Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
-
Upload
ignatius-wirawan -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
1/53
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BLUEPRINT
PENGEMBANGAN INDUSTRI ENERGI NASIONAL2005 - 2020
Roadmap Pengelolaan Energi Terpadu
untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
JAKARTA, 2005
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
2/53
TATARAN PENGELOLAAN ENERGI
KONSTITUSI-LEGISLASI-REGULASI PROGRAM KEBIJAKAN
UUD 1945
UU BIDANG ENERGI
PERATURAN PEMERINTAH PERPRES PERMEN
PLATFORMPOLITIKPRESIDEN (SBY)
KEBIJAKAN ENERGINASIONAL
(KEN)
KONSTITUSI
LEGISLASI ENERGI
REGULASI ENERGI
PROGRAM KABINETINDONESIA BERSATU
PROGRAMSEKTOR ENERGI
Melaksanakan KEN
Menyiapkan Legislasi
MelaksanakanRegulasi Energi
Menyiapkan RegulasiEnergi
Pemerintah
DPR danPemerintah
Negara(MPR)
TATARAN(Domain)
Usulan Amandemen
RUU
RPP
(Pelaksanaan Platform)
PUBLIK
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
3/53
LingkupKomoditi
Policy Paper Undang-undang BlueprintsProgram
5 THN 1 THN
Energi
Batubara
Minyak Bumi
Gas Bumi
EnergiTerbarukan
Panas Bumi
Nuklir
Listrik
MATRIKS KEBIJAKAN, REGULASI DAN PROGRAMENERGI
Kebijakan BatubaraNasional
Kebijakan MigasNasional
Pol icy on Ren. Energy& Energy Conserv.
2 Januari 2004
Kebijakan Panasbumi
Power SectorRestructuring Pol icy
25 Agustus 1998
RUU Mineraldan Batubara
UU 22/2001ttg MIGAS
23 November 2001
Masuk dalam RUU(Pemanfaatan) Energi
UU 27/200322 Oktober 2003ttg Panas Bumi
RUU Ketenagalistrikan(menggantikan UU
No.20/2002)
RoadmapMineraldan Batubara
BlueprintPengembangan IndustriMinyak dan Gas Bumi
Nasional
RoadmapEnergi Hijau
BlueprintPengembangan danPemanfaatan Energi
Panas Bumi
RUKN danRevisi Blueprint
yang berdasarkanUU No.20/2002
Kebijakan EnergiNasional(Makro)
RUU EnergiBlueprint
Pengembangan IndustriEnergi Nasional
Kebi jakanKetenaganukl i ran
UU 10/1997ttg Ketenaganukliran
RoadmapKetenaganukliran
DIPA
DAFTAR
ISIA
N
PELAKSANAAN
ANGGARAN
RENSTRA
(RENCANASTRATEGIS)
SEKTOR ESDM
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
4/53
KONSTALASI PENANGANAN MASALAH ENERGI
KEBIJAKAN UMUMBIDANG ENERGI (KUBE)
BLUEPRINTPENGEMBANGAN INDUSTRI
ENERGI NASIONAL
PROGRAMLINTAS
DEPARTEMEN
PROGRAMLINTAS
UNIT UTAMA
PROGRAMSPESIFIK
UNIT UTAMA
ROADMAP
PENGURANGANKETERGANTUNGAN
KEPADA MINYAK
DAERAH
TATARANNASIONAL
TATARANDAERAH
Roadmap Mineral dan Batubara Blueprint Pengembangan Industri
Minyak dan Gas Bumi Nasional Blueprint Pengembangan dan Pemanfaatan
Energi Panas Bumi Roadmap Energi Hijau
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
5/53
Infrastruktur EnergiKurang Memadai Harga Energi (BBM)
Belum MencapaiKeekonomian
Pemanfaatan EnergiBelum Efisien
INDUSTRI ENERGIBELUM OPTIMAL
ALUR PIKIRPENGELOLAAN INDUSTRI ENERGI NASIONAL
20052020
KONSUMSI BBM TINGGI(65% dari energi final)
EKSPOR ENERGIBESAR, IMPOR BESAR
Pengadaan Stok EnergiNasional
Efisiensi PemakaianEnergi (BBM)
Diversifikasi(Substitusi BBM)
Intensifikasi Eksplorasi Peningkatan
Infrastruktur Energi DMO (Migas danBatubara)
Rasionalisasi HargaEnergi
POTENSI SUMBER DAYAENERGI CUKUP BESAR
STRUKTUR APBNTERGANTUNG
MIGAS/BBM
SUBSIDI BBMMEMBENGKAK
TUJUANNASIONAL
ENERGI MIXTIMPANG OPTIMALISASI
PENGELOLAANENERGI
SEBAB AKIBAT UPAYA
Pemanfaatan gasterbatas
Pemanfaatan
batubara dalamnegeri belumoptimal
Pengembanganenergi alternatif
terhambat
Mempercepat netimportir minyak
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
6/53
KondisiIndustriEnergi
Saat Ini2005
SUBJEK (S) OBJEK (O) METODA (M)
DPRMenko PerekonomianDepartemen ESDM
Departemen Perhubungan
Departemen PerindustrianDepartemen Keuangan
Kementerian Ristek
Departemen Kehutanan
Kementerian LHPerusahaan Energi Perusahaan Migas Perusahaan Listrik
Perusahaan Tambang BB Perusahaan JasaKonservasi Energi
Pemerintah DaerahMasyarakat
Hak Budget Koordinasi Regulasi Energi
Regulasi Moda
Angkutan
Regulasi Industri Regulasi Fiskal
Kebijakan Teknologi
Regulasi Kehutanan
Kebijakan Lingkungan
Ketersediaan Migas Energi Primer
Ketersediaan Batubara Jasa Konservasi Energi
Regulasi Kesadaran
Pengetatan Anggaran Subsidi Pengembangan Infrastruktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur
Energi Intensifikasi Eksplorasi Sumber Energi Diversifikasi dan Konservasi Energi Pengawasan Biaya Pokok Penyediaan Energi Rasionalisasi Harga Energi Kebijakan Domest ic Market Obligat ion (DMO) Perencanaan Umum Energi Nasional Elektrifikasi Kereta Api
Penggunaan Bahan Bakar Gas untuk Transportasi Pengembangan Transportasi Massa
Efisiensi Penggunaan Energi Insentif Fiskal untuk EBT dan Peralatan Hemat
Energi Pengembangan Teknologi Produksi dan
pemanfaatan energi yang efisien Sinkronisasi Peruntukan Wilayah Hutan Lindung dan
Pertambangan Rasionalisasi Baku mutu Lingkungan
Penyediaan dan Distribusi Migas Penggunaan Pembangkit Listrik NonMinyak
Peningkatan Produksi Penyediaan Jasa
Kendaraan Umum (NonBBM) Hemat Energi (BBM)
PARADIGMA NASIONAL
PANCASILA UUD 1945 UU No. 22/2001 ttg Minyak dan Gas Bumi UU No. 27/2003 ttg Panas Bumi UU No. 15/1985 ttg Ketenagalistrikan UU No. 36/2004 ttg APBN 2005
POLA PIKIRPENGELOLAAN INDUSTRI ENERGI NASIONAL
Pengaruh Lingkungan Strategis
Nasional Regional Global
Otonomi Daerah TAGPASEAN GRID
Harga Energi Internasional Liberalisasi Sektor Energi
