaan apa yang muncul di dalm diri Anda terhadap-Nya?

Anda akan berpikir, "Allah tidak pernah menjawab doa saya." Jika Anda

mendapati bahwa Allah tidak pernah menjawab doa Anda, Anda akan

merasa, "Allah tidak peduli denganku." Jika Anda merasa bahwa Allah

tidak peduli dengan Anda, Anda akan berpikir bahwa Allah tidak

berbelaskasihan. Jika Anda merasa bahwa Allah tidak berbelaskasihan,

Anda akan menganggap bahwa Allah tidak berperasaan, kejam, keras,

menulikan telinga terhadap Anda. Itukah pengalaman Anda tentang

Allah? Jika seperti itu pengalaman Anda tentang Allah, ingatlah prinsip

yang satu ini: Jika Anda menyembunyikan dosa di dalam hati Anda,

Allah tidak akan mendengarkan doa Anda. Dan reaksi berantainya akan

bermula.

Page 364: Bmf 24 cahaya injil

356 | C A H A Y A I N J I L

Di sisi lain, jika Anda tidak menyembunyikn dosa di dalam hati Anda,

jika Anda datang dengan keterbukaan mengakui dosa-dosa Anda,

memohon pengampunan-Nya, meminta Dia untuk membersihkan hati

Anda dari dosa-dosa, Anda akan mendapati betapa Allah segera

menanggapi doa Anda, Ia menjawab doa Anda. Anda akan berkata,

"Allah itu baik! Ia begitu baik terhadapku!" Tentu saja, yang sedang

Anda bayangkan itu adalah Allah yang sama. Anda sendiri yang akan

menentukan bagaimana tanggapan Allah kepada Anda.

Beberapa orang berkata, "Allah itu terasa begitu jauh, sedemikian jauh

sehingga saya tidak dapat menjangkau-Nya, saya tidak dapat

merasakan kehadiran-Nya sama sekali." Tentu saja begitu. Mengapa?

Karena mereka sendirilah yang menjauhkan diri dari Allah. Alkitab

berkata di Yakobus 4:6, "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan

mendekat kepadamu." Anda akan menemukan orang-orang yang

berkata, "Allah begitu dekat denganku, sungguh luar biasa!" Namun

ada juga yang akan berkata, "Lucu sekali, saya malah merasa bahwa

Dia itu begitu jauh." Nah di mana letak perbedaannya? Apakah karena

Allah sudah pilih kasih? Ia memang memperlakukan setiap orang

dengan cara yang berbeda. Namun itu bukan karena Ia ingin berlaku

seperti itu, melainkan karena Anda sendiri sudah menentukan dengan

cara bagaimana Ia akan memperlakukan Anda. Jika Anda menyimpan

dosa - kesombongan, keegoisan dan keserakahan di dalam hati Anda,

Anda sudah menjauhkan Allah dari diri Anda. Sebab jika Ia menjawab

doa Anda dalam keadaan seperti ini, maka itu berarti bahwa Ia sedang

mendorong Anda untuk semakin serakah. Anda tidak akan merasakan

kebutuhan untuk suatu perubahan dari keadaan yang penuh dosa, dari

keserakahan dan dari kesombongan Anda. Lagi pula, jika Allah

memang bersedia untuk menjawab doa-doa Anda dalam keadaan Anda

yang masih penuh dosa, apa gunanya Anda disuruh menjadi orang

benar? Apa gunanya menjadi kudus? Apakah kekudusan itu masih

menjadi hal yang penting? Allah terpaksa menolak Anda untuk

membuat agar Anda mengubah posisi Anda, sesudah itu baru Ia

dapat menjawab doa Anda.

Kita dapat segera melihat mengapa hamba yang satu ini begitu gagal

dalam hal yang satu ini. Ia masih terikat pada pandangan hidup yang

berpusat pada diri sendiri, pandangan hidup yang penuh dosa.

Akibatnya, setiap kali ia berdoa, ia mendapati bahwa Allah tidak

menjawab doanya. Dan ketika Allah tidak menanggapi doanya, ia

Page 365: Bmf 24 cahaya injil

357 | C A H A Y A I N J I L

berkata, "Mengapa Engkau memperlakukan aku seperti ini?" Sama

seperti sikap orang-orang yang sudah saya sebutkan sebelumnya, yang

hanya ingin memperalat Allah saja. "Tuhan, tolonglah aku untuk bisa

lulus dalam ujian nanti." Apa hak Anda untuk meminta sesuatu dari

Allah? Apa hak Anda untuk meminta-Nya meluluskan Anda dalam ujian

Anda? Anda hidup dalam keegoisan, Anda masih tinggal di dalam dosa,

dan Anda menghendaki agar Allah melayani Anda, membantu Anda

untuk bisa lulus ujian, membantu Anda untuk bisa mendapatkan

pekerjaan yang bagus, melindungi Anda di dalam perjalanan Anda.

Ketika Anda jatuh sakit, Allah harus menyembuhkan Anda. Ia harus

menjadi dokter buat Anda, menjadi penghibur, menjadi pelindung,

menjadi segala-galanya bagi Anda. Tapi apa yang pernah Anda perbuat

bagi-Nya?

"Wah, apakah saya harus berbuat sesuatu bagi-Nya? Saya kira Allah

hadir untuk menjadi pelayan yang serba bisa, menjadi jin peliharaan

saya." Saat Anda menggosok lampu ajaib, maka Ia harus hadir untuk

mengerjakan segala perintah Anda. Jika Anda hidup dengan konsep

Kekristenan seperti itu, dan kemudian Allah menjawab doa Anda,

bukankah itu berarti bahwa Ia sedang mendorong Anda untuk

terbenam lebih jauh lagi di dalam kuburan Anda. Ia tidak dapat

menjawab doa Anda. Ia tidak ingin Anda terbenam lebih jauh ke

dalam keegoisan, kesombongan dan pola pikir yang

mementingkan diri sendiri. Hal itu tidak mungkin dilakukan-Nya. Itu

sebabnya ada orang yang mendapati betapa Allah itu sangat baik,

sementara orang yang lain mendapati bahwa Allah tidak pernah

menjawab doa mereka. Ia terasa begitu keras. Ia tidak berperasaan,

tidak tersentuh melihat persoalan dan kesukaran mereka.

Hal apa yang dapat kita pelajari dari sikap hamba yang ketiga

ini dalam hal menjadi seorang hamba Allah?

Rasa kagum (Adoration) yang timbul dari mengalami kebaikan

Allah. Jika Allah begitu baik kepada Anda, tanpa dapat dicegah hati

Anda akan meluap dengan pujian dan rasa kagum kepada Allah setiap

saat. Anda akan terus merasa terdorong untuk menyembah dan

memuji Dia. Allah sungguh baik! Anda merasa sangat bersemangat

untuk menyembah-Nya. Charles Wesley berkata, "Seribu lidah akan

menyanyi, pujian bagi Penebusku yang agung!" Seribu lidah! Lidah

saya yang hanya satu ini tidak cukup untuk menyanyikan pujian bagi-

Page 366: Bmf 24 cahaya injil

358 | C A H A Y A I N J I L

Nya. Kalau saja saya punya seribu lidah untk menyanyikan pujian bagi-

Nya!

Nah, hamba yang ketiga ini tidak akan mengerti apa yang sedang

disampaikan oleh Wesley. "Dengan lidah yang satu ini saja, aku sudah

tidak menemukan alasan untuk memuji-Nya. Aku tidak tahu mengapa

harus memuji-Nya? Saya tidak tahu apa yang harus saya ceritakan

tentang Dia dengan lidah yang satu ini. Kalau aku punya seribu lidah,

mungkin aku akan menjadi lebih bisu dari yang dapat kubayangkan."

Wesley dan hamba yang ketiga ini jelas memiliki sikap yang saling

bertolak-belakang. Allahnya satu, namun sikap orang-orang sangat

berlainan terhadap Dia, ada begitu banyak konsep tentang Dia. Sikap

yang menghasilkan rasa kagum dan penyembahan lahir dari kasih. Hal

apa yang memotivasi inisiatif rohani kita? Hal apa yang memotivasi

saya? Yang menjadi pendorong saya tepatnya dalah pemahaman

tentang Allah yang saya dapatkan dari pengalaman saya. Pendorong

saya adalah kebaikan Allah, itulah yang memotivasi saya. Betapa saya

ingin agar semua orang tahu begitu baiknya Allah itu! Kalau saja Anda

mengenal-Nya! Kasih kebaikan-Nya sungguh luar biasa! Seperti yang

dikatakan oleh Daud, "Kasih kebaikan-Mu telah membesarkan hatiku;

melambungkan diriku" (Maz.35:5-10). Kasih kebaikan-Nya akan

memotivasi Anda; menjadi pendorong Anda.

Perhatikan hikmat dari si tuan hamba. Kata 'jahat' menggambarkan si

hamba ini yang menyimpan dosa di dalam hatinya. Ia tidak melayani

Allah karena ia takut kepada Allah. Ketika Anda berbuat dosa, Anda

akan menjadi ketakutan, Anda merasa tidak berani mendekat kepada

Allah. Kita semua pernah berbuat dosa. Kita tahu seperti apa rasanya

jika berbuat dosa. Saya sendiri juga pernah berbuat dosa, dan setiap

kali saya berbuat dosa, saya menjadi takut kepada Allah. Saya

berusaha menjauh dari Allah. Ketika Adam dan Hawa berbuat dosa,

apa yang mereka lakukan? Mereka pergi bersembunyi. Anda juga akan

berlaku seperti itu, "Ya Allah, jangan datang padaku." Itulah reaksi

pertama dari Petrus ketika ia melihat kuasa dan keagungan Kristus. Ia

berkata kepada Yesus, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini

seorang berdosa" (Luk. 5:8). Dosa cenderung mendorong Anda untuk

menjauhkn diri dari Allah, dan menanamkan rasa takut ke dalam diri

Anda. Dan rasa takut bukanlah motivasi yang akan mendorong Anda

untuk masuk ke dalam pelayanan. Rasa takut bisa menjadi motivator

Page 367: Bmf 24 cahaya injil

359 | C A H A Y A I N J I L

dalam dunia, namun tidak akan berguna dalam pelayanan rohani. Anda

tidak bisa menakut-nakuti orang untuk bekerja melayani Allah. Anda

tidak dapat melakukan itu. Rasa takut justru mendorong mereka untuk

pergi menjauh, bukannya membawa mereka datang kepada Allah.

Pendorong yang benar adalah kasih. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Paulus, "Kasih Kristus yang menguasai kami (itulah yang menjadi

pendorongku)" (2 Korintus 5:14).

Itu sebabnya, sejalan dengan pembahasan kita akan hal ini, sikap

orang-orang bisa sangat berbeda! Apa yang membuat seorang Kristen

menjadi penghasil sepuluh mina, sedangkan orang Kristen yang lain

tidak menghasilkan apa-apa? Anda tentu ingat bahwa satu mina yang

diberikan kepada hamba yang ketiga ini juga diambil darinya. Ia tidak

punya apa-apa lagi! Perbedaannya terletak pada inisiatif dan dorongan

rohani. Namun hal apa yang memberikan inisiatif rohani? Hal apa yang

memotivasi Anda? Bagaimana pemahaman Anda tentang Allah? Jika

Anda memiliki sikap yang penuh rasa kagum kepada Allah karena

kasih-Nya, rasa kagum itu akan mendorong Anda dengan sangat kuat

untuk melayani Dia. Namun pertama-tama Anda harus memiliki konsep

atau pemahaman yang benar tentang Allah.

Komitmen (Commitment) yang utuh. Dan hal apa lagi yang dapat

kita pelajari dari perkara ini? Masalah yang lain adalah tentang

komitmennya. Komitmen hamba yang jahat ini sangat meragukan.

Anda tidak dapat melayani Allah tanpa komitmen. Komitmen berarti

suatu kesediaan untuk menerima-Nya secara nyata, di dalam

kehidupan sehari-hari Anda, sebagai Raja. Itulah makna komitmen.

Menerima Dia sebagai Juruselamat bukanlah komitmen. Bahwa Ia yang

akan mengerjakan segalanya buat Anda jelas tidak menuntut

komitmen dari pihak Anda. Komitmen berarti Anda melakukan sesuatu

bagi Dia, Anda hidup di bawah pengaturan-Nya.

Komitmen dari hamba yang terakhir itu tidak utuh. Inilah masalah

mendasar yang melanda sebagian besar orang Kristen. Mereka

memiliki komitmen, tetapi bukan komitmen yang utuh. Dan saya sudah

berulang kali memperingatkan Anda bahwa komitmen parsial akan

berakhir dalam bencana. Perhatikan, hamba ini memiliki komitmen.

Ia adalah seorang hamba sama seperti yang lainnya. Ia memiliki

komitmen. Jika tidak, maka ia tidak akan menjadi seorang hamba. Ia

tidak dipaksa masuk, dan diseret untuk mau menjadi pelayan. Anda

Page 368: Bmf 24 cahaya injil

360 | C A H A Y A I N J I L

menjadi seorang Kristen bukan atas paksaan orang lain. Anda menjadi

seorang Kristen atas kemauan Anda sendiri. Anda yang membuat

komitmen itu, tetapi komitmen Anda tidak utuh, dan ketika berhadapan

dengan tekanan dan kesukaran, komitmen itu hancur. Orang ini

komitmennya parsial dan kegagalannya menjadi nyata.

Pengharapan (Expectation) akan kembalinya Sang Majikan

karena kasih. Kita harus menyimpulkan poin terakhir kita. Dan poin

yang terakhir itu adalah hal pengharapan. Kedua hamba yang pertama,

yaitu yang memberikan hasil sepuluh mina dan yang memberikan hasil

lima mina, tahu pasti bahwa majikan mereka akan kembali. Sang

majikan sudah menyatakan hal itu. Ia akan kembali. Da mereka tahu

bahwa sambil menunggu kedatangan itu mereka harus bekerja. Dan

mereka menantikan dengan sukacita kedatangan tuan yang mereka

kasihi itu, mereka bekerja di dalam sukacita penantian ini. Jadi ketika

sang majikan kembali, ia menjadi senang. Mengapa saya ingin

menyenangkan hati-Nya? Karena saya sangat mengasihi-Nya! Saya

begitu mengasihi-Nya! Ia sungguh-sungguh luar biasa! Dan ketika ia

datang kembali, saya ingin agar ia merasa senang.

Namun perhatikan betapa yang satu sudah puas dengan menghasilkan

lima mina sedangkan yang satunya lagi memberi sukacita yang besar

karena ia menghasilkan sepuluh mina buat Sang Majikan. Dalam hal ini

Anda melihat adanya satu perbedaan motivasi juga. Perhatikan hal ini

baik-baik. Harapan tersebut merupakan kekuatan pendorong juga.

Saya berharap untuk segera berjumpa dengan Yesus. Ia sudah datang

untuk yang pertama kalinya dan ia akan datang lagi untuk yang kedua

kalinya, dan kita semua akan berjumpa dengan-Nya di suatu hari nanti.

Namun harapan ini tidak sekadar untuk mengetahui bahwa Ia akan

datang. Yang kita bicarakan adalahharapan di dalam batin kita ini,

yaitu sukacita dalam penantian, gairah untuk bisa segera

bertemu dengan-Nya lagi. Saya tidak tahu apakah Anda memiliki

gairah tersebut. Saya tidak tahu.

Saya yakin bahwa setiap hari anak Anda menunggu dengan penuh

semangat kapan Anda pulang dari tempat kerja Anda. "Ayah pulang!

Sudah seharian tidak ketemu." Anak Anda menatap ke arah luar

dengan penuh harap dan sukacita. Dan ia membawa gambar yang

dibuatnya untuk diperlihatkan kepada Anda. Anak perempuan saya

sering membuat gambar-gambar dan diberikan kepada saya. Ia

Page 369: Bmf 24 cahaya injil

361 | C A H A Y A I N J I L

berkata, "Lihat ayah! Semua gambar ini kubuatkan untuk ayah!"

Mengapa ia melakukan itu semua? Ia mengharapkan kedatangan saya

dan karena itu ia berharap bisa memberi sambutan yang

menyenangkan hati saya. Jadi ia membuat gambar-gambar itu untuk

saya. Dan sudah banyak gambar buatannya yang saya koleksi. Atau

mungkin anak Anda membuat hal-hal kecil lainnya. Mengapa? Itu

karena anak-anak itu mengasihi Anda. Mereka ingin Anda merasa

senang ketika sampai di rumah. Dan itu sebabnya anak-anak Anda

bersemangat menantikan kepulangan Anda.

Prinsip pelayanan "ACE"

Tiga prinsip pelayanan berikut akan saya rangkum dalam kata "ACE".

Tahukah Anda apa arti kata 'ace' ini? Ace adalah ungkapan bahasa

Inggris untuk menunjukkan sesuatu yang unggul atau hebat. Seorang

pilot yang dijuluki "flying ace" berarti bahwa ia merupakan seorang

pilot yang sangat hebat. Ace berarti yang terbaik. Dan kita tidak ingin

sekadar menghasilkan hamba-hamba Allah, tetapi "hamba-hamba yang

hebat". Karena hamba yang nomor tiga itu, yang jahat itu, juga

merupakan hamba Allah.

Prinsip "ACE" berisi hal-hal yang sudah kita bahas, dan saya ingin tahu

apakah Anda memperhatikan hal tersebut. A - adoration (kekaguman),

C - Commitmen(komitmen), E - expectation (pengharapan), (ACE).

Anda dapat menggandakan ketiga huruf itu menjadi AA (Abundant

Adoration - kekaguman yang melimpah), CC (Complete Commitment -

komitmen yang utuh), dan EE (Eager Expectation - pengharapan penuh

semangat). Hasilnya juga membentuk kata ACE. Sungguh indah! Jika

Anda dapat menerapkan prinsip ACE ini di dalam pelayanan Anda,

maka Anda akan menjadi hamba yang memberi hasil sepuluh mina. Itu

semua tergantung pada seberapa baik Anda dapat menerapkan ketiga

prinsip ini, Anda bisa menjadi hamba yang menghasilkan sepuluh mina

atau yang lima mina, namun saya harap kita semua dapat menjadi

hamba yang luar biasa di dalam generasi ini. Sikap penuh rasa kagum

akan menjadi pendorong kita. Selanjutnya, kita perlu memeriksa

komitmen kita, apakah komitmen itu utuh, komitmen yang total

kepada Allah atau sekadar komitmen yang parsial. Dan apakah

pengharapan kita kepada Allah adalah pengharapan yang penuh

semangat. Itulah jalan untuk menjadi 'yang terbaik di dalam

kerohanian'.

Page 370: Bmf 24 cahaya injil

362 | C A H A Y A I N J I L

Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak Mengampuni

Matius 18:21-35 dan Lukas 17:3-4 - Disampaikan oleh Pendeta Eric

Chang.

Mengampuni orang lain. Hal yang dibahas Yesus di sini adalah persoalan

yang terjadi dalam keseharian kita, yaitu mengenai dosa di antara

orang-orang Kristen. Misalkan seseorang telah ceroboh, atau barangkali

dengan sengaja menyakiti kita. Apa yang seharusnya kita lakukan?

Bagaimana kita bertindak bila kita menghadapi masalah seperti itu?

Haruskah kita mengampuninya?

Dalam Matius 18: 15-17, Yesus berkata apabila saudara atau saudari

kita tidak bertobat, bawalah masalah ini di hadapan dua atau tiga orang

saksi. Jika inipun tidak membuatnya bertobat bawalah masalah ini ke

jemaat. Masalahnya adalah jika saudara atau saudari kita berbuat dosa

kepada kita, kita cenderung menjadi muak dan memutuskan untuk

meninggalkan gereja sepenuhnya - yaitu berhenti dan sama sekali tidak

pergi ke gereja lagi. Hal ini jelas salah dan bukanlah cara untuk

menyelesaikan masalah. Ketika kita lari dari permasalahan, masalah

tidak akan pergi. Ia akan bertambah buruk.

Karena itu kita harus bertindak terhadap dosa. Ketika saudara kita

melakukan dosa terhadap kita dan tidak bertobat, dan kita membawa

masalah itu ke gereja, hal itu akan mulai ditangani. Pendeta akan

membimbing saudara yang telah melakukan kesalahan untuk

menemukan mengapa ia melakukan hal ini. Jika Saudara itu bertobat

dan meminta maaf kepada kita, masalahnya akan terpecahkan dan

tidak lagi ada masalah. Tetapi jika kita membiarkan masalahnya

menyebar seperti penyakit di dalam gereja, keseluruhan gereja akan

menjadi sakit. Kita harus menangani dosa itu demi Kristus, demi

saudara dan saudari dan demi kita sendiri. Gereja tidak untuk memihak

yang satu serta menentang yang lain, kita harusnya punya keyakinan

pada gereja, pada saudara kita dan pada rasa keadilan mereka di

hadapan Tuhan bahwa mereka akan mengatasi masalah secara adil.

Page 371: Bmf 24 cahaya injil

363 | C A H A Y A I N J I L

Kadang-kadang kita mungkin bereaksi dengan cara yang aneh ketika

masalah seperti itu terjadi. Kita mungkin menjadi seseorang dari

mereka yang berkata, "Saudara ini telah menyakiti saya. Saya tidak

akan pergi ke gereja lagi karena semua orang Kristen adalah munafik!"

Sebenarnya hanya satu orang yang menyakiti kita bukan seluruh gereja.

Jika kita adalah orang Kristen, kita berhak untuk tetap berada di tengah

jemaat sebagaimana saudara yang telah menyakiti kita itu. Mengapa

kita harus meninggalkannya? Sangat sulit dimengerti mengapa kita

akan berpikir seperti ini. Kadang-kadang ada suatu masalah di dalam

gereja dan Pendeta tidak diberitahu akan hal ini. Jika dia

mengetahuinya, dia akan ikut campur membela mereka yang disakiti

untuk meluruskannya.

Harus ada batasnya!

Misalkan seseorang melakukan dosa terhadap kita. Dia menyesal dan

minta maaf dan kita mengampuninya. Kemudian dia melakukannya lagi

dan lagi! Apa yang akan kita lakukan? Inilah pertanyaan yang ingin

ditanyakan Yesus. Berapa kali kita harus memaafkan seseorang?

Lukas 17:3-4 memberitahu kita:

Jagalah dirimu jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia dan jikalau

ia menyesal, ampunilah dia. Dan jikalau ia berbuat dosa terhadap

engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan

berkata "aku menyesal", engkau harus mengampuni dia.

Jika seseorang menyingung kita berkali-kali, Yesus berkata dalam

kutipan di atas bahwa kita harus memaafkannya sampai tujuh kali

dalam sehari. Ketika Dia memberikan contoh ini, Dia tidak bermaksud

bahwa tujuh kali adalah batasnya. Hal ini dikarenakan tujuh adalah

angka sempurna. Jika kita mampu mengampuni seseorang tujuh kali,

kita tentu dapat mengampuninya lebih dari itu. Poinnya adalah bahwa

kita memaafkan seseorang tujuh kali sehari dari hari ke hari. Dengan

kata lain tidak ada batas untuk itu.

Tetapi, rata-rata orang Kristen tidak bisa memaafkan. Ketika seseorang

menyakitinya sekali, mukanya sudah merah dan ia bereaksi seperti ini:

"Cukup, aku tidak akan lagi ngomong sama mahluk menjijikkan ini! Aku

tidak akan pernah masuk ke gereja ini lagi!" Sekali saja dan sudah

cukup? Bagaimana dengan yang "tujuh kali sehari" yang Yesus ajarkan?

Page 372: Bmf 24 cahaya injil

364 | C A H A Y A I N J I L

Apakah pengampunan kita terbatas seperti itu? Kita mencoba

membenarkan perilaku kita dan berkata, "Saya tidak melakukan apa-

apa kepadanya, dan dia menyakiti saya! Lalu mengapa saya mesti

memaafkannya?" Baiklah, inilah yang Yesus katakan.

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai

berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa

terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan!

Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai

tujuh puluh kali tujuh kali"(Mat.18:21-22).

Petrus jelas berpikir bahwa dia sangat pemurah. Dia berpikir tujuh kali

tidak terlalu buruk karena menurut rabi-rabi Yahudi, kita bisa

mengampuni seseorang satu kali, dua kali, dan bahkan tiga kali, tetapi

tidak empat kali. Karena tiga kali adalah maksimum. Petrus mungkin

berpikir bahwa karena dia menghitung jumlah yang lebih dari dua kali

lipat dari apa yang di rekomendasikan para rabbi, dia benar-benar

pemurah. Sementara para rabbi memberikan batasan maksimum

memaafkan tiga kali dalam seumur hidup kita, tetapi kita disuruh

memaafkan orang tujuh kali dalam sehari. Jika jumlah tujuh itu

dikalikan dengan masa hidup kita, maka jumlahnya jelas sangat luar

biasa. Tuhan berkata kepada Petrus, "Aku tidak mengatakan kepadamu

tujuh kali, tetapi tujuh puluh kali tujuh." Sekali lagi, jumlah yang

dimaksudkan adalah simbol bilangan tak terbatas. Jika kita bisa

memaafkan seseorang tujuh kali sehari dalam tujuh puluh hari atau dua

setengah bulan, jumlah yang muncul menjadi tak terbatas.

Mengapa kita perlu mengampuni?

Sebuah pertanyaan secara alami muncul dalam benak kita. Pertanyaan

itu adalah mengapa kita harus memaafkan orang yang menyakiti atau

menyinggung kita ? Mari kita kembali kepada Matius 18:23-35. (Catat

kata 'Sebab' yang menghubungkan ayat 23 dengan bagian sebelumnya

dalam bab itu)

Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak

mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai

mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang

berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu

melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta

anak isterinya dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka

Page 373: Bmf 24 cahaya injil

365 | C A H A Y A I N J I L

sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala

hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas

kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan

menghapuskan hutangnya.

Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain

yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik

kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu

dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan

kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam

penjara sampai dilunaskannya hutangnya.

Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan

segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil

orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh

hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.

Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah

mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya

kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka

Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,

apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan

segenap hatimu."

Perhatikan kata "dengan segenap hatimu". Bukanlah pengampunan

dengan rasa enggan, dimana kita berkata "Aku telah mengampunimu.

Bagaimanapun, Tuhan menyuruhku untuk mengampuni, maka aku

mengampuni." Mengampuni orang sepenuh hati adalah pengampunan

yang dilakukan dengan sukacita. Seperti kita katakan dalam Bahasa

Cina, xuang kuai - bersih, pengampunan mutlak. Bukan memaafkan

dengan sakit hati dimana kita berkata, "OK, tetapi jangan lakukan itu

lagi nanti! Di lain waktu aku tidak akan begitu bermurah hati padamu!"

Pengampunan dari dalam hati tidaklah seperti ini.

Sebelum kita simpulkan beberapa prinsip dari perumpamaan ini, mari

kita mencoba untuk memahami jumlah uang yang sedang kita bicarakan

di sini. Yesus dibandingkan dengan penguasa kerajaan yang agung atau

penguasa. Salah satu pelayannya telah salah mengelola usahanya

sehingga ia berhutang sepadan dengan 10.000 talenta. Satu talenta

pada masa itu lebih dari 15 tahun gaji seorang pekerja. Jika satu talenta

sebanding dengan lebih dari 15 tahun gaji seorang pekerja, yaitu 5.400

Page 374: Bmf 24 cahaya injil

366 | C A H A Y A I N J I L

hari kerja. Maka 10.000 talenta sebanding dengan upah untuk 50 juta

hari kerja. Dengan standar kehidupan di Kanada misalnya, berdasarkan

pada tingkat upah minimum $30 sehari, jumlah keseluruhannya akan

menjadi 30 kali 50 juta, yang akan menjadi $1.5 milyar dolar. Hal ini

memberikan kita suatu ide yang bagus tentang skala yang sedang kita

bicarakan di sini. Modal seperti itu berhubungan dengan anggaran

pengeluaran sebuah negara.

Hamba di kerajaan ini mungkin saja seorang menteri keuangan

(kenyataannya semua pegawai tinggi pada saat itu disebut hamba raja).

Dia telah melakukan kesalahan besar dalam mengelola keuangan

negara hingga defisit $1.5 milyar. Dan raja memanggilnya untuk

menjelaskan tentang defisit itu. "Kecerobohan macam apa yang engkau

lakukan terhadap dana pemerintah? Apa yang telah engkau lakukan?

Sekarang sebagai hukuman atas dosa-dosamu, engkau dan keluargamu

akan dijual sebagai budak," kata sang raja. Barangkali hal ini bisa juga

dilakukan sekarang. Kita akan memiliki menteri keuangan yang lebih

baik di banyak negara di seluruh dunia jika mereka tahu bila

menyalahgunakan uang negara akan dijual sebagai budak. Ini sama

sekali bukan ide yang buruk, mengingat bagaimana pejabat pemerintah

menyalahgunakan keuangan negara sekarang ini.

Karena hal ini hamba itu berlutut dan berjanji akan membayar kembali

uang yang dia ambil. Perhatikan kata-katanya yang ambisius dalam ayat

26: "... segala hutangku akan kulunaskan". Bagaimana caranya dia

melakukan hal itu? Mungkin apa yang dia maksudkan adalah:

"Berikanlah saya kesempatan lagi untuk menjadi menteri keuangan dan

saya akan mengembalikan 1.5 milyar kredit." Saya yakin, tidak ada raja

yang akan memberikan menteri yang melakukan kesalahan besar

seperti ini satu kesempatan lagi. Namun, perhatikan, sang raja ternyata

bermurah hati. Dia mengampuni hutang hambanya ini. Dia berkata,

"Karena engkau memohon dan bertobat, Aku akan mengampuni

hutang-hutangmu. "Dia mengampuni hamba itu dan memberikan

kesempatan lagi. Dia menghapus hutangnya! Dan hamba itu sangat

bahagia dan pergi.

Setelah beberapa saat, orang itu bertemu temannya yang berhutang

kepadanya 100 dinar. Dengan perhitungan kita terdahulu, kita tahu

bahwa temannya ini berhutang sejumlah $3000 yang merupakan

jumlah yang lumayan besar namun jumlahnya tidak ada artinya

Page 375: Bmf 24 cahaya injil

367 | C A H A Y A I N J I L

dibandingkan dengan $1,5 Milyar. Demikianlah orang itu menyeret

temannya dan menuntut, "Aku ingin $3000 itu kembali!". Orang itu

bersujud dan memohon, "Tolonglah kasihani aku ini. Aku tidak punya

$3000 di kantongku tapi aku tentu saja akan mengembalikan kepadamu

$3000". Adalah mungkin membayar kembali $3000. Uang itu masih

cukup banyak tetapi masih dalam jangkauan rata-rata pekerja, asal ada

cukup waktu untuk mengembalikannya. Tetapi orang itu menolaknya

dan menjebloskan temannya ke dalam penjara karena $3000!

Masalah ini kemudian disampaikan kepada raja, yang berkata kepada

hambanya yang menteri keuangan itu, "Jika aku telah mengampunimu,

tidakkah seharusnya engkau mengampuni orang yang berhutang

padamu?" Apa yang diajarkan oleh Doa Bapa Kami kepada kita?

"Ampunilah kami akan kesalahan [hutang] kami, seperti kami juga

mengampuni orang yang bersalah[berhutang] kepada kami" (lihat

Matius 6:12). Yesus berkata jika kita tidak mengampuni pengutang kita,

kita tidak akan diampuni. Demikian pula pengampunan yang diberikan

kepada pelayan itu akhirnya dicabut. Raja berkata kepadanya, "Engkau

hamba yang jahat! Aku mengampuni segala hutangmu karena engkau

memohon kepadaku. Tidakkah semestinya kamu merasa kasihan

kepada temanmu, seperti yang aku perbuat kepadamu?" Dalam

kemarahan, raja mengirimnya untuk disiksa sampai dia mengembalikan

$1,5 milyar. Tetapi dia tidak akan pernah bisa mengembalikannya,

karena ia sudah dipenjara!

Pesan dari kutipan ini jelas. Sebagaimana ditafsirkan oleh Professor

Schweizer dari Zurich dalam buku tafsirannya Das Neue Testament

Deutsch, yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan

judul Loss of Grace: yaitu kasih karunia sebenarnya telah diberikan,

tetapi karena orang yang menerimanya tidak pantas, akibatnya kasih

karunia itu hilang.

Seorang cendekiawan besar dari Jerman, H.A.W. Meier juga membahas

poin ini dengan sangat baik dalam tafsirannya yang berjumlah 20 jilid

tentang Perjanjian Baru berbahasa Yunani. Malahan ini adalah tafsiran

terbaik yang ada sampai sekarang ini walaupun naskah itu ditulis

ratusan tahun yang lalu, dan hanya dicetak ulang pada tahun 1980.

Dengan judul "Doctrine of this Parable (Doktrin dari Perumpamaan Ini)"

dia menulis: "Remisi yang telah engkau dapatkan dari Allah, dari hutang

dosa yang tak terbayarkan hendaknya merangsang hatimu untuk

Page 376: Bmf 24 cahaya injil

368 | C A H A Y A I N J I L

memaafkan saudaramu dengan hutang yang lebih kecil. Jika tidak

penghakiman Mesias akan datang, kebenaran Allah akan menentangmu

dan engkau akan dijatuhkan ke Gehenna untuk dihukum selamanya."

Dengan jelas, Meier menunjukkan bahwa kasih karunia yang awalnya

diberikan - pengampunan yang awal - kemudian ditarik. Dan orang akan

dibuang ke Gehenna (yang berarti Neraka) untuk dihukum selamanya.

Ajaran ini tentu saja tidak akan diterima dengan baik oleh gereja-gereja

Tionghua. Demi doktrin mereka, mereka menolak kata-kata Yesus yang

jelas ini. Sangat menyedihkan cara Watchman Nee coba menjelaskan

masalah ini. Semakin dia mencoba, semakin banyak kekacauan yang

muncul. Dia mengatakan bukanlah kasih karunia mula-mula yang ditarik

kembali, tetapi kasih karunia berikutnya yang ditarik. Hal ini sungguh

tidak masuk akal. Jika kasih karunia mula-mula tidak ditarik, maka si

hamba masih diampuni hutang $1.5 milyar dolar itu. Dengan demikian

dia tidak akan dijebloskan ke dalam penjara, karena tidak ada hutang

yang harus dikembalikan. Pernyataan seperti itu menjadi tidak jelas.

Inilah yang terjadi ketika kita mengorbankan kebenaran Firman Allah

demi dogma. Ketika ditanya bagaimana cara si hamba membayar

hutangnya di penjara, Watchman Nee membuat pernyataan yang mirip

dengan ajaran bidat. Dia mengatakan bahwa si hamba akan dihukum

selama 1000 tahun di kerajaan mesianik sehingga suatu saat nanti ia

mendapat pengampunan. Inilah ajaran yang paling mirip dengan ajaran

purgatori yang saya temukan dalam ajaran Protestan. Sungguh luar

biasa! Jika melalui penyiksaan, dosa kita dapat diampuni, mengapa

Yesus perlu mati? Jika dengan disiksa selama 1000 tahun, $1,5 milyar

dapat dihapuskan, mengapa Yesus perlu mati?

Inilah situasi tragis yang dialami oleh mereka yang tidak mau

berhadapan dengan Firman Allah. Ini menunjukkan bahwa ketika kita

datang kepada Firman Allah, kita harus datang tanpa belenggu doktrin

dalam pikiran kita. Jika tidak, kita akan mengelak dan

menyalahtafsirkan pernyataan yang sangat jelas ini yang dengan baik

dipahami oleh Professor Schweizer dan H.A.W. Meier. Tetapi karena kita

terikat pada dogma, maka kita coba memutar-mutar Firman Allah yang

sudah jelas, hasilnya kita beromong kosong. Dan akibatnya sangat

mengerikan. Apa yang disabdakan Yesus di sini sangatlah jelas dan

tegas. Para penafsir yang besar itu tidak ada kesulitan sama sekali

dalam memahami makna dari kata-kata sederhana ini.

Page 377: Bmf 24 cahaya injil

369 | C A H A Y A I N J I L

Tiga tahap yang sangat menentukan dalam keselamatan

Berbicara secara teologis, perumpamaan ini sangat penting, karena ia

memberitahukan kita tentang tiga tahap yang harus dilewati untuk

diselamatkan

Pengampunan

Tahap pertama yang disebutkan dalam perumpamaan ini adalah

pembenaran. Dalam bahasa sederhana, berarti pengampunan

dosa kita. Karena kita berdosa terhadap Allah, kita perlu

diampuni. Dosa di dalam Injil disebut hutang kita kepada Allah.

Setiap saat kita berdosa, kita jatuh lebih berat ke dalam hutang

secara rohani sampai kita semakin terpuruk dalam hutang. Jadi

setiap saat kita berdosa berarti kita berhutang dan itu menjadi

tak terbayarkan karena upah dosa, dengan ungkapan yang lain,

adalah maut. Tidak ada sesuatu yang dapat membeli kita

kembali dari kematian. Ketika kita berdosa, hukumannya adalah

kematian. Gambaran yang diberikan Yesus kepada kita melalui

perumpamaan ini adalah karena kita berdosa terhadap-Nya kita

berhutang sangat banyak sehingga tidak ada jalan untuk

membayarnya. Tidak ada manfaatnya berbicara, "Aku akan

membayar hutang dengan melakukan perbuatan yang baik"

karena perbuatan baik memang wajib kita lakukan. Tidak ada

perbuatan baik yang dapat membebaskan hutang dosa kita

kepada Allah. Orang yang percaya bahwa ia dapat

menyelamatkan dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan

baik sesungguhnya tidak memahami masalah dosa.

Perumpamaan ini dengan jelas menunjukkan hal ini.

Terlebih lagi, hutang itu begitu banyak sehingga Tuhan

melukiskannya dengan angka-angka luar biasa besar yang tidak

bisa dibayar kembali. Satu-satunya cara untuk menghapuskan

hutang ini adalah bertobat di hadapan Allah. Kita harus datang

pada Allah dan memberitahu-Nya bahwa kita menyadari bahwa

kita berdosa dan tidak memiliki cara untuk melunasi hutang kita.

Itulah sebabnya kita harus memohon kemurahan dan

pengampunan-Nya. Hanya dengan begitulah Dia akan

menghapuskan hutang kita yang sangat besar.

Bagaimana Dia melakukannya? Yesuslah yang membayar hutang.

Dia mati di kayu salib untuk menghapuskan hutang itu. Di dalam

Page 378: Bmf 24 cahaya injil

370 | C A H A Y A I N J I L

perumpamaan ini, orang ini memiliki beban yang sangat berat

karena ia berhutang sejumlah 1,5 milyar dolar. Dan Yesus

mengangkat beban itu dengan menerima hukuman. Itulah artinya

pembenaran. Ketika kita bertobat atas dosa-dosa kita, Tuhan

memaafkan hutang kita dan menghapuskan tanggungan kita.

Di sinilah titik dimana sebagian besar gereja berhenti. Tetapi

dengan berhenti di sini, kita bisa berakhir tanpa diselamatkan.

Catat bahwa walaupun orang di dalam perumpamaan dimaafkan

hutang-hutangnya, pengampunan yang diberikan kepadanya di

tarik kembali saat ia membuktikan diri sebagai tidak pantas untuk

itu. Ini merupakan peringatan bahwa kita tidak pernah menjadi

puas dan berpikir, "Horee! Aku telah diselamatkan. Aku bebas!

Sekarang Aku bisa pergi dan mencekik leher temanku karena ia

berhutang 3000 dolar!" Jika kita berperilaku seperti ini, pastilah

kita akan kehilangan maaf yang telah diberikan kepada kita.

Pengudusan

Tahap ke dua adalah pengudusan dan itu berhubungan dengan

perilaku kita. Pengampunan menempatkan satu tanggung jawab

yang serius di pundak kita. Tidak ada hak istimewa tanpa

tanggung jawab. Ketika kita diampuni, itu adalah hak istimewa

tetapi itu segera membawa seseorang pada tanggung jawab

yang serius. Adalah tanggung jawab kita bahwa setelah

diampuni, dengan cara yang sama kita harus mengampuni orang

lain. Itulah yang harus dilakukan hamba di dalam perumpamaan

ini. Demikian pula kita yang telah mengalami hak istimewa

pengampunan Allah bertanggung jawab untuk mengampuni

orang lain. Allah mengharapkan kita untuk mengampuni orang

lain karena Ia telah mengampuni kita.

Apa yang akan Anda lakukan jika seseorang meminjam 100 dolar

dan berkata, "Saya tidak bisa mengembalikan uangmu, saya tidak

punya uang dan ibu saya sakit. Saya tidak bisa mengembalikan

uangmu"? Mungkin Anda akan berkata kepadanya, "OK, lupakan

100 dolar, tidak apa-apa." Kemudian hari berikutnya Anda

melihatnya menagih paksa orang lain yang berhutang 1 dolar

kepadanya. "Berikan kembali uangku yang 1 dolar itu!" dia

berteriak kepada orang yang malang itu. Saya kira Anda akan

terkejut dan bertanya-tanya, "Apa-apaan ini? Aku mengampuni

Page 379: Bmf 24 cahaya injil

371 | C A H A Y A I N J I L

kamu 100 dolar dan kamu menuntut uang cuma 1 dolar dari orang

lain? Sungguh aku tidak percaya! Sekarang kembalikanlah 100

dolar kepadaku!" Anda akan berpikir karena Anda begitu

bermurah hati kepadanya, dia juga akan bermurah hati kepada

orang lain.

Bagaimana perasaan Allah jika Dia melihat kita kembali menjadi

menjijikkan, mementingkan diri sendiri dan berperilaku buruk

setelah dengan murah hati Dia memaafkan kita? Jika kita berpikir

kita bisa hidup seperti di masa lalu lagi, apa gunanya kita menjadi

Kristen? Tidak ada gunanya kecuali bahwa kita pernah diampuni.

Banyak pengkhotbah menyampaikan Injil seperti itu, yang

merupakan penafsiran Injil yang salah. Diampuni berarti

pengampunan itu harus menghasilkan pengudusan. Itulah yang

dimaksudkan Paulus ketika dia memberitahu kita untuk

mengerjakan keselamatan kita. Karena Allah telah memaafkan

kita, sekarang kitalah yang memaafkan orang lain. Karena Allah

telah mengasihi kita; sekarang giliran kitalah mengasihi orang

lain. Dan karena Allah bermurah hati kepada kita; sekarang

kitalah yang harus bermurah hati kepada orang lain. Begitulah

kita mengerjakan keselamatan kita.

Bagaimana jika kita tidak mengampuni dan tidak bermurah hati

kepada orang lain? Padahal Allah telah mengampuni kita; apakah

yang akan terjadi? Jika kita berperilaku seperti ini, Dia akan

mengambil kembali pengampunan-Nya. Dan kita akan kembali ke

dalam jerat dosa dan harus membayar seluruh hutang kita. Itulah

titik yang paling menentukan dalam ajaran Yesus tentang

keselamatan yang sering ditolak gereja. Sungguh aneh karena ini

adalah Firman Allah yang tak terbantah. Tidak ada penafsir Firman

Allah yang serius yang akan menyanggah bahwa inilah hal yang

dikatakan Yesus.

Pembenaran Allah, pengampunan Allah kepada kita, harus segera

mendapatkan perwujudannya dalam kehidupan kita jika kita ingin

terus berada dalam pengampunan-Nya. Kita tidak bisa menerima

pengampunan Allah dan kemudian berperilaku jahat kepada orang

lain. Jika kita melakukan ini, Allah memperingati kita bahwa

pengampunan yang telah diberikan akan ditarik kembali. Yesus

dengan sangat jelas menyatakan ini di dalam

Page 380: Bmf 24 cahaya injil

372 | C A H A Y A I N J I L

perumpamaan: "Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat

demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak

mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu" (ayat 35). Di

sini Dia mengacu kepada setiap orang dari kita karena semua

uraian di dalam Matius 18 ditujukan kepada murid-murid-Nya. Dia

berkata bahwa Dia akan mengirim kita ke penjara, ke dalam

penyiksaan, jika kita tidak memaafkan saudara kita dengan

segenap hati kita (ayat 34). Pesannya tidak bisa lebih jelas dari

ini. Hanya orang yang tuli dan buta secara rohani dan tidak mau

mendengar Firman Allah yang sulit mengerti hal ini. Pada

kenyataannya hal ini sangat jelas, tidak ada yang harus

didiskusikan atau dipertengkarkan.

Penghakiman

Sekarang kita sampai pada tahap ketiga atau tahap akhir di

dalam rencana keselamatan dan hal ini berhubungan dengan

penghakiman. Ada ajaran yang aneh yang memberitahu kita

bahwa orang Kristen tidak akan menghadap penghakiman Allah.

Orang-orang yang mempropagandakan atau kita yang

menyetujuinya pastilah belum membaca Injil. Dari perumpamaan

ini kita lihat bahwa orang yang telah diampuni akan diadili lagi.

Penghakiman adalah sesuatu yang akan dialami oleh orang

Kristen. Jangan sampai kita keliru tentang hal ini. Jangan biarkan

ada seseorang yang mengatakan bahwa orang-orang Kristen bisa

hidup sesuka hati mereka tetapi tidak akan dihakimi. Ajaran

seperti inilah yang telah membuat gereja menjadi begitu

terpuruk secara rohani. Lihatlah orang-orang Kristen dewasa ini.

Walaupun mereka hidup di bawah standar non-Kristen, mereka

membanggakan diri bahwa nanti mereka akan hidup di Surga

sementara yang lainnya akan tinggal di Neraka. Hal ini sungguh

suatu ngomong kosong karena orang-orang Kristen akan

dihakimi. Jika kita tidak hidup seperti yang Allah harapkan,

yakinlah bahwa kita akan berada di bawah penghakiman-Nya.

Tidak peduli apapun yang dikatakan para juru khotbah tentang

hal ini, karena itulah yang dikatakan Yesus. Hamba yang telah

diampuni hutangnya 1,5 milyar dolar berakhir di penjara.

Pengampunannya telah ditarik kembali dan dia tinggal di sana. Ia

tidak akan pernah dapat dibebaskan karena dari dalam penjara

Page 381: Bmf 24 cahaya injil

373 | C A H A Y A I N J I L

ia tidak akan mungkin dapat melunasi hutangnya sekalipun jika

hutangnya hanya 100 dolar, apa lagi sejumlah 1,5 milyar dolar!

Prinsip-prinsip hidup Kristen

Dua prinsip kerohanian yang penting tentang bagaimana orang-orang

Kristen mestinya hidup dapat ditarik dari apa yang telah kita diskusikan.

Pertama kita harus memperlakukan orang lain seperti apa yang Allah

telah lakukan terhadap diri kita. Yesus menyebutkan secara khusus

dalam Lukas 6:36: "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu

adalah murah hati." Prinsip ini dapat disederhanakan sebagai berikut:

Allah berharap kita memperlakukan orang lain sebagaimana Dia

memperlakukan kita.

Kehidupan rohani diatur dalam tingkat ketelitian yang persis sama

sebagaimana alam semesta yang diciptakan Allah. Siapapun yang telah

mempelajari Fisika tahu bahwa ada hukum yang mengatur

materi. Pelanggaran terhadap hukum ini akan menimbulkan petaka, dan

kita tidak bisa melarikan diri. Contohnya hukum gravitasi. Tanpa adanya

kuasa, seseorang yang melompat dari lantai tiga tubuhnya akan hancur,

bahkan lehernya juga. Jika dia melompat dari lantai yang lebih tinggi,

dia pasti akan hancur berkeping-keping karena daya gravitasi

menariknya. Tidak ada alasan bagi dia untuk berkata, "Gravitasi akan

ditunda. Jika aku melangkah ke jendela, Aku akan melayang di udara".

Gravitasi akan menariknya turun jika dia tidak memiliki sarana untuk

mengatasinya.

Juga di dalam kehidupan rohani, kita harus mengerti bahwa ada hukum

Allah yang mengatur. Jika kita melanggar hukum ini kita akan

menanggung akibatnya. Itulah hukum di mana kita harus

memperlakukan orang lain sebagaimana Allah memperlakukan kita.

Karena Allah baik pada kita, kita harus baik pada orang lain. Karena

Allah mengampuni kita, kita harus mengampuni orang lain. Tidak

masalah bagaimana orang lain memperlakukan kita. Apa yang kita

pentingkan adalah bagaimana hubungan kita dengan Allah. Jika kita

mengerti hukum rohani ini, kita akan mengetahui bahwa, sebagai orang

Kristen, tindakan kita tidak ditentukan oleh orang lain. Cara kita

bertindak itu diatur hanya oleh cara Allah menangani kita.

Berapa dari kita yang hidup sesuai dengan hukum ini? Jika seseorang

menyakiti kita, kita dengan senang hati akan membalasnya. Jika itu

Page 382: Bmf 24 cahaya injil

374 | C A H A Y A I N J I L

masalahnya, maka itu berarti bahwa orang lainlah yang mengatur hidup

kita. Dan kita seperti robot, perbuatan kita diatur oleh orang lain. Jika

seseorang berbuat jahat kepada kita, kita akan membalas dia. Perilaku

balas membalas ini membuat diri kita pasif, jarang berinisiatif untuk

melakukan sesuatu. Kita hanya bereaksi terhadap apa yang dilakukan

orang lain terhadap diri kita. Ini menunjukkan bahwa kita belum sampai

kepada tahap di mana kita mengerti prinsip bahwa hidup kita tidak

ditentukan oleh perilaku orang lain terhadap kita. Apakah mereka

berbuat jahat terhadap kita atau berbuat baik, tidak ada pengaruhnya

bagi kita. Cara Allah memperlakukan kitalah yang menjadi penentunya.

Misalkan seseorang berbuat buruk pada Anda. Bagaimana Anda akan

bereaksi? Anda harus memaafkannya karena Allah telah mengampuni

Anda. Dialah yang menentukan tindakan Anda, bukan orang yang telah

menyakiti Anda. Menjadi Kristen membuat Anda betul-betul bebas.

Sementara perilaku setiap orang lain ditentukan oleh orang lainnya lagi,

sedangkan Anda tidak. Apa arti penting dari prinsip ini? Seorang

Kristen, karena tindakannya ditentukan oleh perlakuan Allah

terhadapnya, dia akan menjadi saluran bagi kasih, pengampunan, kasih

karunia, dan kuasa Allah. Namun sebagian besar orang berperilaku

sesuai dengan perilaku orang lain terhadap dirinya. Contohnya di

restoran, jika pelayan tidak mempedulikannya namun melayani orang

lain duluan, dia menjadi jengkel. "Apa-apaan ini? Mengapa Anda

melayani orang lain duluan? Akan kubalas kelakuanmu ini!" Apakah ia

menyadari atau tidak, perilakunya ternyata dikendalikan oleh perlakuan

buruk si pelayan terhadapnya.

Orang yang bukan Kristen tidak akan mengerti mengapa seorang

Kristen bertindak seperti ini. Dia akan bertanya-tanya, "Mengapa Anda

tersenyum ketika saya menghina Anda? Aku tidak mengerti. Tidak kira

bagaimana saya menyakitimu Anda masih bersikap baik pada saya?

Saya tidak mengerti. Apa yang sedang terjadi?" Dia akan menyadari

Allahlah yang menentukan tindakan seorang Kristen, bukan dia. Ini hal

baru bagi dia. Itulah sebabnya seorang Kristen menjadi terang dunia.

Dia seorang yang luar biasa karena perbuatannya tidak pernah diatur

oleh bagaimana orang lain memperlakukannya.

Menentukan masa depan kita sendiri

Prinsip kedua dalam kehidupan Kristen yang melengkapi yang pertama

adalah Allah memperlakukan kita sama dengan bagaimana kita

Page 383: Bmf 24 cahaya injil

375 | C A H A Y A I N J I L

memperlakukan orang lain. Prinsip pertama adalah ajaran Injil tentang

pengudusan tadi, bahwa kita memperlakukan orang lain sama dengan

cara Allah memperlakukan kita - jika kita balikkan arahnya, maka yang

kita dapatkan adalah hukum penghakiman. Ada beberapa uraian dalam

Injil yang memberitahukan kita bagaimana Allah akan memperlakukan

kita dalam penghakiman. Kita melihat di Mazmur 18:26-27.

Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang

tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci

Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau

berlaku belat-belit.

Prinsip rohani di sini sangat jelas: Allah memperlakukan kita sesuai

dengan cara kita menangani orang lain. Jika kita berbuat setia kepada

orang lain, Allah juga akan berbuat sama kepada diri kita. Jika kita

berbuat kepada orang lain dengan tidak bercela, Dia juga akan berbuat

hal yang sama. Tetapi jika kita berbuat curang kepada orang lain, Allah

pun akan berbuat yang sama kepada kita, yaitu ia akan menangani kita

dengan keras. Jika kita tahu bagaimana menerapkan prinsip ini, berarti

kita sudah mempelajari rahasia kehidupan rohani. Kita akan mengetahui

bagaimana Allah akan menangani kita. Kita bisa memohon masalah atau

kita bisa memohon kemurahan, tergantung bagaimana kita berbuat

pada orang lain. Demikianlah jika kita tidak mengampuni orang lain,

Allah pun akan melakukan hal yang sama. Jika kita bermurah hati

dengan orang lain, Allah pun akan bermurah hati dengan kita. Cukup

sederhana.

Dengan cara ini, lingkaran berkat rohani dibentuk. Allah memaafkan

kita, kita memaafkan orang lain. Karena kita mengampuni orang lain,

Allah akan terus mengampuni kita bahkan lebih. Jika kita berhenti pada

suatu titik dalam lingkaran ini, kehidupan spiritual kita akan

berhenti. Kita bisa mempertahankan gerakan perputaran ini untuk

berjalan terus atau menghentikannya. Allah menyerahkan sepenuhnya

pada diri kita. Itu berarti kita menjadi hakim terhadap diri kita sendiri.

Allah akan mendasarkan penghakiman-Nya terhadap diri kita sesuai

dengan perbuatan kita pada orang lain. Sangatlah adil. Pada hari

penghakiman, setiap orang hanya dapat berkata, "O Tuhan Engkau

benar-benar adil. Saya tidak berbelas-kasihan kepada orang lain dan

Engkau tidak berbelas-kasihan kepada saya. Begitulah sepatutnya."

Sebaliknya, jika kita melihat dari sisi positif, itu berarti kita dapat

Page 384: Bmf 24 cahaya injil

376 | C A H A Y A I N J I L

menggerakkan lingkaran ini sedemikian rupa untuk semakin bertumbuh

dalam kemurahan.

Saya akan bersaksi tentang masa sekolah saya, untuk menggambarkan

poin ini. Pada saat itu saya mengandalkan Allah untuk memenuhi

kebutuhan finansial saya. Dan Dia memenuhi kebutuhan saya dengan

penuh kemurahan, dengan demikian memberikan saya tanggung jawab

untuk bermurah hati kepada orang lain, seperti yang kita lihat tadi, hal

ini adalah prinsip pertama kehidupan Kristen. Itulah sebabnya sampai

sekarang saya tidak menyimpan uang di dalam kantong saya jika saya

lihat orang lain membutuhkannya. Karena Allah begitu bermurah hati

pada saya melalui berbagai orang ketika saya dalam keperluan,

sekarang saya harus membantu orang lain kapanpun saya bisa. Karena

sekarang saya membantu orang lain, Allah mulai memberi saya lebih

banyak, tidak secara material tetapi secara rohani. Inilah isi prinsip

kedua. Saya tidak meminta kelebihan material tetapi Allah memberi

kelebihan secara rohani, sehingga saya terus dibanjiri kasih karunia

Allah melalui pemberian bantuan kepada orang lain. Hal ini mendorong

saya untuk memberikan lebih banyak. Yang paling indah adalah semakin

banyak saya memberi, semakin banyak saya mengalami anugerah Allah

di dalam kehidupan saya!

Lingkaran kemajuan rohani membuat kita mampu bertumbuh dari

kekuatan ke kekuatan. Cobalah dan Anda akan menemukan hukum

Allah selalu manjur. Seperti yang terjadi di dunia fisik, hukum Allah juga

bekerja di dunia rohani karena kita berhubungan dengan Allah yang

hidup. Jika Allah bukan Allah yang hidup, tak satupun dari hukum-

hukum ini yang berlaku; mereka akan gagal berfungsi. Kita tahu bahwa

Allah adalah nyata karena ketika kita menerapkan prinsip ini, hasilnya

selalu pasti.

Cara lain untuk menjelaskan prinsip kedua adalah: Perbuatlah kepada

orang lain sebagaimana kita ingin Allah perbuat terhadap diri kita.

Prinsip yang mengagumkan ini akan menjadi berkat bagi kita kalau kita

tahu bagaimana menerapkannya. Apakah kita ingin Allah lebih murah

hati kepada kita? Maka lebih bermurah hatilah kepada orang lain dan

lihatlah apa yang terjadi. Tidak diragukan lagi, Dia akan mencurahkan

berkat-Nya kepada kita. Tuhan mengatakan dalam Khotbah di atas

Bukit: Berilah dan kamu akan diberi. Hal yang sama persis dengan

prinsip ini. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang

Page 385: Bmf 24 cahaya injil

377 | C A H A Y A I N J I L

dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan

ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur,

akan diukurkan kepadamu (Luk. 6:38).

Alasan kita tidak mempunyai apa yang kita perlukan adalah karena kita

tidak memberikan apa yang dibutuhkan orang lain. Cobalah memberi.

Apakah kita hidup dalam kemiskinan rohani? Bermurah hatilah pada

orang lain, dan segera kita akan mendapatkan betapa kemurahan Allah

melanda kita. Cobalah mengampuni orang lain dan kita akan melihat

Allah begitu bermurah hati dan berbelas-kasihan kepada kita. Akan

tetapi, jika kita tidak mengampuni, kita akan dengan segera

menemukan sikap Allah terhadap kita sangat dingin. Cobalah

mengampuni dan kita tiba-tiba akan melihat Allah begitu bermurah hati

dan penyayang.

Kitalah yang menentukan bentuk dari kehidupan rohani kita. Kitalah

yang akan menentukan jenis penghakiman yang akan kita terima pada

hari penghakiman. Itulah rahasia kehidupan Kristen. Kita bisa memacu

kemajuannya atau menghentikannya, atau bahkan memundurkannya.

Allah menaruh tanggungjawab yang begitu besar di tangan kita ketika

Dia memberikan kita kebebasan untuk memilih. Jika kita menginginkan

Allah lebih bermurah hati kepada kita, kita harus lebih bermurah hati

kepada orang lain. Kita hendaknya jangan membiarkan orang lain yang

menentukan tindakan kita karena itu akan membalikkan perkembangan

rohani kita menjadi mundur.

Banyak orang berkata, "Aku ingin melayani Allah, tetapi Dia tidak terasa

nyata bagi saya." Inikah juga yang kita rasakan? Cobalah hidup sesuai

dengan apa yang saya bicarakan dan lihatlah apa yang terjadi. Cobalah

semakin bermurah hati dan lihatlah apakah roda tidak mulai berputar,

dan kebaikan Allah tidak mulai melandamu. Saya telah mengalami kasih

kebaikan Allah setiap hari sampai hati saya merasa begitu rendah

melihat kebaikan-Nya kepada saya. Mengapa Dia begitu baik kepada

saya? Saya hanya sedikit menolong orang dan Allah melandaku dengan

kebaikan-Nya secara berlimpah. Karunianya begitu besar dibandingkan

bantuanku yang kecil pada orang lain. Begitu besar kebaikan-Nya!

Tetapi penghakimannya sangatlah berat bila kita tidak bermurah hati

kepada orang lain. Dalam Perjanjian Lama kita melihat bahwa

penghakiman-Nya bisa tujuh kali lipat dari perbuatan yang kita lakukan

Page 386: Bmf 24 cahaya injil

378 | C A H A Y A I N J I L

kepada orang lain. Jika kita menjahati orang lain, penghakiman Allah

mungkin tujuh kali dari apa yang kita lakukan kepada orang lain.

Banyak dari kita tidak pernah tumbuh secara rohani karena kita tidak

menerapkan prinsip-prinsip rohani ini. Barangkali karena kita tidak

mengetahuinya. Kehidupan Kristen begitu menarik seperti sebuah

petualangan. Terapkanlah prinsip-prinsip ini dan kita akan lihat hasilnya!

Para Pekerja di Kebun Anggur - Bagian Pertama

Matius 20:1-16 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Mari kita mulai dengan membaca apa yang terdapat di dalam Matius

20:1-16: Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah

yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun

anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai

upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-

kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-

orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi

jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan

kepadamu. Dan merekapun pergi.

Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan

melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi

dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka:

Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka

kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada

mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam

tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan

bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir

hingga mereka yang masuk terdahulu.

Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan

mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah

mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih

banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.

Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan

itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam

Page 387: Bmf 24 cahaya injil

379 | C A H A Y A I N J I L

dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk

bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu

menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil

terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah

bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang

masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas

mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah

engkau, karena aku murah hati? [Terjemahan yang harfiah yang

diberikan dalam Alkitab Bahasa Inggris berbunyi : "Ataukah matamu

menjadi jahat, karena aku baik?"] Demikianlah orang yang terakhir

akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang

terakhir.

Bagaimana perasaan Anda saat membaca perumpamaan ini? Apa

reaksi Anda terhadap perumpamaan ini? Saat membaca perumpamaan

ini, tidakkah Anda merasa agak jengkel bahwa mereka yang bekerja

seharian dari pagi hingga petang, dan akhirnya hanya menerima

sedinar? Pembagiannya tidak adil, bukankah begitu? Orang-orang lain

baru mulai bekerja beberapa jam setelah mereka - seperti misalnya

mereka yang datang ke kebun anggur pada pukul lima sore - dengan

jam kerja yang jauh lebih singkat, tetapi juga menerima upah sedinar.

Bagaimana perasaan Anda atas pembagian ini? Apakah Anda akan

senang dengan kebaikan hati si pemilik kebun anggur ini? Orang yang

datang bekerja di kebun anggur menjelang petang hari dan hanya

bekerja selama satu jam juga mendapat satu dinar, sama dengan yang

didapat oleh mereka yang bekerja selama 12 jam!

Saya harap Anda cermati baik-baik reaksi Anda terhadap

perumpamaan ini. Jika Anda tergolong kelompok mayoritas, saya pikir

Anda akan merasa bahwa pemilik kebun anggur ini telah bertindak

tidak adil; Anda bersimpati dengan orang-orang malang yang telah

bekerja selama 12 jam dan mendapat upah satu dinar ketimbang

terhadap mereka yang bekerja hanya satu jam dengan bayaran yang

sama. Dalam hal ini, Anda telah mengidentifikasikan diri Anda dengan

mereka yang bekerja sejak awal, dan tidak dengan mereka yang

bekerja paling akhir. Mereka yang bekerja belakangan tidak butuh rasa

iba Anda. Orang-orang malang yang datang pertama ke kebun anggur

itulah yang butuh simpati Anda.

Page 388: Bmf 24 cahaya injil

380 | C A H A Y A I N J I L

Mungkin reaksi Anda agak tercampur-aduk. Anda mungkin merasa,

"Sial sekali mereka yang datang sejak awal, mereka yang datang

terakhir lebih beruntung. Sedangkan mereka yang datang di jam-jam

pertengahan, ya, bisa dibilang tidak merugi tetapi juga tidak

beruntung. Yang datang pada jam-jam pertengahan ini tidak harus

mengeluh tetapi juga tidak bisa ikut merasa senang."

Dengan kelompok yang manakah Anda mengidentifikasikan diri? Hal ini

sangat penting untuk Anda catat sekarang di dalam benak Anda.

Dapatkan gambaran yang jelas tentang reaksi Anda saat membaca

perumpamaan ini. Alasan untuk itu akan menjadi jelas nanti sejalan

dengan pembahasan kita selanjutnya.

Pandangan dari para penafsir

Sebagai langkah awal, mari kita lihat apa yang disampaikan oleh para

penafsir. Berbicara tentang penafsir, mari kita simak pendapat salah

satu penafsir yang paling berpengaruh saat ini - Jeremias. Dia adalah

seorang profesor di University of Gurtingen di Jerman dengan karya

besarnya The Parables of Jesus (Perumpamaan-perumpamaan Yesus),

dan ia memandang bahwa perumpamaan ini berbicara tentang

kebaikan Allah. "Ataukah matamu menjadi jahat, karena aku baik?"

Dari sini Jeremias memandang bahwa penekanan utama dari

perumpamaan ini adalah tentang kebaikan Allah - kebaikan terhadap

mereka yang kekurangan, kebaikan terhadap mereka yang berada di

tempat paling rendah, dan terhadap mereka yang datang terakhir ke

kebun anggur itu. Secara ringkas itulah pandangannya. Akan tetapi,

itukah hal yang dibicarakan dalam perumpamaan ini? Apakah

perumpamaan ini benar-benar berbicara tentang kebaikan Allah?

Saat Anda membaca perumpamaan ini, munculkah kesan kuat tentang

kebaikan Allah di dalam benak Anda? Apakah kebaikan Allah

merupakan hal pertama yang Anda pikirkan saat membaca

perumpamaan ini? Mungkin tidak. Mungkin Anda justru merasa bahwa

Ia tidak baik sama sekali berkaitan dengan kepentingan orang-orang

yang datang bekerja sejak pagi hari. Kebaikan bukanlah hal yang

relatif. Allah itu baik atau tidak sama sekali; tidak bisa dinilai secara

relatif. Dan di manakah kebaikan Allah terlihat dalam kaitannya dengan

penanganan terhadap kelompok yang datang pertama ini? Apakah

menjadi orang yang dipanggil untuk bekerja duluan itu salah? Apakah

bekerja sehari penuh itu salah? Di dalam perumpamaan ini tampaknya

Page 389: Bmf 24 cahaya injil

381 | C A H A Y A I N J I L

mereka yang bekerja paling lama justru menjadi yang paling sial. Ini

semua tampaknya sama sekali tidak menunjukkan adanya kebaikan,

bukankah demikian? Mereka datang ke sana karena mereka ingin

bekerja; mereka butuh uang untuk menghidupi keluarga mereka, jadi

mereka berangkat ke pasar untuk mencari pekerjaan. Akhirnya mereka

dipanggil bekerja selama 12 jam, dan yang mereka dapatkan adalah

masing-masing satu dinar. Di mana kebaikan Allah dapat kita lihat

dalam perumpamaan ini?

Umumnya, bagi mereka yang datang bekerja sejak pukul lima sore,

dapat Anda katakan terlihat adanya kebaikan di dalam penanganan

terhadap mereka. Tapi kemudian kebaikan tersebut ternyata

mengalami penurunan secara bertahap. Maksudnya, kebaikan ini

mengalami penurunan karena mereka yang pertama kali menerima

bayaran adalah para pekerja yang datang pada pukul lima sore. Setiap

orang menerima upah satu dinar. Kebaikan itu terus menerus menurun

dan yang bekerja paling lama mendapat kebaikan yang paling rendah.

Jika perumpamaan ini memang merupakan pembahasan tentang

kebaikan maka ini adalah suatu definisi tentang kebaikan yang sangat

aneh.

Apa sebenarnya maksud penafsiran dari Jeremias? Apakah kita disuruh

untuk memandang bahwa kebaikan Allah itu hanya bisa dipahami

secara relatif? Mengapa mereka yang datang terakhir tidak diberi lebih

banyak pekerjaan? Mereka berkata bahwa sampai saat itu masih belum

ada orang yang mempekerjakan mereka. Bisa jadi memang begitu

halnya. Namun bisa juga terjadi karena mereka datang terlambat

sehingga sebagian besar pekerjaan sudah diambil oleh orang lain.

Alasan mengapa mereka menganggur di sore itu memang tidak

diberikan.

Sangat sulit untuk memandang bahwa perumpamaan ini berbicara

tentang kebaikan Allah. Ada beberapa perumpamaan yang memang

berbicara tentang kebaikan Allah dan kita tidak butuh perumpamaan

seperti ini untuk membahas hal-hal kebaikan Allah. Karena di dalam

perumpamaan ini, tampaknya kebaikan Allah tidak didasari oleh

keadilan. Jika kelompok pertama itu bekerja tidak efisien, maka

mereka menerima upah yang layak, atau yang sudah disepakati sejak

awal, dan kita bisa memahami hal itu. Anggaplah bahwa perumpamaan

ini berkata bahwa para pekerja dari kelompok pertama ini memang

Page 390: Bmf 24 cahaya injil

382 | C A H A Y A I N J I L

bekerja seharian akan tetapi mereka agak malas dan dengan demikian

mendapatkan upah yang sama dengan yang diterima oleh para pekerja

dari kelompok terakhir, hal ini menjadi masuk akal; kita dapat

menerima perlakuan tersebut. Mungkin mereka sama seperti banyak

orang Inggris yang seharian bersantai sambil menaruh kaki di atas

meja, dan berkata, "Aku sudah seharian berada di sini." Nah, mereka

tidak mengerjakan lebih banyak hal ketimbang mereka yang bekerja

selama satu jam. Mereka yang datang belakangan, menyingsingkan

lengan bajunya, dan benar-benar bekerja dengan giat, melakukan hal

yang sebanding dengan yang telah dikerjakan oleh kelompok pertama

selama 12 jam. Dengan demikian mereka semua sama-sama

mendapatkan satu dinar. Jika itu yang terjadi maka perlakuan ini adil.

Akan tetapi keadaannya tidak seperti itu. Dalam perumpamaan ini

disebutkan tentang pekerjaan mereka yang telah bekerja selama 12

jam, dan tidak ada keluhan apapun tentang pekerjaan mereka. Tidak

ada yang berkata bahwa mereka hanya sibuk menghirup teh selama 12

jam itu. Tidak diragukan lagi, mereka telah bekerja keras selama 12

jam itu. Akan tetapi yang mereka terima adalah satu dinar. Dan

mereka yang hanya bekerja selama satu jam, mungkin mereka juga

bekerja segiat mereka yang 12 jam itu. Akan tetapi tetap saja mereka

hanya bekerja selama satu jam, dan menerima upah satu dinar, dan

hal ini tidaklah adil! Dapatkah kita meluruskan persoalan ini? Jujur

saja, saya tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Jeremias.

Apakah Anda mengerti apa maksudnya? Saya pikir Jeremias hanya

tidak mampu untuk sampai pada penjelasan yang lebih baik dari ini.

Perumpamaan ini memang telah membuat pusing banyak penafsir.

Selanjutnya, kita beralih kepada penafsir besar yang lain, Profesor

Edouard Schweitzer dari Zurich. Penafsirannya atas perumpamaan ini

pada dasarnya sampai pada kesimpulan yang sama dengan Jeremias.

Schweitzer berkata bahwa perumpamaan ini mengungkapkan kebaikan

dan kasih karunia Allah. Bagi Schweitzer, Allah bebas untuk memilih

akan berbuat baik kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Jika Allah

ternyata memilih untuk berbuat baik kepada Anda, maka Ia akan

berbuat baik kepada Anda. Tidak peduli apakah Anda layak untuk

menerima kebaikan itu atau tidak; kelayakan tidak dipersoalkan di sini.

Kebaikan adalah perkara kasih karunia-Nya, yang tidak berhubungan

dengan apakah anda pantas menerimanya atau tidak.

Page 391: Bmf 24 cahaya injil

383 | C A H A Y A I N J I L

Jika benar demikian, maka perumpamaan ini akan membawa kita pada

kesimpulan bahwa kasih karunia-Nya tertuju bagi mereka yang tidak

bekerja. Akan tetapi apa salahnya bekerja? Saya jadi ingin tahu.

Apakah salah bekerja untuk waktu yang lama? Apakah orang-orang

yang malang ini dianggap telah melakukan tindak kriminal karena

bekerja selama 12 jam? Mungkin sebaiknya kita semua menjadi orang-

orang malas saja. Dengan begitu maka Allah akan mencurahkan

kebaikan-Nya secara khusus kepada kita. Dan kita akan mendapatkan

kasih karunia Allah. Jelaslah bahwa jalan pikiran seperti ini terlalu

serong untuk bisa dikatakan sebagai definisi tentang kasih karunia

yang alkitabiah.

Satu lagi penafsir besar yang akan kita bahas, Profesor Manson dari

Inggris, dalam karyanya yang terkenal The Sayings of Jesus (Ucapan-

ucapan Yesus) menunjukkan bahwa memberikan penjelasan tentang

kasih karunia dengan membandingkannya dengan pekerjaan adalah

tidak benar karena semua orang di dalam perumpamaan ini telah

bekerja. Persoalannya bukan apakah yang satu bekerja dan yang

lainnya tidak. Mereka semua bekerja. Pokok persoalan dalam

perumpamaan ini berkaitan dengan jangka waktu pekerjaan mereka,

bukannya dengan kasih karunia Allah bagi mereka yang tidak bekerja.

Kelima kelompok pekerja itu - baik kelompok yang pertama, kedua dan

yang lainnya - datang ke kebun anggur dan segera bekerja. Manson

dengan tepat menunjukkan bahwa perumpamaan ini tidak

membandingkan kasih karunia dengan pekerjaan (atau perbuatan),

karena semua kelompok telah bekerja. Akan tetapi pandangan Manson

ini pun masih belum menjelaskan apa-apa kepada kita.

Perumpamaan ini akan terlihat masuk akal jika yang kita bicarakan

adalah kasih karunia bagi yang tidak pantas menerimanya. Itu berarti

kelompok yang terakhir tidak melakukan pekerjaan apa pun sama

sekali. Artinya mereka disewa pada jam 6 sore dan mendapat upah

satu dinar. Itu sepenuhnya kasih karunia karena mereka sama sekali

tidak melakukan pekerjaan apa-apa!

Karena Manson menyatakan bahwa perumpamaan ini sama sekali tidak

membahas tentang kasih karunia karena semua kelompok bekerja, ia -

seperti kehabisan akal - menyimpulkan bahwa perumpamaan ini

berbicara tentang kesetaraan. Manson berkata bahwa Allah

memperlakukan setiap orang dengan seimbang tidak peduli seberapa

Page 392: Bmf 24 cahaya injil

384 | C A H A Y A I N J I L

lama mereka telah bekerja karena semuanya menerima upah satu

dinar. Jadi setiap orang mendapat perlakuan yang seimbang. Tidak

peduli seberapa banyak atau sedikit pekerjaan yang Anda lakukan,

Allah akan memperlakukan setiap orang dengan seimbang. Bagaimana

pun juga penjelasan ini sangatlah aneh karena kita bisa melihat bahwa

di dalam perumpamaan ini Allah tidak memperlakukan setiap orang

dengan seimbang karena pada dasarnya kelompok yang terakhir telah

menerima 12 kali lipat lebih banyak dari pada kelompok pertama. Di

mana kesetaraanya? Kita bisa berkata ada kesetaraan kalau kelompok

yang terakhir menerima satu dinar dan kelompok yang pertama

menerima 12 dinar. Kalau begitu barulah bisa dikatakan setara karena

kelompok yang terakhir hanya bekerja selama satu jam sedang

kelompok yang pertama bekerja selama 12 jam. Upah yang diterima

setara dengan beban kerja yang ditanggung.

Bagaimana kita bisa menjelaskan tentang kesetaraan jika itu berarti

ada pekerja yang bekerja selama satu jam dengan upah satu dinar dan

pekerja yang lain bekerja selama 12 jam dengan upah satu dinar juga?

Dan justru itulah tepatnya hal yang dikeluhkan oleh para pekerja dari

kelompok yang pertama ini: mereka telah diperlakukan dengan tidak

adil karena ada pekerja lain dengan beban kerja yang tidak sama telah

memperoleh pendapatan yang sama. Saya tidak mengerti di mana

letaknya kesetaraan.

Lantas apa yang diajarkan oleh perumpamaan ini kepada kita tentang

Allah? Apakah itu berarti bahwa tidak peduli seberapa besar atau

seberapa kecil pengorbanan Anda bagi Dia, Dia akan tetap

memperlakukan setiap orang dengan sama-rata? Apa gunanya bekerja

sepanjang hari? Lebih baik datang menjelang saat akhir saja! "Kalian

ingin bekerja selama 12 jam? Silakan! Selamat mengabdi! Saya akan

datang di saat-saat terakhir saja. Saya akan bekerja selama satu jam

saja karena kita semua akan mendapat perlakuan yang sama,

bukankah begitu?"

Mirip dengan orang-orang Kristen yang berkata, "Nah, aku akan

menjalani hidup di dalam dosa dulu dan nanti, menjelang ajal -

mungkin menjelang ajal terlalu singkat waktunya, jadi mungkin sekitar

jam 5 sore - aku akan menjadi orang Kristen. Sekarang ini, aku bisa

menikmati waktuku, pergi ke Las Vegas, bersenang-senang dengan

para penari di sana dan berjudi sesuka hati, menikmati dosa dan

Page 393: Bmf 24 cahaya injil

385 | C A H A Y A I N J I L

menggelapkan pajak, menipu orang lain dan menimbun kekayaan.

Kemudian, sebelum ajal menjemput, aku akan datang ke gereja,

memanggil pendeta dan bertobat, menjadi Kristen!" Tentu saja, jika

kita bukan orang-orang bodoh, jalan inilah yang akan kita tempuh.

Lalu untuk apa Anda pergi ke gereja setiap hari Minggu? Tunggu saja

sampai, katakanlah, usia Anda mencapai 50 atau 60 tahun, ketika

rambut Anda sudah beruban, baru Anda datang ke gereja. Pada saat

itu, ketika Anda berusia 50 atau 60 tahun, saya harap Anda masih

cukup sehat untuk bisa datang ke gereja. Itulah saat yang tepat untuk

menjadi orang Kristen - pukul lima sore.

Kalau kita menjadi Kristen sejak sekarang, untuk selanjutnya kita harus

menjalani kehidupan Kristen. Kita akan menguras keringat, bergumul

untuk menjadi Kristen. Dan setelah menanggung segala beban serta

terik matahari, kita hanya mendapatkan satu dinar. Sementara orang

lain bisa menikmati hidupnya di dalam segala kenikmatan dosa, lalu

datang di saat-saat terakhir, dan lihatlah, ia juga menerima jumlah

yang sama dengan upah kita dari Tuhan. Jadi untuk apa kita bergumul

dalam kehidupan ini? Bodoh sekali kita ini. Untuk apa saya membuang

waktu selama 40 tahun memberitakan Injil jika teman-teman saya

boleh memperkaya diri di luar sana? Mereka itu juga orang Kristen!

Mereka sedang menikmati kehidupan duniawinya di saat saya sedang

berkutat dengan kehidupan Kristen ini, melayani Tuhan dan

memberitakan Injil. Dan nantinya mereka juga akan menerima satu

dinar, seperti yang saya dapatkan. Inikah yang disebut sebagai

kesetaraan atau keadilan? Tidak mungkin hal seperti ini yang diajarkan

dalam perumpamaan ini. Alkitab berkata bahwa setiap orang akan

dihakimi menurut perbuatan mereka. Jadi, tafsiran Manson ini mau

membawa kita kemana? Nah, saya pikir Anda sekarang dapat

memahami betapa besarnya persoalan yang dihadapi para penafsir

dalam menguraikan perumpamaan ini. Mereka tidak tahu harus

menjelaskan apa!

Manson sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada yang 'pertama'

maupun yang 'terakhir'. Semuanya sama saja; semua diperlakukan

sama-rata. Suatu penjelasan yang aneh dengan mengatakan bahwa

semuanya sama saja; padahal yang terdahulu menjadi yang terakhir

dan yang terakhir menjadi yang terdahulu. Suatu pembahasan yang

aneh tentang kesetaraan!

Page 394: Bmf 24 cahaya injil

386 | C A H A Y A I N J I L

Jika kita sepakat dengan pandangan para penafsir di atas, maka kita

semua akan memutuskan untuk datang kembali ke gereja ketika

berusia sekitar 60-an tahun - sekitar pukul lima sore. Kita akan

berkata, "Nah, aku mengerti arti perumpamaan itu sekarang." Setiap

orang yang mempelajari Alkitab akan bertanya-tanya bagaimana

mungkin Manson bisa sampai kepada kesimpulan yang aneh seperti itu.

Apakah ini merupakan ungkapan dari keputus-asaannya karena tidak

mampu untuk sampai pada penjelasan yang lebih baik?

Bagaimana dengan penjelasan yang diberikan oleh para pengkhotbah

dari China? Mungkin John Sung bisa memberi kita sedikit pencerahan

tentang perumpamaan ini. "Pu Tou Yuan de bi yu jiu shi jiao ren zuo

gong, bu yao gong qian. Ying dang wei ai Zhu er gong

zuo," demikianlah kata John Sung di dalam bukunya yang

berjudul Jiang Jing Jie, sebuah buku yang tidak diarahkan sebagai

pembahasan ekspositori melainkan rangkuman dari Perjanjian Lama

dan Perjanjian Baru. Ia menyimpulkan bahwa perumpamaan ini

mengajarkan kita untuk bekerja tanpa mengharapkan imbalan apa

pun! Artinya, Anda disuruh pergi mencari pekerjaan tanpa imbalan apa

pun. Dengan kata lain, Anda pergi bekerja tanpa pamrih karena Anda

mengerjakannya atas dasar kasih Anda kepada Allah. Pandangan John

Sung ini cukup menyentuh karena memang benar bahwa kita

seharusnya memang melayani Tuhan tanpa pamrih. Kesediaan kita

dalam melayani Tuhan seharusnya tidak didasari oleh imbalan apapun;

kesediaan kita melayani Tuhan seharusnya tanpa pamrih. Sungguh jitu.