KondisiIndustri
Energi yang
Diinginkan2020
TujuanNasional
Pengelolaanindustri energibelum optimal
Pengelolaanindustri energioptimal
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
7/53
DAFTAR ISIKonstalasi Penanganan Masalah Energi
Alur Pikir Pengembangan Industri Energi Nasional 2005 - 2020
Pola Pikir Pengembangan Industri Energi Nasional 2005 - 2020
Pengantar
I. Kondisi Saat Ini
II. Azas dan TujuanIII. Visi dan Misi
IV. Sasaran (Targets)
V. Kebijakan
VI. Strategi
VII. Instrumen Kebijakan (Policy Instruments)
VIII. Kerangka Legislasi dan Regulasi
IX. Program Strategis
LAMPIRAN
A. Perkembangan Kebijakan Energi
B. Potensi Energi Nasional
C. Peranan BBM Masih 65% dalam Pemakaian Energi Final Nasional2003
D. Neraca
1. Neraca Energi
2. Neraca EksporImpor Minyak Mentah / BBM
E. Ketergantungan APBN terhadap Migas (APBN 2005)
F. Infrastruktur
1. Kilang dan Moda Transportasi BBM
2. Cadangan dan Jaringan Pipa Gas
3. Pembangkit dan Transmisi Utama Listrik
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
8/53
DAFTAR ISI (2)
G. Harga Energi Belum Ekonomi (Contoh BBM)
H. Konsumsi Energi Per Kapita Vs Intensitas Energi
I. Energi Mix TimpangJ. Proyeksi Neraca Minyak
K. Sasaran Energi Mix
1. Sasaran Energi Mix Nasional 2020
2. Sasaran Optimalisasi Pengelolaan Energi Nasional
L. Upaya Optimalisasi
M. Kerangka Regulasi Energi
N. Restrukturisasi
1. Konstalasi Industri PrimerSekunder
2. Taksonomi Bidang Usaha Dalam Struktur Industri Perminyakan Nasional
3. Taksonomi Bidang Usaha Dalam Struktur Industri Gas Bumi Nasional
4. PrinsipPrinsip Pengaturan Industri Hilir Migas
5. Regulasi Industri Hilir Migas : PrinsipPrinsip Penanganan Barang Publik (Public Goods)
6. Taksonomi Bidang Usaha Dalam Struktur Industri Penyediaan Tenaga Listrik (UU No.15/1985)
O. Rasionalisasi Harga
1. Kebijakan Penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL)2. Gambaran Tahapan Rasionalisasi Harga BBM
P. Kebijakan Subsidi Harga BBM
Q. Kelembagaan Bidang Energi
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
9/53
PENGANTAR
Pedoman dan Pola Tetap (Blueprint) Pengembangan Industri Energi Nasional disusun untuk dijadikan
acuan yang komprehensif dan terpadu bagi stakeholdersdalam rangka mengembangkan industri energi nasional
sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan berbagai sumber energi yang ada dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
Pedoman dan Pola Tetap Pengembangan Industri Energi Nasional merupakan peta langkah aksi strategis
untuk mencapai energi mix yang optimal secara bertahap namun dengan meminimalkan dampak negatif jangka
pendek yang timbul sesuai dengan rambu-rambu peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistematika
penulisan Pedoman dan Pola Tetap ini meliputi pola pikir, alur pikir, asas dan tujuan, visi, misi, sasaran, kebijakan,strategi, dan program-program yang akan dilaksanakan.
Proses penyusunan pedoman ini dilakukan secara bersama dan melalui partisipasi yang aktif dari
stakeholders, sehingga dihasilkan kesamaan visi, misi dan pola pikir antara stakeholders dan pembuat
kebijakan/regulator yang berkepentingan, sebagai pedoman dalam program pengembangan industri energi
nasional. Dengan demikian, tujuan pengelolaan industri energi yang optimal dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Pedoman dan Pola tetap ini merupakan dokumen yang bersifat dinamis, sehingga isinya akan selalu
diperbaharui sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
10/53
I. KONDISI SAAT INI
Kondisi keenergian di Indonesia pada saat ini adalah :
Kebijakan umum bidang energi sudah dikeluarkan sejak tahun 1981 dan berubah dari waktu kewaktu (Lampiran A)
Potensi sumber daya energi cukup besar (Lampiran B)
Pangsa konsumsi BBM tinggi, namun yaitu 65% dari energi final (Lampiran C)
Ekspor energi besar, impor besar (Lampiran D1, D2)
Struktur APBN masih tergantung penerimaan migas dan biaya produksi BBM (Lampiran E)
Industri energi belum optimal
Infrastruktur Energi Kurang Memadai (Lampiran F1, F2, F3)
Harga energi belum mencapai keekonomian (Lampiran G)
Pemanfaatan Energi Belum Efisien (Lampiran H)
Kondisi tersebut mengakibatkan :
Energi Mix Timpang (Lampiran I):
Pemanfaatan gas dalam negeri belum optimal Pemanfaatan batubara dalam negeri belum optimal
Karena adanya subsidi BBM pengembangan energi alternatif terhambat
Mempercepat Indonesia menjadi net importerminyak (Lampiran J)
Subsidi BBM membengkak
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
11/53
II. AZAS DAN TUJUAN
Pengelolaan Energi Nasional berazaskan : Keadilan antar strata dan antar generasi
Kesetaraan Manfaat Efisiensi Kebersamaan; Optimasi ekonomis dalam pemanfaatan sumber daya; Pembangunan yang berkelanjutan; Keyakinan pada kemampuan sendiri
Keamanan dan keselamatan; dan Kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Tujuan Pengelolaan Energi Nasional adalah : Mewujudkan kesejahteraan masyarakat Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Meningkatkan keamanan pasokan energi nasional dan menjamin ketersediaan BBM dalam :
jumlah yang cukup; kualitas yang baik;
harga yang wajar. Mewujudkan keuangan negara yang sehat yang mampu menggerakkan ekonomi nasional
dalam mencapai tujuan nasional.
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
12/53
III. VISI DAN MISI
Visi Pengelolaan Energi Nasional adalah:
Terjaminnya penyediaan energi untuk kepentingan nasional
Untuk mencapai visi tersebut, misi yang diemban adalah:
Menjamin ketersediaan energi domestik
Meningkatkan nilai tambah sumber energi
Mengelola energi secara etis dan berkelanjutan termasukmemperhatikan pelestarian fungsi lingkungan
Menyediakan energi yang terjangkau untuk kaum dhuafa danuntuk daerah yang belum berkembang
Mengembangkan kemampuan dalam negeri *)
*) Yang dimaksud adalah menuju kemandirian dalam pendanaan, teknologi dansumberdaya manusia
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
13/53
IV. SASARANSasaran Utama Pengembangan Industri Energi Nasional adalah :
1. Menurunnya peranan minyak bumi dari 5055% pada tahun 2005 menjadi 1015% pada tahun2020
2. Meningkatnya pangsa energi alternatif: Gas bumi : dari 31% pada tahun 2005 menjadi 40% pada tahun 2020 Batubara : dari 11% pada tahun 2005 menjadi 38% pada tahun 2020
Pemanfaatan brown coalCoal LiquefactionBriket Batubara
Panas bumi : dari 1% pada tahun 2005 menjadi 5% pada tahun 2020
Energi baru dan terbarukan lainnya sebesar 0,5% pada tahun 2005 menjadi 4% pada tahun2020(Sasaran energi mix adalah pada Lampiran K1, K2)
3. Menurunnya elastisitas penggunaan energi sehingga lebih kecil dari 1 pada tahun 2020 denganpenghematan energi danpricing policy
4. Terwujudnya infrastruktur energi :
BBM : jaringan pipanisasi BBM di Jawa; kilang; depot; terminal transit Gas : jaringan pipanisasi KalimantanJawa, Jawa TengahJawa Timur, SumateraJawa;Integrated Indonesian Gas Pipeline; embrio dari TAGP
Batubara : sarana dan prasarana transportasi dari mulut tambang ke pelabuhan; pelabuhan dititik suplai dan di lokasi konsumen; sarana dan prasarana distribusi
Listrik : ASEAN GRID; transmisi Jawa, Kalimantan, Sulawesi
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
14/53
5. Tercapainya harga energi sesuai dengan keekonomiannya pada tahun 2010
6. Terwujudnya keamanan pasokan energi (energy security) Peningkatan kegiatan eksplorasi sumber daya energi untuk meningkatkan cadangan Minyak dan gas bumi : pemanfaatan cadangan P2 dan P3; pengembangan lapangan
marjinal dan brown field Batubara : peningkatan cadangan (mineable reserve) Terbangunnya stok strategis nasional untuk minyak bumi, BBM, batubara Reliabilitytransmisi dan ditribusi listrik serta distribusi gas bumi
Sasaran Pendukung untuk Pengembangan Industri Energi Nasional adalah : Tersedianya perangkat peraturan dan kelembagaan bidang energi yang kondusif bagi iklim
investasi
Terwujudnya kemampuan nasional dalam penguasaan teknologi energi
Terwujudnya mekanisme pendanaan bagi penelitian dan pengembangan energi
Terwujudnya kesadaran dan budaya hemat energi bagi masyarakat
Untuk mencapai sasaran tersebut, upaya yang dilakukan ada pada Lampiran L
IV. SASARAN (2)
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
15/53
V. KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
5.1. KEBIJAKAN ENERGI UTAMA :
Pada Sisi Penyediaan :- Meningkatkan kemampuan pasokan energi
- Mengoptimalkan produksi energi
- Konservasi sumber daya energi
Pada Sisi Pemanfaatan :
- Efisiensi pemanfaatan energi- Diversifikasi penggunaan sumber energi
Mendorong harga energi ke arah harga keekonomian*)
Pelestarian lingkungan:
- Tingkat makro : pembangunan berkelanjutan
- Tingkat mikro : internalisasi eksternalitas
*) Dengan tetap memberikan subsidi bagi masyarakat dhuafa (tidak mampu)
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
16/53
5.2. KEBIJAKAN PENDUKUNG :
Pengembangan infrastruktur energi untuk meningkatkan ketersediaan energi agar lebihbanyak konsumen mempunyai akses terhadap energi.
Perlindungan masyarakat tidak mampu terutama masyarakat miskin perkotaan, daerahterpencil dan perdesaan.
Pelestarian lingkungan untuk menjaga agar dampak kegiatan energi terhadap lingkungansekecil mungkin
Kemitraan pemerintah dan swasta untuk melaksanakan pembangunan sektor energiterutama yang berskala besar.
Pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan energi secara mandiri terutama diperdesaan dan daerah terpencil.
Pengembangan litbang dan diklat untuk mempersiapkan teknologi dan SDM dalampengembangan energi.
Pemberdayaan fungsi koordinasi berbagai sektor energi agar tercapai penggunaanenergi mix yang optimal.
V. KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (2)
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
17/53
VI. STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI
Untuk dapat melaksanakan kebijakan energi tersebut, strategi yang
ditempuh adalah :
Mengembangkan energi alternatif BBM
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghemat energi,khususnya BBM
Menerapkan insentif ekonomi untuk pengembangan energialternatif, khususnya energi baru terbarukan, dan untukpeningkatan efisiensi energi
Mendorong investasi swasta bagi pengembangan energi
Menerapkan regulasi yang berazaskan prinsip-prinsip goodgovernancedan transparansi
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunanenergi yang berkelanjutan
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
18/53
INSTRUMEN KEBIJAKANUNTUK MENGEMBANGKAN INDUSTRI ENERGI NASIONAL, ANTARA LAIN ADALAH:
A. LEGISLASI
UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
UU No. 27/2003 tentang Panas Bumi UU No. 11/1967 tentang Kebijakan-Kebijakan Pokok Pertambangan Umum
UU No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan (UU No. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi
UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran
Pemerintah berwenang menetapkan keadaan darurat pada suatu daerah dan langkah-langkah penanggulangannya (antara lain
gangguan pasokan)
B. REGULASI
Keppres No. 43/1991 tentang Konservasi Energi
Inpres No. 9/1982 tentang Konservasi Energi
Kewajiban perusahaan energi untuk memenuhi ketentuan persyaratan perizinan, seperti ketentuan keselamatan, dan standarpelayanan.
Penerapan Kewajiban untuk memanfaatan energi setempat dan energi terbarukan
Penetapan Komitmen Efisiensi Pemanfaatan Energi bagi pengguna energi
Kewajiban penggunaan tenaga teknik yang memiliki sertifikat kompetensi
Penerapan standar Baku Mutu Lingkungan
Penetapan kewajiban untuk membatasi penggunaan BBM dengan menggunakan energi lainnya
C. INSENTIF / PERPAJAKAN
Pemberian insentif ekonomi bagi pengembangan energi baru terbarukan Pengenalan komponen pajak energi sebagai bufferdan kebijakan
D. KEMITRAAN
Kerjasama antar pelaku usaha dalam meningkatkan kemampuan pasokan energi
Kerjasama antara stakeholdersenergi
Kerjasama antara pelaku usaha dengan masyarakat setempat (community development).