Tidak seorang pun yang bisa menyangkal bahwa memang benar kita

harus siap untuk melayani Tuhan tanpa mengharap imbalan. Sebab,

Tuhan sendiri sebenarnya sudah memberikan segalanya buat kita; Ia

sudah memberikan diri-Nya bagi kita.

Walau pun pandangan John Sung - bahwa kita seharusnya melayani

Tuhan tanpa pamrih - sangatlah tepat, akan tetapi sulit bagi kita untuk

mengatakan bahwa pendapat ini merupakan penjelasan yang tepat

atas perumpamaan ini. Pandangannya itu sendiri memang benar, sama

benarnya dengan pandangan bahwa Allah memberikan kita segalanya

atas dasar kasih karunia-Nya, bukan atas dasar prestasi kita. Akan

tetapi kita sudah melihat tadi bahwa perumpamaan ini tidak sedang

membahas hal tersebut. Apakah pandangan bahwa kita seharusnya

bersedia melayani Tuhan tanpa pamrih bisa disimpulkan dari

perumpamaan ini? Kesimpulan semacam ini bisa kita ambil dari bagian

Page 395: Bmf 24 cahaya injil

387 | C A H A Y A I N J I L

lain dalam Alkitab, akan tetapi saya ragu apakah dari perumpamaan ini

bisa diambil kesimpulan seperti itu.

Mereka yang datang paling awal tentunya adalah orang-orang yang

mencari pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. Apakah ini

merupakan suatu kejahatan? Tentunya tidak. Apakah Anda akan

datang ke bursa kerja sambil berkata, "Aku mencari pekerjaan, tetapi

tidak mencari penghasilan. Aku mencari pekerjaan karena menurutku

sebuah pekerjaan adalah hal yang sangat baik buat orang Kristen.

Tidak usah memikirkan masalah upah. Aku bersedia bekerja tanpa

imbalan apapun." Pada jaman dahulu, pasar juga berfungsi sebagai

bursa kerja. Orang-orang pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan.

Pernahkah Anda mendengar ada orang yang mencari pekerjaan karena

ia tidak menginginkan upahnya? Jika Anda berasal dari keluarga yang

sangat kaya dan Anda adalah anak orang kaya, jelas Anda bisa untuk

tidak peduli dengan upah karena Anda dapat hidup tanpa

mengandalkan upah itu. Akan tetapi orang-orang yang pergi ke pasar

mencari pekerjaan di jaman itu adalah mereka yang datang demi

menghidupi istri, anak, dan mungkin nenek, paman atau bibi yang

perlu dipenuhi kebutuhannya. Ada sekumpulan mulut yang menanti

makanan dari hasil pekerjaannya. Mereka tidak datang mencari kerja

tanpa upah.

Pandangan bahwa kita seharusnya siap untuk melayani Tuhan tanpa

mengharapkan imbalan tentu saja sangat baik. Akan tetapi pandangan

ini tidak ada kaitannya dengan perumpamaan yang sedang kita bahas

sekarang ini, yang berbicara tentang orang-orang yang mencari

pekerjaan. Alasan Anda mencari pekerjaan adalah karena Anda butuh

penghasilan demi menghidupi keluarga dan diri Anda. Dan hal ini

bukanlah suatu kejahatan. Pandangan John Sung tampaknya

menyatakan bahwa orang yang datang mencari kerja demi

memperoleh penghasilan itu salah. Apakah mereka harus datang ke

bursa kerja dengan niat untuk menjadi pekerja tanpa mengharapkan

bayaran?

Sekarang mari kita lihat penjelasan yang diberikan oleh Watchman

Nee. Ia sudah cukup dekat dengan kesimpulan yang diharapkan, akan

tetapi caranya menjelaskan perkara ini masih sulit untuk diterima. Ia

berkata bahwa setiap orang seharusnya selalu memandang diri sendiri

mulai bekerja sejak pukul lima sore. Apa artinya ini? Artinya, jika saya

Page 396: Bmf 24 cahaya injil

388 | C A H A Y A I N J I L

datang sejak pagi hari, dan menghabiskan seharian bekerja di kebun

anggur, saya akan menganggap bahwa jam kedatangan saya adalah

pukul lima sore, sesuai dengan anjuran Watchman Nee. Jadi, ketika

saya datang ke kebun itu di pagi hari, saya sudah menanamkan satu

pikiran ke dalam benak saya, "Jam kedatangan saya adalah pukul lima

sore," walau pun sebenarnya sudah seharian saya menanggung beban

kerja dan terik matahari di kebun. Apakah kita sedang diajar untuk

menipu diri sendiri?

Atau mungkin Anda datang pada pukul 9 pagi, lalu Anda memakai trik

mental seperti ini, "Memang benar aku datang pukul 9 pagi, tetapi aku

akan menganggap bahwa jam kedatanganku adalah pukul lima sore."

Dengan kata lain, ada selang waktu kerja selama 8 jam yang harus

dilupakan. Pandangan ini mengandung kebenaran sekaligus juga

kesalahan. Bayangkan saja, semakin awal jam kedatangan Anda,

semakin besar upaya yang harus Anda kerahkan untuk memainkan

trik mental ini. Anda harus terus berusaha membayangkan bahwa jam

kedatangan Anda adalah pada pukul lima sore, sekali pun

kenyataannya adalah lebih awal dari itu.

Dapatkah Anda memahami pernyataan dari Watchman Nee ini? Anda

mungkin akan berkata, "Bukankah tadi disebutkan bahwa Watchman

Nee memiliki penjelasan yang paling dekat dengan maksud

perumpamaan ini? Tetapi yang saya lihat justru pandangan dia yang

paling jauh ketimbang yang lainnya." Saya dapat memahami apa yang

ingin disampaikan oleh Watchman Nee, hanya saja cara

penyampaiannya yang tidak memuaskan. Penjelasannya itu seperti

mengatakan bahwa menjadi Kristen berarti hidup dengan menipu diri

sendiri, satu hal yang sangat jauh dari kebenaran sejati. Setiap orang

Kristen harus mengasihi kebenaran di atas segalanya. Jadi jika saya

datang pukul enam pagi, tidak ada gunanya saya beranggapan bahwa

saya datang pukul lima sore, karena kenyataannya sudah jelas. Fakta

dari jam kedatangan saya memang demikian adanya. Jika saya datang

pada pukul 9 pagi, tidak ada gunanya saya menganggap bahwa jam

kedatangan saya adalah pukul lima sore. Lalu Anda mungkin berkata,

"OK, jadi apa yang sedang diajarkan oleh perumpamaan ini?"

Kondisi kerja pada jaman itu

Untuk bisa mengetahui apa yang sedang dibahas di dalam

perumpamaan ini, sebaiknya kita teliti dulu seperti apa kehidupan dan

Page 397: Bmf 24 cahaya injil

389 | C A H A Y A I N J I L

kondisi kerja pada jaman itu. Pertama-tama, kita perlu mengetahui

berapa lama jam kerja yang berlaku untuk sehari di jaman itu. Saat itu

jumlah jam kerja normal adalah 12 jam sehari, bukannya 8 jam seperti

di jaman sekarang ini. Keadaan ini justru memberi banyak manfaat.

Sekarang ini kita hanya bekerja selama 8 jam sehari, dan ada banyak

waktu luang yang kita miliki, suatu hal yang mungkin justru tidak sehat

bagi mental kita. Tidak heran jika pada jaman sekarang ini ada banyak

orang di negara-negara maju yang harus menelan pil untuk menjaga

ketenangan syaraf mereka. Kegiatan apa yang harus mereka lakukan

untuk mengisi waktu luang yang ada? Pada jaman dahulu, orang-orang

bekerja seharian sehingga ketika pulang di malam hari mereka sudah

sedemikian lelahnya dan tidak perlu meminum obat penenang untuk

bisa tidur. Sudah terlalu mengantuk untuk memikirkan tentang obat

tidur. Mereka segera pergi ke tempat tidur dan terlelap, dan ketika

fajar menyingsing, mereka sudah harus bangun dan bekerja lagi. Hal

ini sungguh sangat bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik kita.

Itulah bagusnya jam kerja 12 jam sehari.

Yesus berkata, "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari?" (Yoh.

11:9). Begitulah, saat itu jam kerja normal adalah 12 jam sehari. Dan

Anda harus mengetahui hal ini untuk bisa memahami apa artinya jika

ada orang yang datang bekerja mulai pukul lima sore. Jika jam kerja

Anda adalah 8 jam sehari, maka pukul lima sore sudah berada di luar

batas jam kerja Anda. Hari dimulai sejak matahari terbit dan belum

berakhir sampai dengan munculnya bintang, demikianlah penjelasan

para rabi Yahudi. Dengan kata lain, lamanya bekerja dalam sehari

dimulai dari sejak matahari terbit dan selesai pada saat matahari

terbenam. Orang tidur dan bangun seiring dengan terbit atau

terbenamnya matahari. Dan waktu sepanjang 12 jam itu diisi dengan

bekerja keras.

Karena perumpamaan ini berbicara tentang kebun anggur, maka

tentunya pekerjaan yang sedang berlangsung adalah panen buah

anggur. Anggur memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk

kesehatan dan juga memiliki rasa yang enak sehingga dijadikan salah

satu bahan makanan dan minuman utama bagi orang Yahudi. Dan jika

dilihat dari perumpamaan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa hasil

panen sangat melimpah. Seiring dengan menanjaknya hari, si

pengawas melihat bahwa ia membutuhkan lebih banyak pekerja lagi

jika ia ingin menyelesaikan panenan sebelum turunnya hujan musim

Page 398: Bmf 24 cahaya injil

390 | C A H A Y A I N J I L

dingin. Setelah mempekerjakan kelompok yang pertama, ia melihat

bahwa mereka masih terlalu sedikit untuk bisa menangani hasil panen

yang banyak itu, jadi ia mulai mencari tambahan pekerja lagi di

sepanjang hari itu. Peristiwa seperti itu bukanlah hal yang aneh bagi

masyarakat jaman dahulu yang menjadi pendengar dari perumpamaan

ini.

Kelompok yang pertama dipekerjakan sejak pukul lima atau enam pagi.

Yang kedua dipanggil sekitar pukul 9 pagi. Ada lagi yang dipanggil saat

tengah hari dan di sekitar pukul tiga sore. Kelompok yang terakhir

masuk sekitar pukul lima sore.

Alasan mengapa ada orang yang masuk lebih awal mungkin karena

mereka sudah ada di pasar sejak pagi hari. Mereka yang mencari

pekerjaan di pasar datang dari tempat yang berbeda-beda jaraknya

dari pasar itu. Ada yang harus menempuh jarak yang lebih jauh,

sehingga tidak bisa sampai di pasar pada jam-jam awal. Mereka

biasanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, kecuali bagi

yang memiliki keledai atau bagal. Sebagian besar orang pada jaman itu

berjalan kaki. Jika, katakanlah, Anda tinggal sekitar 15 km dari pasar,

maka Anda harus menempuh berbagai bukit dan lembah untuk bisa

sampai ke pasar. Jadi orang-orang yang mencari pekerjaan di pasar

akan tiba pada jam yang berbeda-beda.

Satu dinar yang disebutkan dalam perumpamaan ini adalah upah yang

biasanya didapatkan seorang pekerja dalam sehari di jaman itu.

Jumlahnya cukup besar dan satu dinar ini masih berada di atas upah

minimum saat itu. Ada orang yang hanya menerima setengah dinar

sehari. Namun jika Anda seorang pekerja terampil, maka upah Anda

mungkin mencapai dua dinar sehari. Pekerja di jaman itu digaji sesuai

dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki, sama halnya dengan

cara penilaian di jaman sekarang ini. Dan satu dinar bisa dianggap

sebagai upah rata-rata untuk jenis pekerjaan seperti ini.

Pada jaman itu, para pekerja biasanya diberi upah pada hari yang

sama, pada malam harinya. Hal ini dapat kita lihat dari Imamat 19:13

atau dalam Ulangan 24:14. Para pekerja biasanya dibayar langsung

pada hari itu karena bisa saja mereka tidak dipakai lagi keesokan

harinya. Mungkin pada esok harinya mereka sudah tidak dibutuhkan

lagi sehingga mereka harus mencari kerja pada orang lain.

Page 399: Bmf 24 cahaya injil

391 | C A H A Y A I N J I L

Di dalam perumpamaan ini, upah para pekerja dibagikan pada petang

hari, demikianlah sang pemilik kebun menyuruh hambanya untuk

memulai pembayaran mulai dari pekerja yang datang terakhir. Orang-

orang ini baru satu jam bekerja dan tentunya mereka hanya bisa

mengharapkan upah sebesar satu pondion (seperduabelas dari satu

dinar). Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat bahwa upah yang

mereka terima adalah satu dinar, dua belas kali lipat dari upah yang

mereka harapkan! Kelompok yang berikutnya tentu saja berpikir,

"Wah, mereka dapat satu dinar! Kami sudah bekerja sekitar tiga jam,

jadi mungkin kami akan mendapat tiga dinar." Ternyata mereka

mendapatkan satu dinar juga. Mereka yang bekerja sejak tengah hari,

dan mengira akan menerima enam dinar, ternyata juga menerima satu

dinar. Demikianlah seterusnya.

Perumpamaan ini mendiagnosa kondisi kerohanian Anda

Pada bagian awal bab ini saya meminta Anda untuk mengamati reaksi

perasaan Anda terhadap perumpamaan ini. Bagaimana Anda akan

bereaksi sangat tergantung pada kelompok yang mana Anda

mengidentifikasikan diri. Apakah Anda menyamakan diri Anda dengan

kelompok yang pertama, kedua, ketiga atau yang keempat? Atau

dengan kelompok yang terakhir?

Jika Anda menyamakan diri dengan kelompok yang pertama, Anda

akan merasa telah diperlakukan dengan tidak adil dan jengkel karena

menurut Anda bukan begitu caranya memperlakukan orang yang sudah

seharian bekerja keras. Jika si pemilik kebun anggur bermaksud

bermurah hati, setidaknya ia harus melakukannya dengan cara yang

adil ketimbang bertindak dengan cara yang tidak masuk akal seperti

itu. Apakah Anda merasa seperti ini?

Atau mungkin Anda hanya sedikit jengkel saja? Anda mungkin berkata,

"Si pemilik kebun anggur ini orang yang aneh." Mungkin saja dia

adalah orang yang nyentrik dan sedikit aneh, yang menggunakan

uangnya dengan sesuka hati. Siapa yang bisa berdebat dengan orang

seperti itu? Tentu saja dia bebas bertindak sesuka hati dengan uang

miliknya, tapi seharusnya ia melakukan hal itu dengan sedikit

mempertimbangkan keadilan. Tapi siapa yang berhak melarangnya

untuk bertindak sesuka hati dengan uangnya sendiri? Percuma saja.

Tetapi, mestinya, dia bisa bertindak lebih adil dengan uangnya.

Page 400: Bmf 24 cahaya injil

392 | C A H A Y A I N J I L

Anda bisa juga bereaksi dengan cara lain. Misalnya, Anda bersukacita

karena orang-orang miskin yang hanya bekerja selama satu jam bisa

memperoleh upah satu dinar. Mereka punya anak dan istri yang harus

diberi makan, dan tentunya tidak akan bisa mengenyangkan perut

keluarganya jika hanya memperoleh satu pondion. Bagaimana mereka

bisa bertahan hidup dengan upah satu pondion? Adalah baik jika si

pemilik kebun memberi mereka upah kerja sehari penuh sehingga

anak-anaknya tidak sampai kelaparan malam itu. Seperti itukah

perasaan Anda saat membaca perumpamaan ini? Jika tidak, mungkin

perasaan Anda tercampur-aduk di antara semua macam reaksi itu.

Saat ini mungkin Anda bertanya, "Buat apa Anda menanyakan reaksi

saya?"

Karena perumpamaan ini berfungsi mengungkapkan siapa diri kita.

Sampai dengan saat ini, saya sudah menguraikan pengajaran Yesus

secara sistematis selama lebih dari 20 tahun. Di masa-masa

sebelumnya, saya juga sudah sering berkhotbah. Dan semakin saya

pelajari ajaran Yesus ini, semakin saya melihat betapa Dia sungguh

luar biasa! Dia mampu mengajar dalam bentuk yang tidak dapat

disamai atau ditandingi oleh manusia manapun, dan pengajaran-Nya

tidak akan bisa dipahami, apalagi dipraktekkan, oleh manusia duniawi.

Nah, Anda mungkin berkata, "Mengapa Anda sekarang malah berbasa-

basi? Kita semua masih dalam kebuntuan." Poin dari perumpamaan ini

adalah bahwa ini merupakan perumpamaan yang menjadi alat

diagnosa. Diagnosa akan dilakukan oleh seorang dokter ketika sedang

memeriksa keadaan tubuh Anda jika, katakanlah, Anda sedang dirawat

di rumah sakit karena penyakit tertentu. Begitulah, perumpamaan ini

dirancang untuk mengungkapkan siapa diri Anda sebenarnya.

Menyingkapkan watak Anda. Dirancang secara khusus untuk

membongkar jalan pikiran Anda yang sebenarnya!

Yesus memberi kita berbagai macam perumpamaan, mulai dari yang

bersifat deskriptif, yang menjelaskan satu keadaan tertentu, sampai

yang bersifat nubuatan, yang memberitahukan hal-hal yang akan

datang. Khusus untuk perumpamaan ini, ia bersifat diagnostik. Penulis

surat Ibrani berkata bahwa Firman Allah itu tajamnya melebihi pedang

bermata dua, ia menembus jauh ke dalam hati kita, membedakan

pikiran dan niat hati kita (Ibr. 4:12). Tidak ada perumpamaan lain yang

mengerjakan hal itu secara unik dibandingkan perumpamaan ini.

Perumpamaan ini menembus pikiran kita seperti pedang bermata dua,

Page 401: Bmf 24 cahaya injil

393 | C A H A Y A I N J I L

menyingkapkan cara berpikir kita, sama seperti cermin yang

memperlihatkan siapa diri Anda sebenarnya. Kita harus mengetahui

siapa diri kita dengan bercermin dari perumpamaan ini, dan

mendiagnosa keadaan rohani kita dengan cara mengukur temperatur

rohani kita.

Anda akan merasa berhak untuk jengkel jika Anda mengidentifikasikan

diri dengan kelompok yang pertama. Apakah Anda merasa sama

dengan kelompok pertama? Apakah Anda telah bekerja selama

seharian? Lalu mengapa Anda menyamakan diri dengan para pekerja

kelompok pertama? Apakah Anda menyamakan diri dengan kelompok

yang kedua atau yang ketiga? Mengapa Anda mengidentifikasikan diri

Anda dengan kelompok tersebut? Apakah Anda sedang bekerja di

ladang anggur? Tidak. Lalu mengapa Anda memandang diri Anda

seperti salah satu dari kelompok pekerja tersebut? Kita belum bisa

menjawab semua pertanyaan itu di tahap ini.

Jika Anda merasa senang sehubungan dengan nasib pekerja kelompok

kelima, maka itu terjadi karena Anda merasa sama dengan mereka,

sekalipun Anda tidak sedang bekerja di ladang anggur. Mengapa?

Jawabannya terletak di dalam hati Anda. Jawabannya tidak terdapat di

dalam perumpamaan ini; dia ada di dalam hati Anda. Perumpamaan ini

hanya sekadar membongkar isi hati Anda seperti pedang bermata dua,

atau seperti pisau bedah yang tajam, menyingkapkan cara berpikir

Anda dan menanyakan Anda - mengapa Anda merasa sama dengan

salah satu kelompok tersebut.

Apakah Anda merasakan reaksi yang campur-aduk? Jika demikian, hal

itu juga memberitahu sesuatu tentang kondisi Anda. Anda sedang

duduk di atas pagar, yang berarti bahwa Anda sedang berada dalam

posisi yang tidak bagus sama sekali. Anda masih merupakan orang

Kristen jenis ragu-ragu, yang masih belum menetapkan tekad untuk

mengejar Tuhan dengan segenap hati.

Perhatikan bahwa perumpamaan ini berbicara mengenai orang Kristen.

Ia tidak ditujukan kepada orang non-Kristen, karena mereka tidak

perlu didiagnosa. Untuk bisa mendiagnosa keadaan seseorang, hal

yang perlu dimiliki adalah kehidupan rohani. Anda tidak akan

mendiagnosa orang yang sudah mati karena tidak ada gunanya lagi.

Page 402: Bmf 24 cahaya injil

394 | C A H A Y A I N J I L

Jika Anda memiliki kehidupan rohani, maka Anda dapat melakukan

diagnosa terhadap hidup itu.

Mengapa dikatakan bahwa perumpamaan ini berkaitan dengan orang

Kristen? Karena yang kita bicarakan adalah kebun anggur, dan seperti

yang disetujui oleh para penafsir, pemilik dari kebun anggur itu adalah

Allah sendiri. Mereka yang bekerja di kebun anggur adalah orang-orang

yang telah dipanggil oleh-Nya. Ia pergi ke pasar dam memanggil kita,

dan kita menanggapi panggilan itu. Kita berbicara tentang orang-orang

yang telah menerima panggilan. Setiap orang Kristen sejak jaman

Perjanjian Baru sampai sekarang telah menerima panggilan, dan ini

adalah panggilan dari-Nya. Dengan demikian, menurut definisi yang

alkitabiah, setiap orang Kristen adalah pekerja Kristen. Seperti yang

dikatakan oleh Petrus, kita semua adalah hamba-hamba Allah. Istilah

ini tidak sekadar ditujukan kepada para pendeta dan pengkhotbah. Kita

adalah hamba Allah jika kita adalah orang Kristen sejati. Dan kita

sedang, atau seharusnya, bekerja di kebun anggur-Nya.

Jika perumpamaan ini berbicara kepada kita orang-orang Kristen,

memberitahu tentang bagaimana kita akan bereaksi terhadap Firman

Allah, lalu hal apa sebenarnya yang sedang diungkapkannya? Saya

ingin tahu apakah Anda merasa bahwa respon Anda termasuk yang

menggembirakan atau tidak. Apakah Anda termasuk sedikit orang yang

memberi tanggapan penuh sukacita karena Anda memandang diri Anda

sama dengan mereka yang datang pada 'pukul lima sore'? Mungkin

tidak. Anda mungkin termasuk ke dalam kelompok mayoritas - yaitu

mereka yang merasa sama dengan para pekerja di kelompok pertama

dan telah merasa diperlakukan secara tidak adil. Atau mungkin Anda

termasuk mereka yang masih duduk di atas pagar? Tidak ada tempat

yang netral di dalam kehidupan rohani. Jika respon Anda tidak jelas,

maka Anda sedang berada dalam kondisi rohani yang tidak bagus.

Kecemburuan adalah akar persoalannya

Perhatikan baik-baik sikap dari para pekerja di dalam kelompok

pertama. Anda akan mendapati bahwa unsur pokoknya adalah

kecemburuan. Yesus bertanya kepada mereka, "Iri hatikah engkau,

karena aku murah hati?" (Mat. 20:15). Dalam Alkitab berbahasa

Inggris digunakan istilah "evil eye (matamu menjadi jahat.)", yang

merupakan suatu istilah dengan arti cemburu atau iri hati. "Iri hatikah

engkau, karena aku murah hati?" begitulah Ia menanyakan mereka,

Page 403: Bmf 24 cahaya injil

395 | C A H A Y A I N J I L

karena mereka terlihat kecewa. Mengapa mereka kecewa? Matius

20:12 memberitahu kita bahwa itu karena orang lain yang datang

belakangan ternyata diperlakukan sejajar dengan mereka. Para pekerja

dari kelompok pertama merasa bahwa hal ini tidak adil. "Engkau

menyamakan kami dengan mereka?" demikianlah keluhan mereka

(ayat 11). Dari situ muncullah kepahitan dan kecemburuan. Ingatkah

Anda tentang perkataan Yesus bahwa lebih mudah bagi seekor unta

masuk melalui lubang jarum? Unta termasuk hewan yang berperilaku

paling buruk di dunia. Mereka selalu bertingkah dan menggerutu. Dan

di sini kita melihat hal yang sama lagi. Dapatkah Anda melihat kaitan

internal antara ayat-ayat tersebut? Para pekerja di kelompok pertama

adalah unta-unta yang tidak bisa masuk ke dalam kerajaan sama

seperti unta yang tidak dapat melewati lubang jarum.

Tak ada hal yang lebih penting ketimbang sikap seseorang di dalam

hidup ini. Jika Anda memiliki suatu sikap tertentu, Anda akan bereaksi

dengan cara yang tertentu karena begitulah watak Anda. Jika Anda

termasuk kelompok yang pertama ini, maka secara tak terhindarkan

Anda akan bereaksi seperti itu karena begitulah watak Anda.

Pada bagian awal, saya sudah menanyakan mengapa Anda

menyamakan diri dengan kelompok yang ini atau pun yang itu.

Sekalipun Anda mungkin berada di luar kebun anggur itu, tetapi Anda

masih bisa menyamakan diri Anda dengan salah satu kelompok yang

ada di dalam perumpamaan ini, hal itu terjadi karena watak Anda cocok

dengan pola reaksi orang-orang tersebut. Di sinilah letak kedalaman

perumpamaan ini. Ia mengungkapkan watak Anda. Dan cara Anda

bereaksi akan mengungkapkan orang macam apa Anda sebenarnya -

cara Anda berpikir dan perilaku khas Anda. Ini sebabnya mengapa

perubahan akal budi merupakan perubahan yang paling penting dalam

diri seseorang. Karena perubahan akal budi berarti perubahan watak.

Pentingnya mengalami perubahan sikap

Sikap adalah hal yang paling berpengaruh di dalam hidup ini. Sebagai

contoh, sikap yang keliru seringkali mengakibatkan rusaknya

hubungan. Pikirkanlah tentang hubungan suami-istri yang macet.

Pertanyaan yang penting bukan siapa yang salah dan siapa yang benar.

Yang penting adalah, "Seperti apa sikap kedua orang itu?" Upaya

penilaian di sini sangatlah sulit. Salah satu atau bahkan kedua pihak

bisa saja memiliki sikap yang salah. Dan pernikahan menjadi

Page 404: Bmf 24 cahaya injil

396 | C A H A Y A I N J I L

berantakan karena sikap mereka kaku. Jika sikap-sikap yang kaku ini

bertabrakan, persoalan akan meledak.

Serupa dengan itu, hubungan anak-orang tua dapat menimbulkan

banyak ketegangan jika sikap salah satu atau keduanya salah.

Hubungan antar manusia sepenuhnya ditentukan oleh sikap. Sikap bisa

menimbulkan keretakan atau pun harmoni.

Dan perkara sikap ini juga merupakan poin utama dalam hubungan kita

dengan Allah. Bagaimana sikap Anda terhadap Allah? Hubungan Anda

dengan-Nya ditentukan oleh sikap Anda. Itu sebabnya mengapa

menjadi seorang Kristen melibatkan hal perubahan sikap. Bukan

sekadar masalah percaya ini atau itu. Semua itu tidak ada gunanya jika

sikap Anda tidak berubah.

Menurut Paulus, menjadi seorang Kristen berarti menjadi seorang

manusia baru. Dan bagaimana Anda akan menjelaskan seperti apa

manusia baru itu? Dia adalah orang yang akal budinya sudah berubah,

sebagai dasar bagi perubahan yang lain. Paulus berkata, "Berubahlah

oleh pembaharuan budimu" (Rom. 12:2). Pembaharuan akal budi

berarti cara berpikir dan sikap Anda mengalami perubahan

sepenuhnya. Demikianlah perumpamaan ini menjangkau jauh sampai

ke dasar kehidupan orang Kristen. Ia memaksa Anda untuk bertanya

pada diri sendiri, "Apakah aku telah berubah?" Yesus tidak tertarik

dengan perkara apakah Anda sudah membuat pengakuan iman atau

belum. Pertanyaan yang pokok adalah apakah Anda sudah berubah.

Jika Anda sudah berubah, maka Anda adalah orang Kristen sejati. Jika

belum, maka Anda bukan orang Kristen sejati.

Menjadi seorang Kristen menuntut adanya pertobatan. Kata pertobatan

di dalam bahasa Yunani adalah metanoia, yang berarti perubahan akal

budi. Jadi, pertobatan adalah perubahan sikap. Sebelumnya, Anda

terbiasa berbuat dosa, tetapi sekarang Anda menjadi sangat berduka

akan hal itu. Itulah perubahan sikap yang sangat mendasar.

Sebelumnya, Anda tidak ragu-ragu menyakiti perasaan orang lain,

tetapi sekarang Anda sangat berduka jika Anda sampai menyakiti

perasaan orang lain. Itulah perubahan sikap. Menjadi seorang Kristen

tidak ada artinya jika tidak membawa perubahan sepenuhnya di dalam

batin - yaitu pembaharuan akal budi, seperti yang dikatakan oleh

Paulus. Itulah arti menjadi ciptaan baru. Itulah arti dilahirkan kembali.

Page 405: Bmf 24 cahaya injil

397 | C A H A Y A I N J I L

Tidak ada artinya jika Anda hanya sekadar mengangkat tangan dan

mengaku percaya kepada Allah. Tidak ada gunanya, kecuali jika terjadi

perubahan. Dan pengalaman hidup yang paling penting dan menyentuh

hati adalah pengalaman yang berkaitan dengan perubahan sikap.

Saat sepasang suami-istri, sebagai contoh, yang demikian saling

membenci satu sama lain, kemudian mampu untuk saling mengasihi di

dalam kasih yang baru serta mendalam karena terjadinya perubahan

sikap keduanya, hal itu akan membuat kita meneteskan air mata. Kita

sangat tersentuh oleh peristiwa rujuk semacam ini karena kita

menyaksikan betapa dua pihak yang saling bermusuhan dapat saling

merangkul kembali! Benar-benar perubahan sikap yang sangat nyata!

Serupa dengan itu, ketika anak dan orang tua yang selama ini tidak

pernah akur, kemudian bersatu kembali, kita akan benar-benar merasa

terharu.

Itulah yang disebut perubahan keyakinan. Menjadi seorang Kristen

berarti bahwa Anda yang tadinya egois sekarang mengalami perubahan

yang seutuhnya. Sikap Anda secara keseluruhan mengalami suatu

revolusi dan segala sesuatunya kemudian berubah. Yang terdahulu

menjadi yang terakhir dan yang terakhir menjadi yang terdahulu.

Para Pekerja di Kebun Anggur - Bagian Kedua

Prinsip tentang yang terdahulu dan yang terakhir

Matius 20:1-16 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Tak seorangpun yang pernah berbicara atau mengajar seperti Yesus. Ia

mampu mengajar dengan cara yang tidak dapat dilakukan bahkan oleh

pengajar-pengajar terbaik di dunia. Dan Ia melakukan hal ini dengan

cara yang sangat luar biasa, di mana seluruh isi hati kita terungkap di

hadapan-Nya. Walaupun kita mungkin tidak ingin mengungkapkan isi

hati kita namun Ia dapat melihat ke dalam hati kita dan menunjukkan

kepada kita seperti apa keadaan rohani kita sebenarnya.

Seringkali, jika Anda menyelidiki ajaran Yesus, Anda akan merasa tidak

enak karena Firman-Nya seperti berbicara langsung kepada Anda. Anda

Page 406: Bmf 24 cahaya injil

398 | C A H A Y A I N J I L

berharap agar firman tersebut ditujukan kepada orang lain saja. Akan

tetapi Firman-Nya tertuju langsung kepada Anda, dan Anda menyadari

bahwa sekalipun Anda berusaha untuk melarikan diri dari kuasanya,

Anda tidak sanggup melakukannya.

Ada satu hal yang sangat menarik mengenai cuaca di belahan dunia

timur. Tidak jelas apa penyebabnya, cuaca di belahan timur jauh lebih

mudah untuk diperkirakan ketimbang cuaca di belahan barat. Orang-

orang yang berasal dari China tentunya mengetahui bahwa

penanggalan agraris di China memiliki ketepatan yang menakjubkan.

Jika diperkirakan bahwa akan turun hujan pada tanggal tertentu,

sangat besar kemungkinannya bahwa hujan akan benar-benar turun

pada tanggal tersebut. Anda akan bertanya-tanya, "Bagaimana mereka

bisa memperkirakannya?" Jika dikatakan bahwa musim hujan akan

dimulai sejak tanggal tertentu, maka hampir dapat dipastikan bahwa

memang sejak tanggal itulah musim hujan akan dimulai. Cuaca di

belahan timur lebih bisa diperkirakan ketimbang di dunia barat. Saya

tidak tahu apakah percobaan-percobaan senjata nuklir belakangan ini

telah menimbulkan dampak yang mengacaukan cuaca, akan tetapi dulu

saya sangat mengagumi ketepatan perhitungan cuaca dari

penanggalan China. Dan bagi mereka yang tinggal di wilayah Israel, di

mana penduduknya juga biasa memperhitungkan perubahan musim,

keadaan cuaca juga mudah diperkirakan, seperti halnya dengan di

dunia timur. Mereka yang akan memanen hasil kebunnya, seperti

pemilik kebun anggur ini, harus menyelesaikannya sebelum musim

dingin tiba.

Karena berfungsi sebagai alat diagnosa, sebagaimana yang telah kita

bahas sebelumnya [di Perumpamaan Para Pekerja Kebun Anggur -

Bagian Pertama], perumpamaan ini memaksa kita untuk menyadari

seperti apa keadaan rohani kita sebenarnya. Apa reaksi Anda sangat

tergantung pada kelompok mana Anda menyamakan diri. Sangat

sedikit orang, jika memang ada, yang menyamakan dirinya dengan

kelompok yang terakhir. Yang jelas, perumpamaan ini memberitahu

kita tentang sikap dan watak kita sesungguhnya. Tak dapat disangkal,

kita cenderung untuk memandang segala sesuatu dengan sikap 'aku

dulu' dalam arti bahwa kita selalu menempatkan kepentingan kita

paling depan. Ketika para pekerja di kelompok pertama menjadi

kecewa dengan cara pembayaran yang dilakukan oleh si pemilik kebun,

si pemilik kebun sampai harus mengingatkan mereka bahwa ia sama

Page 407: Bmf 24 cahaya injil

399 | C A H A Y A I N J I L

sekali tidak mempermainkan mereka, "Kalian telah setuju untuk

menerima upah satu dinar untuk bekerja sehari. Dan aku memberikan

apa yang telah kita sepakati sejak awalnya. Kontrak kita menyatakan

bahwa kalian akan menerima satu dinar untuk pekerjaan kalian, nah

terimalah upah tersebut. Lalu apa yang kalian keluhkan?" Secara

hukum, para pekerja itu tidak berhak untuk menuntut apa-apa karena

mereka telah setuju untuk dibayar satu dinar, dan mereka telah

menerima sesuai dengan hasil kerjanya.

Lalu mengapa orang-orang itu menjadi kesal? Mereka merasa bahwa

tidak adil jika orang-orang yang hanya bekerja selama satu jam

menerima upah satu dinar sementara mereka juga menerima upah

yang sama untuk pekerjaan selama 12 jam. Lalu apa arti keadilan itu?

Berdasarkan definisi apa si pemilik kebun telah berlaku tidak adil?

Perkara keadilan dan ketidakadilan ini sangat bergantung pada posisi di

mana Anda berpihak, dan bagaimana cara Anda memandang persoalan

ini. Mereka yang datang terakhir ke kebun anggur itu tidak

mempersoalkan tentang keadilan, akan tetapi mereka yang datang

pertama menganggap telah terjadi ketidakadilan. Mengapa? Masalah

itu muncul karena adanya sikap cemburu. Lalu

apa penyebab kecemburuan itu? Seperti yang sudah kita lihat, sikap

kita menjadi faktor yang paling berpengaruh. Sebelum kita mulai

berbicara tentang jenis sikap yang baru, yang harus dimiliki oleh setiap

orang Kristen, (sikap yang mudah untuk dipahami tetapi sangat sulit

untuk diterapkan) akan sangat membantu jika kita akui dulu bahwa

kita punya kecenderungan alamiah untuk mengeluh bahwa Allah telah

berlaku tidak adil kepada kita. Karena itulah, maka lebih mudah bagi

seekor unta untuk masuk melalui lubang jarum ketimbang kita jika

Allah tidak mengubah kita secara radikal.

Panggilan perubahan sikap yang drastis

Apa artinya menjadi orang Kristen? Perkara ini adalah pokok yang

selalu saya ulang-ulang karena hal ini juga mendapat penekanan yang

besar dalam pengajaran Yesus. Apakah Anda masih memandang bahwa

menjadi orang Kristen itu berarti beribadah ke gereja, membaca

Alkitab, dibaptiskan, menandatangani surat pernyataan, dan

mempercayai ini dan itu? Semua itu hanya sebagian saja dari

Kekristenan, dan tidak termasuk ke dalam bagian yang utama. Kita

harus memahami apa inti dari kehidupan sebagai orang Kristen.

Memang benar bahwa seorang Kristen pasti dibaptiskan, ia membaca

Page 408: Bmf 24 cahaya injil

400 | C A H A Y A I N J I L

Alkitabnya, beribadah ke gereja. Itu adalah hal-hal yang mereka

lakukan, dan mereka lakukan dengan benar jika memang telah terjadi

perubahan di dalam hidup mereka. Menjadi seorang Kristen tidak

sekadar mengerjakan hal itu semua. Tidak ada hubungannya dengan

seberapa besarnya ukuran Alkitab Anda. Tidak ada hubungannya

dengan absensi Anda di gereja. Tidak ada hubungannya dengan semua

itu. Atau bahkan tidak ada hubungan dengan apakah Anda sudah

dibaptiskan atau belum.

Lalu apa yang menentukan Kristen atau tidaknya seseorang? Yesus

berkata bahwa semuanya bergantung pada adanya perubahan drastis

di dalam pandangan hidup seseorang. Harus terjadi perubahan di

dalam sikap Anda. Itulah artinya menjadi orang Kristen. Jika cara

berpikir Anda belum berubah, maka - di dalam pandangan Allah - tidak

ada artinya Anda menjalani baptisan. Allah tidak tertarik dengan acara

baptisan. Baptisan bahkan menjadi sia-sia jika hal itu bukan

merupakan ekspresi dari perubahan yang sedang berlangsung di dalam

hati. Jika tidak ada perubahan di dalam hati Anda saat Anda menjalani

baptisan, maka baptisan itu tidak berguna sama sekali buat Anda.

Hanya akan menjadikan Anda sebagai gua ming ji du tu (orang Kristen

dalam nama saja) karena tidak ada yang berubah di dalam diri Anda.

Menjadi orang Kristen melibatkan perubahan (Rom. 12:2). Yang

penting bukan apakah Anda mengetahui sesuatu, tetapi apakah Anda

menerapkannya. Anda tidak akan diselamatkan oleh luasnya

pengetahuan Alkitab Anda, melainkan oleh pelaksanaannya. Seperti

yang disampaikan oleh Yesus, masalahnya bukan pada apakah Anda

mengetahui kebenaran atau tidak, melainkan apakah Anda

menjalankannya atau tidak. Berbahagialah orang yang mengetahui

semua itu dan melaksanakannya (Luk. 11:28). Pengetahuan saja

tidaklah cukup. Jika Anda tahu apa yang dikatakan oleh Allah tetapi

tidak menjalankannya, tanggungan Anda besar sekali. Jika Anda tidak

tahu menahu, maka Allah masih dimaklumi. Jika sudah mengetahui,

tetapi menolak untuk melakukannya, berarti Anda sedang

menempatkan diri di bawah penghakiman keras dari Allah. Itu

sebabnya mengapa Paulus berkata, "Karena itu, saudara-saudara, demi

kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu

mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang

kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang

Page 409: Bmf 24 cahaya injil

401 | C A H A Y A I N J I L

sejati" (Rom.12:1). Tidak peduli apakah Anda mengetahui Firman-Nya

atau tidak, tetapi apakah Anda menjalankannya atau tidak.

Kemudian Paulus melanjutkan dengan, "Janganlah kamu menjadi

serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,

sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa

yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Rom.

12:2). Jika Anda berkata bahwa Anda seorang Kristen, maka

tanyakanlah satu hal ini pada diri sendiri, "Apakah saya sudah

mengalami pembaruan budi?" Salah satu persoalan terbesar yang

melanda umat Kristen sekarang ini adalah bahwa mereka tidak tahu

apa kehendak Allah itu. Ini terjadi karena cara pikir mereka belum

diubah atau diperbaharui. Sebenarnya, tidak ada gunanya bagi saya

untuk memberitahu Anda apa itu kehendak Allah, karena saya tidak

tahu apa kehendak Allah bagi Anda. Anda harus mendapatkannya bagi

diri Anda sendiri. Satu-satunya jalan untuk itu adalah masuk ke dalam

perubahan dan pembaruan budi sehingga Allah dapat berbicara kepada

Anda. Sia-sia saja orang yang berkhotbah tentang bagaimana caranya

mengetahui kehendak Allah jika cara pikir Anda belum berubah. Saat

perubahan itu terjadi, Anda tidak membutuhkan pelajaran apapun

untuk mengetahui kehendak Allah. Anda akan tahu dengan sendirinya.

Seperti yang disampaikan oleh Paulus dalam ayat tersebut, menjadi

seorang Kristen berkaitan dengan menjadi tidak serupa atau tidak

terbawa masuk ke dalam cara berpikir orang dunia, yaitu mengalami

perubahan cara berpikir. Benar-benar perkara yang sangat sulit! Bisa

saja kita sudah mengalami sedikit perubahan, namun cara berpikir kita

masih sangat dipengaruhi oleh cara berpikir dunia. Pertanyaan yang

tepat untuk diajukan kepada seorang Kristen adalah, "Apa perbedaan

antara cara berpikir Anda dengan cara berpikir orang non-Kristen?"

Bukankah hal itu yang cenderung ditanyakan oleh orang-orang non-

Kristen? Menurut mereka orang Kristen ternyata berpikir dengan cara

pikir yang sama dengan mereka. Jika sikap seseorang tidak berubah,

maka perilakunya juga tidak akan berubah. Ia masih akan berperilaku

serupa dengan orang non-Kristen. Tidak heran jika orang non-Kristen

berkata, "Buat apa aku menjadi Kristen kalau cara berpikir dan

perilakumu sama saja denganku? Kamu sama egoisnya dengan aku."

Untuk orang Kristen semacam ini, jelas tidak ada maaf baginya.

Seharusnya orang Kristen berbeda dari orang yang non-Kristen. Cara

berpikirnya seharusnya mengalami transformasi. Itulah hal yang paling

Page 410: Bmf 24 cahaya injil

402 | C A H A Y A I N J I L

mendasar dalam diri orang Kristen - mengalami perubahan

sepenuhnya.

Menjadi orang Kristen berarti menjadi manusia baru. Bagaimana

mungkin kita menyebut diri manusia baru kalau cara berpikir kita

masih seperti yang dulu? Bagaimana kita bisa menjadi satu masyarakat

yang baru kalau kita semua masih sama egoisnya dengan yang dulu?

Apa maksud Paulus ketika berkata bahwa kita adalah ciptaan baru di

dalam Kristus Yesus (2 Ko. 5:17)? Tidak ada artinya jika kita masih

sama seperti yang dulu. Tidak heran jika orang lain menatap sinis dan

berkata, "Itukah Kekristenan? Jika itu yang disebut sebagai

Kekristenan, simpan saja sendiri. Saya tidak butuh itu." Dan mereka

benar. Banyak orang yang hanya berubah sedikit, atau malah tidak

sama sekali. Jika begini kenyataannya, berarti selama ini yang kita

miliki tidak lebih dari sekumpulan orang yang menjadi Kristen hanya di

dalam nama saja.

Yesus menggunakan perumpamaan seperti ini untuk mengungkapkan

betapa kecilnya perubahan yang telah terjadi. Ia sedang berkata

kepada para murid dan semua yang lain, "Dengarkanlah perumpamaan

ini." Dan setelah menyampaikan perumpamaan ini, Ia berkata,

"Bagaimana perasaan kalian terhadap perumpamaan ini?" Lalu mereka

menjawab, "Allah berlaku tidak adil." Penilaian kita tentunya sama saja

dengan cara pandang mereka saat itu. Karena, sama halnya dengan

orang-orang itu, kita juga memiliki sikap dan cara pikir yang sama. Jika

kita memiliki cara pikir yang berbeda, kita tidak berpikir bahwa Allah

telah berlaku tidak adil. Justru karena cara berpikir kita yang belum

berubah inilah yang membuat kita memiliki pandangan yang sama

dengan orang-orang yang ada di dalam perumpamaan ini. Hal inilah

yang membuat Yesus berkata kepada kita, "Aku telah menunjukkan

kepada Anda seperti apa keadaanmu sekarang ini. Kamu seharusnya

menyadari bahwa sebenarnya kamu ini masih belum berubah, atau

baru sedikit berubah."

Lalu kita harus berubah menjadi apa? Seperti apa watak yang baru itu?

Jika kita bereaksi dengan merasa senang atas cara si pemilik kebun

anggur itu membayarkan upah, maka kita akan berkata, "Wow, bagus

sekali jika pekerja yang datang terakhir menerima upah yang sama

dengan pekerja lainnya!" Sekalipun kita menyamakan diri kita dengan

para pekerja yang datang pertama kali, namun jika kita memiliki cara

Page 411: Bmf 24 cahaya injil

403 | C A H A Y A I N J I L

berpikir yang baru, maka kita akan ikut bersukacita bagi mereka yang

datang terakhir. Akan tetapi memiliki perasaan seperti itu tidaklah

alami. Jika kita termasuk kelompok yang pertama, secara naluriah kita

tidak akan ikut bersukacita dengan mereka yang bekerja hanya satu

jam saja. Hanya jika kita sudah mengalami perubahan watak, dan cara

berpikir kita sudah diperbaharui, baru kita bisa bebas dari

ketidaksenangan yang dilandasi oleh keegoisan ini. Di dalam

perumpamaan ini, keegoisan itulah yang mendasari rasa tidak senang

kelompok yang pertama itu. Jika mereka tidak egois, mereka akan

bersukacita melihat orang-orang yang masih belum mendapat

pekerjaan sampai menjelang sore, tetapi sekarang bisa membawa

pulang upah yang sama besar sehingga mereka tidak harus melihat

keluarganya kelaparan. Namun kenyataannya, kita lebih cenderung

untuk iri hati. Jangan buru-buru menyangkal! Jika kita tidak dikuasai

oleh kecemburuan, maka itu berarti bahwa kita sudah benar-benar

berubah.

Anggaplah ada seseorang yang masuk ke gereja dan orang itu

menyapa Anda dengan hangat. Saya yakin Anda akan merasa sangat

senang. Tapi mari kita balik perannya. Anggaplah bahwa Anda sedang

mengunjungi sebuah gereja bersama teman Anda, kemudian salah

seorang jemaat gereja itu menyapa teman Anda dengan sangat

hangat, tetapi sama sekali tidak memperhatikan Anda, keadaannya

pasti akan berbeda. Bagaimana jika seluruh jemaat gereja itu beramai-

ramai menyapa teman Anda, tetapi sama sekali tidak memperhatikan

Anda? Anda akan berdiri di sana dan berpikir, "Kapan dia akan

menyapa saya? Apa dia tidak melihat saya? Apa saya ini tidak bisa

dilihat?" Saat ia melanjutkan pembicaraan yang seru dengan teman

Anda dan membiarkan Anda sendiri dalam sendirian, tekanan darah

Anda akan meningkat. "Manusia macam apa dia ini?" Anda bertanya-

tanya. Mengapa Anda merasa kesal? Apakah karena dia sama sekali

tidak memperhatikan Anda? Anda mungkin berkata, "Bukankah wajar

untuk kecewa dalam keadaan seperti itu?" Nah, itulah poinnya. Anda

masih seorang manusia duniawi, dan belum menjadi manusia rohani.

Jika Anda melihat teman Anda menerima kehormatan, dan Anda bisa

bersukacita bagi dia, maka itu berarti Anda sudah menjadi manusia

rohani. Jika para pekerja dari kelompok yang pertama itu sudah

mengalami perubahan watak, mereka tidak akan merasa kecewa sama

sekali. Akan tetapi mereka tidak dapat bereaksi seperti itu. Mereka

Page 412: Bmf 24 cahaya injil

404 | C A H A Y A I N J I L

tidak bisa berpikir seperti itu karena mereka masih manusia duniawi.

Manusia duniawi itu egois, selalu menempatkan diri sendiri sebagai

prioritas yang paling depan di dalam segala hal yang menyangkut

kepentingannya.

Mari kita masuk ke dalam kehidupan sehari-hari untuk

menggambarkan hal ini. Anggaplah bahwa Anda seorang remaja dan

orangtua Anda lebih menyayangi saudara Anda ketimbang Anda

sendiri. Di dalam kemarahan, Anda berkata, "Aku tidak lebih buruk

daripada dia. Orangtuaku betul-betul tidak adil, terlalu berat sebelah.

Baiklah, mungkin dia sedikit lebih tampan; dan lebih tinggi. Lalu apa?

Mereka selalu mendahulukan dia. Uang sakunya dua kali lipat jatahku.

Ini sangat mengecewakan, sungguh tidak adil!" Lalu Anda merasa

wajar jika cemburu dan dengki. "Secara alamiah, wajar kalau aku

merasa seperti itu!" demikian kata Anda. Ya, tentu saja hal itu alamiah.

Itulah poin utamanya - alamiah atau natural. Menjadi seorang Kristen

berarti menjadi supernatural. Anda dilahirkan oleh Roh Allah. Saat

Anda sanggup melihat kenyataan bahwa orangtua Anda

memperlakukan saudara Anda lebih baik ketimbang terhadap Anda dan

Anda sendiri bisa bersukacita akan hal itu, berarti Anda sudah belajar

untuk berpikir secara rohaniah. Tak ada orang yang berkata bahwa

menjadi seorang Kristen berarti menjadi orang yang alamiah atau

natural. Menjadi orang Kristen berarti menjadi supernatural.

Apa artinya dilahirkan kembali? Peristiwa itu tidak akan ada artinya

kecuali jika Allah sudah mengerjakan karya-Nya di dalam diri Anda,

memampukan Anda untuk berpikir dalam kerangka pikir yang

sepenuhnya baru dan tak terduga. Hal itulah yang membuat seorang

Kristen menjadi luar biasa; itulah hal yang membuat seorang Kristen

sangat berbeda di tengah generasinya karena ia tidak bereaksi secara

alamiah, ia tidak bereaksi menurut keegoisan. Dan itulah tepatnya hal

yang disebut sebagai Kekristenan. Allah datang ke dalam hidup Anda

dan membuat Anda jadi berbeda. Akibatnya, reaksi dan cara berpikir

Anda menjadi berbeda, Anda menjadi pribadi yang berbeda

sepenuhnya. Jika Kekristenan itu bukan sesuatu yang supernatural, lalu

apa gunanya menjadi seorang Kristen? Sebagai contoh, untuk apa saya

menjadi orang Kristen jika orang-orang Kristen memberi contoh

perilaku yang sama dengan orang-orang non-Kristen? Apakah sekadar

supaya saya bisa memperoleh jaminan keselamatan ganda? Yang jelas,

menjadi seorang Kristen tidak sekadar supaya saya mendapatkan rasa

Page 413: Bmf 24 cahaya injil

405 | C A H A Y A I N J I L

aman dan nyaman lantaran saya telah pergi ke gereja setiap hari

Minggu. Ini sama sekali bukan arti dari Kekristenan.

Kekristenan berarti perubahan, perubahan watak sepenuhnya,

perubahan yang tidak mungkin dicapai dengan kekuatan orang itu

sendiri. Itulah arti pernyataan bahwa kita diselamatkan oleh kasih

karunia. Kita tidak bisa mengubah cara berpikir kita dengan kekuatan

sendiri; perubahan ini bukan sekadar perubahan moral yang dapat

dengan mudah kita jalankan. Kita tidak dapat mengerjakannya.

Perubahan itu dikerjakan oleh kuasa Allah yang datang ke dalam hidup

kita, dan mengubah kita. Ketika kita berubah secara ini, kita akan

menjadi luar biasa. Perilaku kita akan menjadi sangat menonjol karena

kita berdiri di atas pijakan yang berbeda dengan orang lain. Itu

sebabnya mengapa Yesus berkata, "Kamu adalah terang dunia." Jika

kita telah berubah, kita akan menjadi terang dunia karena perilaku kita

menjadi sangat berbeda. Akan terlihat sebagai suatu keajaiban yang

luar biasa bagi dunia saat mereka melihat ada orang yang berpikir atau

berperilaku seperti ini; mereka tidak dapat memahaminya.

Mari kita lihat contoh yang lain. Bagaimana jika teman Anda bekerja

hanya selama satu jam tetapi mendapat bayaran yang sama dengan

Anda? Apakah Anda akan menyalaminya dan berkata, "Sungguh luar

biasa! Aku ikut berbahagia bersamamu"? Lalu teman Anda berkata,

"Kamu serius? Jangan bercanda!" Dan Anda menjawab, "Ya, aku serius.

Aku benar-benar bersyukur kepada Allah karena kamu menerima upah

yang sama denganku." Apakah Anda akan bereaksi seperti ini? Atau,

apakah Anda justru akan cemberut dan mengeluh? Mungkin Anda akan

berkata, "Bos di sini benar-benar tidak adil. Aku mau mogok kerja! Aku

akan mengadukannya ke serikat buruh! Ia benar-benar tidak adil!" Ya,

begitulah cara manusia natural akan bereaksi. Akan tetapi jika Anda

berperilaku menurut prinsip rohani, maka orang-orang akan

kebingungan melihat Anda. Mereka akan benar-benar takjub, sehingga

berkata, "Tak dapat dipercaya! Mengapa dia bersikap seperti itu?"

Saat diberitahu bahwa Anda salah

Ketika Anda menerima teguran, apakah Anda segera berkata, "Tidak

adil! Tak seorang pun yang mau memahamiku. Mereka semua

berkomplot melawan aku"? Atau pernahkah Anda mengalami hal ini,

yaitu ditegur karena mereka mengasihi Anda? Kemudian Anda merasa

sangat bersyukur dan berkata, "Wah, mereka betul-betul peduli

Page 414: Bmf 24 cahaya injil

406 | C A H A Y A I N J I L

padaku, sampai-sampai mereka mau bersusah-payah untuk

menegurku." Saya tidak mau berbicara tentang kebiasaan orang-orang

untuk bergosip di balik punggung karena hal ini sama sekali tidak ada

manfaatnya. Itu bukan perilaku yang baik, itu adalah salah satu bentuk

dari fitnah. Anda tidak bisa menolong seseorang dengan

menggosipkannya karena dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk

menanggapinya. Orang itu bahkan tidak tahu bahwa Anda telah

berkata seperti itu tentang dia. Dan perbuatan seperti itu jelas jahat

serta menyesatkan. Tetapi, pernahkah Anda bersyukur kepada Allah

karena ada orang yang mau datang kepada Anda dan menegur Anda

dengan kasih - bahkan mungkin dengan sedih - tentang kesalahan

Anda, dan berkata bahwa Anda masih berpeluang untuk berubah?

Apakah Anda akan merasa bersyukur atau justru merasa tersinggung

dan marah?

Bacalah kitab Amsal dan Anda akan melihat betapa manusia rohani

akan bereaksi secara jauh berbeda. Saat Anda menegurnya dengan

terus terang tentang kesalahan yang telah diperbuatnya, ia akan

sangat bersyukur. "Kamu betul-betul memperhatikan saya sehingga

mau menyampaikan apa yang menjadi kesalahan saya; kamu

menempuh semua kesulitan ini untuk bisa memberitahu saya tentang

seperti apa saya sebenarnya. Saya sangat bersyukur atas

pemberitahuanmu. Terima kasih atas perhatianmu kepada saya."

Apakah Anda akan bereaksi seperti ini? Jika benar, maka Anda adalah

seorang manusia rohani. Saat Anda menegur kesalahan orang lain,

mereka cenderung untuk berkata, "Oh, kamu tidak mengerti maksud

saya. Bukan itu yang saya maksudkan. Ini tidak adil. Kamu bertindak

keterlaluan." Demikianlah, cara seseorang bereaksi mencerminkan

watak dan kepribadiannya. Terhadap seorang manusia rohani, Anda

bahkan tidak akan bisa menghukumnya karena setiap bentuk hukuman

menjadi berkat buatnya. Ia berterima kasih kepada Anda atas

kesediaan Anda mengungkapkan hal-hal tersebut kepadanya. Ia sangat

bersyukur karena Anda telah menyatakan kepadanya apa yang menjadi

kesalahannya. Itu sebabnya, kita harus belajar untuk menjadi rohani,

untuk bisa bertumbuh di dalam kasih karunia Allah sehingga kita bisa

berpikir dalam kerangka pikir yang baru. Kemudian kita bahkan bisa

bersyukur kepada Allah jika lawan-lawan kita sewaktu-waktu

melakukan suatu kejahatan terhadap kita. Setiap hari saya belajar

untuk bersyukur kepada Allah dan berdoa bagi mereka yang telah

Page 415: Bmf 24 cahaya injil

407 | C A H A Y A I N J I L

memfitnah atau menjelek-jelekkan saya. Saya memahami bahwa

mereka melakukan semua itu tanpa niat yang jahat. Mungkin mereka

bertindak seperti itu karena mereka dipengaruhi oleh doktrin yang

mereka anut, akan tetapi saya harus tetap mencoba untuk memahami

mereka. Saya harus tetap bersabar terhadap mereka yang memiliki

kasih terhadap mereka. Hal ini merupakan suatu pelajaran yang sangat

berat karena kita selalu cenderung untuk membenarkan diri kita

sendiri; manusia duniawi kita masih sangat kuat.

Beberapa dari antara Anda mungkin pernah mendengar tentang salah

satu pemimpin jemaat yang terkenal di Taiwan, Wu Yong Zhang Lao

(Penatua Wu Yong). Beberapa tahun yang lalu, ia datang ke Montreal

dan meminta saya untuk bertemu dengannya. Kami lalu membuat janji

pertemuan supaya kami bisa saling berbagi dan bersekutu untuk

beberapa jam. Ia telah mendengar tentang beberapa persoalan yang

saya hadapi - saya saat itu sedang difitnah oleh beberapa pendeta di

Inggris dan Kanada - dan ia ingin tahu lebih jauh tentang persoalan ini.

Ketika saya menyampaikan apa yang sebenarnya sedang terjadi, ia

merasa bahwa saya telah diperlakukan dengan tidak adil, ada sesuatu

yang tidak benar, dan ia ingin meluruskan permasalahan. Namun saya

katakan kepadanya, "Saudaraku, biarlah saya tetap seperti sekarang

ini, saya tidak lagi menginginkan kemuliaan, saya tidak ingin diangkat

ke tempat yang tinggi itu lagi di mana setiap orang membungkukkan

badan kepada saya, di mana setiap orang memandang saya sebagai

seorang tokoh penting di tengah jemaat. Saya ingin belajar menjadi

yang terakhir. Saya ingin belajar menjadi rendah hati; saya ingin

berada di bawah. Saya tidak ingin lagi pergi ke puncak yang dulu. Jika

mereka tidak lagi memfitnah saya macam-macam, saya sudah puas.

Allah telah begitu banyak memberkati saya lewat semua cobaan dan

tekanan ini. Ini adalah suatu berkat bagi saya sehingga saya berniat

untuk tetap pada posisi sekarang ini."

Saya bersungguh-sungguh dengan niat tersebut. Ini bukan sekadar

masalah kerendahan hati. Saya sudah sampai pada pemahaman

tentang kebaikan Allah, kemuliaan rencana ilahi-Nya, sekalipun orang-

orang berbuat tidak benar, salah tanggap, dan mengatakan hal-hal

yang buruk tentang saya. Kita seharusnya sangat bersyukur jika ada

orang yang begitu mengasihi kita dan mau memberitahu kita tentang

kesalahan kita dan mau bersusah-payah untuk melakukan hal itu demi

Page 416: Bmf 24 cahaya injil

408 | C A H A Y A I N J I L

kebaikan kita, sehingga dengan demikian kita bisa menjadi manusia

ilahi sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah bagi kita.

Belajar untuk bersukacita bersama dengan orang lain

Menjadi seorang Kristen berarti memiliki satu cara berpikir yang sama

sekali baru, mentalitas baru yang memampukan kita untuk bersukacita

bersama mereka yang sedang bersukacita dan menangis bersama

mereka yang sedang menangis. Para pekerja yang ada dalam

kelompok pertama ini tidak bisa bersukacita bersama-sama dengan

orang yang sedang bersukacita. Bagaimana dengan mereka yang

menerima satu dinar untuk pekerjaan selama satu jam? Tentu saja

mereka akan menari kegirangan. Tetapi dapatkah mereka yang dari

kelompok pertama ikut bersukacita dengan mereka yang dari kelompok

terakhir? Tidak, walaupun sesungguhnya sikap seperti itulah yang

harus ditunjukkan oleh orang-orang Kristen. Seperti yang dikatakan

oleh Paulus kepada kita, "Bersukacitalah dengan orang yang

bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" (Rom.

12:15). Kita tidak bisa bersukacita dengan orang mereka yang sedang

berbahagia karena kita baru mau bersukacita jika sesuatu yang baik

terjadi pada kita. Buat apa ikut bersukacita saat orang lain mengalami

sesuatu yang baik? Kita tidak bisa berpikir seperti itu karena "diri" ini

menuntut tempat utama dan kita tak mampu menyamakan diri dengan

orang lain. Ini adalah persoalan besar bagi jemaat dan setiap pribadi

Kristen. Jika cara berpikir dan sikap kita berubah saat kita menjadi

Kristen, maka kita tidak akan kesulitan untuk ikut bersukacita bersama

dengan orang lain yang sedang bersukacita.

Sebagai contoh, jika seseorang memuji istri Anda, apakah Anda akan

merasa cemburu? "Kamu memuji istriku? Kenapa bukan aku saja yang

dipuji? Ini sungguh tidak adil!" Apakah Anda merasa seperti itu? Tentu

tidak, kecuali jika perkawinan Anda sedang bermasalah. Jika Anda

mengasihi istri Anda, dan ada orang yang memujinya, Anda akan

merasa sangat senang. "Wah, jadi menurut Anda istri saya sehebat itu?

Benarkah? Bagus sekali!" Bagaimana jika ada orang yang berkata,

"Masakan istrimu sangat enak"? Anda akan sangat senang karena istri

Anda adalah bagian dari diri Anda. Pujian kepadanya berarti juga pujian

bagi Anda, bukankah begitu? Tak perlu diucapkan lagi, istri Anda juga

pasti sangat bahagia. Dan karena Anda mengidentifikasikan diri

sepenuhnya dengan istri Anda, maka Anda juga akan berbagi perasaan

dengannya. Saat ada orang yang memuji masakannya, dia akan

Page 417: Bmf 24 cahaya injil

409 | C A H A Y A I N J I L

merasa bahagia, dan Anda juga. Akan tetapi, jika perkawinan Anda

sedang bermasalah, maka pujian kepada istri Anda tidak akan

membuat Anda ikut merasa senang. Anda akan menukas, "Siapa bilang

masakannya enak?" Bagaimana cara Anda bereaksi sangat bergantung

pada hubungan Anda dengannya. Hal yang sebaliknya juga berlaku.

Akankah seorang istri menjadi cemburu ketika seseorang memuji

suaminya? Jelas tidak. Ia akan sangat bahagia jika suaminya menerima

pujian, ini menunjukkan bahwa sang suami sudah menjadi bagian dari

dirinya, dan ia mengidentifikasikan dirinya dengan suaminya.

Pernahkah Anda melihat ada orangtua yang cemburu ketika seseorang

memuji anak mereka? Anggaplah ada orang yang berkata, "Anakmu

baik sekali," lalu ia menjawab, "Bagaimana dengan saya? Mengapa

Anda memuji anak saya?" Jika hal seperti ini yang terjadi, Anda pasti

akan tertegun dan bertanya-tanya orang ini sedang punya masalah

apa. Tentu saja peristiwa seperti itu tidak akan pernah terjadi. Seorang

ayah biasanya akan sangat bahagia jika anaknya mendapat pujian. Ia

akan merasa sangat sedih jika ada orang yang berkata buruk tentang

anaknya.

Mari kita kembali pada contoh sebelumnya, tentang kunjungan Anda ke

sebuah gereja bersama seorang teman. Seberapa besar kasih Anda

kepada teman Anda? Jika seseorang menyapa teman Anda dengan

hangat, dan asyik bercakap-cakap dengannya, sampai lupa bahwa

Anda ada di situ, Anda tidak akan merasa kesal jika Anda mengasihi

teman Anda. Anda akan bersukacita bersama teman Anda. Jika ada

orang yang memuji sahabat Anda, buat apa Anda cemburu? Anda akan

merasa cemburu jika Anda tidak mengasihinya. Tetapi jika Anda

mengasihinya, Anda akan mengidentifikasikan diri dengan dia dan tidak

akan merasa cemburu. Itu adalah watak yang sangat berbeda.

Masalahnya adalah kasih kita seringkali terbatas hanya sampai kepada

suami, istri atau anak-anak, dan kita tidak bisa mengasihi orang lain di

luar keluarga terdekat ini. Seandainya saja kita tidak terbelenggu

dengan sikap seperti ini, maka kita akan bisa memiliki cara berpikir

yang baru itu. Kita tidak akan iri atau cemburu terhadap orang lain.

Jika kita benar-benar mengasihi teman kita dan saat dia menerima

upah berlipat ganda melebihi yang kita terima, apakah kita akan iri

hati? Kita justru akan berkata, "hebat!" Jika kita mengasihi orang lain,

kita akan berhenti mementingkan diri sendiri.

Page 418: Bmf 24 cahaya injil

410 | C A H A Y A I N J I L

Mengasihi saudara-saudara seperti diri sendiri

Ingatlah peristiwa saat orang muda yang kaya bertanya kepada Yesus

tentang hidup yang kekal. Ia datang kepada Yesus dan bertanya,

"Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk

memperoleh hidup yang kekal?" Jawaban atas pertanyaan itu berkaitan

dengan Matius pasal 19, sebagaimana yang dapat Anda lihat dari kata

pertama dalam Matius 20:1, "Adapun (terjemahan bahasa Inggris

mengawali dengan kata for atau sebab) hal Kerajaan Sorga..." Kata

"for (sebab)" bersifat menjelaskan. Kata ini menghubungkan pasal 20

dengan pasal 19. Jadi semuanya merupakan penjelasan atas pokok

yang sama. Jawaban Yesus terhadap pertanyaan orang muda yang

kaya itu adalah, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"

(Mat.19:19). Pada kenyataannya, ini adalah dasar ajaran Perjanjian

Baru. Pernyataan ini muncul dua kali dalam pengajaran Yesus di dalam

Matius saja - yaitu di dalam Mat. 19:19 dan Mat. 22:39. Paulus

menyatakan hal ini beberapa kali, seperti di Roma 13:9 dan Galatia

5:14. Yakobus juga membahas hal ini di dalam Yak. 2:8. Secara umum

keseluruhan isi surat Yohanes yang pertama merupakan pembahasan

tentang hal mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri sampai ke

tahap mengorbankan nyawa baginya.

Dan inilah hal yang dikatakan oleh Yesus kepada orang muda yang

kaya itu, "Engkau menanyakan apa yang harus kau lakukan untuk

memperoleh hidup yang kekal. Kuberitahukan padamu, pergilah dan

kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Orang ini berkata

bahwa ia sudah melakukannya sejak lama padahal ia masih belum

memulainya. Jelas bahwa ia tidak paham apa yang dimaksud oleh

Yesus. Secara alamiah, Anda tidak bisa mengasihi sesama manusia

seperti diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran Yesus

bukanlah keselamatan berdasarkan perbuatan di mana Anda

mengandalkan kekuatan sendiri untuk mengasihi sesama manusia.

Coba saja, dan Anda akan tahu bahwa hal itu tidak akan bisa

dilakukan. Dengan demikian sebenarnya natur orang kaya yang muda

itulah yang harus diubah. Roh Allah harus datang ke dalam hidupnya

dan mengubah dia seutuhnya, sampai ke naturnya, sehingga dia

menjadi manusia yang baru yang dapat melihat saudara seimannya di

gereja serta mengasihinya seperti diri sendiri. Itulah keajaiban menjadi

orang Kristen. Tanpa menjadi seperti itu, Anda tidak akan bisa masuk

ke dalam kerajaan Allah. Jika Allah tidak mengubah Anda sedemikian

Page 419: Bmf 24 cahaya injil

411 | C A H A Y A I N J I L

rupa, maka Anda tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Allah.

Artinya, Anda tidak akan memperoleh hidup yang kekal karena

memang itulah jawaban yang diberikan Yesus atas pertanyaan, "Apa

yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?" Tanpa

kuasa Allah yang memberi transformasi, tidak seorangpun dari kita

yang akan dapat mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Lalu

apa yang harus kita lakukan? Kita hanya bisa berlutut dan berkata,

"Tuhan, kasihanilah aku. Datanglah ke dalam hidupku dan ubahlah

aku."

Kuasa dari kasih karunia Allah

Apa itu kasih karunia? Kasih karunia adalah kuasa Allah yang memberi

perubahan di saat Anda tidak mampu berbuat apa-apa bagi diri Anda,

saat Anda lemah dan tidak berdaya. Itulah kasih karunia. Anda dapat

melihat definisi kasih karunia ini di dalam Titus 2:11-12, "Karena kasih

karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia

mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-

keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah

di dalam dunia sekarang ini." Kasih karunia bukanlah kado yang bisa

Anda kemas dan bawa pergi begitu saja. Jika Anda memahami kasih

karunia seperti ini, maka Anda belum memahami Alkitab sama sekali.

Banyak pengkhotbah yang mengajarkan tentang kasih karunia seperti

semacam kehidupan yang diberikan sebagai kado, Anda tinggal

menerima kado ini, menyimpannya, dan keselamatan Anda terjamin.

Itu sama sekali bukan kasih karunia. Kasih karunia itu bersifat aktif dan

penuh kuasa. Ia adalah kuasa Allah yang masuk ke dalam hidup Anda

dan mengubah Anda.

Ayat-ayat di atas memberitahu kita bahwa kasih karunia mendidik kita

(Titus 2:12). Itulah yang disebut sebagai transformasi atau perubahan

- yaitu sebuah proses. Sebuah proses berarti bahwa Anda tidak bisa

langsung mengasihi setiap orang dalam sekejap. Perubahan ini

merupakan suatu proses pendidikan di mana Anda dididik untuk

meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan hidup

kudus berdasarkan kuasa dan kasih karunia Allah. Itulah yang disebut

sebagai kasih karunia. Bukannya semacam kado yang dapat Anda

ambil dan taruh di dalam kantong sambil menunggu giliran untuk

masuk ke surga. Kasih karunia bukanlah semacam tiket masuk ke

surga, tanpa mengira seperti apa kehidupan yang Anda jalani. Kasih

karunia adalah sesuatu yang masuk ke dalam hidup Anda, mendidik

Page 420: Bmf 24 cahaya injil

412 | C A H A Y A I N J I L

Anda untuk meninggalkan kefasikan, dan menjadikan Anda kudus serta

benar.

Karena watak kita yang egois, kita mendapati bahwa menjalani

kehidupan Kristen itu mustahil jika harus mengikuti apa yang telah

diajarkan oleh Tuhan. Malahan yang kita lihat adalah orang-orang

Kristen yang berperilaku egois dan memalukan di dalam kehidupan

sehari-hari mereka, sampai-sampai orang non-Kristen pun muak

melihat mereka. Untuk menggambarkan jenis mentalitas sebagian

orang Kristen di jaman ini, mari kita ambil contoh dari kehidupan nyata

sebagai buktinya. Sebagai contoh, jika ada orang yang menaksir pacar

Anda, bagaimana perasaan Anda? Apakah Anda akan berkata, "Oh, jadi

Anda menyukai pacar saya? Silakan, maju terus." Kemungkinan besar

tidak. Lebih besar peluangnya adalah Anda akan menggulung lengan

baju, mengepalkan tangan dan berkata, "Aku akan tunjukkan padamu

siapa yang lebih baik!"

Sangat susah bagi kita untuk berubah. Jika ada dua pria yang

mencintai satu gadis, orang yang rohani akan berkata, "Jika Allah

menghendaki, jika Allah menginginkan saya untuk mendapatkan gadis

ini, biarlah kehendak-Nya yang terjadi. Jika tidak, biarlah orang lain

yang mendapatkannya." Sama juga, jika ada dua wanita yang

mengejar satu pria, yang rohani akan berkata, "Silakan, dia milikmu."

Tidak mudah untuk menjadi seorang Kristen. Bukankah begitu?

Menempatkan kepentingan Allah sebagai yang paling utama

Yang perlu untuk dipelajari oleh orang Kristen adalah hal menempatkan

kepentingan Allah di atas kepentingannya sendiri. Sekalipun hal ini

merupakan hal yang sangat jarang bisa kita lihat dalam gereja jaman

ini, dan juga bukanlah hal yang gampang untuk diterapkan. Dan inilah

tepatnya hal yang dibahas oleh perumpamaan ini. Jika kita sudah

memahaminya, maka makna dari perumpamaan ini menjadi sangat

jelas. Ia menunjukkan kepada kita seperti apa cara berpikir yang

rohani itu. Ini adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang Kristen.

Secara realistis, watak manusia bukanlah hal yang mudah untuk

diubah. Kita bisa melihat contohnya dari para rekan sekerja Paulus.

Mereka semua mementingkan dirinya sendiri, kecuali Timotius (Filipi

2:21). Di dalam Filipi 2, Paulus berkata bahwa ia ingin mengutus

seseorang kepada jemaat di Filipi tapi hanya Timotius yang layak untuk

itu. Dan inilah yang ia katakan tentang mereka yang menyebut dirinya

Page 421: Bmf 24 cahaya injil

413 | C A H A Y A I N J I L

rekan sekerja, "Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan

Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal

ihwalmu. Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir

dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan

kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri,

bukan kepentingan Kristus Yesus." (Filipi 2:19-21). Bagi saya, Filipi

2:21 adalah salah satu ayat yang paling menyedihkan di dalam Alkitab.

Dari sekian banyak orang yang terdaftar sebagai rekan kerjanya,

Paulus hanya bisa mengirimkan Timotius, hal yang tentunya sangat

mengecewakan hati Paulus! Rekan sekerja yang lainnya, sedikit

sebanyak mengutamakan kepentingan pribadi mereka, dan bukannya

kepentingan Yesus.

Orang yang tidak mengutamakan kepentingan Kristus, tidak akan

mengutamakan kepentingan orang lain. Ini karena ia mengutamakan

dirinya sendiri. Sangat sedikit orang yang mendahulukan kerajaan

Allah, yang mencari kerajaan dan kebenaran-Nya terlebih dahulu. Dan

saya sangat kagum akan tajamnya daya pemahaman Paulus. Sebagai

orang Kristen kita tidak perlu berdalih. Kita memang seharusnya malu

pada diri sendiri karena jika kita cermati hati kita, maka kita akan

melihat betapa kepentingan pribadi ini selalu menjadi yang nomor satu.

Jadi camkanlah baik-baik peringatan yang diberikan oleh Yesus ini:

Barangsiapa mengutamakan kepentingan pribadinya akan ditempatkan

sebagai yang terakhir di dalam kerajaan Allah. Malahan, mereka tidak

akan mendapat tempat di sana.

Anda akan melihat bahwa orang yang menempatkan kepentingan

pribadinya sebagai yang terutama, adalah orang yang selalu mengeluh

dan menggerutu. Mereka adalah orang-orang Kristen yang tidak punya

sukacita, dan tidak tahu apa artinya memiliki damai sejahtera dan

sukacita. Banyak orang yang berkata kepada saya, "Tetapi ada

pengkhotbah yang berkata bahwa jika saya menjadi orang Kristen

maka saya akan menerima damai sejahtera dan sukacita." Ya,

pengkhotbah itu telah berbohong, karena ia tidak menyatakan seluruh

kebenarannya. Hanya jika Anda telah benar-benar menjadi orang

Kristen yang sejati, jika sikap Anda telah berubah sepenuhnya, baru

Anda bisa memperoleh damai sejahtera dan sukacita, karena dengan

begitu sukacita semua orang akan menjadi sukacita Anda juga. Anda

berbahagia bukan hanya di saat istri atau anak Anda dipuji; Anda juga

bersukacita ketika ada saudara seiman yang menerima penghargaan

Page 422: Bmf 24 cahaya injil

414 | C A H A Y A I N J I L

karena mereka semua saudara Anda. Anda telah mengidentifikasikan

diri Anda dengan seluruh tubuh Kristus dan dengan demikian mendapat

sukacita.

Orang dengan sikap seperti itu menjadi orang yang tak terkalahkan

karena Anda tidak akan bisa menjatuhkannya. Sewaktu-waktu orang

itu mungkin bisa merasa lemah, akan tetapi Anda tidak akan mampu

menjatuhkannya. Hati orang itu sangat lapang, ada begitu banyak hal

yang bisa membuatnya berbahagia. Ia adalah orang yang tahu apa

artinya pernyataan bahwa Allah mengerjakan segala yang baik bagi

mereka yang mengasihi-Nya. Segala bencana menjadi berkat baginya.

Allah membolak-balikkan segala sesuatu bagi kebaikan dan

kemuliaannya karena jika dia dipermuliakan maka Allah juga

dipermuliakan. Itu sebabnya mengapa Allah mau memuliakan dia.

Paulus berkata, "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula,

mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan

gambaran Anak-Nya,...Ia juga dimuliakan" (Rom. 8:29-30). Jika kita

merendahkan diri, Allah akan meninggikan kita. Jika kita meninggikan

diri, ia akan merendahkan kita. Yang terakhir menjadi yang terdahulu,

dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.

Ada satu poin kesimpulan yang mesti kita amati dari perumpamaan ini.

Kita harus memahami adanya dua macam "terdahulu" dan dua macam

"terakhir". Ada yang karena keadaan eksternalnya yang membuatnya

'terdahulu' dan ada yang 'terdahulu' karena keadaan internalnya.

Barangsiapa yang bisa memahami hal ini akan bisa menaklukkan

dunia. Yesus berkata di dalam Yoh. 16:33, "Aku telah mengalahkan

dunia." Jadi, kita bisa menjadi yang "terdahulu" atau yang "terakhir"

karena keadaan. Ini tidaklah penting, yang sangat menentukan adalah

apakah kita menjadi yang terdahulu atau yang terakhir dalam hal sikap

kita. Orang yang tahu apa artinya menjadi yang terakhir secara

rohaniah akan menjadi yang terdahulu secara rohaniah. Tak ada situasi

eksternal yang akan bisa menjatuhkannya.

Di dalam perumpamaan ini, kelompok yang datang pertama itu mulai

kerja sejak pagi karena faktor-faktor eksternal. Keadaan merekalah

yang memungkinkan mereka bekerja lebih awal. Mereka punya

kesempatan untuk bekerja lebih dahulu. Akan tetapi jika mereka telah

memiliki sikap yang baru yang memampukan mereka untuk

bersukacita bersama orang-orang yang datang belakangan, mereka

Page 423: Bmf 24 cahaya injil

415 | C A H A Y A I N J I L

tidak akan tersungkur dalam jerat iri hati ketika melihat orang lain

menerima bayaran yang sama untuk pekerjaan yang lebih sedikit. Jika

mereka tidak iri, mereka tetap menjadi yang terdahulu di mata Tuhan.

Sikap atau watak mereka itulah yang membuat mereka tidak dapat

menerima kebaikan hati si pemilik kebun anggur. Pikirkan saja,

bagaimana pemilik kebun anggur itu akan bersikap jika ia melihat

bahwa pekerja kelompok pertama ikut bersukacita bersama dengan

kelompok yang terakhir, dengan bayaran yang sama. Bagaimana jika

orang-orang ini memberi selamat kepada anggota kelompok terakhir

karena bayaran yang sama, dan memuji si pemilik kebun atas

kebijaksanaan dan kebaikannya yang sempurna? Anda tidak perlu

berpikir keras untuk menebak apa yang akan dilakukan oleh pemilik

kebun itu. Watak yang suka menggerutu dan keras kepala itulah yang

membuat si pemilik kebun itu tidak mungkin dapat menambahkan

kebaikannya kepada mereka. Dan itulah hal yang ingin diajarkan oleh

Yesus kepada kita.

Berhubungan secara benarlah dengan Allah di tingkat hati

Keadaan lahiriah kita tidak memiliki pengaruh. Jika Anda lahir di tengah

keluarga kaya, maka itulah keadaan lahiriah Anda. Jika Anda lahir di

tengah keluarga yang miskin, itulah keadaan lahiriah Anda. Akan tetapi

jika Anda memiliki sikap hati yang benar, maka Anda tidak akan pernah

menjadi budak keadaan lahiriah Anda. Orang kaya yang bersikap

sombong, yang mengira dirinya penting karena kekayaannya, adalah

orang yang bodoh. Sama juga, orang yang minder karena

kemiskinannya adalah orang yang bodoh. Kebesaran seeorang tidak

ada hubungannya dengan kondisi lahiriahnya. Itu semua sangat

bergantung pada sikap hatinya. Orang yang miskin materi akan tetapi

tahu bahwa ia kaya di dalam Kristus, maka ia adalah seorang raksasa

rohani. Ia adalah orang yang besar. Sama halnya dengan itu, orang

yang kaya materi tetapi berperilaku dalam kerendahan hati adalah juga

orang yang besar.

Sebagai orang Kristen, kita tidak pernah menjadi korban dari kondisi

lahiriah kita. Apakah kita menjadi yang pertama atau yang terakhir

secara lahiriah, tidak menjadi soal. Jika sikap hati kita selalu benar,

Allah akan mengubah kondisi lahiriah yang kita hadapi. Jika kita

menjadi yang terakhir di dunia ini, Allah akan menjadikan kita yang

terdahulu. Kita mungkin menjadi orang yang melarat di dunia ini akan

tetapi Allah akan menjadikan kita kaya di dalam kerajaan-Nya karena

Page 424: Bmf 24 cahaya injil

416 | C A H A Y A I N J I L

Dia adalah Tuhan semesta alam. Melalui sikap yang benar kita

memungkinkan Allah untuk juga mengubah keadaan kita melalui

kuasa-Nya.

Ada orang-orang yang secara lahiriah tampak sangat mengesankan

tetapi berperilaku seperti orang yang sangat melarat. Pada dasarnya,

mereka adalah para pengemis. Anda tahu bahwa apa yang saya

katakan ini benar. Ada jutawan yang sebenarnya tidak lebih dari

seorang pengemis, dan ada pula orang-orang melarat yang memiliki

kekayaan batin yang luar biasa. Saya sudah melihat banyak orang

Kristen di China yang nyaris tidak punya apa-apa lagi. Sekalipun

mereka sangat melarat dan hanya hidup dengan sepotong roti, mereka

memiliki sukacita, damai sejahtera dan kuasa yang tidak pernah saya

lihat pada diri orang-orang kaya. Mereka memiliki kemerdekaan sejati.

Mereka tahu bagaimana menjadi yang terdahulu sekalipun mereka

merupakan yang terakhir secara lahiriah karena mereka memahami

rahasia menjadi benar di hadapan Allah di tingkat hati.

Jika Anda memahami pengajaran Tuhan ini, Anda akan tahu bahwa

tidak ada perkara duniawi apa pun yang akan mampu membelenggu

Anda. Segala keadaan lahiriah bisa dibalikkan. Segala keadaan lahiriah

yang membuat seseorang menjadi yang terdahulu bisa mengakibatkan

dia menjadi yang terakhir, demikian pula sebaliknya. Itulah kemuliaan

dan sukacita menjadi orang Kristen. Anda tidak akan bisa dikalahkan

karena kuasa Allah akan selalu bekerja bagi Anda untuk menjungkir-

balikkan segala sesuatu. Dialah satu-satunya Pribadi yang bisa

membolak-balikkan segala keadaan. Ia bisa membalik segalanya dalam

sekejap.

Akan tetapi apa prinsip yang harus dipahami supaya kuasa Allah ini

bekerja? Pernahkah Anda mengalami keadaan di mana kuasa Allah

mendatangkan perubahan? Kuasa Allah dapat mengubah segalanya,

akan tetapi itu bergantung pada sikap Anda. Beberapa orang Kristen

secara terus menerus mengalami mukjizat dari Allah karena mereka

telah belajar rahasia dari akal budi dan sikap yang sudah diubah. Di

dalam kehidupan Kristen saya, saya mengalami mukjizat demi

mukjizat. Dapat dibilang sebagai kehidupan penuh mukjizat. Di dalam

setiap bidang, entah itu dalam hal penyembuhan penyakit, masalah

keuangan, atau masalah kerohanian. Saya selalu mengalami kuasa

Allah. Tentu saja itu semua bukan karena saya lebih baik daripada

Page 425: Bmf 24 cahaya injil

417 | C A H A Y A I N J I L

orang lain. Dengan menjalankan ajaran Tuhan di dalam hidup saya -

menaati ajaran-Nya, memenuhi dan terus berusaha menjadi orang

sesuai dengan yang dikehendaki-Nya - saya terus menerus mengalami

mukjizat-Nya. Jika Anda mengerjakan hal itu, Anda juga akan tahu

bahwa Dia adalah Allah yang hidup dan Anda akan mengalami kuasa-

Nya.

Jika seseorang dipandang berada di tempat yang terdahulu, bukan

berarti bahwa nantinya dia akan menjadi yang terakhir, atau

sebaliknya. Allahlah yang menentukan hal itu. Dialah yang

membalikkan semua keadaan; Ia menjugkir-balikkan dunia ini melalui

hamba-hamba-Nya. Dan kita bisa menjadi hamba-Nya hanya jika kita

membiarkan-Nya mengubah cara berpikir kita sepenuhnya. Jika kita

sudah melakukannya, kita tidak perlu lagi melindungi diri sendiri

karena Dia akan meluruskan segala persoalan bagi kita. Ia akan

membereskan segala sesuatu.

Jika ada orang yang menampar Anda, apakah Anda akan

membalasnya? Mengapa Anda ingin membalasnya? Bukankah karena,

dengan tamparannya itu, ia menempatkan diri di depan dan Anda

dijadikan yang terakhir? Ia menempatkan diri di tempat pertama

karena tangannya mendarat di atas Anda. Karena ia menampar Anda,

maka ia ditinggikan dan Anda direndahkan. Muka Anda merah oleh

bekas tamparannya. Orang-orang lalu bertanya, "Ada apa dengan

mukamu?" dan Anda merasa sangat dipermalukan. Tetapi mengapa

kita ingin melawan? Alasannya karena kita belum mengenal Allah. Jika

Anda telah mengenal Allah sebagai Bapa Anda, Anda tidak akan merasa

perlu untuk membalas jika ada orang yang menampar wajah Anda.

Tunggu saja sampai Anda melihat bekas tamparan Allah di wajah orang

itu, Anda akan berkata, "Tuhan, kasihanilah dia. Janganlah

menghajarnya terlalu keras."

Jika Anda memukul anak orang lain, Anda harus berhadapan dengan

ayah anak itu, yang mungkin saja bertubuh tinggi besar. Ia akan

bertanya, "Apakah kamu yang memukul anakku? Berani sekali!" Si

anak tidak perlu berkelahi dengan Anda, karena ia memang tidak

mampu. Dan sekalipun anak itu mampu, ia tidak perlu melakukannya.

Ayahnya yang akan mengurus persoalan ini. Inilah maksud dari

pengajaran Tuhan: jika ada orang yang menampar pipimu, berikanlah

pipi yang sebelah lagi. Karena Allah adalah Bapamu, maka Anda tidak

Page 426: Bmf 24 cahaya injil

418 | C A H A Y A I N J I L

perlu membalas karena Dialah yang akan membereskan persoalan. Ada

orang yang berkata buruk tentang Anda? Biarkan saja. Orang itu akan

berhadapan dengan Bapa Anda. Anda tidak perlu bertindak sendiri.

Inilah sikap seorang Kristen. Yang terdahulu menjadi yang terakhir.

Allah yang menentukan urutan segala sesuatu. Allah yang akan

membereskan segala perkara karena Dia adalah Allah yang hidup. Jika

Anda tidak percaya pada Allah yang hidup, mengapa Anda menjadi

orang Kristen? Saya sendiri memiliki kepercayaan penuh kepada Allah.

Dengan demikian jika orang ini bekerja hanya satu jam dan ternyata

menerima satu dinar, haleluyah! Hebat sekali! Saat saya sedang

kekurangan, Allah saya tidak pernah membiarkan saya kelaparan. Ia

akan memenuhi kebutuhan saya, sama seperti Ia juga memenuhi

kebutuhan orang itu. Buat apa saya merasa kesal? Itulah arti menjalani

kehidupan sebagai orang Kristen.

Mengapa kita merasa sulit untuk tidak iri hati? Mengapa kita tidak

mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri? Jawabannya sederhana:

Karena kita tidak mengenal Allah sebagai Allah yang hidup. Jika kita

sudah mengenal-Nya seperti itu, bagaimana mungkin kita tidak bisa

mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri? Karena jika kita sudah

mengenal Allah sebagai Allah yang hidup, kita sudah merasa memiliki

lebih dari yang dibutuhkan bagi diri kita sendiri. Kasih karunia Allah

begitu melimpah sehingga kita bisa memakainya untuk mengasihi

sesama manusia. Seluruh watak kita berubah dan selalu bertumbuh.

Semakin kita jalankan ajaran-Nya, semakin kita melihat betapa besar

kuasa Allah. Semakin kita melihat betapa besar kuasa Allah, semakin

kita berkeinginan untuk menjalankan ajaran-Nya, dan demikian

seterusnya. Begitulah indahnya kehidupan Kristen!

Perumpamaan tentang Pohon Ara

Studi tentang hakekat iman

Mark 10:46-11:16 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Di dalam bab ini, kita akan mempelajari hakekat dari iman, dan apa

yang dicari serta diharapkan oleh Allah dari umat-Nya. Pembahasan ini

didasari oleh ayat-ayat dari Markus 10:46-11:26. Namun kita akan

Page 427: Bmf 24 cahaya injil

419 | C A H A Y A I N J I L

memulai dengan melihat isi Markus 11:12. Peristiwa yang mengawali

perumpamaan ini adalah suasana meriah ketika Yesus memasuki

Yerusalem, yang dapat dibaca dari Markus 11:1 dst., akan tetapi kita

akan melihat perikop ini mulai dari ayat 12.

Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid--Nya

meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.

Yesus sedang dalam perjalanan dari Betania ke Yerusalem. Mungkin

Anda perlu tahu sedikit tentang geografi di sana untuk dapat

memahami bagian ini. Betania terletak di sebelah timur Yerusalem.

Dari Betania ke Yerusalem, Anda harus mengelilingi Bukit Zaitun,

melalui jalur selatan Bukit Zaitun, turun ke Lembah Kidron, lalu naik ke

Yerusalem. Jadi, Yesus keluar dari Betania, yang terletak di sisi lain

Bukit Zaitun, dan berjalan sepanjang jalur selatan dari Bukit Zaitun

menuju ke Yerusalem.

Dan di ayat 13-16 tertulis, "Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang

sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia

mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak

mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan

musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: 'Jangan lagi

seorangpun makan buahmu selama-lamanya!' Dan murid-murid-

Nyapun mendengarnya. Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di

Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir

orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja

penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan--Nya,

dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang

melintasi halaman Bait Allah."

Para penukar uang itu menggunakan halaman Bait Allah sebagai jalan

pintas. Mereka melintasi halaman Bait Allah agar tidak usah berjalan

mengelilinginya. Jadi mereka mengangkut barang-barang - dagangan,

air dari sumur, atau apa pun itu - dan memperlakukan halaman Bait

Allah seperti jalan umum di mana mereka bebas melintas bersama

barang bawaannya.

Ayat 17 berkata: "Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: 'Bukankah ada

tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi

kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!' Imam-imam kepala

Page 428: Bmf 24 cahaya injil

420 | C A H A Y A I N J I L

dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka

berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya,

melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang

malam mereka keluar lagi dari kota. Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-

murid-Nya lewat, (pagi berikutnya, ketika mereka kembali lagi ke

Yerusalem) mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke

akar-akarnya (pohon ara yang sehari sebelumnya Ia kutuk). Maka

teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada

Yesus: 'Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.'

Yesus menjawab mereka: 'Percayalah kepada Allah!' Aku berkata

kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini:

Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang

hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi,

maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu:

apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah

menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu

berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu

dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga

mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Bagian ini menimbulkan banyak kesulitan bagi banyak orang Kristen

karena ini merupakan satu-satunya kejadian di mana Yesus

menggunakan kuasa-Nya untuk membinasakan. Di sepanjang isi Injil,

kita melihat kuasa-Nya dalam menyembuhkan. Sungguh mengejutkan,

di sini Ia menggunakan kuasa-Nya untuk membinasakan. Jika Anda

memiliki kuasa, Anda dapat memakainya apakah untuk tujuan yang

membangun atau membinasakan. Kuasa dapat digunakan untuk hal

yang baik (menyembuhkan) atau untuk menghakimi (membinasakan).

Yesus ingin agar kita memahami dengan baik bahwa sekalipun Ia

datang untuk menyelamatkan, Ia juga datang untuk menghakimi.

Jangan kita lupakan hal ini. Dalam satu kalimat, Ia membinasakan

pohon ara itu dan membuatnya layu sampai ke akar-akarnya. Jadi,

seperti yang diingatkan oleh peristiwa di Bait Allah ini kepada kita,

Yesus tidak selalu harus kita bayangkan sebagai Pribadi yang lemah

lembut dan tidak pernah marah. Seolah-olah Ia tidak bisa marah

melihat ketidakadilan, tidak bisa sedih melihat kejahatan, dan bukan

seorang yang benar. Orang yang bersedia untuk berkompromi dengan

segala sesuatu - sekalipun sesuatu itu berupa kejahatan,

ketidakbenaran atau ketidakadilan - bukanlah orang benar. Namun

Page 429: Bmf 24 cahaya injil

421 | C A H A Y A I N J I L

kemarahan orang benar sangatlah menakutkan, dan kemarahan Allah

yang benar akan jauh lebih dari itu. Dari sini terlihat bahwa kita tidak

suka melihat Allah berperan sebagai Hakim. Siapa yang suka? Hati

nurani kita terlalu mengganggu sampai terasa seperti sedang

berhadapan dengan hakim. Sangat jelas bahwa kita tidak suka melihat

Yesus menggunakan kuasa-Nya untuk membinasakan.

Perumpamaan kali ini adalah sebuah perumpamaan peraga, artinya

perumpamaan ini diaksikan. Perumpamaan ini menekankan karakter

dari mukjizat yang terjadi. Dengan memakai istilah dari seorang

cendekiawan Perancis, Louis Marin, menyebut perumpamaan ini

sebagai perumpamaan parabolik - peristiwa yang memiliki ciri sebuah

perumpamaan sekaligus pengajaran yang tegas. Begitu susahnya para

cendekiawan memahami perumpamaan ini - karena sangat

bertentangan dengan perasaan kita - sampai Profesor Edward

Schweitzer dari Swiss, sebagai contoh, mengabaikannya begitu saja di

dalam pembahasannya tentang kitab Matius. Ia sama sekali tidak

menafsirkannya. Saya mencari pembahasan atas bagian ini di dalam

tafsiran Schweitzer, dan saya tidak menemukannya. Saya hanya ingin

tahu apa yang akan ia sampaikan tentang hal ini, tetapi ia tidak

menyatakan apa-apa. Itu memang jalan pintas untuk mengatasi

masalah - apa pun hal yang tidak Anda sukai dari Alkitab, abaikan saja.

Sekalipun ini adalah jalan yang mudah untuk mengatasi masalah,

tetapi bukan merupakan jalan yang bisa dibenarkan.

Persoalannya menjadi semakin mendalam jika Anda perhatikan bahwa

bagian ini menyebutkan "sebab memang bukan musim buah ara"

(ay.13). Pohon itu kena kutuk karena tidak berbuah, padahal saat itu

memang bukan musimnya. Sekarang Anda akan dapat memahami

mengapa Schweitzer memutuskan untuk mengabaikan saja

perumpamaan ini. Dengan tidak membahasnya, akan menyingkirkan

banyak persoalan yang mungkin muncul.

Jika kita perhatikan ayat-ayat ini, kita akan merasa kecewa karena

tampaknya Allah telah berlaku tidak adil. Pohon itu sedang bertumbuh

dengan bagusnya, dengan dedaunan yang hijau dan segar. Lalu Yesus

datang, dan ketika Ia tidak mendapatkan buah di sana, Ia mengutuk

pohon itu dan pohon yang malang itu layu. Ini bukan musim buah ara,

bagaimana mungkin Ia mengharapkan pohon ara itu berbuah? Kita

merasa kecewa dan mulai kehilangan kepercayaan kepada-Nya.

Page 430: Bmf 24 cahaya injil

422 | C A H A Y A I N J I L

Apakah Ia benar-benar Pribadi yang adil? Kita tergoda untuk berkata,

"Nah! Tak perlu kita baca Alkitab lagi. Dengan Allah semacam ini, kami

tidak mau lagi membaca Alkitab." Jadi, bagaimana kita akan

memahami perumpamaan ini? Saya tidak mau lari dari persoalan ini,

jadi mari kita pelajari perumpamaan ini secara sistematis untuk

mencari jawabannya.

Saya bersyukur kepada Allah dengan adanya perumpamaan semacam

ini. Perumpamaan ini lebih berbicara tentang diri kita ketimbang

tentang Allah. Ada unsur diagnosa di dalam setiap perumpamaan.

Artinya, perumpamaan ini berbicara tentang diri Anda atau berkata

kepada orang lain tentang siapa diri Anda. Ketika ada orang yang

bertanya kepada saya, kadang-kadang isi pertanyaan itu lebih bercerita

tentang dirinya sendiri ketimbang tentang persoalan yang diajukan.

Pertanyaan yang dikemukakan mengungkapkan apa isi hatinya;

malahan, segala pernyataan yang dibuatnya mengungkapkan sesuatu

tentang dirinya.

Seberapa jauh Anda mempercayai Allah?

Hal yang menarik dari perumpamaan ini adalah kita bisa melihat apa

reaksi kita.. Sebenarnya, reaksi kita mengungkapkan lebih banyak hal

ketimbang apa yang tertulis di dalam perumpamaan ini. Reaksi

pertama kita adalah bahwa Allah telah berlaku tidak adil, suatu

cerminan dari kepercayaan kita yang sangat kecil terhadap keadilan

Allah. Hal inilah yang disampaikan oleh perumpamaan itu kepada kita.

Perumpamaan ini menunjukkan bahwa kita sebenarnya tidak sungguh-

sungguh percaya - setidaknya di dalam hati kecil kita - bahwa Allah itu

adil dan benar. Bila kita benar-benar percaya bahwa Allah itu adil, kita

tidak akan pernah percaya bahwa Dia akan melakukan satu pun hal

yang tidak benar. Apakah kita percaya bahwa Allah mungkin akan

melakukan sesuatu hal yang tidak benar? Jawaban bagi mayoritas

orang Kristen tampaknya adalah 'ya'. Jika kita punya perasaan seperti

ini terhadap Allah, bagaimana mungkin kita bisa memiliki iman kepada-

Nya?

Jika kita tidak sungguh-sungguh percaya kepada keadilan Allah, dasar

iman kita akan dengan mudah digoyahkan. "Binasakan orang-orang

Kanaan," kata Allah. Ini adalah suatu ungkapan keadilan Allah. Ia

menimbulkan gempa bumi dan orang-orang yang tidak tahu apa-apa

menjadi korban binasa. Di mana keadilan Allah dalam hal ini? Seorang

Page 431: Bmf 24 cahaya injil

423 | C A H A Y A I N J I L

anak kecil yang tertabrak mobil - terlihat tidak adil, namun setidaknya

kita masih bisa menyalahkan si pengemudi mobil itu. Akan tetapi di

dalam kasus gempa bumi, kita tidak bisa menyalahkan si pengemudi

mobil, yang akan kita salahkan adalah Allah. Allah telah berlaku tidak

adil karena Ia membiarkan gempa bumi itu terjadi. Dan tak seorang

pun yang dapat berkata bahwa Allah tidak mengijinkan hal itu terjadi

karena Ia berkuasa penuh atas gempa bumi itu. Manusia tidak punya

kendali atas peristiwa gempa bumi. Inilah yang saya maksudkan

sebagai unsur diagnostik di dalam Firman Allah. Landasan iman kita

sangat rapuh. Kita tidak mempercayai keadilan-Nya, paling tidak di

dalam kasus-kasus seperti ini. Kita mungkin akan berkata, "Ya, Dia

98% adil, atau mungkin bisa 99%, akan tetapi dalam yang 1% sisanya

ternyata Ia tidak begitu adil." Bukankah kadang-kadang kita berpikir

seperti ini? Mari kita jujur terhadap diri kita sendiri.

Kita kembali pada isi perumpamaan ini dengan mengajukan pertanyaan

berikut: "Apa kesalahan pohon ara yang tidak berbuah karena memang

bukan musimnya? Bagaimana mungkin kita mengharapkan pohon ara

berbuah di luar musimnya? Mengapa Allah mengutuk pohon ara itu?"

Kita mungkin akan berkata, "Keterlaluan! Kalau demikian kejadiannya,

aku tidak mau mendengarkan lagi!" Dan saya juga tidak usah

memberitakan firman lagi. Ini salah satu bentuk reaksi yang mungkin

timbul.

Salah satu cara untuk menjatuhkan semangat orang Kristen yang over-

religius adalah dengan jalan menghadapkannya dengan ayat-ayat

seperti Markus 11:13. Anda berkata, "Mari, duduk sebentar dulu. Biar

kudinginkan kepalamu. Aku akan menenangkan semangatmu. Biar

kubacakan Markus 11:13 buatmu." Dan Anda akan melihat betapa ia

akan terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan, sama seperti

Profesor Edward Schweitzer. Profesor ini memutuskan untuk tidak

membahas bagian ini dalam buku tafsirannya. Mungkin ada orang-

orang tertentu, dengan niat yang jahat, yang memasukkan bagian ini

ke dalam Injil Markus untuk merusak reputasi Alkitab. Mungkin naskah

aslinya tidak memuat bagian yang ini, jadi kita bisa membuangnya

sekalian. Apakah bagian ini dimasukkan oleh pihak lawan yang

menaburkan lalang di antara gandum?

Mungkinkah kita beriman kepada Allah jika kita meragukan keadilan

Allah? Apakah mungkin Allah melakukan hal yang tidak adil atau pun

Page 432: Bmf 24 cahaya injil

424 | C A H A Y A I N J I L

tidak benar? Ataukah Anda berpikir bahwa karena Dia adalah Allah,

maka Dia berhak melakukan apapun yang dikehendaki-Nya? Jika Dia

bermaksud untuk melakukan hal yang tidak benar, maka Dia bebas

untuk menjalankannya. Jika Dia ingin berbuat jahat, maka itu terserah

pada-Nya karena Dia adalah sumber hukum. Pada jaman dahulu, jika

seorang rakyat melakukan tindak pembunuhan, maka dia akan

dihukum gantung. Akan tetapi jika yang membunuh itu adalah raja,

dengan mudah ia lolos dari hukuman gantung karena dia adalah raja.

Anda tidak bisa bertengkar dengan sang raja karena dia adalah sumber

hukum bagi negara itu. Lalu kita memandang Allah sama seperti sang

raja ini. Apa yang dinyatakan benar oleh Allah secara otomatis menjadi

kebenaran bagi kita. Jika Dia berkata bahwa membunuh itu benar,

maka itulah kebenaran. Jika Dia berkata bahwa membunuh itu salah,

maka salahlah itu. Terserah Dia mau mengatakan apa saja. Jika Dia

berkata bahwa membunuh itu salah, tetapi Dia berkata bahwa hal itu

bisa benar bagi diri-Nya, maka itupun harus diterima. Karena Dia-lah

Allah, siapa yang bisa mempersoalkan tindakan-Nya?

Jika konsep Anda tentang Allah adalah seperti itu, akuilah hal itu. Mari

kita jujur kepada diri masing-masing, karena kita ingin membangun

iman kita kepada Allah. Iman harus ditegakkan di atas landasan yang

teguh. Jika cara pandang Anda seperti itu, maka akui saja dengan jujur

karena Anda tidak akan bisa membangun apa-apa di sana. Anda tidak

akan bisa membangun di atas landasan keraguan terhadap keadilan

Allah.

Lalu Anda berkata, "Wah, aku tidak mengerti ayat-ayat ini. Menurutku

sebagian besar hal yang dikerjakan oleh Allah itu memang benar.

Kadang-kadang Ia mungkin mengerjakan sesuatu hal yang tidak dapat

kupahami, hal yang menurutku tidak adil, tetapi mungkin Dia punya

penjelasan tersendiri untuk itu." Hal ini menunjukkan bahwa Anda

masih tidak yakin dan tidak sepenuhnya percaya kepada Allah. Jika

Anda memiliki keyakinan penuh terhadap keadilan Allah, maka ayat-

ayat ini tidak akan menimbulkan kesangsian dalam diri Anda. Karena

Anda percaya penuh bahwa Allah tidak akan pernah mengerjakan hal

yang tidak adil atau pun salah. Sekalipun saat ini Anda mungkin tidak

mengerti apa penjelasan dari ayat-ayat ini, Anda akan tetap berkata,

"Saya percaya sepenuhnya bahwa Allah itu kudus, dan karena Dia

kudus maka Dia tak akan pernah mengerjakan hal yang jahat."

Page 433: Bmf 24 cahaya injil

425 | C A H A Y A I N J I L

Sungguh aneh jika dilihat betapa mudahnya keyakinan kita goyah,

begitu cepatnya kita menjadi sangsi pada keyakinan sendiri. Yang lebih

buruk lagi, kita mudah meragukan Allah. Bagaimana mungkin kita bisa

memiliki iman kepada Allah jika kita bahkan tak bisa menuntaskan

pertanyaan dasar ini di dalam hati kita? Hal ini harus dibereskan

setuntasnya karena pada saat kita terus terganggu dengan perkara ini,

tidak ada iman yang bisa kita bangun. Kita tidak akan memiliki dasar

bagi iman jika pertanyaan, "Apakah Allah itu adil?" belum dituntaskan.

Selama Anda masih terombang-ambing di antara kedua jawaban, maka

Anda akan terus dibelenggu oleh keraguan. Selagi Anda masih ragu,

maka doa Anda tidak akan efektif, Anda tidak akan bisa memohon apa

pun dari Allah dan dengan demikian Anda tidak akan memperoleh apa-

apa secara rohaniah. Di dalam ayat 23, Yesus berkata, "Sesungguhnya

barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah

ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa

yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya."

Adakah orang yang tidak diliputi oleh keraguan? Jauh di lubuk hati

Anda, jika ditelusuri dengan teliti di bagian dasarnya, jika dicermati

akar dari apa yang Anda sebut sebagai iman, seberapa besar keraguan

yang sebenarnya tersembunyi di sana? Keraguan yang tersembunyi

adalah hal yang menakutkan. Itulah sebabnya Anda harus

menghadapinya saat ini juga.

Anda harus membuat keputusan. Jika Allah sesungguhnya Allah, maka

layanilah Dia. Jika Dia bukan Allah, tinggalkan saja. Jika Allah itu tidak

nyata, lupakan saja. Sekalipun Dia itu nyata, tetapi jika tidak adil,

lupakan saja. Lagi pula, siapa yang mau melayani Allah yang tidak

benar dan tidak adil, yang mengerjakan segala sesuatu menurut

pengertian-Nya sendiri tentang keadilan? Kekudusan macam apa ini?

Jika saya berhak melebarkan atau menyempitkan definisi tentang

keadilan sesuai dengan selera saya sendiri, maka itu bukanlah

kekudusan. Apakah Anda memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan

tentang kebenaran Allah? Apakah Anda memiliki keraguan? Jujur

sajalah. Anda harus menuntaskan pertanyaan ini, jika tidak, segala

pembahasan tentang iman akan menjadi sia-sia.

Iman tidak boleh dibangun di atas kekuatan penalaran karena ada

begitu banyak persoalan di dunia ini yang tidak bisa dipahami dengan

daya nalar saja. Sangatlah menyedihkan jika Anda membangun iman

berdasarkan daya nalar. Segala persoalan memiliki jawabannya.

Page 434: Bmf 24 cahaya injil

426 | C A H A Y A I N J I L

Semuanya bisa dipecahkan, tetapi Anda mungkin akan bisa

melakukannya karena tidak mempunyai pengetahuan, keterampilan

dan bahkan kapasitas logika yang memadai untuk bergumul dengan

hal-hal tersebut. Jika iman Anda dibangunkan di atas dasar daya nalar,

atau berdasarkan besarnya pengetahuan yang Anda miliki, maka Anda

akan selalu diliputi keraguan. Hal ini terjadi karena Anda masih belum

menuntaskan masalah pokok tentang kepribadian Allah: Apakah Dia

adil atau tidak?

Selama bertahun-tahun mengenal Allah, saya sampai pada kesimpulan

yang pasti bahwa Allah sungguh-sungguh benar. Saya bisa saja tidak

memahami semua tindakan-Nya akan tetapi saya sanggup berkata

seperti Abraham, "Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum

dengan adil?" (Kej. 18:25). Apapun yang Ia lakukan pasti benar,

sekalipun sekarang ini mungkin kita belum mengerti. Kita harus

memiliki keyakinan bahwa Allah selalu mengerjakan hal yang benar. Ia

tidak akan pernah melakukan hal yang jahat atau tidak benar. Kita

mungkin saja tidak mengerti atau tidak memiliki pengetahuan yang

memadai tentang apa yang ada. Kita tidak tahu apa yang sedang

berlangsung di dalam kekekalan. Kita tidak memiliki informasi yang

cukup untuk bisa memahami segala situasi yang berlangsung. Sebagai

contoh, saya tidak tahu mengapa terjadi gempa bumi yang

menewaskan anak-anak yang tidak bersalah apa-apa. Yang saya

ketahui adalah bahwa anak-anak itu pasti akan memperoleh perlakuan

yang adil di dalam kekekalan. Allahku tidak akan pernah mengerjakan

hal yang salah, Ia tak akan pernah berbuat salah. Ia akan memastikan

bahwa keadilan benar-benar ditegakkan. Saya tidak tahu mengapa

seorang penjahat di New York bisa menikmati hidup yang mewah,

dengan lima limusin dan harta milik yang tak terkira banyaknya,

sementara orang-orang benar harus mengalami kelaparan setengah

mati, berjuang keras untuk menghidupi keluarga besarnya. Ini tidak

adil. Saya mungkin tidak sanggup untuk memahami keadaan ini akan

tetapi tidak menjadi soal buat saya. Itu bukan permasalahan yang

penting. Poin yang utama adalah apakah saya memiliki keyakinan

mutlak pada karakter Allah.

Saya bisa saja menganalisa keadaan masyarakat; saya dapat

mengungkapkan fakta bahwa dosa telah menggerogoti seluruh

kehidupan umat manusia. Karena itu terjadilah segala macam

ketidakseimbangan dan ketidakadilan seperti itu. Saya bisa

Page 435: Bmf 24 cahaya injil

427 | C A H A Y A I N J I L

menjelaskan semua itu; malahan sampai ke tahap yang lebih dalam.

Saya bisa menjelaskan bahwa berdasarkan Roma pasal 8, segala

sesuatu sampai peristiwa gempa bumi itu terjadi karena dosa umat

manusia. Dosa manusia telah mempengaruhi bukan saja cara kerja

dunia ini, melainkan juga seluruh alam semesta. Itulah yang

disampaikan oleh Alkitab. Dosa bukanlah suatu peristiwa yang

berdampak lokal, dan tidak sekadar mempengaruhi manusia saja. Dosa

memiliki dampak terhadap hewan dan juga tumbuhan, dengan melihat

polusi sebagai contohnya. Secara tidak langsung, dosa juga berdampak

pada cara alam semesta berfungsi. Anda mungkin sudah atau belum

mengetahui hal ini, dan Anda mungkin tidak tahu bahwa Alkitab

mengajarkan seperti ini. Akan tetapi jika iman Anda didasari oleh

pengetahuan yang Anda miliki sekarang ini, maka sudah pasti setiap

kali Anda menghadapi hal-hal yang tidak bisa Anda pahami, Anda akan

segera meragukan Allah. Hal ini merbahaya karena dasar iman Anda

sangat goyah. Seperti agar-agar, akan selalu berguncang setiap kali

disendok. Jika seperti ini halnya, apakah mungkin Anda bisa memiliki

iman yang sejati kepada Allah?

Kita harus memastikan sendiri apakah Allah itu adil atau tidak. Jika Dia

tidak adil - sekalipun Dia itu nyata, dan sekalipun Dia itu Allah yang

hidup - kita tidak ingin melayani-Nya. Artinya kita tidak ingin menjadi

orang Kristen. Siapa yang mau melayani Allah yang tidak adil? Apakah

alasan kita melayani-Nya adalah karena Dia itu maha kuasa? Biarlah

Dia membinasakan kita. Lebih baik dilenyapkan saja sekalian. Yang

jelas, saya tidak akan mau melayani Allah yang tidak adil, tidak kudus

dan tidak benar. Satu-satunya alasan saya mau melayani-Nya adalah

karena saya memiliki, dengan kasih karunia-Nya, keyakinan yang tak

tergoyahkan pada kekudusan dan keadilan-Nya.

Setelah menguraikan pokok di atas, kita kembali pada analisa tentang

ayat-ayat yang sedang kita bicarakan ini. Anda mungkin saja memiliki

atau tidak memiliki informasi yang memadai untuk memahami ayat-

ayat ini. Lalu apa yang akan Anda lakukan? Yesus mengutuk pohon ara

itu karena tidak berbuah, padahal memang itu bukan musim buah ara.

Apakah itu adil? Iman Anda pada keadilan Allah sangat diuji sekarang.

Dapatkah Anda tetap mengatakan, "Saya memiliki iman yang tak

tergoyahkan pada keadilan Yesus"? Dapatkah Anda berkata, "Saya

tetap percaya sekalipun saya mungkin tidak mengerti, saya tahu bahwa

Allah punya penjelasan akan hal itu, bahwa Yesus punya alasan

Page 436: Bmf 24 cahaya injil

428 | C A H A Y A I N J I L

mengapa Ia melakukan hal itu"? Kita semua adalah orang-orang

terpelajar dan orang-orang yang terpelajar tidak akan mau menerima

penjelasan yang kabur seperti itu. "Segenap bekal pendidikan saya

menolak tindakan itu. Jelaskan secara pasti atau saya tidak mau

mempercayainya karena penalaran adalah ukuran atas semua

tindakan," demikian kata-kata yang mungkin akan kita ucapkan.

Begitulah, kita kembali lagi pada mendasarkan bangunan iman kita

pada daya nalar dan seluruh keyakinan kita didasarkan pada

pengetahuan yang terbatas.

Sebelum saya melanjutkan pembahasan, perlu saya tekankan bahwa

kita seharusnya tidak membangun iman berdasarkan penalaran atau

analisa. Iman harus dibangunkan dengan Allah sebagai dasarnya. Ini

poin saya yang pertama. Keberadaan suatu penjelasan tidak menjadi

penentu dalam penilaian kita terhadap kepribadian Allah. Tentu saja

segala sesuatu pasti mempunyai penjelasan, hanya mungkin kita tidak

mengetahuinya.

Poin yang kedua, saya akan menunjukkan bahwa tidak ada hal yang

terlalu sulit untuk dijelaskan, bahkan tak ada hal yang tidak masuk

akal. Mari kita ajukan pertanyaan ini dengan cara yang lain. Mengapa

Yesus mengutuk pohon ara yang satu ini, dan bukan pohon ara yang

lain di bukit Zaitun itu? Saat itu memang bukan musim buah ara, tentu

semua pohon ara di sana tidak sedang berbuah. Lalu mengapa Ia tidak

mengutuk semuanya? Mengapa Ia memilih satu pohon saja? Jika Anda

tahu jawaban atas pertanyaan tersebut, maka Anda akan punya

jawaban atas persoalan di dalam perumpamaan ini.

Saya menelusuri bahan-bahan bacaan tentang pohon ara. Pertama-

tama, ada banyak macam pohon ara dan tidak satu pun yang

menghasilkan bunga. Di dalam bahasa Mandarin, kita menyebutnya wu

hua guo shu. Wu hua guo shu artinya berbuah tanpa bunga. Segera

setelah daun-daunnya mulai tumbuh, ia mulai menghasilkan buah.

Beberapa jenis pohon ara bahkan berbuah sepanjang 10 bulan dalam

setahun.

Dengan sedikit pengetahuan tentang seluk beluk pohon ara, kita akan

dibawa untuk masuk kepada pertanyaan yang lain, "Ketika rasul

Markus berkata bahwa pohon ara itu tidak berbuah karena saat itu

bukan musim buah ara, tidakkah pernyataan ini sangat

Page 437: Bmf 24 cahaya injil

429 | C A H A Y A I N J I L

membingungkan?" Akan tetapi Markus tidak menganggapnya demikian.

Sebenarnya memang tidak ada persoalan di sana. Tidakkah Anda

berpikir bahwa Markus akan segera menyadari adanya kesulitan jika ia

berkata bahwa pohon itu tidak berbuah karena bukan dalam

musimnya? Apa yang mau ia sampaikan lewat kalimat seperti yang ada

di dalam ayat tersebut? Kalimat di dalam ayat itu sebenarnya

menjelaskan mengapa Yesus turun tangan terhadap pohon yang satu

ini dan bukannya terhadap pohon yang lain. Itulah pemecahan yang

sederhana atas persoalan tersebut. Jika Anda tahu satu ciri dari pohon

ara - bahwa ia berbuah setelah kemunculan daun-daunnya - maka

Anda segera memahami mengapa Yesus berjalan ke arah pohon yang

satu ini. Di dalam perumpamaan ini, pohon tersebut merupakan satu-

satunya yang sudah berdaun. Jadi memang wajar jika Yesus

mengharapkan untuk bisa mendapatkan buah ara di sana karena pohon

ara yang lain tidak berdaun. Jadi Ia tidak mengutuk pohon ara yang

lain karena mereka memang tidak menjanjikan akan ada buah di sana.

Saat itu memang bukan musim buah ara, akan tetapi pohon ini sudah

berdaun lebat dan dengan demikian Yesus mengharapkan untuk bisa

mendapatkan buah ara di sana.

Di dalam penelitian saya tentang pohon ara, saya mendapati adanya

pohon ara yang berbuah lebih awal ketimbang yang lainnya,

tergantung pada tempat dan jenis pupuk yang diberikan. Tentu saja ini

bukan hal yang aneh bagi orang yang biasa berurusan dengan pohon

buah-buahan. Istri saya menanam beberapa pohon plum dan sebatang

pohon apel di halaman rumah kami. Dan saya melihat bahwa pohon-

pohon plum tersebut berbuah tidak secara bersamaan. Malahan, tahun

lalu, ada satu pohon plum yang sudah berbuah beberapa bulan

sebelum yang lainnya. Jadi, saat berbuah bisa berbeda dari satu pohon

ke pohon yang lainnya. Pupuk yang kita berikan ikut menentukan gizi

yang ia dapatkan. Letak penanamannya - masalah penerimaan sinar

matahari, keadaan cuaca dan lain-lainnya - juga ikut berpengaruh pada

pertumbuhannya.

Ada satu kejadian yang pernah berlangsung saat musim dingin di

Calgary, Kanada, beberapa tahun yang lalu. Terjadi kenaikan suhu

yang mendadak dan cukup tinggi sehingga terasa seperti musim semi

di tengah musim dingin di kota itu. Dan seluruh tumbuhan segera

mengeluarkan daunnya. Koran-koran mengatakan bahwa semua itu

terjadi karena kenaikan suhu yang mendadak yang membuat

Page 438: Bmf 24 cahaya injil

430 | C A H A Y A I N J I L

terciptanya suasana seperti di musim semi. Di tengah-tengah musim

dingin, pepohonan mulai menumbuhkan daun karena kenaikan suhu

tersebut. Ini memberi petunjuk kepada kita bahwa lokasi pohon ara itu

juga punya pengaruh yang cukup berarti. Ia tumbuh di sebelah selatan

bukit Zaitun, dan dengan demikian ia terlindung dari dinginnya angin

utara. Ia mendapatkan segala kehangatan sinar matahari dari sebelah

selatan. Jadi tidak terlalu mengherankan jika, berdasarkan

pengetahuan kita tentang keadaan geografis di sana, pohon ini akan

berbuah lebih awal ketimbang pohon ara yang lainnya.

Sekarang kita bisa melihat bahwa Markus menyatakan saat itu bukan

musim buah ara untuk menjelaskan mengapa Yesus memusatkan

perhatian-Nya kepada pohon ara yang satu ini. Demikianlah,

perumpamaan ini tidak terlalu sulit untuk dipahami, dan memang ada

penjelasannya jika kita meluangkan sedikit waktu untuk mempelajari

seluk beluk pohon ara. Seorang ahli pertanian tidak akan kesulitan

dalam memahami perumpamaan ini. Akan tetapi seorang teolog tanpa

pengetahuan yang memadai tentang pohon ara akan menemui banyak

kesulitan. Ini menunjukkan jika kita mengandalkan daya nalar kita

yang terbatas ini dalam membangun iman - seperti dalam kasus ahli

teologi yang tidak punya pengetahuan tentang pohon ara atau pun

tentang pertanian - maka kita tidak akan dapat memahami Yesus. Jika

kita meminta penjelasan kepada seorang ahli pertanian, ia tidak akan

melihat adanya masalah karena ia tahu perkara pertanian semacam

itu. Sementara kita yang tidak tahu apa-apa tentang pohon ara,

menjadi kebingungan setengah mati. Jika kita membangun iman

berdasarkan pengetahuan, kita akan menjadi sangat mudah goyah

karena begitu banyaknya hal yang tidak kita ketahui. Namun saat kita

mendapatkan fakta yang kita butuhkan, maka makna dari hal-hal

tersebut menjadi jelas.

Makna parabolik dari tindakan mengutuk pohon ara ini

Kita umumnya merasa berhak untuk menebang setiap pohon yang

menjadi milik kita sendiri. Akan tetapi ketika Yesus memotong

sebatang saja, kita merasa sulit untuk menerimanya. Tampaknya Yesus

tidak memiliki hak seperti yang kita punyai. Jika Ia memakai sebatang

pohon sebagai sarana dalam mengajarkan sesuatu hal yang penting -

dengan cara membinasakannya, kita merasa sulit untuk menerimanya.

Apa sebenarnya hal yang sedang diajarkan oleh Yesus di sini?

Page 439: Bmf 24 cahaya injil

431 | C A H A Y A I N J I L

Pertama-tama, setiap orang - bahkan yang pengetahuannya tentang

Alkitab sangat dangkal - tahu bahwa pohon ara melambangkan Israel.

Pohon ara adalah perlambangan dari Israel. Yesus memakai

perumpamaan tentang pohon ara yang mandul di dalam Lukas 13:6-9

untuk menekankan poin ini. Bayangkanlah jika segala sesuatu sudah

dilakukan untuk sebatang pohon ara tetapi pohon itu tidak

menghasilkan apa-apa. Si pemilik sudah memberi pupuk selama tiga

tahun, menggembur dan menambah kesuburan tanah, dan pohon ara

itu tidak memberi hasil apa-apa - sama seperti yang terjadi dengan

beberapa orang Kristen, Anda sudah mengerjakan segala yang bisa

Anda lakukan, tetapi orang itu tidak menghasilkan buah rohani yang

Anda harapkan. Hal ini sangat mencirikan Israel pada waktu itu.

Mereka mandul secara rohani namun mereka telah menerima setiap

berkat yang dicurahkan Allah ke atas mereka. Hal yang sama terjadi

dengan begitu banyak orang Kristen yang berkata, "Tuhan berikan aku

ini, dan berikan aku itu." Mereka mau mengambil segala yang Tuhan

dapat berikan tetapi tidak mengembalikan apa-apa kepada-Nya. Tidak

ada buah, tidak ada bukti rohani bahwa mereka hidup. Dan pohon ara

merupakan perlambangan dari hal ini yang mencirikan bangsa Israel.

Perhatikan penempatan yang sangat luar biasa dari peristiwa

dikutuknya pohon ara ini, terutama pengaturan waktunya.

Perumpamaan yang ditampilkan dalam bentuk peragaan ini dibagi

menjadi dua bagian di dalam Markus 11, dan di antara kedua bagian

itu terselip peristiwa pembersihan Bait Allah (Mar. 11:15-19).

Perhatikanlah ketepatan pengaturan waktunya. Yesus mengutuk pohon

ara itu di dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Keesokan harinya

ketika Ia kembali ke Yerusalem, karena ia berangkat di sore hari, para

murid melihat pohon ara itu. Di sela-sela perumpamaan ini, terjadi

peristiwa pembersihan Bait Allah. Semua peristiwa itu tidak terjadi

secara kebetulan. Semuanya adalah bagian dari pengaturan waktu

yang indah saat Allah mengerjakan sesuatu. Melalui kejadian ini, Ia

ingin menanamkan kesan yang mendalam di dalam benak para murid-

Nya.

Saat itu adalah masa perayaan Paskah, yang merupakan hari raya

khusus di kalangan umat Yahudi. Pada saat-saat itu, para peziarah

berdatangan menuju Yerusalem dari segenap penjuru negeri untuk

beribadah di Bait Allah. Suasana di Bait Allah dipenuhi oleh berbagai

macam kesibukan. Bait Allah penuh sesak dengan pengunjung dan

Page 440: Bmf 24 cahaya injil

432 | C A H A Y A I N J I L

para pedagang bisa meraih untung besar saat itu. Para penukar uang

melayani penukaran uang para peziarah yang datang dari pelbagai

tempat. Di jaman itu, persembahan uang di Bait Allah, menggunakan

uang koin Tiria dan bukannya uang koin Roma karena mata uang Roma

tercetak gambar manusia (yaitu kaisar) yang menurut pandangan umat

Yahudi merupakan pemberhalaan terhadap manusia. Uang koin Roma

tidak diterima untuk keperluan ibadah. Jika mereka bermaksud untuk

memberikan persembahan dalam bentuk uang ke Bait Allah, uang koin

Roma yang mereka miliki akan ditukar dengan koin Tiria. Ada juga para

peziarah yang datang dari negeri-negeri lainnya, dan mereka juga

perlu menukarkan uang yang mereka bawa. Jadi para penukar uang

bisa meraih untung yang besar dari pelayanan ini.

Dari antara umat yang bersembahyang, tentu saja, ada yang akan

memberikan persembahan kurban sembelihan. Tidak mungkin kambing

domba dibawa dari negeri yang jauh, seperti Mesir, Itali, Siria, atau

negeri lainnya. Jadi hewan kurban akan dibeli di tempat tujuan, yaitu di

Bait Allah. Suara kambing mungkin bisa di salah satu sudut halaman,

dan burung-burung dara di sudut yang lain halaman Bait Allah. Hewan-

hewan lain juga ada tersedia, jadi suasana halaman Bait Allah menjadi

sama dengan pasar. Kegiatan keagamaan juga sangat padat di saat itu

karena banyaknya peziarah yang berdatangan. Kembali kepada

gambaran dari pohon ara yang dikutuk itu, Anda bisa membayangkan

bahwa pohon ara itu penuh dengan daun. Ke arah manapun Anda

memandang, yang terlihat adalah kegiatan keagamaan, akan tetapi

mana buah rohaninya? Yesus menjadi sangat kecewa sehingga Ia

mengusir semua pedagang keluar dari Bait Allah. "RumahKu akan

disebut sebagai rumah doa, tetapi apa yang kalian lakukan? Kalian

telah mengubah rumah doa menjadi sarang penyamun!" Sekalipun Bait

Allah saat itu dipenuhi oleh suasana keagamaan dan juga kegiatan

keagamaan, tetapi tidak lagi menjadi tempat di mana orang bisa

berdoa dan menyembah Allah. Perdagangan dan materialisme telah

mengambil alih rumah doa Allah.

Demikianlah, ada orang yang bahkan mengira bahwa ibadah adalah

sarana untuk mendapatkan keuntungan bisnis. "Engkau ingin

menyembah Allah? Jika benar, engkau harus berbisnis denganku."

Segala kedangkalan religius, pengutamaan tata cara, adalah hal yang

sudah lama dikecam oleh Tuhan di dalam Yesaya 1. Allah berkata,

"Siapa yang menghendaki kurban sembelihanmu? Siapa yang mau

Page 441: Bmf 24 cahaya injil

433 | C A H A Y A I N J I L

dengan segala persembahanmu? Aku menghendaki kebenaran,

kekudusan dan kerohanian yang nyata!" Akan tetapi bangsa Israel

ternyata malah kembali kepada keadaan mereka seperti di jaman

Yesaya - kembali kepada masa sebelum Bait Allah pertama kali

dihancurkan, ke masa di mana mereka dulu harus mengalami

pembuangan. Seperti yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis, "Kapak

sudah tersedia di akar pohon." Allah sudah membuat garis potongan di

pohon, dan dalam ayunan yang berikutnya maka pohon itu akan

tertebang. Yesus berkata di dalam satu perumpamaan di dalam Lukas

13: "Tebang saja pohon ini! Robohkan saja." Pengurus kebun di dalam

perumpamaan itu meminta tambahan satu tahun lagi dan permintaan

itu dipenuhi. Masa tiga tahun yang diberikan kepada pohon itu sudah

berakhir dan sebenarnya pohon itu sudah harus ditebang. Akan tetapi

Allah masih memberi tambahan waktu satu tahun lagi. Begitu cocoknya

perumpamaan ini dalam menggambarkan keadaan orang Israel saat

itu. Mereka tidak mau bertobat, dan dengan demikian harus

menghadapi murka Allah.

Allah mencari orang yang memiliki iman yang hidup

Allah mencari orang yang memiliki iman. Ia tidak berminat dengan

kegiatan keagamaan kita. Ia melihat ke dalam hati dan mencari apakah

ada iman yang hidup di sana. Jika Ia tidak melihat adanya iman yang

hidup di sana, Ia tidak peduli seberapa religius kehidupan kita. Ia juga

tidak peduli seberapa sering kita pergi ke gereja atau seberapa fasih

kita berbicara tentang masalah keagamaan. Ia meneliti umat Israel dan

tidak mendapatkan iman di sana. Ada banyak daun di sana tetapi tidak

ada satupun buah kerohanian. Dan buah ini adalah iman. Inilah hal

yang Tuhan cari dari umat-Nya. Lukas 18:8 memberi kita

perumpamaan tentang doa, ungkapan dari iman yang sejati. Dan

perkara tentang keadilan dan kebenaran yang sudah kita bicarakan

tadi, juga disebutkan dalam perumpamaan tersebut. Yesus menutup

perumpamaan tersebut dengan berkata, "Sesungguhnya Kukatakan

kepadamu, Ia (Allah) akan segera membenarkan mereka" (lihat Lukas

18:8). Allah adalah Allah atas kebenaran. Tetapi ketika Anak Manusia

datang kembali, akankah Ia mendapati iman?

Kata kuncinya adalah 'mendapati' (find). Kata Yunani bagi 'mendapati'

(find) di dalam Lukas 18:8 sama persis dengan kata 'mendapati' dan

'melihat/mencari' yang tertulis di dalam perumpamaan dalam Markus

11:12-13 ini. Keduanya memakai kata yang sama dalam bahasa Yunani

Page 442: Bmf 24 cahaya injil

434 | C A H A Y A I N J I L

- akankah ia mendapati atau menemukan. Kata yang sama juga

dipakai di dalam Lukas 13:6-9. Di sana kita melihat tentang orang yang

mencari buah di pohon ara dan tidak mendapati satupun. Di dalam

semua ayat itu kita melihat pemakaian kata Yunani yang sama.

Tanpa iman, mustahil bagi kita untuk menyenangkan hati Allah. Jika

kita sekadar menjalankan kegiatan agama tanpa memiliki iman, kita

akan 'ditebang' oleh Allah. Kita tidak boleh merasa diri ini sudah benar

hanya karena kita sudah menjalankan segudang kegiatan keagamaan.

Allah tidak suka dengan polesan tampilan luar. Ia tidak berminat

dengan kegiatan keagamaan. Yang Ia cari adalah iman yang sejati di

dalam hati. Kita perlu memahami bahwa perumpamaan ini tidak

sekadar berlaku terhadap orang-orang Israel, melainkan juga terhadap

orang Kristen karena kitalah Israel yang baru, yaitu Gereja. Saat Yesus

datang kembali, Ia akan mencari iman. Dan jika Ia tidak mendapati

iman, apa yang akan terjadi? Paulus berkata, "Jika Ia tidak

menyayangkan cabang yang asli tetapi memotongnya, Ia juga tidak

akan menyayangkan kamu" (Lihat Rom. 11:21). Jika Ia tidak

menyayangkan pohon ara Israel, jangan mengira bahwa Ia akan

mengistimewakan pohon ara gereja. Allah adalah Allah atas keadilan

dan kebenaran yang mutlak. Ia tidak akan memperlakukan orang

secara berbeda-beda dalam keadilan-Nya. Jika Israel ditebang, bodoh

sekali seandainya ada orang Kristen yang mengira bahwa mereka tidak

akan ditebang kalau mereka tidak menghasilkan buah.

Jangan tertipu oleh tampilan luar dari kehidupan keagamaan

seseorang, termasuk diri kita sendiri. Jangan mengira bahwa kita

adalah orang Kristen yang baik karena kita selalu membaca Alkitab.

Jangan mengira bahwa kita adalah orang Kristen yang baik karena kita

bersaat teduh setiap pagi. Kita tidak boleh menipu diri sendiri dengan

segala kegiatan keagamaan seperti itu. Kita harus tanyakan pada diri

sendiri, "Apakah saya memiliki iman yang sejati di dalam hati ini?"

Keselamatan kita bergantung pada hal yang satu itu. Kita diselamatkan

oleh iman, bukan oleh kegiatan keagamaan. Iman adalah sesuatu yang

terletak di dasar hati kita yang mengungkapkan dirinya dalam

keyakinan dan komitmen yang teguh kepada Allah.

Selalu mengambil tanpa pernah memberi

Ada orang-orang Kristen yang penampilannya seperti pohon ara ini.

Mereka memiliki daun yang sangat lebat dalam pandangan kita, dan

Page 443: Bmf 24 cahaya injil

435 | C A H A Y A I N J I L

kita akan berpikir, "Oh, mereka pasti orang Kristen yang luar biasa.

Lihat saja begitu banyaknya kegiatan mereka di gereja. Mereka

mengerjakan ini dan itu. Mereka berkhotbah dengan sangat bagus."

Kita mungkin memandang mereka sebagai orang-orang Kristen yang

hebat karena mereka berkhotbah dengan sangat bagus dan fasih.

Tetapi janganlah Anda berpikir dengan cara seperti itu. Banyak orang

Kristen yang hidupnya seperti kura-kura yang kami pelihara di rumah.

Seorang saudara memberi putri saya seekor kura-kura saat ia masih

kecil. Jadi saya punya kesempatan untuk mengamati kehidupan kura-

kura. Saya berpikir, "Kita orang-orang Kristen hidupnya seperti kura-

kura ini." Sepanjang hari, kura-kura itu sama sekali tidak peduli

dengan saya. Ia sama sekali tidak peduli dengan keberadaan saya.

Namun di malam hari, ketika ia mulai lapar, mulailah ia menunjukkan

perhatiannya kepada saya. Sebelum ia merasa lapar, ia tidak tertarik

pada saya sama sekali. Saya berjalan lalu-lalang di dekatnya, dan ia

bahkan tidak melirik sekejap pun. Namun pada saat ia lapar, ia tahu

bahwa saya adalah sumber makanannya. Dengan kata lain, ia hanya

tertarik pada saya jika ia punya kepentingan tertentu dengan saya,

saat ia membutuhkan saya. Saat ia tidak membutuhkan saya, ia tidak

tertarik pada saya.

Bagi saya, kura-kura itu merupakan gambaran yang sempurna tentang

orang Kristen macam apakah kita ini. Kita tertarik kepada Allah atau

kepada gereja hanya jika kita bisa memperoleh sesuatu dari sana. Lalu

kita berkata, "Ya, mereka telah memenuhi kebutuhan saya saat ini."

Kita tidak pernah berpikir dalam kerangka memberi sesuatu bagi orang

lain. Kita selalu berpikir dalam kerangka mencari sesuatu untuk

diperoleh. Saat khotbah disampaikan, kita berkata pada diri sendiri,

"Khotbahnya itu omong kosong belaka; aku tidak mau membuang-

buang waktu mendengarkan khotbahnya." Kita jarang berpikir untuk

datang ke gereja demi membantu orang lain. ""Mungkin saya bisa

menghibur hati orang lain di gereja. Mungkin saya bisa meneguhkan

hati atau juga memberi sukacita bagi orang lain di sana. Mungkin ada

orang yang butuh penghiburan. Aku akan pergi ke gereja." Apakah niat

kita seperti itu ketika datang ke gereja minggu yang lalu? Mari kita

jujur karena kejujuran adalah hal yang sangat mendasar dalam iman.

Atau, apakah kita pergi ke gereja karena kita merasa, "Aku lapar dan

haus akan hal kerohanian. Sanatapan rohaniku yang terakhir adalah

Page 444: Bmf 24 cahaya injil

436 | C A H A Y A I N J I L

pada minggu yang lalu. Sekarang saatnya untuk mengisi ulang dan aku

akan segera pergi ke gereja."

Dengan mengacu pada perumpamaan kali ini, terlihat bahwa kita lebih

menyerupai daun, tetapi di mana buahnya? Perhatikanlah sebatang

pohon yang berbuah. Apakah pohon itu memakan buahnya sendiri?

Buah itu tersedia bagi orang lain, bukan buat pohon itu sendiri. Akan

tetapi daun menjadi milik dari pohon itu. Jika mengikuti kehendak

pohon itu, lebih baik memiliki banyak daun ketimbang banyak buah,

karena dengan semakin banyaknya daun yang dimiliki berarti semakin

besar pula kemampuan untuk berfotosintesis, untuk mengolah sari

makanannya. Pohon tidak bisa memakan buahnya sendiri. Buah itu

tersedia bagi orang lain. Orang akan datang dan mengambil buah

tersebut. Itulah hakekat buah, tersedia bagi orang lain. Lalu jika kita

menjadi orang Kristen yang hanya mau menerima tanpa pernah mau

memberi, kita menjadi sama seperti pohon buah-buahan tanpa buah.

Kita harus waspada karena begitu banyak dari kegiatan keagamaan -

seperti kegiatan keagamaan orang-orang Israel - semuanya hanyalah

bagi diri kita. Segala hiruk-pikuk kesibukan di dalam Bait Allah, apakah

itu semua demi kemuliaan Allah? Apakah menjadi berkat bagi orang

lain? Semua itu demi keuntungan mereka sendiri. "Segalanya untukku.

Itu sebabnya aku datang ke gereja; itu sebabnya aku beribadah ke Bait

Allah, supaya Allah memberkatiku lebih banyak lagi." Kapan kita

berpikir tentang kebutuhan orang lain? Hidup kita bisa menjadi sangat

mementingkan diri sendiri, dan sangatlah penting bagi kita untuk

mengalami perubahan!

Tiga langkah menuju iman

Sekarang kita dapat melihat bahwa untuk bisa menjalankan iman,

seluruh tujuan hidup kita harus berubah dari jenis kekristenan yang

berorientasi pada penampilan luar, kepada komitmen hati yang

mendalam untuk Allah. Jika belum mencapai itu, kita tidak akan bisa

menjalankan iman. Jadi langkah yang pertama adalah memutuskan

seperti apa Allah itu. Tanpa ini, kita tidak akan bisa membuat

komitmen kepada-Nya. Kita tidak akan bisa memberikan komitmen

kepada Allah yang tidak kita yakini kebenaran dan keadilan absolut-

Nya. Jika kita sudah menuntaskan persoalan ini, berarti kita sudah

mengambil satu langkah menuju iman. Dengan menuntaskan masalah

yang satu ini - bahwa Allah itu adil - maka kita tidak lagi membangun

iman di atas landasan pengetahuan dan pemahaman yang kita miliki.

Page 445: Bmf 24 cahaya injil

437 | C A H A Y A I N J I L

Sebaliknya, kita akan membangun iman di atas landasan kepribadian

Allah yang tak tergoyahkan dan tak akan berubah, yaitu bahwa Dia

adalah kudus dan Dia adalah kasih.

Namun hal itu masih belum cukup. Kita masih harus mengambil

langkah kelanjutannya dan membiarkan Allah mengubah seluruh

tujuan hidup kita dari yang eksternal, yang mementingkan tampilan

luar, yang gemar pamer - yang melakukan segala sesuatu demi

tampilan religius dan hanya memuaskan hasrat pribadi saja. Kita harus

bertekad untuk mengambil langkah berikutnya di dalam iman dengan

menjalani hidup yang menjadi berkat bagi orang lain. Tujuan kita tidak

lagi memperbanyak daun melainkan memperbanyak buah sehingga

kita bisa hidup untuk membagikan berkat, dan membagikan hidup

Allah, kepada orang lain. Seluruh tujuan hidup kita harus berubah dari

yang mementingkan sisi luar menjadi yang mementingkan sisi dalam,

dari yang eksternal kepada yang internal, dari yang dikuasai oleh

kedagingan menjadi yang rohani. Itulah perubahan yang penuh kuasa

yang disebut sebagai kelahiran kembali di dalam Alkitab. Itulah yang

disebut oleh Alkitab sebagai lahir baru. Seluruh arah tujuan hidup kita

berubah. Hal ini tak akan terjadi tanpa iman dan hanya bisa dijalankan

dengan iman. Inilah langkah iman di mana kita berkata, "Aku tak dapat

melakukannya, tetapi Tuhan, Engkau dapat. Ubahlah seluruh tujuan

hidupku supaya menjadi sepertiMu." Inilah langkah iman yang kedua.

Jika kita sudah menjalankan kedua langkah itu, maka kita siap untuk

masuk ke langkah yang ketiga, yaitu menjawab tantangan yang

diajukan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya, "Percayalah kepada

Allah. Pohon ara ini adalah lambang dari Israel yang tidak memiliki

iman. Akan tetapi kamu, percayalah kepada Allah. Biarlah hidupmu,

kekristenanmu, menjadi hal yang rohani" (lihat Markus 11:22 dst.).

Di ayat-ayat ini, dilanjutkan dengan, "Dan jika kamu berkata kepada

gunung ini, 'Terangkatlah dan tercampaklah ke dalam laut,' dan kamu

tidak ragu di dalam hatimu tetapi percaya bahwa hal itu pasti terjadi,

maka hal itu akan terjadi"(lihat Markus 11:23). Di sini kita sampai pada

unsur iman - disebabkan landasannya tertanam dengan benar, maka

akan ada kepastian dan keyakinan yang penuh kuasa tentang iman.

Kita sering berbicara tentang jaminan keselamatan di gereja-gereja.

Akan tetapi ada jaminan yang sejati dan jaminan yang palsu. Jika Anda

membangun kehidupan Anda berdasarkan jaminan yang palsu, Anda

Page 446: Bmf 24 cahaya injil

438 | C A H A Y A I N J I L

pasti akan tersapu dan hilang. Anda akan tersapu seperti rumah yang

dibangun di atas pasir. Anda harus membangun iman Anda di atas

jaminan yang sejati - jaminan dari dalam yang muncul dari komitmen

iman yang mendalam.

Itu sebabnya Yesus melanjutkan dengan berkata, "Karena itu Aku

berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah

bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan

kepadamu" (ayat 24). Jika ada orang yang ingin menguji apakah Allah

itu adalah Allah yang hidup, inilah kesempatan baginya. Tuhan sudah

menyatakan diri-Nya dengan sedemikian rupa sehingga kita bisa

menguji firman-Nya. Bukan Yesus yang takut menghadapi tantangan;

diri kita inilah yang sebenarnya takut. Ia berkata, "Jika kamu

melakukan apa yang sudah kukatakan ini, jika kamu mengikuti

firmanKu, dan kamu punya iman untuk meminta dan percaya bahwa

kamu telah menerimanya, maka kamu akan menerimanya."

Lalu kita berkata, "Apakah tidak berbahaya bagi Yesus untuk berkata

seperti itu?" Kita semua langsung menuntut, "Aku mau rumah yang ini,

yang besar ini, bukan rumah yang kecil itu. Dan aku percaya bahwa

aku sudah menerimanya. Aku dapat!" Dan rumah itu menjadi milik

Anda. Kita menatap ke arah sebuah mobil mewah dan berkata,

"Dengan iman, ya dengan iman, aku menghendakinya! Aku tidak ragu

sedikitpun!" Dan mobil itu menjadi milik kita. "Wah, seperti sihir saja!

Sihir yang seperti ini sungguh hebat; aku datang ke gereja untuk

belajar sihir."

Apakah ajaran Yesus tidak akan disalah-gunakan? Tidak, karena Anda

telah menjalankan dua langkah yang pertama tadi. Seseorang yang

telah berubah arah tujuan hidupnya, seseorang yang benar-benar telah

menjadi rohani tidak akan meminta rumah dan mobil mewah untuk

dirinya. Orang yang berpikir untuk menyalah-gunakan ajaran Yesus

berarti sama sekali belum memahami apa yang diajarkan oleh Yesus.

Kita baru saja melihat bahwa berubahnya arah tujuan hidup berarti kita

sekarang hidup demi memuliakan Allah dan menjadi saluran berkat

bagi orang lain, bukan demi kepentingan pribadi. Jika sudah berubah,

kita tidak akan meminta hal-hal seperti itu.

Jika kita harus meminta mobil bagi kebutuhan orang lain, jika kita

harus meminta rumah bagi kebutuhan orang lain, kita akan

Page 447: Bmf 24 cahaya injil

439 | C A H A Y A I N J I L

menerimanya. Akan tetapi jika kita meminta semua itu untuk diri kita

sendiri, maka hal itu tidak akan diberikan. Itulah kenyataannya, dan

kita tidak akan bisa menyalah-gunakan Kitab Suci. Kita tidak bisa

main-main dengan Firman Allah. Kita tidak bisa memanfaatkan Allah

sebagai budak yang akan memenuhi segala keinginan kita, seolah-olah

Dia adalah kakek rohani yang kepadanya kita meminta permen dan es

krim.

Pertama-tama kita harus jalani dulu dua langkah awalnya. Jika kita

sudah benar-benar menjadi rohani, maka yang akan kita minta adalah

hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah. Karena kita bergerak ke

arah yang sama dengan-Nya, maka kita akan melihat kuasa-Nya

bekerja. Anda akan melihatnya. Hal ini tidak perlu diragukan lagi.

Yang terakhir, ijinkan saya menyampaikan sebuah ilustrasi tentang

bagaimana kuasa Tuhan juga bisa diarahkan untuk membinasakan

kalau hal itu memang bermanfaat bagi orang lain. Di dalam Alkitab,

kita punya beberapa contoh kejadian yang menggambarkan hal ini.

Contohnya, ketika seorang hamba Allah menjalankan tindakan disiplin

di tengah jemaat. Di 1 Korintus 5, Paulus menyerahkan seseorang ke

tangan Iblis untuk membinasakan kedagingannya. Kuasa Allah datang

untuk membinasakan orang tersebut seperti kuasa yang menimpa

pohon ara ini supaya di dalam proses kebinasaannya orang itu mau

bertobat dan diselamatkan. Seperti yang dikatakan oleh Paulus,

"...sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari

Tuhan." Kuasa Allah dapat dan akan dipakai untuk penghakiman.

Karena orang yang disebutkan di dalam 1 Korintus 5 itu melakukan

hubungan seksual sedarah, maka ia akan dibinasakan tubuhnya

dengan kuasa Allah supaya ia mau bertobat dan tahu bahwa ia sedang

berurusan dengan Allah yang hidup.

Atau lihatlah Kisah Para Rasul 13:11 sebagai contoh, ketika Paulus juga

memakai kuasa Allah dalam pengertian yang menghancurkan. Ia

membutakan mata si tukang sihir karena orang tersebut berusaha

menghalang-halangi Sergius Paulus, Gubernur di Pafos, untuk

mengenal Tuhan. Dengan satu kalimat, orang itu dibutakan.

Selanjutnya, kita akan melihat seorang hamba Allah yang bernama Guy

Bevington. Di dalam kesaksiannya, ia selalu mengacu kepada Markus

11:24. Ia adalah orang yang selalu percaya bahwa Allah telah

Page 448: Bmf 24 cahaya injil

440 | C A H A Y A I N J I L

memberinya segala yang ia minta dalam doanya. Setiap permintaannya

dipenuhi tanpa ada satupun yang terlewatkan. Di dalam penutupan

buku kesaksiannya, ia berkata bahwa di sepanjang pelayanannya

kepada Allah - saat itu ia sudah berusia 74 tahun - tak pernah

sekalipun Allah gagal memberikan apa yang ia minta karena ia berdoa

secara rohaniah. Sekalipun bukunya, Remarkable Miracles (Mujizat-

mujizat yang Luar Biasa), penuh berisi kejadian-kejadian yang ajaib,

saya mengambil satu contoh di mana ia memakai kuasa Allah dalam

rangka menimbulkan kebinasaan sebagai penutup bab ini karena

contoh ini cocok dengan karakter perumpamaan tentang pohon ara.

Dan hal yang cukup menarik adalah, di sepanjang buku itu, hanya satu

kali saja kuasa Allah dipakai untuk membinasakan, namun demi

membagikan berkat bagi orang -orang.

Bevington saat itu tinggal sebagai tamu di rumah sepasang suami-istri

yang masih muda, yang baru saja menikah. Dengan menjual segala

harta dan dibantu oleh pemberian dari beberapa orang, pasangan

muda ini membeli sebidang tanah pertanian seluas enam are. Akan

tetapi kemiskinan membuat mereka kesulitan untuk mengolah lahan

tersebut. Dua ekor kuda yang dipakai untuk membajak tanah tersebut

sangat lemah, jadi untuk membajak tanah saja susahnya bukan main.

Dan disebabkan tanah itu tidak tuntas dibajak pada musim dingin,

akibatnya seluruh lahannya terserang ulat dan hama. Tanah harus

dibajak supaya ulat dan hama mati selama musim dingin. Namun

karena lemahnya kuda mereka, maka tanah itu gagal dibajak. Ulat

memenuhi tanah pertanian mereka, dan memakan habis bibit jagung

yang mereka tanam. Pasangan muda ini harus menghadapi

kebangkrutan. Saat orang itu berbicara tentang masalahnya kepada

saudaranya, Bevington lalu menyela pembicaraan mereka dan berkata

(pasangan ini adalah orang-orang Kristen), "Apakah kamu percaya

bahwa Allah dapat menolong kamu di saat seperti ini?" Orang itu

menjawab, "Ya, kupikir Ia bisa, tetapi apakah Dia mau?" Bevington

berkata, "Apakah kamu percaya bahwa Dia sanggup membinasakan

hama yang merusak ladangmu?" Sekali lagi orang itu berkata,

"Tentunya Dia bisa, tetapi apakah Dia mau?" Itulah persoalan

utamanya. Kita tidak akan memiliki kepastian tentang kehendak Allah

jika kita belum masuk ke dalam langkah yang kedua seperti yang

sudah saya sebutkan tadi - perubahan total arah tujuan hidup kita.

Page 449: Bmf 24 cahaya injil

441 | C A H A Y A I N J I L

Demikianlah, Bevington menghabiskan waktu seharian untuk mencoba

membangun iman pasangan ini kepada Allah. Mereka tidak yakin

apakah Allah mau melakukan hal ini atau tidak. Mereka sama sekali

tidak yakin kepada Allah. Pada hari berikutnya. Lewat pengajaran yang

diberikan oleh Bevington, mereka mulai memiliki kepercayaan yang

lebih besar kepada Allah. Ketika ia melihat bahwa iman mereka mulai

sampai pada tingkat di mana mereka mulai percaya kepada Allah, ia

berkata, "Mari kita pergi ke tengah ladang dan meminta Allah untuk

membasmi hama yang telah melenyapkan hasil ladang ini." Pada saat

itu, jika mereka menyekop tanah di ladang, maka yang terlihat adalah

ulat-ulat yang sedang memakan habis segala sesuatu. Ketika mereka

sampai di tengah ladang, mereka berlutut dan berdoa memohon Allah

untuk membasmi hama tersebut. Lalu pasangan ini bertanya pada

Bevington, "Apakah kamu yakin bahwa Allah akan menjawab?" Ia

berkata, "Ya, aku sangat yakin bahwa Dia akan menjawab." Lalu

mereka melanjutkan doa tersebut. Bevington juga berdoa bagi mereka,

bukan buat dirinya sendiri, supaya Allah membuka jalan bagi mereka

untuk masuk ke dalam iman.

Setelah berdoa beberapa saat, si istri berseru, "Oh, glori! Glori!"

Bevington tahu bahwa si istri sudah mulai masuk ke dalam iman. Dan

sekarang ia harus menunggu sampai si suami juga masuk. Setelah

beberapa saat, si suami mulai berkata-kata, "Amien! Amien!" Akhirnya

mereka berdua mempunyai iman. Sekarang Bevington bisa meminta

janji Firman Allah - jika dua atau tiga orang bersepakat atas segala

sesuatu, maka hal itu akan terlaksana bagi mereka. Saat itu Bevington

mengucapkan syukur kepada Tuhan, dan bangkit berdiri, lalu

menyekop tanah, di dalam tanah yang terambil itu, terlihat ada sepuluh

ekor ulat, dan semuanya mati! Allah membinasakan ulat-ulat itu selagi

mereka berdoa! Si istri mencoba menyekop lagi, dan terlihatlah tujuh

ekor ulat yang sudah mati! Si suami menyekop juga, dan di sana ada

delapan ekor ulat yang sudah mati!

Setelah beberapa saat, saudara dari si suami, yang terlibat di dalam

pembicaraan sehari sebelumnya, datang kembali dari kota dan

mendesak si suami untuk segera bertindak, seperti menyewa kuda

untuk membajak ladangnya. Bevington berdiam, menunggu apakah

pasangan suami istri ini akan berkata sesuatu. Saudara si suami ini

melanjutkan, "Tadi, saat aku datang, aku menyekop tanah di ladangmu

dan menemukan sembilan ekor ulat di dalamnya." Pasangan ini hanya

Page 450: Bmf 24 cahaya injil

442 | C A H A Y A I N J I L

diam saja. Anda lihat, iman mereka masih tidak teguh. Lalu Bevington

berkata kepada orang itu, "Semua ulat yang kau lihat tadi sudah mati."

Orang itu tidak percaya karena tadinya ia tidak melihat dengan teliti

apakah ulat-ulat itu sudah mati atau belum. Begitu besarnya

keparcayaan Bevington kepada Allah sehingga ia berani berkata,

"Untuk setiap ulat yang dapat kau temukan dalam keadaan hidup di

ladang ini, akan kubayar sebesar satu sen," nilai satu sen, pada tahun

1920-an adalah jumlah yang cukup lumayan. Satu sen di jaman

sekarang ini memang tidak berharga. Dan jika setiap kali menyekop

orang ini bisa menemukan sembilan atau sepuluh ekor ulat yang hidup,

maka ia akan mendapat sekitar 10 sen untuk setiap kali menyekop.

Jika orang itu menyekop seluruh ladang seluas 6 are, Anda bisa

bayangkan besarnya dana yang harus disediakan oleh Bevington!

Apakah Anda memiliki keyakinan seperti itu? Punyakah Anda rasa

percaya sebesar itu? Bevington berkata, "Pergi dan sekoplah. Dan

untuk setiap ekor ulat yang kau temukan dalam keadaan hidup, aku

akan membayar satu sen." Orang ini melompat dengan gembira, dan

mengambil keranjang yang terbesar untuk menampung ulat-ulat yang

akan dikumpulkannya, lalu bergegas menuju ladang. Bevington

menceritakan bahwa orang itu pergi ke ladang, tetapi tidak pernah

kembali lagi. Ia pergi meninggalkan ladang tersebut, karena tidak bisa

menemukan ulat yang masih hidup!

Perumpamaan tentang Para Penggarap Kebun Anggur

yang Jahat

Matius 21:33-46 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur ada di

dalam Matius 21:33-46

Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan

tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia

menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga

di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada

Page 451: Bmf 24 cahaya injil

443 | C A H A Y A I N J I L

penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba

musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-

penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi

penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka

memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain

pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba

yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun

diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia

menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka

segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu,

mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari

kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka

menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu

membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah

yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?

Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat

itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-

penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada

waktunya."

Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab

Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi

batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di

mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah

akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa

yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."

Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar

perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa

merekalah yang dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha untuk

menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena

orang banyak itu menganggap Dia nabi

Apa yang menjadi inti dari perumpamaan ini? Pertama-tama, Yesus

menceritakan perumpamaan ini, (ayat 45), kepada para pemimpin

agama di Israel. Para pemimpin agama dan orang-orang Farisi tahu

bahwa Yesus berbicara tentang mereka. Lalu bagaimana kita

memahami perumpamaan ini? Ide kuncinya terdapat dalam satu kata

yang selalu muncul di dalam Perjanjian Baru yaitu kata 'buah'. Sebelum

Page 452: Bmf 24 cahaya injil

444 | C A H A Y A I N J I L

kita bahas tentang hal itu, mari kita pastikan dulu apa maknanya

kebun anggur ini. Dengan membandingkan kedua bagian di dalam

Firman ini kita akan sampai pada jawabannya. Bagian yang pertama

ada di dalam ayat 40-41, Yesus berkata, "Maka apabila tuan kebun

anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-

penggarap itu?" Orang-orang menjawab, "Ia akan membinasakan

orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada

penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya

kepadanya pada waktunya." Lalu di ayat 43 Yesus berkata, "Kerajaan

Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu

bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu." Dengan

membandingkan kedua bagian tersebut, kita dapat melihat bahwa

kebun anggur ini mewakili Kerajaan Allah. Dan kerajaan itu dicabut dari

orang-orang yang tidak menghasilkan buah dan diberikan kepada

mereka yang akan menghasilkan buah.

Tujuan seseorang menanam anggur tentunya untuk mendapatkan buah

anggur itu. Kita menghendaki buah sebagai hasil dari investasi kita.

Jadi kita dapat mengartikan bahwa alasan Allah mendirikan kerajaan-

Nya adalah untuk mendapatkan buah rohani. Tahukah kita bahwa jika

kita berada di dalam kerajaan Allah, maka Ia berharap agar kita

menghasilkan buah bagi-Nya? Dan dapatkah kita memahami bahwa

jika kita berada di dalam kerajaan Allah, maka kita sedang berada

dalam posisi yang sama dengan para penggarap kebun anggur itu?

Keberadaan para penggarap di kebun anggur adalah untuk merawat

kebun agar kebun itu menghasilkan buah sesuai dengan harapan Allah.

Allah mempercayakan kerajaan-Nya ke dalam pengelolaan kita supaya

kita menghasilkan buah sesuai dengan harapan-Nya. Inilah konsep dari

keselamatan yang, seringkali, ternyata justru terasa asing bagi kita.

Pandangan kita tentang keselamatan adalah bahwa Allah mendirikan

kerajaan-Nya supaya kita bisa masuk dan menikmati buahnya,

bersenang-senang dan berangkat ke surga. Itu bukanlah konsep

keselamatan dalam Alkitab. Konsep yang benar adalah kita

diselamatkan oleh kuasa Allah supaya bisa menghasilkan buah.

Hukum Kepemilikan di masa Perjanjian Baru

Di bagian awal perumpamaan ini, kita melihat bahwa si pemilik

tanahlah yang membuka kebun anggur dan menanam pagar pelindung

kebun itu. Ia juga menggali lubang pemerasan anggur karena hasil

panen akan diperas menjadi minuman. Minuman anggur adalah

Page 453: Bmf 24 cahaya injil

445 | C A H A Y A I N J I L

lambang sukacita. Minuman anggur bukan hanya akan membawa

sukacita bagi mereka yang berada di kebun anggur itu, tetapi minuman

ini juga memberi sukacita bagi orang-orang lain. Akan tetapi justru

dalam hal inilah gereja telah gagal. Juga dibangunkan menara jaga

untuk menjadi peneduh bagi orang-orang yang bekerja di sana. Mereka

perlu dilindungi dari teriknya sinar matahari. Menara jaga ini juga

berfungsi sebagai pos penjagaan agar pencuri atau hewan-hewan

perusak yang akan merusakkan kebun tidak masuk. Jadi menara jaga

itu berfungsi sebagai peneduh sekaligus sebagai pos penjagaan.