VII. INSTRUMEN KEBIJAKAN (POLICY INSTRUMENTS)
S
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
19/53
E. PENDANAAN PEMERINTAH/PEMERINTAH DAERAH Mekanisme pendanaan bagi penelitian dan pengembangan untuk energi baruterbarukan
Mekanisme pendanaan dari dana pembangunan Pemerintah dan Daerah untukmembantu kelompok masyarakat tidak mampu, daerah belum berkembang dan daerahterpencil
F. PENDANAAN DARI PINJAMAN LUAR NEGERI DAN INVESTASI SWASTA Memafaatkan bantuan luar negeri secara selektif.
Mendorong investasi swasta.G. PENERAPAN MEKANISME HARGA KEEKONOMIAN ENERGI
Konsumen energi mempunyai pilihan. Perusahaan energi mempunyai inspirasi untuk meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan. Perusahaan energi mempunyai inisiatif untuk membantu pelanggan kurang mampu. Masyarakat mempunyai inisiatif untuk meningkatkan Efisiensi Pemanfaatan Energi
(EPE) dan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT). Penerapan Niaga Emisi (Emission Trading).
VII. INSTRUMEN KEBIJAKAN(POLICY INSTRUMENTS) (2)
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
20/53
VIII. KERANGKA LEGISLASI DAN REGULASI
Penyelesaian RUU (Pemanfaatan) Energi Penyelesaian RUU Ketenagalistrikan
Penyelesaian Amandemen UU Migas
Penyelesaian RUU Mineral dan Batubara
Penyelesaian peraturan perundang-undangan untuk: UU No 22/2001 tentang Migas
UU No 27/2003 tentang Panas Bumi
Kerangka Regulasi Energipada Lampiran M
IX PROGRAM UTAMA
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
21/53
IX. PROGRAM UTAMAPENGEMBANGAN INDUSTRI ENERGI
A. PROGRAM UTAMA 1 : PENGEMBANGAN ENERGI ALTERNATIF1. Bidang Pembangkitan Tenaga Listrik
Batubara
Gas Panas Bumi Tenaga Air DME Energi Surya Tenaga Angin Energi In Situ Nuklir
2. Bidang Transportasi Gas
Listrik Pemanfaatan Bio Fuel Bahan Bakar Batubara Cair (Coal Liquefaction) GTL Bahan Bakar Hidrogen, Fuel Cell
3. Bidang Industri Gas Batubara
4. Bidang Rumah Tangga dan Komersial Listrik
LPG Briket Gas Kota Biogas Energi Surya Fuel Cell
IX PROGRAM UTAMA
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
22/53
IX. PROGRAM UTAMAPENGEMBANGAN INDUSTRI ENERGI (2)
B. PROGRAM UTAMA 2 : PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI1. Infrastruktur Gas2. Infrastruktur Batubara
3. Infrastruktur Listrik4. Infrastruktur BBM
C. PROGRAM UTAMA 3 : PENINGKATAN EFISIENSI ENERGI (KHUSUSNYA BBM)1. Industri
Industri Primer Industri Sekunder
2. Rumah Tangga dan Komersial3. Transportasi
4. Pembangkit Listrik
D. PROGRAM UTAMA 4 : PENGHAPUSAN SUBSIDI HARGA BBM UNTUK KAUM DHUAFA1. Meningkatkan Pemanfaatan LPG di sektor Rumah Tangga2. Meningkatkan Pemanfaatan Briket Batubara3. Meningkatkan Rasio Elektrifikasi
E. PROGRAM UTAMA 5 : RESTRUKTURISASI INDUSTRI ENERGI (Lampiran N1, N2, N3, N4, N5, N6)
F. PROGRAM UTAMA 6 : PENGAMANAN PASOKAN ENERGI1. Cadangan2. Stok3. Peningkatan Kemampuan Pasokan
IX PROGRAM UTAMA
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
23/53
IX. PROGRAM UTAMAPENGEMBANGAN INDUSTRI ENERGI (3)
G. PROGRAM UTAMA 7 : RASIONALISASI HARGA ENERGI (Lampiran O1, O2)1. Penghapusan Subsidi Harga BBM (Lampiran P)2. Penyediaan Subsidi Konsumen Energi Dhuafa
3. Pemberian Insentif Penyediaan Energi Alternatif4. Penerapan Sistem Insentif untuk Mendorong Peningkatan Efisiensi Energi
H. PROGRAM UTAMA 8 : PENGEMBANGAN DAN KOMERSIALISASI IPTEK ENERGI1. PENGEMBANGAN IPTEK
Teknologi Batubara Kalori Rendah (Upgraded Brown CoalUBC) Batubara Cair (Coal Liquefaction) Teknologi Ramah Lingkungan
Integrated Coal Gasification CNG untuk Pembangkit Tenaga Listrik Mini LNG Pemanfaatan LNG untuk Transportasi Ocean Technology
Dimethyl ether(DME)2. KOMERSIALISASI IPTEK ENERGI
Pengembangan Model Skema Bisnis
PenerapanSistem Insentif Finansial
I. PROGRAM UTAMA 9 : SOSIALISASI1. Pengembangan Forum Dialog2. Pengembangan Community Developmentpada Lingkup Nasional3. Pemanfaatan media massa (cetak dan elektronik)
IX PROGRAM PENDUKUNG
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
24/53
IX. PROGRAM PENDUKUNGPENGEMBANGAN INDUSTRI ENERGI
A. PROGRAM PENDUKUNG 1 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ENERGI INDONESIA
B. PROGRAM PENDUKUNG 2 : PENATAAN KEMBALI KELEMBAGAAN ENERGI (Lampiran Q)
1. Penetapan Kebijakan Energi Nasional
2. Revitalisasi BAKOREN dilakukan di RUU Energi untuk Pelaksanaan Kebijakan Energi Nasional
3. Regulator Energi
4. Pengembangan Teknologi dan Sumberdaya Manusia Energi
C. PROGRAM PENDUKUNG 3 : PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SUMBERDAYA MANUSIA NASIONAL
1. STEM (Sekolah Tinggi Energi dan Mineral)
2. Sertifikasi Personil
3. Standar Kompetensi
4. Kode Etik Profesi
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
25/53
Terima Kasih
Situs DESDM
www.esdm.go.id
www.mesdm.net
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
26/53
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
27/53
LAMPIRAN APERKEMBANGAN KEBIJAKAN ENERGI
1981 1987 1991 1998 2003
Kebijakan UmumBidang Energi
Kebijakan UmumBidang Energi
Kebijakan UmumBidang Energi
Kebijakan Umum BidangEnergi
Kebijakan Energi Nasional
Kebijakan Utama
1. Intensifikasi
2. Diversifikasi
3. Konservasi
4. Indeksasi
1. Intensifikasi
2. Diversifikasi
3. Konservasi
1. Intensifikasi
2. Diversifikasi
3. Konservasi
Kebijakan Utama
1. Diversifikasi
2. Intensifikasi
3. Konservasi
4. Harga Energi
5. Lingkungan
Kebijakan
1. Intensifikasi
2. Diversifikasi
3. Konservasi
Kebijakan Penunjang
1.Penelitian danPengembangan
2.Industri Energi
3.Iklim Investasi
KebijakanPemanfaatan Akhir
1.Industri
2.Transportasi
3.Rumah Tangga
Kebijakan Penunjang
1.Industri Energi
2.Iklim Investasi
3.Harga Energi
KebijakanPemanfaatan Akhir
1.Industri
2.Transportasi
3.Rumah Tangga
Kebijakan Penunjang
1.Industri Energi
2.Iklim Investasi
3.Harga Energi
KebijakanPemanfaatan Akhir
1.Industri
2.Transportasi
3.Rumah Tangga
Kebijakan Pendukung
1. Investasi
2. Insentif & Disinsentif
3. Standarisasi &Sertifikasi
4. PengembanganInfrasturktur
5. Peningkatan KualitasSDM
6. Sistem Informasi7. Penelit ian dan
Pengembangan
8. Kelembagaan
9. Pengaturan
Kebijakan Pendukung:
1. Infrastruktur
2. Penetapan mekanismeharga keekonomian
3. Perlindungan kaumdhuafa
4. Lingkungan
5. Kemitraan Pemerintahdan swasta
6. Pemberdayaanmasyarakat
7. Litbang dan diklat
8. Koordinasi untukoptimalisasi energi mix
LAMPIRAN B
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
28/53
5,00 MW4,80 kWh/m2/hariTenaga Surya
302,40 MW49,81 GWBiomass
4.200,00 MW6.851,00 GWh75,67 GW845,00 juta BOETenaga Air
800,00 MW2.593,50 GWh27,00 GW219,00 juta BOEPanas Bumi
54,00 MW458,75 MW458,75 MWMini/Micro hydro
KAPASITASTERPASANGPEMANFAATANSETARASUMBER DAYA
ENERGI
NON FOSIL
0,50 MW9,29 GWTenaga Angin
147130 juta ton19,3 miliar ton57 miliar tonBatubara
623.0 TSCF188 TSCF384.7 TSCFGas
18500 juta barel9 miliar barel86,9 miliar barelMinyak
RASIO CAD/PROD(tanpa eksplorasi)
Tahun
PRODUKSI(per Tahun)
CADANGANSUMBER DAYAJENIS ENERGI
FOSIL
LAMPIRAN BPOTENSI ENERGI NASIONAL
LAMPIRAN C
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
29/53
LAMPIRAN CPERANAN BBM MASIH 65 % DALAM PEMAKAIAN
ENERGI FINAL NASIONAL - 2003
BBM
65%
Batubara
8%
Listrik
11%
Gas
14%
LPG
2%
LAMPIRAN D1
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
30/53
NERACA ENERGI
PRODUKSI
1125
EKSPOR
514
PASOKANDALAM NEGERI
611
IMPOR
487
MINYAK BUMI TAHUN 2004 (DALAM RIBU BAREL PER HARI)
PRODUKSI
8.35
EKSPOR
4.88
DOMESTIK
3.47
GAS BUMI TAHUN 2004 (DALAM BSCF PER HARI)
PRODUKSI
131,72
EKSPOR
92,50
DOMESTIK
32,91
BATUBARA TAHUN 2004 (DALAM JUTA TON PER TAHUN)
LAMPIRAN D2
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
31/53
LIFTING/ PRODUKSIM.M. INDONESIA : 1.125
M.M. EKSPOR 514
KIL. MANDIRI*) 131
M.M. DOMESTIK 127M.M. IMPOR 3
KIL. BBM**) 968
M.M. DOMESTIK 484M.M. IMPOR 484
M.M. IMPOR 487
M. MENTAH 471FEEDSTOCK 16
HASIL PRODUK KILANG(NON BBM) 284
KIL. BBM 227KIL. MANDIRI 57
PRODUK KILANG(BBM) 822
KIL. BBM 726KIL. MANDIRI 96
BBM IMPOR 212
PENJUALANNON BBM 284
PENJ BBM 1.028SUSUT DIST. 6
1.034
PERUBAHANSTOK BBM (0)
Catatan :
*) Kilang Mandiri : Kilang Balongan, Kasim dan PetroKimia
**) Kilang BBM : UP I s/d UP V & Kilang Cepu dan CPD
(DALAM RIBU BAREL PER HARI)
LAMPIRAN D2NERACA EKSPORIMPOR MINYAK MENTAH / BBM
LAMPIRAN E
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
32/53
APBN *)(Rp. Triliun) Perkiraan Realisasi **)(Rp. Triliun) Perubahan(Rp. Triliun)
US$ 24/barel US$ 35/barel
Penerimaan 60,7 103,5 42,8 (+42,8)
Subsidi BBM 19,0 60,1 (39,80) -41,1 (-20,80)
Bagi Hasil Migas 9,3 15,8 -6,5 (-6,5)
Total Perubahan -4,8 (+15,56)
KETERGANTUNGAN APBN TERHADAP MIGAS(APBN 2005)
*) Kurs : Rp. 8.600/US$; Produksi : 1,125 juta barel/hari**) Kurs : Rp. 8.900/US$; Produksi : 1,125 juta barel/hariVolume : 59,63 juta KL( ) : Setelah diberlakukan Perpres No. 22/2005 tanggal 28 Februari 2005
LAMPIRAN F1. KILANG DAN MODA TRANSPORTASI BBM
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
33/53
Grissik Palembang
Semarang
Pacifi c Ocean
AUSTRALIA
I ndian Ocean
Bangkok
Phnom PenhBan Mabtapud
Ho Chi MinhCity
CAMBODIA
VIETNAM
THAILAND LAOS
Khanon
Songkhla
Erawan
Bangkot
LawitJerneh
WEST
MALAYSIA
PenangKerteh
Kuala Lumpur
Manila
Philipines
South
China
Sea
NatunaAlpha
Kota Kinibalu
BRUNEI
Bandara Seri Begawan
Bintulu
EAST
MALAYSIA
Kuching
Banda cehLhokseumawe
Medan
Duri
Jambi
BintanSINGAPORE
Samarinda
Balikpapan
Bontang
Attaka
Tunu
BekapaiKALIMANTAN
Banjarmasin
Manado
SULAWESI
BURU SERAM
Ternate
Sorong
IRIAN JAYA
JakartaJ A V A Surabaya
Bangkalan
BALI
SUMBAWA
LOMBOK
FLORES
SUMBTIMOR
Duyong
West
NatunaMogpu
DumaiBatam
Guntong
MADURABandung
Yogyakarta
Transit Terminal
Pipeline Distribution
Tanker
Oil Refinery
P. Brandan: 5 MBOPD
Balongan : 125 MBOPD
Kasim : 10 MBOPD
Musi 135.20 MBOPD
Balikpapan : 260 MBOPD
Ujung Pandang
Pagerungan
HALMAHERA
TOTAL REFINERY CAPACITY1,057,000 BOPD
Jayapura
Merauke
Cepu : 3.80 MBOPD
S.Pakning : 50 MBOPD
Cilacap: 348 MBOPD
Dumai : 120 MBOPD
Padang
Port KlangPort Dickson
I N D O N E S I A
LAMPIRAN F2. CADANGAN DAN JARINGAN PIPA GAS
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
34/53
Grissik Palembang
Semarang
Pacifi c Ocean
AUSTRALIA
I ndian Ocean
Bangkok
Phnom PenhBan Mabtapud
Ho Chi MinhCity