Kebun anggur ini telah direncana dan ditata dengan cermat. Persiapan

yang sangat baik telah dibuat agar ia mampu menghasilkan buah yang

sesuai dengan harapan. Jadi jika buah yang dihasilkan ternyata kurang,

maka kesalahan tidak terletak pada si pemilik tanah. Ia tidak dapat

dituduh sebagai gagal mempersiapkan kebunnya untuk dapat

menghasilkan buah yang banyak. Ia juga tidak dapat dikatakan tidak

menyediakan sarana penjagaan yang baik, bahwa ia tidak mendirikan

pagar pengaman sehingga kebunnya mudah rusak. Kita juga tidak bisa

menuduhnya tidak menyiapkan lubang pemerasan sehingga anggur

yang dipanen tidak sempat diolah. Juga tidak bisa dikatakan bahwa ia

belum mendirikan menara jaga sehingga para pekerja tidak memiliki

tempat berteduh dari terik matahari dan tempat untuk mengawasi

kebun. Kita tidak bisa menuduhnya lalai karena tidak mempunyai pos

jaga untuk memastikan kebun anggur aman dari pencuri. Dari ayat

yang pertama ini, kita melihat bahwa jika para penggarap itu tidak

menghasilkan buah, maka itu bukan kesalahan dari si pemilik kebun

karena kebun itu sudah dirancang dan dipersiapkan dengan sempurna.

Ayat selanjutnya dari perumpamaan ini memberitahu kita bahwa

setelah membuat persiapan dan perencanaan yang sempurna, maka si

pemilik kebun berhak untuk mengharapkan hasil buah pada musim

panen. Ketika musim anggur tiba, ia mengirim hamba-hambanya,

perwakilannya, untuk bagian buah yang menjadi haknya. Namun para

hamba ini bukan saja tidak menerima buah, mereka bahkan dipukuli

dan ada yang dibunuh. Para penggarap itu begitu memusuhi si pemilik

tanah.

Saya tidak akan membahas secara terperinci persoalan hukum dalam

perumpamaan ini. Profesor Duncan M. Derrett membahas latar

belakang hukum bagi perumpamaan ini di dalam bukunya, Law in The

Page 454: Bmf 24 cahaya injil

446 | C A H A Y A I N J I L

New Testament (Hukum dalam Perjanjian Baru.). Bagi Anda yang

tertarik, Anda dapat mengacu ke buku Profesor Derrett. Buku itu

memberi kita gambaran tentang posisi hukum para penggarap dan si

pemilik tanah.

Di jaman itu, di Galilea, ada banyak tuan tanah di Israel. Mereka

adalah para tuan tanah 'absentee' (yang tidak ada di tempat). Tanah

milik mereka menyediakan pekerjaan bagi penduduk setempat dan

memberi keuntungan buat mereka. Menurut aturan hukum, seorang

pemilik tanah harus mengirim utusannya setiap tahun untuk

mengambil bagian panen dari para penggarap. Berdasarkan hukum

Yahudi, jika seorang tuan tanah tidak mengambil bagian hasil

panennya selama tiga tahun berturut-turut, maka ia akan kehilangan

haknya atas bagian panen dari kebun anggur tersebut. Ia harus

menegakkan hak kepemilikannya atas tanah tersebut dengan cara

mengirim hambanya setiap tahun.

Sikap para penggarap ini sangat jelas. Mereka ingin menggulingkan si

pemilik tanah dan mengambil alih kepemilikan atas kebun anggur

tersebut. Inilah alasan mereka membunuh para hamba yang dikirim

dan juga anak si pemilik tanah itu. Si anak pemilik tanah ini diutus

sebagai pilihan terakhir. Hal ini mudah dipahami dari segi hukum.

Setelah tahun yang keempat, jika buah hasil panen tidak juga

diberikan, maka si pemilik tanah harus mengambil langkah hukum. Ia

harus mengirim utusan yang memiliki kuasa untuk bertindak. Seorang

hamba atau budak tidak memiliki kewenangan hukum untuk bertindak.

Akan tetapi seorang anak, sebagai pewaris kebun anggur itu, memiliki

kewenangan hukum untuk bertindak atas nama ayahnya dalam

pengadilan.

Ini adalah latar belakang yuridis yang tidak dibahas oleh Matius dan

rekan-rekan sejamannya karena mereka memusatkan perhatian pada

pesan rohaninya ketimbang pada masalah perincian hukumnya. Karena

kita tidak memahami aspek hukumnya maka kita sulit memahami

mengapa para penggarap itu bertindak demikian dan mengapa pula si

pemilik kebun bertindak seperti itu. Sebagai contoh, tampaknya aneh si

pemilik kebun mengambil resiko dengan mengirimkan anaknya padahal

para hamba yang diutusnya sudah dibunuh. Tetapi si pemilik kebun

tidak memiliki pilihan lain karena hanya putranya yang bisa bertindak

secara hukum mewakili dirinya. Inilah alasan mengapa si pemilik kebun

Page 455: Bmf 24 cahaya injil

447 | C A H A Y A I N J I L

beranggapan bahwa para penggarap itu akan menghormati anaknya

karena ia memiliki kuasa untuk mengambil tindakan hukum terhadap

mereka.

Di lain pihak, para penggarap itu berusaha untuk memanfaatkan aturan

hukum demi keuntungan mereka. Sebagai contoh, mereka dapat saja

mengklaim bahwa kebun anggur itu tidak subur, dan dengan begitu

mereka tidak dapat menghasilkan panen yang bisa dibagi dengan si

pemilik kebun. Dengan berbuat demikian mereka dapat membalikkan

tuduhan kepada si pemilik kebun, dengan berkata bahwa ia telah

menyediakan kebun anggur yang tidak subur, yang telah

mengakibatkan mereka menjadi bangkrut. Sebenarnya, si pemilik

kebun justru bisa terkena kewajiban harus membayar para penggarap

karena telah menyediakan kebun anggur yang ditanami dengan bibit

yang jelek, dan yang tidak disiapkan dengan layak sehingga membuat

mereka gagal menghasilkan panen yang baik. Jika selama tiga tahun

berturut-turut para penggarap bisa membuktikan hal ini, mereka

berpeluang untuk mengambil alih kebun tersebut. Lebih jauh lagi, saat

mereka membunuh pewaris kebun anggur itu, mereka bisa berkilah, di

depan hakim, bahwa itu dilakukan untuk membela diri. Jika, sebagai

contoh, mereka berkata bahwa si anak datang dengan sekumpulan

orang untuk mengusir mereka secara paksa dari kebun itu tanpa

melewati prosedur hukum yang benar, maka mereka dapat mengklaim

bahwa tindakan mereka adalah demi membela diri dan di dalam

kerusuhan tersebut si anak menemui ajalnya. Dengan begitu, sudah

sewajarnya jika pengadilan mengalihkan kepemilikan kebun itu kepada

mereka. Dengan sedikit pemahaman hukum ini sebagai latar

belakangnya, kita bisa melihat bahwa perumpamaan ini merupakan

situasi yang bisa terjadi dalam dunia nyata. Yesus memakai situasi

yang nyata untuk menarik pelajaran rohani dari sana.

Dalam mengamati perumpamaan ini, orang yang terbiasa mempelajari

Perjanjian Lama akan melihat adanya suatu kesejajaran dengan Yesaya

pasal 5, terutamanya di ayat-ayat 1-2. Malahan, kata-kata dalam

bahasa Yunani dari Yesaya 5:1-2 juga digunakan di dalam

perumpamaan ini. Ini berarti kita bisa mempelajari perumpamaan ini

tanpa harus menebak apa maknanya. Di dalam Yesaya pasal 5, kebun

anggur itu adalah Israel. Di dalam Matius 21:45, bangsa Israel,

khususnya para pemimpin umat, digambarkan sebagai penggarap

kebun anggur itu. Jadi, kesejajarannya terlihat jelas. Kerajaan Allah

Page 456: Bmf 24 cahaya injil

448 | C A H A Y A I N J I L

atau kebun anggur itu, pada awalnya dipercayakan kepada bangsa

Israel. Allah ingin mendapatkan buah rohani dari bangsa Israel, jadi Ia

mengutus hamba-hamba-Nya. Para hamba ini adalah para nabi yang

telah Allah utus sejak berabad-abad ke tengah-tengah bangsa Israel.

Berkali-kali Ia mengirimkan para hamba-Nya untuk mengingatkan

umat Israel tentang kewajiban mereka pada Allah. Kita lihat dari dalam

Alkitab bahwa para nabi secara konstan meminta umat Israel

menghasilkan buah rohani, mengingatkan orang Israel bahwa mereka

adalah umat Allah, bahwa mereka berada di dalam kebun anggur Allah

dan harus menghasilkan buah yang sesuai dengan yang diharapkan

oleh Allah.

Apa yang dilakukan oleh orang Israel terhadap para nabi? Awalnya

mereka hanya mengabaikan mereka dan menyuruh para nabi untuk

pergi dengan tangan hampa. Akhirnya, mereka sampai pada sikap

menghina dan mengasari para nabi. Sebagai contoh, nabi Yeremia

mereka buang ke dalam sebuah sumur, ia hampir saja mati di sana jika

tidak ditolong oleh seorang sahabat pada saat-saat terakhir. Orang-

orang Yahudi terus saja menyiksanya. Beberapa nabi bahkan dibunuh.

Jadi kita bisa melihat bahwa, berkali-kali, ketika Allah mencari buah

dari umat-Nya - bukan dari orang-orang yang tidak percaya, tetapi dari

umat-Nya sendiri - yang Ia dapatkan hanyalah penolakan.

Bagian terakhir dari ayat 33 menyebutkan bahwa ketika si pemilik

tanah selesai menanami kebun anggurnya, ia lalu pergi ke negeri lain.

Tentu saja kita tidak bisa menyimpulkan bahwa Allah lalu pergi ke

negeri lain. Sangat tidak masuk akal. Namun pernyataan tersebut

sebenarnya dapat dipahami dengan mudah jika kita bandingkan

dengan bagian lain dari pengajaran Yesus. Kerajaan Allah telah

dipercayakan kepada umat-Nya sehingga jika Ia hadir langsung - jika si

pemilik kebun berada di tempat - maka Ia harus bertanggungjawab

penuh atas pengelolaan kebun anggur itu. Namun dengan berangkat ke

tempat lain, ini berarti bahwa Ia telah mempercayakan kesejahteraan

kerajaan-Nya sepenuhnya kepada umat-Nya di jaman ini.

Dari sini kita melihat di masa Perjanjian Lama kerajaan Allah telah

dipercayakan sepenuhnya ke dalam pengelolaan orang Yahudi Mereka

bertanggungjawab penuh atas kerajaan-Nya. Sekarang ini, hal yang

sama juga berlaku bagi orang Kristen. Sebagai pihak yang

bertanggungjawab atas kerajaan itu, maka kita harus bertindak dengan

Page 457: Bmf 24 cahaya injil

449 | C A H A Y A I N J I L

penuh tanggung jawab. Kita tidak bisa mengalihkan tanggungjawab itu

kepada orang lain karena Allah telah meletakkan kerajaan itu ke dalam

pengelolaan kita. Ia telah mengalihkan kerajaan itu dari orang-orang

Yahudi, seperti yang kita lihat dalam perumpamaan ini, dan

meletakkannya ke dalam pengelolaan Gereja.

Gagal menyatakan kemuliaan Allah

Jika saya amati kinerja dari Gereja, saya mendapati bahwa bukan saja

kita ini tidak lebih baik daripada orang-orang Yahudi, namun saya

khawatir kita ternyata lebih buruk dari mereka. Apakah kita sudah

memberikan kepada Allah buah yang Ia inginkan? Buah macam apa

yang dihasilkan oleh Gereja sekarang ini? Adakah Gereja yang sudah

memuliakan Allah dengan kemurnian, kekudusan dan kasih sehingga

orang-orang dunia dapat melihatnya dan berkata dengan kagum, "Kita

sudah melihat terang Allah bersinar dari Gereja"?

Hati saya terasa sangat berat saat merenungkan hal ini. Kita telah

gagal dalam hal memberikan kepada Allah buah yang menjadi hak-

Nya. Sama seperti para penggarap itu, sama seperti orang-orang

Yahudi itu, kita hanya mencari keuntungan saja dari kerajaan Allah.

Kita menghendaki pagar pelindung-Nya untuk melindungi kita dari

dunia ini. Kita menghendaki pemerasan anggur yang menghasilkan

sukacita. Kita ingin meminum semua anggur itu sendiri tanpa mau

membaginya dengan siapapun; bahkan dengan Allah juga! Sama

seperti para penggarap itu, kita memanfaatkan semua yang telah

disediakan oleh-Nya bagi kita - menara jaga, pagar pengaman,

pemerasan anggur, dan bahkan minuman anggurnya - demi

keuntungan dan kesenangan kita sendiri. Kita telah merendahkan

Kekristenan ke tingkat yang menyedihkan!

Karena Allah telah memercayakan kerajaan-Nya ke dalam pengelolaan

kita, maka Ia akan meminta pertanggungjawaban dari kita, para

penggarap kebun anggur-Nya. Ia akan menuntut pertanggungjawaban

dari setiap dari kita. Saya mungkin harus memberi

pertanggungjawaban yang lebih besar karena saya menggembalakan

sekumpulan domba-Nya dan dengan begitu pertanggungjawaban saya

lebih berat. Akan tetapi semua penggarap memiliki tanggungjawab,

bukan hanya orang-orang yang telah dipercaya untuk

menggembalakan saja. Jadi kita semua harus bersiap-siap, seperti

yang telah dikatakan oleh para nabi Perjanjian Lama, "Bersiaplah untuk

Page 458: Bmf 24 cahaya injil

450 | C A H A Y A I N J I L

menghadapi Allahmu." Kita harus bersiap-siap untuk memberikan

pertanggungjawaban tentang segala sesuatu yang telah kita kerjakan.

Apakah kita telah menghasilkan buah? Jika tidak, pertimbangkan baik-

baik akibat yang ditanggung oleh mereka yang tidak berbuah. Kerajaan

ini telah dipercayakan kepada para penggarap sampai si pemilik datang

kembali, seperti yang kita lihat dari ayat 40. Kita telah dipercayakan

segala kemakmuran kerajaan Allah hingga Ia datang kembali untuk

menghakimi nanti. Beranikah kita bermalas-malasan saat berhadapan

dengan tanggungjawab seperti ini?

Matius 21:34 berkata, "Ketika hampir tiba musim petik,..." Nah, ada

satu lagi persoalan teknis hukum di sini yang perlu kita pahami

berdasarkan Imamat 19:23-24. Di sini kita melihat aturan mengenai

pemeliharaan pohon buah-buahan dan penanaman kebun anggur.

Hukum ini, yang juga disebutkan di dalam Mishnah (Kitab Hukum orang

Yahudi), menyatakan bahwa kebun anggur masih belum produktif

sampai tahun yang kelima. Membutuhkan waktu bagi kebun anggur

untuk bisa menghasilkan buah. Si pemilik tidak bisa berharap banyak

dari kebun anggurnya sampai dengan tahun yang kelima.

Akan tetapi di dalam kebun tersebut juga ditanam berbagai macam

tanaman selain tanaman anggur. Setiap orang yang mengerti masalah

pertanian tahu bahwa sebuah lahan tidak akan ditanami dengan satu

macam tanaman saja. Sering kali, Anda akan menikmati hasil yang

lebih baik dengan menanam secara tumpang sari. Timun, labu, melon

dan buah-buahan yang lain sering ditanam secara tumpang sari di

dalam kebun anggur orang Yahudi. Walaupun si pemilik kebun tidak

bisa mengharapkan hasil panen anggur sampai dengan tahun yang

kelima, tetapi buat empat tahun yang pertama ia masih bisa

mengharapkan hasil dari tanaman yang lain di dalam kebun anggur itu.

Dengan demikian, ia mengharapkan hasil dari kebun anggurnya sejak

musim panen yang pertama.

Ada lagi poin hukum lain yang perlu kita lihat. Berdasarkan aturan

orang Yahudi, selama empat tahun yang pertama, si pemilik kebun

hanya boleh menerima sepersepuluh dari hasil kebunnya. Hal ini adalah

supaya beban ekonomi para penggarap tidak terlalu berat. Memasuki

tahun kelima, ia boleh menerima separuh dari hasil kebun karena

kebun itu sudah dapat beroperasi dengan kapasitas penuhnya.

Page 459: Bmf 24 cahaya injil

451 | C A H A Y A I N J I L

Pelajaran rohani dari pengaturan ini sangat jelas. Jika Anda masih

seorang Kristen yang masih sangat baru, di sekitar empat tahun

pertama kehidupan Kristen Anda, Tuhan tidak menuntut banyak dari

Anda. Ia akan lebih sabar dan berpengertian dalam menangani Anda.

Namun sejalan dengan kehidupan kekristenan Anda, Ia akan menuntut

hal yang lebih besar dari Anda. Dari analogi ini kita dapat menarik

kesimpulan bahwa setelah tahun kelima, Ia akan menuntut banyak dari

Anda - dari hanya sepersepuluh, melonjak jadi separuh bagian.

Seorang Kristen yang baru percaya adalah seperti bayi rohani. Tak ada

orang yang berharap banyak dari bayi. Jika ia masih belum bisa

menyebut, "Ayah" atau "Ibu", kita tidak akan berkata, "Bodoh sekali!"

Anda tidak akan berkata seperti itu pada seorang bayi karena Anda

tahu memang belum saatnya ia bisa berbicara. Akan tetapi pada saat ia

sudah berusia lima tahun, Anda akan berharap bahwa anak tersebut

sudah memiliki perilaku yang lebih terdidik. Jika ia masih saja

menumpahkan susunya sembarangan, Anda akan menjadi tidak sabar

terhadapnya. Saat ia masih bayi, dan menumpahkan susu dan

makanannya di lantai, Anda masih bisa tersenyum. Bagaimanapun

juga, dia masih bayi. Akan tetapi jika ia sudah berusaia lima tahun, dan

masih melakukan hal-hal seperti itu, Anda tidak akan begitu sabar

menghadapinya.

Kita bisa melihat keindahan perumpamaan ini. Saat Anda masih

seorang Kristen yang baru, Tuhan memperlakukan Anda dengan sabar

dan lembut. Jelas Dia tetap mengharapkan buah dari Anda, namun jika

Anda gagal, Ia akan dengan lebih sabar menangani Anda. Sejalan

dengan pertumbuhan Anda, standar yang diharapkan-Nya dari Anda

menjadi semakin tinggi. Saat Anda mencapai tingkatan orang-orang

yang mengabdikan hidupnya untuk pelayanan full-time, Tuhan

menuntut standar kesempurnaan yang sangat tinggi. Saat Anda

menjadi hamba Tuhan, mungkin sebagai pendeta, standar yang

dituntut menjadi semakin tinggi lagi. Anda sendiri pasti akan berharap

bahwa seorang pendeta akan berperilaku dengan cara yang sangat

memuliakan Tuhan, jauh melebihi seorang Kristen yang masih baru.

Anda berhak untuk berharap seperti itu, dan Allah berhak untuk

menuntut hal itu. Ketika para pelayan Tuhan gagal memenuhi standar,

maka Anda pasti berharap bahwa tindakan disiplin yang diterapkan ke

atas mereka akan lebih berat ketimbang terhadap orang lain. Hal ini

benar berdasarkan prinsip di dalam Firman Allah. "Setiap orang yang

Page 460: Bmf 24 cahaya injil

452 | C A H A Y A I N J I L

kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan

kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih

banyak lagi dituntut" (Lukas12:48). Jika kita menerima banyak,

tuntutan yang kita hadapi juga lebih banyak.

Pada hari penghakiman nanti, Allah akan menghakimi para pendeta

dengan lebih berat ketimbang orang lain. Itu sebabnya rasul Yakobus

berkata, "Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu

mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan

dihakimi menurut ukuran yang lebih berat" (Yakobus 3:1). Saya punya

alasan untuk menjadi takut dan gemetar karena saya seorang pengajar

Firman. Tidak ada alasan untuk menyombongkan diri, atau bahkan

berpuas diri, karena apa yang Allah tuntut dari saya membuat lutut

saya gemetar. Paulus juga memahami persoalan ini dengan baik, dan

berkata bahwa kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut

dan gemetar (Filipi 2:12). Ia sering berbicara tentang hal takut dan

gemetar karena ia tahu bahwa jika kemurahan Allah kepadanya besar,

maka penghakiman-Nya juga akan lebih berat jika ia gagal menindak-

lanjuti kemurahan itu.

Kira-kira sudah berapa lama Anda menjadi orang Kristen? Sekalipun

Allah itu sangat sabar, tetapi Ia menuntut standar yang tinggi. Jika

Anda hanya mau menjadi orang Kristen pada nama saja, maka

sebaiknya Anda melupakan hal Kekristenan. Ingatlah bahwa Anda

berurusan dengan Allah yang hidup yang memiliki standar yang sangat

tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya,

"Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di

sorga adalah sempurna" (Matius 5:48). Ini adalah suatu standar yang

sangat tinggi. Kita tidak bisa sempurna dalam arti bersih dari dosa,

akan tetapi kita harus sempurna dalam hal pengabdian dan komitmen

yang utuh kepada Allah. Yaitu, komitmen yang utuh tanpa cela.

Jika Anda berkata bahwa standar untuk menjadi seorang Kristen terlalu

tinggi, Anda benar. Baca saja Khotbah di Bukit untuk melihat buktinya.

Lalu, apakah kita harus melarikan diri dan tidak menjadi Kristen karena

standarnya terlalu tinggi? Apakah olahragawan menghindari olimpiade

karena standar di sana jauh lebih tinggi daripada standar di sekolah

atau di tingkat daerah? Justru karena standar di olimpiade sangat

tinggi maka banyak olahragawan yang tertantang dan berjuang untuk

meraihnya. Akan tetapi, kita tidak dibiarkan untuk mengejar standar

Page 461: Bmf 24 cahaya injil

453 | C A H A Y A I N J I L

tersebut berdasarkan kekuatan kita sendiri. Malahan Allah telah

menyediakan bagi kita segala yang diperlukan untuk bisa sukses

bekerja di kebun anggur-Nya.

Buah yang Allah cari

Alasan mengapa orang menanam kebun anggur atau mengapa Allah

mendirikan kerajaan-Nya adalah karena Ia berharap untuk

mendapatkan buahnya - buah rohani dari umat-Nya. Buah dan

minuman anggur adalah hasil yang kita harapkan dari sebuah kebun

anggur. Akan tetapi buah rohani apa yang digambarkan oleh anggur

itu? Alkitab tidak meninggalkan kita dalam kebingungan. Pertama-

tama, buah yang Ia harapkan dari kita adalah iman - bukan sekadar

kepercayaan sesaat, melainkan kepercayaan terus menerus. Inilah

yang dipanggil kesetiaan (Lukas 18:8).

Hal kedua yang Allah kehendaki dari kita dinyatakan dengan jelas di

dalam Yesaya 5:7. Ayat ini memberitahu kita apa yang Allah harapkan

dari umat Yahudi. Ia ingin agar mereka menghasilkan keadilan akan

tetapi yang terlihat malah pertumpahan darah. Ia mengharapkan

kebenaran dari mereka akan tetapi yang didapat justru kebohongan.

Apa yang Allah harapkan dari umat-Nya dinyatakan dengan sangat

jelas sehingga umat Yahudi tidak bisa berkata bahwa mereka tidak

tahu apa yang dikehendaki oleh Allah. Nabi Mikha adalah salah satu

hamba Allah yang datang untuk menagih buah tetapi tidak

mendapatkan apa-apa. "Dan apakah yang dituntut TUHAN dari

padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan

rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8). Kesetiaan berarti: kasih

yang teguh, kasih yang setia, komitmen sejati untuk melangkah

dengan rendah hati bersama Allah. Jadi Allah menghendaki keadilan,

kesetiaan dan persekutuan dalam kerendahan hati dengan-Nya.

Memasuki Perjanjian Baru, kita memperluas hal ini ke dalam poin yang

berikutnya. Apa yang dikehendaki oleh Allah dari umat Kristen

sekarang ini? Tidak lain dari buah Roh, yang dijelaskan dalam Galatia

5:22-23, buah dengan sembilan cirinya, seperti kumpulan buah anggur

dalam satu tandan. Di dalam ayat tersebut tidak disebut 'buah-buah',

melainkan 'buah' Roh. Setandan buah yang melekat ke satu tangkai,

seperti buah anggur. Hal-hal yang termasuk dalam buah Roh itu di

antaranya, kasih, sukacita, dan damai sejahtera. Kita juga dapat

melihat poin yang lain lagi dari sini. Di dalam 1 Tesalonika 4:3, Paulus

Page 462: Bmf 24 cahaya injil

454 | C A H A Y A I N J I L

berkata bahwa Allah menghendaki agar kita menjadi kudus. Artinya,

kehidupan yang kita jalani ini harus dicirikan oleh kekudusan.

Tampaknya seolah-olah Allah menuntut buah dari kita untuk Dia

nikmati sendiri. Akan tetapi kita tidak boleh lupa bahwa semakin

banyak buah yang kita hasilkan, semakin banyak hasil yang kita

nikmati. Karena hukum menyatakan bahwa Allah berhak atas

sepersepuluh dari hasil panen dalam empat tahun pertama; dan

haknya menjadi separuh dari tahun yang kelima. Jika, jumlah yang kita

hasilkan sangat banyak, maka bagian separuh buat kita juga akan

menjadi sangat besar, bukankah demikian? Dengan demikian, di dalam

proses memberi ini kita semakin diberkati. Sangat bodoh jika kita

memandang bahwa Allah ingin menikmati sendiri semua hasil dari kita.

Sebagian dari buah yang kita hasilkan menjadi berkat bagi diri kita

sendiri sekaligus juga bagi orang lain. Sebenarnya, semua buah yang

dihasilkan itu sangat sedikit yang akan dinikmati oleh si pemilik kebun.

Hasil panen itu akan mengalir ke tempat lainnya - seperti pasar, dan

mengalir menjadi berkat bagi orang lain.

Di dalam perumpamaan ini, siapakah yang menolak untuk memberikan

buah? Jawabannya sangat membuat hati sedih. Umat Allah sendirilah

yang gagal memberikan buah bagi-Nya. Hal yang sama dapat dilihat di

dalam sejarah. Allah tidak berkata bahwa orang-orang yang tidak

percaya yang telah gagal; Ia tidak membebankan kesalahan ini ke

pundak orang-orang yang tidak percaya. Kesalahan itu terdapat pada

orang-orang Yahudi, dan di jaman ini, kesalahan ini terletak pada

pundak orang Kristen. Para pimpinan umat telah gagal.

Kita sendirilah yang seharusnya menindak keras diri ini. Jika kita tidak

melakukannya, maka Allahlah yang akan melakukannya. Seperti yang

dinyatakan dalam Firman Allah, "Kalau kita menguji diri kita sendiri,

hukuman tidak menimpa kita" (1 Korintus 11:31). Kita terlalu

memanjakan diri. Setiap kali ada gereja yang melakukan tindakan

disiplin terhadap seseorang, masyarakat terkejut, "Oh, mereka

bertindak terlalu keras terhadap orang ini." Biarlah saya memberitahu

Anda, jika kita tidak mengambil tindakan disiplin, maka Allah yang

akan melakukannya, dan hal itu akan berlangsung dengan lebih keras.

Kita harus menindak keras diri kita sendiri jika kita ingin menerima

kemurahan dari Allah.

Page 463: Bmf 24 cahaya injil

455 | C A H A Y A I N J I L

Di dalam perumpamaan ini, kita melihat bahwa umat Allah sendiri yang

ternyata gagal! Itu adalah suatu tragedi yang besar bagi generasi ini,

malahan di dalam setiap generasi dalam sejarah Gereja. Jika kita tidak

ingin gagal, kita tidak boleh berpuas diri dan harus belajar untuk

bersikap lebih tegas terhadap diri sendiri.

Kesalahan fatal

Saat kita mempelajari perumpamaan ini, ada beberapa hal yang pasti

terlintas di benak kita. Sebagai contoh, mengapa para penggarap itu

gagal memberikan hasil panen? Dan mengapa mereka memperlakukan

para hamba Allah seperti itu? Jawabannya terdapat di dalam ayat 38,

"Namun ketika para penggarap melihat kedatangan anak si pemilik

kebun anggur, mereka berkata satu sama lain, 'Dia ini adalah pewaris;

mari kita bunuh dia dan merampas warisannya!'" Dari sini kita bisa

melihat bahwa para penggarap itu ingin memiliki kebun anggur itu.

Mereka mau bebas melakukan apa saja yang mereka mau dengan

kebun anggur itu. Hal inilah yang tepatnya telah mereka lakukan

terhadap Yohanes Pembaptis. Seperti yang dikatakan oleh Yesus, "Aku

berkata kepadamu: Elia sudah datang (Yesus mengacu kepada Yohanes

Pembaptis), tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya

menurut kehendak mereka" (Matius 17:12).

Persoalan yang dihadapi oleh gereja sekarang ini tepatnya adalah sikap

orang-orang Kristen yang mengerjakan keselamatan itu semaunya

sendiri. Individualisme dan keegoisan adalah akar dari kegagalan

orang-orang Kristen di mana-mana. "Aku mengerjakannya sekehendak

hatiku. Beginilah jalan yang ingin kutempuh." Jika kita datang kepada

Tuhan dengan sikap seperti ini, memaksakan kehendak sendiri di

dalam setiap urusan, kita tidak akan pernah bisa menjadi pengikut-

Nya. Setiap orang yang mengira bahwa ia bisa dengan gampang

mendapatkan semua keuntungan dari kerajaan Allah - seperti

keselamatan dan semua berkat - dan terus memaksakan kemauannya

sendiri telah membuat kesalahan yang sangat besar. Seperti bait lagu

Frank Sinatra, "I did it my way (Kulakukan dengan caraku sendiri)".

Pada hari penghakiman nanti, lagu itu akan menjadi lagu yang paling

kita sesali. Saat Allah mulai mengerjakan kehendak-Nya, mereka yang

selama ini bertindak semaunya sendiri akan menghadapi hal yang tidak

tertahankan. Hal yang paling menyedihkan dari semua ini adalah ketika

mereka memaksa untuk bertindak semaunya sendiri, mereka malah

menjerumuskan diri ke dalam bencana dan ketidak-bahagiaan. Ada

Page 464: Bmf 24 cahaya injil

456 | C A H A Y A I N J I L

juga orang yang ingin melayani Allah namun dengan cara yang mereka

tentukan sendiri!

Jika Anda adalah penggarap di kebun anggur Allah, yang berarti Anda

adalah seorang Kristen dan juga seorang murid, tanyakanlah diri Anda,

"Apakah aku benar-benar menjalani kehidupan Kristen menurut

kehendak Allah?" (Di sini kita sampai pada poin tentang mencintai

kebenaran, jadi sangat penting bagi Anda untuk jujur kepada diri

sendiri.) Jika jawabannya adalah tidak, pertimbangkanlah hal apa yang

akan terjadi. Jika Anda sedang memanfaatkan kebun anggur Allah,

kemurahan dan berkat-berkat-Nya dengan cara yang Anda tentukan,

maka Anda tidak akan menghasilkan buah sesuai dengan yang

diharapkan oleh Allah.

Penolakan terhadap pengangkatan Yesus sebagai Tuan ke atas hidup

Anda - bukan sekadar dalam perkataan namun dalam kehidupan -

adalah hal yang sering saya lihat ada di dalam diri orang-orang Kristen.

Perhatikanlah cara Anda merencanakan sesuatu, cara Anda berpikir

dan mengerjakan sesuatu sekarang ini. Pernahkah Anda menempatkan

kepentingan Allah sebagai patokan yang utama? Jujurlah terhadap diri

Anda sendiri. Kapan, dalam keseharian Anda, pernah Anda

menempatkan kepentingan Allah sebagai yang utama? Saya tidak

berbicara tentang teori di sini, namun tentang kenyataan dalam

kehidupan sehari-hari. Jika Anda dapat menjawab pertanyaan ini

dengan jujur, mungkin Anda selamat dan tidak berakhir sebagai salah

satu dari para penggarap yang harus menghadapi penghakiman Allah.

Ketidak-setiaan akan membangkitkan murka Allah

Apa yang terjadi pada para penggarap yang gagal memberikan hasil

panen? Jika Anda mengira bahwa sekali Anda masuk ke dalam kerajaan

Allah, lalu Anda akan selamanya aman di dalam kerajaan-Nya, maka

Anda sudah melakukan kesalahan fatal! Perhatikan baik-baik apa yang

dikatakan oleh Alkitab. Sebenarnya, Yesus malah menarik jawaban dari

para pendengar perumpamaan ini. Ia berkata, "Katakan, apa yang

akan dilakukan oleh si pemilik kebun anggur jika ia kembali?"

Bagaimana menurut Anda? Apakah mereka akan dibebaskan dari

penghakiman karena mereka adalah penggarap di kebun anggurnya?

Justru karena mereka menjadi penggarap di kebun anggurnya, maka si

pemilik kebun anggur itu menghakimi mereka. Dan hal inilah yang

dikatakan oleh Allah kepada umat Israel, "Karena engkau, dan hanya

Page 465: Bmf 24 cahaya injil

457 | C A H A Y A I N J I L

engkau adalah umat-Ku (dari antara semua umat manusia), maka Aku

akan menghakimimu. Jika engkau bukan umat-Ku, Aku tidak akan

menghakimimu. Tetapi karena engkau adalah umat-Ku, maka Aku akan

menghakimimu."

Dalam pengertian tertentu, setiap orang adalah milik Allah. Ia akan

menghakimi kita karena kita adalah ciptaan-Nya. Jika kita menjadi

milik-Nya dalam dua pengertian, melalui penciptaan dan penebusan,

maka Ia akan menuntut lebih lagi dari kita. Apa yang akan terjadi

dengan mereka yang tidak menghasilkan buah bagi Allah?

Bayangkanlah jawaban yang didapatkan oleh Yesus dari para

pendengar perumpamaan ini, "Kata mereka kepada-Nya: 'Ia akan

membinasakan orang-orang jahat itu.'" (ayat 41). Di dalam

perumpamaan ini, para penggarap telah membunuh hamba-hamba-

Nya. Bagi mereka yang telah membunuh hamba-hamba-Nya, yang

menolak klaim-Nya dan menolak untuk hidup di bawah pemerintahan-

Nya, maka mereka harus menghadapi akibatnya. Mereka tidak boleh

lupa bahwa mereka berhadapan dengan Allah yang hidup yang akan

datang kembali. Di dalam ayat 41 kita melihat kata 'membinasakan'

yang diterjemahkan dari kata Yunani yang berarti 'buruk, ngeri,

mengerikan'. Jadi, Allah akan membinasakan mereka dalam kematian

yang mengerikan. Seberat itulah penghakiman yang harus dihadapi

oleh orang-orang itu.

Allah adalah Allah pengasih. Akan tetapi kita tidak boleh membuat

kesalahan dengan mengira bahwa karena Ia adalah Allah pengasih

maka Ia tidak akan menghakimi. Justru karena Ia tidak bisa menolerir

keegoisan dan kejahatan semacam ini maka Ia akan mengambil

tindakan keras terhadap hal-hal tersebut.

Selanjutnya, setelah para penggarap itu dihukum, kebun anggur itu

kemudian diserahkan kepada orang lain yang akan memberikan hasil

panen kepada Allah pada musimnya (ayat 41). Sekarang ini, kita

dijejali dengan satu ajaran yang aneh dalam gereja, yaitu bahwa jika

kita sudah ada di dalam kebun anggur maka kita akan selalu berada

dalam kebun anggur itu, dan kebun anggur itu tidak akan pernah

diambil dari kita. Sekali kita masuk ke dalam kerajaan, maka

selamanya kita akan berada di dalam kerajaan, dan kerajaan itu tidak

akan pernah diambil dari kita. Jika seperti itu pemahaman yang kita

pegang, maka yang kita lakukan tak lebih dari sekadar menciptakan

Page 466: Bmf 24 cahaya injil

458 | C A H A Y A I N J I L

doktrin untuk menciptakan rasa aman di dalam hati. Sebenarnya,

bukan hanya kebun anggur itu diambil dari mereka, tetapi mereka juga

dibinasakan. Mereka berakhir dalam kebinasaan. Paulus berkata

kepada kita, "Karena jika Allah tidak menyayangkan cabang yang asli,

maka Ia juga tidak akan menyayangkan kamu" (lihat Roma 11:21).

Jika kita tinggal di dalam kebaikan-Nya, kita akan hidup dengan

menghasilkan buah seperti yang Dia inginkan. Kita tidak akan berakhir

dalam kebinasaan. Segala sesuatu tergantung dari buah yang kita

hasilkan.

Tanda dari hamba yang sejati

Dengan mengamati perumpamaan ini, timbul pertanyaan, "Mengapa

orang Yahudi membenci hamba-hamba Allah yang sejati?" Mengapa

hamba-hamba Allah yang sejati dibenci oleh generasinya dan ditolak

oleh Gereja? Dan lagi, bagaimana kita bisa tahu apakah seseorang itu

hamba Allah yang sejati atau yang palsu? Bagaimana Anda bisa tahu

bahwa orang yang sedang berkhotbah adalah hamba Allah yang sejati?

Perumpamaan ini memberi kita kriteria yang sangat jelas. Seorang

hamba Allah yang sejati akan meminta buah. Itu sebabnya mengapa

mereka dibenci. Jika mereka tidak meminta apapun, mereka tidak akan

dibenci. Jika mereka datang kepada para penggarap dan berkata,

"Kalian telah mengerjakannya dengan sangat baik! Kalian tidak mau

memberikan hasil panen kepada pemilik kebun? Tidak masalah. Jika

Anda sudah di kebun ini, maka Anda akan tetap berada di kebun ini.

Tidak perlu khawatir. Apa yang bisa dilakukan oleh si pemilik kebun

terhadap kalian?" Jelas hamba seperti itu tidak akan dipukuli. Jika ia

berkhotbah seperti ini, tak akan ada orang yang merajamnya dengan

batu. Jelas para penggarap tidak akan melemparinya dengan batu,

malahan mereka akan berkata, "Sobat, masuklah kemari."

Setiap hamba Allah yang sejati, di lain pihak, akan datang dan berkata,

"Allah meminta buahnya. Kamu harus hidup dalam kebenaran dan

kekudusan. Kamu harus berpaling dari dosa-dosamu. Dan kamu tidak

cuma harus bertobat dan dengan itu menerima hidup yang kekal, tetapi

kamu harus selalu hidup dalam kekudusan. Kamu harus hidup seperti

itu." Apa yang akan terjadi jika Anda berkhotbah seperti itu?

Mengejutkan! Gereja akan mengusir Anda. Jika Anda tidak percaya,

saya tantang Anda untuk mencobanya. Saya sudah mencobanya dan

saya mengetahui hal ini dari pengalaman.

Page 467: Bmf 24 cahaya injil

459 | C A H A Y A I N J I L

Lihat John Wesley sebagai contoh. Ketika ia datang dan berkata

kepada Church of England bahwa mereka harus memelihara

kekudusan, mereka mengusirnya. Orang pasti berpikir bahwa gereja

tentunya paham tentang pentingnya kekudusan. Walaupun sudah

ditahbiskan sebagai pengkotbah di Church of England, Wesley dilarang

untuk berkhotbah di semua gereja milik pemerintah. Ia bahkan

dilarang untuk berkhotbah di gereja yang digembalai oleh ayahnya

sendiri. Ketika ayahnya meninggal, ia tidak diijinkan untuk memimpin

upacara pemakaman ayahnya di dalam gereja. Ia harus berdiri di luar

gereja untuk memimpin upacara pemakaman ayahnya sendiri. Dan

satu-satunya kesalahannya adalah ia memberitakan kekudusan!

Bagaimana kita bisa mengenali seorang hamba Allah yang sejati? Tidak

perlu memakai cara-cara yang rumit untuk bisa mengenali seorang

hamba Allah yang sejati. Cukup dengan mendengarkan khotbah yang

disampaikannya. Jika ia berkata bahwa semuanya baik-baik saja

sementara kenyataannya dunia sedang kacau balau, kita akan tahu

bahwa dia adalah nabi palsu. Menurut Perjanjian Lama, para nabi

palsulah yang berkata, "Semuanya baik-baik saja. Tenanglah. Tidak

ada masalah sama sekali" (Lihat Yeremia 6:14 dan 8:11). Malahan, kita

dapat mengenali seorang hamba Allah sejati cukup dengan mengamati

satu unsur dalam khotbahnya yaitu seruan bagi kekudusan.

John Sung melakukan hal tersebut. Setiap orang yang mendengar atau

membaca khotbahnya akan tahu bahwa ia adalah hamba Allah yang

sejati. Kemanapun ia pergi, ia berkhotbah tentang kekudusan.

Walaupun Allah memakainya dengan sangat luar biasa, ia sendiri tidak

diterima dalam lingkungan yang dilayaninya. Saat Sung berkhotbah di

China, para penginjil, pekerja Kristen dan para pendeta menolaknya.

Sekarang ini, kita semua menghormati dia, bertingkah seperti orang-

orang Yahudi di jaman Yesus. Mereka mencat putih kuburan para nabi

yang telah dibunuh oleh nenek moyang mereka. Yesus berkata kepada

mereka, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,

hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-

nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami

hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan

mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian

kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah

keturunan pembunuh nabi-nabi itu" (Matius 23:29-31). Intinya, Yesus

berkata, "Kamu menghormati nabi-nabi jaman dahulu karena mereka

Page 468: Bmf 24 cahaya injil

460 | C A H A Y A I N J I L

sudah tidak ada. Karena mereka tidak bisa menegurmu sekarang, jadi

memang gampang untuk berkata bahwa mereka adalah orang-orang

yang luar biasa!" Sekarang ini, banyak orang yang berkata bahwa

Wesley adalah orang yang hebat, karena Wesley sudah tidak ada dan

tidak bisa lagi mengecam kejahatan dan rendahnya moral di Gereja.

Kita bisa memujinya karena ia sudah mati. Tidak heran jika Yesus

berkata bahwa kita sudah membongkar aib sendiri, yaitu kemunafikan

kita. Hal yang terpenting di sini adalah: entah Anda membaca dari

sebuah buku atau mendengar sebuah khotbah, Anda harus mengamati

unsur kekudusan ini, buah yang dicari Allah dari umat-Nya.

Apa yang penting dari buah ini? Buah adalah intisari dari kehidupan

seorang Kristen. Sebenarnya, kata 'buah' muncul sebanyak 66 kali

dalam Perjanjian Baru. Kata kerjanya muncul sebanyak 8 kali, jadi

semuanya berjumlah 74 kali dalam Perjanjian baru. Buah adalah hal

yang sangat-sangat penting.

Paulus membuat pernyataan yang sangat menarik di dalam Roma 7:4.

Ia berkata kepada kita bahwa poin utama dari menjadi seorang Kristen

adalah agar kita bisa menghasilkan buah bagi Allah. Paulus sangat

memahami hal ini. Mengapa Yesus menjadikan kita umat-Nya?

Mengapa Ia menebus kita? Mengapa Ia mati dan bangkit dari

kematian? Semua ini supaya kita bisa menghasilkan buah bagi

Allah. Ini adalah hal yang sangat menentukan atau satu persoalan

kunci dalam hal menjadi seorang Kristen.

Untuk mengetahui apakah Anda seorang Kristen sejati atau bukan,

Anda hanya perlu bertanya pada diri sendiri, "Apakah saya

menghasilkan buah? Adakah kekudusan di dalam hidup saya?" Tidak

perlu cara yang rumit untuk memeriksanya. Periksa saja kehidupan

Anda. Adakah kekudusan menjadi bagian dari hidup Anda? Apakah ada

buah yang dapat Anda persembahkan kepada Allah? Jawablah semua

pertanyaan itu, dan Anda akan tahu siapa Anda.

Apakah Anda tahu seberapa dekat Anda dengan Allah? Apakah Anda

mengalami kuasa Allah bekerja di dalam hidup Anda? Apakah Anda

menjalani kehidupan sebagai orang Kristen di rumah, sekolah dan

tempat kerja Anda? Adakah keindahan yang terpancar dari hidup

Anda? Adakah aroma dan buah enak yang menyegarkan orang lain?

Atau apakah Anda justru menimbulkan stres dan konflik kemanapun

Page 469: Bmf 24 cahaya injil

461 | C A H A Y A I N J I L

Anda pergi dan membuat orang lain terganggu emosinya? Anda akan

tahu apakah kuasa Allah bekerja di dalam hidup Anda karena Anda

tidak akan mampu menghasilkan buah jika kuasa dan hidup Allah tidak

bekarya di dalam hidup Anda. Luangkanlah waktu untuk merenungkan

pentingnya menghasilkan buah bagi Tuhan.

Perumpamaan tentang Pesta Perjamuan Besar

Lukas 14:15-24 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Mencari dalih akan mengorbankan keselamatan Anda

Hari ini kita akan membahas Firman Allah yang diambil dari Lukas

14:15-24. Bagian ini disebut sebagai perumpamaan tentang perjamuan

besar (Alkitab terjemahan Indonesia memberi judul perumpamaan

tentang orang-orang yang berdalih). Perumpamaan ini berbicara

tentang kerajaan Allah. Firman Allah adalah seperti intan atau batu

permata, yang memancarkan keindahan yang berbeda-beda

tergantung pada arah datangnya sinar. Di pembahasan ayat-ayat ini

sebelumnya, saya membahas dari sudut bahwa hanya mereka yang

miskin di hadapan Allah yang akan mendapat tempat di dalam kerajaan

Allah.

Di pembahasan kali ini kita akan melihatnya dari sudut yang berbeda,

yang menyangkut persoalan berdalih. Setelah bertahun-tahun melayani

Tuhan, saya mendapati bahwa salah satu kemampuan manusia unggul

adalah kemampuan untuk berdalih. Saat seorang non-Kristen diajak

untuk ikut dalam kebaktian, ia akan berkata, "Maaf, saya sibuk". Ini

berarti acara kebaktian adalah bagi mereka yang punya waktu luang

dan tidak punya banyak hal untuk dikerjakan. Saat diajak untuk

mendengarkan Firman Allah, mereka segera akan mencari alasan untuk

menolak. Mengapa? Hal yang lebih penting adalah mengapa orang-

orang Kristen juga banyak mencari-cari alasan? Bukan hanya orang

non-Kristen yang gemar berdalih. Banyak orang Kristen saat diajak ke

Pendalaman Alkitab akan berkata, "Tempat tinggal saya terlalu jauh",

"Ongkos bisnya naik", "Saya harus mengerjakan ini dan itu", "Saya

kedatangan tamu." Aneh sekali! Begitu banyak hal yang terjadi

bersamaan dengan saat diadakan kegiatan Pendalaman Alkitab.

Sungguh menakjubkan! Alasan yang diajukan tidak selalunya benar.

Hanya sekadar mencari alasan untuk tidak menerima undangan Anda.

Page 470: Bmf 24 cahaya injil

462 | C A H A Y A I N J I L

Dua macam dalih

Pada dasarnya ada dua macam dalih. Yang pertama adalah dalih

sebelum suatu peristiwa terjadi, dalam hal ini sebelum perjamuan

itu diadakan. Pesta perjamuannya sudah siap dan Anda mengundang

seseorang untuk datang. Lalu tiba-tiba ia teringat bahwa ia baru saja

membeli sebidang tanah dan sekarang ia menjadi sangat sibuk. Itu

adalah alasan yang dibuat sebelum suatu peristiwa terjadi, untuk

menghindar dari kewajiban untuk datang.

Yang kedua adalah dalih sesudah suatu peristiwa terjadi. Saat

Anda gagal mengerjakan sesuatu, Anda akan membuat alasan untuk

membenarkan diri Anda dengan menjelaskan mengapa Anda

mengalami kegagalan. Orang yang berhasil mengerjakan sesuatu tidak

perlu berdalih. Jika Anda lulus dalam ujian, Anda tidak perlu mencari

alasan mengapa Anda lulus. Jika Anda tidak lulus, maka Anda akan

mencari alasan. "Oh, pengajarnya bersikap tidak adil, tugas

makalahnya terlalu sulit, dan pengajarnya tidak pernah mengajarkan

bagian yang diujikan". Terdapat seribu macam alasan untuk

menjelaskan mengapa Anda gagal. Paling tidak Anda mendapat

pembenaran di mata Anda sendiri walaupun orang lain tetap

menyalahkan Anda.

Kita juga sudah terbiasa dengan dalih jenis yang kedua ini. Hal ini

sudah diterapkan sejak awal sejarah umat manusia. Ketika Hawa

berbuat dosa, Adam berkata, "Salah perempuan itu." Dan Hawa

menyalahkan Iblis, dan Iblis tidak berhasil mencari pihak lain lagi untuk

disalahkan, jadi tuduhan itu tertumpah padanya. Sejak itu, kegiatan

mengalihkan kesalahan ini menjadi kebiasaan semua generasi.

Jadi, ada dalih yang muncul setelah suatu peristiwa terjadi, untuk

menjelaskan suatu kegagalan, dan ada juga yang dibuat sebelum suatu

peristiwa terjadi, untuk menghindari tanggungjawab. Di dalam

perumpamaan ini, kita membahas tentang dalih yang dibuat sebelum

suatu peristiwa terjadi, yaitu dalih yang dibuat untuk menghindari

tanggungjawab.

Lukas 14:15-21

Hidup yang kekal atau masuk ke dalam kerajaan Allah, seringkali

digambarkan di dalam Alkitab dengan ungkapan pesta perjamuan.

Page 471: Bmf 24 cahaya injil

463 | C A H A Y A I N J I L

Mendengar itu (tentang kebangkitan orang-orang benar di ayat

14) berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus:

"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Tetapi

Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar

dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia

menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah,

sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama

meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli

ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang

lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku

harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata:

Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka

kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada

tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya:

Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke

mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta

dan orang-orang lumpuh

Perhatikan secara khusus ayat 18, "Tetapi mereka bersama-sama

meminta maaf (berdalih)."

Ini adalah sebuah cerita berdasarkan kejadian nyata yang tercatat di

dalam Talmud. Namun kita tahu bahwa hal semacam ini memang

terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, Anda

mengadakan persekutuan keluarga dan ternyata orang-orang yang

diundang tidak hadir. Anda sudah menghabiskan banyak waktu untuk

memasak dan mendadak orang-orang itu berkata, "Oh, saya baru

ingat, saya tidak bisa datang nanti." Saya sudah mendengar banyak

keluhan tentang hal ini. Tadinya mereka berharap bisa makan

bersama, menikmati saat-saat indah bersama keluarga, dan orang-

orang yang diundang justru tidak datang dengan memberi berbagai

macam alasan. Sama seperti di perumpamaan ini, orang-orang yang

telah diundang itu membuat berbagai macam alasan untuk tidak hadir.

Ciri-ciri dalih di dalam perumpamaan ini

Perhatikan tiga ciri dari dalih-dalih tersebut. Pertama, dalih dibuat

dengan cara yang sangat sopan. "Maafkan saya...", "Mohon

pengertiannya..." - disampaikan dengan sangat sopan dan beradab.

Mungkin orang berpikir bahwa jika dalih disampaikan dengan cara yang

sangat sopan, maka dalih itu akan lebih bisa diterima.

Page 472: Bmf 24 cahaya injil

464 | C A H A Y A I N J I L

Kedua, isi dalih tidak selalunya berisi kebohongan. Mereka

memang sedang sibuk. Yang satu baru menikah. Alasan yang dibuat

tidak harus merupakan kebohongan. Namun sulit dipahami mengapa

Anda tidak dapat menghadiri pesta perjamuan jika Anda baru saja

menikah. Mungkin istrinya tidak begitu suka dengan pesta. Dalih yang

lainnya adalah transaksi pembelian lima pasang lembu kebiri dan

pembelian ladang. Semua itu bisa jadi benar. Pada saat seseorang

membuat alasan, apa yang dikatakannya tidak selalunya bohong.

Suatu kenyataan bisa saja dimanfaatkan sebagai suatu alasan untuk

menghindar dari kewajiban memberi tanggapan.

Poin yang ketiga, dalih adalah suatu penolakan terhadap

undangan untuk memasuki kerajaan-Nya. Tidak peduli sesopan

apapun dalih itu disampaikan, tidak peduli sewajar apapun dalih itu,

hasilnya tetap suatu penolakan kepada undangan Allah. Pesan yang

disampaikan melalui perumpamaan ini adalah: Tuhan tidak

mempersoalkan apakah alasan Anda itu benar dan memang merupakan

suatu kenyataan. Akan tetapi peringatan-Nya adalah: jika Anda

membiarkan sesuatu hal, walaupun hal itu nyata, untuk menghalangi

langkah Anda memasuki hidup yang kekal, maka Anda tidak akan

pernah masuk ke sana. Anda selamanya akan menghindari

keselamatan. Inilah poin perumpamaan ini: membuat dalih akan

mengorbankan keselamatan Anda. Jika orang tahu seberapa besar

harga dari dalih yang dibuatnya, tentu ia akan lebih berhati-hati dalam

berurusan dengan dalih.

Orang kayalah yang berdalih

Perhatikan bahwa di dalam perumpamaan ini orang miskin berada

dalam posisi tidak dapat membuat dalih. Apakah Anda berada dalam

posisi mampu untuk berdalih? Orang-orang miskin, jika diundang ke

sebuah pesta perjamuan, tidak akan membuat dalih macam-macam.

Mereka tidak mampu. Mereka tidak ingin berdalih. Sangat berbahaya

jika kita sampai di tingkat di mana kita merasa bisa berdalih. Apa posisi

itu?

Apa dalih yang mereka buat? Yang pertama berkata bahwa ia baru saja

membeli sebidang tanah. Anda harus agak kaya untuk membeli

sebidang tanah. Tidak semua orang mampu membeli sebidang tanah.

Tanah adalah harta milik yang mahal, khususnya di Yudea karena

Israel adalah negeri yang kecil. Di negara yang luas seperti Kanada,

Page 473: Bmf 24 cahaya injil

465 | C A H A Y A I N J I L

Anda mungkin bisa membeli tanah karena harganya murah. Akan

tetapi di negara yang kecil, misalnya seperti Swiss harga tanah

sangatlah mahal! Di Israel juga demikian. Israel adalah sebuah negara

yang kecil tetapi penduduknya cukup banyak jika dibandingkan dengan

luas wilayahnya. Dengan begitu harga tanah di sana sangatlah mahal,

dan orang yang membeli tanah haruslah cukup kaya.

Orang yang selanjutnya juga cukup kaya. Ia tidak sekadar membeli

satu atau dua ekor lembu kebiri, ia membeli lima pasang lembu kebiri,

atau sepuluh ekor. Jadi, paling sedikit, ia memiliki sepuluh ekor lembu

kebiri, dan kita tidak diberi tahu apa lagi hartanya yang lain. Bahkan di

Kanada, harga seekor lembu cukup mahal, apalagi sepuluh. Jadi

jelaslah bahwa dia orang yang cukup kaya.

Dalam hal menikah, Anda juga harus punya cukup harta. Pada jaman

itu, pesta pernikahan biasanya berlangsung selama tujuh hari. Pada

pesta pernikahan di Kana, Yesus menolong tuan rumah ketika mereka

kehabisan anggur. Yang pasti jika pesta diadakan sampai tujuh hari,

maka pesta pernikahan tentu akan menjadi urusan yang cukup mahal

karena harus menyediakan cukup banyak makanan dan anggur.

Orang-orang kayalah yang mampu membuat dalih. Pada saat orang

mulai makmur, saat mereka mulai menjadi gemuk, dalih-dalih mulai

diciptakan. Arti penting hal ini harus dipelajari dengan teliti. Pada saat

masih kuliah, Anda sangat miskin. Membeli sepotong es krim mungkin

merupakan suatu kemewahan. Namun, saat Anda sudah bekerja dan

mendapat penghasilan yang bagus, apa artinya seporsi es krim? Anda

bahkan bisa membeli menu-menu mewah lainnya. Dulunya Anda tidak

mampu untuk makan di restoran. Mungkin kadang-kadang Anda

membeli burger di McDonald, namun seiring dengan meningkatnya

kemakmuran Anda, Anda tidak sudi lagi melirik McDonald. Itu hidangan

untuk orang miskin. Anda akan makan di restoran mewah karena Anda

mampu membayarnya. Seiringan dengan itu akan terjadinya

penurunan kualitas rohani Anda.

Tidak miskin di hadapan Allah artinya tidak merasakan adanya

kebutuhan rohani

Inilah poinnya. Yesus sedang memberitahu kita hal-hal apa saja yang

berlawanan dengan kondisi miskin di hadapan Allah. Apa itu miskin di

hadapan Allah? Menjadi miskin di hadapan Allah berarti memiliki

Page 474: Bmf 24 cahaya injil

466 | C A H A Y A I N J I L

kesadaran yang mendalam akan kekurangan. Memang tidak

nyaman jika kita merasa kekurangan, namun berbahagialah orang

yang merasa kekurangan. Apa artinya tidak miskin di hadapan Allah?

Menjadi 'kaya di hadapan Allah' berarti tidak merasakan adanya

kekurangan, atau hanya sedikit merasa kekurangan. Anda mungkin

berbicara dengan seorang non-Kristen tentang perkara rohani dan ia

tidak begitu merasa kekurangan. Ia merasa sudah cukup puas. Jika ia

merasa tidak puas, ia akan mengisinya lewat televisi. Cukup dengan

menekan tombolnya, nah, seluruh dunia ditampilkan dengan tata

warna dan suara yang menarik, dan Anda segera larut di dalamnya.

Saat Anda masih miskin, gambar di layar televisi Anda mungkin kabur

dan berbintik, sangat sulit ditonton. Anda akan berkata, "Percuma saja

menonton TV. Terlalu melelahkan mata." Namun jika Anda sudah kaya,

segala kenikmatan yang ditawarkan oleh televisi akan segera menyita

perhatian Anda. Masalah rohani? Tidak ada waktu untuk memikirkan

hal itu. Ada begitu banyak cara untuk mengalihkan perhatian kita dari

persoalan yang ada.

Perhatikan orang-orang di dalam perumpamaan ini. Salah satu dari

tersita perhatiannya pada sebidang lahan. Saat Anda masih kuliah,

Anda tidak akan memikirkan tentang pembelian lahan, karena Anda

tidak mampu membelinya - untuk jajan saja sudah susah! Tapi

sekarang, sebidang tanah yang sangat luas telah menyita perhatian

Anda. Anda tidak sekadar membeli sebidang lahan, karena begitu

tanah itu Anda beli, maka Anda harus membersihkannya, mencari

pekerja, membeli peralatan, menyiapkan lahan, dan mengurus

berbagai hal sehubungan dengan tanah itu. Wah, sangat sibuk! Lalu

orang yang kedua baru saja membeli lima pasang lembu kebiri. Dengan

kesepuluh ekor lembu itu, ia harus mencari orang untuk memelihara,

memberinya makan dan memastikan lembu-lembu itu produktif. Dan

seorang istri, ini adalah sarana yang sangat bagus untuk melupakan

segala persoalan di dunia ini, kecuali jika pernikahan Anda kemudian

bermasalah. Akan tetapi orang ini sedang berbahagia - ia baru saja

menikah. Di hari-hari seperti itu, orang ini sepertinya sedang berada di

langit ke tujuh. Tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal lain seperti

kebutuhan rohani.

Cobalah pahami pelajaran yang Yesus sampaikan di sini. Tanyalah diri

Anda. "Bagaimana kondisi rohani saya? Atau, apakah saya sedang

mengeraskan hati terhadap kebutuhan rohani saya?" Sungguh aneh,

Page 475: Bmf 24 cahaya injil

467 | C A H A Y A I N J I L

seringkali orang harus mengalami bencana yang mengerikan sebelum

ia terjaga dan mulai menyadari, "Celaka! Mengapa saya tidak tahu

akan hal ini sebelumnya? Mengapa saya bisa membutakan mata

terhadap kenyataan rohani yang ada? Di mana saja saya bersembunyi

selama ini?" Tiba-tiba seseorang yang Anda kasihi meninggal dunia.

Tiba-tiba kesehatan Anda menurun dan dokter berkata, "Maaf, Anda

mengidap kanker tahap terakhir." Oh! Sekarang semua acara di TV

tidak memikat hati Anda lagi. Persoalan yang sedang dihadapi sekarang

tidak mau berlalu dengan mudah. Persoalan tersebut memelototi Anda

setiap saat. Ia tidak mau berlalu. Segala macam hiburan tidak sanggup

menolong Anda lagi. Anda tidak tertarik lagi dengan ladang, lembu

kebiri, dan bahkan pernikahan Anda, karena nyawa Anda sedang

terancam. Mengapa seringkali setelah mengalami peristiwa-peristiwa

ini baru kita terjaga atau sadar?

Saya ingin secara khusus berkata kepada Anda-Anda yang akan atau

yang sudah berhasil di dunia ini: "Perhatikan baik-baik kenyataan

ini. Ada hubungan yang sangat nyata di antara kemakmuran

ekonomi dan kurangnya kesadaran akan kebutuhan rohani." Dari

ilustrasi yang saya sampaikan tadi terdapat juga hubungan yang

nyata di antara kemiskinan ekonomi dengan menjadi miskin di

hadapan Allah. Bisa jadi karena alasan inilah Yesus terus menerus

mendorong murid-murid-Nya untuk melepaskan segala yang mereka

miliki. Ia berkata kepada orang muda yang kaya di dalam Matius

19:16-26, "Engkau harus melepaskan segala kekayaanmu karena

kekayaanmu akan membuat hatimu berlemak. Engkau tidak akan

memiliki kesadaran akan kebutuhan rohani. Dengan begitu kamu tidak

akan dapat menjadi murid-Ku dan tidak akan dapat masuk ke dalam

kerajaan Allah."

"Melepaskan segala uang hasil keringatku, dan juga harta warisan yang

baru kudapatkan? Apakah Engkau ingin menyuruhku kembali ke masa-

masa sengsara sebagai mahasiswa yang miskin? Tidak, tidak, Tuhan

pasti tidak bermaksud demikian! Pernyataan itu hanya untuk si orang

kaya yang muda itu. Saya tidak terikat pada uang seperti orang muda

yang kaya itu." Demikianlah, berbagai dalih mulai diluncurkan. Kita

sangat ahli dalam menciptakan dalih, namun justru dalih-dalih kita

itulah yang akan menjadi sumber bencana bagi kita.

Page 476: Bmf 24 cahaya injil

468 | C A H A Y A I N J I L

Berkat yang tidak diperlakukan dengan semestinya akan

berubah menjadi kutuk

Sejarah bangsa Israel adalah peringatan bagi bangsa Israel itu sendiri.

Di Ulangan 31:19 Allah berbicara kepada bangsa Israel. Tuhan

memberi petunjuk kepada Musa tentang apa yang harus dilakukan

dengan bangsa Israel yang akan mengalami keruntuhan rohani. Segera

sesudah pembebasan mereka dari tanah Mesir (peristiwa keluaran),

Tuhan sudah memperingatkan bahwa Israel akan mengalami kejatuhan

rohani. Ulangan 31:19-20:

Oleh sebab itu tuliskanlah nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang

Israel, letakkanlah di dalam mulut mereka, supaya nyanyian ini

menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel. Sebab Aku akan

membawa mereka ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada

nenek moyang mereka, yakni tanah yang berlimpah-limpah susu dan

madunya; mereka akan makan dan kenyang dan menjadi gemuk,

tetapi mereka akan berpaling kepada allah lain dan beribadah

kepadanya. Aku ini akan dinista mereka dan perjanjian-Ku akan

diingkari mereka.

Perhatikan bahwa hal yang dimaksudkan sebagai berkat bagi bangsa

Israel berubah menjadi kutukan. Mereka memasuki Tanah Perjanjian,

tanah yang penuh dengan susu dan madu yang berlimpah. "Susu dan

madu" adalah berkat kemakmuran lahan pertanian di sana, suatu hal

yang sangat penting dalam masyarakat tersebut. Madu melambangkan

kesuburan tanah, karena jika tanahnya tidak subur maka tidak akan

tumbuh bunga-bungaan, dan tidak akan ada madu yang bisa dihasilkan

oleh lebah. Madu berlimpah jika tanah di negeri itu subur. Di sisi lain,

susu berasal dari hewan ternak. Jadi yang dimaksudkan adalah

kesuburan tanah dan hewan ternak. Kemakmuran digambarkan melalui

ungkapan susu dan madu itu. Namun Tuhan Allah berkata melalui Musa

bahwa ketika bangsa ini memasuki tanah yang sangat diberkati itu, jika

mereka tidak mengelolanya dengan layak, berkat itu akan menjadi

kutuk.

Saat Anda mau mencari pekerjaan, Anda akan berdoa dengan setulus

hati, "Tuhan, kasihanilah aku, berilah aku satu pekerjaan yang baik

supaya aku dapat bersaksi sebagai orang Kristen. Ini adalah niat yang

utama, akan tetapi, di samping itu, aku juga perlu untuk memiliki

penghasilan yang cukup." Demikianlah, Anda berdoa meminta

Page 477: Bmf 24 cahaya injil

469 | C A H A Y A I N J I L

pekerjaan yang baik, dan Allah memberi Anda pekerjaan yang bagus!

Dan Anda berkata, "Sungguh berkat yang luar biasa! Allah begitu baik

kepada saya!"Berhati-hatilah. Berkat yang diperlakukan dengan

sembarangan akan menjadi kutuk. Berkat diberikan agar kita bisa

menjadi berkat bagi orang lain. Jika Anda menyimpannya bagi diri Anda

sendiri, maka ia akan menjadi kutuk. Dengan menjadi saluran berkat

maka berkat itu akan menjadi milik kita yang sejati. Selanjutnya Allah

akan memberi kita lebih banyak berkat dan kasih karunia-Nya. Dengan

demikian kita menimbun harta di surga, di mana kita tidak akan

kehilangannya lagi.

Akan tetapi, jika surga tidak nyata bagi Anda, maka bank akan menjadi

lebih penting ketimbang surga. Dan Anda akan menyimpan harta Anda

di bank, bukan di surga. Jadi kita harus menuntaskan perkara yang

sangat pokok ini. Bagaimana kita memandang perkara rohani, apakah

kita sedang menciptakan banyak dalih guna menghindari ajaran Yesus.

Kebanyakan orang setelah melewati masa-masa susah, cenderung

menimbun harta demi berjaga-jaga akan hal-hal yang mungkin terjadi.

Dan kita mendapati bahwa ajaran Yesus yang berkata berbahagialah

orang yang miskin, yaitu, miskin di hadapan Allah, menjadi hal yang

sangat sulit untuk diterima. Sangat bertentangan dengan jalan

pemikiran kita. Karena hal-hal ini bertentangan dengan jalan pemikiran

kita, maka kita akan mulai menciptakan dalih-dalih.

Demikianlah, hati bangsa Israel dipenuhi dengan lemak, dan apa yang

terjadi di Tanah Perjanjian? Tepat seperti yang telah diperingatkan oleh

Tuhan, kerohanian mereka ambruk. Saat berada di bawah perbudakan

Mesir, saat mereka berada di bawah telapak kaki orang Mesir, saat

mereka menderita dan miskin, mereka sangat miskin di hadapan Allah.

Mereka begitu rendah hati dan sangat bergantung kepada Allah.

Namun ketika mereka meninggalkan Mesir dan masuk ke Tanah

Perjanjian, mereka menikmati segala kelimpahan. Mereka menjadi

gemuk, dan seiring dengan itu kerohanian mereka menurun. Perkara

sering kita amati di dalam Alkitab.

Israel (dan orang-orang Kristen) telah menerima undangan

Allah

Mungkin Anda akan berkata pada diri sendiri, "Tidak. Aku tidak seperti

mereka karena aku adalah orang Kristen. Aku telah menerima

undangan itu. Yang dibahas adalah orang-orang yang menolak

Page 478: Bmf 24 cahaya injil

470 | C A H A Y A I N J I L

undangan itu. Sedangkan aku menerima undangan itu." Perhatikan

dengan saksama perumpamaan ini. Perumpamaan ini berbicara

tentang orang-orang yang pada awalnya menerima undangan tersebut,

namun belakangan menolaknya.

Di ayat 16-17, "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia

mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia

menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah,

sebab segala sesuatu sudah siap." Hal penting yang tidak boleh kita

lewatkan adalah bahwa orang-orang itu sudah diundang sebelumnya.

Mereka sudah menerima undangan itu, karena itu si tuan rumah segera

mempersiapkan pesta perjamuannya. Jika mereka menolak sejak awal,

maka tidak perlu dipersiapkan pesta perjamuannya. Akan tetapi saat

diundang mereka tidak menolak. Jadi si tuan rumah melanjutkan

persiapannya. Namun ketika pesta perjamuan itu siap digelar dan

utusan dikirim untuk menyampaikan, "Pesta perjamuannya sudah siap.

Karena Anda sudah menerima undangan, harap segera datang."

Mereka yang sudah diundang itu bersama-sama membuat dalih untuk

tidak hadir. Mereka membuat alasan untuk tidak hadir pada saat

perjamuan itu sudah siap berlangsung. Si tuan rumah berada dalam

situasi di mana segala persiapan sudah selesai, tetapi para undangan

tidak mau hadir. Segala hidangan yang disediakan akan menjadi sia-

sia. Jadi ia segera mengundang semua pengemis, orang-orang miskin,

dan orang-orang kecil untuk datang dan menikmati hidangan agar

semua itu tidak sia-sia. Ini memang gambaran tentang orang Israel

dan orang-orang Kristen. Orang Israel dan orang Kristen mulanya

menerima undangan Allah untuk menjadi umat-Nya. Mereka

telah menerima undangan untuk memasuki kerajaan-Nya.

Mereka menerima kedaulatan-Nya. Ini poin yang mau kita

perhatikan: Israel dan orang Kristen, sama seperti mereka yang

berdalih di dalam perumpamaan ini, memang telah menerima

undangan dari Allah pada awalnya.

Anda mungkin telah menerima undangan itu, akan tetapi hal ini bukan

poin yang penting. Hal yang penting adalah, ketika pesta perjamuan

siap digelar - ketika tiba saatnya memasuki kerajaan Allah, masuk ke

dalam hidup yang kekal - apakah Anda hadir di sana? Apakah Anda

akan memasuki kerajaan Allah? Atau, apakah pada saat itu Anda

akan menjadi salah satu korban dari penyakit hati rohani ini?

Page 479: Bmf 24 cahaya injil

471 | C A H A Y A I N J I L

Apakah Anda akan menjadi gemuk? Hal ini sangatlah penting untuk

diperhatikan.

Sekali lagi, saya ingin secara khusus menyampaikan kepada Anda yang

akan mendapatkan pekerjaan yang baik dengan gaji dan penghasilan

yang besar. Perlahan-lahan dan tanpa disadari hati Anda akan mulai

diliputi lemak, dan Anda akan masuk ke dalam daftar mereka yang

sudah gagal secara rohani. Sudah sering saya bertemu dengan orang

yang berkata, "Oh ya, pada waktu masih kuliah dulu, aku sangat aktif

di gereja. Saat itu aku menjadi pemimpin kaum muda, memimpin

Pendalaman Alkitab, memimpin ini dan itu." Lalu saya bertanya,

"Semuanya itu baik, tapi di mana Anda sekarang?" Jawabannya adalah,

"Sekarang? Aku sudah menikah dan memiliki beberapa anak dan aku

sekarang sudah punya bisnis, dan masih banyak lagi hal untuk

dikerjakan. Aku tidak punya waktu lagi." Prioritasnya sudah bergeser,

dan mereka sudah cukup puas jika sesekali masih sempat ke gereja.

Jadi Anda harus berwaspada ketika "memasuki kehidupan yang

mapan", karena dalam periode inilah Anda mulai melihat betapa diri

Anda akan menciptakan banyak dalih. Dan jika Anda sudah mulai

banyak menciptakan dalih, ingatlah pesan yang disampaikan oleh

Yesus melalui perumpamaan ini. Pada saat Anda mulai

menciptakan dalih, itu berarti secara rohani Anda sedang

mundur. Sungguh berbahaya bermain-main dengan dalih! Cobalah

mawas diri. Berwaspadalah ketika Anda mulai berkata bahwa Anda

terlalu sibuk, atau jika ada berbagai alasan yang terlihat wajar yang

menyita waktu doa atau waktu ibadah. Hal yang perlu kita perhatikan

adalah hanya orang-orang yang gagal yang menciptakan dalih. Dengan

begitu saat Anda mulai menciptakan dalih, maka Anda tahu bahwa

Anda sedang menuju kebinasaan rohani. Seringkali, saat berbicara

dengan orang-orang Kristen yang sudah gagal, kita melihat banyaknya

alasan yang dikemukakan yang tampaknya masuk akal, "Orang Kristen

tidak saling memahami. Mereka tidak sabar. Mereka telah menjadi batu

sandungan bagi saya. Mereka tidak mau memahami watak saya," dan

alasan-alasan itu masih terus ditambah dengan segudang dalih lainnya.

Seperti yang sudah saya katakan, orang yang tidak gagal tidak perlu

menciptakan dalih.

Israel menolak para nabi dengan menuduh mereka sesat

Akan tetapi perhatikan juga, dari sejarah bangsa Israel dan juga dari

Page 480: Bmf 24 cahaya injil

472 | C A H A Y A I N J I L

perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur, dalih-

dalih pada awalnya disampaikan secara sopan tetapi lama

kelamaan berubah menjadi kurang sopan, menjadi sengit dan

akhirnya dibarengi dengan kekerasan. Hal inilah yang perlu Anda

camkan baik-baik. Pada awalnya, dalih disampaikan dengan sangat

sopan, seperti yang kita lihat dalam perumpamaan kita hari ini. Mari

kita bandingkan dengan perumpamaan tentang penggarap-penggarap

kebun anggur (Matius 21:33-43). Dari Alkitab kita mengetahui bahwa

pada awalnya para penggarap hanya mengusir para hamba yang diutus

tuan empunya kebun. Mungkin mereka saat itu membuat dalih tentang

mengapa mereka tidak punya hasil panen untuk diberikan dan berkata,

"Kami mohon maaf, datanglah lagi tahun depan." Selanjutnya,

datanglah hamba yang lain, dan orang ini mereka pukuli. Selanjutnya,

datang lagi hamba yang lain, dan orang ini dipukuli sampai parah dan

diusir. Dan akhirnya, anak si pemilik kebun anggur itu mereka bunuh.

Jika Anda sudah mulai membuat dalih, maka sangatlah sulit untuk

berhenti. Perlahan-lahan, sopan santun saat berdalih juga menghilang.

Semangat permusuhan mulai mewarnai dalih yang dibuat. Pelan-pelan,

kecaman Anda terhadap gereja, terhadap orang Kristen secara umum

menjadi semakin keras. Dan secara berangsur-angsur, Anda

memisahkan diri bahkan dari pergaulan dengan orang Kristen secara

umum.

Inilah persisnya hal yang kita lihat dari dalam sejarah bangsa Israel,

dan luar biasanya adalah bahwa dalih-dalih itu menjadi semakin

kencang, dogmatis dan semakin ngotot. Kita bisa melihat seluruh

sejarah kejatuhan rohani bangsa Israel. Sebagai contoh, Anda bisa

melihat bahwa beberapa hamba Allah di dalam Perjanjian Lama

mengalami penghinaan, penganiayaan dan sebagainya. Pengalaman

Mikha bin Yimla di dalam 2 Tawarikh 18:23 adalah salah satu

contohnya. Ia dihina, ditampar, direndahkan dan dimasukkan ke

penjara, dan itu masih cukup ringan bagi seorang nabi Allah. Namun di

dalam beberapa pasal kemudian, saat kita sampai di dalam 2 Tawarikh

24:18-22, kita lihat nabi Allah yang lain, Zakharia bin Yoyada. Yoyada

adalah seorang imam di Israel, dan Zakharia anaknya adalah seorang

nabi. Dan Zakharia mengecam orang Israel dengan berkata, "Allah

meninggalkanmu karena engkau telah meninggalkan Allah." Tahukah

Anda apa yang ia alami karena berkata seperti itu? Ia dilempari batu,

dirajam sampai mati, tepat seperti yang dikatakan oleh Yesus bahwa

Page 481: Bmf 24 cahaya injil

473 | C A H A Y A I N J I L

mereka telah melempari seorang nabi Allah sampai mati! Zakharia

dirajam sampai mati! Hukuman rajam adalah bentuk hukuman yang

biasanya diberikan kepada orang yang menghujat Allah, atau yang

melakukan kejahatan serius lainnya. Apakah kejahatan Zakharia?

Kejahatannya adalah karena ia telah membuat 'pernyataan yang berisi

pengkhianatan'. Bagi orang Yahudi, berkata bahwa Allah telah

meninggalkan bangsa Israel merupakan suatu pernyataan

pengkhianatan. Ini adalah suatu pernyataan yang sangat serius karena

sama saja dengan berkata bahwa mereka bukan merupakan umat Allah

lagi. Itu berarti bahwa Allah telah menolak mereka sepenuhnya, Allah

telah pergi dari mereka. Itulah maksud dari pernyataan yang berisi

pengkhianatan. Akan tetapi, terdapat satu pesan yang disepakati oleh

semua nabi Allah dan disampaikan kepada Israel, yaitu, "Allah telah

meninggalkan engkau."

Saya tahu persis seperti apa perasaan Anda jika saya berkata, "Allah

telah meninggalkanmu." Anda bisa saja mengatakan hal itu kepada

orang lain. Tetapi jika perkataan tersebut tertuju kepada Anda, Anda

pasti akan sangat terkejut! "Allah telah meninggalkanku?" Jadi

sekarang Anda dapat mengerti mengapa reaksi orang-orang Israel

terhadap para nabi bisa sedemikian kerasnya. Dan di dalam Kisah Para

Rasul pasal 7, ketika Stefanus mengatakan hal yang sama kepada

orang-orang Yahudi, ia juga dilempari batu sampai mati. malahan,

Alkitab memberitahu kita bahwa mereka begitu marah sampai-sampai

mereka menutup telinga; mereka tidak mau mendengarkan ucapan

Stefanus lagi. Allah tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya! Allah

tidak akan melakukan hal itu! Ia tidak mungkin melakukannya! Jika

saya berkata, "Allah telah meninggalkan Gereja-Nya sekarang ini!"

Hah! Orang akan menyeret saya keluar dan berkata, "Orang ini

sesat! Orang ini sumber bencana! Allah tidak akan meninggalkan

gereja-Nya! Berani sekali kau berkata seperti itu?"

Begitulah persisnya reaksi yang muncul di dalam Perjanjian Lama.

Begitulah cara mereka menentang para nabi. Pertama-tama, mereka

mungkin akan menuduh para nabi bukan hanya dengan tuduhan

pengkhianatan tetapi juga tuduhan sesat. Mengapa dituduh sesat?

Saya akan bacakan Ulangan 31:6 buat Anda (namun ini bukanlah cara

mengutip dan menafsirkan Alkitab yang benar). Allah berkata kepada

orang Israel melalui Musa, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,

janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka (para musuh),

Page 482: Bmf 24 cahaya injil

474 | C A H A Y A I N J I L

sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia

tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."

"Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan

engkau." Kata-kata itu berdering di telinga orang Israel sepanjang

sejarah mereka: "Ia tidak akan meninggalkan engkau! Ia tidak akan

meninggalkan engkau!" Dan sekarang ada nabi yang mengatakan

sesuatu yang bertentangan dengan Firman Allah, bahwa Allah telah

meninggalkan umat-Nya padahal Allah berkata bahwa Ia tidak akan

meninggalkan umat-Nya. Jadi bagaimana mungkin nabi-nabi ini

mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan ucapan hamba Allah

yang besar, Musa, yang berkata bahwa Allah tidak akan meninggalkan

umat-Nya?

Sebenarnya, contoh ini masih belum cukup. Nabi besar Samuel di

dalam 1 Samuel 12:22 menyampaikan jaminan ini kepada umat Israel,

"Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, sebab nama-Nya

yang besar. Bukankah TUHAN telah berkenan untuk membuat kamu

menjadi umat-Nya?" "Tuhan tidak akan membuang umat-Nya demi

nama-Nya yang besar!" Semua tidak bergantung pada kelakuan Anda.

Semua bergantung pada-Nya - sebab nama-Nya yang besar. Ia tidak

akan membuang umat-Nya!

Siapa Zakharia ini yang datang lalu berkata bahwa Allah sudah

meninggalkan umat-Nya? Ini pasti sesat! Tak heran jika kita akan

merajamnya sampai mati karena ia menyampaiakan hal-hal yang

bertentangan dengan janji Allah melalui hamba-hamba-Nya yang

besar, Musa dan Samuel. Mereka menjadi semakin sengit ketika nabi-

nabi seperti Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel semua datang dan

mengatakan hal yang sama. Nabi-nabi ini juga dituduh sebagai

pengkhianat dan sesat.