CAMBODIA
VIETNAM
THAILAND LAOS
Khanon
Songkhla
Erawan
Bangkot
LawitJerneh
WEST
MALAYSIA
PenangKerteh
Kuala Lumpur
Manila
Philipines
South
China
Sea
NatunaAlpha
Kota Kinibalu
BRUNEI
Bandara Seri Begawan
Bintulu
EAST
MALAYSIA
Kuching
Banda cehLhokseumawe
Medan
Duri
PadangJambi
BintanSINGAPORE
Samarinda
Balikpapan
Bontang LNG Plant
& Export TerminalAttaka
Tunu
BekapaiKALIMANTAN
Banjarmasin
Manado
SULAWESI
Ujung Pandang
BURU SERAM
TernateHALMAHERA
Sorong
IRIAN JAYA
JakartaJ A V A Surabaya
BangkalanBALI SUMBAWA
Pagerungan
LOMBOK
Cirebon
FLORES
SUMBTIMOR
I N D O N E S I A
Duyong
West
Natuna
Port DicksonPort Klang
Mogpu
DumaiBatam
Guntong
52,081
3,896
728
3,220
14,260
5,190
31,814
3,654
14,782
GAS RESERVE 2P (BSCF)
TOTAL RESERVES2P : 134,015.5 BSCF0,11
3,00Resources
rdjuna FieldsMADURA4,289
Existing Pipeline
Planned Pipeline
Jayapura
Merauke
LAMPIRAN F3. PEMBANGKIT DAN TRANSMISI UTAMA LISTRIK
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
35/53
Grissik Palembang
Semarang
Pacifi c Ocean
AUSTRALIA
I ndian Ocean
Bangkok
Phnom PenhBan Mabtapud
Ho Chi MinhCity
CAMBODIA
VIETNAM
THAILAND LAOS
Khanon
Songkhla
Erawan
Bangkot
LawitJerneh
WEST
MALAYSIA
PenangKerteh
Kuala Lumpur
Manila
Philipines
South
China
Sea
NatunaAlpha
Kota Kinibalu
BRUNEI
Bandara Seri Begawan
Bintulu
EAST
MALAYSIA
Kuching
Banda cehLhokseumawe
Medan
Duri
PadangJambi
BintanSINGAPORE
Samarinda
Balikpapan
Bontang
Attaka
Tunu
BekapaiKALIMANTAN
Banjarmasin
Manado
SULAWESI
Ujung Pandang
BURU SERAM
TernateHALMAHERA
Sorong
IRIAN JAYA
JakartaJ A V A Surabaya
BangkalanBALI SUMBAWA
Pagerungan
LOMBOK
FLORES
SUMBTIMOR
I N D O N E S I A
Duyong
West
Natuna
Port DicksonPort Klang
Mogpu
DumaiBatam
Guntong
MADURATOTALCAPACITY24,000 MW
Total Jawa Bali : 18,500 MW
Total Sumatera : 3,200 MW
Total Kalimantan : 800 MW
Total Sulawesi : 650 MW
Existing Transmission
Planned Transmission
Power Plant
Jayapura
Merauke
LAMPIRAN G
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
36/53
HARGA ENERGI BELUM EKONOMI (CONTOH BBM)(% Kenaikan Rata-rata BBM = 29%)
H A R G A
JENIS BBM BIAYA
POKOK1)
TERENDAH3)
2005 2) %
PATOKAN
PATOKAN 3)
(ICP = US$35/Bbl)
TERTINGGI3)
M. Tanah
- R. Tangga
- Industri
2.413 848 4)
700
2.200
30% 2.790
Premium 2.566 2.400 85% 2.870
M. Solar
- Transportasi
- Industri
2.253 2.145 4)
2.100
2.200
75% 2.700
M. Diesel 2.204 2.300 90% 2.660
M. Bakar 2.048 1.920 2.300 100% 2.300 2.600
1) Perhitungan BPP per jenis BBM menggunakan metode pendekatan Specific Gravity(SG);belum termasuk PPN 10% dan (PBBKB 5% untuk Premium dan Solar Transportasi);
2) Ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden No.22 Tahun 2005, untuk minyak bakar mengikuti harga terendah dan tertinggi3) Harga Patokan = (MOPS+15%) + PPN 10% + (PBBKB 5% untuk Premium dan Solar Transportasi)4) Harga rata-rataHarga Terendah menggunakan ICP US$ 30/Bbl dan Harga Tertinggi US$ 40/BblNilai Tukar = Rp. 8.900,-/US$
LAMPIRAN H
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
37/53
PERBANDINGAN ELASTISITAS PEMAKAIAN ENERGI1998-2003
1.84
1.69
1.36
1.16
1.05
0.73
0.47
0.26
0.170.10
(0.03)
(0.12)
(0.50)
-
0.50
1.00
1.50
2.00
INDO
NESIA
MALAYSIA
TAIW
AN
THAILAND
ITALY
SING
APORE
FRAN
CE
UNITED
STATE
S
CANA
DA
JAPAN
UNITED
KINGD
OM
GERM
ANY
Catatan: Diolah dari data BP Statistical Review of World Energy 2004 dan IMF World Monetary Outlook 2004
LAMPIRAN I
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
38/53
ENERGI MIX TIMPANG(2005)
Batubara
18%
Gas bumi
23%Minyak bumi
49%
Tenaga air
8%
Panas bumi
2%
LAMPIRAN J
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
39/53
LAMPIRAN JPROYEKSI NERACA MINYAK BUMI
0.0
100.0
200.0
300.0
400.0
500.0
600.0
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Ju
taSBM
Produksi-BAU Ekspor-BAU Impor-Skenario Gas & Coal
Impor-BAU Impor-Skenario Efisiensi Produksi-Skenario Fiskal
Ekspor-Skenario Fiskal
LAMPIRAN K1SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2020
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
40/53
ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2020
(SKENARIO OPTIMALISASI)
Panas bumi
5%
PLTA
4%
Batubara
38%
Gas bumi
39%
Minyak bumi
10%
Nuklir
1.231%
Biomassa
0.850%
Fuel cell
0.000%
Tenaga angin
0.000%
Tenaga surya
0.003%
PLTMH
0.308%
Biofuel
1.516%
EBT Lainnya
4%
SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2020ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2000
Batubara
11%
Gas bumi
31%
Minyak bumi
53%
Tenaga air
4%
Panas bumi
1%
ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2020(SKENARIO BaU)
Batubara
34%
Gas bumi26%
Minyak bumi
35%
Tenaga air
4%
Panas bumi
1%
OPTIMALISASI
PENGELOLAANENERGI
LAMPIRAN K2
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
41/53
-
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
2000 2005 2010 2015 2020
%
SASARAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN ENERGINASIONAL
MINYAK BUMIGAS BUMIBATUBARA
EBT LAINNYAPANAS BUMITENAGA AIR
EKSPEKTASIBusiness as Usual
40%38%
10%
5%4%
Upaya I
Upaya IIUpaya III
Upaya IV Upaya V
LAMPIRAN LUPAYA OPTIMALISASI
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
42/53
UPAYA OPTIMALISASI Upaya I : Mengurangi Minyak Bumi
Coal liquefaction
Pricing policy BBM
Alternatif energi Pajak BBM Kebijakan Fiskal
Upaya II : Meningkatkan Gas Bumi Perubahan paradigma penggunaan cadangan sehingga baik cadangan besar ataupun kecil
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik Cadangan gas tidak ada masalah untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan dalam negeri
(dalam UU Migas ada konsep mengenai DMO gas) Pricing policy BBM Pricing policy Gas Pembangunan infrastruktur gas
Upaya III : Meningkatkan Batubara Cadangan batubara tidak ada masalah untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan dalam negeri Penetapan DMO terhadap batubara, termasuk pemberian insentif untuk mendorong
penggunaan coal liquefaction
Upaya IV : Meningkatkan Panas Bumi Potensi panas bumi tidak ada masalah untuk memenuhi kebutuhan listrik
Upaya V : Meningkatkan EBT Lainnya
LAMPIRAN M
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
43/53
Mineral : BUMN (PT. Timah, PT. Aneka Tambang); Non-BUMN (a.l. Rio Tinto, NMH)Batubara : BUMN (PT.BA), Non-BUMN (a.l. KPC, Arutmin)Panas Bumi :BUMN ( - ) ; Non-BUMN (a.l. PT. Geo Dipa Energy)Migas : BUMN (PT. Pertamina, PT PGN) ; Non-BUMN (a.l. PT. CPI, Medco)Listrik : BUMN (PT. PLN) ; Non-BUMN (PT. Indonesia Power,
PT PJB, PT. PLN Batam,PT. Paiton Energy)
Mikro(Korporasi/Lembaga
Makro(Institusi)
INFRASTRUKTUR
TEKNOLOGI
KESELAMATAN
REGULASI KETEKNIKANREGULASI
BISNIS
Ketentuan ttg a.l.: Rencana Umum Prioritas Pemanfaatan D M O Penggunaan
Teknologi Pembagian Wilayah Penetapan Jaringan
Nasional
KEBIJAKAN
Ketentuan ttg a.l.: Standarisasi Pemberlakuan
standar Persyaratan
instalasi
UMUM
Ketentuan ttg a.l.:StandarisasiPemberlakuanstandar
K3
PEKERJA
Ketentuan ttg a.l.:PerizinanHarga jual dan
pentarifanWilayah usaha
REGULASI
Ketentuan ttg a.l.: Badan LayananUmum
Badan yg Mewakilikepemilikanpemerintah
Ketentuan ttga.l.:AkreditasiSertifikasiKalibrasiMetrologi
Ketentuan ttga.l.:
Standarisasi Pemberlakuanstandar
KawasanKeselamatanOperasi (KKO)
PengamananObyek Vital(Obvit)
Ketentuan ttga.l.:StandarisasiPemberlakuanstandar
AMDAL
Materi
INSTALASILINGKUNGAN
NON-
REGULASIDomain
Aspek
Keterangan:
Izin hanya dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah Lembaga Akreditasi adalah sesuai ketentuan perundang-undangan :- Bidang M.S.T.Q adalah KAN- Bidang Jasa Kontruksi adalah LPJK- Bidang Jasa Non-Konstruksi adalah Departemen Teknis (ESDM) Sertifikasi dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi Metrologi legal (untuk keperluan transaksi perdagangan) adalah kewenangan Deperindag Penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh BSN, pemberlakuan SNI oleh Menteri Teknis (ESDM)
KERANGKA REGULASI ENERGI
Menteri c.q Dirjen ybs Menteri c.q Dirjenybs*) Menteri c.q Dirjen ybs
BPH MIGAS **)
Menteri c.qUnit yang menanganipelayanan geologi
BP MIGAS(BHMN)
*) Kecuali regulasi ekonomi untuk :- Hilir Migas di semua wilayah
**) Khusus untuk Hilir Migas di semua wilayah
LembagaAkreditasiLembagaSetifikasi
Menteri c.q. Balitbang
Menteri c.q. Diklat
LAMPIRAN N1
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
44/53
KONSTALASI INDUSTRI PRIMERSEKUNDER
Hulu (Mengangkat dariperut bumi)
Hilir (Mengolah menjadi produk energi / logam batangan)
Produklanjut
Produklanjut
Domain Menteri yang bertanggung jawab di bidang Energi dan Mineral
A. Produk EnergiB.Produk Mineral
(logam/emas batangan)C.Listrik
(Meningkatkan Nilai Tambah)
SumberDayaMigas
Eksplorasi /Eksploitasi
Eksplorasi /Eksploitasi
Eksploitasi /Produksi
Pengolahan
Smelter
PembangkitanListrik
Pengangkutan/Transmisi
AngkutanKhusus
Transmisi
Penyimpanan /Penimbunan
Penimbunan
DistribusiListrik
PelangganListrik
SumberDaya
Minerba
SumberDayaPanasBumi
Niaga
Niaga
Agen
Niaga
Trader
Tanpa Aset
Penjualan
Migas
Mineral dan Batubara(Minerba)
Panas Bumi
A
B
C
Hasil :
INDUSTRI PRIMER INDUSTRI SEKUNDER
LAMPIRAN N2TAKSONOMI BIDANG USAHA
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
45/53
TAKSONOMI BIDANG USAHADALAM
STRUKTUR INDUSTRI PERMINYAKAN NASIONAL
Eksplorasi EksploitasiUsaha
PengolahanUsaha
Pengangkutan
UsahaPenyimpanan
Usaha NiagaUmum(dengan Aset)
Usaha NiagaTerbatas
tanpa Aset(Trader)
Ekspor (Crude)
Impor (Crude)
Ekspor (Produk
Kilang)
Impor (BBM)
Industri Hulu Industri HilirEnd Users
Aliran Crude Oil
Aliran BBMdan/atau HasilOlahan Lainnya
Aliran TransaksiUsaha
Penyimpanan(Crude Oil)
Usaha
Konsumen
Usaha Eksplorasi/Produksiyang dijual adalah produk
Usaha Pengolahan, Pengangkutan dan Penyimpanan yang dijual adalah jasanya,sedangkan untuk Usaha Penjualan yang dijual adalah produknya
LAMPIRAN N3TAKSONOMI BIDANG USAHA
DALAM
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
46/53
DALAMSTRUKTUR INDUSTRI GAS BUMI NASIONAL
UsahaPenyimpanan2)
Impor
LNGLPG
Industri Hulu Industri Hilir End Users
Aliran Gas
UsahaPengangkutan2)
KK, KM, KB(melalui pipaatau bejanakhusus)
KK,KM,KB
KK,KM,KB
UsahaPengolahan2)
UsahaNiaga2) Ekspor
LNG
LPGGas
KB
Kilang LPG
Kilang LNG
Pengapalan
Transmisi
Storage
Receiving
Terminal
Trader