Terlebih lagi, firman yang terdapat di dalam Ulangan 31:6, Ia tidak

akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau dikutip

di Ibrani 13:5. Beginilah bunyinya: Janganlah kamu menjadi hamba

uang (Lewati saja bagian awal ini dan segera masuk ke bagian ayat

selanjutnya, yaitu) dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada

padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan

membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan

engkau." Ini adalah bagian yang penting dari ayat ini: "Aku tidak akan

pernah, tidak, tidak pernah meninggalkanmu!" Orang Kristen juga

Page 483: Bmf 24 cahaya injil

475 | C A H A Y A I N J I L

gemar mengutip ayat ini. Ayat yang sangat menentramkan. Orang

bahkan akan mengingatkan Anda tentang bentuk ungkapan negatif

yang diulang sampai tiga kali (triple negative) dalam bahasa

Yunaninya! Mereka akan berkata, "Si penyesat besar yang bernama

Eric Chang ini berkata, 'Anda tidak dijamin untuk diselamatkan, jadi

jangan berpuas diri dulu.' Padahal tokoh-tokoh besar Gereja yang jauh

lebih berbobot ketimbang orang ini, Eric Chang ini, yang memberitahu

kita tentang ungkapan negatif dalam bahasa Yunani yang diulang

sampai tiga kali di dalam Ibrani 13:5 - Allah tidak akan pernah, tidak,

tidak akan pernah meninggalkanmu!" Tentu saja, menurut mereka apa

yang disampaikan pada bagian awal ayat itu tentang cinta akan uang

tidak ada kaitannya dengan bagian akhirnya, dan itu sebabnya kita

harus memusatkan perhatian hanya pada bagian yang akhir saja!

Nah, jika kita memperlakukan Firman Allah dengan cara seperti ini, jika

begini cara kita mengutip Firman Allah, maka peluang untuk menipu

diri sendiri menjadi tidak terbatas. Kita bisa saja menalar seperti ini,

"Hamba-hamba Allah itu memang harus dirajam karena mereka berani

membuat pernyataan sesat bahwa Allah telah meninggalkan umat-Nya.

Kamu pikir Allah itu siapa? Kamu pikir kemurahan Allah itu tergantung

pada dirimu? Demi nama-Nya sendirilah maka Allah tidak akan

meninggalkanmu. Sekalipun orang Israel mungkin berbuat dosa

berulang kali, tidak menjadi masalah karena yang menjadi penentu

adalah nama-Nya." Saya sangat sering mendengar cara orang menalar

seperti ini. Belum pernahkah Anda mendengarnya? Jadi, setelah

mengutip Kitab Suci, sekarang kita memiliki satu teologi untuk

mendukung pernyataan kita: Teologi Kemutlakan Kasih Karunia

(theology of the sovereignty of grace). Teologi ini terdengar sangat

meyakinkan sehingga Anda tidak dapat menentangnya. Anda

terbungkam. Kemutlakan kasih karunia yang diajarkan kepada kita

berarti bahwa tidak peduli seperti apapun kelakuan Anda, Allah tidak

akan pernah meninggalkan Anda.

Tentu saja ada beberapa ayat yang terdengar tidak nyaman di telinga

seperti 2 Timotius 2:12, yang bunyinya mirip dengan perkataan

Zakharia, ayat itu berkata, "Jika engkau meninggalkan-Nya, maka Ia

akan meninggalkanmu." Ayat ini terasa tidak nyaman. Di satu sisi,

Allah berkata, "Aku tidak akan meninggalkanmu," tapi di sini Ia akan

meninggalkan Anda. Apakah Allah akan meninggalkan Anda atau tidak?

Page 484: Bmf 24 cahaya injil

476 | C A H A Y A I N J I L

Jika kita ingin mengutip Ulangan 31:6 dengan benar, kita harus

membaca beberapa ayat selanjutnya. Saya mau menunjukkan kepada

Anda bahwa jika Anda menyalahgunakan Alkitab, Anda sebenarnya

sedang memanfaatkannya untuk membuat dalih. Saya harap Anda

mengerti bahwa Anda memang bisa memanfaatkan Alkitab untuk

mencari alasan. Dan jika Anda memanfaatkan Alkitab untuk

membuat dalih, maka Anda sedang melakukan bunuh diri

rohani. Akibatnya sungguh berat. Ingatlah bahwa Iblis sekalipun bisa

memanfaatkan Alkitab. Ia memakai Alkitab ketika mencobai Yesus di

dalam Matius 4:1-11 karena Iblis juga tahu bahwa jika Anda mengutip

ayat Alkitab keluar dari konteksnya, maka Anda bisa menciptakan

pengertian apapun dari sana. Kita menemui kata-kata, "Tuhan tidak

akan meninggalkan Anda," di dalam Ulangan 31:6. Tetapi lihatlah di

ayat 16 dan 17, apa yang kita temukan? TUHAN berfirman kepada

Musa: "Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama

dengan nenek moyangmu (Musa akan meninggal) dan bangsa ini akan

bangkit dan berzinah dengan mengikuti allah asing yang ada di negeri,

ke mana mereka akan masuk; mereka akan meninggalkan Aku dan

mengingkari perjanjian-Ku yang Kuikat dengan mereka. Pada waktu itu

murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan

meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap

mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa

malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan

berkata: Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita

tidak ada di tengah-tengah kita?" Bacalah ayat 17 baik-baik. Allah telah

meninggalkan mereka! Allah akan meninggalkan mereka! Jadi

mengapa kita berhenti membaca sampai di ayat 6 saja? Itulah yang

disebut sebagai penyalahgunaan Alkitab. Kita harus membaca

keseluruhan pasalnya dan melihat apa konteksnya. "Aku akan

meninggalkan mereka." Inilah tepatnya hal yang dikatakan oleh Yesus.

"Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada

suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu" (Matius

21:43). Mengapa? "Karena mereka telah mengingkari perjanjian-Ku.

Aku akan meninggalkan mereka."

Saudaraku yang kekasih, kita akan masuk ke dalam kebinasaan jika

kita memanfaatkan ayat Alkitab sebagai dalih untuk membenarkan

perbuatan dosa orang Kristen, dan menciptakan Doktrin seperti

Kemutlakan Kasih karunia. Kasih karunia Allah memang mutlak akan

Page 485: Bmf 24 cahaya injil

477 | C A H A Y A I N J I L

tetapi setiap janji Allah ada syaratnya. Setiap janji Allah berisi syarat.

Ia tidak akan meninggalkan umat-Nya selama umat-Nya memelihara

perjanjian-Nya. Tidak ada janji di dalam Alkitab yang tidak disertai

dengan syarat. Dapatkah Anda menunjukkan satu saja janji yang tidak

bersyarat? Ibrani 13:5 adalah ayat yang sangat berharga. "Aku tidak

akan membiarkan dan meninggalkanmu," adalah janji bagi mereka

yang setia pada perjanjian, bagi mereka yang menjauhkan dirinya dari

kecintaan akan uang. Kita tidak boleh memenggal ayat tersebut.

Dalih lain yang dipakai dalam Perjanjian Lama untuk menolak

pesan para nabi

Akan tetapi kita bisa saja mencari dalih lain untuk tidak menaati Allah.

Dan jika kita mulai memakai alasan jenis ini, kita akan masuk ke

tempat yang sangat berbahaya. Selain dari dalih pengkhianatan dan

keseatan, inilah beberapa macam dalih yang dipakai di dalam

Perjanjian Lama dalam rangka menolak pesan para nabi:

Dalih bahwa "suara terbanyak itulah yang selalu benar." Hamba

Allah yang sejati adalah kaum minoritas yang sangat sedikit jumlahnya.

Mereka selalu kalah jumlah di sepanjang sejarah. Anda mungkin akan

selalu tergoda untuk ikut suara terbanyak. Ingatlah akan satu hal:

hamba Allah yang sejati selalu, dan selalu saja, menjadi minoritas di

sepanjang sejarah gereja.

Sebagai contoh, nabi Mikha di dalam 2 Tawarikh 18:5. Sang Raja

bertanya kepada 400 nabi. Empat ratus nabi! Dan mereka

mengucapkan hal yang sama, bahwa sang raja harus berangkat

berperang dan ia pasti menang. Tetapi Mikha adalah satu-satunya nabi

yang berkata kepada raja, "Jika engkau maju berperang, maka engkau

pasti akan kalah. Engkau pasti mati. Engkau tidak akan pulang dari

peperangan ini. Aku tidak akan melihat wajahmu lagi." Empat ratus

nabi berkata, "Allah beserta-mu. Berkat Allah beserta-mu." Mereka

semua adalah nabi Tuhan, menurut pengakuan mereka. 400

berbanding satu! Suara siapa yang akan Anda dengarkan? Suara dari

400 orang pasti tidak akan salah!

Kita sudah terbiasa mendengar rayuan iklan. Suara banyak orang tidak

mungkin salah! "721.000 orang telah beralih ke Pepsi." 721.000 orang

jelas tidak mungkin salah! Jelas itu merupakan bukti bahwa Pepsi lebih

unggul ketimbang Coca-cola! Hebat. Jika Anda memandang seperti itu,

Page 486: Bmf 24 cahaya injil

478 | C A H A Y A I N J I L

maka Anda pasti akan beralih ke Pepsi. Anda terpikat oleh jumlah yang

disebutkan. Saya yakin bahwa Anda pasti pernah melihat iklan

semacam ini di koran atau di mana saja: "721.0000 orang, menurut

poll Gallup." Kita terpesona oleh angka yang disajikan dan si pembuat

iklan tahu akan hal itu, jika tidak maka mereka tidak akan

menyebutkan angka.

Empat ratus nabi Tuhan (menurut pengakuan mereka)! Empat ratus

yang berkata kepada raja, "Majulah! Allah akan beserta-mu, dan

engkau akan pulang dengan kemenangan oleh kasih karunia dan kuasa

Allah! Allah menyertai umat-Nya Israel! Allah tidak akan meninggalkan

umat-Nya! Berangkatlah di dalam nama Tuhan, dan engkau akan

menang!" Wah! Empat ratus! Dan lihatlah satu nabi yang kurus kering

yang bernama Mikha yang berkata, "Oh tidak, tidak! Allah tidak akan

menyertaimu! Engkau akan kalah!" Siapa yang akan Anda dengarkan?

Anda akan mendengarkan orang yang omongannya sesuai dengan

keinginan Anda. Siapa yang mau mendengar omongan satu orang ini?

Hal ini terus berlangsung di dalam sejarah gereja. Hal itulah yang akan

Anda alami. Terdapat banyak sekali pemimpin Kristiani. Mayoritas dari

para tokoh agama itu mengatakan satu hal, sedangkan saya - satu

orang yang tidak masuk hitungan - mengatakan hal yang lain. Jadi,

siapa yang akan Anda dengarkan? Sudah tentu suara mayoritas, para

pemimpin umat yang terhormat, suara merekalah yang akan Anda

dengarkan.

Hal yang sama terjadi di masa Yesus. Dan hal ini terjadi pada-Nya. Ia

menyampaikan khotbah yang bertentangan dengan adat-istiadat orang

Israel. Para imam kepala, ahli kitab dan yang lainnya segera

menentang Yesus. Dan apa yang dimiliki oleh Yesus? Hanya

sekelompok kecil murid yang tidak berpendidikan. Ia tidak diakui

secara resmi, Ia tidak memiliki kedudukan resmi, bahkan Ia tidak

memiliki ijazah dari sekolah teologia. Setidaknya, jika Ia termasuk

golongan rabi dengan bekal ijazah yang cukup berbobot, mungkin Ia

akan mendapat sedikit pengakuan. Akan tetapi Ia hanya ditemani oleh

sekumpulan nelayan yang berkerumun sebagai murid-Nya, sekumpulan

orang-orang yang tidak berbudaya. Anak Manusia ini berdiri menentang

seluruh sistem keagamaan orang Israel, bait Allah, para imam, para

pemimpin umat, semua orang! Tidak heran jika orang menjadi

bingung, siapa yang harus dipilih: "Suara siapa yang harus kami

Page 487: Bmf 24 cahaya injil

479 | C A H A Y A I N J I L

dengarkan? Suara para pemimpin agama, para rabi atau suara orang

ini dengan segerombolan murid nelayan-Nya?" Suara siapa yang akan

Anda dengarkan? Manusia Allah selalu merupakan minoritas.

Demikianlah, Anda mendapatkan dalih. Saat Anda menolak untuk

mendengarkan pesan, Anda akan selalu berada di dalam posisi yang

sangat kuat untuk menolaknya. Mengapa? Seperti yang kita lihat

sebelumnya, kebenaran selalu ada di tengah kaum minoritas.

Dalih karena kurangnya bukti. Kurangnya bukti adalah suatu dalih

atau "alasan" yang sangat kuat. Ingat akan poin yang baru saja kita

dapatkan: kejatuhan rohani berjalan seiring dengan meningkatnya

kemakmuran ekonomi.

Tahukah Anda kapan bangsa Israel berada pada titik terparah secara

rohani? Pada saat bangsa ini berada dalam puncak kemakmurannya.

Pada waktu nabi-nabi Allah datang dan berkata kepada Israel, "Allah

telah meninggalkan-mu," bukti yang ada di depan mata tampaknya

justru berkebalikan. Mengapa?

Orang Israel menjawab, "Lihatlah kemakmuran ini! Lihatlah betapa

kayanya Israel sekarang ini! Apa maksud-mu dengan berkata bahwa

Allah telah meninggalkan kami?"

Perhatikanlah pesan dari para nabi, dan Anda akan melihat bahwa

pesan dari para nabi secara konstan menyerang kehidupan mewah

orang-orang Israel. Ada yang tidur di ranjang gading. Wah! Mereka

hidup dalam kemewahan yang luar biasa! Mereka minum dari cawan

emas. Beberapa nabi menyebut para wanita Israel, "Lembu-lembu

Basan." Mengapa? Karena lembu-lembu Basan adalah lembu-lembu

yang mendapat makanan yang baik dan gemuk-gemuk. Nabi-nabi ini

sikapnya terlihat kasar, bukankah begitu? Bagaimana mungkin hamba

Allah bisa begitu kasar? Sekarang kita lihat keadaannya. Israel saat itu

sangat kaya, dan tentunya kemakmuran adalah lambang dari berkat

Allah. Apakah Anda akan menyatakan bahwa kemakmuran adalah

kutuk dari Allah? Nah, kebanyakan orang tidak memandangnya sebagai

kutuk dari Allah. Itu adalah berkat.

Lalu para nabi datang ke tengah bangsa yang makmur karena diberkati

Allah (demikian setidaknya menurut pandangan bangsa ini), dan

berkata, "Allah telah meninggalkan-mu!"

Page 488: Bmf 24 cahaya injil

480 | C A H A Y A I N J I L

Bangsa Israel menjawab, "Omong kosong! Jika Allah telah

meninggalkan kami, kita semua akan menjadi miskin, bukankah

begitu? Kita akan melarat dan hidup dalam kesukaran!"

Sebelum kejatuhannya di tahun 721 SM, bangsa Israel berada dalam

kemakmuran, dan juga kedudukan politik yang lumayan bagus. Tidak

terlalu buruk. Itu sebabnya mereka berani memberontak terhadap

kerajaan Asyur. Mereka merasa cukup yakin untuk bisa melawan

kerajaan yang jauh lebih kuat dari mereka. Begitu besarnya keyakinan

mereka terhadap kekuatan ekonomi dan angkatan perangnya. Setiap

orang yang mengerti tentang sejarah Israel akan dapat memahami

bahwa para nabi berada dalam kedudukan yang sangat sulit, kurang

sekali bukti untuk mendukung bahwa pesan yang mereka bawa itu

benar.

Jika sekarang ini Anda berkata kepada gereja, "Allah telah

meninggalkan-mu karena kamu telah meninggalkan Allah," Mereka

akan berkata, "Omong kosong! Kita belum pernah berada dalam

keadaan yang baik seperti sekarang ini! Lihatlah dana yang terkumpul

sekarang ini! Anggaran kita tahun lalu 200.000 dolar dan sebesar

80.000 kita anggarkan untuk kegiatan penginjilan. Lihat program

televisi kami yang menjamur di segala tempat. Dan semakin banyak

saja orang yang beralih ke bidang hiburan Kristen. Ini adalah

kesuksesan. Dan kamu berkata bahwa Allah telah meninggalkan kami?

Omong kosong!"

Dalih karena kurangnya bukti religius. Bukan sekadar bukti

ekonomi dan politik yang kurang, bukti religius juga kurang.

Orang Yahudi berkata, "Itu tidak benar. Kami tidak meninggalkan Allah.

Dan Allah tidak meninggalkan kami, terbukti dari kekayaan kami.

Masuklah ke Bait Allah dan lihatlah apa yang ada di sana, ada begitu

banyak orang yang beribadah di sana." Itulah poinnya. Ada begitu

banyak kegiatan keagamaan di sana. Seandainya Anda tahu sejarah

Israel, maka Anda akan mengetahui bahwa kegiatan keagamaan telah

menggeser kerohanian yang sejati.

Di dalam setiap gereja yang mengalami kematian rohani, Anda akan

melihat banyak sekali kegiatan keagamaan di sana. Ini adalah prinsip

yang mendasar. Akan ada banyak departemen di dalam gereja itu. Ada

Page 489: Bmf 24 cahaya injil

481 | C A H A Y A I N J I L

yang mengurusi pendidikan, kaum muda, humas, dan lain-lain. Dan

Anda akan melihat sepasukan pendeta di bawah pimpinan seorang

pendeta utama yang menjadi direktur atas semuanya. Wah! Sangat

tertata rapi dan mengesankan. Dan mereka mempekerjakan seorang

MBA untuk mengurusi keuangan gereja. Sangat efisien. Segala sesuatu

telah mereka atur dengan sempurna. Satu-satunya hal yang tidak

mereka punyai adalah kehidupan rohani yang mendalam dan penuh

kuasa. Nah, saya tidak bermaksud menentang efisiensi, dan saya juga

tidak berkeberatan dengan penataan organisasi. Siapa yang keberatan

dengan itu semua? Hal yang ingin saya sampaikan di sini adalah

sebuah prinsip: Jangan mengartikan kegiatan keagamaan sebagai

hal yang sama dengan kehidupan rohani.

Semua dalih itu terjadi pada jaman Yesus, dan akan terus muncul di

jaman-jaman berikutnya karena ini adalah prinsip-prinsip yang bersifat

permanen. Yesus menghadapi situasi yang sama. Yesus berkata kepada

orang Israel, "Kerajaan Allah akan diambil darimu. Kamu tidak

menyadari saat Allahmu mendatangi-mu, dan Allah telah

meninggalkan-mu, Allah telah menelantarkan-mu."

Namun bangsa Israel saat itu sangat kaya. Sekalipun mereka berada di

bawah kekuasaan Roma, hidup mereka cukup enak. Secara ekonomi,

mereka bahkan menikmati kemakmuran. Secara politik, keadaan

mereka juga tidak terlalu buruk. Roma adalah penjaga perdamaian

yang cukup baik. Bangsa Israel tidak harus memelihara angkatan

perang karena penguasa Roma yang menjaga perdamaian. Ini sangat

menghemat anggaran karena mereka tidak harus menyisihkan dana

untuk angkatan perang. Jadi mereka bisa memusatkan perhatian pada

masalah ekonomi. Dengan begitu, bangsa Israel menjadi sangat

makmur. Dan kemakmuran ini membuat hati mereka menjadi semakin

memberontak terhadap pemerintah Roma. Mereka semakin yakin akan

dapat mengalahkan pasukan Roma. Begitulah kemakmuran dan rasa

percaya diri bangsa Israel saat itu. Dan di dalam hal keagamaan,

bangsa Israel juga sangat giat. Ingatkah Anda akan peristiwa

pengusiran para pedagang dari halaman Bait Allah? Bait Allah penuh

sesak oleh para jemaat pada zaman Yesus. Gedung ini tidak

kekurangan jemaat. Itu sebabnya para pedagang sampai berduyun-

duyun memenuhi halaman Bait Allah. Para penukar uang dan penjual

hewan kurban. Bait Allah hiruk-pikuk oleh segala macam kegiatan di

sana. Besar kemungkinan orang Yahudi akan berpikir, "Kamu bilang

Page 490: Bmf 24 cahaya injil

482 | C A H A Y A I N J I L

kami meninggalkan Allah? Omong kosong! Perhatikan Bait Allah kami."

Itu sebabnya mengapa para nabi mengecam kegiatan bangsa ini di Bait

Allah, seperti yang saya lakukan sekarang.

Nabi Yesaya menyampaikan kepada bangsa Israel bahwa Allah berkata,

"Siapa yang meminta kamu datang membawa hewan korban ke Bait-

Ku? Siapa yang menghendaki semua ini? Apa kamu pikir Aku

menghendaki semua ini? Yang Ku-inginkan adalah jiwa yang mengabdi.

Yang Ku-inginkan adalah keadilan dan kebenaran. Aku tidak

menghendaki semua kegiatan keagamaan seperti ini." Anda bisa

membaca itu semua itu di pasal pertama kitab Yesaya (Yesaya 1:11-

17), dan kecaman itu terus berlanjut melalui Yesaya. Kita sudah

mengganti kegiatan keagamaan dengan kerohanian.

Jadi jika Anda sangat aktif dalam berbagai kegiatan di gereja, Anda

mungkin akan memakai hal itu sebagai dalih bagi keadaan Anda yang

tidak bertumbuh secara rohani, atau mungkin menyangkal bahwa

kerohanian Anda sedang merosot. Izinkan saya mengingatkan Anda

bahwa dalih-dalih semacam ini akan terus ada sampai di hari

penghakiman nanti. Dengan semakin dekatnya kedatangan Yesus yang

kedua, dunia tidak akan menjadi semakin miskin. Yang kaya akan

semakin kaya. Dan gereja-gereja, karena prinsip-prinsip yang mereka

ajarkan, akan menjadi salah satu lembaga yang paling kaya. Saya

yakin Anda telah melihat bahwa pada umumnya orang Kristen

tergolong di antara orang-orang kaya, dan kekayaan dipandang

sebagai tanda dari berkat Allah. Kita merasa kasihan kepada negara-

negara miskin. Kita merasa 'sangat diberkati oleh Allah'. Begitulah!

Tapi ingatlah akan apa yang sudah kita lihat: berkat bisa berubah

menjadi kutuk seiring dengan semakin gemuknya hati kita, dan kita

mulai menciptakan banyak dalih untuk menghindar dari kewajiban

untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Penciptaan dalih berdampak merusak, bahkan sampai ke

tingkat mencemar nama baik hamba Allah

Hal yang terakhir adalah kita mungkin akan menolak pesan dari Allah

dengan sikap yang semakin mengeras hingga ke tahap yang paling

serius. Anda mungkin akan tiba ke tahap di mana Anda mulai

menyerang hamba Tuhan. Anda mungkin akan berkata, misalnya,

bahwa orang itu dirasuki setan, hal yang sudah diucapkan oleh orang

Page 491: Bmf 24 cahaya injil

483 | C A H A Y A I N J I L

Yahudi terhadap Yohanes Pembaptis di dalam Matius 11:18, "Ia

kerasukan setan." Yohanes pembaptis itu sudah gila!

Serangan macam apa yang ditujukan kepada Yesus dalam rangka

mencemarkan nama baik-Nya? Hampir semua julukan yang buruk

dialamatkan kepada-Nya! Saya akan menunjukkan lima hal yang

mereka katakan tentang Yesus. Renungkanlah kelima hal ini:

1. Seperti Yohanes Pembaptis, Yesus juga dituduh kerasukan setan,

dan bekerja dengan kuasa iblis, sebagai contoh, di dalam Yohanes

10:20 - "Ia kerasukan setan..."

2. Tuduhan kedua yang diajukan kepada Yesus adalah, "Ia...gila;

mengapa kamu mendengarkan Dia?" ia dituduh gila. Tuduhan ini

tercatat di dalam Yohanes 10:20, dan juga dalam bagian-bagian

yang lain.

3. Ketiga, di dalam Matius 11:19, "Lihatlah, Ia seorang pelahap dan

peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa." Bukan

sekadar pelahap dan pemabuk, Ia juga disamakan dengan orang-

orang berdosa karena pergaulan-Nya dengan mereka. Anda

tentunya tidak sudi mendengarkan perkataan orang yang

lingkungan pergaulannya buruk!

4. Keempat, Ia adalah pelanggar hukum Taurat. Sebagai contoh, Ia

dituduh tidak memelihara hari Sabat, dalam Matius 12:1-14. Lawan-

lawan-Nya dengan sinis berpikir, "Wah! Seorang pelanggar Hukum

Allah! Dan orang ini mengaku membawa berita bahwa Allah telah

meninggalkan kita! Jika ada orang yang telah ditinggalkan oleh

Allah, tentunya dia itulah yang ditinggalkan oleh Allah, bukannya

kami!"

5. Dan tuduhan terakhir terhadap Yesus adalah bahwa Ia seorang

penghujat. Ia telah mengatakan hal yang menentang Allah. Di

dalam Yohanes 10:33, 36, sebagai contohnya, dan juga di dalam

tiga kesempatan yang lain, Ia menerima tuduhan sebagai

penghujat, "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau

melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan

karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja,

menyamakan diri-Mu dengan Allah."

Page 492: Bmf 24 cahaya injil

484 | C A H A Y A I N J I L

Di atas itu semua, orang masih bisa menambahkan satu lagi tuduhan

terhadap Yesus, yaitu Ia mempunyai semangat yang mengecam atau

semangat kritis. Kecaman yang diajukan-Nya terhadap orang-orang

Farisi di dalam Matius pasal 23 akan dikutip sebagai contoh. Kecaman

tersebut akan membuat kita tersentak, apalagi hati orang-orang Farisi

yang menjadi sasaran langsung kecaman tersebut. Apakah mungkin,

orang yang bersifat kritis seperti ini adalah seorang hamba Tuhan yang

sejati! Lagi pula, orang-orang Farisi termasuk di antara orang-orang

yang paling dihormati, salah satu golongan yang paling intelektual pada

zaman itu. Dan mereka membenarkan diri mereka sendiri dengan

berpikir, "Apakah engkau akan mengecam orang lain dengan kutukan

yang berlipat tujuh seperti itu? Hah! Itu bukanlah sikap orang yang

benar! Ia terlalu kritis!"

Semua yang disebut di atas merupakan dalih yang sangat baik untuk

menolak orang-orang yang datang membawa pesan, dan dengan

menciptakan dalih seperti itu, kita sudah menolak pesan dari Allah.

Sebagai contoh, jika Anda tidak suka isi khotbah yang saya sampaikan,

Anda bisa saja berkata, "Orang ini sangat sombong dan gemar

mengecam. Dan yang lebih buruk lagi, ia sendiri tidak memelihara

ajaran Tuhan, ia pelahap dan peminum." Setelah berkata seperti ini,

Anda tidak perlu mendengarkan khotbah saya lagi. Anda telah

menyingkirkan pesan itu.

Ingatlah baik-baik poin ini: Setiap dalih atau alasan, untuk menghindari

apa yang Tuhan perintahkan kepada Anda, untuk tidak menanggapi

kehendak atau panggilan-Nya, akan mengorbankan keselamatan Anda!

Perumpamaan tentang Perjamuan Kawin

Matius 22:1-14 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Perumpamaan ini umumnya disebut sebagai perumpamaan tentang

perjamuan kawin atau pesta perkawinan. Perumpamaan ini terdapat di

dalam Matius 22:1-14 dan diawali dengan kalimat seperti: Lalu Yesus

berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka. Kata 'mereka'

mengacu kepada para imam kepala dan orang-orang Farisi. Pada pasal

Page 493: Bmf 24 cahaya injil

485 | C A H A Y A I N J I L

yang sebelumnya, Yesus berkata bahwa kerajaan Allah akan diambil

dari mereka dan diberikan kepada bangsa yang akan menghasilkan

buah bagi kerajaan itu (Mat. 21:43). Jadi Yesus menyampaikan

perumpamaan ini secara khusus kepada para pemimpin agama

tersebut, dan juga kepada mereka yang mau mendengarkannya.

Berikut ini adalah perumpamaan tersebut selengkapnya (dengan

komentar-komentar dari saya di dalam tanda kurung).

Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: "Hal

Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan

kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil

orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-

orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain,

pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu:

Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan

ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah

ke perjamuan kawin ini." (Perhatikan bahwa ini kali kedua ia mengirim

undangan kepada mereka)

Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada

yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan

yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan

membunuhnya (jelas ini adalah suatu tindakan pemberontakan). Maka

murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk

membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.

Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin

telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk

itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan

undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin

itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan

semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan

orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu

dengan tamu.

Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat

seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai

saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan

pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada

hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah

orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan

Page 494: Bmf 24 cahaya injil

486 | C A H A Y A I N J I L

terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab (penekanan utama di dalam

perumpamaan ini terletak di kalimat ini) banyak yang dipanggil, tetapi

sedikit yang dipilih."

Mari kita amati sejenak perumpamaan ini untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas. Pertama-tama, kita melihat bahwa orang-

orang tersebut sebelumnya sudah menerima undangan perjamuan dan

jelas bahwa mereka awalnya tidak menolak undangan tersebut. Akan

tetapi mereka tidak datang ke perjamuan kawin tersebut. Hal khusus

yang tampak dari perumpamaan ini adalah bahwa sekalipun mereka

tidak datang ke perjamuan tersebut, akan tetapi sang raja tetap

mengirim hamba-hambanya yang lain untuk mengundang mereka lagi.

Namun kali ini mereka bertindak lebih keras ketimbang reaksi mereka

yang pertama, mereka membunuh hamba-hamba yang diutus oleh

sang raja. Jadi, sebagai pembalasannya, sang raja membinasakan kota

tersebut.

Gambaran yang ada di sini sangat mudah untuk dipahami. Di dalam

ayat 7, pembinasaan kota tersebut adalah nubuat bagi pembinasaan

Yerusalem. Orang-orang Yahudi telah menolak undangan pesta

perjamuan Allah. Mereka, seperti yang disebutkan dalam

perumpamaan yang sebelumnya, melukai para utusan-Nya, nabi-nabi-

Nya, hamba-hamba-Nya, merajam dan membunuh para nabi-Nya.

Dengan demikian datanglah penghakiman Allah terhadap kota tersebut.

Jadi, pembinasaan kota Yerusalem dengan jelas dinyatakan di sini.

Ini bukanlah suatu tema yang baru di dalam ajaran Yesus.

Pembinasaan Yerusalem dinyatakan dan dinubuatkan secara gamblang,

contohnya, di dalam Lukas 19:41-44 di mana Yesus Kristus berkata

kepada orang-orang Yahudi bahwa Yerusalem pasti akan dihancurkan.

Unsur nubuatan tersebut juga dimasukkan ke dalam perumpamaan ini.

Pernyataan yang sama disampaikan di dalam beberapa ayat terakhir di

Matius 23. Dan pernyataan yang sama juga muncul di dalam ayat-ayat

awal dalam Matius 24, yang secara khusus menyampaikan tentang

penghancuran Bait Allah.

Dari Matius 22:9 dan seterusnya, para hamba disuruh untuk pergi

ke persimpangan-persimpangan jalan dan mengundang setiap orang ke

pesta perjamuan tersebut. Persimpangan-persimpangan jalan tersebut

adalah jalan-jalan yang menuju keluar dari Yerusalem. Kata Yunani

Page 495: Bmf 24 cahaya injil

487 | C A H A Y A I N J I L

yang diterjemahkan dengan 'persimpangan jalan' ini sebenarnya berarti

'jalan-jalan yang menuju keluar kota'. Karena kota itu sudah

dibinasakannya, maka sang raja harus mengundang orang-orang yang

berada di luar wilayah kota tersebut - mereka yang tinggal di desa-

desa sekitar dan yang tinggal di ladang-ladang di luar kota.

Karena orang-orang Yahudi - khususnya mereka yang tinggal di

Yerusalem - telah menolak Injil, maka Injil itu lalu disampaikan kepada

orang-orang di luar Yerusalem, misalnya kepada orang-orang asing,

namun orang-orang Galilea tidak dikecualikan. Sebagaimana yang

mungkin sudah Anda ketahui, sebelas dari kedua belas murid Yesus

berasal dari Galilea. Penduduk Yerusalem - sombong, berpuas diri dan

juga sangat yakin dengan jaminan keselamatan mereka - selalu saja

menolak pesan keselamatan yang disampaikan oleh Yesus. Dengan

begitu, maka Injil kemudian disampaikan kepada orang-orang di luar

lingkungan kota Yerusalem.

Jika kita baca perumpamaan ini dengan teliti, kita akan melihat adanya

hal yang bersifat problematis di sini. Kita diberitahu bahwa penduduk di

luar kota telah menyambut undangan tersebut, pesta perjamuan itu

dipenuhi oleh para tamu. Lalu sang raja tampil untuk menyambut para

tamu. Ia mendapati ada satu orang yang datang tanpa mengenakan

pakaian pesta, dan menanyai orang itu, "Bagaimana kamu masuk ke

sini tanpa memakai pakaian pesta?" Dan orang ini tidak mampu

menjawab. Lalu dia dilemparkan keluar. Ingatlah bahwa orang ini telah

menerima undangan itu dan ia sudah hadir di dalam pesta perjamuan,

namun nasibnya berakhir dengan dilemparkannya orang ini keluar

karena ia tidak memakai pakaian pesta. Apa makna dari pakaian pesta

ini? Ini tentunya merupakan satu unsur kunci yang harus kita pahami

dengan baik.

Seseorang dapat saja hadir di dalam pesta perjamuan, namun

kemudian dilemparkan keluar karena kedapatan tidak memakai

pakaian pesta. Di dalam buku karangannya, Profesor Edward

Schweitzer dengan tepat melihat persoalan ini dan menyatakan:

"Matius memperingatkan tentang jaminan keselamatan palsu yang

mengira bahwa keselamatan dari Allah sudah tersimpan dengan aman

di saku." Selanjutnya, pada halaman berikutnya, ia berkata, "Di sini

kita juga melihat keprihatinan khusus Matius. Seperti yang secara

khusus terungkap dalam perumpamaan ini, murid-murid Yesus

Page 496: Bmf 24 cahaya injil

488 | C A H A Y A I N J I L

sendirilah yang harus mencamkan peringatan untuk tidak kehilangan

hal yang telah diberikan kepada mereka." Suatu pengamatan yang

sangat bermakna, yaitu seseorang bisa saja hadir di pesta perjamuan

itu tapi kemudian dilemparkan keluar.

Sekarang kita akan beralih kepada poin kedua yang sudah kita

sebutkan sebelumnya - bahwa ada banyak yang dipanggil tapi hanya

sedikit yang dipilih. Pernyataan ini sekilas tampaknya tidak sesuai

karena apa yang kita lihat di dalam perumpamaan ini. Karena ternyata

banyak yang diundang dan telah memberikan tanggapan dan hanya

satu yang diusir keluar. Kesimpulan yang diambil mestinya berbeda.

Seharusnya kesimpulannya adalah, "Ada banyak yang dipanggil, dan

hanya satu yang diusir," bukannya, "hanya sedikit yang dipilih." Jika

Anda amati secara sekilas perumpamaan ini, tentunya kesimpulan yang

akan Anda ambil adalah bahwa banyak yang dipanggil dan dari mereka

semua hanya satu yang dilemparkan keluar. Akan tetapi, kesimpulan

yang muncul di luar dugaan, di sini disebutkan, "Sebab banyak yang

dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." Artinya masih ada tersisa

pertanyaan, "Yang diusir hanya satu orang, lalu bagaimana bisa hanya

sedikit yang dipilih?" Penempatan kata 'banyak' dan 'sedikit' di dalam

bagian kesimpulan dalam perumpamaan ini tampaknya kurang tepat.

Lantas bagaimana cara kita memahaminya?

Hanya ada dua alternatif yang tersedia bagi kita. Kita bisa menghapus

Matius 22:14 karena menganggapnya kurang tepat, hal yang dengan

segera akan dilakukan oleh beberapa cendekiawan, khususnya yang

beraliran liberal. Dengan alternatif pertama berarti kita memandang

bahwa ayat ini tidak pas. Mungkin saat Matius memasukkan ayat ini, ia

tidak dengan baik memahami situasi, dan ia memasukkannya ke dalam

bagian ini secara sembarangan. Tentunya kita tidak akan menerima

pemecahan semacam ini. Saya yakin bahwa Anda tentu tidak akan

dengan mudah mencoret sebuah ayat dari sebuah bagian dalam Alkitab

karena memandangnya tidak cocok dengan ayat-ayat lainnya.

Jika alternatif yang ini tidak dapat kita terima, berarti hanya tertinggal

satu alternatif lagi yang ada buat kita - yaitu bahwa orang yang hadir

di pesta perjamuan tanpa mengenakan pakaian pesta itu bukanlah

satu-satunya tamu yang hadir tanpa pakaian pesta. Hanya kesimpulan

ini yang dapat kita buat setelah yang pertama tadi tidak dapat kita

terima; jika tidak, maka itu berarti bahwa kita tidak punya pilihan lain

Page 497: Bmf 24 cahaya injil

489 | C A H A Y A I N J I L

selain alternatif yang pertama itu. Dan jika kita juga menolak alternatif

yang kedua ini, maka bagaimana kita bisa berkata bahwa hanya sedikit

yang dipilih?

Pengertian tentang kata 'sedikit'

Kita tidak bisa menghapus Matius 22:14 karena sebenarnya bukan

hanya di ayat ini saja Yesus berkata bahwa hanya sedikit yang dipilih.

Sebagai contoh, di dalam Matius 7:13, Ia telah berkata, "Masuklah

melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan

yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk

melaluinya." Ini adalah pernyataan yang maknanya sama persis

dengan yang ada di dalam Matius 22:14.

Yesus juga terus mengucapkan hal yang serupa dengan ini di dalam

Matius 9:37: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Hanya

sedikit orang yang ikut ambil bagian di dalam pekerjaan Tuhan.

Sebagian besar pekerja, mereka tidak ditemukan. Anda tentunya akan

bertanya, "Apakah tidak ada orang Kristen?" Tentu saja tidak begitu

halnya. Lalu mengapa jumlah pekerjanya hanya sedikit? Mengapa

hanya sedikit orang yang terlibat di dalam melayani Tuhan - bekerja di

dalam kebun anggur Tuhan - jika kita semua mendapat panggilan

untuk melayani?

Dan kita akan menemukan lagi ide tentang "sedikitnya" jumlah pekerja

ini di dalam 1 Petrus 3:20. Ada begitu banyak manusia di zaman Nuh

namun hanya delapan orang yang diselamatkan. Delapan orang saja

dari seluruh angkatan itu. Kita juga tidak boleh lupa bahwa dari seluruh

angkatan - sekitar dua juta orang - yang keluar dari Mesir, hanya dua

orang yang diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian. Yang lain dibinasakan

akibat ketidak-percayaan mereka sekalipun mereka telah menanggapi

panggilan untuk keluar dari Mesir, bahkan sekalipun mereka disebut

sebagai umat Allah, umat perjanjian Allah, umat yang dipanggil oleh

Allah.

Di dalam Wahyu 3:4, kita juga mendapati hal yang sama. Hanya sedikit

jemaat yang tetap setia kepada Tuhan. Jemaat yang lainnya telah

menjadi tidak setia. Itu sebabnya pengajaran ini tidak boleh

dihapuskan dari perumpamaan ini karena pengejaran tersebut tersebar

di banyak bagian dalam Alkitab. Tidak ada hal yang hanya khusus

ditemukan di perumpamaan ini.

Page 498: Bmf 24 cahaya injil

490 | C A H A Y A I N J I L

Ini menjadikan pilihan yang tersisa bagi kita hanya alternatif yang

kedua: bahwa orang yang dibicarakan dalam perumpamaan ini hanya

merupakan perwakilan dari seluruh kelompok orang yang hadir di pesta

perjamuan tanpa memakai pakaian pesta. Akan tetapi Yesus tidak

menangani seluruh kelompok tersebut sebagai satu kumpulan karena

jawaban kepada pertanyaan yang dikemukakan-Nya berbeda dari

orang ke orang: "Bagaimana kamu masuk ke perjamuan ini tanpa

mengenakan pakaian pesta?"

Pada penghakiman nanti, hal yang dibahas dalam perumpamaan ini,

setiap orang harus memberi pertanggungjawaban secara pribadi.

Tuhan akan menghakimi kita satu persatu. Kita tidak akan dihakimi

sebagai satu kelompok. Ini adalah hal yang mengerikan! Alkitab

memberitahu kita bahwa pada hari itu, semua kitab akan dibuka dan

setiap orang akan dihakimi sesuai dengan perbuatannya. Akan lebih

menyenangkan jika dalam penghakiman nanti kita bisa bersembunyi di

balik kerumunan orang-orang. Jadi ketika Tuhan memanggil nama kita,

kita bisa berkata, "Siapa yang Engkau maksudkan? Itu pasti bukan

aku!"

Jika saja kita bisa bersembunyi di balik kerumunan orang-orang dan

dihakimi secara kelompok, kita pasti akan merasa lebih enak. Akan

tetapi jika nama kita dipanggil dari antara sekian banyak orang dan

harus menjelaskan kepada Allah tentang hal mengapa kita melakukan

atau tidak melakukan sesuatu hal, tentunya ini bukan peristiwa yang

menyenangkan.

Lebih jauh lagi, dalam bagian lain dari pengajaran Yesus, cara

penggunaan satu orang yang mewakili suatu kelompok secara konstan

dipakai dalam perumpamaan-perumpamaan yang lain. Kita melihat hal

ini di dalam perumpamaan tentang talenta (Mat. 25:30) sebagai

contohnya. Kerajaan Allah dibandingkan dengan para hamba yang

telah diberi kepercayaan untuk mengelola dana milik sang majikan. Di

dalam perumpamaan ini hanya tiga orang hamba yang disebutkan.

Tentunya tidak mungkin si majikan hanya memiliki tiga orang hamba,

dan hanya satu dari tiga orang itu yang terbukti tidak setia. Jika

demikian, maka berarti jumlah yang disebutkan hanya sedikit dalam

hal memasuki kerajaan Allah merosot hanya menjadi tiga orang saja

yang memasuki kerajaan Allah, dan satu orang kemudian dibuang

keluar, ke dalam kegelapan. Tentunya ketiga orang itu mewakili tiga

Page 499: Bmf 24 cahaya injil

491 | C A H A Y A I N J I L

jenis orang. Tidak bisa kita artikan secara harfiah bahwa hanya satu

orang yang gagal sementara dua yang lainnya berhasil.

Sekalipun anak juga bisa dibuang keluar

Matius 8:11-12 juga berkaitan dengan hal perjamuan di dalam

kerajaan Allah, di mana hamba-hamba yang setia dari Allah - Abraham,

Ishak dan Yakub - hadir.

Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan

Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan

Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu

akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah

akan terdapat ratap dan kertak gigi

Sekali lagi 'kegelapan yang paling gelap' disebutkan di sini. Mereka

yang dilemparkan keluar adalah orang-orang yang seharusnya

mewarisi kerajaan ini - anak-anak kerajaan itu. Siapakah yang berhak

mewarisi selain anak-anak? Anak-anak kerajaan yang seharusnya

mewarisi kerajaan itu dilemparkan keluar karena mereka tidak

memakai pakaian pesta. Dengan demikian segala sesuatunya

bergantung pada pemahaman tentang apa itu pakaian pesta.

Saya mengajak Anda untuk memperhatikan satu teknik mengejutkan

yang dipakai oleh Yesus di dalam pengajaran-Nya. Sering kali, Ia

menyampaikan sesuatu yang tampaknya tidak cocok. Dan ketidak-

cocokan ini akan membuat Anda terkejut dan mendorong Anda untuk

berpikir. Kadang kala saya mencoba untuk meniru Yesus dalam hal ini,

khususnya saat saya sedang memberikan pelatihan di gereja-gereja

yang saya gembalakan. Saya akan duduk dengan santai dan

menyampaikan sesuatu yang tidak pantas, membuat para peserta

mengerutkan alisnya dan berpikir apakah mereka tidak salah

mendengar apa yang saya sampaikan. Mengapa pengajar melakukan

hal ini? Karena hal itu akan menarik perhatian muridnya dan membuat

mereka berpikir. Sebagai guru yang sempurna, Yesus sering kali

melakukan hal ini untuk menggugah pikiran kita. "Apa betul seperti ini?

Kelihatannya ini bukan kesimpulan yang benar," demikian pikir kita.

Dan itulah tepatnya hal yang ingin Ia lakukan terhadap kita. Ia ingin

agar kita berpikir, "Bagaimana kesimpulan seperti ini bisa cocok

dengan perumpamaannya?" Dan kita akan mulai berpikir lebih keras

tentang hal tersebut.

Page 500: Bmf 24 cahaya injil

492 | C A H A Y A I N J I L

Semuanya telah diundang

Ide kunci di dalam perumpamaan ini adalah kata memanggil. Kata

"memanggil" (call) ini muncul sebanyak lima kali di dalam sembilan

ayat pertama Matius pasal 22. Kata 'memanggil' di dalam bahasa

Yunani juga berarti 'mengundang'. Diundang berarti dipanggil. Kata

yang sama juga dipakai dalam hal panggilan terhadap orang Israel

(lihat Hosea 11:1 di mana Allah berkata bahwa Ia memanggil anakNya

(yaitu orang-orang Israel) keluar dari Mesir; ayat ini dikutip dalam

Matius 2:15).

Semua orang Kristen telah mendapat panggilan. Kata yang sama ini

juga berlaku bagi orang-orang Kristen. Kata 'memanggil' terhadap

orang Kristen merupakan kata Yunani yang sama, yang di dalam

perumpamaan ini diterjemahkan dengan 'mengundang'. Ini karena

tidak ada banyak perbedaan antara mengundang dengan

memanggil. Jika Anda mengundang seseorang, berarti Anda memanggil

orang itu. Kata 'memanggil' dipakai sebagai contoh di dalam Roma

8:30, 9:24, 1 Korintus 7:15, 17, 18, 21, 22, 24, dsb.

Ada kesalahpahaman di kalangan orang Kristen yang mengira bahwa

kata 'memanggil' ini berarti bahwa Anda dipanggil untuk masuk ke

dalam pelayanan sepenuh waktu bagi Tuhan. Ini keliru karena kata

'memanggil' di dalam Alkitab dipakai untuk semua orang Kristen. Jika

Anda seorang Kristen, berarti Anda sudah dipanggil. Jika Anda belum

dipanggil, berarti Anda bukan orang Kristen.

Setiap orang Kristen disebut sebagai orang kudus. Kita semua dipanggil

untuk menjadi orang-orang kudus, dipanggil untuk memberi tanggapan

kepada Allah dan untuk menjadi milikNya, menjadi umatNya yang unik.

Saya menggunakan kata 'unik' bukan untuk mengartikan bahwa

perilaku kita akan menjadi aneh. Tetapi dunia mungkin akan

memandang perilaku kita sangat aneh.

Berdasarkan perumpamaan ini, jelaslah bahwa sekalipun Anda seorang

Kristen - telah menanggapi undangan Allah untuk datang ke pesta

perjamuan keselamatan - Anda bisa saja mangkir dari panggilan itu

walaupun pada awalnya Anda bersedia datang. Ini adalah hal yang

disampaikan oleh Paulus ketika berkata kepada orang-orang di Galatia.

Ia berkata kepada mereka, "Aku heran, bahwa kamu begitu lekas

berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil

Page 501: Bmf 24 cahaya injil

493 | C A H A Y A I N J I L

kamu" (Gal.1:6). Orang-orang Galatia telah menerima panggilan itu

dan pada awalnya mereka menanggapinya, namun belakangan mereka

berpaling dari panggilan itu.

Ada ayat-ayat di dalam kitab Wahyu yang sangat mirip dengan

perumpamaan ini, karena ayat-ayat itu berbicara tentang pesta

perkawinan Anak Domba - perjamuan keselamatan. Di sana dikatakan,

"Berbahagialah mereka yang diundang (atau dipanggil, karena kata

Yunani yang dipakai sama saja) ke perjamuan kawin Anak Domba"

(Why. 19:9). Ini adalah suatu peringatan bahwa jika kita sudah

diundang masuk ke keselamatan Allah dan telah menanggapi panggilan

itu, kita harus waspada, jangan sampai seperti orang-orang di Galatia

itu yang berpaling dari Dia yang sudah memanggil kita.

Secara terus menerus kita mendapati di dalam Alkitab bahwa panggilan

dan undangan memiliki arti yang sama. Jika kita adalah orang Kristen,

maka kita telah menerima panggilan. Bagaimana panggilan itu datang

kepada kita? Ia datang kepada kita dalam bentuk undangan. Sebagai

contoh, Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan

berbeban berat" (Mat. 11:28). Ini adalah suatu undangan; yang juga

suatu panggilan. Ketika Ia berkata, "Marilah kepadaKu," maka ucapan

itu merupakan suatu undangan dan panggilan. Saat Anda menanggapi

panggilanNya, maka Anda menjadi seorang Kristen dan dengan

demikian juga menjadi seorang murid. Ada lagi panggilan yang sejenis

di dalam Injil Yohanes, "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku

dan minum!" (Yoh. 7:37). Sebagai orang Kristen, kita telah memberi

tanggapan kepada panggilan itu dan telah meminum air itu.

Apa perbedaan antara memanggil dan memilih? Perumpamaan ini

menyatakan, "banyak yang dipanggil akan tetapi hanya sedikit yang

dipilih." Jika Anda mengundang seseorang ke rumah Anda, berarti Anda

telah memilih untuk mengundangnya ke rumah Anda. Jadi, memanggil

adalah salah satu bentuk dari tindakan memilih. Saya tidak akan

memanggil seseorang jika saya tidak memilih untuk memanggilnya.

Jadi orang itu dipanggil berdasarkan pilihan. Memang terdapat

hubungan yang erat antara memanggil dan memilih, dan memanggil

adalah salah satu bentuk dari memilih. Akan tetapi keduanya tidak

sama persis.

Page 502: Bmf 24 cahaya injil

494 | C A H A Y A I N J I L

Lihatlah Yudas sebagai contohnya. Kata 'terpilih' seperti yang dipakai di

dalam Yohanes 6:7 juga berlaku padanya. Di sini, Yesus berkata pada

murid-muridNya, "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang

dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." (Yoh.6:70).

Kedua-belas rasul adalah orang-orang yang terpanggil; mereka

diundang dan dipilih. Akan tetapi di tingkat hati, Yudas adalah seorang

musuh Allah. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun seseorang mungkin

saja menanggapi panggilan Allah, dan di dalam memberikan tanggapan

itu ia masuk dalam kalangan orang-orang yang terpilih, akan tetapi ia

bisa tetap memiliki hati yang menentang Allah, hati yang berkeras

untuk melangkah semaunya sendiri.

Sangatlah berbahaya jika Anda berkeras untuk bersikap sekehendak

hati di dalam kehidupan Kristen, karena Anda akan segera mendapati -

secara sengaja ataupun tidak - betapa diri Anda telah menjadi musuh

Allah. Itu sebabnya, setiap orang yang berkeras untuk melangkah

sekehendak hatinya sendiri, terutamanya dalam pelayanan Allah, harus

ditangani sedemikian rupa sehingga ia bisa memahami bahwa hal ini

tidak boleh berlangsung seperti itu, demi kebaikannya sendiri dan juga

demi kebaikan gereja. Ini adalah persoalan yang berbahaya. Seseorang

dapat masuk ke dalam golongan rasul, seperti Yudas, dan berakhir

sebagai seorang musuh Allah.

Contoh yang lainnya adalah orang-orang Yahudi yang tadinya adalah

umat pilihan Allah - mereka masih disebut sebagai umat pilihan Allah

sekarang ini - dan mereka itu menjadi orang-orang terpilih karena

mereka memberi tanggapan kepada panggilan atau pilihan Allah.

Namun akhirnya mereka ditolak dan kerajaan itu diambil dari tangan

mereka.

Di tengah kalangan orang-orang terpilih, ada sekelompok orang lagi

yang dipilih dari antara yang terpilih itu. Kita melihat bahwa orang

Yahudi pada umumnya disebut sebagai orang-orang yang dipilih oleh

Allah (Rom. 11:28), seperti halnya dengan orang-orang Kristen

sekarang ini yang bisa disebut sebagai umat pilihan - Israel yang baru.

Namun di ayat 5 dan 7 dari pasal yang sama, disebutkan bahwa umat

pilihan itu ternyata gagal. Dari sini kita bisa melihat bahwa terdapat

kumpulan orang-orang terpilih di tengah kalangan umat yang terpilih

itu. Untuk menyederhanakannya, kita perlu membedakan kedua

macam orang terpilih ini:

Page 503: Bmf 24 cahaya injil

495 | C A H A Y A I N J I L

Mereka yang terpilih sekarang ini tidak otomatis tetap menjadi

orang terpilih di hari penghakiman nanti.

Kita adalah umat pilihan jika kita adalah orang Kristen. Karena

Ia telah mengundang kita dan kita telah memberikan

tanggapan, kita menjadi orang-orang yang dipilih oleh Allah.

Celakalah kita jika kita berani menyombongkan hal ini. Pertanyaan

yang penting bukanlah apakah kita ini orang-orang terpilih sekarang,

melainkan apakah kita masih akan menjadi orang-orang terpilih, masih

diterima, di hari penghakiman nanti. Yang penting bukan apakah kita

sekarang ini adalah umat pilihan, melainkan apakah di hari

penghakiman nanti Allah masih mau menerima kita sebagai umat

pilihan-Nya. Dan sekali lagi, apakah Ia akan menerima kita tergantung

pada apakah kita nanti memakai pakaian pesta itu.

Undangan yang sama, tanggapan yang berbeda

Seiring dengan pembahasan kita tentang perumpamaan ini, kita

melihat bahwa panggilan Allah disampaikan kepada semua orang,

seperti yang terungkap di dalam pernyataan "banyak yang dipanggil."

Setiap orang yang mendengarkan Firman Allah, yang mendengarkan

undangan Yesus untuk datang kepada-Nya adalah orang yang telah

dipanggil. Ada tiga macam tanggapan terhadap panggilanNya ini, dan

kita termasuk ke dalam salah satunya:

Pertama, mereka yang telah diundang tetapi menolaknya.

Sebagai contoh, jika sekarang ini Anda telah mendengarkan Injil

namun menolak undangan Kristus untuk datang padaNya dan

meminum air hidup, maka saat ini Anda tergolong orang

semacam ini - orang yang telah diundang namun langsung

menolaknya. Alasan mengapa Anda menolak undangan itu

tidaklah penting. Yang jelas Anda telah menolaknya.

·Ada orang-orang yang telah menerima undangan itu dan

mereka memenuhinya. Mereka adalah orang-orang yang hadir

di dalam pesta perkawinan itu.

Perumpamaan ini menyebutkan kelompok ketiga: yaitu orang-

orang yang telah diundang dan hadir ke dalam pesta perjamuan

itu, namun mereka kemudian dilemparkan keluar karena tidak

Page 504: Bmf 24 cahaya injil

496 | C A H A Y A I N J I L

memenuhi syarat, alasannya adalah karena mereka tidak

memakai pakaian pesta.

Di dalam kategori yang manakah Anda berada? Rasul Paulus

memberikan penjelasan tentang arti pakaian pesta ini dengan sangat

jelas. Namun sebelum kita masuk ke dalam pembahasan tentang

uraiannya tentang arti pakaian pesta, kita harus memperhatikan baik-

baik pertanyaan yang diajukan di dalam perumpamaan ini (ayat 12).

Pada umumnya kita akan mengira bahwa pertanyaan yang diajukan

adalah, "Mengapa kamu tidak mengenakan pakaian pesta di dalam

pesta perkawinan ini?" Kita mengira itulah pertanyaan yang

dikemukakan, namun ternyata tidak demikian. Pertanyaannya adalah,

"Bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian

pesta?" Ada perbedaan yang sangat besar pada kedua pertanyaan itu.

Sebelumnya, saya selalu mengira bahwa maksud dari pertanyaan itu

adalah, "Mengapa kamu tidak mengenakan pakaian pesta di pesta

perkawinan ini?" Pertanyaan yang terdapat di dalam ayat itu ternyata

memiliki makna yang jauh lebih luas lagi.

Makna yang terkandung di dalam pertanyaan pada ayat itu adalah

bahwa Anda tidak akan mungkin masuk ke dalam pesta itu tanpa

mengenakan pakaian pesta. Ini bukan pertanyaan yang berkaitan

dengan kata 'apa' atau 'mengapa', tetapi masalahnya adalah

'bagaimana'. Bagaimana seorang tamu di pesta perkawinan bisa masuk

tanpa pakaian pesta? Ia tidak akan bisa masuk ke tempat pesta jika

tidak mengenakan pakaian pesta. Jika ia memang mengenakan pakaian

pesta saat memasuki tempat pesta, lalu di mana pakaian itu sekarang?

Mengapa ia tidak mengenakannya?

Tamu undangan tidak bisa masuk tanpa mengenakan pakaian pesta.

Jadi pakaian pesta ini disediakan baginya saat ia memasuki tempat

pesta itu. Namun, dengan alasan yang tidak dijelaskan, ia kemudian

memutuskan untuk menanggalkan pakaian pestanya, mungkin karena

ia merasa kepanasan; atau karena kecerobohannya ia telah mengotori

pakaian itu. Ketika pakaian itu menjadi kotor, mungkin ia malu untuk

mengenakannya terus.

Yang kita bicarakan bukanlah pakaian pesta yang dikenakan oleh

mempelai. Pakaian pesta di sini berarti pakaian yang layak untuk

dipakai dalam acara pesta seperti itu. Jadi tidak berarti bahwa semua

Page 505: Bmf 24 cahaya injil

497 | C A H A Y A I N J I L

tamu wanita akan datang dengan mengenakan pakaian pengantin.

Maksud sesungguhnya hanyalah sehelai pakaian yang pantas untuk

dikenakan dalam acara pesta. Sebagai contoh, tentunya akan sangat

tidak pantas jika Anda mengenakan blue jeans dalam sebuah pesta

perkawinan. Tamu-tamu undangan pesta pernikahan di zaman

sekarang ini, mungkin cara berpakaiannya sudah lebih santai, namun di

kebanyakan negara, terutama di belahan timur, mengenakan pakaian

santai untuk menghadiri pesta dipandang tidak sopan.

Terlebih lagi, tamu undangan ini tidak mampu menjawab pertanyaan

tersebut (ayat 12). Jika ia punya alasan yang baik, tentu ia akan

memberi jawaban. Sebagai contoh, ia bisa saja berkata, "Tuan, saya

tahu bahwa yang saya kenakan ini bukanlah pakaian pesta, tetapi saya

tidak mampu untuk membeli pakaian pesta. Ini adalah pakaian terbaik

yang saya miliki. Maafkan saya." Di dalam terang pengajaran Yesus,

yang selalu mengarahkan simpatinya terhadap orang-orang miskin,

saya yakin bahwa Tuhan pasti akan memaafkannya. Fakta bahwa ia

hanya diam saja menunjukkan bahwa ia tahu bahwa ia tidak memiliki

alasan yang bisa diterima.

Pada zaman itu, sebuah pakaian pesta tentu sudah disediakan baginya.

Sudah merupakan tradisi di zaman itu untuk menyediakan pakaian

pesta bagi undangan yang tidak mampu untuk membelinya. Sebagai

contoh, di dalam kejadian 45:22 dan Hakim-hakim 14:12, kita

diberitahu bahwa para tamu diberi pakaian pesta. Apakah hal ini masih

dilakukan atau tidak di zaman Yesus, tidak menjadi masalah bagi kita.

Yang penting adalah bahwa pada pesta perkawinan Anak Domba -

jamuan keselamatan - nanti Allah akan menyediakan pakaian yang kita

butuhkan.

Ini adalah sebuah pengajaran penting yang terungkap dari

perumpamaan ini, dan kita akan beralih kepada Paulus untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi. Ia memakai kata Yunani

dalam menjelaskan hal mengenakan pakaian dalam pengertian rohani.

Paulus menggunakan kata-kata ini sebanyak 15 kali di dalam

pengajarannya. Dan ia selalu memakai kata ini di dalam pengertian

rohani, bukan yang harfiah. Sebagai contoh, ia berbicara tentang

mengenakan kekekalan di dalam 12 Korintus 15:53-54. Di dalam ayat-

ayat ini, kekekalan digambarkan seperti sehelai pakaian yang Anda

kenakan. Dan 'mengenakan' berarti bahwa kita harus masuk ke dalam

Page 506: Bmf 24 cahaya injil

498 | C A H A Y A I N J I L

kekekalan itu. Inilah yang Paulus katakan: Karena yang dapat binasa

ini harus mengenakan (ini kata Yunani untuk mengenakan

pakaian) yang tidak dapat binasa(ayat 53). Dengan demikian, diri yang

tidak kekal ini harus mengenakan kekekalan. Ketika yang dapat binasa

ini mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang fana mengenakan

yang kekal, maka digenapilah apa yang tertulis di dalam Alkitab: maut

ditelan dalam kemenangan. Menurut Paulus, pada saat kita ditebus di

hari kebangkitan nanti, kita akan diberikan kekekalan - tubuh yang

baru yang tidak akan pernah mati sebagai ganti bagi tubuh sekarang

ini yang pasti akan mati. Jadi kita bisa katakan bahwa tubuh yang fana

ini mengenakan kekekalan, seperti mengenakan sehelai baju.

Paulus juga mengatakan hal yang serupa di dalam 2 Korintus 5. Di sini

dikatakan bahwa kita mengeluh dan merindukan kediaman surgawi,

karena dengan mengenakannya maka kita tidak akan kedapatan

telanjang. "Selama kita di dalam kemah ini (ia sedang merujuk kepada

tubuh jasmani), kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau

mengenakan pakaian yang baru tanpa menanggalkan yang lama,

supaya yang fana itu ditelan oleh hidup" (lihat 2 Kor. 5:2-4). Yang akan

kita kenakan nanti, pada hari kebangkitan itu, adalah hidup.

Dari cara Paulus memakai kata 'mengenakan' ini, kita dapat melihat

bahwa ia memandang pakaian sebagai lambang dari cara hidup yang

baru - kekekalan. Lebih jauh lagi, bisa jadi ia memandang pakaian

sebagai lambang kualitas hidup yang baru - hidup kebangkitan atau

hidup yang baru yang disebut hidup yang kekal. Ini bukanlah

kehidupan yang tanpa batas waktu seperti yang dibayangkan oleh

kebanyakan orang. Ini adalah kualitas hidup yang baru - kualitas hidup

milik Allah.

Mengenakan Kristus

Untuk bisa memenuhi syarat bagi hidup kekal yang akan kita kenakan

itu - atau yang tidak dapat binasa, menurut istilah Paulus - apa yang

harus kita kenakan sekarang ini? Tidak lain adalah Yesus Kristus

sendiri. Di dalam Galatia 3:27, Paulus memberitahu kita bagaimana

Yesus menjadi jalan hidup kita yang baru: Karena kamu semua, yang

dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Di sini, sekali lagi

kita melihat pemakaian istilah 'mengenakan'. Jika Anda adalah seorang

Kristen, berarti Anda telah mengenakan Yesus Kristus. Itu sebabnya

mengapa dikatakan juga bahwa Anda 'di dalam Dia'.

Page 507: Bmf 24 cahaya injil

499 | C A H A Y A I N J I L

Ada dua langkah yang berkaitan di dalam hal mengenakan Yesus. Di

dalam Galatia 3:26 kita diberitahu, "Sebab kamu semua adalah anak-

anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." Ayat ini memberitahu

kita bahwa kita perlu memiliki iman, yang merupakan langkah

pertama. Ayat selanjutnya berkata bahwa kita perlu dibaptiskan, dan

itu adalah langkah yang kedua. Kita mengenakan Yesus Kristus melalui

iman dan baptisan. Iman itu harus dinyatakan dalam baptisan, yang

berarti mati bagi cara hidup yang lama dan masuk ke dalam cara hidup

yang baru di dalam Kristus.

Jadi, ada dua langkah di hadapan kita. Pertama, jubah keselamatan itu

disediakan bagi kita. Itu adalah karunia Allah yang diberikan kepada

kita, dan kita tidak bisa memperolehnya dengan kekuatan sendiri.

Malahan, kita ini sangat tidak layak dan tidak mampu untuk

memperoleh jubah itu dengan kekuatan sendiri. Sebagai contoh, adalah

mustahil bagi saya untuk menyelamatkan diri saya sendiri. Saya jelas

tidak mampu melakukannya. Yesus diberikan sebagai keselamatan dari

Allah kepada kita, membebaskan kita dari belenggu dosa dan maut.

Saat kita mengenakan Yesus - karunia Allah yang diberikan saat

baptisan - kita bisa melanjutkan langkah menuju hidup yang kekal.

Paulus merujuk kepada Yesaya 61:10 saat memakai istilah

'mengenakan' ini. Ayat di dalam kitab Yesaya menyatakannya dengan

sangat indah: Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan

menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki

yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan

yang memakai perhiasannya. Itulah karunia dari Allah, yang tertulis di

dalam Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru; tidak ada perbedaan

sama sekali di dalam hal ini di antara kedua Perjanjian itu.

Keselamatan selalu merupakan pemberian dari Allah. Tak ada orang

yang dapat memperolehnya berdasarkan kelayakannya sendiri. Untuk

bisa memperolehnya dengan kekuatan sendiri, berarti kita harus

menunjukkan kepada Allah bahwa kita layak atas jubah itu. Dan ini

jelas merupakan hal yang mustahil.

Keindahan dari pengajaran Yesus dan kedalaman dari pemahaman

rohani Paulus memang selalu membuat kita takjub. Jika kita cermati

kata 'mengenakan' di dalam bahasa Yunani, kata ini selalu dipakai

dalam middle form. Di dalam bahasa Yunani, ada kalimat yang

berbentuk aktif, middle, dan pasif. Bentuk pasif menunjukkan hal yang

Page 508: Bmf 24 cahaya injil

500 | C A H A Y A I N J I L

diperbuat oleh orang lain terhadap Anda; bentuk aktif menunjukkan hal

yang Anda perbuat terhadap orang lain. Akan tetapi bahasa Yunani

memiliki satu bentuk lagi, middle, yang dipakai untuk menunjukkan hal

yang Anda perbuat terhadap diri Anda sendiri. Bentuk ini disebut juga

sebagai bentuk refleksif. Tata bahasa Inggris tidak memiliki

bentuk middle ini. Dalam bahasa Inggris Anda harus berkata, "Do it

yourself (lakukanlah sendiri)." Di dalam tata bahasa Yunani, Anda tidak

membutuhkan kata 'yourself '. Anda cukup memakai kata kerja di

dalam bentuk middle.

Terlebih lagi, kata 'mengenakan' seperti yang digunakan oleh Paulus ini

selalu ditulis dalam bentuk middle. Artinya, Anda mengenakan pakaian

bagi Anda sendiri. Dari sini kita bisa melihat betapa sempurnanya

pengajaran Alkitab. Allah menyediakan jubah keselamatan itu tetapi

Anda harus mengenakannya sendiri. Allah tidak mengenakannya bagi

Anda; Anda harus mengenakannya sendiri. Allah memberi Anda jubah

itu sebagai hadiah dan Ia berkata, "Inilah jubahnya; ambillah."

Kemudian Anda harus mengenakannya. Jadi, Allah telah mengerjakan

bagian-Nya yaitu menyediakan jubah keselamatan, tetapi Anda

bertanggungjawab untuk mengenakannya, dan terus mengenakannya.

Hal yang sekilas terlihat tidak konsisten

Saat kita membandingkan Galatia 3:27 dengan Roma 13:14,

tampaknya seperti ada ketidaksamaan di sini. Karena Galatia 3:27

berkata bahwa mereka yang telah percaya, yang telah menyerahkan

dirinya kepada Kristus di dalam iman dan telah dibaptis, telah

mengenakan Kristus. Jadi kita tentunya sudah mengenakan Kristus.

Namun apa yang dikatakan oleh Roma 13:13-14? "Marilah kita hidup

dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan

kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam

perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai

perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk

memuaskan keinginannya." Di dalam ayat ini, Paulus menyuruh orang

Kristen untuk mengenakan Yesus Kristus. Bukankah dia berkata (dalam

Gal.3:27) bahwa kita telah mengenakan Kristus? Bagaimana mungkin

Anda mengenakan sesuatu yang sebenarnya telah dikenakan?

Tampaknya seperti ada ketidak-cocokan karena Paulus telah berkata di

dalam surat kepada jemaat di Galatia bahwa kita telah mengenakan

Kristus, namun di dalam surat Roma, ia menyuruh kita untuk

mengenakan Kristus. Bagaimana cara kita memahaminya?

Page 509: Bmf 24 cahaya injil

501 | C A H A Y A I N J I L

Kedalaman dan keindahan dari pemahaman Paulus terlihat di sini. Cara

untuk memahaminya adalah cukup dengan melihat konteksnya;

sesederhana itu. Di dalam Galatia 3, Paulus berkata bahwa ketika Anda

membuat komitmen awal dalam iman Anda, Anda telah mengenakan

Yesus Kristus. Masalahnya adalah bahwa orang Kristen sering kali

menanggalkan kembali Kristus!

Di dalam Roma 12, perhatikan, Paulus berkata, "...conduct your

life" (yang diterjemahkan sebagai "hidup dengan sopan"). Jelas bahwa

ia memperhatikan cara kita menjalani kehidupan Kristen kita. Saat kita

pertama kali menjadi Kristen - saat kita pertama kali menanggapi

undangan untuk masuk ke dalam pesta perkawinan itu - kita dengan

senang hati menerima pakaian pesta dan mengenakannya di saat

membuat komitmen awal. Belakangan, kita kedapatan tidak

mengenakan pakaian pesta itu lagi karena kita telah kembali ke dalam

hidup kita yang lama. Alkitab berkata bahwa setiap kali kita tidak

menjalani hidup sebagai orang Kristen yang benar dan kembali pada

cara hidup kita yang lama, berarti kita telah menanggalkan Yesus

Kristus dan mengenakan kembali kepribadian buruk kita yang lama.

Bagaimana jika kita terus saja mengenakan kembali perilaku kita yang

lama? Kita akan mendapati bahwa kita tetap berada di dalam

perjamuan itu. Karena kita masih berada di tengah jemaat. Sekali kita

menjadi orang Kristen, mungkin kita akan selalu dikenali sebagai orang

Kristen. Namun tidak berarti bahwa kita akan selalu berperilaku

sebagai orang Kristen. Apa yang diperhitungkan di hari penghakiman

nanti bukanlah komitmen awal kita, namun apakah perilaku kita sudah

benar-benar sebagai orang Kristen yang sesungguhnya. Hal inilah yang

menjadi penentu di hari penghakiman nanti. Jangan mengira bahwa

karena kita sudah masuk ke dalam perjamuan itu, maka kita akan bisa

menikmati segala hidangan lezat di dalamnya. Masih ada bahaya

menanti di hari penghakiman nanti, kita bisa saja dilemparkan keluar

ke kegelapan di luar karena kita tidak mengenakan Yesus Kristus.

Perilaku kita menjadi bukti bahwa kita tidak lagi mengenakan pakaian

pesta, yang sudah kita terima itu.

Inilah hal yang persisnya dikatakan juga oleh Paulus: "Seperti yang

sudah kuperingatkan kepadamu, kamu sudah diundang dan sudah

menanggapi panggilanNya. Dan sekarang kamu mau berpaling dari Dia

yang telah memanggil-mu. Kamu menerima pakaian pesta itu. Tidak

Page 510: Bmf 24 cahaya injil

502 | C A H A Y A I N J I L

ingatkah kamu bahwa kamu telah mengenakannya?" (lihat Galatia

1:6). Dan lagi, di dalam Galatia 3:26-27, Paulus mengingatkan kita

bahwa ketika kita membuat komitmen di dalam iman dan dibaptiskan,

kita telah menerima pakaian pesta dan mengenakannya. Apakah kita

sekarang sedang berpaling dari Dia yang telah memanggil kita?

Paulus secara konsisten berbicara tentang pakaian pesta yang kita

kenakan dalam pengertian yang sangat praktis, dengan mengaitkannya

dengan perilaku kita. Pakaian itu berarti cara hidup kita. Ia

menekankan hal ini berkali-kali. Seperti yang sudah saya sebutkan

sebelumnya, ia memakai istilah 'mengenakan' ini tidak kurang dari 15

kali. Mari kita lihat beberapa contohnya:

Di dalam Roma 13:14, Paulus memakai istilah itu di dalam

bentuk imperatif: "Kenakanlah..." Ia memerintahkan orang-

orang Kristen untuk mengenakan pakaian itu. Jika Anda

mengaku sebagai orang Kristen, maka berperilakulah sebagai

orang Kristen. Jika Anda berperilaku tidak sebagai orang

Kristen, maka apapun pengakuan Anda, Anda masih belum

menjadi orang Kristen. Ini adalah poin yang berulang kali ia

tekankan.

Di dalam Efesus 4:22-24, ia memakai istilah mengenakan dan

menanggalkan pakaian. Di dalam ayat 22, ia berkata, "Yaitu

bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu,

harus menanggalkan manusia lama, yang menemui

kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu

dibaharui di dalam roh dan pikiranmu." Dan di dalam ayat 24, ia

melanjutkan dengan, "dan mengenakan manusia baru, yang

telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran

dan kekudusan yang sesungguhnya." Artinya adalah

menanggalkan cara hidup yang lama dan mengenakan cara

hidup yang baru - yaitu, mengenakan Kristus.

Jika Anda berkata bahwa Anda telah mengenakan Kristus, biarlah hal

itu terlihat di dalam kehidupan Anda. Biarlah itu terbukti lewat perilaku

Anda sehingga orang dapat melihat Yesus di dalam Anda. Paulus

sebenarnya berkata, "Karena kamu menyatakan komitmen saat

dibaptis, maka saat itu kamu mengenakan Kristus. Nah, jika kamu

telah mengenakan Kristus, maka biarlah orang-orang dapat

Page 511: Bmf 24 cahaya injil

503 | C A H A Y A I N J I L

mengamati-mu dan berkata, 'Aku melihat Kristus di dalam kamu; aku

melihat kamu mengenakan Dia; dan aku telah melihat Kristus di dalam

perilaku-mu sehari-hari.'" Sejak saat baptisan itu, mestinya orang lain

dapat melihat sesuatu, yaitu kualitas hidup yang baru. Kita telah

menanggalkan cara hidup kita yang lama - dengan segala kekotoran,

keegoisan, kedengkian, dan kekerasannya. Mestinya orang lain dapat

melihat Kristus di dalam diri kita melalui perilaku kita.

Di dalam Efesus 6:11,14 dan Roma 13:!2, Paulus menyuruh kita

mengenakan Yesus, perlengkapan senjata Allah. Sekali lagi dia

membahas hal ini di dalam pengertian sebagai hal yang

mendasar bagi keselamatan kita. Kadang kala ia menyebut

pakaian ini sebagai perlengkapan perang yang merupakan

perangkat penting bagi keselamatan di dalam peperangan.

Karena kita masuk ke dalam peperangan rohani, maka pakaian

ini bukan sekedar hiasan pemanis. Pakaian ini merupakan

perlindungan kita untuk saat ini. Mengenakan Kristus berarti

mengenakan perlengkapan perang yang penting bagi

keselamatan kita.

Di dalam Kolose 3:9-10, Paulus menyatakan poin yang sama

lagi: "Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah

menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah

mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui

untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar

Khaliknya." Istilah 'menanggalkan' berarti melepaskan watak

yang lama. Kata ini tidak bermakna 'mengesampingkan. Kata ini

di dalam bahasa Yunani berarti melepaskan sehelai pakaian.

Kembali kita melihat rujukan tentang mengenakan cara hidup

yang baru yang membawa perilaku yang baru.

Terakhir, hal ini diperjelas lagi di dalam 1 Tesalonika 5:7-8,

"Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang

mabuk, mabuk waktu malam. Tetapi kita, yang adalah orang-

orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih,

dan berketopongkan pengharapan keselamatan." Menurut ayat-

ayat ini, apa yang harus kita kenakan? Tidak lain adalah iman,

kesetiaan, pengharapan dan kasih di dalam pergaulan kita.

Kasih digambarkan sebagai pakaian yang kita kenakan.

Page 512: Bmf 24 cahaya injil

504 | C A H A Y A I N J I L

Sebagai orang Kristen, kita telah menanggapi undangan Allah. Dan kita

mungkin sudah memasuki Jemaat-Nya, ke dalam kerajaan-Nya, ke

dalam pesta perjamuan-Nya. Kita sudah membuat komitmen iman itu

dan telah dibaptiskan, dan kita memang telah mengenakan Yesus

Kristus di dalam komitmen awal itu. Namun hal yang penting adalah

bahwa Allah ingin melihat apakah kita mengenakan pakaian pesta itu

sepanjang hidup kita. Di hari penghakiman nanti, mereka yang

kedapatan - terhitung sejak saat mereka membuat komitmen itu -

tidak berperilaku sebagaimana mestinya, akan dilemparkan keluar dari

kerajaan Allah.

Pesan yang disampaikan kepada kita sangatlah jelas. Jadi camkanlah

hal itu baik-baik. Allah telah menyediakan jubah keselamatan yang

indah kepada kita. Terserah pada kita untuk mengenakannya atau

tidak.

Perumpamaan tentang 10 Gadis-gadis yang Bijaksana &

Bodoh

Matius 24:48 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Mari kita melanjutkan pengajaran Yesus dalam Matius 25 mulai dari

ayat 1. Sebelumnya perlu diketahui bahwa ayat-ayat terakhir yang

terdapat dalam pasal 24 memiliki kaitan dengan pasal 25. Dalam pasal

ini, kita akan pusatkan perhatian pada perumpamaan 10 gadis-gadis

yang bijaksana dan bodoh atau dalam bahasa Inggris diterjemahkan

sebagai perumpamaan tentang 10 perawan.

Sebagai pengenalan akan perumpamaan ini, mari kita melihat Roma

8:5-6 di mana Rasul Paulus berbicara tentang perbedaan antara

keinginan daging dan keinginan Roh:

"Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang

dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang

dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh

adalah hidup dan damai sejahtera."

Page 513: Bmf 24 cahaya injil

505 | C A H A Y A I N J I L

Dalam ayat 5, kata "memikirkan" adalah dalam tensa masa

kini(present tense) atau sesuatu sedang berlangsung(present

continuous tense); ini memberikan arti "sedang terus-menerus

dipikirkan". Rasul Paulus berkata barangsiapa yang hidup menurut

daging maka pikiran mereka akan terus-menerus dipenuhi oleh hal-hal

yang bersifat kedagingan yaitu sesuatu yang berasal dari dunia ini.

Tetapi barangsiapa yang hidup sesuai dengan keinginan Roh maka

pikirannya akan dipenuhi dengan hal-hal yang bersifat rohani. Pokok ini

berhubungan dengan perumpamaan yang akan kita bahas di bawah ini.

Anda mungkin menemukan kesulitan di sini. Bagaimana kita dapat

memikirkan sesuatu yang rohani seandainya kita sedang sibuk oleh

pekerjaan yang lain? Mustahil rasanya untuk memikirkan hal-hal rohani

di kala kita sedang menekuni suatu pelajaran atau pekerjaan. Rasul

Paulus menekankan pentingnya kita untuk mengerti hal ini atau kita

akan berkata, "Sulit sekali melaksanakan hal ini. Mana mungkin saya

bisa memikirkan hal-hal rohani sepanjang hari sedangkan saya sendiri

juga memiliki kesibukan lainnya." Namun bukankah pikiran kita dapat

berfungsi di tahap yang berbeda-beda, terdapat hal yang kita pikirkan

secara aktif dan di waktu yang bersamaan terdapat sesuatu di balik

pemikiran kita.

Untuk lebih mudahnya, mari kita ambil contoh saat kita sedang

dimabuk cinta. Saat itu kita akan selalu memikirkan sang kekasih kita.

Di sini, kita tidak selalu secara aktif memikirkan sang kekasih. "Dia"

memang sering kita pikirkan namun di balik pemikiran kita.

Kesimpulannya, saat ada sesuatu yang di balik pemikiran kita, hal itu

akan tetap ada walaupun kita sedang sibuk. Oleh sebab itu, jika kita

sedang mabuk oleh cinta, pikiran tentang sang kekasih akan selalu

berada di benak kita. Tak peduli apakah kita sedang serius

memusatkan mata Anda dalam mikroskop di laboratorium atau sedang

asyiknya membaca buku di ruang baca. Aktivitas apapun yang kita

lakukan dengan konsentrasi penuh di otak Anda, si dia tidak akan

terlepas dari benak kita.

Inilah yang Rasul Paulus hendak sampaikan kepada kita. Contohnya,

seorang yang rohani boleh saja membaca buku-buku yang berkaitan

dengan ilmu teknik, hukum, atau ekonomi di perpustakaan tetapi

seluruh dasar pemikirannya akan terpusat pada hal-hal yang bersifat

rohani. Dengan kata lain, hal-hal yang rohani tetap ada di balik

Page 514: Bmf 24 cahaya injil

506 | C A H A Y A I N J I L

pemikiran seorang yang rohani tidak kira apa yang sedang dikerjakan

pada saat itu. Sangat penting saya menjelaskan hal ini atau kita

kembali beralasan, "Mana mungkin saya memikirkan 2 hal yang

berbeda sekaligus." Tentu saja tidak mungkin kita memikirkan 2 hal

yang berbeda pada waktu yang sama. Sungguh sesuatu yang mustahil

Anda dapat berkonsentrasi memikirkan 2 hal yang berbeda sekaligus

dalam waktu yang sama. Tetapi, seorang yang rohani, pikirannya akan

selalu disibukkan oleh nilai-nilai rohani. Nilai-nilai tersebut akan

menjadi latar belakang pikirannya setiap saat walaupun ia sedang

secara aktif mengerjakan dan memikirkan sesuatu pada saat yang

bersamaan.