Niaga Umum(Usaha
Penjualan)
KK : Konsumen Kecil
KM : Konsumen Menengah
KB : Konsumen Besar
(Pembedaan Konsumen
Berdasarkan Kuantitas)
Eksploitasi1)Eksplorasi
Usaha
Eksplorasi/Eksploitasi
Dengan Aset
Tanpa Aset
PembotolanAngkutan
Laut/Darat
Angkutan Laut/Darat CNG 3)
Distribusi
LAMPIRAN N4PRINSIP PRINSIP
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
47/53
PRINSIPPRINSIPPENGATURAN INDUSTRI HILIR MIGAS
PASAR REGULATED
Market Rules
Others
Market Rules
Gas Pipa dan
BBM (Regulated/
Bersubsidi)
Fungsi
Pengatur
Fungsi
Pengawas
Fungsi
Pengatur
Fungsi
Pengawas
Kondisi
Pasar
Gas Pipa
Kondisi
Pasar
Others
Oleh Menteri ESDM cq. Dirjen Migas Oleh BPH Migas (Pasal 46)
(Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan
Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa)
Pengaturan Pengaturan
PengawasanPengawasan
PASAR REGULATED
LAMPIRAN N5REGULASI INDUSTRI HILIR MIGAS :
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
48/53
PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN BARANG PUBLIK (PUBL IC GOODS)
POLRI/PPNS++)PertaminaProdusenMESDM
cq. DJMigasMESDM
cq. DJMigasMESDM
cq. DJMigasMESDM
cq. DJMigasMESDM
BBG (Non-Regulated)LPG
POLRI/PPNS ++)KepmenMESDM
Utilitas Gas(PGN)
BPH-MigasBPH-MigasMESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDMBBG (Regulated)
Gas Kota
POLRI/PPNS ++)Pertamina/
Elnusa
ProdusenBPH-MigasMESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DiJMigas
MESDMBBM (Non-Regulated)
Pertamax
POLRI/PPNS ++)
POLRI/PPNS ++)
POLRI/PPNS ++)
Keppres
Keppres
Keppres
Pertamina +)
Pertamina +)
Pertamina +)
BPH-Migas
BPH-Migas
BPH-Migas
MESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDMcq. DJMigas
MESDM
MESDM
MESDM
BBM (Regulated)a.Premium
b.Solar
c.Minyak Tanah
YANGMENGAWASI
YANGMENGATUR
YANGMENGAWASI
YANGMENGATUR
PENYIDIKANTHD
PENCURIAN/PENGOPLOSAN
PENETAPANHARGA
JUAL/TARIF***)
OBLIGATION
TO
SUPPLY
REGULASIUSAHA **)
REGULASIKETEKNIKAN *)
KEBIJAKANJENIS
Keterangan :*) Standar Mutu dan Keselamatan Migas +) Penugasan selama masa transisi (s.d. Nopember 2005), sesuai UU 22/2001 Pasal 62
**) Standar Pelayanan dan Harga Jual ++) Sesuai UU 22/2001 Pasal 50***) Penetapan Kisaran harga oleh pemerintah
LAMPIRAN N6TAKSONOMI BIDANG USAHA
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
49/53
P T DKonsumen
BUPembangkitan
DALAMSTRUKTUR INDUSTRI PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
(UU No 15 Tahun 1985)
Dimiliki oleh Sektor Swasta
Dimiliki oleh PLN
LAMPIRAN O1KEBIJAKAN
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
50/53
3
5,5 - 6
Tahun
Sen $/kWh
Biaya Pokok Penyediaan
TDL rata-rata
TDL Duafa
(s.d. 450 VA)
1
PERTIMBANGAN
EKONOMI
PERTIMBANGAN POLSOSKAM
TDL KEEKONOMIAN
Bantuan Dana Investasi Pemerintah
Subsidi ListrikTerarah
KEBIJAKANPENYESUAIAN TARIF DASAR LISTRIK (TDL)
Realisasi(karena perubahan nilai tukar)
Rencana
X
LAMPIRAN O2GAMBARAN TAHAPAN RASIONALISASI HARGA BBM
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
51/53
2010Tahun
Rp/liter
BPP4)
PE
RTIMBANGAN
EKONOMI
PERTIMBANGAN POLSOSKAM
HARGA
KEEKONOMIAN
Subsidi BBM
PENUGASAN PERTAMINA1)
?
1) Sesuai UU No.22/2001 penugasan PERTAMINA sampai November 2005 3) Sesuai amandemen UU 22/2001 tentang Migas2) Penugasan PSO dapat kepada PERTAMINA atau lembaga lain 4) Saat ini mengacu pada MOPS + 15%
2005
2)
LAMPIRAN PKEBIJAKAN SUBSIDI HARGA BBM
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
52/53
R = Regulated : Harga ditetapkan Pemerintah (masih mengandung subsidi harga)SR = Semi Regulated : Harga menuju kepada harga keekonomian (masih mengandung subsidi harga)NR = Non Regulated : Harga Patokan (sudah tidak mengandung subsidi harga)Kategori BBM (Tahap II) : Premium, M.Tanah, M.Solar, M.Diesel, M.BakarKategori Non BBM (Tahap III) : M. Bakar, Avtur, Avgas, LPG, Pelumas, Aspal, Parasilin, dll
No. JENIS BBMTAHAP
ITAHAP
II
TENTATIF
KONSUMENTAHAPIII
TAHAPIV
TAHAPV
TAHAPSELANJUT
-NYA
1 M. Tanah-Rumah Tangga R R R R R R Rumah Tangga, Usaha Kecil,
komersial, nelayan tradisional
-Industri R R R R NR NR Industri
2 Premium R R R R SR/NR NR Angk. Pribadi, Angk. Umum,Motor/Ojek
3 M. Solar-Transportasi R R R R R R NR Angk. Pribadi, Angk. Umum,
Angk. Laut, Kapal Penangkap ikan,
-Industri R R R R NR NR Industri, PLN, Pertambangan
4 M. Diesel R R SR NR NR NR Industri, PLN, Angk. Laut DomestikKapal Berbendera Asing, Kapal
Tujuan Luar Negeri, Pertambangan
5 M. Bakar R R NR NR NR NR Industri, PLN, Angk. Laut DomestikKapal Berbendera Asing, Kapal
Tujuan Luar Negeri, Pertambangan
6 Avtur R NR NR NR NR NR Industri Penerbangan
7 Avgas R NR NR NR NR NR Industri Penerbangan
LAMPIRAN QKELEMBAGAAN BIDANG ENERGI
-
7/22/2019 Blueprint_kebijakan Energi Nasional Dan Migas 2005-20201
53/53
PertaminaPTBA
PGNPLNSwasta
Universitas(Riset Dasar)
Lembaga
(RisetTerapan)
BPPT(PengkajianTeknologi)
ImportedTech.
KomunitasIndustri Energi
Komunitas Ristek
BalitbangESDM
(Pengembangan)
Tech. content
PengembanganKeb
ijakanRistek
Imported Tech.
Indigenous Tech.
KELEMBAGAAN BIDANG ENERGI
Catatan :Usulan MESDM ini telah disetujui dalam paparan untuk Landmark Teknologi di BPPT