Dengan pengertian dasar ini, marilah kita berpindah ke perumpamaaan

yang sesungguhnya. Perhatikan kata "Then" yang diterjemahkan

sebagai "pada waktu itu" dalam pembukaan Matius 25:1: "Pada waktu

itu Kerajaan Sorga..." Kata "Then" menghubungkan ayat 1 dengan ayat

sebelumnya dalam Matius 24:50-51. Ayat ini berkata: Maka tuan

hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada

saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat

dia senasib dengan orang-orang yang munafik. Kemanakah orang-

orang munafik pada akhirnya?

Dari Matius 24 kita ketahui bahwa mereka akan diadili di Gehenna,

sebuah nama untuk neraka. Kita diberitahu bahwa "di sanalah akan

terdapat ratapan dan kertak gigi." Oleh sebab itu, kata "pada waktu

itu" menunjukkan masa Penghakiman seperti yang dijelaskan dalam

ayat-ayat sebelumnya.

Perumpamaan ini berkata, pada waktu itu (yaitu, masa Penghakiman)

hal Kerajaan Sorga akan seumpama sepuluh gadis yang membawa

pelitanya dan menyongsong mempelai laki laki. Lima di antaranya

bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh membawa pelitanya

tapi tidak membawa bekal minyak. Ini tidak berarti pelitanya tidak diisi

minyak. Mereka memiliki minyak dalam pelitanya namun tidak

membawa persediaan lebih. Sebaliknya, lima gadis yang bijaksana

masing-masing membawa persediaan minyak (ayat 4). Pada waktu

mempelai laki-laki terlambat datang, mereka semua tertidur. Waktu

tengah malam terdengarlah orang berseru, "Mempelai datang!

Songsonglah dia!" Gadis-gadis itupun bangun dan segera

membereskan pelita mereka. Para gadis yang bodoh berkata kepada

Page 515: Bmf 24 cahaya injil

507 | C A H A Y A I N J I L

yang bijaksana, "Berikanlah kami sebagian dari minyakmu agar pelita

kami tidak padam," Lalu para gadis yang bijaksana menjawab,

"Jangan, nanti persediaan minyak kami tidak cukup. Lebih baik kamu

pergi kepada penjual minyak dan membelinya."

Waktu mereka sedang pergi membeli, datanglah mempelai itu dan

mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke

ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Lalu datanglah gadis-gadis

yang lain itu dan berkata: "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu." Tetapi

ia menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Aku tidak

mengenal kamu."

Saya rasa semua yang pernah ke Sekolah Minggu telah mengenal

perumpamaan ini dengan baik. Apakah maksud dari perumpamaan ini?

Telah disebutkan sebelumnya bahwa perumpamaan ini berhubungan

dengan Penghakiman yang akan datang. Kerajaan Allah yang akan

datang ini dikaitkan dengan ke sepuluh gadis. Apakah yang

dilambangkan oleh gadis-gadis? Mereka melambangkan orang-orang

Kristen.

Sebagai contoh, Rasul Paulus melambangkan jemaat di Korintus seperti

seorang perawan suci: "Karena aku telah mempertunangkan kamu

kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci

kepada Kristus" (lihat 2 Korintus 11:2). Terjemahan bebas dari

Revised Standard Version Bible (RSV) yang berarti "pengantin wanita"

sepertinya tidak tepat. Dalam bahasa Yunani aslinya, penggunaan kata

ini juga dipakai dalam Matius 25:1, yang jika diterjemahkan sebagai

"perawan suci." Secara literal, kata sesungguhnya adalah 'gadis.' Kata

gadis itu sendiri adalah perawan suci. Dan, dalam Wahyu 14:4, ke

144.000 pengikut-pengikut Kristen yang saleh ini disebut sebagai

perawan suci. Jadi mudah untuk mengerti kata 'perawan suci' dalam

Alkitab karena memberikan gambaran yang sesungguhnya tentang

orang Kristen. Jadi secara Alkitabiah, ke sepuluh gadis tersebut

semuanya adalah orang-orang Kristen. Tidak benar lima gadis yang

lainnya bukan orang-orang Kristen.

Semua gadis-gadis tersebut mempunyai pelita yang menyala.

Perbedaan yang utama terletak pada siapa yang membawa persediaan

minyak dan siapa yang tidak. Gadis-gadis yang bijaksana membawa

persediaan minyak sedangkan yang bodoh tidak. Membawa persediaan

Page 516: Bmf 24 cahaya injil

508 | C A H A Y A I N J I L

minyak berarti menambah biaya. Lebih daripada itu, mereka

membebani diri karena tangan yang satu membawa pelita sedangkan

tangan yang lain membawa persediaan minyak. Di lain pihak, gadis-

gadis yang bodoh mempunyai satu tangan yang tidak terpakai -

artinya, tangan tersebut bebas untuk melakukan pekerjaan apa saja -

karena mereka berpikir tidak perlu untuk membawa minyak lebih.

Seringkali, sekelompok orang Kristen mengerjakan sesuatu yang

menurut kelompok Kristen lainnya dianggap berlebihan atau tidak

perlu. "Kita sudah punya pelita dan minyak. Untuk apa lagi mesti

bersusah-susah membawa persediaan? Bukankah hal itu menambah

beban dan biaya? Belum lagi repotnya!" Berapa kali pikiran tersebut

terlintas dalam benak kita waktu melihat orang lain melakukan sesuatu

yang lebih ketimbang kita? Mungkin kita berpikir, "Perlukah itu?" Di sini

kita akan mempelajari perlukah mengambil langkah tambahan dalam

hidup kekristenan kita

Kedatangan-Nya mungkin tertunda.

Hal lain di sini dikatakan bahwa pengantin pria terlambat datang (ayat

5). Seandainya ia tidak terlambat maka para gadis yang bodoh

tersebut tidak akan kekurangan minyak. Mereka sama sekali tidak

memikirkan kemungkinan ini. Sangat menarik Yesus memberikan

indikasi bahwa mungkin kedatanganNya akan tertunda. Kata "tidak

datang-datang" juga dipakai dalam ayat sebelumnya (Matius 24:48):

"Tuanku tidak datang-datang." Sekali lagi, Yesus memberikan indikasi

bahwa mungkin kedatanganNya tertunda. Lalu pada waktu tengah

malam, terdengar teriakan tentang kedatangan mempelai.

Sebelum mempelai itu datang, para gadis dalam keadaan mengantuk.

Dalam bahasa Inggris terjemahannya menggunakan kata "tidur."

Sebenarnya kata dalam bahasa Yunani jauh lebih deskriptif dari itu.

Kata yang diterjemahkan sebagai "tidur" ini secara harfiah berarti

orang yang hampir tertidur. Kita sering melihat orang di bis atau

keretapi yang kepalanya terkantuk-kantuk tapi coba untuk tetap tidak

tertidur. Ke sepuluh gadis dalam perumpamaan ini dalam keadaan

terkantuk-kantuk - yaitu mereka di tahap pra-tidur, sebelum mereka

betul-betul tertidur.

Mengapa semua gadis tersebut akhirnya tertidur tetapi lima

diantaranya masih dianggap bijaksana? Sepertinya mereka semua

Page 517: Bmf 24 cahaya injil

509 | C A H A Y A I N J I L

bersalah karena Yesus sudah mengingatkan agar tidak jatuh tertidur.

Haruskah kita ganti perumpamaan ini dengan judul 10 gadis yang

bodoh?

Apakah artinya tidur? Mengapa ke lima gadis tersebut tetap dianggap

bijaksana walaupun mereka ikut tertidur dengan yang lainnya? Mari

kita mempelajari 2 arti kata "tidur" yang dipakai dalam kitab Perjanjian

Baru. Tidur rohani dan tidur jasmani, yang secara harfiah berarti

"mati".

Ketika kita mempelajari perumpamaan ini secara lebih mendalam, kita

menemukan kata "tidur" di sini diartikan dengan kematian jasmani. Ke

sepuluh gadis tersebut sudah mati. Pada waktu kedatangan Yesus

tertunda, secara jasmani mereka telah mati. Mereka ikut mati

bersama-sama dengan orang-orang Kristen lainnya selama masa 2000

tahun ini. Kedatangan Yesus belum tiba semasa hidup mereka. Mereka

menunggu KedatanganNya namun belum tergenapi karena

kedatangan-Nya tertunda.

Dalam 1 Tesalonika 4:13, kita akan menemukan kesinambungan yang

luar biasa antara pasal ini dengan perumpamaan yang dibahas bahkan

sampai pemakaian kata-katanya. Pasal ini berbunyi: "Selanjutnya kami

tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang

mereka yang mati (atau tertidur), supaya kamu jangan berdukacita

seperti orang-orang yang lain yang tidak mempunyai pengharapan."

Kemudian dalam ayat 14-18 diteruskan, "Karena jikalau kita percaya,

bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga

bahwa mereka yang telah mati (baca: tertidur) dalam Yesus akan

dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan

kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal

sampai kedatangan Tuhan, sekali-sekali tidak akan mendahului mereka

yang telah mati (sekali lagi, baca: tertidur). Sebab pada waktu tanda

diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala

Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari Sorga dan mereka

yang mati (arti sebenarnya) dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat

bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di

angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama dengan

Tuhan. Karena itu hiburkanlah semua orang akan yang lain dengan

perkataan ini."

Page 518: Bmf 24 cahaya injil

510 | C A H A Y A I N J I L

Terlepas dari kata "tidur", ada 2 hal lainnya yang perlu

diperhatikan. Pertama, "Pada waktu penghulu malaikat.." berseru

dalam 1 Tesalonika 4:16 dan kedua, kata "bangkit" (ayat 16) dan

"menyongsong" (ayat 17). Ide yang disampaikan oleh kata-kata ini

juga dapat ditemukan di dalam perumpamaan ini. Ke 10 gadis tersebut

telah jatuh tertidur (Matius 25:5) dan pada waktu tengah malam

datanglah penghulu malaikat berseru (Matius 25:6). Suara malaikatlah

yang telah membuat mereka terbangun.

Lalu, perhatikan kata "bangkit" dalam 1 Tesalonika 4:16 - "mereka ....

akan lebih dahulu bangkit." Kata "bangkit" di sini memiliki arti yang

sama digunakan dalam perumpamaan ini. Pada waktu tengah malam

dan seluruh gadis terbangun (Matius 25:7). Dalam Alkitab, kata

"bangkit" seringkali digunakan untuk 2 pengertian: bangun dari tidur

atau bangun dari kematian. Jadi terdapat seruan yang membuat

semuanya terbangun. Hal ini persis sama dengan yang tertulis dalam 1

Tesalonika 4:16-17, dimana yang telah mati bangun dari kematiannya

ketika mereka mendengar suara dari penghulu malaikat dan bertemu

dengan Tuhan. Dalam suratnya kepada Jemaat di Tesalonika Rasul

Paulus seakan-akan dengan sengaja merujuk kepada perumpamaan

tentang 10 gadis ini. Anda dapat melihat kemiripan dalam pemakaian

kata demi kata di antara kedua perikop ini. 1 Tesalonika 4:15 Paulus

menjelaskan bahwa tulisannya dikutip dari "firman Tuhan". Bagian

firman Tuhan manakah yang dimaksud oleh Paulus? Tiada yang lain

lagi yaitu perumpamaan ke 10 gadis ini.

Di bagian terakhir dari Matius 24, Yesus memberikan perumpamaan

tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat. Di sini, para hamba -

baik yang setia maupun yang jahat - semua terjaga dari tidur ketika

tuannya datang. Artinya mereka semuanya masih hidup. Sama seperti

para gadis yang bijaksana dan bodoh yang telah tertidur, hal ini harus

diartikan secara jasmani bahwa mereka tidak lagi hidup. Setelah kita

mengerti hal ini, dengan mudah kita dapat menangkap arti dari

perumpamaan ini.

Perumpamaan ini berkaitan dengan orang-orang Kristen yang telah

mati waktu kedatangan Yesus tiba. Suara penghulu malaikatlah yang

membangunkan mereka. Bukan rohani mereka yang bangun karena

suara malaikat tidak membangunkan mereka secara rohaniah. Tubuh

merekalah yang terbangun ketika kedatangan Yesus tiba. Sebelumnya

Page 519: Bmf 24 cahaya injil

511 | C A H A Y A I N J I L

mereka mati/tidur tetapi terbangun pada kedatangan Yesus. Pada saat

itu, yang mati akan bangkit.

Bersiaplah untuk kedatangannya yang kedua kali

Kita harus memiliki kesiapan waktu Yesus datang. "Karena itu berjaga-

jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Ia datang" (lihat

Matius 24:42). Bagaimana Anda melakukannya? Kita tidak dapat

berjaga-jaga kalau kita tertidur, tapi Anda dapat berjaga-jaga dengan

selalu dalam keadaan siap. Perumpamaan ini juga mengatakan bahwa

hanya mereka yang telah siap sedia diperbolehkan masuk ke

perjamuan kawin (Matius 25:10). Para gadis yang bijaksana telah siap

bukan dengan tidak tertidur, tapi mereka siap karena mempunyai

persediaan minyak yang ekstra.

Sekarang, segala sesuatunya bergantung pada apakah yang

dilambangkan sebagai persediaan minyak di sini. Menurut saya, banyak

komentator, kalau boleh saya simpulkan, telah keluar dari jalur

kebenaran pada saat melambangkan arti minyak sebagai Roh Kudus.

Banyak orang yang telah membaca buku-buku tentang lambang-

lambang Roh Kudus akan dengan begitu saja membuat asumsi bahwa

minyak di sini menunjuk kepada Roh Kudus. Sebagai contoh,

Watchman Nee mendasari eksposisi tentang perumpamaan ini dengan

melambangkan minyak sebagai Roh Kudus. Pada akhirnya,

kesimpulannya menjadi jauh menyimpang dari arti sesungguhnya.

Mengapa minyak di sini tidak menunjuk kepada Roh Kudus? Pertama-

tama, bilamana minyak digunakan untuk melambangkan Roh Kudus

dalam Perjanjian Baru, minyak itu tidak pernah minyak yang dipakai

untuk pelita tetapi minyak urapan. Kesalahan ini terjadi pada waktu

Watchman Nee yang mengikuti para komentator dari negara barat,

telah sepenuhnya menyimpang dari arti yang sebenarnya. Referensi

kepada Roh Kudus, umpamanya yang terdapat dalam 1 Yohanes 2:27,

disebut sebagai "pengurapan" yang menunjuk kepada minyak urapan.

Minyak ini adalah sejenis wewangian yang dipersiapkan untuk upacara

pengurapan; bukan yang digunakan untuk menyalakan pelita.

Referensi yang mungkin kepada Roh Kudus terdapat dalam Ibrani 1:9

dimana Yesus disebutkan sebagai "...mengurapi Engkau dengan minyak

sebagai tanda kesukaan." Sekali lagi kita mempelajari bahwa jika

Page 520: Bmf 24 cahaya injil

512 | C A H A Y A I N J I L

minyak dilambangkan sebagai Roh Kudus, pemakaiannya selalu untuk

urapan dan bukan minyak untuk pelita.

Kedua, minyak ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan

lambang atau kepenuhan Roh Kudus. Bukan para gadis yang dipenuhi

dengan minyak, tetapi pelita merekalah yang dipenuhi dengan minyak.

Jika kita berbicara tentang dipenuhi Roh Kudus dalam pengertian

minyak di sini, maka akan timbul kesalahpengertian menyeluruh dari

perumpamaan ini. Yang dipenuhi minyak disini adalah pelita mereka

dan bukanlah para gadis itu. Jadi, bagaimana pengertian dipenuhi Roh

Kudus dapat diterapkan ke dalam bagian ini?

Ketiga, hal penting di sini bukan bahwa pelita-pelita itu dipenuhi

minyak. Itu bukan pokok dari perumpamaan ini. Yang penting adalah

persediaan minyak yang dibawa, hal ini tidak ada hubungannya sama

sekali dengan pemenuhan pelita. Tidak masuk akal jika kita

mengatakan persediaan minyak ini diartikan sebagai Roh Kudus.

Penting untuk mengetahui bagaimana cara kerja pelita pada zaman

dahulu. Umumnya, sebuah pelita berbentuk seperti tongkat dimana di

atasnya terpasang sebuah mangkuk yang terbuat dari perunggu atau

besi. Di dalam mangkuk ini ada sepotong kain atau tali panjang yang

berfungsi sebagai sumbu. Sebagian dari sumbu ini dicelupkan ke dalam

minyak yang ditampung di dalam mangkuk tersebut dan kita

menyalakannya seperti pelita minyak. Pada saat api mulai dinyalakan,

ujung sumbu tersebut akan terbakar karena minyak yang disalurkan

melalui batang tali atau kain tersebut. Jika terang pelitanya mulai

meredup, bagian sumbu yang hangus terbakar harus dipotong

sehingga bagian yang baru dapat menghasilkan cahaya yang lebih

terang.

Ketika para gadis yang bodoh mulai memotong sumbu yang hangus

tersebut, mereka sadar bahwa minyak di dalam pelitanya mulai

menipis. Mereka memang belum kehabisan minyak. Tetapi, pas di

waktu itu mereka mulai kehabisan minyak. Struktur tata bahasa dari

kata-kata itu penting sekali. Pelita mereka terus menyala saat mereka

tertidur dan juga sebelumnya. Waktu mereka terbangun karena

mendengar suara penghulu, mereka bersiap-siap membuat agar pelita

nya menyala lebih terang. Di waktu itu barulah mereka menyadari

bahwa minyak di pelita sudah hampir habis.

Page 521: Bmf 24 cahaya injil

513 | C A H A Y A I N J I L

Bagaimana kita menerjemahkan semuanya ini? Kita telah melihat

bahwa ke sepuluh gadis ini mewakili orang-orang Kristen yang telah

mati jasmaninya. Dan pelita mereka telah menyala semasa hidup

mereka di dunia. Andaikata ke sepuluh gadis ini mewakili Anda dan

saya, sebagai orang Kristen maka pelita kita telah menyala. Seperti

yang dikatakan Yesus, tidak ada seorangpun yang menyalakan pelita

dan meletakkannya di bawah gantang (Matius 5:15). Jika Anda

menyalakan pelita, maka pelita tersebut harus bercahaya. Di dalam

Alkitab, pelita seringkali dijadikan sebagai lambang keselamatan. Di

dalam Yesaya 62:1 berbicara tentang pelita keselamatan yang menyala

dan keselamatan bangsa Israel itu seperti sebuah pelita yang

bercahaya.

Pelita juga dipakai untuk melambangkan Firman dari Tuhan. Dalam

Mazmur 119:105, Firman dari Tuhan itu dibandingkan dengan sebuah

pelita. Dalam Amsal 6:23, perintah dan ajaran Tuhan adalah seperti

pelita yang menyala. Bagaimana caranya kita menerima keselamatan?

Melalui iman yang datang dari pendengaran akan firman Tuhan.

Dengan demikian, firman Tuhan dan keselamatan adalah dua unsur

yang tidak dapat dipisahkan.

Di dalam perumpamaan ini terang rohani atau keselamatan

dilambangkan sebagai sebuah pelita yang telah dinyalakan. Dan Amsal

13:9 dengan persis berbicara tentang hal ini: Terang orang benar

bercahaya gemilang (terang benderang), sedangkan pelita orang fasik

akan padam (will be put out). Pelita itu tidak padam sekarang

(perhatikan ketepatan kata-katanya); ia akan padam.

Sekarang kita telah memperoleh gada api keselamatan yang telah

dinyalakan dan sedang menyala. Semasa hidup kita api ini akan terus

menyala sampai kita mati, jika kedatangan Yesus belum tiba. Lalu pada

hari Penghakiman dimana Yesus datang, akan ada suara dari penghulu

malaikat yang membangunkan kita. Kita akan bangun dan bangkit dari

kematian - dan dihadapkan pada penghakiman Kristus. Apakah yang

terjadi jika pelita kita mendadak kehabisan minyak pada hari yang

sangat penting tersebut? Kita akan menghadapi situasi yang gawat dan

pada waktu tersebut akan terlambat jika berkata, "Celaka! Aku tidak

memiliki minyak yang cukup!"

Page 522: Bmf 24 cahaya injil

514 | C A H A Y A I N J I L

Lukas 16:8 mengatakan: Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap

sesamanya daripada anak-anak terang. Ini berarti anak-anak dunia -

non- Kristen - akan lebih bijaksana dalam mempersiapkan masa depan

mereka daripada anak-anak terang, yang memiliki cahaya.

Sesungguhnya, merekalah yang paling tidak siap dengan masa

depannya. Orang-orang non-Kristen akan lebih bijaksana dalam

mengumpulkan uang mereka untuk memastikan agar masa depan

mereka terjamin.

Bagaimanakah sikap orang-orang Kristen dalam hal ini? Sebagian besar

mereka hanya peduli dengan masa sekarang ini. Di dalam

perumpamaan, para gadis yang bodoh itu hanya cukup mempedulikan

pelitanya menyala untuk masa sekarang saja. Mereka tidak peduli apa

yang akan terjadi jika kedatangan Yesus tertunda, dan minyak mereka

jadi tidak cukup. Mereka tidak pernah khawatir atau berusaha sama

sekali. Minyak yang mereka miliki memang cukup untuk masa sekarang

ini (waktu mereka hidup), tetapi persediaan ini tidak akan cukup bagi

zaman yang akan datang. Inilah maksud dari perumpamaan ini.

Hidup untuk zaman yang akan datang

Orang bijaksana adalah mereka yang mempunyai persiapan untuk hari

yang akan datang. Orang yang bodoh, sebaliknya, tidak mempedulikan

hal itu. Mereka cukup puas dengan keadaan mereka sekarang ini. "Aku

cukup menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja; selama hidupku

cukup baik, pergi ke gereja..." Yang dipikirkan hanyalah masa sekarang

ini. Mereka hidup untuk zaman ini dan belum mempelajari untuk hidup

bagi zaman yang akan datang. Bagaimana dengan Anda sendiri?

Di sini kita melihat perbedaan antara orang yang berpikiran rohani dan

orang yang berpikiran duniawi. Menurut Rasul Paulus, orang yang

berpikiran rohani, karena imannya, mengetahui zaman yang akan

datang adalah kenyataan hidup yang sebenarnya. Di lain pihak, orang

yang berpikiran duniawi hanya tertarik untuk memikirkan masa hidup

yang sekarang ini walaupun mereka mengakui dirinya juga sebagai

orang Kristen. Baginya, zaman yang akan datang adalah suatu

bayangan yang kabur dan tidak realistis. Di sinilah iman kita yang

sebenarnya mulai terlihat. Sudahkah engkau memiliki masa depan itu

atau belum? Atau, mautkah yang menjadi pengakhiran Anda nanti?

Page 523: Bmf 24 cahaya injil

515 | C A H A Y A I N J I L

Banyak orang Kristen tidak begitu peduli dengan hidup setelah

kematian. Mereka menyerahkan seluruh perkara ini kepada Tuhan.

"Semoga Tuhan akan membawaku naik ke Surga - dimanapun saja -

tidak apa-apa. Dan tugas saya sekarang hanyalah mengurus hal-hal di

zaman ini. Menjadi orang Kristen itu baik untuk moral saya. Sangatlah

baik membawa anak-anak saya mengikuti Sekolah Minggu supaya

mereka tumbuh menjadi orang-orang yang bertanggung jawab.

Menjadi orang Kristen itu baik karena semua orang yang saya temui di

gereja adalah orang-orang yang baik semuanya. Dan, saya tahu jika

ada kesulitan, mereka akan membantu saya.

Kelihatannya semua pemikiran kita berpusat pada hidup untuk masa

sekarang ini. Masa yang akan datang itu terletak jauh dari kenyataan

hidup sekarang ini. Masa depan dimana kita akan bangkit dari kematian

- dimana kita memasuki kekekalan - semuanya ini masih terlalu jauh

untuk dipikirkan. Saya ragu berapa banyak orang Kristen yang

sungguh-sungguh memikirkan hal ini. Apakah kita memikirkan hal-hal

itu? Jika kita hanyalah orang Kristen biasa-biasa saja, kita tidak akan

memikirkan hal-hal tersebut. Semua yang kita pikirkan adalah yang

berhubungan dengan masa sekarang ini karena bermegah bahwa kita

adalah orang Kristen yang realistis.

Andaikata kita adalah orang Kristen duniawi yang sama sekali tidak

membuat persiapan untuk hari esok. Lalu apa yang akan terkumpul

nanti? Dapatkah kita menyisakan sesuatu pada hari itu nanti? Atau,

kita hanya cukup hidup sebagai orang Kristen yang biasa-biasa saja

pada masa sekarang ini? Ketika Yesus berkata, "Jangan kumpulkan

harta benda di dunia ini tetapi yang di Surga," Dia menunjuk kepada

hal ini. Lalu pertanyaan kita adalah: berapa pentingkah mengumpulkan

harta benda bagi zaman yang akan datang? Bagi kita itu hal yang tidak

wajib. "Kita tidak perlu mengumpulkan apa-apa sekarang ini karena

kita hanya hidup hanya untuk hari ini." Jika kita berpikir seperti ini

maka kita akan mendapat kesulitan. Disinilah perbedaan antara orang

Kristen yang duniawi dengan orang Kristen yang rohani.

Orang Kristen rohani hidup untuk mendapatkan kekekalan. Dia

memiliki masa depan yang sangat baik sekali. Terlebih lagi, dia

memiliki hidup yang kekal. Dan pikirannya akan selalu tertuju kepada

masa akan datang. Sayang sekali banyak orang Kristen yang belum

memiliki masa depan. Bagi mereka, masa depan merupakan sesuatu

Page 524: Bmf 24 cahaya injil

516 | C A H A Y A I N J I L

yang kabur dan tidak memiliki kepastian. Beberapa ahli filsafat

mengatakan hidup yang kita miliki hanya ada di masa sekarang ini.

Mereka menambahkan pula untuk menikmati hidup ini sebaik-baiknya

seakan-akan tiada hari esok lagi karena mereka sendiri tidak tahu

dengan pasti.

Namun sebagai orang yang beriman, kita bukan saja tahu masa depan

tapi juga siap untuk menghadapinya. Disinilah letak perbedaan

manusia Allah. Tuhan berkata betapa pentingnya memperoleh

kekayaan di Surga. Dari mana kita tahu apakah kita ada masa depan

atau tidak? Semuanya itu tergantung pada kerohanian Anda. Dengan

kata lain, Alkitab berkata jika seorang Kristen meninggal, hasil

pekerjaannya akan mengikuti mereka. Sama seperti persediaan minyak

yang dibawa itu tidak dipakai pada masa sekarang. Mereka belum

memerlukannya karena mereka masih memiliki minyak yang cukup.

Persediaan itu baru digunakan waktu mereka terbangun dari tidurnya

saat kedatangan Tuhan tiba. Di waktu itu persediaan minyak sudah

tersedia.

Pesan yang terkandung dalam perumpamaan ini menjadi unik karena

berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab di

pengajaran Yesus yang lainnya. Perumpamaan ini bukan satu lagi

perumpamaan tentang selalu berjaga-jaga, jangan tertidur; pada

kenyataannya 10 gadis tersebut malahan semuanya tertidur.

Perumpamaan ini juga bukan hanya mengajarkan kita untuk berhati-

hati dan berjaga-jaga. Perumpamaan ini mengajarkan kita tentang

perintah yang jelas dan tepat bahwa hanya mereka yang telah

membuat persiapan untuk masa yang akan datang yang diperbolehkan

masuk dalam perjamuan kawin.

Persiapan apakah yang telah kita buat untuk menyambut masa depan?

Apakah kita sudah menyiapkan sesuatu? Bagaimana saldo rekening

rohani Anda saat Anda tiba di seberang sana nanti? Apakah yang akan

kita bawa saat kita menyeberang perbatasan untuk masuk ke Kerajaan

Surga nanti? Pentingkah kita mempunyai rekening di sana? Jika kita

adalah warganegara surgawi, seperti kata Rasul Paulus, maka

sudahkah kita mempunyai rekening di sana? Apakah kita akan menjadi

orang bangkrut setibanya di sana? Banyak orang Kristen berpandangan

bahwa asalkan masuk ke Kerajaan Surga sudah bagus walaupun dalam

Page 525: Bmf 24 cahaya injil

517 | C A H A Y A I N J I L

keadaan tanpa uang sepeserpun tidak apa-apa. Pokoknya yang penting

sudah masuk ke Surga.

Yesus tahu bahwa banyak orang hanya peduli untuk masuk ke Surga

saja. Melalui perumpamaan ini, Yesus berusaha menjelaskan bahwa

kita tidak akan dapat masuk Kerajaan Allah tanpa memiliki persediaan

minyak! Kita tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan-Nya, jika pada

waktu hidup kita tidak membuat persiapan untuk zaman yang akan

datang. Dengan kata lain, hanya orang yang rohani yang akan

diselamatkan pada akhirnya, bukan orang yang masih hidup dalam

daging. Kita harus menjadi orang Kristen yang rohani untuk bisa

diselamatkan. Pokok yang dimaksudkan oleh Yesus sesungguhnya

sangat menantang kita.

Iman apakah yang Anda miliki?

Mari kita teliti lebih mendalam tentang para gadis yang bodoh itu.

Pelita mereka tetap menyala sampai titik yang tertentu. Kemudian

mereka menemukan bahwa mereka sudah mulai kehabisan minyak.

Setelah itu, pelita mereka sudah mulai padam. Bayangkan jika kita

seolah-olah dapat mempertahankan keselamatan kita hingga ke

kebangkitan namun setelah itu menyadari bahwa kita tidak memiliki

iman yang dapat membawa kita ke dalam Kerajaan Allah. Tidakkah ini

hal yang sangat tragis!

Para gadis yang bodoh itu merupakan sebuah contoh bagi mereka yang

mengalami nasib yang seperti itu. Ketika mereka akan memasuki

perjamuan kawin, mereka mendapatkan bahwa pintunya telah

tertutup. Pintu sudah terkunci dan mereka berada di luar. Mereka

berteriak-teriak sambil menggedor pintu keras-keras, "Tuanku, Tuanku,

bukakan kami pintu!" (Matius 25:11). Perhatikan mereka tetap

memanggil Dia "Tuan." Seorang yang bukan Kristen tidak akan

memanggil Yesus "Tuan (Lord)." Tetapi, jawaban Tuannya sungguh

menakutkan. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, Aku tidak

mengenal kamu." (Matius 25:12). Inilah pernyataan penolakan. Para

gadis yang bodoh itu tidak dapat masuk ke dalam perjamuan kawin,

yang dalam hal ini melambangkan Kerajaan Allah (Matius 7:23).

Perumpamaan ini sangat mirip dengan pengajaran Yesus yang terdapat

di dalam Lukas 13:23-29. Bahkan pasal ini dapat dikatakan sebagai

Page 526: Bmf 24 cahaya injil

518 | C A H A Y A I N J I L

cara lain untuk menyampaikan pesan yang sama. Lukas 13:23-29

berkata:

"Dan ada seorang yang berkata kepadaNya, "Tuhan, sedikit sajakah

orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ:

"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku

berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha masuk, tetapi tidak

akan dapat.(Orang-orang ini berusaha untuk masuk tetapi sudah

terlambat. Mereka tidak dapat masuk.) Jika tuan rumah telah bangkit

dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-

ngetok pintu sambil berkata: Tuan bukakanlah kami pintu! Dan Ia akan

menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana engkau

datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di

hadapanMu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi

Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang,

enyahlah daripada hadapanKu, hai kamu sekalian yang melakukan

kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila

kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di

dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke

luar! (Perhatikan inilah yang dimaksud dengan penolakkan yaitu

dicampakkan ke luar.) Dan orang akan datang dari Timur dan Barat

dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam

Kerajaan Allah.

Kita tidak boleh berkata bahwa selama kita adalah orang Kristen itu

sudah cukup. Dan sudah selesai urusan kita. Menurut ajaran Alkitab,

pembenaran (justification) tidak bisa dipisahkan dari pengudusan

(sanctification) dalam kehidupan kita seharian. Dalam pengertian

teologisnya, keselamatan tidak dapat dipisahkan dari cara kita berpikir,

cara kita menjalankan hidup, dan siapa diri kita. Sangat sulit untuk

membedakan di antara ke-10 gadis tersebut. Semuanya memiliki pelita

dan kelihatannya hampir tidak ada perbedaannya. Mereka juga

semuanya masih perawan suci. Saat yang menentukan adalah saat

Yesus duduk di kursi penghakiman-Nya. Pada saat itu, suara penghulu

akan terdengar, kelima gadis tersebut juga akan bangun. Seperti

Paulus katakan, kita semua - termasuk dirinya sendiri - akan berdiri

menghadapi kursi penghakiman. Pada waktu tersebut, para gadis yang

bodoh tidak kuat untuk menghadapi Penghakiman. Saat itulah iman

mereka terbukti tidak cukup. Minyak mereka telah habis pada saat-saat

Page 527: Bmf 24 cahaya injil

519 | C A H A Y A I N J I L

yang genting dan mereka tidak dapat mempertahankannya karena

mereka tidak memiliki persediaan minyak yang cukup.

Dalam perumpamaan ini, Yesus mengingatkan kita. Bukan saja penting

untuk menyimpan kekayaan surgawi, tetapi penting pula untuk

mempunyai simpanan lebih. Penting sekali untuk menjalankan hidup

kita di masa sekarang sedemikian rupa sehingga kita hidup dengan

kekekalan di dalam pikiran kita. Lima gadis yang bodoh itu tidak hidup

dengan memikirkan tentang kekekalan. Mereka telah menjadi orang

Kristen yang berkecukupan untuk melewati hidup di dalam dunia ini.

Namun cukup itu sendiri sesungguhnya tidaklah cukup. Kita harus

hidup - baik di dalam pekerjaan atau studi kita - dengan tujuan

memperoleh kekekalan dalam pikiran kita.

Apakah kita sungguh-sungguh telah hidup dengan mempertimbangkan

kekekalan? Inilah sebuah ujian buat kita, apakah kita telah memiliki

iman dan percaya bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup. Apapun

yang kita katakan, cara hidup kita akan menunjukkan apakah kita

hidup seperti orang yang percaya kepada Allah kita yang kekal yaitu

Allah yang hidup yang telah memberikan kita masa depan yang sedang

kita persiapkan dari sekarang. Dan akhirnya kita akan mengkreditkan -

harta milik dan jerih payah kita - ke dunia yang baru - hanya melalui

karunia dari Allah, kita dapat memperoleh minyak yang lebih dari yang

kita butuhkan.

Perumpamaan tentang talenta

Matius 25:14-30 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Perumpamaan tentang talenta terdapat di dalam Matius 25:14-30

"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian

ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan

mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya

lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu,

masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera

pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang

itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta

Page 528: Bmf 24 cahaya injil

520 | C A H A Y A I N J I L

itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba

yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam

tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah

tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan

mereka (Adegan ini biasanya merupakan gambaran dari Penghakiman

di dalam Alkitab). Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia

membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan

percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima

talenta.' (Harap diperhatikan mengenai banyaknya pemakaian kata

'laba' di sini) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali

perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia

dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab

dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan

tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu,

katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah

beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali

perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia

memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan

memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.

Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga

hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu

bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di

mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana

tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan

talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka

jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu

sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur

dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu

sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang

menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta

dengan bunganya(kata bunga di sini juga bermakna laba). Sebab itu

ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang

mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai,

kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang

tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari

padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam

kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan

kertak gigi." (Komentar dari penulis diletakkan dalam tanda kurung)

Page 529: Bmf 24 cahaya injil

521 | C A H A Y A I N J I L

Perumpamaan ini memiliki makna yang sangat kaya dengan isi yang

sangat tegas. Kita diberi gambaran tentang suatu rumah tangga yang

terdiri dari seorang majikan dengan para hambanya (kata hamba ini di

dalam bahasa sumbernya - Yunani - sebenarnya memakai kata yang

berarti budak), suatu gambaran yang lazim di dalam Alkitab. Pada

bagian akhir dari Matius 24, Anda akan melihat bahwa mulai dari ayat

45 dan selanjutnya, ada juga gambaran yang sama tentang seorang

majikan dengan sekumpulan hambanya. Hamba yang diberi

kewenangan ternyata menyalahgunakan kekuasaan itu dan memukuli

para hamba yang lain, sambil bermabuk-mabukan dan berpesta pora,

sama sekali tidak peduli dengan hamba yang lain.

Di dalam Perjanjian Baru, gereja sering digambarkan sebagai suatu

rumah tangga. Konsep ini sangat perlu kita pahami karena merupakan

hal yang mendasar di dalam ajaran Alkitab. Rasul Paulus berbicara

tentang keluarga orang-orang seiman di dalam Galatia 6:10, dan

tentang keluarga Allah di dalam Efesus 2:19. Demikianlah, Paulus

menggambarkan ajaran Yesus tentang keluarga Allah ini di mana Yesus

menjadi Majikan dan yang lain - yaitu Anda dan saya - adalah hamba-

Nya. Di dalam pengertian ini, kita semua adalah hamba-Nya. Tidak ada

pengecualian. Di dalam rumah tangga ini, setiap orang adalah hamba

yang melayani Majikan yang sama.

Anda dapat memeriksa bahwa, di dalam bahasa Yunani, kata hamba ini

ditulis dengan memakai kata doulos, yang berarti budak. Muncul

pertanyaan, adakah budak paruh waktu (part-time) di dalam rumah

tangga Yesus? Sudah tentu tidak ada budak semacam itu. Seorang

budak selalu merupakan milik sepenuhnya dari sang majikan. Saya

harap kita semua bisa melihat sekilas seperti apa konsep Perjanjian

Baru tentang gereja. Saya katakan 'sekilas' karena mungkin saja kita

masih belum mencapai tahapan rohani di mana kita mampu

menjalankannya. Namun paling tidak sudah waktunya bagi kita untuk

bisa sekilas memahami seperti apa konsep gereja menurut Perjanjian

Baru.

Di dalam perumpamaan ini, sang majikan yang pergi jauh dan

kemudian kembali lagi adalah Yesus, yang pergi ke sisi Bapa-Nya, dan

akan datang lagi kepada kita. Ini adalah poin utama dari perumpamaan

ini. Perhatikan letak perumpamaan ini, sesudah pasal 24 yang

membicarakan tentang akhir zaman serta kedatangan-Nya kembali. Di

Page 530: Bmf 24 cahaya injil

522 | C A H A Y A I N J I L

bagian ini, Ia mengarahkan perhatian kita kepada fakta bahwa kita

berada di dalam rumah tangga-Nya. Kita semua adalah anak-Nya dan

sekaligus juga hamba-Nya. Kita sering hanya menekankan pada

kedudukan kita sebagai anak dan mengabaikan tanggungjawab kita

yang terkandung di dalam ide perhambaan.

Menjadi hamba Allah

Rasul Paulus sangat bersukacita menyandang satu gelar, yaitu sebagai

budak bagi Yesus Kristus. Ia tidak banyak berbicara tentang dirinya

sebagai anak Allah. Ia mengirim surat-surat dengan kata pembukaan

berikut, "Paulus, hamba atau budak (yang sebenarnya memiliki arti

yang sama) Yesus Kristus." Bagi Paulus, gelar ini menunjukkan

kemuliaan yang tertinggi. Bagi Paulus, gelar ini dalam beberapa hal

lebih berharga ketimbang pengangkatan sebagai anak. Bukankah hal

ini luar biasa? Anda mungkin berharap agar Paulus membuka suratnya

dengan ucapan, "Paulus, anak Allah." Tetapi Paulus tidak memakai

istilah itu. Ia cenderung menyebut dirinya sebagai budak Yesus Kristus.

Dan ia juga memandang semua orang di dalam jemaat sebagai hamba

Allah atau budak dari Yesus Kristus, yang menjalani kehidupan yang

kudus bagi Kristus sebagaimana halnya semua budak yang sepenuhnya

merupakan milik sang majikan, menjalani hidup hanya bagi sang

majikan.

Seandainya saja kita bisa menangkap konsep dari pola yang dipakai

oleh Perjanjian Baru mengenai gereja sebagai rumah tangga Allah di

mana kita semua adalah hamba-Nya. Setiap orang memiliki

tanggungjawab penuh untuk menjadi hamba Allah, budak Yesus

Kristus, sepenuh waktu. Artinya kita semua harus menjalani hidup ini

demi Dia, tak peduli apakah kita ini menjadi pekerja purna waktu di

gereja atau bukan. Sekarang ini, gereja dipenuhi oleh para pekerja

paruh waktu (part-time), bukannya hamba atau budak Yesus Kristus.

Kita seperti pendatang musiman di rumah tangga Allah yang hanya

bekerja di waktu luang untuk Dia. Hal ini sama sekali bukan gambaran

yang dimaksudkan oleh Perjanjian Baru. Jika setiap orang di dalam

gereja adalah pekerja sepenuh waktu bagi Allah, budak sejati Yesus

Kristus, maka mereka bisa dilatih untuk menjadi pekerja full-time.

Paulus berbicara tentang jemaat secara keseluruhan yang merupakan

kumpulan orang-orang yang sudah dilatih dan dibekali sepenuhnya,

kecuali mungkin orang-orang yang baru menjadi Kristen yang masih

harus menjalani pelatihan dan pembekalan. Yang kita bicarakan ini

Page 531: Bmf 24 cahaya injil

523 | C A H A Y A I N J I L

adalah ide dalam Perjanjian Baru di mana tidak ada orang Kristen yang

menjalani hidupnya bagi diri sendiri melainkan bagi Kristus saja. Paulus

membahas hal ini di dalam Roma 14:7-9, di mana ia memberitahu kita

apa arti menjadi seorang Kristen. Ia tidak sedang membicarakan

sekelompok kecil pekerja Kristen khusus melainkan tentang orang

Kristen secara umum dan hubungan mereka di dalam gereja. Pada

intinya, ia berbicara seperti ini, "Tak seorangpun dari kita yang hidup

demi dirinya sendiri, dan mati demi dirinya sendiri. Jika kita hidup,

maka hidup kita adalah demi Tuhan, dan jika kita mati, maka kita mati

demi Tuhan. Jadi, dalam kehidupan maupun kematian, semua itu demi

Tuhan. Karena untuk tujuan inilah Kristus mati dan bangkit kembali,

supaya Dia menjadi Tuan bagi yang hidup dan yang mati." Apakah

Yesus menjadi Tuan ke atas hidup Anda? Jika benar, maka Anda akan

menjalani hidup demi Dia, bukan demi Anda lagi. Anda hanya

bertanggungjawab kepada-Nya dan seluruh hidup Anda dijalani dalam

kebersamaan dengan-Nya sebagai tujuan hidup itu sendiri. Jika Anda

mengaku sebagai seorang Kristen sejati, dapatkah Anda dengan

setulus hati mengatakan bahwa itulah tujuan hidup Anda, bahwa Anda

hidup bagi Dia?

Mari kita lihat 2 Korintus 5:15 untuk memastikan bahwa kita telah

memahami persoalan ini dengan baik. Di sini Paulus berkata, "Dan

Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup,

tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati

dan telah dibangkitkan untuk mereka." Yesus telah mati bagi kita; Ia

mati bagi kita supaya kita tidak lagi hidup untuk kepentingan pribadi

melainkan untuk Dia. Sanggupkah kita berkata dengan jujur - jika kita

mengaku sebagai orang Kristen dan menyatakan bahwa Yesus telah

mati bagi kita - bahwa sejak saat ini kita hidup untuk Dia?

Jika kita semua sebagai jemaat hidup untuk Yesus, lalu di mana letak

perbedaan antara pelayan full-time dengan orang Kristen yang

menjalani pekerjan sekuler? Apakah para pelayan full-time menjalani

hidupnya untuk Yesus lebih dari yang lain? Sekarang ini tampaknya

begitu. Para pelayan full-time sekarang ini memang menjalani

hidupnya untuk Yesus lebih dari yang lain. Namun apakah itu memang

merupakan hal yang seharusnya terjadi? Alkitab berkata bahwa jika

Yesus benar-benar mati bagi kita, maka kita tidak lagi menjalani hidup

ini bagi diri sendiri. Beranikah Anda dengan setulus hati berkata seperti

itu? Jika kita memang hidup hanya untuk Dia setiap hari, setiap saat,

Page 532: Bmf 24 cahaya injil

524 | C A H A Y A I N J I L

maka kehidupan kita tidak berbeda dengan para pelayan full-time. Lalu

bagaimana kita akan mendefinisikan makna pelayan full-time?

Seorang pelayan full-time bisa saja terjun ke dalam pekerjaan yang

memberikan penghasilan. Larangan terhadap hal itu jelas tidak

alkitabiah. Kita sudah sama mengetahui bahwa ketika menghadapi

kebutuhan keuangan, Paulus bekerja menjahit tenda dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini juga terjadi pada para pelayan

full-time di gereja-gereja yang saya gembalai di berbagai belahan

dunia. Mereka bisa saja memanfaatkan keahlian mereka untuk

memperoleh penghasilan. Namun bagi mereka hidup ini adalah untuk

Yesus. Ketika tiba saatnya mereka harus mengerjakan pekerjaan

Tuhan, mereka segera mengundurkan diri dari pekerjaan mereka agar

bisa melayani Tuhan dengan perhatian penuh. Bagi sebagian dari

mereka, jika pekerjaan yang sedang dijalani ternyata menyita waktu

secara berlebihan sehingga mereka tidak bisa berkonsentrasi pada

pekerjaan Tuhan, maka mereka berusaha mencari pekerjaan yang

tidak menuntut alokasi waktu yang berlebihan. Dengan demikian,

mereka bisa memanfaatkan lebih banyak waktu bagi Tuhan. Jadi,

sekalipun mereka bisa saja terlibat dengan pekerjaan sekuler, mereka

mengerjakan itu bagi Tuhan. Tujuan hidup mereka adalah untuk

Tuhan. Komitmen mereka bukan kepada pekerjaan melainkan untuk

Tuhan. Jika hal ini bisa berlaku bagi mereka, mengapa tidak bagi orang

Kristen yang lain?

Jika Anda terlibat di dalam suatu pekerjaan, yang manakah yang

menjadi prioritas Anda? Jika pekerjaan yang menjadi prioritas Anda,

lalu bagaimana Anda akan menjalani hidup demi Yesus? Cobalah

bayangkan tentang gereja yang semua jemaatnya hidup bagi Yesus.

Seharusnya setiap jemaat memang menjalani hidupnya bagi Yesus,

bukankah demikian? Tidakkah Alkitab secara gamblang menyatakan hal

itu? Itulah yang seharusnya. Saya harap, dengan kasih karunia Allah,

pengajaran yang alkitabiah ini bisa menjadi kenyataan di dalam

kehidupan setiap orang Kristen di mana-mana.

Kebanyakan dari antara kita memiliki pekerjaan sekuler. Siapkah kita

untuk melepaskan pekerjaan kita di saat Tuhan menghendakinya?

Bagaimana jika strategi peperangan rohani menuntut kita untuk pergi

dan mencari pekerjaan di tempat lain? Tidak akan mudah untuk

berkata, "Baik, aku berangkat. Aku siap menjalankan perintah Tuhan

Page 533: Bmf 24 cahaya injil

525 | C A H A Y A I N J I L

setiap saat. Aku selalu siap melayani-Nya." Kalimat seperti itukah yang

paling sering terdengar dari mulut kita? Jika seperti itu cara berpikir

sebagian besar orang di gereja, maka itu berarti bahwa mereka sedang

membangun gereja Perjanjian Baru di mana setiap orang secara tulus

menjalani segenap hidupnya untuk Yesus. Saya memakai kata 'secara

tulus' karena saya tahu bahwa kebanyakan orang Kristen akan mudah

untuk berkata dalam kepura-puraan, "Oh ya. Aku hidup untuk Yesus."

Namun sangat diragukan apakah pernyataan mereka itu bisa

dibuktikan dalam kehidupan mereka.

Mari kita coba usahakan, dengan kasih karunia Allah, untuk bisa

menangkap visi tentang gereja Perjanjian Baru ini. Tidaklah

mengherankan bahwa gereja bisa menjungkir-balikkan dunia. Karena

semua orang akan bisa melihat betapa setiap anggota jemaat

membaktikan hidupnya bagi Allah. Jika orang mengamati kehidupan

Anda, apakah mereka akan terpesona pada pengabdian Anda atau

hanya pada kefasihan lidah Anda dalam membahas perkara rohani?

Apakah pengabdian Anda kepada Allah juga terlihat bahkan sampai ke

dalam kehidupan Anda di tempat kerja, di sekolah dan di kampus?

Mungkin saat berada di sekolah Anda justru menjadi penakut dan malu

dengan kekristenan Anda sehingga Anda sangat enggan

membicarakannya. Kekristenan kita tampaknya hanya untuk

dimunculkan di gereja saja. Secara figuratif, mungkin gambarannya

seperti ini, saat ke gereja, kita mengenakan pakaian khusus untuk

pergi ke gereja, dan di saat pergi ke kampus atau ke tempat kerja, kita

mengenakan pakaian khusus untuk bekerja atau kuliah. Apakah

menjalani kehidupan untuk Yesus, seperti yang disebutkan di dalam 2

Korintus 5:15, merupakan suatu kenyataan dalam hidup kita? Saat

teman atau kerabat datang mengunjungi kita, apakah mereka akan

berkata, "Wow! Orang ini benar-benar hidup untuk Yesus! Tak ada hal

lain yang lebih penting baginya. Seluruh pengabdiannya hanya untuk

Yesus. Ia memang menjalani pekerjaan sekuler, dan melakukan

pekerjaannya dengan sangat baik, akan tetapi tujuan hidupnya hanya

bagi Yesus!" Kiranya Allah berkenan menganugerahkan gereja-gereja

semacam itu bagi kita, karena tanpa itu dunia tidak akan mau melirik

gereja jika hanya diisi dengan kefasihan lidah saja.

Dari perumpamaan ini, kita melihat bahwa setiap orang di dalam

rumah tangga Allah memiliki kesamaan ikatan dalam arti setiap orang

mendapatkan tugas, mendapatkan tanggungjawab. Yesus, sebagai

Page 534: Bmf 24 cahaya injil

526 | C A H A Y A I N J I L

contoh, tidak memberi satu orang dengan lima talenta, satunya lagi

dengan dua talenta, lalu yang ketiga tidak menerima satu talenta pun.

Setiap orang menerima tanggungjawab masing-masing.

Kata 'talenta' di dalam perumpamaan ini tidak ada kaitan sama sekali

dengan bakat kita. Ia hanya sekadar merupakan satuan ukur atas

jumlah uang. Kata ' talenta' memang pada awalnya memiliki makna

jumlah timbangan perak atau emas. Di dalam Perjanjian Lama Anda

dapat menemukan istilah-istilah seperti satu talenta emas, perak atau

kuningan. Tidak ada kaitannya dengan istilah dalam bahasa Inggris

'talent. (bakat)', yang memiliki makna 'kemampuan' atau 'kemampuan

alami'. Kata 'talenta' dalam perumpamaan ini hanya menunjukkan

jumlah uang. Dan satu talenta merupakan jumlah uang yang sangat

banyak di zaman itu. Jika Anda memiliki Alkitab versi RSV (Revised

Standard Version), Anda akan melihat di bagian catatan kakinya bahwa

jumlah satu talenta itu sama dengan pendapatan seorang pekerja

selama lebih dari lima belas tahun. Artinya, jika Anda bekerja selama

lima belas tahun, maka jumlah uang yang dapat Anda tabung nilainya

sama dengan satu talenta! Jika rata-rata seorang pekerja di Kanada

mendapatkan penghasilan sebanyak $20.000 dalam setahun, maka

satu talenta itu sebanding dengan $300.000. Pada zaman itu,

perdagangan antar negara dinilai dalam satuan uang yang besar, yaitu

talenta. Jadi, perumpamaan ini menunjukkan bahwa hal yang

dipercayakan kepada setiap orang yang mengikut Tuhan nilainya

sangatlah luar biasa. Bahkan ada yang dipercaya untuk mengelola lima

talenta. Dalam hitungan zaman sekarang, itu bisa berarti jutaan dolar.

Akan tetapi kita juga melihat bahwa setiap orang menerima jumlah

yang berbeda-beda untuk dikelola. Yang pertama menerima lima

talenta, yang kedua menerima dua talenta, dan ada yang menerima

satu talenta. Apa yang menjadi penentunya? Perumpamaan ini

menjelaskan kepada kita bahwa jumlah itu disesuaikan dengan

kesanggupan masing-masing hamba itu (ayat 15). Tuhan memberi lima

talenta kepada yang satu, lalu ada dua talenta kepada yang satunya

lagi, dan satu untuk yang terakhir, semua sesuai dengan kemampuan

masing-masing. Di dalam Perjanjian baru, kata 'kesanggupan' tidak

pernah boleh diartikan berdasarkan bakat alamiah seseorang.

Allah tidak mempercayakan lebih kepada seseorang hanya karena

orang itu memiliki bakat yang lebih dari yang lain. Bakat seseorang

Page 535: Bmf 24 cahaya injil

527 | C A H A Y A I N J I L

tidak selalu menjadi hal yang berguna dalam menjalankan pekerjaan

Allah. Malahan bisa menjadi penghambat jika bakat tersebut

menumbuhkan kesombongan pada diri orang itu. Orang yang memiliki

kelebihan dalam hal kemampuan, biasanya, akan sangat menyadari

kelebihannya. Mereka tahu akan kelebihan mereka karena ada banyak

kesempatan untuk membandingkannya dengan kemampuan orang lain,

dan hal ini membuat mereka sangat sadar akan kelebihan mereka. Tak

peduli seberapa kuatnya mereka berusaha untuk rendah hati, tetap

sangat sulit karena mereka tahu persis bahwa mereka lebih unggul dari

orang lain.

Orang seperti Muhammad Ali tentu saja tidak berusaha untuk

merendah ketika ia berkata, "Aku yang terbaik. Aku yang nomor satu."

Pada masa itu, ketika ia masih menjadi petinju yang terbaik, ia sering

mengumbar kata-kata tentang kemampuannya, dan orang-orang

berpikir, "Orang ini bermulut besar. Benar-benar sombong!" Akan

tetapi Ali tahu bahwa ia memang hebat. Ada juga orang yang

memahami keunggulan mereka dan bersikap seolah-olah tidak

menyadarinya. Akan tetapi di dalam hatinya mereka berkata, "Aku

yang terbaik, tapi tentu saja aku tidak akan menyombongkannya."

Kerendahan hati yang sejati ada jika kita tidak mengingkari kelebihan

yang ada pada diri kita. Jika kita memiliki kelebihan di satu bidang,

tidak masalah. Kita tidak usah berpura-pura dan berkata bahwa kita

sama sekali tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Namun kita harus tahu

bahwa di dalam kenyataan rohani, keunggulan alami kita tidak selalu

menjadi hal yang menguntungkan bagi pekerjaan Allah, dan dengan

demikian kita memiliki alasan yang tulus untuk menjadi rendah hati.

Dasar kerendahan hati kita bukanlah kegagalan dalam mengenali

keunggulan alami kita, melainkan kesadaran bahwa keunggulan itu

bukanlah hal yang penting atau berguna bagi Allah. Malah bisa

menghambat kemajuan karena kita akan cenderung untuk

mengerjakan sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kehendak sendiri,

mengandalkan kemampuan diri sendiri dan bukannya mengikuti cara

Allah. Kita bisa menjadi terlalu percaya diri dan mengabaikan perlunya

meletakkan kepercayaan kepada Allah. Sementara orang lain yang

lemah serta menyadari kelemahannya, mengerti bahwa mereka harus

mengandalkan Allah jika berurusan dengan perkara rohani. Sangatlah

penting bagi mereka yang memiliki keunggulan alami untuk memahami

bahwa di dalam dunia rohani bakat mereka tidak diperhitungkan dalam

Page 536: Bmf 24 cahaya injil

528 | C A H A Y A I N J I L

peperangan rohani. Kuasa Allah yang terwujud di dalam diri kita, itulah

yang penting.

Paulus adalah orang yang sangat cakap. Cukup dengan membaca

surat-suratnya, kita akan segera tahu betapa pandai dan betapa

berbakatnya dia - baik dalam hal manajemen maupun dalam hal

kemampuannya memahami Alkitab dan perkara-perkara rohani. Namun

justru karena keunggulannya itu, maka Allah menanamkan duri di

dalam dagingnya, ia terlalu cerdas dan cakap. Demikianlah, Allah harus

menanamkan duri di dalam dagingnya (2 Korintus 12:7). Paulus

memahami bahwa itu untuk membuatnya tetap rendah hati. Akan

tetapi hal itu juga membuatnya sangat merasa sakit dan lemah. Lalu ia

memohon kepada Allah agar 'duri' itu disingkirkan dari dirinya, namun

duri itu tetap Anda. Tuhan berkata, "Duri itu akan terus ada di sana."

Dan Paulus berkata, "Aku tahu. Hal ini karena aku sangat sombong dan

aku harus tetap rendah hati. Itu sebabnya, mulai saat ini, aku akan

bersukacita di dalam kelemahanku supaya kuasa Allah terwujud di

dalam hidupku." Demikianlah, kita bisa melihat bahwa ketika bakat dan

kepandaian Paulus mulai menjadi penghalang maka Allah terpaksa

menanamkan 'duri' di dalam dagingya. Beberapa orang dari antara kita

ada yang harus mengalami hal ini karena keunggulan alaminya mulai

menyuburkan kesombongannya, dan mulai mengganggu cara dia

melayani Allah.

Kalau kita bisa memahami poin ini, maka kita bisa mengerti bahwa

Tuhan membagikan talenta-talenta kepada para hamba-Nya tidak

didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut.

Kata yang diterjemahkan dengan 'kesanggupan' itu, di dalam bahasa

Yunaninya sebenarnya bermakna 'kekuatan atau kuasa'. Setiap orang

mendapat talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya.

Ide kunci di sini adalah kemampuan rohani. Kita mempercayakan

tanggungjawab kepada seseorang berdasarkan kemampuannya. Kita

tidak akan mempercayakan kuasa kepada orang yang kita pandang

tidak akan mampu mengelola kuasa itu. Sebagai contoh, kita tidak

akan menyerahkan granat tangan yang masih aktif kepada seorang

bocah berusia 12 atau 5 tahun. Seorang anak berusia 12 tahun

mungkin sudah cukup mengerti barang apa yang dia terima, dan Anda

mungkin bisa mempercayakan granat tersebut padanya. Akan tetapi

bisa saja suatu saat ia tergoda oleh rasa marah dan menarik pin kunci

granat tersebut. Bagi seorang anak berusia lima tahun, ia jelas tidak

Page 537: Bmf 24 cahaya injil

529 | C A H A Y A I N J I L

tahu benda apa yang ia terima, dan ia mungkin mengira bahwa dengan

menarik pin di granat itu akan terjadi sesuatu yang hebat. Tentu saja

dia benar. Hanya, dia mungkin tidak akan sempat melihat hal hebat

apa yang sedang terjadi! Ini karena ia masih belum mencapai kapasitas

moral yang memadai untuk berhadapan dengan tanggungjawab

memegang bahan peledak sehebat itu. Sama halnya dengan itu, ketika

Allah mempercayakan sejumlah tanggungjawab kepada kita, Ia akan

melihat apakah kita sudah mampu mengelola tanggungjawab itu.

Dan juga sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa kapasitas

atau kesanggupan kita tidak bersifat tetap. Bukti-bukti alkitabiah

menunjukkan bahwa kita bisa meningkatkan kapasitas ini. Kita

mungkin memulai sebagai orang Kristen yang menerima satu talenta

saja - dalam pengertian rohani - lalu meningkat menjadi orang Kristen

'dua talenta', dan mungkin bahkan bisa sampai menjadi orang Kristen

'lima talenta' suatu hari nanti.

Mari kita tinjau kata 'nya' di dalam anak kalimat 'menurut

kesanggupannya'. Di dalam hal ini, kata 'nya' tidak menunjukkan

bahwa kita sudah memiliki kemampuan atau kuasa dari dalam diri

masing-masing, atau kita tidak dilahirkan dengan kuasa atau

kemampuan yang berbeda-beda. Di dalam Lukas 1:17, malaikat Tuhan

berbicara tentang "roh dan kuasa Elia". Kata 'kuasa' di dalam anak

kalimat tersebut berasal dari kata Yunani yang sama dengan yang

diterjemahkan dengan kata 'kesanggupan' di dalam perumpamaan ini.

Mungkin Anda akan bertanya, "Apa itu kuasa Elia? Apakah Elia memang

memiliki kuasa yang berasal dari dalam dirinya sendiri?" Tidak. Kuasa

Elia berarti kuasa Allah yang bertindak melalui Elia. Pada dasarnya itu

adalah kuasa Allah dan kuasa itu bekerja lewat Elia, jadi boleh disebut

sebagai kuasa Elia. Kuasa itu diberikan kepada Elia maka dalam

pengertian tertentu kuasa itu sesungguhnya miliknya..

Kuasa datang dari iman

Jumlah talenta yang diberikan kepada seseorang bukanlah sesuatu hal

yang sudah ditentukan atau ditakdirkan. Tidak bisa diartikan bahwa

Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan menerima lima

talenta, dan yang lain ditakdirkan menerima dua talenta. Hal yang

seperti itu sangat tidak alkitabiah. Malahan Alkitab berkata bahwa

setiap orang bisa maju sampai ke tingkatan Elia dan memiliki kuasa

Page 538: Bmf 24 cahaya injil

530 | C A H A Y A I N J I L

yang sama dengan yang bekerja di dalam diri Elia. Apa yang menjadi

penentunya?

Untuk menjawab hal ini, mari kita lihat Roma 4:20, "Tetapi terhadap

janji Allah ia (yaitu Abraham) tidak bimbang karena ketidakpercayaan,

malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah." Kata-kata

'ia diperkuat' di dalam naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani, yaitu

bahasa sumbernya, memiliki dasar kata yang sama dengan kata yang

diterjemahkan dengan 'kesanggupan' di dalam perumpamaan ini dan

kata yang diterjemahkan dengan 'kuasa' Elia di dalam Lukas 1:17.

Ketiganya adalah kata yang sama. Kata Yunani endunamoo memiliki

arti 'peningkatan kuasa'. Saat Abraham berhadapan dengan kenyataan

mandulnya Sara, yang tampaknya akan membuat janji Allah untuk

menjadikan keturunannya sebanyak jumlah bintang di langit terlihat

mustahil, tidak membuat kepercayaan Abraham terhadap janji Allah

goyah. Malahan ia diperkuat dalam imannya. Jadi Abraham diperkuat

oleh iman. Dengan demikian, kuasa ini datang melalui iman.

Di dalam Kisah 9:22, kita melihat betapa Paulus memiliki iman seperti

Abraham ini. Di sini, Paulus sudah menjadi Kristen, akan tetapi

namanya belum diganti dari Saulus menjadi Paulus. Sekalipun

berhadapan dengan penolakan yang kuat dari masyarakat Yahudi, ia

tidak bergeming.

"Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia

membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena

ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias" (Kis. 9:22).

Kata-kata 'semakin besar pengaruhnya' diterjemahkan dari kata Yunani

yang persis sama dengan yang kita lihat di dalam Roma 4:20,

yaitu endunamoo, yang berasal dari kata dunamis yang berarti 'ia

semakin kuat'. Saulus menjadi semakin kuat. Ia tidak memulai dari

kekuatan atau kuasa yang sudah besar melainkan mengalami

pertumbuhan melalui iman. Poin ini terus muncul di sepanjang

Perjanjian Baru. Sebagai contoh, a) di dalam Efesus 6:10, "Akhirnya,

hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya".

b) Filipi 4:13, di mana Paulus berkata, "Segala perkara dapat

kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Artinya,

Paulus sedang berkata bahwa, "Allah menambahkan kekuatanku

sehingga aku dapat mengerjakan semua itu." Ini menunjukkan bahwa

Page 539: Bmf 24 cahaya injil

531 | C A H A Y A I N J I L

kepercayaan Paulus kepada Yesus tidak terbatas, ia benar-benar

percaya bahwa Allah dapat melakukan segalanya melalui dia dan

dengan begitu ia dapat mengerjakan segalanya melalui Allah. Dan

kekristenan semacam itulah yang kita butuhkan di tengah Jemaat

sekarang ini. Jika iman kita termasuk jenis yang seperti itu, jika iman

kita termasuk jenis yang membuat kekuatan kita bertumbuh lewat

iman, maka Allah akan mempercayakan lebih banyak talenta kepada

kita.

Kita sekarang masuk ke bagian utama dari perumpamaan ini. Di dalam

perumpamaan tentang sepuluh orang gadis, kita melihat bahwa minyak

cadangan itulah yang membedakan kedua kelompok gadis tersebut.

Baik kelima orang gadis yang bijaksana maupun kelima gadis yang

bodoh sama-sama memiliki pelita yang menyala. Dalam hal ini tidak

terlihat ada perbedaan. Yang membedakan kedua kelompok itu adalah

bahwa lima dari antara mereka membuat persiapan untuk jangka

waktu yang selanjutnya. Cadangan minyak mereka tidak menunjukkan

manfaat di saat-saat awal, dan baru menjadi sangat berguna di dalam

masa berikutnya. Memiliki cadangan minyak adalah pokok utama di

dalam hal ini. Bagaimana cara memahami gambaran ini - bagaimana

kita bisa mengungkapkan hal yang tersembunyi di balik simbol-simbol

tersebut, bukan merupakan hal yang penting. Ingat saja pada kata

cadangan, ekstra, peningkatan. Itulah ide kunci di sini.

Dalam perumpamaan tentang sepuluh orang gadis, setiap gadis

membawa sebuah pelita - yang berarti terang hidup. Di dalam

Perjanjian Lama, misalnya di dalam Amsal, pelita yang menyala

melambangkan kehidupan. Saat pelita padam, maka seseorang mati.

Jika pelita itu menyala, maka artinya orang tersebut hidup. Kalau kita

ikuti penalaran ini, maka pelita adalah lambang dari tubuh manusia.

Api melambangkan kegiatan dari orang yang hidup. Saat minyaknya

habis, maka habis jugalah kehidupan seseorang, atau apinya menjadi

padam. Minyak sangat perlu bagi penyalaan pelita, melambungkan

kehidupan. Saat minyak habis, kehidupan orang itu juga habis, yang

berarti api itu padam. Jika ini adalah gambaran yang kita dapatkan dari

perumpamaan tentang sepuluh orang gadis tersebut, maka minyak

cadangan itu tentunya melambangkan kehidupan yang ekstra,

cadangan kehidupan.

Page 540: Bmf 24 cahaya injil

532 | C A H A Y A I N J I L

Namun ini tidak berarti bahwa kehidupan itu sejak awal sudah ada

pada kesepuluh orang gadis tersebut. Minyak itu tidak berada di dalam

para gadis itu; minyak itu dibawa oleh mereka. Apa artinya? Di dalam

perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan, satu

perumpamaan dapat dipakai untuk menjelaskan perumpamaan yang

lain. Bukannya memakai gambaran tentang cadangan minyak, Yesus

sekarang mengubah gambaran itu ke dalam istilah talenta. Akan tetapi,

ide dasar dari perumpamaan ini sama dengan perumpamaan tentang

sepuluh orang gadis itu.

Setiap hamba memulai dengan menerima kepercayaan mengelola

sejumlah uang, atau talenta. Yang membedakan mereka adalah apakah

mereka bisa menghasilkan lebih banyak talenta lagi pada saat

dilakukan perhitungan nanti - yaitu saat Penghakiman - dan bukannya

pada saat sekarang. Ini persis seperti cadangan minyak, dalam arti

apakah Anda akan memiliki kelebihan nantinya. Jika Anda memiliki lima

talenta, maka paling tidak nantinya akan menghasilkan tambahan lima

talenta lagi. Jika Anda memiliki dua talenta, maka paling tidak nantinya

akan ada dua talenta tambahan. Dan jika Anda memiliki satu talenta,

tentunya diharapkan bisa bertambah dengan satu talenta lagi. Karena

hamba yang terakhir, dalam perumpamaan ini, tidak menghasilkan

tambahan, maka ia berada dalam kesulitan. Ia dilemparkan keluar, ke

dalam kegelapan di luar di mana terdapat ratap tangis dan kertakan

gigi. Setiap orang harus menghasilkan tambahan.

Apa yang dilambangkan oleh tambahan talenta itu? Untuk bisa

memahami gambarannya, mari kita bandingkan perumpamaan tentang

talenta ini dengan perumpamaan tentang uang mina. Perumpamaan

tentang uang mina menekankan satu aspek dari kehidupan rohani yang

jelas kepada kita. Suatu pokok nyata bahwa kita semua berangkat dari

titik yang sama. Setiap orang mendapatkan satu mina. Di dalam

perumpamaan tentang uang mina, setiap orang mendapatkan satu

mina sebagai modal awal. Poin ini disajikan dalam banyak bagian

Alkitab. Sebagai contoh, Kisah 11:17 berkata bahwa kita semua

memiliki karunia yang sebanding (equal, terjemahan LAI memakai

kata 'sama'). Idenya adalah bahwa setiap orang menerima karunia

yang sebanding di titik awal - setiap orang memulai dengan satu mina.

Artinya kita menerima karunia kehidupan yang sama, yaitu Roh Kudus

yang sama. Pemahaman ini bisa dilihat dengan jelas di dalam naskah

Alkitab berbahasa Yunani, sedangkan di dalam naskah berbahasa

Page 541: Bmf 24 cahaya injil

533 | C A H A Y A I N J I L

Inggris (dan Indonesia) tidak terlihat dengan jelas. Kata 'sama' di

dalam ayat itu sebenarnya diterjemahkan dari kata Yunani yang

bermakna 'sebanding'. Ada kata Yunani lain yang memiliki arti 'sama',

namun di dalam ayat tersebut, kata yang dipakai sebenarnya berarti

'sebanding', sebanding dalam hal nilai, yaitu kehidupan yang nilainya

sama. Jadi orang-orang asing dan orang-orang Yahudi keduanya sama-

sama memiliki kehidupan. Dan di zaman sekarang ini kita juga diberi

kehidupan rohani yang sama oleh Allah. Namun bukan dalam arti

bahwa Anda dan saya menerima kehidupan yang sama persis,

melainkan dalam arti sebanding. Jadi, Allah memperlakukan setiap

orang dengan sebanding, memberikan mereka Roh Kudus yang sama,

hidup yang sama, takaran kehidupan yang sama.

Kata 'sebanding' ini muncul lagi di dalam 2 Petrus 1:1, yang berkata

bahwa kita memiliki iman yang sama, Injil yang sama. Alkitab versi

RSV menerjemahkannya dengan cukup baik, "the faith of equal

standing (iman yang sebanding)". Demikianlah kita semua memulai

dengan satu mina yang sama, yang kita terima dari Tuhan. Artinya kita

menerima hidup, Injil, dan Roh Kudus yang sama dari Tuhan.

Iman yang sama tetapi hasilnya berbeda

Sebagai contoh, misalnya, ada sekelompok orang yang menghadiri

kebaktian di gereja pada hari Minggu. Mereka semua mendengarkan

khotbah yang sama. Bagaimana khotbah, Firman, yang sama itu bisa

menghasilkan raksasa rohani dan juga orang-orang murtad dari

kumpulan orang tersebut? Ajaib, bukankah begitu? Firman Allah yang

sama didengarkan oleh orang-orang di gereja. Mereka mendengarkan

khotbah yang sama dari Minggu ke Minggu, namun yang satu

bertumbuh menjadi raksasa rohani, yang satu lagi menjadi liliput

rohani, sementara yang lain mungkin malah menjadi murtad. Mengapa

bisa begitu? Hal ini dijelaskan di dalam perumpamaan tentang uang

mina. Di sana ada orang yang menerima satu mina, sama dengan yang

lainnya, dan ia kemudian menghasilkan sepuluh mina pada saat

perhitungan diadakan. Yang satunya memulai dengan satu mina, dan

menghasilkan lima mina. Namun ada yang memulai dengan satu mina,

dan akhirnya malah uang tersebut bahkan disita darinya!

Ini merupakan kenyataan di dalam hidup kita bukan? Kehidupan rohani

yang dijalankan juga sama. Ambillah contoh sekumpulan orang dari

sebuah gereja, yang dibaptis pada hari yang sama. Perhatikanlah hal

Page 542: Bmf 24 cahaya injil

534 | C A H A Y A I N J I L

yang terjadi pada mereka dalam waktu lima tahun. Mereka terlihat

memiliki api semangat bagi Tuhan pada hari mereka dibaptis. Namun di

dalam waktu lima tahun, perbedaan yang muncul bisa sangat

menyolok. Lima tahun dari sekarang, mungkin akan ada seseorang

yang pertumbuhan rohaninya jauh meninggalkan yang lain. Ada juga

yang mungkin malah tidak bertumbuh, dan mungkin ada pula

mengalami pertumbuhan yang sedang-sedang saja. Mereka semua

memulai dengan modal yang sama - dibaptiskan pada hari yang sama.

Apakah orang yang paling pesat pertumbuhannya ini mendengarkan

Injil yang berbeda? Tidak, mereka semua mendengarkan khotbah yang

sama, disampaikan oleh pendeta yang sama di gereja yang sama.

Perbedaan pentingnya terletak pada tanggapan mereka. Dan itulah

yang kita sebut dengan iman. Iman adalah tanggapan kepada Allah,

dan tanggapan inilah yang menentukan kesanggupan atau kuasa yang

akan mereka miliki nanti. Kuasa pada diri mereka mulai menunjukkan

perbedaan, dan perbedaan kuasa itu akan menjadi semakin jauh

seiring dengan berjalannya waktu. Paulus menggambarkan hal ini

dengan istilah perlombaan. Kita berangkat dari titik yang sama. Saat

kita mendengar aba-aba, "Bersiap! Mulai!" Pistol diletuskan, dan kita

mulai berlomba, saling balap mulai dari titik keberangkatan yang sama.

Setelah beberapa saat, akan ada orang yang berlari di depan, ada yang

di tengah-tengah, dan ada yang jauh tertinggal, sedang berusaha

mengatur nafasnya. Begitulah jalannya perlombaan ini.

Sekarang tentunya gambaran itu sudah cukup jelas bagi Anda.

Anggaplah dalam sebulan seseorang menghasilkan sepuluh mina, dan

ada yang menghasilkan lima mina. Dari titik ini, Anda bisa melihat awal

dari perumpamaan tentang talenta. Di suatu titik, di antara awal dan

akhir, berlakulah perumpamaan tentang talenta. Karena di saat itu

sudah ada yang memiliki lima, ada yang memiliki dua, dan ada yang

tidak menghasilkan apa-apa. Itulah situasi yang tergambar lewat

perumpamaan tentang talenta. Apakah orang yang memiliki sepuluh

talenta itu akan secara tiba-tiba menghsilkan sepuluh talenta di hari

perhitungan? Ia memulai dengan satu talenta, lalu mulai bertambah di

hari kedua, hari ketiga, kelima, kedua puluh dan akhirnya, setelah

sebulan, ia sudah memiliki sepuluh talenta atau sepuluh mina.

Perbedaan antara uang mina dengan talenta tidak menjadi masalah di

sini. Hanya sekadar perbedaan bahasa. Ide keduanya, pada dasarnya,

Page 543: Bmf 24 cahaya injil

535 | C A H A Y A I N J I L

sama saja. Orang yang akhirnya memiliki sepuluh mina itu

menghasilkannya hari demi hari. Di hari awal, ia memulai dengan satu

mina. Di hari selanjutnya, mungkin ia sudah mendapat hasil sedikit.

Dan di akhir minggu, mungkin ia sudah memiliki dua mina. Dan di akhir

minggu selanjutnya, ia sudah memiliki lima mina. Begitulah jalan

ceritanya.

Di dalam kehidupan rohani, segala sesuatunya berasal dari kasih

karunia. Tidak ada hal di dalam kehidupan rohani yang tidak berasal

dari kasih karunia. Ingatkah Anda akan hal yang dikatakan oleh

Paulus? "Segalanya dapat kutanggung di dalam Dia yang menguatkan

aku." Pada dasarnya, segala sesuatu yang dikerjakan oleh Paulus

berasal dari kasih karunia. Sebagai contoh, sekalipun Anda berhasil

memperoleh pendapatan, apakah itu karena kekuatan Anda sendiri?

Tidak, itu bersumber dari kasih karunia juga. Setiap saat, Tuhan

menguatkan Anda. Seperti yang dinyatakan oleh Paulus, Allah

mengerjakan di dalam diri Anda untuk berkehendak dan bekerja (lihat

Filipi 2:13), akan tetapi itu berlangsung dengan kerja-sama dari kita.

Iman Andalah yang akan menentukan seberapa besar kehendak dan

pelaksanaan yang akan Ia kerjakan di dalam diri Anda. Iman Anda

adalah faktor penentunya.

Pertama, perumpamaan tentang uang mina menunjukkan seperti apa

sesungguhnya kehidupan Kristen itu di titik awalnya. Kemudian,

perumpamaan tentang talenta berkaitan dengan suatu titik di

sepanjang kehidupan Kristen itu, di mana telah terjadi peningkatan

kuasa yang berkelanjutan, dan Allah mulai mempercayakan

tanggungjawab yang lebih besar lagi kepada kita. Apakah Allah telah

mempercayakan segalanya kepada Anda sejak titik awal? Di dalam

pengertian tertentu, akan terlihat seperti itu. Mungkin saja terjadi

bahwa tanggapan Anda kepada Allah sudah penuh sejak awalnya.

Namun di dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang memberi

tanggapan kecil saja pada titik awalnya, namun kemudian berubah

total dan ia lalu memberi tanggapan sepenuhnya. Jadi perumpamaan

tentang talenta memang menggambarkan kehidupan Kristen di titik

yang lebih lanjut dan perumpamaan tentang uang mina

menggambarkan kehidupan Kristen di titik awal. Namun apapun

pertumbuhan yang kita hasilkan, semua itu berasal dari kasih karunia

melalui iman.

Page 544: Bmf 24 cahaya injil

536 | C A H A Y A I N J I L

Ini juga berarti bahwa di dalam gereja, jarak itu akan semakin lebar,

dan jarak yang semakin melebar itulah yang membuat perbedaan di

dalam kehidupan Kristen. Anda akan mulai melihat terbentuknya

tingkatan-tingkatan di dalam jemaat, beberapa orang tumbuh mejadi

pimpinan karena kapasitas rohani mereka meningkat seiring dengan

iman mereka. Yang lain tertinggal di belakang, dan bahkan ada yang

tidak bertumbuh serta menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya

di tengah jemaat. Sayangnya, ada banyak orang Kristen yang tidak

berfungsi sebagaimana mestinya di tengah jemaat. Apakah itu terjadi

karena Allah kurang baik terhadap mereka? Bukan, itu terjadi karena

tanggapan mereka terhadap Allah sangat kecil, atau bahkan tidak ada

sama sekali. Jika orang itu bersedia menyingkirkan halangan, di dalam

diri mereka, terhadap kasih karunia Allah, dan menyerahkan diri

mereka sepenuhnya tanpa syarat kepada Allah, maka mereka akan

memiliki kuasa yang sama dengan orang-orang yang menjadi

pemimpin rohani. Dan selanjutnya, Allah akan mempercayakan lebih

banyak talenta, lebih banyak tanggungjawab, dan lebih banyak karunia

kepada mereka.

Allah dapat mengerjakan perkara yang ajaib di dalam diri kita

Saya tahu orang-orang yang memulai kehidupan Kristennya tanpa

kemampuan untuk berkhotbah sama sekali. Anda mungkin berkata,

"Orang itu tidak bisa berkhotbah. Anda tidak akan bisa menjadikannya

sebagai penginjil!" Kemudian Tuhan mengubahnya, mengurapi bibirnya

dan menjadikannya hamba yang luar biasa - orang ini pada awalnya

dipandang remeh oleh manusia. Allah dapat mengerjakan perkara ajaib

melalui setiap orang dari kita, jika kita memiliki tanggapan iman tanpa

syarat kepada-Nya. Kuncinya adalah tanpa syarat. Uji saja perkataan

saya ini, ujilah pernyataan Alkitab, dan lihatlah apa yang dikerjakan

oleh Allah kepada Anda. Tak ada orang yang tak dapat diubahnya

menjadi manusia Allah yang luar biasa. Ia sanggup mengerjakan

perkara yang ajaib!

Jika Allah telah mempercayakan sesuatu kepada Anda, apakah itu satu

mina atau satu talenta, apa yang akan Anda kerjakan dengan itu? Di

hari Penghakiman nanti, apakah Anda akan berkata, "Yesus, aku

berterima kasih kepada-Mu yang telah memberi hidup yang dari

Engkau ini. Inilah hidup yang telah Kau berikan kepadaku - hidup itu

masih utuh. Lihatlah, ini dia. Aku telah menyimpannya selama ini

untuk-Mu." Anda akan berada dalam masalah jika itu saja yang telah

Page 545: Bmf 24 cahaya injil

537 | C A H A Y A I N J I L

Anda lakukan. Setiap orang yang mengira bahwa dirinya akan selamat

hanya karena telah menerima anugerah hidup yang kekal itu dan

mengira bahwa hidup itu boleh dia simpan untuk dirinya sendiri, akan

menghadapi kejutan besar. Jelas dia tidak mengerti sama sekali pesan

dari Yesus.

Allah memberikan hidup ini bukan agar kita bisa menyelamatkan diri

sendiri. Ia memberi kita hidup ini dengan kepercayaan bahwa kita akan

melayani Dia dengan hidup itu. Kita bertanggungjawab kepada-Nya

atas apa yang kita perbuat dengan hidup itu. Kita harus melakukan

sesuatu dengan kehidupan yang telah diberikan itu karena hidup itu

diberikan bukan untuk sekadar disimpan. Ia harus dijalani.

Di hari Penghakiman, akan ada beberapa orang Kristen yang

menghadap kepada Tuhan dan berkata, "Terimakasih Tuhan, Engkau

telah memberiku hidup. Aku telah menyimpannya dengan aman selama

bertahun-tahun, namun aku belum pernah berbuat sesuatu

dengannya. Aku takut kehilangan hidup itu. Jadi kusimpan saja. Ini dia.

Masih ada padaku." Dan Yesus akan berkata, "Menjauhlah dariKu,

kamu hamba yang tidak berguna!" Dan Anda berkata, "Tuhan,

mengapa Engkau marah kepadaku? Sabar dulu. Aku tahu Engkau

adalah orang yang keras, jadi aku menyimpan hidup ini baik-baik. Aku

takut hal ini akan terjadi, maka aku menyimpannya dengan aman, ini

dia kukembalikan kepada-Mu." Jika Allah telah memberi kita hidup

yang kekal, kita harus menjadi saluran hidup yang kekal itu dan

membagikannya kepada orang lain. Kita harus hidup untuk orang lain

dan untuk Dia.

Menjadi saluran Tuhan

Sekarang Anda bisa mulai memahami mengapa kami mengutip kata-

kata tersebut di bagian awal. Jika Kristus telah mati bagi kita, maka

kematian-Nya itu agar kita tidak lagi hidup untuk kepentingan diri

sendiri melainkan untuk Dia. Dan hidup untuk Dia artinya adalah bahwa

kita menjadi saluran hidup kekal itu, yang telah diberikan-Nya untuk

kita, kepada orang lain.

Bagaimana cara menyalurkan hidup itu? Bagaimana caranya

menghasilkan talenta atau mina tambahan itu? Saat Anda membawa

seseorang kepada Kristus, dan Anda membuat orang lain menjadi

murid Kristus - dengan kasih karunia dan kuasa-Nya, apakah hidup di

Page 546: Bmf 24 cahaya injil

538 | C A H A Y A I N J I L

dalam diri Anda akan berkurang? Apakah takaran hidup di dalam diri

Anda itu menurun? Tidak sama sekali. Dan di situlah keajaibannya.

Anda masih memiliki hidup itu. Anda masih memiliki hidup itu, dan

sekarang ada orang lain yang ikut memiliki hidup itu melalui Anda.

Artinya, hidup di dalam diri Anda sekarang sudah menjadi dua karena

Anda telah memberikan hidup itu kepada orang lain. Anda menjadi

saluran hidup buat dia. Jika Anda berikan lagi hidup kepada yang

lainnya dan orang itu menjadi murid Tuhan, hidup yang awalnya hanya

satu di dalam diri Anda, sekarang berkembang menjadi dua, tiga dan

mungkin empat, lima, enam, tujuh, atau bahkan sepuluh! Ini

mengingatkan kita pada perkara minyak cadangan, tambahan talenta

dan tambahan mina yang sedang kita bicarakan. Begitulah! Itulah yang

dimaksud dengan cadangan atau penghasilan. Anda masih memiliki

hidup itu di dalam diri Anda, dan terjadi penambahan karena adanya

orang lain yang ikut menerima hidup itu melalui Anda, dan

penambahan ini berlanjut terus. Awal penambahan terjadi saat Anda

mulai membagikan hidup itu.

Di hari Penghakiman nanti, saat kita berdiri di hadapan Yesus, kita

tidak akan sekadar berkata, "Tuhan, Engkau telah memberi aku hidup.

Inilah hidup itu, aku telah menyimpannya dengan baik." Akan sangat

indah jika kita bisa berkata, "Ada hidup yang ini, ada yang itu, ada lagi

yang di sana!" Paulus berkata, "Siapa yang menjadi sukacita dan

mahkotaku? Kalianlah sukacita dan mahkotaku. Kalianlah bukti dari

hidup yang ada padaku karena kalian telah menerima hidup yang sama

denganku dan yang masih ada padaku." Semua jemaat di Korintus, di

Efesus, di Filipi - sungguh banyak 'talenta' yang dihasilkan oleh Paulus!

Paulus telah menjadi seorang jutawan rohani!

Barangsiapa mengira bahwa dirinya selamat, ia akan kehilangan

keselamatan itu. "Tetapi, barangsiapa yang kehilangan nyawanya demi

Aku dan Injil," kata Yesus, "akan memperolehnya sampai pada hidup

yang kekal." Saat Anda memberikan hidup Anda bagi orang lain, saat

Anda memuridkan dia, Anda sedang memberikan waktu dan tenaga

Anda. Mungkin Anda bahkan menjadi susah tidur ketika orang itu

mengalami masalah. Dapat dikatakan bahwa apa yang Anda lakukan

adalah tindakan memberikan hidup Anda bagi orang itu. Anda memang

memberikan hidup itu, namun Anda memperolehnya kembali berlipat

ganda justru di saat memberi itu. Jika Anda bermaksud

menyembunyikan atau menyimpannya di dalam diri Anda saja, maka

Page 547: Bmf 24 cahaya injil

539 | C A H A Y A I N J I L

yang terjadi justru Anda tidak akan bisa mempertahankanya, Anda

akan kehilangan - bahkan kehilangan hidup yang ada pada diri Anda

itu. Itulah Injil Yesus. Itulah hal yang Dia sampaikan. Terlebih lagi,

Anda tidak akan sekadar kehilangan hidup itu, Anda bahkan akan

menghadapi masalah besar. Perhatikanlah bagian akhir dari

perumpamaan ini. Apa yang dikatakan oleh Yesus di sini? Ia berkata,

"Ambil satu talenta yang ada pada dirinya" (lihat Matius 25:28). Jika

talenta itu adalah hidup yang telah diberikannya kepada Anda, dan satu

talenta itu kemudian disita dari Anda, berarti Anda kehilangan

segalanya. Anda telah kehilangan hidup yang tadinya diberikan kepada

Anda! Poin ini ditegaskan secara gamblang di dalam ayat 30, "Dan

campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang

paling gelap!"

Di dalam Alkitab, hidup selalu diasosiasikan dengan terang. Itu

sebabnya Yesus berbicara tentang hal menjadi terang hidup. Terang

dan hidup selalu berkaitan. Jika ada terang, maka ada hidup; jika ada

hidup, maka ada terang. Ini juga berarti bahwa, di dalam Alkitab,

kegelapan selalu berkaitan dengan kematian. Kegelapan dan kematian,

di dalam Alkitab, selalu beriringan. Kegelapan di luar berarti tempat

bagi kematian. Di dalam pengertian rohani, itu adalah tempat bagi

kematian kekal, lawan dari kehidupan kekal. Petrus mengatakan bahwa

kegelapan yang paling dahsyat ini disediakan bagi para pendosa yang

dikuasai nafsu zinah (2 Perus 2:17). Meratap dan mengertakkan gigi

adalah hal yang akan mereka lakukan di dalam kegelapan yang paling

dahsyat itu. Inilah tempat bagi orang-orang munafik (Matius 24:51).

Sama halnya dengan hamba yang tidak berguna, ia juga akan

ditempatkan bersama dengan orang-orang munafik. Dua kali kita

diberitahu bahwa tempat bagi orang-orang munafik itu adalah Gehenna

(Matius 23:15,33), yaitu neraka. Dua kali kita menemukan kata

'neraka' di sana, dan ke sanalah hamba yang tidak berguna itu

dicampakkan.

Juga, dua kali di dalam Matius 13:42,50, Yesus menyebutkan tempat

bagi ratap tangis dan kertakan gigi itu sebagai dapur api. Itu sebabnya

mengapa neraka sering digambarkan sebagai dapur api. Gambaran itu

diambil dari kegiatan orang memotong dahan-dahan pohon. Apa yang

dilakukan dengan dahan-dahan yang dipotong itu? Dimasukkan ke

dalam dapur api untuk dibakar! Dari situ, gambaran tentang kegelapan

dan api digabungkan. Api melambangkan kebinasaan di dalam neraka,

Page 548: Bmf 24 cahaya injil

540 | C A H A Y A I N J I L

dan kegelapan juga melambangkan hal yang sama. Kebinasaan adalah

lawan dari kehidupan. Suatu keadaan di mana kita dipisahkan dari

Allah dan dari terang-Nya. Suatu kegelapan dan kebinasaan total!

Dapur api adalah tempat kegelapan rohani yang tidak diinginkan oleh

setiap orang.

Kehilangan nyawa untuk memperolehnya

Di dalam perumpaman ini, orang yang memiliki dua talenta harus

menghasilkan paling sedikit dua talenta lagi. Orang yang memiliki satu

talenta hanya perlu menghasilkan satu talenta, namun ternyata ia tidak

berhasil memenuhinya. Di sini terlihat adanya hubungan langsung

antara komitmen dengan hasil.

Tidaklah mengejutkan kalau hamba yang menerima satu talenta itu

kemudian menjadi hamba yang gagal. Ia menerima satu talenta namun

tidak menghasilkan apa-apa. Ia tidak memiliki 'kelebihan atau

cadangan' yang menjadi pokok bahasan kita di dalam perumpamaan

ini. Komitmennya yang rendah terhadap majikannya sudah terlihat dari

fakta bahwa ia hanya dipercaya untuk mengelola satu talenta.

Komitmen seperti apa yang ada pada diri Anda? Sanggupkah Anda

dengan setulus hati berkata bahwa Anda hidup untuk Dia? Jika tidak

sanggup, berhati-hatilah, karena kalau tidak ada 'kelebihan atau

cadangan', maka di hari perhitungan itu nanti Anda tidak akan bisa

berkata, "Lihat, anakku laki-laki dan perempuan telah mengikut

Engkau. Aku telah membawa mereka kepadaMu. Dan lihat juga teman-

temanku dan banyak jemaat di gereja. Hidup yang ada padaku sudah

menggandakan diri di dalam mereka." Jika Anda telah membawa

mereka semua kepada Tuhan, maka mereka akan menjadi sukacita dan

mahkota Anda di hari Penghakiman itu. Merekalah yang akan menjadi

bukti dari kasih karunia dan kuasa Allah di dalam hidup Anda. Ingatlah,

dalam kehilangan hidup, Anda memperolehnya. Di dalam memberikan

diri Anda melipatgandakan hidup di dalam orang lain.

Memang bukan jalan yang mudah. Namun Anda akan melihat betapa

layaknya jalan itu ditempuh pada saat Anda nanti berdiri di hadapan-

Nya dan, dengan kasih karunia-Nya, bersukacita bersama malaikat di

atas sana.

Page 549: Bmf 24 cahaya injil

541 | C A H A Y A I N J I L

Perumpamaan tentang Kedatangan Yesus yang kedua

Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Kita akan mempelajari ayat-ayat dari Matius 24:45 sampai 25:30, yang

berisi tiga bagian utama. Bagian yang pertama adalah suatu

perumpamaan, atau pengajaran yang berkaitan dengan hamba yang

setia dan yang tidak setia (Matius 24:45-51). Bagian yang kedua

adalah perumpamaan tentang sepuluh orang gadis, sedangkan yang

ketiga adalah perumpamaan tentang talenta.

Apa yang akan kita lakukan adalah menarik beberapa prinsip dari

ajaran Yesus. Ketiga perumpamaan dari ajaran Yesus ini memiliki satu

kesamaan yang mendasar. Ketiganya memiliki poin utama yang sama,

akan tetapi dengan ciri masing-masing. Berikut adalah poin-poin yang

sama dari ketiga perumpamaan itu:

1. Sang majikan atau mempelai, di dalam perumpamaan-

perumpamaan itu, sedang pergi jauh dan akan kembali.

2. Ketiga perumpamaan ini berbicara tentang orang Kristen, dan

bukannya orang non-Kristen. Ketiganya berbicara kepada orang

Kristen atau para murid, bukannya orang yang tidak percaya.

3. Ketiga perumpamaan itu berbicara tentang waktu kedatangan

yang tidak pasti. Di dalam Matius 25:19, secara khusus

dinyatakan bahwa penundaan waktu itu berlangsung

lama: Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu

mengadakan perhitungan dengan mereka. Poin ini sangatlah

penting di dalam memahami pengajaran Yesus berkaitan

dengan akhir zaman, atau dalam istilah teologinya disebut

eskatologi, pengajaran tentang akhir zaman. Pengajaran Yesus

menekankan bahwa kedatangan-Nya yang kedua akan terjadi

secara tiba-tiba, namun tidak dalam waktu dekat. Yesus tidak

mengajarkan bahwa Ia akan datang segera. Kedatangannya

akan terjadi secara tiba-tiba, namun tidak dalam waktu dekat.

Ketiga perumpamaan itu mengatakan tentang adanya

penundaan - yaitu, akan ada selang waktu yang cukup lama

sebelum Ia datang kembali. Saya cukup penasaran, dari mana

datangnya ajaran bahwa kedatangan Yesus akan terjadi dalam

Page 550: Bmf 24 cahaya injil

542 | C A H A Y A I N J I L

waktu dekat. Dari ketiga perumpamaan ini, dua di antaranya

dengan jelas memuat kata 'tidak datang-datang ( delay =

tertunda), dan perumpamaan yang ketiga dengan jelas

menyatakan bahwa akan ada selang waktu yang lama sebelum

Dia kembali.

Sekarang ini, saat kembalinya Yesus memang sudah

dekat. Sudah dua ribu tahun berlalu. Akan tetapi, pada zaman

itu, saat kembalinya Yesus tidak bisa dibilang sudah dekat.

Yesus berkata bahwa akan ada selang waktu yang lama

sebelum Ia datang kembali. Di dalam terang pernyataan yang

gamblang inilah kita harus memahami ayat-ayat seperti Markus

9:1.

4. Perilaku orang-orang yang menantikan kedatangan-Nya itu akan

menentukan apakah mereka akan dipandang setia atau jahat

(perumpamaan yang pertama), bijak atau bodoh

(perumpamaan yang kedua), atau apakah mereka akan masuk

ke dalam sukacita dalam Tuhan atau akan dibuang

(perumpamaan ketiga). Perilaku adalah faktor penentu. Yesus

sedang berbicara kepada orang-orang Kristen, dan Ia berkata

bahwa Anda akan masuk ke dalam sukacita atau dibuang keluar

bergantung pada kualitas dari perilaku Anda. Di dalam

pengajaran yang alkitabiah, penghakiman selalu dilandasi oleh

perilaku. Ini adalah hal yang sangat mendasar dalam

pengajaran yang alkitabiah, tidak ada orang yang bisa

menyangkalnya.

5. Kesetiaan digambarkan sebagai hal ekstra yang sangat kita

butuhkan. Digambarkan sebagai cadangan minyak yang dibawa

oleh gadis-gadis yang bijaksana (dalam perumpamaan tentang

sepuluh orang gadis), dan uang talenta hasil usaha hamba-

hamba yang setia (dalam perumpamaan tentang talenta).

Ekstra ini, yang dihasilkan dari perilaku kita, sangat

berhubungan dengan keselamatan seseorang.

6. Akan ada penghakiman di saat sang majikan itu kembali. Apakah

Anda memang benar-benar ingin bertemu dengan Yesus ketika

Ia kembali nanti, akan bergantung pada cara hidup Anda

sekarang ini. Jika kehidupan Anda termasuk dalam jenis yang

Page 551: Bmf 24 cahaya injil

543 | C A H A Y A I N J I L

tidak bisa dikatakan terang, tentunya Anda tidak ingin bertemu

dengan Dia. Dan saya tidak akan terkejut jika ada banyak

orang Kristen yang sebenarnya tidak begitu berniat untuk

bertemu denganNya.

7. Orang-orang yang setia menerima hadiah yang besar. Di dalam

Matius 24:47, hamba yang setia diberi kepercayaan untuk

mengurus segala milik majikannya. Ini berarti bahwa sang

majikan menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada hamba yang

telah terbukti setia. Allah akan menaruh kepercayaan

sepenuhnya kepada orang-orang seperti itu, dan akan

memberinya kepercayaan untuk mengurus segala milik-Nya

sebagai ungkapan kepercayaan itu (ini adalah poin penting yang

akan kita bahas nanti).

Dalam kaitannya dengan imbalan di dalam perumpamaan

tentang uang mina (Lukas 19:12), hamba yang memberikan

hasil sepuluh mina diberi kepercayaan untuk memerintah

sepuluh kota; yang menghasilkan lima mina diberi kepercayaan

untuk memerintah lima kota. Imbalan yang diberikan

sehubungan dengan kesetiaan yang telah ditunjukkan, para

hamba tersebut mendapat kepercayaan untuk terlibat dalam

pemerintahan Allah di dalam kerajaan Allah.

Sama seperti lima gadis bijaksana yang ikut masuk ke dalam

pesta pernikahan, para hamba yang setia di dalam

perumpamaan tentang uang mina juga diajak masuk ke dalam

sukacita Tuhannya. Di dalam kedua perumpamaan itu, dipakai

kata Yunani yang sama untuk ungkapan 'masuk', yang berarti

masuk ke dalam perjamuan, masuk ke dalam sukacita Tuhan

kita. Kita dibawa masuk ke dalam sukacita-Nya karena kita

telah memberi Dia sukacita. Lewat kesetiaan perilaku kita, kita

sudah memberi Dia kepuasan. Perilaku yang setia memberi-Nya

sukacita, jadi kita akan dibawa masuk ke dalam sukacita-Nya.

8. Hamba yang tidak setia dihukum dengan sangat keras.

(Perumpamaan di Mat 24:45 menjadi pengantar bagi kedua

perumpamaan yang lain. Dan di dalam setiap perumpamaan ini,

hamba yang tidak setia menerima hukuman yang sangat berat.)

Page 552: Bmf 24 cahaya injil

544 | C A H A Y A I N J I L

Di dalam Matius 24:51, ada sebuah kata yang secara harfiah

berarti 'memotong sampai berkeping-keping'. Hamba yang tidak

setia, mengikuti arti harfiahnya, akan dipotong berkeping-

keping. Atau dengan kata lain, secara kiasan, ia akan

menghadapi kebinasaan yang dahsyat. Karena hamba tersebut

tidak setia, di dalam perumpamaan ini digambarkan sebagai

jahat, maka ia akan dibinasakan sepenuhnya. Ia akan

dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan orang-orang

munafik lainnya, tempat tangis dan kertakan gigi. Tangis dan

kertakan gigi menggambarkan kepedihan dan penyesalan yang

mendalam, perasaan yang hanya bisa dipahami oleh mereka

yang mengalami kegagalan yang besar.

Mengapa ada tempat pembinasaan? Mengapa Allah yang adalah

kasih itu menciptakan tempat seperti neraka? Jika bumi dan

langit yang baru sebagai tempat kediaman orang-orang benar,

seperti yang dikatakan Petrus dalam 2 Petrus 3:13, maka tentu

ada tempat atau cara di mana semua ketidak-benaran akan

dibinasakan. Dan itulah tujuan adanya neraka. Neraka adalah

tempat di mana kejahatan dan ketidak-adilan dimusnahkan.

Poin yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa mereka yang

dibinasakan, di dalam setiap perumpamaan itu, adalah para

hamba dari sang tuan. Dengan kata lain, mereka yang

dibinasakan itu adalah orang-orang Kristen, bukannya orang

non-Kristen. Sungguh mengejutkan, bukankah begitu? Kita

cenderung untuk berpikir bahwa orang-orang non-Kristenlah

yang akan masuk ke dalam neraka. Namun sungguh

mengejutkan ternyata setiap kali Yesus berbicara tentang

neraka, Ia selalu berbicara tentang orang-orang Kristen, tentang

hamba-hamba Tuhan. Kejutan yang sangat tidak enak, dan kita

tentu akan susah untuk menelannya. Banyak dari antara kita

dididik oleh gereja untuk percaya bahwa orang non-Kristenlah

yang akan dimasukkan ke dalam neraka, bukannya orang

Kristen. Ini adalah kekeliruan yang sangat besar! Kita harus

menyesuaikan jalan pikiran kita dengan ajaran yang

disampaikan oleh Yesus. Orang Kristen yang gagal, yang tidak

setia, dan yang hidup di dalam dosa itulah yang masuk ke

dalam neraka. Sangat sulit untuk dicerna, bukankah begitu?

Tidak heran jika ada semacam persekongkolan di dalam gereja-

Page 553: Bmf 24 cahaya injil

545 | C A H A Y A I N J I L

gereja - jika saya boleh menyebutnya sebagai suatu

persekongkolan - untuk menyingkirkan bagian ini dari ajaran

Yesus. Orang Kristen tidak akan mau mendengar hal seperti ini.

Akan tetapi kita harus mendengarnya jika kita memang ingin

mendengarkan firman Yesus. Kita tidak suka ajaran seperti itu,

namun itulah hal yang disampaikan-Nya. Tidak ada cara untuk

menghindarinya, kecuali dengan menyerongkan artinya.

Dibuang keluar dari kerajaan

Satu elemen penting dalam pengajaran Yesus adalah bahwa berulang

kali disebutkan bahwa anak-anak kerajaan yang tidak setia akan

dibuang keluar. Tidak heran jika banyak pengkhotbah yang

menyerongkan artinya sekarang ini, karena mereka tidak dapat

menerimanya. Setiap orang tahu bahwa apa yang saya katakan ini

adalah kebenaran; tidak akan ada yang berani berkata bahwa hal ini

tidak benar. Setiap kali Yesus berbicara tentang orang-orang yang

dilemparkan keluar, tentang ratap tangis dan kertakan gigi, yang

dibicarakan itu adalah orang-orang Kristen. Kita bisa memeriksa hal ini

secara pribadi. Dan kita akan sangat terkejut melihat hasilnya!

Jika kita berkata, "Nah, aku ini orang Kristen dan akan masuk ke surga.

Semua orang non-Kristen akan masuk ke neraka," maka kita salah! Ini

bukan hal yang diajarkan oleh Yesus. Malahan, orang Kristenlah yang

harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah. "Setiap orang yang

kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut" (Lukas

12:48).Orang Kristen akan dihakimi secara lebih berat ketimbang

orang non-Kristen. Karena hak-hak istimewa yang diberikan kepada

orang Kristen jauh lebih besar, maka penghakiman terhadap mereka

juga akan jauh lebih berat. Jadi, jika kita menghendaki hak-hak

istimewa, maka kita juga harus siap mempertanggung-jawabkannya.

Prinsip semacam ini juga dapat kita lihat dalam kehidupan orang dunia.

Jika Anda adalah seorang pimpinan suatu departemen, maka Anda

adalah orang yang harus bertanggungjawab atas segala sesuatu yang

terjadi di dalam departemen tersebut. Anda tidak bisa mengalihkan

tanggungjawab kepada bawahan Anda. Anda harus bertanggungjawab.

Mirip dengan itu, jika Anda adalah seorang perwira di dalam

ketentaraan, maka Anda menjadi orang yang bertanggungjawab atas

apa yang prajurit Anda lakukan. Anda tidak boleh berkata, "Baiklah, itu

bukan tanggungjawab-ku" Begitulah cara kerjanya. Semakin tinggi

Page 554: Bmf 24 cahaya injil

546 | C A H A Y A I N J I L

kedudukan Anda, maka semakin besar tanggungjawab Anda. Di masa

perang, jika seorang jendral tertangkap, maka merekalah yang akan

diadili dan dihukum karena dipandang sebagai orang yang

bertanggungjawab atas perbuatan para prajuritnya. Para perwira

Jerman adalah contoh orang-orang yang menanggung tuduhan sebagai

penjahat perang. Satu demi satu para perwira itu dihukum mati atau

dipenjara seumur hidup, karena sebagai perwira pasukan merekalah

yang dipandang harus bertanggungjawab atas segala kejahatan para

serdadu Jerman. Semakin besar hak istimewa yang dimiliki, maka

semakin berat pula penghakiman yang harus ditanggung. Dan

persisnya, hal itulah yang dikatakan oleh Yesus.

Selanjutnya kita sampai pada bagian ayat-ayat yang menyebutkan

tentang akan adanya ratap tangis dan kertakan gigi (Matius 24:51). Di

dalam ajaran Yesus, bagian ini tidak mengacu pada orang-orang non-

Kristen. Namun bukan berarti bahwa tidak ada orang non-Kristen yang

tidak akan masuk ke neraka. Bukan itu maksudnya. Peringatan tentang

neraka ditujukan kepada orang-orang religius, khususnya mereka yang

mengira bahwa mereka adalah umat Allah. Banyak orang Kristen dan

pendeta yang merasa tidak nyaman dengan ajaran ini sehingga mereka

bahkan bersedia untuk menyerongkan artinya. Dan memang tidak

diragukan lagi memang telah terjadi penyimpangan makna dalam

pengajaran Firman Allah.

Untuk menggambarkan poin ini, mari kita lihat sebuah contoh. Kadang-

kadang saya harus menyebutkan nama, bukan karena mereka satu-

satunya orang yang telah menyimpangkan makna ajaran Alkitab.

Sangat tidak menyenangkan untuk menyebutkan nama untuk hal ini,

namun jika Anda membaca tafsiran mereka, maka Anda dapat

membuktikannya sendiri. Dan memang ada saatnya kebenaran harus

dinyatakan. Jika kita membaca Matius 24:51, apa makna dari

ungkapan 'ratap tangis dan kertakan gigi' itu? Setiap penafsir Alkitab

tahu apa artinya. Ungkapan itu mengacu pada rasa pedih dan sesal

yang sangat mendalam ketika seseorang ditolak oleh Allah, dan

kehilangan kesempatan untuk diselamatkan. Namun apa kata saudara

Watchman Nee? Saya sulit mempercayai mata saya ketika membaca

tafsirannya. Ia berkata bahwa ungkapan 'ratap tangis dan kertakan

gigi' itu berarti penyesalan yang mendalam dan pertobatan yang sejati.

Ini adalah suatu penafsiran Alkitab yang keliru.

Page 555: Bmf 24 cahaya injil

547 | C A H A Y A I N J I L

Tak seorangpun yang telah mempelajari Alkitab dengan sungguh-

sungguh akan berkata bahwa ratap tangis dan kertakan gigi itu adalah

gambaran pertobatan yang sejati. Lalu mengapa orang-orang seperti

Watchman Nee bisa mengatakan sesuatu hal yang menyimpangkan

makna Alkitab? Sangat mungkin karena mereka tidak bisa menerima

poin dari ajaran Yesus di bagian ini. Bagaimana mungkin seorang

Kristen akan masuk ke neraka? Nee mengakui bahwa bagian ini

merujuk kepada para hamba karena memang ada kata 'hamba' yang

dipakai di dalam bagian ini. Mereka adalah para hamba yang menanti

kedatangan tuannya. Tidak ada keraguan tentang hal ini, dan Nee

memang menyatakan bahwa perumpamaan ini berbicara tentang

orang-orang Kristen. Namun karena orang-orang Kristen ini akan

dimasukkan ke tempat di mana orang-orang munafik berada, maka itu

berarti bahwa mereka akan dibinasakan di dalam api neraka!

Mungkinkah muncul penyesalan yang mendalam dan pertobatan yang

sejati pada orang-orang ini? Apakah kita akan menyerongkan makna

Alkitab demi menghindari kuasa Firman-Nya karena kita tidak bisa

menerimanya? Kita merasa wajib memutar-balikkan ayat Alkitab

karena kita tidak mau menghadapi apa yang sesungguhnya

disampaikan oleh Yesus. Kita berkata, "Tak mungkin Ia bermaksud

seperti itu. Ini sangat mustahil." Sayangnya, semua penafsiran yang

diakui secara luas akan memberitahu kita bahwa memang seperti itulah

arti dari "ratap tangis dan kertakan gigi". Mengacu kepada perasaan

putus asa, menyesal, pahit dan marah karena dibuang ke neraka dan

mengalami kebinasaan total.

Beberapa orang yang mengajarkan tentang doktrin "sekali selamat

selamanya selamat" berkata bahwa orang-orang yang terhilang itu

memang sudah sejak awal ditetapkan seperti itu. Ini juga

penyelewengan makna Alkitab yang sangat berat. Sama saja dengan

berkata bahwa hamba yang jahat di dalam Matius 24 ini sebenarnya

tidak pernah menjadi hamba. Apakah orang itu hamba atau bukan?

Jawabannya jelas sekali. Dapatkah kita mengatakan bahwa orang itu

bukanlah hamba karena ia tidak setia dan dihukum ke dalam

kebinasaan? Fakta bahwa ia bukanlah hamba yang setia tidak berarti

bahwa ia bukan seorang hamba. Dapatkah Anda berkata bahwa

seseorang bukanlah pendeta hanya karena ia bukan pendeta yang

setia? Hanya karena seseorang tidak berkata benar, sekalipun ia adalah

seorang pendeta, tidak membuatnya berubah menjadi bukan pendeta.

Page 556: Bmf 24 cahaya injil

548 | C A H A Y A I N J I L

Janganlah kita masuk ke dalam cara penalaran yang bodoh seperti ini

dan berkata, "Kalau orang-orang itu pada akhirnya gagal, maka

mereka sebenarnya bukan orang Kristen sejak awal." Jika seperti itu

halnya, lalu di mana jaminan keselamatan kita? Kita tidak akan pernah

tahu apakah kita ini orang Kristen yang sejati, dan pada saat ternyata

kita gagal nanti seseorang akan berpaling ke arah kita dan berkata

bahwa kita ini sejak awal bukan orang Kristen. Lalu jaminan

keselamatan macam apa yang bisa ditawarkan oleh doktrin "sekali

selamat selamanya selamat" jika setiap orang yang kemudian gagal

akan dikatakan bahwa mereka sebenarnya bukan orang Kristen sejak

awalnya?

Di dalam perumpamaan tentang hamba yang tidak setia (Matius 24:45-

51), si hamba yang tidak setia itu memang betul-betul seorang hamba

dari si majikan tersebut, sekalipun pada akhirnya ia dilemparkan

keluar. Jika ia tidak menjadi bagian dari rumah tangga si majikan,

bagaimana mungkin ia akan dilemparkan keluar? Ia harus merupakan

bagian dari rumah tangga tersebut, baru bisa dilemparkan keluar.

Ungkapan 'dicampakkan keluar' ini sendiri dipakai sebanyak tiga kali

oleh Yesus di dalam Injil Matius.

Matius 8:12

Anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang

paling gelap

Matius 22:13

Sekalipun orang yang tidak memakai pakaian pesta itu sudah masuk ke

dalam pesta perjamuan, berbeda dengan kelima gadis bodoh yang

sama sekali tidak dapat masuk - namun orang yang tidak berpakaian

pesta itu tetap dilemparkan keluar karena ia tidak memakai pakaian

yang sesuai untuk perjamuan itu. Tidak seorangpun yang bisa masuk

ke dalam pesta perjamuan tanpa mengenakan kebenaran yang berasal

dari Allah.

Matius 25:30

Hamba yang tidak berguna itu dicampakkan ke dalam kegelapan yang

paling gelap. Lukas 13:28 menyatakan tentang hal yang sama: "Di

sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan

melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam

Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar." Kata

Page 557: Bmf 24 cahaya injil

549 | C A H A Y A I N J I L

dicampakkan keluar itu terjemahan harfiahnya adalah diusir keluar, ini

adalah suatu ungkapan yang sangat tegas. Sekalipun ini merupakan

salah satu unsur dalam ajaran Yesus yang tidak kita senangi, namun

itulah kebenarannya.

Bagian pengajaran Yesus yang bernada seperti ini muncul di dalam

banyak tempat di Alkitab. Sebagai contoh, hal ini juga terlihat di dalam

perumpamaan tentang pukat (Matius 13:50). Ikan-ikan yang sudah

masuk ke dalam pukat atau kerajaan banyak yang dilemparkan keluar.

Di dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang, lalang tersebut

tumbuh di antara gandum. Perhatikan bahwa lalang itu tidak tumbuh

disekitar atau di luar ladang gandum, tetapi di dalam dan di antara

gandum. Dan lalang itu juga dicampakkan. Di dalam perumpamaan

tentang hamba yang jahat di dalam Matius 18:23-35, hamba tersebut

sebenarnya sudah diampuni, akan tetapi ia gagal mengampuni

temannya, lalu pengampunan yang telah diterimanya itu dibatalkan

dan ia mendapat hukuman. Dengan kata lain, ia dicampakkan keluar.

Dan kita bisa lanjutkan terus dengan contoh-contoh yang lainnya

karena unsur ini memang merupakan salah satu pokok dalam ajaran

Yesus. Orang tidak akan mungkin tidak melihat unsur ini. Mereka yang

telah masuk ke dalam kerajaan kemudian dicampakkan keluar karena

mereka gagal membuktikan bahwa mereka layak bagi Injil. Tidak ada

tempat untuk berpuas diri dalam kehidupan rohani. Kita harus sangat

waspada, dan menjalani hidup ini sesuai dengan panggilan Tuhan

kepada kita.

Pengajaran yang sama akan banyak kita temukan di dalam Perjanjian

Lama. Dicampakkan keluar adalah akibat yang menyedihkan dari dosa.

Ada banyak contoh di dalam Alkitab di mana kita bisa melihat kondisi

'dicampakkan keluar'. Sejak Kejadian 3:24 dari Septuaginta, kita sudah

menemukan kata Yunani ekballo, yang artinya 'melempar keluar'. Di

dalam ayat ini Adam dan Hawa dikeluarkan dari taman Eden karena

mereka berbuat dosa. Meskipun Adam, manusia ciptaan yang

sempurna, dan Hawa memiliki persekutuan yang akrab dengan Allah,

persekutuan yang akrab itu tidak menjamin bahwa kedudukan mereka

di dalam taman Eden akan aman. Saat mereka berbuat dosa, maka

mereka dikeluarkan. Hal yang sama berlaku pada Kain, di dalam

Kejadian 4:14. Setelah ia membunuh Habel adiknya, kita melihat

bahwa Kain mengalami pengusiran.

Page 558: Bmf 24 cahaya injil

550 | C A H A Y A I N J I L

Hal yang sama juga berlaku pada bangsa Israel. Kita melihat hal itu di

dalam Ulangan 11:23. Mereka dikeluarkan dari tanah yang sudah

diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Mereka dijanjikan untuk masuk

ke dalam Tanah Perjanjian, hanya untuk dilemparkan keluar lagi

(Ulangan 28:64, 29:28, 1 Raja-raja 14:15, dan masih banyak lagi ayat

yang menjelaskan hal ini). Baik di dalam Perjanjian Lama maupun di

dalam Perjanjian Baru, unsur ini menjadi salah satu bahan utama di

dalam pengajaran Yesus: tidak ada orang yang bebas berbuat dosa

tanpa terkena hukuman, terutama jika pelaku tersebut adalah umat

Allah. Mereka tidak akan bisa berbuat dosa tanpa terkena akibatnya.

Mereka tidak akan lolos karena mereka berhadapan dengan Allah yang

hidup. Ia telah memberi mereka hak istimewa yang tertinggi, yaitu

menjadi umatNya - menjadi anak-anakNya - dan Ia menuntut agar

mereka menjadi layak sebagai anak-anakNya. Artinya, mereka harus

menjalani hidup yang menunjukkan bahwa mereka memang benar-

benar anak-anak Allah.

Itu sebabnya kita bisa saja menjadi anak-anakNya, tetapi anak-anak

yang hilang, hal yang kita lihat di dalam perumpamaan tentang anak

yang hilang. Kita bisa saja menjadi domba tapi domba yang hilang.

Akan tetapi tentunya kita harus menjadi domba dahulu sebelum bisa

menjadi domba yang hilang. Di dalam Alkitab, kata domba selalu

merupakan penggambaran dari umat Allah. Orang-orang yang tidak

percaya tidak digambarkan sebagai domba, melainkan serigala. "Aku

mengutusmu sebagai domba di tengah-tengah serigala. Aku

mengirimmu ke tengah dunia serigala," begitulah kata Yesus. Para

rasul, sebagai murid-muridNya, adalah domba-domba. Sebelum kita

menjadi domba yang sesat, maka kita tentunya harus menjadi domba

dahulu. Walaupun perumpamaan-perumpamaan dari Yesus sering kali

disampaikan kepada orang-orang non-Kristen, sebenarnya itu semua

ditujukan kepada orang-orang Kristen. Inilah hal yang luar biasa dari

perumpamaan-perumpamaan tersebut.

Di dalam Alkitab, kata ekballo yang sedang kita amati ini, yang

bermakna dicampakkan, juga dipakai dalam arti perceraian di dalam

ayat-ayat seperti Imamat 21:7, 14 dan 22:13. Kata ini juga yang

dipakai oleh Tuhan saat membicarakan hubungan-Nya dengan Israel di

dalam Hosea 9:15: "Aku akan menghalau mereka dari rumah-Ku. Aku

tidak akan mengasihi mereka lagi." Ini dilandasi oleh kenyataan bahwa

mereka sudah meninggalkan-Nya. Ada tertulis, "Jika kita menyangkal

Page 559: Bmf 24 cahaya injil

551 | C A H A Y A I N J I L

Dia, Diapun akan menyangkal kita" (2Tim 2:12). Jadi kita memang

tidak punya pilihan lain. Jika kita masuk ke dalam dosa, maka kita akan

dicampakkan keluar.

Sekarang ini jika ada seorang Kristen yang berbuat dosa berulang-

ulang dan ia menolak untuk bertobat, maka ia akan menghadapi

konsekuensi dikeluarkan dari gereja. Akan tetapi sekarang ini sangat

sedikit gereja yang memiliki kuasa rohani yang cukup untuk bisa

menjalankan disiplin tersebut. Di dalam 1 Korintus 5, Paulus memakai

kata "buanglah" di dalam ayat 7, dan kata "usirlah" di dalam ayat 13.

Dan di kedua ayat itu Paulus tidak sedang berbicara tentang orang

non-Kristen. Jemaat di Korintus disuruh untuk mengusir setiap orang

Kristen yang hidup di dalam dosa sebagai peringatan tentang apa yang

akan terjadi pada mereka di masa nanti. Orang itu dikeluarkan dari

tengah jemaat untuk saat ini dan akan dicampakkan ke dalam api

neraka di masa Penghakiman nanti. Disiplin gereja dimaksudkan

sebagai peringatan tentang betapa bahayanya hidup di dalam dosa

sebagai seorang Kristen. Jika kita berbuat dosa sekarang maka kita

akan diusir keluar, dan jika kita mengalami pengusiran sekarang ini

maka kita masih bisa bertobat dan kembali ke tengah jemaat. Akan

tetapi jika kita dicampakkan di masa nanti, tidak ada jalan untuk

kembali. Lebih baik menerima tindakan disiplin sekarang ini ketimbang

menghadapi penghakiman nanti. Mengalami pengusiran adalah sesuatu

yang sudah sering terjadi baik di dalam Perjanjian Lama maupun di

dalam Perjanjian Baru (Ada sangat banyak referensi yang bisa

menunjukkan hal ini).

Hal apa yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami pengusiran?

Alkitab memberi kita beberapa penjelasan. Melanggar Firman Allah

adalah salah satu penyebab terusirnya kita dari kerajaanNya. Dan cara

orang membenarkan dirinya yang sudah melanggar itu adalah dengan

menyelewengkan makna Alkitab. Sangatlah berbahaya bagi kita tidak

menaati Firman Allah; hal itulah yang telah dilakukan oleh Adam, dan

ia mengalami pengusiran - dikeluarkan dari kerajaan Allah.

Selanjutnya, pengusiran bisa terjadi dalam kasus penyembahan

berhala. Penyembahan berhala artinya Anda sedang mengasihi sesuatu

atau seseorang lebih dari kasih Anda kepada Allah. Sebagai contoh, jika

Anda mengasihi uang lebih dari Allah, maka hal itu akan membawa

Anda kepada dosa dan mengakibatkan Anda terusir. Ada sangat banyak

Page 560: Bmf 24 cahaya injil

552 | C A H A Y A I N J I L

pecinta uang di dalam jemaat. Beberapa dari antara mereka menjadi

orang-orang yang serakah akan uang, beberapa lagi menjadi orang

yang mencintai keduniawian, akan tetapi mereka masih berpikir bahwa

mereka selamat. Alkitab berulang kali memberi kita peringatan tentang

penyembahan berhala ini. Seperti yang dikatakan oleh Yohanes, "Anak-

anakku, waspadalah terhadap segala berhala" (1Yoh 5:21). Dan

penyembahan berhala itu maksudnya adalah mengasihi sesuatu atau

seseorang melebihi Allah. Hal ini bahkan bisa terjadi dalam hal

hubungan Anda dengan pasangan Anda, yaitu jika Anda mengasihi

pasangan Anda melebihi kasih Anda kepada Allah, atau Anda mengasihi

anak-anak Anda melebihi kasih Anda kepada Allah, atau mungkin

sekadar hampir sama dengan kasih Anda kepada Allah, kedua-duanya

sama saja buruknya.

Alkitab memberi kita banyak contoh tentang orang-orang yang

mengalami pengusiran. Kain adalah salah satunya. Mengapa ia

membunuh adiknya? Penyebabnya adalah iri hati, kecemburuan dan

kurangnya kasih. Dan hamba yang tidak setia di dalam Matius 24:49,

mengapa ia dihukum dengan sangat keras? Salah satu alasannya

adalah karena ia memukuli rekan-rekannya sesama hamba, yang

menunjukkan bahwa ia tidak mengasihi mereka sama sekali, dan ia

juga lebih suka bergaul dengan orang-orang non-Kristen dan para

pemabuk. Di dalam ayat ini, kata 'pemabuk' tidak secara harfiah

merujuk kepada orang-orang yang suka minuman keras, melainkan

merujuk kepada mereka yang suka hidup dalam kegelapan dan jauh

dari persekutuan dengan Allah. Yaitu, mereka dalam keadaan

disorientasi rohani.

Kemabukan di dalam Alkitab seringkali merupakan hal yang lahir dari

dosa, bukan akibat dari alkohol. Matius 24:49 memperlihatkan bahwa

ada beberapa orang Kristen yang lebih suka bergaul dengan orang-

orang non-Kristen ketimbang dengan umat Allah. Jika kita merasa tidak

nyaman berada di tengah-tengah umat Allah, mungkin itu berarti

bahwa jauh di lubuk hati kita sebenarnya kita ini bukan orang Kristen.

Dan hal ini bisa mengakibatkan kita dicampakkan keluar. Lihat saja

kelakuan orang-orang Yahudi pada zaman itu. Allah telah melakukan

berbagai mukjizat di tengah-tengah mereka namun mereka tetap saja

tidak taat. Mirip dengan itu, sekarang ini ada banyak sekali orang

Kristen yang tidak dapat melihat kemuliaan Allah. Mereka juga tidak

pernah mengerti tentang kasih Allah. Pernahkah Anda menyaksikan

Page 561: Bmf 24 cahaya injil

553 | C A H A Y A I N J I L

kemuliaan Allah? Hamba yang tidak setia di dalam Matius 25:25 tidak

pernah melihat kemuliaan tuannya, dan ia digambarkan sebagai

"hamba yang jahat dan malas" (ay.26). Ia tidak punya wahana

kerohanian, tak ada sama sekali. Tidak ada semangat atau dorongan

kerohanian. Banyak orang Kristen yang tampaknya seperti ini; mereka

tampaknya selalu saja menginjak rem dan tidak pernah mau bergerak.

Prinsip pengajaran Yesus ini - bahwa penghakiman dan pengusiran itu

berkaitan dengan orang Kristen - tampaknya merupakan hal yang

mengejutkan kita. Unsur ajaran ini memberi kita gambaran tentang

apa yang diharapkan oleh Yesus dari kita. Saat Ia berkata, "Haruslah

kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah

sempurna," Ia sebenarnya sedang memberitahu kita tentang standar

dari komitmen total yang Ia kehendaki dari kita. Orang yang gagal

untuk hidup sesuai dengan tingkat kesetiaan tersebut namun masih

ingin menikmati hak istimewa dari kerajaan Allah akan mendapati

bahwa Allah tidak bisa dibohongi. Mereka bisa saja membohongi diri

sendiri, membohongi orang Kristen yang lain, tetapi tidak bisa

membohongi Allah. Mereka tidak akan mendapat hak istimewa menjadi

anak-anak Allah atau menerima keselamatan tanpa mengambil

tanggung jawab dan memenuhi standar kerohanian yang dikehendaki

Allah dari kita. Inilah ajaran Dia.

Belajar untuk menjadi murid Yesus

Di dalam pengajaran Yesus, menjadi seorang Kristen dapat kita

samakan dengan masuk ke dalam masa magang di mana kita belajar

untuk menjadi muridNya. Dengan kata lain, sekarang ini kita sedang

masuk ke dalam masa ujian. Hidup yang sedang kita jalani sekarang ini

bisa dikatakan sebagai masa ujian. Jadi seberapa baik kita bisa

mengerjakan ujian itu? Saat memasuki masa ujian, mereka yang

sedang bersekolah atau kuliah biasanya memusatkan perhatian mereka

seolah-olah masa ujian itu adalah yang terpenting bagi mereka. Dan

memang itu adalah masa yang sangat penting dan kita harus

memperjuangkan yang terbaik di sana. Apakah kita menyadari bahwa

seluruh waktu hidup kita ini merupakan suatu masa ujian? Allah sedang

meneliti kehidupan kita sekarang ini untuk melihat apakah kita ini

cocok untuk masuk ke dalam kerajaan surga-Nya dan Ia sedang

menilai tanggungjawab seperti apa yang akan Ia berikan kepada kita di

dalam kerajaanNya nanti. Ini adalah prinsip lain dari pengajaran Yesus

Page 562: Bmf 24 cahaya injil

554 | C A H A Y A I N J I L

yang harus kita perhatikan dan jadikan patokan dalam membangun

cara berpikir kita.

Bagian ini memang bersifat sangat revolusioner sehingga terasa sangat

sulit untuk kita pahami. Cara berpikir kita sudah terpola sedemikian

rupa sehingga semua perencanaan kita hanya sampai pada liang kubur.

Kita membuat perencanaan hidup yang berakhir di liang kubur. Sebagai

contoh, kita mungkin sudah membuat persiapan tentang hal-hal apa

yang akan kita lakukan di masa pensiun nanti. Kita mungkin

berencana untuk membeli sebuah rumah mungil di Florida jika mampu

membelinya, sekalipun kehidupan kota sekarang ini terasa sangat

buruk dengan banyaknya penjahat dan peredaran narkoba. Namun

apakah kita punya perencanaan setelah mati nanti mau apa? Jika cara

kita berpikir masih berhenti di liang kubur saja, maka kita masih belum

belajar untuk berpikir sebagai seorang murid Yesus.

Bagi orang non-Kristen, liang kubur adalah akhir dari segalanya, secara

harfiah berarti sesudah itu tak ada apa-apa lagi. Akan tetapi bagi orang

Kristen, kematian hanya merupakan pintu untuk masuk ke dalam

kekekalan. Seorang Kristen menjalani hidupnya bukan untuk dunia ini,

bukan untuk kehidupan yang sekarang, namun untuk kehidupan yang

akan datang. Di sinilah letak peranan iman. Kita tidak bisa

membohongi Allah. Kita bisa saja berkata punya iman, namun apakah

kita benar-benar punya iman itu terlihat dari cara kita berpikir dan

menjalani hidup ini. Murid sejati dari Yesus memandang dirinya sebagai

orang yang sedang transit. Ia sedang menuju sesuatu yang jauh lebih

besar di balik liang kubur itu. Dapatkah kita berpikir seperti itu? Sangat

sulit, bukankah begitu? Itu sebabnya seorang murid Yesus mengalihkan

hartanya ke sisi yang lain, yaitu ke surga. Seluruh hidupnya dikerahkan

menuju kekekalan.

Apakah kita percaya bahwa kita memiliki hidup yang kekal? Jika kita

berkata ya, maka sudah semestinya kita menjalani hidup ini sebagai

orang yang hanya mementingkan kekekalan itu. Meskipun banyak

orang Kristen yang mengaku memiliki hidup yang kekal, hidup yang

mereka jalani membuktikan keyakinan yang lain. Mereka menjalani

hidup ini dalam pengertian akan kehilangan segalanya jika sudah mati.

Jika kita memiliki hidup kekal, tentunya kita akan membuat persiapan

yang baik untuk masuk ke sana bukan?

Page 563: Bmf 24 cahaya injil

555 | C A H A Y A I N J I L

Perhatikanlah perumpamaan tentang uang mina, talenta, dan

perumpamaan tentang kesepuluh gadis itu sebagai contohnya.

Semuanya berkaitan dengan hal yang akan berlangsung ketika Yesus

datang lagi, dan tentang perkara apakah kita layak untuk bertemu

denganNya saat itu. Jenis kekekalan macam apa yang akan kita masuki

bergantung pada bagaimana cara kita menjalani hidup ini dan apakah

kita lulus dalam ujian-Nya sekarang ini. Dapatkah kita memahami

hidup yang sekarang ini sebagai suatu masa ujian, sebagai saat

transit? Persoalannya adalah bahwa begitu banyak orang Kristen yang

tidak memahaminya seperti itu. Bagi mereka, hidup yang sekarang ini

adalah segala-galanya. Saat orang yang dikasihinya meninggal, cara

mereka meratap menunjukkan betapa mereka merasa tidak ada

gunanya lagi hidup ini. Bagi mereka, kekekalan itu sangat kabur, suatu

istilah yang bahkan tidak bisa diterjemahkan ke dalam ungkapan-

ungkapan yang nyata, apalagi untuk dijalani. Akan tetapi cara hidup

kita akan diubah jika akal budi kita diperbaharui. "Berubahlah oleh

pembaharuan budimu" (Roma 12:2). Dengan demikian, maka kematian

akan menjadi sesuatu yang dinantikan. Bukannya berkata, "Baiklah,

aku bisa menanggungnya," kita malahan menyambut kematian dengan

sukacita. Kita akan bisa memahami apa yang sedang dikatakan oleh

Paulus ketika ia menyampaikan kepada kita, "Jadi mana yang harus

kupilih, aku tidak tahu" (Filipi 1:22). Biasanya kita akan berkata, "Mau

pilih yang mana? Saya pilih hidup yang sekarang ini! Bukan pilihan

yang susah! Sudah tentu saya ingin hidup. Saya tidak mau mati.

Maksudnya, memang enak bisa ikut Tuhan. Masih banyak waktu untuk

hal itu; tersedia waktu sepanjang kekekalan untuk bersama dengan

Tuhan. Tapi saya mau menikmati waktu yang sekarang ini dulu." Akan

tetapi Paulus berkata, "Tidak, jika Anda meminta saya untuk memilih,

maka saya lebih suka mati." Cara berpikir macam apa ini?

Anda tidak akan bisa memahami mentalitas Paulus jika belum

memahami ajaran Yesus. Dan pengajaran-Nya sangatlah jelas. Bagi

seorang murid Kristus, hidup yang sekarang ini adalah masa ujian. Kita

menjalani hidup ini demi kekekalan, dan bagaimana kehidupan kita di

dalam kekekalan nanti tergantung pada cara hidup kita sekarang.

Bagaimana Anda akan menerapkannya di dalam pengertian yang

praktis? Jika Anda adalah seorang mahasiswa, apa yang akan Anda

lakukan? Jika Anda menerapkan ajaran ini, maka ketika Anda sedang

belajar, Anda belajar tidak berdasarkan apa yang mau Anda lakukan di

Page 564: Bmf 24 cahaya injil

556 | C A H A Y A I N J I L

dalam hidup yang sekarang ini, namun berdasarkan pada apa yang

mau Anda lakukan di dalam kekekalan. Artinya bidang pelajaran Anda

adalah alat bagi Anda untuk berbuat sesuatu bagi kehidupan yang

kekal, untuk menghasilkan talenta dan mina yang banyak buat Tuhan.

Segala sesuatunya dilandasi oleh tujuan ini. Kekekalan menjadi sasaran

yang Anda kejar terus menerus, tanpa kenal lelah, dengan tekad yang

tertinggi.

Sudahkah Anda belajar untuk berpikir sebagai seorang murid Yesus?

Jika sudah, maka Anda akan mengerti apa maksudnya ketika Paulus

berkata, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa

kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya" (Filipi

3:10). Jelas sekali bahwa Paulus ingin menderita bersama Kristus. Jika

Anda belum belajar untuk berpikir seperti ini, Anda mungkin akan

berkata, "Tidak. Saya sudah cukup menderita. Maksudnya, minggu

kemarin saya terkena demam, dan itu sudah lebih dari yang bsia saya

tanggung. Terus Anda mau menyuruh saya untuk masuk ke dalam

persekutuan di dalam penderitaan Kristus? Anda sudah gila? Minggu

depan saya harus menghadapi ujian. Penderitaan sebesar apa lagi yang

Anda mau untuk saya tanggung?" Namun Paulus berkata, "Aku rindu

untuk menderita bersamaNya." Nah, tampaknya tak ada orang yang

bisa memahami cara berpikir seperti ini. Sebagai seorang Kristen yang

masih baru, saya juga sempat tidak memahami maksud Paulus. Saya

membaca ayat ini berulang-ulang namun tidak juga mengerti. Mengapa

ada orang yang rindu untuk ikut dalam penderitaan Kristus, "menjadi

serupa dengan Dia dalam kematian-Nya," untuk mati dengan cara yang

sama denganNya? Paulus berkata, "Aku mau mati seperti Dia." Kalau

bukan seorang fanatik, dia pasti orang gila! Mungkin dia terlalu banyak

menghayal.

Anda tidak akan bisa memahami cara berpikir seperti ini sebelum

memahami bahwa inilah satu-satunya kesempatan buat Anda di dalam

hidup ini adalah untuk hidup bagi kekekalan, untuk menyimpan harta di

dalam kekekalan. Di sinilah kesempatan Anda untuk menderita

bagiNya. Sekarang inilah kesempatan bagi Anda untuk mati bagi Dia

karena sesudah ini Anda tidak akan pernah mati lagi. Karena

selanjutnya Anda akan masuk ke dalam kekekalan dan tidak akan

pernah mati lagi. Kalau sudah masuk ke sana, tidak akan ada

kesempatan lagi. Pikirkanlah hal itu. Namun bukan berarti Anda harus

datang ke algojo dan berkata, "Bunuhlah saya. Saya mau mati demi

Page 565: Bmf 24 cahaya injil

557 | C A H A Y A I N J I L

Kristus." Bukan itu maksudnya. Maksudnya adalah bahwa Anda harus

menjungkirbalikkan cara berpikir Anda sehingga ketika Anda

menghadapi saat-saat di mana Anda berpeluang untuk mati demi

Kristus atau demi saudara seiman, maka Anda segera mengambil

kesempatan itu karena mungkin tidak ada lagi kesempatan yang lain.

Hidup demi kekekalan di masa sekarang ini

Apakah saudara seiman Anda sedang kekurangan? Berikanlah dia apa

yang dibutuhkannya. Mungkin Anda tidak pernah punya kesempatan

untuk memberi lagi. Apakah saudara seiman Anda kelaparan?

Berikanlah dia makanan. Mungkin tidak ada kesempatan yang lain.

Apakah ia di dalam penjara? Kunjungilah. Tidak ada kesempatan lagi

untuk itu di dalam kekekalan. Setiap kesukaran dan penderitaan tidak

lagi menjadi bahan pergumulan bagi Anda karena mata Anda terfokus

pada kekekalan. Saya yakin bahwa Anda akan datang ke sana dengan

sepuluh, dua puluh atau bahkan seribu talenta bagi Tuhan. Ini akan

membuat kehidupan Kristen Anda menjadi dinamis, bukankah begitu?

Berpikir seperti itu akan menguatkan Anda untuk mengatasi kesukaran

dengan bantuan Yesus. Paulus berkata, "Segala perkara dapat

kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi

4:13). Anda juga dapat melakukannya jika Anda memiliki pemikiran

seperti ini. Maut tidak lagi menjadi hal yang Anda takutkan;

penderitaan juga tidak akan menakutkan Anda. Karena Anda tahu

bahwa hidup ini adalah masa ujian. Dan Anda akan menunjukkan

kepada Tuhan seberapa besar kasih Anda kepada-Nya karena Ia sudah

lebih dulu mengasihi Anda. Dan Anda juga akan bersemangat untuk

membuktikan kepada Tuhan kasih Anda kepada saudara-saudara

seiman. Maka pada saat diadakan perhitungan, Tuhan akan berkata

kepada Anda, "Bagus sekali, hamba yang baik dan setia. Engkau telah

berlaku setia untuk perkara yang kecil. Sekarang Aku akan

mempercayakan perkara yang besar kepadamu. Engkau akan Kuberi

kepercayaan atas segala milikKu."

Tidakkah kehidupan Kristen itu menarik? Akan menjadi menarik jika

Anda telah memahami hal ini. Anda akan mampu menghadapi maut

dan penderitaan dengan tersenyum. Segala sesuatu akan dipandang

sebagai kesempatan untuk berbuat bagi Tuhan dan umatNya karena

kekekalan adalah pusat perhatian Anda. Dan semua ini akan menjadi

keuntungan Anda di dalam kekekalan. Tentu saja Anda tidak ingin

Page 566: Bmf 24 cahaya injil

558 | C A H A Y A I N J I L

berbuat dosa, karena dosa akan merusak rekening Anda di sana. Akan

menjadikan raport Anda merah. Karena Anda hidup demi kekekalan,

maka Anda tidak akan mau menikmati dosa sekalipun godaannya akan

datang dengan kencang ke arah Anda sepanjang hidup Anda. Iblis

tentu saja akan memastikan godaan-godaan akan terus datang kepada

Anda.

Para remaja harus berhati-hati dalam hubungan dengan lawan jenis.

Mereka dapat dengan mudah jatuh di dalam hal ini; rekening mereka di

surga dapat dengan mudah menjadi bangkrut jika mereka tidak

berhati-hati dalam urusan lawan jenis ini. Iblis akan terus berusaha

untuk menggoda mereka. Di masa muda saya, Iblis juga banyak

mencobai saya untuk urusan ini. Ia berkata, "Ayolah! Lakukan saja!

Hanya sekali! Kamu terlalu suci. Ayo. Turunkan sedikit standarmu,

samakan dirimu dengan yang lainnya! Bersikaplah lebih manusiawi!

Jangan terlalu suci! Kamu terlalu tinggi di awan. Kenapa tidak bikin

dosa sedikit saja? Kembalilah menjadi manusia biasa!" Iblis tahu persis

bagaimana cara berbicara yang masuk di akal kita. Jika kita

menggunakan bahasa yang religius, ia juga akan berbicara seperti itu.

Jika kita gemar mengutip ayat Alkitab, maka ia juga akan mengutipkan

ayat-ayat Alkitab buat Anda. Ia adalah penjaja godaan yang terhebat di

dunia ini.

Kehidupan sekarang ini adalah masa ujian untuk masuk ke dalam

jenjang pelayanan yang lebih tinggi. Inilah poin dari perumpamaan

tentang uang mina dan talenta. Jika kita menghasilkan sepuluh mina,

kita akan dipercaya untuk memerintah sepuluh kota. Ini menunjukkan

betapa besarnya kekayaan surgawi yang akan Allah percayakan kepada

kita. Ia sedang mencari hamba yang setia. Sekarang ini ia sedang

mengamati umat manusia, mengambil beberapa orang yang akan

dijadikan rekan kerja-Nya membangun kerajaan kekal-Nya nanti.

Berjerih payah dan berjuang demi Yesus

Ini membawa kita pada poin yang ketiga dan yang terakhir. Poin ini

berkaitan dengan ketiga perumpamaan itu. Tak seorang pun yang bisa

menghasilkan lima mina dengan bermalas-malasan. Ada begitu banyak

contoh di dalam Perjanjian Baru tentang orang-orang yang

bersemangat besar untuk melayani, bekerja dan berbuat sesuatu bagi

Tuhan, karena mereka hidup untuk kekekalan. Sulit untuk dipahami

mengapa banyak sekali orang Kristen sekarang ini yang menyia-

Page 567: Bmf 24 cahaya injil

559 | C A H A Y A I N J I L

nyiakan waktunya. Beberapa dari antara mereka telah memboroskan

begitu banyak waktu. Saya ingin sekali memperingatkan mereka,

"Begitu banyak waktu terbaikmu yang telah kau buang. Saat-saat itu

tidak akan pernah kembali. Manfaatkanlah waktu yang tersisa ini

dengan baik!" Saya sungguh tidak mengerti. Mereka sepertinya tidak

menyadari bahwa mereka sedang tidak melakukan apa-apa yang

bermanfaat bagi Yesus.

Ketika Anda baca Perjanjian Baru, dan khususnya surat-surat Paulus,

maka Anda akan dihadapkan dengan segudang kata-kata seperti:

bekerja, berjuang, berusaha. Kita bisa melihat bahwa kata-kata Paulus

secara konsisten berisi motor penggerak yang akan sulit kita pahami

jika kita belum memiliki cara berpikir seperti dia. Paulus berkata, "Aku

bekerja lebih giat dari mereka. Benar, mereka telah menjadi rasul

sebelum aku. Namun itu tidak seberapa. Aku bekerja lebih keras dari

mereka. Mereka memang bekerja dengan keras, namun aku bekerja

lebih keras lagi" (lihat 1 Korintus 5:10). Berbicara tentang kekristenan

sebagai suatu arena balapan, Paulus terlihat tidak mau didahului oleh

yang lain. Di dalam sebuah balapan, hanya ada satu pemenang, dan

Paulus bermaksud menjadi orang itu. Itulah ambisi rohani. Mungkin ia

berpikir, "Kamu berlari kencang, tapi aku akan berlari lebih kencang

lagi. Aku akan mendahului-mu." Itu sebabnya mengapa ia berkata,

"Berlomba-lombalah dalam hal berbuat baik. (Outdo one another in

good works)" Ada semacam persaingan dalam "kekudusan dan kasih" -

agak sulit mencari istilah yang tepat - di mana jika orang lain telah

berusaha keras, maka Anda akan berjuang lebih keras lagi, dan saat

Anda berjuang keras, maka saya akan berjuang dengan lebih keras

lagi. Dan hasilnya, kita semua akan bergerak maju pesat.

Unsur pendorong di dalam perkataan Paulus ini terdapat di banyak

surat-surat yang telah ditulisnya. Saya akan menunjukkan beberapa di

antaranya kepada Anda. Sebagai contoh, di dalam 1 Korintus 4:12 ia

berkata, "Kami melakukan pekerjaan tangan yang berat." Di dalam 2

Tesalonika 3:8, ia berkata, "Kami berusaha dan berjerih payah siang

malam." Di dalam Galatia 4:11, ia berbicara tentang "susah payahku

untuk kamu," yaitu susah payahnya dalam memberitakan Injil dan

mengajar, membangun jemaat di Galatia dalam iman. Di dalam Kolose

1:29, ia juga berbicara tentang "usaha dan pergumulan" dan kemudian

di dalam 1 Timotius 4:10 ia berkata, "Itulah sebabnya kita berjerih

payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada

Page 568: Bmf 24 cahaya injil

560 | C A H A Y A I N J I L

Allah yang hidup." Berjerih payah dan berjuang - begitulah bahasa

Paulus.

Akan tetapi sekarang ini kita justru dijejali berbagai macam ajaran di

dalam gereja tentang tidak usah berjerih payah, tidak usah berusaha,

tidak usah bekerja keras untuk Tuhan. Ada apa dengan gereja? Dengan

mengajari kita untuk bersikap gampangan dan tidak usah berjuang,

terdapat satu bahaya bahwa kita akan menjadi sekumpulan orang-

orang dengan kerohanian yang malas. Tak heran karena Iblis telah

menyusup sangat jauh ke dalam gereja. Pekerjaan Iblis menjadi sangat

mudah karena meluasnya ajaran ini. Setiap gereja semestinya menjadi

tempat di mana semangat juang dan kerja keras yang lahir dari

pandangan yang jauh ke depan sangat menonjol. Jika tidak ada

pandangan ke depan, jika tidak ada visi, maka tidak akan ada

semangat juang dan gerakan rohani. Yang saya maskudkan bukanlah

sekadar mengerjakan ini dan itu atau mengorganisir kegiatan ini dan

itu di dalam gereja. Yang saya maksudkan jauh melebihi semua itu.

Jerih payah dan perjuangan itu adalah untuk kesalehan, kerohanian,

keunggulan rohani, dan dalam menyalurkan kasih Allah. Ini adalah

perjuangan jauh di dalam batin, bukannya sekadar melakukan kegiatan

ini dan itu. Semua itu memang baik, namun itu bukanlah perjuangan

seperti yang dimaksudkan oleh Alkitab. Di dalam 1 Tesalonika 1:3

disebutkan tentang usaha kasih: jika ada kasih, pasti ada usaha dan

kesediaan untuk melayani dan bertindak.

Pilihan kata-kata yang digunakan oleh Paulus didasari oleh ajaran

Yesus sendiri. Ia berbicara tentang orang-orang Kristen sebagai suatu

bala tentara yang menanggung penderitaan demi Yesus Kristus, dan

kehidupan Kristen seperti petani yang menabur dan menuai bagi Tuhan

(1 Kor. 3:9). Ia juga memakai gambaran tentang tukang bangunan di

dalam 1 Korintus 3:12. Gambaran sebagai tentara, petani dan tukang

bangunan semuanya diambil dari ajaran Yesus. Tidak ada yang baru di

dalam ajaran Paulus. Sebagai contoh, Yesus berbicara tentang murid-

murid sebagai pasukan di dalam Lukas 14:31-32 dan 22:35-36. Ia

berbicara tentang orang Kristen sebagai petani di dalam perumpamaan

tentang penabur benih dan para pekerja di ladang anggur. Ia berbicara

tentang murid-murid sebagai tukang bangunan di dalam Matius 7:24-

27.Jadi, Yesus sudah memakai semua ungkapan yang kemudian

dipinjam oleh Paulus ketika menjelaskan tentang berbagai hal.

Gambaran tentang olahragawan adalah satu-satunya ungkapan yang

Page 569: Bmf 24 cahaya injil

561 | C A H A Y A I N J I L

memang tidak pernah dipakai oleh Yesus. Ini karena atletik adalah olah

raga orang-orang Yunani. Dengan membayangkan kegiatan-kegiatan

ini, menabur dan membangun, yang berlangsung terus menerus,

kehidupan Kristen dilihat oleh Paulus sebagai sesuatu hal yang sangat

dinamis dalam mengejar tujuan yang terletak di depan.

Seperti apakah kehidupan Kristen Anda? Apakah Anda punya sasaran

kerohanian? Adakah visi yang membakar semangat Anda? Jika tidak,

maka berarti Anda masih belum mengerti perumpamaan-perumpamaan

yang diberikan oleh Yesus. Karena hal itulah yang Ia kehendaki dari

setiap orang Kristen. Ada tiga prinsip penting yang harus diingat dalam

menjalani kehidupan Kristen, dan antara satu dengan yang lainnya

saling berkaitan. Pertama, ada bahaya dicampakkan keluar bagi

mereka yang malas, sembrono dan tidak punya gol tentang masa

depannya. Kedua, kita lihat bahwa murid Yesus yang sejati hidup

dengan memusatkan perhatiannya pada kekekalan. Kehidupan yang

sekarang ini hanya sementara; segala yang terjadi di dalam hidup ini

baru memiliki arti jika dikaitkan dengan kekekalan. Dan yang ketiga,

kita melihat bahwa karena adanya visi tersebut, Yesus mengajarkan

kita untuk berjuang dan meraih semua kesempatan untuk melakukan

hal-hal yang menyenangkan hati-Nya sehingga kita mendapatkan

jaminan tempat di kerajaan surga-Nya. Karena apa yang kita tabur, itu

jugalah yang akan kita tuai.

Pemisahan antara Domba dan Kambing 1

Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Ini adalah bagian terakhir dari pengajaran Yesus di dalam Matius 24-

25. Merupakan satu bagian yang penting dari ajaran-Nya, ini

sebenarnya tidak merupakan suatu perumpamaan, melainkan suatu

ungkapan parabolis atau metafora yang menggambarkan Penghakiman

lewat ungkapan yang sangat hidup.

Matius 25:31-46 berbunyi:

Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua

malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas

takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di

Page 570: Bmf 24 cahaya injil

562 | C A H A Y A I N J I L

hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada

seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan

Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan

kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata

kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang

diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan

bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi

Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku

seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang,

kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;

ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku

Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,

bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau

makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah

kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau

tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?

Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami

mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku

berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan

untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah

melakukannya untuk Aku

Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya:

Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah

ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-

malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan;

ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang

asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang,

kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara,

kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia,

katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus,

atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam

penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab

mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang

tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini,

kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk

ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang

kekal

Page 571: Bmf 24 cahaya injil

563 | C A H A Y A I N J I L

Di sini Yesus memberi suatu gambaran yang sangat jelas tentang apa

yang akan terjadi di hari Penghakiman nanti. Pertama-tama, mari kita

amati secara sekilas ayat-ayat tersebut untuk dengan lebih jelas

melihat beberapa perincian.

Yesus akan datang kembali

Kedatangan Yesus yang pertama dilakukan dalam keadaan

penyangkalan diri - yaitu, Ia merendahkan diri-Nya (ayat 31). Ia tidak

dilahirkan di istana yang megah akan tetapi di palungan, dalam sebuah

kandang. Namun, seperti yang kita lihat dari ayat 31, saat Ia datang

kembali, hal itu akan berlangsung di dalam kemuliaan. Kata 'kemuliaan'

muncul dua kali di dalam ayat ini.

Perhatikan juga bahwa ketika Ia datang lagi, Ia akan datang bersama

para malaikat-Nya. Di sini kita melihat adanya dua kelompok yang

berlawanan - Kristus dan para malaikat-Nya serta iblis dan para

malaikatnya. Satu kontras yang sangat menyolok. Kedua kelompok ini

menggambarkan kontras antara domba dan kambing. Dengan

demikian, pada dasarnya ada dua macam kelompok utama. Iblis, para

malaikatnya dan juga para kambing di satu sisi (para kambing akhirnya

juga dicampakkan ke tempat iblis dan para malaikatnya) dan di sisi

lain, Kristus, para malaikat-Nya dan para domba-Nya.

Penghakiman untuk semua orang

Ayat-ayat ini memberitahu kita bahwa segala bangsa akan

dikumpulkan dihadapan-Nya pada saat Penghakiman itu (ayat 32). Ini

karena Injil kerajaan akan diberitakan kepada segala bangsa (Matius

24:14). Injil akan menjangkau segala bangsa, umat dan bahasa.

Karena Injil menjangkau segala bangsa, maka akan ada umat dari

berbagai bangsa yang akan berdiri di hadapan Kristus pada

penghakiman ini. Pertama-tama mereka akan dikumpulkan di hadapan-

Nya, kemudian dilakukan pemisahan, sebagaimana yang digambarkan

dengan ungkapan memisahkan domba dan kambing di dalam ayat-ayat

tersebut. Para peternak di Palestina pada jaman itu menggembalakan

kambing dan domba secara bersamaan. Lalu pada petang hari, para

gembala akan memisahkan domba-domba dari kawanan kambing, hal

ini menjadi gambaran yang tegas tentang akan adanya pemisahan di

hari Penghakiman - pada hari Keselamatan - saat Yesus datang kembali

nanti.

Page 572: Bmf 24 cahaya injil

564 | C A H A Y A I N J I L

Pemisahan domba dan kambing

Pemisahan domba dan kambing berkaitan dengan perbedaan karakter

mereka. Domba bisa ditaruh di tempat terbuka karena mereka akan

saling menghangatkan satu dengan yang lain dengan cara saling

berdempetan. Dengan cara ini, mereka menjadi hangat. Akan tetapi

kambing, hewan yang sangat individualis, tidak punya kebiasaan untuk

saling berdempetan. Mereka baru mau melakukannya jika Anda

memaksa, karena jika ada pilihan maka mereka lebih suka untuk

bertindak semaunya sendiri, saling menjauhi. Akibatnya, mereka tidak

bisa saling menghangatkan dan perlu ditempatkan di dalam kandang

pada malam hari. Itu sebabnya mengapa para gembala memisahkan

domba dan kambing di petang hari.

Ada lagi perbedaan menarik yang lainnya antara domba dengan

kambing. Di Palestina, domba, sebagaimana halnya yang sering kita

lihat juga di tempat-tempat lain, biasanya berbulu putih sementara

kambing cenderung berbulu hitam. Ini memberikan gambaran yang

menarik tentang perbedaan yang kasat mata antara domba yang putih

dengan kambing yang hitam. Memang ada juga kambing berbulu putih

di negara-negara barat, namun sungguh menarik betapa kambing-

kambing yang diternak di Palestina berbulu hitam.

Tempat kehormatan terletak di sebelah kanan

Di dalam ayat ke-33, disebutkan tentang sebelah kanan dan kiri. Sisi

kanan secara tradisional merupakan tempat kehormatan. Di Cina,

sebagai contohnya, tempat kehormatan secara tradisional terletak di

sebelah kanan.

Kerajaan Allah adalah bagian dari rencana kekal Allah

Ayat 34 berbicara tentang kerajaan yang sudah disiapkan sejak dunia

ini diciptakan. Ini menunjukkan bahwa kerajaan Allah bukanlah sesuatu

yang mendadak dipikirkan namun merupakan bagian dari rencana

kekal Allah. Bahkan sejak saat Ia menciptakan alam semesta ini,

kerajaan itu sudah direncanakan-Nya. Hal ini menunjukkan apa tujuan

utama dari penciptaan-Nya. Yakni untuk mendirikan suatu kerajaan di

mana kebenaran-Nya berdiam dan seluruh kepribadian-Nya

terwujudkan. Ungkapan 'sejak dunia dijadikan' mengungkapkan suatu

pemahaman bahwa kerajaan Allah adalah bagian dari rencana kekal-

Nya dalam menciptakan segala sesuatu dan khususnya manusia.

Page 573: Bmf 24 cahaya injil

565 | C A H A Y A I N J I L

Berpakaian tidak layak

Di dalam ayat 36 dan 38, kita melihat kata 'telanjang': "Ketika Aku

telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu

melawat Aku." Sangatlah penting bagi kita untuk memahami bahwa

kata 'telanjang' di dalam Alkitab ini tidak diartikan secara harfiah yaitu

tidak memiliki sepotongpun pakaian. Akan tetapi, kata 'telanjang' di

dalam Alkitab ini adalah suatu ungkapan tentang keadaan seseorang

yang tidak memiliki pakaian yang layak seperti misalnya Anda tidak

memakai jubah.

Di dalam pengajaran alkitabiah pakaian atau jubah luar adalah hal yang

sangat penting. Jika Anda tidak memiliki jubah luar, maka Anda

dipandang seolah-olah telanjang karena jubah luar sudah dianggap

seperti kulit Anda. Kadang-kala jubah ini bisa dilepaskan, namun hanya

di bawah keadaan-keadaan tertentu saja, misalnya demi melunasi

hutang. Jika Anda tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan sebagai

jaminan hutang Anda, maka Anda bisa memanfaatkan jubah Anda

sebagai jaminan. Akan tetapi jubah ini sangatlah penting bagi setiap

orang sehingga pada saat matahari terbenam, ia harus dikembalikan.

Hukum Taurat mensyaratkan agar pakaian luar ini dikembalikan

kepada pemiliknya karena ia memerlukannya sebagai selimut di malam

hari. Tanpa pakaian luar ini, mereka bisa jatuh sakit karena suhu di

malam hari di Palestina cukup dingin walaupun pada umumnya cuaca

pada siang hari agak panas.

Kata 'telanjang' juga merujuk kepada fakta bahwa orang tersebut tidak

memiliki pakaian yang layak. Sebagai contoh, seseorang bisa saja

berpakaian compang-camping akibat kemiskinannya. Jadi, sekalipun ia

memiliki pakaian luar, ia masih bisa dianggap 'telanjang' karena kondisi

pakaiannya yang sangat lusuh.

Menerima berkat atau kutuk

Dan Anak Manusia berkata kepada para kambing, yang berada di

sebelah kiri-Nya, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang

terkutuk" (ayat 41). Kalimat "orang-orang terkutuk" bukanlah suatu

ungkapan makian, sebagaimana yang sering dikira orang. "Orang-

orang terkutuk" adalah suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa

orang-orang tersebut berada dalam kutuk Allah. Dan berada di dalam

kutuk Allah, sesuai dengan pemahaman dari Perjanjian Lama, berarti

berada di bawah penghakiman Allah. Ini merupakan kontras dari

Page 574: Bmf 24 cahaya injil

566 | C A H A Y A I N J I L

ungkapan "orang-orang yang diberkati" yang disampaikan oleh Yesus

kepada para domba, yang berada di sebelah kanan-Nya: "Mari, hai

kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku" (ayat 34). Mereka ini diberkati

sedangkan kelompok yang satunya lagi berada dibawah penghakiman

Allah.

Kata "dikutuk" sering dipakai dalam Perjanjian Lama dalam kaitannya

dengan orang-orang yang melanggar perintah Allah. Sebagai contoh, di

dalam Ulangan 11:26-28 disebutkan: "Lihatlah, aku memperhadapkan

kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk:..." Kedua kata itu tampil

pada bagian ajaran Tuhan ini. "Berkat, apabila kamu mendengarkan

perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;

dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu,

dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari

ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal." Berkat

diberikan bagi mereka yang taat kepada Allah, dan kutuk bagi mereka

yang tidak taat. Ini adalah bahasa Perjanjian Lama yang sangat khas,

khususnya di dalam kitab Ulangan. Di dalam Ulangan 28:15-19 ada

daftar kutuk dihadapkan bagi mereka yang tidak taat kepada Allah.

"Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan

tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang

kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan

datang kepadamu dan mencapai engkau: Terkutuklah engkau di kota

dan terkutuklah engkau di ladang. Terkutuklah bakulmu dan tempat

adonanmu. Terkutuklah buah kandunganmu, hasil bumimu, anak

lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Terkutuklah engkau

pada waktu masuk dan terkutuklah engkau pada waktu keluar."

Daftar yang lebih lengkap dari ini sulit untuk ditemui. Dan itulah hal

yang persisnya terjadi pada orang-orang yang digambarkan sebagai

kambing di dalam perumpamaan ini. Para kambing adalah mereka

yang, apapun pengakuan mereka, telah gagal untuk mentaati perintah

Allah sementara domba adalah mereka yang telah mentaatinya. Poin

ini sangatlah jelas dan nyata di dalam Alkitab. Lihatlah Adam sebagai

contohnya. Ketika ia berbuat dosa, ia segera jatuh ke bawah kutuk

Allah (Kejadian 3:14). Ini menunjukkan bahwa kutuk selalu berkaitan

dengan dosa atau ketidaktaatan.

Sesudah mengamati kata-kata yang penting di dalam bagian ayat-ayat

ini, kita sekarang melangkah untuk menentukan siapa orang-orang

Page 575: Bmf 24 cahaya injil

567 | C A H A Y A I N J I L

yang diwakili oleh domba dan oleh kambing ini. Orang-orang yang

digambarkan sebagai domba sangat mudah untuk dijelaskan karena

baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru selalu memakai domba

sebagai lambang bagi umat Allah. Jadi kita tidak perlu untuk

menelitinya lagi. Akan tetapi siapakah yang digambarkan sebagai

kambing? Apakah kambing menggambarkan orang-orang non-Kristen

atau menggambarkan orang-orang Kristen dengan ciri-ciri

tertentu? Kita harus mengamati beberapa hal untuk bisa menjawab

pertanyaan ini.

Pertama, domba dan kambing pada dasarnya adalah satu famili

sekalipun mereka memiliki karakter yang berbeda. Mirip dengan

pertalian antara elang dan burung bangkai. Meskipun kedua burung itu

satu famili, akan tetapi karakter mereka sangat berbeda. Baik kambing

maupun domba, seperti yang kita lihat, merumput di tempat yang

sama dan hidup berdampingan.

Kedua, domba dan kambing seringkali merupakan ternak dari

penggembala yang sama karena mereka merumput di tempat yang

sama. Inilah hal yang dikatakan oleh Yesus dalam ayat-ayat ini. Anda

akan melihat bahwa baik domba maupun kambing sama-sama

menyebut Yesus dengan kata "Tuhan". Di dalam ayat 37, "Tuhan,

bilamanakah kami melihat Engkau lapar...?" Kemudian di dalam ayat

44, para kambing juga memanggil-Nya "Tuhan", dan juga bertanya,

"Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar...?" Jelas sekali bahwa

orang-orang non-Kristen tidak akan mau menyebut Yesus sebagai

Tuhan dalam pengertian yang sama seperti yang dipahami oleh orang

Kristen. Fakta bahwa domba dan kambing merupakan milik dari satu

gembala yang sama dan baik kambing maupun domba menyebut

gembalanya dengan cara yang sama menunjukkan bahwa para

kambing ini adalah orang Kristen. Kata 'kambing' adalah ungkapan lain

yang berlaku bagi orang Kristen, ini adalah hal yang tidak

terbantahkan.

Kemiripan antara perumpamaan ini dengan perumpamaan sebelumnya

di dalam Matius tidak sulit untuk dipahami. Sama seperti adanya

hamba yang setia dengan yang tidak setia serta lima gadis bijak dan

lima gadis bodoh. Di dalam perumpamaan kali inipun kita melihat

adanya domba dan kambing yang berasal dari satu famili namun

berbeda karakter (kata 'baik, jahat, bijak, bodoh' semuanya

Page 576: Bmf 24 cahaya injil

568 | C A H A Y A I N J I L

menggambarkan karakter sebagaimana yang akan kita lihat nanti).

Jelas ada kesejajaran di antara hamba yang baik dengan yang jahat,

gadis yang bijak dengan yang bodoh dan sekarang antara domba

dengan kambing. Di dalam setiap kasus, kelompok orang yang menjadi

rujukan adalah satu kelompok yang sama - sama dalam arti bahwa

mereka semua orang Kristen, murid-murid.

Dari perumpamaan ini, kita dapat melihat bahwa Penghakiman

didasarkan pada satu kriteria saja - apakah orang-orang itu memiliki

kasih terhadap apa yang disebut oleh Yesus "salah seorang dari

saudara-Ku yang paling hina ini." Jelaslah, seorang non-Kristen

tentunya tidak akan dihakimi berdasarkan apakah ia mengunjungi

orang Kristen yang di penjara, atau apakah ia memberi makan orang

Kristen yang kelaparan. Bagaimana mungkin Anda akan menghakimi

mereka berdasarkan kriteria itu? Anda tidak bisa mengharapkan

seorang non-Kristen mengunjungi orang Kristen yang di penjara karena

bisa saja ia adalah salah satu orang yang menjebloskan orang Kristen

itu ke penjara. Jika seorang non-Kristen datang mengunjungi seorang

Kristen di penjara, mungkin itu dalam rangka memukuli, bukannya

untuk menghibur. Dengan demikian kriteria ini tidak masuk akal jika

diterapkan kepada mereka. Menghakimi seorang non-Kristen

berdasarkan kriteria-kriteria tersebut tidak akan ada gunanya karena

memang sangat aneh jika kita mengharapkan mereka datang

menjenguk seorang Kristen di penjara.

Anak kalimat "salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini"

menunjuk kepada orang Kristen karena kata 'saudara' di dalam Alkitab

selalu mengacu kepada orang Kristen tanpa pengecualian. Berdasarkan

ayat-ayat di Alkitab itulah orang-orang Kristen menyebut orang-orang

yang seiman sebagai saudara. Mereka adalah bagian dari satu keluarga

rohani yang besar. Seperti yang dikatakan oleh Yesus, "Sebab siapapun

yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-

laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (Matius 12:50). Jadi

kata 'saudara' mengacu kepada mereka yang melakukan kehendak

Allah, dan di dalam hal ini para dombalah yang melakukan hal itu. Dan

ini berkaitan dengan poin di dalam kitab Ulangan bahwa mereka yang

diberkati adalah mereka yang melakukan kehendak Allah, yang

mentaati perintah-perintah-Nya. Jadi, Penghakiman didasarkan pada

kriteria apakah para saudara itu dikasihi atau tidak. Dalam kasus para

Page 577: Bmf 24 cahaya injil

569 | C A H A Y A I N J I L

kambing, mereka tidak mengasihi saudara-saudara tersebut;

sedangkan para domba mengasihi mereka.

Kasih bukanlah suatu pilihan

Ada satu dasar anggapan yang sangat jelas di dalam perumpamaan ini

yaitu gereja adalah suatu masyarakat baru umat Allah; inti dari

masyarakat ini, inti dari tubuh Kristus ini adalah kasih sayang antara

satu dengan yang lain. Atau, seperti yang diajarkan oleh Yesus, bahwa

kasih antara satu dengan yang lainnya di dalam gereja bukanlah suatu

opsi atau pilihan. Kasih bukan sekadar hal yang dianjurkan. Kegagalan

dalam hal saling mengasihi akan menimbulkan akibat yang sangat

berat, sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat-ayat ini. Alasannya

adalah karena saling mengasihi itu adalah suatu perintah, bukan suatu

anjuran. Yesus menegaskan hal ini ketika Ia berkata, "Seluruh hukum

Taurat didasari oleh kedua hukum ini: Kasihilah Allah dengan segenap

hatimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Artinya, jika Anda melanggar hukum yang kedua itu, maka Anda telah

melanggar semua perintah-Nya, dan berada dalam posisi memberontak

sepenuhnya terhadap Allah.

Dan hal ini lebih diperjelas lagi dalam ajaran Yesus ketika Ia berkata,

"Aku memberimu perintah yang baru yaitu agar kamu saling mengasihi

satu dengan yang lain" (lihat Yohanes 13:34). Karena ini adalah suatu

perintah, maka Ia tidak memberi Anda pilihan lain. Anda tidak bisa

berkata, "Aku tidak mau mengasihi orang itu karena aku tidak suka

dengannya. Aku tidak suka kepribadian, gaya, latar belakang dan

penampilannya!" Yesus berkata, "Aku memberimu perintah dan

perintah itu adalah agar kamu saling mengasihi. Dengan begitu setiap

orang akan tahu bahwa kamu semua adalah murid-murid-Ku karena

kamu saling mengasihi" (lihat Yohanes 13:35). Ciri khas dari

masyarakat baru ini adalah kasih tanpa syarat antara satu dengan yang

lainnya. Kata "tanpa syarat" berarti bahwa kita tidak mengasihi

seseorang karena faktor-faktor tertentu seperti gaya rambut,

penampilan, karakter atau kepribadiannya. Kita tidak mempunyai

pilihan lain. Kita diperintahkan untuk mengasihi, itu saja. Tidak boleh

ada syarat apapun.

Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti

segala perintah-Ku" (Yohanes 14:15). Jadi, orang yang tidak menuruti

perintah-Nya sama dengan tidak mengasihi-Nya, tidak peduli apapun

Page 578: Bmf 24 cahaya injil

570 | C A H A Y A I N J I L

pengakuan mereka. Di dalam pengajaran-Nya, kasih diartikan dalam

bentuk tindakan, bukan dalam bentuk perasaan. Kita bisa saja tidak

merasa mengasihi seseorang, namun itu tidak menjadi soal. Kita tetap

harus berbuat berdasarkan perintah Tuhan. Itu berarti bahwa jika

orang tersebut sedang kekurangan, kita akan menolongnya tidak peduli

apakah kita menyukainya atau tidak, apakah wajah atau

kepribadiannya menyenangkan atau tidak. Kita berada di dalam

kewajiban untuk mengasihi dan menolong saudara seiman kita. Entah

kita merasa sayang kepadanya ataupun tidak, hal itu tidak menjadi

urusan kita. Kita harus membantunya tanpa syarat. Jika kita gagal

melakukan itu, berarti kita telah gagal menuruti perintah-Nya. Jika kita

tidak mentaati perintah-Nya, berarti kita masuk ke dalam kutuk.

Ingatkah Anda akan hal yang dijabarkan di dalam kitab Ulangan? Allah

berkata kepada mereka yang gagal mentaati perintahnya, "Enyahlah

dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk." (ayat 41)

Iman dan ketaatan adalah hal yang tak terpisahkan dalam Alkitab.

Kedua ungkapan ini pada dasarnya merupakan sinonim satu dengan

yang lainnya. Iman yang bukan merupakan ketaatan kepada Allah

bukanlah iman yang alkitabiah. Itu sebabnya mengapa kami

mengartikan iman dengan memakai istilah komitmen, yang diambil dari

arti komitmen untuk mentaati. Karena ketaatan itu sendiri adalah suatu

komitmen, dengan demikian iman dalam pengertiannya yang alkitabiah

adalah suatu komitmen untuk mentaati Tuhan. Jika Anda sudah

memahami pandangan dasar ini, maka apa yang disampaikan oleh

Tuhan di dalam perumpamaan ini akan menjadi sangat jelas. Kita

sering gagal memahaminya karena kita tidak tahu betapa kasih di

dalam gereja itu bukanlah suatu pilihan. Kita tidak punya pilihan lain.

Satu-satunya jalan untuk menghindari penerapan kasih adalah dengan

cara tidak menjadi orang Kristen. Jika kita menjadi seorang Kristen,

berarti kita sudah membuat komitmen untuk mengasihi semua saudara

di dalam gereja Kristus, dan itu tidak hanya mencakup saudara-

saudara di gereja tempat kita beribadah, tetapi kepada semua orang

Kristen sejati yang berada di gereja lain juga. Pilihan yang tersedia

buat kita hanyalah untuk mengasihi. Kegagalan untuk menjalankan hal

itu, seperti yang disampaikan dalam perumpamaan ini, akan membawa

akibat yang sangat mengerikan. Namun dasar kepribadian kita

sebenarnya tidaklah mengasihi. Apakah Anda seorang yang sudah

sejak awal memiliki watak mengasihi? Mengasihi bukanlah watak alami

Page 579: Bmf 24 cahaya injil

571 | C A H A Y A I N J I L

manusia. Perkara mengasihi membutuhkan suatu transformasi watak.

Tanpa transformasi di dalam kepribadian kita, kita tidak akan bisa

mengasihi.

Seorang pendeta dari Argentina, Juan Ortiz, menulis dalam

bukunya The Call to Discipleship (Panggilan Kepada Pemuridan) bahwa

Argentina adalah negeri dengan banyak domba. Dan domba selalu

berdempetan dengan arah kepala yang sama. Juga ada banyak

kambing di sana akan tetapi perilaku mereka agak berbeda. Mereka

selalu saling membelakangi, saling beradu dan menendang. Saat

kambing-kambing beradu, mereka akan mengarahkan tanduknya, siap

untuk menyerang domba ataupun kambing, namun biasanya mereka

menyerang kambing yang lain. Kambing gemar berkelahi. Karena

sifatnya yang individualis; kambing biasanya saling membelakangi.

Mereka baru mau beradu muka jika sedang bersiap-siap untuk

berkelahi. Mereka selalu saling membelakangi sepanjang hari, dan itu

dilakukan sambil saling menendang. Akan tetapi sifat domba sangat

berlawanan. Tidak heran jika domba bisa saling menghangatkan satu

dengan yang lain. Mereka berdiri searah, seolah-olah sedang

mengadakan konferensi, dengan cara begitu mereka bisa saling

menghangatkan. Perbedaan karakter antara kambing dengan domba

sangatlah menyolok.

Para hamba di dalam sebuah rumah tangga juga bisa sangat berbeda

wataknya, seperti yang sudah kita lihat pada perumpamaan yang

lalu. Ada yang digambarkan setia, dan ada pula yang tidak setia.

Perbedaan watak kerohanian ini juga terdapat di antara jemaat dalam

sebuah gereja. Orang-orang Kristen wataknya tidak seragam, mereka

tidak memiliki sikap yang sama. Jika seragam, tentunya yang akan

terlihat adalah sekumpulan boneka, dan Anda tidak akan bisa

membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap orang

harus memakai tanda nama, jika keadaan mereka seragam, karena itu

satu-satunya jalan untuk membedakan antara yang satu dengan yang

lainnya. Yang dibicarakan di dalam Alkitab bukanlah kumpulan orang-

orang semacam ini. Bukannya kesamaan atau keseragaman karakter

atau kepribadian semacam ini yang diinginkan, melainkan agar setiap

orang Kristen memiliki sifat ilahi yang sama yakni watak mengasihi.

Inilah hal yang mendasar sekalipun cara pengungkapannya bisa saja

berbeda-beda. Seseorang bisa mengungkapkannya dengan cara

tertentu, sedangkan yang satunya lagi dengan cara yang lain. Yang

Page 580: Bmf 24 cahaya injil

572 | C A H A Y A I N J I L

penting adalah bahwa semua itu terisi oleh kasih. Dan kasih bukanlah

hal yang bersifat pilihan di dalam Alkitab tetapi merupakan satu

keharusan. Jika demikian halnya, bagaimana mungkin kambing

menjadi orang Kristen?

Transformasi yang tidak utuh menghasilkan permasalahan

Di dalam Alkitab, orang non-Kristen digambarkan sebagai serigala.

Pada saat mereka bertobat, mereka mengalami perubahan watak.

Sayangnya, dalam diri kebanyakan orang perubahan yang terjadi

masih belum utuh, yang berakibat pada kepribadian yang lama yang

masih cukup kuat, watak lama tersebut masih terdapat di dalam diri

orang-orang Kristen yang digambarkan sebagai kambing dalam

perumpamaan ini. Perilaku mereka masih lebih mendekati perilaku

orang non-Kristen. Dengan kata lain, secara rohani mereka masih

bodoh, tidak bisa mengenali perkara-perkara rohani dan dengan

demikian masih tidak berhikmat, atau mereka masih tidak taat dan

setia kepada Allah. Karakteristik orang non-Kristen masih melekat pada

diri mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus terus membiarkan

Allah bekerja mengubah diri kita, dan terus membiarkan proses itu

berlangsung tanpa berhenti di satu titik saja. Ada banyak orang Kristen

yang berhenti pada suatu tahapan di jalur perubahan ini. Mereka tidak

melanjutkan perubahan tersebut, dan hanya berubah sedikit sejak

menjadi orang Kristen. Hal itu tidak cukup karena perubahan yang

sepenuhnya masih belum terjadi. Mereka mempertahankan watak lama

mereka yang akan menimbulkan banyak persoalan nantinya.

Bagaimana terjadinya peristiwa perubahan yang vital ini? Ini adalah

hasil dari karya kuasa Allah yang datang ke dalam hidup kita. Pada

tahap yang pertama, terjadi suatu perubahan instan. Akan tetapi, jika

kita berhenti di titik ini, kita bisa berakhir sebagai kambing karena

sebenarnya proses perubahan cara berpikir itu harus berlanjut.

Menurut Paulus, kita harus berubah oleh pembaruan akal budi kita

(Roma 12:2). Ini adalah tahap yang kedua. Lalu bagaimana terjadinya

pembaruan akal budi itu? Hanya Firman Allah yang memiliki kuasa

untuk melakukan hal ini. Akal budi kita akan diperbarui setiap hari

sejalan dengan penelaahan Alkitab yang kita lakukan. Kita harus terus

melanjutkan proses transformasi ini. Sejalan dengan perubahan cara

berpikir kita melalui Firman Allah, setahap demi setahap kita

melangkah menuju kepenuhan kepribadian ilahi. Sama seperti Yesus

Page 581: Bmf 24 cahaya injil

573 | C A H A Y A I N J I L

yang disebut sebagai Anak Domba, maka kita sebagai umat-Nya akan

disebut domba.

Tentu saja, bahasa yang memakai simbol-simbol memiliki

keterbatasannya. Yang mau digambarkan di sini adalah bahwa

sekalipun sekumpulan orang termasuk dalam satu keluarga besar,

watak mereka bisa sangat berbeda. Sekalipun watak kambing lebih

mendekati domba ketimbang serigala, akan tetapi masih cukup jauh

perbedaannya dengan watak domba. Kita dapat berkata bahwa

kambing adalah orang Kristen yang wataknya belum sepenuhnya

berubah. Memang, kambing tidak seganas serigala. Anda bisa

menempatkan kambing dan domba di tempat yang sama, dan kambing

tidak akan memakan domba, hal yang pasti akan dilakukan oleh

serigala. Akan tetapi kambing masih cukup galak, walaupun tidak

dalam arti sampai memakan atau membunuh domba. Pada dasarnya,

mereka tidak terlalu berbahaya.

Saya cenderung berpikir bahwa kebanyakan orang sekarang ini masih

dalam tahapan kambing, mungkin bukan karena mereka sengaja mau

menjadi kambing melainkan karena mereka belum mendapatkan

pengajaran Firman Allah secara memadai atau belum meluangkan

waktu yang cukup untuk merenungkan Firman Allah. Bagaimana

mungkin mereka bisa melanjutkan perubahan jika mereka tidak

mendapat pelajaran tentang Firman Allah? Waspadalah jika Anda

bertemu dengan seorang Kristen yang sangat agresif, penyendiri dan

individualistis. Atau jika ia sangat sulit untuk diajak berbicara dan

berkomunikasi karena alasan-alasan ini. Orang Kristen semacam ini -

bisa jadi ia adalah orang Kristen yang tulus karena ia telah mengalami

sebagian pengalaman pertobatan - berperilaku seperti itu karena ia

belum mengalami perubahan cara berpikir. Sekalipun ia seorang

Kristen, tetapi ia masih berperilaku seperti orang non-Kristen. Jika

gambaran seperti ini ternyata cocok dengan keadaan diri Anda, maka

biarlah ayat-ayat dalam pembahasan saat ini menguji hati Anda. Ayat-

ayat ini memperingatkan kita bahwa jika kita terus saja berada dalam

posisi sebagai kambing, maka kita tidak akan mampu mengasihi. Jika

kita tidak mampu mengasihi saudara-saudara kita, berarti kita masuk

ke dalam keadaan rohani yang berbahaya.

Indahnya kemampuan untuk mengasihi

Ayat-ayat yang kita bahas kali ini menekankan pada masalah karakter.

Page 582: Bmf 24 cahaya injil

574 | C A H A Y A I N J I L

Dan di dalam pembahasannya terdapat unsur yang sangat

mengejutkan. Ketika Yesus berkata kepada para domba bahwa mereka

memberi-Nya makan ketika Ia kelaparan dan memberi-Nya pakaian

ketika Ia telanjang, ternyata mereka terkejut. "Kapan kami melakukan

semua ini? Kami tidak ingat kapan kami mengunjungi Engkau di

penjara. Kami juga tidak ingat kapan kami memberi-Mu pakaian." Dan

jawaban Yesus adalah, "Sebenarnya, apa yang telah kalian perbuat

kepada mereka yang paling hina dalam keluarga-Ku, berarti kalian

telah melakukannya kepada-Ku." Nah, orang Kristen yang telah belajar

tentang Firman Allah tentu tahu bahwa apa yang ia perbuat terhadap

saudara seimannya sama artinya dengan ia telah berbuat bagi Tuhan.

Seharusnya ini tidak menjadi hal yang mengagetkan mereka. Lalu

mengapa para domba ini bisa tidak ingat telah berbuat hal-hal

tersebut? Hal ini mengungkapkan dan menekankan sekali lagi

satu unsur kepribadian yang sangat penting dalam ayat-ayat ini. Jika

Anda melakukan sesuatu yang merupakan bagian dari watak Anda,

biasanya Anda tidak akan mengingatnya. Anda tidak akan mengingat-

ingat hal tersebut karena Anda melakukannya secara naluriah.

Orang yang menolong orang lain tidak akan mengingat-ingat semua

orang yang telah menerima pertolongannya, jika pertolongan itu

didasari oleh dorongan wataknya. Ia tidak akan mencatat itu semua

lalu berkata, "Hei, aku telah menolong orang ini; aku telah memberi

uang kepada orang itu; dan orang yang satu lagi telah menerima

pemberian jaketku." Orang yang memiliki watak mengasihi tidak akan

mengingat itu semua. Ia melakukannya karena memang sudah

wataknya mengasihi sesama manusia. Karena wataknya mengasihi

sesama manusia, maka ia cenderung melupakan semua itu. Kita bisa

mengingat hal-hal yang kita tuliskan namun setelah lewat beberapa

waktu biasanya kita tidak ingat apa yang telah kita lakukan

sebelumnya. Kadang kala saat kita berterima kasih pada seseorang

atas kebaikannya beberapa tahun yang telah lewat, ia mungkin akan

berkata, "Wah, apakah saya melakukan itu buatmu? Saya tidak ingat."

Jika Anda bertemu dengan orang seperti ini, maka Anda akan tahu

bahwa saat ia berbuat baik kepada Anda atau menolong Anda, ia

melakukan itu tidak untuk menanam budi. Ia melakukan itu karena

memang wataknya seperti itu.

Saat kita benar-benar bisa mengasihi orang lain kita akan mendapati

bahwa kita seringkali lupa akan pertolongan yang pernah kita berikan

Page 583: Bmf 24 cahaya injil

575 | C A H A Y A I N J I L

kepada orang lain. Karena ini adalah bagian dari hal yang selalu kita

lakukan untuk orang lain, hal yang sudah menjadi bagian dari watak

kita.Tuhan menjelaskan tentang karakter ini secara indah di dalam

perumpamaan ini. Dapat dikatakan bahwa ini adalah kasih yang

bergerak secara alami tanpa kita sadari. Kita melakukannya karena kita

digerakkan oleh kasih Kristus untuk melakukannya; kita melakukannya

karena kita sudah menjadi seperti itu dengan kasih karunia Allah.

Apakah pengajaran melalui perumpamaan yang diberikan oleh Yesus ini

menekankan keselamatan lewat perbuatan? Apakah kita

menyelamatkan diri kita dengan mengerjakan perbuatan baik seperti

mengunjungi orang-orang di penjara, dan menyumbangkan uang buat

orang miskin supaya mereka bisa membeli makanan atau pun pakaian?

Jika kita memahami bahwa yang ditekankan di sini adalah masalah

watak, maka kita akan tahu jawaban atas pertanyaan tersebut. Yang

penting bukan masalah kita sudah melakukannya atau belum

melainkan apakah itu sudah menjadi watak kita atau belum. Itulah

yang penting. Kita melakukannya tanpa menganggap bahwa diri ini

sudah berjasa karena memang sudah seperti itulah watak kita. Dan ini

semua terjadi karena Ia sudah mentransformasi kita.

Kita diselamatkan melalui transformasi watak kita. Dan karena imanlah

kita bisa mengalami perubahan yang utuh itu. Menurut Paulus, iman ini

bekerja melalui kasih (Galatia 5:6) dan hanya iman semacam inilah

yang bisa menyelamatkan. Kasih merupakan indikator apakah kita

sudah masuk ke dalam hidup atau belum. Yohanes berkata, "Kita tahu,

bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup" (1

Yohanes 3:14). Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut

ke dalam hidup jika kita mengasihi saudara-saudara kita, sesama

Kristen. Jika kita bersedia mengasihi mereka tidak hanya sebatas kata-

kata, namun dalam perbuatan. Saat melihat ada saudara yang

kekurangan, kita segera menolongnya (1 Yohanes 3:17). Saat saudara

kita kelaparan, kita memberinya makan. Saat ia kedinginan, kita

memberinya pakaian. Saat ia di dalam penjara karena kesaksiannya

demi Tuhan, kita menjenguknya.

Standar minimum bagi orang Kristen

Orang non-Kristen tidak berada di dalam lingkup pengajaran Yesus

yang satu ini, di mana kita berpindah dari dalam maut ke dalam hidup

karena mengasihi saudara seiman. Istilah "saudara" yang dipakai

Page 584: Bmf 24 cahaya injil

576 | C A H A Y A I N J I L

dalam 1 Yohanes 3:14 adalah istilah yang sama persis dengan yang

dipakai dalam Matius 25 ini, "...segala sesuatu yang kamu lakukan

untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah

melakukannya untuk Aku." Apa yang telah dilakukan bagi saudara

seiman, bukannya terhadap orang non-Kristen, itulah hal yang

dibicarakan oleh Yesus. Akan tetapi ini bukan berarti bahwa orang

Kristen tidak mengasihi mereka yang non-Kristen; menarik kesimpulan

semacam itu jelas salah. Mengasihi saudara seiman hanya merupakan

standar minimum bagi seorang Kristen. Jika kita tidak bisa mengasihi

saudara seiman, mana mungkin kita bisa mengasihi orang non-Kristen?

Jika kita tidak bisa mengasihi anggota keluarga sendiri, bagaimana

mungkin kita bisa mengasihi orang luar? Jika kita dihakimi berdasarkan

standar apakah kita mengasihi orang non-Kristen, maka itu berarti kita

sedang dihakimi dengan standar yang sangat tinggi. Lagi pula, sangat

sulit mengasihi orang yang tidak kita kenal, khususnya yang non-

Kristen. Mengasihi sesama Kristen saja sudah cukup sulit bagi kita. Jadi

kita sebenarnya dihakimi berdasarkan standar yang lebih rendah, yaitu

mengasihi sesama Kristen di lingkungan gereja yang tentunya sudah

kita kenal dengan cukup baik. Jika kita tidak peduli dengan mereka

yang satu lingkungan dengan kita, bagaimana kita bisa peduli dengan

orang yang berada di luar lingkungan? Kita tidak akan peduli pada

mereka, karena terhadap orang yang kita kenal dekatpun kita sudah

tidak peduli. Jadi standar penghakiman terhadap kita bukan apakah

kita mengasihi orang non-Kristen, melainkan apakah kita mengasihi

sesama orang Kristen.

Jika demikian halnya, kasih harus ada perwujudannya. Sebagaimana

yang sudah kita lihat sebelumnya, kasih bukanlah sekadar masalah

perasaan, melainkan masalah pengungkapan dalam perbuatan. Tuhan

berkata kepada kita, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa

kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi"

(Yohanes 13:35). Apakah orang lain mengenali kita sebagai orang

Kristen karena kita saling mengasihi atau hanya karena kita menenteng

Alkitab dan pergi ke gereja? Yesus tidak berkata seperti ini, "Dengan

demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah orang Kristen -

yaitu jikalau kamu memakai kemeja hitam, tidak minum minuman

keras, tidak merokok. Dan jangan lupa, memakai kata-kata yang sopan

setiap kali berbicara!" Tidak satupun dari hal-hal tersebut yang

berkaitan dengan kekristenan seseorang. Satu-satunya tanda bahwa

Page 585: Bmf 24 cahaya injil

577 | C A H A Y A I N J I L

kita adalah orang Kristen yaitu bahwa kita saling mengasihi satu

dengan yang lain. Dan orang lain harus bisa melihat perwujudan kasih

di antara sesama itu di dalam lingkungan jemaat.

Bagaimana mungkin orang lain mengetahui bahwa kita saling

mengasihi kalau mereka tidak melihat adanya kasih itu? Bagaimana

caranya membuat agar kasih itu bisa terlihat? Kasih menjadi terlihat

jika kita mewujudkannya dalam bentuk menjenguk saudara yang

dipenjara, khususnya jika kita harus menempuh resiko besar dalam

upaya menjenguk ini. Dalam hal memberi uang, Alkitab memberitahu

kita untuk tidak membiarkan tangan kiri tahu apa yang diperbuat oleh

tangan kanan, dan sebaliknya. Jadi, jika orang lain tidak tahu bahwa

kita telah memberi uang kepada seseorang bagaimana mereka bisa

tahu bahwa kita telah memiliki kasih jika tindakan kita itu

dirahasiakan? Bagaimana kasih itu bisa terlihat? Menjenguk saudara

yang di penjara adalah salah satu caranya. Memberi makan orang lain

bisa saja terlihat atau tidak terlihat oleh orang lain, karena kita bisa

saja merahasiakannya. Jadi banyak hal yang mungkin tidak akan

terlihat.

Menjadikan kasih sebagai kesaksian bagi dunia adalah hal yang sangat

penting. Kita tahu bahwa kita harus saling mengasihi; dan kita juga

tahu bahwa dalam hal saling mengasihi itu kita harus membuat agar

dunia melihatnya. Akan tetapi kita tidak bisa memamerkan tindakan

memberi uang karena hal itu memang itu bukan sesuatu yang

kelihatan. Kita tidak akan pamer. Kita akan bertindak menolong tanpa

diketahui oleh yang menerima pertolongan itu. Bagaimana kasih bisa

terlihat di tengah masyarakat, misalnya, di Amerika - di mana tidak

ada orang yang dipenjarakan karena menjadi Kristen? Jika tidak ada

kebutuhan untuk menjenguk saudara yang dipenjara karena imannya?

Bagaimana kita bisa mewujudkan kasih jika kita tinggal di tengah

masyarakat yang sebagian besar tidak kelaparan dan tidak miskin?

Kebanyakan orang, di negara maju, tinggal dalam keadaan yang cukup

berkelimpahan secara materi. Memang ada beberapa orang yang

miskin di sana, namun sebagian besar tidak. Lalu bagaimana caranya

agar orang lain tahu bahwa kita adalah murid-murid-Nya?

Sekarang ini kebiasaan saling rangkul atau bergandengan tangan di

kalangan Kristen sudah mulai hilang. Saya perhatikan bahwa orang

Kristen sekarang ini cenderung malu untuk mengungkapkan kasihnya

Page 586: Bmf 24 cahaya injil

578 | C A H A Y A I N J I L

kepada saudara seiman secara terbuka lewat cara ini. Mengapa? Lalu

bagaimana kita akan memenuhi perintah-Nya untuk mengungkapkan

kasih agar orang lain tahu bahwa kita saling mengasihi? Kita tentunya

ingin mentaati perintah-Nya sampai ke perinciannya, sehingga orang

lain tahu bahwa kita saling mengasihi. Dan saya mendapati bahwa ini

masih menjadi cara yang sangat memungkinkan bagi kita untuk

memperlihatkan kasih di antara kita terhadap orang luar. Dan orang-

orang akan berkata, "Lihat, itu orang-orang Kristen. Lihat betapa

mereka saling mengasihi satu dengan yang lain!"

Ringkasan

Pada hari Penghakiman, Tuhan hanya akan menanyakan satu

pertanyaan, "Apakah engkau telah memenuhi perintah-Ku

untuk mengasihi sesama saudara seiman?"

Pengajaran dari Yesus ini menekankan satu fakta bahwa kasih di antara

kita bukanlah suatu hal yang bersifat pilihan, dan pada saat

penghakiman nanti, Allah tidak akan menanyakan hal-hal seperti,

"Kapan kamu dibaptis? Hari apa? Tunjukkan surat baptismu untuk bisa

masuk ke dalam kerajaan." Ia bahkan tidak akan menanyakan hal

seperti, "Seberapa ortodoks imanmu? Apakah engkau percaya pada

hasil keputusan konsili Nicea? Apakah engkau percaya pada pengakuan

saat baptisan? Di gereja mana kamu beribadah? Apakah itu gereja

yang besar?" Ia tidak tertarik sama sekali dengan itu semua. Ia hanya

akan menanyakan satu hal pada Anda, "Apakah engkau mengasihi

saudara-Ku? Apakah engkau peduli pada mereka di saat mereka

sedang kekurangan?" Hanya itu pertanyaan yang akan diajukan-Nya.

Jadi jangan pusingkan masalah surat baptis untuk penghakiman nanti.

Surat itu tidak akan berguna sedikitpun bagi Anda nantinya. Orang-

orang yang baru saja dibaptis, mungkin sekarang ini sedang menunggu

kapan surat baptisan mereka bisa diambil. Saya beritahukan Anda,

Anda boleh mengambil surat baptisan itu kapan saja Anda

menginginkannya, tetapi janganlah surat itu digantungkan sebagai

hiasan dinding. Biasanya, kami tidak menerbitkan surat baptis, kecuali

jika dibutuhkan untuk keperluan resmi. Karena surat itu tidak akan

berguna bagi Anda di hari Penghakiman nanti, karena satu-satunya hal

yang penting di hari itu adalah: Apakah Anda telah memenuhi perintah-

Nya untuk mengasihi?

Page 587: Bmf 24 cahaya injil

579 | C A H A Y A I N J I L

Saat kita mengasihi, kita akan mengalami kuasa dan kualitas

pada titik kedalaman yang baru

Setelah mengetahui itu semua, maka masalahnya tinggal apakah kita

sudah melakukannya. Yesus berkata, "Yang berbahagia ialah mereka

yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya" (Lukas

11:28). Dan jika kita bisa melakukannya, memenuhinya secara terus

menerus di dalam hidup kita, kita akan mengalami satu kedalaman

kualitas kehidupan Kristen dan kedalaman kuasa yang sebelumnya

tidak kita ketahui dan alami sepenuhnya.

Pemisahan antara Domba dengan Kambing (Bagian ke-2)

-Mengambil Jalan Memutar dalam Pertobatan

Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.

Tinjauan ulang Pemisahan Domba dan Kambing (Bagian 1)

Kali ini kita tidak akan membahas secara terperinci lagi apa yang sudah

kita bicarakan di khotbah yang lalu, Pemisahan Domba dengan

Kambing (Bagian 1). Secara sekilas kita akan menyinggung beberapa

poin yang sudah kita lihat di khotbah yang lalu.

Dan hal yang pertama adalah asumsi dasar untuk bisa memahami

ayat-ayat ini, yaitu bahwa Yesus memandang gereja sebagai suatu

masyarakat yang didasari oleh itikad untuk saling mengasihi. Kasih di

dalam gereja bukanlah hal yang bisa dipilih untuk dilakukan atau tidak.

Kasih di dalam gereja adalah suatu perintah, dan kegagalan di dalam

menjalankan perintah berarti suatu pelanggaran terhadap semua

perintah Allah. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Yakobus, bahwa

pelanggaran terhadap satu perintah sama saja artinya dengan

pelanggaran terhadap semua perintah Allah. Dan kalau seseorang

melanggar perintah yang menjiwai semua perintah yang lain,

yaitu perintah baru yang diberikan oleh Yesus, maka orang itu berada

dalam posisi memberontak terhadap Allah.

Di sini kita melihat bahwa hubungan antara kasih dengan iman benar-

benar tak terpisahkan, bahwa iman, kasih dan ketaatan adalah tiga hal

yang merupakan satu kesatuan. Ketiga pokok itu adalah hal yang tak

Page 588: Bmf 24 cahaya injil

580 | C A H A Y A I N J I L

terpisahkan di dalam Alkitab. Mengaku bahwa Anda mempunyai iman

tetapi Anda tidak taat adalah suatu omong kosong. Mengaku memiliki

kasih tapi Anda tidak punya iman adalah hal yang mustahil. Kasih itu

hanya mungkin dengan kuasa dari iman. Anda hanya bisa mengasihi

berdasarkan kuasa Allah. Jadi ketiga hal tersebut begitu erat kaitannya

di dalam Alkitab sehingga tidak bisa dipisahkan. Jadi asumsi dasar di

dalam ayat-ayat ini adalah bahwa masyarakat baru umat Allah adalah

suatu masyarakat yang sangat luar biasa yang hidup di bawah

pemerintahan Allah, hidup di bawah perintah Allah untuk saling

mengasihi. Berdasarkan pra-anggapan dasar inilah kita bisa memahami

kalimat, "Karena engkau tidak mengasihi yang terhina dari saudara-

saudara-Ku, maka kamu tidak bisa masuk ke dalam kerajaan-Ku!"

Kita sudah melihat bahwa perumpamaan ini mencerminkan dengan

sangat tepat apa yang dikatakan oleh Yohanes di dalam 1 Yohanes

3:14, "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke

dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita." Pernyataan

Yohanes ini pada dasarnya sama dengan isi dari perumpamaan ini.

Kasih kepada saudara-saudara seiman adalah kriteria yang

memberitahu kita apakah kita sudah berpindah dari maut ke dalam

hidup. Berdasarkan bahasa lambang yang dipakai dalam pengajaran

Yesus ini, kasihlah yang menentukan apakah kita ini domba atau

kambing.

Hal kedua yang telah kita lihat adalah bahwa perubahan watak atau

karakter merupakan hal yang sangat esensial. Kita tidak akan bisa

mengasihi tanpa Roh Kudus menaburkan kasih Allah ke dalam hati kita.

Kita bisa saja menyukai atau tidak menyukai seseorang, akan tetapi hal

itu tidak ada kaitannya dengan kasih yang ada di dalam Alkitab. Di

dalam Alkitab, kasih adalah suatu komitmen yang tidak ada

hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka. Kita mengasihi

orang yang tidak kita sukai karena kita berada di bawah perintah untuk

mengasihi. Namun untuk bisa mengasihi tanpa dikendalikan oleh

perasaan suka atau tidak suka, hanya bisa dilakukan lewat perubahan

watak.

Itu sebabnya mengapa kita bisa melihat bahwa ini bukanlah

'keselamatan berdasarkan perbuatan baik', yakni diselamatkan karena

telah memberi orang lain makanan ataupun pakaian, karena semua

tindakan tersebut adalah perwujudan dari kasih yang sejati. Dan kasih

Page 589: Bmf 24 cahaya injil

581 | C A H A Y A I N J I L

yang sejati ini lahir dari transformasi watak yang sudah berlangsung.

Yaitu, kuasa Allah yang masuk ke dalam hidup Anda serta mengubah

Anda menjadi orang yang sama sekali berbeda, yang melakukan segala

hal itu sebagai bagian dari watak Anda yang baru.

Dan Anda mengerjakan itu semua sedemikian rupa sehingga Anda

sendiri lupa bahwa Anda pernah melakukannya. Jadi, ketika orang-

orang seperti ini diberitahu bahwa mereka telah melakukan hal ini dan

itu, mereka akan berkata, "Benarkah begitu? Saya tidak ingat kalau

saya pernah melakukan hal-hal tersebut." Karena hal-hal yang Anda

kerjakan setulus hati dan merupakan sebagian dari watak Anda, akan

cenderung Anda melupakannya dan tidak memperhitungkannya.

Jika ada orang yang menghina Anda, Anda juga tidak akan mengingat-

ingat hal itu. Ada orang yang memberitahu saya beberapa tahun yang

lalu bahwa ia pernah mengirimi saya sepucuk surat yang sangat

keterlaluan, yang mengkritik saya habis-habisan. Saya berkata,

"Apakah Anda pernah mengirimi saya surat seperti itu?" Ia menjawab,

"Ya." Akan tetapi saya benar-benar tidak ingat akan hal itu.

Kenyataannya memang demikian, saya benar-benar tidak ingat bahwa

ia pernah menulis surat semacam itu kepada saya. Tidak menyimpan

dendam, Anda tidak mengingat-ingat. Anda tidak menganggap penting

hal itu. Lagi pula, apa pun yang dipikirkan orang lain tentang diri Anda

bukanlah suatu hal yang penting. Entah dia memandang Anda dengan

pandangan buruk atau pun baik, itu tidak penting.

Demikianlah, orang-orang ini telah melakukan banyak hal bagi Tuhan,

dan mereka sendiri tidak ingat karena memang watak mereka yang

cenderung tidak mengingat-ingat akan segala hal semacam itu. Karena

sebagian dari hal-hal tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat

lama. Untuk hal-hal yang masih belum lama berlalu, Anda mungkin

masih bisa mengingatnya. Akan tetapi seseorang tidak bisa mengingat

perbuatan-perbuatannya beberapa tahun yang lalu. Ia mungkin bahkan

sudah tidak menganggapnya penting lagi.

Seperti yang dikatakan oleh Paulus, "Melupakan hal-hal yang sudah

berlalu", apakah hal-hal yang berupa dosa-dosa yang pernah saya

perbuat dan telah mendapatkan pengampunan dari Allah, itu semua

juga sudah saya lupakan. Akan tetapi bukan berarti bahwa saya

melupakan pelajaran yang saya dapat dari perbuatan-perbuatan yang

Page 590: Bmf 24 cahaya injil

582 | C A H A Y A I N J I L

menyedihkan itu, saya melupakan semua itu dalam arti bahwa hal-hal

tersebut tidak akan menekan saya dalam kesedihan dan rasa bersalah

lagi. Allah telah mengampuni saya, dan sekarang saya telah

memperoleh hati nurani yang bersih oleh karena darah Kristus.

Namun ada hal lain lagi yang ingin dilupakan oleh Paulus yaitu segala

prestasinya, segala sesuatu yang telah dikorbankannya bagi Tuhan.

Sangatlah tidak sehat bagi kita untuk terus mengingat, "Aku telah

mengorbankan ini dan itu bagi Tuhan. Aku telah mengorbankan profesi,

karir yang cemerlang, dan segala-galanya." Paulus berkata, "Semua itu

telah menjadi sampah bagiku. Aku tidak berniat untuk mengenang

semua itu. Aku akan terus berlari menuju sasaran yang ada di depan."

Demikianlah, kita melihat hal yang sama terjadi pada orang-orang ini,

apapun prestasi mereka, dan juga pengorbanan mereka, bagi Tuhan,

mereka tidak mengingat-ingatnya sedikitpun. Mereka melupakan hal-

hal yang sudah berlalu. Seluruh hidup mereka diarahkan untuk maju ke

depan dan pada perkara-perkara baru yang bisa mereka perbuat bagi

Tuhan. Dan ini adalah salah satu obat terbaik untuk mengatasi

kesombongan, kalau tidak maka kita akan cenderung untuk terus

berpikir bahwa kita telah berbuat banyak kepada Tuhan, bahwa kita

telah berkorban sangat banyak kepada Tuhan. Itu semua bukan hal

yang berharga untuk diingat-ingat. Keinginan untuk mengingat terus

semua hal itu hanya akan memberi Anda kesombongan, dan

kesombongan adalah sumber bencana dalam kehidupan Kristen.

Dan bagi orang-orang yang belum banyak berkorban bagi Tuhan,

selamanya akan terbeban oleh rasa bersalah. Jadi, lebih baik Anda

mulai sekarang menatap ke depan, lihatlah hal-hal yang akan bisa

Anda kerjakan bagi Allah lewat kasih karunia-Nya.

Jadi hal kedua yang dapat kita lihat di sini adalah perubahan karakter

yang terjadi karena kuasa Allah.

Dan hal ketiga yang kita lihat adalah adanya kebutuhan untuk

mewujudkan perubahan karakter ini di dalam kasih yang murni. Kita

bisa mengungkapkan kasih ini mungkin melalui cara-cara sederhana

yang menunjukkan kepada orang lain bahwa kita saling mengasihi, bisa

saja dengan saling merangkul atau bergandengan tangan, atau dengan

cara-cara lainnya. Sangatlah penting untuk mewujudkan kasih itu

Page 591: Bmf 24 cahaya injil

583 | C A H A Y A I N J I L

secara terbuka sehingga orang lain tahu bahwa kita adalah murid-

murid Tuhan.

Kita sudah banyak menggali kekayaan makna dari pengajaran Yesus di

bagian ini (Matius 25:31-46). Namun masih ada beberapa pertanyaan

yang belum kita bahas. Salah satu hal yang kita dapatkan dari

pembahasan yang lalu adalah bahwa kambing dan domba berasal dari

famili yang sama walaupun mereka memiliki perbedaan karakter.

Perbedaan ini sangat mirip dengan perbedaan antara elang dengan

burung bangkai. Sekalipun keduanya berasal dari famili burung yang

sama, mereka memiliki perbedaan karakter yang cukup nyata. Dan itu

berarti bahwa pengajaran Yesus ini, dengan berbagai

perlambangannya, berbicara tentang orang-orang Kristen. Kambing

melambangkan orang-orang yang menjadi Kristen tetapi perubahan

yang dijalaninya tidak utuh. Sama seperti orang yang lain, mereka

dibaptis dan mengalami pertobatan sejati, namun masih dangkal. Kalau

mengikuti bahasa Paulus, mereka itu masih jauh dari serupa dengan

gambaran Anak-Nya.

Akan tetapi, kita tidak boleh salah menyimpulkan bahwa perubahan

dari kambing menjadi domba itu terjadi secara berangsur-angsur,

seolah-olah kita sedang menjalani kehidupan Kristen ini sambil mulai

melepaskan tanduk dan melalui suatu proses yang bertahap dan

panjang kita menjadi domba. Perubahan dari kambing menjadi domba

itu sendiri sebenarnya merupakan suatu transformasi mendasar,

perwujudan dari kuasa Allah yang mentransformasi.

Sebelum kita lanjutkan pembahasan ini, ada baiknya jika kita

perhatikan bagaimana Alkitab memakai gambaran binatang di dalam

perlambangannya. Sebagai contoh, anjing sering dipakai untuk

melambangkan orang non-Kristen. Ini bukan berarti bahwa anjing

bukan hewan yang menyenangkan. Tidak ada hubungannya dengan

urusan apakah anjing itu manis atau tidak. Kadang kala, anjing terlihat

lebih menarik ketimbang domba. Mereka bisa menggoyang-goyangkan

ekornya, sedangkan domba tidak. Jika Anda melemparkan bola, maka

anjing bisa mengambilkan bola itu buat Anda. Itu sebabnya, anjing bisa

jauh lebih menyenangkan ketimbang domba. Tidak heran jika anjing

sangat populer sebagai hewan peliharaan.

Page 592: Bmf 24 cahaya injil

584 | C A H A Y A I N J I L

Contoh pemakaian anjing sebagai lambang untuk menggambarkan

orang non-Kristen di dalam Alkitab terlihat pada Wahyu 22:15, yang

memberitahu kita bahwa di luar kota Yerusalem yang baru adalah

tempat bagi anjing-anjing, tukang sihir, orang-orang cabul, pembunuh,

penyembah berhala dan semua orang yang mengasihi serta

menjalankan kejahatan. Jadi, anjing-anjing bertempat di luar kerajaan

Allah. Dan ada banyak lagi bagian dalam Alkitab yang memakai

perlambangan yang sama. Dan kita juga harus melihat bahwa anjing

berasal dari jenis yang jelas-jelas berbeda dengan kambing dan

domba.

Saat orang menjadi Kristen, ia bisa saja menjadi domba atau pun

kambing, yang terakhir ini biasanya karena kurangnya komitmen

kepada Allah. Mereka yang akhirnya menjadi kambing biasanya jauh

lebih agresif; mereka tidak memiliki jiwa yang lemah lembut, semangat

kerja sama dan kesatuan. Itu sebabnya salah satu tanda seorang

Kristen adalah apakah ia mampu bekerja sama dengan orang lain atau

tidak. Jika ia sangat individualistis, lebih besar kemungkinannya bahwa

ia adalah kambing, bukan domba. Orang Kristen yang sejati berlaku

sangat harmonis dengan orang lain. Ia belajar untuk

mengesampingkan perasaan dan cara kerjanya untuk bisa bekerja

dalam harmoni dengan orang lain. Jika kualitas ini tidak ada pada diri

seorang Kristen, maka ia tidak akan cocok untuk menjalankan

pekerjaan Tuhan - sekalipun ia lulusan sekolah Alkitab - kecuali jika

terjadi suatu perubahan yang besar dalam hidupnya. Ada kualitas

kambing di dalam dirinya yang membuat dia gemar menyeruduk,

menendang dan membuat berbagai masalah di dalam gereja, di

lingkungan pemuka gereja maupun di tengah-tengah jemaat. Orang

Kristen semacam ini masih belum mengijinkan kasih karunia Allah yang

memberi perubahan untuk masuk ke dalam hidupnya supaya mereka

bisa berubah sepenuhnya dari watak lama mereka yang seperti anjing.

Masih terdapat watak agresif serigala di dalam diri orang-orang Kristen

ini.

Anjing di zaman itu tidak sama dengan anjing di zaman sekarang. Di

masa itu, anjing hidup dalam keadaan liar dan sama sekali tidak

bersahabat dengan manusia. Bahkan sekarang ini, di Palestina Anda

masih akan bertemu dengan anjing-anjing yang semacam itu. Anda

tidak bisa menepuk-nepuk kepalanya karena besar kemungkinan Anda

akan mendapatkan gigitan dari anjing tersebut. Anjing-anjing tersebut

Page 593: Bmf 24 cahaya injil

585 | C A H A Y A I N J I L

sangat berbeda dengan yang biasa kita lihat di Eropa, lebih liar, dan

cara hidupnya lebih mirip dengan serigala. Dan Anda akan terkejut jika

melihat bahwa di dalam Alkitab orang non-Kristen dibandingkan

dengan serigala. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya ketika

mengutus mereka untuk memberitakan Firman, "Lihat, Aku mengutus

kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala" (Matius 10:16).

Kita harus ingat bahwa kambing tidaklah sama dengan serigala. Jika

seseorang masuk ke dalam kategori kambing, maka itu berarti bahwa

ia telah mengalami perubahan, namun tidak memadai. Ia masih belum

mengijinkan kuasa Allah untuk menuntaskan karya perubahan itu.

Akhirnya ia menjadi kambing. Di dalam menjalani kehidupan

Kristennya, banyak orang Kristen yang menjadi sesuatu yang mirip

dengan domba, tetapi bukan domba. Artinya, mereka menjadi mirip

dengan orang Kristen, namun masih belum menjadi orang Kristen yang

sejati. Bukan berarti bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk

menjadi orang Kristen sejati. Cukup sering terjadi bahwa yang

merupakan persoalan mereka adalah kurang atau tidak tepatnya

pengajaran. Jika bapa rohani mereka adalah kambing, kemungkinan

besar mereka tidak akan menjadi domba. Lagi pula, adalah normal jika

kambing melahirkan jenis yang sama, bukankah demikian?

Banyak orang Kristen yang sangat bersemangat dalam hal penginjilan.

Tentu saja, kegiatan penginjilan sangatlah baik, akan tetapi mereka

harus memastikan dulu bahwa kerohanian mereka sendiri sudah benar.

Jika kita memiliki gereja yang dipenuhi oleh kambing, maka anak-anak

rohani kita tentunya akan menjadi kambing juga. Kita tidak akan

mendapatkan domba dari kumpulan kambing. Itulah tepatnya hal yang

disampaikan oleh Yesus ketika Ia berkata kepada orang-orang Farisi,

"Kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan

satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat,

kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada

kamu sendiri" (Matius 23:15). Karena mereka sendiri tidak rohani,

maka orang-orang Farisi itu tidak bisa menghasilkan anak-anak rohani.

Seorang murid tidak akan melebihi gurunya. Jika gurunya adalah

kambing, maka muridnya akan menjadi kambing juga. Anda tidak akan

mendapatkan domba dari antara murid-muridnya, karena mereka

sendiri bahkan tidak tahu domba itu apa. Jadi kita harus sangat

berhati-hati. Sebelum kita bergegas melakukan penginjilan, kita harus

menanyakan diri sendiri, "Saya ini apa - domba atau kambing?"

Page 594: Bmf 24 cahaya injil

586 | C A H A Y A I N J I L

Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang ini pengajaran sangat kurang

sekali. Banyak orang yang tidak menyadari tentang arti pentingnya

berkomitmen total kepada Kristus jika mereka ingin menjadi orang

Kristen. Mereka akhirnya menjadi kambing, bukannya domba. Untuk

menjadi seekor domba, mereka harus mengambil satu langkah besar

lagi - yaitu dari kambing menjadi domba. Langkah ini sama besarnya

dengan langkah sebelumnya yang pernah mereka ambil, yaitu dari

serigala menjadi kambing. Jadi, mereka harus melalui satu pengalaman

rohani lagi sebelum akhirnya menjadi domba. Dan inilah hal yang

banyak dibicarakan oleh orang-orang Pentakosta dalam istilah "second

blessing". Akan tetapi persoalannya mereka menyimpang ke arah lain

disebabkan eksegesis yang salah tentang Kitab Suci.

Satu contoh tentang orang yang telah mengambil langkah kedua (dari

kambing menjadi domba) adalah John Wesley (ia dan Charles Wesley

adalah dua bersaudara). Ia berasal dari lingkungan keluarga Kristen;

ayahnya, seorang pengkhotbah di gereja, dan ibunya adalah orang-

orang yang kudus. Ketika ia menyelesaikan pendidikannya di Oxford

University, ia juga menjadi seorang pendeta di Gereja Inggris (Church

of England). Akan tetapi ia masih belum mengalami pertobatan

sekalipun ia banyak tahu tentang teologi. Bertumbuh di tengah

keluarga Kristen, ia telah mendapat pengajaran tentang kekristenan

sejak masih kecil. Walau bisa dikatakan bahwa ia bertumbuh di tengah

kekristenan, namun ia mengetahui bahwa ia belum mengalami

pertobatan. Akan tetapi, sekalipun belum mengalami pertobatan, ia

sangat bersemangat dan bergegas pergi menginjil sampai ke Amerika.

Ia pergi ke Georgia dan mendirikan gereja Metodis, gereja yang cukup

berpengaruh di Amerika bahkan sampai di zaman sekarang ini. Akan

tetapi saat itu ia masih belum memiliki dasar kerohanian. Dan sampai

dengan saat pertobatannya ia masih belum menyadari bahwa selama

ini ia adalah kambing, bukannya domba. Ia harus melalui suatu

pengalaman pertobatan sebelum akhirnya menjadi domba. Sekalipun ia

adalah seorang pendeta pada saat itu, seorang pelayan Injil, ia masih

membutuhkan pengalaman pertobatan.

Apa artinya ini semua bagi kita? Apakah itu berarti bahwa John Wesley

tadinya bukan orang Kristen sama sekali? Tidak. Bukankah ia berhati

tulus? Tidakkah ia percaya kepada Allah? Tentu saja ia percaya kepada

Allah dan ia juga sangat tulus. Ketika di Oxford, ia bahkan membentuk

persekutuan bernama Holy Club (Kelompok Kudus), menunjukkan

Page 595: Bmf 24 cahaya injil

587 | C A H A Y A I N J I L

bahwa ia sangat peduli pada masalah kekudusan di saat itu. Bukankah

hal ini aneh? Dengan semua itu, ternyata ia masih perlu pengalaman

pertobatan; ada sesuatu yang harus berubah di dalam hidupnya.

Saya juga mendapati bahwa hal ini terjadi pada diri saya. Sebagai

seorang Kristen di Cina, saya sangat tulus. Saya benar-benar berusaha

untuk bisa melangkah bersama Allah, mempelajari Firman-Nya dan

berdoa setiap hari. Namun saya tidak menyadari bahwa saya masih

saja kambing. Sekalipun saya telah mengalami suatu pengalaman

pertobatan, dan itu adalah pengalaman yang sejati. Namun saya baru

berubah dari anjing menuju kambing. Hal ini berlanjut sampai pada

suatu hari ketika saya menyadari bahwa saya sering kalah dalam

peperangan melawan daging. Saya tidak sanggup lagi menjalani

kehidupan Kristen ini. Saya kalah terus menerus sehingga saya

merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam diri ini.

Mungkin karena saya bertumbuh di gereja yang banyak diisi oleh

kambing sehingga saya tidak tahu apa artinya menjadi domba. Namun

orang-orang itu sangat tulus dan baik. Dan saya tidak bisa berkata

bahwa mereka semua kambing. Beberapa dari antara mereka adalah

domba; kalau tidak, maka saya tidak akan pernah tahu bahwa ada

sesuatu yang salah di dalam kerohanian saya. Jika Anda bertemu

dengan seseorang yang adalah domba sejati dan Anda kemudian

membandingkan diri dengan orang itu, maka Anda akan menyadari,

"Hei! Aku orang Kristen dan dia juga, tapi tampaknya ada yang

berbeda di antara kami. Ada sesuatu yang lain di dalam dirinya dan aku

harus tahu apa itu." Saudara Henry Choi adalah orang yang membuat

saya sadar bahwa ada sesuatu yang terluputkan dalam hidup saya.

(Henry Choi adalah seorang hamba Tuhan di Cina yang pengabdian dan

kasihnya kepada Tuhan telah meninggalkan kesan yang mendalam dan

cemerlang pada diri pengkhotbah di masa mudanya.)

Sesampainya di Hong Kong saya merasa sangat menderita. Saya

merasa ada sesuatu yang tidak beres. Saya tidak sanggup menjalani

kehidupan Kristen; saya ingin tetapi tidak sanggup. Roh memang

penurut tetapi daging lemah. Saya ingat betapa saya berlutut di

hadapan Tuhan dan berkata, "Tuhan, aku tidak sanggup menjalani

kehidupan Kristen. Aku benar-benar tidak sanggup. Aku sudah

berusaha sekuat tenaga. Aku menyerah dan sekarang kupikir aku tidak

boleh lagi melanjutkan kemunafikan ini. Aku mengasihi Engkau, Tuhan,

dan aku tak ingin mengecewakan-Mu. Lebih baik aku menjadi orang

Page 596: Bmf 24 cahaya injil

588 | C A H A Y A I N J I L

non-Kristen sejati daripada menjadi orang Kristen munafik. Kalau aku

boleh memilih, lebih baik aku menjadi orang non-Kristen sejati." Saya

berlutut saat itu untuk mengucapkan selamat tinggal, saya katakan

bahwa saya tetap mengasihi-Nya. Karena saya mengasihi-Nya, saya

tidak mau mencemarkan nama-Nya. Saat itu saya hanya berpikir untuk

berlutut yang terakhir kalinya untuk mengatakan, "Terima kasih Tuhan.

Engkau tahu bahwa aku sudah berusaha namun aku telah gagal. Jadi

aku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal."

Pada saat itu, Tuhan menegaskan sesuatu pada saya. Ia berkata,

"Engkau tahu bahwa engkau telah melakukan kesalahan. Engkau

mencoba untuk menjalani kehidupan Kristen dengan kekuatanmu

sendiri. Engkau tidak mengijinkan Roh Kudus-Ku untuk memenuhi

hidupmu. Engkau masih belum menyerahkan pengendalian hidupmu

kepada-Ku. Kemudi kehidupanmu - semua kendali kehidupanmu -

masih kau pegang di tanganmu. Yang kau lakukan selama ini adalah

sekadar menuliskan surat pernyataan alih kepemilikan kendaraanmu

kepada-Ku, tetapi engkau tetap duduk di kursi pengemudi. Jadi nama-

Ku tercantum sebagai pemilik kendaraan itu tetapi tidak ada gunanya

karena yang mengemudikan adalah engkau. Dan engkau yang

memutuskan untuk menuju ke mana."

Banyak orang Kristen yang hidup seperti ini. Mereka berkata, "Ya,

Yesus, kendaraan ini milik-Mu. Lihat, nama pemiliknya adalah Engkau.

Akan tetapi aku yang memutuskan akan ke mana kendaraan itu

menuju." Lantas apa yang akan dikerjakan oleh Yesus dengan

kendaraan itu? Tak ada yang bisa dilakukan-Nya dengan kendaraan itu.

Sama seperti jika seseorang memberi Anda sebuah kendaraan dan

berkata, "Ini kendaraannya, engkaulah pemiliknya." Dan Anda berkata,

"Luar biasa! Aku akan segera memakainya." Namun ia berkata, "Maaf,

tidak bisa. Aku yang akan menyetirnya." Lalu Anda bertanya, "Oh ya?

Bisakah kamu mengantarku ke kota?" Dan ia menjawab, "Maaf, aku

sedang sibuk. Aku harus pergi ke tempat lain." Anda bertanya lagi,

"Kapan kamu punya waktu luang?" Ia berkata, "Aku benar-benar tidak

ada waktu. Kalau nanti aku ada waktu luang, aku akan mengantarmu

ke kota." Pada saat itu Anda akan berkata, "Lalu apa maksudnya

memberi aku kendaraan ini? Sebenarnya itu bukan milikku." Dan

jawabannya adalah, "Kendaraan itu memang milikmu. Lihat, namamu

tertera sebagai pemiliknya. Itu milikmu!"

Page 597: Bmf 24 cahaya injil

589 | C A H A Y A I N J I L

Saat kita menyerahkan kepemilikan atas hidup kita ini ke tangan

Yesus, kita berkata bahwa telah terjadi suatu perubahan yang nyata.

Sebelumnya, kita sama sekali tidak bersedia untuk menyerahkan

kepemilikan atas hidup kita ini - atau surat kontrak atas hal itu -

kepada Tuhan, dan sekarang kita bersedia. Jadi, telah terjadi suatu

perubahan yang nyata, dan tidak bisa dikatakan bahwa hal itu tidak

terjadi. Tetapi ternyata banyak sekali hal yang tidak mau kita

lepaskan. Kita masih ingin memegang banyak hal; kita masih ingin

menguasai kemudinya. Kita berkata, "Tuhan, Engkau mendapatkan

kursi penumpangnya, kursi belakang, aku yang akan menyetir dan

membawa-Mu kemanapun tujuan yang ingin kucapai."

Sesungguhnya, hal seperti ini sama sekali tidak ada gunanya. Dan hal

seperti inilah yang pernah terjadi di dalam hidup saya. Sekalipun saya

telah menyerahkan kepemilikan atas hidup ini kepada Allah, saya

masih duduk di kursi pengemudi dan memegang kendali. Saya lalu

berkata kepada Tuhan bahwa saya telah memahami kesalahan

saya. Tak heran jika saya selalu berada dalam kesulitan dalam hal

kerohanian. Lalu saya berdoa, "Tuhan, sekarang Engkau adalah pemilik

utuh dari kendaraan ini, termasuk kursi pengemudi dan setirnya -

semuanya. Jika Engkau menghendaki saya untuk menjadi sopirnya,

saya bersedia. Jika tidak, maka saya akan duduk di kursi penumpang.

Silakan, bawalah saya kemanapun tujuan-Mu." Dan hal ini membuat

suatu perubahan yang utuh di dalam kehidupan Kristen saya.

Sederhana namun sangat nyata! Berkaitan dengan pembahasan

tentang perumpamaan kali ini, saya harus menjalani perubahan dari

anjing menjadi kambing, dan dari kambing menjadi domba. Dan hal ini

adalah suatu perubahan yang sangat besar; suatu transformasi yang

sangat mendasar dalam hidup saya.

Saya mendapati ada banyak orang Kristen yang keadaannya seperti ini.

Saat seseorang merupakan kambing, maka ia tetap termasuk satu

famili dengan domba, dan kita bisa berkata bahwa ia memang orang

Kristen. Tidak ada yang salah dengan hal itu, hanya saja Allah tidak

bisa mengendalikan hidupnya seperti Ia mengendalikan kehidupan

seekor domba. Seekor domba mengikuti gembalanya; seekor kambing

juga melakukan hal yang sama, selama ada anjing penjaga yang

membuatnya tidak keluar dari rombongan, dan yang menggigit kakinya

sewaktu-waktu. Terlebih lagi, ia sering bermasalah dengan anggota

rombongannya. Dan ini adalah masalah besar.

Page 598: Bmf 24 cahaya injil

590 | C A H A Y A I N J I L

Pada saat itu, saya merasa tidak mampu mengasihi sesama orang

Kristen. Saya tahu bahwa saya harus melakukannya, akan tetapi saya

tidak bisa. Watak saya terlalu egois untuk bisa melakukan hal-hal

seperti itu. Sungguh indah tentunya jika kita bisa langsung berubah

dari anjing menjadi domba. Tetapi banyak dari antara kita yang

ternyata harus mengalami penyesuaian arah. Ada yang tidak pernah

sampai ke tahap domba dan terpaku di titik ini, hal yang menunjukkan

bahwa menjadi kambing adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Hal ini

karena para kambing menyadari bahwa mereka termasuk dalam famili

yang sama dengan domba, dan mereka menyamakan dirinya dengan

domba. Seperti yang kita lihat dalam pembahasan yang lalu, domba

dan kambing merumput di padang penggembalaan yang sama. Mereka

termasuk dalam rombongan yang sama dengan gembala yang sama.

Perbedaan di antara mereka baru terlihat jelas di hari Penghakiman

nanti, ketika Tuhan memisahkan mereka.

Jangan takut untuk membuka diri sepenuhnya kepada Tuhan

Berapa waktu yang lalu, salah satu anggota gereja kita dibaptiskan,

dan peristiwa ini sangat mengejutkan jemaat kita. Karena saudari ini

sudah termasuk ke dalam tim pelatihan, yang berarti bahwa ia akan

masuk ke dalam pelayanan sepenuh waktu jika sudah selesai masa

pelatihannya nanti. Tentunya ia sudah menyerahkan hidupnya kepada

Tuhan, dan banyak orang yang bertanya-tanya, "Jika dia saja ternyata

belum menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, lalu bagaimana dengan

yang lain? Kita semua dalam masalah besar! Apa lagi yang harus kita

lakukan?"

Dan inilah poinnya. Saudari ini menyadari bahwa tidak peduli apapun

penilaian orang lain terhadapnya, tak seorang pun yang tahu tentang

dirinya sebanyak ia sendiri. Hanya ia sendiri yang tahu isi hatinya.

Orang lain hanya bisa melihat sisi luarnya, tetapi ia bisa melihat sisi

yang dalam, dan ia tidak suka dengan apa yang dilihatnya. Karena

merasa sangat terganggu dengan hal ini, ia mendatangi saya -

pendetanya - dan berkata, "Anda tahu, kehidupan yang saya jalani ini

dipenuhi dengan kekalahan.Orang lain mungkin memandang saya ini

baik, tetapi saya tahu lebih banyak tentang diri ini. Saya mengalami

kekalahan dalam pertempuran melawan daging. Sebenarnya saya

malah tidak pernah menang; saya tidak pernah mati terhadap daging."

Dengan kata lain, ia tahu bahwa ia masih sebagai kambing.

Page 599: Bmf 24 cahaya injil

591 | C A H A Y A I N J I L

Saya tahu persoalan yang dihadapi oleh saudari ini karena saya pernah

mengalaminya. Saat itu orang lain memandang saya sebagai orang

Kristen yang baik. Terlebih lagi, saya adalah salah satu pemimpin di

gereja tersebut, walaupun masih baru menjadi Kristen. Dan orang lain

juga berpikir bahwa saya bisa berkhotbah dengan agak baik. Akan

tetapi saya menyadari bahwa saya ini masih kambing. Serupa dengan

itu, ketika saudari ini menyadari bahwa ia bukanlah domba, ia tahu

bahwa sesuatu harus dilakukan dan ia kehilangan banyak waktu

tidurnya memikirkan hal ini. Seringkali saya melihat ia mengikuti

pelatihan dengan mata yang kuyu kelelahan. Pada saat dibaptis, ia

memberi kesaksian, "Seringkali orang bertanya kepada saya tentang

apa yang sedang terjadi pada diri saya dan saya tidak tahu bagaimana

menjawabnya. Akan tetapi saya tahu bahwa ada hal yang harus

dilakukan." Dan langkah yang harus diambilnya sama besarnya dengan

langkah pada saat ia memutuskan untuk berubah dari orang non-

Kristen menjadi Kristen. Sehubungan dengan gambaran yang dipakai di

dalam perumpamaan ini, kita bisa katakan bahwa langkah tersebut,

atau perubahan dari anjing menjadi domba sama besarnya dengan

perubahan dari anjing menjadi kambing, dan sama juga besarnya

dengan perubahan dari kambing menjadi domba.

Yakinkah Anda bahwa Anda ini domba? Apakah Anda sudah

menyerahkan kemudi kehidupan Anda kepada Tuhan? Atau Anda justru

mengendalikan sendiri hidup Anda sambil mengaku bahwa hidup ini

milik-Nya? Para kambing seringkali merasa tersinggung jika kita

menantang mereka dengan pertanyaan seperti ini. Ada orang yang

tidak mau lagi berbicara dengan saya setelah saya tanyakan padanya

apakah Allah telah memegang kendali penuh di dalam hidupnya. Alasan

saya menanyakan hal ini adalah karena ia terus saja berkata,

"Rumahku adalah milik Allah; mobilku milik Allah, dan segala yang aku

punya semua itu milik Allah." Lalu saya bertanya, "Betulkah demikian?

Coba teliti lagi hidup Anda. Apakah Anda sekadar memberi-Nya hak

atas nama saja dalam hidup Anda, rumah Anda dan yang lain-lainnya,

sementara pada kenyataannya Andalah yang memegang kendali penuh

atas semua itu?" Ia sangat marah sampai-sampai tidak mau lagi

berbicara dengan saya setelah mendengar pertanyaan itu. Sungguh

aneh, bukankah demikian? Jika Allah yang mengendalikan hidupnya,

mengapa ia harus marah? Pasti saya telah menyentuh bagian yang

sangat peka dalam dirinya saat mengajukan pertanyaan ini. Dan untuk

Page 600: Bmf 24 cahaya injil

592 | C A H A Y A I N J I L

saya, saya harap saudara-saudara di dalam gereja yang saya

gembalakan ini juga tidak ragu-ragu untuk menanyakan hal yang sama

kepada saya. Dan jika saya menjadi tersinggung, maka saya tahu

bahwa diri saya ini masih kambing. Seekor domba tidak punya alasan

untuk tersinggung atas pertanyaan seperti ini. Saya berharap orang-

orang akan terus menguji hati saya dan bertanya, "Apakah kamu orang

yang tulus? Apakah hidupmu benar-benar dikendalikan oleh Allah? Atau

kamu hanya sekadar memberinya hak atas nama sementara

pengendalian hidup ini kamu pegang sepenuhnya?"

Jika kita masih kambing, maka kehidupan Kristen kita akan diisi

dengan kekalahan. Sekalipun kita satu famili dengan domba, namun di

dalam diri kita, kita terus saja menendang dan memberontak terhadap

Tuhan. Orang lain mungkin melihat kita sebagai orang yang luar biasa.

Kita bahkan mungkin sedang dalam sebuah pelatihan, seperti yang

terjadi pada diri saudari kita itu, namun ternyata kepenuhan hidup

Kristus masih belum ada di dalam diri kita.

Ijinkan saya memberi sebuah contoh lagi untuk semakin menjelaskan

poin ini. Ada seorang saudara yang sudah dibaptis di gereja kami

beberapa tahun yang lalu. Ia dibesarkan di tengah keluarga Kristen

yang alim, dan terus menerus mendapatkan pengajaran tentang

Firman Allah. Ayahnya adalah seorang penginjil yang menginjil lewat

pekerjaannya di bidang medis. Setiap orang akan memandang dia

sebagai orang Kristen, dan penilaian tersebut memang benar. Ia

memang bisa dikatakan sebagai orang Kristen. Namun ada sesuatu

yang tidak beres. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang harus dibenahi,

kalau tidak ia akan seterusnya mengalami kekalahan. Kemudian ia

mengambil langkah besar ini, yaitu dibaptis untuk mencapai perubahan

yang sepenuhnya, membuka diri sepenuhnya kepada Allah, mengambil

langkah perubahan dari kambing menjadi domba.

Langkah dari kambing menjadi domba sama sekali bukanlah langkah

yang mudah. Akan terlihat sangat memalukan dalam arti bahwa orang

lain akan bertanya-tanya, "Wah, saya pikir selama ini kamu orang

Kristen. Buat apa kamu minta dibaptis?" Saudari yang saya sebutkan

sebelumnya juga harus menghadapi persoalan ini bahkan di kalangan

sesama peserta pelatihan. Mereka berkata, "Kami tidak mengerti apa

yang kau lakukan. Bagaimana tanggapan jemaat nantinya? Kamu

sedang dalam pelatihan, tetapi sekarang kamu minta dibaptis. Ada apa

Page 601: Bmf 24 cahaya injil

593 | C A H A Y A I N J I L

ini?" Ada begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan, ada banyak

keberatan yang harus dihadapi. Lebih mudah menjalani perubahan dari

anjing langsung ke domba. Dengan begitu mereka tidak harus

mengambil jalan memutar. Yang terburuk adalah orang-orang yang

mengalami kemacetan dan tidak pernah sampai ke tujuan, mereka

masuk ke jalan buntu.

Jika Anda mendapati bahwa diri Anda ternyata adalah kambing,

berdoalah kepada Allah agar Ia memberi Anda kasih karunia untuk bisa

membuka diri sepenuhnya dan tanpa syarat kepada Allah. Ini bukan

berarti bahwa Anda perlu dibaptis kembali; tindakan baptis ulang bisa

saja tidak dibutuhkan. Sebagai contoh, saya sendiri tidak menjalani

baptisan ulang. Yang saya lakukan hanyalah menyerahkan diri

sepenuhnya kepada Allah. Mungkin dibutuhkan untuk mengambil suatu

langkah yang pasti di dalam pikiran Anda bahwa Anda sudah

memutuskan hubungan dengan masa lalu Anda saat masih menjadi

kambing. Jika demikian silakan untuk menjalani baptisan ulang. Jika

Anda sudah mengambil langkah tersebut, Anda akan mendapati kasih

Tuhan tercurah dari dalam hidup Anda mengalir kepada orang lain, dan

Anda akan tahu bahwa Anda telah berpindah dari dalam maut ke dalam

hidup. Sebagaimana halnya yang dikatakan oleh Paulus, "Kasih Allah

telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah

dikaruniakan kepada kita" (Rom 5:5). Anda akan mendapati bahwa

Anda mampu mengasihi bukan karena itu watak Anda tetapi karena

Roh-Nya telah menggerakkan Anda.

Mengambil langkah iman yang utuh

Mukjizat Yesus sendiri sebenarnya merupakan perumpamaan. Dia tidak

melakukan mukjizat untuk mempesona orang-orang tetapi untuk

mengajarkan pelajaran rohani. Mukjizat yang banyak ditanyakan oleh

orang-orang kepada saya terdapat di dalam Markus 8:22-26 dan saya

akan menggunakan ayat-ayat ini untuk menggambarkan satu poin.

Bagian ini menyatakan:

Mereka sampai di Betsaida. Di situ orang membawa seorang buta

kepada Yesus, dan minta supaya Ia menjamah orang buta itu untuk

menyembuhkannya. Yesus memegang tangan orang buta itu dan

membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan

meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kau lihat

sesuatu?"Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat

Page 602: Bmf 24 cahaya injil

594 | C A H A Y A I N J I L

orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti

pohon-pohon."Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu,

maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga

ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus

menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke

kampung!"

Yesus menyuruh orang buta itu agar tidak memasuki desa karena Dia

tidak membuat mukjizat, seperti menyembuhkan orang sakit atau

memberi penglihatan kepada yang buta, untuk mendapatkan publisitas

dari hal ini. Yesus tidak ingin orang buta tersebut kembali ke desanya

dan mengumumkan apa yang terjadi kepadanya karena Dia tidak ingin

diketahui sebagai tabib sakti. Tindakan-Nya menyembuhkan orang

buta itu sepenuhnya digerakkan oleh belas kasihan-Nya kepada orang

buta itu. Tetapi setiap kali Dia menyembuhkan seseorang, tindakan-

Nya itu sendiri selalu mencerminkan suatu perumpamaan atau

perlambangan. Sama halnya dengan pengalaman kebanyakan orang

Kristen, seseorang tersembuhkan tidak dalam satu tahap - seperti di

dalam banyak kejadian yang lain tentang penyembuhan di dalam

Alkitab - tetapi dalam dua tahap. Jadi terdapat suatu kemiripan yang

mengejutkan di antara kejadian ini dan perumpamaan yang sedang

kita bahas di sini: bahwa di dalam transformasi kita, kita sering

melaluinya dalam dua tahap - pertama-tama kita menjadi kambing,

dan kemudian menjadi domba.

Hal ini terjadi karena kita cenderung untuk datang kepada Yesus

dengan sikap yang pasif. Orang buta ini dibawa kepada Yesus. Mungkin

dia percaya tetapi tidak sepenuhnya. Sering kali, kita menjadi orang

Kristen terutama karena kita melihat teman kita menjadi orang Kristen,

dan kita berpikir, "Sebaiknya aku bergabung dengan mereka." Dan kita

hanya mengikuti arus saja di dalam kelompok, hal yang sangat

berbahaya karena kita tidak bisa menjadi domba dengan cara ini. Kita

mungkin akan jadi kambing, bukan domba, hingga kita mengambil

langkah iman yang sepenuhnya. Ini bukan berarti kita tidak memiliki

kepercayaan yang murni; hanya saja kita masih belum selesai

menapaki jalan tersebut.

Perhatikan bahwa Yesus meludah pada mata orang buta. Pengertian

rohani tentang hal ini tidak sukar untuk dimengerti. Ludah sering

dipakai sebagai gambaran dari Firman. Ludah adalah sesuatu hal yang

Page 603: Bmf 24 cahaya injil

595 | C A H A Y A I N J I L

berada di dalam mulut dan keluar dari mulut. Jika kita keluarkan unsur

perlambangannya, segera terlihat bahwa kita sedang berbicara tentang

Firman Allah. Ludah ini melambangkan Firman Allah, yang bersama-

sama dengan sentuhan kuasa Allah di dalam hidup kita akan membuka

pengertian rohani kita, bukankah begitu? Itu sebabnya ada tindakan

meludah dan menumpangkan tangan kepada si orang buta, yakni

Firman Allah dan kuasa Allah disalurkan saat Dia menyentuh si orang

buta dengan kuasa keselamatan-Nya. Hal ini untuk menunjukkan

bahwa jika Roh Kudus tidak menyentuh kita, kita tidak dapat

terselamatkan - tak peduli apakah kita mendengar Firman Allah atau

tidak.

Kita sering mendengarkan Firman Allah akan tetapi tidak terjadi apa-

apa dengan kita. Ambil contoh orang buta di Markus 8. Sekalipun dia

menerima Firman Allah - matanya terbuka sampai pada tingkatan

tertentu dan yang saya bicarakan adalah makna rohani dari

penyembuhan ini - penerimaan Firman tersebut tidak

menyembuhkannya dengan sempurna. Dia dapat melihat tetapi masih

belum jelas. Sebelumnya dia buta tetapi sekarang dia dapat melihat.

Orang Kristen yang kambing juga melihat akan tetapi ia tidak

menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah. Dibutuhkan langkah

besar yang lain, yang sama besarnya dengan langkah yang pertama,

agar ia bisa melihat dengan jelas. Sebagaimana halnya dengan si orang

buta, Firman Allah tidak perlu diajarkan lagi. Dia tahu Firman Allah

tetapi sekali lagi Allah harus menumpangkan tangan-Nya kepadanya.

Artinya, kuasa Allah harus menyentuhnya sekali lagi.

Untuk bisa melihat orang-orang seperti pohon berjalan bukanlah

sesuatu yang fantastis. Tentu hal ini lebih baik dari pada tidak dapat

melihat sama sekali. Tetapi tentunya tidak bisa dikatakan sebagai

suatu penglihatan yang jelas jika ia hanya bisa melihat orang-orang

seperti pohon yang berjalan. Orang buta ini harus mengalami tahap

perubahan yang lain - langkah yang sama besarnya dengan langkah

pertama yang sudah ia ambil. Ini karena dia baru menjalani separuh

tahapan. Tahap kedua, ketika kuasa Tuhan datang kepadanya dengan

menumpangkan tangan-Nya, sehingga dia sanggup melihat dengan

jelas. Bagaimanapun, kesembuhan total ini tidak terjadi sebelum orang

buta itu sendiri melakukan sesuatu. Bagian Alkitab ini (Markus 8:22-

26) berkata bahwa orang buta itu "sungguh-sungguh melihat" yang

artinya memusatkan pandangannya, atau membuat upaya rohani pada

Page 604: Bmf 24 cahaya injil

596 | C A H A Y A I N J I L

bagian tindakannya. Jadi, kali ini ia curahkan usaha sepenuhnya pada

penglihatannya. Dia melakukan sesuatu yang menjadi bagiannya yaitu

melatih imannya - dengan cara melihat penuh perhatian. Dan

kemudian dia dapat melihat dengan jelas. Dia tidak lagi melihat orang-

orang seperti pohon yang berjalan. Sekarang, dia melihat segala

sesuatu sebagaimana adanya. Itulah keindahan perlambangan dari

mukjizat Yesus.

Banyak orang Kristen sekarang ini seperti orang buta di dalam Markus

8. Tidak dapat dikatakan mereka tidak bisa melihat karena sebenarnya

mereka bisa melihat. Tetapi apa yang mereka lihat sangat kabur,

hampir seperti buta. Orang buta tersebut dapat melihat sebagian

sampai kuasa Allah menyentuhnya pada kali kedua. Kali ini dia dapat

melihat dengan sempurna, yang dengan jelas menunjukkan bahwa kita

harus melatih iman kita agar bisa melihat dengan jelas. Jadi kita tidak

perlu dijamah dua kali oleh Allah. Kita bisa berubah dari tahapan anjing

ke tahapan domba. Kebanyakan orang, bagaimanapun, harus

mengambil jalan memutar sementara yang lainnya malahan mengalami

kemacetan dan tidak pernah sampai ke tujuan, mereka tetap tinggal

sebagai kambing selama dalam hidupnya. Betapa tragisnya!

Page 605: Bmf 24 cahaya injil

597 | C A H A Y A I N J I L

PENUTUP

Hendaklah kita menjaga iman pengetahuan

dan pengenalan kita yang benar akan Tuhan

dan karyaNya, sehingga dengan demikian

hidup kita tidak menyimpang, dan tidak

dibelokkan oleh filsafat dan pemikiran

manusiawi yang sangat terbatas.

Janganlah kita menyimpang dari kebenaran.

Para rasul sudah mengingatkan kita sejak

abad pertama.

I Timotius 6

6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu

uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya

dengan berbagai-bagai duka.

I Timotius 6

6:21 karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian

telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!

II Timotius 2

2:18 yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa

kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman

sebagian orang.

Yakobus 5

5:19 Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari

kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,

Tuhan Yesus memberkati.